D i s k a n l a J a w a T i m u r ; S u k a n d a r d k k

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "D i s k a n l a J a w a T i m u r ; S u k a n d a r d k k"

Transkripsi

1

2 PROFIL DESA PESISIR PROVINSI JAWA TIMUR Volume 2 (Selatan Jawa Timur) SUKANDAR CITRA SATRYA UTAMA DEWI MULIAWATI HANDAYANI CHULDYAH J. HARSINDHI ARSYIL WISUDA MAULANA SUPRIYADI ALI BAHRONI Bidang Kelautan, Pesisir, dan Pengawasan DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN PROVINSI JAWA TIMUR

3 PROFIL DESA PESISIR PROVINSI JAWA TIMUR VOLUME II (SELATAN JAWA TIMUR) Penulis: SUKANDAR CITRA SATRYA UTAMA DEWI MULIAWATI HANDAYANI CHULDYAH J. HARSINDHI ARSYIL WISUDA MAULANA SUPRIYADI ALI BAHRONI ISBN:.. Penanggungjawab Ir. Fatkhur Rozaq, M.Si Desain Cover Rois Syarif Qoidhul Haq Dicetak Oleh CV. Vox Consultindo Diterbitkan Oleh Bidang Kelautan, Pesisir, dan Pengawasan DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN PROVINSI JAWA TIMUR Surabaya, Desember 2016

4 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunianya sehingga Buku PROFIL DESA PESISIR JAWA TIMUR (Volume 2: Pesisir Selatan) telah dapat diselesaikan. Buku profil ini merupakan sebuah buku yang memuat data data dasar terkait dengan desa pesisir di selatan Jawa Timur. Buku ini diharapkan dapat membantu pemerintah, swasta, dan masyarakat yang akan melakukan pembangunan, pengembangan, maupun berinvestasi di wilayah pesisir selatan Jawa Timur. Buku ini dapat dicetak dan diterbitkan karena kerjasama tim besar yang terus bekerja dan berkarya untuk Kawasan Pesisir di Jawa Timur. Terimakasih disampaikan kepada Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur yang telah memfasilitasi terbitnya buku ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan untuk tim penulis yang telah bekerja keras mengumpulkan data dan menyusun buku dengan cukup baik, seluruh dinas pemerintah dan masyarakat pesisir selatan Jawa Timur, serta seluruh staf Bidang Kelautan, Pesisir, dan Pengawasan yang telah ikut membantu dalam penyelesaian buku ini. Kami menyadari masih terdapat kekurangan dalam buku ini untuk itu kritik dan saran terhadap penyempurnaan buku ini sangat diharapkan. Semoga buku ini dapat memberi maanfaat bagi pemerintah, swasta, dan masyarakat di Kawasan Pesisir Selatan Jawa Timur. Surabaya, Desember 2016 Kepala Bidang Kelautan, Pesisir, dan Pengawasan. Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur Ir. Fatkhur Rozaq, M.Si i

5 PRAKATA Indonesia merupakan salah satu Negara Kepulauan dengan garis pantai yang sangat panjang, yaitu km, dan terdiri pulau pulau kecil yang bertaburan membentuk mozaik indah di laut nusantara. Hal ini akan menyebabkan keberagaman kondisi ekosistem pesisir dan laut, serta potensi pemanfaatan sumberdaya hayati dan non hayati, didalamnya. Keberagaman ini, yang kemudian mempengaruhi kondisi ekonomi, sosial, dan budaya masyarakat yang berinteraksi di wilayah pesisir. Pembangunan dan pengembangan pemerintah tentu sangat bergantung terhadap kondisi masyarakat dan sumberdaya yang beragam, termasuk di wilayah pesisir Jawa Timur. Desa merupakan satuan wilayah administrasi terkecil dalam pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesi (NKRI), desa pesisir merupakan salah satu klasifikasi desa, yang artinya adalah sebuah wilayah desa berbatasan langsung dengan laut. Setiap desa, termasuk desa pesisir diharapkan memiliki data dasar terkait ekonomi sosial, budaya masyarakat, dan sumberdayanya. Buku ini disusun untuk memberikan informasi dasar terkait kondisi terkini desa pesisir di Pesisir Selatan Jawa Timur. Buku dengan judul PROFIL DESA PESISIR JAWA TIMUR (Volume 2, Pesisir Selatan), merupakan usaha awal program pembangunan dan pemerataan pembangunan wilayah pesisir dan laut di Provinsi Jawa Timur. Buku ini tentu masih sangat jauh dari kata sempurna, sehingga kritik, masukan, dan saran masih kami perlukan untuk penyempurnaan buku. Malang, Desember 2016 Tim Penulis ii

6 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i PRAKATA... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR... iv DAFTAR TABEL... v DAFTAR LAMPIRAN... vi BAB I. PESISIR SELATAN JAWA TIMUR... 1 BAB II. PACITAN... 4 BAB III. TRENGGALEK... 7 BAB IV. TULUNGAGUNG... 9 BAB V. BLITAR BAB VI. MALANG BAB VII. LUMAJANG BAB VIII. JEMBER BAB IX. BANYUWANGI BAB X. PENUTUP REFERENSI TENTANG PENULIS iii

7 DAFTAR GAMBAR Gambar 1.Peta Desa Pesisir Provinsi Jawa Timur... 2 Gambar 2.Lokasi desa pesisir Kabupaten Pacitan... 5 Gambar 3.Lokasi desa pesisir Kabupaten Trenggalek... 8 Gambar 4.Lokasi desa pesisir Kabupaten Tulungagung Gambar 5.Lokasi desa pesisir Kabupaten Blitar Gambar 6.Lokasi desa pesisir Kabupaten Malang Gambar 7.Lokasi desa pesisir Kabupaten Lumajang Gambar 8.Lokasi desa pesisir Kabupaten Jember Gambar 9.Lokasi desa pesisir Kabupaten Banyuwangi iv

8 DAFTAR TABEL Tabel 1.Desa Pesisir di Kabupaten Pacitan, Luas, dan Panjang Garis Pantainya...6 Tabel 2.Desa Pesisir di Kabupaten Blitar, Luas, dan Panjang Garis Pantainya Tabel 3.Desa Pesisir di Kabupaten Malang, Luas, dan Panjang Garis Pantainya Tabel 4.Desa Pesisir di Kabupaten Lumajang, Luas, dan Panjang Garis Pantainya 18 Tabel 5.Desa Pesisir di Kabupaten Jember, Luas, dan Panjang Garis Pantainya Tabel 6.Desa Pesisir di Kabupaten Banyuwangi, Luas, dan Panjang Garis Pantainya v

9 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1.Profil Desa Pesisir Kabupaten Pacitan Lampiran 2. Profil Desa Pesisir Kabupaten Trenggalek Lampiran 3.Profil Desa Pesisir Kabupaten Tulungagung Lampiran 4.Profil Desa Pesisir Kabupaten Blitar Lampiran 5.Profil Desa Pesisir Kabupaten Malang Lampiran 6.Profil Desa Pesisir Kabupaten Lumajang Lampiran 7.Profil Desa Pesisir Kabupaten Jember Lampiran 8.Profil Desa Pesisir Kabupaten Banyuwangi vi

10 Bab I PESISIR SELATAN JAWA TIMUR Indonesia merupakan salah satu Negara Kepulauan terbesar didunia. Negara dengan gari pantai terpanjang, yaitu99.093km, dan terdiri dari pulau pulau kecil yang bertaburan membentuk mozaik indah di laut nusantara. Wilayah geografis Indonesia terletak diantara Benua Asia dan Australia, serta Samudra Hindia dan Pasifik. Kondisi ini menjadikan Indonesia sebagai Negara dengan keanekaragaman kondisi ekosistem pesisir dan laut. Keberagaman ekosistem pesisir dan laut di Indonesia menunjukkan tingginya keragaman jenis sumberdaya hayati dan non-hayati laut, serta jasa lingkungan yan ditawarkan. Kondisi ini yang kemudian mempengaruhi kondisi ekonomi, sosial, dan budaya masyarakat yang hidup didalamnya. Keberadaan potensi sumberdaya hayati dan non hayati akan mempengaruhi jenis usaha dan rencana pembangunan di wilayah pesisir dan laut. Pembangunan dan pengembangan pemerintah tentu sangat bergantung terhadap kondisi masyarakat dan sumberdaya yang beragam, sehingga diperlukan data dasar yang dapat mendukung program. Desa, sebagai satuan wilayah administrasi terkecil dalam pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesi (NKRI diharapkan memberi kontribusi nyata terkait rencana pembangunan dan pengembangan ekonomi, sosial, budaya masyarakat di wilayah pesisir. Jawa Timur memiliki delapan kabupaten pesisir yang berada di sisi selatan, berbatasan langsung dengan Samudra Hindia, dan memiliki karakter yang relatif sama. Diketahui terdapat 142 desa pesisir yang berjajar rapi menjaga garis pantai sisi selatan Jawa Timur, sepanjang 943,901 km (Gambar 1). Sejumlah desa pesisir di selatan Jawa Timur merupakan obyek pembangunan dan pengembangan yang seyogyanya dilaksanakan oleh pemerintah, bersama dengan masyarakat. Program pembangunan dan pengembangan yang dilakukan oleh pemerintah bersma masyarakat dapat berjalan dengan baik jika dibekali dengan data data dasar terkait potensi sumberdaya desa pesisir. 1

11 Gambar 1.Peta Desa Pesisir Selatan Provinsi Jawa Timur Pesisir selatan Jawa Timur memiliki rangkaian perbukitan yang membentang dari Kabupaten Pacitan, Trenggalek, Tuungagung, Blitar dan berakhir di Malang. Pegunungan ini merupakan pegunungan kapur yang merupakan lanjutan rangkaian dari Pegunungan Sewu. Secara umum, wilayah ini beriklim tropis basah dengan curah hujan rata rata 1900mm per tahun. Wilayah pesisir selatan ini berbatasan langsung dengan Samudra Hindia, yang memiliki karakter oseanografi cenderung keras, gelombang tinggi dan arus kencang. Hal ini menyebabkan potensi keberadaan ekosistem pesisir seperti Terumbu Karang, Lamun, dan Mangrove kurang dapat berkembang. Potensi yang sangat bisa dikembangkan dari wilayah ini adalah sektor perikanan tangkap dan pariwisata. Produksi perikanan tangkap ikan pelagis di Provinsi Jawa Timur sangat bergantung pada produksi dari wilayah pesisir selatannya, antara lain dari Kabupaten Pacitan, Trenggalek, Malang, dan Banyuwangi. Komoditi utama ikan pelagis di pesisir selatan Jawa Timur antara lain ikan tuna, tongkol, dan cakalang. Ketiga jenis ikan pelagis ini menjadi komoditi utama, terutama di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) KabupatenPacitan, Trenggalek, dan Malang. Pariwisata yang dapat berkembang dengan baik di pesisir selatan adalaha wisata bahari, terutama wisata pantai. Hal ini karena pantai pantai disini 2

12 relatif tergaja kealamiannya. Beberapa pantai bahkan menjadi tujuan utama penyu mendarat untuk bertelur, sehingga dapat menjadi destinasi ekowisata. Beberapa titik di selatan juga masih memiliki ekosistem terumbu karang, sehingga layak untuk dijadikan sebagai tempat wisata snorkeling dan diving, namun kedua akivitas ini hanya diperuntukkan bagi penyelam berpengalaman. Makanan yang umum dijumpai di wilayah pesisir selatan ini adalah jenis ikan. Dan olahan ikan. Di setiap kabupaten pesisir kita dapat menjumpai ikan segar, ikan bakar, ikan asap, ikan asin, terasi, kerupuk ikan, dan abon ikan. Produk produk ini rata rata merupakan hasil olahan tangan dari ibu rumah tangga di wilayah tersebut. Pengolahan ikan ini umumnya diilakukan oleh ibu rumah tangga nelayan sebagai usaha untuk tetap bertahan saat musim paceklik. Mayoritas rumah tangga nelayan di pesisir selatan Jawa Timur adalah Suku Jawa, dengan etnisitas yang heterogen. Kabupaten Banyuwangi memiliki pengecualian, karena penduduk aslinya adalah Suku Osing. Tidak jarang kita bisa menemukan beberapa orang dengan suku asli Madura, Makassar, Buton, dan Bugis hidup harmonis berdampingan di wilayah pesisir selatan Jawa Timur. 3

13 Bab II PACITAN Pantai Kembang, Pacitan (Cak Kandar) Kabupaten Pacitan merupakan kabupaten pesisir selatan Jawa Timur yang terletak di ujung barat, berbatasan dengan Jawa Tengah. Memiliki tujuh kecamatan pesisir, dan 23 desa pesisir yang berbatasan langsung dengan Samudra Hindia (Tabel 1). Kecamatan pesisir terluas di Kabupaten Pacitan adalah Kecamatan Kebonagung (tujuh desa pesisir), sedangkan sebaliknya adalah Kecamatan Tulakkan (satu desa pesisir). Ketujuh wilayah kecamatan pesisir ini dihubungkan dengan jalur alternatif lintas selatan, bahkan mencapai Kabupaten Trenggalek. Wilayah desa pesisir Kabupaten Pacitan membentang membentuk garis pantai sepanjag 92,253 km, berbatasan langsung dengan Samudra Hindia (Gambar 2). Terdapat orang yang bermatapencaharian sebagai nelayan, dengan unit armada penangkapan ikan, dan unit alat tangkap ikan yang beroperasi di wilayah pesisir Kabupaten Pacitan. Komoditas unggulan perikanan Kabupaten Pacitan adalah Tuna, Layur, Lobster, Cakalang, Tengiri, dan Dorang, dengan jumlah produksi rata rata ton pertahun. 4

14 Gambar 2. Wilayah pesisir selatan Kabupaten Pacitan Pesisir Kabupaten Pacitan juga memiliki potensi ekosistem unik khas tropis, yaitu ekosistem terumbu karang, padang lamun, dan ekosistem mangrove. Ketiga ekosistem ini menyusun benteng pertahanan alami bagi wilayah pesisir, serta menjadi kawasan tabungan ikan dan sumberdaya hayati laut. Hasil kajian dan penelitian Dinas Kelautan Perikanan Kabupaten Pacitan menunjukkan bahwa luasan terumbu karang di wilayah pesisir ini mencapai 11,51 Ha, padang lamun 2 Ha, dan Mangrove 8 Ha. 5

15 Tabel 1.Desa Pesisir di Kabupaten Pacitan, Luas, dan Panjang Garis Pantainya Desa Kecamatan Kabupaten Luas Desa (Ha) Garis Pantai (Km) Widoro Donorojo Pacitan Kalak Donorojo Pacitan Sendang Donorojo Pacitan Jetak Tulakan Pacitan Sidomulyo Ngadirejo Pacitan Hadiwarno Ngadirejo Pacitan Watu Karung Pringkuku Pacitan Jlubang Pringkuku Pacitan Candi Pringkuku Pacitan Poko Pringkuku Pacitan Dadapan Pringkuku Pacitan Pager Kidul Sudimoro Pacitan Pager Lor Sudimoro Pacitan Sukorejo Sudimoro Pacitan Sidoharjo Pacitan Pacitan Ploso Pacitan Pacitan Kembang Pacitan Pacitan Plumbungan Kebon Agung Pacitan Karangnongko Kebon Agung Pacitan Kalipelus Kebon Agung Pacitan Katipugal Kebon Agung Pacitan Klesem Kebon Agung Pacitan Sidomulyo Kebon Agung Pacitan Worawari Kebon Agung Pacitan Total Sumber: Diolah dari Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) Bakosurtanal 2002 dan RTRW Jawa Timur Potensi perikanan tangkap yang tinggi, dan potensi ekosistem unik khas tropis yang menarik, menjadi modal awal yang menjanjikan dalam pengembangan pariwisata di wilayah pesisir Kabupaten Pacitan. Pantai Teleng Ria adalah wisata pantai yang telah berkembang, dengan sarana wisata dalam jumlah cukup banyak dan mudah diakses. Wisata pantai lain yang juga banyak dikunjungi adalah Pantai Watu Karung dan Pantai Klayar. Kedua lokasi wisata ini menawarkan kealamian pantai dan bongkahan batu karang yang menjulang. Pantai Tamanjuga menjadi destinasi wisata yang diminati, karena terdapat penangkaran penyu didalamnya.setiap desa pesisir di Kabupaten Pacitan memilki potensi yang berbeda, dengan kelebihan dan tantangannya masing masing. Lampiran 1 dalam buku ini memuat profil setiap desa pesisir dalam tujuh kecamatan pesisir, di Kabupaten Pacitan. 6

