Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Industri Kerupuk Rambak Di Kecamatan Bangsal Dan Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Industri Kerupuk Rambak Di Kecamatan Bangsal Dan Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto"

Transkripsi

1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Industri Kerupuk Rambak Di Dan Kabupaten Mojokerto FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS INDUSTRI KERUPUK RAMBAK DI KECAMATAN BANGSAL DAN KECAMATAN MOJOANYAR KABUPATEN MOJOKERTO Ayu Yunifatul Farida Mahasiswa S1 Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Surabaya, Wiwik Sri Utami Dosen Pembimbing Mahasiswa Abstrak dan adalah di Kabupaten Mojokerto yang memproduksi kerupuk rambak. memiliki rata-rata produktivitas kerupuk rambak sebesar 086,8 ton/tahun, memiliki rata-rata produktivitas sebesar 1354,7 ton/tahun. Kedua daerah memiliki produktivitas yang berbeda, jika dilihat dari lokasi kedua daerah ini memiliki letak yang strategis, yaitu dekat dengan pasar, aksesibilitas mudah dan berada tidak jauh dari pusat kota. Penelitian ini bertujuan (1) mengetahui karakteristik pengusaha industri kerupuk rambak di dan Kabupaten Mojokerto. ) Faktor apa yang paling berpengaruh terhadap produktivitas kerupuk rambak. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan metode survey. Populasinya adalah pengusaha kerupuk rambak di dan. Pengambilan sampel dilakukan secara simple random sampling dengan sampel berjumlah 167 pengusaha. Pengambilan data dengan wawancara menggunakan kuesioner. Analisis data yang digunakan adalah chi-square dengan menggunakan SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Karakteristik pengusaha kerupuk rambak adalah pengusaha yang menekuni usaha kerupuk rambak sebagai pekerjaan pokok,mereka mendirikan usaha atas modal sendiri dan penjualan dilakukan secara individu dan awal mereka memulai usaha secara turun menurun. () Melalui uji chi-square dengan perhitungan SPSS diketahui ada variabel yang sangat mempengaruhi produktivitas industri kerupuk rambak di dan, yaitu variabel modal dan bahan baku Bahan baku dengan menggunakan uji chi-square (x ) diketahui bahwa nilai x = 11,64 dan P=0,001. Dengan menggunakan α = 0,05, akan memiliki pengaruh jika p < α, maka p < α (0,001 < 0,05) artinya ada pengaruh bahan baku terhadap produktivitas kerupuk rambak di dan.() modal dengan menggunakan uji chi-square (x ) diketahui bahwa nilai x = 8,734 dan P=0,004. Dengan menggunakan α = 0,05, akan memiliki pengaruh jika p < α, maka p < α (0,004 < 0,05) artinya ada pengaruh modal terhadap produktivitas kerupuk rambak di dan. Kata Kunci: Produktivitas, karakteristik, industri kerupuk rambak Abstract District and District is District in Mojokerto which produce kerupuk rambak. district has an average productivity of kerupuk rambak of tonnes / year. have an average productivity of tonnes / year. Both of these areas have different productivity, when viewed from the location of these two regions have the strategic location, which is close to the market, easy accessibility and is located not far from the city center. This study aimed to (1) determine the characteristics of kerupuk rambak entrepreneurs in District and District in Mojokerto Regency. ) What factors most influence on kerupuk rambak productivity. This research is a quantitative survey method. The population is a kerupuk rambak businessman in District and District. The sampling was done by simple random sampling with a sample of 167 employers, while retrieving data with interviews using a questionnaire. Analysis of the data using chi-square using SPSS. The results showed that (1) The characteristics of Kerupuk rambak entrepreneurs are entrepreneurs who pursue the kerupuk rambak as a main job, they set up a business on their own capital and the sale is made on an individual and their initial generation to start a business. () Through the chi-square test with SPSS calculation is known to have variables that greatly affect the productivity of the kerupuk rambak industry in Distric and District, the variable capital and raw materials Raw materials using the chi-square test (x) note that the value x = and P = By using α = 0.05, will have no effect if p <α, then p <α (0.001 <0.05) means that there is an influence on the productivity of raw material Kerupuk rambak in district and sub-district District. The capital by using test chi-square (x) note that the value of x = and P = By using α = 0.05, will have no effect if p <α, then p <α (0.004 <0.05) means that there is an influence of capital to the produktivity kerupuk rambak in District and District. Keywords : Produktivity, characteristics, industry kerupuk rambak 56

2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Industri Kerupuk Rambak di dan Kabupaten Mojokerto PENDAHULUAN Seiring dengan berkembangnya ilmu dan teknologi proses industrialisasi di Indonesia berlangsung sangat cepat dengan berdirinya perusahaan dan tempat kerja yang beraneka ragam. Kabupaten Mojokerto misalnya banyak berdiri industri-industri kecil rumah tangga, seperti industri sepatu, makanan, tekstil dan lainnya. Pengembangan industri kecil yang dilaksanakan melalui sentra industri memberikan dampak positif terhadap penumbuhan unit usaha baru dan wirausaha baru, terutama di pedesaan. Dengan dukungan iklim usaha yang semakin membaik, jumlah unit usaha industri kecil memperlihatkan peningkatan dari tahun ke tahun. Khususnya di wilayah Mojokerto saat ini. Di Mojokerto industri makanan memiliki produk yang unggul yaitu Kerupuk rambak kulit sapi. Industri ini berdiri di kecamatan yakni dan. Daerah ini selain juga memenuhi kebutuhan pangan lokal juga sudah menembus pasar internasional. Tidak heran jika industri di daerah ini telah menjadi sandaran hidup oleh masyarakat. Industri Kerupuk rambak ini sangat membantu mengurangi pengangguran di wilayah ini, yang merupakan sebagai satu solusi dari permasalahan yang ada. karena industri ini menciptakan lapangan pekerjaan bagi warga sekitar. Selain itu industri ini sebagai penyumbang tenaga kerja yang cukup banyak sehingga dapat meminimalisir pengangguran di daerah ini. Kedua ini merupakan daerah terbesar penghasil kerupuk rambak di Mojokerto. Kerupuk rambak berasal dari bahan baku kulit sapi, bahan baku tersebut didatangkan langsung oleh produsen kulit sapi dari Majalengka dan China. Menurut Adrianto (013:15) Bahan baku merupakan bahan yang membentuk bagian besar produk jadi, bahan baku yang diolah dalam perusahaan manufaktur dapat diperoleh dari pembelian lokal, impor atau hasil pengolahan sendiri. Menurut Payaman Simanjutak (1985:18) sumber daya manusia atau human resources mengandung dua pengertian. Pertama, mengandung pengertian usaha kerja atau jasa yang dapat diberikan dalam proses produksi. Dalam hal ini sumber daya manusia mencerminkan kualitas usaha yang diberikan oleh seseorang dalam waktu tertentu untuk menghasilkan barang dan jasa. Pengertian kedua dari sumber daya manusia menyangkut manusia yang mampu bekerja untuk memberikan jasa atau usaha kerja tersebut. Kemampuan untuk bekerja berarti mampu melakukan kegiatan yang mempunyai nilai ekonomis, yaitu bahwa kegiatan tersebut menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Kemampuan kerja secara fisik diukur dengan usia kelompok penduduk yang termasuk dalam usia kerja disebut tenaga kerja atau manpower, secara singkat tenaga kerja didefinisikan sebagai penduduk dalam usia kerja. Produktivitas kerja merupakan acuan pokok bagi pihak perusahaan dalam menentukan upah tenaga kerjanya. Peningkatan produktivitas faktor manusia merupakan sasaran strategis karena peningkatan faktor-faktor produksi yang lain sangat tergantung pada kemampuan tenaga manusia yang memanfaatkannya. Industri kerupuk rambak di mendatangkan bahan baku dari Majalengka sedangkan mendatangkan kulit sapi dari China karena bahan baku import lebih murah daripada bahan baku lokal, tetapi jika dilihat dari kualitasnya bahan baku lokal lebih bagus dari bahan baku import. selain itu pembelian bahan baku lokal juga bisa dibeli dalam jumlah yang sedikit dibandingakn dengan bahan baku import. Berikut adalah nama desa di dua kecamatan ini yang memproduksi kerupuk rambak. Tabel 1 Produktivitas Kerupuk Rambak tahun 013 No Desa di bangsal Hasil produksi (Kw) Desa di Hasil produksi (Kw) 1 816,3 Ngarjo 114 Sumberwon 1875 Gebang 1000 o malang 3 Puloniti 199 Wunut 015,5 4 Sumber tebu 1638,5 Jumeneng Pekuwon 1367 Sadar 1396,5 6 Ngastemi 1590,5 7 Gayam 1467,5 Sumber: dan 013 Dari tabel 1 dapat diketahui hasil produktivitas selama satu tahunnya pada setiap desa di dan Kabupaten Mojokerto. Pada yang memiliki jumlah produktivitas kerupuk rambak terbesar di Desa sedangkan yang memiliki jumlah produktivitas tertinggi di Desa Wunut. Tabel Produksi Kerupuk Rambak menurut di Kabupaten Mojokerto tahun No Nama Produksi (Kg) Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Mojokerto tahun 013 Ratarata 1 670,4 138,5 1408,8 554, 418,3 086, ,5 1055, , 1354,7 Dari tabel diketahui bahwa ada perbedaan pada hasil produksi kerupuk rambak di Kabupaten Mojokerto dari tahun ke tahun. Bahwa di kecamatan (produksi tinggi) dan (produksi rendah). Dan diketahui kecamatan bangsal memiliki ratarata produksi 086,84 ton/tahun. Sedangkan memiliki rata-rata produksi kerupuk rambak sebesar 1354,7 ton/tahun. Dari data hasil produksi rambak pada tahun 009 sampai tahun 013 di atas, maka dapat diketahui bahwa memiliki hasil produksi kerupuk rambak yang lebih tinggi dibandingkan dengan. Padahal 57

