CARA MINIMALISASI LIMBAH ZAT RADIOAKTIF YANG EFEKTIF

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "CARA MINIMALISASI LIMBAH ZAT RADIOAKTIF YANG EFEKTIF"

Transkripsi

1 CARA MINIMALISASI LIMBAH ZAT RADIOAKTIF YANG EFEKTIF Oleh : Rizqiyyah PENDAHULUAN Zat radioaktif merupakan sumber daya alam yang sangat penting terutama dalam menentukan nasib yang akan datang. Zat radioaktif ini memang sangat berbahaya jika tidak ditangani dengan benar. Sejak ditemukannya oleh Madame Curie, dampaknya sudah dapat terlihat langsung pada orang-orang yang bekerja di laboratoriumnya. Bahkan Madame Crie sendiri terkena penyakit aneh akibat zat radioaktif yang belum dikenal pada masa itu. Zat radioaktif ini mempunyai sifat yang khas, yaitu selalu mengeluarkan sinar yang tidak tampak oleh mata. Sinar yang timbul dari zat radioaktif ada tiga macam, yakni : a. Sinar alpha (bermuatan listrik positif) b. Sinar beta (bermuatan listrik negatif) dan c. Sinar gamma (tidak bermuatan listrik) Sinar gamma sangat berbahaya karena dapat menembus apa saja yang menghalanginya. Molekul-molekul yang netral dapat berubah menjadi ion-ion yang bermuatan listrik apabila terkena sinar. Sinar gamma juga dapat merusak susunan gen atau kromosom dalam inti sel sehingga keturunannya menjadi bervariasi, misalnya ada yang mati ataupun cacat. Manusia menggunakan sifat sinar gamma untuk meningkatkan mutu pertanian, misalnya tanaman yang mempunyai beberapa sifat menguntungkan, seperti berbuah lebat dan manis, umurnya singkat. Sinar gamma mempunyai sifat yang identik dengan cahaya matahari dan secara umum disebut gelombang electromagnet. Perbedaannya terletak pada frekuensi paling tinggi. Lebih rendah dari sinar gamma adalah frekuensi sinar-x atau sinar yang digunakan untuk rontgen. Sinar Ultraviolet, lalu sinar yang tampak oleh mata yang tersusun ialah merah, jingga, kuning, biru, dan violet. Sinar inframerah memiliki frekuensi getar yang lebih rendah dari sinar yang dapat dilihat oleh mata, tetapi dapat dirasakan panasnya oleh kulit. Sinar ini dapat berasal dari benda-benda pijar, seperti tanur. Untuk menghindari sinar inframera yan berasal dari tanur diperlukan kaca mata pelindung dari kobalt.

2 Gelombang electromagnet yang memiliki frekuensi getar lebih rendah dari sinar inframerah, yaitu Mhz (gelombang mikro). Contoh gelombang electromagnet secara berturut-turut adalah gelombang radar, gelombang pemacar TV, Gelombang pemacar radio FM, serta gelombang radio SW dan AM. Apabila diurutkan dari yang rendah sampai yang tinggi frekuensi getar yang dimiliki sinar dapat disusun sebagai berikut : 1) Gelombang radio AM. 2) Gelombang radio SW. 3) Gelombang radio FM. 4) Gelombang TV. 5) Radar. 6) Sinar Inframerah. 7) Sinar Tampak Mata (merah, jingga, kuning, hijau, biru, dan violet). 8) Sinar Ultraviolet. 9) Sinar-X 10) Sinar Gamma. MANFAAT ENERGI NUKLIR Dalam kehidupan sehari-hari, beberapa bidang ilmu yang memanfaatkan energi nuklir untuk kepentingan hidup manusia, antara lain sebagi berikut. a. Pengaruh radiasi terhadap makhluk hidup Sinar yang timbul dari suatu radio aktif, misalnya sinar gamma dapat menyebabkan kematian. Sinar radiasi yang mematikan ini dapat digunakan untuk pemberantasan hama serangga, misalnya serangga yang merusak bahan dari kayu, juga pada bahan makanan. Pembunuhan terhadap mikrobaatau bakteri dapat menjadi prinsip pengawetan bahan makanan, seperti ikan, beras, gandum serta untuk mensucihamakan beberapa alat kedokteran.cara tersebut sangat praktis karena tidak perlu panas yang tinggi yang dapat merusak alat kedokteran yang tidak tahan panas. Cara ini juga tidak memerlukan zat kimia, lagi pula alat-alat yang disterilkan dapat dilakukan dalam keadaan terbungkus rapi karena sinar gamma dapat menembus pembungkus tersebut dan membunuh kuman yang ada dalam bungkusan. Sinar gamma juga dapat menghambat pertumbuhan dan pertunasan sehingga dapat digunakan untuk penyimpangan kentang di dalam gudang, Perubahan sifat genetika dan sifat makhluk hidup bersumber pada kromosom atau gen yang terdapat

3 dalam inti sel. Apabila terjadi perubahan pula pada sifat keturunan makhluk hidup tersebut. Sinar radioaktif memiliki sifat mengubah atau memutasi gen mengubah atau memutasi gen. Hal ini dapat dimanfaatkan dalam mencari bibit unggul, misalnya padi. b. Teknik nuklir untuk pemuliaan padi dan tanaman lain Dengan menggunakan sifat sinar gamma yang mampu mengadakan mutasi gen dan biji-bijian, maka dapat ditemukan, yaitu variasi hasil mutasi gen, yang menguntungkan bagi manusia. Contohnya padi yang padi yang umurnya lebih pendek, buahnya lebih banyak dan tahan terhadap hama. Juga ditemukan mutan yang tahan ditanam kekeringan dengan tujuan untuk mendapatkan tanaman yang tahan di tanam pada tanah kering. Dengan prinsip yang sama, mutasi gen dapat terjadi pada tanaman pangan lainnya. Dengan teknik ini harapan manusia untuk mendapatkan suatu varian yang sangat menguntungkan dapat terwujud sehingga dapat menjaga ketahanan pangan terhadap penduduk dunia yang berkembang begitu pesat. c. Teknik nuklir untuk industry Dalam industri kayu, mutu kayu dapat ditingkatkan dengan jalan merendam ke dalam cairan bahan organic monomer (bahan plastik). Bahan ini apabila terkena radiasi akan menjadi polimer (seperti plastik). Oleh karena itu, apabila kayu yang telah direndam dalam bahan itu kemudian dikenakan sinar radiasi maka cairan itu menjadi plastik sehingga kayu menjadi jauh lebih keras dan sangat tahan terhadap cuaca dan juga tahan terhadap serangga. Kulit yang dimasak dengan proses radiasi, ternyata menghasilkan mutu lebih baik daripada cara yang biasa meskipun dapat terjadi kerusakan bila dosisnya terlalu tinggi. Pada prinsipnya, pengawetan makanan adalah makanan yang diawetkan dengan cara membunuh kuman-kuman pembusuk dengan radiasi. Keunggulan cara ini adalah pelaksanaannya dilakukan tanpa pemanasan, tanpa pengasapan, dan tanpa bahan kimia sehingga tidak meninggalkan sisa-sisa bahan pengawet, bahkan makanan pun tidak rusak karena pemanasan.keunggulan lain adalah pengawetan dapat dilakukan dalam keadaan sudah terbungkus sehinga tidak terjadi pencemaran setelah proses pengawetan. d. Teknik nuklir untuk kesehatan Dalam bidang kesehatan, teknik nuklir ini umumnya digunakan untuk mengadakan diagnosis penyakit dalam. Penggunaan cara-cara yang biasa., misalnya dengan sinar- X sering kali tidak memberikan hasil yang begitu memuaskan dan bahkan memiliki efek