16 BAB III TRENGGALEK Wisata Mangrove Cengkrong, Trenggalek (Cak Kandar) Kabupaten Trenggalek memiliki luas wilayah sebesar 126,140 Ha, berupa daratan pegunungan berbukit bukit, dan membentang pada koordinat 111º º 11 BT dan 7º 63-8º 34 LS.Trenggalek termasuk wilayah dengan iklim tropis basah, yang mengalami perubahan iklim sebanyak dua kali sepanjang tahun, yaitu musim hujan dan kemarau. Bulan September April tercatat sebagai musi hujan, sedangkan Mei Agustus adalah musim kemarau. Suhu rata rata tahunan di Kabupaten Trenggalek adalah C, dan curah hujan tahunan rata ratanya adalah 2.060mm per hari. Kabupaten ini terbagi menjadi 14 kecamatan, tiga diantaranya merupakan kecamatan pesisir, yaitu Watulimo, Munjungan, dan Panggul. Satuan unit terkecil di Kabupaten Trenggalek terbagi menjadi 157 desa, dan 13 diantaranya berbaris rapi menyusun garis pantai sepanjang 117,467 km. 13 desa pesisir tersebut, adalah Desa Tasikmadu, Prigi, Karanggandu, Bendroto, Tawing, Munjungan, Masaran, Craken, Ngulung Kulon, Ngulung Wetan, Nglebeng, Wonocoyo, dan Besuki (Gambar 3). Penududuk Kabupaten Trenggalek diketahui sekitar jiwa menyebar di 14 kecamatan. Kecamatan dengan jumlah penduduk terbanyak, adalah Panggul, sebuah kecamatan pesisir yang berbatasan dengan Kabupaten Tulungagung. Jumlah penduduk di tiga kecamatan pesisir diketahui sekitar jiwa, yang tarcatat dalam keluarga dari keluarga tersebut diketahui sebagai rumah tangga nelayan, dengan nilai produksi ikan sebesar ton per tahun. 7

17 Gambar 3. Lokasi desa pesisir Kabupaten Trenggalek Keberadaan desa pesisir dan peran serta masyarakat pesisir didalamnya memberikan kontribusi besar terhadap Kabupaten Trenggalek. Hal ini disebabkan oleh potensi desa pesisir sebagai daerah destinasi wisata. Destinasi wisata yang ditawarkan dapat dibagi menjadi dua hal, yaitu wisata bahari dan wisata budaya. Larung Sembonyo adalah atraksi budaya pesisir yang ditawarkan dalam wisata budaya di Desa Prigi. Wisata bahari yang juga menjadi destinasi wisata antara lain Pantai Prigi, Pantai Pasir Putih, Pantai Pelang, Pantai Blado, dan Pantai Ngampiran. Setiap desa pesisir tentu memiliki potensi yang beragam untuk dikembangkan dengan penanganan yang berbeda beda. Buku ini menyampaikan tabel profil desa pesisir Kabupaten Trenggalek pada Lampiran 2. 8

18 Bab IV TULUNGAGUNG Pelabuhan Popoh, Tulungagung (Cak Kandar) Kabupaten Tulungagung berbatasan langsung dengan Samudra Hindia di sisi selatan. Terletak pada koordinat ( ) Bujur Timur (BT) dan ( ) Lintang Selatan (LS), dengan luas Ha. Wilayah administrative kabupaten ini dibagi menjadi 19 kecamatan, 257 desa, dan 3 kelurahan. Tulungagung diketahui memiliki garis pantai mencapai 48,597 km, berbatasan dengan Samudra Hindia (Gambar 4). Wilayah selatan Kabupaten Tulungagung merupakan daerah pesisir, yang terbagi menjadi empat kecamatan pesisir, yaitu Kecamatan Tanggung Gunung, Pucang Laban, Kalidawir, dan Besuki. Dalam empat kecamatan tersebut terdapat Sembilan desa yang tergolong desa pesisir, karena berbatasan langsung dengan Samudra Hindia. Kawasan pesisir selatan sebagian besar adalah lahan kering, pegunungan kapur selatan, sehingga kesuburan tanahnya rendah. Kondisi ini menyebabkan masyarakat di kawasan pesisir sangat bergantung pada sumberdaya hayati laut, dan memilih untuk berprofesi sebagai nelayan. Kabupaten Tulungagung memiliki beberapa desa yang rawan bencana. Bencana alam yang mengintai di kabupaten ini, adalah: tanah longsor, banjir, gempa bumi, kekeringan, dan gelombang tsunami. Gelombang tsunami merupakan bencana alam yang peluang terjadinya sangat besar di wilayah desa pesisir, sehingga perlu diberikan pemahaman mitigasi bencana tsunami di wilayah ini. 9

19 Gambar 4. Lokasi desa pesisir di Kabupaten Tulungagung Industri perikanan tangkap di Kabupaten Tulungagung berkembang cukup baik, dengan komoditi ikan tuna, tongkol, dan cakalang. Sentra perikanan tangkap di kabupaten ini terletak di Pantai Popoh, yang juga merupakan salah satu destinasi wisata bahari. Destinasi wisata bahari lain yang dimiliki Kabupaten Tulungagung, yaitu: Pantai Sidem, Brumbun, Sine, Molang, Klatak, Gerangan, Sanggar, Ngalur, Coro, Lumbung, Dlodo, Pathok, Gebang, dan Kedung Tumpang. Buku ini menyediakan data dasar terkini desa pesisir Kabupaten Tulungagung, agar dapat dijadikan landasan dalam menyusun program untuk pembangunan fisik dan pengembangan karakter masyarakat pesisir di Kabupaten Tulungagung (Lampiran 3). 10

20 Bab V BLITAR Pantai Jolosutro, Blitar (Cak Kandar) Kabupaten Blitar secara administratif dibagi menjadi 22 kecamatan, 220 desa, dan 28 kelurahan. Empat kecamatan, dan 13 desa diantaranya merupakan kecamatan dan desa pesisir di Kabupaten Blitar (Tabel 2). Keempat kecamatan pesisir tersebut, adalah Kecamatan Bakung, Wonotirto, Panggungrejo, dan Wates. Keempat kecamatan ini berbaris rapi membentuk garis pantai yang membatasi pesisir selatan Kabupaten Blitar sepanjang km (Gambar 5). wilayah pesisir dan laut Blitar juga dihiasi dengan gugusan pulau pulau kecil, yang berjumlah 28 pulau kecil. Tabel 2.Desa Pesisir di Kabupaten Blitar, Luas, dan Panjang Garis Pantainya Desa Kecamatan Kabupaten LUAS Desa (Ha) Garis Pantai (Km) Plandirejo Bakung Blitar Tumpakoyot Bakung Blitar Bululawang Bakung Blitar Sidomulyo Bakung Blitar Tumpakkepuh Bakung Blitar Tambakrejo Wonotirto Blitar Ngadipuro Wonotirto Blitar Gununggede Wonotirto Blitar Serang Panggungrejo Blitar Sumberasih Panggungrejo Blitar Kaligambir Panggungrejo Blitar Ringin Rejo Wates Blitar Tugu Rejo Wates Blitar Sumber: Diolah dari Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) Bakosurtanal 2002 dan RTRW Jawa Timur 11

21 Wilayah pesisir dan laut di Kaupaten Blitar merupakan habitat hidup bagi beberapa jenis biota, sehingga membentuk ekosistem. Ekosistem yang hidup di pesisir ini adalah terumbu karang seluas 820 Ha dan mangrove serta vegetasi pantai seluas 7,5 Ha. Selain kedua ekosistem tersebut, kawasan ini memiliki potensi kawasan budidaya rumput laut seluas 40 Ha, dan potensi perikanan tangkap. Gambar 5. Pesisir selata Kabupaten Blitar Perikanan tangkap di Pesisir Blitar berpotensi menghasilkan ton ikan per tahun. Produksi perikanan tangkap ini dihasilkan oleh penduduk pesisir yang bermatapencaharian sebagai nelayan, sejumlah 816 nelayan. Nelayan nelayan ini menggunakan 888 unit alat tangkap, dan 308 armada utuk menangkap ikan, yang bergerak dari PPI Tambakrejo. Hasil tangkapan ikan kemudian didaratkan di enam pendaratan ikan, meskipun hanya tiga lokasi saja yang terdaftar. Potensi pesisir yang juga dapat dikembangkan adalah ekowisata bahari di 13 desa pesisir. Beberapa pantai yang sudah menjadi destinasi wisata adalah Pantai Tambakrejo, Pantai Serang, dan Pantai Jalasutra. Ketiga pantai ini dikelola oleh masyarakat dengan bantuan bantuan yang diperoleh dari pemerintah. Pemerintah bersama masyarakat membentuk kelembagaan 12

22 kelembagaan yang dikelola secara aktif, agar kondisi masyarakat desa pesisir dapat tejaga. Hal ini nampak dari keberadaan Koperasi Unit Bersama (KUB), dan Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas). Dalam pemaparan ini disertakan pula profil desa pesisir di Kabupaten Blitar (Lampiran 4), sebagai data dasar yang dapat digunakan untuk pembangunan kawasan pesisir dan pulau - pulau kecil. 13

23 Bab VI MALANG Pantai Tiga Warna, Malang (Cak. Kandar) Kabupaten Malang merupakan kabupaten terluas kedua di Jawa Timur setelah Kabupaten Banyuwangi. Kabupaten Malang membentang pada koordinat 112 o 17' sampai 112 o 57' Bujur Timur dan 7 o 44' sampai 8 o 26' Lintang Selatan. Kabupaten Malang terdiri atas 33 kecamatan, yang dibagi kembali menjadi sejumlah desa dan kelurahan. Hampir seluruh wilayah Kabupaten Malang merupakan dataran tinggi dan pegunungan, kecuali di sisi selatan, yang merupakan kawasan pesisir (Gambar 6). Gambar 6. Kawasan pesisir selatan Kabupaten Malang 14

24 Kawasan pesisir Kabupaten Malang terdiri dari enam kecamatan, yaitu: Bantur, Donomulyo, Gedangan, Tirtoyudo, Sumbermanjing, dan Ampelgading. Dalam enam kecamatan ini, diketahui terdapat 19 desa pesisir. Desa desa pesisir tersebut membentang membentuk garis pantai sepanjang 92,244 km (Tabel 3). Kawasan pesisir ini memiliki peruntukan yang beragam, antara lain dimanfaatkan sebagai pemukiman, industri, pelabuhan, dan bahkan sebagai kawasan konservasi. Salah satu kawasan konservasi yang dikelola oleh pemerintah adalah Cagar Alam Pulau Sempu, yang dikelola oleh Perum Perhutani. Pemanfaatan kawasan pesisir yang lain adalah sebagai pelabuhan, yaitu Pelabuhan Nusantara (PPN) Sendang Biru di Kecamatan Sumbermanjing Wetan. Tabel 3.Desa Pesisir di Kabupaten Malang, Luas, dan Panjang Garis Pantainya Desa Kecamatan Kabupaten LUAS Desa (Ha) Garis Pantai (Km) Sumberoto Donomulyo Malang Purworejo Donomulyo Malang Mentraman Donomulyo Malang Kedung Salam Donomulyo Malang Banjarjo Donomulyo Malang Tulung Rejo Donomulyo Malang Bandung Rejo Bantur Malang Sumber Bening Bantur Malang Srigonco Bantur Malang Sindurejo Gedangan Malang Gajahrejo Gedangan Malang Tumpak Rejo Gedangan Malang Sitiarjo Sumbermanjing Malang Tambakrejo Sumbermanjing Malang Tambak Sari Sumbermanjing Malang Sidoasri Sumbermanjing Malang Purwodadi Tirto Yudo Malang Pujiharjo Tirto Yudo Malang Lebakharjo Ampelgading Malang Sumber: Diolah dari Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) Bakosurtanal 2002 dan RTRW Jawa Timur Ekosistem khas tropis masih dapat dijumpai di kawasan pesisir Kabupaten Malang. Ekosistem terumbu karang dapat ditemukan di daerah Sendang Biru, Kondang Merak, dan Pulau Sempu. Ekosistem lamun masih dapat ditemui di Pantai Bale Kambang dan Pantai Kondang Merak, membentuk 15

25 patchy. Ekosistem mangrove masih banyak ditemukan di sepanjang sempadan pantai kawasan pesisir Kabupaten Malang. Industri yang sangat mungkin untuk dikembangkan di wilayah pesisir adalah industri perikanan, pengolahan hasil perikanan, dan pariwisata. Pariwisata yang menarik wisatawan dengan kualitas dan kuantitas yang tinggi adalah pariwisata dengan konsep ekosentrisme. Paradigma pariwisata ini adalah pemenuhan kebutuhan manusia namun tetap menjaga keseimbangan ekosistem. Konsep pariwisata ini telah dikembangkan oleh masyarakat bersama Perum Perhutani, yaitu Pengelolaan Ekowisata Tiga Warna di Kecamatan Sumbermanjing Wetan. Pariwisata bahari lain juga telah berkembang di kecamatan pesisir lainnya. Kecamatan Donomulyo memiliki delapan destinasi wisata bahari. Kecamatan Gedangan memiliki empat destinasi wisata bahari. Kecamatan Bantur menjadikan Kondang Merak dan Bale Kambang sebagai destinasi wisatanya. Tirtoyudo mengandalkan Pantai Sipelot, Lenggoksono, dan Tangger sebagai destinasi wisata bahari.kecamatan pesisir terakhir adalah Ampelgading, yang memiliki satu satunya pantai destinasi wisata, yaitu Pantai Licin. Pemanfaatan kawasan pesisir yang relatif banyak, tentu memerlukan perencanaan pembangunan yang lebih baik lagi. Data dasar dari setiap desa pesisir tentu akan sangat membantu dalam pelaksanaan program pembangunan. Data data dasar desa pesisir di Kabupaten Malang disajikan dalam Lampiran 5. 16

26 Bab VII LUMAJANG Pantai Dampar, Lumajang (Cak Kandar) Kabupaten Lumajang terletak pada posisi ' ' Bujur Timur dan 7 54' ' Lintang Selatan dengan luas 1.790,98 km 2. Lumajang terdiri dari 21 kecamatan, yang kemudian dibagi kembali menjadi 197 desa, dan 7 kelurahan. Kabupaten Lumajang sebagian besar merupakan dataran tinggi dan diapit oleh tiga pegunungan, yaitu Bromo, Semeru, dan Lemongan. Sisi selatan dari kabupaten Lumajang saja yang merupakan dataran rendah, dan disebut sebagai kawasan pesisir (Gambar 7). Gambar 7. Kawasan pesisir selatan Kabupaten Lumajang 17

27 Komitmen pemerintah Kabupaten Lumajang menjadikan 10 desa pesisir ini sebagai sentra perikanan tangkap, diiringi dengan tindakan nyata. Hal ini terlihat dari sejumlah Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) yang disiapkan untuk nelayan. Jumlah nelayan di desa desa pesisir Kabupaten Lumajang mencapai 830 orang, menggunakan 128 unit perahu tanpa motor, dan 582 perahu motor tempel. Total produksi perikanan tangkap rata rata adalah ton per tahun, dengan komoditi utamanya adalah tuna, tongkol, cakalang, layur, lobster, dan kerapu. Tabel 4.Desa Pesisir di Kabupaten Lumajang, Luas, dan Panjang Garis Pantainya Desa Kecamatan Kabupaten LUAS Desa (Ha) Garis Pantai (Km) Gondoruso Pasirian Lumajang Bades Pasirian Lumajang Bago Pasirian Lumajang Selok Awar Awar Pasirian Lumajang Pandanwangi Tempeh Lumajang Pandan Arum Tempeh Lumajang Jatimulyo Kunir Lumajang Wotgalih Yosowilangun Lumajang Tegalrejo Tempursari Lumajang Bulurejo Tempursari Lumajang Sumber: Diolah dari Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) Bakosurtanal 2002 dan RTRW Jawa Timur Potensi lain yang dapat dikembangkan di desa desa pesisir adalah industri pariwisata bahari. Saat ini diketahui terdapat beberapa destinasi wisata yang telah berkembang, yaitu: Pantai Bambang, Watu Pecak, Watu Godeg dan Watu Gedeg. Pariwisata bahari yang telah ada, dapat dikembangkan dengan baik jika menggunakan pendekatan ekosentrisme, sebuah pendekatan untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan tetap memperhatikan keseimbangan lingkungan. Pengembangan wilayah pesisir dapat dilakukan dengan baik jika dilakukan oleh pemerintah bersama sama dengan menyarakat. Kebutuhan masyarakat dan kondisi eksisting yang dimiliki oleh desa akan menjadi sebuah informasi dasar yang penting. Buku ini menyuguhkan informasi dasar terkait kondisi desa pesisir di Kabupaten Lumajang (Lampiran 6). 18

