BAB II KAJIAN PUSTAKA. bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. 1 Belajar adalah suatu proses

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA. bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. 1 Belajar adalah suatu proses"

Transkripsi

1 12 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Belajar merupakan proses dari seorang individu yang berupaya mencapai tujuan belajar atau yang biasa disebut hasil belajar yaitu suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. 1 Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. 2 Belajar menurut pendapat Gagne adalah sebagai suatu proses di mana suatu organism berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman. Henry E. Garret berpendapat bahwa belajar merupakan proses yang berlangsung dalam jangka waktu lama melalui latihan maupun pengalaman yang membawa kepada perubahan diri dan perubahan cara mereaksi terhadap suatu perangsang tertentu. Lester D. Crow mengemukan belajar ialah upaya untuk memperoleh kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap-sikap. Belajar dikatakan berhasil manakala seseorang mampu mengulangi kembali materi yang telah dipelajarinya, maka belajar seperti ini disebut rote learning, 1 Mulyono, Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2003, h Sameto, Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta, 2003, h. 2.

2 13 kemudian jika yang telah dipelajari itu mampu disampaikan dan dieksperesikan dalam bahasa sendiri, maka disebut overlearning. 3 Gagne mengemukakan bahwa belajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia yang terjadi setelah belajar secara terus menerus, bukan hanya disebabkan oleh proses pertumbuhan saja. 4 Belajar terjadi bila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi tadi. Gagne berkeyakinan, belajar dipengaruhi oleh faktor dalam diri dan faktor luar diri dimana keduanya saling berinteraksi. Belajar terdiri dari tiga komponen penting berdasarkan pendapat Gagne, yakni kondisi eksternal yaitu stimulus dari lingkungan dalam acara belajar, kondisi eksternal yang mengambarkan keadaan internal dan proses kognitif siswa, dan hasil belajar yang menggambarkan motorik sikap, dan siasat kognitif. Kondisi internal belajar ini berinteraksi dengan kondisi eksternal belajar, dari interaksi tersebut tampaklah hasil belajar. 5 B. Hasil Belajar Hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. 6 Dimyati dan Mudjiono mengatakan hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan 3 Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, h Ibid h.14 5 Ibid, h Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Bandung: Bumi Aksara, 2006, h.45.

3 14 tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. 7 Hasil belajar di Sekolah dapat dilihat dari penguasaan siswa akan mata pelajaran yang ditempuhnya. Tingkat penguasaan terhadap mata pelajaran tersebut di Sekolah dapat dilihat dari nilai hasil belajar siswa. C. Pembelajaran Konvensional 1. Pengertian Pembelajaran Konvensional Menurut Sudaryo bahwa secara tradisional (konvensional) mengajar diartikan sebagai upaya penyampaian atau penanaman pengetahuan pada anak. 8 Dalam pengertian ini anak dipandang sebagai obyek yang sifatnya pasif, pengajaran berpusat pada guru (teacher oriented ) dan guru memegang peranan utama dalam pembelajaran. Dalam pengajaran ini guru mengkomunikasikan pengetahuannya kepada siswa dengan teknik ceramah. St. Vembriarto berpendapat bahwa pengajaran tradisional adalah pengajaran yang diberikan pada siswa secara bersama-sama. Sedang menurut Ruseffendi pengajaran tradisional adalah pengajaran yang pada umumnya biasa kita lakukan sehari-hari. 9 7 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 1999, h Oktia Fajri Puji Hidayati, Studi Komparasi Hasil Belajar Geografi Antar Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Pembelajaran Konvensional pada Siswa Kelas XI Program Ilmu Sosial SMA Negeri 9 Semarang, Semarang: Universitas Semarang Fakultas Ilmu Sosial, 2007, h Ibid, h. 22

4 15 2. Metode yang Diterapkan di MAN Model Palangka Raya Observasi yang dilakukan oleh peneliti kepada guru mata pelajaran fisika menyatakan bahwa metode yang diajarkan di MAN Model adalah dengan menggunakan metode ceramah dan tanya-jawab. Ceramah didefinisikan sebagai usaha guru menyampaikan materi pelajaran melalui kegiatan berbicara, kadang-kadang diselingi menggunakan papan tulis dan kapur. Sedangkan para siswa mendengarkan dengan tertib dan mencatat. Sedangkan metode tanya-jawab adalah cara penyajian dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa ke guru. D. Model Pembelajaran Kolaboratif Kolaborasi dalam bahasa Inggris disebut collaboration yang berarti kerja sama. Kolaborasi mengandung nilai-nilai dalam rangka menggalang kerja sama, mengupayakan orang-orang bersedia bekerja sama dalam satu hati, satu visi, dan semangat kebersamaan untuk mencapai harapan masa depan. 10 Belajar berkolaborasi dapat dipandang pula sebagai metode belajar mengajar yang menempatkan siswa bekerja berkelompok, berdiskusi, bereksplorasi, berelaborasi, memecahkan masalah, mengembangkan kreasi dalam menyelenggarakan proyek, mempresentasikan, berdebat, serta kegiatan lain yang memungkinkan siswa berkerja sama sehingga setiap individu dapat 10 Rusmin Husain, Pengembangan Model Pembelajaran Kolaboratif Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Warga Belajar Paket C, Bandung: Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia, 2012, h. 18.

5 16 berkembang optimal dalam kerja sama kelompok. Dijelaskan lebih jauh bahwa belajar berkolaborasi pada dasarnya mengembangkan kegiatan dalam kerja sama kelompok. 11 Pembelajaran kolaboratif dapat menyediakan peluang untuk menuju pada kesuksesan praktik-praktik pembelajaran. Sebagai teknologi untuk pembelajran, pembelajaran kolaboratif melibatkan partisipan aktif para siswa dan meminimalisasi perbedaan-perbedaan antar-individu. Pembelajaran kolaboratif telah menambah momen pendidikan formal dan informal dari dua kekuatan yang bertemu,yaitu: (1) realisasi prakti, bahwa hidup di luar kelas memerlukan aktivitas kolaboratif dan dalam kehidupan di dunia nyata; dan (2) menumbuhkan kesadaran berinteraksi sosial dalam upaya mewujudkan pembelajaran bermakna. 12 Smith dan Mac Gregor mengemukakan metode kolaboratif berdasarkan pada asumsi-asumsi mengenai proses belajar siswa, yaitu sebagai berikut: a. Belajar itu aktif dan konsuktif Untuk mempelajari bahan pelajaran, siswa harus terlibat secara aktif dengan bahan itu. Siswa perlu mengintegrasikan bahan-bahan barudengan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. b. Belajar itu bergantung konteks Kegiatan pembelajaran menghadapkan siswa pada tugas atau masalah menantang yang terkait dengan konteks yang sudah dikenal siswa. 11 Ibid, h Ibid, h

6 17 c. Siswa itu beraneka latar belakang Para siswa mempunyai perbedaan dalam banyak hal, seperti latar belakang, gaya belajar, pengalaman, dan aspirasi. Perbedaan itu diakui dan diterima dalam kegiatan kerja sama, bahkan diperlukan untuk meningkatkan mutu pencapaian hasil bersama dalam proses belajar d. Belajar itu bersifat sosial Proses balajar merupakan proses interaksi social yang di dalamnya siswa membangun makna yang diterima bersama. Piaget dengan konsepnya active learning berpendapat bahwa para siswa belajar lebih baik jika mereka berpikir secara kelompok, menurut pikiran mereka maka oleh sebab itu menjelaskan sebuah pekerjaan lebih baik menampilkan di depan keras. Piaget juga berpendapat bila suatu kelompok aktif, kelompok tersebut akan melibatkan yang lain untuk berpikir bersama, sehingga dalam belajar lebih menarik. 13 Pembelajaran kolaboratif memudahkan para siswa belajar dan bekerja bersama, saling menyumbangkan pemikiran dan bertanggung jawab terhadap pencapaian hasil belajar secara kelompok maupun individu. Inti pembelajaran kolaboratif adalah bahwa para siswa belajar dalam kelompokkelompok kecil. Antaranggota kelompok saling belajar dan membelajarkan untuk mencapai tujuan bersama. Keberhasilan kelompok adalah keberhasilan individu dan demikian pula sebaliknya. 14 maret Ibid online senin, 5

7 18 Variabel-variabel yang diperhitungkan dalam mengembangkan model pembelajaran kolaboratif ini adalah sebagai berikut: Pengetahuan siswa belajar terhadap manfaat kegiatan belajar. Minat mengikuti kegiatan belajar. 2. Motivasi siswa belajar mengikuti kegiatan belajar bersama di masyarakat. 3. Tanggung jawab. 4. Harapan siswa belajar terhadap kegiatan belajar adalah mencapai hasil yang baik. Pembelajaran kolaboratif sebagai filsafat pembelajaran yang memperbaiki model yang lama (pembelajaran konvensional) bukan rangkaian kegiatan untuk melimpahkan tugas dan peran guru kepada para siswa, dapat disadari bahwa pembelajaran konvensional itu kurang efektif dalam membangun minat dan motivasi belajar siswa. Pembelajaran konvensional para siswa kemungkinan saja terlalu dibebani dengan materi yang begitu banyak dilihat dari aspek kognitifnya saja, sementara dari aspek sikap dan keterampilan terabaikan. Pembelajaran konvensional itu pada intinya kurang memberikan peluang bagi siswa dalam mengembangkan potensi yang dimilikinya secara maksimal, kurang membangkitkan semangat /motivasi belajar, model pembelajaran yang menoton, bersifat satu arah, dan membosankan. Lain 15 Rusmin Husain, Pengembangan Model Pembelajaran Kolaboratif Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Warga Belajar Paket C, Bandung: Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia, 2012, h

8 19 halnya dengan pembelajaran kolaboratif dikatakan sebagai filsafat pembelajaran yang dapat memudahkan siswa kerja bersama, saling membantu, membimbing dalam belajar,berinteraksi secara positif, berubah bersama, maju bersama, tanggung jawab bersama, tujuan yang sama dalam mencapai tujuan bersama. Model Pembelajaran Kolaboratif memiliki kelebihan dan kelemahan sebagai berikut: a. Kelebihan 1) Siswa belajar bermusyawarah 2) Siswa belajar menghargai pendapat orang lain 3) Dapat mengembangkan cara berpikir kritis dan rasional 4) Dapat memupuk rasa kerja sama 5) Adanya persaingan yang sehat b. Kelemahan 1) Kadang kala tanggapan maupun pendapat siswa sering menyimpang dari materi pembelajaran ataupun masalah 2) Membutuhkan waktu yang cukup banyak 3) Adanya karakter (keegoan), prilaku atau sebaliknya, rendah diri dan berharap pada orang lain. 4) Kebulatan atau kesimpulan bahan kadang sukar dicapai.

