Oleh : HARMAN TAMASOLENG BAB I PENDAHULUAN
|
|
- Hadian Irawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Kinerja BKKBD Dalam Penyelenggaraan Program Keluarga Berencana di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Studi di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, Kecamatan Bintauna) Oleh : HARMAN TAMASOLENG BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan globalisasi kemajuan ditengah-tengah kehidupan suatu negara, sering menghadapi berbagai persoalan baik secara internal maupun eksternal dalam suatu negara. Sehingga dengan berjalan perkembangan yang ada, dibutuhkan suatu pengelolaan sistem pemerintahan yang baik dalam mencapai sasaran dalam menjalankan program dalam mencapai tujuan nasional. Mengatur akan segala keperluan otonomi daerah diatur dalam sebuah kebijakan. Kebijakan sebagai suatu konsep adalah prinsip atau cara bertindak yang dipilih untuk mengarahkan pada pengambilan keputusan dan juga kebijakan adalah sebuah ketetapan yang berlaku dicirikan oleh perilaku yang konsisten dan berulang baik dari yang membuatnya dan yang mentaatinya. Peningkatan kesejahteraan masyarakat merupakan suatu pijakan utama dalam penetapan strategi kebijakan dalam pembangunan daerah. Hakikat makna kesejahteraan adalah menyangkut hajat hidup orang banyak yang meliputi beberapa dimensi. Diantaranya, dibidang sosial, pendidikan, kesehatan, diarahkan kepada peningkatan kualitas kehidupan sosial, peningkatan kualitas pendidikan, kualitas kesehatan masyarakat sehingga dapat meningkatkan angka pertumbuhan penduduk yang berkualitas baik dari aspek lahiriah maupun batiniah (S. Sunarno, 2009:10). Bolaang Mongondow Utara sebagai daerah otonom tidak terlepas dari masalah sosial yang mempengaruhi peningkatan kesejahteraan masyarakat, diantaranya pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan penduduk dikebanyakan negara yang ekonominya tengah berkembang lazimnya adalah akibat tingkat kelahiran yang tinggi dibarengi tingkat kematian yang menurun. Pertumbuhan 1
2 penduduk memiliki kemampuan untuk memberi pengaruh yang bersifat baik dan buruk. Pemerintah sebagai pemegang tongkat kekuasaan harus menyadari bahwa sesungguhnya kelahiran yang tinggi akan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan dalam suatu negara atau daerah. Hal itulah yang menjadi salah satu dasar pemikiran pemerintah mencanangkan program Keluarga Berencana. Dalam GBHN tahun 1988 bab VI menyatakan bahwa program keluarga berencana diperluas keseluruh wilayah dan masyarakat termasuk daerah-daerah pemukiman baru. Oleh karena itu, untuk melaksanakan dan mensukseskan program tersebut haruslah dilaksanakan dan dilakukan oleh aparatur pemerintah (birokrat) yang mempunyai keahlian dalam bidangnya. Arus otonomi semakin membuka pandangan baru bagi kinerja birokrasi/aparat pemerintah, dalam rangka mempercepat pelayanan kepada masyarakat. Dengan demikian kesan awal mulai berubah dengan kinerja setelah memahami birokrasi yang dirasakan mempunyai fungsi yang positif. Penilaian kinerja merupakan suatu kegiatan yang sangat penting karena dapat digunakan sebagai ukuran keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai misinya (Dwiyanto, 2006:49). Salah satu permasalahan yang menyangkut kinerja aparat pemerintah/birokrat adalah meningkatnya pertumbuhan penduduk khususnya di kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Untuk tahun 2011 pertumbuhan penduduk mencapai jiwa, berdasarkan data yang di peroleh dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Hal ini disebabkan oleh tingkat kelahiran kasar yang cukup tinggi dan beberapa indikator lainnya. Padahal di daerah ini sudah dibentuk Badan Kependudukan, Keluarga Berencana Daerah dan Pemberdayaan Perempuan (BKKBD dan PP) berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) nomor 4 tahun 2010 tentang perubahan kedua atas Perda nomor 5 tahun 2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Bappeda, dan Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Bolmut. BKKBD dan PP merupakan lembaga teknis daerah yang Tupoksinya diatur melalui Peraturan Bupati nomor 1 tahun 2011 tentang rincian Tugas Pokok dan Fungsi dan Tata Kerja BKKBD dan PP kabupaten Bolmut. Seharusnya dengan hadirnya lembaga ini akan dapat membantu pemerintah daerah dalam upaya menekan angka pertumbuhan penduduk di daerah tersebut, melalui program kelurga berencana. Melihat angka pertumbuhan penduduk di kabupaten Bolmut untuk tahun 2011 yang mencapai jiwa, yang di sebabkan oleh tingkat kelahiran kasar yang cukup tinggi dan beberapa indikator lain, sudah dapat dilihat bahwa kinerja dari BKKBD dan PP di daerah ini belumlah maksimal dalam upaya mensosialisasikan program-progaram kerja yang ada sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing, dalam upaya menekan angka pertumbuhan 2
3 penduduk di daerah ini. Oleh karena itulah penulis ingin mendalami penelitian ini dengan judul: Kinerja BKKBD dan PP dalam Penyelenggaraan Program Keluarga Berencana di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. 1.2.Rumusan Masalah Berdasarkan Latar Belakang yang telah diuraikan di atas, maka peneliti merumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: 1. Bagaimana kinerja BKKBD dan PP dalam penyelenggaraan Program Keluarga Berencana di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara? 2. Faktor apa saja yang menghambat/mempengaruhi kinerja BKKBD dan PP dalam penyelenggaraan program Keluarga Berencana di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara? 1.3.Tujuan Penelitian Berdasarkan pada Latar Belakang dan Perumusan Masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan Penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui bagaimana kinerja BKKBD dan PP dalam penyelenggaraan program Keluarga Berencana di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. 2. Untuk mengetahui faktor apa saja yang menghambat/mempengaruhi kinerja BKKBD dan PP dalam penyelenggaraan program Keluarga Berencana di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Manfaat Penelitian Terkait dengan tujuan Penelitian di atas, maka adapun yang menjadi Manfaat Penelitian yang akan dilaksanakan ini adalah : 3
4 1. Secara Teoritis, penelitian ini diharapkan menjadi bahan studi perbandingan bagi penelitian selanjutnya dalam melengkapi kajian-kajian yang mengarah pada perkembangan ilmu Pengetahuan, khususnya yang membahas topik yang sama. 2. Secara Praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan pertimbangan bagi Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara pada umumnya, dan terlebih khusus kepada Badan Kependudukan, Keluarga Berencana Daerah dan Pemberdayaan Perempuan (BKKB D dan PP), Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, dalam melaksanakan dan mensukseskan program Keluarga Berencana dan menekan angka pertumbuhan penduduk di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4
