ANALISIS STRATEGI BISNIS DI PERUSAHAAN INKOPAS SEJAHTERA, KOTA BOGOR, JAWA BARAT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS STRATEGI BISNIS DI PERUSAHAAN INKOPAS SEJAHTERA, KOTA BOGOR, JAWA BARAT"

Transkripsi

1 ANALISIS STRATEGI BISNIS DI PERUSAHAAN INKOPAS SEJAHTERA, KOTA BOGOR, JAWA BARAT SKRIPSI OTO DJUARSA H DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 i

2 RINGKASAN OTO DJUARSA. Analisis Strategi Bisnis Di Perusahaan Inkopas Sejahtera, Kota Bogor, Jawa Barat). Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan NARNI FARMAYANTI). Kopi adalah sejenis minuman, biasanya dihidangkan panas, dan dipersiapkan dari biji buah kopi yang dipanggang melalui proses pengolahan. Sebagai komoditas perkebunan yang potensial, kopi banyak digunakan sebagai bahan baku produk olahan oleh usaha kecil, menengah dan besar. Perusahaan Inkopas Sejahtera adalah salah satu perusahaan yang bergerak dalam usaha pengolahan kopi, dalam menjalankan usahanya perusahaan belum menerapkan analisis strategi dalam menjalankan usahanya, perusahaan hanya terfokus pada penjualan produknya secara langsung tanpa memperhatikan kondisi dari lingkungan internal dan eksternal perusahaan, yang dapat mempengaruhi kondisi perusahaannya. Perusahaan Inkopas Sejahtera masih memiliki permasalahan dalam menjalankan usahanya yaitu mengalami penurunan volume penjualan pada produk kopi bubuknya, penurunan volume penjualan kopi bubuk dari tahunketahun menyebabkan pihak manajemen perusahaan mengambil kebijakan untuk mengurangi kapasitas produksi dari produk kopi bubuk tersebut dan lebih meningkatkan produksi kopi plus gula. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan dari perusahaan Inkopas Sejahtera serta peluang dan ancaman dalam menjalankan usahanya. Berdasarkan informasi tersebut, dapat dirumuskan alternatif strategi yang paling sesuai dengan kondisi perusahaan Inkopas Sejahtera pada saat ini. Berdasarkan analisis terhadap lingkungan internal perusahaan diperoleh faktor-faktor yang menjadi kekuatan perusahaan Inkopas Sejahtera adalah kualitas produk cukup baik, tenaga kerja produksi terampil, lingkungan kerja yang kondusif, akses bahan baku yang baik dan lokasi usaha yang strategis. Sedangkan yang menjadi kelemahan dari perusahaan inkopas sejahtera adalah pencatatan belum tertata dengan baik, kegiatan promosi terbatas, tenaga kerja pemasaran kurang, kurang melakukan riset pasar dan modal terbatas. Hasil dari analisis matrik IFE memperlihatkan bahwa yang menjadi kekuatan utama dari perusahaan Inkopas Sejahtera adalah lingkungan kerja yang kondusif dan yang menjadi kelemahan utamanya adalah kegiatan promosi terbatas. Dari analisis terhadap lingkungan eksternal perusahaan diperoleh faktorfaktor yang menjadi peluang bagi perusahaan Inkopas Sejahtera adalah adanya tingkat pertumbuhan penduduk meningkat, kondisi daerah pemasaran yang cocok, perkembangan teknologi semakin maju, dukungan dari pemerintah daerah setempat, trend konsumsi kopi olahan saat ini meningkat dan banyaknya agen atau perantara pemasar yang tersedia. Sedangkan yang menjadi ancaman bagi perusahaan Inkopas Sejahtera adalah persaingan perusahaan sejenis yang tinggi, adanya produk subtitusi, kondisi ekonomi tidak stabil dan konsumen semakin kritis terhadap keamanan produk. Hasil dari analisis matrik EFE memperlihatkan bahwa yang menjadi peluang utama bagi perusahaan Inkopas Sejahtera adalah ii

3 perkembangan teknologi semakin maju sedangkan yang menjadi ancaman utamanya adalah persaingan perusahaan sejenis yang tinggi. Dari analisis matriks SWOT diperoleh beberapa alternatif strategi yang dapat diterapkan oleh perusahaan Inkopas Sejahtera yaitu : Memperluas jaringan distribusi pemasaran, meningkatkan kegiatan promosi dan menambah jumlah tenaga pemasaran, memanfaatkan jasa lembaga keuangan formal, mempertahankan kualitas dan harga, menambah atribut jaminan mutu produk pada kemasan, melakukan perencanaan pemasaran dan riset pasar secara kontinyu, memperbaiki sistem pencatatan. Pada strategi tahap keputusan menggunakan matriks QSPM diperoleh alternatif strategi prioritas utama untuk diterapkan oleh perusahaan Inkopas Sejahtera adalah meningkatkan kegiatan promosi dan menambah jumlah tenaga pemasaran sehingga perusahaan Inkopas Sejahtera dapat meningkatkan volume penjualannya. iii

4 ANALISIS STRATEGI BISNIS DI PERUSAHAAN INKOPAS SEJAHTERA, KOTA BOGOR, JAWA BARAT OTO DJUARSA H Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 iv

5 Judul Skripsi Nama : Analisis Strategi Bisnis di Perusahaan Inkopas Sejahtera, Kota Bogor, Jawa Barat : Oto Djuarsa NRP : H Disetujui, Pembimbing Ir. Narni Farmayanti, M.Sc NIP Diketahui, Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP Tanggal Kelulusan : v

6 PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya berjudul Analisis Strategi Bisnis di Perusahaan Inkopas Sejahtera, Kota Bogor, Jawa Barat adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini. Bogor, Maret 2010 Oto Djuarsa H vi

7 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Bogor, Jawa Barat, pada tanggal 28 Oktober 1985 sebagai anak bungsu dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Djupri Rubani dan Ibu Arsinah. Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SD Negeri Panaragan II Bogor pada tahun 1998 dan pendidikan tingkat menengah pertama dapat diselesaikan pada tahun 2001 di SLTPN 4 Bogor. Penulis melanjutkan pendidikan menengah atas di SMUN 5 Bogor dan selesai pada tahun Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor, pada Program Diploma III Budidaya Hutan Tanaman, Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB) pada tahun 2004 dan diselesaikan pada tahun Pada tahun 2007, penulis melanjutkan kembali studinya pada Program Sarjana Agribisnis Penyelenggaraan Khusus, Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. vii

8 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala berkat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Strategi Bisnis di Perusahaan Inkopas Sejahtera, Kota Bogor, Jawa Barat. Penelitian ini bertujuan menganalisis strategi yang tepat untuk dijalankan oleh Perusahaan Inkopas Sejahtera dalam menjalankan usahanya. Namun demikian, sangat disadari masih terdapat kekurangan karena keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun ke arah penyempurnaan pada skripsi ini sehingga dapat bermanfaat bagi semua pihak. Bogor, Maret 2010 Oto Djuarsa viii

9 UCAPAN TERIMA KASIH Penyelesaian skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT, penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada : 1. Ir. Narni Farmayanti, M.Sc Selaku dosen pembimbing atas bimbingan, arahan, waktu dan kesabaran yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini. 2. Dr. Ir. Ratna Winandi, MS selaku dosen penguji pada ujian sidang penulis yang telah meluangkan waktunya serta memberikan kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini. 3. Ibu Etriya, SP, MM yang telah menjadi pembimbing akademik dan seluruh dosen dan staf Departemen Agribisnis. 4. Dr. Ir. Heny K Daryanto, M.Ec. selaku dosen evaluator kolokium yang telah memberikan masukan kritik dan saran kepada penulis. 5. Orangtua dan keluarga tercinta yang telah memberikan dorongan, perhatian, kasih sayang, dan dukungan moril dan materil, serta semangatnya kepada penulis. 6. Pihak perusahaan Inkopas Sejahtera atas waktu, kesempatan, informasi, dan dukungan yang diberikan. 7. Deuche Purwanty Kosasih yang telah memberikan doa, dukungan dan perhatiannya terhadap penulis selama ini. 8. Teman-teman seperjuangan dan teman-teman Ekstensi Agribisnis angkatan 3 atas semangat dan sharing selama penelitian hingga penulisan skripsi, serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih atas bantuannya. Bogor, Maret 2010 Oto Djuarsa ix

10 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xiv I. PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 6 II. TINJAUAN PUSTAKA Gambaran Umum Kopi Jenis Kopi Manfaat Kopi Aspek Teknis Kopi Penelitian Terdahulu III. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Pengertian Strategi Bisnis Tingkatan Strategi Tipe Strategi Analisis Strategi Bisnis Analisis Lingkungan Perusahaan Kerangka Perumusan Strategi Kerangka Operasional Penelitian IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data Metode Pengumpulan Data Metode Pengolahan dan Analisis Data Analisis Matriks IFE dan Matriks EFE Analisis Matriks SWOT Analisis Matriks QSPM V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Sejarah, Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan Struktur Organisasi Perusahaan Sumberdaya Manusia Jenis Produk Perusahaan Sumber Bahan Baku Proses dan Produksi x

11 VI. ANALISIS STRATEGI BISNIS Analisis Lingkungan Internal Manajemen Pemasaran Keuangan Produksi atau Operasi Penelitian dan Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Analisis Lingkungan Eksternal Lingkungan Makro Lingkungan Mikro Matrik Internal Factor Evaluation (Matrik IFE) Matrik External Factor Evaluation (Matrik EFE) Analisis Matrik SWOT Matrik QSPM VII. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xi

12 Nomor DAFTAR TABEL Halaman 1. Produksi Kopi Nasional Tahun Perusahaan Pengolahan Kopi Bubuk di Wilayah Kota Bogor Tahun Volume Penjualan Kopi Bubuk Perusahaan Inkopas Sejahtera Tahun Penelitian Terdahulu yang Berkaitan dengan Penelitian Penulis Penilaian Bobot Faktor Strategi Internal dan Eksternal Analisis Matriks IFE Analisis Matriks EFE Matriks SWOT Analisis Matriks QSPM Komposisi Tenaga Kerja dari Perusahaan Inkopas Sejahtera Jumlah Penduduk Kota Bogor Tahun Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun Laju Inflasi Kota Bogor pada Tahun Matrik IFE Perusahaan Inkopas Sejahtera Matrik EFE Perusahaan Inkopas Sejahtera Matrik SWOT pada Perusahaan Inkopas Sejahtera xii

13 DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman 1. Urutan Tahap Pengolahan Cara Kering Urutan Tahap Pengolahan Cara Basah Kerangka Kerja Analitis Untuk Perumusan Strategi Kerangka Pemikiran Operasional Struktur Organisasi Perusahaan Inkopas Sejahtera Alur Proses Produksi Perusahaan Inkopas Sejahtera xiii

14 Nomor DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Klasifikasi Industri Pengolahan Berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja yang Digunakan Dominasi Pemimpin Pasar dan Brand Associations Produk Kopi Kuesioner Penelitian Karakteristik Konsumen Kopi Bubuk dan Kopi Plus Gula Keong Emas Penilaian Bobot dan Rating Faktor Strategis Internal Perusahaan Penilaian Bobot dan Rating Faktor Strategis Eksternal Perusahaan Matrik QSPM Perusahaan Inkopas Sejahtera Foto Perusahaan dan Produk Inkopas Sejahtera xiv

15 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kopi adalah sejenis minuman, biasanya dihidangkan panas, dan dipersiapkan dari biji buah kopi yang dipanggang melalui proses pengolahan. Untuk penggemar minuman kopi, meminum secangkir kopi sudah menjadi kebiasaan sehari-hari. Diperkirakan delapan puluh persen orang dewasa penggemar kopi di dunia minum kopi sedikitnya sekali sehari. Dengan berbagai aneka jenis dan cita rasa, kopi adalah minuman yang memiliki keistimewaan tersendiri bagi peminumnya. Suatu hal yang wajar terlihat dari jumlah peminum kopi yang banyak di kedai kopi usai jam kerja, serta kedai-kedai kopi yang tersebar di berbagai belahan dunia, juga menjadi salah satu bukti bahwa minuman ini memiliki banyak penikmatnya. 1 Hal ini didukung oleh fakta yang menunjukkan bahwa saat ini kopi merupakan komoditas nomor dua yang paling banyak diperdagangkan setelah minyak bumi. Total 6,7 juta ton kopi diproduksi dalam kurun waktu saja. Menurut data lembaga pangan dunia (FAO) pada tahun 2010 diperkirakan produksi kopi dunia akan mencapai 7 juta ton per tahun. 2 Tanaman kopi bukan tanaman asli Indonesia, tanaman kopi ini masuk ke Indonesia pertama kali tahun 1696, bersamaan waktunya dengan digemarinya minuman kopi di benua Eropa. Tanaman kopi tersebut adalah jenis kopi arabika yang berasal dari Malabar-India. Sejarah mencatat bahwa untuk pertama kali pelelangan kopi asal Jawa di Amsterdam dilakukan tahun 1712 dan sejak itu pasaran kopi Eropa mengenal baik Java coffee (Siswoputranto 1993). Sebagai komoditas perkebunan yang potensial, kopi banyak digunakan sebagai bahan baku produk olahan oleh usaha kecil, menengah, dan besar. Kebutuhan usaha terhadap bahan baku kopi dan kebutuhan konsumsi masyarakat yang selalu meningkat mengakibatkan peningkatan produksi sehingga produksi kopi nasional juga mengalami peningkatan setiap tahunnya. Peningkatan produksi kopi nasional dapat dilihat pada Tabel 1. 1

16 Tabel 1. Produksi Kopi Nasional Tahun Tahun Jumlah Produksi (ton) Pertumbuhan (%) , , , , , , , , ,10 Rata-rata ,09 Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan (2009) Perusahaan pengolahan kopi di Indonesia mulai berkembang sejak didirikannya pabrik kopi bubuk pertama Kedoeng Lajoe di Sidoarjo, Jawa Timur tahun Setelah itu bermunculan pabrik-pabrik kopi bubuk lainnya seperti pabrik Muntu di Purworejo, Jawa Tengah tahun 1930 dan pabrik Tjeng Gwan di Surabaya pada tahun Di Kota Bogor sendiri, berdasarkan data Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor, pada tahun 2008 terdapat 46 buah perusahaan yang bergerak dalam bidang pengolahan kopi. Lebih dari 99% perusahaan tersebut menghasilkan kopi bubuk saja dan ada perusahaan yang sudah menganekaragamkan produknya (dapat dilihat pada Tabel 2). Pada satu sisi hal ini akan menguntungkan konsumen karena persaingan harga dan mutu produk, tetapi di sisi lain menyebabkan terjadi persaingan antar produsen kopi. 2

17 Tabel 2. Perusahaan Pengolahan Kopi di Wilayah Kota Bogor Tahun 2008 No. Nama Perusahaan Kapasitas Produksi Ton/Tahun Sumber :Disperindag Kota Bogor (diolah) Keterangan : (*) Perusahaan Sudah Menganekaragamkan Produknya Inkopas Sejahtera adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang industri pengolahan yang memakai kopi sebagai bahan baku utamanya. Perusahaan dalam menjalankan usahanya selalu mengutamakan citra perusahaan yang baik, berusaha menjadi perusahaan yang terkemuka di bidangnya. Penguasaan dalam pembuatan produk terus ditingkatkan demi pertumbuhan dan pengembangan usahanya. Perusahaan juga selalu memberikan pelayanan yang baik kepada semua pihak yang berhubungan dengan perusahaan. No. Nama Perusahaan Kapasitas Produksi Ton/Tahun 1 Kota Baru Nelayan 7 2 Sinar Surya Inkopas Sejahtera * Boga Jaya Waringin 10 4 Kota Jaya Kopi Bogor 75 5 Toko Sembilan Marabu 10 6 Ciapus Ceekaseer 8 7 Sawito Wijaya Arya Pratama 7,5 8 Cap Gelas Jaya Abadi 14,7 9 Kopi Echo Cap Kelinci 6 10 Piala 7,5 33 Bangkok Jeffy Gustini Supomo Kaca Mata Nibaroe Warung Dede Cap Singa 5 14 Yusup Mulyawan Liong Bulan Surya Wiradarma Sumber Kopi Jaya 1 16 Suhandi Bilina Koprindo Utama 2,88 17 Awi Ngesti 10,2 18 Ngesti Supermarket Liong Mas Joko Widiato Oplet Ny. Suryati 7,5 43 Jago Mas Sinar Bulan 3,5 44 Firman Gunung Gede Bahruny Jaya Anugrah H.M. Idris 10 Total Prosuksi Ton/Tahun 1.119,78 Dilihat dari bentuk usaha yang dijalankan perusahaan Inkopas Sejahtera menghadapi persaingan dari beberapa perusahaan sejenis di daerah maupun dari luar daerah Kota Bogor. Dalam menghadapi permasalahan tersebut maka perusahaan perlu merencanakan strategi bisnis yang tepat sehingga dapat mengoptimalkan kekuatan yang ada dari lingkungan internalnya dan mengantisipasi terhadap ancaman yang akan muncul dari lingkungan eksternalnya. Analisis strategi bisnis ini dirancang sebagai suatu tindakan 3

18 antisipasi terhadap ketatnya persaingan untuk dapat bertahan dan memenangkan persaingan pasar yang dituju sesuai dengan tujuan perusahaan. Dengan demikian penelitian mengenai strategi bisnis ini perlu dilakukan. 1.2 Perumusan Masalah Perusahaan kopi Inkopas Sejahtera merupakan perusahaan yang sudah cukup lama berdiri yaitu sejak tahun 1991 dengan merek dagang Keong Emas. Produk kopi Keong Emas belum sepenuhnya dikenal di pasaran. Kegiatan pemasaran yang dilakukan perusahaan Inkopas Sejahtera masih terbatas melakukan penjualan langsung kepada para pelanggan dengan memakai program behadiah di dalam setiap produknya. Perusahaan ini memasarkan produknya hanya di sekitar wilayah Kota Bogor dengan konsumen golongan menengah kebawah dengan dua produk pilihan kopi bubuk dan kopi plus gula. Dari kedua produk tersebut produk kopi bubuk saat ini kurang dari 10 persen dari total produksi dan 90 persen sudah menjadi kopi plus gula. Hal tersebut merupakan kebijakan pihak manajemen perusahaan akibat adanya penurunan penjualan pada produk kopi bubuk yang sangat besar dari tahun ke tahun (Tabel 3). Sebagai perusahaan yang tergolong ke dalam industri skala menengah, Inkopas Sejahtera menghadapi ketatnya persaingan dari perusahaan sejenis yang berdampak pada penjualan produk kopi bubuk yang mengalami penurunan. Perusahaan berusaha bagaimana untuk dapat meningkatkan penjualan agar keberadaan produk kopi bubuk di perusahaan Inkopas Sejahtera dapat bersaing dengan produk kopi bubuk pada perusahaan pesaingnya sesuai dengan tujuan perusahaan. 4 Tabel 3. Volume Penjualan Kopi Bubuk dan Kopi Plus Gula di Perusahaan Inkopas Sejahtera Tahun Tahun Total Penjualan Perubahan (%) Total Penjualan Perubahan (%) Kopi Bubuk (Pack) Kopi Plus Gula (Pack) , , , , , ,26 Sumber: Perusahaan Inkopas Sejahtera, 2009 (diolah) Ket : pack isi 30 sachet ( kopi bubuk 8 gram dan kopi plus gula 25 gram) 4

19 Berdasarkan permasalahan tersebut, perusahaan Inkopas Sejahtera perlu menerapkan strategi bisnis di dalam usahanya, dengan cara memanfaatkan kekuatan dan peluang yang ada, disamping itu perusahaan juga harus dapat mengantisipasi gerakan pesaing dan ancaman yang ada. Untuk itu perusahaan Inkopas Sejahtera dituntut untuk dapat mempertahankan pangsa pasarnya agar dapat bertahan di tengah-tengah gelombang ketatnya persaingan. Dari uraian tersebut maka perumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana kondisi lingkungan internal dan eksternal yang dihadapi oleh perusahaan Inkopas Sejahtera? 2. Bagaimana alternatif strategi bisnis yang dapat dilakukan oleh perusahaan Inkopas Sejahtera pada periode selanjutnya? 3. Strategi bisnis apa yang sebaiknya dilakukan perusahaan guna mencapai tujuannya? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun Tujuan dari penelitian ini, adalah : 1. Menganalisis faktor-faktor strategis internal dan eksternal yang dihadapi oleh perusahaan Inkopas Sejahtera. 2. Merumuskan alternatif strategi bisnis yang dapat dilakukan oleh perusahaan Inkopas Sejahtera. 3. Menentukan strategi bisnis yang sebaiknya dilakukan oleh perusahaan Inkopas Sejahtera. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Bagi pihak perusahaan perusahaan Inkopas Sejahtera, dalam penelitian ini sebagai input bagi pemikiran permasalahan strategi bisnis pada produknuya, maka hasil penelitian ini berguna sebagai saran atau masukan bagi pihak manajemen perusahaan dalam langkah-langkah pengambilan keputusan strategis. 5

20 2. Memberikan informasi dan bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam merumuskan strategi bisnis yang tepat untuk periode selanjutnya. 3. Bagi pihak pembaca, diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi rujukan dan bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya. 4. Bagi peneliti dapat menjadi suatu pelajaran untuk menambah pengalaman di lapang, wawasan dan ilmu pengetahuan. 6

21 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Kopi Kopi (Coffea Spp) adalah spesies tanaman berbentuk pohon yang termasuk dalam familia Rubiaceae dan genus Coffea. Tanaman ini tumbuhnya tegak, bercabang, dan bila dibiarkan tumbuh dapat mencapai tinggi 12 m. Daunnya bulat telur dengan ujung agak meruncing. Daun tumbuh berhadapan pada batang, cabang dan ranting-rantingnya. Tanaman ini umumnya akan mulai berbunga setelah berumur ± 2 tahun (Najiyati dan Danarti 2001). Di daerah asal tumbuhan kopi di hutan-hutan di Afrika tumbuhan kopi ditemukan di bawah-bawah pohon-pohon besar, dengan keadaan yang cukup lembab. Tanaman kopi termasuk tumbuhan tropik yang sangat mampu melakukan penyesuaian-penyesuaian dengan keadaan kawasan. Walaupun tumbuhan tropik, tanaman kopi tidak menghendaki suhu tinggi dan memerlukan tumbuhan naungan. Tanaman kopi menghendaki suhu berkisar 15 0 C-30 0 C Suhu diatas 35 0 C dan sebaliknya suhu dingin-beku (frost) dapat merusak panen bahkan mematikan tanaman kopi (Siswoputranto 1993). Untuk tumbuh subur kopi diperlukan curah hujan sekitar mm tiap tahun serta memerlukan waktu musim kering sekurang-kurangnya 1-2 bulan pada waktu berbunga dan pada waktu pemetikan buah. Tanaman kopi menghendaki tanah dengan lapisan tanah atas yang dalam, yang gembur dan mengandung banyak bahan organik, tanah-tanah bekas abu gunung berapi sangat baik untuk tanaman kopi (Spillane 1990). Kopi adalah hasil dari perkebunan. Panen pertama kira-kira pada umur 3 sampai 4 tahun dan dibutuhkan dua tahun lagi sebelum produksinya sampai batas normal. Produksinya biasanya mulai menurun pada umur 13 tahun tetapi dengan pengolahan yang baik penurunan produksi ini tidak terlalu cepat. Pohon mempunyai umur ekonomis sampai 50 tahun. Meskipun demikian dikebanyakan negara manajemen persediaan kopi jelek dan pohon harus diganti sesudah 20 sampai 30 tahun (Spillane 1990). 7

