BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Modal 1. Pengertian Modal Modal adalah suatu hasil produksi yang digunakan untuk memproduksi lebih lanjut. Dalam perkembangannya kemudian ternyata pengertian modal mulai bersifat non-physical oriented, dimana antara lain pengertian modal ditekankan pada nilai, daya beli atau kekuasaan memakai atau menggunakan yang terkandung dalam barang-barang modal (Bambang Riyanto, 2007:17). Menurut Standar Akuntansi Keuangan No. 21 (2011: 02), modal atau ekuitas adalah : Bagian hal milik dalam perusahaan yaitu selisih antara aktiva dan kewajiban yang ada, dan dengan demikian tidak merupakan ukuran nilai jual perusahaan tersebut. Modal yang menunjukkan bentuknya adalah apa yang disebut modal aktif, sedangkan modal yang menunjukkan sumbernya atau asalnya ialah apa yang disebut dengan modal pasif (Riyanto, 2001:19). Penjelasan mengenai modal aktif dan pasif adalah sebagai beriktu: 1. Modal aktif adalah modal yang tertera di sebelah debet dari neraca yang menggambarkan bentuk-bentuk dimana seluruh dana yang diperoleh perusahaan ditanamkan. Modal aktif dibagi dua, yaitu : a. Modal aktif didasarkan cara dan lamanya perputaran dapat dibedakan antara lain:

2 7 i. Aktiva lancar yaitu aktiva yang habis dalam satu kali putaran dalam proses produksi dan proses perputaran dalam jangka waktu pendek (umumnya kurang dari satu tahun). ii. Aktiva tetap yaitu aktiva yang tahan lama yang tidak atau secara berangsur habis, serta proses perputarannya dalam jangka waktu panjang (lebih dari satu tahun). b. Modal aktif berdasarkan fungsi bekerjanya aktiva dalam perusahaan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: i. Modal kerja (working capital), yaitu jumlah keseluruhan dari aktiva lancar (gross working capital) atau terlebih lancar di atas aktiva lancar (net working capital). ii. Modal tetap adalah jumlah keseluruhan aktiva tetap. 2. Modal pasif adalah modal yang tertera di sebelah kredit dari neraca yang menggambarkan bentuk-bentuk dimana dana diperoleh. a. Modal pasif berdasarkan asalnya dibedakan menjadi: i. Modal sendiri adalah modal yang berasal dari pemilik modal perusahaan itu sendiri dari hasil usahanya (cadangan, saldo laba), atau berasal dari pengambil bagian, persero atau pemilik (modal saham, persero dan lain-lain). ii. Modal asing adalah modal yang berasal dari kreditur (hutang). b. Modal pasif berdasarkan lamanya penggunaan dibedakan menjadi modal jangka panjang dan modal jangka pendek. Penggunaan

3 8 modal pasif didasarkan pada: i. Syarat likuiditas yang terdiri dari modal jangka panjang dengan modal jangka pendek. ii. Syarat solvabilitas yang terdiri dari modal asing dan modal sendiri. iii. Syarat rentabilitas yang terdiri dari modal dengan pendapatan tidak tetap (modal saham). Dari penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa modal adalah bagian atau hak milik yang dimiliki oleh perusahaan biasanya ditunjukan dalam pos modal dan digunakan untuk sumber pembiayaan perusahaan. Modal memiliki pengertian yang berbeda-beda tergantung kepada sudut pandangnya masing-masing. Apabila dilihat dari sudut pandang ekonomi, modal ini lebih bertitik tolak kepada unsur kekayaan perusahaan. Sedangkan dari sudut pandang pengusaha, modal dapat diartikan sebagai surat berharga seperti modal saham, obligasi, hipotek, dan sebagainya. Namun dari berbagai pengertian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan modal adalah kekayaan yang dimiliki perusahaan yang dipakai untuk proses produksi lebih lanjut.

4 9 2. Modal Kerja Setiap perusahaan yang melakukan kegiatannya selalu membutuhkan dana. Kebutuhan dana tersebut digunakan untuk membiayai kebutuhan investasi maupun untuk kebutuhan operasional sehari-hari. Dana yang diperlukan oleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan operasional perusahaan sehari-hari, seperti pembelian bahan baku, pembayaran upah, pembayaran utang, dan pembayaran lainnya disebut modal kerja. Modal kerja merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam perusahaan. Karena tanpa modal kerja perusahaan tidak dapat memenuhi kebutuhan dana untuk menjalankan aktivitasnya. 3. Pengertian Modal Kerja Modal kerja yang dibahas disini adalah modal kerja yang merupakan selisih antara aktiva lancar dengan kewajiban jangka pendek, atau yang disebut dengan modal kerja neto (net working capital). Pengertian modal kerja neto menurut Lukman Syamsuddin (2008:202) adalah sebagai berikut: Net Working Capital atau modal kerja bersih perusahaan seringkali didefinisikan sebagai selisih antara aktiva lancar dengan kewajiban jangka pendek. Selama aktiva lancar melebihi jumlah kewajiban jangka pendek, maka berarti perusahaan memiliki net working capital tertentu, dimana jumlah ini sangat ditentukan oleh jenis usaha dari masing-masing perusahaan.

5 10 Sedangkan Sutrisno (2007:40) mengungkapkan pengertian modal kerja dalam konsep kualitatif sebagai berikut: Pada konsep kualitatif, modal kerja bukan semua aktiva lancar tetapi telah dipertimbangkan kewajiban-kewajiban yang harus segera dibayar. Dengan demikian dana yang digunakan benar-benar khusus digunakan untuk membiayai operasi perusahaan sehari-hari tanpa khawatir terganggu oleh pembayaran-pembayaran hutang yang telah jatuh tempo. Karena menurut konsep ini kewajiban jangka pendek telah dikeluarkan dari perhitungan, sehingga modal kerja merupakan selisih antara aktiva lancar dengan kewajiban jangka pendek. Berdasarkan pengertian tersebut, maka dapat dijelaskan bahwa modal kerja adalah selisih aktiva lancar dengan kewajiban jangka pendek, yang digunakan untuk membiayai aktivitas atau kegiatan operasioanl perusahaan sehari-hari. Dari definisi di atas aktiva lancar yang yang dimaksud adalah kas, piutang dan persediaan. Total dari aktiva kerja disebut modal kerja bruto (gross working capital). Dengan demikian modal kerja merupakan investasi perusahaan dalam bentuk aktiva lancar yaitu kekayaan perusahaan yang secara fisik berubah bentuknya dalam suatu kegiatan proses produksi yang habis dalam satu kali pemakaian dan dapat dicairkan dalam bentuk uang tunai kembali dalam jangka waktu kurang dari satu tahun. a. Konsep Modal Kerja Kasmir (2008:250) secara mendalam menggolongkan modal kerja kedalam tiga konsep, yaitu: 1. Konsep kuantitatif

6 11 2. Konsep kualitatif 3. Konsep fungsional Penjelasan dari ketiga konsep modal kerja diatas sebagai berikut: 1. Konsep Kuantitatif Konsep ini lebih ditekankan kepada aspek kuantitas dana yaitu bagaimana mencukupi kebutuhan dana untuk membiayai operasi perusahaan jangka pendek. Dengan demikian dalam konsep ini menganggap bahwa modal kerja adalah keseluruhan dari jumlah aktiba lancar. Modal kerja dalam konsep kuantitatif sering disebut dengan modal kerja kotor (gross working capital). Dalam konsep ini tidak mementingkan kualitas dari modal kerja, apakah modal kerja dibiayai dari modal para pemilik, hutang jangka panjang maupun hutang jangka pendek sehingga dengan modal kerja yang besar tidak mencerminkan margin of safety kreditur jangka pendek yang besar juga. Bahkan modal kerja yang besar menurut konsep ini tidak menjamin kelangsungan operasi yang akan datang, serta tidak mencerminkan likuiditas perusahaan yang bersangkutan. Hal yang demikian menjadi kelemahan dari konsep kuantitatif. 2. Konsep Kualitatif Konsep ini menitikberatkan pada kemampuan Perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendek yang harus dibayar. Dengan demikian maka sebagian dari aktiva lancar Perusahaan harus disedikan untuk memenuhi kewajiban yang segera harus dilakukan pembayaran.