5 2.1.Konsep Kinerja Konsep kinerja pada dasarnya dapat dilihat dari dua segi, yaitu kinerja pegawai (perindividu) dan kinerja organisasi. Kinerja pegawai adalah hasil kerja perseorangan dalam suatu organisasi. Sedangkan kinerja organisasi totalitas hasil kerja yang dicapai suatu organisasi. Kinerja pegawai dan kinerja organisasi memiliki keterikatan yang sangat erat. Tercapainya tujuan organisasi tidak bisa dilepaskan dari sumberdaya yang dimiliki oleh organisasi yang digerakan atau dijalankan pegawai yang berperan aktif sebagai pelaku dalam upaya mencapai tujuan organisasi tersebut (Pasolong, 2012:175). Kinerja merupakan suatu kemampuan atau kemahiran seseorang atau sekelompok orang dalam mewujudkan sasaran ataupun tujuan dari suatu kelompok atau organisasi. 2.2.Dimensi Indikator Kinerja Berdasarkan pendapat Simamora (Mangkunegara, 2009:14) yang mengatakan bahwa kinerja (performance) dipengaruhi oleh tiga faktor, faktor/dimensi individual (atribut individual) yang memiliki indikator-indikator yaitu kemampuan, keahlian dan latar belakang; faktor/dimensi psikologis (upaya kerja) yang memiliki indikator-indikator yaitu persepsi, attitude, personality, pembelajaran dan motivasi; dan faktor/dimensi organisasi ( dukungan organisasi) yang memiliki indikator-indikator yaitu sumber daya, kepemimpinan, penghargaan dan struktur organisasi. 2.3.Konsep Keluarga Berencana Kelurga berencana adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga, untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia, dan sejahtera (Pasal 1 ayat 12 UU nomor 10 tahun 1992) Jenis Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 5
6 Dalam penelitian ini, berangkat dari rumusan masalah dan disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai, maka jenis penelitian ini menggunakan jenis atau metode penelitian kualitatif. Model penelitian kualitatif ini biasanya digunakan dalam pengamatan dan penelitian sosial. Menurut Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2000) metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskripsi berupa informasi tertulis dan lisan dari seseorang dan perilaku yang di amati Fokus Penelitian Fokus penelitian ini adalah tentang kinerja dari BKKBD dan PP dalam menyelenggarakan Program Keluarga Berencana yang dilakukan oleh aparatur pemerintah pada kantor Badan Kependudukan, Keluarga Berencana Daerah dan Pemberdayaan Perempuan (BKKBD dan PP). Untuk menjawab pertanyaan penelitian, maka penelitian ini dibatasi pada penelitian mengenai, Kualitas layanan, Responsivitas, dan Akuntabilitas, serta faktor yang menghambat atau mempengaruhi kinerja BKKBD dan PP dalam penyelenggaraan program Keluarga Berencana di kecamatan Bintauna, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data Untuk kegiatan penelitian orang juga menggunakan istilah instrumen, tetapi arti instrumen adalah alat ukur. Yaitu dengan instrumen penelitian ini dapat dikumpulkan data sebagai alat untuk menyatakan besaran atau prsestasi serta lebih kurangnya dalam bentuk kuantitatif maupun kualitatif. Adapun yang menjadi instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti. Peneliti kualitatif sebagai human instrumen, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah : Observasi Interview atau wawancara Pengumpulan data melalui dokumen 3.4. Situasi Sosial dan Informan Yang menjadi situasi sosial dalam penelitian ini adalah lingkup Badan Kependudukan, Keluarga Berencana Daerah dan Pemberdayaan Perempuan kabupaten Bolaang Mongondow Utara. 6
7 Informan dalam penelitian ini adalah pimpinan BKKBD dan PP kabupaten Bolaang Mongondow Utara, dan masyarakat (akseptor) khususnya yan g ada di kecamatan Bintauna Teknik Analisa Data Setelah data terkumpul, langkah berikutnya adalah menganalisa data yang meliputi: a. Editing b. Coding (pemberian kode pada data) c. Reduksi data d. Tabulasi BAB IV PEMBAHASAN 7
8 A. Kinerja BKKBD dalam Penyelenggaraan Program KB di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, Kecamatan Bintauna 1. Kualitas Layanan Adalah merupakan suatu kewajiban bagi Instansi pemerintahan, dalam pemberian pelayanan pada dasarnya harus tercermin pada kepuasan masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan oleh pemerintah mulai dari waktu pelayanan, biaya pelayanan dan prosedur pelayanan. Oleh karena itu, dalam pemberian pelayanan kepada masyarakat faktor sarana prasarana, kealitas sumber daya manusia dan akuntabilitas aparat setempat merupakan hal penting untuk diperhatikan sebagai instrumen dalam pemberian pelayanan yang memuaskan. Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti dengan informan yang dinilai memiliki pengetahuan lebih mengenai Program Keluarga Berencana yang ada di kabupaten Bolaang Mongondow Utara terlebih khusus yang ada di kecamatan Bintauna, yaitu ibu JR mengatakan bahwa : untuk kualitas layanan sudah baik. Akan tetapi yang menjadi permasalahan adalah karena terlalu banyaknya akseptor/pengguna KB, sehingga dalam pelayanan terkesan buru-buru, khususnya dalam pemasangan alat kontrasepsi kepada akseptor. Karena terburu-buru dalam pemasangan tersebut akhirnya berdampak pada hasil akhir yaitu banyak akseptor/pengguna KB yang mengeluh karena terasa nyeri dan kram pada tangan. Dengan adanya keluhan dari akseptor ini sudah dapat dilihat bahwa kinerja dari BKKBD seharusnya lebih dimantapkan lagi, khususnya dalam hal pemasangan alat-alat kontrasepsi kepada akseptor/pengguna KB. Agar supaya tidak ada lagi kesan terburu-buru yang nantinya akan dikeluhkan oleh masyarakat dalam hal ini akseptor/pengguna KB. Hal yang sama juga dikatakan oleh ibu RT salah satu akseptor/pengguna KB yang ada di kecamatan Bintauna yang didatangi oleh peneliti untuk diwawancarai tentang kualitas layanan yang diberikan oleh BKKBD dalam penyelenggaraan program KB di kecamatan Bintauna kabupaten Bolaang Mongondow Utara, ibu RT mengatakan bahwa : kualitas layanan sudah baik. Tetapi ada sedikit kendala yang saya temui ketika melakukan pemasangan alat kontrasepsi yang diberikan oleh BKKBD, kendalanya yaitu karena saya tidak memiliki kenalan/kerabat yang ada di instansi tersebut sehingga yang seharusnya saya dilayani lebih awal karena sayalah yang lebih awal hadir, menjadi terakhir dilayani. Menyikapi keluhan yang disampaikan oleh akseptor/pengguna KB diatas, seharusnya dalam hal pemberian layanan kepada seluruh akseptor/pengguna KB yang diberikan oleh istansi pengelolah program KB dimaksud, sebaiknya dilakukan dengan tidak tebang pilih atau pilih kasih maupun membeda-bedakan 8
9 antara akseptor/pengguna KB yang memiliki famili ataupun kenalan dengan akseptor/pengguna KB yang tidak memiliki kenalan/famili di instansi tersebut. Sebaiknya semuanya diperlakukan sama agar tidak ada lagi kesan tebang pilih atau pilih kasih sebagaimana dikeluhkan oleh akseptor/pengguna KB diatas. Sedangkan berdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala Badan yaitu Drs.Abdul Karim Lalisu, berkaitan dengan kualitas layanan yang diberikan oleh BKKBD dalam penyelenggaraan program KB, mengatakan bahwa: untuk pelayanan yang kami berikan kepada masyarakat secara umum dan khususnya akseptor/pengguna KB sudah sesuai dengan standar operasional yang ada di instansi ini, kami rasa pelayanan yang kami berikan sudah maksimal. Selain itu akseptor/pengguna KB lainnya yang peneliti wawancarai berkaitan dengan kualitas layanan, yaitu ibu EK juga mengatakan bahwa: menurut saya untuk kualitas layanan cukuplah, namun alangkah baiknya jika dalam pelaksanaan pelayanan KB itu dilaksanakan di desa-desa supaya lebih terjangkau oleh masyarakat. Sebab ada yang ingin menggunakan KB namun karena terkendala oleh jauhnya jarak maka belum bisa untuk menggunakan KB. Hal senada juga di katakan oleh akseptor/pengguna KB yang peneliti wawancarai berkaitan dengan kualitas layanan yang diberikan oleh BKKBD, yaitu ibu ET, mengatakan bahwa: untuk pelayanan yang diberikan sudah baik, namun alangkah baiknya pelayanan terus ditingkatkan kedepannya agar supaya masyarakat akan semakin banyak yang menggunakan KB. Hal ini tentunya selain menjadi keluhan dari masyarakat, juga menjadi bahan masukan kepada pemerintah setempat terlebih kepada instansi pengelolah program KB di daerah ini. Supaya masyarakat yang tadinya menginginkan menggunakan program ini namun karena terkendala oleh adanya jarak yang jauh, kedepannya dengan adanya program dari BKKBD untuk turun ke setiap desa maka akseptor/pengguna KB di daerah ini semakin bertambah. a. Sarana dan prasarana Inventaris sarana dan prasarana yang ada dikantor BKKBD diperoleh dari pembelian yang dibebankan pada APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Keadaan sarana prasarana yang ada di kantor ini sampai pada saat pelaksanaan penelitian ini ada yang masih dalam keadaan baik, tetapi ada juga sudah berada dalam keadaan yang kurang baik. 9