22 2.1.1 Jenis Kopi Najiyati dan Danarti (2001) menyebutkan di dunia perdagangan dikenal beberapa golongan kopi, tetapi yang paling sering dibudidayakan hanya kopi arabika, robusta, dan liberika. 1. Kopi Arabika berasal dari Ethiopia dan Albessinia. Golongan ini merupakan yang pertama kali dikenal dan dibudidayakan oleh manusia, bahkan merupakan golongan kopi yang paling banyak diusahakan sampai akhir abad 19. Setelah abad 19 dominasi kopi arabika menurun, karena ternyata kopi ini sangat peka terhadap penyakit yang menyerang daun HV (Hemelia vastatrix), terutama di dataran rendah. 2. Kopi Robusta berasal dari Kongo dan masuk ke Indonesia pada tahun 1900, karena mempunyai sifat lebih unggul, kopi ini sangat cepat berkembang. Bahkan kopi ini merupakan jenis yang mendominasi perkebunan kopi di Indonesia hingga saat ini. 3. Kopi Liberika berasal dari Angola dan masuk ke Indonesia sejak tahun meskipun sudah cukup lama masuk ke Indonesia, tetapi hingga saat ini jumlahnya masih terbatas karena kualitas buah dan rendemennya rendah Manfaat Kopi Kafein yang terkandung didalam kopi adalah zat kimia yang berasal dari tanaman yang dapat menstimulasi otak dan sistem saraf. Kafein tergolong jenis alkaloid yang juga dikenal sebagai trimetilsantin. Selain pada kopi, kafein juga banyak ditemukan dalam minuman teh, cola, minuman berenergi (energy drink), cokelat, maupun obat-obatan. Beberapa manfaatnya adalah membantu untuk bisa berpikir lebih cepat, karena kafein yang terdapat pada kopi terbukti mampu memberikan sinyal pada otak untuk lebih cepat merespon dan dengan tangkas mengolah memori pada otak. Kafein mencegah gigi berlubang, S. Joe Vinson, Ph.D., dari University of Scranton menjelaskan bahwa kafein yang terdapat dalam minuman ini ternyata sangat tangguh memberantas bakteri penyebab gigi berlubang. Kafein mengurangi derita sakit kepala, penelitian menemukan kafein 8

23 yang terdapat dalam kopi atau teh (dalam jumlah tertentu) dapat membantu untuk mengobati sakit kepala. Menurut Seimur Diamond, dari Chicago s Diamond Headache Clinic, penderita migrain dalam kategori ringan dapat disembuhkan dengan secangkir kopi pekat atau secangkir black tea. Kafein bisa melegakan napas penderita asma dengan cara melebarkan saluran bronkial yang menghubungkan kerongkongan dengan paru. Kafein dapat membuat badan tidak cepat lelah, bisa melakukan aktifitas fisik lebih lama. Kafein bisa meningkatkan rasa riang, membuat kita merasa lebih segar dan energik. Perempuan yang minum dua cangkir kopi atau lebih per hari dapat mengurangi risiko terkena pengeroposan tulang (osteoporosis). Kopi dapat meningkatkan penampilan mental dan memori karena kopi dapat merangsang banyak daerah dalam otak yang dapat mengatur tetap terjaga, rangsangan, mood dan konsentrasi. Penelitian di Universitas Arizona ditemukan bahwa orang dewasa yang minum kopi sebelum test memori menunjukkan perkembangan yang signifikan dibanding mereka yang minum kopi tanpa kafein. Kafein dapat menangkal radikal bebas dan menghancurkan molekul yang dapat merusak sel DNA Aspek Teknis Kopi Di Indonesia ada kebiasaan di beberapa daerah penghasil kopi melakukan kegiatan memisah-misahkan buah kopi yang telah masak dengan yang masih hijau sebelum dijemur. Ada pula yang menumpuknya selama sehari semalam untuk fermentasi agar aroma kopinya lebih baik atau mememarkannya telebih dahulu sebelum dijemur. Buah-buah kopi setelah dipetik langsung harus dikerjakan guna mencegah biji-biji kopi tidak membusuk serta menjadikan biji-biji kopi tetap bermutu baik dengan seluruh kandungan unsur-unsur yang setelah disangrai dapat menghasilkan minuman dan produk-produk dengan rasa khas lezat kopi. Pengerjaan buah kopi juga dimaksudkan untuk mengeluarkan keping biji kopi dari daging buah kopi, juga dari kulit tanduk dan kulit arinya (Siswoputranto 1993). Keping-keping biji kopi yang telah terpisahkan perlu diturunkan kandungan airnya dari kandungan tinggi yang semula sekitar 77 persen menjadi tinggal 12 sampai dengan 14 persen maksimum agar biji-biji kopi dapat tahan 9

24 dalam penyimpanan dan dapat diperdagangkan sampai ke berbagai benua tanpa rusak mutunya (Siswoputranto 1993). Siswoputranto (1993) menyebutkan dikenal dua cara pengolahan biji kopi yaitu: 1. Pengolahan kering, tanpa melalui fermentasi biji kopi yang menghasilkan rasa kopi netral. 2. Pengolahan basah dengan proses fermentasi biji-biji kopi yang menghasilkan rasa kopi khas olahan basah. Pengolahan kering umumnya dilakukan untuk jenis kopi robusta, yang diperlakukan oleh berbagai industri kopi justru tanpa rasa masam dan harus benarbenar memiliki rasa netral kopi. Di indonesia pengolahan kering dilakukan oleh petani-pekebun kopi rakyat. Dibeberapa tempat petani hanya menghasilkan kopi glondong yang berupa buah-buah kopi utuh yang langsung dikeringkan dan dipasarkan sebagai buah-buah utuh (Siswoputranto 1993). Pengolahan basah lazim dilakukan untuk mengolah buah-buah kopi arabika dan juga untuk mengolah kopi robusta, olahan basah memiliki rasa lain dengan kopi sejenis olahan kering (Siswoputranto 1993). 1. Pengolahan kering Pengolahan kering mudah dilakukan oleh petani-pekebun kopi rakyat, karena tidak memerlukan alat dan fasilitas mahal dan sederhana cara pengerjaannya, urutan tahap pengolahan cara kering seperti dijelaskan dalam gambar dibawah ini : Pengumpulan buah Pengeringan buah Penumbukan Sortasi Gambar 1. Urutan Tahap Pengolahan Cara Kering Sumber : Spillane (1990) 10

25 Pada Gambar 1, memperlihatkan urutan tahap pengolahan buah kopi secara kering, dalam proses pengolahannya melalui beberapa tahapan yaitu pengumpulan buah, pengeringan buah, penumbukan dan sortasi. a. Pengumpulan Buah Buah-buah kopi setelah dipetik melakukan proses pengumpulan buah yaitu mengumpulkan buah-buah kopi dengan cara memisahkannya dari segala kotoran dan buah-buah kopi ukuran kecil, biasanya dilakukan proses penampian b. Pengeringan Buah Pada prinsipnya buah-buah kopi harus langsung dijemur di panas matahari setelah dipetik, agar tidak terjadi pembusukan buah. Pengeringan di terik matahari bisa berlangsung selama hari. Sangat bermanfaat setelah dipetik dan dikumpulkan buah-buah kopi dimemarkan dengan alat pememar (kneuser) untuk memecah kulit buah dan buah-buahan kopi menjadi terbuka. Ini mempercepat pengeringan buah. c. Penumbukan Setelah kering, glondong buah kopi dapat dimasukan kedalam mesinmesin huller (tumbuk) untuk memisahkan biji-biji kopi dari kulit buah dan dibersihkan dari kulit tanduk dan kulit ari. d. Sortasi Pekerjaan ini dapat dilakukan secara manual atau dengan mesin-mesin sortasi yang memisahkan biji-biji cacat atas dasar warna dan kemudian dilakukan grading atas dasar ukuran biji-biji kopi. Dari pengolahan buah kopi secara kering diperoleh biji-biji kopi olahan kering, biji-biji kopi olahan kering ini memiliki rasa kopi normal, netral tanpa rasa-rasa lain terutama rasa masam. 2. Pengolahan Basah Siswoputranto (1993) menyebutkan biji-biji kopi dapat diolah secara basah, jika diinginkan rasa kopi khas dengan rasa sedikit masam. Rasa khas kopi ini terasa lebih lezat, dan warna minumannya lebih menarik. Biji yang telah disangrai pun lebih menarik dan dengan warna agak putih pada alur di tengah keping bijinya urutan tahap pengolahan cara basah dijelaskan dalam gambar dibawah ini : 11

26 Pengumpulan buah Penggilingan Fermentasi Pencucian Pengeringan Sortasi III. KERANGKA Penggudangan PEMIKIRAN Gambar 2. Urutan Tahap Pengolahan Cara Basah Sumber : Spillane (1990) Pada Gambar 2, terlihat urutan tahap pengolahan buah kopi secara basah, dalam proses pengolahannya melalui beberapa tahapan yaitu pengumpulan buah, penggilingan, fermentasi, pencucian, pengeringan, sortasi dan penggudangan. a. Pengumpulan buah Buah kopi yang telah dipetik dari kebun dibawa ke tempat penampungan/bak yang terlebih dahulu separuhnya diisi dengan air. Setelah kopi dituangkan ke dalam bak berisi air tersebut, maka buah yang ringan (rusak) dan kotoran-kotoran lain seperti tangkai dan sebagainya akan mengambang di atas permukaan air. b. Penggilingan buah Buah kopi yang baik akan dialirkan ke alat penggiling, dengan bantuan pompa penyedot, alat penggilingan ini mempunyai tugas menghilangkan daging buah. 12

27 c. Fermentasi Buah kopi yang keluar dari mesin pengelupas masih mengandung sisa daging buah yang melekat pada kulit biji. Proses fermentasi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu fermentasi basah dan kering. Proses fermentasi basah dimana buah tersebut direndam di bak fermentasi, perendaman ini bertujuan agar sisa daging buah melendir yang menempel lekat pada kulit biji dapat larut dan mudah dicuci. Proses fermentasi kering dilakukan dengan menumpuk pada suatu tempat yang berbentuk kerucut lalu ditutup dengan karung goni, agar proses ini merata maka dilakukan pengadukan dan pengundukan kembali sampai lapisan lendir mudah terlepas, proses fermentasi kering ini biasanya dilakukan oleh industri yang persediaan airnya terbatas. d. Pencucian Tujuan pencucian kopi yang telah difermentasikan ialah untuk menghilangkan sisa lendir yang menempel pada biji. e. Pengeringan Sebelum buah/biji kopi dikeringkan di dalam alat pengering dilakukan pengeringan pendahuluan. Tujuan dari pengeringan ini ialah untuk menghilangkan air permukaan, yaitu air yang menempel pada permukaan biji dan kulit ari. Proses pengeringan terdiri dari dua cara manual dan dengan mesin pengering. f. Sortasi Sama seperti proses pengolahan kering, pengerjaan ini dapat dilakukan dengan cara manual atau dengan mesin-mesin sortasi, untuk memilah kondisi dari biji kopi tersebut. g. Penggudangan Proses ini adalah dimana biji-biji kopi yang telah disortasi tersebut dimasukan ke dalam tempat penyimpanan, yang sebelumnya dimasukan ke dalam karung-karung goni. Untuk skala industri pengolahan kopi di dalam memasarkan produk kopi ini biasanya ada beberapa tahap proses lanjutan yang perlu dilakukan yaitu : 13

28 a. Penggorengan Pada proses penggorengan ini biji kopi dimasukan ke dalam wajan (dari tanah) atau mesin khusus. Lamanya waktu penggorengan ini dapat menentukan rasa dan aroma yang dihasilkan. b. Pembubukan Pada proses pembubukan ini, kopi yang telah digoreng dihancurkan dengan mesin pembubuk sehingga dihasilkan kopi dalam bentuk bubuk. c. Pencampuran Pada proses pencampuran ini, kopi bubuk yang telah dihasilkan dapat dicampur/dikombinasikan dengan bahan campuran lain, yaitu gingseng, jahe, jagung dan susu. d. Pengemasan Proses Pengemasan ini sangat penting dalam kaitannya dengan pemasaran, kemasan haruslah mencirikan citra perusahaan yang baik misalnya adanya merek kopi, daftar komposisi, daftar ijin produk makanan dari badan POM dan Dinas Departemen kesehatan. 2.3 Penelitian Terdahulu Untuk memperoleh gambaran yang mendalam mengenai studi komoditi kopi dan analisis strategi, maka berikut ini dipaparkan beberapa hasil penelitian terdahulu yang berhubungan dengan topik tersebut. Penelitian-penelitian terdahulu mengenai analisis strategi dapat dilihat pada Tabel 4. Hanum (2000) melakukan penelitian mengenai lingkungan usaha dan bauran pemasaran produk kopi bubuk di PT Ayam Merak di DKI Jakarta. Di dalam penelitian ini membahas mengenai permasalahan yang terjadi yaitu munculnya perusahaan-perusahaan baru dan semakin besarnya perusahaan lama yang mengakibatkan semakin ketatnya persaingan dalam industri kopi bubuk di Indonesia sehingga diperlukan strategi pemasaran yang tepat agar perusahaan dapat bertahan dan berkembang dalam pasar kopi bubuk. Ruang lingkup penelitian dibatasi hanya pada tahap formulasi strategi. Hasil penelitian berupa alternatif strategi pemasaran bagi perusahaan agar dapat mempertahankan aktivitas usahanya. 14

29 Dari hasil analisis faktor-faktor kekuatan perusahaan antaralain proses produksi menggunakan teknologi cukup maju, pengendalian mutu dilakukan disetiap tahap produksi, merek telah lama beredar di pasaran, telah dikenal baik oleh konsumen dan harga produk cukup bersaing. Sedangkan faktor-faktor kelemahan perusahaan antara lain : belum adanya divisi pembinaan dan pelatihan tenaga kerja, bahan baku sebagian besar berasal dari luar Jawa dan sangat bervariasi dari segi kualitas dan variasi formulasi kopi masih sedikit dimiliki perusahaan. Peluang yang dihasilkan dalam analisis lingkungan eksternal adalah pasar domestik yang masih besar, jumlah penduduk yang terus meningkat, pola konsumsi masyarakat menyukai produk praktis, kemajuan teknologi, jumlah pemasok yang banyak dan pola persaingan bersifat lokal. Sedangkan ancaman bagi perusahaan adalah inflasi yang tinggi, pandangan sebagian masyarakat yang negatif mengenai kopi, pesaing yang aktif dalam promosi, harga bahan baku ditentukan pemasok dan pembeli tidak terikat pada satu penjual. Berdasarkan hasil analisis matrik BCG terhadap posisi produk dalam persaingan tahun 1999, produk kopi bubuk merek Ayam Merak terhadap pemimpin pasar Kapal Api berada pada tipe Question Marks, dimana laju pertumbuhan pasar tinggi dan pangsa pasar rendah. Sedangkan dibanding pesaing lain, yaitu Tugu Luwak, merek Ayam Merak berada pada tipe Stars, dimana laju pertumbuhan pasar tinggi dan pangsa pasar relatif juga tinggi. Dari hasil analisis strategi produk yang diterapkan adalah menghasilkan produk yang praktis. Strategi harga yang dilakukan adalah harga yang lebih rendah dari pesaing. Strategi promosi dilakukan dengan penekanan below the line yang mempunyai target utama masyarakat kelas menengah kebawah. Strategi distribusi yang digunakan adalah distribusi langsung dengan menjual sendiri kepada konsumen dan distribusi tidak langsung melalui distributor. Jati (2006) melakukan penelitian mengenai Analisis Nilai Tambah dan Strategi Pemasaran Kopi Bubuk Arabika Kelompok Tani Manunggal VI Kecamatan Jambu Semarang. Tujuan dari penelitian adalah mengetahui seberapa besar nilai tambah yang diciptakan usaha pengolahan kelompok tani. Kemudian mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi oleh usaha pengolahan kelompok tani. 15

30 Penelitian ini juga bertujuan untuk merumuskan strategi pemasaran yang tepat untuk diterapkan oleh usaha pengolahan kopi kelompok tani. Ruang lingkup penelitian dan analisis nilai tambah dibatasi hanya sampai formulasi strategi. Berdasarkan perhitungan nilai tambah, nilai tambah kotor yang dihasilkan adalah sebesar Rp 8.800,00 per kilogram dengan rasio nilai tambah sebesar 41,89 persen dari nilai produk. Imbalan tenaga kerja sebesar Rp ,00. Hal ini berarti bahwa 17,97 persen dari nilai tambah pemasaran merupakan imbalan yang diterima tenaga kerja. Sedangkan nilai tambah bersih (sudah dikurangi dengan imbalan tenaga kerja) sebesar Rp 7.200,00 atau 34,32 persen dari harga jual yang merupakan keuntungan yang diterima kelompok tani. Marjin yang diperoleh dari setiap penjualan satu kilogram kopi bubuk adalah Rp ,00. Marjin yang didistribusikan untuk tenaga kerja adalah sebesar Rp 1.600,00 per kilogram atau sebesar 13,25 persen. Marjin untuk sumbangan input lain sebesar Rp 3.200,00 perkilogram atau sebesar 26,69 persen. Sedangkan marjin untuk keuntungan usaha adalah Rp 7.200,00 per kilogram atau sebesar 60,06 persen yang merupakan imbalan bagi perusahaan atas penggunaan modal, aktiva, dan manajemen. Marjin keuntungan perusahaan yang lebih besar dari pada marjin imbalan tenaga kerja menunjukan bahwa Kelompok Tani Manunggal VI merupakan usaha yang padat modal. Berdasarkan analisis internal, yang menjadi kekuatan utama kelompok tani adalah faktor bahan baku bermutu tinggi dan faktor proses pengolahan sudah memperhatikan mutu. Sedangkan yang menjadi kelemahan utama kelompok tani adalah faktor SDM yang kurang terlatih dan faktor modal yang terbatas. Berdasarkan analisis eksternal yang menjadi peluang utama kelompok tani adalah faktor tren kopi dunia adalah bio-coffee dan faktor dukungan pemerintah daerah terhadap usaha perkopian. Sedangkan yang menjadi ancaman utama kelompok tani adalah krisis ekonomi yang berkepanjangan dan faktor menurunnya daya beli masyarakat. Kelompok tani manunggal VI berada pada kelompok usaha Hold and Maintain Strategy (strategi mempertahankan dan memelihara), sehingga strategi yang dapat dilakukan adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk. Sedangkan berdasarkan analisis SWOT, strategi SO terpilih adalah meningkatkan 16

31 efisiensi, dan efektifitas dalam pengolahan dan pemasaran produk kopi, membuka peluang investasi, memperluas jaringan pemasaran, mencari informasi pasar dengan penggunaan teknologi informasi dan penggunaan bahan baku kopi organik dengan merubah sistem budidaya pemasok yang juga merupakan anggota kelompok tani. Strategi WO terpilih adalah peningkatan jumlah produksi dan memperluas jaringan pemasaran. Strategi ST terpilih adalah memproduksi jenis produk kopi racikan, memperbaiki mutu dan tampilan produk olahan kopi. Strategi WT terpilih adalah mengikut sertakan anggota kelompok tani dalam program-program pemerintah yang berkaitan dengan perkebunan, pengembangan usaha, dan pelatihan. QSPM menentukan daya tarik relatif dari berbagai strategi berdasarkan pada sejauh mana faktor-faktor strategis internal dan eksternal dimanfaatkan atau diperbaiki. Hasil penentuan prioritas utama strategi internal dan berdasarkan matrik QSPM adalah membuka peluang investasi kepada pihak lain. Indriasari (2006) melakukan penelitian mengenai Analisis Ekuitas Merek (Brand Equity) Pada Produk Kopi Instan Cappucino (Studi Kasus 2 Universitas di Bogor). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ekuitas merek terkuat pada produk kopi instan cappucino, menganalisis tingkat kesadaran konsumen terhadap merek kopi instan cappucino, menganalisis tingkat asosiasi merek yang dihasilkan pada produk kopi instan cappucino, menganalisis persepsi konsumen terhadap kualitas merek produk kopi instan cappucino, menganalisis loyalitas konsumen dan membandingkan hasil analisis elemen-elemen ekuitas merek secara keseluruhan pada masing-masing merek kopi instan cappucino. Data penelitian dibagi menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dari referensi-referensi lain. Setelah data terkumpul kemudian diolah dengan metode analisis deskriptif, skala likert, rata-rata dan standar deviasi serta matriks perpindahan merek. Hasil penelitian mengenai ekuitas merek pada produk kopi instan cappucino menunjukan bahwa Merek kopi instan Cappucino yang memiliki ekuittas terkuat adalah merek Torabika yang bersaing ketat dengan merek Nescafe. Merek Torabika lebih baik pada elemen kesadaran merek dan loyalitas 17

32 merek. Merek Nescafe lebih baik pada elemen asosiasi merek dan persepsi kualitas. Dalam membangun kesadaran merek dalam benak konsumen sebaiknya disampaikan dalam bentuk iklan yang mudah diingat, slogan yang menarik. Asosiasi-asosiasi yang menggambarkan brand image pada setiap merek sudah cukup baik. Agar tetap bertahan dan menjadi lebih baik dapat dengan cara meningkatkan promosi/iklan, meningkatkan kualitas dan mempertahankan rasa dan aroma yang khas. Dalam mempertahankan dan meningkatkan persepsi kualitas, perusahaan harus bersedia menerima masukan dan kritikan dari pelanggan. Dalam memelihara dan meningkatkan loyalitas merek adalah dengan cara menjaga hubungan baik dengan pelanggan. Armada (2008) melakukan penelitian mengenai Faktor yang Mempengaruhi Pembelian Konsumen Kopi Bubuk Instan (Kasus di Giant Botani Square, Bogor). Tujuan dari penelitian ini ada dua yaitu : (1) Menganalisis proses keputusan pembelian kopi bubuk instan 3in1 dan 4in1 oleh responden di Giant Botani Square. (2) Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi proses keputusan pembelian kopi bubuk instan 3in1 dan 4in1 oleh responden. Penelitian ini dilakukan di Giant Botani Square, Bogor. Berdasarkan pertimbangan bahwa, lokasi tersebut memiliki display berbagai merek kopi bubuk instan 3in1 dan kopi bubuk instan 4in1 yang lebih lengkap. Tujuan pertama dijawab melalui hasil pengisian kuesioner terhadap responden kopi bubuk instan 3in1 dan 4in1. Selanjutnya dihitung persentase jawaban responden, dari setiap pertanyaan dengan menggunakan program excel. Tujuan selanjutnya dijawab dengan pengisian kuesioner tingkat kepentingan konsumen terhadap atribut produk. Untuk melihat hubungan diantara variabelvariabel yang dipertimbangkan responden digunakan suatu alat analisis, yaitu analisis faktor dengan metode ekstraksi Komponen Utama (Principle Component) dengan program SPSS 15. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa lima variabel teratas yang menjadi pertimbangan utama responden kopi instan 3in1 dalam melakukan pembelian kopi instan adalah praktis, krimernya terasa, aroma kopinya terasa, kekuatan warna kopi dan iklan. Lima variabel teratas untuk kopi instan 4in1 adalah promosi, 18

33 penghilang rasa kantuk, praktis, rasa, dan aroma kopinya terasa. Berdasarkan hasil analisis tersebut, diperoleh komponen utama. Tujuh komponen utama untuk kopi instan 3in1 terdiri dari bauran pemasaran, faktor produk, eksternal produk, faktor promosi, jenis kopi, pengaruh teman dan warna kopi. Enam komponen utama kopi No Nama Penulis Tahun Judul Metode Analisis 1 Hanum R Analisis Lingkungan Usaha Matriks IFE, EFE, IE, dan Bauran Pemasaran dalam SWOT dan matriks BCG Strategi Bersaing Produk Kopi Bubuk (Studi Kasus pada PT. Ayam Merak, DKI Jakarta 2 Jati YP Analisis Nilai Tambah dan Strategi Pemasaran Kopi Bubuk Arabika Kelompok Tani Manunggal VI Kecamatan Jambu Semarang dan aroma kopinya terasa. Metode Hayami, matriks IFE, EFE, IE, SWOT dan matriks QSPM. 3 Indriasari R Analisis Ekuitas Merek (Brand Analisis deskriptif, skala Equity) Pada Produk Kopi Likert, rata-rata dan Standar Instan Cappucino (Studi Deviasi serta matriks Kasus 2 Universitas di Bogor) Perpindahan Merek 4 Armada N Faktor yang Mempengaruhi Analisis faktor dengan Pembelian Konsumen Kopi metode ekstraksi Komponen Bubuk Instan (Kasus di Giant Utama (Principle Botani Square, Bogor) Component) bubuk instan 4in1 adalah ginseng/tongkat ali, praktis penghilang rasa kantuk, rasa Tabel 4. Penelitian Terdahulu yang Berkaitan dengan Penelitian Penulis Dari hasil penelitian-penelitian yang dilakukan sebelumnya dapat menjadi suatu acuan dalam melakukan penelitian ini, terutama dalam penetapan suatu komoditi yang akan diteliti dan alat analisis yang digunakan. Penulis menggunakan keempat sumber penelitian tersebut sebagai sumber acuan dalam menetapkan produk yang akan diteliti yaitu komoditi kopi, sedangkan alat analisis yang digunakan peneliti mengacu pada penelitian Hanum (2000) dan Jati (2006). Penelitian yang dilakukan oleh penulis memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang telah dilakukan terdahulu. Persamaannya adalah adanya beberapa kesamaan dalam menganalisis strategi produk pertanianperkebunan. Perbedaannya adalah perbedaan jenis komoditi kopi yang dianalisis dan daerah penelitian. 19

