PHARMACODYNAMIC AND PHARMACOKINETIC IN URINARY SYSTEM. Mae Sri Hartati Wahyuningsih Departemen Farmakologi dan Terapi Fakultas Kedokteran UGM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PHARMACODYNAMIC AND PHARMACOKINETIC IN URINARY SYSTEM. Mae Sri Hartati Wahyuningsih Departemen Farmakologi dan Terapi Fakultas Kedokteran UGM"

Transkripsi

1 PHARMACODYNAMIC AND PHARMACOKINETIC IN URINARY SYSTEM Mae Sri Hartati Wahyuningsih Departemen Farmakologi dan Terapi Fakultas Kedokteran UGM

2 BAHASAN 1. Antiseptik saluran kemih. 2. Antispasmodik saluran kemih 3. Diuretik, diuretik Loop, dan diuretik hemat Kalium 4. Amilorid dan triamterene 5. Inhibitor anhydrase karbonat 6. Agen yang mempengaruhi tindakan ADH a. Vasopresin atau analog. b. Klorpropamid,acetaminophen,indometasin, dan clofibrate c. ADH antagonis. 7. Obat yang dipilih

3 ANTISEPTIK SALURAN KEMIH Antiseptik saluran kemih terbatas Pengobatan infeksi saluran kemih. Bekerja pada tubulus ginjal dan kandung kemih Efektif mengurangi pertumbuhan bakteri. Kelompok antiseptik saluran kemih Nitrofurantoin Metenamin Quinolon Trimetoprim.

4 Antiseptik saluran kemih, dosis, pemakaian, dan pertimbangan pemakaiannya. OBAT DOSIS PEMAKAIAN DAN PERTIMBANGAN D: PO: mg. q.i.d., p.c. Nitrofurantoin (Furadantin, Macrodantin) Metenamin (Mandelamine) Trimetropim (Protoprim,Trimp ex) D: PO: 1 g, setiap 12 jam untuk garam hipurat, atau q.i.d. (garam mandelat). D: PO: 100 mg, setiap 12 jam. Untuk ISK akut dan kronik. Klirens kreatinin yang normal menjamin efektifitas obat. Neuropati perifer merupakan efek yang merugikan. Dapat menimbulkan iritasi gastrointestinal. Dipakai bersama makanan dapat mengurangi rasa tidak enak pada gastrointestinal. Untuk ISK kronik. ph urin harus asam (< 5,5). Tidak boleh dipakai bersama sulfonamid. Dapat menyebabkan kristaluria, sehingga perlu banyak minum. Dapat menimbulkan iritasi gastrointestinal, sehingga obat perlu dipakai bersama makanan. Untuk pencegahan dan pengobatan ISK akut dan kronik baik pada pria maupun wanita. Dosis tinggi dapat menimbulkan rasa tidak enak pada gastrointestinal. Obat dapat dikombinasi dengan sulfametoksazol (Bactrim, Sanprima).

5 Antiseptik saluran kemih Lanjut.. OBAT DOSIS PEMAKAIAN DAN PERTIMBANGAN Quinolon Asam nalidiksat (NegGram) Sinoksasin (Cinobac) Norfloksasin (Noroxin) Siprodoksasin (Cipro) D: PO: 1 g, q.i.d., selama 1-2 mgg, 1 g, b.i.d., jangka panjang. A: PO: 55 mg/kg/hr dosis terbagi 4 selama 1-2 mgg; 33 mg/kg/hr jangka panjang. D: PO: 1 g/hari, dalam dosis terbagi 2-4 selama 1-2 minggu. D: PO: 400 mg, b.i.d., selama 1-2 minggu. D: PO: mg, setiap 12 jam, infeksi berat; mg, setiap 12 jam. KET : D: dewasa, A: anak-anak, PO: per-oral Untuk ISK akut dan kronik. Resistensi obat dapat terjadi. Tinggi berikatan dengan protein. Tidak didistribusikan ke dalam cairan prostat. Untuk ISK akut dan kronik. Lebih efektif daripada asam nalidiksat. Diabsorbsi ke dalam jaringan prostat. Untuk ISK akut dan kronik. Merupakan obat yang paling kuat dari kelompok quinolon. Makanan dapat menghambat absorbsi obat. Mempunyai efek antibakterial spektrum luas. Untuk ISK, infeksi kulit dan jaringan lunak, serta infeksi tulang dan sendi. Antasid menghambat absorbsi obat.

6 Interaksi Obat-Obat Interaksi obat-obat berikut ini dapat terjadi : Asam nalidiksat meningkatkan efek warfarin (Coumadin). Antasid mengurangi absorbsi nitrofurantoin. Kebanyakan dari antiseptik saluran kemih menyebabkan hasil positif palsu pada pemeriksaan Clinitest. Natrium bikarbonat menghambat kerja metenamin. Metenamin yang dipakai bersama sulfonamida meningkatkan risiko terbentuknya kristaluria.

7 ANTISPASMODIK SALURAN KEMIH Spasme saluran kemih akibat infeksi dapat diredakan/dikurangi dengan antispasmodik Antispasmodik bekerja langsung pada otot polos dari saluran kemih. Kelompok obat-obat ini (dimetil sulfoksida/dmsoi, oksibutinin, dan flavoksat) merupakan kontraindikasi jika terdapat obstruksi saluran kemih atau gastrointestinal, atau jika orang tersebut menderita glaukoma. Antispasmodik mempunyai efek yang sama dengan antimuskarinik, parasimpatolitik, dan antikolinergik. Efek sampingnya meliputi mulut kering, peningkatan denyut jantung, pusing, distensi usus halus, dan konstipasi.

8 Obat-obat tergolong dalam analgesik, perangsang, dan antispasmodik saluran kemih. OBAT DOSIS PEMAKAIAN DAN PERTIMBANGAN Analgesik Saluran Kemih Fenazopiridin (Pyridium) Perangsang Saluran Kemih Betanekol (Urecholine) D: PO: mg, t.i.d., p.c. A: PO: 12 mg/kg/hari dalam dosis terbagi 3 D: PO: mg, b.i.d., t.i.d., q.i.d. Untuk sistisis kronik untuk meredakan nyeri dan rasa terbakar sewaktu berkemih. Urin akan berwarna jingga kemerahan. Dapat dipakai bersama-sama dengan antibiotik. Untuk kandung kemih yang hipotonik atau atonik. Tidak boleh dipakai jika terdapat tukak peptik, dapat menimbulkan rasa tidak enak pada ulu hati, kram abdomen, mual, muntah, diare, dan kembung.

9 Obat analgesik OBAT DOSIS PEMAKAIAN DAN PERTIMBANGAN D: PO: mg, t.i.d., atau q.i.d. Antispasmodik Saluran Kemih Flavoksat (Urispas) Untuk spasme saluran kemih. Harus dihindari oleh penderita glaukoma. Hati-hati pemakaiannya pada orang lanjut usia. Oksibutinin (Ditropan) D: PO: 5 mg, b.i.d., atau t.i.d. A (< 5 tahun): PO: 5 mg, b.i.d. Untuk spasme saluran kemih. Merupakan kontraindikasi pada orang yang mengalami masalah pada jantung, ginjal, hati, dan prostat. Dimetil sulfoksida (Demasorb) Diteteskan pada kandung kemih: 50 ml Untuk sistitis. Dimasukkan ke dalam kandung kemih untuk didiamkan selama 15 menit. Efek tambahannya adalah peradangan, anastetik, dan bakteriostatik. KET : D: dewasa, A: anak-anak, PO: sesudah makan, >: lebih dari

10 TITLE HERE DIURETIK Diuretika adalah obat yang bekerja pada ginjal untuk meningkatkan ekskresi air dan natrium klorida. Secara normal, rearbsorbsi garam dan air dikendalikan masing-masing oleh aldosteron dan vasopresin (hormon antidiuretik dan ADH) Diuretik digunakan untuk mengurangi edema pada gagal jantung kongestif, beberapa penyakit ginjal, dan sirosis hepatis. Beberapa diuretik, terutama tizaid secara luas digunakan pada terapi hipertensi, namun kerja hipotensif jangka panjangnya tidak hanya berhubungan dengan sifat diuretiknya.

11 Diuretik Fungsi: Diuretik meningkatkan produksi urin dengan bertindak pada ginjal. Sebagian besar agen mempengaruhi keseimbangan air secara tidak langsung dengan mengubah reabsorpsi elektrolit atau sekresi. Agen osmotik mempengaruhi keseimbangan air secara langsung. Efek: Diuretik natriuretik menghasilkan diuresis, Dikaitkan dengan peningkatan ekskresi natrium (Na +), yang mengakibatkan kerugian pengurangan air dan volume ekstraseluler.

