kepemimpinan Hukum Tua dalam Melaksanakan Fungsi Manajemen Pemerintahan Di Desa Suluun Satu Kecamatan Suluun Tareran Oleh : Sandi Pelealu Lumantow

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "kepemimpinan Hukum Tua dalam Melaksanakan Fungsi Manajemen Pemerintahan Di Desa Suluun Satu Kecamatan Suluun Tareran Oleh : Sandi Pelealu Lumantow"

Transkripsi

1 kepemimpinan Hukum Tua dalam Melaksanakan Fungsi Manajemen Pemerintahan Di Desa Suluun Satu Kecamatan Suluun Tareran Oleh : Sandi Pelealu Lumantow ABSTRAKSI Pemerintah desa sendiri adalah ujung tombak pelaksanaan pemerintahan yang demokrasi di daerah karena pemerintah desa sendiri berhubungan dan bersentuhan langsung dengan masyarakat. Penyelenggaraan pemerintahan desa ditentukan dari mekanisme kerja satuan perangkat oleh Pemerintah Desa, struktur kelembagaan di semua tingkatan pemerintahan ini harus diarahkan oleh pemimpin desa yakni Hukum Tua untuk dapat menciptakan pemerintahan yang peka terhadap perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam masyarakat. Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan sebuah penelitian yang mengacu pada kepemimpinan seorang pemimpin desa dalam manajemen pemerintahan yang dia jalankan apakah selama ini sudah berlangsung dengan baik di Desa Suluun Satu dengan judul : kepemimpinan Hukum Tua dalam Melaksanakan Fungsi Manajemen Pemerintahan Di Desa Suluun Satu Kecamatan Suluun Tareran Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, selanjutnya penulis dapat menarik kesimpulan bahwa kepemimpinan Hukum Tua dalam melaksanakan fungsi manajemen pemerintahan desa belum terlaksana dengan baik, pun dari hasil wawancara dengan masyarakat setempat mengatakan bahwa hukum tua belum maksimal dan belum menunjukan sikap professional kerja yang baik. Kata Kunci : Kepemimpinan Hukum Tua, Manajemen Pemerintahan PENDAHULUAN

2 pemerintah desa adalah merupakan sub sistem dari sistem dari sistem penyelenggaraan pemerintahan nasional yang langsung berada di bawah pemerintah kabupaten, atau bisa dikatakan bahwa pemerintah desa sendiri adalah ujung tombak pelaksanaan pemerintahan yang demokrasi di daerah karena pemerintah desa sendiri berhubungan dan bersentuhan langsung dengan masyarakat. Reformasi dan otonomi daerah sebenarnya adalah harapan baru bagi pemerintah dan masyarakat desa untuk membangun desanya sesuai kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Bagi sebagian besar aparat pemerintah desa, otonomi adalah suatu peluang baru yang dapat membuka kreatifitas bagi aparatur desa dalam mengolah desa itu sendiri, pemerintah desa sendiri jelas semakin leluasa dalam menentukan program pembangunan yang akan dilaksanakan, dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat desa. Pun dari sisi masyarakat sendiri, poin penting yang dirasakan di dalam era otonomi daerah adalah semakin transparannya pengelolaan pemerintahan desa dan semakin pendeknya rantai birokrasi, dimana hal ini secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh positif terhadap jalannya pembangunan desa. Dalam hal menjalankan pemerintahan desa sebagaimana tercantum dalam UU Nomor 32 Tahun 2004 Pasal 202 tentang Pemerintahan Desa tercantum dalam Ayat (1) Pemerintah Desa terdiri atas kepala desa dan perangkat desa. Pada Ayat (2) perangkat desa terdiri dari sekretaris desa dan perangkat lainnya. Pelaksanaan tugas dan pekerjaan merupakan kewajiban yang penting dan harus dilakukan oleh kepala desa didalam organisasi pemerintahan desa. Sejalan dengan itu, dalam PERDA Kab. Minahasa Selatan No. 14 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa dalam pasal 1 bagian g disebutkan disana bahwa pemerintah desa adalah hukum tua dan perangkat desa dan selanjutnya pada bagian i dijabarkan bahwa Hukum Tua adalah Kepala Desa di Minahasa Selatan menurut hukum adat. Pemerintah desa yang dikepalai oleh Kepala Desa atau dalam kesatuan adat masyarakat setempat di wilayah kerja daerah setempat (Minahasa) disebut dengan Hukum Tua adalah sebagai kepala pemerintahan di lingkup desa. Sebagai pemimpin maka wajarlah melihat proses kerja pembangunan serta jalannya pemerintahan antar bagian organisasi pemerintahan desa dan antar masayarakat yang di lakukan oleh hukum tua sebagai pemimpin desa. Pelaksanaan tugas dan pekerjaan dalam organisasi desa harus terorganisir antar bagian, hubungan dan komunikasi

3 serta manajemen yang baik dalam melaksanakan kepemimpinan Hukum Tua sendiri harus tercermin bagi msayarakat, karena msayarakat melihat secara langsung mampu tidaknya seorang pemimpin desa. Kepala Desa mempunyai tugas menyelengarakan urusan pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan. Disinilah letak dasar tugas wewenang dan kewajiban pun hak kepala desa diatur. Terlepas dari wewenang dan tanggung jawab yang di emban oleh kepala desa, perlu ditinjau bahwa pemerintah desa bukan pula hanya seorang kepala desa saja tapi ada perangkatperangkat desa lainnya. Kinerja kepala desa harus diimbangi dengan kesatuan kerja dengan perangkat yang ada baik sekretaris desa dan perangkat lainnya. Kunci dari sukses tidaknya penyeleggaraan pemerintahan desa tergantung dari bagaimana seorang kepala desa atau hukum tua mampu membangun masyarakat desa dengan manajemen pengorganisasian pemerintahan desa dengan baik, sebagai panutan dan sebagai teladan, kemampuan kepala desa dalam melaksanakan dan menjalankan tugas serta bagaimana dia mampu merangkul perangkat desa lainnya dan merangkul masyarakat desa tergantung dari sikap dan wujud kepemimpinannya sebagai suatu organisasi Rumusan Masalah : 1. Mengapa kepemimpinan hukum tua dalam melaksanakan fungsi manajemen pemerintahan di Desa Suluun Satu Kecamatan Suluun-Tareran kurang maksimal? Tujuan Penulisan : 1. Untuk mengetahui tanggapan masyarakat terhadap faktor-faktor atau hambatan yang mempengaruhi kepemimpinan Hukum Tua dalam melaksanakan fungsi manajemen organisasi pemerintahan di desa Suluun Satu Kecamatan Suluun-Tareran Manfaat Penelitian : 1. Secara teoritis terlihat bahwa diharapkan penelitian ini akan memberikan kontribusi yang sangat baik atau pemikiran yang positif berkaitan dengan pengembangan ilmu pengetahuan, lebih khusus ilmu pemerintahan dan Kepemimpinan Pemerintahan Daerah yang terpusat penelitiannya pada Pemerintahan Desa.

4 2. Secara praktis diharapkan bahwa melalui penelitian ini maka akan memberikan manfaat atau berdampak pada proses jalannya perkembangan pemerintahan desa dan bisa dijadikan sebagai salah satu referensi bagi pemerintah desa khususnya kepala desa atau hukum tua selaku kepala pemerintahan. TINJAUAN PUSTAKA Kepemimpinan kepemimpinan (leadership) yaitu kemampuan seseorang dalam mempengaruhi orang lain dalam mencapai tujuan Gibson,dkk (1997;5), mengatakan bahwa kepemimpinan adalah suatu usaha menggunakan suatu gaya mempengaruhi dan tidak memaksa untuk memotivasi individu dalam mencapai tujuan. Robbins (2006;432) menyatakan kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi kelompok menuju pencapaian sasaran Hukum Tua Secara umum kepala desa bisa dikatakan adalah sebagai kepala wilayah di desa atau orang yang memimpin dan bertugas serta bertanggung jawab dalam urusan penyelenggaraan pemerintahan desa Hukum Tua adalah sebutan pemimpin desa (kepala desa) di wilayah daerah Minahasa. Keberagaaman memang telah terjadi kesatuan kokoh bagi sebagian besar masayarakat minahasa, yang terimplementasi dalam sebuah singgasana era kepemimpinan. Istilah mula-mula kata Hukum Tua ini adalah Kepala pemerintah adalah kepala keluarga yang gelarnya adalah paedon Tu a atau patu an yang sekarang kita kenal dengan sebutan Hukum Tua.Kata ini berasal dari Ukung Tua yang berarati Orang tua yang melindungi. Ukung artinya kungkung = lindung = jaga.