34 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Pengertian Strategi Bisnis Strategi adalah alat untuk mencapai tujuan jangka panjang. David (2006) mendefinisikan strategi adalah tindakan potensial yang membutuhkan keputusan manajemen tingkat atas dan sumberdaya perusahaan dalam jumlah yang besar. Selain itu, strategi mempengaruhi kemakmuran perusahaan dalam jangka panjang, khususnya untuk lima tahun dan berorientasi ke masa depan. Strategi memiliki konsekuensi yang multifungsi dan multidimensi serta perlu mempertimbangkan faktor-faktor eksternal dan internal yang dihadapi perusahaan. Strategi Bisnis adalah strategi yang diformulasikan, diimplementasikan dan dievaluasi dengan asumsi persaingan. Strategi bisnis ini dapat mencakup ekspansi geografis, diversifikasi, akusisi, pengembangan produk, penetrasi pasar, pengurangan bisnis, divestasi, likuidasi, dan joint venture (David 2006). David (2006) menyatakan Organisasi bisnis harus beradaptasi terhadap perubahan dan terus di perbaiki agar dapat berhasil. Seringkali, perusahaan tidak mengubah strategi mereka ketika lingkungan dan kondisi persaingan mengharuskan adanya perubahan. Kotler (1992) mengatakan kesesuaian strategi suatu perusahaan dengan lingkungan akan selalu menurun karena lingkungan berubah cepat dari pada perusahaan, sehingga pada suatu saat perusahaan akan mulai kehilangan posisinya dalam pasar karena gagal bereaksi terhadap peristiwaperistiwa penting di dalam lingkungan. Sasaran strategi menunjukan arah tujuan yang akan dituju oleh suatu bisnis, strategi menjabarkan untuk mencapai sasaran itu, setiap bisnis harus merancang strategi untuk mencapai sasaran. Kemudian strategi harus dijabarkan ke dalam program khusus yang diterapkan secara efisien dan diperbaiki jika gagal mencapai tujuan (Kotler 1992) Tingkatan Strategi Penyusunan strategi bukan hanya pekerjaan eksekutif puncak, manajer tingkat menengah dan bawah juga harus terlibat dalam proses perencanaan strategis sedapat mungkin. 20

35 Dalam perusahaan besar, pada dasarnya ada empat tingkatan strategi yaitu korporasi divisional (direktur utama), fungsional dan operasional sedangkan dalam perusahaan kecil pada dasarnya ada tiga tingkatan strategi yaitu perusahaan, fungsional dan operasional (David 2006). Dalam perusahaan besar, pada dasarnya yang bertanggung jawab untuk memiliki stategi yang efektif pada berbagai tingkatan mencakup Cief Executive Oficer (CFO) pada tingkat korporasi yang terdiri dari presiden (direktur utama) atau wakil presiden eksekutif (Executive Vice President). Pada tingkat divisional terdiri dari direktur keuangan (Cief Finansial Officer CFO), direktur informasi (Chief Information Officer CIO), manajer sumberdaya manusia (Human Resource Manager HRM), direktur pemasaran (Chief Marketing Officer CMO). Pada tingkat operasional terdiri dari manajer pabrik dan manajer penjualan regional (David 2006). Dalam perusahaan kecil, pada dasarnya bertanggung jawab untuk memiliki strategi yang efektif pada berbagai tingkatan mencakup pemilik bisnis atau presiden pada tingkat perusahaan dan kemudian pada dua tingkat bawah adalah dua orang dalam tingkat yang sama dengan staf di perusahaan besar (David 2006). Penting untuk diperhatikan bahwa semua orang bertanggung jawab atas perencanaan strategis pada tingkat yang berbeda-beda, untuk berpartisipasi dalam memahami strategi pada tingkat organisasi yang lain untuk membantu memastikan koordinasi, fasilitasi dan komitmen, serta menghindari ketidakkonsistenan, ketidak efisienan dan salah komunikasi (David 2006) Tipe Strategi David (2006) menyatakan contoh mengenai strategi alternatif yang dapat dijalankan sebuah perusahaan dapat dikategorikan dalam dua belas tindakan yaitu : 1. Integrasi ke Depan Integrasi ke depan (forward integration) melibatkan akusisi kepemilikan atau peningkatan kontrol atas distributor (pengecer), saat ini semakin banyak produsen yang mmenjalankan strategi integrasi ke depan dengan membuat situs web untuk menjual produk secara langsung kepada konsumen. 21

36 2. Integrasi ke Belakang Produsen dan pengecer membeli bahan baku yang dibutuhkan dari pemasok. Integrasi ke belakang (backward integration) adalah strategi untuk mencapai kepemilikan atau meningkatkan kontrol atas pemasok perusahaan. Strategi ini sangat cocok ketika pemasok perusahaan saat ini tidak dapat diandalkan, terlalu mahal atau tidak dapat memenuhi kebutuhan perusahaan. 3. Integrasi Horizontal Integrasi horizontal (horizon integration) mengacu pada strategi yang mencari kepemilikan atau meningkatkan kontrol atas pesaing perusahaan. Salah satu dari tren yang paling signifikan dalam manajemen strategis saat ini adalah meningkatnya penggunaan integrasi horizontal sebagai strategi pertumbuhan. Merger, akusisi dan pengambilalihan antar pesaing memungkinkan meningkatnya skala ekonomi dan mendorong transfer sumberdaya dan kompetensi. 4. Penetrasi Pasar Strategi penetrasi pasar (market penetration) berusaha meningkatkan pangsa pasar untuk produk saat ini melalui upaya pemasaran yang lebih besar. Penetrasi pasar mencakup meningkatkan jumlah tenaga penjual, meningkatkan jumlah belanja iklan, menawarkan promosi penjualan yang ekstensif atau meningkatkan usaha publisitas. 5. Pengembangan Pasar Pengembangan pasar (market development) melibatkan perkenalan produk yang ada saat ini ke area geografis yang baru. 6. Pengembangan Produk Pengembangan produk (product development) adalah strategi mencari peningkatan penjualan dengan memperbaiki atau memodifikasi produk saat ini. 7. Diversifikasi Konsentrik Menambah produk baru, tetapi berhubungan, secara umum disebut diversifikasi konsentrik (concentric diversification). 8. Diversifikasi Konglomerat Menambah produk baru yang tidak berkaitan, disebut diversifikasi konglomerat (conglomerat diversification). 22

37 9. Diversifikasi Horizontal Menambah produk baru, yang tidak berkaitan untuk pelanggan saat ini disebut diversifikasi horizontal (horizontal diversification). Strategi ini tidak seberesiko diversifikasi konglomerat karena perusahaan seharusnya sudah lebih dikenal dengan pelanggan saat ini sebagai contoh semakin banyak rumah sakit menawarkan miniatur mal seperti toko buku, rumah makan dan sebagainya. 10. Retrenchment Retrenchment terjadi ketika suatu organisasi mengelompokkan ulang melalui pengurangan aset dan biaya untuk membalikkan penjualan dan laba yang menurun, kadang-kadang strategi ini disebut sebagai strategi berputar (turn around) atau srategi reorganisasi. 11. Divestasi Menjual satu divisi atau bagian dari suatu organisasi disebut divestasi (divestiture). Divestasi sering digunakan untuk meningkatkan modal untuk akusisi strategis atau investasi. 12. Likuidasi Menjual seluruh aset perusahaan, secara terpisah-pisah, untuk nilai rillnya disebut likuidasi (liquidation). Likuidasi adalah pengakuan atas kekalahan, konsekuensinya dapat menjadi strategi yang sulit secara emosional, tetapi mungkin lebih baik menghentikan operasi dibandingkan terus kehilangan sejumlah besar uang Analisis Strategi Bisnis Perumusan strategi bisnis didasarkan pada analisis yang menyeluruh terhadap pengaruh faktor-faktor lingkungan eksternal dan internal perusahaan. Audit eksternal mengungkapkan peluang dan ancaman utama yang dihadapi perusahaan sehingga manajer atau pihak perusahaan dapat memformulasikan strategi untuk mengambil keuntungan dari peluang dan menghindari atau mengurangi dampak dari ancaman. Audit internal menekankan pada indentifikasi dan evaluasi kekuatan dan kelemahan perusahaan pada area fungsional bisnis, termasuk manajemen, 23

38 pemasaran, keuangan/akutansi, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan, sistem informasi manajemen Analisis Lingkungan Perusahaan Lingkungan perusahaan dibagi kedalam dua bagian yaitu lingkungan internal perusahaan yang meliputi kekuatan dan kelemahan dari perusahaan itu sendiri dan lingkungan eksternal yang terdiri dari atas peluang dan ancaman dari luar perusahaan. A. Analisis Lingkungan Internal Analisis Lingkungan Internal merupakan suatu proses identifikasi dan evaluasi mengenai kekuatan dan kelemahan perusahaan pada area fungsional bisnis yang disebut interen kunci. Area fungsional bisnis dapat dibagi menjadi enam bagian, yaitu manajemen, pemasaran, keuangan/akuntansi, produksi/operasi,penelitian dan pengembangan dan sistem informasi manajemen (David 2006). 1. Manajemen David (2006) menyebutkan fungsi manajemen terdiri atas lima aktifitas dasar, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pemberian motivasi, pengelolaan staf dan pengendalian/kontrol. a. Perencanaan Fungsi perencanaan berada pada tahap perumusan strategi. Perencanaan terdiri dari semua aktivitas manajerial yang berkaitan dengan persiapan menghadapi masa depan. Tugas spesifik meramalkan, menetapkan sasaran, menetapkan strategi, dan mengembangkan kebijakan. Proses perencanaan ini harus melibatkan manajer dan karyawan di seluruh organisasi. b. Pengorganisasian Tujuan pengorganisasian adalah mencapai usaha terkondisi dengan menetapkan tugas dan hubungan wewenang. Pengorganisasian dilakukan pada tahap implementasi strategi yang mencakup aktivitas manajerial yang menghasilkan struktur tugas dan hubungan wewenang. Bidang spesifik fungsi ini termasuk desain organisasi, spesilisasi pekerjaan, uraian pekerjaan, spesifikasi 24

39 pekerjaan, rentang kendali, kesatuan komando, desain pekerjaan dan analisis pekerjaan. c. Pemotivasian Pemotivasian dapat didefinisikan sebagai proses mempengaruhi orang dalam membentuk tingkah laku manusia untuk mencapai sasaran tertentu. Topik spesifikasi termasuk kepemimpinan, komunikasi, kerja kelompok, modifikasi tingkah laku, delegasi wewenang, pemerkayaan pekerjaan, kepuasan pekerjaan, pemenuhan kebutuhan, perubahan organisasi, moral karyawan dan moral manajerial. d. Penunjukan Staf Penunjukan staf disebut juga manajemen personalia atau manajemen sumber daya manusia. Bidang spesifik mencakup kebijakan insentif, manajemen penerimaan dan pengembangan karyawan, keselamatan karyawan, peluang bekerja sama, prosedur menyatakan keluhan dan hubungan masyarakat. e. Pengendalian Fungsi pengendalian mencakup semua aktivitas yang dilakukan untuk memastikan bahwa operasi yang terjadi sesuai dengan operasi yang direncanakan. Bidang kunci yang diperhatikan termasuk pengendalian mutu, pengenddalian keuangan, pengendalian penjualan, pengendalian sediaan, pengendalian biaya, analisis penyimpangan, penghargaan dan sanksi. 2. Pemasaran Pemahaman funsi-fungsi dalam pemasaran dapat membantu penyusun strategi dalam mengidentifikai dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan pemasaran. Terdapat tujuh fungsi pemasaran yaitu : (1) analisis pelanggan ; (2) penjualan produk/jasa; perencanaan produk/jasa; (4) penetapan harga; (5) distribusi ; (6) riset pemasaran dan (7) analisis peluang. 3. Keuangan Kondisi keuangan seringkali dianggap sebagai suatu ukuran terbaik untuk posisi kompetitif dan daya tarik keseluruhan suatu perusahaan. Menentukan kekuatan kompetitif dan daya tarik keseluruhan suatu perusahaan. Menentukan kekuatan dan kelemahan keuangan suatu perusahan merupakan hal yang terpenting guna memformulasikan strategi secara efektif. Beberapa indikator 25

40 keuangan yang sering digunakan adalah likuiditas, leverage, permodalan, profitabilitas, utilisasi aset dan arus kas. 4. Produksi dan Operasi Fungsi Produksi dan operasi dari suatu bisnis terdiri atas semua aktivitas yang mengubah input menjadi barang dan jasa. Manajemen produksi dan operasi berhubungan dengan input, transformasi dan output yang bervariasi antar industri dan pasar. Manajemen produksi dan operasi terdiri dari lima bidang keputusan yaitu proses, kapasitas, sediaan, tenaga kerja dan mutu. 5. Penelitian dan Pengembangan Penelitian dan pengembangan (Litbang) ditujukan untuk pengembangan produk baru, perbaikan kualitas produk, perbaikan efisiensi produksi dan memperdalam atau memperluas kemampuan teknologi perusahaan. Proses manajemen strategi memfasilitasi pendekatan lintas-fungsional untuk mengelola fungsi litbang (David 2006). 6. Sistem Informasi Manajemen Sistem informasi ini berfungsi sebagai penghubung semua fungsi bisnis menjadi satu dan menyediakan landasan untuk semua keputusan manajerial. Informasi menunjukan sumber utama dari kekuatan dan kelemahan kompetitif manajemen. Sistem informasi adalah sumberdaya strategis utama yang dapat memonitor isu dan trend internal dan eksternal, mengidentifikasi ancaman kompetitif, dan membantu dalam implementasi, evaluasi dan pengendalian dari strategi. Sistem informasi manajemen yang efektif memanfaatkan hardware, software, model analisis dan database komputer. Manfaat dari sistem informasi yang efektif termasuk memperbaiki pemahaman fungsi bisnis, memperbaiki komunikasi, pengambilan keputusan yang lebih informatif, analisis masalah dan kontrol yang lebih baik. B. Analisis lingkungan Eksternal Keberhasilan perusahaan sangat ditentukan oleh banyak aspek, baik di luar maupun di dalam perusahaan. Aspek yang di luar perusahaan (eksternal) di bagi kedalam dua pengelompokan utama. Kelompok pertama disebut dengan lingkungan makro, sedangkan kelompok kedua adalah lingkungan mikro. Elemen- 26

41 elemen yang ada di dalam lingkungan luar ini saling memberikan pengaruh satu sama lain dan juga berpadu dengan kondisi internal perusahaan. Pengaruhpengaruh itu pada akhirnya berdampak pada usaha untuk mendapatkan, memuaskan dan mempertahankan pelanggan (Amir 2005). 1. Lingkungan Makro. Lingkungan makro adalah kekuatan-kekuatan (forces) yang mempengaruhi perusahaan secara tidak langsung. Biasanya, ia mempengaruhi lingkungan mikro terlebih dahulu. Dalam kelompok lingkungan makro ini, ada faktor demografis, perekonomian, lingkungan alam, teknologi, politik dan kekuatan budaya. Meskipun pengaruhnya seringkali tidak langsung, namun biasanya perubahan-perubahan yang terjadi di dalamnya sangat menentukan keputusan pemasaran dalam jangka panjang (Amir 2005). Boyd (2000) menyebutkan lingkungan makro terdiri dari lima unsur yang secara khusus membentuk rangkaian reaksi yang terdiri dari lingkungan fisik, lingkungan demografi, lingkungan sosial budaya, ligkungan ekonomi, lingkungan pemerintah politik dan hukum dan lingkungan teknologi. a. Lingkungan Fisik Faktor yang jelas tapi sering terlupakan adalah lingkungan fisik suatu tempat, kondisi-kondisi khusus seperti suhu yang sangat panas atau sangat dingin, curah hujan yang tinggi dan bahkan gurun pasir (seperti timur tengah) dapat menciptakan pasar untuk produk terspesialisasi dan menurunkan permintaan terhadap produk-produk konvensional. b. Lingkungan Demografi Lingkungan demografi merupakan faktor utama yang sangat penting karena memiliki kepentingan terhadap pemasar adalah populasi karena manusia membentuk pasar. Pemasar sangat berkepentingan terhadap jumlah penduduk baik dari kepadatannya, tingkat kelahiran dan kematian karena lingkungan demografi ini berpengaruh terhadap perencanaan pemasaran. 27

42 c. Lingkungan Sosial Budaya Komponen lingkungan ini menunjukan nilai, sikap, dan perilaku individu yang umum dalam masyarakat tertentu, dan berevolusi secara lebih lambat dibandingkan unsur-unsur lingkungan lain. Transformasi dalam budaya masyarakat, terutama dalam struktur, intitusinya dan distribusi kekayaannya, biasanya berangsur-angsur di negara-negara demokratis. d. Lingkungan Ekonomi Faktor ekonomi berkaitan dengan sifat dan arah sistem ekonomi di tempat perusahaan beroperasi. Boyd (2000) menyebutkan dalam iklim ekonomi yang tidak pasti variabel-variabel yang paling besar pengaruhnya terhadap strategi dan program pemasaran adalah tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat bunga, tingkat pertukaran mata uang dan persaingan internasional. e. Lingkungan Politik, Pemerintahan dan Hukum Unsur lingkungan makro ini mencakup semua faktor yang dikontrol oleh otoritas publik. Unsur utamanya adalah pengesahan, yang mendefinisikan di dalam lingkungan peraturan apa perusahaan lokal dan asing harus beroperasi Seperti halnya kekuatan ekstrnal lain lingkungan politik/hukum memberi perusahaan peluang dan kendala strategis (Boyd 2000). f. Lingkungan Teknologi Perusahaan harus selalu waspada terhadap perubahan teknologi yang dapat mempengaruhi industrinya. Teknologi dapat mendorong pengembangan produk dan pasar baru, akan tetapi teknologi juga dapat menjadi penyebab utama mengapa produk dan pasar lain menurun. Selain menciptakan produk-poduk baru, pengembangan teknologi mempengaruhi semua kegiatan pemasaran, termasuk komunikasi (menciptakan media baru atau sarana penjualan baru), distribusi ( membuka saluran-saluran baru atau memodifikasi operasi dan kinerja saluran yang ada), pengemasan (menggunakan bahan-bahan baru), dan riset pemasaran (memantau penjualan toko-toko makanan melalui pemindai). 28

43 2. Lingkungan Mikro Lingkungan mikro terdiri dari pelaku-pelaku dalam lingkungan perusahaan yang dekat dan mempengaruhi kemampuannya untuk melayani pasarnya. Lingkungan ini terdiri dari pemasok, perantara pasar, pelanggan, pesaing dan publik (Kotler 1992). a. Pemasok Pemasok adalah perusahaan bisnis dan individu-individu yang menyediakan sumber daya yang diperlukan oleh perusahaan dan para pesaing untuk memproduksi barang dan jasa. b. Perantara Pemasaran Perantara pemasaran adalah perusahaan yang membantu perusahaan lain dalam promosi, penjualan dan pendistribusian barang-barangnya ke pembeli akhir. Mereka meliputi (1) perantara (middlemen) adalah perusahaan bisnis yang membantu perusahaan menemukan pelanggan atau mendekatkan penjulan kepada perusahaan, mereka terbagi dua yaitu a) perantara agen seperti agen-agen, pedagang perantara (broker) dan wakil-wakil produsen yang mencari pelanggan atau melakukan negosiasi kontrak tetapi tidak melakukan pemindahan hak milik atau barang, b) perantara pedagang sepeti pedagang grosir, para pengecer dan perusahaan-perusahaan penjual kembali atau membeli, melalukan pemindahan hak milik dan menjual kembali barang-barang tersebut, (2) perusahaan distribusi fisik yang membantu perusahaan dalam menyimpan dan memindahkan barangbarang dari tempat asal ke tempat tujuan, (3) agen jasa pemasaran yang terdiri dari agen periklanan, perusahaan media dan perusahaan konsultasi pemasaran yang membantu perusahan untuk mengarahkan dan mempromosikan produk-produknya ke pasar yang tepat, (4) perantara keuangan meliputi bank, perusahaan kredit, perusahaan asuransi dan perusahaan lain yang membantu membiayai dan atau menjamin resiko yang timbul akibat pembelian dan penjualan barang-barang. Sebagian perusahaan biasanya bergantung pada perantara keuangan untuk membiayai transaksi mereka. c. Pelanggan Suatu perusahaan memiliki pasar sasaran yang dituju. Pasar sasaran dapat berupa satu atau lebih dari lima jenis pasar pelanggan yaitu pasar konsumen, pasar 29

44 produsen, pasar penjual, pasar pemerintah dan pasar non laba dan pasar internasional. (1) Pasar konsumen yaitu individu dan rumah tangga yang membeli barang dan jasa untuk dikonsumsi. (2) Pasar produsen yaitu organisasi yang membeli barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi barang dan jasa dengan tujuan untuk mendapatkan laba dan atau mencapai tujuan lain. (3) Pasar penjual yaitu organisasi yang membeli barang dan jasa untuk dijual kembali dengan mendapatkan laba. (4) Pasar pemerintah dan pasar non-laba yaitu pemerintah dan lembaga-lembaga non-laba yang membeli barang dan jasa untuk memproduksi jasa publik atau mentransfer barang dan jasa ini kepada pihak yang memerlukan. (5) Pasar internasional yaitu pembeli yang ada di luar negeri, termasuk konsumen, produsen, penjual dan pemerintah asing. d. Pesaing Suatu perusahaan jarang sekali hanya sendiri dalam menjual produk ke suatu pasar dan pelanggan tertentu. Perusahaan pasti akan bersaing dengan sejumlah perusahaan lainnya. Pesaing-pesaing ini harus diidentifikasi, dimonitor dan disiasati untuk memperoleh dan mempertahankan loyalitas pelanggan. e. Publik Sebuah perusahaan tidak hanya harus menghadapi pesaing-pesaingnya dalam memuaskan pasar sasaran, tetapi juga harus mengakui adanya sekelompok besar publik yang memiliki kepentingan tertentu. Perusahaan biasanya mengambil langkah-langkah yang nyata untuk menjalin hubungan dengan publik. Sebagiam besar perusahaan membuat departemen hubungan masyarakat (public relation) untuk merencanakan dan membangun hubungan baik dengan berbagai jenis publik Kerangka Perumusan Strategi Teknik perumusan strategi yang penting dapat diintegrasikan ke dalam kerangka kerja pengambilan keputusan tiga tahap (Gambar 3). Alat yang disajikan dalam kerangka kerja ini dapat digunakan untuk semua ukuran dan tipe organisasi dan dapat membantu penyusun strategi mengidentifiksi dan memilih strategi (David 2006). 30

45 TAHAP 1. TAHAP MASUKAN (INPUT STAGE) Matiks Evaluasi Matriks Profil Matriks evaluasi Faktor eksternal (EFE) Kompetitif/Persaingan (CPM) Faktor Internal (IFE) TAHAP 2. TAHAP PENCOCOKAN (MATCHING STAGE) Matriks Strenght- Matriks Matriks Matriks Matriks Weaknesses- Strategies Boston Eksternal Grand Opportunities- Position and Consulting Internal (IE) Strategy Threats Action Evaluation Group (BCG) (SWOT) (SPACE) TAHAP 3. TAHAP KEPUTUSAN (DECISION STAGE) Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) Gambar 3. Kerangka Kerja Analitis Untuk Perumusan Strategi Sumber : David (2006) 1. Tahap Masukan (Matriks IFE dan Matriks EFE) Tahap ekstrasi dalam menjalankan analisis lingungan internal adalah membuat matrik Internal Factor Evaluation (IFE) dan matriks External Factor Evaluation (EFE). Matriks IFE merupakan alat formulasi strategi yang meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama dalam area fungsional bisnis. Selain itu juga menjadi dasar untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi hubungan antara area-area tersebut (David 2006). Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE) merupakan alat formulasi startegi yang memungkinkan para penyusun strategi untuk merangkum dan mengevaluasi informasi ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik, pemerintah, hukum, teknologi, dan persaingan (David 2006). 2. Tahap Pencocokan (Matriks SWOT) Martiks SWOT adalah alat untuk mencocokan kekuatan-kelemahan dan peluang ancaman yang dihadapi oleh perusahaan penting untuk membantu manajer mengembangkan empat tipe strategi : SO (kekuatan-peluang), WO (kelemahan-peluang), ST (kekuatan-ancaman), WT (kelemahan-ancaman). Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang disamping itu juga meminimalkan kelemahan dan ancaman yang ada. 31