9 20 E. Tujuan Pembelajaran Kolaboratif Pembelajaran Kolaboratif mempunyai tujuan diantaranya sebagai berikut: Memaksimalkan proses kerja sama yang berlangsung secara alamiah di antara para siswa. 2. Menciptakan lingkungan pembelajaran yang berpusat pada siswa, kontekstual, terintegrasi, dan bersuasana kerjasama. 3. Menghargai pentingnya keaslian, kontribusi, dan pengalaman siswa dalam kaitannya dengan bahan pelajaran dan proses belajar. 4. Memberi kesempatan kepada siswa menjadi partisipan aktif dalam proses belajar. 5. Mengembangkan berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah. 6. Mendorong eksplorasi bahan pelajaran yang melibatan bermacam-macam sudut pandang. 7. Menghargai pentingnya konteks sosial bagi proses belajar. 8. Menumbuhkan hubungan yang saling mendukung dan saling menghargai di antara para siswa, dan di antara siswa dan guru. 9. Membangun semangat belajar sepanjang hayat. F. Langkah-Langkah Pembelajaran Kolaboratif Suyanto berpendapat bahwa langkah-langkah pembelajaran kolaboratif yakni sebagai berikut: Muhammad Thobroni dan Arif Mustofa, Belajar dan Pembelajaran, Jogjakarta: Ar-Ruz Media, 2011, h. 309.

10 21 a. Para siswa dalam kelompok menetapkan tujuan belajar dan membagi tugas sendiri-sendiri. b. Semua siswa dalam kelompok membaca, berdiskusi, dan menulis. c. Kelompok kolaboratif bekerja secara bersinergi mengidentifikasi, mendemontrasikan, meneliti, menganalisis, dan memformulasikan jawaban-jawaban tugas atau masalah dalam LKS atau masalah yang ditemukan sendiri. d. Setelah kelompok kolaboratif menyepakati hasil pemecahan masalah, masing-masing siswa menulis laporan sendiri-sendiri secara lengkap. e. Guru menunjuk salah satu kelompok secara acak (selanjutnya diupayakan agar semua kelompok dapat giliran ke depan) untuk melakukan presentasi hasil diskusi kelompok kolaboratifnya di depan kelas, siswa pada kelompok lain mengamati, mencermati, membandingkan hasil presentasi tersebut, dan menanggapi. Kegiatan ini dilakukan selama lebih kurang menit. f. Masing-masing siswa dalam kelompok kolaboratif melakukan elaborasi, inferensi, dan revisi (bila diperlukan) terhadap laporan yang akan dikumpulan. g. Laporan masing-masing siswa terhadap tugas-tugas yang telah dikumpulkan, disusun perkelompok kolaboratif. 17 Rusmin Husain, Pengembangan Model Pembelajaran Kolaboratif Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Warga Belajar Paket C, Bandung: Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia, 2012, h. 27.

11 22 h. Laporan siswa dikoreksi, dikomentari, dinilai, dikembalikan pada pertemuan berikutnya, dan didiskusikan, Sedangkan Good et al mengusulkan struktur pembelajaran kolaboratif sebagai berikut: 18 Tabel 2.1 Struktur Pembelajaran Kolaboratif Perkiraan Waktu Kegiatan Pengendali 10 Menit Introduksi, eksplorasi, investigasi, Guru atau penguatan konsep-konsep Eksplorasi konsep-konsep dan keterampilan-keterampilan baru Memberikan berbagai situasi problematik dan modelling berbagai strategi Membimbing diskusi yang bermakna Memberikan tugas Mengklarifikasikan hasil-hasil yang diharapkan 5-10 Menit Mengerjakan tugas kelompok 1 Kelompok Penyelidikan, penguatan, atau perluasan berbagai konsep dengan menggunakan tugas Eksplorasi 2008, h Daniel Muijs dan David Reynolds, Effective Teaching, Yogyakarta: Pustaka Belajar,

12 23 Investigasi Aplikasi Penguatan 5 Menit Mengakses kemajuan/memproses Guru dan mengklarifikasi Interaksi Tanya-jawab Mendiskusikan situasi masalah Mendiskusikan strategi/proses/temuan Memberikan perkembangan baru Memberikan tugas-tugas baru Menit Mengerjakan tugas kelompok 2 Kelompok 5 Menit Mengakses kemajuan/memproses Guru dan mengklarifikasikan 5 Menit Reviu/rangkuman tugas Guru Reviu singkatan tentang tujuan Reviu tugas Seperti kita lihat, model ini berpindah-pindah dari kegiatan seluruh kelas yang diarahkan oleh guru ke tugas-tugas yang diarahkan oleh murid, yang melibatkan baik elemen pembelajaran langsung maupun kerja kelompok, dengan penekanan pada belajar aktif.

13 24 G. Suhu dan Pemuaian a. Suhu Suhu adalah derajat panas dinginnya suatu benda. Alat yang dapat mengukur suhu suatu benda disebut termometer. Termometer bekerja dengan memanfaatkan perubahan sifat-sifatfisis benda akibat perubahan suhu. Termometer berupa tabung kaca yang di dalamnya berisizat cair, yaitu raksa atau alkohol. Pada suhu yang lebih tinggi, raksa dalam tabung memuai sehingga menunjuk angka yang lebih tinggi pada skala. Sebaliknya, pada suhu yang lebih rendah raksa dalam tabung menyusut sehingga menunjuk angka yang lebih rendah pada skala. Terdapat empat skala yang digunakan dalam pengukuran suhu, yaitu skala Celcius, Fahrenheit, Reamur, dan Kelvin. b. Pemuaian Pemuaian merupakan gerakan atom penyusun benda karena mengalami pemanasan. Makin panas suhu suatu benda, makin cepat getaran antaratom yang menyebar ke segala arah. Karena adanya getaran atom inilah yang menjadikan benda tersebut memuai ke segala arah. Pemuaian dapat dialami zat padat, cair, dan gas. Pemuaian zat pada dasarnya ke segala arah. Namun, disini Anda hanya akan mempelajari pemuaian panjang, luas, dan volume. Besar pemuaian yang dialami suatu benda tergantung pada tiga hal, yaitu ukuran awal benda, karakteristik bahan, dan besar perubahan suhu benda. Setiap zat padat mempunyai besaran yang disebut koefisien muai panjang. Koefisien muai panjang suatu zat adalah angka yang menunjukkan pertambahan panjang zat

14 25 apabila suhunya dinaikkan 1 C. Makin besar koefisien muai panjang suatu zat apabila dipanaskan, maka makin besar pertambahan panjangnya. Demikian pula sebaliknya, makin kecil koefisien muai panjang zat apabila dipanaskan, maka makin kecil pula pertambahan panjangnya. Pemuaian Panjang Pada zat padat yang berukuran panjang dengan luas penampang kecil, seperti pada kabel dan rel kereta api, Anda bisa mengabaikan pemuaian pada luas penampangnya. Pemuaian yang Anda perhatikan hanya pemuaian pada pertambahan panjangnya. Pertambahan panjang pada zat padat yang dipanaskan relatif kecil sehingga butuh ketelitian untuk mengetahuinya. Persamaan muai panjang adalah: = panjang akhir (m, cm) = panjang awal (m, cm) = koefisien muai panjang (/ C) = perbedaan suhu ( C) Pemuaian Luas Untuk benda-benda yang berbentuk lempengan plat (dua dimensi), akan terjadi pemuaian dalam arah panjang dan lebar. Hal ini berarti lempengan tersebut mengalami pertambahan luas atau pemuaian luas. Persamaan mual luas adalah: Keterangan: = luas akhir (m 2, cm 2 )

15 26 = luas awal (m 2, cm 2 ) = = koefisien muai luas (/ C) = selisih suhu ( C) Pemuaian Volum Zat padat yang mempunyai tiga dimensi (panjang, lebar, dan tinggi), seperti bola dan balok, jika dipanaskan akan mengalami muai volume, yakni bertambahnya panjang, lebar, dan tinggi zat padat tersebut. Karena muai volume merupakan penurunan dari muai panjang, maka muai ruang juga tergantung dari jenis zat. Persamaan muai volum adalah: Keterangan: = volume akhir (m 3, cm 3 ) = volume awal (m 3, cm 3 ) = = koefisien muai volume (/ C) = selisih suhu ( C) H. Kalor Kalor merupakan salah satu bentuk energi. Pengetian kalor sebagai bentuk energi baru berkembang pada awal abad ke-19. Sebelumnya kalor dianggap sebagai suatu zat yang dapat mengalir dari suatu benda kebenda lain. Jika kalor dianggap sebagai suatu zat, kalor haruslah memiliki massa. Ternyata kalor tidak memiliki massa sehingga tidak dapat dikatakan sebagai zat. Kalor juga berbeda dengan suhu. Suhu adalah derajat panas dinginnya suatu benda, sedangkan kalor adalah energi yang dipindahkan oleh benda ke

16 27 benda lain karena perbedaan suhu. Oleh karena kalor merupakan salah satu bentuk energi maka satuan kalor sama dengan satuan energi yaitu Joule (J). Sebelum diketahui bahwa kalor merupakan salah satu bentuk energi para ilmuan pada mulanya bersepakatan memberikan satuaan kalor adalah kalori. Sampai saat ini pun satuan kalori masih digunakan, misalkan dalam bidang kesehatan. Satu kalori didefinisikan banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu satu gram air sebesar 1 o C Perbedaan Suhu, Kalor, dan Energi Termal Karena kalor timbul akibat perbedaan suhu, maka sampai pertengahan abad ke delapan belas, istilah suhu dan kalor memiliki arti yang sama. Joseph Black pada tahun 1760 merupakan orang pertama yang menyatakan perbedaan suhu dan kalor. Suhu adalah derajat panas atau dinginnya suatu benda yang diukur oleh termometer, sedangkan kalor adalah sesuatu yang mengalir dari benda panas ke benda lebih dingin untuk menyamakan suhunya. Sekarang telah diketahui bahwa suhu sesungguhnya adalah ukuran energi kinetik rata-rata partikel (berkaitan dengan gerak partikel-partikel) dalam suatu benda. Sedangkan dalam fisika, istilah kalor selalu mengacu pada energi yang berpindah dari satu benda ke benda yang lain karena perbedaan suhu. Begitu proses perpindahan energi itu berhenti, maka kalor tidak lagi memiliki arti. Jadi, 19 Edi Estiyono, FISIKA untuk kelas X, Klaten: Intan Priwara, 2005, h. 15.

