LAPORAN BASIC SCIENCE IN NURSING II-KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN BASIC SCIENCE IN NURSING II-KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT"

Transkripsi

1 LAPORAN BASIC SCIENCE IN NURSING II-KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT ANGGOTA : FIRDHA KUSUMA PUTRI ( ) FAUZIA FATHARANI ( ) FATHIMAH NURUL WAFA ( ) FUNNY SAGALA ( ) GLORY NACTASIA ( ) GUSTI AYU RADHITIA ( ) HELGA FEBY ANGGINA ( ) FARA SAKINA ( ) FEBRYANI SUMARNO ( ) FIEN HALIMA JULYAN TINO( ) FITRIA NUR AINI ( ) FITRIA RACHMI ( ) FRANSISKA YUSRIDA ( ) FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

2 2011 KATA PENGANTAR Assalammualaikum wr wb Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-nya kepada kami karena kami berhasil menyelesaikan makalah Keseimbangan Cairan dan Elektrolit pada mata kuliah Basic Science in Nursing II yang diaplikasikan ke dalam makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya. Terima kasih kami sampaikan kepada dosen tutor dan asisten yang membantu penyusunan makalah ini, juga kepada teman-teman kelompok tutor 4. Makalah ini berisikan tentang Anatomi dan Fisiologi Endokrin yang Berperan dalam Keseimbangan Cairan dan Elektrolit. Diharapkan makalah ini dapat memberikan manfaat dan pengetahuan dalam proses belajar kami sebagai calon perawat untuk menjadi perawat profesional. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaanmakalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunanmakalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin. Jatinangor, Desember 2011 Penyusun

3 DAFTAR ISI Kata Pengantar i Daftar Isi.ii Pendahuluan... 1 Tujuan.2 Pembahasan 3 Daftar Pustaka

4 TUJUAN Untuk mempelajari mengenai anatomi dan fisiologi endokrin yang berperan dalam pengaturan keseimbangan cairan dan elektrolit. Pertanyaan: 1. Anfis endokrin yang terkait dengan pengaturan cairan dan elektrolit: a. Hipotalamus b. Hipovisis c. ADH d. Aldosteron e. Calsitonin dan PAH f. Renin g. ANP h. Ne dan E 2. Hirarki fungsi endokrin 3. Sistem yang terlibat secara tidak langsung contoh vaskuler, uro, integumen, dll.

5 PEMBAHASAN A. HIPOTALAMUS Hipotalamus mensekresikan hormon releasing factor atau inhibiting factor. Hormon diproduksi di badan sel di hipotalamus dan disekresikan oleh ujung sel yang ada di hipofisis. Hipotalamus mengeluarkan hormon-hormon : 1. Growth Hormon Releasing Factor (GHRF) 2. Growth Hormon Inhibiting Factor (GHIF) 3. Prolactin Inhibiting Factor (PIH) 4. Prolactin Releasing Factor (PRF) 5. Thyrotropin Releasing Hormon (TRH) 6. Gonadotropik Releasing Hormon (GnRh) 7. Corticotropic Releasing Hormon (CRH) 8. Follicle Stimulating Hormon Releasing Factor (FSHRF) Hipotalamus Mengatur Sekresi Kelenjar Hipofisis Hampir semua sekresi kelenjar hipofisis diatur baik oleh hormon atau sinyal saraf yang berasal dari hipotalamus. Bila kelenjar hipofisis ini diangkat dari letak normalnya di bawah hipotalamus dan ditransplantasikan ke beberapa bagian tubuh lain, kecepatan sekresi beberapa hormon yang berbeda (kecuali prolaktin) akan sangat menurun. Sekresi kelenjar hipofisis posterior diatur oleh sinyal saraf yang berasal dari hipotalamus dan berakhir di hipofisis posterior. Sebaliknya, sekresi kelenjar hipofisis anterior diatur oleh hormon yang disebut hormon (atau faktor) pelepas hipotalamus dan hormon (faktor) penghambat hipotalamus yang disekresikan ke dalam hipotalamus sendiri dan selanjutnya dijalarkan ke hipofisis anterior, melalui pembuluh darah kecil yang disebut pembuluh darah porta hipotalamus-hipofisis. Di dalam kelenjar hipofisis anterior, hormon pelepas dan hormon penghambat ini bekerja terhadap sel kelenjar dan mengatur sekresi kelenjar tersebut. Hipotalamus menerima sinyal dari banyak sumber dalam sistem saraf. Jadi, bila seseorang mendapat rangsangan nyeri, sebagian sinyal nyeri itu akan dijalarkan ke hipotalamus. Demikian juga, bila seseprang menderita depresi atau kegembiraan yang sangat kuat, sebagian sinyal itu akan dijalarkan ke hipotalamus. Bahkan konsentrasi bahan makanan,

6 elektrolit, air, dan berbagai hormon yang ada dalam darah dapat merangsang atau menghambat berbagai bagian hipotalamus. Jadi, hipotalamus merupakan pusat pengumpul informasi mengenai kesehatan bagian dalam tubuh, dan sebagian besar informasi ini digunakan untuk mengatur sekresi sebagian besar hormon hipofisis yang sangat penting. -HIPOTALAMUS- Daerah Pengatur Utama untuk Sistem Limbik Hipotalamus, meskipun berukuran sangat kecil hanya beberapa sentimeter kubik, mempunyai jaras komunikasi dua arah yang berhubungan dengan semua tingkat sistem limbik. Sebaliknya, hipotalamus dan struktur-struktur yang berkaitan dengannya mengirimkan sinyal-sinyal keluaran dalam tiga arah : 1. Ke belakang dan ke bawah menuju batang otak terutama ke area retikular mesensefalon, pons, dan medula, dan dari area tersebut ke saraf perifer sistem saraf otonom; 2. Ke atas menuju sebagian besar area yang lebih tinggi di diensefalon dan serebrum, khususnya bagian anterior talamus dan bagian limbik korteks serebri ; dan 3. Ke infundibulum hipotalamus untuk mengatur secara sebagian dari fungsi sekretorik pada bagian posterior dan anterior kelenjar hipofisis. Jadi, hipotalamus, mewakili kurang dari 1% massa otak, namun merupakan bagian paling penting dari jaras pengaturan sistem limbik. Bagian ini mengatur sebagian besar fungsi vegetatif dan fungsi endokrin tubuh. PENGATURAN CAIRAN TUBUH Hipotalamus mengatur cairan tubuh melalui dua cara : 1. Dengan mencetuskan sensasi haus, yang menyebabkan hewan atau seseorang minum air, dan 2. Dengan mengatur ekskresi air ke dalam urin. Di hipotalamus bagian lateral terdapat area yang disebut pusat rasa haus. Bila elektrolit cairan yang terdapat di pusat ini atau di daerah yang berkaitan dengan hipotalamus menjadi sangat pekat, pada hewan akan berkembang hasrat untuk minum air, hewan ini akan mencari air dari sumber air terdekat dan minum secukupnya untuk mengembalikan konsentrasi elektrolit dalam pusat rasa haus menjadi normal kembali.

7 Pengaturan ekskresi air oleh ginjal terutama dilakukan oleh nuklei supraoptikus. Bila cairan tubuh menjadi sangat pekat, neuron-neuron dalam area-area ini menjadi terangsang. Serabut-serabut saraf yang berasal dari neuron-neuron ini diproyeksikan ke bawah melalui infundibulum hipotalamus ke kelenjar hipofisis posterior, tempat ujung-ujung saraf menyekresikan suatu hormon, yaitu hormon antidiuretik (disebut juga vasopresin). Selanjutnya hormon ini diabsorbsi ke dalam darah dan diangkut ke ginjal tempat hormon tersebut bekerja pada duktus koligentes ginjal guna menimbulkan peningkatan reabsorbsi air. Hal ini menurunkan jumlah air yang hilang ke dalam urin namun menyebabkan berlanjutnya ekskresi elektrolit-elektrolit sehingga menurunkan konsentrasi cairan tubuh kembali ke keadaan normal.

8 B. HIPOFISIS Struktur dan Fungsi Hipofise Hipofise terletak di sella tursika, lekukan os spenoidalis basis cranii. Berbentuk oval dengan diameter kira-kira 1 cm dan dibagi atas dua lobus. Lobus anterior, merupakan bagian terbesar dari hipofise kira-kira 2/3 bagian dari hipofise. Lobus anterior ini juga disebut adenohipofise. Lobus posterior, merupakan 1/3 bagian hipofise dan terdiri dari jaringan saraf sehingga disebut juga neurohipofise. Hipofise stalk adalah struktur yang menghubungkan lobus posterior hipofise dengan hipotalamus. Struktur ini merupakan jaringan saraf. Lobus intermediate (pars intermediate) adalah area diantara lobus anterior dan posterior, fungsinya belum diketahui secara pasti, namun beberapa referensi yang ada mengatakan lobus ini mungkin menghasilkan melanosit stimulating hormon (MSH). Secara histologis, sel-sel kelenjar hipofise dikelompokan berdasarkan jenis hormon yang disekresi yaitu: a. Sel-sel somatotrof bentuknya besar, mengandung granula sekretori, berdiameter nm dan terletak di sayap lateral hipofise. Selsel inilah yang menghasilkan hormon somatotropin atau hormon pertumbuhan. b. Sel-sel lactotroph juga mengandung granula sekretori, dengan diameter nm, menghasilkan prolaktin atau laktogen. c. Sel-sel Tirotroph berbentuk polihedral, mengandung granula sekretori dengan diameter nm, menghasilkan TSH. d. Sel-sel gonadotrof diameter sel kira-kira nm, mengandung granula sekretori, menghasilakan FSH dan LH. Sel-sel kortikotrof diameter sel kira-kira nm, merupakan granula terbesar, menghasilkan ACTH. Kelenjar hipofise berukuran tidak lebih besar dari kacang tanah terletak terlindung di dasar tengkorak. Kelenjar ini terbagi atas 2 bagian, bagian depan dan bagian belakang. Bagian belakang merupakan kelanjutan dari hipotalamus (bagian dari otak). Kelenjar ini menghasilkan hormon pertumbuhan (growth hormone), hormon perangsang tiroid (TSH), perangsang gonad (FSH), dan lain-lain. Hormon pertumbuhan banyak dihasilkan selama masa pertumbuhan, tetapi menurun setelah manusia mencapai usia dewasa. Jika hormon itu dihasilkan dalam jumlah berlebih selama masa pertumbuhan, akan didapatkan anak menjadi sangat tinggi (gigantism); tetapi bila produksi itu teijadi setelah usia dewasa, tumbuh berlebih (dagu,jari, dll.), dinamakan acromegali.hormon yang kurang pada masa anak-anak

9 menyebabkan anak tumbuh menjadi orang dewasa yang keeil dengan tubuh berimbang. Hormon hipofise lain adalah follicle stimulating hormoneyang merangsang produksi hormon seks, dan prolactin yang mengatur produksi air susu ibu setelah melahirkan. Kekurangan hormon tiroid (thyroxin) dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan pula. Seeara fisik dapat dijumpai akibatnya sebagai seorang yang keeil dengan bagian tubuh yang kurang proporsional. Ada juga yang tumbuh keeil dengan mental terbelakang (cretin).produksi hormon tiroid dirangsang oleh hormon hipofise (thyroid stimulating hormone) dan membutuhkan iodium. C. ADH PERAN ADH a. Mengatur eksresi air oleh ginjal ADH memainkan peran penting terhadap ginjal untuk membentuk sedikit volume urine pekat sementara mengeluarkan garam dalam jumlah normal. Selama kehilangan air, dengan kuat akan meningkatkan kadar ADH yang kemudian meningkatkan reabsorpsi air oleh ginjal dan membantu memperkecil penurunan volume cairan ekstrasel. Bila pengaruh ADH dihambat dengan obat yang bersifat antagonis terhadap kerja ADH, akan menyebabkan penurunan volume cairan ekstrasel yang besar. Bila terdapat volume ekstrasel yang berlebihan, penurunan kadar ADH mengurangi reabsorpsi air oleh ginjal. Sehingga dapat membantu menghilangkan volume yang berlebihan dari tubuh.

10 b. Mengatur konsentrasi urin Bila osmolaritas cairan tubuh meningkat di atas normal, kelenjar hipofisis posterior akan menyekresi lebih banyak ADH, yang meningkatkan permeabilitas tubulus distal dan duktus koligentes terhadap air. Keadaan ini memungkinkan terjadinya reabsorbsi air dalam jumlah besar dan penurunan volume urin. Sedangkan bila terdapat kelebihan air di dalam tubuh dan osmolaritas cairan ekstrasel menurun, sekresi ADH oleh hipofisis posterior akan menurun. Oleh sebab itu, permeabilitas tubulus distal dan duktus koligentes terhadap air akan menurun, yang menghasilkan sejumlah besar urin encer. Kecepatan sekresi ADH sangat menentukan encer atau pekatnya urin yang akan dikeluarkan oleh ginjal. SINTESIS ADH di HIPOTALAMUS dan PELEPASAN ADH dari HIPOFISIS POSTERIOR Hipotalamus terdiri atas dua jenis neuron magnosel yang mensintesis ADH di nukleus supraoptik dan nukleus paraventrikular hipotalamus. Kedua nukleus ini mempunyai perpanjangan akson sampai ke hipofisis posterior. Setelah disintesis, ADH ditranspor melalui aksonaksonneuron ke bagian ujungnya dan berakhir di kelenjar hipofisis posterior. ADH yang disimpan dalam granula sekretorik pada ujung-ujung saraf dilepaskan sebagai respons terhadap peningkatan pemasukan kalsium. ADH yang dilepaskan kemudian dibawa dalam kapiler darah hipofisis posterior ke dalam sirkulasi sistemik. STIMULASI REFLEKS KARDIOVASKULAR terhadap PELEPASAN ADH dengan MENURUNKAN TEKANAN ARTERI dan/atau MENURUNKAN VOLUME DARAH Pelepasan ADH juga dikontrol oleh refleks kardiovaskular yang berespons terhadap penurunan tekanan darah dan/atau volume darah. Kapanpun tekanan darah dan volume darah berkurang, peningkatan sekresi ADH akan menyebabkan peningkatan reabsorpsi cairan oleh ginjal, yang membantu mengembalikan tekanan darah dan volume darah ke keadaan normal. PERANAN RASA HAUS dalam MENGATUR OSMOLARITASCAIRAN EKSTRASEL dan KONSENTRASI NATRIUM

11 Ginjal meminimalkan kehilangan cairan selama terjadi kekurangan air, melalui sistem umpan balik osmoreseptor ADH. Akan tetapi, asupan cairan yang adekuat diperlukan untuk mengimbangi kehilangan cairan yang terjadi melalui keringat dan napas serta melalui saluran pencernaan. Asupan cairan diatur oleh mekanisme rasa haus, yang bersama dengan mekanisme osmoreseptor ADH, mempertahankan kontrol osmolaritas cairan ekstrasel dan konsentrasi natrium secara tepat. PUSAT RASA HAUS di SISTEM SARAF PUSAT Neuron di pusat rasa haus memberi respons terhadap penyuntikan larutan garam hipertonik dengan cara merangsang perilaku minum. Sel ini hampir berfungsi sebagai osmoreseptor untuk mengaktivasi mekanisme rasa haus, dengan cara yang sama saat osmoreseptor merangsang pelepasan ADH. PROSES PEMBENTUKAN ADH tubuh dehidrasi darah menjadi kental dan tekanan darah meningkat peningkatan osmolaritas ekstrasel osmoreseptor hipotalamus memproduksi ADH peningkatan sekresi ADH (hipofisis posterior) peningkatan ADH plasma

12 dikirim ke sel epitel tubulus ginjal peningkatan permeabilitas tubulus distal, duktus koligentes terhadap air peningkatan reabsorpsi H 2 O penurunan H 2 O yang dieksresi tubuh kembali mendapat cairan D. ALDOSTERON Aldosteron adalah hormon steroid dari golongan mineralokortikoid yang disekresi dari bagian terluar zona glomerulosa pada bagian korteks kelenjar adrenal. Kekurangan volume cairan, misalnya karena perdarahan atau kehilangan cairan pencernaan, dapat menstimulasi sekresi aldosteron ke dalam darah. Aldosteron berfungsi ganda: meningkatkan kadar natrium (Na+) di dalam darah, dan meningkatkan tekanan darah. Keduanya saling berhubungan erat dan aldosteron adalah larutan yang dirancang cermat untuk memenuhi kedua kebutuhan ini sekaligus. Jika jumlah natrium di dalam darah meningkat, kadar cairan di dalam darah juga meningkat. Ini

13 disebabkan molekul-molekul air berkecenderungan bergerak ke arah di mana banyak natrium. Di satu sisi, hormon aldosteron meningkatkan jumlah natrium; di sisi lain, menggunakan kemampuan natrium menyerap cairan. Saat kadar natrium di dalam darah menurun, aldosteron memperingatkan sel-sel di tabung-tabung kecil di ginjal. Sel-sel ini menangkap ion natrium di dalam air seni dan menyerapnya. Ini menyebabkan ion natrium memasuki sel-sel yang membentuk tabung-tabung itu, dan dari sana kembali dilepaskan ke dalam darah. Lewat cara ini, jumlah natrium ditingkatkan, keseimbangan ion dipertahankan, jumlah cairan di dalam darah ditingkatkan, dan tekanan darah dikembalikan ke tingkat yang wajar. Ketika ion natrium dalam tabung-tabung kecil di ginjal dipulihkan, ion kalium (K+) dilepaskan dari darah ke air seni karena kadar natrium dan kalium di dalam darah harus di tingkat yang amat tertentu. Kadar mineral sangat penting untuk memastikan keseimbangan asam-basa cairan di dalam dan di luar sel, dan supaya sistem syaraf dapat berfungsi tepat. Apabila kadar garam lebih dari jumlah normal dan kurang air dalam tubuh, tekanan osmosis darah akan meningkat, osmoreseptor pada hipotalamus akan terangsang kemudian kelenjarhipofisis akan dirangsang lebih aktif untuk mensekresikan hormon ADH yang bersifat antidiuretik untuk meningkatkan permeabilitas tubulus ginjal terhadap air, kelenjar adrenal (hormonaldosteron) akan kurang dirangsang, maka lebih banyak air diserap dan kurang ion natrium dan ion kalsium diserap kembali masuk dalam tubuh, tekanan osmosis darah akan turun, proses ini akan berulang sehingga tekanan osmosis darah pada jumlah normal. Apabila kadar garam lebih rendah dari jumlah normal dalam tubuh dan lebih banyak air dalam tubuh, tekanan osmosis darah akan menurun, osmoreseptor pada hipotalamus akan terangsang kemudian kelenjar pituitari akan kurang dirangsang untuk mensekresikan hormon ADH (antidiuresis) untuk mengurangi permeabilitas tubulus ginjal terhadap air, kelenjar adrenal (hormon aldosteron) akan dirangsang dengan lebih aktif, maka lebih sedikit air diserap dan lebih sedikit juga natrium dan kalsium diserap kembali masuk dalam tubuh, tekanan osmosis darah akan naik, proses ini akan berulang sehingga tekanan osmosis darah berada pada jumlah normal. Aktivitas aldosteron, mineralokortikoid yang utama, terutama adalah di tubulus distal ginjal, tempat hormon ini meningkatkan retensi Na + dan meningkatkan eliminasi K + selama proses pembentukan urin. Peningkatan retensi Na + oleh aldosteron secara sekunder memicu retensi

14 osmotik H 2 O sehingga volume CES bertambah, yang penting dalam pengaturan jangka panjang tekanan darah. Mineralokortikoid esensial untuk kehidupan. Tanpa aldosteron, orang akan cepat meninggal akibat syok sirkulasi karena penurunan hebat volume plasma yang disebabkan oleh pengeluaran berlebihan Na + penahan H 2 O. pada defisiensi kebanyakan hormon lainnya, kematian tidak segera datang, walaupun defisiensi hormone kronik pada akhirnya menyebabkan kematian prematur. Sekresi aldosteron ditingkatkan oleh : - Pengaktifan sistem rennin-angiotensin-aldosteron oleh faktor-faktor yang berkaitan dengan penurunan Na + dan tekanan darah - Stimulasi langsung korteks adrenal oleh peningkatan konsentrasi K + plasma Selain efeknya pada sekresi aldosteron, angiotensin mendorong pertumbuhan zona glomerulosa dengan cara yang sama dengan efek TSH pada tiroid. Hormon tropik adrenal, ACTH, terutama mempengaruhi zonazona korteks bagian dalam dan kurang merangsang sekresi aldosteron. Dengan demikian, tidak seperti pengaturan kortisol, pengaturan sekresi aldosteron umumnya tidak bergantung pada kontrol hipofisis anterior. E. CALSITONIN DAN PTH Calsitonin Menurunkan kadar kalsium darah Menghambat reasorbsi tulang Kalsitonin: Ca 2+ lowering hormone dengan menghambat resorpsi tulang (menghambat aktivitas osteoklas) dan meningkatkan ekskresi Ca 2+ di urin Hormon kalsitonin diproduksi oleh parafollicular cells yang berada dalam kelenjar tiroid. Jumlah kadar kalsium serum yang meningkat akan memicu terproduksinya kalsitonin. Target organ dari kalsitonin: 1. T u l a n g Kalsitonin ini akan mensupresi resorpsi kalsium dari tulang 2. K i d n e y Kalsitonin akan meningkatkan ekskresi kalsium dari ginja. Hormon kalsitonin dan PTH saling berlawanan (antagonis)

15 Sekresi kalsitonin ditingkatkan oleh : Kadar Ca2+ tinggi (> 9,5 mg/dl baru disekresikan) sekresi berbanding lurus dengan kalsium plasma. B-adrenergik agonis, dopamin, estrogen Gastrin, CCK, glukagon dan sekretin Kadar kalsitonin tinggi dijumpai pada Zolynger-Ellison Syndrome (kadar gastrin plasma meningkat) kadar gastrin yang diperlukan untuk meningkatkan sekresi kalsitonin lebih tinggi dibandingkan yang dihasilkan oleh adanya makanan Hormon pengatur metabolisme air dan mineral : Kalsitonin dihasilkan oleh kelenjar tiroid, untuk mengatur metabolisme kalsium dan fosfor. Meningkatkan produksi kalsitonin menyebabkan menurunnya kalsium dan fosfor dalam darah dan meningkatnya seksresi kalsium fosfat, natrium, kalium, dan magnesium melalui ginjal. Sekresi Kalsitonin : Sekresi dan biosintesis kalsitonin dipengaruhi oleh kadar ion Ca++ plasma, Gastrin danpentagastrin; bila kadar ion ini tinggi maka kadar hormon pun meningkat, dan sebaliknya.distimulasi [Ca] plasma beraksi di dalam tulang dan renin untuk menghasilkan pengaruh yangbertentangan dengan PTH. PTH Mobilisasi kalsium dari tulang Meningkatkan ekskresi fosfat urin Hormon ini diproduksi oleh chief cells yang berada di kelenjar paratiroid.kadar kalsium dalam serum yang rendah akan menstimulasi kelenjar paratiroiduntuk memproduksi PTH. Target organ dari PTH: 1. T u l a n g PTH akan meningkatkan pelepasan kalsium dan fosfor dari tulang 2. G i n j a l PTH akan meningkatkan reabsorpsi dari kalsium, dan meningkatkan jumlah ekskresi fosfor

16 3. U s u s PTH akan menstimulasi terbentuknya vitamin D (dalam bentuk aktif =kalsitriol) sehingga akan meningkatkan absorpsi kalsium dalam usus Efek parathormon terhadap jaringan target : Parathormon Merangsang pembentukan vitamin D Meningkatkan reabsorpsi tubulus ginjal terhadap Ca dan Mg Meningkatkan pengeluaran P, Hco3 dan Na Meningkatkan mobilisasi Ca dan P dari tulang kedalam cairan ekstra sel Mengurangi pembentukan tulang Meningkatkan penghancuran tulang Meningkatkan absorpsi Ca dan P dengan bantuan vitamin D. Parathormon mengatur metabolisme kalsium dan fosfat tubuh. Organ targetnya adalah tulang, ginjal dan usus kecil (duodenum). Terhadap tulang, PTH mempertahankan resorpsi tulang sehingga kalsium serum meningkat. Di tubulus ginjal, PTH mengaktifkan vitamin D. Dengan vitamin D yang aktif akan terjadi peningkatan absorpsi kalsium dan posfat dari intestin. Selain itu hormon inipun akan meningkatkan reabsorpsi Ca dan Mg di tubulus ginjal, meningkatkan pengeluaran Posfat, HCO3 dan Na karena sebagian besar kalsium disimpan di tulang maka efek PTH lebih besar terhadap tulang. Faktor yang mengontrol sekresi PTH adalah kadar kalsium serum di samping tentunya PTSH. F. RENIN DEFINISI Nama renin pertama kali diberikan oleh Tigerstredt dan Bergman (1898) untuk suatu zat presor yang diekstraksi dari ginjal kelinci (Basso dan Terragno, 2001). Pada tahun 1975 Page dan Helmer mengemukakan bahwa renin merupakan enzim yang bekerja pada suatu protein, angiotensinogen untuk melepaskan Angiotensin. Baru pada tahun 1991 Rosivsll dan kawan-kawan mengemukakan bahwa bahwa renin dihimpun dan disekresi oleh sel juxtaglomelurar yang terdapat pada

17 dinding arteriol afferen ginjal, sebagai kesatuan dari bagian macula densa satu unit nefron (Laragh 1992). Menurut Guyton dan Hall (1997), renin adalah enzim dengan protein kecil yang dilepaskan oleh ginjal bila tekanan arteri turun sangat rendah. Menurut Klabunde (2007) pengeluaran renin dapat disebabkan aktivasi saraf simpatis (pengaktifannya melalui β1- adrenoceptor), penurunan tekanan arteri ginjal (disebabkan oleh penurunan tekanan sistemik atau stenosis arteri ginjal), dan penurunan asupan garam ke tubulus distal. STRUKTUR Struktur utama dari prekursor renin terdiri dari 406 asam amino dengan masing- masing pra- dan pro- segmen membawa 20 dan 46 asam amino. Renin matang mengandung 340 asam amino dengan massa 37 kda.konsentrasi normal renin dalam plasma manusia dewasa adalah 1,98-24,6 ng / L dalam posisi tegak. RENIN: SALAH SATU FAKTOR YANG MENGONTROL TEKANAN DARAH Upaya menjaga agar aliran darah dalam sirkulasi sistemik tidak naik atau turun disebabkan oleh tekanan darah yang berubah-rubah, maka penting untuk mempertahankan tekanan arteri rata-rata dalam batas konstan. Hal tersebut dapat dicapai melalui serangkaian mekanisme yang meliputi (1) susunan saraf, (2) ginjal, dan (3) beberapa mekanisme hormonal (Guyton 1994). Untuk pengaturan melalui ginjal dapat dijelaskan sebagai berikut : Pengaturan Melalui Ginjal. Tanggung jawab terhadap pengaturan tekanan darah arteri jangka panjang hanpir seluruhnya dipegang oleh ginjal. Dalam hal ini ginjal berfungsi melalui dua mekanisme penting, yaitu mekanisme hemodinamik dan mekanisme hormonal. Mekanisme hemodinamik sangat sederhana. Bila tekanan arteri naik melewati batas normal, tekanan yang besar dalam arteri renalis akan menyebabkan lebih banya cairan yang disaring sehingga air dan garam yang dikeluarkan dari

18 tubuh juga meningkat. Hilangnya air dan garam akan mengurangi volume darah, dan sekaligus menurunkan tekanan darah kembali normal. Sebaliknya bila tekanan turun di bawah normal, ginjal akan menahan air dan garam sampai tekanan naik kembali menjadi normal. RELASI ANTARA TEKANAN DARAH DAN PEMBENTUKAN RENIN Sekresi renin yang berlebihan adalah salah satu faktor yang menyebabkan hipertensi dan dalam hipertensi akibat stenosis (penyempitan) arteria renalis. Renin dapat mmenyebabkan produksi androgen berlebihan dari korteks adrenal dan dengan demikian menyebabkan maskulinitas berlebihan. RENIN-ANGIOSTENSIN-ALDOSTERON SYSTEM (RAS) Tahun 1940 ditemukan pressor agent yang sebenarnya berperan dalam rangkaian rennin; hipertensi ini diberi nama Angiostensin. Kemudian berhasil diidentifikasi dua bentuk angiostensin yang dikenal Angiostensin I dan Angiostensin II. Enzim yang mengubah angiostensin I dan angiostensin II disebut dengan Angiostensin Converter Enzyme (ACE). Rangkaian dari seluruh sistem renin sampai dengan angiostensin II inilah yang dikenal dengan Renin-Angiostensin-Aldosterone System (RAS).

19 Berdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan pada uraian berikut. Renin bekerja secara enzimatik pada protein plasma lain, yaitu suatu globulin yang disebut bahan renin (atau angiotensinogen), untuk melepaskan peptida asam amino-10, yaitu angiotensin I. Angiotensin I memiliki sifat vasokonstriktor yang ringan tetapi tidak cukup untuk menyebabkan perubahan fungsional yang bermakna dalam fungsi sirkulasi. Renin menetap dalam darah selama 30 menit sampai 1 jam dan terus menyebabkan pembentukan angiotensin I selama sepanjang waktu tersebut (Guyton dan Hall, 1997). Dalam beberapa detik setelah pembentukan angiotensin I, terdapat dua asam amino tambahan yang memecah dari angiotensin untuk membentuk angiotensin II peptida asam amino-8. Perubahan ini hampir seluruhnya terjadi selama beberapa detik sementara darah mengalir melalui pembuluh kecil pada paru-paru, yang dikatalisis oleh suatu enzim, yaitu enzim pengubah, yang terdapat di endotelium pembuluh paru yang disebut Angiotensin Converting Enzyme(ACE). Angiotensin II adalah vasokonstriktor yang sangat kuat, dan memiliki efek-efek lain yang juga mempengaruhi sirkulasi. Angiotensin II menetap dalam darah hanya selama 1 atau 2 menit karena angiotensin II secara cepat akan diinaktivasi oleh berbagai enzim darah dan jaringan yang secara bersama-sama disebut angiotensinase (Guyton dan Hall, 1997).

20 Selama angiotensin II ada dalam darah, maka angiotensin II mempunyai dua pengaruh utama yang dapat meningkatkan tekanan arteri. Pengaruh yang pertama, yaitu vasokontriksi, timbul dengan cepat. Vasokonstriksi terjadi terutama pada arteriol dan sedikit lebih lemah pada vena. Konstriksi pada arteriol akan meningkatkan tahanan perifer, akibatnya akan meningkatkan tekanan arteri. Konstriksi ringan pada vena-vena juga akan meningkatkan aliran balik darah vena ke jantung, sehingga membantu pompa jantung untuk melawan kenaikan tekanan (Guyton dan Hall, 1997). Cara utama kedua dimana angiotensin meningkatkan tekanan arteri adalah dengan bekerja pada ginjal untuk menurunkan eksresi garam dan air. Ketika tekanan darah atau volume darah dalam arteriola eferen turun ( kadang-kadang sebagai akibat dari penurunan asupan garam), enzim renin mengawali reaksi kimia yang mengubah protein plasma yang disebut angiotensinogen menjadi peptida yang disebut angiotensin II. Angiotensin II berfungsi sebagai hormon yang meningkatkan tekanan darah dan volume darah dalam beberapa cara. Sebagai contoh, angiotensin II menaikan tekanan dengan cara menyempitkan arteriola, menurunkan aliran darah ke banyak kapiler, termasuk kapiler ginjal. Angiotensin II merangsang tubula proksimal nefron untuk menyerap kembali NaCl dan air. Hal tersebut akan jumlah mengurangi garam dan air yang diekskresikan dalam urin dan akibatnya adalah peningkatan volume darah dan tekanan darah (Campbell, et al. 2004). Pengaruh lain angiotensin II adalah perangsangan kelenjar adrenal, yaitu organ yang terletak diatas ginjal, yang membebaskan hormon aldosteron. Hormon aldosteron bekerja pada tubula distal nefron, yang membuat tubula tersebut menyerap kembali lebih banyak ion natrium (Na+) dan air, serta meningkatkan volume dan tekanan darah (Campbell, et al. 2004). Hal tersebut akan memperlambat kenaikan voume cairan ekstraseluler yang kemudian meningkatkan tekanan arteri selama berjam-jam dan berhari-hari. Efek jangka 12panjang ini bekerja melalui mekanisme volume cairan ekstraseluler, bahkan lebih kuat daripada mekanisme vasokonstriksi akut yang akhirnya mengembalikan tekanan arteri ke nilai normal. G. ANP Atrial Natriuretic Peptide Sistem renin-angiotensin-aldosteron bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi keseimbangan cairan dalam tubuh. Hormon jantung yang dinamakan atrial natriuretic peptide (ANP) juga berperan dalam menjaga keseimbangan cairan. ANP tersimpan dalam sel pada atria, dilepaskan saat tekanan atrial meningkat. Hormon ini berperan menurunkantekanan darah dan mengurangi volume darah intravaskuler, berlawanan dengan sistem renin-

21 angiotensin-aldosteron. Hormon ini bekerja dengan cara: -menekan kadar renin serum -menurunkan pelepasan aldosteron dari kelenjar adrenal -meningkatkan filtrasi glomerulus, yang akan meningkatkan eksresi sodium dan air melalui urin -mengurangi pelepasan ADH dari kelenjar pituitari posterior -mengurangi resistensi vaskuler dengan vasodilatasi. Meregangkan atrium Peningkatan jumlah ANP yang disekresi oleh atria bergantung pada beberapa kondisi, termasuk gagal ginjal kronis dan gagal jantung. Apapun yang menyebabkan peregangan atria dapat mengakibatkan peningkatan jumlah ANP yang dilepaskan termasuk perubahan ortostatik, atrial takikardi, intake sodium yang tinggi, infus NaCl, dan penggunaan obat yang menyebabkan vasokonstriksi. H. Ne dan E I. HIRARKI FUNGSI ENDOKRIN Peran Endokrin: 1. Reaksi tubuh thdp stres dan cedera 2. Pertumbuhan dan perkembangan 3. Reproduksi 4. Homeostasis ionik 5. Metabolisme energy Sist.Endokrin termasuk sel endokrin yg berfungsi sbg kelenjar endokrin primer (hipofise, tiroid, dll) atau yg berfungsi sekunder (pankreas, intestinal, ginjal, jantung, timus, gonad) Sistem Endokrin dan Sistem Saraf_mengatur fungsi beberapa organ tubuh dan memonitor perubahan yang ada dlm atau luar tubuh, serta dapat mengadaptasi perubahan lingkungan eksternal/internal Kelenjar Endokrin terdiri dari: 1. Kelenjar hipotalamus 2. Kelenjar hipofise 3. Kelenjar tiroid 4. Kelenjarparatiroid 5. Kelenjar adrenal 6. Kelenjar pancreas

22 7. Kelenjar gonad Fungsi endokrin : 1. sekresi fungsi Releasing dan Inhibiting yang mengkontrol sintesa-sekresi hormon hipofise anterior. 2. Produksi ADH & oksitosin untuk dikirim ke hipofise posterior dan dilepaskan olehnya. 3.Menjalankan fungsi melalui mekanisme humoral dan saraf kontrol terhadap hipofise posterior melalui saraf dan terhadap hipofise anterior melalui humoral 4. Menerima isyarat dari hampir semua sumber dalam system saraf (psikologis, nyeri, penciuman, konsentrasi zat gizi, elektrolit, air & berbagai hormon) J. SISTEM YANG TERLIBAT SECARA TIDAK LANGSUNG Hubungan Sistem Endokrin dan Sistem URO (Perkemihan) Terkait denganpengaturan Cairan dan Elktrolit Sistem perkemihan merupakan sistem yang penting untuk membuang sisasisa metabolisme makanan yang dihasilkan oleh tubuh terutama senyawa nitrogenseperti urea dan kreatinin, bahan asing dan produk sisanya. Sampah metabolismeini dikeluarkan (disekresikan) oleh ginjal dalam bentuk urin. Urin kemudian akanturun melewati ureter menuju kandung kemih untuk disimpan sementara danakhirnya secara periodik akan dikeluarkan melalui uretra.salah satu sistem kemih yang sangat berperan penting dalam sistem UROadalah ginjal. Ginjal memiliki kemampuan untuk mempertahankan air dan elektrolit(melalui reabsorpsi) yang berguna dalam kelangsungan hidup seseorang. Tanpakemampuan ini, seseorang dapat mengalami kekurangan air dan elektrolit dalam3-4 menit. Tubulus kontortus proksimal mereabsorpsi 85-90% air yang ada dalamultrafiltrat, 80% dari natrium; sebagian besar kalium, bikarbonat, klorida, fosfat,glukosa, dan asam amino. Tubulus kontortus distal dan tubulus koligentesmenghasilkan urine.mekanisme lain yang dapat mencegah berkurangnya air dan elektrolit adalahendokrin atau respons hormonal. Hormon antidiuretik (ADH) adalah contoh klasikbagaimana hormon mengatur keseimbangan air dan elektrolit. ADH adalah hormonyang dihasilkan oleh hipotalamus, disimpan dan dikeluarkan oleh kelenjar

23 hipofisissebagai respons terhadap perubahan dalam osmolalitas plasma. Osmolaritas adalahkonsentrasi ion dalam suatu larutan. Dalam hal ini, larutannya adalah darah.apabila asupan air menjadi kurang atau air banyak yang hilang, ADH akandikeluarkan sehingga membuat ginjal menahan air. ADH memengaruhi nefronbagian distal untuk memperlancar permeabilitas air sehingga lebih banyak air yang direabsorpsi dan dikembalikan ke dalam sirkulasi darah.ginjal mempertahankan keseimbangan fisiologis dengan mengatur komposisicairan dan pelarut dalam darah. Ginjal memakai tiga proses yang kompleks, yaituproses filtrasi, proses reabsorpsi, dan proses sekresi. Filtrasi terjadi dalam kapsulabowman. Reabsorpsi dan sekresi terjadi dalam tubulus dan duktus koligentes. Ginjal mempunyai peranan aktif dalam pengaturan tekanan darah, terutamadengan mengatur volume plasma dan tonus vaskular (pembuluh darah). Volumeplasma dipertahankan melalui reabsorpsi air dan pengendalian komposisi cairanekstraselular (mis., terjadi dehidrasi). Korteks adrenal mengeluarkan aldosteron.aldosteron membuat ginjal menahan natrium yang dapat mengakibatkanreabsorpsi air.modifikasi tonus vaskular oleh ginjal dapat juga mengatur tekanan darah. Halini dilakukan terutama oleh sistem reninangiotensin aldosteron. Renin adalahhormon yang dikeluarkan oleh juksta glomeruli dari nefron sebagai responsterhadap berkurangnya natrium, hipoperfusi arteri renal, atau stimulasi saraf renalmelalui jaras simpatis waktu tekanan darah menurun, Renin menstimulasi konversiangiotensinogen (zat yang dikeluarkan hepar) ke angiotensin I. Konversiangiotensin I ke angiotensin II oleh enzim pengubah angiotensin dari paru-paru,menghasilkan vasokonstriksi umum yang kuat. Mekanisme ini dapat membuattekanan darah meningkat.prostaglandin dan bradikinin merupakan hormon yang dihasilkan ginjal, jugamembantu meningkatkan tekanan darah. Kedua hormon ini dikeluarkan sebagairespons terhadap iskemia ginjal, adanya ADH dan angiotensin II, serta stimulasisimpatis.

FISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN

FISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN FISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN STRUKTUR KELENJAR ENDOKRIN Sistem endokrin terdiri dari kelenjar-kelenjar Endokrin Kelenjar endokrin merupakan sekelompok susunan sel yang mempunyai susunan mikroskopis sangat

Lebih terperinci

PENGATURAN JANGKA PENDEK. perannya sebagian besar dilakukan oleh pembuluh darah itu sendiri dan hanya berpengaruh di daerah sekitarnya

PENGATURAN JANGKA PENDEK. perannya sebagian besar dilakukan oleh pembuluh darah itu sendiri dan hanya berpengaruh di daerah sekitarnya MAPPING CONCEPT PENGATURAN SIRKULASI Salah satu prinsip paling mendasar dari sirkulasi adalah kemampuan setiap jaringan untuk mengatur alirannya sesuai dengan kebutuhan metaboliknya. Terbagi ke dalam pengaturan

Lebih terperinci

HORMON. OLEH dr. Hamidie Ronald, M.Pd, AIFO

HORMON. OLEH dr. Hamidie Ronald, M.Pd, AIFO HORMON OLEH dr. Hamidie Ronald, M.Pd, AIFO Hormon Pembawa pesan kimiawi. Bersama saraf memadukan berbagai sistem organ (sistem koordinasi). Zat - zat dengan aktivitas hormonal (protein, asam amino, asam

Lebih terperinci

HIPOTALAMUS DAN KELENJAR HIPOFISIS

HIPOTALAMUS DAN KELENJAR HIPOFISIS HIPOTALAMUS DAN KELENJAR HIPOFISIS Hipotalamus merupakan bagian kecil otak yang menerima input baik langsung maupun tidak dari semua bagian otak. Hipofisis adalah kelenjar endokrin kecil yang terletak

Lebih terperinci

M.Nuralamsyah,S.Kep.Ns

M.Nuralamsyah,S.Kep.Ns M.Nuralamsyah,S.Kep.Ns Pendahuluan Ginjal mempertahankan komposisi dan volume cairan supaya tetap konstan Ginjal terletak retroperitoneal Bentuknya menyerupai kacang dengan sisi cekungnya menghadap ke

Lebih terperinci

Rijalul Fikri FISIOLOGI ENDOKRIN

Rijalul Fikri FISIOLOGI ENDOKRIN Rijalul Fikri FISIOLOGI ENDOKRIN Kemampuan suatu sel atau jaringan untuk berkomunikasi satu sama lainnya dimungkinkan oleh adanya 2 (dua) sistem yang berfungsi untuk mengkoordinasi semua aktifitas sel

Lebih terperinci

10/17/2009 KONSEP DASAR. Kelenjar dalam sistem endokrin

10/17/2009 KONSEP DASAR. Kelenjar dalam sistem endokrin KONSEP DASAR Sistem Endokrin : berfungsi sebagai regulator berbagai macam proses yg terjadi dalam tubuh melalui hormon Hormon : suatu senyawa kimia yg disintesa didalam kelenjar dg pengontrolan genetik

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLATIHAN SOAL BAB 1

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLATIHAN SOAL BAB 1 1. Perhatikan gambar nefron di bawah ini! SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLATIHAN SOAL BAB 1 Urin sesungguhnya dihasilkan di bagian nomor... A. B. C. D. 1 2 3 4 E. Kunci Jawaban : D

Lebih terperinci

PERISTIWA KIMIAWI (SISTEM HORMON)

PERISTIWA KIMIAWI (SISTEM HORMON) Bio Psikologi Modul ke: PERISTIWA KIMIAWI (SISTEM HORMON) 1. Penemuan Transmisi Kimiawi pada Sinapsis 2. Urutan Peristiwa Kimiawi pada Sinaps 3. Hormon Fakultas Psikologi Firman Alamsyah, MA Program Studi

Lebih terperinci

FISIOLOGI HORMON STRUKTUR KELENJAR ENDOKRIN STRUKTUR KELENJAR ENDOKRIN

FISIOLOGI HORMON STRUKTUR KELENJAR ENDOKRIN STRUKTUR KELENJAR ENDOKRIN FISIOLOGI HORMON Fisiologi hormon By@Ismail,S.Kep, Ns, M.Kes 1 STRUKTUR KELENJAR ENDOKRIN Sistem endokrin terdiri dari kelenjarkelenjar endokrin Kelenjar endokrin merupakan sekelompok susunan sel yang

Lebih terperinci

Struktur bagian dalam ginjal

Struktur bagian dalam ginjal Sitem perkemihan Sistem perkemihan Terdiri atas: dua ginjal, dua ureter, vesika urinaria dan uretra Fungsi ginjal pembentukan urine Yang lain berfungsi sebagai pembuangan urine Fungsi lain ginjal: Pengaturan

Lebih terperinci

BAB XIV. Kelenjar Hipofisis

BAB XIV. Kelenjar Hipofisis BAB XIV Kelenjar Hipofisis A. Struktur Kelenjar Hipofisis Kelenjar hipofisis atau kelenjar pituitary adalah suatu struktur kecil sebesar kacang ercis yang terletak di dasar otak. Kelenjar ini berada dalam

Lebih terperinci

Created by Mr. E. D, S.Pd, S.Si LOGO

Created by Mr. E. D, S.Pd, S.Si LOGO Created by Mr. E. D, S.Pd, S.Si darma_erick77@yahoo.com LOGO Proses Pengeluaran Berdasarkan zat yang dibuang, proses pengeluaran pada manusia dibedakan menjadi: Defekasi: pengeluaran zat sisa hasil ( feses

Lebih terperinci

BIOSINTESIS HORMON TIROID DAN PARATIROID

BIOSINTESIS HORMON TIROID DAN PARATIROID MAKALAH TENTANG BIOSINTESIS HORMON TIROID DAN PARATIROID Disusun oleh: Sohibul Himam Haqiqi 0710510087 FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2008 PENDAHULUAN 1.1 Sistem endokrin Sistem endokrin,

Lebih terperinci

BAB V ENDOKRINOLOGI A. PENDAHULUAN

BAB V ENDOKRINOLOGI A. PENDAHULUAN BAB V ENDOKRINOLOGI A. PENDAHULUAN Pokok bahasan endokrinologi memberikan penjelasan mengenai sistem pengaturan tubuh yang diatur oleh hormon. Dalam endokrinologi telah dibahas berbagai macam aspek tentang

Lebih terperinci

Struktur Ginjal: nefron. kapsul cortex. medula. arteri renalis vena renalis pelvis renalis. ureter

Struktur Ginjal: nefron. kapsul cortex. medula. arteri renalis vena renalis pelvis renalis. ureter Ginjal adalah organ pengeluaran (ekskresi) utama pada manusia yang berfungsi untik mengekskresikan urine. Ginjal berbentuk seperti kacang merah, terletak di daerah pinggang, di sebelah kiri dan kanan tulang

Lebih terperinci

Jenis hormon berdasarkan pembentuknya 1. Hormon steroid; struktur kimianya mirip dengan kolesterol. Contoh : kortisol, aldosteron, estrogen,

Jenis hormon berdasarkan pembentuknya 1. Hormon steroid; struktur kimianya mirip dengan kolesterol. Contoh : kortisol, aldosteron, estrogen, SISTEM ENDOKRIN Hormon adalah bahan kimia yang dihasilkan oleh sebuah sel atau sekelompok sel dan disekresikan ke dalam pembuluh darah serta dapat mempengaruhi pengaturan fisiologi sel-sel tubuh lain.

Lebih terperinci

GINJAL KEDUDUKAN GINJAL DI BELAKANG DARI KAVUM ABDOMINALIS DI BELAKANG PERITONEUM PADA KEDUA SISI VERTEBRA LUMBALIS III MELEKAT LANGSUNG PADA DINDING

GINJAL KEDUDUKAN GINJAL DI BELAKANG DARI KAVUM ABDOMINALIS DI BELAKANG PERITONEUM PADA KEDUA SISI VERTEBRA LUMBALIS III MELEKAT LANGSUNG PADA DINDING Ginjal dilihat dari depan BAGIAN-BAGIAN SISTEM PERKEMIHAN Sistem urinary adalah sistem organ yang memproduksi, menyimpan, dan mengalirkan urin. Pada manusia, sistem ini terdiri dari dua ginjal, dua ureter,

Lebih terperinci

Peristiwa Kimiawi (Sistem Hormon)

Peristiwa Kimiawi (Sistem Hormon) Modul ke: Peristiwa Kimiawi (Sistem Hormon) Fakultas PSIKOLOGI Ellen Prima, S.Psi., M.A. Program Studi PSIKOLOGI http://www.mercubuana.ac.id Pengertian Hormon Hormon berasal dari kata hormaein yang berarti

Lebih terperinci

Fungsi tubuh diatur oleh dua sistem pengatur utama: Sistem hormonal/sistem endokrin Sistem saraf

Fungsi tubuh diatur oleh dua sistem pengatur utama: Sistem hormonal/sistem endokrin Sistem saraf H O R M O N Fungsi tubuh diatur oleh dua sistem pengatur utama: Sistem hormonal/sistem endokrin Sistem saraf Pada umumnya, sistem hormonal terutama berhubungan dengan pengaturan berbagai fungsi metabolisme

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIALatihan Soal 11.1

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIALatihan Soal 11.1 . Perhatikan gambar nefron di bawah ini! SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB. SISTEM EKSKRESI MANUSIALatihan Soal. Urin sesungguhnya dihasilkan di bagian nomor... Berdasarkan pada gambar di atas yang dimaksud dengan

Lebih terperinci

TUGAS 3 SISTEM PORTAL

TUGAS 3 SISTEM PORTAL TUGAS 3 SISTEM PORTAL Fasilitator : Drg. Agnes Frethernety, M.Biomed Nama : Ni Made Yogaswari NIM : FAA 113 032 Kelompok : III Modul Ginjal dan Cairan Tubuh Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi, tetapi juga dari aktivitas atau latihan fisik yang dilakukan. Efek akut

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi, tetapi juga dari aktivitas atau latihan fisik yang dilakukan. Efek akut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan tubuh manusia tidak hanya tergantung dari jenis makanan yang dikonsumsi, tetapi juga dari aktivitas atau latihan fisik yang dilakukan. Efek akut aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi menurut kriteria JNC VII (The Seventh Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and treatment of High Blood Pressure), 2003, didefinisikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi seringkali disebut sebagai silent killer, karena termasuk penyakit yang mematikan tersering tanpa disertai dengan gejala-gejalanya lebih dahulu sebagai peringatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan sangat serius saat ini. Hipertensi disebut juga sebagai the silent killer. Hipertensi

Lebih terperinci

SISTEM ENDOKRIN. Oleh Dr. KATRIN ROOSITA, SP.MSi. DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT, FEMA, IPB

SISTEM ENDOKRIN. Oleh Dr. KATRIN ROOSITA, SP.MSi. DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT, FEMA, IPB SISTEM ENDOKRIN Oleh Dr. KATRIN ROOSITA, SP.MSi. DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT, FEMA, IPB Source: http://users.rcn.com/jki mball.ma.ultranet/biolo gypages/h/hormones.ht ml. KELENJAR-KELENJAR ENDOKRIN HYPOTHALAMUS

Lebih terperinci

Sistem Eksresi> Kelas XI IPA 3 SMA Santa Maria Pekanbaru

Sistem Eksresi> Kelas XI IPA 3 SMA Santa Maria Pekanbaru Sistem Eksresi> Kelas XI IPA 3 SMA Santa Maria Pekanbaru O R G A N P E N Y U S U N S I S T E M E K S K R E S I K U L I T G I N J A L H A T I P A R U - P A R U kulit K ULIT K U L I T A D A L A H O R G A

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi menurut JNC 7 adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmhg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmhg. Hipertensi

Lebih terperinci

Endocrinology. dr. Prasetio Kirmawanto, M. Kes

Endocrinology. dr. Prasetio Kirmawanto, M. Kes Endocrinology dr. Prasetio Kirmawanto, M. Kes Definisi endo- dalam; -crino: untuk mensekresi ; -logy: ilmu adalah ilmu dan specialisasi medis yang berkaitan dengan sekresi hormon dan diagnosis dan pengobatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ginjal Ginjal merupakan organ ekskresi utama pada manusia. Ginjal mempunyai peran penting dalam mempertahankan kestabilan tubuh. Ginjal memiliki fungsi yaitu mempertahankan keseimbangan

Lebih terperinci

FUNGSI SISTEM GINJAL DALAM HOMEOSTASIS ph

FUNGSI SISTEM GINJAL DALAM HOMEOSTASIS ph FUNGSI SISTEM GINJAL DALAM HOMEOSTASIS ph Dr. MUTIARA INDAH SARI NIP: 132 296 973 2007 DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN.......... 1 II. ASAM BASA DEFINISI dan ARTINYA............ 2 III. PENGATURAN KESEIMBANGAN

Lebih terperinci

Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan

Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan Conducted by: Jusuf R. Sofjan,dr,MARS 2/17/2016 1 Tubuh manusia : 60 % ( sebagian besar ) terdiri

Lebih terperinci

Reabsorpsi dan eksresi cairan, elektrolit dan non-elektrolit (Biokimia) Prof.dr.H.Fadil Oenzil,PhD.,SpGK Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Reabsorpsi dan eksresi cairan, elektrolit dan non-elektrolit (Biokimia) Prof.dr.H.Fadil Oenzil,PhD.,SpGK Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Reabsorpsi dan eksresi cairan, elektrolit dan non-elektrolit (Biokimia) Prof.dr.H.Fadil Oenzil,PhD.,SpGK Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Fungsi homeostatik ginjal Proses penyaringan (filtrasi)

Lebih terperinci

B. SISTEM HORMON / ENDOKRIN

B. SISTEM HORMON / ENDOKRIN B. SISTEM HORMON / ENDOKRIN HORMON SENYAWA KIMIA YANG DIHASILKAN OLEH KELENJAR ENDOKRIN ATAU KELENJAR BUNTU, YANG MENYEBABKAN TERJADINYA KOORDINASI PADA SEMUA BAGIAN TUBUH Transportasi hormon dilakukan

Lebih terperinci

Anatomi & Fisiologi Sistem Urinaria II Pertemuan 11 Trisia Lusiana Amir, S. Pd., M. Biomed PRODI MIK FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

Anatomi & Fisiologi Sistem Urinaria II Pertemuan 11 Trisia Lusiana Amir, S. Pd., M. Biomed PRODI MIK FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN Anatomi & Fisiologi Sistem Urinaria II Pertemuan 11 Trisia Lusiana Amir, S. Pd., M. Biomed PRODI MIK FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Mahasiswa mampu menjelaskan proses pembentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan manusia di seluruh dunia saat ini ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain, demografi penuaan, urbanisasi yang cepat, dan gaya hidup tidak sehat. Salah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. antara curah jantung (Cardiac Output = CO) dan tekanan vaskuler

BAB II TINJAUAN TEORITIS. antara curah jantung (Cardiac Output = CO) dan tekanan vaskuler BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Hipertensi Tekanan darah (Blood Pressure = BP) adalah perkalian antara curah jantung (Cardiac Output = CO) dan tekanan vaskuler perifer (Pheripheral Vascular Resistance

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cairan ekstrasel terdiri dari cairan interstisial (CIS) dan cairan intravaskular. Cairan interstisial mengisi ruangan yang berada di antara sebagian sel tubuh dan menyusun

Lebih terperinci

KOMPARTEMEN CAIRAN TUBUH. dr. Yandri Naldi Bagian Fisiologi Fakultas Kedokteran Unswagati Cirebon

KOMPARTEMEN CAIRAN TUBUH. dr. Yandri Naldi Bagian Fisiologi Fakultas Kedokteran Unswagati Cirebon KOMPARTEMEN CAIRAN TUBUH dr. Yandri Naldi Bagian Fisiologi Fakultas Kedokteran Unswagati Cirebon PENDAHULUAH Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air dan zat terlarut. Elektrolit adalah zat kimia

Lebih terperinci

PATOFISIOLOGI SINDROM NEFROTIK

PATOFISIOLOGI SINDROM NEFROTIK PATOFISIOLOGI SINDROM NEFROTIK Reaksi antara antigen-antibodi menyebabkan permeabilitas membran basalis glomerulus meningkat dan diiukti kebocoran protein, khususnya akbumin. Akibatnya tubuh kehilangan

Lebih terperinci

KESEIMBANGAN CAIRAN, ELEKROLIT, ASAM DAN BASA * Kuntarti, S.Kp

KESEIMBANGAN CAIRAN, ELEKROLIT, ASAM DAN BASA * Kuntarti, S.Kp KESEIMBANGAN CAIRAN, ELEKROLIT, ASAM DAN BASA * Kuntarti, S.Kp Pendahuluan Manusia sebagai organisme multiseluler dikelilingi oleh lingkungan luar (milieu exterior) dan sel-selnya pun hidup dalam milieu

Lebih terperinci

Sistem Ekskresi. Drs. Refli, MSc Diberikan pada Pelatihan Penguatan UN bagi Guru SMP/MTS se Provinsi NTT September 2013

Sistem Ekskresi. Drs. Refli, MSc Diberikan pada Pelatihan Penguatan UN bagi Guru SMP/MTS se Provinsi NTT September 2013 Sistem Ekskresi Drs. Refli, MSc Diberikan pada Pelatihan Penguatan UN bagi Guru SMP/MTS se Provinsi NTT September 2013 Pengertian & Fungsi Proses Ekskresi Penegrtian : Proses pengeluaran zat-zat sisa hasil

Lebih terperinci

1. Kelenjar Hipofi sis (Pituitari)

1. Kelenjar Hipofi sis (Pituitari) Sehabis berolahraga, tenggorokan kita akan terasa kering dan kehausan. Ini terjadi karena tubuh banyak mengeluarkan keringat, sehingga air dalam tubuh juga banyak yang keluar. Keadaan demikian membuattubuh

Lebih terperinci

biologi SET 15 SISTEM EKSKRESI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. ORGAN EKSKRESI

biologi SET 15 SISTEM EKSKRESI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. ORGAN EKSKRESI 15 MATERI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL biologi SET 15 SISTEM EKSKRESI Pengeluaran zat di dalam tubuh berlangsung melalui defekasi yaitu pengeluaran sisa pencernaan berupa feses. Ekskresi

Lebih terperinci

Mahasiswa dapat menjelaskan alat ekskresi dan prosesnya dari hasil percobaan

Mahasiswa dapat menjelaskan alat ekskresi dan prosesnya dari hasil percobaan Indikator Pencapaian: MATERI IX SISTEM EKSKRESI Mahasiswa dapat menjelaskan alat ekskresi dan prosesnya dari hasil percobaan Materi Mahluk hidup dalam hidupnya melakukan metabolisme. Metabolisme ini selain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Prevalensi hipertensi atau tekanan darah tinggi di Indonesia cukup tinggi. Selain itu, akibat yang ditimbulkannya menjadi masalah kesehatan masyarakat. Hipertensi merupakan

Lebih terperinci

Kompartemen cairan di dalam tubuh

Kompartemen cairan di dalam tubuh MINERAL definisi Mineral merupakan bagian dari tubuh yang memegang peranan penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organ maupun fungsi tubuh secara keseluruhan. fungsi

Lebih terperinci

Anesty Claresta

Anesty Claresta Anesty Claresta 102011223 Skenario Seorang perempuan berusia 55 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan berdebar sejak seminggu yang lalu. Keluhan berdebar ini terjadi ketika ia mengingat suaminya yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.3 Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.3 Tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan merupakan hewan akutik yang memilki tulang belakang (vertebrata) yang berhabitat di dalam perairan. Ikan bernapas dengan insang, bergerak dan menjaga keseimbangan

Lebih terperinci

Sistem Ekskresi Manusia

Sistem Ekskresi Manusia Sistem Ekskresi Manusia Sistem ekskresi merupakan sistem dalam tubuh kita yang berfungsi mengeluarkan zatzat yang tidak dibutuhkan lagi oleh tubuh dan zat yang keberadaannya dalam tubuh akan mengganggu

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Tanaman alpukat.