28 Bab VIII JEMBER Pantai Ambulu, Jember (Cak Kandar) Kabupaten Jember merupakan salah satu kabupaten pesisir di selatan Jawa Timur. Jember terdiri dari 31 kecamatan, enam diantaranya merupakan kecamatan pesisir. Jumlah desa pesisir yang berada dalam enam kecamatan tersebut adalah 11 desa (Tabel 5). Desa desa pesisir tersebut membentuk garis pantai sepanjang 115, 827 km. Tabel 5.Desa Pesisir di Kabupaten Jember, Luas, dan Panjang Garis Pantainya Desa Kecamatan Kabupaten LUAS Desa (Ha) Garis Pantai (Km) Paseban Kencong Jember Mayangan Gumukmas Jember Mojosari Puger Jember Puger Kulon Puger Jember Puger Wetan Puger Jember Mojomulyo Puger Jember Lojejer Wuluhan Jember HutanSabrang Ambulu Jember Sumberrejo Ambulu Jember Curahnongko Tempurejo Jember Andongrejo Tempurejo Jember Sumber: Diolah dari Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) Bakosurtanal 2002 dan RTRW Jawa Timur Sebagaian besar Kabupaten Jember adalah dataran tinggi, termasuk dalam Pegunungan Argopuro dan Pegunungan Raung. Hal yang berbeda dapat ditemukan di sisi selatan, yang berupa dataran rendah, dan disebut sebagai 19

29 kawasan pesisir. Kawasan pesisir dan laut Jember dilengkapi dengan keberadaan pulau terluar Nusa Barong (Gambar 8). Gambar 8. Kawasan pesisir, laut, dan pulau kecil di Kabupaten Jember Kawasan pesisir Jember dimanfaatkan untuk beberapa kepentingan, antara lain sebagai zona pelabuhan, pemukiman, industri, dan konservasi. Kawasan konservasi yang terdpat di kawasan pesisir adalah Cagar Alam Nusa Barong, dan sebagian Taman Nasional Meru Betiri. Ekosistem terumbu karang masih bisa ditemukan di beberapa lokasi, antara lain di Pantai Papuma, Bande Alit, dan Nusa Barong. Ekosistem mangrove di kawasan ini merupakan hasil rehabilitasi dan restorasi oleh masyarakat, dan membentuk green belt di sempadan pantai Kabupaten Jember. Komoditas perikanan tangkap di pesisir Kabupaten Jember adalah ikan tuna, tongkol, dan cakalang. Potensi produk lestari komoditi tersebut adalah ton per tahun. Nilai produksi perikanan tangkap ini diperoleh dengan beberapa jenis alat tangkap, yaitu gillnet sebanyak 565 unit, rawai dasar unit, trammel net unit, payang 426 unit, sel net 925 unit, dan lain-lain sebanyak 408 unit. Kawasan pesisir selatan Kabupaten Jember telah menjadi destinasi wisata bahari yang dikunjungi oleh wisatawan. Destinasi wisata bahari tersebut, 20

30 antara lain adalah: Pantai Payangan, Watu Ulo, Tanjung Papuma, Pantai Puger, Pantai Paseban, dan Bande Alit. Sebagian besar destinasi wisata bahari ini berada di Kecamatan Ambulu. Potensi tinggi dari desa pesisir Kabupaten Jember ini perlu ditindaklanjuti dengan program pembangunan dan pengembangan. Aktualisasi program pembangunan dan pengembangan ini tentu membutuhkan peran serta masyarakat pesisir dan data dasar terkait desa pesisir. Dalam buku ini disampaikan data dasar kondisi awal desa desa pesisir di Kabupaten Jember (Lampiran 7). 21

31 Bab IX BANYUWANGI Terumbu karang Bangsring Underwater Ecotourism-BUNDER (Cak. Kandar) Banyuwangi merupakan sebuah kabupaten pesisir, yang berada di ujung timur Jawa Timur. Kabupaten ini terletak pada koordinat Lintang Selatan dan Bujur Timur. Banyuwangi adalah kabupaten yang terluas di Jawa, dengan luasan km 2. Kabupaten ini memiliki topografi yang lengkap, mulai dari daratan tinggi hingga rendah, sisi utara dan selatan merupakan dataran tinggi, sisi barat dan timur merupakan pegunungan dan pesisir (Gambar 9). Gambar 9. Kawasan pesisir dan laut di Kabupaten Banyuwangi 22

32 Kawasan pesisir di Banyuwangi terdiri dari 11 kecamatan pesisir, dan 36 desa pesisir. Desa desa pesisir ini memiliki garis pantai sepanjang 272,598 km (Tabel 6). Hampir di setiap desa pesisir terdapat Unit Pengolah ikan (UPI), sehingga jumlah UPI di Kabupaten Pesisir mencapai 309 unit. Kecamatan dengan perkembangan industri perikanan tangkap dan pengolahan ikan yang padat terdapat di Kecamatan Muncar. Lokasi ini juga merupakan tempat pelabuhan perikanan, dengan produksi perikanan tangkap terbesar kedua di Indonesia, Pelabuhan Muncar. Kawasan pesisir di Banyuwangi memilki beban pemanfaatan yang berat, di sisi selatan banyak digunakan sebagai industri perikanan tangkap, dan pengolahan ikan. Sisi utara pesisir Kabupaten Banyuwangi banyak dimanfaatkan sebagai pelabuhan penyebrangan dan pelabuhan angkut, antara lain TBBM Tanjung Wangi Pertamina. Seluruh aktivitas ini tentu memberi pengaruh terhadap kondisi ekosistem unik tropis di Kabupaten Banyuwangi. Beruntung, ekosistem terumbu karang, padang lamun, dan ekosistem mangrove masih dapat dijumpai di Banyuwangi. Terumbu karang alami dan hasil rehabilitasi dapat dijumpai di Pantai Bangsring, sementara padang lamun di Pulau Tabuhan. Pemerintah Kabupaten Banyuwangi sangat menyadari akan peluang industri masa depan yang menjajikan, yaitu industri pariwisata. Hal ini menyebabkan pembangunan dan pengembangan Kabupaten Banyuwangi terarah menuju Banyuwangi sebagai destinasi wisata, salah satunya dengan dibangunnya bandara udara. Hal lain yang dilakukan pemerintah adalah dengan mendukung aktivitas masyarakat dalam pengembangan ekowisata, sehingga bermunculan destinasi wisata bahari. Destinasi wisata bahari di Kabupaten Banyuwangi sangat banyak. Hampir di seluruh desa pesisir memiliki pantai yang menjadi destinasi wisata. Pantai pantai yang menjadi destinasi wisata, antara lain: Pantai Boom, Plengkung, Rajegwesi, Watu Dodol, Lampon, Blimbingsari, dan BUNDER. Pulau pulau kecil tak berpenduduk juga dapat ditemui di kawasan pesisir Banyuwangi, yaitu Pulau Merah dan Pulau Tabuhan yang juga menjadi destinasi wisata bahari. 23

33 Tabel 6. Desa Pesisir di Kabupaten Banyuwangi, Luas, dan Panjang Garis Pantainya Desa Kecamatan Kabupaten LUAS Desa (Ha) Garis Pantai (Km) Bomo Rogojampi Banyuwangi Watu Kebo Rogojampi Banyuwangi Blimbing Sari Rogojampi Banyuwangi Sarongan Pesanggaran Banyuwangi Sumberagung Pesanggaran Banyuwangi Pesanggaran Pesanggaran Banyuwangi Kandangan Pesanggaran Banyuwangi Buluagung Siliragung Banyuwangi Badean Kabat Banyuwangi Sukojati Kabat Banyuwangi Pondoknongko Kabat Banyuwangi Kalirejo Kabat Banyuwangi Temurejo Bangorejo Banyuwangi Grajagan Purwoharjo Banyuwangi Sumberasri Purwoharjo Banyuwangi Kedung Gebang Tegaldlimo Banyuwangi Wringinputih Muncar Banyuwangi Kedungrejo Muncar Banyuwangi Tembokrejo Muncar Banyuwangi Sumbersewu Muncar Banyuwangi Kedungringin Muncar Banyuwangi Pakis Banyuwangi Banyuwangi Sobo Banyuwangi Banyuwangi Kertosari Banyuwangi Banyuwangi Karangrejo Banyuwangi Banyuwangi Kepatihan Banyuwangi Banyuwangi Kampungmandar Banyuwangi Banyuwangi Lateng Banyuwangi Banyuwangi Klatak Kalipuro Banyuwangi Ketapang Kalipuro Banyuwangi Bangsring Wongsorejo Banyuwangi Bengkak Wongsorejo Banyuwangi Alasbulu Wongsorejo Banyuwangi Wongsorejo Wongsorejo Banyuwangi Sumberkencono Wongsorejo Banyuwangi Sidodadi Wongsorejo Banyuwangi Bimorejo Wongsorejo Banyuwangi Sumber: Diolah dari Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) Bakosurtanal 2002 dan RTRW Jawa Timur Salah satu lokasi wisata bahari yang dikelola dengan konsep ekosentris adalah Bangsring Underwater Ecotourism (BUNDER). Ekowisata ini dikelola 24

34 oleh masyarakat bersama dengan pemerintah. Dukungan pemerintah terhadap BUNDER salah satunya dapat dilihat dalam program Bulan Kunjung Banyuwangi Tahun 2016, yang memusatkan kegiatan bawah laut di desa ini. Kegiatan penyelaman untuk mendapatkan rekor muri dilakuakan, yaitu Penyelaman 56 Nelayan, Selama 28 Jam. Desa desa pesisir lain di Kabupaten Banyuwangi tentu perlu dikelola dengan baik, agar taraf hidup masyarakat dapat meningkat, dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) kabupaten meningkat. Data data dasar terkait desa pesisir Kabupaten Banyuwangi tentu menjadi hal penting dalam menyusun dan menjalankan program pembangunan, sehingga data data tersebut kami sampaikan dalam Lampiran 8: 25

35 Bab X PENUTUP Paradigma pembangunan di Provinsi Jawa Timur sebaiknya dikembangkan di wilayah pesisir, menciptakan kota kota besar berbasis perikanan dan kelautan. Beberapa industri memiliki potensi untuk berkembang dengan pesat, jika didukung dengan pembangunan sarana dan prasarana yang baik. Industri potensial yang layak untuk dikembangkan adalah industri perikanan, industri pengolahan hasil perikanan, dan industri pariwisata. Tiga industri ini akan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) jika diciptakan dan dikelola dengan baik dan berkelanjutan. Pembangunan dengan pendekatan ekosentrisme diperlukan dalam pelaksanaan, yaitu sebuah pendekatan untuk memenuhi kebutuhan manusia, namun tetap mempertahankan keseimbangan ekosistem. Pembangunan dan pengelolaan juga sebaiknya bersifat bottom up berupa usulan dari masyarakat, yang dibangun, dan dikelola bersama masyarakat. Pembangunan dan pengelolaan dari, oleh, dan untuk masyarakat dapat berjalan baik jika dilakukan bersama pemerintah. Sebagai satuan unit terkecil pemerintah, perangkat desa berkewajiban dan bertanggung jawab dalam pelaksanaannya. Jika hal ini dapat diwujudkan, kondisi dimana desa (pesisir) dapat memfasilitasi warga dan menjadi penyambung lidah yang baik dari program pemerintah, maka pembangunan dan pengembangan wilayah pesisir akan berjalan dengan baik. Mudah mudahan para pembaca buku ini dapat dengan bijak terus mendukung program pembangunan dan pengembangan wilayah pesisir. Masyarakat diharapkan dapat bersama sama mengawal program pembangunan dan pengembangan wilayah pesisir, sehingga tercipta pengelolaan wilayah pesisir yang terpadu. Wilayah pesisir yang dikelola dengan baik, tentu akan meningkatkan harkat dan martabat Bangsa Indonesia sebagai sebuah Negara Maritim. 26

36 REFERENSI Kusumastanto, Tridoyo Ocean Policy dalam Membangun Negeri bahari di Era Otonomi Daerah. PT. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta Nugroho P, Rahmad. Yowono, Dodi M. Wangsit W, Suseno. Hufan R, Yoniar. Habib A, Irchan. Tarman, AA. Vissa, ED Pemetaan Karakteristik Perairan Dangkal Bali dan Lombok. Pusat Pemetaan dan Integrasi Tematik Deputi IGT BIG: Jakarta Pratiwi, Rianta. Vimono, Indra Bayu. Arbi, Ucu Yanu. Fami. Aryono, Tri. Rahmawati, Susi. Handayani, Tri, Pramuji Manajemen Koleksi Rujukan Biota Laut. Pusat Oseonografi LIPI: Jakarta

37 LAMPIRAN Lampiran 1.Profil Desa Pesisir Kabupaten Pacitan KECAMATAN DONOROJO Nama Desa : Widoro a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Desa Kalak Barat : Provinsi Jawa Tengah Utara: Desa Klepu dan Desa Sawahan c. Luas desa : 10,85 Km 2 e. Panjang garis pantai : 2,5 Km f. Ketinggian dari : 180 M - Jumlah Kepala : Laki-laki : Perempuan : c. Rumah tangga perikanan : 1 IV a. Pengolahan hasil perikanan Aktivitas Pengelolaan Sumberdaya : Produksi Ikan Kg, Produksi Udang 705, Produksi Rumput Laut Kg. Nama Desa : Kalak a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Desa Sendang Barat : Desa Widoro Utara: Desa Klepu c. Luas desa : 10,13 Km 2 d. Panjang garis pantai : 1,8 Km e. Ketinggian dari : 201 M - Jumlah Kepala : Laki-laki : Perempuan : c. Rumah tangga perikanan : 5 IV Aktivitas Pengelolaan Sumberdaya a. Pengolahan hasil perikanan : Produksi Ikan Kg, Produksi Udang Kg, Produksi Rumput Laut Kg. 28

38 Nama Desa : Sendang a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Desa Dersono dan Desa Bomo Barat : Desa Kalak Utara: Desa Klepu c. Luas desa : 9,19 Km 2 d. Panjang garis pantai : 4,1 Km e. Ketinggian dari : 234 M - Jumlah Kepala : Laki-laki : Perempuan : b. Rumah tangga perikanan : 4 III Aktivitas Pengelolaan Sumberdaya a. Pengolahan hasil perikanan : Produksi Ikan Kg, Produksi Udang Kg, Produksi Rumput Laut Kg. KECAMATAN TULAKAN Nama Desa : Jetak a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Desa Domulyo Barat : Desa Worawari Utara: Desa Ngalaran c. Luas desa : 8,91 Km 2 d. Ketinggian dari : 197 M - Jumlah Kepala : Laki-laki : Perempuan : Nelayan : 207 c. Rumah tangga : perikanan e. Jenis ikan hasil : Udang Lobster, Ikan Layur, Ikan Tongkol, IkanTuna. tangkapan 29

39 KECAMATAN NGADIREJO Nama Desa : Sidomulyo a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Desa Hadiwarno dan Desa hadiluwih Barat : Desa Jetak dan Desa Padi Utara: Desa Pagerejo c. Luas desa : 16,43 Km 2 d. Ketinggian dari : 500 M - Jumlah Kepala : Laki-laki : Perempuan : Nelayan : 405 c. Rumah tangga perikanan : 430 Nama Desa : Hadiwarno a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Desa Pager Kidul Barat : Desa Sidomulyo Utara: Desa Hadiluwih dan Desa Pagermulyo c. Luas desa : 7,73 Km 2 d. Ketinggian dari : 500 M - Jumlah Kepala : Laki-laki : Perempuan : Nelayan : 65 c. Rumah tangga perikanan :

40 KECAMATAN PRINGKUKU Nama Desa : Watu Karung a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Desa Dersono Selatan : samudra Hindia Barat : Desa Dersono dan Desa Sendang Utara: Desa Jlubang c. Luas desa : 6,79 Km 2 d. Ketinggian dari : 75 M - Jumlah Kepala : Laki-laki : Perempuan : Nelayan : 212 c. Rumah tangga perikanan : Nama Desa : Jlubang a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Desa Candi Barat : Desa Watu Karung Utara: Desa Sobo c. Luas desa : 9,98 Km 2 d. Ketinggian dari : 254 M - Jumlah Kepala : Laki-laki : Perempuan : Nelayan : 43 c. Rumah tangga perikanan :

41 Nama Desa : Candi a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Desa Poko Barat : Desa Jlubang Utara: Desa pringkuku c. Luas desa : Km 2 d. Ketinggian dari : 150 M - Jumlah Kepala : Laki-laki : Perempuan : Nelayan : 84 c. Rumah tangga perikanan : 613 Nama Desa : Poko a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Desa Dadapan Barat : Desa Candi Utara: Desa Pringkuku c. Luas desa : 9,58 Km 2 d. Ketinggian dari : 100 M - Jumlah Kepala : Laki-laki : Perempuan : Nelayan : 26 c. Rumah tangga perikanan :