46 3. Tahap Keputusan (Matriks QSPM) Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (QSPM) adalah alat yang memungkinkan penyusun strategi untuk mengevaluasi alternatif strategi secara objektif, berdasarkan faktor keberhasilan kunci internal dan eksternal yang telah diidentifikasi sebelumnya. Seperti alat analitis perumusan strategi lainnya, QSPM membutuhkan penilaian intuitif yang baik. Secara konsep, QSPM menentukan daya tarik relatif dari berbagai strategi berdasarkan seberapa jauh faktor keberhasilan kunci internal dan eksternal dimanfaatkan atau diperbaiki. Keunggulan QSPM adalah bahwa set strategi dapat dievaluasi secara bertahap atau bersama-sama. Tidak ada batasan untuk jumlah strategi yang dapat dievaluasi atau jumlah set strategi yang dapat dievaluasi pada satu saat menggunakan QSPM. Keunggulan lainnya dari QSPM adalah membutuhkan penyusun strategi untuk mengitegrasikan faktor internal dan eksternal yang relevan ke dalam proses keputusan. Mengembangkan QSPM membuat kecil kemungkinan suatu faktor kunci akan terabaikan atau diberi bobot tidak sesuai. QSPM menarik perhatian kepada hubungan penting yang mempengaruhi keputusan strategi. Walaupun QSPM membutuhkan sejumlah keputusan subjektif, membuat keputusan kecil di sepanjang memperbesar kemungkinan bahwa keputusan strategis yang final adalah yang terbaik bagi organisasi. QSPM memiliki keterbatasan yaitu membutuhkan penilaian intuitif dan asumsi yang mendasar, peringkat dan nilai daya tarik membutuhkan keputusan yang penuh pertimbangan, walaupun selalu didasarkan pada informasi yang objektif. Keterbatasan lainnya dari QSPM adalah hanya dapat bermanfaat sebagai informasi pendahuluan dan analisis pencocokan yang mendasari penyusunannya (David 2006). 3.2 Kerangka Operasional Penelitian Dengan situasi pasar yang semakin kompetitif persaingan antar industri sudah tidak terelakan lagi, termasuk untuk industri pengolahan kopi. Salah satu perusahaan yang bergerak dalam industri pengolahan kopi ini adalah perusahaan Inkopas Sejahtera. Dengan adanya persaingan tersebut perusahaan harus dapat mengantisipasi berbagai permasalahan yang ada. 32

47 Sebagai perusahaan yang tergolong ke dalam Industri skala menengah, Inkopas Sejahtera menghadapi persaingan yang ketat dari perusahaan sejenis. Untuk mengantisipasi masalah tersebut penelitian ini akan membantu perusahaan Inkopas Sejahtera dalam merumuskan strategi alternatif yang relevan dengan kondisi pada saat ini. Proses perumusan strategi bisnis didasarkan pada analisis yang menyeluruh terhadap faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal perusahaan. Analisis ini diawali dengan analisis deskriptif untuk mengidentifikasi faktor strategis internal dan eksternal perusahaan Inkopas Sejahtera, kemudian informasi dari analisis deskriptif digunakan sebagai input pada tahap formulasi strategi. Tahap masukan (input), menggunakan matriks IFE dan EFE untuk mengidentifikasi kekuatan-kelemahan dan peluang-ancaman yang dihadapi perusahaan Inkopas Sejahtera. Total skor dari kedua matriks ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menggunakan kekuatan untuk menutupi dan memperbaiki kelemahan serta memanfaatkan peluang untuk menghindari ancaman. Tahap pencocokan, yaitu menyusun faktor-faktor strategi yang lebih spesifik dari identifikasi IFE dan EFE dengan menggunakan matriks SWOT. Tahap Keputusan, pada tahap ini menggunakan matriks QSPM dengan menggunakan input dari tahap masukan (Input) untuk mengevaluasi secara objektif alternatif-alternatif strategi yang layak dan dengan demikian memberikan dasar tujuan untuk memilih strategi yang spesifik bagi perusahaan Inkopas Sejahtera. Kerangka penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4. 33

48 Inkopas Sejahtera Visi, Misi dan Tujuan Analisis Masalah : 1. Persaingan yang ketat 2. Penurunan Volume Penjualan Analisis Lingkungan Perusahaan Lingkungan Internal 1. Manajemen 2. Pemasaran 3. Keuangan/Akuntasi 4. Produksi/Operasi 5. Litbang 6. Sistem Informasi Manajemen Lingkungan Eksternal 1. Lingkungan Makro (Fisik, Demografi, Sosial Budaya, Ekonomi, Politik, Pemerintah dan hukum, Teknologi) 2. Lingkungan Mikro (Pemasok, Perantara Pemasaran, Pelanggan, Pesaing, Publik) Matrik IFE Matrik EFE Penentuan Alternatif Strategi Matriks SWOT Penentuan Urutan Strategi Prioritas Matriks QSPM Alternatif Strategi Bisnis Gambar 4. Kerangka Pemikiran Operasional 34

49 IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di perusahaan kopi bubuk Inkopas Sejahtera, Pemilihan lokasi ditentukan secara sengaja, karena adanya pertimbangan bahwa perusahaan Inkopas Sejahtera memiliki permasalahan pada volume penjualan produk kopinya yang terus menurun. Kegiatan penelitian meliputi pengumpulan data di lapang untuk keperluan pengolahan yang dilakukan pada bulan November- Desember Jenis dan Sumber Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini mencakup data primer dan data sekunder, baik kualitatif maupun kuantitatif. Data primer merupakan data utama yang diperlukan untuk penelitian ini dan data sekunder yang merupakan data pendukung untuk melengkapi data-data utama (data primer). Data primer diperoleh langsung dengan melakukan pengamatan dan wawancara langsung dengan pihak perusahaan Inkopas Sejahtera melalui kuesioner yang sudah disediakan. Data sekunder diperoleh melalui cara penelusuran literatur, Skripsi terdahulu, penelusuran melalui internet, buku laporan tahunan perusahaan, data dari Dinas instansi terkait yang relevan dengan penelitian ini seperti Perpustakaan LSI Institut Pertanian Bogor (IPB), Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Badan Pusat Statistik (BPS) dan sumber lain yang mendukung. 4.3 Metode Pengumpulan Data Metode yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh dengan cara melakukan wawancara menggunakan kuesioner dan observasi. Wawancara dilakukan kepada pemilik sebagai pemimpin perusahaan dan beberapa staf manajemen puncak (Kabag Pemasaran, Kabag Produksi, Kabag Keuangan/Administrasi) di perusahaan Inkopas Sejahtera. Beberapa responden ini dipilih berdasarkan pertimbangan pengetahuan akan kondisi jalannya perusahaan, baik dari segi pengetahuan lingkungan internal perusahaan maupun eksternal perusahaan dari perusahaan Inkopas Sejahtera. 35

50 Wawancara juga dilakukan pada beberapa orang responden yaitu konsumen yang biasa membeli kopi bubuk ± 30 orang dan kopi plus gula Keong Emas ± 30 orang di warung, toko, warung kopi yang menyediakan kopi dengan merek tersebut (lokasi ditelusuri berdasarkan informasi dari sales perusahaan Inkopas Sejahtera). Responden (minimal berumur 17 tahun) yang pernah mengkonsumsi kopi bubuk dan kopi plus gula Keong Emas minimal dua kali. Hasil wawancara ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran karakteristik konsumen kopi bubuk dan kopi plus gula Keong Emas yang berhubungan dengan kondisi eksternal dari perusahaan. 4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data Data-data yang diperoleh dianalisis dan diolah secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif dengan pendekatan manajemen strategi yang kemudian disajikan dalam bentuk tabel, bagan dan uraian. Analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk mengetahui lingkungan perusahaan agar diketahui apa yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan. Sedangkan analisis kuantitatif digunakan pada matriks IFE, matriks EFE, matriks SWOT dan Matriks QSPM Analisis Matriks IFE dan Matriks EFE Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal Analisis dilakukan dengan menggunakan Internal Factor Evaluation (Analisis Faktor Internal) dan External Factor Evaluation (Analisis Faktor Eksternal), dengan tahapan sebagai berikut ini: 1. Identifikasi faktor internal dan eksternal dengan cara penelusuran literatur, wawancara dan observasi. Hasil identifikasi faktor-faktor selanjutnya diberi bobot dan peringkat. 2. Penentuan bobot setiap faktor dalam kuesioner dilakukan dengan jalan mengajukan identifikasi faktor-faktor strategi eksternal dan internal tersebut kepada manajemen dan pakar dengan menggunakan metode Paired Comparison. Masing-masing faktor diberi bobot yang menggambarkan tingkat kepentingannya terhadap kesuksesan perusahaan dalam industri. 36

51 Penentuan bobot dilakukan dengan cara memberikan kesempatan kepada responden untuk melihat derajat pentingnya masing-masing faktor jika dibandingkan dengan faktor-faktor yang lainnya. Metode ini digunakan untuk memberikan penilaian terhadap bobot setiap faktor penentu internal dan eksternal. Untuk menentukan bobot setiap faktor penentu internal dan eksternal. Untuk menentukan bobot setiap variabel digunakan skala 1, 2 dan 3. Skala yang digunakan untuk pengisian kolom adalah : 1 = Jika indikator horizontal kurang penting dari pada indikator vertikal 2 = Jika indikator horizontal sama penting dibandingkan indikator vertikal 3 = Jika indikator horizontal lebih penting dibanding indikator vertikal Untuk lebih jelasnya rancangan bentuk penilaian pembobotan dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Penilaian Bobot Faktor Strategi Internal dan Eksternal Faktor Penentu A B C D.. Total Bobot A X1 A1 B X2 A2 C X3 A3 D X4 A4... Total Xn 1,00 Sumber : Kinnear dan Taylor (1996) Pemberian bobot dalam kuesioner ditentukan berdasarkan kondisi dan tingkat kepentingan masing-masing faktor dalam industri. Bobot setiap faktor diperoleh dengan menentukan proporsi nilai setiap faktor terhadap jumlah nilai keseluruhan. Rumus yang digunakan adalah Ai = Xi n Xi i=1 Keterangan : Ai = bobot variabel ke-i Xi = nilai variabel ke-i i = 1,2,3,...,n n = jumlah variabel 3. Pemberian peringkat dalam kuesioner ditentukan berdasarkan kondisi masingmasing faktor di dalam perusahaan. Menurut David (2006), skala peringkat yang digunakan adalah: Untuk analisis faktor internal : 1 (kelemahan utama), 2 (kelemahan minor), 3 (kekuatan minor), 4 (kekuatan utama); Untuk analisis 37

52 faktor eksternal : 1 (sangat rendah, respon kurang), 2 (rendah,respon sama dengan rata-rata ), 3 (tinggi, respon diatas rata-rata) dan 4 (sangat tinggi, respon superior). Untuk faktor peluang, peringkat yang diberikan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam merespon peluang yang ada. Untuk faktor ancaman, peringkat yang diberikan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghindari ancaman yang dihadapi. 4. Selanjutnya, masing-masing nilai bobot dikalikan dengan nilai peringkatnya (rating) untuk mendapatkan nilai rata-rata tertimbang untuk semua faktor penentu (pembobotan). Semua nilai rata-rata tertimbang dijumlahkan secara vertikal untuk mendapatkan total nilai rata-rata tertimbang untuk perusahaan yang dinilai. Hasil pembobotan dan peringkat (rating) berdasarkan analisis situasi perusahaan dimaksudkan dalam matrik. Matrik IFE daqn EFE diiliustrasikan pada Tabel 6 dan 7. Tabel 6. Analisis Matriks IFE Faktor kunci internal Bobot Rating Kekuatan : - - Kelemahan : - - Total Sumber : David (2006) Rata-Rata Tertimbang Total nilai rata-rata tertimbang berkisar antara yang terendah 1,0 dan tertinggi 4,0 dengan rata-rata 2,5. Total nilai rata-rata tertimbang di bawah 2,5 menggambarkan perusahaan yang lemah secara internal, sementara total nilai ratarata tertimbang di atas 2,5 mengindikasikan posisi internal perusahaan yang kuat. Tabel 7. Analisis Matriks EFE Faktor kunci eksternal Bobot Rating Peluang : - - Ancaman : - - Total Sumber : David (2006) Rata-Rata Tertimbang 38

53 Total nilai rata-rata tertimbang berkisar antara yang terendah 1,0 dan tertinggi 4,0 dengan rata-rata 2,5. Total nilai rata-rata tertimbang sebesar 4,0 mengindikasikan bahwa organisasi merespon dengan sangat baik terhadap peluang dan ancaman dalam perusahaannya sedangkan total nilai rata-rata tertimbang 1,0 mengindikasikan bahwa strategi perusahaan tidak memanfaatkan peluang atau tidak menghindari ancaman Analisis Matrik SWOT Matrik SWOT digunakan untuk menyusun strategi perusahaan dengan memadukan dan menyesuaikan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan dengan peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan. Matriks ini dapat menghasilkan empat sel kemungkinan alternatif strategi, yaitu strategi S-O, strategi W-O, strategi W-T, dan strategi S-T. Alternatif dari strategi matriks SWOT dapat dilihat pada Tabel 8. Langkah-langkah menyusun matriks SWOT adalah sebagai berikut : 1. Menuliskan peluang eksternal perusahaan yang menentukan 2. Menuliskan ancaman eksternal perusahaan yang menentukan 3. Menuliskan kekuatan internal perusahaan yang menentukan 4. Menuliskan kelemahan internal perusahaan yang menentukan 5. Mencocokkan kekuatan-kekuatan internal dengan peluang-peluang eksternal dan mencatat hasilnya dalam sel strategi S-O 6. Mencocokkan kelemahan-kelemahan internal dengan peluang-peluang eksternal dan mencatat hasilnya dalam sel strategi W-O 7. Mencocokkan kekuatan-kekuatan internal dengan ancaman-ancaman eksternal dan mencatat hasilnya delam sel strategi S-T 8. Mencocokan kelemahan-kelemahan internal dengan ancaman-ancaman eksternal dan mencatat hasilnya dalam sel strategi W-T 39

54 Tabel 8. Matriks SWOT Eksternal Internal OPPORTUNITIES-O Daftarkan 5-10 faktor Peluang THEREATS-T Daftarkan 5-10 faktor ancaman Sumber : David (2006) STRENGTH-S Daftarkan 5-10 faktor kekuatan STATEGI S-O Gunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang STRATEGI S-T Gunakan kekuatan untuk menghindari ancaman WEAKNESS-W Daftarkan 5-10 faktor kelemahan STRATEGI W-O Atasi kelemahan dengan memanfaatkan peluang STRATEGI S-O Meminimumkan kelemahan dan menghindari ancaman ANALISIS MATRIKS QSPM Analisis ini menunjukan alternatif strategi mana yang paling baik untuk diprioritaskan secara objektif berdasarkan faktor eksternnal dan internal dari tahap awal. Input dari matrik QSPM berasal dari tahap input atau masukan dan tahap pemanduan strategi. Penggunaan QSPM dapat dilihat pada Tabel 9. Menurut David (2006), langkah-langkah untuk mengembangkan matriks QSPM adalah : 1. Menyusun daftar kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang sama dengan matriks SWOT. 2. Memberikan bobot untuk masing-masing kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Bobot ini sama dengan bobot yang diberikan pada matriks IFE dan EFE. 3. Menyusun alternatif strategi yang akan dievaluasi. 4. Menetapkan nilai daya tarik (Attractiveness Scores (AS)) yang berkisar antara 1 sampai 4. nilai 1 = tidak menarik, 2 = agak menarik, 3 = cukup menarik, 4 = sangat menarik. Bila tidak ada pengaruhnya terhadap alternatif strategi yang sedang dipertimbangkan tidak diberikan nilai (AS). 5. Menghitung total nilai daya tarik (Total Attractiveness Scores (TAS)), kemudian mengalikan bobot dengan nilai daya tarik (AS). 6. Menghitung jumlah total nilai daya tarik (TAS). Alternatif strategi yang memiliki nilai total terbesar merupakan strategi yang paling baik. 40

55 Tabel 9. Matrik QSPM (Quantitative Strategic Planing Matrix) Sumber : David (2006) Keterangan : AS Faktor-Faktor Sukses Strategi Kekuatan - Kelemahan - Peluang - Ancaman - Total Bobot = Attractiveness Scores (Nilai Daya Tarik) Alternatif Strategi Strategi I Strategi II Strategi III AS TAS AS TAS AS TAS TAS = Total Attractiveness Scores (Total Nilai Daya Tarik) Besaran total nilai dalam QSPM matrik inilah yang menjadi informasi kuantitatif sebagai dasar bagi perumusan strategi bisnis. Rumus strategi ini dengan demikian menjadi rumusan hasil akhir dari penelitian ini. 41

56 V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Sejarah, Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan Perusahaan Inkopas Sejahtera merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang agribisnis yang memfokuskan pada usaha pengolahan kopi. Perusahaan Inkopas Sejahtera didirikan oleh Hary Wijaya pada tahun 1991 yang berlokasi di Jalan Batutulis no. 26 Bogor Selatan. Perusahaan ini didirikan atas dasar ide dari pemilik perusahaan, karena ia melihat adanya peluang pasar untuk produk kopi olahan di wilayah Kota Bogor. Pada awalnya perusahaan Inkopas Sejahtera hanya menghasilkan olahan kopi bubuk saja, kemudian perusahaan mencoba mengembangkan produknya hingga saat ini sudah menghasilkan kopi plus gula. Adanya peluang untuk memasarkan produk kopi olahan tersebut mendorong perusahaan Inkopas Sejahtera untuk dapat memenuhi permintaan pasar kopi olahan khususnya di wilayah Kota Bogor. Visi dari perusahaan Inkopas Sejahtera adalah menjadi salah satu perusahaan nasional yang terkemuka di Indonesia, sedangkan misi dari perusahaan Inkopas Sejahtera adalah memproduksi dan memasarkan produk kopi olahan dengan harga yang terjangkau yang dapat bersaing sehat baik dipasar lokal maupun nasional. Tujuan awal berdirinya perusahaan Inkopas Sejahtera adalah untuk memperoleh laba dan dapat membantu perekonomian masyarakat di daerah sekitar perusahaan. Karena diharapkan dengan adanya perusahaan dapat menyerap tenaga kerja dan dapat menciptakan iklim yang mendukung bagi perekonomian masyarakat di sekitar perusahaan. 5.2 Struktur Organisasi Perusahaan Struktur organisasi dalam suatu perusahaan untuk menetapkan pembagian tugas, tanggung jawab, wewenang yang dimiliki untuk masing-masing bagian dan berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari. Struktur organisasi di perusahaan Inkopas Sejahtera masih sederhana yang terdiri dari pemilik, Kabag Keuangan/Administrasi, Kabag Produksi dan Kabag Pemasaran. Struktur organisasi perusahaan Inkopas Sejahtera dapat dilihat pada Gambar 5. 42

57 Pemilik Kabag Keuangan/ Administrasi Kabag Produksi Kabag Pemasaran Karyawan - Bagian Pencatatan dan Keuangan Karyawan - Bagian Produksi Karyawan - Bagian Pemasaran - Bagian Gudang Gambar 5. Struktur Organisasi Perusahaan Inkopas Sejahtera Sumber : Perusahaan Inkopas Sejahtera (2009) Setiap bagian memiliki tugas dan tanggungjawab masing-masing. Deskripsi kerja masing-masing bagian adalah sebagai berikut : 1. Pemilik perusahaan, memiliki tugas dan wewenang memimpin dan mengkoordinasikan segala kegiatan-kegiatan atau operasi didalam perusahaan Inkopas Sejahtera. 2. Kepala Bagian Keuangan/Administrasi, bertanggung jawab atas pencatatan transaksi dan pengelolaan data dan informasi yang berhubungan dengan keuangan perusahaan dalam rangka penyusunan dan penyajian laporan keuangan. 3. Kepala Bagian Produksi, bertugas mengkoordinasikan seluruh kegiatankegiatan produksi yang melibatkan semua bagian yang ada di departemen produksi sehingga mampu memenuhi pengadaan stock hasil produksi secara efektif. 4. Kepala Bagian Pemasaran, bertanggung jawab menyelenggarakan penyusunan pemasaran, mengumpulkan data pemasaran untuk menetapkan harga jual produk, memasarkan dan mendistribusikannya kepada pelanggan dan berusaha mencari peluang pasar baru. 43

58 5.3 Sumberdaya Manusia Keberhasilan suatu perusahaan tidak lepas dari adanya dukungan sumberdaya manusia yang terlatih di bidangnya. Jumlah sumberdaya manusia yang dimiliki oleh perusahaan Inkopas Sejahtera Kurang lebih 39 orang, terdiri dari satu orang pimpinan yaitu pemilik (direktur) perusahaan, satu orang Kabag keuangan/administrasi yang memimpin satu orang bagian pencatatan dan keuangan, satu orang Kabag produksi yang memimpin 30 orang bagian produksi, satu orang Kabag pemasaran yang memimpin 3 orang bagian Pemasaran dan 1 orang bagian gudang merangkap tugas sebagai keamanan. Komposisi tenaga kerja dari perusahaan Inkopas Sejahtera dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Komposisi Tenaga Kerja dari Perusahaan Inkopas Sejahtera Penempatan Jumlah (orang) Persentase (%) 1. Pemimpin perusahaan (pemilik) 2. Kabag Keuangan/Administrasi 3. Kabag Produksi 4. Kabag Pemasaran 5. Staff Keuangan & administrasi 6. Karyawan Bagian Produksi 7. Karyawan Pemasaran ,56 2,56 2,56 2,56 2,56 76,92 7,69 8. Karyawan Bagian Gudang 1 2,56 merangkap keamanan Total Sumber : Perusahaan Inkopas Sejahtera (2009) 5.4 Jenis Produk Perusahaan Produk Perusahaan Inkopas Sejahtera adalah kopi olahan yang terdiri dari dua produk yaitu kopi bubuk saja dan kopi plus gula. Perusahaan mengeluarkan produk kopi bubuk dalam kemasan berukuran 8 gram sedangkan untuk produk kopi plus gula dalam kemasan berukuran 25 gram dan dijual dalam bentuk pack, satu pack berisi 30 kemasan kopi. Produk kopi bubuk dijual kepada pengecer seharga Rp 250,00 per kemasan sedangkan untuk kopi plus gula dijual dengan harga Rp 400,00 per kemasan. Untuk harga di tingkat konsumen biasanya berkisar antara Rp 500,00 dan juga tergantung dari kebijakan penjual dalam menentukan harga jualnya. Jumlah produksi kopi olahan perusahaan Inkopas Sejahtera dalam satu bulan dapat mencapai maksimal 25 ton per bulan. Dengan rata-rata seminggu produksi kopi olahan dilakukan sebanyak 6 kali, dalam satu produksi 44

59 menghasilkan kopi olahan 1 ton dengan rincian untuk kopi bubuk kurang lebih sekitar 100 kg dan kopi plus gula 900 kg Sumber Bahan Baku Bahan baku utama pembuatan kopi olahan adalah biji kopi dari jenis kopi Robusta. Untuk memperoleh biji kopi siap olah perusahaan sudah melakukan kerja sama dengan pemasok, biji-biji kopi tersebut didatangkan langsung dari Kota Lampung yang dikirim berdasarkan pesanan dan perjanjian kerja sama dengan pemasok yang sudah dilakukan sejak perusahaan berdiri Proses/Produksi Proses produksi kopi pada perusahaan Inkopas Sejahtera hanya melakukan beberapa proses tahapan pengolahan biji kopi, karena sebelumnya bahan baku biji yang dipesan oleh perusahaan berupa biji kopi yang siap olah yang sudah melalui tahap pembersihan buah, pencucian, pengeringan dan sortasi. Perusahaan melakukan proses produksi berupa tahap penggorengan, pembubukan, pencampuran dan pengemasan. Adapun alur proses produksi kopi olahan pada perusahaan inkopas sejahtera dapat dilihat pada Gambar 6. Biji kopi siap olah Penggorengan Pembubukan Pencampuran (Kopi + Gula) Pengemasan (Kopi) Pengemasan Pengepakan Gambar 6. Alur Proses Produksi Perusahaan Inkopas Sejahtera Sumber : Inkopas Sejahtera (2009) 45

