SEJARAH BIMBINGAN KARIR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SEJARAH BIMBINGAN KARIR"

Transkripsi

1 SEJARAH BIMBINGAN KARIR Disusun Guna Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah : Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Dasar Dosen Pengampu : Dr. Purwati, MS,Kons/Dewi Liana Sari, S.Pd Disusun Oleh : 1. Cinde Arum Asmarani ( ) 2. Imroati Mukharomah ( ) 3. Lina Lestari ( ) 4. Feni Yuni Lestari ( ) 5. Dodo Prastyoko ( ) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG 2014 I

2 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas Rahmat dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tujuan disusunnya makalah dengan judul : Sejarah Bimbingan Karir ini adalah guna memenuhi tugas kelompok mata kuliah Bimbingan Dan Konseling di SD. Terselesainya penulisan makalah ini tak lepas dari bantuan serta dorongan dari berbagai pihak, oleh karena itu ucapan terima kasih kami haturkan kepada : 1. Dr. Purwati, MS,Kons/Dewi Liana Sari, S.Pd,selaku dosen pembimbing yang telah memberikan arahan dalam penulisan makalah ini. 2. Rekan-rekan yang telah memberikan dukungan dan motivasi. 3. Kepada semua pihak yang turut membantu dalam penulisan makalah ini yang tak dapat kami sebutkan satu persatu. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tentu masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran kami harapkan untuk perbaikan yang akan datang. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi semua pembaca pada umumnya. Magelang, 12 Mei 2014 Penyusun II

3 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL I KATA PENGANTAR II DAFTAR ISI III BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang 1 B. Rumusan Masalah. 1 C. Tujuan 1 BAB II PEMBAHASAN 2 A. Pengertian Sejarah 2 B. Istilah Yang Berhubungan Dengan Bimbingan Karir 2 C. Sejarah Bimbingan Karir 3 D. Kedudukan Bimbingan Karir. 5 E. Makna Bimbingan Karir 6 F. Masalah Dan Jalur Bimbingan Karir 7 BAB III PENUTUP 8 A. Kesimpulan 8 B. Saran 9 DAFTAR PUSTAKA 10 III

4 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman dengan munculnya berbagai teknologi yang canggih, belum lagi dengan adanya berbagai macam pekerjaan yang sadar tidak disadari ini menjadi sebuah tantangan hidup sebuah insan di dunia yang memerlukan pemahaman dan kesadaran akan adanya hal tersebut. Dengan ini perlu adanya sebuah pemahaman, pengarahan dan menumbuhkan kesadaran pada peserta didik di SD/MI yang harus dilakukan oleh seorang guru karena betapa pentingnya kesadaran akan kemajuan zaman dan berbagai macam kegiatan atau pekerjaan disekitar lingkungan peserta didik yang nantinya akan memicu pada sebuah karir yang paling tidak menjadi sebuah cita dari peserta didik. Pemikiran inilah menjadi latar belakang betapa pentingnya seorang guru mampu memahami dari bimbingan karir yang kemudian dapat dijadikan sebuah transformasi kepada peserta didik di SD/MI untuk memunculkan kesadaran akan pentingnya hal tersebut. B. Rumusan Masalah 1. Apa Pengertian Sejarah? 2. Apa saja Istilah Yang Berhubungan Dengan Bimbingan Karir? 3. Bagaimana Sejarah Bimbingan Karir? 4. Apa Saja Kedudukan Bimbingan Karir? 5. Apa Makna Bimbingan Karir? 6. Bagaiamana Masalah Dan Jalur Bimbingan Karir? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian sejarah 2. Untuk mengetahui apa saja istilah-istilah yang berhubungan dengan bimbingan karir 3. Untuk mengetahui sejarah bimbingan karir 4. Untuk mengetahui kedudukan bimbingan karir 5. Untuk mengetahui makna bimbingan karir 6. Untuk mengetahu masalah dan jalur bimbingan karir 1

5 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Sejarah Kata sejarah secara harafiah berasal dari kata Arab :شجرة) šajaratun) yang artinya pohon. Dalam bahasa Arab sendiri, sejarah disebut tarikh (.(تاريخ Adapun kata tarikh dalam bahasa Indonesia artinya kurang lebih adalah waktu atau penanggalan. Kata Sejarah lebih dekat pada bahasa Yunani yaitu historia yang berarti ilmu atau orang pandai. Kemudian dalam bahasa Inggris menjadi history, yang berarti masa lalu manusia. Sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari segala peristiwa atau kejadian yang telah terjadi pada masa lampau dalam kehidupan umat manusia. Dalam kehidupan manusia, peristiwa sejarah merupakan suatu peristiwa yang abadi, unik, dan penting. B. Istilah Yang Berhubungan Dengan Bimbingan Karir Istilah karir mungkin sering dikaitkan dengan pekerjaan atau jabatan. Untuk itu ada baiknya dikenali beberapa istilah khusus yang berkaitan dengan bimbingan karir, yaitu : a. Karir : keseluruhan pekerjaan yang dialami seseorang dalam keseluruhan hidupnya. Secara lebih terbatas karir diartikan sebagai pengalaman kerja di dalam suatu bidang pekerjaan tertentu. b. Jabatan (occupation, Vocational); suatu pekerjaan khusus atau kegiatan kerja tertentu. c. Perkembangan karir : keseluruhan perkembangan individu yang menekankan kepada proses persiapan, memasuki dan kemajuan dalam dunia pekerjaan. d. Pendidikan karir : kegiatan yang direncanakan untuk memberikan pengalaman pendidikan kepada individu yang akan memberikan kemudahan perkembangan karir. 2

6 Istilah bimbingan karir tidak hanya merujuk kepada program orientasi pekerjaan tetapi juga menyangkut : a. Keterlibatan antara konselor dengan klien. b. Keterlibatan partisipasi aktif klien dalam mengambil keputusan karir terhadap informasi. c. Proses penyesuaian pribadi bahkan lebih jauh merupakan proses psikoterapi. C. Sejarah Bimbingan Karir 1. Bimbingan Karir Bermula dari Bimbingan Jabatan Istilah bimbingan karir bermula dari Isitilah vocational guidance,istilah ini pertama kali dipopulerkan oleh Frank Pearson pada tahun1908 ketika ia berhasil membentuk suatu lembaga yang bertujuanuntuk membantu anak-anak muda dalam memperoleh pekerjaan.pada awalnya penggunaan istilah vocational guidance lebih merujukpada usaha membantu individu dalam memilih dan mempersiapkan suatu pekerjaan, termasuk didalamnya berupaya mempersiapkan kemampuan yang diperlukan untuk memasuki suatu pekerjaan. Konsep bimbingan yang bermula di Amerika Serikat ini dilatari oleh berbagai kondisi obyektif pada waktu itu, diantaranya : 1. keadaanekonomi 2. keadaan sosial, seperti urbanisasi 3. kondisi ideologis,seperti adanya kegelisahan untuk membentuk kembali danmenyebarkan pemikiran tentang kemampuan seseorang dalam rangkameningkatkan kemampuan diri dan statusnya 4. perkembanganilmu (scientific), khususnya dalam bidang ilmu psiko-fisik dan psikologi eksperimantal, Atas desakan kondisi tersebut, maka muncullah gerakan vocational guidance yang kemudian tersebar keseluruh Negara, termasuk ke Indonesia.Pada tahun 1951, para ahli mengadakan perubahan pendekatan dari model okupasional occupational ke model karir (career ). Kedua model ini memiliki perbedaan yang cukup mendasar, terutama dalam landasan individu untuk memilih jabatan. Pada model okupasional lebih menekankan pada kesesuaian antara bakat dengan tuntutan dan persyaratan pekerjaan. Sedangkan pada model karir, tidak hanya sekedar memberikan penekanan tentang pilihan pekerjaan, namun mencoba pula menghubungkannya dengan konsep perkembangan dan tujuan-tujuan yang lebih jauh sehingga nilai-nilai pribadi, konsep diri, rencanarencana pribadi dan semacamnya mulai turut dipertimbangkan. 3

