Perancangan dan Pembuatan Rangkaian RF Low Noise Amplifier (LNA)Untuk Payload Nano Satelit Frekuensi 145 MHz Iinusat-01
|
|
- Sucianty Sugiarto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Perancangan dan Pembuatan Rangkaian RF Low Noise Amplifier (LNA)Untuk Payload Nano Satelit Frekuensi 145 MHz Iinusat-01 P Eka Wahyu Lestari 1), Endroyono 2),G. Hendrantoro 3) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS, Surabaya gamantyo@ee.its.ac.id, endroyono@ee.its.ac.id Abstrak - Satelit Iinusat (Indonesian inter university satellite) merupakan satelit yang dirancang oleh mahasiswa dari beberapa universitas yang ada di Indonesia.Iinusat ini terdiri dari 2 sub sistem yaitu ground station dan payload. Pada payload terdapat 3 bagian sitem yaitu RF, modem, dan microcontroller. Ada dua modul yang dibahas dalam paper ini yaitu LNA (low noise amplifier) dan frekuensi downconverter. Kedua modul ini merupakan satu kesatuan dari sistem penerima pada payload komunikasi satelit Iinusat-01. LNA menggunakan IC ADF 7021 dimana di dalamnya terdapat satu kesatuan sebuah receiver yang terdiri dari LNA, Mixer, LO, PLL dan juga rangkaian demodulator, sehingga untuk pembahasan selanjutnya tidak mebahas secara detai masing-masing bagian tersebut tetapi secara global untuk rangkaian RF saja. Untuk parameter IC ADF 7021 memiliki gain minimal adalah 30 db dengan noise figure maksimal 7 db. Supaya desain LNA memenuhi critical desain review satelit Iinusat-01. Untuk teknik pembuatan LNA ini menggunakan simulasi terlebih dahulu menggunakan IC ADF 7021 sehingga bisa mendapatkan design schematic yang sesuai dengan yang kriteria yang telah di berikan untuk payload komunikasi satelit Iinusat-01. IC ADF 7021 ini merupakan IC yang Untuk frekuensi yang digunakan 145 MHz dengan crstal yang di gunakan sebesar 19, 680MHz dengan menggunakan L external sebesar 19,8 nh. Untuk niali gain menggunakan AGC yaitu sebuah sistem automatic gain control dimana dalam blok IC yang digunakan gain tersbut selalu di kontrol sesuai dengan kebutuhan pada alat tersebut. Untuk output berupa sinyal baseband sehingga untuk sistem pengujiannya adalah berupa pengujian internal saja berupa noise figure, bandwidth dan juga parameter-parameter dari sistem konfigurasi IC yang dimana mampu bekerja pada frekuensi 145,9 MHz. Dengan noise figure sebesar 3dB SNR output sebesar 48 db. SNR input sebesar 51 db, dengan bandwidth 30 KHz Kata Kunci LNA, Frekuensi Downconverter, payload komunikasi, AGC, SNR. D I. PENDAHULUAN alam upaya pengembangan system komunikasi satelit pada satelit Iinusat (Indonesia Inter University Satellite - 01) dimana diperlukan sebuah perangkat payload komunikasi. Satelit Iinusat (Indonesian inter university satellite) merupakan satelit yang dirancang oleh mahasiswa dari beberapa universitas yang ada di Indonesia yang bertujuan sebagai pembelajaran untuk teknologi satelit [1]. Payload communication merupakan subsistem dari satelit yang menangani sambungan atau repeater komunikasi antara terminal yang satu ke terminal yang lain di bumi. Terminal tersebut dapat berupa portable equipment, ground station, atau ground station dan TTC&M (Tracking, telemetry, command dan monitoring) [1]. Terdapat 3 bagian penting pada sistem payload communication yang akan dirancang. Bangian pertama adalah RF front end yang menangani proses sinyal pada frekuensi radio sebelum masuk ke modem (gambar 1). Bagian kedua adalah modem yang merupakan bagian yang menangani pengubahan sinyal informasi dari sinyal digital ke sinyal analog agar dapat ditransmisikan melalui berbagai media transmisi ataupun sebaliknya. Bagian ketiga merupakan microcontroller yang mengatur proses coding pada sinyal sebelum ataupun sesudah melewati modem [1]. Gambar 1. Payload Communication. Bagian yang akan dilakukan penelitian adalah pada bagian yang pertama yaitu RF Downlink. Sistem kerja dari RF Downlink adalah sinyal yang diterima dari satelit pada frekuensi 145 Mhz yang daya sinyalnya sangat lemah akan dikuatkan oleh LNA, setelah itu akan di downconverter menjadi intermediate frekuensi. Tujuan penelitian ini untuk mendesain RF downlink receiver yang bisa terkoneksi dengan modul-modul dari payload komunikasi lainnya. Pada penelitian ini dilakukan pengukuran karakteristik RF, perancangan dan pembuatan modul serta pengujian peralatan. Hasil yang diharapkan berupa komponen modul RF yang terintegrasi dalam payload komunikasi. II. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI A. Low Noise Amplifier Low Noise Amplifier (LNA) adalah suatu perangkat amplifier yang memperkuat sinyal dari antenna serta menekan noise yang terjadi pada sinyal tersebut. Artinya ketika dilakukan penguatan pada sinyal, tidak diiringi dengan penguatan daya noise. LNA ini sangat penting pada sistem payload nano satelit. Faktor yang mempengarui sebuah LNA adalah gain, noise figure dan OIP 3. Yang terpenting dalam desain adalah noise figure (NF), dimana NF adalah suatu pengukuran degradasi dari SNR yang disebabkan oleh komponen RF dan 1
2 2 merupakan perbandingan antara signal to noise ratio (SNR) pada input LNA dan signal to noise ratio pada output LNA. Gamabar 3. Blok Diagram Aplikatif PLL. Gambar 2. Blok Diagram Penelitian. Berikut ini adalah tabel paremeter-parameter penentu fungsi kerja yang dibutuhkan oleh sebuah LNA pada payload nano satelit (tabel 1). Tabel 1. Parameter-Parameter LNA. No Parameter Nilai 1 Gain 22dB 2 NF 7 db 3 Bandwidth 10KHz B. Local Oscillator Local oscillator adalah sebuah rangkaian yang membangkitkan frekuensi tertentu. Ada beberapa teknik dalam mendesain rangkaian local oscillator tersebut yaitu teknik VFO (variable frequency oscillator), quard crystal dan teknik PLL (phase locked loop). Setiap fungsi LO harus memberikan sinyal dengan frekuensi yang dinginkan dengan kemampuan tuning frekuensi yang bertahap yang mendukung bandwidth keseluruhan sistem. C. PLL (Phase Local Loop) PLL (Phase Locked Loop) adalah suatu sistem yang memungkinkan suatu sinyal tertentu mengendalikan frekuensi sebuah oscillator dalam sebuah lingkar yang terkunci. Frekuensi oscillator dapat sama besar atau kelipatannya dari frekuensi sinyal tersebut (selanjutnya disebut frekuensi referensi). Kalau frekuensi sinyal berasal dari sebuah oscillator kristal maka frekuensi yang lainnya dapat di jabarkan mempunyai stabilitas yang sama dengan fekuensi kristal. Inilah yang dijadikan dasar dari pesintesis frekuensi atau frequency synthesizer. Kalau frekuensi referensi memiliki nilai ynag berubahubah maka frekuensi loop osilator akan mengikuti perubahan tersebut. Prinsip ini digunakan dalam demodulator FM (Frequency Modulation), FSK (Frequency Shift Keying) dan Tracking Filter. Perancangan dari nilai komponen pembangun LPF sangat menentukan terhadap keluaran PLL (VCO) secara langsung. Ketidak tepatan akan menyebabkan Locking Time berlangsung cukup lama dan ini merupakan indikasi untuk kerja PLL yang kurang baik. Disamping juga bisa menyebabkan terjadinya side-tone yang cukup mengganggu karena akan ikut terbawa bersama gelombang pemodulasi pada penerpan FM. D. Komponen LNA Pada saat pemilihan komponen LNA pada pembuatan payload Nano Satelit ini yang pertama adalah memikirkan berat yang harus dimiliki oleh rangkain dengan karena pada payload dibatasi oleh sebuah massa yang dimiliki oleh nano satelit itu sendiri. Oleh karena itu disini penulis menggunakan sebuah IC yang sudah terintegrasi bersama dengan demodulator, sehingga pada tugas akhir ini menggunakan IC yang kompleks tetapi untuk proses demodulator akan di jelaskan oeh penulis yang lainnya. Disini IC yang akan digunakan adalah ADF 7021 yang penulis dapat dari sebuah suplier luar negeri di Singapura yaitu DIGIKEY. Pada IC ini dilengkapi software yang digunakan untuk merancang daripada komponen yang digunakan untuk PLL, matching impedansi dan juga filter harmonisa. Berikut ini adalah gambar daripada IC yang digunakan di tunjukkan pada gambar 4 untuk blok diagram dari IC akan di gambarkan pada gambar 5 untuk data sheet dari IC ini akan dijelaskan pada tabel 2. Gambar 4. IC ADF 7021.
