BAB V. SIMPULAN DAN SARAN A. SIMPULAN. Kadar VEGF serum berkorelasi positif sedang dengan ukuran tumor B. SARAN
|
|
- Ivan Lesmana
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 76 BAB V. SIMPULAN DAN SARAN A. SIMPULAN Kadar VEGF serum berkorelasi positif sedang dengan ukuran tumor primer pada kanker payudara. B. SARAN 1. Perlu dilakukan penelitian kadar VEGF serum pada populasi sehat di wilayah Yogyakarta untuk penentuan nilai referensi kadar VEGF serum orang sehat. 2. Sehubungan dengan variasi kadar VEGF yang cukup tinggi pada penelitian ini, dibutuhkan penelitian lebih lanjut yang secara komprehensif menganalisis faktor faktor yang bisa mempengaruhi kadar VEGf pada kanker payudara. 3. Perlu dilakukan penelitan kohort untuk menganalisis kadar VEGF dalam kaitannya dengan peran VEGF sebagai biomarker monitoring terapi dan prognosis kanker payudara, dengan memperhatikan faktor-faktor perancu yang ada.
2 77 RINGKASAN Kanker payudara merupakan tumor ganas yang paling sering ditemukan pada wanita di seluruh dunia dan telah menjadi masalah global, termasuk di Indonesia. Di seluruh dunia, setiap tahun ditemukan lebih dari 1,1 juta kasus baru dengan angka kematian lebih dari kasus dan peningkatan insidensi lebih dari 5% per tahun (Saika dan Sobue, 2009) Di Indonesia, kanker payudara menduduki urutan kedua keganasan tersering pada wanita setelah kanker leher rahim, dan pada umumnya terdiagnosis pertama kali pada stadium lanjut. Di Rumah Sakit Dr. Sardjito (RSS) Yogyakarta, kanker payudara menempati urutan pertama keganasan pada wanita dan menjadi urutan ke-5 penyebab kematian (Manuaba, 2010; Aryandono, 2006; Jemal et al.,2011). Keberhasilan penanganan kanker berprinsip pada deteksi dini dan tatalaksana komprehensif. Faktor-faktor prognostik yang mempengaruhi luaran klinis kanker payudara yang telah diketahui adalah umur, ukuran tumor primer, stadium klinis, status kelenjar limfe, status metastasis, stadium histopatologi, dan yang dikembangkan penelitiannya adalah pengkajian tentang informasi genetik dan peran faktor angiogenesis(jardines, 2005; Aryandono, 2006). Progresivitas dan metastasis pada kanker dipengaruhi angiogenesis yang menghasilkan neovaskularisasi. Secara fisiologis angiogenesis berperan dalam sintesis pembuluh darah kapiler baru yang menjadi dasar proses reproduksi, perkembangan dan perbaikan jaringan dengan membawa oksigen dan nutrisi serta membersihkan jaringan yang luka. Pada sel tumor, pertumbuhan dan metastasis
3 78 terjadi karena berubahnya keseimbangan antara faktor pro dan antiangiogenik (angiogenic switch), yang melibatkan sejumlah sel dan sitokin(folkman, 1995; Ruddon, 2007). Dalam kondisi patologis, angiogenesis merupakan kebutuhan utama untuk pertumbuhan, invasi dan metastasis tumor ganas padat seperti kanker payudara. Pertumbuhan tumor melebihi ukuran 2-3 mm memerlukan asupan nutrisi dari pembuluh darah baru (Doneran, 1997; Zetter, 1998). Ukuran tumor primer primer sering dihubungkan dengan metastasis pada tumor ganas padat. Pada kanker payudara, jika diameter tumor primer kurang dari 1 cm risiko pasien mengalami metastasis aksila 0-25%, jika diameter tumor primer lebih dari 3 cm risiko metastasis aksila 50% dan jika diameter tumor primer lebih dari 5 cm risiko metastasis menjadi 80% (Donegan, 1997). Penentuan ukuran tumor primer primer secara akurat sangat penting dalam tatalaksana pasien kanker payudara. Baku emas penentuan ukuran tumor primer dengan pemeriksaan patologi. Pengukuran ukuran tumor primer dengan USG menghasilkan ukuran yang lebih kecil dibanding secara patologi, terutama pada tipe lobular,(pritt et al., 2004), sedangkan pemeriksaan fisik menunjukkan hasil yang melebihi ukuran tumor primer sebenarnya(bosch et al., 2003). Tumor ganas melepaskan beberapa substansi sebagai faktor proangiogenik seperti Vascular Endothelial Grotwh Factor (VEGF), endothelin, Fibroblast Grotwh Factor (FGF), Transforming Growth Factor-β (TGF-β) maupun substansi sebagai faktor antiangiogenik seperti endostatin, angiostatin, thrombospondin-1, Tissue Inhibitor of Metalloproteins (TIMPs) (Folkman, 2002; Zhao, 2004).
