ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN: SEBELUM DAN SESUDAH INITIAL PUBLIC OFFERING DI BURSA EFEK INDONESIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN: SEBELUM DAN SESUDAH INITIAL PUBLIC OFFERING DI BURSA EFEK INDONESIA"

Transkripsi

1 Muchtar Ahmad : Keterpaduan ekonomi karet alam Thailand ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN: SEBELUM DAN SESUDAH INITIAL PUBLIC OFFERING DI BURSA EFEK INDONESIA Adhisyahfitri Evalina Ikhsan Universitas Syiah Kuala Abstract : The purpose of this study was to examine and analyze the performance differences before and after firms go public. population used in this study were nonfinancial companies that do an IPO on the Indonesia Stock Exchange in The process of selecting a population selected on the basis of certain criteria. Thus the population of this study amounted to 22 companies. The results showed that a decrease in performance of the company (operating performance) after the IPO. Performance degradation is the result of management efforts to show good financial performance in the periods prior to the IPO. Overall, this study found evidence of a trend decline in operating performance post-ipo. The results show that there are differences regarding both the performance of companies operating return on assets, operating cash flow, sales growth, cash flow to net income and cash flow return on sales before with after the Initial Public Offering unless the total asset turnover. Keywords: the performance of companies and Initial Public Offering PENDAHULUAN Pasar modal saat ini telah mengalami perkembangan yang pesat dan memegang peranan penting dalam memobilisasi dana dari pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) kepada pihak yang mengalami kekurangan dana (perusahaan). Kebutuhan akan dana pada dasarnya dapat diperoleh melalui beberapa alternatif pendanaan, salah satu alternatif pendanaan tersebut adalah melalui penerbitan dan penjualan saham di pasar modal. Proses penawaran sebagian saham perusahaan kepada investor melalui bursa efek disebut Initial Public Offering (IPO) atau lebih dikenal dengan istilah go public. Undang-undang No. 25 tahun 2007 tentang Pasar Modal (sebagai pengganti Undang-undang no 8 tahun 1995) mendefinisikan penawaran umum perdana sebagai kegiatan penawaran efek yang dilakukan oleh emiten untuk menjual efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur dalam undang-undang dan peraturan pelaksanaannya. Adapun yang dimaksud sebagai efek adalah surat berharga yaitu surat pengakuan hutang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti hutang, dan kontrak berjangka atas efek. Transaksi penawaran saham perdana atau IPO untuk pertama kalinya terjadi di pasar perdana (primary market), dimana harga saham pada penawaran perdana ditentukan berdasarkan kesepakatan bersama antara perusahaan emiten dengan underwriter (penjamin emisi efek) yang di tunjuk oleh perusahaan emiten. Sehubungan dengan IPO, perusahaan harus menerbitkan prospektus yang berisi informasi yang akan digunakan investor untuk pengambilan keputusan investasi. Informasi dalam prospektus memberikan gambaran tentang kondisi, prospek ekonomi, rencana investasi, ramalan laba, dan dividen yang akan dijadikan dasar dalam pembuatan keputusan. Penilaian investor terhadap kondisi dan prospek perusahaan akan menentukan besarnya dana yang dapat diperoleh perusahaan dari pasar modal. Laporan keuangan memiliki arti penting yang akan digunakan sebagai informasi dalam menilai kinerja perusahaan, sehingga mensyaratkan bahwa laporan keuangan haruslah mencerminkan keadaan perusahaan yang sebenarnya pada kurun waktu tertentu, sehingga pengambilan keputusan yang berkaitan dengan perusahaan tersebut menjadi tepat. Dalam menilai apakah kinerja suatu perusahaan itu bagus atau tidak perlu dilakukan analisis atau pengukuran terhadap kinerjanya salah satunya dengan melakukan analisis rasio (Robbins dan Coulter, 2003). Dengan rasio tersebut akan tampak jelas berbagai indikator keuangan 38

2 Jurnal Ekonom, Vol 14, No.1 Januari 2011 yang dapat mengungkapkan kondisi keuangan suatu perusahaan maupun kinerja yang telah dicapai perusahaan untuk suatu periode tertentu. Pengujian terhadap kinerja operasi perusahaan setelah IPO menarik untuk dilakukan, karena ada bukti yang konsisten di pasar modal bahwa praktek manajemen laba (earning management) pada periode sebelum go public adalah umum dilakukan oleh perusahaan. Ada indikasi yang kuat bahwa karena praktek manajemen laba pada periode sebelum IPO, manajemen mengalami kesulitan untuk mempertahankan kinerja laba setelah IPO (Jain dan Kini 1994). Berbagai penelitian sebelumnya juga telah melaporkan hasil penelitian tentang kinerja operasi setelah IPO di antaranya McLaughlin et al (1996) menguji kinerja operasi perusahaan yang melakukan penawaran lanjutan (seasoned equity offering). Mikkelson et al (1997), menguji keterkaitan kinerja operasi dan tingkat kepemilikan saham pada perusahaan yang baru go public. Jain dan Kini (1994), menguji kinerja operasi yang melakukan IPO dalam kurun waktu dua belas tahun di New York Stock Exchange. Secara umum penelitian yang mencoba melihat kinerja operasi perusahaan setelah IPO tersebut menunjukkan bahwa kinerja operasi mengalami penurunan. Jain dan Kini (1994) menyatakan bahwa penurunan kinerja operasi merupakan akibat dari upaya manajemen untuk menampilkan kinerja keuangan yang baik pada periode-periode sebelum IPO. Penelitian yang dilakukan oleh Gumanti (2007) dengan periode pengamatan tahun 1995 dan 1996 memberikan hasil pengujian bahwa perusahaan yang baru go public di pasar modal Indonesia tidak mampu mempertahankan kinerja operasinya dalam jangka waktu sampai dengan tiga tahun setelah go public. Walaupun secara ratarata perusahaan mampu meningkatkan penjualan dan total assetnya, tetapi peningkatan tersebut tidak sepenuhnya membawa dampak terhadap perbaikan kinerja operasi. Penelitian yang dilakukan oleh Gumanti (2007) menggunakan rasio operating performance dengan indikatornya yaitu operating return on asset, operating cash flow, salesh growth dan total asset turn over. Penelitian ini menguji kembali hasil penelitian yang telah pernah dilakukan sehubungan dengan kinerja perusahaan sebelum dan sesudah IPO. Penelitian ini difokuskan hanya pada perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode tahun 2001 dan Alasan peneliti mengambil tahun sebagai sampel di karenakan pada tahun 2001 lebih banyak perusahaan yang IPO di bandingkan dengan tahuntahun berikutnya, agar data yang di peroleh tetap up to date maka peneliti mengambil sampel hingga tahun Initial Public Offering Istilah Initial Public Offering atau go public akhir-akhir ini menjadi hal yang sangat sering didengar. Banyak perusahaan besar semakin menyadari bahwa persaingan bisnis semakin ketat, oleh karena itu mereka perlu memperluas pasar. Tetapi sering kali perusahaan dihadapkan pada masalah kekurangan modal serta manajemen yang lemah dari perusahaan. Untuk memecahkan masalah yang dihadapi, go public merupakan jalan keluar, yaitu dengan melakukan penawaran saham perdana kepada publik (Initial Public Offering atau IPO). Initial Public Offering merupakan suatu peristiwa penawaran saham yang dilakukan oleh perusahaan (emiten) kepada masyarakat umum (investor) untuk pertama kalinya (Sunariyah, 2003). Penawaran saham perdana merupakan salah satu cara efektif bagi perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dana sebagai konsekuensi dari semakin besarnya atau berkembangnya perusahaan yang pada gilirannya membutuhkan dana yang tidak sedikit. Dengan penawaran umum perdana akan terjadi perubahan status perusahaan dari perusahaan tertutup menjadi terbuka dan memberikan konsekuensi tanggung jawab kepada pihak manajemen untuk meningkatkan kinerjanya. Sebagai perusahaan publik, perusahaan akan selalu menjadi perhatian masyarakat pemodal karena ada andil yang perlu dipertanggung jawabkan yakni modal yang ditanamkan, sehingga peningkatan kinerja perusahan setelah menjadi perusahaan publik 39

