STRATEGIS PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG REVISI KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/ BADAN PERTANAHAN NASIONAL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STRATEGIS PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG REVISI KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/ BADAN PERTANAHAN NASIONAL"

Transkripsi

1 R E N C A N A STRATEGIS D I R E K T O R A T J E N D E R A L PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG D A N P E N G U A S A A N T A N A H KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/ BADAN PERTANAHAN NASIONAL

2 RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN P E N G U A S A A N T A N A H R E V I S I

3 RENSTRA Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah i kata pengantar pendahuluan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-nya kepada kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah Kementerian Agraria dan Tata "Puji Ruang Tahun (Revisi). Sehubungan dinamika perubahan lingkungan strategis yang demikian cepat, khususnya berkenaan dengan adanya ketentuan baru dalam pemograman dan penganggaran, maka Renstra Direktorat Jenderal Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan Tanah perlu dilakukan penyempurnaan melalui penajaman sasaran, outcome, dan output kegiatan. Dengan adanya perubahan Renstra Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah , selanjutnya seluruh Unit Organisasi di lingkungan Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah harus mengacu kepada dokumen Renstra perubahan (revisi) dimaksud terutama dalam penyusunan Rencana Strategis Unit Organisasi masing-masing serta dalam penyusunan dokumen perencanaan dan pemograman di Satminkal Eselon II. Dengan adanya sinkronisasi antar unit di lingkungan Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah tersebut, maka keseluruhan dokumen perencanaan akan dapat dipergunakan dalam penyusunan RENJA-KL dan RKA-KL Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah setiap tahun sampai dengan tahun Direktur Jenderal Pengendalian Dan Penguasaan Tanah Akhirnya, kami berharap agar seluruh target sebagaimana ditetapkan dalam Renstra Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah ini dapat diimplementasikan untuk mensukseskan Visi dan Misi Kementerian Agraria dan Tata Ruang pada umumnya, serta Visi dan Misi Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah pada khususnya sehingga memberikan manfaat bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Jakarta, Desember 2016 Direktur Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah, visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis Erna Mochtar, S.H, M.Si NIP

4 ii RENSTRA Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah pendahuluan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis daftar isi i Kata Pengantar ii Daftar Isi iii Daftar Tabel iii Daftar Gambar 51 Arah Kebijakan, Strategi, Kerangka Regulasi, dan Kerangka Kelembagaan Arah Kebijakan dan Strategi Nasional Arah Kebijakan dan Strategi Direktorat Jenderal Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan Tanah Kerangka Regulasi Kerangka Kelembagaan 1 Pendahuluan Kondisi Umum Kondisi Umum Agraria Dan Pertanahan Kondisi Umum Penyelenggaraan Penataan Ruang Kondisi Umum Pengendalian Kondisi Umum Penguasaan Tanah Isu Strategis Potensi Dan Permasalahan Dan Penguasaan Tanah Potensi Kelemahan Peluang Tantangan Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Pengendalian Dan Penguasaan Tanah 71Target Kinerja dan Kerangka Pendanaan Perumusan Program dan Kegiatan Program Rancangan Outcome Indikator Kineja Program (IKP) Kegiatan Target Kinerja Kerangka Pendanaan 47 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Strategis Visi dan Misi Tujuan dan Sasaran Tujuan Ditjen Pengendalian dan Penguasaan Tanah Sasaran Ditjen Pengendalian dan Penguasaan Tanah 91 Penutup

5 RENSTRA Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah iii daftar tabel 12 Tabel 1.1 Status RTRW Provinsi, Kabupaten, dan Kota 13 Tabel 1.2 PP/Permen Bidang Penataan Ruang 14 Tabel 1.3 Rancangan Peraturan Menteri (Rapermen Bidang Penataan Ruang 52 Tabel 3.1 Amanat RPJMN Program Penyelenggaraan Penataan Ruang yang terkait dengan Program Pengendalian dan Penguasaan Tanah 54 Tabel 3.2 Amanat RPJMN Program Pengelolaan Pertanahan yang terkait dengan Program Pengendalian dan Penguasaan Tanah 55 Tabel 3.3 Amanat RPJMN dalam Renstra Ditjen Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan Tanah 62 Tabel 3.4 Arahan Kebijakan Agenda Ke Tujuh 63 Tabel 3.5 Keterkaitan Sasaran Program Dengan IKP 64 Tabel 3.6 Kebijakan dan Strategi Ditjen Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan Tanah Tabel 3.7 Penyusunan NSPK Prioritas Pengendalian Pemanfaatan Ruang 73 Tabel 4.1 Rancangan IKP Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan Tanah 73 Tabel 4.2 Nomenklatur kegiatan 74 Tabel 4.3 Target IKP Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang Dan Penguasaan Tanah 74 Tabel 4.4 Target Kinerja Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan Tanah 81 Tabel 4.5 Kerangka Pendanaan 82 Tabel 4.6 Alokasi Anggaran Gambar 1.1 Arahan RPJPN untuk Bidang Tata Ruang 16 Gambar 1.2 Ilustrasi Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) 22 Gambar 1.3 Struktur Organisasi Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN 23 Gambar 1.4 Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah 68 Gambar 3.1 Kerangka Kelembagaan 81 Gambar 4.1 Proyeksi Alokasi Anggaran Gambar 4.2 Komposisi Anggaran masingmasing Kegiatan (Unit Es II) Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 daftar gambar lampiran Indikator Kinerja Program Direktorat Jenderal Pengendalian Dan Penguasaan Tanah Matriks Renstra Direktorat Jenderal Pengendalian Dan Penguasaan Tanah Pemetaan Struktur Renstra Dengan Struktur Renstra (Revisi) pendahuluan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis

6

7 PENDAHULUAN

8 2 RENSTRA Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah pendahuluan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun , memberikan arahan pembangunan nasional untuk 20 tahun yang dibagi ke dalam 4 periode 5 tahunan. Untuk periode ketiga tahun sasaran pembangunannya memantapkan pembangunan secara menyeluruh dengan menekankan pembangunan keunggulan kompetitif, perekonomian yang berbasis sumber daya alam yang tersedia, sumberdaya manusia yang berkualitas, serta kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Secara substansi Renstra Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahap Ketiga, yaitu periode dengan memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan. Renstra Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah Tahun merupakan dokumen perencanaan pembangunan yang merujuk pada Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan dan Penelaahan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga (Renstra K/L) Penyusunan Renstra Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah memperhatikan kondisi saat ini dan prognosis ke depan. Beberapa kondisi eksisting aspek lingkungan strategis penataan ruang yang menjadi muatan kajian antara lain aspek geografis dan wilayah administratif; demografis; sosial budaya; perekonomian; daya dukung lingkungan; potensi sumber daya alam; serta kebencanaan. Dalam konteks prognosis ke depan, terdapat perubahan pada tataran nasional dan global yang perlu diperhatikan dalam penyusunan Renstra DJTR Penetapan peraturan perundang-undangan dan kebijakan baru yang berkaitan dengan penataan ruang; adanya direktif dan inisiatif baru yang berkaitan dengan penataan ruang; serta adanya berbagai kesepakatan dan isu global yang perlu diadaptasi. Pada tataran implementatif, penyusunan Renstra Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah dilakukan dengan mempertimbangkan tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah mulai dari tingkat eselon I hingga eselon IV. Analisis kelembagaan dilakukan untuk mengetahui kapasitas kemampuan kelembagaan Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanahdalam pengelolaan dan pelaksanaan program perencanaan dan pembangunan selama ini. Penyusunan program dan kegiatan dalam Renstra Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah dilakukan dengan mempertimbangkan dan menganalisis kapasitas anggaran jangka menengah. Struktur output dan sub output disesuaikan dengan ketentuan dalam nomenklatur program pembangunan maupun keuangan negara. Sehubungan dengan adanya perubahan ketentuan terkait dengan Pemrograman dan Penganggaran yaitu kebijakan untuk peningkatan kualitas penerapan penganggaran berbasis kinerja dengan melakukan penataan Arsitektur dan Informasi Kinerja (ADIK) maka, Renstra Direktorat Jenderal Pengendalian , harus mengalami penyempurnaan dengan melakukan penajaman pada level Outcome, dan Output kegiatan. Dengan disusunnya Renstra Direktorat Jenderal Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan Tanah ini diharapkan tersedia panduan dan arahan bagi aparatur terkait sehingga seluruh sumberdaya yang ada di lingkungan Direktorat Jenderal

9 RENSTRA Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah 3 Pengendalian dan Penguasaan Tanahdapat bertugas dan berfungsi secara optimal. Renstra ini juga merupakan alat untuk mewujudkan sinkronisasi dan integrasi seluruh kegiatan Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah sesuai dengan visi dan misi Penataan Ruang. Pada akhirnya, penataan ruang diharapkan dapat berperan optimal sebagai panglima pembangunan nasional sehingga mampu mewujudkan cita-cita penataan ruang nasional, yaitu ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan berlandaskan wawasan nusantara dan ketahanan nasional. pendahuluan 1.1 Kondisi Umum Jika melihat kondisi saat ini, pengaturan Agraria, Tata Ruang dan Pertanahan belum dilaksanakan secara komprehensif. Penanganan agraria belum dilaksanakan secara optimal. Masih banyak ditemukan ketidaksesuaian antara rencana tata ruang dengan perwujudan tata ruang dalam lingkup pertanahan. Penataan ruang dan pertanahan masih dilakukan secara terpisah sehingga tidak terintegrasi secara utuh. Dengan dibentuknya Kementerian Agraria dan Tata Ruang, diharapkan pengelolaan agraria, tata ruang, dan pertanahan dapat dilakukan lebih sinergis dan terpadu untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat Kondisi Umum Agraria dan Pertanahan Tugas pokok Agraria adalah mengurus bumi, air dan ruang termasuk kekayaan alam yang terkandung didalamnya sesuai dengan UUD 1945 Pasal 33. Fungsi Agraria adalah bagaimana mengatur kebijakan dan operasionalnya yang bermuara pada keadilan, kesejahteraan, dan pembangunan masyarakat. Agraria dalam Kementerian ATR/BPN dapat lebih dimaknakan sebagai area atau fungsi yang dibebankan untuk merealisasikan kebijakan dan atau tuntutan konstitusi yang mengamanatkan bahwa tanah diperuntukkan sebesar-besar kemakmuran rakyat. Tanah adalah aset bangsa yang merupakan modal dasar pembangunan sehingga pemanfaatannya harus didasarkan pada prinsip-prinsip yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat. Merujuk pada pasal 33 UUD 1945, upaya menjadikan tanah sebagai barang dagangan, objek spekulasi, dan hal lain yang bertentangan dengan prinsip-prinsip yang terkandung di dalamnya harus dihindari. Berdasarkan prinsip-prinsip kebijakan pertanahan nasional, tanpa bermaksud untuk menyederhanakan permasalahan terkait agraria, pembaruan agraria pada intinya meliputi: 1. Suatu proses yang berkesinambungan, artinya dilaksanakan dalam satu kerangka waktu (time frame); 2. Restrukturisasi pemilikan/penguasaan dan pemanfaatan sumberdaya alam (sumber agraria) oleh masyarakat, khususnya masyarakat perdesaan; 3. Dilaksanakan dalam rangka tercapainya kepastian hukum dan perlindungan hukum atas kepemilikan tanah dan pemanfaatan sumber daya alam (sumber daya agraria), serta terwujudnya keadilan sosial bagi seluruh rakyat. visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis

10 pendahuluan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis 4 RENSTRA Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah Permasalahan utama bidang pertanahan saat ini antara lain: 1. Semakin maraknya konflik dan sengketa tanah 2. Semakin terkonsentrasinya pemilikan dan penguasaan tanah pada sekelompok kecil masyarakat; 3. Lemahnya jaminan kepastian hukum atas penguasaan, pemilikian, penggunaan, dan pemanfaatan tanah; 4. Pengaturan terkait pertanahan yang bersifat ego sektoral antara Kementerian/Lembaga Kondisi Umum Penyelenggaraan Penataan Ruang Sesuai dengan amanat Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, penyelenggaraan penataan ruang bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah Nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan berlandaskan Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional, melalui: (i) harmonisasi antara lingkungan alam dan lingkungan buatan; (ii) keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia; dan (iii) pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang. Ruang di dalam UUPR didefisinikan sebagai wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah. Dalam konteks perencanaan pembangunan, Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) menyatakan Rencana Tata Ruang (RTR) menjadi pedoman bagi pemanfaatan sumberdaya alam yang optimal dan lestari dengan memperhatikan resiko bencana serta menjadi dasar bagi pembangunan sarana dan prasarana pembentuk struktur ruang nasional. Di dalam visi dan misi pembangunan nasional, sebagaimana diuraikan oleh RPJPN, dari delapan misi yang ada, dua misi memberikan arahan bagi pembangunan Bidang Tata Ruang, yaitu misi kelima (mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan) dan misi keenam (mewujudkan Indonesia asri dan lestari). Kedua misi tersebut memberi penekanan khusus pada: (1) keserasian rencanapembangunan dengan RTR; dan (2) peran kunci RTR sebagai acuan kebijakan spasial lintas sektor. Dalam RPJPN juga dinyatakan bahwa untuk mencapai kedua hal tersebut, maka perlu ditingkatkan (1) kompetensi sumberdaya manusia dan kelembagaan di Bidang Tata Ruang; (2) kualitas RTR; dan (3) efektivitas penerapan dan penegakan hukum dalam perencanaan, pemanfaatan, m a u p u n pengendalian pemanfaatan ruang. Dalam rentang waktu lima tahun, yang merupakan periode Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), RPJPN memberikan kata kunci dalam mengarahkan pembangunan Bidang Tata

11 RENSTRA Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah 5 Ruang untuk setiap periode perencanaan jangka menengah (Gambar 1.1.). Kata kunci untuk periode RPJMN adalah kapasitas kelembagaan penataan ruang yang mantap dan ketersediaan infrastruktur yang sesuai rencana tata ruang. Gambar 1.1.Arahan RPJPN untuk Bidang Tata Ruang pendahuluan RPJM I ( ) Menata kembali NKRI, membangun Indonesia yang aman dan damai, yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang laebih baik. RPJM II ( ) Memantapkan penataan kembali NKRI, meningkatkan kualitas SDM, membangun kemampuan IPTEK, memperkuat daya saing perekonomian. RPJM III ( ) Memantapkan pembangunan secara menyeluruh dengan menekankan pembangunan keunggulan kompetitif perekonomian yang berbasis pada SDA yang tersedia, SDM yang berkualitas IPTEK. RPJM I ( ) Mewujudkan manusia Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur mellui percepatan pembangunan di segala bidang dengan struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis Untuk Periode III RPJMN ( ) pembangunan bidang Tata Ruang difokuskan pada upayaupaya terkait pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang. Fokus tersebut sangat erat dan melekat dengan tugas dan fungsi dari Direktorat Jenderal Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan Tanah.

12 6 RENSTRA Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah pendahuluan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis Kondisi Umum Pengendalian Penataan ruang sebagai suatu sistem perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan antara yang satu dan yang lain dan harus dilakukan sesuai dengan kaidah penataan ruang sehingga: Diharapkan dapat mewujudkan pemanfaatan ruang yang berhasil guna dan berdaya guna Mampu mendukung pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan; Tidak terjadi pemborosan pemanfaatan ruang; dan Tidak menyebabkan terjadinya penurunan kualitas ruang. Penataan ruang yang didasarkan pada karakteristik, daya dukung dan daya tampung lingkungan, serta didukung oleh teknologi yang sesuai akan meningkatkan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan subsistem. Hal itu berarti akan dapat meningkatkan kualitas ruang yang ada. Karena pengelolaan subsistem yang satu berpengaruh pada subsistem yang lain dan pada akhirnya dapat mempengaruhi sistem wilayah ruang nasional secara keseluruhan, pengaturan penataan ruang menuntut dikembangkannya suatu sistem keterpaduan sebagai ciri utama. Hal itu berarti perlu adanya suatu kebijakan nasional tentang penataan ruang yang dapat memadukan berbagai kebijakan pemanfaatan ruang. Seiring dengan maksud tersebut, pelaksanaan pembangunan yang dilaksanakan, baik oleh Pemerintah, pemerintah daerah, maupun masyarakat, baik pada tingkat pusat maupun pada tingkat daerah, harus dilakukan sesuai dengan rencana tata ruang yang telah ditetapkan. Dengan demikian, pemanfaatan ruang oleh siapa pun tidak boleh bertentangan dengan rencana tata ruang. Perencanaan tata ruang dilakukan untuk menghasilkan rencana umum tata ruang dan rencana rinci tata ruang. Rencana umum tata ruang disusun berdasarkan pendekatan wilayah administratif dengan muatan substansi mencakup rencana struktur ruang dan rencana pola ruang. Rencana rinci tata ruang disusun berdasarkan pendekatan nilai strategis kawasan dan/atau kegiatan kawasan dengan muatan substansi yang dapat mencakup hingga penetapan blok dan subblok peruntukan. Penyusunan rencana rinci tersebut dimaksudkan sebagai operasionalisasi rencana umum tata ruang dan sebagai dasar penetapan peraturan zonasi. Peraturan zonasi merupakan ketentuan yang mengatur tentang persyaratan pemanfaatan ruang dan ketentuan pengendaliannya dan disusun untuk setiap blok/zona peruntukan yang penetapan zonanya dalam rencana rinci tata ruang. Rencana rinci tata ruang wilayah kabupaten/ kota dan peraturan zonasi yang melengkapi rencana rinci tersebut menjadi salah satu dasar dalam pengendalian pemanfaatan ruang sehingga pemanfaatan ruang dapat dilakukan sesuai dengan rencana umum tata ruang dan rencana rinci tata ruang. Pengendalian pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan tertib tata ruang. Pelaksanaan pengendalian pemanfaatan ruang bertujuan untuk menjamin bahwa pemanfaatan ruang dilakukan sesuai dengan rencana tata ruang. Berdasarkan pada Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang pasal 35, menyebutkan bahwa: Pengendalian pemanfaatan ruang dilakukan melalui penetapan peraturan zonasi, perizinan, pemberian insentif dan disinsentif, serta pengenaan sanksi. Fungsi pengendalian pemanfaatan ruang akan disesuaikan dengan kebutuhan dan kedetailan rencana yang ada, dan selanjutnya digunakan untuk menciptakan tertib tata ruang. Mekanisme dalam pengendalian

13 RENSTRA Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah 7 pemanfaatan ruang di atas terlebih dahulu melalui mekanisme pelaporan mencakup mekanisme pemberian informasi secara obyektif mengenai pemanfaatan ruang yang dapat dilakukan oleh masyarakat dan instansi yang berwenang, mekanisme pemantauan yang mencakup pengamatan, pemeriksaan dengan cermat perubahan kualitas tata ruang dan lingkungan yang tidak sesuai dan dilakukan oleh instansi yang berwenang, dan mekanisme evaluasi dilakukan untuk menilai kemajuan kegiatan pemanfaatan ruang dalam mencapai tujuan rencana tata ruang yang dilakukan oleh masyarakat dan instansi yang berwenang. Pengendalian pemanfaatan ruang tersebut dilakukan pula melalui perizinan pemanfaatan ruang, pemberian insentif dan disinsentif, serta pengenaan sanksi. Perizinan pemanfaatan ruang dimaksudkan sebagai upaya penertiban pemanfaatan ruang sehingga setiap pemanfaatan ruang harus dilakukan sesuai dengan rencana tata ruang. Izin pemanfaatan ruang diatur dan diterbitkan oleh Pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya masing-masing. Pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang, baik yang dilengkapi dengan izin maupun yang tidak memiliki izin, dikenai sanksi adminstratif, sanksi pidana penjara, dan/atau sanksi pidana denda. Pemberian insentif dimaksudkan sebagai upaya untuk memberikan imbalan terhadap pelaksanaan kegiatan yang sejalan dengan rencana tata ruang, baik yang dilakukan oleh masyarakat maupun oleh pemerintah daerah. Bentuk insentif tersebut, antara lain, dapat berupa keringanan pajak, pembangunan prasarana dan sarana (infrastruktur), pemberian kompensasi, kemudahan prosedur perizinan, dan pemberian penghargaan. Disinsentif dimaksudkan sebagai perangkat untuk mencegah, membatasi pertumbuhan, dan/atau mengurangi kegiatan yang tidak sejalan dengan rencana tata ruang, yang antara lain dapat berupa pengenaan pajak yang tinggi, pembatasan penyediaan prasarana dan sarana, serta pengenaan kompensasi dan penalti. Pengenaan sanksi, yang merupakan salah satu upaya pengendalian pemanfaatan ruang, dimaksudkan sebagai perangkat tindakan penertiban atas pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang dan peraturan zonasi. Dalam Undang-Undang ini pengenaan sanksi tidak hanya diberikan kepada pemanfaat ruang yang tidak sesuai dengan ketentuan perizinan pemanfaatan ruang, tetapi dikenakan pula kepada pejabat pemerintah yang berwenang yang menerbitkan izin pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang. Dalam rangka menjamin perwujudan rencana tata ruang, selain kebijakan Ditjen Penataan Ruang untuk mendorong penyusunan dan penetapan rencana tata ruang, juga menitikberatkan pada kegiatan Pengawasan dan Pengendalian. Sebagaimana yang tercantum di dalam Undang-undang No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang bahwa pengawasan penataan ruang adalah upaya agar penyelenggaraan penataan ruang dapat diwujudkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Sedangkan pengendalian pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan tertib tata ruang pendahuluan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis

14 8 RENSTRA Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah pendahuluan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis Kondisi Umum Penguasaan Tanah Tanah merupakan sumber daya alam karunia 3. Hak Ulayat Masyarakat Hukum Adat Tuhan kepada manusia karena itu sudah Merupakan tanah yang dikuasai oleh sepatutnya kita mengelola tanah dengan masyarakat hukum adat teritorial dengan sebaik-baiknya agar pemanfaatannya dapat memberikan kemakmuran rakyat. Tanah juga merupakan permukaan bumi yang dalam Hak Ulayat. 4. Hak-hak perorangan/individu, yang terdiri penggunaannya meliputi tubuh bumi yang dari: ada di bawahnya serta ruang yang ada di atasnya. Hak penguasaan tanah tidak dapat a. Hak-hak atas tanah sebagai hak-hak dipisahkan dengan persoalan hukum. Bila individu: seseorang memperoleh hak atas tanah, maka 1) Hak Atas Tanah Primer, yaitu hak atas pada orang tersebut memiliki kekuasaan untuk tanah yang langsung bersumber pada menguasai tanah tersebut. Pengertian penguasaan dapat dipakai dalam arti fisik, juga dalam arti yuridis. Penguasaan dalam arti yuridis adalah penguasaan yang dilandasi dengan hak, yang dilindungi oleh hukum dan pada umumnya memberikan kewenangan kepada pemegang hak untuk menguasai secara fisik tanah tersebut, tidak diserahkan kepada pihak lain. Dalam Undang-undang Pokok agraria diatur dan sekaligus ditetapkan tata jenjang atau hirarki penguasaan tanah, yaitu: 1. Hak Bangsa Indonesia 2. Hak menguasai dari Negara Hak menguasai dari Negara memberikan kewenangan kepada negara untuk : a. Mengatur dan menyelenggarakan peruntukkan, penggunaan, persediaan, dan pemeliharaan bumi, air, dan ruang angkasa; b. Menentukan dan mengatur hubunganhubungan hukum antara orang-orang dan perbuatan-perbuatan hukum yang mengenai bumi, air, dan ruang angkasa; c. Menentukan dan mengatur hubunganhubungan antara orang-orang dan perbuatan-perbuatan hukum yang mengenai bumi, air dan ruang angkasa Hak Bangsa: - Hak Milik adalah hak turun temurun, terkuat, dan terpenuhi, yang dapat dipunyai orang atas tanah - Hak Guna Usaha adalah hak untuk mengusahakan tanah yang dikuasai langsung oleh negara selama jangka waktu tertentu, guna perusahaan pertanian, perikanan, dan peternakan - Hak Guna Bangunan adalah hak untuk mendirikan dan mempunyai bangunan di atas tanah yang bukan miliknya sendiri dalam jangka waktu tertentu, yaitu 20 tahun atau 30 tahun - Hak Pakai adalah hak untuk menggunakan dan atau memungut hasil dari tanah yang langsung dikuasai oleh negara atau tanah milik orang lain yang memberi wewenang dan kewajiban yang ditentukan dalam Surat Keputusan Pemberian Hak atau perjanjian dengan pemiliknya yang bukan sewa menyewa atau perjanjian pengolahan

15 RENSTRA Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah 9 - Hak Pengelolaan adalah hak atas tanah yang merupakan pelimpahan wewenang dari pemerintah pusat kepada suatu lembaga pemerintah atau pemerintah daerah untuk merencanakan peruntukan dan penggunaan tanah yang bersangkutan. 2) Hak Atas Tanah yang Sekunder, yaitu hak yang bersumber dari pemiliknya, yaitu - Hak Guna Bangunan; - Hak Pakai; - Hak Gadai; - Hak Usaha Bagi Hasil; - Hak Menumpang; - Hak Sewa. b. Wakaf Yaitu tanah-tanah Hak Milik yang sudah diwakafkan atau diberikan untuk kepentingan sosial c. Hak Jaminan atas Tanah: Hak Tanggungan Merupakan satu-satunya hak jaminan atas tanah dalam Hukum Tanah Nsional. Hak Tanggungan menurut UUPA dapat dibebankan kepada Hak Milik, Hak Guna Usaha, dan Hak Guna Bangunan. Persoalan yang dihadapi sekarang, yaitu belum terpenuhinya hak-hak dasar tersebut terkait erat dengan lemahnya akses masyarakat miskin pada sumberdaya agraria seperti yang ditunjukkan oleh ketimpangan penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah. Tanah pada dasarnya tidak bertambah atau dengan kata lain ketersediaan tanah terbatas baik luas maupun kemampuannya sementara kebutuhan akan tanah terus bertambah mengingat jumlah penduduk semakin banyak. Kegiatan pembangunan semakin meningkat, sehubungan dengan hal tersebut maka kepada setiap orang termasuk badan hukum berkewajiban untuk senantiasa memanfaatkan tanah secara optimal dan mencegah dari kerusakan dengan tujuan bisa lestari dalam penggunaan dan pemanfaatannya. pendahuluan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis

16 10 RENSTRA Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah pendahuluan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis 1.2 Isu Strategis Isu strategis yang berkembang dalam Pengendalian dan Penguasaan tanah yang berkembang pada saat ini diantaranya: Masih maraknya kegiatan pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang dan peraturan perundang-undangan Kegiatan pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan Rencana Tata Ruang dan Peraturan Perundang-undangan seperti alih fungsi lahan secara melawan hukum, kegiatan pemanfaatan ruang yang tidak sesuai perizinan pemanfaatan ruang, dan perizinan pemanfaatan ruang yang tidak sesuai peraturan perundang-undangan. Berdasarkan data pengaduan yang masuk sampai bulan Juli tahun 2014, 70% diantaranya terjadi di kawasan perkotaan. Selain itu, data ini didukung juga oleh hasil audit pemanfaatan ruang kawasan perkotaan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, dan Cianjur (Jabodetabekpunjur), kawasan perkotaan Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan (Sarbagita), dan kawasan perkotaan Makassar, Sunguminasa, Maros, dan Takalar (Maminasata). Konflik antar sektor dan sengketa kepemilikan lanah Sengketa kepemilikan lahan banyak terjadi karena benturan kepentingan antar masyarakat maupun antarsektor. Akar permasalahannya dapat berupa ketidakjelasan kepemilikan maupun perebutan kepemilikan. Kasus sengketa kepemilikan lahan timbul karena adanya klaim/pengaduan/keberatan dari masyarakat (perorangan/badan hukum) yang berisi kebenaran dan tuntutan terhadap suatu keputusan di bidang pertanahan yang dirasakan merugikan hak-hak mereka atas tanah. Belum efektifnya upaya pengawasan dan pengendalian pemanfaatan ruang serta pemantauan dan pengendalian pertanahan Belum efektifnya upaya pengawasan dan pengendalian pemanfaatan ruang serta pemantauan dan pengendalian pertanahan dapat disebabkan oleh beberapa hal, yaitu belum lengkapnya instrumen peraturan daerah yang dapat digunakan untuk pengawasan dan pengendalian pemanfaatan ruang, belum ditetapkannya peraturan daerah tentang rencana tata ruang wilayah beserta rencana rincinya, kurangnya sumberdaya manusia yang dapat melaksanakan pengawasan dan pengendalian pemanfaatan ruang serta pemantauan dan pengendalian pertanahan, serta lemahnya sistem pengawasan dan pengendalian yang ada. Banyaknya pelanggaran terhadap pemenuhan kewajiban pemegang Hak Atas Tanah (HAT) menurut peraturan perundangan yang berlaku maupun berdasarkan syarat yang tercantum dalam SK Pemberian Hak Atas Tanah nya. Banyaknya kasus tanah terlantar yang belum dimanfaatkan dan ditindaklanjuti sesuai dengan ijin peruntukannya Upaya secara yuridis untuk menangani kasus tanah terlantar telah dilakukan oleh Pemerintah, antara lain melalui Peraturan Pemerintah No. 36 tahun 1998 tentang Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar. Namun, pelaksanaan penertiban dan pendayagunaan tanah terlantar belum sesuai dengan yang diharapkan. Pelaksanaan PP No. 36 Tahun 1998 belum efektif antara lain disebabkan belum adanya kesamaan persepsi terhadap tujuan peraturan tersebut, objek tanah terlantar, masalah keperdataan bekas pemegang hak, jangka waktu hak, asas publisitas, serta

