Tenis Ilmiah Untuk para Pelatih dan Atlet Tenis. Yadi Sunaryadi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Tenis Ilmiah Untuk para Pelatih dan Atlet Tenis. Yadi Sunaryadi"

Transkripsi

1 Tenis Ilmiah Untuk para Pelatih dan Atlet Tenis Yadi Sunaryadi 1

2 Pengantar Mengapa harus Buku Tenis yang lain? Buku ini tidak akan mengantarkan anda tenis langsung menjadi juara; buku ini akan membantu anda bermain tenis sesuai dengan kemampuan fisik atlet. Tidak ada sesuatu yang bisa menggantikan latihan dan kemampuan yang dimiliki setiap orang, tetapi banyak hal yang akan membantu anda untuk memperoleh angka ketika bermain tenis tanpa latihan dan kerja keras dalam waktu yang lama dan menjenuhkan. Lagi pula, usaha untuk memahami hukumhukum alam yang digunakan di lapangan tenis akan membantu anda untuk lebih menikmati permainan tenis. Anda tidak perlu memiliki pengetahuan tentang ilmu bagaimana membuat bendabenda yang dijelaskan dalam buku ini, seperti raket, snar, dan bola tenis. Agar memperoleh keuntungan dari buku ini, tidaklah perlu anda memahami atau bahkan membaca penjelasan ilmu fisikanya. Anda hanya membaca apa yang dianjurkan pada buku ini, seperti apa yang anda lakukan ketika belajar tenis. Anda tidak usah bertanya kepada atlet tenis profesional mengapa anda harus menguatkan pergelangan tangan atau mengapa anda harus melakukan gerak lanjutan (follow through) ketika melakukan setiap pukulan. Buku ini memberikan penjelasan dengan tiga aspek permainan yang saling berkaitan : peralatan (equipment), pukulan (strokes), dan strategi (strategy). Yang paling penting lagi adalah penyatuan dari ketiga aspek ini ke dalam kemampuan anda sendiri. Karena Bjorn Borg dengan tegangan snar 80 pound (sekitar 40 kg), tidaklah perlu anda turuti. Karena Jimmy Connors melakukan pukulan dengan menggunakan seluruh tubuhnya, maka anda juga tidak disarankan untuk hal ini. Dan karena banyaknya atlet tenis profesional tenis mengerahkan kekuatan pada servis pertamanya dan mempermudah servis keduanya, maka anda tidak perlu memaksakan diri untuk melakukan hal yang sama. Hampir seluruhnya, atlet tenis terbaik telah beralih pada peningkatan kualitas peralatan yang digunakannya, meningkatkan kualitas pukulannya, dan menghitung strategi untuk menyesuaikan kemampuan fisiknya, dan psikisnya dan bukan kemampuan anda sehingga anda tidak diharuskan menirunya. Buku ini hanya menjelaskan sejumlah topik yang terbatas, tetapi juga dari berbagai sudut pandang yang berbeda yang dikatakan para ilmuwan yang menjelaskan bagaimana memperoleh keuntungan dari hukum-hukum alam untuk memenangkan angka dan, sebagai penonton atau pemain, untuk lebih menikmati permainan. Tennis telah berkembang selama bertahun-tahun secara trial and error. Tak ada sekelompok ilmuwan, para insinyur, dan pemain yang telah mencoba untuk menentukan prinsip-prinsip ilmiah yang mendasari permainan dan kemudian buku-buku tenis yang menjawab seluruh pertanyaan bagaimana caranya, tetapi tidak menjawab pertanyaan mengapa (tidak menyertakan secara bersamaan pertanyaan bagaimana caranya dengan mengapa ). Para atlet profesional telah mempelajari dengan cara latihan dari pelatih atau atlet lain, dan seperangkat metode 2

3 pengajaran tenis telah dikembangkan. Pada dasarnya berlatih dengan aturan dan pengulangan secara serampangan. Sampai sekarang, masih banyak orang-orang yang telah menghentikan pemikiran tentang pengetahuan dasar yang mengatur permainan, dan jarang sekali orang yang membuat buku semacam ini. Dalam buku ini tidak ada penekanan untuk beberapa jenis pukulan. Hampir dalam setiap buku tenis menjelaskan lebih banyak dari yang mungkin anda ingin ketahui tentang bagaimana caranya melakukan pukulan backhand, bagaimana cara menjelaskan mekanika gerak pukulan dari atas kepala (overhead). Malahan, buku ini lebih menekankan pilihan yang tepat tentang peralatan, strategi, dan lintasan bola, karena analisis ilmiahnya memberikan hasil bermanfaat yang dapat dialihkan pada gerakan-gerakan yang lebih menguntungkan. Topik-topik lainnya juga dibahas, meskipun tidak langsung memberikan anjuran yang khusus, karena menarik dan sesuai, karena informasinya tidak dapat ditemukan di berbagai literatur tenis lainnya. Beberapa konsep dalam buku ini bertentangan dengan keyakinan yang diterima banyak orang tentang tenis. Konsep-konsep ini berasal dari aplikasi hukum-hukum fisika dasar pada permainan tenis. Lagi pula konsep-konsep ini telah diteliti di laboratorium, dengan model komputer, dan tentu saja bilamana memungkinkan, di lapangan tenis. Beberapa tahun yang lalu, beberapa konsep yang ada di buku ini akan dihilangkan dari pengetahuan tenis, karena dianggap salah. Tak seorangpun dapat mengontrol eksperimen, dan keyakinan yang diterima telah didasarkan pada informasi anekdot. Tak ada keraguan lagi pada kebanyakan keyakinan atlet tenis, bahwa snar yang bertegangan tinggi dan jenis raket yang fleksibel akan menghasilkan power yang lebih besar. Sekarang ini pengetahuan kita lebih baik. Dengan adanya revolusi pada teknologi dan desain raket telah mengubah pemahaman tentang tenis. Saat ini kiranya perlu bagi atlet dan pelatih tenis untuk segera beralih menuju pemahaman baru tentang permainan tenis. Yaitu seluruh isi yang dijelaskan dalam buku ini. 3

4 BAB 1 Kegunaan tali raket (string) Banyak sekali iklan-iklan yang terkenal dimuat dalam beberapa majalah tenis yang menyatakan bahwa bola tidak pernah menyentuh raket tenis yang sangat mahal dan berteknologi tinggi. Bola hanya menyentuh tali raket. Oleh karena itulah, dalam bagian pertama buku ini akan dibahas tentang tali raket. 1.1 Tali raket dan pemasangannya Dengan tegangan berapakah seharusnya tali raket dipasang pada raket anda? haruskah 50 pound (lbs)? Atau 55? Atau 62? Atau 73? Bagaimanakah cara anda menentukan tegangan optimum untuk raket, tipe permainan, dan tali raket yang digunakan? Ketika atlet tenis memutuskan untuk memasang tali pada raket model lama atau bahkan raket yang barubiasanya raket dipasang dengan tegangan yang sama dengan sebelumnya. Jika terasa kurang cocok, maka biasanya atlet tenis mencoba memasang tali raket dengan tegangan yang berbeda. Sayang sekali, jika bertanya tentang berapa tegangan yang harus digunakan pada seorang pelayan toko olahraga, pelatih profesional, teman, atau atlet tenis, biasanya tidak akan mendapatkan jawaban yang memuaskan, karena kebanyakan orang tidak memahami pengetahuan tentang tali raket. Beberapa Persoalan-persoalan Banyak persoalan-persoalan tentang tali raket dan pemasangannya dan bukan hanya sekedar tegangannya saja. Beberapa tahun ke belakang, ketika raket dipasang tali raket, maka ukuran daun raket seluruhnya, jarak antar tali raketnya sama. Tetapi sekarang ini banyak sekali berbagai macam raket dengan ukuran daun dan pola tali raketnya berbeda. Ukuran tegangan sebesar 65 pound pada raket standar adalah sangat tinggi, tetapi bila dipasang pada raket dengan ukuran daun raket agak besar (oversize), maka akan terasa kendur. Bagaimanakah anda membandingkan raket-raket dengan ukuran daun raket yang berbeda? Bagaimanakah bila anda bandingkan raket yang memiliki jarak antar tali raketnya (string density) berbeda? Anda dapat membeli raket dimana panjang tali raketnya dua kali panjangnya tali raket untuk raket standar, dan terdapat banyak raket yang memiliki jarak antara tali raketnya setengah dari jarak yang ada pada raket standar. Ketika anda gunakan dua jenis tali raket yang berbeda, bagaimanakah perubahan yang terjadi pada raket ketika raket digunakan? Apakah perbedaannya antara tali raket jenis gut dengan sintetik? 4

5 Beberapa Jawaban-jawaban Cara raket itu dimainkan, dengan menggunakan tali raket, dapat ditentukan dengan menguji seberapa besar bidang tali raket mengendur berubah bentuk (deformasi) bila kekuatan diberikan pada permukaan raket. Jika anda dorong tali raket dengan kekuatan yang tidak diketahui dan mengukur deformasi bidang permukaan tali raket (seberapa besar kekuatan dorongan bergerak tegak lurus dengan bidang tali raket), maka anda akan mengetahui segera berapa besar kekuatan yang dihasilkan raket. Pengukuran ini secara otomatis ditentukan juga oleh luasnya daun raket, kepadatan jarak antara tali raket, tegangan, dan variabel lain yang berpengaruh. Anda dapat mengukur dengan kekuatan tertentu mendorong tali raket, atau anda dapat mengukur deformasi tali raket dengan nilai kekuatan yang berbeda, seperti yang diperlihatkan pada gambar 1.1 Kekuatan pada bagian tengah daun raket (pound) Gambar 1.1. Deformasi bidang tali raket versus kekuatan yang diberikan pada beberapa raket. Karena kekuatan yang dikerahkan tegak lurus dengan permukaan tali raket meingkat, maka deformasi talinya meningkat. Semakin tinggi tegangan (dibagi dengan panjang tali raket), maka semakin kecil deformasinya dengan kekuatan tertentu. Gambar ini memperlihatkan raket-raket dengan tegangan antara 20 pound sampai 76 pound. Prinsip 1: Raket akan terasa sama bila digunakan, jika pada raket itu dipasang tali raket sehingga kurva deformasi bidang tali raket versus kekuatannya adalah sama. 5

