Rancangan Sistem Akuisisi Data Suhu dengan Pt-100 terhadap Fungsi Kedalaman Sumur Pengeboran Berbasis Mikrokontroler H8/3069F

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Rancangan Sistem Akuisisi Data Suhu dengan Pt-100 terhadap Fungsi Kedalaman Sumur Pengeboran Berbasis Mikrokontroler H8/3069F"

Transkripsi

1 Rancangan Sistem Akuisisi Data Suhu dengan Pt-100 terhadap Fungsi Kedalaman Sumur Pengeboran Berbasis Mikrokontroler H8/3069F Nella Marwah, Supriyanto, Lingga Hermanto Departemen Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Abstrak Rancangan sistem akuisisi data suhu terhadap fungsi kedalaman sumur pengeboran dibuat untuk mengurangi biaya produksi eksplorasi pada sumur pengeboran terutama sumur pengeboran panasbumi. Sistem ini dapat membaca suhu terhadap variasi kedalaman sensor suhu secara real-time. Sistem ini terdiri dari sensor suhu Pt-100, sensor kedalaman rotary encoder dan pewaktu real-time DS1307. Sistem ini dioperasikan oleh mikrokontroler H8/3069F yang memiliki resolusi 16 bit menggunakan bahasa pemrograman C, data dikirimkan ke komputer melalui kabel serial RS-232 dan ditampilkan dalam bentuk Graphical User Interface (GUI) yang dihasilkan oleh bahasa pemrograman Python, data ini disimpan dalam bentuk file dokumen. Sensitivitas dari sistem pengukur suhu dengan Pt-100 adalah sebesar V/ C. Kata kunci : data suhu, kedalaman sumur pengeboran, sensor Pt-100, rotary encoder, pewaktu real-time, mikrokontroler H8/3069F, GUI, Bahasa C, Python Abstract Temperature acquisition system design along the borehole s depth have been done in order to minimalize exploration production cost in borehole especially for geothermal exploration. The system can acquire temperature data versus depth variation in real-time. The system consists of Pt-100 as temperature sensor, rotary encoder as depth sensor and Real-Time Clock DS1307. The system is operated by 16-bit microcontroller H8/3069F using C Languange, temperatureand borehole s depth data are displayed using a Python Graphical User Interface (GUI) and stored in document file. Sensititvity of Pt-100 sensor together with signal conditioning circuit is V/ C. Keywords: temperature data, borehole s depth, Pt-100 sensor, rotary encoder, Real-time clock, microcontroller H8/3069F, GUI, C language, Python I. PENDAHULUAN Panasbumi merupakan salah satu subdsiplin dari geofisika yang mempelajari tentang aliran panasbumi. Para peneliti teknologi pembangkit tenaga listrik uap dan pembangkit listrik tenaga panasbumi menjadikan ilmu panasbumi ini untuk mendapatkan pengetahuan mengenai suhu di bawah permukaan bumi yang menjadi dasar untuk memahami aliran panas didalam bumi. Aliran panas pada suatu lubang bor didapatkan dari sekumpulan kombinasi dari data suhu pada kedalaman tertentu dan konduktivitas termalnya [1]. Pada dasarnya, pengukuran aliran panas bumi dapat dihasilkan dari gradien suhu dan konduktivitas termal yang berasal dari sifat fisis bebatuan dan fluida di sekitarnya [1]. Gradien 1

2 2 suhu panasbumi merupakan sebuah nilai yang menunjukkan kenaikan suhu seiring dengan bertambahnya kedalaman bumi. Berikut persamaan dasar aliran panas per satuan waktu:! =!"!!!!!!!!!! (1) dimana Q merupakan aliran panas per satuan waktu (W), k merupakan konduktivitas termal (W/m C), A merupakan luas area panas (m 2 ), l 1 merupakan panjang daerah panas awal (m), dan l 2 merupakan panajang daerah panas akhir (m), T 1 merupakan suhu awal ( C) dan T 2 merupakan suhu akhir ( C). Pada daerah yang bukan merupakan area panasbumi, konduktivitas normal gradien suhu sekitar 3 C/100 m [2]. Sementara pada daerah yang memiliki potensi panasbumi, gradien suhu beberapa kali lebih besar dibandingkan daerah lainnya. Sistem akuisisi data suhu terhadap kedalaman lubang sumur sangat dibutuhkan dalam proses eksplorasi sumur pengeboran terutama pengeboran panasbumi. Pembuatan sistem akuisisi data suhu pada sumur pengeboran panasbumi disebabkan panasbumi membutuhkan informasi aliran panas pada suatu area prospek panasbumi dimana data suhu terhadap kedalaman merupakan data yang dapat membangun informasi aliran panas pada daerah tersebut. Umumnya sistem akuisisi ini sangatlah mahal dan alatnya sulit untuk didapatkan di dalam negeri. Untuk meminimalisasi biaya pengadaan alat dan sistem akuisisi data suhu diperlukan sistem akuisisi data suhu terhadap kedalaman sumur pegeboran dari dalam negeri. Pada penelitian ini telah dirancang sebuah sistem akuisisi data suhu dengan sensor pt- 100 terhadap fungsi kedalaman sumur pengeboran yang dapat mengakuisisi data suhu bersamaan dengan data kedalaman secara real-time berbasis mikrokontroler H8/3069F 16 bit. Data hasil akuisisi tersebut dapat dipantau oleh pengguna dan disimpan dalam bentuk file dokumen. Proses pemantauan dan penyimpanan data dapat diaktifkan melalui Graphical User Interface (GUI) dengan menggunakan bahasa pemrograman Python yang merupakan jenis bahasa pemrogramman open-source.

3 3 II. METODA PERANCANGAN ALAT Sistem akuisisi data suhu terhadap kedalaman sumur pengeboran terdiri dari sensor suhu berupa pt-100, sensor kedalaman yaitu rotary encoder dan pewaktu real-time RTC DS1307 yang menyajikan data tanggal dan waktu. Sistem ini dikontrol dan dikendalikan dengan sebuah mikrokontroler H8/3069F buatan Renesas Corp,. Jepang [3]. Data suhu,dan kedalaman serta data waktu dan tanggal dikirim secara bersamaan melalui kabel serial RS-232 ke komputer. Akuisisi data diaktifkan dan disimpan datanya melalui GUI python yang telah diprogram di komputer. Gambar 1. memperlihatkan blok diagram perangkat keras pada sistem akuisisi melalui pemrogramman data suhu terhadap kedalaman sumur pengeboran secara realtime. Gambar 1. Blok diagram sistem perangkat keras Sensor pt-100 yang digunakan pada sistem akuisisi ini merupakan salah satu jenis sensor RTD dengan bahan logam platina sebagai material pendeteksinya. Material ini memiliki resistansi yang berubah seiring dengan adanya perubahan suhu yang mengenai material sensor tersebut. Jika suhu naik, maka resistansinya mengalami kenaikan begitu pula sebaliknya. Hasil kalibrasi sensor pt-100 menunjukkan sensitivitas sensor pt-100 terhadap perubahan suhu adalah sebesar 0.39 Ω/ C. Sensor pt-100 membutuhkan tegangan stimulasi eksternal agar keluarannya dapat berbentuk tegangan. Oleh karena itu, sensor pt-100 dihubungkan dengan rangkaian jembatan Wheatstone dengan empat lengan resistansi. Sensor pt-100 sebagai salah satu lengan resistansi dan tiga lengan resistansi merupakan resistansi tetap. Nilai resistansi tetap bagi ketiga lengan resistansi ditentukan sedemikian rupa sehingga keluaran dari jembatan Wheatstone ini