5 Tua = dewasa dalam usia, berpikir, serta didalam mengambil Kehidupan demokrasi dan kerakyatan terjamin. (Kalesaran : 2003: 89). Manajemen Pemerintahan Secara umum manajemen pemerintahan adalah pengendalian dan pemanfaatan semua faktor dan sumber daya sesuai perencanaan ( planning) hingga evaluasi yang diperlukan untuk mencapai atau menyelesaikan suatu tujuan tertentu. Sebagaimana manajemen yang dipraktekkan di sektor swasta, maka manajemen pemerintahan ditempatkan pada posisi yang sama, yakni harus memiliki orientasi kepada siapa jasa publik itu diberikan. Dalam manajemen pemerintahan dikenal tiga aktor, yaitu pelanggan, produser dan pengatur pelayanan (service arranger). Ndraha (1997:73-86) berpendapat bahwa pemerintah berfungsi sebagai pembuat, penjual dan distibutor, sementara rakyat adalah pemesan, pembeli, penerima produk-produk pemerintahan. Hubungan antara pemerintah dan yang diperintah pada situasi seperti ini di ibaratkan hubungan produser dengan konsumer dan disebut hubungan transaksional maupun transformasional. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini akan menggunakan metode kualitatif, yang suatu penelitian kontekstual yang menjadikan manuisa sebagai instrument, dan disesuaikan dengan situasi yang wajar dalam kaitannya dengan pengumpulan data yang pada umumnya bersifat kualitatif. Sesuai dengan tujuannya, research dapat didefinisikan sebagai usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan, usaha mana dilakukan dengan metode-metode ilmiah. Dengan demikian, metode penelitian merupakan cara atau jalan yang ditempuh oleh peneliti untuk memperoleh kebenaran atau jawaban dari rumusan masalah dalam suatu penelitian.

6 Fokus Penelitian Fokus penelitian ini adalah, Kepemimpinan Hukum Tua Dalam Melaksanakan Fungsi Manajemen Pemerintahan, dalam penelitian ini akan melihat Proses Kepemimpinan Hukum Tua dalam fungsi manajemen pemerintahannya. Teknik Pengumpulan Data Melakukan Observasi dilokasi penelitian Wawancara (interview) adalah pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewawancara (pengumpul data) kepada responden dan jawaban -jawaban responden dicatat atau direkam dengan menggunakan alat perekam (Soehartono, 1995). Data sekunder, sebagai pendukung dan tambahan atau dokumen-dokumen lain yang berkaitan erat dengan penelitian ini yang diperoleh melalui arsip dan dokumen lain dari instansi terkait. Informan Agar dapat mengumpulkan informasi dari objek penelitian sesuai dengan fenomena yang diamati dilakukan pemilihan terhadap unsur-unsur masyarakat yang ada secara purpose sebagai informan. Pemilihan didasarkan pada pertimbangan atas bahwa informan memiliki pemahaman terhadap fenomena penelitian. Berikut ini informan-informan yang menjadi sumbar data dalam penelitian ini adalah, pemerintah desa dalam hal ini Perangkat-Perangkat Desa yang ada, Tokoh Agama, Tokoh Adat, Tokoh Pemuda, dan Masyarakat Umum. Teknik Analisis Data Untuk mendapatkan hasil yang optimal sesuai dengan tujuan penelitian, maka setiap analisa dilakukan untuk melukiskan, merangkum, mengamati, menggambarkan bahkan meringkas hasil pengamatan yang telah dilakukan dilapangan, mengenai kepemimpinan hukum tua dalam melaksanakan fungsi manajemen pemerintahan di desa Suluun Satu serta menjelaskan keadaan subjek penelitian dengan seksama dan sesuai dengan yang diteliti.

7 ORIENTASI WILAYAH Sejarah Desa Desa Suluun Satu (sebelum di bagi, masih desa Suluun) pada tahun 1732 datanglah rombongan dari arah timur yang berburuh dihutan hulu Pelii yang sekarang ini sudah menjadi tempat pemukiman warga, kemudian tahun 1736 rombongan Pemburuh ini datang kembali dengan persiapan merombak hutan untuk berkebun oleh karena mereka melihat sangat baik untuk bercocok tanam dan didiami atau ditempati, pada tahun 1753 terbentuk Dusun dengan jumlah Kepala keluarga 39 Keluarga. Tahun 1758, tepatnya tanggal 9 Juni 1758 mereka berembuk untuk Meletakan Dasar Kampung (Tumani Indo ong) Tona as Palar mencari tanda melalui bunyi suara burung dan tona as lainnya mengerjakan tugas yang sudah dibagikan kepada mereka, setelah semuanya selesai menjalankan tugas mereka kembali berkumpul dan membuat ritual untuk meletakan Dasar Kampung Suluun dengan tanda atau bunyi burung : tanda bunyi burung waktu meletakan Dasar Kampung Suluun yang di ambil dari kata Sulu Iserap bulan purnama. Tempat atau lokasi para Tona as melaksanakan ritual atau acara perletakan Batu Dasar mendirikan Kampung berada di perbatasan Desa Suluun Satu dan Dua (saat ini) tepatnya di lahan keluarga Tengor Tuar Yoppi yang ditandai dengan Waruga. Keadaan Geografis Desa Suluun Satu adalah sebuah Desa yang terletak di wilayah Kecamatan Suluun Tareran, Kabupaten Minahasa Selatan, Propinsi Sulawesi Utara. Terdiri dari 5 Jaga/Dusun dengan batas wilayah : - Sebelah Utara : Desa Tangkuney - Sebelah Timur : Desa Suluun Tiga - Sebelah Selatan : Desa Pinapalangkow - Sebelah Barat : Desa Suluun Dua dan Desa Suluun Empat

8 Aspek Demografi Suluun Satu Desa Suluun Satu memiliki penduduk dengan rincian Laki-laki Perempuan Total : 543 Jiwa : 532 Jiwa : 1075 Jiwa HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Aktifitas untuk membangun masyarakat selalu membutuhkan kepemimpinan seoarang pemimpin yang efisien dan efektif demi tercapainya keberhasilan dalam memimpin. Kepemimpinan yang baik harus mampu memperhatikan masyarakat dengan segala harapan dan kebutuhannya, tidak mementingkan diri sendiri, tetapi demi kepentingan dan kesejahteraan masyarakat umum. Masyarakat pada era ini mulai lebih terbuka dalam menilai sendiri bagaimana kepemimpinan yang ada, yang memiliki ketrempilan dan sifat-sifat kepribadian yang betul-betul terbeban dan peduli pada masyarakat, dan dari hal ini masyarakat sendiri sudah mampu menilai atau memberikan pandangan mengenai bagaimana kepemimpinan seseorang dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya. Berdasarkan pengamatan dilokasi penelitian yang dilakukan penulis dan wawancara bebas dilapangan dengan perangkat desa, tokoh masyarakat beserta masyarakat umum yang ada di desa Suluun Satu, ada beberapa masalah yang mempengaruhi kepemimpinan hukum tua dalam melaksanakan fungsi manajemen pemerintahannya, diantaranya hubungan yang kurang baik atau kurang terorganisirnya hubungan antara hukum tua dengan perangkat desa yang ada, disebabkan karena hukum tua sendiri terlalu vocal atau bisa dikata selalu mengambil kebijakan atau keputusan sendiri tampa melakukan pembicaraan terlebih dahulu dengan perangkat desa dan tokoh masyarakat yang ada, pun hukum tua sendiri kurang atau jarang berkoordinasi dengan perangkat desa yang ada, serta hukum tua yang selalu tidak berada di desa atau keluar dari desa hanya karena urusan keluarga dan pelayanan hukum tua tidak dilakukan di kantor desa.

