Untuk keberhasilan okulasi perlu diperhatikan syarat-syarat berikut:

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Untuk keberhasilan okulasi perlu diperhatikan syarat-syarat berikut:"

Transkripsi

1 TEKNIK OKULASI KARET TEKNIK OKULASI 1. Sejarah Sejak awal tibanya tanaman karet di Indonesia sudah di usahakan menggandakan secara vegetatif, tetapi hasilnya tidak memuaskan lalu van helten melakukan percobaan yang intensif dari tahun untuk mencari teknik perbanyakan, tetapi tidak memiliki nilai praktis kemudian di upayakan kerja sama dengan pengebun bojong datar dan pasir waringin. Akhirnya van helten berhasil menemukan metode yang lebih baik yaitu perbanyakan dengan okulasi. Dewasa ini dikenal 4 cara okulasi untuk penyediaan bibit komersial yaitu: okulasi coklat, okulasi hijau, okulasi bertangkai, dan okulasi mini 2. Pengertian Okulasi adalah salah satui teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan menempelkan mata tunas dari suatu tanaman kepada tanaman lain yang dapat bergabung( Kompatibel) yang bertujuan menggabungkan sifat-sifat yang baik dari setiap komponen sehingga di peroleh perumbuhan dan produksi yang baik. Prinsip okulasi sama yaitu penggabungan batang bawah dengan batang atas, yang berbeda adalah umur batang bawah dan batang atas yang digunakan sehingga perlu teknik tersendiri untuk mencapai keberhasilan okulasi. Kebaikan yang diharapkan dari batang bawah secara umum adalah sifat perakarannya yang baik, sedang dari batang atas adalah produksi Latex yang baik. Bila bibit yang di okulasi ini di tumbuhkan dilapangan dikatakan tanaman okulasi sedangkan tanaman asal biji yang di tumbuhkan dilapangan disebut tanaman semai. 3. Teknik Okulasi Konvensional Dikatakan teknik okulasi konvensional karena metoda okulasi inilah yang umum digunakan untuk mempersiapkan bentuk bahan tanaman secara komersial hingga munculnya teknik yang baru yaitu: okulasi hijau (Green budding) okulasi konvesional ini disebut juga okulasi coklat ( brown budding) - Batang bawah Untuk keberhasilan okulasi perlu diperhatikan syarat-syarat berikut: a. Batang bawah yang di anjurkan adalah semaian klonaol GT1, AVROS 2037 dan LBC1320 b. Bibit Semaian telah berumur 9 hingga 18 bulan batangnya sudah berwarna coklat dan mempnuyai 4-5 karangan daun dapat juga digunakan yang berumur 6-9 bulan asal sudah berbatang coklat dan mempnyai 3-4 karangan daun 1

2 c. Diameter batang telah mencapai 1,5-2 cm dan pertumbuhannya normal d. Kulit berada dalam stadia mudah dilepas tidak lengket atau pada daun stadia daun tua Taraf pertumbuhan batang bawah sangat mempengaruhi keberhasilan okulasi, pengokulasian pada stadia flush (bersemi) atau masa pembentukan payung daun sangat rendah persentase okulasi yang jadi Batang Atas atau Entres Sebagai batang atas di pilih klon yang ssesuai dengan likungan ekologi yang bersangkutan dari klon-klon yang dianjurkan terutama klon-klon yangdianjurkan dalam skla besar. Pemilihan klon yang tepat akan menjamin produktivitas dikemudian hari dalam jangka panjang Mata Tunas Ada 3 jenis mata atau kuncup tidur (Dorman) yang dikenal pada tanaman karet dan satu mata bunga: - Mata Ketiak: atau disebut juga mata prima yang fitandai adanya bekas tangkai daun atau berda pada ketiak daun, bila hendak digunakan terlebih dahulu dipangkas daunnya kira-kira 10 hari sebelum dipotong di gunakan sebagai mata untuk okulasi coklat. - Mata burung: ditandai adanya tangkai daun rudimenter. Yang digunakan untuk okulasi hijau. - Mata sisik: mata yang terdapat dibawah kuncup daun-daun ( Flush) atau pada ujung payung daun. Digunakan untuk okulasi mini. - Mata bunga: terdapat pada tanaman yang sudah masuk umur berbunga tidak dapt digunakan untuk okulasi. 4. Teknik Okulasi Hijau Disamping tekni okulasi konvensional atau okulasi coklat dikembangkan pula metoda okulasi hijau kalau dalam okulasi konvensional digunakan batang bawah yang sudah berwarna coklat maka dalam okulasi hijau digunakan mata okulasi dari entres yang masih berwarna hijau (green budwood). Berdasarkan warna komponen tersebut dikatakanlah okulasi hijau Batang bawah Syarat-syarat batang bawah okulasi hijau adalah sebagai berikut: 2

3 - Batang bawah yang di anjurkan adalah semaian klonaol GT1, AVROS 2037 dan LBC Bibit semaian batang bawah telah berumur 3-5 bulan. Lazimnya berumur 5nulan yang leh mudah dapt juga digunakan asal pertumbuhan dan batangnya sudah cukup besar. - Diamer batang sebesar pensil atau telah mencapai diameter 8-12mm diukur pada pangkal batang - Kulit berada dalam stadia mudah dilepas tidak lengket atau pada stadia daun tua Batang atas atau entres Entres atau kayu okulasi hijau digunakan tunas-tunas atau taruk-taruk hijau yang ujungnya berdaun yang telah mempunyai diameter 1-1,5 cm dan daun-daun pada karangan daun diujung telah berwarna hijau dan masih lemah. Untuk memproleh taruktaruk hijau pohon batang atas atau pohon entres dipangkas beberapa cm diatas karangan mata, karena pemangkasan tersebut akan tumbuh sejumlah tunas-tunas dari karangan mata yang dibiarkan tumbuh hingga 5-6minggu. Tunas-tunas ini segera dipanen sebagai kayu okulasi hijau. 5. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan okulasi Ada sejumlah faktor yang mempengaruhi keberhasilan okulasi yaitu: a. Keterampilan, kebersihan dan kecepatan mengokulasi b. Pemilihan entres atau kayu okulasi dengan mata tunas yang masih dorman c. Keadaan iklim pada musim kemarau tanaman karet mengalami gugur daun, kurang baik untuk pengokulasian karena adanya gangguan visiologis. Yang baik adalah pada awal dan akhir musim penghujan, pada musim hujan juga tidak baik, air hujan dapat meresap pada luka okulasi yang dapat mengakibatkan busuk. Kelembaban tinggi baik untuk perkembangan jasad renik pada sisa-sisa latex dari luka okulasi, ini dapat dapat menyebabkan kegagalan pengokulasian. Teknik Dan Cara Okulasi Mata Tunas Pada Pohon Karet 3

4 Cara Menanam Pohon Karet Dengan Stek Mata Tunas Sampai saat ini usaha perkebunan masih sangat menjanjikan dan memiliki prospek yang masih bagus dipasaran apalagi jika target pasar ialah pasar internasional dengan mengekspor produk - produk yang sudah jadi maupun produk - produk yang masih mentah dari hasil perkebunan, mulai dari rempah rempah, kayu, sawit, kopi, karet, dan lain-lain. Dan dimulai dari beberapa tahun yang lalu, hingga sampai sekarang ada perubahan yang cukup signifikan di bidang perkebunan Indonesia. Karena banyak para pemilik perkebunan mengalihkan kebun mereka menjadi perkebunan karet. Hal tersebut jika diamati sangatlah wajar, sebab bisnis perkebunan karet memang sangat menjanjikan. Apalagi harga jual getah karet yang cukup mahal dan pasar yang luas hingga menjadi komoditas ekspor, membuat peluang keberhasilan di perkebunan ini pun semakin besar. Ya... walaupun bisnis perkebunan getah karet membutuhkan usaha dan kesabaran yang lebih di bandingkan bisnis2 lain, yang disebabkan karena untuk memetik hasilnya kita membutuhkan waktu yang cukup lama yaitu beberapa tahun. Namun jika sudah waktunya, kita tinggal menikmati hasilnya secara terus menerus. Sebab getah karet bisa di ambil setiap 1 atau 2 hari sekali. Dan setiap pohon bisa menghasilkan getah yang cukup banyak,, Akan tetapi banyak juga yang mengalami kegagalan atau hasil getah karetnya kurang maksimal. Hal ini mungkin di sebabkan karena proses perawatan yang kurang maksimal maupun bibit pohon karet yang kurang bagus. Namun jangan kuatir karena telah banyak cara / metode untuk memperoleh bibit pohon karet yang unggul. Salah satunya dengan cara stek mata tunas. Kenapa harus stek mata tunas? karena selain kita bisa mendapatkan pohon yang sesuai dengan pohon induk, proses panen (penderesan / pengambilan getah jauh lebih cepat). Dan metode ini sudah banyak di terapkan di banyak perkebunan karet berskala besar, maupun perkebunan karet milik negara. Nah.. tapi tak banyak orang mengetahui cara tersebut, untuk itu disini saya akan membagikan informasi tentang cara melakukan stek/okulasi mata tunas. Berikut caranya,,, Cara Okulasi Mata Tunas Pohon Karet pada saat okulasi ada beberapa tahap awal yang harus di lakukan yaitu : Enam Tahapan Pelaksanaan Okulasi 4