7 Bimbingan karir tidak hanya sekedar memberikan respon kepada masalah-masalah yang muncul, akan tetapi juga membantu memperoleh pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan dalam pekerjaan. Penggunaan istilah karir didalamnya terkandung makna pekerjaan dan jabatan sekaligus rangkaian kegiatan dalam mencapai tujuan hidup seseorang. Hattari (1983) menyebutkan bahwa istilah bimbingan karir mengandung konsep yang lebih luas. Bimbingan jabatan menekankan pada keputusan yang menentukan pekerjaan tertentu, sedangkan bimbingan karir menitik beratkan pada perencanaan kehidupan seseorang dengan mempertimbangkan keadaan dirinya dengan lingkungannya agar ia memperoleh pandangan yang lebih luas tentang pengaruh dari segala peranan positif yang layak dilaksanakannya dalam masyarakat. Berikut adalah poin-poin sejarah dari perkembangan bimbingan karir : 1. Tahun 1898 : Jessie B. Davis dengan mendirikan Educational Career Conna Control dikota Detroit. 2. Tahun 1907 : Eli Weaver, menerbitkan buku yang berjudul : Choosing a Career pada tahun Tahun 1908 : Frank Parsons, mendirikan the Boston Vocational Bereau, untuk membantu para pemuda memilih pekerjaan dan melatih guru-guru sebagai konseler pekerjaan. 4. Tahun 1909 : Parsons menerbitkan buku Choosing a Vocational Parsons menjelaskan bahwa dalam memilih pekerjaan itu harus diperhatikan 3 faktor terpenting, yaitu : 1) Pengertian yang jelas tentang dirinya sendiri seperti bakat kemampuan, minat, ambisi, keuntungan, hambatan yang dimiliki 2) Pengetahuan tentang persyaratan jabatan dan kondisi untuk keberhasilan, keuntungan dan kerugian kompensasi, kesempatan dan prospek dan suatu jabatan 3) Penalaran yang benar terhadap hubungan dari kedua kelompok fakta tersebut diatas. 5. Tahun , bimbingan diterima disekolah-sekolah, tidak hanya masalah jabatan saja tetapi juga masalah pendidikan dari sosial. 4

8 6. Pada akhir 1930 masalah bimbingan jabatan menjadi sangat penting lantaran timbulnya masalah pengangguran, penempatan, perubahan teknologi, mobilitas dan perkembangan jabatan. 7. Tahun , gerakan pengukuran inteligensi dan bakat khusus. 2. Bimbingan Karir pada Persekolahan di Indonesia Di Indonesia sendiri program ini masuk dan diadopsi oleh lembaga pendidikan pada tahun 1950, yang kemudian terwadahi dalam layanan bimbingan dan penyuluhan, yang kini disebut bimbingan dan konseling. Ini diawali dari kebutuhan penjurusan peserta didik pada jenjang pendidikan menengah atas.selanjutnya, pada tahun 1984 bersamaan dengan diberlakukannya Kurikulum 1984, bimbingan karir cukup terasa mendominasi dalam layanan bimbingan dan penyuluhan, dan pada tahun 1994, bersamaan dengan perubahan nama bimbingan penyuluhan menjadi bimbingan dan konseling, bimbingan karir ditempatkan sebagai salah bidang bimbingan.sampai dengan sekarang ini bimbingan karir tetap masih merupakansalah satu bidang bimbingan, yang diintergrasikan dalam konsteks Kecakapan Hidup (Life Skill). Beberapa penjabaran materi bidang bimbingan karir pada jalur pendidikan formal diarahkan pada : 1.Pemantapan pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan karir yang hendak dikembangkan; 2.Pemantapan orientasi dan informasikarir pada umumnya dan karir yang hendak dikembangkan padakhususnya 3.Orientasi dan informasi terhadap dunia kerja danusaha memperoleh penghasilan untuk memenuhi kebutuhan dantuntutan hidup berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara 4.Pengenalan berbagai lapangan kerja yang dapat dimasuki 5.Orientasi dan informasi terhadap pendidikan tambahan dan pendidikan yang lebih tinggi, khususnya sesuai dengan karir yang hendak dikembangkan. D. Kedudukan Bimbinngan Karir kedudukan bimbingan karir adalah sebagai berikut : 1. Mengaplikasikan pandangan positif dan dinamis tentang manusia sebagai makhluk spiritual, bermoral, sosial, individual, dan berpotensi. 2. Menghargai dan mengembangkan potensi positif individu. 3. Peduli terhadap kemaslahatan manusia pada umumnya dan klien pada khususnya. 4. Menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sesuai dengan hak asasinya. 5. Toleran terhadap permasalahan individu. 6. Bersikap demokratis. 5

