: SOP OPERASI PENGAMANAN KKPN OLEH PPNS PERIKANAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download ": SOP OPERASI PENGAMANAN KKPN OLEH PPNS PERIKANAN"

Transkripsi

1 Judul Nomor : SOP OPERASI PENGAMANAN KKPN OLEH PPNS PERIKANAN : Pam.1/01 Ruang lingkup : Standar operasional prosedur pengamanan ini dibuat hanya diperuntukan bagi pelaksanaan pengamanan dalam wilayah KKPN yang dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil Perikanan (PPNS Perikanan), dalam melaksanakan UU no. 31 Tahun 2004 jo. No 45 tahun 2007 tentang Perikanan, dan UU. No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil. Wilayah KKPN yang dimaksud meliputi: TNP. Laut Sawu, SAP. Kep. Aru Bagian Tenggara, SAP Raja Ampat, SAP. Kep. Waigeo sebelah Barat, TWP. Kapoposang, TWP. Gili Air dan Gili Terawangan, TWP. Padaido dan TWP. Laut Banda Tujuan : memberi arahan urutan langkah kegiatan yang harus diikuti oleh ke-8 Satker KKPN tersebut diatas yang berada dibawah pengelolaan Balai KKPN Kupang dalam melaksanakan pengamanan wilayah KKPN setempat. Bagan Alir :

2 BaganAlir OperasiPengamananKKPN LingkupBalai KKPN Kupang PPNS Perikanan 1 ROT 2 Pengendalioperasi/ KasiPengawasan & Pendayagunaan Draft SPT SPT Tim OPERASI 3 PenanggungJawaboperasi /Kepala Balai KKPN Kupang SPT KapalPatroli 4 DAN OPS/Komandan Operasi PPNS Perikanan 5 Bendaharawan 6 Rapat Koord TIM 8 Pelaksanaan Operasi TertangkapTangan di TKP KKPN TindakanPembinaan 7 Apel Persiapan Pelaksanaan/APP Proses penyidikan PPNS + POLRI 9 Pelaporan hasil operasi Laporan Operasi Surat Pernyataan Berkas Perkara

3 Deskripsi: Kesembilan langkah yang tergambar pada bagan alir diatas dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. ROT (Rencana Operasi Tahunan), ROT yang telah tercantum dalam DIPA yang didanai baik oleh APBN maupun non APBN siap untuk dicairkan, sehingga pelaksanaan kegiatan operasi pengamanan tidak menemui hambatan dalam pendanaan nantinya. 2. Pengendali Operasi, atas dasar kesiapan ROT untuk dilaksanakan maka Kepala Seksi Pengawasan dan Pendayagunaan menyiapkan konsep SPT (surat perintah tugas) untuk Tim Operasi dan untuk Kapal Patroli.(lampiran 1. Format SPT) 3. Penanggung jawab Operasi, Kepala Balai KKPN Kupang sebagai penanggung jawab operasi pengamanan mengeluarkan SPT Tim operasi pengamanan dan SPT Kapal Patroli untuk segera siap melaksanakan patroli atau operasi pengamanan bersama Tim. 4.Komandan operasi, PPNS perikanan yang ditunjuk sebagai DAN OPS/Komandan operasi agar segera mengadakan persiapan seperti kelengkapan operasi, logistik, personil, dana, dsb. (lampiran 2. tugas dan tanggung jawab) 5. Bendaharawan, sebagai penanggung jawab ketersediaan dana operasi Bendaharawan mengurus pencairan dana operasi sehingga dana dapat diterima oleh DAN OPS tepat waktu 6. Rapat Koordinasi Tim, DAN OPS mengadakan rapat koordinasi dengan berbagai unsur terkait dengan operasi pengamanan agar operasi dapat berjalan lancar dan mendapat back up/dukungan dari instansi terkait.(lampiran 3. Peta wilayah kerja Balai KKPN Kupang) 7. APP (Apel Persiapan Pelaksanaan), Sesaat sebelum operasi dimulai DAN OPS mengadakan Apel Persiapan Pelaksanaan (Lampiran 4. Prosedur APP) 8. Pelaksanaan operasi, operasi dilaksanakan hanya terbatas dalam wilayah KKPN (Lampiran 5. Prosedur Penanganan Kasus) 9. Pelaporan hasil operasi, setelah operasi selesai maka DAN OPS memimpin tim untuk pembuatan laporan operasi yang segera disampaikan kepada Kepala Balai KKPN Kupang (Lampiran 6. Format laporan operasi)

4 Lampiran-lampiran

5 Lampiran 1. Format Surat Perintah Tugas KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL KELAUTAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL BALAI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN NASIONAL JL. Yos Sudarso Jurusan Bolok. Kelurahan Alak. Kecamatan Alak Kota Kupang-Nusa Tenggara Timur Telp.(0380) Laman Pos Elektronik SURAT TUGAS Nomor : ST. /BKKPN/VII/2013 DASAR : 1. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor : PER.24/MEN/2011 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor : PER.23/MEN/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Kawasan Konservasi Perairan Nasional; 2. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Satuan Kerja Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (Balai KKPN) Kupang Tahun Anggaran..., Nomor DIPA-... tanggal...; DIPERINTAHKAN KEPADA: No NAMA/NIP PANGKAT/GOL JABATAN

6 Tujuan : Keperluan : Dalam rangka melaksanakan patroli pengamanan wilayah KKPN..Kab..Prop. Hari/tanggal :... sampai dengan... (... hari) Pembiayaan : Biaya transportasi yang timbul berkaitan dengan pelaksanaan tugas tersebut dibebankan kepada Satker... Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (Balai KKPN) Tahun Anggaran... Demikian surat ini dibuat untuk dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab dan setelah menjalankan tugasnya selambat-lambatnya 1 (satu) minggu, masing-masing/ tim diwajibkan membuat laporan secara tertulis. Kupang, Yang memberi tugas, Kepala Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (Balai KKPN) Dr. Yesaya Mau, A.Pi., M.Si NIP

7 Lampiran 2. Tugas dan tanggung jawab I. Hubungan Tata Cara Kerja. Hubungan Tata Cara Kerja dalam sistem pengamanan tim Patroli PPNS Perikanan ini adalah sebagai berikut : Pelindung atau Penasehat :- Dirjen Kelautan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil c/q. Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan - Bupati setempat dimana KKPN berada - Dandim setempat dimana KKPN berada - Kapolres setempat dimana KKPN berada - Kajari setempat dimana KKPN berada - Komandan unit kerja/gugus tugas TNI- AL setempat dimana KKPN berada - LSM, mitra kerja pendukung (kalau ada) Penanggung Jawab : Kepala Balai KKPN Kupang Pengendali operasi : Kepala Seksi Pendayagunaan dan Pengawasan Balai KKPN Kupang Komandan Operasi : ditunjuk oleh Kepala Balai KKPN Kupang Anggota tim Patroli : - Staf lapangan/polsus Perikanan/PPNS - ABK kapal Patroli II. Uraian Tugas. 1) Pelindung / Penasehat : a. Menetapkan kebijakan strategis dan teknis operasional pengamanan Kawasan Konservasi setempat b. Mengadakan Koordinasi dengan UPT daerah/aparat bawahan instansi masingmasing, guna mendukung operasi pengamanan KKPN c. Melaksanakan pembinaan, pengarahan, pengawasan, pengendalian dan pemantauan. d. Memberikan bantuan dukungan moral dan materil (personil) e. Menyusun kekuatan personil pengamanan KKPN

8 2) Penanggung Jawab : a. Memerintahkan pelaksanaan Patroli dan operasional lainnya, dengan mengeluarkan Surat Perintah. b. Menyusun rencana pengamanan Kawasan Konservasi setempat yang dilengkapi dengan rencana anggaran yang diperlukan. c. Mengadakan koordinasi dengan Instansi Terkait, khususnya dengan Aparat Keamanan dan Penegak Hukum serta Lembaga Swadaya Masyarakat. d. Memberdayakan Masyarakat sebagai basis dalam mencegah dan mengurangi kerusakan Kawasan Konservasi setempat. e. Memberikan Bimbingan Teknis dalam Pengamanan Kawasan Konservasi yang dilaksanakan Unit Pelaksanaan Teknis/Satker-satker. f. Mengadakan gelar hasil pelaksanaan tugas Tim Patroli dan membuat Analisa serta Evaluasi pelaksanaan Pengamanan Kawasan Konservasi. g. Melaksanakan pemantauan, pengawasan serta pengendalian pelaksanaan pengamanan Kawasan Konservasi. h. Mengusulkan kebutuhan sarana atau prasarana pengamanan yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan Pengamanan Kawasan Konservasi. i. Mengelola dan memelihara semua barang inventaris yang digunakan dalam pelaksanaan Pengamanan sedemikian rupa, sehingga dapat berfungsi setiap saat jika diperlukan. j. Melaksanakan pembinaan, untuk meningkatkan profesionalisme dan kesejahteraan Polsus Perikanan dan PPNS serta tenaga teknis pengamanan lainnya dalam rangka Pengamanan Kawasan Konservasi. k. Membuat Laporan Pertanggung jawaban Pengamanan Kawasan Konservasi. l. Bertanggung jawab atas seluruh pelaksanaan pengamanan Kawasan Konservasi yang meliputi 8 KKPN yang berada dibawah kewenangan Balai KKPN Kupang 3) Pengendali Operasi a. Membantu penanggung jawab operasi dalam merencanakan operasi pengamanan KKPN secara kontinyu b. Mempersiapkan semua keperluan operasi seperti logistik, dokumen, suratmenyurat c. Koordinasi ditingkat Propinsi dan kabupaten untuk mendapatkan dukungan operasi, terutama sekali dalam penyelesaian kasus-kasus pelanggaran. d. Mengadakan evaluasi terhadap laporan hasil operasi e. menyusun program untuk meningkatkan professionalisme personil pengamanan 3) Komandan Operasi :

