KINERJA HUKUM TUA DALAM MENJALANKAN FUNGSI DAN PERANNYA DI DESA SEA KECAMATAN PINELENG KABUPATEN MINAHASA. Oleh HASANUDDIN UMACINA.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KINERJA HUKUM TUA DALAM MENJALANKAN FUNGSI DAN PERANNYA DI DESA SEA KECAMATAN PINELENG KABUPATEN MINAHASA. Oleh HASANUDDIN UMACINA."

Transkripsi

1 KINERJA HUKUM TUA DALAM MENJALANKAN FUNGSI DAN PERANNYA DI DESA SEA KECAMATAN PINELENG KABUPATEN MINAHASA Oleh HASANUDDIN UMACINA Abstrak Dalam konteks sistem pemerintahan Negara Republik Indonesia yang membagi daerah Indonesia atas daerah-daerah besar dan daerah kecil,dengan bentuk susunan tingkat pemerintahan terendah adalah desa atau kelurahan,oleh karena itu sistem dan mekanisme penyelenggaraan pemerintahan daerah sangat di dukung oleh pemerintah desa sebagai bagian dari pemerintah daerah.desa sebagai instansi pelayanan publik di tuntut untuk memperbaiki serta mengantisipasi perkembangan masarakatnya yang terjadi dalam rangka meningkatkan kinerja dan kerja insatansi pemerintah dan menunjang terciptanya pemerintahan yang baik (good Governance). Untuk mewujudkannya di perlukannya seorang pemimpin pemerintahan yang baik dan handal berkaitan dengan hal tersebut,maka diharapkan dapat diwujudkan dengan cara meningkatkan produktifitas dan kinerja pemerintah desa itu sendiri.untuk terselenggaranya kinerja yang baik merupakan prasyarat utama yang di serukan oleh masyarakat kepada pemerintah sejalan dengan meningkatnya tingkat pengetahuan pendidikan masyarakat.sehingga tuntutan ini merupakan hal yang wajar dan suda seharusnya direspon oleh pemerintah dengan melakukan perubahan yang terarah pada terwujudnya penyelenggaraan pemerintah yang bertanggung jawab,berdaya guna,berhasil guna,bersih,jelas nyata sesuai dengan fungsi dan perannya.sebagaimana diatur dalam peraturan pemerintah Nomor 72 tahun 2005 tentag Desa.Pemerintah Desa Sea Kecamatan Pineleng sering melibatkan masyarakat desa dalam kegiatan-kegiatan program yang berujuan untuk membangun desa, peran pemerintah berkaitan dengan pembangunan selalu melibatkan masyarakat, keterlibatan masyarakat mulai dari perencanaan program,sampai pada pelaksanaannya. (Key Words :Kinerja Hukum Tua Dalam Menjalankan Fungsi Dan Perannya) A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Masalah Dalam konteks sistem pemerintahan Negara Republik Indonesia yang membagi daerah Indonesia atas daerah-daerah besar dan daerah kecil, dengan bentuk dan susunan tingkat pemerintahan terendah adalah desa atau kelurahan.pemerintah desa sebagai ujung tombak dalam sistem pemerintahan daerah akan berhubungan dan bersentuhan langsung dengan masyarakat. Karena itu sistem dan mekanisme penyelenggaraan pemerintahan daerah sangat didukung oleh pemerintah desa sebagai bagian dari Pemerintah Daerah.khususnya 1

2 pemerintah desa harus diarahkan untuk dapat menciptakan pemerintahan yang peka terhadap perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam masyarakat. Desa sebagai instansi pelayanan publik dituntut untuk memperbaiki serta mengantisipasi perkembangan masyarakat yang terjadi dalam rangka meningkatkan kinerja dan kerja instansi pemerintah dan menunjang terciptanya pemerintahan yang baik (Good Governance).Yang menjadi salah faktor terpenting dalam pemerintahan sendiri yakni pemimpin yaitu dalam hal ini Pemerintah Desa.Sebagaimana yang di atur dalam peraturan pemerintah No72 Tahun 2005 Pemimpin yang baik merupakan pemimpin yang partisipatif dan dapat beradaptasi dalam proses ini dengan tenang, menyenangkan dan mudah diajak berdiskusi. Seorang pemimpin yang baik harus memahami bahwa apa yang dikerjakan untuk diri sendiri dilakukan juga untuk orang lain.peranan seorang pemimpin sangat penting untuk mencapai tujuan yang diinginkan terutama berkaitan dengan kinerja Hukum Tua. Peran Hukum Tua sangat penting dalam meningkatkan kinerjanya disuatu desa, karena Hukum Tua merupakan pemimpin dalam pemerintahan desa sehingga segala sesuatu yang berhubungan dengan masyarakat didalam lingkungan pemerintahan Desa itu merupakan tanggung jawabnya beserta dengan perangkat-perangkat desa lainnya.akan tetapi dalam kenyataannya masih ada masalah yang muncul dalam pemerintahan Desa itu sendiri baik dari peran seorang Hukum Tua maupun dari segi responsive masyarakat desa. Adapun masalahnya yakni, Kinerja Hukum Tua dalam pengambilan keputusan, dalam bentuk kehadiran pertemuan kemasyarakatan, partisipasi dalam bentuk motivasi masyarakat untuk berpartisipasi dalam kegiatan Desa, dan Transparan terhadap masyarakat Desa Sea, dimana keterbukaan Hukum Tua dalam penyaluran informasi kepada masyarakat kurang dan terbatas, penulis melihat Desa Sea Kecamatan Pineleng Kabupaten Minahasa, merupakan salah satu desa yang memiliki masalah seperti yang telah dipaparkan diatas kinerja Hukum Tua di Desa Sea. Terselenggaranya kinerja yang baik merupakan prasyarat utama yang diserukan oleh masyarakat kepada pemerintah sejalan dengan meningkatnya tingkat pengetahuan pendidikan masyarakat, sehingga tuntutan ini merupakan hal yang wajar dan sudah sharusnya direspon oleh pemerintah dengan melakukan perubahan yang terarah pada terwujudnya penyelenggraan pemerintahan yang bertanggung jawab, berdaya guna, berhasil guna, bersih, jelas dan nyata sesuai dengan fungsi dan perannya. Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut dengan mengangkat judul : Kinerja Hukum Tua Dalam Menjalankan Fungsi dan Perannya di Desa Sea Kecamatan Pineleng Kabupaten Minahasa. 2

3 2. Perumusan Masalah Bertitik tolak pada latar belakang masalah serta kesimpulan-kesimpulan pendapat yang telah dikemukakan diatas ini, maka rumusan masalah dalam rangka penelitian ini adalah sebagai berikut : Berapa besar kinerja hukum tua dalam menjalankan fungsi dan perannya di Desa Sea Kecamatan Pineleng Kabupaten Minahasa? 3. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui besarnyakinerja Hukum Tua dalam menjalankan fungsi dan perannya di Desa Sea Kecamatan Pineleng Kabupaten Minahasa. 4. Manfaat Penelitian - Secara ilmiah, diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi sumbangan bahan kajian teori masyarakat terhadap kinerja pemerintah desa dalam menjalankan sistem pemerintahan kearah yang lebih baik, guna kemajuan pembangunan masyarakat. - Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan kontribusi bagi pemerintah desa, untuk secara lebih efektif dan efisien serta diharapkan dapat memberikan bahan informasi berkaitan dengan praktek penyelenggaraan pemerintahan sesuai dengan kinerjanya di Desa Sea. B. TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Kinerja Kinerja menurut Achmad Amins (2012 : 47) Kinerja diartikan sebagai ekspresi potensi berupa perilaku atau cara seseorang atau kelompok orang dalam melaksanakan suatu kegiatan atau tugas sehingga menghasilkan suatu produk yang merupakan wujud dari semua tugas dan tanggung jawab pekerjaan yang diberikan kepadanya. Oleh sebab itu, kinerja dapat diukur berdasarkan tiga aspek, yaitu 3

