PERJALANAN SUARA PERS DI TAPANULI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERJALANAN SUARA PERS DI TAPANULI"

Transkripsi

1 BAB II PERJALANAN SUARA PERS DI TAPANULI Latar Belakang Munculnya Pers di Tapanuli Salah satu unsur yang berperan penting dalam menyebarkan informasi serta menumbuhkan kesadaran sekaligus memberi motivasi tentang sesuatu tujuan bagi rakyat adalah pers. Kemampuan yang dimiliki oleh pers dalam menyampaikan informasi kepada seluruh rakyat Tapanuli dalam jangka waktu yang singkat tidak diragukan lagi, oleh karena itu pers atau dalam hal ini surat kabar di Tapanuli berperan aktif sebagai penyebar informasi mengenai seluruh kegiatan ataupun kebijaksanan yang pernah dilakukan oleh pemerintah kolonial Belanda pada masa itu. Disamping itu rakyat juga dapat menjadikan pers sebagai sarana penyalur aspirasi dan pendapat, melakukan kritik (kontorl sosial) terhadap penguasa kolonial di Tapanuli dengan memuat berita-berita yang dianggap penting bagi kepentingan rakyat Tapanuli. Menyadari sepenuhnya bahwa media massa (surat kabar), mempunyai tugas utama sebagai penyebar luas informasi kepada khalayak ramai, maka peranan dan tanggung jawab ini sesungguhnya tidak terlepas dari peran wartawan dalam mengumpulkan, meliput dan sekaligus menulis berita yang pada akhirnya akan disampaikan kepada para pembacanya di Tapanuli. Awal kemunculan pers di Tapanuli maupun di daerah lain di Nusantara tidak terlepas kaitannya dengan keadaan pada masa kolonial Belanda. Pada masa itu pers muncul sebagai akibat dari kegiatan perdangan yang membuat orang membutuhkan informasi bagi orang-orang yang terlibat di dalamnya. Pada masa itu konsep nasionalisme

2 sengaja dikesampingkan, sehingga sebagian surat kabar isinya bersifat keagamaan dan kesukuan. Pada tahun 1906, pengawasan preventif terhadap pers telah ditiadakan lagi. Hal ini dilatarbelakangi karena telah terbukanya kebebasan pers di daerah jajahan Belanda pada waktu itu, sehingga ada anggapan bahwa dunia persuratkabaran sudah dapat menguasai pengaruh peraturan preventif tersebut. Oleh karena itu situasi baru juga ikut mendorong terlaksananya hak preventif tersebut. Menjelang akhir abad ke 19, seorang tokoh politik terkenal Belanda yang bernama Van Deventer melakukan pendobrakan terhadap kekolotan yang dilakukan oleh bangsanya sendiri. Hal ini diupayakan lewat ungkapan bahwa sesungguhnya Belanda telah berhutang budi terhadap rakyat Indonesia, untuk itu mereka wajib membayarnya. Maka pada tahun1903 parlemen Belanda menerima undang-undang desentarlisasi yang isinya adalah membuka kesempatan bagi daerah-daerah jajahan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri khususnya di bidang ekonomi. Maka hak berserikat dan berkumpul perlu diberikan dengan diadakannya dewan-dewan perwakilan, hak tersebut intinya adalah untuk menyatakan pendapat secara tertulis atau dengan media apapun termasuk salah satunya surat kabar Beberapa Surat Kabar Pada Masa Kolonial Perkembangan yang dilakukan oleh persuratkabran di Tapanuli dari waktu ke waktu, tentu saja semuanya mengarah pada tujuan politik perjuangan yakni keinginan terbebas dari penguasa kolonial Belanda. Banyaknya surat kabar yang terbit di Tapanuli setelah kebangkitan nasional, tentu saja berita yang disampaikan tidak lagi sebagai suara- 6 Moh Said, Sejarah Pers Sumatera Utara Dengan Masyarakat Yang dicerminkan (1885- Maret 1942), Medan : Percetakan Waspada, 1976, hlm. 65.

3 suara milik Belanda atau pun bagi pendatang Tionghoa tetapi isinya banyak memuat berita mengenai bidang ekonomi baik perdagangan maupun sengketa tanah rakyat, melainkan sudah mengarah pada pemberitaan tentang kepentingan republik, khususnya seputar peristiwa yang terjadi di Tapanuli. Kendatipun Sibolga, Tarutung, Balige dan Padang Sidempuan merupakan kota kecil, namun tidak pernah sepi dari penerbitan surat kabar, karena pada masa itu banyak surat kabar yang pernah terbit di masing-masing wilayahnya. Oleh karena itu orientasi pemberitaannya juga berbeda, antara lain ada yang mengarah pada bidang ekonomi, politik, sosial, dan agama yang akhirnya mengarah ke orientasi tentang cita-cita perjuangan kemerdekaan Indonesia Postaha Pada tahun 1914 tidak lama setelah Soetan Casayanang Soripada kembali dari negeri Belanda, maka diterbitkanlah sebuah majalah berbahasa Batak di Padang Sidempuan yang bernama Poestaha. Pada kepala surat kabar tersebut terdapat pernyataan Soetan Casayang yang mengatakan bahwa na ni togoe-togoe ni naoeli boeloeng Soetan Casayang Soripada. Penerbit Mangaradja Bangoen yang berasal dari Padang Sidempuan dan pembantu redaktur bernama Mangradja Tagor Moeda Kemampuan yang dimiliki oleh surat kabar ini tidak kuat untuk membiayai hidupnya sendiri ketika itu. Maka selanjutnya beliau menjadi guru sekolah di Bukit Tinggi, dari sana dikirim karangan-karangan untuk mengisi pemberitaan Poestaha. Dalam perkembangannya surat kabar ini diasuh dengan baik dan akhirnya berhasil masuk dan diterima di kalangan rakyat, yang walaupun oplahanya tidak lebih besar dari 500 eksemplar. Akhirnya pada tahun 1930, surat kabar Poestaha berhenti dalam penerbitannya lantaran kurangnya biaya administrasi.

4 Tapian Na Oeli Pada tahun 1919 terbit pula sebuah surat kabar bernama Tapian Na Oeli, dengan semboyannya soposio rantjangna godang, paradatan paroehmaen, inganan ni ratigoran, parosoe-roesoeon nihoela dohot dongan. Model surat kabar ini mempunyai format setengah bentuk surat kabar biasa dengan satu setengah lembar, yang terbit 2 kali seminggu. Penerbit surat kabar tersebut adalah Koeriabond di Sibolga dan yang menjadi redakturnya atau Veranwoor delijk yang bernama Achmad Amin, yang pernah menjadi redaktur surat kabar di Pematang Siantar. Surat kabar ini menggunakan bahasa Indonesia dalam pemberitaannya namun sebagian lagi memakai bahasa Batak. Dalam perjalanannya, tidak beberapa lama setelah surat kabar ini terbit, pemimpin redaksinya Achmad Amin mendapat masalah sehubungan dengan karangannya yang berjudul B (tidak diketahui apa isi beritanya). Oleh karena itu beliau dihadapkan ke pengadilan rapat di Sibolga, dimana beliau dikenakan sanksi berupa denda sebesar f 200 atau ganti 40 hari kurungan, karena melanggar pasal 156 Hukum Pidana Hindia Belanda (Wetboek Strafrecht Voor Ned Indie). Dengan beritanya, Achmad Amin membuat suatu peristiwa yang unik yang merupakan bagian dari catatan sejarah juga. Dimana di depan sidang beliau mempertahankan bahwa karangannya yang menjadi perkara dimuat karena disuruh oleh Mangradja Soangkoepon seorang penasehat koeria Bond, penerbit Tapian Na Oeli dimana beliau itu sendiri yang menjadi tim redaksinya. Tidak puas dengan tuduhan yang dilontarkan oleh Achmad Amin, akhirnya ia bersumpah dimesjid pada hari Jumaat. Maka akhirnya Amin pun dijatuhi hukuman, oleh karena itu kasus ini dijadikan sebagai bahan

5 diskusi oleh sarjana orientalis Belanda yang mengatakan bahwa mengucapkan sumpah di mesjid tidak dibutuhkan oleh hukum Islam. Ketika tahun 1920, surat kabar Tapian Na Oeli dalam pemberitaannya terbit dengan mempergunakan slogan rawe-rawe rantas dan akhirnya penerbitannya berakhir, hal ini disebabkan karena terbitnya surat kabar baru di Sibolga bernama Hindia Sepakat Hindia Sepakat Pada tanggal 31 Agustus 1920, terbit sebuah surat kabar baru di Sibolga bernama Hindia Sepakat, yang terbit setiap hari Selasa, Kamis dan Sabtu, dibawah penerbitan N.V.Handel Maatschappij Boekhandel en Drukkerij Kemadjoan Bangsa Sibolga, dengan direkturnya Dja Endar Bongsoe, sedangkan yang menjadi pemimpin redaksinya adalah Abdul Manap gelar Mangaradja Hoetagogar, sementara yang menjadi redakturnya adalah Achmad Amin 7. Surat kabar ini mempunyai sebuah slogan yang cukup membawa pengaruh terhadap upaya perkembangannya yakni penjokong dan pembantoe kemadjoean jang lajak bagi koetamaannja bangsa dengan pendoedoek. Dalam perkembangan selanjutnya surat kabar ini cukup memberi kesan yang dapat dipercaya oleh para pembacanya, hal ini disebabkan karena tulisan-tulisan yang dimuat oleh pimpinan redaksi cukup berani serta berjiwa kerakyatan. Hal ini tercermin dari kata-kata sama rata dan sama rasa yang selalu diperhatikan dalam memuat berita. Dalam setiap tulisannya surat kabar ini juga memakai istilah-istilah dalam bahasa Indonesia seperti pemakaian kata ralat, lajur, dan istilah ruas untuk kata ganti alinea. Oleh karena ituhal ini menunjukkan adanya kenginan dari si pemimpin untuk memperkaya pemakaian kata 7 Abdul Manap berasal dari seorang pendidik dan pernah menjadi Onder Wijer (kepala sekolah di Lokseumawe), kemudian beliau pindah ke Sibolga lalu terjun dalam bidang pergerakan rakyat, dalam kedudukannya itu beliau berhasil menjadi anggota dewan local di Padang Sidempuan. Ibid., hlm. 85.