10 Hal ini berdasarkan data yang peneliti peroleh dari buku inventaris BKKBD. Oleh karena itu, perlu ada perbaikan ataupun mengganti dengan yang lebih pantas lagi digunakan untuk setiap barang yang sudah tidah layak lagi digunakan, supaya dalam pemberian layanan kepada masyarakat nantinya tidak akan menemui kendala yang diakibatkan oleh adanya sarana prasarana yang sudah tidak layak digunakan. b. Sumber Daya Manusia/Aparatur Ada dua jalan yang dapat ditempuh untuk meningkatkan SDM aparatur yaitu dengan jalan pendidikan formal dan non formal. Untuk pendidikan formal ini, nampaknya masih cukup sulit diterapkan karena keterbatasan dana dan kesempatan yang ada. Yang paling memungkinkan adalah pendidikan non formal yaitu melalui diklat-diklat baik diklat struktural maupun diklat teknis. Di satu sisi peningkatan disiplin aparatur juga diperlukan, dimana hal ini bukan lagi menjadi rahasia umum kalau disiplin dikalangan aparatur sangat rendah. Hal ini seakan sudah membudaya dan kita dapat dengan mudah menemukan oknum-oknum yang tidak disiplin tersebut. Ketika peneliti mendatangi kantor BKKBD sekira pukul WITA para pegawai yang ada di kantor ini belumlah sepenuhnya berada dikantor tersebut. Padahal jam kantor dimulai paling lambat pukul WITA. Hal ini tentunya berpengaruh pada aktivitas pelayanan. Jika hal tersebut terus dibiarkan dan terus berkelanjutan, maka sampai kapanpun pelayanan akan terhambat dan masyarakatpun akan merasa kurang bahkan tidak puas dengan pelayanan yang nantinya diberikan oleh BKKBD. Tentunya jika kurangnya disiplin waktu dari aparatur maka akan muncul penilaian yang negatif dari masyarakat nantinya terhadap instansi ini. Oleh karena itu harus ada pembinaan yang terus menerus dilakukan oleh pimpinan instansi ini, juga adanya pengawasan serta sikap keteladanan dari atasan secara berjenjang, sehingga akan didapat hasil yang maksimal dalam menciptakan sumber daya manusia yang baik yang mampu menciptakan pelayanan umum yang lebih maksimal bahkan optimal lagi kedepannya. 2. Responsivitas Responsivitas merupakan kemampuan birokrasi untuk mengenali kebutuhan masyarakat, menyusun agenda dan prioritas pelayanan, dan mengembangkan program-program pelayanan publik sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan aspirasi masyarakat. Secara singkat responsifitas disini menunjuk pada keselarasan antara program dan kegiatan pelayanan dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat. 10
11 Seperti halnya yang dikatakan oleh ibu JR tentang responsivitas dari BKKBD dalam menanggapi keluhan dari para akseptor/pengguna KB, ibu JR mengatakan bahwa : ketika ada keluhan dari para akseptor tentang pelayanan yang diberikan oleh BKKBD dalam pelayanan program KB, BKKBD kurang tanggap atau merespon dengan baik keluhan tersebut, sehingga berdampak pada pelayanan yang selanjutnya. Namun, ketika diwawancarai berkaitan dengan responsivitas dari BKKBD terhadap berbagai keluhan yang datang dari masyarakat dalam hal ini akseptor/pengguna KB, Kepala Badan yaitu Drs.Abdul Karim Lalisu mengatakan bahwa: kami sebagai pelaksana program ini (KB) selalu merespon dengan baik ketika ada keluhan yang muncul dari masyarakat dalam hal ini akseptor/pengguna KB berkaitan dengan pelayanan yang kami berikan kepada mereka Mendengar apa yang dikatakan oleh akseptor/pengguna KB tersebut, sebaiknya BKKBD harus tanggap dalam menanggapi setiap keluhan yang muncul dan segera dicarikan solusi yang tepat agar keluhan yang ada tidak lagi terjadi. Kalau setiap keluhan yang muncul hanya ditampung terus menerus tanpa ada solusi yang jelas, maka akan sulit bagi instansi ini untuk terlepas dari berbagai persoalan yang ada. Agar supaya kesalahan yang sama tidak terulang kembali dalam pemberian pelayanan di kemudian hari. 3. Akuntabilitas Suatu kegiatan birokrasi publik memiliki akuntabilitas yang tinggi kalau kegiatan itu dianggap benar dan sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma yang berkembang dalam masyarakat. Akuntabilitas adalah kewajiban untuk memberikan pertanggung jawaban atau menjawab/menerangkan tindakan seseorang atau badan hukum/pimpinan suatu organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau berwenang untuk meminta keterangan atau pertanggung jawaban. Dalam hal akuntabilitas dari instansi pengelola program KB di kabupaten Bolaang Mongondow Utara khususnya yang ada di kecamatan Bintauna, ditemukan ada sedikit permasalahan. Berdasarkan LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) dari BKKBD tahun 2011 termuat program kerja dari BKKBD salah satunya adalah terciptanya SDM (Sumber Daya Manusia) yang handal dan berkualitas, dengan indikator sasaran yaitu sosialisasi tentang program KB bagi Tokoh 11
12 Agama dan Tokoh masyarakat, dengan target 6 kecamatan termasuk kecamatan Bintauna. Jika hal ini benar-benar sudah dilakukan dan dianggap berhasil maka seluruh masyarakat telah mengetahui dengan benar dan jelas seperti apa program KB tersebut, sehingga tidak akan ada lagi keraguan ataupun ketidak mauan dari masyarakat untuk menolak program KB dimaksud. Seperti yang di kemukakan oleh akseptor/ pengguna KB yang ada di kecamatan Bintauna yaitu ibu NA, yang mengatakan bahwa : KB suntik kualitas layanan baik, tetapi kendalanya adalah ada akseptor/pengguna KB yang takut di suntik. Sehingga dalam memberikan pelayanan KB suntik memerlukan waktu yang cukup lama karena perlu meyakinkan dengan baik dan benar kepada akseptor/pengguna KB bahwa KB suntik tidak perlu ditakuti. Mendengar apa yang dikatakan oleh akseptor/pengguna KB tersebut, tentunya rasa takut yang dikeluhkan oleh para akseptor/pengguna KB lainnya itu bermula dari kurangnya pengetahuan tentang program KB. Jika masyarakat sudah mengetahui dengan baik dan benar tentang program KB itu seperti apa, maka tentunya rasa takut yang dikeluhkan oleh masyarakat terlebih para akseptor/pengguna KB ini minimal berkurang dan diusahakan tidak ada lagi. Hal ini tentunya menjadi tanggung jawab dari instansi pengelola program KB ini untuk terus-menerus atau intens mensosialisasikan kepada masyarakat dengan baik dan benar bahkan sejelas mungkin tentang program KB dimaksud, supaya masyarakat dapat memahami dangan baik dan benar tujuan dari program ini. Agar tidak ada lagi keluhan seperti halnya rasa takut yang dialami oleh para akseptor/pengguna KB nantinya. B. Faktor-faktor yang menghambat/mempengaruhi kinerja BKKBD dan PP dalam penyelenggaraan program keluarga Berencana (KB) di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, khususnya di kecamatan Bintauna Ketika peneliti melakukan wawancara dengan kepala BKKBD, Drs. Abdul Karim Lalisu berkaitan dengan faktor penghambat kinerja, beliau mengatakan bahwa ada beberapa faktor penghambat, yaitu: 1. Faktor Agama 2. Faktor Pendidikan 3. Faktor Kesehatan 4. Faktor Pendidikan BAB V PENUTUP 12