3 Adhisyahfitri Evalina Ikhsan : Analisis kinerja perusahaan akan diharapkan oleh banyak pihak. Banyak alasan yang melatarbelakangi mengapa perusahaan memutuskan untuk menjadi perusahaan publik, diantaranya menurut Anoraga dan Puji (2001: 49) manfaat yang diperoleh yaitu perusahaan akan memperoleh dana yang relatif besar dan diterima sekaligus, dikenal oleh banyak pihak, pengelolaan yang profesional karena diserahkan kepada orang-orang yang mampu dibidangnya. Selain itu Anoraga dan Piji juga menyebutkan adanya konsekuensi yang harus ditanggung oleh perusahaan go public yaitu adanya tuntutan untuk lebih terbuka dan harus mengikuti peraturan-peraturan pasar modal mengenai kewajiban pelaporan, serta keharusan untuk meningkatkan pertumbuhan perusahaan semakin kuat. Setelah melakukan penawaran saham perdana perusahaan akan berubah status menjadi perusahaan publik. Perubahan status ini membawa banyak konsekuensi lain, diantaranya adanya kewajiban untuk menyampaikan laporan keuangan baik kepada investor, masyarakat, maupun kepada Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) dan adanya tuntutan pemisahan antara pemilik dan manajemen. Dengan kata lain sebuah perusahaan publik memiliki tanggung jawab dan berkewajiban untuk mematuhi peraturan pasar modal, sebagaimana yang diwajibkan dalam Keputusan Menteri Keuangan No. 1548/KMK.013/1990 dalam Sunariyah (2003 : 41), perusahaan publik harus memenuhi beberapa kesanggupan yaitu : 1. Keharusan untuk keterbukaan (full disclosure). 2. Keharusan untuk mengikuti peraturanperaturan pasar modal mengenai kewajiban pelaporan. 3. Gaya manajemen yang berubah dari informal ke formal. 4. Kewajiban membayar deviden. 5. Senantiasa berusaha meningkatkan tingkat pertumbuhan perusahaan. Proses go publik Pada saat melakukan penawaran, perusahaan harus menyediakan prospektus yang di dalamnya memuat informasi keuangan dan non-keuangan. Informasi keuangan terdiri dari neraca (balance sheet), laporan laba rugi (income statement), laporan arus kas (cash flow statement). Sedangkan informasi non keuangan berisi antara lain informasi mengenai underwriter, auditor, konsultan hukum, nilai penawaran saham, persentase saham yang ditawarkan, umur perusahaan, dan informasi lain yang mendukung. Sulistyanto dan Wibisono, (2003). Informasi dalam prospektus tersebut akan memberikan gambaran mengenai kondisi, prospek ekonomi, rencana investasi, serta ramalan laba dan dividen yang akan dijadikan dasar dalam pembuatan keputusan rasional mengenai resiko dan nilai saham yang di tawarkan perusahaaan (Firth dan Liu Tan 1998). Melalui penawaran umum perdana inilah para investor atau pemodal melakukan penilaian terhadap perusahaan yang melaksanakan IPO tersebut. Apabila kinerja perusahaan yang tertuang dalam prospektus baik serta proses penjaminan dari underwriter juga bagus maka para investor cenderung akan merespon dengan baik saham yang di tawarkan oleh emiten. Fenomena ini akan terlihat pada harga saham yang dibeli dari perusahaan yang bersangkutan. Pemesanan saham akan melebihi jatah yang akan diterbitkan (dijual), sehingga fenomena underpricing akan ditemui. Underpricing adalah suatu situasi dimana harga saham perusahaan yang baru go public, biasanya dalam hitungan hari, secara rata-rata lebih tinggi daripada harga penawarannya. Tetapi tidak sedikit perusahaan yang melakukan go public direspon biasa atau bahkan direspon negatif oleh para investor, yang akan berakibat pada penurunan harga saham pasca IPO. Peristiwa penurunan harga saham pasca IPO biasa dikenal dengan overpricing. Disamping itu, kondisi perekonomian secara makro dan stabilitas keamanan negara juga menjadi indikator berhasil atau tidaknya proses penawaran umum perdana. Kinerja Kinerja dapat diartikan sebagai gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/ program/ kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang 40

4 Jurnal Ekonom, Vol 14, No.1 Januari 2011 tertuang dalam skema strategis (strategic & planning) suatu organisasi (Bastian 2001: 329). Lukman (2000 :30) menyatakan bahwa kinerja adalah sesuatu yang di capai, prestasi yang diperlihatkan dan kemampuan kerja. Kinerja dapat juga di artikan suatu kemampuan organisasi atau kelompok untuk mencapai suau tujuan maupun prestasi yang akan diperlihatkan kepada orang lain atau kelompok lain. Lebih lanjut Lukman (2000 : 31) menyatakan pengukuran kinerja adalah penentuan secara periodik efektifitas operasional suatu bagian organisasi. Kinerja perusahaan yang sering dipergunakan menunjukkan hasil operasi perusahaan selama periode tertentu, biasanya didapatkan dari laporan keuangan perusahaan, baik dari laporan neraca, laba rugi dan arus kas. Dari laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan inilah para analis maupun investor rela melakukan analisis atas kinerja perusahaan tersebut, serta melihat perkembangan perusahaan. Ada banyak cara untuk mengukur kinerja suatu perusahaan. Salah satu pengukuran yang cukup baik adalah dengan menggunakan rasio-rasio kinerja operasi (operating performance) dan aliran kas (cash Flow), (Jain dan Kini, 1994). Sebagai wujud dari apa yang di capai perusahaan dalam suatu periode tertentu, maka kinerja keuangan harus senantiasa baik. Apabila kinerja keuangan bagus, maka akan menghasilkan prestasi yang bagus pula, begitu juga sebaliknya. Untuk mengetahui prestasi yang dicapai oleh perusahaan perlu dilakukan penilaian terhadap kinerja perusahaan dalam kurun waktu tertentu (Helfert, dalam gumanti 2007) mengemukakan bahwa dalam mengevaluasi/menilai kinerja perusahaan yang paling berkepentingan adalah pemilik perusahaan dalam hal ini investor, para manajer, kreditor, pemerintah dan masyarakat. Mereka akan menilai perusahaan dengan ukuran keuangan tertentu sesuai dengan tujuannya. Penilaian kinerja perusahaan dapat diketahui melalui perhitungan rasio keuangan dari semua laporan keuangan yang disajikan perusahaan. Namun demikian, umumnya ukuran yang lazim dipakai dikategorikan kedalam 5 kelompok utama, yaitu (a) rasio keuntungan, (b) rasio aktivitas, (c) rasio leverage, (d) rasio liquiditas, (e)rasio pertumbuhan. Sebagai bagian dari alat penilaian kinerja perusahaan terutama perusahaan industri non keuangan, operating performance yang pernah dipakai oleh Jain dan Kini (1994) dapat digunakan sebagai alat penilaian kinerja perusahaan, maka dengan menggunakan operating performance diupayakan dapat menunjukkan kinerja perusahaan yang sesungguhnya. Rasio operating performance mencakup rasio operating return on asset, operating cash flow to total asset, sales growth, dan total asset turn over. Selain itu penilaian kinerja perusahaan dapat dilakukan juga dengan menggunakan analisis rasio aliran kas. Analisis sumber dan penggunaan kas (aliran kas) merupakan alat yang sangat penting bagi manajemen keuangan untuk mengetahui aliran kas, dari mana aliran kas tersebut dan kemana kas tersebut digunakan. Sedangkan bagi perusahaan digunakan untuk meningkatkan kemampuannya dalam menghasilkan kas sekaligus untuk menilai tingkat likuiditasnya agar tetap terjaga. Informasi aliran kas sangat berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan para pemakai mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan dari berbagai perusahaan. Informasi arus kas tersebut juga meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi berbagai perusahaan, karena dapat meniadakan pengaruh penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda terhadap transaksi dan peristiwa yang sama. Pihak manajemen dapat menggunakan laporan sumber dan penggunaan kas untuk menentukan kebijakan deviden, kas yang berasal dari aktifitas operasi, dan kebijakan investasi dan pendanaan. Sementara pihak luar, seperti investor dan kreditur dapat menggunakan laporan arus kas untuk menentukan kemampuan perusahaan dalam membayar deviden, kemampuan dalam membayar hutang dan kas yang berasal dari operasi dibandingkan dengan kas yang berasal dari sumber penggunaannya. 41