9 E. Makna Bimbingan Karir Secara terminology karir itu diartikan sebuah wacana tertentu saja oleh sebagai kalangan awam yang menganggap wacana tersebut hanya tertentu pada seseorang yang mempunyai suatu posisi, jabatan atau yang berkaitan dengan suatu pekerjaan.sebenarnya banyak prespektif dalam pemaknaan karir dan juga banyak tokoh pemikir yang mendefinisikan karir dalam artian yang berbeda namun tujuannya sama, tergantung satu individu tersebut dari mana mengartikannya karena hal itu memiliki arti yang sangat luas. Namun sejatinya karir itu mempunyai artian luas seperti halnya urutan okupasi, job dan posisi-posisi yang diduduki disepanjang pengalaman kerja seseorang. Sedangkan bimbingan karir itu sendiri diartikan sebagai upaya bantuan kepada individu untuk memberikan dorongan dan untuk memberikan kemudahan untuk mendapatkan pekerjaan dan kemudahan meniti karir dalam kehidupannya. Banyak berbagai definisi dari karir namun yang terpenting dapat disimpulkan dalam satu pengertian karir yaitu karir merupakan perwujudan diri yang bermakna melalui serangkaian aktivitas dan mencakup seluruh aspek kehidupan diantaranya peran hidup, lingkungan kehidupan, yang terwujud karena adanya kekuatan inner person. Perwujudan diri ini akan bermakna dikala adanya kepuasan atau kebahagiaan diri dan lingkungan. Kesuksesan individu dalam berkarir yang tampak dikarenakan adanya ketenangan, kenyamanan, kestabilan dan kepuasan dalam bekerja. Bimbingan karir inipun juga banyak prespektif dalam pengartiannya, dikarenakan bimbingan karir ini sulit dipisahkan dari konsep vocational guidance atau bimbingan jabatan yang kemudian berubah menjadi carrer guidance atau bimbingan karir yang diartikan sebagai proses untuk membantu dalam memilih pekerjaan, mempersiapkan, memasuki dan memperoleh kemajuan di dalamnya. Namun selang beberapa tahun kemudian pengertian bimbingan karir ini direfisi sebagai suatu proses bantuan terhadap individu untuk menerima dan mengembangkan diri serta perannya secara terpadu dalam dunia kerja, mengklarifikasikan konsepnya dengan realita dalam lingkungan yang berujung pada kepuasan diri dan masyarakat. Rochman natawidjadja menyimpulkan pengertian bimbingan karir sebagai proses untuk membantu seseorang untuk mengerti dan menerima gambaran tentang diri pribadinya dan gambaran tentang dunia atau 6

10 lingkungannya, mempertemukan gambaran diri tersebut dengan dunia kerja yang kemudian atau pada akhirnya dapat memilih bidang pekerjaan, memasukinya dan membina karir dalam bidang tersebut. F. Masalah Dan Jalur Bimbingan Karir Sadar tidak disadari dalam kehidupan kita pasti ada yang namanya sebuah tantangan, begitupula dalam meniti sebuah karir inipun masih tidak dapat jauh dari sebuah masalah atau sebuah tantangan. Tantangan dan masalah ini sebenarnya muncul dari diri, yang terletak dari kekurangmampuan dalam membuat planning sebuah karir. Menentukan keputusan akhir dan menentukan karir ini membutuhkan suatu ketrampilan dan sebuah proses yang dilatarbelakangi pemahaman individu terhadap dirinya atau jati dirinya dan pengenalan terhadap lingkungan pekerjaan yang ada di sekitarnya serta memadukan keduanya secara tepat. Banyak para ahli yang telah mendeskripsikan beberapa gejala dalam bimbingan karir ini, diantaranya adalah Williamson yang membagi gejala bimbingan karir menjadi empat bagian, yakni individu tidak dapat memilih atau merasa tidak ada pilihan, karena tidak mampu membedakan secara memadai atas pilihan karir dan komitmen terhadap pilihan itu (no choice), individu tidak merasa yakin atau dia merasa bimbang atas pilihan karirnya (uncertain choice), ketidakseleraan antara bakat atau minat individu dengan pilihan karirnya (unwise choice) dan ketidakseleraan minat dengan bakat individu (discrepancy). Namun sebenarnya masih banyak lagi berbagai gejala atau masalah dalam bimbingan karir yang perlu dicermati oleh seorang guru terutama dalam kaitannya upaya membantu perencanaan karir peserta didik. Selama menempuh dunia pendidikan, individu berusaha untuk sebisa mungkin mengembangkan pengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap yang nantinya pasti akan dibutuhkan ketika mulai mencari kerja, secara asumtif dari proses ini akan berlangsung biasanya sampai dengan usia 20 tahun. Dalam konteks lain bimbingan karir dapat ditempuh melalui jalur pendidikan, pekerjaan, jabatan, profesi, hobi dan social pribadi. Sejumlah kompetensi dan potensi individu yang memadai menjadi penentu berhasil tidaknya sebuah karir baik kompetensi ataupun juga potensi dari fisik, pribadi, social, intelektual, moral begitu juga spiritualnya. 7

11 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari segala peristiwa atau kejadian yang telah terjadi pada masa lampau dalam kehidupan umat manusia. Dalam kehidupan manusia, peristiwa sejarah merupakan suatu peristiwa yang abadi, unik, dan penting poin-poin sejarah dari perkembangan bimbingan karir : Tahun 1898 : Jessie B. Davis dengan mendirikan Educational Career Conna Control dikota Detroit. Tahun 1907 : Eli Weaver, menerbitkan buku yang berjudul : Choosing a Career pada tahun Tahun 1908 : Frank Parsons, mendirikan the Boston Vocational Bereau, untuk membantu para pemuda memilih pekerjaan dan melatih guru-guru sebagai konseler pekerjaan. Tahun 1909 : Parsons menerbitkan buku Choosing a Vocational Parsons menjelaskan bahwa dalam memilih pekerjaan itu harus diperhatikan 3 faktor terpenting, yaitu : a. Pengertian yang jelas tentang dirinya sendiri seperti bakat kemampuan, minat, ambisi, keuntungan, hambatan yang dimiliki b. Pengetahuan tentang persyaratan jabatan dan kondisi untuk keberhasilan, keuntungan dan kerugian kompensasi, kesempatan dan prospek dan suatu jabatan c. Penalaran yang benar terhadap hubungan dari kedua kelompok fakta tersebut diatas. Tahun , bimbingan diterima disekolah-sekolah, tidak hanya masalah jabatan saja tetapi juga masalah pendidikan dari sosial. Pada akhir 1930 masalah bimbingan jabatan menjadi sangat penting lantaran timbulnya masalah pengangguran, penempatan, perubahan teknologi, mobilitas dan perkembangan jabatan. Tahun , gerakan pengukuran inteligensi dan bakat khusus. 8

12 B. Saran Batapa pentingnya kita sebagai calon Guru SD harus mampu memahami Bimbingan Karir yang kemudian dapat kita jadikan sebagai transformasi kepada peserta didik, yaitu dengan memberikan sebuah pemahaman, pengarahan dan menumbuhkan kesadaran kepada peserta didik di SD dikarenakan betapa pentingnya kesadaran akan kemajuan zaman dan berbagai macam kegiatan atau pekerjaan di sekitar lingkungan peserta didik yang nantinya akan memicu pada sebuah karir yang paling tidak menjadi sebuah cita-cita dari peserta didik. 9

13 DAFTAR PUSTAKA Muslihudin, dkk Bimbingan dan Konseling (Makalah). Bandung : LPMP Jawa Barat Resume. Bimbingan Konseling. Bimbingan Karir. TUGAS. A.Muri Yusuf, (2006). Konseling Karier dalam Satuan Pendidikan dan Praktik Pribadi, (Makalah). Padang, Universitas Negeri Padang 10

KONSEP KARIER. Pengembangan Karir

KONSEP KARIER. Pengembangan Karir Pengembangan Karir Karier adalah keseluruhan pekerjaan baik yang digaji maupun yang tidak digaji, suatu proses belajar dan peran-peran yang disandang sepanjang hidup. Biasanya, istilah karier berkaitan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN BIMBINGAN KARIR BAGI SISWA SMA SEBAGAI PERSIAPAN AWAL MEMASUKI DUNIA KERJA 1 Oleh: Sitti Rahmaniar Abubakar 2