17 pendanaan untuk mengidentifikasi dan menginventarisasi tanah terlantar. Terbatasnya SDM/Aparatur untuk kegiatan pengawasan dan pengendalian pemanfaatan ruang Keterbatasan aparatur / sumberdaya manusia dalam kegiatan pengawasan dan pengendalian pemanfaatan ruang meliputi keterbatasan secara kuantitas maupun kualitasnya. Contoh, belum terpenuhinya kebutuhan PPNS Penataan Ruang pada tingkat provinsi dan kabupaten/kota, kurangnya tingkat pemahaman PPNS dalam menggunakan alat pendukung penyidikan, antara lain penggunaan GPS, aplikasi pemetaan, dll. Belum Lengkapnya Instrumen Dasar Atau Aturan (Norma, Standar, Prosedur, Dan Kriteria (NSPK) Dalam kegiatan Pengawasan dan Pengendalian pemanfaatan ruang sebagai dasar yang melandasi implementasi Pengawasan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang. Hal tersebut menyebabkan kegiatan Pengawasan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang belum dapat dilakukan secara optimal, baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Sebagai contoh belum ada pengaturan mengenai cara untuk melakukan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan, belum ada pengaturan penentuan kriteria permasalahan khusus, dimana pada saat ini, pengawasan khusus dianalogikan/difungsikan sebagai penyelidikan/pulbaket. Disamping itu pedoman-pedoman perizinan, insentif & disinsentif, dan pengenaan sanksi masih dalam proses penyusunan dan penatapan. Perlu pelibatan dan pendayagunaan masyarakat dan dunia usaha dalam kegiatan pengendalian pemanfaatan ruang Masih kurangnya peran atau partisipasi masyarakat dan dunia usaha dalam kegiatan Pengawasan dan Pengendalian pemanfaatan ruang sebagaimana amanat dari peraturan RENSTRA Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah 11 perundang-undangan bidang penataan ruang dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain: kurangnya pemahaman dan kesamaan persepsi di lingkungan masyarakat tentang pengendalian pemanfaatan ruang, belum tersosialisasikannya rencana tata ruang yang telah berkekuatan hukum, ketidaktahuan masyarakat dan dunia usaha terhadap pelanggaran tata ruang yang ada di sekitar tempat tinggalnya, ketidaktahuan proses pengaduan dan pelaporan yang seharusnya dilakukan, dst. Belum jelasnya struktur kelembagaan pengawasan dan pengendalian pemanfaatan ruang. Saat ini lembaga di bidang penataan ruang lebih menitikberatkan pada kegiatan pembinaan penataan ruang dengan kegiatan utama mendorong penyusunan dan penetapan rencana tata ruang wilayah. Contoh masih belum jelas lembaga yang menjamin kedudukan atau posisi Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Penataan Ruang dalam menjalankan tugas dan fungsi dalam mendukung kegiatan Pengawasan dan Pengendalian. Disamping itu banyak PPNS Penataan Ruang tidak dapat menjalankan tugas dan fungsinya dalam mendukung Pengawasan dan Pengendalian karena proses mutasi di daerah. PPNS Penataan Ruang dimutasikan kepada bidang tugas non teknis operasional bidang penataan ruang sehingga tidak dapat melaksanakan tugas dan fungsinya. Ketidakmerataan/ketimpangan penguasaan Tanah di Indonesia Saat ini terjadi ketimpangan dalam struktur penguasaan sumber-sumber agraria merupakan masalah agraria yang amat menonjol di tanah air. Adapun yang dimaksud dengan struktur penguasaan di sini adalah susunan sebaran atau distribusi, baik mengenai pemilikan (penguasaan formal), maupun penguasaan efektif (garapan/operasional) atas sumber-sumber agraria; juga sebaran alokasi atau peruntukannya. pendahuluan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis

18 12 RENSTRA Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah pendahuluan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis 1.3 Potensi dan Permasalahan Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan Tanah Dalam penyelenggaraan fungsi pengendalian pemanfaatan ruang dan penguasaan tanah, dilakukan analisis terhadap potensi, kelemahan, peluang, dan tantangan jangka menengah yang dihadapi oleh Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah Potensi Potensi yang dimiliki dalam kaitannya dengan pengendalian pemanfaatan ruang dan penguasaan tanah, antara lain: 1. Berdasarkan data hingga Bulan Mei 2015, status percepatan penyelesaian Perda RTRW dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1.1 Status Perda RTRW Provinsi, Kabupaten, dan Kota No Status Perda RTRW Provinsi Kabupaten Kota 1. Proses Revisi Proses Rekomendasi Gubernur Sudah Pembahasan BKPRN Sudah Mendapatkan Persetujuan Substansi Menteri Perda RTRW Total Persetujuan Substansi 14,70% 12,60% 5,40% Perda RTRW 82,40% 84,60% 94,60% Status: Desember 2015 Berdasarkan data di atas, sebanyak 82,4% atau sejumlah 28 provinsi telah menetapkan Perda RTRW Provinsi, sebanyak 84,6% atau sejumlah 415 Kabupaten telah menetapkan Perda RTRW Kabupaten, dan sebanyak 94,6% atau sejumlah 88 Kota telah menetapkan Perda RTRW Kota. Jumlah tersebut merupakan potensi yang dapat digunakan sebagai instrumen dalam kegiatan pengendalian pemanfaatan ruang agar pemanfaatan ruang di daerah dapat selaras dengan RTRW yang telah ditetapkan.

19 RENSTRA Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah Merujuk pada data capaian fokus prioritas penyesuaian peraturan perundangan sesuai dengan amanat Undang-Undang Penataan Ruang sampai dengan tahun 2014 telah terselesaikan beberapa NSPK prioritas yang dapat digunakan sebagai instrumen dalam kegiatan pengendalian pemanfaatan ruang dan penguasaan tanah. NSPK yang telah terselesaikan agar dapat ditindaklanjuti menjadi NSPK berbentuk Peraturan Menteri (Permen) sehingga substansi/materi yang diatur dapat menjadi acuan bagi para pemangku kepentingan terkait. pendahuluan Tabel 1.2 PP/Permen Bidang Penataan Ruang No Judul NSPK (PP/Permen) Nomor 1. PP tentang Zonasi Sistem Nasional 10 NSPK dirangkum dalam 1 PP, yaitu PP No. 15/2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang 2. Prosedur Perolehan Izin Dan Tata Cara Penggantian Yang Layak 3. PP tentang Insentif dan Disinsentif 4. PP tentang Pengendalian 5. PP tentang Kriteria Kawasan Perkotaan 6. PP tentang Penataan Kawasan Perkotaan 7. PP tentang Penataan Kawasan Agropolitan 8. PP tentang Penataan Ruang Kawasan Perdesaan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis 9. PP tentang Sanksi Administratif 10. PP tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang (termasuk di dalamnya adalah PP tentang Kriteria dan Tata Cara Peninjauan Kembali RTRW) 11. Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota 12. Rencana Aksi Nasional Mitigasi Dan Adaptasi Perubahan Iklim Tahun Kementerian Pekerjaan Umum Sumber: DJPR, November 2014 Permen PU No. 20/PRT/M/2011 Permen PU No. 11/PRT/M/2012

20 14 RENSTRA Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah Tabel 1.3 Rancangan Peraturan Menteri (Rapermen) Bidang Penataan Ruang pendahuluan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis No. Judul NSPK No. Judul NSPK 1 Pedoman Pengaturan Zonasi Kawasan Sekitar Danau, Waduk, Situ 2 Pedoman Pengaturan Zonasi Kawasan Lindung Yang Memberikan Perlindungan Kawasan Bawahannya 3 Pedoman Penyusunan KLHS Bidang Penataan Ruang 4 Pedoman Pengendalian Perkotaan 19 Standar Data, Informasi, dan Peta Penataan Ruang Wilayah Provinsi dan Kabupaten 20 Standar Kelembagaan Penataan Ruang Provinsi dan Kabupaten 21 Standar Teknis Pelaksanaan SPM Bidang Penataan Ruang Kab/Kota 22 Standar Penataan Ruang di Kawasan Rawan Bencana 5 Pedoman Teknis Pembinaan Kota 23 Petunjuk Teknis Kerjasama Penataan Ruang Antar Daerah 6 Pedoman Teknis Pengembangan 24 Pedoman Kriteria Kawasan Perkotaan Perkotaan 7 Standar Teknis Kelembagaan 25 Pedoman Standar Pemetaan RDTR Penyelenggaraan Kota 8 Pedoman Penyediaan Ruang Evaluasi Bencana 9 Pedoman Penataan Ruang Nasional (Agropolitan) 10 Pedoman Penataan Ruang Nasional (Insentif dan Disinsentif) 11 Pedoman Penataan Ruang Nasional (Penjabaran RTR KSN dalam Implementasi RTR Provinsi/Kab/Kota 12 Pedoman Kriteria Zona, Subzona dan Blok dalam Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota 13 Pedoman Teknis Penataan dan Pelestarian Kota Pusaka 26 Pedoman Tata Cara Penentuan Intensitas 27 Pedoman Pengendalian Pemanfaatan Ruang di Kawasan Banjir 28 Pedoman Pembinaan Penataan Ruang Provinsi, Kabupaten, dan Kota 29 Penataan Ruang Pasca Kegiatan Pertambangan 30 Standar Teknis Pelaksanaan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten 31 Standar Teknis Pelaksanaan Penataan Ruang Wilayah Provinsi 14 Petunjuk Pelaksanaan P2KH 32 Standar Teknis Pelaksanaan Penataan Ruang Kawasan Strategis Kabupaten 15 Pedoman Pelaksanaan Penataan Ruang Kawasan Strategis Provinsi, Kabupaten, Kota 16 Pedoman Pelaksanaan Penataan Ruang Kawasan Perdesaan 17 Pedoman Pengawasan Penataan Ruang Provinsi dan Kabupaten 18 Standar Teknis Evaluasi Kualitas Substansi Muatan RTRW Provinsi dan Kabupaten 33 Standar Teknis Pelaksanaan Penataan Ruang Kawasan Strategis Provinsi 34 Standar Teknis Pelaksanaan Penataan Ruang Kawasan Agropolitan dan Perdesaan 35 Standar Teknis Peraturan Zonasi 36 Juknis Pengawasan Teknik Penyelenggaraan Penataan Ruang Sumber: DJPR, November 2014

21 Sebagaimana diketahui fungsi pengaturan dan penataan penguasaan dan pemilikan tanah telah diselenggarakan dengan cara yang seksama, terutama ditetapkannya berbagai peraturan perundang-undangan terkait dengan penguasaan dan pemilikan tanah, baik sebelum lahirnya UUPA maupun setelah lahirnya UUPA. Undang-undang yang terbit sebelum lahirnya UUPA dan berkaitan sangat erat dengan urusan pertanahan, antara lain yaitu Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1956 tentang Peraturan-peraturan dan tindakantindakan mengenai tanah- tanah perkebunan; Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1958 tentang Penghapusan tanah-tanah partikelir; Undang- Undang Nomor 86 Tahun 1958 tentang Nasionalisasi Perusahaan Milik Belanda; dan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1960 tentang Perjanjian Bagi Hasil. Undang-undang yang diterbitkan setelah lahirnya UUPA yang berkaitan sangat erat dengan urusan pengaturan dan penataan penguasaan dan pemilikan tanah, antara lain yaitu Undang-Undang Nomor 56 Tahun 1960 tentang Penetapan Luas Tanah Pertanian; Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1961 tentang Pencabutan Hak-hak atas Tanah dan Bendabenda yang ada di atasnya; Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan atas Tanah beserta Benda-benada yang Berkaitan dengan Tanah; Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2000 tentang Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan; Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum. Selain itu setelah diterbitkannya UUPA, pemerintah juga telah menetapkan sejumlah Peraturan Pemerintah yang sangat erat berkaitan dengan pengaturan dan penataan penguasaan tanah dalam rangka RENSTRA Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah 15 menjawab berbagai tantangan dari dinamika perkembangan masyarakat, antara lain yaitu : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 224 Tahun 1961 tentang Pelaksanaan Pembagian Tanah dan Pemberian Ganti Kerugian 2. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 1963 tentang Penunjukan Badan-Badan Hukum Yang Dapat mempunyai Hak Milik Atas Tanah 3. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1977 tentang Pemilikan Tanah Pertanian Secara Guntai (Absentee) Bagi Para Pensiunan Pegawai Negeri 4. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1977 tentang Perwakafan Tanah Milik 5. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai Atas Tanah 6. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah 7. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 1998 tentang Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar 8. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1998 tentang Peraturan Jabatan Pejabat Pembuat Akta Tanah Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2010 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku pada Badan Pertanahan Nasional NSPK terkait pengendalian pemanfaatan ruang dan penguasaan tanah dapat digunakan untuk memperlengkapi instrumen yang digunakan dalam upaya pengendalian pemanfaatan ruang dan penguasaan tanah. pendahuluan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis

22 16 RENSTRA Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah pendahuluan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis 3. Keberadaan PPNS Bidang Penataan Ruang: Salah satu pembinaan yang dilaksanakan melalui Kegiatan Pembinaan Manajemen Penyelenggaraan Penataan Ruang adalah dalam bentuk Pembinaan PPNS. Pembinaan PPNS ini dilakukan dalam rangka membentuk instrumen penegakan hukum atas peraturan bidang penataan ruang sebagaimana dijelaskan dalam ilustrasi PPNS pada gambar di bawah. Adapun pada tahun 2014, melalui kerjasama pendidikan PPNS dengan Bareskrim Polri telah membina sebanyak 157 orang PPNS (dari target sejumlah 160 orang) sehingga jumlah PPNS yang berhasil dibina sampai dengan tahun 2014 sebanyak 600 orang PPNS. Keberadaan PPNS Bidang Penataan Ruang diharapkan dapat membantu dalam upaya pengendalian pemanfaatan ruang dan penguasaan tanah. Gambar 1.2 Ilustrasi Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Tujuan: Memberikan pengetahuan kepada pegawai negeri sipil untuk menjadi PPNS Penataan Ruang yang memiliki kemampuan dasar untukmelakukan pengendalian pemanfaatan ruang dan peyidikan terhadap pelanggaran di bidang penataan ruang yang berindikasi tindak pidana sesuai UU Penataan Ruang No Manfaat: Meningkatnyakapasitas PNS Ditjen Penataan Ruang dalam melaksanakan pengendalian pemanfaatan ruang serta terwujudnya tertib tata ruang Pelaksanaan Pembinaan PPNS TA 2014: Pendidikan dan Pelatihan PPNS Penataan Ruang Pola 400 Jam Pelajaran Pendidikan dan Pelatihan PPNS Penataan Ruang Pola 200 Jam Pelajaran Orang Orang Orang Orang 4. Terbentuknya Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah yang cikal bakalnya berasal dari sub direktorat pengendalian yang ada di Direktorat Jenderal Penataan Ruang Kementerian Pekerjaan Umum dan Direktorat Pengelolaan Tanah Negara, Tanah Terlantar, dan Tanah Kritis yang ada di Badan Pertanahan Nasional. Dengan terbentuknya Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah diharapkan pengendalian pemanfaatan ruang dan penguasaan tanah dapat terkelola secara lebih fokus dan terlaksana dengan baik.

23 RENSTRA Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah Kelemahan Terdapat beberapa kelemahan yang dihadapi oleh Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah, yang diharapkan dapat teratasi, antara lain: 1. Belum lengkapnya instrumen dasar atau aturan (Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK) dalam kegiatan Pengawasan dan Pengendalian pemanfaatan ruang sebagai dasar yang melandasi implementasi Pengawasan dan Pengendalian pemanfaatan ruang. Hal tersebut menyebabkan kegiatan Pengawasan dan Pengendalian pemanfaatan ruang belum dapat dilakukan secara optimal, baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Sebagai contoh belum ada pengaturan mengenai cara untuk melakukan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan, belum ada pengaturan penentuan kriteria permasalahan khusus, dimana pada saat ini, pengawasan khusus dianalogikan/ difungsikan sebagai penyelidikan/pulbaket yang dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS). Disamping itu pedomanpedoman perizinan, insentif & disinsentif, dan pengenaan sanksi masih dalam proses penyusunan. Dalam proses penyusunan aturan-aturan, diupayakan kaidah-kaidah atau aturan tata ruang harus mampu memenuhi kebutuhan dasar masyarakat dan memuaskan bagi para pihak, oleh karena itu kaidah/aturan tata ruang harus dirumuskan secara tepat dan jelas agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda-beda. 2. Masih belum terstrukturnya lembaga Pengawasan dan Pengendalian pemanfaatan ruang. Saat ini lembaga di bidang penataan ruang lebih menitikberatkan pada kegiatan pembinaan penataan ruang dengan kegiatan utama mendorong penyusunan dan penetapan rencana tata ruang wilayah. Salah satu contoh kelembagaan Pengawasan dan Pengendalian belum terstruktur adalah masih belum jelas lembaga yang menjamin kedudukan atau posisi PPNS Penataan Ruang dalam menjalankan tugas dan fungsi dalam mendukung kegiatan Pengawasan dan Pengendalian pemanfaatan ruang. Disamping itu banyak PPNS Penataan Ruang tidak dapat menjalankan tugas dan fungsinya dikarenakan proses mutasi pegawai di daerah. PPNS Penataan Ruang dimutasikan kepada bidang tugas non teknis operasional bidang penataan ruang sehingga tidak dapat melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai PPNS. 3. Masih kurangnya aparatur atau sumber daya manusia, baik kuantitas maupun kualitas, pada kegiatan Pengawasan dan Pengendalian pemanfaatan ruang. Contoh, belum terpenuhinya jumlah kebutuhan akan PPNS Penataan Ruang pada tingkat provinsi dan kabupaten/ kota, kurangnya tingkat pemahaman PPNS Penataan Ruang dalam menggunakan alat pendukung penyidikan, antara lain penggunaan GPS, aplikasi pemetaan. 4. Masih kurangnya peran atau partisipasi masyarakat dalam kegiatan Pengawasan dan Pengendalian pemanfaatan ruang sebagaimana amanat dari peraturan perundang-undangan bidang penataan ruang. Oleh karena itu perlu dilakukan sosialisasi kaidah/aturan yang berlaku agar dapat memberikan efek positif bagi masyarakat serta pemberian ancaman dan sanksi terhadap masyarakat/orang tertentu yang melakukan pelanggaran perlu dijalankan dengan lebih efektif. 5. Masih adanya kendala yang ditemui dalam sertifikasi tanah, misalnya adanya pengalihan tanah kepada pihak lain secara di bawah tangan, bidang tanah yang diusulkan terindikasi sengketa, lokasi yang diusulkan masuk lokasi HGU. pendahuluan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis

24 18 RENSTRA Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah pendahuluan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis Peluang Peluang yang dimiliki oleh Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah, antara lain: Peningkatan Pengendalian dan Pengawasan melalui PPNS Bidang Penataan Ruang Undang-Undang No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang mengamanatkan perlunya kegiatan pengawasan penataan ruang. Peraturan Pemerintah No. 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang juga mengamanatkan bahwa pengawasan penataan ruang terdiri atas pengawasan teknis dan pengawasan khusus. Pengawasan teknis penataan ruang merupakan pengawasan terhadap keseluruhan proses penyelenggaraan penataan ruang yang dilakukan secara berkala. Sedangkan pengawasan khusus penataan ruang merupakan pengawasan terhadap permasalahan khusus dalam penyelenggaraan penataan ruang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan. Untuk mendukung upaya pengendalian pemanfaatan ruang, diterbitkan Permen PU No. 13 tahun 2009 tentang Penyidik Pengawai Negeri Sipil Bidang Penataan Ruang yang mengamanatkan dilakukannya penyidikan terhadap dugaan tindak pidana penataan ruang, yang diperoleh dari hasil pengawasan maupun laporan masyarakat. Dalam rangka mendukung perwujudan dari pengendalian pemanfaatan ruang, periode tahun telah dilaksanakan fasilitasi pendidikan dan pelatihan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) bidang Penataan Ruang dengan jumlah sebanyak 53 PPNS Pusat, 156 PPNS Provinsi, 292 PPNS Kabupaten, dan 96 PPNS Kota. Adapun tujuan dari PPNS ini memberikan pengetahuan kepada Pegawai Negeri Sipil untuk menjadi PPNS Penataan Ruang yang memiliki kemampuan dasar untuk melakukan pengendalian pemanfaatan ruang dan penyidikan terhadap pelanggaran di bidang penataan ruang yang berimplikasi tindak pidana sesuai dengan UU Penataan Ruang No. 26 tahun Manfaat dari PPNS ini meningkatkan kapsitas PNS Ditjen Pengendalian dan Penguasaan Tanah dalam melaksanakan pengendalian pemanfaatan ruang serta terwujudnya tertib tata ruang. Pelaksanaan pengendalian pemanfaatan ruang melalui penetapan NSPK terkait Pengendalian Pemanfaatan Ruang Untuk mendukung pengendalian pemanfaatan menuju terwujudnya tertib ruang telah diselesaikan sejumlah 1 (satu) Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang yang merangkum 10 (sepuluh) substansi NSPK meliputi Zonasi Sistem Nasional, Prosedur Perolehan Izin dan Tata Cara Penggantian yang Layak, Insentif dan Disinsentif, Pengendalian, Kriteria Kawasan Perkotaan, Penataan Kawasan Perkotaan, Penataan Kawasan Agropolitan, Penataan Ruang Kawasan Perdesaan, Sanksi Administratif, Kriteria dan Tata Cara Peninjauan Kembali RTRW. Pelaksanaan pengendalian pemanfaatan ruang diselenggarakan untuk menjamin terwujudnya tata ruang sesuai dengan rencana tata ruang. Pengawasan penataan ruang diselenggarakan untuk :

25 1. Menjamin tercapainya tujuan penyelenggaraan penataan ruang. 2. Menjamin terlaksananya penegakan hukum bidang penataan ruang. 3. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan penataan ruang. Pelaksanaan audit pemanfaatan ruang berdasarkan Rencana Tata Ruang yang telah ditetapkan. Untuk mendukung tujuan menciptakan ruang yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan, diperlukan pengendalian pemanfaatan menuju terwujudnya tertib ruang. Diharapkan pemanfaatan ruang yang ada selaras dengan rencana tata ruang. Audit pemanfaatan ruang dapat didefinisikan sebagai evaluasi kesesuaian pemanfaatan ruang di suatu wilayah terhadap rencana tata ruang dan peraturan zonasi yang dilakukan secara objektif, sistematis, dan independen. Pengaturan masalah pertanahan Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tantangan RENSTRA Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah 19 Tanah melalui Direktorat Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar mempunyai peluang untuk dapat mengatur masalah pertanahan yang dapat berkontribusi dalam kehidupan bersama yang berkeadilan yang kaitannya dengan penguasaan tanah, penguasaan sumber-sumber ekonomi dan sumber-sumber politik melalui ketersediaan tanah untuk reforma agraria, program strategis negara dan cadangan umum lainnya. Tanah terlantar yang yang telah ditetapkan melalui mekanisme yang dimiliki oleh Pemerintah daerah dan Kanwil maupun Kantah untuk bisa diredistribusikan kepada rakyat sebagai upaya menata penguasaan aset atas tanah supaya tidak terlalu timpang. Melalui mekanisme penertiban tanah terlantar maka terhadap tanah yang telah diberikan haknya atau dasar penguasaan atas tanah yang tidak diusahakan, tidak dipergunakan atau tidak dimanfaatkan sesuai dengan keadaannya atau sifat dan tujuan pemberian hak atau dasar penguasaannya dioptimalisasikan peruntukan dan pemanfaatannya baik seluruhnya maupun sebagian tanahnya oleh pemegang hak atau pemegang izin lokasi sesuai dengan tujuan pemberian haknya atau dasar penguasaannya. pendahuluan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis Beberapa tantangan dalam Pengendalian dan Penguasaan Tanah diantaranya: 1. Menyelesaikan dan melakukan harmonisasi peraturan perundangan yang terkait dengan penataan ruang, termasuk diantaranya: NSPK terkait pengendalian pemanfaatan ruang NSPK terkait penguasaan tanah 2. Meningkatkan kualitas pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang: Operasionalisasi peran PPNS di daerah melalui program P5R Pelatihan 1000 orang PPNS baru di pusat dan daerah 3. Pengendalian pertanahan dan penertiban tanah terlantar; 4. Optimalisasi peran masyarakat dalam pengawasan dan pengendalian pemanfaatan ruang; 5. Peningkatan kinerja aparatur/sumber daya manusia dalam pengawasan dan pengendalian pemanfaatan ruang;

26 20 RENSTRA Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah pendahuluan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis 6. Terwujudnya tertib ruang dan minimalisasi tanah terlantar. 7. Terwujudnya jaminan hukum hak atas tanah Jaminan hukum hak atas tanah merupakan hal sangat penting bagi masyarakat. Tanah mempunyai makna sosial dan ekonomi bagi masyarakat. Karena itu, setiap pemilik tanah menginginkan adanya jaminan hukum atas tanahnya. Jaminan hukum perlu diberikan oleh Pemerintah, bahwa pemilik tanah yang sah tidak perlu khawatir akan kehilangan hak kepemilikan setiap saat. Untuk itu legalisasi atau sertipikasi tanah mendesak dilakukan oleh Pemerintah Cq Badan Pertanahan Nasional. Ada 6 jenis legalisasi tanah yang diselenggarakan oleh BPN yaitu PRONA, sertipikasi petani, sertipikasi transmigrasi, sertipikasi UKM, sertipikasi nelayan, dan sertipikasi tanah masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). 8. Terwujudnya pengendalian, penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah, serta pemberdayaan masyarakat dalam rangka peningkatan akses terhadap sumber ekonomi. Direktorat Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan Tanah berusaha mengelola tanah terlantar. Pengelolaan ini didasarkan atas makna tanah bagi kehidupan umat manusia. Tanah yang merupakan sumberdaya kehidupan yang keberadaannya semakin langka, justru kemudian menjadi sumberdaya yang mubazir. Lebih jauh lagi, tanah terlantar mengandung potensi kerugian ekonomi (opportunity loss), karena tidak dapat dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat dan pembangunan. Tanah terlantar juga menghilangkan pendapatan masyarakat, menghilangkan kesempatan kerja bagi penduduk di sekitarnya dan kerugian yang tidak kalah penting adalah keluarnya tanah dari perekonomian negara. Dari sisi prinsip kehidupan bermasyarakat, penelantaran tanah merupakan tindakan yang tidak berkeadilan dan pelanggaran kewajiban pemegang hak dasar penguasaan tanah.