6 Oleh karena itu, dengan mengukur deformasi bidang tali raket atau defleksi maka anda dapat membandingkan raket Prince (oversize) yang dipasang tali raket 15-gauge nylon dengan Wilson Kramer yang dipasang tali raket 16-gauge gut dan mengetahui bagaimana perbedaan antara keduanya. Beberapa toko tenis mempunyai alat untuk mengukur perbedaan ini (contohnya, the Sports Pal Flex II Tension Tester), atau anda dapat melakukannya sendiri (seperti yang dilakukan untuk memperoleh data yang digunakan pada buku ini) dengan seperangkat pemberat dan mistar yang akurat. Gambar 1.1 memperlihatkan beberapa perbedaan pengujian raket dengan cara ini. Nampak jelas bahwa tali raket pada raket lama Spalding Smasher yang dipasang dengan tegangan 20 pound, mengalami deformasi yang paling besar (dengan kekuatan yang sama), dari rakat Prince yang dipasang dengan tegangan 76 pound. Prinsip 2: Jika anda meningkatkan (atau menurunkan) tegangan tali raket yang sebanding dengan perubahan panjang tali raket pada daun raket, maka deformasi bidang tali raketnya akan sama. Sebagai contoh, sebuah raket yang mempunyai ukuran daunnya 8 inch ( 1 inch = 2,54 cm) yaitu termasuk raket standar, dipasang tali raket dengan tegangan 55 pound (1 pound = 0,45 kg), maka akan mempunyai deformasi bidang tali raketnya sama dengan raket oversize yang ukuran daunnya 10 inch (25 persen lebih besar) yang dipasang dengan tegangan 69 pound (25 persen lebih besar), yaitu jika faktor-faktor lainnya (seperti kepadatan jarak antar tali, jenis tali raket, dsb) adalah sama. Hal ini berarti bahwa untuk mengubah daun raket ke ukuran yang lain bila diinginkan karakteristik tali raket yang sama ketika digunakan, maka tegangan dibagi panjang tali raketnya harus tetap sama. Untuk itulah mengapa raket ukuran oversize harus dipasang tali raket dengan tegangan yang tinggi. Untuk deformasi yang kecil (pukulan bola yang tidak terlalu keras), maka variabelvariabel yang menentukan respon tali raket adalah tegangan dibagi dengan panjang tali raket dan densitas antar tali (jumlah tali per inch). Untuk pukulan yang sedang (deformasi yang lebih besar), maka elastisitas tali raket mulai berpengaruh terhadap kekuatan raket. Semakin keras bola itu dipukul, maka semakin penting elastisitas tali raketnya. Semakin elastik tali, maka semakin besar bidang tali mengalami deformasi, dan semakin lurus kurva deformasi terhadap kekuatan yang diberikan. 6

7 1.2 Power yang berasal dari Tali Raket Alasan anda mengalami kesulitan dalam menggunakan raket yang ada tali raketnya sebagai pengganti raket kayu adalah agar anda dapat memperoleh power. Anda menginginkan agar bola lepas dari tali raket dengan kecepatan tinggi tanpa mengayunkan raket dengan kecepatan tinggi. Tali raket akan memudahkan anda untuk menghasilkan pukulan yang keras. Semakin tinggi tegangan raket anda pasang, maka akan semakin terasa seperti mengenai papan kayu, dan semakin kecil power pukulan yang dihasilkan. Pernyataan tersebut jika disederhanakan menjadi : v Semakin tinggi tegangan tali raket berarti semakin kecil power yang dihasilkan; semakin rendah tegangan tali raket (kendur) berarti semakin besar power yang dihasilkan Pernyataan tersebut sangat jelas dan mudah untuk dipahami. Tetapi mengapa begitu banyak orang yang berpendapat sebaliknya? Banyak orang melihat atlet-atlet tenis memperoleh power yang besar dihasilkan dari raketnya, yang dipasang dengan tali raket tegangan tinggi. Bjon Borg menggunakan raket dengan tegangan sebesar 78 pound, sehingga banyak orang menyimpulkan bahwa bola hasil pukulannya begitu keras. Anggapan itu sebenarnya tidak benar. Kerasnya hasil pukulan yang dilakukan Borg dan atlet tenis lainnya dengan menggunakan tegangan yang tinggi adalah untuk memperoleh keuntungan yang lain; para petenis ini menggunakan kekuatan fisiknya untuk menghasilkan power. Mengapa Tali raket dengan Tegangan rendah menghasilkan Power yang besar Dari desainnya, bola tenis tidak menyimpan dan menghasilkan enerji secara efisien. Sebuah bola tenis yang dijatuhkan dari ketinggian 100 inch dari atas pemukaan beton (hard surface), hanya akan memantul kembali dengan ketinggian sekitar 55 inch. Sebenarnya ini merupakan spesifikasi resmi dari pabrik bola tenis. Hal ini berarti bahwa kira-kira 45 persen enerji yang dimiliki bola telah hilang ( = 45). Sebaliknya, tali raket didisain untuk mengembalikan antara 90 sampai 95 persen enerji yang dihasilkannya pada saat kontak dengan bola. Untuk memberikan energi maksimum bola (yaitu ketika kecepatan tertinggi) ketika bola itu dipukul, maka tali raket, dan bukannya bola, harus menyimpan enerji dengan cara deformasi (deflecting). Tali raket mengembalikan hampir seluruh enerji yang disimpannya ketika kontak dengan bola dan deformasi. Jika tali raket tegangannya rendah, maka tali raket akan mengalami deformasi yang besar (yaitu menyimpan banyak enerji), dan deformasi bola akan kecil (yaitu kehilangan sedikit enerji). Semakin besar deformasi bidang tali raket, semakin sedikit deformasi bolanya. Cobalah jatuhkan bola tenis dari atas lantai (sama dengan ukuran tali raket dengan tegangan tinggi) dan bandingkan ketinggian pantulan bola yang dijatuhkan dari ketinggian 7

8 yang sama dan menyentuh raket yang disimpan di atas lantai (daun raket harus dalam keadaan diam tidak bergerak, dan bukan pada bagian handlenya saja). Bola akan memantul kembali lebih tinggi pada percobaan kedua sampai 80 persen dari ketinggian asalnya, sedangkan pantulan dari atas lantai hanya sekitar 55 persen. Pantulan tambahan yang besarnya 25 persen memperlihatkan bahwa hanya sedikit enerji yang hilang ketika bola kontak dengan tali raket yang fleksibel, dari pada ketika bola kontak dengan permukaan lantai yang tidak fleksibel (tali raket dengan tegangan tinggi). Selain itu pula, dari hasil tes laboratorium dengan menggunakan peralatan kecepatan tinggi menunjukkan bahwa kecepatan pantulan bola yang kontak dengan tali raket kendur adalah lebih tinggi. Tentu saja, ada batasan untuk memperoleh power dengan cara menurunkan tegangan tali raket anda tidak akan dapat bermain tenis dengan menggunakan net. Suatu waktu anda menurunkan ukuran tegangan raket yang begitu besar sehingga terjadi perubahan ukuran jarak antar tali raket pada bidang tali raketnya dan tali saling menggesek mengakibatkan begitu banyak enerji yang hilang. Jika anda menurunkan begitu banyak tegangan raket, maka anda tidak akan memperoleh kecepatan bola yang diinginkan, dan tali raket akan cepat usang akibat gesekan yang berlebihan. Mengapa Raket tenis seluruhnya tidak dipasang tali raket dengan ukuran tegangan yang rendah? Jika anda semua menginginkan power dari raketnya, maka kesimpulannya jelas: Tali raket yang kendur. Tetapi ada hal lain yang anda inginkan dari sebuah raket, dan itu adalah kontrol. Anda ingin memukul bola agar masuk di lapangan permainan, dan sering sekali anda ingin menempatkan bola tepat di bagian dalam pinggir lapangan permainan. Anda ingin agar mampu mengontrol kecepatan bola dan ke arah mana bola itu dipukul, dan bahkan apabila anda tidak memukul bola dengan sempurna pada setiap pukulan. Nampaknya ada suatu kesepakatan bahwa menurunkan tegangan raket berarti mengorbankan kontrol, meskipun hal ini belum bisa dibuktikan. Sangat sulit sekali untuk melakukan tes di laboratorium atau di lapangan permainan untuk mengukur kontrol, karena hasilnya tidak memuaskan. (Lebih mudah untuk meneliti kecepatan atau power bola). Sejumlah alasan telah ditemukan untuk menjelaskan mengapa tegangan raket yang kendur cenderung akan menghilangkan kontrol. Alasan-alasan tersebut meliputi: 1. Raket dengan tegangan yang rendah akan menyebabkan apa yang disebut dengan trampoline effect atau slingshot effect. Bola memantul dari raket begitu cepat, sehingga lebih sulit untuk dikontrol 2. Raket dengan tegangan yang rendah cenderung akan menghasilkan kecepatan bola pada saat lepas dari raket sangat tergantung pada kecepatan pukulan lawan, sehingga kontrol agaknya menurun. 3. Jika bola kontak dengan raket bukan pada bagian tengah bidang daun raketnya (offcenter), maka raket kendur cenderung akan mengubah sudut pantul lebih besar ketika bola lepas dari raket. 8

9 4. Raket dengan tegangan rendah meningkatkan waktu menempel bola pada tali raket (dwell time). Kondisi ini akan menyebabkan raket lebih mudah berputar ketika kontak dengan bola, oleh karena itu bola lepas dari raket dengan sudut pantul yang lebih besar. 5. Raket dengan tegangan tinggi akan menekan bola dengan kuat, sehingga akan memberikan kontrol yang lebih besar. 6. Daerah kontak bola pada raket tegangan tinggi lebih besar, sehingga kontrol lebih besar. 7. Raket tegangan tinggi mempunyai respon linier yang lebih besar ketika bola dipukul lebih besar Sekalipun demikian, ada pendapat yang menyatakan bahwa kontrol meningkat dengan tegangan raket yang rendah, yaitu jika ayunan dimodifikasi untuk memperoleh keuntungan power yang berasal dari ukuran tegangan. Apabila bola akan meninggalkan raket dengan kecepatan yang lebih tinggi, maka tidaklah perlu untuk mengayunkan raket begitu cepat, tetapi diayun dengan jarak ayunan yang panjang. Penurunan kecepatan raket ini akan menyebabkan kontrol raket yang lebih besar, dengan demikian akan menghasilkan kontrol bola yang lebih baik. Jika anda tidak mengayunkan raket begitu cepat, maka keuntungan akan sering anda peroleh dari ukuran tegangan tali raket yang rendah. Tali raket akan cenderung mengubah power yang berasal dari lawan dengan efisiensi yang tinggi. Apabila anda melakukan pukulan dengan ayunan yang cepat, maka gunakanlah ukuran tegangan raket tinggi. Anda akan memperoleh kontrol yang nampaknya selalu dibutuhkan oleh atlet tenis yang suka melakukan pukulan keras, dan bola melayang dengan kecepatan yang terkontrol. Dan jika anda ingin melakukan pukulan dengan spin yang kuat, maka dianjurkan untuk menggunakan ukuran tegangan yang tinggi. Tetapi harus diingat, jika anda senang melakukan pukulan keras dengan raket tegangan rendah, maka anda akan menjadi juara pemukul terjauh dari tee box (golf), dan bukan pada permainan tenis. Sebaliknya, apabila anda memiliki ayunan yang baik, maka raket dengan ukuran tegangan rendah akan membantu kelancaran permainan. 1.3 Tali raket tegangan rendah vs tegangan tinggi dan dwell time Semakin kendur tali raket (sebenarnya semakin besar deformasi bidang tali raket), maka semakin lama bola akan menempel pada tali raket (semakin besar dwell time). Waktu menempelnya bola pada tali raket harus meningkat as the inverse of the square root of the tension. Selain itu pula, semakin menurun lamanya bola menempel pada tali raket, karena bola dipukul semakin keras, sebab tali raket semakin lebih kaku bila kontak dengan bola yang bertenaga besar. Pernyataan ini nampaknya sangat berlawanan dengan akal sehat, jika anda mengamati bola tenis kecepatan tinggi kontak dengan tali raket lebih lama dari pada bola yang dipukul dengan kecepatan sedang, maka kesimpulannya bahwa waktu lamanya 9