PELAKSANAAN BIMBINGAN KARIR BAGI SISWA SMA SEBAGAI PERSIAPAN AWAL MEMASUKI DUNIA KERJA 1 Oleh: Sitti Rahmaniar Abubakar 2 PELAKSANAAN BIMBINGAN KARIR BAGI SISWA SMA SEBAGAI PERSIAPAN AWAL MEMASUKI DUNIA KERJA 1 Oleh: Sitti Rahmaniar Abubakar 2 Abstrak: Bimbingan karir merupakan salah satu bentuk bimbingan yang terpadu pelaksanaannya

Lebih terperinci

MENJADI KONSELOR PROFESIONAL : SUATU PENGHARAPAN Oleh : Eva Imania Eliasa, M.Pd

MENJADI KONSELOR PROFESIONAL : SUATU PENGHARAPAN Oleh : Eva Imania Eliasa, M.Pd MENJADI KONSELOR PROFESIONAL : SUATU PENGHARAPAN Oleh : Eva Imania Eliasa, M.Pd A. PENDAHULUAN Banyak pertanyaan dari mahasiswa tentang, bagaimana menjadi konselor professional? Apa yang harus disiapkan

Lebih terperinci

Kajian Bimbingan dan Konseling di SD. Khairul Fahmi Hadi Dosen Pengampu mata kuliah Bimbingan dan Konseling : Arie Rakhmat Riyadi M.

Kajian Bimbingan dan Konseling di SD. Khairul Fahmi Hadi Dosen Pengampu mata kuliah Bimbingan dan Konseling : Arie Rakhmat Riyadi M. Kajian Bimbingan dan Konseling di SD Khairul Fahmi Hadi 1603397 Dosen Pengampu mata kuliah Bimbingan dan Konseling : Arie Rakhmat Riyadi M.Pd #1. Apa yang membedakan istilah Bimbingan dan Konseling? Pertama-tama

Lebih terperinci

ARAH PENGEMBANGAN MATERI KURIKULUM : Program Pendidikan Sarjana (S-1) BK Program Pendidikan Profesi Konselor (PPK)

ARAH PENGEMBANGAN MATERI KURIKULUM : Program Pendidikan Sarjana (S-1) BK Program Pendidikan Profesi Konselor (PPK) ARAH PENGEMBANGAN MATERI KURIKULUM : Program Pendidikan Sarjana (S-1) BK Program Pendidikan Profesi Konselor (PPK) PENGANTAR Perkembangan dunia di tanah air mendapat momentum yang amat menentukan, yaitu

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI KONSELOR

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI KONSELOR SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI KONSELOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

Lebih terperinci

KOMPETENSI KONSELOR. Kompetensi Konselor Sub Kompetensi Konselor A. Memahami secara mendalam konseli yang hendak dilayani

KOMPETENSI KONSELOR. Kompetensi Konselor Sub Kompetensi Konselor A. Memahami secara mendalam konseli yang hendak dilayani KOMPETENSI KONSELOR Kompetensi Konselor Sub Kompetensi Konselor A. Memahami secara mendalam konseli yang hendak dilayani 1. Menghargai dan menjunjung tinggi 1.1. Mengaplikasikan pandangan positif nilai-nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terpenting dalam kehidupan manusia dewasa yang sehat, di mana pun dan kapan

BAB I PENDAHULUAN. terpenting dalam kehidupan manusia dewasa yang sehat, di mana pun dan kapan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pekerjaan (occupation, vocation, career) merupakan salah satu aspek terpenting dalam kehidupan manusia dewasa yang sehat, di mana pun dan kapan pun mereka berada.

Lebih terperinci

LANDASAN HISTORIS BK. Diana Septi Purnama

LANDASAN HISTORIS BK. Diana Septi Purnama LANDASAN HISTORIS BK Diana Septi Purnama Email: dianaseptipurnama@uny.ac.id A. PIONIR Pengaruh reformasi social pada tahun 1890 1920 merupakan masa kritis di masyarakat Amerika Serikat karena terjadinya

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP Praktek Kurikulum 2013 untuk mata pelajaran pendidikan agama Islam di SMA Negeri 1 Matauli Pandan mampu membangun interaksi komunikasi

BAB VI PENUTUP Praktek Kurikulum 2013 untuk mata pelajaran pendidikan agama Islam di SMA Negeri 1 Matauli Pandan mampu membangun interaksi komunikasi 316 BAB VI PENUTUP Praktek Kurikulum 2013 untuk mata pelajaran pendidikan agama Islam di SMA Negeri 1 Matauli Pandan mampu membangun interaksi komunikasi antara guru dan siswa. Guru selalu mengedepankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan masa depan pembangunan bangsa mengharapkan penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan masa depan pembangunan bangsa mengharapkan penduduk yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di Era Globalisasi dan pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat ini, pemerintah sedang melaksanakan pembangunan di segala bidang yang pada hakekatnya bertujuan

Lebih terperinci

MANAJEMEN KARIR. Retno Djohar Juliani *) Abstrak

MANAJEMEN KARIR. Retno Djohar Juliani *) Abstrak MANAJEMEN KARIR Retno Djohar Juliani *) Abstrak Kesuksesan psikologis merupakan tujuan tertinggi dari karir seseorang, yaitu perasaan bangga atas prestasi yang didapatkan ketika tujuan terpenting dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun informal. Keberhasilan pendidikan akan terjadi bila ada interaksi antara

BAB I PENDAHULUAN. maupun informal. Keberhasilan pendidikan akan terjadi bila ada interaksi antara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peran guru sangat strategis pada kegiatan pendidikan formal, non formal maupun informal. Keberhasilan pendidikan akan terjadi bila ada interaksi antara pendidik dengan

Lebih terperinci

MAKALAH KAJIAN TEKNOLOGI DAN VOKASI PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI BIMBINGAN KARIR

MAKALAH KAJIAN TEKNOLOGI DAN VOKASI PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI BIMBINGAN KARIR MAKALAH KAJIAN TEKNOLOGI DAN VOKASI PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI BIMBINGAN KARIR Diajukan Kepada Dosen Mata Kuliah Kajian Teknologi dan Vokasi Pendidikan Teknologi Agroindustri Ibu Dr. Sri Handayani,

Lebih terperinci

LAPORAN OBSERVASI DAN WAWANCARA SMK MUHAMADIYAH SLAWI

LAPORAN OBSERVASI DAN WAWANCARA SMK MUHAMADIYAH SLAWI LAPORAN OBSERVASI DAN WAWANCARA SMK MUHAMADIYAH SLAWI Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah BK Karir Dosen pengampu Andi Setiawan Disusun Oleh : Nama : Ayu Sulistian Semester / progdi Konseling NPM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi semua orang. Pendidikan bersifat umum bagi semua orang dan tidak terlepas dari segala hal yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan karir merupakan salah satu aspek yang penting dalam. perkembangan karir individu. Kecakapan dalam mengambil keputusan,