27 RENSTRA Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan Tanah Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah adalah unsur pelaksana Kementerian Agraria dan Tata Ruang di bidang pengendalian pemanfaatan ruang dan penguasaan tanah yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Agraria dan Tata Ruang. Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah dipimpin oleh Direktur Jenderal. Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah memiliki tugas dan fungsi sebagai berikut: TUGAS FUNGSI Menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengendalian pemanfaatan ruang dan penguasaan tanah serta penertiban dan pendayagunaan tanah terlantar sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. a. Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah menyelenggarakan fungsi: b. Perumusan kebijakan di bidang pengendalian pemanfaatan ruang dan penguasaan tanah serta penertiban dan pendayagunaan tanah terlantar; c. Pelaksanaan kebijakan di bidang pengendalian pemanfaatan ruang dan penguasaan tanah serta penertiban dan pendayagunaan tanah terlantar; d. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengendalian pemanfaatan ruang dan penguasaan tanah serta penertiban dan pendayagunaan tanah terlantar; e. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengendalian pemanfaatan ruang dan penguasaan tanah serta penertiban dan pendayagunaan tanah terlantar; f. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pengendalian pemanfaatan ruang dan penguasaan tanah serta penertiban dan pendayagunaan tanah terlantar; g. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah; dan h. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri/Kepala. pendahuluan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis

28 22 RENSTRA Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah SUSUNAN ORGANISASI pendahuluan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis Gambar 1.3 Struktur Organisasi Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN STAF AHLI BIDANG LANDREFORM DAN HAK MASYARAKAT ATAS TANAH STAF AHLI BIDANG MASYARAKAT ADAT DAN KEMASYARAKATAN STAF AHLI BIDANG EKONOMI PERTANAHAN INSPEKTORAT JENDERAL MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/BPN SEKRETARIAT JENDERAL DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG DIREKTORAT JENDERAL INFRASTRUKTU R KEAGRARIAN DIREKTORAT JENDERAL HUBUNGAN HUKUM KEAGRARIAAN DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN AGRARIA DIREKTORAT JENDERAL PENGADAAN TANAH DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH DIREKTORAT JENDERAL PENANGANAN MASALAH AGRARIA, PEMANFAATAN RUANG DAN TANAH SEKOLAH TINGGI PERTANAHAN PUSAT PENDIDIKA N DAN PELATIHAN KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL PUSAT PELATIHA N DAN PENGEM BANGAN PUSAT DATA DAN INFORMASI PERTANAHAN, TATA RUANG DAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN KANTOR PERTANAHAN

29 RENSTRA Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah 23 Gambar 1.4 Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis pendahuluan

30 24 RENSTRA Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah pendahuluan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis A. Sekretariat Direktorat Jenderal Sekretariat Direktorat Jenderal mempunyai tugas sebagai berikut: TUGAS Pelayanan administratif kepada seluruh satuan organisasi di lingkungan Direktorat Jenderal Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan Tanah. Sekretariat Direktorat Jenderal terdiri atas : 1. Bagian Program dan Hukum; dan 2. Bagian Kepegawaian dan Umum 1. Bagian Program dan Hukum FUNGSI a. Koordinasi dan penyusunan rencana program dan anggaran; b. Koordinasi dan penyusunan rancangan peraturan perundang-undangandan advokasi hukum; c. Pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan; d. Pelaksanaan urusan kepegawaian; e. Pelaksanaan urusan keuangan dan barang milik negara; dan f. Pengelolaan urusan tata usaha dan rumah tangga ditjen pengendalian pemanfaatan ruang dan penguasaan tanah. "Bagian Program dan Hukum mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan rencana program dan anggaran serta rancangan peraturan perundang-undangan dan advokasi hukum. Dalam melaksanakan tugasnya, Bagian Program dan Hukum menyelenggarakan fungsi: a. Penyiapan koordinasi dan penyusunan rencana program dan anggaran; b. Pelaksanaan fasilitasi administrasi kerja sama di lingkungan Ditjen Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan Tanah; c. Penyiapan koordinasi dan penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan dan pemberian advokasi hukum; dan d. Penyiapan pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan kinerja Ditjen pengendalian pemanfaatan ruang dan penguasaan tanah.

31 RENSTRA Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah 25 Bagian Program dan Hukum terdiri atas: 1. Subbagian Program; Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan rencana program dan anggaran serta pelaksanaan fasilitasi administrasi kerja sama 2. Subbagian Evaluasi Kinerja; Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan kinerja Ditjen Pengendalian dan Penguasaan Tanah. 3. Subbagian Hukum. Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan dan pemberian advokasi hukum 2. Bagian Kepegawaian dan Umum "Bagian Kepegawaian dan Umum mempunyai tugas Melaksanakan pengelolaan urusan kepegawaian, keuangan, barang milik negara, tata usaha dan rumah tangga Ditjen Pengendalian dan Penguasaan Tanah. Dalam melaksanakan tugasnya Bagian Kepegawaian dan Umum menyelenggarakan fungsi: a. Pelaksanaan urusan administrasi kepegawaian, pengembangan pegawai, mutasi kepegawaian, serta penyiapan penataan organisasi dan tata laksana; b. Pelaksanaan urusan administrasi keuangan, akuntansi, dan penyusunan laporan keuangan; c. Pelaksanaan urusan administrasi barang milik negara di lingkungan Ditjen Pengendalian dan Penguasaan Tanah; d. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga; dan e. Pelaksanaan urusan pemeliharaan barang milik Negara di lingkungan Ditjen Pengendalian dan Penguasaan Tanah. Bagian Kepegawaian dan Umum terdiri atas: 1. Subbagian Kepegawaian; Mempunyai tugas melakukan urusan administrasi kepegawaian, penyiapan pengembangan dan mutasi pegawai, serta penyiapan penataan organisasi dan tata laksana. 2. Subbagian Keuangan dan Barang Milik Negara; Mempunyai tugas melakukan urusan administrasi keuangan, akuntansi dan penyusunan laporan keuangan, urusan administrasi barang milik negara di lingkungan Ditjen Pengendalian dan Penguasaan Tanah. 3. Subbagian Tata Usaha dan Rumah Tangga. Mempunyai tugasmelakukan pengelolaan urusan tata usaha dan rumah tanggaserta pemeliharaan barang milik Negara di lingkungan Ditjen Pengendalian dan Penguasaan Tanah. pendahuluan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis

32 26 RENSTRA Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah pendahuluan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis B. Direktorat Pengendalian Direktorat Pengendalian mempunyai tugas sebagai berikut: TUGAS FUNGSI Perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang penyidikan dan penertiban terhadap pelanggaran pemanfaatan ruang serta pembinaan Penyidik Pegawai Negeri Sipil Penataan Ruang. a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang penyidikan dan penertiban terhadap pelanggaran pemanfaatan ruang serta pembinaan Penyidik Pegawai Negeri Sipil Penataan Ruang; b. Pelaksanaan kebijakan di bidang penyidikan dan penertiban terhadap pelanggaran pemanfaatan ruang serta pembinaan Penyidik Pegawai Negeri Sipil Penataan Ruang; c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria dibidang penyidikan dan penertiban terhadap pelanggaranpemanfaatan ruang serta pembinaan Penyidik Pegawai Negeri SipilPenataan Ruang; d. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang penyidikan dan penertiban terhadap pelanggaran pemanfaatan ruang serta pembinaan Penyidik Pegawai Negeri Sipil Penataan Ruang; e. Pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang penyidikan dan penertiban terhadap pelanggaran pemanfaatan ruang serta pembinaan Penyidik Pegawai Negeri Sipil Penataan Ruang; dan f. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat. Direktoral Pengendalian terdiri atas: 1. Subdirektorat Perencanaan dan Pedoman; 2. Subdirektorat Pengendalian Wilayah I; 3. Subdirektorat Pengendalian Wilayah II; 4. Subdirektorat Pengendalian Wilayah III; 5. Subdirektorat Pengendalian Wilayah IV; 6. Subbagian Tata Usaha; dan 7. Kelompok Jabatan Fungsional.

33 RENSTRA Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah Subdirektorat Perencanaan dan Pedoman. "Mempunyai tugasmelaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang penyusunan rencanadan pedoman pengendalian pemanfaatan ruang. Dalam melaksanakan tugasnya, Subdirektorat Perencanaan dan Pedoman, menyelenggarakan fungsi: a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaanpemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang perencanaan pengendalian pemanfaatan ruang; dan b. Penyiapan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang penyusunan pedoman pengendalian pemanfaatan ruang. Subdirektorat Perencanaan dan Pedoman terdiri atas: 1. Seksi Perencanaan; Seksi Perencanaan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang perencanaan pengendalian pemanfaatan ruang. 2. Seksi Pedoman Seksi Pedoman mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyusunannorma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang penyusunan pedoman pengendalian pemanfaatan ruang. pendahuluan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis

34 28 RENSTRA Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah 2. Subdirektorat Pengendalian Wilayah I. pendahuluan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis "Subdirektorat Pengendalian Wilayah I mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan pengawasan teknis dan khusus penataan ruang serta pembinaan dan pelaksanaan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah Pulau Sumatera. Dalam melaksanakan tugasnya, Subdirektorat Pengendalian Wilayah I menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, danpemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaanpemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan pengawasan teknis penataan ruang dan pembinaan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah Pulau Sumatera; b. penyiapan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaanpemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan pengawasan khusus penataan ruang dan pelaksanaan pengendalianpemanfaatan ruang di wilayah Pulau Sumatera Subdirektorat Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah I terdiri atas: 1. Seksi Bina Pengendalian Pemanfaatan Ruang; Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan kegiatan pengawasan teknis penataan ruang dan pembinaan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah Pulau Sumatera 2. Seksi Pemantauan dan Evaluasi Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur,dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan pengawasan khusus penataan ruang dan pelaksanaan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah Pulau Sumatera.

35 RENSTRA Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah Subdirektorat Pengendalian Wilayah II. "Subdirektorat Pengendalian Wilayah II mempunyaitugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan,pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dankriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, sertapelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatanpengawasan teknis dan khusus penataan ruang serta pembinaan danpelaksanaan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah Pulau Jawa dan Pulau Bali. pendahuluan Dalam melaksanakan tugasnya, Subdirektorat Pengendalian Wilayah II menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan,penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, danpemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaanpemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan pengawasan teknispenataan ruang dan pembinaan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah Pulau Jawa dan Pulau Bali; b. penyiapan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan,penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, danpemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaanpemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan pengawasan khusus penataan ruang dan pelaksanaan pengendalianpemanfaatan ruang di wilayah Pulau Jawa dan Pulau Bali. Subdirektorat Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah I terdiri atas: 1. Seksi Bina Pengendalian Pemanfaatan Ruang; Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan kegiatan pengawasan teknis penataan ruang dan pembinaan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah Pulau Jawa dan Pulau Bali. 2. Seksi Pemantauan dan Evaluasi Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan,pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur,dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan pengawasan khusus penataan ruang dan pelaksanaan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah Pulau Jawa dan Pulau Bali. visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis

36 30 RENSTRA Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah 4. Subdirektorat Pengendalian Wilayah III. pendahuluan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis Subdirektorat Pengendalian Wilayah III mempunyaitugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan,pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dankriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, sertapelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatanpengawasan teknis dan khusus penataan ruang serta pembinaan danpelaksanaan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah Pulau Kalimantan dan Pulau Sulawesi. Dalam melaksanakan tugasnya, Subdirektorat Pengendalian Wilayah III menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan,penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaanpemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan pengawasan teknispenataan ruang dan pembinaan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah Pulau Kalimantan dan Pulau Sulawesi; b. penyiapan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, danpemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan pengawasan khusus penataan ruang dan pelaksanaan pengendalianpemanfaatan ruang di wilayah Pulau Kalimantan dan Pulau Sulawesi. Subdirektorat Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah III terdiri atas: 1. Seksi Bina Pengendalian Pemanfaatan Ruang; Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan kegiatan pengawasan teknis penataan ruang dan pembinaan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah Pulau Kalimantan dan Pulau Sulawesi. 2. Seksi Pemantauan dan Evaluasi Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan,pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur,dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan pengawasan khusus penataan ruang dan pelaksanaan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah Pulau Kalimantan dan Pulau Sulawesi.

37 RENSTRA Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah Subdirektorat Pengendalian Wilayah IV. Subdirektorat Pengendalian Wilayah IV mempunyaitugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan,pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dankriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, sertapelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatanpengawasan teknis dan khusus penataan ruang serta pembinaan danpelaksanaan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah Kepulauan Nusa Tenggara, Kepulauan Maluku, dan Pulau Papua. pendahuluan Dalam melaksanakan tugasnya, Subdirektorat Pengendalian Wilayah IV menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan,penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, danpemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaanpemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan pengawasan teknispenataan ruang dan pembinaan pengendalian pemanfaatan ruangdi wilayah Kepulauan Nusa Tenggara, Kepulauan Maluku, dan Pulau Papua; a. penyiapan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan,penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, danpemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaanpemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan pengawasankhusus penataan ruang dan pelaksanaan pengendalianpemanfaatan ruang di wilayah Kepulauan Nusa Tenggara, Kepulauan Maluku, dan Pulau Papua. Subdirektorat Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah IV terdiri atas: 1. Seksi Bina Pengendalian Pemanfaatan Ruang; Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan kegiatan pengawasan teknis penataan ruang dan pembinaan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah Kepulauan Nusa Tenggara, Kepulauan Maluku, dan Pulau Papua 2. Seksi Pemantauan dan Evaluasi Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur,dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan pengawasan khusus penataan ruang dan pelaksanaan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah Kepulauan Nusa Tenggara, Kepulauan Maluku, dan Pulau Papua. visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis 6. Subbagian Tata Usaha. Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan program dan anggaran, urusan kepegawaian, keuangan dan administrasi barang milik negara, urusan ketatausahaan dan rumah tangga, serta evaluasi kinerja dan pelaporan pelaksanaan kebijakan dan program Direktorat.

38 32 RENSTRA Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah pendahuluan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis C. Direktorat Penertiban Direktorat Penertiban mempunyai tugas sebagai berikut: TUGAS FUNGSI Perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang penyidikan dan penertiban terhadap pelanggaran pemanfaatan ruang serta pembinaan Penyidik Pegawai Negeri Sipil Penataan Ruang. a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang penyidikan dan penertiban terhadap pelanggaran pemanfaatan ruang serta pembinaan Penyidik Pegawai Negeri Sipil Penataan Ruang; b. Pelaksanaan kebijakan di bidang penyidikan dan penertiban terhadap pelanggaran pemanfaatan ruang serta pembinaan Penyidik Pegawai Negeri Sipil Penataan Ruang; c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria dibidang penyidikan dan penertiban terhadap pelanggaranpemanfaatan ruang serta pembinaan Penyidik Pegawai Negeri SipilPenataan Ruang; d. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang penyidikan dan penertiban terhadap pelanggaran pemanfaatan ruang serta pembinaan Penyidik Pegawai Negeri Sipil Penataan Ruang; e. Pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang penyidikan dan penertiban terhadap pelanggaran pemanfaatan ruang serta pembinaan Penyidik Pegawai Negeri Sipil Penataan Ruang; dan pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat. Direktorat Penertiban terdiri atas: 1. Subdirektorat Perencanaan dan Pedoman; 2. Subdirektorat Penertiban Wilayah I; 3. Subdirektorat Penertiban Wilayah II; 4. Subdirektorat Penertiban Wilayah III; 5. Subdirektorat Penertiban Wilayah IV; 6. Subbagian Tata Usaha; dan 7. Kelompok Jabatan Fungsional.

39 RENSTRA Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah Subdirektorat Perencanaan dan Pedoman. "Subdirektorat Perencanaan dan Pedoman, mempunyai tugas Melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaa kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang penyusunan rencana dan pedoman penertiban pemanfaatan ruang. pendahuluan Dalam melaksanakan tugasnya, Subdirektorat Perencanaan dan Pedoman menyelenggarakan fungsi: a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang perencanaan penertiban pemanfaatan ruang; dan b. Penyiapan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang penyusunan pedoman penertiban pemanfaatan ruang. Subdirektorat Perencanaan dan Pedoman terdiri atas: 1. Seksi Perencanaan Seksi Perencanaan mempunyai tugas melakukan penyiapan penyiapan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang perencanaan penertiban pemanfaatan ruang. 2. Seksi Pedoman Seksi Pedoman mempunyai tugas melakukan penyiapan penyiapan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang penyusunan pedoman penertiban pemanfaatan ruang. visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis

40 34 RENSTRA Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah 2. Subdirektorat Penertiban Wilayah I pendahuluan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis "Subdirektorat Penertiban Wilayah I mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang pembinaan penyidik pegawai negeri sipil penataan ruang dan penyidikan terhadap pelanggaran pemanfaatan ruang di wilayah Pulau Sumatera. Dalam melaksanakan tugas, Subdirektorat Penertiban Wilayah I menyelenggarakan fungsi: a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas, pembinaan dan peningkatan kapasitas penyidik pegawai negeri sipil penataan ruang serta koordinasi penyidikan pelanggaran pemanfaatan ruang di wilayah Pulau Sumatera; dan b. Penyiapan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan penyidikan terhadap pelanggaran pemanfaatan ruang di wilayah Pulau Sumatera. Subdirektorat Penertiban Pemanfaatan Ruang Wilayah I terdiri atas: 1. Seksi Penyidik Pegawai Negeri Sipil Seksi Penyidik Pegawai Negeri Sipil mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas, pembinaan dan peningkatan kapasitas penyidik pegawai negeri sipil penataan ruang serta koordinasi penyidikan pelanggaran pemanfaatan ruang di wilayah Pulau Sumatera. 2. Seksi Penertiban Seksi Penertiban mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan penyidikan terhadap pelanggaran pemanfaatan ruang di wilayah Pulau Sumatera.

41 RENSTRA Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah Subdirektorat Penertiban Wilayah II "Subdirektorat Penertiban Wilayah II mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang pembinaan penyidik pegawai negeri sipil penataan ruang dan penyidikan terhadap pelanggaran pemanfaatan ruang di wilayah Pulau Jawa dan Pulau Bali. pendahuluan Dalam melaksanakan tugas, Subdirektorat Penertiban Wilayah II menyelenggarakan fungsi: a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas, pembinaan dan peningkatan kapasitas penyidik pegawai negeri sipil penataan ruang serta koordinasi penyidikan pelanggaran pemanfaatan ruang di wilayah Pulau Jawa dan Pulau Bali; dan b. Penyiapan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan penyidikan terhadap pelanggaran pemanfaatan ruang di wilayah Pulau Jawa dan Pulau Bali. Subdirektorat Penertiban Pemanfaatan Ruang Wilayah II terdiri atas: 1. Seksi Penyidik Pegawai Negeri Sipil Seksi Penyidik Pegawai Negeri Sipil mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas, pembinaan dan peningkatan kapasitas penyidik pegawai negeri sipil penataan ruang serta koordinasi penyidikan pelanggaran pemanfaatan ruang di wilayah Pulau Jawa dan Pulau Bali. 2. Seksi Penertiban Seksi Penertiban mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan penyidikan terhadap pelanggaran pemanfaatan ruang di wilayah Pulau Sumatera. visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis

42 36 RENSTRA Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah 4. Subdirektorat Penertiban Wilayah III. pendahuluan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis Subdirektorat Penertiban Wilayah III mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang pembinaan penyidik pegawai negeri sipil penataan ruang dan penyidikan terhadap pelanggaran pemanfaatan ruang di wilayah Pulau Kalimantan dan Pulau Sulawesi. Dalam melaksanakan tugas, Subdirektorat Penertiban Wilayah III menyelenggarakan fungsi: a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas, pembinaan dan peningkatan kapasitas penyidik pegawai negeri sipil penataan ruang serta koordinasi penyidikan pelanggaran pemanfaatan ruang di wilayah Pulau Kalimantan dan Pulau Sulawesi; dan b. Penyiapan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan penyidikan terhadap pelanggaran pemanfaatan ruang di wilayah Pulau Kalimantan dan Pulau Sulawesi. Subdirektorat Penertiban Pemanfaatan Ruang Wilayah III terdiri atas: 1. Seksi Penyidik Pegawai Negeri Sipil Seksi Penyidik Pegawai Negeri Sipil mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas, pembinaan dan peningkatan kapasitas penyidik pegawai negeri sipil penataan ruang serta koordinasi penyidikan pelanggaran pemanfaatan ruang di wilayah Pulau Kalimantan dan Pulau Sulawesi. 2. Seksi Penertiban Seksi Penertiban mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan penyidikan terhadap pelanggaran pemanfaatan ruang di wilayah Pulau Kalimantan dan Pulau Sulawesi.

43 RENSTRA Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah Subdirektorat Penertiban Wilayah IV Subdirektorat Penertiban Wilayah IV mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang pembinaan penyidik pegawai negeri sipil penataan ruang dan penyidikan terhadap pelanggaran pemanfaatan ruang di wilayah Kepulauan Nusa Tenggara, Kepulauan Maluku dan Pulau Papua. pendahuluan Dalam melaksanakan tugas, Subdirektorat Penertiban Wilayah IV menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas, pembinaan dan peningkatan kapasitas penyidik pegawai negeri sipil penataan ruang serta koordinasi penyidikan pelanggaran pemanfaatan ruang di wilayah Kepulauan Nusa Tenggara, Kepulauan Maluku, dan Pulau Papua; dan b. penyiapan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan penyidikan terhadap pelanggaran pemanfaatan ruang di wilayah Kepulauan Nusa Tenggara, Kepulauan Maluku, dan Pulau Papua. 6. Subbagian Tata Usaha. Subdirektorat Penertiban Pemanfaatan Ruang Wilayah IV terdiri atas: 1. Seksi Penyidik Pegawai Negeri Sipil Seksi Penyidik Pegawai Negeri Sipil mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas, pembinaan dan peningkatan kapasitas penyidik pegawai negeri sipil penataan ruang serta koordinasi penyidikan pelanggaran pemanfaatan ruang di wilayah Kepulauan Nusa Tenggara, Kepulauan Maluku, dan Pulau Papua. 2. Seksi Penertiban Seksi Penertiban mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan penyidikan terhadap pelanggaran pemanfaatan ruang di wilayah Kepulauan Nusa Tenggara, Kepulauan Maluku, dan Pulau Papua. Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan program dan anggaran, urusan kepegawaian, keuangan dan administrasi barang milik negara, urusan ketatausahaan dan rumah tangga, serta evaluasi kinerja dan pelaporan pelaksanaan kebijakan dan program Direktorat. visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis

44 38 RENSTRA Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah pendahuluan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis D. Direktorat Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan Direktorat Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan mempunyai tugas : TUGAS FUNGSI Melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan evaluasi danpelaporan di bidang pengendalian dan pemantauan pertanahan. Direktorat Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan terdiri atas: a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengendalian dan pemantauan pertanahan; b. Pelaksanaan kebijakan di bidang pengendalian dan pemantauan pertanahan; c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang bidang pengendalian dan pemantauan pertanahan; d. Pemberian bimbingan teknis, supervisi dan perizinan kerja sama di bidang pengendalian dan pemantauan pertanahan; e. Pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang pengendalian dan pemantauan pertanahan; dan f. Pelaksanaan urusan tata usaha direktorat 1. Subdirektorat Pengendalian Penerapan Kebijakan dan Program Pertanahan; 2. Subdirektorat Pemantauan dan Evaluasi Tanah Pertanian; 3. Subdirektorat Pemantauan dan Evaluasi Tanah Non Pertanian; 4. Subbagian Tata Usaha; dan 5. Kelompok Jabatan Fungsional.

45 RENSTRA Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah Subdirektorat Pengendalian Penerapan Kebijakan dan Program Pertanahan "Subdirektorat Pengendalian Penerapan Kebijakan dan Program Pertanahan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang pengendalian penerapan kebijakan dan program pertanahan. pendahuluan Dalam melaksanakan tugasnya, Subdirektorat Pengendalian Penerapan Kebijakan dan Program Pertanahan menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang pengendalian penerapan kebijakan pertanahan; dan b. penyiapan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyusunavn inorma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang pengendalian program pertanahan. Subdirektorat Pengendalian Penerapan Kebijakan dan Program Pertanahan terdiri atas: 1. Seksi Pengendalian Penerapan Kebijakan Pertanahan Seksi Pengendalian Penerapan Kebijakan Pertanahan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang pengendalian penerapan kebijakan pertanahan. 2. Seksi Pengendalian Program Pertanahan Seksi Pengendalian Program Pertanahan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang pengendalian program pertanahan. visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis

46 40 RENSTRA Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah 2. Subdirektorat Pemantauan dan Evaluasi Tanah Pertanian pendahuluan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis "Subdirektorat Pemantauan dan Evaluasi Tanah Pertanian mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan pemantauan dan evaluasi pemanfaatan tanah pertanian. Dalam melaksanakan tugas, Subdirektorat Pemantauan dan Evaluasi Tanah Pertanian menyelenggarakan fungsi : a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan pemantauan pemanfaatan tanah pertanian; dan b. Penyiapan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan evaluasi dan pembinaan pemanfaatan tanah pertanian. Subdirektorat Pemantauan dan Evaluasi Tanah Pertanian terdiri dari: 1. Seksi Pemantauan Tanah Pertanian; Seksi Pemantauan Tanah Pertanian mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaanpemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan pemantauan tanah pertanian. 2. Seksi Evaluasi Tanah Pertanian. Seksi Evaluasi Tanah Pertanian mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan evaluasi dan pembinaan pemanfaatan tanah pertanian.

47 RENSTRA Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah Subdirektorat Pemantauan dan Evaluasi Tanah Non Pertanian "Subdirektorat Pemantauan dan Evaluasi Tanah Non Pertanian mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan pemantauan dan evaluasi pemanfaatan tanah non pertanian. pendahuluan Subdirektorat Pemantauan dan Evaluasi Tanah Non Pertanian terdiri atas: 1. Seksi Pemantauan Tanah Non Pertanian Seksi Pemantauan Tanah Non Pertanian mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan pemantauan tanah non pertanian. 2. Seksi Evaluasi Tanah Non Pertanian. Seksi Evaluasi Tanah Non Pertanian mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan evaluasi dan pembinaan pemanfaatan tanah non pertanian. 4. Subbagian Tata Usaha "Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan program dan anggaran, urusan kepegawaian, keuangan dan administrasi barang milik negara, urusan ketatausahaan dan rumah tangga, serta evaluasi kinerja dan pelaporan pelaksanaan kebijakan dan program Direktorat. S ubbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan program dan anggaran, urusan kepegawaian, keuangan dan administrasi barang milik negara, urusan ketatausahaan dan rumah tangga, serta evaluasi kinerja dan pelaporan pelaksanaan kebijakan dan program Direktorat. visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis

48 42 RENSTRA Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah pendahuluan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis E. Direktorat Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar menyelenggarakan fungsi: TUGAS Direktorat Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar mempunyai tugas perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang penertiban dan pendayagunaan tanah terlantar FUNGSI a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang penertiban dan pendayagunaan tanah terlantar; b. Pelaksanaan kebijakan di bidang penertiban dan pendayagunaan tanah terlantar; c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang penertiban dan pendayagunaan tanah terlantar; d. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang penertiban dan pendayagunaan tanah terlantar; e. Pelaksanaan pengamanan dan pendayagunaan tanah negara bekas tanah terlantar untuk berbagai kepentingan pembangunan; f. Penyusunan program pendayagunaan tanah negara bekas tanah terlantar untuk berbagai kegiatan pembangunan; g. Pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang penertiban dan pendayagunaan tanah terlantar; h. Pelaksanaan urusan tata usaha direktorat. Direktorat Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar terdiri atas: 1. Subdirektorat Potensi Tanah Terlantar; 2. Subdirektorat Penertiban dan Penetapan Tanah Terlantar; 3. Subdirektorat Pendayagunaan Tanah Terlantar; 4. Subbagian Tata Usaha; dan 5. Kelompok Jabatan Fungsional.

49 RENSTRA Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah Subdirektorat Potensi Tanah Terlantar "Subdirektorat Potensi Tanah Terlantar mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan, pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan identifikasi dan verifikasi potensi tanah terlantar serta pengelolaan data tanah terlantar. pendahuluan Dalam melaksanakan tugas, Subdirektorat Potensi Tanah Terlantar menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan kegiatan identifikasi dan verifikasi potensi tanah terlantar; dan b. penyiapan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan kegiatan pengelolaan data tanah terlantar. Subdirektorat Potensi Tanah Terlantar terdiri atas: 1. Seksi Identifikasi Potensi Tanah Terlantar Seksi Identifikasi Potensi Tanah Terlantar mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan, pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan identifikasi dan verifikasi potensi tanah terlantar. 2. Seksi Pengelolaan Data Tanah Terlantar. Seksi Pengelolaan Data Tanah Terlantar mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan, pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan pengelolaan data tanah terlantar. visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis

50 44 RENSTRA Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah 2. Subdirektorat Penertiban dan Penetapan Tanah Terlantar pendahuluan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis "Subdirektorat Penertiban dan Penetapan Tanah Terlantar mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan, pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan penertiban dan penetapan tanah terlantar. Dalam melaksanakan tugas, Subdirektorat Penertiban dan Penetapan Tanah Terlantar menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan bahan perumusan, pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan penertiban tanah terlantar; dan b. penyiapan bahan perumusan, pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan penetapan tanah terlantar Subdirektorat Penertiban Tanah Terlantar terdiri atas: 1. Seksi Penertiban Tanah Terlantar Seksi Penertiban Tanah Terlantar mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan, pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan penertiban tanah terlantar. 2. Seksi Penetapan Tanah Terlantar Seksi Penetapan Tanah Terlantar mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan, pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan penetapan tanah terlantar.

51 RENSTRA Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah Subdirektorat Pendayagunaan Tanah Terlantar "Subdirektorat Pendayagunaan Tanah Terlantar mempunyai tugasmelaksanakan penyiapan bahan perumusan, pelaksanaan kebijakan,penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberianbimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan pendayagunaan tanah terlantar. pendahuluan Dalam melaksanakan tugasnya, Subdirektorat Pendayagunaan Tanah Terlantar menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan bahan perumusan, pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan analisis pemanfaatan tanah terlantar; dan b. penyiapan bahan perumusan, pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan Peruntukan Tanah Terlantar. Subdirektorat Pendayagunaan Tanah Terlantar terdiri atas: 1. Seksi Analisis Pemanfaatan Tanah Terlantar; Seksi Analisis Pemanfaatan Tanah Terlantar mempunyai tugasmelakukan penyiapan bahan perumusan, pelaksanaan kebijakan,penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, danpemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaanpemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan analisispemanfaatan tanah terlantar. 2. Seksi Peruntukan Tanah Terlantar. Seksi Peruntukan Tanah Terlantar mempunyai tugas melakukanpenyiapan bahan perumusan, pelaksanaan kebijakan,penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaanpemantauan, evaluasi dan pelaporan Peruntukan TanahTerlantar. visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis 4. Subbagian Tata Usaha "Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan program dan anggaran, urusan kepegawaian, keuangan dan administrasi barang milik negara, urusan ketatausahaan dan rumah tangga, serta evaluasi kinerja dan pelaporan pelaksanaan kebijakan dan program Direktorat.

52 VISI, MISI, TUJUAN,

53 , DAN SA SARAN STRATEGIS

54 48 RENSTRA Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah pendahuluan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis 2.1 Visi dan Misi Presiden Republik Indonesia telah mengarahkan visi dan misi pembangunan Tahun yang dijadikan alur seluruh kementerian dalam merancang arah pembangunan, sasaran dan strategi yang akan dilaksanakan kementerian. Arahan pembangunan Indonesia ini tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun yang telah ditetapkan dengan Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun Mengikuti peraturan teknis penyusunan Renstra K/L dalam Peraturan Pemerintah No 5 tahun 2014, setiap Kementrian atau Lembaga pemerintah dalam menyusun Renstra, tidak lagi menyusun Visi dan Misi nya masing-masing tetapi hanya menindaklanjuti Visi dan Misi Pemerintah yang sudah ada, sebagaimana yang tertuang dalam visi pembangunan nasional Tahun , yakni: "Terwujudnya Indonesia Yang Berdaulat, Mandiri, Dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong Upaya untuk mewujudkan visi diatas telah pula ditetapkan 7 (tujuh) Misi yang harus dilaksanakan oleh setiap Kementrian / Lembaga yang berupa : 1. Mewujudkan keamanan Nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumberdaya maritim dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan; 2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan dan demokratis berlandasakan negara hukum; 3. Mewujudkan politik luar negeri yang bebas aktif dan memperkuat jatidiri sebagai negara maritim; 4. Mewujudkan kualitas hidup manusia yang tinggi, maju dan sejahtera; 5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing; 6. Mewujudkan Indonesia sebagai negara maritim yang mandiri, kuat dan berbasisikan kepentingan nasional; dan 7. Mewujudkan manusia Indonesia yang berkepribadian dalam kebudayaan. 2.2 Tujuan dan Sasaran D alam Arah Kebijakan dan Strategi Nasional Kementerian terdapat 6 Agenda Prioritas (Nasional). Dalam agenda ke Tujuh yaitu Mewujudkan Kemandirian Ekonomi dengan Menggerakkan Sektor Sektor Ekonomi Strategik, terdapat arah kebijakan meningkatkan pembinaan kelembagaan penataan ruang, untuk mendukung pengendalian pemanfaatan ruang yang dapat dilaksanakan dengan strategi:

55 RENSTRA Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah Pembangunan sistem informasi penataan ruang yang terintegrasi; 2. Pembentukan perangkat ppns yang handal dengan menyusun pedoman perlindungan ppns bidang tata ruang; 3. Membuka partisipasi publik melalui pembentukan forum masyarakat dan dunia usaha untuk pengendalian pemanfaatan ruang yang optimal. Untuk mencapai visi dan misi pembangunan nasional yang telah ditetapkan, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional dalam Renstra memiliki tujuan utama yaitu memastikan bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Untuk memastikan peran Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional, dirumuskan sasaran strategis tahun adalah: (1) meningkatnya kesejahteraan masyarakat melalui pemanfaatan agraria yang adil dan berkelanjutan; (2) terwujudnya ruang yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan; (3) berkurangnya kasus tata ruang dan pertanahan (sengketa, konflik, dan perkara). D ari arahan dan Kebijakan Nasional yang ada, maka dapat di jabarkan tujuan dan sasaran Direktorat Jenderal Pengendalian adalah sebagaimana tersebut di bawah ini: Tujuan Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah Tujuan Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah adalah: "Menjamin terwujudnya Pengendalian dan Penguasaan Tanah yang sesuai dengan kebijakan Penataan Ruang dan kebijakan Agraria pendahuluan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis Sasaran Direktorat Jenderal Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan Tanah Sasaran Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah adalah: 1. yang sesuai dengan Rencana Tata Ruang. Tertib Pemanfaatan Hak Atas Tanah dan 2 Pendayagunaan Tanah Negara Bekas Tanah Terlantar

56 ARAH KEBIJAK REGULASI, DAN

57 AN, STRATEGI, KERANGKA KERANGKA KELEMBAGAAN

58 52 RENSTRA Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah 3.1 Arah dan Kebijakan Strategi Nasional pendahuluan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis Dalam dokumen RPJMN III Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah memiliki dukungan pada 2 (dua) Bidang, yaitu Program Penyelenggaran Penataan Ruang dan Pengelolaan Pertanahan Nasional. Adapun amanat RPJMN III Program Penyelenggaraan Penataan Ruang yang terkait dengan Program Pengendalian dan Penguasaan Tanah terdapat pada 3 (sasaran) yaitu: 1. Meningkatnya pembinaan kelembagaan penataan ruang 2. Meningkatnya kualitas evaluasi penyelenggaraan penataan ruang 3. Meningkatnya kualitas pelaksanaan penataan ruang nasional Secara rinci sasaran dan indikator RPJMN yang terkait dengan Program Pengendalian adalah seperti yang ditampilkan pada Tabel 3.1 berikut: Tabel 3.1. Amanat RPJMN Program Penyelenggaraan Penataan Ruang yang terkait dengan Program Pengendalian dan Penguasaan Ruang TARGET TOTAL No PROGRAM/SASARAN/ INDIKATOR SATUAN ALOKASI I Meningkatnya pembinaan kelembagaan penataan ruang a Jumlah pegawai yang pegawai ,2 memperoleh sertifikat PPNS Penataan Ruang b Jumlah Provinsi yang provinsi ,22 mendapatkan pembinaan teknis penyelenggaraan penataan ruang daerah c Jumlah Kabupaten yang kabupaten ,52 mendapatkan pembinaan teknis penyelenggaraan penataan ruang daerah d Jumlah Laporan laporan penyebarluasan Informasi Penataan Ruang e Jumlah kelompok masyarakat dan dunia usaha yang terbina kelompok ,41

59 RENSTRA Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah 53 II No PROGRAM/SASARAN/ INDIKATOR III f Jumlah Dokumen Materi Teknis dan Rancangan NSPK Bidang Pengendalian g Jumlah Dokumen Materi Teknis dan Rancangan Pedoman perlindungan PPNS Bidang Tata Ruang SATUAN Materi Teknis/ NSPK Materi Teknis/ NSPK TARGET TOTAL ALOKASI , ,15 Meningkatnya kualitas evaluasi penyelenggaraan penataan ruang a Jumlah Laporan Pengawasan laporan ,51 Teknis dan Audit Penataan Ruang Provinsi/Kab/ Kota di wilayah I b Jumlah Laporan Pengawasan laporan ,51 Teknis dan Audit Penataan Ruang Provinsi/Kab/ Kota di wilayah II c Jumlah Laporan Pengawasan laporan ,52 Teknis dan Audit Penataan Ruang Wilayah Nasional, Pulau/Kepulauan, dan KSN Non Perkotaan di wilayah III d Jumlah Laporan Monitoring Evaluasi pengendalian ruang Wilayah Nasional, Pulau/Kepulauan, dan KSN Non Perkotaan laporan Meningkatnya kualitas pelaksanaan penataan ruang nasional a Jumlah Kota yang Kota ,2 mendapatkan pembinaan teknis penyelenggaraan penataan ruang daerah pendahuluan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis

60 pendahuluan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis 54 RENSTRA Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah Sedangkan Amanat RPJMN Program Penataan Pertanahan yang terkait dengan Program Pengendalian dan Penguasaan Tanah adalah seperti pada Tabel 3.2 berikut: Tabel 3.2. Amanat RPJMN Program Pengelolaan Pertanahan Nasional yang terkait dengan Program Pengendalian dan Penguasaan Tanah No TARGET TOTAL PROGRAM/SASARAN/ SATUAN ALOKASI INDIKATOR PROGRAM PENGELOLAAN PERTANAHAN NASIONAL I Terwujudnya pengendalian Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah dan Pemberdayaan masyarakat dalam rangka peningkatan akses terhadap sumber ekonomi a Luas aset tanah terindikasi terlantar Hektar 124, , , , , II Terlaksananya Pengendalian Penerapan Kebijakan dan Program a Jumlah Tanah Terlantar SK yang telah ditetapkan b Jumlah Rumusan Rumusan Kebijakan Teknis Pengendalian Penerapan Kebijakan Program Pertanahan c Jumlah Data dan Sistem Informasi Hak Atas Tanah dan Perijinan yang Diindikasikan Terlantar yang Terintegrasi Dalam Basis Data d Jumlah pembinaan, pemantauan dan evaluasi pengendalian penerapan kebijakan dan program pertanahan laporan

61 RENSTRA Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah 55 Amanat RPJMN tersebut diatas telah tercermin kedalam Renstra Direktorat Jenderal Pengendalian Pemanfaata Ruang dan Penguasaan Tanah sebagai berikut: Tabel 3.3 Amanat RPJMN dalam Renstra Ditjen Pengendalian dan Penguasaan Tanah pendahuluan No PROGRAM/SASARAN/ INDIKATOR SATUAN OUTPUT/INDIKATOR OUTPUT/AKTIVITAS SATUAN Kegiatan Terkait PROGRAM PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG I Meningkatnya pembinaan kelembagaan penataan ruang a Jumlah pegawai yang memperoleh sertifikat PPNS Penataan Ruang pegawai Output: Pegawai Yang Dibentuk Menjadi PPNS b c Jumlah Provinsi yang mendapatkan pembinaan teknis penyelenggaraan penataan ruang daerah Jumlah Kabupaten yang mendapatkan pembinaan teknis penyelenggaraan penataan ruang daerah provinsi Orang 2.1 Jumlah Pegawai PPNS Orang Aktivitas: Pembentukan Pegawai Menjadi PPNS Output: Tata Kelola Pengendalian kabupaten 2.3 Jumlah Prov/Kab/Kota yang mendapatkan Pemantauan dan Evaluasi Kegiatan Pengendalian Aktivitas: Pelaksanaan Pengendalian Orang Kebijakan/Prov/ Kab/Kota Prov/Kab/Kota Prov/Kab/Kota Dukungan Manajemen Ditjen PPRPT Pengendalian visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis d Jumlah Laporan penyebarluasan Informasi Penataan Ruang laporan Output:Kebijakan 2.1 Jumlah Kebijakan Penertiban Aktivitas: Pengelolaan Data dan Informasi Bidang Penertiban Kebijakan Kebijakan Kegiatan Penertiban

62 56 RENSTRA Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah No PROGRAM/SASARAN/ INDIKATOR SATUAN OUTPUT/INDIKATOR OUTPUT/AKTIVITAS SATUAN Kegiatan Terkait pendahuluan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis e f g Jumlah kelompok masyarakat dan dunia usaha yang terbina Jumlah Dokumen Materi Teknis dan Rancangan NSPK Bidang Pengendalian Jumlah Dokumen Materi Teknis dan Rancangan Pedoman perlindungan PPNS Bidang Tata Ruang kelompok Output: Tata Kelola Pengendalian 2.4 Jumlah Provinsi/Kabupaten/ Kota Hasil Peningkatan Kapasitas Masyarakat dalam Pengendalian Aktivitas: Sosialisasi Peningkatan Peran Komunitas Pengendalian Aktivitas: Pembentukan Komunitas Pengendalian Aktivitas: Pendampingan Peningkatan Peran Komunitas Pengendalian materi teknik/ Output: Norma/Standar/ NSPK Prosedur/Kriteria (NSPK) 2.1 Jumlah NSPK Pengendalian Aktivitas: Penyusunan Materi Teknis NSPK Bidang Pengendalian Aktivitas: Penyusunan NSPK Bidang Pengendalian materi teknik/ Output: Norma/Standar/ NSPK Prosedur/Kriteria (NSPK) 2.1 Jumlah NSPK Penertiban Aktivitas: Penyusunan NSPK Bidang Penertiban Kebijakan/Prov/ Kab/Kota Prov/Kab/Kota Prov/Kab/Kota Prov/Kab/Kota Prov/Kab/Kota NSPK NSPK NSPK NSPK NSPK NSPK NSPK Pengendalian Pengendalian Penertiban Aktivitas: Sosialisasi/Diseminasi NSPK Bidang Penertiban NSPK

63 RENSTRA Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah 57 No PROGRAM/SASARAN/ INDIKATOR SATUAN OUTPUT/INDIKATOR OUTPUT/AKTIVITAS SATUAN Kegiatan Terkait II Meningkatnya kualitas evaluasi penyelenggaraan penataan ruang a Jumlah Laporan Pengawasan Teknis dan Audit Penataan Ruang Provinsi/Kab/ Kota di wilayah I laporan Output: Tata Kelola Pengendalian Kebijakan/Prov/ Kab/Kota Pengendalian pendahuluan b c Jumlah Laporan Pengawasan Teknis dan Audit Penataan Ruang Provinsi/Kab/ Kota di wilayah II Jumlah Laporan Pengawasan Teknis dan Audit Penataan Ruang Wilayah Nasional, Pulau/Kepulauan, dan KSN Non Perkotaan di wilayah III laporan laporan 2,2 Jumlah Prov/Kab/Kota yang mendapatkan Pembinaan Pengendalian Aktivitas:Pengawasan Penyelenggaraan Penataan Ruang Output:Pelaksanaan Penertiban 3.1 Jumlah Audit dan Inventarisasi Indikasi Pelanggaran Aktivitas:Audit Tata Ruang Tidak Ada Karena Wastek adalah melihat kinerja pemerintah daerah, sehingga hanya dilakukan di Provinsi, Kabupaten, dan Kota Prov/Kab/Kota Prov/Kab/Kota WASMATLITRIK LAPORAN HASIL AUDIT LAPORAN HASIL AUDIT Penertiban Pengendalian visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis d Jumlah Laporan Monitoring Evaluasi pengendalian ruang Wilayah Nasional, Pulau/Kepulauan, dan KSN Non Perkotaan laporan Output: Tata Kelola Pengendalian 2.3 Jumlah Prov/Kab/Kota yang mendapatkan Pemantauan dan Evaluasi Kegiatan Pengendalian Kebijakan/Prov/ Kab/Kota Prov/Kab/Kota Pengendalian Pelaksanaan Pengendalian Prov/Kab/Kota

64 58 RENSTRA Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah No PROGRAM/SASARAN/ INDIKATOR SATUAN OUTPUT/INDIKATOR OUTPUT/AKTIVITAS SATUAN Kegiatan Terkait pendahuluan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis III Meningkatnya kualitas pelaksanaan penataan ruang nasional a Jumlah Kota yang mendapatkan pembinaan teknis penyelenggaraan penataan ruang daerah Kota Output: Tata Kelola Pengendalian PROGRAM PENGELOLAAN PERTANAHAN NASIONAL I 2.3 Jumlah Prov/Kab/Kota yang mendapatkan Pemantauan dan Evaluasi Kegiatan Pengendalian Aktivitas: Pelaksanaan Pengendalian Kebijakan/Prov/ Kab/Kota Prov/Kab/Kota Prov/Kab/Kota Terwujudnya pengendalian Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah dan Pemberdayaan masyarakat dalam rangka peningkatan akses terhadap sumber ekonomi a Luas aset tanah terindikasi terlantar Hektar Output:Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar 2.2 Jumlah Rekomendasi Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar Aktivitas:Pengolahan Data Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar Aktivitas:Pengarsipan Data Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar Rekomendasi Rekomendasi Kegiatan Kegiatan Pengendalian Penertiban Pendayagunaan Tanah Terlantar II Terlaksananya Pengendalian Penerapan Kebijakan dan Program a Jumlah Tanah Terlantar yang telah ditetapkan SK Output:Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar 2.2 Jumlah Rekomendasi Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar Rekomendasi Rekomendasi Penertiban Pendayagunaan Tanah Terlantar Aktivitas: Penyusunan Rekomendasi Potensi Tanah Terlantar Rekomendasi Aktivitas: Penyusunan Rekomendasi Penertiban Tanah Terlantar Rekomendasi Aktivitas: Penyusunan Rekomendasi Pendayagunaan Tanah Terlantar Rekomendasi

65 RENSTRA Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah 59 No PROGRAM/SASARAN/ INDIKATOR SATUAN OUTPUT/INDIKATOR OUTPUT/AKTIVITAS SATUAN Kegiatan Terkait b Jumlah Rumusan Kebijakan Teknis Pengendalian Penerapan Kebijakan Program Pertanahan Rumusan Norma/Sistem/Prosedur/ Ketentuan (NSPK) Bidang Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan NSPK Pengendalian Pemantauan Pertanahan pendahuluan 1.1 Jumlah Rancangan NSPK Bidang Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan NSPK c Jumlah Data dan Informasi Hak Atas Tanah dan Perijinan yang Diindikasikan Terlantar yang Terintegrasi Dalam Basis Data Sistem Aktivitas: Penyusunan Materi Teknis NSPK Bidang Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan Aktivitas: Penyusunan NSPK Bidang Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan Aktivitas: Sosialisasi NSPK Bidang Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan Output:Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar 2.2 Jumlah Rekomendasi Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar Aktivitas:Pengolahan Data Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar NSPK NSPK Kegiatan Rekomendasi Rekomendasi Kegiatan Penertiban Pendayagunaan Tanah Terlantar visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis Aktivitas:Pengarsipan Data Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar Kegiatan

66 60 RENSTRA Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah No PROGRAM/SASARAN/ INDIKATOR SATUAN OUTPUT/INDIKATOR OUTPUT/AKTIVITAS SATUAN Kegiatan Terkait pendahuluan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis d Jumlah pembinaan, pemantauan dan evaluasi pengendalian penerapan kebijakan dan program pertanahan laporan Output: Rekomendasi Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan 2.2 Jumlah satker yang mendapatkan Pembinaan Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan Aktivitas: Pembinaan Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan Aktivitas: Konsultasi Teknis Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan Aktivitas: Bimbingan Teknis Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan 2.3 Jumlah Rekomendasi Pengendalian Penerapan Kebijakan dan Program Pertanahan Aktivitas: Monitoring dan Evaluasi Pengendalian Penerapan Kebijakan dan Program Pertanahan Aktivitas: Penyusunan Rekomendasi Pengendalian Penerapan Kebijakan dan Program Pertanahan Rekomendasi Satker Satker Satker Satker Rekomendasi Kegiatan Rekomendasi Pengendalian Pemantauan Pertanahan 2.4 Jumlah Rekomendasi Pemenuhan Hak dan Kewajiban Pemegang Hak Atas Tanah dan Dasar Penguasaan Atas Tanah Pertanian Aktivitas: Monitoring dan Evaluasi Tanah Pertanian 2.5 Jumlah Rekomendasi Pemenuhan Hak dan Kewajiban Pemegang Hak Atas Tanah dan Dasar Penguasaan Atas Tanah Non Pertanian Rekomendasi Kegiatan Rekomendasi Aktivitas: Monitoring dan Evaluasi Tanah Non Pertanian Kegiatan

67 RENSTRA Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah 61 Sasaran pembangunan Bidang Pengendalian dan Penguasaan Tanah untuk Tahun adalah meningkatnya kualitas pengawasan penyelenggaraan penataan ruang. Berdasarkan isu strategis Bidang pengendalian dan Penguasaan Tanah Tahun , maka disusun arah kebijakan dan strategi untuk memenuhi sasaran di atas, yaitu: 1. Meningkatkan ketersediaan regulasi tata ruang yang efektif dan harmonis terutama pada bidang pengendalian pemanfaatan ruang dan penguasaan tanah untuk mendukung pembangunan Indonesia dari pinggiran serta untuk mendukung kemandirian ekonomi dan kedaulatan pangan. Terkait dengan pengendalian pemanfaatan ruang dan penguasaan tanah, kebijakan tersebut dicapai melalui strategi: Harmonisasi peraturan perundangan terkait bidang tata ruang termasuk di dalamnya peraturan insentif untuk Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) untuk menurunkan konversi lahan pertanian pangan menjadi lahan untuk kegiatan budidaya lainnya. 2. Meningkatkan pembinaan kelembagaan penataan ruang untuk mendukung pengendalian pemanfaatan ruang. Terkait pengendalian pemanfaatan ruang dan penguasaan tanah, kebijakan tersebut dicapai melalui strategi: a. Pembangunan sistem informasi penataan ruang yang terintegrasi; b. Pembentukan perangkat PPNS yang handal dengan menyusun pedoman perlindungan PPNS Bidang Tata Ruang; c. Membuka partisipasi publik melalui pembentukan forum masyarakat dan dunia usaha untuk pengendalian pemanfaatan ruang yang optimal sesuai dengan amanat PP No. 68 tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata Cara Peran Masyarakat dalam Penataan Ruang 3. Melaksanakan evaluasi penyelenggaraan penataan ruang, melalui pemantauan dan evaluasi yang terukur untuk menjamin kesesuaian pemanfaatan ruang yang telah disusun. D ukungan Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah pada Agenda Kementerian Agraria dan Tata Ruang ada pada Agenda ke Tujuh yaitu : Mewujudkan Kemandirian Ekonomi dengan Menggerakkan Sektor Sektor Ekonomi Strategik. pendahuluan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis

68 62 RENSTRA Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah Tabel 3.4. Arah Kebijakan Agenda ke Tujuh pendahuluan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis SUB AGENDA SASARAN ARAH KEBIJAKAN STRATEGI KEDAULATAN pengendalian konversi. PANGAN 1. Tertatanya fungsi kawasan lahan pangan pertanian berkelanjutan 2. Pelestarian Sumber daya alam, lingkungan hidup dan pengelolaan bencana (Penanggulangan bencana dan pengurangan resiko bencana a. Mengamankan lahan padi beririgasi teknis b. perluasan sawah baru seluas 1 juta hektar di luar Pulau Jawa a. Meningkatkan ketersediaan regulasi tata ruang yang efektif dan harmonis b. Meningkatkan pembinaan kelembagaan penataan ruang, untuk mendukung pengendalian pemanfaatan ruang c. Meningkatkan kualitas pelaksanaan penataan ruang memanfaatkan lahan terlantar, lahan marjinal, dan lahan bekas pertambangan penyusunan peraturan perundangan pengelolaan ruang udara nasional dan regulasi turunannya harmonisasi peraturan perundangan terkait Bidang Tata Ruang Meningkatkan kualitas pelaksanaan penataan ruang, dengan strategi pembangunan sistem informasi penataan ruang yang terintegrasi; pembentukan perangkat PPNS yang handal dengan menyusun pedoman perlindungan PPNS Bidang Tata Ruang; serta membuka partisipasi publik melalui pembentukan forum masyarakat dan dunia usaha untuk pengendalian pemanfaatan ruang yang optimal peningkatan kualitas produk dan penyelesaian serta peninjauan kembali RTR percepatan penyediaan data pendukung pelaksanaan penataan ruang yang mutakhir termasuk peta skala 1:5000 untuk RDTR

69 RENSTRA Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah 63 Tabel 3.5. Keterkaitan Sasaran Program dengan Indikator Kinerja Program SASARAN PROGRAM IKP SATUAN 1 yang sesuai dengan Rencana Tata Ruang; 2 Tertib Pemanfaatan Hak Atas Tanah dan Pendayagunaan Tanah Negara Bekas Tanah Terlantar a Prosentase implementasi pengawasan dan pengendalian pemanfaatan ruang pemerintah daerah Provinsi, Kabupaten/ Kota b Jumlah Penindakan Indikasi Pelanggaran c Jumlah Rekomendasi Hasil Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan d Jumlah Rekomendasi SK Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar % (Persen) Pulbaket Dokumen Dokumen 3.2 Kebijakan dan Strategi Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah Kebijakan dan Strategi Kementerian yang terkait dengan Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah yang cantum didalam Renstra Kementerian Agraria dan Tata Ruang adalah sebagai berikut: Program penyelenggaraan penataan ruang akan difokuskan antara lain pada penyusunan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK) bidang penataan ruang, penyelesaian RTRWN dan RTR Kawasan Strategis Nasional, Rencana Detil Tata Ruang, fasilitasi penyediaan peta skala 1:5.000, pembentukan, peningkatan kapasitas, dan fasilitasi pelaksanaan tugas PPNS. Pelaksanaan tugas dengan mekanisme dekonsentrasi yang telah berjalan akan dilanjutkan, yang disesuaikan dengan tugas dan fungsi Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN. Pengaturan dan pengendalian hubungan Agraria, Tata Ruang dan Pertanahan merupakan perwujudan kehadiran Negara dalam memastikan tercapainya tujuan pemanfaatan sumberdaya agraria bagi kesejahteraan masyarakat yang adil, harmoni dan berkelanjutan dalam ruang wilayah Republik Indonesia melalui penataan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan ruang dan tanah. Sehubungan dengan itu Kementerian ATR/BPN menyiapkan program sebagai penjabaran lebih lanjut dari RPJMN yang merupakan perwujudan Nawa Cita berupa Reforma Agraria pada tanah seluas 9 juta Ha, yang terdiri dari Redistribusi Tanah seluas 4,5 juta Ha dan 4,5 juta Ha hasil legalisasi aset yang subyeknya memenuhi syarat. K ebijakan operasional Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah disusun untuk mencapai tujuan dan sasaran penyelenggaraan penataan ruang. Adapun Kebijakan dan Strategi Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah adalah: pendahuluan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis

70 64 RENSTRA Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah Tabel 3.6. Kebijakan dan Strategi Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah pendahuluan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis Kebijakan Kelembagaan: Melakukan pengembangan kapasitas kelembagaan dan peningkatan kompetensi SDM di Bidang Pengendalian dan Penguasaan Tanah Strategi: Memberikan Dukungan manajemen peningkatan kualitas kesekretariatan sebagai upaya meningkatkan implementasi program pengendalian pemanfaatan ruang dan penguasaan tanah. Meningkatkan kinerja pengelolaan bidang keuangan Direktorat Jenderal. Melakukan koordinasi dan penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan dan pemberian advokasi hukum Menciptakan kelembagaan Direktorat Jenderal Pengendalian yang efektif, efisien dan sinergis. Meningkatkan pembinaan PPNS Penataan Ruang. Kebijakan Pengendalian : Meningkatkan efektivitas pengendalian pemanfaatan ruang dan pengawasan penataan ruang Strategi: Mengembangkan sistem pengaduan masyarakat dan tindaklanjutnya (P5R); Pemantauan dan evaluasi dtingkat Pusat dan Daerah; Melakukan evaluasi hasil pelaksanaan pembangunan sesuai dengan rencana tata ruang. Melaksanakan pengawasan teknis dan pengawasan khusus penataan ruang. Melaksanakan pemberian pertimbangan teknis (clearance ) perijinan pemanfaatan ruang Melakukan pengembangan instrumen insentif dan disinsentif bidang penataan ruang Kebijakan Penertiban : Meningkatkan efektivitas penertiban pemanfaatan ruang Strategi: Menyiapkan pedoman operasionalisasi Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS); Melaksanakan audit pemanfaatan ruang di tingkat Pusat dan Daerah; Memenuhi kebutuhan operasionalisasi PPNS di seluruh Indonesia; Melakukan penindakan terhadap pelanggaran Rencana Tata Ruang Melaksanakan pengumpulan bahan dan keterangan (Pulbaket) atau pengawasan, pengamatan, penelitian, dan pemeriksaan (Wasmatlitrik) terhadap serta penyidikan terhadap pelanggaran pemanfaatan ruang. Pelaksanaan koordinasi nasional, pembinaan, serta monitoring dan evaluasi pelaksanaan tugas PPNS bidang penataan ruang; Pengelolaan pelaporan masyarakat atas pelanggaran pemanfaatan ruang.

