Ketua. Asep Kurnia, S.H., M.H

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Ketua. Asep Kurnia, S.H., M.H"

Transkripsi

1

2 KATA PENGANTAR Pelaksanaan pemilu di Kabupaten Sumedang, khususnya yang berkenaan dengan tingkat kehadiran dan ketidakhadiran pemilih di TPS (voter turn-out), menyisakan beberapa fenomena yang perlu dikaji melalui pendekatan empiris rasional. Data menunjukkan adanya kenaikan angka partisipasi dari 80,7% pada Pileg 2009, menjadi 81, 55% pada 2014, namun tingkat partisipasi Pilpres 2014 sebesar 78,84% lebih rendah dibanding Pileg Pada Pemilukada 2013 angka partisipasi pemilih sebesar 78,75%, sedangkan pada Pemilukada tahun 2008 angka partisipasi pemilih sebesar 80,73%. Selain itu, fenomena golput selalu muncul, baik dalam pileg maupun pilpres. Demi perbaikan penyelenggaraan pemilu di masa mendatang, masalah ini perlu ditelisik sedemikian rupa melalui kegiatan riset sehingga dapat diketahui faktor-faktor pemicu dan jalan keluarnya secara tepat. Untuk itu, sebagaimana diinstruksikan melalui SE Nomor 155/KPU/IV/2015, KPU mengagendakan kegiatan riset tentang partisipasi dalam pemilu yang dilaksanakan KPU provinsi maupun kabupaten/kota, tak terkecuali Kabupaten Sumedang, untuk mendapatkan data yang valid mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tinggi rendahnya tingkat partisipasi masyarakat dalam pemilu. Pada hakikatnya, pemilu merupakan implementasi dari salah satu ciri demokrasi, yakni pelibatan rakyat secara langsung dalam menentukan arah dan kebijakan negara. Pada fase ini, masyarakat menjadi tokoh kunci dalam proses penentuan eksekutif dan legislatif baik di pusat maupun daerah. Karenanya, tingkat partisipasi politik masyarakat dalam pemilu sangat penting untuk dielaborasi melalui penyelenggaraan riset, karena rendah atau tingginya partisipasi merupakan sinyal penting terhadap jalannya proses demokasi. i

3 KPU Kabupaten Sumedang telah menyelesaikan kegiatan riset partisipasi pemilih ini di 26 kecamatan, dalam rentang waktu April - Juli 2015, dengan mengaplikasikan pendekatan penelitian kuantitatif dan kualitatif. Hasil lengkap riset tersaji secara rinci dalam bagian-bagian buku laporan ini, dan diharapkan dapat memberikan pijakan empirik mengenai persoalan dalam partisipasi pemilih, sehingga dapat berkontribusi positif pada penyusunan program dan kebijakan kepemiluan. Harapan ke depan, angka partisipasi dalam pemilu berada pada titik paling ideal, tanpa dibayangi fenomena peningkatan angka golput. Ketua Asep Kurnia, S.H., M.H ii

4 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL v DAFTAR GAMBAR.. ix DAFTAR LAMPIRAN... ix BAB I PENDAHULUAN. 1 A. Latar Belakang Masalah.. 1 B. Rumusan Masalah 2 C. Tujuan Penelitian 2 D. Manfaat Penelitian... 3 BAB II KERANGKA TEORI 4 A. Selayang Pandang tentang Sumedang 4 B. Voting Behavior dan Non Voting Behavior... 4 C. Golongan Putih (Golput). 5 D. Hasil Penelitian yang Relevan... 6 BAB III METODE PENELITIAN.. 9 A. Waktu dan Tempat Penelitian.. 9 B. Variabel Penelitian. 9 C. Metode Penelitian 10 D. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel. 11 E. Teknik Pengumpulan Data. 12 F. Teknik Analisis Data 13 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 16 A. Data dan Analisis Data Hasil Data Angket Pemilu Legislatif (Pileg) Hasil Data Angket Pemilu Presiden (Pilpres) Hasil Data Angket Pemilu Kepala Daerah (Pilkada) 45 B. Pembahasan [iii]

5 1. Pembahasan Mengenai Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada /Ketidakdatangan Pemilih ke TPS Pembahasan Mengenai Media Sosialisasi Pemilu Pembahasan Mengenai Motivasi Pemilih Datang ke TPS Pembahasan Mengenai Alasan Pemilih Tidak Datang ke TPS BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 65 A. Kesimpulan.. 65 B. Saran LAMPIRAN-LAMPIRAN [iv]

6 DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Kegiatan dan Waktu Penelitian Tabel 4.1 Rekapitulasi Responden Pileg Berdasarkan Jenis Kelamin. 17 Tabel 4.2 Rekapitulasi Responden Pileg Berdasarkan Usia 17 Tabel 4.3 Tabel 4.4 Rekapitulasi Responden Pileg Berdasarkan Pendidikan Terakhir Rekapitulasi Responden Pileg Berdasarkan Pekerjaan Selain KPU Tabel 4.5 Rekapitulasi Responden Pileg Berdasarkan Penghasilan.. 19 Tabel 4.6 Tabel 4.7 Rekapitulasi Data Berdasarkan Perolehan Sosialisasi Pileg dari KPU. 20 Rekapitulasi Data Berdasarkan Perolehan Sosialisasi Pileg dari Selain KPU Tabel 4.8 Rekapitulasi Jenis Media Sosialisasi Pileg 21 Tabel 4.9 Rekapitulasi Data Berdasarkan Kepahaman Tujuan Pileg Tabel 4.10 Rekapitulasi Data Berdasarkan Anggapan Tingkat Kepentingan Pileg.. 23 Tabel 4.11 Rekapitulasi Data Berdasarkan Aktivitas Rutin 24 Tabel 4.12 Tabel 4.13 Tabel 4.14 Tabel 4.15 Tabel 4.16 Rekapitulasi Data Berdasarkan Minat Berpartisipasi dalam Pileg Rekapitulasi DataBerdasarkan Daerah Asal Calon Legislatif Rekapitulasi Data Berdasarkan Sejauhmana Responden Mengenal Calon Legislatif Rekapitulasi Data Berdasarkan Sejauhmana Responden Mengetahui Visi Misi Calon Legislatif.. 26 Rekapitulasi Data Berdasarkan Kepercayaan terhadap Dampak Positif Hasil Pileg [v]

7 Tabel 4.17 Tabel 4.18 Tabel 4.19 Tabel 4.20 Rekapitulasi Data Berdasarkan Anggapan Responden terhadap Tingkat Kesulitan Teknis Pileg Rekapitulasi Data Berdasarkan Pengetahuan Responten tentang Penggunaan KTP dalam Pileg.. 28 Rekapitulasi Data Berdasarkan Terdaftar Tidaknya Pemilih di DPT Rekapitulasi Data Berdasarkan Perolehan Undangan Pileg Tabel 4.21 Rekapitulasi Data tentang Motivasi Datang ke TPS Pileg 30 Tabel 4.22 Tabel 4.23 Rekapitulasi Data tentang Alasan Tidak Datang ke TPS Pileg Rekapitulasi Responden Pilpres Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 4.24 Rekapitulasi Responden Pilpres Berdasarkan Usia Tabel 4.25 Rekapitulasi RespondenPilpres Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tabel 4.26 Rekapitulasi Responden Pilpres Berdasarkan Pekerjaan.. 33 Tabel 4.27 Rekapitulasi Responden Pilpres Berdasarkan Penghasilan.. 34 Tabel 4.28 Tabel 4.29 Rekapitulasi Data Berdasarkan Perolehan Sosialisasi Pilpres dari KPU Rekapitulasi Data Berdasarkan Perolehan Sosialisasi dari selain KPU Tabel 4.30 Rekapitulasi Jenis Media Sosialisasi Pilpres. 36 Tabel 4.31 Rekapitulasi Data Berdasarkan Anggapan Tingkat Kepentingan Pilpres Tabel 4.32 Rekapitulasi Data Berdasarkan Aktivitas Rutin 37 Tabel 4.33 Tabel 4.34 Rekapitulasi Data Berdasarkan Minat Berpartisipasi dalam Pilpres Rekapitulasi Data Berdasarkan Sejauhmana Responden Mengenal Calon Presiden.. 39 [vi]

8 Tabel 4.35 Tabel 4.36 Tabel 4.37 Tabel 4.38 Tabel 4.39 Tabel 4.40 Tabel 4.41 Tabel 4.42 Tabel 4.43 Rekapitulasi Data Berdasarkan Sejauhmana Responden Mengetahui Visi Misi Calon Presiden Rekapitulasi Data Berdasarkan Kepercayaan terhadap Dampak Positif Hasil Pilpres Rekapitulasi Data Berdasarkan Anggapan terhadap Tingkat Kesulitan Teknis Pilpres.. 41 Rekapitulasi Data Berdasarkan Pengetahuan tentang Penggunaan KTP dalam Pilpres Rekapitulasi Data Berdasarkan Terdaftar Tidaknya Pemilih di DPT Rekapitulasi Data Berdasarkan Perolehan Undangan Pilpres Rekapitulasi Data tentang Motivasi Datang ke TPS Pilpres Rekapitulasi Data tentang Alasan Tidak Datang ke TPS Pilpres Rekapitulasi Responden Pilkada Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 4.44 Rekapitulasi Responden Pilkada Berdasarkan Usia 46 Tabel 4.45 Rekapitulasi Responden Pilkada Berdasarkan Pendidikan Terakhir Tabel 4.46 Rekapitulasi Responden Pilkada Berdasarkan Pekerjaan. 47 Tabel 4.47 Rekapitulasi Responden Pilkada Berdasarkan Penghasilan. 48 Tabel 4.48 Tabel 4.49 Rekapitulasi Data Berdasarkan Perolehan Sosialisasi Pilkada dari KPU Rekapitulasi DataBerdasarkan Perolehan Sosialisasi Pilkada dari selain KPU Tabel 4.50 Rekapitulasi Jenis Media Sosialisasi Pilkada 50 Tabel 4.51 Rekapitulasi Data Berdasarkan Anggapan Tingkat Kepentingan Pilkada.. 51 [vii]

9 Tabel 4.52 Rekapitulasi Data Berdasarkan Aktivitas Rutin 51 Tabel 4.53 Tabel 4.54 Tabel 4.55 Tabel 4.56 Tabel 4.57 Tabel 4.58 Tabel 4.59 Rekapitulasi Data Berdasarkan Sejauhmana Responden Mengenal Calon Kepala Daerah 52 Rekapitulasi Data Berdasarkan Sejauhmana Responden Mengetahui Visi Misi Calon Kepala Daerah. 53 Rekapitulasi Data Berdasarkan Kepercayaan terhadap Dampak Positif Hasil Pilkada Rekapitulasi Data Berdasarkan Anggapan terhadap Tingkat Kesulitan Teknis Pilkada.. 54 Rekapitulasi Data Berdasarkan Pengetahuan Responden tentang Penggunaan KTP dalam Pilkada Rekapitulasi Data Berdasarkan Terdaftar Tidaknya Pemilih di DPT Rekapitulasi Data Berdasarkan Perolehan Undangan Pilkada Tabel 4.60 Rekapitulasi Data tentang Motivasi Datang ke TPS 56 Tabel 4.61 Rekapitulasi Data tentang Alasan Tidak Datang ke TPS.. 57 Tabel 4.62 Tabel 4.63 Tabel 4.64 Ringkasan Hasil Uji Hubungan Faktor-Faktor Terkait Kegiatan Pemilu dengan /Ketidakdatangan Pemilih Urutan Media Sosialisasi Pemilu yang Digunakan Pemilih yang Datang.. 62 Urutan Media Sosialisasi Pemilu yang Digunakan Pemilih yang Tidak Datang Tabel 4.65 Motivasi Pemilih Datang ke TPS. 63 Tabel 4.66 Alasan Pemilih Tidak Datang ke TPS.. 63 [viii]

10 DAFTAR GAMBAR Gambar 4.1 Media Sosialisasi Pileg Menurut Pemilih ke TPS Gambar 4.2 Alasan Pemilih Tidak Datang ke TPS Pileg Gambar 4.3 Media Sosialisasi Pilpres Menurut Pemilih ke TPS.. 36 Gambar 4.4 Alasan Pemilih Tidak Datang ke TPS Pilpres. 45 Gambar 4.5 Media Sosialisasi Pilkada Menurut Pemilih ke TPS Gambar 4.6 Alasan Pemilih Tidak Datang ke TPS Pilkada 57 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Lampiran 2 Rekapitulasi Jumlah Daftar Pemilih dan Tingkat Partisipasi Pemilih Dalam Penyelenggaraan Pemilihan Umum di Kabupaten Sumedang Kuesioner Riset Partisipasi Pemilu pada Pemilu Tahun 2014 dan Pemilukada Tahun [ix]

11 BAB IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN C. Data dan Analisis Data 1. Hasil Data Angket Pemilu Legislatif a. Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan jenis kelamin b. Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan usia c. Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan pendidikan d. Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan pekerjaan e. Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan penghasilan f. Sosialisasi 1) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan pemilih ke TPS dengan sosialisasi yang dilakukan oleh KPU 2) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan pemilih ke TPS dengan sosialisasi yang dilakukan oleh selain KPU 3) Bentuk sosialisasi g. Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan pemilih dengan kepahaman terhadap tujuan pemilu legislatif h. Tingkat kepentingan pemilu menurut responden 1) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan anggapan pemilih akan pentingnya pemilu 2) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan aktivitas rutin responden i. Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan pemilih dengan minat untuk berpartisipasi dalam pemilu legislatif j. Mengenal calon legislatif 1) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan daerah asal calon legislatif 2) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan pemilih dengan sejauh mana pemilih mengenal calon legislatif 3) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan pemilih dengan sosialisasi visi misi calon legislatif [x]

12 k. Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan pemilih dengan tingkat kepercayaan bahwa hasil pemilu legislatif akan membawa perubahan ke arah yang lebih baik l. Teknis pelaksanaan 1) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan kepahaman pemilih terhadap teknis pelaksanaan pemilu 2) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan pengetahuan pemilih bahwa KTP bisa digunakan jika tidak terdaftar sebagai pemilih 3) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan terdaftar tidaknya pemilih di Daftar Pemilih Tetap 4) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan perolehan surat undangan untuk pemilih datang ke TPS m. Motivasi pemilih datang ke TPS n. Alasan pemilih tidak datang ke TPS pada pemilu legislatif 2. Hasil Data Angket Pemilu Presiden a. Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan jenis kelamin b. Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan usia c. Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan tingkat pendidikan d. Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan pekerjaan e. Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan penghasilan f. Sosialisasi 1) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan pemilih ke TPS dengan sosialisasi yang dilakukan oleh KPU 2) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan pemilih ke TPS dengan sosialisasi yang dilakukan oleh selain KPU 3) Bentuk Sosialisasi g. Tingkat kepentingan pemilu menurut responden 1) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan anggapan pemilih akan pentingnya pemilu presiden [xi]

13 2) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan pada pemilu presiden dengan aktivitas rutin responden h. Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan pemilih dengan minat untuk berpartisipasi dalam pemilu presiden i. Mengenal calon presiden 1) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan pemilih dengan sejauhmana pemilih mengenal calon presiden 2) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan pemilih dengan sosialisasi visi misi calon presiden j. Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan pemilih dengan tingkat kepercayaan bahwa hasil pemilu presiden akan membawa perubahan ke arah yang lebih baik k. Teknis pelaksanaan 1) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan kepahaman pemilih terhadap teknis pelaksanaan pemilu 2) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan pengetahuan pemilih bahwa KTP bisa digunakan jika tidak terdaftar sebagai pemilih 3) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan terdaftar tidaknya pemilih di Daftar Pemilih Tetap 4) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan perolehan surat undangan untuk pemilih datang ke TPS l. Motivasi pemilih datang ke TPS m. Alasan pemilih tidak datang ke TPS pada pemilu presiden 3. Hasil Data Angket Pemilu Kepala Daerah a. Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan jenis kelamin b. Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan usia c. Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan tingkat pendidikan d. Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan pekerjaan e. Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan penghasilan [xii]

14 f. Sosialisasi 1) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan pemilih ke TPS dengan sosialisasi yang dilakukan oleh KPU 2) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan pemilih ke TPS dengan sosialisasi yang dilakukan oleh selain KPU 3) Bentuk sosialisasi g. Tingkat kepentingan pemilu menurut responden 1) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan anggapan pemilih akan pentingnya pilkada 2) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan pada pilkada dengan aktivitas rutin responden h. Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan pemilih dengan minat untuk berpartisipasi dalam pilkada i. Mengenal calon kepala daerah 1) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan pemilih dengan sejauhmana pemilih mengenal calon kepala daerah 2) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan pemilih dengan sosialisasi visi misi calon kepala daerah j. Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan pemilih dengan tingkat kepercayaan bahwa hasil pilkada akan membawa perubahan ke arah yang lebih baik k. Teknis Pelaksanaan 1) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan kepahaman pemilih terhadap teknis pelaksanaan pilkada 2) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan pengetahuan pemilih bahwa KTP bisa digunakan jika tidak terdaftar sebagai pemilih 3) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan terdaftar tidaknya pemilih di Daftar Pemilih Tetap 4) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan perolehan surat undangan untuk pemilih datang ke TPS [xiii]

15 l. Motivasi pemilih datang ke TPS m. Alasan pemilih tidak datang ke TPS pada pilkada [xiv]

16 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Partisipasi pemilih sejak pemilu 1999 sampai dengan pemilu 2014 bergerak fluktiatif. Pada pemilu legislatif, penurunan partisipasi pemilih sekitar 10% konsisten terjadi sampai dengan pemilu Sementara pada pemilu 2014, angka partisipasinya naik sebesar 5%. Pada kasus pilpres, tercatat dalam pemilu 2014 pertama kalinya dalam sejarah angka partisipasinya lebih rendah dibandingkan pemilu legislatif. Di Kabupaten Sumedang, jumlah pemilih pada pemilu legislatif tahun 2009 sebanyak orang sedangkan pada pemilu 2014 sebanyak orang. Dari jumlah pemilih tersebut ternyata tingkat kehadiran pemilih pada pemilu legislatif tahun 2009 sebesar 80,7% sedangkan untuk pemilu legislatif tahun 2014 sebesar 81,55%. Lain halnya dengan tingkat kehadiran pada pemilu presiden, tingkat kehadiran pemilih pada pemilu presiden tahun 2009 sebesar 82,97% sedangkan pada pemilu presiden tahun 2014 sebesar 78,84%. Sedangkan untuk Pemilu Kada, pada Pilbup 2013 tercatat bahwa angka partisipasi hanya sebesar 78,75% dan pada Pilgub 78,72%. Dari data di atas, muncul beberapa pertanyaan mengenai tingkat kehadiran pemilih pada pemilu legislatif, pemilu presiden dan pemilu kepala daerah tersebut, sehingga perlu kiranya dilakukan riset/penelitian kehadiran dan ketidakhadiran 1

17 2 pemilih di TPS (Voter turn-out) yang dirumuskan dalam pertanyaan penelitian berikut. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Mengapa angka partisipasi pemilu legislatif naik dibandingkan pemilu sebelumnya? 2. Hal-hal apa saja yang mempengaruhi kehadiran dan ketidakhadiran pemilih di TPS pada pemilu legislatif, pemilu presiden dan pemilu kepala daerah? 3. Kenapa angka partisipasi Pilpres tahun 2014 menyimpang dari pola pada pemilu-pemilu sebelumnya? 4. Kenapa golput selalu saja hadir dalam setiap pemilu? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk: 1. Mendeskripsikan alasan meningkatnya angka partisipasi pemilu legislatif dibandingkan pemilu sebelumnya; 2. Mendeskripsikan hal-hal apa saja yang mempengaruhi kehadiran dan ketidakhadiran pemilih di TPS pada pemilu legislatif, pemilu presiden dan pemilu kepala daerah; 3. Mendeskripsikan alasan terjadinya pola angka partisipasi pemilih pada Pilpres tahun 2014 menyimpang dari pemilu-pemilu sebelumnya;

18 3 4. Mendeskripsikan alasan ketidakhadiran pemilih di TPS pada setiap pemilu. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Dapat dipetakannya akar persoalan kehadiran dan ketidakhadiran pemilih di TPS. 2. Sebagai bahan penyusunan kebijakan untuk meningkatkan dan memperkuat partisipasi warga dalam pemilu dan setelahnya. 3. Terumuskannya rekomendasi kebijakan atas permasalahan yang dihadapi dalam kaitannya dengan partisipasi pemilih dalam pemilu.

