BAB I PENDAHULUAN. Federal merupakan sebuah kata yang sering diungkapkan orang dalam

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Federal merupakan sebuah kata yang sering diungkapkan orang dalam"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Federal merupakan sebuah kata yang sering diungkapkan orang dalam melihat sebuah bentuk negara. Setiap negara dari suatu bangsa pada umumnya didirikan melalui proses penyatuan. Dalam konteks ini, proses penyatuan merupakan suatu alasan sekaligus pendekatan atau cara membentuk negara termasuk di dalamnya membentuk negara federal. Dalam pembentukan dan pertumbuhan negara federal, prosesnya bisa berjalan lambat atau cepat tergantung pada faktor eksternal dan internal yang dihadapi oleh bangsa tersebut. Menurut Riker (Prasojo, 2005: ) faktor eksternal yang mempengaruhi pembentukan negara federal adalah tekanan militer dan diplomasi. Sebaliknya, faktor internal yang melatarbelakangi pembentukan negara federal adalah motif ekonomi. Adapun, proses pembentukan negara federal melalui perubahan bentuk negara dari negara kesatuan menjadi negara federal seringkali disebabkan oleh kekuatan-kekuatan internal. Keinginan membentuk negara federal paling tidak diawali dengan dua kejadian sebelumnya. Pertama, tingkat sentralisasi kekuasaan yang sangat tinggi. Kedua, kekuatan sentrifugal yang disebabkan perbedaan-perbedaan tajam antar kelompok yang dapat mengarah kepada gerakan yang bersifat kedaerahan dan pemisahan. Beberapa kekuatan internal yang mendorong perubahan bentuk negara 1

2 dari kesatuan menjadi negara federal diantaranya adalah perbedaan budaya, bahasa, sejarah, dan pertumbuhan ekonomi antar kelompok masyarakat. Konsepsi federalisme lahir pada zaman Yunani kuno, kemudian muncul kembali pada abad pertengahan dibeberapa kota Italia, dan terus berkembang dalam konfederasi Swiss (Switzerland) abad ke-13. Perkembangan mengenai konsepsi federalisme secara rincinya dipaparkan oleh C. F Strong (Riyanto, 2006: 32) sebagai berikut; Federalism, in some form or other, has its roots in the remote past, for it was not unknown among the City-State of Ancient Greece. We find it again in the middle age among some of the cities of Italy, and indeed, since the thirteents century its history has been continous in the development of the Swiss Confederation, wich was born when the three Forest Cantons banded themselves together for protection in It is the basis of the political organization of several states today-states as divergent in situation and tradition as Yugoslavia and the United States, Mexico and Australia. ( Federalisme, dalam satu bentuk atau bentuk lainnya, telah ada di masa lalu, yaitu sejak zaman negara kota Yunani kuno. Federalisme juga muncul kembali pada abad pertengahan di beberapa kota Italia, dan terus berkembang dalam Konfederasi Swiss abad ke-13, yang lahir ketika Kanton Hutan bergabung untuk menciptakan perlindungan tahun1291. Organisasi politik ini merupakan cikal bakal bagi beberapa negara, seperti Yugoslavia, Amerika Serikat, Meksiko, dan Australia). Negara federal atau dikenal dengan bentuk negara serikat, memiliki daya tarik tersendiri yang membuat berbagai kalangan mengkaji, bahkan berusaha menerapkannya. Daya tarik tersebut lahir karena dalam konsep federalisme, setiap negara-negara bagian bebas melakukan tindakan ke dalam, selama tidak bertentangan dengan UUD negara federal. 2

3 Selain itu setiap keanekaragaman yang terdapat di negara bagian akan tetap terpelihara. Sebab, negara bagian diberikan kedaulatan tersendiri dalam bentuk residual power (kekuasaan sisa). negara federal menurut Dicy (Soehino, 2005: 227) pada hakikatnya adalah suatu ikatan kerjasama yang bertujuan agar kepentingan bersama dapat tercapai, disamping itu negara-negara bagian masih tetap memiliki hak-hak serta wewenangnya. Daya tarik dan tujuan di atas, tidak serta-merta membuat konsep federal ini diterima dengan mudah dibeberapa negara. Dalam konteks Indonesia, perdebatan seputar negara federal versus negara kesatuan sangat memanas, terutama pada masa revolusi Indonesia yaitu pada tahun Adanya proses perdebatan mengenai wacana tersebut membuat konstelasi politik waktu itu terbagi menjadi dua pihak yaitu yang pro dan kontra. Dalam pandangan beberapa tokoh yang pro terhadap bentuk negara federal, memandang bahwa dengan diterapkannya bentuk negara federal, bisa menjamin perkembangan kehidupan sosial, budaya dan politik di daerahnya masing-masing. Salah satu tokoh pendukung terbentuknya negara federal Indonesia adalah Ide Anak Agung Gde Agung. Dalam pandangannya, dia mengatakan bahwa: NIT menganggap sistem federal dalam pembentukan susunan ketatanegaraan dan tertib hukum baru di Indonesia sebagai satu-satunya asas pemerintahan yang paling cocok untuk menjamin perkembangan tata kehidupan politik, kebudayaan dan sosial di masing-masing daerah sesuai dengan kepribadian penduduk masing-masing (Leirissa, 2006: 92). 3

4 Pandangan tersebut sangat wajar, sebab Ide Anak Agung Gde Agung pernah merasakan pengalaman pahit dengan penerapan sistem sentralisme pemerintahan Hindia Belanda. Sementara kalangan yang menentang Federalisme ini menganggap bahwa federalisme sebagai sebuah strategi penjajah untuk melanggengkan pemerintahannya. Untuk itu, kalangan yang kontra ini memunculkan opsi merdeka seratus persen dari pada menyetujui penerapan bentuk negara federal. Penyebabnya adalah phobia tidak terciptanya persatuan dan kesatuan bangsa dan justru akan memecah persatuan bangsa ketika sistem federalisme diterapkan di Indonesia. Adanya kalangan yang pro dan kontra terhadap sistem federal ini senantiasa mengiringi perkembangan dinamika politik pada masa revolusi kemerdekaan Indonesia. Fenomena tersebut patut dikaji lebih dalam untuk mendapatkan determinan-determinan apa yang paling dominan mempengaruhi perbedaan cara pandang diantara mereka. Termasuk menyelami pemikiran salah satu tokoh yang pro terhadap sistem federal yaitu Ide Anak Agung Gde Agung. Intisari dari pemikiran Ide Anak Agung Gde Agung berupa konsep sintesa nasional yang merupakan sebuah perpaduan dari beberapa hal yang baik yang terdapat dalam dua kutub yang bertentangan. Pemikiran ini unik karena dinilai oleh beberapa kalangan sebagai bentuk terobosan pemikiran yang besar dari anak bangsa yang dapat disejajarkan dengan para diplomat dan negarawan Eropa pada waktu itu. Namun, hal tersebut tentunya harus dikaji lebih mendalam terutama berkaitan dengan landasan filosofi yang digunakan dalam pemikirannya. 4

