STUDI KELAYAKAN USAHA PENDIRIAN PABRIK PENGGILINGAN PADI MODERN (P3M) PADA PT. XYZ. Oleh NESSA VIYANTI MUTAHAR H

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STUDI KELAYAKAN USAHA PENDIRIAN PABRIK PENGGILINGAN PADI MODERN (P3M) PADA PT. XYZ. Oleh NESSA VIYANTI MUTAHAR H"

Transkripsi

1 STUDI KELAYAKAN USAHA PENDIRIAN PABRIK PENGGILINGAN PADI MODERN (P3M) PADA PT. XYZ Oleh NESSA VIYANTI MUTAHAR H PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015

2 RINGKASAN NESSA VIYANTI MUTAHAR. H Studi Kelayakan Usaha Pendirian Pabrik Penggilingan Padi Modern (P3M) pada PT. XYZ. Dibawah bimbingan MIMIN AMINAH. Penggilingan padi merupakan salah salah satu unsur dalam penanganan pasca pasca panen yang memerlukan proses penanganan dan pengolahan. Ketersediaan panen yang melimpah tidak seimbang dengan output beras yang dihasilkan dikarenakan banyak tingkat kehilangan pada proses penanganan pasca panen yang masih menggunakan alat tradisional. Dengan adanya permasalahan tersebut diharapkan rencana pendirian pabrik penggilingan padi modern (P3M) di Kabupaten Sukabumi dapat membantu permasalahan beras dari penanganan hingga pengolahan agar beras yang dihasilkan lebih optimal untuk memenuhi kebutuhan nasional. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Menganalisis tingkat kelayakan pengembangan proyek pendirian pabrik penggilingan padi modern (P3M) dari aspek non finansial dan (2) Mengalisis tingkat kelayakan pengembangan proyek pendirian pabrik penggilingan padi modern (P3M) dari aspek finansialnya. Data yang diperoleh baik data primer maupun sekunder, dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Data primer diperoleh dari hasil wawancara pemilik penggilingan dan pedagang pengumpul dan observasi di lokasi penelitian. Data sekunder didapat dari literatur-literatur terkait, kunjungan ke berbagai dinas, instansi dan tempat yang berhubungan dengan penelitian. Metode pengolahan data kualitatif digunakan untuk menganalisis aspek non finansial, sedangkan pengolahan data kuantitatif dilakukan dengan alat bantu Microsoft Excel untuk menganalis kriteria kelayakan secara finansial dengan menghitung Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net B/C, Payback Period (PP), dan analisis sensitivitasnya sehingga dapat diketahui apakah penggilingan padi PT.XYZ layak atau tidak dijalankan. Berdasarkan aspek non finansial usaha P3M pada PT. XYZ layak secara pasar, dengan penggunaan mesin dan proses produksi yang modern usaha P3M ini layak secara teknis dan teknologi, dari aspek manajemen cukup memudahkan pelaksanaan dari perencanaan usaha P3M, dan juga layak secara sosial ekonomi karena diterima oleh masyarakat dan petani sekitar perusahaan. Dari hasil analisis kelayakan keuangan dari beberapa kriteria kelayakan investasi dengan umur investasi yang telah ditentukan yakni 12 tahun menghasilkan NPV usaha sebesar Rp ,00, IRR 37 persen, Net B/C atau PI adalah 4,17 dan PBP adalah 4,26 tahun. Nilai tersebut menunjukkan kelayakan dari suatu usaha. Hasil analisis sensitivitas menunjukkan Kenaikan biaya variabel yang dapat ditolerir sampai dengan 1,1 persen, sedangkan penurunan permintaan beras masih dapat ditolerir hingga 4,95 persen. Kenaikan biaya variabel dan penurunan permintaan tersebut merupakan batas maksimum apabila bisnis tersebut masih ingin dipertahankan kelayakannya dan apabila biaya variabel dan penurunan permintaan melebihi batas tersebut maka usaha tidak layak untuk dijalankan. ii

3 STUDI KELAYAKAN USAHA PENDIRIAN PABRIK PENGGILINGAN PADI MODERN (P3M) PADA PT. XYZ SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Oleh NESSA VIYANTI MUTAHAR H PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015 iii

4 Judul Skripsi : Studi Kelayakan Pendirian Usaha Pabrik Penggilingan Padi Modern (P3M) pada PT. XYZ Nama : Nessa Viyanti Mutahar NIM : H Menyetujui Pembimbing, Ir. Mimin Aminah, MM. NIP Mengetahui Ketua Departemen Dr. Mukhamad Najib, STP., MM NIP Tanggal Lulus : iv

5 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 2 September 1988 sebagai putri satu-satunya dari pasangan Bapak Salim Achmad Al-Mutahar dan Ibu Nemmy Ghazali. Jenjang pendidikan yang dilalui penulis diawali dengan memasuki Taman Kanak-kanak (TK) Bina Insani Bogor lulus pada tahun Kemudian dilanjutkan di Sekolah Dasar Bina Insani Bogor dan menyelesaikannya pada tahun Pada tahun 2003 penulis lulus dari Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 5 Bogor. Selanjutnya, di tahun yang sama penulis diterima dan melanjutkan di Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Bogor selama tiga tahun. Tahun 2006, penulis masuk perguruan tinggi melalui jalur Undangan Seleksi Mahasiswa IPB (USMI) pada Program Keahlian Manajemen Agribisnis Direktorat Program Diploma IPB. Setelah itu, pada tahun 2010 dengan bangga penulis diterima sebagai mahasiswa melalui ujian saringan masuk di Program Alih Jenis Manajemen IPB. v

6 KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta ala atas segala nikmat dan karunia yang telah diberikan-nya. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan seluruh umat yang selalu berada di jalan-nya. Setelah melalui perjalanan yang cukup panjang serta penuh tantangan dan rintangan, akhirnya berkah rahmat dan petunjuk dari Allah SWT serta bantuan dari berbagai pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Pebruari 2014 ini ialah studi kelayakan bisnis, dengan judul Studi Kelayakan Pendirian Usaha Pabrik Penggilingan Padi Modern (P3M) pada PT XYZ. Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Ir. Mimin Aminah,MM selaku pembimbing, serta para dosen penguji atas saran dalam perbaikan skripsi ini. Disamping itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada pemilik perusahaan PT. XYZ yang telah memberikan waktu untuk penulis dalam mengumpulkan dan menyelesaikan penelitian. Ungkapan terima kasih juga disampaikan penulis ucapkan juga kepada Papah, Mamah, keluarga, serta seluruh teman-teman atas segala doa, support, dan kasih sayangnya. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca. Bogor, April 2015 Nessa Viyanti Mutahar vi

7 DAFTAR ISI RINGKASAN RIWAYAT HIDUP KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x I.PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup Penelitian... 4 II. TINJAUAN PUSTAKA Penggilingan Padi SNI Beras Giling Proses Penggilingan Padi yang Baik Studi Kelayakan Bisnis Manfaat Studi Kelayakan Bisnis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Studi Kelayakan Bisnis Aspek-aspek Studi Kelayakan Bisnis Penelitian Terdahulu III. METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Pengumpulan Data Metode Pengolahan dan Analisis Data Aspek Pasar dan Pemasaran Aspek Teknis dan Teknologi Aspek Manajemen Aspek Sosial Ekonomi Aspek Keuangan/ Finansial Asumsi Dasar IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Perusahaan Visi Misi dan Konsep PT. XYZ vii ii v

8 4.1.2 Pelayanan Yang diberikan PT. XYZ Analisis Kelayakan Pendirian Usaha Penggilingan Padi Modern Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran Analisis Aspek Teknis dan Teknologi Analisis Aspek Manajemen Aspek Sosial Ekonomi Analisis Aspek Finansial Analisis Kriteria Kelayakan Finansial Analisis Sensitifitas KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN viii

9 DAFTAR TABEL No. Halaman 1. Konsumsi beras nasional tahun Luas panen dan produksi tanaman padi Indonesia tahun Persyaratan khusus 5 (lima) kelas mutu (SNI ) Proyeksi kebutuhan beras berdasarkan geografis Keunggulan beras sehat dibandingkan dengan beras biasa Perbandingan harga beras PT XYZ dengan beras merk lainnya Kebutuhan investasi pendirian usaha P3M Biaya-biaya tetap usaha P3M Biaya-biaya variabel usaha P3M Hasil analisis finansial cashflow usaha P3M Hasil analisis sensitivitas skenario Hasil analisis sensitivitas skenario ix

10 DAFTAR GAMBAR No. Halaman 1. Bagan penanganan pasca panen Kerangka pemikiran penelitian Layout penggilingan padi PT. XYZ Bagan pengolahan padi Struktur organisasi PT. XYZ x

11 DAFTAR LAMPIRAN No. Halaman 1. Komponen biaya investasi usaha P3M Komponen biaya tetap usaha P3M Komponen biaya variabel PT. XYZ Cashflow usaha P3M Analisis sensitifitas penurunan permintaan beras sebesar 2,55% usaha P3M Analisis sensitifitas kenaikan harga bahan baku sebesar 0,49% usaha P3M xi