4 perilaku dalam melaksanakan tugas, kegiatan atau cara untuk menghasilkan suatu hasil kerja, dan hasil kerja. 2. Konsep Desa Desa adalah suatu kesatuan masyarakat hukum tempat tinggal atau suatu masyarakat yang berkuasa mengadakan pemerintahan sendiri. Kata Desa sendiri berasal dari bahas india yakni Swadesi yang berarti tempat asal, tempat tinggal, negeri asal atau tanah leluhur yang merujuk pada kesatuan hidup. (Wasistiono : 2007 : 7) 3. Konsep Hukum Tua Kepala pemerintah adalah kepala keluarga yang gelarnya adalah paedon Tu a atau patu an yang sekarang kita kenal dengan sebutan Hukum Tua.Kata ini berasal dari Ukung Tua yang berarati Orang tua yang melindungi. Ukung artinya kungkung = lindung = jaga. Tua = dewasa dalam usia, berpikir, serta didalam mengambil Kehidupan demokrasi dan kerakyatan terjamin. (Kalesaran : 2003: 89) 4. Konsep Otonomi Daerah Pengertian Otonomi yaitu hak untuk mengatur dan mengurus rumah tangga sendiri tanpa ada campur tangan dan intervensi (tekanan) dari pihak lain, Sarundajang (2003 : 31). 5. Konsep peran Menurut Veger (1981 : 43) peran adalah suatu yang menjadi bagian dari aktifitas manusia yang diharapkan mendapat manfaat. Jadi pada dasarnya batasn-batasan tersebut menekankan pada aktifitas seseorang yang membawa manfaat. C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden Dalam penelitian ini responden yang diambil secara porposive yang terdiri dari Sekretaris Desa Sea, anggota BPD Desa Sea, Tokoh-Tokoh Masyarakat Desa Sea, dan Masyarakat Desa Sea.dan karakteristik responden yang dikemukakan adalah jenis kelamin, umur, pekerjaan, dan pendidikan 4

5 D. Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil penelitian yang akan dibahas merupakan hasil yang dipeoleh dari 10 responden yang terpilih di desa sea data tersebut dapat melalui wawancara yang berpedoman pada panduan pernyataan yang telah disusun terlebih dahulu sebagai berikut : Ada tiga hal yang menjadi ukuran kinerja pemerintah desa dalam menjalankan fungsi dan perannya di Desa Sea Kecamatan Pineleng Kabupaten Minahasa : 1. Adanya partisipasi masyarakat dalam musyawara desa dan kerja bakti gotong royong 2. Adanya transparansi informasi oleh pemerintah desa. 3. Adanya laporan pertanggung jawaban kegiatan (akuntabilitas) a. Kinerja hukum tua dalam menjalankan fungsi dan perannya dengan penerapan asas partisipasi Dalam penyelenggaraan pemerintahan yang orientasi pembangunannya dari, oleh dan untuk rakyat, maka partisipasi masyarakat mutlak diperlukan.keterlibatan atau partisipasi masyarakat diperlukan agar dalam program pembangunan yang dijalankan nantinya dapat menjawab permasalahan dalam kehidupan bersama yang seringkali tidak dapat diselesaikan oleh satu orang.selain itu sebagai sebuah kelompok, maka didalamnya tiap-tiap anggota mempunyai karakter dan pemikiran yang berbeda-beda untuk itu harus ada pemimpin yang mempengruhi lewat dorongan dan pengarahan sehingga membuat masyarakat bertindak.hal tersebut akan menimbulkan rasa tanggung jawab untuk sama-sama melaksanakan programprogram tersebut.dari rumusan tersebut dikaitkan dengan keadaan desa sea mengenai bagaimana kinerja kepala desa dimata masyarakat dan pemerintah desa melibatkan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan dan keikutsertaan masyarakat pada kegiatan kerja bakti dan musyawarah seperti dalam tabel berikut : 1. Kinerja kepala desa dimata masyarakat Bedasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan responden yang ada di Desa Sea mengenai kinerja kepala desa dimata masyarakat?sebagian besar dari mereka berpendapat belum maksimal yaitu sebanyak 8 orang (80%), seperti hasil yang diperoleh dari salah satu tokoh masyarakat yaitu Bapak RL pada saat di wawancara pengamatan saya kinerja kepala desa kurang memuaskan dalam hal kurang beradaptasi dengan masyarakat baik suka 5

6 maupun duka juga dalam segi pembangunan. dan yang menjawab maksimal 2 orang (20%) dari 10 responden. 2. Keterlibatan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan responden yang ada di Desa Sea mengenai apakah Pemerintah Desa melibatkan elemen-eleemen masyarakat dalam proses pengambilan keputusan dan pelaksanaan pemerintah di berbagai sektor pembangunan/kemasyarakatan?sebagian mereka berpendapat bahwa kadang-kadang melibatkan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan 3 (30%) orang. Seperti hasil wawancara yang diperoleh dari Sekretaris Desa Sea menjawab bahwa hanya kadang-kadang masyarakat dilibatkan dalam proes pengambilan keputusan tersebut Karena ada hal-hal tertentu yang hanya diputuskan dalam struktur organisasi. 3. Keikutsertaan masyarakat dalam kerja bakti Dari hasil wawancara didapati bahwa keikutsertaan masyarakat dalam kegiatan kerja bakti yang dilaksanakan oleh pemerintah sebagian dari 10 orang informan menjawab sangat banyak masyarakat yang turut dalam kegiatan tersebut yaitu sebanyak 2 orang (20%), kurang banyak masyarakat yang turut serta dalam kegiatan tersebut yaitu sebanyak 6 orang (30%) seperti yang dikatakan oleh Bapak RP pada saat di wawancara masyarakat disini memang kalau kerja bakti hanya sedikit yang hadir dan yang menjawab kadang-kadang sebanyak 2 orang (20%). 4. Keikutsertaan masyarakat dalam musyawara Dari data tersebut diatas menunjukan bahwa keikutsertaan masyarakat dalam musyawara desa adalah sebagian besar menjawab kadang-kadang mengikuti musyawara yaitu sebanyak 5 orang (50%) yang menjawab sering mengikuti musyawara desa sebanyak 4 orang (40%) dan yang menjawab tidak pernah mengikuti musyawarah desa sebanyak 1 orang (10%). b. Kinerja hukum tua dalam menjalankan fungsi dan perannya dengan penerapan asas transparansi 6

7 Kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan pemerintah yang dijalankan oleh pemerintah desa akan tumbuh apabila pemerintah Desa terbuka menyampaikan pogram-program apa saja yang akan dilakukan ataupun telah dilakukan maupun bantuan apa saja yang diterima dan pemanfaatannya seperti apa. Dengan adanya keterbukaan pemerintah terhadap masyarakat, maka pemerintah tersebut akan semakin mendapat legitimasi dari masyarakat. Lebih lagi soal keuangan biasanya rawan penyelewengan sehingga kerap memunculkan kontoversi.dari hasil wawancara dengan Ibu JU (46 tahun) yang berprofesi sebagai wiraswasta mengatakan bahwa asas transparansi oleh pemerintah sangat penting dalam pembangunan di Desa Sea, oleh karena itu pemerintah di harapkan mampu mempublikasikan setiap pogram kepada masyarakat secara menyaluruh.disamping itu juga Ibu JU mengatakan bahwa pemerintah desa sea sudah cukup transparan dalam informasi mengenai pembangunan di Desa Sea. 1. Transparansi hukum tua dengan informasi di bidang pemerintahan dan pembangunan Selain ibu JU, terdapat 1 orang responden (10%), lainnya yang mengatakan bahwa pemerintah desa sudah cukup transparan seperti yang dikatakan oleh Bapak RL seorang tokoh masyarakat yang mengatakan bahwa pemerintah desa sea telah berusaha semampu mereka untuk dapat bersikap transparan terhadap masyarakat, karena hampir setiap kegiatan disampaikan kepada masyarakat. Namun terdapat 6 orang responden (60%) yang berpendapat lain yaitu mereka berpendapat bahwa pemerintah Desa Sea kurang transparan mengenai informasi pemerintahan dan pembangunan. Diantaranya Bapak RP dari lingkungan V berpendapat bahwa pemerintah desa kurang transparan menurut saya pemerintah memang telah berusaha, namun kenyataannya masih banyak masyarakat yang kurang mengerti tentang program pembangunan yang ada di desa sea.selain itu masih ada Ibu IO yang berpendapat sama dengan yaitu pemerintah Desa Sea kurang transparan. c. Kinerja Hukum Tua Dalam Menjalankan Fungsi Dan Perannya dengan penerapan asas akuntabilitas. Akuntabilitas merupakan instrumen untuk kegiatan kontrol terutama dalam pencapaian hasil pada pelayanan publik.pengendalian (kontrol) sebagai bagian penting dalam manajemen yang baik adalah saling menunjang dengan akuntabilitas.media akuntabilitas yang memadai dapat berbentuk laporan yang dapat mengekspresikan pencapaian tujuan melalui pengelolaan sumberdaya suatu oganisasi, Hal ini dimaksud agar masyarakat dapat mengukur sejauh mana 7

