BAB SUHU DAN KALOR. 7.1 Suhu dan Termometer

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB SUHU DAN KALOR. 7.1 Suhu dan Termometer"

Transkripsi

1 1 BAB SUHU DAN KALOR 7.1 Suhu dan Termometer Suhu didefinisikan sebagai ukuran atau derajat panas dinginnya suatu benda atau sistem. Pada hakikatnya suhu adalah ukuran energi kinetik rata-rata yang dimiliki oleh molekulmolekul suatu benda. Dengan demikian suhu menggambarkan bagaimana gerakan molekulmolekul benda. Sebagai contoh ketika kita memanaskan sebatang besi, besi akan memuai, dan beberapa sifat fisik benda tersebut akan berubah. Sifat-sifat benda yang bisa berubah akibat adanya perubahan suhu disebut sifat termometrik. Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur sebuah benda. Dari sifat termometrik tersebut, termometer dibuat Beberapa Jenis Termometer Jangkauan ukur Termometer (0C) Karakteristik Air raksa dalam pipa -39 s/d 500 Sederhana, murah, portabel, langsung bisa dibaca. Gas volume konstan -270 s/d 1500 Hambatan platina -200 s/d 1200 Termokopel -250 s/d 1500 Pyrometer di atas 1000 Jangkauan sangat lebar, sangat teliti, sangat peka tetapi berukuran cukup besar, lambat reaksinya dan tidak bisa langsung dibaca, digunakan untuk mengkalibrasi termometer-termometer yang lain. Jangkauan lebar, sangat akurat tetapi tidak cocok untuk perubahan suhu yang tiba-tiba karena kapasitas panasnya yang sangat besar. Cocok untuk suhu rendah yang konstan. Jangkauan sangat lebar, cukup akurat, kuat, dan kompak, banyak digunakan dalam industri untuk perubahan suhu yang cepat. Tanpa kontak langsung dengan benda yang diukur, cocok digunakan untuk mengukur suhu benda yang sangat tinggi.

2 Skala-skala Termometer Pembuatan skala termometer memerlukan dua titik referensi, yaitu titik beku dan titik didih atau sering disebut titik tetap atas dan titik tetap bawah. Terdapat tiga macam skala yang biasa digunakan dalam pengukuran suhu, yaitu skala Celsius, skala Fahrenheit, dan skala Kelvin. Skala Fahrenheit didasarkan pada titik beku 32 0 F dan titik didih F. Satu derajat Fahrenheit menunjukkan 1 / 180 kali perubahan suhu antara titik beku dan titik didih. Skala Celsius didasarkan pada titik beku 0 0 C dan titik didih C. Satu derajat Celsius menunjukkan 1 / 100 kali perubahan suhu antara titik beku dan titik didih. Skala Kelvin didasarkan pada suhu terendah yang mungkin C. Biasanya skala Kelvin disebut skala mutlak (absolut) atau skala termodinamik. Satuan ini digunakan sebagai satuan SI. Mengubah satuan suhu dari skala Celsius ke skala Kelvin...(7.1) 1 0 C : 1 0 F = 1 / 100 : 1 / 180 atau 1 0 C :1 0 F = 9:5...(7.2) K= C Berdasarkan perbandingan di atas dilakukan rumus konversi Celsius dan Fahrenheit. C = 5 / 9 (F 32)...(7.3) F = 9 / 5 C + 32 Di samping tiga skala suhu di atas, ada skala lain yang masih juga digunakan, yaitu skala Reamur ( 0 R). Pada skala ini air membeku 0 0 R dan mendidih pada 80 0 R. Konversi dari Celsius dan Fahrenheit ke Reamur adalah 7.2 Pemuaian C = 5 / 4 R dan F = 9 / 4 R + 32 Ketika suatu benda dipanaskan, gerakan molekulnya semakin cepat, yang menyebabkan pergeserannya semakin besar, jarak antarmolekul menjadi bertambah sehingga terjadilah peristiwa yang disebut pemuaian.

3 Pemuaian Zat Padat Jika kita melakukan sebuah percobaan memanaskan sebuah kawat yang panjangnya L o, akan dapatkan bahwa pertambahan panjang akibat pemuaian L berbanding lurus dengan pertambahan suhu T. Sudah barang tentu juga pertambahan ini berbanding lurus dengan panjang L o. Yang artinya untuk pertambahan suhu yang sama, sebuah batang besi 6 m akan bertambah panjang 3 kali dari pertambahan panjang batang besi 2 m. Secara matematis kita bisa menuliskan ( ) L = L 0 T dimana merupakan suatu konstanta yang disebut koefisien muai panjang. Tabel 7.2 berikut menunjukkan koefisien muai panjang beberapa bahan. Bahan Koefesien muai panjang (K -1 ) Besi Tembaga Alumunium Timah Hitam Platina Kuningan Seng Intan Kaca Beton 0, , , , , , , , , , Jika batang besi yang kita panaskan memiliki luas penampang A 0, dimana luas penampang ini berubah setelah adanya perubahan suhu T. Kita misalkan jari-jari awal penampang kawat sama dengan R 0. sesuai dengan persamaan (7.14), panjang R dapat dihitung sebagai R = R 0 + R = R 0 + R 0 T R = R 0 (1 + T) Luas penampang mula-mula adalah A 0 = R 2, sedangkan luas penampang setelah memuai sama dengan: A = R 2 = R (1 + T) 2 = A 0 (1 + T) 2 = A 0 (1 + 2 T + 2 T 2 ) Karena nilai relatif kecil, maka nilai 2 T 2 dapat kita abaikan, sehingga diperoleh pendekatan A = A 0 (1 + 2T) Kita lihat disini bahwa pertambahan luas A adalah sebesar A = 2A 0 T Bila 2 kita sebut sebagai, yaitu koefesien muai luas bahan, akan didapatkan (..7.6) di mana = 2. A = A 0 T

4 4 Sekarang kita tinjau bagaimana pertambahan volume suatu benda akibat pemuaian. Pada contoh batang besi yang kita analisis, batang besi yang panjang mula-mulanya L o menjadi L = L o (1 + 2 T). Kita tahu bahwa volume V sama dengan panjang kali luas penampang. Dengan demikian V = A L = A 0 (1 + 2 T) L o (1 + T) = A 0 L o (1 + 2 T) (1 + T) Volume awal V 0 sama dengan A 0 L o, sehingga V = V 0 (1 + T + 2 T T 2 ) Jika kita mengabaikan suku 2 2 T 2 karena nilai yang kecil, akan kita peroleh (...7.7) Kita lihat disini bahwa pertambahan volume V adalah sebesar V= 3 V 0 T Bila 3 kita sebut sebagai, yaitu koefisien muai volume bahan, akan kita dapatkan (...7.8) Di mana = 3. V = V 0 (1 + 3T) V= V 0 T Dari uraian tentang pemuaian ini, dapat kita rangkum persamaan-persamaan untuk pemuaian panjang, luas, dan volume, sebagai berikut Pemuaian Panjang : L = L 0 (1+ T) di mana = konstanta Pemuaian Luas : A = A 0 (1 +T) di mana = 2 Pemuaian Volume : V = V 0 (1 + T)di mana = 3 Pemuaian yang merugikan dan cara mengatasinya Pemuaian yang merugikan karena perubahan suhu akibat panas sinar matahari dan dinginnya udara di malam hari memungkinkan para perancang konstruksi untuk memberi ruang muai lebih yang sebelumnya harus benar-benar diperhitungkan. Pada gambar 7.6, pemuaian pada sebuah jalan raya dimana beton pembatas jalan memuai dan retak ketika temperatur udara sangat tinggi. Ini sebabnya lebih baik untuk menggunakan pembatas jalan yang terputus-putus.

5 5 Pada gambar 7.7(a) ditunjukkan terbengkoknya rel kereta api akibat pemuaian yang sangat merugikan dan membahayakan. Maka untuk mengatasinya, pada sambungan dua buah rel tersebut harus diberikan celah untuk memuai pada siang hari yang terik. (7.7 (b)). Jembatan-jembatan yang rangkanya terbuat dari baja, juga bisa memuai bila hari panas, dan ini bisa menyebabkan runtuh. Untuk menghindarinya kedua ujung jembatan diberikan ruang untuk mengantisipasi pemuaian, seperti gambar 7.8. Pada gambar 7.9 ditunjukkan model sambungan pada sebuah trotoar yang memungkinkan trotoar tersebut memuai dengan bebas tanpa merusakkannya. Pemuaian yang menguntungkan Pemuaian bisa dimanfaatkan misalnya untuk memasang roda logam (besi) pada sebuah lokomotif. Untuk menghasilkan suatu ban baja yang bisa menempel kuat pada roda, diameter dalam ban baja dibuat sedikit lebih kecil daripada diameter luar roda. Ban baja kemudian dipanaskan sehingga memuai dan diameternya menjadi lebih besar dari diameter roda. Dengan demikian, ban baja bisa dipasang pada roda. Ketika ban baja ini dingin, ia mengerut sehingga pasangan ban baja ini sangat kuat. Pada pengelingan logam atau papan besar yang terdapat pada kapal-kapal kontainer yang besar, kuatnya pengelingan sangat diperlukan. Paku keling, sebelum digunakan dipanaskan dulu sampai membara. Selanjutnya, paku keling ini dipukul dengan kuat hingga rata dengan permukaan papan. Ketika mendingin, paku keling menyusut dan menarik dengan kuat sambungan dua papan yang disambung.