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Tanaman alpukat. 3 TINJAUAN PUSTAKA Alpukat Tanaman alpukat berasal dari dataran tinggi Amerika Tengah dan diperkirakan masuk ke Indonesia pada abad ke-18, namun secara resmi antara tahun 1920-1930 (Anonim 2009). Kata

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ginjal 1. Mekanisme Filtrasi Ginjal Glomerulus adalah bagian kecil dari ginjal yang mempunyai fungsi sebagai saringan yang setiap menit kira-kira 1 liter darah yang mengandung

Lebih terperinci

5/30/2013. dr. Annisa Fitria. Hipertensi. 140 mmhg / 90 mmhg

5/30/2013. dr. Annisa Fitria. Hipertensi. 140 mmhg / 90 mmhg dr. Annisa Fitria Hipertensi 140 mmhg / 90 mmhg 1 Hipertensi Primer sekunder Faktor risiko : genetik obesitas merokok alkoholisme aktivitas

Lebih terperinci

SISTEM EKSKRESI MANUSIA 1: REN. by Ms. Evy Anggraeny SMA Regina Pacis Jakarta

SISTEM EKSKRESI MANUSIA 1: REN. by Ms. Evy Anggraeny SMA Regina Pacis Jakarta 1 SISTEM EKSKRESI MANUSIA 1: REN by Ms. Evy Anggraeny SMA Regina Pacis Jakarta Proses pengeluaran zat 2 1. Defekasi : yaitu proses pengeluaran zat sisa hasil pencernaan makanan. 2. Sekresi : yaitu proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam arteri, mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kreatinin adalah produk protein otot yang merupakan hasil akhir

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kreatinin adalah produk protein otot yang merupakan hasil akhir BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kreatinin Kreatinin adalah produk protein otot yang merupakan hasil akhir metabolisme otot yang dilepaskan dari otot dengan kecepatan yang hampir konstan dan diekskresi dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. zat-zat yang dimungkinkan terkandung di dalam urine, dan juga untuk melihat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. zat-zat yang dimungkinkan terkandung di dalam urine, dan juga untuk melihat BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Urinalisa Urinalisa adalah suatu metoda analisa untuk mendapatkan bahan-bahan atau zat-zat yang dimungkinkan terkandung di dalam urine, dan juga untuk melihat adanya kelainan

Lebih terperinci

Definisi fisiologi / ilmu faal Manusia sistem organ organ sel Sistem organ

Definisi fisiologi / ilmu faal Manusia sistem organ organ sel Sistem organ Definisi fisiologi / ilmu faal Manusia sistem organ organ sel Sistem organ Membran sel Membran nukleus Retikulum endoplasma Aparatus golgi Mitokondria lisosom Kurnia Eka Wijayanti 60 % dari berat tubuh

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rataan volume urin (ml) kumulatif tikus percobaan pada setiap jam

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rataan volume urin (ml) kumulatif tikus percobaan pada setiap jam 13 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian ini terdiri atas volume urin, persentase ekskresi urin, kerja diuretik, aktivitas diuretik, ph, kadar natrium, dan kalium urin. Selanjutnya, hasil penelitian disajikan

Lebih terperinci

Sistem Osmoregulasi Pada Ikan

Sistem Osmoregulasi Pada Ikan Sistem Osmoregulasi Pada Ikan A. Pengertian Osmoregulasi Osmoregulasi adalah proses pengatur konsentrasi cairan dan menyeimbangkan pemasukan serta pengeluaran cairan tubuh oleh sel atau organisme hidup.

Lebih terperinci

Hormon-Hormon Dan Kelenjar-Kelenjar Hormon

Hormon-Hormon Dan Kelenjar-Kelenjar Hormon Hormon-Hormon Dan Kelenjar-Kelenjar Hormon Hormon-Hormon sebagai Koordinator-Koordinator Kimia Meskipun suatu organisme bersel tunggal dapat mengatur metabolisme internalnya sendiri, pada suatu organisme

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. positif dan anion bermuatan negatif. Keseimbangan keduanya disebut sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. positif dan anion bermuatan negatif. Keseimbangan keduanya disebut sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Elektrolit Elektrolit adalah senyawa di dalam larutan yang di sebut kation bermuatan positif dan anion bermuatan negatif. Keseimbangan keduanya disebut sebagai elektronetralitas.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Perlakuan Terhadap Kadar Protein Hati Itik

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Perlakuan Terhadap Kadar Protein Hati Itik IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Perlakuan Terhadap Kadar Protein Hati Itik Rata-rata kadar Protein hati itik yang diberikan imbangan elektrolit ransum disajikan pada Tabel 7. Tabel 7. Rataan Persentase

Lebih terperinci

Tugas Endrokinologi Kontrol Umpan Balik Positif Dan Negatif

Tugas Endrokinologi Kontrol Umpan Balik Positif Dan Negatif Tugas Endrokinologi Kontrol Umpan Balik Positif Dan Negatif Kelompok 3 Aswar Anas 111810401036 Antin Siti Anisa 121810401006 Nenny Aulia Rochman 121810401036 Selvi Okta Yusidha 121810401037 Qurrotul Qomariyah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peristiwa ovulasi (Sophia, 2003).Berahi diawali dengan turunnya hormon

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peristiwa ovulasi (Sophia, 2003).Berahi diawali dengan turunnya hormon 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanda tanda Berahi Masa subur ditandai dengan dilepaskannya sel telur betina matang melalui peristiwa ovulasi (Sophia, 2003).Berahi diawali dengan turunnya hormon progesteron

Lebih terperinci

SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA

SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA A. GINJAL SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA Sebagian besar produk sisa metabolisme sel berasal dari perombakan protein, misalnya amonia dan urea. Kedua senyawa tersebut beracun bagi tubuh dan harus dikeluarkan

Lebih terperinci

SISTEM ENDOKRIN. Dr. Donny Yawah Kursus Pembantu Veterinar Institut Kluang, JOHOR

SISTEM ENDOKRIN. Dr. Donny Yawah Kursus Pembantu Veterinar Institut Kluang, JOHOR SISTEM ENDOKRIN Dr. Donny Yawah Kursus Pembantu Veterinar Institut Kluang, JOHOR WHAT IS ENDOCRINE Definisi: SYSTEM?? Endokrin (EN-doh-krin) adalah Sistem kelenjar yang merembeskan hormon. SISTEM ENDOKRIN

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLatihan Soal 1.2

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLatihan Soal 1.2 SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLatihan Soal 1.2 1. Fungsi sistem ekskresi adalah... Membuang zat sisa pencernaan Mengeluarkan enzim dan hormon Membuang zat sisa metabolisme tubuh Mengeluarkan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada hewan uji yang diinduksi

BAB V PEMBAHASAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada hewan uji yang diinduksi BAB V PEMBAHASAN A. Uji Tekanan Darah Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada hewan uji yang diinduksi larutan NaCl 8%, didapatkan hasil berupa penurunan rerata tekanan darah sebelum dan sesudah

Lebih terperinci

Dr.Or. Mansur, M.S. Dr.Or. Mansur, M.S

Dr.Or. Mansur, M.S. Dr.Or. Mansur, M.S PENTINGNYA CAIRAN Dr.Or. Mansur, M.S Dr.Or. Mansur, M.S mansur@uny.ac.id Fungsi air dan elektrolit 1. Mempertahankan keseimbangan cairan 2. Hilangnya kelebihan air terjadi selama aktivitas 3. Dehidrasi

Lebih terperinci

SISTEMA ENDOKRINUM (= SISTEM ENDOKRIN)

SISTEMA ENDOKRINUM (= SISTEM ENDOKRIN) SISTEMA ENDOKRINUM (= SISTEM ENDOKRIN) Sistem endokrin terdiri dari kelenjar-kelenjar endokrin. kelenjar endokrin ialah suatu kelompok sel-sel khusus yang menghasilkan suatu produk kimia organik khas yang

Lebih terperinci

Dr. HAKIMI, SpAK. Dr. MELDA DELIANA, SpAK. Dr. SISKA MAYASARI LUBIS, SpA

Dr. HAKIMI, SpAK. Dr. MELDA DELIANA, SpAK. Dr. SISKA MAYASARI LUBIS, SpA Dr. HAKIMI, SpAK Dr. MELDA DELIANA, SpAK Dr. SISKA MAYASARI LUBIS, SpA 1 Dilepas ke sirkulasi seluruh tubuh Mengatur fungsi jaringan tertentu Menjaga homeostasis Berada dalam plasma, jaringan interstitial

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A BAB II TINJAUAN PUSTAKA A Remaja 1 Definisi Remaja Menurut WHO, remaja adalah masa di mana individu berkembang dari saat pertama kali menunjukkan tanda tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai

Lebih terperinci

METABOLISME HORMONE. Disusun oleh: Ramdaniar Nurdiana 11/311941/KG/08821

METABOLISME HORMONE. Disusun oleh: Ramdaniar Nurdiana 11/311941/KG/08821 METABOLISME HORMONE Disusun oleh: Amiga Rusyida H. 09/280171/KG/08385 Nani Agustiani 11/311774/KG/08813 Nimas Irene Anjani 11/311810/KG/08815 Rizky Syaputra 11/311861/KG/08817 Yohana Setianing 11/311936/KG/08819

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Ginjal merupakan organ ekskresi utama pada makhluk hidup multiseluler. Zatzat yang tidak digunakan oleh tubuh akan dikeluarkan dalam bentuk urin oleh ginjal. Pada seorang