9 Dari hasil penelitian, beberapa informan mengatakan bahwa kinerja yang dalam hal ini kepemimpinan hukum tua dalam fungsi manajemen pemerintahan desa masih terdapat kekurangan. Kurangnya pendekatan yang dilakukan oleh hukum tua kepada masyarakat dikarenakan hasil atau kinerja hukum tua dalam melaksanakan program kerjanya tidak sesuai dengan sosialisasi-sosialisasi programnya hingga cenderung hukum tua ini hanya menjalin kedekatan dengan masyarakat-masyarakat tertentu saja. Kurang terlaksananya juga dengan baik kepemimpinan hukum tua dalam melaksanakan pemerintahanya di desa tak luput juga dari kurangnya atau tingkat kesadaran hukum tua untuk terlibat dalam berbagai kegiatan dan perrtemuan dengan masyarakat sendiri. Berbagai masalah yang timbul dari kepemimpinan hukum tua di desa bukan hanya di akibatkan dari cara dan pendekatan yang kurang baik yang dilakukan hukum tua kepada masyarakat desa sendiri, semakin hari masyarakat semakin dewasa menilai kinerja atau kepemimpinan hukum tua bagi desa. Dalam hal ini masalah yang mungkin mengakibatkan masyarakat tidak percaya lagi dengan kepemimpinan hukum tua itu sendiri adalah mengenai prinsip keterbukaan dalam pengelolaan keuangan desa. Kurang jelasnya keuangan desa membuat masyarakat bertanya-tanya tentang masalah yang sensitive ini. kepemimpinan hukum tua selama kepemimpinannya di desa suluun satu sudah baik namun memang tak terlepas dari kontroversi-kontroversi kepemimpinannya yang mungkin dianggap tidak baik oleh masyarakat. yakni jarang berada di dalam desa (selalu keluar dengan urusan keluarga), tidak pernah berkantor di kantor desa, dan hanya di tempat sendiri (rumah hukum tua). kurangnya hukum tua berkoordinasi dengan perangkat desa yang ada sehingga hukum tua kelihatan vocal atau kelihatan suka mengambil keputusan sendiri tanpa memperdulikan para perangkat desa yang ada Pembahasan Kepemimpinan yang dijalankan oleh pemerintah desa yang dalam hal ini oleh hukum tua, dipandang sebagai pusat/fokus perubahan, aktifitas dan proses kelompok dari masyarakat yang ada di desa Suluun Satu. Kepribadian pemimpin yang menentukan tujuan dari pemerintahan di desa. Tanggung jawab dalam memberikan pelayanan pada masyarakat dan terorganisasi dengan baik pemerintahan di desa dituntut sesuai dengan mekanisme pelayanan seorang hukum tua yang

10 semestinya, baik hukum tua kepada perangkat desa maupun oleh masyarakat sebagai pihak yang dilayani. Suksesnya kepemimpinan itu disebabkan oleh cara hukum tua bisa mempengaruhi masyarakat dengan kemampuan dia untuk memberikan arahan dan kemampuan pemimpin untuk mempengaruhi bawahan agar bersedia bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan pemerintahan desa yang baik. Fungsi kepemimpinan sendiri menurut Siagian (2003: 48-70), yaitu : (1) pimpinan sebagai penentu arah, yaitu setiap birokrasi baik bidang kenegaraan, keniagaan, politik, sosial, dan birokrasi kemasyarakatan lainnya, diciptakan atau dibentuk sebagai wahana untuk mencapai tujuan tertentu, baik yang bersifat jangka panjang, jangka pendek, yang tidak mungkin tercapai apabila tidak diusahakan cipaia oleh anggotanya yang bertindak sendirisendiri, tanpa ditentukan arah oleh pimpinan. (2) pimpinan sebagai wakil dan juru bicara birokrasi, yaitu dalam rangka mencapai tujuan, tidak ada birokrasi yang akan mampu mencapai tujuannya tanpa memelihara hubungan yang baik dengan berbagai pihak diluar birokrasi itu sendiri. (3) pimpinan sebagai komunikator, yaitu pemeliharaan baik ke luar maupun kedalam dilaksanakan melalui proses komunikasi, baik secara lisan maupun tulisan. (4) pemimpin sebagai mediator, yaitu dalam kehidupan birokrasi, selalu ada saja situasi konflik yang harus diatasi, baik dalam hubungan keluar maupun kedalam hubungan birokrasi. Pemimpin menjadi media untuk menyampaikan pendapat. Seorang pemimpin yang terlahir dengan bakat yang luar biasa untuk memimpin tentu mempunyai kharisma dan kewibawaan untuk memimpin organisasi pemerintahan di wilayah pemerintahannya. Dengan kata lain bahwa seorang pemimpin memiliki bakat dan kemampuan atau biasanya memiliki seni untuk memimpin. Namun nilai dari kepemimpinan tidak lagi dilihat dari bakat seorang pemimpin, tetapi dilihat dari kemampuannya menggerakan banyak orang untuk melakukan suatu karya secara bersama-sama berkat pengaruh dari kepemimpinannya itu. Kepemimpinan dalam hal pelayanan pada dasarnya melayani orang lain yaitu pelayanan kepada pegawai, dan masyarakat sebagai prioritas. Sehubungannya dengan itu hubungan dari pelayanan tentu berkaitan dengan perilaku pemimpin, ada dua hal yang biasanya dilakukan

11 dalam pelayanannya baik kepada bawahan dalam hal ini perangkat desa dan masyarakat desa sendiri, yakni : perilaku mengarahkan dan perilaku yang mendukung. Perilaku mengarahkan dapat dirumuskan sejauh mana seorang pemimpin melibatkan diri dalam komunikasi satu arah yang terorganisir dengan baik, mampu membimbing dan mempererat hubungan yang baik antar organisasi yang dipimpin dan sebijaksana mungkin mampu melakukan pengawasan secara terkait kepada bawahan. Perilaku mendukung adalah sejauh mana seorang pemimpin melibatkan diri dalam komunikasi dua arah misalnya mendengar, menyediakan dukungan dan dorongan, memudahkan interaksi, dan melibatkan para bawahan dalam pengambilan keputusan. Sebagai seorang pemimpin pemerintahan desa (Hukum t ua), hubungan yang baik harus terjaga antar bagian atasan dan bawahan. Hubungan yang baik antara hukum tua dan perangkat desa dan masyarakat, akan terciptanya pemberdayaan antar lini karena terlaksananya komunikasi yang regular dan terbuka. Saran setiap orang akan didengar dan dipertimbangkan dan dapat memahami setiap kekurangan keahlian setiap individu. Sebagai seorang pimpinan ketika menjalankan tugasnya harus menciptakan hubungan yang baik antara pimpinan dan bawahan, contohnya dalam memberikan pengarahan dan dalam pembuatan keputusan, motivasi sangat diperlukan dan keterlibatan para bawahan dalam hal ini perangkat desa harus dilibatkan dan diberikan kesempatan menyampaikan ide-ide dan saran sebagai bahan pertimbangan kepada hukum tua agar perangkat desa merasa dihargai dan diperlukan tugas kerjanya di dalam organisasi pemerintahan desa. Kebersamaan pun harus terjaga antar masyarakat dan pimpinan (hukum tua), sikap kepemimpinan dari hukum tua diharapkan oleh masyarakat harus jujur dan terbuka dan bersedia mengambil sikap yang positif dari segala tindakan yang dia lakukan, terkadang dalam penelitian ini masyarakat mengatakan bahwa hukum tua pun tak mampu mempertanggung jawabkan perkataan dan tingkah laku yang berkaitan dengan tugas dan fungsinya dan dalam manajemen pemerintahannya.