3 Swara Bhumi Volume 3 Nomor 3 Tahun 015 jika di lihat dari potensinya kedua daerah ini memiliki kondisi fisik yang baik seperti aksesibilitas mudah, dekat dengan pasar dan tidak jauh dari pusat kota. Selain itu dan tergolong kecamatan yang padat penduduk sehingga bisa menyerap banyak tenaga kerja. Kedua ini tergolong sebagai daerah yang padat penduduk sehingga tidak sulit dalam mendapatkan tenaga kerja. tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Sedangkan pekerja atau buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain. Sedangkan menurut Adrianto (013:10) tenaga kerja adalah: Penduduk yang berumur di dalam batas usia kerja. Batasan usia kerja berbeda-beda antara negara satu dengan negara yang lain. Batas kerja yang dianut di Indonesia ialah minimum 10 tahun, tanpa batas umum maksimum. Jadi setiap orang atau semua penduduk yang sudah berusia 10 tahun tergolong sebagai tenaga kerja. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengetahui Karakteristik pengusaha industri kerupuk rambak di dan Kabupaten Mojokerto. () Faktor yang mempengaruhi produktivitas industri kerupuk rambak di dan Kabupaten Mojokerto. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian survey. Penentuan lokasi penelitian ini dilakukan secara purposive. Lokasi penelitian berada di yaitu di Desa, Mejoyo, Puloniti, Sumber tebu, Gayam, Ngrowo, Ngastemi dan di yaitu di Desa Ngarjo, Sumber jati, Wunut, Jumeneng, Sadar tengah Dalam penelitian responden adalah pemilik usaha kerupuk rambak. Sumber data primer adalah wawancara dengan pengusaha kerupuk rambak. Sedangkan sumber data sekunder berupa data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Mojokerto, Badan Pusat Statistik, Kantor dan Kabupaten Mojokerto. Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa teknik observasi dan wawancara yang digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas industri kerupuk rambak di dan Kabupaten Mojokerto. Sedangkan dokumentasi digunakan untuk menganalisis karakteristik pengusaha kerupuk rambak di dan Kabupaten Mojokerto. Produktivitas dianalisis dengan menggunakan uji chi-square dengan menggunakan SPSS. HASIL PENELITIAN Berdasarkan hasil wawancara dengan para pengusaha industri kerupuk rambak dan observasi di lapangan, berikut hasil penelitian yang diperoleh dari analisis Chi-Square : Karakteristik Pengusaha Kerupuk Rambak di Responden yang diambil oleh peneliti pada berjumlah sebanyak 90 orang yang berprofesi sebagai pengusaha kerupuk rambak. Pemilik usaha Kerupuk rambak ini sebagian besar berjenis kelamin laki-laki dan hanya 5 dari 90 pengusaha yang berjenis kelamin perempuan.rata-rata latar belakang pendidikan pengusaha adalah sampai dengan SMA. Kerupuk rambak adalah sebagai pekerjaan pokok bagi 84 pengrajin di ini dan sebagai pekerjaan sampingan bagi 6 pengrajin, menjadi pekerjaan sampingan karena pekerjaan pokok mereka adalah sebagai pegawai pabrik, dan ada juga yang menjadi pegawai negeri. Berdasarkan penelitian asal pembuatan kerupuk rambak lebih dari 50 berasal dari tetangga sekitar yang sudah terlebih dulu membuat kerupuk rambak dan orang tua mereka yang sejak dulu mendirikan usaha, sehingga mereka hanya meneruskanapa yang diwariskan. Penjualan kerupuk dilakukan bervariasi 43 pengusaha hasil produksi mereka diambil oleh tengkulak sedangkan 3 pengusaha memilih untuk dijual sendiri karena mereka mempunyai toko di seberang jalan dan memiliki jaringan sehingga mereka bisa menjual kerupuk tersebut ke pasar. Lainnya disalurkan ke koperasi dan UMKM. Berdasarkan penelitian sebagian besar lokasi pabrik menjadi satu dengan rumah pemilik pengusaha, karena modal yang dimiliki kecil dan lahan yang dimiliki sempit sehingga mereka cenderung membuat gudang atau pabrik kerupuk yang gabung dengan rumah atau bersebelahan dengan rumah pengusaha. Karakteristik Pengusaha Kerupuk Rambak di Responden yang diambil oleh peneliti pada berjumlah sebanyak 77 orang yang berprofesi sebagai pengusaha kerupuk rambak.pengusaha Kerupuk rambak pada ini keseluruhan berjenis kelamin laki-laki. Rata-rata latar belakang pendidikan pengusaha adalah sampai dengan SMP dan SD. Kerupuk rambak adalah sebagai pekerjaan pokok bagi keseluruhan pengusaha di ini, tidak ada pekerjaan sampingan lain selain membuat kerupuk rambak. Berdasarkan penelitian penjualan kerupuk rambak di dilakukan dengan cara diambil tengkulak dan dijual sendiri, sama dengan lokasi pabrik juga jadi satu dengan rumah pemilik usaha hal tersebut disebabkan karena mereka tidak memiliki lahan dan modal yang cukup untuk mendirikan pabrik yang lebih luas dan jauh dari rumah.

4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Industri Kerupuk Rambak di dan Kabupaten Mojokerto Keberlangsungan Industri Jumlah pengusaha kerupuk rambak yang diambil oleh peneliti adalah sebanyak 167 orang, terdiri dari 90 warga dan 77 warga yang berprofesi sebagai pengusaha kerupuk rambak dan asli warga bangsal dan kecamatan. Karakteristik pengusaha terdiri dari bagaimana awal mula pengusaha membuat kerupuk rambak, bagaimana melakukan pemasaran, hitungan omset dan lokasi pabrik. dimana saja lokasi pemasaran kerupuk rambak, serta karakteristik tenaga kerjanya. Tabel 3 Asal Pembuatan Kerupuk Rambak. No Belajar membuat kerupuk rambak dari F F 1 Belajar sendiri 9 3, 0 5,97 Orang tua 16 17, ,88 3 Teman / tetangga 4 46, ,65 4 UMKM 3 3,33 5 6,49 Jumlah Sumber : Data primer tahun 015 (diolah) Berdasarkan tabel 3 Sebagian besar pengusaha kerupuk rambak awal mula memulai usahanya berasal dari tetangga atau teman yang terlebih dulu memulai usaha. memiliki prosentase tertinggi yaitu 50,65 Tabel 4 Pemasaran dalam Penjualan Kerupuk Rambak. No Pemasaran F F 1 Dijual sendiri 3 5, ,58 Diambil tengkulak 44 48, ,76 3 UMKM 13 14, ,37 4 KOPERASI 6 6,67 5 6,49 5 Lain-lain 4 4,44 6 7,79 Jumlah Sumber : Data primer tahun 015 (diolah) Berdasarkan tabel 4 Sebagian besar pengusaha kerupuk rambak menjual atau memasarkan dagangannya melalui tengkulak, atau di ambil tengkulak. Tidak sedikit juga yang dijual sendiri seperti di tepatnya di Desa para pengrajin menjual kerupuk rambak di sepanjang jalan raya dengan jumlah pengusaha sebanyak 3 dan prosentase sebesar 5,55. Pemasaran kerupuk rambak banyak dijual di pasar dan tempat-tempat wisata yang dilakukan oleh para tengkulak yang mengambil langsung ke pengusaha. Penjualan kerupuk rambak selain dijual di dalam negeri juga dijual diluar negeri, contohnya seperti dikirim langsug ke Malaysia, Arab Saudi dan Kamboja. Tabel 5 Omset Penjualan Kerupuk Rambak. No Hitungan omset penjualan F F 1 Per hari 4,44 1 7,7 Per minggu 68 75, ,73 3 Per bulan - - Jumlah Sumber : data primer tahun 015 (diolah) Berdasarkan tabel 5 Diketahui bahwa lebih dari separuh pengusaha kerupuk rambak dalam menghitung omset selama 1 minggu sekali, menurut keterangan responden hal tersebut dilakukan karena hasil dari produksi kerupuk rambak apabila musim penghujan hitungannya tidak harian karena kulit sapi yang dijemur tidak bisa kering hanya dalam satu hari sehingga mereka menghitung omset selama kurun waktu 1 minggu. Tabel 6 Lokasi Pabrik Kerupuk Rambak. No Lokasi pabrik F F 1 Gabung dg rumah 39 43, ,33 Bersampingan 4 6, ,96 3 Jauh dari rumah 14 15, ,58 Jumlah Sumber : Data primer tahun 015 (diolah) Berdasarkan tabel 6 terdapat persamaan lokasi pabrik. bangsal dengan jumlah pengusaha sebanyak 39 prosentase 43,33 sedangkan dengan jumlah pengusaha 48 dan prosentase 53,33 rata-rata pengusaha kerupuk rambak di ini memiliki pabrik kecil yang gabung atau jadi satu dengan tempat tinggal, hal tersebut dikarenakan mereka tidak memiliki lahan dan modal untuk mendirikan baprik kecil atau bangunan sendiri yang khusus untuk mengelolah kerupuk rambak. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Industri Kerupuk Rambak di dan Kabupaten Mojokerto Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas industri kerupuk rambak di dan Kabupaten Mojokerto adalah : Bahan baku, modal, tenaga kerja, sumber daya, dan teknologi. Pengaruh Bahan Baku terhadap Produktivitas Kerupuk Rambak di dan Pengaruh bahan baku terhadap produktivitas kerupuk rambak di dan dengan menggunakan uji chi-square (x ) dapat 59