6 dalam bahasa Indonesia, dengan tujuan agar fungsinya dapat lebih ditingkatkan menjadi bahasa pers dalam arti luas. Dalam setiap pemberitaannya surat kabar Hindia Sepakat selalu memuat tulisan yang mengandung ungkapan rasa nasionalisme terhadap bangsa, seperti judul tulisan sayangilah bangsamu, dan cintailah tanah airmu yang ditulis oleh tim redaktur Achmad Amin. Selain tulisan beliau terdapat juga tulisan seorang tokoh yang cukup terkenal di Tapanuli ketika itu bernama Soetan Koemala Boelan, dimana beliau sering memuat tulisan dan kritikan yang bernada tajam kepada pihak Belanda. Berikutnya ada juga yang bernama Parada Harahap beliau adalah anggota pimpinan redaksi wartawan. Beliau pernah memuat tulisan dalam surat kabar Hindia Sepakat, tulisannya mengarah pada peraturan pidana yang baru berlaku pada waktu itu dengan judul pers dengan artikel 315 Wetboek Van Strafrecht. Tulisan dari Parada Harahap mencatat perubahan kedudukan seorang wartawan yang apabila dituntut pasti selalu dihadapkan kepada pengadilan rad justisi, maka dengan adanya peraturan baru tersebut setiap wartawan tertuduh tidak lagi dibawa ke pengadilan Rad Justisi tetapi ke lanrat atau magi straatsgerecht atau ke tempat rapat. Dalam langkah selanjutnya, di Sibolga Abdul Manap terkenal sebagai seorang tokoh pemimpin rakyat dan namanya sangat populer dalam mengatasi setiap permasalahan, bahkan namanya terkenal sampai ke Loekseumawe untuk itu beliau diminta untuk datang kesana, namun dalam pemberitaan sebuah surat kabar dikatakan tidak boleh sembarangan untuk masuk ke Aceh karena adanya peraturan passenstelsel. Peranan yang ditunjukkan oleh Abdul Manap dapat terlihat dari keikutsertaannya dalam memprakarsai suatu peraturan rakyat Sumatera yang akhirnya dilaksanakanlah rapat

7 raksasa di Sibolga. Sebagai seorang pemimpin beliau sangat disegani dan dihormati oleh rakyat karena dianggap dapat mengatasi setiap permasalahan dalam setiap organisasi Syarekat Islam di Sibolga. Dalam setiap pemberitaanya, surat kabar Hindia Sepakat dikenal sebagai surat kabar yang cukup ekstrims serta dicap sangat radikal, hal ini disebabkan karena surat kabar tersebut banyak menentang tindakan-tindakan pihak kolonialisme Barat di Tapanuli. Pada akhir tahun 1921 Abdul Manap dihadapkan ke pengadilan rapat di Sibolga atas tuntutan penyelidikan terhadap tulisan yang berjudul Madona, yang dimuat dalam surat kabar Hindia Sepakat pada tanggal 28 Oktober tahun 1920 no 13, yang isinya mengecam praktek residen Vortsman. Oleh karena itu Abdul Manap tidak bersedia untuk memberikan penjelasan siapa sebenarnya penulis dari karangan Madona tersebut, bahkan ia tidak bertanggung jawab terhadap semua tulisan yang dimuat oleh surat kabar Hindia Sepakat 8 Di dalam pengadilan tersebut ia menolak untuk duduk dibangku persidangan, maka ia hanya berdiri dan akhirnya Abdul Manap dijatuhi hukuman 1 tahun penjara, tetapi beliau naik banding dan oleh pihak pengadilan dia hanya dihukum 3 bulan penjara, di penjara Cipinang Jakarta. Oleh karena itu, maka surat kabar Hindia Sepakat akhirnya dipimpin oleh Abdul Xarim, beliau merupakan bekas pimpinan N.I.P yang berada di Langsa yang sebelumnya pernah berhenti dari B.O.W di Padang. Selama memimpin surat kabar ini, Abdul Xarim pernah mengalami masalah dalam pemberitaannya, oleh karena 8 Surat kabar ini dicetak di Tapanuli pada percetakakan Tapanoeli Drukkerij, pada penerbitan pertamanya Xarim berkomunikasi dengan pembacanya dimulai dengan ucapan Assalamoe Alaikoem. Di bagian atas surat kabar itu bersemboyan Chotbah Merdeka, dan kata perkenalannya berjudul Matahari Terbit yang menyebutkan bahwa Indonesia harus dimerdekakan oleh Nederland dan mudah-mudahan dikabulkan oleh Allah Tuhan Yang Maha Kuasa, beliau juga menganjurkan agar bangsa Indonesia jangan dianggap sebagai timun terhadap Belanda, tetapi sebaliknya Indonesia harus dapat menjadi durian terhadap siapa pun. Ibid., hlm. 96.

8 itu beliau harus berurusan dengan pihak yang berwajib untuk mempertanggung jawabkan tindakannya. Maka akhirnya Xarim dan rekannya Pedo Al Mansur berhenti dari surat kabar tersebut dan selanjutnya mereka kembali ke Langsa untuk menerbitkan sebuah surat kabar baru bernama Oetoesan Raiat Sinar Merdeka Parada Harahap merupakan orang ke-2 di Sumatera Utara yang menggunakan kata atau istilah Merdeka pada nama surat kabarnya. Hal ini menunjukkan bahwa Parada Harahap sejak zaman kebangkitan sudah memiliki kesadaran yang kuat untuk segera menjadi bangsa yang merdeka. Maka keinginan beliau pun segera terwujud dengan menerbitkan sebuah surat kabar ternama yakni Sinar Merdeka pada tahun 1914 yang terbit di Padang Sidempuan. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan persuratkabaran selanjutnya, maka Parada Harahap ikut aktif dalam menceritakan suka dan duka diawal permulaan kegiatannya pada waktu itu. Parada Harahap merupakan seorang sosok yang selfmademen/otodidak, sejak dari masa mudanya Parada Harahap sudah terlihat aktif dalam arti ingin mengetahui apa saja tentang sesuatu yang belum pernah diketahuinya. Maka di Padang Sidempuan, sebuah kota yang tidak terlalu jauh dari kampung halaman atau tempat kelahirannya (Pargarutan), sudah terbit sejak tahun 1914 sebuah mingguan berbahasa Batak bernama Postaha, dan dari penerbitan inilah Parada Harahap telah mengenal surat kabar sejak ia masih kecil. Dalam perkembangan selanjutnya, dengan pengetahuan yang sederhana timbul keinginan dalam hatinya untuk segera merantau dari Tapanuli ke Sumatera Timur pada tahun Maka akhirnya ia bekerja menjadi krani pada perkebunan Soengai Dapdap

9 milik H.A.P Mij, sebuah kantor besar Boenoet di daerah Kisaran. Dari sini beliau mengirim berbagai tulisan ke Pewarta Deli, dan dengan memakai nama terang Parada Harahap Soengai dadapeer. Maka akhirnya beliau dikenal oleh para pembaca surat kabar karena tulisannya yang pernah dimuat oleh harian Pewarta Deli yang berjudul Ach, naib Bangsaku, yang membahas mengenai persoalan ekonomi dimana ia telah mengatakan kelemahan posisi bangsa Indonesia dalam menghadapi pihak asing terutama orang Tionghoa. Parada Harahap juga menyoroti soal masalah perkawinan bangsa Indonesia yang dikatakannya terlalu cepat menikah, namun akhirnya beliau tidak betah tinggal di Kisaran dan akhirnya pindah ke Medan dan tinggal di Krugerstraat 12. Selanjutnya muncul keinginan darinya untuk segera membangun sebuah ormas perkebunan dan akhirnya pada tanggal 16 November 1918 ia berhasil mengumpulkan para anggota untuk membentuk sebuah organisasi perkebunan dengan nama Estate Klerken Bond, maka dari usahanya tersebut terbitlah sebuah majalah pembawa suara karyawan bernama De Cranie. Disamping itu beliau juga mensponsori penerbitan sebuah majalah khusus wanita, dimana seorang tokoh wanita yang menjadi guru bernama Tengku A. Sabariah sangat tertarik dengan rencananya tersebut, maka terbitlah nomor percobaan pada tanggal 15 Mei 1919 dengan direksinya adalah T.A Sabariah dan redaksinya bernama Butet Satidjah dan tim pembantunya adalah A.S Hamidah, sedangkan yang menjadi pemimpin umumnya adalah Parada Harahap sendiri, selanjutnya setelah beliau menikah dengan istrinya bernama Setiaman, maka nama istrinya pun ikut tercantum dalam dewan redaksi 9. 9 Wawancara dengan Mangaraja Siahaan tanggal 12 April 2008 di Sibolga

10 Merasa tidak puas tinggal di Medan dengan segala kegiatannya itu, akhirnya Parada Harahap kembali ke Tapanuli dan menjadi pemimpin redaksi surat kabar berbahasa Batak bernama Poestaha. Sambil memimpin mingguan tersebut, Parada Harahap berhasil membangkitkan animo Mangradja Bangun Batari yang merupakan direktur N.V.Partopan Tapanoeli, untuk segera menerbitkan surat kabar baru, maka lahirlah surat kabar Sinar Merdeka. Disini Parada Harahap mulai menonjolkan bakatnya sebagai pejuang pena. Dalam penerbitan surat kabarnya nomor pertama pada tanggal 3 Agustus, beliau mendapatkan masalah yang akhirnya harus dirasakannya juga, karena menjelang surat kabar tersebut terbit sudah banyak bahan-bahan yang terkumpul di mejanya. Satu diantara berita tersebut adalah kasus seorang manteri-polisi Sutan Naparas di Sipirok. Dalam kasus ini Parada Harahap banyak mengungkapkan sisi buruk dari Sutan Naparas yang juga sangat kejam. Pengalaman pahit yang didapatkan oleh Parada Harahap selama beliau mendirikan surat kabar ini, bukan merupakan suatu penghalang baginya untuk tetap menerbitkan berita pada masa itu. Beliau juga merupakan salah satu tokoh pers yang paling sering diperkarakan dan diadili oleh pemerintah kolonial Belanda, namun sedikit pun tidak terlihat kegentaran dihatinya. Hal ini dilakukan dengan mengancam kesombongan penjajahan, yang dimuat dalam satu tulisannya yang mengatakan bahwa kontrolir Belanda Van de Meulen ini adalah tidak lebih muda dari seorang babu yang menjaga anak-anak, oleh karena itu dari pemberitaan ini akhirnya menimbulkan pertengkaran antara Parada Harahap dengan Belanda. Sejak berita itu diturunkan ada saja hantaman dan masalah yang dilancarkan oleh pihak Belanda terhadapnya. Selain berita itu, Parada Harahap juga pernah menulis dan menceritakan

11 dalam surat kabarnya bahwa beliau pernah ditangkap di tengah jalan sehinnga dia tidak diperbolehkan untuk pulang. Parada Harahap akhirnya ditahan dalam tahanan selama 2 hari, selanjutnya dia di keluarkan kembali karena berita yang dimuatnya telah dibaca oleh Residen yang menyebabkan Residen tersebut turun tangan. Akibat dari tindakan pemerintah kolonial Belanda terhadap dirinya, selanjutnya bukan membuat beliau menjadi jera bahkan berita-berita yang dimuat oleh surat kabarnya pun semakin radikal dan sangat keras menghantam pemimpinan Belanda di Tapanuli. Oleh sebab itu hal ini sangat dirasakan di kalangan pegawai-pegawai Belanda, untuk itu mereka menjadi sangat hati-hati terhadap apa saja yang dimuat oleh surat kabar Sinar Merdeka, sebab berita itu akan sampai kepada parket pokrol jendaral (Jaksa Agung). Setiap nomor yang terbit selalu saja ada terdapat kolom yang digaris merah dan dikirim kepada pembesar justisi Belanda. Oleh karena itu wajar saja kalau masyarakat rendahan Suara Merdeka menjadi tumpuan harapan untuk menyampaikan segala keluh kesah mereka dan ratap tangis terhadap perbuatan serta tindakan sewenang-wenang para pegawai-pegawai Belanda. Dimana saat itu Tapanuli dalam suasana gelap dari keadilan. Tampilnya Parada Harahap oleh rakyat dianggap sebagai pahlawan pena yang sangat berperan dalam merebut kemenangan di medan perang. Selama 2 tahun Parada Harahap berada di Padang Sidempuan, maka tidak kurang 12 kali beliau menghadapi delik pers. Untuk itu tidak kurang dari 7 bulan juga ia harus keluar masuk penjara SOARA BATAK Tepat bulan November 1919 lahirlah sebuah surat kabar bernama Soara Batak. Surat kabar ini diterbitkan oleh Saban Sabtu oleh suatu badan hokum yang sengaja dibentuk sebagai oleh N.V. Soara Batak yang terbit di Tarutung. Tujuan dari penerbitan