12 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan dan dituangkan dalam tulisan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa Kepemimpinan hukum tua dalam melaksanakan fungsi manajeman pemerintahan di desa kurang berjalan dengan baik karena tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh masyarakat desa, Kurang berjalannya hubungan yang baik antara hukum tua selaku pemimpin di desa dengan perangkat desa beserta dengan tokoh masyarakat dan masyarakat desa sendiri, disebabkan karena hukum tua terlalu vokal atau tidak melibatkan para perangkat dan masyarakat yang ada dalam pengambilan keputusan di desa, Pelaksanaan jalannya pemerintahan desa yang terlalu dibebankan ke sekretaris desa, Prinsip keterbukaan atau transparansi dalam pengelolaan keuangan desa tidak melibatkan masyarakat dan pelaporan keuangan di desa, serta kurangnya pendekatan yan dilakukan hukum tua terhadap masyarakat umum di desa, atau hukum tua terlalu hati-hati dalam menjalin hubungan dengan masyarakat yang ada. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang disimpulkan diatas, sebagaimana agar terciptanya fungsi manajemen pemerintahan yang baik oleh hukum tua, maka dapat disarankan yakni, Dalam penyelenggaraan pemerintahan, hukum tua selaku pimpinan harus lebih meningkatkan kinerjanya sebagai pemimpin, melaksanakan tugas dan kewajiban dengan penuh rasa tanggung jawab, serta mampu menjalankan roda organisasi pemerintahan desa dengan baik, Hukum Tua harus melibatkan para aparat, tokoh masyarakat dan masyarakat dalam pengambilan keputusan. Hukum tua dengan bijaksana memberikan dorongan dan motivasi kepada yang dipimpinya supaya tercipta keakraban antar hukum tua yang memimpin dan yang dipimpin supaya setiap keputusan yang diambil dan ditetapkan dapat diterima kedua belah pihak, Menjalankan prinsip keterbukaan, mampu bekerja dengan baik sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya sebagai kepala pemerintahan desa, lebih mengedepankan prioritas sebagai pemimpin yang mengatur dan menjalankan pemerrintahan di desa bila masyarakat membutuhkan, dan mengoptimalkan sarana serta merangkul berbagai elemen masyarakat untuk merawat dan

13 melestarikan aset-aset yang ada didesa, Sebagai pemimpin, hukum tua dituntut mampu merangkul masyarakat yang ada, karena dari banyaknya hubungan yang baik yang hukum tua jalin dengan masyarakat, hukum tua akan mampu mengetahui dengan lebih seksama kebutuhan masyarakat, menyatukan berbagai pendapat masyarakat, sehingga strategi membangun dan mensejahterakan masyarakat akan tercapai Karena ada hubungan timbal balik yang terjalin dengan baik. DAFTAR PUSTAKA - Hasibuan, Malayu S.P., 1997, Manajemen Sumber Daya Manusia, PT Toko Gunung Agung, Jakarta. - Nurcholis Hanif, Dr, Pertumbuhan dan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa. Penerbit Erlangga, Jakarta. - Ndraha, Taliziduhu, 2003, kybernologi (Sistem Pemerintahan Baru) I, PT. Rineka Cipta, Jakarta. - Purnomo Setiady Akbar, Metode penelitian kualitatif. Bandung institute. - Syafie, Inu Kencana, 2002, Sistem Pemerintahan Indonesia (Edisi Revisi). PT. Rineka Cipta, Jakarta - Supriatna Tjahya, 2010, Sitem Pemerintahan Desa. CV Indra Prahasta, Bandung - Thoha Miftha, Kepemimpinan dalam manajemen suatu tindakan perilaku, P.T. Eraja Grafindo Persada, Jakarta - Wibowo, SE, M.Phil, Manajemen Kinerja. Edisi Ketiga. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. - Lembaran Daerah Kabupaten Minahasa Selatan (PERDA No. 14 tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan Desa) - UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004, Tentang Pemerintahan Daerah. - Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Suluun Satu Kecamatan Suluun Tareran

PENGARUH PEMERINTAH KELURAHAN PONDANG UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN. Oleh JEANY KAPARANG

PENGARUH PEMERINTAH KELURAHAN PONDANG UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN. Oleh JEANY KAPARANG PENGARUH PEMERINTAH KELURAHAN PONDANG UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN Oleh JEANY KAPARANG ABSTRAK Pembangunan yang ada di kelurahan Pondang tidak terlepas dari peranan pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sistem pemerintahan yang

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sistem pemerintahan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang Dasar 1945, pada dasarnya sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sistem pemerintahan yang memberikan keleluasaan

Lebih terperinci

TESIS. Oleh Oleh : Edy Pramono NIM : P

TESIS. Oleh Oleh : Edy Pramono NIM : P PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN TERHADAP EFEKTIFITAS LAYANAN PENERBITAN AKTA KELAHIRAN DAN PERKAWINAN DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KOTA SURAKARTA TESIS Oleh Oleh : Edy

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa reformasi ini, Indonesia mengalami perubahan seperti munculnya tuntutan penyelenggaraan pemerintahan yang lebih baik. Hal itu merupakan jawaban terhadap

Lebih terperinci

PERAN HUKUM TUA DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DI BIDANG PEMBANGUNAN (Suatu Studi Di Desa Pakuure Kecamatan Tenga Kabupaten Minahasa Selatan)

PERAN HUKUM TUA DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DI BIDANG PEMBANGUNAN (Suatu Studi Di Desa Pakuure Kecamatan Tenga Kabupaten Minahasa Selatan) PERAN HUKUM TUA DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DI BIDANG PEMBANGUNAN (Suatu Studi Di Desa Pakuure Kecamatan Tenga Kabupaten Minahasa Selatan) Oleh : Meyer Kenedi Egeten ABSTRAKSI Pembangunan desa merupakan

Lebih terperinci

Oleh : JELLY MAMANGKEY (NIM : , JUR : ILMU PEMERINTAHAN)

Oleh : JELLY MAMANGKEY (NIM : , JUR : ILMU PEMERINTAHAN) PERANANAN KEPEMIMPINAN HUKUM TUA DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PELAKSANAAN TUGAS DAN FUNGSI PERANGKAT DESA DI DESA PAKUURE KINAMANG KECAMATAN TENGA KABUPATEN MINAHASA SELATAN Oleh : JELLY MAMANGKEY (NIM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan otonomi daerah berdampak pada pergeseran sistem pemerintahan dari sistem sentralisasi ke sistem desentralisasi, yaitu dari pemerintah pusat kepada

Lebih terperinci

FUNGSI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) DALAM PENETEPAN PERATURAN DESA DI DESA TUMALUNTUNG SATU KECAMATAN TARERAN KABUPATEN MINAHASA SELATAN

FUNGSI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) DALAM PENETEPAN PERATURAN DESA DI DESA TUMALUNTUNG SATU KECAMATAN TARERAN KABUPATEN MINAHASA SELATAN FUNGSI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) DALAM PENETEPAN PERATURAN DESA DI DESA TUMALUNTUNG SATU KECAMATAN TARERAN KABUPATEN MINAHASA SELATAN Oleh : STEVANY ANGGREANI WENAS (NIM : 100813109, JUR : ILMU

Lebih terperinci

Implementasi Peraturan Desa Nomor 01 Tahun 2012 Tentang Anggaran Pendapatan Belanja Desa Di Desa Kauneran 1 Kecamatan Sonder

Implementasi Peraturan Desa Nomor 01 Tahun 2012 Tentang Anggaran Pendapatan Belanja Desa Di Desa Kauneran 1 Kecamatan Sonder Implementasi Peraturan Desa Nomor 01 Tahun 2012 Tentang Anggaran Pendapatan Belanja Desa Di Desa Kauneran 1 Kecamatan Sonder Oleh : Reyvan Pandey ABSTRAKSI Salah satu ukuran keberhasilan pelaksanaan otonomi

Lebih terperinci

PERILAKU HUKUM TUA DALAM PELAKSANAAN PEMBANGUNAN (SUATU STUDI DI DESA KANONANG I KECAMATAN KAWANGKOAN BARAT KABUPATEN MINAHASA) Oleh DAVID V.

PERILAKU HUKUM TUA DALAM PELAKSANAAN PEMBANGUNAN (SUATU STUDI DI DESA KANONANG I KECAMATAN KAWANGKOAN BARAT KABUPATEN MINAHASA) Oleh DAVID V. PERILAKU HUKUM TUA DALAM PELAKSANAAN PEMBANGUNAN (SUATU STUDI DI DESA KANONANG I KECAMATAN KAWANGKOAN BARAT KABUPATEN MINAHASA) Oleh DAVID V. MUMU Abstrak Hakekat pembangunan nasional yang dilandasi dengan

Lebih terperinci

KOORDINASI CAMAT DENGAN KEPALA DESA DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DI DESA WANASARI KECAMATAN MUARA WAHAU KABUPATEN KUTAI TIMUR

KOORDINASI CAMAT DENGAN KEPALA DESA DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DI DESA WANASARI KECAMATAN MUARA WAHAU KABUPATEN KUTAI TIMUR ejournal Pemerintahan Integratif, 2017, 5 (3): 437-447 ISSN: 2337-8670 (online), ISSN 2337-8662 (print), ejournal.pin.or.id Copyright 2017 KOORDINASI CAMAT DENGAN KEPALA DESA DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. melalui implementasi desentralisasi dan otonomi daerah sebagai salah satu realita

I. PENDAHULUAN. melalui implementasi desentralisasi dan otonomi daerah sebagai salah satu realita I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatkan peranan publik ataupun pembangunan, dapat dikembangkan melalui implementasi desentralisasi dan otonomi daerah sebagai salah satu realita yang kompleks namun

Lebih terperinci

2014 PERAN KEPEMIMPINAN PEMERINTAHAN DESA UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN DESA

2014 PERAN KEPEMIMPINAN PEMERINTAHAN DESA UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN DESA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bergulirnya roda reformasi sejak 1998 menuntut terjadinya perubahan di segala bidang, tidak terkecuali masalah birokrasi. Jika birokrasi tidak melakukan perubahan

Lebih terperinci

KINERJA HUKUM TUA DALAM MENJALANKAN FUNGSI DAN PERANNYA DI DESA SEA KECAMATAN PINELENG KABUPATEN MINAHASA. Oleh HASANUDDIN UMACINA.