5 Swara Bhumi Volume 3 Nomor 3 Tahun 015 Tabel 7 Pengaruh Bahan Baku Terhadap produktivitas Kerupuk rambak Produktivitas Total Bahan Baku F F F Rendah 56 33,5 4 5,1 Tinggi 1 1,6 48 8,7 Total 77 46, ,9 p = 0,001 = 11, , ,3 Berdasarkan tabel 7 diketahui pengaruh bahan baku terhadap produktivitas kerupuk rambak di dan. Pada tabel pengaruh bahan baku yang termasuk kedalam kategori rendah yaitu dengan produksi bahan baku perhari sebanyak 1-100kg atau kg/hari yang termasuk kedalam kategori tersebut pada sebanyak 56 responden dengan prosentase 33,5, dan sebanyak 4 responden dengan prosentase 5,1. Kategori bahan baku tinggi, yaitu dengan produksi bahan baku>00kg perharinya pada sebanyak 1 responden dengan prosentase 1,6 sedangkan sebanyak 48 responden dengan prosentase 8,7. Sehingga dapat diuji dengan menggunakan uji chi-square ( ) di atas diketahui bahwa nilai = 11,64 P=0,001. Dengan menggunakan α = 0,05, akan memiliki pengaruh jika p < α, maka p < α (0,001 < 0,05) artinya ada pengaruh bahan baku terhadap produktivitas kerupuk rambak di dan. Pengaruh Tenaga Kerja terhadap Produktivitas Kerupuk Rambak di dan Pengaruh tenaga kerja terhadap produktivitas kerupuk rambak di dan dengan menggunakan uji chi-square ( dapat Tabel 8 Pengaruh Tenaga Kerja terhadap Produktivitas Kerupuk Rambak di dan Tenaga Kerja Produktivitas f f f Rendah 49 9, ,5 Tinggi 8 16,8 34 0,4 Total 77 46, ,9 p = 0,874 = 0,036 Total 105 6,9 6 37,1 Berdasarkan tabel 8 terlihat bahwa pengaruh tenaga kerja terhadap produktivitas kerupuk rambak di dan. Tenaga kerja yang dikatakan rendah apabila memiliki jumlah tenaga kerja sebanyak 1-4 orang dan 5-8 orang, Berdasarkan hasil penelitian pada yang tergolong mempunyai tenaga kerja rendah berjumlah 49 responden dengan prosentase 9,3 sedangkan pada yang tergolong memiliki tenaga kerja rendah berjumlah 56 responden dengan prosentase 33,55. Sedangkan kategori tenaga kerja tinggi apabila jumlah tenaga kerja yang dimiliki industri kerupuk rambak berjumlah lebih dari 9 orang. Pada yang termasuk kategori tenaga kerja yang tinggi dengan jumlah responden sebanyak 8 dengan prosentase 16,8 dan kecamatan dengan jumlah responden sebanyak 6 dengan prosentase sebesar 0,4. Sehingga dapat diketahui dengan menggunakan uji chi-square ( ) di atas diketahui bahwa nilai P=0,874. Dengan menggunakan α = 0,05, akan memiliki pengaruh jika p < α, maka p > α (0,874 > 0,05) artinya tidak ada pengaruh tenaga kerja terhadap produktivitas kerupuk rambak di dan. Pengaruh Modal terhadap Produktivitas Kerupuk Rambak di dan Pengaruh modal terhadap produktivitas kerupuk rambak di dan dengan menggunakan uji chi-square ( ) dapat Tabel 9 Pengaruh Modal terhadap Produktivitas Kerupuk Rambak di dan Produktivitas Total Modal f f f Rendah 55 3,9 44 6,3 Tinggi 13, 46 7,5 Total 77 46,1 90 5,9 p = 0,004 = 8, , ,7 Berdasarkan tabel 9 nampak bahwa pengaruh modal terhadap produktivitas kerupuk rambak di dan. Diketahui jumlah modal yang rendah apabila pengusaha kerupuk rambak mengeluarkan modal sebanyak atau perhari, pada yang termasuk kedalam kategori modal yang rendah yaitu dengan jumlah responden sebanyak 55 dengan prosentase 3,9, dan dengan jumlah responden sebanyak 44 prosentase 6,3.

6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Industri Kerupuk Rambak di dan Kabupaten Mojokerto Sedangkan termasuk kedalam kategori tinggi apabila pengusaha mengeluarkan modal lebih dari per hari. Pada tergolong memiliki modal yang tinggi sebanyak responden prosentase 13,, sedangkan sebanyak 46 responden dengan prosentase 7,5. Sehingga dengan menggunakan uji chi-square (x ) di atas diketahui bahwa nilai p = 0,004. Dengan menggunakan α = 0,05, akan memiliki pengaruh jika p < α, maka p < α (0,004 < 0,05) artinya ada pengaruh modal terhadap produktivitas kerupuk rambak di dan. Pengaruh Teknologi terhadap Produktivitas Kerupuk Rambak di dan Pengaruh teknologi terhadap produktivitas kerupuk rambak di dan dengan menggunakan uji chi-square ( ) dapat Tabel 10 Pengaruh Teknologi terhadap Produktivitas Kerupuk Rambak Produktivitas Total Teknologi F F F Rendah 43 5,7 46 7,5 Tinggi 34 0,4 44 6,3 Total 77 46, ,9 p = 0,641 = 0, , ,7 Berdasarkan tabel 10 terlihat bahwa pengaruh teknologi terhadap produktivitas kerupuk rambak di dan. Teknologi dikatakan rendah yaitu apabila pengusaha kerupuk rambak tidak memiliki alat canggih atau yang masih menggunakan alat tradisional. Termasuk kedalam kategori teknologi rendah pada sebanyak 43 responden prosentase 5,7 dan sebanyak 46 responden prosentase 7,5. Sedangkan dikategorikan teknologi tinggi apabila pengusaha kerupuk rambak sudah menggunakan teknologi modern. Pengusaha yang sudah menggunakan teknologi modern pada sebanyak 34 responden prosentase 0,4, sedangkan jumlah responden sebanyak 44 prosentase 6,3. Sehingga dengan menggunakan uji chi-square (x ) di atas diketahui bahwa nilai x = 0,373 dan p = 0,641. Dengan menggunakan α = 0,05, akan memiliki pengaruh jika p < α, maka p > α (0,641 > 0,05) artinya tidak ada pengaruh teknologi terhadap produktivitas kerupuk rambak di dan. Pengaruh Sumber Daya terhadap Produktivitas Kerupuk Rambak di dan Pengaruh sumber daya terhadap produktivitas kerupuk rambak di dan dengan menggunakan uji chi-square (x ) diketahui bahwa sumber daya juga sangat berperan dalam produktivitas industri kerupuk rambak karena sering terjadi kelangkaan sumberdaya sehingga dapat Tabel 11 Pengaruh Sumber Daya terhadap Produktivitas Kerupuk Rambak Produktivitas Total Sumber Daya F F F Rendah 39 3,4 54 3,3 Tinggi 38,8 36 1,6 Total 77 46, ,9 p = 0,74 = 1, , ,3 Berdasarkan tabel 11 nampak pengaruh sumber daya terhadap produktivitas kerupuk rambak di dan. Dikatakan sumber daya rendah apabila pengusaha kerupuk rambak dalam perharinya hanya menghabiskan kayu bakar sebagai bahan bakar produksi sebanyak kurang dari 3 sak. Menurut penelitian yang tergolong sumber daya rendah sebanyak 39 responden prosentase 3,4 dan yang termasuk kedalam kategori sumber daya rendah sebanyak 54 responden dengan prosentase 3,3. Sedangkan yang tergolong kategori tinggi apabila pengusaha kerupuk rambak menghabiskan bahan bakar kayu sebanyak lebih dari 3 sak dalam perharinya. Yang termasuk kedalam kategori tinggi pada sebanyak 38 responden prosentase,8 dan dengan jumlah responden 36 prosentase 1,6. Sehingga diketahuidengan menggunakan uji chi-square (x ) di atas diketahui bahwa nilai (x )= 1,470 p = 0,74. Dengan menggunakan α = 0,05, akan memiliki pengaruh jika p < α, maka p > α (0,,74 > 0,05) artinya tidak ada pengaruh sumber daya terhadap produktivitas kerupuk rambak di dan. PEMBAHASAN Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak besar terhadap berkembang dan berjalannya suatu usaha industri. Suatu industri akan berjalan dengan baik apabila seseorang mampu mengelolanya dengan menggunakan pengetahuan dan pengalaman serta ketrampilan yang dimiliki. 61

7 Swara Bhumi Volume 3 Nomor 3 Tahun 015 Industri rumah tangga dalam perkembangannya tidak lepas dari masalah ditunjukkan dengan adanya industri yang tidak memproduksi atau yang baru berdiri. Aktivitas industri akan tumbuh dengan baik dan berlangsung dengan tepat apabila didukung oleh ketersediaan faktor-faktor yang mendukung perkembangannya. Menurut Bintarto (1977:58) syaratsyarat yang dibutuhkan untuk menjamin kelangsungan aktivitas industri adalah ketersediaan bahan baku, bahan bakar, modal, tenaga kerja dan lalu lintas yang baik. Jika ditinjau dari beberapa sisi, sesuai dengan teori Weber yaitu sisi letak dan lokasi industri kerupuk rambak di dan berada dekat dengan jalan raya sehingga mudah dalam akses ke segala hal yang berhubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan industri. kedua ditinjau dari tenaga kerja industri ini memiliki tenaga kerja antara 5-8 orang maka dikatakan sebagai industri kecil. Ketiga ditinjau dari sisi modal, sistem modal industri ini masih banyak menggunakan modal sendiri tidak mendapatkan modal sumbangan dari pemerintah walaupun sudah menyumbangkan peekonomian rakyat. Berdasarkan temuan di lapangan bahwa bahan baku kulit sapi sangat berpengaruh terhadap produktivitas kerupuk rambak. Ada perbedaan dalan mengambilan bahan baku oleh kedua kecamatan ini. Perbedaan kebutuhan bahan baku antara kedua ini di pengaruhi oleh asal bahan baku yaitu yang banyak mengambil bahan baku kulit sapi dari dalam negeri sedangkan rata-rata mengambil bahan baku dari luar negeri. Sehingga sering mengalami kelangkan bahan baku akibat telatnya pengiriman karena harus melewati tahap-tahap proses perizinan. Harga bahan baku impor ternyata juga harganya lebih murah dari bahan baku lokal, tetapi mengenai kualitas, menurut informasi yang diperoleh di lapangan bahan baku lokal berkualitas lebih bagus dari bahan baku impor. Peneliti menemukan bahwa sebagian pengusaha kecil banyak membeli bahan baku kepada teman sesama pengusaha didalam satu kecamatan itu, sehingga harga pembelian bahan baku yang di dapat lebih mahal dari bahan baku yang asli didatangkan dari pemasok kulit sapi. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Adrianto (013:13) bahan baku merupakan bahan yang membentuk bagian besar produk jadi, bahan baku yang diolah dalam perusahaan manufaktur dapat diperoleh dari pembelian lokal, import atau hasil pengolahan sendiri. Cara memperoleh modal pengusaha kerupuk rambak banyak menggunakan simpanan pribadi atau pinjaman kepada famili. Pengusaha tidak melakukan pinjaman ke bank ataupun usaha simpan pinjam di karenakan adanya jaminan usaha yang harus diberikan. Sesuai dengan pendapat Siahaan (009:1) yang menyebutkan bahwa di dalam klasifikasi industri modal industri kerupuk rambak tergolong dalam kelompok industri dengan penanaman modal di dalam negeri, yaitu industri yang memperoleh dukungan modal dari pemerintah atau pengusaha nasional. Pengusaha kerupuk rambak di dan sebagian besar memperoleh modal dari modal sendiri, sehingga tidak ada pembagian dari hasil produksi tersebut. Dengan memperoleh modal sendiri maka modal yang di dapat juga terbatas karena kurang adanya bantuan dana dari pemerintah daerah setempat. sehingga para pengusaha kerupuk rambak sering mengalami kelangkaan modal. Berdasarkan temuan peneliti di lapangan pengusaha yang memiliki tenaga kerja 1-4 orang karena sebagian industri yang dimiliki masih sederhana sehingga tidak membutuhkan tenaga kerja yang banyak, akan tetapi juga mempengaruhi produktivitasnya. Sedangkan industri kerupuk rambak yang memiliki jumlah tenaga kerja 5-8 orang karena industrinya sudah berkembang sedikit lebih maju.tenaga kerja yang di peroleh berasal dari warga desa itu sendiri, berasal dari famili dan tetangga sekitar.hal ini sesuai dengan penggolongan usaha industri pengolahan di Indonesia ke dalam empat kategori berdasarkan BPS (Badan Pusat Statistik) tahun 014 yaitu : a. Industri kerajinan rumah tangga, yaitu perusahaan atau usaha industri pengolahan yang mempunyai pekerja 1-4 orang. b. Industri kecil, yaitu perusahaan atau usaha industri pengolahan yang mempunyai pekerja 5-19 orang. c. Industri sedang, yaitu perusahaan atau usaha industri pengolahan yang mempunyai pekerja 0-99 orang. d. Industri besar, yaitu perusahaan atau usaha industri pengolahan yang mempunyai pekerja 100 orang atau lebih. Semakin terampil dan berpengalaman tenaga kerja maka sangat berpengaruh terhadap produktivitas industri kerupuk rambak. Semakin lama seseorang bekerja maka semakin terampil di bidang pekerjaannya dan pada akhirnya orang tersebut dapat meningkatkan produktivitas kerjanya. Sumber daya tenaga yang digunakan dalam industri kerupuk rambak di dan adalah kayu bakar. Kayu bakar tersebut berasal dari limbah pabrik kayu atau pabri mebel yang berada di dalam satu Kabupaten Mojokerto. Dalam memperoleh sumber daya tenaga kedua ini tergolong tidak sulit, karena kayu bakar yang di peroleh berasal dari pabrik kayu yang letaknya tidak jauh dari lokasi industri. Pengusaha kerupuk rambak di dan sudah banyak yang menggunakan teknologi canggih, meskipun juga masih ada yang menggunakan alat tradisional ataupun campuran antara alat tradisional dan mesin canggih. Alat tradisional itu seperti gunting tangan, lilin sebagai pelengket plastik, pisau, alat penggunting dari bambu. Sedangkan alat modern seperti prees plastik dari mesin,