60 VI. ANALISIS STRATEGI BISNIS Kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan Inkopas Sejahtera dalam menjalankan usahanya adalah melakukan kegiatan pembelian dan penjualan. Kegiatan pembelian dilakukan perusahaan Inkopas Sejahtera adalah pembelian bahan baku berupa biji kopi siap olah, sedangkan kegiatan penjualan yaitu mensuplai produk ke konsumen secara langsung melalui sales atau tenaga pemasaran untuk pelanggan-pelanggan seperti toko-toko, warung dan pasar tradisional di daerah Kota Bogor dan sekitarnya. 6.1 Analisis Lingkungan Internal Analisis lingkungan internal dilakukan dengan cara mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat menjadi kekuatan dan kelemahan yang berasal dari dalam perusahaan, faktor-faktor tersebut adalah manajemen, pemasaran, keuangan/akuntansi, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan dan sistem informasi manajemen (David 2006) Manajemen Fungsi manajemen terdiri atas lima aktifitas dasar, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pemberian motivasi, pengelolaan staf dan pengendalian/kontrol. Perusahaan Inkopas Sejahtera sudah menerapkan lima aktifitas dasar dari fungsi manajemen tersebut walaupun memiliki keterbatasan dalam pengelolaannya. 1) Perencanaan Perusahaan Inkopas Sejahtera sudah memiliki perencanaan jangka panjang dan jangka pendek secara tertulis walaupun masih tergolong sederhana. Hal ini terlihat dari adanya visi dan misi perusahaan yang sudah dirumuskan secara tertulis dan adanya perencanaan dalam penentuan kapasitas produksi untuk persatukali produksi, penentuan jadwal pemasaran yang sudah terkoordinir dan pengaturan dalam masalah penggunaan sumberdaya manusia yang berkaitan dengan hari dan waktu kerja. 2) Pengorganisasian Perusahaan Inkopas Sejahtera sudah memiliki struktur organisasi yang 46

61 baik walaupun masih sederhana, dalam struktur organisasi dari perusahaan Inkopas Sejahtera yang dapat dilihat pada Gambar 8, bahwa perusahaan dipimpin oleh seorang direktur/pemimpin perusahaan selaku pemilik tunggal perusahaan yaitu Bapak Hary Wijaya. Pemimpin perusahaan ini membawahi tiga divisi yaitu bagian administrasi/keuangan, bagian produksi dan bagian pemasaran, tiap-tiap bagian ini memiliki beberapa karyawan yang dipimpin oleh masing-masing kepala bagian. 3) Pemberian Motivasi Setiap perusahaan membutuhkan karyawan yang loyal dan semangat dalam bekerja, oleh karena itu pemberian motivasi terhadap karyawan sangat perlu dilakukan. Bentuk pemberian motivasi yang diberikan kepada karyawan di perusahaan Inkopas Sejahtera yaitu meningkatkan rasa kenyamanan dalam bekerja dengan menjaga hubungan baik antara pemilik perusahaan dengan bawahannya, kemudian adanya pemberian insentif kepada para karyawannya berupa bonus pada saat hari raya keagamaan. 4) Pengelolaan Staf Perusahaan Inkopas Sejahtera dalam melakukan pengelolaan staf mengarah pada unsur kekeluargaan yang tidak terlepas dari adanya koordinasi kerja dan komunikasi yang baik antara pemilik perusahaan dengan bawahannya. Dengan adanya budaya kekeluargaan ini diharapkan memudahkan pemilik dan bawahannya dalam menyampaikan urusan yang berkaitan dengan masalah pekerjaan. 5) Pengendalian/Kontrol Pengendalian/Kontrol pada perusahaan Inkopas Sejahtera secara umum masih memfokuskan pada bidang produksi khususnya dalam hal pengelolaan persediaan bahan baku dan pengolahan, karena kedua hal ini berhubungan langsung dengan kontinuitas produk dari perusahaan Pemasaran Kegiatan pemasaran pada perusahaan Inkopas Sejahtera kurang berjalan dengan baik karena masih memiliki kendala pada pemasaran produk kopi bubuknya, terutama dalam penjualan dan juga promosi. Dalam menjalankan 47

62 usahanya perusahaan Inkopas Sejahtera belum memiliki rancangan srtategi bisnis yang harus dijalankan, selain itu adanya keterbatasan tenaga pemasaran yang hanya memiliki tiga orang karyawan. Tenaga pemasaran ini melakukan semua fungsi pemasaran seperti menjual dan mendistribusikan hingga mencari pelanggan baru. Keadaan ini menyebabkan kegiatan pemasaran menjadi tidak efektif dan efisien. Analisis dari strategi bisnis yang berkaitan dengan pemasaran yang dilakukan perusahaan Inkopas Sejahtera akan dianalisis dengan bauran pemasaran yang terdiri dari kombinasi variasi produk, harga, tempat dan promosi. 1. Bauran Produk Produk yang dihasilkan oleh perusahaan Inkopas Sejahtera merupakan produk olahan kopi, dimana bahan bakunya berasal dari daerah Lampung melalui pemasok yang sudah memiliki perjanjian dengan perusahaan. Penggunaan bahan baku yang berasal dari daerah Lampung dikarenakan ketersediaan dan kualitas bahan baku yang dirasakan cukup baik. Produk kopi olahan yang ditawarkan terdiri dari dua jenis yaitu Kopi bubuk saja (Murni) dengan ukuran kemasan sachet 8 gram dan kopi plus gula (kopi yang sudah melalui proses pencampuran) dengan ukuran kemasan sachet 25 gram. Poduk yang telah dihasilkan Inkopas Sejahtera dikatakan kualitas cukup baik yaitu melalui tahap uji coba terhadap kualitas kopi olahannya, sebelumnya ada uji tahapan mutu yang terdiri dari baik, cukup dan rendah. 2. Bauran Harga Harga yang ditetapkan oleh perusahaan Inkopas Sejahtera merupakan harga yang relatif terjangkau untuk semua kalangan terutama konsumen golongan menengah kebawah. Harga yang ditetapkan disesuaikan dengan jenis produk kopi olahannya, Inkopas Sejahtera memberikan harga untuk produk kopi bubuk berkisar Rp 250,00 sedangkan untuk kopi plus gula berkisar Rp 400, Bauran Tempat Perusahaan Inkopas Sejahtera menerapkan strategi distribusi intensif dalam kegiatan memasarkan produknya. Perusahaan Inkopas Sejahtera berusaha untuk menempatkan sebanyak mungkin produknya di berbagai warung-warung 48

63 maupun toko-toko grosir yang ada di kawasan pemukiman atau pasar-pasar tradisional. 4. Bauran Promosi Promosi adalah bagian dari kegiatan pemasaran untuk memperkenalkan produk kepada masyarakat luas. Kegiatan promosi penjualan yang dilakukan perusahaan Inkopas Sejahtera sangat kurang sekali. Kegiatan promosi yang dilakukan hanya sebatas memperkenalkan produknya dengan cara menawarkan langsung kepada konsumen tingkat pengecer di toko, warung dan pasar-pasar tradisional. Oleh karena itu kegiatan promosi tersebut sangat dirasakan tidak efektif dapat dirasakan dampaknya terhadap penjualan yang sangat kurang. Kurangnya kegiatan promosi ini disebabkan karena perusahaan mempertimbangkan besarnya dana yang harus dikeluarkan. Adapun kegiatan yang pernah dilakukan perusahaan untuk membantu mempromosikan produknya dengan cara membuka program berhadiah pada kemasan tertentu berupa hadiah barang souvenir seperti payung, tas dan lain-lain. Namun kegiatan promosi ini tidak berlanjut karena adanya keterbatasan dana Keuangan Perusahaan Inkopas Sejahtera didirikan dengan menggunakan modal pribadi dari pemiliknya yaitu bapak Hary Wijaya. Perusahan tidak melalukan kerja sama atau pinjaman kepada pihak lain untuk mengembangkan jaringan usahanya dikarenakan pihak perusahaan belum merasa perlu melakukan hal itu, perusahaan masih terfokus terhadap masalah peningkatan pemasarannya. Pengelolaan keuangan yang dilakukan oleh perusahaan Inkopas sejahtera cukup baik, terlihat dari laporan yang dibuat oleh perusahaan sudah melakukan pencatatan penerimaan dan pengeluaran yang dibuat dalam bentuk arus kas walaupun dalam bentuk yang masih sederhana Produksi/Operasi Proses produksi/operasi perusahaan Inkopas sejahtera merupakan bagian dari kegiatan menghasilkan produk olahan kopi, proses menghasilkan produk ini tentu harus melewati beberapa tahapan seperti pada Gambar 6. 49

64 Kegiatan produksi berawal dari proses pemilahan biji kopi siap olah sebagai bahan baku utama sampai hasil akhir menjadi kopi bubuk dan kopi plus gula dalam kemasan yang telah dipacking. Perusahaan Inkopas Sejahtera dalam tahapan produksi ini selalu melakukan menjalankan fungsi kontrolnya dalam kegiatan operasi dan pengawasan produksi agar tidak menyimpang dari prosedur operasional agar kontinuitas dan kualitas produk dapat terjaga Penelitian dan Pengembangan Perusahaan Inkopas Sejahtera belum memiliki bagian penelitian dan pengembangan, bagian ini masih tercakup ke dalam bagian produksi dan operasi. Fungsi pengembangan ini pernah dilakukan ketika mengembangkan produk kopi bubuk yang diolah kembali menjadi kopi plus gula dengan pencampuran bahanbahan yang dirahasiakan perusahaan Sistem Informasi Manajemen Perusahaan Inkopas Sejahtera dalam melakukan kegiatan operasional sistem informasi manajemen dilaksanakan secara sederhana. Hal ini terlihat dari belum digunakannya sistem komputerisasi untuk mengolah informasi manajemen dari perusahaannya. Perusahaan Inkopas sejahtera hanya melakukan pencatatan manual/laporan tertulis dengan memakai buku-buku laporan kegiatan, sehingga data-data dan catatan informasi perusahaan belum tertata secara baik. Hal ini dapat saja menyebabkan kurang efektif dan efisien dalam akses data informasi internal perusahaan. 6.2 Analisis Lingkungan Eksternal Analisis lingkungan eksternal ini dilakukan dengan cara mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat menjadi peluang dan ancaman yang berasal dari luar perusahaan, faktor-faktor tersebut dibagi kedalam dua pengelompokan yaitu kelompok pertama disebut dengan lingkungan makro dan kelompok kedua disebut lingkungan mikro. 50

65 6.2.1 Lingkungan Makro Lingkungan makro adalah kekuatan yang mempengaruhi perusahaan secara tidak langsung, lingkungan makro ini terdiri dari lingkungan fisik, lingkungan demografi, lingkungan sosial budaya, lingkungan ekonomi, lingkungan politik, pemerintah dan hukum dan lingkungan teknologi. a. Lingkungan Fisik Lingkungan Fisik/alam merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keberadaan perusahaan. Perusahaan Inkopas Sejahtera yang berada di Kota Bogor tidak terlepas dari adanya pengaruh dari faktor ini. Kota Bogor yang dikenal dengan sebutan Kota hujan memiliki curah hujan yang tinggi, menurut informasi Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) stasiun klimatologi Darmaga, Kota Bogor memiliki curah hujan sekitar mm/bulan dan perkiraan 70 persen hari dalam setahun yang diguyur hujan. Hal ini menjadikan Kota Bogor merupakan salah satu daerah pemasaran yang sangat cocok untuk pemasaran produk kopi olahan karena kopi merupakan bagian dari produk minuman penghangat yang biasanya dikonsumsi oleh banyak penggemarnya. b. Lingkungan Demografi Perkembangan jumlah penduduk yang terus meningkat dapat mempengaruhi perusahaan untuk saat ini maupun jangka panjang. Adanya perkembangan jumlah penduduk akan berdampak pada ketersediaan konsumen dan tenaga kerja bagi perusahaan. Jumlah penduduk Kota Bogor dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Jumlah Penduduk Kota Bogor Tahun Tahun Jumlah Penduduk (Jiwa) Pertumbuhan (%) , , , ,87 Rata-rata 2,42 Sumber : BPS Kota Bogor (2009) Berdasarkan Tabel 11 di atas dapat diketahui bahwa laju pertumbuhan penduduk Kota Bogor meningkat setiap tahunnya dengan rata-rata 2,42 persen. Peningkatan jumlah penduduk Kota Bogor dari tahun ke-tahun ini dapat menjadi 51

66 peluang yang dapat dimanfaatkan oleh pihak perusahaan Inkopas Sejahtera untuk ketersediaan tenaga kerja dan meningkatkan jumlah konsumennya. c. Lingkungan Sosial Budaya Kopi termasuk sejenis minuman yang digemari oleh banyak orang dewasa tidak hanya di indonesia bahkan mancanegara. Adanya perkembangan trend mengkonsumsi kopi di warung-warung kopi, tenda-tenda, coffeshop di pusat-pusat perbelanjaan dapat menjadi peluang yang sangat baik bagi usaha pengolahan kopi termasuk yang dijalankan oleh perusahaan Inkopas Sejahtera untuk memasarkan produknya. Adanya respon yang positif dari lingkungan sosial di luar perusahaan juga merupakan peluang dari adanya produk kopi ini seperti dukungan dari masyarakat sekitar akan adanya keberadaan perusahaan. d. Lingkungan Ekonomi Faktor ekonomi memiliki pengaruh bagi kinerja suatu perusahaan, keadaan perekonomian yang tidak stabil di suatu negara dapat membawa dampak yang buruk bagi perusahaan sebaliknya jika kondisi ekonomi stabil dan berkembang tidak hanya perusahaan bahkan seluruh warga negara ikut merasakan kesejahteraan. Bagi suatu negara berkembang seperti negara Indonesia yang belum pulih dari dampak krisis ekonomi yang selama ini terjadi, pemerintah tetap mengusahakan agar pertumbuhan ekonomi terus berlanjut agar kondisi perekonomian Indonesia berkembang kearah yang lebih baik. Perkembangan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun Tahun Pertumbuhan Ekonomi (%) , , , ,10 Sumber : Badan Pusat Statistik (2009) Dari Tabel 12 dapat diketahui bahwa adanya perkembangan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Hal ini menandakan perkembangan ekonomi ke arah yang lebih baik walaupun terjadi fluktuasi dari tingkat pertumbuhan tersebut. Laju inflasi merupakan indikator dari aspek ekonomi yang dapat mempengaruhi perusahaan, bagi perusahaan Inkopas Sejahtera yang berada di 52

67 wilayah Kota Bogor tidak terlepas dari adanya pengaruh laju inflasi yang ditandai meningkatnya tingkat harga barang dan jasa masyarakat secara rata-rata. Perkembangan laju inflasi Kota Bogor dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Perkembangan Laju Inflasi Kota Bogor Pada Tahun Tahun Tingkat Inflasi (%) , , , , , , ,20 Sumber : BPS Kota Bogor, 2009 Berdasarkan tabel diatas perkembangan laju inflasi Kota Bogor sering terjadi fluktuasi yang mengalami peningkatan yang signifikan, terutama pada tahun 2005 dan Pada tahun 2005 dipengaruhi oleh terjadinya dua kali kenaikan harga BBM, kenaikan harga BBM ini dapat berpengaruh terhadap kenaikan biaya Input dari perusahaan. Sedangkan pada tahun 2008 kenaikan ini dapat ditandai oleh meningkatnya harga-harga kebutuhan pokok dimasyarakat. e. Lingkungan Politik, Pemerintahan dan Hukum Stabilitas dari lingkungan politik, pemerintahan dan hukum suatu negara dapat mempengaruhi keberadaan perusahaan di negara tersebut. Kondisi dari lingkungan ini berkaitan erat dengan banyaknya kegiatan bisnis yang diatur oleh undang-undang melalui kebijakan-kebijakan/peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah dalam hal ini yang berkaitan dengan industri/perusahaan produsen penghasil makanan dan minuman. Beberapa kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan perusahaan yaitu : Adanya keputusan pemerintah untuk melakukan intervensi terhadap hubungan produsen (pihak perusahaan) dan konsumen dalam bentuk regulasi di bidang hukum yaitu UU No. 8 tahun 1999 mengenai perlindungan konsumen, yang berisikan segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen dari tindakan para pelaku usaha, untuk mewujudkan keseimbangan perlindungan kepentingan konsumen dan pelaku usaha sehingga tercipta perekonomian yang sehat. Dilihat dari peran pemerintah serta fungsi hukum perlindungan konsumen, maka sesungguhnya pemerintah 53

68 memainkan peranannya dalam mewujudkan keadilan dalam aktivitas ekonomi yaitu kepentingan konsumen, kepentingan pelaku usaha, kepentingan nasional serta kepentingan pemerintah. Kebijakan pemerintah dalam PP No. 69 tahun 1999 yang menyatakan bahwa : semua produk makanan dan minuman yang akan dijual di wilayah indonesia, baik produksi lokal maupun impor harus didaftarkan dan mendapat nomor pendaftaran dari Badan POM, sebelum boleh beredar ke pasar. Peraturan ini berlaku bagi semua produk pangan yang dikemas dengan menggunakan label sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kebijakan pemerintah melalui UU No. 32 Tahun 2004 mengenai otonomi daerah, disebutkan bahwa setiap pemerintah daerah diberi kewenangan untuk ikut serta dalam mengatur rumah tangga daerahnya sendiri termasuk dalam pengembangan usaha, oleh karena itu dengan diberlakukannya undang-undang ini dapat memberikan dorongan bagi pemerintah daerah untuk mendukung pengembangan sektor usaha di daerahnya masing-masing. Misalkan dengan adanya pameran-pameran hasil industri yang dipelopori oleh pemerintah daerah melalui Departemen Perindustrian dan Perdagangan di wilayahnya. f. Lingkungan Teknologi Perkembangan teknologi sangat mempengaruhi perkembangan perusahaan, adanya peran teknologi yang digunakan oleh perusahaan-perusahaan termasuk perusahaan Inkopas Sejahtera dapat memberikan kontribusi yang positif bagi jalannya perusahaan tersebut. Secara garis besar peran teknologi ini dapat membantu perusahaan dalam hal akses bahan baku, produksi dan pemasaran dalam suatu perusahaan. Dalam mendukung aspek produksinya perusahaan Inkopas Sejahtera menggunakan peralatan berupa mesin-mesin pengolahan semi modern, dalam akses bahan baku dan pemasaran adanya penggunaan sarana telekomunikasi seperti telephone dan telephon seluler yang memudahkan komunikasi pihak perusahaan dengan pemasok dan pelanggannya. 54

69 6.2.2 Lingkungan Mikro Lingkungan mikro adalah lingkungan terdekat perusahaan yang mempengaruhi perusahaan dalam melayani pasarnya, lingkungan mikro ini terdiri dari pemasok, perantara pemasaran, pelanggan, pesaing dan publik. a. Pemasok Pemasok adalah perusahaan-perusahaan dan individu yang menyediakan sumberdaya yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk memproduksi produk tertentu. Salah satu sumberdaya yang dibutuhkan adalah bahan baku biji kopi siap olah yang berasal dari pemasok di daerah lampung. Pihak pemasok ini memberlakukan sistem perjanjian dengan adanya kesepakatan dengan ditandatanganinya surat bermaterai yang dilakukan dengan pihak perusahaan yang tentu saja memudahkan kerja sama antara pihak pemasok dan perusahaan yang akan menerima. Hal ini dimaksudkan agar ada tanggung jawab dari kedua belah pihak sehingga tidak terjadi hal yang tidak diinginkan seperti keterlambatan pengiriman, kelebihan maupun kekurangan stock bahan baku yang dikirimkan. b. Perantara Pemasaran Peran perantara bagi Perusahaan adalah membantu dalam promosi, penjualan dan pendistribusian barang-barangnya ke pembeli akhir. Perantara pemasar ini memiliki peranan terhadap perusahaan dalam membantu memasarkan produknya. Di daerah Kota Bogor banyak terdapat perantara pemasaran seperti pedagang grosir, para pengecer, bentuk usaha-usaha yang menjual kembali produk tersebut seperti toko, warung dan pedagang-pedagang di pasar tradisional. c. Pelanggan Pelanggan adalah konsumen yang sudah terbiasa mengkonsumsi produk tertentu. Dalam analisis pelanggan ini menggunakan dua kuesioner yang telah disediakan yaitu untuk kopi bubuk dan kopi plus gula merek Keong Emas. Hasil dari kuesioner karakteristik konsumen selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4. Berdasarkan hasil kuesioner karakteristik konsumen terhadap 30 55

70 responden untuk produk kopi bubuk Keong Emas. Sebagian besar konsumen yang mengkonsumsi kopi bubuk ini berjenis kelamin laki-laki dengan usia berkisar antara 20 sampai dengan 55 tahun. Pekerjaan yang dimiliki konsumen sebagian besar sebagai wiraswasta dengan berlatar belakang pendidikan SMA/SMK. Pendapatan konsumen sebagian besar berkisar antara Rp ,00 sampai dengan kurang dari Rp ,00. Dilihat dari data yang diperoleh sebagian besar konsumen biasanya mengkonsumsi kopi bubuk ini sebanyak satu sampai tiga kali dalam seminggu. Konsumen tersebut biasanya membeli karena harga yang terjangkau dan ingin mengkonsumsi lagi namun tidak terencana. Pendapat sebagian besar konsumen mengenai kopi bubuk ini biasa saja karena kualitasnya sama dengan kopi bubuk lainnya. Tindakan sebagian besar konsumen setelah mengkonsumsi kopi bubuk ini belum terpikir untuk merekomendasikan kopi bubuk tersebut dan akan beralih ke merek kopi bubuk lainnya apabila kopi bubuk, yang biasa dibeli ini tidak tersedia di tempat pembelian. Berdasarkan hasil kuesioner karakteristik konsumen terhadap 30 responden untuk produk kopi plus gula Keong Emas. Sebagian besar konsumen yang mengkonsumsi kopi plus gula ini berjenis kelamin laki-laki dengan usia berkisar antara 20 sampai dengan 50 tahun. Pekerjaan yang dimiliki konsumen sebagian besar sebagai pegawai swasta dengan berlatar belakang pendidikan SMA/SMK. Pendapatan konsumen sebagian besar berkisar antara Rp ,00 sampai dengan kurang dari Rp ,00. Dilihat dari data yang diperoleh sebagian besar konsumen biasanya mengkonsumsi kopi plus gula ini sebanyak empat sampai dengan enam kali dalam seminggu. Konsumen tersebut biasanya membeli karena harga yang terjangkau, ingin mengkonsumsi lagi dan langsung merencanakan untuk pembelian berikutnya. Pendapat sebagian besar konsumen mengenai kopi plus gula ini biasa saja karena kualitasnya sama dengan kopi plus gula lainnya. Tindakan sebagian besar konsumen setelah mengkonsumsi kopi plus gula ini belum terpikir untuk merekomendasikan kopi plus gula tersebut dan akan 56

71 beralih ke merek kopi bubuk lainnya apabila kopi plus gula, yang biasa di beli ini tidak tersedia di tempat pembelian. Dari data-data hasil kuesioner dapat diketahui adanya perbedaan karakteristik konsumen dari kedua produk tersebut yang dipengaruhi oleh Usia, pekerjaan, pendapatan, jumlah konsumsi dan keinginan untuk mengkonsumsi produk tersebut. Akan tetapi dapat diketahui kopi bubuk dan kopi plus gula Keong Emas ini memiliki ketersediaan pelangggan yang perlu diperhatikan, oleh karena itu tindakan pengenalan yang lebih terhadap produk ini perlu dilakukan salah satunya melalui tindakan promosi, karena pelanggan dapat saja beralih ke produk lain yang sudah banyak beredar di pasaran. d. Pesaing Persaingan antar perusahaan sejenis di Kota Bogor sangat tinggi. Hal ini ditandai dengan banyaknya perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan kopi yang sudah tercatat di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor yaitu sebanyak 46 perusahaan. Untuk kopi bubuk di kota Bogor tidak hanya persaingan antar perusahaan lokal yang terjadi tetapi perusahaan yang sudah nasional ikut menjaring konsumen di Kota Bogor ini. Hal ini didukung oleh data berdasakan hasil kuesioner yang dilakukan terhadap 30 orang responden kopi bubuk dan 30 responden kopi plus gula, dapat diketahui bahwa 27 orang (kopi bubuk) dan 26 orang (kopi plus gula) responden rata-rata beralih ke merek kopi bubuk dan kopi plus gula lain apabila kopi bubuk dan kopi plus gula Keong Emas yang biasa dikonsumsi tidak tersedia di tempat yang biasa membeli. Dari beberapa merek produk perusahan lokal di Kota Bogor konsumen biasanya beralih ke produk kopi bubuk Liong Bulan, Oplet dan Piala. Untuk produk kopi bubuk perusahaan yang sudah nasional konsumen biasanya beralih pada produk Kapal Api, Torabika. e. Publik Dalam menghadapi persaingan dari perusahaan lain, tentu saja tidak terlepas dari adanya peran publik diluar dari statusnya sebagai pelanggan produk. Publik adalah sekelompok orang yang mempunyai kepentingan aktual atau potensial dan juga mempunyai dampak terhadap kemampuan perusahaan untuk mencapai tujuannya. Publik di dalam lingkungan mikro perusahaan ini lebih 57