71 RENSTRA Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah 65 Kebijakan Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan: Meningkatkan efektivitas pengendalian dan pemantauan pertanahan Strategi: Melakukan Pemantauan dan Evaluasi tanah pertanian dan non pertanian Melakukan pengendalian penerapan kebijakan dan program pertanahan Kebijakan Pengendalian Pertanahan dan Penertiban Tanah Terlantar: Meningkatkan efektivitas penertiban tanah terlantar Strategi: Penyusunan NSPK penertiban dan pendayagunaan tanah terlantar; Pengolahan data dan informasi tanah terindikasi terlantar Penertiban dan penetapan tanah terlantar Penyiapan rekomendasi dan SK pendayagunaan tanah terlantar 3.3 Kerangka Regulasi Berdasarkan hasil pembahasan maka dapat diidentifikasi Judul-judul NSPK prioritas. Adapun NSPK ini dibagi menjadi 2 kategori yaitu yaitu 1). NSPK yang statusnya sebagai tindak lanjut penyempurnaan, penyepakatan, dan legislasi, 2). judul NSPK baru. untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut: pendahuluan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis Tabel 3.7. Penyelesaian NSPK Prioritas Pengendalian NO Jenis bidang NSPK dlm SOTK baru A. NSPK Pengendalian Pemanfaatan Ruang SWAKELOLA (Tindak lanjut Penyempurnaan, PENGGABUNGAN, Penyepakatan, Legalisasi) Kontraktual (Judul Baru) PENGAWASAN : a. Pedoman perlindungan PPNS bidang penataan ruang 1. Pedoman Pengawasan Penataan Ruang Provinsi dan Kabupaten/ Kota (NB:sudah expose menteri) b. Pedoman Tata Cara Penyelesaian Penyimpangan Administratif dalam Penyelenggaraan Penataan Ruang di Daerah / Kriteria dan Tata Cara Pengenaan Sanksi Administratif

72 66 RENSTRA Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah pendahuluan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis NO Jenis bidang NSPK dlm SOTK baru SWAKELOLA (Tindak lanjut Penyempurnaan, PENGGABUNGAN, Penyepakatan, Legalisasi) 2. Pedoman Audit Kesesuaian (NB: penggabungan pedoman dan SPR Audit Tata Ruang) 3. Juknis Pengawasan Teknis Kinerja Pengaturan, Pembinaan, dan Pelaksanaan Penataan Ruang (NB: perlu penyempurnaan, termasuk penggabungan dengan Pedoman Monitoring dan Evaluasi pemanfaatan Ruang) 4. Juknis Pengawasan Fungsi dan Manfaat Penyelenggaraan Penataan Ruang Kontraktual (Judul Baru) c. SOP Penanganan Masalah Perizinan Skala Besar (khususnya di KSN) d. Pedoman Penyelesaian Sengketa Lintas Sektor dalam e. Pedoman Pembinaan Pengendalian Pemanfaatan Ruang di Daerah 5. Juknis Pengawasan Pemenuhan SPM Bidang Penataan Ruang f. SOP/ Prosedur dan Tata Cara Perizinan di Kawasan Perbatasan Negara (BNPP Kemendagri?) g. SOP Penggunaan Peralatan dalam Pengawasan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang (drone, senpi?) h. Manual / Juklak/juknis Was Mat Lit Rik (pengawasan, pengamatan, penelitian, pemeriksaan) dalam pelaksanaan Tugas PPNS i. Pedoman Perizinan Dalam Bumi j. Pedoman Pengendalian di Kawasan Resapan Air (NB: peyempurnaan draft lama yg sudah expired/ tidak relevan) k. PEDOMAN Pengambilalihan Tugas Pemerintah Daerah Provinsi,Kabupaten/ Kota di bidang Penataan Ruang (termasuk kriteria pelanggaran oleh pemda)

73 RENSTRA Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah 67 NO Jenis bidang NSPK dlm SOTK baru SWAKELOLA (Tindak lanjut Penyempurnaan, PENGGABUNGAN, Penyepakatan, Legalisasi) PENGENDALIAN: 1. Pedoman Penyusunan Arahan Peraturan Zonasi Sistem Nasional Kontraktual (Judul Baru) pendahuluan 2. Pedoman Penyusunan Arahan Peraturan Zonasi Sistem Provinsi 3. Juknis Penyusunan Peraturan Zonasi: (NB: penggabungan SPR tentang Peraturan Zonasi, Pedoman Tata Cara Penentuan Intensitas dan Tata Bangunan dalam Peraturan Zonasi, perlu penajaman materi Teknik Pengaturan Zonasi/TPZ ) 4. Pedoman Kriteria Zona, Subzona dan Blok dalam PZ (NB: sudah legal drafting di bag.hukum, dapat digabung dengan juknis penyusunan PZ) 5. Pedoman Perizinan 6. Pedoman Penggantian Yang Layak Terhadap Kerugian 7. Pedoman tentang Bentuk dan Tata Cara Pemberian Insentif dan Disinsentif Penataan Ruang visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis 8. Kriteria dan Pengendalian di Sepanjang Jalan Arteri Primer Antarkota 9. Pedoman Pelaksanaan Tugas PPNS (NB Revisi SOP Penanganan Pengaduan Pelanggaran Penataan Ruang, SOP Pengumpulan Barang Bukti dan Keterangan Pelanggaran, SOP Penyidikan Tindak Pidana Penataan Ruang, termasuk kode etik/ code of conduct PPNS) 10. Pedoman Kelembagaan dan Tata Cara Pengendalian Pemanfaatan Ruang di Kawasan Perkotaan

74 68 RENSTRA Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah pendahuluan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis 3.4 Kerangka Kelembagaan Kementerian Agraria dan Tata Ruang / BPN berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 165 Tahun 2014 dan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 121/P Tahun 2014 memiliki tugas strategis untuk mewujudkan visi dan misi pemerintahan dalam kedaulatan pangan dan kemandirian ekonomi. Peran strategis Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional, antara lain, dalam penyelesaian konflik pemanfaatan ruang antara sektor kehutanan dengan sektor lainnya. Penyelesaian konflik pemanfaatan ruang dilakukan dengan menerapkan one map policy, meningkatkan koordinasi antar instansi, dan pemaduserasian kawasan hutan dengan RTRW. Pengendalian pemanfaatan ruang diwujudkan melalui pengawasan teknis, pengembangan perangkat pengendalian (Perijinan, insentif/disinsentif, dan peraturan Gambar 3.1. Kerangka Kelembagaan KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BPN zonasi), serta peningkatan kapasitas dan operasionalisasi PPNS Bidang Penataan Ruang. Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah adalah unsur pelaksana Kementerian Agraria dan Tata Ruang di bidang pengendalian pemanfaatan ruang dan penguasaan tanah yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Agraria dan Tata Ruang. Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah dipimpin oleh Direktur Jenderal. Kerangka kelembagaan Ditjen Pengendalian dan Penguasaan Tanah dapat digambarkan seperti bagan di bawah ini. Direktorat Jenderal Tata Ruang Direktorat Jenderal Infrastruktur Keagrariaan Direktorat Jenderal Hubungan Hukum Keagrariaan Direktorat Jenderal Penataan Agraria Direktorat Jenderal Pengadaan Tanah Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah Direktorat Jenderal Penanganan Masalah Agraria, Pemanfaatan Ruang dan Tanah Kanwil Pemerintah Daerah Provinsi PPK PPNS Pusat Para Pemangku Kepentingan Pengendalian Kantah Kabupaten/ Kota Satker Provinsi Sektoral Kabupaten/ Korwas SKPD

75 RENSTRA Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah 69 Dalam pelaksanaan kegiatannya, Direktorat Jenderal Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan Tanah melaksanakan mekanisme dekonsetrasi sebagai salah satu pendukung pelaksanaan tugas. Dekonsentrasi yang dimaksud di sini adalah pelimpahan sebagian urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional kepada Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat, kepada instansi vertikal di wilayah tertentu, dan/atau kepada gubernur dan bupati/walikota sebagai penanggung jawab urusan pemerintahan umum. Dekonsentrasi Bidang Penataan Ruang yang selanjutnya disebut Dekon Penataan Ruang adalah pelimpahan sebagian kegiatan atau program penataan ruang yang menjadi kewenangan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional kepada Gubernur untuk dilaksanakan oleh Satuan Kerja Dekonsentrasi di provinsi dengan pendanaan yang berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara. Kegiatan Dekon Penataan Ruang berupa kegiatan yang bersifat non fisik dan dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi. Pelaksanaan kegiatan Dekon Penataan Ruang harus sesuai dengan norma, standar, prosedur, dan kriteria yang telah ditentukan oleh Kementerian. Selain mekanisme dekonsentrasi, masih terdapat pula Kantor Wilayah dan Kantor Pertanahan Badan Pertahanan Nasional. Kantor Wilayah dan Kantor Pertanahan Badan Pertanahan Nasional adalah instansi vertical Badan Pertanahan Nasional di Provinsi dan Kabupaten/ Kota yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Badan Pertanahan Nasional. Kanwil BPN mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Badan Pertanahan Nasional di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang bersangkutan. S ecara program Kantor Wilayah (Kanwil) dan Kantor Pertanahan (Kantah) BPN tidak termasuk ke dalam bagian Program Pengendalian dan Penguasaan Tanah. Program pada Kanwil dan Kantah BPN terpisah dari Program Pengendalian dan Penguasaan Tanah. pendahuluan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis

76 TARGET KINERJA DA

77 N KERANGKA PENDANAAN

78 72 RENSTRA Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah 4.1 Perumusan Program dan Kegiatan pendahuluan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis Program Program yang dimaksud dalam Renstra Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah adalah Program Pengendalian dan Penguasaan tanah. Dalam rangka pelaksanaan Tugas dan Fungsi Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ BPN, Program Pengendalian dan Penguasaan Tanah memiliki peran penting dalam mendukung Outcome (sasaran strategis) Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ BPN : "Terwujudnya ruang yang aman, nyaman, produktif, berkelanjutan dengan mewujudkan Tertib tata ruang dan penguasaan tanah yang dapat dicapai dengan melihat Persentase/Jumlah Capaian Kinerja Pengendalian dan Penguasaan Tanah Rancangan Outcome Berdasarkan tinjauan terhadap pengertian Outcome, yaitu prestasi kerja berupa segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya Output dari Kegiatan dalam satu Program, dalam hal ini Program Pengendalian Dan Penguasaan Tanah, maka perancangan Outcome dilakukan dengan meninjau Tujuan Penataan Ruang serta paradigma Kebijakan DITJEN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH Berdasarkan tinjauan terhadap Tujuan Penataan Ruang serta paradigma Kebijakan DJTR , maka rumusan dari Outcome (Sasaran Program ) Direktorat Jenderal adalah: 1. yang sesuai dengan Rencana Tata Ruang 2. Tertib Pemanfaatan Hak Atas Tanah dan Pendayagunaan Tanah Negara Bekas Tanah Terlantar

79 RENSTRA Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah Indikator Kinerja Program (IKP) Untuk mengukur kinerja pencapaian Program Pengendalian Dan Penguasaan Tanah digunakan Indikator Kinerja Program (IKP) Perencanaan Tata Ruang dan yang dibagi menjadi 4 (empat) aspek yaitu: Tabel 4.1. Rancangan IKP Program Pengendalian Dan Penguasaan Tanah No INDIKATOR KINERJA PROGRAM (IKP) SATUAN 1 Prosentase implementasi pengawasan dan pengendalian pemanfaatan ruang pemerintah daerah Provinsi, Kabupaten/ Kota % (Persen) 2 Jumlah Penindakan Indikasi Pelanggaran Wasmatlitrik 3 Jumlah Rekomendasi Hasil Pengendalian Rekomendasi (Bidang) dan Pemantauan Pertanahan 4 Jumlah Rekomendasi Penertiban dan Rekomendasi Pendayagunaan Tanah Terlantar (Bidang) pendahuluan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis 4.14 Kegiatan Pembagian kegiatan dalam Renstra Ditjen Pengendalian Dan Penguasaan Tanah dibagi berdasarkan pengelompokkan Direktorat (Eselon II) di lingkungan Ditjen Pengendalian Dan Penguasaan Tanah, yaitu: Tabel 4.2. Nomenklatur Kegiatan No Unit Eselon II Kegiatan 1 Sekretariat Direktorat Jenderal Penataan Ruang 2 Direktorat Pengendalian Pemanfaatan Ruanh 3 Direktorat Penertiban Dukungan Manajemen Program Pengendalian dan Penguasaan Tanah Pengendalian Penertiban 4 Direktorat Pengendalian dan Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan Pemantauan Pertanahan 5 Direktorat Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar

80 74 RENSTRA Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah pendahuluan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis 4.1 Target Kinerja Target Kinerja pada level Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah dapat dilihat dengan target Indikator Kinerja Program Tabel 4.3. Target IKP Program Pengendalian Dan Penguasaan Tanah No INDIKATOR KINERJA PROGRAM (IKP) SATUAN 1 Prosentase implementasi pengawasan dan pengendalian pemanfaatan ruang pemerintah daerah Provinsi, Kabupaten/ Kota 2 Jumlah Penindakan Indikasi Pelanggaran 3 Jumlah Rekomendasi Hasil Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan 4 Jumlah Rekomendasi SK Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar % (Persen) target Pulbaket Rekomendasi Rekomendasi Berdasarkan rancangan output dari unit kerja di Direktorat Jenderal Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan Tanah, dan untuk mewujudkan outcome dari Direktorat Pengendalian dan Penguasaan Tanah, maka dapat diidentifikasi target kinerja di Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah. Target kinerja tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: NO. Tabel 4.4. Target KInerja Program Pengendalian Dan Penguasaan Tanah PROGRAM/KEGIATAN/OUTPUT/INDIKATOR/ SUBOUTPUT/AKTIVITAS SATUAN I. Setditjen Pengendalian dan Penguasaan Tanah TARGET Kegiatan: Dukungan Manajemen Program Pengendalian dan Penguasaan Tanah 1 Layanan Dukungan Manajemen Eselon I LAYANAN Jumlah Layanan Dukungan Manajemen Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah 51 Penyusunan Rencana Program LAYANAN Penyusunan Rencana Anggaran LAYANAN Pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi LAYANAN Pengelolaan Data dan Informasi LAYANAN Penyusunan laporan keuangan LAYANAN

81 RENSTRA Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah 75 NO. PROGRAM/KEGIATAN/OUTPUT/INDIKATOR/ SUBOUTPUT/AKTIVITAS SATUAN TARGET Pengelolaan Perbendaharaan LAYANAN Pelayanan Hukum LAYANAN Pengembangan Kepegawaian LAYANAN Pelayanan Umum dan Perlengkapan LAYANAN pendahuluan 60 Pelaksanaan Rumah Tangga LAYANAN Pelayanan Humas dan Protokol LAYANAN Pelayanan Organisasi, Tata Laksana, dan Reformasi Birokrasi LAYANAN Penyusunan Dokumen Fasilitasi Administrasi Kerjasama LAYANAN Dokumen Indikator outcome dan baseline penyelenggaraan penataan ruang LAYANAN Pegawai Yang Dibentuk Menjadi PPNS ORANG Jumlah Pegawai PPNS ORANG II. 1 Pembentukan Pegawai Menjadi PPNS ORANG Direktorat Pengendalian Kegiatan: Pengendalian 1 Norma/Standar/Prosedur/Kriteria (NSPK) NSPK Jumlah NSPK Pengendalian NSPK 1 Penyusunan Materi Teknis NSPK Bidang Pengendalian NSPK 2 Penyusunan NSPK Bidang Pengendalian 3 Diseminasi NSPK Bidang Pengendalian 2 Tata Kelola Pengendalian NSPK KEGIATAN KEBIJAKAN/ PROVINSI/ Kab/ Kota / 33 / 415 / 93 6 / 33 / 8 / 33 / 415 / / 93 8 / 33 / 415 / 93 7 / 33 / 415 / 93 visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis 2.1 Jumlah Kebijakan Pengendalian KEBIJAKAN Kebijakan Pengendalian 1 Penyusunan Kebijakan dan Strategi Operasional Bidang Pengendalian KEBIJAKAN

82 76 RENSTRA Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah pendahuluan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis NO. PROGRAM/KEGIATAN/OUTPUT/INDIKATOR/ SUBOUTPUT/AKTIVITAS 2 Penyusunan Rencana, Program, dan Anggaran Bidang Pengendalian 3 Pengelolaan Data dan Informasi Bidang Pengendalian 4 Monitoring dan Evaluasi Kinerja Pengendalian 2.2 Jumlah Prov/Kab/Kota yang mendapatkan Pembinaan Pengendalian Pembinaan Pengendalian SATUAN TARGET KEBIJAKAN KEGIATAN KEGIATAN Prov/Kab/Kota Pengawasan Penyelenggaraan Penataan Ruang Prov/Kab/Kota Bimbingan Teknis, Supervisi, dan Konsultasi Prov/Kab/Kota Jumlah Prov/Kab/Kota yang mendapatkan Pemantauan dan Evaluasi Kegiatan Pengendalian Pemantauan dan Evaluasi Kegiatan Pengendalian 1 Pengawasan Khusus Penyelenggaraan Penataan Ruang Prov/Kab/Kota Prov/Kab/Kota Pelaksanaan Pengendalian Prov/Kab/Kota Jumlah Provinsi/Kabupaten/Kota Hasil Peningkatan Kapasitas Masyarakat dalam Pengendalian Hasil Peningkatan Kapasitas Masyarakat dalam Pengendalian 1 Sosialisasi Peningkatan Peran Komunitas Pengendalian Prov/Kab/Kota Prov/Kab/Kota Pembentukan Komunitas Pengendalian Prov/Kab/Kota Pendampingan Peningkatan Peran Komunitas Pengendalian Prov/Kab/Kota III. Direktorat Penertiban Kegiatan: Penertiban 1 Norma/Standar/Prosedur/Kriteria (NSPK) NSPK Jumlah NSPK Penertiban NSPK 1 Penyusunan NSPK Bidang Penertiban 2 Sosialisasi/Diseminasi NSPK Bidang Penertiban NSPK KEGIATAN

83 RENSTRA Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah 77 NO. PROGRAM/KEGIATAN/OUTPUT/INDIKATOR/ SUBOUTPUT/AKTIVITAS SATUAN TARGET Kebijakan KEBIJAKAN Jumlah Kebijakan Penertiban KEBIJAKAN Penyusunan Rencana dan Program Bidang Penertiban 2 Pengelolaan Data dan Informasi Bidang Penertiban 3 Monitoring dan Evaluasi Kinerja Penertiban KEBIJAKAN KEGIATAN KEGIATAN Pelaksanaan Penertiban WASMATLITRIK Jumlah Audit dan Inventarisasi Indikasi Pelanggaran Audit dan Inventarisasi Indikasi Pelanggaran LAPORAN HASIL AUDIT 1 Audit Tata Ruang LAPORAN HASIL AUDIT Inventarisasi Pengelolaan Pengaduan KEGIATAN Jumlah Pulbaket/Penyidikan Indikasi Pelanggaran Pulbaket/Penyidikan Indikasi Pelanggaran 1 Operasional Pengawasan, Pengamatan, Penelitian dan Pemeriksaaan (wasmatlitrik) PPNS Penataan Ruang WASMATLITRIK WASMATLITRIK pendahuluan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis 3.3 Jumlah Operasionalisasi dan Pembinaan PPNS Penataan Ruang Operasionalisasi dan Pembinaan PPNS Penataan Ruang KASUS Pembinaan Teknis Pelaksanaan Tugas PPNS WILAYAH Penegakan Hukum Bidang Penertiban 3 Fasilitasi Penertiban dalam Pengendalian KASUS PROVINSI

84 78 RENSTRA Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah pendahuluan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis NO. PROGRAM/KEGIATAN/OUTPUT/INDIKATOR/ SUBOUTPUT/AKTIVITAS IV. Direktorat Pengendalian Pemantauan Pertanahan 1 Kegiatan: Pengendalian Pemantauan Pertanahan Norma/Sistem/Prosedur/Ketentuan (NSPK) Bidang Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan 1.1 Jumlah Rancangan NSPK Bidang Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan 1 Penyusunan Materi Teknis NSPK Bidang Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan 2 Penyusunan NSPK Bidang Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan 3 Sosialisasi NSPK Bidang Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan SATUAN TARGET NSPK NSPK NSPK NSPK KEGIATAN Rekomendasi Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan REKOMENDASI Jumlah Satker yang dilakukan Perencanaan, Evaluasi Kinerja, dan Pelaporan Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan Satker yang dilakukan Perencanaan, Evaluasi Kinerja, dan Pelaporan Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan 1 Penyusunan Perencanaan Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan 2 Evaluasi Kinerja Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan 3 Penyusunan Laporan Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan SATKER SATKER KEGIATAN KEGIATAN Jumlah satker yang mendapatkan Pembinaan Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan Pembinaan Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan 1 Pembinaan Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan 2 Konsultasi Teknis Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan 3 Bimbingan Teknis Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan 4 Peningkatan Kapasitas SDM Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan SATKER SATKER SATKER SATKER SATKER Jumlah Rekomendasi Pengendalian Penerapan Kebijakan dan Program Pertanahan Rekomendasi Pengendalian Penerapan Kebijakan dan Program Pertanahan 1 Persiapan Penyusunan Rekomendasi Pengendalian Penerapan Kebijakan dan Program Pertanahan REKOMENDASI KEGIATAN

85 RENSTRA Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah 79 NO. PROGRAM/KEGIATAN/OUTPUT/INDIKATOR/ SUBOUTPUT/AKTIVITAS SATUAN TARGET Monitoring dan Evaluasi Pengendalian Penerapan Kebijakan dan Program Pertanahan 3 Penyusunan Rekomendasi Pengendalian Penerapan Kebijakan dan Program Pertanahan KEGIATAN REKOMENDASI pendahuluan 4 Pelaporan Hasil Penyusunan Rekomendasi Pengendalian Penerapan Kebijakan dan Program Pertanahan KEGIATAN Jumlah Rekomendasi Pemenuhan Hak dan Kewajiban Pemegang Hak Atas Tanah dan Dasar Penguasaan Atas Tanah Pertanian Rekomendasi Pemenuhan Hak dan Kewajiban Pemegang Hak Atas Tanah dan Dasar Penguasaan Atas Tanah Pertanian 1 Persiapan Penyusunan Rekomendasi Pemenuhan Hak dan Kewajiban Pemegang Hak Atas Tanah dan Dasar Penguasaan Atas Tanah Pertanian REKOMENDASI KEGIATAN Monitoring dan Evaluasi Tanah Pertanian KEGIATAN Penyusunan Rekomendasi Pemenuhan Hak dan Kewajiban Pemegang Hak Atas Tanah dan Dasar Penguasaan Atas Tanah Pertanian 4 Pelaporan Hasil Penyusunan Rekomendasi Pemenuhan Hak dan Kewajiban Pemegang Hak Atas Tanah dan Dasar Penguasaan Atas Tanah Pertanian 2.5 Jumlah Rekomendasi Pemenuhan Hak dan Kewajiban Pemegang Hak Atas Tanah dan Dasar Penguasaan Atas Tanah Non Pertanian Rekomendasi Pemenuhan Hak dan Kewajiban Pemegang Hak Atas Tanah dan Dasar Penguasaan Atas Tanah Non Pertanian 1 Persiapan Penyusunan Rekomendasi Pemenuhan Hak dan Kewajiban Pemegang Hak Atas Tanah dan Dasar Penguasaan Atas Tanah Non Pertanian REKOMENDASI KEGIATAN REKOMENDASI KEGIATAN Monitoring dan Evaluasi Tanah Non Pertanian KEGIATAN Penyusunan Rekomendasi Pemenuhan Hak dan Kewajiban Pemegang Hak Atas Tanah dan Dasar Penguasaan Atas Tanah Non Pertanian 4 Pelaporan Hasil Penyusunan Rekomendasi Pemenuhan Hak dan Kewajiban Pemegang Hak Atas Tanah dan Dasar Penguasaan Atas Tanah Non Pertanian REKOMENDASI KEGIATAN Jumlah Data Tanah Pertanian dan Tanah Non Pertanian DATA visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis Data Tanah Pertanian dan Tanah Non Pertanian 1 Pemutakhiran Basis Data Tanah Pertanian dan Non Pertanian DATA

86 80 RENSTRA Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah pendahuluan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis NO. PROGRAM/KEGIATAN/OUTPUT/INDIKATOR/ SUBOUTPUT/AKTIVITAS V. Direktorat Penertiban Pendayagunaan Tanah Terlantar 1 Kegiatan: Penertiban Pendayagunaan Tanah Terlantar Norma/Sistem/Prosedur/Ketentuan (NSPK) Bidang Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar 1.1 Jumlah Norma/Sistem/Prosedur/Ketentuan (NSPK) Bidang Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar SATUAN NSPK TARGET NSPK Pengumpulan Masukan dan Inventarisasi Masalah KEGIATAN Penyusunan Rancangan Peraturan NSPK Sosialisasi Peraturan KEGIATAN Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar REKOMENDASI Jumlah satker yang mendapatkan Pembinaan Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar Pembinaan Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar 1 Pembinaan Teknis Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar 2 Pendampingan Teknis Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar 3 Konsultasi Teknis Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar 4 Peningkatan Kualitas SDM Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar 2.2 Jumlah Rekomendasi Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar Rekomendasi Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar SATKER SATKER SATKER SATKER SATKER SATKER REKOMENDASI REKOMENDASI 1 Penyusunan Rekomendasi Potensi Tanah Terlantar REKOMENDASI Penyusunan Rekomendasi Penertiban Tanah Terlantar REKOMENDASI Penyusunan Rekomendasi Pendayagunaan Tanah Terlantar REKOMENDASI Pengolahan Data Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar 5 Evaluasi dan Laporan Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar 6 Pengarsipan Data Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar KEGIATAN KEGIATAN KEGIATAN