3 3 Filter Harmonisa 8 C35 15,0pF 9 L33 130nH 10 C34 15,0pF 11 C31 12,0pF 12 L32 200nH 13 C33 10,0pF Filter 14 L31 100nH 15 C32 18,0pF TCXO 16 Xtal 19,680MHz Gambar 5. Blok Diagram IC ADF Tabel 2. Data Sheet IC ADF No Karakteristik Satuan 1 Frekuensi 80 MHz MHz 862 MHz 950 MHz 2 Modulation 2FFSK, 3FSK,4FSK, MSK 3 Spectral Shaping Gaussian and ralsed cosine filtering 4 Data Rate 0,05 32,8 Kbps 5 Power Supplay 2,3 V 3,6 V 6 Output Power -16 dbm - 13 dbm 7 Sensitivitas 130 dbm at 100 bps, 2FSK 122 dbm at 1 kbps, 2FSK 113 dbm at 25 kbps, raised cosine 2FSK Tetapi terkadang hasil daripada simulasi dri software ini harus di cek terlebih dahulu dengan menggunakan perhitungan. Untuk komponen-komponen pasif yang ada pada hasil simulasi terkadang juga tidak ada di pasaran sehingga harus di ganti dengan nilai yang mendekati dari nilai komponen yang sudah ditetapkan oleh hasil simulasi software ini. Untuk Hasilnya dapat dilihat pada gambar 6 berikut ini dan untuk komponen-komponen yang di butuhkan dapat dilihat pada tabel 3. E. Design Software Pada perancangan LNA ini akan dirancang untuk menentukan matching impedansi input dari antena, rangkaian filter, filter untuk harmonisa dan juga PLL. Yang pertama di lakukan adalah merancang dengan menggunakan software yang berasal dari IC ADF series, yaitu ADIsimSRD Design Studio. Software ADIsimSRD Design Studio ini akan menentukan komponen-komponen pasif yang terpasang pada rangkaian untuk matching impedansi, filter, filter harmonisa dan juga PLL, sehingga bisa mendapatkan karakteristik sebuah LNA dan rangkaian RF pada receiver sesuai dengan yang diinginkan. Tabel 3. Komponen-Komponen yang Dibutuhkan. No Schematic Nilai Rangkaian PLL 1 C1 470pF 2 C2 6,80nF 3 C3 220pF 4 R1 1000Ω/1kΩ 5 R2 1000Ω/1kΩ Rangkaian Matching 6 L34 150nH 7 C36 15,0pF Gambar 6. Schematic Hasil Design. Berdasarkan rancangan atau design yang telah dibuat di dapatkan gambar spektrum sesuai dengan simulasi dari software ADIsimSRD Design Studio yang ditunjukkan pada gambar 7. Gambar 7. Spectrum pada Simulasi.
4 4 III. PENGUJIAN MODUL A. Low Noise Amplifier 1) Noise Figure Pada pengujian alat disini menggunakan mode TX karena jika menggunakan mode RX sesuai dengan fungsinya maka tidak bisa terlihat karen keluaran dari rangkaian ini sudah merupan sebuah bentuk sinyal digital baseband yaitu keluaran dari demodulator. Sehingga untuk melihat daripada fungsi kerja dari amplifier maka kita melihat dengan menggunakan mode TX. Sedangkan untuk actual frequencynya menggunakan settingan frekuensi stop daripada yang di inputkan pada spectrum analyzer. Untuk settingan actual frekuensi disini tidak harus menggunkana frekuensi centernya tetapi bisa menggunakan frekuensi start ataupun frekuensi stop dari yang di inputkan pada spectrum analzer. Berikut ini adalah hasil pengujian pada alat yang dibuat terlihat pada spectrum berikut ini. pada noise figure. satelit ini dibuthkan sebesar 10KHz. Untuk design yang telah dilakukan sebesar 10 KHz. Tetapi pada untuk hasil pengukuran yang dilakukan pada alat ini lebih besar dari design yaitu 11 KHz. Seperti yang dilihat pada spectrum gambar 9 berikut ini: Gambar 9. Spectrum Bandwidth. Untuk besarnya bandwidth yang dibuat dapat dilihat dari perhitungan dibawah ini: BW = 145,905 MHz 145,894 MHz BW = 0,011 MHz = 11KHz (4) Date: 7.MAR :40:03 Gambar 8. Spectrum Hasil Pengujian Alat. SNR Output = Output Signal Output Noise SNR Output = 8 ( 40) (1) SNR output = 48dB Untuk SNR Input: SNR input = input Signal input Noise SNR input = 69 ( 120) (2) SNR input = 51dB Setelah mendapatkan nilai SNR input dsini dapat dilihat besarnya noise figure di hasilkan pada alat ini yang dapat di hitung menggunakan rumus 1 sebagai berikut: NF = SNR input SNR output NF = (3) NF = 3 db Untuk noise figure yang didapat pada alat ini sebesar 3 db. 2) Bandwidth Pada pengukuran Bandwidth disini hal-hal/langkahlangkah ang dilakukan adalah sama sesuai pada pengujian alat Besarnya bandwidth ini lebih besar dari hasil design dan juga yang diharapkan dikarenakan untuk komponen komponen yang terpasang pada rangkaian ada yang tidak sesuai dengan yang ada pada design karena komponenkomponen yang digunakan adalah nilai yang mendekati dari komponen pada design. 3) Gain Untuk pengukuran gain LNA disini tidak dapat dilakukan karena tidak ada kaki IC yang keluar secara langsung sehingga tidak bisa dilakukan pengujian gain pada amplifier tersebut. Untuk konfigurasi yang dilakukan menggunakan software sebagai inputan terdapat sebuah AGC (automatic gain control ) yang berfungsi sebagai control gain secara otomatis pada rangkaian ini. Sistem kerja dari AGC ini adalah jika signalnya yang di terima pada sisi penerima lemah meskipun sudah dikuatkan oleh gain antena maka secara otomatis gain amplifier akan diperbesar sesuai dengan ranges maximum. Sedangkan jika signal yang diterima oleh penerima besar maka AGC akan mengotomatiskan gain yang di berikan adalah normal. Tetapi AGC ini memiliki batasan yang melihat noise figure yang dihasilkan oleh rangkaian tersebut. Disini penulis mendapatkan range gain yang akan di hasilkan oleh IC ADF 7021 yang akan di atur oleh AGC sesuai dengan simulasi design pada bab 3 yaitu sebesar 30dB. B. PLL 1) VCO Adjust frequency Input dari variable pada konfigurasi dapat mempengaruhi bentuk signyal yang di hasilkan oleh alat yang di buat. Seperti
