Teknologi Hidroponik (PNE 1408)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Teknologi Hidroponik (PNE 1408)"

Transkripsi

1 Teknologi Hidroponik (PNE 1408)

2 Materi Perkuliahan Pendahuluan Sarana dan Prasarana Hidroponik Nutrisi Hidroponik Media Tanam Jenis-jenis Hidroponik Jenis Tanaman yang Sesuai untuk Hidroponik Presentasi I Presentasi II

3 Skoring Nilai Akhir = 0,3*Praktikum + 0,2*Tugas + 0,5*Ujian

4 Hidroponik Istilah hidroponik (hydroponics) pertama kali diperkenalkan oleh Dr. William Frederick Gericke pada tahun 1937 melalui artikel di sebuah majalah ilmiah (Science, Feb 178:1). Kata Hidroponik merupakan kombinasi dari dua kata dalam bahasa yunani yaitu hydro (air) dan ponos (mengerjakan). Makna sederhana: Cara budidaya tanaman dengan menggunakan medium air.

5 Definsi-definisi Hidroponik Harris (1977), Teknik menumbuhkan tanaman di suatu media selain tanah dengan menggunakan campuran unsur hara esensial tanaman yang dilarutkan dengan air. Wignarjah (1995), Teknik untuk menumbuhkan tanaman tanpa menggunakan tanah, kultur cair. Jensen (1997), Teknologi untuk menumbuhkan tanaman di dalam cairan unsur hara (air yang mengandung pupuk) dengan atau tanpa menggunakan media tumbuh tiruan (pasir, kerikil, vermikulit, sabut, serbuk geraji, dll). Devries (2003), Sesuatu kegiatan pertanian di mana semua unsur hara disuplai ke dalam tanaman melalui aliran air, dengan media pertumbuhan selain tanah (umumnya anorganik), dan tanaman yang ditumbuhkan untuk menghasilkan bunga atau buah untuk dijual.

6 Sejarah pemanfaatan hidroponik Kegiatan untuk menumbuhkan tanaman di larutan yang kaya akan unsur hara telah dilakukan pada masa lalu, sebagai contoh: taman menggantung di babilonia ( SM), kebun terapung suku aztek, kegiatan penelitian tentang pertumbuhan tanaman pada abad 18. Kemudian teknik hidroponik mulai diperkenalkan pada tahun 1930-an melalui seragkaian publikasi ilmiah oleh para ilmuwan di California Amerika Serikat. Dalam rangka memenuhi kebutuhan logistik pada perang dunia II, pihak militer amerika serikat membangun kebun hidroponik (±8 ha) di sejumlah kepuluan pasifik barat untuk mensuplai kebutuhan sayuran segar (tomat, lobak, cabai, selada, dan mentimun) untuk tentara yang sedang berperang di daerah itu.

7 Taman tergantung Babilonia

8 Kebun terapung suku aztec (Chinampa)

9 Hidroponik pada masa PD II

10 Hidroponik modern

11 Hidroponik berputar

12 Alasan Berhidroponik Semakin berkurangnya lahan pertanian yang produktif. Untuk melepas ketergantungan terhadap musim maupun iklim. Mendapatkan tanaman dengan kualitas dan nilai ekonomi yang lebih tinggi. Sebagai suatu bentuk usaha pertanian bebas pestisida.

13 Kelebihan Sistem Hidroponik Kebersihan area penanaman lebih terjaga Tidak memerlukan pengolahan tanah dan pembersihan gulma. Penggunaan lahan, air, dan pupuk lebih efisien. Tidak tergantung musim. Kualitas dan produktifitas lebih tinggi. Produk yang dihasilkan lebih bernutrisi. Dapat diusahakan di daerah yang sulit digunakan sebagai lahan pertanian (gurun, lahan gambut, daerah payau, dll)

14 Hidroponik di daerah gurun

15 Maybe In Space..!!!!

16 Kekurangan Sistem Hidroponik Biaya konstruksi dan instalasi yang relatif mahal. Diperlukan pengetahuan yang cukup tentang bagaimana menumbuhan tanaman serta cara pemberian unsur hara yang tepat. Jenis penyakit yang biasa ditularkan lewat tanah atau yang disebakan oleh nematoda sangat mudah sekali menyebar di area hidroponik yang kebutuhan cairan nutrisinya disuplai oleh tangki yang sama. Tanaman menunjukkan reaksi yang luar biasa cepat terhadap kondisi nutrisi yang bagus atau jelek, sehingga diperlukan pengontrolan yang ketat. Kegiatan operasionalnya seringkali bergantung pada ketersediaan energi listrik.

17 HIDROPONIK vs TANAH Produk yang lebih higienis Penyerapan unsur hara lebih efisien Resiko Gulma dan HPT rendah Lebih mudah untuk mengontrol dan mengatur jumlah nutrisi yang diberikan untuk tanaman.. Kualitas dan kuantitas per satuan luas lebih Tinggi Tidak memerlukankan lahan yang luas Proses pemanenan yang lebih sederhana Produk kurang higienis Penyerapan unsur kurang efisien Resiko Gulma dan HPT tinggi Sulit mengontrol dan mengatur jumlah nutrisi yang diberikan untuk tanaman Kualitas dan Kuantitas kurang Memerlukan lahan yang lebih luas Proses pemanenan lebih rumit

18 Teknik hidroponik menghasilkan tanaman dengan kualitas yang lebih bagus

19 Teknologi Hidroponik (PNE 1408) Nutrisi Hidroponik 13 Maret 2017

20 Unsur Hara Esensial Unsur makro Karbon (C) Hidrogen (H) Oksigen (O) Nitrogen (N) Fosfor (P) Kalium (K) Kalsium (Ca) Magnesium (Mg) Sulfur (S) Unsur mikro Boron (B) Khlor (Cl) Tembaga (Cu) Besi (Fe) Mangan (Mn) Molibdenum (Mo) Seng (Zn)

21 Unsur Makro Nitrogen (N) Bentuk yang dapat diserap : Nitrat (NO 3- ) dan amonium (NH 4+ ) Sumber : Ca(NO 3 ) 2.4H 2 O, KNO 3, HNO 3, NH 4 NO 3, (NH 4 ) 2 SO 4, NH 4 H 2 PO 4, (NH 4 ) 2 HPO 4 Konsentrasi di larutan nutrisi: ppm Fungsi bagi tanaman : a. Diperlukan untuk pembentukan atau pertumbuhan bagian vegetatif tanaman. b. Berperan penting dalam hal pembentukan hijau daun yang berguna sekali dalam proses fotosintesis. c. Membentuk protein, lemak dan berbagai persenyawaan organik. d. Meningkatkan mutu tanaman penghasil daun-daunan.

22 Unsur Makro Fosfor (P) Bentuk yang dapat diserap : Monophosphat (HPO 4 2- ) dan dihidrogenphosphat (H 2 PO 4- ) Sumber : (NH 4 ) 2 HPO 4, NH 4 H 2 PO 4, K 2 HPO 4, KH 2 PO 4 Konsentrasi di larutan nutrisi: ppm Fungsi bagi tanaman : a. Merangsang pertumbuhan akar, khususnya tanaman muda. b. Mempercepat serta memperkuat pertumbuhan tanaman muda menjadi tanaman dewasa dan menaikkan prosentase bunga menjadi buah/biji. c. Membantu asimilasi dan pernafasan sekaligus mempercepat pembungaan. d. Sebagai bahan mentah untuk pembentukan sejumlah protein tertentu.