KINERJA HUKUM TUA DALAM MENJALANKAN FUNGSI DAN PERANNYA DI DESA SEA KECAMATAN PINELENG KABUPATEN MINAHASA. Oleh HASANUDDIN UMACINA. KINERJA HUKUM TUA DALAM MENJALANKAN FUNGSI DAN PERANNYA DI DESA SEA KECAMATAN PINELENG KABUPATEN MINAHASA Oleh HASANUDDIN UMACINA Abstrak Dalam konteks sistem pemerintahan Negara Republik Indonesia yang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Organisasi pemerintah daerah merupakan lembaga yang menjalankan roda

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Organisasi pemerintah daerah merupakan lembaga yang menjalankan roda BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Organisasi pemerintah daerah merupakan lembaga yang menjalankan roda pemerintah yang sumber legitimasinya berasal dari masyarakat. Oleh karena itu, kepercayaan yang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PELAPORAN DAN PERTANGGUNG JAWABAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PELAPORAN DAN PERTANGGUNG JAWABAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PELAPORAN DAN PERTANGGUNG JAWABAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK, Menimbang

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PELAYANAN PUBLIK DALAM BIDANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI KECAMATAN TENGGARONG SEBERANG

EFEKTIVITAS PELAYANAN PUBLIK DALAM BIDANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI KECAMATAN TENGGARONG SEBERANG ejournal Ilmu Pemerintahan, 2016, 4 (4): 1-7 ISSN 2477-2458, ejournal.ip.fisip-unmul.ac.id Copyright 2016 EFEKTIVITAS PELAYANAN PUBLIK DALAM BIDANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI KECAMATAN TENGGARONG SEBERANG

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia berubah sangat drastis, demikian pula di bidang ekonomi, sosial, dalam pemerintahan di tanah air ini 1.

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia berubah sangat drastis, demikian pula di bidang ekonomi, sosial, dalam pemerintahan di tanah air ini 1. 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG : Sejak 1998 sistem demokrasi yang ada di pemerintahan negara Indonesia berubah sangat drastis, demikian pula di bidang ekonomi, sosial, budaya dan berbagai aspek

Lebih terperinci

Efektivitas Badan Permusyawaratan Desa (BPD)Dalam Penyusunan. Peraturan Desa

Efektivitas Badan Permusyawaratan Desa (BPD)Dalam Penyusunan. Peraturan Desa Efektivitas Badan Permusyawaratan Desa (BPD)Dalam Penyusunan Peraturan Desa (Suatu Studi di Desa Watudambo Dua Kec. Kauditan Kab. Minahasa Utara) OLEH : OLIVIA P.I PANAWAR 100813037 ABSTRAKSI Keberadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maka hampir dipastikan semua sektor akan berdampak kemacetan, oleh sebab itu

BAB I PENDAHULUAN. maka hampir dipastikan semua sektor akan berdampak kemacetan, oleh sebab itu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pelayanan publik merupakan salah satu tugas penting yang tidak dapat diabaikan oleh pemerintah daerah sebab jika komponen pelayanan terjadi stagnasi maka hampir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang telah ditetapkan melalui kegiatan-kegiatan yang digerakkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang telah ditetapkan melalui kegiatan-kegiatan yang digerakkan oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam suatu organisasi kinerja perorangan sangat mempengaruhi kinerja organisasi, baik itu organisasi pemerintahan maupun swasta dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompleksnya persoalan yang dihadapi Negara, maka terjadi pula. perkembangan di dalam penyelenggaraan pemerintahan yang ditandai

BAB I PENDAHULUAN. kompleksnya persoalan yang dihadapi Negara, maka terjadi pula. perkembangan di dalam penyelenggaraan pemerintahan yang ditandai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejalan dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya persoalan yang dihadapi Negara, maka terjadi pula perkembangan di dalam penyelenggaraan pemerintahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era reformasi yang telah berjalan sejak beberapa tahun yang lalu,

BAB I PENDAHULUAN. Di era reformasi yang telah berjalan sejak beberapa tahun yang lalu, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era reformasi yang telah berjalan sejak beberapa tahun yang lalu, membawa angin segar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Bangsa Indonesia telah bertekad

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAMUJU UTARA TAHUN 2006 NOMOR 11 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAMUJU UTARA NOMOR : 11 TAHUN 2006 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAMUJU UTARA TAHUN 2006 NOMOR 11 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAMUJU UTARA NOMOR : 11 TAHUN 2006 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAMUJU UTARA TAHUN 2006 NOMOR 11 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAMUJU UTARA NOMOR : 11 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Efektifitas Pelayanan Izin Mendirikan Bangunan di Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Kota Kabupaten Pulau Morotai. Abstraksi

Efektifitas Pelayanan Izin Mendirikan Bangunan di Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Kota Kabupaten Pulau Morotai. Abstraksi Efektifitas Pelayanan Izin Mendirikan Bangunan di Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Kota Kabupaten Pulau Morotai Nama : Tedy Sudiarta Salawe Nim : 090813288 Jurusan : Ilmu Pemerintahan Program Studi : Ilmu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial yang cenderung untuk selalu hidup bermasyarakat. Hal ini nampak baik

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial yang cenderung untuk selalu hidup bermasyarakat. Hal ini nampak baik BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak pernah lepas dari kehidupan organisasi, karena pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial yang cenderung untuk

Lebih terperinci

PROFESIONALISME APARATUR PEMERINTAH DESA DALAM PELAYANAN PUBLIK DI DESA KAWERUAN KECAMATAN LIKUPANG SELATAN KABUPATEN MINAHASA UTARA OLEH : CINDI UGUY

PROFESIONALISME APARATUR PEMERINTAH DESA DALAM PELAYANAN PUBLIK DI DESA KAWERUAN KECAMATAN LIKUPANG SELATAN KABUPATEN MINAHASA UTARA OLEH : CINDI UGUY PROFESIONALISME APARATUR PEMERINTAH DESA DALAM PELAYANAN PUBLIK DI DESA KAWERUAN KECAMATAN LIKUPANG SELATAN KABUPATEN MINAHASA UTARA OLEH : CINDI UGUY ABSTRAKSI Pelaksanaan pemerintahan yang baik semakin

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 04 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 04 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 04 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kekuasaan pelimpahan dekonsentrasi dari pemerintah diatasnya. Pemerintah desa

BAB I PENDAHULUAN. kekuasaan pelimpahan dekonsentrasi dari pemerintah diatasnya. Pemerintah desa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemerintah desa merupakan simbol formal dari kesatuan masyarakat desa, Pemerintah desa sebagai badan kekuasaan terendah, selain memiliki wewenang asli untuk

Lebih terperinci

PROFESIONALISME APARAT DESA DALAM PELAKSANAAN TUGAS ADMINISTRASI PEMERINTAH DESA (STUDI DI DESA TARUN SELATAN KECAMATAN MELONGUANE KABUPATEN TALAUD)

PROFESIONALISME APARAT DESA DALAM PELAKSANAAN TUGAS ADMINISTRASI PEMERINTAH DESA (STUDI DI DESA TARUN SELATAN KECAMATAN MELONGUANE KABUPATEN TALAUD) PROFESIONALISME APARAT DESA DALAM PELAKSANAAN TUGAS ADMINISTRASI PEMERINTAH DESA (STUDI DI DESA TARUN SELATAN KECAMATAN MELONGUANE KABUPATEN TALAUD) Oleh : Evy F. Bawawa ABSTRAKSI Upaya untuk mewujudkan

Lebih terperinci

EKSEKUTIF ISSN : Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan Volume 2 No. 2 Tahun 2017 Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi

EKSEKUTIF ISSN : Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan Volume 2 No. 2 Tahun 2017 Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi PERAN CAMAT DALAM PEMBINAAN ADMINISTRASI DESA DI KECAMATAN DUMOGA KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW Tita Christabel Maramis 1 Johannis Kaawoan 2 Josef Kairupan 3 Abstrak Pemerintah kecamatan merupakan tingkat

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. misi pembangunan Kabupaten Natuna Tahun , sebagai upaya yang

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. misi pembangunan Kabupaten Natuna Tahun , sebagai upaya yang BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kabupaten Natuna Visi Kabupaten Natuna adalah Menuju Natuna yang Sejahtera, Merata dan Seimbang. Sesuai dengan visi tersebut, maka ditetapkan pula misi pembangunan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PELAYANAN APARAT KANTOR DISTRIK PIYAIYE KABUPATEN DOGIYAI PROPINSI PAPUA.