5 5 pada pengujian VCO Adjust Frequency disini yaitu untuk mencari frekuensi center yaitu sebesar 145,9 MHz. Tabel 4. VCO Adjust frequency. No Setting Frekuensi ,257 MHz , 555 MHz ,900 MHz , 289 MHz Data ini adalah karena yang di ambil pada input frekuensi pada konfigurasi dari Pc adalah nilai dari stop band dari setting yang di atur pada spectrum analyzer maka pennulis mensetting ulang pada bagian VCO adjust (center frequency) untuk mendapatkan frekuensi center yang sesuai dengan yang diinginkan sebesar 145,9 MHz. Dengan adanya VCO adjust (Frequency Center) disini inputan tidak harus menggunakan frekuensi center sebagai input tetapi bisa menggunakan frekuensi start dan bisa juga menggunakan frekuensi stop. 2) VCO Bias IC ADF 7021 memiliki frekuensi dual band sehingga IC ini memliki dua model VCO pada frekuensi MHz menggunakan external induktor VCO selain itu menggunakan intenal induktor VCO. Pada alat yang penulis buat menggunakan external induktor VCO. Untuk hasil pengujian dapat dilihat pada tabel 5 dan pada gambar grafik pada gambar 10 berikut ini. Tabel 5. VCO Bias Terhadap Frekuensi. No Setting Nilai (ma) Frekuensi (MHz) Keluar dari gambar 2 1 0,25 141, ,5 141, ,75 142, , ,25 144, ,5 145, ,75 145, , ,25 147, ,5 148, ,75 149, Lebih dari 149, ,25 Lebih dari 146, ,5 Lebih dari 146, ,75 Lebih dari 146,905 ma 3 2,5 2 1,5 1 0,5 0 VCO Bias Terhadap frekuensi Gambar 10. VCO Bias terhadap Perubahan Frekuensi. Grafik di atas adalah merepresentasikan antara Frekuensi Center dengan VCO bias yang diberikan pada rangkaian. Dari sini dapat di analisa bahwa ketika pada rangen frekuensi antara MHz menggunakan sebuah extrenal induktor VCO ini, frekuensi center dapat di set oleh internal varactor capasitance yang di kombinasi oleh inductance pada chip external induktor VCO. Sesuai pada rangkaian dalam pada alat tersebut yang terihat pada gamabr 11 di bawah ini: Gambar 11. Proses VCO Bias[2]. Frekuensi Pada rangkaian ini dapat dilihat arus yang masuk ke dalam VCO ini di kombinasikan dengan inductance pada external chip untuk mengatur daripada frekuensi center dimana arus yang di berikan oleh VCO bias ini masuk lalu di combine dan di dapatkan nilai devider yang nantinya di multiplexing yang menuju ke power amplifier untuk di pancarkan. Untuk nilai daripada tuning VCOnya antara 0,2 V samapai 2 V dari sini kita bisa mndapatkan berapa besar nilai dari varactor capasitance. Dari analisa rangkaian ini VCO bias berperan untuk mencenterkan frekuensi sesuai dengan arus yang masuk pada sisi VCO. Pada pengujian alat ini pada saat frekuensi pada posisi center paa 145,9 MHz ini terdapat VCO bias yang diberikan oleh external induktor sebesar 1,75 ma dengan besarnya capasitancenya sebesar 220pF dan L ext sebesar 19,8 nh. 4) Crysral Bias bias merupakan sebuah cristal yang digunakan untuk oscilator. Pada alat ini cristal yang digunakan memiliki nilai sebesar 19,680 MHz. Berikut ini adalah tabel 5 yang berisi hasil pengukuran dengan mengubah parameter-parameter variable pada xtal bias pada gambar 12 adalah box variable paramter yang dirubah.
6 6 µa Cristal Bias Terhadap Frekuensi Gambar 12. Grafik frekuensi VS Xtal Bias. Frekuensi Pada cristal bias ini arus bias yang masuk ke dalam oscilator memberikan fungsi cristal ini bekerja lebih cepat. Pada kasus alat yang dibuat ini arus bias yang inputkan kedalam oscilator ini sebesar 35 µa yaitu pada posisi maximum. Untuk oscillatornya menggunakan 0,8 V dengan sebuah coupling sebesar 22pF pada rangkaian ini. Dengan keadaan ini maka untuk OSC 1 akan di groundkan. Oscillator ini dapat bekerja pada saat di onkan oleh sebuah power up atau disini yang masuk adalah cristal bias yang berisi arus. Jikaarus yang diberikan disini lebih besar maka frekuensi yang di dapat semakain kecil karena merupakan titik awal cristal oscilator tersebut bekerja. Pada cristal bias ini memiliki sistem coreksi error yang terdapat pada N counter section pada saat konfigurasi frekuensi dan PFD. Untuk koreksi error disini dilakukan secara otomatis. Untuk bisa mendapatkan nilai error yang kecil maka seharusnya nilai cristal lebih kecil, sehingga counter yang didapat sesuai tanpa ada error. REFERENSI [1] IINUSAT-01. Laporan Primery Design Reviewer,2011 [2] Datasheet ADF 7021 [3] Application Note 5294 : Low Noise Amplifier 2300 GHz Amplifier, Avago Technologies. [4] Application Note 5328 : 3,5 GHz WiMAX Low Noise Amplifier for CPE and BTS Application Using ATF- 551M4. Avago Technologies. [5] Bahl, Inder, Lumped Elements for RF and Microwave Circuits. Norwood : Artech House, Inc, [6] Banerjee, Bhaskar., Power Amplifier-1, EE7V82, Advanced RF IC Design [7] Burghartz, Joachim N., RF Circuit Design Aspect of Spiral Inductors on Silicon, IEEE J. Solid-State Circuits, vol. 33, no.12, Desember [8] Yue, C. P. dan W, S. Simon, Design Strategy of On- Chip Inductors for Highly Integrated RF Systems, Invited Papper. [9] C.P Yue dan S. Simon W, Physical Modeling of Spiral Inductor on Silicon. IEEE Transaction on electron devices, vol.47, no. 3, Maret 2000 [10] Agilent ATF Low Noise Enhancement Mode Pseudomorphic HEMT in a Surface Mount Plastic Package, Datasheet, Agilent Technologies. IV. KESIMPULAN Payload communication Terdapat 3 bagian penting yaitu rangkaian RF, modem, dan microcontroller. Pada bagian RF terdiri dari LNA, dan downconverter yang terdiri dari PLLdan LO. Untuk bagian LNA ini telah sesuai dengan hasil yang diharapkan yaitu meliputi signal to noise rasio (SNR) output berdasarkan pengukuran yang di dapat sebesar 48 db. Signal to noise rasio (SNR) input berdasarkan pengukuran didapat sebesar 51dB, sehingga besar noise figure yang dihasilkan oleh alat yang dibuat sebesar 3 db. Untuk nilai gain menggunakan AGC (Automatic Gain Control) yang secara otomatis mengontrol gain sesuai dengan kebutuhan dari sistem penerima itu sendiri. Besarnya bandwidth yang di dapat sebesar 9 KHz. Hasil ini melebihi bandwidth yang di tentukan oleh spesifikasi dari receiver satelit nano. Untuk VCO menggunakan external induktor yang dimana akan di combinasi dengan external induktor tersebut dengan menggunakan Varactor capasitance yang di combine dengan capasitive resistance. Semua nya akan di atur oleh sebuah arus yang disebut VCO bias. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis Paramita Eka Wahyu Lestari mengucapkan terima kasih kepada Direktorat Pendidikan Tinggi, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia yang telah memberikan dukungan finansial melalui PKM-KC tahun dan penelitian strategi nasional 2012.