10 bola menempel seharusnya lebih besar untuk bola tenis yang dipukul keras. Meskipun demikian hal ini benar, karena jika tali raket semakin kaku, maka deformasi non-liniernya semakin besar, oleh karenanya akan memperpendek waktu lamanya menempel untuk pukulan yang lebih keras. Pengukuran efek ini, dilakukan dengan laser dan peralatan elektronik kecepatan tinggi seperti pada gambar 1.2. Gambar ini memperlihatkan, untuk kecepatan bola yang berbedabeda, waktu lamanya bola tenis menempel pada raket dengan ukuran tegangan tali raket yang berbeda-beda. Dari data itu nampak jelas bahwa jika seseorang memukul bola dengan keras kepada anda dan anda berusaha mengembalikan dengan keras, maka waktu lamanya bola menempel pada tali raket akan singkat, bila dibandingkan dengan pukulan sedang. Jika anda menurunkan tegangan raket, maka bola akan kontak lebih lama dengan tali raket; jika tegangannya ditingkatkan, maka waktu lamanya bola menempel akan menurun. Kecepatan Relatif Bola Raket Gambar 1.2. Dwell time bola pada tali raket. Dwell time bola saat kontak raket dengan berbagai ukuran tegangan terlihat di sini dengan kecepatan bola yang berbeda. Semakin kendur tali raket, semakin lama dwell timenya. Semakin tinggi tegangan raket, semakin pendek dwell timenya. Gambar ini memperlihatkan bahwa semakin tinggi kecepatan boa, semakin pendek dwell timenya. Bagaimanakah dwell time ini akan berpengaruh terhadap permainan anda? Sebenarnya waktu lamanya kontak untuk pukulan normal dengan ukuran tegangan normal adalah kira-kira 0,004-0,005 detik. Dengan menurunkan tegangan dan tidak memukul bola keras, maka anda akan mampu meningkatkan dwell time sampai sekitar 0,006-0,007 detik, 10

11 tetapi anda tidak dapat memenuhinya dengan memperoleh waktu ekstra sebesar 0,002 atau 0,003 detik. Waktu ini begitu sangat singkat dari pada waktu reaksi atau refleks yang anda miliki dimana anda tidaklah mungkin dapat mengubah pukulan ketika bola sudah kontak dengan tali raket. Singkatnya, meskipun sebuah pukulan tidak terasa benar, ketika itu informasi tersebut sudah masuk otak, tetapi bolanya tetap mengarah dengan benar ke lawan. Dwell time yang lebih lama berkaitan dengan carry distance yang lebih lama, yaitu jarak antara bola dan raket yang bergerak bersamaan ketika keduanya sedang kontak. Waktu dwell time yang terlalu lama dapat menyebabkan hilangnya kontrol, yaitu jika daun raketnya berubah sudutnya terhadap bidang lapangan permainan ketika bola sedang kontak dengan raket. Sampai tingkatan tertentu hal ini bisa terjadi pada seluruh pukulan, tetapi jika perubahan besarnya sudut nampak jelas teramati dimana bola tidak tepat kontak dengan bagian tengah bidang daun raket (off-center) (raket berputar), maka akan mengakibatkan hilangnya kontrol. Dwell time yang lebih lama juga berarti bahwa getaran bola yang sedang dipukul menyebar lebih lama; oleh karena itu, besarnya kekuatan pada waktu tertentu berkurang. Dengan kata lain, ketika tali raket terasa lebih lembut (tegangan rendah), maka lengan tidak merasakan getaran akibat kontak dengan bola, tidak sebesar ketika bola kontak dengan raket yang dipasang dengan tegangan lebih tinggi. Jika anda ingin mengurangi masalah yang dialami lengan, seperti tennis elbow, maka menurunkan tegangan raket tidak hanya akan memperkecil getaran awal yang dirasakan lengan, tetapi juga memberikan power yang besardari raket. Anda tidak perlu mengayunkan raket begitu cepat, sehingga lebih aman untuk lengan. Cara ini tidak akan menyembuhkan tennis elbow, tetapi setidaknya merupakan sebuah langkah yang tepat untuk mengatasi kondisi ini. Persoalan power vs besarnya ukuran tegangan raket masih membingungkan banyak orang. Jika bola tenis menempel dalam waktu yang singkat pada raket tegangan tinggi, tidak berarti bahwa bola akan meninggalkan raket begitu cepat, atau dengan kecepatan tinggi? Hal ini nampaknya berlawanan dengan pernyataan di atas bahwa tegangan yang rendah memberikan power yang besar pada bola. Memang benar, bola tenis lepas dari tali raket dengan tegangan tinggi akan lebih cepat, jadi berarti bahwa bola kontak dengan tali raket dalam waktu yang singkat. Dengan kata lain, meskipun bola lepas dari raket lebih cepat, tidak berarti bahwa bola tenis akan bergerak lebih cepat ketika lepas dari tali raket dengan tegangan tinggi! Salah satu dari sekian banyak ungkapan yang sering ditemui pada buku tenis dan pelatihan profesional adalah untuk kontrol yang lebih baik, pertahankanlah agar bola menyentuh raket selama mungkin Nampak jelas bahwa yang perlu dilakukan adalah menurunkan ukuran tegangan raket untuk memastikan bahwa bola akan menempel lebih lama pada raket. Seperti yang telah dibahas sebelumnya, tali raket dengan tegangan rendah akan menurunkan dan bukannya meningkatkan kemampuan seseorang dalam mengontrol bola. Jelas sekali, telah terjadi kesalahan pada pernyataan tersebut. Apa yang harus pelatih katakan adalah ayunkanlah raket sehingga nampak anda sedang memaksimalkan waktu lamanya 11

12 bola menempel pada raket. Pernyataan ini benar, tidak berlawanan dengan apa yang kita ketahui dari penjelasan tentang tali raket, sehingga akan menghasilkan pukulan yang benar. 1.4 Jenis-jenis Tali Raket (String material) Jenis tali raket manakah yang terbaik harus dipasang pada raket tenis, gut atau beberapa jenis tali raket sintetik? Telah banyak dikenal orang dari pengalaman selama bermain tenis bahwa jenis gut lebih unggul dibanding jenis nilon (nylon) dalam hal karakteristik bermainnya, tetapi ini sangat sulit untuk menemukan alasan-alasan khusus untuk membuktikanya. Datadata dari pabrik pembuat tali raket menunjukkan kata-kata dan ungkapan yang sama seperti yang digunakan pada iklannya. Setiap orang setuju bahwa gut lebih mahal, lebih mudah putus, tidak tahan lama, dan tidak tahan terhadap embun dan kelembaban, tidak seperti jenis sintetik. Karakteristik apakah sebenarnya yang dimiliki jenis tali raket gut ini, sehingga tidak diragukan lagi banyak digunakan? Pemanjangan dari seutas tali raket gut dan nilon telah diukur dengan cara memberikan uji kekuatan terhadap kedua jenis tali raket tersebut. Data tersebut bisa dilihat paga gambar 1.3. Bagian terpenting pada kurva adalah bahwa kedua jenis tali yang ditarik dengan tegangan antara 50 sampai 70 pound. Pada jarak antara besarnya tegangan ini, tali nilon memerlukan tegangan tambahan sebesar 12 pound untuk memanjangkannya, yaitu tambahan 1 persen ketika tali gut hanya memerlukan 6 pound tegangan tambahan untuk meregangkannya tambahan 1 persen. Apa yang penting adalah tegangan tambahan yang dibutuhkan untuk meregang tali raket sebesar 1 persen, dan bukannya berapa besar tali diregang agar sampai pada tegangan 60 atau 65 pound yang digunakan selama bermain. Hal ini berarti bahwa ketika diberi kekuatan tekanan (misalnya, ketika kontak dengan sebuah bola), maka tali raket gut akan meregang lebih besar dari pada nilon dengan diameter tali (gauge) dan tegangan yang sama. Karena elastisitas gut yang lebih besar, maka tali raket ini akan mengalami deformasi yang lebih besar dan cenderung untuk menangkap bola. Power ekstra yang berasal dari gut ini merupakan fungsi dari bagaimana anda memukul bola. Jika anda memukul bola dengan kecepatan sedang, maka keuntungan gut akan berkurang. Tetapi jika sebaliknya, bola akan bergerak cepat, maka anda akan merasakan power ekstra yang diberikan tali raket gut. Selain itu pula, semakin besar fleksibilitas gut akan memberikan kontrol bola yang lebih tinggi, karena respon linier akan banyak diperoleh dari tali raket ketika anda melakukan ayunan dan kecepatan bola yang bervariasi. Jenis tali raket gut juga akan lebih memberikan kenyamanan pada lengan dari pada nilon, karena elstisitasnya meningkat. Efek yang menguntungkan ini dapat ditingkatkan dengan menggunakan gut yang lebih kecil diameternya seperti 16L gauge (antara 16 dan 17 gauge), atau bahkan tali gut yang lebih kecil seperti ukuran 17 gauge. Tali raket yang lebih kecil diameternya lebih mudah putus, tetapi para petenis terbaik menemukan bahwa kerugiannya lebih sedikit bila dibanding dengan keuntungannya yang diperoleh. Sekalipun demikian, untuk pemain tenis biasa yang tidak memukul bola dengan keras, maka uang tambahan harus dikeluarkan untuk membeli tali raket gut atau mungkin menggunakan tali raket gut yang berdiameter besar hanya akan 12