8 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Industri Kerupuk Rambak di dan Kabupaten Mojokerto pemotong kulit dari alat mesin, pengering kulit dari mesin. PENUTUP Simpulan Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pengusaha kerupuk rambak hampir lebih dari 50 adalah warga asli dan. Membuat usaha kerupuk rambak adalah satu-satunya mata pencaharian yang mereka tekuni, mereka belajar membuat kerupuk rambak dari tetangga yang kemudian mereka kembangkan sendiri. Pada penelitian ini ditemui bahwa produktivitas kerupuk rambak dipengaruhi oleh bahan baku kulit sapi dan modal. Bahan baku di sebabkan karena adanya perbedaan harga dan kualitas antara kulit sapi dalam negeri dan kulit sapi luar negeri yang didatangkan langsung untuk memenuhi kebutuhan bahan baku kerupuk rambak, sedangkan modal disebabkan karena pengusaha kerupuk rambak sering mengalami kesulitan modal dalam mengelola usahanya. Badan Pusat Statistik. 014.Kabupaten Dalam Angka 014. Mojokerto: BPS Kabupaten Mojokerto. Bintarto, R Buku Penuntun Geografi Desa. Yogyakarta : UD Spring Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Mojokerto Siahaan,Daud.009.Klasifikasi Industri. ( industri.html.diakses tanggal 3 Maret 015 Saran 1. Pemerintah : harus lebih memperhatikan kebijakankebijakan khususnya di bidang perekonomian yang memihak bagi para pengrajin UKM (usaha kecil menengah).. Pengusaha a. Pengusaha perlu menggunakan teknologi modern dalam memproduksi kerupuk rambak contohnya seperti mesin pemotong kulit sapi, agar kulit yang dipotong terlihat lebih rapi dan lebih cepat dalam menghasilkan produksi kerupuk rambak. b. Pengusaha melakukan inovasi terhadap sumber daya yang digunakan dalam menggoreng kerupuk rambak, tidak hanya menggunakan kayu bakar saja tetapi bisa menggunakan alternatif lain contohnya seperti batok kelapa. Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi apabila terjadi kelangkaan kayu. DAFTAR PUSTAKA Adrianto, Khafid.007.Faktor-faktor Ekonomi yang mempengaruhi Produktivitas Industri Rumah Tangga Gerabah di Desa Rendeng Malo Kabupaten Bojonegoro.Surabaya : (Skripsi yang tidak dipublikasikan) Badan Pusat Statistik Dalam Angka 014. : BPS Kabupaten Mojokerto. Badan Pusat Statistik Dalam Angka 014. : BPS Kabupaten Mojokerto. 63

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEUNTUNGAN INDUSTRI MEBEL DI KOTA SURAKARTA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEUNTUNGAN INDUSTRI MEBEL DI KOTA SURAKARTA ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEUNTUNGAN INDUSTRI MEBEL DI KOTA SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

Lebih terperinci

Kontribusi Pendapatan Buruh (Lisna Listiani)

Kontribusi Pendapatan Buruh (Lisna Listiani) Kontribusi Pendapatan Buruh (Lisna Listiani) KONTRIBUSI PENDAPATAN BURUH TANI PEREMPUAN TERHADAP TOTAL PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI DI DESA BABAKANMULYA KECAMATAN JALAKSANA KABUPATEN KUNINGAN JAWA BARAT

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mengumpulkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu secara rasional, empiris dan sistematis. Adapun metodologi penelitian yang

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDUSTRI KERUPUK TERHADAP KONDISI SOSIAL DAN PEREKONOMIAN DI DESA CIKONENG KECAMATAN CIKONENG KABUPATEN CIAMIS

PERKEMBANGAN INDUSTRI KERUPUK TERHADAP KONDISI SOSIAL DAN PEREKONOMIAN DI DESA CIKONENG KECAMATAN CIKONENG KABUPATEN CIAMIS PERKEMBANGAN INDUSTRI KERUPUK TERHADAP KONDISI SOSIAL DAN PEREKONOMIAN DI DESA CIKONENG KECAMATAN CIKONENG KABUPATEN CIAMIS Reny Nourmayanti (nourmayantireny@gmail.com) Nandang Hendriawan (nandang.hendriawan@yahoo.com)

Lebih terperinci

ANALISIS PROFITABILITAS USAHA TAHU PADA INDUSTRI TAHU AFIFAH DI KOTA PALU

ANALISIS PROFITABILITAS USAHA TAHU PADA INDUSTRI TAHU AFIFAH DI KOTA PALU e-j. Agrotekbis 5 (2) : 238-242, April 2017 ISSN : 2338-3011 ANALISIS PROFITABILITAS USAHA TAHU PADA INDUSTRI TAHU AFIFAH DI KOTA PALU Profitability Analysis of Tofu Business in Tofu Afifah Industry Palu

Lebih terperinci

Eksistensi Industri Batu Bata di Kecamatan Kutorejo Kabupaten Mojokerto EKSISTENSI INDUSTRI BATU BATA DI KECAMATAN KUTOREJO KABUPATEN MOJOKERTO

Eksistensi Industri Batu Bata di Kecamatan Kutorejo Kabupaten Mojokerto EKSISTENSI INDUSTRI BATU BATA DI KECAMATAN KUTOREJO KABUPATEN MOJOKERTO EKSISTENSI INDUSTRI BATU BATA DI KECAMATAN KUTOREJO KABUPATEN MOJOKERTO Devita Ariyanti Mahasiswa S1 Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum, Universitas Negeri Surabaya Devita.ariyanti@gmail.com

Lebih terperinci

HUBUNGAN KONDISI SOSIAL EKONOMI DENGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PENAMBANG PASIR DESA KENDALSARI KECAMATAN KEMALANG KABUPATEN KLATEN

HUBUNGAN KONDISI SOSIAL EKONOMI DENGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PENAMBANG PASIR DESA KENDALSARI KECAMATAN KEMALANG KABUPATEN KLATEN HUBUNGAN KONDISI SOSIAL EKONOMI DENGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PENAMBANG PASIR DESA KENDALSARI KECAMATAN KEMALANG KABUPATEN KLATEN E-JURNAL TUGAS AKHIR SKRIPSI (TAS) Disusun oleh: Rika Parmawati

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSISTENSI INDUSTRI KERAJINAN KUNINGAN DI DESA BEJIJONG KECAMATAN TROWULAN KABUPATEN MOJOKERTO

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSISTENSI INDUSTRI KERAJINAN KUNINGAN DI DESA BEJIJONG KECAMATAN TROWULAN KABUPATEN MOJOKERTO Jurnal Pendidikan Geografi Volume Nomor Tahun 01. 408-41 FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSISTENSI INDUSTRI KERAJINAN KUNINGAN DI DESA BEJIJONG KECAMATAN TROWULAN KABUPATEN MOJOKERTO Ma rifatul Faizah

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENDAPATAN INDUSTRI KERAJINAN GERABAH DENGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PENGRAJIN DI DESA MELIKAN KECAMATAN WEDI KABUPATEN KLATEN

HUBUNGAN PENDAPATAN INDUSTRI KERAJINAN GERABAH DENGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PENGRAJIN DI DESA MELIKAN KECAMATAN WEDI KABUPATEN KLATEN HUBUNGAN PENDAPATAN INDUSTRI KERAJINAN GERABAH DENGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PENGRAJIN DI DESA MELIKAN KECAMATAN WEDI KABUPATEN KLATEN HOME INDUSTRY INCOME RELATIONSHIP WITH PROSPERETY LEVEL

Lebih terperinci

ANALISIS USAHA PADA INDUSTRI KERAJINAN ROTAN DI KECAMATAN GATAK KABUPATEN SUKOHARJO

ANALISIS USAHA PADA INDUSTRI KERAJINAN ROTAN DI KECAMATAN GATAK KABUPATEN SUKOHARJO ANALISIS USAHA PADA INDUSTRI KERAJINAN ROTAN DI KECAMATAN GATAK KABUPATEN SUKOHARJO Suryanto, Mohd. Harisudin, R. R. Aulia Qonita Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG BERDIRINYA INDUSTRI KERAJINAN DARI BAHAN BAKU KAIN PERCA DI DESA SUKAMULYA

FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG BERDIRINYA INDUSTRI KERAJINAN DARI BAHAN BAKU KAIN PERCA DI DESA SUKAMULYA FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG BERDIRINYA INDUSTRI KERAJINAN DARI BAHAN BAKU KAIN PERCA DI DESA SUKAMULYA Beni Saputra 1), Fachri Thaib 2), Budiyono 3) This study aims to examine the factors supporting the establishment

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kehidupan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Kehidupan manusia

I. PENDAHULUAN. kehidupan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Kehidupan manusia 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri merupakan suatu kegiatan mengolah bahan mentah menjadi barang setengah jadi dan barang jadi, yang dapat meningkatkan nilai guna barang bagi kehidupan

Lebih terperinci

DESKRIPSI TENAGA KERJA INDUSTRI KERUPUK RAFIKA DI KELURAHAN TANJUNG HARAPAN KECAMATAN KOTABUMI SELATAN KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2012

DESKRIPSI TENAGA KERJA INDUSTRI KERUPUK RAFIKA DI KELURAHAN TANJUNG HARAPAN KECAMATAN KOTABUMI SELATAN KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2012 DESKRIPSI TENAGA KERJA INDUSTRI KERUPUK RAFIKA DI KELURAHAN TANJUNG HARAPAN KECAMATAN KOTABUMI SELATAN KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2012 Nurmeitama Indah Wiladatika, Yarmaidi*, Edy Haryono** Abstract

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN AGROINDUSTRI GETUK GORENG DI KECAMATAN SOKARAJA KABUPATEN BANYUMAS

STUDI KELAYAKAN AGROINDUSTRI GETUK GORENG DI KECAMATAN SOKARAJA KABUPATEN BANYUMAS 121 STUDI KELAYAKAN AGROINDUSTRI GETUK GORENG DI KECAMATAN SOKARAJA KABUPATEN BANYUMAS Siti Mutmainah, Dumasari, dan Pujiharto Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto Jl. Raya Dukuhwaluh

Lebih terperinci

ANALISIS PERKEMBANGAN USAHA INDUSTRI GITAR DI KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2003 DAN TAHUN 2008

ANALISIS PERKEMBANGAN USAHA INDUSTRI GITAR DI KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2003 DAN TAHUN 2008 ANALISIS PERKEMBANGAN USAHA INDUSTRI GITAR DI KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2003 DAN TAHUN 2008 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-1 Fakultas Geografi

Lebih terperinci

Pasca Berdirinya PT. Semen Indonesia, Tbk. Kajian Ketenagakerjaan di Kecamatan Kerek dan Kecamatan Merakurak Kabupaten Tuban

Pasca Berdirinya PT. Semen Indonesia, Tbk. Kajian Ketenagakerjaan di Kecamatan Kerek dan Kecamatan Merakurak Kabupaten Tuban Kajian Ketenagakerjaan di Kecamatan Kerek dan Kecamatan Merakurak Kabupaten Tuban. Hendri Candra S Mahasiswa S1 Pendidikan Geografi, hendricandra999@gmail.com Wiwik Sri Utami Dosen Pembimbing Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB III INDUSTRI KERUPUK RAMBAK DWIJOYO DESA PENANGGULAN KECAMATAN PEGANDON KABUPATEN KENDAL

BAB III INDUSTRI KERUPUK RAMBAK DWIJOYO DESA PENANGGULAN KECAMATAN PEGANDON KABUPATEN KENDAL BAB III INDUSTRI KERUPUK RAMBAK DWIJOYO DESA PENANGGULAN KECAMATAN PEGANDON KABUPATEN KENDAL A. Gambaran Umum Industri Kecil dan Menengah di Desa Penanggulan Desa Penanggulan termasuk wilayah yang memiliki

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG BERDIRINYA INDUSTRI KERAJINAN ROTAN DI DESA CANDIMAS KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN 2013.

FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG BERDIRINYA INDUSTRI KERAJINAN ROTAN DI DESA CANDIMAS KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN 2013. FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG BERDIRINYA INDUSTRI KERAJINAN ROTAN DI DESA CANDIMAS KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN 2013 (Jurnal) Oleh : Rio Ristayudi 0743034038 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI DAN DEMOGRAFI TERHADAP KEIKUTSERTAAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI KECAMATAN GENENG KABUPATEN NGAWI

PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI DAN DEMOGRAFI TERHADAP KEIKUTSERTAAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI KECAMATAN GENENG KABUPATEN NGAWI PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI DAN DEMOGRAFI TERHADAP KEIKUTSERTAAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI KECAMATAN GENENG KABUPATEN NGAWI 1. Alwin Tentrem Naluri 2. Ketut Prasetyo S1 Pendidikan Geografi, Fakultas

Lebih terperinci

KINERJA USAHA AGROINDUSTRI KELANTING DI DESA KARANG ANYAR KECAMATAN GEDONGTATAAN KABUPATEN PESAWARAN

KINERJA USAHA AGROINDUSTRI KELANTING DI DESA KARANG ANYAR KECAMATAN GEDONGTATAAN KABUPATEN PESAWARAN KINERJA USAHA AGROINDUSTRI KELANTING DI DESA KARANG ANYAR KECAMATAN GEDONGTATAAN KABUPATEN PESAWARAN (Business Performance of Kelanting Agroindustry in Karang Anyar Village, Gedongtataan District, Pesawaran

Lebih terperinci

Oleh: Ari Purwaningsih, Endang Sriningsih, dan Anisur Rosyad Fakultas Pertanian UNSOED Purwokerto (Diterima: 11 Januari 2005, disetujui 7 Juli 2005)

Oleh: Ari Purwaningsih, Endang Sriningsih, dan Anisur Rosyad Fakultas Pertanian UNSOED Purwokerto (Diterima: 11 Januari 2005, disetujui 7 Juli 2005) PERANAN KELOMPOK USAHA BERSAMA DALAM PERBAIKAN POSISI TAWAR DAN PENDAPATAN PERAJIN GULA KELAPA DI KABUPATEN BANYUMAS THE ROLE OF COOPERATIVE BUSINESS GROUP IN IMPROVING INCOME AND BARGAIN POSITION OF COCONUT

Lebih terperinci

Ayu Emilda Fatmawati Mahasiswa S1 Pendidikan Muzayanah, ST, MT Dosen Pembimbing Mahasiswa

Ayu Emilda Fatmawati Mahasiswa S1 Pendidikan Muzayanah, ST, MT Dosen Pembimbing Mahasiswa Trowulan Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto KAJIAN TEORI LOKASI WEBER TERHADAP KEBERADAAN INDUSTRI BATU BATA MERAH DI DESA KEJAGAN, TEMON, DAN TROWULAN KECAMATAN TROWULAN KABUPATEN MOJOKERTO Ayu Emilda

Lebih terperinci

KAJIAN FAKTOR GEOGRAFIS TERHADAP EKSISTENSI INDUSTRI TEMPE DI KECAMATAN KERTOSONO KABUPATEN NGANJUK

KAJIAN FAKTOR GEOGRAFIS TERHADAP EKSISTENSI INDUSTRI TEMPE DI KECAMATAN KERTOSONO KABUPATEN NGANJUK KAJIAN FAKTOR GEOGRAFIS TERHADAP EKSISTENSI INDUSTRI TEMPE DI KECAMATAN KERTOSONO KABUPATEN NGANJUK Nina Fajarini Mahasiswa S1 Pendidikan Geografi, ninafajarini28@yahoo.com Muzayanah Dosen Pembimbing Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. a. Letak, Luas, dan Batas Daerah Penelitian. geografis berada di koordinat 07 o LS-7 o LS dan

BAB IV PEMBAHASAN. a. Letak, Luas, dan Batas Daerah Penelitian. geografis berada di koordinat 07 o LS-7 o LS dan BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Fisik a. Letak, Luas, dan Batas Daerah Penelitian Desa Banjarharjo adalah salah satu desa di Kecamatan Kalibawang Kabupaten Kulon Progo, Daerah

Lebih terperinci

EKSISTENSI INDUSTRI KERAJINAN RUMAH TANGGA ANYAMAN TIKAR PANDAN DI KECAMATAN SAMBENG KABUPATEN LAMONGAN DITINJAU DARI TEORI ORIENTASI LOKASI

EKSISTENSI INDUSTRI KERAJINAN RUMAH TANGGA ANYAMAN TIKAR PANDAN DI KECAMATAN SAMBENG KABUPATEN LAMONGAN DITINJAU DARI TEORI ORIENTASI LOKASI EKSISTENSI INDUSTRI KERAJINAN RUMAH TANGGA ANYAMAN TIKAR PANDAN DI KECAMATAN SAMBENG KABUPATEN LAMONGAN DITINJAU DARI TEORI ORIENTASI LOKASI 1. Pranita 2. Sulistinah S1 Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional) Geo Image 4 (1) (2015) Geo Image (Spatial-Ecological-Regional) http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/geoimage PENGARUH KARAKTERISTIK DEMOGRAFI DAN SOSIAL EKONOMI TERHADAP REMITANSI PEDAGANG WARUNG MAKAN

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN PEDAGANG DI PASAR JIMBARAN, KELURAHAN JIMBARAN

ANALISIS PENDAPATAN PEDAGANG DI PASAR JIMBARAN, KELURAHAN JIMBARAN E-Jurnal EP Unud, 2 [6] : 277-283 ISSN: 2303-0178 ANALISIS PENDAPATAN PEDAGANG DI PASAR JIMBARAN, KELURAHAN JIMBARAN Wuri Ajeng Chintya Ida Bagus Darsana Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Sebagai dasar pada penelitian ini, maka perlu dikemukakan landasan teoritis dan

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Sebagai dasar pada penelitian ini, maka perlu dikemukakan landasan teoritis dan 12 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Geografi Industri Sebagai dasar pada penelitian ini, maka perlu dikemukakan landasan teoritis dan pendapat para ahli yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Potensi UMKM di Kecamatan Ciampea Kecamatan Ciampea merupakan salah satu kecamatan yang termasuk dalam daerah pengembangan Kabupaten Bogor wilayah Barat, yang mempunyai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu sektor andalan perekonomian di Propinsi Lampung adalah pertanian. Kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Propinsi Lampung

Lebih terperinci

ANALISIS KEUNTUNGAN USAHA TANI CENGKEH (STUDI KASUS DESA SULUUN RAYA) Heince A. A. Lolowang Vicky V. J. Palenewen Arie D. P. Mirah

ANALISIS KEUNTUNGAN USAHA TANI CENGKEH (STUDI KASUS DESA SULUUN RAYA) Heince A. A. Lolowang Vicky V. J. Palenewen Arie D. P. Mirah Agri-SosioEkonomiUnsrat, ISSN 1907 4298, Volume 12 Nomor 3A, November 2016 : 159-164 ANALISIS KEUNTUNGAN USAHA TANI CENGKEH (STUDI KASUS DESA SULUUN RAYA) Heince A. A. Lolowang Vicky V. J. Palenewen Arie

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Usaha 4.1.1 Sejarah Perusahaan UKM Flamboyan adalah salah satu usaha kecil menengah yang mengolah bahan pertanian menjadi berbagai macam produk makanan olahan.