5 Kesiapan Batang Bawah Lilit batang tanaman berkisar 5-7 cm diukur pada ketinggian 5 cm dari permukaan tanah Tunas ujung dalam keadaan tidur atau daun tua Pembuatan Jendela Okulasi Tahapan kegiatan pembuatan jendela okulasi : Batang bawah dibersihkan dari kotoran / tanah dengan menggunakan kain lap bersih Batang bawah yang sudah bersih diiris vertikal Irisan sejajar dibuat dua buah sebanyak 25 batang dengan ukuran 5-10 cm dari permukaan tanah Panjang irisan 5-7 cm Lebar irisan 1/3 lilit batang Buatlah potongan melintang di atas irisan vertikal tadi dan dibukakan sedikit ujungnya untuk bukaan dari atas dan di bawah irisan vertikal untuk bukaan dari bawah Penempelan mata dimulai dari batang pertama dan setelah selesai semua, dimulai lagi membuat irisan sebanyak 25 batang, demikian seterusnya. Pembuatan Perisai Mata Okulasi Tahapan kegiatan pembuatan perisai okulasi adalah sebagai berikut: Mata yang terbaik untuk calon perisai okulasi adalah mata yang berada di atas bekas ketiak daun Perisai mata okulasi dibuat dengan mengiris kayu entres yang bermata baik, dengan ukuran lebar 1 cm dan panjang 5-7 cm Untuk bukaan jendela okulasi dari tas maka posisi mata pada kayu entres menghadap ke atas Untuk bukaan dari bawah, posisi mata pada kayu entres menghadap ke bawah Penyayatan perisai mata okulasi dilakukan dengan mengikutsertakan sedikit bagian kayu Lepaskan kulit dari kayu dengan hati-hati dengan cara menarik bagian kayunya perisai mata harus diusahakan tidak memar, dan bagian dalam klitnya tidak terpegang atau terkena kotoran Perisai mata okulasi yang baik adalah perisai mata yang pada kulit bagian dalam ada titik putih yang menonjol Apabila kulit bagian dalam berlubang berarti mata-nya tertinggal pada bagian kayu dan perisai ini tidak boleh ditempelkan pada batang bawah 5

6 Penempelan Perisai Mata Okulasi Penempelan perisai mata okulasi dilakukan pada batang bawah segera setelah jendela okulasi dibuka. Tahapan kegiatannya adalah sebagai berikut : Setelah perisai mata okulasi disiapkan, secepatnya jendela okulasi dibuka dan perisai mata dimasukkan ke dalam jendela Jendela okulasi ditutup dengan cara menekan bagian ujung jendela, bersamaan dengan itu bagian ujung perisai yang dipegang dipotong dan dibuang Perisai mata okulasi diusahakan tidak bergerak agar tidak merusak mata Jendela okulasi yang sudah ditutup langsung dibalut Pembalutan (lihat photo) Ditujukan untuk menciptakan agar perisai mata okulasi benar-benar menempel ke batang bawah serta terlindung dari air dan kotoran Bahan untukn pembalut adalah pita plastik okulasi Untuk bukaan dari bawah maka pembalutan dimulai dari bawah, demikian juga sebaliknya Balutan dilakukan dua kali dan dilebihkan sekitar 2 cm di bagian atas dan bawah jendela okulasi Pembukaan dan Pemeriksaan Okulasi Setelah okulasi berumur 2-3 minggu, maka balutan okulasi dapat dibuka untuk diperiksa keberhasilannya 6

7 Balutan dibuka dengan cara mengiris plastik okulasi dari bawah keatas, tepat disamping jendela okulasi Selanjutnya jendela okulasi dibuka dengan cara memotong lidah jendela okulasi Keberhasilan okulasi dapat diketahui dengan cara membuat cungkilan pada perisai mata okulasi di luar matanya. Apabila cungkilan berwarna hijau berarti okulasi dinyatakan berhasil Okulasi yang berhasil ditandai dengan cara mengikatkan bekas potongan plastik okulasi pada bagian batang. Pencabutan bibit hasil okulasi untuk dijadikan stum mata tidur dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan menggunakan cangkul dan alat dongkrak bibit (pulling jack) Cara Membuat Bibit Karet Okulasi Bibit karet okulasi didapatkan dengan cara menempel mata-pucuk dari batang entres ke bibit karet batang bawah (biasanya asalnya dari persemaian biji GT). Petani harus mengetahui tipe bahan tanaman (nama klon dan keasliannya: sumber batang entres) untuk mendapatkan bahan tanaman yang terjamin kualitasnya, Batang entres dapat diperoleh dari kebun entres. Kemurnian klon sering bermasalah dalam hal keasliannya, 7

8 oleh karena itu hanya kebun entres yang terjamin kemurniannya dan kualitasnya yang dapat dipergunakan. Mengolah pembibitan karet Jika petani membeli bibit stump mata tidur, yang paling baik adalah menanam semua bibit dalam polybag yang diatur di tempat pembibitan kecil dan disiram setiap hari. Pertumbuhan tunas harus diawasi untuk menghindari pertumbuhan tunas liar yang tumbuh dari batang bawah. Penanaman bibit karet bisa dilaksanakan setelah bibit karet sudah mendapat 2 payung dengan daun yang sudah matang. Bila petani ingin memproduksikan sendiri bibit karet okulasi, mereka perlu dari awal menyiapkan pembibitan batang bawah yang berasal dari persemaian biji GT yang dibeli atau didapatkan sendiri. Okulasi karet dilakukan pada musim kering setelah bibit karet sudah tumbuh baik, biasanya pada umur bibit 12 bulan. Batang kayu entres harus didapatkan dari sumber terpercaya (kebun dimana kemurnian klon sudah dijamin). Jika menggunakan beberapa jenis klon, sangat dianjurkan untuk memisahkan blok pembibitan berdasarkan jenis klon. Bibit stump mata tidur ditanam di polybag sampai tumbuh 2 payung daun. Mengingat bahwa penanaman dapat dilakukan pada umumnya di awal musim hujan (yaitu pada Oktober), stump sudah harus dipindahkan ke polybag pada awal bulan Juli. MENGENAL CARA OKULASI PADA TANAMAN KARET (HEVEA BRASILIENSIS) Diposkan oleh Bp3k Air manjunto Okulasi adalah salah satu teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan menempelkan mata tunas dari suatu tanaman kepada tanaman lain yang dapat bergabung( Kompatibel) yang bertujuan menggabungkan sifat-sifat yang baik dari setiap komponen sehingga di peroleh perumbuhan dan produksi yang baik. Prinsip okulasi sama yaitu penggabungan batang bawah dengan batang atas, yang berbeda adalah umur batang bawah dan batang atas yang digunakan sehingga perlu teknik tersendiri untuk mencapai keberhasilan okulasi. Kebaikan yang diharapkan dari batang 8

9 bawah secara umum adalah sifat perakarannya yang baik, sedang dari batang atas adalah produksi Latex yang baik. Bila bibit yang di okulasi ini di tumbuhkan dilapangan dikatakan tanaman okulasi sedangkan tanaman asal biji yang di tumbuhkan dilapangan disebut tanaman semai. Pada saat okulasi ada beberapa tahap awal yang harus di lakukan yaitu : Enam Tahapan Pelaksanaan Okulasi Kesiapan Batang Bawah Lilit batang tanaman berkisar 5-7 cm diukur pada ketinggian 5 cm dari permukaan tanah (photo 3) Tunas ujung dalam keadaan tidur atau daun tua (photo 2). Pembuatan Jendela Okulasi Tahapan kegiatan pembuatan jendela okulasi : Batang bawah dibersihkan dari kotoran / tanah dengan menggunakan kain lap bersih (photo 4) Batang bawah yang sudah bersih diiris vertikal (photo 6) Irisan sejajar dibuat dua buah sebanyak 25 batang dengan ukuran 5-10 cm dari permukaan tanah (photo 5) Panjang irisan 5-7 cm (photo 9) Lebar irisan 1/3 lilit batang (photo 8) Buatlah potongan melintang di atas irisan vertikal tadi dan dibukakan sedikit ujungnya untuk bukaan dari atas dan di bawah irisan vertikal untuk bukaan dari bawah (photo 8) Penempelan mata dimulai dari batang pertama dan setelah selesai semua, dimulai lagi membuat irisan sebanyak 25 batang, demikian seterusnya. Pembuatan Perisai Mata Okulasi Tahapan kegiatan pembuatan perisai okulasi adalah sebagai berikut: Mata yang terbaik untuk calon perisai okulasi adalah mata yang berada di atas bekas ketiak daun (photo 1) Perisai mata okulasi dibuat dengan mengiris kayu entres yang bermata baik, dengan ukuran lebar 1 cm dan panjang 5-7 cm (photo 2) 9