Perancangan dan Pembuatan Tahap RF Downlink 436,9 Mhz untuk Portable Transceiver Ground Station Satelit Iinusat-01
Seminar Tugas Akhir Selasa, 24 Januari 2012 Perancangan dan Pembuatan Tahap RF Downlink 436,9 Mhz untuk Portable Transceiver Ground Station Satelit Iinusat-01 Riski Andami Nafa 2209106071 Pembimbing :
Lebih terperinciPerancangan dan Pembuatan Tahap RF Downlink 2.4 GHz Untuk Pengiriman Citra Pada Sistem Komunikasi Satelit Nano
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-160 Perancangan dan Pembuatan Tahap RF Downlink 2.4 GHz Untuk Pengiriman Citra Pada Sistem Komunikasi Satelit Nano Rochmawati
Lebih terperinciRancang Bangun Demodulator FSK pada Frekuensi 145,9 MHz untuk Perangkat Receiver Satelit ITS-SAT
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 Rancang Bangun Demodulator FSK pada Frekuensi 145,9 MHz untuk Perangkat Receiver Satelit ITS-SAT Respati Loy Amanda, Eko Setijadi, dan Suwadi Teknik Elektro,
Lebih terperinciPerancangan Dan Implementasi RF-Downlink Pada S-Band Frekuensi 2400 Mhz Untuk Stasium Bumi Satelit Nano
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-21 Perancangan Dan Implementasi RF-Downlink Pada S-Band Frekuensi 2400 Mhz Untuk Stasium Bumi Satelit Nano Siti Mutmainah,
Lebih terperinciITS-SAT. Rancang Bangun Demodulator FSK pada Frekuensi 145,9 MHz untuk Perangkat Receiver. Seminar Tugas Akhir. Respati Loy Amanda NRP.
Seminar Tugas Akhir Rancang Bangun Demodulator FSK pada Frekuensi 145,9 MHz untuk Perangkat Receiver ITS-SAT Respati Loy Amanda NRP. 2209100039 Dosen Pembimbing: Eko Setijadi, ST., MT., Ph.D Dr. Ir. Suwadi,
Lebih terperinciSEMINAR TUGAS AKHIR. PERANCANGAN DAN PEMBUATAN TAHAP RF UPLINK 145 MHz PORTABLE TRANSCEIVER SATELIT IINUSAT-01 TRI HARYO PUTRA NRP
Surabaya, 24 Januari 2012 SEMINAR TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN PEMBUATAN TAHAP RF UPLINK 145 MHz PORTABLE TRANSCEIVER SATELIT IINUSAT-01 TRI HARYO PUTRA NRP 2209106043 Dosen Pembimbing Prof. Ir. Gamantyo
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN PERAKITAN MODULATOR FSK 9600 BAUD UNTUK PERANGKAT TRANSMITER PAYLOAD SATELIT IINUSAT-01
PERANCANGAN DAN PERAKITAN MODULATOR FSK 9600 BAUD UNTUK PERANGKAT TRANSMITER PAYLOAD SATELIT IINUSAT-01 AHMAD MUHIDDIN 2207100171 Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Gamantyo Hendrantoro, Ph.D LATAR BELAKANG Wilayah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, Telkom University sedang mengembangkan satelit mikro yang mengorbit pada ketinggian 600-700 km untuk wahana pembelajaran space engineering. Sebelum satelit
Lebih terperinciPerancangan dan Perakitan Modulator FSK 9600 Baud untuk Perangkat Transmiter Payload Satelit IINUSAT-01
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1 Perancangan dan Perakitan Modulator FSK 9600 Baud untuk Perangkat Transmiter Payload Satelit IINUSAT-01 Ahmad Muhiddin, dan Gamantyo Hendrantoro Jurusan
Lebih terperinciPerancangan dan Pembuatan RF downlink 436,915 MHz untuk Transmitter Satelit Nano IINUSAT-01
JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (202) -6 Perancangan dan Pembuatan RF downlink 436,95 MHz untuk Transmitter Satelit Nano IINUSAT-0 Musmulyadi ), Gamantyo Hendrantoro 2), Ir. Endroyono, DEA 3) ) Mahasiswa
Lebih terperinciPerancangan dan Pembuatan Receiver Untuk ITS-SAT pada Frekuensi MHZ
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No.1, (2013) 1-6 1 Perancangan dan Pembuatan Receiver Untuk ITS-SAT pada Frekuensi 145.9 MHZ Elvira Maharani, Eko Setijadi, dan Suwadi Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri,
Lebih terperinciPerancangan dan Perakitan Modulator FSK 9600 Baud untuk Perangkat Transmiter Payload Satelit IINUSAT-01
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 A-328 Perancangan dan Perakitan Modulator FSK 9600 Baud untuk Perangkat Transmiter Payload Satelit IINUSAT-01 Ahmad Muhiddin, dan Gamantyo
Lebih terperinciBAB 3 PERANCANGAN DAN REALISASI
ABSTRAK Transceiver (transmitter receiver) tidak hanya digunakan untuk komunikasi suara saja tetapi dapat digunakan untuk komunikasi data dengan menggunakan sebuah modem. Untuk komunikasi jarak jauh biasa
Lebih terperinciArie Setiawan Pembimbing : Prof. Ir. Gamantyo Hendrantoro, M. Eng, Ph.D.
Teknik Telekomunikasi Multimedia -Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri ITS Surabaya 2012 Arie Setiawan 2209106024 Pembimbing : Prof. Ir. Gamantyo Hendrantoro, M. Eng, Ph.D. Latar Belakang Indonesian
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
10 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Definisi VSAT VSAT merupakan singkatan dari Very Small Aperture Terminal, awalnya merupakan suatu trademark untuk stasiun bumi kecil yang dipasarkan sekitar tahun 1980 oleh
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Abstrak... Abstract... Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Gambar... Daftar Tabel... BAB I Pendahuluan Latar Belakang...