4 79 Vascular Endothelial Growth Factor (VEGF) merupakan faktor proangiogenesis yang dihasilkan oleh sel fibroblast, sel endotel dan keratinosit. Vascular Endothelial Growth Factorfamily terdiri dari VEGF-A, VEGF-B, VEGF-C, VEGF-D, VEGF-F dan placental growth factor (PlGF). VEGF-A biasa disebut VEGF.VEGFmerupakan suatu protein aktif homodimer, anggota dari platelet-derived growth factor (PDGF), dengan berat molekul 34-42kDa. Vascular Endothelial Growth Factor merupakan suatu vascular permeability factor (VPF) dan mitogen spesifik sel endotel karena tyrosine kinase receptors yaitu Kinase Domain Receptor (KDR atau VEGFR-2) secara eksklusif diekspresikan dalam sel endotel (Dvorak, 2002). Stimulasi VEGF sangat berperan untuk angiogenesis. Angiogenesis dan neovaskularisasi memegang peranan penting pada progresi tumor dan metastasis (Josko et al., 2006). Analisis kemampuan angiogenesis tumor dapat berperan dalam menentukan prognosis dan penatalaksanaan penderita kanker (Kresno, 2011). Pengukuran Microvessel Density (MVD) yang merupakan standar pemeriksaan kemampuan angiogenesis hanya dapat diperiksa dari spesimen patologi saat reseksi tumor atau biopsy (Ali et al., 2012). Penemuan berbagai petanda angiogenesis yang disekresikan ke sirkulasi atau cairan tubuh lain penting karena pengukurannya lebih objektif, lebih cepat dan tidak memerlukan prosedur yang sangat invasif. Faktor angiogenesis FGF dan VEGF dapat diukur melalui serum pasien, urin atau cairan serebrospinal pada berbagai macam tumor (Kresno, 2011).
5 80 Pemeriksaan VEGF dengan metode quantitative sandwich enzyme immunoassaymenggunakan antibodi monoklonalspesifik untuk VEGF. Bahan pemeriksaan dapat berupa plasma atau serum yang dapat disimpanpada penyimpanan dengan suhu -70 o C. Metode pemeriksaan cukup praktis yang dapat dikerjakan di pelayanan laboratorium klinik rutin (Kamal, 2001). Sejak adanya penemuan penting tentang hubungan angiogenesis dan metastasis pada kanker payudara, banyak penelitian membuktikan nilai klinis dari petanda angiogenesis ini. Beberapa penelitian sudah dilakukan untuk mengevaluasi kadar VEGF serum dengan diagnosis, pertumbuhan tumor, metastasis, kekambuhan, survival, dan prognosis jelek pada kanker payudara, tetapi masih terdapat ketidaksepakatan hasil. Beberapa penelitian membuktikan peningkatan kadar VEGF serum seiring dengan stadium dan faktor prognosisnya. Kadar VEGF serum pada pasien kanker payudara stadium IV meningkat signifikan bila dibandingkan dengan kanker payudara derajat I, II, and III (Khafagy et al., 2005).Kadar VEGF plasma meningkat sejalan dengan peningkatan ukuran tumor primer dan pada stadium III/IV kanker payudara (Wu et al., 2002). Kadar VEGF serum dapat digunakan sebagai petanda prognosis untuk menentukan rekurensi dan metastasis kanker payudara, tetapi tidak banyak berperan pada tahap awal penyakit sehingga tidak mempunyai peran dalam skrining penyakit. VEGF serum berkorelasi kuat dengan derajat III, ukuran tumor primer>2 cm, limfonodi (+), status reseptor hormon dan invasi vaskuler (Hoeben et al., 2004; Ali et al., 2012)
6 81 Berbeda dengan hasil di atas, Bryne et al., tidak menemukan perbedaan bermakna antara kadar VEGF plasma kanker payudara tahap dini dan lanjut.hasil yang sama juga didapatkan dari penelitian Hodorowitz yang tidak mendapatkan hubungan antara kadar VEGF serum subjek kanker payudara dengan faktor-faktor prognostik kanker payudara, termasuk dengan ukuran tumor primernya (Byrne et al., 2007) Penelitian VEGF serum pada kanker payudara masih menunjukkan ketidaksepakatan hasil. Penelitian yang menilai hubungan kadar VEGF serum dengan ukuran tumor primer juga masih terbatas. Oleh karena itu, penelitian ini ingin mengetahui korelasi antara kadar VEGF serum dengan ukuran tumor primer primer pada kanker payudara. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain potong lintang untuk menilai korelasi kadar VEGF serum dengan ukuran tumor primer primer pada kanker payudara.populasi target adalah pasien yang didiagnosis kanker payudara, populasi terjangkau adalah pasien kanker payudara yang datang ke RSUP Dr. Sardjito, dan subjek penelitian adalah pasien kanker payudara operableyang datang ke Poliklinik Kanker Terpadu Tulip dan di Ruang Perawatan Bedah RSUP Dr. Sardjito yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, dan dipilih secara konsekutif.kriteria inklusi penelitian ini : (1) Pasien di tempat penelitian yang dinyatakan kanker payudara berdasarkan pemeriksaan triple diagnosis (klinis, mamografi, dan atau Aspirasi Jarum Halus (AJH)), operable dan belum menjalani terapi. (2)Bersedia mengikuti penelitian dan menandatangani informed consent.kriteria eksklusi : (1) Hasil pemeriksaan histopatologi
7 82 menyatakan kanker sekunderdan tidak ada data ukuran tumor primer, (2) Rheumatoid Arthritis (3) Psoriasis (4) Retinopati Diabetika. Perhitungan besar sampel untuk penelitian analitik dengan skala variabel numerik-numerik, data tidak berpasangan. Berdasarkan perkiraan koefisien korelasi =0,4, diperoleh perhitungan sampel minimal = 40 sampel. Pengambilan sampel, pencatatan, dan pengisian data kuesioner dilakukan di Poliklinik Kanker Terpadu Tulip dan Ruang Perawatan Bedah RSUP Dr. Sardjito. Pencatatan data rekam medis dan histopatologi diambil di Instalasi Rekam Medis dan Instalasi Patologi Anatomi RSUP Dr. Sardjito, pemeriksaan sampel dilakukan di Instalasi Laboratorium Klinik RSUP Dr. Sardjito. Waktu yang dibutuhkan untuk pengumpulan sampel adalah 12 bulan. Teknik pengambilan sampel secara berurutan (konsekutif). Subjek penelitian diambil dari Poliklinik Kanker Terpadu Tulip dan Ruang Perawatan Bedah di RSUP Dr. Sardjito sampai jumlah sampel terpenuhi. Karakteristik subjek penelitian, stadium klinis, dan data histopatologi diperoleh dari rekam medis pasien di RSUP Dr. Sardjito. Sampel darah pasien berupa 3 ml darah vena diperoleh dengan teknik phlebotomi tanpa persiapan khusus dimasukkan dalam tabung plain. Darah vena kemudian disentrifus dengan kecepatan 2000 rpm selama 10 menit untuk diambil serumnya. Serum disimpan dalam freezer -80 C. Seluruh sampel serum dikumpulkan sampai jumlah sampel terpenuhi. Pemeriksaan kadar VEGF secara serentak dengan Quantikine R Human VEGF Immunoassay, dengan teknik quantitative sandwich enzyme immunoassay.