10 Untuk bukaan jendela okulasi dari tas maka posisi mata pada kayu entres menghadap ke atas (photo 3) Untuk bukaan dari bawah, posisi mata pada kayu entres menghadap ke bawah (photo 4) Penyayatan perisai mata okulasi dilakukan dengan mengikutsertakan sedikit bagian kayu (photo 5&6) Lepaskan kulit dari kayu dengan hati-hati dengan cara menarik bagian kayunya perisai mata harus diusahakan tidak memar, dan bagian dalam klitnya tidak terpegang atau terkena kotoran (photo 7&8) Perisai mata okulasi yang baik adalah perisai mata yang pada kulit bagian dalam ada titik putih yang menonjol (photo 9a) Apabila kulit bagian dalam berlubang berarti mata-nya tertinggal pada bagian kayu dan perisai ini tidak boleh ditempelkan pada batang bawah (photo 9b) Penempelan Perisai Mata Okulasi Penempelan perisai mata okulasi dilakukan pada batang bawah segera setelah jendela okulasi dibuka. Tahapan kegiatannya adalah sebagai berikut : Setelah perisai mata okulasi disiapkan, secepatnya jendela okulasi dibuka dan perisai mata dimasukkan ke dalam jendela Jendela okulasi ditutup dengan cara menekan bagian ujung jendela, bersamaan dengan itu bagian ujung perisai yang dipegang dipotong dan dibuang Perisai mata okulasi diusahakan tidak bergerak agar tidak merusak mata Jendela okulasi yang sudah ditutup langsung dibalut Pembalutan (lihat photo) 10

11 Ditujukan untuk menciptakan agar perisai mata okulasi benar-benar menempel ke batang bawah serta terlindung dari air dan kotoran Bahan untukn pembalut adalah pita plastik okulasi Untuk bukaan dari bawah maka pembalutan dimulai dari bawah, demikian juga sebaliknya Balutan dilakukan dua kali dan dilebihkan sekitar 2 cm di bagian atas dan bawah jendela okulasi Pembukaan dan Pemeriksaan Okulasi Setelah okulasi berumur 2-3 minggu, maka balutan okulasi dapat dibuka untuk diperiksa keberhasilannya Balutan dibuka dengan cara mengiris plastik okulasi dari bawah keatas, tepat disamping jendela okulasi Selanjutnya jendela okulasi dibuka dengan cara memotong lidah jendela okulasi Keberhasilan okulasi dapat diketahui dengan cara membuat cungkilan pada perisai mata okulasi di luar matanya. Apabila cungkilan berwarna hijau berarti okulasi dinyatakan berhasil Okulasi yang berhasil ditandai dengan cara mengikatkan bekas potongan plastik okulasi pada bagian batang. Pencabutan bibit hasil okulasi untuk dijadikan stum mata tidur dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan menggunakan cangkul dan alat dongkrak bibit (pulling jack) SEMOGA BERMANFAAT Teknik Petani Sederhana Berkebun Karet Berbisnis karet sangat memberi kemakmuran bagi masyarakat yang menggeluti bidang tersebut, mulai dari petani atau pekerja, pengepul, hingga agen-agen besar sampai ke pengolah atau pabrik. Begitu pula penggunaannya sesudah menjadi produk, karet diperlukan dalam teknologi, rumah tangga, sampai pada mainan anak-anak. 11

12 Selain menguntungkan, cara berkebun karet tidak sulit namun membutuhkan biaya yang cukup besar karna butuh lahan yang luas supaya mempunyai penghasilan yang besar. Berikut ini cara-cara bertani karet dari hasil sebuah pengalaman mulai dari penanaman, perawatan, hingga pemanenan atau menyadap karet. Pohon karet ini bisa tumbuh didataran rendah hingga 200 m diatas permukaan laut. Dalam penanaman bibit karet berikan jarak antara baris dan kolom, jarak yang efisien yaitu 4 5, 4m dalam baris dan 5m jarak pada kolom. Karena jika terlalu rapat akan mempengaruhi laju tumbuh karet tersebut. Jika terlalu renggang atau terlalu jauh jarak penanaman tersebut bibit karet akan cepat tumbuh namun kurang efisien lahan bagi petani sederhana. Selanjutnya saat penanaman ada juga teknik menanam bibit karet yaitu pada mata tunas bibit karet tersebut dihadapkan ke arah barat. Hal ini ditujukan supaya bibit karet tumbuh tegak karena dari barat berlawanan ke timur mengikuti sinar matahari, dan hasil sesudah tumbuh pun akan rapi hal ini juga dapat menyenangkan hati petani dan semakin semangat merawat serta memupuknya. Dari kebanyakan para petani-petani sederhana yang dapat dilakukan saat penanaman tidak memberi bahan-bahan kimia lain karna faktor biaya, meski banyak cara-cara teknologi pertanian contoh menggunakan pasta Rootone saat penanaman dan sebagainya. Dalam penanaman ini juga dapat diterapkan sistim tumpang sari. Jadi para petani disela-sela bibit pohon karet ini ditanami berbagai umbi-umbian, singkong, sampai padi. Manfaatnyapun sekaligus dapat dilakukan penyiangan yang komplek baik pada tanaman dan pohon karet tersebut. Namun ada batas kurun waktu 2-3 tahun tanaman-tanaman bisa tumbuh dalam sela-sela pohon karet tersebut. Pemupukan sangatlah penting untuk merangsang laju pertumbuhan pohon karet, serta penyulaman mengganti bibit-bibit yang mati. Perawatan yang rutin selama 2 minggu sekali yaitu mematikan tunas-tunas palsu agar tidak bercabang-cabang. Hingga berumur 8-10 bulan yang sudah tumbuh mencapai 4-6 meter, ujung pohon karet itu di pangkas dan dicek secara rutin 2 minggu sekali agar tumbuh 2-4 mata tunas untuk calon dahan. Dahan yang ideal tersebut ditujukan untuk mengantisipasi batang pohon yang roboh terkena angin akibat terlalu lebat, dan juga agar batang cepat besar. Setelah berumur 5-6 tahun pohon karet siap dipanen atau disadap. Penyadapan pada batang pohon yaitu ½ keliling lingkar pohon karet tersebut, dilakukan pada pagi hari, waktu yang pas yaitu jam karena belum ada angin dan panas terik matahari yang memampatkan pori-pori dari irisan sadapan tersebut. Kendala yang umum bagi para petani yaitu hujan, karena dapat merusak kulit pohon karet, getah tidak mengalir dan tertampung dalam mangkuk, dan jika menunggu kering pasti penyadapan dilakukan siang hari dan hal ini mengurangi hasil sadapan saat hari itu juga. 12

13 Petani biasa menjual dalam bentuk cetakan yang sudah didiam kan dalam mangkuk berhari-hari yang dipungut sekiranya sudah banyak atau biasa disebut Ce El, namun ironisnya hal itu juga menjadi kendala khusus pada aksi pencurian. Ada juga menjual dalam bentuk getah, dan ada pula yang menjual harian yaitu getah yang cair dalam mangkuk diberi pengental atau biasa disebuttawas dan langsung dipungut. Harga karet berubah-ubah dari daerah satu dengan daerah lain bahkan harga dari pengepul atau pembeli yang satu dengan yang lain itupun relatif tidak sama tergantung penilaian kualitas pembeli atau pengepul tersebut. Kualitas yang bagus itu bersih dari tatal atau sisa pengirisan dan sudah berhari-hari dalam mangkuk biasanya per kilo mencapai Rp /kg jika harga karet normal. Kendala yang lain yaitu pada saat musim pergantian daun saat daun mulai kering dan rontok, masih bisa disadap, namun saat semi tumbuh daun muda tidak setetespun getah yang bisa diambil. Pada saat ini cocok untuk pemupukan dan perawatan. PERKIRAAN SEDERHANA BIAYA KARET: Meskipun perkiraan biaya sangat tergantung oleh beberapa hal, seperti; dimana, kapan, situasi dan kondisi lainnya. Berikut ini rincian biaya yang harus dikeluarkan: Saya berharap/menghayalkan hasilnya apabila sudah panen., mudah-mudahan tidak berlebihan, Kalau saja satu pohonnya menghasilkan 2 ons, dan dari 650 pohon yang bisa disadap hanya 400 pohon saja, berarti: 2 ons x 400 pohon = 800 ons (80 Rp (harga sekarang Rp 9.000) maka hasil perhari adalah : 80 kg x Rp 7.500,- = Rp 13