13 membuang buang waktu saja. Gut agaknya lebih kasar teksturnya dari pada serabut nilon, sehingga selain mempunyai kelebihan cupping action gut cenderung dapat menempel pada bola lebih kuat dari pada nilon, sehingga menyebabkan sentuhan pukulan yang lebih baik. Gambar 1.3. Gut vs nilon ketika dilakukan tes regangan. Gambar di atas memperlihatkan pemanjangan (elongasi) seutas tali raket gut dan nilon ketika ditekan dengan kekuatan tertentu. Pada tegangan 60 sampai 70 garis gut melengkung ke atas dan garis nilon menjadi semakin tinggi. Ini berarti bahwa gut lebih elastis pada ukuran tegangan tersebut. (Data ini diambil menggunakan tali raket 15L-gauge) Terdapat banyak tali raket nilon dengan tekstur yang kasar di pasaran yang berusaha meniru sifat gut, tetapi belun jelas bagaimana tali tersebut bekerja. Anyaman tali raket atas dan bawah memberikan kekasaran yang lebih besar dari pada yang kekasaran melekat pada tali raket itu sendiri. Ketika muncul raket dengan daun raket ukuran besar, kebanyakan gut di pasaran akan putus bila dipasang dengan tegangan lebih tinggi, agar raket dapat dimainkan dengan baik. Oleh karena itu, banyak yang beralih pada tali raket nilon. Ketika dipasang pada raket oversize, tali raket sintetik tidak memiliki kelebihan yang berarti, tidak seperti yang ditemukan pada raket ukuran konvensional yang dipasang dengan nilon. Simulasi komputer dengan menggunakan raket ukuran normal dan lebih besar memperlihatkan bahwa ketika raket oversize dipasang tali raket sintetik, menunjukkan bahwa raket oversize mempunyai karakteristik seperti raket konvensional yang dipasang dengan tali raket gut. Sekarang ini telah diproduksi jenis gut yang akan tahan terhadap berbagai macam ukuran tegangan bila dipasang pada raket oversize. Di pasaran terdapat berbagai macam tali raket yang disebut synthetic gut yang diakui memiliki karakteristik yang hampir sama dengan gut. Bisa saja itu benar, tetapi karakteristik bermainnya ditentukan oleh tiap individu pemain tenis. Dalam satu tes laboratorium yang membandingkan raket yang dipasang tali gut dan sintetik, sangat aneh sekali sejumlah pemain tenis tidak dapat membedakan keduanya. 1.5 Ketebalan Tali Raket Diameter tali raket tenis dibuat sesuai dengan the standars U.S wire gauge thickness (tabel 1.1). Ini berarti bahwa ukuran diameter 15 adalah 12 persen lebih tebal dari ukuran diameter 13

14 16, dan diameter 17 adalah 11 persen lebih tipis dari ukuran diameter 16; 15L dan 16L adalah antara 15 dan 16, dan berturut-turut antara 16 dan 17. Jika anda ingin memasang tali raket sendiri, maka anda harus mempunyai alat untuk mengukur ketebalan tali yang baru yang sudah terpasang pada raket. Anda dapat menggunakan mikrometer, yaitu alat yang dapat mengukur diameter tali raket sampai sepersepuluhribu inch. Alat-alat ini dikalibrasi dalam milimeter inch dan sekitar 39,37 mils dalam satu milimeter, jika anda ingin mengkonversi dari satu ukuran menjadi ukuran yang lain. Tabel 1.1. Ketebalan diameter tali Nomor diameter Ketebalan mm inch mil 15 1,45 0, ,1 16 1,29 0, ,8 17 1,15 0, ,3 Ketika anda mengukur sebuah tali raket dengan mikrometer, kemungkinan anda akan menemukan ukuran yang kurang sesuai dengan salah satu nilai yang ada pada tabel 1.1. Anda harus mengharapkan beberapa variasi dari berbagai macam tali raket, dan antara jenis, dan merek tali raket. Jika anda mengukur sebuah tali raket dengan tegangan tertentu (misalnya pada raket), anda akan menemukan bahwa ukurannya akan lebih tipis dari ukuran sebelum dipasang pada raket. Hal ini disebabkan tali raket telah teregang, dan agar teregang maka tali harus menjadi semakin lebih tipis (hukum kekekalan). Jika tali raket diregang sebesar 10 persen, maka ketipisannya berkurang sebesar 5 persen. ( 50-mil, tali diameter 16 yang diregang sehingga memanjang 10 persen, maka ketebalannya akan menjadi 47,5 mil, atau diameter 16L). Prinsip: Jika tali raket meregang dengan persentese tertentu, maka ketebalannya akan menurun kira-kira sebesar setengah dari persentase tersebut. Tetapi bagaimanakah pengaruh ketebalan tali raket terhadap kekuatan yang dihasilkan raket? Ternyata hal itu bukanlah ketebalan tali raket, tetapi daerah anyaman talinya (crosssectional area). Daerah ini menentukan sifat-sifat tali raket seperti kekuatan, elastisitas, dan regangannya. Luas daerah adalah proporsional dengan kuadrat ketebalan (yaitu sama dengan π kali 4 kali ketebalan dikuadratkan), sehingga perubahan tali dari 16 menjadi 15 (peningkatan pada ketebalan 11 persen) akan meningkatkan bagian menyilang (cross section) dengan mengkuadratkan 11 persen, yaitu kira-kira 23 persen. Jika ketebalan tali ditingkatkan sampai persentase tertentu, maka daerah melintang tali akan meningkat hampir dua kali persentase tersebut. Karena peningkatan sebesar 23 persen pada daerah itu, untuk tipe tali raket yang sama, 15 gauge akan menjadi lebih kuat 23 persen, akan teregang sebesar 23 persen (dengan tegangan sama), dan akan menjadi 23 persen kurang elastik dari pada ukuran 16 gauge. Efek terakhir ini, yaitu perubahan dalam elastisitasnya sangat penting. Yaitu elastisitas tali raket yang memberikan kekuatan pada raket. Gut lebig elastik (untuk diameter yang sama) dari pada nilon, itulah mengapa banyak orang yang lebih senang memilih gut. Ketika anda menggunakan tali raket yang lebih kecil diameternya, maka anda juga akan memperoleh elastisitas. Karena tali raket 17 gauge lebih tipis 20 persen dari pada tali 15 14

15 gauge, maka daerah melintang akan 40 persen menjadi lebih kecil. Oleh karenanya, tali raket 17 gauge akan dua kali menjadi lebih elastik dari pada ukuran 15 gauge. Sekalipun demikian, tali raket 17 gauge tidak akan menahan tegangan yang sama, juga tidak akan usang. Ini merupakan persoalan ketahanan tali raket (durability) vs elastisitas (playability). Jika uang bukan tujuan, dan anda sudi membawa sejumlah besar raket ketika anda bermain tenis, maka tali raket 17 gauge paling sesuai bagi anda. 1.6 Frekuensi atau Ping dari Tali Raket Beberapa pemasang tali raket dan pemain tenis mengecek tegangan raket dengan bunyi tali raket ketika dipetik. Cara ini bisa akurat, selama diameter tali, berat tali, dan ukuran daun raket selalu sama. Jika anda hitung vibrasi tali raketnya, maka anda akan menemukan bahwa frekuensi goyangan (oscillation) sebanding dengan akar kuadrat tegangan, sebanding dengan salah satu panjangnya tali raket, sebanding dengan ketebalan tali. Misalnya: Jika ukuran daun raket dan diameter tali ditentukan ukurannya dan anda meningkatkan tegangannya, maka frekuensinya akan meningkat Jika tegangan dan diameter tali tetap konstan, maka semakin besar daun raket (dengan demikian ukuran talinya lebih panjang) semakin rendah frekuensinya Jika tegangan tali dan ukuran daun raket tetap sama, maka semakin tebal tali raket (diameter lebih kecil) semakin rendah frekuensinya. Ini berarti bahwa anda dapat dibohongi dengan frekuensi yang dihasilkan tali raket. Jika anda memiliki dua buah raket, sama kecuali berbeda diameter talinya, dan anda sesuaikan tegangannya untuk memperoleh suara yang sama, maka tali yang lebih tipis akan mempunyai tegangan yang lebih rendah. Jika anda memasang tali pada raket oversize agar menghasilkan suara yang sama dengan raket standar, maka tegangannya akan lebih tinggi dari pada yang anda inginkan. Karena prinsip II menjelaskan bahwa untuk meningkatkan tegangan yang sebanding dengan peningkatan panjang tali untuk memperoleh playability, ketika menggunakan raket yang lebih besar, anda akan mendapatkan frekuensi suara yang lebih rendah, meskipun tegangannya lebih tinggi. 1.7 Tegangan vs Waktu Jika anda memasang tali raket dengan tegangan 60 pound beberapa tahun lalu, anda mungkin menduga bahwa tegangannya sudah berkurang mungkin sampai 55 pound. Sebenarnya, tegangannya bisa saja menjadi semakin berkurang, tergantung pada jenis talinya, diameter, dan frekuensi pemakaiannya. Jika tegangannya berubah menjadi 50 pound, anda tidak perlu memasang tali raket lagi, karena telah mengetahui bahwa semakin rendah tegangan tali raket, semakin besar powernya. Sekalipun demikian, alasan ini kurang tepat, karena mengabaikan fakta lain yang signifikan. Kehilangan tegangan dalam waktu yang lama yang diakibatkan teregangnya tali raket; yaitu sedikit demi sedikit terjadinya pemecahan ikatan-ikatan molekul, khususnya jika jenis talinya sintetik seperti nilon. Terjadi kehilangan sedikit elastisitas materi tali juga. Jika 15

16 materi menjadi semakin kurang elastis, maka tidak akan memberikan enerji pada bola sebanyak ketika tali itu masih dalam kondisi baru. Oleh karenanya, tali yang teregang dan menjadi semakin kendur tidak akan sekenyal tali raket yang dipasang dengan tegangan rendah dan baru. Sangatlah memungkinkan, anda akan memiliki sedikit power dengan tali yang sudah lama dengan tegangan rendah. Lagi pula, tali raket yang lama dengan tegangan rendah akan mengakibatkan hilangnya kontrol terhadap bola bila dibandingkan dengan tali yang baru dengan tegangan rendah, karena kehilangan elastisitasnya. Jika anda menggantungkan beban seberat 60 pound pada seutas tali raket dan mengukur panjangnya tali tersebut, maka akan anda temukan bahwa panjangnya tali akan meningkat sedikit selama jam pertama, tidak begitu banyak selama jam kedua, dsb sampai seratus jam teregang akan nampak hampir berhenti. Pengukuran regangan dari beberapa jenis tali raket dapat diamati pada gambar 1.4. Ketika tali dipasang pada raket, dimana panjangnya tetap konstan tetapi tidak seperti tegangannya, maka seutas tali tidak berapa lama akan mendekati tegangan yang seimbang dari pada seperti pada percobaan tadi. Kondisi ini disebabkan karena tegangannya tidak konstan tetapi agaknya menurun karena tali teregang. Akibatnya, kebanyakan relaksasi yang disebabkan regangan mungkin terjadi sebelum raket itu digunakan atau selama beberapa hari. Kehilangan tegangan tambahan akan terjadi beberapa jam pertama selama raket itu digunakan. Regangan tambahan pada raket selama bulan berikutnya akan lebih sedikit dari pada pemanjangan tali dengan tegangan konstan. Sekalipun demikian, jika anda ukur tegangan raket setiap satu atau dua bulan, maka anda akan mengamati beberapa perubahan. Pengukuran deformasi bidang tali akan dilakukan beberapa kali selama beberapa minggu; hasilnya dapat dilihat pada gambar 1.5 Gambar 1.4.Pemanjangan tali raket vs waktu. Beban digantungkan pada seutas tali raket dari berbagai jenis selama beberapa jam dan persentase pemanjangan dicatat 1.8 Kepadatan (densitas) pola tali raket Jika jarak antar tali raket sebesar setengah inch, maka karakteristik raket bila dimainkan akan berbeda dengan raket yang mempunyai jarak sebesar ¾ inch, bahkan jika tegangan, ukuran raket, dan diameternya sama. Pola yang lebih padat (lebih banyak tali untuk tiap inch) akan 16