8 keberhasilan dari kinerja pemerintah setempat dalam menjalankan program pembangunan untuk kemajuan bersama suatu masyarakat. 1. Laporan Pertanggung Jawaban Kegiatan Pemerintah Desa Sea Dari hasil penelitian mengenai apakah pemerintah sering melakukan laporan pertanggung jawaban? didapati informan yang menjawab sering dilakukan sebanyak 4 orang (40%), yang menjawab kadang-kadang 1 orang (10%) dan yang menjawab tidak ada 5 orang (50%). A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Peran hukum tua bermuara pada kepentingan masyarakat banyak yaitu pelayanan masyarakat. Masyarakat merupakan sasaran utama pelayanan publik yang diberikan oleh pemerintah.terbukti dari hasil penelitian ternyata sebagian pandangan masyarakat mengenai kinerja hukum tua dalam menjalankan fungsi dan perannya 8

9 belum sepenuhnya terlaksana. Hal ini ditunjukan dengan pemerintah kadang melibatkan masyarakat dalam proses pegambilan keputusan, masih ada masyarakat yang belum tahu mengenai program pembangunan desa. 2.pemerintah desa sea belum maksimal dalam hal ini laporan pertanggung jawaban kepada masyarakat, hal ini akan berdampak kurang baik terhadap kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah Desa Sea. sehingga berdampak pula pada partisipasi peningkatan partisipsi masyarakat. 3.. Hukum Tua mempunyai pengaruh yang besar dalam menjalankan fungsi dan perannya untuk itu perlu adanya perubahan internal dilingkungan birokrasi pemerintahan desa sea, setidaknya perubahan tingkah laku pemerintah desa secara menyeluruh mulai dari yang tertinggi hingga paling rendah dalam struktur. Dan juga pelaksana pelayanan publik yaitu kurangnya pengertian terhadap tugas yang didapatkannya, pemberian diri yang masih kurang, tidak adanya daya tangkap atau sikap. B. Saran 1. Desa yang merupakan wilayah kerja hukum tua sebagai perangkat daerah kabupaten dalam wilayah kerja kecamatan dimaksudkan agar pelayanan pemerintah kabupaten dapat langsung dirasakan dan dinikmati oleh masyarakat yang ada di desa melalui program pemerintah desa. 2. Dalam menjalankan fungsi dan peran hendaknya diterapkan dengan benar sehingga Hukum Tua benar-benar menjadi contoh bagi aparat yang dibawahnya. Aparat tidak akan melakukan pekerjaan sesuai dengan kemampuan mereka melainkan akan terjadi penundaan pekerjaan yang sebenarnya dapat segera dilaksanakan, sehingga tugas pelayanan tidak efektif dan efisien. Masyarakat sebagai tujuan utama dalam menjalankan fungsi dan perannya maka pemerintah sebagai aktor pelaksana, harus mampu untuk menjadi pendorong dan pemberi motivasi kepada masyarakat dalam meningkatkan partisipasi masyarakat, tanggap terhadap kepada masalah dan mampu untuk bertindak menyelesaikan masalah tersebut disamping itu pula pemerintah harus mampu mempertanggung jawabkan apa yang telah dilakukan oleh pemerintah kepada masyarakat. 3. Diharapkan kepada pemerintah desa sea agar supaya bisa menjalankan fungsi dan perannya dengan lebih meningkatkan partisipasi masyarakat dalam hal melibatkan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan di Desa Sea, adanya transparansi mengenai informasi baik dibidang pemerintahan maupun di bidang pembangunan, 9

10 dan pemerintah selalu mempertanggungjawabkan setiap program kegiatan kepada masyarakat agar masyarakat juga mengetahui sejauh mana perkembangan pembangunan di Desa Sea. DAFTAR PUSTAKA Amins, H. Achmad.Manajemen Kinerja Pemerintah Daerah, LaksBang PRESSindo, Yogyakarta, Amran Murlimin, pengantar analisa politik, Rajawali, Jakarta 1983 Arikunto, S. Prosedur penelitian, Rineke cipta, Bandung, Ghalia, Otonomi Daerah yang nyata dan bertanggung jawab, Jakarta Gordon, Thomas. Kepemimpinan yang Efektif, Rajawali Press, Jakarta, Kansil, C.S.T, Pokok-Pokok Pemerintahan Di Daerah, Bina Aksara, Jakarta 1989 Komarudin, Ensiklopedia manajemen. Jakarta Koswara. E, Otonomi Daerah. Untuk Demokrasi dan Kemandirian Rakyat, 2001 Leo Kalesaran, Maxi Lengkong & Andry H Umboh, Menuju Pemerintahan Desa Yang Baik, Wanuata Waya, Manado Mardalis, Metode Penelitian, Suatu Pendekatan Proposal, PT. Bumi Aksara, Jakarta, Moleong. L,J. Metode Penelitian Kualitatif, Remaja rosdakarya, bandung, Nawawi,H. Metode penelitian kualitatif, UGM press, Yogyakarta, Nugroho, Iwan & Dahuri, Rokhmin.Pembangunan Wilayah Prespektif Ekonomi, Sosial dan Lingkungan, LP3ES Anggota Ikapi, Jakarta, Ruslan, Rosady. Metode Penelitian, Public Relations dan Komunikasi, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta, Sarundajang, S. Arus Balik Kekuasaan dan Pusat ke Daerah Pustaka Sinar Harapan, Jakarta Sarman & Makarao, Mohammad Taufik.Hukum Pemerintahan Daerah di Indonesia, PT. Rineka Cipta, Jakarta, Sarundajang,Birokrasi Dalam Otonomi Daerah : upaya mengatasi kegagalannya, Kata Hasta Pustaka, Jakarta Subagyo, joko.metode penelitian dalam teori dan praktek.rineka Cipta:Jakarta 2006 Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif, Alabeta,Bandung, Sukardi.Metodologi Penelitian Pendidikan, Kompetensi & Praktiknya, PT. Bumi Aksara, Jakarta, Soekanto, Soerjono. Pengentar penelitian hukum.jakarta : UI press Soekanto, Soerjono. Sosiologi suatu pengentar,jakarta : Rajawali Press 1982 Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar, Rajawali Press Jakarta Sotardjo Kartohadikusumo, Pengertian Desa Suparmoko.ekonomi publik Yogyakarta : Andi 2002 Tika, H. Moh. Pabundu.Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahan, PT. Bumi Aksara, Jakarta,

11 Thoha Miftha, Kepemimpinan dalam manajemen suatu tindakan prilaku, P.T. Eraja Grafindo Persada, Jakarta Verger K,J, Sosiologi Pengetahuan, FISIP UI, Jakarta Wasistiono Sadu Ms,Prospek Pengembangan Desa, CV. Fokus Media, Bandung Widjaja, HAW. Otonomi Desa Merupakan Otonomi yang Asli, Bulat dan Utuh, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta Sumber-sumber lain : Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Otonomi Daerah Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2005 Tentang Desa Roderick C. Wahr. 2004s. Sejarah Minahasa (Artikel) Kamus Bahasa Indonesia Kantor Kepala Desa Sea 11

PERANAN MASYARAKAT DESA DI KECAMATAN SILIAN RAYA DALAM PELAKSANAAN (GOOD GOVERNANCE) O l e h : DOLFI AKAY

PERANAN MASYARAKAT DESA DI KECAMATAN SILIAN RAYA DALAM PELAKSANAAN (GOOD GOVERNANCE) O l e h : DOLFI AKAY PERANAN MASYARAKAT DESA DI KECAMATAN SILIAN RAYA DALAM PELAKSANAAN (GOOD GOVERNANCE) O l e h : DOLFI AKAY ABSTRAK Dalam UU No. 6 Tahun 2014 mengamanatkan pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan desa mengutamakan

Lebih terperinci

Oleh : JELLY MAMANGKEY (NIM : , JUR : ILMU PEMERINTAHAN)

