BARGAINING ANTARA PELANGGAN DENGAN PRODUSEN DAN ARTISAN PADA DESAIN BENTUK HIASAN SEPATU LUKIS DI MATAHARI ART MEDAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BARGAINING ANTARA PELANGGAN DENGAN PRODUSEN DAN ARTISAN PADA DESAIN BENTUK HIASAN SEPATU LUKIS DI MATAHARI ART MEDAN"

Transkripsi

1 0

2 BARGAINING ANTARA PELANGGAN DENGAN PRODUSEN DAN ARTISAN PADA DESAIN BENTUK HIASAN SEPATU LUKIS DI MATAHARI ART MEDAN Defarika Ade Rizky, Drs. Onggal Sihite, M.Si, Drs. Khaerul Saleh, M.Sn. Program Studi Pendidikan Seni Rupa Jurusan Seni Rupa Universitas Negeri Medan ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses bargaining yang terjalin antara pelanggan dengan produsen dan artisan untuk memutuskan desain bentuk hiasan pada sepatu lukis yang di pesan. Populasi dalam penelitian ini adalah 13 pelanggan dan sampel penelitian ini adalah 10 pelanggan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan teknik analisis data kualitatif yang terkumpul melalui survei, observasi, wawancara dan dokumentasi yang dideskripsikan dalam bentuk karya tulis ilmiah.instrumen penilaian dala penelitian menggunakan data angket. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bargaining yang terjalin antara pelanggan dengan produsen dan artisan pada desain bentuk hiasan terjalin tidak kompleks dan kompleks.berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan nantinya mampu mengetahui proses bargaining antara pelanggan dengan produsen dan artisan, harga, dan penataan unsur-unsur rupa pada desain bentuk hiasan sepatu lukis Matahari art Medan. Kata Kunci : Bargaining, Pelanggan, Produsen, Artisan PENDAHULUAN Dalam proses sosial, seni dipengaruhi 2 (dua) faktor dasar yaitu faktor intraestetik sebagai gagasan yang berkaitan manifestasi fisik dalam bentuk, corak, unsurunsur, asas-asas estetik, dan konsep, dan faktor ekstraestetik sebagai proses sosialnya yang mencakup aspek-aspek psikologis, sosial, budaya, lingkungan alam, fisik serta perubahan-perubahannya, dan kebutuhan hidup lainnya dalam pengertian yang luas, baik langsung maupun tidak langsung menjadi bagian terpadu dalam mewadahi perwujudan seni. Matahari art shop adalah toko yang menjual barang-barang yang bernilai seni. Produk yang dijual berupa aneka barang dan jasa. Salah satu contoh produk barang adalah sepatu, dengan jasa mendesain bentuk hiasan pada sepatu, yang biasa disebut orang awam (masyarakat sekitar) sepatu lukis. Sepatu yang akan di beli di Matahari art shop harus dipesan terlebih dahulu kepada produsen. Di sinilah pelanggan dapat menentukan ide desain bentuk hiasan sendiri. Bargaining berasal dari bahasa Inggris yang artinya tawar menawar yang merujuk pada tindakan antara individu atas beberapa penjualan atau pembelian. Tawar menawar yang dilakukan dengan orang lain diperlukan suatu perundingan yang merundingkan syarat-syarat pembelian, perjanjian atau kontrak bertujuan membuat 1

3 kesepakatan dengan orang lain sehingga tiba di penyelesaian beberapa masalah. Proses yang terlibat dalam bargaining ini adalah pelanggan, produsen dan Artisan. Pelanggan yang hendak pesan sepatu lukis akan melakukan bargaining terlebih dahulu untuk memutuskan desain bentuk hiasan yang hendak dipesan kepada produsen, setelah itu produsen akan menyampaikan hasil bargaining yang dilakukannya dengan pelanggan, kepada Artisan untuk di lukis Dari hasil observasi sementara, pada bulan desember 2015 sampai dengan januari 2016 diperoleh 13 pelanggan. 2 dari 13 penilaian desain bentuk hiasan yang dipesan oleh pelanggan, ada proses bargaining yang terjalin kurang baik sehingga mendapatkan respon negatif atas hasil karya sepatu lukis pesanan pelanggan, pada bagian warna maupun pada bagian bentuk desain pada pasang sepatu kanan dan pasang sepatu kiri. Respon pelanggan terhadap hasil karya yang dipesan adalah kunci sukses seorang usaha sepatu lukis Matahari Art Shop. Dari uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap cara bargaining yang terjalin di Matahari Art Shop antara pelanggan dengan produsen dan Artisan, serta respon pelanggan atas hasil karya desain bentuk hiasan pada sepatu yang dipesan pelanggan. A. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah penelitian ini adalah bargaining yang terjalin kurang baik karena ada beberapa pesanan desain bentuk hiasan sepatu lukis pesanan pelanggan tidak sesuai dengan yang diinginkan, beberapa hasil karya sepatu lukis yang dipesan pelanggan mendapatkan respon negatif dari beberapa pelanggan. Beberapa desain bentuk hiasan di Matahari art shop, mendapatkan respon negatif pada bagian warna dan desain bentuk pada hasil karya sepatu lukis dan tindakan perbaikan produsen jika pesanan tidak sesuai dengan permintaan pelanggan. C. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah penelitian ini adalah :Bargaining yang terjalin kurang baik karena ada beberapa pesanan sepatu lukis pesanan pelanggan tidak sesuai dengan yang diinginkan. Beberapa desain bentuk hiasan di toko Matahari art, mendapatkan respon negatif pada bagian warna dan desain bentuk pada hasil karya sepatu lukis Tindakan perbaikan produsen jika pesanan tidak sesuai dengan permintaan pelanggan. D. Perumusan Masalah Perumusan masalah pada penelitian ini adalah : Bagaimanakah proses bargaining yang terjalin antara pelanggan dengan produsen dan Artisan pada desain bentuk hiasan sepatu lukis yang dipesan? Bagaimanakah respon pelanggan dengan hasil karya desain bentuk hiasan yang dipesan pada sepatu lukis setelah melakukan bargaining? Dengan hasil data angket.dan Bagaimanakah tindakan produsen jika desain bentuk hiasan pada sepatu tidak sesuai dengan keinginan pelanggan? Dengan wawancara langsung kepada produsen. 2

4 B. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : Untuk mengetahui bagaimana cara bargaining (perundingan) yang dilakukan oleh pelanggan dengan produsen dan artisan. Terjalinnya bargaining untuk mengetahui keputusan motif desain apa yang yang ingin dipesan pelanggan. Untuk mengetahui ide dari keputusan motif desain bentuk hiasan pada sepatu. Apakah dari pelanggan sendiri, produsen ataukah artisan. Untuk mengetahui penilaian dari pelanggan atas hasil karya desain bentuk hiasan pada sepatu. Apakah sesuai dengan yang diinginkan atau tidak diinginkan pelanggan. Untuk mengetahui motif desain dan bentuk hiasan yang lebih banyak dipilih pelanggan. Untuk mengetahui respon (positif atau negatif) dari penilaian pelanggan atas hasil karya sepatu lukis yang dipesan. Dan untuk mengetahui tindakan yang dilakukan produsen jika hasil karya desain bentuk hiasan pada sepatu pesanan pelanggan tidak sesuai dengan keinginan pelanggan. C. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah Sebagai Bagi peneliti besar manfaatnya sebagai bahan pengetahuan yang bisa menjadi acuan untuk mengetahui cara bargaining yang baik untuk memenuhi kepuasan pelanggan. Sebagai bahan informasi bagi Mahasiswa Universitas Negeri Medan khususnya pada jurusan seni rupa tentang cara bargaining yang baik untuk kepuasan pelanggan dalam memajukan usaha yang sukses. Sebagai salah satu bahan referensi bagi peneliti lain yang melakukan penelitian yang relevan. TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Bargaining Menurut Brown (1975:1-2) pengertian Bargaining adalah : Bargaining berasal dari bahasa Inggris yang artinya tawar menawar. Tawar menawar adalah kata-kata yang muncul dengan frekuensi yang cukup besar dalam kehidupan sehari-hari. Menggambarkan toko atau bagian dari toko di mana barang dapat dibeli dengan perundingan atau perjanjian yang dinegosiasikan. Untuk menangani atau tawar menawar dengan orang lain maka diperlukan suatu perundingan yang merundingkan syarat-syarat pembelian, perjanjian atau kontrak bertujuan membuat kesepakatan dengan orang lain, sehingga tiba di penyelesaian beberapa masalah. Dalam hubungan sosial tawar menawar, ada 2 (dua) yang terkait yaitu: 1) setidaknya dua pihak yang terlibat dan 2) para pihak memiliki konflik kepentingan dengan satu atau lebih masalah yang berbeda. 2. Pengertian Pelanggan Menurut Nitisusastro (2010:114 ) Pelanggan adalah : Individu dan intuisi yang membeli produk barang atau produk jasa guna memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Pelanggan individu adalah pembeli yang bersifat perorangan sedangkan pelanggan intuisi adalah pembeli yang sifatnya organisasi, keduanya disebut sebagai pembeli atau pelanggan. 3