4 4 memiliki sensitivitas sebesar ±2 mv/ C. Proses kalibrasi sensor pt-100 beserta rangkaian jembatan Wheatstone dilakukan dengan merubah suhu yang mengenai sensor (pembacaan suhu dengan menggunakan termometer alkohol) dan mengukur nilai tegangan keluaran dari jembatan Wheatsone (pada gambar 2. ditunjukkan dengan lambang Vout). Gambar 2. Rangkaian jembatan Wheatstone yang digunakan Data suhu didapatkan dari sinyal analog sensor pt-100 beserta rangkaian jembatan Wheatstone yang diterima oleh mikrokontroler kemudian dikonversi ke dalam bentuk sinyal dengan menggunakan salah satu pin ADC pada mikrokontroler H8/3069F. Agar sinyal analog dapat dibaca dengan baik oleh ADC mikrokontroler yang memilki resolusi 10 bit maka sinyal keluaran dari jembatan Wheatstone memerlukan penguatan. Penguatan ini dilakukan dengan menghubungkan sinyal keluaran dari jembatan Wheatstone A dan B ke sebuah rangkaian penguat diferensial. Rangkaian penguat diferensial yang digunakan pada penelitian ini terlihat pada gambar 3. Gambar 3. Rangkaian penguat diferensial

5 5 Rotary encoder berfungsi sebagai pendeteksi kedalaman dengan memanipulasi gerak translassi sensor suhu menjadi gerak angular dari rotary encoder sehingga menjadi informasi kedalaman. Sensor ini memiliki dua output, setiap outputnya memiliki dua kondisi bergantian yakni 1 (10 V) dan 0 (0V). Keluaran dari sensor ini kemudian melewati rangkaian TTL Converter sehingga keluaran sensor pada saat HIGH (1) dan LOW (0) memiliki tegangan 5 V dan 0 V yang dapat diterima oleh mikrokontroler. Gambar 4. menunjukkan rangkaian TTL Converter yang digunakan pada penelitian ini. Gambar 4. Rangkaian TTL Converter Keluaran pertama digunakan untuk port I/O (dalam penelitian ini digunakan PORT I/O 1 (pin 1) sebagai pendeteksi kedalaman sensor pt-100 dan keluaran kedua dihubungkan ke port interrupt (IRQ0) untuk menginterupsi proses perhitungan putaran. Data rotary encoder diterima mikrokontroler dalam bentuk data counter. Data counter bertambah dan berkurang dipengaruhi oleh penginterupsi yang terjadi jika PORT 1 pin 1 memiliki kondisi 1 atau 0. Gambar 5. memperlihatkan keseluruhan pengoperasian rotary encoder.

6 6 Gambar 5. Blok diagram pengoperasian rotary encoder Pada penelitian ini, dilakukan pula pembuatan sistem mekanik sistem pengukur kedalaman yang bertujuan untuk menjalankan fungsi sensor kedalaman untuk mengetahui sejauh mana sensor suhu turun ke dalam sumur. Sensor pt-100 yang telah dihubungkan dengan kabel sepanjang 100 m didesain untuk melewati sebuah tiang penyangga yang ditengahnya terdapat semacam katrol tempat lewatnya kabel sensor suhu. Katrol ini dipasang satu sumbu dengan sebuah batang yang melintang pada masing-masing ujung tiang pada penyangga ini. Kemudian di salah satu ujung batang yang melintang terdapat rotary encoder sehingga ketika kabel sensor suhu bergerak melewati katrol maka batang akan ikut bergerak yang menyebabkan rotary encoder juga ikut bergerak. Gambar 6. menunjukkan mekanik sistem pengukur kedalaman yang akan dilewatkan sensor suhu ketika sensor suhu diturunkan ke dalam sumur.

7 7 Gambar 6. Mekanik sistem pengukur kedalaman Kemudian setelah mekanik sistem pengukur kedalaman selesai dibuat, maka dilakukan proses kalibrasi sensor rotary encoder, untuk mengetahui respon rotary encoder terhadap perubahan kedalaman dengan meletakkan kabel sensor suhu pada mekanik tiang penyangga dan menurunkannya tiap 0.5 m dan dilihat data counter yang terbaca pada komputer. Data penurunan kabel setiap 0.5 m dicatat bersamaan dengan data counter di setiap penurunannya. Data counter dan data ADC dikirimkan secara terus menerus oleh mikrokontroler secara bersamaan dengan data waktu dan tanggal yang dihasilkan RTC DS1307 dari mikrokontroler kepada komputer melalui komunikasi serial dengan menggunakan kabel serial RS-232 dan proses pengambilan data dan pengiriman data ke serial pada mikrokontroler H8/3069F menggunakan bahasa pemrograman C. Gambar 7. menunjukkan alir program interupsi dan gambar 8. menunjukan diagram alir pemrograman utama yang digunakan pada penelitian ini.

8 8 Gambar 7. Diagram alir program interupsi Gambar 8. Diagram alir program utama Proses pengolahan data counter menjadi data kedalaman dan data digital ADC menjadi data suhu dilakukan di GUI dengan bahasa pemrograman Python dengan menggunakan fungsi persamaan hasil kalibrasi dari masing-masing sensor. Selain itu,

9 9 pengguna juga dapat membaca data hasil pengolahan data berupa nilai suhu dan kedalaman serta grafik suhu terhadap kedalaman pada GUI tersebut Data sebelum dan sesudah pengolahan serta tanggal dan waktu setiap data akan tersimpan di dalam file dokumen. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Rangkaian pengondisi sinyal dari keluaran sensor suhu pt-100 digunakan pada penelitian ini sebagai pengubah sinyal keluaran sensor pt-100 sebagai resistansi menjadi tegangan dan dapat dibaca dengan baik doleh ADC mikrokontroler. Rangkaian pengondisi sinyal terdiri dari dua rangkaian yakni rangkaian jembatan Wheatstone dan rangkaian penguat diferensial. Rangkaian jembatan Wheatstone terlihat pada gambar 2. Dengan menggunakan rangkaian ini, dilakukan kalibrasi antara tegangan diferensial pada titik A dan B (lihat gambar 2) dan suhu yang terbaca pada termometer alkohol. Grafik pada gambar 9. menunjukkan hasil kalibrasi tersebut. Grafik ini menunjukkan respon linier antara tegangan terhadap suhu yang mengenai sensor pt-100 dan sensitivitasnya terhadap perubahan suhu dengan mengacu pada suhu yang terbaca pada termometer alkohol. Sensitivitas sensor suhu Pt-100 beserta rangkaian jembatan Wheatstone adalah sebsar 2.43 mv/ C. Hasil Kalibrasi Pt-100 terhadap Perubahan Suhu R = Resistansi (Ω) R= 0.391T R² = T = Suhu ( C) Gambar 9. Grafik kalibrasi pt-100 berupa resistansi terhadap perubahan suhu Sensitivitas dari rangkaian jembatan Wheatstone kemudian diperkuat dengan menggunakan rangkaian penguat diferensial yang terlihat pada gambar 3. Titik A dan B pada gambar 2. akan terhubung dengan titik A dan B pada gambar 3. secara berturut-turut sebagai