72 mencirikan peranannya dalam mempengaruhi suatu perusahaan, disamping dari adanya pengaruh kultur (sosial dan budaya) masyarakat itu sendiri. Publik ini adalah khalayak secara umum yang berada di sekitar perusahaan. Di Kota Bogor suatu perusahaan dapat dipengaruhi oleh peranan dari publik ini dicontohkan dengan adanya publik yang terkait dengan urusan keuangan, pemberitaan media masa dan urusan perundang-undangan dari pemerintah. Sebagian besar perusahaan memiliki departemen hubungan masyarakat (public relation) yang menganggap bahwa adanya sekelompok publik ini penting untuk diantisipasi menyangkut keberadaan perusahaan, karena publik ini memiliki kepentingan tertentu dapat saja menjadi faktor pendukung maupun penghambat jalannya perusahaan. 6.3 Matrik Internal Factor Evaluation (Matrik IFE) Alat formulasi strategi ini menganalisis kekuatan dan kelemahan utama dalam area fungsional bisnis dan juga memberikan dasar untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi hubungan antara area-area tersebut. Pada analisis ini mengidentifikasi faktor-faktor strategis internal terdiri dari kekuatan (strength) dan kelemahan (weaknes) dari perusahaan Inkopas Sejahtera yang kemudian dilakukan pembobotan dan rating terhadap faktor-faktor tersebut, seperti yang dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Matrik IFE Perusahan Inkopas Sejahtera Lingkungan Internal Bobot Rating Rata-Rata Kekuatan Tertimbang (A) Kualitas produk cukup baik 0, ,318 (B) Tenaga kerja produksi terampil 0,103 3,5 0,361 (C) Lingkungan kerja yang kondusif 0, ,412 (D) Akses bahan baku yang baik 0,104 3,75 0,390 (E) Lokasi usaha strategis 0,103 3,75 0,386 Kelemahan (F) Pencatatan belum tertata dengan baik 0, ,192 (G) Kegiatan promosi terbatas 0, ,100 (H) Tenaga kerja pemasaran kurang 0,093 1,25 0,116 (I) Kurang melakukan riset pasar 0,094 1,5 0,141 (J) Modal terbatas 0,099 1,75 0,173 Total 1,00 2,589 Keterangan : Bobot dan rating merupakan rata-rata dari ke-empat responden Berdasarkan hasil dari identifikasi faktor internal, dapat dilihat total nilai rata-rata tertimbang dari analisis internal adalah 2,589 yang menandakan bahwa perusahaan Inkopas Sejahtera tersebut berada di atas rata-rata dalam keseluruhan 58

73 kekuatan internalnya untuk memanfaatkan kekuatan dan menghadapi kelemahan dari perusahaan tersebut. Lingkungan kerja yang kondusif merupakan kekuatan utama yang dimiliki oleh perusahaan Inkopas Sejahtera dengan rating 4 dan nilai rata-rata tertimbang 0,412. Perusahaan Inkopas Sejahtera dalam menjalankan aktifitas usahanya memang harus menjaga lingkungan kerja yang kondusif agar aktifitas usahanya dapat berjalan dengan lancar tanpa adanya hambatan dari dalam perusahaan itu sendiri, sedangkan yang menjadi kelemahan utama dari perusahaan Inkopas Sejahtera adalah kegiatan promosi terbatas dengan rating 1 dengan nilai rata-rata tertimbang sebesar 0,100. Kegiatan promosi yang terbatas pada perusahaan Inkopas Sejahtera ini, menyebabkan produk dari Inkopas Sejahtera belum dikenal dan tersebar secara luas kesemua lapisan masyarakat di daerah sekitar Kota Bogor. 6.4 Matrik External Factor Evaluation (Matrik EFE) Alat formulasi strategi ini digunakan untuk menganalisis faktor-faktor dari lingkungan eksternal perusahaan. Pada analisis ini mengidentifikasi faktor-faktor strategis eksternal yang terdiri dari peluang (opportunities) dan ancaman (Threats) dari perusahaan Inkopas Sejahtera yang kemudian dilakukan pembobotan dan rating terhadap faktor-faktor tersebut, seperti yang dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Matrik EFE Perusahan Inkopas Sejahtera Lingkungan Eksternal Bobot Rating Rata-Rata Peluang Tertimbang (A) Tingkat pertumbuhan penduduk meningkat 0,079 1,5 0,119 (B) Kondisi daerah pemasaran yang cocok 0,111 2,25 0,250 (C) Perkembangan teknologi semakin maju 0, ,318 (D) Dukungan pemerintah daerah setempat 0,104 2,75 0,286 (E) Trend konsumsi kopi olahan meningkat 0,105 2,75 0,289 (F) Banyak agen/perantara pemasaran yang tersedia 0,106 2,5 0,265 Ancaman (G) Persaingan perusahaan sejenis tinggi (H) Adanya produk subtitusi (I) Kondisi ekonomi tidak stabil (J) Konsumen semakin kritis terhadap keamanan produk 0, ,111 0,074 2,75 0,204 0,114 1,25 0,143 0,092 2,25 0,207 Total 1,00 2,192 Keterangan : Bobot dan rating merupakan rata-rata dari ke-empat responden Berdasarkan hasil dari identifikasi faktor eksternal dapat dilihat total nilai rata-rata tertimbang dari analisis eksternal sebesar 2,192 yang menandakan bahwa 59

74 perusahaan Inkopas Sejahtera tersebut di bawah rata-rata dalam upayanya untuk memanfaatkan peluang dan menghindari ancaman. Perkembangan teknologi semakin maju merupakan peluang utama yang dimiliki perusahaan Inkopas Sejahtera dengan rating 3 dan nilai rata-rata tertimbang sebesar 0,318 kemudian diikuti oleh adanya dukungan dari pemerintah daerah setempat dan trend konsumsi kopi olahan meningkat rating masing-masing sebesar 2,75 faktor-faktor tersebut merupakan peluang yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan tidak terlepas dari adanya peran dari banyaknya agen/perantara pemasaran yang tersedia (rating 2,5), kondisi daerah pemasaran yang cocok (rating 2,25) dan tingkat pertumbuhan penduduk yang meningkat (rating 1,5). Sedangkan yang menjadi ancaman utama bagi perusahaan Inkopas Sejahtera adalah persaingan perusahaan sejenis yang tinggi dengan rating 1 dan nilai rata-rata tertimbang 0,111 kemudian diikuti oleh kondisi ekonomi tidak stabil (rating 1,25) dan konsumen semakin kritis terhadap keamanan produk (rating 2,25) serta adanya produk substitusi (rating 2,75). 6.5 Analisis Matrik SWOT Matrik SWOT adalah alat analisis yang dapat digunakan untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan. Matrik ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi oleh perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matrik ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan strategis yaitu S-O (Strenghts- Opportunities), W-O (Weaknesses-Opportunities), S-T (Strenghts- Threats) W-T (Weaknesses-Threats). Hasil analisis matrik SWOT dari perusahaan Inkopas Sejahtera dapat dilihat pada Tabel 16. Berdasarkan hasil analisis matrik SWOT, perumusan strategi yang dapat dipertimbangkan oleh perusahaan Inkopas Sejahtera dalam memasarkan produknya adalah sebagai berikut : 1. Strategi S-O Memperluas Jaringan Distribusi Pemasaran Pemasaran dari produk kopi bubuk Inkopas Sejahtera ini masih di sekitar wilayah Kota Bogor. Belum adanya jaringan distribusi pemasaran yang luas menyebabkan perusahaan Inkopas Sejahtera mengalami kesulitan dalam 60

75 memasarkan produk kopi bubuknya. Dampaknya adalah penjualan produk ini mengalami penurunan dari tahun ke-tahun. Oleh karena itu perusahaan Inkopas Sejahtera perlu mengatasinya dengan mencari sebanyak mungkin agen atau perantara pemasar, baik di wilayah Kota Bogor dan maupun wilayah baru karena diketahui banyak sekali agen atau perantara pemasar yang tersedia di pasar-pasar tradisional dan toko-toko/warung di daerah pemukiman penduduk. Tabel 16. Matrik SWOT pada Perusahaan Inkopas Sejahtera Internal STRENGTHS-S WEAKNESSES-W Eksternal OPPORTUNITIES-O 1. Tingkat pertumbuhan penduduk meningkat 2. Kondisi daerah pemasaran yang cocok 3. Perkembangan teknologi semakin maju 4. Dukungan dari pemerintah daerah setempat 5. Trend konsumsi kopi olahan saat ini meningkat 6. Banyaknya agen atau perantara pemasaran yang tersedia THREATS-T 1. Persaingan perusahaan sejenis yang tinggi 2. Adanya produk subtitusi 3. Kondisi ekonomi tidak stabil 4. Konsumen semakin kritis terhadap keamanan produk 1. Kualitas produk cukup baik 2. Tenaga kerja produksi terampil 3. Lingkungan kerja yang kondusif 4. Akses bahan baku yang baik 5. Lokasi usaha strategis STATEGI S-O 1. Memperluas jaringan distribusi pemasaran ( S1, S2, S3, S4, S5, O1 O2, O3, O4, O5, O6) STRATEGI S-T 1. Mempertahankan kualitas dan Harga ( S1, T1, T2, T3 ) 2. Menambah atribut jaminan mutu produk pada kemasan ( S1, T1, T2, T4 ) 1. Pencatatan belum tertata dengan baik 2. Kegiatan promosi terbatas 3. Tenaga kerja pemasaran kurang 4. Kurang melakukan riset pasar 5. Modal terbatas STRATEGI W-O 1. Meningkatkan kegiatan promosi dan menambah jumlah tenaga pemasaran (W2, W3, O1, O2, O3, O4, O5, O6) 2. Memanfaatkan jasa lembaga keuangan formal ( W1, W2, W5,O3,O4) STRATEGI W-T 1. Melakukan perencanaan pemasaran dan riset pasar secara kontinyu ( W4, T1, T2, T3, T4) 2. Memperbaiki sistem pencatatan ( W1, T1) 61

76 2. Strategi W-O Meningkatkan Kegiatan Promosi dan Menambah Jumlah Tenaga Pemasaran Kegiatan promosi dari perusahaan Inkopas Sejahtera dirasakan masih sangat kurang, kegiatan promosi perusahaan kurang berupaya secara maksimal untuk mengenalkan produknya kepada konsumen. Perusahaan Inkopas Sejahtera terlalu fokus pada kegiatan penjualannya dengan cara langsung melalui tenaga pemasarannya, tanpa memperhatikan aspek dari kegiatan promosinya. Tenaga pemasar yang dimiliki perusahaan pun terbatas, sehingga pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan dirasakan kurang maksimal menjangkau seluruh masyarakat di wilayah Kota Bogor. Hal ini yang dapat menyebabkan menurunnya kapasitas penjualan dari produk kopi bubuk perusahaan tersebut. Oleh karena itu pihak perusahaan Inkopas Sejahtera perlu meningkatkan kegiatan promosinya disertai dengan penambahan jumlah tenaga pemasarannya, karena hal tersebut merupakan bagian dari suatu tindakan perusahaan untuk meningkatkan penjualannya sehingga produk perusahaan dapat dikenal dan dikonsumsi oleh semua konsumen. Hal ini dapat mempengaruhi perkembangan perusahaan kearah yang lebih baik. Peningkatan dalam kegiatan promosi dan menambah jumlah tenaga pemasaran yang dapat dilakukan oleh perusahaan Inkopas Sejahtera ini adalah dengan memanfaatkan kemajuan teknologi yang berkembang saat ini, perusahaan dapat memanfaatkan sarana transportasi dan telekomonikasi yang sudah ada seperti sarana akses jalan, kendaraan operasional dan juga memanfaatkan iklan baik dari media elektronik maupun media cetak untuk mempromosikan produknya dan mencari tenaga pemasar yang handal. Memanfaatkan Jasa Lembaga Keuangan Formal Kegiatan usaha Perusahaan Inkopas Sejahtera masih terkendala dalam distribusi dan promosi, hal ini disebabkan dari besarnya dana yang harus dikeluarkan untuk mendukung kegiatan tersebut. Oleh karena itu pihak perusahaan Inkopas Sejahtera dapat saja memanfaatkan jasa lembaga keuangan 62

77 formal seperti kredit usaha untuk membantu dana operasional mendukung kegiatan distribusi dan promosinya. dalam 3. Strategi S-T Mempertahankan Kualitas Produk dan Harga Kualitas produk dari produk perusahaan Inkopas Sejahtera sudah dirasakan cukup baik akan tetapi banyaknya perusahaan pesaing yang menawarkan produk sejenis dengan kualitas yang sama bahkan lebih baik dapat menjadi ancaman serius bagi produk perusahaan tersebut. Oleh karena itu perusahaan Inkopas Sejahtera dapat saja memperoleh alternatif solusi dari harga yang ditawarkan lebih terjangkau oleh semua kalangan lapisan masyarakat, karena memang target utama dari pasar produk ini adalah golongan menegah kebawah. Menambah Atribut Jaminan Mutu Produk Pada Kemasan Atribut pada tampilan dari suatu produk dapat saja mempengaruhi konsumen dalam memilih dari berbagai alternatif pembelian, karena kejelasan bagi konsumen suatu produk juga harus terus diperhatikan, menurut kebijakan pemerintah dalam PP No. 69 tahun 1999 yang menyatakan bahwa : semua produk makanan dan minuman yang akan dijual di wilayah Indonesia, baik produksi lokal maupun impor harus didaftarkan dan mendapat nomor pendaftaran dari Badan POM, sebelum boleh beredar ke pasar, peraturan ini berlaku bagi semua produk pangan yang dikemas dengan menggunakan label sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Saat ini produk perusahaan Inkopas Sejahtera sudah memiliki label halal dan nomor pendaftaran dari Departemen Kesehatan RI yang tercantum pada setiap kemasan produknya, akan tetapi belum memiliki label dari Badan POM tersebut. Pihak perusahaan Inkopas Sejahtera dapat mendaftarkan produknya pada Badan POM sebagai langkah memberikan jaminan atas mutu dari produknya karena kejelasan bagi konsumen akan suatu produk ini tergambar pada kemasannya. 63

78 4. Strategi W-T Melakukan Perencanaan Pemasaran dan Riset Pasar Secara Kontinyu Perusahaan Inkopas Sejahtera dalam melakukan pemasarannya belum terencana dengan baik, karena perencanaan pemasaran dari produk perusahaan Inkopas Sejahtera tidak melalui tahap analisis srtategi bisnis, oleh karena itu perusahaan tidak melihat kondisi internal dan eksternal yang mempengaruhi pemasaran dari perusahaan tersebut. Strategi perusahaan akan selalu berubah mengingat faktor-faktor internal dan eksternal dari perusahaan akan mengalami perubahan dengan adanya riset pasar yang berkelanjutan atau secara kontinyu tentu dapat memberikan bantuan informasi yang aktual kepada perusahaan mengenai kendala yang terjadi dari penjualan produknya. Dengan kegiatan survei atau terjun langsung ke daerah-daerah pemasaran dengan menganalisis apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi penjualan dari produk tersebut seperti kendala/masalah mengapa produk tersebut belum sepenuhnya diterima oleh konsumen. Memperbaiki Sistem Pencatatan Sistem pencatatan pada perusahaan Inkopas Sejahtera masih sederhana, dalam setiap kegiatan operasional pencatatan yang dilakukan secara manual melalui buku-buku kegitan tanpa adanya bantuan dari sistem komputerisasi, sehingga hal ini menyebabkan data-data yang telah terkumpul belum tertata dengan baik. Sebenarnya pihak perusahaan dapat memanfaatkan kemajuan teknologi yang berkembang saat ini seperti bantuan dari sistem komputerisasi dalam mengolah data dan pencatatan, sehingga data-data yang terkumpul dapat tersimpan dengan baik. 6.7 Matrik QSPM (Quantitative Strategic Planing Matriks) Matrik QSPM merupakan tahap terakhir dari analisis formulasi strategi ini untuk memilih alternatif strategi terbaik bagi perusahaan Inkopas Sejahtera. Beberapa alternatif strategi yang dianalisis dengan cara mengalikan rata-rata bobot dari masing-masing faktor lingkungan internal dan eksternal dengan nilai daya tarik (AS), sehingga diperoleh total nilai daya tarik (TAS). Berdasarkan analisis matrik QSPM diperoleh prioritas alternatif strategi sebagai berikut : 64

79 1. Memperluas jaringan distribusi pemasaran (TAS = 5,866) 2. Meningkatkan kegiatan promosi dan menambah jumlah tenaga pemasaran (TAS = 6,515) 3. Memanfaatkan jasa lembaga keuangan formal (TAS = 5,685) 4. Mempertahankan kualitas dan harga (TAS = 4,850) 5. Menambah atribut jaminan mutu produk pada kemasan (TAS = 5,133) 6. Melakukan perencanaan pemasaran dan riset pasar secara kontinyu (TAS = 5,850 ) 7. Memperbaiki sistem pencatatan (TAS = 4,470) Dari beberapa alternatif diatas berdasarkan rating nilai tertinggi maka diperoleh strategi yang terbaik untuk perusahaan Inkopas Sejahtera adalah Meningkatkan kegiatan promosi dan menambah jumlah tenaga pemasaran dengan nilai total daya tarik sebesar 6,515 strategi ini dilakukan untuk meningkatkan volume penjualan dari produk perusahaan Inkopas Sejahtera selain itu diharapkan dari beberapa alternatif strategi yang lainnya dapat membantu menghadapi permasalahan di perusahaan tersebut. 65

80 VII. KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis terhadap lingkungan internal perusahaan diperoleh faktor-faktor yang menjadi kekuatan perusahaan Inkopas Sejahtera adalah kualitas produk cukup baik, tenaga kerja produksi terampil, lingkungan kerja yang kondusif, akses bahan baku yang baik dan lokasi usaha yang strategis. Sedangkan yang menjadi kelemahan dari perusahaan inkopas sejahtera adalah pencatatan belum tertata dengan baik, kegiatan promosi terbatas, tenaga kerja pemasaran kurang, kurang melakukan riset pasar dan modal terbatas. Hasil dari analisis matrik IFE memperlihatkan bahwa yang menjadi kekuatan utama dari perusahaan Inkopas Sejahtera adalah lingkungan kerja yang kondusif dan yang menjadi kelemahan utamanya adalah kegiatan promosi terbatas. Dari analisis terhadap lingkungan eksternal perusahaan diperoleh faktorfaktor yang menjadi peluang bagi perusahaan Inkopas Sejahtera adalah adanya tingkat pertumbuhan penduduk meningkat, kondisi daerah pemasaran yang cocok, perkembangan teknologi semakin maju, dukungan dari pemerintah daerah setempat, trend konsumsi kopi olahan saat ini meningkat dan banyaknya agen atau perantara pemasar yang tersedia. Sedangkan yang menjadi ancaman bagi perusahaan Inkopas Sejahtera adalah persaingan perusahaan sejenis yang tinggi, adanya produk substitusi, kondisi ekonomi tidak stabil dan konsumen semakin kritis terhadap keamanan produk. Hasil dari analisis matrik EFE memperlihatkan bahwa yang menjadi peluang utama bagi perusahaan Inkopas Sejahtera adalah perkembangan teknologi semakin maju sedangkan yang menjadi ancaman utamanya adalah persaingan perusahaan sejenis yang tinggi. Dari analisis matriks SWOT diperoleh beberapa alternatif strategi yang dapat diterapkan oleh perusahaan Inkopas Sejahtera yaitu : Memperluas jaringan distribusi pemasaran, meningkatkan kegiatan promosi dan menambah jumlah tenaga pemasaran, memanfaatkan jasa lembaga keuangan formal, mempertahankan kualitas dan harga, menambah atribut jaminan mutu produk pada kemasan, melakukan perencanaan pemasaran dan riset pasar secara kontinyu, memperbaiki sistem pencatatan. 66

81 Pada strategi tahap keputusan menggunakan matriks QSPM diperoleh alternatif strategi prioritas utama untuk diterapkan oleh perusahaan Inkopas Sejahtera adalah meningkatkan kegiatan promosi dan menambah jumlah tenaga pemasaran sehingga perusahaan Inkopas Sejahtera dapat meningkatkan volume penjualannya. 7.2 Saran Berdasarkan hasil dari penelitian ini, maka dapat diajukan beberapa saran yang dapat dipertimbangkan oleh pihak perusahaan Inkopas Sejahtera, yaitu : 1. Perusahaan Inkopas Sejahtera dapat meningkatkan kegiatan promosinya dengan cara melakukan kegiatan promosi yang relatif lebih terjangkau seperti mengikuti pameran-pameran hasil industri atau iklan pada media cetak/surat kabar lokal (daerah) seperti koran harian Radar Bogor dan Jurnal Bogor. 2. Perusahaan Inkopas Sejahtera dapat mempertimbangkan skala prioritas strategi yang kedua yaitu memperluas jaringan distribusi pemasaran. Hal ini dapat dilakukan dengan mencari sebanyak mungkin agen atau perantara pemasar. 67

82 DAFTAR PUSTAKA Amir T Dinamika Pemasaran Jelajahi dan Rasakan. Edisi ke-1. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Armada N Faktor yang Mempengaruhi Pembelian Konsumen Kopi Bubuk Instan (Kasus di Giant Botani Square, Bogor) [skripsi]. Bogor : Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Badan Pusat Statistik Kota Bogor Klasifikasi Industri. Bogor. Jawa Barat Badan Pusat Statistik Kota Bogor Kota Bogor dalam Angka Bogor. Jawa Barat Badan Pusat Statistik Laporan Perekonomian Indonesia Jakarta : CV Rioma Boyd HW, Walker OC, Larreche JC Manajemen Pemasaran Suatu Pendekatan Strategis dengan Orientasi Global. Nurmawan I, penerjemah ; Suniharti Y, Editor. Jakarta : Erlangga. Terjemahan dari : A Strategic Approach With Global Orientation. David F Manajemen Strategis. Edisi ke-10. Budi IS, penerjemah ; Rahoyo S, Editor. Jakarta : Salemba Empat. Terjemahan dari : Strategic Manajement Concep and Cases, 10 th ed. Departemen Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor Rencana Strategis Kota Bogor. Direktorat Jenderal Perkebunan Peningkatan Konsumsi Kopi Dalam Negeri Indonesia Tahun Jakarta. http :// [ 13 November 2009]. Hanum R Analisis Lingkungan Usaha dan Bauran Pemasaran dalam Strategi Bersaing Produk Kopi Bubuk : Studi Kasus pada PT Ayam Merak, DKI Jakarta [skripsi]. Bogor : Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Indonesian Best Brand Award (IBBA) Dominasi Pemimpin Pasar dan Brand Associations Produk Kopi. www. google. Com [1 Oktober 2009]. Indriasari R Analisis Ekuitas Merek (Brand Equity) Pada Produk Kopi Instan Cappucino (Studi Kasus 2 Universitas di Bogor) [skripsi]. Bogor : Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Jati YP Analisis Nilai Tambah dan Strategi Pemasaran Kopi Bubuk Arabika Kelompok Tani Manunggal VI Kecamatan Jambu Semarang [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. 68

