BUDIDAYA BUAH NAGA PUTIH (Hylocereus undatus) DI SABILA FARM, SLEMAN, YOGYAKARTA DENGAN ASPEK KHUSUS PANEN DAN PASCAPANEN OKTIADEWI KRISTRIANDINY

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BUDIDAYA BUAH NAGA PUTIH (Hylocereus undatus) DI SABILA FARM, SLEMAN, YOGYAKARTA DENGAN ASPEK KHUSUS PANEN DAN PASCAPANEN OKTIADEWI KRISTRIANDINY"

Transkripsi

1 i BUDIDAYA BUAH NAGA PUTIH (Hylocereus undatus) DI SABILA FARM, SLEMAN, YOGYAKARTA DENGAN ASPEK KHUSUS PANEN DAN PASCAPANEN OKTIADEWI KRISTRIANDINY DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

2

3 iii PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Budidaya Buah Naga Putih (Hylocereus undatus) di Sabila Farm, Sleman, Yogyakarta dengan Aspek Khusus Panen dan Pascapanen adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Oktober 2014 Oktiadewi Kristriandiny NIM A

4

5 v ABSTRAK OKTIADEWI KRISTRIANDINY. Budidaya Buah Naga Putih (Hylocereus undatus) di Sabila Farm, Sleman, Yogyakarta dengan Aspek Khusus Panen dan Pascapanen. Dibimbing oleh SLAMET SUSANTO. Kegiatan magang dilaksanakan untuk memperluas pengetahuan, pengalaman teknis dan manajerial budidaya buah naga serta mempelajari aspek panen dan pascapanen buah naga putih. Kegiatan magang dilaksanakan di Sabila Farm, Sleman, Yogyakarta pada bulan Februari Juni Hasil menunjukkan bahwa budidaya buah naga putih yang diterapkan di Sabila Farm secara keseluruhan sudah cukup baik. Sistem panen yang dilakukan di Sabila Farm tidak dilaksanakan secara serempak setiap bulannya, tetapi berdasarkan pesanan konsumen dan keperluan agrowisata. Pemanenan buah naga putih oleh tenaga kerja dilakukan secara manual sesuai dengan karakteristik umur panen. Tenaga kerja panen di Sabila Farm memiliki keterampilan yang cukup baik sehingga kerusakan hasil panen akibat kerusakan mekanis jarang terjadi. Kerusakan hasil panen yang terjadi di Sabila Farm disebabkan oleh hama burung dan ayam. Berdasarkan hasil uji korelasi dan hasil analisis regresi, produktivitas dan jumlah bunga Hylocereus undatus dipengaruhi oleh salah satu faktor lingkungan yaitu curah hujan, terutama pada fase pembungaan curah hujan yang paling mempengaruhi adalah curah hujan dua bulan sebelumnya. Pengelolaan pascapanen buah naga putih di Sabila Farm secara keseluruhan sudah cukup baik, tetapi kriteria grading masih jarang dilakukan dan pada kegiatan pengemasan untuk penjualan di kebun sekat pembatas buah terkadang tidak digunakan karena permintaan konsumen. Kata kunci: buah naga, budidaya, panen, pascapanen, Sabila Farm ABSTRACT OKTIADEWI KRISTRIANDINY. Dragon Fruit (Hylocereus undatus) Cultivation at Sabila Farm, Sleman, Yogyakarta with Special Aspects Harvest and Postharvest. Supervised by SLAMET SUSANTO. The internship activities was conducted in order to improve knowledge, field experience, and to analyze management aspect of dragon fruit cultivation and the harvest and postharvest handling. The internship activities was conducted at Sabila Farm, Sleman, Yogyakarta in February June The resutls showed that dragon fruit cultivation in Sabila Farm could produce dragon fruit with great quality. Harvesting system at Sabila Farm was conducted based on the order of consumers and the purposes of agritourism. Dragon fruit harvesting by the labours was carried out manually based on the characteristics of harvesting. The labours in Sabila Farm have good skills for harvesting, therefore the loss of harvest due to the mechanical damage almost never occured. The yield losses that occured in Sabila Farm was caused by birds and chickens. Rainfall pattern affected the production of dragon fruit and the total of dragon fruit flowers based on correlation and regression analysis, especially rainfall pattern two months before

6 for the flowering phase. The management of dragon fruit postharvesting in Sabila Farm overall was conducted properly, however in terms of grading and using bulkhead in packaging when selling it at the farm has not been implemented properly. Keywords: cultivation, dragon fruit, harvest, postharvest, Sabila Farm

7 vii BUDIDAYA BUAH NAGA PUTIH (Hylocereus undatus) DI SABILA FARM, SLEMAN, YOGYAKARTA DENGAN ASPEK KHUSUS PANEN DAN PASCAPANEN OKTIADEWI KRISTRIANDINY Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Departemen Agronomi dan Hortikultura DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

8

9

10

11 xi PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah subhanahu wa ta ala karena atas rahmat-nya karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam magang yang dilaksanakan sejak bulan Februari sampai Juni 2013 ini ialah budidaya, dengan judul Budidaya Buah Naga Putih (Hylocereus undatus) di Sabila Farm, Sleman, Yogyakarta dengan Aspek Khusus Panen dan Pascapanen. Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Prof Dr Ir Slamet Susanto, MSc selaku pembimbing skripsi, kepada Bapak Prof Dr Ir Memen Surahman, MScAgr selaku pembimbing akademik, kepada Ibu Dr Ir Endah Retno Palupi, MSc yang telah banyak memberi dukungan dan saran selaku dosen supervisi, Bapak Dr Ir Ade Wachjar, MS yang telah banyak memberi bimbingan dan saran selaku koordinator magang, Bapak Prof Dr Ir Sudirman Yahya, MSc yang telah memberikan saran dan masukan selaku dosen penguji perwakilan program studi, serta Ibu Dr Ir Ketty Suketi, MSi yang telah memberikan dukungan selama penulisan skripsi dan memberikan saran selaku dosen penguji. Penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak M. Gunung Soetopo dan Ibu Elly Mulyati beserta staf Sabila Farm yang telah membantu selama kegiatan magang berlangsung. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ibu, almarhum ayah, seluruh keluarga, serta teman-teman kampus maupun luar kampus, atas segala doa dan kasih sayangnya. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat. Bogor, Oktober 2014 Oktiadewi Kristriandiny

12

13 xiii DAFTAR ISI DAFTAR TABEL vi DAFTAR GAMBAR vi DAFTAR LAMPIRAN vii PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Tujuan Magang 2 TINJAUAN PUSTAKA 2 METODE MAGANG 8 Tempat dan Waktu 8 Metode Pelaksanaan 8 Pengamatan dan Pengumpulan Data 9 Analisis Data dan Informasi 9 KEADAAN UMUM 9 Letak Wilayah Administratif 9 Keadaan Iklim dan Tanah 10 Luas Areal dan Tata Guna Lahan 10 Keadaan Tanaman dan Produksi 11 Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan 12 HASIL KEGIATAN MAGANG 14 Aspek Teknis 14 Aspek Manajerial 26 PEMBAHASAN 27 KESIMPULAN DAN SARAN 36 DAFTAR PUSTAKA 36 LAMPIRAN 39 RIWAYAT HIDUP 50

14 DAFTAR TABEL 1 Luas areal dan tata guna lahan di Sabila Farm tahun Produksi dan produktivitas buah naga putih di Sabila Farm tahun Jumlah tenaga kerja di Sabila Farm bulan Februari-Juni Masa panen dan fase pembungaan buah naga di Sabila Farm 27 5 Prestasi kerja panen buah naga putih 29 6 Hubungan curah hujan terhadap produktivitas buah naga putih 30 7 Hubungan curah hujan terhadap jumlah bunga yang menjadi buah 31 8 Perbandingan pengaruh curah hujan terhadap jumlah bunga 32 9 Hasil panen dan kerusakan hasil panen buah naga putih Pengkelasan (grading) buah naga putih 34 DAFTAR GAMBAR 1 Struktur organisasi Sabila Farm 12 2 Kegiatan pembuatan stek (a) dan bahan stek siap tanam (b) 14 3 Bahan stek buah naga putih (a) dan merah (b) 15 4 Rumah penyimpanan stek 15 5 Kerangka besi tiang panjatan beton 16 6 Pohon buah naga putih dengan tiang panjatan hidup (a) dan tiang panjatan beton (b) 17 7 Kegiatan pengikatan cabang sulur buah naga putih 18 8 Pengendalian gulma secara manual (a), mekanis (b), dan kimiawi (c) 19 9 Achatina fulica (a) dan Gallus gallus (b) Pembungkusan buah naga putih Sarana panen: gunting pangkas (a), keranjang (b), dan angkong (c) Buah naga tidak layak jual (a) dan layak jual (b) Pembersihan menggunakan kuas (a) dan pembuangan bagian sulur pada pangkal buah menggunakan gunting pangkas (b) Grading buah naga putih: kelas B (a), kelas A (b), dan kelas Super (c) Pemberian label pada buah naga putih Kegiatan pengemasan (a) dan kemasan buah naga (b) Kendaraan angkut roda tiga Kegiatan outdoor agrowisata (a dan b) Kegiatan indoor agrowisata Kegiatan penjualan buah naga di pasar tani Karakteristik buah matang (tangkai buah retak) Tahap perkembangan buah naga putih: bakal buah (a), kuncup bunga (b), bunga mekar (c), dan buah matang (d) Pengaruh curah hujan terhadap produktivitas buah naga putih Pengaruh curah hujan terhadap jumlah bunga yang menjadi buah 32

15 xv DAFTAR LAMPIRAN 1 Jurnal harian kegiatan magang sebagai karyawan harian di Sabila Farm, Sleman, Yogyakarta 39 2 Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping mandor di Sabila Farm, Sleman, Yogyakarta 40 3 Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping asisten kebun di Sabila Farm, Sleman, Yogyakarta 41 4 Peta lokasi Sabila Farm 43 5 Curah hujan tahun di Pakem, Sleman, Yogyakarta 44 6 SK pelepasan buah naga putih varietas unggul (Sabila Putih) 45 7 Hasil analisis nutrisi buah naga putih dan merah di Sabila Farm 46 8 Ketentuan buah naga berdasarkan ukuran menurut CODEX STAN Analisis usaha tani buah naga 48

16

17 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Buah naga atau dragon fruit merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memang belum lama dikenal, dibudidayakan dan diusahakan di Indonesia. Tanaman buah naga yang awalnya dikenal sebagai tanaman hias ini sudah cukup lama dikenal masyarakat Taiwan, Vietnam, maupun Thailand. Buah naga termasuk dalam famili Cactacea dengan karakteristik memiliki duri pada setiap ruas batangnya. Tanaman ini disebut buah naga karena seluruh batangnya yang menjulur panjang seperti naga. Hylocereus undatus merupakan jenis buah naga yang lebih dulu dikenal oleh masyarakat Indonesia (Kristanto 2010). Chusna (2011) mengemukakan bahwa buah naga berasal dari Meksiko, Amerika Tengah dan Amerika Selatan namun sekarang juga dibudidayakan di negara-negara Asia termasuk Indonesia. Pengembangan agribisnis komoditas ini mempunyai prospek yang baik untuk peluang ekspor dan pasarnya masih terbuka lebar serta memiliki potensi yang sangat baik untuk pasar di dalam negeri. Djamila et al. (2010) mengemukakan bahwa buah naga relatif baru keberadaannya di Indonesia, namun beberapa daerah telah mulai mengembangkan tanaman buah ini. Kegiatan budidaya buah naga di Indonesia sangat menguntungkan karena disamping memberi keuntungan secara ekonomi pada petani, hal ini juga akan mengurangi impor buah, bahkan ada kemungkinan untuk menembus pasar ekspor. Tahun 2006 total produksi buah naga dari perkebunan di Malang, Yogyakarta, Semarang, Pasuruan, Jombang dan Klaten sebesar ton/tahun. Produksi buah naga terus meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan konsumen. Produk hortikultura merupakan produk yang mudah rusak (perisable) sehingga butuh penanganan khusus pada tahapan pascapanen. Penanganan pascapanen buah dan sayuran seperti Indonesia belum mendapat perhatian yang cukup. Hal ini terlihat dari kerusakan-kerusakan pascapanen sebesar 25 28%. Oleh sebab itu, perlu penanganan pascapanen yang benar dan sesuai agar produk hortikultura terutama buah-buahan dan sayuran dapat sampai ke tangan konsumen dalam kondisi baik. Bila pascapanen dilakukan dengan baik, kerusakan-kerusakan yang timbul dapat diperkecil bahkan dihindari, sehingga kerugian di tingkat konsumen dapat ditekan (Sukardi 1992). Pengelolaan panen dan pascapanen buah naga putih memerlukan penanganan yang teliti dan hati-hati untuk tetap mempertahankan kualitas buah. Buah naga putih juga perlu disortir agar dapat dipisahkan antara buah yang layak dan buah yang tidak layak untuk didistribusikan atau dijual ke pasar swalayan, toko buah, dan pasar lainnya. Pengemasan buah naga memerlukan ketelitian agar kualitas buah tetap terjaga mulai dari panen sampai ke tangan konsumen. Kondisi buah naga putih yang baik antara lain tidak mengalami cacat pada kulit buah dalam bentuk apapun untuk menghindari busuk buah, kelembaban dan suhu buah terjaga dan hal-hal lain yang menunjang kualitas buah naga putih tersebut. Sabila Farm merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi buah naga putih. Kebun yang dikelola oleh Sabila Farm ini berlokasi di Sleman, Yogyakarta. Magang untuk mengetahui dan mempelajari secara langsung teknik

18 2 budidaya buah naga khususnya dalam aspek pengelolaan panen dan pascapanen buah naga putih dilaksanakan di Sabila Farm. Tujuan Kegiatan magang secara umum bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam melaksanakan proses kerja secara nyata, meningkatkan pengetahuan mahasiswa mengenai budidaya buah naga, serta meningkatkan kemampuan manajerial mahasiswa dalam mengolah kebun buah naga. Tujuan khusus dari kegiatan magang adalah mempelajari dan menganalisis aspek panen dan pascapanen yang diterapkan oleh Sabila Farm sehingga mampu memecahkan masalah yang terkait dengan pengelolaan panen dan pascapanen buah naga putih. TINJAUAN PUSTAKA Buah Naga Buah naga mungkin masih awam didengar di telinga masyarakat, karena pada tahun 1960 buah ini hanya ada di Israel, Australia, Thailand dan Vietnam, tetapi sekarang sudah mulai merambah pasaran Indonesia. Saat ini Thailand dan Vietnam merupakan pemasok buah naga terbesar dunia, tetapi permintaan yang dapat dipenuhi masih kurang dari 50%. Pada tahun 1977 buah ini dibawa ke Indonesia dan berhasil disemaikan kemudian dibudidayakan. Buah naga kaya akan vitamin dan mineral dengan kandungan serat cukup banyak sehingga cocok untuk diet (Supriyanto 2012). Andoko dan Nurrasyid (2012) mengemukakan bahwa buah naga juga dikenal dengan nama pitaya dalam ilmu klasifikasi tanaman atau taksonomi. Buah naga atau dragon fruit saat ini banyak dikembangkan di Indonesia. Buah yang berasal dari Meksiko ini berbeda dengan famili Cactaceae lainnya, yakni memiliki rasa yang manis dan segar. Umayah dan Amrun (2007) mengemukakan bahwa ciri khas lain dari tanaman ini adalah pada tiap nodus batang terdapat duri. Bunga mekar pada malam hari dan layu pada pagi hari (night blooming). Tanaman buah naga merupakan salah satu tanaman buah yang tergolong baru yang dibudidayakan di Indonesia mulai dari tahun Tanaman buah ini memiliki potensi yang baik dilihat dari permintaan yang selalu meningkat yang diikuti dengan teknik budidaya yang mudah untuk dilakukan (Jaya 2010). Tanaman buah naga merupakan tanaman asli dari Amerika Selatan dan Meksiko. Tanaman ini tumbuh subur di dataran rendah dengan ketinggian m di atas permukaan laut, suhu udara yang ideal bagi tanaman buah naga yaitu o C dan kelembaban antara 70 90%, dengan curah hujan mm/tahun (Bellec et al. 2006). Soelistiyari (2002) mengemukakan bahwa tanaman buah naga dapat ditanam dengan bibit asal stek batang (panjang cm) atau dari biji. Jika penanaman menggunakan bibit stek tanaman akan berbuah pada umur 2 3 tahun,

19 sedangkan jika penanaman menggunakan benih maka tanaman akan berbuah 4 5 tahun. Jarak tanam sekitar 2.5 m 2.0 m dengan 2 3 tanaman per lubang tanam. Pemberian pupuk kandang yaitu sekitar 10 kg per lubang tanam. Menurut Direktorat Budidaya Tanaman Buah (2009), buah naga yang dibudidayakan ada empat jenis, yaitu buah naga kulit merah berdaging putih (Hylocereus undatus), buah naga kulit merah berdaging merah (Hylocereus polyrhizus), buah naga kulit merah berdaging sangat merah (Hylocereus costaricencis) dan buah naga kulit kuning (Selenicereus megalanthus). Buah naga yang banyak dikembangkan di Indonesia dari keempat jenis tersebut adalah buah naga kulit merah berdaging putih (Hylocereus undatus). Hylocereus undatus yang lebih dikenal dengan sebutan white pitaya adalah buah naga dengan kulit berwarna merah dan daging berwarna putih. Berat buah rata-rata g dan dibanding dengan jenis yang lain, kadar kemanisannya tergolong rendah, yaitu sekitar o brix. Tanaman ini lebih banyak dikembangkan di negara-negara produsen utama buah naga dibanding jenis lainnya (Kristanto 2010). 3 Budidaya Buah Naga Persiapan Bibit Tanaman Persiapan pembibitan dengan stek tanaman buah naga dari cabang atau batang yang sudah berbuah dengan panjang 30 cm, dipilih batang yang sehat dan tidak berpenyakit. Perbanyakan tanaman buah naga tidak hanya dari vegetatif, tetapi juga bisa dari perbanyakan generatif (biji). Bibit disemaikan dalam media polybag yang berisi campuran tanah, pupuk kandang dan pasir dengan perbandingan 3:2:1. Sebelum disemaikan stek naga dipotong kerucut agar mudah ditanam. Bibit dimasukkan ke dalam media sekitar 4 cm. Satu polybag hanya ditanami satu bibit pada media yang cukup lembab. Bibit siap ditanam pada umur 3 bulan (Politeknik Banjarnegara 2010). Menurut Andoko dan Nurrasyid (2012) teknik yang paling memungkinkan dan praktis untuk perbanyakan tanaman buah naga yang tidak berkayu adalah stek batang maupun cabang. Kelemahannya adalah jumlah yang dihasilkan relatif sedikit. Namun, tanaman yang dihasilkan cepat berbuah dan sifat tanaman baru sama persis dengan induknya. Tanaman induk memiliki kriteria cukup tua, sehat dan sudah berproduksi 3 4 kali. Batang atau cabang dipilih yang keras dan berwarna hijau kelabu. Bagian pangkal stek yang akan ditanam dipotong miring. Alat potong berupa pisau atau gunting yang tajam disterilkan dengan alkohol sebelum dipakai. Stek tersebut dikeringanginkan selama 1 2 hari untuk mencegah pembusukkan. Ukuran stek pada tanaman buah naga yang ideal yaitu antara cm, tetapi ada juga yang membuat stek dengan panjang 40 cm. Batang yang dipilih harus memiliki minimal empat mata tunas atau lebih sehingga dapat membentuk tunas baru dan tunas yang tumbuh akan cepat membesar (Renasari 2010). Perbanyakan secara generatif (menggunakan biji) memiliki kelebihan berupa bibit tersedia dalam jumlah banyak dengan ukuran seragam. Selain itu, tanaman yang dihasilkan dapat tumbuh kokoh. Namun, tanaman hasil perbanyakan menggunakan biji membutuhkan waktu yang lama untuk mulai

20 4 berproduksi serta sifat tanaman baru mungkin menyimpang dari tanaman induk. Bibit yang baik tampak kekar, keras dan berpenampilan tua dengan warna hijau kebiruan. Selain itu, bibit yang baik juga berdiameter 4 5 cm dengan panjang ideal cm. Namun, bibit dengan panjang 40 cm masih bisa digunakan. Bibit harus terlihat sehat, bebas dari bekas serangan hama atau penyakit dan di bagian pangkalnya sudah memiliki akar (Andoko dan Nurrasyid 2012). Persiapan Tiang Panjatan Buah naga termasuk tanaman merambat sehingga membutuhkan panjatan untuk menopang pertumbuhan batang dan cabangnya. Tiang panjatan harus kuat dan mampu bertahan selama beberapa tahun karena usia tanaman buah naga yang panjang. Oleh karena itu, tiang panjatan biasanya terbuat dari semen beton atau pipa PVC. Bentuk atau model tiang panjatan ada dua macam, yaitu bentuk tunggal dan bentuk kelompok atau pagar (Hardjadinata 2010). Hardjadinata (2010) menyatakan bahwa tiang panjatan bentuk tunggal bisa menggunakan beton dan panjatan hidup atau batang tanaman yang hidup. Kedua jenis panjatan ini digunakan untuk menopang sebanyak empat tanaman yang berproduksi dengan produktivitas rata-rata 3 kg per tanaman. Bentuknya persegi dengan ukuran 10 cm 10 cm, bulat berdiameter 10 cm atau bentuk segitiga sama sisi 15 cm. Tinggi tiang panjatan m. Jika jarak tanamnya 2.5 m 2 m dan setiap tiang penyangga ditanami 4 tanaman maka untuk luasan 1 ha dibutuhkan sekitar tiang penyangga dan bibit tanaman buah naga. Tiang panjatan hidup, memiliki tinggi minimal 2 m dan berdiameter 10 cm agar kuat menopang tanaman buah naga yang berat. Panjang tiang beton atau panjatan hidup ditancapkan di tanah dengan kedalaman sekitar 50 cm, kemudian ujung tiang bagian atas diberi besi melingkar berdiameter sekitar cm berbentuk stir mobil yang berfungsi sebagai tempat menopang cabang dan anak cabang atau tunas. Persiapan Lahan Persiapan lahan bertujuan untuk memberikan kondisi lingkungan yang sesuai dengan perkembangan tanaman dan pembentukan hasil. Sebelum menanam, diperlukan pembersihan lahan dari gulma, semak dan sampah atau kotoran. Lahan yang sudah bersih diolah ringan dengan cangkul atau hand tractor di sekitar penanaman buah naga yang bertujuan untuk memecah tanah menjadi agregat-agregat kecil dan membalik tanah agar humus yang ada pada lapisan bawah terangkat ke permukaan. Tanah akan menjadi gembur dan subur, sehingga memudahkan akar tanaman menyerap air dan hara. Lahan yang terlalu masam (ph < 5) diberi kapur terlebih dahulu untuk meningkatkan ph tanah hingga mencapai ph optimum yaitu ph 6 7 (Yuliarti 2012). Bedengan untuk tempat pertanaman dibuat dengan ukuran 1.5 m arah memanjang dan antar bedengan dibuat parit untuk saluran air. Lubang-lubang tanaman dibuat sesuai dengan cara tanamnya, yaitu menggunakan sistem panjatan tunggal atau sistem kelompok. Pengolahan tanah pada sistem panjatan tunggal hanya dilakukan di sekitar lubang tanam saja. Jarak tanam dibuat dengan ukuran 3 m 3 m, 2 m 2 m, atau 2.5 m 2 m. Sistem kelompok pengolahan tanahnya dilakukan pada seluruh alur barisan tempat penanaman. Alur dibuat sepanjang 4 m dan lebar galian cm (Hardjadinata 2010).

21 Penanaman Bibit yang telah siap tanam (berumur 3 bulan) harus segera ditanam di lahan atau kebun. Penanaman bibit di lahan harus dilakukan dengan seksama, karena prosedur yang salah akan mengakibatkan bibit stres sehingga pertumbuhannya terhambat. Bibit yang ditanam harus memperhatikan kedalaman tanam. Penanaman yang terlalu dalam akan menghambat pertumbuhannya dan rawan busuk batang. Kedalaman penanaman idealnya 20% dari panjang bibit. Misal, bibit yang berukuran panjang cm maka kedalamannya sekitar cm (Hardjadinata 2010). Pemupukan Andoko dan Nurrasyid (2012) mengemukakan bahwa sebagai tanaman yang memiliki respons pertumbuhan tinggi, buah naga perlu dipupuk secara berkala. Pemupukan berkala adalah pemupukan yang dilaksanakan sepanjang tahun dengan interval yang berbeda sesuai dengan kebutuhan tanaman buah naga. Umur produktif tanaman buah naga mencapai 20 tahun, sehingga pemupukan harus disesuaikan dengan kelangsungan hidup tanaman dalam jangka panjang. Penggunaan pupuk organik tidak akan merusak tanaman. Pemberian pupuk secara teratur dilakukan untuk menjamin produksi buah yang berkelanjutan dan kualitas buah yang prima. Pemupukan tanaman buah naga dengan pupuk organik adalah dengan pupuk kandang, dengan interval pemberian 3 bulan sekali, sebanyak 5 10 kg. Penambahan pupuk kandang secara rutin setiap tahun di lahan buah naga sangat dianjurkan, karena dapat meningkatkan kesuburan tanah, memperbaiki struktur tanah serta mikroorganisme tanah akan hidup dengan penambahan pupuk kandang (Yuliarti 2012). Pengaturan atau Pengikatan Batang dan Cabang Menurut Hardjadinata (2010) letak batang atau cabang perlu diatur agar pertumbuhan tanaman normal dan tidak salah bentuk serta dapat menghasilkan buah seperti yang dikehendaki. Selain bertujuan mengatur pembuahan, pengaturan batang dan cabang juga dilakukan untuk menjaga kesehatan tanaman dan berpengaruh terhadap kecepatan pertumbuhan tanaman. Pengaturan batang dan cabang dilakukan dengan cara pengikatan seiring pertumbuhan cabang yang bertambah panjang. Pengikatan dilakukan setiap cm pada batang atau cabang agar batang mengarah ke atas. Bahan pengikat dapat berupa kawat alumunium, tali rafia, atau tali lunak lainnya. Ikatan membentuk angka 8. Pengikatan sebaiknya tidak terlalu kencang agar tidak menyebabkan batang atau cabang terjepit atau luka bahkan patah, sehingga akar udara lebih mudah menempel pada tiang rambatan untuk memperkokoh posisi tanaman seutuhnya. Pengikatan biasanya dilakukan pada saat tinggi tanaman cm. Jika tinggi tanaman telah melebihi 50 cm, biasanya dipasangkan kawat ram sebagai tempat memanjat. Tanaman akan diikat di kawat ram tersebut hingga tingginya cm. Selanjutnya sulur-sulur akan jatuh menjuntai pada kawat penyangga paling atas (Hardjadinata 2010). Pemangkasan Pemangkasan tanaman bertujuan untuk memperoleh bentuk tanaman yang baik dan membuang bagian tanaman yang tidak produktif seperti cabang yang 5

22 6 kerdil atau lurus. Batang atau cabang yang tidak produktif akan menghambat pembentukan tunas baru dan buah karena berkompetisi dengan batang produktif dalam memperoleh hara. Pemangkasan harus dilakukan sedini mungkin. Pemangkasan vegetatif dilakukan di awal penanaman untuk membentuk batang dan percabangan yang baik, sedangkan pemangkasan generatif dilakukan untuk membentuk cabang produktif (Hardjadinata 2010). Sanitasi Kebun Tujuan sanitasi kebun adalah untuk mencegah penyebaran hama dan penyakit. Kebersihan kebun bisa dilakukan dengan menyiangi gulma secara teratur di sekitar penanaman buah naga dan tidak membiarkan sampah (seperti bekas pangkasan tanaman) menumpuk di areal penanaman. Tumpukan bekas pangkasan dapat menjadi sarang lalat buah dan bekicot (Hardjadinata 2010). Panen Daya simpan buah merupakan kemampuan untuk mempertahankan kualitas mutu buah selama penyimpanan sehingga buah masih layak dikonsumsi. Daya simpan buah dapat dilihat dari kelayakan mutu buah meliputi kesegaran, kelunakan dan rasa manis daging buah dalam jangka waktu tertentu (Peter et al. 2007). Setelah dipanen, mutu buah-buahan tidak dapat diperbaiki, tetapi dapat dipertahankan. Mutu yang baik diperoleh bila umur panen tepat. Buah-buahan yang belum masak, jika dipanen akan menghasilkan mutu yang tidak baik dan proses pematangan yang salah. Sebaliknya, penundaan umur panen akan meningkatkan kepekaan buah terhadap pembusukan. Hal ini dapat mengakibatkan mutu dan nilai jual buah menjadi rendah (Pantastico et al. 1986). Salah satu kesalahan yang sering dilakukan oleh petani adalah memanen buah terlalu awal ketika mereka belum matang dan belum menghasilkan rasa yang enak. Tanaman hortikultura pada umumnya jika dipanen bersamaan maka dapat dipastikan banyak produk yang belum matang atau terlalu matang. Indeks kematangan dapat digunakan sebagai standar panen untuk mengurangi susut saat pre-sortasi. Selain itu, kerusakan mekanis dapat menjadi masalah serius, karena kerusakan tersebut menentukan cepatnya produk untuk membusuk, meningkatnya kehilangan cairan dan meningkatnya laju respirasi serta produksi etilen yang berakibat pada cepatnya kemunduran produk. Pemanen atau pemetik secara manual sebaiknya terlatih dengan baik agar dapar memanen dengan cara yang benar untuk mengurangi kerusakan dan bahan yang tidak bermanfaat (waste), dan harus mengetahui secara baik tingkat kematangan produk yang mereka tangani. Pemetik harus bisa memanen dengan hati-hati, yakni memetik, memotong atau menarik buah dari tanaman induknya dengan cara yang dapat menimbulkan kerusakan seminim mungkin (Kitinoja dan Kader 2002). Siagian (2012) mengemukakan bahwa buah naga dapat dipanen apabila kulit buah telah berubah warna dari hijau menjadi merah untuk buah naga yang berdaging putih atau merah, sedangkan jenis buah naga berkulit kuning akan berubah warna menjadi kuning. Perkembangan kuncup buah dari munculnya kuncup bakal bunga hingga bunga mekar berlangsung sekitar hari dan

23 biasanya bunga akan mekar setelah kuncup bunga mencapai ukuran panjang cm. Perkembangan buah sejak bunga mekar hingga matang (dapat dipanen) memerlukan waktu hari. Pemanenan dilakukan secara manual dengan menggunakan gunting pangkas pada tangkal buah yang telah masak. Cabang pendukung buah harus dipotong dengan menyisakan 2 atau 3 mata diatas pangkal untuk regenerasi cabang baru yang diharapkan akan menghasilkan buah pada musim berikutnya. Cabang pendukung buah yang telah dipanen pada umumnya apabila dipertahankan untuk dibuahkan lagi pada musim berikutnya memberikan hasil yang kurang produktif. Produktivitas buah naga cukup tinggi dengan hasil mencapai ton ha -1 tahun -1, dengan syarat budidaya dilakukan dengan baik. 7 Pascapanen Setyabudi (2003) menyatakan bahwa pada umumnya buah merupakan komoditas yang mudah rusak (bulky dan perishable) sehingga memerlukan penanganan ekstra hati-hati setelah buah dipanen, agar mutunya terjaga sampai kepada konsumen. Aneka buah harus melalui tahapan penanganan yang dimulai dari panen atau pemetikan buah hingga ke bangsal penanganan untuk menjaga mutu buah. Semakin banyak tahapan yang dilalui dan semakin lama penanganan berlangsung, risiko kehilangan dan kerusakan juga semakin besar. Penelitian buah telah banyak dilakukan oleh para peneliti di dalam negeri maupun luar negeri, namun untuk penanganan segar secara menyeluruh dalam rantai bangsal penanganan pascapanen khususnya untuk buah Nusantara belum banyak dilakukan. Penanganan pascapanen buah naga hasil produksi dalam negeri meliputi sortasi, grading, pengemasan, dan transportasi. Sortasi dan grading buah masih dilakukan secara manual yakni menggunakan cara visual sehingga hasil sortasinya kurang seragam dan tidak sesuai dengan mutu dalam buah naga (Djamila et al. 2010). Siagian (2012) mengemukakan bahwa penanganan pascapanen harus dilakukan dengan baik agar kualitas buah tetap baik, mulai pemetikan buah hingga pengangkutan, pengemasan dari kebun hingga ke konsumen. Pengemasan buah dilakukan dengan menggunakan karton khusus. Rasa buah yang dikonsumsi segera setelah panen biasanya rasanya sedikit asam, buah akan lebih manis apabila dikonsumsi setelah diperam beberapa hari. Buah naga dalam perdagangan dapat dibedakan dalam 3 kelas buah naga berdasarkan ukuran buah yaitu: kelas Super (berat per buah > 700 g); kelas A (berat per buah g); kelas B (berat per buah g).

24 8 METODE MAGANG Tempat dan Waktu Kegiatan magang dilaksanakan di Sabila Farm, Sleman, Yogyakarta. Magang dilaksanakan selama 4 bulan, mulai Februari sampai Juni Metode Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan magang merupakan praktik kerja di kebun selama 4 bulan dengan pembagian kerja sesuai dengan tingkatan struktur organisasi Sabila Farm. Pembagian kerja yang dilaksanakan adalah 1 bulan sebagai karyawan harian lepas, 1 bulan sebagai pendamping mandor dan 2 bulan sebagai pendamping asisten kebun. Selama menjadi karyawan harian lepas (KHL), kegiatan yang dilakukan adalah mempelajari dan melakukan seluruh tugas dan kegiatan budidaya di lapang bersama dengan pekerja lainnya yang terdiri dari pembibitan, persiapan dan penanaman bahan tanam, pemeliharaan tanaman, pemanenan, serta pengelolaan pascapanen didampingi dengan mengisi jurnal harian yang diketahui pembimbing lapangan dan mencatat prestasi kerja yang diperoleh mahasiswa dan karyawan setiap kali mengikuti kegiatan. Jurnal kegiatan harian sebagai karyawan harian lepas dapat dilihat pada Lampiran 1. Selama menjadi pendamping mandor, kegiatan yang dilakukan yaitu membantu dan mempelajari aspek manajerial seluruh kegiatan budidaya terutama pada pengelolaan panen dan pascapanen, mengawasi dan mengorganisir karyawan harian pada setiap kegiatan yang dilakukan, membuat analisis pekerjaan dan membuat jurnal harian yang berisikan waktu kegiatan, jenis perkerjaan serta jumlah karyawan yang diawasi, dan melaksanakan manajemen panen dan pascapanen. Jurnal kegiatan harian sebagai pendamping mandor dapat dilihat pada Lampiran 2. Selama menjadi pendamping asisten kebun, kegiatan yang dilakukan adalah mempelajari kegiatan manajerial di tingkat bagian kebun, membantu pembuatan laporan anggaran bulanan, membantu pembuatan laporan asisten, membantu pengelolaan dan pengawasan tenaga kerja yang menjadi tanggung jawabnya, melakukan analisis terhadap setiap kegiatan lapangan dan membuat jurnal kegiatan harian sebagai pendamping asisten kebun. Jurnal kegiatan harian sebagai pendamping asisten kebun dapat dilihat pada Lampiran 3. Kegiatan magang yang dilakukan secara keseluruhan yaitu mengenal dan mencari informasi mengenai kondisi umum Sabila Farm yang meliputi letak wilayah administratif, keadaan tanah, topografi dan iklim, struktur organisasi dan ketenagakerjaan. Data tersebut diperoleh melalui wawancara dengan pekerja maupun penanggung jawab perusahaan. Seluruh kegiatan budidaya buah naga dan kegiatan penunjang lainnya yang dilaksanakan di Sabila Farm juga harus dilakukan, seperti mengikuti kegiatan panen dan pascapanen tanaman buah naga putih yang terdiri dari bagian pemanenan, pembersihan hasil panen, penyortiran (sortasi) dan pengkelasan (grading), pemberian label (labelling), pengemasan

25 (packaging) dan pengangkutan. Selama kegiatan magang berlangsung penulis didampingi oleh pembimbing lapang dan pekerja dalam pelaksanaan kegiatan panen dan pascapanen. Selama kegiatan magang, pengamatan di lapang yang dilakukan untuk mengumpulkan data mengenai buah naga putih yaitu mulai dari pemanenan hingga siap dipasarkan, menginventarisasi kendala dalam pengelolaan panen dan pascapanen buah naga putih dan mengupayakan solusinya. Aspek manajerial atau pengelolaan usaha serta kegiatan administrasi perusahaan juga dipelajari selama kegiatan magang berlangsung. Kegiatan ini dilakukan dengan cara berdiskusi langsung dengan pekerja yang menangani panen dan pascapanen buah naga. 9 Pengamatan dan Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari pengamatan pada saat mengikuti kegiatan di lapangan. Data primer merupakan hasil pengamatan kegiatan budidaya buah naga secara keseluruhan di lapangan terutama pada aspek panen yang meliputi sistem panen, karakteristik umur panen, tenaga kerja panen, pengaruh curah hujan terhadap produktivitas dan jumlah bunga buah naga putih, serta kerusakan hasil panen, sedangkan pada aspek pascapanen yaitu meliputi pengkelasan dan pengemasan. Data sekunder diperoleh dari data perusahaan dengan cara wawancara dan diskusi dengan pihak perusahaan. Data sekunder merupakan data yang mendukung pelaksanaan teknis lapangan, antara lain letak wilayah administratif, keadaan tanah, topografi dan iklim, luas areal dan tata guna lahan, keadaan tanaman dan produksi, struktur organisasi dan ketenagakerjaan. Analisis Data dan Informasi Analisis yang dilakukan terhadap data yang diperoleh dari kegiatan magang adalah analisis secara deskriptif dan kuantitatif. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan rataan, persentase, uji korelasi dan analisis regresi. Uji korelasi pada taraf 5% digunakan untuk mengetahui hubungan antara curah hujan dengan produksi dan jumlah bunga buah naga putih, sedangkan analisis regresi digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh curah hujan terhadap produktivitas dan jumlah bunga buah naga putih. Data disajikan dalam bentuk kurva dan tabel. KEADAAN UMUM Letak Wilayah Administratif Sabila Farm adalah perusahaan yang bergerak di bidang agribisnis hortikultura khususnya budidaya, pengolahan dan agrowisata buah-buahan seperti

26 10 buah naga putih dan merah, srikaya, delima, sirsak, pepaya, jambu kristal, jambu biji dan nangkadak (nangka-cempedak). Sabila Farm memiliki prinsip membudidayakan buah-buahan yang bermanfaat dan berkhasiat. Basis pertanian yang digunakan Sabila Farm adalah organik dengan tujuan perusahaan yaitu pemenuhan kebutuhan buah-buahan dalam negeri, sehingga untuk saat ini Sabila Farm belum menerima pelayanan ekspor buah. Sabila Farm didirikan pada 2 April 2005 oleh Ir M. Gunung Soetopo sebagai pimpinan perusahaan dan Ir Elly Mulyati sebagai manager perusahaan. Sabila Farm berlokasi di Jalan Kaliurang KM 18.5, Desa Kertodadi, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman pada ketinggian 500 mdpl. Pemilihan lokasi kebun Sabila Farm didasarkan atas letak geografisnya yang memang mudah diakses masyarakat dan menjangkau pasar serta layak untuk ditanami buah naga. Batas areal Sabila Farm sebelah timur berbatasan dengan Dusun Demen, sebelah barat berbatasan dengan Dusun Wonogiri, sebelah utara berbatasan dengan Dusun Purwodadi, dan sebelah selatan berbatasan dengan Dusun Balong. Peta lokasi Sabila Farm dapat dilihat pada Lampiran 4. Keadaan Tanah, Topografi dan Iklim Jenis tanah di Sabila Farm adalah regosol dengan ph Topografi lahannya bergelombang/melandai dengan tingkat kemiringan 9%. Berdasarkan data curah hujan di Sabila Farm selama 6 tahun terakhir ( ) menunjukkan bahwa rata-rata curah hujan berkisar mm per tahun. Tipe iklim menurut Schmidt-Ferguson berdasarkan curah hujan adalah tipe C dengan rata-rata 8 bulan basah (BB) dan 3 bulan kering (BK). Suhu harian rata-rata di Sabila Farm berkisar antara o C dengan kelembaban udara (RH) berkisar 65%. Keadaan curah hujan di Sabila Farm dapat dilihat pada Lampiran 5. Luas Areal dan Tata Guna Lahan Luas areal kebun Sabila Farm yang diusahakan secara keseluruhan adalah 5 ha. Kegiatan produksi buah-buahan dilakukan pada areal seluas 4.8 ha, sedangkan seluas 0.2 ha digunakan untuk sarana dan prasarana diantaranya adalah rumah kebun, rumah penyimpanan stek, rumah pascapanen, kamar mandi umum, dan jalan. Tanaman buah naga putih ditanam pada areal seluas 1.7 ha, sedangkan buah naga merah pada areal seluas 2.5 ha. Tanaman buah selain buah naga putih dan merah seperti srikaya, delima, sirsak, jambu kristal, jambu biji, dan nangkadak ditanam pada areal seluas 0.6 ha. Areal produksi yang digunakan merupakan areal yang disewa dari desa. Luas areal dan tata guna lahan secara rinci dapat dilihat pada Tabel 1.

27 11 Tabel 1 Luas areal dan tata guna lahan di Sabila Farm tahun 2013 No Keterangan Luas areal (ha) I II Tanaman buah 1. Buah naga putih Buah naga merah Srikaya Delima Sirsak Jambu kristal Jambu biji Nangkadak 0.01 Jumlah 4.8 Lain lain 1. Rumah kebun Rumah stek Rumah pascapanen Kamar mandi umum Jalan Jumlah 0.2 Jumlah total 5.0 Sumber: Sabila Farm 2013 Keadaan Tanaman dan Produksi Komoditas utama yang diproduksi oleh Sabila Farm adalah buah naga. Budidaya buah naga yang dilakukan ditujukan untuk produksi buah naga segar, olahan buah naga dan bibit buah naga. Selain itu, Sabila Farm juga memproduksi komoditas lain seperti srikaya, delima, sirsak, jambu, pepaya dan nangkadak. Varietas buah naga yang digunakan di Sabila Farm yaitu Sabila Putih untuk buah naga kulit merah dengan daging putih dan Sabila Merah untuk buah naga kulit merah dengan daging merah. Varietas Sabila Merah terdiri dari dua macam jenis buah naga, yaitu Hylocereus polyrhizus dan Hylocereus costaricensis. Sabila Putih dan Sabila Merah dapat beradaptasi dengan baik pada dataran rendah sampai tinggi dengan altitude mdpl, persentase perkembangan bunga menjadi buah tinggi dan apabila panen ditunda buah tidak mudah retak. Varietas Sabila Merah memiliki kelebihan yaitu cabang yang sudah berbuah dapat berbuah lagi. Kedua varietas ini merupakan hasil dari penelitian (pengamatan dan pengujian) dan pembudidayaan yang dilakukan oleh Pak Gunung Soetopo yang kemudian diajukan sebagai bibit varietas unggul. Jarak tanam yang digunakan untuk buah naga putih adalah 2.5 m 2.5 m sehingga populasi tanaman dalam 1.7 ha adalah tanaman. Namun fakta di lapangan menunjukkan bahwa populasi tanaman tersebut berbeda dengan

28 12 perhitungan secara matematis, populasi buah naga putih tanaman. Hal ini diakibatkan karena tidak semua lahan digunakan untuk penanaman buah naga, antara lain digunakan untuk jalan sebagai jalur transportasi kendaraan angkut dan sarana agrowisata. Kebun buah naga putih mulai berproduksi pada tahun 2008 karena tahun tanam pertama adalah Produksi dan produktivitas buah naga putih di Sabila Farm selama 4 tahun terakhir ( ) yaitu memiliki rata-rata produksi kg/tahun dan rata-rata produktivitas kg ha - ¹ tahun - ¹. Rincian produksi dan produktivitas buah naga putih selama 4 tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Produksi dan produktivitas buah naga putih di Sabila Farm tahun Bulan/Tahun Luas Produksi Produktivitas (ha) (kg/tahun) (kg/ha/tahun) November 2008 Mei November 2009 Mei November 2010 Mei November 2011 Mei Total Rata rata Sumber: Sabila Farm 2013 Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan Struktur organisasi Sabila Farm masih bersifat sederhana. Sabila Farm dipimpin oleh pemilik perusahaan itu sendiri (owner). Owner dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh seorang manager. Pembagian kerja di Sabila Farm terdiri atas asisten kebun, mandor dan karyawan harian. Struktur organisasi di Sabila Farm dapat dilihat pada Gambar 1. Owner Manager Asisten Kebun Mandor Karyawan harian Gambar 1 Struktur organisasi Sabila Farm

29 Tugas dan wewenang pemilik perusahaan atau owner diantaranya adalah membawahi dan bertanggung jawab pada semua bagian yang terdapat dalam perusahaan serta memimpin dan mengawasi seluruh kegiatan yang ada. Manager memiliki tugas dan wewenang yaitu bertanggung jawab dalam hal surat-menyurat (korespondensi), mengontrol kebun sewaktu-waktu, mengontrol laporan keuangan dan administrasi serta mewakili owner sebagai penanggung jawab pada semua bagian bila owner tidak ada di tempat. Asisten kebun bertugas untuk mengelola dan mengawasi semua kegiatan tenaga kerja yang menjadi tanggung jawabnya, yaitu mandor dan karyawan harian. Selain itu, asisten kebun juga harus mencatat laporan anggaran harian perusahaan, mengontrol pesanan dan pengiriman produk untuk pelanggan serta menjual produk segar dan hasil olahan kebun. Mandor bertugas untuk mengontrol dan mengawasi pelaksanaan kegiatan karyawan harian dan melaporkan hasil kegiatan serta menyampaikan pesan atau tugas dari asisten kebun kepada para karyawan harian, sedangkan tugas karyawan harian adalah menjalankan kegiatan aspek teknis dengan baik dan benar dan bertanggung jawab atas tugas tersebut. Jumlah tenaga kerja yang bekerja di Sabila Farm berjumlah 12 orang. Tenaga kerja tersebut terdiri dari 10 orang laki-laki meliput dan 2 orang perempuan. Spesifikasi karyawan yang ada di Sabila Farm dapat dilihat pada Tabel 3. Karyawan kebun yang bekerja di Sabila Farm mendapat fasilitas yaitu rumah kebun sebagai tempat tinggal. Jarak rumah tinggal tersebut sangat dekat dengan kebun karena letak rumah masih bearada di areal kebun. Jumlah hari kerja karyawan yaitu 6 hari efektif. Karyawan hanya mendapatkan satu hari libur dalam satu minggu, yaitu hari Jumat. Penentuan hari libur karyawan diluar hari Jumat diperbolehkan dengan izin dan alasan yang dapat diterima dan dilakukan secara bergilir karena cukup padatnya kunjungan, pemeliharaan kebun yang harus kontinyu, dan tenaga kerja yang terbatas. Tabel 3 Jumlah tenaga kerja di Sabila Farm bulan Februari-Juni 2013 No Status Sumber: Sabila Farm 2013 Jenis kelamin L P Jumlah...(orang) Owner Manager Karyawan kebun Jumlah Karyawan bekerja mulai pukul WIB dengan 2 jam istirahat terakumulasi. Waktu istirahat yang utama dilakukan 1.5 jam mulai pukul WIB. Waktu kerja terbagi menjadi dua sesi, sesi pertama sebelum istirahat utama dan sesi kedua setelah istirahat utama. Setiap sesi kerja diberikan waktu istirahat selama 15 menit, sehingga waktu istirahat dalam dua sesi menjadi 30 menit terakumulasi. Total jam kerja karyawan adalah 7 jam dalam sehari. Sistem penggajian dilakukan berdasarkan kehadiran. Gaji karyawan diberikan setiap akhir bulan. 13

30 14 HASIL KEGIATAN MAGANG Aspek Teknis Pembibitan Pembibitan merupakan tahap awal dari proses budidaya tanaman buah naga. Pembibitan buah naga putih di Sabila Farm dilakukan secara vegetatif, yaitu dengan stek batang atau sulur. Pembibitan dilakukan langsung di lapang dengan cara memotong sulur-sulur tua (minimal berumur 2 tahun) dan produktif (sudah pernah berbuah). Sulur yang telah didapat kemudian dipotong kembali dengan ukuran panjang ideal stek untuk tumbuh dengan baik yaitu cm. Bagian ujung bawah stek dibuat meruncing untuk merangsang dan mempermudah pertumbuhan akar serta sebagai penanda bagian yang akan ditanam ke dalam tanah. Selanjutnya stek dikeringanginkan selama 2 3 minggu untuk mengeringkan luka bekas potongan. Setelah dikeringkan, bahan stek siap ditanam ke lahan. Penulis melakukan kegiatan pembuatan stek dengan prestasi kerja 117 bibit/hk, sedangkan prestasi kerja yang diperoleh karyawan adalah 150 bibit/hk. Kegiatan pembuatan stek dan contoh bahan stek yang siap tanam (telah dikeringanginkan dan ukuran sesuai ketentuan) dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2 Kegiatan pembuatan stek (a) dan bahan stek siap tanam (b) Bahan stek awal yang digunakan di perusahaan Sabila Farm berasal dari Jawa Timur. Syarat bibit yang baik untuk digunakan yaitu tahan penyakit, mudah penanganan, seragam (uniform), produktif dan mudah tumbuh. Penanaman tanaman buah naga umumnya menggunakan stek batang karena tanaman akan lebih cepat dan seragam dalam pertumbuhannya. Penanaman dengan biji jarang dilakukan karena tidak seragam, pertumbuhan tanaman lama, sulit penanganan dan sifat tanaman tidak sama dengan induknya. Pembibitan paling baik dilakukan setelah masa berbuah selesai yaitu pada bulan Mei sampai Oktober untuk bagian selatan khatulistiwa Indonesia. Bahan stek buah naga putih dan merah dapat dilihat pada Gambar 3.

31 15 Gambar 3 Bahan stek buah naga putih (a) dan merah (b) Perbedaan sulur stek buah naga putih dan merah perlu dikenali agar lebih mudah dalam pemisahan atau pengelompokkan ketika akan disimpan di gudang penyimpanan. Sulur buah naga putih memiliki garis abu-abu pada tepi sulur dan tepinya lebih bergelombang (Gambar 3a), sementara sulur buah naga merah tidak bergaris abu-abu pada tepi sulurnya serta tepi sulur tidak terlalu bergelombang atau tidak terlalu tegas gelombang tepinya (Gambar 3b). Luas areal rumah stek yang digunakan untuk penyimpanan bibit stek adalah ha. Stek-stek yang telah dipotong dikeringanginkan terlebih dahulu dengan menyimpannya di dalam rumah stek. Posisi penyimpanan stek sebaiknya mendatar agar akar tidak tumbuh sebelum stek ditanam. Stek dengan penyimpanan mendatar dapat bertahan optimal selama 6 bulan. Rumah penyimpanan stek dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4 Rumah penyimpanan stek Penanaman Cabang atau sulur tanaman buah naga pada prinsipnya akan menghasilkan buah apabila terkena matahari langsung. Jarak tanam harus disesuaikan dengan kondisi lahan dan juga sistem penanaman yang akan dipakai. Jarak tanam yang diterapkan di Sabila Farm adalah 2.5 m 2.5 m. Media tanam yang diperlukan untuk setiap 4 buah stek batang buah naga antara lain adalah campuran antara tanah dengan pupuk kandang kg, kapur dolomit 2 kg, pupuk NPK 50 g dan sekam bakar 1 2 kg. Alat dan bahan yang digunakan dalam penanaman buah naga meliputi cangkul, linggis, tali rafia, meteran, 4 buah stek batang dan tiang panjatan. Tiang

32 16 panjatan ini dapat berupa beton atau kayu tanaman hidup. Sabila Farm menggunakan kedua jenis tiang panjatan ini dalam penanaman tanaman buah naga (Gambar 6). Tiang panjatan beton (Gambar 6b) yang digunakan berbentuk segiempat dengan ukuran 10 cm 10 cm. Beton terbuat dari adukan semen, koral atau split, dan pasir dengan perbandingan 1:3:5. Rangka besi (Gambar 5) berdiameter 8 mm dengan panjang 2 m terdapat dalam tiang panjatan beton. Kerangka besi tiang panjatan beton dapat dilihat pada Gambar 5. Sabila Farm menggunakan tanaman Jaranan (Crataeva nurvala) yang berasal dari Probolinggo, Jawa Timur untuk tiang panjatan hidup (Gambar 6a). Kayu ini berdiameter 10 cm dengan tinggi 2 m. Penanaman tanaman buah naga diawali dengan membuat areal penanaman berukuran 60 cm 60 cm 30 cm yang biasa disebut dengan lubang pertama. Tanah hasil penggalian lubang pertama harus dipisahkan antara tanah bagian atas (topsoil) dan tanah bagian bawah (subsoil). Kemudian di tengah lubang pertama dibuat lubang tanam untuk tiang panjatan dengan kedalaman 50 cm berukuran 10 cm 10 cm yang disebut dengan lubang kedua. Tiang panjatan dimasukkan ke dalam lubang kedua, lalu padatkan dengan tanah di sekitarnya hingga tiang menancap dengan kuat. Kemudian pupuk kandang, pupuk NPK, dan kapur dolomit dicampur dengan topsoil dan dimasukkan ke dalam lubang pertama. Sekam bakar selanjutnya disebar di sekitar tiang sebelum stek batang ditanam. Bibit stek batang kemudian ditanam mengelilingi tiang panjatan dengan kedalaman ±5 cm. Bagian sisi datar stek harus menempel pada tiang panjatan beton, sedangkan pada tiang panjatan hidup bibit stek ditanam tidak menempel tetapi agak miring dengan jarak ±3 5 cm dari tiang kayu. Selanjutnya keempat bibit stek buah naga tersebut diikat dengan tali rafia. Pengikatan sebaiknya tidak terlalu erat agar tidak merusak permukaan bibit. Penulis melakukan kegiatan penanaman buah naga putih dengan prestasi kerja 7 pohon/hk, sedangkan prestasi kerja yang diperoleh karyawan harian adalah 15 pohon/hk. Gambar 5 Kerangka besi tiang panjatan beton

33 17 Gambar 6 Pohon buah naga putih dengan tiang panjatan hidup (a) dan tiang panjatan beton (b) Pemupukan Pemupukan pada tanaman buah naga bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hara yang diperlukan oleh tanaman untuk mencapai produksi yang optimal. Pemupukan di Sabila Farm menggunakan dua jenis pupuk, yaitu pupuk organik dan anorganik. Pupuk organik yang digunakan di Sabila Farm adalah sekam bakar dan pupuk kandang yang berasal dari kotoran sapi dan kambing. Pupuk anorganik yang digunakan di Sabila Farm yaitu pupuk NPK dan kapur dolomit. Sabila Farm mengaplikasikan pupuk NPK, kapur dolomit dan sekam bakar hanya pada saat awal penanaman buah naga. Pupuk kandang diaplikasikan pada saat awal penanaman dan pemupukan lanjutan secara berkala. Pemupukan lanjutan atau susulan yang dilakukan di Sabila Farm adalah setiap 4 bulan setelah penanaman. Pemupukan susulan hanya menggunakan pupuk kandang dengan dosis kg. Waktu yang baik untuk aplikasi pemupukan adalah pada bulan April, Agustus dan Desember. Pengaturan Letak dan Pengikatan Cabang Sulur Pengikatan cabang sulur dilakukan pada cabang yang tumbuh di sulur utama atau sulur primer agar pertumbuhannya teratur ke atas hingga mencapai ujung tiang panjatan. Setiap pertambahan ketinggian sekitar 30 cm dilakukan pengikatan cabang. Sebaiknya ikatan tidak terlalu kencang agar cabang atau sulur tidak terjepit atau patah. Alat yang digunakan dalam kegiatan pengikatan adalah tali rafia. Ikatan dapat dilepas apabila akar epifit pada sulur telah tumbuh merambat dan kuat pada tiang panjatan. Setelah sulur-sulur utama tanaman buah naga mencapai ujung tiang dan bercabang, selanjutnya dilakukan pengaturan letak cabang sulur. Kegiatan mengatur letak cabang sulur buah naga bertujuan agar cabang sulur dapat diarahkan pertumbuhannya sehingga pertumbuhan tanaman menjadi normal dan membentuk kanopi yang baik. Penulis melakukan kegiatan pengaturan letak dan pengikatan cabang sulur buah naga putih dengan prestasi kerja 101 pohon/hk, sedangkan prestasi kerja yang diperoleh karyawan harian adalah 197 pohon/hk. Kegiatan pengikatan sulur buah naga putih dapat dilihat pada Gambar 7.