4 samping. Penggunaan zat radioaktif berumur pendek dengan dosis kecil dapat memberikan informasi yang lebih memuaskan tentang sesuatu yang terjadi dalam tubuh. Beberapa contoh penggunaannya adalah untuk menentukan lokasi tumor otak, kanker, adanya kelainan pada paru-paru, kelenjar gondok, ginjal. e. Teknik nuklir dalam industry radiografi Contoh dari teknologi nuklir dalam radigrafi adalah foto rontgen terhadap tulang yang patah atau foto kondisi paru-paru dengan menggunakan sinar X,. Prinsip yang sama digunakan terhadap iindustri kontruksi, misalnya untuk memeriksa pipa-pipa baja lunas kapal. Dengan menggunakan sinar gamma, dapat diperoleh gambar yang menunjukkan ada atau tidaknya kerusakan atau keretakan-keretakan yang terdapat didalam bangunan tersebut. Cara ini dapat juga digunakan untuk memeriksa sambungan baja karena dilas. f. Teknik nuklir dalam hidrologi Umumnya zat radioaktif dalam hidrologi (ilmu tentang tata air) digunakan sebagai perunut atau penelusur dengan cara memasukkan zat radioaktif ke dalam aliran air, misalnya sungai. Dengan menggunakan detector seperti Geiger Muller, hasilnya dapat memberikan informasi mengenai, antara lain kecepatan air mengalir, adanya air yang merembes kedalam tanah dan kemana rembesan itu mengalir. Contoh lainnya, zat radioaktif yang digunakan untuk mendeteksi kebocoran pipa penyalur yang dibenamkan dalam tanah. Dengan cara ini dapat digunakan juga untuk mengukur air tanah, arah kecepatan air, dan debit air tanah. g. Teknik nuklir untuk studi pencemaran lingkungan Lingkungan yang tercemar dapat membahayakan kehidupan manusia misalnya pencemaran udara, air, tanaman maupun hewan yang merupakan konsumsi manusia. Dengan demikian, manusia juga ikut terkena pengaruh pencemaran tersebut. Dengan teknik nuklir dapat diketahui juga tingkat pencemaran yaitu dengan menggunakan senyawa radioaktif sebagai perunut untuk melihat penyebaran, penumpukan, dan sifatsifat zat pencemar itu dalam lingkungan. DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF Dari uraian diatas ternyata tidak semua perkembangan teknologi memberi pengaruh yang baik bagi kehidupan manusia, ada dampak positif dan negatif yang ditimbulkannya, yaitu sebagai berikut. 1. Dampak Positif

5 Perkembangan IPA dan teknologi dapat membuka banyak lapangan pekerjaan baru sehingga sumber daya manusia dapat berperan, baik tenaga maupun pikiran. Perkembangan IPA dan teknologi mempunyai dampak positif, yaitu terpenuhinya kebutuhan manusia akan kemakmuran materi, kemudahan serta keefektifan dan keefisienan dalam mendayagunakan sumber daya alam. Manusia dapat mengubah sistem transformasi dan komunikasi sehingga menimbulkan kemudahan dengan menggunakan tenaga dan pikirannya atau dengan kata lain akan dapat menciptakan lapangan kerja baru. Perkembangan IPA dan teknologi juga dapat menaikkan kualitas sumber daya manusia baik keterampilan maupun kecerdasannya. Hal ini terjadi karena dengan perkembangan IPA dan teknologi memungkinkan : a. Tersedianya sarana dan pra sarana penunjang kegiatan ilmiah, misalnya penemuan teori yang baru. Dengan teori baru timbul teknologi baru dengan peralatan yang lebih maju dan seterusnya. b. Meningkatnya kemakmuran materi dan kesehatan masyarakat. Hal ini sangat dipengaruhi oleh peningkatan intelegensi manusia sehubungan dengan pemenuhan gizi. 2. Dampak Negatif Pemanfaatan perkembangna IPA dan teknologi yang tidak atau kurang tepat bagi kondisi masyarakat, tidak akan menambah lapangan pekerjaan, tetapi justru sebaliknya dapat mempersempit lapangan pekerjaan. Hal ini terjadi karena efektivitas dan efisiensi sistem dalam teknolgi baru, misalnya banyak pekerjaan yang mula-mula menjadi tugas manusia kemudian di ganti oleh mesin. Di Negaranegara berkembang, masuknya teknologi baru menimbulkan masalah dibidang ketenagakerjaan karena kuantitaf sumber daya manusia cukup besar bahkan dapat berlebihan, tetapi secara kualitatif dirasakan sangat kurang terutama untuk menangani teknologi tinggi. Demikian juga zat radioaktif, untuk kapal-kapal yang bermuatan nuklir dapat meninggalkan sampah nuklir yang mengontaminasi tumbuhan atau ikan diperairan yang dilalui. Iklan tersebut dikonsumsi oleh manusia dan pengaruh negatifnya akan muncul hal yang tidak diinginkan seperti lahirnya anak-anak yang cacat, munculnya penyakit kanker dan lain-lain. Contoh yang tetap actual adalah Minamata Disease di Jepang akibat tercemar nuklir. Uranium sebagai mineral radioaktif sudah membahayakan sejak ditambang, meskipun pekerja tambang uranium sudah dilengkapi pakaian yang tidak tembus sinar radioaktif,namun sifat alpa manusia sering kali berakibat sangat fatal.

6 Akibat bocornya reactor nuklir Chernobyl merupakan contoh yang sangat jelas tentang ketidakberdayaan manusia dalam menghadapi musibah yang mestinya sudah dapat diperkirakan, tetapi ternyata dampak negatifnya tidak hanya diderita oleh penduduk sekitar reactor tersebut melainkan oleh penduduk di luar Negara itu. Cara Minimalisasi Limbah Zat Radioaktif yang Efektif Upaya minimalisasi limbah zat radioaktif dengan cara pengambilan kembali Radionuklida. Telah dilakukan penelitian tentang upaya minimalisasi limbah cair radioaktif dengan cara pengambilan kembali Radionuklida. Penelitian ini bertujuan untuk mengurangi jumlah limbah radioaktif dengan cara mengambil kembali radionuklida yang selanjutny dilakukan upaya pemanfaatan radionuklida tersebut terutama sebagai sumber radiasi. Jenis limbah yang digunakan dalam penelitian ini adalah limbah yang berasal dari intalasi Produksi Radioisotop yang mengandung radionuklida hasil fisi seperti, Ce-144,, Ce-141, dan sebagainya. Dalam penelitian ini upaya pengambilan kembali radionuklida tersebut dilakukan dengan cara presipitasi menggunakan koagulan kupri heksasianoferat dengan berbagai variasi konsentrasi. Dari pengerjaan tersebut telah berhasil dipisahkan radionuklida yang kemudian dikaji untuk pemanfaatannya kembali. Dari hasil penetian ini diharapkan upaya pengelolaan limbah lebih diarahkan pada kemungkinan pemanfaatan kembali limbah tersebut daripada upaya pengolahannya yang selama ini dilaksanakan. Di samping itu penelitian ini akan lebih mempermudah di dalam pengolahannya karena telah terpisahkan radinuklida yang memiliki umur paruh panjang. Pergeseran paradigma di dalam pengelolaan limbah yaitu dari kecenderungan mengolah menjadi memanfaatkannya kembali sebagai salah satu upaya minimalisasi limbah, telah menjadi tuntutan akhir-akhir ini mengingat sumberdaya alam yang tidak terbarukan (non renewable resources) semakin menipis jumlahnya. Upaya mengambil kembali tersebut mempunyai beberapa keunggulan diantaranyai beberapa keunggulan diantaranya penggunaan sumbernya alam akan lebih efektif dan efisien, mencegah terbentuknya limbh, mengurangi terjadinya resiko kesehatan manusia, mendorong dikembangkan dan dilaksanakannya teknologi bersih, dan sebagainya. Pada penelitian ini limbah radioaktif yang digunakan adalah berasal dari Instalasi Produksi Radioisotop. Di dalam upaya minimisasi limbah tersebut akan diupayakan untuk me-recovery radionuklida dari air limbah, yang selanjutnya dimungkinkan untuk digunakan kembali dalam bentuk fisik yang sesuai dengan kebutuhan pasar. Pemilihan radinuklida ini oleh pasar atau industry. Selain upaya pengambilan kembali, dari hasil penelitian tersebut diharapkan pengolahan limbah akan lebih mudah karena telah terjadi pemisahan radionuklida yang berumur paruh panjang.