17 28 kalor bukanlah jumlah energi yang dikandung dalam suatu benda. Karena itu, tidaklah tepat menyatakan bahwa suatu benda mengandung kalor Teori Kalorik dan Teori Kinetik Teori kalorik menyatakan bahwa benda bersuhu tinggi mengandung lebih banyak kalorik dari pada benda bersuhu rendah. Ketika kedua benda disentuhkan, benda kaya kalorik kehilangan sebagian kaloriknya yang diberikan kepada benda miskin kalorik sampai kedua benda mencapai suhu yang sama atau mencapai keseimbangan termal. 21 Teori kalorik dapat menjelaskan pemuian benda ketika dipanaskan dan proses hantaran kalor dalam sebuah kalorimeter. Akan tetapi teori kalorik tidak dapat menjelaskan mengapa kedua telapak tangan terasa hangat ketika kedua tangan tersebut digesekkan satu sama lain. Disini kalor sungguh dihasilkan usaha karena gesekan. Contoh ini dengan jelas menunjukkan bahwa kalor, seperti halnya usaha, adalah salah satu bentuk energi. Dalam contoh tersebut terjadi proses perubahan energi dari usaha (energi mekanik) menjadi energi kalor. 22 Disadari bahwa semua bentuk energi adalah equivalen (setara) dan ketika sejumlah energi hilang, proses selalu disertai dengan munculnya sejumlah energi yang sama dalam bentuk lain. Ini mengarah pada kesimpulan bahwa total energi dijaga tetap, yang disebut prinsip kekekalan energi. 20 Mathen Kanginan, FISIKA untuk SMA kelas X, Jakarta: Erlangga, 2007, h Ibid, h Ibid, h. 106

18 29 Setelah orang mengetahui bahwa kalor adalah salah satu bentuk energi maka dikembangkanlah sebuah teori baru untuk mengganti teori kalorik yaitu teori kinetik. Teori ini berdasarkan pada anggapan bahwa zat disusun oleh partikel-partikel sangat kecil yang selalu bergerak. Dalam benda yang panas, partikel-partikel bergerak lebih cepat sehingga memiliki energi yang lebih besar daripada partikel-partikel dalam benda yang lebih dingin. Ketika benda panas menyentuh benda dingin, partikel-partikel dalam benda panas menabrak partikel-partikel dalam udara dingin. Tabrakan-tabrakan ini memindahkan energi ke partikel pada benda dingin. Energi termal partikel-partikel dalam benda dingin bertambah sehingga suhunya naik. Begitu partikel-partikel dalam benda dingin menjadi lebih energik, partikel-partikel ini mulai memindahkan energinya kembali ke partikel-partikel benda panas. Pada beberapa titik, kelajuan energi dari benda panas ke benda dingin (ke arah kanan pada gambar 2.1) sama dengan kelajuan pemindahan energi dari benda dingin ke benda panas (ke arah kiri pada gambar 2.1). Gambar 2.1 Teori kinetik

19 30 3. Persamaan Kalor Kanginan menyatakan bahwa hubungan antara banyaknya kalor yang diberikan (Q) dengan massa zat (m), kalor jenis zat (c), dan kenaikkan suhu dapat dirumuskan sebagai berikut: Q = mc T... (2.1) Keterangan: Q = Banyaknya kalor yang diperlukan (joule) atau (kalori) m = Massa benda (g) atau (kg) c = Kalor jenis (kal/g o C) atau (joule/kg o C) T = Perubahan suhu ( o C) Kalor jenis dapat didefinisikan sebagai kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 kg suatu zat sebesar 1 K atau 1 o C. 23 Tabel 2.2 Kalor Jenis Pada Berbagai Zat 24 S Jenis Benda Kalor Jenis Kalor Jenis Jenis Benda (J kg -1 K -1 ) (J kg -1 K -1 ) Alumunium 900 Alkohol (etil) 2400 Tembaga 390 Raksa 140 Kaca 840 Air Baja/Besi 450 Es (-5 o C) 2100 Timah Hitam 130 Cair (15 o C) 4180 Kelereng 860 Uap (110 o C) 2010 Perak 230 Badan Manusia 3470 Kayu 1700 Udara Ibid, h Ibid, h. 111.

20 31 Kalor jenis adalah sifat khas suatu zat yang menunjukkan kemampuan untuk menyerap kalor (Kanginan,2007: 110). Zat yang memiliki kalor jenis tinggi mampu.menyerap lebih banyak kalor untuk kenaikan suhu yang rendah. Setiap zat memiliki kalor jenis berbeda, tabel 2.1 di atas menunjukkan kalor jenis pada berbagai zat. 4. Kapasitas Kalor Kapasitas kalor adalah banyak kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu suatu benda sebesar 1 o C. 25 Jika kapasitas kalor diberi lambang C, maka: C = Q T atau Q = C T (2.2) dengan C = mc.. (2.3) Keterangan: C = Kapasitas kalor zat (joule/ o C atau kal/ o C) Q = Banyaknya kalor yang diterima zat (Joule atau Kal) T = Kenaikan suhu zat ( o C) m = Massa benda (Kg atau g) Q adalah kalor yang diperlukan untuk menghasilkan perubahan suhu benda sebesar T. Satuan yang digunakan untuk kapasitas kalor adalah kalori/ o C atau joule/ o C.Kapasitas kalor dapat diartikan sebagai kemampuan benda menyimpan panas. Kemampuan ini tergantung pada jenis benda atau ukuran (massa) benda. 25 Ibid, h. 111.

21 32 5. Asas Black Gambar 2.2 menunjukkan bagaimana cara mendinginkan air panas, yaitu dengan mencampurkannya dengan air dingin. Setelah keseimbangan termal tercapai, diperoleh air hangat yang suhunya diantara suhu air panas dan air dingin. Dalam pencampuran ini tentunya air panas melepaskan energi, sehingga suhunya turun dan air dingin menerima energi, sehingga suhunya naik. Gambar 2.2 Peristiwa Asas Black Pertukaran kalor hanya terjadi antara air panas dan air dingin (tidak ada kehilangan kalor ke udara sekitar dan cangkir), maka sesuai prinsip kekekalan energi: kalor yang dilepaskan oleh air panas (Q lepas ) sama dengan kalor yang diterima air dingin (Q terima ). (Q lepas ) = (Q terima )..(2.4) Kekekalan energi pada perpindahan kalor, seperti yang ditunjukkan pada persamaan (2.4) pertama kali diukur oleh Joseph Black oleh karena itu

22 33 persamaan tersebut dikenal dengan persamaan asas black. 26 Proses yang memerlukan kalor dinamakan proses endotermik dan proses yang melepaskan kalor dinamakan proses eksotermik. 6. Perubahan Wujud Zat Wujud zat dapat digolongkan dalam bentuk zat padat, cair dan gas. Perubahan wujud dapat dilihat pada gambar diagaram dibawah ini. Gambar 2.3 Diagram Perubahan Wujud Zat Gambar 2.3 menunjukkan diagram perubahan wujud zat. Melebur adalah perubahan wujud dari padat menjadi cair, membeku adalah perubahan wujud dari cair menjadi padat, menguap adalah perubahan wujud dari cair menjadi gas, mengembun adalah perubahan wujud dari gas menjadi car, menyublim adalah perubahan wujud dari padat menjadi gas (tanpa melalui wujud cair), desposisi adalah kebalikan dari menyublim, yakni perubahan langsung dari wujud gas menjadi padat. 27 Panah ke atas pada gambar diagram menyatakan diperlukan kalor pada perubahan wujud zat, sedangkan panah kebawah menunjukkan pada perubahan wujud zat kalor dilepaskan. 26 Ibid, h Ibid, h.116.

23 34 Titik lebur adalah suhu pada waktu zat melebur. Kalor yang diperlukan untuk mengubah wujud 1 kg zat padat menjadi zat cair dinamakan kalor laten lebur atau kelor lebur saja. Kalor yang dilepaskan pada waktu zat membeku dinamakan kalor laten beku atau kalor beku saja. Untuk zat yang sama, kalor lebur = kalor beku. Kedua jenis kalor laten ini disebut kalor lebur dan diberi simbol L f. Kanginan menyatakan jika banyak kalor yang diperlukan oleh zat yang massanya m kg untuk melebur adalah Q joule, maka sesuai dengan definisi di atas dapat ditulis: 28 L f = Q m atau Q = ml f (2.5) Dalam SI, satuan banyak kalor Q adalah J dan satuan massa m adalah kg, sehingga satuan kalor lebur L f adalah J/kg. Menguap adalah perubahan wujud zat dari cair menjadi uap (gas). Contoh pristiwanya adalah saat meneteskan spritus ketangan maka spritus akan menguap dengan cepat dan tangan terasa dingin. Untuk menguap spritus memerlukan kalor. Kalor tersebut diambil dari tangan, sehinga tangan jadi terasa dingin. Peristiwa ini menunjukkan bahwa pada waktu menguap, zat memerlukan kalor. Beberapa contoh dalam keseharian yang menunjukkan bahwa penguapan menghasilkan pendinginan adalah saat tubuh manusia melakukan proses peguapan, yaitu penguapan saat keringat yang keluar dari pori-pori kulit. 28 Ibid, h. 117.

24 35 Peristiwa lain yang memperlihatkan bahwa pada waktu menguap diperlukan kalor adalah mendidih. Jika penguapan hanya terjadi dipermukaan zat cair saja dan dapat terjadi pada setiap suhu, maka mendidih adalah penguapan yang terjadi diseluruh bagian zat cair dan hanya dapat terjadi pada titik didih. Pada waktu mendidih, suhu zat tetap, sekalipun pemanasan terus dilakukan. Semua kalor yang diberikan kepada zat digunakan untuk mengubah wujud dari cair menjadi uap. Suhu ini disebut titik didih yang besarnya sangat tergantung pada tekanan dipermukaan zat itu. Titik didih zat pada tekanan 1 atm disebut titik didih normal. Kalor yang diperlukan untuk mengubah wujud 1 kg zat cair menjadi uap pada titik didih normalnya dinamakan kalor laten uap atau kalor uap saja. Kalor uap disebut juga kalor didih. Sedangkan kalor yang dilepaskan untuk mengubah wujud 1 kg uap menjadi cair pada titik didih normalnya dinamakan kalor laten embun atau kalor embun saja. Kanginan menyatakan jika banyak kalor yang yang diperlukan untuk mendidihkan zat yang bermassa m kg adalah Q joule, maka dapat ditulis: 29 L v = Q m atau Q = ml v.(2.6) Satuan kalor didih L v sama dengan satuan kalor lebur L f yaitu J/kg. 29 Ibid, h. 119.

25 36 Tabel 2.3 Titik lebur, titik didih, kalor lebur dan kalor didih berbagai zat Zat Titik Lebur Normal ( o C) Kalor Lebur (J/kg) Titik Didih Normal ( o C) Kalor Didih (J/kg) Helium -269,65 5,23 x , x 10 3 Hidrogen -259,31 58,6 x , x 10 3 Nitrogen -209,97 25,5 x , x 10 3 Oksigen 218,79 13,8 x , x 10 3 Alkohol ,2 x x 10 3 Raksa ,8 x x 10 3 Air 0, x , x 10 3 Sulfur ,1 x , x 10 3 Timah hitam 327,3 24,5 x x 10 3 Antimon 630, x x 10 3 Perak 960,80 88,3 x x 10 3 Emas 1063,00 64,5 x x 10 3 Tembaga x x 10 3 Suatu zat kadang-kadang dapat berubah wujud dari padat langsung menjadi gas. Proses ini dinamakan menyublim. Peristiwa menyublin dimanfaatkan orang dalam teknik pengeringan beku (freeze drying) untuk mengawetkan bahan makanan, bunga, dan plasma darah. Mula-mula produk makanan diawetkan dengan membekukan kandungan airnya pada suhu yang rendah. Kemudian es yang terkurung dalam produk makanan diuapkan dengan cara mengurangi tekanan, sehingga es langsung menyublim menjadi uap air. Uap air ini dialirkan keluar dari tempat pengeringan, sehingga tertinggallah produk makanan kering tanpa kehilangan kandungan zat-zat penting (bau dan cita rasa). Karena kering, produk makanan tidak mudah membusuk. Kelak, jika produk makanan hendak digunakan, kondisinya dapat dipulihkan dengan menambahkan air.