7 12 Modal kerja menurut konsep ini didapatkan dengan melihat selisih antara jumlah aktiva lancar dan kewajiban jangka pendek, oleh karena itu konsep ini disebut juga sebagai konsep modal kerja bersih (net working capital concept). Keunggulan dari konsep ini adalah dapat terlihatnya tingkat likuiditas Perusahaan. Semakin besar jumlah Aktiva lancar yang dibandingkan dengan jumlah kewajiban jangka pendek akan meningkatkan tingkat kepercayaan pihak kreditor kepada Perusahaan. 3. Konsep Fungsional Konsep ini menekankan kepada fungsi dana yang dimiliki perusahaan dalam memperoleh laba. Setiap dana yang dimiliki dan digunakan perusahaan bertujuan untuk meningkatkan laba perusahaan. Konsep ini berpandangan bahwa semakin banyak dana yang digunakan sebagai modal kerja seharusnya dapat meningkatkan laba. Demikian pula sebaliknya, jika dana yang digunakan sedikit, laba pun akan menurun. Akan tetapi, dalam kenyataannya terkadang kejadiannya tidak selalu demikian. Dari konsep modal kerja tersebut dapat dijelaskan bahwa ada perbedaan mengenai modal kerja, yaitu modal kerja yang merupakan keseluruhan dari jumlah aktiva lancar yang ada dalam perusahaan, modal kerja sebagai kelebihan aktiva lancar atas kewajiban jangka pendeknya, dan modal kerja berdasarkan fungsi dari dana dalam menghasilkan pendapatan. Walaupun demikian pada prinsipnya pos-

8 13 pos yang tercakup di dalam aktiva lancar adalah sama seperti kas, surat-surat berharga, piutang, persediaan dan lain sebagainya. Singkatnya modal kerja mencakup kebutuhan manajemen perusahaan berupa: 1. Penentuan besarnya aktiva lancar yang harus dipertahankan atau berapa besar sumber-sumber keuangan yang harus diinvestasikan pada aktiva lancar. 2. Kebutuhan yang mencakup hubungan antara berbagai jenis aktiva dan pembiayaannya. 4. Jenis-jenis Modal Kerja Menurut A. W. Taylor dalam buku karangan Sutrisno (2007:141) menyatakan bahwa modal kerja bisa dikelompokkan ke dalam dua jenis sebagai berikut: 1. Modal kerja Permanen (Permanent Working Capital) 2. Modal kerja Variabel (Variable Working Capital). Adapun penjelasan dari jenis-jenis modal kerja tersebut diatas adalah sebagai berikut: 1. Modal kerja permanen (Permanent Working Capital) Modal kerja permanen adalah modal kerja yang selalu harus ada dalam perusahaan agar perusahaan dapat menjalankan kegiatannya untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Contohnya adalah safety cash dan safety stock. Modal kerja permanen dibagi menjadi dua macam, yaitu:

9 14 a. Modal Kerja Primer (Primary Working Capital) merupakan modal kerja minimal yang harus ada dalam perusahaan untuk menjamin agar perusahaan tetap bisa beroperasi. b. Modal Kerja Normal (Normal Working Capital) merupakan modal kerja yang harus ada agar perusahaan bisa beroperasi dengan tingkat produksi normal. Produksi normal merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan barang sebesar kapasitas normal perusahaan. Pengertian normal disini adalah dalam arti dinamis. 2. Modal KerjaVariabel (Variable Working Capital) Modal kerja variabel adalah modal kerja yang jumlahnya berubahubah sesuai dengan perubahan kegiatan ataupun keadaan lain yang mempengaruhi perusahaan atau yang berfluktuasi berdasarkan volume produksi atau penjualan. Modal kerja variabel terdiri dari: a. Modal Kerja Musiman (Seasonal Working Capital) merupakan sejumlah dana yang dibutuhkan untuk mengantisipasi apabila ada fluktuasi kegiatan perusahaan. b. Modal Kerja Siklis (Cyclical Working Capital) adalah modal kerja yang jumlah kebutuhannya dipengaruhi oleh fluktuasi konjungtur atau modal kerja yang dipengaruhi situasi ekonomi.

10 15 c. Modal Kerja Darurat (Emergency Working Capital) modal kerja ini kebutuhannya dipengaruhi oleh keadaan-keadaan yang terjadi diluar kemampuan perusahaan atau modal kerja yang berubah-ubah karena situasi yang tidak bisa diperkirakan. Modal kerja juga dapat dibagi menjadi dua yaitu modal kerja kotor (gross working capital) dan modal kerja bersih (net working capital). Modal kerja kotor adalah jumlah keseluruhan aktiva lancar, sementara modal kerja bersih adalah selisih antara aktiva lancar dan kewajiban jangka pendek. 5. Komponen Modal Kerja Modal kerja yang dibahas disini adalah modal kerja dalam konsep kualitatif, yaitu modal kerja bersih (net working capital), yang merupakan kelebihan aktiva lancar di atas kewajiban jangka pendeknya. Komponen modal kerja mencakup aktiva lancar dan kewajiban jangka pendek, yang dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Aktiva Lancar (Current Assets) Munawir (2007:17) menyatakan pengertian aktiva lancar sebagai berikut: Aktiva lancar adalah kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan yang phisiknya nampak (konkrit). Aktiva lancar mencakup uang kas, aktiva lainnya, atau sumber lainnya yang diharapkan dapat direalisasikan menjadi uang kas, atau dijual, atau dikonsumsi selama jangka waktu yang normal (biasanya

11 16 satu tahun). Yang termasuk aktiva lancar adalah sebagai berikut: a. Kas (Cash) Uang tunai atau alat pembayaran lainnya yang digunakan untuk membiayai operasional perusahaan. Kas merupakan bentuk aktiva yang paling likuid, yang bisa dipergunakan segera untuk memenuhi kewajiban finansial perusahaan. b. Modal Jangka Pendek (Temporary Investment) Obligasi pemerintah, obligasi perusahaan industri dan suratsurat utang sejenis, dan saham perusahaan lain yang dibeli untuk dijual kembali, dikenal sebagai investasi jangka pendek. Suratsurat berharga tersebut diperjualbelikan kembali untuk dimiliki dalam jangka waktu yang pendek (trading securities). adalah: Menurut PSAK No. 31 (2007:30.3) surat berharga (efek) Efek adalah surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, unit pernyertaan kontrasi investasi kolektif, kontrak berjangka pendek dan setiap derivatifnya pada efek. c. Piutang Dagang (Accounts Receivable) Meliputi keseluruhan tagihan atas langganan perseorangan yang timbul karena penjualan barang dagangan atau jasa secara kredit. Berikut pengertian piutang menurut para pakar, yaitu:

12 17 Menurut Hadri Mulya (2009:198) pengertian piutang adalah: Piutang adalah berupa hak klaim atau tagihan berupa uang atau bentuk lainnya kepada seseorang atau suatu perusahaan. Menurut Slamet Sugiri (2009:43) piutang yaitu: Piutang adalah tagihan baik kepada individu-individu maupun kepada perusahaan lain yang akan diterima dalam bentuk kas. Kebijakan penjualan kredit sengaja dilakukan untuk memperluas pasar dan memperbesar hasil penjualan. Dengan kebijakan penjualan kredit ini juga akan menimbulkan resiko bagi perusahaan akan tidak dapat ditagihnya sebagian atau bahkan seluruh dari piutang tersebut. Oleh karena itu perusahaan harus memperhitungkan biaya atas resiko tidak dapat ditagihnya piutang tersebut dalam bad debt expense. d. Wesel Tagih (Notes Receivable) Tagihan perusahaan kepada pihak lain yang dinyatakan dalam suatu promes. Promes tagih adalah promes yang ditandatangani untuk membayar sejumlah uang dalam waktu tertentu yang akan datang kepada seseorang atau suatu perusahaan yang namanya tercantum dalam surat perjanjian tersebut. e. Penghasilan yang masih akan diterima (Accruals Receivable) Penghasilan yang sudah menjadi hak perusahaan karena telah memberikan jasa-jasanya kepada pihak lain, tetapi pembayarannya belum diterima sehingga merupakan tagihan.

13 18 f. Persediaan Barang (Inventories) Barang dagangan yang dibeli untuk dijual kembali, yang masih ada di tangan pada saat penyusutan neraca. Menurut Agus Ristono (2009:1) persediaan adalah : Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau dijual kembali pada masa atau periode yang akan datang. Persediaan terdiri dari persediaan bahan baku, persediaan barang setengah jadi, dan persediaan barang jadi. Persediaan menurut Darmawan Sjahrial (2007:189) yaitu: Persediaan merupakan unsur utama dari modal kerja (aktiva lancar). Persediaan merupakan investasi yang sangat berarti pada banyak perusahaan. Sedangkan menurut PSAK No. 14 (2007: ) definisi persediaan sebagai berikut : Persediaan adalah aktiva: a. Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal b. Dalam proses produksi dan atau dalam pengolahan ; atau c. Dalam bentuk bahan baku atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberi jasa. Masing-masing jenis persediaan ini dijelaskan sebagai berikut: 1. Persediaan bahan baku (raw material stock), yaitu persediaan dari barang-barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. 2. Persediaan bagian produk atau parts yang dibeli (purchased parts atau component stock), yaitu persediaan barang-barang yang terdiri dari bagian yang diterima dari perusahaan lain, yang

14 19 dapat secara langsung di assembling dengan bagian lain, tanpa melalui proses produksi sebelumnya. 3. Persediaan bahan-bahan pembantu atau barang perlengkapan (supplies stock), yaitu persediaan atau bahan-bahan yang diperlukan dalam proses produksi untuk membantu berhasilnya proses produksi atau yang dipergunakan dalam bekerjanya suatu perusahaan, tetapi tidak merupakan bagian atau komponen barang jadi. 4. Barang setengah jadi atau barang dalam proses (work in process atau progress stock), yaitu persediaan barang yang keluar dari tiap-tiap bagian dalam suatu pabrik atau bahan-bahan yang telah diolah menjadi suatu bentuk, tetapi diproses kembali untuk kemudian menjadi barang jadi. 5. Persediaan barang jadi (finished good stock), yaitu persediaan barang-barang yang telah selesai diproses atau dioleh dalam pabrik dan siap untuk dijual kepada konsumen atau perusahaan lain. g. Biaya yang dibayar dimuka (Prepaid Expense) Pengeluaran untuk memperoleh jasa dari pihak lain, tetapi pengeluaran tersebut belum menjadi biaya atau jasa dari pihak lain itu yan belum dinikmati oleh perusahaan pada periode berjalan. 2. Kewajiban Jangka Pendek (Current Liabiliteis) Kewajiban jangka pendek merupakan kewajiban perusahaan

15 20 kepada pihak lain yang harus dipenuhi dalam jangka waktu kurang dari satu tahun, atau utang yang jatuh temponya masuk ke dalam siklus akuntansi yang sedang berjalan. Yang termasuk kewajiban jangka pendek adalah : a. Utang Dagang (Account Payable) Semua pinjaman yang timbul karena pembelian barangbarang dagangan atau jasa secara kredit. b. Wesel Bayar (Notes Payable) Promes tertulis dari perusahaan untuk membayar sejumlah uang atau perintah pihak lain pada tanggal tertentu yang akan datang yang ditetapkan (utang wesel). c. Penghasilan yang ditangguhkan (Deffered Revenue) Penghasilan yang diterima lebih dahulu merupakan penghasilan yang sebenarnya belum menjadi hak perusahaan. d. Utang Deviden (Devidens Payable) Bagian laba perusahaan yang digunakan sebagai deviden kapada pemegang saham tetapi belum dibayarkan pada waktu neraca disusun. e. Utang Pajak (Tax Payable) Beban pajak perseroan yang belum dibayarkan pada waktu neraca disusun. f. Kewajiban yang masih harus dipenuhi (Accruals Payable) Kewajiban yang timbul atas jasa-jasa yang diberikan

16 21 6. Penjualan kepada perusahaan selama jangka waktu tertentu, tetapi pembayarannya belum dilakukan, seperti upah, bunga, sewa, pensiun, dll. g. Utang Jangka Panjang yang telah Jatuh Tempo (Maturing Long Term Debt) Sebagain atau seluruh utang jangka panjang yang menjadi utang jangka pendek karena sudah sampai waktunya untuk dilunasi. Salah satu aktivitas perusahaan yang tidak kalah pentingnya adalah penjualan. Menurut M. Nafarin (2007:166) pengertian penjualan adalah : Penjualan berarti proses kegiatan menjual yaitu dari kegiatan penetapan harga jual sampai produk didistribusikan ketangan konsumen (pembeli). Penjualan merupakan salah satu sumber pendapatan perusahaan, semakin besar aktivitas penjualan di suatu perusahaan, maka akan semakin besar pula biaya yang akan dikeluarkan oleh perusahaan tersebut. Dari definisi diatas maka dapat diambil kesimpulan sebagai suatu bentuk perpindahan (transfer) dari penjual kepada pembeli sesuai dengan syarat dan kondisi yang disepakati. 7. Perputaran Modal Kerja Antara penjualan dan modal kerja mempunyai hubungan yang sangat erat. Apabila volume penjualan naik, investasi dalam persediaan dan piutang

17 22 juga meningkat, ini berarti juga meningkatkan modal kerja. Modal kerja selalu dalam keadaan berputar atau beroperasi dalam perusahaan selama perusahaan yang bersangkutan dalam keadaan usaha. Tingkat perputaran modal kerja bruto atau aktiva lancar dapat diukur dengan menggunakan rasio tingkat perputaran modal kerja yang dirumuskan sebagai berikut : Modal Kerja Bruto (Kuantitatif)= Aktiva Lancar Modal Kerja Neto (Kualitatif) = Aktiva Lancar Kewajiban Jangka Pendek Perputaran Modal Kerja = Penjualan Bersih Modal Kerja Bambang Riyanto (2008:62) Rasio ini menunjukkan berapa kali modal kerja berputar dalam satu periode (biasanya satu tahun). Lamanya waktu rata-rata yang dibutuhkan oleh modal kerja untuk setiap kali berputar disebut perputaran modal kerja. Periode perputaran modal kerja dapat ditentukan dengan persamaan sebagai berikut: Working Capital Turnover Period = 360 Days Working Capital Turnover Dari hubungan antara penjualan dengan modal kerja tersebut dapat diketahui juga apakah perusahaan bekerja dengan modal kerja yang tinggi atau bekerja dengan modal kerja rendah. Perputaran modal kerja yang tinggi diakibatkan rendahnya modal kerja yang ditanam dalam persediaan dan piutang, atau dapat juga menggambarkan tidak tersedianya modal

18 23 kerja yang cukup dan adanya perputaran persediaan dan perputaran piutang yang tinggi. Jika persediaan perputaran persediaan dan perputaran piutang yang tinggi, berarti perusahaan tidak membutuhkan saldo persediaan dan saldo piutang yang tinggi dengan demikian maka jumlah modal kerja pun tidak terlalu besar. Tidak cukupnya modal kerja mungkin disebabkan banyaknya utang jangka pendek yang sudah jatuh tempo sebelum persediaan dan piutang dapat diubah menjadi kas. Gambar 2.1 Contoh Perusahaan Dagang Penjualan Secara Kredit dan Tunai Contoh Perusahaan Dagang Penjualan Secara Kredit Kas Barang Dagang Piutang Kas 2 Pembe lian Penjualan Penerimaan Uang Contoh Perusahaan Dagang Penjualan Secara Tunai Kas Barang Dagang Kas 2 Pembe lian Penjualan / Penerimaan Uang Tingkat perputaran modal kerja dalam 1 tahun diketahui dengan cara membagi tahun dalam bulan atau hari dengan periode perputaran atau periode terikatnya modal kerja. Berikut adalah contoh kasus: a. Periode perputaran modal (Kas Kas2) = 1 bulan, maka tingkat perputaran modal kerjanya 12 kali dalam setahun.

19 24 b. Jika Kas 1 Kas 2 = 2 bulan, maka tingkat perputaran modal kerja 6 kali dalam setahun. c. Jika Kas 1 Kas 2 = 3 bulan, maka tingkat perputaran modal kerja 4 kali dalam setahun. d. Jika Kas 1 Kas 2 = 4 bulan, dimana barang harus dibayar dahulu sebelum barang diterima, periode penyimpanan dan penjualan meliputi waktu 2 bulan dan penerimaan piutang 1 bulan. Contoh Kasus untuk Metode Perputaran Modal: Lagunaseca Company adalah sebuah industry yang memproduksi Helm, yang setiap harinya sanggup memproduksi sebanyak 65 unit. Dalam satu bulan kerja, industry tersebut memiliki libur sebanyak 5 hari. Berikut adalah biaya-biaya yang dibebankan: a. Bahan dasar : Rp b. Bahan Pembantu : Rp c. TKL : Rp d. Biaya Administrasi : Rp e. Biaya Gaji Pimpinan : Rp Lagunaseca Company membeli bahan dasar untuk kelancaran produksi dengan member uang persekot kepada pemasok 4x24 jam sebelum barang diterima. Sedangkan waktu yang diperlukan untuk proses produksi adalah 3 hari. Barang tersebut disimpan kedalam almari pengaharum selama 4 hari, dan penjualan secara kredit dilakukan selama 5 hari. Lagunaseca Company ternyata menetapkan kas minimum sebesar Rp Cara menghitungnya adalah sebagai berikut: Rumus Metode Keterikatan Dana

20 25 BBB Biaya Pembantu Biaya TKL Biaya Administrasi Biaya Gaji Biaya Bahan Mentah x Unit Produksi Per Hari x Perputaran Kampus Biaya Bahan Pembantu per hari x Unit Produksi perhari x Perputaran Waktu Biaya TKL x Unit Produksi perhari x Perputaran Waktu Biaya Administrasi per bulan x Perputaran Waktu Hari Kerja Perbulan Biaya Gaji per bulan x Perputaran Waktu Hari Kerja Perbulan a. Perputaran Waktu Bahan Dasar Biaya Pembantu, TKL, Adm, dan Gaji Biaya Persekot 4 - Proses Produksi 3 3 Penyimpanan 4 4 Piutang b. Kebutuhan Dana Keterangan Biaya Total Hari Biaya Bahan Baku * Biaya Pembantu * Biaya TKL * Biaya Administrasi ** Biaya Gaji ** Total Biaya Kas Minimun Modal Kerja Analisa, jadi jumlah modal kerja yang diperlukan untuk Lagunaseca Company adalah sebesar Rp ,-

21 Metode Kebutuhan Penentuan Modal Kerja Masalah yang cukup penting dalam pengelolaan modal kerja adalah menentukan seberapa besar kebutuhan modal kerja suatu perusahaan. Hal ini penting karena bila modal kerja perusahaan terlalu besar berarti ada sebagian dana yang mengganggur dan dana ini akan menurunkan tingkat profitabilitas perusahaan. Demikian pula bila modal kerja terlalu kecil akan ada resiko proses produksi perusahaan kemungkinan akan terganggu. Oleh karena itu perlu ditentukan berapa besar kebutuhan modal suatu perusahaan. Dalam menaksir jumlah modal kerja, timbul masalah seperti akibat perbedaan pengertian tertentu modal kerja. Untuk menentukan kebutuhan modal kerja dapat digunakan dua metode, yaitu: a. Metode Keterikatan Dana, ada dua faktor yang mempengaruhi yaitu: 1. Periode terikatnya modal kerja, dan 2. Pengeluaran kas setiap hari. b. Metode Perputaran Modal Kerja Berdasarkan metode ini maka besarnya kebutuhan modal kerja ditentukan oleh perputaran kas, persediaan dan piutang. Perputaran kas merupakan berputarnya kas menjadi kas kembali, begitupun dengan piutang dan persediaan.

22 Pentingnya Modal Kerja Yang Cukup Modal kerja sebaiknya tersedia dalam jumlah yang cukup agar memungkinkan perusahaan untuk beroperasi secara ekonomis dan tidak mengalami kesulitan keuangan, misalnya dapat menutup kerugian dan mengatasi keadaan krisis atau darurat tanpa membahayakan keadaan keuangan perusahaan. Menurut Jumingan (2009:67), manfaat lain tersedianya modal kerja yang cukup adalah : 1. Melindungi perusahaan dari akibat buruk berupa turunnya nilai aktiva lancar. 2. Memungkinkan perusahaan untuk melunasi kewajiba-kewajiban jangka pendek tepat waktu. 3. Memungkinkan perusahaan untuk dapat membeli barang dengan tunai sehingga dapat mendapatkan keuntungan berupa potongan harga. 4. Menjamin perusahaan mempunyai credit standing dan dapat mengatasi peristiwa yang tidak dapat didugi seperti kebakaran, pencurian, dan sebagainya. 5. Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup guna melayani permintaan konsumennya. 6. Memungkinkan perusahaan dapat memberikan syarat kredit yang menguntungkan kepada pelanggan. 7. Memungkinkan perusahaan dapat beroperasi dengan lebih efisien karena tidak ada kesulitan dalam memperoleh bahan baku, jasa, dan suplai yang dibutuhkan. 8. Memungkinkan perusahaan mampu bertahan dalam periode resesi atau depresi. Diluar kondisi diatas, yakni adanya modal kerja yang dilebihlebihkan atau terjadinya kekurangan modal kerja, keduanya merupakan kondisi yang tidak menguntungkan bagi perusahaan. Modal kerja yang berlebihan menunjukkan adanya pengelolaan dana yang tidak efektif di samping akan menimbulkan keburukan-

23 28 keburukan seperti: 1. Dapat menimbulkan pemborosan-pemborosan 2. Investasi-investasi pada cabang yang tidak diinginkan. 3. Kerugian bunga saldo karena saldo bank yang tidak dipergunakan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Modal Kerja Berapa banyaknya modal kerja yang diperlukan oleh suatu perusahaan. Untuk menentukan jumlah modal kerja yang diperlukan oleh suatu perusahaan terdapat sejumlah faktor yang perlu dianalisis. Menurut Jumingan (2009:69), faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut: 1. Sifat umum atau tipe perusahaan 2. Waktu yang diperlukan untuk memproduksi atau mendapatkan barang dan ongkos produksi per unit atau harga beli barang tersebut. 3. Syarat pembelian dan penjualan. 4. Tingkat perputaran persediaan. 5. Tingkat perputaran piutang. 6. Pengaruh konjungtur (business cycle). 7. Derajat resiko kemungkinan menurunnya harga jual aktiva jangka pendek. 8. Pengaruh musim. 9. Credit rating dari perusahaan Sumber Modal Kerja Menurut Jumingan (2009:71), modal kerja menurut jenisnya dapat dibedakan menjadi dua golongan, yakni sebagai berikut: 1. Bagian modal kerja yang relatif permanen, yaitu jumlah modal kerja minimal yang harus tetap ada dalam perusahaan untuk dapat melaksanakan operasinya atau sejumlah modal kerja secara terus menerus diperlukan untuk kelangsungan usaha.

24 29 Modal kerja permanen ini dibedakan menjadi dua, yaitu: a. Modal kerja primer, yaitu jumlah modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjamin kontinuitas usaha nya. b. Modal kerja normal, yaitu jumlah modal kerja yang diperlukan untuk menyelenggarakan luas produksi yang normal. 2. Bagian modal kerja yang bersifat variabel, yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah tergantung pada perubahan keadaan. Modal kerja ini dibedakan dalam: a. Modal kerja musiman. b. Modal kerja siklis. c. Modal kerja darurat. Adapun penjelasan lain dari sumber-sumber modal kerja yang telah disebutkan di atas adalah sebagai berikut: 1. Hasil operasi perusahaan. 2. Keuntungan dari penjualan surat-surat berharga. 3. Penjualan aktiva lancar. 4. Penjualan saham atau obligasi Penggunaan Modal Kerja Pemakaian atau penggunaan modal kerja akan menyebabkan perubahan bentuk maupun penurunan jumlah aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan, tetapi penggunaan aktiva lancar tidak selalu diikuti dengan berubahnya atau turunnya jumlah modal kerja yang dimiliki oleh perusahaan. Kasmir (2008:253) mengemukkan tujuan penggunaan modal kerja sebagai berikut: 1. Guna memenuhi likuiditas perusahaan; 2. Dengan modal kerja yang cukup perusahaan memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajiban pada waktunya; 3. Memungkinkan perusahaan untuk memiliki persediaan yang

25 30 cukup dalam rangka memenuhi kebutuhan pelanggannya; 4. Memungkinkan perusahaan untuk memperoleh tambahan dana dari para kreditor, apabila resiko keuangannya memenuhi syarat; 5. Memungkinkan perusahaan memberikan syarat kredit yang menarik minat pelanggan, dengan kemampuan yang dimilikinya; 6. Guna memaksimalkan penggunaan aktiva lancar guna meningkatkan penjualan dan laba; 7. Melindungi diri apabila terjadi krisis modal kerja akibat turunnya nilai aktiva lancar 8. Tujuan lainnya. B. Laba Salah satu sasaran penting bagi organisasi yang berorientasi pada profit oriented adalah menghasilkan laba secara terus menerus sehingga kontinuitas perusahaan (going concern) terjaga dan dapat dipertahankan, bahkan untuk memperluas usaha perusahaan. Oleh karena itu jumlah laba yang dihasilkan dapat dipakai sebagai salah satu alat ukur efektivitas, karena laba adalah selisih antara pendapatan dan pengeluaran. 1. Pengertian Laba Keberhasilan suatu perusahaan dapat dilihat pada tingkat laba yang diperoleh perusahaan itu sendiri karena tujuan utama perusahaan pada umumnya adalah untuk memperoleh laba yang sebesar-besarnya dan laba merupakan faktor yang menentukan bagi kelangsungan hidup perusahaan itu sendiri. Pengertian laba menurut PSAK No. 15 (2007: ) adalah: Laba adalah semua unsur pendapatan dan beban yang diakui dalam suatu pendapatan dan beban dalam suatu periode harus tercakup

26 31 dalam penetapan laba/rugi untuk periode tersebut kecuali jika standar akuntansi keuangan yang berlaku mewajibkan atau memperbolehkan sebaliknya. Harahap (2007:241) mengemukakan pengertian laba sebagai berikut: Laba adalah naiknya nilai ekuitas dari transaksi yang sifatnya insidentil dan bukan kegiatan utama entitas dari transaksi kejadian lainnya yang mempengaruhi entitas selama satu periode tertentu kecuali yang berhasil dari hasil atau investasi dari pemilik. Dari pengertian laba diatas dapat dijelaskan bahwa laba adalah selisih lebih antara pendapatan dan biaya yang timbul dalam kegiatan utama atau sampingan di perusahaan selama satu periode. 2. Konsep Laba Di dalam kehidupan nyata konsep laba sangat diperlukan dalam proses dunia usaha atau bisnis, di mana konsep ini sebagai pedoman dalam pembuatan laporan keuangan bagi pihak tertentu dan berguna dalam pengambilan keputusan atau kebijakan yang akan dikeluarkan. dari: Harahap (2007:297) mengemukakan bahwa konsep laba terdiri 1. Konsep Laba Ekonomi (Economic Income); 2. Konsep Laba Akuntansi (Accounting Income); 3. Konsep Capital Maintenance. Adapun penjelasan dari konsep-konsep laba tersebut adalah sebagai berikut: 1. Konsep Laba Ekonomi (Economic Income) Sifat-sifatnya mencakup tiga tahap, yaitu: a. Physical Income, yaitu konsumen barang dan jasa pribadi

27 32 yang sebenarnya memberikan kesenangan fisik dan pemenuhan kebutuhan, laba jenis ini dapat diukur. b. Real Income, ungkapan kejadian yang sebenarnya memberikan peningkatan terhadap kesenangan fisik. c. Money Income, merupakan hasil uang yang diterima dan dimaksudkan untuk konsumsi dalam memenuhi kebutuhan hidup. 2. Konsep Laba Akuntansi (Accounting Income) Menurut akuntansi yang dimaksud adalah perbedaan antara revenue yang direalisasi yang timbul dari transaksi pada periode tertentu dihadapkan dengan biaya-biaya pada periode tersebut. 3. Konsep Capital Maintenance Menurut konsep ini laba baru disebut ada setelah modal yang dikeluarkan tetap masih ada (capital maintaned atau return on capital) atau biaya yang telah ditutupi (cost recovery) atau pengambilan modal return of capital. 3. Jenis-Jenis Laba Jenis-jenis laba dalam hubungan dengan perhitungan laba, yaitu: 1. Tambahan nilai (value added) yaitu harga jual produksi dan jasa perusahaan dikurangi harga pokok barang dan jasa yang dijual; 2. Laba kotor yaitu perbedaan antara pendapatan bersih dan penjualan

28 33 dengan harga pokok penjualan; 3. Laba dari operasi yaitu selisih antara laba kotor dengan total beban operasi; 4. Laba bersih perusahaan yaitu kelebihan hasil (revenue) dari biaya seluruh pendapatan dan rugi. Biaya ini tidak termasuk bunga, pajak dan bagi hasil; 5. Laba bersih bagi investor yaitu sama seperti laba bersih perusahaan tetapi setelah dikurangi pajak penghasilan. 6. Laba bersih bagi pemegang saham residual yaitu laba bersih kepada pemegang saham dikurangi dividen saham preferen. 4. Laba Operasi 7.6. Pengertian Laba Operasi Laba operasi merupakan suatu pengukuran laba perusahaan yang berasal dari aktivitas operasi yang masih berlangsung. Menurut Hery (2009:123) laba operasi adalah : Laba operasi adalah ukuran kinerja fundamental operasi perusahaan dan dihitung sebagai selisih antara laba kotor dengan beban operasi. Lebih lanjut Yadiati (2008:142) mengemukakan bahwa : Laba operasi ditentukan dengan mengurangkan penjualan bersih dengan harga pokok penjualan dan biaya operasi. Berdasarkan pendapat para ahli diatas maka disimpulkan bahwa laba operasi adalah selisih antara penjualan dengan harga pokok penjualan dan beban operasi selama satu periode.

29 34 C. Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Laba Operasi Perusahaan Hubungan antara modal kerja dengan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dikemukakan oleh beberapa ahli sangat penting untuk beberapa alasan. Untuk menjalankan perusahaan secara efisien, piutang dan persediaan harus dimonitor dan dikendalikan secara seksama. Hal ini penting untuk perusahaan yang berkembang cepat, karena investasi pada kedua aktiva ini cepat sekali berubah dan sulit dikendalikan. Perusahaan dengan sedikit aktiva lancar yang terlalu sedikit dapat menimbulkan kekurangan dan kesulitan dalam kelancaran operasi. Modal kerja mendasari dua keputusan penting perusahaan, modal kerja ini penentu dari tingkat pembiayaan jangka pendek dan jangka panjang. Periode perputaran modal kerja dimulai saat di mana kas diinvestasikan ke dalam komponen-komponen modal kerja untuk digunakan dalam menjalankan kegiatan operasi perusahaan sehari-hari sampai pada saat di mana modal kerja kembali lagi masuk ke perusahaan dalam bentuk laba. Perputaran modal kerja yang baik adalah lebih dari satu kali pertahun, karena dengan demikian lamanya perubahan kas menjadi modal kerja kembali tidak lebih dari setahun. Lamanya periode perputaran modal kerja tergantung pada berapa lama periode perputaran dari komponen modal kerja, yaitu perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan. Masalah modal kerja dan laba operasi di dalam suatu perusahaan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, karena modal kerja digunakan oleh

30 35 perusahaan dalam menjalankan aktivitas atau kegiatan operasi, dan perusahaan menjalankan kegiatan operasi tersebut dengan maksud untuk mendapatkan laba. Apabila modal kerja yang terdapat dalam perusahaan digunakan dengan efektif dan efisien (modal kerja tidak ada yang menganggur dan perputarannya cepat), maka kesempatan perusahaan untuk mendapatkan laba pun akan semakin besar. 1. Penelitian Terdahulu a. Lisa Stephanie (2007) Penelitian yang dilakukan Lisa Stephanie tahun 2007 dengan judul pengaruh perputaran modal kerja terhadap laba operasi perusahaan. Dari hasil penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa perputaran modal kerja berpengaruh terhadap laba operasi perusahaan. Pengaruh perputaran modal kerja terhadap laba operasi perusahaan adalah sebesar 82,08% sedangkan sisanya sebesar 17,92% dipengaruhi faktor lain. b. Penelitian Chandra Lesmana Giri (2008) Penelitian yang dilakukan Chandra Lesmana Giri tahun 2008 dengan judul pengaruh perputaran modal kerja terhadap profitabilitas (ROA). Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, menunjukkan pengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas (ROA). Sedangkan besarnya kontribusi pengaruh perputaran modal kerja terhadap profitabilitas (ROA) sebesar 27,2% yang menunjukkan masih terdapat 72,8% yang dipengaruhi faktor lain.

31 36 c. Penelitian UL Kurniawan (2008) Penelitian yang dilakukan UL Kurniawan tahun 2008 dengan judul pengaruh perputaran modal kerja terhadap tingkat likuiditas. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa perputaran modal kerja tidak berpengaruh terhadap tingkat likuiditas sebuah perusahaan, karena tingkat likuiditas perusahaan lebih banyak dipengaruhi oleh faktor lain sebesar 85,94%. d. Penelitian Christine Yosephine Sinar (2009) Penelitian yang dilakukan Christine Yosephine Sinar tahun 2009 dengan judul pengaruh perputaran modal kerja terhadap tingkat likuiditas. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa perputaran modal kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap likuiditas perusahaan. Hal ini dapat dibuktikan dengan nilai t hitung sebesar lebih kecil dari t tabel: 2.015, maka H1 ditolak. e. Penelitian Anik Wahyuningsih (2010) Penelitian yang dilakukan Anik Wahyuningsih tahun 2010 dengan judul pengaruh perputaran modal kerja terhadap profitabilitas, likuiditas, dan aktivitas. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa perputaran modal kerja terhadap profitabilitas, likuiditas dan aktivitas cukup berpengaruh. f. Penelitian Khusnul Khotimah (2010) Penelitian yang dilakukan Khusnul Khotimah tahun 2010 dengan judul pengaruh perputaran modal kerja, perputaran kas, dan

32 37 perputaran persediaan terhadap profitabilitas. Dari hasil penelitian yang dilakukan, dapat diketahui bahwa perputaran modal kerja, perputaran kas, dan perputaran persediaan terhadap profitabilitas adalah berpengaruh.

33 38 Dari penelitian-penelitian terdahulu dapat diketahui perbedaaan dan persamaan dengan penelitian sekarang, seperti terlihat pada tabel berikut: Tabel 2.1 Jurnal atau Penelitian Terdahulu No Nama Judul Penelitian Tahun Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian 1 Lisa Stepahanie Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Laba Operasi Perusahaan 2007 Variabel X Perputaran Modal Kerja Variabel Y Laba Operasi Berpengaruh 2 Chandra Lesmana Giri 3 UL Kurniawan Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Profitabilitas (ROA) Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Likuiditas Variabel X Perputaran Modal Kerja Variabel X Perputaran Modal Kerja Variabel Y Likuiditas Variabel Y Profitabilitas (ROA) Sampel yang lebih sedikit Tidak Berpengaruh Positif Berpengaruh 4 Christine Yosephine Sinar Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Tingkat Likuiditas Perusahaan 2009 Variabel X Perputaran Modal Kerja Variabel Y Tingkat Likuiditas Berpengaruh 5 Anik Wahyuningsih Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Profitabilitas, Likuiditas, Aktivitas 2010 Variabel X Perputaran Modal Kerja Variabel Y1 Profitabilitas Variabel Y2 Likuiditas Variabel Y3 Aktivitas Berpengaruh 6 Khusnul Khotimah Pengaruh Perputaran Modal Kerja, Perputaran Kas, dan Perputaran Persediaan Terhadap Profitabilitas 2010 Variabel X1 Perputaran Modal Kerja Variabel X2 Perputaran Kas Variabel X3 Perputaran Persediaan Variabel Y Profitabilitas Berpengaruh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses kegiatan pencatatan akuntansi yang memberikan informasi mengenai perkembangan suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Modal Kerja Modal kerja sangat diperlukan dalam menjalankan kegiatan usaha. Setiap perusahaan tentunya membutuhkan modal kerja dalam melakukan kegiatan operasional

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Modal Kerja 2.1.1.1 Pengertian Modal Kerja Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk membeli uang muka pada pembelian bahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Modal Kerja. dan biaya-biaya lainnya, setiap perusahaan perlu menyediakan modal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Modal Kerja. dan biaya-biaya lainnya, setiap perusahaan perlu menyediakan modal BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Modal Kerja 2.1.1.1 Pengertian Modal Kerja Modal kerja sangat penting dalam operasi perusahaan dari hari ke hari seperti misalnya untuk member uang muka

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kaitannya dengan operasional perusahaan sehari-hari. Modal kerja yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kaitannya dengan operasional perusahaan sehari-hari. Modal kerja yang 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Modal Kerja Setiap perusahaan dagang, jasa, maupun industri mempunyai dana dan membutuhkan modal kerja, karena itulah masalah modal kerja sangat erat kaitannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membelanjai operasi sehari-harinya, misalnya untuk membayar gaji pegawai, di mana uang atau dana yang telah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang hasil akhirnya sangat dibutuhkan baik bagi manajemen untuk menyusun rencana yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan. Modal kerja merupakan kekayaan atau aset yang diperlukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan. Modal kerja merupakan kekayaan atau aset yang diperlukan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1 Modal Kerja Modal Kerja sangat dibutuhkan perusahaan untuk mengoperasikan perusahaan. Modal kerja merupakan kekayaan atau aset yang diperlukan perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan Definisi laporan keuangan menurut IAI dalam SAK ETAP Bab 3 (2013:17) paragraf 3.12 yaitu bagian dari proses pelaporan keuangan dan laporan

Lebih terperinci

BAB IV MODAL KERJA A. Pengertian Modal Kerja

BAB IV MODAL KERJA A. Pengertian Modal Kerja BAB IV MODAL KERJA A. Pengertian Modal Kerja Modal kerja merupakan investasi dalam harta jangka pendek atau investasi dalam harta lancar (current assets). Modal kerja dapat dikategorikan menjadi dua yaitu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Peranan, dan Jenis Modal Kerja 2.1.1 Pengertian Modal Kerja Modal kerja merupakan selisih antara aktiva lancar dengan hutang lancar seperti definisi menurut Harahap

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Menurut PSAK No.1 ( Revisi 2009 ) Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Modal Kerja II.1.1 Pengertian Modal Kerja Dalam aktivitas sebuah perusahaan tidak dipungkiri bahwa dibutuhkan dana untuk menjalankan operasinya, mulai dari membeli bahan baku

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Kondisi keuangan suatu perusahaan dapat diketahui dari laporan keuangan yang terdiri atas neraca,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan merupakan hasil akhir suatu proses kegiatan pencatatan akuntansi yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja 2.1.1 Definisi Modal Kerja Modal kerja sangat penting dalam operasi perusahaan dari hari ke hari seperti misalnya untuk member uang muka pada pembelian bahan baku

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. bahwa Modal kerja adalah investasi sebuah perusahaan pada aktiva-aktiva jangka

BAB II LANDASAN TEORI. bahwa Modal kerja adalah investasi sebuah perusahaan pada aktiva-aktiva jangka BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Modal Kerja Menurut Eugene F. Brigham dan Joel F. Housten (2006:131) mengatakan bahwa Modal kerja adalah investasi sebuah perusahaan pada aktiva-aktiva jangka pendek-kas, sekuritas,

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS 10 BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Lubis (2004) melakukan penelitian dengan judul Analisis Modal Kerja Sebagai Dasar Penilaian Posisi Keuangan Perusahaan pada PT. Indofarma Global Medika

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis Optimalisasi Modal Kerja pada CV. Dharma Utama Batu. Metode

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis Optimalisasi Modal Kerja pada CV. Dharma Utama Batu. Metode BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hasil Penelitian Terdahulu Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati (2012) dengan judul Analisis Optimalisasi Modal Kerja pada CV. Dharma Utama Batu. Metode yang digunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen keuangan dalam banyak hal berkaitan dengan pembuatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen keuangan dalam banyak hal berkaitan dengan pembuatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan 2.1.1 Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan dalam banyak hal berkaitan dengan pembuatan keputusan. Seiring dengan perkembangannya, tugas manajer

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan. Menurut Kasmir (2011) yang dimaksud Laporan Keuangan yaitu :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan. Menurut Kasmir (2011) yang dimaksud Laporan Keuangan yaitu : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil akhir dari proses akuntansi, yang berarti ringkasan dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rentabilitas Menurut Munawir (2004:86), rentabilitas atau profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. Ketatnya persaingan dalam bidang perekonomian dan bidang bisnis

BAB II LANDASAN TEORITIS. Ketatnya persaingan dalam bidang perekonomian dan bidang bisnis 13 BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1 Modal Kerja Ketatnya persaingan dalam bidang perekonomian dan bidang bisnis dewasa ini, semakin memacu dunia usaha untuk meningkatkan daya saingnya melalui peningkatan efisiensi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Menurut Munawir (2010:2) Laporan Keuangan adalah : Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. studi kasus pada Koperasi Unit Desa Sumber Makmur Ngantang. Adapun hasil penelitian yang diperoleh menunjukan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. studi kasus pada Koperasi Unit Desa Sumber Makmur Ngantang. Adapun hasil penelitian yang diperoleh menunjukan bahwa BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu dilakukan oleh Wicaksono (2013) yaitu studi kasus pada Koperasi Unit Desa Sumber Makmur Ngantang. Adapun hasil penelitian yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Martono dan Harjito (2014:51) analisis laporan keuangan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Martono dan Harjito (2014:51) analisis laporan keuangan BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Analisis Laporan Keuangan Menurut Martono dan Harjito (2014:51) analisis laporan keuangan merupakan analisis mengenai kondisi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sumber dan Penggunaan Modal Kerja dalam Meningkatkan Profitabilitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sumber dan Penggunaan Modal Kerja dalam Meningkatkan Profitabilitas BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang membahas masalah yang hampir sama dilakukan oleh Mohammad Wisnu Prabowo (2010) meneliti tentang Analisis Sumber dan Penggunaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam era persaingan bisnis sekarang ini, modal merupakan salah satu faktor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam era persaingan bisnis sekarang ini, modal merupakan salah satu faktor BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Modal Dalam era persaingan bisnis sekarang ini, modal merupakan salah satu faktor yang mendukung keberhasilan suatu perusahaan. Oleh sebab itu masalah modal merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh Santi Kumalasari (2008) yang berjudul Analisi Modal Kerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh Santi Kumalasari (2008) yang berjudul Analisi Modal Kerja BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Peneliti yang mengkaji tentang modal kerja sebelumnya pernah dilakukan oleh Santi Kumalasari (2008) yang berjudul Analisi Modal Kerja Pada Perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja 2.1.1 Pengertian Modal Kerja Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membelanjai operasinya sehari-hari. Uang atau dana yang telah dikeluarkan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membayar upah buruh dan gaji pegawai serta biaya-biaya lainnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membayar upah buruh dan gaji pegawai serta biaya-biaya lainnya. A. Tinjauan Teoritis BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja 2.1.1 Definisi Modal Kerja Setiap perusahaan perlu menyediakan modal kerja untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari seperti misalnya

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. judul Analisis Pengaruh Efektivitas Modal Kerja dan Operating Assets Turnover

BAB II URAIAN TEORITIS. judul Analisis Pengaruh Efektivitas Modal Kerja dan Operating Assets Turnover 18 BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Yuliafitri, Koesmawan, dan Amilin (2005) melakukan penelitian dengan judul Analisis Pengaruh Efektivitas Modal Kerja dan Operating Assets Turnover Terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam usaha menciptakan laba yang memadai bagi terjaminnya. komunitas perusahaan. Oleh karena itu, permasalahan dalam perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. dalam usaha menciptakan laba yang memadai bagi terjaminnya. komunitas perusahaan. Oleh karena itu, permasalahan dalam perusahaan BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pengelolaan modal mempunyai peranan yang sangat penting dalam usaha menciptakan laba yang memadai bagi terjaminnya komunitas perusahaan. Oleh karena itu, permasalahan dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja 2.1.1 Definisi Modal Kerja Setiap perusahaan perlu menyediakan modal kerja, perusahaan yang bergerak dibidang apapun baik itu perusahaan jasa maupun perusahaan produksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja 2.1.1 Pengertian Modal Kerja Setiap perusahaan dalam melakukan kegiatan operasional sehari-hari tentunya membutuhkan dana untuk membiayainya. Dana yang telah dikeluarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. defenisi dari modal kerja, kas, piutang dan persediaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. defenisi dari modal kerja, kas, piutang dan persediaan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis Pada tinjauan teoritis di Bab II ini akan menjelaskan lebih dalam mengenai defenisi dari modal kerja, kas, piutang dan persediaan. 2.1.1 Modal Kerja Pada bagian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Jenis-jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Secara Umum dapat dikatakan bahwa laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Modal Kerja 2.1.1.1. Pengertian Modal Kerja Perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membelanjai operasinya sehari hari. Pengertian modal kerja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Munawir (2010:2) yang dimaksud Laporan Keuangan yaitu :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Munawir (2010:2) yang dimaksud Laporan Keuangan yaitu : 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir suatu proses kegiatan pencatatan akuntansi yang merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seperti misalnya untuk memberi uang muka pada pembelian bahan baku atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seperti misalnya untuk memberi uang muka pada pembelian bahan baku atau BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Modal Kerja 2.1.1.1 Pengertian Modal Kerja Dalam operasional kegiatan keseharian perusahaan, modal memiliki peran utama sehingga kelangsungan hidup perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang tersedia untuk membiayai kegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang tersedia untuk membiayai kegiatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Modal Kerja Modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan atau dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang tersedia untuk membiayai

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. perusahaan untuk memperoleh keuntungan (profit) pada tingkat penjualan, aktiva,

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. perusahaan untuk memperoleh keuntungan (profit) pada tingkat penjualan, aktiva, BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Profitabilitas Profitabilitas menurut Hanafi dan Halim (2005:85) kemampuan suatu perusahaan untuk memperoleh keuntungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal kerja Dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya, modal kerja sangat berpengaruh dalam perusahaan. Adanya modal kerja yang cukup sangat penting bagi suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI. menjaga kelangsungan hidup usaha tersebut dimasa yang akan datang dan

BAB II KERANGKA TEORI. menjaga kelangsungan hidup usaha tersebut dimasa yang akan datang dan BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Profitabilitas 2.1.1 Pengertian Profitabilitas Tujuan utama suatu usaha adalah untuk memaksimalkan nilai usaha dan menjaga kelangsungan hidup usaha tersebut dimasa yang akan datang

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS. Djarwanto (2001) menjelaskan bahwa laporan keuangan pada dasarnya

BAB II KERANGKA TEORITIS. Djarwanto (2001) menjelaskan bahwa laporan keuangan pada dasarnya BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1. Teori Tentang Laporan Laporan Keuangan 2.1.1. Pengertian Laporan Keuangan Djarwanto (2001) menjelaskan bahwa laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akutansi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Laporan Keuangan Salah satu aspek yang paling penting untuk diamati perkembangannya di dalam suatu perusahaan adalah bidang keuangannya. Pihak-pihak yang berkepentingan dapat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. dikemukakan adanya beberapa konsep, yaitu :

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. dikemukakan adanya beberapa konsep, yaitu : BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Modal Kerja Menurut Bambang Riyanto (2001:57) pengertian modal kerja ini dapat dikemukakan adanya beberapa konsep, yaitu : 1) Konsep

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sawir (2005:129), modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sawir (2005:129), modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Modal Kerja 1. Pengertian Modal Kerja Menurut Sawir (2005:129), modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan, atau dapat pula dimaksudkan sebagai dana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUTAKA. Kebutuhan dana tersebut digunakan untuk membiayai kebutuhan investasi maupun

BAB II TINJAUAN PUTAKA. Kebutuhan dana tersebut digunakan untuk membiayai kebutuhan investasi maupun BAB II TINJAUAN PUTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Modal Kerja Setiap perusahaan yang melakukan kegiatannya selalu membutuhkan dana. Kebutuhan dana tersebut digunakan untuk membiayai kebutuhan investasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. siklus akuntansi melalui hasil penjualan produksinya. benar-benar-benar sesuai dengan kebutuhan. Dengan tersedianya modal kerja

BAB II LANDASAN TEORI. siklus akuntansi melalui hasil penjualan produksinya. benar-benar-benar sesuai dengan kebutuhan. Dengan tersedianya modal kerja BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Uraian Teori 2.1.1 Pengertian Modal Kerja Setiap perusahaan modal kerja untuk dapat menjalankan operasional seharihari dimana dana yang dikeluarkan itu diharapkan akan dapat kembali

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dikarenakan perkembangan teknologi yang semakin pesat dan makin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dikarenakan perkembangan teknologi yang semakin pesat dan makin BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja 2.1.1 Pengertian Modal Dikarenakan perkembangan teknologi yang semakin pesat dan makin banyaknya perusahaan-perusahaan menjadi besar, maka faktor produksi modal

Lebih terperinci

Bab 4 Manajemen Modal Kerja

Bab 4 Manajemen Modal Kerja Dasar Manajemen Keuangan 62 Bab 4 Manajemen Modal Kerja Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menjelaskan tentang konsep modal kerja, perputaran modal kerja, dan penentuan jumlah modal kerja. S etiap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan judul penelitian Analisis Optimalisasi Penggunaan Modal Kerja pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan judul penelitian Analisis Optimalisasi Penggunaan Modal Kerja pada BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu dilakukan oleh Denta Umar Aminudin (2007) dengan judul penelitian Analisis Optimalisasi Penggunaan Modal Kerja pada Perusahaan Shuttlecock

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian laporan keuangan lainnya yang diungkapkan oleh Munawir

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian laporan keuangan lainnya yang diungkapkan oleh Munawir BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir suatu proses kegiatan pencatatan akuntansi yang merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Setiap aktivitas yang dilaksanakan oleh individu maupun suatu lembaga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Setiap aktivitas yang dilaksanakan oleh individu maupun suatu lembaga BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Modal Kerja Setiap aktivitas yang dilaksanakan oleh individu maupun suatu lembaga selalu memerlukan dana. Perusahaan yang merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep, Konstruksi, dan Variabel Penelitian 2.1.1 Perputaran Modal Kerja Definisi Modal Kerja menurut Keown et al (2010) adalah : Investasi total perusahaan pada aktiva lancar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi keuangan suatu perusahaan mengenai posisi keuangan apakah keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Keuangan Sebelum membahas pengertian manajemen keuangan sebaiknya kita telusuri dulu beberapa istilah pokok beserta pengertian-pengertian yang terkait dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 20 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Pengertian manajemen keuangan menurut beberapa pendapat, yaitu: Segala aktifitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. luas sebagai hak atau klaim terhadap pihak lain atas uang, barang dan jasa.

BAB II LANDASAN TEORI. luas sebagai hak atau klaim terhadap pihak lain atas uang, barang dan jasa. BAB II LANDASAN TEORI A. Piutang 1. Pengertian Piutang Menurut Skousen (2005 : 286), Piutang dapat di defenisikan dalam arti luas sebagai hak atau klaim terhadap pihak lain atas uang, barang dan jasa.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Profitabilitas Profitabilitas adalah rasio yang mengukur efektifitas manajemen yang ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan

Lebih terperinci

BAB II TELAAH PUSTAKA. perkembangan perusahaan tergantung dari cara pengelolaannya. Pengelolaan

BAB II TELAAH PUSTAKA. perkembangan perusahaan tergantung dari cara pengelolaannya. Pengelolaan BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1. Pengertian Pengelolaan Dan Modal Kerja 2.1.1. Pengertian pengelolaan Dalam suatu perusahaan, pengelolaan mempunyai arti penting karena perkembangan perusahaan tergantung dari

Lebih terperinci

BAB 2 LANDSAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB 2 LANDSAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 15 BAB 2 LANDSAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori Penelitian ini berdasarkan pada teori manajemen modal kerja yang terdiri dari periode pengumpulan piutang rata-rata, perputaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan merupakan laporan pertanggungjawaban suatu perusahaan pada satu periode tertentu mengenai kegiatan perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Modal Kerja Modal kerja adalah investasi perusahaan pada aktiva lancar seperti kas, surat berharga, piutang dan persediaan. Berdasarkan pengertian pokok modal kerja (Working

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan Menurut Sawir (2005), kinerja adalah kemampuan perusahaan untuk mendapatkan penghasilan atau meraih keuntungan (laba) dan kemampuan dalam mengelola perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENGERTIAN MODAL KERJA Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membelanjai operasinya sehari-hari, misalkan untuk memberikan persekot pembelian bahan mentah,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Modal kerja secara tradisional diartikan sebagai dana yang tersedia untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Modal kerja secara tradisional diartikan sebagai dana yang tersedia untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Modal kerja Bersih a. Pengertian Modal kerja Modal kerja secara tradisional diartikan sebagai dana yang tersedia untuk membiayai kegiatan operasional sehari-hari

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. dalamnya kas, sekuritas, piutang, persedian, dan dan dalam beberapa

BAB II LANDASAN TEORITIS. dalamnya kas, sekuritas, piutang, persedian, dan dan dalam beberapa 6 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian dan Jenis Modal Kerja 1. Pengertian modal kerja Burton A, Kolb (Sawir, 2005:129) menyatakan modal kerja adalah investasi perusahan dalam aktiva jangka pendek atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Modal Kerja 2.1.1. Pengertian dan Konsep Modal Kerja Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membelanjai operasinya sehari-hari. Uang atau dana yang telah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Jenis-jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Secara umum dapat dikatakan bahwa laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir suatu proses kegiatan pencatatan akuntansi yang merupakan suatu

Lebih terperinci

PENGOLAHAN MODAL KERJA

PENGOLAHAN MODAL KERJA PENGOLAHAN MODAL KERJA MODAL KERJA Yaitu dana yang diperlukan oleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan operasianal perusahaan sehari-hari, seperti pembelian bahan baku, pembayaran upah guru, membayar hutang,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Manfaat Manajemen Keuangan Dalam Perusahaan. Manajemen Keuangan merupakan salah satu fungsi yang penting (strategik) bagi keberhasilan perusahaan. Hampir semua

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja 2.1.1 Pengertian Modal Kerja Setiap perusahaan yang melakukan kegiatannya selalu membutuhkan dana, kebutuhan dana tersebut digunakan untuk membiayai kebutuhan investasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk memenuhi kebutuhan tersebut ikut menentukan sampai seberapakah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk memenuhi kebutuhan tersebut ikut menentukan sampai seberapakah BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Likuiditas Likuiditas merupakan salah satu faktor yang menentukan sukses atau kegagalan perusahaan. Penyediaan kebutuhan uang tunai dan sumber-sumber untuk

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan media yang penting untuk menilai prestasi serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat mengambil suatu keputusan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada setiap perusahaan sangat dibutuhkan, karena laporan tersebut merupakan salah satu media informasi yang

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Munawir (2010; 96) menjelaskan bahwa salah satu ciri dari kegiatan perusahaan yaitu adanya transaksi-transaksi. Transaksi- transaksi tersebut dapat mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan 2.1.1 Definisi Manajemen Keuangan Definisi manajemen keuangan mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan jaman. Secara umum manajemen keuangan dapat diartikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan 2.1.1 Pengertian Manajemen Keuangan Salah satu fungsi perusahaan yang penting bagi keberhasilan suatu usaha perusahaan dalam mencapai tujuannya adalah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuangan Prinsip manajemen perusahaan mengharuskan agar dalam proses memperoleh maupun menggunakan dana harus didasarkan pada pertimbangan efisiensi dan efektivitas.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu a. Penelitian yang dilakukan oleh Manalu (2004) mengenai analisis tingkat efifiensi dan efektivitas penggunaan modal kerja pada PT. Telekomunikasi Indonesia,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan Beberapa pengertian laporan keuangan menurut para ahli: Menurut Harahap (2013:105): Laporan Keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konseptual Modal Kerja 2.1.1 Definisi Modal Kerja Setiap perusahaan perlu menyediakan modal kerja untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari seperti misalnya untuk

Lebih terperinci

MANAJEMEN MODAL KERJA

MANAJEMEN MODAL KERJA MANAJEMEN MODAL KERJA Definisi Modal kerja adalah selisih antara aktiva lancar dengan hutang lancar. Dengan demikian modal kerja merupakan investasi dalam kas, surat-surat berharga, piutang dan persediaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Spradley (1980) dalam Sugiyono (2012; 244) menyatakan bahwa:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Spradley (1980) dalam Sugiyono (2012; 244) menyatakan bahwa: 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis 2.1.1 Analisis Data Analisis data merupakan bagian yang amat penting dalam metode ilmiah, karena dengan analisis data tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.2.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir suatu proses kegiatan pencatatan akuntansi yang merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian Bab 1 Pasal 1 ayat 1, koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan

Lebih terperinci

ANDRI HELMI M, SE., MM. Analisis Laporan Keuangan

ANDRI HELMI M, SE., MM. Analisis Laporan Keuangan ANDRI HELMI M, SE., MM. Analisis Laporan Keuangan Melindungi kemungkinan terjadinya krisis keuangan guna membenahi modal kerja yang diperlukan Merencanakan dan mengawasi rencana perusahaan menjadi rencana

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pusataka 2.1.1 Rasio Profitabilitas Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu 50 BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu perusahaan. Salah satu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Untuk memberikan gambaran dan memperjelas kerangka pikir dalam penelitian ini, maka peneliti perlu membahas hasil penelitian terdahulu. Penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Prinsip dan Tujuan Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Koperasi berasal dari kata co dan operation, yang mengandung arti kerjasama untuk mencapai sebuah tujuan tertentu.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Keuangan Sebelum membahas pengertian manajemen keuangan sebaiknya kita telusuri dulu beberapa istilah pokok beserta pengertian-pengertian yang terkait dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Modal dan Klasifikasi Modal Dalam perusahaan, masalah modal merupakan masalah yang tidak akan berakhir, mengingat bahwa masalah modal itu mengandung banyak dan berbagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Modal Kerja Setiap perusahaan dalam melakukan kegiatan operasional sehari-hari tentunya membutuhkan dana untuk membiayainya. Dana yang telah dikeluarkan itu diharapkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Piutang 1. Piutang Piutang adalah tagihan kepada pihak lain dimasa yang akan datang karena terjadinya transaksi dimasa lalu. Piutang digolongkan menjadi dua yaitu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Profitabilitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Profitabilitas BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Profitabilitas 2.1.1.1 Pengertian Profitabilitas Profitabilitas merupakan hasil bersih dari sejumlah kebijakan dan keputusan perusahaan. Rasio profitabilitas

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan dari

Lebih terperinci