17 terasa lebih kaku, atau seolah-olah tegangannya lebih tinggi. Jika sebuah raket mempunyai dua kali tali raket untuk tiap inchnya, maka raket tersebut harus dipasang tali dengan besar tegangan setengahnya untuk menghasilkan deformasi bidangnya yang sama dan konsekuensinya perasaan yang sama. Kemungkinan bisa saja untuk menggunakan tali raket yang lebih kecil yang lebih elastis dan oleh karenanya lebih besar powernya. Jika jarak antar talinya lebih jarang lagi, maka deformasinya akan lebih besar dan raket akan terasa seolaholah tegangannya lebih rendah. Sebuah raket yang mempunyai kepadatan setengahnya harus dipasang tali dengan tegangan yang besarnya dua kali lipat, tetapi untuk mengatasi tegangan yang lebih tinggi ini, maka tali raket yang lebih tebal, dan kurang elastik harus digunakan. Memukul bola dengan kondisi ini dapat menimbulkan perasaan yang lebih kaku dari tali raketnya. Gambar 1.5. Deformasi bidang tali raket vs waktu. Deformasi bidang tali dari raket yang baru dipasang diukur tiga kali untuk memperlihatkan bagaimana relaksasi (elongasi) tali yang diperlihatkan pada gambar 1.4 mempengaruhi tegangan ketika tali itu digunakan pada raket. Peningkatan dalam deformasi (dengan kekuatan yang sama) berarti bahwa tali raket itu tegangannya lebih rendah. Pabrik raket menggunakan efek kepadatan tali raket ini ketika mendisain pola tali pada sebuah raket. Daun raket yang dipasang talinya dengan pola yang sama, maka tempat yang paling lembut (softest) pada tali berada di tengah-tengahnya bidangnya; semakin bergeser mendekati rangkanya, maka akan terasa semakin lebih kaku. Dengan meningkatkan ukuran jarak antar tali mendekati rangkanya, maka para pembuat raket mencoba untuk melembutkannya apabila jarak talinya semakin jauh dari tengah-tengah bidang daun raket. Akibatnya, banyak jenis-jenis raket yang mempunyai pola yang lebih padat pada tengah daun raketnya dan agaknya pola yang lebih jarang mendekati rangka, dibuat dengan tujuan untuk meningkatkan power pada daerah ujung daun raket. Hasil yang sama dapat dilakukan dengan memasang tali raket yang lebih pendek dengan tegangan lebih rendah dari pada tali yang lebih panjang. Cara ini lebih sulit dilakukan oleh pemasang tali, karena memerlukan pengunci tali pada tiap lubang rangkanya dan berarti bahwa dua tali raket tidak dapat ditempatkan pada lubang yang sama. 17

18 1.9 Kesimpulan Peningkatan pada tegangan akan menurunkan power, meningkatkan kontrol, menurunkan dwell time, dan meningkatkan tekanan (shock) pada tangan. Sebaliknya, menurunkan tegangan akan meningkatkan power, menurunkan kontrol, meningkatkan dwell time, dan menurunkan tekanan pada tangan. Karena anda mengubah ukuran raket, maka anda harus meningkatkan atau menurunkan tegangan yang sebanding dengan panjangnya tali raket. Semakin elastik tali raket, maka semakin besar memberikan keuntungan. Gut lebih elastik dari pada sintetik, dan tali raket yang lebih kecil diameternya lebih elastis dari pada tali yang lebih tebal. Jarak antar tali (spacing) yang semakin besar akan menghasilkan karakteristik yang sama dengan tali yang bertegangan rendah. Sebaliknya, semakin kecil jarak antar tali akan menghasilkan karakteristik yang sama dengan tali yang bertegangan tinggi. Kebanyakan tali raket kehilangan tegangan karena waktu, dan penurunan tegangan ini dapat disertai dengan penurunan pada elstisitasnya. 18

BAB 2 Sweet Spot Raket Tenis

BAB 2 Sweet Spot Raket Tenis BAB 2 Sweet Spot Raket Tenis Ketika anda memukul bola dan kontak bola dengan raket benar-benar terasa lembut, anda menduga bahwa perkenaan bola tepat pada apa yang disebut sweet spot. Tetapi dapatkah kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah merupakan salah satu cabang olahraga yang cukup di gemari di Indonesia hampir semua kalangan orang menggemari olahraga ini, prestasinya pun dari tahun 1980an

Lebih terperinci

BAB 3 Ukuran, Bentuk, dan Berat Raket

BAB 3 Ukuran, Bentuk, dan Berat Raket BAB 3 Ukuran, Bentuk, dan Berat Raket Raket mempunyai karakteristik yang ditentukan oleh ukuran, bentuk, dan beratnya; berdasarkan ketiga komponen ini, maka pabrik raket membuat raket dengan karakteristik

Lebih terperinci

BAT KAYU VS BAT ALUMINIUM

BAT KAYU VS BAT ALUMINIUM MODUL 7 BAT KAYU VS BAT ALUMINIUM Pendahuluan Dalam permainan baseball atau softball keterampilan dasar memukul (batting) sangat penting untuk dikuasai oleh pemain. Hal ini disebabkan karena permainan

Lebih terperinci

KONTRIBUSI TEKNOLOGI PADA RAKET BADMINTON

KONTRIBUSI TEKNOLOGI PADA RAKET BADMINTON MODUL 9 KONTRIBUSI TEKNOLOGI PADA RAKET BADMINTON Pendahuluan Para Pemain badminton merasa yakin bahwa teknologi dari raket telah memberikan kontribusi terhadap peningkatan power dan speed, dan mengubah

Lebih terperinci

Uji Kompetensi Semester 1

Uji Kompetensi Semester 1 A. Pilihlah jawaban yang paling tepat! Uji Kompetensi Semester 1 1. Sebuah benda bergerak lurus sepanjang sumbu x dengan persamaan posisi r = (2t 2 + 6t + 8)i m. Kecepatan benda tersebut adalah. a. (-4t

Lebih terperinci

TENIS MODUL 3. Pendahuluan

TENIS MODUL 3. Pendahuluan MODUL 3 TENIS Pendahuluan Dalam permainan tenis pada saat sekarang ini, teknik dianggap sebagai fungsi dari prinsip-prinsip biomekanika dan sebagai alat untuk menggunakan taktik secara lebih efisien. Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penggemarnya. Cabang olahraga ini banyak dilakukan oleh anak-anak, remaja, orang

BAB I PENDAHULUAN. penggemarnya. Cabang olahraga ini banyak dilakukan oleh anak-anak, remaja, orang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga tenis meja merupakan salah satu cabang olahraga yang banyak penggemarnya. Cabang olahraga ini banyak dilakukan oleh anak-anak, remaja, orang dewasa

Lebih terperinci

PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap II Semifinal Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA

PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap II Semifinal Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap II Semifinal Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA 1. Soal Olimpiade Sains bidang studi Fisika Tingkat SMA yaitu dalam bentuk Essay panjang. 2. Soal essay panjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk membina kesehatan yang bersifat aktif. Olahraga merupakan bentuk-bentuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk membina kesehatan yang bersifat aktif. Olahraga merupakan bentuk-bentuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga sebagai kegiatan fisik atau jasmani memiliki peranan yang sangat penting untuk meningkatkan kebugaran jasmani seseorang. Olahraga juga berperan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang menggeluti olahraga tenis lapangan atau menjadi sumber mata

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang menggeluti olahraga tenis lapangan atau menjadi sumber mata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga tennis lapangan merupakan salah satu olahraga permainan yang sudah berkembang luas di masyarakat. Olahraga Tenis lapangan dilakukan dengan memainkan

Lebih terperinci

dengan g adalah percepatan gravitasi bumi, yang nilainya pada permukaan bumi sekitar 9, 8 m/s².

dengan g adalah percepatan gravitasi bumi, yang nilainya pada permukaan bumi sekitar 9, 8 m/s². Hukum newton hanya memberikan perumusan tentang bagaimana gaya mempengaruhi keadaan gerak suatu benda, yaitu melalui perubahan momentumnya. Sedangkan bagaimana perumusan gaya dinyatakan dalam variabelvariabel

Lebih terperinci

Dinamika. DlNAMIKA adalah ilmu gerak yang membicarakan gaya-gaya yang berhubungan dengan gerak-gerak yang diakibatkannya.

Dinamika. DlNAMIKA adalah ilmu gerak yang membicarakan gaya-gaya yang berhubungan dengan gerak-gerak yang diakibatkannya. Dinamika Page 1/11 Gaya Termasuk Vektor DlNAMIKA adalah ilmu gerak yang membicarakan gaya-gaya yang berhubungan dengan gerak-gerak yang diakibatkannya. GAYA TERMASUK VEKTOR, penjumlahan gaya = penjumlahan

Lebih terperinci

K13 Revisi Antiremed Kelas 10 Fisika

K13 Revisi Antiremed Kelas 10 Fisika K13 Revisi Antiremed Kelas 10 Fisika Persiapan Penilaian Akhir Semester (PAS) Genap Halaman 1 01. Dalam getaran harmonik, percepatan getaran... (A) selalu sebanding dengan simpangannya (B) tidak bergantung

Lebih terperinci

MEKANIKA GERAK. Oleh: AGUS MAHENDRA FPOK UPI

MEKANIKA GERAK. Oleh: AGUS MAHENDRA FPOK UPI MEKANIKA GERAK Oleh: AGUS MAHENDRA FPOK UPI Pengertian Mekanika Gerak Mekanika gerak sesungguhnya merupakan sebuah studi terhadap pengaruh-pengaruh yang ditimbulkan oleh daya (seperti daya tarik bumi,

Lebih terperinci

SOAL REMEDIAL KELAS XI IPA. Dikumpul paling lambat Kamis, 20 Desember 2012

SOAL REMEDIAL KELAS XI IPA. Dikumpul paling lambat Kamis, 20 Desember 2012 NAMA : KELAS : SOAL REMEDIAL KELAS XI IPA Dikumpul paling lambat Kamis, 20 Desember 2012 1. Sebuah partikel mula-mula dmemiliki posisi Kemudian, partikel berpindah menempati posisi partikel tersebut adalah...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya yang bermain bulutangkis baik di ruangan tertutup (indoor)

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya yang bermain bulutangkis baik di ruangan tertutup (indoor) 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bulutangkis merupakan cabang olahraga permainan yang digemari oleh masyarakat Indonesia, baik laki-laki maupun perempuan, mulai dari anak-anak hingga dewasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia dewasa ini. Dalam era modernisasi tenis lapangan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia dewasa ini. Dalam era modernisasi tenis lapangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tenis lapangan merupakan olahraga yang diminati sebagian besar masyarakat Indonesia dewasa ini. Dalam era modernisasi tenis lapangan sekarang ini dipergunakan

Lebih terperinci

MODUL 8 BADMINTON Pendahuluan

MODUL 8 BADMINTON Pendahuluan MODUL 8 BADMINTON Pendahuluan Badminton merupakan sebuah permainan yang menuntut pemain untuk memiliki ketepatan timing yang tinggi, hal ini disebabkan karena keunikan dari dari melayangnya shuttlecock

Lebih terperinci

Bab III Elastisitas. Sumber : Fisika SMA/MA XI

Bab III Elastisitas. Sumber :  Fisika SMA/MA XI Bab III Elastisitas Sumber : www.lib.ui.ac Baja yang digunakan dalam jembatan mempunyai elastisitas agar tidak patah apabila dilewati kendaraan. Agar tidak melebihi kemampuan elastisitas, harus ada pembatasan

Lebih terperinci

Jika sebuah sistem berosilasi dengan simpangan maksimum (amplitudo) A, memiliki total energi sistem yang tetap yaitu

Jika sebuah sistem berosilasi dengan simpangan maksimum (amplitudo) A, memiliki total energi sistem yang tetap yaitu A. TEORI SINGKAT A.1. TEORI SINGKAT OSILASI Osilasi adalah gerakan bolak balik di sekitar suatu titik kesetimbangan. Ada osilasi yang memenuhi hubungan sederhana dan dinamakan gerak harmonik sederhana.

