BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN"

Transkripsi

1 20 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Eksperimental Laboratoris Rancangan Penelitian Rancang penelitian adalah pre-post test group design 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian Penelitian dilakukan di Departemen Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi USU Medan Lokasi Pembuatan Ekstrak Kulit Pisang Raja Laboratorium Pasca Kimia Fakultas MIPA USU Waktu penelitian Waktu penelitian: Agustus 2016 Maret Sampel Sampel penelitian adalah gigi permanen premolar yang telah dicabut dan memenuhi kriteria sebagai berikut: 1. Kriteria inklusi a. Mahkota masih utuh dan akar sudah terbentuk sempurna b. Tidak terdapat karies, restorasi, dan anomali c. Gigi dicabut karena alasan kebutuhan ortodonti d. Gigi tidak retak dan/atau fraktur

2 21 2. Kriteria eksklusi a. Gigi sulung b. Gigi yang mengalami fluorosis c. Gigi yang mengalami diskolorisasi akibat nekrosis d. Gigi yang mengalami karies dengan diagnosis pulpitis irreversible e. Akar gigi perforasi f. Gigi yang mengalami perubahan warna karena tetrasiklin Besar Sampel Pada penelitian ini besar sampel minimal diestimasi berdasarkan rumus Federer sebagai berikut: 45 (t-1) (r-1) 15 Keterangan: t : Jumlah perlakuan dalam penelitian r : Jumlah perlakuan ulangan Dalam penelitian ini akan digunakan t = 3 karena jumlah perlakuan sebanyak tiga perlakuan yaitu perendaman gigi dalam ekstrak kulit pisang raja selama 1 jam, 3 jam, dan 5 jam. Jumlah ( r ) tiap kelompok sampel dapat ditentukan sebagai berikut: ( t 1 ) ( r 1 ) 15 ( 3 1 ) ( r 1 ) 15 2 ( r 1 ) 15 2r r r 17 / 2 r 8,5

3 22 Dari hasil di atas, jumah sampel minimal untuk tiap kelompok adalah senilai 8,5 sampel, maka untuk mempermudah perhitungan maka besar sampel untuk masingmasing kelompok adalah 10 sehingga jumlah sampel untuk tiga kelompok adalah 30 sampel. jam 3.4 Variabel Penelitian Variabel Bebas Perendaman dalam ekstrak kulit pisang raja 100% selama 1 jam, 3 jam dan Variabel Terikat Perubahan warna gigi permanen manusia Variabel Terkendali 1. Jenis gigi (premolar satu atau dua, rahang atas atau bawah) 2. Gigi pasca pencabutan langsung direndam dalam larutan saline dan tidak melebihi 3 bulan Larutan untuk diskolorasi gigi yaitu larutan kopi 4. Jenis kopi yaitu kopi arabika 5. Volume larutan kopi yaitu 15ml 6. Lama perendaman gigi dalam larutan kopi selama 12 hari 7. ph larutan kopi adalah 4 8. Jenis buah pisang 9. Daerah asal buah pisang 10. Konsentrasi ekstrak kulit pisang yaitu 100% 11. ph ekstrak kulit pisang raja 100% adalah Merek shade guide yang digunakan yaitu VITAPAN Classical Variabel Tidak Terkendali 1. Warna awal gigi 2. Ketebalan dan struktur enamel 3. Suhu larutan kopi 4. Temperatur dan kelembaban ruangan 12

4 23 5. Lingkungan (kondisi ph tanah dan iklim) tempat tumbuh buah pisang 6. Usia buah pisang 3.5 Definisi Operasional 1. Perubahan warna gigi permanen manusia adalah perubahan warna gigi yang terjadi sesudah dilakukan perendaman ekstrak kulit pisang raja yang diukur secara visual oleh 3 pengamat dengan menggunakan shade guide VITAPAN Classical di bawah sinar matahari. Ukuran skor perubahan warna dari yang paling terang hingga yang paling gelap yaitu: B1=1, A1=2,B2=3, D2=4, A2=5, C1=6, C2=7, D4=8, A3=9, D3=10, B3=11, A3,5=12, B4=13, C3=14, A4=15, C4= Perendaman dalam ekstrak kulit pisang raja selama 1 jam, 3 jam dan 5 jam adalah perendaman gigi yang telah diskolorasi oleh kopi selama 12 hari ke dalam ekstrak kulit pisang raja selama 1 jam, 3 jam, 5 jam. 3. Ekstrak kulit pisang raja 100% adalah sediaan yang dibuat dari kulit pisang raja dengan kandungan zat aktif yang diperoleh secara maserasi menggunakan larutan metanol ml yang kemudian diuapkan dan dikeringkan sehingga diperoleh ekstrak kental sebanyak 450 ml Alat dan Bahan Penelitian Alat Penelitian a. Shade Guide VITAPAN Classical (Vita Zahnfabrik, Germany) Gambar 2. Shade Guide

5 24 b. Pinset (dentica) Gambar 3. Pinset c. Wadah plastik Gambar 4. Wadah plastic d. Gelas ukur 25ml (Pyrex) Gambar 5. Gelas ukur 25ml e. Mikromotor (Strong) & bur brush Gambar 6. Mikromotor

6 25 f. Kertas ph indikator (SUNCARE USA Technology) Gambar 7. Kertas ph indikator g. Mesin kopi (Nuova Simonelli, Italy) Gambar 8. Mesin Kopi h. Timbangan digital (Kenko) Gambar 9. Timbangan digital i. Lemari pengering Gambar 10. Lemari pengering

7 26 j. Erlenmeyer 500 ml (Pyrex) Gambar 11. Erlenmeyer 500ml k. Blender (National) Gambar 12. Blender l. Gelas beker 500 ml (Pyrex) Gambar 13. Gelas beker

8 27 m. Gelas ukur 1000 ml (Pyrex) n. Corong kaca Gambar 14. Gelas ukur 1000ml o. Toples kaca Gambar 15. Corong kaca Gambar 16. Toples kaca p. Kertas perkamen Gambar 17. Kertas perkamen

9 28 q. Kertas saring Gambar 18. Kertas saring r. Botol kaca gelap Gambar 19. Botol kaca gelap s. Electronic balance (Ohyo jp26000, Japan) dan vacuum rotary evaporator (Heidolph vv 2000, Germany) Gambar 20. Electronic balance dan vacuum rotary evaporator t. Alat penangas Gambar 21. Alat penangas

10 Bahan Penelitian a. Kulit pisang raja (Musa paradisiaca var. Raja) b. Metanol c. Larutan saline d. Gigi premolar permanen satu atau dua, rahang atas atau bawah e. Larutan kopi arabika (Kok Tong) f. Cat kuku warna putih bening g. Pasta profilaksis h. Aquadest 3.7 Metode Pengumpulan Data/Pelaksanaan Penelitian Persiapan Sampel Sampel gigi yang diekstraksi karena kebutuhan ortodonti direndam dalam larutan saline. Pertama-tama semua sampel gigi dibersihkan dengan pasta profilaksis menggunakan mikromotor dan bur brush, lalu oleskan cat kuku warna putih bening dari bagian akar hingga bagian servikal dengan tujuan untuk menutup akar sehingga larutan kopi tidak berpenetrasi melalui tubuli dentin dan bagian apikal gigi. Masingmasing gigi diurutkan dan diberi kode. ( (a) (b) Gambar 22. (a) Sampel diprofilaksis dengan pasta profilaksis, (b) Akar sampel ditutup dengan cat kuku bening.