5 Adhisyahfitri Evalina Ikhsan : Analisis kinerja perusahaan Hubungan antara Kinerja Perusahaan Dangan Initial Public Offering (IPO) Penilaian kinerja perusahaan setelah menjadi perusahaan publik juga penting dilakukan sebab apabila kinerja perusahaan setelah menjadi perusahaan publik kurang baik atau jelek, maka akan berpengaruh pada harga saham yang beredar di pasar sekunder atau bursa efek. Perusahaan publik dituntut untuk selalu meningkatkan kinerjanya secara terus menerus, agar para investor atau pemegang saham aktif dalam memperdagangkan sahamnya di pasar modal, dan pada akhirnya harga dari saham perusahaan yang bersangkutan bisa bersaing secara kompetitif sehingga saham tersebut bisa dikategorikan menjadi saham yang blue chip. Secara umum penelitian-penelitian yang mencoba melihat kinerja operasi perusahaan setelah IPO menunjukkan bahwa kinerja perusahaan mengalami penurunan. Jain dan Kini (1994) mengklaim bahwa penurunan tersebut identik dengan terjadinya upaya untuk membuat laporan keuangan menjadi baik pada periode-periode sebelum IPO. Upayaupaya dimaksud identik dengan praktek manajemen laba. (Teoh et al dalam Gumanti 2007) secara tegas menunjukkan bahwa praktek manajemen laba pada perusahaan yang akan go public ditemukan merata. Artinya, secara rata-rata ada upaya untuk menaikkan laba yang dilaporkan pada tahun-tahun menjelang IPO. Aksi tersebut nampaknya dipicu oleh adanya harapan agar dengan kinerja keuangan yang baik saham yang akan ditawarkan ke publik dapat diterima pasar dengan baik pula. Jadi, pemilik perusahaan termotivasi untuk menaikkan laba yang dilaporkan dalam upaya memberikan kesan bahwa perusahaan telah di kelola dengan baik. Dari uraian diatas maka hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : Hipotesis : Terdapat perbedaan kinerja operasi perusahaan sebelum dan sesudah Initial Public Offering METODE Populasi Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan kriteria sebagai berikut :. 1. Perusahaaan non keuangan yang melakukan Initial Public Offreings (IPO) tahun 2001 dan Tersedianya laporan keuangan untuk dua tahun buku sebelum dan tiga tahun buku setelah IPO atau laporan keuangan tahun Perusahaan yang mempunyal laba berturut-turut dua tahun sebelum dan tiga tahun sesudah IPO. Tabel 1 : Proses Penentuan Sampel Penelitian Perusahaan yang IPO tahun (dikurangi) perusahaan kelompok keuangan (bank), Asuransi Perusahaan yang laporan keuangannya lengkap (dikurangi) Perusahaan yang rugi dua tahun berturut-turut Total Sampel Penelitian Berikut ini daftar perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini : 78 Perusahaan 27 Perusahaan 51 Perusahaan 29 Perusahaan 22 Perusahaan Tabel 2 : Daftar Perusahaan Sampel Yang IPO di Bursa Efek Indonesia Tahun NO KODE PERUSAHAAN NAMA PERUSAHAAN TANGGAL IPO 1 ARNA Arwana Citra Mulia Tbk. 15 Agustus BTON Betonjaya Manunggal Tbk. 18 juli CNKO Central Koporindo International Tbk. 1 November CLPI Colorpak Indonesia Tbk. 6 Juli KARK Karya Yasa Profilia Tbk. 25 Juli DOID Daeyu Orchid Indonesia Tbk. 15 Juni IATG Infoasia Teknologi Global Tbk. 15 November KAEF Kimia Farma Tbk. 4 Juli PLAS Plastpack Prima Industri Tbk. 16 Maret PYFA Pyridam Farma Tbk. 16 Oktober

6 Jurnal Ekonom, Vol 14, No.1 Januari WAPO Wahana Phonix Mandiri Tbk. 11 Juni RYAN Ryane Adibusana Tbk. 17 Oktober ANTA Anta Express Tour & Travel Service Tbk. 18 Januari FISH Fishindo Kusuma Sejahtera Tbk. 18 Januari FORU Fortune Indonesia Tbk. 17 Januari IIKP Inti Indah Karya Plasindo Tbk. 14 Oktober PTBA Tambang Batubara Bukit Asam Tbk. 23 Desember ARTI Arona Binasejati Tbk. 30 April ENRG Energi Mega Persada Tbk. 7 Juni MAPI Mitra Adiperkasa Tbk. 10 November AKKU Aneka Kemasindo Utama Tbk. 4 November PJAA Pembangunan Jaya Ancol Tbk. 2 JUli 2004 Operasionalisasi Variabel Operating return on aset Operating return on asset diukur sebagai rasio laba operasi terhadap total asset. Tingkat pengembalian operasi terhadap asset mencerminkan suatu pengukuran efisiensi dalam pengggunaan asset. Hal ini berarti bahwa nisbah tersebut menunjukkan seberapa efisien asset yang ada di perusahaan digunakan dalam menghasilkan laba operasi. Operating cash flow Rasio ini mencerminkan kinerja operasi yang baik karena aliran kas operasi merupakan komponen utama dalam perhitungan nilai sekarang bersih (net present value) yang digunakan oleh perusahaan. Investor secara langsung atau tidak langsung lebih banyak menekankan analisisnya terhadap kemampuan perusahaan dalam memperoleh kas bersih dari aktivitas operasi. Sales growth Sales growth atau pertumbuhan penjualan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam meningkatkan kinerja operasinya. Artinya, jika rasio pertumbuhan penjualan meningkat, perusahaan secara ekonomis akan mampu meningkatkan pendapatan operasinya. Total asset turn over Tingkat perputaran total asset (total asset turn over) diukur dengan rasi penjualan terhadap total asset perusahaan. Semakin tinggi rasio perputaran total asset berarti semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam mengoptimalkan asset- asset yang dimiliki untuk menghasilkan penjualan. Perusahaan dikatakan mengalami peningkatan efisiensi penggunaan assetnya jika rasio perputaran total asset dari waktu ke waktu mengalami peningkatan. Cash Flow to Net Income Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas pada saat sekarang maupun dimasa depan. Melalui rasio ini dapat diketahui seberapa besar kas dari aktifitas operasi dibandingkan dengan laba bersih yang diperoleh. Cash Flow Return on Sales Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana perusahaan melakukan investasi pada sumber-sumber dana yang produktif. Metode Analisis Data Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji rata-rata yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan kinerja pada perusahaan non keuangan yang terdaftar di BEI sebelum dan sesudah perusahaan melakukan IPO dari tahun dan diolah dengan menggunakan program Statistical Package For Science (SPSS). HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil pengolahan data maka dapat dilihat perkembangan kinerja perusahaan yang diukur dengan rasio operating return on asset, operating cash flow, sales growth, total asset turn over, cash flow to net income dan cash flow return on sales pada 22 perusahaan yang melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia tahun Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3 berikut : 43