12 surat kabar ini adalah sebagai pembawa suara kumpulan Hatopan Kristen Batak. Surat kabar ini kemudian dicetak oleh Philemon bin Haroen Siregar di Tarutung, sedangkan yang menjadi pimpinan redaksinya adalah M.H Manulang, beliau adalah seorang tokoh yang sudah lama dikenal oleh masyarakat Tapanuli sebagai pemimpin rakyat, dimana sebelumnya beliau juga pernah mendirikan surat kabar tersebut di Balige. Terkesan dari nomor permulaan awal terbitnya, surat kabar ini lahir karena hasil dorongan hati yang keras supaya daerah tanah Batak memiliki sarana media pers sendiri. Soara Batak lahir karena masyarakat Kristen Batak di Tapanuli sudah mulai jenuh dan bosan terhadap dominasi yang berasal dari Rijnsche Zending, yakni sebuah organisasi Kristen Protestan yang berpusat di Barmen Jerman. Sehubungan dengan kesediaan pemerintah Hindia Belanda untuk menyerahkan konsesi perkebunan besar asing di wilayahnya kepada H.V.A.(Handles Vereeniging Amsterdam) yang sudah terdengar beritanya sejak tahun 1916 dan akhirnya terjadi juga. Oleh karena itu masyarakat Tapanuli hanya bisa terdiam melihat tindakan yang dilakukan oleh pemerintah Belanda di Tapanuli, khususnya bagi masyarakat di bagian Utara yang merupakan penduduk asli Batak yang homogen terhadap hukum-hukum adat yang sudah mereka rasakan dari abad ke abad. Maka dari itu, melalui surat kabar Soara Batak akhirnya M.H. Manullang berusaha untuk ikut bergerak memperjuangkan segala tindakan yang dilakukan oleh pemerintah Belanda yang dianggap telah merugikan rakyat Tapanuli. Perasaan anti kolonialisme M.H. Manullang sangat tajam sebagaimana dapat dilihat pada kupasan berikut: Saudara-saudara kita jang menjadi koeli selamanja hidoep sebagai kerbau pedati dan kerbau badjak, kena hantam poekoel, tjoetji maki dan berbagai siksaan kaoem planters (toean-toean keboen) sedjak dari ketjil sampai chef-nja semoea memandang sebagai perkakas jang tidak berperasaan boleh dipengapakan sadja.

13 Gaya tulisan M.H. Manullang memang bisa dibilang provokatif untuk ukuran masa itu. Barangkali ini juga sebagai cerminan dari tipologi masyarakat Batak yang kalau bicara biasanya lugas dan tagas. Ketika Soara Batak pertama kali terbit, surat kabar ini juga sudah langsung menyatakan solidaritasnya dan menyindir pedas atas penangkapan dan penahanan terhadap Parada Harahap. Sebagaimana diketahui, Parada Harahap dikenal sebagai raja delik pers dari Sumatera Utara. Kehidupan bermasyarakat dan berpolitik yang ia lalui selama tujuh tahun ( ) di Pulau Jawa, membuat MH Manullang cukup matang untuk berjuang melawan kekejaman pemerintah kolonial dan gaya otoriterisme petinggi Zending. Pergaulannya dengan tokoh-tokoh Syarikat Islam seperti, H. Agus Salim, HOS Tjokroaminoto, dan Abdul Muis telah memberikan manifest baru dalam perjuangan. Dukungan mereka menebalkan tekad M.H. Manullang untuk meninggalkan sekolah Methodist, dan kembali ke Tarutung, Tapanuli, daerah asalnya. Model organisasi Syarikat Islamlah yang mengilhami M.H Manullang mendirikan Hatopan Kristen Batak (Hatopan berarti Syarikat) pada tahun 1918 di Tapanuli Utara. Dengan tema Hamajuon Bangso Batak dan Patanakkohon Hakristenon (mewujud nyatakan kekristenan), organisasi ini segera mendapat sambutan luas. Atas dukungan teman-temannya, seperti Guru Polin Siahaan, Sutan Sumurung Lumbantobing, dan lain-lainnya, serta tokoh-tokoh Sarikat Tapanuli, HKB berkembang pesat sebagai komunitas yang gigih memperjuangkan perbaikan kehidupan sosial, ekonomi, politik dan agama. Maka langkah selanjutnya MH. Manullang bersama dengan pemimpin gereja setempat mengadakan pertemuan, rapatrapat besar, kongres untuk mendesak perbaikan kehidupan dan hubungan yang harmonis antar masyarakat setempat dengan pemerintah Belanda. Di sisi lain, HKB banyak dihujat

14 oleh pemerintah kolonial Belanda dan petinggi zending Jerman, yang menuduh M.H Manullang sudah menjual imannya kepada pemeluk agama lain. Mereka yang menghujat tidak menyadari, bahwa Hatopan Kristen Batak menjadi poros para nasionalis Indonesia yang karismatis. Perjuangan M.H. Manulang dalam menentang penjajah semakin gigih setelah Pemerintah Belanda, melalui perantaraan kesultanan-kesultanan ciptaannya di daerah Sumatra Timur, membagi-bagi tanah pribumi kepada perkebunan besar tanpa menghiraukan hak rakyat. Tanah dinyatakan milik kesultanan yang kemudian disewakan kepada Belanda. Pemerintah kolonial memberikan konsesi kepada pemodal perkebunan untuk mengolahnya. Rakyat yang ingin menggarap tanah harus menyewa kepada Pemilik Afdeling. Penguasaan atas tanah ini menyengsarakan rakyat, karena merupakan sumber kehidupan bagi rakyat. Akal-akalan itulah yang ditentang oleh MH.Manullang. Beliau menyadarkan, menghimpun dan menyuarakan tuntutan masyarakatnya dengan menerbitkan surat kabar Soeara Batak pada tahun Dalam setiap pemberitaannya surat kabar Soara Batak juga banyak menulis tentang keberadaan pemerintah kolonial Belanda di Tapanuli seperti sentilan-sentilan tajam, Kandang koeda assitent resident lebih cantik dari boei. Dalam edisi perdananya, Manullang juga menulis sebuah manifesto, yang mencerminkan sikap anti kolonial sekaligus tumbuhnya kesadaran akan rasa nasionalismenya, yang kerap dicampurbaurkan dengan bangsa Tapanuli. Sebagaimana masa kolonialisme merupakan masa perubahan, pergerakan dan konflik yang ditujukan untuk mencapai hak-hak asasi manusia, persamaan hak, hak nasional, perkumpulan-perkumpulan muncul di mana-mana yang tujuannya untuk mencapai kemerdekaan dan kehidupan yang baik. Perkumpulan-

15 perkumpulan bangsa Indonesia bermunculan bagaikan jamur dimusim hujan, dalam sebuah tulisan beliau mengatakan, Dalam perjalanan waktu bahwa bangsaku, bangsa Batak, telah mulai mengerti arti solidaritas, bukankah begitu?.. Saudara-saudaraku! Lihatlah tanah kita yang disewakan oleh Guibernur Jenderal kepada para kapitalis karena kita tidak mengerjakannya. Tanah kita itu. menghasilkan untung besar; semua pemegang saham Eropa dan Amerika dengan gembira membagi-bagi keuntungan yang berlipat ganda. Pada bulan Desember 1920, Manullang terkena delik pers ketika surat kabar Soara Batak memuat tulisan tentang konsesi Pansoer Batu 10. Sebelum terkena pers delik pada surat kabar yang dipimpinnya, M.H. Manullang juga pernah menulis kasus Pansoer Batu pada surat kabar Poestaha, yang terbit di Padang Sidempuan. Pada Poestaha edisi 4 Juli 1919, M.H. Manullang menulis: Teman-teman Batak! Dengan sangat menyesal saya memberitahukan kepada Saudara-saudara: tanah di Pansurbatu di subdistrik Tarutung telah dicuri oleh pengisap darah (kapitalis bermata putih). Ada ribuan pohon kemenyan dan ratusan bau lahan yang ditanami padi, milik saudara-saudara kita, tetapi pemerintah di Tapanuli tidak melarangnya. sekarang kita mengetahui bahwa pemerintah hanyalah bersandiwara. Manullang sendiri akhirnya dihadapkan ke raad van justisi (Pengadilan Tinggi) Padang. Sesudah perkaranya diproses selama kurang lebih setahun oleh raad van justisi, Manullang kemudian diputuskan untuk menjalani hukuman kurungan selama setahun di penjara Cipinang, Jakarta. Pengganti Manullang adalah Soetan Soemoeroeng, yang juga dikenal memiliki sikap anti kolonialis Belanda. Sama halnya dengan Manullang, Soemoeroeng juga terkena delik pers, ketika Soara Batak pada terbitan 2 dan 6 Juni tahun 1921 mengupas soal konsesi Sioebanoeban dan Pansoer Batoe. Soemoerong 10 Pansoer Batu adalah areal tanah seluas bau yang hendak disewakan (erfacht) kepada pengusaha perkebunan Eropa. Namun masyarakat Pansoer Batu menolak menyewakan tanah mereka dan tetap menanami tanah tersebut. Akibatnya sebanyak 12 orang pemimpin rakyat ditahan selama 12 hari dan disuruh membayar denda f 10 karena dituduh sebagai dalang yang mempengaruhi rakyat Pansoer Batoe untuk melawan kebijakan pemerintah Belanda. op. cit., hal.122

16 kemudian disidang oleh Pengadilan Kerapatan Besar Tarutung pada tanggal 7 Februari Kemudian diputuskan bahwa Soemoeroeng dihukum 1,5 tahun penjara karena dianggap telah melanggar pasal 207 dan 145 KUHP Hindia Belanda, yaitu memberi rasa malu dan menerbitkan bibit kebencian antara rakyat dan pemerintah. Maka pada tanggal 5 Juni 1924, Residen Sibolga memperteguh putusan rapat, dan setelah grasi Soemoeroeng ditolak Gubernur Jendral Hinda Belanda, maka pada tanggal 27 Oktober Soemoeroeng dibawa ke Sibolga untuk menjalani hukumannya. Akibatnya Soeara Batak tidak terbit lagi. M.H Manullang sendiri sekeluar dari penjara Cipinang pada tahun 1924, kemudian menerbitkan koran baru bernama Persamaan. Tahun 1928 merupakan tahun-tahun tersibuk yang penuh dengan kobaran semangat juang yang ditunjukan oleh rakyat dalam menumbuhkan rasa nasionalisme, maka sejalan dengan itu juga dunia persuratkabaran semakin melancarkan tugasnya sebagai pembawa dan pemberi berita terhadap rakyat Tapanuli khususnya. Untuk itu para tokoh-tokoh pers berupaya keras untuk tetap menerbitkan surat kabar baru menjelang dilaksanakannya sumpah pemuda pada tahun 1928 yang cukup menggugah kesadaran rakyat untuk bangkit melawan ketidakadilan di wilayahnya sendiri. Oleh karena itu adapun surat kabar yang pernah terbit di Tapanuli pada masa tersebut antara lain ; Bendera Kita Sebuah surat kabar ternama yang terbit 3 kali seminggu tercatat bernama Bendera Kita terbit di kota Sibolga pada tanggal 4 Januari 1925, di bawah pimpinan seorang wartawan revolusioner bernama Jesayas Siahaan. Surat kabar Bendera Kita mulai terbit diawali dengan sebuah kritikan tajam yang ditujukan kepada pemerintah kolonial Belanda yang ingin melakukan propaganda ke Tapanuli bernama Hemmers yang