5 Pemikiran Ide Anak Agung Gde Agung telah melewati batas pemikiran orang pada zamannya, sehingga pada tahun 2007 dia diberi gelar pahlawan nasional. sekaligus juga dihujani kritik karena dirasa kurang pantas untuk menyandang gelar kehormatan tersebut. Walaupun demikian, dia adalah seorang pemikir hebat, yang mampu membaca situasi masa itu dengan sangat cermat. Sebagai salah seorang tokoh besar dalam sejarah Indonesia, ia merupakan tokoh yang jarang dikaji secara mendalam. Ketertarikan terhadap tokoh ini justru lahir dari seorang jurnalis (Aco Manafe), R. Z Leirissa dan Sejarawan Amerika Serikat yaitu Prof. Geoffrey Robinson. Kurangnya perhatian dari civitas akademika terhadap tokoh ini dikarenakan citra negatif yang senantiasa melekat terhadap sistem Negara federal khususnya dalam konteks Indonesia. Dalam literatur sejarah Indonesia sangat sedikit yang memuat kajian tentang Ide Anak Agung Gde Agung sehingga penilaian terhadap sosok Ide Anak Agung Gde Agung secara objektif belum dapat tergambarkan. Aco Manafe dan R. Z. Leirissa menganggap Ide Anak Agung Gde Agung sebagai seorang pejuang diplomasi ulung yang senantiasa membela Republik. Sementara beberapa tulisan lain, seperti dari Geoffrey Robinson yang berjudul The Dark Side of Paradise: Political Violence in Bali, lebih banyak menampilkan pertentangan. Robinson memandang negatif terhadap sosok Ide Anak Agung Gde Agung dan dia dicitrakan sebagai orang yang pro-belanda. Kajian yang timpang semacam itu menyebabkan adanya dua pihak yang saling berbeda pandangan terhadap sosok Ide Anak Agung Gde Agung. Padahal, penilaian terhadap sosok Ide Anak Agung hanya dapat dilakukan jika kita 5

6 mendalami secara jernih pemikirannya tanpa melepaskan konteks masa itu. Sehubungan dengan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk mengkaji lebih lanjut mengenai pemikiran Ide Anak Agung Gde Agung pada tahun 1946 sampai Adapun alasan untuk menulis tentang pemikiran Ide Anak Agung Gde Agung didasarkan pada empat alasan. Pertama, selama ini penelitian mengenai federalisme di Indonesia masih jarang yang membahasnya, apalagi dikaitkan dengan pemikiran tokoh lokal yang menggagas ide federalisme tersebut. Kedua, karena ketertarikan peneliti terhadap kajian bentuk-bentuk Negara yang ada di dunia. Ketiga, karena kekaguman peneliti terhadap sosok Ide Anak Agung Gde Agung, baik sebagai raja Gianyar, Negarawan, ataupun diplomat. Terakhir, yaitu kempat, karena kurun waktu antara dikenal sebagai masa revolusi kemerdekaan yang menggunakan dua strategi yaitu dengan diplomasi dan perang untuk mendapatkan kedaulatan negara. Adapun pemilihan tahun 1946 sebagai periode awal kajian, sebab pada tahun tersebut Ide Anak Agung Gde Agung memulai karier awal politik nasionalnya melalui konferensi Malino. Sementara itu, pemilihan tahun 1949 sebagai periode akhir kajian, sebab pada tahun tersebut telah terbentuk Republik Indonesia Serikat yang bersandar pada sistem federal. Berdasarkan empat alasan yang telah dijelaskan tersebut, maka peneliti merasa tertarik untuk mengkaji secara mendalam pemikiran dari Ide Anak Agung Gde Agung ke dalam skripsi yang berjudul Pemikiran Ide Anak Agung Gde Agung Mengenai Negara Indonesia Serikat Tahun Apalagi 6

7 selama ini belum ada literatur khusus yang membahas mengenai pemikirannya. Mayoritas literatur tentang Anak Agung Gde Agung mengkaji mengenai kiprah beliau baik itu dalam Negara Indonesia Timur (NIT) ataupun Bijeenkomst Federale Overlage (BFO). Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami maksud yang terkandung dalam judul skripsi ini, maka peneliti memberikan penjelasan tentang beberapa istilah yang terdapat dalam judul skripsi yang dikaji. 1) Pemikiran Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Hasan Alwi dkk. (2002: 873) mendefinisikan pemikiran sebagai proses, cara, dan perbuatan memikir. Sementara, menurut Lorens Bagus (1996: 793) dalam Kamus Filsafat, bahwa pemikiran didefinisikan sebagai proses kegiatan mental dan hasilnya. Interpretasinya tergantung pada pandangan seseorang berkenaan dengan metafisika, universalia (hal-hal universal), dan epistemologi. Pemikiran yang dimaksud dalam judul skripsi ini adalah proses, cara, dan perbuatan memikir dari Ide Anak Agung Gde Agung, negarawan sekaligus diplomat ulung abad ke-20. 2) Ide Anak Agung Gde Agung Ide Anak Agung Gde Agung yang dimaksud dalam judul ini yaitu salah seorang negarawan, raja Gianyar sekaligus juga diplomat Indonesia yang berasal dari Bali pada abad ke-20. Nama Ide mempunyai arti yang mulia, ini merupakan gelar yang diberikan kepada mereka yang memerintah. Anak Agung merupakan gelar kebangsawanan yang menunjukan bahwa beliau dari kasta Ksatria. 7

8 Sementara itu, Gde berarti laki-laki dan Agung menunjukan bahwa beliau adalah putra sulung. Pokok pikirannya yang terkenal adalah konsep sintesa nasional. 3) Negara Indonesia Serikat a. Negara Serikat Negara federal atau Negara serikat menurut Ismatullah dan Gatara (2007: 113) adalah suatu Negara yang terdiri atas beberapa Negara bagian, tetapi setiap Negara bagian itu tidak berdaulat. Yang berdaulat adalah gabungan dari Negara-negara bagian itu. Adapun, menurut Busroh (Riyanto, 2006: 23-24) mendefinisikan Negara Serikat sebagai negara yang tersusun daripada beberapa Negara yang semula berdiri sendiri-sendiri dan kemudian Negara-negara mengadakan ikatan kerjasama yang efektif, tetapi di samping itu Negara-negara tersebut masih ingin mempunyai wewenang-wewenang yang dapat diurus sendiri. b. Indonesia Berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia, DEPDIKBUD (1999: 685) mendefinisikan Indonesia sebagai nama Negara kepulauan di Asia Tenggara yang terletak diantara benua Asia dan benua Australia. Negara Indonesia Serikat yang dimaksud dalam judul skripsi ini adalah Negara Indonesia yang menerapkan bentuk Negara Serikat, sehingga terdiri dari negara-negara bagian yang tidak berdaulat dan yang berdaulat hanyalah pemerintahan pusat, yaitu Republik Indonesia Serikat. 8

