BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Desa Gesing, Kecamatan Kandangan Wilayah Kecamatan Kandangan yang merupakan salah satu dari 20 kecamatan di Kabupaten Temanggung. Secara administrati batas wilayah Kecamatan Kandangan sebelah Barat Kecamatan Kedu dan Gemawang, sebelah Utara Kabupaten Semarang dan Kecamatan Gemawang, Sebelah timur Kabupaten Semarang dan kecamatan Kaloran, sebelah selatan Kecamatan Temanggung dan Kecamatan Kaloran. Kecamatan kandangan terletak pada ketinggian tanah ratarata 657,31 m dpl dengan suhu antara 30 ºC dan 20 ºC. Kecamatan Kandangan memiliki luas Wilayah ha, dengan jumlah penduduk orang dan mempunyai 16 desa. Desa Gesing terdapat 9 dusun yang terdiri dari 9 rukun warga (RW) dan 26 rukun tetangga (RT) dan terdapat Rumah Tangga. Jumlah penduduk jiwa terdiri dari jiwa lakilaki dan jiwa perempuan. (Sumber:Kecamatan Kandangan tahun 2009) Sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Salah satu hasil pertanian yang paling unggul adalah tanaman pisang. seperti yang sudah dibahas dalam bab 1 bahwa penduduk di Desa Gesing lebih berminat dalam pengolahan buah pisang Raja Nangka dalam bentuk pisang aroma. Terdapat 14 home industri pisang aroma. Beberapa home industri tersebut sudah sukses dalam 40

2 memasarkan produknya hingga ke berbagai daerah di Indonesia. Namun ada beberapa pengusaha yang tidak berkembang dengan baik karena hanya memasarkan produknya di daerah-daerah setempat dan kurang inovasi pada produknya. Perkembangan pisang aroma di Desa Gesing Kecamatan Kandangan cukup pesat, dan sudah dikenal banyak masyarakt sebagai pusat oleh-oleh makanan ringan khas Temanggung. Pisang aroma Mahkota merupakan salah satu home industri yang terkenal dan banyak para pendatang yang membeli oleh-oleh, selain itu kunjungan dari beberapa sekolah, dan beberapa instansi untuk melakukan studi kewirausahaan. Perusahaan ini sebagai salah satu perusahaan yang telah melakukan inovasi pada produknya, yaitu pisang aroma yang merupakan produk unggulan. Inovasi pada produknya meliputi bentuk dan model kemasan Gambaran Objek Pisang Aroma Mahkota Pisang Aroma Mahkota berdiri sejak 5 Desember 2005, sampai saat ini baru sekitar ±8 tahun berdiri. Perusahaan ini terletak disebuah desa kecil 8 km arah utara dari pusat kota Temanggung, bertempat di desa Gesing RT 01 RW 04 Kelurahan Gesing, Kecamatan Kandangan, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Perusahaan ini merupakan usaha binaan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan, pertanian, Koperasi dan UPK (PNPM.MD Kec. Kandangan). Berkat tangan trampil ibu Endang selaku pendiri, saat ini pisang aroma menjadi sebuah industri kecil yang sebagian besar karyawannya berasal dari kalangan rumah tangga kurang mampu. Jumlah karyawan sudah mencapai 30 karyawan tetap, dan bisa mencapai 50 orang lebih ketika hari-hari besar seperti 41

3 hari raya idul fitri, karena pesanan semakin meningkat sehingga membutuhkan tenaga kerja lebih banyak. Dengan kata lain pisang aroma Mahkota mampu mengangkat serta membantu pengangguran di desa setempat. Pisang aroma terbuat dari bahan dasar pisang Raja Nangka yang dipadukan dengan berbagai bahan seperti terigu, gula, vanily, dan lain-lain, yang diolah secara higenis. Pangsa pasar pisang aroma Mahkota telah merambah diseluruh pulau Jawa dengan kapasitas produksi ±2000Kg 5000 kg per bulan dan kini juga sudah mulai merambah ke pasaran pulau Bali sejak tahun Proses pembuatan pisang aroma dimulai dengan pembuatan kulit pisang aroma. Bagian tersebut digunakan untuk membungkus buah pisang aroma yang sudah dipotong sedemikian rupa. Dalam pembuatan kulit pisang aroma ini dibutuhkan keahlian khusus, tidak semua karyawan dapat mengerjakannya. Kulit pisang aroma tersebut terbuat dari bahan dasar terigu, garam, vanily dan air. Pembuatan dengan isi menggunakan buah pisang (pisang raja nangka). Sedangkan gula dan terigu digunakan sebagai bahan perekat. Kadaluarsa untuk pisang aroma yaitu 5 bulan Produk Kotler, (2002 : 3) mendefinisikan produk adalah tawaran yang dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan. Setelah dilakukan proses wawancara dengan narasumber, dan juga observasi atau pengamatan yang dilakukan peneliti, maka dapat disajikan hasil dan pembahasan penelitian. Inovasi yang dilakukan dengan merubah makanan ringan yang berbahan dasar pisang dan balutan tepung yang teksturnya basah dan tidak tahan lama 42

4 menjadi makanan ringan pisang aroma dengan tekstur yang lebih kering dan tahan lama. Inovasi produk yang ada di pisang aroma Mahkota meliputi perubahan pada bentuk produk dan model kemasan. Kualitas produk lebih mengutamakan kekhasan rasa dari pisang aroma, belum pernah ada inovasi yang dilakukan untuk rasa pisang aroma. Perusahaan hanya merubah bentuk dari tampilan model produknya, sedangkan dalam dalam tampilan luarnya mengubah pada model kemasannya. Makanan ringan pisang aroma merupakan makanan sehat untuk dikonsumsi oleh masyarakan. Hal ini dibuktikan dengan hasil pengujian produk pisang aroma oleh Departemen Perindustrian RI, sebagai berikut : Tabel 4.1 Hasil pengujian produk oleh Departemen Perindustrian RI, di laboratorium pengujian limbah dan lingkungan dan aneka komoditi dihasilkan sebagai berikut : No Parameter Satuan Hasil Uji Metode Uji 1 Kadar Air % 5,53 SNI Btr Abu % 1,10 SNI Btr Lemak % 17,40 SNI Btr Protein % 7,33 Kjeldahl 5 Serat Kasar % 0,38 SNI Btr 11 6 Karbohidrat % 68,26 Perhitungan Sumber : Departemen Perindustrian RI, data sekunder dari pisang aroma Mahkota. Distribusi hasil uji laboratorium pada produk pisang aroma Mahkota menunjukkan bahwa produk pisang aroma memiliki kandungan nutrisi yang cukup baik. Bahan dasar buah pisang mengandung vitamin C yang berfungsi untuk daya tahan tubuh, protein dan serat yang berfungsi untuk menjaga kesehatan dan karbonhidrat sebagai sumber energi. Selain itu untuk menjaga 43

5 kepercayan pelanggan, pisang aroma Mahkota telah memiliki label halal pada produk kemasannya. Semakin dikenalnya pisang aroma Mahkota membuat perekonomian pisang aroma Mahkota semakin membaik. Inovasi yang dilakukan pisang aroma Mahkota yaitu mengubah pisang aroma yang sebelumnya dibuat dengan tekstur yang lembek dan kurang tahan lama menjadi pisang aroma dengan tekstur yang lebih kering dan tahan lama untuk dikonsumsi selama berbulan-bulan. Adapun bentuk inovasi pisang aroma yang berbahab dasar buah pisang raja nangka dapat disajikan pada tabel 4.2. Tabel 4.2. Proses Inovasi Pisang Aroma no Deskriptor inovasi produk Keterangan Pisang rajangaka, bahan baku dalam pembuatan pisang aroma. Harga pisang tundungan biasanya berkisar 1. antara 35ribu 50ribu, tergantung ukuran pisang. Pisang raja nangka yang sudah dipotong per irisnya, yang dibeli para 2. konsumen untuk dikonsumsi sebagai buah segar. 44