34 18 Gambar 7 Kegiatan pengikatan cabang sulur buah naga putih Pemangkasan Pemangkasan adalah kegiatan membuang cabang atau sulur untuk membentuk percabangan dan cabang produktif serta memperoleh keseimbangan pertumbuhan. Pemangkasan pada buah naga dilakukan dengan menggunakan gunting pangkas. Penulis melakukan kegiatan pemangkasan pada buah naga putih dengan prestasi kerja 101 pohon/hk, sedangkan prestasi kerja yang diperoleh karyawan harian adalah 197 pohon/hk. Pemangkasan pada buah naga memiliki empat kriteria. Kriteria pertama dilakukan pada cabang yang tumbuh dari cabang utama atau primer. Tujuannya adalah agar pertumbuhan tanaman fokus pada cabang utama hingga sampai di ujung tiang. Jika tinggi cabang utama telah mencapai ujung tiang panjatan, maka cabang-cabang yang tumbuh selanjutnya dapat dibiarkan sebagai sulur penghasil buah. Kriteria kedua dilakukan pada cabang yang sudah tidak produktif lagi, atau biasa disebut siwing. Cabang ini biasanya terlihat sudah kering dan tua. Kriteria ketiga adalah cabang yang telah berumur lebih dari dua tahun, dan kriteria keempat adalah sulur-sulur yang terhalang mendapatkan sinar matahari. Sulur dengan kondisi seperti ini harus dipangkas karena akan sulit berproduksi jika kekurangan cahaya matahari langsung. Sulur-sulur ini biasanya terdapat di bagian dalam dari kanopi pohon. Pengendalian Gulma Pengendalian gulma yang dilakukan di Sabila Farm meliputi tiga cara, yaitu manual, mekanis, dan kimiawi (Gambar 8). Pengendalian dengan cara manual dilakukan dengan menggunakan cangkul dan tangan (Gambar 8a). Gulma yang tumbuh di sekitar lubang tanam pohon buah naga dibersihkan dengan cangkul, sedangkan gulma yang tumbuhnya terlalu dekat dengan pohon sebaiknya diambil atau dicabut langsung dengan tangan, karena apabila menggunakan cangkul dikhawatirkan dapat melukai pohon tersebut. Penulis melakukan kegiatan pengendalian gulma secara manual dengan prestasi kerja 89 pohon/hk, sedangkan prestasi kerja yang diperoleh karyawan harian adalah 124 pohon/hk. Pengendalian dengan cara mekanis dilakukan dengan menggunakan mesin pemotong rumput (Gambar 8b). Pengendalian ini memang lebih cepat dan praktis dibandingkan dengan cangkul yang membutuhkan waktu dan tenaga yang lebih, akan tetapi gulma tetap cepat tumbuh karena pemotongan dengan mesin pemotong rumput tidak membersihkan gulma hingga ke akar. Penulis melakukan

35 kegiatan pengendalian gulma secara mekanis dengan prestasi kerja 0.05 ha/hk, sedangkan prestasi kerja yang diperoleh karyawan harian adalah 0.1 ha/hk. Pengendalian dengan cara kimiawi (Gambar 8c) dilakukan dengan menggunakan bahan kimia, yaitu herbisida dengan bahan aktif Isopropilamin glifosat dengan merk dagang Roundup 486 SL. Konsentrasi herbisida yang digunakan yaitu 0.167%. Sabila Farm melakukan pengendalian gulma dengan cara kimiawi biasa dilakukan hanya sekitar satu atau dua kali dalam setahun, bahkan terkadang tidak dilakukan sama sekali. Hal ini disebabkan karena bagi mereka gulma tidak terlalu mengganggu pertumbuhan tanaman buah naga dan agar perusahaan tetap mengarah pada basis pertanian organik. Penulis melakukan kegiatan pengendalian gulma secara kimiawi dengan prestasi kerja 0.08 ha/hk, sedangkan prestasi kerja yang diperoleh karyawan harian adalah 0.17 ha/hk. 19 Gambar 8 Pengendalian gulma secara manual (a), mekanis (b), dan kimiawi (c) Pengendalian Hama & Penyakit Pengendalian hama dan penyakit bertujuan untuk menekan populasi serangan hama dan penyakit agar kehilangan hasil dan penurunan mutu buah sebagai kerugian ekonomi dapat dihindari serta kesehatan tanaman dan kelestarian lingkungan hidup tetap terjaga. Jenis hama yang menyerang tanaman buah naga di Sabila Farm adalah bekicot (Achatina fulica), burung dan ayam (Gallus gallus). Bekicot atau Achatina fulica (Gambar 9) menyerang tunas tunas muda calon cabang buah naga. Bekas serangan bekicot akan mengundang serangan jamur atau bakteri yang menyebabkan tanaman layu. Pengendalian bekicot dilakukan dengan membuang dan membasmi semua bekicot yang berada di tanaman dan sekitar tanaman. Sanitasi kebun perlu dilakukan untuk menjaga kebersihan kebun, sehingga kehadiran hama ini dapat dicegah. Penulis melakukan kegiatan pengendalian bekicot dengan prestasi kerja 41 pohon/hk, sedangkan prestasi kerja yang diperoleh karyawan harian adalah 82 pohon/hk. Gambar 9 Achatina fulica (a) dan Gallus gallus (b)

36 20 Jenis penyakit yang menyerang tanaman buah naga di Sabila Farm adalah busuk lunak batang yang disebabkan oleh Phytophthora sp. Gejala serangan busuk lunak batang ditandai dengan sulur yang berair dan busuk berwarna coklat. Penyakit busuk lunak batang dapat menyerang sulur di bagian tengah, pangkal maupun ujung sulur. Penanggulangan penyakit busuk lunak batang di Sabila Farm dilakukan dengan eradikasi atau pemotongan batang yang berpenyakit secara tuntas, sehingga penyebaran penyakit pada tanaman yang sehat di sekitarnya dapat dicegah. Pembungkusan Buah Buah naga yang diberikan perlakuan pembungkusan biasa dilakukan pada buah yang letaknya agak ke bawah untuk melindungi buah dari patokan ayam. Kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan pembungkus buah berjaring-jaring kecil atau polynet dengan bahan sejenis acrylic atau plastik. Buah yang sudah mulai matang, dengan warna kulit yang mulai merah, dibungkus dengan pembungkus buah yang kemudian bagian yang terbuka dirapatkan dengan menggunakan stapler. Penulis melakukan kegiatan pembungkusan buah naga putih dengan prestasi kerja 32 pohon/hk, sedangkan prestasi kerja yang diperoleh karyawan harian adalah 50 pohon/hk. Pembungkusan buah naga putih dapat dilihat pada Gambar 10. Gambar 10 Pembungkusan buah naga putih Pemanenan Cara panen buah-buahan dapat dilakukan dengan tangan ataupun secara mekanis menggunakan alat. Sabila Farm melakukan kegiatan pemanenan buah naga dengan cara manual, yaitu dengan tangan. Cara panen buah naga yang baik dan tepat memerlukan alat panen yang sesuai dan keterampilan memanen yang baik dari pemetik atau pemanen. Alat panen yang digunakan dalam pemanenan buah naga antara lain keranjang buah (Gambar 11b), angkong (Gambar 11c), sarung tangan, gunting pangkas (Gambar 11a) dan kendaraan roda tiga terbuka. Gunting pangkas atau pemotong sebaiknya selalu kuat dan tajam untuk mempermudah proses pemotongan tangkai buah. Kebersihan keranjang panen, angkong dan kendaraan roda tiga terbuka hendaknya selalu dijaga. Cara pemanenan buah naga adalah memotong buah pada tangkai tanpa merusak sulur tempat buah tersebut tumbuh. Buah yang akan dipetik digenggam dengan tangan yang menggunakan sarung tangan agar kulit tidak tertusuk duri-duri pada sulur. Pemotongan yang terlalu dekat dengan pangkal buah harus dihindari agar buah tidak cepat busuk. Setelah buah naga hasil panen telah disimpan didalam

37 keranjang buah, selanjutnya keranjang diangkut dengan angkong menuju kendaraan roda tiga terbuka. Kemudian semua keranjang buah dibawa dengan kendaraan roda tiga menuju rumah pascapanen. 21 Gambar 11 Sarana panen: gunting pangkas (a), keranjang (b), dan angkong (c) Pascapanen Penanganan pascapanen bertujuan agar hasil tanaman dalam kondisi baik dan sesuai untuk dapat segera dikonsumsi atau untuk bahan baku pengolahan. Kegiatan penanganan pascapanen yang dilakukan di Sabila Farm antara lain adalah sortasi, pembersihan, pengkelasan, pemberian label, pengemasan dan pengangkutan atau transportasi. Sortasi (sorting). Sortasi merupakan kegiatan menyeleksi dan memisahkan buah berdasarkan kondisi buah sehingga buah yang rusak, busuk atau cacat dengan yang utuh terpisah. Kegiatan sortasi buah naga di Sabila Farm dilakukan secara visual berdasarkan tampilan fisik (warna dan bentuk). Buah naga putih yang telah dipanen harus diangkut dari kebun menuju tempat pengumpulan atau rumah pascapanen untuk segera disortasi. Buah naga yang baik (Gambar 12b) memiliki warna kulit buah dan jumbai sesuai karakteristik panen serta kulit buah yang mulus tanpa rusak, cacat, memar dan luka apapun yang kemudian buah naga tersebut dipisahkan untuk penanganan pascapanen selanjutnya. Buah naga yang tidak layak jual (Gambar 12a) dengan kondisi luka, memar, bolong dan sebagainya apabila masih ada bagian daging buah yang bisa dimanfaatkan, maka buah-buah tersebut akan dijadikan bahan baku makanan olahan dari buah naga putih, seperti puding, kue, es buah dan lain-lain, sedangkan buah naga dengan kondisi busuk akan segera dibuang. Gambar 12 Kriteria buah naga tidak layak jual (a) dan layak jual (b) Pembersihan (cleaning). Hasil panen kebun harus dibersihkan dari kotoran yang ikut atau menempel pada permukaan buah baik berupa tanah, debu, ataupun bagian tanaman yang tidak diperlukan. Pembersihan buah naga hasil

38 22 panen yang dilakukan di Sabila Farm adalah dengan menggunakan kuas dan gunting pangkas. Kegiatan pembersihan hasil panen buah naga putih dapat dilihat pada Gambar 13. Gambar 13 Pembersihan menggunakan kuas (a) dan pembuangan bagian sulur pada pangkal buah menggunakan gunting pangkas (b) Pembersihan dengan menggunakan kuas (Gambar 13a) bertujuan untuk membersihkan kotoran-kotoran seperti tanah atau debu, sedangkan pembersihan dengan menggunakan gunting pangkas (Gambar 13b) digunakan untuk membuang bagian sulur yang masih menempel pada pangkal buah naga. Hal ini disebabkan karena pada bagian sulur yang tertinggal masih terdapat duri-duri, sehingga bagian yang tidak dikehendaki tersebut harus dibuang agar tidak melukai tangan. Pengkelasan (grading). Pengkelasan adalah kegiatan menyeleksi dan memisahkan buah berdasarkan ukuran buah. Pengkelasan buah naga putih yang dilakukan di Sabila Farm (Gambar 14) dibagi menjadi empat kelas, yaitu kelas Super, kelas A, kelas B dan kelas C. Kelas Super (Gambar 14c) merupakan kelas buah naga putih yang memiliki bobot > 700 g, sedangkan kelas A (Gambar 14b) adalah kelas buah naga putih yang memiliki bobot antara g. Buah naga putih kelas B (Gambar 14c) memiliki bobot antara g dan buah naga putih kelas C memiliki bobot antara g. Gambar 14 Grading buah naga putih: kelas B (a), kelas A (b), dan kelas Super (c) Pemberian label (labelling). Pemberian label pada buah naga bertujuan sebagai penanda bahwa buah tersebut asli hasil produksi dari Sabila Farm. Label yang digunakan di Sabila Farm adalah label kertas tempel berbentuk bulat kecil dengan cap Sabila Farm. Label dapat langsung ditempelkan pada buah sebelum masuk ke dalam kotak pengemasan untuk dikirim kepada konsumen. Pemberian label pada buah naga putih dapat dilihat pada Gambar 15.

39 23 Gambar 15 Pemberian label pada buah naga putih Pengemasan (packaging). Pengemasan adalah kegiatan memasukkan dan menata buah ke dalam wadah kemasan sebelum dilakukan pengiriman pada konsumen. Pengemasan bertujuan untuk melindungi buah dari kerusakan fisik selama proses penyimpanan dan pengangkutan. Sabila Farm menggunakan kemasan kotak kardus bersekat dengan logo Sabila Farm (Gambar 16b) dalam kegiatan pengemasan buah naga (Gambar 16a). Kotak kardus ini berkapasitas 5 kg, sedangkan berat kardusnya sendiri 0.5 kg. Ukuran kardus sebesar 32 cm 32 cm dengan tinggi 16 cm. Kardus harus dilubangi setiap sisinya sebanyak 4 lubang sebagai sirkulasi udara, sehingga total lubang pada setiap satu kardus adalah 16 lubang. Apabila di dalam kotak kardus diberi sekat, maka buah naga yang dapat masuk sebanyak 9 buah. Sekat dalam kardus berfungsi untuk menghindari pergesekan antar buah naga ketika dalam perjalanan, sehingga kerusakan buah secara fisik dapat dicegah. Posisi pangkal buah naga harus berada di bagian bawah ketika meletakkan buah di dalam kardus dengan tujuan agar buah tidak cepat rusak. Gambar 16 Kegiatan pengemasan (a) dan kemasan buah naga (b) Pengangkutan atau transportasi. Transportasi atau pengangkutan merupakan kegiatan memindahkan buah segar hasil panen dari kebun ke tempat pengumpulan (rumah pascapanen) atau merupakan upaya mendistribusikan atau memasarkan buah segera kepada konsumen. Pengangkutan yang dilakukan di Sabila Farm menggunakan angkong atau kendaraan roda tiga terbuka dalam pengangkutan buah naga dari lapang ke rumah pascapanen, sedangkan pengangkutan buah untuk distribusi dilakukan dengan menggunakan kendaraan roda tiga tertutup. Sabila Farm menggunakan truk bak terbuka pada tahun untuk pengiriman pesanan kepada konsumen dengan tempat tujuan ke Jakarta dan Surabaya. Sabila Farm mengalami kehilangan hasil panen di perjalanan sekitar 8 10% yang diakibatkan oleh pengangkutan dengan menggunakan truk bak terbuka tersebut. Sabila Farm menerima keluhan dari konsumen yang menerima pesanan

40 24 bahwa terdapat beberapa buah naga yang busuk dan rusak ketika sampai di tujuan. Hal inilah yang menyebabkan Sabila Farm menghentikan pengangkutan atau transportasi dengan menggunakan truk bak terbuka dan menggantinya dengan menggunakan jasa pengiriman barang. Buah naga yang telah dikemas diangkut dengan kendaraan roda tiga tertutup langsung menuju outlet-outlet jasa pengiriman barang. Sabila Farm menggunakan jasa pengiriman ini dengan tujuan menghindari kehilangan hasil panen di perjalanan dan buah naga dapat sampai dalam kurun waktu yang cukup singkat dengan kondisi kualitas buah yang tetap terjaga. Kendaraan angkut roda tiga tertutup yang digunakan memiliki penutup berbahan besi untuk melindungi buah naga dari sinar matahari langsung selama perjalanan menuju outlet pengiriman. Kendaraan angkut roda tiga memiliki ukuran keseluruhan 305 cm 125 cm 135 cm, sedangkan ukuran bak pengangkut 150 cm 125 cm 51 cm. Kendaraan angkut roda tiga juga memiliki daya angkut sebesar 500 kg. Kendaraan angkut roda tiga dapat dilihat pada Gambar 17. Gambar 17 Kendaraan angkut roda tiga Agrowisata Kebun buah naga milik Sabila Farm memiliki empat fungsi, yaitu budidaya, produksi, edukasi dan rekreasi. Salah satu kegiatan yang dilakukan oleh Sabila Farm dalam rangka mendukung fungsi kebun sebagai tempat edukasi dan rekreasi adalah agrowisata. Kegiatan agrowisata yang bersifat edukatif ini dapat dilakukan indoor (Gambar 19) dan outdoor (Gambar 18) yang diantaranya adalah wisata kebun dan petik buah naga sendiri, pelatihan budidaya buah naga, dan acara motivasi untuk bertani buah naga. Agrowisata yang disediakan oleh Sabila Farm juga bersifat fleksibel, artinya rangkaian dan jenis kegiatannya disesuaikan dengan keinginan pengunjung. Pengunjung biasanya melakukan survei terlebih dahulu sebelum melakukan kunjungan ke Sabila Farm untuk menentukan jenis kegiatan agrowisata yang akan dipilih saat kunjungan. Pengunjung juga dapat menanyakan jenis-jenis kegiatan, biaya serta penentuan jadwal kunjungan yang disediakan oleh Sabila Farm melalui telepon atau selain melakukan survei langsung ke kebun. Pengunjung yang biasa datang ke Sabila Farm meliputi golongan umum, kelompok tani, mahasiswa dan pelajar.

41 25 Gambar 18 Kegiatan outdoor agrowisata (a dan b) Gambar 19 Kegiatan indoor agrowisata Pemasaran Salah satu kegiatan pemasaran yang dilakukan di Sabila Farm adalah penjualan buah naga segar dan hasil produksi lainnya yang berasal dari Sabila Farm. Kegiatan penjualan ini dilakukan setiap hari Jumat, mulai pukul WIB di salah satu pasar lokal di Yogyakarta, yaitu Pasar Tani, Dinas Pertanian Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Pasar Tani diselenggarakan setiap hari Jumat oleh Dinas Pertanian DIY dan Sabila Farm telah terdaftar menjadi salah satu perusahaan yang berkomitmen secara kontinu menjual hasil produksinya di pasar tersebut. Kegiatan pemasaran buah naga dapat dilihat pada Gambar 20. Gambar 20 Kegiatan penjualan buah naga di pasar tani

42 26 Aspek Manajerial Pendamping Mandor Mandor merupakan pimpinan dari beberapa karyawan harian yang bertanggung jawab atas berbagai kegiatan di lapang. Mandor berkoordinasi dengan asisten kebun dalam melaksanakan tugasnya sehingga kewenangan mandor dalam mengambil keputusan mengenai berbagai hal yang berhubungan dengan kegiatan di lapang harus mendapat persetujuan dari asisten kebun. Tugas mandor antara lain adalah melakukan absensi karyawan harian, melakukan pengawasan terhadap kegiatan di lapang, dan memberikan laporan harian mengenai hasil kerja di lapang. Selama satu bulan, penulis bekerja sebagai pendamping mandor. Penulis bekerja bersama dengan mandor dan mempelajari tugas dan wewenang yang dimiliki oleh mandor kebun. Penulis juga membantu menyelesaikan tugas mandor dan ikut membantu dalam pengawasan kegiatan kerja karyawan harian, terutama pada kegiatan panen dan pascapanen. Apabila penulis menemukan kendala di lapang atau mendapat laporan atau keluhan kendala dari karyawan harian, maka harus segera disampaikan kepada mandor untuk mencari solusinya. Selain itu, penulis membuat jurnal harian sebagai pendamping mandor selama satu bulan tersebut. Pendamping Asisten Kebun Asisten kebun merupakan pimpinan dari mandor dan tenaga kerja harian yang bertanggung jawab langsung kepada pemilik perusahaan atau manager. Kendala yang terjadi di lapang baik yang ditemukan sendiri atau hasil laporan dari mandor harus segera disampaikan dan dibicarakan kepada pemilik perusahaan. Tugas utama asisten kebun diantaranya adalah mengawasi kinerja mandor dan karyawan harian secara keseluruhan, membuat laporan anggaran harian, mengontrol pesanan dan pengiriman produk serta menjual produk langsung di kebun. Penulis bekerja sebagai pendamping asisten kebun selama dua bulan. Kegiatan yang dilakukan penulis selama menjadi pendamping asisten kebun diantaranya adalah membantu asisten kebun dalam pengawasan kegiatan lapang karyawan harian, membantu asisten kebun dalam pembuatan laporan anggaran harian, membuat laporan anggaran bulanan baik pemasukan maupun pengeluaran, menyampaikan laporan harian mengenai kegiatan lapang dari mandor kepada asisten kebun serta membantu dalam pengiriman pesanan produk dan menjual produk langsung di lapang. Penulis juga membuat jurnal harian sebagai pendamping asisten kebun selama menjalani tugasnya.

43 27 PEMBAHASAN Sistem Panen Masa panen buah naga putih di Sabila Farm adalah 6 bulan, yaitu pada bulan November sampai Mei. Pemanenan buah naga putih di Sabila Farm selama 6 bulan tersebut tidak dilakukan secara serempak setiap bulannya. Sistem pemanenan buah naga putih di Sabila Farm dilakukan dengan dua cara, yaitu berdasarkan pesanan dari konsumen dan berdasarkan keperluan agrowisata. Hasil produksi buah naga putih di Sabila Farm sebesar 40% dialokasikan untuk pesanan konsumen, sedangkan untuk agrowisata sebesar 60%. Konsumen memesan buah naga putih berdasarkan jumlah berat (kg) yang diinginkan. Buah naga putih akan dipanen pada waktu tertentu hingga jumlah beratnya mencapai jumlah berat sesuai dengan pesanan, sehingga buah yang berada di kebun tidak dipanen sampai habis. Konsumen yang melakukan pemesanan buah naga putih dalam bentuk segar berasal dari berbagai kota di Indonesia, baik yang merupakan pelanggan tetap maupun bukan pelanggan tetap. Buah naga putih yang tidak dipanen sengaja dibiarkan untuk keperluan agrowisata. Selain untuk estetika kebun, buah-buah tersebut tidak segera dipanen agar pengunjung kebun Sabila Farm saat melakukan agrowisata dapat melihat buah naga putih yang siap panen dan pengunjung juga mendapat kesempatan untuk memanen buah naga sendiri. Buah yang telah dipanen selanjutnya ditimbang dan dikemas. Karakteristik Umur Panen Buah naga mulai berbuah pada umur tahun setelah tanam. Kegiatan pemanenan yang baik harus dilakukan pada umur panen yang tepat sehingga buah yang dihasilkan sesuai dengan tingkat kematangan yang diinginkan konsumen dan sesuai dengan standar pasar yang dituju. Umur panen buah naga yang tepat adalah sekitar 53 hari. Bunga yang muncul mulai dari duri hingga mekar sekitar 20 hari, sedangkan mulai dari bunga mekar hingga menjadi buah yang siap petik adalah 33 hari. Masa panen buah naga yaitu 6 bulan dalam setahun, sedangkan umur produktif tanaman buah sekitar 20 tahun. Panen buah naga yang dilakukan di Sabila Farm dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Masa panen dan fase pembungaan buah naga di Sabila Farm Masa panen Fase pembungaan Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sept Okt Nov Des

44 28 Buah naga termasuk ke dalam buah non klimaterik. Secara praktis, perbedaan antara buah klimaterik dan non klimaterik adalah menyangkut perolehan buah matang. Kematangan buah klimaterik dapat diperoleh melalui pemeraman, sedangkan buah non klimaterik kematangannya hanya dapat diperoleh di pohon atau tidak dapat diperam. Hal ini menunjukkan bahwa apabila buah naga dipanen saat tingkat kematangan belum mencapai optimal atau umur panen tidak tepat, maka kualitas buah yang dihasilkan adalah kualitas buah yang belum optimal tersebut, dan tidak dapat mengalami perubahan rasa, warna kulit dan ukuran atau tidak mengalami peningkatan kualitas buah selama hari penyimpanan. Broto (2003) menyatakan bahwa perkembangan mutu yang diinginkan dan daya simpan buah sangat ditentukan oleh karakter fisiologisnya. Oleh karena itu, karakter fisiologis menjadi pertimbangan utama bagi pelaku usaha pascapanen untuk memperlakukan buah dalam bangsal penanganan agar mutu prima buah selalu terjaga hingga ke tangan konsumen. Karakteristik panen yang dapat dilihat sebagai penanda buah naga telah mencapai tingkat kematangan optimal yaitu warna kulit buah dan jumbai buah, sulur pada tangkai buah dan ukuran mahkota buah. Buah naga yang telah masak optimal warna kulit buahnya akan berubah dari hijau menjadi merah magenta atau merah mengkilap. Warna jumbai buah juga berubah dari hijau menjadi kemerahan. Selain itu, apabila buah telah matang optimal sulur pada tangkai buah akan retak (Gambar 21) serta ukuran mahkota buah naga akan mengecil. Tahap perkembangan buah naga putih dapat dilihat pada Gambar 22. Bakal buah pada Gambar 22a berumur sekitar 4 hari, sedangkan kuncup bunga pada Gambar 22b berumur sekitar 15 hari. Bunga Hylocereus undatus pada Gambar 22c mekar sekitar pukul WIB, sedangkan buah matang yang telah siap petik pada Gambar 22d berumur sekitar 27 hari setelah antesis. Broto (2003) mengemukakan bahwa tingkat ketuaan buah menjadi kunci bagi mutu buah segar yang dihasilkan. Tingkat ketuaan buah dapat ditentukan secara subjektif melalui pengamatan perubahan tambilan buah menyangkut bentuk, ukuran, dan aroma yang timbul. Gambar 21 Karakteristik buah matang (tangkai buah retak)

45 29 Gambar 22 Tahap perkembangan buah naga putih: bakal buah (a), kuncup bunga (b), bunga mekar (c), dan buah matang (d) Tenaga Kerja Panen Kegiatan panen membutuhkan manajemen tenaga kerja yang baik sehingga dapat menghasilkan buah dengan kualitas yang diinginkan. Tenaga kerja panen merupakan karyawan yang bertugas untuk memanen buah naga yang telah matang optimal sesuai dengan karateristik panen. Tenaga kerja panen membutuhkan keterampilan yang baik agar kualitas buah tetap terjaga mulai dari pemetikan buah hingga buah segar sampai ke tangan konsumen. Prestasi kerja panen penulis dan karyawan di Sabila Farm dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 5 Prestasi kerja panen buah naga putih Periode panen ke Penulis Prestasi kerja panen (kg) Karyawan Rata rata Periode panen ke-1 dilakukan pada bulan Februari, sedangkan periode panen ke-2 dan ke-3 dilakukan pada bulan Maret. Periode panen ke-4 dilakukan pada saat bulan April, sedangkan periode panen ke-5 dilakukan pada bulan Mei. Rata-rata prestasi kerja penulis dalam pemanenan buah naga putih (Tabel 3) yaitu sebesar 19.4 kg, sedangkan rata-rata prestasi kerja panen karyawan di Sabila Farm sebesar 39.4 kg. Para karyawan di Sabila Farm menghasilkan rata-rata jumlah panen buah naga putih yang lebih tinggi dibandingkan dengan penulis karena para karyawan Sabila Farm lebih berpengalaman dalam bidang pemanenan. Karyawan Sabila Farm memiliki keterampilan panen yang lebih baik dari penulis karena telah terbiasa dan lebih lama bekerja di perkebunan buah naga. Kitinoja dan Kader (2002) menyatakan bahwa pemanen atau pemetik secara manual sebaiknya terlatih dengan baik sehingga dapat memanen dangan cara yang benar dalam upaya mengurangi kerusakan mekanis dan bahan yang tidak bermanfaat atau waste.

46 30 Pengaruh Curah Hujan terhadap Hasil Tanaman Buah Naga Putih Produktivitas Tanaman Buah Naga Putih Produksi buah dipengaruhi berbagai faktor lingkungan yang salah satunya adalah air. Hujan merupakan salah satu sumber air bagi tanaman. Erwiyono et al. (2009) menyatakan bahwa air memiliki peran yang sangat penting karena air menjadi salah satu unsur penting dalam metabolisme tanaman, yang lebih lanjut menentukan produktivitas tanaman. Hubungan antara curah hujan terhadap produktivitas buah naga putih pada bulan November 2008 sampai Mei 2012 dapat dilihat pada Tabel 6. Pengaruh curah hujan terhadap produktivitas buah naga putih pada bulan November 2008 sampai Mei 2012 dapat dilihat pada Gambar 23. Tabel 6 Hubungan curah hujan terhadap produktivitas buah naga putih Bulan/Tahun Produktivitas (kg/ha/tahun) Curah hujan (mm/tahun) Nov 2008 Mei Nov 2009 Mei Nov 2010 Mei Nov 2011 Mei r (Koefisien) P Value a * a * = Berbeda nyata pada taraf uji 5% (uji korelasi) Gambar 23 Pengaruh curah hujan terhadap produktivitas buah naga putih Berdasarkan Tabel 6 nilai korelasi antara curah hujan dengan produktivitas buah naga putih selama 4 tahun menunjukkan hasil sebesar Hal ini menunjukkan bahwa kedua faktor tersebut memiliki tingkat keeratan yang tinggi dan memiliki hubungan yang positif. Semakin tinggi curah hujan maka produktivitas buah naga akan semakin tinggi. Hasil analisis regresi pengaruh curah hujan terhadap produktivitas buah naga putih menunjukkan pola garis linear (Gambar 23). Persamaan regresi antara

47 dua faktor tersebut adalah y = x Berdasarkan hasil tersebut dapat dilihat bahwa setiap kenaikan curah hujan sebesar 1 mm dapat meningkatkan produktivitas buah naga sebesar kg. Pengaruh curah hujan terhadap produksi ditunjukan dengan nilai determinasi (R 2 ) sebesar Hal ini menunjukkan bahwa curah hujan mempengaruhi produktivitas buah naga putih yang menjadi buah sebesar 64.76%. Kebutuhan air atau efisiensi penggunaan air untuk setiap jenis tanaman sangat bervariasi. Erwiyono et al. (2009) menyatakan bahwa peran air pada metabolisme tanaman terkait ketersediaan air baik dalam hal volume maupun sebarannya, dapat berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan produktivitas tanaman. Secara alami dinamika ketersediaan air dalam lingkungan tertentu secara makro ditentukan oleh pola curah hujan setempat. Merten (2003) mengemukakan meskipun tanaman buah naga merupakan kaktus, tetapi tanaman ini menyerap air lebih banyak dibandingkan dengan jenis tanaman kaktus gurun lainnya. Buah naga adalah tanaman yang berasal dari areal yang memiliki curah hujan dan kelembaban yang tinggi. Air dalam jumlah yang sedikit setiap harinya untuk tanaman ini akan lebih bermanfaat dibandingkan dengan kekurangan air dalam jumlah yang banyak dan sering. Buah naga merupakan salah satu tanaman yang memiliki lintasan fotosintesis CAM (Crassulacean Acid Metabolism), sehingga sangat efisien dalam penggunaan air (Luders dan McMahon 2006, Mizrahi et al. 2007). Jumlah Bunga yang Menjadi Buah Fase pembungaan buah naga di Sabila Farm, Sleman, Yogyakarta berlangsung pada bulan September-Maret (Tabel 4) dan puncak pembungaan buah naga berlangsung pada bulan Desember-Februari (Sabila Farm 2013). Hasil panen atau produksi Hylocereus undatus pada bulan Februari-Mei 2013 (Tabel 8) merupakan hasil pembentukan buah dari fase pembungaan pada bulan Desember 2012 sampai Maret 2013, karena mulai dari bakal buah hingga menjadi buah matang dibutuhkan waktu sekitar 53 hari. Hubungan antara curah hujan terhadap jumlah bunga yang menjadi buah pada bulan Desember 2012 sampai Maret 2013 dapat dilihat pada Tabel 7. Pengaruh curah hujan terhadap jumlah bunga yang menjadi buah pada bulan Desember 2012 sampai Maret 2013 dapat dilihat pada Gambar 24. Tabel 7 Hubungan curah hujan terhadap jumlah bunga yang menjadi buah Bulan/Tahun Jumlah bunga (unit) Curah hujan (mm/bulan) Desember/ Januari/ Februari/ Maret/ r (Koefisien) P Value a Sumber: Sabila Farm 2013 a tn = Tidak berbeda nyata pada taraf uji 5% (uji korelasi) tn 31

48 32 Gambar 24 Pengaruh curah hujan terhadap jumlah bunga yang menjadi buah Berdasarkan Tabel 7 nilai korelasi antara curah hujan dengan jumlah bunga selama 4 bulan (Desember 2012-Maret 2013) menunjukkan hasil sebesar Hal ini menunjukkan bahwa kedua faktor tersebut memiliki tingkat keeratan yang rendah dan memiliki hubungan yang negatif. Semakin tinggi curah hujan maka jumlah bunga Hylocereus undatus akan semakin rendah. Hasil analisis regresi pengaruh curah hujan terhadap jumlah bunga menunjukkan pola garis linear (Gambar 24). Persamaan regresi antara dua faktor tersebut adalah y = x Berdasarkan hasil tersebut dapat dilihat bahwa setiap kenaikan curah hujan sebesar 1 mm dapat menurunkan jumlah bunga Hylocereus undatus sebesar unit. Pengaruh curah hujan terhadap jumlah bunga ditunjukan dengan nilai determinasi (R 2 ) sebesar Hal ini menunjukkan bahwa curah hujan pada bulan yang sama mempengaruhi jumlah bunga yang menjadi buah sebesar 20.53%. Tabel 8 Perbandingan pengaruh curah hujan terhadap jumlah bunga Pengaruh curah hujan pada y R 2 1 bulan sebelum x bulan sebelum x bulan sebelum x bulan sebelum x Tabel 8 menunjukkan perbandingan pengaruh curah hujan terhadap jumlah bunga yang menjadi buah pada bulan Desember 2012 sampai Maret Pada perbandingan hasil analisis regresi (Tabel 8) dapat dilihat bahwa nilai determinasi (R 2 ) yang paling tinggi terdapat pada curah hujan bulan September 2012 sampai Januari 2013 (2 bulan sebelumnya) yaitu sebesar dengan persamaan regresi y = x Berdasarkan hasil tersebut dapat dilihat bahwa setiap kenaikan curah hujan sebesar 1 mm dapat menurunkan jumlah bunga

49 Hylocereus undatus sebesar unit. Curah hujan pada bulan-bulan tersebut juga mempengaruhi jumlah bunga yang menjadi buah pada bulan Desember 2012 Maret 2013 sebesar 81.73%. Intensitas curah hujan memberikan pengaruh langsung terhadap pembungaan buah naga. Pada tanaman buah naga, saat diferensasi kuncup bunga siap diinduksi menjadi bunga dapat berubah kembali menjadi kuncup vegetatif, apabila curah hujan tinggi dan intensistas radiasi matahari rendah. Curah hujan yang tinggi juga dapat menurunkan tingkat penyerbukan bunga (Tjasadihardja 1987, Pasaribu 2011). Hylocereus undatus merupakan tanaman hari panjang, sehingga membutuhkan panjang hari (fotoperiode) yang lebih lama untuk menginduksi pembungaan (Nerd et al. 2002, Luders dan McMahon 2006). Jaya (2010) mengemukakan bahwa buah naga tersedia dalam jumlah yang besar di pasaran Indonesia selama bulan November sampai April. Hal ini diakibatkan karena pada periode tersebut tanaman buah naga menerima penyinaran atau radiasi matahari yang lebih lama dibanding dengan bulan-bulan lainnya. 33 Kerusakan Hasil Panen Kerusakan hasil panen umumnya dibagi menjadi dua, yaitu kerusakan hasil di lapangan dan selama transportasi. Kerusakan hasil panen di Sabila Farm hanya terjadi di lapangan saja, karena selama transportasi hasil panen Sabila Farm menggunakan jasa pengiriman barang yang biasa sampai dalam semalam sehingga keluhan mengenai buah berkualitas rendah yang sampai di tangan konsumen hampir tidak pernah terjadi. Hasil panen dan kerusakan hasil panen buah naga putih di Sabila Farm dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9 Hasil panen dan kerusakan hasil panen buah naga putih Bulan Hasil panen (kg) Kerusakan hasil panen (kg) Persentase kerusakan hasil panen (%) Februari Maret April Mei Jumlah Persentase kerusakan hasil panen di Sabila Farm selama 4 bulan dari hasil pengamatan lapang (Tabel 9) yaitu sebesar 15.11%. Menurut Direktorat Budidaya Tanaman Buah (2009), jumlah buah yang tidak layak jual (reject) maksimal 10% dari produksi lahan. Penyebab dari kerusakan hasil panen di lapang yang terjadi di Sabila Farm umumnya adalah karena serangan hama. Serangan hama tersebut antara lain buah yang rusak karena dimakan oleh burung dan ayam. Kerusakan hasil panen akibat dari kerusakan mekanis jarang terjadi di Sabila Farm, karena pemetik atau pemanen sudah terlatih dan berhati-hati dalam penanganan panen buah naga. Burung. Burung menyerang buah naga terutama yang letaknya di bagian atas pohon. Gejala buah yang rusak karena diserang burung yaitu terdapat lubang-

50 34 lubang berbentuk patukan paruh berdiameter sekitar 2 3 cm. Lubang bekas patukan cukup dalam dan dapat mengakibatkan buah menjadi busuk. Terkadang hampir separuh bagian buah dimakan oleh burung tersebut. Selama pengamatan di lapang, burung tidak dapat terlihat jelas karena mobilisasinya yang cukup tinggi, terutama ketika manusia datang mendekati mereka. Hal ini mengakibatkan sulitnya mengidentifikasi jenis burung yang menyerang buah naga tersebut. Octaviani (2012) mengemukakan bahwa serangan burung memiliki kejadian yang tidak banyak, namun keparahannya tinggi. Kerusakan yang diakibatkan hama ini cukup berat sehingga buah tidak layak dipasarkan. Pengendalian hama ini juga masih jarang dilakukan sampai saat ini. Ayam. Lokasi perkebunan buah naga putih di Sabila Farm tidak jauh dari rumah penduduk sekitar, sehingga sering diganggu oleh ayam. Ayam menyerang buah naga terutama yang letaknya di bagian bawah pohon, yaitu buah-buah pada sulur yang hampir mendekati permukaan tanah. Buah tersebut mudah dijangkau oleh ayam, karena ketinggiannya tidak lebih dari 70 cm. Gejala buah yang rusak karena dimakan oleh ayam hampir sama dengan gejala buah yang diserang oleh burung, yaitu terdapat lubang-lubang yang cukup dalam pada buah dan separuh bagian buah telah termakan. Octaviani (2012) menyatakan bahwa tingkat kerusakan buah naga akibat serangan ayam sangat tinggi, namun kerusakan yang disebabkan oleh hewan ini hanya terjadi di tempat-tempat tertentu. Pengkelasan (Grading) Grading merupakan kegiatan mengelompokan buah berdasarkan bobot buah. Grading bertujuan untuk memberikan nilai lebih (harga yang lebih tinggi) untuk kualitas yang lebih baik. Setyabudi (2003) mengemukakan bahwa grading merupakan pengelompokan buah hasil panen berdasarkan kriteria yang telah disepakati oleh produsen dan konsumen. Grading yang dilakukan di Sabila Farm pada bulan Februari sampai Mei 2013 dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10 Pengkelasan (grading) buah naga putih Kelas (grade) Hasil panen(kg) Persentase (%) Super A B C Jumlah Sumber: Sabila Farm 2013 Kelas Super merupakan kelas buah naga putih yang memiliki bobot > 700 g, sedangkan kelas A adalah kelas buah naga putih yang memiliki bobot antara g. Buah naga putih kelas B memiliki bobot antara g dan buah naga putih kelas C memiliki bobot antara g. Buah naga putih kelas Super yang dihasilkan Sabila Farm 10 20% dari produksi, kelas A 40 50% dari produksi, dan kelas B dan C 20 30% dari produksi (Sabila Farm 2013).

51 Grading buah naga putih yang dilakukan di Sabila Farm sudah mendekati standar apabila dibandingkan dengan CODEX STAN yang merupakan standar internasional untuk buah naga. Tabel CODEX STAN mengenai pengkelasan buah naga berdasarkan ukuran dapat dilihat pada Lampiran 9. CODEX menggunakan 9 jenis kelas dalam grading buah naga putih berdasarkan ukuran buah. Kelas ini disebut dengan size code (kode ukuran). Terdapat 4 kode ukuran yang rentangnya hampir sama dengan rentang ukuran yang digunakan di Sabila Farm. Keempat kode ukuran tersebut adalah Kode F, Kode G, Kode H dan Kode I. Kode F memiliki rentang ukuran g, sedangkan Kode G memiliki rentang ukuran g. Kode H memiliki rentang ukuran g, sementara Kode I memiliki rentang ukuran > 701 g. Setyabudi (2003) menyatakan bahwa pedagang buah sentra-sentra produksi di Indonesia telah melakukan pemilahan atau grading namun pengelompokannya masih beragam, baik pemberian tanda (notasi) maupun dasar pengelompokan buah ditandai dengan notasi angka (1, 2 dan 3) dan huruf (A, B, dan C) berdasarkan ukuran dan jumlah buah dalam satuan bobot. Hal ini mengharuskan adanya standar acuan untuk memperoleh mutu buah yang prima. Kendala yang dihadapi pada kegiatan grading adalah meskipun Sabila Farm telah menetapkan kelas untuk grading, tetapi ketika dilakukan penjualan buah kriteria grading terkadang tidak dijalankan. Konsumen lebih cenderung membeli buah berdasarkan jumlah buah yang dapat diperoleh per kilogram dibandingkan dengan melihat kualitas buah berdasarkan bobot buah. Sabila Farm belum menetapkan harga buah naga putih berdasarkan grading. Sabila Farm menetapkan harga buah naga putih per kilogram berkisar antara Rp tergantung dari masa panen. Jika konsumen membeli pada akhir masa panen, maka harga buah naga putih per kilogram dapat meningkat karena ketersediaan buah mulai terbatas. Pengemasan (Packaging) Pengemasan buah naga putih yang dilakukan di Sabila Farm menggunakan kemasan kotak kardus berkapasitas 5 kg dengan sekat sebagai pembatas buah di dalam kardus yang berfungsi untuk menjaga agar buah tidak saling bergesekan selama distribusi berlangsung. Karyawan Sabila Farm dalam melakukan kegiatan pengemasan buah naga putih untuk penjualan di kebun (pengunjung agrowisata atau pembeli yang langsung datang ke kebun) terkadang masih tidak menggunakan sekat-sekat tersebut meskipun telah tersedia. Hal ini disebabkan karena permintaan konsumen yang cenderung melihat jumlah buah yang dapat masuk dalam satu kotak kardus dibandingkan dengan upaya pencegahan kerusakan buah selama pengangkutan. Jika pengemasan buah naga putih menggunakan sekat, maka jumlah buah yang dapat masuk ke dalam kardus adalah 9 buah. Apabila sekat tidak digunakan dalam pengemasan, maka jumlah buah yang dapat masuk ke dalam kardus adalah buah tergantung dari ukuran buah tersebut. Kitinoja dan Kader (2002) mengemukakan bahwa penambahan lembaran sekat sebagai pemisah dalam kotak karton kemasan akan menambah kekuatan tumpukan serta mencegah gesekan antar buah saat penanganan dan transportasi. Ketegasan perusahaan terhadap konsumen mengenai fungsi penggunaan sekat dalam pengemasan buah naga putih perlu ditingkatkan agar mutu buah hasil panen di Sabila Farm dapat tetap terjaga. 35

52 36 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Budidaya buah naga putih yang diterapkan di Sabila Farm secara keseluruhan sudah cukup baik sehingga dapat menghasilkan mutu buah yang mampu bersaing dengan perusahaan lain. Sistem panen yang dilakukan di Sabila Farm tidak dilaksanakan secara serempak setiap bulannya, tetapi berdasarkan pesanan konsumen dan keperluan agrowisata. Pemanenan buah naga putih oleh tenaga kerja dilakukan secara manual sesuai dengan karakteristik umur panen. Tenaga kerja panen di Sabila Farm memiliki keterampilan yang cukup baik sehingga kerusakan hasil panen akibat kerusakan mekanis jarang terjadi. Kerusakan hasil panen yang terjadi di Sabila Farm disebabkan oleh hama burung dan ayam. Berdasarkan hasil uji korelasi dan hasil analisis regresi, produktivitas dan jumlah bunga Hylocereus undatus dipengaruhi oleh salah satu faktor lingkungan yaitu curah hujan, terutama pada fase pembungaan curah hujan yang paling mempengaruhi adalah curah hujan dua bulan sebelumnya. Pengelolaan pascapanen buah naga putih di Sabila Farm secara keseluruhan sudah cukup baik, tetapi kriteria grading masih jarang dilakukan dan pada kegiatan pengemasan untuk penjualan di kebun (pengunjung agrowisata atau pembeli yang langsung datang ke kebun) sekat pembatas buah terkadang tidak digunakan karena permintaan konsumen. Saran Pengendalian hama buah naga putih di Sabila Farm perlu ditingkatkan untuk mengurangi kerusakan hasil panen yang terjadi di lapang. Pengawasan kegiatan pascapanen perlu ditingkatkan terutama agar kriteria dan metode grading serta pengemasan dijalankan dengan baik. DAFTAR PUSTAKA Alamprabu D Burung Hantu, Predator Tikus di Areal Tanaman Perkebunan [Internet]. [diunduh 2014 Jan 27]. Tersedia pada: -tikus-di-areal-tanaman-perkebunan.html Andoko A, Nurrasyid H Jurus Sukses Hasilkan Buah Naga Kualitas Prima. Jakarta (ID): Agro Media Pustaka. Bellec FL, Vaillant F, Imbert E Pitahaya (Hylocereus spp.) : a new fruit crop, a market with a future. Fruit. 61(4):

53 Broto W Prospek pengembangan buah segar untuk ekspor. Di dalam: Broto W, editor. Teknologi Penanganan Pascapanen Buah untuk Pasar [Internet]. [diunduh 2012 Jul 5]. Tersedia pada: go.id/assets/.../ juknis_buah.pdf Chusna CB Peluang Bisnis Buah Naga di Indonesia [Internet]. [diunduh 2013 Mei 7]. Tersedia pada: article/view/4384/2718 Dhamayanti A Kajian sosial ekonomi pengendalian hama tikus pohon, Rattus tiomanicus Miller dengan burung hantu, Tyto alba, pada perkebunan kelapa sawit. Seminar Nasional Perlindungan Tanaman; 2009 Agu 5-6; Bogor, Indonesia. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. hlm Direktorat Budidaya Tanaman Buah Pedoman Baku Budidaya (Standard Operating Procedure/SOP) Buah Naga (Hylocereus undatus) Kabupaten Sleman. Jakarta (ID): Departemen Pertanian. Direktorat Budidaya Tanaman Buah Pedoman Baku Budidaya (Standard Operating Procedure/SOP) Buah Naga Red/Super Red Kabupaten Sragen. Jakarta (ID): Departemen Pertanian. Djamila S, Budiastra IW, Sutrisno Ultrasound Wave Transmission Characteristics and Its Relationships with Physico-Chemical of Dragon Fruit [Internet]. [diunduh 2012 Okt 18]. Tersedia pada: 0PURWOKERTO%204% pdf?sequence=1. Erwiyono et al Pengaruh pola curah hujan terhadap produksi kopi: studi di satu perkebunan di Banyuwangi. Agrotropika. 14(1): Hardjadinata S Budidaya Buah Naga Super Red Secara Organik. Jakarta (ID): Penebar Swadaya. Jaya IKD Morphology and physiology of pitaya and it future prospects in Indonesia. Crop Agro. 3(1): Kitinoja L, Kader AA Panen dan persiapan untuk pasar. Praktik-Praktik Penanganan Pascapanen Skala Kecil: Manual untuk Produk Hortikultura (Edisi ke 4) [Internet]. [diunduh 2013 Jan 18]. Tersedia pada: files/datastore/ pdf. Kristanto D Buah Naga, Pembudidayaan di Pot dan di Kebun. Cetakan IV (Edisi Revisi). Jakarta (ID): Penebar Swadaya. Luders L, McMahon G The pitaya or dragon fruit (Hylocereus undatus). Agnote. D42:1-4. Merten S A review of Hylocereus production in the United States. J PACD. 5: Mizrahi Y, Raveh E, Yossov E, Nerd A, Ben-Asher J New fruit crops with high water use efficiency. In: Janick J, Whipkey A, editor. Issues in new crops and new uses. Alexandria (US): ASHA Press. hlm Nerd A, Sitrit Y, Kaushik RA, Mizrahi Y High summer temperatures inhibit flowering in vine pitaya crops (Hylocereus spp.). Scientia Horticulturae. 96(2002): Octaviani RD Hama dan penyakit tanaman buah naga (Hylocereus sp.) serta budidayanya di Yogyakarta [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. 37

54 38 Pantastico ERB, Subramanyam H, Bhatti MB, Ali N, Akamine EK Fisiologi Pascapanen, Penanganan dan Pemanfaatan Buah-Buahan dan Sayur-Sayuran Tropika dan Sub-Tropika. Kamariyani, penerjemah; Pantastico ERB, editor. Yogyakarta (ID): UGM Pr. Terjemahan dari: Postharvest Physiology, Handling and Utilization of Tropical and Sub- Tropical Fruits and Vegetables. Pasaribu DW Pengaruh GA 3 terhadap pembentukan bunga dan buah tanaman buah naga merah (Hylocereus costaricensis (Web.) Britton & Rose) [skripsi]. Padang (ID): Universitas Andalas. Peter KV, Sudheer KP, Indira V Postharvest Technology of Horticultural Crops. India (IN): New India Publishing Agency. Politeknik Banjarnegara Budidaya Buah Naga [Internet]. [diunduh 2012 Des 31]. Tersedia pada: budidaya-buah-naga.html Priyambodo S Pengendalian Hama Tikus Terpadu. Ed ke-3. Jakarta (ID): Penebar Swadaya. Renasari N Budidaya tanaman buah naga super red di Wana Bekti Handayani [tugas akhir]. Surakarta (ID): Universitas Sebelas Maret Surakarta. Setyabudi DA Bangsal penanganan pascapanen buah. Di dalam: Broto W, editor. Teknologi Penanganan Pascapanen Buah untuk Pasar [Internet]. [diunduh 2012 Jul 5]. Tersedia pada: go.id/assets/.../juknis_ buah.pdf Siagian L Teknologi dan Prospek Pengembangan Buah Naga (Hylocereus sp.) [Internet]. [diunduh 2012 Mei 8]. Tersedia pada: id/lokalita/teknologi-dan-prospek-pengembangan-buah-naga-hylocereus-sp. Soelistiyari HT Prospek pengembangan buah naga (thang loy) di Jawa Timur. Di dalam: Soelistiyari HT, editor. Prosiding Seminar dan Ekspose Teknologi Pertanian BPTP di Jawa Timur; Bogor, Indonesia. Bogor (ID): Badan Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian. hlm Sukardi Penanganan Pascapanen Buah dan Sayuran. Yogyakarta (ID): PAU Pangan dan Gizi, UGM. Supriyanto Budidaya Buah Naga [Internet]. [diunduh 2012 Mei 8]. Tersedia pada: budidaya-buah-naga. Tsajadihardja A Hubungan antara pertumbuhan pucuk, perkembangan buah serta tingkat kandungan asam indol asetat di dalam biji dan layu pentil kakao (Theobroma cacao L.) [disertasi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Umayah E, Amrun M Uji aktivitas antioksidan ekstrak buah naga (Hylocereus undatus (Haw) Britt. & Rose). Jurnal Ilmu Dasar. 8(1): Yuliarti N Bisnis Buah Naga dengan Memanfaatkan Lahan Sempit Rumah. Bogor (ID): IPB Pr.

55 Lampiran 1 Jurnal harian kegiatan magang sebagai karyawan harian di Sabila Farm, Sleman, Yogyakarta Tanggal Uraian kegiatan Prestasi kerja Penulis Karyawan Standar 39 Lokasi...(satuan/HK)... 11/02/2013 Membantu persiapan acara penerimaan tamu dari Universitas Siliwangi Kertodadi 12/02/2013 Mengikuti kegiatan penerimaan tamu Kertodadi 13/02/2013 Pengemasan dodol buah naga Rumah Pak Gun Soetopo 14/02/2013 Pengenalan dengan karyawan lapang Wonogiri 15/02/2013 Libur kerja /02/2013 Pemangkasan tunas muda buah naga dan cabang pohon panjatan dan pengikatan 69 pohon 120 pohon - Wonogiri sulur 17/02/2013 Pemangkasan dan pengikatan sulur 32 pohon 77 pohon - Wonogiri 18/02/2013 Penyiangan gulma buah naga merah 27 pohon 41 pohon - Wonogiri 19/02/2013 Penyiangan gulma buah naga merah 29 pohon 37 pohon - Wonogiri 20/02/2013 Penyiangan gulma buah naga merah 28 pohon 46 pohon - Wonogiri 21/02/2013 Percobaan pemupukan buah naga putih 20 pohon 52 pohon - Kertodadi 22/02/2013 Menjual buah naga putih dan merah, Pasar srikaya, dan stek Tani 23/02/2013 Menghadiri technical meeting dengan Ibu Elly untuk acara lomba memasak di Sabila Farm Akademi AKS- AKK 24/02/2013 Memanen buah naga putih 100 buah 220 buah - Kertodadi 25/02/2013 Persiapan dan menjaga stand jualan Sabila Farm di acara lomba serta evaluasi acara Kertodadi 26/02/2013 Membungkus buah naga di pohon 32 buah 50 buah - Kertodadi 27/02/2013 Penyemprotan gulma di buah naga 0.08 ha 0.17 ha - Wonogiri 28/02/2013 Libur kerja /03/2013 Libur kerja /03/2013 Pembuatan stek buah naga 117 stek 150 stek - Kertodadi 03/03/2013 Libur kerja /03/2013 Penerimaan tamu dari PT. Chocolate Tama Chocodot Kertodadi 05/03/2013 Pengemasan hasil panen untuk pesanan 3 pak buah naga, 1 pak srikaya - - Kertodadi Akademi Mengikuti Stadium General One Day No 06/03/ AKS- Rice dengan Ibu Elly AKK 07/03/2013 Penerimaan tamu dari Walikota Depok Kertodadi 08/03/2013 Menjual buah naga dan srikaya /03/ /03/2013 Mengangkut potongan kayu jaranan ke Viar untuk pagar kebun srikaya Mengangkut potongan kayu jaranan ke Viar untuk pagar kebun srikaya Pasar Tani 46 buah 75 buah - Kertodadi 23 buah 50 buah - Kertodadi

56 40 Lampiran 2 Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping mandor di Sabila Farm, Sleman, Yogyakarta Tanggal Uraian kegiatan Prestasi kerja penulis Jumlah KH Luas areal yang diawasi yang diawasi (orang) (ha) Lama kegiatan (jam) Lokasi 11/03/2013 Pemotongan kayu pohon-pohon di kebun Srikaya Kertodadi 12/03/2013 Penebangan pohon besar di kebun Srikaya Kertodadi 13/03/2013 Pemotongan cabang kayu Jaranan di kebun buah naga putih Kertodadi 14/03/2013 Panen dan pengemasan buah naga putih Kertodadi 15/03/2013 Cuti /03/2013 Libur kerja /03/2013 Cuti /03/2013 Cuti /03/2013 Cuti /03/2013 Penanaman pepaya Wonogiri 21/03/2013 Pemeliharaan buah naga merah Wonogiri 22/03/2013 Berjualan buah naga Pasar Tani 23/03/2013 Libur kerja /03/2013 Penyiangan gulma buah naga merah Wonogiri 25/03/2013 Pemeliharaan buah naga merah Wonogiri 26/03/2013 Pemeliharaan buah naga merah Wonogiri 27/03/2013 Penyiangan gulma buah naga merah Wonogiri 28/03/2013 Penyiangan gulma buah naga merah Wonogiri 29/03/2013 Libur kerja /03/2013 Libur kerja /03/2013 Pemeliharaan buah naga merah Wonogiri 01/04/2013 Pemeliharaan buah naga merah Wonogiri 02/04/2013 Pemotongan kayu Jaranan Kertodadi 03/04/2013 Pemotongan cabang kayu Jaranan Kertodadi 04/04/2013 Pemotongan kayu Jaranan Kertodadi 05/04/2013 Berjualan buah naga Pasar Tani 06/04/2013 Libur kerja /04/2013 Libur kerja /04/2013 Pemupukan di sekitar pohon buah naga merah Wonogiri 09/04/2013 Libur kerja /04/2013 Pemotongan kayu Jaranan Kertodadi

57 Lampiran 3 Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping asisten kebun di Sabila Farm, Sleman, Yogyakarta Tanggal Uraian kegiatan Jumlah mandor yang diawasi (orang) Prestasi kerja penulis Luas areal yang diawasi (ha) Lama kegiatan (jam) 41 Lokasi 11/04/2013 Pemotongan cabang kayu pohon Jaranan Kertodadi 12/04/2013 Merekap laporan mingguan karyawan Kertodadi 13/04/2013 Persiapan dan penerimaan tamu dari Ponorogo Kertodadi 14/04/2013 Pemotongan cabang kayu pohon Jaranan Kertodadi 15/04/2013 Pembuatan stek buah naga putih Kertodadi 16/04/2013 Pembuatan stek buah naga putih Kertodadi 17/04/2013 Pembuatan stek buah naga merah Wonogiri 18/04/2013 Persiapan dan penerimaan tamu dari Indotrain Kertodadi 19/04/2013 Persiapan dan penerimaan tamu dari Arutmin Kertodadi 20/04/2013 Libur kerja /04/2013 Libur kerja /04/2013 Pembuatan laporan anggaran pemasukan Kertodadi 23/04/2013 Pembuatan laporan anggaran pemasukan Kertodadi 24/04/2013 Pembuatan laporan anggaran pemasukan dan pengeluaran Kertodadi 25/04/2013 Pembuatan laporan pengeluaran dan supervisi Kertodadi 26/04/2013 Pengecekkan hasil kerja karyawan Kertodadi 27/04/2013 Persiapan dan penerimaan tamu dari UPN & perwakilan SMA se-yogyakarta Kertodadi 28/04/2013 Persiapan dan penerimaan tamu dari Serogo 7 Kertodadi 29/04/2013 Membuat laporan anggaran pengeluaran Kertodadi 30/04/2013 Membuat laporan anggaran pengeluaran Kertodadi 01/05/2013 Membuat laporan anggaran pengeluaran Kertodadi 02/05/2013 Persiapan stek buah naga merah Wonogiri 03/05/2013 Pengecekkan ulang laporan anggaran Kertodadi 04/05/2013 Libur kerja /05/2013 Merapikan laporan anggaran Kertodadi 06/05/2013 Merapikan laporan anggaran Kertodadi 07/05/2013 Persiapan dan penerimaan tamu dari UPT Horti Jatim dan Unit Koperasi Palembang Kertodadi 08/05/2013 Merapikan laporan anggaran dan laporan mingguan pekerja Kertodadi 09/05/2013 Libur kerja /05/2013 Cuti /05/2013 Libur kerja /05/2013 Libur kerja /05/2013 Merapikan jurnal harian dan laporan mingguan pekerja Kertodadi 14/05/2013 Libur kerja

58 42 Lampiran 3 Lanjutan Tanggal Uraian kegiatan Jumlah mandor yang diawasi (orang) Prestasi kerja penulis Luas areal yang diawasi (ha) Lama kegiatan (jam) 15/05/2013 Libur kerja Lokasi 16/05/2013 Memperbaiki laporan anggaran Kertodadi 17/05/2013 Persiapan dan penerimaan tamu dari SMA Kartika Jakarta Kertodadi 18/05/2013 Penambahan rincian laporan anggaran Kertodadi 19/05/2013 Persiapan dan penerimaan tamu dari Lansia dan Alumni SMA Kertodadi 20/05/2013 Merapikan laporan mingguan pekerja Kertodadi 21/05/2013 Memperbaiki laporan anggaran Kertodadi 22/05/2013 Memperbaiki laporan anggaran Kertodadi 23/05/2013 Memperbaiki laporan anggaran Kertodadi 24/05/2013 Persiapan dan penerimaan tamu dari Premiere Oil, Indotrain Kertodadi 25/05/2013 Libur kerja /05/2013 Libur kerja /05/2013 Pemupukan buah naga merah Wonogiri 28/05/2013 Pembuatan tabel nutrisi buah naga dan laporan anggaran pengeluaran stek buah Kertodadi naga 29/05/2013 Persiapan dan penerimaan tamu dari Bank Bengkulu Kertodadi 30/05/2013 Memperbaiki laporan anggaran pemasukkan Kertodadi 31/05/2013 Melanjutkan perbaikan laporan anggaran Kertodadi 01/06/2013 Libur kerja /06/2013 Mempersiapkan bahan untuk presentasi Rumah Tinggal 03/06/2013 Memperbaiki laporan anggaran pengeluaran Kertodadi 04/06/2013 Melengkapi laporan anggaran stek buah naga Kertodadi 05/06/2013 Persiapan dan penerimaan tamu dari Unesa Kertodadi 06/06/2013 Mempersiapkan bahan presentasi Rumah Tinggal 07/06/2013 Berjualan es buah naga dan kaktus Pasar Tani 08/06/2013 Libur kerja /06/2013 Libur kerja /06/2013 Mempersiapkan bahan presentasi Rumah Tinggal 11/06/2013 Presentasi dan perpisahan Kertodadi

59 43 Lampiran 4 Peta lokasi Sabila Farm Sabila Farm

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. UD. Sabila Farm terletak di Desa Pakembinangun yaitu Jalan Kaliurang

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. UD. Sabila Farm terletak di Desa Pakembinangun yaitu Jalan Kaliurang IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis UD. Sabila Farm terletak di Desa Pakembinangun yaitu Jalan Kaliurang KM 18.5, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa Pakembinangun

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Buah Naga Buah naga ( Dragon Fruit) merupakan salah satu tanaman hortikultura yang baru dibudidayakan di Indonesia dengan warna buah merah yang menyala dan bersisik hijau

Lebih terperinci

Budi Daya Buah Naga Putih (Hylocereus undatus) di Sleman, Yogyakarta : Panen dan Pascapanen

Budi Daya Buah Naga Putih (Hylocereus undatus) di Sleman, Yogyakarta : Panen dan Pascapanen Bul. Agrohorti 4 (1) :1 8 (2016) Budi Daya Buah Naga Putih (Hylocereus undatus) di Sleman, Yogyakarta : Panen dan Pascapanen Dragon Fruit (Hylocereus undatus) Cultivation in Sleman, Yogyakarta : Harvest

Lebih terperinci

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR 16 III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas Akhir Kegiatan Tugas Akhir dilaksanakan di Banaran RT 4 RW 10, Kelurahan Wonoboyo, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. B. Waktu

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemupukan pada Tanaman Tomat 2.1.1 Pengaruh Aplikasi Pupuk Kimia Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada tanaman tomat tertinggi terlihat pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumberdaya alam pertanian, sumberdaya alam hasil hutan, sumberdaya alam laut,

BAB I PENDAHULUAN. sumberdaya alam pertanian, sumberdaya alam hasil hutan, sumberdaya alam laut, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara yang kaya akan sumberdaya alam seperti sumberdaya alam pertanian, sumberdaya alam hasil hutan, sumberdaya alam laut, sumberdaya alam tambang,

Lebih terperinci

Karya Tulis Ilmiah. Pengaruh Penggunaan Media Tanam Terhadap Pertumbuhan Buah Naga Merah Pada Tiang Panjat Beton di Balai Pelatihan Pertanian Jambi

Karya Tulis Ilmiah. Pengaruh Penggunaan Media Tanam Terhadap Pertumbuhan Buah Naga Merah Pada Tiang Panjat Beton di Balai Pelatihan Pertanian Jambi Karya Tulis Ilmiah Pengaruh Penggunaan Media Tanam Terhadap Pertumbuhan Buah Naga Merah Pada Tiang Panjat Beton di Balai Pelatihan Pertanian Jambi A. Latar Belakang Oleh: Irwanto, SST (Widyaiswara Pertama)

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Morfologi Tanaman Teh Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Morfologi Tanaman Teh Syarat Tumbuh 3 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Teh termasuk famili Transtromiceae dan terdiri atas dua tipe subspesies dari Camellia sinensis yaitu Camellia sinensis var. Assamica dan Camellia sinensis var.

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. sampai dengan 30 tahun tergantung dengan letak topografi lokasi buah naga akan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. sampai dengan 30 tahun tergantung dengan letak topografi lokasi buah naga akan V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Kelayakan Usahatani Buah Naga Buah naga merupakan tanaman tahunan yang sudah dapat berbuah 1 tahun sampai dengan 1,5 tahun setelah tanam. Buah naga memiliki usia produktif

Lebih terperinci

:Agronomi dan agroindustri sebagai pembudidaya dan supplier komoditas buah naga segar.

:Agronomi dan agroindustri sebagai pembudidaya dan supplier komoditas buah naga segar. I. Profil Perusahaan I.1 Data Perusahaan Nama Perusahaan Bidang Usaha Jenis Produk : CV. Drago Sejahtera :Agronomi dan agroindustri sebagai pembudidaya dan supplier komoditas buah naga segar. : Buah Naga

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PEPAYA SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN DAERAH INSTITUT PERTANIAN BOGOR

PENGEMBANGAN PEPAYA SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN DAERAH INSTITUT PERTANIAN BOGOR PENGEMBANGAN PEPAYA SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN DAERAH Pusat Kajian Hortikultura Tropika INSTITUT PERTANIAN BOGOR PROLOG SOP PEPAYA PEMBIBITAN TIPE BUAH PENYIAPAN LAHAN PENANAMAN PEMELIHARAAN PENGENDALIAN

Lebih terperinci

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR 13 BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan di Dusun Kwojo Wetan, Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. B. Waktu Pelaksanaan

Lebih terperinci

BUDIDAYA SUKUN 1. Benih

BUDIDAYA SUKUN 1. Benih BUDIDAYA SUKUN Sukun merupakan tanaman tropis sehingga hampir disemua daerah di Indonesia ini dapat tumbuh. Sukun dapat tumbuh di dataran rendah (0 m) hingga dataran tinggi (700 m dpl). Pertumbuhan optimal

Lebih terperinci

METODE MAGANG Waktu dan Tempat Metode Pelaksanaan Pengamatan dan Pengumpulan Data

METODE MAGANG Waktu dan Tempat Metode Pelaksanaan Pengamatan dan Pengumpulan Data METODE MAGANG Waktu dan Tempat Kegiatan magang dilaksanakan selama 4 bulan dari 12 Februari 2009 sampai dengan 12 Juni 2009 di Hikmah Farm, Pangalengan, Bandung, Jawa Barat. Metode Pelaksanaan Metode yang

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Cikabayan-University Farm IPB, Darmaga Bogor. Areal penelitian bertopografi datar dengan elevasi 250 m dpl dan curah

Lebih terperinci

Pengen SUKSES?? Budidaya Buah naga!!

Pengen SUKSES?? Budidaya Buah naga!! KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS Pengen SUKSES?? Budidaya Buah naga!! NAMA : ELI RUSTIKA DEWI NIM : 11.01.2930 KELAS JURUSAN : 11-D3TI-02 : TEKNIK INFORMATIKA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2012 a. Abstrak I. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Y ijk = μ + U i + V j + ε ij + D k + (VD) jk + ε ijk

BAHAN DAN METODE. Y ijk = μ + U i + V j + ε ij + D k + (VD) jk + ε ijk 12 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan mulai Februari-Agustus 2009 dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan, Dramaga, Bogor. Areal penelitian bertopografi datar dengan jenis tanah

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 50 HASIL DAN PEMBAHASAN Produktivitas Kebun Air sangat diperlukan tanaman untuk melarutkan unsur-unsur hara dalam tanah dan mendistribusikannya keseluruh bagian tanaman agar tanaman dapat tumbuh secara

Lebih terperinci

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Pendahuluan Tomat dikategorikan sebagai sayuran, meskipun mempunyai struktur buah. Tanaman ini bisa tumbuh baik didataran rendah maupun tinggi mulai dari 0-1500 meter dpl,

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) 15 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kebun Percobaan Natar, Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA)

III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA) III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Kegiatan Tugas Akhir (TA) akan dilaksanakan pada lahan kosong yang bertempat di Dusun Selongisor RT 03 / RW 15, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena harganya terjangkau dan sangat bermanfaat bagi kesehatan. Pisang adalah buah yang

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Jenis dan Waktu Pemangkasan

PEMBAHASAN Jenis dan Waktu Pemangkasan 47 PEMBAHASAN Pemangkasan merupakan salah satu teknik budidaya yang penting dilakukan dalam pemeliharaan tanaman kakao dengan cara membuang tunastunas liar seperti cabang-cabang yang tidak produktif, cabang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis 16 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Ada 2 tipe akar ubi jalar yaitu akar penyerap hara di dalam tanah dan akar lumbung atau umbi. Menurut Sonhaji (2007) akar penyerap hara berfungsi untuk menyerap unsur-unsur

Lebih terperinci

MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA

MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA Nama : Sonia Tambunan Kelas : J NIM : 105040201111171 MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA Dengan lahan seluas 1500 m², saya akan mananam tanaman paprika (Capsicum annuum var. grossum L) dengan jarak tanam, pola

Lebih terperinci

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Karyawan Harian Lepas (KHL) di Unit Perkebunan Tambi Tahun 2010

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Karyawan Harian Lepas (KHL) di Unit Perkebunan Tambi Tahun 2010 LAMPIRAN 61 62 Tanggal Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Karyawan Harian Lepas (KHL) di Unit Perkebunan Tambi Tahun 2010 Uraian Kegiatan Prestasi Kerja Penulis Karyawan Standar Lokasi.

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Desa Karangsewu terletak di Kecamatan Galur, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Adapun batas wilayah Desa Karangsewu adalah

Lebih terperinci

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Oleh : Tatok Hidayatul Rohman Cara Budidaya Cabe Cabe merupakan salah satu jenis tanaman yang saat ini banyak digunakan untuk bumbu masakan. Harga komoditas

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada titik koordinat 5 22 10 LS dan 105 14 38 BT

Lebih terperinci

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. 43 BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. Kecamatan Sragi merupakan sebuah Kecamatan yang ada

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMANGKASAN TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI KEBUN RUMPUN SARI ANTAN I, PT SUMBER ABADI TIRTASANTOSA, CILACAP, JAWA TENGAH

PENGELOLAAN PEMANGKASAN TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI KEBUN RUMPUN SARI ANTAN I, PT SUMBER ABADI TIRTASANTOSA, CILACAP, JAWA TENGAH PENGELOLAAN PEMANGKASAN TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI KEBUN RUMPUN SARI ANTAN I, PT SUMBER ABADI TIRTASANTOSA, CILACAP, JAWA TENGAH Oleh IKA WULAN ERMAYASARI A24050896 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

Lebih terperinci

PRODUCT KNOWLEDGE PEPAYA CALINA IPB 9

PRODUCT KNOWLEDGE PEPAYA CALINA IPB 9 PRODUCT KNOWLEDGE PEPAYA CALINA IPB 9 Benih Inovasi IPB Teknik Penanaman Benih Pepaya - Sebelum benih disemai, rendam dahulu benih selama 24 jam mengunakan air hangat. - Media tanam untuk pembibitan adalah

Lebih terperinci

Pemeliharaan Ideal Pemeliharaan ideal yaitu upaya untuk mempertahankan tujuan dan fungsi taman rumah agar sesuai dengan tujuan dan fungsinya semula.

Pemeliharaan Ideal Pemeliharaan ideal yaitu upaya untuk mempertahankan tujuan dan fungsi taman rumah agar sesuai dengan tujuan dan fungsinya semula. PEMELIHARAAN Dalam proses pembuatan taman pemeliharaan merupakan tahapan yang terakhir, namun tahapan ini merupakan tahapan yang sangat penting dan tidak boleh diabaikan. Keberhasilan pemeliharaan bahkan

Lebih terperinci

BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. )

BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. ) BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. ) PENDAHULUAN Blimbing manis dikenal dalam bahasa latin dengan nama Averhoa carambola L. berasal dari keluarga Oralidaceae, marga Averhoa. Blimbing manis

Lebih terperinci

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat Syarat Tumbuh Tanaman Jahe 1. Iklim Curah hujan relatif tinggi, 2.500-4.000 mm/tahun. Memerlukan sinar matahari 2,5-7 bulan. (Penanaman di tempat yang terbuka shg

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani dan Morfologi Tanaman Gladiol Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang sesuai dengan bentuk daunnya yang meruncing dan memanjang.

Lebih terperinci

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk Standar Nasional Indonesia Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk ICS 65.020.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Lahan pertanian milik masyarakat Jl. Swadaya. Desa Sidodadi, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatra

Lebih terperinci

Dairi merupakan salah satu daerah

Dairi merupakan salah satu daerah Produksi Kopi Sidikalang di Sumatera Utara Novie Pranata Erdiansyah 1), Djoko Soemarno 1), dan Surip Mawardi 1) 1) Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. PB. Sudirman 90 Jember 68118. Kopi Sidikalang

Lebih terperinci

TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI. Oleh : Ir. Nur Asni, MS

TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI. Oleh : Ir. Nur Asni, MS TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI Oleh : Ir. Nur Asni, MS Peneliti Madya Kelompok Peneliti dan Pengkaji Mekanisasi dan Teknologi Hasil Pertanian

Lebih terperinci

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU Ubi kayu diperbanyak dengan menggunakan stek batang. Alasan dipergunakan bahan tanam dari perbanyakan vegetatif (stek) adalah selain karena lebih mudah, juga lebih ekonomis bila

Lebih terperinci

Cara Menanam Cabe di Polybag

Cara Menanam Cabe di Polybag Cabe merupakan buah dan tumbuhan berasal dari anggota genus Capsicum. Buahnya dapat digolongkan sebagai sayuran maupun bumbu, tergantung bagaimana digunakan. Sebagai bumbu, buah cabai yang pedas sangat

Lebih terperinci

Teknik Budidaya Tanaman Pepaya Ramah Lingkungan Berbasis Teknologi Bio~FOB

Teknik Budidaya Tanaman Pepaya Ramah Lingkungan Berbasis Teknologi Bio~FOB Teknik Budidaya Tanaman Pepaya Ramah Lingkungan Berbasis Teknologi Bio~FOB 1/7 Pepaya merupakan tanaman buah-buahan yang dapat tumbuh di berbagai belahan dunia dan merupakan kelompok tanaman hortikultura

Lebih terperinci

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA Dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi bawang merah, peran benih sebagai input produksi merupakan tumpuan utama

Lebih terperinci

Pengendalian hama dan penyakit pada pembibitan yaitu dengan menutup atau mengolesi luka bekas pengambilan anakan dengan tanah atau insektisida,

Pengendalian hama dan penyakit pada pembibitan yaitu dengan menutup atau mengolesi luka bekas pengambilan anakan dengan tanah atau insektisida, PEMBAHASAN PT National Sago Prima saat ini merupakan perusahaan satu-satunya yang bergerak dalam bidang pengusahaan perkebunan sagu di Indonesia. Pengusahaan sagu masih berada dibawah dinas kehutanan karena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kelurahan Hepuhulawa, Kecamatan Limboto, Kabupaten Gorontalo. Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan, terhitung sejak bulan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu 8 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikabayan, Darmaga, Bogor, pada bulan Januari sampai April 2008. Lokasi percobaan terletak pada ketinggian 220 m di

Lebih terperinci

Teknologi Penanganan Panen Dan Pascapanen Tanaman Jeruk

Teknologi Penanganan Panen Dan Pascapanen Tanaman Jeruk Teknologi Penanganan Panen Dan Pascapanen Tanaman Jeruk Penanganan pascapanen sangat berperan dalam mempertahankan kualitas dan daya simpan buah-buahan. Penanganan pascapanen yang kurang hati-hati dan

Lebih terperinci

PENANGANAN PASCA PANEN

PENANGANAN PASCA PANEN PENANGANAN PASCA PANEN Pasca Panen Sayuran yang telah dipanen memerlukan penanganan pasca panen yang tepat agar tetap baik mutunya atau tetap segar seperti saat panen. Selain itu kegiatan pasca panen dapat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Taksonomi Tanaman Teh

TINJAUAN PUSTAKA. Taksonomi Tanaman Teh 3 TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi Tanaman Teh Klasifikasi tanaman teh yang dikutip dari Nazaruddin dan Paimin (1993) adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Gambaran Umum Desa Pakembinangun

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Gambaran Umum Desa Pakembinangun V. GAMBARAN UMUM 5.1. Gambaran Umum Desa Pakembinangun Desa Pakembinangun, terletak Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa Pakembinangun berada pada ketinggian sekitar 500

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Taksonomi kelapa sawit yang dikutip dari Pahan (2008) adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Embryophyta Siphonagama Kelas : Angiospermeae Ordo : Monocotyledonae

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada 5 o 22 10 LS dan 105 o 14 38 BT dengan ketinggian

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di dua tempat, yaitu pembibitan di Kebun Percobaan Leuwikopo Institut Pertanian Bogor, Darmaga, Bogor, dan penanaman dilakukan di

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian 15 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan Margahayu Lembang Balai Penelitian Tanaman Sayuran 1250 m dpl mulai Juni 2011 sampai dengan Agustus 2012. Lembang terletak

Lebih terperinci

BUDIDAYA BUAH NAGA ORGANIK DI PEKARANGAN, BERDASARKAN PENGALAMAN PETANI DI KABUPATEN MALANG

BUDIDAYA BUAH NAGA ORGANIK DI PEKARANGAN, BERDASARKAN PENGALAMAN PETANI DI KABUPATEN MALANG No. 9 - Juli 2013 BUDIDAYA BUAH NAGA ORGANIK DI PEKARANGAN, BERDASARKAN PENGALAMAN PETANI DI KABUPATEN MALANG Buah naga merupakan kerabat tanaman kaktus (Cactacea) yang berasal dari daratan Mexico, Amerika

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM WAHANA FARM

BAB V GAMBARAN UMUM WAHANA FARM BAB V GAMBARAN UMUM WAHANA FARM 5.1. Sejarah Singkat Wahana Farm Wahana Farm didirikan pada tahun 2007 di Darmaga, Bogor. Wahana Farm bergerak di bidang pertanian organik dengan komoditas utama rosela.

Lebih terperinci

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09 Tanaman tomat (Lycopersicon lycopersicum L.) termasuk famili Solanaceae dan merupakan salah satu komoditas sayuran yang sangat potensial untuk dikembangkan. Tanaman ini dapat ditanam secara luas di dataran

Lebih terperinci

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR 20 III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Kenteng Rt 08 Rw 02, Desa Sumberejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. buah ini sudah lama menjadi salah satu makanan khas dari kota Medan.Buah ini

BAB I PENDAHULUAN. buah ini sudah lama menjadi salah satu makanan khas dari kota Medan.Buah ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG USAHA Durian merupakan salah satu jenis buah yang sangat di idolakan di Indonesia. Sesuai dengan sebutan durian yang di duga berasal dari istilah melayu, buah ini sudah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh cabang lagi kecil-kecil, cabang kecil ini ditumbuhi bulu-bulu akar yang sangat halus. Akar tunggang

Lebih terperinci

III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur,

III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur, 23 III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Lebih terperinci

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. PERENCANAAN TANAM 1. Pemilihan lokasi tanam 2. Sistem tanam 3. Pola tanam 4. Waktu tanam 5. Pemilihan varietas Perencanaan Persyaratan Tumbuh

Lebih terperinci

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO Sejumlah faktor iklim dan tanah menjadi kendala bagi pertumbuhan dan produksi tanaman kakao. Lingkungan alami tanaman cokelat adalah hutan tropis. Dengan demikian curah hujan,

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM. Letak Geografis dan Iklim

KEADAAN UMUM. Letak Geografis dan Iklim 10 KEADAAN UMUM Letak Geografis dan Iklim Vin s Berry Park adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang agribisnis hortikultura khususnya budidaya, pengolahan dan agrowisata stroberi. Vin s Berry Park

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat 16 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikarawang, Dramaga, Bogor mulai bulan Desember 2009 sampai Agustus 2010. Areal penelitian memiliki topografi datar dengan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Manjung, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Kecamatan Sawit memiliki ketinggian tempat 150 m dpl. Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Kacang Hijau Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan salah satu komoditas tanaman kacang-kacangan yang banyak dikonsumsi rakyat Indonesia. Kacang hijau termasuk

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Unit Pelayanan Teknis (UPT), Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau. Pelaksanaannya dilakukan pada bulan

Lebih terperinci

PELUANG BISNIS BUAH NAGA DI INDONESIA TUGAS AKHIR MATA KULIAH LINGKUNGAN BISNIS

PELUANG BISNIS BUAH NAGA DI INDONESIA TUGAS AKHIR MATA KULIAH LINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS BUAH NAGA DI INDONESIA TUGAS AKHIR MATA KULIAH LINGKUNGAN BISNIS Disusun oleh : RAHMANDHANI KURNIAWAN 11.02.8063 D3MI-03 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA ABSTRAK Buah naga adalah buah dari beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan peremajaan, dan penanaman ulang. Namun, petani lebih tertarik BAB II TUJUAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan peremajaan, dan penanaman ulang. Namun, petani lebih tertarik BAB II TUJUAN BAB I PENDAHULUAN Beberapa program terkait pengembangan perkebunan kakao yang dicanangkan pemerintah adalah peremajaan perkebunan kakao yaitu dengan merehabilitasi tanaman kakao yang sudah tua, karena

Lebih terperinci

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Peluang Usaha Budidaya Cabai? Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Tanaman cabai dapat tumbuh di wilayah Indonesia dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Peluang pasar besar dan luas dengan rata-rata konsumsi cabai

Lebih terperinci

PENANGANAN PASCA PANEN MANGGIS. Nafi Ananda Utama. Disampaikan dalam siaran Radio Republik Indonesia 20 Januari 2017

PENANGANAN PASCA PANEN MANGGIS. Nafi Ananda Utama. Disampaikan dalam siaran Radio Republik Indonesia 20 Januari 2017 7 PENANGANAN PASCA PANEN MANGGIS Nafi Ananda Utama Disampaikan dalam siaran Radio Republik Indonesia 20 Januari 2017 Pengantar Manggis merupakan salah satu komoditas buah tropika eksotik yang mempunyai

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman gladiol termasuk ke dalam famili Iridaceae dan memiliki daun yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman gladiol termasuk ke dalam famili Iridaceae dan memiliki daun yang 10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani dan Morfologi Tanaman Gladiol Bunga gladiol yang berasal dari daratan Afrika Selatan ini memang sangat indah. Bunga ini simbol kekuatan, kejujuran, kedermawanan, ketulusan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2011 sampai dengan Januari

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2011 sampai dengan Januari III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2011 sampai dengan Januari 2012 di Jalan Palapa VI, Bandar Lampung. 3.2 Alat dan Bahan Alat yang digunakan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

Lebih terperinci

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Peluang Usaha Budidaya Cabai? Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Potensinya terbuka, baik pasar bebas maupun industri. Kebutuhan cabai perkapita (2013) adalah 5 Kg/ tahun. Dengan jumlah penduduk 230 juta jiwa, maka

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Bab ini berisi tentang analisis dan interpretasi hasil penelitian. Pada tahap ini akan dilakukan analisis permasalahan prosedur budidaya kumis kucing di Klaster Biofarmaka

Lebih terperinci

PRODUKSI BENIH SUMBER UBIKAYU

PRODUKSI BENIH SUMBER UBIKAYU PRODUKSI BENIH SUMBER UBIKAYU 1. Pemilihan Lokasi Tanah gembur, rata dan subur. Bukan endemik hama atau penyakit. Aman dari gangguan ternak dan pencurian. Bukan merupakan lahan bekas pertanaman ubi kayu.

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PEMUPUKAN TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI PERKEBUNAN RUMPUN SARI ANTAN I PT SUMBER ABADI TIRTASENTOSA, CILACAP, JAWA TENGAH

PENGELOLAAN PEMUPUKAN TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI PERKEBUNAN RUMPUN SARI ANTAN I PT SUMBER ABADI TIRTASENTOSA, CILACAP, JAWA TENGAH PENGELOLAAN PEMUPUKAN TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI PERKEBUNAN RUMPUN SARI ANTAN I PT SUMBER ABADI TIRTASENTOSA, CILACAP, JAWA TENGAH Oleh SUER SEPWAN ANDIKA A24052845 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh membentuk rumpun dengan tinggi tanaman mencapai 15 40 cm. Perakarannya berupa akar

Lebih terperinci

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili Papilionaceae; genus Arachis; dan spesies Arachis hypogaea L. Kacang tanah

Lebih terperinci

KETERSEDIAAN BENIH KRISAN (STEK) KABUPATEN SEMARANG, MELALUI PENILAIAN PROSES PRODUKSI BENIH KRISAN

KETERSEDIAAN BENIH KRISAN (STEK) KABUPATEN SEMARANG, MELALUI PENILAIAN PROSES PRODUKSI BENIH KRISAN KETERSEDIAAN BENIH KRISAN (STEK) KABUPATEN SEMARANG, MELALUI PENILAIAN PROSES PRODUKSI BENIH KRISAN Oleh : Sri Lestari Utami, Pejabat Fungsional Pengawas Benih Tanaman Madya Abdul Mutholib A. selaku Petani

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM KEBUN Letak Geografis Keadaan Iklim, Tanah, dan Topografi

KEADAAN UMUM KEBUN Letak Geografis Keadaan Iklim, Tanah, dan Topografi KEADAAN UMUM KEBUN Letak Geografis Lokasi kebun PT JAW terletak di Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi. Wilayah kebun dapat diakses dalam perjalanan darat dengan waktu tempuh sekitar

Lebih terperinci

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah Oleh : Juwariyah BP3K garum 1. Syarat Tumbuh Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat tumbuh yang sesuai tanaman ini. Syarat tumbuh tanaman

Lebih terperinci

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. daging putih (Hylocereus undatus), buah naga daging merah (Hylocereus

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. daging putih (Hylocereus undatus), buah naga daging merah (Hylocereus II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Buah Naga Terdapat empat jenis buah naga yang dikembangkan, yaitu buah naga daging putih (Hylocereus undatus), buah naga daging merah (Hylocereus polyrhijus),

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas 17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Lampung Desa Muara Putih Kecamatan Natar Lampung Selatan dengan titik

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian Tanaman salak yang digunakan pada penelitian ini adalah salak pondoh yang ditanam di Desa Tapansari Kecamatan Pakem Kabupaten Sleman Yogyakarta.

Lebih terperinci

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. I. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2010 sampai dengan panen sekitar

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman buah naga adalah sebagai berikut ; Divisi: Spermatophyta, Subdivisi : Angiospermae, Kelas : Dicotyledonae, Ordo:

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman buah naga adalah sebagai berikut ; Divisi: Spermatophyta, Subdivisi : Angiospermae, Kelas : Dicotyledonae, Ordo: TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Klasifikasi tanaman buah naga adalah sebagai berikut ; Divisi: Spermatophyta, Subdivisi : Angiospermae, Kelas : Dicotyledonae, Ordo: Caryophyllales, Famili: Cactaceae, Genus:

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1 Kementerian Pertanian Kontribusi Pertanian Terhadap Sektor PDB.

I. PENDAHULUAN. 1 Kementerian Pertanian Kontribusi Pertanian Terhadap Sektor PDB. I. PENDAHULUAN 1.1. Latarbelakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang mempunyai peranan penting dalam meningkatkan perkembangan ekonomi Indonesia. Hal ini dikarenakan sektor pertanian adalah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

II. TINJAUAN PUSTAKA A. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi Tanaman Pakcoy Pakcoy (Brassica rapa L.) adalah jenis tanaman sayur-sayuran yang termasuk keluarga Brassicaceae. Tumbuhan pakcoy berasal dari China dan telah dibudidayakan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas 24 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari bulan September 2012 sampai bulan Januari 2013. 3.2 Bahan

Lebih terperinci

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai Sebagai salah satu tanaman penghasil protein nabati, kebutuhan kedelai di tingkat lokal maupun nasional masih cenderung sangat tinggi. Bahkan sekarang ini kedelai

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016 III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016 yang bertempat di Greenhouse Fakultas Pertanian dan Laboratorium Penelitian,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Tinjauan Agronomis Bawang prei termasuk tanaman setahun atau semusim yang berbentuk rumput. Sistem perakarannya

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Sifat Botani

TINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Sifat Botani 3 TINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Pepaya (Carica papaya) merupakan tanaman buah-buahan tropika. Pepaya merupakan tanaman asli Amerika Tengah, tetapi kini telah menyebar ke seluruh dunia

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl,

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl, III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di Jl. Kolam No.1 Medan Estate Kecamatan Medan Percut

Lebih terperinci

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten I. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Green House Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Stroberi

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Stroberi 3 TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Stroberi Stroberi merupakan tanaman herba tahunan. Batang utama tanaman ini sangat pendek. Daun stroberi merupakan daun majemuk beranak daun tiga (trifoliate) dengan tepi daunnya

Lebih terperinci