BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. b) Perkembangan kemampuan kapasitas aerobikpada anak laki-laki dan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. b) Perkembangan kemampuan kapasitas aerobikpada anak laki-laki dan"

Transkripsi

1 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Perkembangan Kemampuan Kapasitas Aerobik Anak Usia 6 Sampai 12Tahun di Daerah Pesisir Pantai dan Daerah Pegunungan a) Perkembangan kemampuan kapasitas aerobikpada anak laki-laki dan perempuan usia 6 sampai dengan 12 tahun yang tinggal di daerah pesisir pantai Perkembangan kemampuan kapasitas aerobik anak laki-laki dan perempuan usia 6 sampai 12 tahun yang tinggal di daerah pesisir pantai mengalami peningkatan yang cukup stabil di setiap tahunnya. Rata-rata kemampuan kapasitas aerobikpada anak laki-laki yang tinggal di daerah pesisir pantai lebih tinggi dari pada kemampuan kapasitas aerobikpada anak perempuan yang tinggal di daerah pesisir pantai. b) Perkembangan kemampuan kapasitas aerobikpada anak laki-laki dan perempuan usia 6 sampai dengan 12 tahun yang tinggal di daerah pegunungan Perkembangan kemampuan kapasitas aerobikanak laki-laki dan perempuan usia 6 sampai 12 tahun yang tinggal di daerah pegunungan mengalami peningkatan yang cukup stabil di setiap tahunnya. Rata-rata kemampuan kapasitas aerobikpada anak laki-laki yang tinggal di daerah pegunungan lebih tinggi dari pada kemampuan kapasitas aerobikpada anak perempuan yang tinggal di daerah pegunungan. c) Perbandingan perkembangan kemampuan kapasitas aerobikanak lakilaki dan perempuan pada usia 6 sampai dengan 12 tahun yang tinggal di daerah pesisir pantai dengan yang tinggal di daerah pegunungan Kemampuan kapasitas aerobikpada anak laki-laki usia 6 sampai 12 tahun yang tinggal di daerah pesisir pantai dan daerah pegunungan mengalami perkembangan yang konsisten. Rata-rata kemampuan kapasitas aerobikpada anak 103

2 104 laki-laki yang tinggal di daerah pegunungan lebih tinggi dari pada kemampuan kapasitas aerobikpada anak laki-laki yang tinggal di daerah pesisir pantai.kemampuan kapasitas aerobikpada anak perempuan usia 6 sampai 12 tahun yang tinggal di daerah pesisir pantai dan daerah pegunungan mengalami perkembangan yang konsisten. Rata-rata kemampuan kapasitas aerobikpada anak perempuan yang tinggal di daerah pegunungan lebih tinggi dari pada kemampuan kapasitas aerobikpada anak perempuan yang tinggal di daerah pesisir pantai. 2. Perkembangan Kemampuan Kapasitas AnaerobikAnakUsia 6 Sampai 12 Tahun di Daerah Pesisir Pantai dan Daerah Pegunungan a) Perkembangan kemampuan kapasitas anaerobikpada anak laki-laki dan perempuan usia 6 sampai dengan 12 tahun yang tinggal di daerah pesisir pantai Perkembangan kemampuan kapasitas anaerobikanakusia 6 sampai 12 tahun yang tinggal di daerah pesisir pantai mengalami peningkatan yang cukup stabil di setiap tahunnya. Rata-rata kemampuan kapasitas anaerobikpada anak laki-laki yang tinggal di daerah pesisir pantai lebih tinggi dari pada kemampuan kapasitas anaerobikpada anak perempuan yang tinggal di daerah pesisir pantai. b) Perkembangan kemampuan kapasitas anaerobikpada anak laki-laki dan perempuan usia 6 sampai dengan 12 tahun yang tinggal di daerah pegunungan Perkembangan kemampuan kapasitas anaerobikanakusia 6 sampai 12 tahun yang tinggal di daerah pegunungan mengalami peningkatan yang cukup stabil di setiap tahunnya. Rata-rata kemampuan kapasitas anaerobikpada anak laki-laki yang tinggal di daerah pegunungan lebih tinggi dari pada kemampuan kapasitas anaerobikpada anak perempuan yang tinggal di daerah pegunungan. c) Perbandingan kemampuan kapasitas anaerobikanak laki-laki dan perempuan pada usia 6 sampai dengan 12 tahun yang tinggal di daerah pesisir pantai dengan yang tinggal di daerah pegunungan Kemampuan kapasitas anaerobikpada anak laki-laki usia 6 sampai 12 tahun yang tinggal di daerah pesisir pantai dan daerah pegunungan mengalami perkembangan yang konsisten. Rata-rata kemampuan kapasitas anaerobikpada