23 Unsur Makro Kalium (K) Bentuk yang dapat diserap : Ion K + Sumber : KNO 3, K 2 SO 4, KCl Konsentrasi di larutan nutrisi: ppm Fungsi bagi tanaman : a. Membantu pembentukan protein dan karbohidrat. b. Berperan memperkuat tubuh tanaman, serta membuat daun, bunga dan buah tidak mudah gugur. c. Meningkatkan daya tahan tanaman terhadap kekeringan dan penyakit. d. Meningkatkan mutu dari biji/buah.

24 Unsur Makro Kalsium (Ca) Bentuk yang dapat diserap : Ion Ca 2+ Sumber : [Ca(NO 3 ) 2.4H 2 O, CaSO 4, CaCl 2 Konsentrasi di larutan nutrisi: ppm Fungsi bagi tanaman : a. Merangsang pembentukan bulu-bulu akar b. Berperan dalam pembuatan protein atau bagian yang aktif dari tanaman c. Memperkeras batang tanaman dan sekaligus merangsang pembentukan biji d. Menetralisir asam-asam organik yang dihasilkan pada saat metabolisme

25 Unsur Makro Magnesium (Mg) Bentuk yang dapat diserap : Ion Mg 2+ Sumber : MgSO 4.7H 2 O Konsentrasi di larutan nutrisi: ppm Fungsi bagi tanaman : a. Magnesium merupakan bagian tanaman dari klorofil b. Merupakan salah satu bagian enzim yang disebut Organic pyrophosphatse dan Carboxy peptisida c. Berperan dalam pembentukan buah

26 Unsur Makro Belerang (S) Bentuk yang dapat diserap : Ion SO 4 2- Sumber : MgSO 4.7H 2 O, K 2 SO 4, (NH 4 ) 2 SO 4 Konsentrasi di larutan nutrisi: ppm Fungsi bagi tanaman : a. Merupakan unsur yang penting dalam beberapa jenis protein dalam bentuk cystein, methionin serta thiamine b. Membantu pertumbuhan anakan produktif c. Merupakan bagian penting pada tanaman-tanaman penghasil minyak, sayuran seperti cabai, kubis dan lain-lain d. Membantu pembentukan butir hijau daun

27 Konsentrasi unsur makro yang direkomendasikan untuk beberapa tanaman Jenis tanaman Unsur makro, mg/l (ppm) N P K Ca Mg Mentimun Terung Tanaman Herbal Selada Melon Cabai merah Tomat Sumber: Schon, M., 1992, in D. Schat (Ed.) Proceedings of the 13 th Annual Conference on Hydroponics, Hydroponics Society of America, San Ramon, CA.

28 Unsur Mikro Besi (Fe) Bentuk yang dapat diserap : Ion Fe 2+ dan Fe 3+ Sumber : FeEDTA dan FeDTPA Konsentrasi di larutan nutrisi: 2-12 ppm Fungsi bagi tanaman : a. Penting bagi pembentukan hijau daun (klorofil) b. Berperan penting dalam pembentukan karbohidrat, lemak dan protein c. Zat besi terdapat dalam enzim Catalase, Peroksidase, Prinodic hidroginase dan Cytohrom oxidase ws.com/assets/2164/iron-deficiency-l arge.jpg

29 Unsur Mikro Mangan (Mn) Bentuk yang dapat diserap : Ion Mn 2+ Sumber : MnSO 4.4H 2 O, MnCl 2.4H 2 O Konsentrasi di larutan nutrisi: 0,5-2 ppm Fungsi bagi tanaman : a. Diperlukan oleh tanaman untuk pembentukan protein dan vitamin terutama vitamin C b. Berperan penting dalam mempertahankan kondisi hijau daun pada daun yang tua c. Berperan sebagai enzim feroksidase dan sebagai aktifator macam-macam enzim d. Berperan sebagai komponen penting untuk lancarnya proses asimilasi ges/magdefinsoybeans jpg

30 Unsur Mikro Tembaga (Cu) Bentuk yang dapat diserap : Ion Cu 2+ Sumber : CuSO 4.5H 2 O Konsentrasi di larutan nutrisi: 0,01 0,1 ppm Fungsi bagi tanaman : a. Diperlukan dalam pembentukan enzim seperti: Ascorbic acid, oxydase, Lacosa. b. Berperan penting dalam pembentukan hijau daun (khlorofil) ato/key/sweetpotato%20diagnotes/media /Html/TheProblems/MineralDeficiencies/C opperdeficiency/cu%20deficiency4.jpg

31 Unsur Mikro Seng (Zn) Bentuk yang dapat diserap : Ion Zn 2+ Sumber : ZnSO 4.7H 2 O Konsentrasi di larutan nutrisi: 0,05 0,5 ppm Fungsi bagi tanaman : a. Dalam jumlah yang sangat sedikit dapat berperan dalam mendorong perkembangan pertumbuhan b. Diperkirakan persenyawaan Zn berfungsi dalam pembentukan hormon tumbuh (auxin) dan penting bagi keseimbangan fisiologis c. Berperan dalam pertumbuhan vegetatif dan pertumbuhan biji/buah yles/original/public/pea_zn_robson_old_leaf.jpg?it ok=8jthcsff

32 Unsur Mikro Molibdenum (Mo) Bentuk yang dapat diserap : Ion MoO 4 2- Sumber : (NH 4 ) 6 Mo 7 O 24.4H 2 O Konsentrasi di larutan nutrisi: 0,05 ppm Fungsi bagi tanaman : a. Sebagai katalisator dalam mereduksi N c. Berguna bagi tanaman sayuran /06/Molybdenum-Deficiency-in-Plants.jpg

33 Unsur Mikro Boron (B) Bentuk yang dapat diserap : Ion BO 3 3- dan H 3 BO 3 Sumber : H 3 BO 3, Na 2 B 4 O 7.10H 2 O (Borax), Na 2 B 4 O 7.4H 2 O + Na 2 B 10 O 16.10H 2 O (Solubor) Konsentrasi di larutan nutrisi: 0,3 ppm Fungsi bagi tanaman : a. Bertugas sebagai transportasi karbohidrat dalam tubuh tanaman b. Meningkatkan mutu tanaman sayuran dan buah-buahan c. Berperan dalam pembentukan/pembiakan sel terutama dalam titik tumbuh pucuk, juga dalam pembentukan tepung sari, bunga dan akar d. Boron berhubungan erat dengan metabolisme K dan Ca

34 Unsur Mikro Khlor (Cl) Bentuk yang dapat diserap : Ion Cl - Sumber : KCl, CaCl 2 Konsentrasi di larutan nutrisi: 0,3 ppm Fungsi bagi tanaman : a. Memperbaiki dan meninggikan hasil kering dari tanaman sayuran b. Banyak ditemukan dalam air sel semua bagian tanaman

35 Komposisi larutan nutrisi hidroponik untuk Bahan kimia (Fertilizer Grade, g/100 L) Tomat Selada Mawar Unsur makro Kalsium nitrat ( ) Magnesium sulfat Kalium nitrat ( ) Kalium klorida (0-0-60) Monokalium fosfat ( ) Amonium nitrat (34-0-0) Unsur mikro tanaman tomat, selada dan mawar Besi chelate (10% Fe) Mangan sulfat (28% Mn) Boron (Solubor) (20.5% B) Seng sulfat (36% Zn) Tembaga sulfat (25% Cu) Natrium molibdat (39% Mo) Sumber: van Zinderen Bakker, E.M., 1986, in Proceedings 7 th Annual Conference on Hydroponics: The Evolving Art, the Evolving Science, Hydroponics Society of America, Concord, CA.