10 10 masukan Non inverting dan Inverting. Sensor suhu pt-100 beserta pengondisi sinyalnya memilki sensitivitas sebesar 42.3 mv/ C atau sebesar V/ C. ADC mikrokontroler H8/3069F memiliki resolusi 10 bit, dengan tegangan referensi sebesar 5 V, ADC ini mampu menyediakan sensitivitas sebesar V setiap bit digital ADC. Dengan demikian, sinyal analog yang berasal dari sensor suhu beserta rangkaian pengondisi sinyal telah cukup baik untuk dikonversi ke bentuk digital dengan menggunakan ADC pada mikrokontroler H8/3069F. Sama halnya dengan sensor pt-100, proses kalibrasi dilakukan untuk mengetahui respon dari sensor rotary encoder beserta mekanik sistem pengukur kedalaman terhadap perubahan kedalaman kabel sensor suhu Pt-100. Dengan metode yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, didapatkan hasil kalibrasi antara kedalaman pemantauan kabel sensor suhu dengan interval 0.5 m dengan pulsa counter yang terbaca di komputer yang diperlihatkan pada gambar 10. Koefisien relasi antara kedalaman pemantauan dan pulsa counter yang terbaca adalah sebesar Nilai ini memperlihatkan bahwa respon sensor rotary encoder yang sangat linier terhadap perubahan kedalaman sehingga dapat dikatakan sensor rotary encoder dapat membaca kedalaman dengan sangat baik. Kalibrasi Pulsa Rotary Encoder terhadap Kedalaman c= Pulsa Cacahan x c = 5573.h R² = h = Kedalaman (m) Gambar 10. Grafik kalibrasi rotary encoder berupa pulsa cacahan terhadap kedalaman pemantauan Data digital ADC dan data counter masing-masing merepresentasikan data suhu dan data kedalaman. Dengan menggunakan persaman hasil kalibrasi dari sensor suhu pt-100 dan sensor rotary encoder dilakukan pengolahan data pada data digital ADC dan data counter dengan menggunakan bahasa pemrograman Python dan ditampilkan pada GUI berupa data

11 11 suhu, data kedalaman, dan repersentasi kedua data dalam bentuk grafik plot dengan sumbu X adalah data kedalaman dan sumbu Y adalah data suhu. Karena sistem akuisisi data memerlukan sistem real-time, maka data tanggal dan waktu yang dihasilkan oleh RTC DS1307 diambil bersamaan data digital ADC dan data counter. Data tanggal, waktu, digital ADC, counter, suhu dan kedalaman kemudian disimpan dalam file dokumen setiap kali proses penyimpan dilakukan. Pada gambar 11. diperlihatkan tampilan GUI pada proses pengukuran Gambar 11. Tampilan GUI pada saat proses pengukuran. GUI terdiri dari titlebar, toolbar, panel 1 dan panel 2 dan statusbar. Titlebar berada dibagian paling atas pada GUI sedangkan status bar berada di bagian paling bawah pada GUI. Bagian toolbar berisi choice box untuk memilih jenis port dan baudrate, tombol connect dan disconnect untuk mengoneksikan atau memutuskan hubungan antara komputer dengan mikrokontroler, tombol clear untuk menghapus data dan tombol simpan data. Pada panel 1 terdapat kolom yang menyediakan nilai suhu, kedalaman dan status koneksi secara berturutturut dari atas hingga bawah. Sedangkan pada panel 2 terdapat grafik dan tabel yang berisi data tanggal, waktu, counter, ADC, kedalaman, dan suhu. GUI dapat mengakuisisi data dengan sampling time (waktu cuplik) per satu baris data setiap 1 detik. Memori yang dibutuhkan hanya sedikit berupa kisaran puluhan kb. Memori ini hanya memenuhi sebagian kecil kapasitas memori yang ada di komputer mengingat akuisisi data dilakukan dengan menggunakan PC (personal computer).

12 12 Pada gambar 11. dapat dilihat adanya kenaikan suhu seiring dengan kenaikan nilai kedalaman, gambar tersebut merupakan hasil akuisisi data terhadap kedalaman sumur pada saat simulasi pengukuran pada sumur. Sumur simulasi dibuat dengan menaikkan nilai suhu dengan menaikkan nilai kedalaman secara bersamaan. Sumur simulasi ini bertujuan untuk memperlihatkan bahwa sistem akuisis data telah dapat mengambil data suhu, data kedalaman, beserta data tanggal dan waktu secara bersamaan pada waktu yang sama. Untuk mengetahui keseluruhan rancangan sistem pengukur kedalaman yang telah terintergrasi dengan GUI pada komputer berjalan dengan baik dan memiliki kesalahan relatif terhadap nilai yang benar yang kecil, dilakukan pengujian nilai kedalaman penurunan sensor suhu yang terbaca pada GUI dengan kedalaman sebenarnya yang dipantau oleh penulis. Kedalaman sebenarnya didapatkan dari besarnya penurunan kabel yang tertera pada label pada kabel yang menyatakan ukuran panjang pada kabel sensor suhu setiap setengah meter. Kesalahan didapatkan dari nilai perbedaan antara kedalaman pada pemantauan dengan kedalaman yang terbaca pada GUI, kemudian dihitung besarnya kesalahan relatif dari nilai kesalahan pada tiap data suhu yang terbaca pada GUI terhadap nilai kedalaman pemantuan. Kedalaman (m) Pengujian data kedalaman yang terbaca pada GUI dan data kedalaman berdasarkan pemantauan Data ke- (n) Kedalaman pemantauan Kedalaman pada GUI Gambar 12. Hasil pengujian data kedalaman yang terbaca pada GUI dan data kedalaman berdasarkan pemantauan Pada gambar 12. terlihat kesalahan data kedalaman yang tampil pada GUI dan kedalaman pada pemantauan. Sumbu X merupakan nomor data kedalaman setiap pengukuran yang ditentukan dan sumbu Y merupakan data kedalaman. Data dengan titik biru

13 13 merupakan data kedalaman pemantauan, sedangkaan data dengan titik merah memperlihatkan data kedalaman yang terbaca pada GUI. Pada pengujian ini kesalahan relatif pada pengukuran kedalaman dari 0-13 m sebesar 0%, artinya kesalahan data kedalaman yang dihasilkan sistem dan ditampilkan tidak terlihat. Kemungkinan kesalahan data relatif akan dihasilkan jika kabel sensor semakin turun jauh melebihi kedalaman pada pengujian ini. Hal ini disebabkan adanya gaya gravitasi yang semakin besar jika sensor suhu semakin turun ke bawah. Sama halnya dengan pengujian kedalaman, untuk mengetahui keseluruhan rancangan sistem pengukur suhu yang telah terintegrasi dengan GUI komputer berjalan dengan baik dan memiliki kesalahan relatif terhadap nilai benar yang kecil dilakukan pengujian nilai suhu yang terbaca di GUI dengan suhu pada termometer alkohol. Proses yang dilakukan sama halnya dengan proses kalibrasi, yakni dengan mencelupkan pt-100 ke dalam pyrex berisi air dan dipanaskan di atas kompor listrik, besarnya panas diatur perlahan. Tepat di samping sensor pt- 100 diletakkan termometer alkohol agar termometer alkohol dan sensor pt-100 memiliki suhu lingkungan sekitar yang sama. Kemudian data suhu yang terbaca pada GUI dan termometer alkohol dicatat bersamaan. Nilai kesalahan didapatkan dari selisih nilai suhu yang terbaca pada GUI dan suhu ang terbaca pada termometer alkohol, sedangkan nilai kesalahan relatif didapatkan dari besar nilai kesalahan disetiap data suhu yang tebaca pada GUI terhadap nilai suhu yang terbaca pada termometer alkohol. Suhu ( C) Pengujian data suhu yang terbaca pada GUI dan suhu pada termometer alkohol Data ke- (n) Suhu pada termometer alkohol Suhu pada GUI Gambar 13. Pengujian data suhu yang terbaca pada GUI dan suhu pada termometer alkohol Data dengan titik biru merupakan data suhu yang terbaca pada termometer alkohol, sedangkan data dengan titik merah memperlihatkan data suhu yang terbaca pada GUI.