3 105 anak laki-laki yang tinggal di daerah pegunungan lebih tinggi dari pada kemampuan kapasitas anaerobikpada anak laki-laki yang tinggal di daerah pesisir pantai.kemampuan kapasitas anaerobikpada anak perempuan usia 6 sampai 12 tahun yang tinggal di daerah pesisir pantai dan daerah pegunungan mengalami perkembangan yang konsisten. Rata-rata kemampuan kapasitas anaerobikpada anak perempuan yang tinggal di daerah pegunungan lebih tinggi dari pada kemampuan kapasitas anaerobikpada anak perempuan yang tinggal di daerah pesisir pantai. B. IMPLIKASI Implikasi merupakan konsekuensi logis dari hasil yang ditemukan pada penelitian. Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka dapat dikemukakan implikasi sebagai berikut: Analisis statistik deskripsi data hasil penelitian menunjukkan terjadi perkembangan kemampuan kapasitas aerobik dan anaerobikpada anak laki-laki dan perempuan usia 6 sampai 12 tahun yang tinggal di daerah pesisir pantai dan daerah pegunungan di wilayah Kabupaten Trenggalek. Berdasarkan analisis statistik deskripsi data hasil penelitian menunjukkan perbedaan kecepatan perkembangan pada masing-masing usia, jenis kelamin dan topografi tempat tinggal. Perbedaan kecepatan perkembangan kemampuan kapasitas aerobik dan anaerobikdipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain faktor genetis, lingkungan dan aktivitas fisik yang dilakukan oleh anak. Implikasi dari adanya perbedaan pola dan kecepatan perkembangan kemampuan kapasitas aerobik dan anaerobikanak laki-laki dan perempuan yang tinggal di daerah pesisir pantai dan di daerah pegunungan adalah keadaan lingkungan berdasarkan letak topografi ketinggian wilayah memberikan kontribusi positif dalam kaitannya perkembangan kemampuan kapasitas aerobik dan anaerobik. Kemampuan kapasitas aerobik dan anaerobikanak yang tinggal di daerah pegunungan memiliki perkembangan yang lebih besar dari pada anak yang tinggal di daerah pesisir pantai.sehingga berkonsekuensi logis dalam pembinaan olahraga hendaknya dilakukan di daerah pegunungan, serta pencarian bakat olahraga hendaknya dicari bibit bibit atlet yang tinggal di daerah pegunungan.konsekuensi logis berikutnya berdasarkan analisis statistik deskriptif data hasil penelitian yang

4 106 menunjukan pola dan kecepatan perkembangan tiap umur, tiap jenis kelamin dan tiap-tiap lingkungan tempat tinggal adalah data tersebut dapat menjadi pedoman para guru penjas atau pelatih olahraga tentang pola perkembangan anak usia 6 sampai 12 tahun untuk menetukan standart dikemudian hari apakah perkembangan tersebut normal atau abnormal. C. SARAN Berdasarkan hasil penelitian ini maka, dapat dirumuskan saran-saran sebagai berikut: 1. Bagi guru penjas untuk melaksanakan berbagai macam tes dan pengukuran pengukuran secara berkala kepada perserta didik anakusia 6-12 tahun, misalnya pengukuran antropometrik, pengukuran kemampuan kondisi fisik. Sehingga dapat memantau perkembangan secara berkala. 2. Bagi guru penjas, pelatih dan mahasiswa olahraga untuk menyusun suatu norma evaluasi perkembangan kemampuan fisik untuk anak-anak, anak dan dewasa khusus orang Indonesia. 3. Data kemampuan kapasitas aerobik dan anaerobikpada anak laki-laki dan perempuan usai 6 sampai 12 tahun yang tinggal di daerah pesisir pantai dan daerah pegunungan, akan memberikan gambaran bagi para guru penjas dan pelatih untuk lebih memperhatikan potensi kemampuan kapasitas aerobik dan anaerobikyang dimiliki oleh anak. Sehingga dengan mengetahui perkembangannya tersebut dapat dijadikan suatu acuan untuk membina bakat sedini mungkin, yang nantinya memberikan kesempatan bagi anak baik di daerah pesisir pantai dan di daerah pegunungan untuk meningkatan kemampuan yang telah dimilikinya melalui pelatihan dan pemanduan bakat oleh guru penjas dan pelatih. 4. Data kemampuan kapasitas aerobik dan anaerobikpada anak laki-laki dan perempuan usai 6sampai 12 tahun yang tinggal di daerah pesisir pantai dan daerah pegunungan, akan memudahkan bagi para guru penjas dan pelatih mengarahkan cabang olahraga yang sesuai dengan perkembangan kemampuan yang dimiliki.

5 Secara alami daerah pegunungan memiliki pengaruh yang positif bagi peningkatan kemampuan kapasitas aerobik dan anaerobikkarena daerah pegunungan terjadi proses adaptasi fisiologis tubuh dengan keadaan lingkungan tempat tinggal, sehingga dalam rangka pembibitan atlet, pelatih lebih memilih anak yang tinggal di daerah pegunungan. 6. Untuk pelatihan jangka panjang bagi atlet yang memerlukan peningkatan kemampuan kapasitas aerobik dan anaerobiksebaiknya ditempatkan di wilayah pegunungan, selain itu memudahkan guru penjas dan pelatih menentukan tempat yang tepat untuk prestasi olahraga. 7. Dengan hasil penelitian ini diharapkan pelatih olahraga nantinya bisa digunakan untuk pemetaan potensi olahraga yang berhubungan dengan kemampuan kapasitas aerobik dan anaerobik. Pemetaan potensi olahraga ini adalah merupakan cara unggulan suatu daerah untuk pemanduan bakat atlet-atlet yang tinggal di wilayah tersebut. 8. Untuk melengkapi data komponen kemampuan fisik pada anak laki-laki dan perempuan usia 6 sampai 12 tahun yang tinggal di daerah pesisir pantai dan daerah pegunungan perlu dilakukan penelitian berikutnya mengenai perkembangan komponen fisik yang lain,sehingga memberikan gambaran bagi guru penjas dan pelatih mengarahkan cabang olahraga yang sesuai dengan perkembangan kemampuan fisik yang dimiliki.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga telah banyak memberikan sumbangan untuk kebahagiaan umat manusia. Olahraga sebagai aktivitas fisik atau jasmani dapat memberikan kepuasan kepada para

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Fleksibilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan fisik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam perkembangan individu secara keseluruhan. Kemampuan fisik ini mempengaruh performa gerak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad Hendra Dana, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad Hendra Dana, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembinaan olahraga prestasi yang baik tidak terlepas dari berbagai faktor yang mempengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung.faktor tersebut diantaranya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan bagian hidup dan kebutuhan setiap manusia. Selain untuk mendapatkan tubuh yang sehat, olahraga bisa dijadikan sebagai hobi atau kesenangan.