36 Pengaturan Nutrisi Hidroponik ph Temperatur Kandungan oksigen Electrical conductivity (EC)

37 ph Nutrisi Hidroponik ph larutan nutrisi dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain, suhu larutan, kandungan ion organik maupun anorganik, kandungan CO 2, maupun jenis ion-ion yang ada. ph rendah menyebabkan Ca, P, dan Mg tidak tersedia. P, Fe, Cu, Zn, B, dan Mn menjadi kurang tersedia pada ph tinggi. Pada umunnya, ph larutan hidroponik yang dianjurkan berkisar antara 5,2 sampai 6,5.

38 Temperatur Nutrisi Hidroponik Temperatur cairan nutrisi/daerah perakaran tidak boleh lebih rendah dari temperatur udara di sekitar tajuk tanaman. Larutan nutrisi dengan temperatur rendah menghambat sistem perakaran untuk menyerap air dan unsur hara dalam jumlah yang cukup. Penyerapan unsur P, Fe, dan Mn sangat terhambat apabila temperatur perakaran rendah. Tanaman tomat yang ditumbuhkan pada temperatur udara 21 o C secara hidroponik menyerap nutrisi secara maksimal apabila temperatur di daerah perakarannya 26,7 o C

39 Kandungan Oksigen Oksigen sangat penting bagi pertumbuhan sel maupun fungsinya. Kekurangan oksigen menyebabkan terhambatnya penyerapan air dan ion serta matinya perakaran. Oksigen dapat disuplai ke larutan nutrisi hidroponik dengan cara memberikan gelembung udara maupun dengan mengkondisikan larutan nutrisi untuk terus bergerak secara dinamis. Kandungan oksigen terlarut dipengaruhi oleh temperatur larutan nutrisi.

40 Korelasi temperatur larutan dengan jumlah Oksigen terlarut Temperatur ( o C) Oksigen terlarut (mg/l) 0 14, , , , , , , ,8 Sumber: Brooke, L.L., 1995a, The Growing Edge 6(4): 34-39, 70-71

41 EC Nutrisi Hidroponik Nilai EC (Electrical conductivity) larutan hidroponik dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Nilai EC berbanding lurus terhadap jumlah mineral terlarut. Nutrisi hidroponik pada umumnya mempunyai nilai EC antara 1,5 2,5 ds/m. Peningkatan nilai EC pada umunya disebabkan oleh proses penguapan, sedangkan penurunan nilai disebabkan oleh berkurangnya jumlah ion karena terserap oleh tanaman.

42 Jenis-jenis nutrisi Hidroponik Larutan Knop (1862) Larutan Arnon and Hoagland (1940) Larutan nutrisi untuk taman hidroponik Larutan nutrisi hidroponik serba guna (general purpose)

43 Larutan Knop Bahan kimia g/l KNO 3 0,2 Ca(NO 3 ) 2 0,8 MgSO 4.7H 2 O 0,2 KH 2 PO 4 0,2 FePO 4 0,1

44 Larutan Arnon and Hoagland Bahan kimia g/l Unsur makro KNO 3 1,02 Ca(NO 3 ) 2 0,492 MgSO 4.7H 2 O 0,49 NH 4 H 2 PO 4 0,230 Unsur mikro MnSo 4.H 2 O 0,25 mg/l H 3 BO 3 0,48 mg/l ZnSo 4.5H 2 O 0,035 mg/l CuS O4.3H 2 O 0,008 mg/l MoO 3.2H 2 O 0,1104 mg/l

45 Larutan nutrisi untuk taman Bahan kimia Nutrisi A (Makro) g/l g/10 L KNO Ca(NO 3 ) 2.4H 2 O 2080 NH 4 H 2 PO Nutrisi B (mikro) hidroponik g/4 L MgSO 4.7H 2 O 492 MnSo 4.4H 2 O 2,48 H 3 BO 3 6,2 ZnSo 4.7H 2 O 1,2 CuSO 4.5H 2 O 0,48 (NH 4 ) 6 Mo 7 O 24.4H 2 O 0,02 Fe(EDTA) 8,46 Nutrisi A (5 ml) + Nutrisi B (2 ml) + Air (993 ml) Sumber: Bradley, P. and Tabares, C.H.M., 2000, Spreading Simplified Hydroponics: Home Hydroponic Gardens, Global Hydroponics Network, Corvallis, OR.

46 Sumber: Morgan, L., 2002e, The Growing Edge 14(1):11. Stok A Bahan kimia gram 100 L KNO Ca(NO 3 ) 2.4H 2 O Fe(EDTA) 500 Stok B Larutan nutrisi hidroponik serba guna (general purpose) 100 L MgSO 4.7H 2 O 6625 KNO KH 2 PO MnSo 4.4H 2 O 121 H 3 BO 3 39 ZnSo 4.7H 2 O 11 CuSO 4.5H 2 O 3 (NH 4 ) 6 Mo 7 O 24.4H 2 O 1,02 Stok A (1 L) + Stok B (1 L) + Air (98 L)

47 Teknologi Hidroponik (PNE 1408) Media Tanam 10 Maret 2015

48 Sistem tanam hidroponik 1. Tanpa menggunakan media tanam : tanaman ditumbuhkan secara langsung pada larutan nutrisi hidroponik tanpa ditopang oleh suatu media perakaran. 2. Dengan menggunakan media tanam : tanaman ditumbuhkan pada suatu media padat dengan suplai larutan nutrisi yang diberikan secara periodik Media tanam anorganik: pasir, kerikil, vermikulit, rockwool, dll. Media tanam organik: sabut kelapa, arang sekam, akar pakis, sebuk gergaji

49 Syarat media hidroponik Mempunyai kemampuan untuk menyeimbangkan antara kandungan air dan udara, sehingga harus bersifat porus dan berdaya ikat air yang tinggi Harus sesuai dengan segala jenis tanaman sehingga memberikan hasil panen yang konsisten Tidak mengandung biji gulma maupun spora jamur Dapat dipergunakan lagi dan ringan Aman terhadap kesehatan tubuh dan tidak merusak lingkungan Mempunyai sifat yang memudahkan untuk mengukur kelembaban di daerah perakaran

50 Tanpa menggunakan media tanam Sistem nutrient film technique (NFT) Sistem aeroponik

51 Dengan menggunakan media tanam

52 Media tanam anorganik Media tanam anorganik Kelebihan Permanen, dapat dipakai dalam jangka waktu yang lama Porus, aerasi optimal Cepat mengatuskan air, media tidak terlalu lembab Sterilitasnya lebih terjamin Jarang digunakan sebagai inang bagi jamur, bakteri, dan virus Kekurangan Bukan media yang baik bagi perkembangan organisme bermanfaat seperti Mikoriza Media lebih berat, karena umumnya berupa batuan Terlalu cepat mengatuskan air, nutrisi yang diberikan sering terbuang Kurang baik bagi perkembangan sistem perakaran

