Jurnal Langsat Vol. 3 No. 2 Juli-Desember 2016

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Jurnal Langsat Vol. 3 No. 2 Juli-Desember 2016"

Transkripsi

1 MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL KOOPERATIF STAD DAN KUIS DALAM PEMBELAJARAN KONSEP JURNAL KHUSUS PERUSAHAAN DAGANG DI KELAS XII IPS SMA NEGERI 3 TANJUNG Endang Handajani Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Tanjung Tabalong Kalimantan Selatan ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas dan hasil belajar siswa kelas XII IPS SMA Negeri 3 Tanjung tahun ajaran 21/215 pada konsep Jurnal Khusus Perusahaan Dagang dengan menggunakan model kooperatif STAD dan kuis. Penelitian dilaksanakan di Kelas XII IPS SMA Negeri 3 Tanjung dengan subyek orang siswa SMAN 3 Tanjung kelas XII IPS. Pengambilan data menggunakan metode observasi, tes tulis dan perbuatan, serta dokumentasi. Penelitian dilakukan dengan dua siklus dengan setiap siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas dan hasil belajar siswa meningkat melalui model pembelajaran kooperatif STAD dan kuis pada konsep Jurnal Khusus Perusahaan Dagang. Kata Kunci: STAD, kuis, perusahaan dagang PENDAHULUAN Era globalisasi yang penuh dengan kompetitif merupakan tantangan bagi dunia pendidikan. Teknologi pembelajaran inovatif seyogyanya dikembangkan dengan cara mengadaptasi atau mengadopsi teknologi pembelajaran inovatif yang memenuhi standar internasional. Hal ini tidak lain merupakan salah satu upaya untuk memenuhi amanat salah satu kebijakan inovatif, yaitu mutu lulusan tidak cukup bila diukur dengan standar lokal atau nasional saja (Nur, 23). Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UURI 2 Th. 23). Tujuan ini dituangkan dalam tujuan pembelajaran Ekonomi/Akuntansi yaitu melatih cara berfikir dan bernalar, mengembangkan aktifitas kreatif, mengembangkan kemampuan memecahkan masalah, mengembangkan kemampuan menyampaikan infomasi atau mengkomunikasikan gagasan.sehingga Ekonomi/Akuntansi merupakan bidang ilmu yang strategis untuk membentuk generasi yang siap menghadapi era global yang penuh dengan kompetitif tersebut. Ekonomi/Akuntansi sebagai disiplin ilmu turut andil dalam pengembangan dunia teknologi yang kini telah mencapai puncak kecanggihan dalam mengisi berbagai dimensi kebutuhan hidup manusia. Era global yang ditandai dengan kemajuan teknologi informatika, industri otomotif, perbankan, dan dunia bisnis lainnya, menjadi bukti nyata adanya peran Ekonomi/Akuntansi dalam revolusi teknologi. Melihat betapa besar peran Ekonomi/ Akuntansi dalam kehidupan manusia, bahkan masa depan suatu bangsa, maka sebagai guru di Sekolah Menengah Atas yang mengajarkan Mata Pelajaran Ekonomi/Akuntansi merasa terpanggil untuk senantiasa berusaha meningkatkan pembelajaran dan hasil belajar Ekonomi/Akuntansi. Apalagi kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa hasil belajar Ekonomi/Akuntansi selalu berada di tingkat bawah dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil ulangan harian Ekonomi/Akuntansi yang pertama pada kompetensi dasar Mencatat transaksi/dokumen ke dalam jurnal khusus hanya mencapai rerata 57,8 dan hanya 5% siswa mencapai nilai 6 atau >6. Padahal idealnya minimal harus mencapai 1% siswa mendapat 6 atau >6. Sedangkan Jurnal Khusus dalam Perusahaan Dagang merupakan dasar bagi kompetensi dasar berikutnya seperti Menghitung Harga Pokok Penjualan, Menyusun Laporan Keuangan Kondisi tersebut disebabkan oleh kenyataan sehari-hari yang menunjukkan bahwa siswa kelihatannya jenuh mengikuti pelajaran Ekonomi/Akuntansi. Pembelajaran sehari-hari menggunakan metode ceramah dan latihan-latihan soal secara individual, dan tidak ada interaksi antar siswa yang pandai, sedang, dan normal. Hal ini terbukti sebagian besar siswa mengeluh apabila diajak belajar Ekonomi/Akuntansi. Sering jika diberi tugas tidak selesai tepat waktu, dan lebih suka bermain dan mengobrol, alasannya pelajaran Ekonomi/Akuntansi memusingkan dan lain-lain. 63

2 Menyikapi kondisi tersebut penulis sebagai guru Ekonomi/Akuntansi yang harus menyiapkan peserta didik menuju Ujian Nasional (UN) sekolah dan mampu bersaing untuk masuk Perguruan Tinggi Negeri, selalu berusaha memperbaiki pembelajaran dengan mengkondisikan pembelajaran yang memudahkan, mengasyikkan, dan menyenangkan bagi siswa. Usaha tersebut akan diwujudkan dalam suatu penelitian tindakan kelas yang akan menerapkan pembelajaran STAD dan bermain kuis. Model pembelajaran STAD (Student Team Achievement Devision) adalah salah satu pembelajaran kooperatif yang dikembangkan berdasarkan teori belajar Kognitif-Konstruktivis yang diyakini oleh pencetusnya Vygotsky memiliki keunggulan yaitu fungsi mental yang lebih tinggi akan muncul dalam percakapan atau kerjasama antar individu. (Depag RI, 2). STAD juga memiliki keunggulan bahwa siswa yang dikelompokkan secara heterogen berdasarkan kemampuan siswa terhadap Ekonomi/Akuntansi akan terjadi interaksi yang positif dalam menyelesaikan masalah, seperti tutor sebaya dan lain-lain. Jika sebelumnya tidak ada interaksi antar individu, maka dalam STAD siswa dapat bekerja sama dalam menyelesaikan masalah sampai semua anggota kelompok dapat menyelesaikan masalah. dikatakan tidak selesai jika ada anggotanya belum selesai. Bermain kuis adalah permainan yang mengasyikkan bagi anak-anak usia sekolah. Untuk itu pembelajaran dilanjutkan dengan bermain kuis antar kelompok agar Ekonomi/Akuntansi yang dianggap membosankan akan berubah menjadi menyenangkan, mengasyikkan, dan akhirnya aktivitas belajar. Tujuan yang ingin dicapai penelitian ini adalah (1) Meningkatkan aktivitas siswa kelas XII IPS SMA Negeri 3 Tanjung tahun ajaran 21/215 pada konsep Jurnal Khusus Perusahaan Dagang dengan menggunakan model kooperatif STAD dan kuis; dan (2) Meningkatkan hasil belajar siswa kelas XII IPS SMA Negeri 3 Tanjung tahun ajaran 21/215 pada konsep Jurnal Khusus Perusahaan Dagang dengan menggunakan model kooperatif STAD dan kuis. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada (1) Siswa, agar mendapatkan pengalaman belajar yang lebih menarik, menyenangkan, dan mengasyikkan; (2) Guru, agar dapat menambah wawasan dan informasi tentang pilihan berbagai bentuk- bentuk strategi pembelajaran, khususnya pembelajaran Ekonomi/Akuntansi; (3) Lembaga pendidikan, diharapkan dapat memberikan informasi dalam peningkatan kualitas pendidikan; dan () Penelitian lanjutan, sebagai bahan rujukan dalam penelitian selanjutnya. TINJAUAN PUSTAKA Aktivitas Belajar Aktivitas menurut Mulyono (21:26), adalah kegiatan atau keaktifan. Jadi segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik, merupakan suatu aktivitas. Sedangkan menurut Sriyono aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani. Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar. Gibbs dalam Mulyasa (23:16) menyimpulkan bahwa kreativitas dapat dikembangkan dengan memberi kepercayaan, komunikasi yang bebas, pengarahan diri, dan pengawasan yang tidak terlalu ketat. Hasil penelitian tersebut dapat diterapkan dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini peserta didik akan lebih kreatif jika (1) dikembangkannya rasa percaya diri pada peserta didik, dan mengurangi rasa takut; (2) memberi kesempatan kepada seluruh peserta didik untuk berkomunikasi ilmiah secara bebas dan terarah; (3) melibatkan peserta didik dalam menentukan tujuan belajar dan evaluasinya; () memberikan pengawasan yang tidak terlalu ketat dan tidak otoriter; dan (5) melibatkan mereka secara aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran secara keseluruhan. Kendatipun begitu, menurut Mulyasa (23:17), kualitas pembelajaran sangat ditentukan oleh aktivitas dan kreativitas guru dengan segala kompetensi profesionalnya. Aktivitas dan kreativitas peserta didik dalam belajar sangat bergantung pada aktivitas dan kreativitas guru dalam mempersiapkan rencana pembelajaran, penyampaian dan pengembangan materi pelajaran, pemilihan metode dan media pembelajaran, serta penciptaan lingkungan belajar yang kondusif. Guru dapat menggunakan berbagai pendekatan untuk meningkatkan aktivitas dan kreativitas peserta didik. Pendekatan mana yang digunakan, harus disesuaikan dengan kondisi lingkungan, kebutuhan peserta didik, dan tujuan yang ingin dicapai. Selanjutnya, yang dimaksud dengan aktivitas belajar siswa adalah segala bentuk kegiatan yang dilakukan oleh siswa terutama dalam proses pembelajaran di kelas atau di sekolah. Bentuk kegiatan yang disebut aktivitas belajar itu dapat bermacam-macam, bisa berupa mendengarkan, mencatat, membaca, membuat ringkasan, bertanya, menjawab pertanyaan, berdiskusi, melakukan eksperimen, dan lain sebagainya, yang dengan itu semua dapat diketahui bahwa kegiatan pembelajaran berpusat 6

