Pedoman Pemendetaan Di GKSBS. Diterbitkan Oleh: Majelis Pekerja Sinode GKSBS Jl. Yos Sudarso 15 Polos METRO - LAMPUNG. Pedoman Pemendetaan Di GKSBS 1

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pedoman Pemendetaan Di GKSBS. Diterbitkan Oleh: Majelis Pekerja Sinode GKSBS Jl. Yos Sudarso 15 Polos METRO - LAMPUNG. Pedoman Pemendetaan Di GKSBS 1"

Transkripsi

1 Pedoman Pemendetaan Di GKSBS Diterbitkan Oleh: Majelis Pekerja Sinode GKSBS Jl. Yos Sudarso 15 Polos METRO - LAMPUNG Pedoman Pemendetaan Di GKSBS 1

2 REKRUTMEN BAKAL CALON PENDETA 1. Pendaftaran Bakal Calon a. Lulusan Sekolah Teologi yang menginginkan melayani di lingkungan GKSBS diwajibkan mendaftarkan diri (melamar) kepada MPS GKSBS yang beralamat di kantor Sinode GKSBS, Jl. Yos Sudarso 15 polos, Metro 34111, atau b. Jemaat GKSBS yang memiliki bakal calon pendeta, wajib mendaftarkan bakal calon pendetanya kepada MPS sesuai dengan ketentuan yang berlaku, disertai dengan catatan-catatan mengenai sampai dimana proses pendekatan terhadap calon tersebut. 2. Syarat Bakal Calon Pendeta: a. Lulusan Sekolah Teologia yang didukung oleh sinode GKSBS b. Lulusan Sekolah Teologia yang tidak didukung oleh GKSBS, wajib mengikuti program aplikasi yang diselenggarakan oleh GKSBS. c. Sekolah Teologi yang direkomendasikan oleh GKSBS. 3. Lamaran dilampiri dengan: a. Daftar Riwayat hidup b. Foto copy ijasah pendidikan teologia c. Judul skripsi/tesis d. Keterangan tidak berhalangan menerima sakramen dari majelis jemaat e. Bagi yang sudah menikah, melampirkan foto copy surat nikah. f. Bersedia mengikuti tes kesehatan di RS Mardiwaluyo. 4. Secara periodik (enam bulan sekali) MPS melakukan seleksi terhadap para pelamar. Seleksi dilakukan oleh tim yang ditunjuk oleh keputusan rapat MPS GKSBS. Seleksi yang dimaksud meliputi: a. Seleksi administrasi (dokumen data pelamar) b. Wawancara/percakapan meliputi motivasi dan kesungguhan menjadi pendeta, gambaran umum (peta) jemaat-jemaat se sinode GKSBS, kekhasan ajaran dan tata gereja, potensi/talenta yang dimiliki, bahasa yang dikuasai. c. Psikotest (tes psikologi) 5. MPS menginformasikan daftar bakal calon pendeta yang lulus seleksi kepada jemaat-jemaat seluruh GKSBS, meliputi nama, umur, status perkawinan, jenis kelamin, suku, kemampuan bahasa, ketrampilan yang dimiliki, latar belakang teologi dan tahun lulus serta pengalaman kerja/pelayanan, 6. Bakal calon yang telah lulus seleksi, tetapi memilih untuk melayani atau bekerja di tempat lain, dinyatakan gugur dari daftar bakal calon pendeta GKSBS. 7. Bakal calon yang telah dipanggil untuk orientasi di sebuah jemaat, tetapi sebelum evaluasi telah mengundurkan diri, tidak diperkenankan untuk dipanggil lagi menjadi pdt di GKSBS dan namanya dihapus dari daftar bakal calon. Catatan: MPS membuat surat pemberitahuan kepada jemaat-jemaat tentang Sekolah Teologi yang didukung dan yang direkomendasikan oleh GKSBS. Pedoman Pemendetaan Di GKSBS 2

3 PERSIAPAN PEMANGGILAN BAKAL CALON PENDETA Persiapan Umum 1. Ketika ada keinginan untuk memanggil pendeta, Majelis Jemaat perlu mencermati bagian rekrutmen bakal calon pendeta. 2. Majelis Jemaat dapat membentuk Panitia Pemanggilan Pendeta untuk tugas mengadakan sarana dan prasarana kebutuhan pendeta. Misalnya, pastori, kendaraan bermotor, kebaktian pentahbisan, pengadaan toga, jas, dsb. Panitia yang terbentuk harus diberi SK Majelis Jemaat, disertai penjelasan uraian tugas, hak dan wewenang serta kewajiban panitia serta batas waktu kerja. Supaya tidak terjadi tumpang tindih kewenangan, maka hal ikwal yang berkaitan langsung dengan proses pemanggilan pendeta ditangani langsung oleh majelis jemaat (bukan oleh panitia) 3. Jika jemaat sudah memahami rencana pemanggilan pendeta dengan segala konsekuensinya, proses pemanggilan dapat dilaksanakan dengan menggunakan pedoman pemendetaan yang berlaku di GKSBS. 4. Kelulusan seorang bakal calon pendeta dalam menjalani masa orientasi dan ujian peremtoar dilakukan oleh Majelis Jemaat dalam persidangan Majelis jemaat. Jemaat Seperti Apa Yang Dapat Memanggil Pendeta 1. Gereja pemanggil haruslah gereja dewasa (yang telah didewasakan) 2. Telah terlibat dalam kebersamaan se klasis, maupun sinode. 3. Mendapatkan dukungan dari gereja-gereja dalam klasisnya. 4. Memiliki program pemanggilan pendeta 5. Memiliki sarana penunjang pelayanan pendeta, seperti pastori dan kendaraan bermotor. ORIENTASI Pengertian Orientasi adalah sebuah kegiatan saling mengenal antara bakal calon pendeta dengan jemaat, dalam rangka: 1. Calon mengenal dengan baik dan benar kondisi jemaat secara utuh dan masyarakat sekitar. 2. Jemaat mengetahui kesungguhan niat serta kemampuan dasar bakal calon pendeta meliputi kepribadian (karakter), spiritualitas. integritas, sebagai hermeneut dan artikulator (sebagai nabi), kemampuan memimpin dan managerial. Orientasi wajib dijalani oleh semua bakal calon pendeta GKSBS, baik yang sudah berjabatan pendeta maupun yang belum berjabatan pendeta. Proses orientasi 1. Perkenalan. A. Majelis jemaat membuat acara pertemuan yang terjadwal, meliputi : Pertemuan dengan Majelis Jemaat Pertemuan dengan komisi-komisi Pertemuan dengan jemaat di kelompok-kelompok Pedoman Pemendetaan Di GKSBS 3

4 B. Atas inisiatif sendiri bakal calon melakukan perkunjungan kepada warga jemaat dengan sepengetahuan Majelis Jemaat. (jadwal dibuat oleh calon). C. Majelis Jemaat memperkenalkan bakal calon kepada aparat pemerintah, tokoh-tokoh masyarakat serta masyarakat sekitar. 2. Penugasan-penugasan meliputi: a. Memimpin kebaktian-kebaktian, PA, katekisasi, Sekolah Minggu, dan kebaktian-kebaktian lain yang diadakan gereja. b. Membuat laporan atas kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan dan refleksi atas situasi jemaat dan masyarakat yang ada di sekitar jemaat tersebut. 3. Pendampingan. Selama proses orientasi, harus ada Majelis Jemaat yang mendampingi calon untuk memberi masukan dan pertimbangan. 4. Lamanya orientasi untuk calon pendeta adalah 3 (tiga) bulan. 5. Lamanya orientasi untuk calon yang sudah berjabatan pendeta adalah 1 (satu) bulan. 6. Evaluasi. No YANG DINILAI INDIKATOR ALAT BUKTI 1. Ke-sungguh-an minat Kesungguhan minat baik dapabila BCP memanfaatkan waktu dengan sebaikbaiknya untuk mengenal jemaat secara keseluruhan meliputi: data warga, administrasi gereja, peta pelayanan dan keterlibatan pelayanan dan mampu merefleksikan pengenalannya akan jemaat. 2. Spirituali-tas Spiritualitas baik apabila BCP tekun dalam ibadah pribadi, terbuka, kepekaan terhadap kebutuhan orang lain, kerendahan hati dan kesabaran. 3. Integritas Integritas baik apabila BCP memiliki sadar diri akan posisi, sikap yang jelas dan tegas serta konsekuen. 4. Kemampuan mana-gerial 5. Potensi Hermeneut Kemampuan managerial baik apabila BCP memiliki potensi untuk: 1. menyampaikan gagasan dan mempengaruhi orang lain 2. mengambil keputusan dengan benar, tepat dan cepat. 3. mengelola karunia yang dimiliki (waktu, uang, intelektual, tenaga, relasi, dll.) 4. membuat perencanaan Memiliki potensi keberanian untuk menyampaikan suara kenabian di tengah jemaat dan masyarakat. 6. Potensi artikulator Memiliki potensi keberanian untuk menyampaikan suara (aspirasi) kaum tertindas. Dokumen laporan kegiatan BCP Dokumen tulisan refleksi BCP Praksis calon selama orientasi PE-NILAI Majelis Jemaat NILAI (B, C, K) Keterangan: B = Baik, C = Cukup, K = Kurang Pedoman Pemendetaan Di GKSBS 4

5 PEMBIMBINGAN Pengertian Pembimbingan adalah kegiatan yang dijalani oleh calon pendeta di dampingi oleh tim pembimbing (yang ditetapkan oleh MPS) dalam rangka membekali calon dalam membangun diri dan kepribadian, kemamppuan dasar kependetaan dan pemahaman mengenai GKSBS. Yang hendak dicapai dalam pembimbingan adalah: 1. Calon pendeta menghayati panggilannya sebagai hamba Allah yang setia dan mencintai kehidupan kependetaannya. 2. Calon pendeta menghayati nilai-nilai utama yang berakar dalam kehidupan GKSBS, yaitu tangguh, nrimo, solider, memiliki keteladanan, berfikir dan bertindak inklusif. 3. Calon pendeta menjadi pribadi yang memiliki visi dan sadar akan visinya (hidup di dalam visi tersebut). 4. Calon pendeta mampu mengembangkan pola kerjasama dalam komunitasnya. Bersifat kooperatif dan inklusif. 5. calon pendeta berani mengambil keputusan dan mempertanggungjawabkan keputusan yang diambilnya. Tugas Pembimbing 1. bersama-sama calon pendeta yang dibimbing menetapkan jadual pembimbingan 2. menjadi nara sumber bagi calon pendeta yang dibimbing 3. memberikan masukan dan pandangan kritis kepada calon pendeta yang meliputi metode berfikir, materi bimbingan dan tehnis penulisan 4. Memberikan rekomendasi tentang kelayakan calon yang akan diuji. 5. menguji dan memberikan penilaian. 6. melaporkan secara tertulis hasil pembimbingannya kepada MPS GKSBS Prosedur Pembimbingan 1. Jika calon menyatakan bersedia untuk melanjutkan ke tahap pembimbingan, majelis jemaat mengajukan permohonan pembimbingan kepada MPS. 2. MPS GKSBS menugasi Tim Pembimbing untuk melaksanakan pembimbingan. 3. Lamanya pembimbingan adalah 6 bulan. Materi Pembimbingan 1. Kependetaan a. Kemampuan Dasar Rohani Kemampuan dasar rohani meliputi spiritualitas dan integritas, dengan mengacu pada peran dan fungsi pendeta sebagai hamba Allah yang setia. b. Kemampuan Dasar Praktis Khotbah. Mampu membuat dan menyampaikan bahan khotbah dengan baik dan benar. Isi khotbah harus sesuai dengan ajaran Alkitab dan ajaran GKSBS, serta dapat membangun jemaat. Penafsirannya harus sesuai dengan konteks. Penyampaian khotbah harus komunikatif dan dapat dimengerti oleh jemaat. Pedoman Pemendetaan Di GKSBS 5