6 3. Sebelumnya biasanya, pisang raja nangka digunakan untuk pisang goreng. Pisang raja nangka sering juga disebut pisang raja goreng. 4. Buah pisang yang sudah dipotonpotong, bahan dasar untuk digunakan sebagai isi pisang aroma, normalnya dalam satu buah pisang dapat dipotong 16 irisan. 5. Setelah disisir, buah pisang dimasukkan dalam balutan tepung yang sudah dibuat sedemikian rupa. Kemudian digulung. Dan siap untuk digoreng. 6. Bentuk pisang aroma sebelum adanya inovasi, teksturnya masih basah dan tidak tahan lama untuk dikonsumsi berbulan-bulan. 45

7 7. Bentuk pisang aroma setelah adanya inovasi, teksturnya lebih kering, dapat dikemas dan tahan lama untuk dikonsumsi selama berbulan-bulan. 8. Bentuk pisang aroma dengan potongan bulat-bulat kecil ukuran 2 cm, rasanya lebih renyah. Merupakan bentuk awal dalam pembuatan produk pisang aroma. 9. Kripik kulit pisang raja nangka, kulit pisang yang tadinya tidak bermanfaat dapat dimanfaatkan dan diolah menjadi kripik pisang yang memberikan nilai ekonomi. 46

8 Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa inovasi pada buah pisang Raja Nangka memberikan nilai lebih. Perkembangan inovasinya meliputi, pertama pisang Raja Nangka biasanya digunakan untuk pisang goreng yang hanya menggunakan balutan tepung terigu. Pisang goreng merupakan makanan ringan namun tidak dapat dikonsumsi dalam waktu yang lama. Selanjutnya dengan makanan serupa di inovasi dengan mengolahnya menjadi makanan ringan pisang aroma. Hampir sama dengan pisang goreng namun pada pisang aroma dibungkus dengan kulit tepung terigu yang sudah yang sudah dibentuk sedemikian rupa dengan maksud agar makanan tersebut lebih tahan lama. Namun ternyata kurang tahan lama karena teksturnya yang basah dan agak lembek. Dengan pengalaman tersebut, pisang aroma Mahkota berinovasi dengan merubah makanan serupa dengan tekstur yang lebih kering, dapat dikemas dan tahan lama untuk dikonsumsi berbulan-bulan. Sehingga menjadi makanan ringan yang lebih praktis dan efisien untuk dikonsumsi. Usaha pisang aroma Mahkota terus berkembang, awal berdirinya hanya memperkerjakan 26 karyawan dan kini sudah memiliki 30 orang karyawan tetap. Produk pertama yang dihasilkan pisang aroma berbentuk potongan bulat-bulat kecil ukran 2 cm dengan rasa gurih dan manis. Tahun 2007 pisang aroma Mahkota mulai berinovasi dengan model tampilan lain, yaitu merubah bentuk potongan menjadi dua bagian dan potongan utuh, bentuknya memanjang seperti selai pisang namun rasanya tetap gurih dan manis, agak sedikit kenyal karena teksturnya yang sedikit basah. Buah pisang selain dagingnya yang bisa dimanfaatkan, kulitnya pun bisa dimanfaatkan. Pemilik berinovasi dengan 47

9 mengolahnya menjadi kripik kulit pisang yang dipadukan dengan rasa trasi. Dengan nama produk sikulpis yaitu kripik kulit pisang rasa trasi Kemasan Selain dari bentuk model produk, pemilik juga berinovasi pada kemasan produknya agar terlihat menarik. Hampir beberapa tahun sekali model kemasan selalu berubah-ubah, agar tampilan lebih baik dan menarik. Adapun gram netto untuk ukuran kemasan 200 gr, 250 gr, 450 gr, 500 gr, 900gr, 4kg dan 5 kg. Produk-produk kemasan dapat disajikan dalam tabel 4.3. Tabel 4.3. Produk-Produk Kemasan Pisang Aroma Mahkota. No Deskriptor Inovasi Kemasan Keterangan 1. Kemasan pisang aroma, untuk pisang aroma dengan potongan bulat kecil-kecil dan pisang aroma dengan ukuran potongan menjadi dua. 2. Kemasan dengan ukuran potongan menjadi dua bagian. Biasanya gram nettonya 250 g dengan harga Rp.6000,- dan 450 g dengan harga Rp ,- 48

10 3. Kemasan box dengan gram netto ukuran 250 g, harganya Rp ,-,lebih mahal dari kemasan sebelumnya walaupun ukurannya sama. Kemasan ini mulai di produksi pada tahun Kemasan box dengan ukuran gram netto 350 g, harganaya Rp ,- Produksi kemasan tahun

11 5. Kemasan dos paket, di produksi pada tahun Ada dua macam model bentuk dus paket. Paket dalam kemasan ini terdiri dari paket I Rp ,- ; paket II Rp ,-; paket III Rp ,-; paket IV Rp ,-; Paket V Rp ,- 6. Kemasan panjang, untuk pisang 7. aroma dengan ukuran memanjang. Ukuran gram netto 400 g dengan harga Rp ,- 50

12 Dari tabel diatas produksi kemasan pertama kali, berbentuk memanjang dengan plastik yang sudah diberi label dan diikat menggunakan pita berwarna merah atau kemasan irit, biasanya untuk kemasan ini berisi pisang aroma yang dipotong kecil-kecil sekitar dua cm dan potongan dua bagian. Tahun 2007 perusahaan menawarkan model kemasan yang terbuat dari kardus disebut dengan kemasan box, harga lebih mahal dengan kemasan yang memakai pita 250 gr. Tahun 2010 berinovasi dengan model kardus ukuran lebih besar, dos paket yang memuat bermacam-macam snack dan pisang aroma kemasan irit dan kemasan box. Tahun 2012 menggunakan plastik tebal, polos, dan label pisang aroma hanya ditaruh pada bagian penutup atau perekat plastik. Digunakan untuk pisang aroma dengan potongan utuh atau memanjang Prospek Perkembangan Pisang Aroma Mahkota Menjaga kemitraan dilakukan dengan ASPO (asosiasi pengusaha pusat oleh-oleh), dengan tukar menukar produk makanan ringan atau saling menjualkan produknya. Perkembangan pisang aroma Mahkota dipasarkan di daerah Temanggung hingga ke daerah lain seperti Purworejo, Yogyakarta, Magelang, Salatiga, Kudus, dan Bali. Prospek perkembangan meningkat setelah adanya inovasi pada model bentuk pisang aroma. Peningkatan produk lebih kepada pisang aroma dengan potongan memanjang. Potongan dalam bentuk ini paling sering dikirim ke Bali, sedangkan untuk pisang aroma dengan bentuk bulat kecil-kecil dengan kemasan 51

13 yang dari kardus dengan gram netto 250 gr. Permintaan paling banyak saat menjelang hari raya idul fitri Tipe Inovasi Tipe pendekatan inovasi dapat berubah secara total maupun hanya berubah dengan menambahkan saja. Terdapat dua tipe pendekatan inovasi yaitu incremental innovaton dan radical innovaton. incremental innovaton dalam Davila, dkk (2006 : 46) adalah inovasi yang membawa sedikit peningkatan pada produk dan proses bisnis yang sudah ada. Sedangkan radical innovation dalam Davila, dkk (2006 : 46) inovasi dengan menghasilkan produk barag dan jasa baru yang disampaikan sepenuhnya dengan cara-cara baru. Pisang aroma Mahkota menggunakan pendekatan incremental innovation. karena inovasi yang dilakukan pada pisang aroma tidak merubah secara keseluruhan dari keaslian produk. Inovasi hanya menambah produk dengan memanfaatkan kulit pisang untuk dijadikan kripik, mengubah bentuk produk pisang aroma dan menambahkan berbagai macam design kemasan Pembahasan Produk Inovasi dan kreativitas pada produk di suatu industri usaha kecil menengah merupakan alat untuk mengembangkan usaha. Pakar manajemen Peter Drucer dalam buku (Thomas, dkk. 2008:57) bahwa inovasi merupakan instrumen khusus wirausahawan, sarana yang mereka gunakan untuk mengeksploitasi perubahan menjadi peluang untuk bisnis atau jasa yang berbeda. Inovasi tersebut melibatkan produk baru, karateristik baru dan produk lama. Inovasi pada produknya 52