12 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris beriklim tropis yang memiliki potensi besar dalam sektor pertanian. Kebutuhan pangan Indonesia masih bergantung pada kegiatan pertanian terutama tanaman padi. Padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu pangan utama yang hasil olahannya beras menjadi komoditas penting dalam pembangunan strategis baik secara sosial, ekonomi, maupun politik. Menurut Suryana (2002) Beras sebagai bahan pangan pokok tampaknya tetap mendominasi pola makan orang Indonesia. Hal ini dapat terlihat dari tingkat partisipasi konsumsi beras di Indonesia yang masih diatas 95 persen. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik mencatat konsumsi beras nasional dari tahun mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Tahun 2010 rata-rata konsumsi beras mencapai ton. Pada tahun 2011 naik menjadi ton beras, dan terus meningkat pada tahun 2012 menjadi ton. Konsumsi beras Indonesia dinilai sangat tinggi dibandingkan dengan negara Asia lainnya yakni dengan total 139 kg per kapita per tahun. Tabel 1. Konsumsi beras nasional tahun Tahun Konsumsi Beras (Ton) Sumber : BAPPENAS (2013) Keterangan: *) Terdiri dari konsumsi rumah tangga, penggunaan untuk pakan, bibit, industri pengolahan (makanan dan non makanan) dan tercecer. Pada tahun 2011 hingga 2013, menurut data angka ramalan I BPS 2014 terjadi peningkatan luas panen dan juga produksi serta produktivitas sawah di Indonesia. Sementara untuk tahun 2014, terjadi penurunan baik dari segi luas panen, produksi maupun produktivitas. Secara umum produktivitas padi sawah maupun luas panen dan produksinya dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:

13 2 Tabel 2. Luas panen dan produksi tanaman padi Indonesia tahun Tahun Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Produktivitas (Ku/Ha) Sumber : Data Angka Ramalan I Badan Pusat Statistik (2014). Dengan adanya kedua data tersebut terlihat bahwa produksi padi dalam negeri masih belum dapat mencukupi seluruh kebutuhan konsumsi nasional. Hal ini yang menjadi alasan utama bagi pemerintah melakukan impor beras demi memenuhi kebutuhan dalam negeri. Dalam rangka mengurangi ketergantungan pada impor diperlukan adanya kemandirian pangan, dengan memacu para pelaku pertanian dalam memaksimalkan produksi padi dan meningkatkan kualitas produksi beras dengan mengurangi tingkat kehilangan panen. Penggilingan padi merupakan salah salah satu unsur dalam penanganan pasca pasca panen yang memerlukan proses penanganan dan pengolahan. Penggilingan padi dalam persebarannya yang hampir merata di seluruh daerah sentra produksi padi di Indonesia memegang peranan penting merubah padi menjadi beras yang siap diolah untuk dikonsumsi oleh masyarakat maupun untuk disimpan sebagai cadangan. Sampai saat ini mesin yang digunakan masih tradisional dan tua dirasa kurang optimal dalam mengolah padi menjadi beras. Tingkat kehilangan yang tinggi dalam proses pengolahan, waktu yang diperlukan dan juga ketergantungan akan musim pada saat penjemuran gabah menjadi kendala dalam pemenuhan beras untuk mencukupi kebutuhan nasional. Melihat fenomena diatas, tentu pendirian pabrik pengolahan padi modern diperlukan untuk membantu memperbaiki kualitas mutu beras. Dengan menggunakan alat-alat modern maka akan terjadi peningkatan produksi dan peningkatan mutu beras, sehingga nilai jualnya pun akan bertambah. Dengan demikian pemenuhan kualitas Standar Nasional Indonesia (SNI) dapat terpenuhi, dan konsumen akan lebih percaya untuk membeli produk tersebut. Maka diperlukan penggilingan padi yang lebih modern, agar beras yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik dan nilai jual yang tinggi. Solusi yang dirasa baik untuk mengatasi masalah diatas adalah dengan mendirikan pabrik penggilingan padi modern (P3M). PT. XYZ yang memiliki permasalahan yang

14 3 sama tersebut, menggagas perlunya pabrik penggilingan padi modern (P3M) di Kabupaten Sukabumi. Selain sudah memiliki sistem yang baik dalam mengkoordinir petani anggotanya, PT. XYZ juga memiliki program-program yang diharapkan dapat memberikan manfaat kepada para petani dan mampu meningkatkan produktivitas hasil taninya. Sebelum dilaksanakannya pendirian pabrik penggilingan padi modern (P3M) di Kabupaten Sukabumi, perlu diketahui terlebih dahulu bagaimana kelayakan usaha tersebut. Maka perlu dilakukan analisis studi kelayakan dengan mengkaji beberapa aspek, yaitu aspek finansial maupun aspek non-finansial untuk mengetahui layak atau tidaknya pendirian usaha pabrik penggilingan padi modern (P3M) tersebut. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka diperlukan adanya sebuah perubahan dari menggunakan penggilingan padi dengan alat tradisional menjadi lebih modern agar sesuai standar dan dapat mengurangi tingkat kehilangan, sehingga dapat memenuhi permintaan akan beras. Oleh karena itu, PT. XYZ berencana mendirikan pabrik penggilingan padi modern (P3M) dengan terlebih dahulu melakukan kegiatan studi kelayakan bisnis untuk mengetahui apakah usaha yang hendak dijalankan layak atau tidak. Maka perumusan masalah yang akan dikaji dalam penilitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana tingkat kelayakan pengembangan proyek pendirian pabrik penggilingan padi modern (P3M) apabila dilihat dari berbagai aspek non finansial seperti aspek hukum, aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi, aspek manajemen, serta aspek sosial ekonomi? 2. Bagaimana tingkat kelayakan pengembangan proyek proyek pendirian pabrik penggilingan padi modern (P3M) apabila dilihat dari aspek finansialnya dengan menggunakan kriteria kelayakan, yaitu Net Present Value (NVP), Net B/C, Internal Rate of Return (IRR), dan Pay Back Period (PBP)? 3. Bagaimana menganalisis sensitivitas kelayakan bisnis terhadap perubahanperubahan yang terjadi pada harga bahan baku dan permintaan?

15 4 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan diatas, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menganalisis tingkat kelayakan pengembangan proyek pendirian pabrik penggilingan padi modern (P3M) apabila dilihat dari berbagai aspek non finansialnya. 2. Mengalisis tingkat kelayakan pengembangan proyek pendirian pabrik penggilingan padi modern (P3M) apabila dilihat dari aspek finansialnya. 3. Menganalisis sensitivitas kelayakan bisnis terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada harga bahan baku dan permintaan? 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi pemilik PT. XYZ, diharapkan dapat memberikan informasi mengenai kelayakan proyek pendirian pabrik penggilingan padi modern (P3M) serta mampu menjadi bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam dalam keberlangsungan dan perkembangan. 2. Bagi masyarakat, diharapkan dapat memberikan bahan masukan dan informasi bagi masyarakat umum yang sedang atau ingin memulai usaha penggilingan padi modern agar dapat memulai dan mengembangkan bisnisnya. 3. Bagi kalangan akademisi, diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi dan pembanding bagi penelitian-penelitian berikutnya dan mampu memperbaiki serta menyempurnakan kelemahan dalam penelitian ini. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di desa Pasirhalang Sukaraja Sukabumi Jabar. Ruang lingkup penelitian akan difokuskan untuk menganalisis kelayakan usaha pendirian pabrik penggilingan padi modern (P3M) PT. XYZ untuk mengetahui apakah proyek ini layak dilihat dari aspek finansial dan aspek non finansial.

16 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penggilingan Padi Menurut Patiwiri (2006), penggilingan padi adalah salah satu tahapan pascapanen yang terdiri dari rangkaian mesin-mesin yang berfungsi melakukan proses giling gabah, yaitu dari bentuk gabah kering giling sampai menjadi beras siap konsumsi. Penggilingan padi memiliki peran yang sangat penting dalam sistem agribisnis padi atau perberasan di Indonesia. Penggilingan padi merupakan pusat pertemuan antara produksi, pascapanen, pengolahan dan pemasaran gabah atau beras sehingga merupakan mata rantai penting dalam suplai beras nasional yang dituntut untuk dapat memberikan kontribusi dalam penyediaan beras, baik dari segi kuantitas maupun kualitas untuk mendukung ketahanan pangan nasional (Widodo, 2005). Sistem penggilingan padi yang dikenal di Indonesia biasa disebut pabrik penggilingan padi. Jumlah pabrik penggilingan padi di Indonesia sebenarnya sudah berkembang cukup pesat, namun antara petani atau kelompok tani, gabungan kelompok tani (gapoktan) dengan penggilingan padi kecil dan industri penggilingan padi besar (modern), masih berjalan sendiri-sendiri. Berdasarkan data sensus BPS tahun 2012 total penggilingan padi di Indonesia sebanyak unit, yang terdiri penggilingan padi kecil (PPK) unit, penggilingan padi sedang (PPS) unit, dan penggilingan padi besar (PPB) unit. Dengen kapasitas giling PPK menghasilkan beras kurang dari 1,5 ton per jam, PPS 1,5 3 ton per jam, sedangkan PPB lebih dari 3 ton per jam. Dalam proses penggilingan padi menjadi beras giling, diperoleh hasil sampingan (by product) berupa sekam yakni bagian pembungkus atau kulit luar biji, dedak atau bekatul yang merupakan kulit ari, dihasilkan dari proses penyosohan, dan menir merupakan bagian beras yang hancur.