14 ,- karena disarankan menyadapnya sehari sadap-sehari tidak, maka dalam satu bulan berarti 15 hari, jadi saya bergaji dalam satu bulan adalah; 15 hari x Rp ,- = Rp ,- wauuuu banyak bangat.. dibandingkan dengan gaji Sarjana Komputer (IT lagi) masa kerja NOL tahun, dengan jumlah jam kerja 8 jam per hari hanya Rp ,- apalagi dibandingkan dengan gaji pegawai negeri GOL III masa kerja NOL tahun, tidak lebih dari Rp ,- pada hal nyadap karet satu hectare hanya memakan waktu maksimal 3 jam.., dan lebih nikmatnya lagi tidak kena macet. Supaya kelihatan jangan terlalu tinggi menghayalnya, bagaimana kalau saya turunkan lagi hasil per pohonya dari 2 ons menjadi 1 ons, (pada hal tukang bibit menjanjikan hasilnya 3 ons per pohon lho.) Berarti dari 1 ha karet dapat menghasilkan Rp ,-/bulan., Pulang kampung aja yuuk! Apa yang Dilakukan Agar Kebun Karet Matang Sadap dalam 3,5 Tahun Bibit Karet Prima Bibit Karet Prima Bibit karet prima adalah bibit karet klonal yang diperoleh dari hasil okulasi antara batang bawah dan mata entres dari klon unggul yang dipersiapkan di pembibitan dan dipelihara dengan proses budidaya yang benar. Bibit karet prima yang siap tanam umumnya 14

15 merupakan bibit polibag yang telah memiliki dua hingga tiga payung daun (Wibawa, Budi, Ilahang, Akiefnawati, Joshi, Penot, dan Janudianto, 2008). Klon PB. 260 merupakan salah satu klon anjuran untuk batang atas. Klon ini memiliki pertumbuhan yang jagur dengan sifat metabolisme yang tinggi sehingga pada usia 4 tahun mampu mencapai lilit batang 45 cm dan ketebalan kulit 6,3 mm. Selain itu, potensi produksi klon PB. 260 cukup tinggi, yaitu rata-rata kg karet kering tiap hektar tiap tahun. Namun demikian, klon PB. 260 memiliki kelemahan yaitu kurang tanggap terhadap stimulan (Daslin, Woelan, dan Suhendry, 2009). Bokor Kecrok Bokor kecrok adalah salah satu perlakuan dalam menejemen akar tanaman karet yang dilakukan dengan mencangkul bokoran tanaman sedalam 10 cm, lebar 20 cm melingkar pohon tegak lurus dibawah kanopi daun bagian luar. Kegiatan ini bertujuan memperbaiki aerasi tanah dan merangsang pertumbuhan akar lateral. Bokor kecrok juga berpengaruh terhadap efektivitas pemupukan. Hal ini terjadi karena tanah yang terangkat saat pembokoran digunakan sebagai penutup pupuk yang diletakan pada lubang di lingkar kanopi tanaman yang dibokor kecrok. Dengan cara demikian, penguapan pupuk dapat ditekan, sehingga penyerapan unsur hara oleh tanaman menjadi optimal. Bokor Kecrok Bokor kecrok dan pemupukan adalah suatu kesatuan perlakuan dalam menejemen akar sebagai upaya optimalisasi pertumbuhan akar dan penyerapan unsur hara oleh 15

16 tanaman. Perlakuan bokor kecrok diharapkan mampu memutus akar lateral tanaman sehingga merangsang pertumbuhan akar-akar baru yang sangat responsif terhadap unsur hara. Perlakuan bokor kecrok harus diikuti oleh pemupukan tanaman, sehingga sifat responsivitas akar-akar lateral terhadap unsur hara terpenuhi. Pemupukan dilakukan 1-3 hari setelah bokor kecrok. Tujuannya adalah agar tanah yang akan digunakan sebagai penutup pupuk tidak menimbun lubang bokoran yang telah dibuat karena erosi air hujan. Klon yang tergolong quick starter (QS) seperti PB. 260, PB. 280, PB. 320 dan IRR 10 memiliki sifat metabolisme yang tinggi dapat dipacu pertumbuhan akarnya dengan perlakuan bokor kecrok dan pemupukan yang sesuai prosedur. Pertumbuhan akar tanaman pada umumnya selalu diimbangi dengan pertumbuhan bagian tanaman lainnya seperti pertumbuhan batang dan kanopi. Pemupukan Pemupukan merupakan salah satu tindakan dalam agro-management untuk menunjang keberhasilan usaha perkebunan, meningkatkan produktivitas tanaman, mengembalikan unsur hara yang terangkut keluar, menjaga kesehatan tanaman, dan memelihara kesuburan tanah yang berkelanjutan. Biaya pemupukan merupakan biaya yang cukup tinggi dalam pemeliharaan tanaman, bisa mencapai 40-60%. Oleh karena itu, pemupukan harus menjadi perhatian utama dan dilakukan seefektif dan seefisien mungkin dengan memperhatikan jenis pupuk, dosis, waktu, cara, dan kondisi areal yang akan dipupuk (Bagian Tanaman PT. Perkebunan Nusantara VII, 2004). Tujuan utama pemupukan adalah menjamin ketersediaan hara secara optimum untuk mendukung pertumbuhan tanaman sehingga diperoleh peningkatan hasil panen. Penggunaan pupuk yang efisien pada dasarnya adalah memberikan pupuk dengan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tanaman, dengan cara dan pada waktu yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan tingkat pertumbuhan tanaman tersebut. Efisiensi pemupukan dapat ditaksir berdasarkan kenaikan bobot kering atau serapan hara terhadap satuan hara yang ditambahkan dalam pupuk tersebut (Sagala, 2009). Pada budidaya tanaman karet, penambahan hara dengan cara pemupukan secara teratur, terbukti dapat memenuhi kebutuhan hara tanaman dan peningkatan produksi. Respon pemupukan pada pertumbuhan lilit batang tanaman karet yang belum menghasilkan adalah sebesar 29%, sedangkan pemupukan pada tanaman menghasilkan dapat meningkatkan produksi sebesar 15-25% (Istianto dan Nugroho, 2009). Menurut Siagian, Pasaribu, dan Sohirin (2001), pemupukan yang tepat dapat mempersingkat masa TBM selama 6 bulan atau meningkatkan pertumbuhan hingga 16

17 30%. Biaya pemupukan TBM menempati urutan pertama dibandingkan dengan biaya pemeliharaan lainnya, karena itu pemupukan memerlukan persiapan dan program yang cermat. Respon tanaman terhadap pemupukan pada masa TBM jauh lebih besar dibandingkan pada masa TM. Pemupukan sebaiknya dilakukan 1-3 hari setelah bokor kecrok. Tujuannya adalah agar tanah yang akan digunakan sebagai penutup pupuk tidak menimbun lubang pada lingkar kanopi yang telah dibuat karena erosi air hujan. Biaya pemupukan menempati urutan kedua setelah biaya panen. Biaya pemupukan cenderung semakin mahal, namun tetap harus dilaksanakan karena terbukti bahwa pemupukan pada TBM mampu meningkatkan pertumbuhan hingga 30% dan pada TM mampu meningkatkan produksi hingga 24% (Istianto dan Nugroho, 2009). Menejemen Percabangan Pada tanaman karet, sistem percabangan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Penunasan dan induksi percabangan yang salah, dapat menyebabkan tanaman terlambat mencapai kriteria matang sadap, peka terhadap terpaan angin, dan tingkat pertumbuhan gulma pada areal pertanaman cukup tinggi. Dalam menejemen percabangan tanaman karet, dikenal 2 kegiatan penting yaitu penunasan dan induksi percabangan. 1. Penunasan (prunning) Menurut Siagian, dkk. (2001), penunasan adalah kegiatan membuang tunas cabang dan tunas yang tumbuh dari batang bawah sepanjang 2,8 3,0 meter. Tujuan dilakukannya penunasan adalah untuk mendapatkan bidang sadap yang mulus dan baik. Tunas dibuang hingga tidak ada lagi bekas yang tersisa dan dilakukan sedini mungkin pada saat jaringan belum mengayu yakni usia 2-4 minggu dari awal tumbuhnya tunas. Lebih lanjut Muda (2007), menjelaskan bahwa menunas tanaman karet adalah kegiatan membuang tunas yang tumbuh sebelum ketinggian 250 cm. Hal ini dimaksudkan agar fotosintat lebih banyak digunakan untuk pertumbuhan diameter batang utama, sehingga lilit batang cepat membesar dan diperoleh bidang sadap yang rata. Pada perkebunan besar nasional, perkebunan swasta dan perkebunan rakyat, biasanya tunas cabang yang tumbuh pada tanaman muda segera dibuang dan dipotong dengan frekuensi 2-4 minggu sekali. Tujuannya untuk memperoleh bidang sadapan yang rata dan baik. Pada sistem penunasan secara bertahap dan terkendali, cabang-cabang 17