14 merupakan cara untuk pemabaharuan pada produk yang diproduksi suatu perusahaan. Inovasi yang dilakukan pada pisang aroma Mahkota adalah dengan mengubah makanan ringan berbahan dasar pisang dan berbalut tepung terigu dengan tekstur basah kemudian dirubah menjadi makanan ringan yang serupa namun dengan tekstur yang lebih kering dan tahan lama sehingga dapat dikonsumsi selama berbulan-bulan. Inovasi pada buah pisang Raja Nangka dengan mengolahnya menjadi makanan ringan pisang aroma memberikan nilai ekonomis yang lebih tinggi. Satu siung pisang dapat bernilai tinggi karena tiap siung dipotong menjadi ±16 potong yang digunakan sebagai isi pisang aroma. Dalam satu pisang aroma dapat dipotong kira-kira 8-10 bagian. Dengan kata lain pemilik telah mentransformasikan idenya dan dapat memanfaatkan peluang yang ada untuk berwirausaha. Sesuai dengan pendapat Suryana dalam jurnal Ernani Hadiyati ( 2011:11) menyatakan inovasi sebagai kemampuan untuk menerapkan kreativitas dalam rangka memecahkan persoalan dan peluang untuk meningkatkan dan memeperkaya kehidupan. Terdapat 3 bentuk pisang aroma yaitu bentuk bulat kecil-kecil ukuran 2 cm, potongan menjadi dua dan potongan utuh. Inovasi pada bentuk pisang aroma dilakukan perusahaan di pengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya dipengaruhi oleh permintaan pelanggan yang menginginkan bentuk lain dari pisang aroma. Khususnya pelanggan atau distributor yang biasa memasok pisang aroma Mahkota yang ada di Bali, hal ini berarti pisang aroma Mahkota telah melakukan inovasi guna memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan agar tetap setia pada 53

15 produk pisang aroma Mahkota. Sesuai dengan pendapat teori Kotler, (2002 : 13) yang mendefinisikan produk adalah tawaran yang dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Dengan melakukan inovasi produk pengusaha pisang aroma telah mampu memenuhi kebutuhan para pelanggannya. Faktor lain dari inovasi produk yaitu ide kreatif dari pemilik pisang aroma Mahkota yang memanfaatkan bahan dasar pisang rajangka untuk diolah lebih lanjut. Selain dagingnya yang digunakan untuk isi pisang aroma, kulitnya pun dapat dimanfaatkan untuk diolah menjadi kripik. Sebelumnya di Desa Gesing sudah terdapat kripik kulit pisang namun terbuat dari kulit pisang yang masih mentah. Oleh karena itu pemilik berinovasi dengan memanfaatkan kulit pisang yang sudah matang, mengingat pisang yang digunakan untuk membuat pisang aroma adalah pisang yang sudah matang. Kripik kulit pisang tersebut dipadukan dengan rasa trasi, sehingga rasanya menjadi geti-getir renyah. Inovasi ini menambah nilai dari suatu produk. Barang yang mungkin tidak berguna dapat dimanfaatkan menjadi makanan ringan, yang memiliki nilai jual Kemasan Kemasan pada pisang aroma Mahkota berbentuk memanjang dengan plastik yang sudah diberi label dan diikat menggunakan pita berwarna merah. Biasanya untuk kemasan ini berisi pisang aroma yang dipotong kecil-kecil sekitar dua cm dan potongan dua bagian. Tahun 2007 mencoba menawarkan dengan model kemasan yang terbuat dari kardus, berbentuk persegi panjang. Walaupun harga yang ada pada kemasan box lebih mahal, namun netto gramnya sama dengan kemasan yang memakai pita 54

16 yaitu 250 gr. Inovasi pada kemasan ini dilakukan karena dipengaruhi beberapa faktor, yang pertama untuk membuat kemasan yang lebih praktis. Ide ini didapat dari pemilik karena melihat konsumen sekarang lebih menyukai hal-hal yang praktis. Dengan kemasan ini para konsumen tidak perlu repot-repot mencari tali untuk mengikat jika makanan masih sisa. Selain itu kemasan dari kardus juga ramah lingkungan. Kedua agar pembeli atau pelanggan tidak bosan untuk membeli produknya karena kemasan yang bervariatif sangat diperlukan. Hal ini sependapat dengan teori Robert (1981) dalam buku Lena, lina (2009 : 18) bahwa inovasi bukan hanya sekedar penemuan, tetapi lebih menekankan kepada ide-ide yang dibutuhkan untuk dipraktikkan. Tahun 2010 kembali melakukan inovasi pada kemasan dengan model kardus ukuran lebih besar yaitu kemasan dos paket yang di dalamnya memuat bermacam-macam snack. Inovasi ini dilakukan karena permintaan dari Bank Jateng untuk oleh-oleh. Fungsi dari kemasan ini dapat digunakan sebagai parsel oleh-oleh makanan ringan pisang aroma Mahkota. Selain bentuknya yang simpel dan cukup menarik, dalamnya pun dapat diisi dengan berbagai macam makanan ringan yang diproduksi oleh pisang aroma Mahkota sesuai denggan paket-paket yang tersedia. Tahun 2012 kemasan untuk potongan pisang aroma dengan model memanjang menggunakan plastik tebal, polos tidak ada label pada plastik. Label pisang aroma hanya ditaruh pada bagian penutup atau perekat plastik. Kemsanan dengan menggunakan bahan dari mica bening agar pisang aroma terlihat dengan jelas dan bersih. Sehingga dari tampilan luarnya sudah terlihat menarik. 55

17 Inovasi pada produk kemasannya perlu dimaksimalkan. Perusahaan harus terus melakukan inovasi-inovasi terbaru, namun tetap memperhatikan proses dalam melakukan inovasi. Hal ini perlu dilakukan untuk mengurangi resiko yang terlalu besar. Oleh karena itu riset pemasaran dilakukan oleh pemilik pisang aroma untuk mengetahui lebih jauh keinginan konsumen agar tetap setia dengan produk pisang aroma Mahkota Prospek Perkembangan Pisang Aroma Mahkota Inovasi dilakukan para pengusaha untuk tetap dapat bersaing dan meningkatkan penjualan dan laba perusahaan. Dalam menjaga kemitraan, perusahaan pisang aroma Mahkota menjalin kemitraan dengan ASPO (asosiasi pengusaha pusat oleh-oleh), dengan tukar menukar produk makanan ringan, dengan kata lain mereka saling menjualkan produknya. Hal ini dilakukan sematamata untuk saling memperkenalkan produk dari setiap industri rumahan yang ada di Temanggung, namun dalam hal ini tidak menukarkan produk dengan barang yang sejenis. Perkembangan pisang aroma Mahkota sudah cukup luas, selain dipasarkan secara lokal di daerah Temanggung, pisang aroma Mahkota kini mampu memasarkan ke luar daerah seperti Purworejo, Yogyakarta, Magelang, Salatiga, Kudus, hingga Bali. Prospek perkembangan pisang aroma semakin meningkat, setelah adanya inovasi pada model bentuk pisng aroma peningkatan produk yang dihasilkan lebih kepada pisang aroma dengan potongan memanjang, potongan dalam bentuk ini paling sering dikirim ke Bali. 56

18 Pisang aroma dengan potongan utuh rasanya berbeda dengan pisang aroma dengan potongan bulat kecil-kecil, padahal tidak ada perbedaan penggunaan bahan dasarnya. Pisang aroma dengan bentuk memanjang rasanya lebih kenyal dan agak sedikit basah, juga lebih manis, sedangkan pisang aroma dengan potongan bulat kecil-kecil rasanya gurih, manisnya kurang karena modelnya yang kecil. Pelanggan dalam hal ini para distributor menginginkan pisang aroma dengan bentuk bulat kcil-kecil yang diletakan pada kemasan kardus dengan gram netto 250 gr. Karena dengan kemasan ini, dinilai lebih praktis dalam penataan di etalase toko dan terlihat menarik pembeli, selain itu lebih mudah jika ingin dibawa saat berpergian. Permintaan dari berbagai daerah pun meningkat, permintaan paling banyak saat menjelang hari raya idul fitri, dimana pada saat hari besar digunakan untuk kue lebaran, sehingga kadang perusahaan perlu menambah karyawan dalam memproduksi pisang aroma karena permintaan terlalau banyak Tipe inovasi Tipe pendekatan inovasi dapat berubah secara total maupun hanya berubah dengan menambahkan saja. Dalam inovasi produk pisang aroma Mahkota menggunakan pendekatan incremental innovation, peneliti dapat mengkatagorikan kedalam pendekatan incremental innovation karena inovasi yang dilakukan pada pisang aroma tidak merubah secara keseluruhan dari keaslian produk. Inovasi hanya menambah atau mengubah bentuk produk yang sudah ada dan menambah berbagai model kemasan. Dapat terlihat dari prosesnya membuat produk berubah secara incremental yaitu inovasi dengan cara perluasan lini produk atau 57