6 Pembangunan Jemaat Memiliki kemampuan managerial; membuat perencanaan, melaksanakan, memonitor dan mengevaluasi serta membuat perencanaan kembali. Kemampuan managerial itu harus tercermin dalam memimpin, mengatur dan memanfaatkan potensi diri, yaitu waktu, tenaga, pikiran, uang dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain. Secara lebih luas, kemampuan itu akan tercermin dalam partisipasi ccalon pendeta dalam proses-proses managemen yang terjadi dalam jemaat. Kepekaan sosial Peka terhadap situasi dan kondisi di sekitarnya, bisa menterjemahkan suara Tuhan kepada semua orang. Untuk itu dibutuhkan kemampuan dan ketrampilan membaca dan menafsirkan Firman Tuhan dengan benar, supaya setiap tindakan yang diambilnya sesuai dengan Firman Tuhan dan membawa damai sejahtera bagi semua orang.. 2. Ke-GKSBS-an a. Ajaran Sebagai gereja reformasi, GKSBS menerima pengajaran reformasi yang tercantum dalam Katekismus Heidelberg. Untuk dapat menjawab kebutuhan saat ini, calon pendeta harus mampu memahami dan menyikapi secara kritis katekismus Heidelberg dalam kaitannya dengan konteks GKSBS. b. Tata Gereja Pembimbingan bidang Tata Gereja GKSBS merupakan upaya agar calon memahami dan mensikapi secara kritis terhadap Tata Gereja GKSBS. c. Sejarah GKSBS Pembimbingan tentang sejarah GKSBS bertujuan untuk menolong calon pendeta memahami sejarah pembentukan GKSBS, baik sebagai sinode maupun sebagai jemaat setempat. 1. Sejarah Sinode GKSBS. Calon menggumuli sejarah sinode GKSBS sebagai usaha untuk mengetahui proses dan kekuatan-kekuatan yang membentuk GKSBS di masa lalu. Dan melihat potensi-potensi apa yang ada untuk dapat dikembangkan di masa yang akan datang. 2. Sejarah gereja setempat. Mempelajari sejarah gereja setempat merupakan uapaya utnuk mengenal lebih dekat keberadaan jemaat, potensi-potensi dan peranannya di tengah masyarakat. Hasil pengamatan yang cermat mengenai jati diri jemaat tersebut memberikan arah dan orientasi bagi jemaat untuk menggereja secara baru. Perubahan-perubahan itu akan menjadikan jemaat lebih bermakna bagi kebersamaan se-gksbs dan masyarakat sekitarnya Pedoman Pemendetaan Di GKSBS 6

7 Indikator Pencapaian Materi NO MATA UJI HAL YANG HENDAK DICAPAI INDIKATOR PENCAPAIAN 1. Kemampuan Dasar Rohani Setia mencintai pekerjaan menghayati nilai-nilai utama GKSBS Memiliki visi dan sadar visi Kerjasama yang kooperatif dan inklusif Berani menghadapi masalah Tekun dalam berdoa 2. Khotbah Memahami homiletika Mampu membuat khotbah sesuai ilmu homiletic Mampu menyampaikan khotbah dengan baik 3. Pembangunaa Memahami Pembangunan n Jemaat Jemaat dan implementasinya: a. pemimpin yang visioner b. pemimpin yang managerial 4. Kepekaan sosial Calon pendeta mempunyai kepekaan terhadap masalahmasalah social: 1. mampu menganalisis realitas social 2. mampu mengaplikasikan Firman Tuhan pada realitas social yang ada di sekitar jemaat. 5. Ajaran Calon mampu memahami dan mensikapi secara kritis Katekismus Heidelberg dalam konteks GKSBS. 6. Tager Talak Memahami secara kritis dan menyikapinya 7. Sejarah GKSBS Calon memahami sejarah pembentukan sinode GKSBS dan GKSBS setempat untuk menemukan potensi dan perannya di masyarakat untuk dikembangkan ke depan Bekerja sesuai jadwal tidak suka mengeluh, memberi contoh nyata, hemat dan sederhana ada program untuk masa depan jemaat Konsultatif koordinatif tidak lari dari masalah dengan segala resikonya. Tekun dalam berdoa Ada naskah khotbah sesuai ilmu homiletic Pendengar/jemaat bisa menangkap maksud khotbah dengan jelas Ada program PJ yang actual dan kontektual Ada program mengatasi masalah social Ada tulisan reflektif kritis terhadap Katekismus Heidelberg dan implementasinya untuk jemaat. Ada tulisan reflektif kritis terhadap TGTL dan implementasinya untuk jemaat. Ada tulisan sejarah jemaat dan refleksinya. Pedoman Pemendetaan Di GKSBS 7

8 UJIAN CALON PENDETA Tujan ujian calon pendeta bukan semata-mata untuk menguji intelektual calon melainkan terutama untuk mengetahui kelayakan calon menjadi pendeta di GKSBS. Penguji Penguji adalah Majelis Jemaat dan Tim Pembimbing. Majelis jemaat seyogyanya menunjuk seorang penguji untuk setiap mata uji. Seorang pembimbing menjadi penguji dan penilai untuk materi yang dibimbingnya. Pelaksanaan Ujian Ujian calon Pendeta dilaksanakan paling lambat 2 (dua) bulan setelah pembimbingan selesai, dengan ketentuan: 1. Tim Pembimbing merekomendasikan kesiapan dan kelayakan calon untuk diuji kepada MPS. 2. Atas kesepakatan bersama, majelis Jemaat dan Tim Pembimbing melaksanakan ujian. 3. Setelah calon pendeta dinyatakan lulus, maka MPS GKSBS menerbitkan surat pengukuhan kelayakan sebagai pendeta GKSBS. Penilaian 1. Penilaian dilakukan dalam sidang tertutup. 2. Sistim penilaian menggunakan angka dan kualitas, yaitu : baik cukup kurang 3. Rumus penilaian: jumlah nilai Nilai Akhir = X 100 skore maksimal Dengan ketentuan 1. Rata-rata nilai untuk mata uji kemampuan dasar rohani minimal 60. bila kurang 60 maka calon tidak lulus. Dan materi berikutnya tidak diujikan. 2. Setelah ujian kemampuan dasar rohani, majelis dan pembimbing mengadakan rapat tertutup untuk penilaian. Jika dinyatakan lulus maka ujian dilanjutkan. 3. Jika terjadi selisih nilai yang besar dari untuk setiap mata uji dari majelis jemaat dan dari Pembimbing maka akan dibicarakan dalam rapat tertutup antara majelis dan pembimbing. 4. Bila nilai akhir kurang dari 55 maka calon dinyatakan tidak lulu. 5. Format Penilaian adalah sebagai berikut: Pedoman Pemendetaan Di GKSBS 8

9 No Mata Uji Majelis Penguji Pembimbing Nilai Rata- Rata 1 Kemampuan dasar rohani (spiritualitas & integritas) 2 Khotbah 3 Pembangunan Jemaat (Kepemimpinan & Managerial) 4 Kepekaan social (hermeneut & Artikulator) 5 Ajaran 6 Tager talak 7 Sejarah gereja Total nilai Urutan mata Ujian 1. Kemampuan dasar rohani (spiritualitas & integritas) 2. Khotbah 3. Pembangunan Jemaat (Kepemimpinan & Managerial) 4. Kepekaan social (hermeneut & Artikulator) 5. Ajaran 6. Tager Talak 7. Sejarah Gereja Alokasi Waktu dan urutan Percakapan 1. Calon menyampaikan khotbah maksimal 20 menit dan abstraksi paper maksimal 10 menit per mata uji. 2. Untuk mata uji khotbah alokasi waktu untuk Penguji dari Majelis Jemaat maksimal 20 menit, sedangkan untuk mata uji lainnya 25 menit. 3. Untuk mata uji khotbah alokasi waktu untuk Penguji dari Pembimbing maksimal 20 menit, sedangkan untuk mata uji lainnya 25 menit. 4. Majelis dari jemaat lain se klasis maksimal 10 menit. Sifat pertanyaan adalah membangun, membekali dan saran 5. Penguji mengadakan rapat tertutup untuk memutuskan hasil pengujian. 6. Hasil pengujian disampaikan dengan mengikuti form yang telah disediakan. Mata Acara Sidang Pengujian 1. Kebaktian pembukaan 2. Penentuan Moderator sidang 3. Sambutan MPK 4. Penetapan Tata Tertib. 5. Pemeriksaan persyaratan administratif calon 6. Pelaksanaan pengujian dipimpin oleh moderator. Pedoman Pemendetaan Di GKSBS 9

10 7. Penyampaian hasil ujian 8. Pembacaan dan penanda tanganan janji calon pendeta 9. Sambutan MPS dilanjutkan dengan penyerahan Surat Keterangan Layak ditahbiskan 10. Doa Syukur 11. Sensuramorum 12. Penutup Pembiayaan Dalam rangka mewujudkan kebersamaan secara nyata, melalui proses pemendetaan seseorang dilingkungan Sinode GKSBS, maka pembiayaan dipikul secara bersama-sama dengan ketentuan sbb: 1. biaya yang ditanggung oleh sinode meliputi: a. Aktivitas Pembimbing/Penguji dari Sinode GKSBS. b. Transportasi MPS/Penguji dalam menghadiri peremtoar 2. Biaya yang ditanggung oleh jemaat setempat meliputi: a. Aktivitas calon pendeta selama masa pembimbingan, termasuk uang saku dan makan. b. Penyelengaraan Peremtoar c. Pengadaan materi dan ATK. Ketentuan Umum 1. Selama proses pemanggilan, jemaat berhak mengajukan keberatan yang sah (mengacu tager talak ayat 76) terhadap bakal calon pendeta, tanpa harus menunggu pewartaan tiga hari minggu berturutturut. 2. batas waktu pentahbisan bagi calon pendeta yang sudah lulus peremtoar di GKSBS maksimal 3 (tiga) bulan. 3. Bagi calon pendeta yang telah lulus peremtoar di GKSBS dan tidak ditahbiskan oleh jemaat pemanggil, maka bila ada jemaat GKSBS lain yang memanggil, yang bersangkutan tidak perlu menjalani pembimbingan dan peremtoar, melainkan langsung mengikuti orientasi dan pentahbisan. 4. Selama menjalani masa pembimbingan, calon tidak beri tugas pelayanan di jemaat pemanggil, ketuali khotbah. Buku Wajib Bagi Calon Pendeta 1. Batu Batu Hidup 2. Enam Tempayan 3. Jemaat yang Vital 4. Gereja di Tanah Seberang 5. Tata Gereja & Tata Laksana Gereja 6. Katekismus Heidelberg 7. Injil Orang Miskin 8. Ajaran Sosial Gereja 9. Pro Eksistensi 10. Injil Dalam Masyarakat Majemuk 11. Homiletika oleh Pouw Pedoman Pemendetaan Di GKSBS 10