9 a. Bertanggung jawab kepada Kepala Balai KKPN Kupang atas pengamanan wilayah KKPN yang dilaksanakan oleh Tim patroli b. Memberikan arahan dan petunjuk kepada anggota tim patroli pengamanan sebelum pelaksanaan kegiatan. c. Melakukan tindakan dan proses hukum jika ada pelanggaran dalam kawasan. d. Mengkoordinir anggota tim dalam pembagian tugas. e. Membuat Laporan Pelaksanaan Kegiatan setelah selesai melaksanakan tugas. 4) Anggota tim patrol a. membantu DAN OPS dalam melaksanakan operasi patroli pengamanan wilayah KKPN b. Membantu DAN OPS dalam melakukan tindakan atau proses hukum jika ada pelanggaran c. Berperan sesuai dengan tugas masing-masing seperti yang telah ditentukan bersama ketika APP d. Membantu DAN OPS dalam pembuatan laporan pelaksanaan kegiatan ketika selesai operasi dilaksanakan 3. Prinsip Prinsip Penuntun : 1) Kecepatan dan ketepatan bertindak. Dalam melaksanakan kegiatan Operasi Pengamanan perlu dilaksanakan dengan cepat dan tepat berdasarkan hukum yang bertanggung jawab serta tidak mengambil resiko yang dapat menimbulkan kerugian besar. Untuk itu diperlukan Informasi tentang situasi lapangan sedini mungkin. 2) Mengutamakan Pencegahan. Dalam Melaksanakan Patroli upaya pencegahan harus diutamakan tetapi dengan tetap mewaspadai dan menyiapkan kemungkinan dilakukannya upaya paksa. 3) Fungsional. Bantuan Personil sedapat mungkin dimintakan kepada dan diberikan kepada satuan yang tugas dan fungsinya berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi 4) Profesionalisme dan Proporsional. Pelaksanaan Operasi harus secara Profesional dan Proporsional, yaitu dengan memahami tugas dan fungsi serta lingkup kewenangan dan tanggung jawab masing-masing yang berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi. 5) Minimalisasi resiko. a. Menggunakan cara bertindak yang paling ringan dan resiko yang diakibatkan harus sepadan dengan keadaan yang dihadapi. b. Penggunaan senjata atau tindakan kekerasan lainnya hanya sebagai jalan terakhir karena terpaksa untuk mempertahankan atau menyelamatkan diri sendiri atau orang lain dan mempertahankan kehormatan atau harta

10 benda sendiri atau kepunyaan orang lain dari serangan yang melawan dan mengancam keselamatan. 6) Hak Asasi Manusia Operasi dilakukan dengan tetap memperhatikan Hak Asasi Manusia dengan prinsip praduga tak bersalah. Hak Asasi Manusia dalam kegiatan pengamanan meliputi: 1. Hak dan Kewajiban Tim Pengarah Hak Anggota Tim a. Mendapatkan perlindungan hukum sebagai aparat sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. b. Mendapatkan pelayanan logistik selama kegiatan berlangsung c. Mendapatkan kelengkapan keselamatan tugas d. Mendapatkan asuransi keselamatan kerja Kewajiban Anggota Tim a. Melaksanakan segala tindalan sesuai prosedur b. Dilarang untuk melakukan tindakan-tindakan yang bertentangan dengan hak asasi manusia, termasuk tetapi tidak terbatas pada tindakan kekerasan, pemaksaan, penyiksaan dan/atau perlakuan kejam yang mengancam keselamatan jiwa manusia c. Menjaga citra institusi termasuk tetapi tidak terbatas pada tindakan untuk tidak mengambik ikan nelayan tanpa hak dan menerima suap d. Melaksanakan semua kegiatan dengan penuh tanggung jawab e. Memperlakukan tersangka/pelaku dengan prinsip praduga tak bersalah f. Membuat laporan hasil pelaksanaan tugas secara kolektif dan menyerahkan kepada Kepala Balai KKPN Kupang 2. Hak dan Kewajiban Pelanggar/Pelaku Hak Pelanggar / Pelaku a. Mendapatkan perlindungan hukum sesuai peraturan perundangundangan yang berlaku.

11 b. Menerima perlakuan sesuai prosedur yang berlaku dan manusiawi c. Tersangka memperoleh jaminan tidak akan dirampas hak milik pribadinya sepanjang hak milik tersebut bukan merupakan barang yang digunakan untuk melakukan tindak pidana dan/atau merupakan hasil dari tindak pidana. Kewajiban Pelanggar / Pelaku a. Memberikan keterangan dengan benar b. Mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk tetapi tidak terbatas pada UU No. 31 th 2004 jo. 45 th 2009 tentang Perikanan dan UU no. 27 th 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil c. Pendekatan terhadap tersangka dilokasi kejadian dan tempat penahanan

12 Lampiran 3. Peta wilayah kerja Balai KKPN Kupang

13 Lampiran 4. Prosedur Apel Persiapan Pelaksanaan (APP) a) APP dilaksanakan sebelum kegiatan patroli dilaksanakan. Sebelum APP dilakukan Komandan Patroli/ketua tim telah mengumpulkan semua informasi dan masukan pengamanan dari sumber sumber terpercaya lainnya. Informasi ini kemudian dipertimbangkan untuk kegiatan patroli yang akan dilakukan. b) Ketua tim melaksanakan pemeriksaan anggota tim patroli, perlengkapan diri dan perlengkapan patroli. Ketua tim memastikan semua prosedur pengamanan, khususnya dukungan logistik, transportasi dan komunikasi untuk patroli telah memenuhi persyaratan dan sesuai dengan kegiatan patroli yang akan dilakukan. c) Ketua tim mengisi formulir yang telah disiapkan dan melakukan pembagian tugas patroli. d) Ketua tim berkoordinasi dengan kapten kapal motor untuk kelayakan rute patroli dan jadwal patroli yang akan dilakukan. Ketua tim menyampaikan rute, waktu dan target patroli kepada anggota tim patroli. e) Ketua tim memimpin doa sebelum perjalanan dimulai.

14 Lampiran 5. Prosedur penanganan kasus PENANGANAN KASUS BOM & BIUS IKAN INPUTS PROCESS OUT PUTS TKP Bom/bius ikan Pembinaan Bukti Tidak Cukup Surat Pernyataan TIM PATROLI Wilayah KKPN; -Zona inti -Zona Pemanfaatan -Zona Perikanan berkelanjutan -Zona lainnya Tertangkap tangan Tindak lanjut penyidikan Dimulainya penyidikan PPNS & POLRI Bukti Cukup (TSK, BB, Saksi) Berkas Perkara Kejaksaan Pengadilan Putusan Pengadilan Surat Vonis PENANGANAN KASUS TEMUAN SATWA DILINDUNGI INPUTS PROCESS OUT PUTS TKP Temuan Satwa dilindungi Pembinaan Bukti Tidak Cukup Surat Pernyataan TIM PATROLI wilayah KKPN; -Zona inti -Zona Pemanfaatan -Zona Perikanan berkelanjutan -Zona lainnya Tertangkap tangan TSK LUAR KKPN Tindak lanjut penyidikan Dimulainya penyidikan TSK DALAM KKPN PPNS & POLRI Bukti Cukup (TSK, BB, Saksi) Satwa utk konsumsi Satwa utk diperdagangkan Berkas Perkara Surat Pernyataan Kejaksaan Pengadilan Putusan Pengadilan Surat Vonis

15 PENANGANAN KASUS TEMUAN PENGAMBILAN KARANG, PASIR & PENEBANGAN BAKAU INPUTS PROCESS OUT PUTS TKP Tambang karang, pasir & tebang bakau Pembinaan Bukti Tidak Cukup Surat Pernyataan TIM PATROLI wilayah KKPN; -Zona inti -Zona Pemanfaatan -Zona Perikanan berkelanjutan -Zona lainnya Tertangkap tangan TSK tinggal dalam KKPN Tindak lanjut penyidikan Dimulainya penyidikan TSK tinggal dalam KKPN PPNS & POLRI Bukti Cukup (TSK, BB, Saksi) karang, pasir& bakau utk Rumah tangga Surat Pernyataan karang, pasir& bakau untuk diperdagangkan Berkas Perkara Kejaksaan Pengadilan Putusan Pengadilan Surat Vonis

16 Lampiran 6. Format laporan kegiatan operasi FORMAT LAPORAN PELAKSANAAN OPERASI KAPAL PATROLI KM... DALAM RANGKA PENGAMANAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN NASIONAL...Propinsi... BALAI KKPN KUPANG BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Dasar pelaksanaan tugas 1.3. Maksud, Tujuan dan Sasaran 1.4. Pelaksana 1.5. Waktu dan tempat BAB II. PELAKSANAAN 2.1. Metode/Langkah Pelaksanaan 2.2. Route patroli (lengkap dengan peta) 2.3. Kronologi Kegiatan (dilengkapi saat data posisi saat Penghentian dan Pemeriksaan dan atau Penghentian, Pemeriksaan dan Penahanan) 2.4. Hasil operasi 2.5. Tindak lanjut BAB III. ANALISIS/EVALUASI OPERASI 3.1. Tingkat Capaian Hasil Operasi (Out put dan Out come) 3.2. Hambatan/permasalahan (pada saat Henrik dan saat penyerahan kapal yang Ad Hock 3.3. Evaluasi kondisi kapal (deck, mesin dan ABK) BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan 4.2. Saran LAMPIRAN-LAMPIRAN a. Berita Acara Pemeriksaan b. Foto & Surat-surat pendukung e. Hal lain yang berkaitan dengan pelaksanaan operasi Komandan Operasi/Patroli, Mengetahui, Nakhoda Kapal Patroli NIP....