17 mengatakan bahwa supaya orang-orang Kristen jangan melawan Belanda tetapi harus membantunya. Selanjutnya Hemmers juga mengatakan bahwa kapitalis-kapitalis perlu menanamkan modalnya untuk kemajuan Tapanuli. Dalam pemberitaannya surat kabar Bendera Kita mengingatkan kepada pembacanya betapa orang-orang Belanda dulunya telah berperang untuk mendapatkan kemerdekaan dari Spanyol selama 80 tahun lamanya, pada hal bila dikaji semua orang mengetahui bahwa Belanda dan Spanyol sama-sama pemeluk Kristen. Terhadap kaum kapitalis Bendera Kita menjelaskan bahwa menurut Kristen orang-orang kaya akan sukar untuk masuk surga dari pada orang miskin, selain itu terhadap kapitalis sendiri menurut surat kabar Bendera Kita menyimpulkan bahwa orang-orang Jawa hanya menjadi budak modern di perkebunan berita ini disampaikan pada tanggal 11 Maret Dalam perkembangan selanjutnya, maka Jesayas Siahaan ditangkap dengan alasan karena beliau telah menjadi aktivis komunis, oleh karena itu maka pimpinan surat kabar Bendera Kita digantikan oleh S.M Simanjutak. Dalam kepemimpinannya beliau pernah menerbitkan sebuah berita pada tanggal 23 Juli tahun 1927 yang berjudul pemerintah harus digoelisten (dihukum), yang menjelaskan bahwa perlu diadakannya pemeriksaan ke Digoel (penjara), karena semakin cepat akan semakin baik. Selanjutnya secara pribadi beliau juga tidak sependapat apabila kekuasaan Belanda diusir sekarang juga dari Indonesia, dengan alasan bahwa tidak menghendaki jika akibat dari peraturan keras pemerintah dapat membuat orang-orang yang tidak bersalah akan turut dipenjarakan juga. Dalam pemberitaan berikutnya pada tanggal 30 Juli 1927, surat kabat Bendera Kita berusaha membahas masalah siapa orang yang menjadi mata-mata Belanda yang

18 semula telah menonjolkan diri justru sekarang telah menjadi pemimpin yang cukup berani berterus-terang mengupas kebusukan dan keburukan pemerintah. Menurut keterangan yang didapat melalui surat kabar Bendera Kita juga menjelaskan bahwa pada dasarnya dengan memberi kesempatan kepada seorang kaki tangan seperti ini, maka pemerintah sebetulnya tidak menindas gerakan revolusioner melainkan akan mendukungnya. Selanjutnya maka pada tanggal 10 September 1927, surat kabar ini telah berhenti dalam penerbitannya lantaran kelemahan di bidang administrasi Soeara Tapanoeli Pada tahun 1925 tepat dibulan Maret, tebitlah sebuah surat kabar bernama Soeara Tapanoeli yang terbit di Sibolga di bawah pimpinan Amir Hoesin yang terbit 3 kali seminggu. Surat kabar Soeara Tapanoeli terbit dalam edisi berbahasa Indonesia. Dalam penerbitannya surat kabar tersebut lebih banyak menyuarakan berita-berita yang berisikan suara-suara pembaharuan untuk rakyat di bidang politik yang cukup kritis dan tajam. Dalam setiap pemberitaannya Soeara Tapanoeli juga selalu membuat dan menempatkan gambar-gambar berupa karikatur tangan yang berisikan sindiran-sindiran lucu yang ditujukan kepada pemerintah kolonial Belanda. Kegemaran dalam membuat karikatur yang berbau politis pada waktu itu belumlah biasa dalam surat kabar Indonesia maupun di kalangan pers Belanda sendiri. Karikatur yang dimuat oleh surat kabar Soeara Tapanoeli pada masa tersebut berisikan sindiran terhadap diskriminasi antara terjajah dengan penjajah yang intinya bangsa penjajah selalu bertindak sebagai pemimpin dalam segala kebijakan yang menyangkut kepentingan rakyat pribumi. Dalam pemberitaan selanjutnya dibulan Agustus tahun 1925, Soeara Tapanoeli pernah membahas mengenai pandangan politik yang salah dari pembesar Belanda yang

19 cukup konservatif karena telah melakukan tindakan sewenang-wenang terhadap orangorang pribumi berupa pemungutan pajak dan kerja rodi. Maka Soeara Tapanoeli berusaha mengupas masalah pengembalian kepercayaan dengan menggantikan gubernur jenderal lama Fock kepada gubernur yang baru bernama De Graeff. Surat kabar tersebut telah memusatkan pandangannya pada keperluan supaya fungsi dewan negeri dan susunannya harus benar-benar diperbaiki, dengan tujuan agar rakyat mendapat kesempatan untuk turut serta dalam mengurus segala kebijakan politik yang berlaku di Tapanuli khususnya di Sibolga. Dalam pemberitaannya Ahmad Hoesin sebagai salah seorang anggota redaksi Soeara Tapanoeli juga telah menyadari bahwa masalah yang dihadapi oleh rakyat bukan hanya soal politik, tetapi juga seputar masalah ekonomi juga harus diselesaikan mengingat pada waktu itu kota Sibolga merupakan pusat bandar perdagangan untuk wilayah Tapanuli. Oleh karena itu melalui pemberitaannya Soeara Tapanoeli berupaya keras agar rakyat dapat mengetahui segala informasi yang berkembang pada masa itu. Karena kelemahan di bidang administrasi, maka pada tahun 1926 surat kabar Soeara Tapanoeli akhirnya berhenti dalam penerbitannya Soeara Sini Pada bulan Mei 1929, sebuah surat kabar bernama Soeara Sini terbit di Sibolga, di bawah pimpinan redaksi Saroehoem. Dalam penerbitannya surat kabar ini terbit sekali sebulan, melalui percetakan Tapanoeli, surat kabar ini mampu membuat berita setengah halaman. Oleh karena kondisi percetakan yang kurang memuaskan, selanjutnya surat kabar ini pindah ke Tarutung di bawah percetakan Bataksche Electrische Drukkerij Mij. Dalam pemberitaannya, surat kabar ini banyak mengupas tentang masalah-masalah

20 politik dan sosial yang terjadi di Tapanuli. Di daerah ini, Soeara Sini mendapat perhatian dan dukungan lantaran berita-berita yang disampaikan cukup tajam dan radikal dalam menentang setiap kebijakan Belanda di Tapanuli. Oleh karena itu Saroehoem dijuluki sebagai Soekarno Van Tapanoeli. Namun perkembangan surat kabar ini tidak begitu lama yakni hanya dua tahun saja, hal ini lantaran banyaknya kekurangan khususnya di bidang administarsi Bintang Batak Pada akhir tahun 1928 tepatnya di bulan November, terbitlah sebuah surat kabar dalam edisi berbahasa Indonesia di Sibolga bernama Bintang Batak, di bawah pimpinan redaksi G. Ph.Siagian. Surat kabar ini terbit seminggu sekali. Dalam setiap penerbitannya Bintang Batak banyak mengupas berita mengenai persoalan ekonomi, hal ini disebabkan karena pada masa itu krisis ekonomi sedang melanda dunia yang dikenal dengan Malaise yang imbasnya sampai ke Tapanuli. Dalam setiap kesempatan surat kabar ini berusaha mendesak supaya penguasa kolonial agar lebih banyak memberi peluang kepada penduduk pribumi untuk dapat mengerti bagaimana cara mencari sumber kehidupan. Selain itu para petani pribumi juga diarahkan agar selalu berhati-hati dalam menghadapi ancaman kesulitan ekonomi. Surat kabar Bintang Batak juga menyoroti masalah tentang banyaknya biaya yang dikeluarkan oleh penguasa di bidang pemeliharaan keamanan, pada hal disisi lain biaya tersebut dapat dimanfaatkan untuk keperluan peningkatan kesehatan penduduk pribumi, sebab menurut keterangan yang diperoleh dikatakan bahwa di wilayah tersebut belum ada dibangun sebuah rumah sakit. Dalam pemberitaannya pada tanggal 13 November 1929 diungkapkan bahwa seorang pegawai Belanda telah melanggar seorang anak-anak, namun dalam kejadian dia

21 hanya mengacuhkan begitu saja anak tersebut. Selain berita tersebut, juga diungkapakan bagaimana hukuman yang diberikan oleh pihak kolonial kepada penduduk ketika ia berhutang pajak sebesar f 5.81, maka sanksi atas hutang tersebut ia harus membayar dua kali lipat dari nilai hutang sebelumnya. Berita-berita yang diterbitkan oleh surat kabar Bintang Batak tidak hanya membahas masalah seputar ekonomi, tetapi juga membahas mengenai persoalan sosial dan agama di Tapanuli. Salah satu diantaranya adalah mengenai perkembangan kekristenan Batak akibat dari pengaruh Rijnschzending Jerman yang ingin berkuasa di Tapanuli, sehingga menimbulkan anggapan bahwa pengaruh dominasi zending dengan pemeluk Kristen Batak telah melahirkan ungkapan Berdikari berdiri di atas kaki sendiri. Dari masalah-masalah yang disampaikan, maka telah membawa kemajuan besar dalam dunia persuratkabaran di Tapanuli. Dengan banyaknya berita-berita yang muncul telah membuat rakyat semakin mandiri dan mampu dalam mengatasi setiap persoalan yang ada. Hal ini dapat dilihat dengan banyaknya putera-putera Batak yang mendapatkan pendidikan di sekolah hasil dari proses misi zending Jerman ke tanah Batak pada waktu itu. Dalam perkembangan selanjutnya, diakhir tahun 1931 keberadaan surat kabar ini sudah mulai goyah dan akhirnya berhenti dalam penerbitan lantaran banyaknya persoalan yang dihadapi khususnya di bidang ekonomi Beberapa Surat Kabar Kecil Sekitar tahun Tahun 1926 sampai dengan 1928 merupakan tahun-tahun tersibuk yang penuh dengan kobaran semangat juang yang ditunjukan oleh rakyat dalam menumbuhkan rasa nasionalisme, maka sejalan dengan itu juga dunia persuratkabaran semakin melancarkan

22 tugasnya sebagai pembawa dan pemberi berita terhadap rakyat Tapanuli khususnya. Untuk itu para tokoh-tokoh pers berupaya keras untuk tetap menerbitkan surat kabar baru menjelang dilaksanakannya sumpah pemuda pada tahun 1928 yang cukup menggugah kesadaran rakyat untuk bangkit melawan ketidakadilan di wilayahnya sendiri. Oleh karena itu adaupun surat kabar yang pernah terbit di Tapanuli pada masa tersebut antara lain; 1. Pada tahun 1926 terbit sebuah surat kabar di Balige bernama Siadji Panoetoeri di bawah pimpinan Soetan Pangaribuan. Surat kabar ini terbit 2 kali sebulan. 2. Pada tahun 1926 juga terbit sebuah harian tercatat bernama Parbarita Batak, terbit di Tarutung di bawah pimpinan redaktur H.Panggabean. 3. Pada tahun 1927 terbit sebuah majalah wanita bernama Parsaoelian Ni Soripada yang terbit di Tarutung di bawah pimpinan Ny Siahaan. 4. pada tahun 1927 terbit sebuah surat kabar bernama Anak Batak di bawah pimpinan Walter P.Raja Tobing yang terbit di Sibolga, surat kabar ini terbit sebulan sekali. 5. Pada tahun 1928 di Sipirok terbitlah sebuah harian bernama Pardomoean di bawah pimpinan Soetan Pangoerabaan, surat kabar ini terbit 1 kali dalam sebulan. Semua penerbitan surat kabar di atas pada dasarnya mengarah pada pemberitaan tentang kepentingan rakyat baik di bidang politik, sosial maupun ekonomi yang selalu berusaha keras untuk tetap menentang segala kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah kolonial Belanda di Tapanuli menjelang periode Sumpah Pemuda.