11 PEDOMAN TIM PEMBIMBUNG PEMBIMBINGAN Pembibingan merupakan salah satu syarat yang harus dilalui calon sebelum ia memangku jabatan pendeta. 1. Peranan Pembimbing Pembimbing berperan penting dalam seluruh proses pembimbingan. Peran pembimbing tidak hanya terbatas pada hal-hal yang berkaitan dengan materi pembimbingan saja, tetapi juga bertanggung jawab terhadap pembentukan sikap, kerohanian, dan nilai-nilai kehidupan calon pendeta yang dibimbingnya. Peran Pembimbing ialah: a. Sebagai Pendamping, pembimbing harus ramah, sabar, menunjukan pengertian, memberikan kepercayaan dan menciptakan suasana kesejahteraan (bukan sebagai guru dan murid, tetapi sebagai sesama subyek). b. Sebagai mentor, pembimbing harus memberikan penugasan dan penilaian terhadap hasil penugasan tersebut serta menjadi teladan. c. Sebagai motivator, pembimbing mendorong calon pendeta yang dibimbingnya untuk berusaha semaksimal mungkin mencapai tujuan yang dikehendaki GKSBS. d. Sebagai fasilitator, pembimbing memfasilitasi calon untuk memperoleh kemampuankemampuan baru yang belum diperolehnya di Sekolah Theologia 2. Kepribadian Pembimbing Kepribadian pembimbing akan memberikan pengaruh terhadap perkembangan calon selama proses pembimbingan berlangsung. Pembimbing harus memiliki keteladanan, solider, berfikir dan bertindak inklusif hidup secara teratur, disiplin, juju, kasih, bekerja keras, inovatif dan berjiwa pengabdian. Pembimbing hendaknya memiliki sifat dan sikap yang luwes, mampu menyelami alam pikiran dan perasaan calon, peka terhadap kebutuhan calon dan rela setiap saat membantunya. 3. Mengenal & Memahami Kemampuan Dasar Calon. Sebagai individu, setiap orang pasti memiliki kemampuan dasar yang berbeda-beda, demikian pula calon pendeta. Misalnya kemampuan berbahasa, kemampuan menganalisa, kemampuan berfikir, kemampuan bertindak, kemampuan mengelola/memanage, kemampuan memimpin, kemampuan fisik, dan lain sebagainya. Keberhasilan proses pembimbingan, sebagian dipengaruhi oleh ciri-ciri khas kemampuan dasar yang dimiliki oleh calon pendeta tersebut. Oleh karena itu pembimbing harus menjadikan kemampuan dasar calon sebagai salah satu titik tolak bagi perencanaan dan pengelolaan pembimbingan. Pengenalan mengenai kemampuan dasar calon dapat diperoleh melalui informasi hasil evaluasi orientasi. Informasi tersebut digunakan untuk mendukung proses pembimbingan dengan baik dan benar agar kemampuan dasar calon dapat dikembangkan menjadi kemampuan baru yang sesuai dengan tujuan yang dikehendaki GKSBS. 4. Penugasan. Penugasan adalah metode yang dipilih supaya calon dapat menemukan pengalaam sendiri. Pengalaman langsung di jemaat sangat besar manfaatnya untuk mengembangkan potensi (kemampuan dasar) calon pendeta dalam memahami hubungan imannya (aspek spiritualitas) dengan situasi kehidupan gereja dan masyarakat (aspek sosial). Pedoman Pemendetaan Di GKSBS 11

12 Langkah-langkah penugasan adalah sebagai berikut: a. Pembimbing menjelaskan maksud dan tujuan penugasan. b. Tugas yang harus dilakukan meliputi: 1. Kemampuan Dasar Rohani a. Membaca buku-buku tentang spiritualitas b. Belajar kontemplasi c. Membuat paper reflektif dengan tema Jika Aku Menjadi Pendeta 2. Khotbah a. Membaca buku-buku homiletika b. Membuat dan menyampaikan khotbah 3. Pembangunan Jemaat a. Membaca buku-buku tentang Pembangunan Jemaat, kepemimpinan dan managemen. b. Latihan membuat program pembangunan jemaat yang actual dan kontekstual. 4. Kepekaan social a. Membaca buku-buku tentang teologi social b. Melihat fenomena social yang ada di jemat dan masyarakat sekitar. c. Membuat paper tentang masalah-masalah social. 5. Ajaran a. Membaca Katekismus Heidelberg (meliputi sejaran dan isi) secara baik dan kritis. b. Membuat tulisan reflektif kritis terhadap KH dan implementasinya. 6. Tata Gereja a. Membaca dengan baik Tager Talak. b. Membuat tulisan implementasi tager-talak dalam jemaat. 7. Sejarah GKSBS a. Membaca sejarah GKSBS dan sejarah gfereja setempat. b. Membuat tulisan sejarah gereja setempat dan implementasinya. PENGUJIAN Tujan ujian calon pendeta bukan semata-mata untuk menguji intelektual calon melainkan terutama untuk mengetahui kelayakan calon menjadi pendeta di GKSBS. 1. Petunjuk Umum a. Pertanyaan yang dibuat oleh penguji harus mengacu pada tujuan yang telah ditetapkan GKSBS oleh karena itu pertanyaan itu harus relevan dengan pokok bahasan. b. Bahasa yang digunakan oleh penguji harus disesuaikan dengan daya tangkap calon pendeta yang diuji, agar proses pengujian dapat berjalan efektif. c. Penguji harus menghindari komentar yang bersifat menyerang pribadi calon (unsur merendahkan/menghina). d. Pertanyaan yang digunakan dalam pengujian calon pendeta menggunakan ragam pertanyaan yang menuntut jawaban berupa uraian. Bukan berupa jawaban singkat, karena peretanyaan yang membutuhkan jawaban singkat lebih cocok untuk jenis pengetahuan, sedangkan pertanyaan yang membutuhkan jawaban panjang lebih cocok untuk jenis penerapan, analisis, sintesis dan untuk mengukur kemampuan. 2. Petunjuk tekhnis penyusunan pertanyaan. a. Pertanyaan harus disiapkan secara tertulis, berdasarkan urutatan (skala) prioritas, dengan menggunakan pertanyaan mendasar seperti mengapa? Bagaimana? Dll. b. Pertanyaan harus focus dan spesifik. Pedoman Pemendetaan Di GKSBS 12

13 PENILAIAN 1. Petunjuk Umum Penilaian. a. Penilai tidak boleh terpengaruh oleh faktor-faktor subyektif yang tak wajar, misalnya mengenai penampilan calon, kecantikan/ketampanan, latar belakang kehidupan, latar belakang pendidikan, dan lain sebagainya. b. Penilaian harus memenuhi tuntutan realibilitas. Realibilitas adalah hasil penilaian yang benar-benar dapat dipercaya (terandalkan). Realibilitas pada pengujian yang berupa pertanyaan lisan lebih sukar dicapai, karena akan muncul variasi yang cukup besar dalam penilaian oleh para penguji. Misalnya bila suatu jawaban atas sebuah pertanyaan dinilai oleh dua orang penguji, penguji yang satu memberikan skor 4 (empat), sedangkan penguji yang lain memberikan skor 7(tujuh), maka penilaian tersebut dapat dikatakan memiliki tingkat realibilitas yang rendah (kurang dapat diandalkan). Oleh karena itu jika terdapat sebuah jawaban dengan skor yang memiliki perbedaan terlalu tajam, dibicarakan dalam rapat tertutup. c. Seorang penilai tidak boleh memberikan penilaiannya hanya dengan memperhatikan kemahiran calon dalam menggunakan bahasa, melainkan subtansi jawaban, karena setiap calon memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Kemampuan ini harus dipertimbangkan dalam memberi penilaian terhadap calon pendeta tersebut. 3. Petunjuk cara Penilaian a. Penilaian bersifat kuantitatif dan kualitatif sebagai berikut: Angka = baik Angka = cukup Angka = kurang b. Form Penilaian NO MATA UJI NILAI Majelis Tim Pemb Jemaat 1. Kemampuan dasar rohani 2. khotbah 3. Pembangunaan Jemaat 4. Kepekaan sosial 5. Ajaran 6. Tager Talak 7. Sejarah GKSBS Rata-rata c. Nilai Akhir jumlah nilai Nilai Akhir = X 100 skore maksimal Pedoman Pemendetaan Di GKSBS 13

14 PENUTUP Supaya usaha pembimbingan dapat berlangsung sebagai mana mestinya, kerjasama yang baik antar tenaga pembimbing/penguji MPS dan Majelis jemaat mutlak diperlukan, baik melalui kontak informal maupun formal. Kadar kerjasama yang tinggi ikut menjamin kelangsungan proses pembimbingan/pengujian. Kalau kadar kerjasama itu menurun, dampak negatif akan segera nampak. Kepribadian pembimbing, tingkat keahlian (kepiawaian) nya, dan kemampuan untuk bekerja sama dengan semua pihak yang terkait, merupakan aspek penting dalam mencapai keberhasilan proses pembimbingan/pengujian calon pendeta di GKSBS. Pedoman Pemendetaan Di GKSBS 14

15 LAMPIRAN CONTOH SURAT-SURAT PEMENDETAAN GKSBS A. RENCANA PEMANGGILAN A.1 Formulir Pendaftaran Bakal Calon Pendeta GKSBS A.2 Surat Dukungan Rencana Pemangggilan Pendeta GKSBS A.3 Surat Tanggapan Permohonan Pemanggilan Pendeta GKSBS B. PEMANGGILAN BAKAL CALON B.1 Surat Pemanggilan Orientasi Bakal Calon Pendeta GKSBS B.2 Surat Jawaban Orientasi B.3 Hasil Penilaian Orientasi C. PEMANGGILAN CALON PENDETA C.1 Surat Pemanggilan Calon Pendeta GKSBS C.2 Surat Jawaban Pemanggilan Calon Pendeta GKSBS C.3 Surat Penyerahan Pembimbingan Calon Pendeta GKSBS D. UJIAN PEREMTOAR D.1 Surat Rekomendasi Tim Pembimbing Calon Pendeta GKSBS D.2 Surat Pernyataan Siap Diuji D.3 Surat Keputusan Hasil Ujian Peremtoar D.4 Surat Pernyataan Janji dari Calon Pendeta GKSBS D.5 Surat Keterangan Layak Ditahbiskan Menjadi Pendeta GKSBS E. PIAGAM PENTAHBISAN Pedoman Pemendetaan Di GKSBS 15