14 14 Pada pengujian ini rata-rata kesalahan data kedalaman yang tampil di GUI adalah sebesar 0.1 dari nilai seharusnya, sedangkan rata-rata kesalahan relatif adalah 0.4%. Kesalahan di atas dapat disebabkan adanya perbedaan waktu kenaikan pembacaan antara sensor pt-100 dan termometer alkohol. Pada praktiknya, sensor pt-100 mampu membaca perubahan sensor pt-100 ketika suhu berada di luar suhu ruangan lebih cepat dibandingkan termometer alkohol. Untuk menguji sistem akuisisi ini dapat berjalan dengan baik di lapangan dilakukan uji pengukuran suhu terhadap kedalaman pada lubang sumur departemen Fisika UI dengan kedalaman sebesar 20 m dan sumber mata air panas Gunung Pancar, Bogor dengan kedalaman 3.5 m. Proses pengukuran dilakukan dengan menurunkan kedalaman sensor suhu pt-100 melewati tiang penyangga dengan besar interval kedalaman sebesar 1 m untuk lubang sumur Departemen Fisika UI Besarnya kedalaman dipantau melalui GUI, setelah proses penurunan selesai setiap interval, kemudian sensor didiamkan terlebih dahulu untuk menyesuaikan suhu sekitarnya. Setelah nilai sensor suhu mulai stabil, maka proses penyimpanan data dilakukan dengan menekan tombol pada GUI, proses penyimpanan ini dilakukan 1 menit untuk mengambil 60 data. Setelah proses penyimpanan selesai, maka tombol ditekan kembali dan akan muncul data yang sebelumnya tersimpan pada grafik. Pada pengukuran suhu terhadap kedalaman lubang sumur Departemen Fisika UI, dilakukan pengukuran sebanyak tiga kali. Tanggal, waktu dan kondisi pengukuran pada setiap pengukuran di Departemen Fisika UI tertera pada tabel 1. Data diambil sebanyak 60 kali pada setiap titik kedalaman kemudian data suhu di rata-ratakan dan dihitung standar deviasi dari setiap data. Nilai rata-rata suhu pada setiap titik kedalaman (hingga kedalaman 20 m) dibentuk grafik. Sumbu X merupakan nilai rata-rata suhu, sumbu Y merupakan nilai kedalaman.

15 15 Suhu ( C) Hasil Pengukuran Suhu terhadap kedalaman pada lubang sumur Dept. Fisika UI Data Data (2) Data (1) Kedalaman (m) Gambar 15. Grafik seluruh hasil pengukuran suhu terhadap kedalaman di Departemen Fisika UI Gambar 15. menunjukkan grafik hasil pengukuran suhu. Pada gambar terlihat bahwa nilai awal pada pengukuran pertama (tanggal ) berbeda jauh apabila dibandingkan dengan pengukuran kedua (tanggal (1)) dan ketiga (tanggal (2)) yang nilai suhu awalnya tidak berbeda jauh. Hal ini disebabkan karena suhu permukaan pada pengukuran pertama berbeda dengan pengukuran kedua dan ketiga. Pada pengukuran kedua, suhu permukaan (pada kedalaman 0 m) yang dibaca sensor pt-100 adalah sebesar 30.3 C sedangkan suhu pada kedalaman 1 m mengalami kenaikan sebesar 0.1 C menjadi 34 C. Kenaikan ini dapat disebabkan pada awal pengukuran sensor pt-100 belum menyesuaikan dengan suhu sekitar dan kemungkinan besaran fisis lain yang tidak diperhitungkan pada penelitian ini seperti kelembapan dan tekanan yang berbeda yang dapat mempengaruhi besarnya nilai suhu pada kedalaman 0 dan 1 m. Suhu pada kedalaman berikutnya hampir konstan dan sama dengan suhu sebelumnya yakni berada pada suhu C. Perbedaan suhu mulai terlihat kedalaman 16 m, pada kedalaman ini nilai suhu awalnya naik kemudian mengalamai penurunan hingga 29.1 C pada saat kedalaman mencapai 20 m. Seperti pengukuran sebelumnya, pada kedalaman 16 m 20 m sensor pt-100 telah mengenai air yang memiliki suhu berbeda dan keadaan lainnya yang berbeda seperti tekanan dan kelembapan udaranya. Pengukuran ketiga tidak jauh berbeda dengan pengukuran kedua, hal ini dikarenakan pengukuran dilakukan pada hari yang sama dan waktu yang tidak berbeda jauh.

16 16 Pada dasarnya, saat sensor suhu semakin turun ke bawah, maka semakin tinggi pula kenaikan suhu. Pada daerah non prospek panas bumi secara praktik dapat dikatakan suhu hampir tetap, tetapi sesungguhnya terjadi kenaikan suhu yang sangat perlahan yakni 3 C/ 100 m atau C/m dan resolusinya sangat kecil. Pernyataan tersebut belum dapat kita buktikan pada penelitian ini, hal ini dikarenakan kedalaman sumur yang masih dangkal yakni sebesar 20 m dan resolusi sensor yang belum dapat mendeteksi perubahan yang amat kecil dari perubahan suhu yang terjadi. IV. KESIMPULAN Sensor Pt-100 beserta rangkaian pengondisi sinyalnya memiliki sensitivitas sebesar 42.4 mv/ C atau V/ C sehingga rangkaian ini cukup baik dibaca oleh ADC mikrokontroler H8/3069F yang memiliki resolusi 10 bit atau dapat membaca tegangan V/bit. Sensor rotary encoder buatan Autonics tipe E40S T-24 mampu bekerja dengan sangat baik untuk pengukuran yang membutuhkan ketelitian 100 cm atau 0.1 m dengan menggunakan rangkaian TTL Converter pengubah level tegangan dari 10 V ke 5 V untuk masuk ke mikrokontroler. Keluaran dari tegangan ini berupa pulsa-pulsa dibaca sebagai pulsa counter yang dicacah oleh mikrokontroler H8/3069F. Mikrokontroler H8/3069F telah mampu mengoperasikan sistem akuisisi data suhu dengan sensor Pt-100 bersamaan dengan sensor rotary encoder sebagai pendeteksi posisi kabel yang mengindikasikan nilai kedalaman sensor suhu Pt-100 dengan fitur ADC, dan Interrupt Controller yang ada didalamnya secara real-time. Data hasil akuisisi ditampilkan dan diolah oleh GUI Python dan data dapat disimpan dalam bentuk file dokumen. V. SARAN 1. Resolusi ADC yang lebih besar untuk menambah ketelitian pembacaan data suhu 2. Penggunaan sistem otomatis penurun kabel sensor suhu dengan motor terintergrasi dengan rotary encoder 3. Minimalisasi ukuran alat untuk pengoperasian pada saat pengukuran di lapangan 4. Permodelan sumur dengan gradien suhu yang cukup baik untuk digunakan dalam proses kalibrasi sistem akuisisi data suhu terhadap kedalaman sumur pengeboran

17 17 DAFTAR ACUAN [1] Prensky, S. (1992). Temperature Measurements in Boreholes: An Overview of Engineering and Scientific Applications. The Log Analyst, 33, [2] B.Sanner, S. (2001, Juni). Geothermal Energy. GHC Bulletin, p.16 [3] Renesas Electronic Corp. (2010, September 04). Dikutip Januari 03, 2013, dari

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Nama : Timbangan Bayi. 2. Jenis : Timbangan Bayi Digital. 4. Display : LCD Character 16x2. 5. Dimensi : 30cmx20cmx7cm

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Nama : Timbangan Bayi. 2. Jenis : Timbangan Bayi Digital. 4. Display : LCD Character 16x2. 5. Dimensi : 30cmx20cmx7cm 49 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Spesifikasi Alat 1. Nama : Timbangan Bayi 2. Jenis : Timbangan Bayi Digital 3. Berat : 5 Kg 4. Display : LCD Character 16x2 5. Dimensi : 30cmx20cmx7cm 6. Sensor : Loadcell

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras Pada bab ini menjelaskan perangkat keras yang digunakan dalam membuat tugas akhir ini. Perangkat keras yang digunakan terdiri dari modul Arduino

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pengukuran resistivitas dikhususkan pada bahan yang bebentuk silinder. Rancangan alat ukur ini dibuat untuk mengukur tegangan dan arus

Lebih terperinci

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) 1-6 1

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) 1-6 1 JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) 1-6 1 PENGGUNAAN TERMOKOPEL TIPE K BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA16 UNTUK MENGUKUR SUHU RENDAH DI MESIN KRIOGENIK Sigit Adi Kristanto, Bachtera Indarto

Lebih terperinci

Sistem Akuisisi Data Suhu Multipoint Dengan Mikrokontroler

Sistem Akuisisi Data Suhu Multipoint Dengan Mikrokontroler Sistem Akuisisi Data Suhu Multipoint Dengan Mikrokontroler Mytha Arena 1, Arif Basuki 2 Dosen Jurusan Teknik Elektro STTNAS Yogyakarta Jln. Babarsari, Depok, Sleman, Yogyakarta 55281. mytha98@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Computer. Parallel Port ICSP. Microcontroller. Motor Driver Encoder. DC Motor. Gambar 3.1: Blok Diagram Perangkat Keras

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Computer. Parallel Port ICSP. Microcontroller. Motor Driver Encoder. DC Motor. Gambar 3.1: Blok Diagram Perangkat Keras BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Blok Diagram Perangkat Keras Sistem perangkat keras yang digunakan dalam penelitian ini ditunjukkan oleh blok diagram berikut: Computer Parallel Port Serial Port ICSP Level

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN DATA AKUISISI TEMPERATUR 10 KANAL BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA16

RANCANG BANGUN DATA AKUISISI TEMPERATUR 10 KANAL BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA16 Enis F., dkk : Rancang Bangun Data.. RANCANG BANGUN DATA AKUISISI TEMPERATUR 10 KANAL BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA16 Enis Fitriani, Didik Tristianto, Slamet Winardi Program Studi Sistem Komputer,

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

BAB IV PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM BAB IV PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM IV.1 Deskripsi Perangkat Perangkat yang dirancang dalam tugas akhir ini merupakan sistem instrumentasi pengukuran yang bertujuan untuk merekam data sinyal dari

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Perancangan sistem pada timbangan digital sebagai penentuan pengangkatan beban oleh lengan robot berbasiskan sensor tekanan (Strain Gauge) dibagi menjadi dua bagian yaitu perancangan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL UJI DAN ANALISA

BAB 4 HASIL UJI DAN ANALISA BAB 4 HASIL UJI DAN ANALISA Serangkaian uji dan analisa dilakukan pada alat, setelah semua perangkat keras (hardware) dan program dikerjakan. Pengujian alat dimaksudkan untuk mengetahui apakah alat dapat

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian dan analisa perangkat keras, perangkat lunak, kesatuan sistem secara keseluruhan serta eksperimen yang dilakukan untuk membuktikan

Lebih terperinci

Tidak Pengujian Rangkaian Termometer Digital BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Karakterisasi

Tidak Pengujian Rangkaian Termometer Digital BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Karakterisasi 15 Program ini yang nantinya akan mengolah tegangan analog dari sensor menjadi sebuah kode-kode digital. Hasil pengolahan data dari ADC tersebut ditampilkan pada layar LCD untuk pengukuran suhu dalam bentuk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November 23 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November 2014 di Laboratorium Pemodelan Fisika dan Laboratorium Elektronika Dasar Jurusan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung, dari bulan Februari 2014 Oktober 2014. 3.2. Alat dan Bahan Alat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras, serta perangkat lunak dari alat peraga Oscillating Water Column. 3.1. Gambaran Alat Alat yang

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM 42 BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini dijelaskan pembuatan alat yang dibuat dalam proyek tugas akhir dengan judul rancang bangun sistem kontrol suhu dan kelembaban berbasis mirkrokontroler

Lebih terperinci

ADC (Analog to Digital Converter)

ADC (Analog to Digital Converter) ADC (Analog to Digital Converter) Analog to Digital Converter (ADC) adalah sebuah piranti yang dirancang untuk mengubah sinyal-sinyal analog menjadi sinyal sinyal digital. IC ADC 0804 dianggap dapat memenuhi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan pada tugas akhir ini adalah dengan metode eksperimen murni. Pada penelitian ini dilakukan perancangan alat ukur untuk mengukur

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei 2012. Adapun tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di Laboratorium Elektronika Dasar

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Bab ini akan menjelaskan mengenai perancangan serta realisasi perangkat keras maupun perangkat lunak pada perancangan skripsi ini. Perancangan secara keseluruhan terbagi menjadi

Lebih terperinci

APLIKASI PENGOLAHAN DATA DARI SENSOR-SENSOR DENGAN KELUARAN SINYAL LEMAH

APLIKASI PENGOLAHAN DATA DARI SENSOR-SENSOR DENGAN KELUARAN SINYAL LEMAH APLIKASI PENGOLAHAN DATA DARI SENSOR-SENSOR DENGAN KELUARAN SINYAL LEMAH Sensor adalah merupakan salah satu komponen penting sebagai pengindera dari sistem. Bagian ini akan mengubah hal-hal yang dideteksi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang dipakai pada skripsi ini. 3.1. Perancangan dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2014 sampai dengan Januari 2015.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2014 sampai dengan Januari 2015. 28 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2014 sampai dengan Januari 2015. Perancangan, pembuatan dan pengambilan data dilaksanakan di Laboratorium

Lebih terperinci

PENGATUR KADAR ALKOHOL DALAM LARUTAN

PENGATUR KADAR ALKOHOL DALAM LARUTAN Jurnal Teknik Komputer Unikom Komputika Volume 2, No.1-2013 PENGATUR KADAR ALKOHOL DALAM LARUTAN Syahrul 1), Sri Nurhayati 2), Giri Rakasiwi 3) 1,2,3) Jurusan Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras, serta perangkat lunak dari trainer kendali kecepatan motor DC menggunakan kendali PID dan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM

BAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM BAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM Sistem akuisisi data ekonomis berbasis komputer atau personal computer (PC) yang dibuat terdiri dari beberapa elemen-elemen sebagai berikut : Sensor, yang merupakan komponen

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. DESKRIPSI KERJA SISTEM Gambar 3.1. Blok diagram sistem Satelit-satelit GPS akan mengirimkan sinyal-sinyal secara kontinyu setiap detiknya. GPS receiver akan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT 38 BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dijelaskan tentang perancangan Alat pendeteksi dini kerusakan pada sistem pengkondisian udara secara umum alat ini terdiri dari 2 bagian. Bagian pertama yaitu

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Diagram Blok Sistem berikut: Secara umum sistem yang dibangun dijelaskan dalam diagram blok sistem 6 1 Baterai Sensor: - GPS 2 Sensor Suhu dan Kelembapan 4 Mikrokontroler

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dan perancangan tugas akhir dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011 sampai dengan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 34 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Dalam bab IV ini akan dibahas tentang analisis data dan pembahasan berdasarkan perencanaan dari sistem yang dibuat. Rancangan alat indikator alarm ini digunakan untuk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Lampung yang dilaksanakan mulai dari bulan Januari sampai Desember

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAB III DESKRIPSI MASALAH BAB III DESKRIPSI MASALAH 3.1 Perancangan Hardware Perancangan hardware ini meliputi keseluruhan perancangan, artinya dari masukan sampai keluaran dengan menghasilkan energi panas. Dibawah ini adalah diagram

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHSAN. blok rangkaian penyusun sistem, antara laian pengujian Power supply,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHSAN. blok rangkaian penyusun sistem, antara laian pengujian Power supply, 1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHSAN 1.1 Hasil dan Pembahasan Secara umum, hasil pengujian ini untuk mengetahui apakah alat yang dibuat dapat bekerja sesuai dengan perancangan yang telah ditentukan. Pengujian

Lebih terperinci

PC-Link. Gambar 1 Blok Diagram AN201. AGND (J3 pin 1) Pin 1 VCC (J3 pin 2) Pin 3 Dapat dipilih salah satu dari A0 s.d. A7 (J3 pin 3 s.d.