3 pada siswa dan bukan pada guru. Guru hanya sekedar berperan untuk memfasilitasi, membelajarkan, membimbing dan mengarahkan, serta mengkoreksi dan mengevaluasi hasil belajar dari siswa. Menurut Mulyana (27) proses pembelajaran pada hakekatnya untuk mengembangkan aktivitas dan kreativitas peserta didik, melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar. Namun dalam pelaksanaannya seringkali kita tidak sadar, bahwa masih banyak kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan justru menghambat aktivitas dan kreativitas peserta didik. Apa yang diungkapkan diatas dapat dilihat dalam proses pembelajaran dikelas yang pada umumnya lebih menekankan pada aspek kognitif, dimana kemampuan mental yang dipelajari sebagian besar berpusat pada pemahaman bahan pengetahuan, dan ingatan. Dalam situasi yang demikian, biasanya peserta didik dituntut untuk menerima apa apa yang dianggap penting oleh guru dan menghafalnya. Guru pada umumnya kurang menyenangi situasi dimana para peserta didik banyak bertanya mengenai hal-hal yang berada diluar konteks yang dibicarakannya. Dengan kondisi yang demikian, maka aktivitas dan kreatifvitas para peserta didik terhambat atau tidak dapat berkembang secara optimal. Hasil Belajar Nawawi (1981:1) mengemukakan pengertian hasil belajar sebagai keberhasilan murid dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau skor dari hasil tes mengenai sejumlah pelajaran tertentu. Selanjutnya Nawawi (1981:127) membedakan hasil belajar menjadi tiga macam yaitu (1) Hasil belajar yang berupa kemampuan keterampilan atau kecakapan di dalam melakukan atau mengerjakan suatu tugas, termasuk di dalamnya keterampilan menggunakan alat; (2) Hasil belajar yang berupa kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan tentang apa yang dikerjakan, dan (3) Hasil belajar yang berupa perubahan sikap dan tingkah laku. Menurut Bloom, perubahan perilaku yang terjadi sebagai hasil belajar meliputi perubahan dalam kawasan (domain) kognitif, afektif dan psikomotor, beserta tingkatan aspek-aspeknya. Perubahan yang dihasilkan oleh proses belajar bersifat progresif dan akumulatif, mengarah kepada kesempurnaan, misalnya dari tidak mampu menjadi mampu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, baik mencakup aspek pengetahuan (cognitive domain), aspek afektif (affective domain) maupun aspek psikomotorik (psychomotoric domain). Menurut Ella Yulaelawati(27) dalam dunia pendidikan penilaian merupakan hal yang mutlak dilakukan, dan menelaah (1) Pencapaian hasil belajar peserta didik; dan (2) Penggunaan hasil belajar tersebut untuk memperbaiki cara belajar peserta didik dan perbaikan program pembelajaran. Karakteristik Konsep Jurnal Khusus Perusahaan Dagang Penelitian tindakan kelas ini mengangkat mata pelajaran Ekonomi/Akuntansi sebagai obyek penelitian. Peneliti mengangkat mata pelajaran Ekonomi/Akuntansi karena mata pelajaran tersebut memiliki peranan yang penting dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam mendukung kemajuan teknologi dan segala aspek kehidupan yang menyangkut kehidupan di zaman modern sekarang ini. Menurut struktur program Kurikulum 2 jam pelajaran Ekonomi/Akuntansi sebanyak jam pelajaran per minggu. Dilihat dari tersedianya jam pelajaran dengan tingkat kesulitan siswa dalam menguasai kompetensi dasar yang ada, masih belum imbang. Karena kenyataan yang terjadi masih banyak siswa yang belum menguasai secara tuntas terhadap kompetensi dasar yang ditetapkan. Kompetensi dasar untuk kelas XII IPS adalah (1) Mencatat transaksi/dokumen ke dalam Jurnal Khusus; (2) Melakukan posting dari jurnal khusus ke buku besar; (3) Menghitung harga pokok penjualan; () Membuat ikhtisar siklus akuntansi perusahaan dagang; (5) Menyusun laporan keuangan perusahaan dagang. Dalam penelitian ini mengangkat kompetensi dasar mencatat transaksi/dokumen ke dalam jurnal khusus yang meliputi: Melakukan posting dari jurnal khusus ke buku besar, Menghitung harga pokok penjualan, Membuat ikhtisar siklus akuntansi perusahaan dagang, Menyusun laporan keuangan perusahaan dagang Model Pembelajaran Kooperatif STAD Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pengajaran dimana siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling bekerja sama dan membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran. Belajar belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif ini dikembangkan berdasarkan teori belajar kognitifkonstruktivis. Salah satu teori Vygotsky, yaitu tentang penekanan pada hakikat sosiokulturaldari pembelajaran. Vygotsky yakin bahwa fungsi 65