18 tersebut dibiarkan tumbuh untuk beberapa waktu sampai mempunyai beberapa tingkat payung (Prasetya,1997). Tunas yang tumbuh pada ketiak daun seperti yang ditunjukkan gambar 2.(a), menyerap fotosintat lebih banyak dibandingkan dengan yang digunakan untuk pertumbuhan lilit batang. Tunas inilah yang harus dibuang dalam upaya mempercepat tercapainya kriteria matang sadap. Pembuangan tunas harus sedekat mungkin dengan batang, hingga tidak ada bekas tunas yang tersisa dan sedini mungkin yaitu pada usia 2-4 minggu dari awal tumbuhnya tunas, seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.(b), tujuannya agar bidang sadap tanaman tetap mulus dan tidak dipenuhi oleh sisa tunas yang mengayu. 2. Induksi percabangan (branch induction) Pada tanaman karet muda sering dijumpai tanaman yang tumbuhnya meninggi tanpa membentuk cabang. Tanaman seperti ini pertumbuhan batangnya lambat sehingga terlambat mencapai matang sadap. Selain itu, pada bagian ujungnya mudah dibengkokkan oleh angin, akibatnya akan tumbuh tunas cabang secara menyebelah, sehingga tajuk yang terbentuk tidak simetris. Keadaan cabang seperti tersebut di atas akan sangat berbahaya karena cabang mudah patah bila ada angin kencang. Ketinggian cabang yang dikehendaki umumnya antara 2,5-3 meter dari atas pertautan okulasi. Bagi klon-klon yang pertumbuhan cabangnya lambat dan baru terbentuk di atas ketinggian tiga meter, perlu dilakukan perangsangan untuk mempercepat pembentukan cabang agar tajuk tanaman lebih cepat terbentuk (Sagala, 2009). Beberapa klon lambat membentuk percabangan yang disebabkan oleh sifat dominasi pertumbuhan tanaman (dominasi apikal) yang sangat kuat. Dominasi apikal mendorong pertumbuhan tunas yang ada dipucuk tanaman (tunas terminal) tapi menghambat pertumbuhan tunas yang ada di ketiak daun (tunas lateral) sehingga menyebabkan tanaman tinggi dan kurus. Untuk tanaman seperti itu diperlukan induksi percabangan. Tujuan induksi cabang adalah mempercepat pertumbuhan lilit batang dan mengurangi kepekaan pohon terhadap angin (Siagian, dkk., 2001). Menurut Setyamidjaja (1993), tujuan dari perangsangan percabangan adalah untuk mendorong tanaman bercabang pada ketinggian yang dikehendaki, untuk memperoleh cabang sesuai dengan yang diperlukan agar tanaman memiliki mahkota yang baik (rimbun) sehingga proses fotosintesis dapat berlangsung secara optimal, dan untuk menambah kesuburan pertumbuhan tanaman dan memperoleh pertumbuhan yang rimbun. Induksi percabangan dapat dilakukan dengan melakukan pemangkasan daun (clipping), penyanggulan (folding), dan pemenggalan batang (topping). 18

19 a. Pemangkasan daun (clipping) Pemangkasan daun dilakukan dengan cara memotong tangkai daun pada payung daun teratas dan disisakan 3-4 tangkai daun yang paling ujung. Pemangkasan daun dilakukan pada saat payung daun teratas masih berwarna kuning kemerahan sampai dengan hijau muda yang dimulai pada ketinggian 2,8 meter diatas pertautan okulasi. Keberhasilan pemangkasan daun membentuk membentuk percabangan dapat mencapai 75-80%. b. Penyanggulan (folding) Menurut PT. Perkebunan Nusantara VII (2007), penyanggulan adalah suatu teknik perlakuan dalam rangka pengelolaan percabangan pada TBM karet yang bertujuan merangsang pertumbuhan cabang dan daun, menekan pertumbuhan batang kearah atas (longitudinal), meningkatkan pertumbuhan lilit batang (transversal). Penyanggulan Penyanggulan dilakukan dengan cara melipat daun dewasa pada payung teratas secara berkelompok (6 s/d 8 helaian daun) kearah pucuk tanaman menyerupai sanggul, kemudian lipatan tersebut diikat dengan tali karet. Dengan demikian titik tumbuh pada pucuk terminalnya mati, sehingga batang utama menjadi tidak dominan. Keberhasilan cara sanggul lebih tinggi dibandingkan cara pemangkasan daun (Siagian, dkk., 2001). c. Pemenggalan batang (topping) 19

20 Pemenggalan batang dilakukan pada ketinggian 2,8-3,0 meter, lebih kurang 5 cm di atas mahkota daun teratas. Pemenggalan batang sebaiknya dilakukan pada saat musim hujan, menggunakan gunting pangkas yang tajam dan tangga berkaki tiga. Setelah cabang terbentuk, dilakukan penunasan ringan terhadap cabang, sehingga tajuk menjadi seimbang. Kelemahan pemenggalan batang adalah jika dilakukan pada jaringan yang masih muda, batang menjadi miring, sehingga peka terhadap serangan angin (Siagian, dkk., 2001). Pemenggalan Batang (topping) Dengan sistem penunasan dan induksi percabangan pertumbahan lilit batang akan lebih cepat, sehingga usia tanaman belum menghasilkan lebih pendek. Selain itu, tindakan ini dapat mencegah tanaman karet doyong dan tumbang. Dengan demikian, tindakan penunasan dan induksi percabangan dapat menghemat biaya pemeliharaan dan mempercepat tanaman berproduksi (PT. Perkebunan Nusantara VII, 2007). 20

BAB I PENDAHULUAN. B. Tujuan Penulisan

BAB I PENDAHULUAN. B. Tujuan Penulisan BAB I PENDAHULUAN Peningkatan produksi karet yang optimal harus dimulai dengan pemilihan klon yang unggul, penggunaan bibit yang berkualitas sebagai batang bawah dan batang atas serta pemeliharaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan peremajaan, dan penanaman ulang. Namun, petani lebih tertarik BAB II TUJUAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan peremajaan, dan penanaman ulang. Namun, petani lebih tertarik BAB II TUJUAN BAB I PENDAHULUAN Beberapa program terkait pengembangan perkebunan kakao yang dicanangkan pemerintah adalah peremajaan perkebunan kakao yaitu dengan merehabilitasi tanaman kakao yang sudah tua, karena

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Serdang Bedagai dengan ketinggian tempat kira-kira 14 m dari permukaan laut, topografi datar

III. METODE PENELITIAN. Serdang Bedagai dengan ketinggian tempat kira-kira 14 m dari permukaan laut, topografi datar III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Pergajahan Kahan, Kecamatan Bintang Bayu Kabupaten Serdang Bedagai dengan ketinggian tempat kira-kira 14 m dari

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Karet Dalam ilmu tumbuhan, tanaman karet di klasifikasikan sebagai berikut: Kingdom Divisi Sub divisi Kelas Ordo Family Genus 2.1.2 Morfologi Spesies : Plantae

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang No.12 tahun 1992, pasal 1 ayat 4, benih tanaman yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang No.12 tahun 1992, pasal 1 ayat 4, benih tanaman yang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Tentang Benih Pada Tanaman Karet Menurut Undang-Undang No.12 tahun 1992, pasal 1 ayat 4, benih tanaman yang selanjutnya disebut benih adalah tanaman atau bagian tanaman

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh cabang lagi kecil-kecil, cabang kecil ini ditumbuhi bulu-bulu akar yang sangat halus. Akar tunggang

Lebih terperinci

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Pendahuluan Tomat dikategorikan sebagai sayuran, meskipun mempunyai struktur buah. Tanaman ini bisa tumbuh baik didataran rendah maupun tinggi mulai dari 0-1500 meter dpl,

Lebih terperinci

Penyiapan Bahan Tanam Tanaman Karet

Penyiapan Bahan Tanam Tanaman Karet Penyiapan Bahan Tanam Tanaman Karet Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP Widyaiswara Muda Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi Penyiapan bahan tanam dilakukan setelah okulasi dinyatakan berhasil, bahan

Lebih terperinci

PANDUAN PRAKTIKUM BUDIDAYA TANAMAN INDUSTRI. Disusun oleh : Ir. Sarjiyah, M.S. Ir. Titiek Widyastuti, M.S.

PANDUAN PRAKTIKUM BUDIDAYA TANAMAN INDUSTRI. Disusun oleh : Ir. Sarjiyah, M.S. Ir. Titiek Widyastuti, M.S. PANDUAN PRAKTIKUM BUDIDAYA TANAMAN INDUSTRI Disusun oleh : Ir. Sarjiyah, M.S. Ir. Titiek Widyastuti, M.S. FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016 1 TATA TERTIB PRAKTIKUM 1. Mahasiswa

Lebih terperinci

AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN BAB XI PEMANGKASAN TANAMAN PERKEBUNAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. sebagai berikut : Divisio : Spermatophyta; Subdivisio : Angiospermae; Class :

TINJAUAN PUSTAKA. sebagai berikut : Divisio : Spermatophyta; Subdivisio : Angiospermae; Class : TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Karet Berdasarkan (Budiman, 2012), sistematika tanaman karet, diuraikan sebagai berikut : Divisio : Spermatophyta; Subdivisio : Angiospermae; Class : Dicotyledoneae; Ordo

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Taksonomi Tanaman Teh

TINJAUAN PUSTAKA. Taksonomi Tanaman Teh 3 TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi Tanaman Teh Klasifikasi tanaman teh yang dikutip dari Nazaruddin dan Paimin (1993) adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae

Lebih terperinci

Pemeliharaan Ideal Pemeliharaan ideal yaitu upaya untuk mempertahankan tujuan dan fungsi taman rumah agar sesuai dengan tujuan dan fungsinya semula.