11 Perendaman Dalam Larutan Kopi Dan Penentuan Warna Pembuatan larutan kopi arabika 30ml yaitu menggunakan uap panas pada tekanan tinggi dengan menggunakan air bersuhu C (dipanaskan melalui tekanan tinggi dengan alat khusus) yang dialirkan ke bubuk kopi 7 gram yang ditaruh di saringan kopi. Pembuatan larutan kopi sebanyak 450ml dilakukan untuk 30 wadah sampel gigi yaitu 15ml untuk masing-masing sampel. Masing-masing sampel direndam dalam wadah berisi larutan kopi pada suhu ruangan yang telah diberi kode. Kemudian ph kopi diukur yaitu 4. Larutan kopi diganti setiap hari selama 12 hari. Setelah itu, gigi dikeluarkan dan dicuci dengan aquadest dan keringkan dengan tisu sampai kering pada suhu kamar. Kemudian warna gigi diukur menggunakan Shade Guide VITAPAN Classical dengan skor B1=1, A1=2,B2=3, D2=4, A2=5, C1=6, C2=7, D4=8, A3=9, D3=10, B3=11, A3,5=12, B4=13, C3=14, A4=15, C4=16 di bawah sinar matahari oleh 3 pengamat dan dilakukan pencatatan. (a) (b) (c) (d) (e) Gambar 23. (a) Pembuatan kopi menggunakan mesin kopi, (b) Perendaman sampel dalam 15 ml larutan kopi, (c) Seluruh sampel direndam dalam wadah berisi larutan kopi yang telah diberi kode, (d) Pengukuran ph kopi, (e) Penentuan warna gigi menggunakan shade guide.

12 Pembuatan Ekstrak Kulit Pisang Raja 100% 46 a. Kulit pisang raja dikumpulkan sebanyak ±5 kg disortasi, yaitu memisahkan dari benda-benda asing. Kemudian cuci bersih lalu ditiriskan, dipotong kecil-kecil dan disebarkan diatas kertas perkamen hingga airnya terserap. b. Kemudian dimasukkan ke dalam lemari pengering dengan suhu C. Proses pengeringan dilakukan sampai kulit pisang raja mudah diremukkan (± 1 minggu). Bahan yang telah kering diserbuk dengan menggunakan blender hingga menjadi serbuk. Serbuk disimpan dalam kantung plastik untuk mencegah pengaruh lembab dan pengotoran lain. c. Untuk mendapatkan ekstrak kulit pisang raja 100%, maka dilakukan pengekstrakan dengan metode maserasi: Sebanyak 1 kg kulit pisang raja yang telah diserbukkan dimasukkan ke dalam wadah tertutup, lalu dilarutkan dengan ml pelarut metanol. Larutan tersebut disimpan dalam botol kedap cahaya dan terlindung dari cahaya matahari selama 2 hari dan setiap hari diaduk dengan kaca pengaduk selama 30 menit, lalu disaring. Proses penyaringan ini diulangi sekali lagi dengan menambahkan ml pelarut metanol pada ampas, sehingga diperoleh seluruh cairan sebanyak ml. d. Hasil ekstraksi diuapkan dengan bantuan alat penguap rotary evaporator pada temperatur tidak lebih 40ºC. Lalu dikeringkan dengan alat penangas selama 2 hari sehingga diperoleh ekstrak kental kulit pisang raja 100% sebanyak 450 ml. Setelah didapatkan ekstrak, dilakukan pengukuran ph yaitu ph ekstrak adalah 6.

13 32 (a) (b) (c) Gambar 24. (a) Kulit pisang disortasi dan dipotong kecil-kecil, (b) Kulit pisang dimasukkan ke dalam lemari pengering, (c) Bahan yang telah kering diserbuk dengan menggunakan blender hingga menjadi serbuk. (a) (b) (c) Gambar 25. (a) Proses maserasi, (b) Hasil ekstraksi diuapkan dengan bantuan alat penguap rotary evaporator, (c) Pengeringan dengan alat penangas. Gambar 26. Pengukuran ph ekstrak

14 Perendaman Sampel dalam Ekstrak Kulit Pisang Raja 100% 1. Sampel kelompok perendaman dibagi menjadi tiga kelompok yaitu kelompok A, B, dan C, masing-masing 10 sampel untuk kelompok perendaman selama 1 jam, 3 jam dan 5 jam dalam ekstrak kulit pisang raja 100%. Setiap sampel diikat dengan benang agar seluruh permukaan terkena ekstrak dan direndam dalam wadah 15ml ekstrak kulit pisang raja 100% pada suhu ruangan. 2. Sampel dikeluarkan dan dibersihkan dengan aquadest kemudian diletakkan di atas tisu kering sehingga kering pada suhu kamar. (a) (b) Gambar 27. (a) Sampel gigi yang telah diikat dengan benang, (b) Seluruh sampel gigi direndam dalam wadah berisi ekstrak kulit pisang raja 100% Pengukuran Warna Gigi Setelah Perendaman Setelah perendaman dalam ekstrak kulit pisang raja 100%, pengukuran warna gigi menggunakan shade guide VITAPAN Classical dengan skor B1=1, A1=2,B2=3, D2=4, A2=5, C1=6, C2=7, D4=8, A3=9, D3=10, B3=11, A3,5=12, B4=13, C3=14, A4=15, C4=16 dilakukan oleh 3 pengamat di bawah sinar matahari, kemudian warna gigi dicatat. Gambar 28. Pengukuran warna gigi setelah perendaman ekstrak kulit pisang raja 100%

15 Analisis Data Analisis data pada penelitian ini yaitu: 1. Uji normalitas Shapiro-Wilk 2. Uji analisis ANOVA one way untuk melihat perbedaan ketiga data pengamat dan perbedaan antara ketiga kelompok perendaman yaitu kelompok yang direndam selama 1 jam, 3 jam, dan 5 jam di dalam ekstrak kulit pisang raja 100%. 3. Uji analisis t-paired untuk melihat perbedaan warna gigi sebelum dan setelah perendaman dalam ekstrak kulit pisang raja 100% selama 1 jam, 3 jam, dan 5 jam. 3.9 Etika Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti selalu berpedoman pada norma dan etika berikut yaitu: Informed Consent Surat persetujuan penelitian ini diberikan kepada responden tujuanya adalah agar subjek penelitian mengetahui maksud dan tujuan penelitian. Jika subjek bersedia maka harus mendadatangani informed consent yang diajukan peneliti, yaitu dapat dilihat pada lampiran Ethical Clearance Ethical clearance diperoleh dengan mengajukan surat permohonan izin penelitian pada komisi etik di Fakultas Kedokteran Sumatera Utara, dan telah lulus dengan nomor 95/TGL/EPK FK USU-RSUP HAM/2017 (lampiran 11).