Lebih terperinci

THE INCOMES AND HOUSEHOLD WELFARE LEVELS OF SAND MINERS IN PASEKAN HAMLET GONDOWANGI VILLAGE SAWANGAN DISTRICT MAGELANG REGENCY

THE INCOMES AND HOUSEHOLD WELFARE LEVELS OF SAND MINERS IN PASEKAN HAMLET GONDOWANGI VILLAGE SAWANGAN DISTRICT MAGELANG REGENCY PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PENAMBANG PASIR DI DUSUN PASEKAN DESA GONDOWANGI KECAMATAN SAWANGAN KABUPATEN MAGELANG THE INCOMES AND HOUSEHOLD WELFARE LEVELS OF SAND MINERS IN PASEKAN

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS TENAGA KERJA, BANTUAN MODAL USAHA DAN TEKNOLOGI TERADAP PRODUKTIVITAS KERJA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) DI JIMBARAN

PENGARUH KUALITAS TENAGA KERJA, BANTUAN MODAL USAHA DAN TEKNOLOGI TERADAP PRODUKTIVITAS KERJA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) DI JIMBARAN E-Jurnal EP Unud, 2 [2] : 102-107 ISSN: 2303-0178 PENGARUH KUALITAS TENAGA KERJA, BANTUAN MODAL USAHA DAN TEKNOLOGI TERADAP PRODUKTIVITAS KERJA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) DI JIMBARAN Ni Wayan

Lebih terperinci

2016 DAMPAK LINGKUNGAN ALAM DAN SOSIAL KAWASAN INDUSTRI SUKALUYU KABUPATEN CIANJUR

2016 DAMPAK LINGKUNGAN ALAM DAN SOSIAL KAWASAN INDUSTRI SUKALUYU KABUPATEN CIANJUR 1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan usaha sadar untuk mengelola dan memanfaat sumber daya yang tersedia guna meningkatkan kehidupan masyarakat. Dewasa ini pembangunan selalu

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PEMBERIAN KREDIT DARI BADAN KREDIT KECAMATAN (BKK) TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SUKOHARJO TAHUN 2015

ANALISIS PENGARUH PEMBERIAN KREDIT DARI BADAN KREDIT KECAMATAN (BKK) TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SUKOHARJO TAHUN 2015 ANALISIS PENGARUH PEMBERIAN KREDIT DARI BADAN KREDIT KECAMATAN (BKK) TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SUKOHARJO TAHUN 2015 Artikel Publikasi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords : hedonic value, utilitarian value, approach behavior. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Keywords : hedonic value, utilitarian value, approach behavior. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT As the development of a shopping center or mall that stands today causes a change in the behavior of the society. Society has an attitude or behavior that is motivated by emotional factors and

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. memanfaatkan limbah dari tanaman kelapa sawit yang selanjutnya diolah menjadi

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. memanfaatkan limbah dari tanaman kelapa sawit yang selanjutnya diolah menjadi BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Chantiqa Handycraft merupakan suatu jenis usaha kerajinan yang memanfaatkan limbah dari tanaman kelapa sawit yang selanjutnya diolah menjadi barang

Lebih terperinci

PENGARUH LUAS LAHAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI KARET DI DESA PULAU INGU KPECAMATAN BENAI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

PENGARUH LUAS LAHAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI KARET DI DESA PULAU INGU KPECAMATAN BENAI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI 1 PENGARUH LUAS LAHAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI KARET DI DESA PULAU INGU KPECAMATAN BENAI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI Desi Gustina 1, Rina Selva Johan 2, Riadi Armas 3 Email : desi.dc98@gmail.com/085365048785

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 DAFTAR TABEL

LAMPIRAN 1 DAFTAR TABEL LAMPIRAN 77 78 LAMPIRAN 1 DAFTAR TABEL Tabel 1. Analisis ekonomi sampel 1 Jenis Produk Kuantitas Harga / potong Tahu 1. Mentah (4 kotak) 6600 potong Rp. 1000 2. Goreng Bahan (8 kotak) Baku Kuantitas 26400

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah tenaga kerja dan kesempatan kerja merupakan salah satu diantara banyak permasalahan yang ada di Indonesia. dengan bertambahnya penduduk dari tahun ke tahun,

Lebih terperinci

Pada gambar 2.3 diatas, digambarkan bahwa yang melatarbelakangi. seseorang berpindah tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor non pertanian

Pada gambar 2.3 diatas, digambarkan bahwa yang melatarbelakangi. seseorang berpindah tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor non pertanian 31 Pada gambar 2.3 diatas, digambarkan bahwa yang melatarbelakangi seseorang berpindah tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor non pertanian dilatar belakangi oleh alih fungsi lahan. Lalu, perpindahan

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVEN POINT DAN RISIKO PENDAPATAN USAHA KERUPUK IKAN GABUS DI KECAMATAN SERUYAN HILIR KABUPATEN SERUYAN KALIMANTAN TENGAH

ANALISIS BREAK EVEN POINT DAN RISIKO PENDAPATAN USAHA KERUPUK IKAN GABUS DI KECAMATAN SERUYAN HILIR KABUPATEN SERUYAN KALIMANTAN TENGAH 224 ANALISIS BREAK EVEN POINT DAN RISIKO PENDAPATAN USAHA KERUPUK IKAN GABUS DI KECAMATAN SERUYAN HILIR KABUPATEN SERUYAN KALIMANTAN TENGAH (Analyze Break Even Point (BEP) And The Risk Of Snakehead Fish

Lebih terperinci

PENGARUH KEBERADAAN PABRIK SUMPIT TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KELURAHAN URUG KECAMATAN KAWALU KOTA TASIKMALAYA

PENGARUH KEBERADAAN PABRIK SUMPIT TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KELURAHAN URUG KECAMATAN KAWALU KOTA TASIKMALAYA PENGARUH KEBERADAAN PABRIK SUMPIT TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KELURAHAN URUG KECAMATAN KAWALU KOTA TASIKMALAYA Drs. H. Nandang Hendriawan, M.Pd 1 ( nandanghendriawan2@yahoo.co.id ) Yasinta Nur

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada bab ini berisi mengenai kesimpulan dari penelitian yang telah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada bab ini berisi mengenai kesimpulan dari penelitian yang telah 181 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pada bab ini berisi mengenai kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan. Terdapat beberapa kesimpulan yang diperoleh peneliti sebagai jawaban dari setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam perekonomian Indonesia, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam perekonomian Indonesia, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perekonomian Indonesia, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan kelompok usaha yang memiliki jumlah paling besar. Selain itu kelompok ini terbukti tahan

Lebih terperinci

Abstrak. Kata Kunci: tingkat upah, teknologi, produktivitas kerja, penyerapan tenaga kerja

Abstrak. Kata Kunci: tingkat upah, teknologi, produktivitas kerja, penyerapan tenaga kerja Judul : Pengaruh Tingkat Upah dan Teknologi Terhadap Produktivitas Kerja dan Penyerapan Tenaga Kerja pada Industri Mebel Meja Kayu di Kota Denpasar Nama : Nashahta Ardhiaty Nurfiat NIM : 1306105077 Abstrak

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI INDUSTRI KECIL DI KABUPATEN KERINCI Oleh : Hadi Ismanto, Efrizal Syofyan, Yulhendri ABSTRACT

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI INDUSTRI KECIL DI KABUPATEN KERINCI Oleh : Hadi Ismanto, Efrizal Syofyan, Yulhendri ABSTRACT FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI INDUSTRI KECIL DI KABUPATEN KERINCI Oleh : Hadi Ismanto, Efrizal Syofyan, Yulhendri ABSTRACT This study aims to analyze and determine the effect of: (1) working

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI PINANG KECAMATAN SAWANG KABUPATEN ACEH UTARA. Mawardati*

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI PINANG KECAMATAN SAWANG KABUPATEN ACEH UTARA. Mawardati* ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI PINANG KECAMATAN SAWANG KABUPATEN ACEH UTARA Mawardati* ABSTRACT This research was conducted at the betel palm farming in Sawang subdistrict,

Lebih terperinci

FAKTOR YANG MENENTUKAN HARGA REFERENSI DAERAH (HRD) JAGUNG DI SUMATERA UTARA

FAKTOR YANG MENENTUKAN HARGA REFERENSI DAERAH (HRD) JAGUNG DI SUMATERA UTARA FAKTOR YANG MENENTUKAN HARGA REFERENSI DAERAH (HRD) JAGUNG DI SUMATERA UTARA Christy J. A. Sitepu *), Satia Negara Lubis **), Salmiah **) Alumni Departemen Agribisnis FP USU *), **) Staf Pengajar Departemen

Lebih terperinci

Lampiran 1 Kuesioner. 4. Jenis Kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan. 5. Status Perkawinan : 1. Kawin 2. Belum Kawin 3. Janda/Duda

Lampiran 1 Kuesioner. 4. Jenis Kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan. 5. Status Perkawinan : 1. Kawin 2. Belum Kawin 3. Janda/Duda Lampiran 1 Kuesioner A. Identitas Responden 1. Nama Responden: 2. Umur Responden: 3. Alamat Usaha : 4. Jenis Kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan 5. Status Perkawinan : 1. Kawin 2. Belum Kawin 3. Janda/Duda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor industri merupakan sektor yang mendapat perhatian dalam setiap

