Press Release PEMANTAUAN PEMILU KEPALA DAERAH JAWA BARAT

Transkripsi

1 13 April 2008 Press Release PEMANTAUAN PEMILU KEPALA DAERAH JAWA BARAT Hari ini, tanggal 13 April 2008, masyarakat Jawa Barat untuk pertama kalinya mengikuti Pemilihan Umum Kepala Daerah untuk memilih Gubernur dan Wakil Gubernur. Untuk mengawal pelaksanaan pesta demokrasi di Jawa Barat ini Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) sebagai bagian dari kekuatan Masyarakat Sipil melakukan pemantauan Pemilu Kepala Daerah di Jawa Barat. JPPR di Jawa Barat mengerahkan relawan di 2383 TPS untuk melakukan pemantauan di 629 desa, 77 kecamatan, di seluruh Kabupaten/Kota (26 Kabupaten/Kota) di Jawa Barat. Pemantauan JPPR terhadap Pemilu Kepala Daerah di Jawa Barat ini dilakukan untuk memastikan proses pemilihan berjalan dengan jujur dan adil sehingga bisa terpilih pemimpin yang amanah dan absah. Untuk menyebarkan secara cepat informasi mengenai hasil-hasil pemantauan yang dilakukan oleh JPPR kepada masyarakat, Sekretariat Provinsi Jawa Barat JPPR bersama dengan Sekretariat Nasional JPPR pada hari ini telah mewancarai 26 Koordinator Kabupaten/Kota JPPR di Jawa Barat. Berikut ini adalah hasil wawancara tersebut : 1. Masalah Pendaftaran Pemilih 27% Pemilih yang memiliki hak pilih namun tidak terdaftar dalam DPT 73% Pendaftaran Pemilih amburadul seperti yang terjadi, antara lain : 1. Kab. Bogor banyak warga masyarakat yang tidak terdaftar, di kec Tenjolaya, Kelurahan Cinangneng, Kec Semaya 2. Kab. Karawang di kelurahan Tunggakjati, Kel Cibenteng dan Kec Karawang Barat, TPS Kab. Purwakarta di TPS IV kel Nagri Kaler, Kec Purwakarta terdapat kartu pemilih ganda, dan 35 warga tidak mendapatkan kartu pemilih 4. Kab. Garut di daerah Kec Garut, Kab Garut, Kel Minggit, Rata-rata masyarakat hanya menerima surat C-6 atau Undangan Kartu pemilih tidak ada

2 5. kab. cirebon di Kec Citawaringin, ds Babakan 10 Orang, di Kec Tangenan, Desa Kedoya 2 Orang. Di kec talun kabupaten cirebon, nama dan umur pemilih fiktif terjadi. 5. Kab. Indramayu Banyak kartu ganda, ada pemilih yang sudah meninggal dunia dan pemilih yang masih anak-anak ikut terdaftar Antusias Masyarakat untuk berpartisipasi dalam Pilkada Jawa Barat 2. Antusiasme Warga untuk berpartisipasi dalam Pilkada Jawa Barat Antusiasme warga dalam Pemilu Kepala Daerah Jawa Barat sangatlah kurang. 50% Ya 50% Pengetahuan Masyarakat tentang profil dan program dari setiap calon dalam Pilkada Jabar 73% Situasi keamanan selama proses pemungutan suara berlangsung 9% Ya 27% 3. Pengetahuan Masyarakat tentang profil dan program dari setiap calon dalam Pilkada Jabar Masyarakat Jabar mayoritas tidak mengetahui profil dan program dari kandidat Gubernur dan wakil Gubernur hanya 27 % daerah dari 26 Kab/Kot di Jabar yang warganya cukup mengenal profil dan program para kandidat. 4. Situasi keamanan selama proses pemungutan suara berlangsung Situasi keamanan selama Pilkada relatif berjalan aman dan tertib. Aman 91%

3 5. Masalah Logistik (perlengkapan) Pemilu Logistik (perlengkapan) seperti kertas suara, di tiap-tiap TPS sudah mencukupi 5% Untuk perlengkapan Pemilu hampir di semua tempat mencukupi (95 %), hanya di beberapa tempat ada kekurangan seperti di, kab. cirebon di tps 2 Desa Balembat Kec Tengah Tami tidak dipasang alat peraga dan DPT tidak dipasang. 95% 6. Pelanggaran yang terjadi selama proses Pilkada. Pelanggaran yang terjadi selama proses Pilkada, khususnya kampanye, yang ditindaklanjuti Panwasda 32% 68% Masih cukup banyak terjadi pelanggaran dalam Pemilu seperti yang terjadi antara lain di 1. Kab. Bogor masih ditemukan team sukses calon yang menggunakan mobil dengan stiker calon dan mereka menggunakan kaos partai 2. Kab. Bekasi di kel Cibitung Kec Wanasari TPS 094, Petugas KPPS mempengaruhi pemilih untk memilih pasangan tertentu 3. Kab. Karawang Masih banyak poster dan spanduk terpampang di tempat Ibadah, dan sekolah di Karawang Barat, Kel Cibenteng 4. Kab. Subang pelanggaran kampanye, yaitu memasang spanduk/poster di tempat ibadah, kemudian ditindak lanjuti oleh panwasda dengan menurunkan atribut 5. Kab. Bandung Pada masa tenang, masih ada baliho yang terpasang dan belum ditindak lanjuti sampai sekarang, dan sangat berpengaruh bagi pemilih, masih ada kampanye terselubung oleh pasangan calon no urut 2 dan 3, pada hari sabtu (masa tenang) terutama pasangan no urut 3 dengan menghadiri acara pengajian dan menekankan untuk memilih. banyak saksi dari pasangan calon 123, masih menggunakan atribut partai

4 Hambatan terhadap kerja pemantau 23% 7. Hambatan terhadap kerja pemantau Dalam Pemilu Kepala Daerah di Jabar kerja pemantau cukup diapresiasi masyarakat hanya ada beberapa masalah dengan pihak KPUD. 77% 8. Masalah yang paling berpotensi untuk menimbulkan konflik pasca pemungutan suara. Masalah DPT dan rekapitulasi diperkirakan menjadi masalah utama yang akan menimbulkan konflik pasca pemungutan suara. Dari hasil pemantauan di atas maka JPPR menyatakan sebagai berikut : 1. Amburadulnya Daftar Pemilih Tetap (DPT) menjadi sumber masalah utama dalam pelaksanaan Pemilu Kepala Daerah di Jawa Barat. Oleh karena itu masalah ini harus menjadi perhatian berbagai pihak khususnya pihak pemerintah dan penyelenggara pemilu agar tidak terulang lagi, termasuk dalam verifikasi daftar pemilih tetap untuk Pemilu Partisipasi masyarakat yang kurang dalam pelaksanaan Pilkada merupakan cerminan dari kurangnya sosialisasi mengenai Pemilu Kepala Daerah, baik itu dari pihak pemerintah maupun dari penyelenggara Pemilu. 3. Mayoritas warga masyarakat yang tidak mengetahui profil dan program dari para kandidat mengharuskan pendidikan pemilih diselenggarakan secara masif agar masyarakat menjadi lebih memiliki pengetahuan terhadap profil dan program para kandidat.

5 4. Pihak Panwasda harus menindaklanjuti dengan tegas berbagai pelanggaran yang terjadi selama kampanye mengingat banyaknya pelanggaran yang terjadi selama proses Pemilu Kepala Daerah. Jika pelanggaran-pelanggaran tersebut tidak ditindaklanjuti maka akan berpotensi menimbulkan sengketa pasca pemilu. 5. Semua kandidat, tim sukses dan seluruh pendukungnya harus menerima hasil Pemilu dengan legowo. 6. Masyarakat harus tenang dan tidak terprovokasi untuk melakukan berbagai tindakan yang mengganggu ketertiban pasca pelaksanaan Pemilu, khususnya pada saat penghitungan dan penetapan suara. *** Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat adalah Jaringan lembaga Konsorsium yang terdiri dari organisasi kamasyarakatan di bawah Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah, LSM, Lembaga Pendidikan, Lembaga antar iman, Lembaga kemahasiswaan dan Radio. BANDUNG, 13 April 2008 JEIRRY SUMAMPOW Kornas JPPR YUSUF KURNIA Koorprov JPPR Jabar