13 A. Kesimpulan Merupakan kewajiban bagi instansi pemerintahan, dalam pemberian pelayanan pada dasarnya harus tercermin pada kepuasan masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan oleh pemerintah mulai dari waktu pelayanan, biaya pelayanan, dan prosedur pelayanan. Oleh karena itu dalam pemberian pelayanan kepada masyarakat faktor sarana prasarana dan kualitas sumber daya manusia, akuntabilitas, serta responsivitas dari aparat setempat merupakan hal yang terpenting dan harus diperhatikan oleh instansi pemerintahan dalam hal ini Badan Kependudukan Keluarga Berencana Daerah (BKKBD) kabupaten Bolaang Mongondow Utara untuk di jadikan instrument dalam pemberian pelayanan yang memuaskan kepada masyarakat. 1. Kinerja BKKBD dalam penyelenggaraan program KB di kabupaten Bolaang Mongondow Utara, kecamatan Bintauna. Secara khusus dilihat dari beberapa hal yang diyakini mampu menjelaskan dan menggambarkan seperti apa kinerja BKKBD dalam pelayanannya. Hal dimaksud yaitu: a. Kualitas Layanan, yang terdiri dari : Sarana dan prasarana Sumber daya manusia b. Responsivitas c. Akuntabilitas 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja BKKBD dalam penyelenggaraan program KB di kabupaten Bolaang Mongondow Utara, kecamatan Bintauna. Seperti yang telah diuraiakan sebelumnya, faktor yang mempengaruhi ataupun mengahambat kinerja dari BKKBD adalah adanya faktor agama, pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Keempat faktor inilah yang sangat mempengaruhi kinerja dari BKKBD dalam penyelenggaraan program KB. Sehingga pelayanan terhadap masyarakat sedikit terhambat. Padahal masyarakat sangat menginginkan kualitas pelayanan yang memuaskan. Jika diuraikan secara terperinci, faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja tersebut adalah sebagai berikut. 1. Faktor agama, sampai saat ini konteks agama dan kependudukan masih terus dalam pembahasan, dan masih terbatas, tetapi merupakan permasalahan penting dan fundamental, terutama hubungannya dalam mengatasi ledakan penduduk serta akibat sosial keagamaannya. Program KB hanya akan berhasil apabilah diselaraskan dengan latar belakang sosial, ekonomi, kebudayaan, dan agama sehingga tidak dianggap dan dirasakan menabrak nilai-nilai dan norma-norma yang dianut dan dihayati oleh masyarakat. 2. Faktor pendidikan, rendahnya tingkat pendidikan dari para akseptor/pengguna KB menjadi kendala bagi BKKBD dalam menyeleggarakan program KB di daerah ini. Tingkat pemahaman akseptor yang rendah tentang prgogram KB ini seperti apa, sangatlah 13
14 mempengaruhi kinerja dari instansi penyelenggara program ini. Oleh karenanya dibutuhkan kerja keras dari instansi pemerintah untuk terus menerus mensosialisasikan program ini kepada masyarakat, agar masyarakat dapat memahami dengan baik dan benar tentang program ini. 3. Faktor kesehatan, seringkali diketemukan akseptor yang mengalami penurunan kondisi kesehatan saat pelayanan program KB. Oleh karena itu instansi ini harus ekstra hati-hati dalam memeriksa dan memberikan pelayanan kepada akseptor. Walaupun faktor ini diakibatkan oleh akseptor yang kurang peduli dengan kesehatannya. 4. Faktor ekonomi, rendahnya tingkat perekonomian dari akseptor membuat sedikit kendala dari BKKBD dalam pelayanan program KB ini. Karena ada alat kontrasepsi yang nantinya akan digunakan itu memerlukan biaya. Nah biaya inilah yang seringkali tidak dapat dijangkau oleh akseptor/pengguna KB. B. Saran Melalui penulisan ini, penulis akan mengemukakan saran yang berkaitan dengan karya ini yang dapat menjadi bahan masukan dan pertimbangan bahkan penyempurnaan di masa mendatang dalam usaha pemerintah kabupaten Bolaang Mongondow Utara secara khusus BKKBD guna meningkatkan kinerjanya dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat berkaitan dengan program kerja yang ada. Saran yang perlu penulisan sampaikan adalah bahwa pemerintah dalam hal ini BKKBD harus terus proaktif mensosialisasikan program KB ini kepada masyarakat agar masyarakat memahami dengan baik dan benar program ini seperti apa. Supaya masyarakat akan memberi diri untuk terlibat langsung dalam mensukseskan program ini. Juga penulis menyarankan agar lembaga penyelenggara program KB ini harus respon dengan setiap keluhan yang dikeluhkan oleh masyarakat dalam hal ini akseptor/pengguna KB. Selain itu, penulis juga menyarankan kepada pimpinan instansi ini agar supaya memantau dengan baik dan benar kinerja dari aparatnya, secara khusus dalam hal disiplin waktu berkantor. Jika masih ada aparat yang berkantor terlambat dari waktu yang ditetapkan, supaya diberikan sanksi sesuai dengan peraturan internal instansi tersebut, tanpa melupakan memberikan penghargaan kepada pegawai yang memiliki prestasi. DAFTAR PUSTAKA Dwiyanto, Agus dkk Reformasi Birokrasi Publik di Indonesia. 14
15 Jogjakarta : Pusat studi dan kebijakan UGM. Kaloh,Johanis.2006.Mencari Bentuk Ototnomi Daerah.Jakarta:Rineka Cipta. Moleong, Lexy J Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya. Nawawi,Ismail Public Policy.Surabaya:PMN. Pasolong, Harbani Kepemimpinan Birokrasi. Bandung : Alfabeta , Teori Administrasi Publik. Bandung : Alvabeta. Sinambela, P Lijan, dkk Reformasi Pelayanan Publik. Jakarta : PT Bumi Aksara. Soelaeman,Munandar.2009.Ilmu Sosial Dasar.Bandung:Refika Aditama. Sugiyono Memahami Penelitian Kualitatif (cetakan ke-7). Bandung : Alvabeta Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (cetakan ke-16). Bandung : Alva Beta. Sunarno,Siswanto Hukum Pemerintahan Daerah Di Indonesia:Jakarta: Sinar Grafika. Widjaja, HAW Otonomi Daerah dan Daerah Otonom. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Sumber lain : Undang-Undang Nomor. 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. UU No. 10 tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera. Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Bolmut Nomor 4 Tahun 2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan dan Lembaga Teknis Daerah. Peraturan Bupati (Perbup) Kabupaten Bolmut Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi dan Tata Kerja Badan Kependudukan, Keluarga Berencana Daerah dan Pemberdayaan Perempuan. LAKIP ( Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) BKKBD dan PP kabupaten Bolaang Mongondow Utara tahun SKRIPSI Kinerja Camat dalam Mewujudkan Good Governance. Oleh : Sharon Monintja www. Google.com (Dimensi Kinerja) 15
Kata Kunci : Evaluasi Kinerja, Protokol
SINOPSIS Kinerja organisasi mengisyaratkan bahwa penilaian kinerja sesungguhnya sangat penting untuk melihat sampai sejauh mana tujuan organisasi telah tercapai. Sejalan dengan sistem pemerintahan saat
Lebih terperinciKINERJA APARATUR PEMERINTAH KECAMATAN DALAM PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN MELAK KABUPATEN KUTAI BARAT
ejournal llmu Administrasi Negara, 4 (2) 2014 : 1172-1181 ISSN 0000-0000, ejournal.an.fisip-unmul.org Copyright 2014 KINERJA APARATUR PEMERINTAH KECAMATAN DALAM PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN MELAK KABUPATEN
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidilam Pancasila dan Kewarganegaraan
PROFESIONALISME KINERJA PERANGKAT KELURAHAN DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN PUBLIK (Studi Kasus di Kelurahan Bolong Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar Tahun 2013) NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian
Lebih terperinciLAPORAN HASIL PELAKSANAAN SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT PADA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN SLEMAN PERIODE DESEMBER TAHUN 2015
LAPORAN HASIL PELAKSANAAN SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT PADA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN SLEMAN PERIODE DESEMBER TAHUN 2015 A. LATAR BELAKANG Meningkatnya tuntutan masyarakat atas kualitas
Lebih terperinciKINERJA DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL DALAM PELAYANAN AKTE KELAHIRAN. (Suatu Studi di Kabupaten Halmahera Utara) Oleh : Arki Tabaga