16 35 BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1 Hasil Penelitian Hasil penelitian ini berdasarkan data dari satu pengamat, karena data tiga pengamat pada lampiran 4 telah dianalisis menggunakan uji parametrik ANOVA one way dan pada lampiran 6 terlihat bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara tiga pengamat sehingga persepsi warna yang diamati tiga pengamat dianggap sudah sama. Tabel 4. Hasil Pengukuran Perubahan Warna Gigi Sebelum dan Setelah Perendaman Dalam Ekstrak Kulit Pisang Raja 100% Selama 1 jam (Kelompok A) Sampel Sebelum Setelah Shade Skor Shade Skor 1 A3,5 12 C2 7 2 C1 6 A1 2 3 A3 9 A2 5 4 C1 6 A1 2 5 A3 9 D2 4 6 A3,5 12 C2 7 7 C2 7 B2 3 8 D4 8 D2 4 9 C2 7 B A3 9 D2 4 Rerata - 8,40-4,30 SD - 2,011-2,003 Skor Warna 4,1 ± 0,361 Gigi ± SD

17 36 Tabel 5. Hasil Pengukuran Perubahan Warna Gigi Sebelum dan Setelah Perendaman Dalam Ekstrak Kulit Pisang Raja 100% Selama 3 jam (Kelompok B) Sampel Sebelum Setelah Shade Skor Shade Skor 1 C2 7 A1 2 2 D4 8 B2 3 3 A3 9 A1 2 4 A3,5 12 C2 7 5 A3,5 12 C1 6 6 A4 15 D4 8 7 C2 7 A1 2 8 A3 9 B2 3 9 D4 8 B D3 10 D2 4 Rerata - 9,90-4,00 SD - 2,726-2,211 Skor Warna 5,9 ± 0,876 Gigi ± SD Tabel 6. Hasil Pengukuran Perubahan Warna Gigi Sebelum dan Setelah Perendaman Dalam Ekstrak Kulit Pisang Raja 100% Selama 5 jam (Kelompok C) Sampel Sebelum Setelah Shade Skor Shade Skor 1 A3 9 A1 2 2 D4 8 A1 2 3 A3 9 A1 2 4 A3,5 12 A2 5 5 B3 11 D2 4 6 A3 9 A1 2 7 A4 15 C2 7 8 D3 10 A1 2 9 B3 11 B A3 9 A1 2 Rerata - 10,60-3,10 SD - 1,955-1,729 Skor Warna 7,5 ± 0,527 Gigi ± SD

18 37 Grafik perbedaan perubahan warna gigi sebelum dan setelah perendaman ekstrak kulit pisang raja 100% selama 1 jam, 3 jam, dan 5 jam dapat dilihat pada gambar 29. 9,000 Skor Warna Gigi ± SD 8,000 7,000 6,000 5,000 4,000 3,000 2,000 4,1 5,9 7,5 1,000 0,000 1 jam 3 jam 5 jam Wakt u Perendaman Gambar 29. Grafik Perbedaan Perubahan Warna Gigi Sebelum dan Setelah Perendaman dalam Ekstrak Kulit Pisang Raja 100% selama 1 jam, 3 jam, dan 5 jam. 4.2 Analisis Hasil Penelitian Pada penelitian ini, untuk mengetahui apakah ada perubahan warna gigi sebelum dan setelah perendaman dalam ekstrak kulit pisang raja 100%, digunakan uji t-paired. Terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data yaitu dengan Shapiro-Wilk dan pada lampiran 5 terlihat bahwa data terdistribusi normal setelah diuji normalitas. Hasil uji t-paired pada kelompok perendaman dapat dilihat pada tabel 7.

19 38 Tabel 7. Hasil Uji t-paired Warna Gigi Sebelum dan Setelah Perendaman dalam Ekstrak Kulit Pisang Raja 100% Pada Setiap Kelompok Sebelum- Setelah Perendaman n Rerata skor warna gigi ± SD Mean Difference ±SD Sig. (2- tailed) Sebelum Setelah Kelompok A 10 8,40 ± 2,011 4,30 ± 2,003 4,10 ± 0,316 0,000* Kelompok B 10 9,90 ± 2,726 4,00 ± 2,211 5,90 ± 0,876 0,000* Kelompok C 10 10,60 ± 1,955 3,10 ± 1,729 7,50 ± 0,527 0,000* Keterangan : Kelompok A : Kelompok Perendaman selama 1 jam Kelompok B : Kelompok Perendaman selama 3 jam Kelompok C : Kelompok Perendaman selama 5 jam *: menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan Dari tabel 7 di atas dapat dilihat bahwa terjadi perubahan warna gigi yang signifikan setelah direndam dalam ekstrak kulit pisang raja 100% pada seluruh kelompok waktu perendaman dengan p=0,000 (p<0,05) pada kelompok sebelumsetelah perendaman selama 1, 3 dan 5 jam. Pada kelompok perendaman 1 jam (kelompok A) didapat hasil rerata warna gigi sebelum perendaman yaitu 8,40 ± 2,011 dan setelah perendaman yaitu 4,30 ± 2,003, perbedaan rerata adalah 4,10 ± 0,316, dan hasilnya adalah p=0,000 (p<0,05) yang berarti signifikan. Pada kelompok perendaman 3 jam (kelompok B) didapat hasil rerata warna gigi sebelum perendaman yaitu 9,90 ± 2,726 dan setelah perendaman yaitu 4,00 ± 2,211, perbedaan rerata adalah 5,90 ± 0,876, dan hasilnya adalah p=0,000 (p<0,05) yang berarti signifikan. Pada kelompok perendaman 5 jam (kelompok C) didapat hasil rerata warna gigi sebelum perendaman yaitu 10,60 ± 1,955 dan setelah perendaman yaitu 3,10 ± 1,729, perbedaan rerata adalah 7,50 ± 0,527, dan hasilnya adalah p=0,000 (p<0,05) yang berarti signifikan.