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PELAYANAN APARAT KANTOR DISTRIK PIYAIYE KABUPATEN DOGIYAI PROPINSI PAPUA. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PELAYANAN APARAT KANTOR DISTRIK PIYAIYE KABUPATEN DOGIYAI PROPINSI PAPUA Riko Gesmani Abstrak Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah

BAB I PENDAHULUAN. melalui Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Otonomi Daerah yang sedang berlangsung saat ini merupakan suatu hal yang baru bagi setiap daerah di Indonesia, oleh karena otonomi yang dicanangkan melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Dewasa ini Lembaga Pemerintah di Indonesia memang lebih terkesan sebagai lembaga politik dari pada lembaga ekonomi. Akan tetapi sebagaimana bentuk-bentuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. demokrasi, Sekaligus merupakan ciri khas adanya modernisasi politik. Dalam

I. PENDAHULUAN. demokrasi, Sekaligus merupakan ciri khas adanya modernisasi politik. Dalam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Partisipasi politik merupakan aspek penting dalam sebuah tatanan negara demokrasi, Sekaligus merupakan ciri khas adanya modernisasi politik. Dalam hubungannya

Lebih terperinci

PERAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) DALAM MENJALANKAN FUNGSI PENGAWASAN PEMERINTAHAN DI DESA LOMPAD KECAMATAN RANOIAPO KABUPATEN MINAHASA SELATAN

PERAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) DALAM MENJALANKAN FUNGSI PENGAWASAN PEMERINTAHAN DI DESA LOMPAD KECAMATAN RANOIAPO KABUPATEN MINAHASA SELATAN PERAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) DALAM MENJALANKAN FUNGSI PENGAWASAN PEMERINTAHAN DI DESA LOMPAD KECAMATAN RANOIAPO KABUPATEN MINAHASA SELATAN Oleh Oldi Arianto Pangemanan Abstrak Pemerintah desa

Lebih terperinci

ASEP NURWANDA Dosen Program Studi Ilmu Pemerintahan FISIP-Universitas Galuh ABSTRAK. Kata Kunci : Pelaksanaan, Pemungutan Retribusi, Bahan Beton Jalan

ASEP NURWANDA Dosen Program Studi Ilmu Pemerintahan FISIP-Universitas Galuh ABSTRAK. Kata Kunci : Pelaksanaan, Pemungutan Retribusi, Bahan Beton Jalan PELAKSANAAN PEMUNGUTAN RETRIBUSI PENGUJIAN BAHAN JALAN DAN BETON (Studi pada UPTD Laboratorium dan Peralatan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Ciamis) ASEP NURWANDA Dosen Program Studi Ilmu Pemerintahan FISIP-Universitas

Lebih terperinci

Jurnal Pembangunan dan Kebujakan Publik

Jurnal Pembangunan dan Kebujakan Publik Jurnal Pembangunan dan Kebujakan Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Garut ISSN: 2087-1511 Analisis Efektivitas Kepemimpinan, Situasi Kepemimpinan dan Hubungannya dengan Motivasi Berprestasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diserahkan kepadanya. Dengan demikian, pemerintah daerah tidak sekedar

BAB I PENDAHULUAN. diserahkan kepadanya. Dengan demikian, pemerintah daerah tidak sekedar BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Berdasarkan Undang-undang No. 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah, daerah berwenang untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA DI DESA SUNGAI RAYA KECAMATAN SUNGAI RAYA KABUPATEN KUBU RAYA PROVINSI KALIMANTAN BARAT

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA DI DESA SUNGAI RAYA KECAMATAN SUNGAI RAYA KABUPATEN KUBU RAYA PROVINSI KALIMANTAN BARAT IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA DI DESA SUNGAI RAYA KECAMATAN SUNGAI RAYA KABUPATEN KUBU RAYA PROVINSI KALIMANTAN BARAT Abdul Harsin 1, Zulkarnaen 2, Endang Indri Listiani 3 ABSTRAK Tujuan penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan terutama

Lebih terperinci

CENDEKIA Jurnal Ilmu Administrasi Negara

CENDEKIA Jurnal Ilmu Administrasi Negara PELAKSANAAN MOTIVASI KEPALA DINAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR DINAS BINA MARGA DAN CIPTA KARYA KABUPATEN MAJALENGKA Oleh : RATNA, S.IP., M.Si. ABSTRAK Belum optimalnya kinerja

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. terselenggaranya tata pemerintahan yang baik (good governance). Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 yang direvisi dengan Undang-Undang

I. PENDAHULUAN. terselenggaranya tata pemerintahan yang baik (good governance). Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 yang direvisi dengan Undang-Undang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pembangunan yang dihadapi dewasa ini dan di masa mendatang mensyaratkan perubahan paradigma kepemerintahan, pembaruan sistem kelembagaan, peningkatan kompetensi

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LD. 5 2008 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemerintah desa merupakan simbol formil kesatuan masyarakat desa. Pemerintah desa sebagai badan kekuasaan terendah selain memiliki wewenang asli untuk mengatur

Lebih terperinci

BUPATI MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN UMUM TATA CARA PELAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PELEMBAGAAN PARTISIPASI MASYARAKAT DESA MELALUI PEMBANGUNAN BKM

PELEMBAGAAN PARTISIPASI MASYARAKAT DESA MELALUI PEMBANGUNAN BKM PELEMBAGAAN PARTISIPASI MASYARAKAT DESA MELALUI PEMBANGUNAN BKM Oleh: Donny Setiawan * Pada era demokratisasi sebagaimana tengah berjalan di negeri ini, masyarakat memiliki peran cukup sentral untuk menentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Beralihnya masa orde lama ke orde baru telah menimbulkan banyak. perubahan baik dalam segi pemerintahan, ekonomi dan politik.

BAB I PENDAHULUAN. Beralihnya masa orde lama ke orde baru telah menimbulkan banyak. perubahan baik dalam segi pemerintahan, ekonomi dan politik. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Beralihnya masa orde lama ke orde baru telah menimbulkan banyak perubahan baik dalam segi pemerintahan, ekonomi dan politik. Dari segi pemerintahan salah

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI KERJA, BUDAYA KERJA DAN KEPEMIMPINAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI KELURAHAN MOJOROTO KECAMATAN MOJOROTO KOTA KEDIRI

PENGARUH MOTIVASI KERJA, BUDAYA KERJA DAN KEPEMIMPINAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI KELURAHAN MOJOROTO KECAMATAN MOJOROTO KOTA KEDIRI PENGARUH MOTIVASI KERJA, BUDAYA KERJA DAN KEPEMIMPINAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI KELURAHAN MOJOROTO KECAMATAN MOJOROTO KOTA KEDIRI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salahsatu Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis tipe kepemimpinan yang digunakan oleh Wali Nagari Ujung Gading, Burhanuddin Z dalam menjalankan

Lebih terperinci

Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam meningkatkan pelayanan di bidang pemerintahan yang sifatnya memberikan kemudahan bagi warga masyarakat, dibentuklah Kabupaten Bengkayang yang merupakan daerah pemekaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertimbangan yang mendasari terbitnya Undang-Undang Nomor 23