8 83 Variabel yang diteliti pada penelitian ini meliputi karakteristik subjek dan data laboratorium. Karakteristik subjek penelitian yang dinilai adalah umur, jenis kelamin, Indeks Massa Tubuh (IMT), umur menarche, umur menopause, riwayat kehamilan, riwayat menyusui, riwayat penggunaan terapi hormonal, riwayat adanya tumor jinak payudara, adanya keganasan yang lain, riwayat penggunaan alkohol, riwayat paparan radiasi, dan riwayat kanker pada keluarga. Diagnosis kanker payudara ditegakkan berdasarkan pemeriksaan histopatologi, dan klasifikasi stadium kanker payudara ditentukan berdasarkan klasifikasi TNM menurut AJCC tahun Klasifikasi kanker payudara berdasar tujuan terapi, dibagi menjadi stadium awal (stadium I, IIA, dan IIB dengan ukuran tumor primer T2), stadium lanjut lokal (stadium IIB dengan ukuran tumor primer T3 dan stadium III), dan stadium lanjut (stadium IV). Diagnosis rheumatoid arthritis, psoriasis, dan retinopati diabetika didapatkan dari wawancara dan data rekam medis. Kadar VEGF serum adalah hasil pemeriksaan kadar VEGF serum yang diperiksa di Instalasi Laboratorium Klinik RSUP Dr. Sardjito menggunakan Quantikine R Human VEGF Immunoassay dengan metode quantitative sandwich enzyme immunoassaydan dinyatakan dalam skala numerik dengan satuan pg/ml. Ukuran tumor primer primer adalah jarak diameter terbesar tumor primer berdasar hasil histopatologi, dinyatakan dalam milimeter (mm). Uji penampilan analitik meliputi uji kalibrasi, sensitivitas analitik, spesifisitas analitik, uji akurasi, dan uji presisi sehari maupun uji presisi hari ke hari. Analisis data subjek penelitian meliputi : karakteristik subjek penelitian
9 84 ditampilkan secara deskriptif sebagai data kategorikal yang disajikan dalam proporsi. Normalitas data variabel bebas diuji dengan uji Saphiro Wilk. Perbedaan kadar VEGF serum pada berbagai klasifikasi TNM (ukuran tumor primer, keterlibatan kelenjar limfonodi regional, dan status metastasis)serta stadium klinis kanker payudara diuji dengan Independent t-test dan One wayannovatest. Perbedaan kadar VEGFserum pada stadium berdasar tujuan terapi dianalisis dengan Mann Whitney test. Uji korelasi Spearman digunakan untuk menentukankorelasi antara kadar VEGFserum denganukuran tumor primerprimer histopatologis. Perhitungan statistik menggunakan batas kemaknaan p<0,05 dengan nilai interval kepercayaan 95%. Subjek penelitian yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi pada penelitian ini sebanyak 40 subjek.rerata umur subjek penelitian ini adalah 48,32±8,36 tahun, dengan rentang umur minimal 33 tahun dan maksimal 65 tahun. Proporsi subjek terbesar berada pada rentang umur tahun, yaitu 57,5% (23 subjek). Proporsi subjek umur tahun sebesar 20% (8 subjek), umur >60 tahun sebanyak 12,5% (5 subjek), dan umur 40 tahun sebesar 10% (4 subjek). Berdasarkan stadium klinis kanker payudara, proporsi subjek penelitian terbanyak adalah stadium IIB sebesar 32,5% (13 subjek), stadium IIA sebesar 30% (12 subjek), IIIA sebanyak 27,5% (11 subjek), serta stadium IB dan IIIB sebesar 5% (2 subjek). Proporsi subjek penelitian dengan faktor risiko umur 50 tahun sebesar 32,5% (13 subjek), subjek yang obesitas sebesar 47,5% (19 subjek), yang
10 85 mengalami menarche pertama <12 tahun sebesar 5% (2 subjek) dan subjek yang sudah menopause pada usia >55 tahun sebesar 2,5% (1 subjek). Proporsi subjek yang tidak pernah hamil atau hamil pertama pada umur >30 tahun sebesar 20% (8 subjek), subjek yang tidak menyusui sebesar 25% (10 subjek), subjek dengan riwayat penggunaan hormon atau kontrasepsi hormonal sebesar 55% (22 subjek), dengan riwayat tumor jinak sebesar 12,5% (5 subjek), riwayat kanker pada salah satu payudara sebesar 2,5% (1 subjek), riwayat radiasi pada 2 subjek (5%), riwayat penggunaan alkohol sebesar 2,5% (1 subjek) dan subjek dengan riwayat keluarga kanker 10% (4 subjek). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa median VEGF serum adalah 541,53 (96, ,48) pg/ml. Rerata kadar VEGF pada kelompok T1 adalah 338 (±329,59) pg/ml dengan rentang 96,91-752,12 pg/ml, pada kelompok T2 adalah 596,69 (±365,18) pg/ml dengan rentang 96, ,01), pada kelopok T3 adalah 613,31 (±345,16) pg/ml dengan rentang 172, pg/ml, dan pada kelompok T4 adalah 900,89 (±724,90) pg/ml dengan rentang 388, ,48 pg/ml. Tidak terdapat perbedaan bermakna secara statistik (p=0,43) Rerata kadar VEGF pada kelompok N0 adalah 497,26 (±345,75)pg/mL, dengan rentang 96, ,48 pg/ml, rerata kelompok N1 adalah 672,37 (±359,41) pg/ml, dengan rentang 172,4 1405,93 pg/ml, dan pada kelompok N2 hanya terdapat 1 orang subjek dengan kadar VEGF 1262,50 pg/ml. Pada kelompok yang tidak terdapat metastasis limfonodi (N0), rerata kadar VEGF lebih rendah dibandingkan kelompok dengan metastasis limfonodi (N1 dan N2), tetapi
11 86 tidak berbeda bermakna (p=0,08). Berdasarkan status metastasis, subjek yang terlibat pada penelitian ini semuanya tidak mengalami metastasis jauh. Rerata kadar VEGF pada kanker payudara stadium IB adalah 132,29 (±50,18)pg/mL, stadium IIA adalah 541,09 (±315,03) pg/ml, stadium IIB adalah 582,5 (±296,27) pg/ml, stadium IIIA 713,70 (±432,05)pg/mL, dan stadium IIIB adalah 900,90 (±724,90)pg/mL. Tidak terdapat perbedaan bermakna rerata kadar VEGF serum berdasarkan stadium klinis kanker payudara. Pada stadium awal, didapatkan median kadar VEGF 438,13 pg/mldengan rentang 96, ,01 pg/ml dan pada stadium lokal lanjut median kadar VEGF 715,94pg/mL dengan rentang 249, ,48 pg/ml. Pada stadium lanjut lokal didapatkan median kadar VEGF yang lebih tinggi dibandingkan stadium awal, tetapi tidak berbeda bermakna, dengan p=0,1.terdapat korelasi positif sedang antara kadar VEGF serum dengan ukuran tumor primer primer pada kanker payudara, dengan r=0,46 dan p=0,03.dengan korelasi positif sedang yang didapatkan dalam penelitian ini, VEGF serum secara tunggal belum cukup membantu untuk menilai progresivitas kanker payudara.
BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kanker payudara merupakan tumor ganas yang paling sering ditemukan
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kanker payudara merupakan tumor ganas yang paling sering ditemukan pada wanita di seluruh dunia dan telah menjadi masalah global baik di negara maju dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kanker ovarium adalah suatu massa atau jaringan baru yang. abnormal yang terbentuk pada jaringan ovarium serta mempunyai sifat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker ovarium adalah suatu massa atau jaringan baru yang abnormal yang terbentuk pada jaringan ovarium serta mempunyai sifat dan bentuk berbeda dari sel asalnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kanker Ovarium Epitel (KEO) merupakan kanker ginekologi yang. mematikan. Dari seluruh kanker ovarium, secara histopatologi dijumpai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker Ovarium Epitel (KEO) merupakan kanker ginekologi yang mematikan. Dari seluruh kanker ovarium, secara histopatologi dijumpai 85-90% adalah kanker ovarium epitel.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibanding kasus). Kematian akibat kanker payudara menduduki peringkat
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kanker payudara merupakan salah satu masalah kesehatan penting di dunia, dimana saat ini merupakan peringkat kedua penyakit kanker setelah kanker paru-paru dan telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker Ovarium merupakan penyebab utama kematian dari kanker ginekologi. Selama tahun 2012 terdapat 239.000 kasus baru di seluruh dunia dengan insiden yang bervariasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan kanker tersering pada wanita di seluruh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara merupakan kanker tersering pada wanita di seluruh dunia. Berbeda dengan negara maju dengan insiden kanker payudara yang stagnan atau malah semakin menurun
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. morbiditas dan mortalitas. Di negara-negara barat, kanker merupakan penyebab
1 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kanker merupakan salah satu penyakit yang banyak menimbulkan morbiditas dan mortalitas. Di negara-negara barat, kanker merupakan penyebab kematian nomor
Lebih terperinciBAB 6 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian pada 45 penderita karsinoma epidermoid serviks uteri
78 BAB 6 PEMBAHASAN Telah dilakukan penelitian pada 45 penderita karsinoma epidermoid serviks uteri stadium lanjut yaitu stadium IIB dan IIIB. Pada penelitian dijumpai penderita dengan stadium IIIB adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karsinoma payudara merupakan kanker yang paling. sering pada wanita di negara maju dan berkembang, dan
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Karsinoma payudara merupakan kanker yang paling sering pada wanita di negara maju dan berkembang, dan merupakan penyebab kematian kedua pada wanita setelah kanker
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Karsinoma payudara merupakan karsinoma terbanyak. pada wanita di dunia. Menurut World Health Organization
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Karsinoma payudara merupakan karsinoma terbanyak pada wanita di dunia. Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2008, kanker payudara menduduki peringkat keempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyebab kematian utama yang memberikan kontribusi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan penyebab kematian utama yang memberikan kontribusi 13% kematian dari 22% kematian akibat penyakit tidak menular utama di dunia (Shibuya et al., 2006).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kanker kolorektal merupakan kanker ketiga terbanyak dan penyebab
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kanker kolorektal merupakan kanker ketiga terbanyak dan penyebab kematian ketiga yang disebabkan oleh kanker baik secara global maupun di Asia sendiri.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Diperkirakan terdapat kasus baru kanker ovarium dan kasus meninggal
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kanker ovarium merupakan penyebab kematian ketujuh pada wanita di dunia. Diperkirakan terdapat 239.000 kasus baru kanker ovarium dan 152.000 kasus meninggal dunia
Lebih terperinciBAB 4 HASIL. Korelasi stadium..., Nurul Nadia H.W.L., FK UI., Universitas Indonesia
BAB 4 HASIL 4.1 Pengambilan Data Data didapatkan dari rekam medik penderita kanker serviks Departemen Patologi Anatomi RSCM pada tahun 2007. Data yang didapatkan adalah sebanyak 675 kasus. Setelah disaring
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dunia, dimana saat ini merupakan peringkat kedua penyakit kanker setelah kanker
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker payudara merupakan salah satu masalah kesehatan penting di dunia, dimana saat ini merupakan peringkat kedua penyakit kanker setelah kanker paru-paru