23 2. 4. Pers Tapanuli Diakhir Kekuasaan Belanda Setelah berlanjutnya perang di Eropa, maka semakin banyak ramalan yang muncul yang mengatakan bahwa perang akan menjalar sampai ke Asia sehubungan dengan dikuasainya Perancis oleh Jerman. Hal ini disebabkan karena jajahan Perancis di Indo-Cina tidak akan dibiarkan terlantar begitu saja oleh bangsa yang dari sejak dulu telah simpatik melihat keadaan di wilayah yang dikuasai tersebut. Dalam hal ini adalah Jepang, oleh karena itu Jepang menjadi pusat perhatian sekaligus Indonesia dari jajahan Belanda. Dalam perkembangan selanjutnya, menjelang agresi Jepang yang sudah dianggap akan terjadi, maka Jepang mengadakan pertemuan tingkat menteri di Jakarta dengan melakukan perundingan terhadap pemerintah Hindia Belanda di Indonesia yang diwakilkan oleh gubernur jenderal Van Mook. Adapun tujuan atau isi dari perundingan tersebut adalah terdengar kabar bahwa Jepang mencoba menarik Hindia Belanda ke dalam kegiatan Jepang dalam perang Asia Timur Raya, dengan tujuan supaya Belanda mau mensuplai segala produk bahan baku yang diperlukan oleh Jepang dalam proses perang nanti. Mendengar keputusan tersebut tentu saja hal ini ditolak secara tegas oleh pihak Belanda dengan harapan bahwa Belanda tetap saja ingin menguasai seluruh Asia Tenggara termasuk Indonesia. Selanjutnya dalam suatu kesempatan tidak lama setelah gagalnya perundingan dengan Jepang, maka gubernur jend Jhr Tjarda Van Stachouwer mengadakan pidato di depan radio Nirom, beliau bermaksud ingin membicarakan persoalan politik yang terjadi, tetapi sama sekali tidak memberi harapan akan perubahan hasil dari komisi visman terhadap banyaknya perbedaan pendapat yang sedang berkembang di Indonesia saat itu.

24 Oleh sebab itu banyak berita-berita yang tersiar di Indonesia mengenai hasil perundingan tersebut, yang akhirnya menyebar juga sampai ke Tapanuli. Banyak surat kabar di Tapanuli memuat berita mengenai perdebatan yang terjadi antara Jepang dengan Belanda. Tentu saja dalam pikiran para tokoh-tokoh pers beranggapan bahwa pihak Hindia Belanda akan kalah dengan Jepang, maka tentu saja penderitaan rakyat pun pasti berakhir juga. Sejak Jepang mengobarkan perang kembali, maka banyak surat-surat kabar menjadi rebutan publik, hal ini dimaksudkan untuk dapat mengetahui perkembangan apa yang sedang terjadi di masing-masing daerah. Hal ini terlihat dengan banyaknya berita yang memuat mengenai segala aktifitas dan gerak-gerik Belanda yang dianggap mencurigakan, sebab ada kemungkinan bahwa Jepang akan merebut ibukota dan sekaligus wilayah Indonesia sudah diperhitungkan oleh Belanda. Oleh sebab itu, adapun jenis-jenis surat kabar yang terbit di Tapanuli menjelang berakhirnya kekuasaan Belanda antara lain ; 1. Drukkerij Tapian Na Oeli, terbit tahun 1940 di Padang Sidempuan dibawah pimpinan redaksi Maringan Napitupuluh, terbit setiap hari Sabtu dalam edisi berbahasa Batak terkadang bahasa Indonesia. 2. Anak Batak terbit tahun 1940 di Tarutung dibawah pimpinan J.R.Siahaan, terbit setiap hari sabtu dalam edisi berbahasa Batak. 3. Batak Bergerak terbit tahun 1941 di Tarutung dibawah pimpinan redaksi Soetan Amir Hamzah, redaksi B.Sihombing, Batara Soboe, A.L.Tobing. terbit dalam edisi berhasa Indonesia dan Batak, terbit setiap hari Jumat.

25 4. Partongkoean terbit tahun 1939 di Balige dibawah pimpinan redaksi H. Panjaitan terbit dalam edisi berbahasa Batak, terbit sepuluh hari sekali. 5. Oetoesan terbit tahun 1939 di Padang Sidempuan dibawah pimpinan redaksi Baginda Kali Djoendjoengdan A.H. Daulay. Terbit dalam edisi berbahasa Indonesia merupakan surat kabar nasional, terbit setiap hari Senin dan Sabtu Gema Pers Pada Masa Pendudukan Jepang Berbicara mengenai pers di masa pendudukan Jepang rasanya tidak sempurna apabila belum mengarah pada masalah ekspansi Jepang ke seluruh Asia Timur Raya, yang beritanya sangat populer ketika itu. Rencana ekspansi ini berawal sejak Jepang dipimpin oleh kaum reaksioner militer nasionalis dan fanatik pada tahun Keinginan Jepang yang cukup kuat tersebut bukanlah persoalan baru dalam sejarah Jepang, hal ini didukung dengan adanya kepercayaan Jepang 2000 tahun yang lalu dimana kaisar Jepang pertama bernama Jimmu Tenno memerintahkan sabda suci Hakko Ichiu agar mempersatukan delapan penjuru dunia di bawah pimpinan panji-panji Nippon. Akhirnya Jepang bergerak merebut Asia Tenggara, setelah tanggal 8 Desember 1941 melakukan penyerbuan paling hebat terhadap pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat terbesar di Pearl Harbour. Oleh karena itu dalam peristiwa tersebut sejarah mencatat bahwa Amerika mengalami kerugian yang amat besar baik korban jiwa maupun materil. Peristiwa ini yang melatarbelakangi Jepang bergerak menuju Indonesia untuk kembali menancapkan kekuasaannya sebagai pemenang dalam perang dunia ke II. Untuk wilayah Sumatera pasukan Jepang melakukan penyerbuan di bawah pimpinan Letnan

26 Jend Tomoyuki Yamashita, dimana Jendral ini telah berhasil menaklukan Malaya dan Singapura secara hebat dengan menempatkan pasukan di Singapura. Dalam perkembangan berikutnya ternyata Jepang berhasil untuk menaruh kekuasaan sekaligus pengaruhnya di wilayah Indonesia termasuk pulau Sumatera dan khususnya Tapanuli pada tanggal 24 Maret Jepang akhirnya dapat menguasai seluruh Tapanuli dengan menempatkan satu divisi (divisi ke 4) di Sumatera bagian tengah sebagai divisi cadangannya. Setelah Jepang berhasil menguasai Tapanuli pada tanggal 24 Maret 1942, maka seluruh penerbitan surat kabar dan berkala lainnya tidak dibenarkan lagi terbit oleh Jepang. Maka langkah selanjutnya yang dilakukan Jepang adalah dengan menerbitkan sebuah surat kabar ternama bernama Tapanuli Sinbun. Harian ini terbit dalam dua edisi yakni edisi bahasa Indonesia dan Tionghoa. Untuk penerbitan surat kabarnya Jepang mempekerjakan tenaga ahli Indonesia yang diambil dari bekas anggota redaksi Bendera Kita yang pernah terbit di Tarutung di bawah pimpinan J. Siahaan pada tahun 1931, sedangkan untuk edisi Tionghoa diambil dari beberapa bekas tenaga dari harian beraksara Cina bernama New China Times yang berkedudukan di Sibolga. Surat kabar Tapanuli Sinbun ini dipimpin oleh Hadley Hasibuan yang bertindak sebagai pimpinan redaksi. Harian ini terbit pada sore hari, oleh karena itu sebelum dicetak terlebih dahulu di sensor oleh tim dinas penerangan Jepang bernama Bunkaka. Pada umumnya berita-berita yang dimuat oleh surat kabar ini tentu saja adalah berita mengenai kepentingan politik Jepang yaitu cita-cita Asia Timur Raya, untuk berita-berita luar negeri hanya bersumber dari kantor berita Jepang bernama Domei. Surat kabar Tapanuli Sinbun dengan kedua edisi terbitannya berkantor dan

27 dicetak di percetakan Syarikat Tapanuli yang terletak di jalan Sisingamangaraja Sibolga 11. Penyerahan Jepang kepada sekutu merupakan moment yang cukup baik untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia keseluruh dunia. Oleh karena itu kantor berita milik Jepang Domei dijadikan sebagai tempat bekerja para pemuda-pemuda Indonesia yang telah menyadari benar betapa pentingnya kemerdekaan bagi bangsanya. Oleh sebab itu mereka segera menyebarluaskan berita proklamasi Indonesia merdeka yang telah diumumkan oleh Presiden Soekarno-Hatta atas nama bangsa Indonesia. Dua dari tenaga redaksi masing-masing Dr.A.P.Parlindungan Hutagalung dan Bakara L.Tobing ditugaskan untuk segera memperbanyak isi surat kabar sehubungan pada waktu itu sedang berlangsung sidang persiapan kemerdekaan dan adanya pidato-pidato Bung Karno, yang kemudian disusul dengan diberitakannya peristiwa-peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan Indonesia. Salinan teks proklamasi kemudian langsung diperbanyak lalu disalurkan kepada tokoh-tokoh pergerakan. Maka akhirnya pengumuman mengenai berita proklamasi dapat didengar dan dilihat langsung oleh rakyat Tapanuli pada tanggal 29 Agustus 1945 tepatnya di lapangan Simare-mare Tarutung yang bertepatan dengan perayaan Hari Raya Idul Fitri. Dengan penuh semangat yang berkobar dan dengan perasaan yang puas akhirnya rakyat Tapanuli dapat merasakan kemerdekaan terbebas dari belenggu penjajahan Tim penulisan Pemda Prop Sumut, Propinsi Sumatera Utara, Medan : Kementerian Penerangan, 1953, hlm Wawancara dengan Pandapotan Hutagalung tanggal 28 April 2008 di Tarutung.