7 Adhisyahfitri Evalina Ikhsan : Analisis kinerja perusahaan Tabel 3 : Perkembangan Kinerja Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Sebelum dan Sesudah Initial Public Offering Rasio Rata-rata Sebelum Sesudah Operating Return on Asset 0, , Operating Cash Flow 0, , Sales Growth 0, , Total Asset Turn Over 1, , Cash Flow to Net Income 6, , Cash Flow Return on Sales 0, , Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa seluruh rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan rata-rata lebih baik sebelum perusahaan melakukan IPO kecuali untuk total asset turn over. Hal ini mengindikasikan bahwa terdapat perbedaan kinerja perusahaan sebelum dan sesudah melakukan IPO, selain itu juga hasil penelitian ini membuktikan bahwa kinerja perusahaan sesudah melakukan IPO cenderung menurun. Kinerja operasi yang menurun kemudian naik, artinya berfluktuasi, pasca IPO mengindikasikan adanya ketidakmampuan manajemen dalam menjaga kinerja operasi perusahaan. Ditemukannya kecenderungan penurunan kinerja operasi pasca IPO dapat dikaitkan dengan adanya upaya untuk membuat kinerja keuangan sebelum IPO meningkat. Inidikasi bahwa manajemen perusahaan melakukan aktivitas manajemen laba (earnings management) pada periode sebelum IPO bisa jadi merupakan salah satu penyebab yang membuat kinerja pasca IPO cenderung menurun. Artinya, jika perusahaan mencoba untuk meningkatkan kinerja operasi sebelum IPO dengan melakukan manajemen laba, maka dampak dari manajemen laba akan dirasakan pada periode pasca IPO. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kinerja perusahaan yang dilihat dari rasio operating return on asset, operating cash flow, sales growth, total asset turn over, cash flow to net income dan cash flow return on sales sebelum dan sesudah melakukan IPO. Selain itu penelitian ini membuktikan bahwa adanya penurunan kinerja perusahaan sesudah melakukan IPO. Keterbatasan dan Implikasi Penelitian Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan sebagai berikut : 1. Kecilnya jumlah sampel penelitian. 2. Rentang waktu penelitian yang relatif pendek 3. Tidak terbebasnya sampel penelitian dari efek krisis ekonomi. Untuk penelitian selanjutnya disarankan : 1. Menambah jumlah sampel baik dalam hal jumlah sektor industri maupun rentang waktu penelitian. 2. Selain menguji kinerja sesudah melakukan IPO juga memperluas pengujian dengan melihat ada tidaknya praktek manajemen laba baik pada periode sebelum maupun sesudah IPO. DAFTAR RUJUKAN Anoraga, Pandji dan Piji Pakarti, 2006, Pengantar Pasar Modal. Cetakan Kelima. Semarang: Penerbit Rineka Cipta. Bastian, Indra, 2001, Akuntansi Sektor Publik. Edisi Pertama Yogyakarta, BPFE-UGM. Fakhruddin, M dan M Sopian Hadianto, 2001, Perangkat Dan Modal Analisis Investasi Di Pasar Modal. Buku 1, PT. Elex Media Komputindo. Firth, M., dan C. K. Liau-Tan, 1998, Auditor Quality, signaling, and the Valuation of Initial Public Offering, Journal Of Business Finance and Accounting, 25(1): Gumanti, Tatang A, dan Dwi Lusi T Swastika 2007, Kinerja Operasi Sebelum dan Pasca Initial Public Offerings di Bursa Efek Jakarta. The First Accounting Conference, Faculty of Economic Universitas Indonesia. 44

8 Jurnal Ekonom, Vol 14, No.1 Januari 2011 Husnan, Suad. 2005, Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Yogyakarta, BPFE. Jogianto, H.M, 2003, Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi empat. Jakarta: Salemba Empat. Jain, B.A., dan O. Kini, 1994, The Post- Issue Operating Performance Of IPO Firms. Journal of Finance, 49(5): Kaplan, S., 1989, The Effect of Management Buyouts on Operating Performance and Value. Journal of Financial Economics, 24 : Keown et al, 2004, Manajemen Keuangan. Prinsip dan Aplikasi. Edisi 9, jilid 1. PT Indeks. Kim, M., dan J.R. Ritter, 1999, Valuing IPO, Journal of Financial Economics. 53(3): Kooli, Maher dan Jean Marc Suret, 2001, The Underpricing Of initial public Offering : Further Canadian Case, Available, Loughran, Tim dan Jay R. Ritter 2002, Why has IPO Underpricing Change Overtime?, Available, Operating Performance of seasoned Equity Issuers: Free Cash Flow And Post-Issue Performance, Journal of Financial Management, 25(4): Meythi, 2006, Pengaruh Arus Kas operasi Terhadap Harga Saham dengan Persistensi laba sebagai Variabel Intervening Simposium Nasional Akuntansi IX (Padang). Mikkelson, W. H., M. Partch, dan K. shah, (1997), Ownership and Operating Performance of Companies That Go Public, Journal of Finance, 44(3): Sekaran, Uma, 2006, Metode Penelitian Untuk Bisnis, Terjemahan dari Willy. Buku 2, Edisi 2, Salemba Empat. Sugiono, 2005, Metode Penelitian Bisnis. Bandung, Alfabeta. Sunariyah, 2003, Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi ketiga. Yogyakarta: AMP YPKN. Undang-undang No. 25 tahun 2007 tentang Pasar Modal. Undang-undang N0. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas 45

Adhisyahfitri Evalina Ikhsan Dosen FE Universitas Syiah Kuala ABSTRACT

Adhisyahfitri Evalina Ikhsan Dosen FE Universitas Syiah Kuala ABSTRACT Jurnal keuangan dan Bisnis Volume 3 No. 3, November 2011 INITIAL PUBLIC OFFERINGS DAN KINERJA PERUSAHAAN Adhisyahfitri Evalina Ikhsan (ririichsan@yahoo.com) Dosen FE Universitas Syiah Kuala ABSTRACT The

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tersebut telah melakukan proses initial public offering (IPO). Perusahaan publik