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jutaan wanita di seluruh dunia terkena kanker payudara tiap tahunnya. Walaupun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara adalah keganasan paling sering pada wanita dan diperkirakan jutaan wanita di seluruh dunia terkena kanker payudara tiap tahunnya. Walaupun terdapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karsinoma nasofaring (KNF) adalah suatu karsinoma epitel skuamosa yang timbul
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Karsinoma nasofaring (KNF) adalah suatu karsinoma epitel skuamosa yang timbul dari permukaan dinding lateral nasofaring (Zeng and Zeng, 2010; Tulalamba and Janvilisri,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Kanker payudara merupakan salah satu masalah kesehatan penting di dunia, dimana saat ini menduduki peringkat kedua terbanyak penyakit kanker setelah kanker
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker adalah penyakit tidak menular yang timbul akibat pertumbuhan tidak normal sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker. Pertumbuhan sel tersebut dapat
Lebih terperinci2.3.2 Faktor Risiko Prognosis...16 BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP PENELITIAN Kerangka Berpikir
DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... i LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING.... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... iv ABSTRAK...v ABSTRACT... vi RINGKASAN... vii SUMMARY... viii KATA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karsinoma nasofaring (KNF) merupakan tumor ganas yang berasal dari epitel
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Karsinoma nasofaring (KNF) merupakan tumor ganas yang berasal dari epitel mukosa nasofaring dengan predileksi di fossa Rossenmuller. Kesulitan diagnosis dini pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikalangan wanita sedunia, meliputi 16% dari semua jenis kanker yang diderita
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling sering ditemui dikalangan wanita sedunia, meliputi 16% dari semua jenis kanker yang diderita oleh kaum wanita dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karsinoma kolorektal (KKR) merupakan masalah kesehatan serius yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karsinoma kolorektal (KKR) merupakan masalah kesehatan serius yang kejadiannya cukup sering, terutama mengenai penduduk yang tinggal di negara berkembang. Kanker ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagian besar meningioma berlokasi di kavitas intra kranial, diikuti
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagian besar meningioma berlokasi di kavitas intra kranial, diikuti spinal dan intra orbita, dan meskipun tidak mengivasi jaringan otak, meningioma menyebabkan penekanan
Lebih terperinci(PR), serta human epidermal growth factor receptor 2 (HER2) kanker payudara tersebut. (Shenkier, 2004) Keberhasilan dalam penatalaksanaan kanker
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang besar. Kanker payudara menjadi penyebab kematian kedua terbanyak bagi wanita Amerika pada tahun 2013
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berkisar antara 1 dalam hingga 1 dalam kelahiran hidup,
1 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Retinoblastoma adalah tumor ganas intraokular primer tersering pada anak, dan menduduki peringkat kedua setelah melanoma uvea sebagai tumor ganas intraokuler primer
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pada wanita dengan penyakit payudara. Insidensi benjolan payudara yang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Benjolan pada payudara merupakan keluhan yang paling sering ditemui pada wanita dengan penyakit payudara. Insidensi benjolan payudara yang bersifat jinak mengalami peningkatan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan belah lintang ( cross sectional ). 3.2. Ruang lingkup
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian survei analitik dengan pendekatan cross sectional, yaitu dengan
38 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Metode penelitian yang digunakan di dalam penelitian ini adalah metode penelitian survei analitik dengan pendekatan cross sectional, yaitu dengan cara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kanker yang paling sering ditemukan pada wanita, setelah kanker mulut
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker payudara adalah keganasan pada jaringan payudara yang berasal dari epitel duktus atau lobulus. 1 Di Indonesia kanker payudara berada di urutan kedua sebagai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sikap yang biasa saja oleh penderita, oleh karena tidak memberikan keluhan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembesaran kelenjar (nodul) tiroid atau struma, sering dihadapi dengan sikap yang biasa saja oleh penderita, oleh karena tidak memberikan keluhan yang begitu berarti
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PENELITIAN
20 BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Pengambilan Data Data didapatkan dari rekam medik penderita kanker serviks Departemen Patologi Anatomi RSCM Jakarta periode tahun 2004. Data yang didapatkan adalah sebanyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan tugas sebagai seorang dokter, satu hal yang rutin dilakukan adalah menegakkan
BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Dalam menjalankan tugas sebagai seorang dokter, satu hal yang rutin dilakukan adalah menegakkan diagnosis penyakit pasien. Penegakkan diagnosis ini berperan penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian pada wanita setelah kanker payudara. Hal ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker serviks uteri merupakan salah satu masalah penting pada wanita di dunia. Karsinoma serviks uteri adalah keganasan kedua yang paling sering terjadi dan merupakan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini ialah cross sectional