19 penambahan modifikasi dari produk yang telah ada untuk meningkatkan kinerja perusahaan, Lena,Lina (2009 : 56). Inovasi yang hanya menambahkan saja tanpa harus mengubah total dinilai sangat cocok bagi pengusaha pisang aroma Mahkota yang masih dalam katagori usaha kecil menengah. dengan mnggunakan pendekatan tipe incremenntal innovation sangat ekonomis, mudah dan murah. Hal ini sesuai dengan pendapat Davila dkk. (2006:50) mengungkapkan bahwa Incrementa innovationl adalah cara untuk memerah sebanyak mungkin nilai dari produk barang atau jasa yang sudah ada tanpa membuat perubahan singnifikan atau investasi besar. Hanya dengan menambahkan produk dengan memanfaatkan kulit pisang untuk dijadikan kripik, merubah bentuk atau model tampilan pisang aroma dan menambahkan design baru untuk kemasannya. Hal ini sudah merupakan bentuk inovasi yang dapat dijual dan memberi nilai lebih pada barang tersebut. 58

20 59

: pemilik usaha pisang aroma Mahkota. 3. Apakah ibu pernah melakukan inovasi pada produknya?

: pemilik usaha pisang aroma Mahkota. 3. Apakah ibu pernah melakukan inovasi pada produknya? PEDOMAN WAWANCARA Nama responden Jabatan : Ibu Endang : pemilik usaha pisang aroma Mahkota 1. Bagaimana awal inovasi yang ibu lakukan, sehingga pisang aroma mampu berdiri seperti sekarang? 2. Apa kiat-kiat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar Belakang. Menghadapi persaingan yang semakin kompetetif dalam dunia bisnis,

BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar Belakang. Menghadapi persaingan yang semakin kompetetif dalam dunia bisnis, BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Menghadapi persaingan yang semakin kompetetif dalam dunia bisnis, kewirausahaan harus mampu mempertahankan perusahaannya untuk tetap dapat bertahan dalam menghadapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara di Asia yang memiliki lahan pertanian cukup luas dengan hasil pertanian yang melimpah. Pisang merupakan salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Snack telah menjadi salah satu makanan yang sering dikonsumsi oleh masyarakat. Hampir seluruh masyarakat di dunia mengonsumsi snack karena kepraktisan dan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pengolahan Keripik Pisang Mocca Tahapan-tahapan proses pengolahan keripik pisang mocca di UKM FLAMBOYAN terdiri atas : 1. Penyiapan bahan baku Adapun jenis pisang

Lebih terperinci

BAB III INDUSTRI KERUPUK RAMBAK DWIJOYO DESA PENANGGULAN KECAMATAN PEGANDON KABUPATEN KENDAL

BAB III INDUSTRI KERUPUK RAMBAK DWIJOYO DESA PENANGGULAN KECAMATAN PEGANDON KABUPATEN KENDAL BAB III INDUSTRI KERUPUK RAMBAK DWIJOYO DESA PENANGGULAN KECAMATAN PEGANDON KABUPATEN KENDAL A. Gambaran Umum Industri Kecil dan Menengah di Desa Penanggulan Desa Penanggulan termasuk wilayah yang memiliki

Lebih terperinci

PROFIL USAHA KRIPIK TALES

PROFIL USAHA KRIPIK TALES PROFIL USAHA KRIPIK TALES SARI MURNI ALAMI A. Pendahuluan SARI MURNI ALAMI adalah perusahaan rumahan atau home industri yang memproduksi, mendistribusikan, dan menawarkan produk berupa kripik talas. SARI

Lebih terperinci

Bisnis Kerupuk Udang, Renyah Menguntungkan

Bisnis Kerupuk Udang, Renyah Menguntungkan Bisnis Kerupuk Udang, Renyah Menguntungkan Kerupuk merupakan salah satu makanan ringan yang banyak diburu para konsumen. Rasanya yang gurih dan teksturnya yang sangat renyah, menjadikan kerupuk sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya 2.1 Komposisi Kimia Udang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Udang merupakan salah satu produk perikanan yang istimewa, memiliki aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya lebih

Lebih terperinci

Mengemas Laba Usaha Kacang Mete Di Musim Lebaran

Mengemas Laba Usaha Kacang Mete Di Musim Lebaran Mengemas Laba Usaha Kacang Mete Di Musim Lebaran Peluang bisnis musiman yang menjanjikan untung besar bagi para pelakunya, salah satunya saja seperti bisnis camilan kacang mete yang labanya semakin gurih

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. namun WHO menetapkan remaja (adolescent) berusia antara tahun.

BAB 1 PENDAHULUAN. namun WHO menetapkan remaja (adolescent) berusia antara tahun. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan salah satu kelompok usia yang memiliki tingkat kerentanan cukup tinggi disaat masa pertumbuhan dan pada masa ini terjadi proses kehidupan menuju kematangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Kendal terkenal dengan sentra pertanian, salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Kendal terkenal dengan sentra pertanian, salah satunya adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kabupaten Kendal terkenal dengan sentra pertanian, salah satunya adalah budidaya jambu biji. Jambu biji jenis getas merah (Psidium guajava Linn) merupakan jenis jambu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. prevalensinya terus meningkat secara global, termasuk di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. prevalensinya terus meningkat secara global, termasuk di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit degeneratif yang prevalensinya terus meningkat secara global, termasuk di Indonesia. Peningkatan ini seiring dengan peningkatan

Lebih terperinci

IbM Kelompok Tani Buah Naga

IbM Kelompok Tani Buah Naga IbM Kelompok Tani Buah Naga Wiwik Siti Windrati, Sukatiningsih, Tamtarini dan Nurud Diniyah Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember Jl. Kalimantan 37 Kampus Tegalboto Jember ABSTRAK Tujuan dari

Lebih terperinci

: Laila Wahyu R NIM :

: Laila Wahyu R NIM : Nama : Laila Wahyu R NIM : 11.11.568 Kelas : 11-S1TI-15 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 211/212 I. ABSTRAKSI Produk olahan krupuk ikan tenggiri merupakan produk pangan yang dapat digunakan sebagai makanan ringan

Lebih terperinci

Bisnis Keripik Buah Datangkan Laba Jutaan Rupiah

Bisnis Keripik Buah Datangkan Laba Jutaan Rupiah Bisnis Keripik Buah Datangkan Laba Jutaan Rupiah Melimpahnya potensi buah-buahan di negara kita, ternyata tak cuma mampu memenuhi kebutuhan nutrisi setiap warganya, namun juga memberikan peluang bisnis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut The American Heritage Dictionary, Wirausahawan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut The American Heritage Dictionary, Wirausahawan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Aspek Inovasi Dalam Wirausaha Menurut The American Heritage Dictionary, Wirausahawan (entrepreneur), didefinisikan dengan seseorang yang mengorganisasikan, mengoprasikan dan

Lebih terperinci

Bisnis Keripik Singkong, Labanya Penuhi Kantong

Bisnis Keripik Singkong, Labanya Penuhi Kantong Bisnis Keripik Singkong, Labanya Penuhi Kantong Gurih dan renyahnya keripik singkong begitu banyak digemari masyarakat. Tak heran bila belakangan ini banyak pemula maupun pelaku bisnis camilan yang saling

Lebih terperinci

TUGAS KULIAH LINGKUNGAN BISNIS

TUGAS KULIAH LINGKUNGAN BISNIS TUGAS KULIAH LINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS Disusun Oleh : Rendy Saputra 10.11.3703 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2010/2011 MEMBUKA PELUANG