12 Penggunaan terapi: Agen diuretik biasanya digunakan untuk pengelolaan: Edema Hipertensi Gagal jantung kongestif (CHF) Kelainan dalam distribusi cairan tubuh Efek samping: Diuretik dapat menyebabkan: Ketidakseimbangan elektrolit seperti hipokalemia, hiponatremia, dan hipokloremia Gangguan keseimbangan asam-basa.

13

14

15 Diuretik Thiazide 1. Mekanisme Diuretik thiazide adalah diserap dari gastrointestinal (GI) saluran dan menghasilkan diuresis dalam waktu 1-2 jam. Thiazide disekresi ke dalam lumen dari tubulus proksimal melalui pembawa asam organik. Thiazide memberi efek setelah mencapai lumen.

16 A. Thiazide menghambat reabsorpsi aktif natrium klorida (NaCl) di tubulus distal dengan mengganggu NCC (Na +, Cl - cotransporter)/protein transportasi Cl - tertentu, sehingga terjadi peningkatan ekskresi Na + dan volume air. Agen ini meningkatkan ekskresi» Cl -» Na +» K +» pada dosis tinggi, HCO 3 - (bicarbonat) Thiazide mengurangi ekskresi kalsium (Ca 2+ ).

17 B. Diuretik thiazide dapat turunan dari sulfonamid (sulfonamide diuretik). Banyak juga menghambat anhydrase karbonat, Sehingga bikarbonat berkurang (HCO3 - ) reabsorpsi oleh tubulus proksimal.

18

19 2. Agen khusus A. Obat prototipe meliputi: Chlorothiazide Hydrochlorothiazide Agen lain meliputi: Methyclothiazide Polythiazide dll Chlorothiazide adalah satu-satunya thiazide tersedia untuk penggunaan parenteral.

20 B. Obat diuretik seperti. Quinazolinones (misalnya, metolazone, chlorthalidone) Indoline (misalnya, indapamide) Memiliki sifat umumnya sama dengan diuretik thiazide. Tidak seperti tiazid, agen ini mungkin efektif dengan adanya beberapa gangguan ginjal.

21 3. Kegunaan terapeutik: a) Thiazide adalah kelas diuretik yang disukai untuk pengobatan hipertensi pada fungsi ginjal yang normal; sering digunakan dalam kombinasi dengan obat antihipertensi lain untuk meningkatkan efek penurunan tekanan darah. b) Thiazide mengurangi pembentukan batu kalsium baru pada kasus hiperkalsiuria idiopatik.

22 c) Thiazide mungkin berguna pada pasien dengan diabetes insipidus yang tidak responsif terhadap hormon antidiuretik (ADH). d) Thiazide sering digunakan dalam kombinasi dengan diuretik hemat kalium untuk mengelola: Edema Jantung ringan Edema sirosis atau nefrotik Edema diproduksi oleh ketidakseimbangan hormon Penyakit Ménière (Gangguan telinga bagian dalam yang dapat mempengaruhi pendengaran dan keseimbangan.)

23 4. Efek samping dan kontraindikasi 1. Diuretik thiazide menghasilkan ketidakseimbangan elektrolit seperti hipokalemia, hiponatremia, dan alkalosis hipokloremik. Ketidakseimbangan ini sering disertai dengan gangguan Sistem saraf pusat (SSP), termasuk pusing, kebingungan, dan lekas marah; kelemahan otot; aritmia jantung; dan dengan mengurangi plasma K +, peningkatan kepekaan terhadap obat digitalis.

24 Obat Kimia Kelas Potensi Half-Life (h) Chlorothiazide Benzothiadiazide Hydrochlorothiazide Benzothiadiazide Metolazone Quinazoline 5 5 Chlorthalidone Quinazoline Indapamide Indoline 20 16

25 2. Thiazid juga sering meningkatkan kadar asam urat dalam darah, karena thiazid disekresi oleh sistem asam organik dalam tubulus dan berkompetisi untuk sekresi asam urat. Keadaan ini dapat memicu munculnya gout. 3. Thiazide dapat menyebabkan hiperglikemia, terutama pada pasien dengan diabetes, dan Reaksi hipersensitivitas.

26 DIURETIK LOOP Diuretik loop (biasanya furosemid) diberikan secara oral digunakan untuk mengurangi edema perifer dan edema paru pada gagal jantung sedang sampai berat. Diuretik loop efektif pada pasien dengan penurunan fungsi ginjal.

27 Mekanisme: Diserap oleh saluran pencernaan dihilangkan dengan: 1. penyaringan 2. sekresi tubular Beberapa eliminasi terjadi melalui rute hati-empedu. Obat ini diberikan secara oral atau parenteral. Diuresis terjadi dalam: 5 menit dari pemberian intravena (IV) 30 menit dari pemberian oral.

28 Diuretik loop menghambat reabsorpsi NaCl secara aktif dalam ansa Henle asendens segmen tebal dengan menghambat kontransporter NKCC2, tertentu Na + /K + /2 Cl -. Karena kapasitas tinggi untuk reabsorpsi NaCl di segmen ini, sehingga agen di situs ini aktif meningkatkan ekskresi air dan elektrolit dan disebut sebagai diuretik tinggi langit-langit. Agen ini: Mengurangi reabsorpsi Cl - dan Na + Meningkatkan ekskresi K +, magnesium (Mg 2+ ), dan Ca 2+

29

30

31 Obat prototipe meliputi: Furosemide Derivatif furosemide: Piretanide Bumetanide Asam ethacrynic Torsemide

32 Diuretik loop yang digunakan dalam pengobatan CHF dengan mengurangi edema paru akut dan edema refrakter terhadap agen lain. Agen-agen ini digunakan untuk mengobati hipertensi, terutama pada individu dengan fungsi ginjal berkurang. Agen ini juga digunakan untuk mengobati hiperkalsemia dan keracunan halida yang akut.

33 Diuretik loop dapat menyebabkan hipotensi dan deplesi volume, serta hipokalemia, karena peningkatan sekresi K +. Agen ini juga dapat menyebabkan alkalosis karena peningkatan sekresi H +. Mg 2+ wasting juga dapat terjadi Terapi sering diberikan secara bertahap untuk meminimalkan ketidakseimbangan elektrolit dan deplesi volume.

34 Diuretik ini dapat menyebabkan ototoxicity, lebih sering terjadi pada individu dengan gangguan ginjal. Efek ini lebih banyak pada asam ethacrynic dibandingkan dengan furosemide. Agen ini harus diberikan secara hati-hati dengan adanya penyakit ginjal atau dengan penggunaan agen ototoksik lain seperti aminoglikosida. Zat ini dapat menyebabkan Reaksi hipersensitivitas. Asam ethacrynic menghasilkan gangguan pada GI.

35 DIURETIK HEMAT KALIUM Diuretik hemat kalium: Menurunkan reabsorpsi Na + Menurunkan Sekresi K + di bagian distal nefron (mengumpulkan tubulus). Saat digunakan sendiri diuretik ini berkhasiat lemah. Digunakan dalam kombinasi dengan diuretik lain baru dapat meningkatkan aktivitas.

36 Antagonis dari mineralokortikoid (Aldosteron) reseptor meliputi: Eplerenone yang sangat selektif Spironolactone yang berikatan dengan reseptor nuklir lainnya seperti reseptor androgen

37 Mekanisme. Agen ini menghambat aksi aldosteron oleh kompetitif dan mengikat reseptor mineralokortikoid serta mencegah peristiwa seluler berikutnya yang mengatur sekresi K+ dan H+ dan reabsorpsi Na +. Suatu tindakan yang penting adalah pengurangan biosintesis ENaC, Saluran Na + dalam sel utama dari saluran pengumpul.

38 Agen ini akan aktif hanya apabila terdapat mineralokortikoid endogen Efek dapat ditingkatkan ketika tingkat hormon meningkat. Agen ini terserap dari saluran pencernaan dan dimetabolisme dalam hati Efek terapi dicapai setelah beberapa hari.

39 Kegunaan terapeutik. Obat ini biasanya digunakan dalam kombinasi dengan diuretik thiazide atau lingkaran untuk mengobati Hipertensi CHF Edema refrakter Obat ini juga digunakan untuk menginduksi diuresis dalam situasi klinis yang terkait dengan hiperaldosteronisme: Hiperplasia adrenal Aldosteron penghasil adenoma ketika operasi gagal.

40 Efek samping dan kontraindikasi Zat ini dapat menyebabkan hiperkalemia, asidosis metabolik hiperkloremik, dan aritmia. Spironolactone dikaitkan dengan ginekomastia dan juga dapat menyebabkan kelainan menstruasi pada wanita.