Pemeliharaan Ideal Pemeliharaan ideal yaitu upaya untuk mempertahankan tujuan dan fungsi taman rumah agar sesuai dengan tujuan dan fungsinya semula. PEMELIHARAAN Dalam proses pembuatan taman pemeliharaan merupakan tahapan yang terakhir, namun tahapan ini merupakan tahapan yang sangat penting dan tidak boleh diabaikan. Keberhasilan pemeliharaan bahkan

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Tipe Pangkasan

PEMBAHASAN. Tipe Pangkasan 8 PEMBAHASAN Tanaman teh dibudidayakan untuk mendapatkan hasil produksi dalam bentuk daun (vegetatif). Fase vegetatif harus dipertahankan selama mungkin untuk mendapatkan hasil produksi yang tinggi dan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Karakteristik Karet

TINJAUAN PUSTAKA. Karakteristik Karet 3 TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Karet Karet (Havea brasiliensis) merupakan tanaman asli dari Amerika Selatan. karet merupakan tanaman berkayu yang memiliki tinggi dan diameter mencapai 40 m dan 35 cm

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Jenis dan Waktu Pemangkasan

PEMBAHASAN Jenis dan Waktu Pemangkasan 47 PEMBAHASAN Pemangkasan merupakan salah satu teknik budidaya yang penting dilakukan dalam pemeliharaan tanaman kakao dengan cara membuang tunastunas liar seperti cabang-cabang yang tidak produktif, cabang

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN PEMBENTUKAN DAN PEMANGKASAN DAN PEMANGKASAN TRAINING AND PRUNING

PEMBENTUKAN PEMBENTUKAN DAN PEMANGKASAN DAN PEMANGKASAN TRAINING AND PRUNING PEMBENTUKAN DAN PEMANGKASAN TRAINING AND PRUNING Pengertian Pembentukan dan pemangkasan tanaman merupakan bagian penting dari program pengelolaan (management) tanaman buah-buahan. Pembentukan (training)

Lebih terperinci

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Oleh : Tatok Hidayatul Rohman Cara Budidaya Cabe Cabe merupakan salah satu jenis tanaman yang saat ini banyak digunakan untuk bumbu masakan. Harga komoditas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani tanaman karet Menurut Sianturi (2002), sistematika tanaman karet adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisio : Spermatophyta Subdivisio : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae

Lebih terperinci

TEKNOLOGI SAMBUNG PUCUK PADA DUKU KUMPEH

TEKNOLOGI SAMBUNG PUCUK PADA DUKU KUMPEH TEKNOLOGI SAMBUNG PUCUK PADA DUKU KUMPEH Oleh: Dr. Desi Hernita BPTP Jambi Duku Kumpeh memiliki rasa manis, legit, daging buah bening, tekstur daging kenyal, tidak berserat, dan hampir tidak berbiji. Rasa

Lebih terperinci

Okulasi Cokelat Pada Tanaman Karet

Okulasi Cokelat Pada Tanaman Karet Okulasi Cokelat Okulasi Cokelat Pada Tanaman Karet Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP Widyaiswara Muda Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi Pelaksanaan okulasi untuk jenis okulasi cokelat agak berbeda

Lebih terperinci

Pengendalian hama dan penyakit pada pembibitan yaitu dengan menutup atau mengolesi luka bekas pengambilan anakan dengan tanah atau insektisida,

Pengendalian hama dan penyakit pada pembibitan yaitu dengan menutup atau mengolesi luka bekas pengambilan anakan dengan tanah atau insektisida, PEMBAHASAN PT National Sago Prima saat ini merupakan perusahaan satu-satunya yang bergerak dalam bidang pengusahaan perkebunan sagu di Indonesia. Pengusahaan sagu masih berada dibawah dinas kehutanan karena

Lebih terperinci

(STEK-SAMBUNG) SAMBUNG)

(STEK-SAMBUNG) SAMBUNG) PERBANYAKAN TANAMAN ANGGUR DENGAN STEKBUNG (STEK-SAMBUNG) SAMBUNG) Perbanyakan anggur yang banyak dilakukan adalah dengan stek batang/cabang Cabang/ranting yang digunakan adalah hasil dari pangkasan lanjutan/produksi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Morfologi Tanaman Teh Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Morfologi Tanaman Teh Syarat Tumbuh 3 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Teh termasuk famili Transtromiceae dan terdiri atas dua tipe subspesies dari Camellia sinensis yaitu Camellia sinensis var. Assamica dan Camellia sinensis var.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis 16 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Ada 2 tipe akar ubi jalar yaitu akar penyerap hara di dalam tanah dan akar lumbung atau umbi. Menurut Sonhaji (2007) akar penyerap hara berfungsi untuk menyerap unsur-unsur

Lebih terperinci

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk Standar Nasional Indonesia Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk ICS 65.020.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Lahan pertanian milik masyarakat Jl. Swadaya. Desa Sidodadi, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatra

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Steenis, et. al, (1967) sistematika tanaman karet adalah

TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Steenis, et. al, (1967) sistematika tanaman karet adalah TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman Berdasarkan Steenis, et. al, (1967) sistematika tanaman karet adalah sebagai berikut; Divisi: Spermatophyta; Subdivisi: Angiospermae; Class: Dicotyledonae;

Lebih terperinci

MODUL BUDIDAYA KARET

MODUL BUDIDAYA KARET MODUL BUDIDAYA KARET I. PENDAHULUAN Tujuan utama pasaran karet (hevea brasiliensis) ndonesia adalah ekspor. Di pasaran internasional (perdagangan bebas) produk karet Indonesia menghadapi persaingan ketat.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA FIKIR. Ikatan Geografi Indonesia (IGI) dalam Nursid Sumaatmadja, 1997:11).

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA FIKIR. Ikatan Geografi Indonesia (IGI) dalam Nursid Sumaatmadja, 1997:11). II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA FIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Geografi Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman karet (Hevea brasilensis Muell) adalah komoditas utama dalam bidang perkebunan yang merupakan produksi non migas dan menjadi sumber devisa negara yang cukup

Lebih terperinci

BUDIDAYA SUKUN 1. Benih

BUDIDAYA SUKUN 1. Benih BUDIDAYA SUKUN Sukun merupakan tanaman tropis sehingga hampir disemua daerah di Indonesia ini dapat tumbuh. Sukun dapat tumbuh di dataran rendah (0 m) hingga dataran tinggi (700 m dpl). Pertumbuhan optimal

Lebih terperinci

BISNIS BUDIDAYA KARET

BISNIS BUDIDAYA KARET BISNIS BUDIDAYA KARET TEKNOLOGI BUDIDAYA KARET Untuk membangun kebun karet diperlukan manajemen dan teknologi budidaya tanaman karet yang mencakup, kegiatan sebagai berikut: Syarat tumbuh tanaman karet

Lebih terperinci

Teknologi Pembibitan Karet Klon Unggul

Teknologi Pembibitan Karet Klon Unggul ISBN : 978-602-1276-03-7 Teknologi Pembibitan Karet Klon Unggul MENDUKUNG PROGRAM m-p3mi DI PROVINSI JAMBI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (BPTP) JAMBI BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI

Lebih terperinci

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO Sejumlah faktor iklim dan tanah menjadi kendala bagi pertumbuhan dan produksi tanaman kakao. Lingkungan alami tanaman cokelat adalah hutan tropis. Dengan demikian curah hujan,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di dua tempat, yaitu pembibitan di Kebun Percobaan Leuwikopo Institut Pertanian Bogor, Darmaga, Bogor, dan penanaman dilakukan di

Lebih terperinci

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU Ubi kayu diperbanyak dengan menggunakan stek batang. Alasan dipergunakan bahan tanam dari perbanyakan vegetatif (stek) adalah selain karena lebih mudah, juga lebih ekonomis bila

Lebih terperinci

BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. )

BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. ) BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. ) PENDAHULUAN Blimbing manis dikenal dalam bahasa latin dengan nama Averhoa carambola L. berasal dari keluarga Oralidaceae, marga Averhoa. Blimbing manis

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Manjung, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Kecamatan Sawit memiliki ketinggian tempat 150 m dpl. Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Manggis

TINJAUAN PUSTAKA Botani Manggis 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Manggis Tanaman manggis (Garcinia mangostana L.) termasuk famili Clusiaceae yang diperkirakan berasal dari Asia Tenggara khususnya di semenanjung Malaya, Myanmar, Thailand, Kamboja,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. buah ini sudah lama menjadi salah satu makanan khas dari kota Medan.Buah ini

BAB I PENDAHULUAN. buah ini sudah lama menjadi salah satu makanan khas dari kota Medan.Buah ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG USAHA Durian merupakan salah satu jenis buah yang sangat di idolakan di Indonesia. Sesuai dengan sebutan durian yang di duga berasal dari istilah melayu, buah ini sudah

Lebih terperinci

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR 13 BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan di Dusun Kwojo Wetan, Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. B. Waktu Pelaksanaan

Lebih terperinci

Makalah. Tanaman Buah dalam Pot. Tabulampot

Makalah. Tanaman Buah dalam Pot. Tabulampot Makalah Tanaman Buah dalam Pot Tabulampot Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia tiap tahunnya menunjukan angka peningkatan. Lahan di Indonesia yang dulunya luas pun kini menjadi

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Waktu Pangkas

PEMBAHASAN. Waktu Pangkas PEMBAHASAN Pemangkasan merupakan salah satu kegiatan pemeliharaan yang dilakukan di kebun teh yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dengan menurunkan tinggi tanaman sampai ketinggian tertentu.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium 14 TINJAUAN PUSTAKA Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Dalam dunia tumbuhan, tanaman bawang merah diklasifikasikan dalam Divisi : Spermatophyta ; Sub Divisi : Angiospermae ; Class : Monocotylodenae ;

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Karet (Hevea brasiliensis) Tanaman karet berasal dari negara Brazil. Tanaman ini merupakan sumber utama bahan tanaman karet alam dunia. Jauh sebelum tanaman karet ini

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dikembangkan sehingga sampai sekarang asia merupakan sumber karet alam.