KINERJA DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL DALAM PELAYANAN AKTE KELAHIRAN (Suatu Studi di Kabupaten Halmahera Utara) Oleh : Arki Tabaga Abstraksi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Halmahera
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 1. Implementasi peraturan Bupati Bantul Nomor 03 Tahun 2013 sudah dapat
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Implementasi peraturan Bupati Bantul Nomor 03 Tahun 2013 sudah dapat dikatakan baik. Hal itu dapat diketahui dari beberapa keterangan Kepala Desa dan Sekretaris Desa yang
Lebih terperinciKUALITAS PELAYANAN PUBLIK DI BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN TERPADU (BPMPT) KABUPATEN POSO DALAM PEMBERIAN IZIN MENDIRIKAN USAHA
KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DI BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN TERPADU (BPMPT) KABUPATEN POSO DALAM PEMBERIAN IZIN MENDIRIKAN USAHA Oleh AGUSTAF TABARU 090813169 ABSTRAK Badan Penanaman Modal dan Perizinan
Lebih terperinciBAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Identifikasi Permasalahan Berdasar Tugas Dan Fungsi Pelayanan SKPD
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasar Tugas Dan Fungsi Pelayanan SKPD Identifikasi permasalahan dilakukan untuk melihat kompleksitas permasalahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi sekarang ini, mewujudkan pemerintahan yang baik (good
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Di era globalisasi sekarang ini, mewujudkan pemerintahan yang baik (good governance) menjadi suatu hal yang tidak dapat ditawar lagi keberadaannya dan mutlak terpenuhi.
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. Berdasarkan gambaran pelaksanaan UU KIP oleh Pemkab Kediri selama
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan gambaran pelaksanaan UU KIP oleh Pemkab Kediri selama tahun 2008-2013 yang telah diuraikan sebelumnya bisa disimpulkan bahwa pelaksanaan UU KIP pada badan publik
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Birokrasi pemerintahan baik di pusat maupun di daerah, memegang peranan penting dalam pembangunan bangsa Indonesia. Oleh karena itu birokrat pemerintah daerah dituntut untuk
Lebih terperinciPENERAPAN PRINSIP GOOD GOVERNANCE DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH
PENERAPAN PRINSIP GOOD GOVERNANCE DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (Suatu Studi pada Sekretariat Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro) Oleh MELANI DWIYANTI SELAMAT Abstraksi Berkembangnya
Lebih terperinciEtika Birokrasi Dalam Mewujudkan Prinsip Pemerintahan Yang Baik. ( Suatu Studi di Kecamatan Maesaan Kabupaten Minahasa Selatan ).
Etika Birokrasi Dalam Mewujudkan Prinsip Pemerintahan Yang Baik. ( Suatu Studi di Kecamatan Maesaan Kabupaten Minahasa Selatan ). Oleh Sofny Tarumingkeng 090813028 ABSTRAKSI Aparatur pemerintah tentu mempunyai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melalui Otonomi Daerah. Sejak diberlakukannya Undang-Undang No.22 tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia menganut asas desentralisasi yang memberikan kebebasan dan keleluasaan kepada Pemerintah Daerah dalam menyelenggarakan pemerintah melalui Otonomi
Lebih terperinciPENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) OLEH KEPALA DESA DI KANTOR DESA SAGULING KECAMATAN BAREGBEG KABUPATEN CIAMIS LISNA WULANDARI ABSTRAK
PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) OLEH KEPALA DESA DI KANTOR DESA SAGULING KECAMATAN BAREGBEG KABUPATEN CIAMIS LISNA WULANDARI ABSTRAK Penelitian ini berjudul Penerapan Standar Pelayanan Minimal
Lebih terperinciKata Kunci : Efektivitas, Pelayanan Publik. A. Pendahuluan : 1. Latar Belakang Masalah :
Efektivitas Pelayanan Publik di Kecamatan Singkil Kota Manado (Studi tentang Pelayanan Pembuatan Akte Jual Beli dan Legalisir Surat surat Keterangan di Kecamatan Singkil Kota Manado) Oleh Ivana Sandra
Lebih terperinciPENERAPAN GOOD GOVERNANCE DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (Suatu Studi pada Sekretariat Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro)
PENERAPAN GOOD GOVERNANCE DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (Suatu Studi pada Sekretariat Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro) Oleh MELANI DWIYANTI SELAMAT Abstraksi Berkembangnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Maladministrasi banyak terjadi di berbagai instansi pemerintah di Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Maladministrasi banyak terjadi di berbagai instansi pemerintah di Indonesia. Hal ini membuat masyarakat sebagai pengakses maupun pengguna layanan publik semakin
Lebih terperinciKinerja Pegawai Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Dalam Mencapai Tujuan Organisasi di Kabupaten Ciamis. Yanti Wulansari ABSTRAK
Kinerja Pegawai Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Dalam Mencapai Tujuan Organisasi di Kabupaten Ciamis Yanti Wulansari ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kinerja pegawai Dinas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sadar. Keberhasilan pencapaian tujuan organisasi sangat dipengaruhi oleh peran
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Organisasi merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar. Keberhasilan pencapaian tujuan organisasi sangat dipengaruhi oleh peran dan kinerja para anggotanya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pelayanan publik adalah pemberian pelayanan yang dilakukan oleh. tata cara dan aturan pokok yang telah ditetapkan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan publik adalah pemberian pelayanan yang dilakukan oleh pemerintah kepada sejumlah masyarakat yang berkepentingan sesuai dengan tata cara dan aturan pokok yang
Lebih terperinciEfektifitas Pelayanan Izin Mendirikan Bangunan di Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Kota Kabupaten Pulau Morotai. Abstraksi
Efektifitas Pelayanan Izin Mendirikan Bangunan di Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Kota Kabupaten Pulau Morotai Nama : Tedy Sudiarta Salawe Nim : 090813288 Jurusan : Ilmu Pemerintahan Program Studi : Ilmu
Lebih terperinciKINERJA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE DALAM PELAYANAN PUBLIK. Oleh : TEDDY CHRISTIAN ZAKHARIA GANAP
KINERJA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE DALAM PELAYANAN PUBLIK Oleh : TEDDY CHRISTIAN ZAKHARIA GANAP ABSTRAK Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
BAB III GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH A. KONDISI UMUM SEKARANG DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHAN Perubahan peraturan di bidang pemerintahan daerah yang berdampak pada bidang kepegawaian membutuhkan antisipasi
Lebih terperinciPENERAPAN PRINSIP ALOKASI DANA KAMPUNG (ADK) DALAM PEMBANGUNAN DI KAMPUNG INTU LINGAU KECAMATAN NYUATAN KABUPATEN KUTAI BARAT
ejournal Ilmu Pemerintahan, 2014, 2 (1): 1842-1852 ISSN 2338-3651, ejournal. ip.fisip-unmul.ac.id Copyright 2014 PENERAPAN PRINSIP ALOKASI DANA KAMPUNG (ADK) DALAM PEMBANGUNAN DI KAMPUNG INTU LINGAU KECAMATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pencegahan (preventif) untuk meningkatkan kualitas hidup serta memberikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini masalah kesehatan telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat. Dengan meningkatnya taraf hidup masyarakat, maka semakin meningkat pula tuntutan masyarakat
Lebih terperinciKINERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAN DIKLAT DAERAH DALAM PELAKSANAAN PROMOSI JABATAN DI KOTA KOTAMOBAGU. Oleh. Mohamad Septian Mokodompit.
KINERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAN DIKLAT DAERAH DALAM PELAKSANAAN PROMOSI JABATAN DI KOTA KOTAMOBAGU Oleh Mohamad Septian Mokodompit Abstrak Pegawai Negeri Sipil (PNS) merupakan aparatur pemerintah guna mengefektifkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia adalah negara kesatuan, dalam penyelenggaraan
1 I. PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Negara Republik Indonesia adalah negara kesatuan, dalam penyelenggaraan pemerintahannya menekankan asas desentralisasi yang secara utuh dilaksanakan di daerah kota/kabupaten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Wujud otonomi daerah yang diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Wujud otonomi daerah yang diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 mengenai Pemerintahan Daerah yang ditindaklanjuti dengan perubahan melalui
Lebih terperinciKajian Tentang Kinerja Tenaga Kerja Kontrak Daerah (TKD2) Pada Dinas Pendidikan Kabupaten Kutai Timur
Kajian Tentang Kinerja Tenaga Kerja Kontrak Daerah (TKD2) Pada Dinas Pendidikan Kabupaten Kutai Timur Soesilo Nugroho Oetomo 1, Adam Idris 2, Achmad Djumlani 3 Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. organisasi perusahaan. Sumber daya manusia merupakan asset utama bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manajemen sumber daya manusia sangat penting bagi perusahaan karena sumber daya manusia perlu dikelola secara profesional agar terwujud keseimbangan antara kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekelompok manusia sangat diperlukan untuk dapat bersosialisasi dan bekerja
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sebagai makhluk sosial pada dasarnya manusia memiliki sifat bersosialisasi, berkomunikasi, bekerja sama, dan membutuhkan keberadaan manusia yang lainnya.
Lebih terperinciEFEKTIVITAS PENERAPAN DISIPLIN PNS DALAM MENINGKATKAN KINERJA PELAYANAN DI KANTOR KECAMATAN TOMOHON UTARA MERRY POLINA TIRIE
EFEKTIVITAS PENERAPAN DISIPLIN PNS DALAM MENINGKATKAN KINERJA PELAYANAN DI KANTOR KECAMATAN TOMOHON UTARA MERRY POLINA TIRIE 090814005 ABSTRACT Efektivitas kinerja pelayanan pemerintah adalah penyelesaian
Lebih terperinciKata Pengantar. Oleh karena itu agar langkah dimaksud dapat menjadi prioritas program lima tahun pembangunan kepegawaian ke depan menyongsong ii
i Kata Pengantar Seraya memanjatkan puji dan syukur atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Badan Kepegawaian Daerah telah dapat melalui tahapan lima tahun kedua pembangunan jangka menengah bidang kepegawaian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari terwujudnya prinsip-prinsip yang terkandung dalam Good Governance
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap Negara harus memiliki Good Governance (Penyelenggaraan Pemerintah yang Baik). Untuk mencapai Good Governance tersebut harus dimulai dari terwujudnya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. terdiri dari pejabat negara dan pegawai negeri untuk menyelenggarakan tugas
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai penyelenggara tugas pemerintah dan pembangunan sangat menentukan guna mencapai tujuan suatu pemerintahan. PNS pada suatu
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN
RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016-2021 Kata Pengantar Alhamdulillah, puji syukur kehadirat ALLAH SWT, atas limpahan rahmat, berkat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
Lebih terperinciEKSEKUTIF ISSN : Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan Volume 2 No. 2 Tahun 2017 Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi
PERAN CAMAT DALAM PEMBINAAN ADMINISTRASI DESA DI KECAMATAN DUMOGA KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW Tita Christabel Maramis 1 Johannis Kaawoan 2 Josef Kairupan 3 Abstrak Pemerintah kecamatan merupakan tingkat
Lebih terperinciOleh : LIDYA CHRISTINE MONTUNG NIM ABSTRAKSI. sebut pemenuhan kebutuhan akan sebuah layanan yang dilakukan oleh organisasi pemerintah
EFEKTIFITAS PELAYANAN PUBLIK DI BIDANG KEPENDUDUKAN (STUDI TENTANG PELAYANAN PEMBUATAN KTP DI KELURAHAN MANEMBO- NEMBO ATAS, KECAMATAN MATUARI, KOTA BITUNG Oleh : LIDYA CHRISTINE MONTUNG NIM 100813063
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hakekat dari otonomi daerah adalah adanya kewenangan daerah yang lebih
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hakekat dari otonomi daerah adalah adanya kewenangan daerah yang lebih besar dalam pengurusan maupun pengelolaan pemerintahan daerah, termasuk didalamnya pengelolaan
Lebih terperinciKINERJA ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DALAM PENYERAPAN ASPIRASI MASYARAKAT DI KABUPATEN HALMAHERA UTARA. Frian Gar. Andea
KINERJA ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DALAM PENYERAPAN ASPIRASI MASYARAKAT DI KABUPATEN HALMAHERA UTARA Frian Gar. Andea PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan adanya Otonomi dan desentralisasi
Lebih terperinciKUALITAS PELAYANAN PEMBUATAN AKTA KELAHIRAN ANAK DI LUAR NIKAH PADA DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KOTA SURABAYA
KUALITAS PELAYANAN PEMBUATAN AKTA KELAHIRAN ANAK DI LUAR NIKAH PADA DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KOTA SURABAYA Oleh : Agustin Triyansari 1 dan Teguh Santoso 2 Abstrak Salah satu bentuk pelayanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
20 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sedikitnya ada tiga fungsi utama yang harus dijalankan oleh pemerintah dalam fungsi pelayanan publik, yaitu fungsi pelayanan masyarakat (public service function),
Lebih terperinciKESIMPULAN DAN SARAN
167 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan (1) Faktor-faktor yang berhubungan dalam manajemen pemerintahan dan pembangunan perdesaan partisipatif di Kabupaten Bone dan Kabupaten Jeneponto Provinsi Sulawesi Selatan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yang terdapat dalam organisasi tersebut. Keberhasilan untuk mencapai
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu organisasi didirikan karena mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Dalam mencapai tujuannya setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku dan sikap orangorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berlakunya Otonomi Daerah di Pemerintahan Indonesia, sehingga setiap
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berlakunya Otonomi Daerah di Pemerintahan Indonesia, sehingga setiap daerah memiliki kewenangan yang semakin besar untuk mengatur pemerintahannya sendiri, termasuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam sistem penyelenggaraan pemerintahan khususnya penyelenggaraan pemerintahan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sistem penyelenggaraan pemerintahan khususnya penyelenggaraan pemerintahan daerah, instrumen pemerintahan memegang peran yang sangat penting dan vital guna melancarkan
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandar Lampung
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandar Lampung Dinas Pendapatan Daerah merupakan salah satu unsur organisasi Pemerintah Daerah yang mempunyai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara
Lebih terperinciBAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN A. VISI DAN MISI 1. VISI Badan Kepegawaian Daerah (BKD) sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah mengemban tugas dalam menjamin kelancaran penyelenggaraan