53 Media tanam anorganik Perlite Steril Sangat ringan Tidak mudah mengering Tidak mempunyai sifat cation exchange Tidak mempunya kemampuan sebagai penyangga Debu mengakibatkan iritasi

54 Media tanam anorganik Rockwool Bersih/ steril Tidak beracun Ringan Dapat digunakan lagi Mempunyai daya ikat air yang tinggi Mempunyai aerasi yang baik Tidak ada cation excahange Memberikan lingkungan tumbuh yang baik bagi perkecambahan maupun penanaman jangka panjang

55 Media tanam anorganik Vermikulit Bersifat porous Mempunyai daya serap air yang tinggi Bersifat mudah jenih terhadap air Kapasitas cation excahnge relatif tinggi Memberikan lingkungan tumbuh yang baik bagi perkecambahan maupun penanaman jangka panjang

56 Media tanam anorganik Lightweight Expanded Clay Aggregate (LECA) Bersih/Steril Berukuran 1 sampai 18 mm Tidak mudah mengering Struktur fisiknya memudahakan untuk menyimpan air dan nutrisi Dapat dipergunakan lagi Umumnya digunakan pada hidroponik di dalam pot

57 Media tanam anorganik Pasir Mempunyai ukuran butiran yang bervariasi (ukuran ideal: 0,6-2,5 mm) Kemungkinan terkontaminasi dengan tanah liat atau bahan lain Harus dibersihkan sebelum digunakan untuk media hidroponik Mempunyai daya ikat air yang rendah Berat Biasanya digunakan sebagi campuran pada media tanam organik sebagai penambah berat dan memperbaiki drainase

58 Media tanam organik Kelebihan Kemampuan menyimpan air dan nutrisi tinggi Baik bagi perkembangan mikroorganisme bermanfaat (mikroriza dll) Aerasi optimal (porus) Kemampuan menyangga yang tinggi Sangat cocok bagi perkembangan perakaran Lebih ringan Kemungkinan mengandung unsur hara esensial dalam jumlah yang cukup Kekurangan Kelembaban media cukup tinggi, rentan serangan jamur, bakteri, maupun virus penyebab penyakit tanaman Sterilitas media sulit dijamin Tidak permanen, hanya dapat digunakan beberapa kali saja, secara rutin harus diganti

59 Media tanam organik Sabut kelapa Dapat berbentuk serbuk maupun serat. Sangat berguna pada sistem kapiler Harus dibersihkan sebelum digunakan untuk media hidroponik Mempunyai daya ikat air dan nutrisi yang tinggi Dapat dicampur dengan perlit untuk membuat media tanam yang mempunyai daya ikat air yang bervariasi Mempunyai ukuran partikel yang bervariasi serta ada kemungkinan terkontaminasi unsur Na

60 Media tanam organik Serbuk gergaji Masih segar Serbuk gergaji yang segar baik untuk penggunaan jangka pendek Mempunyai daya ikat air serta aerasi yang baik Sifat mudah terdekomposisi berakibat buruk pada penggunaan jangka panjang Dianjurkan hanya dari jenis kayu tertentu saja untuk digunakan sebagai media hidroponik

61 Media tanam organik Arang sekam Steril Ringan Mempunyai porositas yang baik Murah dan mudah didapat

62 Media tanam organik Batang pakis Mepunyai tekstur yang relatif lunak Mempunyai daya ikat air serta aerasi yang baik Sifat mudah terdekomposisi /mudah lapuk Relatif mudah didapat dan murah

63

BAB II HIDROPONIK NFT

BAB II HIDROPONIK NFT BAB II HIDROPONIK 6 BAB II HIDROPONIK NFT II.1 Hidroponik Hidroponik merupakan suatu metode bercocok tanam yang tidak menggunakan media tanah sebagai media tanamnya tetapi menggunakan air, kerikil, pasir,

Lebih terperinci

Lingkungan dan Media tanam hidroponik ROMMY A LAKSONO

Lingkungan dan Media tanam hidroponik ROMMY A LAKSONO Lingkungan dan Media tanam hidroponik ROMMY A LAKSONO Apa Hidroponik itu? Hidroponik (Inggris : hydroponic) berasal dari kata Yunani hydro yang berarti air ponos yang artinya daya atau kerja Hidroponik

Lebih terperinci

4. Jenis pupuk. Out line. 1. Definisi pupuk 2. Nutrien pada tanaman dan implikasinya 3. Proses penyerapan unsur hara pada tanaman

4. Jenis pupuk. Out line. 1. Definisi pupuk 2. Nutrien pada tanaman dan implikasinya 3. Proses penyerapan unsur hara pada tanaman PUPUK Out line 1. Definisi pupuk 2. Nutrien pada tanaman dan implikasinya 3. Proses penyerapan unsur hara pada tanaman 4. Jenis pupuk 5. Proses pembuatan pupuk 6. Efek penggunaan pupuk dan lingkungan Definisi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tingkat konsumsi sayuran rakyat Indonesia saat ini masih rendah, hanya 35

I. PENDAHULUAN. Tingkat konsumsi sayuran rakyat Indonesia saat ini masih rendah, hanya 35 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tingkat konsumsi sayuran rakyat Indonesia saat ini masih rendah, hanya 35 kilogram sayuran per kapita per tahun. Angka itu jauh lebih rendah dari angka konsumsi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk),

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk), 8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Selada Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk), khususnya dalam hal bentuk daunnya. Tanaman selada cepat menghasilkan akar tunggang diikuti

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan tentang cara

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan tentang cara II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Hidroponik Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan tentang cara bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam (soilless culture). Media tanam

Lebih terperinci

Lampiran1. Dosis. Konsentrasi Hara Makro dan Mikro dalam Larutan Pupuk Siap Pakai untuk Produksi Sayuran Daun

Lampiran1. Dosis. Konsentrasi Hara Makro dan Mikro dalam Larutan Pupuk Siap Pakai untuk Produksi Sayuran Daun Lampiran1. Dosis Konsentrasi Hara Makro dan Mikro dalam Larutan Pupuk Siap Pakai untuk Produksi Sayuran Daun Unsur Hara Konsentrasi (ppm) Hara makro : N-NO3-, nitrat 214 N-NH4+,N-amonium 36 P, fosfor 62

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. hidroponik yang ada yaitu sistem air mengalir (Nutrient Film Technique). Konsep

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. hidroponik yang ada yaitu sistem air mengalir (Nutrient Film Technique). Konsep I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Selada (Lactuca sativa L.) merupakan tanaman yang dapat tumbuh di daerah dingin maupun tropis. Kebutuhan selada meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan jumlah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pemupukan

TINJAUAN PUSTAKA Pemupukan TINJAUAN PUSTAKA Pemupukan Pupuk adalah penyubur tanaman yang ditambahkan ke tanah untuk menyediakan unsur-unsur yang diperlukan tanaman. Pemupukan merupakan suatu upaya untuk menyediakan unsur hara yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pupuk Pupuk didefinisikan sebagai material yang ditambahkan ke tanah dengan tujuan untuk melengkapi ketersediaan unsur hara. Bahan pupuk yang paling awal digunakan adalah kotoran

Lebih terperinci

PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA UNSUR HARA MAKRO UTAMA N P K NITROGEN Phosfat Kalium UNSUR HARA MAKRO SEKUNDER Ca Mg S Kalsium Magnesium Sulfur UNSUR

Lebih terperinci

Lampiran 1. Nama unsur hara dan konsentrasinya di dalam jaringan tumbuhan (Hamim 2007)