4 mental yang lebih tinggi akan muncul dalam percakapan atau kerjasama antar individu. Implikasi dari teori Vygotsky ini dapat berbentuk pembelajaran kooperatif. Penerapan model pembelajaran kooperatif ini juga sesuai dengan yang dikehendaki oleh prinsip-prinsip CTL (contextual teaching and learning), yaitu tentang learning community (Depag RI, 2). Adapun langkah-langkah pembelajaran kooperatif Student Teams Achievment Division (STAD) seperti pada tabel 1 berikut. Tabel Langkah-langkah Model Pembelajaran STAD Fase Fase 1 Menyampaikan kompetensi yang diharapkan dan memotivasi siswa Fase 2 Menyajikan informasi Fase 3 Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok bekerja dan belajar Fase Membimbing kelompok bekerja dan belajar Fase 5 Evaluasi Fase 6 Memberikan penghargaan Tingkah laku Guru Guru menyampaikan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator yang diharapkan, dan memotivasi siswa belajar. Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demontrasi atau lewat bahan bacaan. Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan diskusi secara efisien. Guru membimbing kelompok kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka. Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya. Guru mencari cara-cara untuk menghargai upaya hasil belajar individu maupun kelompok. Bermain Kuis Bermain kuis atau dikenal dengan strategi pembelajaran Team Quiz. Langkah-langkah pembelajaran Team Quiz adalah (1) Guru membentuk tiga kelompok (disesuaikan jumlah siswa); (2) Membagi tugas secara bergantian untuk membuat soal, jawaban dan penilaian; dan (3) Buat skor masing-masing jawaban tiap kelompok (Depag. RI, 21). Team Quiz adalah suatu kegiatan tanya jawab antar kelompok. Dalam kegiatan bertanya dan menjawab akan terjadi proses belajar yang tidak membosankan. Keterampilan bertanya menjadi penting jika dihubungkan dengan pendapat yang mengatakan Berfikir itu sendiri adalah bertanya (Hasibuan dan Moejiono, 2). Pengertian bertanya adalah ucapan verbal yang meminta respons dari seseorang yang dikenai. Respons yang diberikan dapat berupa pengetahuan sampai dengan hal-hal yang merupakan hasil pertimbangan. Jadi bertanya merupakan stimulus efektif yang mendorong berfikir (Hasibuan dan Moejiono, 2). Dari pendapat dan pengertian tersebut, bertanya menunjukkan bahwa, baik yang bertanya maupun yang menjawab telah terjadi proses berfikir dari dirinya. Sedangkan berfikir merupakan proses belajar. Pemecahannya adalah mengajukan pertanyaan tentang semua informasi penting. Di samping itu, pertanyaan-pertanyaan tentang fakta yang disampaikan dengan kata-kata sendiri, bukannya mengulang tepat seperti yang tertulis, membantu siswa mempelajari makna teks itu dan bukannya sekedar menghafalkannya (Mohamad Nur,1998). Pendapat ini mendukung bahwa memberi kesempatan kepada siswa untuk membuat pertanyaan-pertanyaan dan menjawab pertanyaan dari teman adalah sama dengan memberi kesempatan belajar kepada siswa, sehingga pembelajaran berpusat pada siswa atau student center. METODOLOGI Penelitian berlangsung di kelas XII IPS SMAN 3 Tanjung yang beralamat di Jl. Basuki Rahmad Komplek Karya Bakti TNI Rt 2 Desa Wayau Kecamatan Tanjung Kabupaten Tabalong Kalimantan Selatan. Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan dari September 21 sampai dengan 23 November 2 Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XII IPS Tahun Pelajaran 21/215 yang berada di SMA Negeri 3 Tanjung Desa Wayau Kecamatan Tanjung Kabupaten Tabalong Kalimantan Selatan. Jumlah siswa yang peneliti teliti berjumlah siswa yang terdiri dari 11 putra dan 5 putri. Kondisi kemampuan dalam bidang mata pelajaran Akuntansi sangat kurang karena hasil ulangan harian pada pembelajaran sebelumnya hanya mencapai rata-rata 57,8. Penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas sebagaimana dinyatakan oleh Kemmis dan Mc Taggart (dalam Yatim Riyanto, 21) merupakan penelitian yang bersiklus, yang terdiri dari rencana, aksi, observasi, dan refleksi yang dilakukan secara berulang seperti berikut. Gambar Siklus PTK Penelitian tindakan kelas ini menerapkan model pembelajaran kooperatif STAD (Student Team Achievement Devisions) dengan variasi bermain kuis. Cara pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan (1) Tes, digunakan untuk 66

5 mengumpulkan data hasil belajar; (2) Lembar observasi yang digunakan untuk mengumpulkan kegiatan pembelajaran klasikal; (3) Lembar observasi yang digunakan untuk mengumpulkan data kegiatan pembelajaran kelompok; () Lembar observasi untuk mengumpulkan data kegiatan pembelajaran kuis, baik penjawab, penanya maupun pengamat. Analisis data masing-masing adalah (1) Data hasil belajar dianalisis berdasarkan pada ketuntasan belajar, yaitu 1% siswa mencapai 6 - >6; (2) Data aktifitas pembelajaran klasikal diharapkan dapat mencapai nilai rerata 7%; (3) Data aktifitas pembelajaran kelompok ditargetkan dapat mencapai rerata 7%; () Data aktifitas pada pembelajaran kuis diharapkan tiap siswa mampu melaksanakan lima aktifitas dengan benar yaitu: penampilan bertanya, menilai jawaban, membuat kunci jawaban, penampilan menjawab, dan kualitas jawaban. Namun target minimal dapat mencapai rerata sampai 7%. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada hari Rabu, tanggal 27 September 21 dimulai pertemuan I siklus I. Pelaksanaan tindakan diawali dengan pembelajaran klasikal, di mana peneliti/guru membuka pembelajaran dengan berdoa dan menjelaskan bahwa pada hari ini kita belajar Ekonomi/Akuntansi ditemani oleh Ibu Tri Hariati Ningsih, S.Pd dan Ibu Nyek Nurhayati, S.Pd (sebagai observer), dilanjutkan apersepsi. Pada kegiatan ini dapat dijelaskan hasil pengamatan dari pengamat I dan II seperti berikut. Tabel Hasil Pengamatan Belajar Klasikal Siklus I dari Pengamat I. 5. Kegiatan Melihat Mendengar Mencatat Bertanya Menjawab Jumlah Siswa yang Melakukan 11 Prosentase 1 % 1% 68,75% Keterangan Jumlah siswa Prosentase= jumlah yang melakukan : jumlah yang hadir x 1 Rata-rata = 268,75 : 5 = 53,75 % (Pengamat I) Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa hasil pengamatan belajar klasikal manunjukkan rerata 53,75% menurut pengamat I. Sedangkan hasil pengamat II sebagai berikut. Tabel Hasil Pengamatan Belajar Klasikal Siklus I dari Pengamat II. 5. Kegiatan Melihat Mendengar Mencatat Bertanya Menjawab Jumlah Siswa yang Melakukan Prosentase Keterangan 93,75 1 Jumlah siswa 18 Prosentase= jumlah yang melakukan : 81,25 jumlah yang hadir x 1 Rata-rata = 273,8 : 5 = 55, % (Pengamat II) Tabel 3 menunjukkan hasil pengamatan pengamat II dengan rerata 55,%. Jika hasil kedua pengamat diambil rerata, maka hasilnya sebagai berikut: Pengamat I = 53,75 % Pengamat II = 55, % + Rata-rata = 18, 75 : 2 = 5,38 % Dari data di atas belum mencapai target yang diharapkan yaitu 7%. Kegiatan bertanya dan mencatat masih belum ada sama sekali. Untuk siklus II perlu ada motivasi untuk melakukan kegiatan bertanya dan mencatat. Pada kegiatan klasikal pengamat I dan II menemukan beberapa temuan yaitu (1) Seorang siswa bernama Ridani memukul-mukul bangku; (2) Seorang siswa bernama Siswanto melamun sambil memainkan kukunya. Dari beberapa temuan tadi disarankan agar pada kegiatan klasikal berikutnya semua siswa diberi LKS seperti yang dipakai oleh guru sehingga semua siswa aktif belajar. Kemudian dilanjutkan kegiatan membentuk kelompok sesuai pengarahan guru sebelumnya. Masing-masing ketua kelompok membagikan kartu identitas kepada anggotanya. Siswa dengan sendirinya mengelompok sesuai dengan nama kelompok dan kartu identitasnya. Setelah semua siswa duduk tenang pada kelompok masing-masing, guru memberi pengarahan tugas kelompok, yaitu setiap siswa membuat satu soal beserta jawabannya. Soal dan jawaban yang dibuat disesuaikan dengan nama kelompoknya. Misalnya kelompok penjual, harus membuat soal tentang Junal Khusus Penjualan. Guru memberi pengarahan bahwa, setiap anggota kelompok mempunyai tanggungjawab membuat satu soal dan jawabannya. Namun, jika ada anggota yang kesulitan, anggota lain harus membantu mengajari sampai berhasil. Setelah pengarahan guru membagikan lembar kegiatan siswa kepada setiap siswa. Selama kegiatan kelompok berjalan, guru berkeliling sambil memberi bimbingan kepada kelompok yang kesulitan. Sedangkan pengamat I mengamati kelompok A dan B. Dan pengamat II mengamati kelompok C dan D. Kegiatan kelompok ini berjalan cukup lancar, walaupun masih ada beberapa kelompok yang masih sering bertanya, terutama kelompok Pembeli. Ketika waktu yang disediakan selama 35 menit habis, masih ada kelompok yang belum selesai yaitu kelompok Pembeli. Hasil pengamatan kegiatan kelompok dari pengamat I dan II dapat disampaikan dalam tabel berikut. Tabel. Hasil Pengamatan Belajar Siklus I No. Kegiatan Jumlah Anggota A B C D Jumlah/Rerata Kerjasama Berpendapat Semangat Hasil Kerja Prosentase ,75 81,25 93,75% 67