20 39 Untuk membandingkan warna gigi antara ketiga kelompok perendaman yaitu kelompok yang direndam selama 1 jam, 3 jam, dan 5 jam di dalam ekstrak kulit pisang raja 100% dilakukan uji ANOVA one way. Hasil uji ANOVA one way dapat dilihat pada tabel 8. Tabel 8. Hasil Uji ANOVA One Way Warna Gigi Setelah Perendaman Dalam Ekstrak Kulit Pisang Raja 100% Pada Kelompok Perendaman ANOVA Selisih Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Between Groups * Within Groups Total Keterangan : * menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan Dari tabel 8 di atas dapat dilihat bahwa ada perbedaan signifikan antara ketiga kelompok perendaman yaitu kelompok yang direndam selama 1 jam, 3 jam, dan 5 jam di dalam ekstrak kulit pisang raja 100% dengan p=0,000 (p<0,05). Untuk membandingkan perbedaan antar kelompok maka dilakukan uji Post Hoc Multiple Comparison LSD dan hasilnya dapat dilihat pada tabel 9.

21 40 Tabel 9. Analisis Statistik Anova One Way dengan Post Hoc Multiple Comparison LSD antara Kelompok Perendaman Kelompok Perendaman Mean Difference (I-J) Sig (P) A-B 1,800 0,000* A-C 3,400 0,000* B-A -1,800 0,000* B-C 1,600 0,000* C-A -3,400 0,000* C-B -1,600 0,000* Keterangan : A : Kelompok Perendaman selama 1 jam B : Kelompok Perendaman selama 3 jam C : Kelompok Perendaman selama 5 jam *: menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan. Dari hasil uji Least Significance Difference (LSD) pada tabel 10 menunjukkan perbedaan warna gigi antara kelompok perendaman 1 jam (kelompok A) dan kelompok perendaman 3 jam (kelompok B) sebesar 1,800 dengan nilai p=0,000 (p< 0,05), kelompok perendaman 1 jam (kelompok A) dan kelompok perendaman 5 jam (kelompok C) sebesar 3,400 dengan nilai p=0,000 (p< 0,05), kelompok perendaman 3 jam (kelompok B) dan kelompok perendaman 1 jam (kelompok A) sebesar -1,800 dengan nilai p=0,000 (p< 0,05), kelompok perendaman 3 jam (kelompok B) dan kelompok perendaman 5 jam (kelompok C) sebesar 1,600 dengan nilai p=0,000 (p< 0,05), kelompok perendaman 5 jam (kelompok C) dan kelompok perendaman 1 jam (kelompok A) sebesar -3,400 dengan nilai p=0,000 (p< 0,05), dan kelompok perendaman 5 jam (kelompok C) dan kelompok perendaman 3 jam (kelompok B) sebesar -1,600 dengan nilai p = 0,000 (p< 0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antar kelompok perendaman.

22 41 BAB 5 PEMBAHASAN Kopi ditemukan merupakan kromatogen yang paling kuat dalam mempengaruhi warna gigi dibandingkan teh dan cola. Potensi noda pada gigi juga lebih besar oleh karena kopi bila dibandingkan dengan tembakau. 47 Kopi kaya akan substansi bioaktif, seperti asam nikotin, trigonelline, quinolinic acid, asam tanat, pyrogallic acid dan kafein. Tanin atau yang disebut juga asam tanat adalah zat warna yang bertanggungjawab atas perubahan warna kecoklatan yang terjadi pada gigi. Berbagai macam asam yang terkandung dalam kopi juga membuat ph minuman kopi menjadi rendah atau bersifat asam. Kondisi asam akan melunakkan sehingga makin rentan untuk disusupi zat warna. 13 Pada penelitian ini, sampel gigi direndam dalam larutan kopi dengan ph 4 selama 12 hari agar terjadi perubahan warna. Kemudian dilakukan proses bleaching dengan merendam sampel gigi kedalam ekstrak kulit pisang raja 100% dengan kelompok waktu berbeda yaitu 1 jam, 3 jam, dan 5 jam. Hasil penelitian ini melihat secara visual warna gigi dengan menggunakan shade guide VITAPAN Classical pada bagian bukal gigi premolar. Hasil pengukuran warna yang dapat dilihat pada tabel 4,5, dan 6 menunjukkan bahwa perubahan warna yang terjadi setelah perendaman dalam kopi selama 12 hari dan setelah perendaman dalam ekstrak kulit pisang raja 100% selama 1 jam, 3 jam dan 5 jam sangat bervariasi. Bervariasinya perubahan warna yang terjadi pada masing-masing kelompok perendaman tersebut diduga berkaitan dengan ketebalan lapisan dan usia dari pasien. Gigi yang digunakan pada penelitian berasal dari pasien yang berbeda sehingga terjadi variasi ketebalan yang berbeda juga. Semakin tebal gigi, maka semakin kecil kekuatan kopi untuk melakukan diskolorasi dan ekstrak kulit pisang raja dalam melakukan reaksi pemutihan. Faktor lain yang juga menyebabkan terjadinya perubahan warna pada masing-masing kelompok

23 42 perendaman tersebut yaitu usia pemilik gigi. Pemilik gigi yang dijadikan sampel penelitian ini memiliki perbedaan usia yang dapat dilihat pada lampiran 9, sehingga hasil perubahan warna yang terjadi pada ketiga kelompok sampel tersebut juga bervariasi. Variasi usia pasien membuat keadaan gigi yang berbeda. Semakin bertambahnya umur, maka lapisan akan semakin menipis sedangkan dentin semakin menebal karena gigi terus menerus membentuk dentin sekunder. Hasil pengukuran warna gigi sebelum dan setelah perendaman dalam larutan ekstrak kulit pisang raja 100% selama 1 jam, 3 jam, dan 5 jam menunjukkan adanya perbedaan warna gigi yang signifikan sebelum dan setelah dilakukan perendaman dalam ekstrak kulit pisang raja 100% yang dapat dilihat dari tabel 7. Pada tabel 7, hasil uji t-paired menunjukkan adanya perubahan warna gigi yang signifikan setelah perendaman dalam ekstrak kulit pisang raja 100% dengan nilai p=0,000 (p<0,05) pada masing-masing kelompok perendaman selama 1 jam, 3 jam, dan 5 jam. Hal ini berarti bahwa hipotesa ditolak dan dapat disimpulkan bahwa ada perubahan warna gigi permanen manusia setelah perendaman dalam ekstrak kulit pisang raja 100% selama 1 jam, 3 jam, dan 5 jam. Perubahan warna gigi menjadi lebih putih dikarenakan oleh kandungan saponin kulit pisang dan kemampuan cationic biosorbent. Saponin yang terkandung dalam kulit pisang merupakan senyawa bioaktif yang dapat mengikat kromogen sehingga dapat memutihkan gigi. 17 Saponin adalah glukosida dengan karakteristik foaming yaitu busa yang dapat bertindak sebagai agen pembersih. Saponin terdiri dari polycylic aglycones yang terikat ke satu atau lebih rantai gula. Kemampuan foaming dari saponin disebabkan oleh kombinasi sapogenin yang hidrofobik (larut dalam lemak) dan bagian dari rantai gula yang hidrofilik (larut dalam air), yaitu kombinasi gugus polar dan non-polar. 44 Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh sebelumnya oleh Sugianti N (2012) yang menyatakan Rosella (Hibiscus sabdariffa) juga mengandung saponin yang dapat mengikat zat warna dan hasil penelitian menunjukkan bahwa gigi menjadi lebih putih setelah perendaman dalam ekstrak selama 3 hari. 17 Selain itu, penelitian Prihartanti S (2015) juga mendapatkan hasil bahwa aplikasi ekstrak kulit pisang kepok kuning 80% (Musa 33