Lampiran 1. Nama unsur hara dan konsentrasinya di dalam jaringan tumbuhan (Hamim 2007) Lampiran 1. Nama unsur hara dan konsentrasinya di dalam jaringan tumbuhan (Hamim 2007) Unsur Hara Lambang Bentuk tersedia Diperoleh dari udara dan air Hidrogen H H 2 O 5 Karbon C CO 2 45 Oksigen O O 2

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan salah satu tanaman sayuran yang

I. PENDAHULUAN. Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan salah satu tanaman sayuran yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan salah satu tanaman sayuran yang memiliki banyak manfaat yaitu selain dapat dimanfaatkan sebagai sayur, lalapan, salad

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pupuk organik cair adalah ekstrak dari hasil pembusukan bahan-bahan organik. Bahan-bahan organik ini bisa berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan dan manusia yang

Lebih terperinci

PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA UNSUR HARA MAKRO UTAMA N P K NITROGEN Phosfat Kalium UNSUR HARA MAKRO SEKUNDER Ca Mg S Kalsium Magnesium Sulfur

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas 24 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari bulan September 2012 sampai bulan Januari 2013. 3.2 Bahan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Tanaman Klasifikasi tanaman padi adalah sebagai berikut: Divisi Sub divisi Kelas Keluarga Genus Spesies : Spermatophyta : Angiospermae : Monotyledonae : Gramineae (Poaceae)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai prospek cerah untuk dapat dikembangkan. Cabai dimanfaatkan oleh masyarakat dalam kehidupan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Selada (Lactuca sativa L.) merupakan salah satu tanaman sayur yang dikonsumsi

I. PENDAHULUAN. Selada (Lactuca sativa L.) merupakan salah satu tanaman sayur yang dikonsumsi 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Selada (Lactuca sativa L.) merupakan salah satu tanaman sayur yang dikonsumsi masyarakat dalam bentuk segar. Warna, tekstur, dan aroma daun selada dapat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. menerima nutrisi yang seimbang. Tanaman tersebut lebih sehat karena menghabiskan

TINJAUAN PUSTAKA. menerima nutrisi yang seimbang. Tanaman tersebut lebih sehat karena menghabiskan TINJAUAN PUSTAKA Hidroponik Tanaman Sayuran Kultur hidroponik adalah metode penanaman tanaman tanpa menggunakan media tumbuh dari tanah. Secara harafiah hidroponik berarti penanaman dalam air yang mengandung

Lebih terperinci

Pupuk hidroponik A-B mix vegetatif merupakan ramuan pupuk untuk. kelompok tanaman vegetatif. Pupuk tersebut mengandung total N 200 ppm

Pupuk hidroponik A-B mix vegetatif merupakan ramuan pupuk untuk. kelompok tanaman vegetatif. Pupuk tersebut mengandung total N 200 ppm 100 Lampiran 1. 1. Cara pembuatan pupuk A-B mix vegetatif Pupuk A-B mix vegetatif merupakan ramuan pupuk untuk kelompok tanaman vegetatif. Pupuk tersebut mengandung total N 200 ppm dengan rasio 7 antara

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Setiap jenis sayuran memiliki karakteristik dan manfaat kandungan gizinya

II. TINJAUAN PUSTAKA. Setiap jenis sayuran memiliki karakteristik dan manfaat kandungan gizinya 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ragam Jenis Sayuran Setiap jenis sayuran memiliki karakteristik dan manfaat kandungan gizinya masing-masing. Jenis sayuran dapat dikelompokkan dalam tiga macam berdasarkan bagian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Tanah Tanah adalah kumpulan benda alam di permukaan bumi yang tersusun dalam horison-horison, terdiri dari campuran bahan mineral, bahan organik, air dan udara,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. untuk dikembangkan di Indonesia, baik sebagai bunga potong maupun tanaman

I. PENDAHULUAN. untuk dikembangkan di Indonesia, baik sebagai bunga potong maupun tanaman I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anggrek merupakan salah satu komoditas tanaman hias yang mempunyai potensi untuk dikembangkan di Indonesia, baik sebagai bunga potong maupun tanaman dalam pot. Dari ribuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pupuk didefinisikan sebagai material yang ditambahkan ketanah atau tajuk tanaman dengan tujuan untuk melengkapi ketersediaan unsur hara. Bahan pupuk yang paling awal

Lebih terperinci

PENYERAPAN UNSUR HARA OLEH AKAR DAN DAUN

PENYERAPAN UNSUR HARA OLEH AKAR DAN DAUN PENYERAPAN UNSUR HARA OLEH AKAR DAN DAUN Unsur hara yang diperuntukkan untuk tanaman terdiri atas 3 kategori. Tersedia dari udara itu sendiri, antara lain karbon, karbondioksida, oksigen. Ketersediaan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian Parameter pertumbuhan yang diamati pada penelitian ini adalah diameter batang setinggi dada ( DBH), tinggi total, tinggi bebas cabang (TBC), dan diameter tajuk.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikenal baik oleh masyarakat Indonesia, tetapi belum meluas pembudidayaannya.

BAB I PENDAHULUAN. dikenal baik oleh masyarakat Indonesia, tetapi belum meluas pembudidayaannya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tumbuhan selada (Lactuca sativa L.) merupakan sayuran yang sudah lama dikenal baik oleh masyarakat Indonesia, tetapi belum meluas pembudidayaannya. Salah satu alasan

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan. tropis sehingga tanahnya sangat subur dan cocok untuk pertanian dan. meningkatkan hasil-hasil pertanian serta perkebunan.

BAB I Pendahuluan. tropis sehingga tanahnya sangat subur dan cocok untuk pertanian dan. meningkatkan hasil-hasil pertanian serta perkebunan. 1 BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan salah satu negara agaris yang memiliki iklim tropis sehingga tanahnya sangat subur dan cocok untuk pertanian dan perkebunan. Hampir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kandungan zat gizi yang lengkap dalam menu makanan yang sehat dan seimbang

BAB I PENDAHULUAN. Kandungan zat gizi yang lengkap dalam menu makanan yang sehat dan seimbang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sayuran bagi manusia sangat erat hubungannya dengan kesehatan, sebab sayuran banyak mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh terutama adanya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Caisin merupakan tanaman dengan iklim sub-tropis, namun mampu

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Caisin merupakan tanaman dengan iklim sub-tropis, namun mampu I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Caisin merupakan tanaman dengan iklim sub-tropis, namun mampu beradaptasi dengan baik pada iklim tropis. Caisin pada umumnya banyak ditanam dataran rendah, namun dapat

Lebih terperinci

BAB 2. KERANGKA TEORITIS

BAB 2. KERANGKA TEORITIS BAB 2. KERANGKA TEORITIS 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Tanaman sawi Sawi adalah tumbuhan dari marga Brassica yang dimanfaatkan daun atau bunganya sebagai bahan pangan (sayuran), baik segar maupun diolah.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 14 III. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Sifat Kimia dan Fisik Latosol Darmaga Sifat kimia dan fisik Latosol Darmaga yang digunakan dalam percobaan ini disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Sifat Kimia

Lebih terperinci

SISTEM HIDROPONIK DENGAN NUTRISI DAN MEDIA TANAM BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL SELADA ABSTRAK

SISTEM HIDROPONIK DENGAN NUTRISI DAN MEDIA TANAM BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL SELADA ABSTRAK Media Litbang Sulteng 2 (2) : 131 136, Desember 2009 ISSN : 1979-5971 SISTEM HIDROPONIK DENGAN NUTRISI DAN MEDIA TANAM BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL SELADA Oleh : Hidayati Mas ud 1) ABSTRAK Percobaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jenis tanaman yang akan ditanam, termasuk pada tanaman yakon yang. merupakan jenis tanaman perdu yang hidup secara liar.