16 A.1 FORMULIR PENDAFTARAN BAKAL CALON PENDETA GKSBS Kepada Yth. Majelis Pekerja Sinode GKSBS Di Metro Salam dalam kasih Kristus. Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama Lengkap :.. Tempat dan Tgl. Lahir :.. Jenis Kelamin :.. Status : Sudah/Belum menikah *) Alamat Sekarang :.. Dengan ini mengajukan permohonan untuk melayani sebagai Pendeta GKSBS. Sebagai bahan pertimbangan, bersama ini saya lampirkan: 1. Daftar Riwayat Hidup 2. Copy Ijazah Pendidikan Theologia 3. Judul Skripsi/Tesis 4. Pas Photo ukuran 3x4 Cm sebanyak 4 lembar 5. Surat nikah Gereja bagi yang sudah berkeluarga 6. Surat keterangan dari Majelis Gereja 7. Foto Copy KTP Demikian permohonan ini saya ajukan, dengan harapan dapat diterima. Atas perhatian dan kebijaksanaan Majelis Pekerja Sinode GKSBS saya ucapkan terima kasih.,.. Teriring Salam dan Doa Pemohon, Catatan: Bagi yang sudah berkeluarga disertai persetujuan suami/istri Pedoman Pemendetaan Di GKSBS 16

17 A.2 Surat Dukungan Rencana Pemanggilan Pendeta GKSBS GEREJA KRISTEN SUMATERA BAGIAN SELATAN Nomor :.. Lampiran : Perihal : Permohonan Dukungan Rencana Pemanggilan Pendeta., Kepada Yth, Majelis Jemaat GKSBS se Klasis GKSBS.. GKSBS Di Tempat. Salam dalam kasih Kristus. Guna memperlengkapi jabatan gerejawi GKSBS dan untuk memenuhi kebutuhan pelayanan Jemaat, maka Majelis Jemaat GKSBS.memutuskan rancana akan pemanggilan Pendeta. Untuk itu kami mohon dukungan dari jemaat-jemaat se Klasis.. Sebagai bahan pertimbangan kami sampaikan hal-hal berikut: 1. Pastori : Darurat/Semi Permanen/Permanen *) 2. Kendaraan Pelayanan : Sudah ada/belum *) 3. Realisasi Pendapatan 2 tahun terakhir : Th Rp. Th Rp Jumlah Kepala Keluarga : KK, Jiwa 5. Kelompok Kebaktian :..Kelompok Demikian surat permohonan dukungan ini kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasama yang baik, kami ucapkan terima kasih. Kiranya hal ini menjadikan kemuliaan Nama Tuhan Yesus Kristus. Teriring Salam dan Doa MajelisJemaat GKSBS Ketua Sekretaris Catatan: *) Coret yang tidak perlu. Pedoman Pemendetaan Di GKSBS 17

18 A.3 Surat Tanggapan Permohonan Pemanggilan Pendeta GKSBS GEREJA KRISTEN SUMATERA BAGIAN SELATAN Nomor :.. Lampiran :.. Perihal : Dukungan Pemanggilan Pendeta GKSBS, Kepada Yth, Majelis Jemaat GKSBS Di tempat. Salam dalam kasih Kristus. Menanggapi surat permohonan Majelis Jemaat GKSBS.. Nomor:.. Tentang rencana pemanggilan Pendeta, dengan ini kami Majelis Jemaat GKSBS Menyatakan: Mendukung/Tidak Mendukung *). Dengan alasan: Demikian pernyataan ini kami sampaikan dengan sesungguhnya, agar dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan rencana pemanggilan Pendeta. Teriring Salam dan Doa Majelis Jemaat GKSBS.. Ketua Sekretaris Catatan: Coret yang tidak perlu *) Pedoman Pemendetaan Di GKSBS 18

19 B.1 Surat Pemanggilan Orientasi Bakal Calon Pendeta GKSBS GEREJA KRISTEN SUMATERA BAGIAN SELATAN., Nomor Lampiran Perihal :.. : : Pemanggilan Orientasi Calon Pendeta Kepada Yth, Sdr/Sdri di. Salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus. Setelah diwartakan selama 3 (tiga) minggu berturut-turut dan tidak ada keberatan yang syah dari anggota jemaat, maka Majelis Jemaat GKSBS dalam persidangan tanggal..memutuskan memanggil saudara untuk orientasi calon Pendeta. Oleh sebab itu, melalui surat ini kami memanggil saudara untuk melakukan orientasi selama 3 (tiga) bulan, dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Saudara harus hadir dalam pertemuan dengan Majelis Jemaat pada tanggal...jam..di 2. Orientasi dimulai tanggal..sampai dengan tanggal 3. Majelis menanggung biaya keperluan selama masa orientasi. 4. Bersedia mengikuti peraturan yang berlaku di GKSBS (Keputusan Majelis, pedoman orientasi GKSBS dan TGTL GKSBS). Kami menunggu jawaban saudara selambat-lambatnya 3 (tiga) minggu setelah surat ini saudara terima. Atas perhatiannya, kami ucapkan terima kasih. Teriring Salam dan Doa Majelis Jemaat GKSBS.. Ketua Sekretaris Tembusan: 1. Yth. MPS GKSBS 2. Yth. MPK GKSBS Klasis.. 3. Arsip Pedoman Pemendetaan Di GKSBS 19

20 B.2 Surat Jawaban Orientasi Kepada Yth, Majelis Jemaat GKSBS. di.. Salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus. Menjawab surat Saudara Nomor :.Tanggal.perihal pemanggilan orientasi atas diri saya, setelah melalui pertimbangan menyatakan: Bersedia/Tidak Bersedia *) memenuhi panggilan tersebut. Demikian jawaban saya, atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih. Kiranya hal ini akan menjadikan perkenan Tuhan kita Yesus Kristus Raja Gereja., Teriring Salam dan Doa. Tembusan: 1. Yth. MPS-GKSBS 2. Yth. MPK-GKSBS Klasis 3. Arsip Catatan: Coret yang tidak perlu *) Pedoman Pemendetaan Di GKSBS 20

21 B.3 Hasil Penilaian Orientasi GEREJA KRISTEN SUMATERA BAGIAN SELATAN.. Nomor :.. Lampiran :.. Perihal : Hasil Penilaian Orientasi,... Kepada Yth. 1. MPS GKSBS 2. MPK GKSBS Klasis.. Di tempat Salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus. Setelah melihat dan mengamati masa orientasi Sdr/Sdri salama 3 (tiga) bulan masa orientasi maka Majelis dalam rapatnya tanggal.., melalui berbagai pertimbangan memberikan penilaian sebagai berikut: 1. Kesungguhan minat : Baik, cukup, kurang *) 2. Sspiritualitas : Baik, cukup, kurang *) 3. Integritas : Baik, cukup, kurang *) 4. Kemampuan mangerrial : Baik, cukup, kurang *) 5. Potensi Hermeneut : Baik, cukup, kurang *) 6. Potensi Artikulator : Baik, cukup, kurang *) Dengan hasil penilaian tersebut diatas, Majelis Jemaat GKSBS. Memutuskan: melanjutkan/tidak melanjutkan *) ketahap pemanggilan calon Pendeta. Demikian informasi hasil penilaian orientasi Bakal calon Pendeta ini kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasama yang baik kami ucapkan terima kasih. Teriring Salam dan Doa Majelis Jemaat GKSBS.. Tembusan: 1. Yang bersangkutan. 2. Arsip Catatan: Coret yang tidak perlu *) Ketua Sekretaris Pedoman Pemendetaan Di GKSBS 21

22 C.1 Surat Pemanggilan Calon Pendeta GKSBS. GEREJA SUMATERA BAGIAN SELATAN,. Nomor : Lampiran : Perihal : Pemanggilan Calon Pendeta GKSBS Kepada Yth, Sdr/Sdri di.. Salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus. Guna memperlengkapi jabatan Gerejawi GKSBS dan mengingat dibutuhkannya seorang Pendeta untuk melakukan tugas, peran dan fungsi kependetaan di jemaat, maka berdasarkan hasil penilaian orientasi tanggal Maka setelah melalui pergumulan dalam doa, Majelis Jemaat GKSBS dalam rapatnya tanggal.memutuskan memanggil Sdr/Sdri untuk menjadi Calon Pendeta GKSBS di Jemaat GKSBS Rencana pemanggilan tersebut telah diberitakan 2 (dua) kali bereturut-turut dalam kebaktian Minggu dan tidak ada keberatan yang syah dari anggota Jemaat. Oleh sebab itu, melalui surat ini kami memanggil saudara untuk menjadi calon Pendeta di Jemaat GKSBS. Bersama ini kami sertakan surat jawaban terhadap pemanggilan kami ini. Kami berharap saudara mempertimbangkan dan mempergumulkan dalam doa, dan apabila saudara menerima panggilan ini, maka berlaku ketentuan sebagai berikut: 1. Saudara akan menempuh masa pembimbingan selama 6 (enam) bulan yang diakhiri dengan ujian Peremtoar. 2. Majelis Jemaat GKSBS akan menaggung biaya hidup dan segala keperluan saudara selama masa pembimbingan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di GKSBS. 3. Bersedia mematuhi peraturan yang berlaku di GKSBS Demikian surat pemanggilan ini kami buat, atas kesediannya kami ucapkan terima kasih. Teriring Salam dan Doa Majelis Jemaat GKSBS.. Tembusan: 1. Yth. MPS-GKSBS 2. Yth. MPK GKSBS Klasis 3. Arsip Ketua Sekretaris Pedoman Pemendetaan Di GKSBS 22

23 C.2 Surat Jawaban Pemanggilan Calon Pendeta GKSBS Kepada Yth, Majelis Jemaat GKSBS.. di Salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus, Menjawab surat Majelis Jemaat GKSBS Nomor : tanggal., perihal pemanggilan calon Pendeta atas diri saya, perkenankanlah dengan ini saya memberitahukan bahwa setelah memahami isi dan maksud surat panggilan tersebut, kemudian mempertimbangkan dan menggumulinya dalam doa, serta memohon bimbingan Roh Kudus, maka saya menyatakan: Bersedia/Tidak bersedia *) menerima panggilan tersebut sebagai calon pendeta. Demikian surat pernyataan dari saya, atas perhatian Majelis Jemaat GKSBS kami ucapkan terima kasih..., Teriring Salam dan Doa, Tembusan: 1. Yth. MPS-GSKBS 2. Yth. MPK GKSBS Klasis 3. Arsip. Catatan: Coret yang tidak perlu *) Pedoman Pemendetaan Di GKSBS 23