Oleh : JELLY MAMANGKEY (NIM : , JUR : ILMU PEMERINTAHAN) PERANANAN KEPEMIMPINAN HUKUM TUA DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSI PERANGKAT DESA DI DESA PAKUURE KINAMANG KECAMATAN TENGA KABUPATEN MINAHASA SELATAN Oleh : JELLY MAMANGKEY (NIM

Lebih terperinci

Implementasi Peraturan Desa Nomor 01 Tahun 2012 Tentang Anggaran Pendapatan Belanja Desa Di Desa Kauneran 1 Kecamatan Sonder

Implementasi Peraturan Desa Nomor 01 Tahun 2012 Tentang Anggaran Pendapatan Belanja Desa Di Desa Kauneran 1 Kecamatan Sonder Implementasi Peraturan Desa Nomor 01 Tahun 2012 Tentang Anggaran Pendapatan Belanja Desa Di Desa Kauneran 1 Kecamatan Sonder Oleh : Reyvan Pandey ABSTRAKSI Salah satu ukuran keberhasilan pelaksanaan otonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan otonomi daerah berdampak pada pergeseran sistem pemerintahan dari sistem sentralisasi ke sistem desentralisasi, yaitu dari pemerintah pusat kepada

Lebih terperinci

PERILAKU HUKUM TUA DALAM PELAKSANAAN PEMBANGUNAN (SUATU STUDI DI DESA KANONANG I KECAMATAN KAWANGKOAN BARAT KABUPATEN MINAHASA) Oleh DAVID V.

PERILAKU HUKUM TUA DALAM PELAKSANAAN PEMBANGUNAN (SUATU STUDI DI DESA KANONANG I KECAMATAN KAWANGKOAN BARAT KABUPATEN MINAHASA) Oleh DAVID V. PERILAKU HUKUM TUA DALAM PELAKSANAAN PEMBANGUNAN (SUATU STUDI DI DESA KANONANG I KECAMATAN KAWANGKOAN BARAT KABUPATEN MINAHASA) Oleh DAVID V. MUMU Abstrak Hakekat pembangunan nasional yang dilandasi dengan

Lebih terperinci

PERANAN HUKUM TUA DALAM MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE

PERANAN HUKUM TUA DALAM MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE PERANAN HUKUM TUA DALAM MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE (Suatu studi Di Desa Blongko Kecamatan Sinonsayang Kabupaten Minahasa Selatan). 1 Oleh : Raomly Antahari. 2 ABSTRAK Dilihat dari sistem pemerintahan Indonesia,

Lebih terperinci

PERANAN PERANGKAT KECAMATAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN CAMAT PADA PELAKSANAAN PEMERINTAHAN DI KECAMATAN MALALAYANG. Oleh Andika Lontoh

PERANAN PERANGKAT KECAMATAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN CAMAT PADA PELAKSANAAN PEMERINTAHAN DI KECAMATAN MALALAYANG. Oleh Andika Lontoh PERANAN PERANGKAT KECAMATAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN CAMAT PADA PELAKSANAAN PEMERINTAHAN DI KECAMATAN MALALAYANG Oleh Andika Lontoh Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan perangkat

Lebih terperinci

PENERAPAN GOOD GOVERNANCE DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (Suatu Studi pada Sekretariat Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro)

PENERAPAN GOOD GOVERNANCE DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (Suatu Studi pada Sekretariat Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro) PENERAPAN GOOD GOVERNANCE DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (Suatu Studi pada Sekretariat Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro) Oleh MELANI DWIYANTI SELAMAT Abstraksi Berkembangnya

Lebih terperinci

PERANAN PEMERINTAH DESA DALAM MENUNJANG PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT (Suatu Studi di Desa Bawoleu Kecamatan Tagulandang Utara)

PERANAN PEMERINTAH DESA DALAM MENUNJANG PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT (Suatu Studi di Desa Bawoleu Kecamatan Tagulandang Utara) PERANAN PEMERINTAH DESA DALAM MENUNJANG PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT (Suatu Studi di Desa Bawoleu Kecamatan Tagulandang Utara) Jenifer Lanto 1 Arpi Rondonuwu 2 Josef Kairupan 3 Abstrak Program

Lebih terperinci

KINERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAN DIKLAT DAERAH DALAM PELAKSANAAN PROMOSI JABATAN DI KOTA KOTAMOBAGU. Oleh. Mohamad Septian Mokodompit.

KINERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAN DIKLAT DAERAH DALAM PELAKSANAAN PROMOSI JABATAN DI KOTA KOTAMOBAGU. Oleh. Mohamad Septian Mokodompit. KINERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAN DIKLAT DAERAH DALAM PELAKSANAAN PROMOSI JABATAN DI KOTA KOTAMOBAGU Oleh Mohamad Septian Mokodompit Abstrak Pegawai Negeri Sipil (PNS) merupakan aparatur pemerintah guna mengefektifkan

Lebih terperinci

PENERAPAN PRINSIP GOOD GOVERNANCE DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

PENERAPAN PRINSIP GOOD GOVERNANCE DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH PENERAPAN PRINSIP GOOD GOVERNANCE DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (Suatu Studi pada Sekretariat Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro) Oleh MELANI DWIYANTI SELAMAT Abstraksi Berkembangnya

Lebih terperinci

kepemimpinan Hukum Tua dalam Melaksanakan Fungsi Manajemen Pemerintahan Di Desa Suluun Satu Kecamatan Suluun Tareran Oleh : Sandi Pelealu Lumantow

kepemimpinan Hukum Tua dalam Melaksanakan Fungsi Manajemen Pemerintahan Di Desa Suluun Satu Kecamatan Suluun Tareran Oleh : Sandi Pelealu Lumantow kepemimpinan Hukum Tua dalam Melaksanakan Fungsi Manajemen Pemerintahan Di Desa Suluun Satu Kecamatan Suluun Tareran Oleh : Sandi Pelealu Lumantow ABSTRAKSI Pemerintah desa sendiri adalah ujung tombak

Lebih terperinci

PERAN HUKUM TUA DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DI BIDANG PEMBANGUNAN (Suatu Studi Di Desa Pakuure Kecamatan Tenga Kabupaten Minahasa Selatan)

PERAN HUKUM TUA DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DI BIDANG PEMBANGUNAN (Suatu Studi Di Desa Pakuure Kecamatan Tenga Kabupaten Minahasa Selatan) PERAN HUKUM TUA DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DI BIDANG PEMBANGUNAN (Suatu Studi Di Desa Pakuure Kecamatan Tenga Kabupaten Minahasa Selatan) Oleh : Meyer Kenedi Egeten ABSTRAKSI Pembangunan desa merupakan

Lebih terperinci

PERAN PEMERINTAH DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT (Suatu Studi Di Kelurahan Pondang Kecamatan Amurang Timur)

PERAN PEMERINTAH DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT (Suatu Studi Di Kelurahan Pondang Kecamatan Amurang Timur) PERAN PEMERINTAH DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT (Suatu Studi Di Amurang Timur) Selina Sambenga 1 Sarah Sambiran 2 Neni Kumayas 3 Abstrak Permasalahan yang terlihat dalam pelaksanaan pemerintahan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Pelaksanaan PNPM-MD tahun 2012 terdiri dari dua jenis kegiatan. yaitu pembuatan rabat beton jalan dan kegiatan POSYANDU.

BAB V PENUTUP. 1. Pelaksanaan PNPM-MD tahun 2012 terdiri dari dua jenis kegiatan. yaitu pembuatan rabat beton jalan dan kegiatan POSYANDU. 107 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai partisipasi masyarakat dalam implementasi PNPM-MD di Desa Panggeldlangu tahun 2012 dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sistem sentralisasi ke sistem desentralisasi. Ini memberikan implikasi terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sistem sentralisasi ke sistem desentralisasi. Ini memberikan implikasi terhadap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Otonomi daerah berimplikasi pada pergeseran sistem pemerintahan dari sistem sentralisasi ke sistem desentralisasi. Ini memberikan implikasi terhadap perubahan

Lebih terperinci

BAB I. tangganya sendiri (Kansil, C.S.T. & Christine S.T, 2008). perubahan dalam sistem pemerintahan dari tingkat pusat sampai ke desa.