Lebih terperinciPENINGKATAN ETOS KERJA PEGAWAI DALAM PROSES PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN TAHUNA INDUK KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE. Oleh :
PENINGKATAN ETOS KERJA PEGAWAI DALAM PROSES PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN TAHUNA INDUK KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE Oleh : Wulan Sari Moningkey Makatipude, ABSTRAK Sejalan dengan kebutuhan masyarakat akan
Lebih terperinciBAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Akuntabilias Kinerja Tahun 2013 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kinerja birokrasi pada era reformasi dan otonomi daerah menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kinerja birokrasi pada era reformasi dan otonomi daerah menjadi masalah yang sangat strategis dan menjadi sorotan publik. Kinerja birokrasi disinyalir masih
Lebih terperinciRENCANA KERJA TAHUN 2017 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG
RENCANA KERJA TAHUN 2017 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG PEMERINTAH KOTA PADANG SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG BAGIAN PEMBANGUNAN TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Sebagai tindak lanjut instruksi
Lebih terperinciRencana Kerja Perubahan Tahun 2016
Lampiran Tahun 2016 Badan Pelayanan Perijinan Terpadu dan Penanaman Modal Kota Bontang BAB I P E N D A H U L U A N I.1. LATAR BELAKANG Dengan ditetapkannya UU No. 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Lebih terperinciEFEKTIVITAS KINERJA TENAGA PENGGERAK DESA DAN KELURAHAN DALAM REALISASI PROGRAM KB DI KECAMATAN CIAMIS KABUPATEN CIAMIS VENNI SUKMAWATI ABSTRAK
EFEKTIVITAS KINERJA TENAGA PENGGERAK DESA DAN KELURAHAN DALAM REALISASI PROGRAM KB DI KECAMATAN CIAMIS KABUPATEN CIAMIS VENNI SUKMAWATI ABSTRAK Berdasarkan hasil observasi efektivitas kinerja Tenaga Penggerak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Konsep Good governance atau tata kepemerintahan yang baik merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsep Good governance atau tata kepemerintahan yang baik merupakan salah satu upaya guna menciptakan keteraturan dan kesinambungan dalam sistem tata pemerintahan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan aspek terpenting dalam sebuah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan aspek terpenting dalam sebuah organisasi. Disamping sumber daya alam dan sumber daya modal, sumber daya manusia juga memiliki
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Hal ini berdasarkan dikeluarkannya Undang Undang No. 22 tahun 1999
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kebijakan otonomi daerah mulai dilaksanakan secara penuh pada Januari 2001. Hal ini berdasarkan dikeluarkannya Undang Undang No. 22 tahun 1999 tentang otonomi daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam menjalankan aktivitasnya, suatu organisasi baik pemerintah atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam menjalankan aktivitasnya, suatu organisasi baik pemerintah atau organisasi bisnis membutuhkan berbagai jenis sumber daya, seperti modal, bahan baku material,
Lebih terperinciKINERJA PELAYANAN BADAN PERTAHANAN NASIONAL
243 KINERJA PELAYANAN BADAN PERTAHANAN NASIONAL Putri Vara Dina Program Magister Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau, Kampus Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru Panam,
Lebih terperinciKinerja Aparatur Pemerintah Dalam Pelayanan E-KTP di Kantor Kecamatan (Suatu Studi di Kantor Kecamatan Tondano Selatan Kabupaten Minahasa)
Kinerja Aparatur Pemerintah Dalam Pelayanan E-KTP di Kantor Kecamatan (Suatu Studi di Kantor Kecamatan Tondano Selatan Kabupaten Minahasa) Oleh : Indra Jaya La Udi ABSTRAKSI Dalam era globalisasi sekarang
Lebih terperinciPublik di Kabupaten Aceh Utara Profil dan Kinerja Organisasi Publik di Kabupaten Aceh Utara
Publik di Kabupaten Aceh Utara Profil dan Kinerja Organisasi Publik di Kabupaten Aceh Utara Oleh : Rahmad Abstrak Pengukuran kinerja terhadap suatu organisasi publik merupakan suatu isu pada beberapa tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkapita sebuah negara meningkat untuk periode jangka panjang dengan syarat, jumlah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan ekonomi adalah proses yang dapat menyebabkan pendapatan perkapita sebuah
Lebih terperincisehingga benar-benar dapat diwujudkan tata kepemerintahan yang baik (Good governance)
BAB II RENCANA STRATEGIS A. RENCANA STRATEGIS 1. VISI Tantangan birokrasi pemerintahan masa depan meliputi berbagai aspek, baik dalam negeri maupun manca negara yang bersifat alamiah maupun sosial budaya,
Lebih terperinciKINERJA DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA DALAM PEMBINAAN ATLET TINJU BERPRESTASI. Oleh : MICHAEL PANDAI NRI :
KINERJA DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA DALAM PEMBINAAN ATLET TINJU BERPRESTASI Oleh : MICHAEL PANDAI NRI : 090813105 ABSTRAK Pada dasarnya tujuan utama dari pelaksanaan kebijakan otonomi daerah adalah membebaskan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. otonomi di Desa Aglik, memuat tiga agenda, yaitu pertama, merupakan sebuah sistem perencanaan sendiri (self-planning) yang
103 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Penerapan otonomi desa di Desa Aglik dilaksanakan berdasarkan beberapa dasr hukum yang berlaku yaitu Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa reformasi ini, Indonesia mengalami perubahan seperti munculnya tuntutan penyelenggaraan pemerintahan yang lebih baik. Hal itu merupakan jawaban terhadap
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA SOLOK 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keuangan Daerah memegang peranan yang sangat penting dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keuangan Daerah memegang peranan yang sangat penting dalam menyelenggarakan kegiatan pemerintahan dan pelayanan publik. Oleh karena itu, dalam pengelolaannya harus
Lebih terperinciIMPLEMENTASI GOOD GOVERNANCE DALAM PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK BIDANG PENDIDIKAN DI KECAMATAN AMURANG BARAT KABUPATEN MINAHASA SELATAN
IMPLEMENTASI GOOD GOVERNANCE DALAM PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK BIDANG PENDIDIKAN DI KECAMATAN AMURANG BARAT KABUPATEN MINAHASA SELATAN Arpi R. Rondonuwu Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Lebih terperinciRencana Kerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pelalawan 2016 BAB. I PENDAHULUAN
BAB. I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil merupakan unsur pelaksanaan Pemerintah Daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada dibawah dan bertanggung jawab
Lebih terperinciKINERJA PEGAWAI DALAM PELAYANAN PUBLIK DI UPTD LABORATORIUM DAN PERALATAN DINAS BINA MARGA DAN PENGAIRAN KOTA SAMARINDA
ejournal Administrative Reform, 2014, 2 (1):934-945 ISSN 2338-7637, ar.mian.fisip-unmul.ac.id Copyright 2014 KINERJA PEGAWAI DALAM PELAYANAN PUBLIK DI UPTD LABORATORIUM DAN PERALATAN DINAS BINA MARGA DAN
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kinerja Aparat Dalam Pelayanan Publik 1. Kinerja Kinerja adalah aspek pendukung dalam melihat hasil kerja suatu organisasi. Melalui kinerja dapat terlihat apakah suatu tujuan organisasi
Lebih terperinciBUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG
BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENINGKATAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PACITAN,
Lebih terperinciKINERJA PEMERINTAHAN DESA SEBAGAI PENYEDIA PELAYANAN PUBLIK DI DESA WRINGINPITU KECAMATAN MOJOWARNO KABUPATEN JOMBANG