26 37 7. Perpindahan Kalor Jika benda dipanaskan dan disentuh dengan benda dingin tak lama kemudian suhu benda panas menjadi turun, sedangkan suhu benda dingin menjadi naik. Hal ini terjadi karena benda yang panas memberikan kalor kepada benda yang dingin. Jadi kalor mengalami perpindahan dari benda bersuhu panas ke benda bersuhu dingin. Ada tiga mekanisme perpindahan kalor yaitu, konduksi, konveksi dan radiasi. a. Konduksi Sebuah batangan logam panjang diletakkan kedalam mangkuk berisi air panas. Maka ujung logam menjadi terasa panas walau tidak terendam dalam air panas. Pada proses perpindahan kalor dari logam yang panas keujung logam yang dingin tidak terjadi perpindahan partikel-partikel dalam logam tersebut. Proses perpindahan kalor tanpa disertai dengan perpindahan partikel dinamakan konduksi. Perpindahan kalor secara konduksi dapat terjadi dalam dua proses berikut. 30 1) Pemanasan pada satu ujung zat menyebabkan partikel-partikel pada ujung itu bergetar lebih cepat dan suhunya naik, atau energi kenetiknya bertambah. Partikel-partikel dengan energi kenetik lebih besar memberikan sebagian energi kenetiknya kepada partikel-partikel tetangganya melalui tumbukan, sehingga partikel-partikel memiliki energi kinetik lebih besar. Selanjutnya 30 Ibid, h.131.

27 38 partikel-partikel ini memberikan sebagian energi kenetiknya ke partikel-partikel tetangga berikutnya. Demikian seterusnya sampai kalor mencapai ujung yang dingin (tidak dipanasi). Proses perpindahan kalor seperti ini berlangsung lambat karena untuk memindahkan lebih banyak kalor diperlukan benda suhu yang tinggi diantara kedua ujung. Pemanas api Partikel Zat Gambar: 2.4 Partikel zat yang dipanaskan 2) Dalam logam, kalor dipindahkan melalui elektron-elektron bebas yang terdapat dalam struktur atom logam. Elektron bebas ialah elektron yang mudah dapat berpindah dari satu atom keatom yang lain. Ditempat yang dipanaskan energi elektron-elektron bertambah besar. Oleh karena elektron bebas mulai berpindah, pertambahan energi dengan cepat dapat diberikan elektronelektron lain yang letaknya lebih jauh melalui tumbukan. Dengan cara ini kalor berpindah dengan cepat. Sehingga logam tergolong kunduktor yang sangat baik. Berdasarkan kemampuan menghantar kalor zat dibagi atas dua golongan besar, yaitu konduktor dan isolator. Konduktor ialah zat yang mudah menghantarkan kalor. Isolator adalah zat yang sukar menghantarkan kalor (Kanginan, 2007: 131). Manfaat keduktor dan

28 39 isolator sangat mudah didapatkan dalam kehidupan sehari-hari. Misalkan menggunakan panci saat memasak, panci yang terbuat dari bahan aluminum (konduktor) berguna untuk mengahantarkan kalor dari api ke bahan makanan atau air yang dimasak. Selanjutnya, agar dapat memegang panci tanpa terasa panas gengang (pegangan) panci biasanya terbuat dari kayu atau plastik (isolator).bagian alas setrika listrik terbuat dari logam (konduktor) agar dapat menghantarkan kalor dari energi listrik ke pakaian yang disetrika. Pegangan setrika pun dibuat dari plastik (isolator). Menurut Kanginan kelajuan perpindahan kalor secara kunduksi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: 31 a) Beda suhu, makin besar perbedaan suhunya semakin cepat perpindahan kalornya. b) Ketebalan dinding, makin tebal dinding makin lambat perpindahan kalornya. c) Luas permukaan, Makin luas permukaan makin cepat perpindahan kalornya. d) Konduktivitas termal zat, merupakan kemampuan zat menghantarkan kalor makin besar nilai k makin cepat perpindahan kalornya. Berdasarkan faktor diatas banyaknya kalor selama selang waktu tertentu dirumuskan sebagai berikut: 31 Ibid, h. 133.

29 40 Q t = ka T d Di mana:... (2.7) Q/t = kelajuan kalor (Js -1 ) k = konduktivitas termal (Js -1 m -2 o C -1 ) A = luas pemukaan (m 2 ) d = ketebalan dinding (m) b. Konveksi Saat memanaskan air di atas pemanas dengan menggunakan sebuah tabung, maka akan terjadi perambatan kalor dari air yang ada didasar tabung ke permukaan secara konveksi. Perpindahan kalor seperti ini terjadi pada zat yang mengalir seperti pada zat cair dan gas. Perpindahan kalor secara konveksi disertai gerakan massa atau gerakan partikel-partikel zat penghantar. Perpindahan tersebut terjadi karena adanya perbedaan massa jenis. Massa jenis zat air tersebut akan berkurang dan partikel-partikelnya yang memiliki massa jenis yang lebih besar yaitu yang suhunya lebih rendah akan mengalir kebawah. Demikian seterusnya hingga air didalam tabung akan berputar terus naik dan turun. Jadi konveksi adalah perpindahan kalor yang disertai dengan gerakan massa atau partikel zat perantaranya.

30 41 Aliran Konveksi Air dalam tabung Gambar 2.5 Peristiwa perpindahan kalor secara konveksi Menurut Kanginan ada dua jenis konveksi yaitu konveksi alamiah dan konveksi paksa. Konveksi alamiah bisa dirasakan ketika tangan kita diletakkan diatas nyala lilin dan akan terasa udara hangat dekat nyala lilin tersebut, udara tersebut memuai dan massa jenis menjadi lebih kecil. Udara hangat dengan massa jenis lebih kecil akan naik dan tempatnya digantikan oleh udara dingin yang bermassa jenis lebih besar. Konveksi alamiah merupakan pergerakan yang terjadi diakibatkan perbedaan massa jenis. Contoh lainnya adalah pergerakan air yang direbus di panci serta terjadinya angin laut dan angin darat. Konveksi paksa zat yang telah dipanasi langsung diarahkan ketujuan oleh sebuah peniup atau pompa. Contoh konveksi paksa adalah pada sistem pendingin mobil dan alat pengering rambut. Laju kalor (Q/t) dalam suatu benda bergantung pada luas benda yang bersentuhan dengan fluida (A) dan beda suhu antara benda dengan lingkungan ( T). secara matematis dituliskan sebagai: Ibid, h. 138.

31 42 Q t = ha T (2.8) Di mana: Q/t = kelajuan kalor (Js -1 ) h = koefesien konveksi (Js -1 m -2 o C -1 ) A = luas pemukaan (m 2 ) T = perubahan suhu ( o C) Dengan h adalah koefesien konveksi dengan nilai yang bergantung pada bentuk dan kedudukan permukaan, yaitu tegak, miring, mendatar, menghadap ke bawah atau menghadap ke atas. Nilai h merupakan percobaan. Sebagai contoh, nilai h untuk tubuh manusia adalah 7,1 J s -1 m -2 o C -1. c. Radiasi Radiasi adalah perpindahan kalor dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Pada radiasi kalor atau energi yang merambat tanpa membutuhkan zat perantara, berbeda dengan konduksi dan konveksi. Radiasi dapat berlangsung pada ruang hampa. Energi yang dihasilkan oleh matahari dapat sampai ke bumi adalah contoh dari radiasi. Walaupun matahari jauh dari bumi dan bagian terbesar diantara keduanya adalah hampa, tetapi energi dari matahari dapat juga sampai ke bumi. Energi yang dipancarkan berupa gelombang elektromagnetik. Energi matahari merupakan sumber energi terbesar yang dimanfaatkan oleh makhluk yang ada di bumi.

32 43 Sebenarnya setiap benda memancarkan dan menyerap radiasi. Jika benda bersuhu lebih tinggi dari pada lingkungannya, benda tersebut akan memancarkan kalor dan jika benda bersuhu rendah dari lingkungannya maka benda tersebut akan menyerap kalor dari lingkungannya. Jika suhu benda telah mencapai kesetimbangan termal maka barulah perpindahan kalor berhenti. Kanginan mengatakan bahwa beberapa permukaan zat menyerap kalor radiasi lebih baik dibandingkan dengan permukan zat lainnya. Misalkan saja pada pakaian putih mengkilap dan pakaian yang hitam kusam dipakai disiang hari. Akan terasa lebih panas baju hitam kusam dibandingkan dengan pakaian putih mengkilap. Hal ini dikarenakan baju hitam kusam menyerap kalor radiasi lebih baik dibandingkan dengan baju putih mengkilap. Sehingga disimpulkan: 33 1) Permukaan yang hitam dan kusam adalah penyerap kalor radiasi yang baik sekaligus pemancar kalor radiasi yang baik pula. 2) Permukaan yang putih dan mengkilap adalah penyerap kalor radiasi yang buruk sekaligus pemancar kalor yang buruk pula. 3) Jika diinginkan kalor yang merambat secara radiasi berkurang, permukaan (dinding) harus dilapisi suatu bahan agar mengkilap (misalnya dengan perak). Yosef Stefan menemukan bahwa laju rambat kalor secara radiasi persatuan luas permukaan benda bergantung pada sifat dan suhu 33 Ibid, h. 139.

33 44 permukaan benda. Benda yang mengkilap lebih sukar memancarkan kalor dibandingkan dengan benda hitam kusam. Laju pancaran kalor per satuan luas yang dipancarkan oleh sebuah benda memiliki suhu T Kelvin memenuhi persamaan: P = eσt 4 (2.10) Dengan: P = Laju rambatan kalor persatuan luas (Js -1 m -2 ) atau daya persatuan luas (wattm -2 ) e = Koefisien emisivitas (pancaran) banda (tidak bersatuan) σ = Tetapan Stefan-boltzmann (σ = 5,672 x 10-8 watt -2 K -4 ) T = Suhu mutlak permukaan benda (Kelvin) Koefesien emisivitas permukaan benda bergantung pada sifat permukaan benda, untuk benda hitam sempurnai e = 1 sedangkan untuk benda lainnya 0 < e < 1. Untuk menentukan besarnya kalor atau energi yang dipancarkan oleh suatu benda dapat digunakan persamaan: W = P A t = e σ T 4 A t...(2.11) Di mana: A = luas permukaan benda (m 2 ) t = lamanya waktu perambatan kalor (s)

T P = T C+10 = 8 10 T C +10 = 4 5 T C+10. Pembahasan Soal Suhu dan Kalor Fisika SMA Kelas X. Contoh soal kalibrasi termometer

T P = T C+10 = 8 10 T C +10 = 4 5 T C+10. Pembahasan Soal Suhu dan Kalor Fisika SMA Kelas X. Contoh soal kalibrasi termometer Soal Suhu dan Kalor Fisika SMA Kelas X Contoh soal kalibrasi termometer 1. Pipa kaca tak berskala berisi alkohol hendak dijadikan termometer. Tinggi kolom alkohol ketika ujung bawah pipa kaca dimasukkan

Lebih terperinci

LAMPIRAN I. Tes Hasil Belajar Observasi Awal

LAMPIRAN I. Tes Hasil Belajar Observasi Awal 64 LAMPIRAN I Tes Hasil Belajar Observasi Awal 65 LAMPIRAN II Hasil Observasi Keaktifan Awal 66 LAMPIRAN III Satuan Pembelajaran Satuan pendidikan : SMA Mata pelajaran : Fisika Pokok bahasan : Kalor Kelas/Semester

Lebih terperinci

KEGIATAN BELAJAR 6 SUHU DAN KALOR

KEGIATAN BELAJAR 6 SUHU DAN KALOR KEGIATAN BELAJAR 6 SUHU DAN KALOR A. Pengertian Suhu Suhu atau temperature adalah besaran yang menunjukkan derajat panas atau dinginnya suatu benda. Pengukuran suhu didasarkan pada keadaan fisis zat (

Lebih terperinci

MARDIANA LADAYNA TAWALANI M.K.