BAB I PENDAHULUAN. jenis tanaman yang akan ditanam, termasuk pada tanaman yakon yang. merupakan jenis tanaman perdu yang hidup secara liar. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media tanam merupakan komponen utama yang diperlukan dalam budidaya suatu tanaman. Ada berbagai macam media tanam, akan tetapi tidak semua jenis media tanam

Lebih terperinci

LAMPIRAN-LAMPIRAN. Lampiran 1. Layout penelitian. Vermikompos + ZA ul 1. Nutrisi anorganik komersial ul 1. Nutrisi anorganik komersial ul 2

LAMPIRAN-LAMPIRAN. Lampiran 1. Layout penelitian. Vermikompos + ZA ul 1. Nutrisi anorganik komersial ul 1. Nutrisi anorganik komersial ul 2 Lampiran 1. Layout penelitian LAMPIRAN-LAMPIRAN Nutrisi anorganik komersial ul 1 Nutrisi anorganik komersial ul Nutrisi anorganik komersial ul Vermikompos + ZA ul 1 Vermikompos + ZA ul Vermikompos + ZA

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Sifat Fisik Tanah Sifat fisik tanah yang di analisis adalah tekstur tanah, bulk density, porositas, air tersedia, serta permeabilitas. Berikut adalah nilai masing-masing

Lebih terperinci

Pupuk Organik Cair AGRITECH

Pupuk Organik Cair AGRITECH Pupuk Organik Cair AGRITECH LATAR BELAKANG TERJADINYA KERUSAKAN PADA ALAM / Lahan Pertanian--- TUA (TANAH, UDARA, & AIR) 1. Tanah : Tandus, Gersang, Tercemar. 2. Udara : Panas Global efek dari rumah kaca.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Berdasarkan hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa media tanam yang digunakan berpengaruh terhadap berat spesifik daun (Lampiran 2) dan

Lebih terperinci

Unsur Hara Penyusun Tanaman

Unsur Hara Penyusun Tanaman Unsur Hara Penyusun Tanaman Untuk Pertumbuhan & Perkembangan, Tanaman memerlukan 16 unsur : 1. Karbon (C ) 9. Sulfur (S) 2. Hidrogen (H) 10. Clor (Cl) 3. Oksigen (O) 11. Boron (B) 4. Nitrogen (N) 12. Cuprum/Tembaga

Lebih terperinci

Unsur Hara Mikro yang dibutuhkan oleh Tanaman

Unsur Hara Mikro yang dibutuhkan oleh Tanaman Unsur Hara Mikro yang dibutuhkan oleh Tanaman Oleh : Mamik Tanaman, seperti halnya makhluk hidup lainnya memerlukan nutrisi yang cukup memadai dan seimbang agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.

Lebih terperinci

Bab II MINERAL NUTRISI HIDROPONNIK NFT UNTUK TUMBUHAN TOMAT

Bab II MINERAL NUTRISI HIDROPONNIK NFT UNTUK TUMBUHAN TOMAT Bab II MINERAL NUTRISI HIDROPONNIK NFT UNTUK TUMBUHAN TOMAT II.1 Sistem Hidroponik Hidroponik adalah cara bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai media tanamnya. Di kalangan umum istilah hidroponik

Lebih terperinci

FOTOSINTESIS tumbuhan

FOTOSINTESIS tumbuhan Sebagai Media Tumbuh Tanaman Faktor Pertumbuhan Tanaman Tanaman tumbuh butuh: Reading Materials: Brady NC, 1990. The Nature and Properties of Soils Supardi G., 1989. Sifat dan Ciri (hal 12-26) Cahaya Suhu

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Buah melon (Cucumis melo L.) adalah tanaman buah yang mempunyai nilai

PENDAHULUAN. Buah melon (Cucumis melo L.) adalah tanaman buah yang mempunyai nilai PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Buah melon (Cucumis melo L.) adalah tanaman buah yang mempunyai nilai komersial tinggi di Indonesia. Hal ini karena buah melon memiliki kandungan vitamin A dan C

Lebih terperinci

Desti Diana Putri/ I.PENDAHULUAN

Desti Diana Putri/ I.PENDAHULUAN Desti Diana Putri/1214121050 I.PENDAHULUAN Tumbuhan memerlukan sejumlah nutrisi untuk menunjang hidup dan pertumbuhan. Tumbuhan membutuhkan unsur hara makro dan mikro dalam jumlah tertentu sesuai dengan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Panjang akarnya dapat mencapai 2 m. Daun kacang tanah merupakan daun

II. TINJAUAN PUSTAKA. Panjang akarnya dapat mencapai 2 m. Daun kacang tanah merupakan daun 11 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Kacang Tanah Tanaman kacang tanah memiliki perakaran yang banyak, dalam, dan berbintil. Panjang akarnya dapat mencapai 2 m. Daun kacang tanah merupakan daun majemuk

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Kondisi Umum Saat Ini Faktor Fisik Lingkungan Tanah, Air, dan Vegetasi di Kabupaten Kutai Kartanegara Kondisi umum saat ini pada kawasan pasca tambang batubara adalah terjadi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. media tanamnya. Budidaya tanaman dengan hidroponik memiliki banyak

II. TINJAUAN PUSTAKA. media tanamnya. Budidaya tanaman dengan hidroponik memiliki banyak II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hidroponik Hidroponik merupakan cara budidaya tanaman tanpa menggunakan tanah sebagai media tanamnya. Budidaya tanaman dengan hidroponik memiliki banyak keuntungan seperti: 1)

Lebih terperinci

Setelah mengikuti mata kuliah Hortikultura ini diharapkan mahasiswa memahami konsep Sistem Budidaya Hidroponik

Setelah mengikuti mata kuliah Hortikultura ini diharapkan mahasiswa memahami konsep Sistem Budidaya Hidroponik Standar Kompetisi : Setelah mengikuti mata kuliah Hortikultura ini diharapkan mahasiswa memahami konsep Sistem Budidaya Hidroponik Kompetisi Dasar Setelah mengikuti pokok bahasan ini mahasiswa diharapkan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pupuk dan Pemupukan

TINJAUAN PUSTAKA Pupuk dan Pemupukan 4 TINJAUAN PUSTAKA Pupuk dan Pemupukan Pupuk adalah bahan yang ditambahkan ke dalam tanah untuk menyediakan unsur-unsur esensial bagi pertumbuhan tanaman (Hadisuwito, 2008). Tindakan mempertahankan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman sawi (Brassica juncea, L.) merupakan jenis sayuran yang banyak digemari oleh masyarakat. Sawi mengandung kalori sebesar 22,0 kalori selain itu juga mengandung