24 43 paradisiaca L. Kepok) sebagai bahan pemutih gigi dapat meningkatkan kadar fosfat gigi. 20 Penelitian oleh Diftya Twas (2016) juga mendapatkan hasil bahwa ekstrak kulit pisang kepok kuning 80% (Musa paradisiaca L. Kepok) sebagai bahan alami pemutih gigi tidak menurunkan kadar kalsium pada gigi. Pada tabel 8 hasil uji ANOVA one way menunjukkan ada perbedaan signifikan antara ketiga kelompok perlakuan yaitu kelompok yang direndam selama 1 jam (kelompok A), 3 jam (kelompok B), dan 5 jam (kelompok C) di dalam ekstrak kulit pisang raja 100% dengan p=0,000 (p<0,05). Pada tabel 9 hasil uji Least Significance Difference (LSD) menunjukkan perbedaan warna gigi antara kelompok A-B, kelompok A-C, kelompok B-A, kelompok B-C, kelompok C-A, dan kelompok C-B seluruhnya memiliki nilai p = 0,000 (p< 0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antar kelompok perendaman. Dapat terlihat bahwa kelompok perendaman dengan waktu lebih lama menghasilkan perubahan warna yang lebih signifikan. Ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yaitu penelitian Suwakbur S (2015) yang mendapatkan hasil bahwa jus buah stroberi (Fragaria x annanassea) dan jus buah tomat (Lucopersicon esculentum mill) efektif memutihkan gigi dengan hasil warna gigi yang semakin meningkat dengan waktu perendaman yang lebih lama. 12 Pada penelitian ini, pengukuran ph ekstrak kulit pisang raja adalah 6. Dalam penelitian Price RBT dkk. (2000) faktor seperti ph, konsentrasi, waktu pemaparan, dan frekuensi paparan dapat berkontribusi untuk terjadinya erosi pada gigi. Bahan bleaching dengan ph yang relatif netral atau mendekati ph 7 merupakan bahan bleaching yang lebih baik untuk menghindari kerusakan yang dapat disebabkan 49 oleh bahan yang terlalu asam atau terlalu basa. Ini menunjukkan bahwa ph ekstrak kulit pisang tidak menyebabkan erosi pada gigi. Sedangkan bahan bleaching alami yang telah diteliti sebelumnya adalah buah stroberi. Menurut penelitian Suwakbur S (2015), ph jus stroberi adalah 3. gigi akan mengalami erosi ketika mencapai ph kritis 5,5, ph tersebut merupakan ph yang dianggap kritis untuk menyebabkan kelarutan sehingga terjadi erosi

25 44 Jadi kulit pisang raja merupakan bahan alami yang efektif untuk menyebabkan perubahan warna gigi menjadi lebih putih dan memiliki ph yang relatif netral dan tidak bersifat erosif terhadap gigi.

26 45 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini : Terdapat perubahan warna gigi permanen manusia yang signifikan pada setiap kelompok setelah perendaman dalam ekstrak kulit pisang raja 100% selama 1, 3, dan 5 jam. 6.2 Saran Saran yang dapat diberikan : 1. Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data awal untuk penelitian lebih lanjut. 2. Diharapkan penelitian lanjutan untuk mengukur warna gigi dengan menggunakan alat yang lebih teliti untuk mengukur degradasi warna. 3. Diharapkan penelitian lanjutan efek ekstrak kulit pisang terhadap sifat mekanis dan sifat fisik gigi yang lain.

PERUBAHAN WARNA GIGI PERMANEN MANUSIA SETELAH PERENDAMAN DALAM EKSTRAK KULIT PISANG RAJA 100% (secara in-vitro)

PERUBAHAN WARNA GIGI PERMANEN MANUSIA SETELAH PERENDAMAN DALAM EKSTRAK KULIT PISANG RAJA 100% (secara in-vitro) PERUBAHAN WARNA GIGI PERMANEN MANUSIA SETELAH PERENDAMAN DALAM EKSTRAK KULIT PISANG RAJA 100% (secara in-vitro) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

Lampiran 1. LEMBAR PENJELASAN CALON SUBJEK PENELITIAN

Lampiran 1. LEMBAR PENJELASAN CALON SUBJEK PENELITIAN Lampiran 1. LEMBAR PENJELASAN CALON SUBJEK PENELITIAN Salam Hormat, Saya yang bernama Anita, mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara, ingin melakukan penelitian tentang PERUBAHAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorium teknik tekstil Universitas Islam Indonesia.

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorium teknik tekstil Universitas Islam Indonesia. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian secara in vitro. Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental murni laboratoris B. Tempat dan Waktu 1. Tempat Penelitian ini dilakukan di LPTT Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen laboratories murni in

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen laboratories murni in BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian vitro. Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen laboratories murni in B. Tempat dan Waktu 1. Tempat: a. Pembuatan ekstrak buah semangka dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimental laboratoris secara in-vitro.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimental laboratoris secara in-vitro. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Penelitian ini bersifat eksperimental laboratoris secara in-vitro. B. Tempat dan waktu Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Terpadu (LPPT) Universitas Gadjah Mada (UGM) dan penyinaran dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. Terpadu (LPPT) Universitas Gadjah Mada (UGM) dan penyinaran dilakukan 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimental murni laboratoris secara in vitro. B. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yaitu aquades sebagai variabel kontrol dan sebagai variabel pengaruh

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yaitu aquades sebagai variabel kontrol dan sebagai variabel pengaruh BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Hasil Pengukuran Nilai Kekerasan Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui besar nilai kekerasan gigi desidui sebelum dan sesudah perendaman pada beberapa