Lebih terperinci

NARASI KEGIATAN TES CALON SISWA KELAS KHUSUS OLAHRAGA SMA N 1 TANJUNGSARI GUNUNG KIDUL

NARASI KEGIATAN TES CALON SISWA KELAS KHUSUS OLAHRAGA SMA N 1 TANJUNGSARI GUNUNG KIDUL NARASI KEGIATAN TES CALON SISWA KELAS KHUSUS OLAHRAGA SMA N 1 TANJUNGSARI GUNUNG KIDUL Sebagai Testor Calon Siswa Kelas Khusus Olahraga SMA N 1 Tanjungsari Gunung Kidul Oleh: Danang Wicaksono, M.Or NIP.

Lebih terperinci

LAPORAN PELAKSANAAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT SEBAGAI PEMATERI PROGRAM SEKOLAH KELAS BAKAT ISTIMEWA OLAHRAGA DI SMA NEGERI I SEWON

LAPORAN PELAKSANAAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT SEBAGAI PEMATERI PROGRAM SEKOLAH KELAS BAKAT ISTIMEWA OLAHRAGA DI SMA NEGERI I SEWON LAPORAN PELAKSANAAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT SEBAGAI PEMATERI PROGRAM SEKOLAH KELAS BAKAT ISTIMEWA OLAHRAGA DI SMA NEGERI I SEWON Oleh : Awan Hariono, M. Or. JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

Bab 5 SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara

Bab 5 SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara Bab 5 SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN 5.1 Simpulan Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara kemampuan personal (personal competence) dalam kecerdasan emosi dengan prestasi. Selain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perbedaan umur, semua orang dapat melakukannya. Serta berenang adalah olahraga yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. perbedaan umur, semua orang dapat melakukannya. Serta berenang adalah olahraga yang sangat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Renang adalah suatu aktivitas di dalam air upaya memindahkan tubuh dari tempat yang satu ketempat yang lain.renang juga merupakan suatu aktivitas yang membutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau ketepatan antara potensi dan bakat atlet dengan cabang olahraga yang dipilih.

BAB I PENDAHULUAN. atau ketepatan antara potensi dan bakat atlet dengan cabang olahraga yang dipilih. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prestasi olahraga dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain kesesuaian atau ketepatan antara potensi dan bakat atlet dengan cabang olahraga yang dipilih.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. commit to user BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga mempunyai arti penting dalam usaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Olahraga tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, karena kehidupan

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Siswa SMP merupakan potensi sumber daya manusia yang perlu dibina dan. pertumbuhan dan perkembangan remaja.

1. PENDAHULUAN. Siswa SMP merupakan potensi sumber daya manusia yang perlu dibina dan. pertumbuhan dan perkembangan remaja. 1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Siswa SMP merupakan potensi sumber daya manusia yang perlu dibina dan dikembangkan. Disinilah terdapat bibit olahraga yang tidak akan habis apabila program olahraga di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara individu. Siswa SMP adalah putra-putri bangsa yang duduk dibangku

BAB I PENDAHULUAN. secara individu. Siswa SMP adalah putra-putri bangsa yang duduk dibangku BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar, perkembangan dan pendidikan merupakan hal yang menarik dipelajari ketika gejala tersebut terkait dengan pembelajaran. Belajar dilakukan secara individu. Siswa

Lebih terperinci

NARASI KEGIATAN TES CALON SISWA KELAS KHUSUS OLAHRAGA SMA N 1 SLOGOHIMO WONOGIRI

NARASI KEGIATAN TES CALON SISWA KELAS KHUSUS OLAHRAGA SMA N 1 SLOGOHIMO WONOGIRI NARASI KEGIATAN TES CALON SISWA KELAS KHUSUS OLAHRAGA SMA N 1 SLOGOHIMO WONOGIRI Sebagai Testor Calon Siswa Kelas Khusus Olahraga SMA N 1 Slogohimo Wonogiri Oleh: Danang Wicaksono, M.Or NIP. 19820826 200812

Lebih terperinci

PRINSIP-PRINSIP LATIHAN OLEH: YUNYUN YUDIANA

PRINSIP-PRINSIP LATIHAN OLEH: YUNYUN YUDIANA PRINSIP-PRINSIP LATIHAN OLEH: YUNYUN YUDIANA PRINSIP-PRINSIP LATIHAN Prinsip Kesiapan Prinsip Partisipasi Aktif Berlatih Prinsip Multilateral Prinsip Kekhususan (Spesialisasi) Prinsip Individualisasi Prinsip

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada saat sekarang ini olahraga sangat digemari banyak orang diseluruh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada saat sekarang ini olahraga sangat digemari banyak orang diseluruh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat sekarang ini olahraga sangat digemari banyak orang diseluruh dunia dari mulai usia dini, dewasa maupun lansia baik pria ataupun wanita, sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prestasi olahraga dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain kesesuaian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prestasi olahraga dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain kesesuaian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prestasi olahraga dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain kesesuaian atau ketepatan antara potensi atau bakat atlet dengan cabang olahraga yang dipilih.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditunjang oleh atlet yang berbakat dalam cabang olahraga tertentu maka

BAB I PENDAHULUAN. ditunjang oleh atlet yang berbakat dalam cabang olahraga tertentu maka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prestasi yang tinggi merupakan hasil dari rangkaian proses latihan yang dilakukan secara sistematis. Program latihan yang sistematis apabila tidak ditunjang oleh atlet

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. A. Kesimpulan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. A. Kesimpulan BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian dan hasil analisis data yang dilakukan, penelitian ini memberikan simpulan bahwa faktor kondisi fisik yang meliputi kecepatan,

Lebih terperinci

Studi tentang perkembangan klub bola voli popsi sragen tahun Oleh : Kuwat Budi Cahyono NIM K

Studi tentang perkembangan klub bola voli popsi sragen tahun Oleh : Kuwat Budi Cahyono NIM K Studi tentang perkembangan klub bola voli popsi sragen tahun 2001-2006 Oleh : Kuwat Budi Cahyono NIM K 5601056 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu cara untuk menjaga kesahatan adalah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Motivasi berprestasi memiliki peranan penting yang harus dimiliki oleh setiap

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Motivasi berprestasi memiliki peranan penting yang harus dimiliki oleh setiap 187 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Motivasi berprestasi memiliki peranan penting yang harus dimiliki oleh setiap individu, khususnya di kalangan pelajar sebagai generasi bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tenis adalah salah satu cabang olahraga yang banyak digemari masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Tenis adalah salah satu cabang olahraga yang banyak digemari masyarakat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tenis adalah salah satu cabang olahraga yang banyak digemari masyarakat di dunia terkhusus masyarakat. Hal ini terbukti karena tenis adalah cabang olahraga

Lebih terperinci

JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAPORAN PELAKSANAAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT MELAKSANAKAN TES/SELEKSI KETERAMPILAN CABANG OLAHRAGA SISWA KELAS OLAHRAGA DI SMA NEGERI SLOGOHIMO Oleh: Drs. Subagyo Irianto, M. Pd. JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melekat kecintaanya terhadap cabang olahraga ini. Sepuluh tahun terakhir ini

BAB I PENDAHULUAN. melekat kecintaanya terhadap cabang olahraga ini. Sepuluh tahun terakhir ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bulutangkis adalah salah satu cabang olahraga yang popular dan banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Bahkan masyarakat Indonesia sudah melekat kecintaanya terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fungsi antara pengembangan aspek: (a) organik, (b) neuro moscular,(c)

BAB I PENDAHULUAN. fungsi antara pengembangan aspek: (a) organik, (b) neuro moscular,(c) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan (penjasorkes) adalah bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah atletik. Menurut Yoyo Bahagia (2000:7) Atletik merupakan cabang

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah atletik. Menurut Yoyo Bahagia (2000:7) Atletik merupakan cabang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari kita sudah mengenal berbagai macam bentuk olahraga, salah satunya adalah atletik. Menurut Yoyo Bahagia (2000:7) Atletik merupakan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang bersandarkan pada fakta

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang bersandarkan pada fakta 113 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang bersandarkan pada fakta empirik yang telah dibahas pada bab IV, dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia di sekolah ini sehingga lebih mudah untuk menerapkan tindakan kelas pada

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia di sekolah ini sehingga lebih mudah untuk menerapkan tindakan kelas pada BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Batudaa Pantai. Alasan pemilihan loksai ini karena peneliti adalah guru pengajar mata

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional. Dalam Sistem Pendidikan Nasional salah satu

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional. Dalam Sistem Pendidikan Nasional salah satu I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembukaan UUD 1945, alinea IV menyebutkan bahwa: Mencerdaskan kehidupan Bangsa. Pernyataan ini diperkuat oleh pasal 31 UUD 1945 yang berbunyi: 1) Tiap-tiap warga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah bangsa dapat berdiri tegak diantara bangsa-bangsa lain di dunia,

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah bangsa dapat berdiri tegak diantara bangsa-bangsa lain di dunia, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah bangsa dapat berdiri tegak diantara bangsa-bangsa lain di dunia, salah satunya dengan pencapaian prestasi yang tinggi dibidang olahraga. Prestasi olahraga memiliki

Lebih terperinci

BAB I PEDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pencak silat dalam perkembangannya saat ini sudah banyak

BAB I PEDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pencak silat dalam perkembangannya saat ini sudah banyak BAB I PEDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pencak silat dalam perkembangannya saat ini sudah banyak peminatnya dari semua kalangan. Mulai dari anak-anak sudah dimasukan di perguruan-perguruan pencak silat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sasaran, sehingga untuk bisa bermain sepakbola diperlukan teknik-teknik

BAB I PENDAHULUAN. sasaran, sehingga untuk bisa bermain sepakbola diperlukan teknik-teknik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan sepakbola adalah permainan yang dimainkan di lapangan terbuka yang menggunakan 1 bola besar dan menggunakan 2 gawang sebagai sasaran, sehingga untuk

Lebih terperinci

Konsep Dasar Perencanaan

Konsep Dasar Perencanaan . Konsep Dasar Perencanaan Suatu rancangan atau rencana yang menggambarkan aktivitas proses dan hasil pembelajaran yang harus dicapai setelah rencana tersebut dilaksanakan. Konsep Dasar Perencanaan Proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang menjadi salah satu pertandingan olahraga prestasi di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. berkembang menjadi salah satu pertandingan olahraga prestasi di berbagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pencak silat merupakan seni budaya asli dari bangsa Indonesia, telah berkembang menjadi salah satu pertandingan olahraga prestasi di berbagai manca negara. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB III PROFIL PERUSAHAAN Sejarah Singkat UPTD PORS Kota Cirebon. pemerintahan antara pemerintah, pemerintah daerah provinsi dan

BAB III PROFIL PERUSAHAAN Sejarah Singkat UPTD PORS Kota Cirebon. pemerintahan antara pemerintah, pemerintah daerah provinsi dan BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1. Tinjauan Umum Perusahaan 3.1.1. Sejarah Singkat UPTD PORS Kota Cirebon Ditetapkannya undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah yang ditindak lanjuti dengan

Lebih terperinci

TINJAUAN MATA KULIAH...

TINJAUAN MATA KULIAH... iii Daftar Isi TINJAUAN MATA KULIAH... xi MODUL 1: ESENSI DAN TUJUAN KURIKULUM PKn SLTP DAN SLTA 1.1 Esensi dan Tujuan PKn SLTP dan SLTA... 1.3 Latihan... 1.8 Rangkuman.... 1.10 Tes Formatif 1..... 1.10

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Pada bab ini penulis akan membuat kesimpulan berdasarkan hasil data dan kajian

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Pada bab ini penulis akan membuat kesimpulan berdasarkan hasil data dan kajian BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN Pada bab ini penulis akan membuat kesimpulan berdasarkan hasil data dan kajian permasalahn penelitian. Maka dapat dikatakan bahwa hasil penelitian ini telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Olahraga merupakan sesuatu yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Berbagai tujuan olahraga dapat dicapai, tergantung dari kebutuhan masing-masing.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup serta pendidikan dapat diartikan sebagai pengajaran yang diselengarakan

Lebih terperinci

MEMBENAHI SISTEM PEMBINAAN OLAHRAGA KITA Oleh: Agus Mahendra

MEMBENAHI SISTEM PEMBINAAN OLAHRAGA KITA Oleh: Agus Mahendra MEMBENAHI SISTEM PEMBINAAN OLAHRAGA KITA Oleh: Agus Mahendra Keterpurukan olahraga kita di Busan pada Asian Games XIV yang lalu, telah mendorong penulis untuk memikirkan sebab-sebabnya. Pokok persoalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah tingkat kebugaran fisik. Kebugaran fisik didefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah tingkat kebugaran fisik. Kebugaran fisik didefinisikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut WHO sebagaimana dikutip oleh Giam dan Teh (1993: 8), definisi sehat ialah suatu keadaan sehat yang baik, baik fisik, mental maupun sosial. Tujuan dari

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kabupaten Maros, maka dalam bab ini akan diuraikan kesimpulan dan saran

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kabupaten Maros, maka dalam bab ini akan diuraikan kesimpulan dan saran 153 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan mengenai peran pemerintah daerah dalam peningkatan prestasi olahraga di Kabupaten Maros, maka dalam bab

Lebih terperinci

Specific Dynamic Action

Specific Dynamic Action Kebutuhan Energi Besarnya kebutuhan energi tergantung dari energi yang digunakan setiap hari. Kebutuhan energi dapat dihitung dengan memperhatikan beberapa komponen penggunaan energi. Komponen-komponen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman saat ini, ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman saat ini, ilmu pengetahuan dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman saat ini, ilmu pengetahuan dan teknologi menjadikan manusia lebih giat dalam beraktivitas yang bertujuan untuk membekali

Lebih terperinci

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KABUPATEN PULANG PISAU NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KABUPATEN PULANG PISAU NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KABUPATEN PULANG PISAU NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KEPEMUDAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan bagian dari kehidupan manusia. Dengan berolahraga kesegaran jasmani atau kondisi fisik seseorang dapat ditingkatkan sehingga untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga saat ini perlu mendapatkan perhatian yang besar, baik untuk

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga saat ini perlu mendapatkan perhatian yang besar, baik untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga saat ini perlu mendapatkan perhatian yang besar, baik untuk meningkatkan kualitas manusia dalam kesegaran jasmani maupun untuk mencapai prestasi. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjunjung tinggi nilai-nilai sportifitas, disiplin dan ketaqwaan. Di era

BAB I PENDAHULUAN. menjunjung tinggi nilai-nilai sportifitas, disiplin dan ketaqwaan. Di era BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga merupakan salah satu bidang yang mendapat perhatian serius dari masyarakat, karena olahraga mempunyai arti strategis dalam proses pembangunan, terutama dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting. Oleh karena itu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting. Oleh karena itu untuk mencapai keberhasilan, siswa diharapkan untuk belajar. Proses pendidikan yang berlangsung

Lebih terperinci

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN TINGKAT VO 2 MAX PEMAIN SEPAK BOLA STKIP BBG. Didi Yudha Pranata 1. Abstrak

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN TINGKAT VO 2 MAX PEMAIN SEPAK BOLA STKIP BBG. Didi Yudha Pranata 1. Abstrak HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN TINGKAT VO 2 MAX PEMAIN SEPAK BOLA STKIP BBG Didi Yudha Pranata 1 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan indeks massa tubuh dengan tingkat VO 2 max

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pendidikan jasmani dan olahraga merupakan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pendidikan jasmani dan olahraga merupakan sebuah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan pendidikan jasmani dan olahraga merupakan sebuah investasi jangka panjang dalam upaya pembinaan mutu sumber daya manusia. Karena itu, upaya pembinaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan diukir dalam setiap event SEA GAMES, ASEAN SCHOOL. Hal inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. dan diukir dalam setiap event SEA GAMES, ASEAN SCHOOL. Hal inilah yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia pernah mencatat masa keemasan sebagai suatu kekuatan yang harus di perhitungkan dalam dunia olahraga, terutama di cabang Atletik dikawasan Asia dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi. Untuk itu diperlukan upaya pengajaran. dimensi kehidupan terutama dibidang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi. Untuk itu diperlukan upaya pengajaran. dimensi kehidupan terutama dibidang pendidikan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam dunia pendidikan matematika dikenal mulai dari siswa taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi, karena matematika digunakan secara luas dalam segala bidang kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat menyenangkan dan sangat menggairahkan, tidak ada batasan. menunjang permainan tenis menjadi lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat menyenangkan dan sangat menggairahkan, tidak ada batasan. menunjang permainan tenis menjadi lebih baik. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tenis Lapangan merupakan salah satu jenis olahraga yang populer dan banyak digemari semua lapisan masyarakat, juga merupakan suatu permainan yang sangat menyenangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karate sebagai salah satu cabang olahraga prestasi, tak luput dari pengaruh perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), meski demikian tidak semua ranah dalam

Lebih terperinci

BAB I. A. Latar Belakang

BAB I. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aktifitas berolahraga belakangan telah menjadi suatu hal yang fenomenal didunia yang menjadi bagian serta life style tak terpisahkan dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.

Lebih terperinci

Studi tentang pembinaan prestasi Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) kabupaten Wonogiri periode kepengurusan tahun

Studi tentang pembinaan prestasi Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) kabupaten Wonogiri periode kepengurusan tahun Studi tentang pembinaan prestasi Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) kabupaten Wonogiri periode kepengurusan tahun 2006-2010 Oleh : Sugeng Wahono NIM : K4604052 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lebih terperinci

2015 KONTRIBUSI DENYUT NADI ISTIRAHAT DAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU TERHADAP KAPASITAS AEROBIK

2015 KONTRIBUSI DENYUT NADI ISTIRAHAT DAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU TERHADAP KAPASITAS AEROBIK BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Olahraga merupakan salah satu kesatuan yang memiliki tujuan cukup luas antaranya adalah untuk prestasi, pendidikan, dan sebagai aktivitas untuk kesehatan,

Lebih terperinci

KEMAMPUAN DASAR MULTILATERAL MAHASISWA PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

KEMAMPUAN DASAR MULTILATERAL MAHASISWA PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA KEMAMPUAN DASAR MULTILATERAL MAHASISWA PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Oleh: Sujarwo, Cukup Pahalawidi, Eka Swasta Budayati Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

Lebih terperinci

PERBANDINGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DALAM MENGIKUTI PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMK PGRI 2 CIMAHI

PERBANDINGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DALAM MENGIKUTI PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMK PGRI 2 CIMAHI 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini olahraga mendapat perhatian yang cukup besar baik untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini olahraga mendapat perhatian yang cukup besar baik untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini olahraga mendapat perhatian yang cukup besar baik untuk meningkatkan kualitas manusia dalam kesegaran jasmani maupun untuk pencapaian prestasi. Salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Permainan bola voli merupakan permainan terpopuler diseluruh dunia, bahkan di Indonesia. Sehingga permainan bola voli mengalami perkembangan yang sangat pesat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. olahraga merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari semua aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. olahraga merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari semua aspek kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan kita sekarang ini, tidak dapat dipungkiri lagi bahwa olahraga saat ini sangat menjadi kebutuhan bagi manusia. Karena kegiatan olahraga merupakan

Lebih terperinci

OLAHRAGA PADA ANAK. OLEH dr. Hamidie Ronald, M.Pd, AIFO

OLAHRAGA PADA ANAK. OLEH dr. Hamidie Ronald, M.Pd, AIFO OLAHRAGA PADA ANAK OLEH dr. Hamidie Ronald, M.Pd, AIFO KARAKTERISTIK ANAK 1. Anatomis & fisiologis anak berbeda dg dewasa oleh karena itu: - kegiatan fisik disesuaikan dg perkembangan jasmani dan rohani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang unsur-unsurnya logika dan intuisi, analisis dan konstruksi, generalitas

BAB I PENDAHULUAN. yang unsur-unsurnya logika dan intuisi, analisis dan konstruksi, generalitas 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika adalah sebagai suatu bidang ilmu yang merupakan alat pikir, berkomunikasi, alat untuk memecahkan berbagai persoalan praktis, yang unsur-unsurnya

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini membawa dampak dalam berbagai kehidupan termasuk olahraga. Khususnya cabang olahraga renang mengalami kemajuan

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 2: , Agustus 2016

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 2: , Agustus 2016 PENGARUH PELATIHAN LADDER DRILL 8 REPETISI 3 SET TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN LARI I Putu Eri Kresnayadi, S.Pd., M.Pd. Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan IKIP PGRI Bali Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Permainan sepak takraw adalah permainan yang dilakukan di atas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Permainan sepak takraw adalah permainan yang dilakukan di atas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan sepak takraw adalah permainan yang dilakukan di atas lapangan yang rata, persegi panjang, terbuka atau tertutup yang tidak dihalangi benda apapun.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Service adalah menyebrangkan bola/shuttle cock. permainan bulutangkis, Service merupakan modal awal untuk bisa memenangkan

BAB I PENDAHULUAN. Service adalah menyebrangkan bola/shuttle cock. permainan bulutangkis, Service merupakan modal awal untuk bisa memenangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Service adalah menyebrangkan bola/shuttle cock ke bidang lapangan lawan secara diagonal dan bertujuan sebagai pembuka permainan. Service termasuk salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga bola basket merupakan olahraga permainan bola besar yang banyak diminati dan perkembangannya sangat pesat, terbukti permainan ini banyak digemari dari segala

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penentuan suatu metode dalam proses penelitian merupakan langkahlangkah signifikan yang akan mendorong tercapainya tujuan penelitian, ketepatan penentuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cabang Olahraga sepakbola merupakan salah satu cabang Olahraga yang saat ini sudah memasyarakat disemua lapisan masyarakat, baik dari usia anakanak, remaja,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tetap dapat menempatkan diri pada kedudukannya yang mulia dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. tetap dapat menempatkan diri pada kedudukannya yang mulia dan dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era teknologi maju ini, olahraga semakin penting, supaya manusia tetap dapat menempatkan diri pada kedudukannya yang mulia dan dapat menggunakan teknologi

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun Oleh : FERY SENJA PRASETYO NPM :

SKRIPSI. Disusun Oleh : FERY SENJA PRASETYO NPM : HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN DENGAN KETEPATAN SMASH PERMAINAN BOLA VOLI PADA SISWA PUTRA KELAS VIII MTsN MODEL PARE TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu

Lebih terperinci

TEORI DAN METODOLOGI LATIHAN OLEH: YUNYUN YUDIANA

TEORI DAN METODOLOGI LATIHAN OLEH: YUNYUN YUDIANA TEORI DAN METODOLOGI LATIHAN OLEH: YUNYUN YUDIANA Konsep Dasar Latihan Suatu proses yang sistematis dari program aktivitas gerak jasmani yang dilakukan dalam waktu relatif lama dan berulang-ulang, ditingkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepakbola adalah olahraga yang sangat populer dan digemari orangtua, orang muda, bahkan anak-anak. Banyak di antara anak-anak yang ingin menjadi pemain sepakbola

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 2 : Hal , Desember 2015 PELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR GERAK. Komang Ayu Tri Widhiyanti, S.Or., M.Fis.

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 2 : Hal , Desember 2015 PELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR GERAK. Komang Ayu Tri Widhiyanti, S.Or., M.Fis. PELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR GERAK Komang Ayu Tri Widhiyanti, S.Or., M.Fis. Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan IKIP PGRI Bali Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan teknik- teknik gerakan yang sesuai dengan peraturan permainan. ekstrakurikuler maupun diluar kegiatan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. melakukan teknik- teknik gerakan yang sesuai dengan peraturan permainan. ekstrakurikuler maupun diluar kegiatan tersebut. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan bola voli dalam perkembangannya semakin dapat diterima dan digemari oleh masyarakat, gejala ini terjadi karena permainan bola voli merupakan olahraga

Lebih terperinci

PENELUSURAN POTENSI DAERAH UNTUK PEMBINAAN OLAHRAGA USIA DINI DI KECAMATAN PEMALANG KABUPATEN PEMALANG TAHUN 2010

PENELUSURAN POTENSI DAERAH UNTUK PEMBINAAN OLAHRAGA USIA DINI DI KECAMATAN PEMALANG KABUPATEN PEMALANG TAHUN 2010 i PENELUSURAN POTENSI DAERAH UNTUK PEMBINAAN OLAHRAGA USIA DINI DI KECAMATAN PEMALANG KABUPATEN PEMALANG TAHUN 2010 Skripsi Diajukan dalam rangka menyelesaikan studi strata satu untuk mencapai gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tenis lapangan merupakan salah satu jenis olahraga yang populer dan banyak digemari disemua lapisan masyarakat juga merupakan suatu permainan yang sangat menyenangkan.

Lebih terperinci

PELATIHAN FISIK DAYA TAHAN ANAK SD

PELATIHAN FISIK DAYA TAHAN ANAK SD PELATIHAN FISIK DAYA TAHAN ANAK SD OLEH: DIKDIK ZAFAR SIDIK, S.Pd., M.Pd. Makalah ini telah disampaikan pada Pelatihan Pelatih Tingkat Dasar Guru Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar Se-Kota Cimahi, 21 22

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. dengan setting pembelajaran kooperatif dan ditinjau berdasarkan jenis

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. dengan setting pembelajaran kooperatif dan ditinjau berdasarkan jenis 134 BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN A. Pembahasan 1. Pendekatan SAVI Hasil belajar matematika yang menggunakan pendekatan SAVI belajar matematika siswa perempuan adalah 88,28, sedangkan rata-rata

Lebih terperinci

TES PENGUKURAN KAPASITAS AEROBIK

TES PENGUKURAN KAPASITAS AEROBIK TES PENGUKURAN KAPASITAS AEROBIK Suharjana FIK UNY. Tes Aerobik Lari 00 dan 00 m Kegunaan Untuk memperkirakan atau mengetahui kemampuan aerobik. Hasil tes ini untuk memprediksi berapa lama seseorang mampu

Lebih terperinci

Uji keberbakatan atlet panahan usia tahun melalui sport search

Uji keberbakatan atlet panahan usia tahun melalui sport search Uji keberbakatan atlet panahan usia 12 14 tahun melalui sport search ( Studi Komparatif Anak Berbakat dan Tidak Berbakat Pada Siswa SMP di Cengkareng Timur Jakarta Barat ) Diajukan oleh : Ramdan Pelana

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan, adalah proses pendidikan melalui kegiatan fisik yang dipilih untuk mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau kegiatan fisik. Kebutuhan akan zat gizi mutlak bagi tubuh agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. atau kegiatan fisik. Kebutuhan akan zat gizi mutlak bagi tubuh agar dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gizi atau makanan diperlukan manusia untuk pemeliharaan tubuh termasuk pertumbuhan dan pergantian jaringan yang rusak akibat aktivitas kerja atau kegiatan fisik.

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pada dimensi kekuasaan, aspek yang paling mempengaruhi mahasiswa

BAB V PENUTUP. diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pada dimensi kekuasaan, aspek yang paling mempengaruhi mahasiswa BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis kelamin terhadap perilaku penggunaan uang pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha, Bandung. Berdasarkan

Lebih terperinci

Capaian Pembelajaran (CP)

Capaian Pembelajaran (CP) B. Profil Lulusan dan Capaian Pembelajaran 1) Profil Lulusan dan Deskripsinya No Profil Lulusan Deskripsi Profile (gambaran tentang kemampuan lulusan pada profile tersebut) 1 Pelatih Olahraga Pelatih profesional

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan olahraga prestasi ditanah air sehingga dalam berbagai pertandingan dan kejuaraan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan olahraga prestasi ditanah air sehingga dalam berbagai pertandingan dan kejuaraan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini sangat cepat dan semakin canggih. Kemajuan tersebut diharapkan memberikan dampak positif

Lebih terperinci

PROFIL KONDISI FISIK SISWA SEKOLAH DASAR DALAM PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 DI KABUPATEN PEMALANG

PROFIL KONDISI FISIK SISWA SEKOLAH DASAR DALAM PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 DI KABUPATEN PEMALANG Profil Kondisi Fisik Siswa Sekolah Dasar. PROFIL KONDISI FISIK SISWA SEKOLAH DASAR DALAM PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 DI KABUPATEN PEMALANG PJKR, FPIPSKR, Universitas PGRI Semarang donny_anhar@yahoo.com

Lebih terperinci

MAPPING PEMINATAN DAN MANAJEMEN KELAS BAKAT ISTIMEWA OLAHRAGA (KBIO)

MAPPING PEMINATAN DAN MANAJEMEN KELAS BAKAT ISTIMEWA OLAHRAGA (KBIO) Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan Special Issue 01 Seminar Nasional Ilmu Keolahragaan 2017 Hal. 240-244 Fajar Adi Nugroho 1, Ifan Muhajirin 2, Mustika Fitri MAPPING PEMINATAN DAN MANAJEMEN KELAS BAKAT ISTIMEWA

Lebih terperinci

PROPOSAL PELATIHAN PELATIH PENCAK SILAT TINGKAT DASAR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PENGURUS PROVINSI IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA TAHUN 2012

PROPOSAL PELATIHAN PELATIH PENCAK SILAT TINGKAT DASAR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PENGURUS PROVINSI IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA TAHUN 2012 PROPOSAL PELATIHAN PELATIH PENCAK SILAT TINGKAT DASAR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PENGURUS PROVINSI IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2012 A. JUDUL KEGIATAN Pelatihan Pelatih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, dan politik masih menjadi masalah yang sangat kompleks. Fenomena ini

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, dan politik masih menjadi masalah yang sangat kompleks. Fenomena ini 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diskriminasi gender memang sudah ramai di bicarakan sejak dulu. aneka diskriminasi terhadap kaum perempuan di Indonesia seperti dalam bidang sosial, ekonomi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profil kondisi fisik adalah keadaan atau potensi dan gambaran dalam diri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profil kondisi fisik adalah keadaan atau potensi dan gambaran dalam diri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profil kondisi fisik adalah keadaan atau potensi dan gambaran dalam diri seseorang. Keadaan atau gambaran seseorang dalam berfikir dengan cepat dan tepat dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu proses pembentukan pribadi, yang mana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu proses pembentukan pribadi, yang mana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses pembentukan pribadi, yang mana pendidikan diartikan sebagai suatu kegiatan yang sistematis, dan sistemik terarah kepada terbentuknya

Lebih terperinci

BAB III PENYAJIAN DATA. mengajukan beberapa pertanyaan untuk memperoleh data-data yang berkaitan

BAB III PENYAJIAN DATA. mengajukan beberapa pertanyaan untuk memperoleh data-data yang berkaitan BAB III PENYAJIAN DATA Dalam bab ini, penulis akan menyajikan segala data yang diperoleh dari lokasi penelitian melalui penyebaran angket, wawancara, dan dokumentasi. Angket adalah merupakan daftar pertanyaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan proses sains merupakan keterampilan intelektual yang sering

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan proses sains merupakan keterampilan intelektual yang sering 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan proses sains merupakan keterampilan intelektual yang sering digunakan para ilmuwan dan dapat dilatihkan pada siswa ketika belajar sains, sehingga

Lebih terperinci

PENGARUH METODE KOOPERATIF DAN KOMANDO TERHADAP KETERAMPILAN TEKNIK DASAR BERMAIN SEPAKBOLA

PENGARUH METODE KOOPERATIF DAN KOMANDO TERHADAP KETERAMPILAN TEKNIK DASAR BERMAIN SEPAKBOLA ISSN 2527-760X (Print) ISSN 2528-584X (Online) PENGARUH METODE KOOPERATIF DAN KOMANDO TERHADAP KETERAMPILAN TEKNIK DASAR BERMAIN SEPAKBOLA Novri Gazali Universitas Islam Riau novri.gazali@edu.uir.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya peningkatan kualitas sekolah, tenaga kependidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya peningkatan kualitas sekolah, tenaga kependidikan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam upaya peningkatan kualitas sekolah, tenaga kependidikan yang meliputi, tenaga pendidik, pengelola satuan pendidikan, penilik, pengawas, peneliti, teknis

Lebih terperinci