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan karir merupakan salah satu aspek yang penting dalam. perkembangan karir individu. Kecakapan dalam mengambil keputusan, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perencanaan karir merupakan salah satu aspek yang penting dalam perkembangan karir individu. Kecakapan dalam mengambil keputusan, merupakan tujuan utama dari perencanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari pengetahuan dan ketrampilan baru sehingga dapat diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari pengetahuan dan ketrampilan baru sehingga dapat diperoleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting bagi perkembangan sumber daya manusia, sebab pendidikan merupakan wahana atau salah satu instrumen yang digunakan

Lebih terperinci

PEDOMAN BIMBINGAN DAN KONSELING MAHASISWA

PEDOMAN BIMBINGAN DAN KONSELING MAHASISWA PEDOMAN BIMBINGAN DAN KONSELING MAHASISWA AKADEMI KEBIDANAN HARAPAN MULYA PONOROGO Jl. Batoro Katong No. 30 Ponorogo Jawa Timur. Telp/Fax: (0352) 489171 Web: akbidharapanmulya.ac Email : akbidharapanmulya@gmail.com

Lebih terperinci

BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM Disampaikan oleh HARTONO Program Studi BK FKIP Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM Disampaikan oleh HARTONO Program Studi BK FKIP Universitas PGRI Adi Buana Surabaya BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 Disampaikan oleh HARTONO Program Studi BK FKIP Universitas PGRI Adi Buana Surabaya BAGAIMANA BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai hukum dasar, UUD 1945 merupakan sumber hukum tertulis,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai hukum dasar, UUD 1945 merupakan sumber hukum tertulis, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai hukum dasar, UUD 1945 merupakan sumber hukum tertulis, dimana seluruh segi kehidupan bangsa dan negara di atur di dalamnya. Dalam pembukaan Undang Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia sedang memasuki zaman informasi, bangsa-bangsa yang belum maju ada

BAB I PENDAHULUAN. Dunia sedang memasuki zaman informasi, bangsa-bangsa yang belum maju ada 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG DAN MASALAH 1. Latar Belakang Perkembangan ekonomi, sosial, budaya masyarakat dewasa ini semakin pesat. Dunia sedang memasuki zaman informasi, bangsa-bangsa yang belum

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia pada tingkat satuan menengah atas saat ini di

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia pada tingkat satuan menengah atas saat ini di 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan di Indonesia pada tingkat satuan menengah atas saat ini di desain untuk mengarahkan peserta didik dapat belajar sesuai dengan minat dan tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, khususnya

Lebih terperinci

PROFESI BIMBINGAN DAN KONSELING DI ERA DISRUPSI: PELUANG DAN TANTANGAN

PROFESI BIMBINGAN DAN KONSELING DI ERA DISRUPSI: PELUANG DAN TANTANGAN PROFESI BIMBINGAN DAN KONSELING DI ERA DISRUPSI: PELUANG DAN TANTANGAN Oleh Dr. Hartono, M.Si. Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas PGRI Adi Buana Surabaya E-mail: hartono@unipasby.ac.id

Lebih terperinci

Pemetaan kompetensi dan sub kompetensi guru secara fomal seperti. berikut: SUB KOMPETENSI. PEDAGOGIK 1. Menguasai teori dan praksis pendidikan

Pemetaan kompetensi dan sub kompetensi guru secara fomal seperti. berikut: SUB KOMPETENSI. PEDAGOGIK 1. Menguasai teori dan praksis pendidikan Kompetensi utuh guru meliputi kemampuan: 1. Mengenal secara mendalam peserta didik yang akan dilayani, meliputi ragam perkembangan dan perbedaan individual peserta didik, 2. Mengusai bidang studi yang

Lebih terperinci

PENGAYAAN DALAM PEMBELAJARAN IPA

PENGAYAAN DALAM PEMBELAJARAN IPA PENGAYAAN DALAM PEMBELAJARAN IPA Disusun Guna Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Pembelajaran IPA di SD Dosen Pengampu : M. Minan Chusni, M.Pd Si Disusun Oleh Kelompok 8 : 1. Dodo Prastyoko

Lebih terperinci

Apakah Bimbingan? Apakah kelebihan dari bimbingan itu? Apakah faktor pengaruh perkembangan bimbingan? Apakah prinsip dasar yang melatarbelakangi

Apakah Bimbingan? Apakah kelebihan dari bimbingan itu? Apakah faktor pengaruh perkembangan bimbingan? Apakah prinsip dasar yang melatarbelakangi Apakah Bimbingan? Apakah kelebihan dari bimbingan itu? Apakah faktor pengaruh perkembangan bimbingan? Apakah prinsip dasar yang melatarbelakangi bimbingan? Pembahasan program bimbingan dan perseorangan?

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Deasy Yunika Khairun, Layanan Bimbingan Karir dalam Peningkatan Kematangan Eksplorasi Karir Siswa

BAB I PENDAHULUAN. Deasy Yunika Khairun, Layanan Bimbingan Karir dalam Peningkatan Kematangan Eksplorasi Karir Siswa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan proses yang esensial untuk mencapai tujuan dan cita-cita individu. Pendidikan secara filosofis merupakan proses yang melibatkan berbagai

Lebih terperinci

Pendidikan Nasional Indonesia pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia Indonesia baik secara fisik maupun intelektual

Pendidikan Nasional Indonesia pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia Indonesia baik secara fisik maupun intelektual 1 Hubungan antara minat belajar dan keaktifan siswa dalam organisasi dengan prestasi belajar siswa kelas XI IPS SMA Batik 1 Surakarta tahun ajaran 2005/2006 Oleh: Wahyu Wijayanti NIM K1402534 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai tempat untuk proses pendidikan yang memiliki peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. sebagai tempat untuk proses pendidikan yang memiliki peranan yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai wadah untuk mengubah tingkah laku manusia baik secara individu maupun kelompok untuk mendewasakan manusia melalui upaya pembelajaran dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. industri. Istilah kinerja berasal dari kata Job performance (prestasi kerja). Kinerja

BAB II KAJIAN TEORI. industri. Istilah kinerja berasal dari kata Job performance (prestasi kerja). Kinerja BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kinerja Guru 2.1.1 Pengertian Kinerja Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kinerja berarti hasil yang dicapai melebihi ketentuan. Konsep kinerja awalnya sering dibahas dalam konteks

Lebih terperinci

PRINSIP PENGEMBANGAN KARIR BIDAN

PRINSIP PENGEMBANGAN KARIR BIDAN PRINSIP PENGEMBANGAN KARIR BIDAN A. Pendidikan Berkelanjutan 1. Pengertian Pendidikan Berkelanjutan Pendidikan berkelanjutan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, hubungan antar manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Wardati dan Muhammad Jauhar, Implementasi Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Prestasi Putrakaraya, Jakarta, 2011, hlm. 137.