BAB I PENDAHULUAN. Sektor industri merupakan sektor yang mendapat perhatian dalam setiap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor industri merupakan sektor yang mendapat perhatian dalam setiap pelaksanaan pembangunan di negara-negara berkembang. Demikian juga di Indonesia. Pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara yang terletak di Asia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara yang terletak di Asia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang terletak di Asia Tenggara dan dilalui oleh garis khatulistiwa, sehingga Negara Indonesia memiliki iklim tropis. Indonesia

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LIMBAH PADAT INDUSTRI PRODUK KULIT DI KELURAHAN CIMUNCANG KECAMATAN GARUT KOTA KABUPATEN GARUT

PEMANFAATAN LIMBAH PADAT INDUSTRI PRODUK KULIT DI KELURAHAN CIMUNCANG KECAMATAN GARUT KOTA KABUPATEN GARUT PEMANFAATAN LIMBAH PADAT INDUSTRI PRODUK KULIT DI KELURAHAN CIMUNCANG KECAMATAN GARUT KOTA KABUPATEN GARUT UTILIZATION OF SOLID WASTE OF LEATHER PRODUCTS INDUSTRY IN VILLAGES CIMUNCANG GARUT DISTRICT CITY

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ditawarkannya pun semakin beraneka ragam. Setiap Pelaku usaha saling

BAB I PENDAHULUAN. yang ditawarkannya pun semakin beraneka ragam. Setiap Pelaku usaha saling BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini di Indonesia, Pelaku usaha semakin banyak jumlahnya dan produk yang ditawarkannya pun semakin beraneka ragam. Setiap Pelaku usaha saling berlomba

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengarahkan pendapatan secara merata. Pembangunan dewasa ini tidak bisa lepas

BAB I PENDAHULUAN. mengarahkan pendapatan secara merata. Pembangunan dewasa ini tidak bisa lepas BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan serangkaian usaha yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas lapangan kerja dan mengarahkan pendapatan secara

Lebih terperinci

ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI KERUPUK SINGKONG (Studi Kasus di Desa Mojorejo, Kecamatan Junrejo, Kota Wisata Batu)

ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI KERUPUK SINGKONG (Studi Kasus di Desa Mojorejo, Kecamatan Junrejo, Kota Wisata Batu) Habitat Volume XXIV, No. 3, Bulan Desember 2013 ISSN: 0853-5167 ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI KERUPUK SINGKONG (Studi Kasus di Desa Mojorejo, Kecamatan Junrejo, Kota Wisata Batu) BUSINESS ANALYSIS OF CASSAVA

Lebih terperinci

KELOMPOK USAHA ROTI DI DESA PECALONGAN KECAMATAN SUKOSARI KABUPATEN BONDOWOSO

KELOMPOK USAHA ROTI DI DESA PECALONGAN KECAMATAN SUKOSARI KABUPATEN BONDOWOSO KELOMPOK USAHA ROTI DI DESA PECALONGAN KECAMATAN SUKOSARI KABUPATEN BONDOWOSO Retno Sari Mahanani, Taufik Hidayat, Wenny Dhamayanthi Jurusan Manajemen Agribisnis Politeknik Negeri Jember ABSTRAK Desa Pecalongan

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan data Kementerian Perindustrian Indonesia (Bukhari, 2011), kontribusi industri terhadap PDB Indonesia tahun 2000-2010, sektor tekstil, barang kulit dan alas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap wilayah di permukaan bumi memiliki karakteristik dan ciri khasnya

BAB I PENDAHULUAN. Setiap wilayah di permukaan bumi memiliki karakteristik dan ciri khasnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap wilayah di permukaan bumi memiliki karakteristik dan ciri khasnya masing-masing. Karakteristik antara satu wilayah dengan wilayah lainnya memiliki perbedaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di Indonesia, pemerintah membuat kebijakan salah satunya dengan cara mengedepankan sektor industri.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. melalui nilai tambah, lapangan kerja dan devisa, tetapi juga mampu

I. PENDAHULUAN. melalui nilai tambah, lapangan kerja dan devisa, tetapi juga mampu 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor industri merupakan komponen utama dalam pembangunan ekonomi nasional. Sektor industri mampu memberikan kontribusi ekonomi yang besar melalui nilai tambah,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. pendapat para ahli yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitian. Geografi

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. pendapat para ahli yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitian. Geografi II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Geografi Industri Sebagai dasar pada penelitian ini, maka perlu dikemukakan landasan teoritis dan pendapat para ahli yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. I. PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...

DAFTAR ISI. I. PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... DAFTAR ISI Halaman JUDUL... i ABSTRAK... ii ABSTRACT... iii RINGKASAN... iv LEMBARAN PENGESAHAN... vii RIWAYAT HIDUP... viii KATA PENGANTAR... ix DAFTAR ISI... xi DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR GAMBAR... xv

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. termasuk kegiatan rancang bangun industri dan perekayasaan industri. Industri dapat

II. TINJAUAN PUSTAKA. termasuk kegiatan rancang bangun industri dan perekayasaan industri. Industri dapat II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Rumah Tangga Menurut Kartasapoetra (2000), pengertian industri adalah kegiatan ekonomiyang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi dan atau barang jadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang disertai terjadinya perubahan struktur ekonomi. Menurut Todaro

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang disertai terjadinya perubahan struktur ekonomi. Menurut Todaro BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam proses pembangunan salah satu indikator keberhasilan pembangunan Negara berkembang ditunjukkan oleh terjadinya pertumbuhan ekonomi yang disertai terjadinya perubahan

Lebih terperinci

Kata Kunci : Modal, Jam Kerja, Pendidikan, Produksi, Pendapatan

Kata Kunci : Modal, Jam Kerja, Pendidikan, Produksi, Pendapatan Judul Nama : Pengaruh Modal, Jam Kerja, dan Pendidikan Terhadap Produksi Serta Pendapatan Pengerajin Dulang Fiber di Desa Bresela Kabupaten Gianyar : Ni Made Marsy Dwitasari NIM : 1306105119 Abstrak Provinsi

Lebih terperinci

SOSIOLOGI KEBUTUHAN TENAGA KERJA INDUSTRI BERDASARKAN KLASIFIKASI KETENAGA KERJAAN Oleh : Ahmad Darmawi

SOSIOLOGI KEBUTUHAN TENAGA KERJA INDUSTRI BERDASARKAN KLASIFIKASI KETENAGA KERJAAN Oleh : Ahmad Darmawi SOSIOLOGI KEBUTUHAN TENAGA KERJA INDUSTRI BERDASARKAN KLASIFIKASI KETENAGA KERJAAN Oleh : Ahmad Darmawi A. Pendahuluan Salah satu indikator untuk menilai keberhasilan dari pembangunan ekonomi suatu negara

Lebih terperinci

Peningkatan Produktivitas Usaha Briket dan Tungku di Daerah Sleman Guna Mendukung Penyediaan Bahan Bakar Alternatif yang Ramah Lingkungan

Peningkatan Produktivitas Usaha Briket dan Tungku di Daerah Sleman Guna Mendukung Penyediaan Bahan Bakar Alternatif yang Ramah Lingkungan Peningkatan Produktivitas Usaha Briket dan Tungku di Daerah Sleman Guna Mendukung Penyediaan Bahan Bakar Alternatif yang Ramah Lingkungan I. Pendahuluan Dewasa ini harga bahan bakar minyak dunia cenderung

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : Logo, citra perusahaan, identitas merek, manajemen merek.

ABSTRAK. Kata kunci : Logo, citra perusahaan, identitas merek, manajemen merek. ABSTRAK Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana logo baru XL memberikan pengaruh terhadap citra perusahaan XL berdasarkan persepsi masyarakat kota Bandung. Penelitian ini menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Geografi merupakan ilmu pengetahuan yang mencitrakan (to describe),

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Geografi merupakan ilmu pengetahuan yang mencitrakan (to describe), 8 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Geografi Industri Geografi merupakan ilmu pengetahuan yang mencitrakan (to describe), menerangkan sifat-sifat bumi, menganalisa

Lebih terperinci

FAKTOR PRODUKSI UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS HOME INDUSTRI KRUPUK TERUNG & BLUNYO DI DESA JUNGANYAR KECAMATAN SOCAH KABUPATEN BANGKALAN

FAKTOR PRODUKSI UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS HOME INDUSTRI KRUPUK TERUNG & BLUNYO DI DESA JUNGANYAR KECAMATAN SOCAH KABUPATEN BANGKALAN FAKTOR PRODUKSI UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS HOME INDUSTRI KRUPUK TERUNG & BLUNYO DI DESA JUNGANYAR KECAMATAN SOCAH KABUPATEN BANGKALAN Ika Lis Mariatun STKIP PGRI Bangkalan Abstrak Faktor produksi

Lebih terperinci

PELUANG PENINGKATAN PERANAN HUTAN PRODUKSI KPH RANDUBLATUNG TERHADAP PENINGKATAN KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT SEKITAR

PELUANG PENINGKATAN PERANAN HUTAN PRODUKSI KPH RANDUBLATUNG TERHADAP PENINGKATAN KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT SEKITAR i PELUANG PENINGKATAN PERANAN HUTAN PRODUKSI KPH RANDUBLATUNG TERHADAP PENINGKATAN KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT SEKITAR (Studi Kasus: Kecamatan Randublatung) TUGAS AKHIR Oleh: MEILYA AYU S L2D 001

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian merupakan pondasi utama dalam kehidupan ini karena hanya bidang pertanian yang mampu memberikan pangan kepada seluruh penduduk dunia. Tidak hanya memberikan pangan,

Lebih terperinci

ABSTRACT The Analysis of Rate of Return to Education in Nanggroe Aceh Darussalam Province

ABSTRACT The Analysis of Rate of Return to Education in Nanggroe Aceh Darussalam Province ABSTRACT NENDEN BUDIARTI. The Analysis of Rate of Return to Education in Nanggroe Aceh Darussalam Province. Under supervision of RINA OKTAVIANI and RATNA WINANDI. 2Education is one of human capital investment,

Lebih terperinci

Abstract. Keywords : Agriculture, GIS, spatial data and non-spatial data, digital map. Abstrak

Abstract. Keywords : Agriculture, GIS, spatial data and non-spatial data, digital map. Abstrak TELEMATIKA, Vol. 13, No. 02, JULI, 2016, Pp. 69 79 ISSN 1829-667X ANALISIS HASIL PERTANIAN DI KOTA DENPASAR DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Ni Nyoman Supuwiningsih Program Studi Sistem Komputer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) memiliki kontribusi yang cukup penting didalam pembangunan nasional. Kemampuannya untuk tetap bertahan dimasa krisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang potensial sebagai sumber bahan baku