42 Nama Desa : Dadapan a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Desa Sidoharjo Barat : Desa Poko Utara: Desa Ngadirejan c. Luas desa : 9,38 Km 2 d. Ketinggian dari : 100 M - Jumlah Kepala : Laki-laki : Perempuan : Nelayan : 70 c. Rumah tangga perikanan : 257 KECAMATAN SUDIMORO Nama Desa : Pager Kidul a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Desa Pager Lor Barat : Desa Hadiwarno dan Desa tanjung Puro Utara: Desa Pager Lor dan Desa Wiyoro c. Luas desa : 10,55 Km 2 d. Ketinggian dari : 350 M - Jumlah Kepala : Laki-laki : Perempuan : Nama Desa : Pager Lor a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Desa Sukorejo dan Desa Sudimoro Barat : Desa Pager Kidul Utara: Desa Ngaderejo dan Desa Bagoharjo c. Luas desa : 9,45 Km 2 d. Ketinggian dari : Jumlah Kepala : Laki-laki : Perempuan :

43 Nama Desa : Sukorejo a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Desa Sumberrejo Barat : Desa Pagerlor Utara: Desa Sudimoro c. Luas desa : 7,14 Km 2 d. Ketinggian dari : 15 M - Jumlah Kepala : Laki-laki : Perempuan : KECAMATAN PACITAN Nama Desa : Sidoharjo a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Desa Ploso Barat : Desa Dadapan Utara: Desa Bangunsari c. Luas desa : 8,36 Km 2 d. Ketinggian dari : 500 M - Jumlah Kepala : Laki-laki : Perempuan : Nelayan : 323 c. Jenis ikan hasil : Ikan Tuna, Ikan Tongkol, Ikan Cakalang, Ikan Layur, tangkapan Ikan Ekor Kuning, Ikan Teri, Ikan Julung-julung, Ikan Tiga Waja, Ikan Layang, Ikan Cucut dan Lain-lainya. 34

44 Nama Desa : Ploso a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Desa Kembang Barat : Desa Sidoharjo Utara: Desa Baleharjo c. Luas desa : 3,66 Km 2 d. Ketinggian dari : 500 M - Jumlah Kepala : Laki-laki : Perempuan : Nelayan : 182 c. Jenis ikan hasil tangkapan : Ikan Tuna, Ikan Tongkol, Ikan Cakalang, Ikan Layur, Ikan Ekor Kuning, Ikan Teri, Ikan Julung-julung, Ikan Tiga Waja, Ikan Layang, Ikan Cucut dan Lain-lainya. Nama Desa : Kembang a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Desa Limbungan Barat : Desa Ploso Utara: Desa Srinboyo dan Desa Sukoharjo c. Luas desa : 4,71 Km 2 d. Ketinggian dari : 500 M - Jumlah Kepala : Laki-laki : Perempuan : Nelayan : 292 c. Jenis ikan hasil tangkapan : Ikan Tuna, Ikan Tongkol, Ikan Cakalang, Ikan Layur, Ikan Ekor Kuning, Ikan Teri, Ikan Julung-julung, Ikan Tiga Waja, Ikan Layang, Ikan Cucut dan Lain-lainya. 35

45 KECAMATAN KEBON AGUNG Nama Desa : Plumbungan a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Desa Karang Nongko Barat : Kecamatan Pacitan Utara: Kecamatan Pacitan c. Luas desa : 7,32 Km 2 d. Ketinggian dari : Jumlah Kepala : Laki-laki : Perempuan : 589 b. Rumah tangga perikanan : 17 Nama Desa : Karangnongko a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Desa Kalipelus Barat : Desa Plumbungan Utara: Desa Purwosari c. Luas desa : 6,93 Km 2 d. Ketinggian dari : 220 M - Jumlah Kepala : Laki-laki : Perempuan : b. Rumah tangga perikanan : 19 Nama Desa : Kalipelus a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Desa Katipunggal Barat : Desa Kali[elus Utara: Desa Karanganyar c. Luas desa : 7,16 Km 2 d. Ketinggian dari : 230 M - Jumlah Kepala : Laki-laki : Perempuan :

46 Nama Desa : Katipugal a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Desa Klesem Barat : Desa Kalipelus Utara: Desa Karanganyar c. Luas desa : 4,93 Km 2 d. Ketinggian dari : Jumlah Kepala : Laki-laki : Perempuan : 972 b. Rumah tangga perikanan : 19 Nama Desa : Klesem a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Desa Sidomulyo Barat : Desa Katipugal Utara: Desa Gawang c. Luas desa : 7,98 Km 2 d. Ketinggian dari : Jumlah Kepala : Laki-laki : Perempuan : b. Rumah tangga perikanan : 44 Nama Desa : Sidomulyo a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Desa Worawari dan Desa Mantren Barat : Desa Klesem Utara: Desa Gawang c. Luas desa : 12,32 Km 2 d. Ketinggian dari : 230 M - Jumlah Kepala : Laki-laki : Perempuan : b. Rumah tangga perikanan :

47 Nama Desa : Worawari a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Kecamatan Tulakan Barat : Desa Mantren dan Desa Sidomulyo Utara: Desa Gembuk c. Luas desa : 8,67 Km 2 d. Ketinggian dari : 230 M - Jumlah Kepala : Laki-laki : Perempuan : b. Rumah tangga perikanan : 11 38

48 Lampiran 2. Profil Desa Pesisir Kabupaten Trenggalek KECAMATAN WATULIMO Nama Desa : Tasikmadu a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Kab. Tulungagung Barat : Desa Prigi Utara: Desa Watulimo c. Topografi desa : Pantai dan Pegunungan d. Luas desa : 26,64 Km 2 e. Ketinggian dari : 245 M - Jumlah Kepala : Laki-laki : Perempuan : c. Jenis alat tangkap : Puka Cicin, Jaring Insan, Payang, Pukat Pantai, Pancing, Prawe, Pancing Ulur, Pancing Tonada, Jaring d. Jenis ikan hasil tangkapan III Aktivitas Pengelolaan Sumberdaya a. Pengolahan hasil perikanan : 75 Klitik : Ikan Layang, Ikan Teri, Ikan Tongkol, Ikan Lemuru, Ikan Cakalang, Ikan Layur, Ikan Petek, Ikan Cucut, Ikan Tuna, Ikan Lemadang, Ikan Sleseng, Ikan Layaran, dan Ikan Ekor Merah 39

49 Nama Desa : Prigi a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Desa Tasikmadu Selatan :Teluk Prigi Barat : Desa Margomulyo dan Desa Karanggandu Utara: Desa Gemaharjo dan desa Watulimo c. Topografi desa : Pantai dan Pegunungan d. Luas desa : 6,13 Km 2 e. Ketinggian dari : 142 M - Jumlah Kepala : Laki-laki : Perempuan : Nelayan : Non Nelayan : c. Jenis alat tangkap : Puka Cicin, Jaring Insan, Payang, Pukat Pantai, Pancing, Prawe, Pancing Ulur, Pancing Tonada, Jaring d. Jenis ikan hasil tangkapan III Aktivitas Pengelolaan Sumberdaya c. Pengolahan hasil perikanan : 28 Klitik : Ikan Layang, Ikan Teri, Ikan Tongkol, Ikan Lemuru, Ikan Cakalang, Ikan Layur, Ikan Petek, Ikan Cucut, Ikan Tuna, Ikan Lemadang, Ikan Sleseng, Ikan Layaran, dan Ikan Ekor Merah 40

50 Nama Desa : Karanggandu a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Desa Prigi Barat : Desa Bangun dan desa Bedoroto Utara: Desa Sawahan dan Desa Margomulyo c. Topografi desa : Pantai dan Pegunungan d. Luas desa : 52,87 Km 2 e. Ketinggian dari : 339 M - Jumlah Kepala : Laki-laki : Perempuan : b. Jenis alat tangkap : Puka Cicin, Jaring Insan, Payang, Pukat Pantai, Pancing, Prawe, Pancing Ulur, Pancing Tonada, Jaring c. Jenis ikan hasil tangkapan Klitik : Ikan Layang, Ikan Teri, Ikan Tongkol, Ikan Lemuru, Ikan Cakalang, Ikan Layur, Ikan Petek, Ikan Cucut, Ikan Tuna, Ikan Lemadang, Ikan Sleseng, Ikan Layaran, dan Ikan Ekor Merah III Ekosistem dan Sumberdaya Hayati Pesisir a. Mangrove : Mangrove mayor dalam kaegori kerapatan cukup tinggi (>90%)(32,26 Ha) dengan keragaman sedang IV Aktivitas Pengelolaan Sumberdaya a. Pengolahan hasil perikanan : 7 KECAMATAN MUNJUNGAN Nama Desa : Bendroto a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Desa Tawing Barat : Desa Karangcandu Utara: Desa Bangun c. Topografi desa : berbukit-bukit d. Luas desa : 318 Km 2 e. Ketinggian dari : 28 M - Jumlah Kepala : Laki-laki : Perempuan :

51 Nama Desa : Tawing a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Desa Munjungan Selatan : samudra Hindia Barat : Desa Bendroto Utara: Desa Karangturi c. Topografi desa : Datar d. Luas desa : 124 Km 2 e. Ketinggian dari : 15 M - Jumlah Kepala : Laki-laki : Perempuan : Nama Desa : Munjungan a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Desa Masaran Barat : Desa Tawing Utara: Desa Karangturi c. Topografi desa : Datar d. Luas desa : 87 Km 2 e. Ketinggian dari : 14 M - Jumlah Kepala : Laki-laki : Perempuan : III Ekosistem dan Sumberdaya Hayati Pesisir a. Terumbu karang : terumbu karang dengan tutupan rendah sampai dengan sedang b. Mangrove : Sebagian mangrove merupakan hasil penanaman 42

52 Nama Desa : Masaran a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Desa Craken Barat : Desa Munjungan Utara: Desa Karangturi c. Topografi desa : Berbukit bukit d. Luas desa : 153 Km 2 e. Ketinggian dari : 11 M - Jumlah Kepala : Laki-laki : Perempuan : Nama Desa : Craken a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Desa Sobo dan Desa Ngulung Kulon Barat : Desa Masaran Utara: Kecamatan Dongko c. Topografi desa : Berbukit bukit d. Luas desa : 171 Km 2 e. Ketinggian dari : 19 M - Jumlah Kepala : Laki-laki : Perempuan : Nama Desa : Ngulung Kulon a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Desa Nguling Wetan Barat : Desa Craken Utara: Desa Sobo c. Topografi desa : Berbukit bukit d. Luas desa : 99 km 2 e. Ketinggian dari : 272 M - Jumlah Kepala : Laki-laki : Perempuan :

53 Nama Desa : Ngulung Wetan a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Desa Ngelebeng dan Desa Banjar Barat : Desa Sobo dan Desa Ngulung Kulon Utara: Desa Ngarambingan c. Topografi desa : Berbukit bukit d. Luas desa : 56 Km 2 e. Ketinggian dari : 153 M - Jumlah Kepala : Laki-laki : Perempuan : KECAMATAN PANGGUL Nama Desa : Nglebeng a. Letak astronomis : BT LS b. Batas desa Timur : Desa Banjar dan Desa Ngerambingan Barat : Desa Wonocoyo Utara: Desa Ngerencak dan Desa Panggul c. Topografi desa : di tepi/sekitar hutan d. Luas desa : Km 2 e. Ketinggian dari : 11.6 M - Jumlah Kepala : Laki-laki : Perempuan : Nelayan : Non Nelayan : c. Rumah tangga : 385 perikanan d. Jenis ikan hasil : Ikan Tongkol, Ikan Teri, dan Ikan Tuna tangkapan IV Aktivitas Pengelolaan Sumberdaya a. Perikanan tangkap : 248 b. Perikanan budidaya : 3 c. Pengolahan hasil : 6 perikanan 44

54 Nama Desa : Wonocoyo a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Desa Ngelebeng Barat : Desa Besuki Utara: Desa Gayam dan Desa Panggul c. Topografi desa : di luar hutan d. Luas desa : 6.78 km 2 e. Ketinggian dari : 10.4 M - Jumlah Kepala : Laki-laki : Perempuan : Nelayan : Non Nelayan : c. Rumah tangga : 385 perikanan d. Jenis ikan hasil tangkapan : Ikan Tongkol, Ikan Teri, dan Ikan Tuna III Aktivitas Pengelolaan Sumberdaya a. Perikanan tangkap : 3 b. Perikanan budidaya : 12 c. Pengolahan hasil perikanan : 6 45

55 Nama Desa : Besuki a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Desa Wonocoyo dan Desa Gayam Barat : Kab. Pacitan Utara: Desa Terbis dan Desa Karang Tengah c. Topografi desa : di tepi/sekitar hutan d. Luas desa : km 2 e. Ketinggian dari : 395 M - Jumlah Kepala : Laki-laki : Perempuan : Nelayan : Non Nelayan : c. Rumah tangga : 385 perikanan d. Jenis ikan hasil tangkapan : Ikan Tongkol, Ikan Teri, dan Ikan Tuna III Aktivitas Pengelolaan Sumberdaya a. Pengolahan hasil perikanan : 6 46

56 Lampiran 3.Profil Desa Pesisir Kabupaten Tulungagung KECAMATAN TANGGUNG GUNUNG Nama Desa : Ngrejo I. KeadaanGeografis a. Batas desa Timur : Desa Jengglungharjo Barat : Kecamatan Besuki Utara: Desa Ngepoh b. Luas desa : 41,53 Km 2 II Penduduk, SosialBudaya, Ekonomidankelembagaan - JumlahKepala : Laki-laki : Perempuan : Nama Desa : Jengklungharjo I. KeadaanGeografis a. Batas desa Timur : Desa Ngerejo dan Desa Tagung gunung Barat : KecamatanKalidawir Utara: Desa Kresikan b. Luas desa : 20,16 Km 2 II Penduduk, SosialBudaya, Ekonomidankelembagaan - JumlahKepala : Laki-laki : Perempuan : KECAMATAN PUCANGLABAN Nama Desa : Panggungkalak I. KeadaanGeografis a. Batas desa Timur : Desa Kalidawe Barat : Kecamatan Kalidawir Utara: Desa Kaligentong b. Luas desa : 6,93 Km 2 II Penduduk, SosialBudaya, Ekonomidankelembagaan - JumlahKepala : Laki-laki : Perempuan :

57 Nama Desa : Pucanglaban I. KeadaanGeografis a. Batas desa Timur : KabupatenBlitar Barat : Desa Kalidawe Utara: desa Sumber Bendo b. Luas desa : 15,04 Km 2 II Penduduk, SosialBudaya, Ekonomidankelembagaan - JumlahKepala : Laki-laki : Perempuan : 468 KECAMATAN KALIDAWIR Nama Desa : Kalibatur I. KeadaanGeografis a. Batas desa Timur : Desa Rejosari Barat : Kecamatan Tanggung gunung Utara: Desa banyu urip b. Luas desa : 13,13 Km 2 II Penduduk, SosialBudaya, Ekonomidankelembagaan - JumlahKepala : Laki-laki : Perempuan : Nama Desa : Rejosari I. KeadaanGeografis a. Batas desa Timur : Kecamatan Pucanglaban Barat : Desa Kalibatur Utara: DesaSukorejoKulondanDesaBanyuurip b. Luas desa : 9,78 Km 2 II Penduduk, SosialBudaya, Ekonomidankelembagaan - JumlahKepala : Laki-laki : Perempuan : KECAMATAN BESUKI Nama Desa : Keboireng I. KeadaanGeografis a. Batas desa Timur : Desa Besuki Barat : Kabupaten Trenggalek Utara: Desa Sedayugunung dan Desa tanggulturus b. Luas desa : 29,42 Km 2 II Penduduk, SosialBudaya, Ekonomidankelembagaan - JumlahKepala : Laki-laki : Perempuan :

58 Nama Desa : Besuki I. KeadaanGeografis a. Batas desa Timur : Desa Besole Barat : Desa Keboireng Utara: Desa Tnggul welahan b. Luas desa : 8,11 Km 2 II Penduduk, SosialBudaya, Ekonomidankelembagaan - JumlahKepala : Laki-laki : Perempuan : Nama Desa : Besole I. KeadaanGeografis a. Batas desa Timur : Kecamatan Campur darat Barat : Desa Besuki Utara: Desa Tanggul welahan b. Luas desa : 5,77 Km 2 II Penduduk, SosialBudaya, Ekonomidankelembagaan - JumlahKepala : Laki-laki : Perempuan :