BAB I PENDAHULUAN. Wardati dan Muhammad Jauhar, Implementasi Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Prestasi Putrakaraya, Jakarta, 2011, hlm. 137. BAB I PENDAHULUAN Pengembangan manusia seutuhnya itu tidaklah mudah. Berbagai rintangan dan kegagalan dijumpai dalam upaya pengembangan tersebut. Pendidikan yang pada dasarnya mengupayakan pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Manusia adalah makhluk yang diciptakan Tuhan paling sempurna dari pada mahkluk-makhluk lainnya di muka bumi ini. Manusia memiliki akal dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa depan. Hal tersebut diamanatkan dalam Pasal 27 Peraturan Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. masa depan. Hal tersebut diamanatkan dalam Pasal 27 Peraturan Pemerintah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan. Hal tersebut

Lebih terperinci

KODE ETIK PSIKOLOGI. Mistety Oktaviana, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi PSIKOLOGI.

KODE ETIK PSIKOLOGI. Mistety Oktaviana, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi PSIKOLOGI. Modul ke: KODE ETIK PSIKOLOGI Fakultas PSIKOLOGI Mistety Oktaviana, M.Psi., Psikolog Program Studi PSIKOLOGI www.mercubuana.ac.id BAB I. PEDOMAN UMUM Pasal 1. Pengertian Kode Etik Psikologi: seperangkat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. bekerja yang ditandai secara khas dengan adanya kepercayaan diri, motivasi diri

BAB II LANDASAN TEORI. bekerja yang ditandai secara khas dengan adanya kepercayaan diri, motivasi diri BAB II LANDASAN TEORI A. Semangat Kerja 1. Pengertian Semangat Kerja Chaplin (1999) menyatakan bahwa semangat kerja merupakan sikap dalam bekerja yang ditandai secara khas dengan adanya kepercayaan diri,

Lebih terperinci

LANDASAN HISTORIS BK Diana Septi Purnama

LANDASAN HISTORIS BK Diana Septi Purnama Lanjutan... LANDASAN HISTORIS BK Diana Septi Purnama Email: dianaseptipurnama@uny.ac.id F. KEDUDUKAN BIMBINGAN & KONSELING MASA KINI 1. Perkembangan Layanan Bimbingan di Amerika Gerakan bimbingan di sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDUHULUAN. masa depan bangsa, seperti tercantum dalam Undang-Undang RI. No 20 Tahun

BAB I PENDUHULUAN. masa depan bangsa, seperti tercantum dalam Undang-Undang RI. No 20 Tahun BAB I PENDUHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan mempunyai peranan sangat penting dalam menentukan masa depan bangsa, seperti tercantum dalam Undang-Undang RI. No 20 Tahun 2003 tentang sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berkenaan dengan tahap-tahap perkembangan, Papalia (Pinasti,2011,

BAB I PENDAHULUAN. Berkenaan dengan tahap-tahap perkembangan, Papalia (Pinasti,2011, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa ini peran, tugas, dan tanggung jawab mahasiswa bukan hanya sekedar untuk mencapai keberhasilan dalam bidang akademik saja, namun juga mahasiswa mampu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Orientasi karir merupakan salah satu bagian penting dalam upaya untuk membantu siswa

BAB I PENDAHULUAN. Orientasi karir merupakan salah satu bagian penting dalam upaya untuk membantu siswa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Orientasi karir merupakan salah satu bagian penting dalam upaya untuk membantu siswa dalam mengidentifikasi dan menemukan karir yang sesuai dengan kebutuhan

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA PERENCANAAN KARIR. Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media Bimbingan Konseling

PEDOMAN WAWANCARA PERENCANAAN KARIR. Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media Bimbingan Konseling Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media Bimbingan Konseling Dosen Pengampu: Prof. Dr. Edi Purwanta, M.Pd Dr. Ali Muhtadi, M.Pd Oleh: DESY WISMASARI 16713251012 PROGRAM

Lebih terperinci

DWI KUSTIANTI A FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

DWI KUSTIANTI A FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA MINAT MENJADI GURU DITINJAU DARI PERSEPSI SISWA TENTANG KARAKTERISTIK GURU DAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS XI IPS SMA ISLAM SUDIRMAN AMBARAWA (TAHUN AJARAN 2009/2010) SKRIPSI Disusun oleh: DWI KUSTIANTI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bila masa depan adalah kenyataan, apakah masa depan akan dialami oleh setiap orang? Jawabannya bisa iya bisa tidak. Tetapi yang paling terpenting adalah masa depan itu

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN BIMBINGAN KARIR TERHADAP KEINGINAN SISWA UNTUK STUDI LANJUT SISWA KELAS X TSM SMK KARTANEGARA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PENGARUH PEMBERIAN BIMBINGAN KARIR TERHADAP KEINGINAN SISWA UNTUK STUDI LANJUT SISWA KELAS X TSM SMK KARTANEGARA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PENGARUH PEMBERIAN BIMBINGAN KARIR TERHADAP KEINGINAN SISWA UNTUK STUDI LANJUT SISWA KELAS X TSM SMK KARTANEGARA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh manusia untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh manusia untuk meningkatkan taraf hidup ke arah yang lebih sempurna.pendidikan juga merupakan suatu kekuatan dinamis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masalah pendidikan Indonesia ibarat benang kusut yang terus bertambah.

BAB I PENDAHULUAN. Masalah pendidikan Indonesia ibarat benang kusut yang terus bertambah. 1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian. A. Latar Belakang Masalah Masalah pendidikan Indonesia ibarat benang kusut yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan sekaligus membuka peluang-peluang baru bagi pembangunan ekonomi dan sumber daya manusia Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu proses pertumbuhan dan perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu proses pertumbuhan dan perkembangan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses pertumbuhan dan perkembangan sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungan sosial dan lingkungan fisik, yang berlangsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian Hasanah Ratna Dewi, 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian Hasanah Ratna Dewi, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian Perjalanan sejarah hidup umat manusia tidak terlepas dari proses pendidikan yang menjadi salah satu kebutuhan dari setiap manusia. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI 170 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menggunakan analisis deskriptif dan verifikatif dengan menggunakan regresi linear sederhana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. itu kebutuhan fisik maupun psikologis. Untuk kebutuhan fisik seperti makan,

BAB I PENDAHULUAN. itu kebutuhan fisik maupun psikologis. Untuk kebutuhan fisik seperti makan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia memiliki serangkaian kebutuhan yang harus dipenuhi baik itu kebutuhan fisik maupun psikologis. Untuk kebutuhan fisik seperti makan, minum, pakaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan eksistensi guru itu sendiri. meningkatkan pendidikan nasional ternyata masih banyak yang harus di

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan eksistensi guru itu sendiri. meningkatkan pendidikan nasional ternyata masih banyak yang harus di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada ranah dunia pendidikan, keberadaan peran dan fungsi guru merupakan salah satu faktor yang sangat signifikan. Guru merupakan bagian terpenting dalam proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adanya kesadaran manusia tentang pentingnya pendidikan maka di zaman saat ini, negara kita mengalami perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terpenting dalam kehidupan manusia yang sehat, di manapun dan kapanpun mereka berada.