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Jenis Penelitian Rancangan penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimental.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Jenis Penelitian Rancangan penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimental. 14 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Rancangan penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimental. group design. 3.2 Desain Penelitian Desain penelitian yang dilakukan merupakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perbedaan konsentrasi ekstrak belimbing manis terhadap perubahan warna gigi. Gigi yang digunakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITAN. 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen laboratories

BAB 3 METODOLOGI PENELITAN. 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen laboratories 20 BAB 3 METODOLOGI PENELITAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen laboratories 3.2 Desain Penelitian Desain yang digunakan untuk penelitian ini adalah Posttest design 3.3

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratoris.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratoris. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratoris. B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian uji kekerasan email dilaksanakan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sebelum dan sesudah perendaman dengan beberapa jenis sediaan susu telah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sebelum dan sesudah perendaman dengan beberapa jenis sediaan susu telah BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penilitian Penelitian mengenai perbedaan kekerasan email gigi desidui antara sebelum dan sesudah perendaman dengan beberapa jenis sediaan susu telah dilaksanakan di

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara Lampiran 1 Skema Alur Pikir 1. Penggunaan jangka panjang obat kumur berbahan dasar kimia berefek samping menimbulkan diskolorisasi gigi, rasa kurang enak, ulserasi mukosa mulut, dan parestesi. Oleh karena

Lebih terperinci

Lampiran 1. Alur Pembuatan Ekstrak Buah Mengkudu. 12 Kg Buah mengkudu dipotong tipis- tipis

Lampiran 1. Alur Pembuatan Ekstrak Buah Mengkudu. 12 Kg Buah mengkudu dipotong tipis- tipis Lampiran 1. Alur Pembuatan Ekstrak Buah Mengkudu 12 Kg Buah mengkudu dipotong tipis- tipis Dikeringkan dalam lemari pengering dengan suhu 40-50 о C, selama ± 5 hari Potongan-potongan yang sudah kering

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental laboratoris dengan rancangan the post test only control group design. B. Tempat dan Waktu Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only 32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only Control Group Design. Melibatkan dua kelompok subyek, dimana salah satu kelompok

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 46 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya perubahan derajat warna gigi sebelum dan sesudah direndam ekstrak belimbing manis 100%. Gigi

Lebih terperinci

PERUBAHAN WARNA PADA LEMPENG RESIN AKRILIK POLIMERISASI PANAS SETELAH PERENDAMAN DALAM EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI 30%

PERUBAHAN WARNA PADA LEMPENG RESIN AKRILIK POLIMERISASI PANAS SETELAH PERENDAMAN DALAM EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI 30% PERUBAHAN WARNA PADA LEMPENG RESIN AKRILIK POLIMERISASI PANAS SETELAH PERENDAMAN DALAM EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI 30% SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Rumah Sakit

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Rumah Sakit BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian 3.1.1 Ruang Lingkup Ilmu Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kimia Medik, Ilmu Mikrobiologi, dan Ilmu Farmakologi. 3.1.2 Ruang Lingkup

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian true experiment dengan rancangan penelitian pre test and post test control group design

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitan the post test only control group design. 1) Larva Aedes aegypti L. sehat yang telah mencapai instar III

BAB III METODE PENELITIAN. penelitan the post test only control group design. 1) Larva Aedes aegypti L. sehat yang telah mencapai instar III 20 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik dengan rancangan penelitan the post test only control group design. B. Lokasi Penelitian Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012. 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental laboratoris post test with control group design. 1. Populasi : Mahasiswa Pendidikan Dokter Angkatan 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental laboratoris post test with control group design. 1. Populasi : Mahasiswa Pendidikan Dokter Angkatan 2013. 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimental laboratoris post test with control group design. B. Populasi dan Sampel Penelitian

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. JENIS PENELITIAN Desain: EKSPERIMENTAL LABORATORIK 4.2. SPESIMEN DAN SAMPEL Spesimen diambil dari gigi yang diekstraksi dari beberapa klinik di Jakarta. Spesimen gigi terdiri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang- 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang- Cihideung. Sampel yang diambil adalah CAF. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah quasy-eksperiment dengan desain after only control group design yaitu mengamati variabel hasil pada saat yang sama

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil Persetujuan Etik Penelitian

Lampiran 1. Hasil Persetujuan Etik Penelitian Lampiran 1. Hasil Persetujuan Etik Penelitian 51 Lampiran 2. Hasil Identifikasi Tanaman 52 Lampiran 3. Karakteristik Tanaman Alpukat ( Persea americana Mill. ) Tanaman Alpukat Buah alpukat 53 Lampiran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental laboratoris secara in vitro terhadap kekerasan gigi

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental laboratoris secara in vitro terhadap kekerasan  gigi BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan termasuk dalam jenis penelitian eksperimental laboratoris secara in vitro terhadap kekerasan email gigi desidui. B. Tempat dan Waktu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Agustus hingga bulan Desember 2013 di Laboratorium Bioteknologi Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2014 di Laboratorium Kimia Instrumen dan Laboratorium Kimia Riset Makanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keindahan dari penampilan dari diri seseorang (Istianah et al, 2015). Terutama

BAB I PENDAHULUAN. keindahan dari penampilan dari diri seseorang (Istianah et al, 2015). Terutama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan warna pada gigi merupakan masalah estetik pertama bagi sebagian besar masyarakat yang dapat menurunkan kepercayaan diri dan dapat mengurangi keindahan dari

Lebih terperinci

PENGARUH JUS BUAH STROBERI (FRAGARIA X ANANASSA) TERHADAP DISKOLORASI GIGI YANG DISEBABKAN OLEH KOPI

PENGARUH JUS BUAH STROBERI (FRAGARIA X ANANASSA) TERHADAP DISKOLORASI GIGI YANG DISEBABKAN OLEH KOPI 1 PENGARUH JUS BUAH STROBERI (FRAGARIA X ANANASSA) TERHADAP DISKOLORASI GIGI YANG DISEBABKAN OLEH KOPI SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorik dengan rancangan penelitian pretest and posttest with control

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorik dengan rancangan penelitian pretest and posttest with control BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Design Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan peneliti adalah studi eksperimental laboratorik dengan rancangan penelitian pretest and posttest with control group

Lebih terperinci

Lampiran 1. Surat Keterangan Determinasi

Lampiran 1. Surat Keterangan Determinasi Lampiran 1. Surat Keterangan Determinasi 40 Lampiran 2. Hasil Determinasi Daun Kersen 41 Lampiran 2. Lanjutan 42 Lampiran 3. Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian 43 44 Lampiran 4. Perhitungan Susut