5 3. Pengertian Produsen Menurut Sabar Purba (2015:1) produsen atau pelaku usaha adalah setiap orang yang menjalankan kegiatan usaha dalam rangka meningkatkan kesejahteraan hidup. Menurut Nitisusastro ( 2010:113 ) pengertian produsen adalah satuan kerja organisasi yang menghasilkan produk barang dan jasa. 4. Pengertian Artisan Menurut D costache (2012:12) pengertian artisan adalah: Artisan (pengrajin) kata-kata yang mirip dengan artist tetapi memiliki arti yang berbeda. Artist diharapkan menciptakan karya yang bernilai Artististik yang mempengaruhi dan berhubungan dengan masyarakat sekitar atau penikmat seni, sebaliknya artisan (pengrajin) hanya membuat suatu karya, yang dimana karya-karya yang dibuat oleh artisan (pengrajin) dianggap memiliki nilai kurang artistik dari seni. Artisan (pengrajin) namanya jarang diketahui oleh masyarakat atau penikmat seni tidak diharapkan memiliki tingkat yang sama dari orisinalitas, penulis, dan keaslian sebagai seniman. 5. Desain Bentuk Hiasan Desain hiasan adalah suatu rancangan gambar yang diciptakan untuk diterapkan sebagai hiasan pada benda pakai atau benda lainnya yang bersifat dekoratif. a. Pengertian Desain Menurut Sachari (2003:5) pengertian desain dalam seni rupa di Indonesia adalah : Kata desain kerap dipadankan dengan reka bentuk, reka rupa, tata rupa, perupaan, anggita, rancangan, rancang bangun, gagas rekayasa, perencanaan, kerangka, sketsa ide, gambar, busana, hasil keterampilan, karya kerajinan, kriya, tehnik presentasi, pengayaan, komunikasi rupa,tata warna, mengkomposisi, susunan rupa, melukis, dan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan proses perupaan dalam arti luas. b. Dasar-Dasar Desain Dasar-dasar desain dalam menggambar diantaranya garis, arah, bidang, tekstur, warna c. Desain Hiasan Desain hiasan adalah suatu rancangan gambar yang diciptakan untuk diterapkan sebagai hiasan pada benda pakai atau benda lainnya yang bersifat dekoratif. 1) Jenis Hiasan Jenis hiasan untuk menghiasi sepatu lukis, ada yang berupa motif dan pola. Menurut Sunaryo (2011:14) motif dan pola adalah : Motif merupakan gubahan atas bentuk-bentuk di alam atau sebagai refresentatif alam yang tidak kasat mata, sedangkan pola merupakan pengulangan motif, artinya sejumlah motif yang diulang-ulang secara struktural dipandang sebagai pola yang juga merupakan penyebaran garis dan warna dalam ulangan tertentu. 2) Bentuk Hiasan Jenis-jenis bentuk hiasan pada sepatu lukis meliputi : a) Karikatur Menurut Budiman (2008:25) karikatur adalah penggambaran bentuk manusia yang diubah proporsinya. b) Kartun Menurut Budiman (2008:25) kartun diartikan sebagai gambar 4

6 yang lucu, dapat berupa deformasi bentuk ataupun realis, dengan tujuan untuk membuat tawa atau senyuman. c) Doodle Menurut Azmi (2012:29) doodle adalah gambar sederhana yang dapat memiliki makna representasi beton atau mungkin hanya bentukbentuk abstrak. Doodle art sendiri adalah suatu gaya menggambar dengan cara mencoret, terlihat abstrak, ada yang tidak bermakna juga ada yang bermakna, terkadang karya yang dihasilkan tidak memiliki bentuk yang benar. d. Warna Hiasan 1) Pengertian Warna Menurut Teguh Wibowo (2015:130) warna merupakan : Tampilan fisik pertama yang sampai ke mata kita guna membedakan ragam sesuatu, baik benda mati atau benda hidup. Warna juga merupakan salah satu unsur yang tidak bisa berdiri sendiri, penampilan warna selalu dipengaruhi dan ditentukan oleh warna lain yang ada di sekitarnya 6. Sepatu Lukis a. Bahan Bahan dari sepatu lukis adalah bahan yang terbuat dari kain kanvas putih dengan sol karet. b. Alat Alat yang digunakan dalam pembuatan sepatu lukis yaitu cat akrilik, kuas, pallet,pensil, penghapus dan peralatan lain (tempat cuci kuas, kain jelek), objek desain, Pylox Glossy Varnish yaitu Cat pelapis berfungsi sebagai finishing dan top coat agar lapisan lukisan lebih tahan lama dan lebih mengkilap warnanya. c. Proses Pembuatan Pada situs ( ) di akses senin 1/2/2016 jam 21:30 WIB langkah-langkah proses melukis desain bentuk hiasan pada sepatu lukis sebagai berikut : 1) Siapkan sepatu yang hendak di lukis dan desain bentuk hiasan yang dipilih. 2) Beri warna dasar pertama, yaitu warna puith. 3) Setelah warna dasar putih, kemudian membuat sketsa di atas warna putih tersebut. 4) Setelah penyeketan (sketsa) gambar barulah masukkan warna sesuai ide desain bentuk hiasan. 5) Setelah pemberian warna selesai, langkah terakhir dengan memberikan fiksatif kepada bidang sepatu yang diberi desain bentuk hiasan. Fungsi sebagai pelapis supaya warna tidak cepat pudar atau tahan lama. METODE PENELITIAN Lokasi penelitian beralamat Jalan Denai Gg Wakad No. 5 Medan dengan waktu penelitian yang dilakukan selama lima bulan, dari bulan Januari sampai bulan Mei Populasi dalam penelitian ini adalah lebih kurang 13 pelanggan dan sampel yang diambil adalah sebanyak 10 hasil karya desain bentuk hiasan pada sepatu lukis pesanan pelanggan. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Metode ini di lakukan dengan pendekatan 5

7 kualitatif yaitu menguraikan masingmasing subjek yang akan diteliti, karena penelitian ini mengadakan pengamatan secara langsung kelapangan penulis akan mendeskrifsikan hasil dari data yang telah dikumpulkan dilapangan. Menurut Sugiyono, (2008 : 309) mengatakan : Dilihat dari segi cara atau tehnik pengumpulan data, maka tehnik pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara dokumentasi, observasi dan wawancara. Tehnik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara : 1. Studi Kepustakaan 2. Observasi Berperan Serta (Participant Observation) 3. Wawancara (Interview) 4. Dokumentasi Sesuai dengan objek penelitian dan metode penelitian yang telah disebutkan di atas, maka instrumen yang dipakai dalam penelitian ini adalah angket lembar penilaian dalam bentuk format tabel penilaian. Peneliti mengambil 2 penilai, yaitu : Peneliti Pelanggan yang memesan sepatu lukis di Matahari art Penilaian yang akan diberikan kepada tiap pelanggan menggunakan lembaran penilaian yang berisi data tentang hasil karya desain bentuk hiasan sepatu lukis yang dipesan pelanggan. Berikut lembar penilaiannya peneliti dan pelanggan: 1.Tabel lembar penilaian peneliti atas hasil hasil karya sepatu lukis. Keterangan : A = Sangat sesuai B = Sesuai C = Cukup sesuai D = Tidak sesuai No 2. Tabel lembar penilaian pelanggan atas hasil hasil Pilihan desain bentuk hiasan pelanggan 1 Desain I Pesanan... Warna Desain bentuk A B C D A B C D Keterangan : A = Sangat sesuai B = Sesuai C = Cukup sesuai D = Tidak sesuai Keterangan II: Variabel (I) = Warna Variabel (II) = Desain Bentuk Var (I) A dan (II) A =Positif Var (I) A dan (II) B =Positif Var (I) B dan (II) A =Positif Var (I) B dan (II) B =Positif Var (I) A dan (II) C =Negatif Var (I) A dan (II) D=Negatif Var (I) B dan (II) C =Negatif Var (I) B dan (II) D =Negatif Var (I) C dan (II) C =Negatif Var (I) D dan (II) D =Negatif Dengan Indikator : A. Sangat sesuai Bila warna dan desain bentuk pada hasil karya pesanan pelanggan sangat sesuai dengan proses bargaining yang telah dilakukan antara pelanggan dengan produsen B. Sesuai Bila warna dan desain bentuk pada hasil karya pesanan pelanggan sesuai dengan proses bargaining yang telah dilakukan antara pelanggan dengan produsen C. Tidak sesuai Bila warna dan desain bentuk pada hasil karya pesanan pelanggan tidak sesuai dengan proses bargaining yang telah dilakukan antara pelanggan dengan produsen. Respn pelang gan 6