59 Lampiran 4.Profil Desa Pesisir Kabupaten Blitar KECAMATAN BAKUNG Nama Desa : Plandirejo a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Desa Tumakkoyot Barat : Kabupaten Tulungagung Utara: Desa Pulerejo c. Topografi desa : Pesisir dan Lembah d. Luas desa : 19,95 Km 2 e. Panjang garis pantai : 5 Km f. Ketinggian dari : 48 M - Laki-laki : Perempuan : Nama Desa : Tumpakoyot a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Desa Bululawang Barat : Desa Plandirejo Utara: Desa Sumberdadi c. Topografi desa : Pesisir dan Lereng d. Luas desa : 6,96 Km 2 e. Panjang garis pantai : 1-5 Km f. Ketinggian dari : 50 M - Laki-laki : Perempuan : Nama Desa : Bululawang a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Desa Sidomulyo Barat : Tumpakoyot Utara: Desa Bakung c. Topografi desa : Pesisir dan Lembah d. Luas desa : 1,30 Km 2 e. Panjang garis pantai : 1 Km f. Ketinggian dari : 55 M - Laki-laki : Perempuan :

60 Nama Desa : Sidomulyo a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Desa TumpakKepuh Barat : Bululawang Utara: Desa Kedung Banteng c. Topografi desa : Pesisir dan Lereng d. Luas desa : 7,01 Km 2 e. Panjang garis pantai : 1-5 Km f. Ketinggian dari : 60 M - Laki-laki : Perempuan : Nama Desa : Tumpakkepuh a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Kecamatan Wonotirto Barat : Desa Sidomulyo Utara: Desa Lorejo c. Topografi desa : Pesisir dan Lereng d. Luas desa : 13,26 Km 2 e. Panjang garis pantai : 1-5 Km 2 f. Ketinggian dari : 62 Km 2 - Laki-laki : Perempuan : KECAMATAN WONOTIRTO Nama Desa : Tambakrejo a. Letak astronomis : BT b. Batas desa Timur : Desa Ngadipuro Barat : Tambak Kepuh Utara: Desa Kaligrenjeng c. Luas desa : 4,8 Km 2 d. Ketinggian dari : 45 M - Laki-laki : Perempuan : b. Jenis ikan hasil : Ikan Layang, Ikan Teri, Ikan Tengiri, Ikan Tongkol, Ikan tangkapan Tuna, Ikan Pari dan Ikan Hiu. 51

61 Nama Desa : Ngadipuro a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Desa Serang Barat : Desa Gunung Gede Utara: Desa Ngeni c. Luas desa : 23 Km 2 d. Ketinggian dari : 190 M - Laki-laki : Perempuan : b. Jenis ikan hasil tangkapan : Ikan Layang, Ikan Teri, Ikan Tengiri, Ikan Tongkol, Ikan Tuna, Ikan Pari dan Ikan Hiu. Nama Desa : Gununggede a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Desa Ngadipuro Barat : Desa Tambakrejo Utara: Desa Wonotirto c. Luas desa : 28,87 Km 2 b. Ketinggian dari : 250 M - Laki-laki : Perempuan : e. Jenis ikan hasil tangkapan : Ikan Layang, Ikan Teri, Ikan Tengiri, Ikan Tongkol, Ikan Tuna, Ikan Pari dan Ikan Hiu. KECAMATAN PANGGUNGREJO Nama Desa : Serang a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Desa Sumberasih Barat : Desa Ngadipuro Utara: Desa Kalitengah c. Luas desa : 13,59 Km 2 d. Ketinggian dari : 110 M - Laki-laki : Perempuan :

62 Nama Desa : Sumberasih a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Desa Kaligambir Barat : Desa Serang Utara: Desa Kaligambir c. Topografi desa : Pulau-Pulau d. Luas desa : 7,57 Km 2 e. Ketinggian dari : 129 M - Laki-laki : Perempuan : Nama Desa : Kaligambir a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Kecamatan Binangun Barat : Desa sumberasih Utara: Desa panggungrejo c. Topografi desa : Sulit d. Luas desa : 14,13 Km 2 e. Ketinggian dari : 280 M - Laki-laki : Perempuan : KECAMATAN WATES Nama Desa : Ringin Rejo a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Desa Tugu Rejo Barat : Desa Tulung Rejo Utara: Desa Sambearum c. Luas desa : 2,51 Km 2 d. Ketinggian dari : 163 M - Laki-laki : Perempuan : III Aktivitas Pengelolaan Sumberdaya a Perikanan budidaya : 17 53

63 Nama Desa : Tugu Rejo a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Kabupaten Malang Barat : Desa Ringin Rejo Utara: Desa Wates c. Luas desa : 17,88 Km 2 d. Ketinggian dari : 375 M - Laki-laki : Perempuan : III Aktivitas Pengelolaan Sumberdaya a. Perikanan budidaya : 17 54

64 Lampiran 5.Profil Desa Pesisir Kabupaten Malang KECAMATAN DONOMULYO Nama Desa : Sumberoto a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Desa Purworejo dan Desa Purwodadi Barat : Kabupaten Blitar Utara: Kecamatan Kalipare c. Topografi desa : Lereng dan Perbukitan d. Luas desa : 21,30 Km 2 - Jumlah Kepala : Laki-laki : Perempuan : Nelayan : 2 Nama Desa : Purwodadi a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Desa Mentraman dan Desa Donomulyo Barat : Desa Sumberoto Utara: Desa Purworejo c. Topografi desa : Lereng dan Perbukitan d. Luas desa : 17,90 Km 2 - Jumlah Kepala : Laki-laki : Perempuan :

65 Nama Desa : Mentaraman a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Desa Kedungsalam dan Desa Tempusari Barat : Desa Purwodadi Utara: Desa Donomulyo c. Topografi desa : Lereng dan Perbukitan d. Luas desa : 19,03 Km 2 - Jumlah Kepala : Laki-laki : Perempuan : Nama Desa : Kedung Salam a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Desa Banjarrejo Barat : Desa Mentaraman dan Desa Tempusari Utara: Desa Tlogosari c. Topografi desa : Pantai dan Perbukitan d. Luas desa : 33,56 Km 2 - Jumlah Kepala : Laki-laki : Perempuan : Nelayan : 50 Nama Desa : Banjarjo a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Desa Tulungrejo Barat : Desa Kedungsalam Utara: Kecamatan Pagak c. Topografi desa : Lereng Dan Perbukitan d. Luas desa : 21,66 Km 2 - Jumlah Kepala : Laki-laki : Perempuan :

66 Nama Desa : Tulung Rejo a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Kecamatan Pagak Barat : Desa Banjarrejo Utara: Kecamatan Pagak c. Topografi desa : Lereng dan Perbukitan d. Luas desa : 16,86 Km 2 - Jumlah Kepala : Laki-laki : Perempuan : KECAMTAN BANTUR Nama Desa : Bandung Rejo a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Desa Sumber Bening Barat : Kecamatan Donomulyo Utara: Kecamatan Pagak c. Topografi desa : Pantai dan Perbukitan d. Luas desa : 29,91 Km 2 - Jumlah Kepala : Laki-laki : Perempuan : Nama Desa : Sumber Bening a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Desa Srigonco Barat : Desa Bandungrejo Utara: Desa Bandungrejo c. Topografi desa : Pantai dan Perbukitan d. Luas desa : 26,38 Km 2 - Jumlah Kepala : Laki-laki : Perempuan :

67 Nama Desa : Srigonco a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : kecamatan Gedangan Barat : Desa Sumber Bening Utara: Desa Bantur c. Topografi desa : Pantai dan Perbukitan d. Luas desa : 18,53 Km 2 - Jumlah Kepala : Laki-laki : Perempuan : KECAMATAN GEDANGAN Nama Desa : Tumpak rejo a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Desa Sindu Rejo Barat : Keacamatan Bantur Utara: Desa Gedangan dan Desa Girimulyo c. Topografi desa : Lereng dan Perbukitan d. Luas desa : 25,97 Km 2 - Jumlah Kepala : Laki-laki : Perempuan : Nelayan : 18 Nama Desa : Sindurejo a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Desa Gajahrejo Barat : Desa Tumpakrejo Utara: Desa Girimulyo c. Topografi desa : Lereng dan Perbukitan d. Luas desa : 19,00 Km 2 - Jumlah Kepala : Laki-laki : Perempuan :

68 Nama Desa : Gajahrejo a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Kecamatan Sumber Maning Wetan Barat : Desa Sindurejo Utara: Desa Gedengan dan Dsa Girimulyo c. Topografi desa : Lereng dan Perbukitan d. Luas desa : 19,03 Km 2 - Jumlah Kepala : Laki-laki : Perempuan : Nelayan : 19 KECAMATAN SUMBERMANJING Nama Desa : Sitiarjo a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Desa Kedung Banteng dan Desa Tambakrejo Barat : Kecamatan Gedangan Utara: Desa Sumberagung c. Topografi desa : Pantai dan Perbukitan d. Luas desa : 34,36 Km 2 - Jumlah Kepala : 2,512 - Laki-laki : Perempuan : Nelayan : 22 59

69 Nama Desa : Tambakrejo a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Desa Tambakasri Barat : Desa Sitiarjo Utara: Desa Kedungbanteng c. Topografi desa : Lereng dan Perbukitan d. Luas desa : 27,39 Km 2 - Jumlah Kepala : Laki-laki : Perempuan : Nelayan : Nama Desa : Tambak Sari a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Desa Sidoasri Barat : Desa Tambakrejo dan Desa Gedung Banteng Utara: Desa Tegal Rejo c. Topografi desa : Pantai dan Perbukitan d. Luas desa : 21,75 Km 2 - Jumlah Kepala : Laki-laki : Perempuan : Nama Desa : Sido Asri a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Kecamtan Tirtoyudo Barat : Desa Tambakasri Utara: Kecamatan Tirtoyudo c. Topografi desa : Pantai dan Perbukitan d. Luas desa : 18,95 Km 2 - Jumlah Kepala : Laki-laki : Perempuan : Nelayan : 81 60

70 KECAMATAN TIRTOYUDHO Nama Desa : Purwodadi a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Desa Pujiharjo Barat : Kecamatan Sumbermanjing Wetan Utara: Desa Sumbertangkil c. Topografi desa : Pantai dan Perbukitan d. Luas desa : 10,41 Km 2 - Jumlah Kepala : Laki-laki : Perempuan : Nelayan : 109 Nama Desa : Pujiharjo a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Kecamatan Ampelgading Selatan : Samudra hindia Barat : Desa Purwodadi Utara: Kecamatan Ampelgading c. Topografi desa : Pantai dan Datar d. Luas desa : 58,16 Km 2 - Jumlah Kepala : Laki-laki : Perempuan : Nelayan : 158 KECAMATAN AMPELGADING Nama Desa : Lebakharjo a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Desa Tegalrejo Barat : Desa Pujiharjo Utara: Desa Sonowangi c. Topografi desa : Lembah dan Perbukitan d. Luas desa : 8,06 Km 2 - Jumlah Kepala : Laki-laki : Perempuan : Nelayan : 22 61

71 Lampiran 6.Profil Desa Pesisir Kabupaten Lumajang KECAMATAN PASIRIAN Nama Desa : Gondoruso I. KeadaanGeografis a. Letakastronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Desa Bades Barat : Desa Jugosari Utara: Desa Kalibendo c. Luas desa : 44,75 Km2 II Penduduk, SosialBudaya, Ekonomidankelembagaan - JumlahKepala : Laki-laki : Perempuan : Nama Desa : Bades I. KeadaanGeografis a. Letakastronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Desa Bago Barat : Desa Gondoruso Utara: Desa Kalibendo c. Luas desa : 44,63 Km2 II Penduduk, SosialBudaya, Ekonomidankelembagaan - JumlahKepala : Laki-laki : Perempuan : Nama Desa : Bago I. KeadaanGeografis a. Letakastronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Desa Selok Awar-awar Barat : Desa Bades Utara: Desa Pasirian c. Luas desa : 19,03 Km2 II Penduduk, SosialBudaya, Ekonomidankelembagaan - JumlahKepala : Laki-laki : Perempuan :

72 Nama Desa : SelokAwarAwar I. KeadaanGeografis a. Letakastronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Desa Selok Anyar Barat : Desa Bago Utara: Desa Condro c. Luas desa : 14,78 Km2 II Penduduk, SosialBudaya, Ekonomidankelembagaan - JumlahKepala : Laki-laki : Perempuan : KECAMATAN TEMPEH Nama Desa : Pandanwangi I. KeadaanGeografis a. Letakastronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Desa Jatimulyo Barat : Desa Pandaarum Utara: Desa Tempehkidul c. Luas desa : 24,98 Km2 II Penduduk, SosialBudaya, Ekonomidankelembagaan - JumlahKepala : Laki-laki : Perempuan : Nama Desa : Pandan Arum I. KeadaanGeografis a. Letakastronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Desa Pandawangi Barat : Desa Selok Anyar Utara: Desa Tempeh Kidul c. Luas desa : 8,93 Km2 II Penduduk, SosialBudaya, Ekonomidankelembagaan - JumlahKepala : Laki-laki : Perempuan :

73 KECAMATAN KUNIR Nama Desa : Jatimulyo I. KeadaanGeografis a. Letakastronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Desa Wotgalih Barat : Desa Pandawangi Utara: Desa Jatirejo c. Luas desa : 627 Km2 II Penduduk, SosialBudaya, Ekonomidankelembagaan - JumlahKepala : Laki-laki : Perempuan : KECAMATAN YOSOWILANGUN Nama Desa : Wotgalih I. KeadaanGeografis a. Letakastronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Desa Paseban Selatan : Samaudra Hindia Barat : Desa Jatimulyo Utara: Desa Yosowilangun c. Luas desa : 29,80 Km2 II Penduduk, SosialBudaya, Ekonomidankelembagaan - JumlahKepala : Laki-laki : Perempuan : KECAMATAN TEMPURSARI Nama Desa : Tegalrejo I. KeadaanGeografis a. Letakastronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Desa Bulurejo Barat : Desa Lebakharjo Utara: Desa Lebakharjo c. Luas desa : 5,83 Km2 II Penduduk, SosialBudaya, Ekonomidankelembagaan - JumlahKepala : Laki-laki : Perempuan :

74 Nama Desa : Bulurejo I. KeadaanGeografis a. Letakastronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Desa Tempurejo Barat : Desa Tegalrejo Utara: Desa Tempurejo c. Luas desa : 7,73 Km2 II Penduduk, SosialBudaya, Ekonomidankelembagaan - JumlahKepala : Laki-laki : Perempuan :

75 Lampiran 7.Profil Desa Pesisir Kabupaten Jember KECAMATAN KENCONG Nama Desa : Paseban I. KeadaanGeografis a. Letakastronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Desa Kepanjen Barat : Desa Wotgalih Utara: Desa Cakru c. Luas desa : 7,99 Km 2 d. Ketinggiandaripermukaanlaut : 9 M II Penduduk, SosialBudaya, Ekonomidankelembagaan - JumlahKepala : Laki-laki : Perempuan : Nelayan : 126 c. Rumahtanggaperikanan : 63 d. Jenisikanhasiltangkapan : Ikan Tongkol, Ikan Layur, Ikan Lemuru. KECAMATAN GUMUK MAS Nama Desa : Mayangan I. KeadaanGeografis a. Letakastronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Desa Mojomulyo Barat : Desa Kepanjen Utara: Desa Gumukmas c. Luas desa : 14,66 Km d. Ketinggiandaripermukaanlaut : 9 M II Penduduk, SosialBudaya, Ekonomidankelembagaan - JumlahKepala : Laki-laki : Perempuan :

76 KECAMATAN PUGER Nama Desa : Mojosari I. KeadaanGeografis a. Letakastronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Desa Pugermulyo Barat : Desa Mojomulyo Utara: Desa Karangrejo c. Luas desa : 8,72 Km d. Ketinggiandaripermukaanlaut : 8 M II Penduduk, SosialBudaya, Ekonomidankelembagaan - JumlahKepala : Laki-laki : Perempuan : Nama Desa : PugerKulon I. KeadaanGeografis a. Letakastronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Samudra Hindia dan Desa Puger Wetan Barat : Samudra Hindia dan Desa Mojosari Utara: Samudra Hindia dan Desa Greden c. Luas desa : 3,85 Km d. Ketinggiandaripermukaanlaut : 8 M II Penduduk, SosialBudaya, Ekonomidankelembagaan - JumlahKepala : Laki-laki : Perempuan : Nelayan : c. Rumahtanggaperikanan : III AktivitasPengelolaan Sumberdaya a. Pengolahanhasilperikanan : Ikan Pindang Kw, Terasi 28,0 Kw 67