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan pendekatan pre dan post test control group design. 3.2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan eksperimental. laboratories in vivo pada tikus (Sprague Dawley) jantan.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan eksperimental. laboratories in vivo pada tikus (Sprague Dawley) jantan. 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan eksperimental laboratories in vivo pada tikus (Sprague Dawley) jantan. B. Tempat dan Waktu Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai dengan Juli 2014 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Instrumen Jurusan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan perubahan warna email gigi pada sampel yang diberi bahan pemutih gigi yaitu hidrogen peroksida

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. laboratoris murni yang dilakukan secara in vitro. Yogyakarta dan bahan uji berupa ekstrak daun pare (Momordica charantia)

BAB III METODE PENELITIAN. laboratoris murni yang dilakukan secara in vitro. Yogyakarta dan bahan uji berupa ekstrak daun pare (Momordica charantia) BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan termasuk jenis penelitian eksperimental laboratoris murni yang dilakukan secara in vitro. B. Bahan Uji dan Bakteri Uji Bakteri uji

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pembuatan ekstrak buah A. comosusdan pembuatan hand sanitizerdilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. Pembuatan ekstrak buah A. comosusdan pembuatan hand sanitizerdilakukan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimental laboratoris murni secara in vitro. B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimental laboratoris dan dengan desain penelitian post-test only control group. B. Sampel Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 19 Juni 2012 pukul WITA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 19 Juni 2012 pukul WITA BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tanggal 19 Juni 2012 pukul 10.00 WITA sampai dengan selesai. Dilaksanakan di Laboratorium Farmasetika Jurusan Farmasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti memberi perlakuan terhadap sampel penelitian, dan perubahan yang

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti memberi perlakuan terhadap sampel penelitian, dan perubahan yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah jenis penelitian ekperimental laboratoris, dimana peneliti memberi perlakuan terhadap sampel penelitian, dan perubahan yang akan timbul

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorium (in vitro) menggunakan ekstrak daun belimbing wuluh (Averrhoa

Lebih terperinci

Bahan basis gigitiruan resin. Resin akrilik. Swapolimerisasi. Konduktivitas termal. Minuman soda Obat Kumur Kopi Teh Nikotin

Bahan basis gigitiruan resin. Resin akrilik. Swapolimerisasi. Konduktivitas termal. Minuman soda Obat Kumur Kopi Teh Nikotin Lampiran 1 Kerangka Teori PERUBAHAN WARNA PADA BASIS GIGITIRUAN RESIN AKRILIK POLIMERISASI PANAS SETELAH PERENDAMAN DALAM LARUTAN KOPI Bahan basis gigitiruan resin Resin akrilik Polimerisasi panas Swapolimerisasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. manggis (Garcinia mangostana Linn) yang telah matang

BAB III METODE PENELITIAN. manggis (Garcinia mangostana Linn) yang telah matang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk kedalam jenis penelitian eksperimental kuasi dengan pretest dan posttest control group design. B. Populasi dan Sampel Penelitian 1.

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Alur Pikir. Biodentin. Kulit Buah Manggis

LAMPIRAN 1. Alur Pikir. Biodentin. Kulit Buah Manggis LAMPIRAN 1 Alur Pikir Biodentin Biodentin merupakan material yang berbahan dasar kalsium silikat. Biodentin yang diperkenalkan oleh Septodont ini memiliki daya biokompabilitas dan bioaktif yang baik. Biodentin

Lebih terperinci

Klasifikasi. Polimerisasi panas. Polimerisasi kimia. Waterbath Manipulasi microwave. Metil metakrilat. Cross lingking agent. Inhibitor hydroquinon

Klasifikasi. Polimerisasi panas. Polimerisasi kimia. Waterbath Manipulasi microwave. Metil metakrilat. Cross lingking agent. Inhibitor hydroquinon 43 Lampiran 1. Kerangka Teori Resin akrilik Pengertian Klasifikasi Polimerisasi kimia Polimerisasi panas Polimerisasi sinar Komposisi Waterbath Manipulasi microwave Metil metakrilat Kelebihan dan kekurangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorium dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorium dengan 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorium dengan rancangan Post Test Only Control Group Design. Pengambilan data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian true experiment dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian true experiment dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian true experiment dengan rancangan penelitian pre-test dan post-test. B. Populasi dan Sampel 1. Subjek Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah explanatory research dengan metode eksperimen kuasi dimana rancangan penelitiannya adalah after only with

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eskperimental laboratorik dengan rancangan pre test and post test with control

BAB III METODE PENELITIAN. eskperimental laboratorik dengan rancangan pre test and post test with control BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan peneliti merupakan penelitian eskperimental laboratorik dengan rancangan pre test and post test with control group

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratories.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratories. BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratories. 3.2 Desain Penelitian Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah Post test with control

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN BAHAN DAN METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan mulai bulan Juni 2010 sampai dengan bulan Desember 2010 di kandang percobaan Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN JENIS PENELITIAN Desain: EKSPERIMENTAL LABORATORIK. Kontrol. Perlakuan larutan remineralisasi + Xylitol 20%

BAB 4 METODE PENELITIAN JENIS PENELITIAN Desain: EKSPERIMENTAL LABORATORIK. Kontrol.  Perlakuan larutan remineralisasi + Xylitol 20% 19 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. JENIS PENELITIAN Desain: EKSPERIMENTAL LABORATORIK 4.2. SPESIMEN Spesimen diambil dari gigi yang diekstraksi dari beberapa klinik di Jakarta. Spesimen gigi terdiri dari

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Pengambilan sampel ascidian telah dilakukan di Perairan Kepulauan Seribu. Setelah itu proses isolasi dan pengujian sampel telah dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Rerata Zona Radikal. belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L) terhadap bakteri penyebab

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Rerata Zona Radikal. belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L) terhadap bakteri penyebab BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Rerata Zona Radikal Penelitian untuk menguji kemampuan daya hambat ekstrak daun belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L) terhadap bakteri penyebab gingivitis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian pada penelitian ini adalah eksperimental dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian pada penelitian ini adalah eksperimental dengan 27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian pada penelitian ini adalah eksperimental dengan menggunakan rancangan acak lengkap. 3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksplanatory research, yaitu menjelaskan antara variabel bebas (pengaruh penambahan variasi konsentrasi

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup disiplin Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut dan Ilmu Kandungan dan Kebidanan. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April 2014 sampai dengan bulan Januari 2015 bertempat di Laboratorium Riset Kimia Makanan dan Material serta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah eskperimental

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah eskperimental BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah eskperimental laboratorik dengan rancangan penelitian pre test & post test control group design