8 D. Sangat tidak Sesuai Bila warna dan desain bentuk pada hasil karya pesanan pelanggan sangat tidak sesuai dengan proses bargaining yang telah dilakukan antara pelanggan dengan produsen. F. Tehnik Analisis Data VS.Nasution mengatakan sebagai berikut: analisa adalah penyusunan data agar dapat agar dapat ditafsirkan. Menyusun data berarti menggolongkannya atau klasifikasi data akan. Tafsiran atau inventarisasi artinya memberikan makna mencari hubungan antar konsep (S.Nasution,1992:126). Berdasarkan pengertian di atas, bahwa tehnik analisis data yang di lakukan penulis adalah analisis deskriptif kualitatif yakni mengadakan perbandingan antara teori dengan data yang diperoleh melalui pengumpulan data dari lapangan. PEMBAHASAN Dari hasil tinjauan ke lokasi objek penelitian sampel yang diambil sebanyak 10 pelanggan dengan 10 desain pada sepatu lukis yang dipesan, 1 pelanggan dengan 1 desain sepatu lukis yang dipesan di Matahari Art shop. Berikut data pelanggan yang memasan sepatu lukis: 1. Nama : Rexi Tggl Pesan : Desain :Tulisan REXISUBADIA 2. Nama : Dewi Tggl Pesan : Desain : Kartun Nightmare Desain : Awan Mega Mendung 4. Nama : Dwi Tggl Pesan : Desain : Spongebob Squrepants 5. Nama : Susi Tggl Pesan : Desain : Frozen 6. Nama : Hajipto Tggl Pesan : Desain : Tulisan Hajipto 7. Nama : Eka Sari Tggl Pesan : Desain : Batman 8. Nama : Elliza Tggl Pesan : Desain : Bergaya Dekoratif 9. Nama : Annisa Tggl Pesan : Desain : Manchester United 10. Nama : Pama Tggl Pesan : Desain : Rolling Stone a. Hasil Penelitian Berikut hasil wawancara peneliti dengan produsen tentang bagaimana proses bargaining yang terjalin antara produsen dengan pelanggan dan artisan dalam memutuskan desain bentuk hiasan pada sepatu lukis yang akan dipesan pelanggan serta analisis hasil penelitian. 3. Nama : Alliyah Tggl Pesan :

9 a. Proses Bargaining Antara Pelanggan Dengan Produsen Dan Artisan Dalam Memutuskan Desain Bentuk Tulisan Rexi Subadia Rexi meminta desain bentuk hiasan dengan desain bentuk hiasan tulisan dengan namanya Rexi Subadia, dengan warna coklat sebagai warna dasar. Model sepatu yang dipilih pelanggan yaitu model vans cowok dengan ukuran 41. Saudara Rexi meminta desain bentuk pada pasang sepatu kanan sama dengan pasang sepatu kiri, dan pesanan sepatu lukisnya akan di ambil pada tanggal 18 Februari Setelah hasil bargaining produsen dengan pelanggan selesai, kemudian produsen menyampaikan keputusan desain bentuk hiasan pelanggan kepada artisan (selaku juru gambar). Arahan produsen kepada artisan membuat desain sesuai dengan desain yang dibuat produsen. Hasil karya sepatu lukis mendapatkan respon negatif, ini dikarenakan proses bargaining tidak terjalin dengan baik. Berikut masalah-masalah pelanggan : Warna yang diterapkan artisan pada pesanan rexi subadia adalah warna coklat dengan sedikit campuran warna hijau lumut. Sedangkan warna yang diminta oleh saudara Rexi Subadia adalah warna coklat Bentuk tulisan yang dibuat oleh artisan, gaya huruf grafity dengan ukuran tulisan yang besar. Untuk gaya hurufnya, saudara Rexi Subadia suka dengan gaya hurufnya, tetapi ukuran tulisan yang diminta adalah ukuran kecil. Pada penataan huruf, saudara Rexi Subadia meminta tulisan Rexi Subadia digabung, bukan dipisah seperti pada hasil karya sepatu lukis yang disamping. Dari hasil penilaian pelanggan dengan hasil karya sepatu lukis yang dipesan saudara Rexi, mendapatkan respon negatif. Ini karena proses bargaining tidak terjalin dengan baik. Permohonan maaf produsen dengan pelanggan dan menawarkan apakah desainnya mau dibuat yang yang baru dengan cara desain yang salah ditimpa dengan desain yang baru dengan perbaikan. Tetapi saudara Rexi mengatakan tidak perlu diperbaiki, dan langsung membayar uang panjarnya sebesar Rp b. Proses Bargaining Antara Pelanggan Dengan Produsen Dan Artisan Dalam Memutuskan Desain Bentuk Hiasan Kartun Nightmare Saudara Dewi meminta desain bentuk hiasan karakter kartun Nightmare. Saudara Dewi meminta desain bentuk pada pasang sepatu 8

10 kanan beda dengan pasang sepatu kiri, dan dibuat unik untuk desain bentuknya, dan produsen yang mendesain penataan bentuk hiasannya. Saudara Dewi memilih model sepatu model Slip on/tali dengan ukuran 39 sesuai dengan ukuran kakinya. Tanggal 24 Februari 2016/Rabu saudara Dewi ambil pesanan sepatu lukisnya. Kemudian Saudara Dewi memberi uang cash/tunai sebesar Rp pada tanggal transaksi 19 Februari 2016/Jumat. Setelah hasil bargaining produsen dengan pelanggan selesai, kemudian produsen menyampaikan keputusan desain bentuk hiasan pelanggan kepada artisan (selaku juru gambar). Arahan produsen kepada artisan, pertama memberikan referensi sesuai dengan desain bentuk hiasan permintaan pelanggan yaitu karakter kartun Nightmare dan membuat desain di atas kertas sebagai arahan. Kemudian produsen menyampaikan bahwa sepatu lukis dengan desain karakter kartun Nightmare pesanan saudara Dewi akan diambil pada 24 Februari Jadi, produsen memerintahkan artisan untuk menyiapkan pesanan sehari sebelum tanggal pengambilan. Setelah melihat hasil karya pesanannya Saudara Dewi memberikan respon yang positif atas hasil karya sepatu lukis yang di pesan. c. Proses Bargaining Antara Pelanggan Dengan Produsen Dan Artisan Dalam Memutuskan Motif Hias Awan Mega Mendung. Saudara Aya meminta motif hias awan mega mendung, Saudara Aya meminta warna dasar sepatu dengan warna merah, sedangkan desain bentuk hiasannya saudara Aya meminta ide dari produsen. Untuk desain bentuk pasang sepatu kanan dan pasang sepatu kiri dibuat sama. Saudara Aya memilih model sepatu model Slip on/flat dengan ukuran 38 sesuai dengan ukuran kaki saudara Aya 26 Februari 2016/Sabtu pelanggan ambil pesanan sepatu lukisnya, kemudian saudara Aya dengan produsen melakukan proses transaksi pembayaran. Saudara Aya memberi uang panjar sebesar Rp yang akan dibayar sisa panjarnya pada waktu pengambilan sepatu pada tanggal 26 Februari Langsung Kepada Produsen): Setelah hasil bargaining produsen dengan pelanggan selesai, kemudian produsen menyampaikan keputusan motif hias pesanan pelanggan kepada artisan (selaku juru gambar). Arahan produsen kepada artisan, buat desain pada sepatu lukis sesuai dengan desain buatan produsen. Kemudian produsen menyampaikan bahwa sepatu lukis dengan motif hias 9

11 mega mendung pesanan saudara Aya akan diambil pada 26 Februari Setelah melihat hasil karya sepatu lukis pesanannya, Saudara Aya memberikan respon yang positif atas hasil karya sepatu lukis yang di pesan dan membayar sisa panjarnya sebesar Rp d. Proses Bargaining Antara Pelanggan Dengan Produsen Dan Artisan Dalam Memutuskan Desain Bentuk Hiasan Kartun Spongebob Saudara Dwi meminta desain bentuk hiasan karakter kartun Spongebob Squrepants, karena adiknya (3 tahun) suka dengan karakter kartun Spongebob Squrepants. Saudara Dwi meminta desain bentuk pada pasang sepatu kanan dengan pasang sepatu kiri dibuat unik tapi selaras. Memilih model sepatu Slip on dengan perekat dengan ukuran 28 sesuai dengan nomor sepatu punya adiknya. Tanggal 4 Maret 2016/Jumat saudara Dwi ambil pesanan sepatu lukisnya. Kemudian saudara Dwi dengan produsen melakukan proses transaksi pembayaran. Saudara Dwi memberi uang panjar sebesar Rp pada tanggal 27 februari 2016, dan akan membayar sisa panjarnya pada waktu pengambilan pesanan sepatu lukis tanggal 4 Maret Setelah hasil bargaining produsen dengan pelanggan selesai, kemudian produsen menyampaikan keputusan desain bentuk hiasan pelanggan kepada artisan (selaku juru gambar). Arahan produsen kepada artisan yaitu membuat sesuai dengan desain yang dibuat produsen. Kemudian produsen menyampaikan bahwa sepatu lukis dengan desain bentuk hiasan karakter kartun Spongebob pesanan saudara Dwi akan diambil pada 4 Maret Produsen memerintahkan artisan untuk menyiapkan pesanan sehari sebelum tanggal pengambilan. Setelah melihat hasil karya pesanannya Dwi memberikan respon yang positif atas hasil karya sepatu lukis yang di pesan, dan kemudian membayar sisa panjarnya sebesar Rp e. Proses Bargaining Antara Pelanggan Dengan Produsen Dan Artisan Dalam Memutuskan Desain Bentuk Hiasan Kartun Frozen Ibu Susi meminta desain bentuk hiasan karakter kartun Frozen. Saudara Susi meminta di buat tulisan kecil dipinggir sepatu dengan nama anaknya Firda Maya. Ibu Susi meminta desain bentuk pada pasang sepatu kanan gambar karakter Elsa dan pasang sepatu kiri gambar karakter Anna. Memilih model sepatu Slip on/flat dengan ukuran 32 sesuai dengan nomor sepatu kepada pelanggan, dengan menawarkan desain pasang sepatu kanan dan pasang kiri. Tanggal 5 Maret 10

12 2016/Sabtu saudara Susi akan ambil pesanan sepatu lukisnya, kemudian ibu Susi dengan produsen melakukan proses transaksi pembayaran. Ibu Susi memberi uang panjar sebesar Rp yang akan dibayar sisa panjarnya pada waktu pengambilan sepatu pada tanggal 5 Maret 2016/Sabtu. Setelah hasil bargaining produsen dengan pelanggan selesai, kemudian produsen menyampaikan keputusan desain bentuk hiasan pelanggan kepada artisan (selaku juru gambar). Arahan produsen kepada artisan, yaitu menggambar sesuai dengan desain yang dibuat oleh produsen. Kemudian produsen menyampaikan bahwa sepatu lukis dengan desain bentuk hiasan karakter kartun Frozen pesanan saudara Susi akan diambil pada 5 Maret 2016/Sabtu. Setelah melihat hasil karya sepatu lukis pesanannya, Saudara Susi memberikan respon yang positif atas hasil karya sepatu lukis yang dipesan. f. Proses Bargaining Antara Pelanggan Dengan Produsen Dan Artisan Dalam Memutuskan Desain Bentuk Hiasan Tulisan Hajipto Prakasa Saudara Ajip meminta desain bentuk hiasan tulisan Hajipto Prakasa pada bidang sepatu, dengan warna hitam sebagai latar sepatu, dan tambahan desain bentuk hiasan segitiga dan garis-garis pada bagian sepatu. Saudara Ajip meminta penataan desain bentuk hiasannya dari produsen. Saudara Ajip meminta desain bentuk pada pasang sepatu kanan sama dengan pasang sepatu kiri. Saudara Ajip memilih model sepatu model warior pendek dengan ukuran 42 tanggal 12 Maret 2016/Sabtu, pelanggan ambil sepatu lukisnya, kemudian saudara Ajip dengan produsen melakukan proses transaksi pembayaran. Saudara Ajip memberi uang panjar sebesar Rp pada tanggal transaksi 3 Maret 2016/Kamis. Setelah hasil bargaining produsen dengan pelanggan selesai, kemudian produsen menyampaikan keputusan desain bentuk hiasan pelanggan kepada artisan (selaku juru gambar). Arahan produsen kepada artisan, dengan membuat desain yang sesuai didesain oleh produsen Kemudian produsen menyampaikan bahwa sepatu lukis pesanan saudara Ajip akan diambil pada 12 Maret 2016/Sabtu. Setelah melihat hasil karya sepatu lukis, saudara Hajipto memberikan respon yang negatif. Saudara hajipto merasa penambahan desain bentuk hiasan geometris pada sepatu terkesan tidak indah atau jelek dan tidak cocok. Saudara hajipto meminta kepada produsen desain bentuk hiasan geometrisnya dihilangkan, dan bertanya kepada produsen kapan bisa diambil sepatu lukis yang sudah diperbaikinya. Demi kepuasan pelanggan, produsen akan memperbaiki hasil karya sepatu lukis pesanan saudara Hajipto. Walaupun hasil keputusan desain bentuk hiasan sesuai dengan proses 11

13 bargaining yang terjalin dengan saudara hajipto. pengerjaan perbaikan akan siap dalam waktu 2 hari. Yang mulai diperbaiki dari usulan pelanggan hajipto pada tanggal (12 Maret 2016/Sabtu ) dan akan siap pada tanggal (14 Maret 2016/Senin) Hasil karya sepatu lukis setelah perbaikan Desain Awal Gambar 4.21 : Tahap Perbaikan I Positif Negatif Po sit if Pada grafik batang di atas (Biru) menujukkan angka 8 (delapan) yang artinya ada banyak 8 (delapan) respon positif pada pesanan sepatu lukis di Matahari art, sedangkan (Hijau) menunjukkan angka 2 (dua) yang artinya ada 2 (dua) respon negatif pada desain bentuk pada sepatu lukis pesanan pelanggan. b. Grafik Batang Respon Pelanggan Atas Pesanan Sepatu Lukis Di Matahari Art Tahap Perbaikan II 20,00 % Positif 80% Negatif Gamba : Hasil Karya Setelah Perbaikan a. Grafik Batang Respon Pelanggan Atas Pesanan Sepatu Lukis Di Matahari Art Setelah melakukan observasi, pembahasan dan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan hasil respon pelanggan dalam grafik batang atas pesanan sepatu lukis di Matahari Art pada bulan Januari sampai bulan Mei Pada grafik lingkaran di atas, (Biru) menunjukkan jumlah keseluruhan respon positif atas hasil karya sepatu lukis yang dipesan pelanggan di Matahri art sebanyak 80%, sedangkan (Merah) menunjukkan jumlah keseluruhan respon negatif atas hasil karya sepatu lukis yang dipesan pelanggan sebanyak 20%. 12

14 KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan, tentang cara bargaining yang dilakukan antara pelanggan dengan produsen dan artisan, maka beberapa hal yang dapat disimpulkan pada penelitian ini adalah : 1. Dari hasil penelitian yang dilakukan tentang bagaimana proses bargaining yang terjalin antara pelanggan dengan produsen dalam memutuskan motif hias yang akan dipesan, dari 10 pelanggan, ada 8 pelanggan dengan proses bargaining yang terjalin tidak kompleks yaitu hanya merundingkan tentang harga, dan 2 pelanggan dengan proses bargaining yang lebih kompleks yaitu selain merundingkan sola harga juga merundingkan soal penataan unsur-unsur rupanya. 2. Dari hasil penelitian, tindakan yang dilakukan produsen jika hasil karya pesanan pelanggan tidak sesuai dengan keinginan pelanggan, produsen melakukan pengecatan ulang sepatu, dengan cara menimpa desain yang lama/yang salah dengan desain yang baru sesuai dengan permintaan pelanggan. atau desain yang dipesan sesuai dengan permintaan pelanggan. Respon pelanggan terhadap hasil karya sangat berpengaruh dalam memajukan usaha sepatu lukis di Matahari art shop. Bila pelanggan merasa puas dengan layanan jasa lukis yang diberikan, maka makin besar pula pendapatan yang didapat. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka saran yang dapat diberikan sebagai berikut: 1. Tingkatkan dalam melayani pelanggan, Tanyakan secara rinci tentang desain bentuk hiasan pada sepatu lukis yang akan dipesan pelanggan, supaya hasil bargaining sesuai dengan hasil karya yang diinginkan pelanggan, baik dari segi warna maupun bentuk hiasannya. 2. Diharapkan untuk memajukan usaha sepatu lukis di kot Medan, dengan lebih meningkatkan kretifitas yang lebih tinggi. B. Saran Desain bentuk hiasan sepatu lukis yang dipesan oleh pelanggan melewati proses bargaining untuk memutuskan motif hias yang akan diterapkan pada pesan sepatu lukis. Hasil bargaining yang baik akan menghasilkan desain yang baik pula 13

15 DAFTAR RUJUKAN Azmi Kajian Tentang Tehnik Dasar Hitam Putih Sebagai Penciptaan Karya Gambar Ilustrasi. Logat Jurnal Seni Rupa Fakultas Bahasa Dan Seni UNIMED, 9 (2) Nawawi Pengantar Metodologi Penelitian. Bandung: Gajah Mada University Press. Purba, Sabar Prilaku Konsumen. Medan : Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Medan Rohendi Rohidi. Tjetjep. Metodologi Penelitian Seni Semarang : Prima Nusantara Haromain, Imam Dkk. Pedoman dan implementasi pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan. Jawa timur: Mapemda kantor wilayah,

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan manifestasi fisik dalam bentuk, corak, unsur-unsur, asas-asas estetik,

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan manifestasi fisik dalam bentuk, corak, unsur-unsur, asas-asas estetik, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam proses sosial, seni dipengaruhi 2 (dua) faktor dasar yaitu faktor intraestetik dan faktor ekstraestetik. Faktor interaestetik sebagai gagasan yang berkaitan

Lebih terperinci

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN Sebuah karya seni dapat terlihat dari dorongan perasaan pribadi pelukis. Menciptakan karya seni selalu di hubungkan dengan ekspresi pribadi senimannya. Hal itu di awali

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik III. METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Tema kekerasan terhadap anak (child abuse) akan diwujudkan dalam suatu bentuk karya seni rupa. Perwujudan tema tersebut didukung dengan adanya

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN

III. METODE PENCIPTAAN III. METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Kucing adalah hewan yang memiliki karakter yang unik dan menarik. Tingkah laku kucing yang ekspresif, dinamis, lincah, dan luwes menjadi daya

Lebih terperinci

BAB III CELENG SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI LUKIS. A. Implementasi Teoritis

BAB III CELENG SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI LUKIS. A. Implementasi Teoritis BAB III CELENG SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI LUKIS A. Implementasi Teoritis Istilah kata celeng berasal dari sebagian masyarakat Jawa berarti babi liar. Jika dilihat dari namanya saja, sudah nampak bahwa

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENCIPTAAN KARYA. memberikan ingatan segar kembali akan pengalaman-pengalaman kita dimasa

BAB III PROSES PENCIPTAAN KARYA. memberikan ingatan segar kembali akan pengalaman-pengalaman kita dimasa BAB III PROSES PENCIPTAAN KARYA A. Implementasi Teoritis Mengamati anak-anak baik dalam kehidupan dirumah ataupun diluar rumah, memberikan ingatan segar kembali akan pengalaman-pengalaman kita dimasa kecil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seni terapan meliputi semua karya seni pada produk benda guna yang

BAB I PENDAHULUAN. Seni terapan meliputi semua karya seni pada produk benda guna yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembagian seni bermacam-macam aliran yang terdapat, mulai dari seni tari, seni musik serta seni rupa, di dalam seni rupa tergolong dua bagian yaitu seni murni

Lebih terperinci

Penerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil

Penerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil Penerapan ragam hias flora, fauna, dan geometris pada bahan tekstil banyak dijumpai di berbagai daerah di Indonesia. Penerapan ragam hias pada bahan tekstil dapat dilakukan dengan cara membatik, menenun,

Lebih terperinci

SOAL PENGAYAAN A. FLORA, FAUNA DAN ALAM BENDA

SOAL PENGAYAAN A. FLORA, FAUNA DAN ALAM BENDA SOAL PENGAYAAN A. FLORA, FAUNA DAN ALAM BENDA 1 Jelaskan apa yang dimaksud dengan aktivitas fisik dan mental dalam menggambar! 2 Sebutkan dan jelaskan dua komposisi dalam menggambar! 3 Sebutkan contoh

Lebih terperinci

pendidikan seni tersebut adalah pendidikan seni rupa yang mempelajari seni mengolah kepekaan rasa, estetik, kreativitas, dan unsur-unsur rupa menjadi

pendidikan seni tersebut adalah pendidikan seni rupa yang mempelajari seni mengolah kepekaan rasa, estetik, kreativitas, dan unsur-unsur rupa menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan seni merupakan bagian dari Sistem Pendidikan Nasional yang tidak dapat dipisahkan dari proses pendidikan secara keseluruhan. Salah satu pendidikan

Lebih terperinci

Bagan 3.1 Proses Berkarya Penulis

Bagan 3.1 Proses Berkarya Penulis A. Pemilihan Ide Pengkaryaan BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN Lingkungan Pribadi Ide Lingkungan Sekitar Kontemplasi Stimulasi Sketsa Karya Proses Berkarya Apresiasi karya Karya Seni Bagan 3.1 Proses

Lebih terperinci

GAMBAR ORNAMEN. Dwi Retno SA., M.Sn

GAMBAR ORNAMEN. Dwi Retno SA., M.Sn GAMBAR ORNAMEN Dwi Retno SA., M.Sn PENGERTIAN ORNAMEN berasal dari kata ORNARE (bahasa Latin) yang berarti menghias. juga berarti dekorasi atau hiasan sering disebut sebagai disain dekoratif atau disain

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN

BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN A. Pencarian Ide dan Gagasan Unsur seni rupa yang utama adalah gambar, melalui gambar manusia bisa menuangkan imajinasinya, gambar merupakan bahasa yang universal.

Lebih terperinci

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN. kebenaran, hal ini terkait sekali dengan realitas.

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN. kebenaran, hal ini terkait sekali dengan realitas. 68 BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN Menciptakan karya seni selalu di hubungkan dengan ekspresi pribadi senimannya, hal itu diawali dengan adanya dorongan perasaan untuk menciptakan sesuatu yang baru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik. Sepanjang sejarah, manusia tidak terlepas dari seni. Karena seni adalah salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tangan atau kegiatan yang berkaitan dengan barang yang dihasilkan melalui

BAB I PENDAHULUAN. tangan atau kegiatan yang berkaitan dengan barang yang dihasilkan melalui BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesenian adalah suatu sarana untuk mencurahkan rasa yang ada di dalam diri sehingga menghasilkan suatu karya yang bernilai sesuai dengan ungkapan yang dituangkan

Lebih terperinci

SEPATU LUKIS MATAHARI ART DALAM PERKEMBANGAN APPLIED ART PADA GAMBAR DARI TAHUN DI KOTA MEDAN. Zikra Irantoni 1*, R. Triyanto 2* ABSTRAK

SEPATU LUKIS MATAHARI ART DALAM PERKEMBANGAN APPLIED ART PADA GAMBAR DARI TAHUN DI KOTA MEDAN. Zikra Irantoni 1*, R. Triyanto 2* ABSTRAK SEPATU LUKIS MATAHARI ART DALAM PERKEMBANGAN APPLIED ART PADA GAMBAR DARI TAHUN 2011-2016 DI KOTA MEDAN Zikra Irantoni 1*, R. Triyanto 2* Prodi Pendidikan Seni Rupa, Jurusan Seni Rupa, Fakultas Bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN TESA APRILIANI, 2015 APLIKASI TEKNIK SABLON DENGAN OBJEK SIMBOL NAVAJO SEBAGAI ELEMENT ESTETIK RUANGAN

BAB I PENDAHULUAN TESA APRILIANI, 2015 APLIKASI TEKNIK SABLON DENGAN OBJEK SIMBOL NAVAJO SEBAGAI ELEMENT ESTETIK RUANGAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Indonesia merupakan salah satu negara yang mengikuti perkembangan mode (trend) di dunia. Menurut buku Perancangan Buku Ilustrasi Motif Navajo pada Pelaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kriya merupakan suatu proses dalam berkesenian dengan berkegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Kriya merupakan suatu proses dalam berkesenian dengan berkegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kriya merupakan suatu proses dalam berkesenian dengan berkegiatan mengolah benda-benda dan kekayaan alam lingkungan sekitar kita menjadi suatu benda yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN BAB III METODE PENCIPTAAN A. Riset Ide Kemunafikan merupakan salah satu fenomena dalam masyarakat, oleh karena itu riset idenya merupakan forming dari beberapa kasus yang terjadi di masyarakat berdasarkan

Lebih terperinci

2015 ABSTRAK SUPREMATISME SEBAGAI GAGASAN BERKARYA SENI PATUNG DENGAN MEDIA KAYU

2015 ABSTRAK SUPREMATISME SEBAGAI GAGASAN BERKARYA SENI PATUNG DENGAN MEDIA KAYU BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan jaman seni rupa mengalami perkembangan yang sangat signifikan, baik dari segi teknik maupun bahan yang digunakan. Seni rupa terdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ekspresi atau ide pada bidang dua dimensi.

