SEBARAN KLOROFIL-A DI DAERAH FISHING GROUND IKAN PELAGIS BESAR PERAIRAN KEPALA BURUNG PULAU PAPUA
|
|
- Sukarno Yuwono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 SEBARAN KLOROFIL-A DI DAERAH FISHING GROUND IKAN PELAGIS BESAR PERAIRAN KEPALA BURUNG PULAU PAPUA Alianto *, Fitri I. E. Saleh, Hendri, Suhaemi, Thomas Gaite, Nofti V. Awak & Hugo S. R. Rumbewas PI- Abstrak Prodi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Papua Pusat Penelitian Lingkungan Hidup, Universitas Papua Prodi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Papua * Penelitian bertujuan untuk mengetahui konsentrasi klorofil-a di daerah fishing ground ikan pelagis besar Perairan Laut Kepala Burung Pulau Papua. Penelitian berlangsung dari bulan Juli 04 sampai September 04 dengan lokasi di Samudera Pasifik dengan jarak dari -46 mil Laut Pantai Kepala Burung Pulau Papua. Pengambilan contoh air laut untuk pengukuran konsentrasi klorofil-a dilakukan pada lokasi, dimana lokasi mewakili Kota dan Kabupaten Sorong serta Kabupaten Tambrauw, lokasi mewakili Kabupaten Manokwari, Kabupaten Biak, Kabupaten Biak Nunfor dan Kabupaten Manokwari Selatan, serta lokasi mewakili Kabupaten Teluk Wondama dan Kabupaten Nabire. Secara keseluruhan pengambilan contoh air untuk pengukuran klorofil-a dilakukan pada stasiun dengan 4 stasiun pada setiap lokasi. Pengambilan contoh air laut dilakukan secara in situ dilanjutkan dengan pengukuran konsentrasi klorofil-a secara ex situ. Hasil pengukuran diperoleh konsentrasi klorofil-a di ketiga lokasi pengamatan dari bulan Juli sampai September 06 berkisar dari 0,0-0,45 µg/l. Konsentrasi klorofil-a di daerah fishing ground ikan pelagis besar dengan jarak dari 5-5 mil laut pantai Kota dan Kabupaten serta Kabupaten Tambrauw berkisar dari 0,06-0,45 µg/l. Konsentrasi ini cenderung sama dengan konsentrasi klorofil-a pada daerah fishing ground ikan pelagis besar dengan jarak dari -46 mil laut pantai Kabupaten Manokwari, Kabupaten Biak, Kabupaten Biak Nunfor dan Kabupaten Manokwari Selatan yang berkisar dari 0,88-0,9 µg/l. Hal yang sama terlihat pula dengan konsentrasi klorofil-a di daerah fishing ground ikan pelagis besar dengan jarak dari -5 mil laut pantai Kabupaten Teluk Wondama dan Kabupaten Nabire berkisar dari 0,0-0, µg/l. Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa sebaran konsentrasi klorofil-a di tiga lokasi pengamatan sebagian besar berada pada kategori sedang dengan kecenderungan homogen. Kata kunci: fishing ground, homogen, klorofil-a, konsentrasi, sebaran Pengantar Klorofil-a dengan rumus kimia C55H7O5N4Mg (Weyl, 970) merupakan salah satu pigmen fotosintesis atau dengan kata lain merupakan pigmen fotosintesis utama bagi organisme fotosintesis. Semua organisme fotosintesis mengandung klorofil-a baik itu pada tumbuhan tingkat tinggi, alga maupun bakteri fotosintesis. Pada tumbuhan tingkat tinggi mengandung klorofil termasuk klorofil-a sekitar 9% (Kirk, 994). Sedangkan pada alga yang terdiri atas kelompok seluruhnya mengandung klorofil-a (Miller, 004) termasuk kelompok mikroalga seperti fitoplankton terdapat dalam jumlah yang banyak dengan konsentrasi yang sangat tinggi untuk mendukung pertumbuhan yang cepat (Ara et al., 0). Oleh karena itu, klorofil-a sering digunakan untuk mengukur biomass fitoplankton (Strickland & Parsons, 97) karena klorofil-a pada fitoplankton seluruhnya masuk dalam rantai makanan (Hanisak, 98) dan keberadaan klorofil-a sering pula digunakan sebagai indikator untuk mempelajari produktivitas perairan (Strickland & Parsons, 97). Selain itu, keberadaan klorofila di perairan sering pula dijadikan sebagai indikator daerah penangkapan ikan (fishing ground) yang baik terutama bagi daerah penangkapan bagi perikanan ikan pelagis kecil maupun ikan pelagis besar. Semnaskan_UGM / Penangkapan Ikan (PI-)-9
2 Berdasarkan beberapa uraian di atas yang berkaitan dengan arti penting keberadaan klorofil-a, maka sangatlah diperlukan informasi tentang klorofil-a khususnya pada lokasi-lokasi yang menjadi daerah penangkapan ikan pelagis. Informasi tentang keberadaan klorofil-a termasuk sebaran dan konsentrasinya di daerah penangkapan ikan pelagis besar di Perairan Laut Kepala Burung Pulau Papua belum banyak diketahui. Oleh karena itu, penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi klorofil-a di daerah penangkapan ikan di Perairan Laut Kepala Burung Pulau Papua. Bahan dan Metode Tempat dan waktu penelitian Tempat penelitian berada di Samudera Pasifik dengan jarak dari -46 mil Laut Pantai Kepala Burung Pulau Papua (Gambar.) yang berlangsung dari bulan Juli 04 sampai September 04. Penelitian dilakukan pada lokasi, dimana lokasi mewakili Kabupaten dan Kota Sorong serta Kabupaten Tambrauw, lokasi mewakili Kabupaten Manokwari, Kabupaten Biak, Kabupaten Biak Nunfor dan Kabupaten Manokwari Selatan serta lokasi mewakili Kabupaten Teluk Wondama dan Kabupaten Nabire. Jumlah keseluruhan stasiun pengamatan pada ketiga lokasi adalah sebanyak stasiun dimana setiap lokasi terdiri atas 4 stasiun. Pengambilan contoh air laut dilakukan secara in situ pada setiap lokasi dan stasiun pengamatan dilakukan pada kedalaman sekitar 50 cm dari permukaan laut Gambar. Peta lokasi penelitian pada daerah fishing ground di kepala burung Pulau Papua ( = stasiun penelitian). Bahan Bahan yang digunakan pada penelitian terdiri atas contoh air laut, aseton 90% dan magnesium karbonat. Sedangkan alat yang digunakan pada penelitian terdiri atas botol sampel polietilen kapasitas 000 ml, collbox, plastik polibek warna hitam, pompa vakum tekanan 00 mm Hg, kertas saring Millipore mesh size 0,45 μm (Whatman GF/C, diameter 47 mm porositas, μm), tissue grinder, tabung glass, centrifuge, alluminium foil, frezer dan spektrofotometer tipe SHIMAZU UV Semnaskan_UGM / Alianto et al.
