Skripsi Untuk memenuhi sebagai persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1. Disusun oleh: Agus Prasetyo

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Skripsi Untuk memenuhi sebagai persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1. Disusun oleh: Agus Prasetyo"

Transkripsi

1 PERANCANGAN FASILITAS KERJA DENGAN PERBAIKAN POSTUR KERJA PADA AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING MENGGUNAKAN ANALISIS METODE RAPID ENTIRE BODY ASSESSMENT (REBA) DAN OVAKO WORKING POSTURE ANALYSIS SYSTEM (OWAS) Studi Kasus Perusahaan Tempe Pedro Yogyakarta Skripsi Untuk memenuhi sebagai persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Disusun oleh: Agus Prasetyo PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 01

2 ii

3 iii

4 iv

5 PERSEMBAHAN f~ü Ñá \Ç ^âñxüáxåut{~tç âçàâ~m UtÑt~ \uâ gxüv Çàt gxüátçtçz ft{tutà ft{tutà~â? j{xüxäxü léâ TÜx V ä àtá T~twxÅ ~t h\a fâçtç ^tä }tzt lézçt~tüàt v

6 KATA PENGANTAR Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik dan hidayah-nya sehingga Tugas Akhir/Skripsi dengan judul Perancangan Fasilitas Kerja dengan Perbaikan Postur Kerja pada Aktivitas Manual Material Handling Menggunakan Analisis Metode Rapid Entire Body Assessment (REBA) dan Ovako Working Posture Analysis System (OWAS) dapat penulis selesaikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana strata satu pada Program Studi Teknik Industri Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Terselesaikannya skripsi ini bukan merupakan hasil dari penulis seorang, namun penulis menyadari sepenuhnya berkat dukungan, bantuan dan do a dari berbagai pihak, skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak Prof. Drs. H. Akh. Minhaji, M.A., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.. Bapak Arya Wirabhuana, ST., M.Sc, selaku Ketua Program Studi Teknik Industri Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta dan selaku vi

7 pembimbing I yang telah meluangkan banyak waktunya dengan ikhlas untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.. Ibu Kifayah Amar, Ph.D selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan banyak waktunya dengan ikhlas untuk membimbing serta memberi masukan yang sangat berguna bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 4. Mamak dan Bapak (Ny. Jumilah dan Bpk. Muji Raharjo) yang tidak hentihentinya memberikan do a, nasehat dan kasih sayang yang tidak terbatas. Kakakku : Mbak Tari, Mbak Dwik, Mas Ujank. Terimakasih untuk selalu memberikan dorongan, nasihat dan motivasi untuk selalu menjadi lebih baik. Love u All 5. Ibu Beni, selaku pemilik, Mbak Jumiyati selaku bagian administrasi, Pak Ngajiyono, Pak Abdul dan seluruh karyawan Perusahaan Tempe Pedro yang telah memberikan banyak informasi dan waktunya dalam menyelesaikan skripsi ini. 6. Sahabat-sahabatku : Ikok, Saja a (Alm.), Ale, Yudi, Azis, Luki, Mey, Hasti, Arif, Fitria, Mirwan, Suhadi, Bagyo, Anton, Ima Azhari dan lainnya, terima kasih atas segala suka duka dan semua kenangan yang ada. 7. Dan semua pihak yang telah ikut membantu dan yang tidak bisa saya sebutkan semuanya. vii

8 Semoga segala kebaikan dan pertolongan semuanya mendapatkan berkah dari Allah SWT. Akhir kata penulis mohon maaf apabila masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan. Amin. Yogyakarta, 17 April 01 Penulis Agus Prasetyo viii

9 DAFTAR ISI Halaman Judul... i Halaman Persetujuan... ii Halaman Pengesahan... iii Halaman Pernyataan... iv Halaman Persembahan... v Kata Pengantar... vi Daftar Isi... ix Daftar Tabel... xiii Daftar Gambar... xvi Daftar Lampiran... xviii Abstrak... xix BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Diagram Alir Penelitian... 6 ix

10 BAB II STUDI PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Studi Pustaka Landasan Teori Penanganan Material Secara Manual Ergonomi Anthropometri REBA (Rapid Entire Body Assessment) OWAS (Ovako Working Posture Analysis System) Menentukan Waktu Baku BAB III METODE PENELITIAN Peralatan Penelitian Prosedur Penelitian Pengukuran Sudut Tubuh Operator Pengamatan Postur Kerja Operator Pengukuran Waktu Siklus Kerja dalam Setiap Proses Pengukuran Antropometri Data Keluhan Kerja...8. Analisis dan Diskusi Hasil Pengolahan Data Analisis Rapid Entire Body Assessment (REBA) Analisis Ovako Working Posture Analysis System (OWAS) Analisis Pengukuran Kerja x

11 ..4 Analisis Kenyamanan Kerja Analisis Ergonomi Perbaikan Fasilitas Kerja Implementasi Perancangan Fasilitas Kerja Perbandingan Sebelum Dan Sesudah Perbaikan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Proses Produksi Kondisi Lingkungan Kerja Pengukuran Rapid Entire Body Assessment (REBA) Pengukuran Ovako Working Posture Analysis System (OWAS) Analisa Keluhan Kerja Sebelum Perbaikan Fasilitas Pembahasan Perbaikan Fasilitas Kerja dan Metode Kerja Data Anthropometri Penentuan Ukuran Fasilitas Perancangan Berdasarkan Data Anthropometri Analisis Metode REBA dan OWAS Analisa Perbandingan Sebelum dan Sesudah Perbaikan Fasilitas..68 BAB V PENUTUP Kesimpulan xi

12 5. Saran Daftar Pustaka.. 76 xii

13 DAFTAR TABEL Tabel.1 Studi Pustaka 7 Tabel.. Perhitungan Persentil. 14 Tabel.. Skor Pergerakan Punggung (batang tubuh) 16 Tabel.4. Skor Pergerakan Leher Tabel.5. Skor Posisi Kaki Tabel.6. Skor Lengan Atas Tabel.7. Skor Posisi Lengan Bawah... 0 Tabel. 8 Skor Posisi Pergelangan Tangan... 1 Tabel..9. Perhitungan Nilai Bagian A... Tabel.10. Perhitungan Berat Beban Kerja... Tabel.11. Nilai Diagram B... Tabel.1. Nilai Coupling... Tabel.1. Nilai Diagram C... 4 Tabel.14. Perhitungan Nilai Aktifitas... 5 Tabel.15. Nilai Total REBA... 5 Tabel.16. Kategori Tindakan Kerja OWAS... 9 Tabel.17. Kategori Tindakan Kerja OWAS (contoh)... 0 Tabel..15. Interval Tingkat Keyakinan.. 6 Tabel 4.1. Bahan dan Peralatan yang Ditangani Proses Pengolahan.. 4 Tabel 4.. Bahan dan Peralatan yang Ditangani Proses Pembungkusan..4 xiii

14 Tabel 4.. Fasilitas yang Digunakan Proses Pengolahan 44 Tabel 4.4. Fasilitas yang Digunakan Proses Pembungkusan.. 47 Tabel 4.5. Analisis Metode REBA pada Fasilitas Lama 49 Tabel 4.6. Analisis OWAS Proses Pengolahan.. 50 Tabel 4.7. Analisis OWAS Proses Pembungkusan..51 Tabel 4.8 Total Keluhan Sebelum Perbaikan Tabel 4.9 Hasil Uji Kenormalan Data Anthropometri Tabel 4.10 Hasil Uji Keseragaman Data Anthropometri Tabel 4.11 Hasil Uji Kecukupan Data Anthropometri. 56 Tabel 4.1. Penghitungan Persentil. 57 Tabel 4.1. Perancangan Meja untuk Proses Penutupan Bungkus. 58 Tabel Perancangan Kursi untuk Proses Pemanasan Bungkus 58 Tabel Perancangan Kursi untuk Proses Pembersihan Kulit 59 Tabel Sudut yang Terbentuk Setelah Perbaikan. 65 Tabel Pengukuran Analisis REBA pada Operasi Penutupan Kulit Setelah Perbaikan Fasilitas Kerja Tabel Pengukuran Analisis OWAS pada Operasi Pembersihan Kulit Setelah Perbaikan Fasilitas Kerja Tabel Perbandingan Skor dari Analisis REBA.. 69 Tabel 4.0. Perbandingan Skor dari Analisis OWAS. 69 Tabel 4.1. Perbandingan Produktivitas dari Analisis REBA Tabel 4.. Perbandingan Produktivitas dari Analisis OWAS xiv

15 Tabel 4.. Perbandingan Keluhan Kerja Operasi Penutupan Bungkus (dari Analisis REBA) Tabel 4.4. Perbandingan Keluhan Kerja Operasi Pembersihan Kulit (dari Analisis OWAS)... 7 xv

16 DAFTAR GAMBAR Gambar.1 Range pergerakan punggung Gambar. Range pergerakan leher Gambar. Range pergerakan kaki..18 Gambar.4 Range pergerakan lengan atas...19 Gambar.5 Range pergerakan lengan bawah.. 0 Gambar.6 Range pergerakan pergelangan tangan...1 Gambar.7. Postur Punggung... 7 Gambar.8. Postur Lengan... 7 Gambar.9. Postur Kaki... 8 Gambar 4.1. Proses Pengolahan.. 4 Gambar 4.. Proses Penutupan Bungkus Sebelum Perbaikan Fasilitas Gambar 4.. Proses Penutupan Bungkus Sebelum Perbaikan (tampak samping dan atas) Gambar 4.4. Proses Penutupan Bungkus Setelah Perbaikan Fasilitas...61 Gambar 4.5. Proses Penutupan Bungkus Setelah Perbaikan (tampak samping dan atas) Gambar 4.6. Proses Pembersihan Kulit Sebelum Perbaikan Fasilitas... 6 Gambar 4.7. Proses Pembersihan Kulit Sebelum Perbaikan Fasilitas(tampak samping dan atas)... 6 Gambar 4.8. Proses Pembersihan Kulit Setelah Perbaikan Fasilitas xvi

17 Gambar 4.9. Proses Pembersihan Kulit Setelah Perbaikan (tampak samping dan atas)...64 xvii

18 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Dokumentasi Tata Letak Fasilitas... 8 Lampiran. Pengumpulan dan Pengolahan Data Metode REBA...8 Lampiran. Pengumpulan dan Pengolahan Data Metode OWAS Lampiran 4. Pengolahan Data Keluhan Kerja Lampiran 5. Hasil Pengukuran Data Waktu Proses...17 Lampiran 6. Pengujian Data Waktu Proses Kerja Lampiran 7. Data Anthropometri Operator Lampiran 8. Analisis REBA Setelah Perbaikan Fasilitas Kerja. 149 Lampiran 9. Analisis OWAS Setelah Perbaikan Fasilitas Kerja Lampiran 10. Dokumentasi Fasilitas Kerja. 15 xviii

19 Perancangan Fasilitas Kerja dengan Perbaikan Postur Kerja pada Aktivitas Manual Material Handling Menggunakan Analisis Metode Rapid Entire Body Assessment (REBA) dan Ovako Working Posture Analysis System (OWAS) Agus Prasetyo NIM : Program Studi Teknik Industri Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta ABSTRAK Di dalam perusahaan kecil menengah, faktor tenaga manusia masih sangat berperan dalam menentukan produktivitas suatu sistem produksi. Walaupun demikian, keselamatan dan kenyamanan kerja seringkali terabaikan, seperti yang terjadi pada perusahaan tempe Pedro. Hal ini dipengaruhi oleh kondisi fasilitas kerja perusahaan yang kurang ergonomis, sehingga dapat membahayakan tubuh pekerja. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan membuat usulan rancangan fasilitas kerja yang lebih ergonomis menggunakan analisis Rapid Entire Body Assessment (REBA) dan Ovako Working Posture Analysis System (OWAS). Penelitian ini dimulai dengan mengevaluasi postur kerja operator menggunakan metode REBA dan OWAS untuk mengetahui prioritas untuk dilakukan perbaikan fasilitas. Perbaikan fasilitas yang dilakukan adalah dengan menerapkan ilmu anthropometri, yang menyesuaikan fasilitas kerja dengan kondisi tubuh operator. Dari analisis REBA sebelum perbaikan didapatkan nilai action level 4 dan nilai output standar sebesar 0,0685 unit/detik. Setelah dilakukan perbaikan didapatkan action level sebesar 1 dengan nilai output standar 0,0775 unit/detik. Sedangkan dari analisis OWAS sebelum perbaikan didapatkan nilai action category 4 dengan nilai output standar sebesar 0,09 unit/detik. Setelah perbaikan fasilitas didapatkan nilai action category 1 dengan nilai output standar sebesar 0,09 unit/detik. Kata kunci : REBA, RULA, action level, action category, output standar xix

20 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan manusia sebagai sumber tenaga masih sangat diperlukan dalam bidang industri, khususnya industri kecil dan menengah. Banyak alasan mengapa tenaga manusia masih digunakan di dalam dunia industri. Fleksibilitas gerakan merupakan alasan kuat penggunaan tenaga manusia, terutama untuk kegiatan penanganan material secara manual (Manual Material Handling) dengan beban kerja yang ringan. Aktivitas penanganan material secara manual (Manual Material Handling) yang terdiri dari mengangkat, menurunkan, mendorong, menarik dan membawa merupakan sumber utama keluhan karyawan di industri. Aktivitas penanganan material secara manual yang tidak tepat dapat menimbulkan kerugian bahkan kecelakaan pada karyawan. Akibat yang ditimbulkan dari aktivitas penanganan material yang tidak benar salah satunya adalah keluhan muskuloskeletal. Keluhan muskuloskeletal adalah keluhan pada bagian-bagian otot skeletal yang dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan yang sangat ringan sampai sangat sakit. Apabila otot menerima beban statis secara berulang dalam jangka waktu yang lama akan dapat menyebabkan keluhan berupa kerusakan pada sendi, ligamen dan tendon. Perusahaan tempe Pedro merupakan perusahaan kecil menengah yang masih menggunakan tenaga manusia untuk melakukan aktivitas produksi. Seluruh

21 aktivitas proses produksi perusahaan dilakukan dengan menggunakan tenaga manusia. Hal tersebut dikhawatirkan akan terdapat keadaan dimana terjadi postur kerja yang salah. Dari postur kerja yang salah yang dilakukan secara terus menerus, tentunya akan sangat membahayakan bagi keselamatan pekerja. Proses produksi pada perusahaan Pedro didominasi oleh aktivitas penanganan material, dimana seluruhnya dilakukan secara manual. Dari kondisi tersebut maka hampir seluruh tubuh operator digunakan untuk melakukan aktivitas kerja. Dengan demikian dikhawatirkan akan menyebabkan gangguan muskuloskeletal. Sehingga diperlukan suatu metode yang dapat digunakan untuk menganalisis proses penanganan material tersebut secara lebih detail, untuk mengurangi gangguan muskuloskeletal tersebut. Metode Ovako Working Posture Analysis System (OWAS) merupakan metode yang mengevaluasi dan menganalisa sikap kerja yang tidak nyaman dan berakibat pada cidera muskuloskeletal. Bagian sikap kerja yang diamati meliputi pergerakan bagian tubuh dari punggung, bahu, tangan dan kaki. Metode OWAS sangat tepat diaplikasikan pada analisis produksi perusahaan Pedro karena terdapat aktivitas-aktivitas produksi perusahaan yang kurang memenuhi tingkat keamanan dan kenyamanan. Sedangkan metode Rapid Entire Body Assessment (REBA) merupakan metode yang dikembangkan dalam bidang ergonomi dan dapat digunakan secara cepat untuk menilai posisi kerja atau postur kerja operator. Postur kerja yang diamati adalah leher, punggung, lengan, pergelangan tangan dan kaki seorang

22 operator. Sehingga metode OWAS dan REBA sangat sesuai dengan penelitian tentang postur kerja yang mencakup pergerakan tubuh secara keseluruhan. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan studi lapangan, berupa observasi dan wawancara terhadap responden untuk mendapatkan data yang diinginkan. Data tersebut adalah data postur kerja berupa rekaman gambar pada saat operator melakukan aktivitas material handling. Selanjutnya dilakukan pengolahan data dengan menggunakan metode OWAS dan REBA. Adapun elemen yang diamati pada penelitian menggunakan metode OWAS adalah penilaian postur kerja yang meliputi sikap punggung, lengan, kaki, dan faktor beban. Sedangkan pada metode REBA meliputi penilaian postur kerja pada sikap punggung, leher, kaki, lengan atas, lengan bawah, pergelangan tangan dan faktor tambahan. Output yang didapat berupa kategori action level. Setelah pengolahan data yang dilakukan, maka dapat diketahui nilai dari action level yang akan digunakan sebagai rekomendasi untuk dilakukannya perbaikan. 1. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan pokok permasalahan dan usulan penelitian sebagai berikut : 1. Apakah kondisi postur kerja dalam melakukan aktivitas penanganan material sudah optimal?. Bagaimana rekomendasi dimensi rancangan fasilitas kerja yang ergonomis dari hasil analisis metode REBA dan OWAS?

23 4 1. Batasan Masalah Untuk menghindari permasalahan yang lebih luas dan agar tujuan pembahasan semakin terarah maka dilakukan pembatasan masalah sebagai berikut: 1. Variabel pengamatan yaitu pada data yang akan digunakan pada analisis perhitungan untuk Rapid Entire Body Assessment (REBA) yaitu adalah penilaian postur kerja pada sikap punggung, leher, kaki, lengan atas, lengan bawah, pergelangan tangan dan faktor tambahan. Dan variabel pengamatan untuk Ovako Working Posture Analysis System (OWAS) adalah penilaian postur kerja yang meliputi sikap punggung, lengan, kaki, dan faktor beban.. Postur kerja dianalisis berdasarkan metode Rapid Entire Body Assessment (REBA) dan Ovako Working Posture Analysis System (OWAS).. Perancangan fasilitas kerja dilakukan pada aktivitas yang memiliki postur kerja yang paling berbahaya menurut analisis Rapid Entire Body Assessment (REBA) dan Ovako Working Posture Analysis System (OWAS), dan perancangan menggunakan data anthropometri. 4. Tidak membahas tentang biaya. 5. Mengabaikan kondisi lingkungan kerja, seperti: tingkat pencahayaan, tingkat suhu, maupun tingkat kebisingan.

24 5 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan membuat usulan rancangan fasilitas kerja yang lebih ergonomis menggunakan analisis REBA dan OWAS, serta untuk meningkatkan efektivitas kerja dari operator. 1.5 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pihakpihak yang terkait. Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain: 1. Dapat memberikan wawasan dan pengetahuan tentang keselamatan kerja pada aktivitas produksi.. Dapat memberikan masukan bagi perusahaan untuk memperhatikan faktor keselamatan pekerja.. Dapat mengetahui efektivitas kerja dari proses produksi perusahaan. 1.6 Diagram Alir Penelitian Langkah-langkah penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar diagram alir ( flow chart ) berikut ini :

25 6 Uji Kecukupan Data Gambar 1.1 Diagram Alir Penelitian

26 74 BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Penelitian yang dilakukan yaitu tentang perbaikan postur kerja pada operasi penanganan material secara manual, yaitu dengan merancang fasilitas kerja dan metode kerja yang baru. Metode analisis postur kerja yang digunakan adalah menggunakan metode REBA dan OWAS. Dari analisis metode REBA didapatkan aktivitas penutupan bungkus dengan nilai skor REBA tertinggi yaitu sebesar 11 dan nilai action level 4. Sedangkan menggunakan analisis OWAS didapatkan nilai aktivitass pembersihan kulit dengan nilai action category 4, dimana dapat membahayakan operator jika dilakukan secara terus menerus. Dari analisis proses kerja awal tersebut kemudian dilakukan perbaikan postur kerja dengan merancang fasilitas baru. Dari fasilitas baru tersebut kemudian dilakukan analisis kembali untuk mengetahui hasil dari perbaikan fasilitas tersebut. Dari perbaikan pada fasilitas penutupan bungkus didapatkan nilai skor REBA sebesar dan nilai action level sebesar 1. Sedangkan dari perbaikan fasilitas pada operasi pembersihan kulit yang dilakukan analisis menggunakan metode OWAS didapatkan nilai action category sebesar 1. Setelah dilakukan perbaikan fasilitas maka dapat dilakukan perbandingan nilai waktu proses. Hal ini dapat dilihat pada nilai output standar dari sebelum perbaikan dan sesudah dilakukan perbaikan faslititas. Dari perbaikan pada operasi penutupan bungkus didapatkan nilai output standar sebesar 0,0775 unit/detik yang

27 75 pada sebelum dilakukan perbaikan nilainya adalah 0,0685 unit/detik. Sedangkan sebelum dilakukan perbaikan pada operasi pembersihan kulit didapatkan nilai output standar sebesar 0,09 unit/detik setelah dilakukan perbaikan nilai output standar menjadi 0,09 unit/detik. Selain itu terdapat penurunan keluhan kerja pada fasilitas yang baru sehingga dapat meminimalkan terjadinya cidera pada pekerja. Dengan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa telah terdapat perbaikan postur kerja yaitu dengan berkurangnya nilai action level pada REBA dan OWAS dan meningkatnya produktivitas kerja dari perusahaan. Selain itu juga dapat meningkatkan kenyamanan pekerja yang diketahui dengan menurunnya keluhan kerja. 5.. Saran Pada penelitian yang akan dilakukan selanjutnya hendaknya dapat menganalisis seluruh proses kerja secara lengkap. Sedangkan pada aktivitas produksi dari perusahaan tempe Pedro akan lebih baik jika memperhatikan tata letak fasilitas dengan maksimal untuk mengefisiensikan kerja dari proses produksinya.

28 76 DAFTAR PUSTAKA Chaffin, D.B. & G.B.J. Anderson, 1991, Occupational Biomecanics, Jhon Wiley & Son Inc., Canada. Grandjean, E., 1986, Fitting The Task to The Man, Taylor & Francis Ltd, New York Hidayat, Taufik, 009, Analisis Sikap Kerja untuk Meningkatkan Produktifitas dengan metode Ovako Working Posture Analysis System (OWAS), Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta Karhu,O., et al Correcting Working Posture in Industry: A Practical Method for Analysis. Journal of Applied Ergonomics, Kiongko Goenawan, Jeffery, 00, Perancangan Metode Dan Fasilitas Kerja Di Janfu Garment Dengan Pendekatan Ergonomi Untuk Meningkatkan Produktifitas Pekerja, Skripsi, UKP, Surabaya. Mc. Cormick, E.J. & M.S. Sanders,199, Human Factor in Engineering and Design,7th ed, McGraw Hill International Edition, New York Nur Rahman, Edwin, 009, Perbaikan Sistem Kerja untuk Mengurangi Resiko Cidera dan Meningkatkan Produktivitas Kerja dengan Pendekatan Ergonomic Partisipatori, Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia,Yogyakarta. Nurmianto, E., 1996, Ergonomi, Konsep Dasar dan Aplikasinya, PT. Guna Widya, Jakarta. Pinder, A.D.J., 000. Manual Handling in the Brick Production Industry: Results of a Study of the Ergonomics of Brick Packing, Health and Safety Labolatory.

29 77 Seppo-Vayrynen, et al OWASCA: Computer-Aided Visualizing and Training Software for Work Posture Analysis, Computer-Aided Ergonomics a Researcher s Guide, Suparjo, Iwan, 005, Analisis Postur dan Pergerakan Kerja dengan Mempergunakan Metode Occupational Repetitive Action Index (index OCRA), Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia,Yogyakarta. Sutalaksana, I.Z.,R. Angga Wisastra, J.H. Tjakraatmadja, 1979, Teknik Tata Cara Kerja, PT. Guna Widya, Jakarta.

30 78 LAMPIRAN 1 DOKUMENTASI TATA LETAK FASILITAS Dokumentasi penelitian dibuat berdasarkan kondisi ketika penelitian sedang berlangsung, adapun dokumentasi yang didapatkan adalah sebagai berikut: Gambar 1. Tata Letak Fasilitas Produksi

31 79 LAMPIRAN PENGUMPULAN DATA DAN PENGOLAHAN METODE REBA Pengumpulan didapatkan dengan mengukur sudut yang dibentuk dari postur tubuh operator. Untuk setiap proses kerja dilakukan pengambilan sampel sebanyak 5 sampel dari setiap proses kerja, adapun data tersebut adalah sebagai berikut : Tabel 1. Sudut Postur Tubuh Sebelum Perbaikan Pelubangan Bungkus Pelubangan Bungkus Punggung Leher Kaki L. Atas L. Bawah Pergelangan Jumlah Mean 11,4 5,4 51,4,8 88, 4,6 Tabel. Sudut Postur Tubuh Sebelum Perbaikan Pengayakan Pengayakan Punggung Leher Kaki L. Atas L. Bawah Pergelangan Tegak Tegak Tegak Tegak Tegak Jumlah Mean 1,8 1,4-19,8 11,8 4

32 80 Tabel. Sudut Postur Tubuh Sebelum Perbaikan Pembersihan Kotoran Pembersihan Kotoran Punggung Leher Kaki L. Atas L. Bawah Pergelangan Jumlah Mean 7,6 16,,8 41, 86 7,8 Tabel 4. Sudut Postur Tubuh Sebelum Perbaikan Pengadukan Pengadukan Punggung Leher Kaki L. Atas L. Bawah Pergelangan Jumlah Mean 15,8 1 4,4 111,4 15, Tabel 5. Sudut Postur Tubuh Sebelum Perbaikan Penggilingan Penggilingan Punggung Leher Kaki L. Atas L. Bawah Pergelangan Jumlah Mean,6 1,4 88, 41,8 4,4

33 81 Tabel 6. Sudut Postur Postur Sebelum Perbaikan Pembersihan Kulit Pembersihan Kulit Punggung Leher Kaki L. Atas L. Bawah Pergelangan Jumlah Mean 88,4 7, 6,4 5,4 11,4,6 Tabel 7. Sudut Postur Tubuh Sebelum Perbaikan Pembungkusan Pembungkusan Punggung Leher Kaki L. Atas L. Bawah Pergelangan Duduk Duduk Duduk Duduk Duduk Jumlah Mean 1,4 19,4-5,4 6,6 6,4 Tabel 8. Sudut Postur Tubuh Sebelum Perbaikan Penutupan Bungkus Pemanasan bungkus Punggung Leher Kaki L. Atas L. Bawah Pergelangan Duduk Duduk Duduk Duduk Duduk

34 8 Jumlah Mean 0,4 17-1,4 104,6 14 Tabel 9. Mean Sudut Postur Tubuh Sebelum Perbaikan Postur Sudut Yang Terbentuk ( x dari 5 sampel ) Tubuh Pelubangan Bungkus Pengayakan Pembersihan Kotoran Pengadukan Penggilingan Pembersihan Kulit Pembungkusan Penutupan Bungkus Punggung 11,4 0 1,8 0 7,6 0 15,8 0,6 0 88,4 0 1,4 0 0,4 0 Flexion Flexion Flexion Flexion Flexion Flexion Flexion Flexion Leher 5,4 0 1,4 0 16, Flexion 7, 0 19, Flexion Flexion Flexion Flexion Flexion Flexion Flexion Kaki 51,4 0 Tegak, ,4 0 6,4 0 Duduk Tegak Flexion Flexion Flexion Flexion Flexion Lengan,8 0 19,8 0 41, 0 4,4 0 88, 0 5,4 0 5,4 0 1,4 0 Atas Flexion Flexion Flexion Flexion Flexion Flexion Flexion Flexion Lengan 88, 0 11, ,4 0 41,8 0 11,4 0 6, ,6 0 Bawah Flexion Flexion Flexion Flexion Flexion Flexion Flexion Flexion Pergelangan 4, ,8 0 15, 0 4,4 0,6 0 6, Extension Flexion Flexion Flexion Flexion Flexion Flexion Flexion

35 8 Tabel 10. Pengukuran Skor REBA Pelubangan Bungkus Group A Group B Postur Skor Total Postur Skor Total Punggung Lengan Atas Tegak +1jika Flexion +1Jika posisi 1 memutar atau Extension abducted/rot 1 miring ated 1 kesamping +1jika bahu Flexion >0 0 Extension ditinggikan Extension Flexion -1jika Flexion Flexion bersandar,bo >0 0 Extension bot lengan >60 0 Flexion >90 0 Flexion ditopang atau 4 4 sesuai gravitasi Leher Lengan Bawah Flexion +1jika memutar atau Flexion 1 miring 1 1 kesamping >0 0 Flexion <60 0 Flexion >0 0 Extension >100 0 Flexion Posisi Kaki Pergelangan Tangan Kaki tertopang,bobot tersebar merata,jalan atau duduk Kaki tidak tertopang,bobot tidak menyebar/tidak stabil 1 +1jika lutut Extension 1 +1jika 1+1 antara 0 0 dan Flexion pergelangan = 60 0 flexion tangan menyimpang +jika lutut atau berputar >60 0 flexion >15 0 Flexion (tidak ketika >15 0 Extension duduk) Skor untuk table A Skor untuk table B Skor berat beban Coupling

36 84 <5kg 0 +1penambaha 0 Good, pegangan 0 0 n beban yang pas tepat tiba-tiba genggaman kuat 5-10kg 1 mendadak Fair, lebih 1 sesuai digunakan oleh bagian lain dari tubuh >10kg Poor, Pegangan tangan tidak bisa diterima walupun memungkinkan Skor A +0 Unacceptabel, (tabela+beban = pegangan yang kerja) dipaksakan Activity Skor Skor B +0 (tabelb+coupli = ng) 1 atau lebih bagian +1 1 Skor C (dari tubuh statis, table C) ditahan lebih dari 1menit Pengulangan +1 1 Activity Skor gerakan dalam rentan waktu singkat, diulang lebih dari 4 kali permenit(tidak termasuk berjalan) Gerakan +1 1 REBA Skor menyebabkan (skor C+ perubahan atau Activity Skor) pergeseran postur yang cepat dari posisi awal ACTION LEVEL + =5

37 85 Tabel 11. Pengukuran Skor REBA Pengayakan Group A Group B Postur Skor Total Postur Skor Total Punggung Lengan Atas Tegak 1 +1jika Flexion 1 +1Jika posisi 1 memutar atau miring Extension abducted/rotate d kesamping +1jika bahu Flexion +1 >0 0 Extension ditinggikan Extension Flexion >0 0 Extension = Flexion Flexion -1jika bersandar,bobot lengan ditopang >60 0 Flexion 4 >90 0 Flexion 4 atau sesuai gravitasi Leher Lengan Bawah Flexion 1 +1jika memutar atau miring kesamping = Flexion >0 0 Flexion >0 0 Extension Posisi Kaki Kaki tertopang,bobot tersebar merata,jalan atau duduk Kaki tidak tertopang,bobot tidak menyebar/tidak stabil <60 0 Flexion >100 0 Flexion Pergelangan Tangan 1 +1jika lutut Extension 1 +1jika +1 antara 0 0 dan Flexion pergelangan = 60 0 flexion tangan menyimpang +jika lutut atau berputar >60 0 flexion >15 0 Flexion (tidak ketika >15 0 Extension duduk) Skor untuk table A 4 Skor untuk table B Skor berat Coupling

38 86 beban <5kg 0 +1penambahan Good, pegangan 0 beban yang pas tepat tiba-tiba gengaman kuat 5-10kg 1 mendadak Fair, lebih 1 sesuai digunakan oleh bagian lain dari tubuh >10kg Poor, Pegangan tangan tidak bisa diterima walupun memungkinkan Skor A 4+ Unacceptabel, (tabela+beban kerja) = 6 pegangan yang dipaksakan Activity Skor Skor B + (tabelb+coupli = 5 ng) 1 atau lebih +1 1 Skor C (dari 8 bagian tubuh table C) statis, ditahan lebih dari 1menit Pengulangan +1 Activity Skor 1+1= gerakan dalam rentan waktu singkat, diulang lebih dari 4 kali permenit(tidak termasuk berjalan) Gerakan +1 1 REBA Skor 8+ menyebabkan (skor C+ =10 perubahan yang Activity Skor) cepat dari posisi awal

39 87 ACTION LEVEL Tabel 1. Pengukuran Skor REBA Pembersihan Kotoran Group A Group B Postur Skor Total Postur Skor Total Punggung Lengan Atas Tegak 1 +1jika Jika posisi memutar atau miring Flexion Extension abducted/rotate d kesamping +1jika bahu Flexion Extension >0 0 Extens ion Flexion ditinggikan -1jika bersandar,bobot lengan ditopang Flexion atau sesuai >0 0 Extension Flexion gravitasi >60 0 Flexion 4 >90 0 Flexion 4 Leher Lengan Bawah Flexion 1 +1jika memutar atau miring kesamping = Flexion >0 0 Flexion <60 0 >0 0 Extension Flexion >100 0 Flexion Posisi Kaki Pergelangan Tangan Kaki 1 +1jika lutut jika tertopang,bobot tersebar merata,jalan atau antara 0 0 dan 60 0 flexion 15 0 Extensi on pergelangan tangan menyimpang

40 88 duduk +jika lutut Flexion Kaki tidak >60 0 flexion >15 0 tertopang,bobot (tidak ketika Flexion tidak menyebar/tidak stabil duduk) >15 0 Extension Skor untuk table A 4 Skor untuk table B Skor berat Coupling beban <5kg 0 +1penambaha 0+1 Good, n beban yang = 1 pegangan tiba-tiba pas tepat mendadak gengaman kuat 5-10kg 1 Fair, lebih sesuai digunakan oleh bagian lain dari tubuh >10kg Poor, Pegangan tangan tidak bisa diterima walupun memungki nkan Skor A 4+1 Unaccepta (tabela+beban =5 bel, kerja) pegangan yang dipaksakan Activity Skor Skor B (tabelb+c atau berputar +1= 0 1 +=5

41 89 1 atau lebih bagian tubuh statis, ditahan lebih dari 1menit Pengulangan gerakan dalam rentan waktu singkat, diulang lebih dari 4 kali permenit(tidak termauk berjalan) Gerakan menyebabkan perubahan atau pergeseran postur yang cepat dari posisi awal oupling) +1 Skor C (dari table C) +1 Activity Skor +1 REBA Skor (skor C+ Activity Skor) ACTION LEVEL =6 Tabel 1. Pengukuran Skor REBA Pengadukan Group A Group B Postur Skor Total Postur Skor Total Punggung Lengan Atas Tegak 1 +1jika memutar atau miring Flexion Extension 1 +1Jika posisi abducted/rota ted kesamping +1jika bahu Flexion Extension >0 0 Extension Flexion ditinggikan -1jika +1 = Flexion Flexion bersandar,bob >0 0 Extension ot lengan

42 90 >60 0 Flexion 4 >90 0 Flexion 4 ditopang atau sesuai gravitasi Leher Lengan Bawah Flexion 1 +1jika memutar atau miring kesamping 1+1 = Flexion 1 >0 0 Flexion >0 0 Extension Posisi Kaki Kaki tertopang,bobot tersebar merata,jalan atau duduk Kaki tidak tertopang,bobot tidak menyebar/tidak stabil <60 0 Flexion >100 0 Flexion Pergelangan Tangan 1 +1jika lutut Extension 1 +1jika 1+1 antara 0 0 dan Flexion pergelangan = 60 0 flexion tangan menyimpang +jika lutut atau berputar >60 0 flexion >15 0 Flexion (tidak ketika >15 0 Extension duduk) Skor untuk table A Skor untuk 5 table B Skor berat Coupling beban <5kg 0 +1penambahan Good, pegangan 0 0 beban yang pas tepat 5-10kg 1 tiba-tiba mendadak 1 gengaman kuat Fair, lebih sesuai 1 digunakan oleh bagian lain dari tubuh >10kg Poor, Pegangan tangan tidak bisa diterima walupun

43 91 memungkinkan Skor A +1 Unacceptabel, (tabela+beban =4 pegangan yang kerja) dipaksakan Activity Skor Skor B 5+0 (tabelb+couplin =5 g) 1 atau lebih +1 Skor C (dari 5 bagian tubuh table C) statis, ditahan lebih dari 1menit Pengulangan Activity Skor 1 gerakan dalam rentan waktu singkat, diulang lebih dari 4 kali permenit(tidak termauk berjalan) Gerakan +1 REBA Skor menyebabkan (skor C+ perubahan atau Activity Skor) pergeseran postur yang ACTION cepat dari posisi LEVEL awal 5+1 =6 Tabel 14. Pengukuran Skor REBA Penggilingan Group A Group B Postur Skor Total Postur Skor Total Punggung Lengan Atas Tegak 1 +1jika Flexion 1 +1Jika posisi memutar atau miring Extension abducted/rotat ed kesamping +1jika bahu

44 Flexion Extension +1 = >0 0 Extension Flexion ditinggikan -1jika Flexion Flexion bersandar,bob +1 >0 0 Extension ot lengan = 4 >60 0 Flexion 4 >90 0 Flexion 4 ditopang atau sesuai gravitasi Leher Lengan Bawah Flexion 1 +1jika memutar atau miring kesamping 1+1 = Flexion 1 >0 0 Flexion >0 0 Extension Posisi Kaki Kaki tertopang,bobot tersebar merata,jalan atau duduk Kaki tidak tertopang,bobot tidak menyebar/tidak stabil <60 0 Flexion >100 0 Flexion Pergelangan Tangan 1 +1jika lutut Extension 1 +1jika antara Flexion pergelangan dan 60 0 tangan flexion menyimpang atau berputar +jika lutut >15 0 Flexion >60 0 flexion >15 0 Extension (tidak ketika duduk) Skor untuk table A 4 Skor untuk table B 6 Skor berat Coupling beban <5kg 0 +1penambah Good, pegangan 0 an beban pas tepat 5-10kg 1 yang tiba-tiba mendadak gengaman kuat Fair, lebih sesuai 1 digunakan oleh bagian lain dari tubuh

45 9 >10kg Poor, Pegangan tangan tidak bisa diterima walupun memungkinkan Skor A 4+ Unacceptabel, (tabela+beban =6 pegangan yang kerja) dipaksakan Activity Skor Skor B (tabelb+coupling ) 1 atau lebih +1 Skor C (dari table bagian tubuh C) statis, ditahan lebih dari 1menit Pengulangan +1 Activity Skor gerakan dalam rentan waktu singkat, diulang lebih dari 4 kali permenit(tidak termauk berjalan) Gerakan +1 REBA Skor (skor menyebabkan C+ Activity Skor) perubahan atau pergeseran postur yang ACTION cepat dari posisi LEVEL awal 6+0 = =8

46 94 Tabel 15. Pengukuran Skor REBA Pembersihan kulit Group A Group B Postur Sko Total Postur Skor Total r Punggung Lengan Atas Tegak 1 +1jika Flexion 1 +1Jika posisi memutar Extension abducted/rotated atau miring +1jika bahu kesamping ditinggikan Flexion >0 0 Extension -1jika Extension Flexion Flexion Flexion bersandar,bobot lengan ditopang +1 >0 0 Extension atau sesuai =4 >60 0 Flexion >90 0 Flexion 4 gravitasi =5 Leher Lengan Bawah Flexion 1 +1jika memutar atau miring kesamping Flexion 1 >0 0 Flexion >0 0 Extension Posisi Kaki Kaki tertopang,bobot tersebar merata,jalan atau duduk Kaki tidak tertopang,bobot tidak menyebar/tidak stabil +1 = <60 0 Flexion >100 0 Flexion Pergelangan Tangan 1 +1jika lutut Extension 1 +1jika antara Flexion pergelangan dan 60 0 tangan flexion menyimpang atau berputar +jika lutut >15 0 Flexion >60 0 flexion >15 0 Extension (tidak ketika duduk) Skor untuk table A 7 Skor untuk table B +1 = 7

47 95 Skor berat Coupling beban <5kg 0 +1penambah Good, pegangan 0 an beban pas tepat yang tibatiba gengaman kuat 5-10kg 1 Fair, lebih sesuai 1 mendadak digunakan oleh bagian lain dari tubuh >10kg Poor, Pegangan tangan tidak bisa diterima walupun memungkinkan Skor A 7+0 Unacceptabel, (tabela+beban =7 pegangan yang kerja) dipaksakan Activity Skor Skor B 7+0 (tabelb+couplin =7 g) 1 atau lebih +1 1 Skor C (dari 9 bagian tubuh table C) statis, ditahan lebih dari 1menit Pengulangan +1 Activity Skor 1 gerakan dalam rentan waktu singkat, diulang lebih dari 4 kali permenit(tidak termasuk berjalan) Gerakan +1 REBA Skor 9+1 menyebabkan (skor C+ =10 perubahan atau Activity Skor) pergeseran postur yang

48 96 cepat dari posisi awal ACTION LEVEL Tabel 16. Pengukuran Skor REBA Pembungkusan Group A Group B Postur Skor Total Postur Skor Total Punggung Lengan Atas Tegak 1 +1 jika Flexion 1 +1 Jika posisi memutar Extension abducted/rotated atau miring +1 jika bahu kesamping ditinggikan Flexion >0 0 Extension Flexion -1jika bersandar,bobot +1 = Extension lengan ditopang Flexion atau sesuai Flexion gravitasi >0 0 Extension >60 0 Flexion 4 >90 0 Flexion 4 Leher Lengan Bawah Flexion 1 +1 jika Flexion 1 1 memutar atau miring kesamping >0 0 Flexion >0 0 Extension Posisi Kaki Kaki tertopang,bobo t tersebar merata,jalan atau duduk Kaki tidak tertopang,bobo <60 0 Flexion >100 0 Flexion Pergelangan Tangan 1 +1 jika lutut Extension 1 +1jika pergelangan antara dan = Flexion tangan menyimpang atau flexion berputar + jika lutu >15 0 Flexion >60 0 flexion >15 0 Extension t tidak (tidak ketika

49 97 menyebar/tida duduk) k stabil Skor untuk table A 4 Skor untuk 4 table B Skor berat Coupling beban <5kg 0 +1penambah Good, pegangan 0 an beban pas tepat yang tibatiba gengaman kuat 5-10kg 1 Fair, lebih sesuai 1 mendadak digunakan oleh bagian lain dari tubuh >10kg Poor, Pegangan tangan tidak bisa diterima walupun memungkinkan Skor A 4+ Unacceptabel, (tabela+beba 0= pegangan yang n kerja) 4 dipaksakan Activity Skor Skor B 4+0 (tabelb+couplin =4 g) 1 atau lebih +1 Skor C (dari 4 bagian tubuh table C) statis, ditahan lebih dari 1menit Pengulangan gerakan dalam Activity Skor 1 rentan waktu singkat, diulang lebih dari 4 kali permenit(tidak

50 98 termasuk berjalan) Gerakan menyebabkan perubahan atau pergeseran postur yang cepat dari posisi awal +1 REBA Skor (skor C+ Activity Skor) ACTION LEVEL 4+1 =5 Tabel 17. Pengukuran Skor REBA Penutupan Bungkus Group A Group B Postur Skor Total Postur Skor Total Punggung Tegak 1 +1jika Flexion Extension Flexion >0 0 Extension memutar atau miring kesamping Lengan Atas Flexion Extension >0 0 Extension +1 = Flexion 1 +1Jika posisi 1+1= Flexion >60 0 Flexion 4 >90 0 Flexion 4 Leher Flexion 1 +1jika >0 0 Flexion >0 0 Extension Posisi Kaki Kaki tertopang,bobot memutar atau miring kesamping 1+1 = Lengan Bawah Flexion 1 <60 0 Flexion >100 0 Flexion Pergelangan Tangan 1 +1jika lutut Extension antara Flexion abducted/rotate d +1jika ditinggikan -1jika bahu bersandar,bobot lengan ditopang atau gravitasi sesuai 1 +1jika pergelangan 1+1=

51 99 tersebar dan 60 0 tangan merata,jalan atau duduk flexion menyimpang atau berputar Kaki tidak +jika lutut +1 >15 0 Flexion tertopang,bobot tidak menyebar/tidak stabil >60 0 flexion (tidak ketika duduk) = >15 0 Extension Skor untuk table A 7 Skor untuk table B Skor berat Coupling beban <5kg 0 +1penamba Good, pegangan 0 han beban pas tepat yang tibatiba genggaman kuat 5-10kg 1 Fair, lebih sesuai 1 mendadak digunakan oleh bagian lain dari tubuh >10kg Poor, Pegangan tangan tidak bisa diterima walupun memungkinkan Skor A 7+0 Unacceptabel, (tabela+beban =7 pegangan yang kerja) dipaksakan Activity Skor Skor B 4+0 (tabelb+couplin =4 g) 1 atau lebih Skor C (dari 8 bagian tubuh table C) statis, ditahan lebih dari 1menit Pengulangan Activity Skor gerakan dalam

52 100 rentan waktu singkat, diulang lebih dari 4 kali permenit(tidak termasuk berjalan) Gerakan menyebabkan perubahan atau pergeseran postur yang cepat dari posisi awal REBA Skor (skor C+ Activity Skor) ACTION LEVEL 8+ =11 4 Hasil perhitungan menggunakan metode REBA tersebut digunakan untuk mengetahui proses kerja yang memiliki Action Level REBA tertinggi. Selanjutnya dapat digunakan sebagai prioritas dalam perbaikan/perancangan ulang fasilitas kerja. Adapun hasilnya dapat dilihat sebagai berikut:

53 101 Table 18. Hasil Perhitungan REBA Pengolahan Sebelum Perbaikan Proses (sebelum Posisi Lengan Lengan Pergelangan Berat Skor Action Punggung Leher Coupling Activity perbaikan) Kaki Atas Bawah Tangan Beban REBA Level Pelubangan Bungkus Pengayakan Pembersihan Kotoran Pengadukan Penggilingan Pembersihan Kulit Pembungkusan Penutupan Bungkus

54 10 LAMPIRAN PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA METODE OWAS Pengumpulan data dilakukan dengan mengamati postur kerja operator pada tiap penanganan material ataupun juga pada proses produksi. Dari data postur kerja tersebut kemudian dapat dilakukan penilaian menggunakan metode OWAS. Adapun data yang didapatkan yaitu: A. Proses Pengolahan Tabel 19. Pengukuran Kategori OWAS Gerakan 1 Postur Klasifikasi Nilai Postur Klasifikasi Nilai Punggung Lengan Lurus Kedua lengan berada 1 di bawah bahu 1 1 Membungkuk Satu lengan berada Memutar atau miring ke pada atau di atas bahu samping Membungkuk dan memutar atau membungkuk ke depan dan 4 Kedua lengan pada atau di atas bahu menyamping Kaki Berat beban Duduk 1 Berat beban adalah Berdiri bertumpu pada kedua kurang dari 10 kg kaki lurus (W 10 kg) 1 Berdiri bertumpu pada satu kaki lurus Berdiri bertumpu pada kedua Berat beban adalah kaki dengan lutut ditekuk kg-0 kg (10 Berdiri bertumpu pada satu kaki kg<w 0 kg) 5 dengan lutut ditekuk Berlutut pada satu atau kedua 6 Berat beban adalah

55 10 lutut Berjalan 7 lebih besar dari 0 kg (W>0 kg) KODE 14 Action Category (dari tabel OWAS) Tabel 0. Pengukuran Kategori OWAS Gerakan Postur Klasifikasi Nilai Postur Klasifikasi Nilai Punggung Lengan Lurus Kedua lengan berada 1 di bawah bahu 1 1 Membungkuk Satu lengan berada Memutar atau miring ke pada atau di atas bahu samping Membungkuk dan memutar atau membungkuk ke depan dan 4 Kedua lengan pada atau di atas bahu menyamping Kaki Berat beban Duduk 1 Berat beban adalah Berdiri bertumpu pada kedua kurang dari 10 kg kaki lurus (W 10 kg) 1 Berdiri bertumpu pada satu kaki lurus Berdiri bertumpu pada kedua Berat beban adalah kaki dengan lutut ditekuk kg-0 kg (10 Berdiri bertumpu pada satu kaki kg<w 0 kg) 5 dengan lutut ditekuk Berlutut pada satu atau kedua Berat beban adalah 6 lutut lebih besar dari 0 kg Berjalan 7 (W>0 kg) KODE 14 Action Category (dari tabel OWAS)

56 104 Tabel 1. Pengukuran Kategori OWAS Gerakan Postur Klasifikasi Nilai Postur Klasifikasi Nilai Punggung Lengan Lurus Kedua lengan berada 1 1 di bawah bahu 1 1 Membungkuk Satu lengan berada Memutar atau miring ke pada atau di atas bahu samping Membungkuk dan memutar atau membungkuk ke depan dan 4 Kedua lengan pada atau di atas bahu menyamping Kaki Berat beban Duduk 1 Berat beban adalah Berdiri bertumpu pada kedua kurang dari 10 kg kaki lurus (W 10 kg) 1 Berdiri bertumpu pada satu kaki lurus Berdiri bertumpu pada kedua Berat beban adalah 10 4 kaki dengan lutut ditekuk kg-0 kg (10 Berdiri bertumpu pada satu kaki kg<w 0 kg) 5 dengan lutut ditekuk Berlutut pada satu atau kedua Berat beban adalah 6 lutut lebih besar dari 0 kg Berjalan 7 (W>0 kg) KODE 11 Action Category (dari tabel OWAS) 1 Tabel. Pengukuran Kategori OWAS Gerakan 4 Postur Klasifikasi Nilai Postur Klasifikasi Nilai Punggung Lengan Lurus Kedua lengan berada 1 1 di bawah bahu Membungkuk Satu lengan berada

57 105 Memutar atau miring ke pada atau di atas bahu samping Membungkuk dan memutar atau membungkuk ke depan dan 4 Kedua lengan pada atau di atas bahu menyamping Kaki Berat beban Duduk 1 Berat beban adalah Berdiri bertumpu pada kedua kurang dari 10 kg kaki lurus (W 10 kg) 1 1 Berdiri bertumpu pada satu kaki lurus Berdiri bertumpu pada kedua Berat beban adalah kaki dengan lutut ditekuk kg-0 kg (10 Berdiri bertumpu pada satu kaki kg<w 0 kg) 5 dengan lutut ditekuk Berlutut pada satu atau kedua Berat beban adalah 6 lutut lebih besar dari 0 kg Berjalan 7 (W>0 kg) KODE 41 Action Category (dari tabel OWAS) 4 Tabel. Pengukuran Kategori OWAS Gerakan 5 Postur Klasifikasi Nilai Postur Klasifikasi Nilai Punggung Lengan Lurus Kedua lengan berada 1 di bawah bahu 1 1 Membungkuk Satu lengan berada Memutar atau miring ke pada atau di atas bahu samping Membungkuk dan memutar atau membungkuk ke depan dan 4 Kedua lengan pada atau di atas bahu menyamping Kaki Berat beban Duduk 1 Berat beban adalah 1

58 106 Berdiri bertumpu pada kedua kurang dari 10 kg kaki lurus (W 10 kg) Berdiri bertumpu pada satu kaki lurus Berdiri bertumpu pada kedua Berat beban adalah 10 4 kaki dengan lutut ditekuk kg-0 kg (10 Berdiri bertumpu pada satu kaki kg<w 0 kg) 5 dengan lutut ditekuk Berlutut pada satu atau kedua Berat beban adalah 6 lutut lebih besar dari 0 kg Berjalan 7 7 (W>0 kg) KODE 17 Action Category (dari tabel OWAS) 1 Tabel 4. Pengukuran Kategori OWAS Gerakan 6 Postur Klasifikasi Nilai Postur Klasifikasi Nilai Punggung Lengan Lurus Kedua lengan berada 1 di bawah bahu 1 1 Membungkuk Satu lengan berada Memutar atau miring ke pada atau di atas bahu samping Membungkuk dan memutar atau membungkuk ke depan dan 4 Kedua lengan pada atau di atas bahu menyamping Kaki Berat beban Duduk 1 Berat beban adalah Berdiri bertumpu pada kedua kurang dari 10 kg kaki lurus (W 10 kg) 1 Berdiri bertumpu pada satu kaki lurus Berdiri bertumpu pada kedua Berat beban adalah kaki dengan lutut ditekuk kg-0 kg (10 Berdiri bertumpu pada satu kaki 5 kg<w 0 kg)

59 107 dengan lutut ditekuk Berlutut pada satu atau kedua Berat beban adalah 6 lutut lebih besar dari 0 kg Berjalan 7 (W>0 kg) KODE 14 Action Category (dari tabel OWAS) Tabel 5. Pengukuran Kategori OWAS Gerakan 7 Postur Klasifikasi Nilai Postur Klasifikasi Nilai Punggung Lengan Lurus Kedua lengan berada 1 di bawah bahu 1 1 Membungkuk Satu lengan berada Memutar atau miring ke pada atau di atas bahu samping Membungkuk dan memutar atau membungkuk ke depan dan 4 Kedua lengan pada atau di atas bahu menyamping Kaki Berat beban Duduk 1 Berat beban adalah Berdiri bertumpu pada kedua kurang dari 10 kg kaki lurus (W 10 kg) 1 Berdiri bertumpu pada satu kaki lurus Berdiri bertumpu pada kedua Berat beban adalah 10 4 kaki dengan lutut ditekuk kg-0 kg (10 Berdiri bertumpu pada satu kaki kg<w 0 kg) 5 dengan lutut ditekuk Berlutut pada satu atau kedua Berat beban adalah 6 lutut lebih besar dari 0 kg Berjalan 7 (W>0 kg) KODE 1 Action Category (dari tabel OWAS)

60 108 Tabel 6. Pengukuran Kategori OWAS Gerakan 8 Postur Klasifikasi Nilai Postur Klasifikasi Nilai Punggung Lengan Lurus Kedua lengan berada 1 di bawah bahu 1 1 Membungkuk Satu lengan berada Memutar atau miring ke pada atau di atas bahu samping Membungkuk dan memutar atau membungkuk ke depan dan 4 Kedua lengan pada atau di atas bahu menyamping Kaki Berat beban Duduk 1 Berat beban adalah Berdiri bertumpu pada kedua kurang dari 10 kg kaki lurus (W 10 kg) 1 1 Berdiri bertumpu pada satu kaki lurus Berdiri bertumpu pada kedua Berat beban adalah 10 4 kaki dengan lutut ditekuk kg-0 kg (10 Berdiri bertumpu pada satu kaki kg<w 0 kg) 5 dengan lutut ditekuk Berlutut pada satu atau kedua Berat beban adalah 6 lutut lebih besar dari 0 kg Berjalan 7 (W>0 kg) KODE 11 Action Category (dari tabel OWAS) 1 Tabel 7. Pengukuran Kategori OWAS Gerakan 9 Postur Klasifikasi Nilai Postur Klasifikasi Nilai Punggung Lengan Lurus Kedua lengan berada 1 1 di bawah bahu Membungkuk Satu lengan berada

61 109 Memutar atau miring ke pada atau di atas bahu samping Membungkuk dan memutar atau membungkuk ke depan dan 4 4 Kedua lengan pada atau di atas bahu menyamping Kaki Berat beban Duduk 1 Berat beban adalah Berdiri bertumpu pada kedua kurang dari 10 kg kaki lurus (W 10 kg) 1 Berdiri bertumpu pada satu kaki lurus Berdiri bertumpu pada kedua Berat beban adalah kaki dengan lutut ditekuk kg-0 kg (10 Berdiri bertumpu pada satu kaki kg<w 0 kg) 5 dengan lutut ditekuk Berlutut pada satu atau kedua Berat beban adalah 6 lutut lebih besar dari 0 kg Berjalan 7 (W>0 kg) KODE 44 Action Category (dari tabel OWAS) 4 Tabel 8. Pengukuran Kategori OWAS Gerakan 10 Postur Klasifikasi Nilai Postur Klasifikasi Nilai Punggung Lengan Lurus Kedua lengan berada 1 di bawah bahu 1 Membungkuk Satu lengan berada Memutar atau miring ke pada atau di atas bahu samping Membungkuk dan memutar atau membungkuk ke depan dan 4 4 Kedua lengan pada atau di atas bahu menyamping Kaki Berat beban Duduk 1 Berat beban adalah 1

62 110 Berdiri bertumpu pada kedua kurang dari 10 kg kaki lurus (W 10 kg) Berdiri bertumpu pada satu kaki lurus Berdiri bertumpu pada kedua Berat beban adalah kaki dengan lutut ditekuk kg-0 kg (10 Berdiri bertumpu pada satu kaki kg<w 0 kg) 5 dengan lutut ditekuk Berlutut pada satu atau kedua Berat beban adalah 6 lutut lebih besar dari 0 kg Berjalan 7 (W>0 kg) KODE 44 Action Category (dari tabel OWAS) 4 Tabel 9. Pengukuran Kategori OWAS Gerakan 11 Postur Klasifikasi Nilai Postur Klasifikasi Nilai Punggung Lengan Lurus Kedua lengan berada 1 di bawah bahu 1 1 Membungkuk Satu lengan berada Memutar atau miring ke pada atau di atas bahu samping Membungkuk dan memutar atau membungkuk ke depan dan 4 Kedua lengan pada atau di atas bahu menyamping Kaki Berat beban Duduk 1 Berat beban adalah Berdiri bertumpu pada kedua kurang dari 10 kg kaki lurus (W 10 kg) 1 Berdiri bertumpu pada satu kaki lurus Berdiri bertumpu pada kedua Berat beban adalah 10 4 kaki dengan lutut ditekuk kg-0 kg (10 Berdiri bertumpu pada satu kaki 5 kg<w 0 kg)

63 111 dengan lutut ditekuk Berlutut pada satu atau kedua Berat beban adalah 6 lutut lebih besar dari 0 kg Berjalan 7 7 (W>0 kg) KODE 17 Action Category (dari tabel OWAS) 1 Tabel 0. Pengukuran Kategori OWAS Gerakan 1 Postur Klasifikasi Nilai Postur Klasifikasi Nilai Punggung Lengan Lurus Kedua lengan berada 1 di bawah bahu 1 Membungkuk Satu lengan berada Memutar atau miring ke pada atau di atas bahu samping Membungkuk dan memutar atau membungkuk ke depan dan 4 Kedua lengan pada atau di atas bahu menyamping Kaki Berat beban Duduk 1 Berat beban adalah Berdiri bertumpu pada kedua kurang dari 10 kg kaki lurus (W 10 kg) 1 Berdiri bertumpu pada satu kaki lurus Berdiri bertumpu pada kedua Berat beban adalah 10 4 kaki dengan lutut ditekuk kg-0 kg (10 Berdiri bertumpu pada satu kaki kg<w 0 kg) 5 dengan lutut ditekuk Berlutut pada satu atau kedua Berat beban adalah 6 lutut lebih besar dari 0 kg Berjalan 7 (W>0 kg) KODE Action Category (dari tabel OWAS) 1

64 11 Tabel 1. Pengukuran Kategori OWAS Gerakan 1 Postur Klasifikasi Nilai Postur Klasifikasi Nilai Punggung Lengan Lurus Kedua lengan berada 1 di bawah bahu 1 Membungkuk Satu lengan berada Memutar atau miring ke pada atau di atas bahu samping Membungkuk dan memutar atau membungkuk ke depan dan 4 Kedua lengan pada atau di atas bahu menyamping Kaki Berat beban Duduk 1 Berat beban adalah Berdiri bertumpu pada kedua kurang dari 10 kg kaki lurus (W 10 kg) 1 Berdiri bertumpu pada satu kaki lurus Berdiri bertumpu pada kedua Berat beban adalah 10 4 kaki dengan lutut ditekuk kg-0 kg (10 Berdiri bertumpu pada satu kaki kg<w 0 kg) 5 dengan lutut ditekuk Berlutut pada satu atau kedua Berat beban adalah 6 lutut lebih besar dari 0 kg Berjalan 7 (W>0 kg) KODE Action Category (dari tabel OWAS) 1 Tabel. Pengukuran Kategori OWAS Gerakan 14 Postur Klasifikasi Nilai Postur Klasifikasi Nilai Punggung Lengan Lurus Kedua lengan berada 1 1 di bawah bahu Membungkuk Satu lengan berada

65 11 Memutar atau miring ke pada atau di atas bahu samping Membungkuk dan memutar atau membungkuk ke depan dan 4 4 Kedua lengan pada atau di atas bahu menyamping Kaki Berat beban Duduk 1 Berat beban adalah Berdiri bertumpu pada kedua kurang dari 10 kg kaki lurus (W 10 kg) 1 1 Berdiri bertumpu pada satu kaki lurus Berdiri bertumpu pada kedua Berat beban adalah kaki dengan lutut ditekuk kg-0 kg (10 Berdiri bertumpu pada satu kaki kg<w 0 kg) 5 dengan lutut ditekuk Berlutut pada satu atau kedua Berat beban adalah 6 lutut lebih besar dari 0 kg Berjalan 7 (W>0 kg) KODE 441 Action Category (dari tabel OWAS) 4 Tabel. Pengukuran Kategori OWAS Gerakan 15 Postur Klasifikasi Nilai Postur Klasifikasi Nilai Punggung Lengan Lurus Kedua lengan berada 1 di bawah bahu 1 1 Membungkuk Satu lengan berada Memutar atau miring ke pada atau di atas bahu samping Membungkuk dan memutar atau membungkuk ke depan dan 4 Kedua lengan pada atau di atas bahu menyamping Kaki Berat beban Duduk 1 Berat beban adalah 1 1

66 114 Berdiri bertumpu pada kedua kurang dari 10 kg kaki lurus (W 10 kg) Berdiri bertumpu pada satu kaki lurus Berdiri bertumpu pada kedua Berat beban adalah 10 4 kaki dengan lutut ditekuk kg-0 kg (10 Berdiri bertumpu pada satu kaki kg<w 0 kg) 5 dengan lutut ditekuk Berlutut pada satu atau kedua Berat beban adalah 6 lutut lebih besar dari 0 kg Berjalan 7 7 (W>0 kg) KODE 171 Action Category (dari tabel OWAS) Tabel 4. Pengukuran Kategori OWAS Gerakan 16 Postur Klasifikasi Nilai Postur Klasifikasi Nilai Punggung Lengan Lurus Kedua lengan berada 1 di bawah bahu 1 1 Membungkuk Satu lengan berada Memutar atau miring ke pada atau di atas bahu samping Membungkuk dan memutar atau membungkuk ke depan dan 4 Kedua lengan pada atau di atas bahu menyamping Kaki Berat beban Duduk 1 Berat beban adalah Berdiri bertumpu pada kedua kurang dari 10 kg kaki lurus (W 10 kg) 1 1 Berdiri bertumpu pada satu kaki lurus Berdiri bertumpu pada kedua Berat beban adalah 10 4 kaki dengan lutut ditekuk kg-0 kg (10 Berdiri bertumpu pada satu kaki 5 kg<w 0 kg)

67 115 dengan lutut ditekuk Berlutut pada satu atau kedua Berat beban adalah 6 lutut lebih besar dari 0 kg Berjalan 7 (W>0 kg) KODE 11 Action Category (dari tabel OWAS) 1 Tabel 5. Pengukuran Kategori OWAS Gerakan 17 Postur Klasifikasi Nilai Postur Klasifikasi Nilai Punggung Lengan Lurus Kedua lengan berada 1 di bawah bahu 1 Membungkuk Satu lengan berada Memutar atau miring ke pada atau di atas bahu samping Membungkuk dan memutar atau membungkuk ke depan dan 4 Kedua lengan pada atau di atas bahu menyamping Kaki Berat beban Duduk 1 Berat beban adalah Berdiri bertumpu pada kedua kurang dari 10 kg kaki lurus (W 10 kg) 1 1 Berdiri bertumpu pada satu kaki lurus Berdiri bertumpu pada kedua Berat beban adalah kaki dengan lutut ditekuk kg-0 kg (10 Berdiri bertumpu pada satu kaki kg<w 0 kg) 5 dengan lutut ditekuk Berlutut pada satu atau kedua Berat beban adalah 6 lutut lebih besar dari 0 kg Berjalan 7 (W>0 kg) KODE 41 Action Category (dari tabel OWAS) 4

68 116 Tabel 6. Pengukuran Kategori OWAS Gerakan 18 Postur Klasifikasi Nilai Postur Klasifikasi Nilai Punggung Lengan Lurus Kedua lengan berada 1 di bawah bahu 1 1 Membungkuk Satu lengan berada Memutar atau miring ke pada atau di atas bahu samping Membungkuk dan memutar atau membungkuk ke depan dan 4 Kedua lengan pada atau di atas bahu menyamping Kaki Berat beban Duduk 1 Berat beban adalah Berdiri bertumpu pada kedua kurang dari 10 kg kaki lurus (W 10 kg) 1 Berdiri bertumpu pada satu kaki lurus Berdiri bertumpu pada kedua Berat beban adalah kaki dengan lutut ditekuk kg-0 kg (10 Berdiri bertumpu pada satu kaki kg<w 0 kg) 5 dengan lutut ditekuk Berlutut pada satu atau kedua Berat beban adalah 6 lutut lebih besar dari 0 kg Berjalan 7 (W>0 kg) KODE 14 Action Category (dari tabel OWAS) Tabel 7. Pengukuran Kategori OWAS Gerakan 19 Postur Klasifikasi Nilai Postur Klasifikasi Nilai Punggung Lengan Lurus Kedua lengan berada di bawah bahu Membungkuk Satu lengan berada

69 117 Memutar atau miring ke pada atau di atas bahu samping Membungkuk dan memutar atau membungkuk ke depan dan 4 Kedua lengan pada atau di atas bahu menyamping Kaki Berat beban Duduk 1 Berat beban adalah Berdiri bertumpu pada kedua kurang dari 10 kg kaki lurus (W 10 kg) 1 1 Berdiri bertumpu pada satu kaki lurus Berdiri bertumpu pada kedua Berat beban adalah 10 4 kaki dengan lutut ditekuk kg-0 kg (10 Berdiri bertumpu pada satu kaki kg<w 0 kg) 5 dengan lutut ditekuk Berlutut pada satu atau kedua Berat beban adalah 6 lutut lebih besar dari 0 kg Berjalan 7 (W>0 kg) KODE 11 Action Category (dari tabel OWAS) 1 Tabel 8. Pengukuran Kategori OWAS Gerakan 0 Postur Klasifikasi Nilai Postur Klasifikasi Nilai Punggung Lengan Lurus Kedua lengan berada 1 di bawah bahu 1 1 Membungkuk Satu lengan berada Memutar atau miring ke pada atau di atas bahu samping Membungkuk dan memutar atau membungkuk ke depan dan 4 Kedua lengan pada atau di atas bahu menyamping Kaki Berat beban Duduk 1 Berat beban adalah 1 1

70 118 Berdiri bertumpu pada kedua kurang dari 10 kg kaki lurus (W 10 kg) Berdiri bertumpu pada satu kaki lurus Berdiri bertumpu pada kedua Berat beban adalah 10 4 kaki dengan lutut ditekuk kg-0 kg (10 Berdiri bertumpu pada satu kaki kg<w 0 kg) 5 dengan lutut ditekuk Berlutut pada satu atau kedua Berat beban adalah 6 lutut lebih besar dari 0 kg Berjalan 7 (W>0 kg) KODE 11 Action Category (dari tabel OWAS) 1 B. Proses Pembungkusan Tabel 9. Pengukuran Kategori OWAS Gerakan 1 Postur Klasifikasi Nilai Postur Klasifikasi Nilai Punggung Lengan Lurus Kedua lengan berada 1 di bawah bahu 1 1 Membungkuk Satu lengan berada Memutar atau miring ke pada atau di atas bahu samping Membungkuk dan memutar atau membungkuk ke depan dan 4 Kedua lengan pada atau di atas bahu menyamping Kaki Berat beban Duduk 1 Berat beban adalah Berdiri bertumpu pada kedua kurang dari 10 kg kaki lurus (W 10 kg) 1 1 Berdiri bertumpu pada satu kaki lurus Berdiri bertumpu pada kedua 4 4 Berat beban adalah 10

71 119 kaki dengan lutut ditekuk kg-0 kg (10 Berdiri bertumpu pada satu kaki kg<w 0 kg) 5 dengan lutut ditekuk Berlutut pada satu atau kedua Berat beban adalah 6 lutut lebih besar dari 0 kg Berjalan 7 (W>0 kg) KODE 141 Action Category (dari tabel OWAS) Tabel 40. Pengukuran Kategori OWAS Gerakan Postur Klasifikasi Nilai Postur Klasifikasi Nilai Punggung Lengan Lurus Kedua lengan berada 1 di bawah bahu 1 1 Membungkuk Satu lengan berada Memutar atau miring ke pada atau di atas bahu samping Membungkuk dan memutar atau membungkuk ke depan dan 4 Kedua lengan pada atau di atas bahu menyamping Kaki Berat beban Duduk 1 1 Berat beban adalah Berdiri bertumpu pada kedua kurang dari 10 kg kaki lurus (W 10 kg) 1 1 Berdiri bertumpu pada satu kaki lurus Berdiri bertumpu pada kedua Berat beban adalah 10 4 kaki dengan lutut ditekuk kg-0 kg (10 Berdiri bertumpu pada satu kaki kg<w 0 kg) 5 dengan lutut ditekuk Berlutut pada satu atau kedua Berat beban adalah 6 lutut lebih besar dari 0 kg Berjalan 7 (W>0 kg) KODE 111

72 10 Action Category (dari tabel OWAS) 1 Tabel 41. Pengukuran Kategori OWAS Gerakan Postur Klasifikasi Nilai Postur Klasifikasi Nilai Punggung Lengan Lurus Kedua lengan berada 1 di bawah bahu 1 1 Membungkuk Satu lengan berada Memutar atau miring ke pada atau di atas bahu samping Membungkuk dan memutar atau membungkuk ke depan dan 4 Kedua lengan pada atau di atas bahu menyamping Kaki Berat beban Duduk 1 1 Berat beban adalah Berdiri bertumpu pada kedua kurang dari 10 kg kaki lurus (W 10 kg) 1 1 Berdiri bertumpu pada satu kaki lurus Berdiri bertumpu pada kedua Berat beban adalah 10 4 kaki dengan lutut ditekuk kg-0 kg (10 Berdiri bertumpu pada satu kaki kg<w 0 kg) 5 dengan lutut ditekuk Berlutut pada satu atau kedua Berat beban adalah 6 lutut lebih besar dari 0 kg Berjalan 7 (W>0 kg) KODE 111 Action Category (dari tabel OWAS) 1 Tabel 4. Pengukuran Kategori OWAS Gerakan 4 Postur Klasifikasi Nilai Postur Klasifikasi Nilai Punggung Lengan

73 11 Lurus Kedua lengan berada 1 di bawah bahu 1 1 Membungkuk Satu lengan berada Memutar atau miring ke pada atau di atas bahu samping Membungkuk dan memutar atau membungkuk ke depan dan 4 Kedua lengan pada atau di atas bahu menyamping Kaki Berat beban Duduk 1 1 Berat beban adalah Berdiri bertumpu pada kedua kurang dari 10 kg kaki lurus (W 10 kg) 1 1 Berdiri bertumpu pada satu kaki lurus Berdiri bertumpu pada kedua Berat beban adalah 10 4 kaki dengan lutut ditekuk kg-0 kg (10 Berdiri bertumpu pada satu kaki kg<w 0 kg) 5 dengan lutut ditekuk Berlutut pada satu atau kedua Berat beban adalah 6 lutut lebih besar dari 0 kg Berjalan 7 (W>0 kg) KODE 111 Action Category (dari tabel OWAS) 1 Tabel 4. Pengukuran Kategori OWAS Gerakan 5 Postur Klasifikasi Nilai Postur Klasifikasi Nilai Punggung Lengan Lurus Kedua lengan berada di bawah bahu Membungkuk Satu lengan berada Memutar atau miring ke pada atau di atas bahu samping Membungkuk dan memutar atau Kedua lengan pada 4 membungkuk ke depan dan atau di atas bahu

74 1 menyamping Kaki Berat beban Duduk 1 1 Berat beban adalah Berdiri bertumpu pada kedua kurang dari 10 kg kaki lurus (W 10 kg) 1 1 Berdiri bertumpu pada satu kaki lurus Berdiri bertumpu pada kedua Berat beban adalah 10 4 kaki dengan lutut ditekuk kg-0 kg (10 Berdiri bertumpu pada satu kaki kg<w 0 kg) 5 dengan lutut ditekuk Berlutut pada satu atau kedua Berat beban adalah 6 lutut lebih besar dari 0 kg Berjalan 7 (W>0 kg) KODE 111 Action Category (dari tabel OWAS) 1 Tabel 44. Pengukuran Kategori OWAS Gerakan 6 Postur Klasifikasi Nilai Postur Klasifikasi Nilai Punggung Lengan Lurus Kedua lengan berada 1 di bawah bahu 1 1 Membungkuk Satu lengan berada Memutar atau miring ke pada atau di atas bahu samping Membungkuk dan memutar atau membungkuk ke depan dan 4 Kedua lengan pada atau di atas bahu menyamping Kaki Berat beban Duduk 1 Berat beban adalah Berdiri bertumpu pada kedua kurang dari 10 kg kaki lurus (W 10 kg) 1 1 Berdiri bertumpu pada satu kaki lurus

75 1 Berdiri bertumpu pada kedua Berat beban adalah 10 4 kaki dengan lutut ditekuk kg-0 kg (10 Berdiri bertumpu pada satu kaki kg<w 0 kg) 5 dengan lutut ditekuk Berlutut pada satu atau kedua Berat beban adalah 6 6 lutut lebih besar dari 0 kg Berjalan 7 (W>0 kg) KODE 161 Action Category (dari tabel OWAS) 1 Tabel 45. Pengukuran Kategori OWAS Gerakan 7 Postur Klasifikasi Nilai Postur Klasifikasi Nilai Punggung Lengan Lurus Kedua lengan berada 1 di bawah bahu 1 1 Membungkuk Satu lengan berada Memutar atau miring ke pada atau di atas bahu samping Membungkuk dan memutar atau membungkuk ke depan dan 4 Kedua lengan pada atau di atas bahu menyamping Kaki Berat beban Duduk 1 Berat beban adalah Berdiri bertumpu pada kedua kurang dari 10 kg kaki lurus (W 10 kg) 1 Berdiri bertumpu pada satu kaki lurus Berdiri bertumpu pada kedua Berat beban adalah 10 4 kaki dengan lutut ditekuk kg-0 kg (10 Berdiri bertumpu pada satu kaki kg<w 0 kg) 5 dengan lutut ditekuk Berlutut pada satu atau kedua Berat beban adalah 6 lutut lebih besar dari 0 kg Berjalan 7 7 (W>0 kg)

76 14 KODE 17 Action Category (dari tabel OWAS) Table 46. Data Postur Kerja Proses Pengolahan Gerakan Frekuensi Kode OWAS Kategori Kategori Tindakan Perlu perbaikan segera 4 14 Perlu perbaikan segera Tidak perlu ada perbaikan Perlu perbaikan secara langsung Tidak perlu ada perbaikan Perlu perbaikan segera Perlu perbaikan di masa yang akan datang Tidak perlu ada perbaikan Perlu perbaikan secara langsung Perlu perbaikan secara langsung Tidak perlu ada perbaikan 1 1 Tidak perlu ada perbaikan Tidak perlu ada perbaikan Perlu perbaikan secara langsung Perlu perbaikan di masa yang akan datang Tidak perlu ada perbaikan Perlu perbaikan secara langsung Perlu perbaikan segera Tidak perlu ada perbaikan Tidak perlu ada perbaikan Table 47. Data Postur Kerja Proses Pembungkusan Gerakan Frekuensi Kode OWAS Kategori Kategori Tindakan Perlu perbaikan segera Tidak perlu ada perbaikan Tidak perlu ada perbaikan Tidak perlu ada perbaikan Tidak perlu ada perbaikan Tidak perlu ada perbaikan Perlu perbaikan segera

77 15 LAMPIRAN 4 PENGOLAHAN DATA KELUHAN KERJA Pendataan Keluhan Kerja Perusahaan Tempe Giling Murni PEDRO Nama : Jenis Kelamin : Dimohon untuk dapat diisi dengan sejujur-jujurnya dengan kondisi yang sebenarnya tanpa ada tekanan dari pihak manapun. Apakah anda sering mengalami rasa sakit pada anggota tubuh anda ketika sedang melakukan kerja sehingga terasa mengganggu pada aktifitas kerja yang sedang dilakukan? Apabila iya, berikanlah tanda ceklis (ν ) pada bagian tubuh yang sering mengalami rasa sakit berikut ini : Bagian Tubuh (ν ) Keterangan Punggung Leher Tangan Pergelangan Lengan Atas Lengan Bawah Kaki Pergelangan Kaki Paha Lutut dan betis Pantat

78 16 Terimakasih dengan sebesar-besarnya atas kerjasamanya. Sedikit waktu luang anda akan sangat berarti pada penelitian ini. Kondisi lingkungan kerja maupun proses kerja yang diharapkan :

79 17 Kuesioner diberikan kepada 5 pekerja yang bekerja pada stasiun kerja yang telah teridentifikasi memerlukan perbaikan segera mungkin. Yaitu menggunakan analisis REBA dan OWAS. Pada analisis REBA dapat diidentifikasi stasiun kerja yang masuk ke dalam action level tertinggi adalah pada operasi Penutupan Bungkus tempe. Sedangkan dengan analisis OWAS kategori tertinggi terdapat pada aktivitas pengambilan kedelai, menguras air, menyaring kedelai, membersihkan kulit dan mengangkut kedelai. Dari analisis OWAS tersebut didapatkan beberapa aktivitas yang masuk dalam kategori 4. Sehingga dengan menggunakan kuesioner yang diberikan kepada operator maka akan didapatkan prioritas aktivitas yang akan dilakukan perbaikan. Berikut ini adalah hasil dari kuesioner yang diberikan kepada pekerja yang menangani stasiun kerja yang mendapatkan level kategori REBA dan OWAS tertinggi : Pada kategori REBA, yaitu pada aktivitas penutupan bungkus. Tabel 48. Keluhan pada Penutupan Bungkus Sebelum Perbaikan Bagian Tubuh Operator 1 Operator Operator Operator 4 Operator 5 Punggung Leher Tangan Pergelangan Lengan Atas Lengan Bawah Kaki

80 18 Pergelangan Kaki Paha Lutut dan betis Pantat Pada kategori OWAS, yaitu pada aktivitas pengambilan kedelai, menguras air, menyaring kedelai, membersihkan kulit dan mengangkut kedelai. Tabel 49. Keluhan pada Pengambilan Kedelai Sebelum Perbaikan Bagian Tubuh Operator 1 Operator Operator Operator 4 Operator 5 Punggung Leher Tangan Pergelangan Lengan Atas Lengan Bawah Kaki Pergelangan Kaki Paha Lutut dan betis Pantat Tabel 50. Keluhan pada Menguras Air Sebelum Perbaikan Bagian Tubuh Operator 1 Operator Operator Operator 4 Operator 5 Punggung Leher Tangan Pergelangan Lengan Atas Lengan Bawah Kaki

81 19 Pergelangan Kaki Paha Lutut dan betis Pantat Tabel 51. Keluhan pada Menyaring Kedelai Sebelum Perbaikan Bagian Tubuh Operator 1 Operator Operator Operator 4 Operator 5 Punggung Leher Tangan Pergelangan Lengan Atas Lengan Bawah Kaki Pergelangan Kaki Paha Lutut dan betis Pantat Tabel 5. Keluhan pada Pembersihan Kulit Sebelum Perbaikan Bagian Tubuh Operator 1 Operator Operator Operator 4 Operator 5 Punggung Leher Tangan Pergelangan Lengan Atas Lengan Bawah Kaki Pergelangan Kaki Paha Lutut dan betis Pantat

82 10 Tabel 5. Keluhan pada Mengangkut Kedelai Sebelum Perbaikan Bagian Tubuh Operator 1 Operator Operator Operator 4 Operator 5 Punggung Leher Tangan Pergelangan Lengan Atas Lengan Bawah Kaki Pergelangan Kaki Paha Lutut dan betis Pantat Dari hasil kuesioner tersebut diketahui bahwa operator banyak mengalami keluhan pada operasi membersihkan kulit. Sehingga untuk analisis OWAS dilakukan perbaikan pada fasilitas kerja pada aktivitas pembersihan kulit. Total keluhan pada analisis pada aktivitas yang teridentifikasi oleh REBA dan OWAS sebelum perbaikan dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 54. Total Keluhan Penutupan Bungkus Sebelum Perbaikan REBA Bagian Tubuh Total Keluhan Persentase Punggung % Leher % Tangan Pergelangan 4 80 % Lengan Atas 0 0 % Lengan Bawah 4 80 % Kaki Pergelangan Kaki 60 % Paha %

83 11 Lutut dan betis % Pantat % Tabel 55. Total Keluhan Pembersihan Kulit Sebelum Perbaikan OWAS Bagian Tubuh Total Keluhan Persentase Punggung % Leher % Tangan Pergelangan 4 80 % Lengan Atas 60 % Lengan Bawah % Kaki Pergelangan Kaki % Paha 40 % Lutut dan betis % Pantat 0 0 % Tabel 56. Total Keluhan Sebelum Perbaikan Bagian Tubuh Total Keluhan Persentase Punggung % Leher % Tangan Pergelangan 8 80 % Lengan Atas 0 % Lengan Bawah 9 90 % Kaki Pergelangan Kaki 8 80 % Paha 7 70 % Lutut dan betis % Pantat 5 50 %

84 1 Setelah dilakukan perbaikan fasilitas menggunakan REBA dan OWAS, selanjutnya dilakukan pengambilan data keluhan kerja lagi. Adapun hasilnya dapat dilihat berikut ini. Pada perbaikan kategori REBA, yaitu pada aktivitas penutupan bungkus Tabel 57. Keluhan pada Penutupan Bungkus Setelah Perbaikan REBA Bagian Tubuh Operator 1 Operator Operator Operator 4 Operator 5 Punggung Leher Tangan Pergelangan Lengan Atas Lengan Bawah Kaki Pergelangan Kaki Paha Lutut dan betis Pantat Pada perbaikan kategori OWAS, yaitu pada aktivitas pembersihan kulit. Tabel 58. Keluhan pada Pembersihan Kulit Setelah Perbaikan OWAS Bagian Tubuh Operator 1 Operator Operator Operator 4 Operator 5 Punggung Leher Tangan Pergelangan Lengan Atas Lengan Bawah

85 1 Kaki Pergelangan Kaki Paha Lutut dan betis Pantat Total keluhan pada analisis pada aktivitas yang teridentifikasi oleh REBA dan OWAS setelah perbaikan dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 59. Total Keluhan Penutupan Bungkus Setelah Perbaikan REBA Bagian Tubuh Total Keluhan Persentase Punggung 60 % Leher 60 % Tangan Pergelangan 1 0 % Lengan Atas 0 0 % Lengan Bawah 40 % Kaki Pergelangan Kaki 1 0 % Paha 40 % Lutut dan betis 1 0 % Pantat 1 0 % Tabel 60. Total Keluhan Pembersihan Kulit Setelah Perbaikan OWAS Bagian Tubuh Total Keluhan Persentase Punggung 1 0 % Leher 60 % Tangan

86 14 Pergelangan 40 % Lengan Atas 40 % Lengan Bawah 60 % Kaki Pergelangan Kaki 60 % Paha 1 0 % Lutut dan betis 40 % Pantat 0 0 % Tabel 61. Total Keluhan Setelah Perbaikan Bagian Tubuh Total Keluhan Persentase Punggung 4 40 % Leher 6 60 % Tangan Pergelangan 0 % Lengan Atas 0 % Lengan Bawah 5 50 % Kaki Pergelangan Kaki 4 40 % Paha 0 % Lutut dan betis 0 % Pantat 1 10 %

87 15 LAMPIRAN 5 HASIL PENGUKURAN DATA WAKTU PROSES Pengukuran waktu proses kerja dilakukan dengan menggunakan stopwatch selama 4 hari pengukuran kerja dengan 0 sampel yang terkumpul. Yaitu data dari hasil evaluasi REBA (Proses Penutupan Bungkus) dan data dari hasil evaluasi OWAS (Pembersihan Kulit). Adapun data-data hasil pengukuran waktu proses tersebut adalah sebagai berikut : Waktu Proses Penutupan Bungkus Sebelum Perbaikan (REBA) Tabel 6. Waktu Proses Penutupan Bungkus Sebelum Perbaikan REBA Penutupan Bungkus Waktu 1 1,7 1,9 1,7 4 1,8 5 1,5 6 1,1 7 11,5 8 11,6 9 11,7 10 1,5 11 1,1 1 1,9 1 1,7 14 1,4 15 1, ,6 17 1,7

88 ,8 19 1,4 0 1, Waktu Proses Pembersihan Kulit Sebelum Perbaikan (OWAS) Tabel 6. Waktu Proses Pembersihan Kulit Sebelum Perbaikan (OWAS) Pembersihan Kulit Waktu 1 9,4 1, 8,7 4 8,8 5 8,7 6 7,9 7 0, 8 8,9 9 0,4 10 0,1 11 9,4 1 8,6 1 7, 14 8,6 15 9,5 16 8,9 17 7,8 18 0, 19 0,5 0 0,4

89 17 LAMPIRAN 6 PENGUJIAN DATA WAKTU PROSES KERJA a. Pada Operasi Penutupan Bungkus Sebelum Perbaikan Uji Kenormalan Data Tabel 64. Uji Kenormalan Data Penutupan Bungkus Sebelum Perbaikan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Penutupan_Bungkus N 0 Normal Parameters a Mean Std. Deviation.5496 Most Extreme Differences Absolute.8 Positive.18 Negative -.8 Kolmogorov-Smirnov Z 1.01 Asymp. Sig. (-tailed).49 a. Test distribution is Normal. Uji Keseragaman Data _ 1,7+ 1,9+ 1, ,8+ 1,4+ 1, X= 0 = 50,60_ = 1,5 0 (1,7 1,5) σ = + (1,9 1,5) (1, 1,5) = 0,5 BKA = 1,5 + (1,96 x 0,5) = 1,56 BKB = 1,5 (1,96 x 0,5) = 11,50

90 18 Grafik Kontrol Chart Penutupan Bungkus 14 1,5 1 1,5 1 11,5 Penutupan Bungkus BKA BKB 11 10, Grafik 1. Grafik Kontrol Chart Penutupan Bungkus Sebelum Perbaikan b. Pada Operasi Pembersihan Kulit Sebelum Perbaikan Uji Kenormalan Data Tabel 65. Uji Kenormalan Data Pembersihan Kulit Sebelum Perbaikan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Pembersihan_Kulit N 0 Normal Parameters a Mean 9.75 Std. Deviation 1.06 Most Extreme Differences Absolute.14 Positive.14 Negative -.18 Kolmogorov-Smirnov Z.64 Asymp. Sig. (-tailed).816 a. Test distribution is Normal.

91 19 Uji Keseragaman Data X= _ 9,4+ 1,+ 8, ,+ 0,5+ 0,4 0 = 585,5_ = 9,8 0 (9,4 9,8) σ = + (1, 9,8) (0,4 9,8) = 1,0 BKA = 9,8 + (1,96 x 1,0) = 1,0 BKB = 9,8 (1,96 x 1,0) = 7,5 Grafik Kontrol Chart Pembersihan Kulit Pembersihan Kulit BKA BKB Grafik. Grafik Kontrol Chart Pembersihan Kulit Sebelum Perbaikan

92 140 Waktu Proses Penutupan Bungkus Setelah Perbaikan REBA Tabel 66. Waktu Proses Penutupan Bungkus Setelah Perbaikan REBA Penutupan Bungkus Waktu 1 11,1 10,8 11,4 4 11,6 5 10,9 6 11, 7 11,1 8 11,6 9 10, ,4 1 10,6 1 11, 14 11, 15 10, , , , ,6 0 11,4 Waktu Proses Pembersihan Kulit Setelah Perbaikan OWAS Tabel 67. Waktu Proses Pembersihan Kulit Setelah Perbaikan OWAS Pembersihan Kulit Waktu 1 6,5 5,8

93 141 6, 4 6,4 5 5,7 6 5,6 7 6, 8 6, ,7 11 5,8 1 6, 1 6,7 14 6,6 15 5,9 16 5, ,7 19 6,1 0 6, Pengujian data Waktu Proses Kerja a. Pada Operasi Penutupan Bungkus Setelah Perbaikan Uji Kenormalan Data Tabel 68. Uji Kenormalan Data Penutupan Bungkus Setelah Perbaikan REBA One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test perbaikan_penutupan_bungkus N 0 Normal Parameters a Mean Std. Deviation.746 Most Extreme Differences Absolute.14 Positive.14

94 14 Negative -.17 Kolmogorov-Smirnov Z.69 Asymp. Sig. (-tailed).809 a. Test distribution is Normal. Uji Keseragaman Data _ 11,1+ 10,8+ 11, ,4+ 10,6+ 11,4 X= 0 = 1,0_ = 11,07 0 = σ (11,1 11,07) + (10,8 11,07) (11,4 11,07) 0 1 = 0,7 BKA = 11,07 + (1,96 x 0,7) = 11,80 BKB = 11,07 (1,96 x 0,7) = 10, Grafik Kontrol Chart Penutupan Bungkus 1 11, ,5 penutupan bungkus BKA BKB 10 9, Grafik. Grafik Kontrol Chart Penutupan Bungkus Setelah Perbaikan

95 14 b. Pada Operasi Pembersihan Kulit Setelah Perbaikan Uji Kenormalan Data Tabel 69. Uji Kenormalan Data Pembersihan Kulit Setelah Perbaikan OWAS One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test perbaikan_pembersihan_kulit N 0 Normal Parameters a Mean Std. Deviation.8 Most Extreme Differences Absolute.145 Positive.145 Negative Kolmogorov-Smirnov Z.648 Asymp. Sig. (-tailed).795 a. Test distribution is Normal. Uji Keseragaman Data _ 6,5+ 5,8+ 6, ,7+ 6,1+ 6, X= 0 = 51,50_ = 6,08 0 = σ (6,5 6,08) + (5,8 6,08) (6, 6,08) 0 1 = 0, BKA = 6,08 + (1,96 x 0,) = 6,7 BKB = 6,08 (1,96 x 0,) = 5,4

96 144 Grafik Kontrol Chart Pembersihan Kulit 7 6,5 6 5,5 pembersihan kulit BKA BKB 5 4, Grafik 4. Grafik Kontrol Chart Pembersihan Kulit Setelah Perbaikan Perhitungan Waktu Normal, Waktu Baku, Output Baku Faktor Penyesuaian Good Skill (C1) = +0,06 Average Effort (D) = 0,00 Fair Condition (E) = -0,0 Good Consistency = +0,01 Total = +0,04 Sehingga Faktor Penyesuaian yang didapat adalah = 1+0,04 = 1,04 Tabel 70. Performance Rating menurut WastingHouse System s

97 145 SKILL EFFORT A1 Super Skill +0.1 A1 Super +0.1 A +0.1 A B1 Excellent B1 Excellent B B C1 Good C1 Good +0.0 C +0.0 C 0.00 D Average 0.00 D Average E E E Fair E Fair F1-0.1 F1-0. F Poor F Poor CONDITION CONSISTENCY A Ideal A Ideal B Excellent +0.0 B Excellent +0.0 C Good C Good 0.00 D Average 0.00 D Average -0.0 E Fair -0.0 E Fair F Poor F Poor Allowance Jam kerja selama 7 jam = 40 menit Waktu istirahat operator 0 menit + waktu toleransi personal needs 15 menit = 0 menit + 15 menit = 45 menit Maka waktu istirahat total adalah 45 menit. Sehingga nilai % allowance = _ 45 = x100% = 10,714% 40

98 146 Penutupan Bungkus 1. Sebelum Perbaikan Waktu Normal (Wn) = Ws x p = 1,5 x 1,04 = 1,0 detik 100% WaktuBaku( Wb) = 1,0x = 1,0x1,119996= 14,59 100% 10,714% 1 Output Standar (OS)= = 0, ,59. Setelah Perbaikan Waktu Normal (Wn) = Ws x p = 11,07 x 1,04 = 11,51 detik 100% WaktuBaku( Wb) = 11,51x = 11,51x1,119996= 1,89 100% 10,714% 1 Output Standar (OS)= = 0, ,59 Pembersihan Kulit 1. Sebelum Perbaikan Waktu Normal (Wn) = Ws x p = 9,8 x 1,04 = 0,45 detik 100% WaktuBaku( Wb) = 0,45x = 0,45x1,119996= 4,10 100% 10,714% 1 Output Standar (OS)= = 0, 09 4,10. Setelah Perbaikan Waktu Normal (Wn) = Ws x p = 6,08 x 1,04 = 7,1 detik 100% WaktuBaku( Wb) = 7,1x = 7,1x1,119996= 0,7 100% 10,714% 1 Output Standar (OS)= = 0, 09 14,59

99 147 LAMPIRAN 7 DATA ANTHROPOMETRI OPERATOR Tabel 71. Tabel Data Anthropometri No Nama Tsd (cm) Lp (cm) Tp (cm) Rt (cm) Tpo (cm) Ppo (cm) Jt (cm) x x x x x x x 1 Ngajiyono Abdul Suyatno Kamduri Sarbinah Jumiyati Eddie Prabowo Yuli Budi Sasangka Rachmad 1 1, ,5 1 Jum Syam, Amaria, Dila Sari Vikky ,5 4 78,5 19 Yudha ,5 78,5 0 Prasetya 4, , Wiyan 4 14, , 44,5 79,5 Kokoh 5 14, , 80 Kurniawan , Candra , Dewi Nani Ayu , Iwan ,

100 148 9 Suparjo Yudhan 7, , JUMLAH , ,5 18,8 106, 60 Dikuadrat , Rata-Rata,7 1,54 1,9 165,58 44,9 4,54 78,66667 STDEV,,54 1,44 7,40 5,9 5,14 4,10 Nilai N' 14,8 18,7 15,95,97,07 0,7 4,04 Pernyataan CUKUP CUKUP CUKUP CUKUP CUKUP CUKUP CUKUP BKA 8,5 8,48 16,7 180,10 54,87 5,6 86,71 BKB 19,14 4,60 11,07 151,06,71,46 70,6 P₅ 19,87 15,9 5,08 71,91 P₅₅ 44,9 P₅₅ 7,6 16,7 1. Uji Kenormalan Data Uji kenormalan menggunakan SPSS dengan Kolmogorov Smirnov, hasil dari uji tersebut adalah: Table 7.Uji Kenormalan Data Anthropometri Tsd One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test N 0 Tsd Normal Parameters a Mean.7000 Std. Deviation.48 Most Extreme Differences Absolute.185 Positive.088 Negative Kolmogorov-Smirnov Z 1.01 Asymp. Sig. (-tailed).58 a. Test distribution is Normal.

101 149 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test N 0 Tsd Normal Parameters a Mean.7000 Std. Deviation.48 Most Extreme Differences Absolute.185 Positive.088 Negative Kolmogorov-Smirnov Z 1.01 Asymp. Sig. (-tailed).58 Table 7.Uji Kenormalan Data Anthropometri Lp One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Lp N 0 Normal Parameters a Mean Std. Deviation.9806 Most Extreme Differences Absolute.1 Positive.140 Negative -.1 Kolmogorov-Smirnov Z 1.6 Asymp. Sig. (-tailed).08 a. Test distribution is Normal.

102 150 Table 74.Uji Kenormalan Data Anthropometri Tp One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test N 0 Tp Normal Parameters a Mean Std. Deviation Most Extreme Differences Absolute.14 Positive.14 Negative -.18 Kolmogorov-Smirnov Z.7 Asymp. Sig. (-tailed).655 a. Test distribution is Normal. Table 75.Uji Kenormalan Data Anthropometri Rt One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test N 0 Rt Normal Parameters a Mean E Std. Deviation Most Extreme Differences Absolute.108 Positive.108 Negative Kolmogorov-Smirnov Z.59 Asymp. Sig. (-tailed).87 a. Test distribution is Normal.

103 151 Table 76.Uji Kenormalan Data Anthropometri Tpo One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Tpo N 0 Normal Parameters a Mean 44.9 Std. Deviation Most Extreme Differences Absolute.19 Positive.19 Negative Kolmogorov-Smirnov Z.707 Asymp. Sig. (-tailed).700 a. Test distribution is Normal. Table 77.Uji Kenormalan Data Anthropometri Ppo One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Ppo N 0 Normal Parameters a Mean 4.54 Std. Deviation Most Extreme Differences Absolute.118 Positive.118 Negative Kolmogorov-Smirnov Z.646 Asymp. Sig. (-tailed).798 a. Test distribution is Normal.

104 15 Table 78.Uji Kenormalan Data Anthropometri Jt One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test N 0 Jt Normal Parameters a Mean 78.6 Std. Deviation Most Extreme Differences Absolute.116 Positive.116 Negative Kolmogorov-Smirnov Z.67 Asymp. Sig. (-tailed).81 a. Test distribution is Normal. Dari hasil pengolahan menggunakan SPSS dapat diketahui bahwa seluruh variabel data Anthropometri adalah normal. Kecukupan data Anthropometri: Tabel 79. Kecukupan Data Anthropometri Variabel N Nilai N' Keterangan Tsd (cm) 0 14,9 cukup Lp (cm) 0 18,7 cukup Tp (cm) 0 15,96 cukup Rt (cm) 0,97 cukup Tpo (cm) 0,07 cukup Ppo (cm) 0 0,74 cukup Jt (cm) 0 4,04 cukup Dari penghitungan menggunakan microsoft Excel dapat diketahui bahwa data Anthropometri yang didapat adalah cukup karena nilai N > N.

105 15. Keseragaman data Anthropometri: Tabel 80. Keseragaman data Anthropometri Tsd One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test N 0 Tsd Uniform Parameters a Minimum Maximum 7.50 Most Extreme Differences Absolute. Positive.094 Negative -. Kolmogorov-Smirnov Z 1.14 Asymp. Sig. (-tailed).105 a. Test distribution is Uniform. Tabel 81. Keseragaman data Anthropometri Lp One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Lp N 0 Uniform Parameters a Minimum 5.00 Maximum 5.00 Most Extreme Differences Absolute.4 Positive.100 Negative -.4 Kolmogorov-Smirnov Z.7 Asymp. Sig. (-tailed).000 a. Test distribution is Uniform.

106 154 Tabel 8. Keseragaman data Anthropometri Tp One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Tp N 0 Uniform Parameters a Minimum Maximum Most Extreme Differences Absolute.167 Positive.167 Negative -.1 Kolmogorov-Smirnov Z.91 Asymp. Sig. (-tailed).75 a. Test distribution is Uniform. Tabel 8. Keseragaman data Anthropometri Rt One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test N 0 Rt Uniform Parameters a Minimum Maximum Most Extreme Differences Absolute.10 Positive.0 Negative -.10 Kolmogorov-Smirnov Z.657 Asymp. Sig. (-tailed).781 a. Test distribution is Uniform.

107 155 Tabel 84. Keseragaman data Anthropometri Tpo One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Tpo N 0 Uniform Parameters a Minimum.00 Maximum Most Extreme Differences Absolute.1 Positive.14 Negative -.1 Kolmogorov-Smirnov Z 1.66 Asymp. Sig. (-tailed).081 a. Test distribution is Uniform. Tabel 85. Keseragaman data Anthropometri Ppo One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Ppo N 0 Uniform Parameters a Minimum.00 Maximum Most Extreme Differences Absolute.17 Positive.17 Negative -.17 Kolmogorov-Smirnov Z.946 Asymp. Sig. (-tailed). a. Test distribution is Uniform.

108 156 Tabel 86. Keseragaman data Anthropometri Jt One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Jt N 0 Uniform Parameters a Minimum Maximum Most Extreme Differences Absolute.1 Positive.146 Negative -.1 Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (-tailed).1 a. Test distribution is Uniform. Hasil Pengolahan Uji Keseragaman Data Tabel 87. Tabel Uji Keseragaman Data Anthropometri Variabel N Mean StDev BKA BKB Keterangan Tsd 0,70, 8,6 19,14 Seragam Lp 0 1,54,54 8,49 4,60 Seragam Tp 0 1,90 1,44 16,7 11,08 Seragam Rt 0 165,58 7,41 180,10 151,07 Seragam Tpo 0 44,9 5,40 54,88,71 Seragam Ppo 0 4,54 5,14 5,6,46 Seragam Jt 0 78,67 4,10 86,71 70,6 Seragam Dari hasil pengolahan variabel Anthropometri menggunakan SPSS dapat diketahui bahwa data yang didapat adalah uniform/seragam.

109 157 LAMPIRAN 8 ANALISIS REBA SETELAH PERBAIKAN FASILITAS KERJA Sudut yang Terbentuk Setelah Perbaikan Tabel 88. Sudut Tubuh Operator OPerasi Penutupan Bungkus Setelah Perbaikan Postur Tubuh Sudut yang Terbentuk Punggung 7 0 Flexion Leher 11 0 Flexion Kaki duduk Lengan Atas 47 0 Flexion Lengan Bawah 8 0 Flexion Pergelangan 19 0 Flexion Pengukuran REBA Setelah Perbaikan Tabel 89. Analisis REBA pada Fasilitas Baru Operasi Penutupan Bungkus Group A Group B Postur Skor Total Postur Skor Total Punggung Lengan Atas Tegak +1jika Flexion +1Jika posisi 1 memutar atau Extension abducted/rot 1 miring ated kesamping +1jika bahu Flexion >0 0 Extension ditinggikan Extension Flexion -1jika Flexion Flexion bersandar,bo >0 0 Extension bot lengan >60 0 Flexion >90 0 Flexion ditopang atau 4 4 sesuai gravitasi

110 158 Leher Lengan Bawah Flexion +1jika memutar atau Flexion 1 miring 1 kesamping >0 0 Flexion <60 0 Flexion >0 0 Extension >100 0 Flexion Posisi Kaki Pergelangan Tangan Kaki tertopang,bobot tersebar merata,jalan atau duduk Kaki tidak tertopang,bobot tidak menyebar/tidak stabil 1 +1jika lutut Extension 1 +1jika antara 0 0 dan Flexion pergelangan 60 0 flexion tangan menyimpang +jika lutut atau berputar >60 0 flexion >15 0 Flexion (tidak ketika >15 0 Extension duduk) Skor untuk table A Skor untuk table B Skor berat beban Coupling <5kg 0 +1penambaha 0 Good, pegangan 0 0 n beban yang pas tepat tiba-tiba genggaman kuat 5-10kg 1 mendadak Fair, lebih 1 sesuai digunakan oleh bagian lain dari tubuh >10kg Poor, Pegangan tangan tidak bisa diterima walupun memungkinkan Skor A +0 Unacceptabel, (tabela+beban = pegangan yang kerja) dipaksakan

111 159 Activity Skor Skor B +0 (tabelb+coupli = ng) 1 atau lebih bagian +1 Skor C (dari tubuh statis, table C) ditahan lebih dari 1menit Pengulangan +1 1 Activity Skor 1 gerakan dalam rentan waktu singkat, diulang lebih dari 4 kali permenit(tidak termasuk berjalan) Gerakan +1 REBA Skor menyebabkan (skor C+ perubahan atau Activity Skor) pergeseran postur yang cepat dari posisi awal ACTION LEVEL +1 = 1 Dari analisis metode REBA pada operasi penutupan bungkus, didapatkan nilai action level sebesar 1 dengan level resiko rendah.

112 160 LAMPIRAN 9 ANALISIS OWAS SETELAH PERBAIKAN FASILITAS KERJA Tabel 89. Analisis OWAS pada Fasilitas Baru Operasi Pembersihan Kulit Postur Klasifikasi Nilai Postur Klasifikasi Nilai Punggung Lengan Lurus Kedua lengan berada 1 1 di bawah bahu 1 1 Membungkuk Satu lengan berada Memutar atau miring ke pada atau di atas bahu samping Membungkuk dan memutar atau membungkuk ke depan dan 4 Kedua lengan pada atau di atas bahu menyamping Kaki Berat beban Duduk 1 1 Berat beban adalah Berdiri bertumpu pada kedua kurang dari 10 kg kaki lurus (W 10 kg) 1 Berdiri bertumpu pada satu kaki lurus Berdiri bertumpu pada kedua Berat beban adalah 10 4 kaki dengan lutut ditekuk kg-0 kg (10 Berdiri bertumpu pada satu kaki kg<w 0 kg) 5 dengan lutut ditekuk Berlutut pada satu atau kedua Berat beban adalah 6 lutut lebih besar dari 0 kg Berjalan 7 (W>0 kg) KODE 111 Action Category (dari tabel OWAS) 1

113 161 Dari penghitungan menggunakan metode OWAS pada operasi pembersihan kulit, dapat diketahui bahwa didapatkan kode OWAS 111. Sehingga dari tabel OWAS dapat diketahui nilai Action Category sebesar 1 sehingga tidak memerlukan perbaikan.

114 16 LAMPIRAN 10 DOKUMENTASI FASILITAS KERJA 1. Dokumentasi Fasilitas Kerja Sebelum Perbaikan a. Dari Analisis REBA (Proses Penutupan Bungkus) Gambar. Proses Penutupan Bungkus Sebelum Perbaikan (samping) Gambar. Proses Penutupan Bungkus Sebelum Perbaikan (atas)

115 16 b. Dari Analisis OWAS (Proses Penutupan Bungkus) Gambar 4. Proses Pembersihan Kulit Sebelum Perbaikan (samping) Gambar 5. Proses Pembersihan Kulit Sebelum Perbaikan (atas)

116 164. Dokumentasi Fasilitas Kerja Setelah Perbaikan a. Dari Analisis REBA (Proses Penutupan Bungkus) Gambar 6. Proses Penutupan Bungkus Setelah Perbaikan (samping) Gambar 7. Proses Penutupan Bungkus Setelah Perbaikan (atas)

117 165 b. Dari Analisis OWAS (Proses Pembersihan Kulit) Gambar 8. Proses Pembersihan Kulit Setelah Perbaikan (samping) Gambar 9. Proses Pembersihan Kulit Setelah Perbaikan (atas)

MODUL 10 REBA. 1. Video postur kerja operator perakitan

MODUL 10 REBA. 1. Video postur kerja operator perakitan MODUL 10 REBA 1. Deskripsi Rapid Entire Body Assessment (REBA) merupakan metode yang dikembangkan dalam bidang ergonomic dan dapat digunakan secara cepat untuk menilai postur kerja seorang operator. Berdasarkan

Lebih terperinci

ANALISIS ERGONOMI PADA PRAKTIK MEMELIHARA RODA DAN BAN MENGGUNAKAN METODE REBA

ANALISIS ERGONOMI PADA PRAKTIK MEMELIHARA RODA DAN BAN MENGGUNAKAN METODE REBA 60 ANALISIS ERGONOMI PADA PRAKTIK MEMELIHARA RODA DAN BAN MENGGUNAKAN METODE REBA Friska Pakpahan 1, Wowo S. Kuswana 2, Ridwan A.M. Noor 3 Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia

Lebih terperinci

Disusun Oleh: Roni Kurniawan ( ) Pembimbing: Dr. Ina Siti Hasanah, ST., MT.

Disusun Oleh: Roni Kurniawan ( ) Pembimbing: Dr. Ina Siti Hasanah, ST., MT. ANALISIS POSTUR KERJA MENGGUNAKAN METODE RAPID ENTIRE BODY ASSESMENT PADA OPERATOR DALAM PEMBUATAN PEMBERSIH AIR LIMBAH DI PT. KAMIADA LESTARI INDONESIA Disusun Oleh: Roni Kurniawan (36411450) Pembimbing:

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Penelitian merupakan serangkaian aktivitas merumuskan, mengumpulkan, mengolah, menganalisis dan menarik suatu kesimpulan dari suatu permasalahan yang dijadikan objek

Lebih terperinci

ANALISA POSTUR KERJA TERHADAP AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING MENGGUNAKAN METODE OWAS

ANALISA POSTUR KERJA TERHADAP AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING MENGGUNAKAN METODE OWAS ANALISA POSTUR KERJA TERHADAP AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING MENGGUNAKAN METODE OWAS Dian Palupi Restuputri *1, Erry Septya Primadi 2, M. Lukman 3 1,2,3 Universitas Muhammadiyah Malang Kontak person:

Lebih terperinci

ANALISIS POSTUR KERJA MANUAL MATERIAL HANDLING DENGAN METODE OVAKO WORKING ANALISIS SYSTEM (OWAS) PADA HOME INDUSTRI MAWAR

ANALISIS POSTUR KERJA MANUAL MATERIAL HANDLING DENGAN METODE OVAKO WORKING ANALISIS SYSTEM (OWAS) PADA HOME INDUSTRI MAWAR ANALISIS POSTUR KERJA MANUAL MATERIAL HANDLING DENGAN METODE OVAKO WORKING ANALISIS SYSTEM (OWAS) PADA HOME INDUSTRI MAWAR Dewi Mulyati 1 Vera Viena 2 Irhamni 3 dan Baharuddinsyah 4 1 Jurusan Teknik Industri,

Lebih terperinci

Analisis Postur Kerja dengan Metode REBA untuk Mengurangi Resiko Cedera pada Operator Mesin Binding di PT. Solo Murni Boyolali

Analisis Postur Kerja dengan Metode REBA untuk Mengurangi Resiko Cedera pada Operator Mesin Binding di PT. Solo Murni Boyolali Analisis Postur Kerja dengan Metode REBA untuk Mengurangi Resiko Cedera pada Operator Mesin Binding di PT. Solo Murni Boyolali Alfian Destha Joanda *1) dan Bambang Suhardi *2) 1,2) Program Pascasarjana

Lebih terperinci

Rancangan Fasilitas Kerja Yang Ergonomis Di Stasiun Penguapan Untuk Meningkatkan Produktivitas (Studi Kasus Pada CV. Arba Jaya) Chandra S.

Rancangan Fasilitas Kerja Yang Ergonomis Di Stasiun Penguapan Untuk Meningkatkan Produktivitas (Studi Kasus Pada CV. Arba Jaya) Chandra S. Rancangan Fasilitas Kerja Yang Ergonomis Di Stasiun Penguapan Untuk Meningkatkan Produktivitas (Studi Kasus Pada CV. Arba Jaya) TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

POSTUR KERJA. 1. Video postur kerja operator perakitan 2. Foto hasil screencapture postur kerja

POSTUR KERJA. 1. Video postur kerja operator perakitan 2. Foto hasil screencapture postur kerja A. Deskripsi POSTUR KERJA Rapid Entire Body Assessment (REBA) merupakan metode yang dikembangkan dalam bidang ergonomi dan dapat digunakan secara cepat untuk menilai postur kerja seorang operator. Rapid

Lebih terperinci

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK TUGAS AKHIR ANALISA POSTUR KERJA DAN PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING INDUSTRI KECIL (Studi kasus: Industri Kecil Pembuatan Tahu di Kartasuro) Diajukan sebagai salah satu

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Toko Sinar Mustika, Bandung berdiri sejak tahun 1990, merupakan toko yang bergerak di bidang jual beli kain. Masalah yang dihadapi oleh toko ini adalah mengenai troli yang tidak ergonomis dan tidak

Lebih terperinci

Analisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe

Analisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe Analisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe Farida Ariani 1), Ikhsan Siregar 2), Indah Rizkya Tarigan 3), dan Anizar 4) 1) Departemen Teknik Mesin, Fakultas

Lebih terperinci

ANALISIS POSTUR KERJA PEKERJA PROSES PENGESAHAN BATU AKIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE REBA

ANALISIS POSTUR KERJA PEKERJA PROSES PENGESAHAN BATU AKIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE REBA ANALISIS POSTUR KERJA PEKERJA PROSES PENGESAHAN BATU AKIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE REBA Fahmi Sulaiman 1 * & Yossi Purnama Sari 2 1,2 Program Studi Teknik Industri, Politeknik LP3I Medan Tel: 061-7867311

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Masalah utama dalam aktivitas produksi ditinjau dari segi kegiatan / proses produksi adalah bergeraknya material dari satu proses ke proses produksi berikutnya. Untuk

Lebih terperinci

PERANCANGAN FASILITAS KERJA ERGONOMIS MENGGUNAKAN METODE OVAKA WORKING POSTURE ANALYSIS SYSTEM (OWAS)

PERANCANGAN FASILITAS KERJA ERGONOMIS MENGGUNAKAN METODE OVAKA WORKING POSTURE ANALYSIS SYSTEM (OWAS) PERANCANGAN FASILITAS KERJA ERGONOMIS MENGGUNAKAN METODE OVAKA WORKING POSTURE ANALYSIS SYSTEM (OWAS) (Study Kasus di CV Mitra Jaya Departemen Empat) Skripsi Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang

Lebih terperinci

ANALISA DAN PERANCANGAN ULANG PROSEDUR KERJA PENCETAKAN PAVING YANG ERGONOMIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE RULA

ANALISA DAN PERANCANGAN ULANG PROSEDUR KERJA PENCETAKAN PAVING YANG ERGONOMIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE RULA ANALISA DAN PERANCANGAN ULANG PROSEDUR KERJA PENCETAKAN PAVING YANG ERGONOMIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE RULA Studi Kasus : UD. Dhiana Kali Ampo Batu - Malang Skripsi Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan

Lebih terperinci

Novena Ayu Parasti, Chandra Dewi K., DM. Ratna Tungga Dewa

Novena Ayu Parasti, Chandra Dewi K., DM. Ratna Tungga Dewa ANALISIS POSTUR KERJA PADA INDUSTRI GERABAH Novena Ayu Parasti, Chandra Dewi K., DM. Ratna Tungga Dewa PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI, FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA, Jln.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Khususnya bagi industri pembuatan canopy, tralis, pintu besi lipat,

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Khususnya bagi industri pembuatan canopy, tralis, pintu besi lipat, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perindustrian di Indonesia sekarang ini mengalami perkembangan yang pesat. Khususnya bagi industri pembuatan canopy, tralis, pintu besi lipat, rolling door, dan lan-lain.

Lebih terperinci

ANALISIS POSTUR KERJA PADA TENAGA KERJA DENGAN METODE REBA AREA WORKSHOP PT X JAKARTA TIMUR

ANALISIS POSTUR KERJA PADA TENAGA KERJA DENGAN METODE REBA AREA WORKSHOP PT X JAKARTA TIMUR ANALISIS POSTUR KERJA PADA TENAGA KERJA DENGAN METODE REBA AREA WORKSHOP PT X JAKARTA TIMUR Iwan Suryadi 1, Siti Rachmawati 2 1,2 Program Studi D3 Hiperkes dan Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manual (Manual Material Handling/MMH). Kelebihan MMH bila

BAB I PENDAHULUAN. manual (Manual Material Handling/MMH). Kelebihan MMH bila 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peranan manusia sebagai sumber tenaga kerja masih dominan dalam menjalankan proses produksi terutama kegiatan yang bersifat manual. Salah satu bentuk peranan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pekerja yang melakukan kegiatan berulang-ulang dalam satu siklus sangat

BAB I PENDAHULUAN. Pekerja yang melakukan kegiatan berulang-ulang dalam satu siklus sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Pekerja yang melakukan kegiatan berulang-ulang dalam satu siklus sangat rentan mengalami gangguan musculoskeletal. Keluhan musculoskeletal adalah keluhan

Lebih terperinci

ANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA HOME INDUSTRY JKS SNACK & CATERING DI SERANG-BANTEN

ANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA HOME INDUSTRY JKS SNACK & CATERING DI SERANG-BANTEN Journal Industrial Manufacturing Vol. 3, No. 1, Januari 2018, pp. 51-56 P-ISSN: 2502-4582, E-ISSN: 2580-3794 ANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA HOME INDUSTRY JKS SNACK & CATERING

Lebih terperinci

Metode dan Pengukuran Kerja

Metode dan Pengukuran Kerja Metode dan Pengukuran Kerja Mengadaptasi pekerjaan, stasiun kerja, peralatan dan mesin agar cocok dengan pekerja mengurangi stress fisik pada badan pekerja dan mengurangi resiko cacat kerja yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT. Indofood Sukses Makmur. Tbk Bogasari Flour Mills adalah produsen

BAB I PENDAHULUAN. PT. Indofood Sukses Makmur. Tbk Bogasari Flour Mills adalah produsen BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang PT. Indofood Sukses Makmur. Tbk Bogasari Flour Mills adalah produsen tepung terigu di Indonesia dengan kapasitas produksi sebesar 3,6 juta ton per tahun yang merupakan

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Metodologi Penelitian

Gambar 3.1 Metodologi Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan tahapan-tahapan dan langkah-langkah yang akan di lewati dalam melakukan penelitian. Metodologi penelitian ini akan membantu menyelesaikan penelitian

Lebih terperinci

LEMBAR KUESIONER HUBUNGAN POSISI KERJA DENGAN KELUHAN NYERI PINGGANG BAWAH PADA PEKERJA PEMELIHARAAN TERNAK BALAI EMBRIO TERNAK CIPELANG

LEMBAR KUESIONER HUBUNGAN POSISI KERJA DENGAN KELUHAN NYERI PINGGANG BAWAH PADA PEKERJA PEMELIHARAAN TERNAK BALAI EMBRIO TERNAK CIPELANG LAMPIRAN 1 LEMBAR KUESIONER HUBUNGAN POSISI KERJA DENGAN KELUHAN NYERI PINGGANG BAWAH PADA PEKERJA PEMELIHARAAN TERNAK BALAI EMBRIO TERNAK CIPELANG Saya Widi Nusuci Anugrah, mahasiswi Fakultas Ilmu-ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Unit kerja menengah CV. Raya Sport merupakan usaha yang. memproduksi pakaian (konveksi). Pada kegiatan proses produksi ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Unit kerja menengah CV. Raya Sport merupakan usaha yang. memproduksi pakaian (konveksi). Pada kegiatan proses produksi ditemukan BAB I PENDAHULUAN 1.1.1. Latar Belakang Masalah Unit kerja menengah CV. Raya Sport merupakan usaha yang memproduksi pakaian (konveksi). Pada kegiatan proses produksi ditemukan adanya aktivitas manual yaitu

Lebih terperinci

PERANCANGAN STASIUN KERJA PEMBUATAN KULIT MOCHI DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI

PERANCANGAN STASIUN KERJA PEMBUATAN KULIT MOCHI DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI PERANCANGAN STASIUN KERJA PEMBUATAN KULIT MOCHI DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI Silvi Ariyanti 1 1 Program Studi Teknik Industri Universitas Mercubuana Email: ariyantisilvi41@gmail.com ABSTRAK Pada industri

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tempat Kerja Tempat kerja adalah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, beregrak atau tetap, dimana tenaga kerja bekerja atau yang sering dimasuki

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ergonomi Pada tinjauan mengenai ergonomi akan dibahas mengenai definisi ergonomi dan metode penilaian risiko MSDs. Kedua hal tersebut dijabarkan seperti berikut ini : 1.1.1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Postur tubuh yang tidak seimbang dan berlangsung dalam jangka waktu lama dapat mengakibatkan stress pada bagian tubuh tertentu, yang biasa disebut dengan postural

Lebih terperinci

Analisis Risiko Manual Handling pada Pekerja PT. XYZ

Analisis Risiko Manual Handling pada Pekerja PT. XYZ Analisis Risiko Manual Handling pada Pekerja PT. XYZ Cita Anugrah Adi Prakosa 1), Pringgo Widyo Laksono 2) 1,2) Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret Surakarta 2) Laboratorium

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Industria: Jurnal Teknologi dan Manajemen Agroindustri Volume 5 Nomor 1:

PENDAHULUAN. Industria: Jurnal Teknologi dan Manajemen Agroindustri Volume 5 Nomor 1: Industria: Jurnal Teknologi dan Manajemen Agroindustri Volume 5 Nomor : 9-45 9 Industria: Jurnal Teknologi dan Manajemen Agroindustri 5(): 9-45 (06) ISSN 5-7877 (Print) ISSN 549-89 (Online) Tersedia online

Lebih terperinci

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT RISIKO ERGONOMI PADA PEKERJA KONSTRUKSI DENGAN PENDEKATAN METODE REBA, OWAS DAN QEC

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT RISIKO ERGONOMI PADA PEKERJA KONSTRUKSI DENGAN PENDEKATAN METODE REBA, OWAS DAN QEC TUGAS AKHIR ANALISIS PENILAIAN TINGKAT RISIKO ERGONOMI PADA PEKERJA KONSTRUKSI DENGAN PENDEKATAN METODE REBA, OWAS DAN QEC PADA PROYEK PEMBANGUNAN PABRIK PT. CROWN Diajukan guna melengkapi sebagian syarat

Lebih terperinci

ERGONOMI PADA BURUH GENDONG PEREMPUAN. ( Oleh : Risma A Simanjuntak, Prastyono Eko Pambudi ) Abstrak

ERGONOMI PADA BURUH GENDONG PEREMPUAN. ( Oleh : Risma A Simanjuntak, Prastyono Eko Pambudi ) Abstrak ERGONOMI PADA BURUH GENDONG PEREMPUAN ( Oleh : Risma A Simanjuntak, Prastyono Eko Pambudi ) Abstrak Penelitian ini dilakukan di pasar Bringharjo dan Giwangan dengan objek buruh gendong perempuan. Makalah

Lebih terperinci

PERANCANGAN FASILITAS KERJA BERDASARKAN ANALISIS POSTUR KERJA PADA PERAJIN GERABAH KASONGAN YOGYAKARTA DI HOME INDUSTRY IBU TINEM

PERANCANGAN FASILITAS KERJA BERDASARKAN ANALISIS POSTUR KERJA PADA PERAJIN GERABAH KASONGAN YOGYAKARTA DI HOME INDUSTRY IBU TINEM PERANCANGAN FASILITAS KERJA BERDASARKAN ANALISIS POSTUR KERJA PADA PERAJIN GERABAH KASONGAN YOGYAKARTA DI HOME INDUSTRY IBU TINEM SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Diajukan guna melengkapi sebagai syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : Nama : Nur Ngaeni NIM :

TUGAS AKHIR. Diajukan guna melengkapi sebagai syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : Nama : Nur Ngaeni NIM : TUGAS AKHIR ANALISA POSTUR KERJA PADA AKTIVITAS PEKERJA PANEN BUAH KELAPA SAWIT (TBS) MENGGUNAKAN METODE RAPID ENTIRE BODY ASSESMENT (REBA) D i PT. XYZ Diajukan guna melengkapi sebagai syarat dalam mencapai

Lebih terperinci

SKRIPSI PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEREDUKSI ISSUE ERGONOMICS BACKBONE PAIN PADA PROSES WELDING NUT

SKRIPSI PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEREDUKSI ISSUE ERGONOMICS BACKBONE PAIN PADA PROSES WELDING NUT SKRIPSI PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEREDUKSI ISSUE ERGONOMICS BACKBONE PAIN PADA PROSES WELDING NUT Disusun Oleh : Sanusi Akbar NPM. 201310217011 PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerja, modal, mesin dan peralatan dalam suatu lingkungan untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. kerja, modal, mesin dan peralatan dalam suatu lingkungan untuk menghasilkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan produksi merupakan integrasi dari tenaga kerja, material, metode kerja, modal, mesin dan peralatan dalam suatu lingkungan untuk menghasilkan nilai tambah bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam beraktifitas membutuhkan suatu alat yang dirancang atau

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam beraktifitas membutuhkan suatu alat yang dirancang atau BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia dalam beraktifitas membutuhkan suatu alat yang dirancang atau didesain khusus untuk membantu pekerjaan manusia agar menjadi lebih mudah. Desain yang tepat

Lebih terperinci

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Perusahaan Nai Shoes Collection merupakan home industry yang bergerak di bidang industri sepatu safety dan sepatu boot yang berlokasi di Jl. Cibaduyut Raya Gang Eteh Umi RT. 2 RW 1 kota Bandung.

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah: 1. Hasil penilaian REBA nilai action level tertinggi dengan kriteria

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO POSTUR KERJA DI CV. A CLASS SURAKARTA

ANALISIS RISIKO POSTUR KERJA DI CV. A CLASS SURAKARTA ANALISIS RISIKO POSTUR KERJA DI CV. A CLASS SURAKARTA Yudha Rahadian 1*, Giusti Arcibal 1, Irwan Iftadi 1,2 1 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret Jln. Ir. Sutami 36A,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peranan manusia sebagai sumber tenaga kerja masih dominan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Peranan manusia sebagai sumber tenaga kerja masih dominan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan manusia sebagai sumber tenaga kerja masih dominan dalam menjalankan proses produksi terutama kegiatan yang bersifat manual. Salah satu bentuk peranan manusia

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA UNTUK MENGURANGI RESIKO MUSCULOSKELETAL DISORDERS (STUDI KASUS DI PT. MARTINA BERTO. TBK)

SKRIPSI ANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA UNTUK MENGURANGI RESIKO MUSCULOSKELETAL DISORDERS (STUDI KASUS DI PT. MARTINA BERTO. TBK) SKRIPSI ANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA UNTUK MENGURANGI RESIKO MUSCULOSKELETAL DISORDERS (STUDI KASUS DI PT. MARTINA BERTO. TBK) Disusun oleh RAHMAT SUBAIQI 2012.10.215.188 PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: a. Meja dan Kursi yang dirancang terbukti menurunkan keluhan kedua operator

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGAJUAN... ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGAJUAN... ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGAJUAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... xiii INTISARI... xiv ABSTRACT...

Lebih terperinci

POSTURE & MOVEMENT PERTEMUAN 2 DECY SITUNGKIR, SKM, MKKK KESEHATAN MASYARAKAT

POSTURE & MOVEMENT PERTEMUAN 2 DECY SITUNGKIR, SKM, MKKK KESEHATAN MASYARAKAT POSTURE & MOVEMENT PERTEMUAN 2 DECY SITUNGKIR, SKM, MKKK KESEHATAN MASYARAKAT Model Konsep Interaksi Ergonomi POSTURE??? Postur Kerja & Pergerakan An active process and is the result of a great number

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Bab ini berisi analisis dan interpretasi hasil berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya. Analisis dan interpretasi hasil bertujuan untuk menjelaskan hasil dari

Lebih terperinci

RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT (RULA)

RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT (RULA) RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT (RULA) A. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mampu merancang metode kerja berdasarkan pada prinsip-prinsip biomekanika. 2. Mengetahui postur kerja yang baik menurut prinsip-prinsip RULA. 3.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan pada sistem otot rangka/musculoskeletal disorders (MSDs)

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan pada sistem otot rangka/musculoskeletal disorders (MSDs) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gangguan pada sistem otot rangka/musculoskeletal disorders (MSDs) merupakan masalah dalam bidang kesehatan kerja pada saat ini. Gangguan ini akan menyebabkan penurunan

Lebih terperinci

ANALISIS POSTUR KERJA PADA AKTIVITAS PENGANGKUTAN BUAH KELAPA SAWIT DENGAN MENGGUNAKAN METODE RAPID ENTIRE BODY ASSESSMENT (REBA)

ANALISIS POSTUR KERJA PADA AKTIVITAS PENGANGKUTAN BUAH KELAPA SAWIT DENGAN MENGGUNAKAN METODE RAPID ENTIRE BODY ASSESSMENT (REBA) ANALISIS POSTUR KERJA PADA AKTIVITAS PENGANGKUTAN BUAH KELAPA SAWIT DENGAN MENGGUNAKAN METODE RAPID ENTIRE BODY ASSESSMENT (REBA) Muhammad wakhid Mahasiswa Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Aktivitas manual material handling atau penanganan material secara manual masih menjadi sebagian besar aktivitas yang ada di dunia industri seperti aktivitas pengangkatan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produksi, terutama perusahaan yang bersifat padat karya. Produktivitas tenaga kerja

BAB I PENDAHULUAN. produksi, terutama perusahaan yang bersifat padat karya. Produktivitas tenaga kerja BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Faktor pekerja masih sangat mempengaruhi tingkat produktivitas suatu sistem produksi, terutama perusahaan yang bersifat padat karya. Produktivitas tenaga kerja dapat

Lebih terperinci

ANALISIS POSTUR DAN GERAKAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE OCCUPATIONAL REPETITIVE ACTION

ANALISIS POSTUR DAN GERAKAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE OCCUPATIONAL REPETITIVE ACTION TUGAS AKHIR ANALISIS POSTUR DAN GERAKAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE OCCUPATIONAL REPETITIVE ACTION (OCRA) (Studi Kasus : PT. SAMIDI GLASS AND CRAFT, BAKI, SUKOHARJO) Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KONSEP ERGONOMI PADA PEMBUATAN ALAT TENUN TRADISIONAL MENGGUNAKAN PRINSIP PERANCANGAN YANG DAPAT DISESUAIKAN

IMPLEMENTASI KONSEP ERGONOMI PADA PEMBUATAN ALAT TENUN TRADISIONAL MENGGUNAKAN PRINSIP PERANCANGAN YANG DAPAT DISESUAIKAN IMPLEMENTASI KONSEP ERGONOMI PADA PEMBUATAN ALAT TENUN TRADISIONAL MENGGUNAKAN PRINSIP PERANCANGAN YANG DAPAT DISESUAIKAN (Studi Kasus Industri Tenun Pandai Sikek Sumatera Barat) Nilda Tri Putri, Ichwan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA TINJAUAN FAKTOR RISIKO ERGONOMI DAN KELUHAN SUBJEKTIF TERHADAP TERJADINYA GANGGUAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA PABRIK PROSES FINISHING DI DEPARTEMEN PPC PT SOUTHERN CROSS TEXTILE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stasiun Kerja Bawahan. Stasiun Kerja Finishing. Gambar 1.1 Stasiun Kerja Pembuatan Sepatu

BAB I PENDAHULUAN. Stasiun Kerja Bawahan. Stasiun Kerja Finishing. Gambar 1.1 Stasiun Kerja Pembuatan Sepatu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan produksi di bidang manufaktur maupun jasa sering dijumpai stasiun kerja yang tidak ergonomis dikarenakan tidak sesuainya antropometri pekerja dengan fasilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan pekerjaannya adalah keluhan musculoskeletal disorders(msds).

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan pekerjaannya adalah keluhan musculoskeletal disorders(msds). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tipe masalah ergonomi yang sering dijumpai ditempat kerja khususnya yang berhubungan dengan kekuatan dan ketahanan manusia dalam melaksanakan pekerjaannya

Lebih terperinci

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N USULAN PERBAIKAN FASILITAS KERJA PADA PENGGILINGAN BATU UNTUK MENGURANGI MUSCULOSCELETAL DISORDER PADA PABRIK PT.MASYARAKAT PRATAMA ANINDITA TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Hasil Perhitungan Seluruh Tahapan Menggunakan Metode REBA, REBA, OWAS & QEC

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Hasil Perhitungan Seluruh Tahapan Menggunakan Metode REBA, REBA, OWAS & QEC BAB V ANALISA HASIL 5.1 Hasil Perhitungan Seluruh Tahapan Menggunakan Metode REBA, OWAS & QEC Berdasarkan bab sebelumnya, maka pada bab ini akan dilakukan analisis hasil pengolahan data terhadap pengukuran

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALAT UKUR MANUAL UNTUK ANTROPOMETRI DINAMIS

PERANCANGAN ALAT UKUR MANUAL UNTUK ANTROPOMETRI DINAMIS TUGAS AKHIR PERANCANGAN ALAT UKUR MANUAL UNTUK ANTROPOMETRI DINAMIS Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan akademik guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Strata Satu Oleh : NAMA : JUAN HARTANTO WIBOWO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan program pengembangan dan pendayagunaan SDM tersebut, pemerintah juga memberikan jaminan kesejahteraan, kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan program pengembangan dan pendayagunaan SDM tersebut, pemerintah juga memberikan jaminan kesejahteraan, kesehatan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang maksimal, pembangunan bangsa Indonesia dewasa ini lebih dikonsentrasikan pada pengembangan dan pendayagunaan Sumber

Lebih terperinci

Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya Abstrak

Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya Abstrak Analisis Tingkat Risiko Cedera MSDs pada Pekerjaan Manual Material Handling dengan Metode REBA dan RULA pada Pekerjaan Area Produksi Butiran PT. Petrokimia Kayaku Reza Rashad Ardiliansyah 1*, Lukman Handoko

Lebih terperinci

perusahaan lupa untuk memperhatikan akibat dari pengangkutan material secara manual tersebut bagi kenyamanan dan kesehatan pekerja atau operator. Pabr

perusahaan lupa untuk memperhatikan akibat dari pengangkutan material secara manual tersebut bagi kenyamanan dan kesehatan pekerja atau operator. Pabr ANALISIS PEMINDAHAN MATERIAL SECARA MANUAL PEKERJA PENGANGKUT GENTENG UD. SINAR MAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE RAPID ENTIRE BODY ASSESSMENT (REBA) Dian Herdiana Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengambilan data dilakukan dengan cara melihat langsung pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja pada perusahaan yang diteliti. Data yang diambil

Lebih terperinci

1 Pedahuluan. Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.5 No.1 (2016) 4-10 ISSN X

1 Pedahuluan. Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.5 No.1 (2016) 4-10 ISSN X Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.5 No.1 (2016) 4-10 ISSN 2302 934X Ergonomic and Work System Analisis Pemindahan Material Secara Manual Pada Pekerja Pengangkut Kayu Dengan Menggunakan Metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri yang semakin pesat saat ini memunculkan berbagai jenis usaha. Semua kegiatan perindustrian tersebut tidak terlepas dari peran manusia, mesin dan

Lebih terperinci

Kata Kunci: metode QEC, pekerja gerabah, sepuluh postur duduk

Kata Kunci: metode QEC, pekerja gerabah, sepuluh postur duduk EVALUASI RESIKO POSTUR KERJA DI UMKM GERABAH MENGGUNAKAN METODE QUICK EXPOSURE CHECKLIST Indah Pratiwi 1*, Purnomo 2, Rini Dharmastiti 3, Lientje Setyowati 4 1 Mahasiswi Program Doktor Teknik Mesin Universitas

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: PERANCANGAN ALAT BANTU PENGAMBILAN SAMPEL PADA ROAD TANK PT PERTAMINA EP CEPU

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: PERANCANGAN ALAT BANTU PENGAMBILAN SAMPEL PADA ROAD TANK PT PERTAMINA EP CEPU PERANCANGAN ALAT BANTU PENGAMBILAN SAMPEL PADA ROAD TANK PT PERTAMINA EP CEPU Ratnanto Fitriadi 1*, Dini Hapsari 2 1,2 Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Surakarta 1 PUSLOGIN (Pusat Studi

Lebih terperinci

PERBAIKAN POSTUR KERJA PADA PROSES PENGIKIRAN WAJAN DI SP ALUMINIUM YOGYAKARTA

PERBAIKAN POSTUR KERJA PADA PROSES PENGIKIRAN WAJAN DI SP ALUMINIUM YOGYAKARTA PERBAIKAN POSTUR KERJA PADA PROSES PENGIKIRAN WAJAN DI SP ALUMINIUM YOGYAKARTA Samuel Bobby Sanjoto *1), M.Chandra Dewi K 2) dan A. Teguh Siswantoro 3) 1,2,3) Fakultas Teknologi Industri, Universitas Atma

Lebih terperinci

ANALISIS ERGONOMI PADA PEKERJA LAUNDRI

ANALISIS ERGONOMI PADA PEKERJA LAUNDRI ANALISIS ERGONOMI PADA PEKERJA LAUNDRI Peneliti : Anita Dewi Prahastuti Sujoso 1 Mahasiswa : Melisa Fani 2, Alifatul Fitria 3, Rsikita Ikmala 4 Sumber dana : 1, Dosen Bagian Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan

Lebih terperinci

PENILAIAN POSTUR OPERATOR DAN PERBAIKAN SISTEM KERJA DENGAN METODE RULA DAN REBA (STUDI KASUS)

PENILAIAN POSTUR OPERATOR DAN PERBAIKAN SISTEM KERJA DENGAN METODE RULA DAN REBA (STUDI KASUS) PENILAIAN POSTUR OPERATOR DAN PERBAIKAN SISTEM KERJA DENGAN METODE RULA DAN REBA (STUDI KASUS) Rizki Wahyuniardi *), Dhia Malika Reyhanandar Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini digambarkan dalam diagram alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai Studi Pustaka Studi Lapangan Identifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring meningkatnya pertumbuhan perekonomian di Indonesia, membuat pembangunan juga semakin meningkat. Banyak pembangunan dilakukan di wilayah perkotaan maupun

Lebih terperinci

USULAN RANCANGAN FASILITAS KERJA PADA STASIUN PEMOTONGAN DAUN PANDAN UNTUK MENGURANGI RESIKO MUSCULOSKELETAL DISORDERS DI CV XYZ

USULAN RANCANGAN FASILITAS KERJA PADA STASIUN PEMOTONGAN DAUN PANDAN UNTUK MENGURANGI RESIKO MUSCULOSKELETAL DISORDERS DI CV XYZ USULAN RANCANGAN FASILITAS KERJA PADA STASIUN PEMOTONGAN DAUN PANDAN UNTUK MENGURANGI RESIKO MUSCULOSKELETAL DISORDERS DI CV XYZ Muhammad Zein Anwar 1, Abdul Rahim Matondang 2, Anizar 3 Departemen Teknik

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT X bergerak di bidang industri manufaktur yang memproduksi karet sebagai hasil utamanya. Operator mengalami keluhan sakit pada leher, punggung, lengan, dan kaki akibat pekerjaan yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini terfokus pada lingkungan kerja saat ini dan data antropometri yang dibutuhkan untuk perancangan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. berkat dan karunia-nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan

KATA PENGANTAR. berkat dan karunia-nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini di PT. Florindo Makmur Serdang

Lebih terperinci

Unisba.Repository.ac.id DAFTAR ISI

Unisba.Repository.ac.id DAFTAR ISI DAFTAR ISI ABSTRAK... i PEDOMAN TUGAS AKHIR... iii KATA PENGANTAR... iv AYAT AL-QURAN... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR SINGKATAN... xiii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE-METODE BIOMEKANIKA UNTUK MENGANALISIS POSTUR PADA AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING (MMH) KAJIAN PUSTAKA

PERBANDINGAN METODE-METODE BIOMEKANIKA UNTUK MENGANALISIS POSTUR PADA AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING (MMH) KAJIAN PUSTAKA PERBANDINGAN METODE-METODE BIOMEKANIKA UNTUK MENGANALISIS POSTUR PADA AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING (MMH) KAJIAN PUSTAKA Edi Budiman, ST., Ratih Setyaningrum, ST. Program Studi Teknik Industri Sekolah

Lebih terperinci

C. Materi Pembelajaran I. Pendahuluan I.1. Ergonomi I.2. Teknik Tata Cara Keija I.3. Faktor Manusia Dalam Sistem Produksi

C. Materi Pembelajaran I. Pendahuluan I.1. Ergonomi I.2. Teknik Tata Cara Keija I.3. Faktor Manusia Dalam Sistem Produksi Nama mata kuliah Kode/SKS Status : Teknik Tata Cara Kerja (TTCK) : TPI 2503/2 SKS : Wajib A. Deskripsi Singkat Mata Kuliah: Teknik Tata Cari Kerja merupakan mata kuliah yang mempelajari interaksi manusia

Lebih terperinci

Metode REBA Untuk Pencegahan Musculoskeletal Disorder Tenaga Kerja

Metode REBA Untuk Pencegahan Musculoskeletal Disorder Tenaga Kerja https://doi.org/10.22219/jtiumm.vol18.no1.19-28 Metode REBA Untuk Pencegahan Musculoskeletal Disorder Tenaga Kerja Dian Palupi Restuputri, M. Lukman, Wibisono Teknik Industri, Teknik, Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Tahu Sumedang adalah salah satu makanan khas Kota Sumedang. Pabrik Tahu di Sumedang semakin berkembang karena potensi pasar yang tinggi. Salah satu pabrik tahu di Kota Sumedang yaitu pabrik tahu

Lebih terperinci

BIOMEKANIKA PERTEMUAN #14 TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA

BIOMEKANIKA PERTEMUAN #14 TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA BIOMEKANIKA PERTEMUAN #14 TKT207 ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Mampu merancang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cuci jet stream motor Al-Hidayah adalah suatu bidang jasa mencuci motor dengan menggunakan engine spray. Kelebihan dari cuci jet stream motor adalah bisa membersihkan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Analisis Postur Kerja Berdasarkan Metode REBA. area Die Casting dapat dijelaskan sebagai berikut:

BAB V PEMBAHASAN. A. Analisis Postur Kerja Berdasarkan Metode REBA. area Die Casting dapat dijelaskan sebagai berikut: BAB V PEMBAHASAN A. Analisis Postur Kerja Berdasarkan Metode REBA Berdasarkan hasil penilaian postur kerja berdasarkan metode REBA di area Die Casting dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Station Melting

Lebih terperinci

Analisis Postur Kerja Menggunakan Metode Ovako Work Posture Analysis System (OWAS) (Studi Kasus: PT Sanggar Sarana Baja Transporter)

Analisis Postur Kerja Menggunakan Metode Ovako Work Posture Analysis System (OWAS) (Studi Kasus: PT Sanggar Sarana Baja Transporter) Analisis Postur Kerja Menggunakan Metode Ovako Work Posture Analysis System (OWAS) (Studi Kasus: PT Sanggar Sarana Baja Transporter) Sriyanto, ST., MT., Widhi Adwitya S. P. Program Studi Teknik Industri,

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI POSTUR KERJA SECARA ERGONOMI UNTUK MENGHINDARI MUSCULOSKELETAL DISORDERS

IDENTIFIKASI POSTUR KERJA SECARA ERGONOMI UNTUK MENGHINDARI MUSCULOSKELETAL DISORDERS IDENTIFIKASI POSTUR KERJA SECARA ERGONOMI UNTUK MENGHINDARI MUSCULOSKELETAL DISORDERS Meri Andriani Universitas Samudra, Jl. Meurandeh Prodi Teknik Industri. Email: meri_zulham@yahoo.com Abstrak Postur

Lebih terperinci

PERANCANGAN DESAIN KURSI DAN MEJA KOMPUTER YANG SESUAI UNTUK KENYAMANAN KARYAWAN DI PT. BUMI FLORA MEDAN

PERANCANGAN DESAIN KURSI DAN MEJA KOMPUTER YANG SESUAI UNTUK KENYAMANAN KARYAWAN DI PT. BUMI FLORA MEDAN PERANCANGAN DESAIN KURSI DAN MEJA KOMPUTER YANG SESUAI UNTUK KENYAMANAN KARYAWAN DI PT. BUMI FLORA MEDAN TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perusahaan industri di negara Indonesia sedang mengalami peningkatan yang cukup pesat, baik itu dalam bidang jasa atau manufaktur. Persaingan antara

Lebih terperinci

Mempelajari Proses Produksi Dan Postur Kerja Operator Pada Pemindahan Karung Pupuk Urea Bersubsidi Di PT Pupuk Kujang

Mempelajari Proses Produksi Dan Postur Kerja Operator Pada Pemindahan Karung Pupuk Urea Bersubsidi Di PT Pupuk Kujang Mempelajari Proses Produksi Dan Postur Kerja Operator Pada Pemindahan Karung Pupuk Urea Bersubsidi Di PT Pupuk Kujang Nama : Tehrizka Tambihan NPM : 37412336 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Rossi

Lebih terperinci

ANALISA ERGONOMI PADA POSTUR KERJA OPERATOR PAKAN AYAM MENGGUNAKAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESMENT (RULA) DI PT. X. Abstrak

ANALISA ERGONOMI PADA POSTUR KERJA OPERATOR PAKAN AYAM MENGGUNAKAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESMENT (RULA) DI PT. X. Abstrak ANALISA ERGONOMI PADA POSTUR KERJA OPERATOR PAKAN AYAM MENGGUNAKAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESMENT (RULA) DI PT. X Krishna Tri Sanjaya 1 Staf Pengajar, Universitas PGRI Ronggolawe, Tuban krishnasanjaya@yahoo.com

Lebih terperinci

KAJIAN PERBAIKAN POSTUR KERJA DENGAN METODE OWAS (OVAKO WORKING POSTURE ANALYSIS SYSTEM) (Studi Kasus di Pabrik Roti Cimpago Putih)

KAJIAN PERBAIKAN POSTUR KERJA DENGAN METODE OWAS (OVAKO WORKING POSTURE ANALYSIS SYSTEM) (Studi Kasus di Pabrik Roti Cimpago Putih) Jurnal Sains dan Teknologi Vol 17 no 2, Desember 2017 KAJIAN PERBAIKAN POSTUR KERJA DENGAN METODE OWAS (OVAKO WORKING POSTURE ANALYSIS SYSTEM) (Studi Kasus di Pabrik Roti Cimpago Putih) Meldia Fitri 1,

Lebih terperinci

Evaluasi Postur Kerja Operator Pengangkatan Pada Distributor Minuman Kemasan ABSTRAK

Evaluasi Postur Kerja Operator Pengangkatan Pada Distributor Minuman Kemasan ABSTRAK Evaluasi Postur Kerja Operator Pengangkatan Pada Distributor Minuman Kemasan Ery Suhendri¹, Ade Sri Mariawati²,Ani Umiyati³ ¹ ² ³ Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa erysuhendri@yahoo.com¹,adesri77@gmail.com²,

Lebih terperinci

Cut Ita Erliana dan Ruchmana Romauli Rajagukguk. Lhokseumawe Aceh Abstrak

Cut Ita Erliana dan Ruchmana Romauli Rajagukguk. Lhokseumawe Aceh   Abstrak ANALISA POSTUR KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE RAPPID UPPER LIMB ASSESSMENT (RULA) PADA PEKERJA BAGIAN MOTHER PLANT DEPARTEMEN NURSERY PT. TOBA PULP LESTARI, TBK PORSEA Cut Ita Erliana dan Ruchmana Romauli

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Seiring meningkatnya pertumbuhan perekonomian di Indonesia, membuat pembangunan semakin meningkat pula. Untuk memenuhi kebutuhan pembangunan tersebut banyak orang membuka usaha di bidang bahan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan UD Satria merupakan usaha kecil menengah yang bergerak di bidang produksi linggis. Usaha ini dikelola secara turun menurun yang didirikan pada tahun

Lebih terperinci

ASPEK ERGONOMI DALAM PERBAIKAN RANCANGAN FASILITAS PEMBUAT CETAKAN PASIR DI PT X.

ASPEK ERGONOMI DALAM PERBAIKAN RANCANGAN FASILITAS PEMBUAT CETAKAN PASIR DI PT X. ASPEK ERGONOMI DALAM PERBAIKAN RANCANGAN FASILITAS PEMBUAT CETAKAN PASIR DI PT X. ABSTRAK PT. X adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur pengolahan logam spesialis pembuatan cetakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peranan manusia sebagai sumber tenaga kerja pada industri

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peranan manusia sebagai sumber tenaga kerja pada industri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peranan manusia sebagai sumber tenaga kerja pada industri manufaktur di masa sekarang ini masih dominan dalam melakukan aktivitas manual material handling.

Lebih terperinci