Daftar Informan. 2. Nama : Rumondang br. Siagian ( Op. Yosua) Pekerjaan : Pedagang Usia : 60 tahun Alamat : Sipoholon Tarutung

Daftar Informan. 2. Nama : Rumondang br. Siagian ( Op. Yosua) Pekerjaan : Pedagang Usia : 60 tahun Alamat : Sipoholon Tarutung Daftar Informan 1. Nama : Togar Paniaran Sirait (Op. Ruth) Pekerjaan : Wiraswasta Usia : 65 Tahun Alamat : Pintu Pohan Balige 2. Nama : Rumondang br. Siagian ( Op. Yosua) Pekerjaan : Pedagang Usia : 60

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Sejarah Indonesia pada periode merupakan sejarah yang menentukan

PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Sejarah Indonesia pada periode merupakan sejarah yang menentukan PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Sejarah Indonesia pada periode 1945-1950 merupakan sejarah yang menentukan masa depan bangsa ini, karena pada periode inilah bangsa Indonesia mencapai titik puncak perjuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah Indonesia pada periode merupakan sejarah yang menentukan

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah Indonesia pada periode merupakan sejarah yang menentukan BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Sejarah Indonesia pada periode 1945-1950 merupakan sejarah yang menentukan masa depan bangsa ini, karena pada periode inilah bangsa Indonesia mencapai titik puncak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan telah terjadi sejak kedatangan penjajah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan telah terjadi sejak kedatangan penjajah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan telah terjadi sejak kedatangan penjajah Barat di Nusantara. Perjuangan itu berawal sejak kedatangan bangsa Portugis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda

BAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia di jajah oleh bangsa Eropa kurang lebih 350 tahun atau 3.5 abad, hal ini di hitung dari awal masuk sampai berakhir kekuasaannya pada tahun 1942. Negara eropa

Lebih terperinci

MAKALAH PERISTIWA PROKLAMASI KEMERDEKAAN

MAKALAH PERISTIWA PROKLAMASI KEMERDEKAAN MAKALAH PERISTIWA PROKLAMASI KEMERDEKAAN OLEH : (XI-IIS.1) FIKRI NUR WAFA (16) FIRJATULLAH AL F. (17) HANIFATUL WAHDA (18) ISYFA MAULANA A. (19) JIHAN FADIYAH M. (20) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sejak masuknya bangsa Belanda dan tata-hukumnya di nusantara tahun 1596

I. PENDAHULUAN. Sejak masuknya bangsa Belanda dan tata-hukumnya di nusantara tahun 1596 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak masuknya bangsa Belanda dan tata-hukumnya di nusantara tahun 1596 berlakulah dualisme hukum di Indonesia, yaitu di samping berlakunya hukum Belanda kuno

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 bukanlah peristiwa yang terjadi begitu saja. Peristiwa tersebut adalah sebuah akumulasi sebuah perjuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Sejarah perkembangan pers di masa Kolonial Belanda khususnya di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Sejarah perkembangan pers di masa Kolonial Belanda khususnya di 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Sejarah perkembangan pers di masa Kolonial Belanda khususnya di daerah kota Medan pada masa kolonial belanda, menjadikan sebuah awal di masa lalu sebagai

Lebih terperinci

BAB 7: SEJARAH PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA. PROGRAM PERSIAPAN SBMPTN BIMBINGAN ALUMNI UI

BAB 7: SEJARAH PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA.  PROGRAM PERSIAPAN SBMPTN BIMBINGAN ALUMNI UI www.bimbinganalumniui.com 1. Berikut ini adalah daerah pertama di yang diduduki oleh tentara Jepang... a. Aceh, Lampung, Bali b. Morotai, Biak, Ambon c. Tarakan, Pontianak, Samarinda d. Bandung, Sukabumi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk menyampaikan informasi adalah pers. mengembangkan pers di Indonesia pada saat itu.

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk menyampaikan informasi adalah pers. mengembangkan pers di Indonesia pada saat itu. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Informasi merupakan kebutuhan yang sangat mendasar bagi kehidupan manusia. Informasi ini bisa didapatkan melalui media seperti: media cetak dan juga media elektronik.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Sejarah Pendidikan di Kota Medan. dari keluarg, masyarakat sekelilingnya. Perkembangan pendidikan saat ini ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Sejarah Pendidikan di Kota Medan. dari keluarg, masyarakat sekelilingnya. Perkembangan pendidikan saat ini ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah Pendidikan di Kota Medan Pendidikan sudah dimulai sejak adanya manusia. Pendidikan itu diperoleh dari keluarg, masyarakat sekelilingnya. Perkembangan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai negara hukum berdasarkan Pancasila dan UUD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai negara hukum berdasarkan Pancasila dan UUD BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara hukum berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 mengakui bahwa kemerdekaan pers merupakan salah satu wujud kedaulatan rakyat dan menjadi unsur

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. permasalahan penelitian yang terdapat pada bab 1. Beberapa hal pokok yang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. permasalahan penelitian yang terdapat pada bab 1. Beberapa hal pokok yang BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Kesimpulan ini merupakan inti pembahasan yang disesuaikan dengan permasalahan penelitian yang terdapat pada bab 1. Beberapa hal pokok yang menjadi kesimpulan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945 menjadi hari bersejarah dalam kehidupan bangsa Indonesia. Peristiwa yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tapanuli menjadi 4 Afdeling yaitu Afdeling Batak Landen, Afdeling Padang

BAB I PENDAHULUAN. Tapanuli menjadi 4 Afdeling yaitu Afdeling Batak Landen, Afdeling Padang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keresidenan Tapanuli adalah wilayah administrasi Hindia Belanda yang berdiri pada tahun 1834. Keresidenan Tapanuli dipimpin oleh seorang Residen yang berkedudukan

Lebih terperinci

Gambar: Pertemuan pemuda Indonesia

Gambar: Pertemuan pemuda Indonesia Pada 1908, rakyat Indonesia mulai memiliki kesadaran untuk bersatu melawan penjajah. Para pemuda di berbagai wilayah di Indonesia mulai mem bentuk per kum pulan untuk menentang penjajah. Perkumpulan pemuda

Lebih terperinci

B A B III KEADAAN AWAL MERDEKA

B A B III KEADAAN AWAL MERDEKA B A B III KEADAAN AWAL MERDEKA A. Sidang PPKI 18 19 Agustus 1945 Proklamasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 hanya menyatakan Indonesia sudah merdeka dalam artian tidak mengakui lagi bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat perdagangan. Aceh banyak menghasilkan lada dan tambang serta hasil hutan. Oleh karena itu, Belanda

Lebih terperinci

Penyebarluasan Proklamasi yang cukup efektif dilakukan juga melalui media siaran radio.

Penyebarluasan Proklamasi yang cukup efektif dilakukan juga melalui media siaran radio. Tugas IPS. Drama : Sejak pagi hari sebelum naskah Proklamasi dikumandangkan, sejumlah pemuda yang mengikuti pertemuan di kediaman Maeda disibukkan dengan kegiatan menyebarkan berita Proklmasi. Dengan semangat

Lebih terperinci

Indikator. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Materi Pokok dan Uraian Materi. Bentuk-bentukInteraksi Indonesia-Jepang.

Indikator. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Materi Pokok dan Uraian Materi. Bentuk-bentukInteraksi Indonesia-Jepang. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Materi Pokok dan Uraian Materi Indikator Bentuk-bentukInteraksi Indonesia-Jepang Dampak Kebijakan Imperialisme Jepang di Indonesia Uji Kompetensi 2. Kemampuan memahami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rekaman kaset, televise, electronic games. Radio telah beradaptasi dengan perubahan dunia,

BAB I PENDAHULUAN. rekaman kaset, televise, electronic games. Radio telah beradaptasi dengan perubahan dunia, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Radio adalah media massa elektronik tertua dan sangat luwes. Selama hampir satu abad lebih keberadaanya, radio siaran telah berhasil mengatasi persaingan keras

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada Desember 1941, Jepang menyerang Honolulu, Hawai, negara bagian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada Desember 1941, Jepang menyerang Honolulu, Hawai, negara bagian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada Desember 1941, Jepang menyerang Honolulu, Hawai, negara bagian ke-50 Amerika Serikat, dari udara. Pada waktu itu juga Amerika dan Inggris menyatakan perang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sejarah Indonesia penuh dengan perjuangan menentang penjajahan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sejarah Indonesia penuh dengan perjuangan menentang penjajahan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sejarah Indonesia penuh dengan perjuangan menentang penjajahan. Perjuangan untuk memperoleh kemerdekaan Indonesia merupakan rangkaiaan peristiwa panjang yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberadaannya di mata dunia. Perjuangan untuk mempertahankan Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. keberadaannya di mata dunia. Perjuangan untuk mempertahankan Indonesia yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemerdekaan yang telah bangsa Indonesia dapatkan merupakan suatu perjalanan yang sangat panjang yang diwarnai dengan bentuk perjuangan rakyat Indonesia. Perjuangan

Lebih terperinci

Negara Jangan Cuci Tangan

Negara Jangan Cuci Tangan Negara Jangan Cuci Tangan Ariel Heryanto, CNN Indonesia http://www.cnnindonesia.com/nasional/20160426085258-21-126499/negara-jangan-cuci-tangan/ Selasa, 26/04/2016 08:53 WIB Ilustrasi. (CNN Indonesia)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu, Kota Sibolga juga memiliki kapalkapal

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu, Kota Sibolga juga memiliki kapalkapal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sibolga merupakan satu kota yang dikenal sebagai Kota Bahari, Sibolga memilki sumber daya kelautan yang sangat besar. Selain pemandangan alamnya yang begitu

Lebih terperinci

HAKIKAT DAN PROSEDUR PEMERIKSAAN TINDAK PIDANA RINGAN 1 Oleh: Alvian Solar 2

HAKIKAT DAN PROSEDUR PEMERIKSAAN TINDAK PIDANA RINGAN 1 Oleh: Alvian Solar 2 HAKIKAT DAN PROSEDUR PEMERIKSAAN TINDAK PIDANA RINGAN 1 Oleh: Alvian Solar 2 ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana hakikat dari tindak pidana ringan dan bagaimana prosedur pemeriksaan

Lebih terperinci

UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Mata Pelajaran : Kebangsaan

UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Mata Pelajaran : Kebangsaan Nama : UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Mata Pelajaran : Kebangsaan Kelas : 7 Waktu : 12.45-14.15 No.Induk : Hari/Tanggal : Jumat, 05 Desember 2014 Petunjuk Umum: Nilai :

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi yang berjudul Peristiwa Mangkok Merah (Konflik Dayak Dengan Etnis Tionghoa Di Kalimantan Barat Pada Tahun 1967), berisi mengenai simpulan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN KEISTIMEWAAN PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN KEISTIMEWAAN PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH UNDANG-UNDANG NOMOR 44 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN KEISTIMEWAAN PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa sejarah panjang perjuangan rakyat Aceh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada masa kesultanan Asahan agar dapat didokumentasikan. peristiwa-peristiwa yang terjadi untuk jadi pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada masa kesultanan Asahan agar dapat didokumentasikan. peristiwa-peristiwa yang terjadi untuk jadi pembelajaran. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah adalah kejadian yang terjadi pada masa lampau, disusun berdasarkan peninggalan-peninggalan yang terdapat dimasa kini. Perspektif sejarah selalu menjelaskan ruang,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Jepang dan Italia melawan Sekutu membawa pengaruh terhadap perubahan situasi negara-negara

PENDAHULUAN. Jepang dan Italia melawan Sekutu membawa pengaruh terhadap perubahan situasi negara-negara PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Keberhasilan Jepang menghancurkan pangkalan laut Amerika di Pearl Harbour merupakan awal keterlibatan Jepang di Perang Dunia Kedua. Pecahnya Perang Dunia Kedua yaitu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan suatu negara untuk menjadi lebih baik dari aspek kehidupan merupakan cita-cita dan sekaligus harapan bagi seluruh rakyat yang bernaung di dalamnya.