Lebih terperinci

Lampiran 1 Data Hasil Penelitian Tabel Persen Degranulasi Mastosit Mencit Jantan

Lampiran 1 Data Hasil Penelitian Tabel Persen Degranulasi Mastosit Mencit Jantan Lampiran 1 Data Hasil Penelitian Tabel Persen Degranulasi Mastosit Mencit Jantan Perlakuan Rata-rata jumlah sel Mencit 1 Mencit 2 Mencit 3 Mencit 4 Mencit 5 % Deg Rata-rata jumlah sel % Deg Rata-rata jumlah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian the post test only control group design. Yogyakarta pada tanggal 21 Desember Januari 2016.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian the post test only control group design. Yogyakarta pada tanggal 21 Desember Januari 2016. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik dengan rancangan penelitian the post test only control group design. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni laboratorium in vitro. B. Subjek Penelitian 1. Bakteri Uji: bakteri yang diuji pada penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan 13 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016 di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian eksperimental

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian eksperimental BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian eksperimental laboratoris In Vitro. B. Populasi dan Sampel Penelitian Subyek pada penelitian ini yaitu

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratoris dengan rancangan penelitian pretest and posttest control group design. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Penelitian ini merupakan jenis penelitian explanatory research yaitu menjelaskan hubungan antara variabel melalui pengujian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Rancangan penelitian dalam penelitian ini menggunakan rancangan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Rancangan penelitian dalam penelitian ini menggunakan rancangan 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian dalam penelitian ini menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only Control Group Design. Desain ini menggunakan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Ethical Clearanc

Lampiran 1. Ethical Clearanc Lampiran 1. Ethical Clearanc 4 Lampiran. Hasil Identifikasi Tumbuhan 4 Lampiran. Tanaman anting-anting Lampiran 4. Bagian tanaman anting-anting yang digunakan 44 Lampiran. Simplisia tanaman anting-anting

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Desain Penelitian pada penelitian ini adalah eksperimental dengan

III. METODE PENELITIAN. Desain Penelitian pada penelitian ini adalah eksperimental dengan 31 III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain Penelitian pada penelitian ini adalah eksperimental dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan pola post test only control group design.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan the post test only controlled group design (Taufiqurahman, 2004).

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan the post test only controlled group design (Taufiqurahman, 2004). BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan rancangan the post test only controlled group design (Taufiqurahman, 2004). B. Lokasi

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 JENIS PENELITIAN Jenis penelitian ini ialah Quasi Experiment 4.2 DESAIN PENELITIAN Desain penelitian ini ialah Pre and Post Test Design 4.3 LOKASI PENELITIAN Lokasi penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen kuantitatif. Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui akibat

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari - Februari 2014 bertempat di

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari - Februari 2014 bertempat di 22 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari - Februari 2014 bertempat di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung. Ekstraksi daun cengkeh

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penilitian Desain: Eksperimental Laboratorik 4.2. Spesimen Spesimen diambil dari gigi yang diekstraksi dari beberapa klinik di Jakarta. Spesimen gigi terdiri dari delapan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian eksperimen kuantitatif dengan variabel hendak diteliti (variabel terikat) kehadirannya sengaja ditimbulkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan eksperimental dengan randomized pre post test control

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan eksperimental dengan randomized pre post test control 37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dengan rancangan eksperimental dengan randomized pre post test control group

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratoris dengan rancangan post-test only control group design. B. Sampel Penelitian Sampel pada penelitian

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan 39 Lampiran 2. Gambar tumbuhan pisang raja (Musa paradisiaca Linn.) 40 Lampiran 3. Gambar pengolahan air bonggol pisang raja a b c d e f Keterangan: a. Batang pisang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen 19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2012 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2011 sampai bulan Mei 2011 bertempat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2011 sampai bulan Mei 2011 bertempat 20 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2011 sampai bulan Mei 2011 bertempat di Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca Panen, Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April sampai dengan bulan Juli 2013 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material, dan Laboratorium

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. putih akan membuat orang lebih percaya diri dengan penampilannya (Ibiyemi et

BAB 1 PENDAHULUAN. putih akan membuat orang lebih percaya diri dengan penampilannya (Ibiyemi et BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gigi merupakan salah satu bagian tubuh terpenting yang harus dijaga keindahannya. Dalam bidang kedokteran gigi terdapat berbagai macam perawatan, salah satunya bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Penelitian Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab Bandung Barat. Sampel yang diambil berupa tanaman KPD. Penelitian berlangsung sekitar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental in vivo pada hewan. uji dengan posttest only control group design

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental in vivo pada hewan. uji dengan posttest only control group design BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental in vivo pada hewan uji dengan posttest only control group design B. Subjek Penelitian Hewan uji yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini menggunakan Post Test Only Control Group Design yang

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini menggunakan Post Test Only Control Group Design yang 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Rancangan atau desain penelitian ini menggunakan Post Test Only Control Group Design yang memungkinkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperbaiki estetik penampilan seseorang. Gigi yang bersih dan warna

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperbaiki estetik penampilan seseorang. Gigi yang bersih dan warna BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gigi merupakan salah satu bagian tubuh yang penting dalam melakukan aktivitas sehari-hari yang dapat mempengaruhi kepercayaan diri. Dalam bidang kedokteran gigi terdapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Kelamin. Ruang lingkup penelitian meliputi bidang Ilmu Kedokteran Kulit dan 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2013 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material serta di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan dari Bulan Maret sampai Bulan Juni 2013. Pengujian aktivitas antioksidan, kadar vitamin C, dan kadar betakaroten buah pepaya

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Farmakologi. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Biokimia, Gizi dan 4.2 Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Parasitologi FK UNDIP

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Parasitologi FK UNDIP BAB IV METODE PENELITIAN 1.1 Ruang Lingkup Penelitian Biokimia. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Farmakologi, Gizi dan 1.2 Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian Post Test. Randomized Control Group Design.

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian Post Test. Randomized Control Group Design. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian Post Test Randomized Control

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Perubahan warna gigi diukur menggunakan spektrofotometer untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Perubahan warna gigi diukur menggunakan spektrofotometer untuk BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui perubahan warna gigi setelah perendaman jus stroberi 100% dan karbamid peroksida 35%. Waktu perendaman

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini akan menggunakan metode eksperimen kuantitatif. Sampel pada penelitian ini adalah jamur Fusarium oxysporum. Penelitian eksperimen yaitu penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental laboratorium. B. Lokasi Penelitian Ekstraksi dilakukan di Lembaga Penelitian dan Pengujian Terpadu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karbohidrat dari sisa makanan oleh bakteri dalam mulut. 1

BAB I PENDAHULUAN. karbohidrat dari sisa makanan oleh bakteri dalam mulut. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Erosi merupakan suatu proses kimia dimana terjadi kehilangan mineral gigi yang umumnya disebabkan oleh zat asam. Asam penyebab erosi berbeda dengan asam penyebab karies

Lebih terperinci