ABSTRAK Kemajuan teknologi sudah berkembang dengan pesat terutama dengan banyak terciptanya berbagai macam peralatan dalam bidang telekomunikasi yang salah satunya yaitu modem sebagai alat modulasi dan
Lebih terperinci1. PENGERTIAN PEMANCAR RADIO
1. PENGERTIAN PEMANCAR RADIO 2. SISTEM MODULASI DALAM PEMANCAR GELOMBANG RADIO Modulasi merupakan metode untuk menumpangkan sinyal suara pada sinyal radio. Maksudnya, informasi yang akan disampaikan kepada
Lebih terperinciRancang Bangun Demodulator FSK 1200 baud untuk Perangkat Receiver Payload Satelit IINUSAT-01
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1 Rancang Bangun FSK 1200 baud untuk Perangkat Receiver Payload Satelit IINUSAT-01 Iwan Hendrianto, Gamantyo Hendrantoro Jurusan Teknik Elektro, Fakultas
Lebih terperinciDalam sistem komunikasi saat ini bila ditinjau dari jenis sinyal pemodulasinya. Modulasi terdiri dari 2 jenis, yaitu:
BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Pustaka Realisasi PLL (Phase Locked Loop) sebagai modul praktikum demodulator FM sebelumnya telah pernah dibuat oleh Rizal Septianda mahasiswa Program Studi Teknik
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1. Tinjauan Umum Alat Alat ini menggunakan system PLL hanya pada bagian pemancar, terdapat juga penerima, dan rangkaian VOX atau voice operated switch, dimana proses pengalihan
Lebih terperinciPerancangan Mixer Untuk Mobile WiMax Pada Frekuensi 2,3 GHz
Perancangan Mixer Untuk Mobile WiMax Pada Frekuensi 2,3 GHz Ir. Gunawan Wibisono, M.Sc, Ph.D Dr. Purnomo Sidi Priambodo Dr.Ir. Agus Santoso Tamsir Prof.Dr. N. R. Poespawati Zakiyy Amri Departemen Teknik
Lebih terperinciLABORATORIUM SWITCHING DAN TRANSMISI Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Jl. D.I. Panjaitan 128 Purwokerto
LABORATORIUM SWITCHING DAN TRANSMISI Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Jl. D.I. Panjaitan 128 Purwokerto Status Revisi : 00 Tanggal Pembuatan : 5 Desember 2014 MODUL MATA KULIAH PRAKTIKUM SISTEM
Lebih terperinciCara Kerja Exciter Pemancar Televisi Analog Channel 39 di LPP (Lembaga Penyiaran Publik) Stasiun Transmisi Joglo Jakarta Barat
Cara Kerja Exciter Pemancar Televisi Analog Channel 39 di LPP (Lembaga Penyiaran Publik) Stasiun Transmisi Joglo Jakarta Barat Yogo Tri Saputro 17411549 Teknik Elektro Latar Belakang Pada dasarnya pemancar
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1. Receiver [1]
BAB II DASAR TEORI 2.1. Receiver Penerima (Receiver) adalah sebuah alat yang menerima pancaran sinyal termodulasi dari pemancar (transmitter) dan mengubah sinyal tersebut kembali menjadi sinyal informasi
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN REALISASI LOW NOISE AMPLIFIER FREKUENSI S-BAND (2,425 GHZ) UNTUK APLIKASI STASIUN BUMI SATELIT NANO
e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.1 April 016 Page 447 PERANCANGAN DAN REALISASI LOW NOISE AMPLIFIER FREKUENSI S-BAND (,45 GHZ) UNTUK APLIKASI STASIUN BUMI SATELIT NANO DESIGN AND REALIZATION OF
Lebih terperinciBAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN
BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN Konsep dasar sistem monitoring tekanan ban pada sepeda motor secara nirkabel ini terdiri dari modul sensor yang terpasang pada tutup pentil ban sepeda
Lebih terperinciPerancangan dan Pembuatan Transmitter untuk Satelit ITS-SAT pada Frekuensi 436,9 MHz
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 Perancangan dan Pembuatan Transmitter untuk Satelit ITS-SAT pada Frekuensi 436,9 MHz Diana Alia, Eko Setijadi, ST., MT, Ph.D, dan Dr. Ir. Suwadi, MT Jurusan
Lebih terperinciPerancangan Penyesuai Impedansi antara RF Uplink dengan Antena Pemancar pada Portable Transceiver Satelit Iinusat-01
Perancangan Penyesuai Impedansi antara RF Uplink dengan Antena Pemancar pada Portable Transceiver Satelit Iinusat-01 Adib Budi Santoso 1), Prof. Ir. Gamantyo H., M.Eng, Ph.D 2), Eko Setijadi, ST., MT.,
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
25 BAB III PERANCANGAN SISTEM Sistem monitoring ini terdiri dari perangkat keras (hadware) dan perangkat lunak (software). Perangkat keras terdiri dari bagian blok pengirim (transmitter) dan blok penerima
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. Blok diagram carrier recovery dengan metode costas loop yang
BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI 3.1 Perancangan Alat Blok diagram carrier recovery dengan metode costas loop yang direncanakan diperlihatkan pada Gambar 3.1. Sinyal masukan carrier recovery yang berasal
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) A-276
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-276 Rancang Bangun Modulator BPSK untuk Komunikasi Citra pada ITS-Sat Lena Miranti Siahaan, Eko Setijadi, dan Devy Kuswidiastuti
Lebih terperinciANALISIS PENGUJIAN S-PARAMETER PADA PERANGKAT DUPLEXER DAN KABEL COAXIAL DENGAN FREKUENSI MHz
Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer ANALISIS PENGUJIAN S-PARAMETER PADA PERANGKAT DUPLEXER DAN KABEL COAXIAL DENGAN FREKUENSI 1.800 MHz ANALYSIS OF S-PARAMETER TESTING ON DUPLEXER DEVICE AND COAXIAL CABLE
Lebih terperinciBAB III INTERFERENSI RADIO FM DAN SISTEM INTERMEDIATE DATA RATE (IDR)
BAB III INTERFERENSI RADIO FM DAN SISTEM INTERMEDIATE DATA RATE (IDR) 3.1 Interferensi Radio FM Pada komunikasi satelit banyak ditemui gangguan-gangguan (interferensi) yang disebabkan oleh banyak faktor,
Lebih terperinciPEMODELAN SISTEM AUDIO SECARA WIRELESS TRANSMITTER MENGGUNAKAN LASER POINTER
PEMODELAN SISTEM AUDIO SECARA WIRELESS TRANSMITTER MENGGUNAKAN LASER POINTER Eko Supriyatno, Siswanto Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana Jakarta Email : anzo.siswanto@gmail.com
Lebih terperinciPerancangan dan Pembuatan System RF Downlink Portable Ground Station Mhz Untuk Satelit Iinusat-01
Perancangan dan Pembuatan System RF Downlink Portable Ground Station 436.9 Mhz Untuk Satelit Iinusat-0 R. ndami Nafa ), G. Hendrantoro 2), Endroyono 3) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri,
Lebih terperinciRancang Bangun Demodulator FSK 9600 Baud untuk Perangkat Transceiver Portable Satelit IiNUSAT - 1
1/6 Rancang Bangun Demodulator FSK 9600 Baud untuk Perangkat Transceiver Portable Satelit IiNUSAT - 1 Muhamad Aenurrofiq Alatasy, Prof. Ir. Gamantyo H., M.Eng, Ph.D. Jurusan Teknik Elektro FTI - ITS Abstrak
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan tentang perancangan perangkat keras dari tugas akhir yang berjudul Penelitian Sistem Audio Stereo dengan Media Transmisi Jala-jala Listrik. 3.1.