17 Lampiran 7. Prosedur Penyidikan oleh PPNS 1. Jika memungkinkan Penyidikan dilakukan oleh PPNS Perikanan dan diarahkan kepada UU No. 31 th 2004 jo. 45 th 2009 tentang Perikanan dan UU no. 27 th 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil 2. Proses Penyidikan selalu koordinasi dengan Penyidik polri sesuai locus delicti/tkp 3. Bagi PPNS yang ditunjuk untuk menangani proses penyidikan akan dilengkapi dengan Surat Perintah Penyidikan oleh Kepala Balai KKPN Kupang. Segala sesuatu yang berhubungan dengan proses penyidikan akan diback up oleh Balai KKPN Kupang. 4. Setiap kasus yang diproses harus diikuti sampai dengan tingkat peradilan. 5. Modus Operandi dan Tindakan Pertama Oleh Petugas Keamanan di TKP (Tempat Kejadian perkara) a). Modus operandi : Tersangka sedang melakukan kegiatan berupa menangkap ikan dengan alat tangkap apapun atau mengambil / mendongkel terumbu karang, melakukan pencemaran, atau mendirikan bangunan, atau menginjak injak terumbu karang, memancangkan jangkar pada terumbu karang yang dilakukan di dalam kawasan Tindakan pertama di TKP yang dilakukan oleh petugas keamanan dalam kegiatan patroli maupun operasi pengamanan adalah : ( 1 ) Menangkap tersangka untuk didengar keterangannya secara langsung; ( 2 ) Mengenakan tuduhan kepada tersangka berdasarkan pasal 35 UU no. 27 tahun 2007 dan pasal PP no. tahun..; ( 3 ) Melakukan penyidikan secara langsung di TKP ( Tempat Kejadian perkara ), apabila di dalam Tim terdapat PPNS; ( 4 ) Menahan tersangka untuk diserahkan kepada POLRI;

18 ( 5 ) Mengamankan barang bukti berupa kapal, alat tangkap ikan, senjata, dan benda lain yang dipergunakan untuk melakukan tindak pidana atau hasil tindak pidana, untuk kepentingan persidangan di Pengadilan; ( 6 ) Melengkapi semua tindakan dengan BAP; b). Modus operandi: Melakukan pembangunan fisik yang menimbulkan kerusakan lingkungan atau merugikan masyarakat sekitar, dalam wilayah KKPN Tindakan pertama di TKP yang dilakukan oleh petugas keamanan dalam kegiatan patroli maupun operasi pengamanan adalah : (1) Menangkap tersangka untuk didengar keterangannya secara langsung; Mengenakan tuduhan kepada tersangka berdasarkan pasal 35 UU No. 27 tahun 2007 (2) Melakukan penyidikan langsung di TKP ( Tempat Kejadian perkara ), apabila di dalam Tim terdapat PPNS; (3) Menahan tersangka dalam koordinasi dengan POLRI; (4) Menggeledah serta mengamankan barang bukti berupa kapal, alat tangkap ikan, senjata, dan benda lain yang dipergunakan untuk melakukan tindak pidana atau hasil tindak pidana untuk kepentingan persidangan di Pengadilan; (5) Melengkapi semua tindakan dengan BAP; c) Modus Operandi : Tersangka sedang melakukan kegiatan berupa menangkap ikan dengan alat tangkap racun / bahan peledak / listrik atau mengambil / mendongkel terumbu karang, atau memancangkan jangkar pada terumbu karang, atau melakukan pencemaran, atau mendirikan bangunan, menginjak-injak terumbu karang, di dalam kawasan wilayah KKPN. Tindakan pertama di TKP yang dilakukan oleh petugas keamanan dalam kegiatan patroli maupun operasi pengamanan adalah :

19 (1) Menangkap tersangka untuk didengar keterangannya secara langsung ; (2) Mengenakan tuduhan kepada tersangka berdasarkan pasal 35 UU no. 27 tahun 2007, Peraturan Pemerintah No.. Tahun ;melakukan penyidikan di TKP ( Tempat Kejadian Perkara ), apabila dalam tim terdapat PPNS ; (4) Menahan tersangka dengan bantuan POLRI ; (5) Mengamankan barang bukti berupa kapal, alat tangkap ikan, senjata, dan benda lain yang dipergunakan untuk melakukan tindak pidana atau hasil tindak pidana untuk kepentingan parsidangan di Pengadilan ; ( 6 ) Melengkapi semua tindakan dengan BAP; d). Modus operandi : Tersangka sedang melakukan kegiatan berupa merusak atau menghilangkan rambu rambu, papan peringatan, papan nama, tanda batas kawasan, di dalam kawasan konservasi Tindakan pertama di TKP yang dilakukan oleh petugas keamanan dalam kegiatan patroli maupun opersi pengamanan adalah : ( 1 ) Menangkap tersangka untuk didengar keterangannya secara langsung ; ( 2 ) Mengenakan tuduhan kepada tersangka berdasarkan Kitab Undang undang Hukum Acara Pidana ( KUHAP ) ( 3 ) Melakukan penyidikan di TKP (Tempat Kejadian Perkara), apabila dalam tim terdapat PPNS ; ( 4 ) Menahan tersangka dengan bantuan POLRI ; ( 5 ) Mengamankan barang bukti berupa kapal, alat tangkap ikan, senjata, dan benda lain yang dipergunakan untuk melakukan tindak pidana atau hasil tindak pidana untuk kepentingan parsidangan di Pengadilan ; ( 6 ) Melengkapi semua tindakan dengan BAP; f). Modus operandi : Tersangka sedang melakukan kegiatan berupa menangkap ikan dengan mengginakan bahan peledak, racun, listrik, atau melakukan pengambilan karang tanpa izin diluar kawasan konservasi ( laut )

20 Tindakan pertama di TKP yang dilakukan oleh petugas keamanan dalam kegiatan patroli maupun operasi pengamanan adalah : ( 1 ) Menangkap tersangka untuk didengar keterangannya secara langsung ; ( 2 ) Mengenakan tuduhan kepada tersangka berdasarkan Kitab Undangundang Hukum Acara Pidana ( KUHAP ) dan UU Perikanan yang berkaitan dengan pengrusakan atau penghilangan asset Negara ; ( 3 ) Menyerahkan tersangka dilengkapi / bersama-sama dengan barang buktinya kepada Penyidik POLRI atau Penyidik Pegawai Negri Sipil Pertanian atau Perikanan ; Prosedur Penyidikan oleh Polri a) Jika tidak memungkinkan dilakukan oleh PPNS, maka proses penyidikan diserahkan kepada Penyidik Polri sesuai dengan locus delicti. b) Selama proses penyidikan berlangsung, koordinasi dengan Polri akan dilaksanakan oleh bagian Perlindungan yang akan ditunjuk oleh Kepala Balai KKPN melalui Surat Perintah Tugas.

21 Lampiran 8. Prosedur Penanganan Barang Bukti a. Segala benda hasil dari atau yang digunakan untuk melakukan tindak pidana bisa dijadikan sebagai barang bukti dan dicatat oleh PPNS ke dalam Berita Acara Pemeriksaan ( BAP ) dan dilampiri Daftar Barang Bukti ( DBB ). Setiap kali ada perubahan atau mutasi mengenai Barang Bukti baik jumlah maupun bentuknya harus dibuat dalam BAP ; b. Barang Bukti seperti dimaksud di atas, sedapat mungkin dihadirkan dalam keadaan utuh dan sesuai dengan BAP dan DBB yang dibuat untuk diperlihatkan kepada Majelis Hakim di persidangan ; c. Dalam hal, barang bukti merupakan benda yang mudah rusak dan nilainya cepat menurun pada saat persidangan berlangsung sebagai contoh hasil tindak pidana berupa ikan mati dengan persetujuan Hakim sebagaimana diusulkan terlebih dahulu oleh Jaksa Penuntut Umum / Penyidik POLRI / PPNS maka pihak-pihak yang menguasai barang bukti tersebut ( Pimpinan Unit Pengelola, Kejaksaan, POLRI, PPNS ) dapat melakukan pelelangan yang diketahui oleh tersangka, guna menghindari kerugian yang lebih besar bagi Negara ; d. Pelaksanaan lelang dilakukan oleh Pejabat dari Kantor Lelang Negara setelah menerima permohonan dari pihak yang menguasai barang bukti. Laporan hasil pelaksanaan lelang dibuat dalam bentuk Risalah Lelang yang dibuat oleh Kantor Lelang Negara ; e. Barang Bukti satwa dilindungi yang masih hidup jika tidak memungkinkan dilakukan penitipan, maka dapat dilakukan pelepasan ke habitatnya dengan dilengkapi Berita Acara dan dokumentasi secukupnya. f. Barang Bukti satwa dilindungi yang telah mati segera dilaksanakan pemusnahan Barang Bukti dengan dilengkapi Berita Acara dan dokumentasi secukupnya.

22 Lampiran 9. Prosedur Penggunaan Radio dan Alat Komunikasi 1. Umum Radio dan alat komunikasi lainnya digunakan untuk keperluan penting seperti: pemberitaan; permohonan bantuan, dan situasi bahaya. Alat radio dan komunikasi lainnya baik di darat dan diatas kapal motor milik Balai KKPN adalah untuk mendukung pengelolaan KKPN. Pembicaraan pribadi dan diluar hal hal yang berhubungan dengan KKPN hanya diperkenankan digunakan diluar waktu kontak radio yang telah ditetapkan dan tidak memakai jalur Balai KKPN Pemakaian telpon satelit hanya diperkenankan untuk urusan sangat penting. Apabila seseorang harus menggunakan telpon satelit untuk keperluan pribadi, maka harus membayar tarif pulsa sesuai yang ditetapkan oleh operator telpon. Frekwensi umum SSB radio:.. Digunakan untuk menginformasikan hal hal yang bersifat umum atau tidak rahasia. Dapat digunakan untuk meminta bantuan dalam keadaan bahaya dan/atau gawat. Frekuensi khusus/terbatas Digunakan untuk menginformasikan hal-hal yang bersifat rahasia terutama yang berhubungan dengan kegiatan patroli/pengamanan. Frekwensi terbatas SSB radio... (nama Panggilan) : Balai KPPN Kupang Frekwensi terbatas SSB radio.(nama panggilan): Satker KKPN Sawu Frekwensi terbatas SSB radio.(nama panggilan): Satker KKPN Gili Matra Frekwensi terbatas SSB radio.(nama panggilan): Satker KKPN Kapoposang Frekwensi terbatas SSB radio.(nama panggilan): Satker KKPN Padaido Frekwensi terbatas SSB radio.(nama panggilan): Satker KKPN Waigeo Frekwensi terbatas SSB radio.(nama panggilan): Satker KKPN Raja Ampat Frekwensi terbatas SSB radio.(nama panggilan): Satker KKPN Aru Frekwensi terbatas SSB radio.(nama panggilan): Satker KKPN Laut Banda 2. Tata tertib: Memohon untuk masuk jalur Mengucapkan salam Menyampaikan nama pemanggil dan posisi (bila memungkinkan) Menyampaikan pesan singkat

23 Apabila pesan yang disampaikan lebih dari 2 menit, tinggalkan jalur utk menuju jalur alternatif atau tunda sampai pada saat jalur tidak padat (diluar jam kontak) 3. Keadaan Darurat : Penggunaan kata mayday dan pan-pan Kata mayday (baca : mei-dei)digunakan jika pemanggil dalam keadaan gawat atau bahaya yang dapat mengancam jiwanya atau jiwa orang lain yang hendak dibantu. Apabila ada panggilan mayday maka semua komunikasi di jalur harus dihentikan, dan siapa yang dapat mendengar lebih dahulu atau dapat berbicara dengan pemanggil mayday harus diprioritaskan. Pemanggil mayday harus diprioritaskan selalu! Kata pan-pan (baca: pen-pen) digunakan jika pemanggil dalam keadaan bahaya tetapi tidak mengancam jiwanya atau orang lain pada saat itu. Apabila ada panggilan penpen maka semua komunikasi di jalur harus dihentikan, dan siapa yang dapat mendengar lebih dahulu atau dapat berbicara dengan pemanggil pan-pan harus diprioritaskan.

24 Lampiran 10. Perlengkapan dasar Polsus/Pengawas Perikanan untuk alat pengamanan dan keselamatan Perlengkapan dasar: 1. Senjata api, 2. Kartu Ijin Penggunaan Senjata api (PENGPIN)), 3. SPT (Surat Perintah Tugas) 4. Kartu Anggota POLSUS, 5. Kartu PPNS, Perlengkapan pendukung: 1. Pelampung, 2. GPS, 3. Peta, 4. Lampu senter, 5. Alat Tulis Perlengkapan Patroli Rutin, Periodik, dan Operasi 1. Seragam dinas 2. Kartu anggota 3. SPT 4. Kartu Anggota 5. Senjata Api (optional) 6. Kartu ijin penggunaan senjata api (wajib apabila membawa senjata api) 7. Kartu PPNS (bagi polhut dengan kualifikasi PPNS) 8. Buku catatan 9. Alat tulis 10. Lampu senter 11. Peta kawasan (satu buah per sortie) 12. Pelampung 13. GPS (satu buah per sortie) 14. Air mineral 15. Radio komunikasi (rig wajib pada kapal patroli)

25 Lampiran 11. Format Surat Pernyataan KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL KELAUTAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL BALAI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN NASIONAL JL. Yos Sudarso Jurusan Bolok. Kelurahan Alak. Kecamatan Alak Kota Kupang-Nusa Tenggara Timur Telp.(0380) Laman Pos Elektronik Saya yang bertanda tangan dibawah ini; Nama : Tempat/tgl Lahir : Tempat tinggal : No. KTP : Asal KTP : SURAT PERNYATAAN dengan ini saya menyadari sepenuhnya atas pelanggaran yang telah saya perbuat seperti.., nyata-nyata telah melanggar ketentuan-ketentuan sebagaimana tertera dalam UU no. 27 tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil dan UU no. 31 tahun 2004 juncto no 45 tahun 2009 tentang Perikanan. Saya menyadari akan sangsi hukum yang pantas saya terima, oleh sebab itu pada kesempatan ini saya mohonkan maaf atas perbuatan pelanggaran yang telah saya lakukan tersebut dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Apabila dikemudian hari perlanggaran ini terulang lagi, maka saya bersedia diberikan sangsi hukum. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan dengan penuh kesadaran tanpa adanya tekanan apapun. Nama tempat, tgl/bln/tahun

26 Yang menyatakan, ttd (nama lengkap.) Saksi-saksi: (dari tim Patroli) 1. Nama lengkap (nrp/nip.).ttd

27 Lampiran 12. PROSEDUR TAHAPAN OPERASI PENGAMANAN A. Perencanaan Pengamanan 1. Persiapan a. Peta kerja Petugas pengamanan harus mengenal lapangan dan mengetahui wilayah kerja, serta daerah-daerah rawan pelanggaran dalam wilayah KKPN, khususnya setiap zona, yang dituangkan dalam peta kerja dan peta kerawanan, yang akan menjadi sasaran kegiatan pengamanan. b. Tata waktu Menentukan tata waktu pelaksanaan pengamanan yang terdiri dari lama waktu yang dibutuhkan, tanggal dan jam keberangkatan serta kembali, yang harus disesuaikan situasi, kondisi dan strategi. c. Personil Ketua tim pengamanan menentukan jumlah personil serta komposisi petugas yang dibutuhkan dalam setiap bentuk pengamanan, termasuk kebutuhan bantuan personil dari Polri, TNI AL, Kejaksaan Negeri, Pengadilan serta unsur masyarakat (kampung/desa/kelurahan/kecamatan) bila dibutuhkan. d. Logistik Kebutuhan logistik selama kegiatan pengamanan harus terjamin, oleh karena itu perlu diperhitungkan secara detil kebutuhan logistik, jenis dan jumlahnya untuk setiap kegiatan pengamanan dengan memperhitungkan resiko yang akan terjadi. e. Sarana dan prasarana Sarpras kegiatan pengamanan sangat bergantung dengan tujuan dan target pengamanan itu sendiri. Beberapa sarpras yang harus dipersiapkan antara lain : alat transportasi, alat komunikasi, alat pengamatan, senjata, peralatan, SAR, peralatan snorkling/ SCUBA dan sarpras lain yang diperlukan. f. Strategi Strategi pengamanan kawasan disiapkan berdasarkan kebutuhan, target yang hendak dicapai, informasi yang ada, serta mengakomodasi keadaan darurat yang mungkin terjadi, taktik dan prediksi-prediksi kemungkinannya. g. Kelengkapan administrasi Berbagai kelengkapan administrasi harus disiapkan sebagai penunjang kegiatan pengamanan, agar legal berdasarkan hukum. Kelengkapan administrasi yang harus disiapkan antara lain: 1) Pas senjata dan SIM

28 2) Pas kapal dan SIM 3) Surat Tugas 4) Kartu Penyidik PPNS dan KTA POLSUS Perikanan 5) Surat alat komunikasi 6) Surat permintaan bantuan 7) Format laporan Kejadian 2. Observasi Observasi yaitu kegiatan untuk melihat, mengamati, mencatat hal-hal yang berkaitan dengan pengamanan Kawasan, antara lain mencakup : a. Kondisi sumberdaya alam Dapat dilakukan melalui data sekunder maupun pengamatan langsung di lapangan b. Pelaku Perseorangan atau kelompok atau perusahaan atau badan hukum lainnya yang melakukan tindak pidana kejahatan di bidang perikanan khususnya Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan. c. Sasaran kegiatan pengamanan (Modus Operandi) ditujukan kepada kegiatan yang dilarang dilakukan dalam kawasan, yang meliputi antara lain : - Beraktifitas di zona inti kawasan - Bila dalam kondisi darurat berada dalam kawasan inti namun alat tangkap dalam kondisi beroperasi. - Menangkap/mengambil sumberdaya ikan dalam kawasan dengan menggunakan alat tangkap, apapun bentuk dan jenisnya di zona yang dilarang - Menangkap/mengambil sumberdaya ikan dalam kawasan di zona yang diperbolehkan, namun menggunakan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan/merusak (misalnya : bom, bius, racun, sengatan listrik, trawl, muro ami). - Menangkap/mengambil ikan disaat musim dan ditempat pemijahan (spawning ground) - Mengambil/merusak terumbu karang. - Melakukan pencemaran dalam kawasan atau diluar kawasan yang mungkin dapat berdampak pada kerusakan kawasan. - Mendirikan bangunan tanpa ijin dalam kawasan,

29 - Melakukan kegiatan wisata yang merusak (menginjak karang, membuang jangkar pada terumbu karang, dan aktifitas merusak lainnya) - Menghilangkan atau merusak rambu-rambu, papan peringatan, papan nama, tanda batas Kawasan di dalam Kawasan Konservasi Perairan Nasional. - Mengambil dan atau mengangkut sampel berupa bagian Flora dan Fauna tanpa ijin yang berwenang. d. Peralatan pelaku Peralatan, yang meliputi : Alat Transportasi laut atau alat angkut, bahan peledak, alat selam dan alat tangkap lainnya yang ada dan patut di duga digunakan untuk melakukan kegiatan yang dilarang dalam Kawasan Konservasi Perairan Nasional atau dapat menyebabkan kerusakan lingkungan. e. Lokasi pengamanan Kegiatan pengamanan dilaksanakan pada seluruh wilayah Kawasan Konservasi setempat yang meliputi batas-batas wilayah kerja Kawasan Konservasi Perairan Nasional setempat dibawah pengelolaan Balai KKPN Kupang f. Objek pengamanan Objek pengamanan antara lain fisik kawasan, sarana prasarana pengelolaan, rambu/papan informasi, tanda batas kawasan/zona, keanekaragaman hayati dalam Kawasan Konservasi Perairan Nasional setempat 3. Analisis situasi yaitu uraian kemungkinan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan serta penentuan teknis pengamanan di lapangan. Bahan yang dipergunakan untuk menganalisis situasi adalah data dan informasi yang di himpun dari kegiatan observasi. Analisis akan menghasilkan output berupa Rencana Pengamanan ( RENPAM ) yang memuat hal-hal : 1) Modus Operandi pelaku, jenis tindak pidana yang terjadi, taksiran kerugian Negara sehingga perlu dilakukan Pengamanan. 2) Peta lokasi dan Rute yang digunakan untuk mencapai sasaran Pengamanan. 3) Jadwal Pelaksanaan Pengamanan. 4) Peralatan dan Logistik yang dibutuhkan. 5) Kekuatan Personil dalam pelaksanan Pengamanan. Pengamanan Personal dan materiil selama melaksanakan pengamanan.

30 B. Pelaksanaan Pengamanan Setelah mendapat hasil analisis situasi, maka dilaksanakan kegiatan pengamanan dalam bentuk pengamanan pre-emtif, pengamanan preventif, pengamanan represif, pengamanan partisipatif masyarakat maupun proses penegakan hukumnya. Dengan pertimbangan tertentu diperlukan bantuan personil POLRI/TNI dengan ketentuan sebagai berikut: a. Prosedur Permintaan Bantuan Personil. Prosedur permintaan bantuan personil adalah sebagai berikut : 1. Pada situasi normal, permintaan personil oleh Kepala Balai KKPNKupang kepada Instansi Terkait secara tertulis kepada Komandan Satuan dan ditembuskan kepada Komandan Satuan ditingkat diatasnya. 2. Pada situasi darurat, permintaan personil dapat dilakukan secara lisan dan harus ditindak lanjuti dengan permintaan tertulis. b. Prosedur Pemberian Bantuan Personil. Prosedur pemberian bantuan personil adalah sebagai berikut : 1. Pada situasi normal, pemberian bantuan personil diberikan sesuai permintaan yang dilengkapi dengan Surat Perintah Tugas. 2. Pada Situasi Darurat, pemberian bantuan personil diberikan sesuai permintaan dan kemudian dilengkapi dengan Surat Perintah Tugas. C. Pelaporan Pelaporan dibuat setiap pelaksanaan kegiatan pengamanan telah dilaksanakan. Salah satu fungsi laporan adalah sebagai bahan evaluasi kegiatan pengamanan yang telah dilakukan, selanjutnya hasil evaluasi tersebut digunakan untuk perencanaan pengamanan selanjutnya.

31 Lampiran 13. Format Laporan Kejadian KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL KELAUTAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL BALAI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN NASIONAL JL. Yos Sudarso Jurusan Bolok. Kelurahan Alak. Kecamatan Alak Kota Kupang-Nusa Tenggara Timur Telp.(0380) Laman Pos Elektronik PRO JUSTITIA PERISTIWA YANG TERJADI: LAPORAN KEJADIAN Nomor: LK../././.. 1. Waktu kejadian : Hari.. tanggal. Pukul.. 2. Tempat kejadian : Perairan/laut Kawasan Konservasi Perairan Nasional.. Posisi.. 3. Apa yang terjadi : Diduga menangkap ikan dengan menggunakan peralatan tangkap tidak ramah lingkungan/melanggar zonasi/menangkap dan membawa binatang yang dilindungi/merusak lingkungan,. 4. Siapa pelaku : Nama/suku.kelamin Umur, pekerjaan, alamat Bagaimana terjadinya : Dilaporkan : Hari, tanggal, pukul...

32 TINDAKAN PIDANA APA: Diduga melanggar Pasal:. NAMA DAN ALAMAT SAKSI-SAKSI: 1. Nama :.. Suku:.. Umur:,Kelamin:., Pekerjaan:, Alamat: Nama :.. Suku:.. Umur:,Kelamin:., Pekerjaan:, Alamat: BARANG BUKTI: URAIAN SINGKAT YANG DILAPORKAN. TINDAKAN YANG DILAKUKAN..

33 Dikeluarkan di:.. Pada tanggal:. MENGETAHUI PELAPOR Komandan Operasi, NIP.. NIP....

34 Lampiran 14. Format Surat Perintah Penangkapan KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL KELAUTAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL BALAI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN NASIONAL JL. Yos Sudarso Jurusan Bolok. Kelurahan Alak. Kecamatan Alak Kota Kupang-Nusa Tenggara Timur Telp.(0380) Laman Pos Elektronik PRO JUSTITIA SURAT PERINTAH PENANGKAPAN Nomor: SP../ /../ Pertimbangan : Untuk kepentingan penyidikan, penuntutan dan peradilan, perlu untuk melakukan tindakan penangkapan terhadap seorang yang diduga keras melakukan Tindak Pidana Perikanan berdasarkan bukti permulaan yang cukup. Dasar : 1. Pasal 35 ayat.. dan ayat huruf. UU No. 27 tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil 2.. UU No. 31 tahun jo. No 45 tahun.. tentang Perikanan. 3. Laporan Kejadian No: tanggal. DIPERINTAHKAN Kepada : 1. Nama/Nip :. Pangkat/Gol :. Jabatan :.

35 2. Nama/Nip :. Pangkat/Gol :. Jabatan :. Untuk : 1. Melakukan penangkapan terhadap: Nama : (pelaku pelanggaran /nakhoda kapal yg tertangkap) Tempat/tgl lahir :. Alamat Pekerjaan : : Warganegara :. Agama :. Dan membawa ke (mis; kantor satker..), karena diduga telah melakukan Tindak Pidana Perikanan di wilayah KKPN.. sebagaimana dimaksud dalam pasal.. 2. Setelah melaksanakan surat perintah ini, segera membuat Berita Acara Penangkapan. 3. Surat Perintah ini berlaku dari tanggal. sampai dengan. Dikeluarkan di: Pada tanggal : Yang Menerima Perintah, Komandan Operasi,. NIP.. NIP..

36 Pada hari ini tanggal (satu) lembar surat penangkapan ini diserahkan kepada tersangka/keluarga tersangka. Yang Menerima Yang Menyerahkan... NIP..

37 Lampiran 15. Format Berita Acara Penangkapan Tersangka KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL KELAUTAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL BALAI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN NASIONAL JL. Yos Sudarso Jurusan Bolok. Kelurahan Alak. Kecamatan Alak Kota Kupang-Nusa Tenggara Timur Telp.(0380) Laman Pos Elektronik PRO JUSTITIA BERITA ACARA PENANGKAPAN TERSANGKA Pada hari ini tanggal pukul saya.. Pangkat NIP... jabatan bersama-sama dengan; 1. Nama, pangkat/nip : Nama, pangkat/nip : Nama, pangkat/nip :.... Masing-masing dari kantor yang sama, berdasarkan:.. 1. Pasal 35 ayat.. dan ayat huruf. UU No. 27 tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil 2. Pasal. UU No. 31 tahun jo. No 45 tahun.. tentang Perikanan. 3. Laporan Kejadian Nomor: tanggal. 4. Surat Perintah Penagkapan No.:. tanggal Telah melakukan penangkapan terhadap beberapa orang laki-laki/perempuan sebagai berikut:

38 1. Nama : Umur Pekerjaan Alamat : :. :. Warganegara : Agama : 2. Nama :.. Umur Pekerjaan Alamat :. :. :. Warganegara : Agama :.. 3. Nama :.. Umur Pekerjaan Alamat :. :. :. Warganegara : Agama :.. 4. Nama :.. Umur Pekerjaan Alamat :. :. :.

39 Warganegara : Agama :.. Yang bersangkutan ditangkap sebagai tersangka dalam perkara Tindak Pidana Perikanan, sebagaimana dimaksud dalam pasal.. Adapun jalannya penangkapan adalah sebagai berikut: Pada hari tanggal.. pukul.. Kapal patroli... Yang sedang melaksanakan patroli di perairan laut KKPN. telah menjumpai beberapa orang laki-laki/perempuan yang kemudian dikenal bernama.. dan kawan-kawan, seperti tersebut diatas dengan mempergunakan kapal/perahu/boat.... sedang. dalam wilayah KKPN. dengan menggunakan (mis: bom ikan) / mengangkut binatang langka/ merusak lingkungan ekositem.., maka saudara.dan kawan-kawan ditangkap beserta barang bukti demikian Berita Acara Penangkapan ini dibuat dengan sebenarnya atas kekuatan sumpah jabatan, kemudian ditutup dan ditanda tangani di laut pada tanggal. Tersangka, PPNS Perikanan,.. NIP... Saksi-saksi: Ttd ttd 1.., 2. NIP... NIP...

40 Lampiran 16. Format Daftar Tersangka KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL KELAUTAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL BALAI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN NASIONAL JL. Yos Sudarso Jurusan Bolok. Kelurahan Alak. Kecamatan Alak Kota Kupang-Nusa Tenggara Timur Telp.(0380) Laman Pos Elektronik PRO JUSTITIA DAFTAR TERSANGKA No. Nama Alamat Pekerjaan Kebangsaan Agama Keterangan dst Dikeluarkan di :.. Pada tanggal :.. PPNS Tim Patroli.. ttd.. NIP.

41 Lampiran 17. Format Daftar Barang Bukti KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL KELAUTAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL BALAI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN NASIONAL JL. Yos Sudarso Jurusan Bolok. Kelurahan Alak. Kecamatan Alak Kota Kupang-Nusa Tenggara Timur Telp.(0380) Laman Pos Elektronik PRO JUSTITIA DAFTAR BARANG BUKTI No No. Reg. Barang bukti Jenis Barang bukti Jumlah Pemilik diakui oleh tgl Disita dari oleh Keterangan dst Dikeluarkan di: Pada tanggal :. PPNS Tim Patroli.. ttd.. NIP.

42 Lampiran 17. Format Surat Tanda Terima Berkas Perkara KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL KELAUTAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL BALAI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN NASIONAL JL. Yos Sudarso Jurusan Bolok. Kelurahan Alak. Kecamatan Alak Kota Kupang-Nusa Tenggara Timur Telp.(0380) Laman Pos Elektronik TANDA TERIMA BERKAS PERKARA Nomor:.. Berkas perkara nomor:. tanggal.. yang dikirim dalam rangkap 2 (dua) dengan surat pengantar nomor:.. tanggal..atas nama tersangka (dkk), telah diterima pada tanggal..di..oleh: Nama NIP :. : Pangkat : Jabatan :., 20 Yang menerima, Yang menyerahkan,.. NIP... NIP..

43 Lampiran 18. Berita Acara Serah Terima Tersangka dan Barang Bukti KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL KELAUTAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL BALAI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN NASIONAL JL. Yos Sudarso Jurusan Bolok. Kelurahan Alak. Kecamatan Alak Kota Kupang-Nusa Tenggara Timur Telp.(0380) Laman Pos Elektronik PRO JUSTITIA BERITA ACARA SERAH TERIMA TERSANGKA DAN BARANG BUKTI Pada hari ini tanggal.. tahun. Pukul. Saya pangkat. NIP jabatan sebagai penyidik pegawai negeri sipil pada tim patroli di atas, berdasarkan surat pengatar Nomor tanggal perihal : pengiriman tersangka dan barang bukti terlampir telah diserahkan dalam keadaan lengkap dan baik Tersangka a.n.. (dkk) seperti terlampir dalam daftar tersangka (lampiran 16) 2. Barang-barang bukti seperti terlampir dalam daftar Barang Bukti (Lampiran 17) yang ada pada berkas perkara awal di laut, a. Nomor:..: Tentang penyerahan berkas perkara awal di laut A.n. b. Nomor:..: Tentang penyerahan berkas perkara awal di laut A.n.

44 c. Nomor:..: Tentang penyerahan berkas perkara awal di laut A.n Kepada..yang diterima oleh Nama :. Pangkat/NIP : Pekerjaan : Jabatan : Serah terima ini dilakukan di disaksikan oleh: 1. Nama :.. Pangkat/NIP : Pekerjaan Jabatan Alamat :. :. :. 2. Nama : Pangkat/NIP Pekerjaan Jabatan Alamat : :. :. : Demikian Berita Acara Serah Terima Tersangka dan Barang Bukti ini dibuat dengan sebenarnya atas kekuatan sumpah jabatan, kemudian ditutup dan ditandatangani di. Pada tanggal.. bulan..tahun.

45 Yang Menerima Yang Menyerahkan PPNS Perikanan pada Tim Patroli... NIP... Saksi-saksi: 1.. NIP NIP..

46 Lampiran 19. Format Surat Pengantar KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL KELAUTAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL BALAI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN NASIONAL JL. Yos Sudarso Jurusan Bolok. Kelurahan Alak. Kecamatan Alak Kota Kupang-Nusa Tenggara Timur Telp.(0380) Laman Pos Elektronik Nomor : Klasifikasi : Biasa Hal : Penyerahan Barang Bukti dan tersangka A.n... Kepada Yth: Di SURAT PENGANTAR No Isi Banyaknya Keterangan Laporan kejadian 2 Surat Perintah Penangkapan 3 Berita Acara Penangkapan tersangka 4 Daftar tersangka 5 Daftar Barang Bukti 6 Tanda terima berkas perkara 7 Surat pengantar 8 Berita Acara Serah terima tersangka dan Barang Bukti 9 Laporan Pelaksanaan Operasi

Judul : SOP PENGUATAN KELEMBAGAAN MASYARAKAT POKMASWAS, BALAI KKPN KUPANG

Judul : SOP PENGUATAN KELEMBAGAAN MASYARAKAT POKMASWAS, BALAI KKPN KUPANG Judul : SOP PENGUATAN KELEMBAGAAN MASYARAKAT POKMASWAS, BALAI KKPN KUPANG Nomor Ruang lingkup : PKL.4/01 : Standar operasional prosedur penguatan kelembagaan masyarakat melalui Kelompok Masyarakat Pengawas

Lebih terperinci

Judul : SOP PENGUATAN KELEMBAGAAN MASYARAKAT PENANGKAPAN IKAN, BALAI KKPN KUPANG

Judul : SOP PENGUATAN KELEMBAGAAN MASYARAKAT PENANGKAPAN IKAN, BALAI KKPN KUPANG Judul : SOP PENGUATAN KELEMBAGAAN MASYARAKAT PENANGKAPAN IKAN, BALAI KKPN KUPANG Nomor : PKL.3/01 Ruang lingkup : Standar operasional prosedur penguatan kelembagaan masyarakat melalui penangkapan ikan

Lebih terperinci

Judul : SOP INVESTASI BUDIDAYA DI WILAYAH KKPN, BALAI KKPN KUPANG Nomor : INB.1/01 Ruang lingkup : Standar operasional prosedur investasi budidaya

Judul : SOP INVESTASI BUDIDAYA DI WILAYAH KKPN, BALAI KKPN KUPANG Nomor : INB.1/01 Ruang lingkup : Standar operasional prosedur investasi budidaya Judul : SOP INVESTASI BUDIDAYA DI WILAYAH KKPN, BALAI KKPN KUPANG Nomor : INB.1/01 Ruang lingkup : Standar operasional prosedur investasi budidaya ini dibuat hanya diperuntukan bagi pelaksanaan investasi

Lebih terperinci

: SOP OPERASI PENGAMANAN KKPN OLEH TIM TERPADU (OPERASI BERSAMA)

: SOP OPERASI PENGAMANAN KKPN OLEH TIM TERPADU (OPERASI BERSAMA) Judul Nomor Ruang lingkup : SOP OPERASI PENGAMANAN KKPN OLEH TIM TERPADU (OPERASI BERSAMA) : Pam.2/01 : Standar operasional prosedur pengamanan terpadu atau operasi bersamam ini dibuat hanya peruntukan

Lebih terperinci

Judul : SOP PENGUATAN KELEMBAGAAN MASYARAKAT KELOMPOK WANITA KKPN, BALAI KKPN KUPANG Nomor : PKL.5/01 Ruang lingkup : Standar operasional prosedur

Judul : SOP PENGUATAN KELEMBAGAAN MASYARAKAT KELOMPOK WANITA KKPN, BALAI KKPN KUPANG Nomor : PKL.5/01 Ruang lingkup : Standar operasional prosedur Judul : SOP PENGUATAN KELEMBAGAAN MASYARAKAT KELOMPOK WANITA KKPN, BALAI KKPN KUPANG Nomor : PKL.5/01 Ruang lingkup : Standar operasional prosedur penguatan kelembagaan masyarakat ini dibuat hanya diperuntukan

Lebih terperinci

Judul : SOP PENELITIAN BAGI WARGA NEGARA ASING DI WILAYAH KKPN, BALAI KKPN KUPANG Nomor : Penel.1/01 Ruanglingkup : Standar operasional prosedur

Judul : SOP PENELITIAN BAGI WARGA NEGARA ASING DI WILAYAH KKPN, BALAI KKPN KUPANG Nomor : Penel.1/01 Ruanglingkup : Standar operasional prosedur Judul : SOP PENELITIAN BAGI WARGA NEGARA ASING DI WILAYAH KKPN, BALAI KKPN KUPANG Nomor : Penel.1/01 Ruanglingkup : Standar operasional prosedur penelitian bagi Warga Negara Asing ini dibuat hanya diperuntukan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG PENANGANAN TINDAK PIDANA PERIKANAN OLEH PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Judul : SOP PENGUATAN KELEMBAGAAN MASYARAKAT BUDIDAYA, BALAI KKPN KUPANG Nomor : PKL.2/01 Ruang lingkup : Standar operasional prosedur penguatan