Lebih terperinci

Buku «Memecah pembisuan» Tentang Peristiwa G30S tahun 1965

Buku «Memecah pembisuan» Tentang Peristiwa G30S tahun 1965 Buku «Memecah pembisuan» Tentang Peristiwa G30S tahun 1965 Tulisan ini bukanlah resensi buku. Melainkan seruan atau anjuran kepada orang-orang yang mempunyai hati nurani dan berperkemanusiaan, atau yang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM

BAB II GAMBARAN UMUM BAB II GAMBARAN UMUM 2.1. Jepang Pasca Perang Dunia II Pada saat Perang Dunia II, Jepang sebagai negara penyerang menduduki negara Asia, terutama Cina dan Korea. Berakhirnya Perang Dunia II merupakan kesempatan

Lebih terperinci

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN A ZIZATUL MAR ATI ( )

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN A ZIZATUL MAR ATI ( ) PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN 1945-1949 KELOMPOK 1 A ZIZATUL MAR ATI (14144600200) DEVIANA SETYANINGSIH ( 1 4144600212) NURUL FITRIA ( 1 4144600175) A JI SARASWANTO ( 14144600 ) Kembalinya Belanda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera yang mengalami eksploitasi besar-besaran oleh pihak swasta terutama

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera yang mengalami eksploitasi besar-besaran oleh pihak swasta terutama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa kolonial Sumatera Timur merupakan wilayah di Pulau Sumatera yang mengalami eksploitasi besar-besaran oleh pihak swasta terutama dalam pengembangan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR

ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR BAB I NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 1. Organisasi ini bernama TUNAS INDONESIA RAYA disingkat TIDAR, selanjutnya disebut Organisasi. 2. Organisasi ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Revolusi yang menjadi alat tercapainya kemerdekaan bukan kuat dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Revolusi yang menjadi alat tercapainya kemerdekaan bukan kuat dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Revolusi yang menjadi alat tercapainya kemerdekaan bukan kuat dalam persepsi bangsa Indonesia tentang dirinya sendiri. Semua usaha yang tidak menentu untuk

Lebih terperinci

ABSTRAK MASA PENDUDUKAN MILITER JEPANG DI KAWASAN SUMATERA TIMUR

ABSTRAK MASA PENDUDUKAN MILITER JEPANG DI KAWASAN SUMATERA TIMUR ABSTRAK MASA PENDUDUKAN MILITER JEPANG DI KAWASAN SUMATERA TIMUR Pada saat perang Dunia ke-ii terjadi, militer Jepang menyerang negaranegara dan daerah jajahannya yang ada di Asia serta menduduki wilayah

Lebih terperinci

KETENTUAN-KETENTUAN HUKUM PIDANA YANG ADA KAITANNYA DENGAN MEDIA MASSA. I. Pembocoran Rahasia Negara. Pasal 112. II. Pembocoran Rahasia Hankam Negara

KETENTUAN-KETENTUAN HUKUM PIDANA YANG ADA KAITANNYA DENGAN MEDIA MASSA. I. Pembocoran Rahasia Negara. Pasal 112. II. Pembocoran Rahasia Hankam Negara Pasal-pasal Delik Pers KETENTUAN-KETENTUAN HUKUM PIDANA YANG ADA KAITANNYA DENGAN MEDIA MASSA I. Pembocoran Rahasia Negara Pasal 112 Barang siapa dengan sengaja mengumumkan surat-surat, berita-berita atau

Lebih terperinci

Komunisme dan Pan-Islamisme

Komunisme dan Pan-Islamisme Komunisme dan Pan-Islamisme Tan Malaka (1922) Penerjemah: Ted Sprague, Agustus 2009 Ini adalah sebuah pidato yang disampaikan oleh tokoh Marxis Indonesia Tan Malaka pada Kongres Komunis Internasional ke-empat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nurudin, Jurnalisme Masa Kini, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009, hal

BAB I PENDAHULUAN. Nurudin, Jurnalisme Masa Kini, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009, hal 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Manusia sebagai makhluk yang diciptakan Tuhan memiliki rasa ingin tahu yang besar. Rasa ingin tahu tersebut membuat manusia berusaha untuk terus mencari berbagai

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVlNSl KALIMANTAN BARAT NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVlNSl KALIMANTAN BARAT NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PERATURAN DAERAH PROVlNSl KALIMANTAN BARAT NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PERISTIWA MANDOR SEBAGAI HARI BERKABUNG DAERAH DAN MAKAM JUANG MANDOR SEBAGAI MONUMEN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Kolonialisme berawal dari perkembangan situasi ekonomi, dimana

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Kolonialisme berawal dari perkembangan situasi ekonomi, dimana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kolonialisme berawal dari perkembangan situasi ekonomi, dimana rempah-rempah menjadi komoditas yang paling menguntungkan pasar internasional. Itulah yang mendorong para

Lebih terperinci

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN 1945-1949 K E L O M P O K 1 A Z I Z A T U L M A R A T I ( 1 4 1 4 4 6 0 0 2 0 0 ) D E V I A N A S E T Y A N I N G S I H ( 1 4 1 4 4 6 0 0 2 1 2 ) N U R U L F I T R I A

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil pembahasan yang telah dipaparkan pada Bab sebelumnya dapat diambil kesimpulan bahwa Bandung pada periode revolusi fisik tahun 1945-1948 merupakan waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mula-mula kedatangan tentara Jepang disambut gembira dan diterima

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mula-mula kedatangan tentara Jepang disambut gembira dan diterima 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mula-mula kedatangan tentara Jepang disambut gembira dan diterima dengan tangan terbuka oleh rakyat Indonesia yang memang sudah sangat merindukan kemerdekaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1) Muhammad TWH, Drs.H. Peristiwa Sejarah di Sumatera Utara,(2011:85)

BAB I PENDAHULUAN. 1) Muhammad TWH, Drs.H. Peristiwa Sejarah di Sumatera Utara,(2011:85) BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Setelah Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, Belanda bermaksud mengembalikan kekuasaanya. Upaya ini ditunjukan melalui jalur diplomasi di Perserikatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah sebagai suatu narasi besar diperlihatkan melalui peristiwa dan

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah sebagai suatu narasi besar diperlihatkan melalui peristiwa dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah sebagai suatu narasi besar diperlihatkan melalui peristiwa dan tokoh besar dengan mendokumentasikan asal-usul kejadian, menganalisis geneologi, lalu membangun

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab V, penulis memaparkan kesimpulan dan rekomendasi dari hasil penelitian secara keseluruhan yang dilakukan dengan cara studi literatur yang data-datanya diperoleh

Lebih terperinci

Ebook dan Support CPNS Ebook dan Support CPNS. Keuntungan Bagi Member cpnsonline.com:

Ebook dan Support CPNS   Ebook dan Support CPNS. Keuntungan Bagi Member cpnsonline.com: SEJARAH NASIONAL INDONESIA 1. Tanam paksa yang diterapkan pemerintah colonial Belanda pada abad ke-19 di Indonesia merupakan perwujudan dari A. Dehumanisasi masyarakat Jawa B. Bekerjasama dengan Belanda

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Olahraga bulutangkis..., Hary Setyawan, FIB UI, Universitas Indonesia. Universitas Indonesia

BAB V KESIMPULAN. Olahraga bulutangkis..., Hary Setyawan, FIB UI, Universitas Indonesia. Universitas Indonesia BAB V KESIMPULAN Pada tahun 1930-an merupakan masa-masa krisis ekonomi yang melanda disebagian besar dunia. Krisis ekonomi ini berdampak pula di wilayah Asia Tenggara, khususnya Indonesia. Krisis yang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA. Dalam Wikipedia, K. C. Wheare menyatakan bahwa undang-undang atau

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA. Dalam Wikipedia, K. C. Wheare menyatakan bahwa undang-undang atau 9 II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Konsep Undang-Undang Dalam Wikipedia, K. C. Wheare menyatakan bahwa undang-undang atau konstitusi adalah keseluruhan sistem

Lebih terperinci

senopati tersebut berada di Desa Gading. Mereka menetap di sana hingga akhir hayat. Kapal yang mereka gunakan untuk berlayar dibiarkan begitu saja

senopati tersebut berada di Desa Gading. Mereka menetap di sana hingga akhir hayat. Kapal yang mereka gunakan untuk berlayar dibiarkan begitu saja Masa Pra Penjajahan Pulau Kundur memiliki jejak sejarah sendiri sebelum masa penjajahan. Dikisahkan bahwa Kerajaan Singasari di Pulau Jawa yang berada di bawah kepemimpinan Kertanegara hendak melakukan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia setelah lama berada di bawah penjajahan bangsa asing.

BAB I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia setelah lama berada di bawah penjajahan bangsa asing. BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proklamasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 yang diucapkan oleh Soekarno Hatta atas nama bangsa Indonesia merupakan tonggak sejarah berdirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Periode perjuangan tahun 1945-1949 sering disebut dengan masa perjuangan revolusi fisik atau periode perang mempertahankan kemerdekaan. Periode tersebut merupakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kebijakan Politik Etis dalam bidang pendidikan yang diberlakukan oleh

I. PENDAHULUAN. Kebijakan Politik Etis dalam bidang pendidikan yang diberlakukan oleh 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebijakan Politik Etis dalam bidang pendidikan yang diberlakukan oleh pemerintah Hindia Belanda memang membuka kesempatan banyak bagi pemudapemuda Indonesia

Lebih terperinci

RENGASDENGKLOK. Written by Soesilo Kartosoediro Thursday, 19 August :51 -

RENGASDENGKLOK. Written by Soesilo Kartosoediro Thursday, 19 August :51 - Rengasdengklok hanyalah sebuah kota kecamatan kecil di wilayah kabupaten Karawang, Jawa Barat. Namun tanpa Rengasdengklok yang terletak di sebelah utara kota Karawang ini barangkali perjalanan sejarah

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG, DHARMOTTAMA SATYA PRAJA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2000 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

Lebih terperinci

1.PENDAHULUAN. Pemikiran politik modern di Indonesia mulai sejak bangkitnya nasionalisme tahun

1.PENDAHULUAN. Pemikiran politik modern di Indonesia mulai sejak bangkitnya nasionalisme tahun 1 1.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemikiran politik modern di Indonesia mulai sejak bangkitnya nasionalisme tahun 1900 yang diawali dengan munculnya sekelompok mahasiswa yang membentuk perkumpulan

Lebih terperinci

atau sesuatu hal berupa objek yang mempunyai kedudukan, fungsi di masyarakat ( departemen pendidikan dan kebudayaan : 1999:955)

atau sesuatu hal berupa objek yang mempunyai kedudukan, fungsi di masyarakat ( departemen pendidikan dan kebudayaan : 1999:955) 10 Dari kedua pendapat diatas maka penulis mengartikan Partisipasi adalah keikut sertaan (tindakan) yang dilakukan Lembaga, Institusi ataupun individu dalam suatu peristiwa. B. Konsep Peranan Peranan adalah

Lebih terperinci

BAB I PARTAI POLITIK PADA MASA PENJAJAHAN

BAB I PARTAI POLITIK PADA MASA PENJAJAHAN BAB I PARTAI POLITIK PADA MASA PENJAJAHAN Kepartaian yang terjadi di Indonesia, sudah mulai tumbuh dan berkembang sejak masa kolonial Belanda, untuk hal yang menarik untuk disimak dalam buku ini, dimulai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan peri-keadilan (MPR RI, 2012: 2).

I. PENDAHULUAN. dan peri-keadilan (MPR RI, 2012: 2). 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemerdekaan merupakan hak setiap bangsa untuk terlepas dan terbebas dari tekanan bangsa lain. Hal ini senada dengan isi pembukaan UUD 1945. Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG NOMOR 27 TAHUN 1948 TENTANG DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAN PEMILIHAN ANGGAUTA-ANGGAUTANYA. PRESIDEN, Menimbang Mengingat : bahwa telah tiba saatnya untuk menyusun Dewan Perwakilan Rakyat seperti

Lebih terperinci

Usaha pendudukan yang dilakukan Pemerintahan Militer Jepang untuk menguasai

Usaha pendudukan yang dilakukan Pemerintahan Militer Jepang untuk menguasai 2 Pendudukan atas pulau Sumatera juga dimaksudkan oleh Jepang untuk dijadikan pangkalan pengawasan terhadap kapal-kapal milik Sekutu di Samudera Hindia bagian barat, juga sebagai daerah pemasok bahan makanan,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan pustaka Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan topik penelitian. Dimana dalam tinjauan pustaka akan dicari teori atau konsep-konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. political competition and struggles, in which the media, as institution, take a. position (Kahan, 1999: 22).