I. PENDAHULUAN. tersebut telah melakukan proses initial public offering (IPO). Perusahaan publik 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebuah perusahaan dikatakan telah menjadi perusahaan publik apabila perusahaan tersebut telah melakukan proses initial public offering (IPO). Perusahaan publik adalah

Lebih terperinci

The 1 st Accounting Conference Faculty of Economics Universitas Indonesia Depok, 7 9 November 2007

The 1 st Accounting Conference Faculty of Economics Universitas Indonesia Depok, 7 9 November 2007 KINERJA OPERASI SEBELUM DAN PASCA PADA INITIAL PUBLIC OFFERINGS DI BURSA EFEK JAKARTA TATANG A GUMANTI Universitas Jember DWI LUSI T SWASTIKA STIE Malangkucecwara Malang Abstract This study examines the

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi dengan produk utamanya laporan keuangan telah lama dirasakan

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi dengan produk utamanya laporan keuangan telah lama dirasakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akuntansi dengan produk utamanya laporan keuangan telah lama dirasakan manfaatnya sebagai salah satu sarana untuk mengambil keputusan. Mengkomunikasikan informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut telah melakukan proses initial public offering (IPO). Yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut telah melakukan proses initial public offering (IPO). Yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejalan dengan berkembangnya perekonomian Indonesia, banyak perusahaan yang melakukan ekspansi usaha. Untuk tujuan tersebut, maka perusahaan memerlukan dana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pihak lain yang mau ikut menanamkan modalnya pada perusahaan. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. pihak lain yang mau ikut menanamkan modalnya pada perusahaan. Hal ini BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sejalan dengan berkembangnya perekonomian Indonesia, banyak perusahaan yang melakukan ekspansi usaha. Untuk tujuan tersebut, maka perusahaan memerlukan dana yang relatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal. Perkembangan pasar modal Indonesia yang pesat menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal. Perkembangan pasar modal Indonesia yang pesat menyebabkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi Indonesia menunjukkan peningkatan dengan semakin banyaknya perusahaan. Perusahaan ini dalam berkembangnya memerlukan permodalan, hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan usaha yang semakin ketat. Salah satu kendala yang kerap kali dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. persaingan usaha yang semakin ketat. Salah satu kendala yang kerap kali dihadapi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan didirikan dengan harapan bahwa perusahaan tersebut dapat mempertahankan kelangsungan usahanya dan berkembang dalam jangka waktu yang panjang.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Ketiga, menambah saham lewat dividen yang tidak dibagi (dividend reinvestment

BAB 1 PENDAHULUAN. Ketiga, menambah saham lewat dividen yang tidak dibagi (dividend reinvestment BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permasalahan penting yang dihadapi oleh hampir semua perusahaan adalah bagaimana mendapatkan modal guna mendukung kegiatan operasionalnya. Penambahan dana,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahan sebagai suati entitas bisnis bertujuan memaksimalkan nilai perusahaan dan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahan sebagai suati entitas bisnis bertujuan memaksimalkan nilai perusahaan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahan sebagai suati entitas bisnis bertujuan memaksimalkan nilai perusahaan dan mencapai keuntungan sebesar-besarnya. Untuk lebih meningkatkan kinerja perusahaan

Lebih terperinci

PENGARUH VARIABEL-VARIABEL KEUANGAN DAN SIGNALING TERHADAP PENENTUAN HARGA PASAR SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN IPO DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH VARIABEL-VARIABEL KEUANGAN DAN SIGNALING TERHADAP PENENTUAN HARGA PASAR SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN IPO DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH VARIABEL-VARIABEL KEUANGAN DAN SIGNALING TERHADAP PENENTUAN HARGA PASAR SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN IPO DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH GO PUBLIC

ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH GO PUBLIC ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH GO PUBLIC Fitria Susilowati fitria.susilowati@rocketmail.com Lailatul Amanah Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT This research

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. umumnya dilakukan dengan menjual saham perusahaan kepada publik atau yang

BAB I PENDAHULUAN. umumnya dilakukan dengan menjual saham perusahaan kepada publik atau yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan akan penambahan modal semakin besar seiring dengan perkembangan perusahaan. Hal ini mendorong manajemen untuk memilih salah satu alternatif-alternatif

Lebih terperinci

PENGARUH VARIABEL-VARIABEL KEUANGAN TERHADAP HARGA PASAR SAHAM SETELAH INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK JAKARTA PERIODESASI

PENGARUH VARIABEL-VARIABEL KEUANGAN TERHADAP HARGA PASAR SAHAM SETELAH INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK JAKARTA PERIODESASI PENGARUH VARIABEL-VARIABEL KEUANGAN TERHADAP HARGA PASAR SAHAM SETELAH INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK JAKARTA PERIODESASI 2000-2004 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Efek) saham perusahaan yang akan go public terlebih dahulu dijual di pasar

BAB I PENDAHULUAN. Efek) saham perusahaan yang akan go public terlebih dahulu dijual di pasar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam proses go public, sebelum saham diperdagangkan di pasar sekunder (Bursa Efek) saham perusahaan yang akan go public terlebih dahulu dijual di pasar perdana yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di pasar modal atau disebut juga dengan go public. Adapun tujuan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. di pasar modal atau disebut juga dengan go public. Adapun tujuan perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan sebagai suatu entitas bisnis bertujuan memaksimalkan nilai perusahaan dan mencari keuntungan sebesar-besarnya. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan dapat meningkatkan posisi keuangan perusahan disamping untuk. Perusahaan melakukan penjualan saham ataupun mengeluarkan

BAB I PENDAHULUAN. akan dapat meningkatkan posisi keuangan perusahan disamping untuk. Perusahaan melakukan penjualan saham ataupun mengeluarkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Go Public merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh perusahaan untuk mendapatkan tambahan dana dalam rangka pengembangan dana yang diperoleh oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang dalam iklim persaingan yang dihadapi. Demi mencapai pertumbuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang dalam iklim persaingan yang dihadapi. Demi mencapai pertumbuhan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Adanya perkembangan dalam lingkungan bisnis pada saat ini tentunya akan menciptakan suatu kodisi persaingan yang ketat. Hal ini akan mengakibatkan perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dihadapkan pada suatu iklim bisnis yang kompetitif. Kondisi tersebut. menyebabkan perusahaan-perusahaan harus dapat memiliki good

BAB I PENDAHULUAN. dihadapkan pada suatu iklim bisnis yang kompetitif. Kondisi tersebut. menyebabkan perusahaan-perusahaan harus dapat memiliki good 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha di Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik, dengan berbagai peluang dan tantangan yang ada, dunia usaha dihadapkan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan maka kewajiban akan pendanaan juga semakin besar jumlahnya. Hal

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan maka kewajiban akan pendanaan juga semakin besar jumlahnya. Hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan semakin lama akan semakin berkembang seiring dengan meningkatnya produktivitas dan performa perusahaan. Modal investasi dulunya dapat dipenuhi dengan utang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pasar modal bagi perusahaan bagaikan lumbung dana yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pasar modal bagi perusahaan bagaikan lumbung dana yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan meningkatnya perekonomian di Indonesia, investasi dalam pasar modal pun turut mengalami perkembangan. Keberadaan pasar modal memiliki peran penting bagi