87 RENSTRA Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah Kerangka Pendanaan Sesuai dengan Renstra Kementerian Agraria dan Tata Ruang , Alokasi Anggaran Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah adalah sebesar Milyar Rp, dengam alokasi anggaran setiap tahunnya sebagai berikut: pendahuluan Gambar 4.1 Proyeksi Alokasi Anggaran visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis Alokasi Anggaran tersebut kemudian dikomposisikan kedalam 5 (lima) kegiatan sesuai dengan kebutuhan masing-masing seperti berikut: Unit Eselon II Sekretariat Direktorat Jenderal Penataan Ruang Direktorat Pengendalian Direktorat Penertiban Direktorat Pengendalian Dan Pemantauan Pertanahan Direktorat Penertiban Dan Pendayagunaan Tanah Terlantar Tabel 4.5 Kerangka Pendanaan Anggaran Tiap Tahun (Rp. Milyar) TOTAL ,26 78,32 100,43 109,01 123,09 489,11 114,48 105,69 266,33 295,34 320, ,92 97,46 188,49 266,86 342,18 443, ,75 3,46 21,7 30,7 33,02 36,05 124,93 3,85 35,5 37,65 40,3 43,04 160,34 TOTAL 297,51 429,7 701,97 819,85 966, ,04

88 pendahuluan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis 82 RENSTRA Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah Secara keseluruhan, alokasi anggaran Program Pengendalian Penataan Ruang dan Penguasaan Tanah sebesar Milyar Rp tersebut apabila dilihat dari komposisi masing-masing Kegiatan (Unit Eselon II) adalah seperti pada gambar 4.1 berikut. Gambar 4.2 Komposisi Anggaran masing-masing Kegiatan (Unit Es II) Adapun komposisi anggaran pada masing-masing Kegiatan dan setiap aktivitas untuk mencapai target kinerja yang telah disebutkan diatas adalah sebagai berikut: NO. PROGRAM/KEGIATAN/OUTPUT/INDIKATOR/ SUBOUTPUT/AKTIVITAS Tabel 4.6 Alokasi Anggaran SATUAN ALOKASI ANGGARAN (Milyar Rp) I. Setditjen Pengendalian dan Penguasaan Tanah 78,26 78,32 100,43 109,01 123,09 Kegiatan: Dukungan Manajemen Program Pengendalian dan Penguasaan Tanah 1 Layanan Dukungan Manajemen Eselon I LAYANAN 76,43 34,32 50,83 54,58 63, Jumlah Layanan Dukungan Manajemen Direktorat Jenderal Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan Tanah 51 Penyusunan Rencana Program LAYANAN 2,05 1,43 2,73 2,83 4,9 52 Penyusunan Rencana Anggaran LAYANAN 3,68 2,15 3,58 3,82 4,7 53 Pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi LAYANAN 5,58 4,18 4,43 3,95 4,75 54 Pengelolaan Data dan Informasi LAYANAN 3,5 1,65 2,82 3,19 3,65 55 Penyusunan laporan keuangan LAYANAN 3,88 5,72 8,69 9,72 11,22 56 Pengelolaan Perbendaharaan LAYANAN Pelayanan Hukum LAYANAN 3,04 1,65 2,92 3,19 3,7 58 Pengembangan Kepegawaian LAYANAN 5,16 6,93 9,62 10,78 11,61 59 Pelayanan Umum dan Perlengkapan LAYANAN 46 1,84 3 3,05 3,6 60 Pelaksanaan Rumah Tangga LAYANAN 0,5 0,8 0,9 0,95 1,2

89 RENSTRA Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah 83 NO. PROGRAM/KEGIATAN/OUTPUT/INDIKATOR/ SUBOUTPUT/AKTIVITAS SATUAN ALOKASI ANGGARAN (Milyar Rp) Pelayanan Humas dan Protokol LAYANAN Pelayanan Organisasi, Tata Laksana, dan Reformasi Birokrasi 63 Penyusunan Dokumen Fasilitasi Administrasi Kerjasama 64 Dokumen Indikator outcome dan baseline penyelenggaraan penataan ruang LAYANAN 1,55 5,94 7,73 8,37 8,41 LAYANAN 1,5 2,04 3,71 4,73 5,6 LAYANAN - - 0, Pegawai Yang Dibentuk Menjadi PPNS ORANG 1, ,6 54,43 59, Jumlah Pegawai PPNS ORANG 1 Pembentukan Pegawai Menjadi PPNS 1, ,6 54,43 59,75 II. Direktorat Pengendalian 114,48 105,69 266,33 295,34 320,09 Kegiatan: Pengendalian 1 Norma/Standar/Prosedur/Kriteria (NSPK) NSPK 13,95 5,93 5,7 6,3 7, Jumlah NSPK Pengendalian NSPK 1 Penyusunan Materi Teknis NSPK Bidang Pengendalian 2 Penyusunan NSPK Bidang Pengendalian 3 Diseminasi NSPK Bidang Pengendalian NSPK 5,7 3,18 4,2 3,3 4,15 NSPK 6 1,25 1,5 1,5 1,5 NSPK 2,25 1,5-1,5 1,7 pendahuluan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis KEBIJAKAN/ 312,74 2 Tata Kelola Pengendalian PROVINSI/Kab/ Kota 100,53 99,76 260,63 289, Jumlah Kebijakan Pengendalian KEBIJAKAN 23,5 19,77 21,26 23,32 25,95 Kebijakan Pengendalian 1 Penyusunan Kebijakan dan Strategi Operasional Bidang Pengendalian 2 Penyusunan Rencana, Program, dan Anggaran Bidang Pengendalian KEBIJAKAN 14,2 11,85 12,27 13,5 16,62 KEBIJAKAN 7,8 5,82 6,89 7,32 6,53 3 Pengelolaan Data dan Informasi Bidang Pengendalian 4 Monitoring dan Evaluasi Kinerja Pengendalian KEGIATAN - 0,8 0,8 0,9 1 KEGIATAN 1,5 1,3 1,3 1,6 1,8

90 84 RENSTRA Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah pendahuluan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis NO. PROGRAM/KEGIATAN/OUTPUT/INDIKATOR/ SUBOUTPUT/AKTIVITAS 2.2 Jumlah Prov/Kab/Kota yang mendapatkan Pembinaan Pengendalian Pembinaan Pengendalian 1 Pengawasan Penyelenggaraan Penataan Ruang SATUAN ALOKASI ANGGARAN (Milyar Rp) Prov/Kab/Kota 23,65 24,07 91,45 100,85 107,7 Prov/Kab/Kota 13, ,85 93,45 99,7 2 Bimbingan Teknis, Supervisi, dan Konsultasi Prov/Kab/Kota 9,97 6,07 6,6 7, Jumlah Prov/Kab/Kota yang mendapatkan Pemantauan dan Evaluasi Kegiatan Pengendalian Pemantauan dan Evaluasi Kegiatan Pengendalian 1 Pengawasan Khusus Penyelenggaraan Penataan Ruang Prov/Kab/Kota 46, ,52 155,67 168,79 Prov/Kab/Kota 13, ,35 53,85 56,2 2 Pelaksanaan Pengendalian Prov/Kab/Kota 32, ,17 101,82 112, Jumlah Provinsi/Kabupaten/Kota Hasil Peningkatan Kapasitas Masyarakat dalam Pengendalian Hasil Peningkatan Kapasitas Masyarakat dalam Pengendalian 1 Sosialisasi Peningkatan Peran Komunitas Pengendalian Prov/Kab/Kota 7 7,92 8,4 9,2 10,3 Prov/Kab/Kota Pembentukan Komunitas Pengendalian Prov/Kab/Kota - 7, Pendampingan Peningkatan Peran Komunitas Pengendalian Prov/Kab/Kota - - 8,4 9,2 10,3 III. Direktorat Penertiban 97,46 188,49 266,86 342,19 443,75 Kegiatan: Penertiban 1 Norma/Standar/Prosedur/Kriteria (NSPK) NSPK 1,9 12, ,55 22, Jumlah NSPK Penertiban NSPK 1 Penyusunan NSPK Bidang Penertiban 2 Sosialisasi/Diseminasi NSPK Bidang Penertiban NSPK KEGIATAN 0, ,55 8,48 1 7, Kebijakan KEBIJAKAN 27, ,5 59, Jumlah Kebijakan Penertiban KEBIJAKAN 1 Penyusunan Rencana dan Program Bidang Penertiban KEBIJAKAN 20,85 25,5 36,5 45,1 51,5

91 RENSTRA Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah 85 NO. PROGRAM/KEGIATAN/OUTPUT/INDIKATOR/ SUBOUTPUT/AKTIVITAS SATUAN ALOKASI ANGGARAN (Milyar Rp) Pengelolaan Data dan Informasi Bidang Penertiban 3 Monitoring dan Evaluasi Kinerja Penertiban KEGIATAN KEGIATAN ,5 6,5 8 10,5 12,5 pendahuluan 3 Pelaksanaan Penertiban WASMATLITRIK 68,21 141,99 202,36 263,04 352, Jumlah Audit dan Inventarisasi Indikasi Pelanggaran Audit dan Inventarisasi Indikasi Pelanggaran LAPORAN HASIL AUDIT 1 Audit Tata Ruang LAPORAN HASIL AUDIT , , , ,5 2 Inventarisasi Pengelolaan Pengaduan KEGIATAN visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis 3.2 Jumlah Pulbaket/Penyidikan Indikasi Pelanggaran Pulbaket/Penyidikan Indikasi Pelanggaran 1 Operasional Pengawasan, Pengamatan, Penelitian dan Pemeriksaaan (wasmatlitrik) PPNS Penataan Ruang 3.3 Jumlah Operasionalisasi dan Pembinaan PPNS Penataan Ruang Operasionalisasi dan Pembinaan PPNS Penataan Ruang WASMATLITRIK 13 40,55 47,5 60,35 76,78 WASMATLITRIK 13 40,55 47,5 60,35 76,78 KASUS 45,21 61,44 107,36 134,69 172,99 1 Pembinaan Teknis Pelaksanaan Tugas PPNS WILAYAH 13,8 15,87 36,5 41,98 48,27 2 Penegakan Hukum Bidang Penertiban 3 Fasilitasi Penertiban dalam Pengendalian KASUS PROVINSI 19,41 22,32 36,31 41,76 48, ,25 34,55 50,95 76,7 IV. Direktorat Pengendalian Pemantauan Pertanahan 3,46 21,67 30,90 33,02 35,85 Kegiatan: Pengendalian Pemantauan Pertanahan 1 Norma/Sistem/Prosedur/Ketentuan (NSPK) Bidang Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan 1.1 Jumlah Rancangan NSPK Bidang Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan 1 Penyusunan Materi Teknis NSPK Bidang Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan NSPK 0,3 2,15 2,7 3 3,2 NSPK 0,3 2,15 2,7 3 3,2 NSPK 0,

92 86 RENSTRA Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah NO. PROGRAM/KEGIATAN/OUTPUT/INDIKATOR/ SUBOUTPUT/AKTIVITAS SATUAN ALOKASI ANGGARAN (Milyar Rp) pendahuluan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis 2 2 Penyusunan NSPK Bidang Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan 3 Sosialisasi NSPK Bidang Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan Rekomendasi Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan 2.1 Jumlah Satker yang dilakukan Perencanaan, Evaluasi Kinerja, dan Pelaporan Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan Satker yang dilakukan Perencanaan, Evaluasi Kinerja, dan Pelaporan Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan 1 Penyusunan Perencanaan Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan 2 Evaluasi Kinerja Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan NSPK 0,3 2, ,2 KEGIATAN REKOMENDASI 3,16 19,52 28,2 30,02 32,65 SATKER 0,64 0,79 2,8 2,92 3,5 SATKER 0,06 0,18 0,6 0,67 0,75 KEGIATAN 0,52 1,25 1,25 1,5-3 Penyusunan Laporan Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan 2.2 Jumlah satker yang mendapatkan Pembinaan Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan Pembinaan Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan 1 Pembinaan Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan 2 Konsultasi Teknis Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan KEGIATAN 0,06 0,61 0,95 1 1,25 SATKER 1,15 3,5 6,65 7,25 8,2 SATKER 0,27 2,4 0,75 1 1,5 SATKER 0,67 1,1 1,2 1,25 1,5 3 Bimbingan Teknis Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan 4 Peningkatan Kapasitas SDM Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan 2.3 Jumlah Rekomendasi Pengendalian Penerapan Kebijakan dan Program Pertanahan SATKER 3,5 3,5 3,7 - - SATKER 0,21 1,2 1,5 1,5 - REKOMENDASI 4,83 5,35 5,95 6,25 - Rekomendasi Pengendalian Penerapan Kebijakan dan Program Pertanahan 1 Persiapan Penyusunan Rekomendasi Pengendalian Penerapan Kebijakan dan Program Pertanahan KEGIATAN - 0,5 0,5 0,5 0,5 2 Monitoring dan Evaluasi Pengendalian Penerapan Kebijakan dan Program Pertanahan 3 Penyusunan Rekomendasi Pengendalian Penerapan Kebijakan dan Program Pertanahan KEGIATAN REKOMENDASI - - 3,9 3,9 4,2 4,5 0,3 0,7 1 1

93 RENSTRA Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah 87 NO. PROGRAM/KEGIATAN/OUTPUT/INDIKATOR/ SUBOUTPUT/AKTIVITAS SATUAN ALOKASI ANGGARAN (Milyar Rp) Pelaporan Hasil Penyusunan Rekomendasi Pengendalian Penerapan Kebijakan dan Program Pertanahan KEGIATAN - 0,13 0,25 0,25 0,25 pendahuluan 2.4 Jumlah Rekomendasi Pemenuhan Hak dan Kewajiban Pemegang Hak Atas Tanah dan Dasar Penguasaan Atas Tanah Pertanian Rekomendasi Pemenuhan Hak dan Kewajiban Pemegang Hak Atas Tanah dan Dasar Penguasaan Atas Tanah Pertanian 1 Persiapan Penyusunan Rekomendasi Pemenuhan Hak dan Kewajiban Pemegang Hak Atas Tanah dan Dasar Penguasaan Atas Tanah Pertanian REKOMENDASI 0,76 4,85 5,7 5,95 6,25 KEGIATAN 2 Monitoring dan Evaluasi Tanah Pertanian KEGIATAN 3 Penyusunan Rekomendasi Pemenuhan Hak dan Kewajiban Pemegang Hak Atas Tanah dan Dasar Penguasaan Atas Tanah Pertanian 4 Pelaporan Hasil Penyusunan Rekomendasi Pemenuhan Hak dan Kewajiban Pemegang Hak Atas Tanah dan Dasar Penguasaan Atas Tanah Pertanian 2.5 Jumlah Rekomendasi Pemenuhan Hak dan Kewajiban Pemegang Hak Atas Tanah dan Dasar Penguasaan Atas Tanah Non Pertanian Rekomendasi Pemenuhan Hak dan Kewajiban Pemegang Hak Atas Tanah dan Dasar Penguasaan Atas Tanah Non Pertanian 1 Persiapan Penyusunan Rekomendasi Pemenuhan Hak dan Kewajiban Pemegang Hak Atas Tanah dan Dasar Penguasaan Atas Tanah Non Pertanian - - 0,5 0,5 0,5 0,5 3,9 4,1 4,25 4,5 REKOMENDASI 0,76 0,3 0,9 1 1 KEGIATAN - 0,15 0,2 0,2 0,25 REKOMENDASI 0,3 4,35 5,7 5,95 6,25 KEGIATAN 2 Monitoring dan Evaluasi Tanah Non Pertanian KEGIATAN 3 Penyusunan Rekomendasi Pemenuhan Hak dan Kewajiban Pemegang Hak Atas Tanah dan Dasar Penguasaan Atas Tanah Non Pertanian 4 Pelaporan Hasil Penyusunan Rekomendasi Pemenuhan Hak dan Kewajiban Pemegang Hak Atas Tanah dan Dasar Penguasaan Atas Tanah Non Pertanian - - 0,5 0,5 0,5 0,5 3,35 4,1 4,25 4,5 REKOMENDASI 0,3 0,35 0,9 1 1 KEGIATAN - 0,15 0,2 0,2 0,25 visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis 2.6 Jumlah Data Tanah Pertanian dan Tanah Non Pertanian Data Tanah Pertanian dan Tanah Non Pertanian DATA 0,31 1, ,2

94 88 RENSTRA Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah pendahuluan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis NO. PROGRAM/KEGIATAN/OUTPUT/INDIKATOR/ SUBOUTPUT/AKTIVITAS 1 Pemutakhiran Basis Data Tanah Pertanian dan Non Pertanian SATUAN ALOKASI ANGGARAN (Milyar Rp) DATA 0,31 1, ,2 V. Direktorat Penertiban Pendayagunaan Tanah Terlantar 3,86 35,50 37,65 40,30 43,04 1 Kegiatan: Penertiban Pendayagunaan Tanah Terlantar Norma/Sistem/Prosedur/Ketentuan (NSPK) Bidang Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar 1.1 Jumlah Norma/Sistem/Prosedur/ Ketentuan (NSPK) Bidang Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar 1 Pengumpulan Masukan dan Inventarisasi Masalah NSPK 0,19 0,75 1,8 1,9 2 NSPK 0,19 0,75 1,8 1,9 2 KEGIATAN - 0,2 0,3 0,35 0,4 2 Penyusunan Rancangan Peraturan NSPK 0,19 0,35 1,2 1,2 1,2 3 Sosialisasi Peraturan KEGIATAN - 0,2 0,3 0,35 0,4 2 Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar REKOMENDASI 3,67 34,75 35,85 38,4 41, Jumlah satker yang mendapatkan Pembinaan Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar Pembinaan Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar 1 Pembinaan Teknis Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar 2 Pendampingan Teknis Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar 3 Konsultasi Teknis Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar 4 Peningkatan Kualitas SDM Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar 2.2 Jumlah Rekomendasi Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar Rekomendasi Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar 1 Penyusunan Rekomendasi Potensi Tanah Terlantar 2 Penyusunan Rekomendasi Penertiban Tanah Terlantar 3 Penyusunan Rekomendasi Pendayagunaan Tanah Terlantar 4 Pengolahan Data Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar SATKER 2,04 24,95 25,5 26,2 27,2 SATKER SATKER 0,83 2 2,1 2,5 3 SATKER 1,08 3,05 3,1 3,3 3,4 SATKER 0, ,3 18,3 18,5 SATKER 0 1,9 2 2,1 2,3 REKOMENDASI 1,63 9,8 10,35 12,2 13,84 REKOMENDASI REKOMENDASI 0, REKOMENDASI 1 4,1 4,5 5 6 REKOMENDASI 0,29 3,35 3,5 4,8 5,34 KEGIATAN 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1

95

96

97 PENUTUP

98 92 RENSTRA Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah pendahuluan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis Renstra Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah (Revisi) merupakan pembaharuan dari Renstra Direktorat Jenderal Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan Tanah Renstra arahan penyelenggaraan penataan ruang yang dijabarkan dalam pelaksanan program dan kegiatan bagi setiap unit eselon II di lingkungan Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah guna mencapai sasaran-sasaran strategis unit eselon I dan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional. Pelaksanan program dan kegiatan sebagaimana tertuang dalam Renstra tersebut akan memerlukan koordinasi, konsolidasi, dan sinergi antara Pemerintah dengan Pemerintah Daerah dan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah dengan Masyarakat dan Dunia Usaha agar keseluruhan sumber daya yang ada dapat digunakan secara optimal dan dapat mencapai kinerja yang maksimal dalam rangka meningkatkan penyelenggaraan penataan ruang yang lebih optimal. Oleh karenanya penyelenggaraan penataan ruang perlu dilandasi dengan kerangka peraturan perundang-undangan yang mantap dan supportif dan menjadi dasar bagi penyelenggaraan pembangunan ke depan yang lebih terpadu dan efektif yang mengedepankan proses partisipatif dan menghasilkan output dan outcome yang optimal. Dalam rangka sinergi dengan Pemerintah Daerah, Pemerintah akan memberikan perhatian yang lebih besar pada aspek peningkatan kapasitas daerah (local capacity building) khususnya dalam pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang serta pengawasan penataan ruang. Oleh karena itu, merupakan tugas Pemerintah untuk meningkatkan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan SDM Penataan Ruang, kampanye/sosialisasi dan penyebarluasan NSPK, melakukan pembinaan dan pembantuan teknis dalam pemanfaatan ruang. Dalam kaitannya dengan upaya untuk mencapai sasaran-sasaran strategis yang membutuhkan pendanaan yang sangat besar, maka diperlukan adanya dorongan untuk meningkatkan kemitraan pemerintah dan swasta yang lebih besar dalam rangka mengembangkan alternatif pembiayaan pembangunan. U ntuk mewujudkan peningkatan kesejahteraan masyarakat, maka Pemerintah, Pemerintah Daerah, swasta, dan masyarakat perlu dilibatkan dalam melaksanakan Renstra Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penguasaan Tanah secara konsisten dan didukung oleh komitmen untuk mencapai kinerja penyelenggaraan penataan ruang dengan sebaik-baiknya. Atas dasar hal tersebut, koordinasi dan integrasi baik secara vertikal maupun secara horizontal yang semakin kuat pada penyelenggaraan bidang penataan ruang akan memberikan keyakinan bahwa pencapaian sasaran-sasaran strategis yang mempunyai cakupan secara nasional dan strategis serta secara fungsional bermanfaat untuk mendukung kebutuhan sosial ekonomi masyarakat, pengembangan wilayah, dan mendukung sektor lainnya akan menjadi kenyataan.

99

100 L A M P I R A N 1. INDIKATOR KINERJA PROGRAM DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH 2. MATRIKS RENSTRA DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH 3. PEMETAAN STRUKTUR RENSTRA DENGAN STRUKTUR RENSTRA ()

101 LAMPIRAN I : INDIKATOR KINERJA PROGRAM DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH NO Program/ Outcome/ Indikator Kinerja Program Kegiatan/Pengukuran SATUAN TARGET TOTAL PROGRAM PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH I yang sesuai dengan Rencana tata Ruang 1 Prosentase implementasi pengawasan dan pengendalian pemanfaatan ruang pemerintah daerah Provinsi, Kabupaten/Kota PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG Persentase (%) 6,77% 9,08% 10,81% 12,14% 13,98% 13,98% Merupakan agregat dari penilaian kinerja pengawasan dan pengendalian pemanfaatan ruang pemerintah daerah Provinsi, Kabupaten/Kota Output: Tata Kelola Pengendalian 2.1 Jumlah Kebijakan Pengendalian 2.2 Jumlah Prov/Kab/Kota yang mendapatkan Pembinaan Pengendalian 2.3 Jumlah Prov/Kab/Kota yang mendapatkan Pemantauan dan Evaluasi Kegiatan Pengendalian 2.4 Jumlah Komunitas Hasil Peningkatan Kapasitas Masyarakat dalam Pengendalian 2 Jumlah Penindakan Indikasi Pelanggaran PENERTIBAN PEMANFAATAN RUANG Wasmatlitrik Kasus pelanggaran pemanfaatan ruang yang sudah ditindak, dapat dilihat dari Output/Indikator Output sebagai berikut: Output: Pelaksanaan Penertiban 3.1 Jumlah Audit dan Inventarisasi Indikasi Pelanggaran 3.2 Jumlah Pulbaket/Penyidikan Indikasi Pelanggaran 3.3 Jumlah Operasionalisasi dan Pembinaan PPNS Penataan Ruang

102 NO II Program/ Outcome/ Indikator Kinerja Program Kegiatan/Pengukuran Tertib Pemanfaatan Hak Atas Tanah dan Pendayagunaan Tanah Negara Bekas Tanah Terlantar SATUAN TARGET TOTAL Jumlah Rekomendasi Hasil Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan PENGENDALIAN PEMANTAUAN PERTANAHAN Rekomendasi Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan, dapat dilihat dari Output/ Indikator Output sebagai berikut Rekomendasi (Bidang) Output: Rekomendasi Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan 2.4 Jumlah Rekomendasi Pemenuhan Hak dan Kewajiban Pemegang Hak Atas Tanah dan Dasar Penguasaan Atas Tanah Pertanian 2.5 Jumlah Rekomendasi Pemenuhan Hak dan Kewajiban Pemegang Hak Atas Tanah dan Dasar Penguasaan Atas Tanah Non Pertanian 2 Jumlah Rekomendasi Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar PENERTIBAN DAN PENDAYAGUNAAN TANAH TERLANTAR Rekomendasi Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar Rekomendasi (Bidang) Output: Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar 2.2 Jumlah Rekomendasi Penertiban dan

103 LAMPIRAN II : MATRIKS RENSTRA DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH NO. PROGRAM/KEGIATAN/OUTPUT/ INDIKATOR/ SUBOUTPUT/AKTIVITAS SATUAN TARGET TOTAL ALOKASI ANGGARAN (Milyar Rp) TOTAL PROGRAM PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH 297,52 429,67 702,17 819,86 965, ,04 I. Setditjen Pengendalian dan Penguasaan Tanah Kegiatan: Dukungan Manajemen Program Pengendalian dan Penguasaan Tanah 78,26 78,32 100,43 109,01 123,09 489,11 1 Layanan Dukungan Manajemen Eselon I LAYANAN ,43 34,32 50,83 54,58 63,34 279,50 1,1 Jumlah Layanan Dukungan Manajemen Direktorat Jenderal Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan Tanah 051 Penyusunan Rencana Program LAYANAN ,05 1,43 2,73 2,83 4,90 13, Penyusunan Rencana Anggaran LAYANAN ,68 2,15 3,58 3,82 4,70 17, Pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi LAYANAN ,58 4,18 4,43 3,95 4,75 22, Pengelolaan Data dan Informasi LAYANAN ,50 1,65 2,82 3,19 3,65 14, Penyusunan laporan keuangan LAYANAN ,88 5,72 8,69 9,72 11,22 39, Pengelolaan Perbendaharaan LAYANAN Pelayanan Hukum LAYANAN ,04 1,65 2,92 3,19 3,70 14, Pengembangan Kepegawaian LAYANAN ,16 6,93 9,62 10,78 11,61 44, Pelayanan Umum dan Perlengkapan LAYANAN ,00 1,84 3,00 3,05 3,60 57, Pelaksanaan Rumah Tangga LAYANAN ,50 0,80 0,90 0,95 1,20 4, Pelayanan Humas dan Protokol LAYANAN Pelayanan Organisasi, Tata Laksana, dan Reformasi Birokrasi Penyusunan Dokumen Fasilitasi Administrasi Kerjasama Dokumen Indikator outcome dan baseline penyelenggaraan penataan ruang LAYANAN ,55 5,94 7,73 8,37 8,41 32,00 LAYANAN ,50 2,04 3,71 4,73 5,60 17,58 LAYANAN , ,70 2 Pegawai Yang Dibentuk Menjadi PPNS ORANG ,83 44,00 49,60 54,43 59,75 209,61 2,1 Jumlah Pegawai PPNS ORANG 1 Pembentukan Pegawai Menjadi PPNS ORANG ,83 44,00 49,60 54,43 59,75 209, Layanan Internal (overhead) UNIT Jumlah Layanan Internal (overhead) UNIT 051 Pengadaan Kendaraan Bermotor UNIT