17 SNI Beras Giling Berdasarkan SNI NO tentang standar mutu beras giling yang meliputi definisi, istilah, klasifikasi, syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, penandaan, pengemasan dan rekomendasi. Beras giling digolongkan dalam 5 (lima) kelas mutu yaitu I, II, III, IV, dan V, yang dinyatakan dalam persyaratan umum dan persyaratan khusus, sebagai berikut : a) Persyaratan umum 1. Bebas hama dan penyakit. 2. Bebas bau apek, asam, atau bau asing lainnya. 3. Bebas dari campuran-campuran bekatul. 4. Bebas dari tanda-tanda adanya bahan kimia yang membahayakan. b) Persyaratan khusus Sertifikasi Nasional Indonesia Tabel 3. Persyaratan khusus 5 (lima) kelas mutu (SNI ) No. Komponen Mutu Satuan Tingkat Mutu I II III IV V 1. Derajat sosoh (min) (%) Kadar air (max) (%) Beras kepala (min) (%) Beras utuh (min) (%) Butir patah (max) (%) Butir menir (max) (%) Butir merah (max) (%) Butir kuning/rusak (max) (%) Butir mengapur (max) (%) Benda asing (max) (%) Butir gabah (max) (butir/100 gr) Campuran varietas lain (max) (%) Sumber : BSN (1999) Proses Penggilingan Padi yang Baik Menurut DEPTAN (2005), teknik penggilingan padi yang baik melalui tahapan proses sebagai berikut : 1) Persiapan bahan baku Untuk menghasilkan beras yang berkualitas harus menggunakan bahan baku gabah yang berkualitas pula. Gabah harus diketahui varietasnya, asal gabah, kapan dipanen, kadar air gabah dan langsung dikeringkan sampai kadar air

18 7 14%, baik melalui penjemuran atau menggunakan alat pengering. Penundaan gabah kering panen lebih 2-3 akan menimbulkan kuning. Gabah yang sudah kering sebaiknya dicegah agar tidak kehujanan karena dapat meningkatkan butir patah dan menir. Usahakan gabah yang digiling adalah gabah kering panen (GKP) yang baru dipanen agar penampakan putih cerah dengan cita rasa yang belum berubah. Bila menggunakan gabah kering yang telah disimpan lebih dari 4 bulan atau 1 musim, maka penampakan beras tidak optimal (buram) dan terjadi perubahan cita rasa (tingkat kepulenan menurun). 2) Proses pemecahan kulit Pada proses ini, mula-mula tumpukan gabah (GKG) disiapkan di dekat lubang pemasukan (corong sekam) gabah. Mesin penggerak dan mesin pemecah kulit dihidupkan, kemudian corong sekam dibuka-tutup dengan alat klep penutup. Proses pemecah kulit dilakukan 2 kali (ulangan) dan diayak 1 kali dengan alat ayakan beras pecah kulit agar dihasilkan beras pecah kulit (BPK). Ayakan BPK untuk varietas butir bulat (ukuran lubang ayakan 0,8 inci) dan butir panjang (ukuran lubang ayakan 1 inci) berbeda. Proses pemecah kulit berjalan baik bila butir gabah pada beras pecah kulit tidak ada. Namun bila masih banyak butir gabah harus distel kembali struktur rub berroll dan kecepatan putarannya. 3) Proses Penyosohan Beras Proses ini menggunakan alat penyosoh tipe friksi yaitu gesekan antar butiran, sehingga dihasilkan beras yang penampakannya bening. Beras pecah kulit disosoh 2 kali. Penyosohan pertama menggunakan mesin penyosoh tipe kulit friksi (dapat digunakan merk ICHI N 120 kapasitas 1200 kg per jam) dan sosoh kedua menggunakan mesin penyosoh merk ICHI N 70 kg per jam). Perlu diperhatikan kecepatan putaran untuk mencapai beras berkualitas adalah 1100 rpm dengan menyetel gas pada mesin penggerak dan menyetel katup pengepresan keluarnya beras. Proses penyosohan berjalan baik bila rendemen beras yang dihasilkan sama atau lebih dari 65% dan derajat sosoh sama atau lebih dari 95%. Untuk mengelompokkan kelas mutu beras dapat ditambah ayakan beras. Dianjurkan menggunakan alat

19 8 penyosoh tipe friksi karena menghasilkan kehilangan hasil selama penggilingan terendah (3,14% dibanding alat penyosoh tipe abrasive (3,54%). Usaha meningkatkan mutu beras hasil giling tergantung dari produk akhir yang diinginkan konsumen. Ada 3 jenis preferensi kondumen terhadap beras, yaitu beras bening, beras putih dan beras mengkilap. Untuk memproduksinya diperlukan proses yang berbeda. Untuk pembuatan beras dengan penampakan bening menggunakan alat penyosoh tipe friksi, untuk beras putih menggunakan alat penyosoh tipe abrasive dan untuk beras putih menggunakan alat penyosoh sistem pengkabutan. 4) Proses Pengemasan Beras hasil giling sebaiknya tidak langsung dikemas, sampai sisa panas akibat penggilingan hilang. Jenis kemasan disarankan memperhatikan beras isinya. Untuk kemasan lebih dari 10 kg sebaiknya menggunakan karung plastik yang dijahit tutupnya. Sedangkan untuk yang ukuran 5 kg dapat dengan kantong plastik dengan tebal 0,8 mm. Fakta yang perlu diperhatikan dalam memilih jenis kemasan adalah kekuatan kemasan, bahan kemasan (sebaikknya bersifat tidak korosif dan tidak mencemari produk beras, kedap udara atau pori-pori penyerapan uap air dari luar tidak mengganggu peningkatan kadar air beras dalam kemasan), serta label kemasan untuk beras hendaknya mencantumkan nama varietas (untuk menghindari pemalsuan). 5) Proses Penyimpanan Tempat penyimpanan beras yang harus diperhatikan adalah kondisi tempat penyimpanan harus aman dari pencurian dan tikus, bersih, bebas kontaminasi hama (Caliandra sp. Dan Tribolium sp.) dan penyakit gudang, ada pengaturan aerasi, tidak bocor dan tidak lembab. Sebelum beras disimpan sebaiknya dilakukan pemeriksaan. Karung keras diletakkan diatas bantalan kayu yang disusun berjejer dengan jarak 50 cm untuk pengaturan aerase, tidak langsung kontak dengan lantai untuk menghindari kelembaban, memudahkan pengendalian hama (fumigasi), serta teknik penumpukan beras.

20 9 Bagan alur penanganan pasca panen padi disajikan dalam Gambar 1. Panen Perontokan Pembersihan Pengeringan Penggilingan Pengemasan Penyimpanan Gambar 1. Bagan penanganan pasca panen 2.2 Studi Kelayakan Bisnis Studi kelayakan bisnis merupakan penelitian yang bertujuan memutuskan apakah sebuah bisnis layak untuk dilaksanakan atau tidak. Sebuah ide bisnis dinyatakan layak untuk dilaksanakan jika ide tersebut dapat mendatangkan manfaat yang lebih besar bagi semua pihak (stakeholder) dibandingkan dampak negative yang ditimbulkan (Suliyanto, 2010). Sedangkan menurut Ibrahim (2009), studi kelayakan juga yang sering disebut dengan feasibility study merupakan bahan pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan, apakah menerima atau menolak dari suatu gagasan usaha/proyek yang direncanakan. Pengertian layak dalam penilaian ini adalah kemungkinan dari gagasan usaha/proyek yang akan dilaksanakan memberikan manfaat (benefit), baikdalam arti financial benefit maupun dalam arti social benefit. Layaknya suatu gagasan usaha/proyek dalam arti social benefit tidak selali menggambarkan layak dalam arti financial benefi, hal ini tergantung dari segi penilaian yang dilakukan.

21 Manfaat Studi Kelayakan Bisnis Johan (2011), studi kelayakan memberi manfaat bagi para pihak terkait dengan usaha yaitu : 1. Pihak investor, ingin melihat berapa modal yang harus ditanamkan dan berapa potensi daripada usaha yang dijalankan dan juga nilai tambah yang bisa dihasilkan seperti berapa tambahan pendapatan, apakah pendapatan yang dihasilkan sebanding dengan risiko modal yang ditanamkan. Selain pendapatan yang dihasilkan dan risiko, investor juga akan melihat berapa pengembalian investasi yang ditanamkan. 2. Pihak kreditor, sebagai pihak penyandang dana eksternal, ingin melihat dana eksternal, ingin melihat risiko dana yang akan dipinjamkan dan juga kemampuan pengembalian dana pinjaman untuk jangka waktu berapa lama dan juga kemampuan secara keseluruhan bentuk bisnis yang dijalankan. 3. Pihak manajemen, sebagai pihak yang akan menjalankan usaha maka pihak manajemen perlu melakukan perencanaan sumber daya yang diperlukan, waktu pelaksanaannya, hasil yang ingin dicapai, dampak terhadap lingkungan sekitar baik langsung maupun tidak langsung, dan juga kemungkinan risiko-risiko yang bisa berdampak yang bisa timbul. 4. Pihak regulator, berkepentingan terhadap bentuk usaha yang dijalankan, usaha yang dijalankan, industri yang dijalankan, dan dampak terhadap masyarakat maupun perekonomian nasional Faktor-faktor yang Mempengaruhi Studi Kelayakan Bisnis Menurut Rangkuti 2012, hal penting yang harus diperhatikan dalam membuat studi kelayakan bisnis dan investasi: 1) Besarnya dana yang dipergunakan Semakin besar dana yang diperlukan suatu proyek, maka semakin mendalam pula studi kelayakan yang harus dilakukan. Makin besar dana investasi yang dibutuhkan suatu proyek, semakin besar pula risiko kerugian yang dihadapi. Biaya yang diperlukan dalam menyusun studi kelayakan juga akan semakin besar seiring dengan besarnya biaya investasi. Namun, demikian biaya studi kelayakan bisnis ini tetap dirasakan lebih ringan

22 11 dibanding risiko kehilangan modal yang lebih besar apabila investasi dilanjutkan tanpa melakukan studi kelayakan bisnis. 2) Tingkat ketidakpastian proyek Tingkat ketidakpastian proyek harus dapat diminimalisir sebelum proyek dilakukan. Dengan melakukan studi kelayakan bisnis, ketidakpastian proyek yang terjadi akibat berbagai hal, baik yang dapat diperhitungkan maupun tidak dapat diperhitungkan, dapat diantisipasi secepat mungkin. 3) Kompleksitas proyek Semakin kompleks suatu proyek, semakin mahal biaya yang diperlukan untuk menyusun studi kelayakan bisnis. Hal ini disebabkan karena studi kelayakan bisnis harus mempertimbangkan faktor-faktor seperti : besarnya permintaan, perhitungan biaya, suplai bahan baku, kontinuitas produksi, jalur distribusi, serta segala keterkaitannya dengan pihak ketiga Aspek-aspek Studi Kelayakan Bisnis Menurut Sucipto (2011) dalam studi kelayakan bisnis terdapat beberapa aspek yang harus dianalisis, yaitu : a. Aspek hukum, berkaitan dengan legalisasi keberadaan bisnis yang akan dijalankan baik dari segi perijinan maupun dari seg badan hukumnya. b. Aspek pasar dan pemasaran, berkaitan dengan potensi pasar produk yang akan dipasarkan, analisis kekuatan pesaing, estimasi penjualan yang mungkin bisa diraih (market share). c. Aspek teknis/operasi dan teknologis, berkaitan dengan pemilihan lokasi bisnis, pemilihan mesin dan peralatan yang sesuai dengan kapasitas produksi, penataan layout serta pemilihan tknologi yang sesuai. d. Aspek manajemen dan organisasi, berkaitan dengan manajemen dalam pembangunan fisik serta manajemen dalam opersionalnya dan struktur organisasi. e. Aspek sosial ekonomi, mencakup pengaruh proyek terhadap kehidupan sosial dan perekonomian secara makro dan lain sebagainya. f. Aspek keuangan, berkaitan dengan sumber dan penggunaan dana serta proyeksi pengembaliannya dengan tingkat biaya modal dari masing-masing sumber dana yang bersangkutan.

23 Penelitian Terdahulu Chaerunnisa (2007) meneliti analisis kelayakan pendirian usaha penggilingan gabah di desa Cikarawang, Kabupaten Bogor. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kelayakan pendirian usaha penggilingan gabah dilihat dari aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologis, aspek manajemen operasional dan aspek finansial. Penelitian ini menggunakan pendekatan rencana usaha kolaboratif dengan Participatory Action Research (PAR) dan metode Participatory Rural Appraisal (PRA). Berdasarkan analisis finansial diperoleh nilai dari beberapa parameter kelayakan proyek yang meliputi Net Present Value (NPV) Rp ,00 ; Internal Rate of Return (IRR) 40,58% ; Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) 8,54 ; Payback Periode (PBP) 0,8 tahun. Dari keseluruhan penilaian kriteria tersebut, terlihat bahwa pendirian usaha penggilingan gabah layak untuk didirikan. Dan dari analisis sensitivitas menunjukkan usaha ini tidak sensitif apabila terjadi penurunan volume penjualan sebesar 10 persen dan kenaikan harga input operasional sebesar 10 persen. Hasibuan (2010) dalam skripsinya yang berjudul Studi Kelayakan Pengembangan Usaha Penggilingan Padi UD. Kilang Padi Bersama di Kabupaten Padang Lawas Utara. Penelitian ini bertujuan untuk manganalisis aspek-aspek studi kelayakan dengan metode yang ada didalamnya seperti, aspek pasar, aspek manajemen dan organisasi, aspek teknik, aspek ekonomi dan finansil, untuk mengetahui nilai Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), pay back period (PBP), Break Even Point (BEP), Benefit Cost Ratio (BCR) dan Laba rugi sehingga dapat diketahui apakah Penggilingan padi tersebut selama masa operasional mendapatkan keuntungan atau kerugian. Dari hasil analisis aspek dalam studi kelayakan pengembangan usaha penggilingan padi UD. Kilang Padi Bersama di peroleh nilai NPV sebesar Rp , PBP sebesar 2,2 tahun, IRR sebesar 41,7375% (IRR MARR (23 %)), BCR sebesar 2,639918, dan dari hasil analisis tersebut investasi pengembangan usaha penggilingan padi UD. Kilang Padi Bersama layak dan menguntungkan.

24 13 III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran PT. XYZ merupakan perusahaan berbadan hukum perseroan terbatas yang didirikan dengan tujuan untuk membantu para petani di sekitar Kabupaten Sukabumi dalam kegiatan pasca panen sehingga mampu menghasilkan beras yang baik dan berkualitas. Pada awalnya PT. XYZ masih menggunakan alat tradisional dan tua, sehingga masih terdapat masalah dalam menjalankan usaha penggilingannya. Ketersediaan panen yang melimpah tidak seimbang dengan output beras yang dihasilkan dikarenakan banyak tingkat kehilangan pada proses penanganan pasca panen. Penggilingan padi dengan alat tradisional memerlukan waktu, tenaga, dan mengakibatkan beras yang dihasilkan kurang optimal. Sehingga dengan adanya permasalahan tersebut PT XYZ berencana untuk mendirikan pabrik penggilingan padi modern (P3M). Prospek pengembangan usaha penggilingan padi mempunyai harapan yang cukup cerah untuk masa-masa yang akan datang karena kebutuhan akan beras masih cukup tinggi. Hal ini tentu menjadi peluang besar bagi PT. XYZ dalam mendapatkan teknologi yang lebih modern untuk mengolah padi menjadi beras agar dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Penggilingan padi modern merupakan gagasan yang dapat mengatasi segala permasalahan beras dari penanganan hingga pengolahan. Pendirian pabrik pengolahan padi modern (P3M) yang akan dilakukan oleh PT XYZ diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam penyediaan beras, baik dari segi kuantitas maupun kualitas untuk mendukung ketahanan pangan nasional. Dengan demikian analisis kelayakan terhadap pendirian pabrik penggilingan padi modern (P3M) harus dilakukan. Hal ini untuk melihat apakah usaha pendirian pabrik pengolahan padi modern (P3M) ini layak atau tidak dengan mengkaji aspek finansial dan non-finansialnya. Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2. berikut ini

25 14 PT. XYZ Penggilingan padi dengan alat tradisional Ketersediaan Bahan Baku (gabah) Penanganan Pasca Panen yang kurang baik Pendirian Pabrik Penggilingan Padi Modern (P3M) Analisis studi kelayakan usaha pendirian pabrik penggilingan padi modern (P3M) Aspek Finansial : 1. NPV 2. IRR 3. Net B/C 4. PP 5. Sensitivitas Aspek non Finansial : 1. Pasar dan Pemasaran 2. Teknis dan teknologi 3. Manajemen 4. Sosial Ekonomi Layak Tidak Layak Implementasi Evaluasi Kembali Gambar 2. Kerangka pemikiran penelitian

26 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. XYZ yang berlokasi di desa Pasirhalang kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi dengan mengkaji aspek finansial dan aspek non finansial. Kegiatan pengambilan data pada penelitian yang dilaksanakan pada bulan Pebruari Mei Metode Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan pada penelitian ini berupa data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui observasi dan wawancara langsung dengan pemilik PT. XYZ dan pedagang pengumpul. Sedangkan data sekunder bersumber dari studi literatur, dan informasi dari beberapa instansi terkait seperti BPS, Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Sukabumi, serta referensireferensi lainnya berupa makalah, jurnal, dan hasil penelitian terdahulu. 3.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data Data yang diperoleh baik data primer maupun sekunder, dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualititatif dilakukan secara deskriptif untuk mengetahui gambaran usaha pendirian pabrik pengolahan padi modern (P3M) berdasarkan dari aspek pasar dan pemasaran, teknis dan teknologi, aspek manajemen, dan aspek ekonomi sosial. Sedangkan analisis secara kuantitatif berdasarkan aspek finansial, yaitu untuk mengetahui layak atau tidaknya suatu investasi yang dilakukan. Pengolahan data menggunakan software Microsoft Excel, kemudian hasilnya disajikan dalam bentuk tabulasi untuk mempermudah pengelompokan dan pengklasifikasian data. Selanjutnya data yang sudah berupa arus kas tunai (cashflow) dianalisis menggunakan beberapa kriteria investasi yakni Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net B/C, Payback Period (PP), dan Sensitivitas dengan metode switching value untuk mengetahui batas kelayakan suatu usaha dalam menghadapi beberapa perubahan Aspek Pasar dan Pemasaran Salah satu aspek rencana bisnis yang diperlukan untuk mengkaji kelayakan usaha yaitu aspek pasar dan pemasaran. Dari sudut pandang output, analisis pasar untuk hasil proyek adalah sangat penting untuk meyakinkan bahwa terdapat suatu permintaan yang efektif pada suatu harga yang menguntungkan. Proyek dikatakan

27 16 layak apabila peluang pasar akan komoditi yang dipasarkan dan strategi yang dilaksanakan oleh perusahaan dilaksanakan secara optimal. Menurut Kotler (2005), Pemasaran adalah proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang meraka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Strategi pemasaran adalah berbagai usaha yang perlu dilakukan oleh calon investor dalam mempengaruhi keputusan konsumen untuk melakukan pembelian hasil produksinya (Husnan dan Muhammad, 2000). Strategi pemasaran yang dapat dilakukan oleh perusahaan dan merupakan unsur strategi persaingan dikelompokan menjadi tiga, yaitu : 1. Segmentation (Segmentasi Pasar) Segmentasi pasar adalah tindakan mengidentifikasi dan membentuk kelompok pembeli atau konsumen secara terpisah. 2. Targetting (Penetapan Pasar) Targetting adalah suatu tindakan memilih satu atau lebih segmen pasar yang akan dimasuki. 3. Positioning (Penempatan Produk) Positioning adalah penetapan posisi pasar. Tujuan Positioning ini adalah untuk membangun dan mengkomunikasikan keunggulan bersaing produk yang ada di pasar ke dalam benak konsumen. Dalam memperoleh pelanggan yang loyal perusahaan membutuhkan perencanaan pemasaran yang baik dan matang dalam bauran pemasaran. Strategi pemasaran suatu perusahaan pada umumnya mencakup bauran pemasaran (marketing mix) atau dikenal dengan sebutan 4P. Keempat bauran pemasaran tersebut secara singkat dijelaskan sebagai berikut : 1. Product (produk) adalah segala sesuatu yang ditawarkan kepada masyarakat untuk dilihat, dipegang, dibeli atau dikonsumsi. 2. Price (harga), yaitu sejumlah uang yang konsumen bayar untuk membeli produk atau mengganti hal milik produk. 3. Place (tempat), yaitu berbagai kegiatan perusahaan untuk membuat produk yang dihasilkan/dijual terjangkau dan tersedia bagi pasar sasaran.

28 17 4. Promotion (promosi), yaitu berbagai kegiatan perusahaan untuk mengkomunikasikan dan memperkenalkan produk pada pasar sasaran. Dalam aspek pasar, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, diantaranya prediksi permintaan, perkembangan penawaran, penetapan harga, bauran pemasaran serta perkiraan penjualan. Dalam aspek pemasaran juga memperhatikan masalah dalam pengaturan-pengaturan usaha dalam memenuhi permintaan, jadwal penyedian output dan menetukan pasar dan target pasar dari produk yang dihasilkan Aspek Teknis dan Teknologi Aspek teknis dan teknologi merupakan aspek untuk menilai apakah dari segi pembangunan proyek dan segi implementasi usaha teknis dapat dilaksanakan dengan baik, begitu pula dengan teknologi yang dipakai serta sumberdaya yang tersedia oleh perusahaan. Aspek ini juga menekankan pada apakah secara teknis dan pilihan teknologi yang dipakai dapat dilaksanakan secara layak atau tidak. Aspek Teknis dan Teknologi dibutuhkan untuk pemilihan lokasi proyek, jenis mesin, atau peralatan lainnya yang sesuai dengan kapasitas produksi yang optimal, letak pabrik dan layout-nya dan letak usaha, Rencana pengendalian persediaan bahan baku dan barang jadi, Pengawasan kualitas produk, baik dalam bentuk barang maupun jasa. Selain itu teknologi juga membantu untuk pengembangan suatu produk Aspek Manajemen Menurut Umar (2007) tujuan menganalisis aspek manajemen adalah untuk mengetahui apakah pembangunan dan implementasi bisnis dapat direncanakan, dilaksanakan dan dikendalikan, sehingga rencana bisnis dapat dinyatakan layak atau tidak. Beberapa bentuk perencanaan yakni: 1. Perencanaan Jangka Panjang. Perencanaan yang menjangkau waktu sekitar tahun kedepan. 2. Perencanaan Jangka Menengah. Biasanya akan menjangkau waktu sekitar 3-5 tahun. Perencanaan jangka panjang akan di pecah-pecah manjadi beberapa kali pelaksanaan jangka menengah. 3. Perencanaan Jangka Pendek. Perencanaan waktu ini akan menjangkau waktu paling lama satu tahun. Perencanaan ini lebih konkret dan rinci.

29 18 Dalam proyek pertanian, analisis ini juga harus dapat mempertimbangkan kemampuan manajerial para pekerja yang akan ikut serta dalam proyek. Dalam mempertimbangkan aspek manajemen dan organisasi dari rencana pengembangan bisnis, bukan hanya masalah-masalah manajerial dan administrasi saja yang akan diperhatikan dan ditangani, akan tetapi masalah penilaian terhadap seberapa cepat aspek-aspek tersebut akan diselesaikan perlu dilakukan juga Aspek Sosial Ekonomi Aspek sosial diperlukan dalam suatu proyek atau bisnis yang akan dijalankan agar mampu memberikan manfaat-manfaat sosial yang dapat diterima dan membantu masyarakat. Misalnya membuka lapangan kerja baru, meningkatkan kualitas hidup masyarakat, memberikan pengetahuan baru, dan pengaruh positif lainnya yang membuat taraf hidup masyarakat semakin meningkat. Secara tidak langsung, hal ini akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi karena meningkatnya pendapatan nasional dan mengurangi angka pengangguran di Indonesia. Aspek ekonomi digunakan untuk melihat apakah proyek yang dijalankan akan memberikan sumbangan atau mempunyai peran positif dalam pembangunan ekonomi seluruhnya, seperti peningkatan pendapatan per kapita penduduk sekitar yang akan pula mempengaruhi tingkat pendapatan nasioanal, pendapatan darin pajak dan mampu menambah aktivitas ekonomi. Selain itu, apakah peranan itu cukup besar untuk membenarkan penggunaan sumber-sumber langka yang dibutuhkan. Sudut pandang yang diambil adalah masyarakat secara keseluruhan (Gittinger, 1986). Aspek budaya dibutuhkan untuk Mengkaji tentang dampak keberadaan peroyek terhadap kehidupan masyarakat setempat, kebiasaan adat setempat. Budaya merupakan suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk kepercayaan, agama, politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan dan karya seni. Oleh karena itu, aspek ini penting dalam pelaksanaan suatu proyek agar mampu menghargai dan tidak bertolak belakang dengan kebudayaan yang ada.

30 Aspek Keuangan/ Finansial Studi aspek finansial bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan, dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan (Umar, 2005). Aspek finansial mencakup aspek keuangan yang membahas tentang kebutuhan dana yang dipergunakan dalam proyek, sumber dana dan pengalokasian dana (Husnan dan Muhammad, 2000). Analisis finansial merupakan suatu cara yang biasanya digunakan untuk menilai suatu kelayakan usaha yang akan dijalankan secara finansial. Pada analisis ini membahas hal hal yang menyangkut dengan perkiraan biaya investasi, perkiraan operasional dan pemeliharaan, kebutuhan modal kerja, sumber pembiayaan, perkiraan pendapatan dan perhitungan kriteria investasi. Analisis finansial ini berguna untuk menentukan apakah pengusahaan pendirian pabrik penggilingan padi modern ini layak untuk diusahakan selama umur proyeknya. Kelayakan finansial beberapa kriteria penilaian suatu investasi, yaitu : 1. Net Present Value (NPV) Net Present Value (NPV) dapat diartikan sebagai nilai sekarang dari arus pendapatan yang ditimbulkan dari investasi (Husnan dan Suwarsono, 1994). Menurut Umar (2001), untuk menghitung NPV menggunakan rumus: NPV n n BT 1 i t 1 t 1 CT... (1) (1 i) Keterangan: NPV = Net Present Velue BT = Penerimaan (benefit) pada tahun ke-t. CT = Biaya (Cost) pada tahun ke-t. n = Umur proyek (tahun). i = Discount rate (% per tahun). Suatu proyek diyatakan layak apabila nila NPV lebih besar atau sama dengan nol (NPV 0). Jika NPV sama dengan nol (NPV = 0), berarti

31 20 usaha tersebut dapat mengembalikan manfaat yang sama besarnya dengan besarnya modal yang dikeluarkan. Jika NPV lebih kecil dari nol (NPV 0), berarti usaha tersebut tidak layak untuk dilaksanakan. 2. Internal Rate Return (IRR) Internal Rate Return (IRR) dapat diartikan sebagai tingkat keuntungan atau investasi bersih dari suatu usaha maksimal yang dapat dibayarkan oleh proyek untuk sumberdaya yang digunakan. IRR digunakan untuk untuk mencari tingkat bunga yang menyamakan dari tingkat arus kas yang diharapkan dimasa mendatang. Secara umum dapat dirumuskan sebagai berikut (Umar, 2001): IRR i ( i ) 1 NPV1 1 NPV1 NPV2 2 i... (2) Keterangan: i 1 i 2 = Tingkat diskonto (suku bunga) yang menghasilkan NPV positif. = Tingkat diskonto (suku bunga) yang menghasilkan NPV negatif. NPV 1 = Nilai bersih sekarang yang bernilai positif (Rupiah) NPV 2 = Nilai bersih sekarang yang bernilai negatif (Rupiah) Apabila diperoleh nilai IRR lebih besar dari tingkat diskonto atau suku bunga (IRR > i) maka usaha tersebut layak untuk diusahakan, sedangkan jika nilai IRR lebih kecil dari tingkat diskonto atau suku bunga (IRR < i) maka usaha tersebut tidak layak untuk diusahakan. 3. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Rasio) Net B/C Ratio adalah angka perbandingan jumlah nilai sekarang (Present Value) yang positif dengan jumlah nilai sekarang yang bernilai negatif, dirumuskan sebagai berikut (Umar, 2001): B / CRatio Keterangan: Bt = Manfaat atau penghasilan (benefit) pada tahun t. Ct t 0 n t n 0 Bt 1 Bt 1 i untuk Ct Bt Bt = Biaya (cost) pada tahun ke-t. i Ct t t Ct Ct (3)