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertimbangan yang mendasari terbitnya Undang-Undang Nomor 23 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertimbangan yang mendasari terbitnya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah adalah bahwa penyelenggaraan pemerintahan daerah diarahkan untuk

Lebih terperinci

KOORDINASI KEPALA DESA DAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) DALAM PEMBANGUNAN DESA DI DESA MENDIK KECAMATAN LONG KALI KABUPATEN PASER

KOORDINASI KEPALA DESA DAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) DALAM PEMBANGUNAN DESA DI DESA MENDIK KECAMATAN LONG KALI KABUPATEN PASER ejournal Pemerintahan Integratif, 2017, 5 (1): 159-168 ISSN: 2337-8670 (online), ISSN 2337-8662 (print), ejournal.pin.or.id Copyright 2017 KOORDINASI KEPALA DESA DAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) DALAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Zico Oktorachman, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Zico Oktorachman, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan nasional pada hakekatnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, serta bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur secara materil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seorang pemimpin bukan hanya menduduki jabatan saja, tapi harus dapat

BAB I PENDAHULUAN. Seorang pemimpin bukan hanya menduduki jabatan saja, tapi harus dapat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seorang pemimpin bukan hanya menduduki jabatan saja, tapi harus dapat membuat karyawan menerima pemimpin tersebut sebagai atasannya antara lain dengan melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PDAM Tirta Kerta Raharja merupakan Badan Usaha Milik Daerah Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. PDAM Tirta Kerta Raharja merupakan Badan Usaha Milik Daerah Kabupaten BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PDAM Tirta Kerta Raharja merupakan Badan Usaha Milik Daerah Kabupaten Tangerang yang bergerak pada bidang pengelolaan air minum untuk masyarakat sekitar wilayah

Lebih terperinci

DISFUNGSIONAL PERAN KARANG TARUNA DALAM PELESTARIAN KEARIFAN LOKAL DI KAMPUNG CIREUNDEU

DISFUNGSIONAL PERAN KARANG TARUNA DALAM PELESTARIAN KEARIFAN LOKAL DI KAMPUNG CIREUNDEU 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pemuda merupakan suatu elemen yang sangat penting dalam memajukan suatu bangsa dan juga perubahan bangsa di era globalisasi saat ini. Generasi mudalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi pemerintahan merupakan salah satu organisasi yang non profit

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi pemerintahan merupakan salah satu organisasi yang non profit 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Organisasi pemerintahan merupakan salah satu organisasi yang non profit yaitu organisasi yang sifatnya tidak mengejar laba. Organisasi pemerintah daerah merupakan

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA DI KABUPATEN BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Sehingga dalam kaitan dengan kinerja pegawai, mahsun (2013:25), menjelaskan kinerja (performance) merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian

Sehingga dalam kaitan dengan kinerja pegawai, mahsun (2013:25), menjelaskan kinerja (performance) merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perubahan kondisi sosial, ekonomi dan politik yang begitu cepat menuntut perlunya sistem perencanaan pembangunan yang komprehensif dan berkualitas serta desentralisasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang-orang dalam bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang telah

BAB I PENDAHULUAN. orang-orang dalam bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang telah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Organisasi merupakan suatu wadah yang di dalamnya terdapat aktivitas orang-orang dalam bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang telah ditentukan

Lebih terperinci

pelaksanaan pemerintahan terbebas dari praktek-praktek KKN,

pelaksanaan pemerintahan terbebas dari praktek-praktek KKN, VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH KECAMATAN BAREGBEG KABUPATEN CIAMIS VISI Agar terselenggaranya good goverment ( pemerintahan yang baik ) tentunya diperlukan perencanaan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI PEMERINTAHAN DESA (Studi Kasus di Kantor Kepala Desa Gedongan Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen)

IMPLEMENTASI PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI PEMERINTAHAN DESA (Studi Kasus di Kantor Kepala Desa Gedongan Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen) IMPLEMENTASI PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI PEMERINTAHAN DESA (Studi Kasus di Kantor Kepala Desa Gedongan Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna

Lebih terperinci

PENERAPAN GOOD GOVERNANCE DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (Suatu Studi pada Sekretariat Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro)

PENERAPAN GOOD GOVERNANCE DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (Suatu Studi pada Sekretariat Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro) PENERAPAN GOOD GOVERNANCE DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (Suatu Studi pada Sekretariat Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro) Oleh MELANI DWIYANTI SELAMAT Abstraksi Berkembangnya

Lebih terperinci

VIII. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN

VIII. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN VIII. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN 115 8.1 Kesimpulan Dari hasil kajian tentang Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat melalui Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) (suatu kajian penguatan kapasitas

Lebih terperinci

MADE WIDHITAMA HARIANTO

MADE WIDHITAMA HARIANTO PERAN CAMAT DALAM PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DI KECAMATAN MALALAYANG KOTA MANADO Oleh : MADE WIDHITAMA HARIANTO Abstrak Pengertian Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan pada seseorang sesuai dengan

Lebih terperinci

KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT KECAMATAN... DESA...

KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT KECAMATAN... DESA... KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT KECAMATAN... DESA... PERATURAN DESA... KECAMATAN... KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR... TAHUN 2014 TENTANG MEKANISME DAN TATA KERJA BADAN KERJASAMA DESA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Akhir-akhir ini kinerja instansi pemerintah banyak menjadi sorotan terutama sejak timbulnya iklim yang lebih demokratis dalam pemerintahan. Rakyat mulai

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini merupakan kesimpulan yang menjabarkan pernyataan singkat hasil temuan penelitian yang menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian. Kesimpulan penelitian akan dimulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana yang diamanatkan oleh undang-undang, bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana yang diamanatkan oleh undang-undang, bahwa pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Globalisasi menurut manusia untuk bergerak dan mengikuti alur kehidupan secara lebih luas dan terbuka, tidak terkecuali dalam dunia pendidikan. Pendidikan sebagai

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DEMOKRATIK DENGAN KINERJA KARYAWAN

HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DEMOKRATIK DENGAN KINERJA KARYAWAN HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DEMOKRATIK DENGAN KINERJA KARYAWAN NASKAH PUBLIKASI Oleh: ZULFIKA DWI UTAMI F 100 070 048 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013 1 2 HUBUNGAN ANTARA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan tugas dan penyelenggaraan pemerintahan, dipengaruhi oleh

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan tugas dan penyelenggaraan pemerintahan, dipengaruhi oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada sebuah organisasi pemerintahan, kesuksesan atau kegagalan dalam pelaksanaan tugas dan penyelenggaraan pemerintahan, dipengaruhi oleh kepemimpinan, melalui kepemimpinan

Lebih terperinci

Kata Kunci : Evaluasi Kinerja, Protokol

Kata Kunci : Evaluasi Kinerja, Protokol SINOPSIS Kinerja organisasi mengisyaratkan bahwa penilaian kinerja sesungguhnya sangat penting untuk melihat sampai sejauh mana tujuan organisasi telah tercapai. Sejalan dengan sistem pemerintahan saat

Lebih terperinci

BAB I. tangganya sendiri (Kansil, C.S.T. & Christine S.T, 2008). perubahan dalam sistem pemerintahan dari tingkat pusat sampai ke desa.