BAB I PENDAHULUAN. terpenting dalam kehidupan manusia yang sehat, di manapun dan kapanpun mereka berada. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memperoleh pekerjaan yang layak dan sesuai harapan, merupakan salah satu aspek terpenting dalam kehidupan manusia yang sehat, di manapun dan kapanpun mereka berada.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan usaha sadar dan disengaja untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan peserta didik yang berlangsung sepanjang masa. Melalui pendidikan,

Lebih terperinci

PENGARUH KEMAMPUAN DASAR GURU DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH SURUH TAHUN AJARAN 2008/2009

PENGARUH KEMAMPUAN DASAR GURU DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH SURUH TAHUN AJARAN 2008/2009 PENGARUH KEMAMPUAN DASAR GURU DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH SURUH TAHUN AJARAN 2008/2009 Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bimbingan dan Konseling memiliki peranan yang sangat menentukan

BAB I PENDAHULUAN. Bimbingan dan Konseling memiliki peranan yang sangat menentukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bimbingan dan Konseling memiliki peranan yang sangat menentukan dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia dan mengembangkan kepribadian dan potensi (bakat, minat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada pendidikan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar adalah istilah kunci yang paling paling vital dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada pendidikan. Sebagai suatu proses,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga diharapkan dapat memiliki kecerdasan dan mengerti nilai-nilai baik dan

BAB I PENDAHULUAN. juga diharapkan dapat memiliki kecerdasan dan mengerti nilai-nilai baik dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan dilaksanakan dengan tujuan untuk membentuk karakteristik seseorang agar menjadi lebih baik. Melalui jalur pendidikan formal, warga negara juga diharapkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai segala sesuatu yang telah dicita-citakannya. Seorang individu

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai segala sesuatu yang telah dicita-citakannya. Seorang individu BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya manusia memiliki sifat dasar untuk mengejar atau mencapai segala sesuatu yang telah dicita-citakannya. Seorang individu diharapkan bisa memenuhi kebutuhannya

Lebih terperinci

2014 PENYELENGGARAAN PROGRAM PARENTING BERBASIS E-LEARNING D ALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MEND ID IK ANAK

2014 PENYELENGGARAAN PROGRAM PARENTING BERBASIS E-LEARNING D ALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MEND ID IK ANAK BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan sangat penting sebagai tolak ukur tingkatan sumber daya manusia di suatu negara dan bangsa. Pendidikan mempunyai tugas untuk mempersiapkan sumber

Lebih terperinci

Seminar Internasional, ISSN Peran LPTK Dalam Pengembangan Pendidikan Vokasi di Indonesia

Seminar Internasional, ISSN Peran LPTK Dalam Pengembangan Pendidikan Vokasi di Indonesia PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) SEBAGAI UPAYA MEMASUKI DUNIA KERJA Oleh : Hernie Kumaat Dosen Jurusan PKK FT Unima Abstrak Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SKALA PSIKOLOGI BIDANG KARIR

PENGEMBANGAN SKALA PSIKOLOGI BIDANG KARIR PENGEMBANGAN SKALA PSIKOLOGI BIDANG KARIR Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pengembangan Instrumen Dan Media Bimbingan dan Konseling Dosen Pengampu: Prof. Dr. Edi Purwanta, M.Pd. dan Dr. Ali Muhtadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Novita Kostianissa, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Novita Kostianissa, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah hal yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah hal yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah hal yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Setiap bangsa dan generasi memiliki dasar dan tujuan pendidikan tertentu. Tentunya dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lengkap ada apabila diinginkan agar pendidikan di sekolah dapat berjalan optimal. 1

BAB I PENDAHULUAN. lengkap ada apabila diinginkan agar pendidikan di sekolah dapat berjalan optimal. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam proses pendidikan, khususnya di sekolah, Mortensen dan Schmuller mengemukakan adanya tiga komponen tugas yang saling terkait, hendaknya secara lengkap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan besar yang dihadapi oleh. umumnya dan dunia pendidikan khususnya adalah merosotnya moral peserta

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan besar yang dihadapi oleh. umumnya dan dunia pendidikan khususnya adalah merosotnya moral peserta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu permasalahan besar yang dihadapi oleh bangsa Indonesia umumnya dan dunia pendidikan khususnya adalah merosotnya moral peserta didik. Diasumsikan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

UNIVERSITAS BRAWIJAYA Pelatihan, Pengembangan, dan Manajemen Karir Disusun Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah Sumber Daya Manusia yang Dibina oleh : Drs. Heru Susilo, MA Disusun oleh : Andreas Sena L (135030201111151)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia, pembentukan pribadi manusia yang berkualitas menjadi keharusan bagi suatu bangsa jika ingin

Lebih terperinci

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH Penyelenggaraan otonomi daerah sebagai wujud implementasi Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, memunculkan berbagai konsekuensi berupa peluang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan sosial yang sering terjadi di masyarakat membuktikan adanya penurunan moralitas, kualitas sikap serta tidak tercapainya penanaman karakter yang berbudi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk paling unik di dunia. Sifat individualitas manusia

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk paling unik di dunia. Sifat individualitas manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk paling unik di dunia. Sifat individualitas manusia memunculkan perbedaan karakter antara satu dengan yang lainnya. Tidak hanya seseorang

Lebih terperinci

Kata Kunci: Bimbingan Konseling, Manajemen Berbasis sekolah

Kata Kunci: Bimbingan Konseling, Manajemen Berbasis sekolah PERANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR Oleh: G. Rohastono Ajie FIP IKIP PGRI SEMARANG Abstrak Sekolah Dasar yang selanjutnya dipaparkan dengan singkatan SD adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan merupakan usaha sadar agar manusia dapat mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan merupakan usaha sadar agar manusia dapat mengembangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan usaha sadar agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran dan/atau cara lain yang dikenal dan diakui oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan (Saiman, 2009:22). Masalah pengangguran telah menjadi momok

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan (Saiman, 2009:22). Masalah pengangguran telah menjadi momok BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengangguran menjadi permasalahan di Indonesia. Pengangguran terjadi karena perbandingan antara jumlah penawaran kesempatan kerja tidak sebanding dengan jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan pada jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan pada jenjang pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 29 tahun 1990 bab I pasal 1 ayat 3 tentang pendidikan menengah dimana dijelaskan bahwa Pendidikan menengah

Lebih terperinci

IRRA MAYASARI F

IRRA MAYASARI F HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN VOKASIONAL DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Disusun oleh : IRRA MAYASARI F 100 050 133

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Orang tua yang penuh perhatian tidak akan membiarkan anak untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Orang tua yang penuh perhatian tidak akan membiarkan anak untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Orang tua yang penuh perhatian tidak akan membiarkan anak untuk mengerjakan sesuatu sendiri, melainkan orang tua harus menemani dan memberi bimbingan sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lapangan pekerjaan sehingga mengakibatkan sebagian orang tidak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. lapangan pekerjaan sehingga mengakibatkan sebagian orang tidak memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah pengangguran yang dihadapi bangsa Indonesia dewasa ini diakibatkan oleh jumlah penduduk yang tidak seimbang dengan keterbatasan lapangan pekerjaan sehingga