KINERJA PEMERINTAHAN DESA SEBAGAI PENYEDIA PELAYANAN PUBLIK DI DESA WRINGINPITU KECAMATAN MOJOWARNO KABUPATEN JOMBANG Arizki Afrizal Ahmad Universitas Negeri Malang E-mail: Arizki_Afrizal@yahoo.com ABSTRAK:
Lebih terperinciPerilaku Individu dalam Pelayanan Izin mendirikan Bangunan Di Dinas Perumahan dan Permukiman Kabupaten Kepulauan Sangihe
Perilaku Individu dalam Pelayanan Izin mendirikan Bangunan Di Dinas Perumahan dan Permukiman Kabupaten Kepulauan Sangihe Oleh: Eko Susanto Abstrak Dalam suatu organisasi terdapat beberapa individu dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup, sebab organisasi adalah himpunan manusia untuk dapat memenuhi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Organisasi pada dasarnya merupakan wadah atau sarana untuk bekerja sama dalam rangka mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan sebelumnya. Setiap organisasi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Protokol Biro Umum Sekretariat Daerah Provinsi Lampung adalah Pegawai
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam menghadapi semakin beratnya tugas dan tanggung jawab, Bagian Protokol Biro Umum Sekretariat Daerah Provinsi Lampung telah berupaya meningkatkan kualitas sumber daya
Lebih terperinciAKUNTABILITAS KINERJA PEGAWAI KECAMATAN DALAM PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK Oleh ERNA SRI MADUNDANG
AKUNTABILITAS KINERJA PEGAWAI KECAMATAN DALAM PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK Oleh ERNA SRI MADUNDANG ABSTRAK Dengan adanya akuntabilitas diharapkan kinerja pegawai dapat meningkat. Karena dalam akuntabilitas,
Lebih terperinciINSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA
INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT 2015 SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2014 Nomor : LAP-3/IPT/2/2015 Tanggal :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Otonomi daerah merupakan upaya pemberdayaan daerah dalam pengambilan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Otonomi daerah merupakan upaya pemberdayaan daerah dalam pengambilan keputusan daerah berkaitan dengan pengelolaan sumber daya yang dimiliki sesuai dengan kepentingan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bidang pemerintahan sekarang ini telah terjadi perubahan yang sangat besar. Salah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, maka di bidang pemerintahan sekarang ini telah terjadi perubahan yang sangat besar. Salah satu perubahan
Lebih terperinciTRANSPARANSI PELAYANAN PUBLIK DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL
TRANSPARANSI PELAYANAN PUBLIK DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL (Suatu Studi Pelayanan Akta Kelahiran Di Kantor Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kabupaten Minahasa Selatan) OLEH : ATIKA EUNIKE
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam pengelolaan Negara baik secara desentralisasi maupun secara otonomi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pegawai Negeri Sipil merupakan abdi negara yang diberikan kewenangan dalam pengelolaan Negara baik secara desentralisasi maupun secara otonomi daerah. Secara hukum,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pembagian daerah di Indonesia pada dasarnya diatur dalam undangundang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembagian daerah di Indonesia pada dasarnya diatur dalam undangundang dan peraturan yang dibuat oleh pemerintah dalam menyelaraskan perimbangan daerah. Dalam
Lebih terperinciPERSEPSI MASYARAKAT TENTANG KINERJA APARATUR PEMERINTAH KECAMATAN DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN UMUM
PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG KINERJA APARATUR PEMERINTAH KECAMATAN DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN UMUM (Suatu studi di Kecamatan Dumoga Utara Kabupaten Bolaang Mongondow) Oleh Angelina Mumu ABSTRAKSI Untuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menghasilkan suatu kebijakan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan tuntutan perkembangan sistem keuangan dan kemajuan ekonomi yang semakin kompleks, perubahan akan penggunaan laporan keuangan menjadi salah satu
Lebih terperinciTESIS. Oleh Oleh : Edy Pramono NIM : P
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN TERHADAP EFEKTIFITAS LAYANAN PENERBITAN AKTA KELAHIRAN DAN PERKAWINAN DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KOTA SURAKARTA TESIS Oleh Oleh : Edy
Lebih terperinciKINERJA PELAYANAN PUBLIK (Studi Kasus Pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kota Jambi)
Samsuddin dinsamsudin58@yahoo.com Dosen Program Studi Ilmu Pemerintahan STISIP Nurdinhamzah Jambi KINERJA PELAYANAN PUBLIK (Studi Kasus Pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kota Jambi)
Lebih terperinciPENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA PEGAWAI DI KANTOR KECAMATAN SAMARINDA SEBERANG KOTA SAMARINDA
ejournal Administrasi Publik, Volume 5, Nomor 1, 2017 : 5253-5264 ISSN 0000-0000, ejournal.an.fisip-unmul.ac.id Copyright 2017 PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA
Lebih terperinciIMPLEMENTASI KEBIJAKAN TENTANG FUNGSI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DALAM PEMBENTUKANPERATURAN DESA
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN TENTANG FUNGSI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DALAM PEMBENTUKANPERATURAN DESA (Studi Kasus di Desa Pintatu Kecamatan Wasile Selatan Kabupaten Halmahera Timur) Oleh DONIS KATENGAR 080
Lebih terperinciANALISIS PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2014
ANALISIS PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2014 (Studi Penelitian: Penilaian Sasaran Kerja Pegawai dan Perilaku Kerja Pegawai ) Oleh: Puspita Ardi
Lebih terperinciRestorica Vol. 1, Nomor 01, April 2015 ISSN:
Restorica Vol. 1, Nomor 01, April 2015 ISSN: 2407-3881 PENGARUH PENERAPAN PRINSIP GOOD GOVERNANCE TERHADAP KUALITAS PELAYANAN E-KTP PADA KANTOR KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN KATINGAN Oleh
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. tentang Disiplin PNS di BKD Kabupaten Banyumas sudah dilaksanakan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan keseluruhan pembahasan dan hasil analisis yang telah diuraikan maka dapat disimpulkan bahwa Implementasi PP No 53 tahun 2010 tentang Disiplin PNS di
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tata kelola yang baik (good governance) adalah suatu sistem manajemen pemerintah yang dapat merespon aspirasi masyarakat sekaligus meningkatkan kepercayaan kepada pemerintah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Organisasi merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar,
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Organisasi merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diindentifikasikan, bekerja secara terus menerus untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BKD KABUPATEN GRESIK 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kesuksesan sebuah penyelenggaraan tugas pemerintahan, terutama pada penyelenggaraan pelayanan public kepada masyarakat sangat tergantung pada kualitas SDM Aparatur.
Lebih terperinciHENDRI HERDIANTO ABSTRAK
PERANAN UPTD PEMADAM KEBAKARAN DAN PERALATAN PADA DINAS PEKERJAAN UMUM, PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN DI MASYARAKAT KABUPATEN PANGANDARAN HENDRI HERDIANTO ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinci