Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP) Oleh: DINI HAFIZOH NIM.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP) Oleh: DINI HAFIZOH NIM."

Transkripsi

1 EVALUASI KOLEKSI PERPUSTAKAAN MENGGUNAKAN STANDAR NASIONAL INDONESIA 7496:2009 tentang PERPUSTAKAAN KHUSUS INSTANSI PEMERINTAH pada PERPUSTAKAAN MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP) Oleh: DINI HAFIZOH NIM PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H / 2017 M

2

3

4

5 ABSTRAK DINI HAFIZOH (NIM ) Evaluasi Koleksi dengan Menggunakan Standar Nasional Indonesia 7496 : 2009 Pada Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia. Dibawah bimbingan Nuryudi. S.Ag,. S.S,. M.Lis Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Tujuan penelitian ini adalah Pertama, untuk mengetahui koleksi dasar dan jenis-jenis koleksi perpustakaan MK. Kedua, untuk mengetahui penambahan koleksi pencacahan koleksi dan penyiangan koleksi pada Perpustakaan MK dimana kedua hal tersebut disesuaikan dengan SNI 7496:2009 tentang perpustakaan khusus instansi pemerintah. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui observasi, wawancara dan kajian kepustakaan. Hasil atau data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan tiga tahapan yaitu data direduksi, selanjutnya data disajikan dalam bentuk teks yang bersifat naratif dan menarik kesimpulan sesuai dengan rumusan masalah yang telah dijabarkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa koleksi dasar Perpustakaan MK telah melebihi 1000 judul, yakni 8910 judul yang dimiliki, koleksi dengan subjek kekhususannya masih 71,2% dimana belum mencapai 80% sesuai dengan SNI, Perpustakaan MK juga telah mengkoleksi terbitan dari dan tentang lembaga induk, namun majalah yang dikoleksi masih kurang dari 10 judul. Jenis-jenis koleksi pada Perpustakaan MK juga sudah sesuai dengan SNI 7496:2009 tentang perpustakaan khusus instansi pemerintah. Penambahan koleksi Perpustakaan MK pada tahun 2016 sebanyak 1,8% masih kurang dari 2% sesuai dengan standar, pada tahun 2015 penambahan koleksi sebanyak 2,17% dimana telah melebihi standar, begitu juga tahun 2014 telah dilakukan penambahan koleksi sebanyak 2,67% dan telah melebihi standar. Perpustakaan MK hanya pernah melakukan 1 kali pencacahan koleksi dan masih belum sesuai dengan standar dan penyiangan koleksi yang dilakukan oleh perpustakaan MK belum sesuai dengan standar karena tidak dilakukan 1 tahun satu kali. Kata Kunci : Evaluasi Koleksi, Standar Nasional Indonesia i

6 KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr.Wb. Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT serta sholawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW, karena atas rahmat-nyalah penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul Evaluasi Koleksi Menggunakan Standar Nasional Indonesia (7496 : 2009) tentang Perpustakaan Khusus Instansi Pemerintah Pada Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia. Dalam proses skripsi ini penulis mengalami berbagai hambatan dan tantangan yang begitu banyak, namun berkat semangat dan dorongan dari berbagai pihak akhirnya penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Sukron Kamil. M.Ag, selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak Pungki Purnomo, MLIS, selaku Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, atas bantuan dan dukungannya, penulis mengucapkan Terimakasih. 3. Bapak Mu min Suprayogi, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, atas bantuan dan dukungannya, penulis mengucapkan terimakasih. 4. Bapak Nuryudi, S.Ag.,S.S,.MLIS, selaku dosen Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, telah memberikan segala ilmu pengetahuan dan ilmu kepada penulis dan selaku dosen pembimbing skripsi yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk senangtiasa ii

7 membantu dan memberi petunjuk serta arahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 5. Bapak Parhan Hidayat M.Hum, selaku dosen pembimbing akademik dan selaku dosen Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, telah memberikan segala ilmu pengetahuan dan ilmu kepada penulis 6. Seluruh Bapak dan Ibu dosen Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, telah memberikan segala ilmu pengetahuan dan ilmu kepada penulis. 7. Ibu Lina Herlina MLis Selaku Koor Pustakawan Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia yang telah mengijinkan penulis melakukan penelitian dan membimbing penulis sehingga dapat menyelesaikan skipsi ini. 8. Bapak Haninnyo, Ibu Dewi Fitriani dan Ibu Eling Masitoh selaku pustakawan Pustakawan Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia yang telah memberikan arahan dan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan skipsi ini. 9. Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih kepada keluargaku tersayang, alm Ayah dan Ibu, kakak-kakakku yang telah memberikan dukungan doa dan semangat yang tak henti-hentinya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 10. Sahabat-sahabat penulis Yusra, Amalia Rachmadanty, Lilis Shofiyanti yang tak pernah lelah memberikan nasehat dan motivasi kepada penulis dalam penulisan skripsi ini. 11. Terima kasih kepada teman-teman Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Jakarta angkatan 2011 dan terutama IP 2011 kelas A yang selalu memberikan semangat kepada penulis agar menyelesaikan skripsi dan mendapatkan gelar sarjana. iii

8 12. Kawan-kawan penulis di Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat Fakultas Adab dan Humaniora ( HMI KOFAH) yang selalu memberikan dukungan pada penulis dalam penulisan skripsi ini. 13. Teman-teman Kuliah Kerja Nyata (KNN) PELITA yang selalu menyemangati penulis dalam menyelesaikan skripsi. Dan semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, hanya do a dan ucapan terimakasih yang dapat penulis sampaikan, Semoga Allag SWT membalas amal kebaikan dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat serta menambah wawasan pembaca. Jakarta, April 2017 DINI HAFIZOH iv

9 DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN SURAT PENYATAAN LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ABSTRAK......i KATA PENGANTAR......ii DAFTAR ISI......v DAFTAR TABLE.....vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN......ix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1 B. Pembatasan dan Rumusan Masalah...5 C. Tujuan dan Mamfaat Penelitian...6 D. Defenisi Istilah...7 E. Sistematika Penulisan...8 BAB II TINJAUAN LITERATUR A. Perpustakaan Khusus 1. Pengertian Perpustakaan Khusus Tujuan Perpustakaan Khsusu Tugas Perpustakaan Khusus Fungsi Perpustakaan Khusus SDM Perpustakaan Khusus...14 B. Evaluasi 1. Pengertian Evaluasi Tujuan Evaluasi Metode Evaluasi...17 C. Koleksi 1. Pengertian Koleksi Jenis Koleksi Perpustakaan Khusus...20 D. Pengembangan Koleksi 1. Pengertian Pengembangan Koleksi Kebijakan Pengembangan Koleksi...25 E. Pencacahan Koleksi 1. Pengertian Pencacahan Koleksi Tujuan Pencacahan Koleksi...32 F. Penyiangan 1. Pengertian Penyiangan Alasan Penyiangan...34 G. SNI Perpustakaan Khusus...35 H. Penelitian Terdahulu...37 BAB III METODE PENELITIAN v

10 A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Pendekatan Penelitian...39 B. Sumber Data 1. Data Primer Data Sekunder...40 C. Pemilihan Informan...41 D. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi Wawancara Studi Pustaka...42 E. Teknik Analisis Data...43 F. Jadwal Penelitian...45 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Objek Penelitian 1. Sejarah Berdiri Perpustakaan Visi dan Misi Personalia Struktur Organisasi...51 B. Hasil Penelitian...55 C. Pembahasan...69 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA...81 LAMPIRAN BIODATA PENULIS vi

11 DAFTAR TABEL Tabel 1. Jadwal Penelitian...44 Tabel 2. Pustakawan MKRI...50 Tabel 3. Koleksi Perpustakaan MKRI...56 Tabel 4. Jenis Koleksi Berdasarkan Bentuk...59 Tabel 5. Penambahan Koleksi Buku Pertahun Per-eksemplar 64 Tabel 6. Penambahan Koleksi Buku Per-Judul...65 vii

12 DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Struktur Mahkamah Konstitusi...53 Gambar 2 Struktur Organisasi Perpustakaan MKRI...54 viii

13 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Transkrip Wawancara Lembar Observasi Hasil Observasi SOP Perpustakaan MK Foto-foto Pepustakaan MKRI Lampiran 6 SNI 7496:2009 Lampiran 7 Formulir Usulan Pengadaan judul buku ix

14 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mencapai tujuan bangsa Indonesia yang bermartabat dan bermoral membutuhkan seperangkat sistem pemikiran yang sesuai dengan situasi dan kondisi. Sebagai langkah awal, berbagai macam pemikiran dari berbagai belahan dunia perlu dipelajari dan dikembangkan untuk menjadi bahan pembelajaran. Salah satunya dengan cara memperkuat literasi informasi masyarakat. Pada zaman sekarang ini mengakses informasi menjadi lebih mudah karena terdapat begitu banyak tempat yang menyediakan. Kita bisa mendapatkan informasi secara bebas dari mana saja. Salah satu sarana yang efektif untuk menyimpan, menelusuri dan mengakses informasi adalah perpustakaan. Perpustakaan muncul setelah tumbuhnya peradaban manusia di masa kuno dan menjadi komponen peradaban yang signifikan. 1 Berbagai bentuk tulisan dari berbagai generasi dikumpulkan untuk dijadikan pelajaran dalam mengembangkan pemikiran dan peradaban. Tradisi mengoleksi tulisan ini berkembang dan turun menurun dari zaman ke zaman dan menjadi sangat penting pada zaman modern ini, karena koleksi dapat disimpan dan dilestarikan di perpustakaan-perpustakaan, khususnya perpustakaan nasional. Dalam sejarahnya perpustakaan berkembang pesat dari waktu ke waktu menyesuaikan diri dengan pola kehidupan manusia, kebutuhan, pengetahuan dan teknologi informasi. Perkembangan bidang tersebut akan selalu beriringan dan 1 Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan (Jakarta: Gramedia, 1991), h.26 1

15 akan memberikan sebuah tolak ukur perbandingan untuk melihat maju mundur sebuah perpustakaan. Perpustakaan harus siap hadir dalam pemenuhan kebutuhan informasi masyarakat tersebut dan berkembang secara seiring dan sejalan dengan perkembangan lingkungan dan budaya di sekitarnya. Maksudnya untuk masyarakat yang lebih maju juga diikuti dan ditandai dengan keberadaan dan kemajuan perpustakaannya. Sementara bagi masyarakat yang sedang berkembang biasanya belum memiliki perpustakaan yang representative. Dengan kata lain perpustakaan merupakan ukuran barometer atas kemajuan masyarakat disekitarnya. Perkembangan tersebut juga membawa dampak pengelompokkan perpustakaan berdasarkan pola kehidupan, kebutuhan, pengetahuan dan teknologi informasi, menjadikan istilah perpustakaan menjadi lebih luas namun mempunyai spesifikasi tertentu dari sekian banyak kebutuhan informasi di masyarakat. Perpustakaan sebagai lembaga dokumen dan jasa informasi, maka perlu ditangani secara profesional dengan mengikuti kaedah dan standar yang berlaku. Untuk itu perpustakaan perlu dikelola dengan sistem manajemen yang selalu diukur dan dievaluasi secara berkala menurut standar tertentu. Maka dalam hal ini pengukuran dan standar yang diperlukan oleh perpustakaan adalah Standar Nasional Indonesia. Dimana Standar Nasional Indonesia dibuat oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN). Dalam melaksanakan tugasnya Badan Standardisasi Nasional berpedoman pada Peraturan Pemerintah No. 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional. Badan ini menetapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) yang digunakan sebagai pedoman teknis di Indonesia. 2

16 Kehadiran Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia sebagai penunjang pemenuhan kebutuhan informasi para pegawai Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia (MKRI). Selain itu Perpustakaan MK ini juga menjadi penunjang kebutuhan informasi masyarakat lainnya di bidangnya, seperti mahasiswa dan peneliti tentang hukum yang akan membutuhkan informasi tentang konstitusi atau hukum yang dapat datang langsung ke Perpustakaan MK. SNI Perpustakaan Khusus Instansi Pemerintah 7496:2009 merupakan standar yang telah dikeluarkan oleh BSN sebagai pedoman atau acuan dalam teknis perpustakaan khusus. SNI 7496:2009 tentang perpustakaan khusus instansi pemerintah ini memiliki banyak point yang dipaparkan dengan jelas dan lengkap sehingga bisa dijadikan pedoman dalam pelaksanaan tehnis perpustakaan khusus. Setiap perpustakaan khusus tentunya mempunyai visi yang berbeda dengan perpustakaan yang lain. Pada dasarnya perpustakaan khusus merupakan tempat untuk mendukung dan penyedia informasi untuk lembaga induknya. Ia memiliki pengguna atau pemustaka yakni para pegawai lembaga induknya yang menjadikan perpustakaan khusus harus memiliki koleksi yang dibutuhkan dan dapat memenuhi kebutuhan informasi pemustakanya. Dalam hal ini Perpustakaan MKRI memiliki koleksi dasar sebagai yang harus dimiliki oleh perpustakaan khusus yaitu koleksi dengan subjek ilmu hukum dan sosial. Pada umumnya perpustakaan memiliki tujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi pemustakanya, dimana untuk melihat apakah tujuan perpustakaan sudah tercapai dan bagaimana koleksi-koleksi yang telah dimiliki telah sesuai dengan standar, itu itu perlu diadakan suatu analisis dan evaluasi koleksi. Evaluasi koleksi adalah kegiatan menilai koleksi perpustakaan baik dari segi koleksi itu sendiri 3

17 bagi pengguna maupun pemanfaatan koleksi itu oleh pengguna. Pedoman untuk mengevaluasi koleksi perpustakaan yang dikeluarkan oleh American Library Association membagi metode kedalam ukuran-ukuran terpusat pada koleksi dan ukuran-ukuran terpusat pada penggunaan. Dalam setiap kategori ada sejumlah metode evaluasi khusus. Perpustakaan perlu melakukan evaluasi koleksi secara periodik dan sistematik untuk memastikan bahwa koleksi itu mengikuti perubahan yang terjadi, dan perkembangan kebutuhan dari komunitas yang dilayani. Penulis tertarik melakukan penelitian evaluasi koleksi ini karena di Perpustakaan MK sebagai salah suatu perpustakaan khusus yang berlokasi di Jakarta dan berada di bawah lingkungan Mahkamah Konstitusi, dimana MK sebagai lembaga pengawal konstitusi bangsa. Maka dari itu penulis tertarik melakukan evaluasi koleksi perpustakaan menggunakan Standar Nasional Indonesia 7496:2009 tentang perpustakaan khusus instansi pemerintah, dimana standar ini dibuat oleh lembaga pemerintahan dan diharapkan dapat menjadi pedoman teknis perpustakaan khusus instansi pemerintah, karena SNI dikeluarkan oleh lembaga pemerintahan dan lembaga pemerintahan lainnya juga diharapkan mampu mendukung terbentuknya SNI tersebut dengan turut serta menjadikan standar itu sebagai pedoman teknis pada lembaganya. Selain itu koleksi dengan bidang ke khususannya yakni ilmu hukum dan sosial memiliki daya tarik tersendiri bagi penulis untuk diketahui lebih mendalam dan memiliki daya tarik tersendiri untuk diteliti. Melihat adanya proses evaluasi pada setiap penyelenggaraan operasional perpustakaan dan ada SNI 7496:2009 tentang perpustakaan khusus instansi pemerintah sebagai alat ukur pelaksana teknis sebuah perpustakaan khusus 4

18 instansi pemerintah, penulis melihat ada peluang yang dapat di ambil sebagai bahan untuk penelitian. Berdasarkan permasalahan itu lah, peneliti memutuskan untuk meneliti dan mengkaji lebih dalam lagi mengenai evaluasi koleksi perpustakaan, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul : Evaluasi Koleksi Perpustakaan Menggunakan Standar Nasional Indonesia (7496 : 2009) tentang Perpustakaan Khusus Instansi Pemerintah Pada Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan masalah Dalam penelitian ini, peneliti membatasi masalah pada: a. Koleksi dasar dan jenis-jenis koleksi perpustakaan yang dimiliki oleh Perpustakaan MK sesuai dengan SNI 7496:2009 tentang perpustakaan khusus instansi pemerintah; b. Penambahan koleksi, pencacahan dan penyiangan koleksi di Perpustakaan MK sesuai dengan SNI 7496:2009 tentang perpustakaan khusus instansi pemerintah. 2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan, maka ditemukan perumusan masalah sebagai berikut: a. Bagaimana koleksi dasar dan jenis koleksi perpustakaan yang dimiliki oleh Perpustakaan MK sesuai dengan SNI 7496:2009 tentang perpustakaan khusus instansi pemerintah? 5

19 b. Bagaimana Penambahan koleksi, pencacahan koleksi dan penyiangan koleksi di Perpustakaan MK sesuai dengan SNI 7496:2009 tentang perpustakaan khusus instansi pemerintah? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Agar sasaran dalam penelitian ini jelas dan sesuai dengan permasalahan yang di atas, maka tujuan penelitian ini adalah; a. Untuk mengetahui koleksi dasar dan jenis koleksi perpsutakaan yang dimiliki oleh Perpustakaan MK sesuai dengan SNI 7496:2009 tentang perpustakaan khusus instansi pemerintah dan; b. Untuk mengetahui penambahan koleksi, pencacahan koleksi dan penyiangan koleksi di Perpustakaan MK sesuai dengan SNI 7496:2009 tentang perpustakaan khusus instansi pemerintah. Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini terbagi menjadi 2 yaitu: manfaat praktis dan manfaat akademis 1. Manfaat Praktis 1. Bagi Perpustakaan Mahkamah Konstitus RI Penelitian ini diharapkan bisa memberikan saran dan masukan yang bermanfaat kepada pihak-pihak yang terkait, dengan adanya saran dan masukan tersebut nantinya bisa dijadikan bahan pertimbangan pada saat penambahan koleksi kedepannya dan sebagai media evaluasi perpustakaan juga. b. Bagi Peneliti Penelitian ini bermanfaat bagi peneliti untuk meningkatkan pemahaman dan menambah khazanah ilmu pengetahuan. 6

20 3. Manfaat Akademis a. Menambah khazanah ilmu pengetahuaan perpustakaan, khususnya dalam bidang evaluasi koleksi perpustakaan. b. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan rujukan bagi peneliti selanjutnya yang memiliki kesamaan tema dengan penelitian ini. D. Definisi Istilah 1. Evaluasi Evaluasi adalah proses pengumpulan informasi mengenai objek evaluasi dan menilai dengan membandingkannya dengan standar evaluasi, hasilnya nanti berupa informasi mengenai objek evaluasi yang kemudian digunakan untuk mengambil keputusan mengenai objek evaluasi, objek ini dapat berupa kebijakan, orang, benda dan lain-lain Koleksi Koleksi adalah kumpulan (gambar, benda bersejarah, lukisan, dsb) yang sering dikaitkan dengan minat atau hobi objek (yang lengkap) 3 3. Standar Nasional Indonesia Standar Nasional Indonesia (SNI), adalah standar yang ditetapkan oleh Badan Standardisasi Nasional dan berlaku secara nasional Perpustakaan Khusus Perpustakaan khusus terdapat dalam sebuah departemen, lembaga negara, lembaga penelitian, organisasi masa, militer, industri, maupun perusahaan 2 Wirawan, Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia: Teori Aplikasi Penelitian (Jakarta: Salemba Empat, 2009), h.3 3 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar bahasa Indonesia Pusat Bahasa: Edisi Keempat (Jakarta: Gramedia, 2008), h Republik Indonesia, Pasal 1 Peraturan Pemerintah RI No 102 Tahun 2000 berisi tentang Standardisasi Nasional 7

21 swasta. Tujuan perpustakaan khusus yaitu membantu tugas lembaga induk tempat perpustakaan bernaung. 5 E. Sistematika Penulisan Dalam menyusun penelitian ini, peneliti membagai ke dalam 5 (lima) bab, adapun sistematika penulisannya sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, definisi istilah, dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN LITERATUR Bab ini membahas teori-teori yang berasal dari kajian kepustakaan yang berkaitan tentang penelitian ini. Pembahasan teori ini mencakup tentang definisi evaluasi koleksi pada perpustakaan, pembahasan mengenai perpustakaan khusus meliputi pengertian, fungsi, tugas, koleksi perpustakaan khusus, pengembangan koleksi, pencacahan dan penyiangan koleksi serta pembahasan mengenai Standar Nasional Indonesia dan lain sebagainya yang dianggap perlu untuk disampaikan pada penelitian ini. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini akan membahas tentang jenis dan pendekatan penelitian, sumber data, pemilihan informasi, teknik pengolaha data, teknik analisis data dan jadwal penelitian. BAB IV HASIL PENELITIAN Bab ini membahas hasil penelitian yang telah dilakukan dan pembahasan hasil penelitian. 5 Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, h

22 BAB V PENUTUP Bab ini merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dari keseluruhan pokok bahasan dan saran yang disesuaikan dengan rumusan masalah yang penulis gunakan. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN 9

23 BAB II TINJAUAN LITERATUR A. Perpustakaan Khusus 1. Pengertian Perpustakaan Khusus Sebelum membahas lebih lanjut tentang perpustakaan khusus peneliti ingin menyampaikan tentang pengertian perpustakaan secara umum menurut UU no 43 Bab 1 Pasal 1, perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak dan atau karya rekam secara propesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian informasi, dan rekreasi para pemustaka. 6 Secara harfiah kata perpustakaan berasal dari kata pustaka,yang berarti: (1) kitab, buku-buku, (2) kitab primbon; 7 Pengertian yang lebih umum dan luas tentang perpustakaan menurut Sutarno NS yaitu mencakup suatu ruang, bagian dari gedung / bangunan, atau gedung tersendiri, yang berisi buku-buku koleksi, yang disusun dan diatur sedemikian rupa, sehingga mudah untuk dicari dan dipergunakan apabila sewaktu-waktu diperlukan oleh pembaca. 8 Menurut Undang-undang No 43 Tahun 2007, perpustakaan khusus adalah perpustakaan yang diperuntukkan secara terbatas bagi pemustaka di lingkungan pemerintahan, lembaga masyarakat, lembaga pendidikan keagamaan, rumah ibadah atau organisasi lain. 9 6 Republik Indonesia, Undang-undang Perpustakaan No 43 Tahun Diakses pada Mai 2015 dari 7 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar bahasa Indonesia Pusat Bahasa: Edisi Keempat, h Sutarno NS, Perpustakaan dan Masyarakat (Jakarta: Sagung Seto, 2006), h Republik Indonesia, Undang-undang Perpustakaan No 43 Tahun Diakses pada Mai 2015 dari 10

24 Dapat disimpulkan, pepustakaan secara umum adalah tempat pengumpulan informasi berupa buku yang dikumpulkan dalam satu tempat yang dikelola dengan baik menggunakan klasifikasi koleksi berdasarkan subjek dimiliki agar dapat mudah ditemukan. Banyak jenis perpustakaan yang ada, ada perpustakaan sekolah dan perguruan tinggi, perpustakaan umum, perpustakaan daerah dan perpustakaan khusus. Perpustakaan khusus adalah perpustakaan yang menyimpan koleksi yang dibutuhkan oleh pemustakanya, biasanya perpustakaan khusus berada dibawah lembaga induk dan tujuan diadakannya perpustakaan ini adalah untuk menunjang kerja lembaga induknya dalam bentuk penyedian koleksi. Lembaga yang dimaksud dapat berupa lembaga industri, lembaga perkantoran atau pemerintahan dan lain sebagainya. Tujuan penyelenggaraannya bukanlah diarahkan untuk konsumsi umum, tetapi secara khusus ditujukan kepada karyawan lembaga yang bersangkutan. Dengan demikian perpustakaan khusus adalah sebuah perpustakaan yang berada dibawah koordinasi atau pembinaan suatu instansi, lembaga pemerintahan, semi pemerintahan atau swasta, lembaga pendidikan atau lembaga keagamaan. Sebuah perpustakaan khusus biasanya tidak berdiri sendiri melainkan menginduk kepada lembaga tertentu. Selanjutnya perpustakaan itu dimaksudkan untuk menunjang kegiatan lembaga induknya baik sebagai sumber informasi, sumber pengetahuan dan sumber rujukan dengan cara menyediakan koleksi yang dibutuhkan. 2. Tujuan Perpustakaan Khusus 11

25 Tujuan perpustakaan khusus lazimnya sama yaitu membantu tugas badan induk tempat perpustakaan tersebut bernaung. 10 Tujuan perpustakaan menurut Standar Nasional Perpustakaan antara lain: 11 a. Menunjang program lembaga induk; b. Menunjang penelitian lembaga induk; c. Menggalakkan minat baca dilingkungan unit kerja lembaga induk; d. Memenuhi kebutuhan pemustaka di lingkungan perpustakaan. Tujuan perpustakaan khusus secara umum adalah untuk menunjang program atau kegiatan lembaga induknya sendiri dan khususnya untuk memenuhi kebutuhan informasi para pemustaka. 3. Tugas Perpustakaan khusus Menurut UU Perpustakaan No 43 Tahun 2007 Pasal 26 yang berbunyi Perpustakaan khusus memberikan layanan kepada pemustaka di lingkungannya dan secara terbatas memberikan layanan kepada pemustaka di luar lingkungannya 12 Menurut SNI perpustakaan khusus 7496:2009, tugas perpustakaan khusus instansi pemerintah adalah: 13 a. Menunjang terselenggaranya pelaksanaan tugas lembaga induknya dalam bentuk penyediaan materi perpustakaan dan akses informasi. b. Mengumpulkan terbitan dari dan tentang akses informasi. 10 Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, h Perpustakaan Nasional, Standar Nasional Perpustakaan Perpustakaan Khusus Instansi Pemerintah (Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2011), h Republik Indonesia, Undang-undang Perpustakaan No 43 Tahun Diakses pada Mai 2015 dari 13 Badan Standar Nasional, Standar Nasonal Indonesia 7496:2009 tentang Perpustakaan Khusus Intansi Pemerintah, diakses pada Mai 2005 dari 12

26 c. Memberikan akses jasa dan informasi. d. Mendayagunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk menunjang tugas perpustakaan. e. Meningkatkan literasi informasi. 4. Fungsi Perpustakaan Khusus Fungsi sebuah perpustakaan khusus adalah menyediakan dan mendukung pelaksanaan kegiatan organisasi yang menaungi perpustakaan itu, selajutnya keberadaan dan berjalan atau tidaknya sebuah perpustakaan khusus tersebut juga tergantung kepada lembaga yang bersangkutan. Sedangkan pemakai perpustakaan biasanya terbatas pada para pegawai lembaga tersebut. 14 Menurut SNI Perpustakaan Khusus 7496:2009 tentang perpustakaan khusus instansi pemerintah, fungsi dari perpustakaan khusus instansi pemerintah adalah: 15 a. Mengembangkan koleksi yang menunjang kinerja lembaga induknya; b. Menyimpan semua terbitan dari dan tentang lembaga induknya; c. Menjadi focal point untuk informasi terbitan lembaga induknya; d. Menjadi pusat referal dalam bidang yang sesuai dengan lembaga induknya;. e. Mengorganisasi materi perpustakaan; f. Mendayagunakan koleksi; g. Menerbitkan literatur sekunder dan tersier dalam bidang lembaga induknya baik yang cetak maupun elektronik; 14 Sutarno NS, Perpustakaan dan Masyarakat, h Badan Standar Nasional, Standar Nasonal Indonesia 7496:2009 tentang Perpustakaan Khusus Intansi Pemerintah, diakses pada Mai 2005 dari 13

27 h. Menyelenggarakan pendidikan pengguna; i. Menyelenggarakan kegiatan literasi informasi untuk pengembangan kompetensi SDM lembaga induk; j. Melestarikan materi perpustakaan, baik preventif maupun kuratif; k. Ikut serata dalam kerjasama perpustakaan dan jaringan informasi; l. Menyelenggarakan otomasi perpustakaan; m. Melaksanakan digitalisasi materi perpustakaan; n. Menyajikan layanan koleksi digital; o. Menyediakan akses informasi pada tingkat lokal, nasional, regional global; 5. Sumber Daya Manusia di Perpustakaan Khusus Manusia atau yang lebih sering disebut sebagai sumber daya manusia, termasuk dalam sumber daya otak (brain), di dalam manajemen unsur manusia merupakan hal yang paling utama sebab semuanya berawal dari unsur manusia tersebut. Manusia dalam manajemen mencakup semua faktor yang mempengaruhi, mewarnai dan melengkapi. Unsur-unsur manusia meliputi beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain meliputi: 16 a. Jumlah, harus sesuai dengan formasi dan kebutuhan; b. Persyaratan, seperti pendidikan, kemampuan, keterampilan dan pengalaman; c. Komposisi, misalnya unsur pimpinan, unsur pelaksana teknis dan administrasi. 16 Sutarno Ns, Manajemen Perpustakaan, Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Samitra Media Utama, 2004), h

28 Sumber daya manusia aset yang paling penting untuk menjalankan program dalam mencapai sasarannya, terutama bagi pustakawan. Peningkatan kemampuan atau keahlian staf harus diperhatikan dan diselaraskan dengan kemajuan zaman, sehingga perubahan perkembangan teknologi tidak akan mengejutkan bagi pustakawan dan non pustakawan. 17 Pada umunya tugas seorang pustakawan sebagai SDM perpustakaan adalah memberikan layanan temu kembali informasi materi perpustakaan. Dimana dalam hal ini pustakawan dituntut untuk mengetahui materi perpustakaan yang dimiliki. Menjadi seorang pustakawan perpustakaan khusus menjadi lebih terperinci, karena pustakawan perpustakaan khusus harus mengetahui materi koleksi perpustakaan khususnya yang memiliki koleksi ke khususan tersendiri. B. Evaluasi 1. Pengertian Evaluasi Kata evaluasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti penilaian. 18 Penilaian yang dimaksud di sini bisa menjadi netral, positif atau negatif atau merupakan gabungan antara keduanya. Menurut Wirawan, evaluasi adalah proses mengumpulkan informasi mengenai objek evaluasi dan menilai objek evaluasi dengan membandingkannya dengan standar evaluasi. Hasilnya nanti berupa informasi mengenai objek evaluasi yang kemudian digunakan untuk mengambil keputusan mengenai objek evaluasi, objek ini dapat berupa kebijakan, orang benda, dan lain-lain Agus Dwi Waluyo, Membangun Citra Pustakawan Sebagai Sumber Daya Manusia Berkualitas Buletin Perpustakaan, No 16 (1995) : h Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar bahasa Indonesia Pusat Bahasa: Edisi Keempat, h Wirawan, Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia, h. 3 15

29 Dari beberapa pengertian di atas evaluasi dapat diartikan sebagai proses sistematis untuk menentukan kegunaan, manfaat, nilai dan harga dari sesuatu. Hasil evaluasi yang berupa informasi nanti dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan langkah-langah perbaikan dan perencanaan program-program yang akan datang. Evaluasi sangat penting untuk dilakukan oleh pustakawan, karena dengan melakukan evaluasi maka pustakawan akan menemukan kondisi terkini koleksi perpustakaannya dan akan dijadikan dasar pertimbangan untuk melakukan upaya peningkatan kualitas maupun kuantitas koleksi perpustakaan 20. Melalui evaluasi kita dapat melihat seberapa besar manfaat yang diberikan dari koleksi yang ada bagi pemakai perpustakaan. Oleh karena itu evaluasi juga dapat diartikan suatu pengukuran atau penilaian, dalam bidang perpustakaan evaluasi dilakukan terhadap sejauh mana suatu koleksi bahan pustaka memberikan manfaat dalam pemenuhan kebutuhan para pemustaka. Evaluasi akan menjadi suatu pertanggungjawaban terhadap pengelolaan koleksi perpustakaan, apakah koleksi itu sudah tepat apa belum, karena dengan evalusi perpustakaan dapat mengetahui apa kekurangan maupun kelebihan terhadap pengembangan koleksi yang telah dilakukan oleh perpustakaan. 2. Tujuan Evaluasi Tujuan evaluasi menurut Anas Sudijono adalah untuk mencari informasi atau bukti-bukti tentang sejauh mana kegiatan-kegiatan yang dilakukan telah mencapai tujuan atau sejauh mana batas kemampuan yang telah dicapai oleh 20 Pungki Purnomo, Manajemen pengembangan koleksi perpustakaan (Jakarta:Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h

30 seseorang atau sebuah lembaga. Serta untuk mengetahui efektifitas cara dan proses yang ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut. 21 Tujuan evaluasi secara umum adalah untuk memberikan penilaian atau pengukuran terhadap suatu objek, dimana hasil dari evaluasi ini akan menjadi acuan kedepannya mengenai objek yang dievaluasi. 3. Metode Evaluasi Metode evaluasi secara prinsip yang digunakan adalah metode dengan fokus ke collection-centered, artinya bahwa teknik-teknik pengevaluasian tersebut difokuskan pada pengujian koleksi dari segi ukurannya, cakupannya, kedalamannya dan signifikannya. 22 Menurut G. Edwar Evans yang telah dikutip oleh Meilani, ada beberapa pendekatan umum terhadap evaluasi yaitu; 23 a. pengumpulan data statistik semua koleksi yang dimiliki; b. pengecekan pada daftar standar seperti katalog dan bibliografi; c. pengumpulan pendapat dari pengguna yang biasa datang ke perpustakaan; d. pemeriksaan koleksi langsung; e. penerapan standar pembuatan daftar kemampuan perpustakaan dalam penyampaian dokumen dan pencatatan manfaat relatif dari kelompok khusus. Beberapa pendekatan umum dalam evaluasi perpustakaan diatas, ada beberapa yang mengacu juga pada evaluasi dengan prinsip colection-centered 21 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2001), h Pungki Purnomo, Manajemen Pengembangan Koleksi Perpustakaan, h Meilani, Evaluasi Koleksi Perpustakaan pada KPAK Administrasi Jakarta Selatan, (Skripsi S1 Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014), h

31 yakni pengumpulan data statistic semua koleksi, pemeriksaan koleksi, dan penerapan standar pembuatan daftar perpustakaan dalam penyampaian dokumen dan pencatatan manfaat relatif dari kelompok. Dimana point terakhir dapat mengacu pada evaluasi yang dilakukan perpustakaan khusus, dalam hal penyimpanan dokumen dari dan tentang lembaga induknya. Metode colection-centered ini lebih tepat menggunakan metode evaluasi dengan pendekatan tersebut, karena evaluasi yang peneliti lakukan adalah evaluasi koleksi pada sebuah perputakaan khusus dengan menggunakan SNI 7496:2009 tentang perpustakaan khusus instansi pemerintah sebagai alat ukurnya. Dari beberapa metode evaluasi yang ada, penulis menyimpulkan bahwa metode evaluasi koleksi adalah suatu alat atau proses dalam mengevaluasi koleksi, yaitu melakukan kegiatan mulai dari pengumpulan, pengecekan serta pemeriksaan koleksi secara langsung. Dimana melakukan evaluasi, kita memerlukan alat ukur untuk melakukan evaluasi tersebut, salah satu alat yang dapat digunakan untuk melakukan evaluasi koleksi perpustakaan adalah SNI 7496:2009 tentang perpustakaan khusus instansi pemerintah. Pengerjaan evaluasi itu dibarengi dengan pengambilan data yang dibutuhkan untuk melakukan evaluasi, setelah itu data dibandingkan dengan alat ukur yang digunakan dan baru disimpulkan, apakah dari hasil evaluasi yang ditemukan sesuai dengan alat ukur yang digunakan. C. Koleksi 1. Pengertian Koleksi 18

32 Kata koleksi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesi berarti kumpulan (gambar, benda bersejarah, lukisan dan sebagainya) yang sering dikaitkan dengan minat atau hobi objek. 24 Dalam UU No. 43 tahun 2007 menjelaskan bahwa koleksi perpustakaan adalah semua informasi dalam bentuk karya tulis, karya cetak dan atau karya rekam dalam berbagai media yang mempunyai nilai pendidikan, yang dihimpun, diolah, dan dilayankan. 25 Dalam SNI 7496:2009 tentang perpustakaan khusus instansi pemerintah disebutkan bahwa, koleksi perpustakaan adalah semua materi perpustakaan baik dalam bentuk karya tulis, karya cetak, karya rekam yang dikumpulkan dan diproses berdasarkan aturan tertentu untuk dilayankan dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi pengguna. 26 Koleksi perpustakaan secara umum adalah bahan-bahan pustaka baik dalam bentu buku, film, majalah, dan sejenisnya yang di kumpulkan dan di proses berdasarkan aturan tertentu untuk disajikan dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi pengguna, mengcakup koleksi umum, koleksi referensi dan koleksi inti. Koleksi yang disimpan di perpustakaan harus dapat menjadi penunjang dalam memenuhi kebutuhan informasi pemustaka. Koleksi perpustakaan yang sesuai dengan kebutuhan pemustakanya akan meningkatkan pengembangan 24 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar bahasa Indonesia Pusat Bahasa: Edisi Keempat, h Republik Indonesia, Undang-undang Perpustakaan No 43 Tahun Diakses pada Mai 2015 dari 26 Badan Standar Nasional, Standar Nasonal Indonesia 7496:2009 tentang Perpustakaan Khusus Intansi Pemerintah, diakses pada Mai 2005 dari 19

33 sumber daya manusia dalam lingkungan perpustakaan itu sendiri. Selain itu, koleksi merupakan salah satu unsur pokok yang harus ada di perpustakaan. Pada perpustakaan khusus koleksi yang dimiliki diutamakan koleksi kekhususannya, dimana setiap perpustakaan khusus memiliki bidang kekhususan masing-masing, koleksi tersebutlah yang biasanya diutamakan dan harus dimiliki oleh sebuah perpustakaan khusus serta perpustakaan khusus juga harus memiliki koleksi penunjang lainnya. 2. Jenis Koleksi Perpustakaan Khusus Jenis koleksi perpustakaan bermacam-macam bentuknya, meski disajikan dalam berbagai bentuk fisik koleksi perpustakaan tetap memuat informasi yang relatif lengkap sesuai dengan tujuan perpustakaan, sehingga dapat memenuhi kebutuhan informasi pemustaka. Dalam sebuah perpustakaan khusus, perpustakaan harus memiliki koleksi dasar, pada SNI 7496:2009 tentang perpustakaan khusus instansi pemerintah dijelaskan bahwa: 27 a. Perpustakaan khusus instansi pemerinta memilki koleksi buku sekurang-kurngnya 1000 judul dalam bidang kekhususannya; b. Sekurang-kurangnya 80% koleksinya terdiri dari subjek/disiplin ilmu tertentu sesuai dengan kebutuhan instansi induknya; c. Perpustakaan menyediakan koleksi terbitan dari dan tentang instansi induknya; 27 Badan Standar Nasional, Standar Nasonal Indonesia 7496:2009 tentang Perpustakaan Khusus Intansi Pemerintah, diakses pada Mai 2005 dari 20

34 d. Perpustkaan menlanggan minimal 10 judul majalah yang berkaitan dengan kekhususan instansi induknya. Pada perpustakaan khusus jenis koleksi yang dimilikinya harus berupa perpustakaan khusus instansi pemerintah sekurang-kurangnya meliputi: 28 a. Koleksi yang berkaitan di bidangnya; b. Serial; c. Koleksi referensi; d. Laporan. Dari berbagai macam jenis koleksi yang harus dimiliki oleh sebuah perpustakaan khusus dimana jenis koleksi tersebut sama dengan jenis koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan pada umumnya. Perpustakaan khusus memiliki koleksi dasar yang harus mereka miliki, inilah yang menjadi pembeda koleksi perpustakaan khusus dengan perpustakaan yang lainnya. Dalam perpustakaan lebih banyak koleksi yang dimiliki berbentuk buku, ada bermacam-macam jenis buku yang dapat dikategorikan sebagai berikut; 1) Buku Teks; adalah suatu buku tentang satu bidang ilmu tertentu yang merupakan buku standar yang disusun oleh para pakar dalam bidang itu untuk maksud-maksud dan tujuan intruksional. 2) Buku Penunjang; kelompok buku penunjang ini di perpustakaan khusus adalah buku-buku di luar subjek utama perpustakaan khusus tersebut, biasanya buku dalam kelompok ini adalah buku fiksi maupun nonfiksi yang bersifat sebagai pelengkap. 28 Badan Standar Nasional, Standar Nasonal Indonesia 7496:2009 tentang Perpustakaan Khusus Intansi Pemerintah, diakses pada Mai 2005 dari 21

35 3) Buku Referensi atau Rujukan; buku referensi adalah buku yang dapat memberikan keterangan topik perkataan, tempat, peristiwa, data statistika, pedoman, alamat, nama orang, riwayat orang-orang terkenal. Pada setiap perpustakaan khusus memiliki koleksi buku teks, dimana dalam perpustakaan khusus buku teks yang wajib dimiliki adalah buku teks ilmu pengetahuan yang menunjang tujuan lembaga induknya, biasanya perpustakaan khusus memiliki satu subjek yang harus dimiliki sebagai koleksi kekhususannya. Di samping memiliki koleksi khusus tersebut tentu harus adapula koleksi penunjang, biasanya merupakan koleksi dengan subjek lainnya yang mendukung subjek utama, selain itu perpustakaan juga memiliki koleksi referensi tentang lembaga induknya. Koleksi referensi adalah koleksi perpustakaan yang digunakan untuk melayani kebutuhan informasi tetapi tidak untuk dibaca secara keseluruhan. 29 Menurut Soekarman, koleksi referensi adalah koleksi inti adalah koleksi utama perpustakaan yang digunakan untuk mendukung misi organisasi/instansi induk perpustakaan. 30 Koleksi referensi yang biasanya mencakup ensiklopedia, kamus, buku tahunan, buku pedoman, direktori dan lain sebagainya. Dengan berbagai pertimbangan dalam hal cakupan yang sangat spesifik dilayankan dalam bentuk akses tertutup dan hanya bisa dibaca dalam ruangan perpustakaan. Pada perpustakaan khusus terdapat juga koleksi dengan jenis koleksi berseri, merupakan salah satu terbitan yang berisi informasi berita atau kabar, 29 Badan Standar Nasional, Standar Nasonal Indonesia 7496:2009 tentang Perpustakaan Khusus Intansi Pemerintah, diakses pada Mai 2005 dari 30 Soekarman K [et.al], Standar Perpustakaan Khusus (Jakarta : Proyek Pembinaan dan Pengembangan Perpustakaan Nasional RI, 2002), h. 2 22

36 berita keilmuan serta kejadian-kejadian yang menyangkut ekonomi, politik dan lain-lainnya yang menarik di masyarakat. Jenis-jenis terbitan berseri sendiri memiliki beberapa jenis yakni: 31 a. Terbitan berkala; contoh: Gatra, Kartini dan Femina; b. Majalah Ilmiah, sebagian besar majalah ini diterbitkan oleh instansi pendidikan maupun lembaga-lembaga penelitian; c. Majalah lokal atau lingkungan sendiri, diterbitkan dengan tujuan sebagai sarana komunikasi dalam lingkungan sendiri; d. Advances in... Year s Work in..., majalah ini berbeda dengan majalah lain format maupun terbitannya. Kadang majalah ini hanya berisi satu atau dua artikel saja dengan kajian yang sangat mendalam. Contoh: Advances in Librarianship. New York: Academic Press, 1970-; e. Surat Kabar; contoh: Kompas dan Republika; f. Buku Tahunan; contoh: annual, yearbook dan kalender; g. Seri monograf; h. Proseding; adalah koleksi yang dihasilkan oleh suatu pertemuan ilmiah atau konferensi. Contoh: laporan konferensi, laporan simposium dan proceedings; i. Transaction dan Memoar; merupakan salah satu jenis terbitan berseri, dimana makalah-makalah tersebut sudah dibacakan atau dipresentasikan dalam suatu pertemuan ilmiah dari suatu organisasi profesi atau masyarakat ilmiah. 1996), h Abdul Rahman Saleh, Pengelolaan Terbitan Berseri (Jakarta: Universitas Terbuka, 23

37 Jenis koleksi perpustakaan khusus lain yang harus dimiliki adalah koleksi laporan. Koleksi laporan itu sendiri adalah koleksi suatu bentuk penyampaian berita, keterangan, pemberitahuan ataupun pertanggung jawaban yang disampaikan secara tertulis. Pada perpustakaan khusus koleksi ini berupa koleksi berbentuk laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL), koleksi skripsi, tesis dan disertasi yang berkaitan dengan lembaga induk. D. Pengembangan Koleksi 1. Pengertian Pengembangan Koleksi Pengertian pengembangan koleksi lebih ditekankan pada pemilihan buku. Pemilihan buku artinya memilih buku untuk perpustakaan. Pemilihan buku ini juga proses penolakan buku tertentu untuk perpustakaan. Dalam pengembangan koleksi, seleksi dan pengembangan menjadi istilah-istilah yang saling melengkapi. 32 Menurut ALA Glossary of Library an Information Science yang dikutip oleh Peter Clayton, pengertian pengembangan koleksi adalah: A term which encompasses a number of acivities related to the development of the library collection, including the determination of the library collection, including the determination and coordination of selection policy, assessment of needs of user and potential user, collection evaluation, indentification of collection needs, selection of material, planning for resource sharing, collection maintenance, and weeding. 33 Jika pengertian pengembangan koleksi menurut ALA Glossary of Librry and Information Science diatas diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, yaitu: 32 Sulisto Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, h Peter Clayton, Managing Information Resources in Libraries: Collection Management in Theori and Practice (London: Library Association Pubishing, 2001), h. xii 24

38 sejumlah kegiatan yang berkaitan dengan penentuan dan kebijakan seleksi, menilai kebutuhan pemakai, studi pengguna koleksi, evaluasi koleksi, identifikasi kebutuhan koleksi, seleksi bahan pustaka, perencanaan kerjasama sumber daya koleksi, pemilihan koleksi dan penyiangan koleksi perpustakaan. Dari pengertian di atas menjadi jelas bahwa pengembangan koleksi merupakan suatu upaya atau kegiatan yang dilakukan oleh suatu perpustakaan secara matang dalam melakukan pengembangan koleksi untuk menjaga agar koleksi yang ada di perpustakaan benar-benar sesuai dengan kebutuhan pemustaka sehingga pengembangan yang dilaksanakan akan menjadi tepat guna. Dalam melakukan pengembangan koleksi, perpustakaan secara langsung juga melakukan kegiatan penambahan koleksi perpustakaan. Dimana penambahan koleksi adalah salah satu proses dalam pengembangan koleksi. Koleksi yang dikembangkan menjadi lebih banyak secara kuantitas setelah dilakukannya pengembangan koleksi. Penambahan koleksi menjadi akibat dari pengembangan koleksi itu sendiri, dimana penambahan mencatat kuantitas yang dihasilkan dari pengembangan koleksi yang dilakukan oleh perpustakaan. 2. Kebijakan Pengembangan Koleksi Kebijakan koleksi di rancang untuk membantu para pustakawan dalam pengembangan koleksi yang dilakukan oleh perpustakaan tersebut. Kebijakan pengembangan koleksi biasanya dibuat langsung oleh perpustakaan itu sendiri yang dibuat sesuai dengan kebutuhan mereka dan dilakukan oleh perpustakaan itu sendiri. a. Pengertian kebijakan pengembangan koleksi 25

39 Menurut G. Evans sebagaimana yang telah dikutip oleh Siti Maryam, Collectoin Development Policy yakni merupakan rumusan atau dokumen tertulis yang memberi arah dan bimbingan menganai koleksi yang akan kita kembangkan. Tampa adanya kebijakan yang tertulis, mungkin kita akan melakukan pengembangan koleksi tampa arah dan tujuan yang jelas dan barang kali akibatnya adalah koleksi kita menjadi sama sekali tidak seimbang dan kurang signifikan 34. Collection Development Policy (CDP) adalah sebuah pernyataan resmi tertulis dari prinsip-prinsi seleksi perpustakaan, termasuk kriteria dalam membuat seleksi dan keputusan deseleksi (bidang yang dicakup, derajat spesialisasi, tingkat kesulitan, bahasa, format, keseimbangan dan lain-lain) dan kebijakan mengenai hadiah pertukaran. Sebuah kebijakan pengembangan koleksi bisa sangat membantu dalam mengadapi tantangan 35 Dari definisi kebijakan pengembangan koleksi, dapat disimpulkan bahwa kebijakan pengembangan koleksi adalah pernyataan tertulis dari prinsip-prinsip pengembangan koleksi yang mejelaskan tujuan dan isi dari sebuah koleksi yang berfungsi untuk memberikan arahan dalam pelaksanaan pengembangan koleksi di perpustakaan. Dengan adanya kebijakan pengembangan koleksi pihak perpustakaan dalam melaksanakan pengembangan tentu akan menjadi lebih terarah dan bekerja sesuai dengan ketentuan serta ketetapan yang tertulis di dalam kebijakan pengembangan koleksi perpustakaan. b. Tujuan kebijakan Pengembangan Koleksi 34 Siti Maryam, Upaya Mencari Solusi Pemgembangan Koleksi di Perpustakaan IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Artikel diakses pada Februari 2017 dari 35 Joan M. Reitz, Dictionary for Library and Information Science (London: Libraries Unlimited, 2004), h

40 Dalam semua kebijakan pengembangan koleksi tentu kebijakan pengembangan koleksi dijadikan suatu standar terhadap apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak. Dengan adanya kebijakan pengembanga koleksi tentu akan menjadi petunjuk dalam proses melaksanakan pengembanagan koleksi akan berjalan sesuai dengan rencana dan tepat sasaran. Tujuan adanya kebijakan pengembangan koleksi ialah mengorganisir dan memberi petunjuk proses pengadaan atau penyediaan akses terhadap bahan dan data, selain itu juga bahan tersebut akan mengintegrasikan segala ke dalam koleksi yang saling berkaitan, mengelola pertumbuhan dan pemeliharaannya, serta melakukan deseleksi dengan cara yang memberi manfaat bagi pemustaka yang tidak boros 36. Maka dari itu perlunya kebijakan pengembangan koleksi perlu dituliskan karena tanpa adanya kebijakan tertulis mungkin perpustakaan akan melakukan pengembangan koleksi tampa arah dan tujuan yang jelas, dan barangkali akibatnya adalah koleksi perpustakaan menjadi sama sekali tidak seimbang dan atau kurang signifikan 37. Kebijakan pengembangan koleksi perpustakaan diperlukan untuk dijadikan acuan dalam melakukan pengembangan koleksi, dengan tujuan agar koleksi yang akan ditambahkan menjadi lebih relevan dan seimbang dengan tujuan perpustakaan. c. Proses Pengembangan koleksi 36 Pungki Purnomo, Manajemen Pengembangan Koleksi Perpustakaan, h Siti Maryam, Upaya Mencari Solusi Pemgembangan Koleksi di Perpustakaan IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Artikel diakses pada Februari 2017 dari 27

41 Pengembangan koleksi adalah proses dalam melakukan penambahan koleksi dengan berbagai macam cara yang seperti pembelian atau hadiah dan cara penambahan koleksi lainnya yang dilakukan oleh lembaga perpustakaan, dimana proses ini dilakukan dengan frekuensi tertentu. 1. Pembelian Yaitu metode pengadaan dengan cara membeli ke penerbit atau toko buku. Ada dua sistem yang lazim dilakukan oleh pihak perpustakaan, yaitu: pengadaan melalui perantara dan pengadaan langsung. Pengadaan melalui perantara merupakan penyediaan seluruh bahan pustaka tersebut dikoordinir atau dilakukan oleh rekanan yaitu suatu perusahaan yang ditunjuk melalui proses tender. Sedangkan, pengadaan langsung yaitu pengadaan bahan pustaka yang dilakukan oleh perpustakaan tanpa melalui proses lelang. Ini artinya pengadaan atau proses pembelian bahan pustaka tersebut tidak dilakukan melalui proses tender. 2. Hadiah Melalui hadiah bahan pustaka maka pihak perpustakaan dapat menghemat anggaran. Hadiah bahan pustaka hanya dapat diterima apabila memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh perpustakaan. Apakah bidang ilmu dari koleksi yang diterima sesuai dengan bidang ilmu yang sedang dikembangkan perpustakaan tersebut atau tidak. Hadiah buku bisa didapatkan dari berbagai sumber baik instansi pemerintah, swasta maupun pribadi Yuyu Yulia, Pengembangan Koleksi (Jakarta: Universitas Terbuka, 2009), h

42 Pengadaan bahan pustaka melalui hadiah yakni penerimaan materi perpustakaan yang diterima dari pihak luar perpustakaan secara cuma-cuma dan selanjutnya dijadikan koleksi perpustakaan. 3. Pertukaran Pertukaran bahan pustaka merupakan suatu usaha mengumpulkan bahan-bahan pertukaran dengan lembaga lain dan memperoleh bahan yang dapat dipertukaran serta memelihara administrasi pertukaran termasuk catatan lainnya. Pertukaran dapat dilakukan sepanjang bahan pustaka tersebut benar-benar sesuai dengan tujuan perpustakaan. 39 Pertukaran bahan pustaka dilakukan dengan lembaga lain yang masih memiliki hubungan atau keterkaitan dengan lembaga perpustakaan khusus tersebut. 4. Wajib Simpan (Deposit) Deposit artinya penyimpanan sedangkan dalam ilmu perpustakaan dan informasi deposit artinya penyerahan materi perpustakaan ke perpustakaan yang ditunjuk, lazimnya berdasarkan ketentuan perundang-undangan. Perpustakaan deposit ini mencakup perpustakaan perguruan tinggi, perpustakaan khusus dan perpustakaan nasional Kerjasama Kerjasama dengan suatu perpustakaan ataupun suatu instansi merupaka salah satu upaya untuk mengatasi keterbatasan sumber 39 Yuyu Yulia, Pengembangan Koleksi, h Sulistyo Basuki, Terbitan elektronik dalam kaitan dengan undang-undang No , Visi Pustaka, Vol. 11 No. 3, Desember

43 informasi di suatu perpustakaan 41. Seperti perpustakaan atau badan induk perpustakaan menjadi anggota sebuah himpunan atau organisasi. Biasanya, anggota perhimpunan atau organisasi tersebut memperoleh terbitan perhimpunan atau organisasi secara cuma-cuma. Bila tidak cuma-cuma terbitan organisasi dapat diperoleh anggota dengan harga sangat murah, jauh lebih murah dari pada harga untuk bukan anggota. Sebagai contoh bila perpustakaan menjadi anggota IFLA, terbitan dapat diperoleh dengan harga yang sangat murah. 42 d. Dasar-dasar Kebijakan Pengembangan Koleksi Dasar pengembangan koleksi antara lain: 43. a. Kerelevanan; Koleksi perpustakaan hendaknya dengan aktivitas yang telah diprogramkan oleh perpustakaan sehingga mumbuahkan pencapaian kinerja perpustakaan yang memuaskan para stakeholder. b. Berorientasi kepada kebutuhan pemakai; Pengembangan koleksi harus ditujukan kepada pemenuhan kebutuhan pengguna karena setiap perpustakaan mempunyai pengguna yang berbeda dan pola kebutuhan informasinya. Pustakawan harus bisa membaca kebutuhan berbagai kelompok pengguna yang ada dalam populasi yang dilayani perpustakaan. c. Kelengkapan; Koleksi hendaknya jangan hanya terdiri dari buku ajar yang langsung dipakai dalam perkuliahan saja, tetapi harus meliputi bidang ilmu yang terkait erat dengan program yang ada secara lengkap. d. Kemutahiran; Perpustakaan harus senangtiasa mengadakan dan memperbaharui koleksi perpustakaan sesuai dengan perkembangan ilmu 41 Pungki Purnomo, Manajemen Pengembangan Koleksi Perpustakaan, h Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, h Yuyu Yulia, Pengembangan Koleksi, h

44 pengetahuan. Hal ini karena perkembangan ilmu pengetahuan saat ini sangat cepat dan kebutuhan informasi akan terus berubah, meningkat dan bermacammacam. e. Kerjasama; Koleksi hendaknya merupakan hasil kerjasama semua pihak yang berkepentingan dalam pengembangan koleksi itu sendiri; yaitu antara pustakawan dengan para komunitas pemakainya. Sehingga kesepakatan terhadap pengadaan koleksi bagi kebutuhan pemakai dapat terpenuhi dengan tepat. Dalam SNI 7496:2009 tentang perpustakaan khusus instansi pemerintah disebutkan bahwa: penambahan koleksi buku sekurang-kuangnya 2% dari jumlah judul pertahun atau minimal 100 judul pertahun dipilih mana yang paling besar. 44 Dimana dalam standar tersebut diamanatkan bahwa perpustakaan khusus diharapkan mampu melakukan penambahan koleksi dengan jumlah standar 2% dari keseluruhan jumlah koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan tersebut. Dapat pula dihitung dengan hanya 100 judul buku pertahun dipilih mana yang paling besar, dimana perpustakaan diharapkan menambahahkan 100 judul pertahunnya. E. Pencacahan Koleksi 1. Pengertian Pencacahan Koleksi Kaidah pencacahan adalah cara atau aturan untuk menghitung semua kemungkinan yang dapat terjadi dalam suatu percobaan tertentu. Pencacahan juga sering dianggap sama dengan penghitungan, adalah tindakan matematika yang melibatkan penjumlahan (atau pula pengurangan) pada satu waktu. 44 Badan Standar Nasional, Standar Nasonal Indonesia 7496:2009 tentang Perpustakaan Khusus Intansi Pemerintah, diakses pada Mai 2005 dari 31