3 Mengukur konsentrasi Contoh air laut untuk analisis klorofil-a masing-masing diambil sebanyak l atau 000 ml di kedua belas stasiun pengamatan. Selanjutnya contoh air tersebut dimasukkan kedalam botol polietilen kapasitas 000 ml (ditutup rapat dengan plastik polibek hitam) dan disimpan dalam box ice bersuhu dingin untuk dianalisis secara ex situ di laboratorium. Contoh air laut disaring dengan bantuan pompa vakum tekanan 00 mm Hg, kedalam millipore filter aparatus (Whatman GF/C, diameter 47 mm porositas, μm). Kemudian diekstraksi dengan aseton 90% sebanyak 0 ml dan digerus sampai halus selama 0 sampai 5 menit. Setelah itu dimasukkan dalam tabung lalu ditutup dengan aluminium foil dan didinginkan dalam freezer pada suhu 0-4 C selama 4-6 jam sebelum dianalisis (Strickland & Parsons, 97). Setelah itu ditimbang lalu disentrifus pada putaran 600 rpm selama 5 menit. Selanjutnya diukur dengan spekrofotometer (SHIMAZU UV-60) pada panjang gelombang 750 nm dan 665 nm. Selanjutnya ditambahkan asam dengan N HCL dan diukur pula pada panjang gelombang yang sama. Konsentrasi klorofil-a dihitung dengan menggunakan metode Lorenzen (967) sebagai berikut: A* K( a )* v Klorofil a ( g / L)...() V * I Keterangan: A = koefisien absorpsi klorofil-a =,0 K = faktor konversi absorbansi =,4 665o = absorbansi pada panjang gelombang 665 nm dikurangis absorbansi pada panjang gelombang 750 nm sebelum pengasaman 665a = absorbansi pada panjang gelombang 665 nm dikurangi absorbansi pada panjang gelombang 750 nm setelah pengasaman V = volume aseton yang digunakan untuk ekstraksi (ml) V = volume air yang disaring (l) I = panjang kuvet (cm). Hasil dan Pembahasan Pada bulan Juli konsentrasi klorofil-a pada ketiga lokasi pengamatan berkisar dari 0,0-0,47 µg/l dengan konsentrasi tertinggi terdapat di lokasi dengan konsentrasi sebesar 0,47 µg/l dan terendah di lokasi sebesar 0,0 µg/l. (Tabel ) dengan rata-rata bulanan sebesar 0,05 µg/l. Hal yang sama terjadi pula dengan konsentrasi klorofil-a pada Agustus (Tabel.), pada bulan ini konsentrasi klorofil-a pada ketiga lokasi pengamatan berkisar dari 0,0-0,4 µg/l dengan konsentrasi tertinggi pada lokasi sebesar 0,4 µg/l dan terendah di lokasi sebesar 0,0 µg/l dengan rata-rata bulanan sebesar 0,04 µg/l. Kondisi konsentrasi klorofil-a seperti ini berlanjut pula sampai dengan bulan September, konsentrasi klorofil-a pada bulan September berkisar dari 0,0-0,45 µg/l dengan konsentrasi tertinggi terdapat pada lokasi sebesar 0,45 µg/l dan terendah di lokasi sebesar 0,0 µg/l dengan rata-rata bulanan sebesar 0,0 µg/l. Semnaskan_UGM / Penangkapan Ikan (PI-)-9
4 Tabel. Konsentrasi klorofil-a selama pengamatan di daerah fishing ground Kepala Burung Pulau Papua. No. Pengamatan Rata-Rata Bulan Stasiun. Juli 0,8 0,75 0,6 0,05 0,04 0, 0,5 0,47 0,8 0,0 4 0,46 0,7 0,07. Agustus 0,04 0,86 0, 0,04 0,0 0, 0,4 0,4 0,8 0,0 4 0,4 0,6 0,0. September 0,06 0,88 0, 0,0 0,06 0, 0, 0,45 0,9 0,0 4 0,4 0,06 0,05 Keterangan: = mencakup Kabupaten/Kota Sorong dan Kabupaten Tambrauw = mencakup Kabupaten Manokwari, Kabupaten Biak, Kabupaten Biak Nunfor dan Kabupaten Manokwari Selatan = mencakup Kabupaten Teluk Wondama dan Kabupaten Nabire. Berdasarkan uraian di atas (Tabel.) menunjukkan bahwa konsentrasi klorofil-a pada tiga bulan pengamatan memperlihatkan perbedaan yang relatif kecil dengan kecenderungan sama atau homogen. Hal ini dapat dilihat selama pengamatan dari bulan April sampai September rata-rata konsentrasi klorofil-a pada lokasi, dan secara berturut-turut sebesar 0,05 µg/l, 0,04 µg/l dan 0,0 µg/l. Rata-rata konsentrasi klorofil-a yang diperoleh selama pengamatan tergolong sedang (berada diantara konsentrasi klorofil-a yang tergolong rendah dan tinggi). Hal ini berkaitan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Han & Takahashi (000) yang berlokasi di eastern northern North Pacific (arah utara timur Pasifik Utara) mendapatkan konsentrasi klorofil-a dengan rata-rata berkisar dari 0,7-0, µg/l dimana konsentrasi yang diperoleh tidak jauh berbeda dengan hasil yang di peroleh pada penelitian ini (Tabel dan ). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tersebut, Han & Takahashi (000) menggolongkan konsentrasi klorofil-a di arah utara timur Pasifik Utara termasuk rendah bila konsentrasinya di bawah 0, µg/l dan tinggi bila konsentrasinya di atas 0,5 µg/l. Tabel. Rata-rata konsentrasi klorofil-a pada setiap stasiun pengamatan. Stasiun 0,09 0,8 0,0 0,04 0,5 0,0 0,45 0,85 0,0 4 0,44 0,0 0,05 Keterangan: = mencakup Kabupaten/Kota Sorong dan Kabupaten Tambrauw = mencakup Kabupaten Manokwari, Kabupaten Biak dan Kabupaten Biak Nunfor dan Kabupaten Manokwari Selatan = mencakup Kabupaten Teluk Wondama dan Kabupaten Nabire. Sedangkan berdasarkan stasiun pengamatan konsentrasi klorofil-a bervariasi dengan kecenderungan lebih tinggi di lokasi (Tabel dan ). Pada Tabel dan terlihat bahwa konsentrasi klorofil-a pada setiap stasiun pengamatan secara berturut-turut berkisar dari 0,0-0,47 µg/l dengan rata-rata 0,04-0,45 µg/l di lokasi dan 0,75-0,9 µg/l dengan rata-rata berkisar dari 0,8-0,85 µg/l di lokasi, serta 0,0-0,6 µg/l di lokasi dengan rata-rata berkisar dari 0,0-0,0 µg/l. Bila dibandingkan dengan konsentrasi klorofil-a yang berada di perairan arah utara timur Pasifik Utara (Han & Takahashi, 000), konsentrasi klorofil-a yang diperoleh pada pengamatan ini lebih tinggi dan sebagian besar berada pada konsentrasi dalam kategori sedang dan hanya stasiun pada lokasi yang tergolong rendah (Tabel dan 94-Semnaskan_UGM / Alianto et al.
5 Gambar ). Berdasarkan hasil penelitian Han & Takahashi (000) konsentrasi klorofil-a di arah utara timur Pasifik Utara tergolong rendah dengan konsentrasi berkisar dari 0,00-0,04 µg/l dengan rata-rata berkisar dari 0,008-0,00 µg/l. Gambar. Profil sebaran konsentrasi klorofil-a berdasarkan stasiun pengamatan. Bervariasinya konsentrasi klorofil-a dari kategori rendah sampai sedang pada lokasi, dan disebabkan karena klorofil-a di ketiga lokasi tersebut kemungkinan di grazing oleh herbivorous zooplankton (Lalli & Parsons, 988). Hal ini disebabkan karena lokasi, dan tersebut merupakan lokasi fishing ground (daerah penangkapan) ikan tuna madidihang (Thunnus albacares) di Kepala Burung Pulau Papua. Selanjutnya Lalli & Parsons (995) menyebutkan bahwa dalam rantai makanan klorofil-a (fitoplankton) berfungsi sebagai produsen dan selanjutnya dikonsumsi atau di grazing oleh konsumer tingkat (herbivorous zooplankton) dan herbivorous zooplankton dikonsumsi oleh konsumer tingkat (ikan kecil) atau langsung dikonsumsi oleh konsumer tingkat yang ada di atasnya berupa ikan-ikan besar termasuk ikan tuna dalam hal ini tuna madidihang (T. albacares). Fenomena seperti ini didukung pula oleh pernyataan bahwa fitoplankton dalam perairan sebagian besar bahkan 00% masuk dalam rantai makanan (Hanisak, 98). Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Sebaran konsentrasi klorofil-a pada tiga lokasi daerah fishing ground ikan pelagis besar cenderung bervariasi dengan kategori rendah sampai sedang. Konsentrasi klorofil-a di daerah fishing ground ikan pelagis besar cenderung sebagian besar berada pada kategori sedang baik dilihat menurut bulan maupun lokasi maupun stasiun. Saran Perlu adanya penelitian yang membahas tentang adanya hubungan antara ketersediaan klorofil-a dengan kelimpahan ikan madidihang (T. albacares), nutrien inorganik terlarut, intensitas cahaya matahari yang berada di zona eufotik. Semnaskan_UGM / Penangkapan Ikan (PI-)-95
6 Ucapan Terima Kasih Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi melalui Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat, Direktorat Jendral Penguatan Riset dan Pengembangan, atas bantuan dana penelitian melalui Program Penelitian Prioritas Nasional Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 0-05 (PENPRINAS MPEI 0-05). Daftar Pustaka Ara, K., S. Fukuyama, M. Tashiro & J. Hiromi. 0. Seasonal and year-on-year variability in chlorophyll a and microphytoplankton assemblages for 9 years (00-009) in the neritic area Sagami Bay, Japan. Plankton Benthos Res. 6 (): Han, D.O. & M.M. Takahashi Chlorophyll a biomass of netplankton in surface waters of the Northern North Pacific Ocean and the adjacent seas from summer to autumn. J. Oceanogr. 56: - Hanisak, M.D. 98. The nitrogen relationships of marine makroalga.in Nitrogen in the Marine Environment. Carpenter, E.J. & D.G. Capone. (eds.). Academi Press. New York pp. Kirk, J.T.O Light and photosynthesis in aquatic ecosystem. Cambridge University Press. Cambridge. Lalli, C.M. & T.R. Parsons Biological oceanography: An introduction. Butterworth- Heinemann. Oxford. 0 p. Lorenzon, C.J Determination of chlorophyll and phaepigments: spectrophotometric equations. Limnol. Oceanogr. : 4-46 Miller, C.B Biological oceanography. Blackwell Science. USA. 40 p. Strickland, J.D.H. & T.R. Parsons. 97. A practical handbook of seawater analysis. Second Edition. Bull Fish. Res. Bd. Can. No p. Weyl, P.K Oceanography an introduction to the marine environment. Wiley and Sons. Inc. Tanya Jawab Penanya :Yopi Pertanyaan : Bukankah klorofil a memiliki hubungan tidak langsung dengan ikan pelagis besar yang termasuk karnivora? Jawaban : Benar, tetapi ikan pelagis besar memangsa ikan pelagis kecil yang plandivorous (yang makan plankton). Pada rantai makanan dibawahnya yaitu fitoplankton (klorofil a). 96-Semnaskan_UGM / Alianto et al.
METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Menentukan Stasiun dan Titik Pengambilan Contoh
METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di perairan Teluk Banten, Propinsi Banten. Secara geografis lokasi penelitian berada pada posisi koordinat 106 0 6'-106 0 7 Bujur Timur
Lebih terperinciKELIMPAHAN FITOPLANKTON PADA ZONA DENGAN KARAKTERISTIK MASSA AIR YANG BERBEDA DI PERAIRAN TELUK BANTEN
KELIMPAHAN FITOPLANKTON PADA ZONA DENGAN KARAKTERISTIK MASSA AIR YANG BERBEDA DI PERAIRAN TELUK BANTEN MS-02 Alianto 1 * & Ario Damar 2 1 Prodi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA INTENSITAS CAHAYA DENGAN KEKERUHAN PADA PERAIRAN TELUK AMBON DALAM
HBNGAN ANTARA INTENSITAS CAHAYA DENGAN KEKERHAN PADA PERAIRAN TELK AMBON DALAM PENDAHLAN Perkembangan pembangunan yang semakin pesat mengakibatkan kondisi Teluk Ambon, khususnya Teluk Ambon Dalam (TAD)
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan di Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut (BBPBL) Hanura Lampung pada bulan Juli - Agustus 2011. B. Materi Penelitian B.1. Biota Uji Biota
Lebih terperinciBab III Bahan dan Metode
Bab III Bahan dan Metode A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2012 di daerah budidaya rumput laut pada dua lokasi perairan Teluk Kupang yaitu di perairan Tablolong
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN
BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di perairan lokasi budidaya kerang hijau (Perna viridis) Perairan Pantai Cilincing, Jakarta Utara. Sampel plankton diambil
Lebih terperinciBAB 2 BAHAN DAN METODE
BAB 2 BAHAN DAN METODE 2.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2009- Juli 2010 di Danau Lut Tawar. Metode yang digunakan dalam penentuan stasiun adalah dengan metode Purposive
Lebih terperinci3 METODE PENELITIAN. Gambar 4. Lokasi penelitian di Perairan Selat Nasik, Belitung, April 2010.
15 3 METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian telah dilakukan di perairan Selat Nasik Kabupaten Belitung pada bulan April 2010 dan di perairan Estuari Donan Cilacap pada bulan Juni
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April-Mei 2013 di perairan Pantai Balongan, Kabupaten Indramayu. Pengambilan sampel dilakukan dengan
Lebih terperinciSTUDI PENGARUH KONSENTRASI NITRAT TERHADAP KLOROFIL-A DI PERAIRAN KALIANGET KABUPATEN SUMENEP
STUDI PENGARUH KONSENTRASI NITRAT TERHADAP KLOROFIL-A DI PERAIRAN KALIANGET KABUPATEN SUMENEP M. Habibi Syaifullah Akbar 1, Aries Dwi Siswanto 2, Muhammad Zainuri 2 1 Mahasiswa Jurusan Ilmu Kelautan, Universitas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Perairan Lhokseumawe Selat Malaka merupakan daerah tangkapan ikan yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmiah Perairan Lhokseumawe Selat Malaka merupakan daerah tangkapan ikan yang subur dengan hasil laut yang bernilai ekonomi tinggi. Hal ini berhubungan dengan kehadiran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang s
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pulau Morotai yang terletak di ujung utara Provinsi Maluku Utara secara geografis berbatasan langsung dengan Samudera Pasifik di sebelah utara, sebelah selatan berbatasan
Lebih terperinciJurnal KELAUTAN, Volume 3, No.1 April 2010 ISSN :
PENGUKURAN KONSENTRASI KLOROFIL-A DENGAN PENGOLAHAN CITRA LANDSAT ETM-7 DAN UJI LABORATORIUM DI PERAIRAN SELAT MADURA BAGIAN BARAT Halida Nuriya 1) Zainul Hidayah 2) Wahyu Andy Nugraha 2) 1) Mahasiswa
Lebih terperinciBAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015
BAB III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015 yang meliputi kegiatan di lapangan dan di laboratorium. Lokasi pengambilan
Lebih terperinciBab III Bahan dan Metode
Bab III Bahan dan Metode A. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah buah kelapa sawit segar dan buah pascaperebusan (perebusan pada suhu 131 o C, tekanan uap 2 atmosfer, selama 100
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian telah dilaksanakan di perairan Pulau Biawak Kabupaten Indramayu dan Laboratorium Manajemen Sumberdaya dan Lingkungan Perairan Fakultas Perikanan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. besar di perairan. Plankton merupakan organisme renik yang melayang-layang dalam
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Plankton merupakan salah satu jenis biota yang penting dan mempunyai peranan besar di perairan. Plankton merupakan organisme renik yang melayang-layang dalam air atau
Lebih terperinciDepik Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan, Pesisir dan Perikanan p-issn: , e-issn:
SHORT COMMUNICATION DOI: 10.13170/depik.6.3. 8364 Status klorofil-a di Perairan Teluk Pria Laot Sabang, Provinsi Aceh Status of the chlorophyll-a in the Pria Laot Bay Sabang, Aceh Province Sri Agustina
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Juli sampai dengan bulan Oktober 2015 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Instrumen
Lebih terperinciANALISIS KONDISI PERAIRAN DITINJAU DARI KONSENTRASI TOTAL SUSPENDED SOLID (TSS) DAN SEBARAN KLOROFIL-A DI MUARA SUNGAI LUMPUR, SUMATERA SELATAN
MASPARI JOURNAL Juli 2017, 9(2):95-104 ANALISIS KONDISI PERAIRAN DITINJAU DARI KONSENTRASI TOTAL SUSPENDED SOLID (TSS) DAN SEBARAN KLOROFIL-A DI MUARA SUNGAI LUMPUR, SUMATERA SELATAN ANALYSIS OF WATER
Lebih terperinci4 HASIL DAN PEMBAHASAN
23 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pola Sebaran Suhu Permukaan Laut (SPL) Hasil olahan citra Modis Level 1 yang merupakan data harian dengan tingkat resolusi spasial yang lebih baik yaitu 1 km dapat menggambarkan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Teluk Ratai Kabupaten Pesawaran,
III. METODOLOGI PENELITIAN.. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Teluk Ratai Kabupaten Pesawaran, Lampung. Penelitian ini secara umum mencakup tahapan yaitu survei lapangan,
Lebih terperinciUdara ambien Bagian 4: Cara uji kadar timbal (Pb) dengan metoda dekstruksi basah menggunakan spektrofotometer serapan atom
Standar Nasional Indonesia Udara ambien Bagian 4: Cara uji kadar timbal (Pb) dengan metoda dekstruksi basah menggunakan spektrofotometer serapan atom ICS 13.040.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Arus Lintas Indonesia atau ITF (Indonesian Throughflow) yaitu suatu sistem arus di perairan Indonesia yang menghubungkan Samudra Pasifik dengan Samudra Hindia yang
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Tabel 1. Waktu sampling dan pengukuran parameter in situ di perairan Pesisir Maros
METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di perairan pesisir Maros yang dipengaruhi oleh sungai Maros (Gambar 3) selama kurang lebih satu tahun yang dimulai pada bulan
Lebih terperinciUdara ambien Bagian 1: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metoda indofenol menggunakan spektrofotometer
Standar Nasional Indonesia Udara ambien Bagian 1: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metoda indofenol menggunakan spektrofotometer ICS 13.040.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...
Lebih terperinciPERTEMUAN KE-5 M.K. DAERAH PENANGKAPAN IKAN SIRKULASI MASSA AIR (Bagian 2) ASEP HAMZAH
PERTEMUAN KE-5 M.K. DAERAH PENANGKAPAN IKAN SIRKULASI MASSA AIR (Bagian 2) ASEP HAMZAH What is a thermocline? A thermocline is the transition layer between warmer mixed water at the ocean's surface and
Lebih terperinciIV METODOLOGI PENELITIAN. Bahan penelitian yang akan digunakan adalah S. platensis, pupuk Azolla pinnata,
IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2012 di Laboratorium Pendidikan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Airlangga.
Lebih terperinci3. METODE PENELITIAN
3. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada kawasan perikanan keramba jaring apung (KJA) di Waduk Ir. H. Juanda Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat (Gambar 4). Kegiatan
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Pengambilan sampel dilakukan di Perairan Morotai bagian selatan, Maluku Utara (Gambar 1) pada Bulan September 2012 dengan Kapal Riset Baruna Jaya
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian telah dilakukan di kawasan perairan Pulau Biawak, Kabupaten Indramayu. Penelitian ini dilaksanakan selama 1 bulan, dimulai dari bulan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di
30 III. METODOLOGI PERCOBAAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di Laboratorium Kimia Analitik dan Instrumentasi Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai penggunaan aluminium sebagai sacrificial electrode
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Penelitian Penelitian mengenai penggunaan aluminium sebagai sacrificial electrode dalam proses elektrokoagulasi larutan yang mengandung pewarna tekstil hitam ini
Lebih terperinciVARIABILITAS SPASIAL DAN TEMPORAL SUHU PERMUKAAN LAUT DAN KONSENTRASI KLOROFIL-a MENGGUNAKAN CITRA SATELIT AQUA MODIS DI PERAIRAN SUMATERA BARAT
VARIABILITAS SPASIAL DAN TEMPORAL SUHU PERMUKAAN LAUT DAN KONSENTRASI KLOROFIL-a MENGGUNAKAN CITRA SATELIT AQUA MODIS DI PERAIRAN SUMATERA BARAT Muslim 1), Usman 2), Alit Hindri Yani 2) E-mail: muslimfcb@gmail.com
Lebih terperinciJURNAL MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
JURNAL MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN Volume 7, Nomor 1, April 2011 ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP PENGEMBANGAN KAWASAN PERIKANAN DI KABUPATEN MALUKU TENGAH TEKNOLOGI PROSES PEGARAMAN DI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki jumlah pulau yang sangat banyak. Secara astronomis, Indonesia terletak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki jumlah pulau yang sangat banyak. Secara astronomis, Indonesia terletak pada garis
Lebih terperinci4. HUBUNGAN ANTARA DISTRIBUSI KEPADATAN IKAN DAN PARAMETER OSEANOGRAFI
4. HUBUNGAN ANTARA DISTRIBUSI KEPADATAN IKAN DAN PARAMETER OSEANOGRAFI Pendahuluan Ikan dipengaruhi oleh suhu, salinitas, kecepatan arus, oksigen terlarut dan masih banyak faktor lainnya (Brond 1979).
Lebih terperinciLampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah
30 LAMPIRAN 31 Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah No. Sifat Tanah Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi 1. C (%) < 1.00 1.00-2.00 2.01-3.00 3.01-5.00 > 5.0 2. N (%)
Lebih terperinci3. METODE PENELITIAN
11 3. METODE PENELITIAN 3. 1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Danau Lido, Bogor, Jawa Barat. Danau Lido berada pada koordinat 106 48 26-106 48 50 BT dan 6 44 30-6 44 58 LS (Gambar
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ekosistem Sungai Air merupakan salah satu sumber daya alam dan kebutuhan hidup yang penting dan merupakan sadar bagi kehidupan di bumi. Tanpa air, berbagai proses kehidupan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii PERNYATAAN... iii PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xiii ABSTRAK...
Lebih terperinciTengah dan Selatan. Rata-rata SPL selama penelitian di Zona Utara yang pengaruh massa air laut Flores kecil diperoleh 30,61 0 C, Zona Tengah yang
8 PEMBAHASAN UMUM Berdasarkan letaknya yang pada bagian selatan berbatasan dengan laut Flores, karakteristik perairan Teluk Bone sangat dipengaruhi oleh laut ini. Arus permukaan di Teluk Bone sangat dipengaruhi
Lebih terperinciPERTEMUAN KE-6 M.K. DAERAH PENANGKAPAN IKAN HUBUNGAN SUHU DAN SALINITAS PERAIRAN TERHADAP DPI ASEP HAMZAH
PERTEMUAN KE-6 M.K. DAERAH PENANGKAPAN IKAN HUBUNGAN SUHU DAN SALINITAS PERAIRAN TERHADAP DPI ASEP HAMZAH Hidup ikan Dipengaruhi lingkungan suhu, salinitas, oksigen terlarut, klorofil, zat hara (nutrien)
Lebih terperinci3. METODE PENELITIAN
15 3. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Situ Gede. Situ Gede terletak di sekitar Kampus Institut Pertanian Bogor-Darmaga, Kelurahan Situ Gede, Kecamatan Bogor Barat,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk penelitian eksperimen karena dalam penelitian ini terdapat kontrol sebagai acuan antara
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil Analisa Persentase Perkecambahan. Ulangan I II III
Lampiran 1. Hasil Analisa Persentase Perkecambahan 1.1. Data Persentase Perkecambahan (%) A0 B0 C0 100.00 100.00 100.00 300.00 100.00 C1 66.67 66.67 100.00 233.34 77.78 B1 C0 100.00 100.00 100.00 300.00
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepulauan Mentawai adalah kabupaten termuda di Propinsi Sumatera Barat yang dibentuk berdasarkan Undang-undang No.49 Tahun 1999. Kepulauan ini terdiri dari empat pulau
Lebih terperinciUJI KOMPARASI NILAI GROSS PRIMARY PRODUCTIVITY (GPP) DAN KELIMPAHAN KLOROFIL-a KOLAM BUDIDAYA PEMBESARAN IKAN DENGAN PUPUK DAN TANPA PUPUK
UJI KOMPARASI NILAI GROSS PRIMARY PRODUCTIVITY (GPP) DAN KELIMPAHAN KLOROFIL-a KOLAM BUDIDAYA PEMBESARAN IKAN DENGAN PUPUK DAN TANPA PUPUK Muhammad Masyarul Rusdani 1) ; Muhammad Junaidi 1) ; Abdul Syukur
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai Mei 2015 di
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai Mei 2015 di Laboratorium Kimia Organik Universitas Lampung, Laboratorium Terpadu UIN Syarif
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Metode deskritif yaitu metode yang menjelaskan atau menggambarkan suatu keadaan berdasarkan fakta di lapangan dan tidak
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2011
36 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2011 di Laboratorium Kimia Analitik, Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas
Lebih terperinciGARAM GUNUNG ASAL KRAYAN SEBAGAI ZAT ADITIF UNTUK MENSTABILKAN KLOROFIL SAYURAN ABSTRAK
GARAM GUNUNG ASAL KRAYAN SEBAGAI ZAT ADITIF UNTUK MENSTABILKAN KLOROFIL SAYURAN Herman dan Laode Rijai Fakultas Farmasi Universitas Mulawarman, Samarinda, Kalimantan Timur. Email : herman.farmasi@yahoo.co.id
Lebih terperinciJurnal KELAUTAN, Volume 4, No.1 April 2011 ISSN :
PENYUSUNAN ALGORITMA PENDUGA KONSENTRASI KLOROFIL-A BERDASARKAN DATA SPEKTRORADIOMETER DI PERAIRAN TELUK JAKARTA DAN KEPULAUAN SERIBU Achmad Fachruddin Syah Dosen Jurusan Ilmu Kelautan Universitas Trunojoyo
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen, karena
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen, karena dilakukan manipulasi terhadap variabel dan adanya kontrol (Nazir, 1983: 284). B. Desain Penelitian
Lebih terperinciPola Sebaran Konsentrasi Klorofil-a di Selat Bangka dengan Menggunakan Citra Aqua-Modis
Maspari Journal, 2013, 5 (1), 22-33 http://masparijournal.blogspot.com Pola Sebaran Konsentrasi Klorofil-a di Selat Bangka dengan Menggunakan Citra Aqua-Modis Prianto, T. Zia Ulqodry dan Riris Aryawati
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen
19 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2012 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia
Lebih terperinciPENENTUAN DAERAH POTENSIAL PENANGKAPAN IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) MENGGUNAKAN CITRA SATELIT DI PERAIRAN JAYAPURA SELATAN KOTA JAYAPURA
PENENTUAN DAERAH POTENSIAL PENANGKAPAN IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) MENGGUNAKAN CITRA SATELIT DI PERAIRAN JAYAPURA SELATAN KOTA JAYAPURA THE DETERMINATION OF POTENTIAL FISHING AREA OF SKIPJACK TUNA
Lebih terperinciVARIABILITY NET PRIMERY PRODUCTIVITY IN INDIAN OCEAN THE WESTERN PART OF SUMATRA
1 VARIABILITY NET PRIMERY PRODUCTIVITY IN INDIAN OCEAN THE WESTERN PART OF SUMATRA Nina Miranda Amelia 1), T.Ersti Yulika Sari 2) and Usman 2) Email: nmirandaamelia@gmail.com ABSTRACT Remote sensing method
Lebih terperinciTEKNIK PENGAMBILAN, IDENTIFIKASI, DAN PENGHITUNGAN KELIMPAHAN PLANKTON DI PERAIRAN TELUK JAKARTA
TEKNIK PENGAMBILAN, IDENTIFIKASI, DAN PENGHITUNGAN KELIMPAHAN PLANKTON DI PERAIRAN TELUK JAKARTA Enda Suhenda Teknisi Litkayasa pada Balai Riset Perikanan Laut, Muara Baru-Jakarta Teregristasi I tanggal:
Lebih terperinciPRODUKTIVITAS PRIMER FITOPLANKTON DAN KETERKAITANNYA DENGAN UNSUR HARA DAN CAHAYA DI PERAIRAN TELUK BANTEN 1
PRODUKTIVITAS PRIMER FITOPLANKTON DAN KETERKAITANNYA DENGAN UNSUR HARA DAN CAHAYA DI PERAIRAN TELUK BANTEN 1 ABSTRAK (Phytoplankton Primary Productivity and its Relationship to Nutrients and Light Availabilities