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BIKA SINGKONG Mata Kuliah : Lingkungan Bisnis Kelompok G

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BIKA SINGKONG Mata Kuliah : Lingkungan Bisnis Kelompok G KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BIKA SINGKONG Mata Kuliah : Lingkungan Bisnis Kelompok G Oleh Nama : Akhmad Noor NIM : 11.12.5525 Kelas : SI S1 03 Jurusan : Sistem Informasi SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA

Lebih terperinci

INOVASI TEKNOLOGI SPESIFIK LOKASI BUAH PISANG DALAM MENDUKUNG DIVERSIFIKASI PANGAN DI LAMPUNG SELATAN

INOVASI TEKNOLOGI SPESIFIK LOKASI BUAH PISANG DALAM MENDUKUNG DIVERSIFIKASI PANGAN DI LAMPUNG SELATAN INOVASI TEKNOLOGI SPESIFIK LOKASI BUAH PISANG DALAM MENDUKUNG DIVERSIFIKASI PANGAN DI LAMPUNG SELATAN Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung dituntut harus selalu ambil bagian dan tanggap dalam mendukung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didorong oleh perkembangan bisnis yang sangat pesat di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. didorong oleh perkembangan bisnis yang sangat pesat di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi ini, perekonomian Indonesia semakin membaik.hal ini didorong oleh perkembangan bisnis yang sangat pesat di Indonesia. Perkembangan bisnis ini dipengaruhi

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesa Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesa Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi Masalah, (3) Tujuan Penelitian (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesa Penelitian, dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. karena berpengaruh terhadap eksistensi dan ketahanan hidup setiap manusia,

I. PENDAHULUAN. karena berpengaruh terhadap eksistensi dan ketahanan hidup setiap manusia, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan manuasia akan pangan merupakan hal yang sangat mendasar karena berpengaruh terhadap eksistensi dan ketahanan hidup setiap manusia, baik dipandang dari segi kualitas

Lebih terperinci

BISNIS CAMILAN JAGUNG, RENYAH DAN BANJIR UNTUNG

BISNIS CAMILAN JAGUNG, RENYAH DAN BANJIR UNTUNG BISNIS CAMILAN JAGUNG, RENYAH DAN BANJIR UNTUNG Menjadi salah satu tanaman pangan dunia, jagung yang memiliki nama biologi Zea Mays ini sekarang tak hanya dijadikan sebagai sumber karbohidrat bagi sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dilihat dari letak geografis, Indonesia merupakan negara yang terletak pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dilihat dari letak geografis, Indonesia merupakan negara yang terletak pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dilihat dari letak geografis, Indonesia merupakan negara yang terletak pada garis khatulistiwa. Hal ini mempengaruhi segi iklim, dimana Indonesia hanya memiliki 2 musim

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Kerupuk bertekstur garing dan

BAB I PENDAHULUAN. oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Kerupuk bertekstur garing dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kerupuk merupakan suatu jenis makanan kecil yang sudah lama dikenal oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Kerupuk bertekstur garing dan dikonsumsi sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan akan vitamin dan mineral yang diperoleh dari buah-buahan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan akan vitamin dan mineral yang diperoleh dari buah-buahan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semua orang membutuhkan buah-buahan untuk memenuhi kebutuhan akan vitamin dan mineral yang diperoleh dari buah-buahan tersebut. Salah satu buah yang diminati

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. kandungan gizi yang cukup baik. Suryana (2004) melaporkan data statistik

I PENDAHULUAN. kandungan gizi yang cukup baik. Suryana (2004) melaporkan data statistik I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Maksud Penelitian, (5) Manfaat Penelitian, (6) Kerangka Pemikiran,

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. UKM yang didirikan oleh Bapak H. Tarwa Hadi. Usaha ini bermula saat dia

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. UKM yang didirikan oleh Bapak H. Tarwa Hadi. Usaha ini bermula saat dia IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Perusahaan Usaha sale pisang Suka Senang yang menjadi fokus penelitian merupakan UKM yang didirikan oleh Bapak H. Tarwa Hadi. Usaha ini bermula saat dia mengundurkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nama latin Carica pubescens atau Carica candamarcencis. Tanaman ini masih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nama latin Carica pubescens atau Carica candamarcencis. Tanaman ini masih 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Komoditas Tanaman Carica Tanaman carica atau biasa disebut papaya dieng atau gandul dieng memiliki nama latin Carica pubescens atau Carica candamarcencis. Tanaman ini masih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Strategi ini dapat membuat konsumen yang berkunjung ke daerah tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Strategi ini dapat membuat konsumen yang berkunjung ke daerah tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dunia pemasaran, persaingan merupakan hal yang lumrah dan wajar. Maka dari itu berbagai usaha dilakukan dalam upaya memenangkan persaingan tersebut. Salah satu

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. disertai dengan proses penggilingan dan penjemuran terasi. Pada umumnya

II. TINJAUAN PUSTAKA. disertai dengan proses penggilingan dan penjemuran terasi. Pada umumnya 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Terasi Terasi atau belacan adalah salah satu produk awetan yang berasal dari ikan dan udang rebon segar yang telah diolah melalui proses pemeraman atau fermentasi, disertai

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BISNIS KRIPIK TEMPE

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BISNIS KRIPIK TEMPE KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BISNIS KRIPIK TEMPE Nama : Damas Riawan Kelas : D3 TI 02 NIM : 11.01.2910 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2012 ABSTRAKSI Karya tulis ini dibuat dengan tujuan untuk memberi petunjuk

Lebih terperinci

1 I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

1 I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian. 1 I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. industri yang berbasis pertanian atau biasa disebut agroindustri. Istilah

I. PENDAHULUAN. industri yang berbasis pertanian atau biasa disebut agroindustri. Istilah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat besar dalam pertumbuhan ekonomi negara, terutama negara yang bercorak agraris seperti Indonesia.Pembangunan ekonomi menitikberatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik dan benar. Salah satu kegiatan manajemen itu ialah kegiatan pemasarannya.

BAB I PENDAHULUAN. baik dan benar. Salah satu kegiatan manajemen itu ialah kegiatan pemasarannya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menjalankan sebuah bisnis, manajemen merupakan faktor yang paling penting karena tanpa manajemen perusahaan tidak akan terkelola dengan baik dan benar. Salah

Lebih terperinci

PENGARUH PERBANDINGAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI NANGKA DALAM PEMBUATAN MIE BASAH TERHADAP KOMPOSISI PROKSIMAT DAN DAYA TERIMA SKRIPSI

PENGARUH PERBANDINGAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI NANGKA DALAM PEMBUATAN MIE BASAH TERHADAP KOMPOSISI PROKSIMAT DAN DAYA TERIMA SKRIPSI PENGARUH PERBANDINGAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI NANGKA DALAM PEMBUATAN MIE BASAH TERHADAP KOMPOSISI PROKSIMAT DAN DAYA TERIMA SKRIPSI Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transformasi sektor pertanian ke sektor industri bagi negara berkembang seperti Indonesia tidaklah dapat dihindarkan, karena Indonesia beranjak dari negara agraris menuju

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS. Usaha Kecil Untuk Kelas Menengah BISNIS KRIPIK SINGKONG

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS. Usaha Kecil Untuk Kelas Menengah BISNIS KRIPIK SINGKONG KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS Usaha Kecil Untuk Kelas Menengah BISNIS KRIPIK SINGKONG Nama : Karnita Septi Wahyu Andriyani Kelas : 11-D3MI-02 NIM : 11.02.8021 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2012 ABSTRAK Karya ilmiah

Lebih terperinci

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM. Snabol Reborn (Snack Bolyn baru dengan Sayuran,Buah dan Menambah Rasa Baru Coklat dan Susu Keju)

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM. Snabol Reborn (Snack Bolyn baru dengan Sayuran,Buah dan Menambah Rasa Baru Coklat dan Susu Keju) PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM Snabol Reborn (Snack Bolyn baru dengan Sayuran,Buah dan Menambah Rasa Baru Coklat dan Susu Keju) BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN Diusulkan oleh:

Lebih terperinci

Peluang Bisnis Modal Kecil, Keripik Jamur Aneka Rasa

Peluang Bisnis Modal Kecil, Keripik Jamur Aneka Rasa Peluang Bisnis Modal Kecil, Keripik Jamur Aneka Rasa Prospek cerah bisnis jamur memang seakan tak pernah tidur. Setelah banyak pelaku usaha di Indonesia berhasil mencapai puncak kesuksesannya dengan menekuni

Lebih terperinci

KERIPIK LEVEL 03, 05 DAN 10

KERIPIK LEVEL 03, 05 DAN 10 KERIPIK LEVEL 03, 05 DAN 10 Keripik Maicih merupakan makanan ringan berupa keripik singkong yang terbuat dari singkong pilihan, sehingga menghasilkan keripik yang tipis dengan tekstur yang renyah. Keripik

Lebih terperinci

BAB II IDENTIFIKASI DATA. A. Data Produk

BAB II IDENTIFIKASI DATA. A. Data Produk BAB II IDENTIFIKASI DATA A. Data Produk 1. Profil Perusahaan Sebuah usaha yang berjalan dibidang pembuatan roti, mungkin masih terdengar sedikit asing. Roti Dampit, usaha kecil menengah yang sedang merintis

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN KOPI BUBUK CAP TIGA SENDOK DI KOTA PADANG

STRATEGI PEMASARAN KOPI BUBUK CAP TIGA SENDOK DI KOTA PADANG STRATEGI PEMASARAN KOPI BUBUK CAP TIGA SENDOK DI KOTA PADANG SKRIPSI SEBAGAI SALAH SATU SYARAT UNTUK MEMPEROLEH GELAR SARJANA PERTANIAN OLEH RIFI YANTI 0810221051 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ANDALAS

Lebih terperinci

1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi.

1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi. 1 I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis,

Lebih terperinci

Namun diversifikasi pangan belum sepenuhnya menjawab atau mengimbangi. dalam bukunya An Essay on the Principle of Population, yang mengatakan bahwa

Namun diversifikasi pangan belum sepenuhnya menjawab atau mengimbangi. dalam bukunya An Essay on the Principle of Population, yang mengatakan bahwa Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk sehingga menuntut dipenuhinya kebutuhan pokok rakyat, terutama pangan. Untuk memenuhi kebutuhan ini berbagai terobosan telah dilakukan untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB V AKSI MEWUJUDKAN KEMBALI HARAPAN MASYARAKAT NELAYAN

BAB V AKSI MEWUJUDKAN KEMBALI HARAPAN MASYARAKAT NELAYAN BAB V AKSI MEWUJUDKAN KEMBALI HARAPAN MASYARAKAT NELAYAN A. Membangun Keterampilan Usaha kecil Kerajinan adalah suatu keterampilan yang dihubungkan dengan suatu perbuatan barang yang harus dikerjakan secara

Lebih terperinci

PEMBUATAN ABON MANDAI SEBAGAI ALTERNATIF TAMBAHAN PENDAPATAN MASYARAKAT

PEMBUATAN ABON MANDAI SEBAGAI ALTERNATIF TAMBAHAN PENDAPATAN MASYARAKAT PEMBUATAN ABON MANDAI SEBAGAI ALTERNATIF TAMBAHAN PENDAPATAN MASYARAKAT Uswatun Chasanah dan Hikma Ellya Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan Politeknik Hasnur hikmapolihasnur@gmail.com ABSTRAK Tujuan

Lebih terperinci

KOMPARASI UJI KARBOHIDRAT PADA PRODUK OLAHAN MAKANAN DARI TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI RAMBUTAN (Nephelium lappaceum Linn)

KOMPARASI UJI KARBOHIDRAT PADA PRODUK OLAHAN MAKANAN DARI TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI RAMBUTAN (Nephelium lappaceum Linn) KOMPARASI UJI KARBOHIDRAT PADA PRODUK OLAHAN MAKANAN DARI TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI RAMBUTAN (Nephelium lappaceum Linn) SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Roti merupakan salah satu bahan makanan sumber karbohidrat yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Roti merupakan salah satu bahan makanan sumber karbohidrat yang sangat Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Roti merupakan salah satu bahan makanan sumber karbohidrat yang sangat potensial dan praktis dikonsumsi. Jika mau membandingkannya dengan nasi yang

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BISNIS KRIPIK JAMUR TIRAM

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BISNIS KRIPIK JAMUR TIRAM KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BISNIS KRIPIK JAMUR TIRAM Disusun Oleh : Nama : AZHARI YOGA SAPUTRA NIM : 11.01.2920 Jurusan : D3-TI STMIK AMIKOM YOGYAKARTA TAHUN AKADEMIK 2011 / 2012 ABSTRAKS Karya tulis

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Latar Belakang Perusahaan 3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan UD. TRIJAYA adalah sebuah home industry yang bergerak di bidang makanan ringan yang masih bersifat tradisional,

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN KELOMPOK PKK MELALUI USAHA KERUPUK LIDAH BUAYA DI DESA KEMANTREN KECAMATAN JABUNG KABUPATEN MALANG

PEMBERDAYAAN KELOMPOK PKK MELALUI USAHA KERUPUK LIDAH BUAYA DI DESA KEMANTREN KECAMATAN JABUNG KABUPATEN MALANG PEMBERDAYAAN KELOMPOK PKK MELALUI USAHA KERUPUK LIDAH BUAYA DI DESA KEMANTREN KECAMATAN JABUNG KABUPATEN MALANG Dianawati Suryaningtyas Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kanjuruhan Malang fe.diana@yahoo.co.id

Lebih terperinci

KOMPARASI UJI KARBOHIDRAT PADA PRODUK OLAHAN MAKANAN DARI TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI NANGKA (Artocarpus heterophyllus)

KOMPARASI UJI KARBOHIDRAT PADA PRODUK OLAHAN MAKANAN DARI TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI NANGKA (Artocarpus heterophyllus) KOMPARASI UJI KARBOHIDRAT PADA PRODUK OLAHAN MAKANAN DARI TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI NANGKA (Artocarpus heterophyllus) SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bakso merupakan salah satu produk olahan daging khas Indonesia, yang banyak digemari oleh semua lapisan masyarakat dan mempunyai nilai gizi yang tinggi karena kaya akan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Budaya mengkonsumsi daging sudah menyebar di sebagian besar. masyarakat dunia. Kalau tidak ada daging mungkin dirasa kurang lengkap

I. PENDAHULUAN. Budaya mengkonsumsi daging sudah menyebar di sebagian besar. masyarakat dunia. Kalau tidak ada daging mungkin dirasa kurang lengkap I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Budaya mengkonsumsi daging sudah menyebar di sebagian besar masyarakat dunia. Kalau tidak ada daging mungkin dirasa kurang lengkap kandungan gizinya, hal ini disebabkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. ditandai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada. Hal ini tentu saja

I. PENDAHULUAN. ditandai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada. Hal ini tentu saja I. PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Dunia perekonomian sekarang ini telah berkembang dengan begitu pesatnya yang ditandai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada. Hal ini tentu saja mengakibatkan

Lebih terperinci

MODUL 5 PIZZA IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu pizza ikan yang dihasilkan memiliki tekstur yang lembut, rasa dan aroma khas ikan.

MODUL 5 PIZZA IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu pizza ikan yang dihasilkan memiliki tekstur yang lembut, rasa dan aroma khas ikan. MODUL 5 PIZZA IKAN Standar Unit Kompetensi: Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu membuat pizza ikan yang enak, bertekstur lembut dan rasa yang lezat. Indikator Keberhasilan: Mutu pizza ikan

Lebih terperinci

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA STEM-BANANA (KERAJINAN HAND-MADE PELEPAH PISANG) PENGHASIL UANG. Bidang Kegiatan: PKM Kewirausahaan.

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA STEM-BANANA (KERAJINAN HAND-MADE PELEPAH PISANG) PENGHASIL UANG. Bidang Kegiatan: PKM Kewirausahaan. 1 PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA STEM-BANANA (KERAJINAN HAND-MADE PELEPAH PISANG) PENGHASIL UANG Bidang Kegiatan: PKM Kewirausahaan Diusulkan oleh: 1) NOFA SUSANTI (2211412018/2012) 2) SITI NURDYANTI S

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. jagung mengandung pati 54,1-71,7%, sedangkan kandungan gulanya 2,6-12,0%.