Lebih terperinci

MOMENTUM, IMPULS, DAN TUMBUKAN

MOMENTUM, IMPULS, DAN TUMBUKAN MOMENTUM, IMPULS, DAN TUMBUKAN Mata Kuliah Dosen Pengampu : FISIKA TEKNIK : Ari Dwi Nur Indriawan M.Pd. Di Susun Oleh : Nama : Edi Susanto NIM : 5202415018 Rombel : 01 PRODI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF

Lebih terperinci

LATIHAN SOAL MENJELANG UJIAN TENGAH SEMESTER STAF PENGAJAR FISIKA TPB

LATIHAN SOAL MENJELANG UJIAN TENGAH SEMESTER STAF PENGAJAR FISIKA TPB LATIHAN SOAL MENJELANG UJIAN TENGAH SEMESTER STAF PENGAJAR FISIKA TPB Soal No. 1 Seorang berjalan santai dengan kelajuan 2,5 km/jam, berapakah waktu yang dibutuhkan agar ia sampai ke suatu tempat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakikatnya maksud permainan tenis adalah untuk berolahraga. Tapi

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakikatnya maksud permainan tenis adalah untuk berolahraga. Tapi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya maksud permainan tenis adalah untuk berolahraga. Tapi disamping itu masih ada bermacam-macam tujuan lain. Ada orang yang bermain tenis hanya

Lebih terperinci

BULU TANGKIS Guru Pendamping : Bapak Hendra

BULU TANGKIS Guru Pendamping : Bapak Hendra KLIPING BULU TANGKIS Guru Pendamping : Bapak Hendra Disusun Oleh : Nama : Zurpa Kelas : X MIPA 5 SMA N 2 BATANG HARI BULU TANGKIS Bulu tangkis atau badminton adalah suatu olahraga raket yang dimainkan

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 2 : Hal , Desember 2015 IDENTIFIKASI KETERAMPILAN PUKULAN OLAHRAGA WOODBALL. Putu Citra Permana Dewi

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 2 : Hal , Desember 2015 IDENTIFIKASI KETERAMPILAN PUKULAN OLAHRAGA WOODBALL. Putu Citra Permana Dewi IDENTIFIKASI KETERAMPILAN PUKULAN OLAHRAGA WOODBALL Putu Citra Permana Dewi Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan IKIP PGRI Bali Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi PENDAHULUAN

Lebih terperinci

Pilihan ganda soal dan impuls dan momentum 15 butir. 5 uraian soal dan impuls dan momentum

Pilihan ganda soal dan impuls dan momentum 15 butir. 5 uraian soal dan impuls dan momentum Pilihan ganda soal dan impuls dan momentum 15 butir. 5 uraian soal dan impuls dan momentum A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat! 1. Sebuah mobil bermassa 2.000 kg sedang bergerak dengan kecepatan

Lebih terperinci

DINAMIKA PARTIKEL KEGIATAN BELAJAR 1. Hukum I Newton. A. Gaya Mempengaruhi Gerak Benda

DINAMIKA PARTIKEL KEGIATAN BELAJAR 1. Hukum I Newton. A. Gaya Mempengaruhi Gerak Benda KEGIATAN BELAJAR 1 Hukum I Newton A. Gaya Mempengaruhi Gerak Benda DINAMIKA PARTIKEL Mungkin Anda pernah mendorong mobil mainan yang diam, jika dorongan Anda lemah mungkin mobil mainan belum bergerak,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 1 BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Ketepatan Service 2.1.1 Pengertian Servis adalah pukulan pembuka suatu poin yang dilakukan pemain di sisi deuce court dan penerima adalah pemain yang

Lebih terperinci

ULANGAN UMUM SEMESTER 1

ULANGAN UMUM SEMESTER 1 ULANGAN UMUM SEMESTER A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d atau e di depan jawaban yang benar!. Kesalahan instrumen yang disebabkan oleh gerak brown digolongkan sebagai... a. kesalahan relatif

Lebih terperinci

TES STANDARISASI MUTU KELAS XI

TES STANDARISASI MUTU KELAS XI TES STANDARISASI MUTU KELAS XI. Sebuah partikel bergerak lurus dari keadaan diam dengan persamaan x = t t + ; x dalam meter dan t dalam sekon. Kecepatan partikel pada t = 5 sekon adalah ms -. A. 6 B. 55

Lebih terperinci

BAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS

BAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS BAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS A. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Menerapkan Hukum I Newton untuk menganalisis gaya-gaya pada benda 2. Menerapkan Hukum II Newton untuk menganalisis gerak objek 3. Menentukan pasangan

Lebih terperinci

Uraian Materi. W = F d. A. Pengertian Usaha

Uraian Materi. W = F d. A. Pengertian Usaha Salah satu tempat seluncuran air yang popular adalah di taman hiburan Canada. Anda dapat merasakan meluncur dari ketinggian tertentu dan turun dengan kecepatan tertentu. Energy potensial dikonversikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tenis lapangan jarang digemari oleh masyarakat di pelosok-pelosok daerah.

BAB I PENDAHULUAN. tenis lapangan jarang digemari oleh masyarakat di pelosok-pelosok daerah. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tenis lapangan adalah permainan yang menggunakan raket dan bola dan dimainkan dalam sebuah lapangan yang dibagi menjadi dua oleh sebuah jaring. Permainan tenis

Lebih terperinci

BAB 5 MOMENTUM DAN IMPULS

BAB 5 MOMENTUM DAN IMPULS 131 5 MOMENTUM DN IMPULS Sumber: Serway dan Jewett, Physics for Scientists and Engineers, 6 th edition, 2004 Gambar di atas adalah salah satu contoh peristiwa dari konsep momentum dan impuls. Masih banyak

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Hak Cipta Dilindungi Undang-undang NASKAH SOAL OLIMPIADE SAINS NASIONAL 014 CALON PESERTA INTERNATIONAL PHYSICS OLYMPIAD (IPhO) 015 FISIKA Teori Waktu: 5 jam KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT

Lebih terperinci

Benda B menumbuk benda A yang sedang diam seperti gambar. Jika setelah tumbukan A dan B menyatu, maka kecepatan benda A dan B

Benda B menumbuk benda A yang sedang diam seperti gambar. Jika setelah tumbukan A dan B menyatu, maka kecepatan benda A dan B 1. Gaya Gravitasi antara dua benda bermassa 4 kg dan 10 kg yang terpisah sejauh 4 meter A. 2,072 x N B. 1,668 x N C. 1,675 x N D. 1,679 x N E. 2,072 x N 2. Kuat medan gravitasi pada permukaan bumi setara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Umum Struktur kayu merupakan suatu struktur yang susunan elemennya adalah kayu. Dalam merancang struktur kolom kayu, hal pertama yang harus dilakukan adalah menetapkan besarnya

Lebih terperinci

Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA

Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA Dalam gerak translasi gaya dikaitkan dengan percepatan linier benda, dalam gerak rotasi besaran yang dikaitkan dengan percepatan

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN FISIKA BAB IV MODULUS YOUNG Prof. Dr. Susilo, M.S KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB 5: DINAMIKA: HUKUM-HUKUM DASAR

BAB 5: DINAMIKA: HUKUM-HUKUM DASAR BAB 5: DINAMIKA: HUKUM-HUKUM DASAR Dinamika mempelajari pengaruh lingkungan terhadap keadaan gerak suatu sistem. Pada dasarya persoalan dinamika dapat dirumuskan sebagai berikut: Bila sebuah sistem dengan

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 17 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Studi Literatur Penelitian ini mengambil sumber dari jurnal-jurnal pendukung kebutuhan penelitian. Jurnal yang digunakan berkaitan dengan pengaruh gerusan lokal terhdadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Cabang olahraga permainan yang diajarkan dalam pendidikan jasmani dan olahraga yang ada dilembaga pendidikan sekolah pada dasarnya membutuhkan perhatian khusus

Lebih terperinci

Oleh Andi Suntoda S.

Oleh Andi Suntoda S. PERATURAN PERMAINAN TENNIS (Terjemahan dari Rules of Tennis) Oleh Andi Suntoda S. Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Bandung, September 2006 PERMAINAN TUNGGAL 1.

Lebih terperinci

BAB 3 DINAMIKA. Tujuan Pembelajaran. Bab 3 Dinamika

BAB 3 DINAMIKA. Tujuan Pembelajaran. Bab 3 Dinamika 25 BAB 3 DINAMIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menerapkan Hukum I Newton untuk menganalisis gaya pada benda diam 2. Menerapkan Hukum II Newton untuk menganalisis gaya dan percepatan benda 3. Menentukan pasangan

Lebih terperinci

Kumpulan soal Pilihan Ganda Fisika Created by : Krizia, Ruri, Agatha IMPULS DAN MOMENTUM

Kumpulan soal Pilihan Ganda Fisika Created by : Krizia, Ruri, Agatha IMPULS DAN MOMENTUM IMPULS DAN MOMENTUM Petunjuk : Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!. Dua buah bola bermassa identik. Keduanya bergerak lurus dan saling mendekati. Bola A dengan kecepatan 3 m/s bergerak ke kanan. Bola

Lebih terperinci

USAHA, ENERGI DAN MOMENTUM. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT.

USAHA, ENERGI DAN MOMENTUM. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT. USAHA, ENERGI DAN MOMENTUM Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT. Impuls dan momentum HUKUM KEKEKALAN MOMENTUM LINIER : Perubahan momentum yang disebabkan

Lebih terperinci

Kejar Grand Slam dengan Fisika

Kejar Grand Slam dengan Fisika Kejar Grand Slam dengan Fisika Seusai saya memberikan kuliah fisika tenis di Tokyo Denki University Jepang, Prof. Nakamura dekan fakultas informatika TDU menyalami saya dan mengatakan, anda pasti seorang

Lebih terperinci

MATERI/MODUL MATA PRAKTIKUM

MATERI/MODUL MATA PRAKTIKUM PENGUJIAN BETON 4.1. Umum Beton adalah material struktur bangunan yang mempunyai kelebihan kuat menahan gaya desak, tetapi mempunyai kelebahan, yaitu kuat tariknya rendah hanya 9 15% dari kuat desaknya.

Lebih terperinci

FISIKA IPA SMA/MA 1 D Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah.

FISIKA IPA SMA/MA 1 D Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah. 1 D49 1. Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah. Hasil pengukuran adalah. A. 4,18 cm B. 4,13 cm C. 3,88 cm D. 3,81 cm E. 3,78 cm 2. Ayu melakukan

Lebih terperinci

MEKANIKA UNIT. Pengukuran, Besaran & Vektor. Kumpulan Soal Latihan UN

MEKANIKA UNIT. Pengukuran, Besaran & Vektor. Kumpulan Soal Latihan UN Kumpulan Soal Latihan UN UNIT MEKANIKA Pengukuran, Besaran & Vektor 1. Besaran yang dimensinya ML -1 T -2 adalah... A. Gaya B. Tekanan C. Energi D. Momentum E. Percepatan 2. Besar tetapan Planck adalah

Lebih terperinci

BAB 4 USAHA DAN ENERGI

BAB 4 USAHA DAN ENERGI 113 BAB 4 USAHA DAN ENERGI Sumber: Serway dan Jewett, Physics for Scientists and Engineers, 6 th edition, 2004 Energi merupakan konsep yang sangat penting, dan pemahaman terhadap energi merupakan salah

Lebih terperinci

4. Sebuah mobil bergerak dengan kecepatan konstan 72 km/jam. Jarak yang ditempuh selama selang waktu 20 sekon adalah...

4. Sebuah mobil bergerak dengan kecepatan konstan 72 km/jam. Jarak yang ditempuh selama selang waktu 20 sekon adalah... Kelas X 1. Tiga buah vektor yakni V1, V2, dan V3 seperti gambar di samping ini. Jika dua kotak mewakili satu satuan vektor, maka resultan dari tiga vektor di atas adalah. 2. Dua buah vektor A dan, B masing-masing

Lebih terperinci

DASAR PENGUKURAN MEKANIKA

DASAR PENGUKURAN MEKANIKA DASAR PENGUKURAN MEKANIKA 1. Jelaskan pengertian beberapa istilah alat ukur berikut dan berikan contoh! a. Kemampuan bacaan b. Cacah terkecil 2. Jelaskan tentang proses kalibrasi alat ukur! 3. Tunjukkan

Lebih terperinci

Wardaya College. Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer. Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018. Departemen Fisika - Wardaya College

Wardaya College. Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer. Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018. Departemen Fisika - Wardaya College Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018-1. Hambatan listrik adalah salah satu jenis besaran turunan yang memiliki satuan Ohm. Satuan hambatan jika

Lebih terperinci

METODE PENGUJIAN KEPADATAN BERAT ISI TANAH DI LAPANGAN DENGAN BALON KARET

METODE PENGUJIAN KEPADATAN BERAT ISI TANAH DI LAPANGAN DENGAN BALON KARET METODE PENGUJIAN KEPADATAN BERAT ISI TANAH DI LAPANGAN DENGAN BALON KARET SNI 19-6413-2000 1. Ruang Lingkup 1.1 Metode ini mencakup penentuan kepadatan dan berat isi tanah hasil pemadatan di lapangan atau

Lebih terperinci

Pelatihan Ulangan Semester Gasal

Pelatihan Ulangan Semester Gasal Pelatihan Ulangan Semester Gasal A. Pilihlah jawaban yang benar dengan menuliskan huruf a, b, c, d, atau e di dalam buku tugas Anda!. Perhatikan gambar di samping! Jarak yang ditempuh benda setelah bergerak

Lebih terperinci

ANALISIS MEKANIKA CABANG OLAHRAGA

ANALISIS MEKANIKA CABANG OLAHRAGA ANALISIS MEKANIKA CABANG OLAHRAGA Tantangan Pelatih : Mengamati penampilan atlet Memutuskan aspek keterampilan yang perlu dikoreksi Tak ada perencanaan yg baik, dihadapkan pada: Kompleksitas Kecepatan

Lebih terperinci

LATIHAN PERNAFASAN. Pengantar

LATIHAN PERNAFASAN. Pengantar LATIHAN PERNAFASAN Pengantar 1. Teknik pernafasan: kembangkan perut pada saat menarik nafas dalam, dan kempiskan perut pada saat membuang nafas. 2. Sebaiknya bernafas melalui hidung. 3. Biarkan dada mengikuti

Lebih terperinci

2015 PENGARUH PENGGUNAAN RAKET HEAD-HEAVY DAN HEAD-LIGHT TERHADAP HASIL FOREHAND GROUNDSTROKE PADA CABANG OLAHRAGA TENIS LAPANGAN

2015 PENGARUH PENGGUNAAN RAKET HEAD-HEAVY DAN HEAD-LIGHT TERHADAP HASIL FOREHAND GROUNDSTROKE PADA CABANG OLAHRAGA TENIS LAPANGAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Olahraga Prestasi adalah kegiatan olahraga yang dilakukan dan dikelola secara profesional dengan tujuan untuk memperoleh prestasi optimal pada cabang-cabang

Lebih terperinci

2015 PERBANDINGAN FOREHAND DRIVE ANTARA SKILLED DAN UNSKILLED DALAM CABANG OLAHRAGA TENIS LAPANGAN

2015 PERBANDINGAN FOREHAND DRIVE ANTARA SKILLED DAN UNSKILLED DALAM CABANG OLAHRAGA TENIS LAPANGAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Olahraga sebagai aktivitas yang banyak dilakukan oleh masyarakat keberadaannya sekarang ini tidak lagi dipandang sebelah mata tetapi sudah menjadi bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hobby dan kesenangan sehingga bisa menghilangkan stress.

BAB I PENDAHULUAN. hobby dan kesenangan sehingga bisa menghilangkan stress. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sekarang ini manusia tidak dapat dipisahkan lagi dari yang namanya olahraga. Baik itu sebagai sarana untuk menjaga kondisi tubuh agar tetap sehat

Lebih terperinci

UJI KUAT GESER LANGSUNG TANAH

UJI KUAT GESER LANGSUNG TANAH PRAKTIKUM 02 : Cara uji kuat geser langsung tanah terkonsolidasi dan terdrainase SNI 2813:2008 2.1 TUJUAN PRAKTIKUM Pengujian ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan dalam pengujian laboratorium geser

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. 2.1 Kajian Teori Hakikat Servis Panjang Servis merupakan pukulan dengan raket yang menerbangkan shuttlecock

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. 2.1 Kajian Teori Hakikat Servis Panjang Servis merupakan pukulan dengan raket yang menerbangkan shuttlecock 1 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Servis Panjang Servis merupakan pukulan dengan raket yang menerbangkan shuttlecock kebidang lapangan lain secara diagonal. Servis bertujuan

Lebih terperinci

BAB USAHA DAN ENERGI I. SOAL PILIHAN GANDA

BAB USAHA DAN ENERGI I. SOAL PILIHAN GANDA 1 BAB USAHA DAN ENERGI I. SOAL PILIHAN GANDA 01. Usaha yang dilakukan oleh suatu gaya terhadap benda sama dengan nol apabila arah gaya dengan perpindahan benda membentuk sudut sebesar. A. 0 B. 5 C. 60

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 12 Fisika

Antiremed Kelas 12 Fisika Antiremed Kelas 12 Fisika Persiapan UAS 1 Doc. Name: AR12FIS01UAS Version: 2016-09 halaman 1 01. Sebuah bola lampu yang berdaya 120 watt meradiasikan gelombang elektromagnetik ke segala arah dengan sama

Lebih terperinci

GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI

GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI Getaran, Gelombang dan Bunyi Getaran 01. EBTANAS-06-24 Pada getaran selaras... A. pada titik terjauh percepatannya maksimum dan kecepatan minimum B. pada titik setimbang kecepatan

Lebih terperinci

Baseball Batting. Mekanika. Teknik

Baseball Batting. Mekanika. Teknik Baseball Batting Teknik 1. Dlm baseball, pemukul (batter) menghadap ke arah datangnya bola yg melayang berputar (spinning) dengan kecepatan (velocity) dan arah (direction) yg bervariasi. Bat baseball bentuknya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain Penelitian merupakan rancangan tentang cara menyimpulkan dan menganalisis data agar dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan penelitian. Penelitian

Lebih terperinci

Soal SBMPTN Fisika - Kode Soal 121

Soal SBMPTN Fisika - Kode Soal 121 SBMPTN 017 Fisika Soal SBMPTN 017 - Fisika - Kode Soal 11 Halaman 1 01. 5 Ketinggian (m) 0 15 10 5 0 0 1 3 5 6 Waktu (s) Sebuah batu dilempar ke atas dengan kecepatan awal tertentu. Posisi batu setiap

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 17 BAB IV METODE PENELITIAN A. Studi Literatur Penelitian ini mengambil sumber dari jurnal jurnal dan segala referensi yang mendukung guna kebutuhan penelitian. Sumber yang diambil adalah sumber yang berkaitan

Lebih terperinci

Fisika Umum (MA-301) Getaran dan Gelombang Bunyi

Fisika Umum (MA-301) Getaran dan Gelombang Bunyi Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini: Getaran dan Gelombang Bunyi Getaran dan Gelombang Hukum Hooke F s = - k x F s adalah gaya pegas k adalah konstanta pegas Konstanta pegas adalah ukuran kekakuan dari

Lebih terperinci

PERBEDAAN PUKULAN TOP SPIN DAN FLAT TERHADAP AKURASI BACKHAND GROUNDSTROKE TENIS LAPANGAN JAWA TENGAH

PERBEDAAN PUKULAN TOP SPIN DAN FLAT TERHADAP AKURASI BACKHAND GROUNDSTROKE TENIS LAPANGAN JAWA TENGAH ABSTRAK UNTUNG NUGROHO: Perbedaan Pukulan top spin dan flat terhadap akurasi backhand groundstroke Tenis lapangan Jawa Tengah. Surakarta: Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Universitas Tunas Pembangunan

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 10 Fisika

Antiremed Kelas 10 Fisika Antiremed Kelas Fisika Persiapan UAS Fisika Doc. Name:ARFISUAS Doc. Version: 26-7 halaman. Perhatikan tabel berikut! No Besaran Satuan Dimensi Gaya Newton [M][L][T] 2 2 Usaha Joule [M][L] [T] 3 Momentum

Lebih terperinci

1 Asimetri Kemampuan usia 4 bulan. selalu meletakkan pipi ke alas secara. kedua lengan dan kepala tegak, dan dapat

1 Asimetri Kemampuan usia 4 bulan. selalu meletakkan pipi ke alas secara. kedua lengan dan kepala tegak, dan dapat Perkembangan gerakan kasar Bulan Pencapaian Titik Pencapaian 1 Asimetri Kemampuan usia 4 bulan 2 Setengah miring jika dalam posisi tengkurap, selalu meletakkan pipi ke alas secara bergantian disebut titik

Lebih terperinci

Permainan Bola Voli. 1. Sejarah Permainan Bola Voli. 2. Pengertian Bola Voli. 3. Lapangan Bola Voli

Permainan Bola Voli. 1. Sejarah Permainan Bola Voli. 2. Pengertian Bola Voli. 3. Lapangan Bola Voli B Permainan Bola Voli Apakah kamu menyukai permainan bola voli? Sebenarnya permainan bola voli telah memasyarakat. Apakah kamu telah dapat melakukan gerak dasar permainan bola voli dengan benar? Ayo kita

Lebih terperinci

MOMENTUM DAN IMPULS 1 MOMENTUM DAN IMPULS

MOMENTUM DAN IMPULS 1 MOMENTUM DAN IMPULS MOMENTUM DN IMPULS 1 MOMENTUM DN IMPULS PENGERTIN MOMENTUM DN IMPULS. Setiap benda yang bergerak mempunyai momentum. Momentum juga dinamakan jumlah gerak yang besarnya berbanding lurus dengan massa dan

Lebih terperinci

SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2015 TINGKAT PROVINSI

SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2015 TINGKAT PROVINSI HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2015 TINGKAT PROVINSI BIDANG FISIKA Waktu : 210 menit KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

Permainan tenis meja masuk di Tanah Air kurang lebih pada tahun Olahraga ini dibawah oleh

Permainan tenis meja masuk di Tanah Air kurang lebih pada tahun Olahraga ini dibawah oleh PERMAINAN TENIS MEJA Perkembangan Permainan Tenis Meja di Indonesia Permainan tenis meja masuk di Tanah Air kurang lebih pada tahun 1930. Olahraga ini dibawah oleh para Penguasa atau pedagang yang datang

Lebih terperinci

GOLF MODUL 5: Pendahuluan

GOLF MODUL 5: Pendahuluan MODUL 5: GOLF Pendahuluan Tujuan dari permainan golf adalah memindahkan bola dari satu tempat (posisi) ke tempat lainnya dengan jumlah pukulan yang sedikit mungkin. Posisi awal bola berada di tee, dan

Lebih terperinci

PREDIKSI UAS 1 FISIKA KELAS X TAHUN 2013/ Besaran-besaran berikut yang merupakan besaran pokok adalah a. Panjang, lebar,luas,volume

PREDIKSI UAS 1 FISIKA KELAS X TAHUN 2013/ Besaran-besaran berikut yang merupakan besaran pokok adalah a. Panjang, lebar,luas,volume PREDIKSI UAS 1 FISIKA KELAS X TAHUN 2013/2014 A. PILIHAN GANDA 1. Besaran-besaran berikut yang merupakan besaran pokok adalah a. Panjang, lebar,luas,volume d. Panjang, lebar, tinggi, tebal b. Kecepatan,waktu,jarak,energi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN A.Kajian Teoretis 1. Hakikat Permaianan Tenis Meja Tenis meja merupakan olahraga yang dimainkan didalam gedung oleh dua atau empat pemain. Permainan tenis

Lebih terperinci

Pembebanan Batang Secara Aksial. Bahan Ajar Mekanika Bahan Mulyati, MT

Pembebanan Batang Secara Aksial. Bahan Ajar Mekanika Bahan Mulyati, MT Pembebanan Batang Secara Aksial Suatu batang dengan luas penampang konstan, dibebani melalui kedua ujungnya dengan sepasang gaya linier i dengan arah saling berlawanan yang berimpit i pada sumbu longitudinal

Lebih terperinci

sampai ke tanah dasar, sehingga beban pada tanah dasar tidak melebihi daya

sampai ke tanah dasar, sehingga beban pada tanah dasar tidak melebihi daya BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konstruksi Perkerasan Jalan Konstruksi perkerasan jalan adalah lapisan yang terletak di atas tanah dasar yang berfungsi untuk mendukung beban lalulintas dan meneruskannya sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rahmat Hidayatuloh, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rahmat Hidayatuloh, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan bulutangkis pada hakekatnya adalah suatu permainan yang saling berhadapan satu orang lawan satu orang atau dua orang lawan lawan dua orang, dengan

Lebih terperinci

Cara uji CBR (California Bearing Ratio) lapangan

Cara uji CBR (California Bearing Ratio) lapangan Standar Nasional Indonesia Cara uji CBR (California Bearing Ratio) lapangan ICS 93.020 Badan Standardisasi Nasional BSN 2011 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin atau menggandakan sebagian

Lebih terperinci

BENTUK-BENTUK LATIHAN MULTILATERAL

BENTUK-BENTUK LATIHAN MULTILATERAL BENTUK-BENTUK LATIHAN MULTILATERAL MANSUR@UNY.AC.ID KOORDINASI ANGGOTA BADAN Fokus: koordinasi anggota badan 1. Berdiri dengan kedua lengan lurus disamping. 2. Berdiri dengan koordinasi kedua lengan diputar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belanda pada awal abad 20. Sebelum PELTI (Persatuan Tenis Lapangan Seluruh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belanda pada awal abad 20. Sebelum PELTI (Persatuan Tenis Lapangan Seluruh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tenis Lapangan merupakan olahraga permainan dari negara Yunani. Permainan Tenis lapangan dikenal oleh bangsa Indonesia sejak jaman penjajahan Belanda pada

Lebih terperinci

PERCOBAAN MELDE TUJUAN PERCOBAAN II. LANDASAN TEORI

PERCOBAAN MELDE TUJUAN PERCOBAAN II. LANDASAN TEORI 1 PERCOBAAN MELDE I. TUJUAN PERCOBAAN a. Menunjukkan gelombang transversal stasioner pada tali. b. Menentukan cepat rambat gelombang pada tali. c. Mengetahui hubungan antara cepat rambat gelombang (v)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Indonesia menurut Depdikbud (1978/1979: 129) menyatakan bulutangkis

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Indonesia menurut Depdikbud (1978/1979: 129) menyatakan bulutangkis BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Bulutangkis Permainan bulutangkis merupakan salah satu cabang olahraga yang tumbuh dan berkembang pesat mampu mengharumkan bangsa dan negara Indonesia

Lebih terperinci

Getaran, Gelombang dan Bunyi

Getaran, Gelombang dan Bunyi Getaran, Gelombang dan Bunyi Getaran 01. EBTANAS-06- Pada getaran selaras... A. pada titik terjauh percepatannya maksimum dan kecepatan minimum B. pada titik setimbang kecepatan dan percepatannya maksimum

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. disamping itu masih ada bermacam-macam tujuan lain. Ada orang yang

BAB 1 PENDAHULUAN. disamping itu masih ada bermacam-macam tujuan lain. Ada orang yang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya maksud permainan tenis adalah berolahraga. Tapi disamping itu masih ada bermacam-macam tujuan lain. Ada orang yang bermain tenis hanya untuk

Lebih terperinci

5. Tentukanlah besar dan arah momen gaya yang bekerja pada batang AC dan batang AB berikut ini, jika poros putar terletak di titik A, B, C dan O

5. Tentukanlah besar dan arah momen gaya yang bekerja pada batang AC dan batang AB berikut ini, jika poros putar terletak di titik A, B, C dan O 1 1. Empat buah partikel dihubungkan dengan batang kaku yang ringan dan massanya dapat diabaikan seperti pada gambar berikut: Jika jarak antar partikel sama yaitu 40 cm, hitunglah momen inersia sistem

Lebih terperinci

TITIK BERAT DAN STABILITAS (CENTER OF GRAVITY DAN STABILITY)

TITIK BERAT DAN STABILITAS (CENTER OF GRAVITY DAN STABILITY) TITIK BERAT TITIK BERAT DAN STABILITAS (CENTER OF GRAVITY DAN STABILITY) Definisi titik berat Lokasi titik berat pada manusia STABILITAS DAN EQUILIBRIUM Faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas Prinsip-prinsip

Lebih terperinci

Perseptual motorik pada dasarnya merujuk pada aktivitas yang dilakukan. dengan maksud meningkatkan kognitif dan kemampuan akademik.

Perseptual motorik pada dasarnya merujuk pada aktivitas yang dilakukan. dengan maksud meningkatkan kognitif dan kemampuan akademik. Mata Kuliah Kode Mata Kuliah : IOF 220 : Perkembangan Motorik Materi 9: Peseptual Motorik HAKIKAT PERSEPTUAL MOTORIK Perseptual motorik pada dasarnya merujuk pada aktivitas yang dilakukan dengan maksud

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN Semua mekanisme yang telah berhasil dirancang kemudian dirangkai menjadi satu dengan sistem kontrol. Sistem kontrol yang digunakan berupa sistem kontrol loop tertutup yang menjadikan

Lebih terperinci

BAB 5 MOMENTUM DAN IMPULS

BAB 5 MOMENTUM DAN IMPULS By Rudy Djatmiko X - 5 BAB 5 MOMENTUM DAN IMPULS STANDAR KOMPETENSI Menerapkan konsep impuls dan momentum KOMPETENSI DASAR Mengenali jenis tumbukan Menguasai konsep impuls dan hukum kekekalan momentum

Lebih terperinci

Tata Cara Pengujian Beton 1. Pengujian Desak

Tata Cara Pengujian Beton 1. Pengujian Desak Tata Cara Pengujian Beton Beton (beton keras) tidak saja heterogen, juga merupakan material yang an-isotropis. Kekuatan beton bervariasi dengan alam (agregat) dan arah tegangan terhadap bidang pengecoran.

Lebih terperinci

6. Berapakah energi kinetik seekor nyamuk bermassa 0,75 mg yang sedang terbang dengan kelajuan 40 cm/s? Jawab:

6. Berapakah energi kinetik seekor nyamuk bermassa 0,75 mg yang sedang terbang dengan kelajuan 40 cm/s? Jawab: 1. Sebuah benda dengan massa 5kg meluncur pada bidang miring licin yang membentuk sudut 60 0 terhadap horizontal. Jika benda bergeser sejauh 5 m, berapakh usaha yang dilakukan oleh gaya berat jawab: 2.

Lebih terperinci

FISIKA FMIPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 Alfan Muttaqin/M

FISIKA FMIPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 Alfan Muttaqin/M FISIKA FMIPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 Alfan Muttaqin/M0207025 Di terjemahkan dalam bahasa Indonesia dari An introduction by Heinrich Kuttruff Bagian 6.6 6.6.4 6.6 Penyerapan Bunyi Oleh

Lebih terperinci