MARDIANA LADAYNA TAWALANI M.K. KALOR Dosen : Syafa at Ariful Huda, M.Pd MAKALAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat pemenuhan nilai tugas OLEH : MARDIANA 20148300573 LADAYNA TAWALANI M.K. 20148300575 Program Studi Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

Ditemukan pertama kali oleh Daniel Gabriel Fahrenheit pada tahun 1744

Ditemukan pertama kali oleh Daniel Gabriel Fahrenheit pada tahun 1744 A. Suhu dan Pemuaian B. Kalor dan Perubahan Wujud C. Perpindahan Kalor A. Suhu Kata suhu sering diartikan sebagai suatu besaran yang menyatakan derajat panas atau dinginnya suatu benda. Seperti besaran

Lebih terperinci

Lampiran 1 Nilai awal siswa No Nama Nilai Keterangan 1 Siswa 1 35 TIDAK TUNTAS 2 Siswa 2 44 TIDAK TUNTAS 3 Siswa 3 32 TIDAK TUNTAS 4 Siswa 4 36 TIDAK

Lampiran 1 Nilai awal siswa No Nama Nilai Keterangan 1 Siswa 1 35 TIDAK TUNTAS 2 Siswa 2 44 TIDAK TUNTAS 3 Siswa 3 32 TIDAK TUNTAS 4 Siswa 4 36 TIDAK Lampiran 1 Nilai awal siswa No Nama Nilai Keterangan 1 Siswa 1 35 TIDAK TUNTAS 2 Siswa 2 44 TIDAK TUNTAS 3 Siswa 3 32 TIDAK TUNTAS 4 Siswa 4 36 TIDAK TUNTAS 5 Siswa 5 40 TIDAK TUNTAS 6 Siswa 6 40 TIDAK

Lebih terperinci

BAB XII KALOR DAN PERUBAHAN WUJUD

BAB XII KALOR DAN PERUBAHAN WUJUD BAB XII KALOR DAN PERUBAHAN WUJUD 1. Apa yang dimaksud dengan kalor? 2. Bagaimana pengaruh kalor pada benda? 3. Berapa jumlah kalor yang diperlukan untuk perubahan suhu benda? 4. Apa yang dimaksud dengan

Lebih terperinci

BAB XII KALOR DAN PERUBAHAN WUJUD

BAB XII KALOR DAN PERUBAHAN WUJUD BAB XII KALOR DAN PERUBAHAN WUJUD Kalor dan Perpindahannya BAB XII KALOR DAN PERUBAHAN WUJUD 1. Apa yang dimaksud dengan kalor? 2. Bagaimana pengaruh kalor pada benda? 3. Berapa jumlah kalor yang diperlukan

Lebih terperinci

- - KALOR - - Kode tujuh3kalor - Kalor 7109 Fisika. Les Privat dirumah bimbelaqila.com - Download Format Word di belajar.bimbelaqila.

- - KALOR - - Kode tujuh3kalor - Kalor 7109 Fisika. Les Privat dirumah bimbelaqila.com - Download Format Word di belajar.bimbelaqila. - - KALOR - - KALOR Definisi Kalor Peristiwa yang melibatkan kalor sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, pada waktu memasak air dengan menggunakan kompor. Air yang semula dingin lama

Lebih terperinci

KALOR. Peta Konsep. secara. Kalor. Perubahan suhu. Perubahan wujud Konduksi Konveksi Radiasi. - Mendidih. - Mengembun. - Melebur.

KALOR. Peta Konsep. secara. Kalor. Perubahan suhu. Perubahan wujud Konduksi Konveksi Radiasi. - Mendidih. - Mengembun. - Melebur. KALOR Tujuan Pembelajaran: 1. Menjelaskan wujud-wujud zat 2. Menjelaskan susunan partikel pada masing-masing wujud zat 3. Menjelaskan sifat fisika dan sifat kimia zat 4. Mengklasifikasikan benda-benda

Lebih terperinci

Anda dapat menganalisis pengaruh kalor terhadap suatu zat, menganalisis cara perpindahan kalor, dan menerapkan asas Black dalam pemecahan masalah.

Anda dapat menganalisis pengaruh kalor terhadap suatu zat, menganalisis cara perpindahan kalor, dan menerapkan asas Black dalam pemecahan masalah. Kalor dan Suhu Anda dapat menganalisis pengaruh kalor terhadap suatu zat, menganalisis cara perpindahan kalor, dan menerapkan asas Black dalam pemecahan masalah. Sebuah gunung es mempunyai kalor yang lebih

Lebih terperinci

Suhu dan kalor 1 SUHU DAN KALOR

Suhu dan kalor 1 SUHU DAN KALOR Suhu dan kalor 1 SUHU DAN KALOR Pengertian Sifat Termal Zat. Sifat termal zat ialah bahwa setiap zat yang menerima ataupun melepaskan kalor, maka zat tersebut akan mengalami : - Perubahan suhu / temperatur

Lebih terperinci

Soal Suhu dan Kalor. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!

Soal Suhu dan Kalor. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar! Soal Suhu dan Kalor Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar! 1.1 termometer air panas Sebuah gelas yang berisi air panas kemudian dimasukkan ke dalam bejana yang berisi air dingin. Pada

Lebih terperinci

Kalor. Pengertian kalor

Kalor. Pengertian kalor Kalor Pengertian kalor Gelas berisi air ledeng dicelupkan sebagian ke dalam bak berisi air panas, air ledeng mengalami kenaikan suhu dan air panas mengalami penurunan suhu. Ini menunjukkan terjadinya perpindahan

Lebih terperinci

Suhu dan kalor NAMA: ARIEF NURRAHMAN KELAS X5

Suhu dan kalor NAMA: ARIEF NURRAHMAN KELAS X5 Suhu dan kalor NAMA: ARIEF NURRAHMAN KELAS X5 PENGERTIAN KALOR Kalor adalah suatu bentuk energi yang diterima oleh suatu benda yang menyebabkan benda tersebut berubah suhu atau wujud bentuknya. Kalor berbeda

Lebih terperinci

KALOR SEBAGAI ENERGI B A B B A B

KALOR SEBAGAI ENERGI B A B B A B Kalor sebagai Energi 143 B A B B A B 7 KALOR SEBAGAI ENERGI Sumber : penerbit cv adi perkasa Perhatikan gambar di atas. Seseorang sedang memasak air dengan menggunakan kompor listrik. Kompor listrik itu

Lebih terperinci

Termometri dan Kalorimetri

Termometri dan Kalorimetri Termometri dan Kalorimetri 1 Termometri adalah cara penentuan temperatur/suhu Kalorimetri/Kalorimeter cara penentuan jumlah panas Hygrometri/Hygrometer cara penentuan kelembaban udara Suhu adalah ukuran

Lebih terperinci

SUHU DAN KALOR. = skala fahrenheit. 1 skala Celcius = skala Reamur. = skala Reamur

SUHU DAN KALOR. = skala fahrenheit. 1 skala Celcius = skala Reamur. = skala Reamur SUHU DAN KALOR 1. Definisi Suhu Suhu merupakan derajat/tingkatan panas atau dinginnya suatu benda. Suhu termasuk besaran skalar denagn satuan pokoknya kelvin (K). Alat utnuk mengukur suhu adalah termometer.termometer

Lebih terperinci

7. Menerapkan konsep suhu dan kalor. 8. Menerapkan konsep fluida. 9. Menerapkan hukum Termodinamika. 10. Menerapkan getaran, gelombang, dan bunyi

7. Menerapkan konsep suhu dan kalor. 8. Menerapkan konsep fluida. 9. Menerapkan hukum Termodinamika. 10. Menerapkan getaran, gelombang, dan bunyi Standar Kompetensi 7. Menerapkan konsep suhu dan kalor 8. Menerapkan konsep fluida 9. Menerapkan hukum Termodinamika 10. Menerapkan getaran, gelombang, dan bunyi 11. Menerapkan konsep magnet dan elektromagnet

Lebih terperinci

KALOR. Peristiwa yang melibatkan kalor sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.

KALOR. Peristiwa yang melibatkan kalor sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. KALOR A. Pengertian Kalor Peristiwa yang melibatkan kalor sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, pada waktu memasak air dengan menggunakan kompor. Air yang semula dingin lama kelamaan

Lebih terperinci

LAMPIRAN I (TBL. 01) Hasil Belajar Siswa pada Observasi Awal

LAMPIRAN I (TBL. 01) Hasil Belajar Siswa pada Observasi Awal LAMPIRAN I (TBL. 01) Hasil Belajar Siswa pada Observasi Awal No No Induk Jenis Kelamin Skor Ketuntasan > 75 1 8710 P 91 Tuntas 2 8712 L 83 Tuntas 3 8716 L 68 Tidak Tuntas 4 8720 P 59 Tidak Tuntas 5 8721

Lebih terperinci

BAB 10 KALOR DAN PERPINDAHAN KALOR

BAB 10 KALOR DAN PERPINDAHAN KALOR BAB 10 KALOR DAN PERPINDAHAN KALOR A. Kalor Sebagai Bentuk Energi Kalor adalah suatu jenis energy yang dapat menimbulkan perubahan suhu pada suatu benda. Secara alami kalor berpindah dari benda yang bersuhu

Lebih terperinci

KALOR. Keterangan Q : kalor yang diperlukan atau dilepaskan (J) m : massa benda (kg) c : kalor jenis benda (J/kg 0 C) t : kenaikan suhu

KALOR. Keterangan Q : kalor yang diperlukan atau dilepaskan (J) m : massa benda (kg) c : kalor jenis benda (J/kg 0 C) t : kenaikan suhu KALOR Standar Kompetensi : Memahami wujud zat dan perubahannya Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan peran kalor dalam mengubah wujud zat dan suhu suatu benda serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari

Lebih terperinci

KALOR DAN KALOR REAKSI

KALOR DAN KALOR REAKSI KALOR DAN KALOR REAKSI PENGERTIAN KALOR Kalor Adalah bentuk energi yang berpindah dari benda yang suhunya tinggi ke benda yang suhunya rendah ketika kedua benda bersentuhan. Satuan kalor adalah Joule (J)

Lebih terperinci

9/17/ KALOR 1

9/17/ KALOR 1 9. KALOR 1 1 KALOR SEBAGAI TRANSFER ENERGI Satuan kalor adalah kalori (kal) Definisi kalori: Kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur 1 gram air sebesar 1 derajat Celcius. Satuan yang lebih sering

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fisika Dasar I (FI-321) Topik hari ini (minggu 15) Temperatur Skala Temperatur Pemuaian Termal Gas ideal Kalor dan Energi Internal Kalor Jenis Transfer Kalor Termodinamika Temperatur? Sifat Termometrik?