41 Obat ini kontraindikasi pada gagal ginjal, terutama pada pasien diabetes. Obat ini juga kontraindikasi dengan diuretik hemat kalium lain dan harus digunakan dengan sangat hati-hati pada individu yang mengkonsumsi angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor (Kaptopril) karena obat ini menurunkan sekresi aldosteron.

42 Amilorid dan triamterene Mekanisme Obat ini mengikat ENaC dan dengan demikian: Penurunan penyerapan Na+ dan Menurunkan ekskresi K + Dalam kortikal mengumpulkan tubulus, independen dari keberadaan mineralokortikoid.

43 Obat ini menghasilkan efek diuretik 2-4 jam setelah pemberian oral. Triamterene meningkatkan ekskresi Mg 2+ ; sedang amilorid tidak Triamterene dan amilorid dimetabolisme di hati. Kedua obat disekresikan dalam tubulus proksimal.

44 Kegunaan terapeutik. Agen ini digunakan untuk mengelola CHF, sirosis, dan edema yang disebabkan oleh hiperaldosteronisme sekunder. Agen ini tersedia dalam produk kombinasi yang mengandung thiazide atau diuretik loop (misalnya, triamterene / hydrochlorothiazide). Amilorida dalam kombinasi dengan diuretik thiazide (misalnya, amilorid / hydrochlorothiazide) digunakan untuk mengobati hipertensi

45 Efek samping dan kontraindikasi. Amilorida dan triamterene menyebabkan hiperkalemia, efek samping yang paling umum, dan aritmia ventrikel. Asupan kalium makanan harus dikurangi. Efek samping ringan termasuk mual dan muntah. Penggunaan obat ini merupakan kontraindikasi dengan adanya berkurangnya fungsi ginjal.

46 Inhibitor anhydrase karbonat Inhibitor karbonat anhidrase menghambat karbonat anhidrase di seluruh bagian tubuh. Di ginjal, efeknya terutama di tubulus proksimal. Obat ini mengurangi: Reabsorpsi HCO3- Reabsorbsi Na +. Obat ini juga menghambat ekskresi hidrogen (H + )

47

48 Inhibitor anhydrase karbonat yang terserap dari saluran pencernaan dan disekresikan oleh tubulus proksimal. Perubahan ph urine diamati dalam waktu 30 menit. Inhibitor anhydrase karbonat meliputi: Derivatif sulfonamide: Acetazolamide Dichlorphenamide Methazolamide.

49 Inhibitor karbonat anhidrase jarang digunakan sebagai diuretik. Berguna dalam pengobatan: Glaukoma: Menurunkan laju pembentukan HCO3- dalam aqueous humor dan akibatnya mengurangi tekanan okular. Meningkatkan sekresi ginjal asam urat dan sistein: menghasilkan alkalinisasi urin Epilepsi: Meningkatkan kadar CO2 di otak dan menurunkan ph - meningkatkan ambang kejang dan obat penenang Profilaksis dan pengobatan penyakit gout akut

50 Efek samping meliputi: 1. Asidosis metabolik karena penurunan bikarbonat. 2. Urine alkalinitas menurunkan kelarutan garam kalsium dan meningkatkan kecenderungan untuk pembentukan batu ginjal. 3. Buang kalium dapat berat. Penggunaan pada dosis besar, inhibitor anhydrase karbonat umumnya menyebabkan mengantuk dan parestesia. Penggunaan obat ini adalah kontraindikasi pada pasien sirosis hati.

51 Agen mempengaruhi ekskresi air Mannitol Gliserin Urea Agen ini adalah: mudah disaring Jelek diserap mengubah difusi air relatif terhadap natrium oleh "mengikat" air. Akibatnya, berkurangnya reabsorpsi Na +. Mannitol dan urea diberikan secara intravena.

52 Menggunakan terapi 1. Mannitol digunakan dalam profilaksis gagal ginjal akut akibat trauma fisik atau operasi. Bahkan ketika filtrasi berkurang, manitol yang cukup biasanya memasuki tubulus untuk mempromosikan produksi urine. 2. Mannitol mungkin juga berguna untuk mengurangi edema serebral dan tekanan intraokular. 3. Parenteral urea digunakan untuk pengurangan tekanan intrakranial dan intraokuler.

53 Efek samping dan kontraindikasi Karena kekuatan osmotik yang mengurangi volume intraseluler pada akhirnya memperluas volume ekstraseluler, sehingga efek samping yang serius dapat terjadi pada pasien dengan CHF. Efek samping ringan termasuk sakit kepala dan mual.

54 Gliserin diberikan per oral. Obat ini digunakan terutama untuk pengobatan awal penyakit mata. Topikal gliserin anhidrat berguna untuk edema kornea.

55 Agen yang mempengaruhi tindakan ADH Agen ini mempengaruhi permeabilitas permukaan luminal meduler yang mengumpulkan saluran air dan menyebabkan saluran air tertentu yang disebut aquaporin II yang akan dimasukkan ke dalam membran plasma. Dalam kondisi dehidrasi, kadar ADH meningkatkan untuk menghemat air tubuh. Agen yang mengangkat atau meniru ADH adalah antidiuretik Agen yang menurunkan atau memusuhi tindakan ADH adalah diuretik.

56 1. Vasopresin atau analog Kegunaan terapeutik. Agen ini berguna dalam pengelolaan ADH-sensitif diabetes insipidus. Desmopresin [DDAVP], salah satu analog yang paling berguna, juga digunakan untuk mengobati enuresis nokturnal. Penelitian telah menunjukkan bahwa vasopressin dan analog yang berguna untuk menjaga tekanan darah pada pasien dengan syok septik.

57 Efek samping dan kontraindikasi. Obat ini menyebabkan efek samping yang berhubungan dengan jantung, dan harus digunakan dengan hati-hati pada individu dengan penyakit arteri koroner. Hiponatremia terjadi pada ~ 5% pasien.

58 2. Klorpropamid, acetaminophen, indometasin, dan clofibrate Mekanisme Klorpropamid, acetaminophen, dan indometasin meningkatkan aksi ADH, setidaknya sebagian dengan mengurangi produksi prostaglandin di ginjal. Clofibrate meningkatkan pelepasan ADH terpusat. Kegunaan terapeutik. Agen ini berguna sebagai antidiuretics pada pasien diabetes.

59 3. ADH antagonis Demeclocycline Lithium karbonat Obat ini berguna dalam pengobatan sindroma ADH (SIADH) sekresi seperti yang terlihat dalam beberapa jenis kanker paru-paru.

60 Diuretik lainnya 1) Diuretik xanthine Tindakan dengan meningkatkan curah jantung dan mempromosikan laju filtrasi glomerulus yang lebih tinggi. Obat ini jarang digunakan sebagai diuretik, tapi diuresis terjadi di bawah aplikasi klinis lainnya (misalnya, untuk bronkodilatasi). 2) Acidifying garam: (Misalnya, amonium klorida) PH dan meningkatkan lumen yang lebih rendah konsentrasi Cl- dan Na+. Obat ini kadang-kadang digunakan dalam kombinasi dengan diuretik tinggi langit-langit untuk melawan alkalosis.

61 II. Inhibitor Nondiuretic Transportasi Tubular A. Inhibitor Nondiuretic transportasi pengaruh anion organik, termasuk asam urat anion endogen, dan kation. Transportasi berlangsung di tubulus proksimal Senyawa organik memasuki sel dengan Na+ -facilitated difusi dan dikeluarkan dari sel ke lumen oleh transporter ion organik tertentu. Para-aminohippurate, tidak digunakan secara klinis, adalah senyawa yang biasa digunakan untuk mempelajari fenomena ini.

62 B. Agen urikosurik Mekanisme. Meningkatkan ekskresi asam urat. Penggunaan terapi: Obat ini sering digunakan dalam pengobatan asam urat.

63 Obat yang dipilih 1. Probenesid Mekanisme. Probenesid diserap dari saluran pencernaan dan disekresikan oleh tubulus proksimal. Probenesid menghambat sekresi asam organik (Misalnya, dari plasma ke lumen tubular). Probenesid dikembangkan untuk menurunkan sekresi penisilin (Asam organik) dan penghapusan sehingga memperpanjang antibiotik ini. Obat lain yang sekresi dihambat oleh probenesid termasuk indometasin dan methotrexate.

64 Pada dosis yang lebih tinggi, probenesid juga menurunkan reabsorpsi asam urat dengan menghambat URAT1, protein transportasi urat. Hal ini menghasilkan kenaikan ekskresi asam urat dan menyumbang kegunaan obat dalam mengobati asam urat.