Lebih terperinciPOLITEKNIK NEGERI JAKARTA
LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM SISTEM TELEKOMUNIKASI SEMESTER III TH 2012/2013 JUDUL ( FSK) FREQUENCY SHIFT KEYING GRUP 1 TELKOM 3D PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK
Lebih terperinciRancang Bangun Modulator BPSK untuk Komunikasi Citra pada ITS-Sat
1 Rancang Bangun Modulator BPSK untuk Komunikasi Citra pada ITS-Sat Lena Miranti.S, Eko Setijadi, dan Devy Kuswidiastuti Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Lebih terperinciAnalisa Sistem DVB-T2 di Lingkungan Hujan Tropis
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-5 1 Analisa Sistem DVB-T2 di Lingkungan Hujan Tropis Nezya Nabillah Permata dan Endroyono Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN PENGUKURAN
BAB III PERANCANGAN DAN PENGUKURAN 3.1 Perancangan Sistem Perancangan mixer audio digital terbagi menjadi beberapa bagian yaitu : Perancangan rangkaian timer ( timer circuit ) Perancangan rangkaian low
Lebih terperinciPerancangan dan Implementasi Demodulator GMSK untuk Pengiriman Citra pada Sistem Komunikasi Satelit Nano 2,4 GHz
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-15 Perancangan dan Implementasi Demodulator GMSK untuk Pengiriman Citra pada Sistem Komunikasi Satelit Nano 2,4 GHz Ikhwanti
Lebih terperinciABSTRACT. data. signal sensitivity, and noise resistant up to 200 mv.
ABSTRAK Dengan meningkatnya kebutuhan jalur komunikasi data, khususnya pada komunikasi dengan bandwidth rendah, PLC menjadi metode alternatif untuk komunikasi sinyal kendali. Sistem PLC dalam Tugas Akhir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi komunikasi semakin cepat dan beragam, sehingga muncul standar teknologi yang baru dan semakin canggih. Di dalam suatu komunikasi umumnya terdapat
Lebih terperinciBOBI KURNIAWAN, JANA UTAMA Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia
bidang TEKNIK PERANCANGAN RADIO PORTABEL UNTUK MASYARAKAT PEDESAAN DI INDONESIA BERBASIS FREKUENSI MODULASI (FM) DENGAN MENGGUNAKAN MP3, MEMORY CARD, KOMPUTER DAN LINE IN MICROPONE SEBAGAI MEDIA INPUT
Lebih terperinciImplementasi dan Evaluasi Kinerja Kode Konvolusi pada Modulasi Quadrature Phase Shift Keying (QPSK) Menggunakan WARP
JURNAL TEKNIK ITS Vol., No. 1, (215) ISSN: 2337539 (231-9271 Print) A Implementasi dan Evaluasi Kinerja Kode Konvolusi pada Modulasi Quadrature Phase Shift Keying (QPSK) Menggunakan WARP Desrina Elvia,
Lebih terperinciMODULASI. Ir. Roedi Goernida, MT. Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom Bandung
MODULASI Ir. Roedi Goernida, MT. (roedig@yahoo.com) Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom Bandung 2010 1 Pengertian Modulasi Merupakan suatu proses penumpangan
Lebih terperinciRancang Bangun Demodulator FSK 1200 baud untuk Perangkat Receiver Payload Satelit IINUSAT-01
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: 2301-9271 A-61 Rancang Bangun Demodulator FSK 1200 baud untuk Perangkat Receiver Payload Satelit IINUSAT-01 Iwan Hendrianto, Gamantyo Hendrantoro Jurusan Teknik
Lebih terperinciRangkaian Pembangkit Gelombang dengan menggunakan IC XR-2206
Eddy Nurraharjo Program Studi Teknik Informatika, Universitas Stikubank email : eddynurraharjo@gmail.com Abstrak Sebuah sinyal dapat dihasilkan dari suatu pembangkit sinyal yang berupa sebuah rangkaian
Lebih terperinciDesain Antena Helix Dan Loop Pada Frekuensi 2.4 GHz Dan 430 MHz Untuk Perangkat Ground Station Satelit Nano
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 212) ISSN: 231-928X A-13 Desain Antena Helix Dan Loop Pada Frekuensi 2.4 GHz Dan 43 MHz Untuk Perangkat Ground Station Satelit Nano Muhammad Hasan Mahmudy, Eko Setijadi,
Lebih terperinciPerancangan Downconverter Resistive Modulator untuk Aplikasi GSM pada Frekuensi 900 MHz
Perancangan Downconverter Resistive Modulator untuk Aplikasi GSM pada Frekuensi 900 MHz Teguh Firmansyah 1, Iga Ayu Mas Oka 2 1 Jurusan Teknik Elektro, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Cilegon, Indonesia.
Lebih terperinciBAB IV SATELLITE NEWS GATHERING
BAB IV SATELLITE NEWS GATHERING Satellite News Gathering (SNG) adalah peralatan yang mentransmisikan sinyal informasi yang bersifat sementara dan tidak tetap dengan menggunakan sistem stasiun bumi uplink
Lebih terperinciRijal Fadilah. Transmisi & Modulasi
Rijal Fadilah Transmisi & Modulasi Pendahuluan Sebuah sistem komunikasi merupakan suatu sistem dimana informasi disampaikan dari satu tempat ke tempat lain. Misalnya tempat A yang terletak ditempat yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Blok diagram sistem radar [2]
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi begitu pesat, dari generasi ke generasi lahir berbagai inovasi yang merupakan objek pembaharuan penunjang kehidupan manusia. Di bidang komunikasi
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM
BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. DESKRIPSI KERJA SISTEM Gambar 3.1. Blok diagram sistem Satelit-satelit GPS akan mengirimkan sinyal-sinyal secara kontinyu setiap detiknya. GPS receiver akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 500 KHz. Dalam realisasi modulator BPSK digunakan sinyal data voice dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini perkembangan teknologi semakin pesat, terutama dalam bidang komunikasi data. Komunikasi berarti pengiriman informasi dari pengirim ke penerima
Lebih terperinciLABORATORIUM SISTEM TELEKOMUNIKASI SEMESTER III TH 2015/2016
LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM SISTEM TELEKOMUNIKASI SEMESTER III TH 2015/2016 JUDUL AMPITUDE SHIFT KEYING GRUP 4 3A PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
Lebih terperinciFREQUENCY HOPPING SPREAD SPECTRUM RECEIVER DENGAN PSEUDO NOISE CODE
FREQUENCY HOPPING SPREAD SPECTRUM RECEIVER DENGAN PSEUDO Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Elektronika dan Komputer UKSW Jalan Diponegoro 52-60, Salatiga 50711 Email: budihardja@yahoo.com INTISARI
Lebih terperinciDesain dan Implementasi Modulator GMSK Baud untuk Pengiriman Citra pada Payload Satelit Nano
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No., (23) ISSN: 2337-3539 (23-927 Print) A-27 Desain dan Implementasi Modulator GMSK 92 Baud untuk Pengiriman Citra pada Payload Satelit Nano Rheyuniarto Sahlendar Asthan,
Lebih terperinciBAB 2 SISTEM KOMUNIKASI VSAT
BAB 2 SISTEM KOMUNIKASI VSAT 2.1 Konfigurasi Jaringan VSAT Antar stasiun VSAT terhubung dengan satelit melalui Radio Frequency (RF). Hubungan (link) dari stasiun VSAT ke satelit disebut uplink, sedangkan
Lebih terperinciPERANCANGAN ALAT PEMESANAN MAKANAN DI RESTORAN SECARA WIRELESS