BAB I PENDAHULUAN. political competition and struggles, in which the media, as institution, take a. position (Kahan, 1999: 22). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah These approaches and almost all the specific literature on media and politics have in common a view of the media as refelction of the society s political competition

Lebih terperinci

Daerah Tempat Tinggalku, Negara Kesatuan Republik Indonesia Negaraku

Daerah Tempat Tinggalku, Negara Kesatuan Republik Indonesia Negaraku Bab V Daerah Tempat Tinggalku, Negara Kesatuan Republik Indonesia Negaraku Ayo bersama mencintai NKRI! Sumber: bipa.ut.ac.id Gambar 5.1 Peta Indonesia Negara Kesatuan Republik Indonesia terbentuk melalui

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG (UU) 1948 No. 27. (27/1948) Dewan Perwakilan Rakyat dan pemilihan anggauta-anggautanya. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG (UU) 1948 No. 27. (27/1948) Dewan Perwakilan Rakyat dan pemilihan anggauta-anggautanya. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG (UU) 1948 No. 27. (27/1948) Dewan Perwakilan Rakyat dan pemilihan anggauta-anggautanya. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa telah tiba saatnya untuk menyusun Dewan Perwakilan Rakyat

Lebih terperinci

PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHAN

PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHAN PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHAN Saya siswa kelas 5A Siap Belajar dengan Tenang dan Tertib dan Antusias Pada abad ke-16 berlayarlah bangsa-bangsa Eropa ke wilayah Timur. Diantaranya adalah Portugis, Spanyol,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut mengantarkan orang untuk terbuka terhadap kebutuhan-kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut mengantarkan orang untuk terbuka terhadap kebutuhan-kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh manusia untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Pendidikan akan membawa perubahan sikap, perilaku, nilai-nilai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Margakaya pada tahun 1738 Masehi, yang dihuni masyarakat asli suku Lampung-

I. PENDAHULUAN. Margakaya pada tahun 1738 Masehi, yang dihuni masyarakat asli suku Lampung- 1 I. PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Pringsewu adalah salah satu kabupaten di Provinsi Lampung, Indonesia. Sejarah Pringsewu diawali dengan berdirinya sebuah perkampungan (tiuh) yang bernama Margakaya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. memberikan kesempatan lebih luas bagi kaum wanita untuk lebih berkiprah maju

I. PENDAHULUAN. memberikan kesempatan lebih luas bagi kaum wanita untuk lebih berkiprah maju 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang diproklamirkan oleh Ir. Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1945 merupakan babak baru bagi perjuangan rakyat Indonesia

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. 1. Pendudukan Jepang di Indonesia. Dalam usahanya membangun suatu imperium di Asia, Jepang telah

BAB II KAJIAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. 1. Pendudukan Jepang di Indonesia. Dalam usahanya membangun suatu imperium di Asia, Jepang telah BAB II KAJIAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Pendudukan Jepang di Indonesia Dalam usahanya membangun suatu imperium di Asia, Jepang telah meletuskan suatu perang di Pasifik. Pada tanggal 8 Desember 1941

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara sederhana jurnalistik adalah proses kegiatan meliput, membuat, dan menyebarluaskan berita dan pandangan kepada khalayak melalui saluran media massa (Romli: 2009:

Lebih terperinci

Salawati Daud, Walikota Perempuan Pertama Di Indonesia

Salawati Daud, Walikota Perempuan Pertama Di Indonesia Salawati Daud, Walikota Perempuan Pertama Di Indonesia Sabtu, 3 Agustus 2013 14:51 WIB Saya iseng bertanya ke mesin pencari Google: Siapa Walikota Perempuan Pertama di Indonesia? Sejumlah nama pun muncul.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari beberapa suku bangsa yang berasal dari propinsi, yaitu Fukien dan Kwantung

BAB I PENDAHULUAN. dari beberapa suku bangsa yang berasal dari propinsi, yaitu Fukien dan Kwantung BAB I PENDAHULUAN 1.1. LatarBelakangPenelitian Orang Tionghoa yang ada di Indonesia, sebenarnya tidak merupakan satu kelompok yang asalnya dari satu daerah di negara Cina/Tiongkok, tetapi terdiri dari

Lebih terperinci

AKHIR PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA DAN PEMERINTAHAN BARU BANGSA INDONESIA ENCEP SUPRIATNA

AKHIR PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA DAN PEMERINTAHAN BARU BANGSA INDONESIA ENCEP SUPRIATNA AKHIR PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA DAN PEMERINTAHAN BARU BANGSA INDONESIA ENCEP SUPRIATNA PASCA KEMERDEKAAN Tanggal 18 Agustus 1945 PPKI mengadakan sidang untuk pertama kalinya dengan keputusan: Mengesahkan

Lebih terperinci

UU 7/1951, PERUBAHAN DAN TAMBAHAN UNDANG UNDANG LALU LINTAS JALAN (WEGVERKEERSORDONNANTIE, STAATSBLAD 1933 NO. 86) Oleh:PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UU 7/1951, PERUBAHAN DAN TAMBAHAN UNDANG UNDANG LALU LINTAS JALAN (WEGVERKEERSORDONNANTIE, STAATSBLAD 1933 NO. 86) Oleh:PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UU 7/1951, PERUBAHAN DAN TAMBAHAN UNDANG UNDANG LALU LINTAS JALAN (WEGVERKEERSORDONNANTIE, STAATSBLAD 1933 NO. 86) Oleh:PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor:7 TAHUN 1951 (7/1951) Tanggal:30 JUNI 1951 (JAKARTA)

Lebih terperinci

BAB I KETENTUAN UMUM

BAB I KETENTUAN UMUM Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan: BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 1. Pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memperoleh,

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

13. KESIMPULAN. Majelis Hakim Yang Terhormat

13. KESIMPULAN. Majelis Hakim Yang Terhormat 13. KESIMPULAN Majelis Hakim Yang Terhormat Maksud saya menuliskan Pembelaan saya sendiri adalah untuk menyampaikan kebenaran dengan cara yang mudah dipahami, dengan demikian agar tidak ada lagi keraguan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Indonesia dahulu dikenal dengan bahasa melayu yang merupakan bahasa penghubung antar etnis yang mendiami kepulauan nusantara. Selain menjadi bahasa penghubung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam pengantar pesan. Setiap informasi yang dimuat dapat

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam pengantar pesan. Setiap informasi yang dimuat dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media menjadi sarana informasi yang dibutuhkan masyarakat. Tujuannya memberikan gambaran mengenai alat komunikasi yang bekerja dari skala terbatas hingga melibatkan

Lebih terperinci

BAB IV DAMPAK PENGGUNAAN DIPLOMASI DALAM PENYELESAIAN KONFLIK INDONESIA BELANDA. A. Peran Dunia Internasional dalam Diplomasi

BAB IV DAMPAK PENGGUNAAN DIPLOMASI DALAM PENYELESAIAN KONFLIK INDONESIA BELANDA. A. Peran Dunia Internasional dalam Diplomasi BAB IV DAMPAK PENGGUNAAN DIPLOMASI DALAM PENYELESAIAN KONFLIK INDONESIA BELANDA A. Peran Dunia Internasional dalam Diplomasi Perundingan yang dilakukan pemimpin Republik Indonesia bertujuan untuk menciptakan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini merupakan bab terakhir dalam penulisan skripsi yang berjudul Kedudukan Opsir Cina dalam Pemerintahan Hindia Belanda di Batavia antara Tahun 1910-1942. Bab ini berisi

Lebih terperinci

Sejarah Penjajahan Indonesia

Sejarah Penjajahan Indonesia Sejarah Penjajahan Indonesia Masa penjajahan Indonesia tidak langsung dimulai ketika orang-orang Belanda pertama kali menginjakkan kaki di Nusantara pada akhir abad ke-16. Sebaliknya, proses penjajahan

Lebih terperinci

PENGADILAN TINGGI MEDAN

PENGADILAN TINGGI MEDAN P U T U S A N Nomor : 385/PID/2016/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan, yang memeriksa dan mengadili perkara pidana dalam Peradilan Tingkat Banding, telah

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR : 8TAHUN 2010 TANGGAL : 6 SEPTEMBER 2010 TENTANG : TATA CARA PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH

LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR : 8TAHUN 2010 TANGGAL : 6 SEPTEMBER 2010 TENTANG : TATA CARA PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR : 8TAHUN 2010 TANGGAL : 6 SEPTEMBER 2010 TENTANG : TATA CARA PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH SISTEMATIKA TEKNIK PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH DAN KERANGKA

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 73, 1985 (ADMINISTRASI. KEHAKIMAN. LEMBAGA NEGARA. Mahkamah Agung. Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3316) UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

Surat-Surat Buat Dewi

Surat-Surat Buat Dewi Surat-Surat Buat Dewi Di bawah ini kami turunkan surat-surat Presiden Soekarno, yang ditulis dan dikirim kepada istrinya, Ratna Sari Dewi, selama hari-hari pertama bulan Oktober 1965. Surat-surat ini berhasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebar dari Sabang sampai Merauke. Termasuk daerah Sumatera Utara yang

BAB I PENDAHULUAN. menyebar dari Sabang sampai Merauke. Termasuk daerah Sumatera Utara yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah sebuah bangsa yang terdiri dari berbagai suku bangsa, yang pada dasarnya adalah pribumi. Suku bangsa yang berbeda ini menyebar dari Sabang

Lebih terperinci

Bab I : Kejahatan Terhadap Keamanan Negara

Bab I : Kejahatan Terhadap Keamanan Negara Bab I : Kejahatan Terhadap Keamanan Negara Pasal 104 Makar dengan maksud untuk membunuh, atau merampas kemerdekaan, atau meniadakan kemampuan Presiden atau Wakil Presiden memerintah, diancam dengan pidana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berita cukup penting peranannya bagi kehidupan kita sehari-hari. Berita dapat digunakan sebagai sumber informasi atau sebagai hiburan bagi pembacanya. Saat

Lebih terperinci

SAMBUTAN BUPATI KARANGANYAR PADA ACARA MALAM TIRAKATAN DALAM RANGKA PERINGATAN HARI ULANG TAHUN REPUBLIK INDONESIA KE 71 TAHUN 2016

SAMBUTAN BUPATI KARANGANYAR PADA ACARA MALAM TIRAKATAN DALAM RANGKA PERINGATAN HARI ULANG TAHUN REPUBLIK INDONESIA KE 71 TAHUN 2016 SAMBUTAN BUPATI KARANGANYAR PADA ACARA MALAM TIRAKATAN DALAM RANGKA PERINGATAN HARI ULANG TAHUN REPUBLIK INDONESIA KE 71 TAHUN 2016 Hari / tanggal : Selasa, 16 Agustus 2016 Waktu : 19.00 WIB Tempat :...

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 119 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang penulis dapatkan dari hasil penulisan skripsi ini merupakan hasil kajian dan pembahasan dari bab-bab sebelumnya. Wilayaha Eritrea yang terletak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG REMISI

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG REMISI BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG REMISI 1.1. Pengertian Remisi dan Dasar Hukum Remisi Pengertian remisi diartikan sebagai berikut: Remisi menurut kamus hukum adalah pengampunan hukuman yang diberikan kepada

Lebih terperinci

MENGAPA TAPOL DI PAPUA TOLAK RENCANA PEMBERIAN GRASI?

MENGAPA TAPOL DI PAPUA TOLAK RENCANA PEMBERIAN GRASI? MENGAPA TAPOL DI PAPUA TOLAK RENCANA PEMBERIAN GRASI? "Kami tidak butuh dibebaskan dari Penjara, tetapi butuh dan tuntut BEBASKAN Bangsa Papua dari Penjajahan Negara Kolonial Republik Indonesia", demikianlah

Lebih terperinci