6 Data di atas menunjukkan nilai yang sangat tinggi yaitu nilai rerata 93,75%, jauh di atas yang diharapkan yaitu 7%. Pada kegaiatan kelompok ini memang hampir semua siswa aktif melakukan kegiatan belajar sesuai tugasnya masing-masing. Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan kuis atau bertanya menjawab. Dalam kegiatan bertanya dan menjawab setiap kelompok maju ke depan kelas untuk menanyakan soal-soalnya kepada kelompok penjawab. penjawab berasal dari beberapa kelompok yang berbeda duduk di bangku depan yang sudah disediakan. Kegiatan kuis berjalan dengan lancar. Setiap individu baik dari kelompok penanya maupun kelompok penjawab telah melaksanakan tugasnya masingmasing. Namun dari kelompok Pembeli hasil kerja membuat soal betul, namun jawabannya masih salah semua. Pada kelompok Penjual hasil kerja membuat soal benar tiga orang dan satu orang gagal membuat soal yang benar tetapi hasil kunci jawabannya salah. Namun kelompok penjawab dapat menjawab soal Penjual dengan benar dan satu orang tidak menjawab karena soalnya salah. Sehingga kelompok Penjual tidak dapat menilai jawaban kelompok penjawab karena soalnya sendiri salah. Sedangkan kelompok lainnya yaitu kelompok Pembeli, Pemilik Modal, dan Pengusaha hasil kerja membuat soal dan jawaban betul semua dan dapat dijawab oleh kelompok penjawab dengan benar juga. Hasil observasi dari pengamat I yang mengamati kelompok penanya dapat dijelaskan pada tabel 5 berikut. Tabel 5. Rekapitulasi Hasil Observasi Penanya Siklus I. Perolehan Nilai dalam Persen Pembeli 76,25 Penjual 73,75 Pemilik Modal 8, Pengusaha 75, Rerata Data kegiatan kuis kelompok penanya pada tabel tersebut mencapai rerata 76,25%. Tercapainya rerata 76,25% pada kegiatan kuis melalui observasi kelompok penanya telah mencapai jauh di atas yang diharapkan yaitu 6-7%. Sedangkan hasil observasi kegiatan penjawab dapat dilaporkan seperti pada tabel berikut. Tabel 6. Rekapitulasi Hasil Observasi Penjawab Siklus I. Perolehan Nilai dalam Persen I 67,5 II 67,5 III 73,75 IV 73,75 Rerata 7,63 Tercapainya rerata 7,63% pada kegiatan kuis melalui observasi kelompok penjawab telah mencapai target yang diharapkan yaitu 7%. Apabila diambil rerata dari kelompok penanya dan penjawab dapat dilihat sebagai berikut: (76,25% + 7,63% ) : 2 = 73, % Maka dapat diambil kesimpulan sementara bahwa proses pembelajaran melalui kegiatan kuis telah mencapai target yang telah ditentukan, bahkan mencapai di atas target yang diharapkan. Adapun hasil belajar siswa pada siklus I dapat dilaporkan pada tabel 7 berikut: Tabel 7. Hasil Belajar dan Analisis Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I No Kode Nomor Soal Jumlah Benar Nilai Keterangan 1 A Tuntas 2 A Tuntas 3 A Tuntas A Tak Tuntas 5 B Tuntas 6 B Tak Tuntas 7 B Tuntas 8 B Tak Tuntas 9 C Tuntas 1 C Tak Tuntas 11 C Tak Tuntas 12 C Tak Tuntas 13 D Tuntas 1 D Tak Tuntas 15 D Tak Tuntas D Tuntas Jumlah Salah /Rerata 99 61,88 5% Tuntas Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa ada 8 siswa telah mencapai ketuntasan belajar atau 5% telah mencapai nilai 6 - >6. Masih ada 8 siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar atau 5% masih mendapat nilai < 6. Maka target hasil belajar pada siklus I belum dapat tercapai. Oleh karena itu perlu adanya perbaikan-perbaikan pada siklus berikutnya sesuai dengan masukan-masukan baik dari pengamat maupun dari peneliti sendiri. Ditinjau dari jumlah kesalahan siswa pada soal nomor 8 dan 9 lebih dari separoh siswa yaitu 17/18 siswa masih mengalami kesalahan. Maka perlu penjelasan ulang tentang penyelesaian soal nomor 8 dan 9 tersebut. Penjelasan ulang itu dilakukan pada waktu sebelum melanjutkan siklus II. Sedangkan siswa-siswa yang belum tuntas diberi bimbingan di luar jam efektif dan diberi tugas latihan soal-soal untuk dikerjakan di rumah. Setelah diselesaikan siklus I, tim peneliti mengadakan pertemuan untuk membahas hal-hak positif maupun negatif yang muncul dalam siklus I. Pertemuan Tim peneliti terdapat beberapa masukan untuk perbaikan-perbaikan pada siklus II yaitu (1) Pengamat I menyarankan agar semua siswa diberi LKS pada pembelajaran klasikal; (2) Pengamat II menyarankan agar dua orang siswa yang kurang memperhatikan pada saat pembelajaran klasikal dipanggil dan diberi pengarahan; (3) Peneliti berinisiatif pada saat presentasi kuis, siswa lain tidak hanya melihat dan mendengar saja, tapi juga diberi tugas untuk ikut mengerjakan soal-soal yang disampaikan oleh teman-temannya agar juga ikut aktif belajar. Karena jika tidak ikut aktif mengerjakan sebagian 68

7 ada yang bicara dan ramai. Bagi yang mengerjakan akan diberi motivasi penilaian. Pembelajaran pada siklus II ini siswa diajak belajar tentang membuat ikhtisar siklus akuntansi perusahaan dagang dan menyusun laporan keuangan perusaan dagang. Sehari sebelum pelaksanaan tindakan siswa diajak membahas tentang tugas pembuatan soal pada tiap-tiap kelompok. Pada saat pelaksanaan tindakan, pembelajaran berjalan sesuai dengan rencana. Pada saat pembelajaran klasikal semua siswa diberi LKS contoh soal.setelah guru menjelaskan tentang penyelesaian soal tersebut siswa diberi kesempatan bertanya dan mencatat. Sebagian besar siswa mencatat dan ada empat siswa yang mengajukan pertanyaan. Pada pembelajaran klasikal tim pengamat mengadakan pengamatan bersama-sama. Tidak seperti pada siklus I dimana kedua pengamat mengamati sendiri-sendiri. Pemeblajaran klasikal berjalan lebih baik dari siklus I, karena terjadinya interaksi yang semkin hidup antara siswa dan guru dan antara siswa dan siswa. Untuk lebih jelasnya dapat diperhatikan tabel 8 hasil observasi pembelajaran klasikal berikut ini: Tabel 8. Hasil Pengamatan Belajar Klasikal Siklus II. 5. Kegiatan Melihat Mendengar Mencatat Bertanya Menjawab Jumlah Siswa Aktif Prosentase ,5 56,25 5, Keterangan Jumlah siswa Prosentase= jumlah yang melakukan : jumlah yang hadir x 1 Rerata : 393,75 : 5 = 78,75% Hasil pengamatan belajar klasikal menunjukkan rerata 78,75%. Hal ini menunjukkan kenaikan rerata dari siklus I yang hanya mencapai rerata 5,38%. Kenaikan rerata ini disebabkan adanya peningkatan kegiatan pembelajaran mencatat dan bertanya sebagaimana dijelaskan pada uraian di atas. Belajar kelompok juga berjalan dengan lancar. Semua kelompok bekerja membuat soal dan jawaban dengan menggunakan LKS dan buku paket. Sedangkan guru berkeliling memberikan bimbingan pada semua kelompok. Hasil pengamatan kerja kelompok, dapat dilaporkan pada tabel berikut. Tabel 9. Hasil Pengamatan Belajar Siklus II No. Kegiatan Kerjasama Berpendapat Semangat Hasil Kerja Jumlah Anggota A B C D Rerata Prosentase 1 93, ,75 96,88 Tabel di atas menunjukkan angka rerata dari belajar kelompok sebesar 96,88%. Sedangkan pada siklus I belajar kelompok telah menunjukkan rerata 93,75%. Maka terdapat peningkatan yang sangat tipis yaitu 3,13% dari siklus I. Hal positif yang perlu dijelaskan adalah bahwa semua siswa bekerja menyelesaikan tugas dengan senang tanpa ada gangguan teman-temannya yang biasanya suka mengganggu karena mereka yang suka mengganggu pun juga asyik bekerja dengan senang. Munculnya situasi positif tersebut karena adanya LKS. Membuat soal dan jawaban dalam kerja kelompok telah selesai sesuai waktu yang disediakan. Kemudian dilanjutkan dengan kuis. Ada sedikit perbedaan pada saat kegiatan kuis siklus I dan siklus II. Pada siklus I penanya menyampaikan soal dengan lisan tetapi pada siklus II penanya menyampaikan soal dengan menuliskan di papan tulis. Begitu juga indikator penilaian pada instrumen juga ada perubahan sedikit pada aspek penampilan pada siklus I ada penilaian suara pada siklus II diganti penyelesaian LKS. Hasil kerja masing-masing kelompok penanya menunjukkan LKS yang cukup rumit, sehingga tim pengamat harus cepat bekerja untuk menyelesaikan jawaban dari soal-soal yang ditampilkan oleh kelompok penanya. Karena untuk memberi penilaian kinerja masing-masing kelompok dan individu kelompok diperlukan kunci jawaban yang benar dari soal-soal yang dibuat oleh penanya. Kadang-kadang siswa lebih cepat selesai dari pada pengamat karena siswa hanya menyelesaikan satu soal sedangkan pengamat harus menyelesaikan empat soal. Sedangkan guru bekerja mengatur jalannya kuis. Untuk mengetahui hasil observasi pengamat I sebagai pengamat kelompok penanya dapat dilihat tabel berikut. Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Observasi Penanya Siklus II. A B C D Perolehan Nilai dalam Prosen 87,5 88,75 87,5 9, Rerata 88, Tabel 1 menunjukkan keberhasilan kinerja kelompok penanya yang mencapai rerata 88,%. Keberhasilan tersebut di samping mencapai target yang ditentukan yaitu 7%, juga mengalami kenaikan dari siklus I yang telah mencapai 76,25%. Sedangkan hasil observasi kinerja kelompok penjawab dapat dijelaskan pada tabel 11 berikut. Tabel 1 Rekapitulasi Hasil Observasi Penjawab Siklus II. Perolehan Nilai dalam Prosen I 9, II 91,25 III 86,25 IV 92,5 Rerata 9, 69

8 Tabel 11 menunjukkan hasil kegiatan kelompok penjawab yang mencapai rerata 9,%. Keberhasilan yang dicapai kelompok penjawab selain mencapai target yang ditentukan 7% juga mengalami kemajuan yang berarti dibandingkan dari siklus I yang baru mencapai 7,63%. Apabila diambil rerata dari kelompok penanya dan penjawab dapat dilihat sebagai berikut: ( 88,% + 9,% ) : 2 = 89,22% terdapat kenaikan dari siklus I (73,%). Dari beberapa kenaikan proses kegiatan pembelajaran yang dicapai, maka dapat dilihat keberhasilan hasil belajar pada tabel 12 berikut. Tabel 1 Hasil Belajar dan Analisis Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II No Kode Nomor Soal Jumlah Benar Nilai Keterangan 1 A Tuntas 2 A Tuntas 3 A Tuntas A Tuntas 5 B Tuntas 6 B Tuntas 7 B Tuntas 8 B Tuntas 9 C Tuntas 1 C Tuntas 11 C Tuntas 12 C Tuntas 13 D Tuntas 1 D Tuntas 15 D Tuntas D Tuntas Rerata 119/ 7,38 1% Tuntas Dari tabel 12 dapat dilihat siswa yang mencapai ketuntasan belajar mencapai 1%. Setelah seluruh kegiatan siklus II selesai maka dilanjutkan dengan pertemuan tim peneliti untuk merefleksi kegiatan siklus II. Beberapa masukan yang perlu diperhatikan adalah (1) Dari Pengamat I: untuk menghemat waktu pada saat pembelajaran klasikal berpindah ke pembelajaran kelompok, diperlukan penataan tempat duduk secara kelompok; (2) Dari Pengamat II: supaya tetap diusahakan memperbanyak tuga porto polio untuk semua siswa agar kegiatan pembelajaran klasikal meningkat; (3) Peneliti berinisiatif untuk memberikan banyak latihan-latihan soal untuk dikerjakan di rumah, karena materi pelajaran semakin sulit. Karena hasil penelitian dari siklus II sudah memenuhi indikator keberhasilan, maka penelitian dapat dilakukan sampai siklus II saja. Dapat disimpulkan bahwa model kooperatif STAD dan Kuis dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada konsep Jurnal Khusus Perusahaan Dagang kelas XII IPS SMA Negeri 3 Tanjung Tahun Ajaran 21/215. SIMPULAN DAN SARAN Hasil penelitian tindakan kelas ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: (1) Pembelajaran model kooperatif STAD dan kuis dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran konsep Jurnal Khusus Perusahaan Dagang di kelas XII IPS SMA Negeri 3 Tanjung; (2) Pembelajaran model kooperatif STAD dan kuis dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran konsep Jurnal Khusus Perusahaan Dagang di kelas XII IPS SMA Negeri 3 Tanjung; Berdasarkan beberapa kemajuan yang dicapai dan hasil simpulan penelitian ini, maka perlu disampaikan beberapa saran yang berkaitan dengan pemanfaatan hasil penelitian tindakan kelas yang menerapkan pembelajaran Model Kooperatif STAD dengan variasi KUIS. Beberapa saran yang perlu disampaikan adalah (1) Bagi teman-teman guru, untuk mengatasi permasalahan pembelajaran Ekonomi/Akuntansi yang cenderung tidak disukai oleh siswa, maka sebagai alternatif penyelesaiannya adalah menerapkan model kooperatif STAD; (2) Juga untuk teman-teman guru, untuk menerapkan Strategi pembelajaran kuis seperti pada penelitian ini diperlukan persiapan yang matang, terutama pada saat penilaian kelompok penjawab diperlukan bantuan dari siswa yang pandai untuk membantu guru mengerjakan soal-soal yang dibuat oleh temannya; (3) Bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian lanjutan sesuai dengan penelitian ini juga disarankan agar membuat persiapan yang lebih sempurna terutama dalam mempersiapkan instrumen pengamatan beserta rubrik-rubrik yang jelas pada saat kegiatan kuis. Juga disarankan agar tim pengamat minimal dua orang, karena menurut pengalaman peneliti tim pengamat sangat sibuk dalam menilai soal dan jawaban yang dibuat siswa pada saat kegiatan kuis. DAFTAR RUJUKAN Arikunto,S., Suharjono., & Supardi. (26). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. DePorter, B. (21). Quantum Teaching, Bandung: Kaifa. Departemen Agama RI. (21). Bahan Penataran (Modul Metodologi Pendidikan Agama Islam) Jakarta: Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam. Departemen Agama RI. (2). Strategi Pembelajaran Matematika untuk Tingkat Madrasah Aliyah. Jakarta: Badan Litbang Agama dan Diklat Keagamaan Pusdiklat Tenaga Teknis Keagamaan. Dinas Pendidikan Kabupaten Sidoarjo. (25). Kurikulum 2 Standar Kompetensi Kelas VI Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Sidoarjo: Dinas Pendidikan Kabupaten Sidoarjo 7

9 Hasibuan & Mujiono. (2). Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Makmun, A. S. (23). com/ptk_fatimah/ptk-fatimah- BABhtm. diakses tanggal 21 februari 21: 2 Mulyana, E. (27). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. PT. Remaja Rosda Karya: Bandung Mulyasa. (23). /PTK FATIMAH/PTK-FATIMAH-BABhtm. diakses tanggal 21 februari 21: 2 Mulyono, A. M. (21). webs.com/ptk_fatimah/ptk- FATIMAH-BABhtm. diakses tanggal 21 februari 21: 2 Nawawi. (1981). PTK_FATIMAH/PTK-FATIMAH- BABhtm. diakses tanggal 21 februari 21: 2 Nur, M. (1998). Teori Pembelajaran Kognitif. Surabaya: PPS IKIP Surabaya. Nur, M. (23). Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pembelajaran sebagai Salah Satu Prasyarat Utama Pengimplementasian Kebijaka-kebijakan Inovatif Depdiknas dalam Merespon Tuntutan dan Tantangan Masa Depan. Makalah disajikan dalam Wisuda VII Pascasarjana Teknologi Pembelajaran Universitas PGRI Adi Buana Surabaya, 2 Desember 2 Pujawan. (2). com/213/3/31/meningkatkan-aktivitasdan-hasil-belajar-matematika-melaluipenerapan-model-pembelajaran-kooperatiftipe-jigsaw-pada-siswa-kelas-xii-ipa-smanegeri-1-dompu-semester-1-tahunpelajaran /. Diakses 21 februari 21: Riyanto, Y. (21). Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: Penerbit SIC. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 23 tentang Sistem Pendidikan Nasional. (23). Jakarta: Cemerlang. Wardani, I.G.A.K. (25). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas terbuka Departemen Pendidikan Nasional. Yulaelawati, E. (27). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Pakar Raya. 71

10 72

Serambi Akademica, Vol. IV, No. 1, Mei 2016 ISSN :

Serambi Akademica, Vol. IV, No. 1, Mei 2016 ISSN : PENINGKATAN PROSES PEMBELAJARAN TENTANG LUAS BANGUN MELALUI MODEL KOOPERATIF STAD DAN KUIS PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 5 TEUNOM KECAMATAN TEUNOM KABUPATEN ACEH JAYA TAHUN 2014/2015 Faridah Ismail SD

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Matriks Melalui Pembelajaran Model STAD. Rochani. SMKN 3 Blitar

Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Matriks Melalui Pembelajaran Model STAD. Rochani. SMKN 3 Blitar Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Matriks Melalui Pembelajaran Model STAD Rochani SMKN 3 Blitar Tersedia Online di http://www.jurnal.unublitar.ac.id/ index.php/briliant Sejarah Artikel Diterima pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Era globalisasi yang penuh dengan kompetitif merupakan tantangan bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Era globalisasi yang penuh dengan kompetitif merupakan tantangan bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi yang penuh dengan kompetitif merupakan tantangan bagi dunia pendidikan. Teknologi pembelajaran inovatif seyogyanya dikembangkan dengan cara mengadaptasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sukarame Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung. Sedangkan waktu

BAB III METODE PENELITIAN. Sukarame Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung. Sedangkan waktu 15 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian Penelitian berlangsung di SD Negeri 2 Way Halim Permai Kecamatan Sukarame Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung. Sedangkan waktu penelitian diadakan

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TENTANG LUAS BANGUN MELALUI MODEL KOOPERATIF STAD DAN KUIS

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TENTANG LUAS BANGUN MELALUI MODEL KOOPERATIF STAD DAN KUIS Peningkatan Hasil Belajar Tentang Luas Bangun (Kiswargoto) 7 PENINGKATAN HASIL BELAJAR TENTANG LUAS BANGUN MELALUI MODEL KOOPERATIF STAD DAN KUIS Kiswargoto Sekolah Dasar Negeri Kranji II Kecamatan Paciran,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara, sebagaimana yang tercantum dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pada bab 2 pasal 3 menyatakan:

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI LUAS BANGUN DATAR MELALUI MODEL KOOPERATIF STAD DAN KUIS PADA SISWA KELAS VI SDN RANGKAH VI SURABAYA (Puguh Handoyo)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI LUAS BANGUN DATAR MELALUI MODEL KOOPERATIF STAD DAN KUIS PADA SISWA KELAS VI SDN RANGKAH VI SURABAYA (Puguh Handoyo) ISSN : 2337-3253 PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI LUAS BANGUN DATAR MELALUI MODEL KOOPERATIF STAD DAN KUIS PADA SISWA KELAS VI SDN RANGKAH VI SURABAYA (Puguh Handoyo) ABSTRACT Learning Mathematics presented

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mengadakan penelitian tindakan kelas kepada Kepala Madrasah. Peneliti

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mengadakan penelitian tindakan kelas kepada Kepala Madrasah. Peneliti 35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pra Tindakan Peneliti melaporkan hasil lokakarya dan tindak lanjut dari lokakarya yaitu mengadakan penelitian tindakan kelas kepada Kepala Madrasah. Peneliti

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mengadakan penelitian tindakan kelas kepada Kepala Madrasah. Peneliti

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mengadakan penelitian tindakan kelas kepada Kepala Madrasah. Peneliti BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pra Tindakan Peneliti melaporkan hasil lokakarya dan tindak lanjut dari lokakarya yaitu mengadakan penelitian tindakan kelas kepada Kepala Madrasah. Peneliti membentuk

Lebih terperinci

Oleh: Sri Widodo Guru SD Negeri Pilang Wetan Kec. Kebon Agung Demak Jl. Raya Semarang - Purwodadi KM 32. Abstrak

Oleh: Sri Widodo Guru SD Negeri Pilang Wetan Kec. Kebon Agung Demak Jl. Raya Semarang - Purwodadi KM 32. Abstrak ORBITH VOL. 12 NO. 1 MARET 16 : 2 51 PENINGKATAN PEMBELAJARAN LUAS BANGUN MELALUI MODEL KOOPERATIF STAD DAN KUIS SISWA KELAS VI SD NEGERI PILANG KEBON AGUNG KAB. DEMAK TAHUN AJARAN 15/16 Oleh: Sri Widodo

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU RI No. 20 Th. 2003)

I. PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU RI No. 20 Th. 2003) I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pembelajaran Matematika a. Pengertian Matematika merupakan suatu bahan kajian yang memiliki obyek abstrak dan dibangun melalui proses penalaran deduktif,

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) KOMBINASI MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS IV SDN SUNGAI MIAI 5 BANJARMASIN Noorhafizah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan. bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan. bahwa: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang amat penting untuk menjamin kelangsungan hidup Negara, juga merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber daya manusia merupakan aspek yang dominan terhadap kemajuan suatu bangsa. Manusia dituntut

Lebih terperinci

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Cooperative Learning Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 20 Tolitoli Dinayanti Mahasiswa Program Guru Dalam

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi Vo. 3, No. 1, September 2016, Hal ISSN : Copyright 2016 by LPPM UPI YPTK Padang

Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi Vo. 3, No. 1, September 2016, Hal ISSN : Copyright 2016 by LPPM UPI YPTK Padang Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Bahasa Inggris Peserta didik Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achivement Division (STAD) Pada Kelas X.3 SMA Negeri 5 Bukittingi Gusviar SMA

Lebih terperinci

INFOKES, VOL 6 NO 1, Februari 2016 ISSN :

INFOKES, VOL 6 NO 1, Februari 2016 ISSN : MENIGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION DAN KUIS TENTANG TERMINOLOGI MEDIS PADA MAHASISWA APIKES CITRA MEDIKA Anton

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dalam istilah Bahasa Inggris classroom-based action research. Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Guru merupakan pemegang peran utama dalam proses pembelajaran karena guru mempunyai peranan penting dalam keberhasilan siswa menerima dan menguasai pelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang individu di muka bumi ini, tanpa pendidikan berarti seseorang tidak berilmu, padahal kita tidak

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAMS GAME TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS KELAS IIIA SDN SEMBORO 01 JEMBER TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Kasmiati 10 Abstrak. Tujuan pembelajaran

Lebih terperinci

JURNAL. Oleh: SUYATI NPM Dibimbing oleh : 1. Dra. Budhi Utami, M.Pd. 2. Dra. Dwi Ari Budiretnani, M.Pd.

JURNAL. Oleh: SUYATI NPM Dibimbing oleh : 1. Dra. Budhi Utami, M.Pd. 2. Dra. Dwi Ari Budiretnani, M.Pd. JURNAL PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATERI CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII-C SMP NEGERI 1 BOYOLANGU TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2016/2017.

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Pendidikan Biologi FKIP UNP Kediri

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Pendidikan Biologi FKIP UNP Kediri PENERAPAN MODEL STAD DENGAN PERMAINAN KUIS MAKE A MATCH PADA MATERI SISTEM GERAK TUMBUHAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII J SMPN 2 NGUNUT SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan observasi dengan tujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal Penelitian dilakukan di kelas 4 SD Negeri Ujung-Ujung 03 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang pada semester II tahun pelajaran 2012/2013

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG Farraz Putri Febriani, Suminah PP3 Jalan Ir. Soekarno No. 1 Blitar

Lebih terperinci

Ai Rosliyani 1, Nurdinah Hanifah 2, Riana Irawati 3

Ai Rosliyani 1, Nurdinah Hanifah 2, Riana Irawati 3 Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016) PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) BERMEDIA KARTU MISTERI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI TOKOH SEJARAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam pendidikan dituntut berperan serta

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau Harsono M. Timumun, Muchlis L. Djirimu, Lestari M.P. Alibasyah Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tiara Dara Lugina, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tiara Dara Lugina, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu perbuatan atau proses yang didalamnya berupa pengalaman belajar langsung dalam sepanjang hidup baik didalam lingkungan atau yang diselenggarakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Dalam bab IV ini akan disajikan hasil penelitian dan pembehasan dari siklus I, siklus II, dan siklus III. Tiap siklus mendeskripsikan mengenai

Lebih terperinci

Syifa ur Rokhmah. Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Negeri Malang

Syifa ur Rokhmah. Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Negeri Malang PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI PADA SISWA KELAS XI IPS 2 MAN MOJOKERTO KABUPATEN MOJOKERTO Syifa ur Rokhmah Jurusan

Lebih terperinci

Evi Puji Rahayu, Nuraedah, dan Jamaludin Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Evi Puji Rahayu, Nuraedah, dan Jamaludin Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Melalui Metode Diskusi Kelompok Pada Siswa Kelas IV SDK Siendeng Kecamatan Bolano Lambunu Evi Puji Rahayu, Nuraedah, dan Jamaludin Mahasiswa

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III Dengan Menggunakan Model Kooperatif Tipe STAD Pada Mata Pelajaran PKn Di SDK Lengaruh

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III Dengan Menggunakan Model Kooperatif Tipe STAD Pada Mata Pelajaran PKn Di SDK Lengaruh Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III Dengan Menggunakan Model Kooperatif Tipe STAD Pada Mata Pelajaran PKn Di SDK Lengaruh Arma Mariangke, Imran, dan Dwi Septiwiharti Mahasiswa Program Guru Dalam

Lebih terperinci

Oleh: Ani Ratnawati SDN 1 Sumberingin, Karangan, Trenggalek

Oleh: Ani Ratnawati SDN 1 Sumberingin, Karangan, Trenggalek 24 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 3, DESEMBER 2016 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI SUMBER DAYA ALAM DAN KEGIATAN EKONOMI MELALUI METODE KOOPERATIF JIGSAW PADA SISWA

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh SISWANTI A

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh SISWANTI A PENERAPAN METODE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DALAM UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN PEMBELAJARAN AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI IPS 2 SMA N KARANGPANDAN TAHUN AJARAN 2011/2012 NASKAH PUBLIKASI Disusun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan semua

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan semua 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan semua potensi yang dimiliki siswa, termasuk kemampuan bernalar, kreativitas, kebiasaan bekerja keras,

Lebih terperinci

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS VIII-U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS VIII-U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS VIII-U SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM Zuraidah Guru IPS SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel : zuraidahida867@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat menuntut adanya persaingan dan kompetisi yang membutuhkan sumber daya manusia berkualitas. Peningkatan

Lebih terperinci

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI 164519 KOTA TEBING TINGGI Syarigfah Guru SD Negeri 164519 Kota Tebing Tinggi Surel : syarigfah16@gmail.com

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali 41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas XI IPS 3 di SMA Muhammadiyah 5 Yogyakarta. Sebagaimana diuraikan pada bab III, tindakan penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya setiap orang membutuhkan pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya setiap orang membutuhkan pendidikan. Pendidikan BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang tidak asing lagi bagi semua orang karena pada dasarnya setiap orang membutuhkan pendidikan. Pendidikan memegang peranan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari sejak SD. sampai SMA bahkan perguruan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari sejak SD. sampai SMA bahkan perguruan tinggi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu yang mendasari perkembangan sains dan teknologi di era modern ini. Dalam mempelajari matematika tidak cukup bila hanya dibaca dihafal

Lebih terperinci

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING Fatmawaty Sekolah Dasar Negeri Hikun Tanjung Tabalong Kalimantan Selatan ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

Oleh: Purningsih, S.Pd. SMK YPT Purworejo Abstrak

Oleh: Purningsih, S.Pd. SMK YPT Purworejo   Abstrak PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM QUIZ UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SISWA KELAS XII TKR A SMK YPT PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Oleh: Purningsih, S.Pd. SMK

Lebih terperinci

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SAINS (IPA) DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING)

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SAINS (IPA) DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SAINS (IPA) DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) Diah Nugraheni Fakultas Ilmu Pendidikan, IKIP Veteran Semarang email: diah_fisika@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Sekolah Tempat penelitian ini adalah MI Cepiring yang beralamatkan Desa Cepiring RT 10/RW 04 Cepiring Kabupaten Kendal. Ditinjau dari tenaga pengajarnya,

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN BIOLOGI DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STIK di KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 7 MATARAM

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN BIOLOGI DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STIK di KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 7 MATARAM UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN BIOLOGI DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STIK di KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 7 MATARAM Tri Sari Wijayanti Guru IPA SMAN 7 Mataram E-mail:- ABSTRAK:

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu kompleks perbuatan yang sistematis untuk membimbing anak menuju pada pencapaian tujuan ilmu pengetahuan. Proses pendidikan yang diselenggarakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hakikatnya tujuan pendidikan yaitu mengembangkan pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. hakikatnya tujuan pendidikan yaitu mengembangkan pengetahuan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan. Pada hakikatnya tujuan pendidikan yaitu mengembangkan pengetahuan dan kepribadian manusia. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan di Indonesia berlandaskan pada ideologi bangsa yaitu Pancasila dan landasan konstitusional Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pendidikan

Lebih terperinci

Ikmila Mak ruf, Yusuf Kendek, dan Kamaluddin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Ikmila Mak ruf, Yusuf Kendek, dan Kamaluddin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ipa Kelas IV SDN 2 Donggulu Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student-Team Achievement-Division Ikmila Mak ruf, Yusuf Kendek, dan Kamaluddin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan dewasa ini bukan hanya untuk memenuhi target kurikulum semata, namun menuntut adanya pemahaman kepada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan dewasa ini bukan hanya untuk memenuhi target kurikulum semata, namun menuntut adanya pemahaman kepada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan dewasa ini bukan hanya untuk memenuhi target kurikulum semata, namun menuntut adanya pemahaman kepada peserta didik. Dari sekian banyak unsur sumber daya

Lebih terperinci

Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu

Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 1 ISSN 2354-614X Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu Nuriati, Najamuddin Laganing, dan Yusdin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. taraf pemikiran yang tinggi dan telah melaksanakan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. taraf pemikiran yang tinggi dan telah melaksanakan pembangunan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam pembangunan kemampuan manusia agar dapat menghasilkan pribadipribadi manusia yang berkualitas. Masyarakat

Lebih terperinci

PROSIDING ISBN :

PROSIDING ISBN : P 5 MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII C SMP ANGGREK BANJARMASIN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DAN SCRAMBLE Agisna

Lebih terperinci

Sebelum pelaksanaan penelitian dengan Pendekatan Kooperatif Learning. NO Indikator Keterangan

Sebelum pelaksanaan penelitian dengan Pendekatan Kooperatif Learning. NO Indikator Keterangan 31 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Deskripsi Kondisi awal Sebelum pelaksanaan penelitian dengan Pendekatan Kooperatif Learning Tipe STAD diketahui ketuntasan hasil belajar IPA semester I kelas

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP MUHAMMAD IDRIS Guru SMP Negeri 3 Tapung iidris.mhd@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

Oleh. Sarlin K. Dai Meyko Panigoro La Ode Rasuli Pendidikan Ekonomi

Oleh. Sarlin K. Dai Meyko Panigoro La Ode Rasuli Pendidikan Ekonomi MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN MENGGUNAKAN LKS PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI KELAS XI IPS 3 SMA NEGERI 1 TILAMUTA

Lebih terperinci

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN 2354-614X Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Dalam Memahami Isi Cerita Pendek Pada Siswa Kelas V SDN

Lebih terperinci

Abas. Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan PMIPA FKIP UNIB ABSTRAK

Abas. Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan PMIPA FKIP UNIB ABSTRAK UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X D SMA NEGERI 6 KOTA BENGKULU MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD YANG DIINTERVENSI DENGAN STRATEGI INKUIRI Abas Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

Noorhafizah dan Rahmiliya Apriyani

Noorhafizah dan Rahmiliya Apriyani MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) KOMBINASI MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS IV SDN SUNGAI MIAI 5 BANJARMASIN Noorhafizah

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIKA SISWA SMP PGRI PAMANUKAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIKA SISWA SMP PGRI PAMANUKAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIKA SISWA SMP PGRI PAMANUKAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD Ika Sriyanti 1), R.Poppy Yaniawati 2) 1,2 STKIP Subang 1 ikasriyanti99@gmail.com, 2 pyaniwari@unpas.ac.id

Lebih terperinci

Agusnoto. SD Negeri Ketitangkidul, Kab. Pekalongan, Jawa Tengah

Agusnoto. SD Negeri Ketitangkidul, Kab. Pekalongan, Jawa Tengah Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 1, No. 3, Juli 216 ISSN 2477-224 (Media Cetak) 2477-3921 (Media Online) PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STAD PADA MATERI PERBANDINGAN DAN SKALA SD Negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah dasar sebagai jenjang pendidikan formal pertama sistem pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah dasar sebagai jenjang pendidikan formal pertama sistem pendidikan di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah dasar sebagai jenjang pendidikan formal pertama sistem pendidikan di Indonesia mempunyai tujuan memberikan kemampuan dasar baca, tulis, hitung, pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari pembentukan Negara RI adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini tentunya menuntut adanya penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cindy Noor Indah putri, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Cindy Noor Indah putri, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran merupakan kunci utama tercapainya tujuan pendidikan. Keberhasilan proses pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa komponen diantaranya dalah

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA SISWA KELAS V.A SD NEGERI 07 BARUGA KOTA KENDARI JURNAL PENELITIAN OLEH: NURSIAH WAHAB NIM. G2G1 15 056 PROGRAM

Lebih terperinci

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS Ani Rosidah, M.Pd anirosidah.cjr@gmail.com Universitas Majalengka (UNMA) ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan suatu bangsa. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan guru

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 BAB II pasal 3 Undang- Undang Sistem Pendidikan

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGENAL TEKNOLOGI PRODUKSI MELALUI METODE KARYAWISATA PADA SISWA KELAS IV SDN 3 BEJI KABUPATEN TULUNGAGUNG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGENAL TEKNOLOGI PRODUKSI MELALUI METODE KARYAWISATA PADA SISWA KELAS IV SDN 3 BEJI KABUPATEN TULUNGAGUNG PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGENAL TEKNOLOGI PRODUKSI MELALUI METODE KARYAWISATA PADA SISWA KELAS IV SDN 3 BEJI KABUPATEN TULUNGAGUNG Dwi Wahyuning Tiyas 1, Suminah 2, Sutansi 3 Universitas Negeri Malang

Lebih terperinci

Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai

Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai Margareta Ni Made Ardani Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

PENGGUNAAN PENDEKATAN NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENUMBUHKAN PEMBELAJARAN PKN YANG JOYFULL LEARNING DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 WONOAYU SIDOARJO

PENGGUNAAN PENDEKATAN NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENUMBUHKAN PEMBELAJARAN PKN YANG JOYFULL LEARNING DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 WONOAYU SIDOARJO 176 PENGGUNAAN PENDEKATAN NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENUMBUHKAN PEMBELAJARAN PKN YANG JOYFULL LEARNING DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 WONOAYU SIDOARJO Oleh : Sopiyah IKIP Widya Darma Surabaya Abstrak:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian keseluruhan dalam pembangunan. Perkembangan dan meningkatnya kemampuan siswa selalu muncul bersamaan dengan situasi dan kondisi lingkungan,

Lebih terperinci

Kata kunci: model pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization (TAI), keaktifan, hasil belajar

Kata kunci: model pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization (TAI), keaktifan, hasil belajar PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA SISWA KELAS XI IPS 5 SMA NEGERI 7 MALANG Nenis Julichah 1, Marhadi

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA MATERI PECAHAN DI KELAS IV SDN MAROMBUN UJUNG JAWI

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA MATERI PECAHAN DI KELAS IV SDN MAROMBUN UJUNG JAWI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA MATERI PECAHAN DI KELAS IV SDN 105400 MAROMBUN UJUNG JAWI Usrek Sarwini Guru SDN 105400 Marombun Ujung Jawi Surel : Rizkiandriani21@yahoo.com

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran PKn Melalui Pendekatan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Kelas IV SD Inpres Koyoan

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran PKn Melalui Pendekatan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Kelas IV SD Inpres Koyoan Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran PKn Melalui Pendekatan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Kelas IV SD Inpres Koyoan Aspan R. H. Mahmud, Bonifasius Saneba, dan Jamaludin Mahasiswa Program

Lebih terperinci

Oleh: Prijo Santoso SMK Negeri 1 Trenggalek

Oleh: Prijo Santoso SMK Negeri 1 Trenggalek JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016 279 MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH MATERI KEBERAGAMAN BUDAYA INDONESIA DENGAN MENERAPKAN PENDEKATAN CTL PADA SISWA KELAS XI TITL 1 DI SMK

Lebih terperinci

Rasiman 1, Wahyu Widayanto 2. Abstrak

Rasiman 1, Wahyu Widayanto 2. Abstrak PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI LINGKARAN BAGI SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 1 KARANGAWEN DEMAK TAHUN PELAJARAN 2008/2009 Rasiman 1, Wahyu Widayanto

Lebih terperinci

Oleh Sri Mujayani SMP Negeri 1 Wonoayu

Oleh Sri Mujayani SMP Negeri 1 Wonoayu 153 PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA MATERI KEGIATAN EKONOMI DAN PEMANFAATAN POTENSI SUMBER DAYA ALAM MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING DI SMP NEGERI 1 WONOAYU Oleh Sri Mujayani SMP Negeri 1 Wonoayu

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI GLOBALISASI DI KELAS IV SDN NO.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI GLOBALISASI DI KELAS IV SDN NO. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI GLOBALISASI DI KELAS IV SDN NO. 1 BONEOGE Oleh: Hijrah, Dahlia Syuaib, Asep Mahfuds Abstrak Permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kompleks perbuatan yang sistematis untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kompleks perbuatan yang sistematis untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu kompleks perbuatan yang sistematis untuk membimbing anak menuju pada pencapaian tujuan ilmu pengetahuan. Proses pendidikan yang diselenggarakan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan uraian pembahasan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Penerapan model pembelajaran kooperatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika adalah mata pelajaran yang diajarkan di SD sampai ke jenjang yang lebih tinggi. Pembelajaran Matematika di SD merupakan salah satu kajian yang selalu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang penuh dengan persaingan dalam seluruh aspek

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang penuh dengan persaingan dalam seluruh aspek BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Era globalisasi yang penuh dengan persaingan dalam seluruh aspek kehidupan manusia merupakan tantangan bagi dunia pendidikan. Teknologi pembelajaran inovatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 pasal 3 adalah untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan bakat serta kepribadian mereka. Pendidikan membuat manusia

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan bakat serta kepribadian mereka. Pendidikan membuat manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan, keterampilan, dan keahlian tertentu pada individu guna mengembangkan bakat serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Permendikbud No. 67 tahun 2013, kurikulum 2013 dirancang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Permendikbud No. 67 tahun 2013, kurikulum 2013 dirancang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan diadakannya perbaikan dalam bebagai bidang di dalam pendidikan baik itu perubahan kurikulun yang dilakukan oleh dinas pendidikan, perubahan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGHITUNG ARITMATIKA SOSIAL MELALUI PENERAPAN MODEL STAD. Kasurip

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGHITUNG ARITMATIKA SOSIAL MELALUI PENERAPAN MODEL STAD. Kasurip Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah ISSN 0854-2172 SMP N 1 Wonokerto Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran matematika di kelas IV SD Negeri 3 Kalirejo Kudus kurang efektif. Guru memulai pembelajaran dengan mengucapkan salam dan menyampaikan

Lebih terperinci

kata kunci: bimbingan teknis, pendekatan kontekstual, dan mutu guru.

kata kunci: bimbingan teknis, pendekatan kontekstual, dan mutu guru. UPAYA PENINGKATAN MUTU GURU MATA PELAJARAN IPS TERPADU DALAM MENERAPKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL MELALUI BIMBINGAN TEKNIS DI SEKOLAH SMP NEGERI 2 KOTA BIMA Sri Aswati dan Ihyaudin Dinas Dikpora Kota Bima

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketika kita berbicara tentang pendidikan, kita merasa bahwa kita sedang membicarakan permasalahan yang kompleks dan sangat luas. Mulai dari masalah peserta didik,

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Derajat Sarjana S-1 Program Studi. Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Diajukan Oleh : YULITA PRALISTI A54B111011

NASKAH PUBLIKASI. Derajat Sarjana S-1 Program Studi. Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Diajukan Oleh : YULITA PRALISTI A54B111011 PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS KELAS IV SD KANISIUS NGLINGGI KECAMATAN KLATEN SELATAN KABUPATEN KLATEN TAHUN AJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) Pasal 3 menyatakan bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan modal utama dalam pembangunan bangsa Indonesia untuk dapat bertahan di era globalisasi. Peningkatan kualitas sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu indikator kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari pendidikannya. Semakin baik tingkat pendidikan suatu negara, semakin baik juga sumber daya manusianya.

Lebih terperinci