PC-Link. Gambar 1 Blok Diagram AN201. AGND (J3 pin 1) Pin 1 VCC (J3 pin 2) Pin 3 Dapat dipilih salah satu dari A0 s.d. A7 (J3 pin 3 s.d. PC-Link PC-Link Application Note AN201 GUI Analog Input PC-Link USB Smart I/O Oleh: Tim IE Aplikasi ini akan membahas software GUI (Grapic User Interface) yang digunakan untuk membaca Input Analog pada

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH MENGUKLUR TEMPERATUR OTOMATIS MENGGUNAKAN TERMOKOPEL BERBASIS MIKROKONTROLER

KARYA TULIS ILMIAH MENGUKLUR TEMPERATUR OTOMATIS MENGGUNAKAN TERMOKOPEL BERBASIS MIKROKONTROLER KARYA TULIS ILMIAH MENGUKLUR TEMPERATUR OTOMATIS MENGGUNAKAN TERMOKOPEL BERBASIS MIKROKONTROLER Nyoman Wendri, S.Si., M.Si I Wayan Supardi, S.Si., M.Si JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 54 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Dalam bab ini akan dibahas tentang pengujian berdasarkan perencanaan dari sistem yang dibuat. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kinerja dari sistem mulai dari blok-blok

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN Semua mekanisme yang telah berhasil dirancang kemudian dirangkai menjadi satu dengan sistem kontrol. Sistem kontrol yang digunakan berupa sistem kontrol loop tertutup yang menjadikan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian 13 III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung dan di Laboratorium Digital Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan meluasnya pemakaian personal computer (PC) sekarang ini, maka semakin mudah manusia untuk memperoleh PC dan makin terjangkau pula harganya. Ada banyak komponen

Lebih terperinci

DT-Sense Current Sensor With OpAmp Gambar 1 Blok Diagram AN212

DT-Sense Current Sensor With OpAmp Gambar 1 Blok Diagram AN212 DT-AVR DT-AVR Application Note AN212 Monitor Arus pada Motor DC dengan DT-Sense Current Sensor with OpAmp Oleh : Tim IE Pada beberapa aplikasi motor DC terkadang diperlukan suatu pengendalian/pendeteksian

Lebih terperinci

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor. 7 Gambar Sistem kalibrasi dengan satu sensor. Besarnya debit aliran diukur dengan menggunakan wadah ukur. Wadah ukur tersebut di tempatkan pada tempat keluarnya aliran yang kemudian diukur volumenya terhadap

Lebih terperinci

PENDETEKSI OTOMATIS ARAH SUMBER CAHAYA MATAHARI PADA SEL SURYA. Ahmad Sholihuddin Universitas Islam Balitar Blitar Jl. Majapahit no 4 Blitar.

PENDETEKSI OTOMATIS ARAH SUMBER CAHAYA MATAHARI PADA SEL SURYA. Ahmad Sholihuddin Universitas Islam Balitar Blitar Jl. Majapahit no 4 Blitar. PENDETEKSI OTOMATIS ARAH SUMBER CAHAYA MATAHARI PADA SEL SURYA Ahmad Sholihuddin Universitas Islam Balitar Blitar Jl. Majapahit no 4 Blitar Abstrak Penerapan teknologi otomatis dengan menggunakan sistem

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Ethanol

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Ethanol BAB II DASAR TEORI 2.1 Ethanol Ethanol yang kita kenal dengan sebutan alkohol adalah hasil fermentasi dari tetes tebu. Dari proses fermentasi akan menghasilkan ethanol dengan kadar 11 12 %. Dan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat keras, serta perangkat lunak dari alat akuisisi data termokopel 8 kanal. 3.1. Gambaran Sistem Alat yang direalisasikan

Lebih terperinci

APLIKASI ATMEGA 8535 DALAM PEMBUATAN ALAT UKUR BESAR SUDUT (DERAJAT)

APLIKASI ATMEGA 8535 DALAM PEMBUATAN ALAT UKUR BESAR SUDUT (DERAJAT) APLIKASI ATMEGA 8535 DALAM PEMBUATAN ALAT UKUR BESAR SUDUT (DERAJAT) Ery Safrianti 1, Rahyul Amri 2, Setiadi 3 Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Riau Kampus Bina Widya, Jalan Subrantas

Lebih terperinci

Gambar 1.6. Diagram Blok Sistem Pengaturan Digital

Gambar 1.6. Diagram Blok Sistem Pengaturan Digital Gambar 1.6. Diagram Blok Sistem Pengaturan Digital 10 Bab II Sensor 11 2.1. Pendahuluan Sesuai dengan banyaknya jenis pengaturan, maka sensor jenisnya sangat banyak sesuai dengan besaran fisik yang diukurnya

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM AKUISISI DATA TEMPERATUR BERBASIS PC DENGAN SENSOR THERMOPILE MODULE (METODE NON-CONTACT)

RANCANG BANGUN SISTEM AKUISISI DATA TEMPERATUR BERBASIS PC DENGAN SENSOR THERMOPILE MODULE (METODE NON-CONTACT) RANCANG BANGUN SISTEM AKUISISI DATA TEMPERATUR BERBASIS PC DENGAN SENSOR THERMOPILE MODULE (METODE NON-CONTACT) Wildian dan Irza Nelvi Kartika Jurusan Fisika Universitas Andalas wildian_unand@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENULISAN

BAB III METODOLOGI PENULISAN BAB III METODOLOGI PENULISAN 3.1 Blok Diagram Gambar 3.1 Blok Diagram Fungsi dari masing-masing blok diatas adalah sebagai berikut : 1. Finger Sensor Finger sensor berfungsi mendeteksi aliran darah yang

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini memuat hasil pengamatan dan analisis untuk mengetahui kinerja dari rangkaian. Dari rangkaian tersebut kemudian dilakukan analisis - analisis untuk mengetahui

Lebih terperinci

Bab III Perangkat Pengujian

Bab III Perangkat Pengujian Bab III Perangkat Pengujian Persoalan utama dalam tugas akhir ini adalah bagaimana mengimplementasikan metode pengukuran jarak menggunakan pengolahan citra tunggal dengan bantuan laser pointer dalam suatu

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini membahas perencanaan dan pembuatan dari alat yang akan dibuat yaitu Perencanaan dan Pembuatan Pengendali Suhu Ruangan Berdasarkan Jumlah Orang ini memiliki 4 tahapan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas mengenai perancangan sistem dan realisasi perangkat keras dan perangkat lunak dari setiap modul yang mendukung keseluruhan sistem yang dibuat. Gambar 3.1

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Pada bab ini dijelaskan tentang pengujian alat ukur temperatur digital dan analisa hasil pengujian alat ukur temperatur digital. 4.1 Rangkaian dan Pengujian Alat Ukur Temperatur

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN.