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Tangerang, 24 September Penulis

KATA PENGANTAR. Tangerang, 24 September Penulis KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan ridhonya kami bisa menyelesaikan makalah yang kami beri judul suhu dan kalor ini tepat pada waktu yang

Lebih terperinci

Kalor dan Suhu. Sumber:Pembakaran dan Peleburan, Mandira Jaya Abadi Semarang

Kalor dan Suhu. Sumber:Pembakaran dan Peleburan, Mandira Jaya Abadi Semarang Bab VI Tujuan Pembelajaran Anda dapat menganalisis pengaruh kalor terhadap suatu zat, menganalisis cara perpindahan kalor, dan menerapkan asas Black dalam pemecahan masalah. Sumber:Pembakaran dan Peleburan,

Lebih terperinci

Fisika Umum (MA101) Kalor Temperatur Pemuaian Termal Gas ideal Kalor jenis Transisi fasa

Fisika Umum (MA101) Kalor Temperatur Pemuaian Termal Gas ideal Kalor jenis Transisi fasa Fisika Umum (MA101) Topik hari ini: Kalor Temperatur Pemuaian Termal Gas ideal Kalor jenis Transisi fasa Kalor Hukum Ke Nol Termodinamika Jika benda A dan B secara terpisah berada dalam kesetimbangan termal

Lebih terperinci

BAB SUHU DAN KALOR. 7.1 Suhu dan Termometer

BAB SUHU DAN KALOR. 7.1 Suhu dan Termometer 1 BAB SUHU DAN KALOR 7.1 Suhu dan Termometer Suhu didefinisikan sebagai ukuran atau derajat panas dinginnya suatu benda atau sistem. Pada hakikatnya suhu adalah ukuran energi kinetik rata-rata yang dimiliki

Lebih terperinci

Kalor. B a b 7. A. Pengertian Temperatur B. Pemuaian Zat C. Pengertian Kalor D. Perpindahan. Kalor

Kalor. B a b 7. A. Pengertian Temperatur B. Pemuaian Zat C. Pengertian Kalor D. Perpindahan. Kalor B a b 7 Kalor Sumber: ma hem-chaos.net Pada bab ini, Anda akan diajak untuk dapat menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai perubahan energi dengan cara menganalisis pengaruh

Lebih terperinci

Bab IV Kalor dan Konservasi Energi

Bab IV Kalor dan Konservasi Energi Bab IV Kalor dan Konservasi Energi Sumber : Ilmu Pengetahuan Populer 5 Energi matahari diubah menjadi energi termal kalor - dengan menggunakan kolektor parabolik matahari. Fisika SMA/MA X 105 Peta Konsep

Lebih terperinci

pendahuluan Materi ppt modul LKS evaluasi

pendahuluan Materi ppt modul LKS evaluasi pendahuluan Materi ppt modul LKS evaluasi Standar kompetensi : memahami wujud zat dan perubahannya Kompetensi dasar : Mendiskripsikan peran dalam mengubah wujud zat dan suhu suatu benda serta penerapannya

Lebih terperinci

Fisika Umum (MA101) Topik hari ini (minggu 6) Kalor Temperatur Pemuaian Termal Gas ideal Kalor jenis Transisi fasa

Fisika Umum (MA101) Topik hari ini (minggu 6) Kalor Temperatur Pemuaian Termal Gas ideal Kalor jenis Transisi fasa Fisika Umum (MA101) Topik hari ini (minggu 6) Kalor Temperatur Pemuaian Termal Gas ideal Kalor jenis Transisi fasa Kalor Hukum Ke Nol Termodinamika Jika benda A dan B secara terpisah berada dalam kesetimbangan

Lebih terperinci

Soal Dan Pembahasan Suhu Dan Kalor

Soal Dan Pembahasan Suhu Dan Kalor Soal Dan Suhu Dan Kalor 1. Panas sebesar 12 kj diberikan pada pada sepotong logam bermassa 2500 gram yang memiliki suhu 30 C. Jika kalor jenis logam adalah 0,2 kalori/gr C, tentukan suhu akhir logam! :

Lebih terperinci

SUHU DAN KALOR DEPARTEMEN FISIKA IPB

SUHU DAN KALOR DEPARTEMEN FISIKA IPB SUHU DAN KALOR DEPARTEMEN FISIKA IPB Pendahuluan Dalam kehidupan sehari-hari sangat banyak didapati penggunaan energi dalambentukkalor: Memasak makanan Ruang pemanas/pendingin Dll. TUJUAN INSTRUKSIONAL

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA (LAPORAN ) PRAKTIKUM IPA SD PDGK 4107 MODUL 5. KALOR PERUBAHAN WUJUD ZAT dan PERPINDAHANNYA PADA SUATU ZAT

LEMBAR KERJA (LAPORAN ) PRAKTIKUM IPA SD PDGK 4107 MODUL 5. KALOR PERUBAHAN WUJUD ZAT dan PERPINDAHANNYA PADA SUATU ZAT LEMBAR KERJA (LAPORAN ) PRAKTIKUM IPA SD PDGK 4107 MODUL 5 KALOR PERUBAHAN WUJUD ZAT dan PERPINDAHANNYA PADA SUATU ZAT NAMA NIM : : KEGIATAN PRAKTIKUM A. PERCOBAAN TITIK LEBUR ES 1. Suhu es sebelum dipanaskan

Lebih terperinci

MODUL MATA PELAJARAN IPA

MODUL MATA PELAJARAN IPA KERJASAMA DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA DENGAN FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA MODUL MATA PELAJARAN IPA Pengaruh kalor terhadap suhu dan wujud benda serta perpindahan kalor untuk kegiatan PELATIHAN

Lebih terperinci

KALOR. Dari hasil percobaan yang sering dilakukan besar kecilnya kalor yang dibutuhkan

KALOR. Dari hasil percobaan yang sering dilakukan besar kecilnya kalor yang dibutuhkan KALOR A. Pengertian Kalor Kalor didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki oleh suatu zat. Secara umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu dengan mengukur suhu benda

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN FISIKA BAB V PERPINDAHAN KALOR Prof. Dr. Susilo, M.S KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB 6 KALOR. Energi Kalor. Kompetensi Dasar: Standar Kompetensi:

BAB 6 KALOR. Energi Kalor. Kompetensi Dasar: Standar Kompetensi: BAB 6 KALOR Kompetensi Dasar: Mendeskripsikan peran kalor dalam mengubah wujud zat dan suhu suatu benda serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Standar Kompetensi: Memahami wujud zat dan perubahannya

Lebih terperinci

1 By The Nest We do you. Question Sheet Physics Suhu Kalor dan Perpindahannya

1 By The Nest We do you. Question Sheet Physics Suhu Kalor dan Perpindahannya 1 By The Nest We do you Question Sheet Physics Suhu Kalor dan Perpindahannya 1. Sebuah benda diukur menggunakan termometer Celcius menunjukan 20 o C jika diukur menggunakan termometer Fahrenheit menunjukan.

Lebih terperinci

SUHU DAN PERUBAHAN. A. Bagaimana Mengetahui Suhu Suatu Benda?

SUHU DAN PERUBAHAN. A. Bagaimana Mengetahui Suhu Suatu Benda? SUHU DAN PERUBAHAN A. Bagaimana Mengetahui Suhu Suatu Benda? Kalian tentunya pernah mandi menggunakan air hangat, bukan? Untuk mendapatkan air hangat tersebut kita mencampur air dingin dengan air panas.

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Kompetensi Dasar 3.1 Menganalisis alat-alat optik secara kualitatif dan kuantitatif.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Kompetensi Dasar 3.1 Menganalisis alat-alat optik secara kualitatif dan kuantitatif. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Sekolah : SMA... Kelas / Semester : X (sepuluh) / Semester II Mata Pelajaran : FISIKA Alokasi Waktu : 4 Jam Pelajaran Standar Kompetensi 3. Menerapkan prinsip kerja

Lebih terperinci

Penggunaan Matematika

Penggunaan Matematika Penggunaan Matematika Jika dalam bentuk lambang: Pertambahan panjang merupakan panjang akhir dikurangi panjang mula-mula (L t L o ). Maka, panjang benda setelah pemuaian dapat ditentukan, yakni Contoh

Lebih terperinci

Fluida Dan Kalor. ρ = massa jenis zat cair h = tinggi zat cair dari permukaan g = percepatan gravitasi P t = tekanan total P o = tekanan udara luar

Fluida Dan Kalor. ρ = massa jenis zat cair h = tinggi zat cair dari permukaan g = percepatan gravitasi P t = tekanan total P o = tekanan udara luar Fluida Dan Kalor Fluida Statis Fluida ( zat alir ) adalah zat yang dapat mengalir, misalnya zat cair dan gas. Fluida dapat digolongkan dalam dua macam, yaitu fluida statis dan dinamis. TEKANAN HIDROSTATIS

Lebih terperinci

Secara matematis faktor-faktor di atas dirumuskan menjadi: H= Q / t = (k x A x T) / l

Secara matematis faktor-faktor di atas dirumuskan menjadi: H= Q / t = (k x A x T) / l SUHU DAN KALOR A. Perpindahan Kalor Kalor juga dapat berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Proses inilah yang disebut perpindahan kalor/ panas/ energi. Ada tiga jenis perpindahan kalor, yaitu:

Lebih terperinci

Xpedia Fisika. Kapita Selekta Set Energi kinetik rata-rata dari molekul dalam sauatu bahan paling dekat berhubungan dengan

Xpedia Fisika. Kapita Selekta Set Energi kinetik rata-rata dari molekul dalam sauatu bahan paling dekat berhubungan dengan Xpedia Fisika Kapita Selekta Set 07 Doc. Name: XPFIS0107 Doc. Version : 2011-06 halaman 1 01. Energi kinetik rata-rata dari molekul dalam sauatu bahan paling dekat berhubungan dengan... (A) Panas (B) Suhu

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 9. KALOR DAN PERPINDAHANNYALATIHAN SOAL BAB 9

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 9. KALOR DAN PERPINDAHANNYALATIHAN SOAL BAB 9 SMP kelas 9 - FISIKA BAB 9. KALOR DAN PERPINDAHANNYALATIHAN SOAL BAB 9 1. Perhatikan grafik pemanasan 500 gram es berikut ini! http://www.primemobile.co.id/assets/uploads/materi/fis9-9.1.png Jika kalor

Lebih terperinci

KALOR Kalor 1 kalori 1 kalori = 4.18 joule 1 joule = 0.24 kalori Q = H. Dt Q = m. c. Dt H = m. c Q = m. L

KALOR Kalor 1 kalori 1 kalori = 4.18 joule 1 joule = 0.24 kalori Q = H. Dt Q = m. c. Dt H = m. c Q = m. L KALOR Kalor adalah bentuk energi yang berpindah dari suhu tinggi ke suhu rendah. Jika suatu benda menerima / melepaskan kalor maka suhu benda itu akan naik/turun atau wujud benda berubah. Beberapa pengertian

Lebih terperinci

BAB II KALOR Pembelajaran ini bertujuan agar Anda dapat :

BAB II KALOR Pembelajaran ini bertujuan agar Anda dapat : BAB II KALOR Pembelajaran ini bertujuan agar Anda dapat : Menyelidiki pengaruh kalor terhadap : a.perubahan suhu benda b. perubahan wujud benda Menyelidiki: a. faktor-faktor yang dapat mempercepat penguapan

Lebih terperinci

SUHU DAN KALOR M O D U L. Fisika itu mudah dan menyenangkan lho. Peta Konsep. Pengukuran. Kalor. Keseimbangan Suhu. Alat Ukur

SUHU DAN KALOR M O D U L. Fisika itu mudah dan menyenangkan lho. Peta Konsep. Pengukuran. Kalor. Keseimbangan Suhu. Alat Ukur M O D U L Fisika itu mudah dan menyenangkan lho SUHU DAN KALOR Peta Konsep Keseimbangan Suhu Azas Black Pengukuran Alat Ukur Penentuan Skala Termometer Perubahan Wujud Kalor Kalor Jenis Kapasitas Kalor

Lebih terperinci

MATERI POKOK. 1. Kalor Jenis dan Kapasitas Kalor 2. Kalorimeter 3. Kalor Serap dan Kalor Lepas 4. Asas Black TUJUAN PEMBELAJARAN

MATERI POKOK. 1. Kalor Jenis dan Kapasitas Kalor 2. Kalorimeter 3. Kalor Serap dan Kalor Lepas 4. Asas Black TUJUAN PEMBELAJARAN MATERI POKOK 1. Kalor Jenis dan Kapasitas Kalor. Kalorimeter 3. Kalor Serap dan Kalor Lepas 4. Asas Black TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Memformulasikan konsep kalor jenis dan kapasitas kalor. Mendeskripsikan

Lebih terperinci

KALOR. Kelas 7 SMP. Nama : NIS : PILIHAN GANDA. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!

KALOR. Kelas 7 SMP. Nama : NIS : PILIHAN GANDA. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat! KALOR Kelas 7 SMP Nama : NIS : PILIHAN GANDA Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat! 1. Suatu bentuk energi yang berpindah karena adanya perbedaan suhu disebut... a. Kalorimeter b. Kalor c. Kalori

Lebih terperinci

SUHU DAN KALOR. STANDART KOMPETENSI Menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai perubahan energi

SUHU DAN KALOR. STANDART KOMPETENSI Menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai perubahan energi YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A Jl. Merdeka No. 24 Bandung 022. 4214714 Fax. 022. 4222587 http//: www.smasantaangela.sch.id, e-mail : smaangela@yahoo.co.id SUHU

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/Semester Topik Alokasi Waktu : SMP IT Al-Multazam : Ilmu Pengetahuan Alam : 7 (Tujuh) / 2 (Dua) : Kalor dan Perpindahannya

Lebih terperinci

3. Pernyataan yang benar untuk jumlah kalor yang diserap menyebabkan perubahan suhu suatu benda adalah... a. b. c. d.

3. Pernyataan yang benar untuk jumlah kalor yang diserap menyebabkan perubahan suhu suatu benda adalah... a. b. c. d. ULANGAN UMUM SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2011-2012 SMPK KOLESE SANTO YUSUP 2 MALANG Mata pelajaran : Fisika Hari/tanggal : Rabu, 16 Mei 2012 Kelas : VII Waktu : 07.00 08.30 Pilihlah jawaban yang paling

Lebih terperinci

Fisika Dasar 13:11:24

Fisika Dasar 13:11:24 13:11:24 Coba anda gosok-gosok tangan anda, apa yang anda rasakan? 13:11:24 Apakah tangan anda menghangat? Kenapa bisa terjadi seperti itu? Mempelajari pengaruhdarikerja, aliranpanas, dan energi di dalam

Lebih terperinci

KALOR. Peta Konsep KALOR. Pengaruh Kalor. Perubahan. Wujud Zat. Kalor yang Dibutuhkan untuk Perubahan Wujud

KALOR. Peta Konsep KALOR. Pengaruh Kalor. Perubahan. Wujud Zat. Kalor yang Dibutuhkan untuk Perubahan Wujud BAB 6 Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini, kamu diharapkan dapat mendeskripsikan peran kalor dalam mengubah wujud zat dan suhu serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari KALOR Peta Konsep

Lebih terperinci

BAB SUHU DAN KALOR. Dengan demikian, suhu pelat baja harus ( ,3 0 C) = 57,3 0 C.

BAB SUHU DAN KALOR. Dengan demikian, suhu pelat baja harus ( ,3 0 C) = 57,3 0 C. 1 BAB SUHU DAN KALOR Contoh 7.1 Alkohol etil mendidih pada 78,5 0 C dan membeku pada -117 0 C pada tekanan 1 atm. Nyatakan kedua suhu ini dalam (a) Kelvin, (b) Fahrenheit. a. Sesuai dengan persamaan (7.1)

Lebih terperinci

3. besarnya gaya yang bekerja pada benda untuk tiap satuan luas, disebut... A. Elastis D. Gaya tekan B. Tegangan E. Gaya C.

3. besarnya gaya yang bekerja pada benda untuk tiap satuan luas, disebut... A. Elastis D. Gaya tekan B. Tegangan E. Gaya C. LATIHAN SOAL PERSIAPAN UJIAN KENAIKAN KELAS BAB 1 ELASTISITAS A. Soal Konsep 1. Sifat benda yan dapat kembali ke bentuk semula setelah gaya yang bekerja pada benda dihilangkan merupakan penjelasan dari...

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Model POE (Prediction, Observation and Explanation)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Model POE (Prediction, Observation and Explanation) BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Model POE (Prediction, Observation and Explanation) 2.1.1 Pengertian dan Karakteristik Model POE Saat ini banyak dikembangkan model pembelajaran, salah satu model yang dapat digunakan

Lebih terperinci

KALOR (HEAT) Kalor. padat KALOR PERPINDAHAN KALOR

KALOR (HEAT) Kalor. padat KALOR PERPINDAHAN KALOR KALOR (HEAT) Peta konsep (Concept map) Kalor Memerlukan kalor Memerlukankalor ASAS BLACK kalor padat Melepaskan kalor cair Melepaskan kalor gas Mengubah wujud zat KALOR Mengubah wujud zat.. Bergantung

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 9. KALOR DAN PERPINDAHANNYALatihan Soal 9.3

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 9. KALOR DAN PERPINDAHANNYALatihan Soal 9.3 1. Perhatikan pernyataan berikut! SMP kelas 9 - FISIKA BAB 9. KALOR DAN PERPINDAHANNYALatihan Soal 9.3 1. Angin laut terjadi pada siang hari, karena udara di darat lebih panas daripada di laut. 2. Sinar

Lebih terperinci

KALOR. system yang lain; ini merupakan dasar kalorimetri, yang merupakan pengukuran kuantitatif pertukaran kalor.

KALOR. system yang lain; ini merupakan dasar kalorimetri, yang merupakan pengukuran kuantitatif pertukaran kalor. 59 60 system yang lain; ini merupakan dasar kalorimetri, yang merupakan pengukuran kuantitati pertukaran kalor. KALOR. Energi termal, atau energi dalam, U, mengacu pada energi total semua molekul pada

Lebih terperinci

Suhu dan Kalor / Fisika Kelas XI SMKN 3 Singaraja 1 BAB I PENDAHULUAN. A. Deskripsi

Suhu dan Kalor / Fisika Kelas XI SMKN 3 Singaraja 1 BAB I PENDAHULUAN. A. Deskripsi BAB I PENDAHULUAN A. Deskripsi Modul siswa tentang Suhu dan Kalor ini terdiri atas 4 bagian proses pembelajaran yang meliputi 4 kompetensi dasar, yaitu: 1. Memahami konsep suhu dan kalor, yang terdiri

Lebih terperinci

MATERI SUHU DAN KALOR

MATERI SUHU DAN KALOR MATERI SUHU DAN KALOR A. SUHU 1. Pengertian Suhu Suhu adalah suatu besaran yang menyatakan ukuran derajat panas atau dinginnya suatu benda. Untuk mengetahui dengan pasti dingin atau panasnya suatu benda,

Lebih terperinci

ENERGI TERMAL. benda padat, sehingga berbentuk padat. Parikel-partikel tersebut bergerak maju dan. Gambar 1.

ENERGI TERMAL. benda padat, sehingga berbentuk padat. Parikel-partikel tersebut bergerak maju dan. Gambar 1. ENERGI TERMAL Meskipun pengaruh panasnya api telah diketahui sejak zaman prasejarah, tetapi baru pada awal abad ke-18 para ilmuwan mengetahui dan memahami bagaimana sebuah benda panas dibedakan dengan

Lebih terperinci

Jika benda A dan B secara terpisah berada dalam kesetimbangan termal dengan benda ketiga C, maka A dan B dalam kesetimbangan termal satu sama lain

Jika benda A dan B secara terpisah berada dalam kesetimbangan termal dengan benda ketiga C, maka A dan B dalam kesetimbangan termal satu sama lain Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini (minggu 5) Kalor dan Hukum Termodinamika Kalor Hukum Ke Nol Termodinamika Jika benda A dan B secara terpisah berada dalam kesetimbangan termal dengan benda ketiga C,

Lebih terperinci

SILABUS. - Mengidentifikasikan besaran-besaran fisika dalam kehidupan sehari-hari lalu mengelompokkannya dalam besaran pokok dan turunan.