I. PENDAHULUAN. jagung mengandung pati 54,1-71,7%, sedangkan kandungan gulanya 2,6-12,0%. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jagung adalah salah satu tanaman pangan penghasil karbohidrat terpenting di dunia, selain gandum dan padi. Jagung dapat menjadi bahan baku berbagai produk industri pangan,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. maupun ekspor. Hal ini karena propinsi Lampung memiliki potensi lahan

I. PENDAHULUAN. maupun ekspor. Hal ini karena propinsi Lampung memiliki potensi lahan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Propinsi Lampung mempunyai potensi yang cukup besar dalam pengembangan agroindustri, terutama untuk agroindustri dengan orientasi pasar antar daerah maupun ekspor.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan pada anak-anak membuat anak buta setiap tahunnya

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan pada anak-anak membuat anak buta setiap tahunnya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Defisiensi vitamin A merupakan penyebab kebutaan yang paling sering ditemukan pada anak-anak membuat 250.000-500.000 anak buta setiap tahunnya dan separuh diantaranya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Mutu gizi makanan seseorang dapat diperbaiki dengan mengkonsumsi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Mutu gizi makanan seseorang dapat diperbaiki dengan mengkonsumsi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mutu gizi makanan seseorang dapat diperbaiki dengan mengkonsumsi makanan beranekaragam yang dapat memberikan sumber zat gizi yang cukup bagi tubuh, dengan adanya program

Lebih terperinci

MATA KULIAH PELUANG BISNIS PEMBUATAN KRIPIK TEMPE

MATA KULIAH PELUANG BISNIS PEMBUATAN KRIPIK TEMPE MATA KULIAH PELUANG BISNIS PEMBUATAN KRIPIK TEMPE NAMA : WAHYU ADITYA PRABOWO KELAS : S1 SI 08 NIM : 11.12.5897 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Keripik Tempe Industri Rumahan yang Menguntungkan Pernah singgah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat, baik perkotaan maupun di pedesaan. Anak-anak dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat, baik perkotaan maupun di pedesaan. Anak-anak dari berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan jajanan sudah menjadi kebiasaan yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat, baik perkotaan maupun di pedesaan. Anak-anak dari berbagai golongan apapun

Lebih terperinci

BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI KERUPUK UDANG

BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI KERUPUK UDANG BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI KERUPUK UDANG PIU KABUPATEN KUBU RAYA TAHUN 2014 BUSINESS PLAN INFRASTRUKTUR KOMPONEN 2 RUMAH PRODUKSI KERUPUK UDANG A. LATAR BELAKANG Business Plan merupakan suatu usulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terdapat tanaman pisang, hal ini dikarenakan tanaman cepat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terdapat tanaman pisang, hal ini dikarenakan tanaman cepat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman pisang (Musa paradisiaca) merupakan tanaman yang berasal dari Asia Tenggara yang kini sudah tersebar luas ke seluruh dunia termasuk Indonesia. Hampir seluruh

Lebih terperinci

Pengolahan hasil pertanian dalam pelatihan ini dimaksudkan untuk mengubah bentuk bahan baku menjadi bahan

Pengolahan hasil pertanian dalam pelatihan ini dimaksudkan untuk mengubah bentuk bahan baku menjadi bahan Pelatihan Kewirausahaan untuk Pemula olahan dengan memperhatikan nilai gizi dan memperpanjang umur simpan atau keawetan produk. Untuk meningkatkan keawetan produk dapat dilakukan dengan cara : (1) Alami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar masyarakat. Sampai saat ini produk-produk sumber protein

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar masyarakat. Sampai saat ini produk-produk sumber protein BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kekurangan konsumsi protein diduga sebagai salah satu penyebab gizi buruk di Indonesia. Hal ini yang diakibatkan oleh rendahnya taraf perekonomian sebagian besar masyarakat.

Lebih terperinci

PELUANG BISNIS MAKANAN TENTANG KRIPIK TEMPE

PELUANG BISNIS MAKANAN TENTANG KRIPIK TEMPE NAMA : JOKO NUR CAHYANTO NIM : 10.12.4486 KELAS : S1,SI,2B PELUANG BISNIS MAKANAN TENTANG KRIPIK TEMPE Pernah berkunjung ke kota Cilacap????????? Pasti pernah mencicipi penganan khas kota ini. ya, sudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. upaya untuk menyelamatkan harga jual buah jambu getas merah terutama

BAB I PENDAHULUAN. upaya untuk menyelamatkan harga jual buah jambu getas merah terutama 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buah jambu getas merah merupakan buah-buahan tropis yang mudah sekali mengalami kerusakan dan secara nyata kerusakannya terjadi pada saat penanganan, transportasi,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan di subsektor perikanan mempunyai peranan yang penting bagi kelangsungan pembangunan secara keseluruhan,

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan di subsektor perikanan mempunyai peranan yang penting bagi kelangsungan pembangunan secara keseluruhan, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan di subsektor perikanan mempunyai peranan yang penting bagi kelangsungan pembangunan secara keseluruhan, baik untuk meningkatkan gizi masyarakat maupun untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sangat penting untuk mencapai beberapa tujuan yaitu : menarik dan mendorong

I. PENDAHULUAN. sangat penting untuk mencapai beberapa tujuan yaitu : menarik dan mendorong I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Strategi pembangunan pertanian yang berwawasan agribisnis dan agroindustri pada dasarnya menunjukkan arah bahwa pengembangan agribisnis merupakan suatu upaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lodeh, sayur asam, sup, dodol, dan juga manisan. Selain itu juga memiliki tekstur

BAB I PENDAHULUAN. lodeh, sayur asam, sup, dodol, dan juga manisan. Selain itu juga memiliki tekstur BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini masyarakat masih sedikit memanfaatkan labu kuning sebagai bahan pangan. Hal ini disebabkan masyarakat masih belum mengetahui kandungan gizi yang terdapat

Lebih terperinci

PENGARUH PERBANDINGAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI NANGKA TERHADAP KOMPOSISI PROKSIMAT DAN SIFAT SENSORIK KUE BOLU KUKUS

PENGARUH PERBANDINGAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI NANGKA TERHADAP KOMPOSISI PROKSIMAT DAN SIFAT SENSORIK KUE BOLU KUKUS PENGARUH PERBANDINGAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI NANGKA TERHADAP KOMPOSISI PROKSIMAT DAN SIFAT SENSORIK KUE BOLU KUKUS Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Gizi

Lebih terperinci

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM TOKOL (PENTOL BROKOLI) SEBAGAI JAJANAN KAYA GIZI BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM TOKOL (PENTOL BROKOLI) SEBAGAI JAJANAN KAYA GIZI BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM TOKOL (PENTOL BROKOLI) SEBAGAI JAJANAN KAYA GIZI BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN Diusulkan oleh: Qorina Andriyani 13030234013 / 2013 Dewi Firdausi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kayu yang memiliki nilai gizi tinggi dan dapat dimanfaaatkan untuk berbagai jenis

I. PENDAHULUAN. kayu yang memiliki nilai gizi tinggi dan dapat dimanfaaatkan untuk berbagai jenis I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Masalah Jamur tiram (Pleurotus oestreatus) merupakan jamur konsumsi dari jenis jamur kayu yang memiliki nilai gizi tinggi dan dapat dimanfaaatkan untuk berbagai jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu keanekaragaman tersebut adalah bunga Tasbih (Canna edulis Ker.) dan ikan

BAB I PENDAHULUAN. satu keanekaragaman tersebut adalah bunga Tasbih (Canna edulis Ker.) dan ikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keanekaragaman hayati dan hewani Indonesia sangat berlimpah. Salah satu keanekaragaman tersebut adalah bunga Tasbih (Canna edulis Ker.) dan ikan Patin (Pangansius hypopthalmus).