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ekspresi atau ide pada bidang dua dimensi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni lukis adalah karya seni rupa dua dimensional yang menampilkan citra visual melalui unsur titik, garis, bidang, tekstur, dan warna. Sebagai karya seni murni,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENCIPTAAN

BAB III METODOLOGI PENCIPTAAN BAB III METODOLOGI PENCIPTAAN A. Metode Penciptaan Penulis menggunakan metodologi penciptaan karena penulis tidak hanya meneliti bagaimana perkembangan batik di Kabupaten Garut saja, akan tetapi penulis

Lebih terperinci

PELATIHAN MEMBUAT RAGAM HIAS KERAJINAN KERAMIK DI DESA SANDI KECAMATAN PATTALASSANG KABUPATEN TAKALAR

PELATIHAN MEMBUAT RAGAM HIAS KERAJINAN KERAMIK DI DESA SANDI KECAMATAN PATTALASSANG KABUPATEN TAKALAR PKMM-1-10-1 PELATIHAN MEMBUAT RAGAM HIAS KERAJINAN KERAMIK DI DESA SANDI KECAMATAN PATTALASSANG KABUPATEN TAKALAR A. Syamsul Asti, Andi Fajar Asti, Supriadi, R Universitas Negeri Makassar, Makassar ABSTRAK

Lebih terperinci

Gambar: 5. 5a. Pasar Bali

Gambar: 5. 5a. Pasar Bali Kelompok lukisan yang secara utuh mengalami pembaharuan pada bidang tema, proporsi, anatomi plastis, pewarnaan, dan sinar bayangan dalam lukis Pita Maha Oleh: Drs. I Dewa Made Pastika a. Judul lukisan

Lebih terperinci

BAB III PROSES PEMBENTUKAN

BAB III PROSES PEMBENTUKAN BAB III PROSES PEMBENTUKAN Lahirnya karya seni rupa melalui proses penciptaan selalu terkait dengan masalah teknis, bahan, dan alat yang digunakan serta tahapan pembentukannya. Selain kemampuan dan pengalaman,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendukung karya ( Van De Ven, 1995:102 ) seperti figure manusia, tokoh

BAB I PENDAHULUAN. pendukung karya ( Van De Ven, 1995:102 ) seperti figure manusia, tokoh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Boneka adalah salah satu karya seni yang berupa macam-macam bentuk, Bentuk ini merupakan organisasi atau satu kesatuan, atau komposisi dari unsurunsur pendukung

Lebih terperinci

Oleh: Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta

Oleh: Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta RAGAM HIAS TRADISIONAL Oleh: Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta Pengertian Ragam Hias Ragam hias adalah bentuk dasar hiasan yang biasanya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN 53 BAB III METODE PENCIPTAAN A. Ide atau Gagasan Beberapa faktor dapat mempengaruhi sebagian karya dari ide yang dihasilkan seorang seniman, faktor tersebut bisa datang dari dalam maupun luar yang menjadikan

Lebih terperinci

DISKRIPSI CIPTAAN LUKISAN JALAN KE CANDI

DISKRIPSI CIPTAAN LUKISAN JALAN KE CANDI DISKRIPSI CIPTAAN LUKISAN JALAN KE CANDI DIPAMERKAN PADA PAMERAN SENIRUPA IKATAN KELUARGA ALUMNI SEKOLAH SENI RUPA INDONESIA 20-26 NOVEMBER 2011 DI TAMAN BUDAYA SURAKARTA SK DEKAN : 0614/UN.34.12/KP/2011

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Batik buatan Indonesia sudah terkenal ke seluruh penjuru dunia. Artis

BAB I PENDAHULUAN. Batik buatan Indonesia sudah terkenal ke seluruh penjuru dunia. Artis 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Batik buatan Indonesia sudah terkenal ke seluruh penjuru dunia. Artis Hollywood Jessica Alba adalah bukti kecilnya. Jessica memakai gaun batik dengan motif parang

Lebih terperinci

02FDSK. Studio Desain 1. Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si. Hapiz Islamsyah, S.Sn

02FDSK. Studio Desain 1. Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si. Hapiz Islamsyah, S.Sn Modul ke: Studio Desain 1 Fakultas 02FDSK Penjelasan mengenai kontrak perkuliahan yang didalamnya dijelaskan mengenai tata tertib, teknis, serta bahan untuk perkuliahan di Universitas Mercu Buana Denta

Lebih terperinci

BAB IV. KONSEP PERANCANGAN

BAB IV. KONSEP PERANCANGAN BAB IV. KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas Menurut ASEAN DNA, sebuah situs untuk mempromosikan pemahaman yang berkaitan dengan karakteristik ASEAN menyebutkan bahwa rata-rata tinggi badan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Gagasan atau ide merupakan hal yang harus dimiliki seorang pencipta karya seni dalam proses penciptaan karya seni. Subjektifitas dari seorang

Lebih terperinci

Kriya Hiasan Dinding Gorga Desa Naualu. Netty Juliana

Kriya Hiasan Dinding Gorga Desa Naualu. Netty Juliana Kriya Hiasan Dinding Gorga Desa Naualu Netty Juliana Abstrak Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk menciptakan kreasi baru ragam hias Gorga Desa Naualau namun tidak menghilangkan bentuk aslinya. Ornamen

Lebih terperinci

MEDIA PEMBELAJARAN DUA DIMENSI NON PROJEKSI

MEDIA PEMBELAJARAN DUA DIMENSI NON PROJEKSI MEDIA PEMBELAJARAN DUA DIMENSI NON PROJEKSI Fitri Rahmawati, MP. Jurusan Pendidikan Teknik Boga Fakultas Teknik UNY Email: fitri_rahmawati@uny.ac.id Kompetensi yang ingin dicapai Menyebutkan macam-macam

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM PEMASARAN BERBASIS WEB. 4.1 Tahap keempat : Membuat interface konsumen

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM PEMASARAN BERBASIS WEB. 4.1 Tahap keempat : Membuat interface konsumen BAB 4 PERANCANGAN SISTEM PEMASARAN BERBASIS WEB 4.1 Tahap keempat : Membuat interface konsumen Customer interface yang ada akan dijelaskan dalam kerangka 7C sebagai berikut : 1. Context Website yang dimiliki

Lebih terperinci

BAB III PROSES BERKREASI BATIK GEOMETRIS. Banyak teknik yang digunakan para seniman untuk menunjang pembuatan

BAB III PROSES BERKREASI BATIK GEOMETRIS. Banyak teknik yang digunakan para seniman untuk menunjang pembuatan 31 BAB III PROSES BERKREASI BATIK GEOMETRIS A. Teknik Berkarya Seni Lukis dan Media Banyak teknik yang digunakan para seniman untuk menunjang pembuatan karyanya, begitu juga dalam seni lukis. Teknik dibedakan

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis III. METODE PENCIPTAAN 1. Tematik A. Implementasi Teoritis Kehidupan dunia anak-anak yang diangkat oleh penulis ke dalam karya Tugas Akhir seni lukis ini merupakan suatu ketertarikaan penulis terhadap

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENCIPTAAN

BAB III. METODE PENCIPTAAN 34 BAB III. METODE PENCIPTAAN Seni merupakan media yang tepat dalam menyampaikan apa yang hendak kita ungkapkan, entah itu perasaan jiwa, isu sosial, juga termasuk kritik sosial. Khususnya seni lukis realis,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Mata kuliah Kriya Tekstil dan Batik III ini merupakan mata kuliah lanjutan dari Kriya

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Mata kuliah Kriya Tekstil dan Batik III ini merupakan mata kuliah lanjutan dari Kriya BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Mata Kuliah Kriya Tekstil dan Batik III Mata kuliah Kriya Tekstil dan Batik III ini merupakan mata kuliah lanjutan dari Kriya Tekstil dan Batik II. Mata kuliah Kriya Tekstil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Busana merupakan kebutuhan dasar manusia sepanjang hidupnya. Semakin tinggi taraf ekonomi seseorang, kebutuhan berbusana juga akan meningkat. Peningkatan tersebut dapat

Lebih terperinci

SULIT Manakah antara penyataan berikut benar tentang kontra? A Warna sewarna. B Warna panas. C Warna penggenap. D Warna sejuk.

SULIT Manakah antara penyataan berikut benar tentang kontra? A Warna sewarna. B Warna panas. C Warna penggenap. D Warna sejuk. Jawab Semua Soalan 1 Antara berikut, kenyataan tentang garisan yang manakah tidak benar? A Garisan yang disusun rapat-rapat menghasilkan ton yang gelap. B Ulangan garisan sama tebal berbeza jarak menghasilkan

Lebih terperinci

pribadi pada masa remaja, tentang kebiasaan berkumpul di kamar tidur salah seorang teman

pribadi pada masa remaja, tentang kebiasaan berkumpul di kamar tidur salah seorang teman DESKRIPSI KARYA SENI LUKIS BERJUDUL: THREE GIRLS IN THE BEDROOM Judul : Three Girls in the Bedroom Ukuran : 100x100 cm Tahun : 2006 Media : Oil on canvas Dipamerkan pada acara: Pameran Seni Rupa dengan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas Gambar 5 Sampah yang berada dilingkungan pabrik (sumber: Data Pribadi 2015) Kulit Sintetis adalah Kulit imitasi yang tidak menggunakan kulit hewan.