BAB I. tangganya sendiri (Kansil, C.S.T. & Christine S.T, 2008). perubahan dalam sistem pemerintahan dari tingkat pusat sampai ke desa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bentuk negara Indonesia adalah negara kesatuan, dimana didalam negara kesatuan dibagi menjadi 2 bentuk, yang pertama adalah negara kesatuan dengan sistem sentralisasi

Lebih terperinci

PERAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) DALAM MENJALANKAN FUNGSI PENGAWASAN PEMERINTAHAN DI DESA LOMPAD KECAMATAN RANOIAPO KABUPATEN MINAHASA SELATAN

PERAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) DALAM MENJALANKAN FUNGSI PENGAWASAN PEMERINTAHAN DI DESA LOMPAD KECAMATAN RANOIAPO KABUPATEN MINAHASA SELATAN PERAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) DALAM MENJALANKAN FUNGSI PENGAWASAN PEMERINTAHAN DI DESA LOMPAD KECAMATAN RANOIAPO KABUPATEN MINAHASA SELATAN Oleh Oldi Arianto Pangemanan Abstrak Pemerintah desa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lahirnya Undang-Undang nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah

BAB I PENDAHULUAN. Lahirnya Undang-Undang nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Lahirnya Undang-Undang nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah telah merubah tatanan demokrasi bangsa Indonesia dengan diberlakukannya sistem otonomi daerah,

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PERDES APBDES DI DESA TOLOK KABUPATEN MINAHASA. Oleh : Friski Rantung ABSTRAK

IMPLEMENTASI PERDES APBDES DI DESA TOLOK KABUPATEN MINAHASA. Oleh : Friski Rantung ABSTRAK IMPLEMENTASI PERDES APBDES DI DESA TOLOK KABUPATEN MINAHASA Oleh : Friski Rantung ABSTRAK Pasal 215 ayat (1) UU No. 32 Tahun 2004 secara tegas menyebutkan bahwa pembangunan kawasan pedesaan yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. paradigma baru yang berkembang di Indonesia saat ini. Menurut Tascherau dan

BAB I PENDAHULUAN. paradigma baru yang berkembang di Indonesia saat ini. Menurut Tascherau dan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Good governance atau tata kelola pemerintahan yang baik merupakan paradigma baru yang berkembang di Indonesia saat ini. Menurut Tascherau dan Campos yang dikutip Thoha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang ilmu akuntansi yang mengkhususkan dalam pencatatan dan pelaporan

BAB I PENDAHULUAN. bidang ilmu akuntansi yang mengkhususkan dalam pencatatan dan pelaporan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akuntansi adalah ilmu yang saat ini berkembang dengan pesat, khususnya dalam bidang akuntansi pemerintahan. Akuntansi pemerintahan adalah salah satu bidang ilmu

Lebih terperinci

FUNGSI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) DALAM PENETEPAN PERATURAN DESA DI DESA TUMALUNTUNG SATU KECAMATAN TARERAN KABUPATEN MINAHASA SELATAN

FUNGSI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) DALAM PENETEPAN PERATURAN DESA DI DESA TUMALUNTUNG SATU KECAMATAN TARERAN KABUPATEN MINAHASA SELATAN FUNGSI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) DALAM PENETEPAN PERATURAN DESA DI DESA TUMALUNTUNG SATU KECAMATAN TARERAN KABUPATEN MINAHASA SELATAN Oleh : STEVANY ANGGREANI WENAS (NIM : 100813109, JUR : ILMU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahannya daerah Indonesia terdiri atas beberapa. daerah/wilayah provinsi dan setiap daerah/ wilayah provinsi terdiri

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahannya daerah Indonesia terdiri atas beberapa. daerah/wilayah provinsi dan setiap daerah/ wilayah provinsi terdiri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia yang lahir pada 17 Agustus 1945 adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Dalam penyelenggaraan pemerintahannya daerah Indonesia terdiri

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI GOOD GOVERNANCE DALAM PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK BIDANG PENDIDIKAN DI KECAMATAN AMURANG BARAT KABUPATEN MINAHASA SELATAN

IMPLEMENTASI GOOD GOVERNANCE DALAM PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK BIDANG PENDIDIKAN DI KECAMATAN AMURANG BARAT KABUPATEN MINAHASA SELATAN IMPLEMENTASI GOOD GOVERNANCE DALAM PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK BIDANG PENDIDIKAN DI KECAMATAN AMURANG BARAT KABUPATEN MINAHASA SELATAN Arpi R. Rondonuwu Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

Lex et Societatis, Vol. IV/No. 6/Juni/2016

Lex et Societatis, Vol. IV/No. 6/Juni/2016 KAJIAN YURIDIS MENGENAI PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN DANA DESA DI KABUPATEN MINAHASA SELATAN 1 Oleh : Chrisye Mongilala 2 ABSTRAK Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa makin memantapkan fungsi

Lebih terperinci

A. PENGANTAR Sekolah merupakan salah satu instansi tempat perwujudan cita-cita bangsa dalam rangka mencerdaskan anak bangsa sesuai amanat UUD 1945.

A. PENGANTAR Sekolah merupakan salah satu instansi tempat perwujudan cita-cita bangsa dalam rangka mencerdaskan anak bangsa sesuai amanat UUD 1945. 1 A. PENGANTAR Sekolah merupakan salah satu instansi tempat perwujudan cita-cita bangsa dalam rangka mencerdaskan anak bangsa sesuai amanat UUD 1945. Oleh karena itu dengan cara apapun dan jalan bagaimanapun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sistem pemerintahan yang

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sistem pemerintahan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang Dasar 1945, pada dasarnya sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sistem pemerintahan yang memberikan keleluasaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terlalu dominan. Sesuai konsep government, negara merupakan institusi publik

BAB I PENDAHULUAN. terlalu dominan. Sesuai konsep government, negara merupakan institusi publik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsep governance dikembangkan sebagai bentuk kekecewaan terhadap konsep government yang terlalu meletakkan negara (pemerintah) dalam posisi yang terlalu dominan. Sesuai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan pemerintahan di Indonesia semakin pesat dengan adanya era

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan pemerintahan di Indonesia semakin pesat dengan adanya era 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan pemerintahan di Indonesia semakin pesat dengan adanya era reformasi dalam pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal. Hal ini terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan reformasi di segala bidang yang didukung oleh sebagian

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan reformasi di segala bidang yang didukung oleh sebagian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Tuntutan reformasi di segala bidang yang didukung oleh sebagian masyarakat Indonesia dalam menyikapi berbagai permasalahan di daerah akhirakhir ini, membawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi sekarang ini, mewujudkan pemerintahan yang baik (good

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi sekarang ini, mewujudkan pemerintahan yang baik (good BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Di era globalisasi sekarang ini, mewujudkan pemerintahan yang baik (good governance) menjadi suatu hal yang tidak dapat ditawar lagi keberadaannya dan mutlak terpenuhi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan mewujudkan kesejahteraan umum. Setiap kegiatan disamping

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan mewujudkan kesejahteraan umum. Setiap kegiatan disamping BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan. Pada konteks Negara Indonesia, tujuan Negara tertuang dalam alinea keempat Pembukaan UUD 1945 yang mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan ruang adanya otonomi oleh masing-masing daerah untuk. adanya pemerintahan daerah yang menjalankan pemerintahan daerah

BAB I PENDAHULUAN. memberikan ruang adanya otonomi oleh masing-masing daerah untuk. adanya pemerintahan daerah yang menjalankan pemerintahan daerah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 memberikan ruang adanya otonomi oleh masing-masing daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya

Lebih terperinci

PENERAPAN PRINSIP GOOD GOVERNANCE TERHADAP EFEKTIVITAS PERENCANAAN PEMBANGUNAN (Studi Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Kendari)

PENERAPAN PRINSIP GOOD GOVERNANCE TERHADAP EFEKTIVITAS PERENCANAAN PEMBANGUNAN (Studi Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Kendari) PENERAPAN PRINSIP GOOD GOVERNANCE TERHADAP EFEKTIVITAS PERENCANAAN PEMBANGUNAN (Studi Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Kendari) Karnila Haeruddin Adrian Tawai Muh. Yusuf Jurusan Ilmu Administrasi

Lebih terperinci

PERANAN BPD DALAM PEMBUATAN KEBIJAKAN DI DESA BARATAKU KECAMATAN LOLODA KABUPATEN HALMAHERA BARAT 1. Oleh : Merson 2. Abstrak