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Serapan Hara

TINJAUAN PUSTAKA Serapan Hara 4 TINJAUAN PUSTAKA Serapan Hara Serapan hara adalah jumlah hara yang masuk ke dalam jaringan tanaman yang diperoleh berdasarkan hasil analisis jaringan tanaman (Turner dan Hummel, 1992). Manfaat dari angka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan pupuk di Indonesia terus meningkat sesuai dengan pertambahan luas areal pertanian, pertambahan penduduk, serta makin beragamnya penggunaan pupuk sebagai usaha

Lebih terperinci

LARUTAN HARA/MAKANAN DALAM HIDROPONIK

LARUTAN HARA/MAKANAN DALAM HIDROPONIK LARUTAN HARA/MAKANAN DALAM HIDROPONIK PENYEDIAAN LARUTAN MINERAL Beberapa unsur hara yg diperlukan tanaman sudah ada dalam air penyiram Beberapa unsur tertentu harus diberikan secara berkala (bs setiap

Lebih terperinci

Nur Rahmah Fithriyah

Nur Rahmah Fithriyah Nur Rahmah Fithriyah 3307 100 074 Mengandung Limbah tahu penyebab pencemaran Bahan Organik Tinggi elon Kangkung cabai Pupuk Cair Untuk mengidentifikasi besar kandungan unsur hara N, P, K dan ph yang terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha budidaya ikan pada dewasa ini nampak semakin giat dilaksanakan baik secara intensif maupun ekstensif. Usaha budidaya tersebut dilakukan di perairan tawar, payau,

Lebih terperinci

Munawar Raharja POLTEKKES BANJARMASIN Jurusan Kesehatan Lingkungan Banjarbaru

Munawar Raharja POLTEKKES BANJARMASIN Jurusan Kesehatan Lingkungan Banjarbaru Munawar Raharja POLTEKKES BANJARMASIN Jurusan Kesehatan Lingkungan Banjarbaru Tujuan Instruksional Khusus Pada Akhir Perkuliahan Mhs memahami konsep dasar Kimia Tanah dlm hub.nya dg Kes.ling.,dan Kes.Masy.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari pertanian organik itu sendiri diantaranya untuk menghasilkan produk

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari pertanian organik itu sendiri diantaranya untuk menghasilkan produk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian organik merupakan suatu kegiatan budidaya pertanian yang menggunakan bahan-bahan alami serta meminimalisir penggunaan bahan kimia sintetis yang dapat merusak

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan 18 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tanaman kailan adalah salah satu jenis sayuran yang termasuk dalam kelas dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan cabang-cabang akar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman pangan yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dan menguntungkan untuk diusahakan karena

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Syarat Tumbuh Tanaman Selada (Lactuca sativa L.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Syarat Tumbuh Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Syarat Tumbuh Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) Tanaman selada (Lactuca sativa L.) merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam famili Compositae. Kedudukan tanaman selada

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kompos Kulit Buah Jarak Pagar

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kompos Kulit Buah Jarak Pagar II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kompos Kulit Buah Jarak Pagar Kompos merupakan bahan organik yang telah menjadi lapuk, seperti daundaunan, jerami, alang-alang, rerumputan, serta kotoran hewan. Di lingkungan alam,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sayuran merupakan tanaman hortikultura yang memiliki peran sebagai sumber vitamin dan mineral.

I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sayuran merupakan tanaman hortikultura yang memiliki peran sebagai sumber vitamin dan mineral. I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sayuran merupakan tanaman hortikultura yang memiliki peran sebagai sumber vitamin dan mineral. Sayuran juga dibutuhkan masyarakat sebagai asupan makanan yang segar dan

Lebih terperinci

Disebut Hidroponik, apabila menggunakan air bersih dan nutrisi sebagai media tanam

Disebut Hidroponik, apabila menggunakan air bersih dan nutrisi sebagai media tanam Disebut Hidroponik, apabila menggunakan air bersih dan nutrisi sebagai media tanam Disebut Organik, apabila menggunakan bahan organik bersih sebagai media tanam, misal : gambut, kompos, dll. Tipe Media

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena harganya terjangkau dan sangat bermanfaat bagi kesehatan. Pisang adalah buah yang

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Tanaman penutup tanah atau yang biasa disebut LCC (Legume Cover

BAB I. PENDAHULUAN. Tanaman penutup tanah atau yang biasa disebut LCC (Legume Cover BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman penutup tanah atau yang biasa disebut LCC (Legume Cover Crop) merupakan jenis tanaman kacang-kacangan yang biasanya digunakan untuk memperbaiki sifat fisik,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Pada saat jagung berkecambah, akar tumbuh dari calon akar yang berada dekat ujung biji yang menempel pada janggel, kemudian memanjang dengan diikuti oleh akar-akar samping.

Lebih terperinci

MODUL 2-1 NUTRISI MINERAL TUMBUHAN

MODUL 2-1 NUTRISI MINERAL TUMBUHAN MODUL 2-1 NUTRISI MINERAL TUMBUHAN Elemen esensial: Fungsi, absorbsi dari tanah oleh akar, mobilitas, dan defisiensi Oleh : Retno Mastuti 1 N u t r i s i M i n e r a l Jurusan Biologi, FMIPA Universitas

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Limbah Budi Daya Jamur Tiram Unsur Hara Tanaman

TINJAUAN PUSTAKA Limbah Budi Daya Jamur Tiram Unsur Hara Tanaman 3 TINJAUAN PUSTAKA Limbah Budi Daya Jamur Tiram Kebanyakan limbah-limbah organik dibuang sia-sia ke alam dan secara umum dibiarkan yang tentunya dapat menurunkan fungsi estetika lingkungan. Semakin meningkatnya

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada bulan Agustus 2013 sampai Oktober

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Teoritis 2.1.1. Botani dan Klasifikasi Tanaman Gandum Tanaman gandum dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Kelas : Monokotil Ordo : Graminales Famili : Graminae atau

Lebih terperinci

MATERI-10 Evaluasi Kesuburan Tanah

MATERI-10 Evaluasi Kesuburan Tanah MATERI-10 Evaluasi Kesuburan Tanah Kondisi Tanah Mengalami Masalah Unsur Hara Kondisi Tanah Mengalami Masalah Unsur Hara Nitrogen: Dijumpai pada semua jenis tanah, terutama bertekstur kasar dan berkadar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarahnya, penelitian hidroponik dikenal melalui penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarahnya, penelitian hidroponik dikenal melalui penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sejarahnya, penelitian hidroponik dikenal melalui penelitian Woodward, 1699 yang menggunakan hidroponik untuk studi pertumbuhan tanaman, namun penelitian De Saussure,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terung-terungan (Solanaceae). Keluarga ini memiliki sekitar 90 genus dan sekitar

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi termasuk golongan tumbuhan Graminae dengan batang yang tersusun

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi termasuk golongan tumbuhan Graminae dengan batang yang tersusun II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Padi Padi termasuk golongan tumbuhan Graminae dengan batang yang tersusun dari beberapa ruas. Ruas-ruas itu merupakan bubung atau ruang kosong. Panjang tiap ruas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Kacang Hijau Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan salah satu komoditas tanaman kacang-kacangan yang banyak dikonsumsi rakyat Indonesia. Kacang hijau termasuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kubis adalah kalori (25,0 kal), protein (2,4 g), karbohidrat (4,9 g), kalsium (22,0

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kubis adalah kalori (25,0 kal), protein (2,4 g), karbohidrat (4,9 g), kalsium (22,0 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kubis (Brassica oleracea L.) merupakan jenis sayuran yang sebagian besar daunnya bewarna hijau pucat dengan bentuk bulat serta lonjong. Sayuran ini mengandung vitamin