Lebih terperinci

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM BIDANG KEGIATAN: PKM-KEWIRAUSAHAAN

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM BIDANG KEGIATAN: PKM-KEWIRAUSAHAAN USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM MANTEL UPIK Pemanfaatan Wortel untuk Keripik dengan Menggunakan Wortel Organik BIDANG KEGIATAN: PKM-KEWIRAUSAHAAN Diusulkan oleh: Muhammad Dilan Pradipta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kelor merupakan salah satu tanaman sayuran yang multiguna. Hampir semua bagian dari tanaman kelor ini dapat dijadikan sumber makanan karena mengandung senyawa aktif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Singkong atau ubi kayu merupakan tanaman umbi umbian yang dikenal luas di masyarakat Indonesia. Pada tahun 2013 produksi singkong di Indonesia mencapai 23 juta ton

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN SOSIS AYAM

LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN SOSIS AYAM LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN SOSIS AYAM Penyusun: Haikal Atharika Zumar 5404416017 Dosen Pembimbing : Ir. Bambang Triatma, M.Si Meddiati Fajri Putri S.Pd, M.Sc JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mie merupakan jenis makanan hasil olahan tepung yang sudah. dikenal oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Mie juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Mie merupakan jenis makanan hasil olahan tepung yang sudah. dikenal oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Mie juga merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mie merupakan jenis makanan hasil olahan tepung yang sudah dikenal oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Mie juga merupakan jenis makanan yang digemari oleh berbagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumberdaya alam yang tersebar luas di wilayahnya. Negara Indonesia terkenal dengan sebutan negara agraris dan sebagian

Lebih terperinci

Jurnal Abdimas Mahakam https://journal.uwgm.ac.id/index.php/abdimasmahakam Online ISSN : Juni 2017, Vol.1 No. 2

Jurnal Abdimas Mahakam https://journal.uwgm.ac.id/index.php/abdimasmahakam Online ISSN : Juni 2017, Vol.1 No. 2 Pengolahan Pisang Talas dalam Usaha Meningkatkan Nilai Tambah Buah Hasil Panen Purwati UniversitasWidya Gama Mahakam Samarinda purwati@uwgm.ac.id Tutik Nugrahini UniversitasWidya Gama Mahakam Samarinda

Lebih terperinci

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA SANGKUSTI SEBAGAI PELUANG USAHA MAKANAN TRADISIONAL ALTERNATIF KHAS KOTA SEMARANG BIDANG KEGIATAN :

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA SANGKUSTI SEBAGAI PELUANG USAHA MAKANAN TRADISIONAL ALTERNATIF KHAS KOTA SEMARANG BIDANG KEGIATAN : USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA SANGKUSTI SEBAGAI PELUANG USAHA MAKANAN TRADISIONAL ALTERNATIF KHAS KOTA SEMARANG BIDANG KEGIATAN : PKM KEWIRAUSAHAAN Diusulkan oleh : Antonius Indra Legowo Dimas Aditya

Lebih terperinci

TEKNOLOGI MANAJEMEN PENGEMASAN

TEKNOLOGI MANAJEMEN PENGEMASAN TEKNOLOGI MANAJEMEN PENGEMASAN Oleh : Aditya Oryza 0911033001 Novan Bagas Sayoga 0911030088 Vicky Pratama Putra 105100301111051 Winanto 0911033042 Yakun A. 0911030068 JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi rata-rata kue kering di kota dan di pedesaan di Indonesia 0,40

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi rata-rata kue kering di kota dan di pedesaan di Indonesia 0,40 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketergantungan konsumen pada makanan jajanan di Indonesia telah semakin meningkat dan memegang peranan penting, karena makanan jajanan juga dikonsumsi oleh golongan

Lebih terperinci

Bab 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Bab 5 KESIMPULAN DAN SARAN Bab 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Dari hasil penelitian Uji Kesukaan Antara Perkedel Tahu Dengan Perkedel Ampas Kedelai, peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: 5.1.1. Organoleptik-Kesukaan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR LINGKUNGAN BISNIS BISNIS JAMUR CRISPY. Disusun Oleh : : Siti Faizzatul Aslamiyah. No Mahasiswa :

TUGAS AKHIR LINGKUNGAN BISNIS BISNIS JAMUR CRISPY. Disusun Oleh : : Siti Faizzatul Aslamiyah. No Mahasiswa : TUGAS AKHIR LINGKUNGAN BISNIS BISNIS JAMUR CRISPY Disusun Oleh : Nama : Siti Faizzatul Aslamiyah No Mahasiswa : 11.12.5948 Kelas : 11-S1SI-09 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BAB III SENTRA INDUSTRI RAMBAK DESA PENANGGULAN KECAMATAN PEGANDON KABUPATEN KENDAL. A. Gambaran Umum Industri Kecil dan Menengah di Desa Penanggulan

BAB III SENTRA INDUSTRI RAMBAK DESA PENANGGULAN KECAMATAN PEGANDON KABUPATEN KENDAL. A. Gambaran Umum Industri Kecil dan Menengah di Desa Penanggulan BAB III SENTRA INDUSTRI RAMBAK DESA PENANGGULAN KECAMATAN PEGANDON KABUPATEN KENDAL A. Gambaran Umum Industri Kecil dan Menengah di Desa Penanggulan Menurut data dari kantor Kelurahan Penanggulan terdapat

Lebih terperinci

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Resep Bandeng Presto menggunakan Mesin Presto Industry Oleh: Cahyadi Triyansyah (10.11.3735) S1.TI.2C STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Membuat Bandeng Presto Proses Pengolahan Bandeng Presto. Tristar Machinery,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Ketela pohon atau ubi kayu dengan nama latin Manihot utilissima merupakan salah satu komoditas pangan penting di Indonesia selain tanaman padi, jagung, kedelai, kacang

Lebih terperinci

LAMPIRAN FOTO-FOTO RISET

LAMPIRAN FOTO-FOTO RISET LAMPIRAN FOTO-FOTO RISET DENAH LOKASI PEMBUATAN TEMPE Jalan Besar Belok kiri Jalan Lurus Lokasi Pembuatan Tempe Bagian Sebelah Kiri Lokasi LIMBAH CAIR PEMBUATAN TEMPE Tempat Limbah Mengalir PROSES SINGKAT

Lebih terperinci

PENGOLAHAN JAGUNG SEBAGAI BAHAN PANGAN. Agus Sutanto

PENGOLAHAN JAGUNG SEBAGAI BAHAN PANGAN. Agus Sutanto PENGOLAHAN JAGUNG SEBAGAI BAHAN PANGAN Agus Sutanto PENDAHULUAN Kebutuhan pangan selalu mengikuti trend jumlah penduduk dan dipengaruhi oleh peningkatan pendapatan per kapita serta perubahan pola konsumsi

Lebih terperinci

Usaha Untung Besar, Dari Cookies Aneka Rasa

Usaha Untung Besar, Dari Cookies Aneka Rasa Usaha Untung Besar, Dari Cookies Aneka Rasa Imut, lezat, dan renyah!!! Paduan inilah yang berhasil membuat camilan cookies aneka rasa diminati konsumen di berbagai belahan dunia. Bila dulunya cookies diciptakan

Lebih terperinci

Pembuatan Tepung dari Hati Nanas (Ananas comosus L. Merr.) sebagai Alternatif Bahan Baku Produk Olahan

Pembuatan Tepung dari Hati Nanas (Ananas comosus L. Merr.) sebagai Alternatif Bahan Baku Produk Olahan Pembuatan Tepung dari Hati Nanas (Ananas comosus L. Merr.) sebagai Alternatif Bahan Baku Produk Olahan Oleh : Zindy Sukma Aulia P. (2308 030 022) Rahmasari Ibrahim (2308 030 064) Dosen Pembimbing : Ir.

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS OMSET RATUSAN JUTA OPAK KUCAI PEDAS MANIS DWI PRI HASTINA D3 TI-2A

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS OMSET RATUSAN JUTA OPAK KUCAI PEDAS MANIS DWI PRI HASTINA D3 TI-2A KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS OMSET RATUSAN JUTA OPAK KUCAI PEDAS MANIS DWI PRI HASTINA 10.01.2723 D3 TI-2A STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2010/2011 ABSTRAK Jangan sepelekan ketela pohon. Ditangan Muqodam ketela

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu

I PENDAHULUAN. (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci