V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
|
|
- Agus Tanudjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Sejarah Singkat PTPN VIII Gunung Mas Puncak Bogor Perkebunan Gunung Mas didirikan pada Tahun 1910 merupakan salah satu unit usaha PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero) yang berlokasi di Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor. Awalnya terdapat 2 Perkebunan yaitu Perkebunan Gunung Mas dan Perkebunan Cikopo Selatan yang kemudian pada Tahun 1972 digabung dengan nama Perkebunan Gunung Mas. Perkebunan Cikopo Selatan mulai beroperasi pada Tahun 1912 oleh perusahaan Jerman dengan nama NV. CULTUR TJIKOPO ZSUID pada Tahun 1949 perkebunan tersebut diambil alih oleh Pemerintah Belanda karena Pemerintah Jerman mengalami kekalahan pada Perang Dunia II, kemudian pengelolaannya diserahkan atau dikelola oleh Pusat Perkebunan Negara. Pada Tahun 1963 dilakukan reorganisasi dan dimasukkan dalam PPN antan VII dan pada Tahun 1971 dimasukkan dalam PNP XII. Perkebunan Gunung Mas mulai beroperasi pada Tahun 1910 oleh sebuah maskapai Perancis dengan nama Goenoeng Mas Prancoise Nederlandise de Culture Etde Commerse, dan pada Tahun 1954 pengelolahannya diserahkan pada Perusahaan Belanda yaitu NV TIEDEMAN K VAN KERCHEM (TVK). Yang memiliki kantor pusat di Bandung. Tahun 1958 perkebunan ini diambil alih oleh Pemerintah Repoblik Indonesia (Nasionalisasi) dan dimasukkan dalam PPN Baru kesatuan Jabar II. Tahun 1963 diadakan reorganisasi perusahaan dan perkebunan Gunung Mas dimasukkan dalam PPN Antan VII. Status PPN Antan VII hanya berlangsung 7 tahun untuk selanjutnya dengan kebijaksanaan Perusahaan negara menjadi PNP XII. Sejak tanggal 1 Agustus 1971 status PNP XII berubah lagi menjadi PT Perkebunan XII (Persero), kemudian terhitung tanggal 11 Maret 1996 diadakan penggabungan (merger) 3 PTP (PTP XI, PTP XII dan PTP XIII) menjadi PT Perkebunan Nusantara VII yang meliputi wilayah Propinsi Jawa Barat, Banten sehingga Perkebunan Gunung Mas dibawah manajemen PTP Nusantara VII yang berkantor pusat di Jalan Sindangsirna No.4 Bandung. 40
2 PT Perkebunan Nusantara VIII (PTPN VIII) didirikan berdasarkan akta notaris Harun Kamil, SH No 41 tanggal 11 Maret 1996 dan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman RI dengan SK No. C2/8336 HT TH tanggal 08 Agustus 1996, sebagai tindak lanjut dari peraturan Pemerintah repobilk Indonesia No.13 tahun 1996 tentang peleburan Perusahaan Perseroan (Persero) PTP XI, PTP XII dan PTP XIII menjadi PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero). 5.2 Sejarah Singkat Wisata Agro. Wisata Agro Gunung Mas didirikan secara bertahap di awali dengan pendirian wisma Ir. H. Achmad Affandi, sekitar Tahun 1983 yang terletak disekitar areal kompleks perkantoran dan pabrik pengolahan teh. Wisma ini pada awalnya hanya digunakan oleh kalangan sendiri yakni tamu dari Departemen Pertanian, serta dinas dinas yang terkait atau kepentingan internal perusahaan, misalnya untuk pendidikan dan pelatihan, rapat, seminar dan berbagai kegiatan lainnya. Menyadari potensi yang dimiliki oleh perkebunan tersebut untuk dimanfaatkan sebagai salah satu sumber penghasilan bagi perusahaan, pada Tahun 1992 lokasi ini mulai berkembang untuk daerah tujuan wisata. Menunjang kegiatan Pemerintah sebagai pelaksanaan surat keputusan bersama antara Menteri Pertanian dan Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi, di Perkebunan Gunung Mas telah diusahakan bidang pariwisata yang telah menjadi salah satu daerah tujuan wisata (DWT). Tahun 1993, Direksi PTPN VIII (pada waktu itu masih PTP XII) mengeluarkan SK No.4:1:1-040/1993 Tanggal 23 Febuari 1993, tentang pembentukan bagian wisata agro di Perkebunan Gunung Mas beserta kepala bagian. Saat itu kantor wisata agro mulai dibuka dengan ditunjukkannya beberapa biro perjalanan. Pengelola wisata agro semula dikelola oleh Pusat Koperasi Kariawan (Puskopar), namun sesuai dengan surat Direksi E1/SK/247/1995 pada tanggal 1 Febuari 1995 pengelolaan wisata agro di Perkebunan Gunung Mas ditangani oleh seorang kepala urusan yang bertanggung jawab pada kepala administrasi. Perkebunan Gunung Mas juga telah memiliki izin kepariwisataan dengan nomor 53.SK.005.diparda/0691. Tahun 1996 dengan pertimbangan jumlah pengunjung yang cenderung meningkat dan pengelolaan yang baik Wisata Agro Gunung Mas mendapat penghargaan Adhi Karya Utama Propinsi Jawa Barat. 41
3 5.3 Keadaan fisik dan Geografis Perkebunan Gunung Mas terletak pada ketinggian lebih kurang meter diatas permukaan laut, terletak di 2 Kecamatan Cisarua dan Kecamatan Mega Mendung Kabupaten Bogor Propinsi Jawa Barat. Perkebunan Gunung Mas terletak sekitar 80 Km dari Ibu kota Jakarta atau sekitar 90 Km dari kota Bandung. Menurut klasifikasi Schimd dan Ferguson iklim di Perkebunan Gunung Mas termasuk iklim sedang dengan curah hujan cukup tinggi sepanjang tahun antara sampai mm per tahun. Kawasan ini memiliki temperatur minimum 15 sampai 18 C. Salah satu unsur iklim adalah curah hujan. Curah hujan bulanan sebesar 50 mm lebih dari 2 bulan. Rata-rata curah hujan dalam 10 tahun terakhir yang sesuai dengan tanaman teh adalah >2.000 mm per tahun, bulan kemarau kurang dari 60 mm setiap tahun ± 2 bulan serta tidak ada bulanan yang sama sekali tidak hujan. Menurut data laporan manajemen, selama 5 tahun terakhir (1998 sampai 2002), curah hujan rata-rata Kebun Gunung Mas adalah mm per tahun, rata rata bulan basah ( 100mm/bulan) 10 bulan.rata-rata jumlah hari hujan per tahun adalah 200 hari dengan sebaran 15 hari hujan per bulan. Pola sebaran curah hujan per tahun di Kebun Teh Gunung Mas memiliki dua puncak hujan yaitu terjadi pada bulan Febuari dan pada bulan November. Pola sebaran curah hujan merupakan tipe hujan Simple Woves atau monomodal atau pola tunggal. Pola seperti ini memiliki perbedaan yang jelas antara jumlah curah hujan pada musim penghujan dengan musim kemarau. Bulan basah dengan rata-rata jumlah curah hujan >250 mm per bulan dan rata-rata jumlah hari hujan 10 per bulan terdiri dari bulan Januari, Febuari, Maret, April, Mei, Juni, Juli, Oktober, November dan Desember merupakan bulan lembab dengan jumlah curah hujan rata-rata 80 mm per bulan. Tingkat kelembapan nisbi ratra-rata kebun teh Gunung Mas adalah 85,8%, 3 unsur radiasi yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman teh adalah intensitas, kualitas dan lamanya penyinaran matahari. Perkebunan Gunung Mas mempunyai luas areal sekitar 1.703,65 Ha. Luas areal yang diusahakan sebagai kawasan wisata agro adalah 300 Ha yang terdiri 42
4 dari areal pertanaman teh, hutan wisata dan lapangan untuk kegiatan seperti tea walk, hiking, olah raga alam bebas, berkemah dan lain-lain. 5.4 Tanah dan Sumber Air Tipe tanah areal penanaman teh di Indonesia, khususnya diareal kebun teh milik PTPN didomisili oleh jenis tanah Andosol dan Latosol dan Regosol, tekstur tanah untuk tanaman teh mulai dari pasir hingga liat berat, ruang pori lebih dari 40% dengan jumlah air tersedia pada jarak 4 sampai 20 cm untuk setiap meter kedalaman tanah. Tanah yang sesuai untuk tanaman teh adalah subur, kandungan bahan organik tinggi (minimal 8 persen) kedalaman solum tanah lebih 40 cm, lapisan tanah cukup tebal tidak bercadas mudah meresap air dan kemiringan lahan < 35 persen. ( Wibowo 1997 dan Lembaga Pendidikan Perkebunan 2002). Kebun teh Gunung Mas (2003) tanah tanah areal penanaman teh umumnya bertekstur pasir dan bersuktur remah dengan ketebalan solum tanah 10 cm sampai dengan lebih dari 20 cm. Topografi areal penanaman teh Kebun Gunung Mas lebih kurang 15 persen. Klasifikasi tanah kebun teh Gunung Mas adalah sebagai berikut: 1. Keasamaan tanah (ph) berkisar antara 4,5-6,0 2. Kondisi tanah cukup gembur,drainase cukup baik, tidak berkapur. 3. Jenis tanah terdiri dari Andosol (330,87 Ha-57 persen), Latosol (116,31 Ha-20 persen) dan Regosol 132,92 Ha-23 persen) Tinggi tempat seluruh areal kebun Gunung Mas berkisar antara 600 sampai 2000 meter di atas permukaan laut. Ketinggian tempat untuk penanaman teh antara 800 sampai 1400 meter diatas permukaan laut dimana afdeling Gunung Mas 1 dan II terletak pada elevasi 800 sampai 1000 meter diatas permukaan laut. Sumber air bersih yang digunakan untuk keperluan wisata agro, budidaya teh dan perumahan kariawan adalah berasal dari 3 sumber air terjun yang dialirkan ke bangunan DAM, jarak antara air terjun dan bangunan DAM adalah 500 meter, dari bangunan dan disalurkan air ketempat bangunan penyaringan satu dengan penyaringan 2 berjarak 900 meter, terdapat 50 bak pengontrol dengan ukuran (1m x 1m x 1,5m), bak pengontrol terdapat diantara bak penyaringan satu dengan dua sebanyak 20 buah, antara bak penyaringan 2 dan 3 sebanyak 20 bak dan antara bak 3 dan bak 4 terdapat 10 bak, dari bak penyaringan 4 kemudian 43
5 disalurkan kebagian wisata agro dan pabrik, sedangkan untuk kebutuhan budidaya teh memanfaatkan air rembesan permukaan tanah. 5.5 Kondisi Infrastruktur PT Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas selain terdapat hamparan teh juga terdapat sarana dan prasarana yang disediakan untuk membantu kelancaran kegiatan sistem produksi agar menjadi lebih baik dan lancar sehingga produk yang dihasilkan bisa bermutu dan mampu bersaing dipasaran. Sarana dan prasarana yang tersedia tersebut antara lain : 1. Bangunan emplasmen yang terdiri dari rumah adminitratur, rumah sinder, rumah kariawan, kantor afdeling, kantor induk, gudang, sarana pabrik, kesenian dan mesjid. 2. Sarana jalan, air,diesel, tempat penitipan anak. 3. Sarana pendidikan (TK, Madrasah, dan Sekolah Dasar). 4. Sarana kesehatan. 5. Sarana pemenuhan kesejahtraan yaitu koperasi serta organisasi keluarga kariawan. 6. Kantor wisata Agro yang berada di Afdeling Gunung Mas 1. Keberadaan kantor wisata agro merupakan salah satu sarana penunjang berkaitan dengan diresmikannya kebun Gunung Mas sebagai tempat wisata dan dibuka untuk umum. Keberadan kebun Gunung Mas sebagai tempat wisata telah memiliki izin usaha kepariwisataan berdasarkan surat No 503/SK.005/Diperda/0691 bahwa Perkebunan Gunung Mas dapat dijadikan objek wisata. Wisata agro didirikan sebagai penunjang kegiatan perusahaan dan pelaksana SK bersama antara Menteri Pertanian dan Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi. 44
6 5.6 Sarana dan Prasarana Wisata Agro Gunung Mas Fasilitas sarana dan prasarana yang dimiliki Wisata Agro Gunung Mas adalah: 1. Kawasan terbuka yang terdiri dari areal pertanaman teh, hutan wisata dan lapangan untuk pelaksanaan kegiatan seperti tea walk atau jalan santai di areal Gunung Mas dengan jalur lintasan yang ditawarkan adalah 4 km, 6 km, dan 10 km. Penggunaan areal ini hanya dikenakan biaya tarif masuk, tanda pemasanagan dan pemandu bila dibutuhkan. 2. Pabrik pengolahan teh hitam CTC (Crushing, Tearing, Cutting) dan pengepakan teh untuk wisata ilmiah. 3. Penginapan terdiri dari: Wisma Affandi terdiri dari 8 kamar, antara lain satu kamar khusus bagi pejabat esolon satu, 3 kamar VIP setaraf dengan kamar hotel bintang 4 dan kamar standar. Bungalow terdiri dari 3 rumah antara lain 1 rumah dengan 5 kamar, 1 rumah dengan 7 kamar dan satu rumah dengan 3 kamar. Pondokan terdiri dari 21 masing-masing memiliki fasilitas 2 kamar tidur dan 1 kamar mandi. 4. Ruang pertemuan yang terdiri dari aula wisma, aula camelia, aula pondokan. Kapasitas padepokan sebanyak 100 hingga 300 orang. 5. Lapangan olahraga tenis, bola voli, bulu tangkis, sepak bola areal berkuda dan areal kemping. 6. Tea corner, tea cafe dan cafe tirta mas yaitu tempat yang menjual produk teh baik teh celup teh hitam berkualitas ekspor juga menjual minuman teh seduh dan makanan lainnya 7. Katering yang terdiri dari box, snack, sarapan dan lain-lain yang dikelola oleh IKBI (Ikatan Keluarga Besar Ibu-Ibu) Gunung Mas. 8. Perlengkapan untuk kegiatan seperti sound system, OHP, listrik, tenda unit, kursi, meja, spanduk, dan umbul-umbul. 9. Areal parkir dan sarana komunikasi (telepon umum dan faksimil) serta musholla. 10. Petugas keamanan dan pemandu. 45
7 5.7 Visi dan Misi PTP Nusantara Gunung Mas PTP Nusantara VII (persero) Gunung Mas memiliki visi untuk menjadi perusahaan perkebunan yang tangguh dalam bidang agribisnis, agroindustri, dan agrowisata untuk memuaskan stakeholder antara lain pelanggan, pemilik saham, karyawan, dan masyarakat serta peduli akan lingkungan. Perusahaan ini memiliki misi untuk turut melaksanakan dan menunjang kebijakan program pemerintahan dibidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, khususnya di sub sektor perkebunan dalam arti seluas-luasnya. Misi tersebut kemudian diimplementasikan sebagai berikut: 1. Sebagaimana tercantum dalam Tri Dharma Perkebunan yaitu: Menghasilkan devisa maupun rupiah bagi negara dengan cara seefisiennya. Memenuhi fungsi sosial yang diantaranya berupa penyediaan dan penambahan lapangan kerja bagi warga negara Indonesia. Memelihara kekayaan alam berupa memelihara dan peningkatan kesuburan tanah, sumber air dan tanahnya. 2. Agent of Develompment (wahana pembangunan) 3. Pengabdian kepada masyarakat ( pembinaan ekonomi lemah koperasi) Pencapaian misi tersebut maka perusahaan menerapakan strategi cara peningkatan pertumbuhan perusahaan menetapkan strategi untuk memperkuat care business, melalui peningkatan kualitas (produktivitas) dan mutu produk serta mengembangan dan meningkatkan potensi sumberdaya sebagai aset perusahaan. Tabel 8. Fasilitas yang Tersedia di Gunung Mas Tea Walk Tea Corner dan Tea Cafe Olah Raga Terbang Layang Areal Bermain Berkuda Areal Kemping Kolam Renang Penginapan Mata Air Ciburial Kolam Renang ATV Ruang Pertemuan Flying Fox Catering Kunjungan Kebun Teh Pabrik Teh Melakukan Pengujian Mutu Teh Sumber : Gunung Mas PTPN VIII 46
8 5.8 Struktur Organisasi PTPN VIII Gunung Mas Wakil Manajer Unit I Wachyuni Hoesni, BSc Kepala Operasional Kepala Sarana dan Prasarana Kepala Administrasi Koordinator Kebersihan/Teknik Koordinator Penginapan,Aula Perlengkapan Musik Koordinator Tabin Kebersihan & Pamel Teknik Front Office Cafe/Corner Wisma Bungalaw Pondokan Perlengkapan Kasir Gudang Umum/pengadaan Tata Usaha Retribusi Gambar 7. Struktur Organisasi Unit I Wisata Agro Gunung Mas 47
III. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN
III. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN A. SEJARAH PERKEMBANGAN Kebun Cisaruni merupakan salah satu unit kebun dari 45 unit yang ada di bawah naungan PT. Perkebunan Nusantara VIII yang berkantor pusat di Jl. Sindangsirna
Lebih terperinciKONDISI UMUM Sejarah Perkebunan
KONDISI UMUM Sejarah Perkebunan PT. Perkebunan Tambi merupakan perusahaan swasta yang bergerak dibidang industri teh. Tahun 85 kebun-kebun teh di Bagelen, Wonosobo disewakan kepada Tuan D. Vander Sluij
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia yang merupakan negara agraris, memiliki wilayah yang luas untuk usaha pertanian. Selain diperuntukkan sebagai budidaya dan produksi komoditi pertanian serta perkebunan,
Lebih terperinciBAB III PROFIL PERUSAHAAN
BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1 Sejarah Perusahaan Kebun Kumai di bangun tahun 1982 sesuai dengan SK Gubernur Kalimantan Tengah No DA/22/D.IV.III/III/1982 tanggal 29 maret 1982 tentang pencadangan areal
Lebih terperinciKONDISI UMUM UNIT PERKEBUNAN BEDAKAH
11 KONDISI UMUM UNIT PERKEBUNAN BEDAKAH Sejarah Perkebunan Pada tahun 1865 PT Perkebunan Tambi merupakan perusahaan swasta milik Belanda dengan nama Bagelen Thee En Kina Maatschappij. Pengelolanya adalah
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN. Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia memiliki keanekaragaman sumber daya hayati yang melimpah. Kekayaan hayati Indonesia dapat terlihat dari banyaknya flora dan fauna negeri ini. Keanekaragaman sumber
Lebih terperinciKEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Keadaan Iklim dan Tanah
13 KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Angsana Estate (ASE) adalah salah satu kebun kelapa sawit PT Ladangrumpun Suburabadi (LSI). PT LSI merupakan salah satu anak perusahaan dari PT Minamas Gemilang,
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 4.1 PT. Perkebunan Nusantara IV 4.1.1 Riwayat Singkat Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara IV dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 09 tahun 1996 tentang penggabungan
Lebih terperinciKONDISI UMUM PERKEBUNAN
KONDISI UMUM PERKEBUNAN 15 Sejarah Umum PT Perkebunan Tambi PT Perkebunan Tambi adalah perusahaan swasta. Pada masa perkembangannya PT Perkebunan Tambi telah mengalami beberapa perubahan. Pada tahun 1865
Lebih terperinciIV KONDISI UMUM TAPAK
IV KONDISI UMUM TAPAK 4.1 Letak, Luas, dan Batas Tapak Secara geografis kawasan Gunung Kapur Cibadak Ciampea terletak pada 16 32 BT 16 35 46 BT dan 6 36 LS 6 55 46 LS. Secara administratif terletak di
Lebih terperinciTabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1. Kondisi Geografis Wilayah Provinsi Jawa Barat Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak antara 5 54' - 7 45' LS dan 106 22' - 108 50 BT dengan areal seluas 37.034,95
Lebih terperinciKEADAAN UMUM PERKEBUNAN
KEADAAN UMUM PERKEBUNAN Sejarah Perkebunan Perkebunan Teh Medini dahulu digunakan sebagai kebun kopi dan kina milik NV culture MY Medini. Pada masa pendudukan Jepang, Kebun Teh Medini menjadi tidak terawat
Lebih terperinciKEADAAN UMUM Sejarah PT Perkebunan Tambi Letak Wilayah Administratif
15 KEADAAN UMUM Sejarah PT Perkebunan Tambi Pada masa pemerintahan Hindia Belanda sekitar tahun 1865 Perusahaan Perkebunan Tambi adalah salah satu perusahaan milik Belanda, dengan nama Bagelen Thee en
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan
78 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Pesawaran Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan UU No.33 Tahun 2007 yang diundangkan pada tanggal 10 Agustus
Lebih terperinciVIII. ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA OBJEK WISATA AGRO GUNUNG MAS PUNCAK BOGOR
VIII. ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA OBJEK WISATA AGRO GUNUNG MAS PUNCAK BOGOR Penilaian tingkat kepentingan dan kinerja suatu perusahaan sangat penting untuk merumuskan strategi pemasaran yang
Lebih terperinciIII. METODE PELAKSANAAN. Pelaksanaan PKPM di PT. Minang Agro yang berlokasi di kenegarian Tiku
50 III. METODE PELAKSANAAN 3.1. Lokasi dan Waktu PKPM 3.1.1. Lokasi PKPM Pelaksanaan PKPM di PT. Minang Agro yang berlokasi di kenegarian Tiku V Jorong, kecematan Tanjung Mutiara, kabupaten Agam, provinsi
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, ** (Miliar Rupiah)
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Letak geografis dan astronomis Indonesia sangat strategis. Secara georafis, Indonesia terletak diantara dua Benua dan dua samudera. Benua yang mengapit Indonesia adalah
Lebih terperinciBAB II PROFIL PERUSAHAAN
BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara III disingkat PTPN III (Persero), merupakan salah satu dari 14 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Perkebunan yang bergerak dalam
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat Perusahaan Periode awal kemerdekaan s.d tahun 1957 Pada waktu penyerahan kedaulatan RI, Perusahaan Perkebunan milik Pemerintahan Belanda otomatis menjadi
Lebih terperinciKONDISI UMUM KEBUN Sejarah Perkebunan
KONDISI UMUM KEBUN Sejarah Perkebunan Perkebunan teh PT. Rumpun Sari Kemuning awalnya merupakan perkebunan milik Belanda dengan nama NV. Cultur Maattscappij. Selama masa penjajahan Belanda hak pemilikan
Lebih terperinciIII. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN
. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELTAN 1. Sejarah Perkebunan Rajamandala Perkebunan Rajamandala merupakan salah satu kebun dalam ruang lingkup Perseroan Terbatas Perkebunan X (PTP X). Sebelum menjadi bagian dari
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Sejarah PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) penataan kembali (Restrukturisasi / Konsolidasi) BUMN Sub Sektor
46 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Sejarah PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) merupakan salah satu BUMN hasil penataan kembali (Restrukturisasi / Konsolidasi)
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. kota Bandar Lampung. Kecamatan kemiling merupakan kecamatan hasil
III. METODE PENELITIAN A. Gambaran Umum Kecamatan Kemiling. Kondisi Wilayah Kecamatan kemiling merupakan bagian dari salah satu kecamatan dalam wilayah kota Bandar Lampung. Kecamatan kemiling merupakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tanah yang mampu menyuburkan tanaman, sinar matahari yang konsisten
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki potensi alamiah yang bagus untuk mengembangkan sektor pertanian, termasuk sektor perkebunan sebagai sektor pertanian yang terletak di daerah tropis
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kondisi krisis perekonomian yang berlanjut pada kr~sis multi dimens~ di
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi krisis perekonomian yang berlanjut pada kr~sis multi dimens~ di Indonesia saat ini masih belum menunjukkan adanya tanda-tanda akan berakhir. Akan tetapi berbagai
Lebih terperinciKONDISI UMUM KEBUN. Letak Geografis Kebun. Keadaan Iklim dan Tanah
18 KONDISI UMUM KEBUN Letak Geografis Kebun PT. Ladangrumpun Suburabadi merupakan perusahaan yang mengelola tiga unit usaha yaitu : Angsana Estate (ASE), Gunung Sari Estate (GSE), dan Angsana Factory (ASF).
Lebih terperinciKEADAAN UMUM PERUSAHAAN
KEADAAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah Vin s Berry Park Vin s Berry Park adalah sebuah merek dagang milik PT Putra Agro Tunas Harapan yang berada di bawah Yayasan PATUHA. Vin s Berry Park bergerak di bidang budidaya,
Lebih terperinciKONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Lokasi penelitian ini meliputi wilayah Kota Palangkaraya, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kabupaten Katingan, Kabupaten
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi
IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik 4.1.1 Wilayah Administrasi Kota Bandung merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat. Kota Bandung terletak pada 6 o 49 58 hingga 6 o 58 38 Lintang Selatan dan 107 o 32 32 hingga
Lebih terperinciKARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi
III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Kondisi Fisiografi 1. Letak Wilayah Secara Geografis Kabupaten Sleman terletak diantara 110 33 00 dan 110 13 00 Bujur Timur, 7 34 51 dan 7 47 30 Lintang Selatan. Wilayah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. PT Perkebunan Nusantara IX (Persero) pabrik kopi Banaran merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Sejarah Perusahaan PT Perkebunan Nusantara IX (Persero) pabrik kopi Banaran merupakan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang terletak di Dusun Banaran, Desa Gemawang, Kecamatan
Lebih terperinciKONDISI UMUM PT. KUSUMA SATRIA DINASASRI WISATAJAYA
KONDISI UMUM PT. KUSUMA SATRIA DINASASRI WISATAJAYA Sejarah PT. Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya PT. Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya (Kusuma Agrowisata) didirikan oleh Ir. Edy Antoro pada lahan seluas
Lebih terperinciBAB II DESA PULOSARI. Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan
BAB II DESA PULOSARI 2.1 Keadaan Umum Desa Pulosari 2.1.1 Letak Geografis, Topografi, dan Iklim Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Provinsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obyek wisata merupakan perwujudan dari pada ciptaan manusia, tata hidup, seni budaya serta sejarah bangsa dan tempat atau keadaan alam yang mempunyai daya tarik untuk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan bentuk industri pariwisata yang belakangan ini menjadi tujuan dari sebagian kecil masyarakat. Pengembangan industri pariwisata mempunyai peranan penting
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN JEMBER
PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBER NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBER NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG USAHA KEPARIWISATAAN DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciKEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Lokasi Penelitian dan Letak Geografis Lokasi penelitian dilakukan di PT. Perkebunan Nusantara VIII. PT. Perkebunan Nusantara VIII, Perkebunan Cikasungka bagian Cimulang
Lebih terperinciKOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR A13611
PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR A13611 TENTANG PENGAMBILALIHAN SAHAM PERUSAHAAN PT BANTEN WEST JAVA TOURISM DEVELOPMENT OLEH PT KAWASAN INDUSTRI JABABEKA Tbk LATAR BELAKANG 1. Berdasarkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kualitas produk melalui usaha diversifikasi, intensifikasi, ekstensifikasi dan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan pertanian terus diarahkan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas produk melalui usaha diversifikasi, intensifikasi, ekstensifikasi dan rehabilitasi pertanian
Lebih terperinciKONDISI UMUM. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 12. Peta Adminstratif Kecamatan Beji, Kota Depok
IV. KONDISI UMUM 4.1 Lokasi Administratif Kecamatan Beji Secara geografis Kecamatan Beji terletak pada koordinat 6 21 13-6 24 00 Lintang Selatan dan 106 47 40-106 50 30 Bujur Timur. Kecamatan Beji memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diperhatikan dalam kancah npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat dijadikan
Lebih terperinciBAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
15 BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Sub DAS Model DAS Mikro (MDM) Barek Kisi berada di wilayah Kabupaten Blitar dan termasuk ke dalam Sub DAS Lahar. Lokasi ini terletak antara 7 59 46 LS
Lebih terperinciV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Profil Perusahaan Awalnya pada tahun 1865 PT Tambi merupakan perusahaan perkebunan milik pemerintah Hindia Belanda yang disewakan kepada pengusaha-pengusaha swasta
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi
69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Deskripsi Lokasi Lokasi usaha peternakan sapi perah PT. Rejo Sari Bumi Unit Tapos terletak di Jalan Veteran 3 Kp. Tapos Desa Citapen Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor,
Lebih terperinciKEADAAN UMUM LOKASI MAGANG
KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG Letak Geografis Perkebunan kelapa sawit Gunung Sari Estate (GSE) PT. Ladangrumpun Suburabadi (LSI) berada di wilayah Desa Bayansari, Kecamatan Angsana, Kabupaten Tanah Bumbu,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kawasan wisata primadona di Bali sudah tidak terkendali lagi hingga melebihi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jika dilihat secara nyata, saat ini pembangunan yang terjadi di beberapa kawasan wisata primadona di Bali sudah tidak terkendali lagi hingga melebihi daya tampung dari
Lebih terperinciKEADAAN UMUM PERKEBUNAN
KEADAAN UMUM PERKEBUNAN Sejarah Kebun Pada awalnya PT Rumpun Sari Antan I adalah milik perusahaan asing asal Inggris yaitu NV Handel Mij Ja Wattie & Co. Ltd. yang berkantor di Tanah Abang, Jakarta. Tanaman
Lebih terperinciIV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Karakteristik Biofisik 4.1.1 Letak Geografis Lokasi penelitian terdiri dari Kecamatan Ciawi, Megamendung, dan Cisarua, Kabupaten Bogor yang terletak antara 6⁰37 10
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perkebunan, kelautan dan perikanan, serta pertambangan Sektor pariwisata
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pariwisata secara umum merupakan salah satu prioritas unggulan penghasil devisa negara selain migas, pertanian dan agro industri, kehutanan dan perkebunan, kelautan
Lebih terperinciKEADAAN UMUM LOKASI MAGANG. Lokasi Kebun
12 KEADAAN UMUM LOKASI MAGANG Lokasi Kebun PT Aneka Intipersada (PT AIP) merupakan suatu perseroan terbatas yang didirikan pada tanggal 30 Agustus 1989. Dalam manajemen Unit PT Aneka Intipersada Estate
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Era globalisasi saat ini ditandai dengan kemajuan teknologi dimana menghasilkan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi saat ini ditandai dengan kemajuan teknologi dimana menghasilkan berbagai kemudahan komunikasi dan informasi yang mengakibatkan kondisi persaingan bisnis
Lebih terperinciKONDISI UMUM PERUSAHAAN
KONDISI UMUM PERUSAHAAN Sejarah Kebun PT. National Sago Prima dahulu merupakan salah satu bagian dari kelompok usaha Siak Raya Group dengan nama PT. National Timber and Forest Product yang didirikan pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai isu strategis pembangunan. Ketimpangan pembangunan poros utaratengah-selatan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pengembangan kepariwisataan Jawa Barat tidak terlepas dari munculnya berbagai isu strategis pembangunan. Ketimpangan pembangunan poros utaratengah-selatan,
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang
43 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Keadaan Umum Kecamatan Sragi a. Letak Geografis Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang ada di
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Sebagai sebuah Badan Usaha Milik Negara, PTPN X (PT. Perkebunan Nusantara X (Persero)) dikenal sebagai salah satu perusahaan peninggalan Belanda yang merupakan sebuah sektor
Lebih terperinciKEADAAN UMUM Sejarah
30 KEADAAN UMUM Sejarah Cikal bakal dari Pusat Penelitian Perkebunan (Puslitbun) Marihat adalah perusahaan-perusahaan perkebunan Belanda yang diambil alih oleh Negara menjadi Perusahaan Perkebunan Negara
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Potensi kepariwisataan di Indonesia sangat besar. Sebagai negara tropis dengan sumberdaya alam hayati terbesar ketiga di dunia, sangat wajar bila pemerintah Indonesia memberikan
Lebih terperinciBAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Letak Geografis Kabupaten Bandung terletak di Provinsi Jawa Barat, dengan ibu kota Soreang. Secara geografis, Kabupaten Bandung berada pada 6 41 7 19 Lintang
Lebih terperinciI PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang
1 I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sektor pariwisata merupakan salah satu sumber penghasil devisa potensial selain sektor migas. Indonesia sebagai suatu negara kepulauan memiliki potensi alam dan budaya
Lebih terperinciBAB III PUSAT STUDI PENGEMBANGAN BELUT DI SLEMAN
BAB III PUSAT STUDI PENGEMBANGAN BELUT DI SLEMAN 3.1 Tinjauan Umum Kabupaten Sleman 3.1.1 Kondisi Geografis Secara Geografis Kabupaten Sleman terletak diantara 110 33 00 dan 110 13 00 Bujur Timur, 7 34
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya alam. Dengan demikian, Indonesia memiliki potensi kepariwisataan yang tinggi, baik
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH
BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH Bab ini berisikan gambaran umum wilayah yaitu Kelurahan Purwawinangun Kecamatan Kuningan yang meliputi kondisi geografis, kependudukan, kondisi perekonomian, kondisi fasilitas
Lebih terperinciIV. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN. Berdasarkan monografi wilayah Kabupaten Lampung Selatan dan Pesawaran