55 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini ialah cross sectional dengan kekhususan pada penelitian uji diagnostik. Sumber data penelitian menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karsinoma larings merupakan keganasan yang cukup sering dan bahkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karsinoma larings merupakan keganasan yang cukup sering dan bahkan kedua tersering pada keganasan daerah kepala leher di beberapa Negara Eropa (Chu dan Kim 2008). Rata-rata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. penelitian yang dilakukan oleh Weir et al. dari Centers for Disease Control and
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekitar 23.500 kasus karsinoma tiroid terdiagnosis setiap tahun di Amerika Serikat. Kejadian penyakit lebih tinggi pada wanita dibanding pria. Sebuah penelitian yang
Lebih terperinciKanker Payudara. Breast Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved
Kanker Payudara Kanker payudara merupakan kanker yang paling umum diderita oleh para wanita di Hong Kong dan negara-negara lain di dunia. Setiap tahunnya, ada lebih dari 3.500 kasus kanker payudara baru
Lebih terperinciDEPARTEMEN ILMU BEDAH SARAF FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013
Tesis Program Pendidikan Magister Bedah Departemen Ilmu Bedah Saraf Fakultas Kedokteran HUBUNGAN KADAR VASCULAR ENDOTHELIAL GROWTH FACTOR(VEGF) SERUM DENGAN PERITUMORAL EDEMA INDEX (PTEI) PADA PENDERITA
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. adanya heterogenitas pada perubahan genetik. Kanker payudara menjadi penyebab
BAB I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kanker payudara merupakan penyakit kompleks yang ditandai dengan adanya heterogenitas pada perubahan genetik. Kanker payudara menjadi penyebab utama kematian di dunia.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan case control. Penelitian ini merupakan penelitian observasional karena peneliti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. metode deteksi dini yang akurat. Sehingga hanya 20-30% penderita kanker
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker ovarium (kanker indung telur) merupakan penyebab nomor satu dari seluruh kematian yang disebabkan kanker pada saluran reproduksi. Penderita kanker ini umumnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karsinoma payudara merupakan penyakit keganasan yang paling sering
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karsinoma payudara merupakan penyakit keganasan yang paling sering dijumpai pada wanita dan penyebab kematian terbanyak. Pengobatannya sangat tergantung dari stadium
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagaimana terkandung dalam Al Baqarah ayat 233: "Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh,.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Payudara merupakan salah satu bagian tubuh wanita yang memiliki kedudukan istimewa baik secara lahir dan batin. Selain memiliki nilai estetika, bagian tubuh
Lebih terperincimarker inflamasi belum pernah dilakukan di Indonesia.
BAB 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karsinoma payudara adalah salah satu penyebab utama morbiditas terkait karsinoma dan kematian di kalangan perempuan di seluruh dunia (Zhang et al., 2013).
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mencapai stadium lanjut dan mempunyai prognosis yang jelek. 1,2
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Osteosarkoma adalah keganasan pada tulang yang sering dijumpai pada anak-anak dan dewasa. Ketepatan diagnosis pada keganasan tulang sangat penting karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di seluruh dunia kanker serviks atau kanker leher rahim menempati urutan ketujuh dari seluruh kejadian keganasan pada manusia (Cancer Research United Kingdom, 2010).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat. Peningkatan ini terjadi salah satunya karena perubahan pola
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akhir-akhir ini insiden kanker sebagai salah satu jenis penyakit tidak menular semakin meningkat. Peningkatan ini terjadi salah satunya karena perubahan pola hidup
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Meningioma merupakan tumor otak jinak pada jaringan pembungkus otak atau meningens. Meningioma tumbuh dari sel arachnoid cap yang berasal dari arachnoid villi atau lapisan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Karsinoma nasofaring (KNF) merupakan tumor ganas epitel nasofaring. Etiologi tumor ganas ini bersifat multifaktorial, faktor etnik dan geografi mempengaruhi risiko
Lebih terperinciKanker Prostat. Prostate Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved
Kanker Prostat Kanker prostat merupakan tumor ganas yang paling umum ditemukan pada populasi pria di Amerika Serikat, dan juga merupakan kanker pembunuh ke-5 populasi pria di Hong Kong. Jumlah pasien telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. maju maupun di negara berkembang. Di Indonesia, karsinoma payudara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karsinoma payudara merupakan masalah kesehatan baik di negara maju maupun di negara berkembang. Di Indonesia, karsinoma payudara menduduki ranking kedua setelah kanker
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Staging tumor, nodus, metastasis (TNM) Semakin dini semakin baik. di bandingkan dengan karsinoma yang sudah invasif.
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Prognosis Kanker Payudara Prognosis dipengaruhi oleh ukuran tumor, metastasis, derajat diferensiasi, dan jenis histopatologi. Menurut Ramli (1994), prognosis kanker payudara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hipertensi dalam kehamilan masih merupakan masalah besar. dalam bidang obstetri, dengan angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi dalam kehamilan masih merupakan masalah besar dalam bidang obstetri, dengan angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi baik pada ibu maupun bayi. Hipertensi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Mata. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di RSUP Dr.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang tidak terkendali dan penyebaran sel-sel yang abnormal. Jika penyebaran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker adalah sekelompok penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan yang tidak terkendali dan penyebaran sel-sel yang abnormal. Jika penyebaran kanker tidak terkontrol,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. sectional untuk menilai hubungan ekspresi HER-2/neu dengan ukuran tumor pada
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pada penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain cross sectional untuk menilai hubungan ekspresi HER-2/neu dengan ukuran tumor pada pasien
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Pada penelitian ini, ruang lingkup keilmuan yang digunakan adalah Ilmu Patologi Klinik 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 1) Penelitian ini dilakukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker telah menjadi masalah kesehatan di dunia, termasuk di Indonesia. Data Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2014 menunjukkan kanker merupakan penyebab kematian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. neoplasmagana yang berasal parenchyma. Kankerpayudara adalah penyakit
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara (Carcinoma mamae)adalah suatu penyakit neoplasmagana yang berasal parenchyma. Kankerpayudara adalah penyakit yang tidak menular dan kanker yang paling
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Lokasi Penelitian Rumah Sakit Umum Pemerintah Dr. Kariadi Semarang yang beralamat di jalan Dr. Soetomo No.16, Semarang, Jawa Tengah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. merupakan jenis kanker yang paling sering terdiagnosis pada wanita (Dizon et al.,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Kanker payudara merupakan masalah besar di seluruh dunia dan merupakan jenis kanker yang paling sering terdiagnosis pada wanita (Dizon et al., 2009). Di Amerika
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kardiovaskular dan infeksi (Hauptman, et.al., 2013). Berdasarkan Global Health
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan penyebab kematian ketiga di dunia setelah penyakit kardiovaskular dan infeksi (Hauptman, et.al., 2013). Berdasarkan Global Health Estimates, WHO 2013
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang Ilmu Telinga Hidung Tenggorokan Kepala Leher. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kompleks, mencakup faktor genetik, infeksi Epstein-Barr Virus (EBV) dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karsinoma nasofaring (KNF) adalah tumor ganas yang cenderung didiagnosis pada stadium lanjut dan merupakan penyakit dengan angka kejadian tertinggi serta menjadi
Lebih terperinciDAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 4
DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM.. i LEMBAR PERSETUJUAN ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii UCAPAN TERIMAKASIH iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI.. v ABSTRAK.. vi ABSTRACT... vii RINGKASAN.. viii
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker adalah pertumbuhan dan penyebaran sel secara tidak terkendali, sering menyerang jaringan sekitar dan dapat bermetastasis atau menyebar ke organ lain (World Health
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekitar 8,2 juta orang. Berdasarkan Data GLOBOCAN, International Agency
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker adalah penyakit tidak menular yang ditandai dengan pertumbuhan sel tidak normal/terus-menerus dan tidak terkendali yang dapat merusak jaringan sekitarnya serta
Lebih terperinciI. BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang
I. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Tumor ovarium dapat berasal dari salah satu dari tiga komponen berikut: epitel permukaan, sel germinal, dan stroma ovarium itu sendiri. Terdapat pula kasus yang
Lebih terperinciKanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko
Kanker Rahim - Gejala, Tahap, Pengobatan, dan Resiko Apakah kanker rahim itu? Kanker ini dimulai di rahim, organ-organ kembar yang memproduksi telur wanita dan sumber utama dari hormon estrogen dan progesteron
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Karsinoma servik merupakan penyakit kedua terbanyak pada perempuan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karsinoma servik merupakan penyakit kedua terbanyak pada perempuan dengan usia rata-rata 55 tahun (Stoler, 2014). Diperkirakan terdapat 500.000 kasus baru setiap
Lebih terperinciPenyebab, Gejala, dan Pengobatan Kanker Payudara Thursday, 14 August :15
Kanker payudara adalah penyakit dimana selsel kanker tumbuh di dalam jaringan payudara, biasanya pada ductus (saluran yang mengalirkan ASI ke puting) dan lobulus (kelenjar yang membuat susu). Kanker atau
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang Neurologi.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang Neurologi. 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di RSUP Dr. Kariadi Semarang dari
Lebih terperinciABSTRAK. Gambaran Riwayat Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Periksa Payudara Sendiri (SADARI) Pasien Kanker Payudara Sebagai Langkah Deteksi Dini
ABSTRAK Gambaran Riwayat Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Periksa Payudara Sendiri (SADARI) Pasien Kanker Payudara Sebagai Langkah Deteksi Dini Stephen Iskandar, 2010; Pembimbing pertama : Freddy T. Andries,
Lebih terperinciDAFTAR ISI. LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii
DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING.... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... iv ABSTRAK...v ABSTRACT... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI...