32 21 n = Umur proyek (tahun). i = Tingkat suku bunga atau diskonto. ( % ) Jika di peroleh nilai Net B/C ratio lebih besar atau sama dengan satu (Net B/C 1), maka kegiatan usaha tersebut layak untuk dijalankan. Sebaliknya, jika nilai Net B/C ratio lebih kecil dari satu (Net B/C < 1), maka kegiatan usaha tidak layak untuk dilaksanakan. 4. Payback Period (PP) Payback Period (PP) adalah suatu periode yang dilakukan untuk menutup kembali pengeluaran dengan menggunakan aliran kas. Perhitungan rumus PP adalah sebagai berikut : V I Payback Period (PP) = x 1 tahun Keterangan:... (4) PP = Jumlah waktu (tahun/ periode) yang diperlukan untuk mengembalikan modal investasi. V = Jumlah modal investasi. I = Hasil bersih per tahun/ periode atau laba bersih rata-rata per tahun. 5. Analisis Sentivitas Analisis sensitivitas merupakan suatu analisis kembali untuk dapat melihat pengaruh-pengaruh yang akan terjadi sebagai akibat dari keadaan yanng berubah. Hal-hal yang terkait pada perubahan tersebut dipengaruhi beberapa variabel diantaranya harga, kenaikan biaya dan hasil produksi. Analisis ini bertujuan untuk melihat apa yang akan terjadi dengan hasil analisa proyek jika ada sesuatu kesalahan atau perubahan dalam dasardasar perhitungan biaya atau benefit. Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam analisa sensitivitas, yaitu: 1. Terdapatnya cost overrun seperti kenaikan dalam biaya kontruksi. 2. Perubahan dalam perbandingan harga terhadap tingkat harga umum, umpamanya penurunan harga hasil produksi. 3. Mundurnya waktu implementasi 4. Kesalahan dalam perkiraan hasil per hektar (khusus untuk proyekproyek pertanian)

33 Asumsi Dasar Beberapa asumsi yang digunakan dalam analisis finansial adalah sebagai berikut : 1) Sumber modal investasi awal dalam pendirian usaha pabrik penggilingan padi modern ini 100% dengan menggunakan modal sendiri tanpa pinjaman bank. 2) Periode analisis adalah 12 tahun terhitung mulai tahun 2014 hingga tahun 2026 yang diambil berdasarkan umur ekonomis mesin. 3) Penentuan waktu : a. 1 hari adalah 10 jam b. 1 tahun adalah 11 bulan. c. 1 bulan adalah 25 hari. 4) Persentasi beras yang dihasilkan : a. Medium : dari GKP ke GKG 77% dari GKG hingga menjadi beras 63% b. Premium : dari GKP ke GKG 86% dari GKG hingga menjadi beras 50% 5) Penentuan harga jual produk yang sesuai dengan jenis beras yang dihasilkan PT. XYZ saat ini, yakni beras premium dan beras medium. Harga beras medium lebih murah karena bulir pecahan padi masih ada sedangkan premium tidak. 6) Penentuan Harga : a. Beras Medium Rp 7.500,00 b. Beras Premium Rp 9.000,00 c. By Product : Menir Rp 5.500,00 dan Dedak Rp 2.500,00 Menir dan dedak yang dihasilkan dari dari proses organik, sehingga lebih mahal dibanding yang ada di pasaran. 7) Discount Rate yang digunakan adalah 6,5 persen, yaitu suku bunga deposito berjangka Bank BRI. 8) Inflow dan outflow merupakan proyeksi pada penelitian dan informasi yang di dapat pada saat penelitian. 9) Kenaikan produksi dan kenaikan biaya-biaya sebesar 5% per tahun berdasarkan data perusahaan. 10) Pajak Pendapatan perusahaan dikenakan sebesar 1% setiap tahun.

34 23 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan PT. XYZ terletak di Desa Pasirhalang, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. PT XYZ merupakan perusahaan agribisnis dengan pola Pertanian Terpadu yang memanfaatkan teknologi mobile. Perusahaan ini didirikan pada tahun 2010, sebagai Badan Usaha Komersial berbentuk Perseroan Terbatas (PT) yang dimana pendirinya sekaligus menjabat sebagai direksi di perusahaan tersebut. PT. XYZ menjadi perusahaan yang menggagas pertanian yang ramah lingkungan atau biasa disebut dengan pertanian sehat, sehingga produk yang dihasilkan berkualitas dan sehat untuk dikonsumsi oleh konsumen. Dengan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) yang tersebar di beberapa desa dan kecamatan di Sukabumi dengan jumlah petani dan luas areal lahan sebesar m² yang hampir seluruh lahan tersebut digunakan untuk menanam padi varietas Ciherang, Sintanur, dan IR46. Para petani tersebut diberikan program pelatihan dan pendampingan, sehingga pertani memiliki wawasan yang lebih dalam melakukan kegiatan pertaniannya. Setiap lahan 100 Ha akan didampingi oleh 1 orang pendamping. Dengan adanya pendamping akan memudahkan petani untuk bertanya atau mendiskusikan hal-hal yang masih belum mereka ketahui dalam lingkup pertanian tentunya. Perusahaan memiliki koperasi untuk membantu kesejahteraan petani, dan juga memiliki LKM (Lembaga Keuangan Mikro) yang diperuntukkan dalam membantu memberikan modal pada petani untuk menanam padi, mulai dari membeli benih, pupuk, sampai kebutuhan lain untuk membantu menopang berlangsungnya kegiatan pertanian. Tidak hanya itu, seluruh aktivitas usahanya pun didukung oleh sistem teknologi modern, mulai dari prediksi penanaman, pemupukan, perawatan, panen, sampai dengan pembiayaan untuk membantu kebutuhan petani. Itu semua sudah tertata oleh sistem yang dimiliki PT. XYZ, yaitu sistem MIS-IPT (Mobile Information Sistem Industri Pertanian Terpadu).

35 Visi Misi dan Konsep PT. XYZ Dalam mencapai tujuan perusahaan, PT XYZ memiliki visi dan misi sebagai acuan dan identitas organisasi. Visi dari perusahaan ini adalah Kesejahteraan dan Kedaulatan Petani menuju Indonesia Lumbung Pangan Dunia Adapun misinya yaitu : 1) Mengembangkan klaster-klaster Industri Pertanian Terpadu (IPT) di seluruh wilayah Indonesia 2) Mewujudkan Pertanian Ramah Lingkungan Berkelanjutan Berbasis Kemandirian Petani dan Kearifan Lokal 3) Memberikan dukungan teknis bagi pengembangan IPT di setiap kabupaten melalui Jasa Konsultasi Agribisnis, pelatihan, Sistem Informasi Pertanian, Sistem pengelolaan LKM, Sistem Pembinaan kelompok Tani, Sistem Pembiayaan, Pabrik Pengolahan Padi Modern (P3M) dan Pemasaran. Pendiri memiliki rencana sebagai upaya memberikan pelayanan yang baik dibidang jasa maupun produksi, yakni diantaranya: 1. Membagi petak-petak sawah dengan menerapkan sistem klaster, yang terdiri dari 1000 Ha sama dengan 1 klaster. 2. Mendirikan P3M (Pabrik Pengolahan Padi Modern) dengan menggunakan alat dan sistem yang modern. 3. Mengembangkan LKM (Lembaga Keuangan Mikro) untuk petani dengan sistem bagi hasil dan tanpa bunga, sehingga tidak memberatkan petani dalam memperoleh modal dengan cara kredit. 4. Mendirikan outlet farm atau mini market yang menjual bermcam-macam produk pertanian yang dihasilkan oleh petani yang tergabung dari semua klaster. 5. Menerapkan sistem teknologi informasi MIS-IPT (Mobile Infomation Sistem Industri Pertanian Terpadu). 6. Mengadakan pelatihan dan pendampingan.