Lebih terperinci

III. METODE PENCIPTAAN

III. METODE PENCIPTAAN III. METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritis 1. Tema Karya yang di Angkat Penulis mengangkat bentuk visualisasi gaya renang indah ke dalam karya seni grafis karena berenang merupakan salah satu bagian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin hari semakin pesatnya perkembangan industri manufaktur

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin hari semakin pesatnya perkembangan industri manufaktur 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin hari semakin pesatnya perkembangan industri manufaktur sehingga membuat produsen harus pandai dalam menghadapi persaingan. Ketatnya persaingan di pasar nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Impressionisme adalah aliran seni yang pada mulanya melakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Impressionisme adalah aliran seni yang pada mulanya melakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Impressionisme adalah aliran seni yang pada mulanya melakukan pemberontakan artistik terhadap standar umum seni di akhir abad ke 19 di Perancis. Daripada melukis

Lebih terperinci

BAB III. A. Implementasi Teoritis. yang menarik dan umumnya tampak cantik. Selain fungsi alamiah sebagai

BAB III. A. Implementasi Teoritis. yang menarik dan umumnya tampak cantik. Selain fungsi alamiah sebagai BAB III A. Implementasi Teoritis Bunga merupakan bagian pada tanaman yang memiliki bentuk dan warna yang menarik dan umumnya tampak cantik. Selain fungsi alamiah sebagai pembiakan pada tanaman, juga dianggap

Lebih terperinci

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN 50 BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN A. Perwujudan Karya Seni Kemajuan yang tengah dialami oleh kaum feminis (perempuan) merupakan suatu titik puncak kejenuhan atas ideologi patriarki, penulis sendiri

Lebih terperinci

KOMSEP KARYA SENI. Oleh: Zulfi Hendri, S.Pd NIP:

KOMSEP KARYA SENI. Oleh: Zulfi Hendri, S.Pd NIP: KOMSEP KARYA SENI Oleh: Zulfi Hendri, S.Pd NIP: 19750525 200112 1002 JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGRI YOGYAKARTA 2013 0 A. Pendahuluan Saat ini kita dapat melihat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. cm, karya ke dua berukuran 120 cm X 135 cm, karya ke tiga berukuran 100 cm X

BAB III METODE PENCIPTAAN. cm, karya ke dua berukuran 120 cm X 135 cm, karya ke tiga berukuran 100 cm X BAB III METODE PENCIPTAAN A. Visualisasi Karya Karya lukis ini sebanyak 4 karya. Karya pertama berukuran 125 cm X 140 cm, karya ke dua berukuran 120 cm X 135 cm, karya ke tiga berukuran 100 cm X 50 cm,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode, Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data 1. Metode Penelitian Dalam melakukan penelitian skripsi tentang kerajinan atau kriya kayu lame di kampung Saradan, penulis menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Video game adalah sebuah permainan elektronik yang diciptakan untuk manusia dan masih berkembang hingga saat ini. Dalam memainkan video game terdapat beberapa komponen

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar desain kemasan toko cemilan Abang None adalah dengan membuat packaging untuk produk makanan khas betawi cemilan Abang None yang terlanjur

Lebih terperinci

DESKRIPSI KARYA SENI KRIYA BERJUDUL: PRADA

DESKRIPSI KARYA SENI KRIYA BERJUDUL: PRADA DESKRIPSI KARYA SENI KRIYA BERJUDUL: PRADA Judul : Prada Ukuran : 100x100 cm Tahun : 2010 Media : Batik di atas kain Dipamerkan pada acara Pameran Karya Seni Batik tingkat Nasional di Hall Rektorat UNY

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki nilai jual. Karya kerajinan biasanya terbuat dari berbagai bahan dan hasil

BAB I PENDAHULUAN. memiliki nilai jual. Karya kerajinan biasanya terbuat dari berbagai bahan dan hasil 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kerajinan merupakan suatu benda hasil karya seni manusia yang berkaitan dengan keterampilan tangan dan memiliki nilai estetis sehingga benda tersebut memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikenal di Indonesia. Batik ikat celup dalam bahasa Inggris disebut dengan tie-dye

BAB I PENDAHULUAN. dikenal di Indonesia. Batik ikat celup dalam bahasa Inggris disebut dengan tie-dye BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Batik Ikat celup merupakan ragam hias kain yang dibentuk melalui proses celup rintang. Teknik ini disebut juga dengan kerajinan batik yang sudah lama dikenal

Lebih terperinci

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS V SEMESTER

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS V SEMESTER PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS V SEMESTER 1 1 PROGRAM SEMESTER TAHUN PELAJARAN 20 / 20 MATA PELAJARAN : SBK KELAS / SEMESTER : V (Lima) / 1 (satu) Standar Kompetensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rupa terdiri dari dua jenis yaitu seni rupa murni dan seni rupa terapan.

BAB I PENDAHULUAN. rupa terdiri dari dua jenis yaitu seni rupa murni dan seni rupa terapan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni adalah hasil karya cipta manusia yang memiliki nilai estetik dan nilai artistik. Karya seni rupa tercipta dengan mengolah konsep titik, garis, bidang,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang memiliki tradisi dan hasil budaya yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang memiliki tradisi dan hasil budaya yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Indonesia adalah negara yang memiliki tradisi dan hasil budaya yang beraneka ragam, salah satu hasil budaya tersebut adalah batik. Batik merupakan warisan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mata pencaharian dengan hormat dan jujur. Dalam versi yang lain seni disebut. mempunyai unsur transendental atau spiritual.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mata pencaharian dengan hormat dan jujur. Dalam versi yang lain seni disebut. mempunyai unsur transendental atau spiritual. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Seni 1. Pengertian Seni Menurut Soedarso (1988: 16-17) bahwa kata seni berasal dari bahasa Sansekerta sani yang berarti pemujaan, palayanan, donasi, permintaan atau mata pencaharian

Lebih terperinci

2 Berkarya Seni Rupa. Bab. Tiga Dimensi (3D) Peta Materi. Di unduh dari : Bukupaket.com. Jenis Karya. Berkarya Seni Rupa 3 D.

2 Berkarya Seni Rupa. Bab. Tiga Dimensi (3D) Peta Materi. Di unduh dari : Bukupaket.com. Jenis Karya. Berkarya Seni Rupa 3 D. Bab 2 Berkarya Seni Rupa Tiga Dimensi (3D) Peta Materi Pengertian Jenis Karya Berkarya Seni Rupa 3 D Simbol Karya Nilai Estetis Proses Berkarya 32 Kelas X SMA / MA / SMK / MAK Setelah mempelajari Bab 2

Lebih terperinci

BAB III BURUNG HANTU SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teori

BAB III BURUNG HANTU SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teori BAB III BURUNG HANTU SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS A. Implementasi Teori Penulis menjadikan burung hantu sebagai sumber tema dalam penciptaan karya seni karena burung hantu memiliki beragam

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN KARYA. Karya Tugas Akhir ini penulis mengambil judul Posisi Duduk. Crossed Leg Sebagai Motif Batik Kontemporer.

BAB IV TINJAUAN KARYA. Karya Tugas Akhir ini penulis mengambil judul Posisi Duduk. Crossed Leg Sebagai Motif Batik Kontemporer. BAB IV TINJAUAN KARYA A. Tinjauan Umum Karya Tugas Akhir ini penulis mengambil judul Posisi Duduk Crossed Leg Sebagai Motif Batik Kontemporer. Pada pengerjaan karya Tugas Akhir ini penulis mengalami beberapa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN. Batik Lukis (Batik Tulis) diajukan konsep berkarya. Pada dasarnya, manusia baik

BAB III METODE PENCIPTAAN. Batik Lukis (Batik Tulis) diajukan konsep berkarya. Pada dasarnya, manusia baik 43 BAB III METODE PENCIPTAAN A. Konsep Berkarya Pada tugas akhir penciptaan berjudul Padi sebagai Sumber Ide Penciptaan Batik Lukis (Batik Tulis) diajukan konsep berkarya. Pada dasarnya, manusia baik secara

Lebih terperinci

MATERI AJAR PERKULIAHAN & TUGAS-TUGAS NIRMANA I

MATERI AJAR PERKULIAHAN & TUGAS-TUGAS NIRMANA I MATERI AJAR PERKULIAHAN & TUGAS-TUGAS NIRMANA I Nama Mata Kuliah, Kode, Bobot : Nirmana I, MKK 12202, 3 sks Program Studi : D.4 Keris dan Senjata Tradisional Jurusan / Fakultas : Kriya, FSRD ISI Surakarta

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN NIRMANA II

RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN NIRMANA II RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN NIRMANA II KODE : MKK 13204 MATA KULIAH / SKS : Nirmana II (Dwimatra Lanjut & Trimatra) / 3 SKS SEMESTER / PROG. STUDI : II / Keris dan Senjata Tradisional JURUSAN / FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan penulis dari hasil payung geulis Tasikmalaya, penulis memperoleh kesimpulan mengenai proses pembuatan serta analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fisik yang dilakukan diluar rumah termasuk kebiasaan mengikuti trend dan

BAB I PENDAHULUAN. fisik yang dilakukan diluar rumah termasuk kebiasaan mengikuti trend dan 14 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gaya hidup masyarakat dan pergeseran pola konsumsi pada masyarakat dewasa ini berlangsung sangat cepat, hal ini menjadikan peningkatan mobilitas fisik yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Sebuah karya seni terlahir dari proses berfikir seorang seniman yang dituangkan ke dalam sebuah media dan menjadi identitas pencipta seni. WPAP (Wedha s

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN

RENCANA PEMBELAJARAN RENCANA PEMBELAJARAN MATA KULIAH : ILUSTRASI SEM: IV KODE : MKB07104 SKS : 3 JURUSAN : SENI RUPA MURNI DOSEN : Drs. Henri Cholis, M.Sn KOMPETENSI : Mahasiswa mampu menciptakan karya seni Ilustrasi dengan