65 Kegunaan terapeutik. 1. Probenesid digunakan untuk mencegah encok pada individu dengan fungsi ginjal normal. 2. Hal ini juga digunakan sebagai adjuvant terapi penisilin ketika tingkat serum lama setelah dosis tunggal yang diperlukan atau untuk meningkatkan konsentrasi antibiotik di SSP.

66 Efek samping dan kontraindikasi. Efek samping yang paling umum dari probenesid adalah Reaksi hipersensitivitas dan iritasi lambung.

67 2. Sulfinpyrazone Mekanisme. Sulfinpyrazone merupakan asam organik kuat yang menghambat reabsorpsi asam urat sama dengan probenesid. Hal ini juga dapat menghambat sekresi obat diangkut oleh sebuah kapal asam organik. Sulfinpyrazone diserap dari saluran pencernaan dan disekresi oleh tubulus proksimal.

68 Kegunaan terapeutik. Sulfinpyrazone digunakan dalam pengobatan encok, sering di kombinasi dengan colchicine atau obat antiinflamasi nonsteroid. Efek samping dan kontraindikasi. Penggunaan sulfinpyrazone merupakan kontraindikasi pada adanya penyakit ulkus peptikum.

69 3. Allopurinol Mekanisme. Allopurinol bukan agen Urikosurik. Obat ini menghambat xantin oksidase, yang terlibat dalam sintesis asam urat. Allopurinol dimetabolisme oleh xantin oksidase untuk menghasilkan alloxanthine, yang memiliki efek panjang dalam penghambatan pada enzim; hasilnya adalah penurunan produksi asam urat. Kegunaan terapeutik. Allopurinol digunakan dalam pengobatan gout.

70

71 Mechanisms of Chemically Induced Acute Renal Failure Prerenal Diuretics Angiotensin receptor antagonists Angiotensinconverting enzyme inhibitors Antihypertensive agents vasoconstrict ion Nonsteroidal antiinflammatory drugs Radiocontrast agents Cyclosporine Tacrolimus Amphotericin B crystalluri a Sulfonami des Methotrex ate tubular toxicity Aminoglycosides Cisplatin endothel ial injury Cyclospo rine Mitomyci n C Acyclovir Vancomycin Tacrolim us Triamteren e Ethylene glycol Protease inhibitors glomerulop athy Gold Penicillamin e Nonsteroid antiinflamm atory drugs interstitial nephritis Antibiotics Nonsteroidal antiinflamm atory drugs Pentamidine Cocaine Diuretics Radiocontrast agents Heavy metals Haloalkane- and Haloalkene-cysteine conjugates Conjugat ed estro gens Quinine

72 THANK YOU

DIURETIK & ANTI DIURETIK. Dept. Farmakologi dan Terapeutik, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

DIURETIK & ANTI DIURETIK. Dept. Farmakologi dan Terapeutik, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara DIURETIK & ANTI DIURETIK Dept. Farmakologi dan Terapeutik, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara DIURETIK VOLUME URINE ANTI DIURETIK DIURETIK OSMOTIK PENGHAMBAT KARBONIK ANHIDRASE DIURETIK DIURETIK

Lebih terperinci

FARMAKOLOGI SISTEM VASKULER-RENAL (ANTIHYPERTENSION & DIURETICS AGENT)

FARMAKOLOGI SISTEM VASKULER-RENAL (ANTIHYPERTENSION & DIURETICS AGENT) FARMAKOLOGI SISTEM VASKULER-RENAL (ANTIHYPERTENSION & DIURETICS AGENT) Rina Wijayanti, M. Sc., Apt Disampaikan dalam Kuliah Modul Farmakologi Prodi Farmasi FK UNISSULA Mampu menjelaskan Farmakologi sistem

Lebih terperinci

FARMAKOLOGI dan TOKSIKOLOGI OBAT DIURETIKA. Oleh : MARIANNE

FARMAKOLOGI dan TOKSIKOLOGI OBAT DIURETIKA. Oleh : MARIANNE FARMAKOLOGI dan TOKSIKOLOGI OBAT DIURETIKA Oleh : MARIANNE DEFINISI Senyawa yang dapat menyebabkan ekskresi urine yang lebih banyak. Senyawa yang dapat meningkatkan ekskresi urine dan garam-garam Indikasi:

Lebih terperinci

Diuretik adalah obat yang dapat menambah kecepatan pembentukan urin. Diuretika adalah Zat-zat yang dapat memperbanyak pengeluaran kemih melalui kerja

Diuretik adalah obat yang dapat menambah kecepatan pembentukan urin. Diuretika adalah Zat-zat yang dapat memperbanyak pengeluaran kemih melalui kerja FARMAKOLOGI Pengertian Diuretik Diuretik adalah obat yang dapat menambah kecepatan pembentukan urin. Diuretika adalah Zat-zat yang dapat memperbanyak pengeluaran kemih melalui kerja langsung terhadap ginjal.

Lebih terperinci

BAB 25 DIURETIC. TABLE CLASSIFICATION OF DIURETICS Clinical Uses

BAB 25 DIURETIC. TABLE CLASSIFICATION OF DIURETICS Clinical Uses BAB 25 DIURETIC Diuretic termasuk obat yang sering diresepkan dengan respon farmakologi berupa diuresis Stoelting RK, Hillier SC.. In: Pharmacology and Physiology in Anesthetic Practice, 4th ed. Philadelphia,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kacang Panjang (Vigna sinensis L.) 1. Kandungan kimia kacang panjang (Vigna sinensis L.) Kacang panjang (Vigna sinensis L.) mengandung flavonol, glikosida flavonol, dan antosianidin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obat-obat yang menyebabkan suatu keadaan meningkatnya aliran urine disebut diuretik. Obat-obat ini merupakan penghambat transpor ion yang menurunkan reabsorpsi natrium

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLATIHAN SOAL BAB 1

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLATIHAN SOAL BAB 1 1. Perhatikan gambar nefron di bawah ini! SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLATIHAN SOAL BAB 1 Urin sesungguhnya dihasilkan di bagian nomor... A. B. C. D. 1 2 3 4 E. Kunci Jawaban : D

Lebih terperinci

FUNGSI SISTEM GINJAL DALAM HOMEOSTASIS ph

FUNGSI SISTEM GINJAL DALAM HOMEOSTASIS ph FUNGSI SISTEM GINJAL DALAM HOMEOSTASIS ph Dr. MUTIARA INDAH SARI NIP: 132 296 973 2007 DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN.......... 1 II. ASAM BASA DEFINISI dan ARTINYA............ 2 III. PENGATURAN KESEIMBANGAN

Lebih terperinci

M.Nuralamsyah,S.Kep.Ns

M.Nuralamsyah,S.Kep.Ns M.Nuralamsyah,S.Kep.Ns Pendahuluan Ginjal mempertahankan komposisi dan volume cairan supaya tetap konstan Ginjal terletak retroperitoneal Bentuknya menyerupai kacang dengan sisi cekungnya menghadap ke

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Tanaman alpukat.

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Tanaman alpukat. 3 TINJAUAN PUSTAKA Alpukat Tanaman alpukat berasal dari dataran tinggi Amerika Tengah dan diperkirakan masuk ke Indonesia pada abad ke-18, namun secara resmi antara tahun 1920-1930 (Anonim 2009). Kata

Lebih terperinci

JENIS GANGGUAN ELEKTROLIT

JENIS GANGGUAN ELEKTROLIT A.HIPERKALEMIA a. pengertian JENIS GANGGUAN ELEKTROLIT Hiperkalemia (kadar kalium darah yang tinggi b. penyebab 1.pemakaian obat tertentu yang menghalangi pembuangan kalium oleh ginjal misalnya spironolakton

Lebih terperinci

Struktur Ginjal: nefron. kapsul cortex. medula. arteri renalis vena renalis pelvis renalis. ureter

Struktur Ginjal: nefron. kapsul cortex. medula. arteri renalis vena renalis pelvis renalis. ureter Ginjal adalah organ pengeluaran (ekskresi) utama pada manusia yang berfungsi untik mengekskresikan urine. Ginjal berbentuk seperti kacang merah, terletak di daerah pinggang, di sebelah kiri dan kanan tulang

Lebih terperinci

G R A C I A C I N T I A M A S S I E P E M B I M B I N G : D R. A G U S K O O S H A RT O R O, S P. P D

G R A C I A C I N T I A M A S S I E P E M B I M B I N G : D R. A G U S K O O S H A RT O R O, S P. P D HIPOKALEMIA GRACIA CINTIA MASSIE PEMBIMBING : DR. AGUS KOOSHARTORO, SP.PD DEFINISI Hipokalemia adalah suatu keadaan dimana konsentrasi kalium dalam darah dibawah 3.5 meq/l yang disebabkan oleh berkurangnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Tanaman Kentang 1. Kandungan Kimia Kandungan kimia pada satu buah kentang mentah termasuk kulitnya dengan berat 213 gram mengandung kalium 897 mg, fosfor 121 mg,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rataan volume urin (ml) kumulatif tikus percobaan pada setiap jam

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rataan volume urin (ml) kumulatif tikus percobaan pada setiap jam 13 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian ini terdiri atas volume urin, persentase ekskresi urin, kerja diuretik, aktivitas diuretik, ph, kadar natrium, dan kalium urin. Selanjutnya, hasil penelitian disajikan

Lebih terperinci

5/30/2013. dr. Annisa Fitria. Hipertensi. 140 mmhg / 90 mmhg

5/30/2013. dr. Annisa Fitria. Hipertensi. 140 mmhg / 90 mmhg dr. Annisa Fitria Hipertensi 140 mmhg / 90 mmhg 1 Hipertensi Primer sekunder Faktor risiko : genetik obesitas merokok alkoholisme aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hiperurisemia merupakan keadaan meningkatnya kadar asam urat dalam darah di atas normal ( 7,0 mg/dl) (Hidayat 2009). Hiperurisemia bisa terjadi karena peningkatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ginjal Ginjal merupakan organ ekskresi utama pada manusia. Ginjal mempunyai peran penting dalam mempertahankan kestabilan tubuh. Ginjal memiliki fungsi yaitu mempertahankan keseimbangan

Lebih terperinci

BAHAN AJAR BAB III. OBAT YANG BEKERJA PADA GINJAL A. PENDAHULUAN

BAHAN AJAR BAB III. OBAT YANG BEKERJA PADA GINJAL A. PENDAHULUAN BAHAN AJAR BAB III. OBAT YANG BEKERJA PADA GINJAL A. PENDAHULUAN Topik kuliah ini membahas mengenai obat-obat yang bekerja pada ginjal, terutama obat-obat yang dapat meningkatkan volume urine (diuretika).

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. positif dan anion bermuatan negatif. Keseimbangan keduanya disebut sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. positif dan anion bermuatan negatif. Keseimbangan keduanya disebut sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Elektrolit Elektrolit adalah senyawa di dalam larutan yang di sebut kation bermuatan positif dan anion bermuatan negatif. Keseimbangan keduanya disebut sebagai elektronetralitas.

Lebih terperinci

Created by Mr. E. D, S.Pd, S.Si LOGO

Created by Mr. E. D, S.Pd, S.Si LOGO Created by Mr. E. D, S.Pd, S.Si darma_erick77@yahoo.com LOGO Proses Pengeluaran Berdasarkan zat yang dibuang, proses pengeluaran pada manusia dibedakan menjadi: Defekasi: pengeluaran zat sisa hasil ( feses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO dan the International Society of Hypertension (ISH), saat ini terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO dan the International Society of Hypertension (ISH), saat ini terdapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi saat ini telah menjadi masalah kesehatan yang serius di dunia. Menurut WHO dan the International Society of Hypertension (ISH), saat ini terdapat

Lebih terperinci

Kesetimbangan asam basa tubuh

Kesetimbangan asam basa tubuh Kesetimbangan asam basa tubuh dr. Syazili Mustofa, M.Biomed Departemen Biokimia, Biologi Molekuler dan Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung ph normal darah Dipertahankan oleh sistem pernafasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diuretik didefinisikan sebagai obat yang dapat meningkatkan jumlah ekskresi urin oleh ginjal. Diuretik juga meningkatkan ekskresi Na + dan beberapa kation lain

Lebih terperinci

Reabsorpsi dan eksresi cairan, elektrolit dan non-elektrolit (Biokimia) Prof.dr.H.Fadil Oenzil,PhD.,SpGK Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Reabsorpsi dan eksresi cairan, elektrolit dan non-elektrolit (Biokimia) Prof.dr.H.Fadil Oenzil,PhD.,SpGK Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Reabsorpsi dan eksresi cairan, elektrolit dan non-elektrolit (Biokimia) Prof.dr.H.Fadil Oenzil,PhD.,SpGK Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Fungsi homeostatik ginjal Proses penyaringan (filtrasi)

Lebih terperinci

GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT Dr. Suparyanto, M.Kes GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT CAIRAN TUBUH Cairan tubuh adalah larutan isotonik yang tersusun atas air dan zat terlarut (mineral)

Lebih terperinci

Dr.Or. Mansur, M.S. Dr.Or. Mansur, M.S

Dr.Or. Mansur, M.S. Dr.Or. Mansur, M.S PENTINGNYA CAIRAN Dr.Or. Mansur, M.S Dr.Or. Mansur, M.S mansur@uny.ac.id Fungsi air dan elektrolit 1. Mempertahankan keseimbangan cairan 2. Hilangnya kelebihan air terjadi selama aktivitas 3. Dehidrasi

Lebih terperinci

Efek Diuretik Ekstrak..., Asih Arum Sari, Fakultas Farmasi UMP, 2014

Efek Diuretik Ekstrak..., Asih Arum Sari, Fakultas Farmasi UMP, 2014 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Sukun 1. Tinjauan Tanaman Sukun Sukun termasuk dalam genus Artocarpus famili (moraceae) yang terdiri atas 50 spesies tanaman berkayu, yang hanya tumbuh di daerah panas

Lebih terperinci

HIPONATREMIA. Banyak kemungkinan kondisi dan faktor gaya hidup dapat menyebabkan hiponatremia, termasuk:

HIPONATREMIA. Banyak kemungkinan kondisi dan faktor gaya hidup dapat menyebabkan hiponatremia, termasuk: HIPONATREMIA 1. PENGERTIAN Hiponatremia adalah suatu kondisi yang terjadi ketika kadar natrium dalam darah adalah rendah abnormal. Natrium merupakan elektrolit yang membantu mengatur jumlah air di dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gagal jantung adalah keadaan patofisiologi dimana jantung gagal mempertahankan sirkulasi adekuat untuk kebutuhan tubuh meskipun tekanan pengisian cukup. Gagal jantung

Lebih terperinci

Dr.HM.Bambang Purwanto, dr. SpPD-KGH, FINASIM. Divisi Ginjal & Hipertensi Lab/SMF IPD FK.UNS / RSUD Dr.Moewardi Surakarta

Dr.HM.Bambang Purwanto, dr. SpPD-KGH, FINASIM. Divisi Ginjal & Hipertensi Lab/SMF IPD FK.UNS / RSUD Dr.Moewardi Surakarta Dr.HM.Bambang Purwanto, dr. SpPD-KGH, FINASIM Divisi Ginjal & Hipertensi Lab/SMF IPD FK.UNS / RSUD Dr.Moewardi Surakarta Beberapa keadaan klinis: 1. Hiperkalemi 2. Hiponatremi 3. Asidosis metabolik 4.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian yang berskala cukup besar di Indonesia dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian yang berskala cukup besar di Indonesia dilakukan oleh BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Penelitian yang berskala cukup besar di Indonesia dilakukan oleh survei ASNA (ASEAN Neurological Association) di 28 rumah sakit (RS) di seluruh Indonesia, pada penderita

Lebih terperinci

DIURETIK 1. Inhibitor karbonik anhidrase Asetazolamid Farmakodinamika Farmakokinetik

DIURETIK 1. Inhibitor karbonik anhidrase Asetazolamid Farmakodinamika Farmakokinetik DIURETIK Diuretik adalah obat yang dapat menambah kecepatan pembentukan urin. Istilah diuresis mempunyai dua pengertian, pertama menunjukkan adanya penambahan volume urin yang diproduksi dan yang kedua

Lebih terperinci

PENGATURAN JANGKA PENDEK. perannya sebagian besar dilakukan oleh pembuluh darah itu sendiri dan hanya berpengaruh di daerah sekitarnya

PENGATURAN JANGKA PENDEK. perannya sebagian besar dilakukan oleh pembuluh darah itu sendiri dan hanya berpengaruh di daerah sekitarnya MAPPING CONCEPT PENGATURAN SIRKULASI Salah satu prinsip paling mendasar dari sirkulasi adalah kemampuan setiap jaringan untuk mengatur alirannya sesuai dengan kebutuhan metaboliknya. Terbagi ke dalam pengaturan

Lebih terperinci

biologi SET 15 SISTEM EKSKRESI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. ORGAN EKSKRESI

biologi SET 15 SISTEM EKSKRESI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. ORGAN EKSKRESI 15 MATERI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL biologi SET 15 SISTEM EKSKRESI Pengeluaran zat di dalam tubuh berlangsung melalui defekasi yaitu pengeluaran sisa pencernaan berupa feses. Ekskresi

Lebih terperinci

Pengertian farmakokinetik Proses farmakokinetik Absorpsi (Bioavaibilitas) Distribusi Metabolisme (Biotransformasi) Ekskresi

Pengertian farmakokinetik Proses farmakokinetik Absorpsi (Bioavaibilitas) Distribusi Metabolisme (Biotransformasi) Ekskresi Pengertian farmakokinetik Proses farmakokinetik Absorpsi (Bioavaibilitas) Distribusi Metabolisme (Biotransformasi) Ekskresi Farmakokinetik - 2 Mempelajari cara tubuh menangani obat Mempelajari perjalanan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Ginjal dan Peranannya dalam Pembentukan Urin

TINJAUAN PUSTAKA. Ginjal dan Peranannya dalam Pembentukan Urin 3 TINJAUAN PUSTAKA Ginjal dan Peranannya dalam Pembentukan Urin Ginjal merupakan salah satu organ yang penting bagi makhluk hidup. Ginjal memiliki berbagai fungsi seperti pengaturan keseimbangan air dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obat dikeluarkan dari tubuh melalui berbagai organ ekskresi dalam bentuk asalnya atau dalam bentuk metabolit hasil biotransformasi. Ekskresi di sini merupakan hasil

Lebih terperinci

EFEK DIURETIK EKSTRAK ETANOL 70% DAUN GANDARUSA(Justicia gendarussa Burm. F ) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR SKRIPSI

EFEK DIURETIK EKSTRAK ETANOL 70% DAUN GANDARUSA(Justicia gendarussa Burm. F ) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR SKRIPSI EFEK DIURETIK EKSTRAK ETANOL 70% DAUN GANDARUSA(Justicia gendarussa Burm. F ) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR SKRIPSI Oleh : FITRI YULIANI K 100040229 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Ginjal merupakan organ ekskresi utama pada makhluk hidup multiseluler. Zatzat yang tidak digunakan oleh tubuh akan dikeluarkan dalam bentuk urin oleh ginjal. Pada seorang

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada hewan uji yang diinduksi

BAB V PEMBAHASAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada hewan uji yang diinduksi BAB V PEMBAHASAN A. Uji Tekanan Darah Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada hewan uji yang diinduksi larutan NaCl 8%, didapatkan hasil berupa penurunan rerata tekanan darah sebelum dan sesudah

Lebih terperinci

FARMAKOTERAPI KELOMPOK KHUSUS

FARMAKOTERAPI KELOMPOK KHUSUS FARMAKOTERAPI KELOMPOK KHUSUS dr HM Bakhriansyah, M.Kes., M.Med.Ed Farmakologi FK UNLAM Banjarbaru PENGGUNAAN OBAT PADA ANAK Perbedaan laju perkembangan organ, sistem dalam tubuh, maupun enzim yang bertanggung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi seringkali disebut sebagai silent killer, karena termasuk penyakit yang mematikan tersering tanpa disertai dengan gejala-gejalanya lebih dahulu sebagai peringatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkhasiat obat ini adalah Kersen. Di beberapa daerah, seperti di Jakarta, buah ini

BAB I PENDAHULUAN. berkhasiat obat ini adalah Kersen. Di beberapa daerah, seperti di Jakarta, buah ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ribuan jenis tumbuhan yang diduga berkhasiat obat, sejak lama secara turun-temurun dimanfaatkan oleh masyarakat. Salah satu dari tumbuhan berkhasiat obat ini adalah

Lebih terperinci

GAMBARAN KETEPATAN DOSIS PADA RESEP PASIEN GERIATRI PENDERITA HIPERTENSI DI RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN TAHUN 2010

GAMBARAN KETEPATAN DOSIS PADA RESEP PASIEN GERIATRI PENDERITA HIPERTENSI DI RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN TAHUN 2010 GAMBARAN KETEPATAN DOSIS PADA RESEP PASIEN GERIATRI PENDERITA HIPERTENSI DI RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN TAHUN 2010 Yetti O. K, Sri Handayani INTISARI Hipertensi merupakan masalah utama dalam kesehatan

Lebih terperinci

Reabsorbsi pada kapiler peritubuler

Reabsorbsi pada kapiler peritubuler SISTEM UROPOETIKA Reabsorbsi pada kapiler peritubuler Substansi yang dieliminasikan dari tubuh melalui filtrasi dari kapiler peritubuler GANGGUAN GINJAL Menunjukkan gejala klinis jika 70% fungsinya terganggu

Lebih terperinci

KESEIMBANGAN ASAM- BASA. dr.sudarno

KESEIMBANGAN ASAM- BASA. dr.sudarno KESEIMBANGAN ASAM- BASA dr.sudarno KESEIMBANGAN ASAM BASA Afinitas Hb terhadap O 2 terutama dikendalikan oleh ph darah ph darah (arterial) : 7,4 (7,35-7,45) Sistem yang berperan mempertahankan ph darah:

Lebih terperinci

TEKANAN DARAH TINGGI (Hipertensi)

TEKANAN DARAH TINGGI (Hipertensi) TEKANAN DARAH TINGGI (Hipertensi) DEFINISI Tekanan Darah Tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam arteri. Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana

Lebih terperinci

Pertukaran cairan tubuh sehari-hari (antar kompartemen) Keseimbangan cairan dan elektrolit:

Pertukaran cairan tubuh sehari-hari (antar kompartemen) Keseimbangan cairan dan elektrolit: Keseimbangan cairan dan elektrolit: Pengertian cairan tubuh total (total body water / TBW) Pembagian ruangan cairan tubuh dan volume dalam masing-masing ruangan Perbedaan komposisi elektrolit di intraseluler

Lebih terperinci

GINJAL KEDUDUKAN GINJAL DI BELAKANG DARI KAVUM ABDOMINALIS DI BELAKANG PERITONEUM PADA KEDUA SISI VERTEBRA LUMBALIS III MELEKAT LANGSUNG PADA DINDING

GINJAL KEDUDUKAN GINJAL DI BELAKANG DARI KAVUM ABDOMINALIS DI BELAKANG PERITONEUM PADA KEDUA SISI VERTEBRA LUMBALIS III MELEKAT LANGSUNG PADA DINDING Ginjal dilihat dari depan BAGIAN-BAGIAN SISTEM PERKEMIHAN Sistem urinary adalah sistem organ yang memproduksi, menyimpan, dan mengalirkan urin. Pada manusia, sistem ini terdiri dari dua ginjal, dua ureter,

Lebih terperinci

OBAT OBAT EMERGENSI. Oleh : Rachmania Indria Pramitasari, S. Farm.,Apt.

OBAT OBAT EMERGENSI. Oleh : Rachmania Indria Pramitasari, S. Farm.,Apt. OBAT OBAT EMERGENSI Oleh : Rachmania Indria Pramitasari, S. Farm.,Apt. PENGERTIAN Obat Obat Emergensi adalah obat obat yang digunakan untuk mengembalikan fungsi sirkulasi dan mengatasi keadaan gawat darurat

Lebih terperinci

kematian sebesar atau 2,99% dari total kematian di Rumah Sakit (Departemen Kesehatan RI, 2008). Data prevalensi di atas menunjukkan bahwa PGK

kematian sebesar atau 2,99% dari total kematian di Rumah Sakit (Departemen Kesehatan RI, 2008). Data prevalensi di atas menunjukkan bahwa PGK BAB 1 PENDAHULUAN Gagal ginjal kronik merupakan salah satu penyakit yang berpotensi fatal dan dapat menyebabkan pasien mengalami penurunan kualitas hidup baik kecacatan maupun kematian. Pada penyakit ginjal

Lebih terperinci

ph = log = - log [H + ] ph = - log [0, ] ph = 7,4

ph = log = - log [H + ] ph = - log [0, ] ph = 7,4 KESEIMBANGAN ASAM BASA Ion hidrogen adalah proton tunggal bebas yang dilepaskan dari atom hidrogen. Molekul yang mengandung atom-atom hidrogen yang dapat melepaskan ion ion hidrogen dalam larutan dikenal

Lebih terperinci

1. Asetat dimetabolisme di otot, dan masih dapat ditolelir pada pasien yang mengalami gangguan hai

1. Asetat dimetabolisme di otot, dan masih dapat ditolelir pada pasien yang mengalami gangguan hai ASERING JENIS-JENIS CAIRAN INFUS Dehidrasi (syok hipovolemik dan asidosis) pada kondisi: gastroenteriis akut, demam berdarah dengue (DHF), luka bakar, syok hemoragik, dehidrasi berat, trauma. Komposisi:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diuretik merupakan zat yang dapat meningkatkan pengeluaran urin. Mekanisme kerja diuretik dengan meningkatkan laju ekskresi urin dan laju ekskresi Na + yang

Lebih terperinci

HIPOKALSEMIA DAN HIPERKALSEMIA. PENYEBAB Konsentrasi kalsium darah bisa menurun sebagai akibat dari berbagai masalah.