TESLA Vol. 8 No. 2, 61 68 (Oktober 2006) Jurnal Teknik Elektro PERANCANGAN ALAT PEMESANAN MAKANAN DI RESTORAN SECARA WIRELESS Tjandra Susila 1), Tony Winata 1) dan Rakhman Setyo Nugroho 2) Abstract To
Lebih terperinciAPLIKASI RDS (Radio Data Sytem) PADA SIARAN FM KONVENSIONAL
APLIKASI RDS (Radio Data Sytem) PADA SIARAN FM KONVENSIONAL TUGAS AKHIR Disusun Oleh : AHMAD BURHANUDDIN ROSID 201010130312099 JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2015 i KATA
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sensor Mekanik Ketinggian Level Air Transduser adalah alat yang mengubah suatu energi dari satu bentuk ke bentuk lain. Sebuah tranduser digunakan untuk mengkonversi suatu besaran
Lebih terperinciUNIVERSITAS INDONESIA PERANCANGAN AUTOMATIC GAIN CONTROL UNTUK MOBILE WIMAX PADA FREKUENSI 2,3 GHZ SKRIPSI
UNIVERSITAS INDONESIA PERANCANGAN AUTOMATIC GAIN CONTROL UNTUK MOBILE WIMAX PADA FREKUENSI 2,3 GHZ SKRIPSI RANGGA UGAHARI 04 05 03 0664 FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO DEPOK JUNI 2009 UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. dengan cara modulasi dan gelombang elektromagnetik. Gelombang ini melintas dan
BAB II DASAR TEORI Pemancar radio adalah teknologi yang digunakan untuk pengiriman sinyal dengan cara modulasi dan gelombang elektromagnetik. Gelombang ini melintas dan merambat lewat udara dan bisa juga
Lebih terperinciFREQUENCY HOPPING SPREAD SPECTRUM TRANSMITTER DENGAN PSEUDO NOISE CODE
FREQUENCY HOPPING SPREAD SPECTRUM TRANSMITTER DENGAN PSEUDO Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Elektronika dan Komputer UKSW Jalan Diponegoro 52-60, Salatiga 50711 Email: budihardja@yahoo.com
Lebih terperinciBAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS
BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS Untuk mengetahui apakah hasil rancangan yang dibuat sudah bekerja sesuai dengan fungsinya atau tidak, perlu dilakukan pengujian dan beberapa pengukuran pada beberapa test point
Lebih terperinciPEMANCAR DAN PENERIMA RADIO MOD. f c AUDIO AMPL. f LO MOD FREK LOCAL OSCIL
VII. PEMANCAR DAN PENERIMA RADIO VII.1. BLOK DIAGRAM PEMANCAR AM / FM a. MOD Sinyal AM / FM / SSB Antena b. MOD AMP POWER Mikr s.akustik s. Listrik f LO LOCAL OSCIL Antena c. MOD FREK FREQ. MULTI PLIER
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 SENSOR MEKANIK KETINGGIAN LEVEL AIR Transduser adalah alat yang mengubah suatu energi dari satu bentuk ke bentuk lain. Sebuah tranduser digunakan untuk mengkonversi suatu besaran
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: A-111
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 A-111 Evaluasi Kinerja Sistem Gaussian Minimum Shift Keying (GMSK) untuk Pengiriman Citra dari Satelit Nano ke Stasiun Bumi Muhammad Rizal Habibi,
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN REALISASI LOW NOISE AMPLIFIER (LNA) 1,265-1,275 GHz UNTUK APLIKASI SYNTHETIC APERTURE RADAR (SAR)
ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol. No.1 Desember 2014 Page 303 PERANCANGAN DAN REALISASI LOW NOISE AMPLIFIER (LNA) 265-275 GHz UNTUK APLIKASI SYNTHETIC APERTURE RADAR (SAR) Destia Rahmawati
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN REALISASI PLL(88-108) MHZ DENGAN INDIKATOR LED SAAT DAERAH FREKUENSI LOCK DAN UNLOCK
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) Tugas Akhir - 2008 PERANCANGAN DAN REALISASI PLL(88-108) MHZ DENGAN INDIKATOR LED SAAT DAERAH FREKUENSI LOCK DAN UNLOCK Gumilar Trisyana Putra¹, Budianto², Budi Prasetya³
Lebih terperinciANALISIS PENERAPAN MODEL PROPAGASI ECC 33 PADA JARINGAN MOBILE WORLDWIDE INTEROPERABILITY FOR MICROWAVE ACCESS (WIMAX)
1 ANALISIS PENERAPAN MODEL PROPAGASI ECC 33 PADA JARINGAN MOBILE WORLDWIDE INTEROPERABILITY FOR MICROWAVE ACCESS (WIMAX) Siska Dyah Susanti 1, Ir. Erfan Achmad Dahlan, MT. 2, M. Fauzan Edy Purnomo. ST.,
Lebih terperinciRijal Fadilah. Transmisi Data
Rijal Fadilah Transmisi Data Review Sistem Komunikasi Data Entitas yg melambangkan suatu pengertian Jenis : data analog & data digital Signal / Sinyal Suatu bentuk/cara utk menyalurkan data Jenis : signal
Lebih terperinciSINYAL & MODULASI. Ir. Roedi Goernida, MT. Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom Bandung
SINYAL & MODULASI Ir. Roedi Goernida, MT Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom Bandung 2012 1 Pengertian Sinyal Merupakan suatu perubahan amplitudo dari tegangan,
Lebih terperinciPertemuan 11 TEKNIK MODULASI. Dahlan Abdullah, ST, M.Kom Website :
Pertemuan 11 TEKNIK MODULASI Dahlan Abdullah, ST, M.Kom Email : dahlan.unimal@gmail.com Website : http://www.dahlan.web.id PENDAHULUAN Sebuah sistem komunikasi merupakan suatu sistem dimana informasi disampaikan
Lebih terperinciRancang Bangun Modulator FSK 1200 Baud untuk Perangkat Transceiver Portable Satelit Iinusat-01
Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS Rancang Bangun Modulator FSK 2 Baud untuk Perangkat Transceiver Portable Satelit Iinusat- Arie Setiawan ), Prof. Ir. Gamantyo H., M.Eng, Ph.D.
Lebih terperinciANALISA KINERJA MODULASI GAUSSIAN MINIMUM SHIFT KEYING BERBASIS PERNGKAT LUNAK
ANALISA KINERJA MODULASI GAUSSIAN MINIMUM SHIFT KEYING BERBASIS PERNGKAT LUNAK Khairun Nizam Mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus Sukolilo 60111 Surabaya
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN. Pada perancangan perangkat keras (hardware) ini meliputi: Rangkaian
BAB III PERANCANGAN Pada perancangan perangkat keras (hardware) ini meliputi: Rangkaian catu daya, modulator dan demodulator FSK, pemancar dan penerima FM, driver motor DC, mikrokontroler, sensor, serta
Lebih terperinciANALISIS BANDWIDTH KANAL CATV MENGGUNAKAN MODULATOR TELEVES 5857 DAN ZINWEL C1000
SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 3/ Juni ANALISIS BANDWIDTH KANAL CATV MENGGUNAKAN MODULATOR TELEVES 5857 DAN ZINWEL C1000 Mulia Raja Harahap, Maksum Pinem Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik
Lebih terperinciIMPELEMENTASI,SIMULASI DAN ANALISIS PARAMETER VCO (VOLTAGE CONTROLED OSCILLATOR)
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) IMPELEMENTASI,SIMULASI DAN ANALISIS PARAMETER VCO (VOLTAGE CONTROLED OSCILLATOR) Fadil Muhammad¹, Bambang Sumajudin², Achmad Rizal³ ¹Teknik Telekomunikasi,, Universitas
Lebih terperinciIMPLEMENTASI MODULASI DAN DEMODULASI GMSK PADA DSK TMS320C6416T
IMPLEMENTASI MODULASI DAN DEMODULASI GMSK PADA DSK TMS320C6416T 22 11 106 032 ADITYA SUKMANA Pembimbing 1 Pembimbing 2 : Dr. Ir. Suwadi, M.T : Ir. Titiek Suryani, M.T Latar Belakang 1 2 1 1 Mempelajari
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Modulasi adalah proses yang dilakukan pada sisi pemancar untuk. memperoleh transmisi yang efisien dan handal.