Lebih terperinci

Jurnal Dinamika Manajemen

Jurnal Dinamika Manajemen JDM Vol. 1, No. 1, 2010, pp: 27-33 Jurnal Dinamika Manajemen http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jdm PENGARUH RIGHT ISSUE TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN Ibnu Khajar Fakultas Ekonomi, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jogiyanto (1998) dan Anggarwal et al. (2001) mengemukakan bahwa salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Jogiyanto (1998) dan Anggarwal et al. (2001) mengemukakan bahwa salah satu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Permasalahan penting yang dihadapi oleh hampir semua perusahaan adalah bagaimana mendapatkan modal guna mendukung kegiatan operasionalnya. Jogiyanto (1998)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan kepada publik atau sering dikenal dengan go public di pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan kepada publik atau sering dikenal dengan go public di pasar modal. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya setiap perusahaan mempunyai keinginan untuk mengembangkan dan memperluas usahanya. Salah satu keterbatasan perusahaan dalam mengembangkan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan industri sekuritas yang ada pada negara tersebut. Pasar modal merupakan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. dan industri sekuritas yang ada pada negara tersebut. Pasar modal merupakan UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang. Perkembangan perekonomian suatu negara dapat diukur dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan mengetahui tingkat perkembangan dunia pasar modal dan industri

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BERDASARKAN RASIO KEUANGAN PADA PT. INDOSAT, Tbk YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BERDASARKAN RASIO KEUANGAN PADA PT. INDOSAT, Tbk YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE ANALISIS KINERJA KEUANGAN BERDASARKAN RASIO KEUANGAN PADA PT. INDOSAT, Tbk YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2009-2013 Sutoro, Arna Suryani, Evi Adriani Abstract This research aims to identify

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rasio Lancar (Current Ratio) Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan kewajiban jangka pendek dengan sumber dana jangka pendek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (private) menjadi perusahaan publik atau sering dikenal dengan istilah go public

BAB I PENDAHULUAN. (private) menjadi perusahaan publik atau sering dikenal dengan istilah go public BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dan persaingan bisnis yang ada pada saat ini tentunya akan menciptakan suatu persaingan yang ketat. Hal tersebut menuntut perusahaan untuk bertumbuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di dalam perekonomian, bidang keuangan merupakan bidang yang sangat penting dalam suatu perusahaan. Banyak perusahaan yang berskala besar atau kecil, baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara dituntut untuk selalu dapat menjalankan perputaran roda

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara dituntut untuk selalu dapat menjalankan perputaran roda BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap negara dituntut untuk selalu dapat menjalankan perputaran roda perekonomian, karena dengan demikian perekonomian negara dapat tumbuh dengan optimal.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Banyak perusahaan yang membutuhkan dana besar untuk

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Banyak perusahaan yang membutuhkan dana besar untuk BAB I PENDAHULUAN ` 1.1 Latar Belakang Era Globalisasi saat ini, persaingan dalam dunia bisnis semakin meningkat. Banyak perusahaan yang membutuhkan dana besar untuk pengembangan usahanya. Dalam mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperjualbelikan sekuritas, atau secara formal pasar modal dapat juga

BAB I PENDAHULUAN. memperjualbelikan sekuritas, atau secara formal pasar modal dapat juga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar Modal (capital market) merupakan pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pasar Modal Pasar diartikan sebagai tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk saling mengadakan pertukaran barang dan jasa. Pengertian pasar modal atau bursa efek adalah suatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada dasarnya pasar keuangan ( financial market) merupakan. pendek, dapat melakukan pada pasar uang ( money market), karena

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada dasarnya pasar keuangan ( financial market) merupakan. pendek, dapat melakukan pada pasar uang ( money market), karena BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pasar keuangan ( financial market) merupakan pasar yang dibutuhkan oleh para investor yang inginmenginvestasikan dananya, baik dalam bentuk investasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pasar Modal 2.1.1.1 Pengertian Pasar Modal Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilakukan dengan melakukan ekspansi. Seiring dengan ekspansi yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilakukan dengan melakukan ekspansi. Seiring dengan ekspansi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era milenium seperti sekarang ini, dunia perekonomian berkembang secara pesat baik perekonomian di dalam negeri maupun secara global. Banyak perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menuntut perusahaan untuk berkembang dan berinovasi guna berjalannya kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. menuntut perusahaan untuk berkembang dan berinovasi guna berjalannya kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal memiliki peran sebagai sarana investasi bagi investor dan alternatif sumber dana bagi perusahaan tentunya sangat memberikan manfaat dan keuntungan bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mampu bertahan dan mengembangkan bisnisnya. Dengan semakin ketatnya

BAB I PENDAHULUAN. yang mampu bertahan dan mengembangkan bisnisnya. Dengan semakin ketatnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi yang semakin berkembang belakangan ini, membuat perusahaan semakin terpacu untuk mengembangkan bisnisnya. Globalisasi akan semakin mendorong ketatnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu sumber pendanaan perusahaan adalah equity capital yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu sumber pendanaan perusahaan adalah equity capital yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu sumber pendanaan perusahaan adalah equity capital yang menggambarkan kepemilikan dalam bentuk common stock dan preferred stock. Perusahaan bertumbuh

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT UNDERPRICING SAHAM PERDANA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT UNDERPRICING SAHAM PERDANA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT UNDERPRICING SAHAM PERDANA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tambahan dana dalam rangka mengembangkan usahanya yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. tambahan dana dalam rangka mengembangkan usahanya yang sedang berkembang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat, banyak perusahaan melakukan berbagai cara untuk memenuhi kebutuhan modalnya dalam rangka mengembangkan usahanya. Salah

Lebih terperinci

tunggal (biasanya investor institusi), secara privat (private placement), dan

tunggal (biasanya investor institusi), secara privat (private placement), dan BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Suatu Perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan memerlukan kebutuhan dana yang besar untuk pembiayaan perusahaannya. Kebutuhan akan pembiayaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pasar Modal 2.1.1.1 Pengertian Pasar Modal Menurut Sunariyah (2011:4) mengemukakan bahwa pengertian pasar modal secara umum adalah suatu sistem keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang memilih untuk go publik. Yang dimaksud dengan. dapat memperoleh dana yang besar untuk menjalankan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang memilih untuk go publik. Yang dimaksud dengan. dapat memperoleh dana yang besar untuk menjalankan kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap perusahaan pasti memerlukan modal untuk menjalankan kegiatan operasionalnya. Untuk mendapatkan modal yang besar, banyak perusahaan yang memilih untuk go publik.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengertian perusahaan atau perseroan dirumuskan sebagai badan hukum yang

BAB I PENDAHULUAN. pengertian perusahaan atau perseroan dirumuskan sebagai badan hukum yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang perseroan terbatas, pengertian perusahaan atau perseroan dirumuskan sebagai badan hukum yang merupakan persekutuan

Lebih terperinci

Untuk dapat bertahan terhadap pesaing-pesaing, maka suatu perusahaan. harus terus tumbuh dan berkembang. Oleh karena itu, pada suatu saat suatu

Untuk dapat bertahan terhadap pesaing-pesaing, maka suatu perusahaan. harus terus tumbuh dan berkembang. Oleh karena itu, pada suatu saat suatu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Untuk dapat bertahan terhadap pesaing-pesaing, maka suatu perusahaan harus terus tumbuh dan berkembang. Oleh karena itu, pada suatu saat suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan Manajemen keuangan merupakan salah satu fungsi operasional perusahaan yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan yang pada dasarnya dapat dilakukan baik oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nilai investasi pada masa yang akan datang. Tujuan utama kegiatan investasi

BAB I PENDAHULUAN. nilai investasi pada masa yang akan datang. Tujuan utama kegiatan investasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Investasi merupakan suatu kegiatan menempatkan sejumlah dana selama periode tertentu dengan harapan memperoleh penghasilan dan atau peningkatan nilai investasi

Lebih terperinci

Disusun oleh : Karina Dewi Puspitasari B

Disusun oleh : Karina Dewi Puspitasari B PENGARUH ROE, ROA, EPS, DER, DAN PROYEKSI PER TERHADAP HARGA PASAR SAHAM SETELAH PENAWARAN PERDANA (INITIAL PUBLIC OFFERING/IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2002-2006 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. atau saham baru perusahaan kepada publik atau go public.

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. atau saham baru perusahaan kepada publik atau go public. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam mempertahankan eksistensi dan mengembangkan usaha pada persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan pada umumnya membutuhkan dana yang besar, baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penawaran saham perdana yang dilakukan perusahaan kepada publik (Initial

BAB I PENDAHULUAN. Penawaran saham perdana yang dilakukan perusahaan kepada publik (Initial BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penawaran saham perdana yang dilakukan perusahaan kepada publik (Initial Publik Offerings) merupakan langkah awal bagi perusahaan sebelum berubah status menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. apabila perusahaan tersebut telah melakukan proses initial public offering

BAB I PENDAHULUAN. apabila perusahaan tersebut telah melakukan proses initial public offering BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sebuah perusahaan dikatakan telah menjadi perusahaan publik apabila perusahaan tersebut telah melakukan proses initial public offering (IPO). Yang dimaksud

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berharga seperti saham, sertifikat saham, dan obligasi. 1 Bursa Efek Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. berharga seperti saham, sertifikat saham, dan obligasi. 1 Bursa Efek Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal adalah suatu bidang usaha perdagangan surat-surat berharga seperti saham, sertifikat saham, dan obligasi. 1 Bursa Efek Indonesia memiliki peran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Pada umumnya setiap perusahaan mempunyai cara dan keinginan untuk mengembangkan usahanya, salah satunya dengan mengadakan ekspansi. Untuk ekspansi tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuat berjalannya sistem perekonomian. Dalam beberapa tahun terakhir ini,

BAB I PENDAHULUAN. membuat berjalannya sistem perekonomian. Dalam beberapa tahun terakhir ini, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia usaha merupakan salah satu faktor yang mendorong pertumbuhan ekonomi. Dengan adanya perusahaan baik perusahaan besar maupun perusahaan dengan usaha kecil menengah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 12 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan semakin meningkatnya kemajuan di bidang perdagangan dan perkembangan dalam era globalisasi, Indonesia dihadapkan pada perubahan berbagai aspek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Initial Public Offerings (IPO) merupakan peristiwa yang penting bagi perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. Initial Public Offerings (IPO) merupakan peristiwa yang penting bagi perusahaan, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Initial Public Offerings (IPO) merupakan peristiwa yang penting bagi perusahaan, dalam hal ini perusahaan menawarkan saham pada publik untuk yang pertama kali. Dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan penerimaan devisa. Di Negara yang sedang berkembang usaha yang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan penerimaan devisa. Di Negara yang sedang berkembang usaha yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan suatu Negara memerlukan dana investasi dalam jumlah yang banyak sehingga perlu ada usaha yang mengarah pada dana investasi yang bersumber dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usahanya adalah dengan cara melakukan go public. Dana yang diperoleh dalam go

BAB I PENDAHULUAN. usahanya adalah dengan cara melakukan go public. Dana yang diperoleh dalam go BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu cara bagi perusahaan yang sedang berkembang untuk mendapatkan tambahan dana dalam rangka pembiayaan dan pengembangan usahanya adalah dengan cara melakukan

Lebih terperinci

Repositori STIE Ekuitas

Repositori STIE Ekuitas Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Thesis of Accounting http://repository.ekuitas.ac.id Banking Accounting 2016-02-13 Pengaruh Persentase Saham Yang Ditawarkan Dan Solvability Ratio Terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan perusahaan, permasalahan yang dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan perusahaan, permasalahan yang dihadapi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan perusahaan, permasalahan yang dihadapi perusahaan semakin bertambah. Salah satu permasalahan penting yang dihadapi oleh hampir

Lebih terperinci

BAB I. memenuhi kebutuhan dana yang cukup besar tersebut, seringkali dana yang

BAB I. memenuhi kebutuhan dana yang cukup besar tersebut, seringkali dana yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya setiap perusahaan mempunyai keinginan untuk memperluas usahanya, hal ini dilakukan dengan mengadakan ekspansi. Untuk melakukan ekspansi ini perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Peran manajemen keuangan dalam suatu perusahaan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Peran manajemen keuangan dalam suatu perusahaan yaitu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peran manajemen keuangan dalam suatu perusahaan yaitu berkepentingan untuk menciptakan dan menjaga nilai ekonomis atau kekayaan perusahaan. Konsekuensinya, semua pengambilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, perekonomian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, perekonomian pun turut berkembang dengan pesat. Hal tersebut juga membuat persaingan antar perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir pekembangan perusahaan yang terdaftar di

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir pekembangan perusahaan yang terdaftar di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam beberapa tahun terakhir pekembangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia menunjukan peningkatan yang signifikan, hal tersebut dapat terlihat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Konsep Teoritis Laporan Keuangan Tujuan akhir dari proses akuntansi adalah menghasilkan informasi akuntansi dari suatu perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, wujudnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Oktober 1988, dan Desember Kebijakan-kebijakan tersebut telah

BAB 1 PENDAHULUAN. Oktober 1988, dan Desember Kebijakan-kebijakan tersebut telah 1 BAB 1 PENDAHULUAN A.Latar Belakang Penelitian Perkembangan pasar modal Indonesia yang pesat dimulai sejak ditetapkannya paket-paket kebijakan oleh pemerintah pada bulan Desember 1987, Oktober 1988, dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang dituntut untuk senantiasa

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang dituntut untuk senantiasa I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang dituntut untuk senantiasa meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakatnya melalui pembinaan pilar ekonomi yang dianggap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tercermin dari banyaknya perusahaan yang melakukan Initial Public Offering

BAB I PENDAHULUAN. tercermin dari banyaknya perusahaan yang melakukan Initial Public Offering BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aktivitas perekonomian Indonesia selalu mengalami perkembangan dari tahun ke tahun. Perkembangan aktivitas perekonomian Indonesia dapat dilihat dari beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini persaingan dalam dunia bisnis semakin tinggi. Semakin banyak perusahaan baru yang muncul untuk bersaing dengan perusahaan lama. Tujuan perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh modal tersebut adalah dengan melakukan go public. Go public

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh modal tersebut adalah dengan melakukan go public. Go public BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan yang berbasis bisnis adalah perusahaan yang bertujuan untuk memaksimalisasi nilai perusahaan dan mencari keuntungan yang optimal. Untuk mencapai tujuan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam perusahaan selalu mempunyai masalah-masalah yang terkait

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam perusahaan selalu mempunyai masalah-masalah yang terkait BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Di dalam perusahaan selalu mempunyai masalah-masalah yang terkait pendanaan. Salah satunya adalah kekurangan dana untuk memperluas usaha maupun melakukan inovasi dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perekonomian menjadi meningkat karena pasar modal menjalankan dua

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perekonomian menjadi meningkat karena pasar modal menjalankan dua 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal adalah salah satu alternatif yang dapat dimanfaatkan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dananya, dengan adanya pasar modal diharapkan aktivitas perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang didapat dari dividen ataupun capital gain. Sedangkan manajemen berusaha

BAB I PENDAHULUAN. yang didapat dari dividen ataupun capital gain. Sedangkan manajemen berusaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investor menginvestasikan dana bertujuan memaksimumkan kekayaannya yang didapat dari dividen ataupun capital gain. Sedangkan manajemen berusaha memaksimumkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan usaha untuk mencari sumber tambahan dari eksternal, termasuk

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan usaha untuk mencari sumber tambahan dari eksternal, termasuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya tidak akan terlepas dari masalah pemenuhan kebutuhan dana untuk pembiayaan. Faktor ketersediaan dana

Lebih terperinci

harga, yaitu penentuan harga saham saat IPO secara signifikan lebih rendah

harga, yaitu penentuan harga saham saat IPO secara signifikan lebih rendah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Initial Public Offering (IPO) atau penawaran saham perdana merupakan usaha perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat dengan menerbitkan saham baru.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. initial return dari hasil kegiatan tersebut (Handayani, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. initial return dari hasil kegiatan tersebut (Handayani, 2008). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Perkembangan perekonomian yang didukung oleh peningkatan teknologi dan komunikasi telah menciptakan iklim persaingan yang ketat. Hal ini menuntut perusahaan agar tetap

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIK TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN

ANALISIS PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIK TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN ANALISIS PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN RISIKO SISTEMATIK TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2004-2006 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN FARMASI DI BEI

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN FARMASI DI BEI ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN FARMASI DI BEI Lilis Tri Jayanti lilistrijayanti@gmail.com Budhi Satrio hasta.budhisatrio@gmail.com Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan bukan hanya dimiliki oleh pemilik lama (founders), tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan bukan hanya dimiliki oleh pemilik lama (founders), tetapi juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan ekonomi, banyak perusahaan yang melakukan ekspansi usaha. Pada saat itu, perusahaan harus menentukan untuk menambah modal dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi suatu negara. Hal ini dikarenakan pasar modal mempunyai fungsi

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi suatu negara. Hal ini dikarenakan pasar modal mempunyai fungsi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu lembaga yang memiliki peran sangat penting bagi suatu negara. Hal ini dikarenakan pasar modal mempunyai fungsi utama, yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. likuid dan efisien. Pasar modal dikatakan likuid jika penjual dapat menjual dan

BAB I PENDAHULUAN. likuid dan efisien. Pasar modal dikatakan likuid jika penjual dapat menjual dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya, pasar modal merupakan tempat bertemu antara pembeli dan penjual dengan risiko untung dan rugi. Selain itu, pasar modal juga merupakan suatu usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Modal merupakan alternatif sumber dana di samping perbankan bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Modal merupakan alternatif sumber dana di samping perbankan bagi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar Modal merupakan alternatif sumber dana di samping perbankan bagi pembiayaan-pembiayaan kegiatan operasional perusahaan melalui penjualan saham mau pun

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan merupakan hal yang sangat membantu terhadap suatu keputusan yang diambil karena kinerja keuangan akan menunjukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan tertentu antara elemen yang satu dengan elemen yang lain dalam suatu laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian Indonesia telah memasuki tahapan baru yaitu tahap dimana peran pasar modal telah menjadi sangat penting sehingga pasar modal dijadikan salah

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF HIBAH KOMPETENSI

RINGKASAN EKSEKUTIF HIBAH KOMPETENSI RINGKASAN EKSEKUTIF HIBAH KOMPETENSI UNDERPRICING DAN EARNINGS MANAGEMENT PADA INITIAL PUBLIC OFFERING PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA Oleh: Prof. Drs. Tatang Ary Gumanti, M.Buss.Acc., Ph.D. NIDN 0025116604

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah perusahaan pada hakekatnya memerlukan dana investasi dalam jumlah yang besar. Jumlah dana tersebut tidak akan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah perusahaan pada hakekatnya memerlukan dana investasi dalam jumlah yang besar. Jumlah dana tersebut tidak akan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah perusahaan pada hakekatnya memerlukan dana investasi dalam jumlah yang besar. Jumlah dana tersebut tidak akan cukup apabila perusahaan hanya menggunakan modal sendiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia, hal ini didukung dengan kemajuan di bidang teknologi dan komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. dunia, hal ini didukung dengan kemajuan di bidang teknologi dan komunikasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan terjadi secara dinamis di segala bidang. Perkembangan tersebut terasa sangat berdampak pada bidang perekonomian dunia, hal ini didukung dengan

Lebih terperinci

PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN ROKOK YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN

PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN ROKOK YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN ROKOK YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2013-2015 Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi strata I pada Fakultas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Keuangan Perkembangan dunia usaha di Indonesia yang semakin kompetitif menuntut setiap perusahaan untuk dapat mengolah dan melaksanakan manajemen perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia khususnya dalam bidang investasi saham. Pasar modal merupakan sarana

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia khususnya dalam bidang investasi saham. Pasar modal merupakan sarana BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peranan penting dalam meningkatkan perekonomian dunia khususnya dalam bidang investasi saham. Pasar modal merupakan sarana alternative

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk dunia usaha dan investasi untuk investor. Setiap perusahaan tentu memiliki

BAB I PENDAHULUAN. untuk dunia usaha dan investasi untuk investor. Setiap perusahaan tentu memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu tempat dimana sering terjadinya permintaan dan penawaran modal. Peran pasar modal sangat penting sebagai sumber pembiayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal dalam bentuk konkrit berupa Bursa Efek (securities / stock

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal dalam bentuk konkrit berupa Bursa Efek (securities / stock BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal dalam bentuk konkrit berupa Bursa Efek (securities / stock exchange). Bursa efek sebenarnya sama dengan pasar-pasar lainnya yaitu tempat bertemunya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pasar modal adalah untuk memperoleh capital gain. Menurut Darmadji dan

BAB 1 PENDAHULUAN. pasar modal adalah untuk memperoleh capital gain. Menurut Darmadji dan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Initial Public Offering (IPO) dapat menjadi salah satu cara alternatif dari perusahaan untuk memperoleh tambahan dana atau modal dari masyarakat. IPO merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pasar modal adalah tempat bertemunya penawaran dan permintaan dana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pasar modal adalah tempat bertemunya penawaran dan permintaan dana 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal adalah tempat bertemunya penawaran dan permintaan dana jangka menengah atau jangka panjang, atau dengan kata lain tempat bertemunya calon pemodal (investor)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk menarik investor dari luar dalam hal pendanaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk menarik investor dari luar dalam hal pendanaan tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan-perusahaan yang ingin mengembangkan usahanya membutuhkan dana yang besar. Kebutuhan inilah yang mendasari suatu perusahaan untuk menarik investor dari luar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan (going concern). Untuk mencapai tujuan tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan (going concern). Untuk mencapai tujuan tersebut, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya tujuan perusahaan adalah untuk mencapai atau memperoleh laba maksimal, mengembangkan perusahaan serta menjaga kelangsungan hidup perusahaan (going

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN SAHAM

ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN SAHAM ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN SAHAM SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memutuskan untuk go public untuk yang pertama kalinya, saham dilepas terlebih

BAB I PENDAHULUAN. memutuskan untuk go public untuk yang pertama kalinya, saham dilepas terlebih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu tempat dimana terjadinya permintaan dan penawaran modal. Peran pasar modal sangat penting sebagai sumber pembiayaan untuk perusahaan

Lebih terperinci