9 1.2 Rumusan dan Pembatasan Masalah Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, maka permasalahan yang peneliti jadikan sebagai masalah utama dalam penelitian skripsi ini, yaitu Bagaimana Pemikiran Ide Anak Agung Gde Agung Mengenai Negara Indonesia Serikat Tahun ? Untuk lebih memfokuskan kajian penelitian ini, maka peneliti menentukan pula pembatasan-pembatasan masalah dengan tujuan agar lebih mengarahkan penelitian dan menghindari meluasnya pembahasan. Adapun pembatasanpembatasan tersebut dituangkan ke dalam beberapa pertanyaan, diantaranya: 1. Bagaimana latar belakang kehidupan Ide Anak Agung Gde Agung? 2. Bagaimana pokok-pokok pemikiran Ide Anak Agung Gde Agung mengenai Negara Indonesia Serikat? 3. Bagaimana dampak dari pemikiran Ide Anak Agung Gde Agung mengenai Negara Indonesia Serikat terhadap lahirnya Negara Republik Indonesia Serikat? 1.3 Tujuan Penelitian Untuk Pencapaian sasaran yang jelas dan terarah dalam penelitian skripsi, maka peneliti merumuskannya dalam bentuk tujuan penelitian. Adapun tujuan penelitian skripsi ini adalah: 1. Untuk mendeskripsikan mengenai Latar belakang kehidupan dari Ide Anak Agung Gde Agung. 9

10 2. Untuk mengetahui landasan pemikiran Ide Anak Agung Gde Agung mengenai Negara Indonesia Serikat. 3. Untuk memahami dampak dari pemikiran Ide Anak Agung Gde Agung mengenai Negara Indonesia Serikat terhadap lahirnya Republik Indonesia Serikat. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Titik fokus dalam penelitian ini adalah pemikiran Ide Anak Agung Gde Agung mengenai Negara Indonesia Serikat, oleh karena itu secara teoritik hasil atau manfaat yang didapat dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi khasanah keilmuan sejarah terutama dalam ranah kajian sejarah intelektual, federalisme dan Negara federal. 2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan pemikiran mengenai konsepsi federalisme agar tidak dipahami semata-mata sebagai kontra Negara kesatuan. Sebab, dalam konteks Indonesia konsep ini terlanjur termarjinalisasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. 3. Dapat dijadikan acuan untuk penelitian dalam lingkup yang lebih luas dan mendalam. 10

11 1.5 Metode dan Teknik Penelitian Metode Penelitian Dalam pengkajian skripsi yang berjudul Pemikiran Ide Anak Agung Gde Agung Mengenai Negara Indonesia Serikat Tahun , peneliti menggunakan metode historis. Menurut Helius Sjamsudin (2007: 13) bahwa Metode adalah suatu prosedur, proses atau teknik yang sistematis dalam penyidikan suatu disiplin ilmu tertentu untuk mendapatkan objek (bahan-bahan) yang diteliti. Sementara metode historis adalah proses pengujian dan menganalisis secara kritis rekaman peninggalan pada masa lampau (Gottschalk, 1986: 32). Metode yang digunakan oleh peneliti adalah metode historis karena permasalahan yang diangkat oleh peneliti adalah permasalahan sejarah terutama berkaitan dengan pemikiran tentang negara federal. Dalam Sjamsuddin (2007: 89) diuraikan enam langkah yang harus ditempuh dalam melakukan penelitian sejarah yaitu. 1. Memilih suatu topik yang sesuai. 2. Mengusut semua eviden (bukti) yang relevan dengan topik. 3. Membuat catatan yang ditemukan ketika penelitian sedang berlangsung. 4. Mengevaluasi secara kritis semua evidensi yang telah berhasil dikumpulkan (kritik sumber). 5. Menyusun hasil penelitian ke dalam pola yang benar atau sistematika tertentu. 6. Menyajikan dan mengkomunikasikannya kepada pembaca dalam suatu cara yang menarik perhatian, sehingga dapat dimengerti. 11

12 Dari seluruh langkah tersebut, tahapan memilih topik, menyusun semua bukti-bukti sejarah dan membuat catatan dimasukan kedalam tahap heuristik. Sementra itu, mengevaluasi semua bukti-bukti sejarah termasuk tahap kritik dan terakhir menyusun hasil penelitian serta mengkajinya termasuk tahap historiografi (Sjamsuddin, 2007: 155). Adapun, Ketiga tahapan ini diuraikan sebagai berikut: 1. Heuristik (Pengumpulan Sumber-sumber Sejarah) Ini merupakan tahap awal dengan mencari dan mengumpulkan sumbersumber sejarah yang relevan dengan masalah atau judul yang akan dikaji. Peneliti berusaha mengumpulkan sumber-sumber sejarah, baik sumber primer maupun sumber sekunder yang diperlukan dalam penelitian skripsi ini. 2. Kritik Ekternal dan Internal (menilai sumber sejarah) Pada tahap ini peneliti mulai melakukan seleksi dan penilaian terhadap sumber-sumber sejarah yang telah diperoleh. Kritik yang dilakukan ini meliputi dua aspek yaitu aspek eksternal yang digunakan untuk menilai otentitas dan integritas dari sumber-sumber sejarah yang telah diperoleh. Aspek internal digunakan untuk melihat dan menguji dari dalam mengenai reliabilitas dan kredibilitas isi dan sumber-sumber sejarah yang telah diperoleh. Dari proses kritik ini sumber-sumber sejarah selanjutnya di sebut fakta-fakta sejarah. 3. Interpretasi (menafsirkan sumber sejarah) dan Historiografi Pada tahap ini, peneliti memberikan penafsiran terhadap fakta-fakta sejarah yang diperoleh dari hasil kritik eksternal maupun internal. Fakta-fakta dihubungkan, disusun dan dianalisis sehingga diperoleh penjelasan yang sesuai dengan pokok permasalahan. Selanjutnya peneliti menyajikannya dalam bentuk 12