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang potensial sebagai sumber bahan baku 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang potensial sebagai sumber bahan baku minyak atsiri. Indonesia menghasilkan 40 jenis dari 80 jenis minyak atsiri yang diperdagangkan

Lebih terperinci

Analisis Perilaku Konsumen Dalam Keputusan Pembelian Produk Kaki Naga (Studi Kasus di CV. Bening Jati Anugrah, Kabupaten Bogor)

Analisis Perilaku Konsumen Dalam Keputusan Pembelian Produk Kaki Naga (Studi Kasus di CV. Bening Jati Anugrah, Kabupaten Bogor) Jurnal Perikanan Kelautan Vol. VII No. 1 /Juni 216 (66-74) Analisis Perilaku Konsumen Dalam Keputusan Pembelian Produk Kaki Naga (Studi Kasus di CV. Bening Jati Anugrah, Kabupaten Bogor) Esa Khoirinnisa,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Pada Seminar dan Lokakarya Geografi tahun 1988 yang diprakarsai oleh Ikatan

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Pada Seminar dan Lokakarya Geografi tahun 1988 yang diprakarsai oleh Ikatan II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Geografi Pada Seminar dan Lokakarya Geografi tahun 1988 yang diprakarsai oleh Ikatan Geograf Indonesia (IGI) sepakat merumuskan

Lebih terperinci

Analisis Kinerja Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Dengan dan Tanpa Pinjaman Di Kabupaten Jember

Analisis Kinerja Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Dengan dan Tanpa Pinjaman Di Kabupaten Jember 1 Analisis Kinerja Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Dengan dan Tanpa Pinjaman Di Kabupaten Jember (Analysis Performance of Micro, Small and Medium Enterprise (SMEs) With and Without Loans in Jember

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka Landasan teori merupakan konsepsional bagi penulis mengenai cara yang akan digunakan dalam memecahkan masalah yang akan diteliti. Untuk lebih

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian mempunyai peranan penting pada negara berkembang seperti di Indonesia. Kontribusi sektor pertanian ini sangat berpengaruh untuk pembangunan negara. Hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pekerjaan merupakan suatu kebutuhan individu dalam memenuhi. perekonomiannya, bermacam-macam pekerjaan telah menjadi pilihan setiap

BAB I PENDAHULUAN. Pekerjaan merupakan suatu kebutuhan individu dalam memenuhi. perekonomiannya, bermacam-macam pekerjaan telah menjadi pilihan setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pekerjaan merupakan suatu kebutuhan individu dalam memenuhi perekonomiannya, bermacam-macam pekerjaan telah menjadi pilihan setiap orang. Mulai dari pekerjaan kasar

Lebih terperinci

TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA MASYARAKAT MISKIN DI RT.01 RW.06 DESA TEGAL GEDE KECAMATAN SUMBERSARI KABUPATEN JEMBER

TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA MASYARAKAT MISKIN DI RT.01 RW.06 DESA TEGAL GEDE KECAMATAN SUMBERSARI KABUPATEN JEMBER TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA MASYARAKAT MISKIN DI RT.01 RW.06 DESA TEGAL GEDE KECAMATAN SUMBERSARI KABUPATEN JEMBER Moh. Taufiq Fudloli *) & Sukidin **) Abstract: Working age population is the population

Lebih terperinci

2015 PERKEMBANGAN USAHA KECIL MENENGAH (UKM) BONEKA KAIN DI KELURAHAN SUKAGALIH KECAMATAN SUKAJADI KOTA BANDUNG

2015 PERKEMBANGAN USAHA KECIL MENENGAH (UKM) BONEKA KAIN DI KELURAHAN SUKAGALIH KECAMATAN SUKAJADI KOTA BANDUNG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki luas wilayah dan penduduk yang besar serta dianugerahi sumberdaya alam melimpah. Seiring perkembangannya,

Lebih terperinci

ANALISIS USAHA INDUSTRI MEUBEL DI KECAMATAN GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2001 DAN TAHUN 2006

ANALISIS USAHA INDUSTRI MEUBEL DI KECAMATAN GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2001 DAN TAHUN 2006 ANALISIS USAHA INDUSTRI MEUBEL DI KECAMATAN GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2001 DAN TAHUN 2006 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Fakultas Geografi Oleh

Lebih terperinci

KONTRIBUSI INDUSTRI KERAJINAN GERABAH TERHADAP TOTAL PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA DI DESA PANJANGREJO KECAMATAN PUNDONG BANTUL

KONTRIBUSI INDUSTRI KERAJINAN GERABAH TERHADAP TOTAL PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA DI DESA PANJANGREJO KECAMATAN PUNDONG BANTUL KONTRIBUSI INDUSTRI KERAJINAN GERABAH TERHADAP TOTAL PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA DI DESA PANJANGREJO KECAMATAN PUNDONG BANTUL THE CONTRIBUTION OF POTTERY TOWARDS TOTAL INCOME AND

Lebih terperinci

CURAHAN WAKTU KERJA DAN ANALISIS USAHA INDUSTRI KARAK SKALA RUMAH TANGGA DI KABUPATEN SUKOHARJO

CURAHAN WAKTU KERJA DAN ANALISIS USAHA INDUSTRI KARAK SKALA RUMAH TANGGA DI KABUPATEN SUKOHARJO CURAHAN WAKTU KERJA DAN ANALISIS USAHA INDUSTRI KARAK SKALA RUMAH TANGGA DI KABUPATEN SUKOHARJO Umi Barokah Jurusan Agrobisnis/Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian UNS e-mail : har_umi10@yahoo.com

Lebih terperinci

TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA MASYARAKAT MISKIN DI RT.01 RW.06 DESA TEGAL GEDE KECAMATAN SUMBERSARI KABUPATEN JEMBER

TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA MASYARAKAT MISKIN DI RT.01 RW.06 DESA TEGAL GEDE KECAMATAN SUMBERSARI KABUPATEN JEMBER 1 TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA MASYARAKAT MISKIN DI RT.01 RW.06 DESA TEGAL GEDE KECAMATAN SUMBERSARI KABUPATEN JEMBER THE LABOR FORCE PARTICIPATION RATE OF POOR IN RT.01 RW.06 TEGAL GEDE VILLAGE

Lebih terperinci

Karakteristik Keluarga : Besar Keluarga Pendidikan Suami Pekerjaan Suami Pendapatan Keluarga Pengeluaran Keluarga. Persepsi Contoh terhadap LPG

Karakteristik Keluarga : Besar Keluarga Pendidikan Suami Pekerjaan Suami Pendapatan Keluarga Pengeluaran Keluarga. Persepsi Contoh terhadap LPG KERANGKA PEMIKIRAN Program konversi minyak tanah ke LPG dilakukan melalui pembagian paket LPG kg beserta tabung, kompor, regulator dan selang secara gratis kepada keluarga miskin yang jumlahnya mencapai.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam skripsi ini adalah jenis data primer dan

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam skripsi ini adalah jenis data primer dan 39 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam skripsi ini adalah jenis data primer dan sekunder. 1.1.Data primer pengumpulan data dilakukan dengan cara

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai penduduk terbesar di dunia. Masalah kependudukan merupakan salah satu masalah dalam pembangunan secara nasional di

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KREDIT USAHA MIKRO DI BANK RAKYAT INDONESIA UNIT MOYUDAN KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KREDIT USAHA MIKRO DI BANK RAKYAT INDONESIA UNIT MOYUDAN KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KREDIT USAHA MIKRO DI BANK RAKYAT INDONESIA UNIT MOYUDAN KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun Oleh: SUHARTO HARI CAHYO 131060032 JURUSAN SOSIAL EKONOMI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, peranan Industri Kecil Menengah (IKM) dikaitkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, peranan Industri Kecil Menengah (IKM) dikaitkan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di Indonesia, peranan Industri Kecil Menengah (IKM) dikaitkan dengan upaya pemerintah untuk mengatasi pengangguran, memperluas kesempatan kerja, memerangi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH

BAB II TINJAUAN UMUM USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH BAB II TINJAUAN UMUM USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH A. Definisi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) UMKM di definisikan dengan berbagai cara yang berbeda tergantung pada negara dan aspek-aspek lainnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan industri merupakan hal yang sangat penting dalam. meningkatkan kesempatan kerja serta memperbaiki kualitas pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan industri merupakan hal yang sangat penting dalam. meningkatkan kesempatan kerja serta memperbaiki kualitas pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan industri merupakan hal yang sangat penting dalam meningkatkan kesempatan kerja serta memperbaiki kualitas pertumbuhan ekonomi. Pembangunan industri ini

Lebih terperinci

ANALISIS PROFITABILITAS USAHA KACANG GOYANG PADA INDUSTRI PRIMA RASA DI KOTA PALU

ANALISIS PROFITABILITAS USAHA KACANG GOYANG PADA INDUSTRI PRIMA RASA DI KOTA PALU e-j. Agrotekbis 4 (3) : 356-360, Juni 2016 ISSN : 2338-3011 ANALISIS PROFITABILITAS USAHA KACANG GOYANG PADA INDUSTRI PRIMA RASA DI KOTA PALU Analysis of Profitability Kacang Goyang in Prima Rasa Industry

Lebih terperinci

ANALISIS DEMAND MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN RAWAT INAP DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEDAN DELI, PUSKESMAS BROMO DAN PUSKESMAS KEDAI DURIAN TAHUN 2013

ANALISIS DEMAND MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN RAWAT INAP DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEDAN DELI, PUSKESMAS BROMO DAN PUSKESMAS KEDAI DURIAN TAHUN 2013 ANALISIS DEMAND MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN RAWAT INAP DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEDAN DELI, PUSKESMAS BROMO DAN PUSKESMAS KEDAI DURIAN TAHUN 2013 SKRIPSI Oleh : SERLI NIM. 111021024 FAKULTAS KESEHATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat bersaing secara kompetitif. Bagi perusahaan yang ingin survive dan

BAB I PENDAHULUAN. dapat bersaing secara kompetitif. Bagi perusahaan yang ingin survive dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Perkembangan perusahaan pada dasarnya menginginkan tercapainya suatu tujuan yaitu memperoleh laba dan menjaga kontinuitas usahanya. Adanya hal tersebut memaksa

Lebih terperinci