PERANAN BPD DALAM PEMBUATAN KEBIJAKAN DI DESA BARATAKU KECAMATAN LOLODA KABUPATEN HALMAHERA BARAT 1. Oleh : Merson 2. Abstrak PERANAN BPD DALAM PEMBUATAN KEBIJAKAN DI DESA BARATAKU KECAMATAN LOLODA KABUPATEN HALMAHERA BARAT 1 Oleh : Merson 2 Abstrak Salah satu karakteristik demokratisasi dalam pemerintahan desa adalah terdapatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi berasal dari kata autonomos atau autonomia (yunani) yang

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi berasal dari kata autonomos atau autonomia (yunani) yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Otonomi berasal dari kata autonomos atau autonomia (yunani) yang berarti keputusan sendiri (self ruling). Otonomi mengandung pengertian kondisi atau ciri untuk tidak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. melalui implementasi desentralisasi dan otonomi daerah sebagai salah satu realita

I. PENDAHULUAN. melalui implementasi desentralisasi dan otonomi daerah sebagai salah satu realita I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatkan peranan publik ataupun pembangunan, dapat dikembangkan melalui implementasi desentralisasi dan otonomi daerah sebagai salah satu realita yang kompleks namun

Lebih terperinci

Jesly Marlinton 1. Kata Kunci : pengawasan, pengelolaan, alokasi dana desa (ADD)

Jesly Marlinton 1. Kata Kunci : pengawasan, pengelolaan, alokasi dana desa (ADD) ejournal Pemerintahan Integratif, 2018, 6 (2): 284-293 ISSN: 2337-8670 (online), ISSN 2337-8662 (print), ejournal.pin.or.id Copyright 2018 STUDI TENTANG PENGAWASAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) DALAM

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN TENTANG FUNGSI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DALAM PEMBENTUKANPERATURAN DESA

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN TENTANG FUNGSI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DALAM PEMBENTUKANPERATURAN DESA IMPLEMENTASI KEBIJAKAN TENTANG FUNGSI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DALAM PEMBENTUKANPERATURAN DESA (Studi Kasus di Desa Pintatu Kecamatan Wasile Selatan Kabupaten Halmahera Timur) Oleh DONIS KATENGAR 080

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI PEMERINTAHAN DESA (Studi Kasus di Kantor Kepala Desa Gedongan Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen)

IMPLEMENTASI PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI PEMERINTAHAN DESA (Studi Kasus di Kantor Kepala Desa Gedongan Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen) IMPLEMENTASI PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI PEMERINTAHAN DESA (Studi Kasus di Kantor Kepala Desa Gedongan Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompleksnya persoalan yang dihadapi Negara, maka terjadi pula. perkembangan di dalam penyelenggaraan pemerintahan yang ditandai

BAB I PENDAHULUAN. kompleksnya persoalan yang dihadapi Negara, maka terjadi pula. perkembangan di dalam penyelenggaraan pemerintahan yang ditandai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejalan dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya persoalan yang dihadapi Negara, maka terjadi pula perkembangan di dalam penyelenggaraan pemerintahan

Lebih terperinci

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN INFARSTRUKTUR DI DESA TALIKURAN KECAMATAN TOMPASO KABUPATEN MINAHASA

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN INFARSTRUKTUR DI DESA TALIKURAN KECAMATAN TOMPASO KABUPATEN MINAHASA PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN INFARSTRUKTUR DI DESA TALIKURAN KECAMATAN TOMPASO KABUPATEN MINAHASA Oleh Inggrid Kawulur 1 Marlien T.Lapian 2 J.E.Kaawoan 3 Abstrak Masyarakat sebagai salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai hal, salah satunya pengelolaan keuangan daerah. Sesuai dengan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. berbagai hal, salah satunya pengelolaan keuangan daerah. Sesuai dengan Undang- BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu bidang dalam akuntansi sektor publik di Indonesia yang mendapatkan perhatian besar adalah Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah. Ini dikarenakan pemerintah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perubahan politik di Indonesia saat ini mewujudkan administrasi negara yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perubahan politik di Indonesia saat ini mewujudkan administrasi negara yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perubahan politik di Indonesia saat ini mewujudkan administrasi negara yang mampu mendukung kelancaran dan keterpaduan pelaksanaan tugas dan fungsi penyelenggara

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA DI DESA MENDIK DAN DESA MENDIK BHAKTI KECAMATAN LONG KALI KABUPATEN PASER.

PERBANDINGAN PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA DI DESA MENDIK DAN DESA MENDIK BHAKTI KECAMATAN LONG KALI KABUPATEN PASER. ejournal Pemerintahan Integratif, 2017, 5 (1): 89-98 ISSN: 2337-8670 (online), ISSN 2337-8662 (print), ejournal.pin.or.id Copyright 2017 PERBANDINGAN PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA DI DESA MENDIK DAN DESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tangganya sendiri. Dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. tangganya sendiri. Dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan, pemerintah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia adalah Negara Kesatuan bukan Negara Serikat maupun Negara Federal. Suatu bentuk Negara berdaulat yang diselenggarakan sebagai satu kesatuan tunggal

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. permasalahan yang telah penulis tetapkan adalah Badan Amil Zakat (BAZ) kota

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. permasalahan yang telah penulis tetapkan adalah Badan Amil Zakat (BAZ) kota BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang penulis pilih untuk melakukan penelitian terhadap permasalahan yang telah penulis tetapkan adalah Badan Amil Zakat (BAZ) kota Malang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. administrasi publik memicu timbulnya gejolak yang berakar pada. ketidakpuasan. Tuntutan yang semakin tinggi diajukan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. administrasi publik memicu timbulnya gejolak yang berakar pada. ketidakpuasan. Tuntutan yang semakin tinggi diajukan terhadap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap penyelenggaraan administrasi publik memicu timbulnya gejolak yang berakar pada ketidakpuasan. Tuntutan yang semakin tinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem kerap muncul sebagai bentuk reformasi dari sistem sebelumnya.

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem kerap muncul sebagai bentuk reformasi dari sistem sebelumnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Roda pemerintahan terus bergulir dan silih berganti. Kebijakan baru dan perubahan sistem kerap muncul sebagai bentuk reformasi dari sistem sebelumnya. Dampak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan penyelesaian yang komprehensif. Hipotesis seperti itu secara kualitatif

BAB I PENDAHULUAN. dan penyelesaian yang komprehensif. Hipotesis seperti itu secara kualitatif BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan publik yang menjadi fokus studi disiplin ilmu Administrasi Negara di Indonesia, masih menjadi persoalan yang perlu memperoleh perhatian dan penyelesaian yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 18 B Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 18 B Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Desa merupakan satu kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai susunan asli berdasarkan hak asal usul yang bersifat istimewa. Hal ini dibenarkan dalam Pasal 18 B Undang-Undang

Lebih terperinci

Pengelolaan Keuangan Desa Dalam Kerangka Tata Pemerintahan Yang Baik

Pengelolaan Keuangan Desa Dalam Kerangka Tata Pemerintahan Yang Baik Pengelolaan Keuangan Desa Dalam Kerangka Tata Pemerintahan Yang Baik Keuangan desa adalah barang publik (public goods) yang sangat langka dan terbatas, tetapi uang sangat dibutuhkan untuk membiayai banyak

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI TUGAS DAN FUNGSI KEPALA DESA. (Studi Kasus di Desa Gedangan Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo) NASKAH PUBLIKASI

IMPLEMENTASI TUGAS DAN FUNGSI KEPALA DESA. (Studi Kasus di Desa Gedangan Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo) NASKAH PUBLIKASI IMPLEMENTASI TUGAS DAN FUNGSI KEPALA DESA (Studi Kasus di Desa Gedangan Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program

Lebih terperinci

PERAN CAMAT DALAM PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DI KECAMATAN TIKALA KOTA MANADO. Oleh RICHY SUAWAH. Abstrak BAB I PENDAHULUAN

PERAN CAMAT DALAM PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DI KECAMATAN TIKALA KOTA MANADO. Oleh RICHY SUAWAH. Abstrak BAB I PENDAHULUAN PERAN CAMAT DALAM PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DI KECAMATAN TIKALA KOTA MANADO Oleh RICHY SUAWAH Abstrak Pembangunan yang sudah di rencanakan di tingkat kecamatan oleh aparat Pemerintah kecamatan sering tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. demorasi secara langsung, desa juga merupakan sasaran akhir dari semua program