13 tulisan yang disebut historiografi. Historiografi merupakan proses penyusunan seluruh hasil penelitian ke dalam bentuk tulisan Teknik Penelitian Dalam pengkajian skripsi yang berjudul Pemikiran Ide Anak Agung Gde Agung Mengenai Negara Indonesia Serikat Tahun , peneliti menggunakan teknik studi literatur. Teknik studi literatur merupakan cara mempelajari sumber-sumber yang terkumpul dalam bentuk tulisan atau sumber tertulis lainnya yang relevan dan dapat mendukung peneliti dalam memecahkan permasalahan yang dikaji. Setelah literatur terkumpul, serta fakta-fakta yang telah ditemukan dianggap memadai untuk penelitian ini, maka hal tersebut akan mempermudah proses penelitiannya. Sementara itu, dalam menulis kutipan, peneliti menggunakan sistem Harvard. Hal ini dikarenakan, sistem Harvard merupakan sistem yang lazim digunakan oleh mahasiswa UPI dalam proses pengkutipan sumber serta mudah dipraktekannya. 1.6 Sistematika Penulisan Untuk mendapatkan gambaran yang jelas dari penulisan skripsi ini, berikut peneliti cantumkan sistematika penulisannya, yang terdiri dari: Bab I Pendahuluan. Bab ini menguraikan kerangka pemikiran yang meliputi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode dan teknik penelitian, dan sistematika penulisan. Latar belakang masalah, merupakan konsepsi-konsepsi awal yang mengantarkan 13

14 peneliti pada berbagai permasalahan yang harus dipecahkan dalam upaya penulisan skripsi ini, termasuk berbagai alasan yang membuat peneliti memilih tema skripsi ini. Rumusan masalah, merupakan rumusan-rumusan pertanyaan yang disusun peneliti untuk membatasi, memudahkan, sekaligus memfokuskan penelitian. Tujuan penelitian, yang mencakup maksud atau sasaran yang hendak dicapai peneliti dalam upaya penelitian skripsi ini. Manfaat penelitian, merupakan garis besar kegunaan-kegunaan penelitian atau manfaat yang ingin diharapkan dari penelitian ini. Metodologi penelitian, merupakan garis besar cara kerja yang digunakan peneliti dalam melakukan penelitian dan penyusunan skripsi ini. Sistematika penelitian, merupakan susunan dari kegiatan-kegiatan penelitian dan penjelasan secara umum dari masing-masing kegiatan. Bab II merupakan tinjauan kepustakaan dan landasan teoritis. Bab ini menguraikan telaahan terhadap berbagai literatur yang akan digunakan dalam penelitian skripsi ini. Termasuk di dalamnya juga dapat berupa kajian terhadap teori-teori yang dianggap relevan dalam memberikan penjelasan, pemaknaan dan analisis terhadap masalah yang ada. Pada tahap ini peneliti memberikan pemaparan dan rujukan dari berbagai referensi dan teori yang dianggap relevan untuk digunakan dalam penelitian skripsi ini. Buku yang dijadikan rujukan oleh peneliti dalam bab ini, antara lain adalah buku-buku yang berhubungan dengan negara federal seperti buku karya 14

15 Prasojo dan karya Hendratno, serta karya-karya dari Ide Anak Agung Gde Agung sendiri agar mampu menyelami pemikirannya secara komprehensif. Bab III merupakan metodologi penelitian. Pada bab ini akan diuraikan cara kerja yang berisi tahapan-tahapan yang digunakan peneliti dalam menyusun skripsi ini. Tahapan-tahapan itu mencakup: Heuristik, yaitu proses mencari dan mengumpulkan sumber-sumber sejarah yang relevan dengan bahan kajian. Kritik, yaitu proses menilai dan mengolah sumber-sumber sejarah yang telah ditemukan agar dapat menjadi fakta sejarah yang dapat digunakan dalam proses penyusunan karya tulis. Kemudian, penelitian dan interpretasi (historiografi), yaitu proses menafsirkan fakta-fakta sejarah untuk ditulis menjadi karya tulis ilmiah. Bagian ini merupakan pemaparan terperinci dari garis besar metodologi penelitian yang digunakan. Sedangkan teknik penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini yaitu studi literatur, berupa telaahan terhadap buku-buku atau tulisantulisan yang relevan dengan kajian permasalahan dalam skripsi ini. Sementara itu sistem penelitian yang dipakai menggunakan sistem Harvard. Bab IV merupakan pembahasan atau isi. Bab ini merupakan penjelasan terhadap aspek-aspek yang dipertanyakan dalam rumusan masalah. Penjelasan pertama mengenai latar belakang kehidupan dari Ide Anak Agung Gde Agung. Penjelasan kedua mengenai bagaimana pokok-pokok pikiran dari Ide Anak Agung Gde Agung mengenai Negara Indonesia Serikat. Penjelasan ketiga mengenai dampak pemikiran dari Ide Anak Agung Gde Agung mengenai Negara Indonesia Serikat terhadap lahirnya Republik Indonesia Serikat. 15

16 Bab V merupakan kesimpulan. Bab ini merupakan bab terakhir yang berisi interpretasi peneliti terhadap temuan-temuan hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian skripsi ini. 16

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Deklarasi terhadap pembentukan sebuah negara yang merdeka tidak terlepas dari pembicaraan mengenai pembentukan struktur atau perangkatperangkat pemerintahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Periode perjuangan tahun 1945-1949 sering disebut dengan masa perjuangan revolusi fisik atau periode perang mempertahankan kemerdekaan. Periode tersebut merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metodologi penelitian yang digunakan peneliti untuk mengkaji skripsi yang berjudul Peranan K.H Mas Mansur Dalam Perkembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN Skripsi ini berjudul Peranan Pesantren Syamsul Ulum Dalam Revolusi Kemerdekaan di Sukabumi (1945-1946). Untuk membahas berbagai aspek mengenai judul tersebut, maka diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian bahwa Islam tidak hanya tentang sistem nilai, tetapi juga memuat sistem politik. Islam

Lebih terperinci

2014 PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL-ISLAMIYYAH DESA MANDALAMUKTI KECAMATAN CIKALONGWETAN KABUPATEN BANDUNG BARAT

2014 PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL-ISLAMIYYAH DESA MANDALAMUKTI KECAMATAN CIKALONGWETAN KABUPATEN BANDUNG BARAT BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Lingkup pendidikan agama pada lembaga pendidikan meliputi Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah, Madrasah Diniyah, Pendidikan Guru Agama,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. skripsi yang berjudul Pemikiran Gus Dur Tentang Pluralisme Agama Di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. skripsi yang berjudul Pemikiran Gus Dur Tentang Pluralisme Agama Di BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini merupakan penguraian mengenai metode penelitian yang digunakan oleh peneliti untuk mengkaji permasalahan yang berhubungan dengan skripsi yang berjudul Pemikiran Gus

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN 35 BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN Metode Penelitian yang digunakan oleh penulis dalam mengkaji skripsi yang berjudul Peranan Oda Nobunaga dalam proses Unifikasi Jepang ini, yaitu metode historis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Faktor kondisi geografis, sumber daya manusia, dan sumber daya alam

BAB I PENDAHULUAN. Faktor kondisi geografis, sumber daya manusia, dan sumber daya alam BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Faktor kondisi geografis, sumber daya manusia, dan sumber daya alam suatu negara selalu menjadi salah satu faktor utama kemenangan atau kekalahan suatu negara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab III Metodologi Penelitian merupakan bagian penguraian metode penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab III Metodologi Penelitian merupakan bagian penguraian metode penelitian yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab III Metodologi Penelitian merupakan bagian penguraian metode penelitian yang peneliti gunakan untuk mengkaji skripsi yang berjudul Pemikiran Imam Khomeini Tentang Wilayatul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi (Soekanto, 2003: 243). Peranan merupakan aspek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 36 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan penulis untuk mengkaji permasalahan yang berkaitan dengan judul skripsi Gejolak Patani Dalam Pemerintahan Thailand (Kajian Historis Proses

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Kajian yang penulis ambil dalam penelitian skripsi ini adalah mengenai Perkembangan Pendidikan Islam di Bandung Tahun 1901-1942. Untuk membahas berbagi aspek mengenai judul

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Wacana pemikiran Islam tentang sistem pemerintahan Islam mengalami sebuah

BAB 1 PENDAHULUAN. Wacana pemikiran Islam tentang sistem pemerintahan Islam mengalami sebuah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Wacana pemikiran Islam tentang sistem pemerintahan Islam mengalami sebuah dinamisasi terutama setelah semakin banyaknya pergolakan pemikiran yang menyebabkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini, penulis akan menguraikan metode penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini, penulis akan menguraikan metode penelitian yang 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini, penulis akan menguraikan metode penelitian yang digunakanuntuk memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan skripsi yang berjudul Perkembangan Transportasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan Sekutu memutus jalur suplai dari udara maupun laut mengakibatkan pertahanan Jerman-Italia dapat dikalahkan di Afrika Utara. Sehingga kemenangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebuah Operasi yang diberi nama Operasi Overlord. Dalam Operasi ini Sekutu

BAB I PENDAHULUAN. sebuah Operasi yang diberi nama Operasi Overlord. Dalam Operasi ini Sekutu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada bulan Juni 1944, tentara Sekutu berhasil mendarat di Prancis dalam sebuah Operasi yang diberi nama Operasi Overlord. Dalam Operasi ini Sekutu berhasil

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti mengambil judul Peranan Syaikh Ahmad

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti mengambil judul Peranan Syaikh Ahmad BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam penelitian ini peneliti mengambil judul Peranan Syaikh Ahmad Yasin dalam Perjuangan Harakah Al-Muqawamah Melawan Israel di Palestina Tahun 1987-2004. Suatu kajian yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai peristiwa sejarah tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Peristiwaperistiwa

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai peristiwa sejarah tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Peristiwaperistiwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbagai peristiwa sejarah tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Peristiwaperistiwa tersebut sangat dipengaruhi oleh pemikiran-pemikiran, baik itu watak, kepercayaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masuknya Timor Timur ke dalam Negara Republik Indonesia disahkan

BAB I PENDAHULUAN. Masuknya Timor Timur ke dalam Negara Republik Indonesia disahkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masuknya Timor Timur ke dalam Negara Republik Indonesia disahkan melalui UU No. 7 Th. 1976 (LN. 1976-36) tentang Pengesahan Penyatuan Timor Timur ke dalam Negara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. skripsi Irak Di Bawah Kepemimpinan Saddam Hussein (Kejayaan Sampai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. skripsi Irak Di Bawah Kepemimpinan Saddam Hussein (Kejayaan Sampai 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini akan menguraikan mengenai metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam mengkaji permasalahan yang berhubungan dengan judul skripsi Irak Di Bawah Kepemimpinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. metafisika pada puncaknya. Kemudian pada pasca-pencerahan (sekitar abad ke-

BAB I PENDAHULUAN. metafisika pada puncaknya. Kemudian pada pasca-pencerahan (sekitar abad ke- BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada abad pencerahan (Aufklarung) telah membawa sikap kritis atas metafisika pada puncaknya. Kemudian pada pasca-pencerahan (sekitar abad ke- 19) di Jerman,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Peneliti menggunakan metode sejarah dalam penelitian skripsi yang berjudul

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Peneliti menggunakan metode sejarah dalam penelitian skripsi yang berjudul BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 METODE DAN TEKNIK PENELITIAN 3.1.1 Metode Penelitian Peneliti menggunakan metode sejarah dalam penelitian skripsi yang berjudul Pemikiran Ide Anak Agung Gde Agung Mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah kehidupan beragama di dunia banyak diwarnai konflik antar

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah kehidupan beragama di dunia banyak diwarnai konflik antar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejarah kehidupan beragama di dunia banyak diwarnai konflik antar pemeluk agama, misalnya Hindu, Islam, dan Sikh di India, Islam, Kristen dan Yahudi di Palestina,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas mengenai metode penelitian yang digunakan penulis dalam mengumpulkan sumber berupa data dan fakta yang berkaitan dengan penelitian yang penulis kaji mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi tahun 1980an telah berdampak pada tumbuhnya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi tahun 1980an telah berdampak pada tumbuhnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi tahun 1980an telah berdampak pada tumbuhnya industri-industri besar maupun kecil di Indonesia. Pembangunan sektor-sektor industri ini muncul sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. skripsi yang berjudul Pemikiran Jean Jacques Rousseau dalam Bidang Politik.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. skripsi yang berjudul Pemikiran Jean Jacques Rousseau dalam Bidang Politik. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini merupakan penguraian mengenai metode penelitian yang digunakan oleh peneliti untuk mengkaji permasalahan yang berhubungan dengan skripsi yang berjudul Pemikiran Jean

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut Simon Kemoni yang dikutip oleh Esten (2001: 22) globalisasi dalam bentuk yang alami akan meninggikan berbagai budaya dan nilai-nilai budaya. Globalisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Papua New Guinea (PNG) berdiri sebagai sebuah negara merdeka pada

BAB I PENDAHULUAN. Papua New Guinea (PNG) berdiri sebagai sebuah negara merdeka pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Papua New Guinea (PNG) berdiri sebagai sebuah negara merdeka pada tanggal 16 September 1975. Sebelumnya negara ini berada di bawah mandat teritori Australia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab III ini dipaparkan mengenai metode penelitian yang digunakan dalam mengkaji permasalahan dalamskripsi yang berjudul Kehidupan Nelayan Kecamatan Gebang Kabupaten Cirebon

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan oleh peneliti dalam mengkaji permasalahan mengenai Peranan George

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan oleh peneliti dalam mengkaji permasalahan mengenai Peranan George BAB III METODE PENELITIAN Bab III berisi pemaparan tentang metode dan teknik penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam mengkaji permasalahan mengenai Peranan George Washington dalam Perang Kemerdekaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini penulis akan memaparkan metodologi penelitian dalam mengkaji berbagai permasalahan yang berkaitan dengan skripsi yang berjudul DAMPAK REVOLUSI BUNGA DI PORTUGAL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Swiss adalah salah satu negara yang berada di kawasan Eropa Tengah. Negara ini telah ada sejak tahun 1291 dimana pada awalnya terdiri dari tiga kanton hutan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini merupakan pemaparan mengenai metode dan teknik penelitian yang digunakan oleh penulis dalam mengkaji permasalahan mengenai Afrika Selatan dibawah pemerintahan Presiden

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 32 BAB III METODE PENELITIAN Bab ini merupakan penjelasan mengenai metode penelitian yang digunakan oleh penulis, dari mulai tahap perencanaan, persiapan, pelaksanaan, hingga penulisan laporan penelitian.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam merekonstruksi fakta-fakta historis mengenai dinamika industri

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam merekonstruksi fakta-fakta historis mengenai dinamika industri 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam merekonstruksi fakta-fakta historis mengenai dinamika industri Sandal Barepan selama 38 tahun tersebut, maka perlu digunakan suatu metode penelitian sejarah sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas lebih rinci metode penelitian yang digunakan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas lebih rinci metode penelitian yang digunakan dalam BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas lebih rinci metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini, mulai dari persiapan penelitian sampai dengan pelaksanaan penelitian dan analisis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metode penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metode penelitian yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metode penelitian yang dipakai oleh penulis dalam mengumpulkan sumber berupa data dan fakta yang berkaitan dengan judul skripsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dian Ahmad Wibowo, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dian Ahmad Wibowo, 2014 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada bulan Pebruari merupakan titik permulaan perundingan yang menuju kearah berakhirnya apartheid dan administrasi minoritas kulit putih di Afrika Selatan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam periode , yang ditandai dengan munculnya konflik-konflik

BAB I PENDAHULUAN. dalam periode , yang ditandai dengan munculnya konflik-konflik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketegangan politik terjadi di India menjelang kemerdekaanya dari Inggris dalam periode 1935-, yang ditandai dengan munculnya konflik-konflik komunal antara dua golongan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas secara terperinci mengenai metode dan teknik penelitian yang digunakan oleh penulis dengan judul skripsi Peranan Polisi Pengawas Aliran Masyarakat Ditengah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 32 3.1 Metodologi Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini diuraikan mengenai metode penelitian yang penulis gunakan untuk mengkaji permasalahan yang berhubungan dengan judul skripsi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah sebagai ormas keagamaan menyatakan tidak berpolitik

BAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah sebagai ormas keagamaan menyatakan tidak berpolitik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Muhammadiyah sebagai ormas keagamaan menyatakan tidak berpolitik praktis artinya tidak terlibat dalam kegiatan politik yang berkaitan dengan proses

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. skripsi yang berjudul Pengaruh Tarekat Bektasyiyah Terhadap Korps

BAB III METODE PENELITIAN. skripsi yang berjudul Pengaruh Tarekat Bektasyiyah Terhadap Korps BAB III METODE PENELITIAN Bab ini merupakan penjelasan mengenai metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam mengkaji permasalahan yang berhubungan dengan skripsi yang berjudul Pengaruh Tarekat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Sesuai dengan karakteristik objek penelitian berupa berbagai peristiwa di masa lampau, maka metode penelitian yang dilakukan oleh penulis untuk menyusun karya ilmiah ini,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini penulis mencoba untuk memaparkan berbagai langkah yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini penulis mencoba untuk memaparkan berbagai langkah yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini penulis mencoba untuk memaparkan berbagai langkah yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini, mulai dari mencari sumber-sumber, kritik sumber, analisis dan cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan jangka panjang Indonesia mempunyai sasaran utama. terciptanya landasan yang kuat dari bangsa Indonesia untuk tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan jangka panjang Indonesia mempunyai sasaran utama. terciptanya landasan yang kuat dari bangsa Indonesia untuk tumbuh dan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan jangka panjang Indonesia mempunyai sasaran utama terciptanya landasan yang kuat dari bangsa Indonesia untuk tumbuh dan berkembang atas kekuatan

Lebih terperinci

M PERANAN HASAN SADIKIN DALAM BIDANG KESEHATAN DI JAWA BARAT TAHUN

M PERANAN HASAN SADIKIN DALAM BIDANG KESEHATAN DI JAWA BARAT TAHUN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selama ini nama-nama pejuang pergerakan nasional yang turut berperang di kancah peperangan dan bernegosiasi di meja diplomasi pada umumnya banyak yang telah dikenal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Kota Bandung yang terjadi setelah selesainya pembangunan jalur

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Kota Bandung yang terjadi setelah selesainya pembangunan jalur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan sosial ekonomi masyarakat Kota Bandung merupakan hal yang menarik untuk dikaji. Khususnya perubahan kehidupan sosial ekonomi masyarakat Kota Bandung

Lebih terperinci

DESKRIPSI MATAKULIAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI

DESKRIPSI MATAKULIAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI DESKRIPSI MATAKULIAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI Matakuliah : Agama (Islam, Kristen, Khatolik)* Deskripsi :Matakuliah ini mengkaji tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN masih menyisakan satu persoalan yaitu masalah status Irian Barat. Indonesia

BAB I PENDAHULUAN masih menyisakan satu persoalan yaitu masalah status Irian Barat. Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hasil Perjanjian Komisi Meja Bundar antara Indonesia dengan Belanda pada tahun 1949 masih menyisakan satu persoalan yaitu masalah status Irian Barat. Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Skripsi ini berjudul Perbandingan Pemikiran Musso dan Dipa Nusantara

BAB III METODE PENELITIAN. Skripsi ini berjudul Perbandingan Pemikiran Musso dan Dipa Nusantara 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Metodologi Penelitian Skripsi ini berjudul Perbandingan Pemikiran Musso dan Dipa Nusantara Aidit tentang Komunisme di Indonesia. Dari judul tersebut, maka penulis mencari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab III berisi pemaparan mengenai metode yang digunakan oleh peneliti dalam mengkaji permasalahan mengenai Pengaruh Pemikiran Harun Nasution Mengenai Islam Rasional Terhadap Pembangunan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang akan digunakan oleh penulis adalah di Desa Delanggu, Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten. Sedangkan datanya dikumpulkan dari berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Permulaan abad ke-20 merupakan salah satu periode penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Permulaan abad ke-20 merupakan salah satu periode penting dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permulaan abad ke-20 merupakan salah satu periode penting dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia. Dalam periode tersebut, terjadi perubahan sosial yang besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Rinrin Desti Apriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Rinrin Desti Apriani, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Invasi dan pendudukan Vietnam ke Kamboja yang dilakukan pada akhir tahun 1978 merupakan peristiwa yang begitu mengejutkan baik bagi Kamboja sendiri maupun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini membahas lebih rinci metode penelitian yang digunakan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini membahas lebih rinci metode penelitian yang digunakan dalam 27 BAB III METODE PENELITIAN Bab ini membahas lebih rinci metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini, mulai dari persiapan penelitian sampai dengan pelaksanaan penelitian dan analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ulama di Indonesia dan negara-negara muslim lainnya telah memainkan

BAB I PENDAHULUAN. Ulama di Indonesia dan negara-negara muslim lainnya telah memainkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ulama di Indonesia dan negara-negara muslim lainnya telah memainkan peranan penting dan strategis. Bukan hanya dalam peningkatan spiritual umat, melainkan juga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kajian tentang Perkembangan Perusahaan Dodol Pusaka Terhadap. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Suci Kaler Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN. Kajian tentang Perkembangan Perusahaan Dodol Pusaka Terhadap. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Suci Kaler Kecamatan BAB III METODE PENELITIAN Kajian tentang Perkembangan Perusahaan Dodol Pusaka Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Suci Kaler Kecamatan Karangpawitan Kabupaten Garut Tahun 1985-1998 ini menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Suatu penelitian dapat berhasil baik atau tidak baik tergantung dari data yang diperoleh. Kualitas suatu penelitian didukung pula oleh proses pengolahan yang dilakukan. Oleh sebab

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas secara terinci mengenai metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam mengumpulkan sumber berupa data dan fakta berkaitan dengan judul skripsi

Lebih terperinci

2015 KAJIAN PEMIKIRAN IR. SUKARNO TENTANG SOSIO-NASIONALISME & SOSIO-DEMOKRASI INDONESIA

2015 KAJIAN PEMIKIRAN IR. SUKARNO TENTANG SOSIO-NASIONALISME & SOSIO-DEMOKRASI INDONESIA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nasionalisme atau rasa kebangsaan tidak dapat dipisahkan dari sistem pemerintahan yang berlaku di sebuah negara. Nasionalisme akan tumbuh dari kesamaan cita-cita

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk dan Strategi Penelitian Berdasarkan permasalahan yang dirumuskan, maka skripsi yang berjudul relevansi pemikiran Mohammad Hatta di KUD Grabag pada era reformasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan sosial yang dibahas dalam studi ini terjadi di Semenanjung

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan sosial yang dibahas dalam studi ini terjadi di Semenanjung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gerakan sosial yang dibahas dalam studi ini terjadi di Semenanjung Shimabara, Kyushu. Sebagian besar pelaku dari gerakan ini adalah para petani dan ronin (samurai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Arni Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Arni Febriani, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jepang adalah sebuah negara kepulauan di Asia Timur. Letaknya di ujung barat Samudra Pasifik, di sebelah timur Laut Jepang, dan bertetangga dengan Republik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. India dan Pakistan merupakan dua negara yang terletak di antara Asia

BAB I PENDAHULUAN. India dan Pakistan merupakan dua negara yang terletak di antara Asia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah India dan Pakistan merupakan dua negara yang terletak di antara Asia Tengah dan Asia Tenggara yang terlingkup dalam satu kawasan, yaitu Asia Selatan. Negara-negara

Lebih terperinci

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan sebuah negara maritim karena memiliki wilayah laut yang lebih luas dibandingkan dengan wilayah daratan. Hal ini menjadikan bangsa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab ini merupakan pembahasan mengenai metodologi penelitian yang digunakan penulis mulai dari persiapan, pelaksanaan, hingga penulisan laporan penelitian. Dalam penulisan skripsi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam bab ketiga akan memaparkan metode dan teknik penelitian yang digunakan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam bab ketiga akan memaparkan metode dan teknik penelitian yang digunakan dalam BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ketiga akan memaparkan metode dan teknik penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi yang berjudul Kodifikasi Hadis Pada Masa Khalifah Umar Bin Abdul Aziz

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nurhidayatina, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nurhidayatina, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Blokade ekonomi adalah perang ekonomi yang pernah diterapkan oleh Napoleon Bonaparte di Eropa pada saat memerintah Prancis tahun 1806-. Penulis ingin mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metode dan teknik

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metode dan teknik BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metode dan teknik penelitian yang digunakan penulis dalam mengumpulkan sumber dan fakta yang berkaitan dengan judul skripsi Ibing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui Nabi Muhammad SAW. Menurut ajaran Islam, kepada tiap-tiap golongan umat pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. paham kebangsaan di Indonesia, Islam menjadi salah satu katalisator dan

BAB I PENDAHULUAN. paham kebangsaan di Indonesia, Islam menjadi salah satu katalisator dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada awal abad ke-20, sewaktu mulai timbul akan kesadaran dan paham kebangsaan di Indonesia, Islam menjadi salah satu katalisator dan pembuka jalan bagi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan membahas secara rinci mengenai metode dan teknik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan membahas secara rinci mengenai metode dan teknik BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan membahas secara rinci mengenai metode dan teknik penelitian yang digunakan penulis dalam mengumpulkan sumber berupa data dan fakta yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini merupakan penjelasan tentang metodologi penelitian yang digunakan oleh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini merupakan penjelasan tentang metodologi penelitian yang digunakan oleh BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini merupakan penjelasan tentang metodologi penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penyusunan skripsi yang berjudul Masyarakat Jepang Pasca Perang Dunia II (Tinjauan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Rusia merupakan negara federasi yang terbentuk pasca keruntuhan Uni Soviet. Sebagai negara baru, Rusia berusaha untuk membangun kembali kejayaan seperti

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Masalah

1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi politik di Pakistan tak pernah jauh dari pemberitaan media internasional, kekacauan politik seolah menjadi citra buruk di mata internasional. Kekacauan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini membahas secara rinci mengenai metode penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini membahas secara rinci mengenai metode penelitian yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini membahas secara rinci mengenai metode penelitian yang dipakai oleh penulis untuk mengumpulkan sumber berupa fakta dan data yang berkaitan dengan judul skripsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebermaknaan seseorang boleh dikatakan hanya ada manakala ia berada