104 NO. PROGRAM/KEGIATAN/OUTPUT/ INDIKATOR/ SUBOUTPUT/AKTIVITAS SATUAN TARGET TOTAL ALOKASI ANGGARAN (Milyar Rp) TOTAL Pengadaan Perangkat Pengolah Data Komunikasi UNIT 053 Pengadaan Peralatan dan Fasilitas Perkantoran UNIT 054 Pembangunan dan Renovasi Gedung dan Bangunan UNIT 994 Layanan Perkantoran LAYANAN Jumlah Layanan Perkantoran LAYANAN 1 Gaji dan Tunjangan LAYANAN 2 Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran LAYANAN II. Direktorat Pengendalian Kegiatan: Pengendalian 114,48 105,69 266,33 295,34 320, ,93 1 Norma/Standar/Prosedur/Kriteria (NSPK) NSPK ,95 5,93 5,70 6,30 7,35 39, Jumlah NSPK Pengendalian 1 Penyusunan Materi Teknis NSPK Bidang Pengendalian NSPK NSPK ,70 3,18 4,20 3,30 4,15 20, Penyusunan NSPK Bidang Pengendalian Diseminasi NSPK Bidang Pengendalian NSPK ,00 1,25 1,50 1,50 1,50 11,75 KEGIATAN ,25 1,50 1,50 1,70 6,95 2 Tata Kelola Pengendalian KEBIJAKAN/ PROVINSI/Kab/ Kota 11 / 33 / 415 / 93 6 / 33 8 / 33 / / / 93 / 93 8 / 33 / 415 / 93 7 / 33 / 415 / / 33 / 415 / ,53 99,76 260,63 289,04 312, , Jumlah Kebijakan Pengendalian KEBIJAKAN ,50 19,77 21,26 23,32 25,95 113,80 Kebijakan Pengendalian 1 2 Penyusunan Kebijakan dan Strategi Operasional Bidang Pengendalian Penyusunan Rencana, Program, dan Anggaran Bidang Pengendalian KEBIJAKAN ,20 11,85 12,27 13,50 16,62 68,44 KEBIJAKAN ,80 5,82 6,89 7,32 6,53 34,36

105 NO. PROGRAM/KEGIATAN/OUTPUT/ INDIKATOR/ SUBOUTPUT/AKTIVITAS SATUAN TARGET TOTAL ALOKASI ANGGARAN (Milyar Rp) TOTAL Pengelolaan Data dan Informasi Bidang Pengendalian Monitoring dan Evaluasi Kinerja Pengendalian KEGIATAN ,80 0,80 0,90 1,00 3,50 KEGIATAN ,50 1,30 1,30 1,60 1,80 7, Jumlah Prov/Kab/Kota yang mendapatkan Pembinaan Pengendalian Prov/Kab/Kota Provinsi/ 415 Kab/ 93 Kota 23,65 24,07 91,45 100,85 107,70 347,72 Pembinaan Pengendalian 1 Pengawasan Penyelenggaraan Penataan Ruang Prov/Kab/Kota Provinsi/ 415 Kab/ 93 Kota 13,68 18,00 84,85 93,45 99,70 309,68 2 Bimbingan Teknis, Supervisi, dan Konsultasi Prov/Kab/Kota Prov/ Kab/Kota 9,97 6,07 6,60 7,40 8,00 38, Jumlah Prov/Kab/Kota yang mendapatkan Pemantauan dan Evaluasi Kegiatan Pengendalian Prov/Kab/Kota Provinsi/ 415 Kab/ 93 Kota 46,38 48,00 139,52 155,67 168,79 558,36 Pemantauan dan Evaluasi Kegiatan Pengendalian 1 Pengawasan Khusus Penyelenggaraan Penataan Ruang Prov/Kab/Kota Provinsi/ 415 Kab/ 93 Kota 13,68 11,00 49,35 53,85 56,20 184,08 2 Pelaksanaan Pengendalian Prov/Kab/Kota Prov/ Kab/Kota 32,70 37,00 90,17 101,82 112,59 374, Jumlah Provinsi/Kabupaten/ Kota Hasil Peningkatan Kapasitas Masyarakat dalam Pengendalian Prov/Kab/Kota Prov/ Kab/Kota 7,00 7,92 8,40 9,20 10,30 42,82 Hasil Peningkatan Kapasitas Masyarakat dalam Pengendalian 1 Sosialisasi Peningkatan Peran Komunitas Pengendalian Prov/Kab/Kota Prov/ Kab/Kota 7, ,00 2 Pembentukan Komunitas Pengendalian Prov/Kab/Kota Prov/ Kab/Kota - 7, ,92 3 Pendampingan Peningkatan Peran Komunitas Pengendalian Prov/Kab/Kota Prov/ Kab/Kota - - 8,40 9,20 10,30 27,90 III. Direktorat Penertiban Kegiatan: Penertiban 97,46 188,49 266,86 342,19 443, ,75 1 Norma/Standar/Prosedur/Kriteria (NSPK) NSPK ,90 12,50 17,00 19,55 22,48 73,43 1,1 Jumlah NSPK Penertiban NSPK

106 NO. PROGRAM/KEGIATAN/OUTPUT/ INDIKATOR/ SUBOUTPUT/AKTIVITAS SATUAN TARGET TOTAL ALOKASI ANGGARAN (Milyar Rp) TOTAL Penyusunan NSPK Bidang Penertiban Sosialisasi/Diseminasi NSPK Bidang Penertiban NSPK ,90 5,00 7,00 7,55 8,48 28,93 KEGIATAN ,00 7,50 10,00 12,00 14,00 44,50 2 Kebijakan KEBIJAKAN ,35 34,00 47,50 59,60 69,00 237,45 2,1 Jumlah Kebijakan Penertiban KEBIJAKAN Penyusunan Rencana dan Program Bidang Penertiban Pengelolaan Data dan Informasi Bidang Penertiban Monitoring dan Evaluasi Kinerja Penertiban KEBIJAKAN ,85 25,50 36,50 45,10 51,50 179,45 KEGIATAN ,00 2,00 3,00 4,00 5,00 16,00 KEGIATAN ,50 6,50 8,00 10,50 12,50 42,00 3 Pelaksanaan Penertiban WASMATLITRIK ,21 141,99 202,36 263,04 352, ,87 3,1 3,2 Jumlah Audit dan Inventarisasi Indikasi Pelanggaran Audit dan Inventarisasi Indikasi Pelanggaran 1 Audit Tata Ruang 2 Inventarisasi Pengelolaan Pengaduan Jumlah Pulbaket/Penyidikan Indikasi Pelanggaran LAPORAN HASIL AUDIT LAPORAN HASIL AUDIT ,00 40,00 47,50 68,00 102,50 268, ,00 37,00 43,50 63,00 96,50 250,00 KEGIATAN ,00 4,00 5,00 6,00 18,00 WASMATLITRIK ,00 40,55 47,50 60,35 76,78 238,18 Pulbaket/Penyidikan Indikasi Pelanggaran 1 Operasional Pengawasan, Pengamatan, Penelitian dan Pemeriksaaan (wasmatlitrik) PPNS Penataan Ruang WASMATLITRIK ,00 40,55 47,50 60,35 76,78 238,18 3,3 Jumlah Operasionalisasi dan Pembinaan PPNS Penataan Ruang KASUS ,21 61,44 107,36 134,69 172,99 521,69 Operasionalisasi dan Pembinaan PPNS Penataan Ruang 1 Pembinaan Teknis Pelaksanaan Tugas PPNS WILAYAH ,80 15,87 36,50 41,98 48,27 156,42

107 NO. PROGRAM/KEGIATAN/OUTPUT/ INDIKATOR/ SUBOUTPUT/AKTIVITAS SATUAN TARGET TOTAL ALOKASI ANGGARAN (Milyar Rp) TOTAL Penegakan Hukum Bidang Penertiban Fasilitasi Penertiban dalam Pengendalian KASUS ,41 22,32 36,31 41,76 48,02 167,82 PROVINSI ,00 23,25 34,55 50,95 76,70 197,45 IV. Direktorat Pengendalian Pemantauan Pertanahan Kegiatan: Pengendalian Pemantauan Pertanahan 3,46 21,67 30,90 33,02 35,85 124,90 1 Norma/Sistem/Prosedur/Ketentuan (NSPK) Bidang Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan NSPK ,30 2,15 2,70 3,00 3,20 11,35 1,1 Jumlah Rancangan NSPK Bidang Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan NSPK ,30 2,15 2,70 3,00 3,20 11, Penyusunan Materi Teknis NSPK Bidang Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan Penyusunan NSPK Bidang Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan Sosialisasi NSPK Bidang Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan NSPK ,70 1,00 1,00 2,70 NSPK ,30 2,15 1,00 1,00 1,20 5,65 KEGIATAN ,00 1,00 1,00 3,00 2 Rekomendasi Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan REKOMENDASI ,16 19,52 28,20 30,02 32,65 113,55 2,1 Jumlah Satker yang dilakukan Perencanaan, Evaluasi Kinerja, dan Pelaporan Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan SATKER ,64 0,79 2,80 2,92 3,50 10,65 Satker yang dilakukan Perencanaan, Evaluasi Kinerja, dan Pelaporan Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan Penyusunan Perencanaan Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan Evaluasi Kinerja Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan Penyusunan Laporan Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan SATKER ,06 0,18 0,60 0,67 0,75 2,26 KEGIATAN ,52-1,25 1,25 1,50 4,52 KEGIATAN ,06 0,61 0,95 1,00 1,25 3,87 2,2 Jumlah satker yang mendapatkan Pembinaan Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan SATKER ,15 3,50 6,65 7,25 8,20

108 NO. PROGRAM/KEGIATAN/OUTPUT/ INDIKATOR/ SUBOUTPUT/AKTIVITAS SATUAN TARGET TOTAL ALOKASI ANGGARAN (Milyar Rp) TOTAL Pembinaan Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan Pembinaan Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan Konsultasi Teknis Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan Bimbingan Teknis Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan Peningkatan Kapasitas SDM Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan SATKER ,27 2,40 0,75 1,00 1,50 5,92 SATKER ,67 1,10 1,20 1,25 1,50 5,72 SATKER ,50 3,50 3,70 10,70 SATKER ,21-1,20 1,50 1,50 4,41 2,3 Jumlah Rekomendasi Pengendalian Penerapan Kebijakan dan Program Pertanahan REKOMENDASI ,83 5,35 5,95 6,25 22,38 Rekomendasi Pengendalian Penerapan Kebijakan dan Program Pertanahan Persiapan Penyusunan Rekomendasi Pengendalian Penerapan Kebijakan dan Program Pertanahan Monitoring dan Evaluasi Pengendalian Penerapan Kebijakan dan Program Pertanahan Penyusunan Rekomendasi Pengendalian Penerapan Kebijakan dan Program Pertanahan Pelaporan Hasil Penyusunan Rekomendasi Pengendalian Penerapan Kebijakan dan Program Pertanahan KEGIATAN ,50 0,50 0,50 0,50 2,00 KEGIATAN ,90 3,90 4,20 4,50 16,50 REKOMENDASI ,30 0,70 1,00 1,00 3,00 KEGIATAN ,13 0,25 0,25 0,25 0,88 2,4 Jumlah Rekomendasi Pemenuhan Hak dan Kewajiban Pemegang Hak Atas Tanah dan Dasar Penguasaan Atas Tanah Pertanian REKOMENDASI ,76 4,85 5,70 5,95 6, Persiapan Penyusunan Rekomendasi Pemenuhan Hak dan Kewajiban Pemegang Hak Atas Tanah dan Dasar Penguasaan Atas Tanah Pertanian Monitoring dan Evaluasi Tanah Pertanian Penyusunan Rekomendasi Pemenuhan Hak dan Kewajiban Pemegang Hak Atas Tanah dan Dasar Penguasaan Atas Tanah Pertanian KEGIATAN ,50 0,50 0,50 0,50 2,00 KEGIATAN ,90 4,10 4,25 4,50 16,75 REKOMENDASI ,76 0,30 0,90 1,00 1,00 3,96

109 NO. PROGRAM/KEGIATAN/OUTPUT/ INDIKATOR/ SUBOUTPUT/AKTIVITAS SATUAN TARGET TOTAL ALOKASI ANGGARAN (Milyar Rp) TOTAL Pelaporan Hasil Penyusunan Rekomendasi Pemenuhan Hak dan Kewajiban Pemegang Hak Atas Tanah dan Dasar Penguasaan Atas Tanah Pertanian KEGIATAN ,15 0,20 0,20 0,25 0,80 2,5 Jumlah Rekomendasi Pemenuhan Hak dan Kewajiban Pemegang Hak Atas Tanah dan Dasar Penguasaan Atas Tanah Non Pertanian REKOMENDASI ,30 4,35 5,70 5,95 6,25 Rekomendasi Pemenuhan Hak dan Kewajiban Pemegang Hak Atas Tanah dan Dasar Penguasaan Atas Tanah Non Pertanian Persiapan Penyusunan Rekomendasi Pemenuhan Hak dan Kewajiban Pemegang Hak Atas Tanah dan Dasar Penguasaan Atas Tanah Non Pertanian Monitoring dan Evaluasi Tanah Non Pertanian Penyusunan Rekomendasi Pemenuhan Hak dan Kewajiban Pemegang Hak Atas Tanah dan Dasar Penguasaan Atas Tanah Non Pertanian Pelaporan Hasil Penyusunan Rekomendasi Pemenuhan Hak dan Kewajiban Pemegang Hak Atas Tanah dan Dasar Penguasaan Atas Tanah Non Pertanian KEGIATAN ,50 0,50 0,50 0,50 2,00 KEGIATAN ,35 4,10 4,25 4,50 16,20 REKOMENDASI ,30 0,35 0,90 1,00 1,00 3,55 KEGIATAN ,15 0,20 0,20 0,25 0,80 2,6 Jumlah Data Tanah Pertanian dan Tanah Non Pertanian DATA ,31 1,20 2,00 2,00 2,20 Data Tanah Pertanian dan Tanah Non Pertanian 1 Pemutakhiran Basis Data Tanah Pertanian dan Non Pertanian DATA ,31 1,20 2,00 2,00 2,20 7,71 V. Direktorat Penertiban Pendayagunaan Tanah Terlantar Kegiatan: Penertiban Pendayagunaan Tanah Terlantar 3,86 35,50 37,65 40,30 43,04 160,35 1 Norma/Sistem/Prosedur/Ketentuan (NSPK) Bidang Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar NSPK ,19 0,75 1,80 1,90 2,00 6,64 1,1 Jumlah Norma/Sistem/Prosedur/ Ketentuan (NSPK) Bidang Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar NSPK 0,19 0,75 1,80 1,90 2,00 6,64

110 NO. PROGRAM/KEGIATAN/OUTPUT/ INDIKATOR/ SUBOUTPUT/AKTIVITAS SATUAN TARGET TOTAL ALOKASI ANGGARAN (Milyar Rp) TOTAL Pengumpulan Masukan dan Inventarisasi Masalah KEGIATAN ,20 0,30 0,35 0,40 1,25 2 Penyusunan Rancangan Peraturan NSPK ,19 0,35 1,20 1,20 1,20 4,14 3 Sosialisasi Peraturan KEGIATAN ,20 0,30 0,35 0,40 1,25 2 Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar REKOMENDASI ,67 34,75 35,85 38,40 41,04 153,71 2,1 Jumlah satker yang mendapatkan Pembinaan Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar Pembinaan Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar SATKER ,04 24,95 25,50 26,20 27,20 105,89 SATKER Pembinaan Teknis Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar Pendampingan Teknis Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar Konsultasi Teknis Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar Peningkatan Kualitas SDM Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar SATKER ,83 2,00 2,10 2,50 3,00 10,43 SATKER ,08 3,05 3,10 3,30 3,40 13,93 SATKER ,13 18,00 18,30 18,30 18,50 73,23 SATKER ,00 1,90 2,00 2,10 2,30 8,30 2,2 Jumlah Rekomendasi Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar Rekomendasi Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar REKOMENDASI ,63 9,80 10,35 12,20 13,84 47,82 REKOMENDASI Penyusunan Rekomendasi Potensi Tanah Terlantar Penyusunan Rekomendasi Penertiban Tanah Terlantar Penyusunan Rekomendasi Pendayagunaan Tanah Terlantar Pengolahan Data Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar Evaluasi dan Laporan Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar Pengarsipan Data Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar REKOMENDASI ,10 1,00 1,00 1,00 1,00 4,10 REKOMENDASI ,00 4,10 4,50 5,00 6,00 20,60 REKOMENDASI ,29 3,35 3,50 4,80 5,34 17,28 KEGIATAN ,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,50 KEGIATAN ,04 1,15 1,15 1,20 1,30 4,84 KEGIATAN ,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,50

111 LAMPIRAN III : PEMETAAN STRUKTUR RENSTRA DENGAN STRUKTUR RENSTRA () RENSTRA () RENSTRA NO. KEGIATAN/OUTPUT/INDIKATOR/AKTIVITAS SATUAN NO. KEGIATAN/OUTPUT SATUAN I. Dukungan Manajemen Program Pengendalian dan Penguasaan Tanah A. Dukungan Manajemen Program Pengendalian dan Penguasaan Tanah 1 Layanan Dukungan Manajemen Eselon I LAYANAN Jumlah Layanan Dukungan Manajemen Direktorat Jenderal Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan Tanah LAYANAN 051 Penyusunan Rencana Program LAYANAN A01 Dokumen kebijakan Ditjen Pengendalian dan Penguasaan Tanah 052 Penyusunan Rencana Anggaran LAYANAN A03 Dokumen penyiapan dan penyusunan program dan anggaran tahunan 053 Pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi LAYANAN A04 Dokumen pelaksanaan monitoring dan evaluasi kinerja program pengendalian pemanfaatan ruang dan penguasaan tanah 054 Pengelolaan Data dan Informasi LAYANAN A08 Dokumen pelaksanaan dokumentasi dan kepustakaan 055 Penyusunan laporan keuangan LAYANAN A09 Dokumen Keuangan 056 Pengelolaan Perbendaharaan LAYANAN A10 Dokumen BMN 057 Pelayanan Hukum LAYANAN A06 Dokumen penyelenggaraan bantuan hukum dan penyiapan peraturan perundang-undangan 058 Pengembangan Kepegawaian LAYANAN A11 Dokumen Pelayanan Administrasi Kepegawaian A12 Dokumen Pengembangan Pegawai 059 Pelayanan Umum dan Perlengkapan LAYANAN A07 Dokumen administrasi umumdan rumah tangga 060 Pelaksanaan Rumah Tangga LAYANAN A07 Dokumen administrasi umumdan rumah tangga 061 Pelayanan Humas dan Protokol LAYANAN Belum ada 062 Pelayanan Organisasi, Tata Laksana, dan Reformasi Birokrasi 063 Penyusunan Dokumen Fasilitasi Administrasi Kerjasama 064 Dokumen Indikator outcome dan baseline penyelenggaraan penataan ruang LAYANAN A13 Dokumen Pengembangan Organisasi dan Tata Laksana LAYANAN A02 Dokumen kegiatan administrasi kegiatan kerjasama LAYANAN A05 Dokumen Indikator outcome dan baseline penyelenggaraan penataan ruang 2 Pegawai Yang Dibentuk Menjadi PPNS ORANG Jumlah Pegawai PPNS ORANG 1 Pembentukan Pegawai Menjadi PPNS ORANG A14 Pegawai yang dibentuk menjadi PPNS ORANG

112 RENSTRA () RENSTRA NO. KEGIATAN/OUTPUT/INDIKATOR/AKTIVITAS SATUAN NO. KEGIATAN/OUTPUT SATUAN 951 Layanan Internal (overhead) UNIT Jumlah Layanan Internal (overhead) UNIT 051 Pengadaan Kendaraan Bermotor UNIT 995 Pengadaan Kendaraan Bermotor UNIT 052 Pengadaan Perangkat Pengolah Data Komunikasi UNIT 996 Pengadaan Perangkat Pengolah Data Komunikasi UNIT 053 Pengadaan Peralatan dan Fasilitas Perkantoran UNIT 997 Peralatan dan Fasilitas Perkantoran UNIT 054 Pembangunan dan Renovasi Gedung dan Bangunan UNIT 998 Gedung/Bangunan UNIT 994 Layanan Perkantoran LAYANAN Jumlah Layanan Perkantoran LAYANAN 1 Gaji dan Tunjangan LAYANAN 994 Layanan Perkantoran UNIT 2 Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran LAYANAN 994 Layanan Perkantoran UNIT II. Pengendalian B. Pengendalian 1 Norma/Standar/Prosedur/Kriteria (NSPK) NSPK 1.1 Jumlah NSPK Pengendalian NSPK 1 Penyusunan Materi Teknis NSPK Bidang Pengendalian NSPK B03 Rancangan NSPK Bidang Pengendalian 2 Penyusunan NSPK Bidang Pengendalian NSPK B13 Dokumen pelaksanaan pemberian pertimbangan teknis (clearance ) perijinan pemanfaatan ruang 3 Diseminasi NSPK Bidang Pengendalian KEGIATAN 2 Tata Kelola Pengendalian KEBIJAKAN/ PROVINSI/Kab/ Kota 2.1 Jumlah Kebijakan Pengendalian KEBIJAKAN Kebijakan Pengendalian 1 Penyusunan Kebijakan dan Strategi Operasional Bidang Pengendalian KEBIJAKAN B02 Dokumen Program Operasional Pembinaan Pengendalian B06 Dokumen Pengembangan Kelembagaan Pengawasan dan Pengendalian di Pusat dan Daerah 2 Penyusunan Rencana, Program, dan Anggaran Bidang Pengendalian KEBIJAKAN B01 Dokumen Kebijakan dan Strategi Pengendalian B15 Dokumen Kinerja dan Pelaksanaan Anggaran B16 Dokumen Pembinaan SDM B17 Peralatan dan Fasilitas Perkantoran UNIT 3 Pengelolaan Data dan Informasi Bidang Pengendalian KEGIATAN B01 Dokumen Kebijakan dan Strategi Pengendalian 4 Monitoring dan Evaluasi Kinerja Pengendalian KEGIATAN

113 RENSTRA () RENSTRA NO. KEGIATAN/OUTPUT/INDIKATOR/AKTIVITAS SATUAN NO. KEGIATAN/OUTPUT SATUAN 2.2 Jumlah Prov/Kab/Kota yang mendapatkan Pembinaan Pengendalian Prov/Kab/Kota Pembinaan Pengendalian 1 Pengawasan Penyelenggaraan Penataan Ruang Prov/Kab/Kota B07 Dokumen Pengawasan Teknis dan Pengawasan Khusus Provinsi/Kab/Kota B08 Dokumen Pengawasan Terhadap Pemenuhan SPM Bidang Penataan Ruang 2 Bimbingan Teknis, Supervisi, dan Konsultasi Prov/Kab/Kota B04 Dokumen Kegiatan Terkait Pembinaan Pengendalian di Tingkat Nasional, Provinsi, Kabupaten/Kota 2.3 Jumlah Prov/Kab/Kota yang mendapatkan Pemantauan dan Evaluasi Kegiatan Pengendalian Pemantauan dan Evaluasi Kegiatan Pengendalian 1 Pengawasan Khusus Penyelenggaraan Penataan Ruang 2 Pelaksanaan Pengendalian 2.4 Jumlah Provinsi/Kabupaten/Kota Hasil Peningkatan Kapasitas Masyarakat dalam Pengendalian Hasil Peningkatan Kapasitas Masyarakat dalam Pengendalian 1 Sosialisasi Peningkatan Peran Komunitas Pengendalian Prov/Kab/Kota B14 Dokumen pengembangan instrumen insentif dan disinsentif bidang penataan ruang Prov/Kab/Kota B07 Dokumen Pengawasan Teknis dan Pengawasan Khusus Provinsi/Kab/Kota Prov/Kab/Kota B09 Dokumen Monitoring Evaluasi Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah Nasional, Pulau/Kepulauan, dan KSN Prov/Kab/Kota 2 Pembentukan Komunitas Pengendalian Prov/Kab/Kota 3 Pendampingan Peningkatan Peran Komunitas Pengendalian B10 Dokumen Monitoring Evaluasi Pengendalian di Provinsi/Kab/Kota B11 Dokumen Kegiatan Pelaksanaan Pengendalian B12 Dokumen arahan peraturan zonasi sistem nasional Prov/Kab/Kota B05 Dokumen Pembentukan dan Pemberdayaan Komunitas Masyarakat Pengawasan dan Pengendalian Prov/Kab/Kota III. Penertiban C. Penertiban 1 Norma/Standar/Prosedur/Kriteria (NSPK) NSPK 1,1 Jumlah NSPK Penertiban NSPK 1 Penyusunan NSPK Bidang Penertiban NSPK C03 Rancangan NSPK Bidang Penertiban 2 Sosialisasi/Diseminasi NSPK Bidang Penertiban KEGIATAN C04 Rancangan Pedoman Perlindungan PPNS Bidang Tata Ruang

114 RENSTRA () RENSTRA NO. KEGIATAN/OUTPUT/INDIKATOR/AKTIVITAS SATUAN NO. KEGIATAN/OUTPUT SATUAN 2 Kebijakan KEBIJAKAN 2,1 Jumlah Kebijakan Penertiban KEBIJAKAN 1 Penyusunan Rencana dan Program Bidang Penertiban 2 Pengelolaan Data dan Informasi Bidang Penertiban 3 Monitoring dan Evaluasi Kinerja Penertiban KEBIJAKAN KEGIATAN C01 Dokumen Kebijakan dan Strategi Penertiban C02 Dokumen Program Operasional Penertiban C18 Dokumen Kinerja dan Pelaksanaan Anggaran C19 Dokumen Pembinaan SDM C20 Dokumen Peralatan dan Fasilitasi Perkantoran C06 Data Base Pelaksanaan Program Penertiban KEGIATAN C18 Dokumen Kinerja dan Pelaksanaan Anggaran 3 Pelaksanaan Penertiban WASMATLITRIK 3,1 Jumlah Audit dan Inventarisasi Indikasi Pelanggaran Audit dan Inventarisasi Indikasi Pelanggaran LAPORAN HASIL AUDIT 1 Audit Tata Ruang LAPORAN HASIL AUDIT C07 Inventarisasi Indikasi Pelanggaran Wilayah (I) C08 Inventarisasi Indikasi Pelanggaran Wilayah (II) C09 Inventarisasi Indikasi Pelanggaran Wilayah (III) C10 Inventarisasi Indikasi Pelanggaran Wilayah (IV) 2 Inventarisasi Pengelolaan Pengaduan KEGIATAN C05 Data Base Indikasi Pelanggaran 3,2 Jumlah Pulbaket/Penyidikan Indikasi Pelanggaran WASMATLITRIK Pulbaket/Penyidikan Indikasi Pelanggaran 1 Operasional Pengawasan, Pengamatan, Penelitian dan Pemeriksaaan (wasmatlitrik) PPNS Penataan Ruang WASMATLITRIK C07 Inventarisasi Indikasi Pelanggaran Wilayah (I) C08 Inventarisasi Indikasi Pelanggaran Wilayah (II) C09 Inventarisasi Indikasi Pelanggaran Wilayah (III) C10 Inventarisasi Indikasi Pelanggaran Wilayah (IV)