BAB I PENDAHULUAN. demorasi secara langsung, desa juga merupakan sasaran akhir dari semua program 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Desa merupakan basis bagi upaya penumbuhan demokrasi, karena selain jumlah penduduknya masih sedikit yang memungkinkan berlangsungnya proses demorasi secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkedaulatan rakyat dalam suasana perikehidupan bangsa yang aman,

BAB I PENDAHULUAN. berkedaulatan rakyat dalam suasana perikehidupan bangsa yang aman, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah Negara berkembang yang sedang giat melaksanakan pembangunan. Di mana pembangunan Nasional Indonesia bertujuan untuk mewujudkan sesuatu masyarakat

Lebih terperinci

HUT KORPRI SEBAGAI MOMENTUM UNTUK TERUS MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK (Di Era Pelaksanaan Undang-Undang ASN)

HUT KORPRI SEBAGAI MOMENTUM UNTUK TERUS MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK (Di Era Pelaksanaan Undang-Undang ASN) HUT KORPRI SEBAGAI MOMENTUM UNTUK TERUS MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK (Di Era Pelaksanaan Undang-Undang ASN) Oleh : Dias Prihantoro Korps Pegawai Republik Indonesia (KORPRI) memiliki liku perjalanan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat sesuai dengan Undang-Undang Dasar dan Pancasila sila ke

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat sesuai dengan Undang-Undang Dasar dan Pancasila sila ke BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional yang dilaksanakan bangsa Indonesia merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk mencapai tujuan pembangunan yakni terciptanya kesejahteraan

Lebih terperinci

AKUNTABILITAS FINANSIAL DALAM PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) DI KANTOR DESA PERANGAT SELATAN KECAMATAN MARANGKAYU KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

AKUNTABILITAS FINANSIAL DALAM PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) DI KANTOR DESA PERANGAT SELATAN KECAMATAN MARANGKAYU KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA ejournal Administrasi Negara, 2015, 3 (1) 119-130 ISSN 2337-7542, ejournal.ip.fisip-unmul.ac.id Copyright 2015 AKUNTABILITAS FINANSIAL DALAM PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) DI KANTOR DESA PERANGAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Negara Republik Indonesia sebagai Negara Kesatuan menganut asas desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan, dengan memberikan kesempatan dan keleluasaan

Lebih terperinci

PERAN KEPEMIMPINAN OPO LAO DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT (Suatu Studi di Desa Riung Kabupaten Talaud)

PERAN KEPEMIMPINAN OPO LAO DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT (Suatu Studi di Desa Riung Kabupaten Talaud) PERAN KEPEMIMPINAN OPO LAO DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT (Suatu Studi di Desa Riung Kabupaten Talaud) OLEH : Elen Tegi, M.T. Lapian. Oleh : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepemimipinan

Lebih terperinci

PELEMBAGAAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA. Oleh

PELEMBAGAAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA. Oleh PELEMBAGAAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA Oleh I Ketut Asmara Jaya I Wayan Parsa Bagian Hukum Pemerintahan Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK Demokratisasi mengandung

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. otonomi di Desa Aglik, memuat tiga agenda, yaitu pertama, merupakan sebuah sistem perencanaan sendiri (self-planning) yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. otonomi di Desa Aglik, memuat tiga agenda, yaitu pertama, merupakan sebuah sistem perencanaan sendiri (self-planning) yang 103 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Penerapan otonomi desa di Desa Aglik dilaksanakan berdasarkan beberapa dasr hukum yang berlaku yaitu Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. lapangan (field research). Penelitian (research) adalah usaha yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. lapangan (field research). Penelitian (research) adalah usaha yang dilakukan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah penelitian lapangan (field research). Penelitian (research) adalah usaha yang dilakukan dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bagian pendahuluan ini akan menguraikan rencana penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. Bagian pendahuluan ini akan menguraikan rencana penelitian yang BAB I PENDAHULUAN Bagian pendahuluan ini akan menguraikan rencana penelitian yang dijabarkan ke dalam latar belakang penelitian, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, motivasi penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumarto, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2009, hal. 1-2

BAB I PENDAHULUAN. Sumarto, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2009, hal. 1-2 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Governance disini diartikan sebagai mekanisme, praktik, dan tata cara pemerintah dan warga mengatur sumber daya serta memecahkan masalahmasalah publik. Dalam

Lebih terperinci

Good Governance. Etika Bisnis

Good Governance. Etika Bisnis Good Governance Etika Bisnis Good Governance Good Governance Memiliki pengertian pengaturan yang baik, hal ini sebenarnya sangat erat kaitannya dengan pelaksanaaan etika yang baik dari perusahaan Konsep

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA DI DESA SUNGAI RAYA KECAMATAN SUNGAI RAYA KABUPATEN KUBU RAYA PROVINSI KALIMANTAN BARAT

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA DI DESA SUNGAI RAYA KECAMATAN SUNGAI RAYA KABUPATEN KUBU RAYA PROVINSI KALIMANTAN BARAT IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA DI DESA SUNGAI RAYA KECAMATAN SUNGAI RAYA KABUPATEN KUBU RAYA PROVINSI KALIMANTAN BARAT Abdul Harsin 1, Zulkarnaen 2, Endang Indri Listiani 3 ABSTRAK Tujuan penelitian

Lebih terperinci

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Dari hasil penelitian mengenai peranan pemuda Karang Taruna dalam kegiatan gotong royong masyarakat Desa Kerjo Kidul, maka dapat disimpulkan sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah daerah merupakan suatu tuntutan yang perlu direspon oleh

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah daerah merupakan suatu tuntutan yang perlu direspon oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Perubahan paradigma manajemen pemerintahan khususnya pemerintah daerah merupakan suatu tuntutan yang perlu direspon oleh pemerintah daerah karena perubahan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN FUNGSI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DI DESA TOAPAYA UTARA KECAMATAN TOAPAYA KABUPATEN BINTAN

PELAKSANAAN FUNGSI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DI DESA TOAPAYA UTARA KECAMATAN TOAPAYA KABUPATEN BINTAN PELAKSANAAN FUNGSI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DI DESA TOAPAYA UTARA KECAMATAN TOAPAYA KABUPATEN BINTAN NASKAH PUBLIKASI Oleh : HARI KURNIAWAN NIM : 100565201349

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan partisipasi masyarakat sebagai elemen penting dalam proses. penyusunan rencana kerja pembangunan daerah.

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan partisipasi masyarakat sebagai elemen penting dalam proses. penyusunan rencana kerja pembangunan daerah. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pelaksanaan otonomi daerah tidak terlepas dari sebuah perencanaan baik perencanaan yang berasal dari atas maupun perencanaan yang berasal dari bawah. Otonomi

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PENDAPATAN ASLI DESA (Studi Kasus di Desa Ngombakan Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo Tahun 2014)

PENGELOLAAN PENDAPATAN ASLI DESA (Studi Kasus di Desa Ngombakan Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo Tahun 2014) PENGELOLAAN PENDAPATAN ASLI DESA (Studi Kasus di Desa Ngombakan Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo Tahun 2014) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1

Lebih terperinci

penduduknya bekerja sebagai petani dan tingkat pendidikan relatif rendah, dengan

penduduknya bekerja sebagai petani dan tingkat pendidikan relatif rendah, dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Desa adalah bentuk pemerintahan terkecil yang ada di Indonesia, mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani dan tingkat pendidikan relatif rendah, dengan pimpinan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. menyimpulkan bahwa Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa telah

BAB V PENUTUP. menyimpulkan bahwa Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa telah BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil temuan dan pembahasan pada Bab IV, maka peneliti menyimpulkan bahwa Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa telah mengakomodir prinsip-prinsip good governance:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Desa adalah unit lembaga terkecil pemerintahan di Negara Kesatuan

BAB I PENDAHULUAN. Desa adalah unit lembaga terkecil pemerintahan di Negara Kesatuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Desa adalah unit lembaga terkecil pemerintahan di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Selain itu, Desa dalam tata pemerintahan berada pada hirarki terendah dan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan makmur berdasarkan Pancasila di dalam wadah Negara Kesatuan. tujuan dri pembangunan itu sendiri. Dalam dunia usaha yang selalu

BAB I PENDAHULUAN. dan makmur berdasarkan Pancasila di dalam wadah Negara Kesatuan. tujuan dri pembangunan itu sendiri. Dalam dunia usaha yang selalu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai salah satu Negara berkembang yang dilandasi akan kesadaran tentang pentingnya dinamika pertumbuhan ekonomi yang akan meningkat, dimana pertrumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah

BAB I PENDAHULUAN. melalui Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Otonomi Daerah yang sedang berlangsung saat ini merupakan suatu hal yang baru bagi setiap daerah di Indonesia, oleh karena otonomi yang dicanangkan melalui

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR GOOD GOVERNANCE TERHADAP KUALITAS PELAYANAN BAGI WAJIB PAJAK (STUDI KASUS DI KPP PRATAMA JAKARTA PENJARINGAN) Oleh

ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR GOOD GOVERNANCE TERHADAP KUALITAS PELAYANAN BAGI WAJIB PAJAK (STUDI KASUS DI KPP PRATAMA JAKARTA PENJARINGAN) Oleh ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR GOOD GOVERNANCE TERHADAP KUALITAS PELAYANAN BAGI WAJIB PAJAK (STUDI KASUS DI KPP PRATAMA JAKARTA PENJARINGAN) Oleh Muhammad Ikbal 1100056155 Abstrak Tujuan penelitian ini

Lebih terperinci

BUPATI POLEWALI MANDAR

BUPATI POLEWALI MANDAR BUPATI POLEWALI MANDAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PARTISIPASI MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI POLEWALI MANDAR, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. unsur kekuatan daya saing bangsa, sumber daya manusia bahkan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. unsur kekuatan daya saing bangsa, sumber daya manusia bahkan sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya manusia merupakan faktor yang paling menentukan dalam setiap organisasi, karena di samping sumber daya manusia sebagai salah satu unsur kekuatan daya saing

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. menjalankan tugas dan fungsinya sebagai penyelenggara administrasi

BAB I. PENDAHULUAN. menjalankan tugas dan fungsinya sebagai penyelenggara administrasi BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Birokrasi merupakan instrumen untuk bekerjanya suatu administrasi, dimana birokrasi bekerja berdasarkan pembagian kerja, hirarki kewenangan, impersonalitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Konsep Good governance atau tata kepemerintahan yang baik merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Konsep Good governance atau tata kepemerintahan yang baik merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsep Good governance atau tata kepemerintahan yang baik merupakan salah satu upaya guna menciptakan keteraturan dan kesinambungan dalam sistem tata pemerintahan.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 111 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Setelah melakukan penelitian, maka penulis mengambil kesimpulan dari data dan fakta yang ada, dan memberikan saran sebagai pertimbangan dan masukan kepada pihak-pihak yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era reformasi dalam perkembangan akuntansi sektor publik yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era reformasi dalam perkembangan akuntansi sektor publik yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era reformasi dalam perkembangan akuntansi sektor publik yang terjadi di Indonesia, maka diberlakukan otonomi daerah melalui UU No. 22 Tahun 1999 yang

Lebih terperinci

SEJARAH PERTUMBUHAN KONSEP DAN PRAKTEK GOVERNANCE

SEJARAH PERTUMBUHAN KONSEP DAN PRAKTEK GOVERNANCE SEJARAH PERTUMBUHAN KONSEP DAN PRAKTEK GOVERNANCE Asal-usul Secara etimologi, berasal dari kata kerja bahasa Yunani kubernan (to pilot atau steer), dan Plato menyebutnya sebagai how to design a system

Lebih terperinci

PENERAPAN PRINSIP ALOKASI DANA KAMPUNG (ADK) DALAM PEMBANGUNAN DI KAMPUNG INTU LINGAU KECAMATAN NYUATAN KABUPATEN KUTAI BARAT

PENERAPAN PRINSIP ALOKASI DANA KAMPUNG (ADK) DALAM PEMBANGUNAN DI KAMPUNG INTU LINGAU KECAMATAN NYUATAN KABUPATEN KUTAI BARAT ejournal Ilmu Pemerintahan, 2014, 2 (1): 1842-1852 ISSN 2338-3651, ejournal. ip.fisip-unmul.ac.id Copyright 2014 PENERAPAN PRINSIP ALOKASI DANA KAMPUNG (ADK) DALAM PEMBANGUNAN DI KAMPUNG INTU LINGAU KECAMATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui Otonomi Daerah. Sejak diberlakukannya Undang-Undang No.22 tahun

BAB I PENDAHULUAN. melalui Otonomi Daerah. Sejak diberlakukannya Undang-Undang No.22 tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia menganut asas desentralisasi yang memberikan kebebasan dan keleluasaan kepada Pemerintah Daerah dalam menyelenggarakan pemerintah melalui Otonomi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Penerapan Good

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Penerapan Good BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Penerapan Good Governance dikalangan Street Level Bureaucracy (Studi pada RKP Pekon Sukoharjo III, Kecamatan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan pedesaan sebagai bagian dari pembangunan nasional memfokuskan diri pada masalah kemiskinan di pedesaan. Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada bulan Maret 2006

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi reformasi yang mengakibatkan pergantian sistem sentralisasi dengan sistem

BAB I PENDAHULUAN. terjadi reformasi yang mengakibatkan pergantian sistem sentralisasi dengan sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai reaksi terhadap sistem pemerintahan yang sentralisasi, pada tahun 1998 terjadi reformasi yang mengakibatkan pergantian sistem sentralisasi dengan sistem desentralisasi

Lebih terperinci

EKSEKUTIF ISSN : Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan Volome 1 No. 1 Tahun 2018 Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi

EKSEKUTIF ISSN : Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan Volome 1 No. 1 Tahun 2018 Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi TRANSPARANSI PENGELOLAAN DANA DESA DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DI DESA DIAT KECAMATAN LOLAK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW Prianto Tiar Pandeirot 1 Novie Pioh 2 Josef Kairupan 3 Abstrak Kebijakan keuangan

Lebih terperinci

ANALISIS PELIMPAHAN WEWENANG TERHADAP KINERJA PENGURUS KUD KARYA BERSAMA DI WATES LAMPUNG TENGAH. Oleh. Yulistina Dosen Tetap STIE Umitra ABSTRAK

ANALISIS PELIMPAHAN WEWENANG TERHADAP KINERJA PENGURUS KUD KARYA BERSAMA DI WATES LAMPUNG TENGAH. Oleh. Yulistina Dosen Tetap STIE Umitra ABSTRAK 1 ANALISIS PELIMPAHAN WEWENANG TERHADAP KINERJA PENGURUS KUD KARYA BERSAMA DI WATES LAMPUNG TENGAH Oleh Yulistina Dosen Tetap STIE Umitra ABSTRAK Tujuan penelitian adalah sebagai bahan kajian dalam perkembangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah maka Penyelenggaraan pemerintahan di daerah khususnya kabupaten/kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena dalam manajemen terkandung unsur perencanaan yang terorganisasi

BAB I PENDAHULUAN. karena dalam manajemen terkandung unsur perencanaan yang terorganisasi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana kearah yang lebih baik. Sedangkan tujuan dari pembangunan adalah untuk

Lebih terperinci

AKUNTABILITAS KINERJA PEGAWAI KECAMATAN DALAM PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK Oleh ERNA SRI MADUNDANG

AKUNTABILITAS KINERJA PEGAWAI KECAMATAN DALAM PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK Oleh ERNA SRI MADUNDANG AKUNTABILITAS KINERJA PEGAWAI KECAMATAN DALAM PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK Oleh ERNA SRI MADUNDANG ABSTRAK Dengan adanya akuntabilitas diharapkan kinerja pegawai dapat meningkat. Karena dalam akuntabilitas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. partisipatif, kesamaan hak, keseimbangan hak, dan kewajiban. Setiap satuan kerja baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah

BAB I PENDAHULUAN. partisipatif, kesamaan hak, keseimbangan hak, dan kewajiban. Setiap satuan kerja baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia menganut asas desentralisasi yang memberikan kebebasan dan keleluasaan kepada Pemerintah Daerah dalam menyelenggarakan pemerintahan melalui Otonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperkenalkannya pendekatan penganggaran berbasis kinerja (performance. based budgeting) dalam penyusunan anggaran pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. diperkenalkannya pendekatan penganggaran berbasis kinerja (performance. based budgeting) dalam penyusunan anggaran pemerintah. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reformasi pengelolaan keuangan negara di Indonesia yang diawali dengan keluarnya Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara telah membawa banyak perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya persoalan yang dihadapi oleh negara, telah terjadi pula perkembangan penyelenggaraan

Lebih terperinci