Lebih terperinci

Lampiran 1. Standar Kualitas Kompos Menurut Standar Nasional Indonesia

Lampiran 1. Standar Kualitas Kompos Menurut Standar Nasional Indonesia Lampiran 1. Standar Kualitas Kompos Menurut Standar Nasional Indonesia No Parameter Satuan Minimum Maksimum 1 Kadar air % - 50 2 Temperatur O C - Suhu air tanah 3 Warna - - Kehitaman 4 Bau - - Berbau tanah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicon esculentum mill) merupakan tanaman yang berasal dari

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicon esculentum mill) merupakan tanaman yang berasal dari 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tomat (Lycopersicon esculentum mill) merupakan tanaman yang berasal dari Amerika Latin, seperti Peru, Ekuador, dan Meksiko. Selanjutnya, tomat menyebar ke seluruh Amerika,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jumlah penduduk yang semakin bertambah menuntut tersedianya bahan pangan yang dapat memenuhi kebutuhan penduduk untuk kelangsungan hidupnya. Salah satu bahan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai ekonomis, serta harus terus dikembangkan karena kedudukannya sebagai sumber utama karbohidrat

Lebih terperinci

BERBAGAI FORMULASI KEBUTUHAN NUTRISI PADA SISTEM HIDROPONIK Siswadi

BERBAGAI FORMULASI KEBUTUHAN NUTRISI PADA SISTEM HIDROPONIK Siswadi INNOFARM : Jurnal Inovasi Pertanian Vol. 7, No. 1, 2008 (103-110) BERBAGAI FORMULASI KEBUTUHAN NUTRISI PADA SISTEM HIDROPONIK Siswadi A. PENDAHULUAN Perbedaan paling menonjol antara hidroponik dan budidaya

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak II. TINJAUAN PUSTAKA A. Limbah Cair Industri Tempe Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses industri maupun domestik (rumah tangga), yang lebih di kenal sebagai sampah, yang kehadiranya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Kopi Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi merupakan tanaman dengan perakaran tunggang yang mulai berproduksi sekitar berumur 2 tahun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menjadi menarik sehingga mampu menambah selera makan. Selada umumnya

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menjadi menarik sehingga mampu menambah selera makan. Selada umumnya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Selada (Lactuca sativa L) merupakan salah satu komoditi sayuran hortikultura yang banyak dikonsumsi masyarakat. Selada banyak dipilih oleh masyarakat karena tekstur dan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 13 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Tanah Awal Seperti umumnya tanah-tanah bertekstur pasir, lahan bekas tambang pasir besi memiliki tingkat kesuburan yang rendah. Hasil analisis kimia pada tahap

Lebih terperinci

1. Pengertian Hidroponik. 2. Sejarah Hidroponik

1. Pengertian Hidroponik. 2. Sejarah Hidroponik 1. Pengertian Hidroponik Hidroponik (Inggris: hydroponic) berasal dari kata Yunani yaitu hydro yang berarti air dan ponos yang artinya pengerjaan atau bercocok tanam. Hidroponik juga dikenal sebagai soilless

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman Jambu Biji Merah Nama ilmiah jambu biji adalah Psidium guajava. Psidium berasal dari bahasa yunani yaitu psidium yang berarti delima, guajava

Lebih terperinci

Ilmu Tanah dan Tanaman

Ilmu Tanah dan Tanaman Ilmu Tanah dan Tanaman Pupuk dan Kesuburan Pendahuluan Pupuk adalah semua bahan yang ditambahkan kepada tanah dengan tujuan memperbaiki sifat fisis, sifat kimia, dan sifat biologi tanah. Sifat fisis tanah

Lebih terperinci

NERACA HARA PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO

NERACA HARA PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO NERACA HARA KEBUN KAKAO PRODUKSI = f (Tanaman, Tanah, Air, Cahaya) Tanaman = bahan tanam (klon, varietas, hibrida) Tanah = kesuburan tanah Air = ketersediaan air Cahaya = intensitas cahaya KOMPOSISI TANAH

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 21 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Bahan Humat dengan Carrier Zeolit terhadap Sifat Kimia Tanah Sifat kimia tanah biasanya dijadikan sebagai penciri kesuburan tanah. Tanah yang subur mampu menyediakan

Lebih terperinci

Fungsi Hara bagi Tanaman AGH 322

Fungsi Hara bagi Tanaman AGH 322 Fungsi Hara bagi Tanaman AGH 322 Esensialitas Hara bagi Tanaman Hara Esensial: Tanpa kehadiran hara tersebut maka tanaman tidak dapat menyelesaikan siklus hidupnya. Fungsi hara tersebut tidak dapat digantikan

Lebih terperinci

Oleh: Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Sri Rachmania Juliastuti, M. Eng. Ir. Nuniek Hendrianie, M. T.

Oleh: Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Sri Rachmania Juliastuti, M. Eng. Ir. Nuniek Hendrianie, M. T. SIDANG SKRIPSI Peran Mikroorganisme Azotobacter chroococcum, Pseudomonas putida, dan Aspergillus niger pada Pembuatan Pupuk Cair dari Limbah Cair Industri Pengolahan Susu Oleh: Fitrilia Hajar Pambudi Khalimatus

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sifat Kimia Hasil analisis sifat kimia tanah sebelum diberi perlakuan dapat dilihat pada lampiran 2. Penilaian terhadap sifat kimia tanah yang mengacu pada kriteria Penilaian

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Metode Response Surface

TINJAUAN PUSTAKA. Metode Response Surface TINJAUAN PUSTAKA Metode Response Surface Menurut Montgomery (2001), Response Surface Methodology (RSM) merupakan himpunan metode-metode matematika dan statistika yang digunakan untuk melihat hubungan antara

Lebih terperinci

HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN

HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN FUNGSI AIR Penyusun tubuh tanaman (70%-90%) Pelarut dan medium reaksi biokimia Medium transpor senyawa Memberikan turgor bagi sel (penting untuk pembelahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hidroponik merupakan teknik budidaya tanaman tanpa menggunakan media tanah, melainkan menggunakan air sebagai media tanamnya. Keuntungan hidroponik adalah: (a) tidak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kesadaran manusia akan kesehatan menjadi salah satu faktor kebutuhan sayur dan buah semakin meningkat. Di Indonesia tanaman sawi merupakan jenis sayuran

Lebih terperinci

Pupuk organik cair termasuk dalam salah satu pupuk organik yang memiliki manfaat memperbaiki sifat fisik tanah, membantu pembentukan klorofil daun,

Pupuk organik cair termasuk dalam salah satu pupuk organik yang memiliki manfaat memperbaiki sifat fisik tanah, membantu pembentukan klorofil daun, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Budidaya tanaman merupakan kegiatan pemeliharaan sumber daya hayati yang dilakukan pada suatu areal lahan untuk diambil manfaat maupun hasil panennya, misalnya budidaya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sawi termasuk ke dalam famili Crucifera (Brassicaceae) dengan nama

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sawi termasuk ke dalam famili Crucifera (Brassicaceae) dengan nama 13 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Sawi Sawi termasuk ke dalam famili Crucifera (Brassicaceae) dengan nama spesies Brassica juncea (L.) Czern. Jenis sawi dikenal juga dengan nama caisim atau sawi bakso.

Lebih terperinci