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
24 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Fisiologi dan ilmu penyakit dalam 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian RW X, Kelurahan Padangsari, Kecamatan Banyumanik, Semarang pada bulan Januari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Karsinoma sel basal merupakan keganasan kulit. tersering, menempati kira-kira 70% dari semua keganasan
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Karsinoma sel basal merupakan keganasan kulit tersering, menempati kira-kira 70% dari semua keganasan kulit (Weedon et. al., 2010). Karsinoma sel basal terutama terdapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. angka morbilitas dan morbiditas yang masih tinggi. World Health Organization
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Preeklamsi (PE) merupakan gangguan multisistem pada kehamilan, berkembang setelah usia kehamilan 20 minggu dan ditandai dengan peningkatan tekanan darah (>140 mmhg/90
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitik dengan desain
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitik dengan desain penelitian Cross Sectional, dimana data antara variabel independen dan dependen akan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan uji klinik dengan desain Randomized
20 BAB III METODE PENELITIAN A. RANCANGAN PENELITIAN Penelitian ini merupakan uji klinik dengan desain Randomized Controlled Trial Double Blind pada pasien yang menjalani operasi elektif sebagai subyek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kanker masih menjadi masalah besar dalam dunia. kesehatan. Di Indonesia tumor/kanker memiliki jumlah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker masih menjadi masalah besar dalam dunia kesehatan. Di Indonesia tumor/kanker memiliki jumlah penderita sekitar 4,3 per 1000 penduduk dengan kanker payudara menjadi
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penyakit Dalam sub bagian Infeksi Tropis. Bagian /SMF Ilmu Penyakit Dalam RSUP Dr. Kariadi Semarang mulai 1
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Disiplin ilmu yang terkait dengan penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Dalam sub bagian Infeksi Tropis 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Bagian Ilmu Kesehatan Anak, khususnya
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian adalah Bagian Ilmu Kesehatan Anak, khususnya Sub Bagian Neurologi dan Sub Bagian Infeksi dan Penyakit Tropik. 3.2. Tempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang WHO (World Health Organization) menyatakan bahwa lima besar karsinoma di dunia adalah karsinoma paru-paru, karsinoma mamae, karsinoma usus besar dan karsinoma lambung
Lebih terperinciABSTRAK... 1 ABSTRACT
DAFTAR ISI ABSTRAK... 1 ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR SINGKATAN... ix DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Paradigma mengenai kanker bagi masyarakat umum. merupakan penyakit yang mengerikan.
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Paradigma mengenai kanker bagi masyarakat umum merupakan penyakit yang mengerikan. Banyak orang yang merasa putus harapan dengan kehidupannya setelah terdiagnosis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan salah satu masalah kesehatan penting di dunia,
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Kanker payudara merupakan salah satu masalah kesehatan penting di dunia, dimana saat ini merupakan peringkat kedua penyakit kanker setelah kanker paru-paru
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Desain yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode potong lintang (cross-sectional).
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode potong lintang (cross-sectional). 3.2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Poliklinik Mata dan CDC RSUP dr. one group pretest and posttest design.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini termasuk dalam lingkup Ilmu Kesehatan Mata. 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Poliklinik Mata dan CDC
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan reproduksi adalah kesejahteraan fisik, mental, sosial yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan sistem, fungsi, dan proses reproduksi. 1 Pada saat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. jinak dengan karakter tidak nyeri, dapat digerakkan, berbatas tegas dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fibroadenoma mammae atau sering disingkat dengan FAM adalah tumor jinak dengan karakter tidak nyeri, dapat digerakkan, berbatas tegas dan berkonsistensi padat kenyal
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN. Selama periode penelitian mulai Januari 2013 sampai September 2013
BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Karakteristik subjek Selama periode penelitian mulai Januari 2013 sampai September 2013 berdasarkan data pasien yang sampelnya diperiksa di Laboratorium Patologi Anatomi FK UNUD/RSUP
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sampai 6 gram. Ovarium terletak dalam kavum peritonei. Kedua ovarium melekat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ovarium merupakan kelenjar kelamin (gonad) atau kelenjar seks wanita. Ovarium berbentuk seperti buah almond, berukuran panjang 2,5 sampai 5 cm, lebar 1,5 sampai 3 cm
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. clearance disetujui sampai jumlah subjek penelitian terpenuhi. Populasi target penelitian ini adalah pasien kanker paru.
40 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Dalam sub bagian Onkologi Medik. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di RSUP Dr.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karsinoma sel skuamosa di laring (KSSL) menempati. urutan kedua dariseluruhkarsinomadi saluran
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karsinoma sel skuamosa di laring (KSSL) menempati urutan kedua dariseluruhkarsinomadi saluran respirodigesti atas, setelah kavum oris. Lebih dari 95% keganasan di
Lebih terperinciBAB 4 HASIL. 2,3 (0,3-17,5) Jenis Kelamin Pria 62 57,4 Wanita 46 42,6
BAB 4 HASIL 4.1. Data Umum Pada data umum akan ditampilkan data usia, lama menjalani hemodialisis, dan jenis kelamin pasien. Data tersebut ditampilkan pada tabel 4.1. Tabel 4.1. Data Demogragis dan Lama
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. saluran dan kelenjar payudara (Pamungkas, 2011). Kanker payudara merupakan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara adalah pertumbuhan sel yang abnormal pada struktur saluran dan kelenjar payudara (Pamungkas, 2011). Kanker payudara merupakan penyebab kematian kelima
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Saraf dan Ilmu Penyakit
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Saraf dan Ilmu Penyakit Dalam. 3.2. Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara adalah pertumbuhan sel yang abnormal pada struktur saluran dan kelenjar payudara (Pamungkas, 2011). Menurut WHO 8-9 % wanita akan mengalami kanker payudara.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kanker kolorektal merupakan keganasan ketiga terbanyak dari seluruh
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker kolorektal merupakan keganasan ketiga terbanyak dari seluruh penderita kanker dan penyebab kematian keempat dari seluruh kematian pada pasien kanker di dunia.
Lebih terperinci