Lebih terperinci

Seminar Nasional BOSARIS III Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya

Seminar Nasional BOSARIS III Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya PENERAPAN DESAIN DALAM RANGKAIAN BUNGA SEBAGAI PELENGKAP DEKORASI RUANG Arita Puspitorini PKK Abstrak, Bunga sejak dulu hingga kini memiliki peran penting dalam kehidupan manusia, karena bunga dirangkai

Lebih terperinci

dan menghargai keragaman dan keunikan karya seni

dan menghargai keragaman dan keunikan karya seni RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 04) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMP N 1 Prambanan Klaten : Seni Budaya (Seni Rupa) : VIII G dan VIII H/ Satu : Menggambar Ilustrasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Industri kreatif merupakan kelompok industri kecil yang mengeksploitasi ide atau kekayaan intelektual dibidang handicraft, sehingga memiliki nilai ekonomi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN 38 BAB III METODE PENCIPTAAN A. Konsep Penciptaan Karya seni rupa merupakan suatu perwujudan karya yang diciptakan berdasarkan ide-ide dari para kreatornya. Macam karya seni rupa khususnya seni kriya merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelebihan manusia dibandingkan dengan makhluk lainnya terletak pada kecerdasannya. Dengan kecerdasan manusia menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Manusia kemudian

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP) Satuan Pendidikan : SMP/MTs Mata Pelajaran : Seni Budaya Kelas / Semester : VII / Materi Pokok : SENI RUPA Sub Materi Pokok : Menerapkan Ragam Hias pada Bahan Keras

Lebih terperinci

Aug 14, '08 2:21 PM untuk. Konsep Seni Rupa

Aug 14, '08 2:21 PM untuk. Konsep Seni Rupa Konsep Seni Rupa Aug 14, '08 2:21 PM untuk 1. Konsep Seni Rupa meliputi: Hakikat Seni Rupa, Aspek-aspek Karya Seni Rupa dan Ragam Seni Rupa. 2. Dalam pengertian luas, seni rupa dapat dipahami sebagai produk

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN

RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN KODE : MKK-05204 MATA KULIAH/SKS : Ornamen SEMESTER/PROG. STUDI : 1 / Batik JURUSAN / FAKULTAS : Kriya / FSRD ISI Surakarta DOSEN PENGAMPU : Drs. Subandi, M.Hum. dan Drs. Agus

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Ringkas Butik Dorayaky Shop. menuangkan hobi nya di bidang fashion tersebut dia berkeinginan

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Ringkas Butik Dorayaky Shop. menuangkan hobi nya di bidang fashion tersebut dia berkeinginan BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Ringkas Butik Dorayaky Shop Salah satu Butik yang di gemari di kawasan Jl. Bukit Siguntang No: 16 Medan adalah Butik Dorayaky Shop. Awal mulanya butik ini didirikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi tidak terlepas dari kehidupan manusia sehari-hari, baik itu dilakukan secara hubungan sadar maupun tidak sadar, sebagai contoh menggunakan indera manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. 1 BAB I PENDAHULUAN Keragaman seni budaya bangsa Indonesia, diantaranya terlihat melalui produk kriya tradisional tersebar di berbagai daerah di Indonesia dengan karakter dan gaya seni masing-masing. Kehadiran

Lebih terperinci

WALIKOTA BANDAR LAMPUNG PROVINSI LAMPUNG PERATURAN WALIKOTA BANDAR LAMPUNG NOMOR 23 TAHUN 2018 TENTANG

WALIKOTA BANDAR LAMPUNG PROVINSI LAMPUNG PERATURAN WALIKOTA BANDAR LAMPUNG NOMOR 23 TAHUN 2018 TENTANG WALIKOTA BANDAR LAMPUNG PROVINSI LAMPUNG PERATURAN WALIKOTA BANDAR LAMPUNG NOMOR 23 TAHUN 2018 TENTANG PAKAIAN SERAGAM PEGAWAI DI LINGKUNGAN DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA BANDAR LAMPUNG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri kreatif merupakan kumpulan aktivitas terkait dengan penciptaan atau penggunaan ilmu pengetahuan dan informasi untuk menciptakan nilai dan pemecahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hampir di setiap sudut kota Yogyakarta dapat dijumpai lukisan-lukisan yang

BAB I PENDAHULUAN. Hampir di setiap sudut kota Yogyakarta dapat dijumpai lukisan-lukisan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mural bukan merupakan hal yang baru dan langka di Indonesia. Mural sering dijumpai di gapura-gapura saat perayaan 17 Agustus setiap tahun. Mural merupakan seni kontemporer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa daerah. Masyarakatnya terdiri dari atas beberapa suku seperti, Batak Toba,

BAB I PENDAHULUAN. bahasa daerah. Masyarakatnya terdiri dari atas beberapa suku seperti, Batak Toba, BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sumatera Utara merupakan salah satu Provinsi yang memiliki kekayaan budaya yang beraneka ragam dalam bentuk adat istiadat, seni tradisional maupun bahasa daerah. Masyarakatnya

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITAN. dalam hal memenuhi kebutuhan, praktis adalah salah satu ciri khas dari bisnis online

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITAN. dalam hal memenuhi kebutuhan, praktis adalah salah satu ciri khas dari bisnis online BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITAN 4.1 Gambaran Umum Bisnis Online Bisnis online memiliki prospek yang cukup besar pada saat ini dan di masa mendatang dimana hampir semua orang menginginkan kepraktisan dan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas Dalam pemilihan material yang akan digunakan untuk membuat sebuah rak, perlu memperhatikan juga unsur kelestarian bagi lingkungan. Penggunaan kayu

Lebih terperinci

III. PROSES PENCIPTAAN

III. PROSES PENCIPTAAN III. PROSES PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Dunia virtual dalam media sosial memang amat menarik untuk dibahas, hal ini pulalah yang membuat penulis melakukan sebuah pengamatan, perenungan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Nako terdiri dari 7 orang pengrajin kemudian kelompok ketiga diketuai oleh Ibu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Nako terdiri dari 7 orang pengrajin kemudian kelompok ketiga diketuai oleh Ibu 37 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Jenis Kain Karawo Di Desa Tabongo Barat Kecamatan Tabongo Kabupaten Gorontalo terdapat empat kelompok pengrajin, kelompok pertama diketuai oleh Ibu Sarta Talib terdiri

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN/KOMUNITAS Di zaman yang sudah modern saat ini dan masuknya budaya asing kedalam kehidupan masyarakat Indonesia. Tetapi Di Indonesia gaya bohemian ini sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Tengah. Pekalongan dikenal sebagai salah satu penghasil batik yang

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Tengah. Pekalongan dikenal sebagai salah satu penghasil batik yang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kota Pekalongan adalah salah satu kota yang terletak di wilayah propinsi Jawa Tengah. Pekalongan dikenal sebagai salah satu penghasil batik yang memiliki kualitas baik

Lebih terperinci

INDIKATOR ESENSIAL Menjelaskan karakteristik peserta. didik yang berkaitan dengan aspek fisik,

INDIKATOR ESENSIAL Menjelaskan karakteristik peserta. didik yang berkaitan dengan aspek fisik, NO KOMPETENSI UTAMA KOMPETENSI INTI 1 Pedagogik 1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual. 2. Menguasai teori belajar dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 3.1 Multimedia Definisi multimedia menurut Suyanto (2003) dalam bukunya Multimedia Alat Untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing, Multimedia sebagai alat yang dapat menciptakan presentasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan, karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan, karena pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan, karena pendidikan merupakan wadah untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Proses

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada bab ini yang akan dibahas lebih terfokus pada metode yang digunakan dalam pengumpulan data, pemilihan data serta teknik pengolahan yang akan digunakan agar mendapatkan

Lebih terperinci

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN 21 BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN A. Langkah-Langkah Proses Berkarya Legenda yang dulu lahir dan tumbuh dalam masyarakat sendiri perlahan hilang atau dilupakan karena tak ada pola pewarisan yang

Lebih terperinci

BAB IV KAJIAN MOTIF BUNGA MAWAR PADA KELOM GEULIS SHENY TASIKMLAYA

BAB IV KAJIAN MOTIF BUNGA MAWAR PADA KELOM GEULIS SHENY TASIKMLAYA BAB IV KAJIAN MOTIF BUNGA MAWAR PADA KELOM GEULIS SHENY TASIKMLAYA IV. Kajian Estetika Feldman Kajian motif bunga mawar pada kelom geulis Sheny menggunakan teori Estetika Feldman, untuk mengkaji objek

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS 1. Karya sejenis 1.1. Sepatu Boots Pengguna sepatu boots sekarang dapat memilih jenis apa yang akan mereka kenakan, apakah sepatu boot kulit, sepatu boot kanvas,

Lebih terperinci