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kondisi Umum Selat Bali Bagian Selatan
3 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kondisi Umum Selat Bali Bagian Selatan Selat merupakan perairan relatif sempit yang menghubungkan dua buah perairan yang lebih besar dan biasanya terletak di antara dua daratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Estradivari et al. 2009).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepulauan Seribu merupakan salah satu kawasan pesisir terletak di wilayah bagian utara Jakarta yang saat ini telah diberikan perhatian khusus dalam hal kebijakan maupun
Lebih terperinciUdara ambien Bagian 8: Cara uji kadar oksidan dengan metoda neutral buffer kalium iodida (NBKI) menggunakan spektrofotometer
Standar Nasional Indonesia Udara ambien Bagian 8: Cara uji kadar oksidan dengan metoda neutral buffer kalium iodida (NBKI) menggunakan spektrofotometer ICS 13.040.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar
Lebih terperinciIII. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai Agustus 2013 di Laboratorium
29 III. METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai Agustus 2013 di Laboratorium Kimia Fisik, Laboratorium Biomassa, Laboratorium Biokimia, dan Laboratorium
Lebih terperinciBAB I. Kegiatan manusia di sekitar perairan dapat mengakibatkan masuknya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan manusia di sekitar perairan dapat mengakibatkan masuknya bermacam substansi ke dalam sistem perairan. Sebagian dari substansi ini secara tidak langsung
Lebih terperinciEmisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer
Standar Nasional Indonesia Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer ICS 13.040.40 Badan Standardisasi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan
21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan Maret sampai Juni 2012 di Laboratorium Riset Kimia dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan
Lebih terperinciII. BAHAN DAN METODE 2.1 Prosedur Penelitian Perlak uan Uji Persiapan Alat dan Bahan
II. BAHAN DAN METODE 2.1 Prosedur Penelitian 2.1.1 Perlak uan Uji Penelitian ini dilakukan dengan mengkultur spirulina Spirulina fusiformis dalam skala laboratorium (1 liter) dengan pencahayaan menggunakan
Lebih terperinci3. METODE PENELITIAN. Keterangan : Peta Lokasi Danau Lido. Danau Lido. Inset. 0 km 40 km 6 40' 42" ' 47" Gambar 2. Peta lokasi Danau Lido, Bogor
3. METODE PENELITIAN 5.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan April-Mei 2009, berlokasi di Danau Lido, Bogor, Jawa Barat. Sampel yang didapat dianalisis di Laboratorium Biologi
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian (Ruang
III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian (Ruang Analisis Pati dan Karbohidrat), Laboratorium Pengolahan Limbah Hasil
Lebih terperinciPRODUKTIVITAS DAN KESUBURAN PERAIRAN
PRODUKTIVITAS DAN KESUBURAN PERAIRAN SAHABUDDIN PenelitiPada Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau Dan Penyuluhan Perikanan Dipresentasikan pada Kuliah umum Praktik Lapang Terpadu mahasiswa Jurusan
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Total Data Sebaran Klorofil-a citra SeaWiFS Total data sebaran klorofil-a pada lokasi pertama, kedua, dan ketiga hasil perekaman citra SeaWiFS selama 46 minggu. Jumlah data
Lebih terperinciBAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Alat kromatografi kinerja tinggi (Shimadzu, LC-10AD VP) yang
BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA A. ALAT Alat kromatografi kinerja tinggi (Shimadzu, LC-10AD VP) yang dilengkapi dengan detektor UV-Vis (SPD-10A VP, Shimadzu), kolom Kromasil LC-18 dengan dimensi kolom
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perikanan. Pakan juga merupakan faktor penting karena mewakili 40-50% dari
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pakan merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam budidaya perikanan. Pakan juga merupakan faktor penting karena mewakili 40-50% dari biaya produksi. Pakan
Lebih terperinciIII. Metode Penelitian A. Waktu dan Tempat Penelitian kelimpahan populasi dan pola sebaran kerang Donax variabilis di laksanakan mulai bulan Juni
III. Metode Penelitian A. Waktu dan Tempat Penelitian kelimpahan populasi dan pola sebaran kerang Donax variabilis di laksanakan mulai bulan Juni sampai bulan Agustus 2013 di pulau Jefman Kabupaten Raja
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. formula menggunakan HPLC Hitachi D-7000 dilaksanakan di Laboratorium
30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian validasi metode dan penentuan cemaran melamin dalam susu formula menggunakan HPLC Hitachi D-7000 dilaksanakan di Laboratorium Kimia Instrumen
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Penelitian Tahapan dalam penelitian ini di mulai dari studi literatur hingga penyusunan Laporan Tugas Akhir, dapat dilihat pada Gambar 3.1. Kerangka Penelitian :
Lebih terperinciIV METODOLOGI. Pendidikan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga Surabaya.
IV METODOLOGI 4.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan 1 31 Mei 2012 di Laboratorium Pendidikan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga Surabaya. 4.2 Materi Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimen dengan menggunakan metode
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rencangan Penelitian Penelitian ini bersifat eksperimen dengan menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) disusun secara faktorial dengan 3 kali ulangan. Faktor
Lebih terperinciWAKTU OPTIMAL HIDROLISIS SENYAWA KITIN DALAM JANGKRIK DAN RAYAP
WAKTU OPTIMAL HIDROLISIS SENYAWA KITIN DALAM JANGKRIK DAN RAYAP SAULINA SITOMPUL Balai Penelitian Ternak, P.O. Box 221, Bogor RINGKASAN Kitin merupakan senyawa polisakarida yang terdiri dari polimer-nasetil
Lebih terperinciMANAGEMENT OF AQUATIC RESOURCES JOURNAL Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013, Halaman 1-8 Online di :
MANAGEMENT OF AQUATIC RESOURCES JOURNAL Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013, Halaman 1-8 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/maquares ANALISIS HUBUNGAN SUHU PERMUKAAN LAUT, KLOROFIL-a DATA SATELIT
Lebih terperinciLAPORAN TUGAS AKHIR NURUL MUBIN
LAPORAN TUGAS AKHIR UJI KONSENTRASI KLOROFIL DAUN SIRSAK (ANNONA MURICATA L.) DENGAN TIPE KERTAS SARING YANG BERBEDA MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER SPECTONIC GENESYS 20 VISIBLE (Leaf Chlorophyll Concentration
Lebih terperinciJ. Sains & Teknologi, Agustus 2008, Vol. 8 No. 2: ISSN
J. Sains & Teknologi, Agustus 2008, Vol. 8 No. 2: 158 162 ISSN 1411-4674 PREDIKSI DAERAH PENANGKAPAN IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) BERDASARKAN KONDISI OSEANOGRAFI DI PERAIRAN KABUPATEN TAKALAR DAN
Lebih terperinciIII. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret Juli 2015 di Laboratorium
118 III. METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret Juli 2015 di Laboratorium Kimia Analitik dan Instrumentasi Jurusan Kimia Fakultas Matematika
Lebih terperinciSeminar Nasional Tahunan XI Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan, 30 Agustus 2014
KANDUNGAN KLOROFIL Oscillatoria sp. PADA PENINGKATAN KONSENTRASI CO 2 ANTROPOGENIK ppk-08 Sahabuddin* 1, Jamaluddin Jompa 2, Ambo Tuwo 2, dan Nita Rukminasari 2 1 Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya
Lebih terperinciKomposisi dan Kandungan Klorofil-a Fitoplankton Pada Musim Timur Dan Barat di Estuari Sungai Peniti, Kalimantan Barat
Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Komposisi dan Kandungan Klorofil-a Fitoplankton Pada Musim Timur Dan Barat di Estuari Sungai Peniti, Sukal Minsas, Indra Junaidi Zakaria, Jabang Nurdin
Lebih terperinci3 Metodologi Penelitian
3 Metodologi Penelitian 3.1 Alat yang Digunakan Selain peralatan gelas standar laboratorium kimia, digunakan pula berbagai peralatan lain yaitu, pompa peristaltik (Ismatec ) untuk memompakan berbagai larutan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari:
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari: 1. 0 ppm: perbandingan media
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Makanan dan Material dan Laboratorium Kimia Analitik Instrumen, Jurusan Pendidikan Kimia,
Lebih terperinci2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Oksigen Terlarut Sumber oksigen terlarut dalam perairan
4 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Oksigen Terlarut Oksigen terlarut dibutuhkan oleh semua jasad hidup untuk pernapasan, proses metabolisme, atau pertukaran zat yang kemudian menghasilkan energi untuk pertumbuhan
Lebih terperinci5 PEMBAHASAN 5.1 Sebaran SPL Secara Temporal dan Spasial
5 PEMBAHASAN 5.1 Sebaran SPL Secara Temporal dan Spasial Hasil pengamatan terhadap citra SPL diperoleh bahwa secara umum SPL yang terendah terjadi pada bulan September 2007 dan tertinggi pada bulan Mei
Lebih terperinciKANDUNGAN ZAT PADAT TERSUSPENSI (TOTAL SUSPENDED SOLID) DI PERAIRAN KABUPATEN BANGKA
KANDUNGAN ZAT PADAT TERSUSPENSI (TOTAL SUSPENDED SOLID) DI PERAIRAN KABUPATEN BANGKA Umroh 1, Aries Dwi Siswanto 2, Ary Giri Dwi Kartika 2 1 Dosen Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian,Perikanan
Lebih terperinciGambar 6. Kerangka penelitian
III. BAHAN DAN METODOLOGI A. Bahan dan Alat Bahan baku yang digunakan adalah kayu secang (Caesalpinia sappan L) yang dibeli dari toko obat tradisional pasar Bogor sebagai sumber pigmen brazilein dan sinapic
Lebih terperincin, TINJAUAN PUSTAKA Menurut Odum (1993) produktivitas primer adalah laju penyimpanan
n, TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Produktivitas Primer Menurut Odum (1993) produktivitas primer adalah laju penyimpanan energi sinar matahari oleh aktivitas fotosintetik (terutama tumbuhan hijau atau fitoplankton)
Lebih terperinciUmumnya bungkil kedelai didatangkan dari beberapa negara seperti Amerika, Argentina, Brazil, Cina dan India., sehingga mutu dan komposisinyapun sangat
PENGARUH CARA EKSTRAKSI DALAM UJI TINGKAT KEMATANGAN BUNGKIL KEDELAI DENGAN METODE MERAH-KRESOL SAULINA SITOMPUL Balai Penelitian Ternak, PO Box 221, Bogor 16002 RINGKASAN Bungkil kedelai yang digunakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Gambar 2. Peta Lokasi Tambak Cibalong (Sumber : Google Earth)
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada tanggal 15 Juni sampai dengan 6 Juli 2013 di perairan tambak udang Cibalong, Kabupaten Garut (Gambar 2). Analisis
Lebih terperinciPengaruh Sebaran Konsentrasi Klorofil-a Berdasarkan Citra Satelit terhadap Hasil Tangkapan Ikan Tongkol (Euthynnus sp) Di Perairan Selat Bali
Journal of Marine and Aquatic Sciences 3(1), 30-46 (2017) Pengaruh Sebaran Konsentrasi Klorofil-a Berdasarkan Citra Satelit terhadap Hasil Tangkapan Ikan Tongkol (Euthynnus sp) Di Perairan Selat Bali I
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 :
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 : a) Proses Fermentasi di Laboratorium Biokimia Jurusan Biologi Fakultas Sains dan
Lebih terperinciII. METODE PENELITIAN
II. METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian Materi Bahan Bahan yang digunakan untuk budidaya adalah rumput laut S. polycystum yang diambil dari Pantai Karangbolong (Cilacap), NaOH 0,5%,
Lebih terperinciModul 1 : Ruang Lingkup dan Perkembangan Ekologi Laut Modul 2 : Lautan sebagai Habitat Organisme Laut Modul 3 : Faktor Fisika dan Kimia Lautan
ix M Tinjauan Mata Kuliah ata kuliah ini merupakan cabang dari ekologi dan Anda telah mempelajarinya. Pengetahuan Anda yang mendalam tentang ekologi sangat membantu karena ekologi laut adalah perluasan
Lebih terperinci