Judul : SOP PENGUATAN KELEMBAGAAN MASYARAKAT BUDIDAYA, BALAI KKPN KUPANG Nomor : PKL.2/01 Ruang lingkup : Standar operasional prosedur penguatan Judul : SOP PENGUATAN KELEMBAGAAN MASYARAKAT BUDIDAYA, BALAI KKPN KUPANG Nomor : PKL.2/01 Ruang lingkup : Standar operasional prosedur penguatan kelembagaan masyarakat melalui budidaya ikan ini dibuat

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN BARANG BUKTI DI LINGKUNGAN BADAN

Lebih terperinci

2017, No ); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republ

2017, No ); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republ BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.861, 2017 KEMEN-KP. Kode Etik PPNS Perikanan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36/PERMEN-KP/2017 TENTANG KODE ETIK PENYIDIK

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 29 TAHUN 2017 TENTANG ADMINISTRASI PENYIDIKAN BAGI PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL KOTA YOGYAKARTA DALAM ACARA PEMERIKSAAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36/PERMEN-KP/2017 TENTANG KODE ETIK PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36/PERMEN-KP/2017 TENTANG KODE ETIK PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36/PERMEN-KP/2017 TENTANG KODE ETIK PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

GUBERNUR BANTEN PERATURAN GUBERNUR BANTEN

GUBERNUR BANTEN PERATURAN GUBERNUR BANTEN GUBERNUR BANTEN PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYIDIKAN BAGI PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH PROVINSI BANTEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMORxxxxTAHUN 2015 TENTANG MANAJEMEN PENEGAKAN HUKUM BIDANG POS DAN TELEKOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI

Lebih terperinci

DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN,

DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN, KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORATJENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN Jl. Medan Merdeka Timur No.16 Lt.15 Gd.Mina Bahari II, Jakarta Pusat 10110 Telp (021) 3519070 ext 1524/1526,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1610, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-ESDM. PPNS. Orta. Pencabutan. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

2017, No Peraturan Menteri; d. bahwa dalam rangka optimalisasi penanganan barang bukti tindak pidana lingkungan hidup dan kehutanan perlu diatu

2017, No Peraturan Menteri; d. bahwa dalam rangka optimalisasi penanganan barang bukti tindak pidana lingkungan hidup dan kehutanan perlu diatu No.642, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-LHK. Penanganan Barang Bukti Tindak Pidana Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 10, Tambahan Lembaran N

2017, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 10, Tambahan Lembaran N No.1490, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPOM. Pengelolaan Barang Bukti. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN BARANG

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG MANAJEMEN PENYIDIKAN OLEH PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG MANAJEMEN PENYIDIKAN OLEH PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG MANAJEMEN PENYIDIKAN OLEH PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK

Lebih terperinci

MAKSUD DAN TUJUAN DAPAT DIGUNAKAN SEBAGAI PEDOMAN DALAM RANGKA MEWUJUDKAN PERAN SERTA POKMASWAS DALAM MEMBANTU KEGIATAN PENGAWASAN

MAKSUD DAN TUJUAN DAPAT DIGUNAKAN SEBAGAI PEDOMAN DALAM RANGKA MEWUJUDKAN PERAN SERTA POKMASWAS DALAM MEMBANTU KEGIATAN PENGAWASAN PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR (POS) PELAPORAN, PEMANTAUAN, PENGAWASAN DAN PERAN SERTA POKMASWAS TERHADAP TINDAK PIDANA KEJAHATAN DAN PELANGGARAN TOPAN RENYAAN, S.H. MAKSUD DAN TUJUAN DAPAT DIGUNAKAN SEBAGAI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.862, 2013 KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN. Wilayah Pesisir. Pulau-Pulau Kecil. Pengelolan. Pengawasan. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

DRAFT MARET POS POKMASWAS Page 1 of 20

DRAFT MARET POS POKMASWAS Page 1 of 20 PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR (POS) PELAPORAN, PEMANTAUAN, PENGAWASAN DAN PERAN SERTA POKMASWAS TERHADAP TINDAK PIDANA KEJAHATAN DAN PELANGGARAN DRAFT MARET 2015 POS POKMASWAS Page 1 of 20 PROSEDUR OPERASIONAL

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, T

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, T No. 339, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNN. Pencucian Uang. Asal Narkotika. Prekursor Narkotika. Penyelidikan. Penyidikan. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PENYELIDIKAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Peran PPNS Dalam Penyidikan Tindak Pidana Kehutanan. Oleh: Muhammad Karno dan Dahlia 1

Peran PPNS Dalam Penyidikan Tindak Pidana Kehutanan. Oleh: Muhammad Karno dan Dahlia 1 Peran PPNS Dalam Penyidikan Tindak Pidana Kehutanan Oleh: Muhammad Karno dan Dahlia 1 I. PENDAHULUAN Sebagai akibat aktivitas perekonomian dunia, akhir-akhir ini pemanfaatan hutan menunjukkan kecenderungan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 7 Tahun 2000 Seri D PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 7 Tahun 2000 Seri D PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG Nomor 7 Tahun 2000 Seri D PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 19 TAHUN 2000 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL ( PPNS ) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG BANTUAN TIMBAL BALIK DALAM MASALAH PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG BANTUAN TIMBAL BALIK DALAM MASALAH PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG BANTUAN TIMBAL BALIK DALAM MASALAH PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa negara Republik

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 18 TAHUN 2004 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAKHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJAR,

PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 18 TAHUN 2004 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAKHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJAR, PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 18 TAHUN 2004 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAKHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJAR, Menimang : a. b. bahwa dalam upaya penegakan Peraturan Daerah

Lebih terperinci

BUPATI BATANG HARI PROVINSI JAMBI

BUPATI BATANG HARI PROVINSI JAMBI SALINAN BUPATI BATANG HARI PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG HARI NOMOR : 5 TAHUN 2016 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BATANG HARI, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 53 TAHUN 2014 TENTANG MANAJEMEN PELAKSANAAN TUGAS PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 53 TAHUN 2014 TENTANG MANAJEMEN PELAKSANAAN TUGAS PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN NOMOR 52/2014 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 53 TAHUN 2014 TENTANG MANAJEMEN PELAKSANAAN TUGAS PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI NO : 7 2001 SERI : D PERATURAN DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR : 11 TAHUN 2001 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BEKASI Menimbang

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.727, 2012 LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN. Tata Cara. Pendampingan. Saksi. PERATURAN LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG

PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGPINANG NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANJUNGPINANG, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Ta

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Ta No.407, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENATR/BPN. PPNS. Penataan Ruang. PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PIMPINAN LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PIMPINAN LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN, PERATURAN LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAYANAN PERMOHONAN PERLINDUNGAN PADA LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PIMPINAN

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

SAMPUL BERKAS PERKARA Nomor: BP-../PPNS PENATAAN RUANG / /20..

SAMPUL BERKAS PERKARA Nomor: BP-../PPNS PENATAAN RUANG / /20.. LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL PENATAAN RUANG SAMPUL BERKAS PERKARA Nomor: BP-../PPNS PENATAAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PIMPINAN LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN REPUBLLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PIMPINAN LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN REPUBLLIK INDONESIA, PERATURAN LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAYANAN PERMOHONAN PERLINDUNGAN PADA LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 44 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN OPERASIONAL PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH DALAM PENEGAKAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara Republik Indonesia adalah

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG ADMINISTRASI PENYIDIKAN DAN PENINDAKAN TINDAK PIDANA DI BIDANG TEKNOLOGI INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG BANTUAN TIMBAL BALIK DALAM MASALAH PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG BANTUAN TIMBAL BALIK DALAM MASALAH PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG BANTUAN TIMBAL BALIK DALAM MASALAH PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara Republik

Lebih terperinci

BUPATI TUBAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TUBAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG S A L I N A N BUPATI TUBAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN

Lebih terperinci

STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR TENTANG TIPIRING

STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR TENTANG TIPIRING 1 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH KEPULAUAN BANGKA BELITUNG RESOR PANGKALPINANG STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR TENTANG TIPIRING I. PENDAHULUAN 1. UMUM a. Polri sebagai aparat negara yang bertugas

Lebih terperinci

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TAMIANG

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TAMIANG PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TAMIANG QANUN KABUPATEN ACEH TAMIANG NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TAMIANG BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG MANAJEMEN PENYIDIKAN OLEH PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG MANAJEMEN PENYIDIKAN OLEH PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG MANAJEMEN PENYIDIKAN OLEH PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK

Lebih terperinci

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR TAHUN 2015 TENTANG BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PEJABAT PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 3 2013 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR 03 TAHUN 2013 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENDAMPINGAN SAKSI LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN

PERATURAN LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENDAMPINGAN SAKSI LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN PERATURAN LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENDAMPINGAN SAKSI LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA LEMBAGA PERLINDUNGAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 15 TAHUN 2006 SERI E =============================================================== PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2012 TENTANG TATA LAKSANA JABATAN PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN, PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN

Lebih terperinci

MENTER! HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA

MENTER! HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA MENTER! HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTER! HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-Ol.Hl.07.02 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN MANAJEMEN PENYIDIKAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BAU-BAU NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL LINGKUP DALAM LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BAU-BAU