BAB I PENDAHULUAN. Kebermaknaan seseorang boleh dikatakan hanya ada manakala ia berada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kebermaknaan seseorang boleh dikatakan hanya ada manakala ia berada dalam kelompok, komunitas, atau masyarakatnya (Mutakin, 2002:1). Tentu saja manusia mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sama halnya dengan Indonesia, Filipina merupakan sebuah negara dengan sejarah yang

BAB I PENDAHULUAN. Sama halnya dengan Indonesia, Filipina merupakan sebuah negara dengan sejarah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sama halnya dengan Indonesia, Filipina merupakan sebuah negara dengan sejarah yang panjang. Perjuangan rakyat Filipina dalam melepaskan diri dari penjajahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini secara umum merupakan pemaparan mengenai metodologi yang penulis gunakan dalam mengumpulkan data dan fakta yang berkaitan dengan kajian penyebaran agama Islam ke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Utara merupakan kejadian tunggal yang tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor lain

BAB I PENDAHULUAN. Utara merupakan kejadian tunggal yang tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor lain 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan pendekatan monodisipliner sejarah, peristiwa konflik Irlandia Utara merupakan kejadian tunggal yang tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor lain

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. pengetahuan yang teratur dan runtut pada umumnya merupakan manifestasi

III. METODE PENELITIAN. pengetahuan yang teratur dan runtut pada umumnya merupakan manifestasi 16 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakan Dalam setiap penelitian, metode merupakan faktor yang penting untuk memecahkan suatu masalah yang turut menentukan keberhasilan penelitian. Sumadi Suryabrata,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebijaksanaan mengenai Pribumi (Inlandsch Politiek) sangat. besar artinya dalam menjamin kelestarian kekuasaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebijaksanaan mengenai Pribumi (Inlandsch Politiek) sangat. besar artinya dalam menjamin kelestarian kekuasaan tersebut. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejarah Indonesia mencatat bahwa negara kita ini telah mengalami masa kolonialisasi selama tiga setengah abad yaitu baik oleh kolonial Belanda maupun kolonial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Skripsi ini mengkaji tentang upaya penerimaan konsep equality oleh

BAB I PENDAHULUAN. Skripsi ini mengkaji tentang upaya penerimaan konsep equality oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Skripsi ini mengkaji tentang upaya penerimaan konsep equality oleh masyarakat Amerika Serikat terhadap orang-orang kulit hitam Amerika. Dimana, terjadinya suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab ini merupakan pemaparan mengenai metode penelitian yang penulis gunakan dalam menganalisis masalah dalam karya ilmiah ini. Penulis membuat skripsi dengan judul Strategi Mao

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 36 BAB III METODE PENELITIAN Bab ini mendeskripsikan mengenai metode dan teknik penelitian yang dilakukan oleh penulis. Menurut buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia, bab

Lebih terperinci

BAB I PEDAHULUAN. Jika melihat negara Cina sekarang, kita akan melihat negara yang maju.

BAB I PEDAHULUAN. Jika melihat negara Cina sekarang, kita akan melihat negara yang maju. BAB I PEDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Jika melihat negara Cina sekarang, kita akan melihat negara yang maju. Kemajuan negara Cina tentu tidak terjadi begitu saja, ada suatu proses yang cukup panjang untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan dalam suatu usaha secara menyeluruh untuk meningkatkan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan dalam suatu usaha secara menyeluruh untuk meningkatkan kesejahteraan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses industrialisasi dan pengembangan industri merupakan salah satu jalur kegiatan dalam suatu usaha secara menyeluruh untuk meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Modernisasi yang dipelopori oleh negara-negara Barat tak bisa dipungkiri

BAB I PENDAHULUAN. Modernisasi yang dipelopori oleh negara-negara Barat tak bisa dipungkiri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Modernisasi yang dipelopori oleh negara-negara Barat tak bisa dipungkiri berpengaruh sangat besar terhadap perkembangan negara-negara lain di dunia, tak terkecuali

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk dan Strategi Penelitian Mengacu pada permasalahan yang dirumuskan, maka skripsi yang berjudul Revitalisasi Pemikiran Ki Hadjar Dewantara Untuk Pendidikan Karakter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki keanekaragaman seni, budaya dan suku bangsa. Keberagaman ini menjadi aset yang sangat penting

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini merupakan penguraian mengenai metode penelitian yang digunakan oleh penulis untuk mengkaji permasalahan yang berhubungan dengan skripsi yang berjudul Perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Adam Jamaluddin, 2014 Gejolak patani dalam pemerintahan Thailand Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

BAB I PENDAHULUAN. Adam Jamaluddin, 2014 Gejolak patani dalam pemerintahan Thailand Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Islam di Thailand paling tidak memiliki sejarah sejak abad ke 15 M. Selama itu juga Islam tumbuh di wilayah ini dipengaruhi oleh lingkungan baik secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki tahun 1983, bangsa Indonesia dikejutkan dengan banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki tahun 1983, bangsa Indonesia dikejutkan dengan banyaknya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Memasuki tahun 1983, bangsa Indonesia dikejutkan dengan banyaknya korban pembunuhan melalui cara penembakan yang dikenal dengan nama penembakan misterius.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Skripsi yang berjudul (Suatu Kajian Sosio- Historis Gerakan Sosial Petani Di Korea Pada Tahun 1894-1895) ini menggunakan metode historis sebagai metode penelitiannya, dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi, hambatan dan keterbatasan komunikasi dapat mulai diatasi.

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi, hambatan dan keterbatasan komunikasi dapat mulai diatasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran media komunikasi sangat berjasa dalam menumbuhkan kesadaran kebangsaan, perasaan senasib sepenanggungan, dan pada akhirnya rasa nasionalisme yang mengantar bangsa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjudul Peranan Kardinal di Kerajaan Prancis pada Masa Pemerintahan Louis XV

BAB III METODE PENELITIAN. berjudul Peranan Kardinal di Kerajaan Prancis pada Masa Pemerintahan Louis XV 31 BAB III METODE PENELITIAN Bab ini merupakan penjelasan mengenai metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam mengkaji permasalahan yang berkaitan dengan skripsi yang berjudul Peranan Kardinal

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Untuk memecahkan suatu masalah diperlukan suatu cara atau metode, di mana

III. METODE PENELITIAN. Untuk memecahkan suatu masalah diperlukan suatu cara atau metode, di mana 20 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakan Untuk memecahkan suatu masalah diperlukan suatu cara atau metode, di mana metode tersebut merupakan faktor yang penting dalam menentukan keberhasilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tedy Bachtiar, 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tedy Bachtiar, 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada tahun 1958 pemerintah Indonesia mengeluarkan kebijakan Nasionalisasi perusahaan asing. Salah satunya Pabrik Gula (PG) Karangsuwung yang berubah status menjadi

Lebih terperinci