BAB II DASAR TEORI 2.1 Modulasi Modulasi adalah proses yang dilakukan pada sisi pemancar untuk memperoleh transmisi yang efisien dan handal. Pemodulasi yang merepresentasikan pesan yang akan dikirim, dan
Lebih terperincisinyal yang dihasilkan pada berbagai tahap. RF amplifier adalah perangkat luar yang harus dipasang sangat dekat dengan antena untuk mengurangi kerugia
BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi sistem jamming Sistem jamming dirancang untuk memberikan sinyal noise yang dapat dikonversi menjadi sinyal RF dari berbagai bandwidth sampai 36 MHz. Persyaratan untuk menjamming
Lebih terperinciPRINSIP KERJA TRANSCEIVER Oleh : Sunarto YBØUSJ
PRINSIP KERJA TRANSCEIVER Oleh : Sunarto YBØUSJ UMUM Radio communication transceiver adalah pesawat pemancar radio sekaligus berfungsi ganda sebagai pesawat penerima radio yang digunakan untuk keperluan
Lebih terperinciBAB 2 PERENCANAAN CAKUPAN
BAB 2 PERENCANAAN CAKUPAN 2.1 Perencanaan Cakupan. Perencanaan cakupan adalah kegiatan dalam mendesain jaringan mobile WiMAX. Faktor utama yang dipertimbangkan dalam menentukan perencanaan jaringan berdasarkan
Lebih terperinciTEKNOLOGI VSAT. Rizky Yugho Saputra. Abstrak. ::
TEKNOLOGI VSAT Rizky Yugho Saputra rizkyugho@gmail.com :: http://rizkyugho.blogspot.co.id/ Abstrak Teknologi VSAT merupakan teknologi telekomunikasi yang memanfaatkan satelit. VSAT atau Very Small Aperture
Lebih terperinciPenguat Oprasional FE UDINUS
Minggu ke -8 8 Maret 2013 Penguat Oprasional FE UDINUS 2 RANGKAIAN PENGUAT DIFERENSIAL Rangkaian Penguat Diferensial Rangkaian Penguat Instrumentasi 3 Rangkaian Penguat Diferensial R1 R2 V1 - Vout V2 R1
Lebih terperinciKEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI NOMOR : 193 /DIRJEN/2005 T E N T A N G
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI NOMOR : 193 /DIRJEN/2005 T E N T A N G PERSYARATAN TEKNIS ALAT DAN PERANGKAT KOMUNIKASI RADIO MICROWAVE LINK DIREKTUR JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. dengan mencari spectrum holes. Spectrum holes dapat dicari dengan
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Penelitian ini akan membahas efisiensi spektrum dan energi dengan metode energy detection yang bertujuan untuk mengefisiensikan penggunaan spektrum dengan mencari
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Prinsip Kerja Sistem Yang Dirancang Pada dasarnya alat yang dibuat ini adalah untuk melakukan suatu transfer data karakter menggunakan gelombang radio serta melakukan pengecekan
Lebih terperinci1.2 Tujuan Penelitian 1. Penelitian ini bertujuan untuk merancang bangun sirkit sebagai pembangkit gelombang sinus synthesizer berbasis mikrokontroler
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dewasa ini dunia telekomunikasi berkembang sangat pesat. Banyak transmisi yang sebelumnya menggunakan analog kini beralih ke digital. Salah satu alasan bahwa sistem
Lebih terperinciBAB 2 SISTEM KOMUNIKASI VSAT
BAB 2 SISTEM KOMUNIKASI VSAT 2.1 Konfigurasi Sistem Komunikasi Satelit VSAT Dalam jaringan VSAT, satelit melakukan fungsi relay, yaitu menerima sinyal dari ground segment, memperkuatnya dan mengirimkan
Lebih terperinciPerancangan Radio Frequency High Gain Low Noise Amplifier pada Frekuensi 2,3 GHz untuk Mobile WiMax
JURNAL ILMIAH ELITE ELEKTRO, VOL. 2, NO. 2, EPTEMBER 2: 5- Perancangan Radio Frequency High Gain Low Noise Amplifier pada Frekuensi 2,3 GHz untuk Mobile WiMax Toto upriyanto *, Teguh Firmansyah, dan Anton
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN REALISASI ANTENNA CONTROL UNIT BERUPA PHASE SHIFTER DIGITAL UNTUK ANTENA PHASED ARRAY 4X4 PADA FREKUENSI S-BAND UNTUK RADAR 3D
PERANCANGAN DAN REALISASI ANTENNA CONTROL UNIT BERUPA PHASE SHIFTER DIGITAL UNTUK ANTENA PHASED ARRAY 4X4 PADA FREKUENSI S-BAND UNTUK RADAR 3D Fahmi Lismar Halim 1), Bambang Setia Nugroho 2), Yuyu Wahyu
Lebih terperinciPOLITEKNIK NEGERI JAKARTA
LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM KOMUNIKASI RADIO SEMESTER V TH 2013/2014 JUDUL REJECTION BAND AMPLIFIER GRUP 06 5B PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI JAKARTA PEMBUAT
Lebih terperinciLAPORAN SKRIPSI ANALISIS UNJUK KERJA MODULASI EKSTERNAL OPTIS DALAM MODEL DETEKSI KOHEREN PADA SISTEM BASEBAND OVER FIBER
LAPORAN SKRIPSI ANALISIS UNJUK KERJA MODULASI EKSTERNAL OPTIS DALAM MODEL DETEKSI KOHEREN PADA SISTEM BASEBAND OVER FIBER Performance Analysis of Optical External Modulation with Coherent Detection on
Lebih terperinciPerancangan Collpits Oscillator Frekuensi 1 MHz dengan Resistansi Negatif pada Peralatan NDB Tipe ND 200
Perancangan Collpits Oscillator Frekuensi 1 MHz dengan Resistansi Negatif pada Peralatan NDB Tipe ND 200 Iga Ayu Mas Oka 1, Esti Handarbeni 2 Teknik Telekomunikasi dan Navigasi Udara Sekolah Tinggi Penerbangan
Lebih terperinciANALISIS KINERJA MODULASI ASK PADA KANAL ADDITIVE WHITE GAUSSIAN NOISE (AWGN)
ANALISIS KINERJA MODULASI ASK PADA KANAL ADDITIVE WHITE GAUSSIAN NOISE (AWGN) JOSUA RINGIGAS BARAT HUTABARAT Program Studi Teknik Elektro Konsentrasi Teknik Telekomunikasi Sekolah Tinggi Teknik Harapan
Lebih terperinci