HIPOKALSEMIA DAN HIPERKALSEMIA. PENYEBAB Konsentrasi kalsium darah bisa menurun sebagai akibat dari berbagai masalah. 1. Hipokalsemia HIPOKALSEMIA DAN HIPERKALSEMIA Hipokalsemia (kadar kalsium darah yang rendah) adalah suatu keadaan dimana konsentrasi kalsium di dalam darah kurang dari 8,8 mgr/dl darah. PENYEBAB Konsentrasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keadaan cukup istirahat maupun dalam keadaan tenang. 2

BAB I PENDAHULUAN. keadaan cukup istirahat maupun dalam keadaan tenang. 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keberhasilan pembangunan nasional, khususnya di bidang kesehatan, menghasilkan dampak positif, yakni meningkatnya harapan hidup penduduk di Indonesia, yaitu

Lebih terperinci

POLA PERESEPAN OBAT PADA PENDERITA HIPERTENSI DI APOTEK SEHAT FARMA KLATEN TAHUN 2010

POLA PERESEPAN OBAT PADA PENDERITA HIPERTENSI DI APOTEK SEHAT FARMA KLATEN TAHUN 2010 POLA PERESEPAN OBAT PADA PENDERITA HIPERTENSI DI APOTEK SEHAT FARMA KLATEN TAHUN 2010 Farida Rahmawati, Anita Agustina INTISARI Hipertensi adalah kenaikan tekanan darah arteri melebihi normal dan kenaikan

Lebih terperinci

Hubungan Hipertensi dan Diabetes Melitus terhadap Gagal Ginjal Kronik

Hubungan Hipertensi dan Diabetes Melitus terhadap Gagal Ginjal Kronik Hubungan Hipertensi dan Diabetes Melitus terhadap Gagal Ginjal Kronik Latar Belakang Masalah Gagal ginjal kronik merupakan keadaan klinis kerusakan ginjal yang progresif dan irreversibel yang berasal dari

Lebih terperinci

LARUTAN PENYANGGA (BUFFER) Disusun Oleh: Diah Tria Agustina ( ) JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

LARUTAN PENYANGGA (BUFFER) Disusun Oleh: Diah Tria Agustina ( ) JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM HANDOUT klik di sini LARUTAN PENYANGGA (BUFFER) Disusun Oleh: Diah Tria Agustina (4301414032) JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2016 PENGERTIAN LARUTAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mempertahankan homeostasis tubuh. Ginjal menjalankan fungsi yang vital

I. PENDAHULUAN. mempertahankan homeostasis tubuh. Ginjal menjalankan fungsi yang vital I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ginjal merupakan salah satu organ penting dalam tubuh yang berperan dalam mempertahankan homeostasis tubuh. Ginjal menjalankan fungsi yang vital sebagai pengatur volume

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian (mortalitas) (Purwanto,

BAB I PENDAHULUAN. angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian (mortalitas) (Purwanto, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi adalah suatu keadaan di mana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang mengakibatkan peningkatan angka kesakitan (morbiditas)

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pemberian cairan diperlukan karena gangguan dalam keseimbangan cairan dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pemberian cairan diperlukan karena gangguan dalam keseimbangan cairan dan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Terapi cairan Pemberian cairan bertujuan untuk memulihkan volume sirkulasi darah. 6,13 Pemberian cairan diperlukan karena gangguan dalam keseimbangan cairan dan elektrolit merupakan

Lebih terperinci

YUANITA ARDI SKRIPSI SARJANA FARMASI. Oleh

YUANITA ARDI SKRIPSI SARJANA FARMASI. Oleh MONITORING EFEKTIVITAS TERAPI DAN EFEK-EFEK TIDAK DIINGINKAN DARI PENGGUNAAN DIURETIK DAN KOMBINASINYA PADA PASIEN HIPERTENSI POLIKLINIK KHUSUS RSUP DR. M. DJAMIL PADANG SKRIPSI SARJANA FARMASI Oleh YUANITA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi menurut JNC 7 adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmhg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmhg. Hipertensi

Lebih terperinci

PATOFISIOLOGI SINDROM NEFROTIK

PATOFISIOLOGI SINDROM NEFROTIK PATOFISIOLOGI SINDROM NEFROTIK Reaksi antara antigen-antibodi menyebabkan permeabilitas membran basalis glomerulus meningkat dan diiukti kebocoran protein, khususnya akbumin. Akibatnya tubuh kehilangan

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIALatihan Soal 11.1

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIALatihan Soal 11.1 . Perhatikan gambar nefron di bawah ini! SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB. SISTEM EKSKRESI MANUSIALatihan Soal. Urin sesungguhnya dihasilkan di bagian nomor... Berdasarkan pada gambar di atas yang dimaksud dengan

Lebih terperinci

Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan

Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan Conducted by: Jusuf R. Sofjan,dr,MARS 2/17/2016 1 Tubuh manusia : 60 % ( sebagian besar ) terdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi, tetapi juga dari aktivitas atau latihan fisik yang dilakukan. Efek akut

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi, tetapi juga dari aktivitas atau latihan fisik yang dilakukan. Efek akut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan tubuh manusia tidak hanya tergantung dari jenis makanan yang dikonsumsi, tetapi juga dari aktivitas atau latihan fisik yang dilakukan. Efek akut aktivitas

Lebih terperinci

OBAT DAN NASIB OBAT DALAM TUBUH

OBAT DAN NASIB OBAT DALAM TUBUH OBAT DAN NASIB OBAT DALAM TUBUH OBAT : setiap molekul yang bisa merubah fungsi tubuh secara molekuler. NASIB OBAT DALAM TUBUH Obat Absorbsi (1) Distribusi (2) Respon farmakologis Interaksi dg reseptor

Lebih terperinci

EFEK DIURETIK EKSTRAK ETANOL 70% DAUN WORTEL (Daucus carota L.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR SKRIPSI

EFEK DIURETIK EKSTRAK ETANOL 70% DAUN WORTEL (Daucus carota L.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR SKRIPSI EFEK DIURETIK EKSTRAK ETANOL 70% DAUN WORTEL (Daucus carota L.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR SKRIPSI Oleh : ANGGA PERMANA K 100040249 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA

Lebih terperinci

Sistem Eksresi> Kelas XI IPA 3 SMA Santa Maria Pekanbaru

Sistem Eksresi> Kelas XI IPA 3 SMA Santa Maria Pekanbaru Sistem Eksresi> Kelas XI IPA 3 SMA Santa Maria Pekanbaru O R G A N P E N Y U S U N S I S T E M E K S K R E S I K U L I T G I N J A L H A T I P A R U - P A R U kulit K ULIT K U L I T A D A L A H O R G A

Lebih terperinci

BATU SALURAN KEMIH. Dr. Maimun Syukri, Sp.PD

BATU SALURAN KEMIH. Dr. Maimun Syukri, Sp.PD BATU SALURAN KEMIH Dr. Maimun Syukri, Sp.PD PENDAHULUAN BSK Masalah masa kini dan mendatang Batu kandung kemih Batu ginjal PATOGENESIS BSK Faktor Genetik Kurangnya faktor protektif Faktor biologis Perubahan

Lebih terperinci

Sistem Ekskresi Manusia

Sistem Ekskresi Manusia Sistem Ekskresi Manusia Sistem ekskresi merupakan sistem dalam tubuh kita yang berfungsi mengeluarkan zatzat yang tidak dibutuhkan lagi oleh tubuh dan zat yang keberadaannya dalam tubuh akan mengganggu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cairan ekstrasel terdiri dari cairan interstisial (CIS) dan cairan intravaskular. Cairan interstisial mengisi ruangan yang berada di antara sebagian sel tubuh dan menyusun

Lebih terperinci

KEBUTUHAN DASAR CAIRAN & ELEKTROLIT

KEBUTUHAN DASAR CAIRAN & ELEKTROLIT KEBUTUHAN DASAR CAIRAN & ELEKTROLIT Disampaikan pada kuliah KDDK_1_2011 Komposisi cairan tubuh Fungsi cairan tubuh Faktor berpengaruh pada kebutuhan cairan Kebutuhan cairan tubuh Intake dan output cairan

Lebih terperinci

Sistem Ekskresi. Drs. Refli, MSc Diberikan pada Pelatihan Penguatan UN bagi Guru SMP/MTS se Provinsi NTT September 2013

Sistem Ekskresi. Drs. Refli, MSc Diberikan pada Pelatihan Penguatan UN bagi Guru SMP/MTS se Provinsi NTT September 2013 Sistem Ekskresi Drs. Refli, MSc Diberikan pada Pelatihan Penguatan UN bagi Guru SMP/MTS se Provinsi NTT September 2013 Pengertian & Fungsi Proses Ekskresi Penegrtian : Proses pengeluaran zat-zat sisa hasil

Lebih terperinci

Author : Liza Novita, S. Ked. Faculty of Medicine University of Riau Pekanbaru, Riau Doctor s Files: (http://www.doctors-filez.

Author : Liza Novita, S. Ked. Faculty of Medicine University of Riau Pekanbaru, Riau Doctor s Files: (http://www.doctors-filez. Author : Liza Novita, S. Ked Faculty of Medicine University of Riau Pekanbaru, Riau 2009 0 Doctor s Files: (http://www.doctors-filez.tk GLOMERULONEFRITIS AKUT DEFINISI Glomerulonefritis Akut (Glomerulonefritis

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLatihan Soal 1.3. Air. Asam amino. Urea. Protein

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLatihan Soal 1.3. Air. Asam amino. Urea. Protein SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLatihan Soal 1.3 1. Zat yang tidak boleh terkandung dalam urine primer adalah... Air Asam amino Urea Protein Kunci Jawaban : D Menghasilkan urine primer

Lebih terperinci

Mahasiswa dapat menjelaskan alat ekskresi dan prosesnya dari hasil percobaan

Mahasiswa dapat menjelaskan alat ekskresi dan prosesnya dari hasil percobaan Indikator Pencapaian: MATERI IX SISTEM EKSKRESI Mahasiswa dapat menjelaskan alat ekskresi dan prosesnya dari hasil percobaan Materi Mahluk hidup dalam hidupnya melakukan metabolisme. Metabolisme ini selain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi menurut kriteria JNC VII (The Seventh Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and treatment of High Blood Pressure), 2003, didefinisikan

Lebih terperinci

OBAT KARDIOVASKULER. Obat yang bekerja pada pembuluh darah dan jantung. Kadar lemak di plasma, ex : Kolesterol

OBAT KARDIOVASKULER. Obat yang bekerja pada pembuluh darah dan jantung. Kadar lemak di plasma, ex : Kolesterol OBAT KARDIOVASKULER Kardio Jantung Vaskuler Pembuluh darah Obat yang bekerja pada pembuluh darah dan jantung Jenis Obat 1. Obat gagal jantung 2. Obat anti aritmia 3. Obat anti hipertensi 4. Obat anti angina

Lebih terperinci

Definisi fisiologi / ilmu faal Manusia sistem organ organ sel Sistem organ

Definisi fisiologi / ilmu faal Manusia sistem organ organ sel Sistem organ Definisi fisiologi / ilmu faal Manusia sistem organ organ sel Sistem organ Membran sel Membran nukleus Retikulum endoplasma Aparatus golgi Mitokondria lisosom Kurnia Eka Wijayanti 60 % dari berat tubuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Natrium diklofenak merupakan obat golongan antiinflamasi nonsteroid

BAB I PENDAHULUAN. Natrium diklofenak merupakan obat golongan antiinflamasi nonsteroid 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Natrium diklofenak merupakan obat golongan antiinflamasi nonsteroid (OAINS) dengan efek analgesik, antiinflamasi, dan antipiretik yang digunakan secara luas pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kreatinin adalah produk protein otot yang merupakan hasil akhir

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kreatinin adalah produk protein otot yang merupakan hasil akhir BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kreatinin Kreatinin adalah produk protein otot yang merupakan hasil akhir metabolisme otot yang dilepaskan dari otot dengan kecepatan yang hampir konstan dan diekskresi dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hipertensi adalah salah satu penyakit dengan kondisi medis yang beragam.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hipertensi adalah salah satu penyakit dengan kondisi medis yang beragam. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hipertensi 2.1.1 Definisi hipertensi Hipertensi adalah salah satu penyakit dengan kondisi medis yang beragam. Kebanyakan pasien hipertensi etiologi patofisiologinya tidak diketahui

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini digunakan sampel 52 orang yang terbagi menjadi 2

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini digunakan sampel 52 orang yang terbagi menjadi 2 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pada penelitian ini digunakan sampel 52 orang yang terbagi menjadi 2 kelompok. Pada kelompok pertama adalah kelompok pasien yang melakukan Hemodialisa 2 kali/minggu,

Lebih terperinci

OBAT ANTI HIPERTENSI

OBAT ANTI HIPERTENSI OBAT ANTI HIPERTENSI Obat antihipertensi Hipertensi adalah penyakit kardiovaskuler yang terbanyak 24% penduduk AS memiliki hipertensi Hipertensi yang berlanjut akan merusak pembuluh darah di ginjal, jantung

Lebih terperinci

Hormon antidiuretik (ADH) dan hipofise bekerja di sini dengan mempengaruhi permeabilitas bagi air dari sel-sel saluran ini (Sunardi, 2009).

Hormon antidiuretik (ADH) dan hipofise bekerja di sini dengan mempengaruhi permeabilitas bagi air dari sel-sel saluran ini (Sunardi, 2009). MEKANISME KERJA DIURETIK Ada tiga faktor utama yang mempengaruhi respon diuretikini. Pertama, tempat kerja diuretik di ginjal. Diuretik yang bekerja pada daerah yang reabsorbsi natrium sedikit, akan memberi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 16 HASIL DAN PEMBAHASAN Penapisan Fitokimia Uji fitokimia dilakukan untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder yang ada dalam fraksi heksan dan etil asetat ekstrak etanol daun alpukat. Fraksinasi dilakukan

Lebih terperinci

FARMAKOTERAPI ASMA. H M. Bakhriansyah Bagian Farmakologi FK UNLAM

FARMAKOTERAPI ASMA. H M. Bakhriansyah Bagian Farmakologi FK UNLAM FARMAKOTERAPI ASMA H M. Bakhriansyah Bagian Farmakologi FK UNLAM Pendahuluan Etiologi: asma ekstrinsik diinduksi alergi asma intrinsik Patofisiologi: Bronkokontriksi akut Hipersekresi mukus yang tebal

Lebih terperinci

1 Universitas Kristen Maranatha

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tekanan darah merupakan salah satu tanda vital kehidupan manusia. Tekanan darah dibagi menjadi tekanan sistolik yaitu tekanan dalam arteri saat jantung berdenyut (ketika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang benar dan dianjurkan dalam dunia kesehatan. Sebagian besar air seni

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang benar dan dianjurkan dalam dunia kesehatan. Sebagian besar air seni 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menjaga kelancaran pengeluaran air seni atau air kencing adalah tindakan yang benar dan dianjurkan dalam dunia kesehatan. Sebagian besar air seni merupakan

Lebih terperinci

MENGATASI KERACUNAN PARASETAMOL

MENGATASI KERACUNAN PARASETAMOL MENGATASI KERACUNAN PARASETAMOL Pendahuluan Parasetamol adalah golongan obat analgesik non opioid yang dijual secara bebas. Indikasi parasetamol adalah untuk sakit kepala, nyeri otot sementara, sakit menjelang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. transportasi berfungsi untuk mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. transportasi berfungsi untuk mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Darah Darah adalah adalalah cairan yang ada pada manusia sebagai alat transportasi berfungsi untuk mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penyakit Gangguan Ginjal Kronik 2.1.1 Definisi Penyakit ginjal kronik merupakan kerusakan ginjal yang terjadi selama lebih dari sama dengan tiga bulan, berdasarkan kelainan

Lebih terperinci

JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG POLTEKKES KEMENKES SEMARANG LAPORAN PENDAHULUAN KLIEN DENGAN GANGGUAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT DI RUANG PARIKESIT RSUD KOTA SEMARANG DisusununtukmemenuhitugasPraktekBelajarKlinikKDM III DISUSUN OLEH : ARFIANA NURANI P.17420613047 JURUSAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam arteri, mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah

Lebih terperinci

INTERAKSI OBAT ANTIKOAGULAN. Drs. Saiful Bahri, M.S., Apt.

INTERAKSI OBAT ANTIKOAGULAN. Drs. Saiful Bahri, M.S., Apt. INTERAKSI OBAT ANTIKOAGULAN Drs. Saiful Bahri, M.S., Apt. Latin. Coagulare = membeku ANTIKOAGULAN Antikoagulan adalah zat-zat yang dapat mencegah pembekuan darah dan digunakan pada keadaan dimana terdapat

Lebih terperinci