BAB I. tangganya sendiri (Kansil, C.S.T. & Christine S.T, 2008). perubahan dalam sistem pemerintahan dari tingkat pusat sampai ke desa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bentuk negara Indonesia adalah negara kesatuan, dimana didalam negara kesatuan dibagi menjadi 2 bentuk, yang pertama adalah negara kesatuan dengan sistem sentralisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut salah satunya adalah sumber daya manusia. Tumbuh lebih baik, bahkan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut salah satunya adalah sumber daya manusia. Tumbuh lebih baik, bahkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan dalam berbagai industri merupakan bagian yang tidak bisa dihi ndari. Banyak faktor yang mendukung tingginya persaingan di berbagai industri tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berakhirnya pemerintahan orde baru telah mengubah dasar-dasar

BAB I PENDAHULUAN. Berakhirnya pemerintahan orde baru telah mengubah dasar-dasar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berakhirnya pemerintahan orde baru telah mengubah dasar-dasar penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia. Salah satunya adalah terjadinya perubahan sistem pemerintahan

Lebih terperinci

Kabupaten Tasikmalaya 10 Mei 2011

Kabupaten Tasikmalaya 10 Mei 2011 DINAMIKA PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH HUBUNGANNYA DENGAN PENETAPAN KEBIJAKAN STRATEGIS Oleh: Prof. Dr. Deden Mulyana, SE.,M.Si. Disampaikan Pada Focus Group Discussion Kantor Litbang I. Pendahuluan Kabupaten

Lebih terperinci

Pelaksanaan Program Pembangunan Fisik di Desa Gunungsari Kecamatan Sadananya Kabupaten Ciamis. Anis Karnita ABSTRAK

Pelaksanaan Program Pembangunan Fisik di Desa Gunungsari Kecamatan Sadananya Kabupaten Ciamis. Anis Karnita ABSTRAK Pelaksanaan Program Pembangunan Fisik di Kabupaten Ciamis Anis Karnita ABSTRAK Latar belakang penelitian ini adalah Kecamatan Sadananya Kabupaten Ciamis belum optimal, karena sesuai dengan kenyataanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Otonomi Daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban daerah otonom

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Otonomi Daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban daerah otonom 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Otonomi Daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat

Lebih terperinci

Dyah Pitaloka Haryono SH,MA NIP

Dyah Pitaloka Haryono SH,MA NIP ABSTRAKSI Judul : Audit Kinerja Komunikasi Organisasi Biro Humas Sekretariat Negara RI Nama Peneliti : Endira Paramita Septioningrum NIM : D2C 005 157 Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurang berperannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah memberikan perhatian yang sungguh-sungguh dalam memberantas

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah memberikan perhatian yang sungguh-sungguh dalam memberantas 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Akhir-akhir ini banyak orang membicarakan masalah krisis kepemimpinan. Konon sangat sulit mencari kader-kader pemimpin pada berbagai tingkatan. Reformasi dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang besar dan luas dari segi georafis serta terdiri dari beribu-ribu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang besar dan luas dari segi georafis serta terdiri dari beribu-ribu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia menganut paham demokrasi, sehinggga semua kewenangan adalah dimiliki oleh Rakyat. Negara Indonesia yang besar

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN: ADAT ISTIADAT SEBAGAI LANDASAN GERAKAN SOSIAL SUKU DAYAK IBAN

BAB V KESIMPULAN: ADAT ISTIADAT SEBAGAI LANDASAN GERAKAN SOSIAL SUKU DAYAK IBAN BAB V KESIMPULAN: ADAT ISTIADAT SEBAGAI LANDASAN GERAKAN SOSIAL SUKU DAYAK IBAN A. Prolog Skripsi ini dimulai dari keingintahuan peneliti terhadap fenomena unik yang terjadi di bumi Kapuas Hulu, tepatnya

Lebih terperinci

PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT TERHADAP KEBIJAKAN PEMERINTAH DI KABUPATEN TOLIKARA PROVINSI PAPUA. Yupiter Weya NIM :

PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT TERHADAP KEBIJAKAN PEMERINTAH DI KABUPATEN TOLIKARA PROVINSI PAPUA. Yupiter Weya NIM : PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT TERHADAP KEBIJAKAN PEMERINTAH DI KABUPATEN TOLIKARA PROVINSI PAPUA Yupiter Weya NIM : 090814023 Dosen Pembimbing : 1. Dr. Drs. A. B. Pati, MSi 2. Drs. R. J. D. Sumampouw,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. partisipatif, kesamaan hak, keseimbangan hak, dan kewajiban. Setiap satuan kerja baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah

BAB I PENDAHULUAN. partisipatif, kesamaan hak, keseimbangan hak, dan kewajiban. Setiap satuan kerja baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia menganut asas desentralisasi yang memberikan kebebasan dan keleluasaan kepada Pemerintah Daerah dalam menyelenggarakan pemerintahan melalui Otonomi

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian. Hal ini dilakukan berdasarkan bahwa mereka dapat memberikan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian. Hal ini dilakukan berdasarkan bahwa mereka dapat memberikan V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identitas Responden Dalam penelitian ini, peneliti memutuskan untuk memakai beberapa sumber informan sebagai responden sesuai dengan apa yang dibutuhkan di dalam penelitian.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. atau dengan menggunakan alat kuantifikasi yang lain, melainkan melakukan

METODE PENELITIAN. atau dengan menggunakan alat kuantifikasi yang lain, melainkan melakukan III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian jenis ini dimaksudkan sebagai suatu cara yang tidak menggunakan prosedur statistik atau dengan

Lebih terperinci

AKUNTABILITAS KINERJA PEGAWAI KECAMATAN DALAM PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK Oleh ERNA SRI MADUNDANG

AKUNTABILITAS KINERJA PEGAWAI KECAMATAN DALAM PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK Oleh ERNA SRI MADUNDANG AKUNTABILITAS KINERJA PEGAWAI KECAMATAN DALAM PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK Oleh ERNA SRI MADUNDANG ABSTRAK Dengan adanya akuntabilitas diharapkan kinerja pegawai dapat meningkat. Karena dalam akuntabilitas,

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. menjalankan tugas dan fungsinya sebagai penyelenggara administrasi

BAB I. PENDAHULUAN. menjalankan tugas dan fungsinya sebagai penyelenggara administrasi BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Birokrasi merupakan instrumen untuk bekerjanya suatu administrasi, dimana birokrasi bekerja berdasarkan pembagian kerja, hirarki kewenangan, impersonalitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan BAB I PENDAHULUHUAN A. Latar Belakang Masalah UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Bagaimana pengaruh kepemimpinan, motivasi, dan lingkungan kerja terhadap kinerja Pegawai Negeri Sipil pada Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Jepara TESIS Disusun Oleh: Joko Purnomo P.100030083 PROGRAM

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. tiga prasyarat yaitu kompetisi didalam merebutkan dan mempertahankan

1. PENDAHULUAN. tiga prasyarat yaitu kompetisi didalam merebutkan dan mempertahankan 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia menganut sistem pemerintahan demokrasi yaitu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Sistem demokrasi ditandai oleh adanya tiga prasyarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia adalah mendapatkan orang-orang terbaik dan. mempertahankannya. Pemilik atau pemimpin perusahaan akan mudah

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia adalah mendapatkan orang-orang terbaik dan. mempertahankannya. Pemilik atau pemimpin perusahaan akan mudah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Satu ungkapan yang dapat menggambarkan seluruh aktivitas Manajemen Sumber Daya Manusia adalah mendapatkan orang-orang terbaik dan mempertahankannya. Pemilik atau pemimpin

Lebih terperinci

BADAN PERWAKILAN DESA DESA PADI KECAMATAN GONDANG KABUPATEN MOJOKERTO K E P U T U S A N BADAN PERWAKILAN DESA PADI NOMOR : 01 TAHUN 2001 T E N T A N G

BADAN PERWAKILAN DESA DESA PADI KECAMATAN GONDANG KABUPATEN MOJOKERTO K E P U T U S A N BADAN PERWAKILAN DESA PADI NOMOR : 01 TAHUN 2001 T E N T A N G BADAN PERWAKILAN DESA DESA PADI KECAMATAN GONDANG KABUPATEN MOJOKERTO K E P U T U S A N BADAN PERWAKILAN DESA PADI NOMOR : 01 TAHUN 2001 T E N T A N G PERATURAN TATA TERTIB BADAN PERWAKILAN DESA PADI Menimbang

Lebih terperinci

2 keberadaannya, secara umum Public Relations adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik itu kedalam maupun keluar, antara suatu organisasi d

2 keberadaannya, secara umum Public Relations adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik itu kedalam maupun keluar, antara suatu organisasi d BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Public Relations sebagai salah satu divisi dalam sebuah organisasi atau perusahaan sangat penting keberadaanya, secara umum Public Relations adalah semua bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cenderung hidup dan terlibat di dalam anggota kemasyarakatan. Organisasi di dalam

BAB I PENDAHULUAN. cenderung hidup dan terlibat di dalam anggota kemasyarakatan. Organisasi di dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kehidupan sehari-hari manusia tidak pernah lepas dari kehidupan berorganisasi karena pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial yang cenderung hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam Sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Kecamatan merupakan salah satu ujung tombak dari Pemerintahan Daerah yang langsung berhadapan (face to

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semua perusahaan pasti membutuhkan seorang pemimpin. Peranan pemimpin dalam kegiatan tersebut sangat penting dalam operasional kegiatannya. Kepemimpinan sebagai

Lebih terperinci