77 Nama Desa : PugerWetan I. KeadaanGeografis a. Letakastronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Desa Lojejer Barat : Desa Puger Kulon Utara: Desa Wonosari c. Luas desa : 4,31 Km d. Ketinggiandaripermukaanlaut : 8 M II Penduduk, SosialBudaya, Ekonomidankelembagaan - JumlahKepala : Laki-laki : Perempuan : Nelayan : c. Rumahtanggaperikanan : Nama Desa : Mojomulyo I. KeadaanGeografis a. Letakastronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Desa Mojosari Barat : Desa Mayangan Utara: Desa Menampu d. Luas desa : 7,44 Km e. Ketinggiandaripermukaanlaut : 8 M II Penduduk, SosialBudaya, Ekonomidankelembagaan - JumlahKepala : Laki-laki : Perempuan : Nelayan : 404 c. Rumahtanggaperikanan : 606 KECAMATAN WULUHAN Nama Desa : Lojejer I. KeadaanGeografis a. Letakastronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Desa Sumberjo Barat : Desa Puger Wetan Utara: Desa Tamansari d. Luas desa : 1,44 Km 2 e. Panjanggarispantai : f. Ketinggiandaripermukaanlaut : 3 M II Penduduk, SosialBudaya, Ekonomidankelembagaan - JumlahKepala : Laki-laki : Perempuan :

78 KECAMATAN AMBULU Nama Desa : HutanSabrang I. KeadaanGeografis a. Letakastronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Desa Curah Nongko Barat : Desa Sumberrejo Utara: Desa Andongsari d. Luas desa : 44,36 Km e. Ketinggiandaripermukaanlaut : 15 M II Penduduk, SosialBudaya, Ekonomidankelembagaan - JumlahKepala : Laki-laki : Perempuan : Nama Desa : Sumberrejo I. KeadaanGeografis a. Letakastronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Desa sabrang Barat : Desa Lojejer Utara: Desa Sabrang c. Luas desa : 18,71 d. Ketinggiandaripermukaanlaut : 10 M II Penduduk, SosialBudaya, Ekonomidankelembagaan - JumlahKepala : Laki-laki : Perempuan : Nelayan : 77 c. Rumahtanggaperikanan : 72 KECAMATAN TEMPUREJO Nama Desa : Curahnongko I. KeadaanGeografis a. Letakastronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Desa Andongrejo Selatan : Desa Sumberrejo Barat : Desa Sabrang Utara: Desa Wonosari c. Luas desa : 283,39 Km d. Ketinggiandaripermukaanlaut : 425 M II Penduduk, SosialBudaya, Ekonomidankelembagaan - JumlahKepala : Laki-laki : Perempuan :

79 Nama Desa : Andongrejo I. KeadaanGeografis a. Letakastronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Desa Curah Nongko Barat : Desa Curahnongko Utara: Desa Mulyorejo c. Luas desa : 267,79 d. Ketinggiandaripermukaanlaut : 140 M II Penduduk, SosialBudaya, Ekonomidankelembagaan - JumlahKepala : Laki-laki : Perempuan : Nelayan : 33 - Non Nelayan : c. Rumahtanggaperikanan : 68 70

80 Lampiran 8.Profil Desa Pesisir Kabupaten Banyuwangi KECAMATAN ROGOJAMPI Nama Desa : Bomo a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Selat Bali Selatan Desa Kaligung Barat : Desa Watukebo Utara: Kecamatan Muncar c. Topografi desa : Pantai d. Luas desa : 7,5 Km 2 e. Ketinggian dari : 10 M - Laki-laki : Perempuan : Nelayan : Non Nelayan : Nama Desa : Watu Kebo a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Selat Bali Selatan : Desa Kaotan Barat : Desa Blimbingan Utara: Desa Bomo c. Topografi desa : Pantai d. Luas desa : 15,8 Km 2 e. Ketinggian dari : 55 M - Laki-laki : Perempuan : Nelayan : Non Nelayan :

81 Nama Desa : Blimbing Sari a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Selat Bali Selatan : Desa Rogojampi Barat : Kecamatan Kabat Utara: Desa Watukebo c. Topografi desa : Pantai d. Luas desa : 5,33 Km 2 e. Ketinggian dari : 26 M - Laki-laki : Perempuan : Nelayan : Non Nelayan : KECAMATAN PESANGGARAN Nama Desa : Sarongan a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Desa Kandangan Selatan : Samudra Indonesia Barat : Kabupaten Jember Utara: Kecamatan Glenmore c. Luas desa : 47,04 Km 2 d. Ketinggian dari : 125 M - Laki-laki : Perempuan : Nelayan : Non Nelayan : Nama Desa : Sumberagung a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Desa Pesanggaran Selatan : Samudra Indonesia Barat : Desa Kandangan Utara: Desa Sumbermulyo c. Luas desa : 6,99 Km 2 d. Ketinggian dari : 25 M - Laki-laki : Perempuan : Nelayan : Non Nelayan :

82 Nama Desa : Pesanggaran a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Kecamatan Siliragung Barat : Desa Sumber Agung Utara: Desa Sumber Mulyo c. Luas desa : 2,63 Km 2 d. Ketinggian dari : 50 M - Laki-laki : Perempuan : Nelayan : 74 - Non Nelayan : Nama Desa : Kandangan a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Desa Sumber Mulyo dan Desa Sumber Agung Selatan : Samudra Indonesia Barat : Desa Sarongan Utara: Kecamatan Glenmore c. Luas desa : 18,06 Km 2 d. Ketinggian dari : 25 M - Laki-laki : Perempuan : Nelayan : 4 - Non Nelayan : KECAMATAN SILIRAGUNG Nama Desa : Buluagung a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Kecamatan Pesanggaraan Selatan : Samudra Indonesia Barat : Desa Seneporejo Utara: Desa Siliragung c. Topografi desa : Hamparan d. Luas desa : 9,1 e. Ketinggian dari : 7 M - Laki-laki : Perempuan : Nelayan : 22 - Non Nelayan :

83 KECAMATAN KABAT Nama Desa : Badean a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Selat Bali Selatan : Kecamatan Rogojampi Barat : Desa Pakistaji Utara: Desa Sukojati c. Luas desa : 5,83 Km 2 d. Ketinggian dari : 50 M - Laki-laki : Perempuan : b. Rumah tangga perikanan : 78 Nama Desa : Sukojati a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Selat Bali Selatan : Desa Sadean Barat : Desa Kabat Utara: Desa Pondok Nongko c. Luas desa : 4,03 Km 2 d. Ketinggian dari : 20 M - Laki-laki : Perempuan : b. Rumah tangga perikanan : 151 Nama Desa : Pondoknongko a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Selat Bali Selatan : Desa Sukojati Barat : Desa Kalirejo Utara: Desa Kalirejo c. Luas desa : 2,87 Km 2 d. Ketinggian dari : 30 M - Laki-laki : Perempuan : b. Rumah tangga perikanan : 89 Nama Desa : Kalirejo a. Letak astronomis : LS BT 74

84 b. Batas desa Timur : Selat Bali Selatan : Desa Pondok Nongko Barat : Desa Pendarungan Utara: Kecamatan Banyuwangi c. Luas desa : 2,44 Km 2 d. Ketinggian dari : 35 M - Laki-laki : Perempuan : KECAMATAN BANGOREJO Nama Desa : Temurejo a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Keacamatan Purwoharjo Selatan : Samudra Indonesia Barat : Kecamatan Siliragung Utara: Kecamatan gambiran c. Topografi desa : Dataran d. Luas desa : 34,67 Km 2 e. Ketinggian dari : 65 M - Laki-laki : Perempuan : KECAMATAN PURWOHARJO Nama Desa : Grajagan a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Desa Sumberasri Selatan : Samudra Indonesia Barat : Kecamatan Bangorejo Utara: Desa Karaten c. Luas desa : 8,67 Km 2 d. Ketinggian dari : 20 M - Laki-laki : Perempuan :

85 Nama Desa : Sumberasri a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Kecamatan Tegaldlimo Selatan : Samudra Indonesia Barat : Desa Grajagan Utara: Desa Glagahagung c. Luas desa : 18,66 Km 2 d. Ketinggian dari : 25 M - Laki-laki : Perempuan : b. Rumah tangga perikanan : 30 KECAMATAN TEGALDIMO Nama Desa : Kedung Gebang a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Teluk Pong-pong Selatan : Desa Kedung Wungu Barat : Desa Wringinpitu Utara: Kecamatan Muncar c. Luas desa : 8,67 Km 2 d. Ketinggian dari : 7 M - Jumlah Kepala : Laki-laki : Perempuan : Nelayan : 72 - Non Nelayan :

86 KECAMATAN MUNCAR Nama Desa : Wringin Putih a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Selat Bali Selatan : Kecamatan Tegaldlimo Barat : Desa Sumber Beras Utara: Desa Kedungringin c. Topografi desa : Pantai d. Luas desa : 15,24 Km 2 e. Ketinggian dari : 15 M - Laki-laki : Perempuan : Nelayan : Non Nelayan : c. Rumah tangga perikanan : 530 Nama Desa : Kedungrejo a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Selat Bali Selatan : Desa kedungringin Barat : Desa Tapan Rejo Utara: Desa Tambak Rejo c. Topografi desa : Pantai d. Luas desa : 6,64 Km 2 e. Ketinggian dari : 20 M - Laki-laki : Perempuan : Nelayan : Non Nelayan : 658 c. Rumah tangga perikanan : 64 77

87 Nama Desa : Kedungringin a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Selat Bali Selatan : Desa Sumberberas Barat : Desa Tapan Rejo Utara: Desa kedungrejo c. Topografi desa : Pantai d. Luas desa : 4,74 Km 2 e. Panjang garis pantai : 15 M - Laki-laki : Perempuan : Nelayan : Non Nelayan : c. Rumah tangga perikanan : 49 Nama Desa : Tembokrejo a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Selat Bali Selatan : Desa Kedung Rejo Barat : Desa Blambangan Utara: Desa Sumbersewu c. Topografi desa : Dataran d. Luas desa : 7,46 Km 2 e. Ketinggian dari : 35 M - Laki-laki : Perempuan : Nelayan : Non Nelayan : c. Rumah tangga perikanan : 54 78

88 Nama Desa : Sumbersewu a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Selat Bali Selatan : Desa Tambak rejo Barat : Kecamatan Srono Utara: Desa Kemendung c. Topografi desa : Pantai d. Luas desa : 5.05 Km 2 e. Ketinggian dari : 15 M - Laki-laki : Perempuan : Nelayan : Non Nelayan : c. Rumah tangga perikanan : 86 KECAMATAN BANYUWANGI Nama Desa : Pakis a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Selat Bali Selatan : Kecamtan Kabat Barat : Desa Sumberrejo Utara: Desa Sobo c. Topografi desa : Pantai d. Luas desa : 2,67 Km 2 e. Ketinggian dari : 16 M - Jumlah Kepala : Laki-laki : Perempuan : Nelayan : Non Nelayan : c. Rumah tangga : 16 perikanan 79

89 Nama Desa : Sobo a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Selat Bali Selatan : Desa Pakis Barat : Desa Kebalenan Utara: Desa Kertosari, Desa Tukang Kayudan Desa Tamanbaru c. Topografi desa : Pantai d. Luas desa : 2,55 Km 2 e. Panjang garis pantai : 23 M - Jumlah Kepala : Laki-laki : Perempuan : Nelayan : 59 - Non Nelayan : c. Rumah tangga perikanan : 20 Nama Desa : Kertosari a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Selat Bali Selatan : Desa Sobo Barat : Desa Tukangkayu Utara: Desa karang Rejo c. Topografi desa : Pantai d. Luas desa : 3,9 Km 2 e. Ketinggian dari : 10 M - Jumlah Kepala : Laki-laki : Perempuan : Nelayan : Non Nelayan : c. Rumah tangga perikanan : 86 80

90 Nama Desa : Karangrejo a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Selat Bali Selatan : Desa Kertosari Barat : Desa Tukangkayu Utara: Desa Kepatihan c. Topografi desa : Pantai d. Luas desa : 2,68 Km 2 e. Ketinggian dari : 7 M - Jumlah Kepala : Laki-laki : Perempuan : Nelayan : Non Nelayan : c. Rumah tangga perikanan : 85 Nama Desa : Kepatihan a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Selat Bali Selatan : Desa Karangrejo dan Desa Tukangrejo Barat : Desa Pandarejo Utara: Desa Temenggungan c. Topografi desa : Dataran d. Luas desa : 0,36 Km 2 e. Ketinggian dari : 6 M - Jumlah Kepala : Laki-laki : Perempuan : Nelayan : 52 - Non Nelayan :

91 Nama Desa : Kampungmandar a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Selat Bali Selatan : Desa kampung Melayu Barat : Desa Singtrunan Utara: Desa Lateng c. Topografi desa : Pantai d. Luas desa : 0,91 Km 2 e. Ketinggian dari : 6 M - Jumlah Kepala : Laki-laki : Perempuan : Nelayan : Non Nelayan : Nama Desa : Lateng a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Selat Bali Selatan : Desa kampung Mandar Barat : Desa Singtrunan Utara: Kecamatan Kalipuro c. Topografi desa : Pantai d. Luas desa : 0,5 Km 2 e. Ketinggian dari : 16 M - Jumlah Kepala : Laki-laki : Perempuan : Nelayan : Non Nelayan :

92 KECAMATAN KALIPURO Nama Desa : Klatak a. Letak astronomis : BT b. Batas desa Timur : Selat Bali Selatan : Kecamatan Giri Barat : Desa Kalipuro Utara: Desa Ketapang c. Topografi desa : Pantai d. Luas desa : 10,73 Km 2 e. Ketinggian dari : 7 M - Laki-laki : Perempuan : Nelayan : 4 - Non Nelayan : Nama Desa : Ketapang a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Selat Bali Selatan : Desa Klatak Barat : Desa Kalipuro Utara: Kecamatan Wongsorejo c. Luas desa : 23,73 Km 2 d. Ketinggian dari : 5 M - Laki-laki : Perempuan : Nelayan : Non Nelayan :

93 KECAMATAN WONGSOREJO Nama Desa : Bangsring a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Selat Bali Selatan : Desa Ketapang Barat : Desa Tamansari Utara: Desa Bengkak c. Luas desa : 55,26 Km 2 d. Ketinggian dari : 37 M - Jumlah Kepala : Laki-laki : Perempuan : b. Rumah tangga perikanan : 73 Nama Desa : Bengkak a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Selat BAli Selatan : Desa Bangsring Barat : Desa Alasbulu Utara: Desa Alasbulu c. Luas desa : 29,44 Km 2 d. Ketinggian dari : 29 M - Jumlah Kepala : Laki-laki : Perempuan : b. Rumah tangga perikanan : 77 84

94 Nama Desa : Alasbulu a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Selat Bali Selatan : Desa Bengkak Barat : Desa Sido Wangi Utara: Desa Wongsorejo c. Luas desa : Km 2 d. Ketinggian dari : 42 M - Jumlah Kepala : Laki-laki : Perempuan : b. Rumah tangga perikanan : 82 Nama Desa : Wongsorejo a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Selat Bali Selatan : Desa Ketapang Barat : Kabupaten Situbondo Utara: Desa Wonorejo c. Luas desa : 73,57 Km 2 d. Ketinggian dari : 40 M - Jumlah Kepala : Laki-laki : Perempuan : b. Rumah tangga perikanan : 9 85

95 Nama Desa : Sumberkencono a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Selat Bali Selatan : Desa Alasrejo Barat : Desa Wongsorejo Utara: Desa Sidodadi c. Luas desa : Km 2 d. Ketinggian dari : 28 M - Jumlah Kepala : Laki-laki : Perempuan : c. Rumah tangga perikanan : 108 Nama Desa : Sidodadi a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Selat Bali Selatan : Desa Sumberkencono Barat : Desa Sido Wangi Utara: Desa Sidowangi c. Luas desa : 7,95 Km 2 d. Ketinggian dari : 46 M - Jumlah Kepala : Laki-laki : Perempuan : c. Rumah tangga perikanan : 62 86

96 Nama Desa : Bimorejo a. Letak astronomis : LS BT b. Batas desa Timur : Selat Bali Selatan : Desa Sidodi Barat : Desa Bajulmati Utara: Desa Wonorejo c. Luas desa : 2,22 Km 2 d. Ketinggian dari : 20 M - Jumlah Kepala : Laki-laki : Perempuan : b. Rumah tangga perikanan :

97 TENTANG PENULIS Ir.Sukandar, MP. lahir di Randuagung, 12 Desember Penulis menamatkan program pendidikan S-1 dan S-2 di Universitas Brawijaya. Penulis adalah dosen di Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Beberapa mata kuliah yang diasuh oleh penulis diantaranya Metode Penangkapan Ikan, Konservasi Sumberdaya Pesisir Dan Laut Dan Pemetaan Sumberdaya Kelautan Dan Perikanan, Widya Selam. Penulis telah berpengalaman bekerja dalam dunia perikanan dan kelautan sejak tahun 2000 dan penulis juga aktif dalam melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan membina 246 Kelompok Masyarakat Pengawas (POKMASWAS) di kawasan pesisir Jawa Timur. Citra Satrya Utama Dewi, M.Si lahir di Jember, pada 27 januari Ibu dari dua putri ini menyelesaikan program sarjana dan magister Ilmu Kelautan di Institut Pertanian Bogor (IPB). Penulis telah berpengalaman bekerja dalam dunia perikanan kelautan sejak Tahun 2007, dan saat ini menjadi dosen tetap di Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya, Malang. Beberapa mata kuliah yang diasuh oleh penulis, antara lain: Renang, Widya Selam, Selam Keahlian, Botani Laut, dan Konservasi Sumberdaya Pesisir dan Laut. Penulis telah menghasilkan beberapa karya ilmiah yang disampaikan dalam pertemuan pertemuan ilmiah, dan dalam Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan, yang berjudul Keragaman Lamun Di Teluk Banten, Provinsi Banten dan Komponen Fitokimia dan Toksisitas Senyawa Bioaktif dari Lamun Enhalus acoroides dan Thalassia hemprichii dari Pulau Pramuka, DKI Jakarta. Muliawati Handayani, S.Pi, M.Si lahir di Cilacap, 05 Oktober Penulis menyelesaikan program Sarjana dan Magister di Universitas Diponegoro, Semarang. Beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh penulis diantaranya adalah Studi Karakteristik Ekositem Mangrove dan ikan Karang di beberapa Pesisir Selatan Jawa dan penelitian Variasi Genetik Calcius elegans Di Pantai Selatan Jawa terkait faktor spasial yang didanai oleh International Graduate Program for Asia Pasific Region University of the Ryukyus. Saat ini penulis menjadi seorang dosen tetap di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya. Beberapa mata kuliah yang diasuh oleh penulis antara lain: Bioteknologi Kelautan, Pengantar Bioteknologi dan Rehabilitasi Ekosistem Pesisir. 88

98 Chuldyah Jengkarili Harsindhi, S,Kel. Akrab disapa Uldy, lahir di Kota Palu, Sulawesi Tengah pada tanggal 24 Agustus Chuldyah merupakan lulusan jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya. Selama masa kuliah aktif mengikuti kegiatan penelitian sebagai asisten peneliti dibidang karang dan ekologinya. Selain itu aktif juga dalam club selam kampus (FISHDIC- Fisheries Diving Club). Chuldyah pernah menjadi salah satu enumerator hiu yang bekerjasama dengan BPSPL (Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir Laut) di Muncar, Banyuwangi. Saat ini bekerja sebagai volunteer di sebuah badan penelitian kampus level fakultas di Universitas Brawijaya. Arsyil Wisuda Maulana, lahir di Pasuruan 13 Agustus Pendidikan sarjana ditempuh di Program Studi Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UB, lulus pada tahun 2016 dengan penelitian Khamir Laut Sebagai Stater Fermentasi Blondo Padatlimbah Dari Olahan Virgin Coconut Oil (VCO) Dengan Penambahan Molase Dan Lama Fermentasi Yang Berbeda. Supriyadi, lahir di Pamekasan 6 Juli Pendidikan sarjana ditempuh di Program Studi Sosial Ekonomi Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya, lulus pada tahun Penulis saat ini sedang menempuh pendidikan program Magister Ekonomi Pertanian Pascasarjana Pertanian Universitas Brawijaya. Ali Bahroni, lahir di Pasuruan 21 September Pendidikan sarjana ditempuh di Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya, lulus pada tahun Penulis saat ini mendapatkan amanah dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Pemerintah Kabupaten Pasuruan sebagai Ketua Forum Pengembangan Ekonomi Kawasan Timur Kabupaten Pasuruan tahun

99 90

4. KEADAAN UMUM 4.1 Kedaan Umum Kabupaten Banyuwangi Kedaan geografis, topografi daerah dan penduduk 1) Letak dan luas

4. KEADAAN UMUM 4.1 Kedaan Umum Kabupaten Banyuwangi Kedaan geografis, topografi daerah dan penduduk 1) Letak dan luas 26 4. KEADAAN UMUM 4.1 Kedaan Umum Kabupaten Banyuwangi 4.1.1 Kedaan geografis, topografi daerah dan penduduk 1) Letak dan luas Menurut DKP Kabupaten Banyuwangi (2010) luas wilayah Kabupaten Banyuwangi

Lebih terperinci

DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BANYUWANGI

DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BANYUWANGI DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BANYUWANGI Luas Wilayah : 5.782,5 Km² Jumlah Penduduk : 1.627.130 Kepadatan Penduduk : 281 Jiwa/Km 2 (Kondisi Tahun 2013) Hutan : 31,72% Persawahan : 11,53% Perkebunan

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM. 25 o -29 o C, curah hujan antara November samapai dengan Mei. Setiap tahun

4 KEADAAN UMUM. 25 o -29 o C, curah hujan antara November samapai dengan Mei. Setiap tahun 4 KEADAAN UMUM 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Banyuwangi 4.1.1 Keadaan geografis, topografis, iklim, dan penduduk 1) Geografis dan topografis Kabupaten Banyuwangi terletak diantara koordinat 7 o 43` 8 o 46`

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN aa 16 a aa a 4.1 Keadaan Geografis dan Topografis Secara geografis Kabupaten Indramayu terletak pada posisi 107 52' 108 36' BT dan 6 15' 6 40' LS. Batas wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

4. GAMBARAN UMUM WILAYAH

4. GAMBARAN UMUM WILAYAH 4. GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1. Letak Geografis Kabupaten Sukabumi yang beribukota Palabuhanratu termasuk kedalam wilayah administrasi propinsi Jawa Barat. Wilayah yang seluas 4.128 Km 2, berbatasan dengan

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 27 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Geografis, Topografis dan Luas Wilayah Kabupaten Ciamis merupakan salah satu kota yang berada di selatan pulau Jawa Barat, yang jaraknya dari ibu kota Propinsi

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis dan Luas Wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung secara geografis terletak pada 104 0 50 sampai 109 0 30 Bujur Timur dan 0 0 50 sampai 4 0 10 Lintang

Lebih terperinci

III. KEADAAN UMUM LOKASI

III. KEADAAN UMUM LOKASI III. KEADAAN UMUM LOKASI Penelitian dilakukan di wilayah Jawa Timur dan berdasarkan jenis datanya terbagi menjadi 2 yaitu: data habitat dan morfometri. Data karakteristik habitat diambil di Kabupaten Nganjuk,

Lebih terperinci

34 laki dan 49,51% perempuan. Jumlah ini mengalami kenaikan sebesar 0,98% dibanding tahun 2008, yang berjumlah jiwa. Peningkatan penduduk ini

34 laki dan 49,51% perempuan. Jumlah ini mengalami kenaikan sebesar 0,98% dibanding tahun 2008, yang berjumlah jiwa. Peningkatan penduduk ini 33 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Trenggalek 4.1.1 Keadaan geografi Kabupaten Trenggalek terletak di selatan Provinsi Jawa Timur tepatnya pada koordinat 111 ο 24 112 ο 11 BT dan 7 ο

Lebih terperinci

No Mineral Volume (Ton) Luas (Ha) Tabel 2 Potensi Pasir Besi. No. Desa/Kelurahan Kecamatan Kab./Kota Volume (Ton) Luas (Ha)

No Mineral Volume (Ton) Luas (Ha) Tabel 2 Potensi Pasir Besi. No. Desa/Kelurahan Kecamatan Kab./Kota Volume (Ton) Luas (Ha) 1. DATA PERTAMBANGAN 1.1. DATA POTENSI PERTAMBANGAN a. Potensi Mineral Logam Mineral logam yang terdapat di Provinsi Jawa Timur diantaranya adalah pasir besi, besi, emas, tembaga, seng, nikel, mangaan,

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kawasan pesisir merupakan daerah peralihan antara ekosistem darat dan laut. Kawasan pesisir merupakan ekosistem yang kompleks dan mempunyai nilai sumberdaya alam yang tinggi.

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN Kondisi Geografi dan Topografi Kawasan Sendang Biru secara administratif merupakan sebuah pedukuhan yang menjadi bagian dari Desa Tambakrejo Kecamatan Sumbermanjing Wetan,

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 20 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Daerah 4.1.1 Geografi, topografi dan iklim Secara geografis Kabupaten Ciamis terletak pada 108 o 20 sampai dengan 108 o 40 Bujur Timur (BT) dan 7 o

Lebih terperinci

3 DESKRIPSI UMUM DAERAH PENELITIAN

3 DESKRIPSI UMUM DAERAH PENELITIAN 38 3 DESKRIPSI UMUM DAERAH PENELITIAN 3.1 Kondisi Geografis Daerah Penelitian Kabupaten Situbondo merupakan salah satu Kabupaten di Jawa Timur yang dikenal dengan daerah wisata pantai Pasir Putih dan cagar

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Daerah Penelitian Kabupaten Kupang merupakan kabupaten yang paling selatan di negara Republik Indonesia. Kabupaten ini memiliki 27 buah pulau, dan 19 buah pulau

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan di sub-sektor perikanan tangkap telah memberikan kontribusi yang nyata dalam pembangunan sektor kelautan dan perikanan. Hal ini ditunjukkan dengan naiknya produksi

Lebih terperinci

V. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

V. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 40 V. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 5.1. Kondisi Fisik Geografis Wilayah Kota Ternate memiliki luas wilayah 5795,4 Km 2 terdiri dari luas Perairan 5.544,55 Km 2 atau 95,7 % dan Daratan 250,85 Km 2 atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil, disisi lain masyarakat yang sebagian

BAB I PENDAHULUAN. besar sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil, disisi lain masyarakat yang sebagian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu Negara kepulauan, yang memiliki potensi besar sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil, disisi lain masyarakat yang sebagian besar bertempat

Lebih terperinci

BAB1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah Negara Kepulauan terbesar di dunia, memiliki

BAB1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah Negara Kepulauan terbesar di dunia, memiliki BAB1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Indonesia adalah Negara Kepulauan terbesar di dunia, memiliki 17.504 pulau dengan luas wilayah perairan mencapai 5,8 juta km2 dan panjang pantai 95,181 km merupakan

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Indramayu Kabupaten Indramayu secara geografis berada pada 107 52'-108 36' BT dan 6 15'-6 40' LS. Berdasarkan topografinya sebagian besar merupakan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PERAIRAN SELAT BALI

V. GAMBARAN UMUM PERAIRAN SELAT BALI V. GAMBARAN UMUM PERAIRAN SELAT BALI Perairan Selat Bali merupakan perairan yang menghubungkan Laut Flores dan Selat Madura di Utara dan Samudera Hindia di Selatan. Mulut selat sebelah Utara sangat sempit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan atau negara maritim terbesar di dunia. Berdasarkan publikasi yang ada mempunyai 17.504 pulau dengan garis pantai sepanjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya banyak yang dihuni oleh manusia, salah satunya adalah Pulau Maratua

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya banyak yang dihuni oleh manusia, salah satunya adalah Pulau Maratua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara maritim yang terdiri dari beberapa gugusan pulau mulai dari yang besar hingga pulau yang kecil. Diantara pulau kecil tersebut beberapa

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Desa Lebih terletak di Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali dengan luas wilayah 205 Ha. Desa Lebih termasuk daerah dataran rendah dengan ketinggian

Lebih terperinci

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN Geografis dan Administratif Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru terbentuk di Provinsi Sulawesi Tengah berdasarkan Undang-Undang Nomor 51 tahun

Lebih terperinci

5 KONDISI PERIKANAN TANGKAP KABUPATEN CIANJUR

5 KONDISI PERIKANAN TANGKAP KABUPATEN CIANJUR 5 KONDISI PERIKANAN TANGKAP KABUPATEN CIANJUR 5.1 Sumberdaya Ikan Sumberdaya ikan (SDI) digolongkan oleh Mallawa (2006) ke dalam dua kategori, yaitu SDI konsumsi dan SDI non konsumsi. Sumberdaya ikan konsumsi

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 27 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Daerah Kota Serang 4.1.1 Letak geografis Kota Serang berada di wilayah Provinsi Banten yang secara geografis terletak antara 5º99-6º22 LS dan 106º07-106º25

Lebih terperinci

STUDI RISIKO TSUNAMI DI WILAYAH PESISIR SELATAN KABUPATEN MALANG

STUDI RISIKO TSUNAMI DI WILAYAH PESISIR SELATAN KABUPATEN MALANG STUDI RISIKO TSUNAMI DI WILAYAH PESISIR SELATAN KABUPATEN MALANG Arwi Yudhi Koswaraa 1,*), Wahyudi 2), dan Kriyo Sambodho 3) 1) Program Magister Teknik dan Manajemen Pantai, Jurusan Teknik Kelautan, Institut

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terumbu karang dan asosiasi biota penghuninya secara biologi, sosial ekonomi, keilmuan dan keindahan, nilainya telah diakui secara luas (Smith 1978; Salm & Kenchington

Lebih terperinci

III. INDIKASI PEMANFAATAN ZONASI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL PROVINSI LIMA TAHUNAN

III. INDIKASI PEMANFAATAN ZONASI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL PROVINSI LIMA TAHUNAN III. INDIKASI PEMANFAATAN ZONASI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL PROINSI LIMA TAHUNAN No Program Utama Lokasi Instansi Pelaksana Sumber A Program Utama Pengembangan Wilayah 1 Pengembangan kerjasama

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATIPACITAN NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI PACITAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATIPACITAN NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI PACITAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATIPACITAN NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN RINCIAN DANA DESA SETIAP DESA DI KABUPATEN PACITAN TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. positif yang cukup tinggi terhadap pendapatan negara dan daerah (Taslim. 2013).

BAB I PENDAHULUAN. positif yang cukup tinggi terhadap pendapatan negara dan daerah (Taslim. 2013). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata memiliki peran yang semakin penting dan memiliki dampak positif yang cukup tinggi terhadap pendapatan negara dan daerah (Taslim. 2013). Dengan adanya misi

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Kabupaten Serang 4.1.1 Letak geografis dan kondisi perairan pesisir Pasauran Serang Secara geografis Kabupaten Serang terletak pada koordinassi 5 5 6 21 LS dan 105

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Seram Bagian Timur memiliki luas wilayah 20.656.894 Km 2 terdiri dari luas lautan 14,877.771 Km 2 dan daratan 5,779.123 Km 2. Dengan luas

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PACITAN NOHOR 6 TAHUN 2015 TENTANG BESARAN DAN TATA CARA PENCAIRAN ALOKASI DANA DESA

BUPATI PACITAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PACITAN NOHOR 6 TAHUN 2015 TENTANG BESARAN DAN TATA CARA PENCAIRAN ALOKASI DANA DESA BUPATI PACITAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PACITAN NOHOR 6 TAHUN 2015 TENTANG BESARAN DAN TATA CARA PENCAIRAN ALOKASI DANA DESA TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG BIAHA ESA BUPATI PACITAN,

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Beberapa gambaran umum dari kondisi fisik Kabupaten Blitar yang merupakan wilayah studi adalah kondisi geografis, kondisi topografi, dan iklim.

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 15 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Geografis dan Topografis Kabupaten Indramayu terletak di pesisir utara Pantai Jawa, dengan garis pantai sepanjang 114 km. Kabupaten Indramayu terletak pada

Lebih terperinci

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU Wilayah Kabupaten Indramayu terletak pada posisi geografis 107 o 52 sampai 108 o 36 Bujur Timur (BT) dan 6 o 15 sampai

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. Wonogiri (Jawa Tengah) : Kabupaten Trenggalek (Jawa Timur)

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. Wonogiri (Jawa Tengah) : Kabupaten Trenggalek (Jawa Timur) III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Kondisi Geografis 1. Batas Administrasi Kabupaten Pacitan merupakan bagian dari koridor tengah di Pantai Selatan Jawa yang wilayahnya membentang sepanjang Pantai Selatan

Lebih terperinci

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec BAB III KONDISI UMUM LOKASI Lokasi penelitian bertempat di Kabupaten Banjar, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Kota Banjarbaru, Kabupaten Kota Banjarmasin, dan Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 21 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Daerah Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Palabuhanratu Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Palabuhanratu terletak di Kecamatan Palabuhanratu yang

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM KABUPATEN LAMPUNG BARAT

GAMBARAN UMUM KABUPATEN LAMPUNG BARAT IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN LAMPUNG BARAT 4.1 Wilayah Kabupaten Lampung Barat dengan Ibukota Liwa terbentuk pada tanggal 24 September 1991 berdasarkan Undang-undang Nomor 06 tahun 1991. Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Republik Indonesia adalah sebuah negara maritim, karena memiliki lautan lebih luas dari daratannya, sehingga biasa juga disebut dengan Benua Maritim

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 41 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung 1. Keadaan Umum Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi di Republik Indonesia dengan areal daratan seluas 35.288 km2. Provinsi

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. sebagai sebuah pulau yang mungil, cantik dan penuh pesona. Namun demikian, perlu

BAB I. PENDAHULUAN. sebagai sebuah pulau yang mungil, cantik dan penuh pesona. Namun demikian, perlu BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pulau Lombok memiliki luas 467.200 ha. dan secara geografis terletak antara 115 o 45-116 o 40 BT dan 8 o 10-9 o 10 LS. Pulau Lombok seringkali digambarkan sebagai

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 16 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Geografis dan Administratif Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki wilayah perairan yang luas, yaitu sekitar 3,1 juta km 2 wilayah perairan territorial dan 2,7 juta km 2 wilayah perairan zona ekonomi eksklusif (ZEE)

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI POTENSI DAN PEMETAAN SUMBERDAYA PULAU-PULAU KECIL

IDENTIFIKASI POTENSI DAN PEMETAAN SUMBERDAYA PULAU-PULAU KECIL IDENTIFIKASI POTENSI DAN PEMETAAN SUMBERDAYA PULAU-PULAU KECIL Nam dapibus, nisi sit amet pharetra consequat, enim leo tincidunt nisi, eget sagittis mi tortor quis ipsum. PENYUSUNAN BASELINE PULAU-PULAU

Lebih terperinci

C I N I A. Pemetaan Kerentanan Tsunami Kabupaten Lumajang Menggunakan Sistem Informasi Geografis. Dosen, FTSP, Teknik Geofisika, ITS 5

C I N I A. Pemetaan Kerentanan Tsunami Kabupaten Lumajang Menggunakan Sistem Informasi Geografis. Dosen, FTSP, Teknik Geofisika, ITS 5 C I N I A The 2 nd Conference on Innovation and Industrial Applications (CINIA 2016) Pemetaan Kerentanan Tsunami Kabupaten Lumajang Menggunakan Sistem Informasi Geografis Amien Widodo 1, Dwa Desa Warnana

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pulau-pulau kecil memiliki potensi pembangunan yang besar karena didukung oleh letaknya yang strategis dari aspek ekonomi, pertahanan dan keamanan serta adanya ekosistem

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis dan Iklim

IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis dan Iklim IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis dan Iklim Provinsi Banten secara geografis terletak pada batas astronomis 105 o 1 11-106 o 7 12 BT dan 5 o 7 50-7 o 1 1 LS, mempunyai posisi strategis pada lintas

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang dua per tiga luasnya ditutupi oleh laut

1. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang dua per tiga luasnya ditutupi oleh laut 1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang dua per tiga luasnya ditutupi oleh laut dan hampir sepertiga penduduknya mendiami daerah pesisir pantai yang menggantungkan hidupnya dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wilayah pesisir merupakan wilayah peralihan antara ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan di laut yang saling berinteraksi sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan wilayah yang mempunyai potensi obyek wisata. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan wilayah yang mempunyai potensi obyek wisata. Pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan suatu aset yang strategis untuk mendorong pembangunan wilayah yang mempunyai potensi obyek wisata. Pembangunan kepariwisataan di Indonesia

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 27 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian 4.1.1 Letak geografis Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat, secara geografis terletak di antara 6 0.57`- 7 0.25`

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota 66 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Bandarlampung 1. Letak Geografis Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota Bandarlampung memiliki luas wilayah

Lebih terperinci

Analisis Kesesuaian Lahan Wilayah Pesisir Kota Makassar Untuk Keperluan Budidaya

Analisis Kesesuaian Lahan Wilayah Pesisir Kota Makassar Untuk Keperluan Budidaya 1 Analisis Kesesuaian Lahan Wilayah Pesisir Kota Makassar Untuk Keperluan Budidaya PENDAHULUAN Wilayah pesisir merupakan ruang pertemuan antara daratan dan lautan, karenanya wilayah ini merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diberikan oleh pantai bisa didapat secara langsung dan tidak langsung. Manfaat yang

BAB I PENDAHULUAN. diberikan oleh pantai bisa didapat secara langsung dan tidak langsung. Manfaat yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pantai sebagai suatu ekosistem yang unik memiliki berbagai fungsi yang mampu memberikan manfaat bagi manusia yang tinggal di sekitarnya. Manfaat yang diberikan oleh

Lebih terperinci

4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Sukabumi Secara geografis wilayah Kabupaten Sukabumi terletak di antara 6 o 57-7 o 25 Lintang Selatan dan 106 o 49-107 o 00 Bujur Timur dan mempunyai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang terbentang antara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang terbentang antara 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang terbentang antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik dan tersebar dari pulau Sumatera sampai ke ujung timur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang kaya. Hal ini sesuai dengan sebutan Indonesia sebagai negara kepulauan

BAB I PENDAHULUAN. yang kaya. Hal ini sesuai dengan sebutan Indonesia sebagai negara kepulauan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negara Indonesia terkenal memiliki potensi sumberdaya kelautan dan pesisir yang kaya. Hal ini sesuai dengan sebutan Indonesia sebagai negara kepulauan (archipelagic

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan yang rentan terhadap dampak perubahan iklim. Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang termasuk rawan

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM. 4.1Keadaan umum Kabupaten Sukabumi

4 KEADAAN UMUM. 4.1Keadaan umum Kabupaten Sukabumi 16 4 KEADAAN UMUM 4.1Keadaan umum Kabupaten Sukabumi 4.1.1 Letak geografis Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Provinsi Jawa Barat dengan jarak tempuh 96 km dari Kota Bandung dan 119 km dari Kota Jakarta.

Lebih terperinci

POTENSI PERIKANAN DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN CILACAP, JAWA TENGAH. Oleh : Ida Mulyani

POTENSI PERIKANAN DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN CILACAP, JAWA TENGAH. Oleh : Ida Mulyani POTENSI PERIKANAN DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN CILACAP, JAWA TENGAH Oleh : Ida Mulyani Indonesia memiliki sumberdaya alam yang sangat beraneka ragam dan jumlahnya sangat melimpah

Lebih terperinci

4 KONDISI UMUM KABUPATEN HALMAHERA UTARA

4 KONDISI UMUM KABUPATEN HALMAHERA UTARA 4 KONDISI UMUM KABUPATEN HALMAHERA UTARA 4.1 Gambaran Umum Kecamatan Tobelo 4.1.1 Kondisi kewilayahan Kecamatan Tobelo 1) Letak geografis Kabupaten Halmahera Utara terletak pada posisi koordinat 0 o 40

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Peranan sektor

I. PENDAHULUAN. manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Peranan sektor I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Peranan sektor pariwisata bagi suatu negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki kawasan pesisir sangat luas,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki kawasan pesisir sangat luas, BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara yang memiliki kawasan pesisir sangat luas, karena Indonesia merupakan Negara kepulauan dengangaris pantai mencapai sepanjang 81.000 km. Selain

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Profil Provinsi Jawa Timur Jawa Timur sudah dikenal sebagai salah satu Provinsi di Indonesia yang memiliki posisi strategis, baik dari

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG PENCADANGAN KAWASAN TERUMBU KARANG PASIR PUTIH SEBAGAI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO BUPATI SITUBONDO, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Provinsi Nusa Tenggara Barat terdiri dari dua pulau besar, yaitu Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa serta dikelilingi oleh ratusan pulau-pulau kecil yang disebut Gili (dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam 10 tahun terakhir, jumlah kebutuhan ikan di pasar dunia semakin meningkat, untuk konsumsi dibutuhkan 119,6 juta ton/tahun. Jumlah tersebut hanya sekitar 40 %

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan 17.504 pulau dan luas perairan laut 5,8 juta km² (terdiri dari luas laut teritorial 0,3 juta km², luas perairan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah pesisir Indonesia memiliki luas dan potensi ekosistem mangrove

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah pesisir Indonesia memiliki luas dan potensi ekosistem mangrove BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wilayah pesisir Indonesia memiliki luas dan potensi ekosistem mangrove yang cukup besar. Dari sekitar 15.900 juta ha hutan mangrove yang terdapat di dunia, sekitar

Lebih terperinci

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian Wilayah Banten berada pada batas astronomi 5º7 50-7º1 11 Lintang Selatan dan 105º1 11-106º7 12 Bujur Timur. Luas wilayah Banten adalah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat dimanfaatkan untuk menuju Indonesia yang maju dan makmur. Wilayah

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat dimanfaatkan untuk menuju Indonesia yang maju dan makmur. Wilayah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara maritim, kurang lebih 70 persen wilayah Indonesia terdiri dari laut yang pantainya kaya akan berbagai jenis sumber daya hayati dan

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Sibolga terletak di kawasan pantai Barat Sumatera Utara, yaitu di Teluk Tapian Nauli. Secara geografis, Kota Sibolga terletak di antara 01 0 42 01 0 46 LU dan

Lebih terperinci

5 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

5 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Kota Serang Kota Serang adalah ibukota Provinsi Banten yang berjarak kurang lebih 70 km dari Jakarta. Suhu udara rata-rata di Kota Serang pada tahun 2009

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 25 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Cirebon 4.1.1 Kondisi geografis dan topografi Kabupaten Cirebon dengan luas wilayah 990,36 km 2 merupakan bagian dari wilayah Provinsi Jawa

Lebih terperinci

MEMUTUSKAN: : KEPUTUSAN BUPATI TENTANG PENETAPAN LOKASI DAN BESARAN ALOKASI DANA DESA BAGI SETIAP DESA DI KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN ANGGARAN 2017.

MEMUTUSKAN: : KEPUTUSAN BUPATI TENTANG PENETAPAN LOKASI DAN BESARAN ALOKASI DANA DESA BAGI SETIAP DESA DI KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN ANGGARAN 2017. BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN KEPUTUSAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR: 188/167/KEP/429.011/2017 TENTANG PENETAPAN LOKASI DAN DANA DESA BAGI SETIAP DESA DI KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teluk Bungus yang luasnya ± 17 km 2 atau 1383,86 Ha berada di Kecamatan Bungus Teluk Kabung. Kecamatan ini merupakan kecamatan pesisir di wilayah selatan Kota Padang

Lebih terperinci

8 AKTIVITAS YANG DAPAT DITAWARKAN PPI JAYANTI PADA SUBSEKTOR WISATA BAHARI

8 AKTIVITAS YANG DAPAT DITAWARKAN PPI JAYANTI PADA SUBSEKTOR WISATA BAHARI 8 AKTIVITAS YANG DAPAT DITAWARKAN PPI JAYANTI PADA SUBSEKTOR WISATA BAHARI Aktivitas-aktivitas perikanan tangkap yang ada di PPI Jayanti dan sekitarnya yang dapat dijadikan sebagai aktivitas wisata bahari

Lebih terperinci

mungkin akan lebih parah bila tidak ada penanganan yang serius dan tersistem. Bukan tidak mungkin hal tersebut akan mengakibatkan tekanan yang luar

mungkin akan lebih parah bila tidak ada penanganan yang serius dan tersistem. Bukan tidak mungkin hal tersebut akan mengakibatkan tekanan yang luar 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Secara geografis propinsi Bali terletak pada posisi 8º 03 40-8º 50 48 LS dan 144º 50 48 BT. Luas propinsi Bali meliputi areal daratan sekitar 5.632,66 km² termasuk keseluruhan

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan daerah provinsi di Indonesia, yang terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

4.2 Keadaan Umum Perikanan Tangkap Kabupaten Lamongan

4.2 Keadaan Umum Perikanan Tangkap Kabupaten Lamongan 23 4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Geografi dan Topografi Kecamatan Brondong merupakan daerah yang terletak di tepi pantai utara Jawa Timur. Brondong adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Lamongan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. artinya bagi usaha penanganan dan peningkatan kepariwisataan. pariwisata bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. artinya bagi usaha penanganan dan peningkatan kepariwisataan. pariwisata bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia tidak hanya dikaruniai tanah air yang memiliki keindahan alam yang melimpah, tetapi juga keindahan alam yang mempunyai daya tarik sangat mengagumkan.

Lebih terperinci

BAB I KONDISI FISIK. Gambar 1.1 Peta Administrasi Kabupaten Lombok Tengah PETA ADMINISTRASI

BAB I KONDISI FISIK. Gambar 1.1 Peta Administrasi Kabupaten Lombok Tengah PETA ADMINISTRASI BAB I KONDISI FISIK A. GEOGRAFI Kabupaten Lombok Tengah dengan Kota Praya sebagai pusat pemerintahannya merupakan salah satu dari 10 (sepuluh) Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara

Lebih terperinci

BANTUAN KEUANGAN BERUPA INSENTIF BAGI KETUA RUKUN TETANGGA (RT) DAN RUKUN WARGA (RW)

BANTUAN KEUANGAN BERUPA INSENTIF BAGI KETUA RUKUN TETANGGA (RT) DAN RUKUN WARGA (RW) BANTUAN KEUANGAN BERUPA INSENTIF BAGI KETUA RUKUN TETANGGA (RT) DAN RUKUN WARGA (RW) Dalam rangka mendukung kelancaran tugas ketua RT dan RW di wilayah desa se-kabupaten Banyuwangi agar terwujud kinerja

Lebih terperinci

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 26 4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Lamongan merupakan salah satu Kabupaten di Propinsi Jawa Timur. Secara astronomis Kabupaten Lamongan terletak pada posisi 6 51 54 sampai dengan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Wilayah pesisir pulau kecil pada umumnya memiliki panorama yang indah untuk dapat dijadikan sebagai obyek wisata yang menarik dan menguntungkan, seperti pantai pasir putih, ekosistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara kepulauan memilki zona maritim yang sangat luas, yaitu 5,8 juta km 2 yang terdiri atas perairan kepulauan 2,3 juta km 2, laut teritorial

Lebih terperinci

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Letak Geografis dan Batas Administrasi Secara geografis Kabupaten Halmahera Utara terletak antara 127 O 17 BT - 129 O 08 BT dan antara 1 O 57 LU - 3 O 00 LS. Kabupaten

Lebih terperinci

V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Teluk Pelabuhanratu Kabupaten Sukabumi, merupakan salah satu daerah

V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Teluk Pelabuhanratu Kabupaten Sukabumi, merupakan salah satu daerah V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Keadaan Daerah Penelitian 5.1.1. Letak Geografis Teluk Pelabuhanratu Kabupaten Sukabumi, merupakan salah satu daerah perikanan potensial di perairan selatan Jawa

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105. IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 4.1.1. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.14 sampai dengan 105, 45 Bujur Timur dan 5,15

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM KECAMATAN TOSARI

V. GAMBARAN UMUM KECAMATAN TOSARI V. GAMBARAN UMUM KECAMATAN TOSARI 5.1. Gambaran Umum Kabupaten Pasuruan Kabupaten Pasuruan adalah salah satu daerah tingkat dua di Propinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibukotanya adalah Pasuruan. Letak geografi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara dengan garis pantai terpanjang di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara dengan garis pantai terpanjang di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai salah satu negara dengan garis pantai terpanjang di dunia dan terletak pada iklim tropis memiliki jenis hutan yang beragam. Salah satu jenis hutan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang terdapat di Pulau

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang terdapat di Pulau IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Wilayah Propinsi Lampung 1. Geografi Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang terdapat di Pulau Sumatera dengan luas wilayah 35.288,35 Km 2. Propinsi

Lebih terperinci

Rencana Pengembangan Berkelanjutan Kelautan dan Perikanan di Pulau Maratua

Rencana Pengembangan Berkelanjutan Kelautan dan Perikanan di Pulau Maratua Rencana Pengembangan Berkelanjutan Kelautan dan Perikanan di Pulau Maratua Pulau Maratua berada pada gugusan pulau Derawan, terletak di perairan laut Sulawesi atau berada dibagian ujung timur Kabupaten

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI 2.1 Geografis dan Administratif Sebagai salah satu wilayah Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Jawa Tengah, Kabupaten Kendal memiliki karakteristik daerah yang cukup

Lebih terperinci