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Studi Kelayakan 1. Investor 2. Analisis 3. Masyarakat 4. Pemerintah

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Studi Kelayakan 1. Investor 2. Analisis 3. Masyarakat 4. Pemerintah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Studi Kelayakan Studi kelayakan merupakan bahan pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan, apakah menerima atau menolak suatu gagasan usaha yang direncanakan. Pengertian layak

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan UD. Kilang Padi Bersama merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pengolahan padi menjadi beras atau penggilingan padi (Rice Milling

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis mengemukakan teori-teori terkait penelitian. Teori-teori tersebut antara lain pengertian proyek, keterkaitan proyek dengan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Definisi Proyek Menurut Kadariah et al. (1999) proyek merupakan suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang berhubungan dengan penelitian studi kelayakan usaha pupuk kompos pada Kelompok Tani

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Studi Kelayakan Proyek Proyek merupakan suatu kegiatan untuk membangun sistem yang belum ada. Sistem dibangun dahulu oleh proyek, kemudian dioperasionalkan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Menurut Husnan dan Suwarsono (2000), proyek pada dasarnya merupakan kegiatan yang menyangkut pengeluaran modal (capital

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Pada bagian ini dijelaskan tentang konsep yang berhubungan dengan penelitian kelayakan Usaha pembenihan dan pembesaran ikan lele Sangkuriang di

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Pengambilan data dilakukan pada bulan Februari sampai dengan bulan Maret 2011, bertempat di Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor,

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Studi kelayakan bisnis merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidak

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT Mekar Unggul Sari, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan alasan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi 4.3. Metode Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi 4.3. Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengambil tempat di kantor administratif Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Jawa Barat yang berlokasi di Kompleks Pasar Baru Lembang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Kerangka pemikiran penelitian ini diawali dengan melihat potensi usaha yang sedang dijalankan oleh Warung Surabi yang memiliki banyak konsumen

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Maju Bersama, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian kelayakan Usaha pembenihan dan pembesaran ikan lele Sangkuriang dilakukan di Perusahaan Parakbada, Katulampa, Kota Bogor, Provinsi Jawa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual III. METODE PENELITIAN Nilai tambah yang tinggi yang diperoleh melalui pengolahan cokelat menjadi berbagai produk cokelat, seperti cokelat batangan merupakan suatu peluang

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoretis Kerangka pemikiran teoretis merupakan suatu penalaran peneliti yang didasarkan pada pengetahuan, teori, dalil, dan proposisi untuk menjawab suatu

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikirian Teoritis Penelitian tentang analisis kelayakan yang akan dilakukan bertujuan melihat dapat tidaknya suatu usaha (biasanya merupakan proyek atau usaha investasi)

Lebih terperinci

IV METODOLOGI PENELITIAN

IV METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di sebuah lokasi yang berada Desa Kanreapia Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, Propinsi Sulawesi Selatan. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

II. KERANGKA PEMIKIRAN

II. KERANGKA PEMIKIRAN II. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan kumpulan teori yang digunakan dalam penelitian. Teori-teori ini berkaitan erat dengan permasalahan yang ada

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikirian Teoritis 3.1.1 Studi Kelayakan Proyek Studi kelayakan proyek adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (biasanya merupakan proyek investasi)

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Usaha warnet sebetulnya tidak terlalu sulit untuk didirikan dan dikelola. Cukup membeli beberapa buah komputer kemudian menginstalnya dengan software,

Lebih terperinci

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 23 BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 4.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 4.1.1 Studi Kelayakan Usaha Proyek atau usaha merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan manfaat (benefit) dengan menggunakan sumberdaya

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Dian Layer Farm yang terletak di Kampung Kahuripan, Desa Sukadamai, Kecamatan Darmaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di penggilingan padi Sinar Ginanjar milik Bapak Candran di Desa Jomin Timur, Kecamatan Kota Baru, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Pemilihan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Analisis Kelayakan Usaha Analisis Kelayakan Usaha atau disebut juga feasibility study adalah kegiatan untuk menilai sejauh mana manfaat

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Kampung Budaya Sindangbarang, Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Agrifarm, yang terletak di desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Responden 4.3. Desain Penelitian

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Responden 4.3. Desain Penelitian IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Blendung, Kecamatan Purwadadi, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini ditentukan secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Gittinger (1986) menyebutkan bahwa proyek pertanian adalah kegiatan usaha yang rumit karena menggunakan sumber-sumber

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Sistem Agribisnis Agribisnis sering diartikan secara sempit, yaitu perdagangan atau pemasaran hasil pertanian.sistem agribisnis sebenarnya

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Restoran Pastel and Pizza Rijsttafel yang terletak di Jalan Binamarga I/1 Bogor. Pemilihan tempat penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek memiliki beberapa pengertian. Menurut Kadariah et al. (1999) proyek ialah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Usaha Mi Ayam Bapak Sukimin yang terletak di Ciheuleut, Kelurahan Tegal Lega, Kota Bogor. Lokasi penelitian diambil secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Pengertian Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah suatu kegiatan yang mengeluarkan uang atau biaya dengan harapan untuk memperoleh hasil dan

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PENGGILINGAN PADI UD. KILANG PADI BERSAMA DI KABUPATEN PADANG LAWAS UTARA

STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PENGGILINGAN PADI UD. KILANG PADI BERSAMA DI KABUPATEN PADANG LAWAS UTARA STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PENGGILINGAN PADI UD. KILANG PADI BERSAMA DI KABUPATEN PADANG LAWAS UTARA TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Tanaman kehutanan adalah tanaman yang tumbuh di hutan yang berumur

III. METODE PENELITIAN. Tanaman kehutanan adalah tanaman yang tumbuh di hutan yang berumur 47 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah kegiatan-kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam suatu bentuk kesatuan dengan mempergunakan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. 3.1 Kerangka Pemikiran. 3.2 Metode Penelitian

III. METODOLOGI. 3.1 Kerangka Pemikiran. 3.2 Metode Penelitian III. METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Ketersediaan bahan baku ikan hasil tangkap sampingan yang melimpah merupakan potensi yang besar untuk dijadikan surimi. Akan tetapi, belum banyak industri di Indonesia

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Proyek adalah kegiatan-kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan dalam satu bentuk kesatuan dengan mempergunakan sumber-sumber untuk mendapatkan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. ini yang dianalisis adalah biaya, benefit, serta kelayakan usahatani lada putih yang

METODE PENELITIAN. ini yang dianalisis adalah biaya, benefit, serta kelayakan usahatani lada putih yang III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis, yang merupakan suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pulau Panggang, Kelurahan Pulau Panggang, Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu, DKI

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS BIAYA PENGERINGAN GABAH MENGUNAKAN PENGERING RESIRKULASI

BAB V ANALISIS BIAYA PENGERINGAN GABAH MENGUNAKAN PENGERING RESIRKULASI BAB V ANALISIS BIAYA PENGERINGAN GABAH MENGUNAKAN PENGERING RESIRKULASI 5.1 PENDAHULUAN Pengembangan usaha pelayanan jasa pengeringan gabah dapat digolongkan ke dalam perencanaan suatu kegiatan untuk mendatangkan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Pengertian Investasi Kasmir dan Jakfar (2009) menyatakan bahwa investasi adalah penanaman modal dalam suatu kegiatan yang memiliki jangka waktu

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Kadariah (2001), tujuan dari analisis proyek adalah :

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Kadariah (2001), tujuan dari analisis proyek adalah : III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Analisis Kelayakan Investasi Pengertian Proyek pertanian menurut Gittinger (1986) adalah kegiatan usaha yang rumit karena penggunaan sumberdaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Penggilingan padi merupakan industri padi tertua dan tergolong paling besar di Indonesia, yang mampu menyerap lebih dari sepuluh juta tenaga kerja, menangani

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Studi Kelayakan Usaha

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Studi Kelayakan Usaha II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Studi Kelayakan Usaha Studi kelayakan merupakan bahan pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan, apakah menerima atau menolak suatu gagasan usaha yang direncanakan. Pengertian

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan kemanfaatan (benefit),

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di peternakan milik Bapak Sarno yang bertempat di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa barat. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Penanganan pascapanen adalah tindakan yang dilakukan atau disiapkan agar hasil pertanian siap

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Domba Tawakkal, yang terletak di Jalan Raya Sukabumi, Desa Cimande Hilir No.32, Kecamatan Caringin, Kabupaten

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. yang dikeluarkan selama produksi, input-input yang digunakan, dan benefit

METODE PENELITIAN. yang dikeluarkan selama produksi, input-input yang digunakan, dan benefit III. METODE PENELITIAN Penelitian ini bersifat kuantitatif, yang banyak membahas masalah biayabiaya yang dikeluarkan selama produksi, input-input yang digunakan, dan benefit yang diterima, serta kelayakan

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 17 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Proyek adalah suatu kegiatan yang mengeluarkan uang atau biaya-biaya dengan harapan akan memperoleh hasil yang secara logika merupakan wadah

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan kumpulan teori yang digunakan dalam penelitian. Teori-teori ini berkaitan dengan permasalahan yang ada dalam

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di perusahaan peternakan sapi perah di CV. Cisarua Integrated Farming, yang berlokasi di Kampung Barusireum, Desa Cibeureum, Kecamatan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data VI METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Wisata Agro Tambi, Desa Tambi, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah. Pemilihan lokasi dilakukan secara purposive

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. KERANGKA PEMIKIRAN KONSEPTUAL Gambir merupakan salah satu produk ekspor Indonesia yang prospektif, namun hingga saat ini Indonesia baru mengekspor gambir dalam bentuk gambir asalan.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Definisi dan Batasan Operasional Untuk memperjelas dan menghindari kesalahpamaham mengenai pengertian tentang istlah-istilah dalam penelitian ini maka dibuat definisi dan batasan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Penentuan Responden

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Penentuan Responden IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Elsari Brownies and Bakery yang terletak di Jl. Pondok Rumput Raya No. 18 Bogor. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Alat Pengolahan Padi 1.2. Penggilingan Padi

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Alat Pengolahan Padi 1.2. Penggilingan Padi II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Alat Pengolahan Padi Umumnya alat pengolahan padi terdiri dari berbagai macam mesin, yaitu mesin perontok padi, mesin penggiling padi, mesin pembersih gabah, mesin penyosoh beras,

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN BISNIS PENGEMBANGAN USAHA ISI ULANG MINYAK WANGI PADA USAHA PERSEORANGAN BOSS PARFUM, BOGOR. Oleh MOCH. LUTFI ZAKARIA H