PERATURAN DAERAH KOTA BAU-BAU NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL LINGKUP DALAM LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BAU-BAU PERATURAN DAERAH KOTA BAU-BAU NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL LINGKUP DALAM LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BAU-BAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BAU-BAU, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO UTARA,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 20 TAHUN 2007 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KULON PROGO, Menimbang

Lebih terperinci

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (Lemba

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (Lemba No.641, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKUMHAM. Pengawasan Keimigrasian. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENGAWASAN KEIMIGRASIAN

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERAMPASAN ASET TINDAK PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERAMPASAN ASET TINDAK PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERAMPASAN ASET TINDAK PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa sistem dan mekanisme

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG PEMERINTAH KABUPATEN MALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALANG NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT BUPATI MALANG, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROPINSI SULAWESI TENGAH NOMOR : 23 TAHUN 2002 SERI E NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH PROPINSI SULAWESI TENGAH NOMOR : 04 TAHUN 2002

LEMBARAN DAERAH PROPINSI SULAWESI TENGAH NOMOR : 23 TAHUN 2002 SERI E NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH PROPINSI SULAWESI TENGAH NOMOR : 04 TAHUN 2002 LEMBARAN DAERAH PROPINSI SULAWESI TENGAH NOMOR : 23 TAHUN 2002 SERI E NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH PROPINSI SULAWESI TENGAH NOMOR : 04 TAHUN 2002 T E N T A N G PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SELAYAR. dan BUPATI SELAYAR

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SELAYAR. dan BUPATI SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SELAYAR NOMOR 21 TAHUN 2006 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SELAYAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SELAYAR, Menimbang : a.

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG BANTUAN TIMBAL BALIK DALAM MASALAH PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG BANTUAN TIMBAL BALIK DALAM MASALAH PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG BANTUAN TIMBAL BALIK DALAM MASALAH PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara Republik

Lebih terperinci

LAPORAN KEJADIAN NO... Nama :... Jenis kelamin :... Pekerjaan :... Tempat Tinggal :... Kebangsaan :...

LAPORAN KEJADIAN NO... Nama :... Jenis kelamin :... Pekerjaan :... Tempat Tinggal :... Kebangsaan :... Lampiran 1 PELAPOR LAPORAN KEJADIAN NO... Nama :... Jenis kelamin :... Pekerjaan :... Tempat Tinggal :... Kebangsaan :... PERISTIWA YANG DILAPORKAN Waktu Kejadian : Hari.... Tanggal... Jam... Wita Tempat

Lebih terperinci

2017, No Penggunaan Senjata Api Dinas di Lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai; Mengingat : Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 1996 te

2017, No Penggunaan Senjata Api Dinas di Lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai; Mengingat : Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 1996 te No.1133, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Penggunaan Senjata Api Dinas. Ditjen Bea dan Cukai. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 113/PMK.04/2017 TENTANG PENGGUNAAN SENJATA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR

PEMERINTAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR 1 2 PEMERINTAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR Menimbang NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL LINGKUP PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG NOMOR : 4 TAHUN 2012 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG NOMOR : 4 TAHUN 2012 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG Pengundangan PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG NOMOR : 4 TAHUN 2012 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG - 1 - BUPATI SAMPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara Republik Indonesia adalah

Lebih terperinci

- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR

- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR - 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 26 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL GUBERNUR

Lebih terperinci

BUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT Menimbang : a. Mengingat : 1. BUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, 1 of 24 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia

Lebih terperinci

PERATURAN KESYAHBANDARAN DI PELABUHAN PERIKANAN

PERATURAN KESYAHBANDARAN DI PELABUHAN PERIKANAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN TANGKAP DIREKTORAT PELABUHAN PERIKANAN PERATURAN KESYAHBANDARAN DI PELABUHAN PERIKANAN SYAHBANDAR DI PELABUHAN PERIKANAN Memiliki kompetensi

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER. 376/DJ-PSDKP/2013 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER. 376/DJ-PSDKP/2013 TENTANG KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN Jalan Medan Merdeka timur Nomor 16 Gedung Mina Bahari III lantai 15, Jakarta 10110 Telepon (021) 3519070,

Lebih terperinci

BUPATI LAMPUNG BARAT PROVINSI LAMPUNG

BUPATI LAMPUNG BARAT PROVINSI LAMPUNG SALINAN BUPATI LAMPUNG BARAT PROVINSI LAMPUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAMPUNG BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 239/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN BUKTI PERMULAAN TINDAK PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 239/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN BUKTI PERMULAAN TINDAK PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN Peraturan Peraturan Menteri Keuangan - 239/PMK.03/2014, 22 Des 2014 PencarianPeraturan PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 239/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN BUKTI PERMULAAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PENAJAM PASER UTARA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PENAJAM PASER UTARA, PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL (PPNS) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

2016, No Gubernur, Bupati, dan Wali Kota menjadi Undang- Undang; b. bahwa Pasal 22B huruf a dan huruf b Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tent

2016, No Gubernur, Bupati, dan Wali Kota menjadi Undang- Undang; b. bahwa Pasal 22B huruf a dan huruf b Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tent No.1711,2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAWASLU.Pemilihan.Gubernur.Bupati.Walikota.Pelanggaran Administrasi. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG

Lebih terperinci

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL - 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci

QANUN KABUPATEN ACEH TENGAH NOMOR 12 TAHUN 2008 PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH (PPNSD) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TENGAH

QANUN KABUPATEN ACEH TENGAH NOMOR 12 TAHUN 2008 PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH (PPNSD) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TENGAH QANUN KABUPATEN ACEH TENGAH NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH (PPNSD) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TENGAH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI ACEH TENGAH,

Lebih terperinci

Judul : SOP PENGUATAN KELEMBAGAAN MASYARAKAT KKPN Balai KKPN Kupang Nomor : PKL.1/01 Ruang lingkup : Standar operasional prosedur penguatan

Judul : SOP PENGUATAN KELEMBAGAAN MASYARAKAT KKPN Balai KKPN Kupang Nomor : PKL.1/01 Ruang lingkup : Standar operasional prosedur penguatan Judul : SOP PENGUATAN KELEMBAGAAN MASYARAKAT KKPN Balai KKPN Kupang Nomor : PKL.1/01 Ruang lingkup : Standar operasional prosedur penguatan kelembagaan masyarakat KKPN ini dibuat hanya diperuntukan bagi

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUNGAN, Menimbang a. bahwa Peraturan Daerah Kabupaten Bulungan Nomor

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 42 TAHUN : 2004 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 5 TAHUN 2004 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 42 TAHUN : 2004 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 5 TAHUN 2004 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 42 TAHUN : 2004 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 5 TAHUN 2004 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : a. WALIKOTA

Lebih terperinci

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM - 2 - BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Badan ini yang dimaksud dengan: 1. Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut Pemilu adalah sarana kedaulatan rakyat untuk memilih anggota Dewan Perwakilan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG BARAT NOMOR 10 TAHUN 2004 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM LINGKUNGAN KABUPATEN LAMPUNG BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG BARAT NOMOR 10 TAHUN 2004 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM LINGKUNGAN KABUPATEN LAMPUNG BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG BARAT NOMOR 10 TAHUN 2004 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM LINGKUNGAN KABUPATEN LAMPUNG BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAMPUNG BARAT Menimbang

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 239/PMK.03/2014 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 239/PMK.03/2014 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 239/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN BUKTI PERMULAAN TINDAK PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN, WALIKOTA MADIUN PROPINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG PEJABAT PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MADIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 239/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN BUKTI PERMULAAN TINDAK PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 239/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN BUKTI PERMULAAN TINDAK PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 239/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN BUKTI PERMULAAN TINDAK PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

-2- Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas UndangUndang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik

-2- Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas UndangUndang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.248, 2016 BPKP. Pengaduan. Penanganan. Mekanisme. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG MEKANISME

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG TINDAKAN KHUSUS TERHADAP KAPAL PERIKANAN BERBENDERA ASING YANG MELAKUKAN TINDAK PIDANA DI BIDANG PERIKANAN DENGAN

Lebih terperinci

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PELANGGARAN ADMINISTRASI TERKAIT LARANGAN MEMBERIKAN

Lebih terperinci

2017, No kementerian/lembaga tanpa pernyataan dirampas, serta relevansi harga wajar benda sitaan Rp300,00 (tiga ratus rupiah) yang dapat dijual

2017, No kementerian/lembaga tanpa pernyataan dirampas, serta relevansi harga wajar benda sitaan Rp300,00 (tiga ratus rupiah) yang dapat dijual BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.751, 2017 KEJAKSAAN. Benda Sitaan atau Barang Rampasan Negara atau Sita Eksekusi. Pelelangan atau Penjualan Langsung. PERATURAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR:

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang : a. bahwa dalam rangka penyelenggaraan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.789, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPT. Kerjasama. Penegak Hukum. Penanganan Tindak Pidana. Terorisme PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN TERORISME REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER-04/K.BNPT/11/2013

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS

PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

7. Peraturan Presiden...

7. Peraturan Presiden... PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12/PERMEN-KP/2013 TENTANG PENGAWASAN PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN BARANG BUKTI DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN BARANG BUKTI DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL HSL RPT TGL 13 JULI 2009 PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN BARANG BUKTI DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 38 TAHUN 2014 TENTANG SEKRETARIAT PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 38 TAHUN 2014 TENTANG SEKRETARIAT PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 38 TAHUN 2014 TENTANG SEKRETARIAT PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP, Menimbang : a. bahwa dalam rangka efektifitas

Lebih terperinci