TINJAUAN PUSTAKA. dikembangkan sehingga sampai sekarang asia merupakan sumber karet alam. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman karet Pohon karet pertama kali tumbuh di Brasil, Amerika Selatan, namun setelah percobaan berkali oleh Henry Wickham, pohon ini berhasil dikembangkan di Asia Tenggara,dimana

Lebih terperinci

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Peluang Usaha Budidaya Cabai? Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Tanaman cabai dapat tumbuh di wilayah Indonesia dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Peluang pasar besar dan luas dengan rata-rata konsumsi cabai

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Prosedur Gudang

PEMBAHASAN Prosedur Gudang 44 PEMBAHASAN Pemupukan merupakan salah satu kegiatan penting di Unit Perkebunan Tambi selain pemetikan. Hal ini terkait dengan tujuan dan manfaat dari pemupukan. Tujuan pemupukan di Unit Perkebunan Tambi

Lebih terperinci

PERSIAPAN BAHAN TANAM TEH

PERSIAPAN BAHAN TANAM TEH PERSIAPAN BAHAN TANAM TEH (Camellia sinensis L.) Disusun Oleh: Danni Ramadhan H0712052 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya Botani Tanaman TINJAUAN PUSTAKA Bawang merah diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Monocotyledonae, Ordo: Liliales/ Liliflorae, Famili:

Lebih terperinci

PEMULSAAN ( MULCHING ) Pemulsaan (mulching) merupakan penambahan bahan organik mentah dipermukaan tanah. Dalam usaha konservasi air pemberian mulsa

PEMULSAAN ( MULCHING ) Pemulsaan (mulching) merupakan penambahan bahan organik mentah dipermukaan tanah. Dalam usaha konservasi air pemberian mulsa Apakah mulsa itu? Mulsa adalah sisa tanaman, lembaran plastik, atau susunan batu yang disebar di permukaan tanah. Mulsa berguna untuk melindungi permukaan tanah dari terpaan hujan, erosi, dan menjaga kelembaban,

Lebih terperinci

Chart Title. Indonesia 3.5 ha Thailand 2 ha Malaysia 1.5 ha

Chart Title. Indonesia 3.5 ha Thailand 2 ha Malaysia 1.5 ha Chart Title Indonesia 3.5 ha Thailand 2 ha Malaysia 1.5 ha Data statistic Ditjen perkebunan tahun 2007, hanya 9 dari 33 propinsi yang tidak ditemukan pohon karet yaitu : DKI-Jakarta, Nusa Tenggara Barat,

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN TANAMAN I. PEMELIHARAAN TANAMAN MUDA

PEMELIHARAAN TANAMAN I. PEMELIHARAAN TANAMAN MUDA PEMELIHARAAN TANAMAN I. PEMELIHARAAN TANAMAN MUDA Pemeliharaan pada tanaman muda Kegiatan-kegiatan : Penyiangan Pendangiran Pemupukan Pemberian mulsa Singling dan Wiwil Prunning Pemberantasan hama dan

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN TANAMAN BAWANG MERAH

PEMELIHARAAN TANAMAN BAWANG MERAH PEMELIHARAAN TANAMAN BAWANG MERAH Oleh : Juwariyah BP3K Garum Indikator Keberhasilan : Setelah selesai mempelajari pokok bahasan ini peserta diharapkan mampu : a. Menjelaskan kembali penyulaman tanaman

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PENELITIAN

PELAKSANAAN PENELITIAN PELAKSANAAN PENELITIAN Persiapan Lahan Disiapkan lahan dengan panjang 21 m dan lebar 12 m yang kemudian dibersihkan dari gulma. Dalam persiapan lahan dilakukan pembuatan plot dengan 4 baris petakan dan

Lebih terperinci

PERKEMBANGBIAKAN VEGETATIF CANGKOK. Di Susun Oleh: Kelompok 7 Sony Paula

PERKEMBANGBIAKAN VEGETATIF CANGKOK. Di Susun Oleh: Kelompok 7 Sony Paula PERKEMBANGBIAKAN VEGETATIF CANGKOK Di Susun Oleh: Kelompok 7 Sony Paula JURUSAN AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUSAMUS MERAUKE 2015 DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN...2 A. Latar belakang...2

Lebih terperinci

TEKNOLOGI SAMBUNG SAMPING UNTUK REHABILITASI TANAMAN KAKAO DEWASA. Oleh: Irwanto BALAI PELATIHAN PERTANIAN JAMBI I. PENDAHULUAN

TEKNOLOGI SAMBUNG SAMPING UNTUK REHABILITASI TANAMAN KAKAO DEWASA. Oleh: Irwanto BALAI PELATIHAN PERTANIAN JAMBI I. PENDAHULUAN TEKNOLOGI SAMBUNG SAMPING UNTUK REHABILITASI TANAMAN KAKAO DEWASA Oleh: Irwanto BALAI PELATIHAN PERTANIAN JAMBI I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanaman kakao lindak di Indonesia hampir seluruhnya menggunakan

Lebih terperinci

Teknologi Perbanyakan Benih Mangga melalui Sambung Pucuk

Teknologi Perbanyakan Benih Mangga melalui Sambung Pucuk Teknologi Perbanyakan Benih Mangga melalui Sambung Pucuk Berkebun buah-buahan yang perlu diperhatikan adalah mutu dan ketersediaan akan benih/ bibit tanaman. Pelaku usahatani/ pekebun bisa menyiapkan pembibitan

Lebih terperinci

BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI

BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI Pembibitan Pembibitan ulang stroberi di Vin s Berry Park dilakukan dengan stolon. Pembibitan ulang hanya bertujuan untuk menyulam tanaman yang mati, bukan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman cabai Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis tanaman hortikultura penting yang dibudidayakan secara komersial, hal ini disebabkan

Lebih terperinci

MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA

MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA Nama : Sonia Tambunan Kelas : J NIM : 105040201111171 MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA Dengan lahan seluas 1500 m², saya akan mananam tanaman paprika (Capsicum annuum var. grossum L) dengan jarak tanam, pola

Lebih terperinci

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten I. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Green House Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul,

Lebih terperinci

Karya Ilmiah tentang Penanaman Pohon Karet

Karya Ilmiah tentang Penanaman Pohon Karet Karya Ilmiah tentang Penanaman Pohon Karet Disusun oleh : Nama : Sutopo NIM : 11-12-5885 Tugas : Peluang Bisnis Jurusan : SISTEM INFORMASI STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2012 BAB I PENDAHULUAN A. Abstraksi Peluang

Lebih terperinci

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di III. TATA LAKSANA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di laboratorium fakultas pertanian UMY. Pengamatan pertumbuhan tanaman bawang merah dan

Lebih terperinci

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili Papilionaceae; genus Arachis; dan spesies Arachis hypogaea L. Kacang tanah

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang beralamat di Jl. H.R.

Lebih terperinci

Berdasarkan tehnik penanaman tebu tersebut dicoba diterapkan pada pola penanaman rumput raja (king grass) dengan harapan dapat ditingkatkan produksiny

Berdasarkan tehnik penanaman tebu tersebut dicoba diterapkan pada pola penanaman rumput raja (king grass) dengan harapan dapat ditingkatkan produksiny TEKNIK PENANAMAN RUMPUT RAJA (KING GRASS) BERDASARKAN PRINSIP PENANAMAN TEBU Bambang Kushartono Balai Penelitian Ternak Ciawi, P.O. Box 221, Bogor 16002 PENDAHULUAN Prospek rumput raja sebagai komoditas

Lebih terperinci

KARYA TULIS. Perbanyakan Bibit Durian Melalaui Biji, Penyambungan (Grafting), Dan Okulasi. Oleh Irwanto, SST (Widyaiswara Pertama) I.

KARYA TULIS. Perbanyakan Bibit Durian Melalaui Biji, Penyambungan (Grafting), Dan Okulasi. Oleh Irwanto, SST (Widyaiswara Pertama) I. KARYA TULIS Perbanyakan Bibit Durian Melalaui Biji, Penyambungan (Grafting), Dan Okulasi Oleh Irwanto, SST (Widyaiswara Pertama) I. PENDAHULUAN Durian (Durio zibethinus Murray) adalah buah yang memiliki

Lebih terperinci

Getas, 2 Juni 2009 No : Kepada Yth. Hal : Laporan Hasil Kunjungan Kebun Getas PTP Nusantara IX

Getas, 2 Juni 2009 No : Kepada Yth. Hal : Laporan Hasil Kunjungan Kebun Getas PTP Nusantara IX Getas, 2 Juni 2009 No : Kepada Yth. Lamp. : 1 eks Administratur Hal : Laporan Hasil Kunjungan Kebun Getas PTP Nusantara IX di Getas Dengan ini disampaikan dengan hormat laporan hasil kunjungan staf peneliti

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

Lebih terperinci

Sambung Pucuk Pada Tanaman Durian

Sambung Pucuk Pada Tanaman Durian Sambung Pucuk Pada Tanaman Durian Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP GRAFTING atau ent, istilah asing yang sering didengar itu, pengertiannya ialah menggambungkan batang bawah dan batang atas dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.) 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.) Menurut Rahayu dan Berlian ( 2003 ) tanaman bawang merah dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Tabel 1. Botani Bawang Merah

Lebih terperinci

Budidaya Tanaman Obat. Elvira Syamsir

Budidaya Tanaman Obat. Elvira Syamsir Budidaya Tanaman Obat Elvira Syamsir Budidaya Tanaman Obat untuk Murid Sekolah Dasar Pengarang: Elvira Syamsir ilustrator: yanu indaryanto Penerbit: Seafast Center IPB DISCLAIMER This publication is made

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Tinjauan Agronomis Bawang prei termasuk tanaman setahun atau semusim yang berbentuk rumput. Sistem perakarannya

Lebih terperinci

POLA DASAR SADAPAN POLA DASAR SADAPAN

POLA DASAR SADAPAN POLA DASAR SADAPAN POLA DASAR SADAPAN POLA DASAR SADAPAN Kriteria matang sadap Tanaman karet dapat disadap apabila telah memenuhi kriteria matang sadap pohon dan matang sadap kebun, yaitu: a. Matang sadap pohon - Umur tanaman

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Unit Pelayanan Teknis (UPT), Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau. Pelaksanaannya dilakukan pada bulan

Lebih terperinci

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat Syarat Tumbuh Tanaman Jahe 1. Iklim Curah hujan relatif tinggi, 2.500-4.000 mm/tahun. Memerlukan sinar matahari 2,5-7 bulan. (Penanaman di tempat yang terbuka shg

Lebih terperinci

KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)

KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) I. SYARAT PERTUMBUHAN 1.1. Iklim Lama penyinaran matahari rata rata 5 7 jam/hari. Curah hujan tahunan 1.500 4.000 mm. Temperatur optimal 24 280C. Ketinggian tempat

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN TEKNIK PENYAMBUNGAN PADA PEMBENIHAN TANAMAN KOPI ( TULISAN POPULER )

PERKEMBANGAN TEKNIK PENYAMBUNGAN PADA PEMBENIHAN TANAMAN KOPI ( TULISAN POPULER ) PERKEMBANGAN TEKNIK PENYAMBUNGAN PADA PEMBENIHAN TANAMAN KOPI ( TULISAN POPULER ) Oleh : PH Padang,SP PBT. BBPPTP Surabaya PENDAHULUAN Tanaman kopi merupakan salah satu komoditas unggulan tanaman perkebunan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Paprika. Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Paprika. Syarat Tumbuh 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Paprika Tanaman paprika (Capsicum annum var. grossum L.) termasuk ke dalam kelas Dicotyledonae, ordo Solanales, famili Solanaceae dan genus Capsicum. Tanaman paprika merupakan

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Potensi Pucuk

PEMBAHASAN Potensi Pucuk 52 PEMBAHASAN Potensi Pucuk Hasil tanaman teh adalah kuncup dan daun muda yang biasa disebut pucuk. Pengambilan pucuk yang sudah memenuhi ketentuan dan berada pada bidang petik disebut pemetikan. Ketentuan

Lebih terperinci

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah Oleh : Juwariyah BP3K garum 1. Syarat Tumbuh Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat tumbuh yang sesuai tanaman ini. Syarat tumbuh tanaman

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Cikabayan-University Farm IPB, Darmaga Bogor. Areal penelitian bertopografi datar dengan elevasi 250 m dpl dan curah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. rumpun, tingginya dapat mencapai cm, Bawang Merah memiliki jenis akar

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. rumpun, tingginya dapat mencapai cm, Bawang Merah memiliki jenis akar II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bawang Merah Bawang Merah merupakan tanaman yang berumur pendek, berbentuk rumpun, tingginya dapat mencapai 15-40 cm, Bawang Merah memiliki jenis akar serabut, batang Bawang Merah

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI DAN KARAKTERISTIK PETANI

V GAMBARAN UMUM LOKASI DAN KARAKTERISTIK PETANI V GAMBARAN UMUM LOKASI DAN KARAKTERISTIK PETANI 5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 5.1.1. Kabupaten Banyuasin Kabupaten Banyuasin merupakan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Sumatera Selatan.

Lebih terperinci

(Gambar 1 Gejala serangan Oidium heveae pada pembibitan karet)

(Gambar 1 Gejala serangan Oidium heveae pada pembibitan karet) Karet memiliki peranan sangat penting bagi perekonomian Indonesia. Komoditas ini merupakan salah satu penghasil devisa utama dari sektor perkebunan dengan nilai ekspor sekitar US$ 11.8 milyar pada tahun

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Taksonomi kelapa sawit yang dikutip dari Pahan (2008) adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Embryophyta Siphonagama Kelas : Angiospermeae Ordo : Monocotyledonae

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. UD. Sabila Farm terletak di Desa Pakembinangun yaitu Jalan Kaliurang

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. UD. Sabila Farm terletak di Desa Pakembinangun yaitu Jalan Kaliurang IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis UD. Sabila Farm terletak di Desa Pakembinangun yaitu Jalan Kaliurang KM 18.5, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa Pakembinangun

Lebih terperinci

Cara Menanam Cabe di Polybag

Cara Menanam Cabe di Polybag Cabe merupakan buah dan tumbuhan berasal dari anggota genus Capsicum. Buahnya dapat digolongkan sebagai sayuran maupun bumbu, tergantung bagaimana digunakan. Sebagai bumbu, buah cabai yang pedas sangat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Afrika dan termasuk famili Aracaceae (dahulu: Palmaceae). Tanaman kelapa sawit adalah tanaman monokotil

Lebih terperinci

BUDIDAYA DAN TEKNIS PERAWATAN GAHARU

BUDIDAYA DAN TEKNIS PERAWATAN GAHARU BUDIDAYA DAN TEKNIS PERAWATAN GAHARU ketiak daun. Bunga berbentuk lancip, panjangnya sampai 5 mm, berwarna hijau kekuningan atau putih, berbau harum. Buah berbentuk bulat telur atau agak lonjong, panjangnya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

II. TINJAUAN PUSTAKA A. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi Tanaman Pakcoy Pakcoy (Brassica rapa L.) adalah jenis tanaman sayur-sayuran yang termasuk keluarga Brassicaceae. Tumbuhan pakcoy berasal dari China dan telah dibudidayakan

Lebih terperinci

Oleh : Ulfah J. Siregar

Oleh : Ulfah J. Siregar 11 MODULE PELATIHAN BUDIDAYA TANAMAN KARET Oleh : Ulfah J. Siregar ITTO PROJECT PARTICIPATORY ESTABLISHMENT COLLABORATIVE SUSTAINABLE FOREST MANAGEMENT IN DUSUN ARO, JAMBI Serial Number : PD 210/03 Rev.

Lebih terperinci

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU ( Nicotiana tabacum L. ) Oleh Murhawi ( Pengawas Benih Tanaman Ahli Madya ) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya A. Pendahuluan Penanam dan penggunaan

Lebih terperinci

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh 45 4.2 Pembahasan Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan memperhatikan syarat tumbuh tanaman dan melakukan pemupukan dengan baik. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemupukan pada Tanaman Tomat 2.1.1 Pengaruh Aplikasi Pupuk Kimia Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada tanaman tomat tertinggi terlihat pada

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

Lebih terperinci

BUDIDAYA CENGKEH SECARA MUDAH OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO

BUDIDAYA CENGKEH SECARA MUDAH OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO BUDIDAYA CENGKEH SECARA MUDAH OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO RuangTani.Com Cengkeh adalah tangkai bunga kering beraroma dari keluarga pohon Myrtaceae. Pohon cengkeh merupakan tanaman tahunan yang dapat tumbuh

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Metode Penelitian 9 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2005 sampai Pebruari 2006. Tempat penelitian di Kebun Tajur I UPT Kebun Percobaan IPB Unit Kegiatan Pusat Kajian

Lebih terperinci