6 6 Ketika dua lempeng logam yang berbeda, misalnya besi dan kuningan, digabungkan dengan menempelkannya dengan kuat, kemudian dipanaskan, akan kita dapatkan bahwa gabungan ini melengkung. Ini terjadi karena salah satu logam memuai lebih besar dibandingkan yang lain. Gabungan dua logam seperti ini disebut lempeng bimetalik. Cukup banyak peralatan di sekitar kita yang menggunakan lempeng bimetalik, seperti termostat listrik, sakelar otomatis (digunakan pada alarm kebakaran), dan termometer bimetal, seperti yang ditunjukkan pada gambar Pemuaian Zat Cair Pada zat cair kita hanya mengenal pemuaian volume yang umumnya bertambah ketika suhunya dinaikkan. Karena molekulnya lebih bebas dibandingkan zat padat maka pemuaian zat cair juga lebih besar dibandingkan zat padat. Perhatikan gambar 7.14 yang menunjukkan sebuah bejana berisi zat cair. Mula mula ketinggian zat cair adalah A. Jika kita panaskan ketinggian permukaan zat cair akan turun ke B, kemudian naik ke C. Penurunan permukaan dari A ke B bukan disebabkan oleh penyusutan zat cair,tetapi akibat pemuaian yang dialami bejana sehingga volumenya bertambah. Ketika zat cair telah menjadi panas, permukaan zat cair akan naik ke C akibat pemuaian zat cair yang lebih besar dari pemuaian yang tampak adalah kenaikan ketinggian permukaan dari A ke C. Pemuaian nyata = pemuaian tampak + pemuaian bejana. Dengan demikian, bila tampak adalah koefisien muai volume tampak dari zat cair. Dan bejana adalah koefisien muai volume bejana, dapat kita tuliskan koefisien muai nyata sebagai = bejana + tampak

7 Variasi masa jenis terhadap suhu Sesuai dengan persamaan (7.8), bila volume zat cair adalah V 0, volume akhirnya V, maka perubahan suhu sebesar T menyebabkan perubahan volume : V = V - V 0 yang sama dengan V = V - V 0 = V 0 T V = V 0 (1 + T) Kita tahu bahwa ketika suhunya naik, volume zat cair bertambah, sementara massanya tetap. Akibatnya, ketika suhu zat cair bertambah, massa zat cair berkurang. Bila massa jenis zat cair mula-mula 0, maka m 0 = V 0 dimana m adalah massa zat cair. Ketika volumenya berubah menjadi V, massa jenis zat cair juga berubah menjadi, di mana ( ) Anomali air m m = V = V 0 (1 + T) ρ 0 ρ = (1 + γ T ) Air memiliki suatu keistimewaan, ketika didinginkan, air menyusut sampai 4 0 C,jika didinginkan lagi, air justru memuai, sampai suhunya mencapai 0 0 C. Pada suhu 0 0 C, air berubah bentuk menjadi es, yang volumenya lebih besar. Jika es ini didinginkan lagi, ia akan menyusut seperti layaknya zat-zat lain. Sifat air ini yang disebut anomali air. 7 Aplikasi anomali air di dasar danau Suhu turun, permukaan air pada sebuah danau menjadi lebih dingin, akibatnya air permukaan ini tenggelam karena massa jenisnya lebih besar. Secara perlahan-lahan, air yang turun ini akan mencapai suhu 4 0 C. Ketika permukaan air didinginkan kembali, ia tetap berada di permukaan air karena massa jenisnya lebih kecil daripada air yang dibawahnya. Akibatnya, air di permukaan ini membeku, dan terbentuklah lapisan es di permukaan danau, sementara air di bawahnya tetap cair. Inilah sebabnya tanaman dan hewan air tetap bisa hidup dalam kondisi ini. Jika air berperilaku seperti zat-zat lain, maka yang pertama kali membeku adalah dasar danau, dan ini menutup kemungkinan bagi hewan air untuk hidup.

8 Pemuaian Zat Gas Seperti halnya zat padat dan zat cair, gas juga memuai jika dipanaskan dan menyusut ketika didinginkan. Namun, volume gas bertambah lebih banyak yang dipengaruhi oleh tekanannya. Ada 3 hukum tentang gas yang berkaitan dengan pemuaian gas, yaitu hukum Boyle, hukum Charles atau hukum Gay-Lussac, dan hukum tekanan. Hukum Boyle Hukum Boyle merupakan hukum yang menghubungkan volume dengan tekanan gas pada suhu yang konstan. Meskipun suhunya konstan, volume gas bisa berubah karena adanya perubahan tekanan. Perhatikan gambar 7.17(a) yang menunjukkan percobaan yang dilakukan Boyle. Ketika ujung terbuka kita set berada di atas tabung tertutup, selisih ketinggian permukaan raksa kita sebut sebaga h. Ketika tabung terbuka kita turunkan sampai di bawah tabung tertutup, nilai h negatif. Jika tekanan atmosfer kita sebut sebagai gh, besar tekanan udara pada tabung tertutup sama dengan p = g(h + h) di mana g adalah percepatan gravitasi dan adalah massa jenis raksa. Jika A adalah luas penampang tabung, volume udara yang ada dalam tabung tertutup adalah V = la Dari hasil percobaan Boyle, didapatkan bahwa grafik (H + h) versus 1 / l merupakan suatu garis lurus sehingga (H + h) l = konstan Karena g,, dan A memiliki nilai konstan, maka p 1 / V atau pv = konstan Persamaan (7.11) inilah yang disebut hukum Boyle, yang jika dinyatakan dengan kata-kata adalah : tekanan suatu massa tertentu gas pada suhu konstan berbanding terbalik dengan

9 volumenya, atau pv = konstan. Misalkan pada suhu konstan, sejumlah gas memiliki volume V1 dan tekanan p1. Jika kita panaskan gas ini hingga tekanannya menjadi p2, maka berlaku hukum Boyle 9 p 1 V 1 = p 2 V 2 Dimana V 2 adalah volume akhirnya. Hukum Charles atau Hukum Gay Lussac Seorang fisikawan Prancis Jacques Charles menemukan persamaan yang menghubungkan antara volume dan suhu gas pada tekanan konstan yang dikenal sebagai hukum Charles atau hukum Gay Lussac, dituliskan V T Yang artinya pada tekanan konstan, volume gas V sebanding dengan suhu T. ( ) V = T kons tan Misalkan pada tekanan konstan, sejumlah gas memiliki volume V 1 dan suhu T 1. jika kita panaskan gas ini hingga suhunya menjadi T 2, sementara tekanannya kita pertahankan tetap, berlaku hukum Charles: V 1 V 2 T 1 = T 2 di mana V 2 adalah volume akhirnya. Hukum Tekanan Jika volume gas kita pertahankan tetap, sementara suhu dan tekanan gas dibiarkan berubah, maka pada volume konstan diperoleh hubungan yang mirip dengan kasus pada hukum Charles. Pada suhu konstan, tekanan suatu massa gas tertentu sebanding dengan suhunya. P T atau ( ) P = T kons tan Persamaan ini disebut sebagai hukum tekanan. Misalkan pada volume konstan, sejumlah gas memiliki tekanan p 1 dan suhu T 1. Jika kita panaskan gas ini sampai suhunya menjadi T 2 dan volumenya dijaga tetap, berlaku hukum tekanan P 1 P 2 T 1 = T 2 Di mana P 2 adalah tekanan akhirnya.

10 10 Persamaan Gas Ideal Gas ideal adalah gas yang tidak memiliki kecenderungan mencair, bagaimanapun rendahnya suhu gas. Gas ideal merupakan suatu model untuk memudahkan kita memahami sifat-sifat gas. Gas ideal memenuhi hukum-hukum gas yang telah dibahas, yaitu: Hukum Boyle : pv = konstan atau p 1 V 1 = p 2 V 2 V V 1 V 2 Hukum Charles : T = konstan atau T 1 = T 2 p p 1 p 2 Hukum tekanan : T = konstan atau T 1 = T 2 Jika ketiga persamaan di atas kita gabung, akan kita peroleh suatu persamaan umum, yang disebut persamaan gas. Dengan mengalikan ketiga persamaan di atas diperoleh: V 1 p 1 V 2 p 2 (p 1 V 1 ) T 1 T 1 = (p 2 V 2 ) T 2 T 2 p V 1 p V 2 T 1 2 = T 2 Akhirnya dapat kita tuliskan ( ) PV 1 T 1 1 P2V = T 2 2 PV atau T = kons tan Yang disebut persamaan gas ideal dan dinyatakan dalam suhu absolut (Kelvin). 7.3 Kalor Pada abad 18 sampai 19, kalor diyakini sebagai suatu fluida yang disebut kalorik, yang bisa berpindah dari satu benda ke benda lain, yaitu dari panas ke dingin.dua buah benda yang suhunya berbeda disentuhkan satu sama lain, maka kedua benda akan mencapai suhu yang sama. Keadaan ini dinamakan kesetimbangan termal. Pada tahun 1760, Joseph Black membedakan pengertian kalor dan suhu dimana suhu adalah sesuatu yang diukur pada termometer, dan kalor adalah sesuatu yang mengalir (fluida) dari benda panas ke benda yang dingin dalam rangka mencapai kesetimbangan termal. Tahun 1798 seorang ilmuwan Amerika, Benjamin Thompson menyangsikan definisi kalor sebagai fluida kalorik. Ia mengamati kalor yang dihasilkan pada meriam. Ia menyimpulkan, kalor bukanlah fluida tetapi kalor dihasilkan oleh usaha yang dilakukan oleh kerja mekanis (misal gesekan). Satu kalori didefinisikan sebagai banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu air sebesar 1 0 C. Percobaan Joule Melanjuti dari percobaan Thompson, James Prescot Joule melakukan percobaan menghitung jumlah energi mekanik yang ekivalen dengan kalor sebanyak 1 kalori. Tampak pada gambar 7.18.

11 11 Ketika massa m bergerak turun dengan kecepatan konstan, kawat yang ditariknya menyebabkan pengaduk berputar. Karena massa bergerak dengan kecepatan konstan, berarti tidak ada perubahan energi kinetik, tetapi terjadi penurunan energi potensial. Penurunan ini menghasilkan energi kalor pada air, yang diukur berdasarkan kenaikan suhu air. Berdasarkan teori bahwa energi potensial yang hilang sama dengan energi kalor yang muncul, diperoleh nilai tara mekanik kalor, yaitu ekivaslensi energi mekanik dengan energi kalor. 1 kalori = 4,184 joule Kalor Jenis dan Kapasitas Kalor Jika sejumlah kalor Q menghasilkan perubahan suhu sebesar T, kapasitas kalor C didefinisikan sebagai ( ) Q C = T Dalam satuan SI, satuan kapasitas kalor adalah J/K. Banyaknya kalor yang diperlkan untuk menghasilkan perubahan suhu T ternyata sebanding dengan massa benda m dan perubahan suhunya. Disamping itu, banyaknya kalor juga tergantung pada jenis benda yang dipanaskan atau didinginkan.( ) Q = mct Dimana besaran c disebut kalor jenis benda. Kalor jenis benda merupakan karakteristik termal suatu benda. Berdasarkan persamaan (7.16), tampak bahwa kalor jenis sama dengan kapasitas kalor per satuan massa, sehingga satuan SI-nya adalah J/kg.K. ( ) c = C M Jika banyaknya massa benda tidak dinyatakan dalam kilogram, tetapi dalam satuan molar n, kalor jenis yang dihitung disebut kalor jenis molar c m, sehingga berlaku Q = nc m T

12 12 Kalor jenis molar dinyatakan dalam satuan J/mol.K. Tabel 7.3 Kalor jenis bahan (pada 200C.1 atm) Bahan c (J/kg.k) c m (J/mol.K) Alumunium Tembaga Emas Baja/besi Timah Raksa Air Es (-10 0 C) ,3 24,4 25,6 25,0 26,8 28,0 75,4 38,0 Hukum Kekekalan Energi Kalor Misalkan benda yang akan diukur kalor jenisnya bermassa m 1, dan memiliki suhu awal T 1. suatu zat cair yang bermassa m 2 yang suhu awalnya T 2 ditempatkan dalam sebuah gelas, dan ditempatkan dalam suatu sistem tertutup, yang disebut kalorimeter. Benda m 1 dicelupkan ke dalam zat cair, dan suhu campuran T f keduanya dicatat. Karena kalorimeter merupakan suatu sistem yang tertutup, tidak ada kalor yang keluar dan masuk dari yang ke dalam sistem ini. Banyaknya kalor yang diserap oleh benda yang dingin (dalam hal ini benda m 1 ) Q 1 sama dengan banyaknya kalor yang dilepas oleh benda yang panas (zat cair) Q 2. dengan demikian diperoleh bahwa : ( ) Q lepas = Q terima atau = Q 1 = Q 2 Persamaan ini disebut hukum kekekalan energi kalor, atau asas Black yang menyatakan bahwa kalor yang diterima sama dengan kalor yang dilepaskan. Bila dinyatakan dalam massa m, kalor jenis c, dan perubahan suhu T, Persamaan (7.19) bisa ditulis sebagai m 2 c 2 T 2 = m 1 c 1 T 1 m 2 c 2 (T 2 T 1 ) = m 1 c 1 (T f -T 1 ) 7.4 Kalor Laten dan Perubahan Wujud Melebur adalah perubahan wujud dari padat menjadi cair. Suhu di mana zat mengalami peleburan disebut titik lebur. Membeku adalah perubahan wujud dari cair menjadi padat. Suhu di mana zat mengalami pembekuan disebut titik beku. Sejumlah kalor yang dilepaskan atau diserap pada saat melebur atau membeku, tetapi tidak digunakan untuk menaikkan atau menurunkan suhu disebut kalor laten (L).

13 Sesuai dengan teori kinetik, saat melebur kecepatan getaran molekul bernilai maksimum sehingga molekul dapat melepakan diri dari ikatannya dan zat padat berubah menjadi zat cair. Gambar 7.19 menunjukkan grafik dari sebongkah es pada suhu C yang dipanaskan pada daerah II dan IV pada grafik. Kalor yang ditambahkan tidak diikuti dengan kenaikkan suhu. Pada daerah II, energi kalor digunakan untuk memutuskan ikatan antar molekul es sehingga es melebur. Pada daerah IV, kalor yang ditambahkan diserap oleh molekul air yang sedang menguap. Dalam kedua daerah ini sejumlah kalor laten diperlukan. Kalor laten untuk melebur disebut kalor lebur L l, sedangkan kalor laten untuk menguap disebut kalor uap L u. Pada peristiwa membeku dan mengembun, kalor laten yang diperlukan disebut kalor beku L b dan kalor embun L e. Secara umum, kalor laten adalah banyaknya kalor yang diperlukan oleh suatu zat untuk berubah wujud per satuan massa zat. Misalnya kalor lebur es 80 kal/g berarti bahwa untuk melebur 8 g es menjadi air seluruhnya diperlukan kalor sebanyak 80 kalori. Banyaknya kalor yang diperlukan dalam proses perubahan wujud Q, sama dengan massa zat dikalikan kalor latennya. ( ) Q = ml 13 Sebagai contoh, untuk melebur 5 kg es menjadi air seluruhnya diperlukan kalor sebanyak Q = ml b = (5000 g) (80 kal/g) Q = kal = 400 kal. Pada proses sebaliknya, untuk mengubah air menjadi es dilepaskan kalor sebanyak 400 kkal. Menyublim Menyublim yaitu suatu peristiwaa perubahan wujud dari zat padat langsung menjadi uap tanpa melalui wujud cair. Es dipanaskan pada tekanan atmosfer yang rendah, yaitu dibawah 0, atm. Peristiwa menyublim ini dimanfaatkan dalam proses beku (freeze drying). Makanan dengan kandungan gizinya tetap, rasanya tetap dan tidak mudah membusuk karena kandungan airnya sudah ditiadakan. 7.5 Perpindahan Kalor Konduksi adalah perpindahan kalor melalui suatu benda akibat interaksi molekular. Gambar 7.20 menunjukkan logam pada keadaan kontak termal sebuah reservoir panas T panas (tandon kalor) dan sebuah reservoir dingin T dingin, yang dibalut dengan suatu bahan islator. Molekul-molekul dipindahkan melalui tumbukan kepada atom-atom pada ujung batang logam yang bersinggungan. Kemudian energi kalor berpindah ke reservoir dingin, dan berhenti sampai mencapai kesetimbangan termal. Kelajuan kalor berpindah secara konduksi sebanding dengan luas penampang batang atau medianya, selisih suhu antara kedua benda berbanding terbalik dengan panjang batang.

14 Misalkan jika jumlah kalor yang berpindah adalah Q, selang waktu t, luas batang A, dan panjang batang l, maka kelajuan perpindahan kalor Q / t dapat dituliskan sebagai ( ) 14 Q t = ka (Tpanas T dingin) l Di mana k adalah suatu kontanta yang disenut konduktivitas termal. Tabel 7.4 Konduktivitas termal bahan (W/m.K) Bahan Alumunium Tembaga Emas Besi Timah Kaca Kayu Beton Air Udara Oksigen Hidrogen k ,9 0,1 0,2 0,9 0,6 0,024 0,024 0,17 Konduktor adalah bahan yang mudah menghantarkan kalor sedangkan isolator adalah bahan yang sukar menghantarkan kalor. Konveksi Pada proses konveksi, molekul-molekul benda yang dipanaskan berpindah dari bagian fluida yang panas ke bagian yang dingin dan molekul-molekulnya tidak berpindah. Gambar 7.21 menunjukkan bejana yang diisi dengan air, ditaburkan dua atau tiga kristal potasium permangnat. Saat dipanaskan kristal natrium permangnat akan menimbulkan warna yang bergerak ke atas kemudian berputar kembali ke bawah. Suatu fluida sebanding dengan luas permukaan A benda yang bersentuhan dengan fluida dan selisih suhu antara fluida dengan benda T, dituliskan ( ) Q t = ha T

15 15 Di mana h disebut koefisien konveksi. Contoh konveksi lain seperti terjadinya angin darat dan angin laut dan ruangan dengan sebuah kipas angin. Pada angin laut terjadi karena udara panas di atas daratan naik karena massa jenisnya berkurang, dan udara dingin dari laut bertiup ke daratan. Demikian sebaliknya. Radiasi Radiasi merupakan suatu peristiwa di mana benda memancarkan panas dalam bentuk gelombang elekromagnetik. Benda yang secara sempurna mampu menyerap dan memancarkan semua radiasi gelombang elektromagnetik disebut benda hitam. Rumusan matematis kelajuan kalor yang diradiasikan dituliskan ( ) Q t = AT 4 Dimana disebut konstanta Stefan-Boltzmann dan A adalah luas permukaan. Persamaan (7.23) tersebut dikenal sebagai hukum Stefan-Boltzmann. Nilai konstanta Stefan-Boltzmann adalah = 5,67 x 10-8 W/m 2 K 4 Untuk sembarang benda yang bukan merupakan benda hitam, persamaan (7.23) dituliskan sebagai ( ) Q t = eat 4 Konstanta e disebut emisivitas benda, yang bernilai antara 0 sampai dengan 1. sebagai contoh aplikasi persamaan (7.24), seseorang yang memiliki suhu badab T 1, duduk di sebuah ruangan yang suhunya T 2. Energi kalor yang mengalir dapat dituliskan sebagai Q t = e (T 2 4 T 1 4 ) Contoh radiasi seperti api unggun, pendiangan rumah, termos dan rumah kaca. Gambar 7.25 menunjukkan termos yang terdiri dari sebuah tabung kaca ganda dimana ruang vakum di antara kedua dinding tabung mengurangi kehilangan atau mencegah masuknya kalor melalui konduksi dan konveksi. Untuk menghindari perpindahan kalor secara radiasi, dindingdinding termos tersebut dilapisi bahan berwarna putih keperak-perakan, sehingga dinding tidak banyak memancarkan dan menyerap kalor.

16 Sinar inframerah yang dipancarkan matahari dapat melewati kaca mobil sehingga kalor yang dibawanya memanaskan benda-benda yang berada di dalam mobil yang memancarkan kembali kalor tersebut dengan panjang radiasi yang lebih panjang. Akibatnya udara di dalam mobil menjadi panas. Inilah yang disebut efek rumah kaca. 16

KEGIATAN BELAJAR 6 SUHU DAN KALOR

KEGIATAN BELAJAR 6 SUHU DAN KALOR KEGIATAN BELAJAR 6 SUHU DAN KALOR A. Pengertian Suhu Suhu atau temperature adalah besaran yang menunjukkan derajat panas atau dinginnya suatu benda. Pengukuran suhu didasarkan pada keadaan fisis zat (

Lebih terperinci

T P = T C+10 = 8 10 T C +10 = 4 5 T C+10. Pembahasan Soal Suhu dan Kalor Fisika SMA Kelas X. Contoh soal kalibrasi termometer

T P = T C+10 = 8 10 T C +10 = 4 5 T C+10. Pembahasan Soal Suhu dan Kalor Fisika SMA Kelas X. Contoh soal kalibrasi termometer Soal Suhu dan Kalor Fisika SMA Kelas X Contoh soal kalibrasi termometer 1. Pipa kaca tak berskala berisi alkohol hendak dijadikan termometer. Tinggi kolom alkohol ketika ujung bawah pipa kaca dimasukkan

Lebih terperinci

Suhu dan kalor 1 SUHU DAN KALOR

Suhu dan kalor 1 SUHU DAN KALOR Suhu dan kalor 1 SUHU DAN KALOR Pengertian Sifat Termal Zat. Sifat termal zat ialah bahwa setiap zat yang menerima ataupun melepaskan kalor, maka zat tersebut akan mengalami : - Perubahan suhu / temperatur

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fisika Dasar I (FI-321) Topik hari ini (minggu 15) Temperatur Skala Temperatur Pemuaian Termal Gas ideal Kalor dan Energi Internal Kalor Jenis Transfer Kalor Termodinamika Temperatur? Sifat Termometrik?

Lebih terperinci

SUHU DAN KALOR. = skala fahrenheit. 1 skala Celcius = skala Reamur. = skala Reamur

SUHU DAN KALOR. = skala fahrenheit. 1 skala Celcius = skala Reamur. = skala Reamur SUHU DAN KALOR 1. Definisi Suhu Suhu merupakan derajat/tingkatan panas atau dinginnya suatu benda. Suhu termasuk besaran skalar denagn satuan pokoknya kelvin (K). Alat utnuk mengukur suhu adalah termometer.termometer

Lebih terperinci

Fisika Umum (MA101) Kalor Temperatur Pemuaian Termal Gas ideal Kalor jenis Transisi fasa

Fisika Umum (MA101) Kalor Temperatur Pemuaian Termal Gas ideal Kalor jenis Transisi fasa Fisika Umum (MA101) Topik hari ini: Kalor Temperatur Pemuaian Termal Gas ideal Kalor jenis Transisi fasa Kalor Hukum Ke Nol Termodinamika Jika benda A dan B secara terpisah berada dalam kesetimbangan termal

Lebih terperinci

Fisika Umum (MA101) Topik hari ini (minggu 6) Kalor Temperatur Pemuaian Termal Gas ideal Kalor jenis Transisi fasa

Fisika Umum (MA101) Topik hari ini (minggu 6) Kalor Temperatur Pemuaian Termal Gas ideal Kalor jenis Transisi fasa Fisika Umum (MA101) Topik hari ini (minggu 6) Kalor Temperatur Pemuaian Termal Gas ideal Kalor jenis Transisi fasa Kalor Hukum Ke Nol Termodinamika Jika benda A dan B secara terpisah berada dalam kesetimbangan

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PEMBELAJARAN FISIKA BAHAN AJAR FISIKA PEMUAIAN PANJANG

TEKNOLOGI PEMBELAJARAN FISIKA BAHAN AJAR FISIKA PEMUAIAN PANJANG TEKNOLOGI PEMBELAJARAN FISIKA BAHAN AJAR FISIKA PEMUAIAN PANJANG Dosen : Lia Angraini, S.Si., M.Pd. Disusun oleh : Wahyu Saputra (321300017) Kelas : B Sore FAKULTAS MIPA & TEKNOLOGI INSTITUT KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

Termometri dan Kalorimetri

Termometri dan Kalorimetri Termometri dan Kalorimetri 1 Termometri adalah cara penentuan temperatur/suhu Kalorimetri/Kalorimeter cara penentuan jumlah panas Hygrometri/Hygrometer cara penentuan kelembaban udara Suhu adalah ukuran

Lebih terperinci

Lampiran 1 Nilai awal siswa No Nama Nilai Keterangan 1 Siswa 1 35 TIDAK TUNTAS 2 Siswa 2 44 TIDAK TUNTAS 3 Siswa 3 32 TIDAK TUNTAS 4 Siswa 4 36 TIDAK

Lampiran 1 Nilai awal siswa No Nama Nilai Keterangan 1 Siswa 1 35 TIDAK TUNTAS 2 Siswa 2 44 TIDAK TUNTAS 3 Siswa 3 32 TIDAK TUNTAS 4 Siswa 4 36 TIDAK Lampiran 1 Nilai awal siswa No Nama Nilai Keterangan 1 Siswa 1 35 TIDAK TUNTAS 2 Siswa 2 44 TIDAK TUNTAS 3 Siswa 3 32 TIDAK TUNTAS 4 Siswa 4 36 TIDAK TUNTAS 5 Siswa 5 40 TIDAK TUNTAS 6 Siswa 6 40 TIDAK

Lebih terperinci

- - KALOR - - Kode tujuh3kalor - Kalor 7109 Fisika. Les Privat dirumah bimbelaqila.com - Download Format Word di belajar.bimbelaqila.

- - KALOR - - Kode tujuh3kalor - Kalor 7109 Fisika. Les Privat dirumah bimbelaqila.com - Download Format Word di belajar.bimbelaqila. - - KALOR - - KALOR Definisi Kalor Peristiwa yang melibatkan kalor sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, pada waktu memasak air dengan menggunakan kompor. Air yang semula dingin lama

Lebih terperinci

Suhu dan kalor NAMA: ARIEF NURRAHMAN KELAS X5

Suhu dan kalor NAMA: ARIEF NURRAHMAN KELAS X5 Suhu dan kalor NAMA: ARIEF NURRAHMAN KELAS X5 PENGERTIAN KALOR Kalor adalah suatu bentuk energi yang diterima oleh suatu benda yang menyebabkan benda tersebut berubah suhu atau wujud bentuknya. Kalor berbeda

Lebih terperinci

Pemuaian adalah bertambahnya volume suatu zat akibat meningkatnya suhu zat. Semua zat umumnya akan memuai jika dipanaskan.

Pemuaian adalah bertambahnya volume suatu zat akibat meningkatnya suhu zat. Semua zat umumnya akan memuai jika dipanaskan. Pemuaian Zat Pemuaian adalah bertambahnya volume suatu zat akibat meningkatnya suhu zat. Semua zat umumnya akan memuai jika dipanaskan. Pemuaian zat padat, zat cair, dan gas menunjukkan karakteristik yang

Lebih terperinci

MARDIANA LADAYNA TAWALANI M.K.

MARDIANA LADAYNA TAWALANI M.K. KALOR Dosen : Syafa at Ariful Huda, M.Pd MAKALAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat pemenuhan nilai tugas OLEH : MARDIANA 20148300573 LADAYNA TAWALANI M.K. 20148300575 Program Studi Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

BAB XII KALOR DAN PERUBAHAN WUJUD

BAB XII KALOR DAN PERUBAHAN WUJUD BAB XII KALOR DAN PERUBAHAN WUJUD Kalor dan Perpindahannya BAB XII KALOR DAN PERUBAHAN WUJUD 1. Apa yang dimaksud dengan kalor? 2. Bagaimana pengaruh kalor pada benda? 3. Berapa jumlah kalor yang diperlukan

Lebih terperinci

KALOR SEBAGAI ENERGI B A B B A B

KALOR SEBAGAI ENERGI B A B B A B Kalor sebagai Energi 143 B A B B A B 7 KALOR SEBAGAI ENERGI Sumber : penerbit cv adi perkasa Perhatikan gambar di atas. Seseorang sedang memasak air dengan menggunakan kompor listrik. Kompor listrik itu

Lebih terperinci

Anda dapat menganalisis pengaruh kalor terhadap suatu zat, menganalisis cara perpindahan kalor, dan menerapkan asas Black dalam pemecahan masalah.

Anda dapat menganalisis pengaruh kalor terhadap suatu zat, menganalisis cara perpindahan kalor, dan menerapkan asas Black dalam pemecahan masalah. Kalor dan Suhu Anda dapat menganalisis pengaruh kalor terhadap suatu zat, menganalisis cara perpindahan kalor, dan menerapkan asas Black dalam pemecahan masalah. Sebuah gunung es mempunyai kalor yang lebih

Lebih terperinci

SUHU DAN PERUBAHAN. A. Bagaimana Mengetahui Suhu Suatu Benda?

SUHU DAN PERUBAHAN. A. Bagaimana Mengetahui Suhu Suatu Benda? SUHU DAN PERUBAHAN A. Bagaimana Mengetahui Suhu Suatu Benda? Kalian tentunya pernah mandi menggunakan air hangat, bukan? Untuk mendapatkan air hangat tersebut kita mencampur air dingin dengan air panas.

Lebih terperinci

7. Menerapkan konsep suhu dan kalor. 8. Menerapkan konsep fluida. 9. Menerapkan hukum Termodinamika. 10. Menerapkan getaran, gelombang, dan bunyi

7. Menerapkan konsep suhu dan kalor. 8. Menerapkan konsep fluida. 9. Menerapkan hukum Termodinamika. 10. Menerapkan getaran, gelombang, dan bunyi Standar Kompetensi 7. Menerapkan konsep suhu dan kalor 8. Menerapkan konsep fluida 9. Menerapkan hukum Termodinamika 10. Menerapkan getaran, gelombang, dan bunyi 11. Menerapkan konsep magnet dan elektromagnet

Lebih terperinci

BAB XII KALOR DAN PERUBAHAN WUJUD

BAB XII KALOR DAN PERUBAHAN WUJUD BAB XII KALOR DAN PERUBAHAN WUJUD 1. Apa yang dimaksud dengan kalor? 2. Bagaimana pengaruh kalor pada benda? 3. Berapa jumlah kalor yang diperlukan untuk perubahan suhu benda? 4. Apa yang dimaksud dengan

Lebih terperinci

Ditemukan pertama kali oleh Daniel Gabriel Fahrenheit pada tahun 1744

Ditemukan pertama kali oleh Daniel Gabriel Fahrenheit pada tahun 1744 A. Suhu dan Pemuaian B. Kalor dan Perubahan Wujud C. Perpindahan Kalor A. Suhu Kata suhu sering diartikan sebagai suatu besaran yang menyatakan derajat panas atau dinginnya suatu benda. Seperti besaran

Lebih terperinci

KALOR DAN KALOR REAKSI

KALOR DAN KALOR REAKSI KALOR DAN KALOR REAKSI PENGERTIAN KALOR Kalor Adalah bentuk energi yang berpindah dari benda yang suhunya tinggi ke benda yang suhunya rendah ketika kedua benda bersentuhan. Satuan kalor adalah Joule (J)

Lebih terperinci

LAMPIRAN I. Tes Hasil Belajar Observasi Awal

LAMPIRAN I. Tes Hasil Belajar Observasi Awal 64 LAMPIRAN I Tes Hasil Belajar Observasi Awal 65 LAMPIRAN II Hasil Observasi Keaktifan Awal 66 LAMPIRAN III Satuan Pembelajaran Satuan pendidikan : SMA Mata pelajaran : Fisika Pokok bahasan : Kalor Kelas/Semester

Lebih terperinci

SUHU DAN KALOR M O D U L. Fisika itu mudah dan menyenangkan lho. Peta Konsep. Pengukuran. Kalor. Keseimbangan Suhu. Alat Ukur

SUHU DAN KALOR M O D U L. Fisika itu mudah dan menyenangkan lho. Peta Konsep. Pengukuran. Kalor. Keseimbangan Suhu. Alat Ukur M O D U L Fisika itu mudah dan menyenangkan lho SUHU DAN KALOR Peta Konsep Keseimbangan Suhu Azas Black Pengukuran Alat Ukur Penentuan Skala Termometer Perubahan Wujud Kalor Kalor Jenis Kapasitas Kalor

Lebih terperinci

BBM 6 SUHU DAN KALOR PENDAHULUAN

BBM 6 SUHU DAN KALOR PENDAHULUAN BBM 6 SUHU DAN KALOR PENDAHULUAN Bahan Belajar Mandiri (BBM) ini merupakan BBM keenam dari mata kuliah Konsep Dasar Fisika untuk SD yang membahas mengenai suhu dan kalor. Dalam keseharian, kita sering

Lebih terperinci

Soal Suhu dan Kalor. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!

Soal Suhu dan Kalor. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar! Soal Suhu dan Kalor Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar! 1.1 termometer air panas Sebuah gelas yang berisi air panas kemudian dimasukkan ke dalam bejana yang berisi air dingin. Pada

Lebih terperinci

BAB SUHU DAN KALOR. Dengan demikian, suhu pelat baja harus ( ,3 0 C) = 57,3 0 C.

BAB SUHU DAN KALOR. Dengan demikian, suhu pelat baja harus ( ,3 0 C) = 57,3 0 C. 1 BAB SUHU DAN KALOR Contoh 7.1 Alkohol etil mendidih pada 78,5 0 C dan membeku pada -117 0 C pada tekanan 1 atm. Nyatakan kedua suhu ini dalam (a) Kelvin, (b) Fahrenheit. a. Sesuai dengan persamaan (7.1)

Lebih terperinci

BUKU SISWA (BS-01) SUHU DAN PEMUAIAN Pengertian Suhu. Pemuaian

BUKU SISWA (BS-01) SUHU DAN PEMUAIAN Pengertian Suhu. Pemuaian BUKU SISWA (BS-01) SUHU DAN PEMUAIAN Pengertian Suhu Dalam kehidupan sehari-hari, suhu merupakan ukuran mengenai panas atau dinginnya suatu zat atau benda. Oven yang panas dikatakan bersuhu tinggi, sedangkan

Lebih terperinci

SUHU DAN KALOR DEPARTEMEN FISIKA IPB

SUHU DAN KALOR DEPARTEMEN FISIKA IPB SUHU DAN KALOR DEPARTEMEN FISIKA IPB Pendahuluan Dalam kehidupan sehari-hari sangat banyak didapati penggunaan energi dalambentukkalor: Memasak makanan Ruang pemanas/pendingin Dll. TUJUAN INSTRUKSIONAL

Lebih terperinci

BAB 5 PEMUAIAN. Pemuaian. Kompetensi Dasar: Standar Kompetensi: Melakukan percobaan yang berkaitan dengan pemuaian dalam kehidupan sehari-hari.

BAB 5 PEMUAIAN. Pemuaian. Kompetensi Dasar: Standar Kompetensi: Melakukan percobaan yang berkaitan dengan pemuaian dalam kehidupan sehari-hari. BAB 5 PEMUAIAN Kompetensi Dasar: Melakukan percobaan yang berkaitan dengan pemuaian dalam kehidupan sehari-hari. minyak air Standar Kompetensi: Memahami wujud zat dan perubahannya. Peta Konsep: Pemuaian

Lebih terperinci

KALOR. Keterangan Q : kalor yang diperlukan atau dilepaskan (J) m : massa benda (kg) c : kalor jenis benda (J/kg 0 C) t : kenaikan suhu

KALOR. Keterangan Q : kalor yang diperlukan atau dilepaskan (J) m : massa benda (kg) c : kalor jenis benda (J/kg 0 C) t : kenaikan suhu KALOR Standar Kompetensi : Memahami wujud zat dan perubahannya Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan peran kalor dalam mengubah wujud zat dan suhu suatu benda serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari

Lebih terperinci

KALOR. Peta Konsep. secara. Kalor. Perubahan suhu. Perubahan wujud Konduksi Konveksi Radiasi. - Mendidih. - Mengembun. - Melebur.

KALOR. Peta Konsep. secara. Kalor. Perubahan suhu. Perubahan wujud Konduksi Konveksi Radiasi. - Mendidih. - Mengembun. - Melebur. KALOR Tujuan Pembelajaran: 1. Menjelaskan wujud-wujud zat 2. Menjelaskan susunan partikel pada masing-masing wujud zat 3. Menjelaskan sifat fisika dan sifat kimia zat 4. Mengklasifikasikan benda-benda

Lebih terperinci

Kalor. B a b 7. A. Pengertian Temperatur B. Pemuaian Zat C. Pengertian Kalor D. Perpindahan. Kalor

Kalor. B a b 7. A. Pengertian Temperatur B. Pemuaian Zat C. Pengertian Kalor D. Perpindahan. Kalor B a b 7 Kalor Sumber: ma hem-chaos.net Pada bab ini, Anda akan diajak untuk dapat menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai perubahan energi dengan cara menganalisis pengaruh

Lebih terperinci

Bab IV Kalor dan Konservasi Energi

Bab IV Kalor dan Konservasi Energi Bab IV Kalor dan Konservasi Energi Sumber : Ilmu Pengetahuan Populer 5 Energi matahari diubah menjadi energi termal kalor - dengan menggunakan kolektor parabolik matahari. Fisika SMA/MA X 105 Peta Konsep

Lebih terperinci

Magic com, seperti tampak pada gambar di atas, memanfaatkan kalor SUHU DAN KALOR

Magic com, seperti tampak pada gambar di atas, memanfaatkan kalor SUHU DAN KALOR SUHU DAN KALOR 6 Magic com memiliki elemen pemanas yang mengubah energi listrik menjadi kalor. Sumber: Dokumen Penerbit, 2006 Magic com, seperti tampak pada gambar di atas, memanfaatkan kalor untuk menjaga

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Tangerang, 24 September Penulis

KATA PENGANTAR. Tangerang, 24 September Penulis KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan ridhonya kami bisa menyelesaikan makalah yang kami beri judul suhu dan kalor ini tepat pada waktu yang

Lebih terperinci

ΔL = ΔT. α. L 1. ΔA = ΔT. β. A 1 PEMUAIAN

ΔL = ΔT. α. L 1. ΔA = ΔT. β. A 1 PEMUAIAN PEMUAIAN Pengertian Pemuaian Pada pembicaraan tentang suhu pernah dibicarakan bahwa suhu mempengaruhi gerak partikel suatu benda. Benda yang bersuhu tinggi gerak partikelnya lebih cepat dari pada benda

Lebih terperinci

Pemuaian adalah bertambahnya ukuran suatu benda karena pengaruh perubahan suhu atau bertambahnya ukuran suatu benda karena menerima kalor.

Pemuaian adalah bertambahnya ukuran suatu benda karena pengaruh perubahan suhu atau bertambahnya ukuran suatu benda karena menerima kalor. 1. C. PRINSIP TEORI Pemuaian adalah bertambahnya ukuran suatu benda karena pengaruh perubahan suhu atau bertambahnya ukuran suatu benda karena menerima kalor. Pemuaian terjadi pada 3 zat yaitu pemuaian

Lebih terperinci

1. Suhu dan Termometer. Suhu ukuran/derajat panas dinginnya suatu benda atau energi kinetik rata-rata yang dimiliki oleh molekul2 suatu benda.

1. Suhu dan Termometer. Suhu ukuran/derajat panas dinginnya suatu benda atau energi kinetik rata-rata yang dimiliki oleh molekul2 suatu benda. 1. Suhu dan Termometer Suhu ukuran/derajat panas dinginnya suatu benda atau energi kinetik rata-rata yang dimiliki oleh molekul2 suatu benda. besaran pokok satuan SI Kelvin (K) skala Kelvin tidak dikalibrasi

Lebih terperinci

SUHU DAN KALOR OLEH SAEFUL KARIM JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FPMIPA UPI

SUHU DAN KALOR OLEH SAEFUL KARIM JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FPMIPA UPI SUHU DAN KALOR OLEH SAEFUL KARIM JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FPMIPA UPI SUHU DAN PENGUKURAN SUHU Untuk mempelajari KONSEP SUHU dan hukum ke-nol termodinamika, Kita perlu mendefinisikan pengertian sistem,

Lebih terperinci

Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini. Kalor dan Hukum Termodinamika

Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini. Kalor dan Hukum Termodinamika Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini Kalor dan Hukum Termodinamika Kalor Hukum Ke Nol Termodinamika Jika benda A dan B secara terpisah berada dalam kesetimbangan termal dengan benda ketiga C, maka A dan

Lebih terperinci

Fluida Dan Kalor. ρ = massa jenis zat cair h = tinggi zat cair dari permukaan g = percepatan gravitasi P t = tekanan total P o = tekanan udara luar

Fluida Dan Kalor. ρ = massa jenis zat cair h = tinggi zat cair dari permukaan g = percepatan gravitasi P t = tekanan total P o = tekanan udara luar Fluida Dan Kalor Fluida Statis Fluida ( zat alir ) adalah zat yang dapat mengalir, misalnya zat cair dan gas. Fluida dapat digolongkan dalam dua macam, yaitu fluida statis dan dinamis. TEKANAN HIDROSTATIS

Lebih terperinci

Kalor dan Suhu. Sumber:Pembakaran dan Peleburan, Mandira Jaya Abadi Semarang

Kalor dan Suhu. Sumber:Pembakaran dan Peleburan, Mandira Jaya Abadi Semarang Bab VI Tujuan Pembelajaran Anda dapat menganalisis pengaruh kalor terhadap suatu zat, menganalisis cara perpindahan kalor, dan menerapkan asas Black dalam pemecahan masalah. Sumber:Pembakaran dan Peleburan,

Lebih terperinci

KALOR. hogasaragih.wordpress.com

KALOR. hogasaragih.wordpress.com KALOR Ketika satu ketel air dingin diletakkan di atas kompor, temperatur air akan naik. Kita katakan bahwa kalor mengalir dari kompor ke air yang dingin. Ketika dua benda yang temperaturnya berbeda diletakkan

Lebih terperinci

Jika benda A dan B secara terpisah berada dalam kesetimbangan termal dengan benda ketiga C, maka A dan B dalam kesetimbangan termal satu sama lain

Jika benda A dan B secara terpisah berada dalam kesetimbangan termal dengan benda ketiga C, maka A dan B dalam kesetimbangan termal satu sama lain Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini (minggu 5) Kalor dan Hukum Termodinamika Kalor Hukum Ke Nol Termodinamika Jika benda A dan B secara terpisah berada dalam kesetimbangan termal dengan benda ketiga C,

Lebih terperinci

Fisika Dasar 13:11:24

Fisika Dasar 13:11:24 13:11:24 Coba anda gosok-gosok tangan anda, apa yang anda rasakan? 13:11:24 Apakah tangan anda menghangat? Kenapa bisa terjadi seperti itu? Mempelajari pengaruhdarikerja, aliranpanas, dan energi di dalam

Lebih terperinci

9/17/ KALOR 1

9/17/ KALOR 1 9. KALOR 1 1 KALOR SEBAGAI TRANSFER ENERGI Satuan kalor adalah kalori (kal) Definisi kalori: Kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan temperatur 1 gram air sebesar 1 derajat Celcius. Satuan yang lebih sering

Lebih terperinci

1 By The Nest We do you. Question Sheet Physics Suhu Kalor dan Perpindahannya

1 By The Nest We do you. Question Sheet Physics Suhu Kalor dan Perpindahannya 1 By The Nest We do you Question Sheet Physics Suhu Kalor dan Perpindahannya 1. Sebuah benda diukur menggunakan termometer Celcius menunjukan 20 o C jika diukur menggunakan termometer Fahrenheit menunjukan.

Lebih terperinci

7. Temperatur Teori Atom Zat. Tidak dapat dibagi

7. Temperatur Teori Atom Zat. Tidak dapat dibagi 7. Temperatur 1. Teori Atom Zat Atom Tidak dapat dibagi Hukum perbandingan yang tetap: ketika dua atau lebih unsur bergabung untuk membentuk senyawa, seyawa tersebut akan terbentuk dengan perbandingan

Lebih terperinci

BAB 10 KALOR DAN PERPINDAHAN KALOR

BAB 10 KALOR DAN PERPINDAHAN KALOR BAB 10 KALOR DAN PERPINDAHAN KALOR A. Kalor Sebagai Bentuk Energi Kalor adalah suatu jenis energy yang dapat menimbulkan perubahan suhu pada suatu benda. Secara alami kalor berpindah dari benda yang bersuhu

Lebih terperinci

KALOR. Peristiwa yang melibatkan kalor sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.

KALOR. Peristiwa yang melibatkan kalor sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. KALOR A. Pengertian Kalor Peristiwa yang melibatkan kalor sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, pada waktu memasak air dengan menggunakan kompor. Air yang semula dingin lama kelamaan

Lebih terperinci

BAHAN AJAR SUHU DAN KALOR

BAHAN AJAR SUHU DAN KALOR BAHAN AJAR SUHU DAN KALOR SAMSINUR SUHU DAN KALOR A. SUHU suhu adalah suatu besaran untuk menyatakan ukuran derajat panas atau dinginnya suatu benda. Sedangkan kalor adalah satu bentuk energy (energy panas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai pengertian-pengertian, sikapsikap,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai pengertian-pengertian, sikapsikap, BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Tinjauan Hasil Belajar Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai pengertian-pengertian, sikapsikap, aperesiasi dan keterampilan. Merujuk pemikiran

Lebih terperinci

Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini. Suhu dan Kalor

Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini. Suhu dan Kalor Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini Suhu dan Kalor RIVIEW Keadaan/Wujud Zat ES (H 2 O Padat) AIR (H 2 O Cair) UAP (H 2 O Gas) Secara mikroskopis, apa perbedaan ketiga jenis keadaan/wujud zat tersebut?

Lebih terperinci

HIDROSTATIS. 05. EBTANAS Sebongkah es terapung di laut terlihat seperti gambar

HIDROSTATIS. 05. EBTANAS Sebongkah es terapung di laut terlihat seperti gambar HIDROSTATIS 05. EBTANAS-02-09 Sebongkah es terapung di laut terlihat seperti gambar Gunung es 01. EBTANAS-93-05 Di dalam tabung gelas terdapat minyak setinggi 20 cm. Dengan mengabaikan tekanan udara luar,

Lebih terperinci

Kalor. Pengertian kalor

Kalor. Pengertian kalor Kalor Pengertian kalor Gelas berisi air ledeng dicelupkan sebagian ke dalam bak berisi air panas, air ledeng mengalami kenaikan suhu dan air panas mengalami penurunan suhu. Ini menunjukkan terjadinya perpindahan

Lebih terperinci

TEMPERATUR. dihubungkan oleh

TEMPERATUR. dihubungkan oleh 49 50 o F. Temperatur pada skala Fahrenheit dan Celcius TEMPERATUR 1. Teori atom zat mendalilkan bahwa semua zat terdiri dari kesatuan kecil yang disebut atom, yang biasanya berdiameter 10-10 m.. Massa

Lebih terperinci

KALOR. Dari hasil percobaan yang sering dilakukan besar kecilnya kalor yang dibutuhkan

KALOR. Dari hasil percobaan yang sering dilakukan besar kecilnya kalor yang dibutuhkan KALOR A. Pengertian Kalor Kalor didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki oleh suatu zat. Secara umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu dengan mengukur suhu benda

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN FISIKA BAB V PERPINDAHAN KALOR Prof. Dr. Susilo, M.S KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Lebih terperinci

SMP kelas 7 - FISIKA BAB 6. SUHU & PEMUAIANLATIHAN SOAL BAB 6

SMP kelas 7 - FISIKA BAB 6. SUHU & PEMUAIANLATIHAN SOAL BAB 6 SMP kelas 7 - FISIKA BAB 6. SUHU & PEMUAIANLATIHAN SOAL BAB 6 1. Sebuah kamar bersuhu 30 Suhu kamar tersebut jika dinyatakan dalam skala derajat Fahrenheit adalah... 54F 86F 99,5F 303F http://latex.codecogs.com/gif.latex?^{0}f=\leftspace;(space;\frac{9}{5}.30space;\rightspace;)+32=54+32=86^{0}f

Lebih terperinci

KALOR (HEAT) Kalor. padat KALOR PERPINDAHAN KALOR

KALOR (HEAT) Kalor. padat KALOR PERPINDAHAN KALOR KALOR (HEAT) Peta konsep (Concept map) Kalor Memerlukan kalor Memerlukankalor ASAS BLACK kalor padat Melepaskan kalor cair Melepaskan kalor gas Mengubah wujud zat KALOR Mengubah wujud zat.. Bergantung

Lebih terperinci

3. besarnya gaya yang bekerja pada benda untuk tiap satuan luas, disebut... A. Elastis D. Gaya tekan B. Tegangan E. Gaya C.

3. besarnya gaya yang bekerja pada benda untuk tiap satuan luas, disebut... A. Elastis D. Gaya tekan B. Tegangan E. Gaya C. LATIHAN SOAL PERSIAPAN UJIAN KENAIKAN KELAS BAB 1 ELASTISITAS A. Soal Konsep 1. Sifat benda yan dapat kembali ke bentuk semula setelah gaya yang bekerja pada benda dihilangkan merupakan penjelasan dari...

Lebih terperinci

Soal Dan Pembahasan Suhu Dan Kalor

Soal Dan Pembahasan Suhu Dan Kalor Soal Dan Suhu Dan Kalor 1. Panas sebesar 12 kj diberikan pada pada sepotong logam bermassa 2500 gram yang memiliki suhu 30 C. Jika kalor jenis logam adalah 0,2 kalori/gr C, tentukan suhu akhir logam! :

Lebih terperinci

BAB 9 SUHU DAN PEMUAIAN

BAB 9 SUHU DAN PEMUAIAN A. Suhu sebagai Tingkat Panas BAB SUHU DAN PEMUAIAN Suhu merupakan sesuatu untuk menyatakan derajat panas dinginnya suatu benda. Suhu rendah berarti dingin atau sejuk. Suhu tinggi berati panas. Untuk mengetahui

Lebih terperinci

MODUL MATA PELAJARAN IPA

MODUL MATA PELAJARAN IPA KERJASAMA DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA DENGAN FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA MODUL MATA PELAJARAN IPA Pengaruh kalor terhadap suhu dan wujud benda serta perpindahan kalor untuk kegiatan PELATIHAN

Lebih terperinci

Kegiatan Belajar 2. Modul Fisika- Suhu dan Kalor 29

Kegiatan Belajar 2. Modul Fisika- Suhu dan Kalor 29 Kegiatan Belajar 2 1. Kegiatan Belajar a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran setelah mempelajari kegiatan belajar ini, diharapkan siswa dapat: Mendeskripkan fenomena yang berkaitan dengan pemuaian zat Menyebutkan

Lebih terperinci

MODUL FISIKA SMA Kelas 10

MODUL FISIKA SMA Kelas 10 A. Pengertian Suhu Suhu adalah derajat panas suatu benda atau kuantitas panas suatu benda. Alat untuk mengukur suhu disebut termometer. Termometer berupa pipa kapiler yang terbuat dan kaca dan berisi raksa

Lebih terperinci

BAB VII K A L O R dan PERPINDAHANNYA

BAB VII K A L O R dan PERPINDAHANNYA Drs. Pristiadi Utomo, M.Pd. FISIKA KELAS X Drs. Pristiadi Utomo, M.Pd. BAB VII K A L O R dan PERPINDAHANNYA Kamu tentu sudah menyadari bahwa sumber panas yang uatama di dunia ini adalah matahari. Energi

Lebih terperinci

KALOR Kalor 1 kalori 1 kalori = 4.18 joule 1 joule = 0.24 kalori Q = H. Dt Q = m. c. Dt H = m. c Q = m. L

KALOR Kalor 1 kalori 1 kalori = 4.18 joule 1 joule = 0.24 kalori Q = H. Dt Q = m. c. Dt H = m. c Q = m. L KALOR Kalor adalah bentuk energi yang berpindah dari suhu tinggi ke suhu rendah. Jika suatu benda menerima / melepaskan kalor maka suhu benda itu akan naik/turun atau wujud benda berubah. Beberapa pengertian

Lebih terperinci

Temperatur merupakan suatu besaran fisika yang menyatakan tinggi rendahnya taraf atau suhu suatu benda. Alat yang digunakan untuk mengukur temperatur

Temperatur merupakan suatu besaran fisika yang menyatakan tinggi rendahnya taraf atau suhu suatu benda. Alat yang digunakan untuk mengukur temperatur TEMPERATUR Temperatur merupakan suatu besaran fisika yang menyatakan tinggi rendahnya taraf atau suhu suatu benda. Alat yang digunakan untuk mengukur temperatur suatu benda disetebut termometer. Pada dasarnya

Lebih terperinci

I. TUJUAN PERCOBAAN 1. Mempelajari cara kerja kalorimeter 2. Menentukan kalor lebur es 3. Menentukan kalor jenis berbagai logam

I. TUJUAN PERCOBAAN 1. Mempelajari cara kerja kalorimeter 2. Menentukan kalor lebur es 3. Menentukan kalor jenis berbagai logam I. TUJUAN PERCOBAAN 1. Mempelajari cara kerja kalorimeter 2. Menentukan kalor lebur es 3. Menentukan kalor jenis berbagai logam II. DASAR TEORI III. Kalor itu sendiri sering kita identikkan dengan panas,

Lebih terperinci

pendahuluan Materi ppt modul LKS evaluasi

pendahuluan Materi ppt modul LKS evaluasi pendahuluan Materi ppt modul LKS evaluasi Standar kompetensi : memahami wujud zat dan perubahannya Kompetensi dasar : Mendiskripsikan peran dalam mengubah wujud zat dan suhu suatu benda serta penerapannya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Model POE (Prediction, Observation and Explanation)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Model POE (Prediction, Observation and Explanation) BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Model POE (Prediction, Observation and Explanation) 2.1.1 Pengertian dan Karakteristik Model POE Saat ini banyak dikembangkan model pembelajaran, salah satu model yang dapat digunakan

Lebih terperinci

Perbandingan skala temperatur =================================== Celcius Reamur Fahrenheit ===================================

Perbandingan skala temperatur =================================== Celcius Reamur Fahrenheit =================================== GAS THERMODINAMIKA Sejumlah tertentu gas tidak mempunyai volume atau rapat yang pasti tetapi mengembang untuk mengisi setiap wadah tertutup yang ditempatinya. Meskipun demikian ada hubungan tertentu antara

Lebih terperinci

SUHU UDARA DAN KEHIDUPAN

SUHU UDARA DAN KEHIDUPAN BAB 3 14 Variasi Suhu Udara Harian Pemanasan Siang Hari Pemanasan permukaan bumi pada pagi hari secara konduksi juga memanaskan udara di atasnya. Semakin siang, terjadi perbedaan suhu yang besar antara

Lebih terperinci

MATERI POKOK. 1. Kalor Jenis dan Kapasitas Kalor 2. Kalorimeter 3. Kalor Serap dan Kalor Lepas 4. Asas Black TUJUAN PEMBELAJARAN

MATERI POKOK. 1. Kalor Jenis dan Kapasitas Kalor 2. Kalorimeter 3. Kalor Serap dan Kalor Lepas 4. Asas Black TUJUAN PEMBELAJARAN MATERI POKOK 1. Kalor Jenis dan Kapasitas Kalor. Kalorimeter 3. Kalor Serap dan Kalor Lepas 4. Asas Black TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Memformulasikan konsep kalor jenis dan kapasitas kalor. Mendeskripsikan

Lebih terperinci

Suhu Udara dan Kehidupan. Meteorologi

Suhu Udara dan Kehidupan. Meteorologi Suhu Udara dan Kehidupan Meteorologi Suhu Udara dan Kehidupan Variasi Suhu Udara Harian Bagaimana Suhu Lingkungan Diatur? Data Suhu Udara Suhu Udara dan Rasa Nyaman Pengukuran Suhu Udara Variasi Suhu Udara

Lebih terperinci

KALOR. system yang lain; ini merupakan dasar kalorimetri, yang merupakan pengukuran kuantitatif pertukaran kalor.

KALOR. system yang lain; ini merupakan dasar kalorimetri, yang merupakan pengukuran kuantitatif pertukaran kalor. 59 60 system yang lain; ini merupakan dasar kalorimetri, yang merupakan pengukuran kuantitati pertukaran kalor. KALOR. Energi termal, atau energi dalam, U, mengacu pada energi total semua molekul pada

Lebih terperinci

KALOR. Kelas 7 SMP. Nama : NIS : PILIHAN GANDA. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!

KALOR. Kelas 7 SMP. Nama : NIS : PILIHAN GANDA. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat! KALOR Kelas 7 SMP Nama : NIS : PILIHAN GANDA Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat! 1. Suatu bentuk energi yang berpindah karena adanya perbedaan suhu disebut... a. Kalorimeter b. Kalor c. Kalori

Lebih terperinci

Xpedia Fisika. Kapita Selekta Set Energi kinetik rata-rata dari molekul dalam sauatu bahan paling dekat berhubungan dengan

Xpedia Fisika. Kapita Selekta Set Energi kinetik rata-rata dari molekul dalam sauatu bahan paling dekat berhubungan dengan Xpedia Fisika Kapita Selekta Set 07 Doc. Name: XPFIS0107 Doc. Version : 2011-06 halaman 1 01. Energi kinetik rata-rata dari molekul dalam sauatu bahan paling dekat berhubungan dengan... (A) Panas (B) Suhu

Lebih terperinci

TEMPERATUR. Air dingin. Air hangat. Fisdas1_Temperatur, Sabar Nurohman, M.Pd

TEMPERATUR. Air dingin. Air hangat. Fisdas1_Temperatur, Sabar Nurohman, M.Pd TEMPERATUR A. TEMPERATUR; Sebuah Kuantitas Makroskopis Secara kualitatif, temperatur dari sebuah objek (benda) dapat diketahui dengan merasakan sensasii panas atau dinginnya benda tersebut pada saat disentuh.

Lebih terperinci

TEMPERATUR MAKALAH FISIKA DASAR 2

TEMPERATUR MAKALAH FISIKA DASAR 2 TEMPERATUR Dosen : Syafa at Ariful Huda, M.Pd MAKALAH FISIKA DASAR 2 Tugas Matakuliah Fisika Dasar 2 pada Program Strata1 ( S1) KUAT 20148300571 MUHAMMAD HENDRA 20148300572 Jurusan Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

LATIHAN ULANGAN SEMESTER

LATIHAN ULANGAN SEMESTER LATIHAN ULANGAN SEMESTER A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang paling benar! 1. Besaran pokok beserta Satuan Internasional yang benar adalah. a. massa ons b. panjang

Lebih terperinci

PENGUKURAN KONDUKTIVITAS TERMAL

PENGUKURAN KONDUKTIVITAS TERMAL PENGUKURAN KONDUKTIVITAS TERMAL A. TUJUAN 1. Mengukur konduktivitas termal pada isolator plastisin B. ALAT DAN BAHAN Peralatan yang digunakan dalam kegiatan pengukuran dapat diperhatikan pada gambar 1.

Lebih terperinci

Penggunaan Matematika

Penggunaan Matematika Penggunaan Matematika Jika dalam bentuk lambang: Pertambahan panjang merupakan panjang akhir dikurangi panjang mula-mula (L t L o ). Maka, panjang benda setelah pemuaian dapat ditentukan, yakni Contoh

Lebih terperinci

Panas dan Hukum Termodinamika I

Panas dan Hukum Termodinamika I Panas dan Hukum Termodinamika I Termodinamika yaitu ilmu yang mempelajari hubungan antara kalor (panas) dengan usaha. Kalor (panas) disebabkan oleh adanya perbedaan suhu. Kalor akan berpindah dari tempat

Lebih terperinci

BAB 6 KALOR. Energi Kalor. Kompetensi Dasar: Standar Kompetensi:

BAB 6 KALOR. Energi Kalor. Kompetensi Dasar: Standar Kompetensi: BAB 6 KALOR Kompetensi Dasar: Mendeskripsikan peran kalor dalam mengubah wujud zat dan suhu suatu benda serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Standar Kompetensi: Memahami wujud zat dan perubahannya

Lebih terperinci

Embun merupakan zat cair yang terbentuk karena proses pengembunan. yaitu perubahan zat gas menjadi zat cair. Wujud zat dibedakan atas zat padat,

Embun merupakan zat cair yang terbentuk karena proses pengembunan. yaitu perubahan zat gas menjadi zat cair. Wujud zat dibedakan atas zat padat, III Wujud Zat dan Perubahannya Embun merupakan zat cair yang terbentuk karena proses pengembunan yaitu perubahan zat gas menjadi zat cair. Wujud zat dibedakan atas zat padat, cair, dan gas. Bagaimana sifat-sifat

Lebih terperinci

DINAS PENDIDIKAN SMP NEGERI 3 LAWANG SOAL ULANGAN SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2008/2009

DINAS PENDIDIKAN SMP NEGERI 3 LAWANG SOAL ULANGAN SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2008/2009 DINAS PENDIDIKAN SMP NEGERI 3 LAWANG SOAL ULANGAN SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2008/2009 Mata Pelajaran : IPA Kelas : VII (Tujuh) Hari, tanggal : Kamis, 8 Januari 2009 Waktu : 90 menit PETUNJUK UMUM:

Lebih terperinci

LAMPIRAN I (TBL. 01) Hasil Belajar Siswa pada Observasi Awal

LAMPIRAN I (TBL. 01) Hasil Belajar Siswa pada Observasi Awal LAMPIRAN I (TBL. 01) Hasil Belajar Siswa pada Observasi Awal No No Induk Jenis Kelamin Skor Ketuntasan > 75 1 8710 P 91 Tuntas 2 8712 L 83 Tuntas 3 8716 L 68 Tidak Tuntas 4 8720 P 59 Tidak Tuntas 5 8721

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN C = (1) Panas jenis adalah kapasitas panas bahan tiap satuan massanya, yaitu : c = (2)

BAB I PENDAHULUAN C = (1) Panas jenis adalah kapasitas panas bahan tiap satuan massanya, yaitu : c = (2) 1 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tujuan Tujuan dari praktikum ini yaitu; Mengamati dan memahami proses perubahan energi listrik menjadi kalor. Menghitung faktor konversi energi listrik menjadi kalor. 1.2 Dasar

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA (LAPORAN ) PRAKTIKUM IPA SD PDGK 4107 MODUL 5. KALOR PERUBAHAN WUJUD ZAT dan PERPINDAHANNYA PADA SUATU ZAT

LEMBAR KERJA (LAPORAN ) PRAKTIKUM IPA SD PDGK 4107 MODUL 5. KALOR PERUBAHAN WUJUD ZAT dan PERPINDAHANNYA PADA SUATU ZAT LEMBAR KERJA (LAPORAN ) PRAKTIKUM IPA SD PDGK 4107 MODUL 5 KALOR PERUBAHAN WUJUD ZAT dan PERPINDAHANNYA PADA SUATU ZAT NAMA NIM : : KEGIATAN PRAKTIKUM A. PERCOBAAN TITIK LEBUR ES 1. Suhu es sebelum dipanaskan

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 8. SUHU DAN PEMUAIANLatihan Soal ,00078 cm. 65,0078 cm. 65,078 cm. 65,78 cm

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 8. SUHU DAN PEMUAIANLatihan Soal ,00078 cm. 65,0078 cm. 65,078 cm. 65,78 cm SMP kelas 9 - FISIKA BAB 8. SUHU DAN PEMUAIANLatihan Soal 8.2 1. Koefisien muai panjang besi sebesar 0,000012/ Pada saat suhu besi 25C, panjangnya 65 cm. Kemudian besi dipanaskan sampai 125C, panjang akhir

Lebih terperinci

Kata. Kunci. E ureka. A Suhu dan Kalor

Kata. Kunci. E ureka. A Suhu dan Kalor Kata Kunci Suhu Kalor Asas Black Kalor Jenis Konduksi Konveksi Radiasi Di bab ini, kita akan mempelajari keterkaitan antara suhu dengan kalor serta pengaruhnya terhadap wujud benda. Dengan melakukan pengamatan

Lebih terperinci

BAB I SUHU Pembelajaran ini bertujuan agar Anda dapat :

BAB I SUHU Pembelajaran ini bertujuan agar Anda dapat : BAB I SUHU 1 Pembelajaran ini bertujuan agar Anda dapat : Mengemukakan alasan mengapa indra peraba tidak dapat digunakan sebagai alat pengukur suhu Membuat termometer sederhana berskala berdasarkan sifat

Lebih terperinci

HIDROMETEOROLOGI Tatap Muka Kelima (SUHU UDARA)

HIDROMETEOROLOGI Tatap Muka Kelima (SUHU UDARA) HIDROMETEOROLOGI Tatap Muka Kelima (SUHU UDARA) Dosen : DR. ERY SUHARTANTO, ST. MT. JADFAN SIDQI FIDARI, ST., MT 1. Perbedaan Suhu dan Panas Panas umumnya diukur dalam satuan joule (J) atau dalam satuan

Lebih terperinci

Pemuaian Zat Padat, Cair, dan Gas

Pemuaian Zat Padat, Cair, dan Gas Pemuaian Zat Padat, Cair, dan Gas 2 Pemuaian Zat Padat, Cair, dan Gas Pemuaian Zat Padat, Cair, dan Gas- Pemuaian zat adalah peristiwa perubahan geometri dari suatu benda karena pengaruh panas (kalor).

Lebih terperinci

LATIHAN ULANGAN SEMESTER

LATIHAN ULANGAN SEMESTER LATIHAN ULANGAN SEMESTER A. 1. b. panjang m besaran pokok ada 7, yaitu No. Besaran Pokok Satuan SI 1. Panjang meter 2. Massa kilogram. Waktu detik 4. Suhu Kelvin. Kuat arus listrik ampere 6. Intensitas

Lebih terperinci

- - WUJUD ZAT DAN PEMUAIAN

- - WUJUD ZAT DAN PEMUAIAN - - WUJUD ZAT DAN PEMUAIAN - - Modul ini singkron dengan Aplikasi Android, Download melalui Play Store di HP Kamu, ketik di pencarian Tujuh2wujud Jika Kamu kesulitan, Tanyakan ke tentor bagaimana cara

Lebih terperinci

BAB 7 SUHU DAN KALOR

BAB 7 SUHU DAN KALOR BB 7 SUHU DN OR 65 66 Peta onsep 67 7. PENGUURN TEMPERTUR Temperatur biasanya dinyatakan sebagai fungsi salah satu koordinat termodinamika lainnya. oordinat ini disebut sebagai sifat termodinamikannya.

Lebih terperinci