49 IV. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN A. Lokasi dan Luas Areal Perusahaan Berdasarkan monografi wilayah Kabupaten Lampung Selatan dan Pesawaran (2012), diketahui bahwa Kabupaten Lampung Selatan dan Pesawaran
Lebih terperinciProfil Desa Toyomarto
GAMBARAN UMUM Desa Toyomarto merupakan salah satu desa yang termasuk dalam wilayah kecamatan Singosari kabupaten Malang dengan luas wilayah kurang lebih 905 Ha. Letak geografi desa Toyomarto berada di
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN, KARAKTERISTIK USAHA BUDIDAYA LEBAH MADU, DAN KARAKTERISTIK PETANI SAMPEL
18 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN, KARAKTERISTIK USAHA BUDIDAYA LEBAH MADU, DAN KARAKTERISTIK PETANI SAMPEL A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Timur Geografis Secara geografis, Kabupaten Lampung Timur
Lebih terperinciVI. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK NON FINANSIAL
VI. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK NON FINANSIAL 6.1 Aspek Pasar Aspek pasar merupakan aspek yang sangat penting dalam keberlangsungan suatu usaha. Aspek pasar antara lain mengkaji potensi pasar baik dari sisi
Lebih terperinciWALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 3 TAHUN 2003 TENTANG
WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 3 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 17 TAHUN 2001 TENTANG KEPARIWISATAAN DI KOTA BATAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI WILAYAH DAERAH PENELITIAN
BAB III DESKRIPSI WILAYAH DAERAH PENELITIAN Dalam bab ini akan dibahas bagaimana letak, batas dan luas daerah penelitian, morfologi daerah penelitian, iklim daerah penelitian, dan keadaan penduduk daerah
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Profil Kota Depok 5.1.1. Letak dan Keadaan Geografis Secara Geografis Kota Depok terletak di antara 06 19 06 28 Lintang Selatan dan 106 43 BT-106 55 Bujur Timur.
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium
14 TINJAUAN PUSTAKA Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Dalam dunia tumbuhan, tanaman bawang merah diklasifikasikan dalam Divisi : Spermatophyta ; Sub Divisi : Angiospermae ; Class : Monocotylodenae ;
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH
51 BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1 Kondisi Geografis Kota Bogor 4.1.1 Letak dan Batas Wilayah Kota Bogor terletak diantara 106 derajat 43 30 BT dan 30 30 LS 6 derajat 41 00 LS serta mempunyai ketinggian
Lebih terperincid. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Boyolali (Jateng)
BAB II DISKRIPSI DAERAH 2.1 Letak Geografi Kabupaten Klaten termasuk daerah di Propinsi Jawa Tengah dan merupakan daerah perbatasan antara Propinsi Jawa Tengah dengan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota
66 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Bandarlampung 1. Letak Geografis Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota Bandarlampung memiliki luas wilayah
Lebih terperinciFORMAT OBSERVASI KONDISI SEKOLAH*)
Universitas Negeri Yogyakarta FORMAT OBSERVASI KONDISI SEKOLAH*) NPma.2 untuk mahasiswa NAMA MAHASISWA : Nur Aktafiyani Gusriyana PUKUL : 09.00 s/d selesai NO. MAHASISWA : 13207241014 TEMPAT OBSERVASI
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam arti luas pariwisata adalah kegiatan rekreasi di luar dominasi untuk melepaskan diri dari pekerjaan rutin atau untuk mencari suasana lain. Sebagai suatu aktivitas
Lebih terperinciBAB 3 GAMBARAN UMUM WILAYAH
BAB 3 GAMBARAN UMUM WILAYAH Bab ini akan memberikan gambaran wilayah studi yang diambil yaitu meliputi batas wilayah DAS Ciliwung Bagian Hulu, kondisi fisik DAS, keadaan sosial dan ekonomi penduduk, serta
Lebih terperinciBAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
26 BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Kondisi Umum Desa Ciaruteun Ilir Desa Ciaruteun Ilir merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor dengan luas wilayah 360 ha,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI
BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan dasar terpenting dalam system nasional yang menentukan kemajuan bangsa. Dalam hal ini Pendidikan nasional sangat berperan penting untuk mengembangkan kemampuan dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Pemanfaatan tersebut apabila
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumberdaya Alam dan Lingkungan (SDAL) sangat diperlukan oleh manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Pemanfaatan tersebut apabila dilakukan secara berlebihan dan tidak
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang
70 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Tanggamus 1. Keadaan Geografis Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten
Lebih terperinciKEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN
KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Administrasi Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat bagian Selatan pada koordinat 6º56'49'' - 7 º45'00'' Lintang Selatan dan 107º25'8'' - 108º7'30'' Bujur Timur
Lebih terperinciBAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.