STUDI KELAYAKAN BISNIS PENGEMBANGAN USAHA ISI ULANG MINYAK WANGI PADA USAHA PERSEORANGAN BOSS PARFUM, BOGOR. Oleh MOCH. LUTFI ZAKARIA H STUDI KELAYAKAN BISNIS PENGEMBANGAN USAHA ISI ULANG MINYAK WANGI PADA USAHA PERSEORANGAN BOSS PARFUM, BOGOR Oleh MOCH. LUTFI ZAKARIA H24077027 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN

Lebih terperinci

VII. RENCANA KEUANGAN

VII. RENCANA KEUANGAN VII. RENCANA KEUANGAN Rencana keuangan bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan. Untuk melakukan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Kota depok yang memiliki 6 kecamatan sebagai sentra produksi Belimbing Dewa. Namun penelitian ini hanya dilakukan pada 3 kecamatan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Tinjauan Umum Lokasi Penggilingan Padi Kelurahan Situ Gede adalah suatu kelurahan yang berada di Kecamatan Bogor Barat. Berdasarkan data monografi Kelurahan Situ Gede pada

Lebih terperinci

A. Kerangka Pemikiran

A. Kerangka Pemikiran III. METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Pemikiran Penelitian ini mengkaji studi kelayakan pendirian industri pengolahan keripik nangka di kabupaten Semarang. Studi kelayakan dilakukan untuk meminimumkan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis mengemukakan teori-teori terkait penelitian. Teori-teori tersebut antara lain pengertian proyek, keterkaitan proyek dengan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Bisnis adalah kegiatan yang dilakukan oleh individu dan sekelompok orang (organisasi) yang menciptakan nilai (create

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan dan Investasi Studi kelayakan diadakan untuk menentukan apakah suatu usaha akan dilaksanakan atau tidak. Dengan kata lain

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Studi kelayakan merupakan bahan pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan, apakah menerima atau menolak dari suatu gagasan

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS PERBENIHAN DAN KULTUR JARINGAN TANAMAN BAB XI PENGELOLAAN KEGIATAN

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS PERBENIHAN DAN KULTUR JARINGAN TANAMAN BAB XI PENGELOLAAN KEGIATAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS PERBENIHAN DAN KULTUR JARINGAN TANAMAN BAB XI PENGELOLAAN KEGIATAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Definisi Proyek Kegiatan proyek dapat diartikan sebagai satu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha pada Tahun * (Miliar Rupiah)

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha pada Tahun * (Miliar Rupiah) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan di Indonesia merupakan salah satu sektor yang telah berperan dalam perekonomian nasional melalui pembentukan Produk

Lebih terperinci

VII. PEMBAHASAN ASPEK FINANSIAL

VII. PEMBAHASAN ASPEK FINANSIAL VII. PEMBAHASAN ASPEK FINANSIAL 7.1. Proyeksi Arus Kas (Cashflow) Proyeksi arus kas merupakan laporan aliran kas yang memperlihatkan gambaran penerimaan (inflow) dan pengeluaran kas (outflow). Dalam penelitian

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 16 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Usaha pengembangan kerupuk Ichtiar merupakan suatu usaha yang didirikan dengan tujuan untuk memanfaatkan peluang yang ada. Melihat dari adanya peluang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN III. 1. KERANGKA PEMIKIRAN Terbatasnya sumber daya minyak dan kemampuan kapasitas produksi minyak mentah di dalam negeri telah menjadikan sekitar 50% pemenuhan bahan bakar nasional

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada Laboratorium Percontohan Pabrik Mini Pusat Kajian Buah Tropika (LPPM PKBT) yang berlokasi di Tajur sebagai sumber informasi

Lebih terperinci

BAB VII KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

BAB VII KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL BAB VII KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL 7.1. Analisis Aspek Finansial Aspek finansial adalah aspek yang mengkaji dari sisi keuangan perusahaan. Kelayakan pada aspek financial dapat diukur melalui perhitungan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian berada di UPR Citomi Desa Tanggulun Barat Kecamatan Kalijati Kabupaten Subang Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang dipergunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Bisnis adalah seluruh kegiatan yang diorganisasikan oleh orang-orang yang berkecimpung di dalam bidang perniagaan

Lebih terperinci

Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha

Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha ANALISIS BISNIS DAN STUDI KELAYAKAN USAHA MAKALAH ARTI PENTING DAN ANALISIS DALAM STUDI KELAYAKAN BISNIS OLEH ALI SUDIRMAN KELAS REGULER 3 SEMESTER 5 KATA

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 17 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Gula merah tebu merupakan komoditas alternatif untuk memenuhi kebutuhan konsumsi gula. Gula merah tebu dapat menjadi pilihan bagi rumah tangga maupun industri

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis finansial bertujuan untuk menghitung jumlah dana yang diperlukan dalam perencanaan suatu industri melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan lokasi

BAB III METODE PENELITIAN. Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan lokasi 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di industri pembuatan tempe UD. Tigo Putro di Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Lampung Timur. Lokasi penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Lampung Timur. Lokasi penelitian 36 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Lampung Timur. Lokasi penelitian dipilih secara purposive (sengaja) dengan pertimbangan bahwa daerah

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PEMBENIHAN LARVA IKAN BAWAL AIR TAWAR BEN S FISH FARM CIBUNGBULANG, KABUPATEN BOGOR

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PEMBENIHAN LARVA IKAN BAWAL AIR TAWAR BEN S FISH FARM CIBUNGBULANG, KABUPATEN BOGOR ANALISIS KELAYAKAN USAHA PEMBENIHAN LARVA IKAN BAWAL AIR TAWAR BEN S FISH FARM CIBUNGBULANG, KABUPATEN BOGOR SKRIPSI SURAHMAT H34066119 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Sangkuriang Jaya yang terletak di Desa Babakan, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor berkeinginan untuk melakukan pengembangan usaha untuk meraup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bergesernya pola hidup masyarakat secara global yang semakin hari

BAB I PENDAHULUAN. Bergesernya pola hidup masyarakat secara global yang semakin hari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bergesernya pola hidup masyarakat secara global yang semakin hari semakin menginginkan pola hidup yang sehat, membuat adanya perbedaan dalam pola konsumsi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran 21 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Studi kelayakan pengembangan bisnis merupakan suatu analisis mendalam mengenai aspek-aspek bisnis yang akan atau sedang dijalankan, untuk mengetahui apakah

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM Mata Kuliah Pasca Panen Tanaman PENGGILINGAN PADI. Disusun oleh: Kelompok 3

LAPORAN PRAKTIKUM Mata Kuliah Pasca Panen Tanaman PENGGILINGAN PADI. Disusun oleh: Kelompok 3 LAPORAN PRAKTIKUM Mata Kuliah Pasca Panen Tanaman PENGGILINGAN PADI Disusun oleh: Kelompok 3 Arya Widura Ritonga Najmi Ridho Syabani Dwi Ari Novianti Siti Fatimah Deddy Effendi (A24051682) (A24051758)

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Perubahan lingkungan internal dan eksternal menuntut perusahaan untuk meningkatkan keunggulan kompetitif agar dapat bertahan dan berkembang. Disaat perusahaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. tentang istilah-istilah dalam penelitian ini, maka dibuat definisi operasional

III. METODE PENELITIAN. tentang istilah-istilah dalam penelitian ini, maka dibuat definisi operasional III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk memperjelas dan menghindari kesalahpamaham mengenai pengertian tentang istilah-istilah dalam penelitian ini, maka dibuat definisi operasional sebagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. hal ini dikarenakan munculnya kesadaran dari masyarakat mengenai pentingnya

I. PENDAHULUAN. hal ini dikarenakan munculnya kesadaran dari masyarakat mengenai pentingnya I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian organik kini mulai menjadi peluang baru dalam usaha pertanian, hal ini dikarenakan munculnya kesadaran dari masyarakat mengenai pentingnya mengonsumsi makanan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek dan Lokasi Penelitian Obyek penelitian yang akan diangkat pada penelitian ini adalah Perencanaan budidaya ikan lele yang akan berlokasi di Desa Slogohimo, Wonogiri.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. (2012) penelitian deskriptif adalah metode pencarian fakta dengan interpretasi

METODE PENELITIAN. (2012) penelitian deskriptif adalah metode pencarian fakta dengan interpretasi III. METODE PENELITIAN Penelitian tentang analisis kelayakan usahatani salak nglumut di Gapoktan Ngudiluhur dilakukan di Desa Kaliurang, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang. Penelitian ini menggunakan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual

III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Bisnis adalah seluruh kegiatan yang diorganisasikan oleh orang-orang yang berkecimpung di dalam bidang perniagaan

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis aspek finansial bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan.

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN KELINCI ASEP S RABBIT PROJECT, LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT. Oleh : Nandana Duta Widagdho A

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN KELINCI ASEP S RABBIT PROJECT, LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT. Oleh : Nandana Duta Widagdho A ANALISIS KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN KELINCI ASEP S RABBIT PROJECT, LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT Oleh : Nandana Duta Widagdho A14104132 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian dilaksanankan selama 3 bulan, yaitu mulai bulan Juli - September 2010. Objek yang dijadikan sebagai lokasi penelitian adalah usaha

Lebih terperinci

memberikan multiple effect terhadap usaha agribisnis lainnya terutama peternakan. Kenaikan harga pakan ternak akibat bahan baku jagung yang harus

memberikan multiple effect terhadap usaha agribisnis lainnya terutama peternakan. Kenaikan harga pakan ternak akibat bahan baku jagung yang harus I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan agribisnis nasional diarahkan untuk meningkatkan kemandirian perekonomian dan pemantapan struktur industri nasional terutama untuk mendukung berkembangnya

Lebih terperinci