83 Kinnear TC, Taylor JR Marketing Research: an Applied Approach. 5th Ed. McGraw-Hill,Inc. www. google. com [5 Maret 2010] Kotler P Manajemen Pemasaran. Volume 1. Edisi ke-7. Afiff AZ, penerjemah ; FEUI, Editor. Jakarta: Universitas Indonesia. Terjemahan dari Marketing Manajemen. Kotler P Manajemen Pemasaran (Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan Kontrol). Edisi ke-12. Molan B, penerjemah. Jakarta : Prehalindo. Terjemahan dari Marketing Manajemen Najiyati S, Danarti Kopi Budidaya dan Penanganan Lepas Panen. Jakarta : Penebar Swadaya. Rangkuti F Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta :PT Gramedia Pustaka Utama. Siswoputranto PS Kopi Internasional dan Indonesia. Yoryakarta : Kanisius. Spillane JJ Komoditi Kopi Peranannya dalam Perekonomian Indonesia. Yogyakarta : Kanisius. Swastha B, Handoko TH Manajemen Pemasaran : Analisis Prilaku Konsumen. Edisi ke-2. Yogyakarta : Liberty. Swastha B, Sukotjo Pengantar Bisnis Moderen (Pengantar Perusahaan Modern). Yogyakarta: Liberty. 69

84 LAMPIRAN 70

85 Lampiran 1. Klasifikasi Industri Pengolahan Berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja yang Digunakan. No Golongan Industri Banyaknya Tenaga Kerja (Orang) 1 Besar Sedang Kecil Rumah Tangga 1-4 Sumber : Badan Pusat Statistik,

86 Lampiran 2. Dominasi Pemimpin Pasar dan Brand Associations Produk Kopi No Merek Kopi Brand Share (%) BV 1 Kapal Api 50, Nescafe Torabika 9, ABC 8, Indocafe 6,1 29 Sumber : Indonesian Best Brand Award (IBBA),

87 Lampiran 3. KUESIONER PENELITIAN PENENTUAN BOBOT DAN RATING FAKTOR-FAKTOR STRATEGIS INTERNAL DAN EKSTERNAL Identitas Responden Nama : Jabatan : Kuisioner Penelitian 1. Penentuan Bobot Terhadap Faktor-Faktor Internal dan Eksternal Petunjuk Pengisian 1. Nilai bobot diberikan pada perbandingan berpasangan antara dua faktor (vertikal dan horizontal) berdasarkan kepentingan dan pengaruhnya terhadap faktor internal dan eksternal perusahaan. 2. Cara membaca perbandingan dimulai dari Variabel 1 pada baris horizontal terhadap Variabel 1 pada kolom vertikal dan harus konsisten. 3. Penentuan nilai bobot setiap faktor menggunakan skala 1, 2 dan 3 Petunjuk nilai perbandingan Nilai 1 : Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal Nilai 2 : Jika indikator horizontal sama penting daripada indikator vertikal Nilai 3 : Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal I. Penentuan Bobot Faktor-Faktor Internal (kekuatan dan kelemahan) Faktor Penentu A B C D E F G H I J A B C D E F G H I J 73

88 Ket: Kekuatan : Kelemahan : A. F B. G. C. H. D. I. E. J.!!. Penentuan Bobot Faktor-Faktor Eksternal (Peluang dan Ancaman) Faktor Penentu A B C D E F G H I J A B C D E F G H I J Ket: Peluang : Ancaman : A. G. B. H. C. I. D. J. E. F. 74

89 Kuisioner Penelitian 2. Penentuan Rating (Nilai Peringkat) Terhadap Faktor-Faktor Internal dan Eksternal Penentuan nilai peringkat berdasarkan bagaimana kondisi perusahaan Inkopas Sejahtera bila dibandingkan dengan perusahaan pesaing (sejenis) dalam hal faktor-faktor Internal dan Eksternal yang dimiliki oleh perusahaan. 1. Pemberian Rating Terhadap Faktor-Faktor Strategis Internal Perusahaan (Kekuatan dan Kelemahan ) : 1.1 Pemberian Nilai Peringkat Terhadap Kekuatan dan Kelemahan Petunjuk Pengisian 1. Tentukan nilai peringkat (rating) terhadap faktor-faktor kekuatan dan kelemahan usaha dibandingkan dengan pesaing (usaha sejenis) berikut ini dengan cara memberikan tanda ( ) pada pilihan yang anda tentukan. 2. Setiap faktor hanya satu pilihan nilai saja 3. Penentuan nilai peringkat setiap faktor menggunakan skala 1, 2, 3 dan 4 Petunjuk nilai peringkat Nilai 1 : Jika faktor tersebut merupakan kelemahan utama Nilai 2 : Jika faktor tersebut merupakan kelemahan minor Nilai 3 : Jika faktor tersebut merupakan kekuatan minor Nilai 4 : Jika faktor tersebut merupakan kekuatan utama Catatan : Kelemahan harus mendapat peringkat 1 dan 2 Kekuatan harus mendapat peringkat 3 dan 4 I. Pemberian Nilai Peringkat Terhadap Kekuatan No Kekuatan 1 A 2 B 3 C 4 D 5 E Rating

90 II. Pemberian Nilai Peringkat Terhadap Kelemahan No Kelemahan 1 F 2 G 3 H 4 I 5 J Rating Pemberian Rating Terhadap Faktor-Faktor Strategis Eksternal Perusahaan (Peluang dan Ancaman) : 2.1 Pemberian Nilai Peringkat Terhadap Peluang dan Ancaman Petunjuk Pengisian 1. Tentukan nilai peringkat (rating) didasarkan pada kemampuan perusahaan dalam meraih peluang dan menghindari ancaman yang ada, dengan memberikan tanda ( ) pada pilihan yang telah anda tentukan. 2. Setiap faktor hanya satu pilihan nilai saja 3. Penentuan nilai peringkat setiap faktor menggunakan skala 1, 2, 3 dan 4 Petunjuk nilai peringkat Nilai 1 : Sangat rendah, respon perusahaan tersebut kurang Nilai 2 : Rendah, respon perusahaan tersebut rata-rata Nilai 3 : Tinggi, respon perusahaan tersebut diatas rata-rata Nilai 4 : Sangat tinggi, respon perusahaan tersebut superior Keterangan : Untuk faktor peluang, peringkat yang diberikan menunjukan kemampuan perusahaan dalam merespon peluang yang ada. Untuk faktor ancaman, peringkat yang diberikan menunjukan kemampuan perusahaan dalam menghindari ancaman yang dihadapi. 76

91 III. Pemberian Nilai Peringkat Terhadap Peluang No Peluang 1 A 2 B 3 C 4 D 5 E 6 F Rating IV. Pemberian Nilai Peringkat Terhadap Ancaman No Ancaman 1 G 2 H 3 I 4 J Rating Kuisioner Penelitian 3. Penentuan Prioritas Strategi dengan Matriks QSPM Menentukan nilai daya tarik (Attractiveness scores (AS)) dari masingmasing faktor internal dan eksternal untuk masing-masing alternatif strategi. Pemberian nilai daya tarik (AS) berkisar antara 1 sampai 4 dengan pertimbangan berdasarkan hasil diskusi antar penyusun strategi. Petunjuk nilai Daya Tarik (AS) Nilai 1 = Tidak menarik Nilai 2 = Agak menarik Nilai 3 = Cukup menarik Nilai 4 = Sangat menarik 77

92 Ket : Bila tidak ada pengaruhnya terhadap alternatif strategi yang sedang dipertimbangkan tidak diberikan nilai (AS). Alternatif-alternatif Strategi adalah sebagai berikut : Strategi 1 = Strategi 2 = Strategi 3 = Strategi 4 = Strategi 5 = Strategi 6 = Strategi 7 = I. Matrik QSPM (Quantitative Strategic Planing Matriks) Faktor-Faktor Sukses Strategi Kekuatan A B C D E Kelemahan F G H I J Peluang A B C D E F Ancaman G H I J Total Bobot Ket : Pengisian hanya pada kolom nilai Daya Tarik (AS) Alternatif Strategi Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 Strategi 4 Strategi 5 Strategi 6 Strategi 7 AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS 78

93 Lampiran 4. Karakteristik Konsumen Kopi bubuk dan Kopi Plus Gula Keong Emas Jenis Kelamin - Laki-laki - Perempuan Karakteristik Konsumen Jumlah (orang) 28 2 Kopi Bubuk Persentase (%) 93,3 6,7 Jumlah (orang) 29 1 Kopi Plus Gula Persentase (%) 96,7 3,3 Pekerjaan - Pegawai negeri - Pegawai swasta - Wiraswasta - Supir - Tukang , , , ,7 13,3 6,7 Pendidikan - SD - SMP - SMU/SMK - Diploma - Sarjana ,7 3, ,7 66, ,7 Pendapatan Perbulan < Rp ,00 Rp ,00 - < Rp ,00 Rp ,00 - < Rp ,00 Rp ,00 - < Rp ,00 > Rp , ,7 13, ,6 16,7 6,7 Frekuensi Mengkonsumsi < 1 kali 1-3 kali 4-6 kali 7-9 kali > 9 kali ,3 16,7 23,3 26, ,3 26,7 30 Alasan Memilih Merek Keong Emas - Harga yang terjangkau - Rasa - Kemudahan memperoleh - Kebiasaan ,3 3,3 6,7 16, ,3 13, ,3 Perasaan Setelah Mengkonsumsi Produk Kopi Keong Emas - Ingin mengkonsumsi lagi namun tidak terencana - Ingin mengkonsumsi lagi dan langsung merencanakan untuk pembelian berikutnya - Ada kemungkinan tidak ingin mengkonsumsi lagi dan beralih ke produk kopi lainnya - Memutuskan tidak mengkonsumsi lagi dan beralih ke produk kopi lainnya ,7 23, ,7 53,

94 Lanjutan Karakteristik Konsumen Persepsi Terhadap Produk Kopi Keong Emas - Sangat suka karena memiliki kualitas terbaik - Suka karena memiliki kualitas lebih baik dibandingkan dengan kopi lainnya - Biasa saja karena kualitasnya sama dengan kopi lainnya - Sangat tidak suka karena kualitas produk adalah yang terendah Jumlah (orang) Kopi Bubuk Persentase (%) - 13,3 86,6 - Jumlah (orang) Kopi Plus Gula Persentase (%) 6,7 93,3 - Tindakan yang Dilakukan Terhadap Orang Lain setelah Mengkonsumsi Kopi Keong Emas - Telah merekomendasikan - Akan merekomendasikan - Belum terpikir untuk merekomendasikan - Memutuskan untuk tidak merekomendasikan ,7 53, ,7 63,3 - Tindakan yang Dilakukan apabila Kopi Keong Emas yang Biasa Dikonsumsi Tidak Tersedia di Tempat Pembelian - Mencari di tempat lain - Tidak jadi membeli - Beralih ke merek kopi lainnya ,3-86,7 80

95 Lampiran 5. Penilaian Bobot dan Rating Faktor Strategis Internal Perusahaan Keterangan : (A) Kualitas produk cukup baik (F) Pencatatan belum tertata dengan (B) Tenaga kerja produksi terampil baik (C) Lingkungan kerja yang kondusif (G) Kegiatan promosi terbatas (D) Akses bahan baku yang baik (H) Tenaga kerja pemasaran kurang (E) Lokasi usaha strategis (I) Kurang melakukan riset pasar (J) Modal terbatas Responden 1 : Pemilik Faktor Penentu A B C D E F G H I J Total Bobot A B C D E F G H I J Total Responden 2 : Kabag Keuangan/Administrasi Faktor Penentu A B C D E F G H I J Total Bobot A B C D E F G H I J Total

96 Responden 3 : Kabag Produksi Faktor Penentu A B C D E F G H I J Total Bobot A B C D E F G H I J Total Responden 4 : Kabag Pemasaran Faktor Penentu A B C D E F G H I J Total Bobot A B C D E F G H I J Total Faktor Bobot Rating Rata-Rata Internal Tertimbang Ratarata rata Res Res Res Res Rata- Res1 Res2 Res3 Res4 A , ,318 B , ,5 0,361 C , ,412 D , ,75 0,390 E , ,75 0,386 F , ,192 G , ,100 H , ,25 0,116 I , ,5 0,141 J , ,75 0,173 Total 1.00 Total 2,589 82

97 Lampiran 6. Penilaian Bobot dan Rating Faktor Strategis Eksternal Perusahaan Keterangan : (A) Tingkat pertumbuhan penduduk meningkat (G) Persaingan perusahaan sejenis yang tinggi (B) Kondisi daerah pemasaran yang cocok (H) Adanya produk subtitusi (C) Perkembangan teknologi semakin maju (I) Kondisi ekonomi tidak stabil (D) Dukungan dari pemerintah daerah setempat (J) Konsumen semakin kritis terhadap (E) Trend konsumsi kopi olahan meningkat keamanan produk (F) Banyak agen/perantara pemasaran yang tersedia Responden 1 : Pemilik Faktor Penentu A B C D E F G H I J Total Bobot A B C D E F G H I J Total Responden 2 : Kabag Keuangan/Administrasi Faktor Penentu A B C D E F G H I J Total Bobot A B C D E F G H I J Total

98 Responden 3 : Kabag Produksi Faktor Penentu A B C D E F G H I J Total Bobot A B C D E F G H I J Total Responden 4 : Kabag Pemasaran Faktor Penentu A B C D E F G H I J Total Bobot A B C D E F G H I J Total Faktor Bobot Rating Rata-Rata Eksternal Tertimbang Ratarata rata Res Res Res Res Rata- Res1 Res2 Res3 Res4 A , ,5 0,119 B , ,25 0,250 C , ,318 D , ,75 0,286 E , ,75 0,289 F , ,5 0,265 G , ,111 H , ,75 0,204 I , ,25 0,143 J , ,25 0,207 Total 1.00 Total 2,192 84

99 Lampiran 7. Matriks QSPM Perusahaan Inkopas Sejahtera Alternatif Strategi Faktor Kunci Bobot Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 Strategi 4 Strategi 5 Strategi 6 Strategi 7 AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS Kekuatan 1 0, , , , , , , ,424 Kekuatan 2 0, , , , , , , ,412 Kekuatan 3 0, , , , , , , ,309 Kekuatan 4 0, , , , , , , ,104 Kekuatan 5 0, , , , , , , ,103 Kelemahan 1 0, , , , , , , ,384 Kelemahan 2 0, , , , , , , ,100 Kelemahan 3 0, , , , , , , ,093 Kelemahan 4 0, , , , , , , ,094 Kelemahan 5 0, , , , , , , ,198 Peluang 1 0, , , , , , , ,079 Peluang 2 0, , , , , , , ,111 Peluang 3 0, , , , , , , ,424 Peluang 4 0, , , , , , , ,208 Peluang 5 0, , , , , , , ,105 Peluang 6 0, , , , , , , ,318 Ancaman 1 0, , , , , , , ,444 Ancaman 2 0, , , , , , , ,148 Ancaman 3 0, , , , , , , ,228 Ancaman 4 0, , , , , , , ,092 Total 5,866 6,515 5,685 4,850 5,133 5,850 4,470 Prioritas Strategi II I IV VI V III VII 85

100 Lampiran 8. Foto Perusahaan dan Produk Inkopas Sejahtera Foto Perusahaan Inkopas Sejahtera Foto Produk Inkopas Sejahtera Kopi plus gula Kopi Bubuk 86

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Kopi Kopi (Coffea Spp) adalah spesies tanaman berbentuk pohon yang termasuk dalam familia Rubiaceae dan genus Coffea. Tanaman ini tumbuhnya tegak, bercabang, dan

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN PRODUK OLAHAN WORTEL (Studi Kasus Kelompok Wanita Tani Kartini Di Kawasan Rintisan Agropolitan Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur)

STRATEGI PEMASARAN PRODUK OLAHAN WORTEL (Studi Kasus Kelompok Wanita Tani Kartini Di Kawasan Rintisan Agropolitan Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur) STRATEGI PEMASARAN PRODUK OLAHAN WORTEL (Studi Kasus Kelompok Wanita Tani Kartini Di Kawasan Rintisan Agropolitan Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur) Oleh : DESTI FURI PURNAMA H 34066032 PROGRAM SARJANA

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT SKRIPSI DEFIETA H34066031 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 RINGKASAN DEFIETA.

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PERUSAHAAN AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) MEREK CITRABAS DELUXE (Studi Kasus di PT. Buana Tirta Abadi Jakarta)

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PERUSAHAAN AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) MEREK CITRABAS DELUXE (Studi Kasus di PT. Buana Tirta Abadi Jakarta) ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PERUSAHAAN AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) MEREK CITRABAS DELUXE (Studi Kasus di PT. Buana Tirta Abadi Jakarta) Oleh : CITRA WIDYALESTARI A 14105522 PROGRAM SARJANA EKSTENSI

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN PRODUK JUS JAMBU MERAH JJM KELOMPOK WANITA TANI TURI, KELURAHAN SUKARESMI, KECAMATAN TANAH SAREAL, KOTA BOGOR

STRATEGI PEMASARAN PRODUK JUS JAMBU MERAH JJM KELOMPOK WANITA TANI TURI, KELURAHAN SUKARESMI, KECAMATAN TANAH SAREAL, KOTA BOGOR STRATEGI PEMASARAN PRODUK JUS JAMBU MERAH JJM KELOMPOK WANITA TANI TURI, KELURAHAN SUKARESMI, KECAMATAN TANAH SAREAL, KOTA BOGOR Oleh PITRI YULIAN SARI H 34066100 PROGRAM SARJANA AGRIBISNIS PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PADA CV DUTA TEKNIK SAMPIT KALIMANTAN TENGAH

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PADA CV DUTA TEKNIK SAMPIT KALIMANTAN TENGAH STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PADA CV DUTA TEKNIK SAMPIT KALIMANTAN TENGAH SKRIPSI NOPE GROMIKORA H34076111 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 RINGKASAN NOPE

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Pengertian Strategi Bisnis Strategi adalah alat untuk mencapai tujuan jangka panjang. David (2006) mendefinisikan strategi adalah tindakan

Lebih terperinci

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBELIAN KONSUMEN KOPI BUBUK INSTAN (KASUS DI GIANT BOTANI SQUARE, BOGOR) Oleh: NURRAYYAN ARMADA A

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBELIAN KONSUMEN KOPI BUBUK INSTAN (KASUS DI GIANT BOTANI SQUARE, BOGOR) Oleh: NURRAYYAN ARMADA A FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBELIAN KONSUMEN KOPI BUBUK INSTAN (KASUS DI GIANT BOTANI SQUARE, BOGOR) Oleh: NURRAYYAN ARMADA A14105695 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

VI. ANALISIS STRATEGI BISNIS

VI. ANALISIS STRATEGI BISNIS VI. ANALISIS STRATEGI BISNIS Kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan Inkopas Sejahtera dalam menjalankan usahanya adalah melakukan kegiatan pembelian dan penjualan. Kegiatan pembelian dilakukan perusahaan

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MINUMAN INSTAN JAHE MERAH (Zingiber officinale Linn.Var.rubrum) CV.HANABIO - BOGOR. Disusun Oleh :

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MINUMAN INSTAN JAHE MERAH (Zingiber officinale Linn.Var.rubrum) CV.HANABIO - BOGOR. Disusun Oleh : STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MINUMAN INSTAN JAHE MERAH (Zingiber officinale Linn.Var.rubrum) CV.HANABIO - BOGOR Disusun Oleh : SYAIFUL HABIB A 14105713 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PRODUK SAYURAN ORGANIK PADA PT. AMANI MASTRA, JAKARTA

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PRODUK SAYURAN ORGANIK PADA PT. AMANI MASTRA, JAKARTA STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PRODUK SAYURAN ORGANIK PADA PT. AMANI MASTRA, JAKARTA Oleh : NURSYAMSIYAH A14102046 SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada Fakultas

Lebih terperinci

ANALISIS KEUNTUNGAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA AYAM GORENG WARALABA DAN NON WARALABA

ANALISIS KEUNTUNGAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA AYAM GORENG WARALABA DAN NON WARALABA ANALISIS KEUNTUNGAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA AYAM GORENG WARALABA DAN NON WARALABA (Kasus: Restoran Kentucky Fried Chicken (KFC) Taman Topi dan Rahat Cafe di Bogor) SKRIPSI BESTARI DEWI NOVIATNI

Lebih terperinci

Oleh : THOMSON BERUTU A

Oleh : THOMSON BERUTU A ANALISIS MANAJEMEN STRATEGI GIANT (PT. HERO SUPERMARKET, Tbk.) DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN RITEL DI KOTA BOGOR (Studi Kasus di Giant PT. Hero Supermarket, Tbk. Botani Square) Oleh : THOMSON BERUTU A 14105616

Lebih terperinci

FORMULASI STRATEGI PEMASARAN OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT. Oleh : FANNY SEFTA ADITYA PUTRI A

FORMULASI STRATEGI PEMASARAN OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT. Oleh : FANNY SEFTA ADITYA PUTRI A FORMULASI STRATEGI PEMASARAN OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT Oleh : FANNY SEFTA ADITYA PUTRI A14104093 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT. Pelni merupakan perusahaan pelayaran nasional yang bergerak dalam bidang jasa dan memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam hal pelayanan

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI BAURAN PEMASARAN (Studi Kasus : Liefde Cafe&Restaurant, Bogor)

ANALISIS STRATEGI BAURAN PEMASARAN (Studi Kasus : Liefde Cafe&Restaurant, Bogor) ANALISIS STRATEGI BAURAN PEMASARAN (Studi Kasus : Liefde Cafe&Restaurant, Bogor) SKRIPSI SAUD PARTOGI HAMONANGAN SITORUS H34076138 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN EKSPOR BUAH-BUAHAN PADA PT. AGROINDO USAHA JAYA. Oleh : YAYAN MUHAMAD AHYANI A

STRATEGI PEMASARAN EKSPOR BUAH-BUAHAN PADA PT. AGROINDO USAHA JAYA. Oleh : YAYAN MUHAMAD AHYANI A STRATEGI PEMASARAN EKSPOR BUAH-BUAHAN PADA PT. AGROINDO USAHA JAYA Oleh : YAYAN MUHAMAD AHYANI A 14104631 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di perusahaan kopi bubuk Inkopas Sejahtera, Pemilihan lokasi ditentukan secara sengaja, karena adanya pertimbangan bahwa

Lebih terperinci

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik dan hukum serta sosial budaya. Sedangkan lingkungan

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL OLAHAN CARICA

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL OLAHAN CARICA ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL OLAHAN CARICA (Studi Kasus pada Industri Kecil Olahan Carica di Kecamatan Mojotengah, Kabupaten Wonosobo) SKRIPSI SHINTA KARTIKA DEWI H34050442 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah Konsumsi. Pertumbuhan (%) Konsumsi Per Kapita (Gram) Jumlah Populasi. Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah Konsumsi. Pertumbuhan (%) Konsumsi Per Kapita (Gram) Jumlah Populasi. Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan kopi olahan di Indonesia secara keseluruhan selama setengah dasawarsa terakhir mengalami peningkatan, dengan rata-rata pertumbuhan lebih kurang 5,12 persen

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. menyerap tenaga kerja, menghasilkan devisa negara, dan berfungsi dalam

I. PENDAHULUAN. menyerap tenaga kerja, menghasilkan devisa negara, dan berfungsi dalam I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian memiliki peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan menyediakan kebutuhan pangan masyarakat secara langsung, memberi kontribusi dalam

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jus Buah 2.2. Pineapple Soft Candy

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jus Buah 2.2. Pineapple Soft Candy II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jus Buah Jus buah (fruit juice) adalah cairan yang jernih atau agak jernih, tidak difermentasi dan diperoleh dari pengepresan buah-buahan yang telah matang dan masih segar (Codex

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Strategi Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan jangka panjang. Menurut David (2008) strategi merepresentasikan tindakan yang akan diambil

Lebih terperinci

FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUNGA POTONG KRISAN PADA LOKA FARM CILEMBER BOGOR. Oleh: JEFFRI KURNIAWAN A

FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUNGA POTONG KRISAN PADA LOKA FARM CILEMBER BOGOR. Oleh: JEFFRI KURNIAWAN A FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUNGA POTONG KRISAN PADA LOKA FARM CILEMBER BOGOR Oleh: JEFFRI KURNIAWAN A 14105563 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DOMESTIK PT. CIPTA TERAS ADI BUSANA, JAKARTA UTARA. Oleh EKO SUGENG HARAFI H

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DOMESTIK PT. CIPTA TERAS ADI BUSANA, JAKARTA UTARA. Oleh EKO SUGENG HARAFI H ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DOMESTIK PT. CIPTA TERAS ADI BUSANA, JAKARTA UTARA Oleh EKO SUGENG HARAFI H24103082 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA. 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik

BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA. 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik 96 BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik Analisis lingkungan membantu perusahaan dalam menentukan langkah strategi yang tepat dalam

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH (Kasus : Kelompok Wanita Tani Hanjuang, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat)

ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH (Kasus : Kelompok Wanita Tani Hanjuang, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat) ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH (Kasus : Kelompok Wanita Tani Hanjuang, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat) Skripsi SRI ROSMAYANTI H 34076143 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Strategi Strategi merupakan cara-cara yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya melalui pengintegrasian segala keunggulan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Manajemen merupakan proses pengkoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rahat Cafe 1 yang berlokasi di Jalan Malabar 1 No.1 (samping Pangrango Plaza) kota Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan

Lebih terperinci

FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KENTANG (Solanum tuberosum L.) PADA PT. DAFA TEKNOAGRO MANDIRI KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT

FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KENTANG (Solanum tuberosum L.) PADA PT. DAFA TEKNOAGRO MANDIRI KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KENTANG (Solanum tuberosum L.) PADA PT. DAFA TEKNOAGRO MANDIRI KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT Oleh YANDI ASDA MUSTIKA H 34066131 PROGRAM SARJANA EKSTENSI

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi yang dijadikan sebagai tempat penelitian adalah PT Godongijo Asri yang beralamat di Desa Serua, Kecamatan Cinangka, Sawangan, Depok, Jawa

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIOETANOL BERBAHAN BAKU UBI KAYU (Manihot esculenta Crantz) PADA PT PANCA JAYA RAHARJA, SUKABUMI, JAWA BARAT

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIOETANOL BERBAHAN BAKU UBI KAYU (Manihot esculenta Crantz) PADA PT PANCA JAYA RAHARJA, SUKABUMI, JAWA BARAT ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BIOETANOL BERBAHAN BAKU UBI KAYU (Manihot esculenta Crantz) PADA PT PANCA JAYA RAHARJA, SUKABUMI, JAWA BARAT Oleh : SUHENDRI A 14105610 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM RAS PETELUR PADA PERUSAHAAN AAPS KECAMATAN GUGUAK, KABUPATEN 50 KOTA, SUMATERA BARAT

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM RAS PETELUR PADA PERUSAHAAN AAPS KECAMATAN GUGUAK, KABUPATEN 50 KOTA, SUMATERA BARAT STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN AYAM RAS PETELUR PADA PERUSAHAAN AAPS KECAMATAN GUGUAK, KABUPATEN 50 KOTA, SUMATERA BARAT Oleh: NIA YAMESA A14105579 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KECIL KERIPIK PISANG KONDANG JAYA BINAAN KOPERASI BMT AL-IKHLAASH KOTA BOGOR

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KECIL KERIPIK PISANG KONDANG JAYA BINAAN KOPERASI BMT AL-IKHLAASH KOTA BOGOR ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KECIL KERIPIK PISANG KONDANG JAYA BINAAN KOPERASI BMT AL-IKHLAASH KOTA BOGOR Oleh: Faisal Onassis Siregar A14105670 Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi yang sesuai untuk Rumah Makan Ayam Goreng & Bakar Mang Didin Asgar yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani

Lebih terperinci

PERSEPSI DAN SIKAP KONSUMEN TERHADAP KEAMANAN PANGAN SUSU FORMULA DENGAN ADANYA ISU BAKTERI Enterobacter sakazakii DI KECAMATAN TANAH SAREAL BOGOR

PERSEPSI DAN SIKAP KONSUMEN TERHADAP KEAMANAN PANGAN SUSU FORMULA DENGAN ADANYA ISU BAKTERI Enterobacter sakazakii DI KECAMATAN TANAH SAREAL BOGOR PERSEPSI DAN SIKAP KONSUMEN TERHADAP KEAMANAN PANGAN SUSU FORMULA DENGAN ADANYA ISU BAKTERI Enterobacter sakazakii DI KECAMATAN TANAH SAREAL BOGOR SKRIPSI INTAN AISYAH NASUTION H34066065 DEPARTEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PEMASARAN KAYU SENGON GERGAJIAN (Studi Kasus di Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor)

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PEMASARAN KAYU SENGON GERGAJIAN (Studi Kasus di Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor) ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PEMASARAN KAYU SENGON GERGAJIAN (Studi Kasus di Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor) Skripsi AHMAD MUNAWAR H 34066007 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KECIL PADA EMPAT PERUSAHAAN NATA DE COCO DI KECAMATAN CIANJUR, KABUPATEN CIANJUR

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KECIL PADA EMPAT PERUSAHAAN NATA DE COCO DI KECAMATAN CIANJUR, KABUPATEN CIANJUR STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA KECIL PADA EMPAT PERUSAHAAN NATA DE COCO DI KECAMATAN CIANJUR, KABUPATEN CIANJUR SKRIPSI ITA FUSFITAWATI H34053987 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Wisata Agro Tambi yang terletak di Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Pemilihan lokasi ini ditentukan secara sengaja

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KOPI DI KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN SUMATERA UTARA

STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KOPI DI KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN SUMATERA UTARA STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KOPI DI KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN SUMATERA UTARA SKRIPSI TIUR MARIANI SIHALOHO H34076150 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA BOGOR SEBAGAI OBJEK WISATA

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA BOGOR SEBAGAI OBJEK WISATA ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA BOGOR SEBAGAI OBJEK WISATA SKRIPSI MUHAMMAD SALIM R H34076107 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 RINGKASAN

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN Strategi Pengembangan Usaha Maharani Farm Gambar 4. Kerangka Pemikiran Operasional IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Rumah Potong Ayam Maharani Farm yang beralamat

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di perusahaan Tyas Orchid yang berkantor di Bukit Cimanggu City Blok Q6 No 19 Jl. KH. Sholeh Iskandar, Bogor. Pemilihan objek

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BAWANG MERAH GORENG PO MEKAR WANGI DESA TARAJU, KECAMATAN SINDANG AGUNG KABUPATEN KUNINGAN. Oleh UUM SUMIATI H

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BAWANG MERAH GORENG PO MEKAR WANGI DESA TARAJU, KECAMATAN SINDANG AGUNG KABUPATEN KUNINGAN. Oleh UUM SUMIATI H STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BAWANG MERAH GORENG PO MEKAR WANGI DESA TARAJU, KECAMATAN SINDANG AGUNG KABUPATEN KUNINGAN Oleh UUM SUMIATI H34066126 PROGRAM SARJANA AGRIBISNIS PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN DOMBA AGRIFARM DESA CIHIDEUNG UDIK KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN DOMBA AGRIFARM DESA CIHIDEUNG UDIK KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN DOMBA AGRIFARM DESA CIHIDEUNG UDIK KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT SKRIPSI MOHAMAD IKHSAN H34054305 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tropis yang dapat tumbuh dimana saja, terkecuali pada tempat tempat yang terlalu tinggi

BAB I PENDAHULUAN. tropis yang dapat tumbuh dimana saja, terkecuali pada tempat tempat yang terlalu tinggi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kopi merupakan salah satu tanaman keras perkebunan. Kopi adalah jenis tanaman tropis yang dapat tumbuh dimana saja, terkecuali pada tempat tempat yang terlalu tinggi

Lebih terperinci

BAB VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI. oleh perusahaan. Pengidentifikasian faktor-faktor eksternal dan internal dilakukan

BAB VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI. oleh perusahaan. Pengidentifikasian faktor-faktor eksternal dan internal dilakukan 144 BAB VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI 7.1 Analisis Matriks EFE dan IFE Tahapan penyusunan strategi dimulai dengan mengidentifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan serta kekuatan dan

Lebih terperinci

OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO PROSES PENGOLAHAN BIJI KOPI

OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO PROSES PENGOLAHAN BIJI KOPI OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO PROSES PENGOLAHAN BIJI KOPI Secangkir kopi dihasilkan melalui proses yang sangat panjang. Mulai dari teknik budidaya, pengolahan pasca panen hingga ke penyajian akhir. Hanya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komoditas perkebunan merupakan andalan bagi pendapatan nasional dan devisa negara Indonesia, yang dapat dilihat dari kontribusi subsektor perkebunan pada tahun 2013 mencapai

Lebih terperinci

Ir. Khalid. ToT Budidaya Kopi Arabika Gayo Secara Berkelanjutan, Pondok Gajah, 06 s/d 08 Maret Page 1 PENDAHULUAN

Ir. Khalid. ToT Budidaya Kopi Arabika Gayo Secara Berkelanjutan, Pondok Gajah, 06 s/d 08 Maret Page 1 PENDAHULUAN PENDAHULUAN Bagi Indonesia kopi (Coffea sp) merupakan salah satu komoditas yang sangat diharapkan peranannya sebagai sumber penghasil devisa di luar sektor minyak dan gas bumi. Disamping sebagai sumber

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Strategi Menurut Robbins dan Coulter (2014:266) Strategi adalah rencana untuk bagaimana sebuah organisasi akan akan melakukan apa yang harus dilakukan dalam bisnisnya,

Lebih terperinci

2.5.3 CP Matrix Matching Stage Matriks TOWS/SWOT Matriks SPACE Matriks Internal-External...

2.5.3 CP Matrix Matching Stage Matriks TOWS/SWOT Matriks SPACE Matriks Internal-External... ABSTRAK Atmosphere Café yang terletak di Jalan Lengkong Besar no. 97 menyediakan berbagai jenis masakan, mulai dari masakan Indonesia, masakan Eropa, dan juga masakan Jepang. Dalam satu tahun terakhir

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Buah Carica 2.2. One Village One Product (OVOP)

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Buah Carica 2.2. One Village One Product (OVOP) 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Buah Carica Buah carica atau pepaya gunung merupakan rumpun buah pepaya yang hanya tumbuh di dataran tinggi. Di dunia, buah carica hanya tumbuh di tiga negara yaitu Amerika Latin,

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH (Kasus di Komunitas Petani Jamur Ikhlas, Desa Cibening, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor)

ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH (Kasus di Komunitas Petani Jamur Ikhlas, Desa Cibening, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor) ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH (Kasus di Komunitas Petani Jamur Ikhlas, Desa Cibening, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor) SKRIPSI PUSPA HERAWATI NASUTION H 34076122 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada usaha Durian Jatohan Haji Arif (DJHA), yang terletak di Jalan Raya Serang-Pandeglang KM. 14 Kecamatan Baros, Kabupaten

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 29 A. Metode Dasar Penelitian III. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Ciri-ciri metode deskriptif analitis adalah memusatkan pada pemecahan

Lebih terperinci

VII. FORMULASI STRATEGI

VII. FORMULASI STRATEGI VII. FORMULASI STRATEGI 7.1 Tahapan Masukan (Input Stage) Tahapan masukan (input stage) merupakan langkah pertama yang harus dilakukan sebelum melalui langkah kedua dan langkah ketiga didalam tahap formulasi

Lebih terperinci

STRATEGI BAURAN PEMASARAN DENGAN PENERAPAN METODE PROSES HIERARKI ANALITIK DI AGROWISATA LITTLE FARMERS LEMBANG, BANDUNG

STRATEGI BAURAN PEMASARAN DENGAN PENERAPAN METODE PROSES HIERARKI ANALITIK DI AGROWISATA LITTLE FARMERS LEMBANG, BANDUNG STRATEGI BAURAN PEMASARAN DENGAN PENERAPAN METODE PROSES HIERARKI ANALITIK DI AGROWISATA LITTLE FARMERS LEMBANG, BANDUNG SKRIPSI IMAM WAHYUDI H34066064 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Hal ini terlihat dari beberapa peranan sektor pertanian

1. PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Hal ini terlihat dari beberapa peranan sektor pertanian 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang berbasis pada sektor pertanian, sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa sektor pertanian merupakan sektor yang sangat penting bagi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang mempunyai iklim tropis, berpeluang besar bagi pengembangan budidaya tanaman buah-buahan, terutama buah-buahan tropika.

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SEPATU PADA CV. MULIA CIOMAS, BOGOR. Oleh : Arief Widiatmoko A

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SEPATU PADA CV. MULIA CIOMAS, BOGOR. Oleh : Arief Widiatmoko A ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SEPATU PADA CV. MULIA CIOMAS, BOGOR Oleh : Arief Widiatmoko A14102135 DEPARTEMEN ILMU-ILMU SOSIAL EKONOMI FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 RINGKASAN ARIEF

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan 22 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Strategi Penelitian ini menggunakan perencanaan strategi sebagai kerangka teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. rasanya dibanding jenis kopi yang lain, tanda-tandanya adalah biji picak dan daun

II. TINJAUAN PUSTAKA. rasanya dibanding jenis kopi yang lain, tanda-tandanya adalah biji picak dan daun 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kopi Arabika Kopi Arabika (Coffea arabica) adalah kopi yang paling baik mutu cita rasanya dibanding jenis kopi yang lain, tanda-tandanya adalah biji picak dan daun hijau tua

Lebih terperinci

USAHA SUSU KEDELAI. Oleh : A

USAHA SUSU KEDELAI. Oleh : A ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SUSU KEDELAI BUBUK INSTAN (Studi Kasus: PD Mas Adam Berdasi, Kec. Rumpin, Bogor) Oleh : AGUS SATRIYO BUDI A14104072 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Koperasi Unit Desa (KUD) Puspa Mekar yang berlokasi di Jl. Kolonel Masturi, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat.

Lebih terperinci

ANALISIS MANAJEMEN STRATEGIS PT. ANGGREK PERSADA INDAH DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN BISNIS ANGGREK DENDROBIUM. Oleh. MASTA HERAWATI br SINULINGGA

ANALISIS MANAJEMEN STRATEGIS PT. ANGGREK PERSADA INDAH DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN BISNIS ANGGREK DENDROBIUM. Oleh. MASTA HERAWATI br SINULINGGA ANALISIS MANAJEMEN STRATEGIS PT. ANGGREK PERSADA INDAH DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN BISNIS ANGGREK DENDROBIUM Oleh MASTA HERAWATI br SINULINGGA A07400002 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO PRODUKSI DAUN POTONG Di PT PESONA DAUN MAS ASRI, CIAWI KABUPATEN BOGOR, JAWABARAT

ANALISIS RISIKO PRODUKSI DAUN POTONG Di PT PESONA DAUN MAS ASRI, CIAWI KABUPATEN BOGOR, JAWABARAT ANALISIS RISIKO PRODUKSI DAUN POTONG Di PT PESONA DAUN MAS ASRI, CIAWI KABUPATEN BOGOR, JAWABARAT SKRIPSI NUR AMALIA SAFITRI H 34066094 PROGRAM SARJANA PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN OBAT HERBAL BIOMUNOS PADA PT. BIOFARMAKA INDONESIA, BOGOR

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN OBAT HERBAL BIOMUNOS PADA PT. BIOFARMAKA INDONESIA, BOGOR ANALISIS STRATEGI PEMASARAN OBAT HERBAL BIOMUNOS PADA PT. BIOFARMAKA INDONESIA, BOGOR Oleh : Surya Yuliawati A14103058 Dosen : Dr. Ir. Heny K.S. Daryanto, M.Ec PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Proses perumusan strategi pada restoran Kebun Kita dimulai dengan mengetahui visi dan misinya, kemudian menganalisis permasalahan yang terjadi,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di dua lokasi, yakni Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah, khususnya di Kesatuan Bisnis Mandiri (KBM) Agroforestry yang membawahi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penghasil devisa negara, penyedia lapangan kerja serta mendorong pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. penghasil devisa negara, penyedia lapangan kerja serta mendorong pengembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kakao merupakan salah satu komoditas andalan perkebunan yang memegang peranan cukup penting dalam perekonomian Indonesia, yakni sebagai penghasil devisa negara, penyedia

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. (PKPBDD) yang terletak di Jalan Raya Sawangan No. 16B, Pancoran Mas,

IV. METODE PENELITIAN. (PKPBDD) yang terletak di Jalan Raya Sawangan No. 16B, Pancoran Mas, IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Pusat Koperasi Pemasaran Belimbing Dewa Depok (PKPBDD) yang terletak di Jalan Raya Sawangan No. 16B, Pancoran Mas, Depok. Pemilihan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Kaliduren Estates yang berlokasi di Perkebunan Tugu/Cimenteng, Desa Langkap Jaya, Kecamatan Lengkong, Kabupaten Sukabumi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu kepentingan yang sama yaitu untuk memperoleh laba. Perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. satu kepentingan yang sama yaitu untuk memperoleh laba. Perusahaan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan yang memasuki persaingan dalam dunia bisnis mempunyai satu kepentingan yang sama yaitu untuk memperoleh laba. Perusahaan yang memproduksi

Lebih terperinci

STRATEGI MEMPERTAHANKAN POSISI SEBAGAI PEMIMPIN PASAR ( Kasus Produk Extra Joss Kemasan Sachet )

STRATEGI MEMPERTAHANKAN POSISI SEBAGAI PEMIMPIN PASAR ( Kasus Produk Extra Joss Kemasan Sachet ) STRATEGI MEMPERTAHANKAN POSISI SEBAGAI PEMIMPIN PASAR ( Kasus Produk Extra Joss Kemasan Sachet ) Oleh : ZULYAN FIRDAUS AFIF A14105630 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. termasuk dalam famili Rubiaceae dan genus Coffea. Tanaman kopi. merupakan tanaman unggulan yang sudah dikembangkan dan juga menjadi

BAB I PENDAHULUAN. termasuk dalam famili Rubiaceae dan genus Coffea. Tanaman kopi. merupakan tanaman unggulan yang sudah dikembangkan dan juga menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kopi (Coffea spp) adalah spesies tanaman berbentuk pohon dan termasuk dalam famili Rubiaceae dan genus Coffea. Tanaman kopi merupakan tanaman unggulan yang sudah dikembangkan

Lebih terperinci

ANALISIS PERAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN SUBSEKTOR PETERNAKAN DALAM PEMBANGUNAN KABUPATEN CIANJUR

ANALISIS PERAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN SUBSEKTOR PETERNAKAN DALAM PEMBANGUNAN KABUPATEN CIANJUR ANALISIS PERAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN SUBSEKTOR PETERNAKAN DALAM PEMBANGUNAN KABUPATEN CIANJUR SKRIPSI WINWORK SINAGA H34066130 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN RESTORAN PONDOK MAKAN MIRAH, JAKARTA SELATAN SARI ERLIANINGSIH A

STRATEGI PEMASARAN RESTORAN PONDOK MAKAN MIRAH, JAKARTA SELATAN SARI ERLIANINGSIH A STRATEGI PEMASARAN RESTORAN PONDOK MAKAN MIRAH, JAKARTA SELATAN SARI ERLIANINGSIH A.14105704 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN SARI

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Pia Apple Pie yang berada di Jalan Pangrango 10 Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan

Lebih terperinci

ANALISIS EKUITAS MEREK (BRAND EQUITY) PADA PRODUK KEMBANG GULA LUNAK (CHEWY CANDY) RASA BUAH DI KOTA BOGOR OLEH : MOHAMMAD HATTA A

ANALISIS EKUITAS MEREK (BRAND EQUITY) PADA PRODUK KEMBANG GULA LUNAK (CHEWY CANDY) RASA BUAH DI KOTA BOGOR OLEH : MOHAMMAD HATTA A ANALISIS EKUITAS MEREK (BRAND EQUITY) PADA PRODUK KEMBANG GULA LUNAK (CHEWY CANDY) RASA BUAH DI KOTA BOGOR OLEH : MOHAMMAD HATTA A 14103568 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN KOPI BUBUK CAP TIGA SENDOK DI KOTA PADANG

STRATEGI PEMASARAN KOPI BUBUK CAP TIGA SENDOK DI KOTA PADANG STRATEGI PEMASARAN KOPI BUBUK CAP TIGA SENDOK DI KOTA PADANG SKRIPSI SEBAGAI SALAH SATU SYARAT UNTUK MEMPEROLEH GELAR SARJANA PERTANIAN OLEH RIFI YANTI 0810221051 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ANDALAS

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan studi kasus suatu rantai pasokan udang vaname. Penelitian ini dilaksanakan di berbagai tempat, yaitu pada produsen benih

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsep Pengembangan Usaha Bagi wirausahawan sejati, pengembangan usaha mempunyai makna yang luhur dan tidak hanya sekedar mengeruk keuntungan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Pengertian Strategi Menurut David (2009, p18) Strategi adalah sarana bersama dengan tujuan jangka panjang hendak dicapai. Strategi bisnis mencakup ekspansi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2. 1. Tinjauan Pustaka Istilah kopi spesial atau kopi spesialti pertama kali dikemukakan oleh Ema Knutsen pada tahun 1974 dalam Tea and

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor andalan dalam mengembangkan

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor andalan dalam mengembangkan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor andalan dalam mengembangkan kegiatan ekonomi pedesaan melalui pengembangan usaha berbasis pertanian. Pertumbuhan sektor pertanian

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. di industri perunggasan khususnya telur ayam ras petelur. AAPS berlokasi di km

IV. METODE PENELITIAN. di industri perunggasan khususnya telur ayam ras petelur. AAPS berlokasi di km 37 IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Perusahaan AAPS, perusahaan yang bergerak di industri perunggasan khususnya telur ayam ras petelur. AAPS berlokasi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Mitra Alam. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa perusahaan tersebut merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada produk teh siap minum Walini Peko yang diproduksi oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada produk teh siap minum Walini Peko yang diproduksi oleh 44 BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Objek dan Tempat Penelitian Penelitian pada produk teh siap minum Walini Peko yang diproduksi oleh Industri Hilir Teh (IHT) PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII di Cibiru,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 19 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Pemasaran adalah faktor penting dalam manajemen perusahaan. Strategi pemasaran yang diterapkan harus seiring dengan misi dan tujuan perusahaan. Strategi

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMILIHAN MEREK TEH DALAM BOTOL OLEH PEDAGANG KAKI LIMA (Kasus Di Kota Bogor)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMILIHAN MEREK TEH DALAM BOTOL OLEH PEDAGANG KAKI LIMA (Kasus Di Kota Bogor) ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMILIHAN MEREK TEH DALAM BOTOL OLEH PEDAGANG KAKI LIMA (Kasus Di Kota Bogor) Oleh: WAHYU PURBIANTORO A 14103605 PROGRAM EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Tinjauan Aspek Agronomi Kopi Arabika Tanaman kopi adalah pohon kecil yang bernama Perpugenus coffea dari familia Rubiaceae. Tanaman kopi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula keanekaragaman produk yang dihasilkan. Produk dengan jenis, kemasan, manfaat, rasa, dan tampilan

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Pengertian Strategi Strategi berasal dari bahasa Yunani kuno yang berarti seni berperang. Suatu strategi mempunyai dasar-dasar atau skema

Lebih terperinci

PILIHAN JENIS TELUR YANG DIKONSUMSI RUMAH TANGGA PASCA KASUS FLU BURUNG (Kasus di Hero Supermarket Padjajaran Bogor) Oleh : RIKA AMELIA A

PILIHAN JENIS TELUR YANG DIKONSUMSI RUMAH TANGGA PASCA KASUS FLU BURUNG (Kasus di Hero Supermarket Padjajaran Bogor) Oleh : RIKA AMELIA A PILIHAN JENIS TELUR YANG DIKONSUMSI RUMAH TANGGA PASCA KASUS FLU BURUNG (Kasus di Hero Supermarket Padjajaran Bogor) Oleh : RIKA AMELIA A 14103696 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

METODE MAGANG. Waktu dan Tempat

METODE MAGANG. Waktu dan Tempat METODE MAGANG Waktu dan Tempat Kegiatan magang ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan bulan Juni 2009 yang bertempat di Pusat Penelitian Kelapa Sawit, Unit Usaha Marihat, Sumatera Utara. Metode

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP MINUMAN TEH SIAP MINUM (READY TO DRINK) MEREK TEH BOTOL SOSRO DI JAKARTA TIMUR

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP MINUMAN TEH SIAP MINUM (READY TO DRINK) MEREK TEH BOTOL SOSRO DI JAKARTA TIMUR ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP MINUMAN TEH SIAP MINUM (READY TO DRINK) MEREK TEH BOTOL SOSRO DI JAKARTA TIMUR Oleh : NOVA RESKI SEPTINA K A14104117 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

Teknologi Pengolahan Kopi Cara Basah Untuk Meningkatkan Mutu Kopi Ditingkat Petani

Teknologi Pengolahan Kopi Cara Basah Untuk Meningkatkan Mutu Kopi Ditingkat Petani Teknologi Pengolahan Kopi Cara Basah Untuk Meningkatkan Mutu Kopi Ditingkat Petani Oleh: Ir. Nur Asni, MS PENDAHULUAN Tanaman kopi (Coffea.sp) merupakan salah satu komoditas perkebunan andalan sebagai

Lebih terperinci