SILABUS. - Mengidentifikasikan besaran-besaran fisika dalam kehidupan sehari-hari lalu mengelompokkannya dalam besaran pokok dan turunan. Sekolah : SMP... Kelas : VII (Tujuh) Semester : 1 (Satu) Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam SILABUS Standar Kompetensi : 1. Memahami ilmiah untuk mempelajari benda-benda alam dengan menggunakan peralatan

Lebih terperinci

BBM 6 SUHU DAN KALOR PENDAHULUAN

BBM 6 SUHU DAN KALOR PENDAHULUAN BBM 6 SUHU DAN KALOR PENDAHULUAN Bahan Belajar Mandiri (BBM) ini merupakan BBM keenam dari mata kuliah Konsep Dasar Fisika untuk SD yang membahas mengenai suhu dan kalor. Dalam keseharian, kita sering

Lebih terperinci

Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini. Kalor dan Hukum Termodinamika

Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini. Kalor dan Hukum Termodinamika Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini Kalor dan Hukum Termodinamika Kalor Hukum Ke Nol Termodinamika Jika benda A dan B secara terpisah berada dalam kesetimbangan termal dengan benda ketiga C, maka A dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN C = (1) Panas jenis adalah kapasitas panas bahan tiap satuan massanya, yaitu : c = (2)

BAB I PENDAHULUAN C = (1) Panas jenis adalah kapasitas panas bahan tiap satuan massanya, yaitu : c = (2) 1 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tujuan Tujuan dari praktikum ini yaitu; Mengamati dan memahami proses perubahan energi listrik menjadi kalor. Menghitung faktor konversi energi listrik menjadi kalor. 1.2 Dasar

Lebih terperinci

BUKU SISWA (BS-01) SUHU DAN PEMUAIAN Pengertian Suhu. Pemuaian

BUKU SISWA (BS-01) SUHU DAN PEMUAIAN Pengertian Suhu. Pemuaian BUKU SISWA (BS-01) SUHU DAN PEMUAIAN Pengertian Suhu Dalam kehidupan sehari-hari, suhu merupakan ukuran mengenai panas atau dinginnya suatu zat atau benda. Oven yang panas dikatakan bersuhu tinggi, sedangkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Model Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif pertama kali muncul dari para filosofis di awal abad masehi yang mengemukakan bahwa dalam belajar seseorang harus memiliki

Lebih terperinci

DINAS PENDIDIKAN SMP NEGERI 3 LAWANG SOAL ULANGAN SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2008/2009

DINAS PENDIDIKAN SMP NEGERI 3 LAWANG SOAL ULANGAN SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2008/2009 DINAS PENDIDIKAN SMP NEGERI 3 LAWANG SOAL ULANGAN SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2008/2009 Mata Pelajaran : IPA Kelas : VII (Tujuh) Hari, tanggal : Kamis, 8 Januari 2009 Waktu : 90 menit PETUNJUK UMUM:

Lebih terperinci

LATIHAN ULANGAN SEMESTER

LATIHAN ULANGAN SEMESTER LATIHAN ULANGAN SEMESTER A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang paling benar! 1. Besaran pokok beserta Satuan Internasional yang benar adalah. a. massa ons b. panjang

Lebih terperinci

BAB VII K A L O R dan PERPINDAHANNYA

BAB VII K A L O R dan PERPINDAHANNYA Drs. Pristiadi Utomo, M.Pd. FISIKA KELAS X Drs. Pristiadi Utomo, M.Pd. BAB VII K A L O R dan PERPINDAHANNYA Kamu tentu sudah menyadari bahwa sumber panas yang uatama di dunia ini adalah matahari. Energi

Lebih terperinci

KALOR. hogasaragih.wordpress.com

KALOR. hogasaragih.wordpress.com KALOR Ketika satu ketel air dingin diletakkan di atas kompor, temperatur air akan naik. Kita katakan bahwa kalor mengalir dari kompor ke air yang dingin. Ketika dua benda yang temperaturnya berbeda diletakkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai pengertian-pengertian, sikapsikap,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai pengertian-pengertian, sikapsikap, BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Tinjauan Hasil Belajar Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai pengertian-pengertian, sikapsikap, aperesiasi dan keterampilan. Merujuk pemikiran

Lebih terperinci

PENGUKURAN KONDUKTIVITAS TERMAL

PENGUKURAN KONDUKTIVITAS TERMAL PENGUKURAN KONDUKTIVITAS TERMAL A. TUJUAN 1. Mengukur konduktivitas termal pada isolator plastisin B. ALAT DAN BAHAN Peralatan yang digunakan dalam kegiatan pengukuran dapat diperhatikan pada gambar 1.

Lebih terperinci

MODUL FISIKA SMA Kelas 10

MODUL FISIKA SMA Kelas 10 A. Pengertian Suhu Suhu adalah derajat panas suatu benda atau kuantitas panas suatu benda. Alat untuk mengukur suhu disebut termometer. Termometer berupa pipa kapiler yang terbuat dan kaca dan berisi raksa

Lebih terperinci

C. H = K x L x atau H = K x L x. E. H = Q x A x atau H = Q x A x

C. H = K x L x atau H = K x L x. E. H = Q x A x atau H = Q x A x 1. Jika temperatur dari sebuah benda naik, kemungkinan besar benda tersebut akan mengalami pemuaian. Misalnya, sebuah benda yang memiliki panjang L 0 pada temperatur T akan mengalami pemuaian panjang sebesar

Lebih terperinci

HIDROSTATIS. 05. EBTANAS Sebongkah es terapung di laut terlihat seperti gambar

HIDROSTATIS. 05. EBTANAS Sebongkah es terapung di laut terlihat seperti gambar HIDROSTATIS 05. EBTANAS-02-09 Sebongkah es terapung di laut terlihat seperti gambar Gunung es 01. EBTANAS-93-05 Di dalam tabung gelas terdapat minyak setinggi 20 cm. Dengan mengabaikan tekanan udara luar,

Lebih terperinci

Silabus. - Mengidentifikasikan besaran-besaran fisika dalam kehidupan sehari-hari lalu mengelompokkannya dalam besaran pokok dan turunan.

Silabus. - Mengidentifikasikan besaran-besaran fisika dalam kehidupan sehari-hari lalu mengelompokkannya dalam besaran pokok dan turunan. Sekolah : SMP... Kelas : VII (Tujuh) Mata Pelajaran : IPA Fisika Silabus Standar Kompetensi : 1. Memahami prosedur ilmiah untuk mempelajari benda-benda alam dengan menggunakan peralatan 1.1 Mendeskripsikan

Lebih terperinci

SMP kelas 7 - FISIKA BAB 4. Kalor dan PerpindahannyaLatihan Soal 4.3

SMP kelas 7 - FISIKA BAB 4. Kalor dan PerpindahannyaLatihan Soal 4.3 SMP kelas 7 - FISIKA BAB 4. Kalor dan PerpindahannyaLatihan Soal 4.3 1. Perhatikan peristiwa berikut! 1) Kapur barus pewangi pakaian didalam lemari makin lama makin kecil. 2) Timbulnya butir-butir air

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dirinya serta mengembangkan kualitas sumber daya manusia beriman dan

BAB I PENDAHULUAN. dirinya serta mengembangkan kualitas sumber daya manusia beriman dan 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting dan mendasar dalam menjalani kehidupan, karena pendidikan adalah suatu aktivitas untuk mengembangkan aspek

Lebih terperinci

SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT KAB/KOTA Waktu: 120 menit. Laju (m/s)

SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT KAB/KOTA Waktu: 120 menit. Laju (m/s) SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT KAB/KOTA Waktu: 120 menit A. SOAL PILIHAN GANDA Petunjuk: Pilih satu jawaban yang paling benar. 1. Sebuah mobil bergerak lurus dengan laju ditunjukkan oleh grafik di samping.

Lebih terperinci

BAB III ZAT DAN WUJUDNYA

BAB III ZAT DAN WUJUDNYA BAB III ZAT DAN WUJUDNYA 1. Apa yang dimaksud dengan massa jenis suatu zat? 2. Mengapa massa jenis dapat dipakai sebagai salah satu ciri dari suatu zat? 3. Apa perbedaan zat padat, cair dan gas? 4. Bagaimana

Lebih terperinci

ΔL = ΔT. α. L 1. ΔA = ΔT. β. A 1 PEMUAIAN

ΔL = ΔT. α. L 1. ΔA = ΔT. β. A 1 PEMUAIAN PEMUAIAN Pengertian Pemuaian Pada pembicaraan tentang suhu pernah dibicarakan bahwa suhu mempengaruhi gerak partikel suatu benda. Benda yang bersuhu tinggi gerak partikelnya lebih cepat dari pada benda

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peneliti yang menggunakan model pembelajaran berpikir induktif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peneliti yang menggunakan model pembelajaran berpikir induktif 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Peneliti yang menggunakan model pembelajaran berpikir induktif telah dilakukan orang lain pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sigit Hermawan

Lebih terperinci

FISIKA TERMAL Bagian I

FISIKA TERMAL Bagian I FISIKA TERMAL Bagian I Temperatur Temperatur adalah sifat fisik dari materi yang secara kuantitatif menyatakan tingkat panas atau dingin. Alat yang digunakan untuk mengukur temperatur adalah termometer.

Lebih terperinci

3. Untuk menghitung TARA KALOR LISTRIK digunakan persamaan H t (T a T m ) = a I 2 R t Dimana Tara kalor listrik = 1/a

3. Untuk menghitung TARA KALOR LISTRIK digunakan persamaan H t (T a T m ) = a I 2 R t Dimana Tara kalor listrik = 1/a HUKUM JOULE I. TEORI James Prescott Joule (1818-1889) ialah seorang ilmuwan Inggris yang merumuskan Hukum Kekekalan, yaitu "Energi tidak dapat diciptakan ataupun dimusnahkan." Ia adalah seorang ilmuwan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. belajar siswa mengalami peningkatan dari 60% menjadi 65,79%. Ini

BAB II KAJIAN PUSTAKA. belajar siswa mengalami peningkatan dari 60% menjadi 65,79%. Ini 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Penelitian sebelumnya tentang penerapan metode eksperimen dalam pembelajaran fisika untuk meningkatkan keterampilan proses sains pada pokok bahasan gerak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENDAHULUAN Pengeringan (drying) adalah pemisahan sejumlah air dari suatu benda atau objek yang didalamnya terdapat kandungan air, sehingga benda atau objek tersebut kandungan

Lebih terperinci

SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT PROVINSI Waktu: 180 menit Soal terdiri dari 30 nomor pilihan ganda, 10 nomor isian dan 2 soal essay

SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT PROVINSI Waktu: 180 menit Soal terdiri dari 30 nomor pilihan ganda, 10 nomor isian dan 2 soal essay SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT PROVINSI Waktu: 180 menit Soal terdiri dari 30 nomor pilihan ganda, 10 nomor isian dan 2 soal essay A. PILIHAN GANDA Petunjuk: Pilih satu jawaban yang paling benar. 1. Grafik

Lebih terperinci

Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini. Suhu dan Kalor

Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini. Suhu dan Kalor Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini Suhu dan Kalor RIVIEW Keadaan/Wujud Zat ES (H 2 O Padat) AIR (H 2 O Cair) UAP (H 2 O Gas) Secara mikroskopis, apa perbedaan ketiga jenis keadaan/wujud zat tersebut?

Lebih terperinci

TEMPERATUR MAKALAH FISIKA DASAR 2

TEMPERATUR MAKALAH FISIKA DASAR 2 TEMPERATUR Dosen : Syafa at Ariful Huda, M.Pd MAKALAH FISIKA DASAR 2 Tugas Matakuliah Fisika Dasar 2 pada Program Strata1 ( S1) KUAT 20148300571 MUHAMMAD HENDRA 20148300572 Jurusan Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

Magic com, seperti tampak pada gambar di atas, memanfaatkan kalor SUHU DAN KALOR

Magic com, seperti tampak pada gambar di atas, memanfaatkan kalor SUHU DAN KALOR SUHU DAN KALOR 6 Magic com memiliki elemen pemanas yang mengubah energi listrik menjadi kalor. Sumber: Dokumen Penerbit, 2006 Magic com, seperti tampak pada gambar di atas, memanfaatkan kalor untuk menjaga

Lebih terperinci

Benda dan Sifatnya. Peta Konsep. Benda. Berdasarkan sifat daya hantar panasnya. Penggunaan benda yang bersifat konduktor dan isolator

Benda dan Sifatnya. Peta Konsep. Benda. Berdasarkan sifat daya hantar panasnya. Penggunaan benda yang bersifat konduktor dan isolator Bab V Benda dan Sifatnya Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini, kamu diharapkan mampu: - membandingkan sifat kemampuan menghantarkan panas dari berbagai benda, - menjelaskan alasan pemilihan

Lebih terperinci