45 Pencacahan koleksi adalah salah satu kegiatan yang biasanya juga disebut dengan stock opname pada perpustakaan, yang merupakan kegiatan yang membutuhkan waktu dan tenaga untuk mengetahui secara pasti keberadaan semua koleksi perpustakaan dan kelengkapan alat penelusurannya. 45 Secara harfiah stock opname merupakan kegiatan penghitungan kembali koleksi bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan. Secara lebih rinci, dari kegiatan ini dapat diketahui jumlah bahan pustaka menurut golongan ilmunya, dapat diketahui buku-buku yang hilang, dapat diperoleh susunan buku yang rapi, juga diketahui kondisi fisik buku, apakah ada yang rusak atau tidak lengkap. 46 Istilah stock opname biasanya digunakan untuk mengitung kembali barang yang dimiliki oleh salah satu badan. Dalam perpustakaan kegiatan ini dilakukan dalam bentuk penghitungan koleksi perpustakaan, dimana kegiatan ini dilakukan untuk menemuka kesesuian koleksi di rak dengan katalog koleksi perpustakaan. Pada SNI 7496:2009 tentang perpustakaan khusus instansi pemerintah menyatakan perpustakaan melakukan pencacahan koleksi sekurang-kurangnya 3 tahun satu kali Tujuan Pencacahan Koleksi Saat melakukan kegiatan stock opname atau pencacahan koleksi perpustakaan biasanya akan menemukan buku-buku yang hilang, rusak, tidak pernah dipinjam, hingga buku yang belum dikembalikan oleh pemustaka. Setelah 45 Yuyu Yulia, Modul Pengembangan Koleksi (Jakarta: Universitas Terbuka,2014), h Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian, Petunjuk Teknis Stock Opname Koleksi Perpustakaan (Jakarta: Kementrian Pertanian, 2012), h.2 47 Badan Standar Nasional, Standar Nasonal Indonesia 7496:2009 tentang Perpustakaan Khusus Intansi Pemerintah, diakses pada Mai 2005 dari 32

46 melakukan kegiatan stock opname, perpustakaan akan menentukan apakah akan dilakukan weeding atau penyiangan pada koleksi yang tidak lagi sesuai dan tidak mutakhir. Akan diketahui pula koleksi-koleksi yang masih dibutuhkan namun kondisi fisiknya sudah tidak baik lagi. 48 Pencacahan koleksi atau stock opname dilakukan pada sebuah perpustakaan dengan tujuan: 49 a. Mengetahui keadaan koleksi bahan pustaka yang ada di suatu perpustakaan; b. Mengetahui jumlah eksemplar koleksi menurut golongan subjek/klasifikasi dengan tepat; c. Menyediakan pangkalan dta/katalog yang mencerminkan keadaan koleksi; d. Megetahui dengan tepat bahan pustaka yang tidak ada pada pangkalan data/katalog; e. Mengetahui dengan tepat koleksi yang dinyatakan hilang; f. Mengetahui dengan tepat kondisi koleksi, dalam keadaan rusak ata tidak lengkap. Dari beberapa tujuan pencacahan diatas, semua tujuan dari pencacahan atau stock opname koleksi bertujuan agar koleksi yang dimiliki oleh sebuah perpustakaan berkualitas baik baik fisik maupun isi koleksi tersebut. F. Penyiangan Koleksi 1. Pegertian Penyiangan 48 Yulia Endah Susanti, Stock Opname Perpustakaan, artikel diakses pada 25 April 2017 dari 49 Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian, Petunjuk Teknis Stock Opname Koleksi Perpustakaan, h. 2 33

47 Penyiangan adalah proses seleksi dan penarikan koleksi dari perpustakaan, karena berbagai alasan diantaranya: suatu keperluan tertentu, karena tidak bermanfaat lagi bagi pengguna perpustakaan yang bersangkutan atau terjadi perubahan subjek untuk bahan pustaka yang akan dijadikan koleksi atau bahkan karena sangat dibutuhkan oleh pemustaka lain. 50 Penyaianga adalah proses pemindahan bahan pustaka dari rak koleksi ke tempat lain, dimana tempat ini tidak dapat lagi diakses oleh para pemustaka. Tujuannya adalah untuk menjaga koleksi perpustakaan tetap up to date. 2. Alasan Penyiangan Beberapa alasan penyiangan koleksi perpustakaan adalah: 51 a. Bahan pustaka telah rusak berat dan tidak mungkin diperbaiki lagi atau karena ada sebagian halaman / isi yang tidak lengkap, lepas atau hilang; b. Informasi yang dikandung dianggap sudah usang karena adanya kemajuan ilmu dan teknologi; c. Pengguna sudah tidak membutuhkan subjek yang bersangkutan; d. Telah ada edisi terbaru yang isinya lebih lengkap dan sesuai zaman (up to date) untuk judul buku yang sama. Namun bila ada teori yang penting dalam buku yang lama yang masih sahih dan tidak dicakup lagi pada edisi baru, maka koleksi tersebut tidak perlu disiangi; e. Diperlukan oleh perpustakaan lain karena subjek isinya sangat cocok. f. Perubahan kebijakan mengenai program, subjek, kelompok/ tigkat pengguna yang dilayani atau reoganisasi instansi induk; 50 Etty Andriati [at all], Penyiangan Koleksi Perpustakaan; Seri Pengembangan Perpustakaan Pertanian no. 21 (Bogor, DepTan, 2001), h Ibid., h. 6 34

48 g. Secara politis dan religius bertentangan dengan kebijakan pemerintah dan citra adat serta agama yang dianut rakyat, dalam hal ini biasanya hasil penyiangan tidak di buang, namun disimpan di tempat terpisah dan hanya untuk kegiatan penelitian; h. Jumlah eksemplarnya lebih dari yang ditetapkan/disepakati. G. SNI Perpustakaan Khusus 7496:2009 Standar adalah spesifikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan termasuk tata cara dan metode yang disusun berdasarkan konsensus semua pihak yang terkait dengan memperhatikan syarat-syarat keselamatan, keamanan, kesehatan, lingkungan hidup, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pengalaman, perkembangan masa kini dan masa yang akan datang untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya. Sedangkan standarrisasi adalah proses merumuskan, menetapkan, menerapkan, dan merevisi standar yang dilaksanakan secara tertib dan bekerja sama dengan semua pihak. Standar Nasional Indonesia (SNI), adalah standar yang di tetapkan oleh Badan Standar Nasional Indonesi dan berlaku secara nasional. 52 SNI 7496:2009 tentang perpustakaan khusus instansi pemerintah dimaksudkan untuk menjadi pedoman teknis perpustakaan yang berlaku pada perpustakaan khusus instansi pemerintah. Standar ini dibahas dan disepakati secara konsesus oleh panitia teknis perpustakaan dan kepustakaan pada tanggal 23 Februari 2009 di Jakarta dan telah mendapatkan tanggapan dan masukan dari Masyarakat Standarisasi Indonesia (MASTAN) Republik Indonesia, Pasal 1 Peraturan Pemerintah RI No. 102 tahun 2000 berisi tentang Standardisasi Nasional (Jakarta:2000) 53 Badan Standar Nasional, Standar Nasonal Indonesia 7496:2009 tentang Perpustakaan Khusus Intansi Pemerintah, diakses pada Mai 2005 dari 35

49 SNI 7496:2009 tentang perpustakaan khusus instansi pemerintah dibuat sebagai standar dalam menjalankan dan pedoman teknis perpustakaan khusus, dengan ruang lingkup sebagai berikut: standar perpustakaan khusus ini menetapkan dasar pengelolaan perpustakaan khusus instansi pemerintah, meliputi status organisasi, jasa dan sumber daya yang terdiri dari sumber daya manusia, gedung dan anggaran. Standar ini berlaku pada perpustakaan khusus yang dibentuk oleh dan menjadi bagian dari instansi pemerintah. 54 Dalam SNI 7496:2009 tentang perpustakaan khusus instansi pemerintah ini tidak semua yang terdapat didalamnya digunakan untuk melakukan penelitian ini, yang digunakan diantaranya adalah point no 6 pada SNI 7496:2009 tersebut yakni: Koleksi dasar a. Perpustakaan khusus instansi pemerintah memilki koleksi buku sekurang-kurangnya 1000 judul dalam bidang kekhususannya; b. Sekurang-kurangnya 80% koleksinya terdiri dari subjek/disiplin ilmu tertentu sesuai dengan kebutuhan instansi induknya; c. Perpustakaan menyediakan koleksi terbitan dari dan tentang instansi induknya; d. Perpustakaan menlanggan minimal 10 judul majalah yang berkaitan dengan kekhususan instansi induknya. 2. Jenis koleksi perpustakaan khusus instansi pemerintah sekurang-kurangnya meliputi: 54 Badan Standar Nasional, Standar Nasonal Indonesia 7496:2009 tentang Perpustakaan Khusus Intansi Pemerintah, diakses pada Mai 2005 dari 55 Badan Standar Nasional, Standar Nasonal Indonesia 7496:2009 tentang Perpustakaan Khusus Intansi Pemerintah, diakses pada Mai 2005 dari 36

50 e. Koleksi yang berkaitan di bidangnya; f. Serial; g. Koleksi referensi; h. Laporan. 3. Penambahan Koleksi: penambahan koleksi buku sekurang-kurangnya 2% dar jumlah judul pertahun atau minimal 100 judul pertahun dipilih mana yang paling besar 4. Pencacahan koleksi: perpustakaan melakukan pencacahan koleksi sekurangkurangnya 3 tahun satu kali. 5. Penyiangan koleksi: perpustakaan melakukan penyiangan koleksi sekurangkurangnya 1 tahun satu kali. H. Penelitian Terdahulu Berikut adalah penelitian terdahulu yang relevan atau sejenis dengan penelitian yang peneliti teliti: 2. Skripsi dari Meilani, mahasiswi Universitas Islam Negeri Jakarta, Fakultas Adab dan Humaniora Jurusan Ilmu perpustakaan yang menyelesaikan skripsinya tahun Penelitian tersebut dengan judul: Evaluasi Koleksi Perpustakaan pada Kantor Perpustakaan dan Arsip Kota (KPAK) Admistrasi Jakarta Selatan. Dalam skripsi ini perbedaannya, penulis memaparkan tentang kebijakan tentang pengembangan koleksi perpustakaan, ketersedian koleksi perpustakaan serta pemanfaatan koleksi perpustakaan KPAK Jakarta Selatan, evaluasi tersebut menggunakan Standar Nasional Perpustakaan (SNP) 003:2011. Sedangkan skripsi saya membahas tentang Koleksi dengan rincian, koleksi dasar, jenis koleksi, penambahan koleksi, pencacahan koleksi dan penyiangan koleksi. Dimana saya 37

51 menggunakan Standar Nasional Indonesia tentang Perpustakaan Khusus 7496: Skripsi dari Mikha Rishiani Sinuraya, Mahasiswa Universitas Sumatra Utara, Fakultas Ilmu Budaya, Program Studi Perpustakaan dan Informasi. Penelitian tersebut dengan judul: Evaluasi Koleksi dengan menggunakan Standar Nasional Indonesia (SNI 7330:2009) Pada Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen Medan, Medan. Tujuan dari penelitian tersebut adalah mengevaluasi koleksi perpustakaan UNH Medan menggunakan standar perpustakaan perguruan tinggi yaitu SNI 7330:2009, indikator-indikator koleksi yang diukur sesuai dengan standar tersebut adalah kebijakan koleksi, jenis koleksi, majalah ilmiah, penambahan koleksi, cacah ulang, penyiangan dan materi perpustakaan elektronik. Sedangkan dalam skripsi saya, saya menggunakan SNI 7496:2009 tentang perpustakaan khusus instansi pemerintah dimana yang menjadi indikator yang dievalusi adalah koleksi dengan rincian, koleksi dasar, jenis koleksi, penambahan koleksi, pencacahan koleksi dan penyiangan koleksi pada perpustakaan khusus. 38

52 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan suatu penelitian yang bertujuan mendeskripsikan atau menjelaskan sesuatu hal seperti apa adanya. Penelitian deskriptif ini dapat dikatakan pula suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk membuat deskripsi yaitu gambaran secara sistematis, faktual, dan akurat yang berhubungan antara fenomena yang diteliti. 56 Pada penelitian ini penulis menganalisa objek penelitian sebagai sebuah gambaran permasalahan yang akan memaparkan secara detail dan sesuai dengan fakta pada saat penelitian. Pada penelitian ini penulis mendeskripsikan bagaimana koleksi dasar Perpustakaan MK, jenis-jenis koleksi pada Perpustakaan MK, penambahan koleksi, pencacahan koleksi dan penyiangan pada Perpustakaan MK. 2. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian dengan pendekatan kualitatif penelitian yang menggunakan latar belakang alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan beberapa metode yang ada. 57 Penelitian kualitatif ialah penelitian riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis serta lebih menonjolkan proses dan makna, tujuannya sendiri adalah pemahamam lebih mendalam terhadap suatu 56 Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian, (Jakarta: STIA-LAN, 1999), h Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif edisi revisi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h.5 39

53 permasalahan yang dikaji. Pada penelitian ini instrumen utama dalam pengumpulan data adalah observasi sehingga data yang peneliti dapatkan ada yang berupa angka-angka yang mengambarkan penambahan koleksi, jumlah koleksi pada perpustakaan MK dan dimana diperlukan pada penelitian ini, selain itu menggunakan teknik pendukung lain yakni wawancara dan kajian pustaka. B. Sumber Data 2. Data Primer Data primer adalah data yang diambil langsung, tampa perantara dengan sumber. Sumber dapat berupa benda, situs, atau manusia. 58 Pada penelitian ini sumber data yang diperoleh berupa data akan di dapat dari lembaga yang diteliti melalui penggalian informasi melalui observasi dan wawancara. Observasi peneliti lakukan di perpustakaan MK, dimana dilakukan untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan untuk melakukan evaluasi perpustakaan. Wawancara yang peneliti lakukan dengan dua orang narasumber. Narasumber pertama adalah pustakawan perpustakaan MKRI dan narasumber yang lain adalah salah satu pemustaka dan atau pegawai MKRI. 3. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dan dikumpulkan dari sumber-sumber yang telah ada. 59 Pada penelitian ini data diperoleh dari perpustakaan atau dari literatur-literatur yang sudah ada seperti buku, media elektronik dll. Perolehan data ini sekunder didahulukan dengan kegiatan membaca sumber yang dimaksud. 58 Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian, h Ibid., h

54 C. Pemilihan informan Informan adalah orang yang diwawancarai dan dijadikan sebagai narasumber untuk memberikan informasi yang dibutuhkan. Berikut adalah beberapa informan yang berkaitan dengan penelitian ini dan kriteria yang dimiliki: 1. Pustakawan Mahkamah Konstitusi Bapak Haninyo merupakan Pustakawan MK, yang telah bekerja sejak perpustakaan MK berdiri tahun 2005 dengan latar belakang pendidikan S1 UNPAD jurusan Ilmu Perpustakaan dan S2 UNPAD jurusan Ilmu Komunikasi. 2. Pemustaka Pemustaka yang menjadi informan adalah Meyrinda Rahmawaty Hilipito yang merupakan PNS peneliti MK. D. Teknik Pengumpulan Data Data-data yang diperoleh akan diolah dan disajikan dalam bentuk deskriptif yang bertujuan untuk mengemukakan permasalahan dan menemukan solusi disertai teori-teori yang mendukung. Data-data yang diperoleh dikumpulkan melalui: 1. Observasi Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan. 60 Pengamatan yang peneliti lakukan termasuk kepada pengamatan terbuka karena subjek yang diamati menyadari adanya orang yang melakukan pengamatan dan membantu dalam proses penelitian ini. Pengamatan dilakukan secara 60 Lexy J. Meleong. Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, h

55 langsung terhadap Perpustakaan MK. Observasi ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana koleksi dasar pada Perpustakaan MK, jenis-jenis koleksi, penambahan koleksi dan penyiangan pada Perpustakaan MK. Data yang didapat tentang penemabahan koleksi dan jenis jenis koleksi terdapat data-data yang berupa angka, data tersebut menjelaskan jumlah koleksi dan penambahan koleksi pada perpustakaan MK. 2. Wawancara Wawancara adalah suatu metode pengumpulan data atau informasi dengan cara tanya jawab sepihak, dikerjakan secara sistemik dan berlandaskan pada tujuan penyelidikan. 61 Wawancara yang peneliti lakukan dalam penelitian ini bersifat tidak terstruktur, dimana wawancara yang dilakukan dengan narasumber lebih santai tapi tetap mengacu kepada pertanyaan wawancara yang telah dibuat sebelumnya agar tercapai tujuan penyelidikan. Pada penelitian ini peneliti mewawancarai pustakawan dan pemustaka perpustakaan MK. 3. Studi Kepustakaan Kajian kepustakaan adalah penelitian yang datanya diambil terutama atau seluruhnya dari kepustakaan dokumen, artikel, laporan, koran dan lain-lain sebagainya. 62 Pada peneliti menggunakan kajian kepustakaan yaitu dengan literaturliteratur yang terkait dengan koleksi, evaluasi koleksi dan perpustakaan khusus, serta menggunakan Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk perpustakaan khusus instansi pemerintah yang di terbitkan oleh Badan Standar Nasional (BSN) Arief Subyantoro, Metode dan Teknik Penelitian Sosial, (Yogyakarta: ANDI, 2007), h. 62 Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian, h

56 Indonesia pada tahun 2009 yang dijadikan sebagai alat pengukur untuk mengerjakan evaluasi tersebut. Untuk pengkajian dokumen peneliti menggunakan dokumen yang ada di perpustakaan untuk mendapatkan data-data yang relevan dengan penelitian. Dokumen-dokumen yang digunakan adalah buku induk perpustakaan, katalog online perpustakaan, SOP Perpustakaan dan laporan tahunan MK bagian pengadaan koleksi dan lain-lain. E. Teknik Analisis Data Analisis data adalah pencarian atau pelacakan pola-pola. Analisis data kualitatif adalah pengujian sistematik dari sesuatu untuk menetapkan bagianbagiannya, hubungan antar kajian dan hubungan terhadap keseluruhannya. Artinya semua analisis data kualitatif mencakup penelusuran data, melalui catatan-catatan untuk menemukan pola-pola budaya yang dikaji peneliti. 63 Analisa data kualitatif ditempuh melalui tiga tahapan, yaitu: 1. Reduksi data; data yang diperoleh penulis melalui observasi, wawancara dan kajian pustaka dicatat dengan rinci, mengelompok dan memfokuskan hal-hal yang penting dengan demikian data yang didapat bisa memberikan gambaran yang jelas. 2. Penyajian data; setelah data direduksi, penulis melakukan penyajian dalam bentuk teks bersifat naratif. 3. Penarikan kesimpulan; data-data yang terangkum dan dijabarkan dalam bentuk naratif, penulis buatkan kesimpulan, kesimpulan digunakan untuk menjawab tujuan penelitian. 63 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, (Jakarta, Bumi Aksara,2013) h

57 Data hasil wawancara yang telah berhasil dikumpulakan oleh peneliti dianalisa dan dipertimbangkan jawaban-jawaban yang sekiranya kurang lengkap menurut peneliti dan di tanyakan kembali kepada narasumber, setelah data yang diperoleh cukup maka penelitian dilanjutkan ketahap selanjutnya yakni analisa. Dalam alat ukur berupa SNI yang penulis gunakan, dipapakan bahwa...penambahan koleksi buku sekurang-kurangnya 2% dari jumalah judul pertahun atau minimal 100 judul pertahun, dipilih mana yang paling besar.... Untuk mengetahui berapa persentase penambahan koleksi pada tahun tersebut menggunakan rumus pencarian persentase secara manual dengan menggunakan rumus: 100% Keterangan: p: jumlah penambahan koleksi k: jumlah koleksi dimana nanti akan dihasilkan persentase penambahan koleksi. Paremeter yang digunakan dalam menapsirkan nilai persentase yang dihasilkan tersebut disesuaikan dengan SNI 7496:2009 tentang perpustakaan khusus dimana setiap tahunnya dilakukan penambaha koleksi buku sekurang kurangnya 2% pertahun. Apabila belum mencapai standar yang ditetapkan oleh SNI 7496:2009 tentang perpustakaan khusus instanasi pemerintah, maka dapat ditafsirkan tidak melakukan penambahan koleksi sesuai yang dimanatkan oleh SNI perpustakaan khusus. Apabila hasil persentase yang didapatkan lebih dari standar, maka penambahan koleksi pada tahun itu telah memenuhi standar yang sudah ditetapkan. 44

58 F. Jadwal Penelitian Penelitian ini dilakukan di Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, Jalan Merdeka Barat no 6 Jakarta Pusat Penelitian ini dilakukan dari bulan April 2015 sampai Maret Penelitian yang di lakukan tidak memakan waktu lama, namun karena satu dan lain hal pengerjaan skripsi ini menjadi terbengkalai dan memakan waktu lama supaya dapat diselesaikan, dengan rincian sebagai berikut: Tabel 1. Jadwal Penelitian No Kegiatan Bulan 1 Penyusunan Proposal Feb Pengajuan Proposal Feb Bimbingan Skripsi April 2015 Maret Penelitian Juni-Sep Penyusunan Skripsi April Maret Pengajuan Sidang Maret Sidang Skripsi April

59 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Objek Penelitian 1. Sejarah Berdiri Perpustakaan Mahkamah Konstitusi (MK) merupakan organ konstitusi yang mengemban tugas dan fungsi sebagai pengawal konstitusi. MK sebagai pengawal konstitusi lahir dari kesadaran kolektif akan perlunya suatu lembaga negara yang mampu menyelesaikan persoalan-persoalan konstitusi di atas prinsip supremasi konstitusi. Kehadiran MK diharapkan dapat menata dan memperbaiki kembali penyelenggaraan negara berdasarkan Undang-undang Dasar 1945 (UUD 1945). Keberadaan MK dikukuhkan dengan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi (UU MK) yang disahkan pada 13 Agustus Selanjutnya, UU MK disempurnakan dengan pengesahan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi yang bertujuan untuk memperkuat kelembagaan MK. MK mendapatkan kewenangan atribut oleh UUD 1945 sebagaimana disebutkan di dalam Pasal 24 UUD Pasal tersebut menetapkan secara limitative 5 (lima) kewenangan konstitusional MK. Pertama, menguji undangundang terhadap Undang-Undang Dasar. Kedua, memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh Undang-Undang Dasar (UUD). Ketiga, memutus pembubaran partai politik. Keempat, memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum. Kelima, wajib memberikan putusan atas pendapat Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mengenai dugaan pelanggaran 46

60 oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden menurut UUD Dengan lima kewenangan konstitusi tersebut, MK diharapkan memiliki andil besar untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara hukum demokratis sekaligus negara demokrasi yang berdasarkan hukum. 64 Salah satu penunjang terwujudnya tugas dan fungsi MK adalah perpustakaan. Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia (MKRI) adalah perpustakaan khusus yang mengoleksi informasi tentang Hukum Tata Negara, serta informasi yang berkaitan dengannya seperti politik, administrasi negara serta sejarah dan biografi. Perpustakaan MK merupakan unit pendukung bagi Hakim Konstitusi, tenaga ahli, serta peneliti di Perpustakaan Mahkamah Konstitusi. Perpustakaan MK berada di bawah Pusat Penelitian dan Pengkajian, Sekretariat Jenderal MK. Perpustakaan MK secara administrasi mulai berdiri sejak Agustus 2004 bersamaan dengan isinya SK Sekjen MK No. 357/Kep/Set.MK/2004 tentang organisasi dan tata kerja Sekretariat Jendral dan Kepaniteran MK. Namun secara operasional Perpustakaan MK baru berjalan waktu dan perkembangan ditubuh MK, maka saat ini sedang dilakukan perubahan dan penyesuaian struktur organisasi dan tata kerja Sekjen dan Kepaniteran MK, di Perpustakaan MK akan menjadi bidang perpustakaan yang bertanggung jawab langsung kepada Kapuslata dan secara fungsional akan berkolaburasi dengan peneliti dan tenaga ahli dalam mendukung hakim konstitusi dalam membuat keputusan melalui ketersediaan referensi dan literatur. 64 Mahkamah Konstitusi, Rencana Strategis Mahkamah Konstitusi tahun , (Jakarta, MKRI: 2015), h. 1 47

61 Berdirinya Perpustakaan MKRI diawali dengan diadopsinya ide Mahkamah Konstitusi (Constitutional Court) dalam amandemen konstitusi yang dilakukan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) pada tahun 2001 sebagaimana dirumuskan dalam ketentuan Pasal 24 ayat (2), Pasal 24C, dan Pasal 7B Undang-Undang Dasar 1945 hasil Perubahan Ketiga yang disahkan pada 9 Nopember Pada tahun 2004, awal perpustakaan MK terbentuk, perpustakaan menempati satu ruangan saja karena pada tahun tersebut, gedung MK yang berada di Jalan Merdeka Barat No 6 baru dalam proses pembangunan. Pada tahun 2007 Perpustakaan MK menempati ruangan baru di lantai 5 dan pada tahun 2008 terjadi pengembangan ruang di lantai 6 dengan desain khusus, 4 sumber daya manusia (SDM), jumlah koleksi buku mencapai 7000 eksemplar dan terpasang Sistem Pengaman (RFID). Kemudian pada tahun 2009 terjadi pengembangan lantai 6 dan 16, dengan 5 sumber daya manusia (SDM), dan untuk jumlah koleksi buku menjadi eksemplar ditambah dengan koleksi e-book. Selanjutnya pada tahun 2010, Perpustakaan MK dilengkapi dengan kebutuhan infrastruktur di lantai 5, 6 dan 16 dengan jumlah koleksi mencapai judul dan eksemplar. Pada akhir 2012 Perpustakaan MK relokasi tempat ke lantai 8 karena adanya keputusan sekjen dan laitai 5 dan 6 menjadi Pusat Dokumentasi dan Informasi Konstitusi. Sampai saat ini Perpustakaan MK berada di lantai 8 dengan jumlah koleksi eksemplarnya. Kemudian Perpustakaan MK mulai melakukan legalisasi fungsional sumber daya manusia (SDM) serta peningkatan kualitas berstandar kompetensi tersertifikasi. Selanjutnya, Perpustakaan MK melakukan eksistensi organisasi baru 48

62 dalam program reformasi birokrasi maupun kerjasama dengan perpustakaan institusi lain. Perpustakaan MK bukan hanya untuk kepentingan internal Lembaga MK seperti kebutuhan informasi bagi hakim konstitusi, panitera pengganti maupun peneliti, namun juga membuka kesempatan seluas-luasnya kepada publik. Misalnya praktisi hukum, peneliti dari perguruan tinggi dan pemerhati hukum lainnya untuk menggunakan Perpustakaan MK. Tentunya dari tahun-ketahun koleksi perpustakaan MK mengalami peningkatan dari segi jumlanya. Pada umumnya koleksi sebuah perpustakaan akan terus mengalami perkembangan, selain itu koleksi perpustakaan juga di haruskan update atau sesuai dengan perkembangan zaman yang ada. 2. Visi dan Misi Perpustakaan Visi: Menjadi Perpustakaan dan Pusat Informasi Hukum terlengkap di Indonesia. Misi: a. Mewujudkan Perpustakaan MKRI sebagai Perpustakaan yang menyediakan referensi hukum yang terlengkap di Indonesia; b. Membantu tugas, fungsi, dan kewajiban konstitusional MKRI dalam membangun masyarakat Indonesia yang sadar konstitusi. 3. Personalia Sumber daya manusia di perpustakaan adalah semua tenaga kerja atau perangkat yang terdiri atas pimpinan, pejabat fungsional pustakawan, pelaksana teknis operasional seperti pengadaan, pengolahan, dan layanan, serta pelaksana teknis administratif dan ketatausahaan yang mendukung semua kegiatan 49

63 perpustakaan. Semua perangkat tersebut merupakan tim kerja (team work) yang harus dapat bekerja sama untuk keberhasilan perpustakaan. 65 Perpustakaan MK merupakan Supporting System Unit (unit pendukung) bagi hakim konstitusi, tenaga ahli, peneliti, serta pegawai MK. Secara organisasi, Perpustakaan MK bertanggung jawab langsung kepada Kapuslitka dan secara fungsional berkolaborasi dengan peneliti dan tenaga ahli dalam mendukung hakim konstitusi. Sedangkan Pusat Penelitian dan Pengkajian bertanggung jawab kepada Sekretariat Jendral MK. Lalu Sekjen MK bertanggung jawab kepada ketua MK. Sementara ini Pegawai/Pustakawan Perpustakaan MK berjumlah 5 orang, yaitu Ibu Lina Herlina sebagai koordinator Perpustakaan MK dibantu oleh 3 Pustakawan lainnya dan satu orang ditugaskan untuk Perpustakaan Pusdiklat Cisarua. Berikut adalah SDM Pustakawan beserta jabatan serta latar belakang pendidikannya: Table 2. Pustakawan dan latar belakang pendidikan NO. Pustakawan Jabatan Latar Belakang 1. Lina Herlina Koordinator SI Ilmu Perpustakaan UNPAD pustakawan S2 Kebijakan Administrasi Publik UNPAD 2. Haninyo Pustakawan SI Ilmu Perpustakaan UNPAD S2 Ilmu Komunikasi UNPAD 3. Dewi Fitriani Pustakawan SI Ilmu Perpustakaan UNPAD S2 Ilmu Perpustakaan UI 4. Eling Masitoh Pustakawan SI Ilmu Perpustakaan UGM 5. Hadian Pustakawan SI Ilmu Perpustakaan UNPAD S2 Kebijakan Administrasi Publik UNPAD 65 Sutarno NS. Perpustakaan dan Masyarakat, h

64 Dari tabel 2 tersebut dapat kita ketahui bahwa semua SDM di Perpustakaan MKRI sudah bergelar sarjana bidang perpustakaan. Bahkan 4 diantaranya telah memiliki latar belakang pendidikan terakhir S2. Dari latar belakang pendidikan pustakawan diatas dapat dilihat bahwa perpustakaan MK memiliki pustakawan yang professional. Berdasarkan SNI 7496:2009 tentang Perpustakaan Khusus bahwa Sumber Daya Manusia (SDM) dalam sebuah perpustakaan berjumlah sekurang-kurangnya 3 orang, terdiri dari satu kepala perpustakaan, satu pustakawan dan satu tenaga teknis perpustakaan. Perpustakaan MK memiliki satu orang koordinator pustakawan dan tiga orang pustakawan yang ditempatkan di Perpustakaan MK di gedung MK Merdeka Barat dan satu orang pustakawan lagi di tempatkan di pusdiklat MK Cisarua. Sebagai perpustakaan khusus yang melayani pemustaka dari dalam lingkungan organisasi sendiri, pustakawan sebanyak lima orang tersebut terbilang cukup untuk bekerja sebagai SDM perpustakaan propesional di Perpustakaan MK. 4. Struktur Organisasi 1. Hakim Konstitusi Berdasarkan Undang-undang RI Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 8 Tahun 2011 tentang perubahan atas Undang-undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi dalam Satu Naskah, dijelaskan bahwa: Pasal 18 (1), Hakim Konstitusi diajukan masing-masing 3 (tiga) orang oleh Mahkamah Agung, 3 (tiga) orang oleh DPR, dan 3 (tiga) orang oleh Presiden, untuk ditetapkan dengan Keputusan Presiden Pasal 22, Masa Jabatan Hakim 51

65 Konstitusi selama 5 (lima) tahun dan dapat dipilih kembali hanya untuk 1 (satu) kali masa jabatan berikutnya 2. Kepaniteraan dan Sekretariat Jenderal Dalam melaksanakan kewenangannya, Mahkamah Konstitusi dibantu oleh Kepaniteraan dan Sekretariat Jenderal. a. Kedudukan Kepaniteraan dan Sekretariat Jenderal Mahkamah Konstitusi adalah aparatur pemerintah yang di dalam menjalankan tugas dan fungsinya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Ketua Mahkamah Konstitusi. Kepaniteraan dipimpin oleh seorang Panitera dan Sekretariat Jenderal dipimpin seorang Sekretaris Jenderal. b. Tugas Kepaniteraan menjalankan tugas teknis administratif peradilan Mahkamah Konstitusi sedangkan Sekretariat Jenderal menjalankan tugas teknis administratif umum Mahkamah Konstitusi. c. Fungsi Tugas Kepaniteraan meliputi fungsi koordinasi pelaksanaan teknis peradilan di MK, pembinaan dan pelaksanaan administrasi perkara, pembinaan pelayanan teknis kegiatan peradilan di MK, dan pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Ketua MK sesuai dengan bidang tugasnya. Sedangkan tugas Sekretariat Jenderal meliputi fungsi koordinasi pelaksanaan administratif dilingkungan Kepaniteraan dan Sekretariat Jenderal, penyusunan rencana dan program dukungan teknis administratif, pelaksanaan kerjasama dengan masyarakat dan hubungan antar lembaga, pelaksanaan dukungan fasilitas kegiatan persidangan, dan pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Ketua MK sesuai dengan bidang tugasnya. 52

66 Gambar 1: Struktur Mahkamah Konstitusi Ketua Wakil Ketua Hakim Konstitusi Sekretaris Jendral Biro Perencanaan dan Pengawasan Biro Keuangan dan Kepegawaia n Biro Hubungan Masyarakat dan Protokol Biro Umum Pusat Penelitian dan Pengkajian Perkara, Pengelolaan TIK Pusat Pendidikan Pancasila dan Konstitusoi Panitera Panitera Muda IP Panitera Muda II Kepaniteraan dikoordinasikan oleh seorang Panitera, dibantu dua orang Panitera Muda, 3 (tiga) orang Panitera Pengganti Tingkat I, dan 12 (dua belas) orang Panitera Pengganti Tingkat II. Sedangkan Sekretariat Jenderal dipimpin seorang Sekretaris Jenderal dibantu 4 (empat) Kepala Biro dan 2 (dua) Kepala Pusat: 1. Biro Perencanaan dan Pengawasan 2. Biro Keuangan dan Kepegawaian 3. Biro Hubungan Masyarakat dan Protokol 4. Biro Umum 53

67 5. Pusat Penelitian dan Pengkajian Perkara, Pengelolaan Teknologi Informasi dan Komunikasi 6. Pusat Pendidikan Pancasila dan Konstitusi Perpustakaan MK berada di bawah Pusat penelitian dan pengkajian perkara, pengolahan teknologi informasi dan komunikasi. Berikut bagan struktur organisasi Perpustakaan MK: Gambar 2: Struktur Organisasi Perpustakaan MKRI Pusat Penelitian dan pengkajian Perkara, pengolahan teknologi informasi dan Komunikasi Subbagian Tata Usaha Bidang Penelitian Pengkajian Perkara, dan Perpustakaan Kelompok Jabatan fungsional Bidang Pengelolaan Teknologi Informasi dan Komunikasi Pusat Penelitian dan Pengkajian Perkara, Pengelolaan Teknologi Informasi dan Komunikasi terdiri dari dua bidang, yaitu Bidang Penelitian dan Pengkajian Perkara, dan Perpustakaan; dan Bidang Pengelolaan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Selain itu, Pusat Penelitian dan Pengkajian Perkara, Pengelolaan Teknologi Informasi dan Komunikasi juga terdapat satu subbagian yaitu 54

68 Subbagian Tata Usaha yang mempunyai tugas melakukan ketatausahaan Pusat. Di samping itu, juga terdapat Kelompok Jabatan Fungsional. 66 B. HASIL PENELITIAN Penelitian tentang evaluasi koleksi ini dilakukan di Perpustakaan MK yang terletak di Jalan Merdeka Barat No 6 Jakarta Pusat. Penelitian difokuskan dengan mengangkat masalah evaluasi koleksi perpustakaan di Perpustaaan MK dengan menggunakan SNI 7496:2009. Berdasarkan tujuan penelitian, penulis akan memaparkan hasil penelitian yang penulis peroleh melalui metode observasi dan wawancara. Adapun hasil penelitian yang diperoleh sebagai berikut: 1. Koleksi Dasar dan Jenis-jenis koleksi di Perpustakaan MK Koleksi dasar yang dimiliki oleh perpustakaan khusus instansi pemerintah menurut SNI 7496:2009 diantaranya: 67 memiliki koleksi buku sekurangkurangnya 1000 judul bidang kekhususannya, memiliki sekurang-kurangnya 80% koleksi terdiri dari subjek disiplin ilmu tertentu sesuai dengan kebutuhan instansi induknya, menyediakan koleksi terbitan dari dan tentang instansi induknya dan melanggan minimal 10 judul majalah yang berkaitan dengan kekhususan instansi induknya. Dari Perpustakaan Online MK dapat dilihat bahwa Perpustakaan MK memiliki koleksi sebanyak 8910 judul. Koleksi pada Perpustakaan MK 66 Mahkamah Konstitusi, Laporan Kerja Mahkamah Konstitusi Tahun 2015 (Jakarta: Mahkamah Konstitusi, 2016), h Badan Standar Nasional, Standar Nasonal Indonesia 7496:2009 tentang Perpustakaan Khusus Intansi Pemerintah, diakses pada Mai 2005 dari 55

69 diklasifikasikan dengan menggunakan DDC, seluruh buku pada Perpustakaan MK dapat digambarkan berdasarkan subjeknya sebagai berikut. 68 Tabel 3. Koleksi Perpustakaan MKRI No. No Kelas (DDC) Jumlah Klasifikasi Karya Umum 624 7,01% Filsafat dan psikologi 170 1,91% Agama 366 4,11% Ilmu hukum dan sosial ,2% Bahasa 132 1, Ilmu-ilmu murni 83 0, Ilmu terapan 418 4,69% Seni dan olahraga 29 0,33% Kesusastraan 154 1,73% Geografi 589 6,61% Jumlah % Dari tabel 3, statistik koleksi berdasarkan klasifikasi subjek keilmuan, dapat kita lihat bahwa koleksi dengan subjek ilmu hukum dan sosial mendominasi di perpustakaan tersebut. Lebih dari setengah dari jumlah koleksi perpustakaan secara keseluruhan merupakan koleksi dengan subjek ilmu hukum dan sosial yakni terdapat 71,2% dari keseluruhan koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan. Setengah koleksi perpustakaan MK merupakan koleksi hukum ini disediakan untuk menunjang terselenggaranya pelaksanaan tugas lembaga induk dalam bentuk penyedian materi perpustakaan. Tidak hanya koleksi dengan subjek kekhususan saja yang dimiliki oleh perpustakaan MK, koleksi penunjang lainnya seperti koleksi dengan subjek Geografi dan sejarah memiliki persentase 6,61% dari keseluruhan jumlah koleksi Perpustakaan MK. Memang berbanding jauh dengan koleksi dengan subjek hukum yang dimiliki oleh Perpustakaan MK. 68 Mahkamah Konstitusi, Perpustakaan MK Online, diakses pada 3 Maret 2017 dari 56

70 Koleksi dengan subjek filsafat dan psikologi dan koleksi dengan subjek bahasa masing-masing memiliki persentase 1,91% dan 1,48 % dari keseluruhan koleksi yang ada di Perpustakaan MK. Untuk koleksi dengan subjek agama memiliki persentase yaitu 4,11% dari keseluruhan umlah koleksi Perpustakaan MK. Koleksi dengan subjek seni olahraga dan subjek kesusastraan, masing-masing memiliki persentase 0,33% dan 1,73%. Selanjutnya untuk koleksi dengan subjek karya umum memiliki persentase 7,01% dan ilmu terapan memiliki persentase 4,69%. Meski perbandingan banyak jumlah koleksi subjek hukum dengan subjek atau koleksi penunjang lainnya berbeda jauh, dimana lebih dari setengan koleksi yang ada adalah koleksi dengan subjek ilmu hukum dan sosial. Banyaknya koleksi dengan subjek ilmu hukum dan sosial untuk memenuhi tugas perpustakaan sebagai penunjang terselengaranya pelaksanaan tugas lembaga induknya. Perpustakaan Mahkamah Konstitusi yang kekhususannya yaitu subjek hukum, mengharuskan dan menjadikan mendominnnya koleksi hukum di perpustakaan MK. Hal ini menjadikan banyak pemustaka yang khusus datang ke perpustakaan MKRI ini untuk mencari koleksi hukum yang ia butuhkan, sehingga koleksi yang bukan merupakan subjek hukum sedikit di pakai oleh para pemustaka perpustakaan MKRI. 69 Menurut SNI 7496:2009 tentang perpustakan khusus instansi pemerintah menyatakan bahwa Perpustakaan khusus pemerintah memiliki koleksi buku sekurang-kurangnya 1000 judul dalam bidang kekhususannya. Pada 69 Wawancara Pribadi dengan Haninyo, Jakarta, 8 Juli

71 Perpustakaan MK memiliki 8910 judul koleksi dimana judul buku pada perpustakaannya merepaka koleksi buku dengan subjek ilmu hukum dan sosial. Dari 8910 judul koleksi Perpustakaan MK, 71,2% diantaranya adalah koleksi dengan subjek ilmu hukum dan sosial sesuai dengan yang tercantum pada table 3. Sesuai dengan standar, perpustakaan memiliki sekurang-kurangnya 80% koleksinya terdiri dari subjek yang tertentu sesuai dengan kekhususan instansi tersebut namun subjek ilmu hukum dan sosial yang dimiliki oleh perpustakaan MK sebanyak 71,2% saja. Koleksi dasar yang disediakan oleh perpustakaan khusus lainnya adalah koleksi terbitan dari dan tentang lembaga induknya. Pada perpustakaan MK, koleksi ini berupa terbitan MK sendiri yang biasanya berupa koleksi buku dengan penulis para hakim MK, majalah dan jurnal Mahkamah Konstitusi. selain itu juga terdapat koleksi putusan-putusan sidang perkara di MK. Perpustakaan MK juga mengkoleksi buku-buku dengan tema konstitusi yang diterbitkan diluar MK sendiri. Perpustakaan khusus juga melanggan minimal 10 judul majalah yang berkaitan dengan kekhususan instansi induknya. Pada perpustakaan MK melanggan Majalah diantaranya ada Majalah Forum, Tempo, Gatra, Sindo (Weekly), Majalah dan Jurnal Konstitusi, Time, Rastra (media informasi Polri), Advokat (politik dan bisnis), Warta, Sinar, Suar (terbitan KOMNASHAM), Majelis (media informasi dan komunikasi konstitusi MPR RI), Gemari, Komisi Yudisial, dan Warta BPK. Dimana terdapat lebih kurang 16 terbitan berkala yang dilanggan oleh perpustakaan MK. Koleksi majalah ini disediakan pada raknya sendiri dan dapat di baca di dalam ruangan Perpustakaan MK. 58

72 Jenis-jenis koleksi yang harus dimiliki oleh sebuah perpustakaan khusus instansi pemerintah menurut SNI 7496:2009 tentang perpustakaan khusus instansi pemerintah adalah buku yang berkaitan dengan bidangnya; serial; koleksi referensi dan laporan. 70 Berikut adalah table koleksi berdasarkan jenis koleksinya: 71 Tabel 4. Jenis Koleksi Berdasar Bentuk No. Jenis Persen 1. Textbook 96,6% 2. Jurnal/Majalah 0,69% 3. Artikel 0,01% 4. Putusan 0,7% 5. Skripsi / Tesis 0,25% 6. E-book 1,74% 7. Laporan Penelitian 0,69% Jumlah 100% Koleksi textbook adalah buku standar atau buku setiap cabang ilmu dan dapat terdiri dari dua tipe yakni buku pokok atau utama dan buku suplemen atau tambahan. Dari table 4 dapat dilihat koleksi textbook yang dimiliki oleh perpustakaan MK sebanyak 96,6%. Perpustakaan MK juga memiliki jenis koleksi putusan MK sebanyak 0,7%, koleksi putusan maksudnya adalah koleksi yang berupa putusan-putusan sidang yang telah disidangkan oleh MK. Perpustakaan MK juga memiliki koleksi jenis skripsi, tesis dan disertasi sebanyak 0,25%. Pada Perpustakaan MK mewajibkan para peneliti yang melakukan penelitian di MK dan penelitian tentang MK untuk mendepositkan skripsi dan tesis mereka ke perpustakaan MK. 70 Badan Standar Nasional, Standar Nasonal Indonesia 7496:2009 tentang Perpustakaan Khusus Intansi Pemerintah, diakses pada Mai 2005 dari 71 Mahkamah Konstitusi, Perpustakaan MK Online, diakses pada 3 Maret 2017 dari 59

73 Koleksi perpustakaan lain yang berbentuk e-book ada sebanyak 1,75%, e- book tersebut dapat dilihat dalam web perpustakaan dan laporan penelitian ada sebanyak 0,69% sama halnya dengan koleksi perpustakaan dengan bentuk skripsi atau tesis, penelitian yang dilakukan di lembaga atau tentang lembaga induknya juga harus dilakukan pendepositan koleksi tersebut ke perpustakaan MK. Pada perpustakaan MK, terdapat 8910 judul koleksi dimana 71,2% atau sebanyak judul koleksi sesuai dengan table 3 yang mana adalah koleksi yang sesuai dengan bidang kekhususan lembaga induknya, yakni koleksi dengan subjek ilmu hukum dan sosial. Koleksi ini berupa buku-buku yang bisa dibaca oleh pemustaka apabila datang langsung ke perpustakaan MK. Jenis-jenis koleksi yang Koleksi jenis serial yang harus dimiliki oleh perpustakaan khusus instansi pemerintah. Koleksi serial sendiri adalah salah satu koleksi terbitan berkala, dimana pada perpustakaan MK koleksi jenis ini ada pada perpustakaan MK diantaranya: Majalah dan jurnal Konstitusi, Majalah Forum, Tempo, Gatra, Time, Rastra, Advokat, Warta, Sinar, Suar, Majelis, Gemari, Komisi Yudisial dan Warta BPK. Perpustakaan MK juga melanggan koran diantaranya: Kompas, Sindo, Republika, The jakarta Post, Media Indonesia, Koran Tempo, Seputar Indonesia dan lain sebagainya. Koleksi serial lainnya yang terdapat pada perpustakaan MK adalah laporan tahunan MK sendiri, dimana pada setiap tahunnya MK mengeluarkan laporan pertanggung jawaban dalam bentuk laporan. Pada table 4 koleksi dengan jenis jurnal atau majalah ada dengan jumlah 0,69%. Koleksi serial berupa laporan tahunan, majalah dan prosiding terbitan MK bisa diakses secara online pada web MK yakni di 60

74 dimana pada web perpustakaan MK tersebut pemustaka dapat melihat dan mengunduh file jurnal, majalah atau laporan tahunan yang ingin dibaca. Jenis koleksi referensi juga harus dimilik oleh sebuah perpustakaan khusus, dimana koleksi referensi yang dimaksud disini adalah koleksi perpustakaan yang digunakan untuk melayani kebutuhan informasi tetapi tidak untuk dibaca secara keseluruhan. 72 Koleksi referensi yang dimiliki oleh perpustkaan MK diantaranya adalah ensikloped, kamus berbagai bahasa, kamus hukum, greatbook, peraturan perundang-undangan dan lain sebagainya. Koleksi referensi yang dimiliki oleh perpustakaan MK mungkin tak sebanyak koleksi referensi perpustakaan lain. Pada table 4, koleksi referensi memang tidak ada jenisnya sendiri, menurut penjelasan pustakawan MK, koleksi referensi termasukkan ke dalam jenis koleksi textbook pada table 4 tersebut dan untuk membedakan koleksi referensi memiliki rak sendiri pada Perpustakaan MK. Memang koleksi referensi secara teori tidak termasuk ke dalam jenis koleksi text book, namun pada table yang diperoleh dari katalog online Perpustakaan MK ini koleksi referensi digabungkan dengan koleksi jenis texbook, namun dibedakan pada penempatan koleksi di rak perpustakaan. Jenis koleksi terakhir yang harus dimiliki oleh perpustakaan khusus instansi pemerintah adalah koleksi laporan, dimana pada perpustakaan MK koleksi jenis laporan ini diantaranya berupa laporan Praktek Kerja Lapangan dan koleksi skripsi dan tesis yang penelitiannya dilakukan di MK. Pada table 4 dapat 72 Badan Standar Nasional, Standar Nasonal Indonesia 7496:2009 tentang Perpustakaan Khusus Intansi Pemerintah, diakses pada Mai 2005 dari 61

75 dilihat bahwa koleksi dengan bentuk laporan penelitian terdapat 0,69% dan koleksi skripsi dan tesis terdapat 0,25% 2. Penambahan Koleksi, Pencacahan dan Penyiangan Koleksi pada Perpustakaan MK a. Penambahan koleksi Perpustakaan MK Dalam proses penambahan koleksi di perpustakaan khusus harus mengikuti standar pengadaan barang dan jasa yang ditetapkan oleh lembaga induknya. Pada Perpustakaan MK prosedur pengadaan bahan pustaka dilakukan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) perpustakaan. Dimana pada awalnya pustakawan menerima katalog buku dari penerbit dan menganalisa kebutuhan pemustaka yang ada di lembaga tersebut. Setelah daftar buku yang sudah terseleksi jadi maka perpustakaan akan membuat nota dinas Kapuslitka dan menunggu disposisi dari Sekretaris Jendral MK yang telas menentukan buku/barang mana saja yang disetujui untuk dibeli, lalu setelah itu melakukan belanja barang melalui mekanisme lelang oleh panitia pengadaan dan pustakawan akan menerima buku dan memeriksa buku yang baru dibeli tersebut. Biasanya proses ini memakan waktu selama tiga bulan. Rangkaian itu adalah proses pengadaan bahan pustaka melalui pembelian. Proses pengadaan bahan pustaka melalui hadiah lebih singkat, yakni: Perpustakaan menerima hadiah, lalu mendata dalam daftar penerimaan hadiah dan buku induk dan dilakukan pengolahan koleksi. Dalam proses pengembangan koleksi, perpustakaan khusus harus mengenali siapa pemustaka serta mengetahui informasi apa yang dibutuhkan oleh pemustaka. Oleh Karena itu sebelum pengadaan koleksi, perpustakaan harus 62

76 mengadakan analisi pemustaka. Agar koleksi perpustakaan dapat sesuai dengan kebutuhan pemustaka, maka perpustakaan harus melakukan seleksi koleksi yang dapat menentkan koleksi apasaja yang diperlu diadakan. Pengembangan koleksi perpustakaan juga mencakup lima hal, yaitu: 73 a. jumlah; mencakup judul, jenis dan eksemplar; b. terbitan baru; c. variasi; baik yang tercetak seperti buku, majalah, koran maupun yang terekan; d. sumber perbitan makin banyak; e. sumber asal bahasa; dari dalam negeri/luar negeri, terjemahan, saduran dari bahasa Inggris dan bahasa lainnya. Pada Perpustakaan MKRI sendiri cara penambahan koleksinya sama halnya dengan perpustakaan lain. Dimana hal yang paling mendasar dalam menambah koleksi sebuah perpustakaan adalah dengan cara membeli koleksi yang perpustakaan itu butuhkan, karena perpustakaan MKRI merupakan perpustakaan yang berada dibawah instansi pemerintah maka dalam hal pengadaan barang atau dalam hal ini koleksi perpustakaan dilakukan dengan cara lelang. Dimana melibatkan pihak ke 3 yang akan membeli bahan pustaka tersebut dari penerbit/distributor. Penambahan bahan pustaka sistem lainnya adalah penambahan bahan pustaka dengan cara deposit. Deposit artinya penyerahan materi perpustakaan ke perpustakaan yang ditunjuk, lazimnya berdasarkan ketentuan perundang- 73 Sutarno, Perpustakaan dan Masyarakat, h

77 undangan. Perpustakaan deposit ini mencakup perpustakaan perguruan tinggi, perpustakaan khusus dan perpustakaan nasional. 74 Dimana penambahan bahan pustaka jenis ini di perpustakaan MK diterapkan pada jenis bahan pustaka dengan jenis skripsi atau tesis yang melakukan penelitian dan tentang MK. Saat penelitian tersebut telah selesai, peneliti diharuskan menyerahkan skripsi/tesis mereka ke perpustakaan MK. Penambahan koleksi jenis ini juga tidak selalu ada. Pemanbahan koleksi ini lebih kondisional saja. Semenjak perpustakaan Mahkamah Konstitusi berdiri sudah banyak koleksi yang dihimpun oleh perpustakaan ini. Berikut penambahan koleksi setiap tahunnya di perpustakaan Mahkamah Konstitusi: Tabel5. Penambahan Koleksi Buku Pertahun per-eksemplar No. Tahun Penambahan Koleksi per-eksemplar (per 849 Feb.) Jumlah Rata-rata 1584 Data pada table 5 didapat dari menghitung buku induk koleksi di perpustakaan MKRI, dimana pada buku induk tersebut pencatatan koleksi yang 74 Sulistyo Basuki, Terbitan elektronik dalam kaitan dengan undang-undang No , Visi Pustaka, Vol. 11 No. 3, Desember

78 dimiliki per-eksemplar koleksi tersebut. Dimana untuk mendapatkan data jumlah penambahan koleksi pertahun berdasarkan judul dengan cara menghitung sendiri buku induk tersebut. Data untuk jumlah koleksi berdasarkan judul buku hanya dapat penulis hitung 5 tahun terakhir saja. Berikut data penambahan koleksi perpustakaan berdasarkan judul koleksi Perpustakaan MK: Tabel 6. Penambahan Koleksi Buku per-judul No. Tahun Penambahan koleksi per-judul judul judul judul judul judul Jumlah 701 judul Tentunya penambahan koleksi yang dilakukan oleh perpustakaan tidak sama setiap tahunnya, pada awal terbentuknya MKRI pada tahun 2003 dimana saat itu MKRI masih fokus akan fungsi utamanya sebagai koorbisnis persidangan. Dalam melakukan persidangan tersebut banyak unit yang dibutukkan untuk membantu lancarnya proses persidangan itu sendiri. Salah satu pendukung untuk menyelenggarakan persidangan itu sendiri adalah perpustakaan. Sejak saat awal berdirinya adanya MKRI, perpustakaan MKRI baru ada pada tahun berikutnya, yaitu tahun 2004 dimana saat itu perpustakaan MKRI mempunyai satu ruangan petak untuk tempat koleksi yang masih terbilang sedikit. Pada awal 2005 gedung MK yang berada di Jalan Merdeka Barat No 6 Jakarta Pusat, baru diresmikan dan pada saat itu perpustakaan MKRI menempati 2 65

79 lantai sekaligus, yaitu 5 dan 6 gedung MKRI. Salah satu pustakawan mengakui bahwa...perpustakaan ini menjadi 2 lantai sekaligus. 75 Saat awal 2005 tersebut perpustakaan MKRI memiliki 2433 eksemplar koleksi yang dimiliki dan diakui oleh bapak Hanin bahwa 95% dari total keseluruhan koleksi perpustakaan MKRI adalah koleksi hukum. 76 Sejak awal berdiri perpustakaan MKRI memang telah memfokusan untuk menkoleksi bukubuku yang dapat menunjang kebutuhan lembaga induknya itu sendiri dengan subjek hukum. Diakui oleh narasumber bahwa pada tahun 2005 pada bulan Maret perpustakaan MKRI mendapatkan buku yang langsung dibeli oleh hakim MKRI dan langsung didatangkan dari India, dimana buku-buku terebut adalah buku dengan subjek hukum semua. 77 Dari paparan Bapak Hanin sejak awal Perpustakaan MK ada koleksi yang dimiliki telah diutamakan koleksi dengan subjek hukum. Dimana banyak koleksi yang setiap tahun pengadaannya diutamakan koleksi dengan subjek hukum. b. Pencacahan dan Penyiangan koleksi Perpustakaan MK Pencacahan koleksi adalah sebuah kegiatan yang dilakukan oleh perpustakaan dimana kegiatan ini dilakukan dalam bentuk penghitungan atau pengecekan koleksi perpustakaan yang ada pada rak koleksi. Kegiatan ini nantinya akan menghasilkan koleksi apa saja yang ada pada rak koleksi dan apakah telah sesuai dengan koleksi yang ada pada katalog koleksi perpustakaan. Kegiatan pencacahan koleksi ini pada perpustakaan biasanya disebut dengan kegiatan stock opname. Dilakukan untuk melihat kecocokan koleksi yang ada pada rak dengan katalog koleksi perpustakaan. 75 Wawancara Pribadi dengan Haninyo, Jakarta, 8 Juli Wawancara Pribadi dengan Haninyo, Jakarta, 8 Juli Wawancara Pribadi dengan Haninyo, Jakarta, 8 Juli

80 Pada SNI 7496:2009 tentang perpustakaan khusus dinyatakan bahwa: Perpustakaan melakukan pencacahan koleksi sekurang-kurangnya 3 tahun satu kali. Hal ini dilakukan untuk menjaga kesesuaian koleksi yang ada di rak dengan katalog perpustakaan. Pada Perpustakaan MK, kegiatan stock opname dilakukan terakhir pada tahun 2013, sesuai dengan yang dinyatakan oleh bapak Hanin yakni: Pencacahan itu sebenarnya seperti juga stock opname. Ya. Perpustakaan MK pernah melakukan di tahun 2013 ketika perpus pindah dari lantai 5 dan 6 ke lantai 8 78 Pada wawancara itu dapat disimpulkan bahwa Perpustakaan MK pernah melakukan pencacahan koleksi satu kali saja semenjak perpustakaan tersebut berdiri. Untuk menjaga koleksi perpustakaan agar tetap muktahir koleksi perlu dilakukan penyiangan. Penyiangan adalah proses seleksi dan penarikan koleksi dari perpustakaan karena bebagai alasan diantaranya: suatu keperluan tertentu, karena tidak bermanfaat lagi bagi pengguna perpustakaan yang bersangkutan atau terjadi perubahan subjek untuk bahan pustaka yang akan dijadikan koleksi atau bahkan karena sangat dibutuhkan oleh pemustaka lain. 79 Sebagai perpustakaan khusus yang telah beroperasi selama kurang lebih 10 tahun, perpustakaan MKRI pernah melakukan penyiangan koleksi perpustakaannya. Selain itu perpustakaan MKRI sudah beberapa kali pindah ruangan perpustakaaan, perpindahan itu juga dimanfaatkan untuk melakukan penyiangan koleksi perpustakaan. 78 Wawancara Pribadi dengan Haninyo, Jakarta, 21 April Etty Andriati [at all], Penyiangan Koleksi Perpustakaan; Seri Pengembangan Perpustakaan Pertanian no. 21 (Bogor, DepTan, 2001), h. 6 67

81 Perpustakaan MKRI pernah melakukan penyiangan, idealnya perpustakaan melakukan penyiangan paling tidak dua tahun sekali. Di MK momen penyiangan itu dilakukan ketika perpustakaan MK pindah ruangan. Tahun perpustakaan MK sudah mempunyai koleksi yang banyak. Tahun 2007 perpustakaan MK pindah tempat, penyiangan langsung dilakukan ketika pindah tempat tersebut. penyiangan dilakukan untuk penataan ulang koleksi dan menentukan koleksi mana yang masih bisa digunakan dan yang tidak digunakan. Lalu pada tahun 2013, perpustakaan MK pindah tempat lagi dan dilakukan penyiangan juga. Perpustakaan pindah dari lantai 5, 6 lalu ke lantai 8. Penyiangan di perpustakaan MK ini sudah dilakukan dua kali dalam sepuluh tahun ini. Di perpustakaan MK belum belum begitu penting melakukan penyiangan dalam dua tahun sekali. karena koleksi di perpustakaan MK belum begitu padat. Jika judulnya sudah sampai eksemplar maka harus setiap tahun disiangi karena udah terlalu padat. Perpustakaan MK akan melakukan lagi penyiangan tahun depan, jadi jaraknya tidak dua tahun, tetapi empat tahun pada 2013 ke 2016 pas tiga tahun, sudah cukup. Untuk perpustakaan khusus cukup itu. Untuk proses penyiangan sendiri dibantu dengan outsourching. Perpustakaan MK meminta bantuan dari luar, oleh tenaga-tenaga yang terampil juga, bahkan ahli. Perpustakaan MK juga melibatkan mahasiswa yang sedang pkl dalam melakukan penyiangan. 80 Dari paparan Bapak Hanin perpustakaan telah melakukan penyiangan bahan pustaka pada tahun 2007 dilaksanakan saat perpustakaan pindah ke lantai 5 dan 6 sedung MK. Penyiangan koleksi perpustakaan dilakukan lagi pada tahun 2013 saat pemimdahan ruangan perpustakaan ke lantai 8 dimana letak perpustakaan itu sekarang. Selain itu, MKRI juga mempunyai Pusat Pendidikan dan Pelatihan, dimana di tempat tersebut juga terdapat perpustakaan, Tahun 2013 memulai perpustakaan di pusdik cisarua, sekalian disiangi ada yang dikeluarkan dan dimasukkan ke kotak. Ada juga keinginan untuk menyerahkan ke perpustakaan lain. Dan sebagian di MK. 81 Menurut paparan Bapak Hanin, perpustakaan terakhir melakukan penyiangan koleksi pada 2013 saat terbentunya pusdiklat MK yang berada di 80 Wawancara Pribadi dengan Haninyo, Jakarta, 8 Juli Wawancara Pribadi dengan Haninyo, Jakarta, 8 Juli

82 cisarua, dimana koleksi perpustakaan dilakukan penyiangan koleksi sekalian koleksi tersebut dikeluarkan dan diletakkan di perpustakaan pusdiklat cisarua. Sejak Perpustakaan MK berdiri yakni tahun 2005, perpustakaan MK baru melakuan penyiangan koleksi perpustakaan sebanyak 2 kali. Penyiangan koleksi 2 kali tersebut juga dibarengi dengan pindahnya ruangan Perpustakaan MK. C. PEMBAHASAN Perpustakaan Mahkamah Konstitusi merupakan perpustakaan milik lembaga hukum konstitusi tertinggi di Indonesia yaitu Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia (MKRI). Termasuk kedalah kelompok perpustakaan khusus karena berada dibawah instansi milik pemerintah. Menurut panduan penyelenggraan teknik perpustakaan khusus yakni Standar Nasional 7496:2009 tentang perpustakaan khusus instansi pemerintah, salah satunya perpustakaan khusus harus memiliki koleksi perpusatakaan yang disesuaikan dengan standar tersebut. 1. Koleksi dasar dan jenis-jenis koleksi di Perpustakaan MK Mengacu kepada SNI 7496:2009 tentang perpustakaan khusus instansi pemerintah dinyatakan bahwa, koleksi dasar yang harus dimiliki oleh sebuah perpustakaan khusus adalah: 82 memiliki koleksi buku sekurang-kurangnya 1000 judul bidang kekhususannya, memiliki sekurang-kurangnya 80% koleksi terdiri dari subjek disiplin ilmu tertentu sesuai dengan kebutuhan instansi induknya, menyediakan koleksi terbitan dari dan tentang instansi induknya dan melanggan minimal 10 judul majalah yang berkaitan dengan kekhususannya. 82 Badan Standar Nasional, Standar Nasonal Indonesia 7496:2009 tentang Perpustakaan Khusus Intansi Pemerintah, diakses pada Mai 2005 dari 69

83 Perpustakaan MK memiliki 8910 judul koleksi dimana judul buku pada perpustakaannya merepaka koleksi buku dengan subjek ilmu hukum dan sosial, mengacu pada standar yang digunakan dinyatakan perpustakaan memiliki sekurang-kurangnya 1000 judul, maka koleksi buku bidang kekhususan Perpustakaan MK telah melebihi standar. Mengacu pada SNI tentang perpustakaan khusus instansi pemerintah, perpustakaan khusus memiliki sekurang-kurangnya 80% koleksi terdiri dari koleksi dengan subjek disiplin ilmu tertentu sesuai dengan kebutuhan instansi induknya. Pada perpustakaan MK, subjek kekhususannya adalah subjek ilmu hukum dan sosial, dimana mengacu pada table 3 memiliki 71,2% dari keseluruhan koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan MK. Sesuai dengan SNI tentang perpustakaan khusus instansi pemerintah, maka koleksi perpustakaan MK yang sesuai dengan subjek kekhususannya masih kurang 8,8% dan masih kurang dari standar. Perpustakaan MK telah menyediakan koleksi terbitan dari dan tentang lembaga induknya berupa koleksi terbitan lembaga induknya sendiri, diantaranya koleksi yang ditulis oleh para hakim atau peneliti MK, selain itu koleksi referensi yakni koleksi jurnal dan majalah konstitusi yang mana diterbitkan langsung oleh MK sendiri. Koleksi lain adalah koleksi putusan-putusan sidang perkara yang telah selesai disidangkan di MK, selain itu juga ada koleksi laporan tahunan MK. Koleksi dasar terakhir yang harus dimiliki oeh Perpustakaan MK menurut SNI tentang perpustakaan khusus instansi pemerintah adalah melanggan minimal 10 judul majalah yang yang berkaitan dengan kekhususan instansi induknya. Pada Perpustakaan MK telah melanggan majalah: Majalah Forum, Tempo, Gatra, Sindo 70

84 (Weekly), Majalah Konstitusi, Time, Rastra (media informasi Polri), Advokat (politik dan bisnis), Warta, Sinar, Suar (terbitan KOMNASHAM), Majelis (media informasi dan komunikasi konstitusi MPR RI), Gemari, Komisi Yudisial, dan Warta BPK. Dari 16 judul majalah yang dilanggan, majalah-majalah tersebut memiliki keterkaitan tersendiri dengan MK, dimana pada setiap macalah memiliki informasi yang mungkin dibutuhkan oleh pemustaka Perpustakaan MK. Dapat disimpulkan bahwa koleksi majalah MK sudah melebihi standar. Jenis-jenis koleksi yang harus dimiliki oleh sebuah perpustakaan khusus instansi pemerintah menurut SNI 7496:2009 tentang perpustakaan khusus instansi pemerintah adalah buku yang berkaitan dengan bidangnya; serial; koleksi referensi dan laporan. 83 Perpustakaan MK telah mengkoleksi banyak buku yang terkait di bidangnya, dari 8910 total judul koleksi Perpustakaan MK, 71,2% diantaranya adalah koleksi dengan subjek ilmu hukum dan sosial. Dimana Perpustakaan MK telah memiliki salah satu jenis koleksi yang sesuai dengan standar. Koleksi ini berupa buku-buku yang bisa dibaca oleh pemustaka apabila datang langsung ke Perpustakaan MK. Koleksi jenis serial yang harus dimiliki oleh perpustakaan khusus instansi pemerintah. Koleksi serial sendiri adalah salah satu koleksi terbitan berkala, dimana pada Perpustakaan MK koleksi jenis ini ada pada Perpustakaan MK diantaranya: Majalah dan jurnal Konstitusi, Majalah Forum, Tempo, Gatra, Time, Rastra, Advokat, Warta, Sinar, Suar, Majelis, Gemari, Komisi Yudisial dan Warta 83 Badan Standar Nasional, Standar Nasonal Indonesia 7496:2009 tentang Perpustakaan Khusus Intansi Pemerintah, diakses pada Mai 2005 dari 71

85 BPK. Perpustakaan MK juga melanggan koran diantaranya: Kompas, Sindo, Republika, The jakarta Post, Media Indonesia, Koran Tempo, Seputar Indonesia dan lain sebagainya. Koleksi serial lainnya yang terdapat pada Perpustakaan MK adalah laporan tahunan MK sendiri, dimana pada setiap tahunnya MK mengeluarkan laporan pertanggung jawaban dalam bentuk laporan. Pada table 4 koleksi dengan jenis jurnal atau majalah ada dengan jumlah 0,69%. Dapat disimpulkan Perpustakaan MK telah memiliki koleksi dengan jenis serial yang bisa di baca oleh pemustaka Perpustakaan MK. Jenis koleksi referensi juga harus dimilik oleh sebuah perpustakaan khusus, dimana koleksi referensi yang dimaksud disini adalah koleksi perpustakaan yang digunakan untuk melayani kebutuhan informasi tetapi tidak untuk dibaca secara keseluruhan. 84 Pada Perpustakaan MK, koleksi referensi yang dimiliki adalah koleksi berupa kamus dan ensiklopedia yang disediakan pada rak khusus koleksi referensi perpustakaan, dengan kata lain Perpustakaan MK telah memiliki jenis koleksi referensi sebagai salah satu jenis koleksi yang harus dimiliki oleh perpustakaan khusus sesuai dengan standar. Jenis koleksi terakhir yang harus dimiliki oleh perpustakaan khusus instansi pemerintah adalah koleksi laporan, dimana pada perpustakaan MK koleksi jenis laporan ini diantaranya berupa laporan Praktek Kerja Lapangan dan koleksi skripsi dan tesis yang penelitiannya dilakukan di MK. Pada table 4 dapat dilihat bahwa koleksi dengan bentuk laporan penelitian terdapat 0,69% dan koleksi skripsi dan tesis terdapat 0,25%. 84 Badan Standar Nasional, Standar Nasonal Indonesia 7496:2009 tentang Perpustakaan Khusus Intansi Pemerintah, diakses pada Mai 2005 dari 72

86 Perpustakaan MK telah memiliki seluruh jenis koleksi perpustakaan yang sesuai dengan yang diamanatkan oleh SNI tentang perpustkaan khusus instansi pemerintah. Koleksi ini tersedia pada ruangan Perpustakaan MK lantai 8 gedung MKRI Jalan Medan Merdeka Barat no 6 Jakarta Pusat. 2. Penambahan Koleksi, Pencacahan dan Penyiangan Koleksi Perpustakaan MK a. Penambahan koleksi Perpustakaan MK Penambahan atau pengadaan koleksi berarti pula perpustakaan melakukan kegiatan penambahan bahan pustaka yang di sesuaikan dengan fungsi perpustakaan tersebut. Perputakaan MKRI melakukan proses penambahan koleksinya dari sejak perpustakaan ini berdiri. Cara untuk menambah koleksi perpustakaan sendiri ada banyak, yang dilakukan oleh perpustakaan MKRI adalah dengan cara pembelian, hadiah dan wajib simpan. Banyak cara dalam melakukan proses pengadaan koleksi perpustakaan, semua proses pengadaan koleksi perputakaan tentu memiliki SOP masing- masing yang telah dibuat terlebih dahulu oleh pemustaka. Penambahan koleksi yang dilakukan oleh perpustakaan tidak selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya. Namun untuk tetap mengalami peningkatan, dalam SNI 7496:2009 dinyatakan bahwa perpustakaan melakukan penambahan koleksi buku sekurang-kurangnya 2% pertahun dari jumlah judul pertahun. Dilihat dari tabel 5, pada tahun 2016 perpustakaan MKRI melakukan penambahan koleksi sebanyak 803 eksemplar dengan 161 judul koleksi. Mengacu kepada SNI Perpsutakaan khusus yang digunakan penulis sebagai acuan untuk melakukan evaluasi penambahan koleksi, penambahan koleksi buku sekurang- 73

87 kurangnya 2% dari jumlah judul pertahun atau minimal 100 judul pertahun dipilih mana yang paling besar. Dari table 5, tidak tiap tahun penambahan koleksi yang dilakukan oleh perpustakaan MKRI mengalami peningkatan. Pada tahun 2012 dari sumber data berupa buku induk Perpustakaan MK dimana hanya dalam buku induk itu semua tercatat berapa banyak koleksi yang telah ditambahkan setiap tahunnya. Pada buku induk ini dicatat koleksi yang ditambahkan berdasarkan eksemplar koleksi tersebut. Jadi untuk memperoleh data ini sedikit menyusahkan penulis untuk menghitung jumlah penambahan koleksi berdasarkan judul koleksi, hal itu memaksa peneliti untuk menghitung secara manual jumlah judul yang di tambahkan pada 5 tahun terakhir. Namun dari data tersebut penulis dapat hanya bisa memperoleh jumlah penambahan koleksi per-lima tahun terakhir (berdasarkan judul) pada Perpustakaan MK. Untuk memperoleh data persentase penambahan koleksi pada tahun 2014, data yang dilihat dari table di atas menunjukkan pada tahun 2014 terdapat penambahan 228 judul dan total keseluruhan jumlah koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan pada tahun 2014 adalah 8521 judul koleksi. Sesuai dengan yang diamanatkan oleh SNI Perpustakaan khusus yakni penambahan koleksi buku sekurang-kurangnya 2% dari jumlah judul pertahun, maka dengan data tersebut dapat dihitung persentase penambahan koleksi dengan menggunakan rumus berikut ini: p k 100 Keterangan: p : jumlah penambahan koleksi 74

88 k : jumlah koleksi dengan penghitungan seperti berikut: Dengan cara penghitungan yang sama pada tahun 2014 perpustakaan melakukan penambahan koleksi sebanyak 228 judul koleksi, maka dengan metode penghitungan yang sama, = 2,67% 8521 Pada tahun 2014 penambahan koleksi Perpustakaan MK dilakukan sebanyak 2,67% dapat dinyatakan bahwa penambahan koleksi Perpustakaan MKRI pada tahun 2014 tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh SNI 7496:2009 tentang perpustakaan khusus karena penambahan koleksi melebihi standar yakni 2% pertahun. Dilakukan pula penghitungan penambahan koleksi perpustakaan MK pada tahun 2015, dimana jumlah koleksi perpustakaan MK pada tahun 2015 adalah 8749 judul koleksi. Maka penambahan koleksi perpustakaan pada tahun 2015 dapat dihitung sebagai berikut: = 2,17% 8749 Diperoleh 2,17% penambahan koleksi di perpustakaan MK, maka pada tahun ini penambahan koleksi belum sesuai dengan standar, karena penambahan koleksi pada tahun ini melebihi standar yang ditetakan oleh SNI 7496:2009 tentang perpustakaan khusus instansi pemerintah. Dilakukan pula penghitungan penambahan koleksi pada tahun 2016, dimana pada tahun ini jumlah koleksi perpustakaan MK adalah 8910 judul 75

89 koleksi, untuk memperoleh persentase penambahan koleksi dapat dihitung sebagai berikut = 1,8% 8910 Berdasarkan penghitungan diatas dapat diketahui bahwa pada tahun 2016 terdapat 1,8% penambahan koleksi perpustakaan MKRI. Pada tahun 2016 penambahan koleksi perpustakaan MKRI belum memenuhi standar karena masih kurang dari standar 2% yang ditetapkan oleh SNI 7496:2009. b. Pencacahan dan Penyiangan Koleksi Perpustakaan MK Pencacahan koleksi telah dilakukan satu kali oleh Perpustakaan MK, semenjak perpustakaan ini berdiri tahun Menurut SNI 7496:2009 tentang perpustakaan khusus dinyatakan perpustakaan melakukan pencacahan koleksi sekurang-kurangnya 3 tahun satu kali. Mengacu pada standar dapat disimpulkan bahwa Perpustakaan MK tidak memenuhi standar dalam hal pencacahan koleksi perpustakaan, hal ini karena baru 1 kali dilakukan pada tahun 2013 dan tak pernah dilakukan lagi semenjak perpustakaan ini berdiri yakni tahun Sebagai perpustakaan khusus yang telah beroperasi selama kurang lebih 10 tahun, perpustakaan MKRI pernah melakukan penyiangan koleksi perpustakaannya. Selain itu perpustakaan MKRI sudah beberapa kali pindah ruangan perpustakaaan, perpindahan itu juga dimanfaatkan untuk melakukan penyiangan koleksi perpustakaan. Perpustakaan MK sejak berdiri tahun 2005 dan menempati satu ruang kecil lalu pindah pada tahun 2007 ke lantai 5 dan 6 dan pada tahun 2013 pindah ke lantai 8 gedung MK. Dimana telah melakukan penyiangan sebanyak 2 kali 76

90 yakni pada tahun 2007 dan 2013, hal ini dipandang wajar oleh pustakawan karena perpustakaan khusus tidak harus terlalu sering melakukan penyiangan koleksi perpustakaan. SNI 7496:2009 mengamanatkan bahwa perpustakaan melakukan penyiangan koleksi sekurang-kurangnya satu tahun satu kali. Namun pada kenyataannya perpustakaan MKRI baru melakukan penyiangan sebanyak 2 kali sejak berdirinya perpustakaan ini tahun 2005 silam. Seharusnya perpustakaan melakukan penyiangan koleksi secara rutin satu tahun sekali sesai dengan yang diamanatkan oleh SNI perpustakaan khusus 7496:2009. Dengan demikian perpustakaan MK belum melakukan penyiangan koleksi sesuai dengan standar. 77

91 BAB V PENUTUP Pada bab ini, peneliti akan mengemukakan kesimpulan yang didapatkan dari hasil penelitian tentang evaluasi koleksi perpustakaan dengan menggunakan SNI 7496:2009 tentang perpustakaan khusus instansi pemerintah pada Perpustakaan MK. Penarikan kesimpulan berdasarkan rumusan masalah yang peneliti buat dan pada kesimpulan peneliti ini pun akan sekaligus memberikan saran untuk kemanjuan Perpustakaan MK. A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian evaluasi penulis dapat menarik kesimpulan: a. Koleksi Dasar dan Jenis-jenis koleksi pada Perpustakaan MK Perpustakaan MK telah memiliki koleksi dasar sesuai dengan standar, namun koleksi dasar dengan subjek atau disiplin ilmu tertentu sesuai dengan kebutuhan instansi induknya masih kurang dari standar dan jenis koleksi dasar lainnya yakni koleksi majalah masih kurang dari 10 judul majalah yang semestinya dilanggan oleh perpustakaan MK, dimana majalah itu berkaitan dengan kekhususan instansi induknya. Jenis-jenis koleksi pada perpustakaan MK telah sesuai dengan SNI tentang perpustakaan khusus instansi pemerintah, dimana perpustakaan MK memiliki koleksi dengan jenis: buku yang terkait di bidangnya, serial, koleksi referensi dan laporan. b. Penambahan, pencacahan dan penyiangan koleksi pada Perpustakaan MK 78

92 Penambahan koleksi yang dilakukan oleh perpustakaan MK pada tahun 2016 masih kurang dari standar, namun penambahan koleksi pada tahun 2015 dan 2014 telah melebihi standar. Perpustakaan MK pernah melakukan pencacahan koleksi perpustakaan satu kali pada tahun 2013 dan pencacahan koleksi yang dilakuan perpustakaan MK ini belum sesuai dengan standar karena hanya pernah dilakukan satu kali sejak tahun 2005, seharusnya Perpustakaan MK telah melakukan pencacahan koleksi lebih kurang 3 kali sejak tahun Perpustakaan MK pernah melakukan penyiangan koleksi sebanyak 2 kali sejak Perpustakaan MK berdiri tahun 2005, namun hal itu masih belum sesuai dengan standar. Semestinya seja tahun 2005 Perpustakaan MK telah melakukan 11 kali penyiangan koleksi perpustakaan sesuai dengan standar. B. Saran Berikut adalah saran yang dapat disampaikan penulis berdasarkan rumusan masalah penelitian ini: a. Koleksi dasar yang dimiliki oleh Perpustakaan MK masih kurang dari standar, terutama koleksi yang terdiri dari subjek disiplin ilmu tertentu dan koleksi majalah yang berkaitan dengan kekhususan instansi induknya. Diharapkan Perpustakaan MK dapat melakukan penambahan koleksi perpustakaan sehingga dapat memenuhi standar. b. Penambahan koleksi pada Perpustakaan MK pada tahun 2016 masih kurang dari standar, diharapkan pada tahun ini Perpustakaan MK dapat melakukan penambahan koleksi lebih banyak lagi tapi tetap sesuai dengan tujuan Perpustakaan MK agar dapat memenuhi standar. 79

93 c. Pencacahan koleksi perpustakaan hanya pernah dilakukan pada tahun 2013 saja semenjak Perpustakaan MK berdiri, diharapkan Perpustakaan MK dapat melakukan pencacahan koleksi sesuai dengan standar. d. Penyiangan yang dilakukan oleh Perpustakaan MK baru dilakukan 2 kali semenjak Perpustakaan MK berdiri, diarapkan Perpustakaan MK dapat melakukan penyiangan koleksi 1 tahun satu kali sesuai dengan standar. 80

94 DAFTAR PUSTAKA BUKU Andriati, Etty [et al]. Penyiangan Koleksi Perpustakaan; Seri Pengembangan Perpustakaan Pertanian no. 21, Bogor: DepTan, 2001 Arifin, Zainal. Evaluasi Pembelajaran, Jakarta: Direktorat Pembelajaran Pend. Islam Kemenag, 2012 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa: Edisi Keempat, Jakarta: Gramedia, 2008 Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif, teori dan politik, Jakarta: Bumi Aksara, 2013 Irawan, Prasetya. Logika dan Prosedur Penelitian, Jakarta: STIA-LAN, 1999 Kamaludin, Metode Evaluasi Perpustakaan: Studi Kasus Pemetaan Koleksi UPT Balai Informasi Teknologi LIPI, Jakarta: Visi Pustaka, 2014 Marshall, Jeanne [et al]. Komposisi Pustakawan Khusus di Abad ke-21, Jakarta: Majalah Baca, 2003 Purnomo, Pungki. Manajemen Pengembangan Koleksi Perpustakaan, Jakata: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010 Saleh, Abdul Rahman. Pengelolaan Terbitan Berseri, Jakarta: Universitas Terbuka, 1996 Sjahrial, Rusina: Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan, Jakarta: Djambatan, 1986 Soekarman [et al], Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Khusus, Jakarta: Perpustakaan Nasioanal, 2000 Subyantoro, Arief. Metode Penelitian Penelitian dan Teknik Sosial, Yogyakarta: ANDI, 2007 Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Grafindo Persada, 2001 Suharsaputra, Uhar. Metode Penelitian, Kuantitatif, Kualitatif dan Tindakan, Bandung, Refika Aditama, 2012 Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, Jakarta: Gramedia, 1991 Supriyono, Upaya Peningkatan Jasa Layanan Perpustakaan dengan Teknologi Informasi, Mediupriyona Informasi, Vol. XIII, No. 8,

95 Sutarno NS, Manajemen Perpustakaan, Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Samitra Media Utama, , Perpustakaan dan Masyarakat Edisi Revisi, Jakarta: Sagung Seto, 2006 Trimo, Soejono: Pengadaan dan Pemilihan bahan Pustaka, Bandung: Angkasa, 1985 Waluyo, Dwi Agus. Membangun Citra Pustakawan Sebagai Sumber Daya Manusia Berkualitas, Buletin Perpustakaan, 1995 Wirawan, Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia: Teori Aplikasi, Jakarta: Salemba Empat, , Evaluasi: Teori, Model, Standar, Aplikasi dan Profesi, Jakarta: Rajawali, 2012 Yulia, Yuyu. Pengembangan Koleksi, Jakarta: Universitas Terbuka, 2007 Dokumen Elektronik dari Internet Badan Standar Nasional. Standar Nasional Indonesia 7496:2009 tentang Perpustakaan Khusus Instansi Pemerintah. Diakses pada April 2015 dari Feather, John. International Ecyclopedia of Information and Library Science. Artikel diakses pada Februari 2017 dari Maryam, Siti. Upaya Mencari Solusi Pemgembangan Koleksi di Perpustakaan IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Artikel diakses pada Februari 2017 dari Pusat Informasi dan Dokumentasi Standarisasi-BSN, Buletin Informasi SNI Terbaru, Vol. 1 No. 1, 2013 Artikel diakses pada Februari 2017 dari Republik Indonesia, Undang-undang Perpustakaan No 43 Tahun Diakses pada Mai 2015 dari Rufaidah, Vivit Wardah. Evaluasi Perpustakaan Digital Melalui Transaction Log Analysis. Artikel diakses pada Februari 2017 dari Tim Perpustakaan Universitas Gajah Mada. Media Informasi, Forum Komunikasi Perpustakaan. Artikel diakses pada Februari 2017 dari 82

96 TRANSKRIP WAWANCARA Informan : Bapak Hanin (Inisial H) Jabatan : Pustaakawan Tanggal Wawancara : 8 Juli 2015 Waktu : A. Pertanyaan Umum Penulis :Sudah berapa lama Bapak bekerja di perpustakaan MKRI? H :Sejak MKRI ini berdiri, jadi gini, di sejarahnya itu kan ada perpustakaan MK ini berdiri tahun 2004, tapi operasionalnya itu 2005, nah, saya sudah di perpustakaan MK. Kalau Mknya sendiri kan 2003, jadi 2003 sampai 2005 itu masih masa transisi, artinya gini kan, Indonesia itu kan tadinya ga punya Mahkamah Konstitusi, lalu dengan adanya revormasi 2003 muncul Undangundaang Mahkamah Konstitusi sebagai anak turunan dari Undang-undang dasar revormasi yah, dari amandemen Undang-undang Dasar pasal 24 C tentang kekuasaan kehakimah, di sistu ada Mahkamah Konstitusi. Lalu muncul Undang-undang dari Mahkamah Konstitusi 2003 di sahkan, langsung kan harus running, harus beroperasi, tetapi tidak semua unit bisa langsung berdiri, karena konsen pertama disini koorbisnis nya itu adalah persidangan, nah jadi yang udah harus dilaksanakan itu adalah persidangan, nah persidangan itu perlu banyak sekali unit pendukung menyelenggarakan itu. Nah salah satunya itu adanya perpustakaan, gitu... nah ini kan kalo di rekam kan bagus. Tetapi karena keterbatasan dana, keterbatasan ruangan, organisasi dan SDM jadi belum bisa berjalan perpustakaannya dari 2003 itu, baru 2005 awal 2004 akhir, 2005 awal baru beroperasi perpustakaanya. Nah, sehingga kalau di tanya berapa lama, sejak itu. Sejak 2005 awal saya kelola ini perpustakaan nah sekarang berarti sudah sepuluh tahun, sepuluh tahun berjalan, nah perjalanannya ada di sejarah, di sejarah Mahkamah Konstitusi. Jadi apa namannya aaa, berapa peningkatan ini 2005 Maret kita sudah dapet buku dari, bahkan bukunya langsung di beli hakim konstitusi dan di inport dari India, nah koleksi-koleksi itu hukum semua... jadi awal berdirinya itu sudah 95 persen itu buku hukum, gitu... nah kita tambah dengan buku lain tetap tidak aaa mendobrak kisaran 80 persen... jadi sekarang ini mungkin 80 sampai 85 persen buku hukumya, makanya kalau ditanya porsentase yang dikaitkan dengan SNI itu hanya 80 persen kekhususan kan? Kekhususan dari buku-buku yang terkait dengan tugas pokok Mahkamah Konstitusi, biasanya lebih dari 80 persen, sudah memenuhi itu sebenarnya, jadi itu untuk informasi saja. B. Pengembangan koleksi

97 Penulis pak? H :Bagaimana proses pegembangan koleksi di perpustakaan MKRI ini : Ya... Pengembangan koleksi itu kan sesuai dengan amanat itu kan disebut penambahan, jadi seperti ini bahasa-bahasa biar lebih nanti sebagai ilmu juga buat kamu. Bahasa di aaa Kepmenpan yang terkait dengan pustakawan, gini deh.. pustakawan itu disebutnya sebagai pengembangan koleksi gitu..., di dalam keilmuan keperpustakaan, informasi dan perpustakaan di sebutnya pengembangan koleksi juga, yang sebetulnya sama dengan penambahan koleksi nah, itu tetapi sebenarnya tidak sekedar penambahan, itu kan dari kuantitas, padahal pengembangan itu jadi luas, pengembangan itu bisa dari jumlah tapi dari jenis koleksi, dari kualitas koleksi, jadi kalau melihat cuman punya buku pengantar ilmu hukum yang dikarang oleh hakim Indoesia misal di Indonesia penerbitnya di Indonesia, nah kalau sudah ga mau pake pengembangan mungkin kita sudah harus menambahkan, menambahkan lagi buku-buku yang tidak cuma dari Indonesia, dari luar, makanya bahasanya pengembangan gitu, nah ini pengetahuan. Di sini, di Mahkamah Konstitusi sudah memenuhi aturan-aturan itu, memenuhi kriteria itu, artinya sudah bisa disebut mengembangkan. Mengembangkan itu pertama, pertama perpustakaan di sini kan pemakai utamanya itu, pemustaka utama adalah hakim konstitusi yang di bantu oleh peneliti-peneliti dan panitera pengganti, itu yang utamah tuh. Kita harus berikan layanan ke mereka, nah karna itu itu pemustaka utama sehingga harus pemustaka utama orientated... kita itu, gitu kan? Kan User orientated perpustakaan itu.. nah oleh sebab itu lah maka aaa analisa kebutuhan apa yang harus ditambah, apa yang harus dikembangkan koleksi itu harus mengacu kepada kebutuhan-kebutuhan mereka. Nah jadi proses awalnya adalah banyak sekali informasi-informasi tentang katalog judul segala macam itu, yang kemungkinan diperlukan oleh mereka. Nah kita susun misalnya sekitar dua judul, buku dalam dan luar negeri misalnya, tambah judul yang lain misalnya begitu, tapi itu yang kita lakukan. Lalu kita susun, kita seleksi dulu disini kira-kira yang memungkinkan untuk, jadi semakin mengecil jumlah banyak itu disortir lagi. Diserahkan ke mereka, silahkan dilihat mana yang dibutuhkan di pelajari oleh mereka, nah hakim konstitusi tetu waktunya Cuma sedikit, paling melihat beberapa kali lalu nanti minta di tambahkan oleh peneliti dan panitera pengganti, nah itu proses awalnya, nah ketika sudah ada daftar itu yang memberi masukan-masukan, kita susun, ini daftar yang sudah diseleksi oleh pemustaka, nah kita susun lagi, rapih, kita usulkan pada pimpinan, kalau kami di sini mengusul kan pada kepala pusat PM4TIK yang membawahi kami, organisasi keperpustakaan, nah beliaulah nanti yang akan mengusulkan itu namti jadi bahan yang akan dibelanjakan kepada penanggung jawab keuangan Mahkamah Konstitusi, itu namanya kuasa penggua anggaran, itu yang pegang anggaran negara untuk belanja apa saja kebutuhan organisasi ini, gitu, nah... di situ baru nanti diturunkan disposisi acc silahkan di belanjakan dengan anggaran yang ada

98 ini, nah mekanismenya nanti kita mencari siapa yang bisa menyediakan barang ini, gitu... itu kan disebut namanya, pihak ketiga, penyedia barang, kalau angkanya gede, ratusan juta, ya kita harus lelangkan. Dia membuka. Kalau angkanya di bawah seratus, kita panggil aja penyedia barang, ada beberapa penyedia barang, siapa yang mampu nih yang paling murah diantara kalian, saya misalnya nah itu mekanismenya. Lalu diadakan lah full proses pengembangan. Penulis H : Untuk kebijakan pengembangan koleksi di perpustakaan ini bagaimana pak? : Ya ada, kebijakan ada dunk, kebijakan itu awalnya, itu harus buku-buku hukum... atau buku terkait dengan isu-isu hukum, jadi bisa sebetulnya ekonomi, misalanya yang terkait dengan hukum, misalnya lingkungan kan. Sekarang adakan buku yang apa namanya aaa konstitusi lingkungan, konstitusi ekonomi gitu, ada, dikait kaitkan semua, buku-buku itu harus ada disini, yang terkait dengan hukum, gitu. Perbankan, ada perbankan yang terkait dengan hukum. Jadi gini, pertama itu ada kebiajakan, ada kebijakan pimpinan, kebijakan nya itu adalah harus mengembangkan buku-buku terkait hukum dan konstitusi, apa bila ada buku lain itu harus terkait juga dengan hukum atau pure tidak terkait, politik apa terkait dengan hukum. Haa itu apa namanya aaa pengayaan, penganyaan bacaan disini paling sepuluh persen dari jumlah kita belanjakan. Itu kebijakan awal. Namanya kebijakan, nah baru ita realissikan dengan apa... mengumpulkan, kita seleksi buku walaupun bagus bagus, tapi prioritas tetap hukum. Penulis H : Dalam proses pegadaan sendiri apakan ada kendala yang pernah di hadapi? : ada lah kendala..., sering kendalanya. Biasanya begini, kendala itu biasanya dengan kebijakan aaa negara. Kebijaka pemerintah, seperti misalkan, lalu apa yang biasa di sebut pemerintah itu... apa... penguasa anggaran negara ini kan presiden. Tiba-tiba punya kebijakan anggaran tidak boleh dicairkan semua harus dipotong sebagian untuk saving. Tiba-tiba kementrian ini, kementrian ini, lembaga ini, misalnya Mahkamah Konstitusi sudah punya 200 miliar untuk belanja semua kebutuhan Mahkamah Konstitusi lalu di dalamnya ada buat perpustakaannya 500 juta misalnya. Muncul kebijakan saving, bisa di amabil semuanya tiba-tiba atau setengahnya kepotong atau bahakan sisa berapa atau bahkan semuanya gitu, bisa... nan itu kebijakan-kebijakan yang menjadikan kendala buat kita. Kita sudah rencanakan, wahh tia-tiba batal di jalan, gitu aja... lalu yang kedua kendala biasanya dari aspek bukunya sendiri, misalnya begini, kita sudah hunting nih, bagus... bayak judul, ternyata di

99 pasar sudah tidak ada. Nah itu kendala berat itu, soalnya buu itu yang terkait dengan kontennya. Jadi tadi dengan kebijakan anggarannya yang satu lagi dengan kontennya, buku yang kita perlukan udah disusul, isunya diawalnya kata penerbit ada, kita siap belanjakan ga ada, aaaa ya itu kendala kita terkait kontennya itu. Penulis H :merujuk ke SNI 7496:2009, apakah penambahan koleksi perpustakaan MKRI ii sudah sesuai dengan SNI 7496:2009 yaitu penambahan sebanyak dua persen pertahunnya? :sudah, sudah melebihu karnakan kita ini kemaren dapet 300 judul, kalau 2000 judul itu kan Cuma 200, aaa apa, sepuluh persenny 200, kalau dua persenya berarti Cuma dua... aaa bagi lima, 200 bagi lima, 40han kan? 40 judul duank, kita belinya 300 haha, kalau dari 2000 cukup sudah, cukup memenuhi. Penulis H :ada data yang memuat informasi terebut tidak pak? :data... ada. Untuk data penambahan pertahun dirata-ratakan aja, karena gini, ada yang misalnya tahun 2000 aaa itu berhenti kita belanja, tidak ada sama sekali, nah itu karena kebijakan yang tadi, kendala dari luar, tiba-tiba dipotong, anggarannya ga ada, kita ga bisa belanja, tetapi di sebelumnya kita belanja sampe berapa judul, nanti kita cari datanya... C. KOLEKSI Penulis H : Apakah perpustakaan MKRI sudah menjadi pusat referal untuk koleksi dengan subjek hukum? :Ya.. ya.. ya.. jadi gini, pusat referal itu gini, ini sebagai pusat rujukan bekerja, apa namanya, namanya siapa, aaa... orang-orang yang bekerja dalam organisasi ini, mereka menggunakan ga? Dalam bekerja itu mengacu pada ini ga? Ya...tapi kan itu bukan berarti begini biar jelas, untuk pengetahuan juga. Dilihat perpustakaan itu dilihat koorbisnis... koorbisnis itu tugas utama, ahh belum ahh, perpustakaan MK belum, buktinya saya pengurus kendaraan di bagian perlengkapan, ga ada tuh buku-buku mesin yang... ya gak, itu ga ada hubungan, makanya dihubungkanny dengan koorbisnis, koorbisnis disini itu peradilan. Gitu... jadi buku-buku yang terkait dengan hukum, dengan hukum acara dalam peradilan nah itu ada semua disini makanya panitera pengganti perlu kita mengkaji permasalahan perkara

100 itu perlu, harus mengambil buku-buku disini, itulah sebab menjadi pusat referal namanya. Sudah digunakan sebagai pusat referal, ya.. gitu... Penulis H :Apakah perpustakaan MK ini pernah melakukan kerja sama dalam hal koleksi dengan perpustakaan lain? :Sebenarnya begini, sebenarnya semua perpustakaan itu otomatis harus bekerja sama dengan perpustakaan lain, ditanya perpustakaan manapun sudah melakukan kerjasama. Nah tetapi, realisasi dai kerja sama itu kan tentu ada keterbatasan-keterbatasan, misalnya gini... secara teori mestinya kita itu sudah bisa exchange program, exchange program... itu saling tukar, misalnya yang sekarang itu perpustakaan MK dengan perpustakaan MA, gitu ya... exchange program itu mestinya akan membuat sangat mudah pemustaka, tetapi dikita itukan, pemustakanya sendiri yang belum begitu familiar dengan exchange program, sehingga kalau... saya sdah melakukan beberpa kali exchange program, kita sudah buat kesepakatan dengan perpustakaan MA, tetapi kalau misalnya ada pemustaka di MA yang butuh disini, kita akan berikan layanan itu, nah tetapi fisiknya kan jangankan dengan pemustaka lain, pemustaka disini juga belum kita berikan. Tetapi pemustaka utama itu diberika seluas luasnya, jadi gini, hakim, peneliti, PP panitra penggati, itu seluas luasnya. Jadi mereka pinjam sepuluh bukupun boleh karena berkaitan dengan perkara, jadi selain mengurus perkara itu ada buku yang perlu ya silahkan, ya kita... tugas pustakawan utama disini adalah memberikan dukungan kepada mereka jadi ga boleh dibatasi, ga bisa dengan aturan tiga hari kembali, tiga buku, ga bisa begitu, sudah ga sesuai dengan kebutuhan, tapi kalau dari luar kita belum berikan pinjaman, orang luar, nah karena itu kita belum berikan pinjaman, berarti pemustaka gimana, mereka kesini, itu kan dianggap pemustaka eksternalkan dari luar kan? Jadi mereka belum bisa diberikan pinjaman tetapi dilayani informasinya tentu, harus. Misalnya ada pesanan dari Mahkamah Agug, tolong dilayani ini, bukunya, bisa saja atas nama Mahkamah Agung pinjam, kita pinjamkan disitu, kalau misalnya orang Mahkamah Agung, orang MK juga bisa dipinjami oleh Mahkamah Agung, tapi orang luar itu ga bisa. Harus pegawai. D. Penyiangan Koleksi Penulis H :Apakah perpustakaan MKRI pernah melakukan penyiangan koleksi perpustakaan? :sudah, ideal sebuah penyiangan itu kan paling tidak dua tahun sekali, nah tetapi kan MK ini aaa kalo dua tahun sekali, berarti sejak berdiri kan sudah lima kali, tetapi kita itu gunakan momen penyiangan itu ketika kita pindah ruangan, jadi 2005 sampai 2007 menggunakan tempat disanakan... di gedung sebelah, belum ada gedung ini, gedung ini 2007, nah... setelah 2007, 2005

101 samapai 2007 sudah punya koleksi banyak tuh di perpustakaan sana, ketika kita pindah tuh sekaligus menyiangi langsung, sebelum penataan ulang itu kita siangi langsung, mana yang tidak digunakan, mana yang digunakan. lalu pindah lagi kesini tahun disini. Dari lantai 5 6 ke lantai 8, itu disiangi lagi, ini sudah dua kali sepuluh tahun ini. Karena memang belum begitu penting dua tahun sekali kita. Kalau sudah judul itu sampai eksemplar eksemplar itu udah harus setiap tahun disiangi karena udah terlalu padat, nah kita mungkin akan melakukan lagi tahun depan, jadi jaraknya tidak dua tahun, jadi emapat tahun itu. Tahun depan eee 2013 ke 2016 pas tiga tahun, sudah cukup. Untuk perpustakaan khusus cukup itu. Untuk proses penyiangan sendiri dibantu dengan outsourching. Kita minta bantuan dari luar, oleh tenaga-tenaga yang terampil juga, bahkan ahli, jadi terakhir kali kita dibantu oleh beberapa orang adek-adek dari sana... dari sana, senior-senior kamu yang bantu. Dari... tiga orang dari eh... dua orang dari UMJ dua orang dari UI, hebatkan? Ga ada yang gitu. Menyiangi biasanya pada sendiri-sendiri aja kan. Kita libatkan mereka, kebetulan sedang PKL disini jadi mereka tau proses nya gimana... Penulis H :untuk buku yang disiangi itu di tempatkan dimana pak? :nah gini, jadi kan 2013 itu kita kan memulai perpustakaan di aaa di... di Pusdik Cisarua, jadi sekalian disiangi ada yang dikeluarkan, dikotakkan saja. Kapan-kapan kita akan serahkan ke perpustakaan lain, yang sebagian kita... jadi kita bagi dua, jadi sekalian menyiangi. ===

102 Informan : Meyrinda Rahmawaty Hilipito (Inisial M) Jabatan : Pemustaka (Peneliti MKRI) Tanggal Wawancara : 16 September 2015 Waktu : A. Pertanyaan Umum Penulis : Dalam waktu seminggu terakhir ini ibu Debi berapa kali berkunjung ke perpustakaan ini? M : Hmmm kalo akhir-akhir ini agak sering sih, kemaren kalo ditanya intensitasnya, kemaren itu sudah dua atau tiga kali saya disini. Penulis M Penulis M : Untuk tujuannya Bu Debi? : Hmmm tujuannya, sebenernya mau Sholat duank... Hahaha tapi ada kebutuhan untuk, apa namanya.. penelitian tapi tidak dalam rangka mencari buku Cuma diskusi aja, itu yang sekarang, tapi kalo dulu mungkin, latar belakangya sekarang kan kita udah peneliti yang ngak melekat dihakim, kalo dulu kan hakim itu sering malah justru ke perpus karena kita membackup kebutuhan hakim salah satunya itu biasanya hakim suka suruh minta tolong cari koleksi, misalnya nyuruh nyari referensi yang terkait dengan penulisan bahan makalah mereka, beliau itu. Atau misalnya mereka butuh buku-buku yang kaittannya dengan perkara, nah karna sekarang posisinya sudah lebih cenderung ke, ke kerjaan yang sifatnya pribadi, meski masih ada back-up ke hakim, tapi karna kultur hakimnya yang saya tes ke beliau sudah berbeda, makanya kebutuhan untuk mencari buku juga sudah jarang, paling ga. Sekarang ini mungkin akan intens terus mungkin dalam rangka untuk riset gitu. Kebetulan ada penelitian taun ini, jadi mungkin hanya untuk sekedar diskusi aja tempat perpusnya, gitu. : Biasanya waktu yang biasa dihabiskan untuk ke perpustakaan itu berapa lama? : Itu tergantung sih, kalo mau ukuran rata-rata miimal bisa sampe dua atau tiga jam. B. PERTANYAAN Penulis : Bagaimana pendapat mbak Debi tentang koleksi hukum perpustakaan Mahkamah Konstitusi ini? M : Sebenernya kalo dilihat dari apa yaa.. Saya mungkin berangkat dari subjeknya ya. Itu sudah mendetail baik, bahkan sangat baik. Karna itu tidak, saya lihat itu. Mereka itu tidak hanya ada persoalan, misalnya hukum perdata atau hukum pidana, itu sudah lebih spesifik, misalnya sudah bicara ada

103 hukum perkawinan didalamnya, ada buku yang subjeknya itu yang hak asasi manusia, malah lebih detail lagi tentang kemaren yang saya lihat itu tentang, menarik itu tentang, ada keterkaitan antara hukum dan disabilitas person, maksudnya kayak orang cacat itu ya, itu pun ada.. padahal saya bayangin itu ga ada, trus aaa apa ya, banyak ragamnya menurut saya, saya ga tau, entah saya salah atau bisa bener itu koleksi-koleksi dari buku dari luar negeri malah justru rasnya mendominasi ya... gitu.. ya dan aaa bagusnya itu aaa buku-bukunya baru ya... maksudnya kurun waktunya itu bisa yang 2010/2008 gitu jadi maksud saya udah cukup lengkap dan baik, karna subjeknya yang diadakan itu sudah mencakup segala hal gitu. Apalagi kalo ada hal-hal yang berkaitan dengan mau ngadain penelitian, reset atau misalnya atau kajian kajian perkara yang ada kaitannya dengan tupoksi kita, itu bisa ada disini gitu. Itu maksudnya kita masih menemukan ada lah bahan-bahannya gitu. Penulis M : Di meja sirkulasi di depan, ada form pengajuan koleksi, apakah mbak Debi pernah mengisi form pengajuan tersebut? : ooo aku baru tau malah ini. Biasanya dulu, dulu ya.. dulu itu peneliti itu salah satunya diminta bantu oleh teman-teman pustakawan ini, coba kira-kira kita ada ide ngak yang pengadaan buku, dulu gitu, kalo menurut kita ada yang ini kayaknya kok ada perpustakaan MK kok kayaknya ada kan bahan ini. Nah kita yag cari secara pribadi itu nanti kita serahkan kepada pustakawan dan itu kalo ga salah. Kalo ga salah itu saya ngumpulin minimal sepuluh judul, itu pun berkaitan dengan misalnya apa ya. Kalo ga salah waktu itu saya pernah nyari soal subjek konstitusionalisme gitu, karna saya pikir itu salah satu subjek yang, sebenernya ada disini tetapi ternyata perkembanganperkembangan terbaru dan ternyata perpus MK belum nyediain. Soal adanya sirkulasi di meja situ yang depan, front desk itu aku baru tau malah ini, kalo tau kayak begitu aku haha pengen memamfaatkan... Penulis M : Menurut Mbak Debi bagaimana kualitas koleksi perpustakaan MK ini secara keseluruhan? : hmmm pengalaman aku itu, kalo mau cari satu subjek atau pun judul tertentu itu ada di sini, cuman mmmm apa ya? Mungkin, perlu di ini lagi, soalnya kadang-kadang yang kita cari, maksudnya kalo aku tuh lebih cendrung mencari di google books ya. Ada bahan-bahan tertentu yang kemudian kalo aku yang cari di sini itu malah justru ga ada gitu. Aaa dan khusus nya yang basisnya itu atau subjek yang bahasa indonesia maksudnya referensi nya itu kan banyak ya penerbit-penerbit sekarang yang ngeluarin buku Cuma aku ga tau kenapa buku-buku yang update itu kadang-kadang juga ga ada di sini akhirnya terpaksa ya harus cari diluar gitu, jadi ya makanya tadi aku bilang

104 kecendungan nya ini ngak tau, karna ini ga berdasarkan data juga, itu lebih mendominasi yang buku-buku input dari luar gitu, buku-buku referensi luar, sementara Indonesia ku pikir kok sedikit, banyagin aja kalo aku ngak tau dari bukuny aja itu banyak yang rak-rak diluar rak itu, aku ngak tau tapi, ini Cuma asumsi aku aja gitu. Yang aku cari itu subjeknya hukum. Cuman yaa.. hmmm apa ya? Hmm beberapa subjek tertentu itu aku pikir belum imbang ya, kadang kalo misalnya yang indonesia aja referensinya itu, mungkin-mungkin ini ya, terkait dengan subjek judul-subjek atau judul referensi hukum Islam dibandingin dengan hukum misalnya katakan pidana atau perdata, itu cenderungnya aku, aku asumsi ku, berangkat dari asumsiku, lebih cenderung banyak hukum apa namanya, pidana perdatanya aja, karena pengalaman waktu itu aku nyari misalnya subjek-subjek tertentu, misalnya tentang, poligami itu kan berkaitan tentang hukum Islam juga, itu kan masih kurang, jadi subjek-subjek umum itu ada, tapi kalo kita udah mulai masuk ke yang lebih detailnya lagi, subjek khususnya misalnya, ada soal poligami, ada soal misalnya perkawina beda agama dan lain sebagainya itu edikit terbatas gitu...

105 Transkrip Percakapan Non-Formal Informan : Bapak Hanin (Inisial H) Jabatan : Pustaakawan MK Tanggal : Jumat, 21 April 2017 Percakapan ini dilakukan via Pesan WhatsApp Penulis H Penulis H Penulis : Dalam SNI 7496:2009 tentang perpustakaan khusus dinyatakan perpustakaan melakukan pencacahan koleksi sekurang-kurangnya 3 tahun satu kali pak, pertanyaannya apakan perpustakaan MK pernah melakukan pencacahan koleksi perpustakaan? Kalau pernah pencacahan tersebut dilakukan kapan saja? : Defenisi pencacahan menurut standar itu apa.. jelaskan dulu ya : pencacahan koleksi itu maksudnya penghitungan ulang koleksi, untuk mencari tahu beberapa banyak koleksi di perpustakaan tersebut? Apakah perpustakaan MK pernah melakukan pencacahan koleksi pak? : Pencacahan itu sebenarnya seperti juga stock opname. Ya. Perpustakaan MK pernah melakukan di tahun 2013 ketika perpus pindah dari lantai 5 dan 6 ke lantai 8. : iya pak seperti stock opname. Baru pernah sekali saja ya pak, sejak perpustakaan MK berdiri? H : betul kan.. biasanya di beberapa perpus stock opname dilakukan ada yang 5 tahun atau 10 tahun ada juga yang lebih cepat, tapi kita inginkan tahun ini ada lagi kegiatan itu. Penulis H Penulis H : kalau koleksi referensi di perpustakaan MK ada apa saja ya pak? : ada Ensiklopedia.. Kamus.. Greabook.. Peraturan Perundang-undangan dan lainnya. Tentu alasannya bukan karena harganya tapi keterbatasan saja : Mengacu ke bagan jenis koleksi pada katalog online perpustakaan MK tidak ada jenis koleksi referensi? : koleksi referensi termasuk ke dalam jenis textbook. Untuk membedakannya kita bedakan di field penempatan rak

106 LEMBAR OBSERVASI Kegiatan Perpustakaan Mahakamah Konstitusi Indonesia NO Tanggal Lokasi Hasil Pengamatan Mai 2015 Perpustakaan MK Peneliti melakukan pengamatan terhadap kondisi perpustakaan MK. Dari sini peneliti melihat bahwa koleksi dasar yang dimiliki oleh perpustakaan MK sudah cukup memadai sebagai penunjang kerja lembaga induknya. Peneliti juga mengamati koleksi perpustakaan secara keseluruhan Juli 2015 Perpustakaan MK Peneliti melakukan pengamatan terhadap kegiata pustakawan di perpustakaan MK Agustus 2015 Perpustakaan MK Peneliti melakukan kegiatan pengumpulan data penembahan koleksi pertahun. Data yang ditemukan saat itu adalah data dari buku induk perpustakaan MK September Februari 2017 Perpustakaan MK Peneliti melakukan pengamatan terhadap layanan perpustakaan dan pemustaka perpustakaan. Layanan perpustaakaan dilkukan dengan baik, pemustaka juga dapat menggunakan OPAK yang tersedia di komputer perpustakaan dengan semestinya dan dapat mengajukan pertanyaan pada pustakawan jika mengalami kesulitan. Perpustakaan MK Peneliti melakukan pengecekan kembali penambahan koleksi perpustakaan setiap tahunnya dan melakukan penghitungan manual jumlah penambahan koleksi berdasarkan judul pada buku induk karena yang tersedia di buku induk berdasarkan eksemplar.

107 Hasil Observasi Evaluasi Koleksi pada Perpustakaan MK Nama Instansi Alamat Instansi : Perpustakaan Mahkamah Konstitusi RI : Jalan Medan Merdeka Barat no 06 Jakarta Pusat Lokasi Perpustakaan : Lantai 8 Gedung Mahkamah Konstitusi Tanggal : 2015 Pokok Bahasan : Evaluasi Koleksi Perpustakaan MK Petunjuk : Berikut ini merupakan aspek ketika observasi mengenai evaluasi koleksi pada perpustakaan MK. Berikan tanda ( ) pada kolom yang sesuai menurut penelitian anda. No Aspek Yang Diamati Nilai Keterangan Ya Tidak 1. Koleksi Buku sudah 1000 judul 2. Koleksi dengan subjek ilmu hukum da sosial sebanyak 80% Persentase koleksi dengan sebjek ilmu hukum dan sosial belum mencapai 80% 3. Terdapat koleksi dari dan tentang lembaga induknya 4. Melanggan 10 judul majalah sesuai dengan kekhususan instansi induk 5. Apa ada koleksi buku terkait di bidangnya 6. Apa ada koleksi dengan jenis serial 7. Apa ada koleksi dengan jenis referensi 8. Apa ada koleksi dengan jenis laporan 9. Penambahan koleksi perpustakaan lebih dari 2% setiap tahunya 10 Perpustakaan melakukan penyiangan koleksi Belum melanggan 10 judul majalah yang sesuai dengan kekhususannya Penyiangan belum dilakukan satu tahun satu kali

108 STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PERPUSTAKAAN I. Standar Operasional Prosedur (SOP) Pengadaan Koleksi a. Pihak Yang Terkait 1. Penerbit, Distributor Buku 2. Pengguna Perpustakaan terdiri dari Hakim Konstitusi, Tenaga Ahli, Peneliti, Pemakai Internal, Pemakai Eksternal 3. Kepala Sub Bagian Tata Usaha Puslitka (Kasubbag TU) 4. Kepala Puslitka 5. Sekretaris Jenderal (Sekjen) 6. Panitia Pengadaan Barang b. Dokumen Yang Dihasilkan 1. Nota Dinas 2. Disposisi 3. Daftar Judul Buku Terseleksi 4. Buku yang dibeli melalui belanja c. Prosedur Kerja Prosedur Kerja pengembangan melalui belanja 1. Pustakawan menerima katalog dari berbagai sumber (penerbit dalam dan luar negeri) 2. Pustakawan memeriksa permintaan dari User (Hakim Konstitusi), Tenaga Ahli, Peneliti, pemakai internal dan eksternal 3. Pustakawan mengumpulkan dan membuat daftar seluruh masukan usulan pengadaan 4. Pustakawan memeriksa pada daftar catatan dan katalog elektronis untuk mengetahui apakah buku dalam daftar sudah dimiliki atau belum 5. Pustakawan mendiskusikan untuk mempertimbangkan mengadakan pengadaan atau tidak 6. Pustakawan membuat daftar jadi dan terseleksi 7. Pustakawan membuat Nota Dinas Kapuslitka 8. Pustakawan mengusulkan daftar buku final pembelian kepada Sekretaris Jenderal dengan Nota Dinas Kapuslitka untuk diadakan belanja barang dengan anggaran tahun berjalan. 9. Pustakawan menerima Disposisi Sekreteris Jenderal untuk melakukan rapat koordinasi dengan panitia pengadaan barang. 10. Belanja barang melalui mekanisme lelang oleh panitia pengadaan 11. Pustakawan menerima barang dan memeriksa. Keseluruhan proses kerja tersebut memerlukan waktu selama tiga bulan

109 Prosedur Kerja pengembangan melalui hadiah 1. Pustakawan menerima hadiah dari perorangan atau institusi 2. Pustakawan mencatat dalam daftar penerimaan hadiah 3. Pustakawan membuat surat ucapan terima kasih dan tanda terima 4. Pustakawan siap untuk mengolah buku Prosedur Kerja melalui permintaan untuk berkontribusi 1. Pustakawan membuat daftar nama potensial untuk diminta kontribusinya menjadi penyumbang buku di Perpustakaan MKRI 2. Pustakawan membuat surat permohonan menjadi kontributor 3. Pustakawan mengirimkan surat ke alamat yang dituju 4. Pustakawan menerima balasan dengan kontribusi buku atau tidak dengan buku 5. Pustakawan mencatat dalam daftar penerimaan buku 6. Pustakawan siap untuk mengolah buku II. Standar Operasional Prosedur (SOP) Pengolahan Koleksi a. Pihak Yang Terkait 1. Panitia Pengadaan Barang / Bagian Perlengkapan 2. Pustakawan b. Dokumen Yang Dihasilkan 1. Daftar Inventaris Buku 2. Koleksi / buku yang sudah diolah dan siap ditempatkan di rak c. Prosedur Kerja Pengolahan Koleksi 1. Pustakawan menerima Buku / koleksi dari panitia penerima barang/ dari sumbangan/ dari kontribusi 2. Pustakawan mencatat dalam buku inventaris/ kepemilikan dan memberi penomoran khusus sebagai Nomor ID buku. 3. Pustakawan membubuhkan stempel Perpustakaan dan kepemilikan pada buku 4. Pustakawan membuat identitas buku dalam bentuk katalog deskriftip 5. Pustakawan membuat penomoran kelas dengan berpedoman pada DDC 6. Pustakawan menentukan Tajuk Subjek dengan pedoman Tajuk Subjek Internasional 7. Pustakawan memberikan Label pada punggung buku 8. Pustakawan membuat worksheet / kertas kerja 9. Pustakawan melakukan verifikasi data 10. Pustakawan memasang/ memberikan identitas elektronis / chip pada koleksi 11. Pustakawan memasang alat pengaman pada buku

110 12. Pustakawan mengecek ulang buku yang selesai diolah 13. Pustakawan menyerahkan koleksi kepada bagian stack library untuk ditempatkan di rak Waktu yang diperlukan untuk mengolah setiap eksemplar buku / pustaka adalah 10 menit. III. Standar Operasional Prosedur (SOP) Input Data / Entri data a. Pihak Yang Terkait 1. Pustakawan b. Dokumen Yang Dihasilkan 1. Database aplikasi simpus c. Prosedur Kerja Input Data / Entri Data 1. Pustakawan menerima worksheet yang sudah terisi 2. Pustakawan memilah dan memeriksa kelengkapan cantuman. 3. Pustakawan melakukan scanning cover buku 4. Pustakawan mengklarifikasikan/ memilah worksheet sesuai kelompok kelas 5. Pustakawan mengetik cantuman yang ada pada worksheet ke dalam aplikasi simpus 6. Pustakawan memeriksa ulang worksheet pada simpus dan mengoreksi (mencocokkan) dengan koleksinya IV. Standar Operasional Prosedur (SOP) Layanan Perpustakaan a. Pihak Yang Terkait 1. Pustakawan 2. Pengguna Perpustakaan terdiri dari Hakim Konstitusi, Tenaga Ahli, Peneliti, Pemakai Internal, Pemakai Eksternal 3. Biro Administrasi Perkara Dan Persidangan b. Dokumen Yang Dihasilkan 1. Buku / Koleksi Perpustakaan 2. Katalog Buku Prosedur Kerja Layanan Pasif Layanan yang diberikan secara pasif (menunggu), diberikan apabila ada permintaan dari pengguna. 1. Pustakawan menerima permintaan informasi, rujukan langsung dari Hakim Konstitusi / tenaga ahli/ peneliti atau pemakai lainnya. 3. Pustakawan menelusuri informasi melalui katalog online atau langsung menunjukkan pada lokasi koleksi 4. Pustakawan memberikan koleksi yang diminta kepada pemakai

111 5. Pustakawan mencatat koleksi yang diminta apabila ternyata koleksi yang dimaksud belum dimiliki. 6. Selanjutnya pustakawan akan mempertimbangkan apakah koleksi yang dimaksud harus segera diadakan atau ditangguhkan Layanan Pasif memerlukan waktu 10 sampai 60 menit Prosedur Kerja Layanan Aktif Layanan yang diberikan secara aktif, dengan menyiapkan rujukan yang mungkin atau berpeluang dibutuhkan pemakai utama (Hakim Konstitusi), berkaitan dengan perkara yang akan atau sedang diperiksa di Mahkamah Konstitusi. 1. Pustakawan menerima informasi dari dari Biro APP tentang masuknya perkara 2. Pustakawan memetakan perkara secara umum untuk dibandingkan dengan referensi yang berpeluang untuk dipakai 3. Pustakawan mencarikan rujukan dari koleksi yang dimiliki di perpustakaan 4. Apabila pustakawan menemukan referensi yang dimaksud segera diinformasikan kepada Hakim Konstitusi atau melalui peneliti 5. Apabila pustakawan tidak menemukan, segera mencari dari sumber lain, seperti di perpustakaan lain atau melalui internet. Layanan Aktif memerlukan waktu 10 menit untuk satu pustaka Prosedur Kerja Layanan Preventif Adalah layanan referensi yang disiapkan untuk mengantisipasi kebutuhan informasi akan isuisu hukum yang berkembang 1. Pustakawan menyiapkan referensi / Bahan Pustaka secara umum yang dianggap berpeluang untuk dipakai 2. Pustakawan mencatat referensi yang dimaksud untuk ditawarkan kepada pemakai 3. Pustakawan mencatat respon atas tawaran bahan pustaka kepada pemakai, sebagai pertimbangan pengadaan selanjutnya Layanan Prefentif dilakukan regular setiap hari dengan satu kali layanan sekitar 20 sampai 60 menit V. Standar Operasional Prosedur (SOP) Fumigasi Koleksi Perpustakaan a. Pihak Yang Terkait 1. Pustakawan 2. Biro Umum Bagian Perlengkapan

112 3. Unit Layanan Pengadaan b. Dokumen Yang Dihasilkan 1. Nota Dinas 2. Disposisi 3. Buku / Koleksi perpustakaan yang bebas dari hama c. Prosedur Kerja Fumigasi 1. Pustakawan menyiapkan jadwal fumigasi 2. Pustakawan menyiapkan koleksi pustaka 3. Pustakawan menyiapkan tempat 4. Pustakawan mengajukan permohonan persetujuan kepada Kapuslitka diteruskan ke Sekjen 5 Setelah ada disposisi Sekjen pustakawan mengadakan fumigasi koleksi dengan cara penyemprotan atau pengasapan dibantu oleh bagian perlengkapan Waktu yang dibutuhkan sekitar 3 hari VI. Standar Operasional Prosedur (SOP) Pameran Perpustakaan a. Pihak Yang Terkait 1. Pustakawan 2. Biro Umum Bagian Perlengkapan 3. Biro Humas dan Protokol b. Dokumen Yang Dihasilkan 1. Nota Dinas 2. Disposisi c. Prosedur Kerja Pameran Perpustakaan 1. Pustakawan membuat perencanaan kegiatan 2. Pustakawan mengajukan permohonan persetujuan keikutsertaan pameran kepada Kapuslitka diteruskan ke Sekjen 3. Setelah ada disposisi Sekjen pustakawan menghubungi panitia pameran terkait keikutsertaan MK 4. Menyiapkan bahan-bahan pameran dan desain pameran Waktu yang dibutuhkan 4 minggu VII. Standar Operasional Prosedur (SOP) Kerjasama Perpustakaan a. Pihak Yang Terkait 1. Pustakawan 2. Perpustakaan Lain 3. Institusi lain yang berkaitan b. Dokumen Yang Dihasilkan

113 1. Nota Kesepahaman dengan Perpustakaan / Institusi lain c. Prosedur Kerja Kerjasama Perpustakaan 1. Pustakawan membuat perencanaan kegiatan 2. Pustakawan membuat pertemuan dan melakukan kesepakatan kerjasama, berkaitan dengan penyediaan katalog bersama, tukar menukar koleksi, dan penyediaan informasi bersama lainnya. 3. Melakukan koordinasi, penyeragaman sistem informasi dan penyediaan informasi bahan pustaka

114 FOTO-FOTO Meja Registrasi Perpustakaan Komputer untuk melihat katalog perpustakaan Rak Koleksi Koleksi Perpustakaan

115 Komputer yag dapat digunakan oleh Meja baca dan diskusi pemustaka Buku Induk Perpustakaan MKRI Tumpukan semua buku induk perpus MKRI sejak awal berdiri

116 Detail Buku Induk Perpustakaan MKRI Detail Buku Induk Perpustakaan MKRI

117 Detail Buku Induk Perpustakaan MKRI Perpustakaan Online MKRI (bagian depan)

118 Salah satu koleksi perpustakaan

119 List koleksi Perpustakaan dari A-Z Peraturan di perpustakaan MKRI

120 Fasilitas Perpustakaan

121 Layanan Perpustakaan MKRI Grafik Pustaka Klasifikasi

122 Grafik Pustaka Jenis Grafik Pustaka Terbitan

123 Grafik Pustaka Bahasa Publikasi yang ada di WEB MKRI

124 Laman Depan WEB MKRI

125 Laporan Tahunan Majalah Konstitusi

126 Jurnal Konstitusi

127 SNI 7496:2009 Standar Nasional Indonesia Perpustakaan khusus instansi pemerintah Badan Standardisasi Nasional

128

129 SNI 7496:2009 Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii Perpustakaan khusus instansi pemerintah Ruang lingkup Istilah dan definisi Misi perpustakaan Tugas perpustakaan Fungsi perpustakaan Koleksi Pengorganisasian materi perpustakaan Sumber daya manusia Manajemen Layanan perpustakaan Organisasi perpustakaan Gedung Anggaran Teknologi informasi dan komunikasi... 6 Bibliografi... 7 i

130 SNI 7496:2009 Prakata SNI 7496:2009, Perpustakaan Khusus instansi pemerintah dimaksudkan untuk menetapkan pengaturan manajemen perpustakaan yang berlaku pada perpustakaan khusus instansi pemerintah. Standar ini dibahas dan disepakati secara konsesus oleh Panitia Teknis perpustakaan dan kepustakaan pada tanggal 23 Pebruari 2009 di Jakarta dan telah mendapatkan tanggapan dan masukan dari Masyarakat Standarisasi Indonesia (MASTAN). ii

131 SNI 7496:2009 Perpustakaan khusus instansi pemerintah 1 Ruang lingkup Standar perpustakaan khusus ini menetapkan dasar pengelolaan perpustakaan khusus instansi pemerintah, meliputi status organisasi, jasa dan sumber daya yang terdiri dari sumber daya manusia, gedung dan anggaran. Standar ini berlaku pada perpustakaan khusus yang dibentuk oleh dan menjadi bagian dari instansi pemerintah. 2 Istilah dan definisi 2.1 koleksi perpustakaan semua materi perpustakaan baik dalam bentuk karya tulis, karya cetak dan karya rekam yang dikumpulkan dan diproses berdasarkan aturan tertentu untuk dilayankan dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi pengguna 2.2 koleksi referensi koleksi perpustakaan yang digunakan untuk melayani kebutuhan informasi tetapi tidak untuk dibaca secara keseluruhan 2.3 layanan pembaca bagian dari layanan perpustakaan yang diselenggarakan untuk dapat memberikan bantuan, saran dan layanan lain kepada pengguna perpustakaan 2.4 layanan perpustakaan jasa yang diberikan kepada pengguna sesuai dengan misi perpustakaan 2.5 layanan teknis segala kegiatan dan proses yang berkaitan dengan pengadaan, pengorganisasian dan pemrosesan materi perpustakaan 2.6 literasi informasi kemampuan dalam menemukan informasi yang dibutuhkan, termasuk di dalamnya kemampuan untuk memahami bagaimana perpustakaan dikelola, mengenali sumber-sumber perpustakaan yang diberikan (termasuk format informasi dan sarana penelusuran otomatis) dan pengetahuan tentang teknik penelusuran yang biasa digunakan. Pengertian ini juga mencakup kemampuan yang dituntut untuk mengevaluasi isi informasi secara kritis dan menggunakannya dengan efektif, sebaik pemahaman terhadap infrastruktur teknis tentang bagaimana transmisi informasi dilatarbekangi, termasuk latar belakang sosial, politik dan konteks budaya serta pengaruhnya 1 dari 7

132 SNI 7496: pendidikan pengguna seluruh kegiatan di perpustakaan yang berkaitan dengan penyediaan informasi kepada pengguna agar mereka lebih efisien dan mandiri dalam mendayagunakan koleksi, jasa dan fasilitas perpustakaan 2.8 perpustakaan suatu institusi yang mengelola materi perpustakaan yang diorganisir secara sistematis dengan aturan baku, dilayankan untuk kepentingan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi dan rekreasi para penggunanya 2.9 perpustakaan khusus institusi/unit kerja pengelola karya tulis, karya cetak, dan karya rekam yang dikelola secara profesional berdasarkan sistem yang baku untuk mendukung kelancaran/keberhasilan pencapaian visi, misi dan tujuan instansi induk yang menaunginya 2.10 perpustakaan khusus instansi pemerintah salah satu jenis perpustakaan yang dibentuk oleh lembaga pemerintah yang menangani atau mempunyai misi bidang tertentu dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan materi perpustakaan/informasi di lingkungannya dalam rangka mendukung pencapaian misi instansi induknya 2.11 pustakawan seseorang yang memiliki kompetensi kepustakawanan yang diperoleh melalui pendidikan serendah-rendahnya Diploma II di bidang ilmu perpustakaan dan informasi atau bidang lain yang disetarakan melalui pendidikan dan pelatihan kepustakawanan yang diselenggarakan oleh lembaga terakreditasi untuk melakukan kegiatan yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi perpustakaan 2.12 sarana dan prasarana segala sesuatu yang menunjang terselenggaranya suatu kegiatan perpustakaan, meliputi: gedung dan mebeler perpustakaan 2.13 sumber daya perpustakaan segala kekayaan dan komponen lain perpustakaan baik berupa koleksi perpustakaan, tenaga pengelola perpustakaan, sarana dan prasarana, anggaran dan sarana teknologi informasi 2.14 tenaga teknis tenaga nonpustakawan yang secara teknis mendukung pelaksanaan fungsi perpustakaan 3 Misi perpustakaan Misi perpustakaan khusus instansi pemerintah adalah menyediakan materi perpustakaan dan akses informasi bagi lembaga induknya. 2 dari 7

133 SNI 7496: Tugas perpustakaan Tugas perpustakaan khusus instansi pemerintah adalah: a) menunjang terselenggaranya pelaksanaan tugas lembaga induknya dalam bentuk penyediaan materi perpustakaan dan akses informasi; b) mengumpulkan terbitan dari dan tentang lembaga induknya; c) memberikan jasa perpustakaan dan informasi; d) mendayagunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk menunjang tugas perpustakaan; e) meningkatkan literasi informasi. 5 Fungsi perpustakaan Fungsi perpustakaan khusus instansi pemerintah adalah: a) mengembangkan koleksi yang menunjang kinerja lembaga induknya; b) menyimpan semua terbitan dari dan tentang lembaga induknya; c) menjadi focal point untuk informasi terbitan lembaga induknya; d) menjadi pusat referal dalam bidang yang sesuai dengan lembaga induknya; e) mengorganisasi materi perpustakaan; f) mendayagunakan koleksi; g) menerbitkan literatur sekunder dan tersier dalam bidang lembaga induknya, baik cetak maupun elektronik; h) menyelenggarakan pendidikan pengguna; i) menyelenggarakan kegiatan literasi informasi untuk pengembangan kompetensi SDM lembaga induknya; j) melestarikan materi perpustakaan, baik preventif maupun kuratif; k) ikut serta dalam kerjasama perpustakaan serta jaringan informasi; l) menyelenggarakan otomasi perpustakaan; m) melaksanakan digitalisasi materi perpustakaan ; n) menyajikan layanan koleksi digital; o) menyediakan akses informasi pada tingkat lokal, nasional, regional dan global. 6 Koleksi 6.1 Koleksi dasar - Perpustakaan khusus instansi pemerintah memiliki koleksi buku sekurang-kurangnya judul dalam bidang kekhususannya. - Sekurang-kurangnya 80% koleksinya terdiri dari subyek/disiplin ilmu tertentu sesuai dengan kebutuhan instansi induknya. - Perpustakaan menyediakan koleksi terbitan dari dan tentang instansi induknya. - Perpustakaan melanggan minimal 10 judul majalah yang berkaitan dengan kekhususan instansi induknya. 3 dari 7

134 SNI 7496: Jenis koleksi Jenis koleksi perpustakaan khusus instansi pemerintah sekurang-kurangnya meliputi : a) buku yang terkait di bidangnya; b) serial c) koleksi referensi d) laporan 6.3 Penambahan koleksi Penambahan koleksi buku sekurang-kurangnya 2 % dari jumlah judul per tahun atau minimal 100 judul per tahun dipilih mana yang paling besar. 6.4 Pencacahan dan penyiangan - Perpustakaan melakukan pencacahan koleksi sekurang-kurangnya 3 tahun satu kali. - Perpustakaan melakukan penyiangan koleksi sekurang-kurangnya 1 tahun satu kali. 7 Pengorganisasian materi perpustakaan a) Materi perpustakaan diproses dan diorganisasikan dengan maksud agar mudah ditemukan kembali secara cepat dan tepat. b) Materi perpustakaan dikatalog, diklasifikasi dan disusun secara sistematis dengan menggunakan : - Pedoman deskripsi bibliografis; - Bagan klasifikasi; - Pedoman tajuk subjek; - Tesaurus; - Pedoman penentuan tajuk entri utama. 8 Sumber daya manusia 8.1 Jumlah sumber daya manusia Jumlah sumber daya manusia sekurang-kurangnya 3 orang, terdiri dari 1 (satu) kepala perpustakaan, 1 (satu) tenaga pustakawan dan 1 (satu) tenaga teknis. 8.2 Perbandingan jumlah sumber daya manusia Perbandingan SDM adalah 1:2 yaitu 1 (satu) tenaga pustakawan, 2 (dua) tenaga teknis. 8.3 Pengembangan sumber daya manusia Perpustakaan memberikan kesempatan untuk pengembangan sumber daya manusia secara terprogram melalui pendidikan formal, nonformal dan pengembangan di bidang kepustakawanan dan penjenjangan kedinasan. 9 Manajemen Perpustakaan menerapkan prinsip-prinsip manajemen : perencanaan, pengorganisasian, penataan staf, pengarahan, pengawasan, penganggaran, dan pelaporan. 4 dari 7

135 SNI 7496: Kepala perpustakaan Kualifikasi kepala perpustakaan adalah seorang tenaga profesional, sekurang-kurangnya berijazah strata 1 (S1) di bidang ilmu perpustakaan atau S1 bidang lain ditambah dengan diklat penyetaraan bidang perpustakaan. 9.2 Tenaga teknis Tenaga teknis yang memiliki keahlian sesuai dengan bidang dan profesinya yang bertugas menunjang tugas pokok dan fungsi perpustakaan, seperti tenaga teknis komputer, audio visual, ketatausahaan. 10 Layanan perpustakaan a) Jam buka perpustakaan sekurang-sekurangnya 37,5 jam per minggu. b) Layanan yang diberikan perpustakaan khusus instansi pemerintah meliputi : - layanan baca di tempat; - layanan sirkulasi; - layanan kesiagaan informasi; - layanan referensi; - layanan penelusuran informasi; - layanan bimbingan pengguna. 11 Organisasi perpustakaan 11.1 Status kelembagaan Perpustakaan khusus instansi pemerintah berada di bawah wewenang dan bertanggungjawab kepada kepala instansi induk yang langsung membawahinya Struktur organisasi Perpustakaan khusus instansi pemerintah merupakan satuan organisasi perpustakaan yang dipimpin oleh seorang kepala perpustakaan. Kepala perpustakaan dalam menjalankan tugasnya dibantu unit layanan pembaca dan unit layanan teknis Struktur organisasi perpustakaan khusus instansi pemerintah: Kepala Instansi Kepala Perpustakaan Unit Layanan Pembaca Unit Layanan Teknis 5 dari 7

136 SNI 7496: Gedung Perpustakaan menempati ruang (gedung) sendiri dan menyediakan ruang untuk koleksi, staf dan penggunanya dengan luas sekurang-kurangnya 100 M Anggaran a) Anggaran perpustakaan secara rutin tersedia melalui anggaran badan induk. b) Perpustakaan dapat menggali sumber anggaran lain yang sah dan tidak mengikat. 14 Teknologi informasi dan komunikasi Perpustakaan menerapkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pengadaan dan pengorganisasian materi perpustakaan, layanan sirkulasi dan informasi termasuk akses internet. 6 dari 7

137 SNI 7496:2009 Bibliografi Badan Standardisasi Nasional, Pedoman BSN ; Penulisan Standar Nasional Indonesia, Indonesia, Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan Nasional RI. Perpustakaan Nasional RI, Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Khusus, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, elib.unikom.ac.id/download.php?id= dari 7

138 FORMULIR USULAN PENGADAAN JUDUL BUKU (BAHAN PUSTAKA) PERPUSTAKAAN MAHKAMAH KONSTITUSI NO JUDUL PENGARANG PENERBIT TAHUN TERBIT Jakarta,..201 Atasan Langsung/Ketua Pustakawan Pemustaka/Pengunjung Kelompok ( ) ( ) ( )

139 BIODATA PENULIS DINI HAFIZOH, Lahir di Piladang Tanggal 13 Maret 1993 adalah anak keenam dari tujuh bersaudara. Orang tua penulis yaitu Alm. Ayahanda Liwarni dan Alm Ibunda Yulianis. Saat ini penulis tinggal di Taman Balaraja no A2 Balaraja, Kabupaten Tanggerang. Pada tahun , Penulis menempuh pendidikan dasar di SDN 05 Seberang Parit, Kab. Lima Puluh Kota, dilanjutkan menempuh pendidikan menegah pertama di SMPN 04 Kota Payakumbuh pada tahun , selanjutnya penulis pada tahun Penulis menempuh pendidikan menengah atas di SMAN 01 Akabiluru Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatra Barat. Pada Tahun 2011 penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang peguruan tinggi dan terdaftar menjadi mahasiswi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan jurusan Ilmu Perpustakaan pada Fakultas Adab dan Humaniora. Selama menempuh perkuliahan penulis pernah melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia dan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di desa Kahuripan Bogor, Jawa Barat. Selama menjadi mahasiswi penulis juga aktif organisasi ekstra kampus yakni Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat Fakultas Adab dan Humaniora (HMI KOFAH) dan pada tahun 2015 penulis aktif pada organisasi kemahasiswaan intra kampus yakni Senat Mahasiswa Universitas (SEMA U) sebagai Ketua Komisi Aspirasi dan Advokasi.

Perpustakaan khusus instansi pemerintah

Perpustakaan khusus instansi pemerintah Standar Nasional Indonesia Perpustakaan khusus instansi pemerintah ICS 01.140.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Istilah dan definisi... 1 3

Lebih terperinci

Perpustakaan khusus instansi pemerintah

Perpustakaan khusus instansi pemerintah Standar Nasional Indonesia Perpustakaan khusus instansi pemerintah ICS 01.140.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Istilah dan definisi... 1 3

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN KHUSUS

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN KHUSUS SALINAN PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK

Lebih terperinci

SNI 7496:2009. Standar Nasional Indonesia. ICS Badan Standardisasi Nasional 1!!J'Ii!I'I)

SNI 7496:2009. Standar Nasional Indonesia. ICS Badan Standardisasi Nasional 1!!J'Ii!I'I) Standar Nasional ndonesia -; Perpustakaan khusus instansi pemerintah CS 01.140.20 Badan Standardisasi Nasional 1!!J'i!') Daftar isi Daftar isi. i Prakata ii 1 Ruang lingkup 1 2 stilah dan definisi 1 3

Lebih terperinci

PRINSIP DASAR PENGEMBANGAN KOLEKSI

PRINSIP DASAR PENGEMBANGAN KOLEKSI PRINSIP DASAR PENGEMBANGAN KOLEKSI Mata Kuliah Akusisi Selasa, 9 Februari 2010 Dosen: 1. Dr. H. Dinn Wahyudin, M.A. 2. Hada Hidayat M., S.Sos. 3. Damayanty, S.Sos. Perpustakaan dan Unit Informasi Tujuan

Lebih terperinci

Manajemen Perpustakaan Khusus 1. Arif Surachman 2

Manajemen Perpustakaan Khusus 1. Arif Surachman 2 Manajemen Perpustakaan Khusus 1 Arif Surachman 2 PENDAHULUAN Latar Belakang Perpustakaan adalah sebuah tempat atau lembaga yang berabad lalu mempunyai peran tersendiri dalam perkembangan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI SALINAN PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan sifat dan golongan, Perpustakaan secara umum terbagi menjadi dua

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan sifat dan golongan, Perpustakaan secara umum terbagi menjadi dua BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya dalam menumbuhkembangkan sumber daya manusia dalam mempersiapkan menghadapi pembangunan. Pada penyelenggaraan pendidikan perlu adanya

Lebih terperinci

Strategi Pengembangan Perpustakaan Instansi

Strategi Pengembangan Perpustakaan Instansi PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Jl. Tentara Rakyat Mataram No. 29 Yogyakarta. website: bpad.jogjaprov.go.id e-mail: bpad_diy@yahoo.com Jogja Istimewa, Jogja

Lebih terperinci

Perpustakaan perguruan tinggi

Perpustakaan perguruan tinggi Standar Nasional Indonesia Perpustakaan perguruan tinggi ICS 01.140.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Istilah dan definisi... 1 3 Misi... 3

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN SEKOLAH DASAR/ MADRASAH IBTIDAIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PERPUSTAKAAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.221, 2014 KEMEN KP. Perpustakaan Khusus. Penyelenggaraan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8/PERMEN-KP/2014 TENTANG PEDOMAN

Lebih terperinci

2015 KONTRIBUSI KEBIJAKAN PENGADAAN KOLEKSI SIRKULASI TERHADAP PENINGKATAN FREKUENSI PEMINJAMAN BAHAN PUSTAKA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

2015 KONTRIBUSI KEBIJAKAN PENGADAAN KOLEKSI SIRKULASI TERHADAP PENINGKATAN FREKUENSI PEMINJAMAN BAHAN PUSTAKA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Perpustakaan merupakan sumber informasi bagi seluruh masyarakat harus dapat mengelola informasi sebaik-baiknya, apalagi dengan meledaknya perkembangan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

PENGADAAN BAHAN PUSTAKA DI KANTOR PERPUSTAKAAN UMUM KABUPATEN BANTUL LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

PENGADAAN BAHAN PUSTAKA DI KANTOR PERPUSTAKAAN UMUM KABUPATEN BANTUL LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN PENGADAAN BAHAN PUSTAKA DI KANTOR PERPUSTAKAAN UMUM KABUPATEN BANTUL LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan Program Studi D3 Perpustakaan dan Informasi Islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan pola kehidupan masyarakat, kebutuhan, pengetahuan, dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan pola kehidupan masyarakat, kebutuhan, pengetahuan, dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perpustakaan berkembang pesat dari waktu ke waktu serta disesuaikan dengan perkembangan pola kehidupan masyarakat, kebutuhan, pengetahuan, dan teknologi informasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Iis Naeni Sabila, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Iis Naeni Sabila, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan informasi yang begitu pesat saat ini menuntut pusat-pusat informasi mengimbangi perkembangan tersebut dengan terus belajar

Lebih terperinci

MODUL I TERBITAN BERSERI SEBAGAI SUMBER INFORMASI

MODUL I TERBITAN BERSERI SEBAGAI SUMBER INFORMASI MODUL I TERBITAN BERSERI SEBAGAI SUMBER INFORMASI KB 1. PENGERTIAN TERBITAN BERSERI * Terbitan Berseri berisi tulisan atau informasi orisinil dan biasanya belum pernah diterbitkan dalam bentuk apapun dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad Muhsin, 2008:15). Menurut Sulistyo-Basuki (1991: 3) perpustakaan

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad Muhsin, 2008:15). Menurut Sulistyo-Basuki (1991: 3) perpustakaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perpustakaan sebagai institusi yang menyediakan koleksi bahan pustaka tertulis, tercetak dan terekam, yang didayagunakan untuk keperluan pendidikan, penelitian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi 2.1.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi Perpustakaan perguruaan tinggi merupakan salah satu sarana dalam melaksanakan program pendidikan

Lebih terperinci

Evaluasi Pemanfaatan Koleksi (Suatu studi di Badan Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sulawesi Utara)

Evaluasi Pemanfaatan Koleksi (Suatu studi di Badan Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sulawesi Utara) Evaluasi Pemanfaatan Koleksi (Suatu studi di Badan Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sulawesi Utara) Oleh : Stevano Thomas (Nim : NIM. 0908110009) email : stevano.thomas@yahoo.com Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Tengah merupakan Perpustakaan

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Tengah merupakan Perpustakaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Tengah merupakan Perpustakaan Umum yang melayani masyarakat untuk memberikan informasi tentang ilmu pengetahuan, teknologi maupun budaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lainnya yang dibaca dan disimpan menurut tata susunan tertentu untuk

BAB I PENDAHULUAN. lainnya yang dibaca dan disimpan menurut tata susunan tertentu untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam perkembangan informasi yang sangat pesat seperti saat ini semua orang membutuhkan informasi sebagai suatu hal yang wajib di konsumsi. Tanpa informasi atau ketinggalan

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN PROVINSI

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN PROVINSI SALINAN PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN PROVINSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Le

2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Le BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.699, 2017 PERPUSNAS. Perpustakaan Kabupaten/Kota. Standar Nasional. PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL

Lebih terperinci

PARTISIPASI PEMUSTAKA DALAM SELEKSI BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN DPR RI

PARTISIPASI PEMUSTAKA DALAM SELEKSI BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN DPR RI PARTISIPASI PEMUSTAKA DALAM SELEKSI BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN DPR RI Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP) Oleh Satria Adhi Wicaksono NIM:

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perguruan tinggi yang berfungsi menyediakan serta menyebarluaskan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perguruan tinggi yang berfungsi menyediakan serta menyebarluaskan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi Perpustakaan Perguruan Tinggi merupakan perpustakaan yang terdapat pada perguruan tinggi yang berfungsi menyediakan serta menyebarluaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (bersejarah) ternyata telah dilakukan sejak zaman dahulu kala, dimulai sejak adanya

BAB I PENDAHULUAN. (bersejarah) ternyata telah dilakukan sejak zaman dahulu kala, dimulai sejak adanya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya menulis dan mencatat peristiwa-peristiwa yang dianggap penting (bersejarah) ternyata telah dilakukan sejak zaman dahulu kala, dimulai sejak adanya peradaban

Lebih terperinci

TUGAS INDIVIDU PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengelolaan Perpustakaan Pendidikan

TUGAS INDIVIDU PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengelolaan Perpustakaan Pendidikan TUGAS INDIVIDU PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengelolaan Perpustakaan Pendidikan Dosen Pengampu: Nanik Arkiyah, M. IP Disusun oleh: Nama : Siska

Lebih terperinci

PENELUSURAN TERBITAN BERKALA PADA UNIT PELAYANAN REFERENSI, TERBITAN BERKALA, DAN NBC PERPUSTAKAAN UGM

PENELUSURAN TERBITAN BERKALA PADA UNIT PELAYANAN REFERENSI, TERBITAN BERKALA, DAN NBC PERPUSTAKAAN UGM PENELUSURAN TERBITAN BERKALA PADA UNIT PELAYANAN REFERENSI, TERBITAN BERKALA, DAN NBC PERPUSTAKAAN UGM Tulisan ini disusun sebagai tugas pengembangan deskripsi statistik penelusuran terbitan berkala pada

Lebih terperinci

PELAYANAN RUJUKAN /REFERENSI

PELAYANAN RUJUKAN /REFERENSI PELAYANAN RUJUKAN /REFERENSI Makalah ini disampaikan pada Diklat calon tenaga pustakawan Pesantren Mahasiswa Al-Hikam II Depok Tanggal 21 April 2009 OLEH : SETIAWAN, S.Sos (Pustakawan Pertama) UPT PERPUSTAKAAN

Lebih terperinci

PERPUSTAKAAN SEBAGAI PUSAT SUMBER INFORMASI

PERPUSTAKAAN SEBAGAI PUSAT SUMBER INFORMASI PERPUSTAKAAN SEBAGAI PUSAT SUMBER INFORMASI Makalah OLEH: JUNAIDA, S.SOS NIP. 197806022003122004 PUSTAKAWAN MUDA PERPUSTAKAAN DAN SITEM INFORMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016 KATA PENGANTAR Syukur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi informasi adalah munculnya perkembangan informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi informasi adalah munculnya perkembangan informasi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era informasi memunculkan dampak- dampak perkembangan baru dalam berbagai macam aspek kehidupan, terlebih dengan adanya kemajuan teknologi informasi. Dengan

Lebih terperinci

Kebijakan Pengembangan Perpustakaan Khusus

Kebijakan Pengembangan Perpustakaan Khusus PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Jl. Tentara Rakyat Mataram No. 29 Yogyakarta. website: bpad.jogjaprov.go.id e-mail: bpad_diy@yahoo.com Jogja Istimewa, Jogja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi 2.1.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi Perpustakaan perguruan tinggi merupakan perpustakaan yang tergabung dalam lingkungan lembaga pendidikan

Lebih terperinci

KAJIAN PENGADAAN KOLEKSI UPT PERPUSTAKAAN DALAM MENYEDIAKAN INFORMASI YANG DI BUTUHKAN OLEH MAHASISWA UNIVERSITAS SAM RATULANGI

KAJIAN PENGADAAN KOLEKSI UPT PERPUSTAKAAN DALAM MENYEDIAKAN INFORMASI YANG DI BUTUHKAN OLEH MAHASISWA UNIVERSITAS SAM RATULANGI KAJIAN PENGADAAN KOLEKSI UPT PERPUSTAKAAN DALAM MENYEDIAKAN INFORMASI YANG DI BUTUHKAN OLEH MAHASISWA UNIVERSITAS SAM RATULANGI Oleh: Magritha Tular email: magrithatular@yahoo.com Abstrak Perpustakaan

Lebih terperinci

1 Universitas Indonesia

1 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era informasi dan globalisasi dewasa ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) sangat pesat seiring dengan kemajuan teknologi informasi. Sehingga

Lebih terperinci

Perpustakaan umum kabupaten/kota

Perpustakaan umum kabupaten/kota Standar Nasional Indonesia Perpustakaan umum kabupaten/kota Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii Perpustakaan umum kabupaten/kota... 1 1 Ruang lingkup... 1 2 Istilah dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini informasi telah menjadi kebutuhan primer masyarakat dan mendapat tempat penting dalam aktivitas masyarakat sehari-hari. Dosen pengajar membutuhkan

Lebih terperinci

RAGAM DAN JUMLAH KOLEKSI

RAGAM DAN JUMLAH KOLEKSI RAGAM DAN JUMLAH KOLEKSI Mata Kuliah Akusisi Selasa, 23 Maret 2010 Dosen: 1. Dr. H. Dinn Wahyudin, M.A. 2. Hada Hidayat M., S.Sos. 3. Damayanty, S.Sos. 23 Maret 2010 MATA KULIAH AKUISISI, DY 2010 1 KOLEKSI

Lebih terperinci

pengamatan (observasi), wawancara mendalam (indept interview) dan dokumentasi dan Pustakawan Bidang Deposit sebagai informannya.

pengamatan (observasi), wawancara mendalam (indept interview) dan dokumentasi dan Pustakawan Bidang Deposit sebagai informannya. 81 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Untuk mengetahui implementasi/pelaksanaan Undang-undang Nomor 4 Tahun 1990 Tentang Serah Simpan karya cetak dan karya rekam di Badan Perpustakaan Provinsi Sumatera Selatan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. segenap masyarakat yang membutuhkannya. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. segenap masyarakat yang membutuhkannya. 1 1 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN Secara umum perpustakaan mempunyai arti sebagai suatu tempat yang di dalamnya terdapat kegiatan penghimpunan, pengolahan, dan penyebarluasan (pelayanan) segala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. buku yang kita inginkan, namun fungsi dari perpustakaan tidak hanya tempat

BAB I PENDAHULUAN. buku yang kita inginkan, namun fungsi dari perpustakaan tidak hanya tempat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perpustakaan memang tidak asing lagi, terutama di kalangan para pelajar. Perpustakaan adalah suatu tempat yang digunakan untuk belajar dan meminjam buku yang kita inginkan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jika tidak ada layanan. Layanan perpustakaan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. jika tidak ada layanan. Layanan perpustakaan merupakan salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perpustakaan merupakan sebuah pelayanan, tidak ada perpustakaan jika tidak ada layanan. Layanan perpustakaan merupakan salah satu kegiatan utama yang ada di perpustakaan.

Lebih terperinci

INOVASI PERPUSTAKAAN BERBASIS TEKNOLOGI UNTUK LAYANAN INFORMASI, PENELITIAN DAN REKREASI DI STMIK AKAKOM YOGYAKARTA

INOVASI PERPUSTAKAAN BERBASIS TEKNOLOGI UNTUK LAYANAN INFORMASI, PENELITIAN DAN REKREASI DI STMIK AKAKOM YOGYAKARTA INOVASI PERPUSTAKAAN BERBASIS TEKNOLOGI UNTUK LAYANAN INFORMASI, PENELITIAN DAN REKREASI DI STMIK AKAKOM YOGYAKARTA Muhammad Abdullah Al Muwahhid, 135410025 A. LATAR BELAKANG Berdasarkan undang undang

Lebih terperinci

Perpustakaan umum kabupaten/kota

Perpustakaan umum kabupaten/kota Standar Nasional Indonesia Perpustakaan umum kabupaten/kota ICS 01.140.20 Badan Standardisasi Nasional Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin atau menggandakan sebagian atau seluruh isi

Lebih terperinci

PELAYANAN SIRKULASI DI SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI ADISUJIPTO YOGYAKARTA LAPORAN TUGAS AKHIR. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan

PELAYANAN SIRKULASI DI SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI ADISUJIPTO YOGYAKARTA LAPORAN TUGAS AKHIR. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan PELAYANAN SIRKULASI DI SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI ADISUJIPTO YOGYAKARTA LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan Program Studi Ilmu Perpustakaan D3 Fakultas Adab dan Ilmu Budaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengembangan koleksi Perpustakaan 2.1.1 Pengertian Pengembangan Koleksi Perpustakaan Pengembangan koleksi adalah suatu istilah yang digunakan secara luas di dunia perpustakaan

Lebih terperinci

PELAYANAN RUJUKAN /REFERENSI Oleh : Sjaifullah Muchdlor, S.Pd

PELAYANAN RUJUKAN /REFERENSI Oleh : Sjaifullah Muchdlor, S.Pd PELAYANAN RUJUKAN /REFERENSI Oleh : Sjaifullah Muchdlor, S.Pd Disajikan pada Pendidikan pada Pendidikan dan Pelatihan Pelatihan Perpustakaan para guru se-kota Mojokerto Tanggal 5-7 Januari 2012 Pendahuluan

Lebih terperinci

PENDIDIKAN PEMAKAI DI PERPUSTAKAAN SMA MUHAMMADIYAH 2 YOGYAKARTA

PENDIDIKAN PEMAKAI DI PERPUSTAKAAN SMA MUHAMMADIYAH 2 YOGYAKARTA PENDIDIKAN PEMAKAI DI PERPUSTAKAAN SMA MUHAMMADIYAH 2 YOGYAKARTA Laporan ini Dibuat untuk Memenuhi sebagian Syarat Menyelesaikan Program Studi Ilmu Perpustakaan D3 Pada Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN

Lebih terperinci

Wajib Simpan Karya Ilmiah di Perguruan Tinggi Studi Kasus di Institut Pertanian Bogor

Wajib Simpan Karya Ilmiah di Perguruan Tinggi Studi Kasus di Institut Pertanian Bogor SRI RAHAYU Wajib Simpan Karya Ilmiah di Perguruan Tinggi Studi Kasus di Institut Per http://srira.staff.ipb.ac.id/2012/07/27/wajib-simpan-karya-ilmiah-di-perguruan-tinggi-studi-kasus-di-i n Wajib Simpan

Lebih terperinci

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 8 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI PURWAKARTA,

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 8 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI PURWAKARTA, 1 BUPATI PURWAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 8 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWAKARTA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

2016 KETERSEDIAAN KOLEKSI DIGITAL DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI PEMUSTAKA

2016 KETERSEDIAAN KOLEKSI DIGITAL DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI PEMUSTAKA 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada abad ke-21 ini merupakan zaman teknologi. Hal ini disebabkan oleh berkembangnya berbagai pengetahuan di bidang teknologi diantaranya, teknologi informasi.

Lebih terperinci

PERPUSTAKAAN FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UGM : INOVASI KEGIATAN DAN IMPAK

PERPUSTAKAAN FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UGM : INOVASI KEGIATAN DAN IMPAK PERPUSTAKAAN FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UGM 2013-2016: INOVASI KEGIATAN DAN IMPAK Oleh : Maryatun Pustakawan Universitas Gadjah Mada E-mail : maryatun@ugm.ac.id Abstrak Era global salah satunya ditandai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah organisasi maupun instansi pasti tidak luput dari kegiatan administrasi.

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah organisasi maupun instansi pasti tidak luput dari kegiatan administrasi. 1 A. Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN Sebuah organisasi maupun instansi pasti tidak luput dari kegiatan administrasi. Dari berbagai kegiatan administrasi itu akan menghasilkan sebuah bukti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akhir-akhir ini perkembangan informasi yang semakin cepat, menjadikan informasi sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kebutuhan masyarakat Indonesia.Perkembangan

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH PEREMPUAN DALAM MENENTUKAN KEBIJAKAN LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM (STUDI KASUS DI MTS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO) TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

PELAYANAN BAHAN PUSTAKA

PELAYANAN BAHAN PUSTAKA PELAYANAN BAHAN PUSTAKA Makalah ini disampaikan pada Diklat calon tenaga pustakawan Pesantren Mahasiswa Al-Hikam II Depok Tanggal 22 April 2009 OLEH : SETIAWAN, S.Sos (Pustakawan Pertama) UPT PERPUSTAKAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Profil Perpustakaan Institut Manajemen Telkom

BAB I PENDAHULUAN Profil Perpustakaan Institut Manajemen Telkom BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1. Profil Perpustakaan Institut Manajemen Telkom Perpustakaan IM Telkom merupakan fasilitas yang diperuntukkan bagi mahasiswa dan para dosen IM

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN LITERATUR. Perpustakaan sebagai pusat informasi dan pengetahuan diharapkan mampu

BAB II TINJAUAN LITERATUR. Perpustakaan sebagai pusat informasi dan pengetahuan diharapkan mampu BAB II TINJAUAN LITERATUR A. Perpustakaan Perpustakaan sebagai pusat informasi dan pengetahuan diharapkan mampu menjadi tempat pembelajaran seumur hidup (long life education) untuk masyarakat. Pengertian

Lebih terperinci

Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Daerah dan Ketersediaan Koleksi untuk Kebutuhan Pengguna (User)

Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Daerah dan Ketersediaan Koleksi untuk Kebutuhan Pengguna (User) Available online at http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/intelektualita Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Daerah Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang,

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Koleksi Terbitan Berseri 2.1.1 Pengertian Koleksi Terbitan Berseri Terbitan Berseri merupakan koleksi penting diperpustakaan. Terbitan ini merupakan salah satu terbitan berisi

Lebih terperinci

Evaluasi Koleksi: Antara Ketersediaan dan Keterpakaian Koleksi. Syukrinur Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry Aceh

Evaluasi Koleksi: Antara Ketersediaan dan Keterpakaian Koleksi. Syukrinur Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry Aceh Evaluasi Koleksi: Antara Ketersediaan dan Keterpakaian Koleksi Syukrinur Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry Aceh Abstrak Tulisan ini berjudul Evaluasi Koleksi: Antara Ketersediaan dan Keterpakaian

Lebih terperinci

Perpustakaan sekolah SNI 7329:2009

Perpustakaan sekolah SNI 7329:2009 Standar Nasional Indonesia Perpustakaan sekolah ICS 01.140.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Istilah dan definisi... 1 3 Misi... 2 4 Tujuan...

Lebih terperinci

Jurnal Pustakawan Indonesia Volume 10 No. 1 PENGADAAN BAHAN PUSTAKA DI PERGURUAN TINGGI : SUATU PENGALAMAN DI PERPUSTAKAAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Jurnal Pustakawan Indonesia Volume 10 No. 1 PENGADAAN BAHAN PUSTAKA DI PERGURUAN TINGGI : SUATU PENGALAMAN DI PERPUSTAKAAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR OPINI PENGADAAN BAHAN PUSTAKA DI PERGURUAN TINGGI : SUATU PENGALAMAN DI PERPUSTAKAAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR Ratnaningsih Pustakawan Muda pada Perpustakaan IPB, email: ratna.andini@gmail.com Abstrak Pengadaan

Lebih terperinci

MANAJEMEN KERJASAMA ANTAR PERPUSTAKAAN oleh : Arlinah I.R.

MANAJEMEN KERJASAMA ANTAR PERPUSTAKAAN oleh : Arlinah I.R. MANAJEMEN KERJASAMA ANTAR PERPUSTAKAAN oleh : Arlinah I.R. I. LATAR BELAKANG DAN LANDASAN PERLUNYA KERJASAMA Kerjasama bukan suatu hal yang baru di masyarakat, baik kerjasama di bidang ekonomi, pendidikan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan akar dari peradaban sebuah bangsa dan telah menjadi kebutuhan pokok yang harus dimiliki setiap orang agar bisa menjawab tantangan kehidupan.

Lebih terperinci

KONSEP KEADILAN DALAM PEMASARAN PADA CITRA SWALAYAN SYARIAH RUMBAI MENURUT EKONOMI ISLAM SKRIPSI

KONSEP KEADILAN DALAM PEMASARAN PADA CITRA SWALAYAN SYARIAH RUMBAI MENURUT EKONOMI ISLAM SKRIPSI KONSEP KEADILAN DALAM PEMASARAN PADA CITRA SWALAYAN SYARIAH RUMBAI MENURUT EKONOMI ISLAM SKRIPSI Diajukan Untuk memenuhi Tugas-tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar, Sarjana Ekonomi Syari'ah (SE.Sy)

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN DESA/KELURAHAN

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN DESA/KELURAHAN SALINAN PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN DESA/KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL

Lebih terperinci

HADIAH TETHADAP NASABAH DI BADAN USAHA MILIK DESA MAKMUR SEJAHTERA MENURUT EKONOMI ISLAM SKRIPSI

HADIAH TETHADAP NASABAH DI BADAN USAHA MILIK DESA MAKMUR SEJAHTERA MENURUT EKONOMI ISLAM SKRIPSI HADIAH TETHADAP NASABAH DI BADAN USAHA MILIK DESA MAKMUR SEJAHTERA MENURUT EKONOMI ISLAM SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Studi dan Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Syariah

Lebih terperinci

PROSES SELEKSI BAHAN PUSTAKA

PROSES SELEKSI BAHAN PUSTAKA PROSES SELEKSI BAHAN PUSTAKA Mata Kuliah Akusisi Selasa, 23 Februari 2010 Dosen: 1. Dr. H. Dinn Wahyudin, M.A. 2. Hada Hidayat M., S.Sos. 3. Damayanty, S.Sos. 23 Februari 2010 MATA KULIAH AKUISISI, DY

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB IV GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO 30 BAB IV GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO 4.1 Sejarah dan Perkembangan Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro Usaha pendirian Perpustakaan Fakultas

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN DI PERPUSTAKAAN KOPERTIS WILAYAH X

PENGEMBANGAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN DI PERPUSTAKAAN KOPERTIS WILAYAH X PENGEMBANGAN KOLEKSI PERPUSTAKAAN DI PERPUSTAKAAN KOPERTIS WILAYAH X Sri Wahyuni 1, Elva Rahmah 2 Program Studi Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan FBS Universitas Negeri Padang Email: wahyuni.sri97@yahoo.co.id

Lebih terperinci

STUDI TENTANG PEMANFAATAN MAJALAH ILMIAH DI UPT PERPUSTAKAAN UNSRAT OLEH MAHASISWA UNSRAT MANADO

STUDI TENTANG PEMANFAATAN MAJALAH ILMIAH DI UPT PERPUSTAKAAN UNSRAT OLEH MAHASISWA UNSRAT MANADO STUDI TENTANG PEMANFAATAN MAJALAH ILMIAH DI UPT PERPUSTAKAAN UNSRAT OLEH MAHASISWA UNSRAT MANADO Oleh: Anthonius M. Golung e-mail: tonygolung@yahoo.com Abstract Target of this research is to know student

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dari awal terbentuknya organisasi sampai organisasi tersebut dapat. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009, arsip adalah:

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dari awal terbentuknya organisasi sampai organisasi tersebut dapat. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009, arsip adalah: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap organisasi yang beraktivitas pasti akan menghasilkan arsip. Keberadaan arsip dalam organisasi menjadi faktor penting bagi pelaksanaan tugas pokok dan fungsi organisasi.

Lebih terperinci

STRATEGI PENYIARAN RADIO KOMUNITAS GELORA MUDA (GARDA) FM PONOROGO DALAM MEMPEROLEH PENDENGAR

STRATEGI PENYIARAN RADIO KOMUNITAS GELORA MUDA (GARDA) FM PONOROGO DALAM MEMPEROLEH PENDENGAR STRATEGI PENYIARAN RADIO KOMUNITAS GELORA MUDA (GARDA) FM PONOROGO DALAM MEMPEROLEH PENDENGAR (Studi di Radio Komunitas Gelora Muda (Garda) FM Desa Siwalan Kecamatan Mlarak Kabupaten Ponorogo) SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 28 BAB III METODE PENELITIAN Untuk memberikan gambaran mengenai bagaimana penelitian ini dilaksanakan, berikut akan dipaparkan mengenai metode yang digunakan: 3.1. Desain dan Jenis Penelitian Pendekatan

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 44 TAHUN 2000 TENTANG BADAN PERPUSTAKAAN PROPINSI JAWA TMUR

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 44 TAHUN 2000 TENTANG BADAN PERPUSTAKAAN PROPINSI JAWA TMUR PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 44 TAHUN 2000 TENTANG BADAN PERPUSTAKAAN PROPINSI JAWA TMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR Menimbang : a.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada masa sekarang ini menyebabkan perkembangan informasi semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN. pada masa sekarang ini menyebabkan perkembangan informasi semakin pesat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat pada masa sekarang ini menyebabkan perkembangan informasi semakin pesat pula. Perpustakaan sebagai pusat

Lebih terperinci

TEMA PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR JUDUL : PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER ILMU MAKALAH

TEMA PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR JUDUL : PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER ILMU MAKALAH TEMA PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR JUDUL : PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER ILMU MAKALAH Disusun sebagai UJIAN UAS Mata Kuliah : Pengelolaan Perpustakaan Pendidikan Dosen Pengampu : Nanik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mapan. Dengan sistem pendidikan yang mapan, memungkinkan kita berpikir

BAB I PENDAHULUAN. yang mapan. Dengan sistem pendidikan yang mapan, memungkinkan kita berpikir BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan dan teknologi selalu berkembang dan mengalami kemajuan, sesuai dengan perkembangan zaman dan perkembangan cara berpikir manusia. Bangsa Indonesia

Lebih terperinci

TUGAS INDIVIDU PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengelolaan Perpustakaan Pendidikan

TUGAS INDIVIDU PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengelolaan Perpustakaan Pendidikan TUGAS INDIVIDU PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengelolaan Perpustakaan Pendidikan Dosen Pengampu: Nanik Arkiyah, M.IP Di Susun oleh: Nama : Lita

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI KEGIATAN KEAGAMAAN DI MTs MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI KEGIATAN KEAGAMAAN DI MTs MUHAMMADIYAH PURWOKERTO IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI KEGIATAN KEAGAMAAN DI MTs MUHAMMADIYAH PURWOKERTO SKRIPSI Disusun dan Diajukan Guna Memenuhi sebagai Syarat Mencapai Derajat Sarjana S-1 Oleh: ANIDA ISTIQOMAH AL

Lebih terperinci

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN DENGAN

Lebih terperinci

SELEKSI BAHAN PUSTAKA CETAK DI PERPUSTAKAAN SMP MUHAMMADIYAH 7 YOGYAKARTA

SELEKSI BAHAN PUSTAKA CETAK DI PERPUSTAKAAN SMP MUHAMMADIYAH 7 YOGYAKARTA SELEKSI BAHAN PUSTAKA CETAK DI PERPUSTAKAAN SMP MUHAMMADIYAH 7 YOGYAKARTA LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan Program Studi Ilmu Perpustakaan D3 Fakultas Adab dan Ilmu

Lebih terperinci

PENGOLAHAN BAHAN PUSTAKA DI PERPUSTAKAAN SD N TERBANSARI 1 YOGYAKARTA

PENGOLAHAN BAHAN PUSTAKA DI PERPUSTAKAAN SD N TERBANSARI 1 YOGYAKARTA PENGOLAHAN BAHAN PUSTAKA DI PERPUSTAKAAN SD N TERBANSARI 1 YOGYAKARTA LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan Program Studi Ilmu Perpustakaan D3 Fakultas Adab dan Ilmu Budaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga dapat diperoleh melalui jalur non-formal salah satunya melalui perpustakaan.

BAB I PENDAHULUAN. juga dapat diperoleh melalui jalur non-formal salah satunya melalui perpustakaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi, pendidikan merupakan sesuatu yang penting bagi semua orang karena pendidikan merupakan akar dari peradaban sebuah bangsa. Pendidikan sekarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena pendidikan merupakan akar dari peradaban sebuah bangsa. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. karena pendidikan merupakan akar dari peradaban sebuah bangsa. Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada zaman global sekarang, pendidikan merupakan sesuatu yang penting, karena pendidikan merupakan akar dari peradaban sebuah bangsa. Pendidikan sekarang telah menjadi

Lebih terperinci

PEMANFAATAN KOLEKSI TERBITAN BERKALA PADA UPT PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI. *Hasni Lakona **Hasriani Amin **Joko

PEMANFAATAN KOLEKSI TERBITAN BERKALA PADA UPT PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI. *Hasni Lakona **Hasriani Amin **Joko PEMANFAATAN KOLEKSI TERBITAN BERKALA PADA UPT PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI *Hasni Lakona **Hasriani Amin **Joko Jurusan Ilmu Komunikasi Konsentrasi Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial

Lebih terperinci

PENGOLAHAN BAHAN PUSTAKA BUKU DI PERPUSTAKAAN SMA NEGERI 2 KARANGANYAR TUGAS AKHIR

PENGOLAHAN BAHAN PUSTAKA BUKU DI PERPUSTAKAAN SMA NEGERI 2 KARANGANYAR TUGAS AKHIR PENGOLAHAN BAHAN PUSTAKA BUKU DI PERPUSTAKAAN SMA NEGERI 2 KARANGANYAR TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Memperoleh Sebutan Profesi Ahli Madya (A.Md) dalam Bidang Ilmu Perpustakaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Menurut F.Rahayuningsih dalam bukunya pengelolaan perpustakaan (2007 : 12) menyatakan bahwa, kegiatan-kegiatan pokok perpustakaan sebagai berikut : 1. Pengembangan

Lebih terperinci

LAYANAN REFERENSI DI SMA N 08 YOGYAKARTA

LAYANAN REFERENSI DI SMA N 08 YOGYAKARTA LAYANAN REFERENSI DI SMA N 08 YOGYAKARTA LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan Program Studi D3 Perpustakaan dan Informasi Islam Fakultas Adab dan Ilmu Budaya

Lebih terperinci

PROFIL PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS WIDYATAMA : PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI SWASTA DI BANDUNG

PROFIL PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS WIDYATAMA : PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI SWASTA DI BANDUNG Profil Jurnal Pustakawan Indonesia Volume 13 No. 1 PROFIL PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS WIDYATAMA : PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI SWASTA DI BANDUNG Cucu Hodijah 1 1 Pustakawan pada Universitas Widyatama Email:

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 34 TAHUN

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 34 TAHUN SALINAN BUPATI TOLITOLI PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 34 TAHUN 2015 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH KABUPATEN TOLITOLI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TOLITOLI,

Lebih terperinci

BAB I. Karena pendidikan merupakan akar dari peradaban sebuah bangsa. Pendidikan

BAB I. Karena pendidikan merupakan akar dari peradaban sebuah bangsa. Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada zaman modern sekarang, pendidikan merupakan sesuatu yang penting. Karena pendidikan merupakan akar dari peradaban sebuah bangsa. Pendidikan sekarang telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Informasi merupakan salah satu kebutuhan dalam suatu lembaga, organisasi, maupun individu dalam lingkungan masyarakat. Informasi mempunyai peranan yang sangat

Lebih terperinci

KELEMBAGAAN PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

KELEMBAGAAN PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA Magister Manajemen Pascasarjana Universitas Komputer Indonesia KELEMBAGAAN PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA STRUKTUR ORGANISASI, TUGAS DAN WEWENANG Anzarudin Npm, 61.101.09.016 Informasi dalam

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat Sarjana S-1. Oleh : Dewi Purwati

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat Sarjana S-1. Oleh : Dewi Purwati STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR MAHASISWA KADER DENGAN MAHASISWA NON KADER PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO ANGKATAN 2009 2010. SKRIPSI Diajukan untuk

Lebih terperinci

LAYANAN JURNAL ELEKTRONIK (e-journal) DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

LAYANAN JURNAL ELEKTRONIK (e-journal) DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA LAPORAN KULIAH KERJA PUSDOKINFO (KKP) LAYANAN JURNAL ELEKTRONIK (e-journal) DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam Memperoleh sebutan profesi

Lebih terperinci

commit to user BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Melihat perkembangan informasi yang semakin

commit to user BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Melihat perkembangan informasi yang semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Melihat perkembangan informasi yang semakin berkembang pesat di zaman global seperti sekarang ini, maka akan dibutuhkan informasi yang lebih banyak untuk memenuhi

Lebih terperinci