BAB IV PEMBAHASAN. BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perangkat pengukur curah hujan otomatis pada sistem AWS memiliki spesifikasi dan kemampuan yang cukup andal dalam menangani kemungkinan yang terjadi di lapangan. Berikut

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 21 BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Rangkaian Keseluruhan Sistem kendali yang dibuat ini terdiri dari beberapa blok bagian yaitu blok bagian plant (objek yang dikendalikan), blok bagian sensor, blok interface

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar 28 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar dan Laboratorium Pemodelan Jurusan Fisika Universitas Lampung. Penelitian

Lebih terperinci

Pengembangan RTU (Remote Terminal Unit) untuk Sistem Kontrol Jarak Jauh berbasis IP

Pengembangan RTU (Remote Terminal Unit) untuk Sistem Kontrol Jarak Jauh berbasis IP Pengembangan RTU (Remote Terminal Unit) untuk Sistem Kontrol Jarak Jauh berbasis IP Rika Sustika P2 Informatika-LIPI rika@informatika.lipi.go.id Oka Mahendra P2 Informatika-LIPI oka@informatika.lipi.go.id

Lebih terperinci

Bab IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA

Bab IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA 51 Bab IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA Dalam perancangan perangkat keras dan perangkat lunak suatu sistem yang telah dibuat ini dimungkinkan terjadi kesalahan karena faktor-faktor seperti human error, proses

Lebih terperinci

ALAT PENCATAT TEMPERATUR OTOMATIS MENGGUNAKAN TERMOKOPEL BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51

ALAT PENCATAT TEMPERATUR OTOMATIS MENGGUNAKAN TERMOKOPEL BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 ALAT PENCATAT TEMPERATUR OTOMATIS MENGGUNAKAN TERMOKOPEL BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 Nyoman Wendri, I Wayan Supardi, K N Suarbawa, Ni Made Yuliantini 1 Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. ruangan yang menggunakan led matrix dan sensor PING))). Led matrix berfungsi

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. ruangan yang menggunakan led matrix dan sensor PING))). Led matrix berfungsi BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Pengertian Umum Perancangan Media Penyampaian Informasi Otomatis Dengan LED Matrix Berbasis Arduino adalah suatu sistem media penyampaian informasi di dalam ruangan yang menggunakan

Lebih terperinci

BAB V PENGUJIAN SISTEM DAN ANALISIS

BAB V PENGUJIAN SISTEM DAN ANALISIS BAB V PENGUJIAN SISTEM DAN ANALISIS Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan sistem yang dibuat, maka pada bab ini dilakukan pengujian sistem. Kemudian akan dilakukan analisis berdasarkan hasil yang diperoleh

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 2015.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 2015. 44 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 2015. Perancangan, pembuatan dan pengambilan data dilaksanakan di Laboratorium

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN DATA AKUISISI TEMPERATUR 10 KANAL BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA16. Enis Fitriani,DidikTristianto,SlametWinardi

RANCANG BANGUN DATA AKUISISI TEMPERATUR 10 KANAL BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA16. Enis Fitriani,DidikTristianto,SlametWinardi RANCANG BANGUN DATA AKUISISI TEMPERATUR 10 KANAL BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA16 Enis Fitriani,DidikTristianto,SlametWinardi Program Studi Sistem Komputer Fakultas Ilmu KomputerUniversitas Narotama

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dijelaskan mengenai gambaran alat, perancangan dan realisasi dari perangkat keras, serta perangkat lunak dari alat peraga sistem kendali pendulum terbalik. 3.1.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Universitas Lampung yang dilaksanakan mulai dari bulan Maret 2014.

III. METODE PENELITIAN. Universitas Lampung yang dilaksanakan mulai dari bulan Maret 2014. III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Lampung yang dilaksanakan mulai dari bulan Maret 2014. 3.2 Alat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Definisi Perancangan Perancangan adalah proses menuangkan ide dan gagasan berdasarkan teoriteori dasar yang mendukung. Proses perancangan dapat dilakukan dengan cara pemilihan

Lebih terperinci

PC-Link. PC-Link. Application Note AN202

PC-Link. PC-Link. Application Note AN202 PC-Link PC-Link Application Note AN202 GUI Analog Output (DAC) Oleh: Tim IE Aplikasi ini akan membahas software GUI (Grapic User Interface) yang digunakan untuk mengatur Analog Output DAC (Digital to Analog

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem deteksi keberhasilan software QuickMark untuk mendeteksi QRCode pada objek yang bergerak di conveyor. Garis besar pengukuran

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT LUNAK

BAB IV PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT LUNAK BAB IV PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT LUNAK 4.1. Spesifikasi Perancangan Perangkat Lunak Perangkat lunak pada wahana bertujuan untuk memudahkan proses interaksi antara wahana dengan pengguna. Pengguna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengukuran ph makin dibutuhkan, bukan hanya oleh perusahaan berskala besar tetapi juga perusahaan berskala kecil misalnya tambak ikan dan udang milik warga perseorangan.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 sampai dengan bulan Juli

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 sampai dengan bulan Juli 36 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 sampai dengan bulan Juli 2015. Perancangan, pembuatan dan pengambilan data dilaksanakan di

Lebih terperinci

BAB IV DATA DAN ANALISA

BAB IV DATA DAN ANALISA BAB IV DATA DAN ANALISA 4.1 Hasil Perancangan Berikut ini adalah hasil perancangan universal gas sensor menggunakan analog gas detector gas MQ-2 dan arduino uno r3 ditampilkan pada LCD 16x2. Gambar 4.1

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Realisasi Perangkat Keras Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara otomatis menggunakan sensor suhu LM35 ditunjukkan pada gambar berikut : 8 6

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat.

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. Perancangan tersebut mulai dari: blok diagram sampai dengan perancangan rangkaian elektronik, sebagai penunjang

Lebih terperinci

BAB II SISTEM PENENTU AXIS Z ZERO SETTER

BAB II SISTEM PENENTU AXIS Z ZERO SETTER BAB II SISTEM PENENTU AXIS Z ZERO SETTER 2.1 Gambaran Umum Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan pada Bab I, tujuan skripsi ini adalah merancang suatu penentu axis Z Zero Setter menggunakan

Lebih terperinci

SISTEM PENGENDALIAN SUHU PADA TUNGKU BAKAR MENGGUNAKAN KONTROLER PID

SISTEM PENGENDALIAN SUHU PADA TUNGKU BAKAR MENGGUNAKAN KONTROLER PID SISTEM PENGENDALIAN SUHU PADA TUNGKU BAKAR MENGGUNAKAN KONTROLER PID Raditya Wiradhana, Pembimbing 1: M. Aziz Muslim, Pembimbing 2: Purwanto. 1 Abstrak Pada saat ini masih banyak tungku bakar berbahan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015, III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015, pembuatan alat dan pengambilan data dilaksanakan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III DESAIN DAN PENGEMBANGAN SISTEM

BAB III DESAIN DAN PENGEMBANGAN SISTEM BAB III DESAIN DAN PENGEMBANGAN SISTEM 3.1 Perangkat Keras Perancangan perangkat keras untuk sistem kontrol daya listrik diawali dengan merancangan sistem sensor yang akan digunakan, yaitu sistem sensor

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 29 BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Blok Diagram Sistem Blok diagram sistem absensi ini dapat dilihat pada gambar 3.1 di bawah ini. Gambar 3.1. Diagram Blok Sistem Fungsi fungsi dari blok diatas adalah sebagai

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. Proses instalasi aplikasi merupakan tahapan yang harus dilalui sebelum

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. Proses instalasi aplikasi merupakan tahapan yang harus dilalui sebelum BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 IMPLEMENTASI Proses instalasi aplikasi merupakan tahapan yang harus dilalui sebelum memulai penggunaan Sistem Kontrol Pendeteksian Kebakaran. Berikut beberapa kebutuhan

Lebih terperinci

DASAR PENGUKURAN LISTRIK

DASAR PENGUKURAN LISTRIK DASAR PENGUKURAN LISTRIK OUTLINE 1. Objektif 2. Teori 3. Contoh 4. Simpulan Objektif Teori Tujuan Pembelajaran Mahasiswa mampu: Menjelaskan dengan benar mengenai prinsip RTD. Menjelaskan dengan benar mengenai

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SENSOR JARAK GP2Y0A02YK0F UNTUK MEMBUAT ALAT PENGUKUR KETINGGIAN PASANG SURUT (PASUT) AIR LAUT

PENGEMBANGAN SENSOR JARAK GP2Y0A02YK0F UNTUK MEMBUAT ALAT PENGUKUR KETINGGIAN PASANG SURUT (PASUT) AIR LAUT PENGEMBANGAN SENSOR JARAK GP2Y0A02YK0F UNTUK MEMBUAT ALAT PENGUKUR KETINGGIAN PASANG SURUT (PASUT) AIR LAUT DEVELOPMENT OF THE DISTANCE SENSOR GP2Y0A02YK0F TO BUILD A LEVEL METER OF TIDE SEA Abdul Muid

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. alat pendeteksi frekuensi detak jantung. Langkah langkah untuk merealisasikan

BAB III METODE PENELITIAN. alat pendeteksi frekuensi detak jantung. Langkah langkah untuk merealisasikan BAB III METODE PENELITIAN Pada penelitian ini, akan dilakukan beberapa langkah untuk membuat alat pendeteksi frekuensi detak jantung. Langkah langkah untuk merealisasikan alat pendeteksi frekuensi detak

Lebih terperinci

DQI-03 DELTA ADC. Dilengkapi LCD untuk menampilkan hasil konversi ADC. Dilengkapi Zero offset kalibrasi dan gain kalibrasi

DQI-03 DELTA ADC. Dilengkapi LCD untuk menampilkan hasil konversi ADC. Dilengkapi Zero offset kalibrasi dan gain kalibrasi DQI-03 DELTA ADC Spesifikasi : Resolusi 10 bit 12 Ch ADC USB/RS232 Interface Dilengkapi LCD untuk menampilkan hasil konversi ADC Dilengkapi Zero offset kalibrasi dan gain kalibrasi Delta subsystem protokol

Lebih terperinci

Taufik Adi Sanjaya Website penulis :

Taufik Adi Sanjaya Website penulis : Aplikasi Penampil data dari Multi Data Analog to Digital Converter pada Mikrokontroller AT Mega 8535 atau AT Mega 16 melalui komunikasi serial dengan menggunakan komponen Cport / Comport pada Delphi 7

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Bab ini membahas tentang teori atau hukum rangkaian elektronika dan teori komponen komponen yang digunakan sebagai alat bantu atau penunjang pada proses analisa Photodioda. Pembahasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Oksigen merupakan gas yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Manusia membutuhkan kadar oksigen yang cukup dalam tubuh untuk dapat bertahan hidup. Sehingga perlu

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Blok Diagram Blok diagram ini dimaksudkan untuk dapat memudahkan penulis dalam melakukan perancangan dari karya ilmiah yang dibuat. Secara umum blok diagram dari

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. AVR(Alf and Vegard s Risc processor) ATMega32 merupakan 8 bit mikrokontroler berteknologi RISC (Reduce Instruction Set Computer).

BAB II DASAR TEORI. AVR(Alf and Vegard s Risc processor) ATMega32 merupakan 8 bit mikrokontroler berteknologi RISC (Reduce Instruction Set Computer). BAB II DASAR TEORI Bab ini menjelaskan konsep dan teori dasar yang mendukung perancangan dan realisasi sistem. Penjelasan ini meliputi mikrokontroler AVR, perangkat sensor, radio frequency, RTC (Real Time

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada Bab III ini akan dibahas mengenai perancangan alat yang konsep kerja sistem serta komponen-komponen pendukungnya telah diuraikan pada Bab II. Perancangan yang akan dibahas

Lebih terperinci

Eddy Nurraharjo Program Studi Teknik Informatika, Universitas Stikubank Semarang

Eddy Nurraharjo Program Studi Teknik Informatika, Universitas Stikubank Semarang Eddy Nurraharjo Program Studi Teknik Informatika, Universitas Stikubank Semarang email: eddynurraharjo@gmail.com Abstrak Teknologi elektronika dalam komponen/elemen dasar elektronika maupun pada sebuah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. DIAGRAM ALUR PENELITIAN Metode penelitian merupakan sebuah langkah yang tersusun secara sistematis dan menjadi pedoman untuk menyelesaikan masalah. Metode penelitian merupakan

Lebih terperinci

SISTEM MONITORING SUHUINKUBATOR DAN BERAT BADAN PADA BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI DALAM INKUBATOR BERBASIS PERSONAL COMPUTER(PC)

SISTEM MONITORING SUHUINKUBATOR DAN BERAT BADAN PADA BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI DALAM INKUBATOR BERBASIS PERSONAL COMPUTER(PC) SISTEM MONITORING SUHUINKUBATOR DAN BERAT BADAN PADA BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI DALAM INKUBATOR BERBASIS PERSONAL COMPUTER(PC) Dida Permadani Septiningrum,Samsul Hidayatdan Heriyanto Jurusan Fisika

Lebih terperinci

BAB II SISTEM PEMANASAN AIR

BAB II SISTEM PEMANASAN AIR BAB II SISTEM PEMANASAN AIR Konsep dasar sistem pemanasan air ini memiliki 3 tahapan utama yang saling berhubungan. Tahapan pertama, yaitu operator menjalankan sistem melalui HMI InTouch. Operator akan

Lebih terperinci

Rancang Bangun Intrumentasi Pengukur Kecepatan Arus Air Berdasarkan Sistem Kerja Baling-Baling

Rancang Bangun Intrumentasi Pengukur Kecepatan Arus Air Berdasarkan Sistem Kerja Baling-Baling Rancang Bangun Intrumentasi Pengukur Kecepatan Arus Air Berdasarkan Sistem Kerja Baling-Baling 1)Wahyu Kresno Edhy, 1) Abdul Muid, 1) Muh. Ishak Jumarang 1)Program Studi Fisika, Fakultas Matematika dan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM Bab ini akan membahas tentang pengujian dan analisa system yang telah dirancang. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui respon kerja dan system secara keseluruhan.

Lebih terperinci

PEMBUATAN ALAT UKUR KETEBALAN BAHAN SISTEM TAK SENTUH BERBASIS PERSONAL COMPUTER MENGGUNAKAN SENSOR GP2D12-IR

PEMBUATAN ALAT UKUR KETEBALAN BAHAN SISTEM TAK SENTUH BERBASIS PERSONAL COMPUTER MENGGUNAKAN SENSOR GP2D12-IR 200 Prosiding Pertemuan Ilmiah XXIV HFI Jateng & DIY, Semarang 10 April 2010 hal. 200-209 PEMBUATAN ALAT UKUR KETEBALAN BAHAN SISTEM TAK SENTUH BERBASIS PERSONAL COMPUTER MENGGUNAKAN SENSOR GP2D12-IR Mohtar

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA IMPLEMENTASI DAN EKSPERIMEN SISTEM PENGENDALI ROBOT CRANE

BAB IV ANALISA IMPLEMENTASI DAN EKSPERIMEN SISTEM PENGENDALI ROBOT CRANE BAB IV ANALISA IMPLEMENTASI DAN EKSPERIMEN SISTEM PENGENDALI ROBOT CRANE Pada bab ini akan dibahas mengenai pengimplementasian dan analisa hasil dari perancangan sistem yang telah dibahas pada Bab III.

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Secara umum, sistem ini tersusun dari beberapa bagian seperti yang terlihat pada gambar 3.1 di bawah ini. Gambar 3.1 Blok Diagram Keseluruhan Sistem 33 34 Modul Utama Pada Modul

Lebih terperinci