24 C.3 Surat Penyerahan Pembimbingan Calon Pendeta GKSBS Nomor Lampiran Perihal GEREJA KRISTEN SUMATERA BAGIAN SELATAN..., : :.. : Penyerahan Pembimbingan Calon Pendeta GKSBS Kepada Yth, Majelis Pekerja Sinode GKSBS Di Metro Salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus. Menurut peraturan Tata Gereja dan Tata Laksana GKSBS, bahwa seorang calon Pendeta wajib mengikuti Pembimbingan agar dapat menjadi Pendeta GKSBS. Dan dalam Pedoman Kependetaan di GKSBS, pembimbingan adalah wewenang MPS GKSBS. Oleh sebab itu berdasarkan surat jawaban kesediaan Sdr/Sdri..dipanggil menjadi calon Pendeta di Jemaat GKSBS, maka dengan ini kami menyerahkan sepenuhnya proses Pembimbingan hingga ujian Peremtoar saudara tersebut kepada MPS GKSBS. Demikian surat ini kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasama yang baik kami ucapkan terima kasih. Teriring Salam dan Doa Majelis Jemaat GKSBS.. Ketua Sekretaris Tembusan: 1. Yth. MPK GKSBS Klasis 2. Arsip Nomor : Perihal : Surat Rekomendasi Kepada Yth, Majelis Jemaat GKSBS Simpang Agung Di Simpang Agung Pedoman Pemendetaan Di GKSBS 24

25 Salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus, Berdasarkan keptusan rapat koordinasi tim pembimbing calon pendeta dengan MPS GKSBS, dan calon pendeta yang dilaksanakan pada tanggal 4 September 2006 bertempat dikantor sinode GKSBS, bahwa proses pembimbingan calon pendeta sudah dinyatakan selesai, maka bersama ini kami MPS GKSBS merekomendasikan Sdr Wahyu Kristiono, S.Si dinyatakan LAYAK untuk menempuh proses ujian calon pendeta dalam sidang Majelis Jemaat GKSBS Simpang Agung sebagaimana ketentuan yang berlaku di dalam buku pedoman pemendetaan GKSBS. Atas perhatian dan kerja sama yang baik kami ucapkan terima kasih. Kiranya nama Tuhan kita Yesus Kristus di muliakan. Teriring Salam dan doa Majelis Pekerja Sinode GKSBS Sekretaris Tembusan: 1. Yth. MPKGKSBS Klasis Sdr. Calon Pendeta Arsip Catatan: Coret salah satu *) Pedoman Pemendetaan Di GKSBS 25

26 D.2 Surat Pernyataan Siap Diuji Kepada Yth, Majelis Jemaat GKSBS. Di. Salam dalam kasih Tuhan Yesus Kristus. Berdasarkan surat kelayakan untuk menempuh proses ujian Peremtoar dari Tim Pembimbing calon Pendeta GKSBS. Setelah saya pertimbangkan dengan sungguh-sungguh dan mempergumulkan dalam doa untuk kesekian kalinya, maka saya menyatakan : Siap/Tidak siap *) di uji dalam persidangan Majelis Jemaat GKSBS dan saya akan tunduk pada ketentuan ataupun peraturan yang berlaku di GKSBS, serta menerima hasil ujian dengan senang hati. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya,dan atas perhatiannya diucapkan terima kasih..,.. Teriring Salam dan Doa, Yang Membuat Pernyataan,.. Tembusan: 1. Yth. MPS GKSBS 2. Yth. MPK GKSBS Klasis.. Catatan: Coret salah satu *) Pedoman Pemendetaan Di GKSBS 26

27 D3.Surat Keputusan Hasil Ujian Peremtoar GEREJA KRISTEN SUMATERA BAGIAN SELATAN... SURAT KEPUTUSAN HASIL UJIAN PEREMTOAR NOMOR:. Menimbang : Perlu diterbitkannya Surat Keterangan Layak memangku jabatan Pendeta bagi yang akan bekerja sebagai Pendeta. Mengingat : 1. Tata Gereja dan Tata Laksana GKSBS 2. Pedoman Pemendetaan di GKSBS Memperhatikan: Hasil ujian Peremtoar yang diselenggarakan dalam sidang Majelis Jemaat GKSBS... Pada Tanggal : Bertempat di : MEMUTUSKAN: Menetapkan : Nama : Tempat dan Tgl lahir : LULUS DALAM UJIAN CALON PENDETA Ditetapkan di : Pada Tanggal : Mengetahui: Majelis Jemaat GKSBS... Majelis Pekerja Sinode GKSBS Ketua Sekretaris Pedoman Pemendetaan Di GKSBS 27

28 D4. Surat Pernyataan Janji SURAT PERNYATAAN JANJI Yang bertanda tangan di bawah ini, saya : Nama : Tampat dan Tgl. Lahir : Alamat : Menyatakan bersedia menerima jabatan Pendeta GKSBS di Jemaat GKSBS... Saya berjanji dihadapan Tuhan dan semua peserta sidang Majelis Jemaat GKSBS... Untuk: 1. Menerima dan melaksanakan Tata Gereja dan Tata Laksana GKSBS. 2. Melaksanakan tugas-tugas saya sebagai Pendeta GKSBS dengan penuh tanggung jawab dan pengabdian kepada Tuhan Yesus Kristus. 3. Menerima dengan rela segala peringatan atau penggembalaan dari anggota Jemaat dan Majelis jemaat bila saya tidak memenuhi atau melanggar, baik sengaja maupun tidak sengaja, janji-janji tersebut diatas. Surat Pernyataan Janji ini saya buat dengan penuh kesadaran dan kejujuran untuk memenuhinya. Dibuat di : Pada Tanggal : Yang Berjanji, Mengetahui MPS GKSBS Majelis Jemaat GKSBS... Sekretaris Ketua Sekretaris Pedoman Pemendetaan Di GKSBS 28

29 D.5 Surat Keterangan Layak Ditahbiskan Menjadi Pendeta GKSBS SINODE GEREJA KRISTEN SUMATERA BAGIAN SELATAN. SURAT KETERANGAN LAYAK DITAHBISKAN MENJADI PENDETA GKSBS NOMOR : / MPS-GKSBS / IX / 2006 Majelis Pekerja Sinode GKSBS, berdasarkan Surat Keputusan Sidang istimewa Majelis jemaat GKSBS... pada tanggal..., bahwa Sdr....dinyatakan LULUS dalam ujian Calon Pendeta, dan Surat Pernyataan Janji Saudara..., tanggal..., dengan ini menerangkan bahwa: Nama : Tampat dan Tgl. Lahir : LAYAK DITAHBISKAN menjadi PENDETA GKSBS Surat keterangan ini diberikan untuk keperluan penahbisan Saudara kedalam Jabatan Pendeta GKSBS... Dikeluarkan di : Pada Tanggal : Majelis Pekerja Sinode GKSBS Sekretaris Pedoman Pemendetaan Di GKSBS 29

30 E. Piagam Pentahbisan Pendeta GKSBS SINODE GEREJA KRISTEN SUMATERA BAGIAN SELATAN. PIAGAM PENTAHBISAN PENDETA GKSBS NOMOR: Majelis Pekerja Sinode GKSBS, dengan ini menyatakan bahwa: Nama : Tempat dan Tgl. Lahir :. Telah ditahbiskan kedalam Jabatan PENDETA GKSBS di Jemaat GKSBS Dengan tugas serta hak dan wewenang sesuai Tata Gereja dan Tata Laksana GKSBS. Kebaktian Pentahbisan diselenggarakan pada: Hari/Tanggal : Tempat di : Dilayani oleh : Dikeluarkan di Pada Tanggal : Metro :. Majelis Pekerja Sinode GKSBS, Sekretaris.... *** Tim Penyempurnaan Pedoman Pemendetaan GKSBS 1. Pdt. Totok Triandrianto Sarwono, S.Th 2. Pdt. Riyo Purnomo, S.Th 3. Pdt. Slamet Raharjo, S.Th 4. Pnt. AT Hariyanto, S.Pd, M.Div Pedoman Pemendetaan Di GKSBS 30

BAB V : KEPEMIMPINAN GEREJAWI

BAB V : KEPEMIMPINAN GEREJAWI BAB V : KEPEMIMPINAN GEREJAWI PASAL 13 : BADAN PENGURUS SINODE Badan Pengurus Sinode adalah pimpinan dalam lingkungan Sinode yang terdiri dari wakil-wakil jemaat anggota yang bertugas menjalankan fungsi

Lebih terperinci

==================================================================== NO : 07 / Pan-Adhoc / X / 2013 HAL : Diskusi Panel: Wujud Gereja LAMP : 2 bendel

==================================================================== NO : 07 / Pan-Adhoc / X / 2013 HAL : Diskusi Panel: Wujud Gereja LAMP : 2 bendel SINODE GEREJA KRISTEN SUMATERA BAGIAN SELATAN PANITIA AD HOC AMANDEMEN TATA GEREJA Jl. Yos Sudarso 15 Polos Metro Pusat KOTA METRO LAMPUNG 34111 Telp. (0725) 42598, 7020699 fax (0725) 43140 email : sinode_gksbs@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 PENJELASAN ISTILAH

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 PENJELASAN ISTILAH BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 PENJELASAN ISTILAH (1) Tata Gereja GKJ adalah seperangkat peraturan yang dibuat berdasarkan Alkitab sesuai dengan yang dirumuskan di dalam Pokok-pokok Ajaran GKJ dengan tujuan

Lebih terperinci

Krisen Indonesia, 2009), hlm. 147

Krisen Indonesia, 2009), hlm. 147 IV. PERAN MAJELIS JEMAAT SEBAGAI PEMIMPIN DALAM PEMBERDAYAAN WARGA JEMAAT 4.1 Pemberdayaan sebagai Pembangunan Gereja Dalam Tata Gereja GKI Pemberdayaan berarti memampukan, memberi kesempatan, dan mengijinkan,

Lebih terperinci

3. Sistem Rekrutmen Pengerja Gereja (vikaris) Gereja Kristen Sumba

3. Sistem Rekrutmen Pengerja Gereja (vikaris) Gereja Kristen Sumba 3. Sistem Rekrutmen Pengerja Gereja (vikaris) Gereja Kristen Sumba 3.1 Selayang Pandang Gereja Kristen Sumba Gereja Kristen Sumba adalah gereja yang berada di pulau Sumba Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Lebih terperinci

BAB I PENGORGANISASIAN BAGIAN PERTAMA GEREJA. Pasal 1 LOGO, MARS, DAN HYMNE

BAB I PENGORGANISASIAN BAGIAN PERTAMA GEREJA. Pasal 1 LOGO, MARS, DAN HYMNE BAB I PENGORGANISASIAN BAGIAN PERTAMA GEREJA Pasal 1 LOGO, MARS, DAN HYMNE (1) Logo GKJ adalah hasil keputusan Sidang Sinode XIX GKJ tahun 1989 di Manahan, Surakarta. (gambar dan makna Logo terlampir).

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENCALONAN, PEMILIHAN, PENGANGKATAN, PELANTIKAN, DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA

PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENCALONAN, PEMILIHAN, PENGANGKATAN, PELANTIKAN, DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA BUPATI GUNUNGKIDUL PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENCALONAN, PEMILIHAN, PENGANGKATAN, PELANTIKAN, DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

Perencanaan Strategis Panitia Ad.hoc Tata Gereja GKSBS

Perencanaan Strategis Panitia Ad.hoc Tata Gereja GKSBS SINODE GEREJA KRISTEN SUMATERA BAGIAN SELATAN PANITIA AD HOC AMANDEMEN TATA GEREJA Jl. Yos Sudarso 15 Polos, Metro Pusat - LAMPUNG 34111 Telp. (0725) 42598, email : sinode@gksbs.org website : www.gksbs.org

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN PEMUDA KRISTIYASA GKPB BAB I NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN

ANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN PEMUDA KRISTIYASA GKPB BAB I NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN ANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN PEMUDA KRISTIYASA GKPB PEMBUKAAN Sesungguhnya Allah didalam Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat dunia. Ia adalah sumber kasih, kebenaran, dan hidup, yang dengan kuat kuasa

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN Latar Belakang Masalah

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN 1.1.1 Latar Belakang Masalah Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) adalah Gereja mandiri bagian dari Gereja Protestan Indonesia (GPI) sekaligus anggota Persekutuan Gereja-Gereja

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 11 Tahun : 2007 Seri : E

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 11 Tahun : 2007 Seri : E BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 11 Tahun : 2007 Seri : E PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENCALONAN, PEMILIHAN,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI 1. PENETAPAN PERATURAN POKOK

DAFTAR ISI 1. PENETAPAN PERATURAN POKOK DAFTAR ISI 1. PENETAPAN PERATURAN POKOK 2. BAB I : KETENTUAN UMUM a. Pasal 1 : Pengertian b. Pasal 2 : Maksud dan tujuan c. Pasal 3 : Lingkup peraturan pokok kepegawaian di GKJW Jemaat Waru. d. Pasal 4

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN SELEKSI TAHUN AKADEMIK 2017/2018

PETUNJUK PELAKSANAAN SELEKSI TAHUN AKADEMIK 2017/2018 PETUNJUK PELAKSANAAN SELEKSI TAHUN AKADEMIK 2017/2018 1. Pengumuman / Warta Jemaat Setelah menerima surat dan poster seleksi, kami mohon informasi ini dapat diwartakan segera dan diumumkan kepada anggota

Lebih terperinci

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 72 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMILIHAN

Lebih terperinci

FORMULIR PENDAFTARAN

FORMULIR PENDAFTARAN FORMULIR PENDAFTARAN I.Syarat Pendaftaran 1. Seorang Kristen dan anggota gereja yang setia 2. Mempunyai panggilan untuk menjadi hambanya 3. Bersusila tinggi dan berkelakuan baik 4. Mempunyai tubuh dan

Lebih terperinci

TATA GEREJA PEMBUKAAN

TATA GEREJA PEMBUKAAN TATA GEREJA PEMBUKAAN Bahwa sesungguhnya gereja adalah penyataan Tubuh Kristus di dunia, yang terbentuk dan hidup dari dan oleh Firman Tuhan, sebagai persekutuan orang-orang percaya dan dibaptiskan ke

Lebih terperinci

Panduan Administrasi. Kompleks Istana Mekar Wangi Taman Mekar Agung III No. 16 Bandung Telp ; Website:

Panduan Administrasi. Kompleks Istana Mekar Wangi Taman Mekar Agung III No. 16 Bandung Telp ; Website: GKIm Jemaat Ka Im Tong - Bandung Jl. HOS Cokroaminoto No. 63 Bandung 40172 Telp. (022) 6011677, 6014982, 6120373, 6120374 Fax. (022) 6120372 GKIm Jemaat Hosanna Jl. Dr. Djundjunan No. 141 Bandung 40162

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PELANTIKAN

Lebih terperinci

Karunia Karunia Pelayanan Lainnya: 1 Melayani Mengajar Menasihati

Karunia Karunia Pelayanan Lainnya: 1 Melayani Mengajar Menasihati Karunia Karunia Pelayanan Lainnya: 1 Melayani Mengajar Menasihati Kita telah menyelesaikan penelaahan mengenai keempat karunia yang kita sebut karunia pelayanan. Walaupun daftar karunia-dalam Efesus 4

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN SAMBAS

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN SAMBAS KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN SAMBAS KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN SAMBAS NOMOR 6/Kpts/KPU-Kab-019.435667/2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS TATA KERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN, PANITIA PEMILIHAN

Lebih terperinci

TATA GEREJA (TATA DASAR, TATA LAKSANA, DAN TATA ATURAN TAMBAHAN) SERTA PENGAKUAN-PENGAKUAN IMAN GEREJA KRISTEN IMMANUEL

TATA GEREJA (TATA DASAR, TATA LAKSANA, DAN TATA ATURAN TAMBAHAN) SERTA PENGAKUAN-PENGAKUAN IMAN GEREJA KRISTEN IMMANUEL TATA GEREJA (TATA DASAR, TATA LAKSANA, DAN TATA ATURAN TAMBAHAN) SERTA PENGAKUAN-PENGAKUAN IMAN GEREJA KRISTEN IMMANUEL Sinode Gereja Kristen Immanuel BANDUNG 2017 DAFTAR ISI Halaman I. 1 PEMBUKAAN Pembukaan...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tana Toraja merupakan salah satu daerah yang memiliki penduduk mayoritas beragama Kristen. Oleh karena itu bukan hal yang mengherankan lagi jikalau kita menjumpai

Lebih terperinci

Gembala Jemaat adalah pemimpin regu, untuk memberikan sokongan rohani dan arah pada jemaat Ketua Jemaat penolong Pendeta dalam kepemimpinan

Gembala Jemaat adalah pemimpin regu, untuk memberikan sokongan rohani dan arah pada jemaat Ketua Jemaat penolong Pendeta dalam kepemimpinan Pelajaran 4 Gembala Jemaat adalah pemimpin regu, untuk memberikan sokongan rohani dan arah pada jemaat Ketua Jemaat penolong Pendeta dalam kepemimpinan Pendeta di pilih, ditugaskan dan bertanggung jawab

Lebih terperinci

KEPUTUSAN BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA NOMOR : KEP 02/BAPMI/ TENTANG PERATURAN DAN ACARA BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA

KEPUTUSAN BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA NOMOR : KEP 02/BAPMI/ TENTANG PERATURAN DAN ACARA BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA KEPUTUSAN BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA NOMOR : KEP 02/BAPMI/11.2009 TENTANG PERATURAN DAN ACARA BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN (BNKP) NOMOR 04/BPMS-BNKP/2008

PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN (BNKP) NOMOR 04/BPMS-BNKP/2008 PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN (BNKP) NOMOR 04/BPMS-BNKP/2008 tentang J E M A A T Dengan Kasih Karunia Yesus Kristus, Tuhan dan Raja Gereja BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BNKP Menelaah : Kejadian

Lebih terperinci

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PENGANGKATAN, PELANTIKAN

Lebih terperinci

TATA DASAR TATA DASAR

TATA DASAR TATA DASAR TATA DASAR PEMBUKAAN TUHAN itu Allah yang Esa (Ul. 6:4),pencipta alam semesta beserta segenap isinya dan yang menciptakan manusia menurut gambar dan rupa-nya (Kej. 1). Semua manusia telah menyalahgunakan

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Pendampingan dan konseling pastoral adalah alat-alat berharga yang melaluinya gereja tetap relevan kepada kebutuhan manusia. 1 Keduanya, merupakan cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN

BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH Gereja adalah suatu kehidupan bersama religius yang berpusat pada penyelamatan Allah dalam Tuhan Yesus Kristus 1. Sebagai kehidupan bersama religius,

Lebih terperinci

Perihal : Permohonan untuk diangkat Sebagai Guru Tetap Yayasan / Pegawai Tetap Yayasan *** Kepada Yth.: Ketua Yayasan An-Naajiya Di Jambak

Perihal : Permohonan untuk diangkat Sebagai Guru Tetap Yayasan / Pegawai Tetap Yayasan *** Kepada Yth.: Ketua Yayasan An-Naajiya Di Jambak Perihal : Permohonan untuk diangkat Sebagai Guru Tetap Yayasan / Pegawai Tetap Yayasan *** Kepada Yth.: Ketua Yayasan An-Naajiya Di Jambak Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Yang bertanda tangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) memiliki 44 wilayah klasis, 2.504 jemaat, dengan jumlah warga mencapai 1.050.411 jiwa yang dilayani oleh 1.072 pendeta, (Lap. MS-

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS SEKRETARIAT DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS SEKRETARIAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS SEKRETARIAT DAERAH P E N G U M U M A N Nomor : 01 / Pansel-JPT / V / 2016 TENTANG SELEKSI TERBUKA PENGISIAN JABATAN PIMPINAN TINGGI PRATAMA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN

Lebih terperinci

Peraturan Daerah Kabupaten Kapuas Nomor 1 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pemilihan dan Pemberhentian Kepala Desa

Peraturan Daerah Kabupaten Kapuas Nomor 1 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pemilihan dan Pemberhentian Kepala Desa Disusun dengan mengacu : Peraturan Daerah Kabupaten Kapuas Nomor 1 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pemilihan dan Pemberhentian Kepala Desa ditulis tangan PERMOHONAN..,. 20... Yang bertanda tangan di bawah

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KONGRES XVI MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN DI INDONESIA JAKARTA, 2 4 NOVEMBER 2016

KERANGKA ACUAN KONGRES XVI MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN DI INDONESIA JAKARTA, 2 4 NOVEMBER 2016 KERANGKA ACUAN KONGRES XVI MAJELIS PENDIDIKAN KRISTEN DI INDONESIA JAKARTA, 2 4 NOVEMBER 2016 MAKNA KONGRES Kongres MPK adalah kegiatan lima tahunan yang dilakukan oleh MPK bersama anggota-anggota dan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BATU

PEMERINTAH KOTA BATU PEMERINTAH KOTA BATU PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

BADAN PERWAKILAN DESA DESA PADI KECAMATAN GONDANG KABUPATEN MOJOKERTO K E P U T U S A N BADAN PERWAKILAN DESA PADI NOMOR : 01 TAHUN 2001 T E N T A N G

BADAN PERWAKILAN DESA DESA PADI KECAMATAN GONDANG KABUPATEN MOJOKERTO K E P U T U S A N BADAN PERWAKILAN DESA PADI NOMOR : 01 TAHUN 2001 T E N T A N G BADAN PERWAKILAN DESA DESA PADI KECAMATAN GONDANG KABUPATEN MOJOKERTO K E P U T U S A N BADAN PERWAKILAN DESA PADI NOMOR : 01 TAHUN 2001 T E N T A N G PERATURAN TATA TERTIB BADAN PERWAKILAN DESA PADI Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bertemunya masyarakat yang beragama, yang disebut juga sebagai jemaat Allah. 1

BAB I PENDAHULUAN. bertemunya masyarakat yang beragama, yang disebut juga sebagai jemaat Allah. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persekutuan di dalam Yesus Kristus dipahami berada di tengah-tengah dunia untuk dapat memberikan kekuatan sendiri kepada orang-orang percaya untuk dapat lebih kuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahluk religius (homo religious), manusia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahluk religius (homo religious), manusia memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai mahluk religius (homo religious), manusia memiliki keterbatasan sehingga manusia dapat melakukan ritual - ritual atau kegiatan keagamaan lain

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LINGGA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL Menimbang: DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO KECAMATAN PACET DESA NOGOSARI PERATURAN DESA NOGOSARI KECAMATAN PACET, KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR: 07 TAHUN 2002

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO KECAMATAN PACET DESA NOGOSARI PERATURAN DESA NOGOSARI KECAMATAN PACET, KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR: 07 TAHUN 2002 PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO KECAMATAN PACET DESA NOGOSARI PERATURAN DESA NOGOSARI KECAMATAN PACET, KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR: 07 TAHUN 2002 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN ATAU PENGANGKATAN,

Lebih terperinci

BUPATI TANA TORAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TANA TORAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANA TORAJA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANA TORAJA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN, PENCALONAN, PENGANGKATAN, PELANTIKAN, DAN PEMBERHENTIAN KEPALA LEMBANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Bekerja Dengan Para Pemimpin

Bekerja Dengan Para Pemimpin Bekerja Dengan Para Pemimpin Sudah lebih dari setahun Kim menjadi anggota gerejanya. Dia telah belajar banyak sekali! Ia mulai memikirkan pemimpin-pemimpin di gereja yang telah menolongnya. Ia berpikir

Lebih terperinci

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK, Menimbang : a.

Lebih terperinci

FORMULIR PENDAFTARAN PROGRAM STRATA-2 (M.Th) S T T I A

FORMULIR PENDAFTARAN PROGRAM STRATA-2 (M.Th) S T T I A FORMULIR PENDAFTARAN PROGRAM STRATA-2 (M.Th) S T T I A Perpanjangan Ijin Penyelenggara (kedua) Dirjen Bimas Kristen Kementerian Agama R.I. Nomor : DJ.IV/Kep/HK.00.5/481/2016 SYARAT- SYARAT PENDAFTARAN

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PEMILIHAN ARSIPARIS TELADAN

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PEMILIHAN ARSIPARIS TELADAN Lampiran Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor : 7 Tahun 2009 Tanggal : 18 Mei 2009 PEDOMAN PENYELENGGARAAN PEMILIHAN ARSIPARIS TELADAN I. LATAR BELAKANG Dalam rangka pembinaan sumber

Lebih terperinci

GKI Pasteur MAJELIS JEMAAT DAN TUGASNYA. Penatalayanan Bina

GKI Pasteur MAJELIS JEMAAT DAN TUGASNYA. Penatalayanan Bina GKI Pasteur Penatalayanan Bina MAJELIS JEMAAT DAN TUGASNYA Siapakah Majelis Jemaat Fungsi Majelis Jemaat Struktur organisasi Majelis Jemaat - Tugas tiap bagian Majelis Jemaat 1 PENDAHULUAN Pada setiap

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PELANTIKAN, PEMBERHENTIAN KEPALA

Lebih terperinci

PERATURAN SIASAT GEREJA DI GKPS (RUHUT PAMINSANGON)

PERATURAN SIASAT GEREJA DI GKPS (RUHUT PAMINSANGON) PERATURAN SIASAT GEREJA DI GKPS (RUHUT PAMINSANGON) 76 Ketetapan Synode Bolon GKPS ke-32 Tahun 1994 No. 5/1 Tahun 1994 Tentang RUHUT PAMINSANGON DI GEREJA KRISTEN PROTESTAN SIMALUNGUN SYNODE BOLON GEREJA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjamuan kudus merupakan perintah Tuhan sendiri, seperti terdapat dalam Matius 26:26-29, Mar

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjamuan kudus merupakan perintah Tuhan sendiri, seperti terdapat dalam Matius 26:26-29, Mar BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam pengajaran gereja sakramen disebut sebagai salah satu alat pemelihara keselamatan bagi umat Kristiani. Menurut gereja-gereja reformasi hanya ada dua sakramen,

Lebih terperinci

2011, No Peraturan Presiden Nomor 90 Tahun 2007 tentang Badan Koordinasi Penanaman Modal; 4. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Moda

2011, No Peraturan Presiden Nomor 90 Tahun 2007 tentang Badan Koordinasi Penanaman Modal; 4. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Moda BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.513, 2011 BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL. Kode Etik. Penyelenggaraan. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG

Lebih terperinci

Barisan Pemenang GBI Misi Kasih

Barisan Pemenang GBI Misi Kasih Barisan Pemenang GBI Misi Kasih BY WWW.MISIKASIH.ORG APA ITU BARISAN PEMENANG? Barisan Pemenang yang disebut BP adalah sebuah tim kecil yang terdiri dari tujuh orang yang sebagai kelompok yang dapat menjawab

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2016

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2016 BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2016 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH

Lebih terperinci

b. bahwa Komisi Yudisial mempunyai peranan penting dalam usaha mewujudkan

b. bahwa Komisi Yudisial mempunyai peranan penting dalam usaha mewujudkan UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah

Lebih terperinci

TATA GEREJA Gereja Kristen Immanuel Edisi SR XX TATA GEREJA. Gereja Kristen Immanuel. Edisi SR XX. Sinode Gereja Kristen Immanuel

TATA GEREJA Gereja Kristen Immanuel Edisi SR XX TATA GEREJA. Gereja Kristen Immanuel. Edisi SR XX. Sinode Gereja Kristen Immanuel Sinode Gereja Kristen Immanuel Kompleks Istana Mekar Wangi Jl. Taman Mekar Agung III No. 16 Bandung 40237 Telp. 022-87804653; Website: www.sinodegkim.com TATA GEREJA Gereja Kristen Immanuel Edisi SR XX

Lebih terperinci

Dasar Kebersatuan Umat Kristen. Efesus 2: Pdt. Andi Halim, S.Th.

Dasar Kebersatuan Umat Kristen. Efesus 2: Pdt. Andi Halim, S.Th. Dasar Kebersatuan Umat Kristen Efesus 2:11-22 Pdt. Andi Halim, S.Th. Bicara soal kebersatuan, bukan hanya umat Kristen yang bisa bersatu. Bangsa Indonesia pun bersatu. Ada semboyan Bhineka Tunggal Ika,

Lebih terperinci

BUPATI LAMONGAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI LAMONGAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN 1 BUPATI LAMONGAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA DI KABUPATEN LAMONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah

Lebih terperinci

II. KEDUDUKAN, KEANGGOTAAN, TUGAS DAN KEWAJIBAN PPK, PPS, KPPS DAN PPDP

II. KEDUDUKAN, KEANGGOTAAN, TUGAS DAN KEWAJIBAN PPK, PPS, KPPS DAN PPDP 1 3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR : 04 /Kpts-K/KPU-Kab-012.329506/2013 TENTANG PENETAPAN PEDOMAN TEKNIS PEMBENTUKAN BADAN PENYELENGGARA

Lebih terperinci

PARA PENDETA DAN PARA PELAYAN JEMAAT LAINNYA PELAJARAN 9

PARA PENDETA DAN PARA PELAYAN JEMAAT LAINNYA PELAJARAN 9 PARA PENDETA DAN PARA PELAYAN JEMAAT LAINNYA PELAJARAN 9 PERTANYAAN YANG PERLU DIPIKIRKAN Bagaimanakah orang-orang yang dipilih dalam organisasi GMAHK itu menjalankan wewenangnya? SUATU PELAYANAN YANG

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk memperoleh data lapangan guna. penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk memperoleh data lapangan guna. penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Untuk memperoleh data lapangan guna penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Pendekatan kualitatif sangat mengandalkan manusia

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2009 NOMOR 27 PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI Tanggal : 29 Desember 2009 Nomor : 27 Tahun 2009 Tentang : PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBENTUKAN DAN BUKU ADMINISTRASI RUKUN WARGA

Lebih terperinci

MENGORGANISASI, MENGGABUNGKAN, MEMBUBARKAN JEMAAT DAN PERKUMPULAN MENGORGANISASI JEMAAT PELAJARAN 10

MENGORGANISASI, MENGGABUNGKAN, MEMBUBARKAN JEMAAT DAN PERKUMPULAN MENGORGANISASI JEMAAT PELAJARAN 10 MENGORGANISASI, MENGGABUNGKAN, MEMBUBARKAN JEMAAT DAN PERKUMPULAN MENGORGANISASI JEMAAT PELAJARAN 10 Satu jemaat diorganisasi oleh seorang pendeta yang diurapi atas rekomendasi komite eksekutif konferens.

Lebih terperinci

FORMULIR PENDAFTARAN CALON MAHASISWA BARU STT BEREA

FORMULIR PENDAFTARAN CALON MAHASISWA BARU STT BEREA FORMULIR PENDAFTARAN CALON MAHASISWA BARU STT BEREA Sekolah Tinggi Teologi Berea membuka pendaftaran bagi calon mahasiswa baru tahun ajaran 2013/2014 dengan program pendidikan : 1. STRATA SATU (S-1) PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 1999, hlm 30

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 1999, hlm 30 1 BAB I PENDAHULUAN A. Pendahuluan A.1. Latar belakang permasalahan Harus diakui bahwa salah satu faktor penting di dalam kehidupan masyarakat termasuk kehidupan bergereja adalah masalah kepemimpinan.

Lebih terperinci

SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN. NOMOR : 11/Kpts/KPU Kab /2010 TENTANG

SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN. NOMOR : 11/Kpts/KPU Kab /2010 TENTANG SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN NOMOR : 11/Kpts/KPU Kab 014329920/2010 TENTANG TATA KERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN, PANITIA PEMILIHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejarah misi terdahulu di Indonesia yang dikerjakan oleh Zending Belanda, orang

BAB I PENDAHULUAN. sejarah misi terdahulu di Indonesia yang dikerjakan oleh Zending Belanda, orang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberadaan Gereja X Bandung di Wilayah Jawa Barat tidak terlepas dari sejarah misi terdahulu di Indonesia yang dikerjakan oleh Zending Belanda, orang Tionghoa

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 44 Tahun : 2016

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 44 Tahun : 2016 BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 44 Tahun : 2016 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Kedaton terdiri dari 7 kelurahan, yaitu:

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Kedaton terdiri dari 7 kelurahan, yaitu: IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN Kecamatan Kedaton terdiri dari 7 kelurahan, yaitu: (1) Kelurahan Kedaton, (2) Kelurahan Surabaya, (3) Kelurahan Sukamenanti, (4) Kelurahan Sidodadi, (5) Kelurahan Sukamenanti

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 28 Tahun : 2013

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 28 Tahun : 2013 BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 28 Tahun : 2013 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memanggil mereka di dalam dan melalui Yesus Kristus. 1 Ada tiga komponen. gelap kepada terang, dari dosa kepada kebenaran.

BAB I PENDAHULUAN. memanggil mereka di dalam dan melalui Yesus Kristus. 1 Ada tiga komponen. gelap kepada terang, dari dosa kepada kebenaran. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gereja adalah kumpulan orang-orang yang telah dipanggil Allah keluar dari dunia ini untuk menjadi miliknya, umat kepunyaan Allah sendiri. Allah memanggil mereka di

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO D E S A P A D I Jln. Raya Padi Pacet No.26 Kec. Gondang Tlp PERATURAN DESA PADI NOMOR : 06 TAHUN 2002

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO D E S A P A D I Jln. Raya Padi Pacet No.26 Kec. Gondang Tlp PERATURAN DESA PADI NOMOR : 06 TAHUN 2002 PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO D E S A P A D I Jln. Raya Padi Pacet No.26 Kec. Gondang Tlp. 0321 690957 PERATURAN DESA PADI NOMOR : 06 TAHUN 2002 T E N T A N G TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PELANTIKAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2016

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2016 BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2016 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH

Lebih terperinci

FORMULIR PENDAFTARAN PROGRAM SI JURUSAN: TEOLOGI PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN (PAK) A. IDENTITAS CALON 1. Nama Lengkap :.. 2. Alamat Lengkap :..

FORMULIR PENDAFTARAN PROGRAM SI JURUSAN: TEOLOGI PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN (PAK) A. IDENTITAS CALON 1. Nama Lengkap :.. 2. Alamat Lengkap :.. SEKOLAH TINGGI TEOLOGI KHARISMA Jl. MEKAR LAKSANA NO.8, KOMP. MEKAR WANGI, Bandung - 40237 Telp/Fax : (022) 5225785 E-Mail: sttkharisma_bdg@yahoo.com, website: www.stt-kharisma.org Status : TERAKREDITASI

Lebih terperinci

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR :...TAHUN 2012 TENTANG SELEKSI ANGGOTA KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN/KOTA

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR :...TAHUN 2012 TENTANG SELEKSI ANGGOTA KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN/KOTA 1 PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR :...TAHUN 2012 TENTANG SELEKSI ANGGOTA KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN/KOTA KOMISI PEMILIHAN UMUM, Menimbang : 1. Bahwa untuk

Lebih terperinci

PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN NOMOR: 07/BPMS-BNKP/2008 tentang PELAYAN BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BNKP

PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN NOMOR: 07/BPMS-BNKP/2008 tentang PELAYAN BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BNKP PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN NOMOR: 07/BPMS-BNKP/2008 tentang PELAYAN Dengan Kasih Karunia Yesus Kristus, Tuhan dan Raja Gereja BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BNKP Menelaah : Kejadian 1:26; I Petrus

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Di dalam Alkitab, setidaknya terdapat tiga peristiwa duka dimana Yesus

BAB V KESIMPULAN. Di dalam Alkitab, setidaknya terdapat tiga peristiwa duka dimana Yesus BAB V KESIMPULAN 5.1. Refleksi Di dalam Alkitab, setidaknya terdapat tiga peristiwa duka dimana Yesus hadir dalam tiga kesempatan yang berbeda: (1) Yesus membangkitkan anak Yairus (Matius 9:18-26, Markus

Lebih terperinci

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK, Menimbang : a.

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA INDONESIA MAX OWNERS (IMO) BAB I PRINSIP DASAR DAN KODE KEHORMATAN. Pasal 2 Kode Kehormatan

ANGGARAN RUMAH TANGGA INDONESIA MAX OWNERS (IMO) BAB I PRINSIP DASAR DAN KODE KEHORMATAN. Pasal 2 Kode Kehormatan ANGGARAN RUMAH TANGGA INDONESIA MAX OWNERS (IMO) BAB I PRINSIP DASAR DAN KODE KEHORMATAN Pasal 1 Prinsip Dasar Prinsip dasar adalah: 1. Iman kepada Tuhan Yang Maha Esa 2. Peduli tehadap bangsa, tanah air

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA NOMOR : 12/H3.1.5/PPd/2009. tentang

SURAT KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA NOMOR : 12/H3.1.5/PPd/2009. tentang SURAT KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA NOMOR : 12/H3.1.5/PPd/2009 tentang PERATURAN SKRIPSI MAHASISWA PROGRAM STUDI FARMASI (S1) FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA DEKAN FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Pada bagian ini akan di paparkan tentang kesimpulan dan saran dari hasil penelitian

BAB V PENUTUP. Pada bagian ini akan di paparkan tentang kesimpulan dan saran dari hasil penelitian BAB V PENUTUP Pada bagian ini akan di paparkan tentang kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti. 5.1 Kesimpulan 1. Tidak dapat dipungkiri persoalan dalam kehidupan

Lebih terperinci

FORMULIR PENDAFTARAN

FORMULIR PENDAFTARAN Untuk tahun akademik SEKOLAH TINGGI TEOLOGI KHATULISTIWA (KHATULISTIWA THEOLOGICAL SEMINARY) SINTANG - KALIMANTAN BARAT Status: Izin Penyelenggaraan Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat

Lebih terperinci

BUPATI TULUNGAGUNG SALINAN PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI TULUNGAGUNG SALINAN PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI TULUNGAGUNG SALINAN PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 04 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 38 Tahun : 2015

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 38 Tahun : 2015 BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 38 Tahun : 2015 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 38 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL

Lebih terperinci

PEDOMAN TEKNIS TATA KERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KEBUMEN SERTA PEMBENTUKAN DAN TATA KERJA PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN, PANITIA

PEDOMAN TEKNIS TATA KERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KEBUMEN SERTA PEMBENTUKAN DAN TATA KERJA PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN, PANITIA Lampiran I KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 3/Kpts/KPU-Kab-012.329455/2015 TANGGAL : 18 APRIL 2015 TENTANG : PEDOMAN TEKNIS TATA KERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KEBUMEN SERTA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH NOMOR 19 TAHUN 2000

PERATURAN DAERAH NOMOR 19 TAHUN 2000 PERATURAN DAERAH NOMOR 19 TAHUN 2000 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN ATAU PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA (LD. TH. 2000 NO 12 SERI C) PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN, PENCALONAN, PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan UKDW

Bab I Pendahuluan UKDW Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Gereja Kristen Jawa (GKJ) Immanuel Ungaran merupakan salah satu gereja yang terletak di Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang dengan jemaat berjumlah 417 jiwa.

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PENAJAM PASER UTARA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PENAJAM PASER UTARA, PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL (PPNS) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

KETETAPAN MAJELIS WALI AMANAT IPB NOMOR : 62 /MWA-IPB/2007 T E N T A N G

KETETAPAN MAJELIS WALI AMANAT IPB NOMOR : 62 /MWA-IPB/2007 T E N T A N G KETETAPAN MAJELIS WALI AMANAT IPB NOMOR : 62 /MWA-IPB/2007 T E N T A N G TATA CARA PEMILIHAN, PENGANGKATAN, DAN PEMBERHENTIAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR MAJELIS WALI AMANAT INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBINAAN ROHANI TERHADAP KEAKTIFAN KAUM MUDA DALAM PELAYANAN DI GEREJA KRISTEN HOLISTIK JEMAAT SERENITY MAKASSAR SKRIPSI

PENGARUH PEMBINAAN ROHANI TERHADAP KEAKTIFAN KAUM MUDA DALAM PELAYANAN DI GEREJA KRISTEN HOLISTIK JEMAAT SERENITY MAKASSAR SKRIPSI PENGARUH PEMBINAAN ROHANI TERHADAP KEAKTIFAN KAUM MUDA DALAM PELAYANAN DI GEREJA KRISTEN HOLISTIK JEMAAT SERENITY MAKASSAR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat-syarat dalam Menyelesaikan Stratum

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BONE PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 04 TAHUN 2007 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BONE PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 04 TAHUN 2007 TENTANG 1 PEMERINTAH KABUPATEN BONE PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 04 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN, PENCALONAN, PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN Nomor : 090.SK/US-BU/P.1/II/2014 tentang ; Tata Cara Pemilihan, Pengangkatan, dan Pemberhentian Dekan REKTOR UNIVERSITAS SILIWANGI

SURAT KEPUTUSAN Nomor : 090.SK/US-BU/P.1/II/2014 tentang ; Tata Cara Pemilihan, Pengangkatan, dan Pemberhentian Dekan REKTOR UNIVERSITAS SILIWANGI SURAT KEPUTUSAN Nomor : 090.SK/US-BU/P.1/II/2014 tentang ; Tata Cara Pemilihan, Pengangkatan, dan Pemberhentian Dekan di lingkungan Universitas Siliwangi REKTOR UNIVERSITAS SILIWANGI Menimbang : 1 bahwa

Lebih terperinci

Oleh Pdt. Daniel Ronda. Latar Belakang Pergumulan Pendidik

Oleh Pdt. Daniel Ronda. Latar Belakang Pergumulan Pendidik Oleh Pdt Daniel Ronda Latar Belakang Pergumulan Pendidik Profesi pendidik agama Kristen di sekolah negeri maupun swasta memiliki keistimewaan, karena dia sedang menolong kebutuhan anak didik dalam menemukan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN BUPATI GUNUNG KIDUL NOMOR 208/KPTS/2001

KEPUTUSAN BUPATI GUNUNG KIDUL NOMOR 208/KPTS/2001 KEPUTUSAN BUPATI GUNUNG KIDUL NOMOR 208/KPTS/2001 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL NOMOR 8 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA (BPD) BUPATI GUNUNG

Lebih terperinci

PENGUMUMAN Nomor : 954/ C.2/ VII/ 2008 PENDAFTARAN BAKAL CALON ANGGOTA KPU PROVINSI JAWA TENGAH

PENGUMUMAN Nomor : 954/ C.2/ VII/ 2008 PENDAFTARAN BAKAL CALON ANGGOTA KPU PROVINSI JAWA TENGAH TIM SELEKSI CALON ANGGOTA KPU PROVINSI JAWA TENGAH JL. VETERAN NO. 1A SEMARANG TELP. 024 8413393 FAX. 024 8413391 PENGUMUMAN Nomor : 954/ C.2/ VII/ 2008 PENDAFTARAN BAKAL CALON ANGGOTA KPU PROVINSI JAWA

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJARMASIN

WALIKOTA BANJARMASIN WALIKOTA BANJARMASIN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN RUKUN TETANGGA (RT) DAN RUKUN WARGA (RW) DI WILAYAH KOTA BANJARMASIN DENGAN

Lebih terperinci