115 RENSTRA () RENSTRA NO. KEGIATAN/OUTPUT/INDIKATOR/AKTIVITAS SATUAN NO. KEGIATAN/OUTPUT SATUAN 3,3 Jumlah Operasionalisasi dan Pembinaan PPNS Penataan Ruang KASUS Operasionalisasi dan Pembinaan PPNS Penataan Ruang 1 Pembinaan Teknis Pelaksanaan Tugas PPNS WILAYAH C16 Dokumen Pembinaan PPNS Penataan Ruang 2 Penegakan Hukum Bidang Penertiban 3 Fasilitasi Penertiban dalam Pengendalian KASUS C16 Dokumen Pembinaan PPNS Penataan Ruang PROVINSI C17 Dokumen Operasionalisasi Pembinaan PPNS C16 Dokumen Pembinaan PPNS Penataan Ruang C11 Pengawasan langsung dan pengelolaan pengaduan Wilayah Sumatera (I) C12 Pengawasan langsung dan pengelolaan pengaduanwilayah Jawa dan Bali (II) C13 Pengawasan langsung dan pengelolaan pengaduanwilayah Kalimantan dan Sulawesi (III) C14 Pengawasan langsung dan pengelolaan pengaduanwilayah Nusa Tenggara, Maluku dan Papua (IV) IV. Pengendalian Pemantauan Pertanahan D. Pengendalian Pemantauan Pertanahan 1 Norma/Sistem/Prosedur/Ketentuan (NSPK) Bidang Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan NSPK 1,1 Jumlah Rancangan NSPK Bidang Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan NSPK 1 Penyusunan Materi Teknis NSPK Bidang Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan NSPK D01 Rancangan NSPK Bidang Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan 2 Penyusunan NSPK Bidang Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan NSPK D01 Rancangan NSPK Bidang Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan 3 Sosialisasi NSPK Bidang Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan KEGIATAN D01 Rancangan NSPK Bidang Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan 2 Rekomendasi Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan 2,1 Jumlah Satker yang dilakukan Perencanaan, Evaluasi Kinerja, dan Pelaporan Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan Satker yang dilakukan Perencanaan, Evaluasi Kinerja, dan Pelaporan Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan 1 Penyusunan Perencanaan Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan 2 Evaluasi Kinerja Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan 3 Penyusunan Laporan Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan REKOMENDASI SATKER SATKER D08 Dokumen Kinerja dan Pelaksanaan Anggaran D10 Dokumen Peralatan dan Fasilitasi Perkantoran KEGIATAN D08 Dokumen Kinerja dan Pelaksanaan Anggaran KEGIATAN

116 RENSTRA () RENSTRA NO. KEGIATAN/OUTPUT/INDIKATOR/AKTIVITAS SATUAN NO. KEGIATAN/OUTPUT SATUAN 2,2 Jumlah satker yang mendapatkan Pembinaan Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan SATKER Pembinaan Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan 1 Pembinaan Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan 2 Konsultasi Teknis Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan 3 Bimbingan Teknis Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan 4 Peningkatan Kapasitas SDM Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan 2,3 Jumlah Rekomendasi Pengendalian Penerapan Kebijakan dan Program Pertanahan Rekomendasi Pengendalian Penerapan Kebijakan dan Program Pertanahan 1 Persiapan Penyusunan Rekomendasi Pengendalian Penerapan Kebijakan dan Program Pertanahan 2 Monitoring dan Evaluasi Pengendalian Penerapan Kebijakan dan Program Pertanahan 3 Penyusunan Rekomendasi Pengendalian Penerapan Kebijakan dan Program Pertanahan 4 Pelaporan Hasil Penyusunan Rekomendasi Pengendalian Penerapan Kebijakan dan Program Pertanahan 2,4 Jumlah Rekomendasi Pemenuhan Hak dan Kewajiban Pemegang Hak Atas Tanah dan Dasar Penguasaan Atas Tanah Pertanian Rekomendasi Pemenuhan Hak dan Kewajiban Pemegang Hak Atas Tanah dan Dasar Penguasaan Atas Tanah Pertanian 1 Persiapan Penyusunan Rekomendasi Pemenuhan Hak dan Kewajiban Pemegang Hak Atas Tanah dan Dasar Penguasaan Atas Tanah Pertanian SATKER SATKER SATKER D02 Dokumen Pembinaan Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan D03 Dokumen Bimbingan Teknis Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan SATKER D09 Dokumen Pembinaan SDM REKOMENDASI KEGIATAN KEGIATAN REKOMENDASI KEGIATAN REKOMENDASI KEGIATAN D04 Dokumen Monitoring dan Evaluasi Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan D06 Rekomendasi Pemenuhan Hak dan Kewajiban Pemegang Hak Atas Tanah dan Dasar Penguasaan Atas Tanah Pertanian 2 Monitoring dan Evaluasi Tanah Pertanian KEGIATAN D04 Dokumen Monitoring dan Evaluasi Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan 3 Penyusunan Rekomendasi Pemenuhan Hak dan Kewajiban Pemegang Hak Atas Tanah dan Dasar Penguasaan Atas Tanah Pertanian 4 Pelaporan Hasil Penyusunan Rekomendasi Pemenuhan Hak dan Kewajiban Pemegang Hak Atas Tanah dan Dasar Penguasaan Atas Tanah Pertanian REKOMENDASI KEGIATAN D06 Rekomendasi Pemenuhan Hak dan Kewajiban Pemegang Hak Atas Tanah dan Dasar Penguasaan Atas Tanah Pertanian

117 RENSTRA () RENSTRA NO. KEGIATAN/OUTPUT/INDIKATOR/AKTIVITAS SATUAN NO. KEGIATAN/OUTPUT SATUAN 2,5 Jumlah Rekomendasi Pemenuhan Hak dan Kewajiban Pemegang Hak Atas Tanah dan Dasar Penguasaan Atas Tanah Non Pertanian REKOMENDASI Rekomendasi Pemenuhan Hak dan Kewajiban Pemegang Hak Atas Tanah dan Dasar Penguasaan Atas Tanah Non Pertanian 1 Persiapan Penyusunan Rekomendasi Pemenuhan Hak dan Kewajiban Pemegang Hak Atas Tanah dan Dasar Penguasaan Atas Tanah Non Pertanian KEGIATAN D07 Rekomendasi Pemenuhan Hak dan Kewajiban Pemegang Hak Atas Tanah dan Dasar Penguasaan Atas Tanah Non Pertanian 2 Monitoring dan Evaluasi Tanah Non Pertanian KEGIATAN D04 Dokumen Monitoring dan Evaluasi Pengendalian dan Pemantauan Pertanahan 3 Penyusunan Rekomendasi Pemenuhan Hak dan Kewajiban Pemegang Hak Atas Tanah dan Dasar Penguasaan Atas Tanah Non Pertanian REKOMENDASI D07 Rekomendasi Pemenuhan Hak dan Kewajiban Pemegang Hak Atas Tanah dan Dasar Penguasaan Atas Tanah Non Pertanian 4 Pelaporan Hasil Penyusunan Rekomendasi Pemenuhan Hak dan Kewajiban Pemegang Hak Atas Tanah dan Dasar Penguasaan Atas Tanah Non Pertanian KEGIATAN 2,6 Jumlah Data Tanah Pertanian dan Tanah Non Pertanian DATA Data Tanah Pertanian dan Tanah Non Pertanian 1 Pemutakhiran Basis Data Tanah Pertanian dan Non Pertanian DATA D05 Dokumen Data Tanah Pertanian dan Tanah Non Pertanian V. Penertiban Pendayagunaan Tanah Terlantar E. Penertiban Pendayagunaan Tanah Terlantar 1 Norma/Sistem/Prosedur/Ketentuan (NSPK) Bidang Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar 1,1 Jumlah Norma/Sistem/Prosedur/ Ketentuan (NSPK) Bidang Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar 1 Pengumpulan Masukan dan Inventarisasi Masalah NSPK NSPK KEGIATAN E01 Rancangan NSPK Bidang Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar 2 Penyusunan Rancangan Peraturan NSPK E01 Rancangan NSPK Bidang Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar 3 Sosialisasi Peraturan KEGIATAN E01 Rancangan NSPK Bidang Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar

118 RENSTRA () RENSTRA NO. KEGIATAN/OUTPUT/INDIKATOR/AKTIVITAS SATUAN NO. KEGIATAN/OUTPUT SATUAN 2 Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar REKOMENDASI 2,1 Jumlah satker yang mendapatkan Pembinaan Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar Pembinaan Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar 1 Pembinaan Teknis Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar 2 Pendampingan Teknis Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar 3 Konsultasi Teknis Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar 4 Peningkatan Kualitas SDM Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar SATKER SATKER SATKER SATKER SATKER E02 Dokumen Pembinaan Bidang Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar E03 Dokumen Pendampingan Bidang Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar E04 Dokumen Evaluasi dan Pelaporan Bidang Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar SATKER E08 Dokumen Pembinaan SDM 2,2 Jumlah Rekomendasi Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar Rekomendasi Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar 1 Penyusunan Rekomendasi Potensi Tanah Terlantar 2 Penyusunan Rekomendasi Penertiban Tanah Terlantar 3 Penyusunan Rekomendasi Pendayagunaan Tanah Terlantar 4 Pengolahan Data Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar 5 Evaluasi dan Laporan Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar 6 Pengarsipan Data Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar REKOMENDASI REKOMENDASI REKOMENDASI REKOMENDASI REKOMENDASI E06 Rekomendasi Penetapan Tanah Terlantar dan Peruntukan Tanah cadangan umum Negara E06 Rekomendasi Penetapan Tanah Terlantar dan Peruntukan Tanah cadangan umum Negara E06 Rekomendasi Penetapan Tanah Terlantar dan Peruntukan Tanah cadangan umum Negara KEGIATAN E05 Data Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar KEGIATAN E07 Dokumen Kinerja dan Pelaksanaan Anggaran KEGIATAN E05 Data Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar

119

Bahan Paparan MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/KEPALA BPN

Bahan Paparan MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/KEPALA BPN Bahan Paparan MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/KEPALA BPN Dalam Acara Rapat Kerja Nasional Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional Tahun 2015 Jakarta, 5 November 2015 INTEGRASI TATA RUANG DAN NAWACITA meningkatkan

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa ruang wilayah Negara Kesatuan Republik

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa ruang wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa ruang wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. 2. Tertib Pemanfaatan Hak Atas Tanah dan Pendayagunaan Tanah Negara Bekas Tanah Terlantar.

BAB 1. PENDAHULUAN. 2. Tertib Pemanfaatan Hak Atas Tanah dan Pendayagunaan Tanah Negara Bekas Tanah Terlantar. BAB 1. PENDAHULUAN Sesuai dengan Surat Edaran Menteri Agraria dan Tata Nomor 15/SE/IX/2015 tentang pedoman penyusunan perjanjian kinerja dan laporan kinerja dijelaskan bahwa perjanjian kinerja (PK) merupakan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa ruang wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 42 2012 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 42 TAHUN 2012 TENTANG BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BEKASI, Menimbang

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Program dan Kegiatan

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Program dan Kegiatan BAB 1. PENDAHULUAN Dalam Surat Edaran Menteri Agraria dan Tata Nomor 15/SE/IX/2015 tentang pedoman penyusunan perjanjian kinerja dan laporan kinerja dijelaskan bahwa perjanjian kinerja (PK) merupakan dokumen

Lebih terperinci

PENATAAN RUANG KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (BAPPENAS)

PENATAAN RUANG KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (BAPPENAS) SERI REGIONAL DEVELOPMENT ISSUES AND POLICIES (14) PENATAAN RUANG KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (BAPPENAS) November 2011 1 KATA PENGANTAR Buklet nomor

Lebih terperinci

PAPARAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS

PAPARAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS PAPARAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS SESI PANEL MENTERI - RAKERNAS BKPRN TAHUN 2015 KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL Jakarta, 5 November 2015 DAFTAR ISI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Strategis

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Strategis BAB 1 PENDAHULUAN Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH PROVINSI, KABUPATEN, DAN KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

BAB II PENATAAN RUANG DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 26 TAHUN A. Definisi Penataan Ruang dalam Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007

BAB II PENATAAN RUANG DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 26 TAHUN A. Definisi Penataan Ruang dalam Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 18 BAB II PENATAAN RUANG DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 26 TAHUN 2007 A. Definisi Penataan Ruang dalam Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 Dengan diundangkannya UUPA itu, berarti sejak saat itu telah memiliki

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI TRIWULAN 3 1

BAB 1 PENDAHULUAN LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI TRIWULAN 3 1 BAB 1 PENDAHULUAN Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO SALINAN PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUKOMUKO,

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG Oleh : Ir. Bahal Edison Naiborhu, MT. Direktur Penataan Ruang Daerah Wilayah II Jakarta, 14 November 2013 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG Pendahuluan Outline Permasalahan

Lebih terperinci

KETERKAITAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN PENATAAN RUANG Oleh : Deddy Koespramoedyo, MSc. Direktur Tata Ruang dan Pertanahan, Bappenas

KETERKAITAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN PENATAAN RUANG Oleh : Deddy Koespramoedyo, MSc. Direktur Tata Ruang dan Pertanahan, Bappenas KETERKAITAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN PENATAAN RUANG Oleh : Deddy Koespramoedyo, MSc. Direktur Tata Ruang dan Pertanahan, Bappenas I. Pendahuluan UU No. 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, 1 RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pemanfaatan ruang wilayah nasional

Lebih terperinci

PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG:

PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG: MATERI 1. Pengertian tata ruang 2. Latar belakang penataan ruang 3. Definisi dan Tujuan penataan ruang 4. Substansi UU PenataanRuang 5. Dasar Kebijakan penataan ruang 6. Hal hal pokok yang diatur dalam

Lebih terperinci

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan Kinerja Ditjen dan Penguasaan Tanah Tahun merupakan media untuk mempertanggungjawabkan capaian kinerja Direktorat Jenderal selama tahun, dalam melaksanakan

Lebih terperinci

kata pengantar Jakarta, 24 Januari 2017 Direktur Jenderal Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan Tanah Erna M. Mochtar, S.H., M.Si.

kata pengantar Jakarta, 24 Januari 2017 Direktur Jenderal Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan Tanah Erna M. Mochtar, S.H., M.Si. LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN P E M A N FA ATA N R U A N G D A N P E N G U A S A A N TA N A H 2016 kata pengantar DIREKTUR JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 11 /PRT/M/2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 11 /PRT/M/2009 TENTANG MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 11 /PRT/M/2009 TENTANG PEDOMAN PERSETUJUAN SUBSTANSI DALAM PENETAPAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA TATA RUANG

Lebih terperinci

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nom

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nom No.1513, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-ATR/BPN. Audit Tata Ruang. PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tamba

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tamba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.966, 2017 KEMEN-ATR/BPN. Penetapan Perda tentang RTRWP dan RTRWK. PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 11 /PRT/M/2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 11 /PRT/M/2009 TENTANG MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 11 /PRT/M/2009 TENTANG PEDOMAN PERSETUJUAN SUBSTANSI DALAM PENETAPAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA TATA RUANG

Lebih terperinci

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN PERSETUJUAN SUBSTANSI

Lebih terperinci

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN AUDIT

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

BAHAN INFORMASI RENCANA TATA RUANG SEBAGAI MATRA SPASIAL PENGEMBANGAN WILAYAH DAN ISU-ISU STRATEGIS PENATAAN RUANG

BAHAN INFORMASI RENCANA TATA RUANG SEBAGAI MATRA SPASIAL PENGEMBANGAN WILAYAH DAN ISU-ISU STRATEGIS PENATAAN RUANG RENCANA TATA RUANG SEBAGAI MATRA SPASIAL PENGEMBANGAN WILAYAH DAN ISU-ISU STRATEGIS PENATAAN RUANG BAHAN INFORMASI MENTERI PEKERJAAN UMUM PADA RAKERNAS BKPRN Jakarta, 7 November 2013 KEMENTERIAN PEKERJAAN

Lebih terperinci

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN BIDANG PERTANAHAN TAHUN

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN BIDANG PERTANAHAN TAHUN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN BIDANG PERTANAHAN TAHUN 2015-2019 DEPUTI MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS BIDANG PENGEMBANGAN REGIONAL DAN OTONOMI DAERAH Jakarta, 21 November 2013 Kerangka Paparan 1. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

KAIDAH PERUMUSAN KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

KAIDAH PERUMUSAN KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KAIDAH PERUMUSAN KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Disampaikan dalam acara: Workshop Perencanaan Pembangunan Daerah Metro Lampung, 30-31 Oktober 2017 Digunakan dalam perumusan: Rancangan awal RPJPD

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

Disampaikan oleh: DR. Dadang Rukmana

Disampaikan oleh: DR. Dadang Rukmana Disampaikan oleh: DR. Dadang Rukmana Denpasar, 15 Desember 2010 2 P E R M A S A L A H A N A. PERKOTAAN (URBAN) Kemacetan Sumber: http://beworosidarkas ih.wordpress.com/2010/06/29/beberapaide-untuk -mengatas

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.101 2016 KESRA. Perumahan. Kawasan Pemukiman. Penyelenggaraan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5883) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. KLHS Raperda RTR Kawasan Strategis Pantai Utara Jakarta 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. KLHS Raperda RTR Kawasan Strategis Pantai Utara Jakarta 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kawasan Pantai Utara Jakarta ditetapkan sebagai kawasan strategis Provinsi DKI Jakarta. Areal sepanjang pantai sekitar 32 km tersebut merupakan pintu gerbang dari

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH TAHUN 2005-2025

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH TAHUN 2005-2025 PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH TAHUN 2005-2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS

Lebih terperinci

*14730 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 7 TAHUN 2004 (7/2004) TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

*14730 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 7 TAHUN 2004 (7/2004) TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Copyright (C) 2000 BPHN UU 7/2004, SUMBER DAYA AIR *14730 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 7 TAHUN 2004 (7/2004) TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2016-2021 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2016-2021 BAB 1. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tamb

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tamb BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1184, 2017 KEMEN-ATR/BPN. Pedoman Pemantauan dan Evaluasi Pemanfaatan Ruang. PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN TAHUN

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN TAHUN PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN TAHUN 2009-2028 I. UMUM 1. Ruang wilayah Kabupaten Pacitan, baik sebagai kesatuan

Lebih terperinci

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 87 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH KOTA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2013-2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2012 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2012 TENTANG SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH PROVINSI

Lebih terperinci

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PEMANTAUAN

Lebih terperinci

Program Strategis Pengendalian Pemanfaatan Ruang. sebagai supporting system Monitoring dan Evaluasi

Program Strategis Pengendalian Pemanfaatan Ruang. sebagai supporting system Monitoring dan Evaluasi Program Strategis Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan Tanah serta Peranan SKMPP ATR sebagai supporting system Monitoring dan Evaluasi Oleh: Ir. Raden M. Adi Darmawan, M.Eng.Sc Plt. Direktur Penertiban

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SUNGAI DAN DRAINASE

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SUNGAI DAN DRAINASE LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR : 03 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SUNGAI DAN DRAINASE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG,

Lebih terperinci

K E M E N T E R I A N P E K E R J A A N U M U M D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E N A T A A N R U A N G

K E M E N T E R I A N P E K E R J A A N U M U M D I R E K T O R A T J E N D E R A L P E N A T A A N R U A N G DENGAN UNDANG-UNDANG PENATAAN RUANG MENUJU RUANG NUSANTARA YANG AMAN, NYAMAN, PRODUKTIF, DAN BERKELANJUTAN Sosialisasi Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang Medan, 10 Mei 2010 K E M E

Lebih terperinci

LAKIP 2011 Direktorat Jenderal Penataan Ruang PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II

LAKIP 2011 Direktorat Jenderal Penataan Ruang PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 25 2.1 RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG D alam lingkup pembangunan nasional, Undang-Undang Nomor 25 tahun

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sumber daya air merupakan karunia Tuhan

Lebih terperinci

PENDEKATAN ASPEK LINGKUNGAN DALAM KEBIJAKAN PENATAAN RUANG NASIONAL

PENDEKATAN ASPEK LINGKUNGAN DALAM KEBIJAKAN PENATAAN RUANG NASIONAL PENDEKATAN ASPEK LINGKUNGAN DALAM KEBIJAKAN PENATAAN RUANG NASIONAL Ir. Iman Soedradjat, MPM DIREKTUR PENATAAN RUANG NASIONAL disampaikan pada acara: SEMINAR NASIONAL PERTIMBANGAN LINGKUNGAN DALAM PENATAAN

Lebih terperinci

Penataan Ruang dalam Rangka Mengoptimalkan Pemanfaatan Ruang di Kawasan Hutan

Penataan Ruang dalam Rangka Mengoptimalkan Pemanfaatan Ruang di Kawasan Hutan Penataan Ruang dalam Rangka Mengoptimalkan Pemanfaatan Ruang di Kawasan Hutan Disampaikan oleh: Direktur Jenderal Penataan Ruang Komisi Pemberantasan Korupsi - Jakarta, 13 Desember 2012 Outline I. Isu

Lebih terperinci

2018, No Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

2018, No Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu No.89, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-LHK. Pelaksanaan KLHS. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.69/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2017 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.42/Menhut-II/2010 TENTANG SISTEM PERENCANAAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.42/Menhut-II/2010 TENTANG SISTEM PERENCANAAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.42/Menhut-II/2010 TENTANG SISTEM PERENCANAAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: a. bahwa sumber daya air merupakan karunia Tuhan Yang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa sumber daya air merupakan karunia Tuhan Yang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: a. bahwa sumber daya air merupakan karunia Tuhan Yang

Lebih terperinci

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENINJAUAN

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tamba

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tamba No.661, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-ATR/BPN. Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang Wilayah. PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2017

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa sumber daya air merupakan karunia Tuhan Yang

Lebih terperinci

MATERI TEKNIS RTRW PROVINSI JAWA BARAT

MATERI TEKNIS RTRW PROVINSI JAWA BARAT BAB VIII KELEMBAGAAN DAN PERAN MASYARAKAT 8.1 KELEMBAGAAN Lembaga penataan ruang memegang peran krusial dalam proses penyelenggaraan penataan ruang. Proses penyelenggaraan penataan ruang memerlukan lembaga

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2016-2035 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa sumber daya air merupakan karunia Tuhan Yang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sumber daya air merupakan karunia Tuhan Yang

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.228, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LINGKUNGAN HIDUP. Strategis. Penyelenggaraan. Tata Cara. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5941) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL. Dr. Ir. Oswar Mungkasa, MURP Direktur Tata Ruang dan Pertanahan

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL. Dr. Ir. Oswar Mungkasa, MURP Direktur Tata Ruang dan Pertanahan KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL Dr. Ir. Oswar Mungkasa, MURP Direktur Tata Ruang dan Pertanahan Disampaikan pada Rakor BKPRD Provinsi Jawa Tengah Tahun

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1490, 2014 KEMENPERA. Perumahan. Kawasan Pemukiman. Daerah. Pembangunan. Pengembangan. Rencana. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 116 TAHUN 2017 TENTANG KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENINJAUAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DENGAN

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor tidak terlepas

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 50 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 50 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 50 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menserasikan

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Bina Marga Kabupaten Grobogan. Permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa sumber daya air merupakan karunia Tuhan Yang

Lebih terperinci

FUNGSI TANAH DALAM PERSPEKTIF HUKUM TANAH NASIONAL (ASPEK PENGADAAN TANAH UNTUK PEMBANGUNAN)

FUNGSI TANAH DALAM PERSPEKTIF HUKUM TANAH NASIONAL (ASPEK PENGADAAN TANAH UNTUK PEMBANGUNAN) FUNGSI TANAH DALAM PERSPEKTIF HUKUM TANAH NASIONAL (ASPEK PENGADAAN TANAH UNTUK PEMBANGUNAN) Pengaturan mengenai Perencanaan,persediaan, peruntukkan dan penggunaan tanah Penjelasan Pasal 14-UUPA Pasal

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA DINAS PENATAAN RUANG DAN PERMUKIMAN Jl. Willem Iskandar No. 9 Telepon : (061) M E D A N

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA DINAS PENATAAN RUANG DAN PERMUKIMAN Jl. Willem Iskandar No. 9 Telepon : (061) M E D A N PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA DINAS PENATAAN RUANG DAN PERMUKIMAN Jl. Willem Iskandar No. 9 Telepon : (061) 6619431 6623480 M E D A N - 20222 PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 50 TAHUN 2009 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. prasarana penunjang kehidupan manusia yang semakin meningkat. Tolak ukur kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. prasarana penunjang kehidupan manusia yang semakin meningkat. Tolak ukur kemajuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan zaman serta pertumbuhan laju penduduk mendorong terjadinya pembangunan yang sangat pesat, baik pemabangunan yang ada di daerah maupun pembangunan

Lebih terperinci

PERTANAHAN KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (BAPPENAS)

PERTANAHAN KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (BAPPENAS) SERI REGIONAL DEVELOPMENT ISSUES AND POLICIES (15) PERTANAHAN KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (BAPPENAS) 11 November 2011 1 KATA PENGANTAR Buklet nomor

Lebih terperinci

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan Kinerja Ditjen Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan Tanah merupakan laporan yang disusun untuk menyajikan informasi capaian kinerja unit organisasi

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TAHUN 2013-2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, No.1312, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDAGRI. Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Raperda tentang RPJP Daerah dan RPJM Daerah serta Perubahan RPJP

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG RUMAH SUSUN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG RUMAH SUSUN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG RUMAH SUSUN Disebarluaskan Oleh: KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL PENYEDIAAN PERUMAHAN DIREKTORAT PERENCANAAN

Lebih terperinci

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nom

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nom BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1873, 2016 KEMEN-ATR/BPN. RTRW. KSP. KSK. Penyusunan. Pedoman. PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN 2010-2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIJUNJUNG, Menimbang

Lebih terperinci

IMPLIKASI PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 26 TAHUN 2007 TERHADAP PERAN PERENCANA DAN ASOSIASI PROFESI PERENCANA

IMPLIKASI PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 26 TAHUN 2007 TERHADAP PERAN PERENCANA DAN ASOSIASI PROFESI PERENCANA IMPLIKASI PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 26 TAHUN 2007 TERHADAP PERAN PERENCANA DAN ASOSIASI PROFESI PERENCANA Oleh: Ir. Imam S. Ernawi, MCM, M.Sc. Direktur Jenderal Penataan Ruang, Dep. Pekerjaan Umum

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

PENANGANAN KASUS PELANGGARAN PEMANFAATAN RUANG (DALAM RANGKA WORKSHOP DAN STUDI KASUS PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG)

PENANGANAN KASUS PELANGGARAN PEMANFAATAN RUANG (DALAM RANGKA WORKSHOP DAN STUDI KASUS PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG) PENANGANAN KASUS PELANGGARAN PEMANFAATAN RUANG (DALAM RANGKA WORKSHOP DAN STUDI KASUS PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG) PENANGANAN KASUS PELANGGARAN PEMANFAATAN RUANG (Dalam Rangka Workshop dan Studi Kasus

Lebih terperinci

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN INOVASI DAN DAYA SAING DAERAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAH DAERAH

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN INOVASI DAN DAYA SAING DAERAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAH DAERAH PEMBINAAN DAN PENGAWASAN INOVASI DAN DAYA SAING DAERAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAH DAERAH Drs. Eduard Sigalingging, M.Si Direktur Sinkronisasi Urusan Pemerintahan Daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan proses perubahan kearah yang lebih baik, mencakup seluruh dimensi kehidupan masyarakat suatu daerah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

DRAFT PEDOMAN RENCANA KAWASAN TRANSMIGRASI

DRAFT PEDOMAN RENCANA KAWASAN TRANSMIGRASI DRAFT PEDOMAN RENCANA KAWASAN TRANSMIGRASI WORKSHOP PERENCANAAN PEMBANGUNAN KAWASAN TRANSMIGRASI Integrasi Perencanaan Kawasan Transmigrasi dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kamis, 14 November 2013 Page

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD 3.1.1 Permasalahan Infrastruktur Jalan dan Sumber Daya Air Beberapa permasalahan

Lebih terperinci

ARAH KEBIJAKAN DAN ISU STRATEGIS NASIONAL

ARAH KEBIJAKAN DAN ISU STRATEGIS NASIONAL ARAH KEBIJAKAN DAN ISU STRATEGIS NASIONAL 2015-2019 Oleh Oswar Mungkasa Direktur Tata Ruang dan Pertanahan Disampaikan dalam Rapat Koordinasi dan Sinkronisasi Perencanaan Daerah dan Isu Strategis Tahun

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN AIR PERMUKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN AIR PERMUKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT, PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN AIR PERMUKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT, Menimbang : a. bahwa air permukaan mempunyai peran

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013

EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 BAB 2 EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 Evaluasi Pelaksanaan Renja Tahun 2013 2.1 BAB 2 EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 2.1. EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 DAN CAPAIAN RENSTRA SAMPAI DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2016-2021 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA, CIPTA KARYA DAN TATA RUANG KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2013-2015 Disusun oleh: Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga, Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) KABUPATEN ACEH SELATAN TAHUN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) KABUPATEN ACEH SELATAN TAHUN BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN ACEH SELATAN NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KABUPATEN ACEH SELATAN TAHUN 2013-2018 1.1. Latar Belakang Lahirnya Undang-undang

Lebih terperinci