Lebih terperinci

Bab. Sistem Ekskresi. A. Sistem Ekskresi pada Manusia B. Sistem Ekskresi pada Hewan

Bab. Sistem Ekskresi. A. Sistem Ekskresi pada Manusia B. Sistem Ekskresi pada Hewan Bab 7 Sumber: www.gcarlson.com Ginjal merupakan salah satu organ ekskresi yang menghasilkan urine. Sistem Ekskresi Hasil yang harus Anda capai: menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu,

Lebih terperinci

Hubungan Hipertensi dan Diabetes Melitus terhadap Gagal Ginjal Kronik

Hubungan Hipertensi dan Diabetes Melitus terhadap Gagal Ginjal Kronik Hubungan Hipertensi dan Diabetes Melitus terhadap Gagal Ginjal Kronik Latar Belakang Masalah Gagal ginjal kronik merupakan keadaan klinis kerusakan ginjal yang progresif dan irreversibel yang berasal dari

Lebih terperinci

KEBUTUHAN DASAR CAIRAN & ELEKTROLIT

KEBUTUHAN DASAR CAIRAN & ELEKTROLIT KEBUTUHAN DASAR CAIRAN & ELEKTROLIT Disampaikan pada kuliah KDDK_1_2011 Komposisi cairan tubuh Fungsi cairan tubuh Faktor berpengaruh pada kebutuhan cairan Kebutuhan cairan tubuh Intake dan output cairan

Lebih terperinci

Tinjauan Pustaka Fisiologi Keseimbangan Cairan dan Hormon yang Berperan. Physiological Balance of Fluid and Hormones

Tinjauan Pustaka Fisiologi Keseimbangan Cairan dan Hormon yang Berperan. Physiological Balance of Fluid and Hormones Tinjauan Pustaka Fisiologi Keseimbangan Cairan dan Hormon yang Berperan William Staf Pengajar Bagian Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Alamat Korespondensi: Jl. Arjuna No 6

Lebih terperinci

SISTEM ENDOKRIN MANUSIA SMA REGINA PACIS JAKARTA

SISTEM ENDOKRIN MANUSIA SMA REGINA PACIS JAKARTA 1 SISTEM ENDOKRIN MANUSIA SMA REGINA PACIS JAKARTA Ms. Evy Anggraeny Macam Kelenjar tubuh 2 1. Kelenjar eksokrin : yaitu kelenjar yang mempunyai saluran pengeluaran hasil sekretnya Contoh : a. Glandula

Lebih terperinci

BAB VII SISTEM UROGENITALIA

BAB VII SISTEM UROGENITALIA BAB VII SISTEM UROGENITALIA Sistem urogenital terdiri dari dua system, yaitu system urinaria (systema uropoetica) dan genitalia (sytema genitalia). Sistem urinaria biasa disebut sistem ekskresi. Fungsinya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kualitas air yang meliputi kualitas fisik, kimia, biologis, dan radiologis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kualitas air yang meliputi kualitas fisik, kimia, biologis, dan radiologis BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air Bersih Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari dan akan menjadi air minum setelah dimasak terlebih dahulu. Sebagai batasnya, air bersih adalah air

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLatihan Soal 1.3. Air. Asam amino. Urea. Protein

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLatihan Soal 1.3. Air. Asam amino. Urea. Protein SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLatihan Soal 1.3 1. Zat yang tidak boleh terkandung dalam urine primer adalah... Air Asam amino Urea Protein Kunci Jawaban : D Menghasilkan urine primer

Lebih terperinci

Sistem Hormon BIO 3 A. PENDAHULUAN B. KELENJAR ENDOKRIN C. KELENJAR HIPOFISIS SISTEM HORMON. materi78.co.nr

Sistem Hormon BIO 3 A. PENDAHULUAN B. KELENJAR ENDOKRIN C. KELENJAR HIPOFISIS SISTEM HORMON. materi78.co.nr Sistem Hormon A. PENDAHULUAN Sistem hormon adalah salah satu bagian dari sistem koordinasi yang aktivitas tubuh melalui hormon secara lambat. Komponen sistem hormon terdiri atas kelenjar, hormon, dan organ

Lebih terperinci

Pertukaran cairan tubuh sehari-hari (antar kompartemen) Keseimbangan cairan dan elektrolit:

Pertukaran cairan tubuh sehari-hari (antar kompartemen) Keseimbangan cairan dan elektrolit: Keseimbangan cairan dan elektrolit: Pengertian cairan tubuh total (total body water / TBW) Pembagian ruangan cairan tubuh dan volume dalam masing-masing ruangan Perbedaan komposisi elektrolit di intraseluler

Lebih terperinci

:

: KBMENTERIAI\ RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS UDAYANA UPT PERPUSTAKAAN Alamat : Kampus Unud Bukit Jimbaran Badung, Bali - 80364 Telepon (0361) 702772, Fax (0361) 701907 E-mail : perpr-rstakaanudayana@)rahoo.co.id

Lebih terperinci

Etiologi penyebab edema dapat dikelompokan menjadi empat kategori umum:

Etiologi penyebab edema dapat dikelompokan menjadi empat kategori umum: Syifa Ramadhani (2013730182) 4. Jelaskan mekanisme dan etiologi terjadinya bengkak? Mekanisme terjadinya bengkak Secara umum, efek berlawanan antara tekanan hidrostatik (gaya yg mendorong cairan keluar

Lebih terperinci

BAB XIII. Kelenjar Adrenal

BAB XIII. Kelenjar Adrenal BAB XIII Kelenjar Adrenal A. Struktur Anatomi Kelenjar Adrenal Kelenjar ini merupakan struktur majemuk yang terdiri atas suatu korteks pada bagian luar dan medula pada bagian dalam. Kelenjar adrenal manusia

Lebih terperinci

PRINSIP BIOENERGETIKA PADA HEWAN

PRINSIP BIOENERGETIKA PADA HEWAN PRINSIP BIOENERGETIKA PADA HEWAN BAHAN MAKANAN (MOLEKUL ORGANIK) Lingkungan eksternal Hewan KONSUMSI MAKANAN PROSES PENCERNAAN PROSES PENYERAPAN PANAS energi yg hilang dalam feses MOLEKUL NUTRIEN (dalam

Lebih terperinci

BAB XII. Kelenjar Pankreas

BAB XII. Kelenjar Pankreas BAB XII Kelenjar Pankreas A. Struktur Kelenjar Pankreas Kelenjar pankreas adalah kelenjar lonjong berwarna keputihan terletak dalam simpul yang terbentuk dari duodenom dan permukaan bawah lambung. Panjangnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian kerena payah jantung, infark miocardium, stroke, atau gagal. ginjal (Pierece, 2005 dalam Cahyani 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian kerena payah jantung, infark miocardium, stroke, atau gagal. ginjal (Pierece, 2005 dalam Cahyani 2012). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Lataar Belakang Masalah Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmhg atau diastolik sedikitnya 90 mmhg. Perjalanan penyakit hipertensi sangat perlahan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Metabolisme Energi Otot Rangka Kreatin fosfat merupakan sumber energi pertama yang digunakan pada awal aktivitas kontraktil. Suatu karakteristik khusus dari energi yang dihantarkan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Ginjal adalah system organ yang berpasangan yang terletak pada rongga

TINJAUAN PUSTAKA. Ginjal adalah system organ yang berpasangan yang terletak pada rongga BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ginjal Ginjal adalah system organ yang berpasangan yang terletak pada rongga retroperitonium. Secara anatomi ginjal terletak dibelakang abdomen atas dan di kedua sisi kolumna

Lebih terperinci

SISTEM ENDOKRIN PADA IKAN

SISTEM ENDOKRIN PADA IKAN SISTEM ENDOKRIN PADA IKAN Kelenjar endokrin ialah suatu kelenjar yang tidak memiliki saluran pelepasan untuk mengalirkan hasil getahnya (segrete) keluar dari kelenjar (Zairin, 2002). Oleh karena itu kelenjar

Lebih terperinci

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN Oleh Isrofah, S.Kep., Ns., M.Kep

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN Oleh Isrofah, S.Kep., Ns., M.Kep ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN Oleh Isrofah, S.Kep., Ns., M.Kep Sistem endokrin meliputi sistem dan alat yang mengeluarkan hormon atau alat yang merangsang keluarnya hormon yang berupa mediator

Lebih terperinci

LEMBARAN SOAL. Mata Pelajaran : BIOLOGI Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA 1-2 ( SEBELAS IPA 1-2 )

LEMBARAN SOAL. Mata Pelajaran : BIOLOGI Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA 1-2 ( SEBELAS IPA 1-2 ) LEMBARAN SOAL Mata Pelajaran : BIOLOGI Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA 1-2 ( SEBELAS IPA 1-2 ) PETUNJUK UMUM 1. Tulis nomor dan nama Anda pada lembar jawaban yang disediakan 2. Periksa dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini telah diketahui banyak metode dan alat kontrasepsi meliputi suntik, pil, IUD, implan, kontap dan kondom. Metode KB suntik merupakan salah satu metode

Lebih terperinci

Anatomi sistem endokrin. Kerja hipotalamus dan hubungannya dengan kelenjar hormon Mekanisme umpan balik hormon Hormon yang

Anatomi sistem endokrin. Kerja hipotalamus dan hubungannya dengan kelenjar hormon Mekanisme umpan balik hormon Hormon yang Anatomi sistem endokrin Kelenjar hipofisis Kelenjar tiroid dan paratiroid Kelenjar pankreas Testis dan ovum Kelenjar endokrin dan hormon yang berhubungan dengan sistem reproduksi wanita Kerja hipotalamus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ginjal adalah sepasang organ berbentuk kacang yang masing-masing

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ginjal adalah sepasang organ berbentuk kacang yang masing-masing BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ginjal Ginjal adalah sepasang organ berbentuk kacang yang masing-masing berukuran satu kepalan tangan, dan terletak tepat di bawah tulang rusuk. Setiap hari kedua ginjal menyaring

Lebih terperinci