LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG NOMOR : 1 TAHUN : 1991 SERI : D.15

Transkripsi

1 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG NOMOR : 1 TAHUN : 1991 SERI : D.15 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG NOMOR : 1 TAHUN : 1991 TENTANG KETENTUAN DAN BIAYA AIR BERSIH PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. BUPATI KEPALA DAERAH TINGKAT II SUMEDANG ; Menimbang : a. bahwa pelayanan air bersih kepada masyarakat yang dikelola oleh Perusahaan daerah Air Minum Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang semakin meningkat sejalan dengan bertambahnya jumlah langganan ; b. bahwa untuk memudahkan pengawasan dan peningkatan pelayanan air bersih kepada masyarakat oleh Perusahaan Daerah Air Minum tersebut di atas, perlu adanya ketentuan dan biaya pelayanan air bersih; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada butir a dan b diatas, maka ketentuan dan biaya pelayanan Air Bersih perlu ditetapkan dalam Peraturan Daerah. Mengingat : 1. Undang - Undang Nomor 5 Tahun 1974, tentang Pokok - pokok Pemerintahan Di Daerah ; 2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerahdaerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Barat ; 3. Undang-Undang Nomor 12 Drt. Tahun 1957 tentang Peraturan Umum Retribusi Daerah ; 4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962, tentang Perusahaan Daerah ;

2 5. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1953 tentang pelaksanaan Penyerahan Sebagian dari Urusan Pemerintah Pusat mengenai Pekerjaan Umum di Daerah daerah Otonom Kabupaten Kota Besar dan Kota Kecil di Jawa ; 6. Peraturan Menteri Dalam Negeri 14 Tahun 1974 tentang Bentuk Peraturan Daerah ; 7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 1984 tentang Tata Cara Pembinaan dan Pengawasan Perusahaan Daerah di lingkungan Pemerintah Pusat ; 8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor tanggal 30 Juni 1988 tentang Pedoman Penetapan Tarif Air Minum pada Perusahaan Daerah air Minum ; 9. Surat Keputusan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri 5 Tahun 1984 Pekerjaan Umum Nomor : tentang pedoman Struktur 28 / Kpts /1984 dan Perhitungan untuk menentukan Tarif Air Minum bagi PDAM dan BPAK ; 10. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang Nomor 6 Tahun 1985 tentang Pembentukan Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang Jo. Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 1989 tentang Perubahan untuk Pertama Kalinya Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 1985 tentang Pembentukan Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang ; 11. Peraturan Daerah Kabupaten Tingkat II Sumedang Nomor 14 Tahun 1988, tentang Ketentuan Pokok Badan Pengawas, Direksi dan Kepegawaian Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang ; 12. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sunedang Nomor 6 Tahun 1986, tentang Penunjukan Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang melaksanakan Penyidikan terhadap Pelanggaran Peraturan Daerah yang memuat ketentuan Pidana.

3 DENGAN PERSETUJUAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH TINGKAT II SUMEDANG. MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG TENTANG KETENTUAN DAN BIAYA PELAYANAN AIR BERSIH PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : a. Daerah adalah Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang ; b. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang ; c. Bupati Kepala Daerah adalah Bupati Kepala Daerah tingkat II Sumedang ; d. DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Daerah tingkat II Sumedang ; e. PDAM adalah Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang ; f. Direktur adalah Direktur Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang ; g. Konsumen adalah setiap orang atau Badan yang memakai/menggunakan Air Minum yang dikelola PDAM ; h. Pelanggan adalah setiap orang atau Badan yang memakai/ menggunakan Air Minum secara terus menerus melalui instalasi PDAM ; i. Instalasi adalah semua jenis pipa, peralatan dan perlengkapan lainnya milik PDAM yang dipergunakan untuk mendistribusikan Air Minum ke tempat pelanggan/konsumen ; j. Pipa Induk Distribusi adalah pipa yang menghubungkan antara bak penampung air dengan pipa cabang distribusi atau tertier ;

4 k. Pipa Cabang Distribusi atau Tersier adalah pipa yang menghubungkan antara pipa induk distribusi dengan pipa dinas ; l. Pipa Dinas adalah pipa yang menghubungkan antara pipa cabang distribusi atau tersier sampai dengan meteran air ; m. Pipa Persil adalah pipa lanjutan dari meteran air sampai masuk ke halaman atau ke dalam rumah/tempat pelanggan ; n. Meteran Air adalah alat ukur untuk mengetahui jumlah meter kubik ( m3 ) air minum yang digunakan oleh pelanggan dan merupakan milik PDAM ; o. Air Minum adalah air bersih sesuai dengan standar Departemen Kesehatan yang dikelola oleh PDAM ; p. Unit Perusahaan Daerah Air Minum adalah unit-unit Perusahaan Daerah Air Minum yang ada di kecamatan-kecamatan dalam wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang yang pelanggannya berjumlah 0 s/d 1000 pelanggan ; q. Cabang Perusahaan Daerah Air Minum adalah Cabang perusahaan Daerah Air Minum yang ada di Kecamatan-kecamatan dalam Wilayah kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang maupun di kota Kabupaten Sumedang yang langganannya yang berjumlah 1000 lebih ; r. Rekening adalah Surat Tanda Pembayaran yang harus dibayar oleh pelanggan berdasarkan nilai uang yang tercantum di dalamnya ; s. Tarif air Minum adalah Harga Air Minum permeter kubik ( M3 ) yang harus dibayar oleh langganan atas pemakainya. BAB II PEMASANGAN SAMBUNGAN AIR MINUM Pasal 2 (1). Setiap calon pelanggan yang hendak memasang sambungan air minum harus mendaftarkan diri kepada PDAM dengan cara mengisi formulir permohonan yang disediakan oleh PDAM dan membayar biaya pendaftaran, biaya penelitian serta uang jaminan langganan ; (2). Calon pelanggan yang memenuhi persyaratan akan diberi surat pemberitahuan pemasangan sambungan air minum ;

5 (3). Selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari terhitung mulai tanggal surat pemberitahuan seperti dimaksud ayat 2 (dua) Pasal ini calon pelanggan harus melunasi semua biaya pemasangan sambungan air minum yang disetor langsung ke Kas PDAM atau di empat lain yang ditunjuk ; (4). Bagi calon Pelanggan yang telah melunasi semua biaya seperti dimaksud ayat ( 3 ) Pasal ini dinyatakan sebagai pelanggan dan PDAM berkewajiban melaksanakan pemasangan sambungan air minum sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pasal 3. (1). Tempat dan letak pemasangan meteran air dan pipa persil ditentukan dan dilaksanakan oleh PDAM ; (2). Bagi pelanggan yang hendak mengganti, merubah atau memindahkan meter air harus mengajukan permohonan kepada PDAM. BAB III BIAYA PELAYANAN Pasal 4 (1). Besarnya biaya pendaftaran, biaya penelitian dan pemeriksaan instalasi untuk setiap permohonan pelanggan sambungan air minum ditetapkan sebagai berikut : Biaya Pendaftaran / Penelitian dan Perencanaan. a. Non Niaga Rp ,00 b. Niaga Rp ,00 c. Sosial Rp ,00 d. Industri Rp ,00 e. Khusus Rp ,00 (2). Besarnya biaya pemasangan dan penyambungan langganan baru ditetapkan sebagai berikut : a. Daftar biaya pemasangan air minum ke rumah-rumah dengan jarak sambungan sampai dengan meter air dari pipa cabang distribusi atau tertier, untuk semua golongan adalah sejumlah biaya yang dikeluarkan berdasarkan harga barang dipakai untuk pemasangan tersebut ;

6 b. Apabila ada biaya tambahan lain akan diperhitungkan berdasarkan harga bahan dan upah yang berlaku pada saat pemasangan ; c. Biaya administrasi/perencanaan pemasangan instalasi dalam rumah, adalah sebagai berikut : 1. Golongan I Sosial, 10 % ( sepuluh perseratus ) X Rencana Anggaran Biaya Pemasangan ( RAB ) ; 2. Golongan II Non Niaga, 15 % ( lima belas perseratus ) X rencana Anggaran Biaya Pemasangan ( RAB ) ; 3. Golongan III Niaga, 30 % ( tiga puluh perseratus ) X Rencana Anggaran Biaya Pemasangan ( RAB ) ; 4. Golongan IV Industri, 50 % ( lima puluh perseratus ) X Rencana Anggaran Biaya Pemasangan ( RAB ) ; 5. Golongan V Khusus, 50 % ( lima puluh perseratus ) X Rencana Anggaran Biaya Pemasangan. (3). Biaya pemindahan meteran air tanpa menambah perlengkapan pipa sebesar Rp. 6000,00 ( enam ribu rupiah ) ; Biaya pemindahan meter air dengan penambahan perlengkapan pipa sebesar Rp. 6000,00 ( enam ribu rupiah ) ditambah perlengkapan pipa yang digunakan. (4). Biaya penyambungan di Unit PDAM. - Dengan memakai pembatas arus Rp ,00 / sambungan ; - Dengan memakai meteran biaya real cost sesuai dengan rencana biaya. (5). Biaya Balik Nama langganan. a. Non Niaga Rp ,00 b. Niaga : - Kecil. Rp ,00 - Sedang.. Rp ,00 - Besar. Rp ,00 c. Sosial.. Rp ,00 d. Industri : - Kecil Rp ,00 - Besar. Rp ,00 e. Khusus Rp ,00

7 Pasal 5 (1). Setiap pelanggan diharuskan membayar uang jaminan langganan yang dibayar bersama dengan biaya pendaftaran dan biaya penelitian ; (2). Besarnya uang jaminan seperti yang dimaksud ayat (1) Pasal ini adalah sebagai berikut : a. Non Niaga. Rp ,00 b. Niaga : - Kecil. Rp ,00 - Sedang.. Rp ,00 - Besar. Rp ,00 c. Sosial. Rp ,00 d. Industri Rp ,00 e. Khusus Rp ,00 (3). Uang jaminan seperti dimaksud ayat (2) Pasal ini dapat diambil kembali oleh pelanggan apabila berhenti menjadi langganan setelah dipotong hutang-hutang yang mungkin ada ; (4). Uang jaminan yang tidak diambil dalam jangka waktu 6 (enam ) bulan setelah pelanggan berhenti atau dinyatakan berhenti, maka uang jaminan tersebut menjadi milik PDAM. Pasal 6. (1). Biaya pelayanan air minum tiap M3 ( meter kubik ) dalam rupiah akan ditetapkan lebih lanjut dalam Keputusan Bupati Kepala Daerah yang berlaku setelah mendapat pengesahan dari Pejabat yang berwenang ; (2). Penghitungan pemakaian air minum yang harus dibayar tiap bulan adalah sesuai dengan pemakaian berdasarkan perhitungan meteran : a. Untuk Non Niaga dan Sosial pemakaian kurang dari 10 M3 dihitung 10 M3 ; b. Untuk Niaga dan Industri pemakaian kurang dari 20 M3 dihitung 20 M3.

8 Pasal 7. (1). Para pelanggan dibagi dalam beberapa klasifikasi golongan langganan ; Golongan I Sosial : A. Sosial Umum : - Kran umum ; - Kamar mandi Umum ; - WC Umum. B. Sosial Khusus : - Puskesmas ; - Rumah Sakit Pemerintah ; - Klinik pemerintah, Laboratorium, Sanatorium Pemerintah ; - Tempat-tempat Ibadah ( Mesjid, Surau, Gereja, Klenteng ) ; - Lembaga Sosial ( Panti Asuhan, Rumah Jompo, Rumah Rehabilitasi, dll ). Golongan II Non Niaga : A. Rumah Tangga. B. Instalasi pemerintah : - Sarana Instansi Pemerintah ; - Lain-lain Lembaga/Instansi pemerintah ; - Kolam renang Umum Milik Pemerintah : - Sekolah Perguruan Tinggi serta tempat-tempat kursus. Golongan III Niaga : A. Niaga Kecil : - Warung, Kios, Jongko ; - Bengkel Kecil ; - Penjahit ; - Kegiatan Usaha yang bersatu dengan rumah tangga ; - Praktek Cukur Umum ; B. Niaga Sedang : - Rumah Makan ; - Toko ; - Losmen, Penginapan ; - Salon Kecantikan ; - Rumah Sakit, Klinik, dan Laboratorium milik Swasta ; - Kantor Perusahaan, PT, CV ; - Percetakan ;

9 - Pabrik Tahu : - Kantor Notaris, Pengacara, Konsultan ; - Praktek Dokter/Spesialis ; - Studio Radio Swasta ; - Kantor Bank, Asuransi ; - Apotik, Rumah Obat ; - Biro Iklan, Perjalanan ; - BUMN/BUMD ; - Tempat Cuci Kendaraan. C. Niaga Besar : - Hotel ; - Restoran ; - Bengkel Besar, Service Station ; - Tempat Hiburan ( Bioskop, Diskotik ) ; - Penggilingan Padi ; - Perusahaan peternakan, Perindustrian Dagang, Pengangkutan ; - Perusahaan Dagang dan Jasa Menengah Besar Lainnya ; - Super Market ; - Kolam Renang Swasta ; - Pabrik Es. Golongan IV Industri : - Industri Kecil : - Industri Rumah ( Home Industri ) ; - Pabrik ( Industri Makanan/Minuman ) ; - Pabrik ( Industri Sepatu ) ; - Industri Garment ( Konfeksi ) ; - Industri Kerajinan Tangan ; - Industri Alat-Alat Rumah Tangga ; - Industri Keramik, Genting, Bata ; - Industri Perkebunan ; - Industri/Pabrik Kecil Lainnya.

10 - Industri Besar : - Industri Menengah/Besar Lainnya ; - Pabrik Industri, Logam, Seng Baja atau Peleburan Textile. Golongan V Khusus : - Pelabuhan Udara - Pelabuhan Sungai Pasal 8. (1). Biaya Administrasi per rekening/bulan dikenakan sebesar Rp. 200,00 ( dua ratus rupiah ) ; (2). Biaya Pemeliharaan Meter Air per rekening/ bulan dikenakan sebagai berikut : a. Meteran Air ½.. Rp. 500,00 b. Meteran Air ¾ Rp. 550,00 c. Meteran Air 1. Rp. 800,00 d. Meteran Air 1 ¼... Rp ,00 e. Meteran Air 1 ½... Rp ,00 f. Meteran Air 2.. Rp ,00 g. Meteran Air 3.. Rp ,00 h. Meteran Air 4.. Rp ,00 i. Ukuran lebih dari 4.. Rp ,00 Pasal 9. (1). PDAM dapat melayani konsumen yang memerlukan Air Minum dengan menggunakan Tanki Air ; (2). Biaya Pelayanan Air Minum dengan kendaraan Tanki Air dimaksud ayat (1) Pasal ini, ditetapkan lebih lanjut oleh Bupati Kepala Daerah, setelah mendapat pengesahan Pejabat yang berwenang sebagaimana dimaksud pasal 6 Peraturan Daerah ini.

11 BAB IV PEMBAYARAN DAN PENAGIHAN Pasal 10 (1). Pembayaran semua biaya menurut Peraturan daerah ini diberikan kwitansi/rekening yang ditanda tangani oleh Direktur atau Pejabat yang ditunjuk untuk itu ; (2). Pembayaran semua biaya seperti yang dimaksud ayat (1) Pasal ini, dilakukan di Kas PDAM atau di tempat lain yang ditunjuk untuk itu ; (3). Pembayaran rekening air harus dilunasi selambat-lambatnya tanggal 15 bulan berikutnya. BAB V PENGHENTIAN DAN PELAYANAN Pasal 11 (1). PDAM dapat menghentikan pelayanan air minum kepada pelanggan apabila : a. Meteran air dirubah, diganti dan atau dipindahkan oleh langganan ; b. Pipa persil dipakai menyimpang dari ketentuan yang berlaku ; c. Pembayaran rekening air tidak dilunasi selama 2 ( dua ) bulan berturut-turut ; d. Permintaan sendiri disebabkan hal-hal lain misalnya kosong,dll. (2). Pelanggan yang dihentikan air minumnya ditetapkan dengan Surat Perintah Kerja Direksi ; (3). Pelanggan yang telah dihentikan pelayanan air minumnya sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini, dapat disambung kembali setelah semua hutang-hutangnya dilunasi dan denda-dendanya dibayar ; (4). Bagi pelanggan yang telah dihentikan pelayanan air minumnya selama 6 ( enam ) bulan sebelum melunasi hutang dan denda-denda tersebut, maka PDAM akan melakukan pembongkaran saluran instalasi ; (5). Pelanggan yang menghendaki penyambungan air minum kembali setelah dilakukan pembongkaran seperti yang dimaksud ayat (4) Pasal ini, akan dikenakan ketentuanketentuan sebagai pemohon baru dan harus melunasi semua hutang-hutang dan dendadenda ;

12 (6). Ketentuan ayat (3), (4) dan (5) Pasal ini tidak berlaku bagi pelanggan yang dihentikan pelayanan air minumnya atas permintaan sendiri : - Tiap bulan harus membayar biaya adminstrasi dan pemeliharaan meteran air ; - Apabila saluran akan dibuka kembali maka berkewajiban membayar biaya pembukaan kembali. BAB VI D E N D A Pasal 12 (1). Setiap keterlambatan pembayaran rekening air seperti yang dimaksud ayat ( 3) Pasal 10 Peraturan Daerah ini, dikenakan denda sebesar Rp. 1000,00/ bulan / rekening ; (2). - Biaya pembukaan kembali setelah penghentian pelayanan seperti yang dimaksud ayat (1) Pasal 11 Peraturan Daerah ini dikenakan biaya sebesar Rp ,00 ; - Biaya pembukaan kembali setelah penghentian pelayanan seperti dimaksud ayat (1) butir d Pasal 11 Peraturan Daerah ini dikenakan biaya sebesar Rp ,00 ; (3). Biaya penggantian kartu tagihan Rp. 1000,00 ; (4). Biaya penggantian Box Water Rp ,00 ; (5). Besarnya denda kerusakan ditetapkan sebagai berikut : a. Merusak Box water Meter : - Non Niaga. Rp ,00 - Niaga. Rp ,00 - Sosial.. Rp ,00 - Industri Rp ,00 - Khusus.. Rp ,00 b. Merusak Segel : - Non Niaga. Rp ,00 - Niaga Rp ,00 - Sosial. Rp ,00 - Industri. Rp ,00 - Khusus. Rp ,00

13 c. Kaca Pecah : - Non Niaga Rp ,00 - Niaga Rp ,00 - Sosial. Rp ,00 - Industri Rp ,00 - Khusus Rp ,00 d. Merusak Water meter : - Non Niaga.. Rp ,00 - Niaga Rp ,00 - Sosial Rp ,00 - Industri. Rp ,00 - Khusus Rp ,00 (6). Pengambilan air sebelum water Meter : - Non Niaga Rp ,00 - Niaga Rp ,00 - Sosial.. Rp ,00 - Industri Rp ,00 - Khusus Rp ,00 (7). Pengambilan air yang dilakukan oleh yang bukan langganan air minum dikenakan denda dengan perhitungan sebagai berikut : - Non Niaga.. Rp ,00 - Niaga.... Rp ,00 - Sosial.. Rp ,00 - Khusus... Rp ,00 (8). Denda kepada langganan air minum yang memberikan air kepada orang lain dengan memakai slang secara terus menerus maka dikenakan sanksi administrasi sebagai berikut: - Non Niaga.. Rp ,00/ bl - Niaga. Rp ,00/ bl - Sosial. Rp ,00/ bl

14 - Industri. Rp ,00/ bl - Khusus Rp ,00/ bl (9). Pemakaian pompa hisap langsung dikenakan sanksi administrasi sebagai berikut : - Non Niaga Rp ,00 - Niaga. Rp ,00 - Sosial.. Rp ,00 - Industri Rp ,00 - Khusus. Rp ,00 (10). Sanksi terhadap langganan atau bukan langganan air minum yang mengambil air dari Kran Kebakaran yang digunakan selain untuk Pemadam Kebakaran : - 0 s/d 100 M3 Tarif Rp ,00 /M s/d lebih tarif Rp ,00 /M 3 (11). Sanksi terhadap langganan air minum yang mengadakan perubahan-perubahan pada pipa/saluran dengan tidak seijin PDAM dikenakan sanksi sebagai berikut : - Non Niaga Rp ,00 - Niaga. Rp ,00 - Sosial Rp ,00 - Industri. Rp ,00 - Khusus Rp ,00 Ditambah dengan biaya perencanaan pemasangan ( menurut taksiran PDAM ). - Non Niaga = 25 % X RAB - Niaga = 30 % X RAB - Sosial = 15 % X RAB - Industri = 50 % X RAB - Khusus = 60 % X RAB RAB : Rencana Anggaran Biaya. (12). Sanksi terhadap langganan air minum yang menjual/memperdagankan air dengan tidak mendapat ijin dari PDAM. - Non Niaga Rp ,00 / bl - Niaga Rp ,00 / bl - Sosial Rp ,00 / bl

15 - Industri.. Rp ,00 / bl - Khusus.. Rp ,00 / bl Pasal 13. Bagi calon pelanggan yang tidak dapat melunasi semua biaya setelah lewat waktu seperti yang dimaksud ayat (3) Pasal 2 Peraturan Daerah ini, dinyatakan mengundurkan diri dan biaya pendaftaran, biaya penelitian, serta uang jaminan langganan yang telah disetorkan menjadi milik PDAM. BAB VII PENGUKURAN PEMAKAIAN AIR MINUM Pasal 14 (1).Banyaknya pemakaian air minum ditentukan tiap bulan menurut angka Penunjuk Meteran Air ; (2). Bagi unit PDAM yang tidak memakai Meteran Air banyaknya pemakaian air minum ditentukan dengan pembatas arus ( Flow Restricktor ) dengan kapasitas bermacammacam dan tergantung jam pelayanan terhadap masyarakat. a. Sambungan langsung 25 1/jam apabila 25 jam pelayanan = 600 1/hari = 18 M3/ bulan ; b. Hydran Umum 250 1/jam apabila 24 jam pelayanan = /hari = 180 M3/ bulan ; c. Sambungan langsung 50 1/jam apabila 24 jam pelayanan = 1,2 M3/hari = 36 M3/ bulan ; d. Hydran Umum 500 1/jam apabila 24 jam pelayanan = 12 M3/hari = 360 M3/ bulan. (3). Taksiran pemakaian untuk meter air dan tidak terbaca, dihitung berdasarkan rata-rata 3 (tiga) bulan berturut-turut dan disesuaikan dengan jumlah jiwa yang diperhitungkan 3 M3/ jiwa/ bulan ; (4). Meteran tesebut pada ayat (3). Dapat diuji kebenarannya baik atas permintaan pelanggan maupun PDAM.

16 BAB VIII KEWAJIBAN DAN LARANGAN Pasal 15 (1). Setiap pelanggan wajib untuk memelihara dan mengarahkan instalasi yang digunakan olehnya ; (2). Setiap pelanggan wajib melapor kepada PDAM apabila terjadi kerusakan dan atau kehilangan pipa persil, meter air dan perlengkapan lainnya milik PDAM yang digunakan olehnya ; (3). Setelah pelanggan melapor kepada PDAM seperti yang dimaksud ayat (2) Pasal ini dan setelah membayar biaya seperti dimaksud ayat (3 ) Pasal 4 Peraturan Daerah ini, maka PDAM wajib melaksanakan Perbaikan dan atau penggantian sesuai dengan ketentuan yang berlaku ; (4) Untuk kepentingan pemeriksaan dan pengawasan instalasi, pelanggan wajib memberikan ijin kepada petugas PDAM untuk memasuki rumah/tempat pelanggan ; (5). Setiap pelanggan wajib memberikan ijin kepada PDAM untuk pengembangan langganan sepanjang tekanan air mencukupi dan sebelum pelaksanaannya PDAM akan memberitahukan. Pasal 16. (1). Setiap pelanggan atau orang lain dilarang : a. Memindahkan, merusak, membuka segel dan atau segala bentuk pengaman yang ada pada meteran air ; b. Mengambil air minum sebelum dan atau tidak melalui meteran air ; c. Menggunakan pompa sedotan/pompa hisap langsung dari pipa cabang distribusi, pipadinas maupun pipa persil dan atau dengan cara lain yang menyimpang dari ketentuan yang berlaku ; d. Mencuci barang dan atau mandi di dekat alat-alat Kran Umum. (2). Setiap orang atau badan dilarang : a. Memakai atau menggunakan air dari Kran Kebakaran ; b. Merubah atau membuka tutup Kran Kebakaran yang dipasang pada pipa Induk Distribusi, kecuali untuk kepentingan Pemadam Kebakaran dan setelah selesai

17 pemakaiaannya wajib melapor kepada PDAM selambat-lambatnya 1 x 24 jam setelah pembukaan Kran Kebakaran tersebut. BAB IX KETENTUAN LAIN-LAIN DAN PENUTUP Pasal 17 (1). Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai teknis pelaksanaan akan diatur kemudian dengan Keputusan Bupati Kepala Daerah ; (2). Dengan berlakunya Peraturan daerah ini maka semua ketentuan yang bertentangan dengan Peraturan Daerah ini dinyatakan tidak berlaku lagi. Pasal 18. Peraturan Daerah ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUMEDANG Ketua, ttd. OMO RACHMAT Sumedang, 4 Februari BUPATI KEPALA DAERAH TINGKAT II SUMEDANG ttd DRS. H. SUTARDJA Peraturan Daerah ini disyahkan oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat dengan Surat Keputusannya tanggal 15 Juli 1991 Nomor /SK : 1431 Huk/91. GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA BARAT, ttd.. H.R. MOCH. YOGIE SM.

18 Diundangkan dalam Lembaran Daerah Kabupaten Daerah tingkat II Sumedang tanggal 2 Agustus 1991 Nomor 1 Tahun 1991 Seri D.15. SEKRETARIS WILAYAH / DAERAH Drs. H. YITNO. NIP

19 PENJELASAN : Atas Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang Nomor 1 Tahun 1991 tentang Ketentuan dan Biaya Pelayanan Air Bersih Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang. I. PENJELASAN UMUM : Dalam upaya meningkatkan pelayanan kepada warga masyarakat dan pelanggan air bersih di Kabupaten Daerah Tingkat II Sumedang sesuai dengan kondisi dan situasi dewasa ini jumlah pemakai dan pelanggan Air Bersih semakin meningkat. Berdasarkan potensi yang ada perlu pemanfaatannya agar lebih berdaya guna dan berhasil guna, hal ini perlu mempunyai landasan hukum sesuai dengan ketentuan yang berlaku agar pengelolaan dan pengawasannya dapat berjalan dengan tertib dan teratur. II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL : BAB. I : KETENTUAN UMUM. Pasal 1 : Cukup Jelas ; BAB. II : PEMASANGAN SAMBUNGAN AIR MINUM. Pasal 2 s/d Pasal 3 : Cukup Jelas ; BAB. III : BIAYA PELAYANAN. Pasal 4 s/d Pasal 9 : Cukup Jelas ; BAB. IV : PEMBAYARAN DAN PENAGIHAN. Pasal 10 : Cukup Jelas ; BAB. V : PENGHENTIAN PELAYANAN. Pasal 11 : Cukup Jelas ; Pasal 12 ayat (1) s/d ayat (7) : Cukup Jelas ; Pasal 12 ayat (8) : Maksud pengenaan denda kepada pelanggan Air Minum yang memberikan air kepada orang lain dengan memakai slang secara terus menerus adalah : 1. Untuk meningkatkan cakupan pelayanan supaya berupaya memasang sendiri ; 2. Dikhawatirkan dijual dengan tarif tinggi ; 3. Tidak terjadi kontraminasi dari slang ;

20 4. Menimbulkan kecemburuan terhadap pelanggan lain orang tidak memasang sendiri, mendapatkan/menikmati air bersih.