19 4 BAB II KERANGKA TEORI A. Selayang Pandang tentang Sumedang Sumedang adalah Kabupaten dengan jumlah penduduk kurang lebih sebanyak jiwa dengan luas wilayah ± ,95 ha yang terbagi dalam 26 kecamatan, 276 desa dan 7 kelurahan. Wilayah Sumedang di sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Indramayu, sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Garut, sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Majalengka dan sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Bandung, Subang dan Bandung Barat. B. Voting Behavior dan Non Voting Behavior Menurut Arianto (2011: 51) bahwa dalam kajian perilaku pemilih hanya ada dua konsep utama yaitu perilaku memilih (voting behavior) dan perilaku tidak memilih (non voting behavior). Perilaku memilih adalah terkait dengan keputusan pemilih untuk memilih kandidat atau peserta pemilu tertentu. Sedangkan David Moon (dalam Arianto, 2011: 51) mengatakan bahwa ada dua pendekatan teoritik utama dalam menjelaskan perilaku non-voting yaitu: pertama, menekankan pada karakteristik sosial dan psikologi pemilih dan karakteristik institusional sistem pemilu; dan kedua, menekankan pada harapan pemilih tentang keuntungan dan kerugian atas putusan mereka untuk hadir atau tidak hadir memilih. 4

20 5 Dilihat dari pendapat tersebut, beberapa hal yang mungkin menyebabkan perilaku tidak memilih adalah faktor karakteristik sosial, psikologi pemilih dan system pemilu, serta seberapa besar hasil pemilu dapat memberikan harapan dan berdampak menguntungkan bagi pemilih atau bahkan malah merugikan pemilih. C. Golput Apa sebenarnya pengertian dari golput? Menurut Arbi Sanit (dalam Arianto, 2011) bahwa golput adalah gerakan protes politik yang didasarkan pada segenap problem kebangsaan, sasaran protes dari gerakan golput adalah penyelenggaraan pemilu. Apabila pemilih umumnya menggunakan hak pilih sesuai peraturan yang berlaku atau tidak menggunakan hak pilih karena berhalangan di luar kontrolnya, kaum golput menggunakan hak pilih dengan tiga kemungkinan, yaitu: 1. menusuk lebih dari satu gambar partai; 2. menusuk bagian putih dari kartu suara; 3. tidak mendatangi kotak suara dengan kesadaran untuk tidak menggunakan hak pilih. Bagi mereka, memilih dalam pemilu sepenuhnya adalah hak. Kewajiban mereka dalam kaitan dengan hak pilih ialah menggunakannya secara bertanggungjawab dengan menekankan kaitan penyerahan suara kepada tujuan pemilu, tidak hanya membatasi pada penyerahan suara kepada salah satu kontestan pemilu (Arbi Sanit, 1992).

21 6 Jadi golput adalah mereka yang dengan sengaja dan dengan suatu maksud dan tujuan yang jelas menolak memberikan suara dalam pemilu. Dengan demikian, orang-orang yang berhalangan hadir di Tempat Pemilihan Suara (TPS) hanya karena alasan teknis atau terluput dari pendaftaran, otomatis dikeluarkan dari kategori golput. Namun Eep Saefulloh Fatah (dalam Arianto, 2011) mengklasifikasikan golput atas empat golongan, yaitu: Pertama, golput teknis,yakni mereka yang karena sebab-sebab teknis tertentu (seperti keluarga meninggal, ketiduran,dan lain-lain) berhalangan hadir ke tempat pemungutan suara, atau mereka yang keliru mencoblos sehingga suaranya dinyatakan tidak sah. Kedua, golput teknis-politis, seperti mereka yang tidak terdaftar sebagai pemilih karena kesalahan dirinya atau pihak lain (lembaga statistic, penyelenggara pemilu). Ketiga, golput politis, yakni mereka yang merasa tak punya pilihan dari kandidat yang tersedia atau tak percaya bahwa pileg/pilkada akan membawa perubahan dan perbaikan. Keempat, golput ideologis, yakni mereka yang tak percaya pada mekanisme demokrasi (liberal) dan tak mau terlibat di dalamnya entah karena alasan fundamentalisme agama atau alasan politikideologi lain. D. Hasil Penelitian yang Relevan Upaya Komisi Pemilihan Umum (KPU) menekan angka golput dalam gelaran Pilpres 2014 berada di bawah 25%, tidak berhasil. Bahkan angka golput pada Pilpres tahun ini lebih buruk disbanding Pilpres Tingkat golput dalam gelaran Pilpres 2014 mencapai 29,8% atau suara. Angka golput Pilpres 2014 lebih parah disbanding Pilpres 2009 yang mencapai 27,7%. Bahkan lebih buruk disbanding Pilpres 2004 (yang hanyamencapai 24%) (Harianterbit.com, 2014). Data KPU menyebut, total warga yang berhak menggunakan hak pilihnya dan masuk dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) pada Pilpres 2014 adalah Namun yang menggunakan hak pilihnya sebanyak suara. Buruknya angka partisipasi masyarakat dalam gelaran Pilpres 9 Juli 2014

22 7 menurut Koordinator Komite Pemilih Indonesia (TePI) Jeirry Sumampow, dikarenakan data pemilih yang diolah KPU kurang valid. Bahkan sebelum dilakukan pemilihan, potensi golput mencapai lebih dari 20%. Pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI), Jakarta, Arbi Sanit dalam harian dialog.com (2014) membeberkan data yang menunjukkan kecenderungan naiknya angka golput serta menurunnya partisipasi pemilih dari pemilu ke pemilu dan dari pilpres ke pilpres. Tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 1999 mencapai 93,33%, Pemilu 2004 turun menjadi 84,9%, dan Pemilu 2009 turun lagi menjadi 70,99%. Angka golput juga terus meningkat. Pemilu 1999 angka golput 10,21%, Pemilu 2004 naik menjadi 23,34%, dan Pemilu 2009 naik lagi menjadi 29,01%. Bandingkan dengan angka golput pada pemilu era Orde Lama dan Orde Baru (1955, 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997) yang tak pernah lebih dari 10%. Untuk Pemilu Presiden dan Pemilu Kepala Daerah, angka golput juga tinggi. Pilpres 2004 angka golput 21,5%, Pilpres 2009 naik menjadi 23,3% (angka partisipasi pemilih Pilpres 2009 sebesar 72,09%). Angka golput pemilukada rata-rata 27,9%. Arbi menyebutkan alasan-alasan rakyat tidak menggunakan hak pilihnya alias golput, yaitu tidak adanya kepercayaan rakyat kepada elite politik dan para pemimpin, baik di eksekutif maupun legislatif. Kepercayaan rakyat terhadap elite politik hamper mencapai titik nadir. Ini karena para pemimpin tidak lagi berpihak kepada rakyat, ungkapnya. DPR yang diharapkan menjadi pembela rakyat, dinilai Arbi justru menjadi semacam lembaga stempel bagi pemerintah, termasuk terhadap kebijakan-kebijakan yang melukai hati rakyat, dengan adanya Sekretariat Gabungan (Setgab) Koalisi Parpol Pendukung Pemerintah yang dimotori Partai Demokrat. Tidak itu saja, perilaku para anggota DPR juga mengecewakan, misalnya bermewah-mewah di tengah kemiskinan rakyat. Sementara itu menurut analisis Rully Akbar, peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) (TEMPO.CO, 2014), ada sejumlah faktor penyebab tingginya angka golput.

23 8 1) Persoalan administratif yang mana seseorang tidak terdaftar dalam suatu TPS. 2) Alasan teknis, seperti tidak ada waktu untuk mencoblos karena pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan. 3) Alasan politis, yakni kepribadian seseorang yang tidak percaya lagi pada institusi pemilu, dan merasa tidak ada keterkaitan mereka dengan calon-calon atau partai. Pendapat serupa dikemukakan oleh Komisioner dari Komisi Pemilihan Umum (KPU), Ferry Kurnia Rizkiyansyah [Unpad.ac.id]. Menurut Ferry, ada beberapa faktor yang menyebabkan turunnya angka partisipasi pemilu. Dari survei yang dilakukan KPU, salah satu faktor penyebab adalah masih tingginya angka pemilih yang golput. Menilik angka partisipan pemilu legislatif dan presiden tahun 2009 lalu, sekitar 29% pemilih memilih golput. Menurunnya kepuasan masyarakat terhadap kinerja lembaga eksekutif juga turut menjadi penyebab yang lain. Ferry mengatakan, dari hasil survei KPU bersama Harian Kompas, tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja di semua sektor pemerintahan turun hingga 40%. Sekitar 90,2 % dari responden pun menyebut tidak puas terhadap kinerja partai politik. Parpol sekarang terkesan hanya simbolik. Tugas parpol sekarang bagaimana menumbuhkan tingkat partispasi tadi, dan bagaimana menumbuhkan kesadaran politik dari masyarakat, kata Ferry. Sementara itu, di Kabupaten Sumedang, walaupun golput selalu ada, namun persentasenya masih di bawah perhitungan tingkat partisipasi pemilih secara nasional. Pada Pileg 2009 misalnya, persentase golput sebesar 19,3% dan tahun 2014 sebesar 18,45%. Sedangkan pada Pilpres 2014 dan Pilkada 2013 (Pilgub maupun Pilbup), berkisar di angka 21%. KPU Kabupaten Sumedang senantiasa berikhtiar menekan angka golput, diantaranya melalui kegiatan sosialisasi yang variatif dan mampu menyentuh seluruh segmen pemilih secara optimal.

24 9 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Tabel 3.1 Kegiatan dan Waktu Penelitian Waktu Bulan (Tahun 2015) Kegiatan April Mei Juni Juli 1. Pembuatan rancangan penelitian 2. Pembuatan instrumen 3. Percobaan instrument dan Revisinya 4. Pengumpulan data 5. Pengolahan data 6. Penulisanlaporan B. Variabel Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah yang dituliskan di bagian pendahuluan, maka variabel-variabel yang diteliti pada riset ini adalah: Variabel = konsep yang mempunyai keragaman nilai Variabel dalam penelitian ini dibagi menjadi: 1. Identitas responden: a. Usia b. Jenis kelamin c. Pendidikan terakhir 9

25 10 d. Pekerjaan e. Penghasilan f. Status Perkawinan 2. Tema: a. Sosialisasi b. Tingkat kepentingan pemilu c. Mengenal calon d. Kepahaman tujuan pemilu e. Tingkat kepercayaan bahwa hasil pemilu membawa perubahan ke arah lebih baik f. Kepahaman teknis pelaksanaan g. Motivasi datang ke TPS h. Alasan tidak datang ke TPS C. Metode Penelitian Penelitian tentang tingkat partisipasi masyarakat dalam Pemilu Legislatif 2014, Pemilu Presiden dan Pemilukada 2013 di Kabupaten Sumedang ini menggunakan rancangan penelitian kuantitatif dan kualitatif. Penelitian kuantitatif digunakan untuk menghitung data tingkat partisipasi politik. Pendekatan kualitatif mengarah pada metode penelitian deskriptif, di mana data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan angka. Pendekatan kualitatif diarahkan pada latar belakang dan individu secara utuh, dan mempunyai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif. Penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti

26 11 memakai penelitian kualitatif, menggunakan manusia sebagai alat pengumpulan data utama. Pada waktu pengumpulan data kehadiran tim peneliti di lapangan sangat penting dalam menunjang pengumpulan data yang valid. D. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pemilih pada pemilu legislatif, pemilu presiden dan pemilu kepala daerah tahun 2014 di Kabupaten Sumedang sebanyak orang yang tersebar di 26 kecamatan. Sampel yang diambil ditetapkan dengan menggunakan rumus Slovin dengan asumsi populasi berdistribusi normal, yaitu dengan rumus: Dimana: = ukuran sampel = ukuran populasi = = presisi (taraf kesalahan ߙ = 5%) 1 + ଶ Dari rumus tersebut, diperoleh banyaknya sampel minimal yang bisa diambil adalah sebanyak 400 orang yang diambil random dari semua kecamatan di Kabupaten Sumedang dengan proporsi sesuai dengan jumlah pemilih dari kecamatan masing-masing

27 12 E. Teknik Pengumpulan Data Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian partisipasi ini adalah daftar pertanyaan atau kuesioner. Pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner cukup terperinci dan lengkap. Pertanyaan kuesioner dalam penelitian ini merupakan pertanyaan berstruktur. Pertanyaan berstruktur adalah pertanyaan yang dibuat sedemikianrupa, sehingga responden dibatasi dalam memberi jawaban kepada beberapa alternatif saja. Guna memenuhi persyaratan reliabilitas dan validitas instrumen, ditempuh langkah-langkah sebagai berikut. 1. Seluruh anggota tim peneliti mendiskusikan instrument untuk mengkaji aspekaspek validitas, yang mencakup: a) Validita sisi, berkenaan dengan ketepatan instrument ditinjau dari segi materi yang ingin diukur, apakah materi yang dipakai (bahannya, topiknya, substansinya) cukup representatif. b) Validitas konstruk, berkenaan dengan konsep yang melatarbelakangi penyusunan instrumen, menyangkut komponen-komponen atau dimensi apa saja yang membentuk konsep tersebut. c) Validitas muka, berkenaan dengan keabsahan susunan kalimat atau katakata dalam instrument sehingga jelas pengertiannya atau tidak menimbulkan tafsiran lain. 2. Melakukan uji coba terhadap 30 responden yang berasal dari populasi penelitian.

28 13 3. Menganalisis hasil uji coba untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen. 4. Jika dari tahap ketiga, validitas dan reliabilitasnya belum memenuhi ketentuan, diadakan revisi sesuai dengan umpan balik yang ada. Data dari hasil ujicoba tidak dipakai. Jika dari tahap ketiga validitas dan reliabilitasnya sudah memenuhi ketentuan, data disimpan untuk digabungkan dengan data penelitian Koefisien reliabilitas angket dihitung dengan rumus KR-20 (Ruseffendi, 1998; Arikunto, 2010) dengan: = ݎ ܤܦ 1 ଶ ଶ ܤܦ ଶ ܤܦ banyaknya pertanyaan ܤܦ ଶ variansi skor seluruh pertanyaan menurut skor subyek/ responden perorangan ܤܦ ଶ variansi skor pertanyaan tertentu (pertanyaan ke-i) F. Teknik Analisis Data Analisis data pada penelitian ini menggunakan pengujian ketergantungan dua faktor yaitu dengan uji kontingensi. Data hasil pengamatan atau pengukuran pada suatu variabel dapat diklasifikasikan atau digolongkan dalam beberapa factor berdasarkan karakteristik atau atribut, kategori, golonganatautingkatan. Data yang telah digolongkan dapat dilakukan analisis dalam penelitianya itu mengaitkan antar faktor atau menghubungkan antar faktor.

29 14 1. Pengujian kontingensi baris (b) x kolom (k) lebih dari dua Analisis kaitan atau hubungan dua faktor digunakan daftar kontingensi baris (b) x kolom (k) yang lebih dari dua baris dan kolom menggunakan rumus Chi Kuadrat ( 2 ), yaitu: ଶ = ൫ ܧ ൯ ଶ ଵ Dimana: =frekuensi hasil observasi setiap sel tiap faktor ܨ =frekuensi harapan yang merupakan hasil perkalian dengan rumus: ܧ Dimana: = jumlah baris ke i = jumlah baris ke j ܨ = Penggunaan 2 dalam daftar kontingensi antar baris dikalikan kolom. Perhitungan yang dipakai adalah frekuensi pada tiap-tiap sel atau kategori (observasi) dan harapan (ekspektasi) yang dikenal dengan frekuensi teoritis. Bentuk pasangan hipotesis yang diuji adalah: H 0 = kedua faktor tidak terdapat kaitan atau hubungan H A = kedua factor terdapat kaitan atau hubungan Kriteria yang digunakan sebagai penolakan atau penerimaan hipotesis adalah: Tidak menerima H 0 jika 2 hitung> 2 tabelatau 2 > 2 (1-α),(b-1)k-1) Menerima H 0 jika 2 hitung< 2 tabelatau 2 < 2 (1-α),(b-1)k-1)

30 15 Taraf kesalahan = α, derajat kebebasan (dk) distribusi Chi Kuadrat adalah = (b 1)(k 1). 2. Pengujian Kontingensi 2 x 2 Pengujian dua faktor dengan daftar kontingensi 2 x 2 menggunakan rumus 2 yang berbeda dengan daftar kontingensi yang baris dan kolomnya lebih dari dua. ଶ = ቀ ଵ ଶ ቁଶ ( + )( + )( + )( + ) Berikut ini adalah table daftar kontingensi 2 x 2: Faktor 1 Kelompok 1 Kelompok 2 Jumlah Faktor 1 Kel. A A B a + b Kel. B C D c + d Jumlah a + c b + d N Bentuk pasangan hipotesis yang diuji adalah: H 0 = kedua faktor tidak terdapat kaitan atau hubungan H A = kedua faktor terdapat kaitan atau hubungan Kriteria yang digunakan sebagai penolakan atau penerimaan hipotesis adalah: Tidak menerima H 0 jika 2 hitung> 2 tabel atau 2 > 2 (1-α),1 Menerima H 0 jika 2 hitung< 2 tabel atau 2 < 2 (1-α),1 Taraf kesalahan = α, derajat kebebasan (dk) distribusi Chi Kuadrat adalah = 1

31 16 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penyebaran angket yang disebar di 26 kecamatan di Kabupaten Sumedang sebanyak 800 buah yang dilakukan dari tanggal 11 Mei 2015 s.d. 22 Mei 2015 dengan jumlah personil yang menyebar angket 10 orang. Data diinput dan diolah untuk menjawab rumusan masalah seperti yang dijabarkan di bab sebelumnya. Angket diolah menurut masing-masing penyelenggaraan pemilihan yaitu Pemilu Legislatif, Pemilu Presiden, dan Pemilu Kepala Daerah. Pengolahan dilakukan untuk mendeskripsikan hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan pemilih ke TPS dengan variabel-variabel usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir, pekerjaan, penghasilan. Juga untuk melihat hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan sosialisasi, anggapan pemilih terhadap tingkat kepentingan pemilu, sejauh mana pemilih mengenal calon, sejauh mana pemilih paham terhadap tujuan pemilu, tingkat kepercayaan pemilih bahwa hasil pemilu dapat membawa perubahan ke arah lebih baik, kepahaman teknis pelaksanaan pemilu. Juga mengungkap motivasi pemilih datang ke TPS serta alasan pemilih tidak datang ke TPS. A. Data dan Analisis Data Hasil penelitian dibagi menjadi hasil data angket Pemilu Legislatif, Pemilu Presiden dan Pemilu Kepala Daerah. 1. Hasil Data Angket Pemilu Legislatif (Pileg) a. Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan jenis kelamin Untuk menentukan hubungan antara kedatangan dengan ketidakdatangan pemilih dengan jenis kelamin, disusun rekapitulasi data yang disajikan dalam Tabel 4.1.Berdasarkan data pada tabel tersebut, maka dapat ditentukan nilai dari 2 dan kesimpulannya. 16

32 17 Tabel 4.1 Rekapitulasi Responden Pileg Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah Datang Tidak datang Jumlah ,04 3,84 Jenis kelamin tidak berpengaruh terhadap kedatangan/ketidakdatangan pemilih ke TPS b. Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan usia Untuk menentukan hubungan antara kedatangan dengan ketidakdatangan pemilih dengan usia, disusun rekapitulasi data sebagai berikut. Tabel 4.2 Rekapitulasi Responden PilegBerdasarkan Usia Usia (tahun) < >= 50 Jumlah Datang Tidak datang Jumlah Berdasarkan data pada tabel tersebut, maka dapat ditentukan nilai dari 2 dan kesimpulannyayaitu sebagai berikut. 4,24 9,49 Usia tidak berpengaruh terhadap kedatangan/ketidakdatangan pemilih ke TPS c. Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan pendidikan Untuk menentukan hubungan antara kedatangan dengan ketidakdatangan pemilih dengan tingkat pendidikan pemilih, disusun rekapitulasi data sebagai berikut.

33 18 Tabel 4.3 Rekapitulasi Responden Pileg Berdasarkan Pendidikan Terakhir Tidak sekolah Pendidikan SD SMP SMA Diploma/ sarjana Jumlah Datang Tidak datang Jumlah Berdasarkan data pada tabel tersebut, maka dapat ditentukan nilai dari 2 dan kesimpulannya yaitu sebagai berikut. 36,96 9,49 Tingkat pendidikan berpengaruh terhadap kedatangan/ketidakdatangan pemilih ke TPS Karena tingkat pendidikan berpengaruh terhadap kedatangan pemilih ke TPS, dihitung persentase pemilih yang datang untuk tiap tingkat pendidikan. Persentase yang datang Tidak sekolah Pendidikan SD SMP SMA Diploma/ sarjana 50 68,74 71,25 86,04 90,91 Dari tabel tersebut, dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin tinggi pula kecenderungan pemilih datang ke TPS. d. Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan pekerjaan Untuk menentukan hubungan antara kedatangan dengan ketidakdatangan pemilih dengan pekerjaan pemilih, disusun rekapitulasi data seperti terlihat dalam Tabel 4.4. Berdasarkan data pada tabel tersebut, maka dapat ditentukan nilai dari 2 dan kesimpulannya.

34 19 Tabel 4.4 Rekapitulasi Responden Pileg Berdasarkan Pekerjaan Pekerjaan PNS Wiraswasta Buruh Pensiunan Petani Lainnya Jumlah Datang Tidak datang Jumlah ,8 11,07 Jenis pekerjaan berpengaruh terhadap kedatangan/ketidakdatangan pemilih ke TPS Karena jenis pekerjaan berpengaruh terhadap kedatangan pemilih ke TPS, dihitung persentase pemilih yang datang untuk tiap jenis pekerjaan. Persentase yang datang Pekerjaan PNS Wiraswasta Buruh Pensiunan Petani Lainnya 97,92 84,36 72,15 89,3 74,5 76,5 Seperti tampak pada tabel di atas, persentase tertinggi pemilih yang datang bekerja sebagai PNS, berikutnya diikuti oleh pensiunan. Persentase terendah adalah buruh. e. Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan penghasilan Untuk menentukan hubungan antara kedatangan dengan ketidakdatangan pemilih dengan jumlah penghasilan pemilih, disusun rekapitulasi data sebagai berikut. Tabel 4.5 Rekapitulasi Responden Pileg Berdasarkan Penghasilan Penghasilan Tidak Jumlah < 1jt 1-3 jt > 3jt Tidak ada berpenghasilan data Datang Tidak datang Jumlah Berdasarkan data pada tabel tersebut, maka dapat ditentukan nilai dari 2 dan kesimpulannya yaitu sebagai berikut.

35 20 1,59 9,49 Besarnya penghasilan tidak berpengaruh terhadap kedatangan/ketidakdatangan pemilih ke TPS f. Sosialisasi 1) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan pemilih ke TPS dengan sosialisasi yang dilakukan oleh KPU Untuk menentukan hubungan antara kedatangan dengan ketidakdatangan pemilih dengan sosialisasi yang dilakukan oleh KPU, disusun rekapitulasi data sebagai berikut. Tabel 4.6 Rekapitulasi Data Berdasarkan Perolehan Sosialisasi Pileg dari KPU Mendapat sosialisasi dari KPU Ya Tidak Jumlah Datang 579 (91,18%) 58 (36,02%) 637 Tidak datang Jumlah Berdasarkan data pada tabel tersebut, maka dapat ditentukan nilai dari 2 dan kesimpulannya yaitu sebagai berikut. 236,27 3,84 Sosialisasi dari KPU berpengaruh terhadap kedatangan/ketidakdatangan pemilih ke TPS 2) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan pemilih ke TPS dengan sosialisasi yang dilakukan oleh selain KPU Untuk menentukan hubungan antara kedatangan dengan ketidakdatangan pemilih dengan sosialisasi yang dilakukan oleh selain KPU, disusun rekapitulasi data sebagai berikut.

36 21 Tabel 4.7 Rekapitulasi Data Berdasarkan Perolehan Sosialisasi Pileg dari Selain KPU Mendapat sosialisasi dari selain KPU (parpol, LSM, Pemda) Jumlah Ya Tidak Datang 389 (77,05%) 239 (66,76%) 628 Tidak datang Jumlah Berdasarkan data pada tabel tersebut, maka dapat ditentukan nilai dari 2 dan kesimpulannyayaitu sebagai berikut. 70,59 3,84 Sosialisasi dari selain KPU berpengaruh terhadap kedatangan/ketidakdatangan pemilih ke TPS 3) Bentuk Sosialisasi Sosialisasi mengenai pemilu dilakukan melalui berbagai media dengan rekapitulasi data sebagai berikut. Tabel 4.8 Rekapitulasi Jenis Media Sosialisasi Pileg Media pemilih Datang Tidak datang Surat Kabar Televisi Radio 39 9 Internet Alat Peraga Tatap Muka Adapun diagram batang dari data tersebut disajikan pada Gambar 4.1.

37 22 Grafik Sosialisasi Melalui Media Datang Tidak Datang Surat Kabar Televisi Radio Internet Alat Peraga Tatap Muka Gambar 4.1 Media Sosialisasi Pileg Menurut Pemilih ke TPS Dari diagram di atas, terlihat bahwa untuk pemilih yang datang ke TPS, ternyata mayoritas mendapatkan sosialisasi melalui media alat peraga dan televisi, sehingga dapat dikatakan keduanya memiliki andil yang cukup besar terhadap kedatangan pemilih ke TPS. g. Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan pemilih dengan kepahaman terhadap tujuan pemilu legislatif Untuk melihat hubungan antara kedatangan pemilih dengan kepahaman akan tujuan diadakannya pemilu legislatif, disusun rekapitulasi data sebagai berikut. Tabel 4.9 Rekapitulasi DataBerdasarkan Kepahaman Tujuan Pileg Paham tujuan Pileg Sangat paham Cukup paham Tidak paham Jumlah Datang 138 (87,89%) 483 (80,77%) 14 (32,56%) 635 Tidak datang Jumlah Berdasarkan data pada tabel tersebut, maka dapat ditentukan nilai dari 2 dan kesimpulannya yaitu sebagai berikut.

38 23 65,7 5,99 Tingkat kepahaman pemilih akan tujuan pemilu legislatif berpengaruh terhadap kedatangan/ketidakdatangan pemilih ke TPS h. Tingkat kepentingan Pemilu Legislatifmenurut responden 1) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan anggapan pemilih akan pentingnya pemilu Untuk melihat hubungan kedatangan pemilih dengan anggapan pemilih akan pentingnya Pemilu Legislatif, disusun rekapitulasi data sebagai berikut. Tabel 4.10 Rekapitulasi Data Berdasarkan Anggapan Tingkat Kepentingan Pileg Sangat penting Seberapa penting Pileg Cukup penting Tidak penting Jumlah Datang 404 (91,20%) 221 (67,58%) 9 (34,62%) 634 Tidak datang Jumlah Berdasarkan data pada tabel tersebut, maka dapat ditentukan nilai dari 2 dan kesimpulannya yaitu sebagai berikut. 98,33 5,99 Anggapan pemilih akan pentingnya Pemilu Legislatif berpengaruh terhadap kedatangan/ketidakdatangan pemilih ke TPS 2) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan aktivitas rutin pemilih Untuk melihat hubungan kedatangan pemilih dalam Pemilu Legislatif dengan aktivitas rutinnya, disusun rekapitulasi data seperti yang ditunjukkan dalam Tabel Berdasarkan data pada tabel tersebut, maka dapat ditentukan nilai dari 2 dan kesimpulannya.

39 24 Tabel 4.11 Rekapitulasi DataBerdasarkan Aktivitas Rutin Mengganggu Aktivitas Rutin Ya Tidak Jumlah Datang Tidak datang Jumlah ,83 3,84 Anggapan pemilih akan mengganggu atau tidaknya aktivitas rutin mereka tidak berpengaruh terhadap kedatangan/ketidakdatangan pemilih ke TPS i. Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan pemilih dengan minat untuk berpartisipasi dalam Pemilu Legislatif Untuk melihat hubungan kedatangan pemilih dengan minat untuk berpartisipasi dalam Pemilu Legislatif, disusun rekapitulasi data sebagai berikut. Tabel 4.12 Rekapitulasi Data Berdasarkan Minat Berpartisipasi dalam Pileg Minat partisipasi pada Pileg Sangat besar Biasa saja Tidak berminat Jumlah Datang Tidak datang Jumlah Berdasarkan data pada tabel tersebut, maka dapat ditentukan nilai dari 2 dan kesimpulannya yaitu sebagai berikut. 55,72 5,99 Minat pemilih untuk berpartisipasi dalam pemilu legislatif berpengaruh terhadap kedatangan/ketidakdatangan pemilih ke TPS

40 25 j. Mengenal calon legislatif 1) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan daerah asal calon legislatif Untuk melihat hubungan kedatangan pemilih dengan daerah asal calon legislatif, disusun rekapitulasi data sebagai berikut. Tabel 4.13 Rekapitulasi DataBerdasarkan Daerah Asal Calon Legislatif Caleg dari daerah lingkungan responden Jumlah Ya Tidak Datang 514 (87,71%) 121 (57,61%) 635 Tidak datang Jumlah Berdasarkan data pada tabel tersebut, diperoleh kesimpulan berikut. 84,92 3,84 Daerah asal calon legislatif berpengaruh terhadap kedatangan/ ketidakdatangan pemilih ke TPS Jadi apabila calon legislatif bukan berasal dari daerah pemilihannya, maka pemilih cenderung untuk tidak datang. 2) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan pemilih dengan sejauhmana pemilih mengenal calon legislatif Untuk melihat hubungan di atas, disusun rekapitulasi data sebagai berikut. Tabel 4.14 Rekapitulasi Data Berdasarkan Sejauhmana PemilihMengenal Calon Legislatif Mengenal Caleg Ya Tidak Jumlah Datang 405 (88,04%) 222 (68,10%) 627 Tidak datang Jumlah

41 26 Berdasarkan data pada tabel tersebut, maka dapat ditentukan nilai dari 2 dan kesimpulannyayaitu sebagai berikut. 45,8 3,84 Dikenal tidaknya calon legislatif oleh pemilih berpengaruh terhadap kedatangan/ ketidakdatangan pemilih ke TPS 3) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan pemilih dengan sosialisasi visi misi calon legislatif Untuk melihat hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan pemilih dengan sejauhmana pemilih mengetahui visi misi calon legislatif, disusun rekapitulasi data sebagai berikut. Tabel 4.15 Rekapitulasi Data Berdasarkan Sejauhmana Pemilih Mengetahui Visi Misi Calon Legislatif Tahu visi misi Caleg Ya Tidak Jumlah Datang 199 (88,05%) 431 (76,55%) 630 Tidak datang Jumlah Berdasarkan data pada tabel tersebut, maka dapat ditentukan nilai dari 2 dan kesimpulannya yaitu sebagai berikut. 12,54 3,84 Pengetahuan mengenai visi misi calon legislatif berpengaruh terhadap kedatangan/ketidakdatangan pemilih ke TPS k. Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan pemilih dengan tingkat kepercayaan bahwa hasil Pemilu Legislatif akan membawa perubahan ke arah yang lebih baik Untuk melihat hubungan antara kedatangan pemilih dengan tingkat kepercayaan akan dampak hasil Pemilu Legislatif, disusun rekapitulasi data sebagai berikut.

42 27 Tabel 4.16 Rekapitulasi Data Berdasarkan Kepercayaan terhadap Dampak Positif Hasil Pileg Harapan hasil Pileg membawa perubahan ke arah lebih baik Sangat besar Biasa saja Tidak ada harapan Jumlah Datang Tidak datang Jumlah Berdasarkan data pada tabel tersebut, maka dapat ditentukan nilai dari 2 dan kesimpulannya yaitu sebagai berikut. 56,79 5,99 Tingkat kepercayaan pemilih bahwa hasil Pemilu Legislatif akan membawa dampak ke arah yang lebih baik berpengaruh terhadap kedatangan/ketidakdatangan pemilih ke TPS Lalu disusun persentase pemilih yang datang berdasarkan tingkat kepercayaan mereka. Persentase yang datang Sangat besar Harapan Biasa saja Tidak ada harapan 80,02 73,28 37,04 Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa semakin besar pemilih memiliki harapan bahwa hasil Pemilu Legislatif akan membawa perubahan ke arah yang lebih baik, maka mereka cenderung untuk datang ke TPS. l. Teknis pelaksanaan 1) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan kepahaman pemilih terhadap teknis pelaksanaan Pemilu Legislatif

43 28 Untuk mengetahui hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan kepahaman pemilih terhadap teknis pelaksanaan pemilu, disusun rekapitulasi data seperti pada tabel berikut. Tabel 4.17 Rekapitulasi Data Berdasarkan Anggapan Pemilih terhadap Tingkat Kesulitan Teknis Pileg Merasa sulit terhadap teknis Pileg Ya Tidak Jumlah Datang Tidak datang Jumlah Berdasarkan data pada tabel tersebut, maka dapat ditentukan nilai dari 2 dan kesimpulannya yaitu sebagai berikut. 0,016 3,84 Kesulitan teknis Pileg tidak berpengaruh terhadap kedatangan/ketidakdatangan pemilih ke TPS 2) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan pengetahuan pemilih bahwa KTP bisa digunakan jika tidak terdaftar sebagai pemilih Untuk melihat hubungan tersebut, disusun rekapitulasi data sebagai berikut. Tabel 4.18 Rekapitulasi Data Berdasarkan Pengetahuan Pemilih tentang Penggunaan KTP dalam Pileg Tahu bahwa KTP bisa digunakan jika tidak terdaftar sebagai pemilih Jumlah Ya Tidak Datang 418 (87,08%) 215 (68,25%) 633 Tidak datang Jumlah Berdasarkan data pada tabel di atas, maka dapat ditentukan nilai dari 2 dan kesimpulannya

44 29 40,4 3,84 Pengetahuan pemilih tentang penggunaan KTP dalam Pemilu berpengaruh terhadap kedatangan/ketidakdatangan pemilih ke TPS 3) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan terdaftar tidaknya pemilih di Daftar Pemilih Tetap Untuk melihat hal tersebut, disusun rekapitulasi data sebagai berikut. Tabel 4.19 Rekapitulasi Data Berdasarkan Terdaftar Tidaknya Pemilih di DPT Terdaftar sebagai pemilih di TPS Ya Tidak Jumlah Datang 617 (82,49%) 16 (59,26%) 633 Tidak datang Jumlah Berdasarkan data pada tabel tersebut, maka dapat ditentukan nilai dari 2 dan kesimpulannyayaitu sebagai berikut. 7,91 3,84 Terdaftar tidaknya pemilih dalam DPT berpengaruh terhadap kedatangan/ ketidakdatangan pemilih ke TPS 4) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan perolehan surat undangan untuk pemilih datang ke TPS Untuk melihat hubungan tersebut, disusun rekapitulasi data berikut. Tabel 4.20 Rekapitulasi Data Berdasarkan Perolehan Undangan Pileg Mendapat undangan Ya Tidak Jumlah Datang 625 (82,02%) 6 (24,00%) 631 Tidak datang Jumlah

45 30 Berdasarkan data pada tabel tersebut, maka dapat ditentukan nilai dari 2 dan kesimpulannya yaitu sebagai berikut. 47,69 3,84 Perolehan surat undangan untuk pemilih untuk datang ke TPS berpengaruh terhadap kedatangan/ketidakdatangan pemilih ke TPS m. Motivasi pemilih datang ke TPS Berdasarkan data responden yang datang ke TPS pada Pemilu Legislatif, disusun rekapitulasi data seperti pada tabel berikut. Tabel 4.21 Rekapitulasi Datatentang Motivasi Datang ke TPS Pileg Motivasi datang ke TPS Jumlah Persen Kesadaran sendiri ,97 Ajakan saudara/teman/tetangga 11 1,75 Paksaan dari pihak lain 2 0,32 Lainnya 6 0,96 Dari tabel tersebut sangat jelas bahwa mereka yang datang ke TPS, mayoritas adalah atas kesadaran sendiri. n. Alasan pemilih tidak datang ke TPS pada Pemilu Legislatif Untuk mengetahui alasan ketidakdatangan ke TPS pada Pemilu Legislatif, hasil angket direkap sebagai berikut. Tabel 4.22 Rekapitulasi Datatentang Alasan Tidak Datang ke TPS Pileg Penyebab tidak datang Jumlah Persen Tidak percaya hasil Pileg 24 15,79 Tidak ada pilihan dari calon yang ada 4 2,63 Alasan teknis (sakit, pindah TPS, ketiduran, dll) 57 37,5 Alasan Lain (bekerja dan kuliah) 67 44,08

46 31 Tidak Percaya hasil Pemilu Tidak ada pilihan dari calon yang ada Alasan Teknis (sakit, pindah TPS, ketiduran, dll) Alasan Lain (bekerja dan kuliah) Gambar 4.2 Alasan Pemilih Tidak Datang ke TPS Pileg 2. Hasil Data Angket Pemilu Presiden (Pilpres) a. Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan jenis kelamin Untuk menentukan hubungan antara kedatangan dengan ketidakdatangan pemilih dengan jenis kelamin, disusun rekapitulasi data sebagai berikut. Tabel 4.23 Rekapitulasi Responden Pilpres Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah Datang 327 (72%) 210 (64%) 537 Tidak datang Jumlah Berdasarkan data pada tabel tersebut, maka dapat ditentukan nilai dari 2 dan kesimpulannya yaitu sebagai berikut. 4,99 3,84 Jenis kelamin berpengaruh terhadap kedatangan/ketidakdatangan pemilih ke TPS

47 32 b. Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan usia Untuk menentukan hubungan antara kedatangan dengan ketidakdatangan pemilih dengan usia, disusun rekapitulasi data sebagai berikut. Tabel 4.24 Rekapitulasi PemilihPilpres Berdasarkan Usia Usia (tahun) < >= 50 Jumlah Datang Tidak datang Jumlah Berdasarkan data pada tabel tersebut, maka dapat ditentukan nilai dari 2 dan kesimpulannya yaitu sebagai berikut. 7,76 9,49 Usia tidak berpengaruh terhadap kedatangan/ketidakdatangan pemilih ke TPS c. Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan tingkat pendidikan Untuk menentukan hubungan antara kedatangan dengan ketidakdatangan pemilih dengan tingkat pendidikan pemilih, disusun rekapitulasi data sebagai berikut. Tabel 4.25 Rekapitulasi RespondenPilpres Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tidak sekolah Pendidikan SD SMP SMA Diploma/ sarjana Jumlah Datang Tidak datang Jumlah Berdasarkan data pada tabel tersebut, maka dapat ditentukan nilai dari 2 dan kesimpulannya yaitu sebagai berikut.

48 33 25,07 9,49 Tingkat pendidikan berpengaruh terhadap kedatangan/ketidakdatangan pemilih ke TPS Karena tingkat pendidikan berpengaruh terhadap kedatangan pemilih ke TPS, dihitung persentase pemilih yang datang untuk tiap tingkat pendidikan. Persentase yang datang Tidak sekolah Pendidikan SD SMP SMA Diploma/ sarjana 50 68,67 65,63 67,15 91,92 Dari tabel tersebut, dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin tinggi pula kecenderungan pemilih datang ke TPS. Namun persentase lulusan SD yang datang nilainya di atas lulusan SMP dan SMA pada Pilpres ini. d. Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan pekerjaan Untuk menentukan hubungan antara kedatangan dengan ketidakdatangan pemilih dengan pekerjaan pemilih, disusun rekapitulasi data sebagai berikut. Tabel 4.26 Rekapitulasi Responden Pilpres Berdasarkan Pekerjaan Pekerjaan PNS Wiraswasta Buruh Pensiunan Petani Lainnya Jumlah Datang Tidak datang Jumlah Berdasarkan data pada tabel tersebut, maka dapat ditentukan nilai dari 2 dan kesimpulannya yaitu sebagai berikut. 76,84 11,07 Jenis pekerjaan berpengaruh terhadap kedatangan/ketidakdatangan pemilih ke TPS

49 34 Karena pekerjaan berpengaruh terhadap kedatangan pemilih ke TPS, dihitung persentase pemilih yang datang untuk tiap jenis pekerjaan. Persentase yang datang Pekerjaan PNS Wiraswasta Buruh Pensiunan Petani Lainnya 95,92 81,48 45,57 64,29 74,51 66,54 e. Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan penghasilan Untuk menentukan hubungan antara kedatangan dengan ketidakdatangan pemilih dengan jumlah penghasilan pemilih, disusun rekapitulasi data sebagaimana disajikan dalam berikut. Tabel 4.27 Rekapitulasi Responden Pilpres Berdasarkan Penghasilan Penghasilan Tidak Tidak Jumlah < 1jt 1-3 jt > 3jt berpenghasilan ada data Datang Tidak datang Jumlah Berdasarkan data pada tabel tersebut, maka dapat ditentukan nilai dari 2 dan kesimpulannya. 8,84 9,49 Besarnya penghasilan tidak berpengaruh terhadap kedatangan/ketidakdatangan pemilih ke TPS f. Sosialisasi 1) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan pemilih ke TPS dengan sosialisasi yang dilakukan oleh KPU Untuk menentukan hubungan antara kedatangan dengan ketidakdatangan pemilih dengan sosialisasi yang dilakukan oleh KPU, disusun rekapitulasi data sebagai berikut.

50 35 Tabel 4.28 Rekapitulasi Data Berdasarkan Perolehan Sosialisasi dari KPU Mendapat sosialisasi dari KPU Ya Tidak Jumlah Datang 462 (72,76%) 69 (42,85%) 531 Tidak datang Jumlah Berdasarkan data pada tabel tersebut, maka dapat ditentukan nilai dari 2 dan kesimpulannyayaitu sebagai berikut. 90,26 3,84 Sosialisasi dari KPU berpengaruh terhadap kedatangan/ketidakdatangan pemilih ke TPS 2) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan pemilih ke TPS dengan sosialisasi yang dilakukan oleh selain KPU Untuk menentukan hubungan antara kedatangan dengan ketidakdatangan pemilih dengan sosialisasi yang dilakukan oleh selain KPU, disusun rekapitulasi data sebagai berikut. Tabel 4.29 Rekapitulasi Data Berdasarkan Perolehan Sosialisasi dari selain KPU Mendapat sosialisasi dari selain KPU (parpol, LSM, Pemda) Jumlah Ya Tidak Datang 349 (72,56%) 189 (63,00%) 538 Tidak datang Jumlah Berdasarkan data pada tabel tersebut, maka dapat ditentukan kesimpulan. 7,43 3,84 Sosialisasi dari selain KPUberpengaruh terhadap kedatangan/ketidakdatangan pemilih ke TPS

51 36 3) Bentuk Sosialisasi Sosialisasi mengenai pemilu dilakukan melalui berbagai media dengan rekapitulasi data sebagai berikut. Tabel 4.30 Rekapitulasi Jenis Media Sosialisasi Pilpres Media pemilih Datang Tidak datang Surat Kabar Televisi Radio 28 4 Internet Alat Peraga Tatap Muka Lainnya 6 21 Adapun diagram batang dari data tersebut disajikan pada gambar berikut Datang Tidak Datang Surat Kabar Televisi Radio Internet Alat Peraga Tatap Muka Lainnya Gambar 4.3 Media Sosialisasi Pilpres Menurut Pemilih ke TPS Dari diagram di atas, terlihat bahwa untuk pemilih yang datang ke TPS pada Pilpres, ternyata mayoritas mendapatkan sosialisasi melalui media alat peraga

52 37 dan televisi, sehingga dapat dikatakan keduanya memiliki andil yang cukup besar terhadap kedatangan pemilih ke TPS. g. Tingkat kepentingan Pilpres menurut pemilih 1) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan anggapan pemilih akan pentingnya pemilu presiden Untuk melihat hubungan kedatangan pemilih dengan anggapan pemilih akan pentingnya Pilpres, disusun rekapitulasi data sebagai berikut. Tabel 4.31 Rekapitulasi Data Berdasarkan Anggapan Tingkat Kepentingan Pilpres Seberapa penting Pilpres Sangat penting Cukup penting Tidak penting Jumlah Datang Tidak datang Jumlah Berdasarkan data pada tabel tersebut, maka dapat ditentukan nilai dari 2 dan kesimpulannya yaitu sebagai berikut. 40,99 5,99 Anggapan pemilih akan pentingnya Pilpresberpengaruh terhadap kedatangan/ketidakdatangan pemilih ke TPS 2) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan pada pemilu presiden dengan aktivitas rutin pemilih Untuk melihat hubungan kedatangan pemilih dengan aktivitas rutinnya, disusun rekapitulasi data sebagai berikut. Tabel 4.32 Rekapitulasi Data Berdasarkan Aktivitas Rutin Mengganggu aktivitas rutin Jumlah Ya Tidak Datang 84 (40,58%) 463 (79,28%) 547

53 38 Tidak datang Jumlah Berdasarkan data pada tabel tersebut, maka dapat ditentukan nilai dari 2 dan kesimpulannya yaitu sebagai berikut. 109,13 3,84 Anggapan pemilih akan mengganggu atau tidaknya aktivitas rutin mereka berpengaruh terhadap kedatangan/ ketidakdatangan pemilih ke TPS Hasil ini cukup menarik, berbeda dengan hasil pada pemilu legislatif.anggapan responden tentang mengganggu aktivitas rutin atau tidaknya pada pemilu presiden berpengaruh terhadap kedatangan mereka ke TPS.Artinya, pemilih yang tidak datang ke TPS pada pemilu presiden lebih mementingkan aktivitas rutin mereka. h. Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan pemilih dengan minat untuk berpartisipasi dalam Pemilu Presiden Untuk melihat hubungan kedatangan pemilih dengan minat untuk berpartisipasi dalam Pemilu Presiden, disusun rekapitulasi data sebagai berikut. Tabel 4.33 Rekapitulasi Data Berdasarkan Minat Berpartisipasi dalam Pilpres Minat partisipasi pada Pilpres Tidak Jumlah Sangat besar Biasa saja berminat Datang 279 (92,69%) 263 (54,68%) 8(61,54%) 550 Tidak datang Jumlah Berdasarkan data pada tabel tersebut, maka dapat ditentukan nilai dari 2 dan kesimpulannya yaitu sebagai berikut.

54 39 125,84 5,99 Minat pemilih untuk berpartisipasi dalam Pilpres berpengaruh terhadap kedatangan/ ketidakdatangan pemilih ke TPS i. Mengenal Calon Presiden 1) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan pemilih dengan sejauhmana pemilih mengenal calon presiden Untuk melihat hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan pemilih dengan sejauhmana pemilih mengenal calon presiden, disusun rekapitulasi data sebagai berikut. Tabel 4.34 Rekapitulasi Data Berdasarkan Sejauhmana Responden Mengenal Calon Presiden Mengenal Capres Ya Tidak Jumlah Datang 491 (74,73%) 52 (39,69%) 543 Tidak datang Jumlah Berdasarkan data pada tabel tersebut, maka dapat ditentukan nilai dari 2 dan kesimpulannya yaitu sebagai berikut. 60,96 3,84 Dikenal tidaknya calon presiden oleh pemilih berpengaruh terhadap kedatangan/ ketidakdatangan pemilih ke TPS 2) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan pemilih dengan sosialisasi visi misi calon presiden Untuk melihat hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan pemilih dengan sejauhmana pemilih mengetahui visi misi calon presiden, disusun rekapitulasi data sebagai berikut.

55 40 Tabel 4.35 Rekapitulasi Data Berdasarkan Sejauhmana Responden Mengetahui Visi Misi Calon Presiden Tahu visi misi Capres Ya Tidak Jumlah Datang 342 (85,58%) 197 (50,64%) 539 Tidak datang Jumlah Berdasarkan data pada tabel tersebut, maka dapat ditentukan nilai dari 2 dan kesimpulannya yaitu sebagai berikut. 116,16 3,84 Pengetahuan mengenai visi misi calon presiden berpengaruh terhadap kedatangan/ ketidakdatangan pemilih ke TPS j. Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan pemilih dengan tingkat kepercayaan bahwa hasil pemilu presiden akan membawa perubahan ke arah yang lebih baik Untuk melihat hubungan antara kedatangan pemilih dengan tingkat kepercayaan akan dampak hasil pemilu legislatif, disusun rekapitulasi data sebagai berikut. Tabel 4.36 Rekapitulasi Data Berdasarkan Kepercayaan terhadap Dampak Positif Hasil Pilpres Harapan hasil Pilpres membawa perubahan ke arah lebih baik Sangat besar Biasa saja Tidak ada harapan Jumlah Datang Tidak datang Jumlah Berdasarkan data pada tabel tersebut, maka dapat ditentukan nilai dari 2 dan kesimpulannya yaitu sebagai berikut.

56 41 5,88 5,99 Tingkat kepercayaan pemilih bahwa hasil pilpres akan membawa dampak ke arah yang lebih baik tidak berpengaruh terhadap kedatangan/ketidakdatangan pemilih ke TPS Lalu disusun persentase pemilih yang datang berdasarkan tingkat kepercayaan mereka. Persentase yang datang Sangat besar Harapan Biasa saja Tidak ada harapan 69,53 68,75 40,00 Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa persentase pemilih yang datang ketika mereka memiliki harapan yang besar bahwa hasil pemilu presiden akan membawa perubahan ke arah yang lebih baik, tidak begitu berbeda dengan persentase pemilih yang datang dengan harapan yang biasa saja. k. Teknis Pelaksanaan 1) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan kepahaman pemilih terhadap teknis pelaksanaan pemilu Untuk mengetahui hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan kepahaman pemilih terhadap teknis pelaksanaan pemilu, disusun rekapitulasi data seperti pada tabel 4.37.Berdasarkan data pada tabel tersebut, maka dapat ditentukan nilai dari 2 dan kesimpulannya. Tabel 4.37 Rekapitulasi Data Berdasarkan Anggapan terhadap Tingkat Kesulitan Teknis Pilpres Merasa sulit terhadap teknis Pilpres Jumlah Ya Tidak Datang Tidak Datang Jumlah

57 42 0,91 3,84 Kesulitan teknis pemilu tidak berpengaruh terhadap kedatangan/ ketidakdatangan pemilih ke TPS 2) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan pengetahuan pemilih bahwa KTP bisa digunakan jika tidak terdaftar sebagai pemilih Untuk melihat hubungan tersebut, disusun rekapitulasi data sebagai berikut. Tabel 4.38 Rekapitulasi Data Berdasarkan Pengetahuan tentang Penggunaan KTP dalam Pilpres Tahu bahwa KTP bisa digunakan jika tidak terdaftar sebagai pemilih Jumlah Ya Tidak Datang 401 (83,54%) 148 (46,98%) 549 Tidak Datang Jumlah Berdasarkan data pada tabel tersebut, maka dapat ditentukan nilai dari 2 dan kesimpulannya yaitu sebagai berikut. 117,25 3,84 Pengetahuan pemilih tentang penggunaan KTP dalam Pemilu berpengaruh terhadap kedatangan/ketidakdatangan pemilih ke TPS 3) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan terdaftar tidaknya pemilih di Daftar Pemilih Tetap Untuk melihat hubungan tersebut, disusun rekapitulasi data sebagai tertera dalam Tabel Berdasarkan data pada tabel tersebut, maka dapat ditentukan nilai dari 2 dan kesimpulannya.

58 43 Tabel 4.39 Rekapitulasi Data Berdasarkan Terdaftar Tidaknya Pemilih di DPT Terdaftar sebagai pemilih di TPS Jumlah Ya Tidak Datang 542 (71,50%) 3 (23,08%) 545 Tidak datang Jumlah ,22 3,84 Terdaftar tidaknya pemilih dalam DPT berpengaruh terhadap kedatangan/ ketidakdatangan pemilih ke TPS 4) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan perolehan surat undangan untuk pemilih datang ke TPS Untuk melihat hubungan tersebut, disusun rekapitulasi data sebagai berikut. Tabel 4.40 Rekapitulasi Data Berdasarkan Perolehan Undangan Pilpres Terdaftar sebagai pemilih di TPS Jumlah Ya Tidak Datang 542 (71,50%) 3 (23,08%) 545 Tidak datang Jumlah Berdasarkan data pada tabel tersebut, maka dapat ditentukan nilai dari 2 dan kesimpulannyayaitu sebagai berikut. 15,07 3,84 Perolehan surat undangan untuk pemilih untuk datang ke TPS berpengaruh terhadap kedatangan/ ketidakdatangan pemilih ke TPS

59 44 l. Motivasi Pemilih Datang ke TPS Berdasarkan data responden yang datang ke TPS pada Pemilu Presiden, disusun rekapitulasi data seperti pada tabel berikut. Tabel 4.41 Rekapitulasi Data tentang Motivasi Datang ke TPS Pilpres Motivasi datang ke TPS Jumlah Persentase Kesadaran sendiri ,67 Ajakan saudara/teman/tetangga 10 1,85 Paksaan dari pihak lain 2 0,37 Lainnya 6 1,11 Dari tabel tersebut sangat jelas bahwa mereka yang datang ke TPS, mayoritas adalah atas kesadaran sendiri. m. Alasan pemilih tidak datang ke TPS pada Pemilu Presiden Untuk mengetahui alasan ketidakdatangan ke TPS pada Pemilu Presiden, hasil angket direkapitulasi sebagai berikut. Tabel 4.42 Rekapitulasi Data tentang Alasan Tidak Datang ke TPS Pilpres Penyebab tidak datang Jumlah Persen Tidak percaya hasil Pemilu 23 9,79 Tidak ada pilihan dari calon yang ada 17 7,23 Alasan teknis (sakit, pindah TPS, ketiduran, dll) 48 20,43 Alasan Lain (bekerja dan kuliah) ,55 Ternyata persentase terbesar alasan untuk pemilih yang tidak datang ke TPS adalah alasan lain seperti bekerja dan kuliah. Hal ini berarti, yang tidak datang ke TPS lebih memilih atau mementingkan bekerja dan kuliah daripada kembali ke tempat asalnya untuk memilih calon presiden.urutan kedua ada pada alasan teknis seperti sakit, pindah TPS, ketiduran dan lain-lain.untuk lebih jelasnya hal ini disajikan dalam Gambar 4.4.

60 45 Tidak Percaya hasil Pemilu Tidak ada pilihan dari calon yang ada Alasan Teknis (sakit, pindah TPS, ketiduran, dll) Alasan Lain (bekerja dan kuliah) Gambar 4.4 Alasan Pemilih Tidak Datang ke TPS Pilpres 3. Hasil Data Angket Pemilu Kepala Daerah (Pilkada) a. Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan jenis kelamin Untuk menentukan hubungan antara kedatangan dengan ketidakdatangan pemilih dengan jenis kelamin, disusun rekapitulasi data sebagai berikut. Tabel 4.43 Rekapitulasi Responden Pilkada Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah Datang Tidak datang Jumlah Berdasarkan data pada tabel tersebut, maka dapat ditentukan nilai dari 2 dan kesimpulannya yaitu sebagai berikut. 0,02 3,84 Jenis kelamin tidak berpengaruh terhadap kedatangan/ketidakdatangan pemilih ke TPS

61 46 b. Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan usia Untuk menentukan hubungan antara kedatangan dengan ketidakdatangan pemilih dengan usia, disusun rekapitulasi data sebagai berikut. Tabel 4.44 Rekapitulasi Responden Pilkada Berdasarkan Usia Usia (tahun) < >= 50 Jumlah Datang Tidak datang Jumlah Berdasarkan data pada tabel tersebut, maka dapat ditentukan nilai dari 2 dan kesimpulannyayaitu sebagai berikut. 2,14 9,49 Usia tidak berpengaruh terhadap kedatangan/ketidakdatangan pemilih ke TPS c. Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan tingkat pendidikan berikut. Untuk menentukan hubungan hal ini, disusun rekapitulasi data sebagai Tabel 4.45 Rekapitulasi Responden Pilkada Berdasarkan Pendidikan Terakhir Pendidikan Tidak Diploma/ Jumlah SD SMP SMA sekolah sarjana Datang Tidak datang Jumlah Berdasarkan data pada tabel tersebut, maka dapat ditentukan nilai dari 2 dan kesimpulannyayaitu sebagai berikut. 29,36 9,49 Tingkat pendidikan berpengaruh terhadap kedatangan/ketidakdatangan pemilih ke TPS

62 47 Karena tingkat pendidikan berpengaruh terhadap kedatangan pemilih ke TPS, dihitung persentase pemilih yang datang untuk tiap tingkat pendidikan. Persentase yang datang Tidak sekolah Pendidikan SD SMP SMA Diploma/ sarjana 0,50 0,73 0,74 0,85 0,94 Dari tabel di atas tampak bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin tinggi kecenderungan untuk datang memilih. d. Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan pekerjaan Untuk menentukan hubungan antara kedatangan dengan ketidakdatangan pemilih dengan pekerjaan pemilih, disusun rekapitulasi data sebagai berikut. Tabel 4.46 Rekapitulasi Responden Pilkada Berdasarkan Pekerjaan Pekerjaan PNS Wiraswasta Buruh Pensiunan Petani Lainnya Jumlah Datang Tidak datang Jumlah Berdasarkan data pada tabel tersebut, maka dapat ditentukan nilai dari 2 dan kesimpulannyayaitu sebagai berikut. 19,84 11,07 Jenis pekerjaan berpengaruh terhadap kedatangan/ketidakdatangan pemilih ke TPS Karena pekerjaan berpengaruh terhadap kedatangan pemilih ke TPS, dihitung persentase pemilih yang datang untuk tiap jenis pekerjaan. Persentase yang datang Pekerjaan PNS Wiraswasta Buruh Pensiunan Petani Lainnya 95,83 86,01 73,42 85,71 72,55 79,85

63 48 Sama halnya pada Pemilu Legislatif, yang datang persentase tertinggi yang bekerja sebagai PNS, berikutnya diikuti oleh wiraswasta yang hampir sama dengan pensiunan. Persentase terendah adalah petani, yang hampir sama dengan buruh. e. Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan penghasilan Untuk menentukan hubungan antara kedatangan dengan ketidakdatangan pemilih dengan jumlah penghasilan pemilih, disusun rekapitulasi data sebagai berikut. Tabel 4.47 Rekapitulasi Responden Pilkada Berdasarkan Penghasilan Penghasilan Tidak Jumlah < 1jt 1-3 jt > 3jt Tidak ada berpenghasilan data Datang Tidak datang Jumlah Berdasarkan data pada tabel tersebut, maka dapat ditentukan nilai dari 2 dan kesimpulannyayaitu sebagai berikut. 2,52 9,49 Besarnya penghasilan tidak berpengaruh terhadap kedatangan/ketidakdatangan pemilih ke TPS f. Sosialisasi 1) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan pemilih ke TPS dengan sosialisasi yang dilakukan oleh KPU Untuk menentukan hubungan antara kedatangan dengan ketidakdatangan pemilih dengan sosialisasi yang dilakukan oleh KPU, disusun rekapitulasi data dalam Tabel 4.48.Berdasarkan data pada tabel tersebut, maka dapat ditentukan nilai dari 2 dan kesimpulannya.

64 49 Tabel 4.48 Rekapitulasi Data Berdasarkan Perolehan Sosialisasi Pilkada dari KPU Mendapat sosialisasi dari KPU Ya Tidak Jumlah Datang 572 (91,67%) 67 (42,41%) 639 Tidak datang Jumlah ,47 3,84 Sosialisasi dari KPU berpengaruh terhadap kedatangan/ketidakdatangan pemilih ke TPS 2) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan pemilih ke TPS dengan sosialisasi yang dilakukan oleh selain KPU Untuk menentukan hubungan antara kedatangan dengan ketidakdatangan pemilih dengan sosialisasi yang dilakukan oleh selain KPU, disusun rekapitulasi data sebagai berikut. Tabel 4.49 Rekapitulasi Data Berdasarkan Perolehan Sosialisasi Pilkada dari selain KPU Mendapat sosialisasi dari selain KPU (parpol, LSM, Pemda) Jumlah Ya Tidak Datang 373 (90,31%) 260 (71,42%) 633 Tidak datang Jumlah Berdasarkan data pada tabel tersebut, maka dapat ditentukan nilai dari 2 dan kesimpulannyayaitu sebagai berikut. 44,47 3,84 Sosialisasi dari selain KPU berpengaruh terhadap kedatangan/ketidakdatangan pemilih ke TPS

65 50 3) Bentuk sosialisasi Sosialisasi mengenai pemilu dilakukan melalui berbagai media dengan rekapitulasi data sebagai berikut. Tabel 4.50 Rekapitulasi Jenis Media Sosialisasi Pilkada Media pemilih Datang Tidak datang Surat Kabar Televisi Radio Internet Alat Peraga Tatap Muka Adapun diagram batang dari data tersebut disajikan pada gambar berikut Datang Tidak Datang Surat Kabar Televisi Radio Internet Alat Peraga Tatap Muka Lainnya Gambar 4.5 Media Sosialisasi Pilkada Menurut Pemilih ke TPS Dari diagram di atas, terlihat bahwa untuk pemilih yang datang ke TPS pada Pilkada, ternyata mayoritas mendapatkan sosialisasi melalui media alat peraga dan televisi, sehingga dapat dikatakan keduanya memiliki andil yang cukup besar terhadap kedatangan pemilih ke TPS.

66 51 g. Tingkat kepentingan Pilkada menurut pemilih 1) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan anggapan pemilih akan pentingnya Pilkada Untuk melihat hubungan kedatangan pemilih dengan anggapan pemilih akan pentingnya Pilkada, disusun rekapitulasi data sebagai berikut. Tabel 4.51 Rekapitulasi Data Berdasarkan Anggapan Tingkat Kepentingan Pilkada Sangat penting Seberapa penting Pilkada Cukup penting Tidak penting Jumlah Datang 363 (86,63%) 282 (77,26%) 3 (21,42%) 648 Tidak datang Jumlah Berdasarkan data pada tabel tersebut, maka dapat ditentukan nilai dari 2 dan kesimpulannyayaitu sebagai berikut. 44,59 5,99 Anggapan pemilih akan pentingnya Pilkada berpengaruh terhadap kedatangan/ketidakdatangan pemilih ke TPS 2) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan pada pilkada dengan aktivitas rutin pemilih Untuk melihat hubungan kedatangan pemilih dengan aktivitas rutinnya, disusun rekapitulasi data sebagai berikut. Tabel 4.52 Rekapitulasi Data Berdasarkan Aktivitas Rutin Mengganggu Aktivitas Rutin Ya Tidak Jumlah Datang Tidak datang Jumlah

67 52 Berdasarkan data pada tabel tersebut, maka dapat ditentukan nilai dari 2 dan kesimpulannyayaitu sebagai berikut. 3,56 3,84 Anggapan responden akan mengganggu atau tidaknya aktivitas rutin mereka tidak berpengaruh terhadap kedatangan/ketidakdatangan pemilih ke TPS h. Mengenal calon kepala daerah 1) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan pemilih dengan sejauhmana pemilih mengenal calon kepala daerah Untuk melihat hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan pemilih dengan sejauhmana pemilih mengenal calon kepala daerah, disusun rekapitulasi data sebagai berikut. Tabel 4.53 Rekapitulasi Data Berdasarkan Sejauhmana Responden Mengenal Calon Kepala Daerah Mengenal calon kepala daerah Ya Tidak Jumlah Datang 468 (85,09%) 169 (72,22%) 637 Tidak datang Jumlah Berdasarkan data pada tabel tersebut, maka dapat ditentukan nilai dari 2 dan kesimpulannyayaitu sebagai berikut. 17,00 3,84 Dikenal tidaknya calon kepala daerah oleh pemilih berpengaruh terhadap kedatangan/ ketidakdatangan pemilih ke TPS 2) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan pemilih dengan sosialisasi visi misi calon kepala daerah

68 53 Untuk melihat hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan pemilih dengan sejauhmana pemilih mengetahui visi misi calon presiden, disusun rekapitulasi data sebagai berikut. Tabel 4.54 Rekapitulasi Data Berdasarkan Sejauhmana Responden Mengetahui Visi Misi Calon Kepala Daerah Tahu visi misi calon kepala daerah Jumlah Ya Tidak Datang 309 (92,23%) 329 (73,11%) 638 Tidak datang Jumlah Berdasarkan data pada tabel tersebut, maka dapat ditentukan nilai dari 2 dan kesimpulannyayaitu sebagai berikut. 44,92 3,84 Pengetahuan mengenai visi misi calon kepala daerah berpengaruh terhadap kedatangan/ ketidakdatangan pemilih ke TPS i. Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan pemilih dengan tingkat kepercayaan bahwa hasil pilkada akan membawa perubahan ke arah yang lebih baik Untuk melihat hubungan ini disusun rekapitulasi data sebagai berikut. Tabel 4.55 Rekapitulasi Data Berdasarkan Kepercayaan terhadap Dampak Positif Hasil Pilkada Harapan hasil Pilkada membawa perubahan ke arah lebih baik Jumlah Tidak ada Sangat besar Biasa saja harapan Datang 388 (88,38%) 238 (74,14%) 5 (29,41%) 631 Tidak datang Jumlah

69 54 Berdasarkan data pada tabel tersebut, maka dapat ditentukan nilai dari 2 dan kesimpulannyayaitu sebagai berikut. 55,20 5,99 Tingkat kepercayaan pemilih bahwa hasil Pilkada akan membawa dampak ke arah yang lebih baik berpengaruh terhadap kedatangan/ketidakdatangan pemilih ke TPS Tampak bahwa semakin besar harapan pemilih bahwa hasil Pilkada akan membawa perubahan lebih baik, semakin tinggi kecenderungan untuk datang memilih. j. Teknis Pelaksanaan 1) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan kepahaman pemilih terhadap teknis pelaksanaan Pilkada Untuk mengetahui hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan kepahaman pemilih terhadap teknis pelaksanaan pemilu, disusun rekapitulasi data seperti pada tabel berikut. Tabel 4.56 Rekapitulasi Data Berdasarkan Anggapan terhadap Tingkat Kesulitan Teknis Pilkada Merasa sulit terhadap teknis Pilkada Ya Tidak Jumlah Datang Tidak datang Jumlah Berdasarkan data pada tabel tersebut, maka dapat ditentukan nilai dari 2 dan kesimpulannya yaitu sebagai berikut. 1. Kesulitan teknis Pilkada tidak 1,21 3,84 berpengaruh terhadap kedatangan/ketidakdatangan pemilih ke TPS

70 55 2) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan pengetahuan pemilih bahwa KTP bisa digunakan jika tidak terdaftar sebagai pemilih Untuk melihat hubungan tersebut, disusun rekapitulasi data berikut. Tabel 4.57 Rekapitulasi Data Berdasarkan Pengetahuan Responten tentang Penggunaan KTP dalam Pilkada Tahu bahwa KTP bisa digunakan jika tidak terdaftar sebagai pemilih Jumlah Ya Tidak Datang 415 (86,46%) 230 (73,02%) 645 Tidak datang Jumlah Berdasarkan data pada tabel tersebut, maka dapat ditentukan nilai dari 2 dan kesimpulannya yaitu sebagai berikut. 21,58 3,84 Pengetahuan pemilih tentang penggunaan KTP dalam Pilkada berpengaruh terhadap kedatangan/ketidakdatangan pemilih ke TPS 3) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan terdaftar tidaknya pemilih di Daftar Pemilih Tetap Untuk melihat hubungan tersebut, disusun rekapitulasi data sebagai berikut. Tabel 4.58 Rekapitulasi Data Berdasarkan Terdaftar Tidaknya Pemilih di DPT Terdaftar sebagai pemilih di TPS Ya Tidak Jumlah Datang 638 (84,73%) 2 (15,38%) 640 Tidak datang Jumlah Berdasarkan data pada tabel tersebut, maka dapat ditentukan nilai dari 2 dan kesimpulannya yaitu sebagai berikut.

71 56 39,81 3,84 Terdaftar tidaknya pemilih dalam DPT berpengaruh terhadap kedatangan/ ketidakdatangan pemilih ke TPS 4) Hubungan antara kedatangan dan ketidakdatangan dengan perolehan surat undangan untuk pemilih datang ke TPS Untuk melihat hubungan tersebut, disusun rekapitulasi data sebagai berikut. Tabel 4.59 Rekapitulasi Data Berdasarkan Perolehan Undangan Pilkada Mendapat undangan Ya Tidak Jumlah Datang 622 (83,37%) 19 (51,35%) 641 Tidak datang Jumlah Berdasarkan data di atas, maka kesimpulannyasebagai berikut. 22,25 3,84 Perolehan surat undangan untuk datang ke TPS berpengaruh terhadap kedatangan/ketidakdatangan pemilih ke TPS k. Motivasi pemilih datang ke TPS Berdasarkan data responden yang datang ke TPS pada Pilkada, disusun rekapitulasi data seperti pada tabel berikut. Tabel 4.60 Rekapitulasi Data tentang Motivasi Datang ke TPS Pilkada Motivasi datang ke TPS Jumlah Persen Kesadaran sendiri ,77 Ajakan saudara/teman/tetangga 7 1,11 Paksaan dari pihak lain 1 0,16 Lainnya 6 0,96

72 57 Dari tabel tersebut sangat jelas bahwa mereka yang datang ke TPS, mayoritas adalah atas kesadaran sendiri. l. Alasan pemilih tidak datang ke TPS pada Pilkada Untuk mengetahui alasan ketidakdatangan ke TPS pada Pilkada, hasil angket direkapitulasi sebagai berikut. Tabel 4.61 Rekapitulasi Data tentang Alasan Tidak Datang ke TPS Pilkada Penyebab tidak datang Jumlah Persen Tidak percaya hasil Pilkada 21 15,22 Tidak ada pilihan dari calon yang ada 4 2,90 Alasan teknis (sakit, pindah TPS, ketiduran, dll) 49 35,51 Alasan Lain (bekerja dan kuliah) 64 46,38 Jumlah ,1 Keadaan di atas dapat ditampilkan dalam diagram lingkaran seperti tampak dalam Gambar 4.6. Tidak Percaya hasil Pemilu Tidak ada pilihan dari calon yang ada Alasan Teknis (sakit, pindah TPS, ketiduran, dll) Alasan Lain (bekerja dan kuliah) Gambar 4.6 Alasan Pemilih Tidak Datang ke TPS Pilkada Sama halnya dengan kegiatan Pileg dan Pilpres, persentase terbesar alasan untuk pemilih yang tidak datang ke TPS adalah alasan lain seperti bekerja dan

73 58 kuliah. Urutan kedua ada pada alasan teknis seperti sakit, pindah TPS, ketiduran dan lain-lain. B. Pembahasan 1. Pembahasan Mengenai Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada /Ketidakdatangan Pemilih ke TPS Sebelum dikaji lebih lanjut faktor-faktor apa saja yang berhubungan/ berpengaruh dan yang tidak berhubungan/berpengaruh terhadap kedatangan/ketidakdatangan pemilih ke TPS pada ketiga kegiatan pemilu, terlebih dahulu dibuatkan tabel sebagai ringkasan dari hasil analisis data sebagaimana telah diuraikan pada bagian A pada Bab IV ini. Tabel 4.62 menyajikan ringkasan tersebut. Tabel 4.62 Ringkasan Hasil Uji Hubungan Faktor-Faktor Terkait Kegiatan Pemilu dengan /Ketidakdatangan Pemilih No. Faktor Hubungan/Pengaruh terhadap /Ketidakdatangan Pileg Pilpres Pilkada Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak 1 Jenis kelamin 2 Usia 3 Pendidikan terakhir 4 Pekerjaan 5 Penghasilan 6 Perolehan sosialisasi dari KPU 7 Perolehan sosialisasi dari selain KPU 8 Kepahaman terhadap tujuan pemilu Anggapan pentingnya pemilu 10 Aktivitas rutin pemilih

74 59 No. Faktor Hubungan/Pengaruh terhadap /Ketidakdatangan Pileg Pilpres Pilkada Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak 11 Minat berpartisipasi dalam pemilu 12 Daerah asal calon Sejauhmana mengenal calon 14 Sosialisasi visi misi calon 15 Tingkat kepercayaan hasil pemilu akan membawa perubahan yang lebih baik 16 Anggapan terhadap kesulitan teknis pelaksanaan pemilu 17 Pengetahuan bahwa KTP bisa digunakan jika tidak terdaftar sebagai pemilih 18 Terdaftar tidaknya pemilih di DPT 19 Perolehan surat undangan datang ke TPS Dapat dikemukakan di sini bahwa: 1) Faktor jenis kelamin berhubungan dengan kedatangan/ketidakdatangan pemilih pada kegiatan Pilpres, tetapi tidak berhubungan pada kegiatan Pileg dan Pilkada. Pada Pilpres, pemilih laki-laki lebih tinggi kecenderungan untuk datang dibanding pemilih wanita. 2) Faktor usia pemilih tidak berhubungan dengan kedatangan/ketidakdatangan pemilih pada ketiga kegiatan pemilu.

75 60 3) Faktor penghasilan pemilih tidak berhubungan dengan kedatangan/ ketidakdatangan pemilih pada ketiga kegiatan pemilu. 4) Faktor pendidikan terakhir berpengaruh terhadap kedatangan/ketidakdatangan pemilih pada ketiga kegiatan pemilu. Semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin tinggi kecenderungan untuk datang ke TPS. 5) Faktor pekerjaan berpengaruh terhadap kedatangan/ketidakdatangan pemilih pada ketiga kegiatan pemilu. Pemilih PNS, pensiunan, dan wiraswasta cenderung datang ke TPS dibanding petani dan buruh. 6) Sosialisasi pemilu dari KPU berpengaruh terhadap kedatangan/ketidakdatangan pemilih pada ketiga kegiatan pemilu.pemilih yang memperoleh sosialisasi kecenderungan datangnya lebih tinggi daripada yang tidak. 7) Sosialisasi pemilu dari selain KPU berpengaruh terhadap kedatangan/ketidakdatangan pemilih pada ketiga kegiatan pemilu. Hal yang sama seperti pada butir 6. 8) Kepahaman terhadap tujuan Pemilu berpengaruh terhadap kedatangan/ ketidakdatangan pemilih pada Pileg. Semakin paham tujuan, semakin tinggi kecenderungan untuk datang. 9) Anggapan pemilih akan pentingnya pemilu berpengaruh terhadap kedatangan/ketidakdatangan pemilih pada ketiga kegiatan pemilu. Semakin menganggap penting pemilu tersebut, semakin tinggikecenderungan datang ke TPS. 10) Aktivitas rutin pemilih tidak berpengaruh terhadap kedatangan/ ketidakdatangan pada kegiatan Pileg dan Pilkada, tetapi berpengaruh pada Pilpres. Pada Pilpres, pemilih cenderung melaksanakan aktivitas rutin mereka dibanding datang ke TPS. 11) Minat untuk berpartisipasi dalam pemilu berpengaruh terhadap kedatangan/ketidakdatangan pemilih pada ketiga kegiatan pemilu. Semakin tinggi minat, semakin tinggi kecenderungan untuk datang ke TPS. 12) Ada/tidaknya calon anggota legislatif dari daerah asal pemilih berpengaruh terhadap kedatangan/ketidakdatangan pemilih pada Pileg, dalam hal ini

76 61 pemilih yang ada calon yang berasal dari daerah asal pemilih lebih besarkecenderungan untuk datang dibanding pemilih yang tidak ada calon yang berasal dari daerahnya. 13) Sejauhmana pemilih mengenal calon legislatif, calon presiden, dan calon kepala daerah, berpengaruh terhadap kedatangan/ketidakdatangan pemilih. Pemilih yang mengenal calon, lebih tinggi kecenderungan datang ke TPS dibanding pemilih yang tidak mengenal calon. 14) Sejauhmana pemilih mengetahui visi dan misi calon legislatif, calon presiden, dan calon kepala daerah berpengaruh terhadap kedatangan/ketidakdatangan pemilih. Pemilih yang mengetahui visi misi calon, lebih tinggi kecenderungan datang ke TPS dibanding pemilih yang tidak mengetahui. 15) Tingkat kepercayaan pemilih bahwa hasil pemilu akan membawa perubahan ke arah yang lebih baik berpengaruh terhadap kedatangan/ketidakdatangan pemilih pada Pileg dan Pilkada, tetapi tidak berpengaruh pada Pilpres. Pada Pileg dan Pilkada, semakin tinggi tingkat kepercayaan, semakin tinggikecenderungan untuk datang ke TPS. 16) Anggapan pemilih terhadap kesulitan teknis dalam pelaksanaan pemilu tidak berpengaruh terhadap kedatangan/ketidakdatangan pada ketiga pemilu tersebut. 17) Pengetahuan pemilih bahwa KTP bisa digunakan jika tidak terdaftar sebagai pemilu berpengaruh terhadap kedatangan/ketidakdatangan pada ketiga pemilu tersebut. Pemilih yang tahu tentang hal ini lebih tinggi kecenderungannya untuk datang dibanding yang tidak tahu. 18) Terdaftar/tidaknya pemilih di Daftar Pemilih Tetap (DPT) berpengaruh terhadap kedatangan/ketidakdatangan pada ketiga pemilu. Pemilih yang terdaftar di DPT lebih tinggi kecenderungannya untuk datang dibanding yang tidak terdaftar. 19) Perolehan surat undangan untuk datang ke TPS berpengaruh terhadap kedatangan/ketidakdatangan pada ketiga pemilu tersebut. Pemilih yang mendapat undangan lebih tinggi kecenderungannya untuk datang daripada yang tidak mendapat undangan.

77 62 2. Pembahasan Mengenai Media Sosialisasi Pemilu Tabel-tabel berikut menampilkan urutan jenis media sosialisasi menurut banyaknya media tersebutmenjangkau pemilih dan dipergunakan sebagai sumber informasi mengenai kegiatan pemilu. Tabel 4.63 Urutan Media Sosialisasi Pemilu yang Digunakan Pemilih yang Datang Media Urutan Pileg Pilpres Pilkada Surat Kabar Televisi Radio Internet Alat Peraga Tatap Muka Lainnya 7 Tabel 4.64 Urutan Media Sosialisasi Pemilu yang Digunakan Pemilih yang Tidak Datang Media Urutan Pileg Pilpres Pilkada Surat Kabar Televisi Radio 6 7 5,5 Internet 4 5 5,5 Alat Peraga Tatap Muka Lainnya 6 Dengan memperhatikan kedua tabel di atas, diketahui bahwa pemilih yang datang, memperoleh informasi pemilu terutama dari televisi dan alat peraga; sedangkan media yang kurang menjangkau atau kurang dimanfaatkan untuk mendapat informasi adalah radio dan internet. Hal serupa terjadi pada pemilih yang tidak datang.

78 63 3. Pembahasan Mengenai Motivasi Pemilih Datang ke TPS Untuk melihat bagaimana motivasi pemilih datang ke TPS pada umumnya, dapat ditelaah dari rekapitulasi persentase masing-masing pemilu seperti terlihat pada Tabel Tabel 4.65 Motivasi Pemilih Datang ke TPS Motivasi datang ke TPS Persentase Pileg Pilpres Pilkada Kesadaran sendiri 96,97 96,67 97,77 Ajakan saudara/teman/tetangga 1,75 1,85 1,11 Paksaan dari pihak lain 0,32 0,37 0,16 Lainnya 0,96 1,11 0,96 Data di atas memberikan informasi yang menggembirakan karena pemilih yang datang ke TPS hampir seluruhnya atas kesadaran sendiri, yakni di atas 96% dari pemilih yang datang pada ketiga pemilu. Ada yang datang karena paksaan dari pihak lain, namun persentasenya sangat kecil. 4. Pembahasan Mengenai Alasan Pemilih Tidak Datang ke TPS Kepada pemilih yang tidak datang ke TPS, ditanyakan alasannya. Tabel 4.66 memuat persentase dari masing-masing jenis alasan yang dikemukakan para pemilih, serta rank (urutan) berdasarkan persentase tersebut. Tabel 4.66 Alasan Pemilih Tidak Datang ke TPS Penyebab tidak datang Pileg Pilpres Pilkada % Rank % Rank % Rank Tidak percaya hasil Pemilu 15,79 3 9, ,22 3 Tidak ada pilihan dari calon yang ada 2,63 4 7,23 4 2,90 4 Alasan teknis (sakit, pindah TPS, ketiduran, dll) 37, , ,51 2 Alasan Lain (bekerja dan kuliah) 44, , ,38 1

79 64 Dengan memperhatikan tabel di atas, diketahui bahwa pemilih yang tidak datang ke TPS sebagian besar karena alasan lain, dalam hal ini responden mencantumkan kepentingan bekerja atau kepentingan kuliah. Persentase yang tinggi adalah pada Pilpres. Urutan kedua adalah alasan teknis, berikutnya tidak percaya hasil pemilu, dan keempat atau terakhir adalah karena tidak ada pilihan dari calon yang ada.

80 65 BAB V KESIMPULAN & SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut. 1. Meningkatnya angka partisipasi pada pemilu legislatif disebabkan sosialisasi yang dilakukan oleh KPU dan selain KPU telah dilakukan dengan sangat baik sehingga mereka faham dengan tujuan dan pentingnya pemilu, paham terhadap teknis pelaksanaan pemilu; banyak caleg berasal dari daerah pemilihannya sehingga masyarakat lebih mengenal caleg beserta visi misinya; kepercayaan masyarakat yang tinggi terhadap hasil pemilu yang akan membawa perubahan ke arah yang lebih baik. 2. Hal-hal yang mempengaruhi kehadiran dan ketidakhadiran pemilih di TPS pada pemilu legislatif, pemilu presiden dan pemilu kepala daerah adalah: a. Faktor jenis kelamin berhubungan dengan kedatangan/ketidakdatangan pemilih pada kegiatan Pilpres, tetapi tidak berhubungan pada kegiatan Pileg dan Pilkada. Pada Pilpres, pemilih laki-laki lebih tinggi kecenderungan untuk datang dibanding pemilih wanita. b. Faktor usia pemilih tidak berhubungan dengan kedatangan/ketidakdatangan pemilih pada ketiga kegiatan pemilu. c. Faktor penghasilan pemilih tidak berhubungan dengan kedatangan/ ketidakdatangan pemilih pada ketiga kegiatan pemilu. d. Faktor pendidikan terakhir berpengaruh terhadap kedatangan/ketidakdatangan pemilih pada ketiga kegiatan pemilu. Semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin tinggi kecenderungan untuk datang ke TPS. 65

81 66 e. Faktor pekerjaan berpengaruh terhadap kedatangan/ketidakdatangan pemilih pada ketiga kegiatan pemilu. Pemilih PNS, pensiunan, dan wiraswasta cenderung datang ke TPS dibanding petani dan buruh. f. Sosialisasi pemilu dari KPU berpengaruh terhadap kedatangan/ ketidakdatangan pemilih pada ketiga kegiatan pemilu. Pemilih yang memperoleh sosialisasi kecenderungan datangnya lebih tinggi daripada yang tidak. g. Sosialisasi pemilu dari selain KPU berpengaruh terhadap kedatangan/ ketidakdatangan pemilih pada ketiga kegiatan pemilu. Hal yang sama seperti pada butir 6. h. Kepahaman terhadap tujuan Pemilu berpengaruh terhadap kedatangan/ ketidakdatangan pemilih pada Pileg. Semakin paham tujuan, semakin tinggi kecenderungan untuk datang. i. Anggapan pemilih akan pentingnya pemilu berpengaruh terhadap kedatangan/ketidakdatangan pemilih pada ketiga kegiatan pemilu. Semakin menganggap penting pemilu tersebut, semakin tinggi kecenderungan datang ke TPS. j. Aktivitas rutin pemilih tidak berpengaruh terhadap kedatangan/ ketidakdatangan pada kegiatan Pileg dan Pilkada, tetapi berpengaruh pada Pilpres. Pada Pilpres, pemilih cenderung melaksanakan aktivitas rutin mereka dibanding datang ke TPS. k. Minat untuk berpartisipasi dalam pemilu berpengaruh terhadap kedatangan/ ketidakdatangan pemilih pada ketiga kegiatan pemilu. Semakin tinggi minat, semakin tinggi kecenderungan untuk datang ke TPS. l. Ada/tidaknya calon anggota legislatif dari daerah asal pemilih berpengaruh terhadap kedatangan/ketidakdatangan pemilih pada Pileg, dalam hal ini pemilih yang ada calon yang berasal dari daerah asal pemilih lebih besar kecenderungan untuk datang dibanding pemilih yang tidak ada calon yang berasal dari daerahnya.

82 67 m. Sejauhmana pemilih mengenal calon legislatif, calon presiden, dan calon kepala daerah, berpengaruh terhadap kedatangan/ketidakdatangan pemilih. Pemilih yang mengenal calon, lebih tinggi kecenderungan datang ke TPS dibanding pemilih yang tidak mengenal calon. n. Sejauhmana pemilih mengetahui visi dan misi calon legislatif, calon presiden, dan calon kepala daerah berpengaruh terhadap kedatangan/ketidakdatangan pemilih. Pemilih yang mengetahui visi misi calon, lebih tinggi kecenderungan datang ke TPS dibanding pemilih yang tidak mengetahui. o. Tingkat kepercayaan pemilih bahwa hasil pemilu akan membawa perubahan ke arah yang lebih baik berpengaruh terhadap kedatangan/ketidakdatangan pemilih pada Pileg dan Pilkada, tetapi tidak berpengaruh pada Pilpres. Pada Pileg dan Pilkada, semakin tinggi tingkat kepercayaan, semakin tinggi kecenderungan untuk datang ke TPS. p. Anggapan pemilih terhadap kesulitan teknis dalam pelaksanaan pemilu tidak berpengaruh terhadap kedatangan/ketidakdatangan pada ketiga pemilu tersebut. q. Pengetahuan pemilih bahwa KTP bisa digunakan jika tidak terdaftar sebagai pemilu berpengaruh terhadap kedatangan/ketidakdatangan pada ketiga pemilu tersebut. Pemilih yang tahu tentang hal ini lebih tinggi kecenderungannya untuk datang dibanding yang tidak tahu. r. Terdaftar/tidaknya pemilih di Daftar Pemilih Tetap (DPT) berpengaruh terhadap kedatangan/ketidakdatangan pada ketiga pemilu. Pemilih yang terdaftar di DPT lebih tinggi kecenderungannya untuk datang dibanding yang tidak terdaftar. s. Perolehan surat undangan untuk datang ke TPS berpengaruh terhadap kedatangan/ketidakdatangan pada ketiga pemilu tersebut. Pemilih yang mendapat undangan lebih tinggi kecenderungannya untuk datang daripada yang tidak mendapat undangan.

83 68 3. Angka partisipasi Pilpres tahun 2014 menyimpang dari pola pada pemilupemilu sebelumnya, dikarenakan rendahnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap hasil pemilu akan membawa perubahan ke arah yang lebih baik dibandingkan dengan pemilu presiden sebelumnya sehingga pemilih yang tidak datang ke TPS banyak yang lebih mementingkan aktivitas rutin mereka sehari-hari. 4. Berdasarkan hasil survey alasan pemilih tidak datang ke TPS (Golput) adalah alasan teknis (sakit, pindah TPS, ketiduran, dll) pada Pileg 37,50%, Pilpres 20,43%, Pilkada 35,51%; Alasan lain (bekerja dan kepentingan kuliah) (Pileg 44,08%, Pilpres 62,55%, Pilkada 46,38%); tidak percaya dengan hasil pemilu (Pileg 15,79%, Pilpres 9,79%, Pilkada 15,22%); tidak ada pilihan dari calon yang ada (Pileg 2,63%, Pilpres 7,23%, Pilkada 2,90%). B. SARAN Untuk perbaikan penyelenggaraan pemilu di masa mendatang, maka dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut : 1. Komisi Pemilihan Umum (KPU), KPU Provinsi dan Kabupaten /Kota agar melakukan pembenahan secara terus menerus dalam semua lini, agar penyelenggaraan dari pemilu ke pemilu selalu mengarah pada perbaikan yang optimal. 2. Agar lebih efektif, kegiatan sosialisasi sebaiknya dengan memperhatikan latar belakang pekerjaan, pendidikan, agama, jenis kelamin, dan usia, dengan menetapkan target-target yang jelas dan terukur.

84 69 3. Perlu upaya maksimal untuk menekan angka golput dan meningkatkan partisipasi pemilih, cara salah satunya dengan merancang dan mengadakan alat peraga sosialisasi yang lebih variatif. Disamping itu media sosialisasi yang lainnya seperti surat kabar, televisi, radio, internet dan tatap muka perlu lebih ditingkatkan lagi.

85 REKAPITULASI JUMLAH DAFTAR PEMILIH DAN TINGKAT PARTISIPASI PEMILIH DALAM PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM DI KABUPATEN SUMEDANG DARI TAHUN 2004 S/D KECAMATAN PILEG 2004 PILKADA 2008 PILEG 2009 PILPRES 2009 PILBUP 2013 PILGUB 2013 PILEG 2014 PILPRES 2014 DPT PARTISIPASI % DPT PARTISIPASI % DPT PARTISIPASI % DPT PARTISIPASI % DPT PARTISIPASI % DPT PARTISIPASI % DPT PARTISIPASI % DPT PARTISIPASI % 01 Jatinangor ,06% ,50% ,62% ,47% ,93% ,54% ,28% ,27% 02 Cimanggung ,06% ,36% ,70% ,16% ,25% ,32% ,66% ,39% 03 Tanjungsari ,92% ,62% ,99% ,64% ,28% ,22% ,40% ,31% 04 Sukasari ,01% ,89% ,77% ,55% ,94% ,84% ,32% ,18% 05 Pamulihan ,18% ,51% ,15% ,98% ,46% ,41% ,03% ,57% 06 Rancakalong ,00% ,69% ,22% ,48% ,53% ,50% ,19% ,73% 07 Smd. Selatan ,15% ,12% ,31% ,29% ,92% ,92% ,04% ,32% 08 Smd. Utara ,77% ,47% ,58% ,84% ,55% ,43% ,05% ,98% 09 Ganeas ,60% ,25% ,11% ,59% ,67% ,60% ,95% ,12% 10 Situraja ,65% ,44% ,94% ,81% ,75% ,43% ,34% ,06% 11 Cisitu ,34% ,37% ,68% ,12% ,66% ,68% ,15% ,21% 12 Darmaraja ,88% ,50% ,26% ,43% ,17% ,25% ,64% ,79% 13 Cibugel ,04% ,08% ,10% ,31% ,97% ,87% ,49% ,80% 14 Wado ,77% ,22% ,02% ,22% ,72% ,53% ,19% ,78% 15 Jatinunggal ,07% ,21% ,57% ,44% ,53% ,53% ,61% ,57% 16 Jatigede ,52% ,58% ,71% ,72% ,98% ,01% ,67% ,62% 17 Paseh ,70% ,77% ,15% ,34% ,24% ,27% ,52% ,91% 18 Tomo ,81% ,99% ,64% ,40% ,93% ,10% ,99% ,92% 19 Ujungjaya ,70% ,94% ,67% ,27% ,43% ,16% ,51% ,46% 20 Conggeang ,39% ,01% ,24% ,03% ,19% ,12% ,25% ,39% 21 Cimalaka ,67% ,05% ,72% ,02% ,06% ,08% ,47% ,28% 22 Cisarua ,45% ,38% ,79% ,34% ,99% ,17% ,45% ,94% 23 Tanjungkerta ,86% ,71% ,82% ,45% ,32% ,32% ,56% ,62% 24 Tanjungmedar ,96% ,68% ,10% ,62% ,89% ,90% ,74% ,50% 25 Buahdua ,85% ,35% ,60% ,84% ,94% ,95% #VALUE! ,69% 26 Surian ,42% ,92% ,89% ,31% ,98% ,88% ,51% ,27% JUMLAH ,47% ,73% ,70% ,97% ,75% ,72% ,98% ,84%

86 KUESIONER Riset Partisipasi Pemilih pada Pemilu Tahun 2014 dan Pemilukada Tahun 2013 A. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama (boleh tidak diisi) : 2. Alamat : 3. Usia : a. < 17 tahun b tahun c tahun d tahun e. > 50 tahun 4. Jenis kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan 5. Pekerjaan : a. PNS b. Wiraswasta c. Buruh d. Pensiunan e. Petani f. Lainnya 6. Pendidikan terakhir : a. Tidak sekolah b. SD c. SLTP d. SLTA e. Diploma f. Sarjana/Lebih 7. Penghasilan rata-rata per bulan : a. tidak berpenghasilan b. < 1 juta c. 1 3 juta d. > 3 juta B. PERTANYAAN 1. Apakah Anda datang ke TPS pada Pemilu tahun 2014 dan Pemilukada 2013 yang lalu? a. Datang Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD : Ya / Tidak b. Datang Pemilu Presiden : Ya / Tidak c. Datang Pemilukada : Ya / Tidak 2. Apakah Anda mendapatkan sosialisasi dari KPU tentang pelaksanaan Pemilu tahun 2014 dan Pemilukada 2013 yang lalu? a. Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD : Ya / Tidak b. Pemilu Presiden : Ya / Tidak c. Pemilukada : Ya / Tidak 3. Apabila Anda mendapatkan sosialisasi tentang Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD, dari media apa? (dapat memilih lebih dari satu) a. Surat kabar/koran d. Internet b. Televisi e. Alat peraga (spanduk, baligho, pamflet, brosur) c. Radio f. Pertemuan-pertemuan tatap muka g. Lainnya Apabila Anda mendapatkan sosialisasi tentang Pemilu Presiden, dari media apa? (dapat memilih lebih dari satu) a. Surat kabar/koran d. Internet b. Televisi e. Alat peraga (spanduk, baligho, pamflet, brosur) c. Radio f. Pertemuan-pertemuan tatap muka g. Lainnya...

87 5. Apabila Anda mendapatkan sosialisasi tentang Pemilukada, dari media apa? (dapat memilih lebih dari satu) a. Surat kabar/koran d. Internet b. Televisi e. Alat peraga (spanduk, baligho, pamflet, brosur) c. Radio f. Pertemuan-pertemuan tatap muka g. Lainnya Selain dari KPU, apakah Anda mendapatkan sosialisasi tentang pelaksanaan Pemilu tahun 2014 dan Pemilukada 2013? (Misalnya Partai Politik, LSM, Pemda, dll). a. Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD : Ya / Tidak b. Pemilu Presiden : Ya / Tidak c. Pemilukada : Ya / Tidak 7. Apakah kegiatan sosialisasi Pemilu tahun 2014 dan Pemilukada tahun 2013 oleh KPU sudah memadai? a. Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD : Sangat memadai / cukup memadai / kurang memadai b. Pemilu Presiden : Sangat memadai / cukup memadai / kurang memadai c. Pemilukada : Sangat memadai / cukup memadai / kurang memadai 8. Seberapa penting Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD tahun 2014 menurut Anda? a. Sangat penting b. Cukup penting c. Tidak penting 9. Seberapa penting Pemilu Presiden tahun 2014 menurut Anda? a. Sangat penting b. Cukup penting c. Tidak penting 10. Seberapa penting Pemilukada tahun 2013 menurut Anda? a. Sangat penting b. Cukup penting c. Tidak penting 11. Apakah ada calon anggota DPR, DPD dan DPRD yang berasal dari daerah/lingkungan Anda? a. Ada b. Tidak ada 12. Apakah Anda mengerti tujuan Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD untuk memilih apa? a. Sangat Mengerti b. Cukup mengerti c. Tidak mengerti 13. Seberapa besar harapan Anda terhadap Pemilu tahun 2014 dan Pemilukada 2013, sehingga hasilnya akan membawa perubahan yang baik? a. Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD : Sangat besar / Biasa saja / Tidak ada harapan b. Pemilu Presiden : Sangat besar / Biasa saja / Tidak ada harapan c. Pemilukada : Sangat besar / Biasa saja / Tidak ada harapan 14. Apakah Anda sudah mengenal Nama atau Foto para calon yang akan Anda pilih pada Pemilu tahun 2014 dan Pemilukada tahun 2013? a. Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD : Ya / Tidak b. Pemilu Presiden : Ya / Tidak c. Pemilukada : Ya / Tidak

88 15. Apakah Anda tahu Visi, Misi atau Program para calon pada Pemilu tahun 2014 dan Pemilukada tahun 2013? a. Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD : Ya / Tidak b. Pemilu Presiden : Ya / Tidak c. Pemilukada : Ya / Tidak 16. Apakah teknis pemungutan suara Pemilu tahun 2014 dan Pemilukada tahun 2013 menyulitkan Anda? (Misalnya Jumlah surat suara yang banyak, tata cara mencoblos, dll) a. Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD : Ya / Tidak b. Pemilu Presiden : Ya / Tidak c. Pemilukada : Ya / Tidak 17. Apakah Anda tahu, bahwa KTP dapat digunakan di TPS agar Anda dapat memilih jika Anda tidak terdaftar sebagai Pemilih atau jika Anda tidak mendapatkan undangan pemungutan suara pada Pemilu tahun 2014? a. Tahu b. Tidak tahu 18. Apakah Anda terdaftar sebagai Pemilih di TPS Anda pada Pemilu Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD serta Pemilukada tahun 2013? a. Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD : Ya / Tidak / Tidak tahu b. Pemilu Presiden : Ya / Tidak / Tidak tahu c. Pemilukada : Ya / Tidak / Tidak tahu 19. Apakah Anda mendapatkan undangan untuk melaksanakan pemungutan suara di TPS pada Pemilu tahun 2014 dan Pemilukada tahun 2013? a. Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD : Ya / Tidak b. Pemilu Presiden : Ya / Tidak c. Pemilukada : Ya / Tidak 20. Seberapa jauh lokasi TPS pada Pemilu tahun 2014 dan Pemilukada tahun 2013 dari tempat tinggal Anda? a. Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD : Jauh / Dekat b. Pemilu Presiden : Jauh / Dekat c. Pemilukada : Jauh / Dekat 21. Apakah pelaksanaan pemungutan suara Pemilu tahun 2014 dan Pemilukada tahun 2013 mengganggu aktivitas rutin Anda? a. Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD : Ya / Tidak b. Pemilu Presiden : Ya / Tidak c. Pemilukada : Ya / Tidak 22. Jika Anda datang ke TPS, apa motivasi Anda untuk datang? a. Kesadaran sendiri b. Ajakan saudara/teman/tetangga c. Paksaan dari pihak lain d. Lainnya...

89 23. Jika Anda tidak datang ke TPS, apa yang menyebabkan Anda tidak datang? a. Tidak percaya hasil Pemilu, karena tidak akan terlalu berpengaruh terhadap saya b. Tidak ada pilihan dari calon yang ada c. Karena alasan teknis (Misalnya Ada keluarga meninggal, ketiduran, sakit, pindah TPS, pindah domisili, tidak mendapatkan undangan, dll) d. Lainnya : 24. Seberapa besar minat Anda untuk berpartisipasi dalam Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD tahun 2014 dibanding Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD tahun 2009? a. Sangat besar b. Biasa saja c. Tidak berminat 25. Seberapa besar minat Anda untuk berpartisipasi dalam Pemilu Presiden tahun 2014 dibanding Pemilu Presiden tahun 2009? a. Sangat besar b. Biasa saja c. Tidak berminat Masukan / Saran untuk penyelenggaraan Pemilu di Kabupaten Sumedang :

90

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut (http://www.wikipedia.org). Dalam prakteknya secara teknis yang

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut (http://www.wikipedia.org). Dalam prakteknya secara teknis yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara demokrasi, dimana rakyat sebagai pemegang kekuasaan tertinggi pada suatu negara tersebut. Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah BAB I 1.1.Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN Reformasi yang dimulai sejak berakhirnya pemerintahan Orde Baru pada bulan Mei 1998, telah menghantarkan rakyat Indonesia kepada perubahan di segala bidang,

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN A. Tingkat Partisipasi Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Pada Pemilu Presiden 2014 Partisipasi merupakan salah satu aspek penting dalam

Lebih terperinci

PEDOMAN RISET TENTANG PARTISIPASI DALAM PEMILU KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA 2015

PEDOMAN RISET TENTANG PARTISIPASI DALAM PEMILU KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA 2015 PEDOMAN RISET TENTANG PARTISIPASI DALAM PEMILU KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA 2015 PENDAHULUAN Riset pemilu merupakan salah satu elemen strategis dalam manajemen pemilu. Riset tidak hanya memberikan

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN ANALISIS PENYEBAB MASYARAKAT TIDAK MENGGUNAKAN HAK PILIHNYA DALAM PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF TAHUN 2014 DI KABUPATEN TEGAL Oleh:

LAPORAN PENELITIAN ANALISIS PENYEBAB MASYARAKAT TIDAK MENGGUNAKAN HAK PILIHNYA DALAM PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF TAHUN 2014 DI KABUPATEN TEGAL Oleh: LAPORAN PENELITIAN ANALISIS PENYEBAB MASYARAKAT TIDAK MENGGUNAKAN HAK PILIHNYA DALAM PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF TAHUN 2014 DI KABUPATEN TEGAL Oleh: KPU Kabupaten Tegal bekerja sama dengan Lembaga Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pilgub Jabar telah dilaksanakan pada tanggal 24 Pebruari 2013, yang

BAB I PENDAHULUAN. Pilgub Jabar telah dilaksanakan pada tanggal 24 Pebruari 2013, yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pilgub Jabar telah dilaksanakan pada tanggal 24 Pebruari 2013, yang dilaksanakan secara langsung, yang merupakan salah satu bentuk Demokrasi. Bagi sebuah bangsa

Lebih terperinci

MASYARAKAT MUSI BANYUASIN : KECENDERUNGAN SIKAP DAN PERILAKU PEMILIH PADA PEMILU PRESIDEN SERTA PEMILU LEGISLATIF TAHUN 2014.

MASYARAKAT MUSI BANYUASIN : KECENDERUNGAN SIKAP DAN PERILAKU PEMILIH PADA PEMILU PRESIDEN SERTA PEMILU LEGISLATIF TAHUN 2014. MASYARAKAT MUSI BANYUASIN : KECENDERUNGAN SIKAP DAN PERILAKU PEMILIH PADA PEMILU PRESIDEN SERTA PEMILU LEGISLATIF TAHUN 2014. HASIL RISET PARTISIPASI MASYARAKAT OLEH KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MUSI

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Pekon Kediri berumur 17

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Pekon Kediri berumur 17 V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Identitas Responden Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Pekon Kediri berumur 17 tahun ke atas atau telah menikah. Responden tersebut telah memiliki

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan 56 V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Identitas Responden Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan yang berjumlah 100 responden. Identitas responden selanjutnya didistribusikan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Faktor Penyabab Masyarakat Yang Tidak Menggunakan Hak Pilihnya

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Faktor Penyabab Masyarakat Yang Tidak Menggunakan Hak Pilihnya V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Faktor Penyabab Masyarakat Yang Tidak Menggunakan Hak Pilihnya Untuk menganalisis mengapa masyarakat memilih tidak menggunakan hak pilihnya dalam pilkades (golput) diuraikan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode kombinasi ( mixed

METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode kombinasi ( mixed III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode kombinasi ( mixed methods). Metode penelitian kombinasi adalah metode penelitian yang menggabungkan antara metode

Lebih terperinci

Pola Surat Suara Tidak Sah dalam Pemilu Presiden 2014 di Daerah Istimewa Yogyakarta

Pola Surat Suara Tidak Sah dalam Pemilu Presiden 2014 di Daerah Istimewa Yogyakarta Pola Surat Suara Tidak Sah dalam Pemilu Presiden 2014 di Daerah Istimewa Yogyakarta Laporan Akhir Penelitian Pola Surat Suara Tidak Sah dalam Pemilu Presiden 2014 di Daerah Istimewa Yogyakarta kerjasama

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum (Pemilu) merupakan sarana pesta demokrasi dalam suatu

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum (Pemilu) merupakan sarana pesta demokrasi dalam suatu 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilihan umum (Pemilu) merupakan sarana pesta demokrasi dalam suatu negara yang menganut paham demokrasi. Pemilu menjadi sarana pembelajaran dalam mempraktikkan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Pekon Way Petai yang

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Pekon Way Petai yang V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Identitas Responden Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Pekon Way Petai yang telah memiliki hak pilih (17 tahun keatas atau telah menikah) dan telah

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI LOKASI. demi terciptanya demokrasi Indonesia yang berkualitas berdasarkan Pancasila dan

BAB II DESKRIPSI LOKASI. demi terciptanya demokrasi Indonesia yang berkualitas berdasarkan Pancasila dan BAB II DESKRIPSI LOKASI A. Komisi Pemilihan Umum (KPU) 1. Visi Terwujudnya Komisi Pemilihan Umum sebagai penyelenggara Pemilihan Umum yang memiliki integritas, profesional, mandiri, transparan dan akuntabel,

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Metode yang digunakan untuk mendapatkan data antara lain: - Tinjauan Pustaka : Buku Mengapa Kami Memilih Golput.

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Metode yang digunakan untuk mendapatkan data antara lain: - Tinjauan Pustaka : Buku Mengapa Kami Memilih Golput. BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Metode yang digunakan untuk mendapatkan data antara lain: - Tinjauan Pustaka : Buku Mengapa Kami Memilih Golput. - Media Elektronik : Internet, tv, dan radio. - Survei

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan DPRD sebagai penyalur aspirasi politik rakyat serta anggota DPD. sebagai penyalur aspirasi keanekaragaman daerah sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. dan DPRD sebagai penyalur aspirasi politik rakyat serta anggota DPD. sebagai penyalur aspirasi keanekaragaman daerah sebagaimana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hakekatnya Pemilu legislatif adalah untuk memilih anggota DPR dan DPRD sebagai penyalur aspirasi politik rakyat serta anggota DPD sebagai penyalur aspirasi keanekaragaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Juanda, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Juanda, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Para siswa yang masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA), adalah mereka yang berumur 17 sampai dengan 21 tahun merupakan pemilih pemula yang baru

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Sosialisasi politik merupakan salah satu cara dalam menyebarluaskan informasi politik, sehingga fungsi sosialisasi politik yaitu untuk memberikan pengetahuan dan pembelajaran

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Politik merupakan proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat

I. PENDAHULUAN. Politik merupakan proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Politik merupakan proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan khususnya dalam negara. Sistem politik

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. ini merupakan penjelmaan dari seluruh rakyat Indonesia. DPR dan DPRD dipilih oleh rakyat serta utusan daerah dan golongan

I. PENDAHULUAN. ini merupakan penjelmaan dari seluruh rakyat Indonesia. DPR dan DPRD dipilih oleh rakyat serta utusan daerah dan golongan BAB I I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 disebutkan bahwa kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilaksanakan adalah berupa penelitian eksplanasif artinya

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilaksanakan adalah berupa penelitian eksplanasif artinya BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian yang dilaksanakan adalah berupa penelitian eksplanasif artinya penelitian yang menjelaskan secara keseluruhan dari obyek yang diteliti dalam batas-batas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan, gambaran hubungan antar variabel, perumusan hipotesis sampai dengan

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan, gambaran hubungan antar variabel, perumusan hipotesis sampai dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian merupakan rangkaian sistematis dari penjelasan secara rinci tentang keseluruhan rencana penelitian mulai dari perumusan masalah, tujuan,

Lebih terperinci

JURNAL ILMU-ILMU TEKNIK - SISTEM, Vol. 11 No. 2

JURNAL ILMU-ILMU TEKNIK - SISTEM, Vol. 11 No. 2 PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN/WALI MURID (STUDI KASUS DI SLTPN 03 KECAMATAN KEPANJEN KABUPATEN MALANG) Wirawan Aryanto Balol 4 Abstrak: Di era otonomi pendidikan ini menjadikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pemilu merupakan proses pemilihan orang-orang untuk mengisi jabatan-jabatan

I. PENDAHULUAN. Pemilu merupakan proses pemilihan orang-orang untuk mengisi jabatan-jabatan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemilu merupakan proses pemilihan orang-orang untuk mengisi jabatan-jabatan politik tertentu. Jabatan-jabatan tersebut beraneka-ragam, mulai dari presiden, kepala daerah,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAFTAR ISI Persembahan.................................... i Abstrak.................................... ii Ringkasan Eksekutif.................................... iii Lembar Pengesahan........................................

Lebih terperinci

Press Release PEMANTAUAN PEMILU KEPALA DAERAH JAWA BARAT

Press Release PEMANTAUAN PEMILU KEPALA DAERAH JAWA BARAT 13 April 2008 Press Release PEMANTAUAN PEMILU KEPALA DAERAH JAWA BARAT Hari ini, tanggal 13 April 2008, masyarakat Jawa Barat untuk pertama kalinya mengikuti Pemilihan Umum Kepala Daerah untuk memilih

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan penelitian. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

Lebih terperinci

xiv digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.

xiv digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac. DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Indikator Variabel... 13 Tabel 3.1 Jumlah Populasi Mahasiswa... 41 Tabel 3.2 Jumlah Sampel Mahasiswa... 43 Tabel 3.3 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r... 50 Tabel 4.1 Perilaku

Lebih terperinci

BAB III DATA RESPONDEN

BAB III DATA RESPONDEN BAB III DATA RESPONDEN A. JENIS KELAMIN RESPONDEN Penelitian ini sebagian besar mengambil kelompok laki-laki sebagai responden. Dari 8 responden yang diwawancarai dan yang ikut FGD, terdapat orang responden

Lebih terperinci

Publik Menilai SBY Sebagai Aktor Utama Kemunduran Demokrasi Jika Pilkada oleh DPRD

Publik Menilai SBY Sebagai Aktor Utama Kemunduran Demokrasi Jika Pilkada oleh DPRD Publik Menilai SBY Sebagai Aktor Utama Kemunduran Demokrasi Jika Pilkada oleh DPRD September 2014 Publik Menilai SBY Sebagai Aktor Utama Kemunduran Demokrasi Jika Pilkada Oleh DPRD Bandul RUU Pilkada kini

Lebih terperinci

C. Manajemen Pengelolaan Pelayanan

C. Manajemen Pengelolaan Pelayanan STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PELAYANAN KUNJUNGAN RUMAH PINTAR PEMILU BOENDA TANAH MELAYU KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN LINGGA PROVINSI KEPULAUAN RIAU A. Latar Belakang Rumah Pintar Pemilu (RPP)

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. peneliti ingin melakukan pengamatan langsung mengenai perilaku tidak

III. METODE PENELITIAN. peneliti ingin melakukan pengamatan langsung mengenai perilaku tidak III. METODE PENELITIAN A. Tipe dan Pendekatan Penelitian Tipe yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif dengan analisa data kuantitatif. Penggunaan penelitian deskriptif ini

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN 109 BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN A. Bentuk- Bentuk Kampanye Massa Yang Digunakan Di Kelurahan Pekauman Kabupaten Gresik Dalam Pemilu Presiden 2014 Pemilu Presiden merupakan salah satu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum (selanjutnya disebut Pemilu) adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum (selanjutnya disebut Pemilu) adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemilihan umum (selanjutnya disebut Pemilu) adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang diselenggarakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. demokrasi, Sekaligus merupakan ciri khas adanya modernisasi politik. Dalam

I. PENDAHULUAN. demokrasi, Sekaligus merupakan ciri khas adanya modernisasi politik. Dalam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Partisipasi politik merupakan aspek penting dalam sebuah tatanan negara demokrasi, Sekaligus merupakan ciri khas adanya modernisasi politik. Dalam hubungannya

Lebih terperinci

FINAL REPORT RISET PERILAKU POLITIK PEMILIH PADA PEMILU KEPALA DAERAH, PEMILU LEGISLATIF DAN PEMILU PRESIDEN DI WILAYAH KABUPATEN MADIUN

FINAL REPORT RISET PERILAKU POLITIK PEMILIH PADA PEMILU KEPALA DAERAH, PEMILU LEGISLATIF DAN PEMILU PRESIDEN DI WILAYAH KABUPATEN MADIUN FINAL REPORT RISET PERILAKU POLITIK PEMILIH PADA PEMILU KEPALA DAERAH, PEMILU LEGISLATIF DAN PEMILU PRESIDEN DI WILAYAH KABUPATEN MADIUN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MADIUN Alamat e-mail Website : Jl.Raya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara yang menjunjung tinggi demokrasi, terbukti dengan diberikannya kebebasan kepada setiap warga negara untuk bebas menyatakan pendapat

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Masyarakat. Jakarta: CV Multiguna. Utama. Rustan, Surianto. (2009). Mendesain Logo. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

DAFTAR PUSTAKA. Masyarakat. Jakarta: CV Multiguna. Utama. Rustan, Surianto. (2009). Mendesain Logo. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. PENGUAT KONSEP Pada tahun 1971-an salah seorang aktivis yang bernama Arief Budiman mengkampanyekan agar masyarakat dalam pemilihan umum (pemilu) tidak memilih salah satu partai politik. Gerakan yang lebih

Lebih terperinci

MEKANISME PENYELENGGARAAN PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR JATENG DAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI KUDUS TAHUN 2018

MEKANISME PENYELENGGARAAN PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR JATENG DAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI KUDUS TAHUN 2018 MEKANISME PENYELENGGARAAN PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR JATENG DAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI KUDUS TAHUN 2018 Disampakain pada acara Jogja Campus Fair Keluarga Kudus Yogyakarta 28 JANUARI 2018 Oleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan kuesioner (Masri Singarimbun dan Sofian Effendi 1989:4).

BAB III METODE PENELITIAN. dengan kuesioner (Masri Singarimbun dan Sofian Effendi 1989:4). 27 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Pada penelitian kali ini menggunakan metode deskriptif dengan tipe penelitian kuantitatif. Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk pengukuran yang cermat

Lebih terperinci

SURVEI DASAR TERHADAP PEMAHAMAN, PERSEPSI DAN PRAKTIK PEMILIH TERKAIT DENGAN ASPEK PEMILU DI ENAM TARGET PROPINSI

SURVEI DASAR TERHADAP PEMAHAMAN, PERSEPSI DAN PRAKTIK PEMILIH TERKAIT DENGAN ASPEK PEMILU DI ENAM TARGET PROPINSI LAPORAN NARATIF DAERAH KHUSUS IBUKOTA (DKI) JAKARTA SURVEI DASAR TERHADAP PEMAHAMAN, PERSEPSI DAN PRAKTIK PEMILIH TERKAIT DENGAN ASPEK PEMILU DI ENAM TARGET PROPINSI Dipersiapkan untuk The Asia Foundation

Lebih terperinci

IDENTITAS RESPONDEN (KERAHASIAAN TERJAMIN) Nomor Angket :... (Diisi peneliti)

IDENTITAS RESPONDEN (KERAHASIAAN TERJAMIN) Nomor Angket :... (Diisi peneliti) IDENTITAS RESPONDEN (KERAHASIAAN TERJAMIN) Nomor Angket :... (Diisi peneliti) Usia :... Tahun Jenis Kelamin : 1. Laki-Laki 2. Perempuan Tingkat Pendidikan : 1. SD/MI/Kebawah 4. D1/D2/D3/D4 2. SMP/MTs 5.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Surakhmad (Andrianto, 2011: 29) mengungkapkan ciri-ciri metode korelasional, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. Surakhmad (Andrianto, 2011: 29) mengungkapkan ciri-ciri metode korelasional, yaitu: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Pada penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan yang menggunakan data yang dikualifikasikan/dikelompokkan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penyusunan skripsi ini dilakukan selama tujuh bulan terdiri dari. seminar proposal, perbaikan proposal.

BAB III METODE PENELITIAN. Penyusunan skripsi ini dilakukan selama tujuh bulan terdiri dari. seminar proposal, perbaikan proposal. 57 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Penyusunan skripsi ini dilakukan selama tujuh bulan terdiri dari a. Dua bulan pertama: persiapan proposal, seminar proposal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Simbol manifestasi negara demokrasi adalah gagasan demokrasi dari

BAB I PENDAHULUAN. Simbol manifestasi negara demokrasi adalah gagasan demokrasi dari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Simbol manifestasi negara demokrasi adalah gagasan demokrasi dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Pemilihan Umum (Pemilu) menjadi bagian utama dari gagasan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Metode deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek,

Lebih terperinci

BAB II DARI PEMILU KE PEMILU DI BREBES DAN KONDISI GEOGRAFIS BREBES

BAB II DARI PEMILU KE PEMILU DI BREBES DAN KONDISI GEOGRAFIS BREBES BAB II DARI PEMILU KE PEMILU DI BREBES DAN KONDISI GEOGRAFIS BREBES Bab dua ini akan membahas kondisi geografis Brebes serta perkembangan pemilu yang telah diselenggarakan. Brebes sebagai salah satu kabupaten

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 28 BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN Dalam bab tiga ini akan menjelaskan analisis sistem yang sedang berjalan dan pemecahan masalah. Analisis dan pemecahan masalah di dapat dari sumber data yang diperoleh

Lebih terperinci

LAPORAN NARATIF KALIMANTAN TIMUR SURVEI DASAR TERHADAP PEMAHAMAN, PERSEPSI DAN PRAKTIK PEMILIH TERKAIT DENGAN ASPEK PEMILU DI ENAM TARGET PROPINSI

LAPORAN NARATIF KALIMANTAN TIMUR SURVEI DASAR TERHADAP PEMAHAMAN, PERSEPSI DAN PRAKTIK PEMILIH TERKAIT DENGAN ASPEK PEMILU DI ENAM TARGET PROPINSI LAPORAN NARATIF KALIMANTAN TIMUR SURVEI DASAR TERHADAP PEMAHAMAN, PERSEPSI DAN PRAKTIK PEMILIH TERKAIT DENGAN ASPEK PEMILU DI ENAM TARGET PROPINSI Dipersiapkan untuk The Asia Foundation Dipersiapkan oleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif. Pendekatan kuantitatif mengutamakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Subjek Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di yang beralamatkan di Jl. Penghulu KH. Hasan Mustapa No. 23 kota Bandung Provinsi

Lebih terperinci

LAPORAN NARATIF NUSA TENGGARA TIMUR SURVEI DASAR TERHADAP PEMAHAMAN, PERSEPSI DAN PRAKTIK PEMILIH TERKAIT DENGAN ASPEK PEMILU DI ENAM TARGET PROPINSI

LAPORAN NARATIF NUSA TENGGARA TIMUR SURVEI DASAR TERHADAP PEMAHAMAN, PERSEPSI DAN PRAKTIK PEMILIH TERKAIT DENGAN ASPEK PEMILU DI ENAM TARGET PROPINSI LAPORAN NARATIF NUSA TENGGARA TIMUR SURVEI DASAR TERHADAP PEMAHAMAN, PERSEPSI DAN PRAKTIK PEMILIH TERKAIT DENGAN ASPEK PEMILU DI ENAM TARGET PROPINSI Dipersiapkan untuk The Asia Foundation Dipersiapkan

Lebih terperinci

PERILAKU POLITIK PEMILIH PEMULA PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2015 DI KECAMATAN MOWILA JURNAL PENELITIAN

PERILAKU POLITIK PEMILIH PEMULA PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2015 DI KECAMATAN MOWILA JURNAL PENELITIAN PERILAKU POLITIK PEMILIH PEMULA PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2015 JURNAL PENELITIAN OLEH: NILUH VITA PRATIWI G2G115106 PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI

Lebih terperinci

Menuju Pemilu Demokratis yang Partisipatif, Adil, dan Setara. Pusat Kajian Politik (Puskapol) FISIP Universitas Indonesia Jakarta, 16 Desember 2015

Menuju Pemilu Demokratis yang Partisipatif, Adil, dan Setara. Pusat Kajian Politik (Puskapol) FISIP Universitas Indonesia Jakarta, 16 Desember 2015 Menuju Pemilu Demokratis yang Partisipatif, Adil, dan Setara Pusat Kajian Politik (Puskapol) FISIP Universitas Indonesia Jakarta, 16 Desember 2015 1 Konteks Regulasi terkait politik elektoral 2014 UU Pilkada

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL PENELITIAN

LAPORAN HASIL PENELITIAN LAPORAN HASIL PENELITIAN PEMETAAN PERSEPSI ATAS PENYELENGGARAAN SOSIALISASI KEPEMILUAN, PARTISIPASI DAN PERILAKU PEMILIH DI KABUPATEN BANGLI Kerjasama Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Bangli dan Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bertambah. Dari data Komisi Pemilihan Umum (KPU), total jumlah pemilih tetap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bertambah. Dari data Komisi Pemilihan Umum (KPU), total jumlah pemilih tetap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemilih kelompok pemula di Indonesia dari pemilu ke pemilu terus bertambah. Dari data Komisi Pemilihan Umum (KPU), total jumlah pemilih tetap yang terdaftar tahun

Lebih terperinci

BAB III HASIL PENELITIAN TERPAAN PROGRAM PENDIDIKAN DEMOKRASI PEMILOS TVKU, INTENSITAS KETERLIBATAN PEMILIH DAN SOSIALISASI KPU KOTA SEMARANG TERHADAP

BAB III HASIL PENELITIAN TERPAAN PROGRAM PENDIDIKAN DEMOKRASI PEMILOS TVKU, INTENSITAS KETERLIBATAN PEMILIH DAN SOSIALISASI KPU KOTA SEMARANG TERHADAP BAB III HASIL PENELITIAN TERPAAN PROGRAM PENDIDIKAN DEMOKRASI PEMILOS TVKU, INTENSITAS KETERLIBATAN PEMILIH DAN SOSIALISASI KPU KOTA SEMARANG TERHADAP PARTISIPASI PEMILIH PEMULA 3.1 Validitas dan Reliabilitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian Lokasi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian Lokasi Penelitian 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 3.1.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah di SMK Negeri 9 Garut, Jl. Raya Bayongbong Km.7 Desa Panembong Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Definisi desain penelitian menurut Nasution (2009:23) adalah Desain penelitian merupakan rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data

Lebih terperinci

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN RISET PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU TAHUN 2015

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN RISET PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU TAHUN 2015 LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN RISET PARTISIPASI PEMILIH DALAM PEMILU TAHUN 2015 KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA MADIUN KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas terselenggaranya kegiatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti untuk. mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 1997:136).

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti untuk. mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 1997:136). 5 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 1997:136). Penelitian ini dilakukan dengan

Lebih terperinci

DAFTAR INFORMASI PUBLIK/ DAFTAR INFORMASI YANG DIKUASAI TAHUN 2016 KPU KABUPATEN KLATEN

DAFTAR INFORMASI PUBLIK/ DAFTAR INFORMASI YANG DIKUASAI TAHUN 2016 KPU KABUPATEN KLATEN DAFTAR PUBLIK/ DAFTAR DIKUASAI TAHUN 2016 KPU KABUPATEN KLATEN NO RINGKASAN ISI PROGRAM & DATA 1 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2011 /SATKER & TEMPAT Februari 2012 2 Laporan

Lebih terperinci

BAB I Pastikan Pilihan Anda Adalah Peserta Pemilu dan Calon Yang Memiliki Rekam Jejak Yang Baik

BAB I Pastikan Pilihan Anda Adalah Peserta Pemilu dan Calon Yang Memiliki Rekam Jejak Yang Baik BAB I Pastikan Pilihan Anda Adalah Peserta Pemilu dan Calon Yang Memiliki Rekam Jejak Yang Baik Bab ini menjelaskan tentang: A. Ketahui Visi, Misi dan Program Peserta Pemilu. B. Kenali Riwayat Hidup Calon.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 10 Bandarlampung yang berlokasi di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 10 Bandarlampung yang berlokasi di III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 10 Bandarlampung yang berlokasi di Jl. Panglima Polem No. 5 Segalamider, Kota Bandarlampung. Populasi dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang bersumber pada datadata matematis

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi dan juga sebagai cerminan. menyampaikan hak nya sebagai warganegara. Pemilihan umum merupakan

I. PENDAHULUAN. Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi dan juga sebagai cerminan. menyampaikan hak nya sebagai warganegara. Pemilihan umum merupakan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan umum sebagai sarana demokrasi dan juga sebagai cerminan masyarakat yang memiliki kebebasan berekspresi dan berkehendak, serta menyampaikan hak nya sebagai

Lebih terperinci

PASKA MUNASLUB: Golkar Perlu Branding Baru? LSI DENNY JA Analis Survei Nasional, Mei 2016

PASKA MUNASLUB: Golkar Perlu Branding Baru? LSI DENNY JA Analis Survei Nasional, Mei 2016 PASKA MUNASLUB: Golkar Perlu Branding Baru? LSI DENNY JA Analis Survei Nasional, Mei 2016 Paska Munaslub : Golkar Perlu Branding Baru? Paska Munaslub dengan terpilihnya Setya Novanto (Ketum) dan Aburizal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif, untuk selanjutnya dideskripsikan agar mendapatkan gambaran keterampilan penyesuaian sosial peserta

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 33 III. METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi objek penelitian. Juga dimana dan kapan penelitian dilakukan, biasa juga ditambahkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan Penelitian Pembuatan (Research and Development). Penelitian pembuatan sebagai suatu proses untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 46 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam sebuah penelitian. Hal tersebut dikarenakan berhasil atau tidaknya suatu penelitian akan dipengaruhi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. menggunakan metode penelitian kuantitatif. Menurut Azwar (1999:6) metode

III. METODE PENELITIAN. menggunakan metode penelitian kuantitatif. Menurut Azwar (1999:6) metode III. METODE PENELITIAN 1. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode penelitian kuantitatif. Menurut Azwar (1999:6) metode kuantitatif merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Untuk menghimpun seluruh program dan kegiatan yang dilakukan oleh Komisi

BAB I PENDAHULUAN. 1. Untuk menghimpun seluruh program dan kegiatan yang dilakukan oleh Komisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Maksud Maksud penyusunan laporan ini adalah : 1. Untuk menghimpun seluruh program dan kegiatan yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Pohuwato selama Pelaksanaan Pemilihan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, yaitu suatu pendekatan yang memungkinkan

Lebih terperinci

ANALISIS PENYEBAB MASYARAKAT TIDAK MEMILIH DALAM PEMILU. Bismar Arianto 1

ANALISIS PENYEBAB MASYARAKAT TIDAK MEMILIH DALAM PEMILU. Bismar Arianto 1 ANALISIS PENYEBAB MASYARAKAT TIDAK MEMILIH DALAM PEMILU Bismar Arianto 1 Abstract Number of unvoting electors or generally termed as golongan putih or the white group continuously increases from every

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam penelitian ini dilakukan pendekatan kualitatif yang mengandung makna suatu penggambaran atas data dengan menggunakan kata dan baris kalimat yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 46 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Nazir (2005:84-85) mengemukakan bahwa: Desain dari penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian atau proses

Lebih terperinci

LAPORAN SINGKAT KOMISI II DPR RI

LAPORAN SINGKAT KOMISI II DPR RI TERBATAS (Untuk Kalangan Sendiri) LAPORAN SINGKAT KOMISI II DPR RI (Bidang Pemerintahan Dalam Negeri dan Otonomi Daerah, Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Kepemiluan, Pertanahan dan Reforma Agraria)

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. menggunakan metode penelitian kuantitatif. Metode kuantitatif digunakan

III. METODE PENELITIAN. menggunakan metode penelitian kuantitatif. Metode kuantitatif digunakan 32 III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode penelitian kuantitatif. Metode kuantitatif digunakan dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. demokrasi electoral atau demokrasi formal. Demokrasi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. demokrasi electoral atau demokrasi formal. Demokrasi merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara demokrasi. Josep Schumpeter, mengartikan demokrasi sebagai kompetisi memperoleh suara rakyat. Pengertian pada esensi itu merupakan pengertian

Lebih terperinci

BAB III. Objek dan Metode Penelitian

BAB III. Objek dan Metode Penelitian 46 BAB III Objek dan Metode Penelitian 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan proses yang mendasari pemilihan, pengolahan, dan penafsiran semua data dan keterangan yang berkaitan dengan apa yang

Lebih terperinci

KPU KOTA ADM. JAKARTA BARAT HASIL RISET TENTANG

KPU KOTA ADM. JAKARTA BARAT HASIL RISET TENTANG KPU KOTA ADM. JAKARTA BARAT HASIL RISET TENTANG 1. DASAR HUKUM Surat Ketua KPU RI No. 155/KPU/IV/2015 Tentang Pedoman Riset tentang Partisipasi dalam Pemilu 2.LATAR BELAKANG A. Kesukarelaan Warga dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada Juni 2005, rakyat Indonesia melakukan sebuah proses politik yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada Juni 2005, rakyat Indonesia melakukan sebuah proses politik yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada Juni 2005, rakyat Indonesia melakukan sebuah proses politik yang baru pertama kali dilakukan di dalam perpolitikan di Indonesia, proses politik itu adalah Pemilihan

Lebih terperinci

LAPORAN NARATIF SULAWESI SELATAN SURVEI DASAR TERHADAP PEMAHAMAN, PERSEPSI DAN PRAKTIK PEMILIH TERKAIT DENGAN ASPEK PEMILU DI ENAM TARGET PROPINSI

LAPORAN NARATIF SULAWESI SELATAN SURVEI DASAR TERHADAP PEMAHAMAN, PERSEPSI DAN PRAKTIK PEMILIH TERKAIT DENGAN ASPEK PEMILU DI ENAM TARGET PROPINSI LAPORAN NARATIF SULAWESI SELATAN SURVEI DASAR TERHADAP PEMAHAMAN, PERSEPSI DAN PRAKTIK PEMILIH TERKAIT DENGAN ASPEK PEMILU DI ENAM TARGET PROPINSI Dipersiapkan untuk The Asia Foundation Dipersiapkan oleh

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 27 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis elemen-elemen brand equity (ekuitas merek), yaitu brand awareness (kesadaran merek), brand association

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 9 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Variabel Penelitian 3.1.1 Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi literasi informasi terhadap hasil belajar siswa kelas XI mata

Lebih terperinci

Dewi Masita Umar, NIM: ,**Jusdin Puluhulawa., SH, M.Si***Dr.Udin Hamim, S.Pd.,SH, M.Si, Jurusan Ilmu Hukum dan Kemasyarakatan, Program Studi

Dewi Masita Umar, NIM: ,**Jusdin Puluhulawa., SH, M.Si***Dr.Udin Hamim, S.Pd.,SH, M.Si, Jurusan Ilmu Hukum dan Kemasyarakatan, Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial Page 1 Golongan Putih ( Golput ) Pada Pemilihan Kepala Daerah di Gorontalo Utara ( Studi Kasus Bagi Warga Pemilih di Kecamatan Atinggola) Oleh Dewi Masita

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. suatu pendekatan yang tepat, sehingga mendapatkan hasil yang optimal. Yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. suatu pendekatan yang tepat, sehingga mendapatkan hasil yang optimal. Yang 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini dibutuhkan suatu pendekatan yang tepat, sehingga mendapatkan hasil yang optimal. Yang dimaksud

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif, dimana

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif, dimana BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif, dimana pendekatan ini memnungkinkan dilakukannya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suatu metode penelitian memiliki rancangan penelitian (research design)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suatu metode penelitian memiliki rancangan penelitian (research design) 35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Suatu metode penelitian memiliki rancangan penelitian (research design) tertentu. Rancangan ini menggambarkan prosedur atau langkah-langkah yang harus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Sesuai dengan permasalahan, dan tujuan penelitian, pendekatan penelitian ini menggunakan metode deskriptif, yang bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sumber data penelitian didapat dari siswa SMKN 6 Bandung, oleh karena

BAB III METODE PENELITIAN. Sumber data penelitian didapat dari siswa SMKN 6 Bandung, oleh karena BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Sumber data penelitian didapat dari siswa SMKN 6 Bandung, oleh karena itu tempat penelitian akan dilakukan di lingkungan sekolah SMKN 6 Bandung.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. masyarakatnya heterogen. Salah satu ciri sistem demokrasi adalah adanya

I. PENDAHULUAN. masyarakatnya heterogen. Salah satu ciri sistem demokrasi adalah adanya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang menganut sistem demokrasi, dan kondisi masyarakatnya heterogen. Salah satu ciri sistem demokrasi adalah adanya partisipasi politik.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk menyatakan pendapat

I. PENDAHULUAN. memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk menyatakan pendapat 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya masyarakat memegang peran utama dalam praktik pemilihan umum sebagai perwujudan sistem demokrasi. Demokrasi memberikan kebebasan kepada masyarakat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dengan judul Kontribusi Penguasaan Materi Mata Diklat Gambar

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dengan judul Kontribusi Penguasaan Materi Mata Diklat Gambar BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian dengan judul Kontribusi Penguasaan Materi Mata Diklat Gambar Bangunan Gedung II terhadap Kesiapan Siswa SMK

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suatu metode penelitian memiliki rancangan penelitian (research design)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suatu metode penelitian memiliki rancangan penelitian (research design) BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Suatu metode penelitian memiliki rancangan penelitian (research design) tertentu. Rancangan ini menggambarkan prosedur atau langkah-langkah yang harus

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Reformasi politik yang sudah berlangsung sejak berakhirnya pemerintahan Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto pada bulan Mei 1998, telah melahirkan perubahan besar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Berpikir dan Hipotesis Bencana gempa bumi yang melanda Yogyakarta dan sekitarnya pada tanggal 27 Mei 2006 telah menyebabkan kerusakan infrastruktur dan psikologis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah kuantitatif, yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah kuantitatif, yaitu 51 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah kuantitatif, yaitu suatu pendekatan yang memungkinkan dilakukannya

Lebih terperinci