43 BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. Kecamatan Sragi merupakan sebuah Kecamatan yang ada
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT. Nomor 4 Tahun 2007 Seri E Nomor 4 Tahun 2007 NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN JASA LINGKUNGAN
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT Nomor 4 Tahun 2007 Seri E Nomor 4 Tahun 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN JASA LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciIMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI RESERVASI PENGINAPAN PADA ARGOWISATA GUNUNG MAS CISARUA BOGOR
Bianglala Informatika Vol. II No 1 Maret 2014 IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI RESERVASI PENGINAPAN PADA ARGOWISATA GUNUNG MAS CISARUA BOGOR Muhamad Tabrani Manajemen Perpajakan Akademi Manajemen Keuangan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Banyak cara dilakukan pemerintah sebagai otoritas kebijakan publik untuk
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banyak cara dilakukan pemerintah sebagai otoritas kebijakan publik untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakatnya, salah satunya melalui tanggung jawab sosial
Lebih terperinciKEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Kepulauan Meranti secara geografis terletak pada koordinat antara sekitar 0 42'30" - 1 28'0" LU dan 102 12'0" - 103 10'0" BT, dan terletak
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. fisik lingkungan yang hampir sama dimana keragaman tanaman dan hewan dapat
4 TINJAUAN PUSTAKA Pendekatan Agroekologi Agroekologi adalah pengelompokan suatu wilayah berdasarkan keadaan fisik lingkungan yang hampir sama dimana keragaman tanaman dan hewan dapat diharapkan tidak
Lebih terperinci3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis
3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Penelitian dilakukan di dua kabupaten di Provinsi Jambi yaitu Kabupaten Batanghari dan Muaro Jambi. Fokus area penelitian adalah ekosistem transisi meliputi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM
BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah Lokasi CV. Jayabaya Batu Persada secara administratif terletak pada koordinat 106 O 0 51,73 BT dan -6 O 45 57,74 LS di Desa Sukatani Malingping Utara
Lebih terperinciGambar 2 Peta administrasi DAS Cisadane segmen hulu.
25 IV. KONDISI UMUM 4.1 Letak dan luas DAS Cisadane segmen Hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) Cisadane secara keseluruhan terletak antara 106º17-107º BT dan 6º02-6º54 LS. DAS Cisadane segmen hulu berdasarkan
Lebih terperinciSTATISTIK PERHOTELAN PROVINSI PAPUA BARAT Hotel Statistics of Papua Barat Province 2008 BPS Provinsi Papua Barat BPS Statistics of Papua Barat Province STATISTIK PERHOTELAN PROVINSI PAPUA BARAT 2008 Hotel
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Profil Desa Desa Jambenenggang secara admistratif terletak di kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Wilayah Kabupaten Sukabumi yang terletak
Lebih terperinciKEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Letak Geografis. Daerah penelitian terletak pada BT dan
KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Letak Geografis Daerah penelitian terletak pada 15 7 55.5 BT - 15 8 2.4 dan 5 17 1.6 LS - 5 17 27.6 LS. Secara administratif lokasi penelitian termasuk ke dalam wilayah Desa
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 13 TAHUN 2002 TENTANG IZIN USAHA SARANA PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 13 TAHUN 2002 TENTANG IZIN USAHA SARANA PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Menimbang : a. bahwa, untuk meningkatkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia salah satunya di Provinsi Sumatera Selatan. Pertanian
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usaha di bidang pertanian merupakan sumber mata pencaharian pokok bagi masyarakat Indonesia salah satunya di Provinsi Sumatera Selatan. Pertanian berperan sangat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Propinsi Lampung merupakan wilayah yang memiliki kekayaan alam yang melimpah dan keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan Propinsi
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN
BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN II. 1. Umum Ujung Berung Regency merupakan perumahan dengan fasilitas hunian, fasilitas sosial dan umum, area komersil dan taman rekreasi. Proyek pembangunan perumahan
Lebih terperinciOleh : Slamet Heri Winarno
Oleh : Slamet Heri Winarno PENDAHULUAN Pariwisata telah menjadi sektor strategis dalam memperkuat perekonomian negara Pariwisata ini merupakan sektor penghasil utama devisa negara nonmigas. 2 Pariwisata
Lebih terperinci