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. kepribadian individunya dan kegunaan masyarakatnya, yang diarahkan demi

II. TINJAUAN PUSTAKA. kepribadian individunya dan kegunaan masyarakatnya, yang diarahkan demi 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Lingkungan Hidup Pendidikan merupakan perkembangan yang terorganisis dan kelengkapan dari semua potensi manusia, moral, intelektual dan jasmani, oleh dan daya dukung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ahlinya. 1 Secara umum para lulusan dari sekolah/madrasah dan

BAB I PENDAHULUAN. ahlinya. 1 Secara umum para lulusan dari sekolah/madrasah dan ahlinya. 1 Secara umum para lulusan dari sekolah/madrasah dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Membahas pendidikan melibatkan banyak hal yang harus direnungkan, sebab pendidikan meliputi seluruh tingkah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Abad 21 yang sedang berlangsung menjadikan kehidupan berubah dengan

BAB I PENDAHULUAN. Abad 21 yang sedang berlangsung menjadikan kehidupan berubah dengan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Abad 21 yang sedang berlangsung menjadikan kehidupan berubah dengan sangat cepat. Perubahan yang terjadi dalam bidang teknologi, informasi dan juga ledakan populasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hakekatnya merupakan segala situasi hidup yang mempengaruhi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. hakekatnya merupakan segala situasi hidup yang mempengaruhi perkembangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peran yang sangat strategis bagi perkembangan dan perwujudan diri individu, pembangunan bangsa dan negara. Pendidikan pada hakekatnya merupakan

Lebih terperinci

2014 EFEKTIVITAS KONSELING KARIR TRAIT AND FACTOR UNTUK MEREDUKSI KESULITAN MEMBUAT KEPUTUSAN KARIR PESERTA DIDIK

2014 EFEKTIVITAS KONSELING KARIR TRAIT AND FACTOR UNTUK MEREDUKSI KESULITAN MEMBUAT KEPUTUSAN KARIR PESERTA DIDIK BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembuatan keputusan karir dapat mengakibatkan seseorang mengalami gejala depresi (Walker & Gary, 2012). Gejala depresi muncul akibat disfunctional pemikiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah merupakan Arus kemajuan zaman dan teknologi pada era globalisasi saat ini pendidikan selalu suatu hal yang tidak dapat dihindari. Sama halnya dalam mengalami

Lebih terperinci

HAKEKAT DAN RUANG LINGKUP SEJARAH

HAKEKAT DAN RUANG LINGKUP SEJARAH HAKEKAT DAN RUANG LINGKUP SEJARAH Kompetensi Dasar : Kemampuan mendeskripsikan hakekat, ruang lingkup dan prinsip dasar ilmu dan penelitian sejarah Indikator : Memahami pengertian sejarah Mengidentifikasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Majunya perkembangan IPTEK pada era globalisasi sekarang ini membuat dunia terasa semakin sempit karena segala sesuatunya dapat dijangkau dengan sangat mudah.

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab V ini dipaparkan hal-hal yang berkenaan dengan simpulan dan rekomendasi penelitian. Simpulan penelitian dikemukakan secara sistematis sesuai dengan pertanyaan penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya para pencari kerja di Indonesia tidak di imbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya para pencari kerja di Indonesia tidak di imbangi dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Banyaknya para pencari kerja di Indonesia tidak di imbangi dengan banyaknya lapangan pekerjaan yang mengakibatkan banyak orang tidak mendapatkan kesempatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diupayakan dan dikembangkan seiring dengan perkembangan jaman.

BAB I PENDAHULUAN. diupayakan dan dikembangkan seiring dengan perkembangan jaman. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Saat ini peningkatan kualitas sumber daya manusia di Indonesia terus diupayakan dan dikembangkan seiring dengan perkembangan jaman. Pendidikan yang merupakan

Lebih terperinci

Teori Belajar Aliran Latihan Mental dalam Pembelajaran Matematika di SD

Teori Belajar Aliran Latihan Mental dalam Pembelajaran Matematika di SD Teori Belajar Aliran Latihan Mental dalam Pembelajaran Matematika di SD Disususn Guna Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Perndidikan Matematika Dosen Pengampu : M.Minan Chusni, M.Pd.Si. Disusun Oleh :

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mahasiswa dituntut memiliki kemampuan (skill) dan pengetahuan (knowledge)

BAB 1 PENDAHULUAN. mahasiswa dituntut memiliki kemampuan (skill) dan pengetahuan (knowledge) BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan zaman menuntut lulusan sarjana yang lebih berkualitas, mahasiswa dituntut memiliki kemampuan (skill) dan pengetahuan (knowledge) yang lebih dalam dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter dalam mengisi kemerdekaan. Namun, memunculkan jiwa yang

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter dalam mengisi kemerdekaan. Namun, memunculkan jiwa yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjuangan untuk lepas dari tangan penjajah negara asing sudah selesai sekarang bagaimana membangun negara dengan melahirkan generasi-generasi berkarakter dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. martabat manusia. Salah satu upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat

BAB I PENDAHULUAN. martabat manusia. Salah satu upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses budaya untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia. Salah satu upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia, maka seseorang

Lebih terperinci

Konsep Dasar Mutu Sistem Manajemen Layanan dan Bimbingan. Kuliah XIV / 2007

Konsep Dasar Mutu Sistem Manajemen Layanan dan Bimbingan. Kuliah XIV / 2007 Konsep Dasar Mutu Sistem Manajemen Layanan dan Bimbingan Kuliah XIV / 2007 Mutu Layanan B&K Mutu layanan B&K adalah layanan bimbingan dan konseling yang mampu memenuhi apa yang diharapkan oleh pemakai

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A. PENGARUH PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PROFESIONALITAS GURU DAN MOTIVASI UNTUK MENJADI GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN YANG PROFESIONAL TERHADAP KEDISIPLINAN BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN FKIP

Lebih terperinci

USAHA YANG DILAKUKAN SISWA DALAM MENENTUKAN ARAH PILIHAN KARIR DAN HAMBATAN-HAMBATAN YANG DITEMUI (Studi Deskriptif terhadap Siswa SMA N 3 Payakumbuh)

USAHA YANG DILAKUKAN SISWA DALAM MENENTUKAN ARAH PILIHAN KARIR DAN HAMBATAN-HAMBATAN YANG DITEMUI (Studi Deskriptif terhadap Siswa SMA N 3 Payakumbuh) Volume 2 Nomor 1 Januari 2013 KONSELOR Jurnal Ilmiah Konseling http://ejournal.unp.ac.id/index.php/konselor Info Artikel: Diterima01/01/2013 Direvisi12/01/2013 Dipublikasikan 01/03/2013 hlm. 310-316 USAHA

Lebih terperinci