7 Tata Kerja Limbah radioaktif cair ditentukan komposisi kimia radionuklidanya yang diduga akan mempengaruhi prosentase pengambilan kembali. Analisis radionuklida dilakukan dengan menggunakan alat MCA. Upaya pemisahan radionuklida dilakukan dengan cara sebagai berikut : Sebanyak 500 ml limbah radioaktif dimasukkan kedalam gelas kimia ukuran 1 liter, lalu ditambahkan koagulan K 4 Fe(CN) 6 + C u SO 4. Kemudian ph larutan diatur sekitar 5-6 dengan menggunakan NaOH, Lalu dilakukan pengadukan dengan kecepatan tinggi sekitar 500 rpm yang diikuti dengan pengadukan lambat sekitar 200 rpm selama 1 jam. Setelah itu diendapkan semalam kemudian dilakukan penyaringan. Beningan yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan alat MCA. Endapan yang dihasilkan tersebut diharapkan relatif telah bersih dan hanya mengandung radionuklida. Keseluruhan pengerjaan di atas dilakukan dengan menvariasikan konsentrasi koagulan. Dari tahapan tersebut kemudian dikaji kemungkinan upaya untuk pemanfaatannya lebih lanjut. Bahan Peralatan HCI, NaOH, K 4 Fe(CN) 6, CuSO 4, air demin. MCA, ph meteer, pengaduk magnetic, peralatan gelas, dan lain sebagainya. Hasil dan Pembahasan Berdasarkan hasil analisis limbah dengan menggunakan alat MCA diperoleh komposisi radionuklida seperti yang terlihat pada tabel 1 berikut. No. JENIS RADIONUKLIDA WAKTU PARUH AKTIVITAS JENIS (µci/cc) 1. Ce ,5 hari 2, ,17 tahun 2, ,97 hari 6, hari 1, hari 6, Tabel 1, Data Komposisi Radionuklida pada Limbah Cair

8 Dari Tabel 1 tersebut terlihat bahwa radionuklida mempunyai waktu paruh yang paling panjang di antara radionuklida yang ada serta mempunyai aktivitas jenis yang relative besar. Dengan demikian upaya recovery-nya akan menghasilkan keuntungan antara lain: 1. Radionuklida yang diperoleh dapat diupayakan untuk penggunaan kembali. 2. Beningan yang tersisa mempunyai waktu paruh yang relative pendek, sehingga untuk penanganan lebih lanjut akan akan relatif lebih mudah, misalnya proses imobilisasi dengan menggunakan matriks semen telah cukup aman untuk meluruhkan semua radionuklida yang tersisa untuk jangka waktu yang tidak terlalu lama. Sebelum melakukan proses pemisahan radionuklida yang diinginkan yang diinginkan, terlebih dahulu diperiksa ph limbah cair. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh ph limbah sekitar 2, Menurut liberator, pemisahan radionuklida dari limbah cair sekitar 2. Menurut literatur, pemisahan radionuklida dari limbah cair dengan menggunakan koagulan K 4 Fe(CN) 6 + CuSO 4 diperoleh pada pengerjaan diatas kemudian dilakukan pencucian dengan menggunakan air demin. Air cucian tersebut tersebut kemudian dilakukan pencucian dengan menggunakan alat cucian tersebut kemudian dilakukan pencucian dengan konsentrasi koagulan 400 ppm K 4 Fe(CN) ,4 ppm CuSO 4 di peroleh konsentrasi dalam beningan dengan hasil tidak terdeteksi. Endapan yang diperoleh pada pengerjaan di atas kemudian dilakukan pencucian dengan menggunakan air demin. Air cucian tersebut kemudian dianalisis kandungan radionuklidanya dengan menggunakan alat MCA untuk melihat kemurnian yang terdapat pada endapan. Berdasarkan hasil analisis tersebut diperoleh data beningan seperti yang terlihat pada Tabel 3. Berdasarkan data pada Tabel 3 tersebut ternyata telah dapat dipisahkan radionuklida sebanyak 99,9%. Pemisahan ini terjadi akibat proses kopresipitasi yaitu terserapnya radionuklida ketika terbentuk endapan yang kupri heksasianoferat berdasarkan reaksi sebagai berikut (4): K 4 Fe(CN) 6 2CuSO 4 Cu 2 Fe(CN) 6 2K 2 SO 4 Tabel 2. Prosentase Pemisahan Radionuklida dengan Berbagai Variasi Konsentrasi Koagulan No. Konsentrasi Koagulan (ppm) Aktivitas Jenis Beningan (µci/cc) K 4 Fe(CN) 6 CuSO 4 Radionuklida Aktivitas ,6 Ce-144 2, , , Prosen Pemisahan (%) 19,8 98,6 22,8

9 ,2 Ce ,8 Ce ,4 Ce ,0 Ce ,6 Ce ,2 Ce-144 Keterangan : 1. ph perlakuan tetap yaitu 5,5 2. Waktu pengadukan selama 1 jam 3. Waktu pengendapan selama semalam 9, , , , , , , , , , , , , ttd 4, , , ttd 5, , , , ttd 9, , , , ttd 8, , , ,6 22,9 31,1 98,8 37,5 21,0 24,7 38,9 98,9 33,4 24,6 22,8 43,6 34,9 28,3 35,9 82,1 19,4 52,5 51,8 92, ,5 53,2 77,4 92, ,6 55,0 80,7 Tabel 3. Konsentrasi radionuklida yang Terdapat pada Beningan

10 No. JENIS RADIONUKLIDA AKTIVITAS JENIS DALAM PROSEN BENINGAN ( ) PEMISAHAN (%) 1. Ce-144 9,86-4 5,2 2. 2, ,9 3. 1, ,5 4. 2, ,9 5. 1, ,0 Proses kopresipitasi bukan hanya terjadi pada radionuklida, tetapi juga terjadi radionuklida lainnya, Namun jumlah prosentasenya relatif kecil. Hal ini dapat dipahami mengingat jari-jari atom radionuklida yang ada tidak sama besarnya. Dari keseluruhannya ternyata hanya radionuklida yang memiliki jari-jari atom paling besar yaitu 2,67. Sedangkan radionuklida lainnya memiliki jari-jari atom dibawah 2 A yaitu Ce-144 = 1,81 A Selain ukuran jari-jari atomnya, sifat keelektropositifan juga paling besar diantara radionuklida yang ada sehingga akan menyebabkan pembentukan cluster dengan molekul H 2 O atau senyawa pengompleks lainnya misalnya EDTA yang terdapat dalam limbah akan mengganggu proses tersebut, untuk itu apabila diduga terdapat senyawa inpuritis yang dapat membentuk kompleks, sebaiknya dilakukan prapengolahan terlebih dahulu agar proses kopresitisasi dapat terjadi dengan lebih baik. Berdasarkan hasil pengerjaan tersebut diatas, selanjutnya dikaji kemungkinan penggunaannya terutama sebagai sumber radiasi. Penggunaan zat radioaktif untuk keperluan berbagai macam industri umumnya berada dalam bentuk logam padat atau yang dipadatkan. Untuk itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut agar radionuklida Cs- 137 yang telah terpisahkan tersebut bisa dibuat dalam bentuk yang sesuai dengan kebutuhan pasar atau industri. Dari hasil pengerjaan tersebut juga telah terlihat pemisahan radionuklida berdasarkan waktu paruhnya. Radionuklida yang mempunyai waktu paruh paling lama selanjutnya diupayakan untuk digunakan kembali, sedangkan radionuklida lainnya masih dimungkinkan untuk dilakukan pengambilan kembali dengan berbagai metode yang ada. Namun apabila upaya ini tidak dilakukan, dan selanjutnya ingin segera dijadikan limbah yang selanjutnya dilakukan proses imobilisasi dengan menggunakan matriks semen, maka hal ini juga akan sangat menguntungkan mengingat waktu paruh dari radionuklida yang tersisa relatif sangat pendek. Dengan demikian apabila limbah tersebut kemudian disimpan dalam waktu yang tidak terlalu lama, akan banyak yang mengalami peluruhan sehingga diharapkan diharapkan dalam jangka waktu tahun telah aman baik bagi manusia maupun bagi lingkungan sekitarnya.

11 KESIMPULAN DAN SARAN Dari pengerjaan diatas dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Pemisahan radionuklida dari air limbah dapat dilakukan dengan metode kopresipitasi menggunakan koagulan kupri heksasianoferat yang selanjutnya memberi peluang untuk penggunaannya kembali bagi berbagai keperluan. 2. Pemisahan radionuklida telah menghasilkan radionuklida yang tesisa mempunyai waktu paruh yang relatif pendek sehingga menjadi lebih mudaj didalam pengolahannya, misalnya dengan proses imobilisasi menggunakan matriks semen. Berdasarkan penelitian tesebut disarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut terutama kemungkinan upaya pemanfaatan radionuklida yang telah terpisahkan tersebut. DAFTAR PUSTAKA 1. KANTOR MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Agenda 21 Indonesia; Strategi Nasional untuk Pembangunan Berkelanjutan, Jakarta, INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY, Treatment of Low and Intermediate Level Liquid Radioactive Waste, Technical Report Series No.236, IAEA, Vienna, INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY, Chemical Precipitation Processes for Treatment of Aqueous Radioactive Wate, Technical Report Series No.337, IAEA, Vienna, GOMPPER, K., Waste Management in Nuclear Facilities for Precipitation, Karlsruhe Nuclear Research Center, Karlsruhe,

UPAYA MINIMISASI LIMBAH RADIOAKTIF DENGAN CARA PENGAMBILAN KEMBALI RADIONUKLIDA

UPAYA MINIMISASI LIMBAH RADIOAKTIF DENGAN CARA PENGAMBILAN KEMBALI RADIONUKLIDA UPAYA MINIMISASI LIMBAH RADIOAKTIF DENGAN CARA PENGAMBILAN KEMBALI RADIONUKLIDA Sahat M. Panggabean, Yohan, Mard!ni Pusat Pengembangan Pengelolaan Lirl1bah Radioaktif ABSTRAK, UPAYA MINIMISASI LIMBAH RADIOAKTIF

Lebih terperinci

TERAPAN HASIL-HASIL PENELITIAN SAINS DIMANFAATLAN DALAM BERBAGAI TEKNOLOGI

TERAPAN HASIL-HASIL PENELITIAN SAINS DIMANFAATLAN DALAM BERBAGAI TEKNOLOGI KULIAH IAD SUYOSO suyoso@uny.ac.id UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TERAPAN HASIL-HASIL PENELITIAN SAINS DIMANFAATLAN DALAM BERBAGAI TEKNOLOGI BIDANG KELISTRIKAN ; pembangkit listrik BIDANG KOMPUTER: o Menyimpan

Lebih terperinci

Jumlah Proton = Z Jumlah Neutron = A Z Jumlah elektron = Z ( untuk atom netral)

Jumlah Proton = Z Jumlah Neutron = A Z Jumlah elektron = Z ( untuk atom netral) FISIKA INTI A. INTI ATOM Inti Atom = Nukleon Inti Atom terdiri dari Proton dan Neutron Lambang Unsur X X = nama unsur Z = nomor atom (menunjukkan banyaknya proton dalam inti) A = nomor massa ( menunjukkan

Lebih terperinci

Spektrum Gelombang Elektromagnetik

Spektrum Gelombang Elektromagnetik Spektrum Gelombang Elektromagnetik Gelombang elektromagnetik yang dirumuskan oleh Maxwell ternyata terbentang dalam rentang frekuensi yang luas. Sebagai sebuah gejala gelombang, gelombang elektromagnetik

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. menerapkan gelombang elektromagnetik, yang bertujuan untuk mengurangi

I PENDAHULUAN. menerapkan gelombang elektromagnetik, yang bertujuan untuk mengurangi I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Iradiasi merupakan salah satu jenis pengolahan bahan pangan yang menerapkan gelombang elektromagnetik, yang bertujuan untuk mengurangi kehilangan akibat kerusakan dan pembusukan.

Lebih terperinci

2. Dari reaksi : akan dihasilkan netron dan unsur dengan nomor massa... A. 6

2. Dari reaksi : akan dihasilkan netron dan unsur dengan nomor massa... A. 6 KIMIA INTI 1. Setelah disimpan selama 40 hari, suatu unsur radioaktif masih bersisa sebanyak 0,25 % dari jumlah semula. Waktu paruh unsur tersebut adalah... 20 hari 8 hari 16 hari 5 hari 10 hari SMU/Ebtanas/Kimia/Tahun

Lebih terperinci

ANALISIS LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DAN SEMI CAIR. Mardini, Ayi Muziyawati, Darmawan Aji Pusat Teknologi Limbah Radioaktif

ANALISIS LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DAN SEMI CAIR. Mardini, Ayi Muziyawati, Darmawan Aji Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ANALISIS LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DAN SEMI CAIR Mardini, Ayi Muziyawati, Darmawan Aji Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK ANALISIS LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DAN SEMI CAIR. Telah dilakukan analisis limbah

Lebih terperinci

FISIKA ATOM & RADIASI

FISIKA ATOM & RADIASI FISIKA ATOM & RADIASI Atom bagian terkecil dari suatu elemen yang berperan dalam reaksi kimia, bersifat netral (muatan positif dan negatif sama). Model atom: J.J. Thomson (1910), Ernest Rutherford (1911),

Lebih terperinci

Oleh ADI GUNAWAN XII IPA 2 FISIKA INTI DAN RADIOAKTIVITAS

Oleh ADI GUNAWAN XII IPA 2 FISIKA INTI DAN RADIOAKTIVITAS Oleh ADI GUNAWAN XII IPA 2 FISIKA INTI DAN RADIOAKTIVITAS 1 - Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang - " Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan

Lebih terperinci

PEMANFAATAN RADIASI ELEKTROMAGNETIK. Berikut beberapa pemanfaatan gelombang elektromagnetik dalam kehidupan dan

PEMANFAATAN RADIASI ELEKTROMAGNETIK. Berikut beberapa pemanfaatan gelombang elektromagnetik dalam kehidupan dan PEMANFAATAN RADIASI ELEKTROMAGNETIK Berikut beberapa pemanfaatan gelombang elektromagnetik dalam kehidupan dan teknologi: 1. Gelombang Radio Gelombang radio digunakan dalam sistem pembicaraan jarak jauh

Lebih terperinci

FISIKA INTI DI BIDANG KEDOKTERAN, KESEHATAN, DAN BIOLOGI

FISIKA INTI DI BIDANG KEDOKTERAN, KESEHATAN, DAN BIOLOGI FISIKA INTI DI BIDANG KEDOKTERAN, KESEHATAN, DAN BIOLOGI Stuktur Inti Sebuah inti disusun oleh dua macam partikel yaitu proton dan neutron terikat bersama oleh sebuah gaya inti. Proton adalah sebuah partikel

Lebih terperinci

PENENTUAN WAKTU TUNDA PADA KONDISIONING LIMBAH HASIL PENGUJIAN BAHAN BAKAR PASCA IRADIASI DARI INSTALASI RADIOMETALURGI

PENENTUAN WAKTU TUNDA PADA KONDISIONING LIMBAH HASIL PENGUJIAN BAHAN BAKAR PASCA IRADIASI DARI INSTALASI RADIOMETALURGI PENENTUAN WAKTU TUNDA PADA KONDISIONING LIMBAH HASIL PENGUJIAN BAHAN BAKAR PASCA IRADIASI DARI INSTALASI RADIOMETALURGI Herlan Martono, Wati, Nurokhim Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK PENENTUAN

Lebih terperinci

PENDAHULUAN TEOR I MA ELL Int i t eori eori Max Max ell el l m engenai engenai gel gel bang bang ekt romagnet rom i adal adal

PENDAHULUAN TEOR I MA ELL Int i t eori eori Max Max ell el l m engenai engenai gel gel bang bang ekt romagnet rom i adal adal SPEKTRUM GELOMBANG ELEKTROMAGNET SPEKTRUM GELOMBANG ELEKTROMAGNET PENDAHULUAN Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang dihasilkan dari perubahan medan magnet dan medan listrik secara berurutan,

Lebih terperinci

Aneks TAHAPAN-TAHAPAN DASAR PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF Pengelolaan limbah radioaktif yang efektif harus memperhatikan tahapantahapan dasar

Aneks TAHAPAN-TAHAPAN DASAR PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF Pengelolaan limbah radioaktif yang efektif harus memperhatikan tahapantahapan dasar Aneks TAHAPAN-TAHAPAN DASAR PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF Pengelolaan limbah radioaktif yang efektif harus memperhatikan tahapantahapan dasar (ditunjukkan dalam skema di Gambar A.1) proses pengelolaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Prosedur Penelitian Tahapan penelitian yang dilakukan kali ini secara keseluruhan digambarkan oleh Gambar III.1. Pada penelitian kali akan digunakan alum sebagai koagulan.

Lebih terperinci

Polusi. Suatu zat dapat disebut polutan apabila: 1. jumlahnya melebihi jumlah normal 2. berada pada waktu yang tidak tepat

Polusi. Suatu zat dapat disebut polutan apabila: 1. jumlahnya melebihi jumlah normal 2. berada pada waktu yang tidak tepat Polusi Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. akumulatif dalam sistem biologis (Quek dkk., 1998). Menurut Sutrisno dkk. (1996), konsentrasi Cu 2,5 3,0 ppm dalam badan

I. PENDAHULUAN. akumulatif dalam sistem biologis (Quek dkk., 1998). Menurut Sutrisno dkk. (1996), konsentrasi Cu 2,5 3,0 ppm dalam badan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Logam berat merupakan komponen alami yang terdapat di kulit bumi yang tidak dapat didegradasi atau dihancurkan (Agustina, 2010). Logam dapat membahayakan bagi kehidupan

Lebih terperinci

Gelombang Elektromagnetik

Gelombang Elektromagnetik Gelombang Elektromagnetik Teori gelombang elektromagnetik pertama kali dikemukakan oleh James Clerk Maxwell (83 879). Hipotesis yang dikemukakan oleh Maxwell, mengacu pada tiga aturan dasar listrik-magnet

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 20 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Dalam fisika, radiasi mendeskripsikan setiap proses di mana energi bergerak melalui media atau melalui ruang, dan akhirnya diserap oleh benda lain. Orang awam

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 45 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas / Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : MAN Sumpur : Fisika : X / II : Gelombang Elektromagnet : 2 x 40 (1 x pertemuan) A. Standar

Lebih terperinci

KIMIA (2-1)

KIMIA (2-1) 03035307 KIMIA (2-1) Dr.oec.troph.Ir.Krishna Purnawan Candra, M.S. Kuliah ke-4 Kimia inti Bahan kuliah ini disarikan dari Chemistry 4th ed. McMurray and Fay Faperta UNMUL 2011 Kimia Inti Pembentukan/penguraian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) telah banyak dibangun di beberapa negara di

BAB I PENDAHULUAN. Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) telah banyak dibangun di beberapa negara di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) telah banyak dibangun di beberapa negara di dunia, yang menghasilkan energi listrik dalam jumlah yang besar. PLTN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang - Pengertian Gelombang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang - Pengertian Gelombang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Pengertian Gelombang Gelombang adalah getaran yang merambat. Ciri dari setiap gelombang adalah gelombang merambatkan energi. Pada gelombang mekanik, hal ini diperlihatkan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1969 TENTANG PEMAKAIAN ISOTOP RADIOAKTIF DAN RADIASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1969 TENTANG PEMAKAIAN ISOTOP RADIOAKTIF DAN RADIASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1969 TENTANG PEMAKAIAN ISOTOP RADIOAKTIF DAN RADIASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pada saat ini pembuatan isotop radioaktif telah

Lebih terperinci

ALAT ANALISA. Pendahuluan. Alat Analisa di Bidang Kimia

ALAT ANALISA. Pendahuluan. Alat Analisa di Bidang Kimia Pendahuluan ALAT ANALISA Instrumentasi adalah alat-alat dan piranti (device) yang dipakai untuk pengukuran dan pengendalian dalam suatu sistem yang lebih besar dan lebih kompleks Secara umum instrumentasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan eksperimental. B. Tempat dan Waktu Tempat penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan

Lebih terperinci

GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK

GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK Gelombang Elektromagnetik 187 B A B B A B 9 GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK Sumber : penerbit cv adi perkasa Pernahkan kalian berfikir bagaimana gelombang radio dapat memancar dari pemancar radio menuju ke radio

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 53 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Analisis Mutu Kitosan Hasil analisis proksimat kitosan yang dihasilkan dari limbah kulit udang tercantum pada Tabel 2 yang merupakan rata-rata dari dua kali ulangan.

Lebih terperinci

Sumber-Sumber Energi yang Ramah Lingkungan dan Terbarukan

Sumber-Sumber Energi yang Ramah Lingkungan dan Terbarukan Sumber-Sumber Energi yang Ramah Lingkungan dan Terbarukan Energi ramah lingkungan atau energi hijau (Inggris: green energy) adalah suatu istilah yang menjelaskan apa yang dianggap sebagai sumber energi

Lebih terperinci

RADIOAKTIF 8/7/2017 IR. STEVANUS ARIANTO 1. Oleh : STEVANUS ARIANTO TRANSMUTASI PENDAHULUAN DOSIS PENYERAPAN SIFAT-SIFAT UNSUR RADIOAKTIF REAKSI INTI

RADIOAKTIF 8/7/2017 IR. STEVANUS ARIANTO 1. Oleh : STEVANUS ARIANTO TRANSMUTASI PENDAHULUAN DOSIS PENYERAPAN SIFAT-SIFAT UNSUR RADIOAKTIF REAKSI INTI RADIOAKTIF Oleh : STEVANUS ARIANTO PENDAHULUAN SIFAT-SIFAT UNSUR RADIOAKTIF PANCARAN SINAR RADIOAKTIF SINAR,, HVL BAHAN STRUKTUR INTI ATOM ENERGI IKAT INTI KESTABILAN INTI ATOM HUKUM PERGESERAN WAKTU PARUH

Lebih terperinci

c (lihat: cahaya). C (lihat: karbon; coulomb). Ca (lihat: kalsium). cahaya

c (lihat: cahaya). C (lihat: karbon; coulomb). Ca (lihat: kalsium). cahaya C c (lihat: cahaya). C (lihat: karbon; coulomb). Ca (lihat: kalsium). cahaya 1. Bentuk radiasi gelombang elektromagnetik yang menjalar dalam vakum dengan kecepatan sebesar 2,998 x 10 8 m per detik dari

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN FISIKA BAB V PERPINDAHAN KALOR Prof. Dr. Susilo, M.S KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Lebih terperinci

Sebelum membaca postingan ini, apa yang kalian ketahui tentang ilmu Kimia? Dan apa itu Kimia?Oke, let s learn it!

Sebelum membaca postingan ini, apa yang kalian ketahui tentang ilmu Kimia? Dan apa itu Kimia?Oke, let s learn it! Yuk, Belajar Kimia! Yuk, Belajar Kimia! Sebelum membaca postingan ini, apa yang kalian ketahui tentang ilmu Kimia? Dan apa itu Kimia?Oke, let s learn it! Setiap orang mempunyai pandangan tersendiri terhadap

Lebih terperinci

Oleh: ANA KUSUMAWATI

Oleh: ANA KUSUMAWATI Oleh: ANA KUSUMAWATI PETA KONSEP Pencemaran lingkungan Pencemaran air Pencemaran tanah Pencemaran udara Pencemaran suara Polutannya Dampaknya Peran manusia Manusia mempunyai peranan dalam pembentukan dan

Lebih terperinci

ASPEK KESELAMATAN TERHADAP BAHAYA RADIASI NUKLIR, LIMBAH RADIOAKTIF DAN BENCANA GEMPA PADA PLTN DI INDONESIA SKRIPSI

ASPEK KESELAMATAN TERHADAP BAHAYA RADIASI NUKLIR, LIMBAH RADIOAKTIF DAN BENCANA GEMPA PADA PLTN DI INDONESIA SKRIPSI ASPEK KESELAMATAN TERHADAP BAHAYA RADIASI NUKLIR, LIMBAH RADIOAKTIF DAN BENCANA GEMPA PADA PLTN DI INDONESIA SKRIPSI Oleh NAUSA NUGRAHA SP. 04 02 02 0471 DEPARTEMEN TEKNIK MESIN PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

Lebih terperinci

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ). 3 Percobaan 3.1 Bahan dan Alat 3.1.1 Bahan Bahan yang digunakan untuk menyerap ion logam adalah zeolit alam yang diperoleh dari daerah Tasikmalaya, sedangkan ion logam yang diserap oleh zeolit adalah berasal

Lebih terperinci

3. Metodologi Penelitian

3. Metodologi Penelitian 3. Metodologi Penelitian 3.1 Alat dan bahan 3.1.1 Alat Peralatan gelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah gelas kimia, gelas ukur, labu Erlenmeyer, cawan petri, corong dan labu Buchner, corong

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Tahap Persiapan Tahap persiapan yang dilakukan meliputi tahap studi literatur, persiapan alat dan bahan baku. Bahan baku yang digunakan adalah nata de banana. 3.1. Persiapan

Lebih terperinci

Standart Kompetensi Kompetensi Dasar

Standart Kompetensi Kompetensi Dasar POLUSI Standart Kompetensi : Memahami polusi dan dampaknya pada manusia dan lingkungan Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi jenis polusi pada lingkungan kerja 2. Polusi Air Polusi Air Terjadinya polusi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ide Penelitian. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan Penelitian. Pelaksanaan Penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. Ide Penelitian. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan Penelitian. Pelaksanaan Penelitian. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Tahapan penelitian secara umum mengenai pemanfaatan tulang sapi sebagai adsorben ion logam Cu (II) dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.1 berikut

Lebih terperinci

PENGOLAHAN LOGAM BERAT DARI LIMBAH CAIR DENGAN TANNIN. Djarot S. Wisnubroto Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif

PENGOLAHAN LOGAM BERAT DARI LIMBAH CAIR DENGAN TANNIN. Djarot S. Wisnubroto Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif PENGOLAHAN LOGAM BERAT DARI LIMBAH CAIR DENGAN TANNIN Djarot S. Wisnubroto Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif ABSTRAK PENGOLAHAN LOGAM BERAT DARI LIMBAH CAIR DENGAN TANNIN. Telah dilakukan

Lebih terperinci

TEORI MAXWELL Maxwell Maxwell Tahun 1864

TEORI MAXWELL Maxwell Maxwell Tahun 1864 TEORI MAXWELL TEORI MAXWELL Maxwell adalah salah seorang ilmuwan fisika yang berjasa dalam kemajuan ilmu pengetahuan serta teknologi yang berhubungan dengan gelombang. Maxwell berhasil mempersatukan penemuanpenumuan

Lebih terperinci

PERANAN IPA DAN TEKNOLOGI DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN MANUSIA

PERANAN IPA DAN TEKNOLOGI DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN MANUSIA PERANAN IPA DAN TEKNOLOGI DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN MANUSIA Suharyanto Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu (Dikompilasi dari berbagai sumber) Peranan IPA terhadap Perikehidupan Manusia

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Lanjutan Nilai parameter. Baku mutu. sebelum perlakuan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Lanjutan Nilai parameter. Baku mutu. sebelum perlakuan dan kemudian ditimbang. Penimbangan dilakukan sampai diperoleh bobot konstan. Rumus untuk perhitungan TSS adalah sebagai berikut: TSS = bobot residu pada kertas saring volume contoh Pengukuran absorbans

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat. dimana saja karena bersih, praktis, dan aman.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat. dimana saja karena bersih, praktis, dan aman. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan suatu unsur penting dalam kehidupan manusia untuk berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat konsumsi air minum dalam kemasan semakin

Lebih terperinci

Spektrum elektromagnetik. Frekuensi radio

Spektrum elektromagnetik. Frekuensi radio Spektrum elektromagnetik Spektrum elektromagnetik adalah rentang semua radiasi elektromagnetik yang mungkin. Spektrum elektromagnetik dapat dijelaskan dalam panjang gelombang, frekuensi, atau tenaga per

Lebih terperinci

APLIKASI TEKNIK NUKLIR DALAM HIDROLOGI

APLIKASI TEKNIK NUKLIR DALAM HIDROLOGI APLIKASI TEKNIK NUKLIR DALAM HIDROLOGI Gb. Penelitian Gerakan Sedimen Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya Pemanfaatan teknik nuklir dimasa sekarang ini telah digunakan secara luas dalam berbagai bidang oleh

Lebih terperinci

Radiasi 22/12/2014. Radiasi Sumengen Sutomo

Radiasi 22/12/2014. Radiasi Sumengen Sutomo 1 Outline Sumber Partikel Elektromagnetik Dosis dan Efek Biologis 2 Manusia ekpose radiasi bumi dan matahari Jenis radiasi Partikel Elektromagnetik 3 Sumber 4 Bahan Radioaktif Di luar Tubuh Alam: I131,

Lebih terperinci

[::IJ PADAPUSATPENGEMBANGAN PEN G ELO LAAN LIMBAH RAD IOAKTIF. Sabat M. Panggabean PENGELOLAANLIMBAH

[::IJ PADAPUSATPENGEMBANGAN PEN G ELO LAAN LIMBAH RAD IOAKTIF. Sabat M. Panggabean PENGELOLAANLIMBAH [::IJ MINIMISASI LIMBAH PADAPUSATPENGEMBANGAN PEN G ELO LAAN LIMBAH RAD IOAKTIF Sabat M. Panggabean Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif, BAT AN PENDAHULUAN Banyaknya kasus pencemaran lingkungan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Desalinasi Desalinasi merupakan suatu proses menghilangkan kadar garam berlebih dalam air untuk mendapatkan air yang dapat dikonsumsi binatang, tanaman dan manusia.

Lebih terperinci

ANALISIS DUA KOMPONEN TANPA PEMISAHAN

ANALISIS DUA KOMPONEN TANPA PEMISAHAN LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK ANALISIS DUA KOMPONEN TANPA PEMISAHAN Tanggal Praktikum : Jumat, Oktober 010 Tanggal Pengumpulan Laporan : Jumat, 9 Oktober 010 Disusun oleh Nama : Annisa Hijriani Nim

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Mulai tahap perencanaan hingga tahap analisis, penelitian dilaksanakan berdasarkan sumber yang berkaitan dengan topik yang dipilih, yaitu penelitian tentang agregat

Lebih terperinci

U Th He 2

U Th He 2 MODUL UNSUR RADIOAKTIF dan RADIOISOTOP Radiasi secara spontan yang di hasilkan oleh unsure di sebut keradioaktifan, sedangkan unsure yang bersifat radioaktif disebut unsure radioaktif.unsur radioaktif

Lebih terperinci

STUDI FENOMENA AIR HITAM DAN AIR PUTIH

STUDI FENOMENA AIR HITAM DAN AIR PUTIH STUDI FENOMENA AIR HITAM DAN AIR PUTIH Rika Aziima Anugrawati dan Sri Widya Ningsih * I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air adalah sumber daya alam yang sangat mudah kita dapatkan. Air adalah sumber mineral

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF TINGKAT RENDAH DAN TINGKAT SEDANG

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF TINGKAT RENDAH DAN TINGKAT SEDANG PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF TINGKAT RENDAH DAN TINGKAT SEDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

Lebih terperinci

Astronomi di Luar Pengamatan

Astronomi di Luar Pengamatan Astronomi di Luar Pengamatan Beatriz García, Ricardo Moreno, Rosa M. Ros International Astronomical Union Comm 46 Universidad Tecnológica Nacional, Mendoza (Argentina) Colegio Retamar, Madrid (España)

Lebih terperinci

adukan beton, semen dan airmembentuk pasta yang akan mengikat agregat, yang

adukan beton, semen dan airmembentuk pasta yang akan mengikat agregat, yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Beton adalah campuran antara semen portland, air, agregat halus, dan agregat kasar dengan atau tanpa bahan-tambah sehingga membentuk massa padat. Dalam adukan beton, semen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Runusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Runusan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kimia inti adalah ilmu yang mempelajari struktur inti atom dan pengaruhnya terhadap kestabilan inti serta reaksi-reaksi inti yang terjadi pada proses peluruhan radio

Lebih terperinci

4. Hasil dan Pembahasan

4. Hasil dan Pembahasan 4. Hasil dan Pembahasan 4.1 Isolasi Kitin dan Kitosan Isolasi kitin dan kitosan yang dilakukan pada penelitian ini mengikuti metode isolasi kitin dan kitosan dari kulit udang yaitu meliputi tahap deproteinasi,

Lebih terperinci

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON Air merupakan salah satu bahan pokok dalam proses pembuatan beton, peranan air sebagai bahan untuk membuat beton dapat menentukan mutu campuran beton. 4.1 Persyaratan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Ilmu dan teknologi yang semakin berkembang, membuat banyaknya. peralatan listrik modernyang menggunakan gelombang elektromagnetik

I. PENDAHULUAN. Ilmu dan teknologi yang semakin berkembang, membuat banyaknya. peralatan listrik modernyang menggunakan gelombang elektromagnetik I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu dan teknologi yang semakin berkembang, membuat banyaknya peralatan listrik modernyang menggunakan gelombang elektromagnetik dalam kehidupan sehari-hari. Kemajuan ini

Lebih terperinci

LIMBAH. Pengertian Baku Mutu Lingkungan Contoh Baku Mutu Pengelompokkan Limbah Berdasarkan: 1. Jenis Senyawa 2. Wujud 3. Sumber 4.

LIMBAH. Pengertian Baku Mutu Lingkungan Contoh Baku Mutu Pengelompokkan Limbah Berdasarkan: 1. Jenis Senyawa 2. Wujud 3. Sumber 4. LIMBAH Pengertian Baku Mutu Lingkungan Contoh Baku Mutu Pengelompokkan Limbah Berdasarkan: 1. Jenis Senyawa 2. Wujud 3. Sumber 4.B3 PENGERTIAN Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 18/1999 Jo.PP 85/1999

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sampah Sampah dapat didefinisikan sebagai semua buangan yang dihasilkan dari aktivitas manusia dan hewan yang berupa padatan, yang dibuang karena sudah tidak berguna atau diperlukan

Lebih terperinci

Bahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca dan bahan peledak. Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea.

Bahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca dan bahan peledak. Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea. Langkah 3 Penggunaan formalin: Pembunuh kuman sehingga dimanfaatkan untuk pembersih: lantai, kapal, gudang, pakaian. Pembasmi lalat dan berbagai serangga lain. Bahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna,

Lebih terperinci

No Penghasil Limbah Radioaktif tingkat rendah dan tingkat sedang mempunyai kewajiban mengumpulkan, mengelompokkan, atau mengolah sebelum diser

No Penghasil Limbah Radioaktif tingkat rendah dan tingkat sedang mempunyai kewajiban mengumpulkan, mengelompokkan, atau mengolah sebelum diser TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No. 5445 LINGKUNGAN HIDUP. Limbah. Radioaktif- Tenaga Nuklir. Pengelolaan. Pencabutan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 152) PENJELASAN ATAS

Lebih terperinci

MODEL ATOM. Atom : bagian terkecil suatu elemen yg merupakan suatu partikel netral, dimana jumlah muatan listrik positif dan negatif sama.

MODEL ATOM. Atom : bagian terkecil suatu elemen yg merupakan suatu partikel netral, dimana jumlah muatan listrik positif dan negatif sama. BAB.19 ATOM ATOM Atom : bagian terkecil suatu elemen yg merupakan suatu partikel netral, dimana jumlah muatan listrik positif dan negatif sama. MODEL ATOM J.JTHOMSON ( 1910 ) ERNEST RUTHERFORD ( 1911 )

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pemikiran,(6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. Pemikiran,(6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran,(6) Hipotesis Penelitian, dan

Lebih terperinci

RADIOKIMIA & PENGGUNAANNYA UNIVERSITAS BRAWIJAYA RADIOISOTOP BUATAN JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM.

RADIOKIMIA & PENGGUNAANNYA UNIVERSITAS BRAWIJAYA RADIOISOTOP BUATAN JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM. DISUSUN OLEH : INDAH AR (0610920028) HANANDAYU W. (0610920027) FASIHATUS S. (0610920022) HADI SUKANDAR (0610920024) November 2007 RADIOKIMIA RADIOISOTOP BUATAN & PENGGUNAANNYA JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI digilib.uns.ac.id Pembuatan Kitosan dari Cangkang Keong Mas untuk Adsorben Fe pada Air BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka A.1. Keong mas Keong mas adalah siput sawah yang merupakan salah satu hama

Lebih terperinci

KARAKTERISASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR UMPAN PROSES EVAPORASI

KARAKTERISASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR UMPAN PROSES EVAPORASI KARAKTERISASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR UMPAN PROSES EVAPORASI Endro Kismolo, Nurimaniwathy, Tri Suyatno BATAN, Babarsari Yogyakarta 55281 E-mail :ptapb@batan.go.id ABSTRAK KARAKTERISASI LIMBAH RADIOAKTIF

Lebih terperinci

SMP kelas 7 - FISIKA BAB 4. Kalor dan PerpindahannyaLatihan Soal 4.3

SMP kelas 7 - FISIKA BAB 4. Kalor dan PerpindahannyaLatihan Soal 4.3 SMP kelas 7 - FISIKA BAB 4. Kalor dan PerpindahannyaLatihan Soal 4.3 1. Perhatikan peristiwa berikut! 1) Kapur barus pewangi pakaian didalam lemari makin lama makin kecil. 2) Timbulnya butir-butir air

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penduduk dunia yaitu sekitar 7 miliar pada tahun 2011 (Worldometers, 2012),

I. PENDAHULUAN. penduduk dunia yaitu sekitar 7 miliar pada tahun 2011 (Worldometers, 2012), 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman dan semakin meningkatnya jumlah penduduk dunia yaitu sekitar 7 miliar pada tahun 2011 (Worldometers, 2012), maka peningkatan kebutuhan

Lebih terperinci

Waste Acceptance Criteria (Per 26 Feb 2016)

Waste Acceptance Criteria (Per 26 Feb 2016) Waste Acceptance Criteria (Per 26 Feb 2016) No Jenis Karakteristik Pewadahan Keterangan 1. cair aktivitas total radionuklida pemancar gamma: 10-6 Ci/m 3 2.10-2 Ci/m 3 (3,7.10 4 Bq/m 3 7,14.10 8 Bq/m 3

Lebih terperinci

Kompetensi Mahasiswa memahami teknologi iradiasi sederhana dan mutakhir, prinsip dan perubahan yang terjadi serta dampak iradiasi terhadap mutu pangan

Kompetensi Mahasiswa memahami teknologi iradiasi sederhana dan mutakhir, prinsip dan perubahan yang terjadi serta dampak iradiasi terhadap mutu pangan Iradiasi makanan Kompetensi Mahasiswa memahami teknologi iradiasi sederhana dan mutakhir, prinsip dan perubahan yang terjadi serta dampak iradiasi terhadap mutu pangan Indikator Setelah perkuliahan ini,

Lebih terperinci

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional 1 Pokok Bahasan STRUKTUR ATOM DAN INTI ATOM A. Struktur Atom B. Inti Atom PELURUHAN RADIOAKTIF A. Jenis Peluruhan B. Aktivitas Radiasi C. Waktu

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Pada penelitian ini dilakukan pengolahan limbah laboratorium dengan

BAB V PEMBAHASAN. Pada penelitian ini dilakukan pengolahan limbah laboratorium dengan BAB V PEMBAHASAN Pada penelitian ini dilakukan pengolahan limbah laboratorium dengan menggunakan gabungan metode elektrokoagulasi dan EAPR. Parameter yang digunakan yaitu logam berat Pb, Cu, COD dan ph.

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 10 Fisika

Antiremed Kelas 10 Fisika Antiremed Kelas 10 Fisika Bab 8 Gelombang Elektromagnetik - Latihan Soal Doc. Name: AR10FIS0801 Version: 2013-03 halaman 1 01. Urutan spektrum gelombang elektromagnetik dari frekuensi tinggi ke rendah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. produksi biodiesel karena minyak ini masih mengandung trigliserida. Data

I. PENDAHULUAN. produksi biodiesel karena minyak ini masih mengandung trigliserida. Data I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minyak jelantah merupakan salah satu bahan baku yang memiliki peluang untuk produksi biodiesel karena minyak ini masih mengandung trigliserida. Data statistik menunjukkan

Lebih terperinci

ZAT RADIO AKTIF DAN PENGGUNAAN RADIO ISOTOP BAGI KESEHATAN ABDUL JALIL AMRI ARMA

ZAT RADIO AKTIF DAN PENGGUNAAN RADIO ISOTOP BAGI KESEHATAN ABDUL JALIL AMRI ARMA ZAT RADIO AKTIF DAN PENGGUNAAN RADIO ISOTOP BAGI KESEHATAN ABDUL JALIL AMRI ARMA Bagian Kependudukan dan Biostatistik Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN Jika kita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Biji nangka merupakan salah satu limbah organik yang belum dimanfaatkan secara optimal, padahal biji nangka memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi yaitu karbohidrat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup. Sebagian besar bumi terdiri atas air karena luas daratan lebih kecil dibandingkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkebunan dan domestik (Asmadi dan Suharno, 2012). limbah cair yang tidak ditangani dengan semestinya. Di berbagai tempat

BAB I PENDAHULUAN. perkebunan dan domestik (Asmadi dan Suharno, 2012). limbah cair yang tidak ditangani dengan semestinya. Di berbagai tempat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya kegiatan manusia merupakan salah satu penyebab tercemarnya air pada sumber-sumber air karena menerima beban pencemaran yang melampaui daya dukungnya. Pencemaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan baik udara, tanah, ataupun air banyak terjadi akibat dari aktivitas manusia. Menurut UU No.32 tahun 2009, yang dimaksud dengan pencemaran adalah

Lebih terperinci

Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : tali rafia. Hal ini sangat penting dilakukan untuk memperoleh mutu yang lebih

Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : tali rafia. Hal ini sangat penting dilakukan untuk memperoleh mutu yang lebih BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Ekstraksi Tepung Karaginan Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : 1. Sortasi dan Penimbangan Proses sortasi ini bertujuan untuk memisahkan

Lebih terperinci

Pembahasan soal UAS Fisika dan Kimia Dasar 2

Pembahasan soal UAS Fisika dan Kimia Dasar 2 Pembahasan soal UAS Fisika dan Kimia Dasar 2 1. Dalam sebuah pipa yang luas penampangnya 0,1 m2 air mengalir dengan laju aliran 1 m/s. Berapa m /s debit aliran air tersebut? A. 10 B. 1 C. 0,1 D. 0,01 Diketahui

Lebih terperinci

4 Hasil dan Pembahasan

4 Hasil dan Pembahasan 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Pembuatan Membran 4.1.1 Membran PMMA-Ditizon Membran PMMA-ditizon dibuat dengan teknik inversi fasa. PMMA dilarutkan dalam kloroform sampai membentuk gel. Ditizon dilarutkan

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.10

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.10 SMP kelas 9 - FISIKA BAB 4. SISTEM TATA SURYALatihan Soal 4.10 1. Akhir-akhir ini suhu bumi semakin panas dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya karena efek rumah kaca. Faktor yang mengakibatkan semakin

Lebih terperinci

Fisika Umum (MA 301) Cahaya

Fisika Umum (MA 301) Cahaya Fisika Umum (MA 301) Topik hari ini (minggu 11) Cahaya Cahaya adalah Gelombang Elektromagnetik Apa itu Gelombang Elektromagnetik!!! Pendahuluan: Persamaan Maxwell Listrik dan magnet awalnya dianggap sebagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kaca merupakan salah satu produk industri kimia yang banyak digunakan dalam

I. PENDAHULUAN. Kaca merupakan salah satu produk industri kimia yang banyak digunakan dalam I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kaca merupakan salah satu produk industri kimia yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, berupa material bening atau transparan yang biasanya dihasilkan dari

Lebih terperinci

mem bentuk formasi yang khas. Pada air biasa sejumlah gaya yang memungkinkan molekul H

mem bentuk formasi yang khas. Pada air biasa sejumlah gaya yang memungkinkan molekul H ALMARHUM DR. Mu SHIK JHON, ahli struktur air Korea Selatan pernah melakukan riset terhadap penduduk Himalaya, Pa kistan Utara, dan Okinawa yang dikenal memiliki harapan hidup tinggi alias awet muda. Ternyata

Lebih terperinci

I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya.

I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya. BAB I PENDAHULUAN I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya. Sumber pencemaran lingkungan diantaranya

Lebih terperinci

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN IPA

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN IPA KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN IPA No Inti Guru 1. Pedagogi Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual. Memahami karakteristik

Lebih terperinci

ANALISIS INSTRUKSIONAL GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) KONTRAK PERKULIAHAN MATA KULIAH KIMIA UMUM TIM DOSEN KIMIA UMUM

ANALISIS INSTRUKSIONAL GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) KONTRAK PERKULIAHAN MATA KULIAH KIMIA UMUM TIM DOSEN KIMIA UMUM ANALISIS INSTRUKSIONAL GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) KONTRAK PERKULIAHAN MATA KULIAH KIMIA UMUM TIM DOSEN KIMIA UMUM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2004/2005 Mata Kuliah : Kimia Umum Kredit : 3(3-0)

Lebih terperinci

STUDI PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF PADAT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR

STUDI PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF PADAT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR ARTIKEL STUDI PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF PADAT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR Gangsar Santoso Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ABSTRAK STUDI PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF PADAT PEMBANGKIT LISTRIK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air adalah senyawa kimia yang terdiri dari dua atom hydrogen (H) dan satu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air adalah senyawa kimia yang terdiri dari dua atom hydrogen (H) dan satu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air Air adalah senyawa kimia yang terdiri dari dua atom hydrogen (H) dan satu atom oksigen (O) yang berikatan secara kovalen yang sangat penting fungsinya. Dengan adanya penyediaan

Lebih terperinci

KD 3.9 kelas XI Tujuan Pembelajaran : Uraian Materi A. Penipisan Lapisan Ozon 1. Lapisan Ozon

KD 3.9 kelas XI Tujuan Pembelajaran : Uraian Materi A. Penipisan Lapisan Ozon 1. Lapisan Ozon KD 3.9 kelas XI : Menganalisis gejala pemanasan global dan dampaknya bagi kehidupan dan lingkungan Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa mampu mengidentifikasi penyebab terjadinya pemanasan global. 2. Siswa mampu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penyamakan kulit dengan menggunakan Spektrofotometer UV-VIS Mini

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penyamakan kulit dengan menggunakan Spektrofotometer UV-VIS Mini 43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Proses elektrokoagulasi terhadap sampel air limbah penyamakan kulit dilakukan dengan bertahap, yaitu pengukuran treatment pada sampel air limbah penyamakan kulit dengan menggunakan

Lebih terperinci

08/06/2013. Ilmu Kealaman Dasar (IAD) ISU LINGKUNGAN. Pertemuan ke-12

08/06/2013. Ilmu Kealaman Dasar (IAD) ISU LINGKUNGAN. Pertemuan ke-12 Ilmu Kealaman Dasar (IAD) ISU LINGKUNGAN Pertemuan ke-12 I Prepared by AKA-TI UMS 1 Isu lingkungan 2 3 4 QS Ali Imran:191 PERMASALAHAN LINGKUNGAN MULAI AKTIF BERSAMAAN DENGAN REVOLUSI HIJAU + 2 ABAD YANG

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Lingkungan Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI yang beralamat di Jl. Dr. Setiabudhi No.

Lebih terperinci

PENEMUAN RADIOAKTIVITAS. Sulistyani, M.Si.

PENEMUAN RADIOAKTIVITAS. Sulistyani, M.Si. PENEMUAN RADIOAKTIVITAS Sulistyani, M.Si. Email: sulistyani@uny.ac.id APA ITU KIMIA INTI? Kimia inti adalah ilmu yang mempelajari struktur inti atom dan pengaruhnya terhadap kestabilan inti serta reaksi-reaksi

Lebih terperinci