BAB 4 ANALISA DAN BAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 ANALISA DAN BAHASAN"

Transkripsi

1 BAB 4 ANALISA DAN BAHASAN 4.1 Latar Belakang Perusahaan PT. Onassis Wisata Cemerlang merupakan salah satu perusahaan yang bergerak pada industri travel dan sedang berencana untuk membuka jasa baru yang masih berkaitan dengan bisnis travel yaitu bisnis penyewaan kendaraan (car rent). Beralamat di Jl. Tanjung Duren Timur VI no 431 D, Grogol, Jakarta Barat dan di Bali. Permasalahan yang saat ini terjadi pada PT Onassis Wisata Cemerlang menurut hasil wawancara dengan Ibu Riama Chaidir selaku manajer pada PT Onassis Wisata Cemerlang adalah ingin mengembangkan bisnis baru yang masih berkaitan dengan jasa travel, namun pihak perusahaan belum mengetahui apakah jasa baru tersebut akan bertahan untuk jangka waktu panjang atau sebaliknya, akan mendatangkan kerugian yang lebih besar bagi perusahaan. Alasan dari pembukaan jasa rental mobil adalah dikarenakan menurut pihak perusahaan saat ini PT Onassis Wisata Cemerlang mulai kehilangan pelanggan diakibatkan persaingan yang terlalu tinggi dari perusahaan kompetitor dan daur hidup jasa travel yang mulai lesu dikarenakan banyaknya kejadian-kejadian yang membuat kepercayaan masyarakat untuk berpergian keluar kota mulai mengalami pernurunan seperti kecelakaan pesawat dan transportasi darat lainnya. Persaingan yang semakin ketat dikarenakan makin banyak bisnis travel, orang dapat membeli sendiri tiket online dan lebih murah. 4.2 Visi dan Misi Perusahaan Visi dari PT. Onassis Wisata Cemerlang adalah: Biro jasa perjalanan wisata yang terdepan dan terpercaya Berupaya untuk menempatkan diri sebagai penyedia layanan jasa tiket pesawat, tour dan voucher hotel Menjadi rekan/partner kerja yang dapat diandalkan baik sekarang maupun dimasa akan datang. Misi PT. Onassis Wisata Cemerlang adalah: Selalu berusaha menyediakan/memberikan pelayanan terbaik dari yang lebih baik dan berkomitmen membuat perjalanan wisata yang unik dan menarik.

2 36 Memberikan pelayanan cepat/akurat disegala jenis produk seperti: Transportasi, hotel dan paket wisata. Membangun kinerja yang memuaskan untuk pelanggan reservasi hotrl maupun pemesanan tiket pesawat serta tour. 4.3 Struktur Organisasi Struktur Organisasi pada PT Onassis Wisata Cemerlang dapat dijabarkan sebagai berikut: Direktur Utama : Riama Chaidir Manager Ticketing : Natalia Timotius Manager Tour : Nathanael Manager Hotel Reservation : Stella Magdalena Transport : Didi Supono Visa & Pasport : Nur Samsudin Direktur Utama Manager Ticketing Manager Tour Manager Hotel Reservation Transport, Visa & Pasport Sumber : PT. Onassis Wisata Cemerlang Gambar 4.1. Struktur Organisasi PT. Onassis Wisata Cemerlang 4.4 Analisis Kelayakan Bisnis Dalam kelayakan bisnis ini, ada beberapa aspek yang akan diteliti baik internal maupun eksternal. Dalam segi internal perusahaan, yang akan diteliti adalah aspek sumber daya manusia, aspek operasional dan teknologi, aspek keuangan

3 37 sedangkan dari segi eksternal, aspek pasar dan pemasaran, aspek hukum dan aspek pesaing Aspek Pasar dan Pemasaran Kelayakan aspek pasar dan pemasaran dalam pembukaan bisnis rental mobil ini akan difokuskan pada analisi pasar yaitu dengan menganalisis segmenting, targeting dan positioning perusahaan dan aspek pemasaran dengan menformulasikan strategi pemasaran yang tepat untuk perusahaan Kelayakan Aspek Pasar Tabel 4.1 Hasil Analisa Aspek Pasar Indikator Kriteria Keputusan Segmenting Jika perusahaan mampu Layak mengidentifikasikan variable segmentasi dan segmentasi pasar, dan mengembangkan bentuk segmen yang menguntungkan. Targeting Jika perusahaan mampu mengevaluasi Layak daya tarik masing-masing segmen dan memilih segmen-segmen sasaran. Positioning Jika perusahaan mampu mengembangkan Layak dan mendomunikasikan konsep positioning yang dipilih. Sumber: Hasil Analisa Peneliti. Untuk meneliti aspek pasar, dikarenakan bisnis yang akan dijalankan berbeda dari bisnis sebelumnya, maka perusahaan perlu mengetahui segmentasi, target dan posisi bisnis Rental Mobil ini dimata konsumen. 1. Segmenting Bisnis rental mobil ini akan dibuka oleh PT. Onassis Wisata Cemerlang ini terbagi atas dua segmen yaitu segmen geografis dan segmen psikografis. Secara geografis, yang menjadi segmen rental mobil adalah warga Negara asing (WNA) yang datang ke Denpasar (Bali) untuk pariwisata.

4 38 Secara Psikografis, segmen pasar yang harus dicapai adalah individu yang memiliki gaya hidup menengah ke atas. 2. Targeting Target pasar yang harus dicapai dalam pembukaan rental mobil ini adalah wisatawan asing yang datang ke Bali untuk berlibur dan tidak mempunyai kendaraan selama berlibur di Bali. 3. Positioning Positioning bisnis rental mobil ini lebih difokuskan pada positioning menurut harga dan pesaing yang selanjutnya akan membuat konsumen akan mengutamakan jasa rental mobil ini dibandingkan jasa rental mobil lainnya. Dari harga, posisi perusahaan lebih murah dibandingkan dengan pesaing (lihat table 4.1) sehingga konsumen akan memiliki penilaian mengenai jasa rental mobil yang akan di buka oleh PT. Onassis Wisata Cemerlang sebagai jasa rental mobil yang murah. Dari pesaing, jasa yang akan ditawarkan adalah setiap mobil tersedia GPS untuk memudahkan wisatawan untuk mencari alamat dan berlibur sehingga konsumen akan memiliki penilaian mengenai jasa rental mobil yang akan dibuka oleh PT. Onassis Wisata Cemerlang sebagai jasa rental mobil yang lengkap Kelayakan Aspek Pemasaran Tabel 4.2 Hasil Analisa Aspek Pemasarsan Indikator Kriteria Keputusan Product Perusahaan mampu dalam menjual produk yang Layak bersifat tidak terlihat atau intangible. Price Perusahaan dapat bersaing dalam membuka harga sesuai dengan fasilitas yang diberikan oleh perusahaan. Layak Promotion Advertising, Personal Selling, Public Relation, Layak Sales Promotion Place Perusahaan bias menyediakan lokasi usaha yang Layak mempermudah konsumen. People Karyawan atau tenaga kerja yang memenuhi Layak

5 39 kriteria. Sumber: Hasil Analisa Peneliti Menurut Stanton dalam Suliyanto (2010:83), dijelaskan dalam menganalisi aspek pasar dan pemasaran, tidak lepas dari analisis bauran pemasaran. Dalam proyeksi bisnis ini, bauran pemasaran yang akan digunakan adalah bauran pemasaran jasa meliputi: 1. Product Pada bisnis rental mobil yang akan dijalankan oleh PT. Onassis Wisata Cemerlang ini, produk yang di tawarkan lebih bersifat tidak terlihat atau intangible karena bisnis yang akan dijalankan lebih menawarkan jasa. 2. Price Tabel 4.3 Perbandingan Tarif Sewa Rental Mobil Menurut Kompetitor dan menurut Perusahaan No Kompetitor Jumlah Sewa Rental Mobil Avanza Innova Mitzubishi 1 Kompetitor A Kompetitor B Kompetitor C PT Onassis Wisata Cemerlang Sumber: Hasil survei penulis dengan beberapa perusahaan rental mobil di Denpasar. Pada table di atas dapat di lihat perbandingan harga dari kompetitor yang telah di wawancara oleh penulis. Pada kolom harga PT. Onassis Wisata Cemerlang terlihat harga yang diterapkan sedikit lebih mahal dari kompetitor yang ada karena fasilitas yang disediakan oleh PT. Onassis Wisata Cemerlang sedikit berbeda dengan apa yang disediakan competitor. Diantaranya mobil yang disewakan disediakan GPS ( Global Positioning System ), kendaraan yang disewakan juga keluaran terbaru, pengantaran tepat waktu.

6 40 3. Promotion Alternatif strategi promosi menurut Kotler dalam suliyanto (2010:90) meliputi: Advertising, merupakan strategi promosi dengan menggunakan beberapa media cetak meliputi radio, televise, surat kabar, dan majalah Personal Selling, merupakan strategi promosi dengan menggunakan tenaga penjualan perorangan yang membujuk konsumen untuk melakukan transaksi meliputi penjualan tatap muka. Public Relation atau publitas adalah suatu kegiatan pengiklanan secara tidak langsung di mana produk atau jasa suatu perusahaan disebarluaskan oleh media komunikasi tanpa disponsori oleh perusahaan meliputi berita disurat kabar dan sebagainya. Sales Promotion adalah suatu kegiatan yang ditujukan untuk membantu mendapatkan konsumen dengan peragaan, pameran dan demonstrasi. Dari keseluruhan alternatif strategi promosi yang telah diuraikan di atas, maka strategi yang direkomendasikan kepada PT. Onassis Wisata Cemerlang melihat jenis usaha yang akan dijalankan adalah dengan menggunakan strategi advertising melalui flyer, media sosial dan brosur. 4. Place Dalam menentukan lokasi untuk membuka bisnis rental mobil ini PT. Onassis Wisata Cemerlang mencari wilayah yang dekat dengan bandara sehingga mudah di jangkau oleh pendatang atau penyewa. Sehingga hal ini mempermudah para penyewa untuk mendapatkan lokais penyewaan mobil setelah dari bandara dan ingin ke bandara. 5. People Pada bisnis rental mobil yang akan dijalankan oleh PT. Onassis Wisata Cemerlang, karyawan yang harus dipenuhi untuk memenuhi aspek pemasaran diuraikan tersendiri pada aspek sumber daya manusia

7 41 Tabel 4.4 Kriteria Karyawan Karyawan Kriteria Sopir Berpengalaman dalam mengemudi kendaraan bermotor Mempunyai Surat Izin Mengemudi (SIM) Maintenance (operasional) Memahami tentang masalah / kendala kendaraan bermotor Mahir dalam service kendaraan Keuangan Lulusan SMA Jujur, ramah, dan bijaksana Keamanan Berpengalaman dalam menjaga keamanan Memiliki sertifikat agen keamanan Bagian Umum Melayani pelanggan Membuat laporan keuangan Sumber : Penulis Kelayakan Aspek Sumber Daya Manusia Tabel 4.5 Hasil Analisa Aspek Sumber Daya Manusia. Indikator Kriteria Keputusan Job Analysis Perusahaan menganalisis jabatan yang Layak diperlukan untuk menyelesaikan jenis pekerjaan tertentu. Job Specification Perusahaan menentukan persyaratan dan kualifikasi yang diperlukan untuk mengisi suatu jabatan. Layak Struktur Organisasi Menyusun struktur pertanggung jawaban. Layak Job Description Uraian pekerjaan yang menjelaskan tentang pekerjaan teknis anggota organisasi yang menjabat pekerjaan tertentu. Layak Sistem Kompensasi Menguraikan struktur penggajian secara Layak

8 42 Pengembangan Karyawan lengkap untuk semua jabatan dalam pekerjaan berdasarkan garis struktural dan fungsional, dan sesuai Upah Minimun Regional (UMR). Menyusun rencana pendidikan dan pelatihan untuk mengembangkan keterampilan, pengetahuan, produktifitas, dan kinerja karyawan secara keseluruhan. Sumber: Hasil Analisa Peneliti. Layak Dalam analisis aspek Sumber Daya Manusia tentunya PT. Onassis Wisata Cemerlang harus memiliki karyawan yang ahli dalam bidangnya masing-masing sehingga dapat memaksimalkan proses berjalannya bisnis rental mobil. Karyawan yang dibutuhkan untuk menjalankan bisnis rental mobil tersebut teridiri dari sopir, karyawan operasional, satpam, dan kasir. Selanjutnya, untuk mencapai kelayakan bisnis rental mobil yang akan dijalankan, ada beberapa syarat dan kuantitas sumberdaya manusiayang perlu dilengkapi oleh PT. Onassis Wisata Cemerlang sebagai berikut: Tabel 4.6 Proyeksi Sumber Daya Manusia Jabatan Jumlah Gaji per Orang Lulusan Deskripsi Sopir 14 Rp s/d SMA Bertugas untuk mengantar tamu Rp kemana tujuan tamu pergi. Memberikan petunjuk kepada tamu. Maintenan 2 Rp SMA Bertugas memperbaiki mobilmobil ce (operasion al) yang bermasalah Mencuci mobil Memonitori mobil-mobil yang terpinjam dan dikembalikan Keuangan 1 Rp SMA Bertugas dalam proses pembayaran dan keuangan.

9 43 Melaporkan transaksi harian dan bulanan kepada atasan. Keamanan 2 Rp Agen Keamanan Bertugas menjaga keamanan daerah usaha. Membantu karyawan operasional dalam hal memarkir mobil. Bagian Umum 2 Rp S.1 Bertugas membuat laporan keuangan Bertugas melayani pelanggan Sumber : Penulis Dari table di atas, terlihat bahwa seluruh gaji pegawai telah diberikan sesuai Upah Minimum Regional sebesar Rp dan hal ini diterapkan untuk menjaga kesejahteraan pegawai. Untuk pegawai operasional, unutk mendorong dan memotivasi pegawai makan pegawai akan diberikan kompensasi bonus per minggu jika karyawan tersebut masuk penuh seminggu atau selama hari kerja Kelayakan Aspek Teknis dan Operasional Tabel 4.7 Hasil Analisa Aspek Teknis dan Operasional Indikator Kriteria Keputusan Lokasi Bisnis Jika perusahaan mempunyai Layak lokasi usaha yang mudah dijangkau oleh konsumen Waktu Efisiensi waktu Layak Peralatan teknis Jika perusahaan dapat Layak menggunakan peralatan yang memudahkan konsumen untuk melakukan aktivitas. Sumber: Hasil Analisa Peneliti

10 44 Berdasarkan tabel 4.7 hasil analisa aspek Teknis dan Operasional perusahaan PT. Onassis Wisata Cemerlang diproyeksikan layak untuk menjalankan bisnis ini dilihat dari aspek Teknis dan Operasional. Dalam bisnis ini aspek Teknologi yang digunakan oleh PT. Onassis Wisata Cemerlang agar kendaraan yang disewakan aman dan termonitor PT. Onassis Wisata Cemerlang menggunakan system GPS (Global Positioning System), yang dimana alat tersebut berfungsi sebagai penunjuk jalan untuk penyewa dan sebagai alat keamanan untuk perusahaan mengetahui posisi mobil rental tersebut. Dari Aspek Operasional, PT Onassis Wisata Cemerlang dilihat dari efektifitas waktu pengantaran dan pengembalian mobil pada saat penyewa menggunakan jasa rental mobil. Dengan efektifitas waktu yang dijalankan PT. Onassis Wisata Cemerlang maka hal ini akan mempengaruhi kepuasan pelanggan Kelayakan Aspek Hukum Tabel 4.8 Hasil Analisa Aspek Hukum. Indikator Kriteria Keputusan Surat-surat Suatu perusahaan Layak dikatakan layak menjalankan suatu bisnis jika telah mempunyai surat-surat izin usaha seperti (surat izin usaha, akte pendirian usaha, surat keterangan domisili, NPWP, dan merek yang terdaftar) Sumber: Hasil Analisa Peneliti Berdasarkan tabel 4.8 Hasil analisa Aspek Hukum PT. Onassis Wisata Cemerlang diproyeksikan layak untuk menjalan bisnis baru ini jika di lihat dari aspek Hukum.

11 45 Untuk membuka bisnis baru PT. Onassis Wisata Cemerlang akan mengurus surat perizinan seperti: a. Surat Izin Usaha b. Akte Pendirian Usaha c. Surat Keterangan Domisili d. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) e. Merek yang terdaftar Dengan menggunakan bantuan pihak ketiga, surat-surat perizinan NPWP, Surat Izini Tempat Usaha dan Surat Izin Usaha dapat dibuat dengan beberapa persyaratan antara lain: a. Kartu Tanda Penduduk (KTP) b. Kartu Keluarga (KK) c. Surat atau sertifikat Bangunan Selanjutnya untuk keamanan kendaraan yang dipinjamkan atau disewakan, PT. Onassis Wisata Cemerlang mengasuransikan kendaraannya secara keseluruhan Kelayakan Aspek Pesaing Tabel 4.9 Hasil Analisa Aspek Pesaing Indikator Hasil analisa Keputusan 5 Force M. Porter - perseteruan perusahaan Tinggi sejenis - Kemungkinan masuknya Kuat Berdasarkan 5 Force M. Porter, PT. Onassis pesain baru - Potensi Pengembangan Kuat Wisata Cemerlang diproyeksikan layak bisnis produk subtitusi - kekuatan tawar menawar Lemah ini dilihan dari aspek pesaing. konsumen - kekuatan tawar menawar supplier Kuat / tinggi Sumber: Hasil Analisa Peneliti

12 46 Dalam proyeksi bisnis ini, aspek pesaing akan diteliti menggunakan peta kekuatan M. Porter. Dalam bisnis rental mobil yang akan dijalankan ini, sifat persaingan dalam industri rental mobil akan dilihat berdasarkan gabungan dari 5 kekuatan (5 Force M. Porter) sebagai berikut: 1. Perseteruan antara perusahaan sejenis Melihat dari perusahaan sejenis yang telah hadir terlebih dahulu di Bali tidak terdapat perusahaan sejenis yang bergerak di bisnis rental mobil yang berlokasi dekat dengan bandara dan selengkap fasilitas yang disediakan oleh PT. Onassis Wisata Cemerlang, maka dapat dipastikan posisi bisnis rental mobil yang akan dijalankan PT. Onassis Wisata Cemerlang dilihat dari persaingan perusahaan sejenis berada pada posisi kuat. 2. Kemungkinan masuknya pesaing baru Untuk kemungkinan masuknya pesaing baru dapat dinyatakan sedikit karena menurut survey penulis di Denpasar, Bali, sangat jarang bisnis rental mobil yang resmi dan kendaraan yang disewakan milik perusahaan. Kebanyakan rental mobil di Denpasar, Bali merupakan rental mobil yang illegal. 3. Potensi pengembangan produk subtitusi Jasa rental mobil merupakan jasa penyewaan mobil dan hingga saat ini, subtitusi yang dapat menjadi alternatif konsumen lebih tertuju pada sistematis waktu pengambilan dan pengembalian. 4. Kekuatan tawar menawar konsumen Kekuatan tawar menawar konsumen dalam industri jasa rental mobil memang sangat kuat dikarenakan konsumen memiliki banyak pilihan jasa rental mobil selain jasa rental mobil yang akan dijalankan oleh PT. Onassis Wisata Cemerlang, namun secara geografis, konsumen yang datang dari bandara dapat dipastikan lebih mudah mengakses ke tempat PT. Onassis Wisata Cemerlang. 5. Kekuatan tawar menawar supplier Kekuatan tawar menawar supplier jasa rental mobil yang akan dijalankan oleh PT. Onassis Wisata Cemerlang berada pada posisi yang kuat dikarenakan PT. Onassis Wisata Cemerlang memiliki alternatif supplier yang dapat memenuhi kebutuhan perusahaan.

13 Kelayakan Aspek Keuangan Deskripsi Rencana Investasi Rental Mobil Keputusan investasi bertujuan untuk memperoleh pendapatan yang diperoleh dari investor tersebut, dimana dapat menutup biaya yang dikeluarkan dari investor. Penerimaan investor yang akan diterima berasal dari proyeksi keuntungan dari investasi tersebut. Untuk menganalisa keputusan usaha investasi atau proyek investasi apabila suatu usaha investasi tersebut layak atau tidak untuk dilakukan maka konsep yang digunakan adalah konsep aliran kas. Untuk lebih jelasnya akan disajikan rencana investasi yang dapat diperincikan sebagai berikut : 1) Biaya investasi bangunan dan garasi mobil Besarnya biaya investasi bangunan dan garasi mobil dapat diperincikan sebagai berikut : a. Pembelian tanah = Rp ,- b. Pembangunan gedung kantor dan garasi mobil = Rp ,- Biaya investasi bangunan dan garasi mobil = Rp ,- 2) Biaya perizinan Besarnya biaya perizinan adalah sebesar Rp ,- 3) Peralatan kantor Besarnya biaya pembelian peralatan kantor yang akan dikeluarkan oleh PT. Onassis Wisata Cemerlang dapat diperincikan sebagai berikut : a. Meja dan kursi kantor (10 unit x Rp ) = Rp ,- b. Ac merek mitzubishi (3 unit x Rp ) = Rp ,- c. Lemari kantor (5 unit x Rp ) = Rp ,- d. Komputer ( 3 unit x Rp ) = Rp ,- e. Printer merek Canon ( 3 unit x Rp ) = Rp ,- f. Pesawat telepon dan Fax ( 1 unit x Rp ) = Rp ,- Biaya peralatan kantor = Rp ,- 4) Mobil Besarnya pembelian mobil dapat diperincikan sebagai berikut : a. Mobil Toyota Avansa ( 3 unit x Rp ) = Rp ,- b. Toyota Innova (4 unit x Rp ) = Rp ,- c. Mobil minibus Mitsubishi (5 unit x Rp )= Rp ,- Biaya pembelian mobil = Rp ,-

14 48 Untuk lebih jelasnya hasil perhitungan tersebut di atas dapat disajikan melalui tabel berikut ini : Tabel 4.10 Besarnya Kebutuhan Investasi Usaha Rental Mobil Jenis investasi Jumlah investasi (Rp) A. Biaya investasi bangunan kantor dan garasi mobil a. Pembelian tanah b. Pembangunan bangunan kantor c. Pembangunan garasi mobil - Jumlah biaya investasi bangunan dan garasi mobil B. Biaya perizinan a. Biaya akte notaris b. Biaya pengurusan izin usaha Jumlah biaya perizinan C. Biaya peralatan kantor a. Meja dan kursi kantor b. AC merek mitsubishi c. Lemari kantor d. Komputer e. Printer merek canon f. Pesawat telepon dan fax Biaya peralatan kantor D. Mobil a. Mobil toyota avansa b. Mobil toyota innova c. Mobil minibus isuzu ELF Jumlah pembelian mobil Total Sumber : Data diolah dari PT. Onassis Wisata cemerlang

15 49 Berdasarkan tabel 4.10 yakni tingkat kebutuhan investasi dalam usaha rental mobil, maka tingkat kebutuhan investasi yang dikeluarkan oleh perusahaan adalah sebesar Rp ,- sedangkan sumber dana yang digunakan oleh perusahaan adalah seringkali menggunakan modal sendiri sedangkan tingkat keuntungan yang diharapkan oleh perusahaan ditetapkan sebesar 15% Analisis Proyeksi Pencdapatan dan Biaya a) Analisis Proyeksi Pendapatan Usaha Rental Mobil Berdasarkan hasil analisis data mengenai tingkat kebutuhan investasi dalam usaha jasa rental mobil dan sumber dana yang digunakan dalam membiayai tingkat kebutuhan investasi, sebelum akan dilakukan analisis kelayakan investasi jasa rental mobil maka terlebih dahulu akan dilakukan analisis tingkat pendapatan yang akan diperoleh dalam usaha jasa rental mobil, maka harga atau tarif sewa mobil dari setiap jenis mobil dapat disajikan melalui tabel 5.2 yaitu sebagai berikut : Tabel 4.11 Tarif Sewa Mobil Perhari dari Setiap jenis Mobil tahun 2015 No. Jenis Mobil Tarif Sewa Mobil Perhari (Rp) 1. Avanza Innova Minibus Sumber : Data diolah dari PT. Onassir Wisata Cemerlang, tahun 2015 Berdasarkan data tarif sewa rental mobil, maka pendapatan sewa rental mobil per bulan dapat dihitung sebagai berikut : 1) Jenis mobil Avanza Estimasi pendapatan sewa per bulan untuk jenis mobil Avanza, dimana jumlah mobil avanza yang akan disewakan sebesar 5 unit sehingga pendapatan sewa mobil per tahun (tahun 2016) dapat dihitung sebesar Rp (365 hari x 5 unit x Rp ) 2) Jenis mobil Innova Besarnya estimasi pendapatan sewa mobil untuk jenis mobil innova dengan 4 unit mobil yang akan disewakan dalam 1 tahun ( hari kerja = 365 hari setahun) dengan tarif sewa sebesar Rp , sehingga estimasi pendapatan sewa mobil

16 50 yang akan diterima pertahun adalah sebesar Rp ,- (365 hari x 4 unit x Rp ) 3) Jenis mobil minibus Besarnya estimasi pendapatan sewa mobil dengan 5 unit mobil minibus yang disewakan dengan hari kerja 365 hari pertahun, dan tarif sewa mobil perhari adalah sebesar Rp , sehingga estimasi pendapatan sewa yang diterima sebesar Rp ,- Untuk lebih jelasnya hasil perhitungan tersebut di atas akan disajikan melalui tabel berikut ini : Tabel 4.12 Hasil Perhitungan Estimasi Pendapatan Usaha Rental Mobil Tahun 2016 Tarif sewa mobil Hari kerja Pendapatan sewa Perhari (Rp) dalam setahun Per tahun Perbulan (Rp) (Rp) Total pendapatan sewa Sumber : Hasil pengolahan data Kemudian untuk tahun 2016 s/d tahun 2020 perusahaan menawarkan 10% pertahun untuk pendapatan usaha rental mobil, alasannya karena setiap tahun terjadi inflasi, sehingga hasil proyeksi pendapatan untuk tahun 2016 s/d tahun 2020 dapat disajikan melalui tabel 4.12 yaitu sebagai berikut:

17 51 Tabel 4.13 Proyeksi Pendapatan Sewa Mobil Tahun 2016 s/d 2020 Uraian Pendapatan jasa Tahun a. Mobil Avansa b. Mobil Innova c. Mobil Mitsubishi Total estimasi pendapatan Sumber : Hasil pengolahan data Analisis Estimasi Biaya Operasional Berdasarkan hasil proyeksi pendapatan usaha rental mobil, sebelum dilakukan proyeksi laba rugi, terlebih dahulu akan dilakukan proyeksi biaya operasional yang dapat dihitung sebagai berikut : a) Gaji Sopir Besarnya estimasi biaya gaji sopir yang dikeluarkan oleh perusahaan pertahun dapat dihitung sebagai berikut : - Biaya gaji sopir mobil Avanza (5 orang x Rp x 12 bulan) = Rp ,- - Biaya gaji sopir mobil Innova (4 orang x Rp x 12 bulan) = Rp ,- - Biaya gaji sopir mobil Minibus (5 orang x Rp x 12 bulan) = Rp ,- Jumlah biaya gaji sopir = Rp ,- b) Gaji Bagian Operasional Besarnya estimasi gaji bagian operasional per tahun dapat ditentukan sebagai berikut : - Gaji bagian keuangan (2 orang x Rp x 12 bulan) = Rp ,-

18 52 - Gaji bagian Umum (3 orang x Rp x 12 bulan) = Rp ,- - Gaji bagian Maintenance (2 orang x Rp x 12 bulan) = Rp ,- Jumlah gaji Bagian Operasional = Rp ,- c) Biaya reparasi dan pemeliharaan mobil Besarnya biaya reparasi dan pemeliharaan mobil pertahun dapat dihitung sebagai berikut : - Biaya pemakaian olie mesin = Rp ,- - Biaya pemakaian olie gardan dan persneling = Rp ,- - Biaya penggantian saringan olie mesin = Rp ,- - Biaya penggantian ban = Rp ,- - Biaya penggantian kampas roda = Rp ,- - Biaya penggantian aki = Rp ,- Jumlah biaya reparasi dan pemeliharaan mobil = Rp ,- d) Biaya asuransi mobil Besarnya premi asuransi mobil per unit mobil selama 1 tahun sebesar Rp , sehingga besarnya biaya premi asuransi mobil ditetapkan sebesar Rp ,- (14 unit x Rp ) e) Biaya pemakaian bahan bakar Besarnya biaya pemakaian bahan bakar yang dikeluarkan oleh perusahaan pertahun dapat dihitung sebagai berikut : - Mobil Avanza = 5 unit x Rp x 12 bulan = Rp ,- - Mobil Innova = 4 unit x Rp x 12 bulan = Rp ,- - Mobil Mitsubishi = 5 unit x Rp x 12 bulan = Rp ,- Jumlah biaya pemakaian bahan bakar = Rp f) Biaya STNK Besarnya biaya STNK yang dikeluarkan oleh perusahaan dapat dihitung sebagai berikut : - Mobil Avanza = 5 unit x Rp ,- = Rp ,- - Mobil Innova = 4 unit x Rp ,- = Rp ,- - Mobil Mitsubishi = 5 unit x Rp ,- = Rp ,- Jumlah biaya STNK = Rp ,-

19 53 g) Biaya listrik dan telepon Besarnya biaya listrik dan telepon yang dikeluarkan oleh perusahaan per bulan sebesar Rp , sehingga biaya listrik dan telepon dapat ditentukan sebesar Rp ,- h) Biaya penyusutan aktiva tetap Besarnya biaya penyusutan aktiva tetap per tahun dapat dihitung sebagai berikut : 1. Biaya penyusutan bangunan gedung Menurut data perusahaan bahwa harga perolehan bangunan gedung sebesar Rp ,- dengan nilai residu sebesar Rp dengan umur ekonomis 20 tahun, sehingga biaya penyusutan dengan metode garis lurus yaitu : Rp Rp Biaya penyusutan bangunan = gedung 20 tahun = Rp ,- 2. Biaya penyusutan peralatan kantor Menurut data perusahaan bahwa harga perolehan peralatan kantor sebesar Rp ,- dengan nilai residu sebesar Rp dan umur ekonomis 5 tahun, sehingga biaya penyusutan : Rp Rp Biaya penyusutan = 4 tahun = Rp ,- 3. Biaya penyusutan mobil Menurut data perusahaan harga perolehan sebesar Rp dengan nilai residu sebesar Rp ,- sedangkan umur ekonomis 4 tahun, sehingga biaya penyusutan yaitu : Rp Rp Biaya penyusutan = 5 tahun = Rp ,- Untuk lebih jelasnya hasil perhitungan biaya penyusutan aktiva tetap dapat disajikan melalui tabel berikut ini :

20 54 Tabel 4.14 Besarnya Biaya Penyusutan Aktiva Tetap No. Jenis Aktiva Tetap Biaya Penyusutan Aktiva Tetap (Rp) 1. Bangunan gedung Peralatan kantor Mobil sewa Jumlah Sumber : Data diolah dari PT. Onassis Wisata Cemerlang i) Biaya ATK Besarnya biaya ATK yang dikeluarkan oleh perusahaan per bulan sebesar Rp , sehingga biaya ATK yang dikeluarkan oleh perusahaan pertahun sebesar Rp ,- j) Biaya promosi Besarnya biaya promosi yang dikeluarkan oleh perusahaan perbulan sebesar Rp per bulan, sehingga biaya promosi pertahun sebesar Rp ,- Sehingga dari hasil perhitungan tersebut di atas maka akan dilakukan proyeksi biaya operasional untuk 4 tahun (tahun 2017 s/d 2020) diperoleh informasi dari perusahaan bahwa biaya operasional selain biaya penyusutan untuk setiap tahun meningkat sebesar 5 % pertahun. Dalam hubungannya dengan uraian tersebut di atas maka dapat disajikan proyeksi biaya operasional melalui tabel berikut ini :

21 Tabel 4.15 Proyeksi Biaya Operasional Tahun 2016 s/d 2020 Uraian Tahun Gaji sopir Gaji karyawan kantor Biaya reparasi dan pemeliharaan mobil Biaya asuransi mobil Biaya pemakaian bahan bakar Biaya STNK Biaya listrik dan telepon Biaya penyusutan aktiva tetap Biaya ATK Biaya promosi Biaya operasional Sumber : Hasil pengolahan data Berdasarkan data tersebut di atas, maka akan disajikan proyeksi laba rugi pada PT. Onassis Wisata Cemerlang yang dapat disajikan pada tabel 4.11 yaitu sebagai berikut : 55

22 56 Tabel 4.16 Proyeksi Laba Rugi dan Cash Flow Tahun 2016 s/d 2020 Uraian Tahun Pendapatan usaha Beban usaha Gaji sopir Gaji karyawan kantor Biaya reparasi dan pemeliharaan mobil Biaya asuransi mobil Biaya pemakaian bahan bakar Biaya STNK Biaya listrik dan telepon Biaya ATK Biaya promosi Beban operasional Laba bersih sebelum pajak Pajak penghasilan Laba bersih setelah pajak (EAT) Penyusutan aktiva tetap Cash fllow Sumber : Hasil pengolahan data

23 57 Berdasarkan tabel 4.16 yang menunjukkan bahwa laba yang diperoleh dalam usaha rental mobil untuk setiap tahun meningkat, sehingga dapat dilakukan analisis kelayakan investasi, hal ini bertujuan untuk menilai kelayakan investasi yang terjadi dalam perusahaan Analisis Kelayakan Investasi Pentingnya masalah investasi dalam kelayakan usaha pada suatu perusahaan, perlu dilakukan penilaian kelayakan investasi. Penilaian kelayakan investasi dalam suatu perusahaan bertujuan untuk dapat menentukan layak atau tidaknya suatu investasi dilakukan. Masalah penilaian kelayakan investasi dalam suatu perusahaan berperan dalam pengambilan keputusan keuangan, sebab kegagalan dalam pengambilan keputusan akan mengakibatkan kerugian perusahaan. Oleh karena itulah maka perlu dilakukan penilaian investasi. Dalam kaitannya dengan uraian tersebut di atsa, setelah dilakukan proyeksi laba rugi dan cash flow pada perusahaan rental mobil PT. Onassir Wisata Cemerlang, maka selanjutnya akan dilakukan analisis kelayakan investasi yang dapat disajikan sebagai berikut : 1. Net Present Value Net present value adalah selisih antara nilai sekarang dari cashflow dengan nilai sekarang dari investasi. Dengan menggunakan NPV, baik aliran kas masuk dan aliran kas keluar diukur dengan nilai uang sekarang. Nilai sekarang suatu proyek dapat dihitung dengan mengurangi nilai sekarang aliran kas keluar dari nilai sekarang aliran kas masuk. Analisis kelayakan investasi dengan metode Net present value dapat ditentukan sebagai berikut :

24 58 Tabel 4.17 Besarnya NPV atas Kelayakan Investasi Tahun 2016 s/d tahun 2020 Tahun Proceed s DF (15%)* ) PV dari Proceed s , , , , , Total PV Cash Flow PV Investasi (-) Sumber : Hasil pengolahan data *) = Tingkat return yang diharapkan Berdasarkan tabel tersebut di atas dengan tingkat return sebesar 15%, maka jumlah investasi dari tahun 2016 s/d tahun 2020 menghasilkan NPV sebesar + Rp yang berarti Net Present Value positif. Hal ini berarti bahwa investasi rental mobil menguntungkan (feasible) untuk dilaksanakan. 2. Internal Rate of Return Internal rate of return adalah tingkat discount rate yang dapat menyamakan PV of cashflow dengan PV of investment. Menghitung IRR untuk anuitas lebih mudah daripada untuk aliran kas bersih operasi campuran. Besarnya internal rate of return dengan tingkat return sebesar 16% adalah dimaksudkan untuk menentukan NPV negatif dalam perhitungan IRR yang dapat ditentukan melalui tabel 4.11 yaitu sebagai berikut :

25 59 Tabel 4.18 Besarnya NPV dengan DF 16% Tahun 2016 s/d 2020 Tahun Proceed s DF (16%) PV dari Proceed s , , , , , Total PV Cash Flow PV Investasi NPV Sumber : Hasil pengolahan data Dalam kaitannya dengan tabel tersebut di atas, akan disajikan perhitungan IRR yang dapat dilihat melalui perhitungan berikut ini : NPV rk IRR = rk + x (rb- rk) TPV rk - TPV rb Keterangan : IRR = Internal Rate of Return rk = Tingkat bunga yang kecil rb = Tingkat bunga yang besar Yang kriteria penilainya : - Apabila IRR < DF maka investasi dinyatakan tidak layak - Apabila IRR > DF maka investasi dinyatakan layak Oleh karena itu maka besarnya IRR dapat ditentukan sebagai berikut : r = 15% + x (16%- 15%) r = 15% + (1%) r = 15% + 0,15756 r = 15,16%

26 60 Berdasarkan hasil perhitungan internal rate of return di atas maka IRR > DF atau 15,16 > 15% maka proyek investasi rental mobil layak untuk dilaksanakan. Dengan penjelasan 15% dan 16% adalah ketentuan untuk perhitungan NPV yang tertulis dibuku yang dikarang oleh Husein Umar. 3. Profitability Index (PI) Besarnya profitability index (PI) yang dicapai dalam usaha rental mobil dapat ditentukan sebagai berikut : Profitability Index = = 1, Payback period Payback period merupakan kriteria yang biasa digunakan untuk mengevaluasi proposal investasi. Keuntungan payback period : a) Perhitungannya mudah dan sederhana. b) Mempertimbangkan aliran kas dan bukan laba secara akuntansi. c) Sebagai alat pertimbangan resiko, karena makin pendek payback period semakin rendah resiko kerugian. Sedangkan kerugian payback period adalah : a) Payback period tidak dapat secara khusus menentukan maksimalisasi kekayaan perusahaan. b) Tidak memperhatikan nilai waktu dai uang. c) Tidak dapat mengenali aliran kas yang terjadi setelah payback period. Besarnya payback period dapat ditentukan sebagai berikut : Investasi awal = Proceed s tahun 1 = Proceed s tahun 2 = Proceed s tahun 3 = PB = PB = 3,49 tahun

27 61 Untuk lebih jelasnya dapat disajikan hasil perhitungan kelayakan penambahan investasi yang dapat dilihat melalui tabel 5.10 yaitu sebagai berikut : Tabel 4.19 Hasil Perhitungan Kelayakan Investasi Berdasarkan Aspek Keuangan No. Indikator Nilai Kriteria Keputusan 1. NPV + Rp NPV : > = + (positif) Layak 2. IRR 15,16% IRR > cost of capital Layak 3. Profitability index 1,004 PI > 1 Layak 4. Payback period 3,49 tahun PP < 5 tahun Layak Sumber : Hasil pengolahan data Berdasarkan tabel 4.19 yakni hasil perhitungan kelayakan usaha rental mobil khususnya pada PT. Onassis Wisata Cemerlang yang menunjukkan bahwa untuk net present value (NPV) yang memberikan hasil positif sebesar + Rp , sedangkan IRR telah di atas dari 15% yakni sebesar 15,16% dan profitability index yang lebih besar dari 1,004. Sedangkan payback period yang menunjukkan bahwa masa pengembalian investasi sebesar 3,49 tahun. Dari hasil analisis mengenai kelayakan usaha rental mobil maka dapat disimpulkan bahwa layak dilakukan karena memenuhi kriteria yang ditentukan Analisis Break Even Point (BEP) Analisis break even point yaitu suatu analisis untuk menentukan besarnya pendapatan jasa rental mobil agar perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi, hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan rumus : FC BEP (Rp) = 1 - VC S Sebelum dilakukan analisis BEP, terlebih dahulu akan disajikan besarnya biaya variabel dan biaya tetap khususnya pada PT. Onassir Wisata Cemerlang selama tahun 2016 yang dapat disajikan melalui tabel 5.11 yaitu sebagai berikut :

28 62 Tabel 4.20 Data Proyeksi Biaya Tetap Tahun 2016 No. Jenis Biaya Tetap Besarnya Biaya Tetap (Rp) 1. Gaji Sopir Gaji karyawan kantor Biaya asuransi mobil Biaya STNK Biaya listrik/telepon Biaya ATK Biaya penyusutan aktiva tetap Jumlah biaya tetap Sumber : Hasil pengeolahan data Kemudian akan disajikan data proyeksi biaya variabel selama tahun 2016 melalui tabel berikut ini : Tabel 4.21 Data Proyeksi Biaya Variabel Tahun 2016 No. Jenis Biaya Variabel Besarnya Biaya Variabel (Rp) 1. Gaji Bahan Bakar Biaya reparasi dan pemeliharaan mobil 3. Biaya promosi Jumlah Sumber : Hasil pengolahan data Berdasarkan tabel 4.15 dan tabel 4.16 maka akan disajikan proyeksi laba rugi dengan pendekatan variabel costing selama tahun 2016 yang dapat disajikan pada tabel berikut ini :

29 63 Tabel 4.22 Proyeksi Laba Rugi dengan Pendekatan Variabel Costing Tahun Pendapatan jasa rental mobil Rp Biaya variabel Rp Laba kontribusi Rp Biaya tetap Rp Laba bersih sebelum pajak Rp Sumber : Hasil pengolahan data Sehingga besarnya BEP dalam usaha rental mobil untuk tahun 2016 sampai dengan tahun 2019 yaitu sebagai berikut : 1. Tahun 2016 Besarnya hasil perhitungan BEP dalam usaha rental mobil untuk tahun 2016 dapat ditentukan sebagai berikut : Rp BEP (Rp) = Rp Rp Rp BEP (Rp) = 0,738 = Rp Tahun 2017 Besarnya hasil perhitungan BEP dalam usaha rental mobil untuk tahun 2017 dapat ditentukan sebagai beirkut : Rp BEP (Rp) = Rp Rp Rp BEP (Rp) = 0,750 = Rp

30 64 3. Tahun 2018 Besarnya hasil perhitungan BEP dalam usaha rental mobil untuk tahun 2018 dapat ditentukan sebagai berikut : Rp BEP (Rp) = Rp Rp BEP (Rp) = 4. Tahun 2019 Rp ,761 = Rp Besarnya hasil perhitungan BEP dalam usaha rental mobil untuk tahun 2019 dapat ditentukan sebagai berikut : BEP (Rp) = BEP (Rp) = Rp Rp Rp Rp ,772 = Rp Tabel 4.23 Hasil Perhitungan BEP Indikator Hasil Pehitungan Keputusan BEP Rp BEP (Rp) = Rp Rp Layak Rp BEP (Rp) = 0,761 = Rp

31 Bahasan Tabel 4.24 Implikasi Hasil Kelayakan. Aspek Hasil kelayakan Aspek Keuangan Berdasarkan hasil perhitungan NPV, IRR, PP, PI maka PT. Onassis Wisata Cemerlang dinyatakan layak untuk menjalankan bisnis jasa rental mobil ini karena dari aspek keuangan memunuhi kriteria kelayakan. Aspek Pesaing Berdasarkan hasil analisa 5 Force M. Porter maka PT. Onassis Wisata Cemerlang dinyatakan laya unutk menjalankan bisnis jasa rental mobil karena memenuhi kriteria kelayakan. Aspek Hukum Berdasarkan hasil analisa aspek keuangan maka PT. Onassis Wisata Cemerlang dinyatakan layak menjalankan bisnis jasa rental mobil ini karena mempunyai surat-surat izin usaha untuk menjalankan usaha ini. Aspek Sumber Daya Manusia Berdasarkan hasil analisa aspek sumber daya manusia melalui Job Analysis, Job Specification, struktur organisasi, Job Description, sistem kompensasi, dan sistem pengembangan karyawan maka PT. Onassis Wisata Cemerlang diproyeksikan layak untuk menjalankan bisnis jasa rental mobil ini. Aspek Teknis & Operasional Berdasarkan hasil analisa aspek Teknis dan Operasional maka PT. Onassis Wisata Cemerlang dinyatakan layak menjalankan bisnis jasa rental mobil ini karena telah memenuhi kriteria kelayakan. Aspek Pasar & Pemasaran Berdasarkan hasil analisa aspek Pasar yang menggunakan STP (segmenting, positioning, dan targeting) maka PT. Onassis Wisata Cemerlang dinyatakan layak menjalankan bisnis jasa rental

32 66 BEP mobil ini. Lalu berdasarkan hasil analisa aspek Pemasaran yang menggunakan 5P (product, price, promotion, place, people) maka PT. Onassis Wisata Cemerlang dinyatakan layak untuk menjalankan bisnis jasa rental mobil ini karena memenuhi kriteria kelayakan. Investasi BEP pada tahun ketiga adalah Rp Sumber: hasil analisa peneliti

BAB 3 METODE PENELITIAN. Table 3.1 Definisi Kelayakan Investasi. Aspek Studi Kelayakan Bisnis

BAB 3 METODE PENELITIAN. Table 3.1 Definisi Kelayakan Investasi. Aspek Studi Kelayakan Bisnis BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Penetapan Kriteria Kelayakan berikut: Penetapan kriteria optimasi dalam penelitian ini akan dijabarkan sebagai Aspek Studi Kelayakan Bisnis Aspek Pasar dan Pemasaran Aspek Sumber

Lebih terperinci

Aspek Keuangan. Dosen: ROSWATY,SE.M.Si

Aspek Keuangan. Dosen: ROSWATY,SE.M.Si Aspek Keuangan Dosen: ROSWATY,SE.M.Si PENGERTIAN ASPEK KEUANGAN Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek keuangan memberikan gambaran yang

Lebih terperinci

Manajemen Investasi. Febriyanto, SE, MM. LOGO

Manajemen Investasi. Febriyanto, SE, MM.  LOGO Manajemen Investasi Febriyanto, SE, MM. www.febriyanto79.wordpress.com LOGO 2 Manajemen Investasi Aspek Keuangan Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pesaing diantaranya MyMeal caetering, Myma s Kitchen dan La Dolce. YUMMY CATERING. Keunggulan YUMMY CATERING dibandingkan

BAB III METODE PENELITIAN. pesaing diantaranya MyMeal caetering, Myma s Kitchen dan La Dolce. YUMMY CATERING. Keunggulan YUMMY CATERING dibandingkan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang diambil adalah di Semarang. Dengan beberapa pesaing diantaranya MyMeal caetering, Myma s Kitchen dan La Dolce Vita Bistro yang bergerak

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si PENDAHULUAN Keputusan investasi yang dilakukan perusahaan sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup perusahaan,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN 1

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN 1 ABSTRAK Seorang investor pemilik PT X menilai permintaan dan pangsa pasar di kota Bandung terlihat masih menjanjikan untuk bisnis Depot air Minum isi ulang AMIRA. Tetapi sebelum investor menanamkan modalnya

Lebih terperinci

12/23/2016. Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA

12/23/2016. Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA Bagaimana kesiapan permodalan yang akan digunakan untuk menjalankan bisnis dan apakah bisnis yang akan dijalankan dapat memberikan tingkat pengembalian yang menguntungkan?

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang dipergunakan adalah metode deskriptif. Penelitian deskriptif ini merupakan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penerapan kriteria optimasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penerapan kriteria optimasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Penerapan kriteria optimasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan usaha dalam membuka cabang baru adalah dengan melakukan penghitungan

Lebih terperinci

ANALISA INVESTASI USAHA PADA PROYEK WARNET X BOUNCE

ANALISA INVESTASI USAHA PADA PROYEK WARNET X BOUNCE ANALISA INVESTASI USAHA PADA PROYEK WARNET X BOUNCE Nama : RITA MARIANI CAROLIN NPM : 20207953 Fakultas : Ekonomi Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Aji Sukarno SE., MM PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Kebutuhan

Lebih terperinci

PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING)

PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING) Modul ke: PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING) Fakultas FEB MEILIYAH ARIANI, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi http://www.mercubuana.ac.id Penganggaran Modal ( Capital Budgeting) Istilah penganggaran

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PADA AGEN BARU AGEN KORAN KEJAR MEDIA, TANGERANG

ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PADA AGEN BARU AGEN KORAN KEJAR MEDIA, TANGERANG ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PADA AGEN BARU AGEN KORAN KEJAR MEDIA, TANGERANG Nama : Afrian Herdiansyah NPM : 10203034 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Septi Mariani, TR. SE. MM FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Bisnis 2.1.1 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Kata bisnis berasal dari bahasa Inggris busy yang artinya sibuk, sedangkan business artinya kesibukan. Bisnis dalam

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Bisnis 2.1.1 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Menurut Brockhouse dan Wadsworth (2010:1) studi kelayakan adalah alat yang digunakan dalam proses pengembangan bisnis

Lebih terperinci

Bab VI ASPEK KEUANGAN. Tabel 6.1 Kebutuhan Dana

Bab VI ASPEK KEUANGAN. Tabel 6.1 Kebutuhan Dana Bab VI ASPEK KEUANGAN 6.1 Kebutuhan Dana Agenda furniture membutuhkan dana dengan rincian sebagai berikut: Tabel 6.1 Kebutuhan Dana no Komponen Investasi Jumlah Total 1 Aktiva Tetap A. Mobil Pick Up 112.000.000

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pada akhirnya setelah penulis melakukan penelitian langsung ke perusahaan serta melakukan perhitungan untuk masing-masing rumus dan mencari serta mengumpulkan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Menurut Husnan dan Suwarsono (2000), proyek pada dasarnya merupakan kegiatan yang menyangkut pengeluaran modal (capital

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelayakan proyek adalah suatu penelitian tentang layak atau tidaknya suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelayakan proyek adalah suatu penelitian tentang layak atau tidaknya suatu 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Studi Kelayakan Studi kelayakan bisnis atau sering pula disebut dengan studi kelayakan proyek adalah suatu penelitian tentang layak atau tidaknya suatu proyek bisnis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bisnis Rimora Pay sebagai obyek penelitian karena merupakan bisnis baru

BAB III METODE PENELITIAN. bisnis Rimora Pay sebagai obyek penelitian karena merupakan bisnis baru BAB III METODE PENELITIAN 3. Metode Penelitian 3.1 Obyek dan Lokasi Penelitian Obyek dari penelitian ini adalah perencanaan bisnis Rimora Pay yang nantinya akan berlokasi di Semarang. Alasan peneliti memilih

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN. melakukan penghitungan net present value serta payback period. Proyeksi keuangan ini dibuat. Tabel 6.

BAB VI ASPEK KEUANGAN. melakukan penghitungan net present value serta payback period. Proyeksi keuangan ini dibuat. Tabel 6. 76 BAB VI ASPEK KEUANGAN 6.1 Penjelasan Umum Bagian ini menjelaskan mengenai kebutuhan dana, sumber dana, proyeksi neraca, proyeksi laba-rugi, proyeksi arus kas, dan penilaian kelayakan investasi yang

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kelayakan usaha adalah sebagai berikut: 1. Pemilihan Wilayah: Menentukan dua wilayah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang. 42 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Dalam upaya mengembangkan usaha bisnisnya, manajemen PT Estika Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang. Langkah pertama

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Perubahan lingkungan internal dan eksternal menuntut perusahaan untuk meningkatkan keunggulan kompetitif agar dapat bertahan dan berkembang. Disaat perusahaan

Lebih terperinci

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M.

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M. ASPEK KEUANGAN Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M. PENDAHULUAN Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek keuangan memberikan gambaran

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis aspek finansial bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Data BPS 2010 Tahun Mobil Bis Truk Sepeda Motor

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Data BPS 2010 Tahun Mobil Bis Truk Sepeda Motor BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Peluang pembukaan bisnis penyewaan mobil terbuka lebar dikarenakan pertumbuhan bisnis penyewaan mobil yang menyentuh angka 15% pada tahun 2014 dan diperkirakan

Lebih terperinci

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 23 BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 4.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 4.1.1 Studi Kelayakan Usaha Proyek atau usaha merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan manfaat (benefit) dengan menggunakan sumberdaya

Lebih terperinci

PADA USAHA JASA SERVIS KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA PADA BENGKEL INDAH JAYA MOTOR ANALISIS STUDI KELAYAKAN BISNIS

PADA USAHA JASA SERVIS KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA PADA BENGKEL INDAH JAYA MOTOR ANALISIS STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA JASA SERVIS KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA PADA BENGKEL INDAH JAYA MOTOR ANALISIS STUDI KELAYAKAN BISNIS Mayang Hadi Ratnawati ABSTRAKSI ANALISIS STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA JASA SERVIS KENDARAAN

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Usaha warnet sebetulnya tidak terlalu sulit untuk didirikan dan dikelola. Cukup membeli beberapa buah komputer kemudian menginstalnya dengan software,

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 41 BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Pilihan Analisis Untuk menganalisis kelayakan usaha untuk dapat melakukan investasi dalam rangka melakukan ekspansi adalah dengan melakukan penerapan terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Objek dan lokasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah Ciafe yang merupakan jenis usaha yang bergerak dibidang jasa jahit dilihat dari aspek pasar dan

Lebih terperinci

USAHA PHOTOCOPY SURYA JAYA

USAHA PHOTOCOPY SURYA JAYA ANALISIS KELAYAKAN KELANGSUNGAN Nama NPM : 23209891 Jurusan USAHA PHOTOCOPY SURYA JAYA Pembimbing : Chrisilla Yunisia de Fretes : Akuntansi : Istichanah, SE., MMSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA

Lebih terperinci

Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha

Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha ANALISIS BISNIS DAN STUDI KELAYAKAN USAHA MAKALAH ARTI PENTING DAN ANALISIS DALAM STUDI KELAYAKAN BISNIS OLEH ALI SUDIRMAN KELAS REGULER 3 SEMESTER 5 KATA

Lebih terperinci

ANALISIS STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KONVEKSI PADA CV. TATA SARANA MANDIRI. : Dedik Fahrudin NPM : Jenjang/Jurusan : S1/Manajemen

ANALISIS STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KONVEKSI PADA CV. TATA SARANA MANDIRI. : Dedik Fahrudin NPM : Jenjang/Jurusan : S1/Manajemen ANALISIS STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA KONVEKSI PADA CV. TATA SARANA MANDIRI Nama : Dedik Fahrudin NPM : 11212796 Jenjang/Jurusan : S1/Manajemen LATAR BELAKANG Studi kelayakan terhadap suatu usaha

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek dan Lokasi Penelitian Obyek penelitian yang akan diangkat pada penelitian ini adalah Perencanaan budidaya ikan lele yang akan berlokasi di Desa Slogohimo, Wonogiri.

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Penetapan kriteria optimasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Penetapan kriteria optimasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Penetapan kriteria optimasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan pengembangan bisnis PT. Dagang Jaya dalam pendistribusian dikatakan

Lebih terperinci

Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1)

Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1) M a n a j e m e n K e u a n g a n 96 Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1) Mahasiswa diharapkan dapat memahami, menghitung, dan menjelaskan mengenai penggunaan teknik penganggaran modal yaitu Payback

Lebih terperinci

ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBUKAAN CABANG BARU PADA USAHA JASA FOTOKOPI DAULAY JAYA

ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBUKAAN CABANG BARU PADA USAHA JASA FOTOKOPI DAULAY JAYA ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBUKAAN CABANG BARU PADA USAHA JASA FOTOKOPI DAULAY JAYA Nama : Rani Eva Dewi NPM : 16212024 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Nenik Diah Hartanti, SE.,MM Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN

BAB VI ASPEK KEUANGAN BAB VI ASPEK KEUANGAN BAB VI ASPEK KEUANGAN 6.1 Kebutuhan Dana Tabel VI.1 Kebutuhan Dana Komponen Investasi Jumlah Aktiva Tetap Peralatan: Komputer + Printer (2 set X Rp. 5.000.000) Rp. 10.000.000 Meja

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis pada PT X, mengenai Peranan Capital Budgeting Dalam Pengambilan Keputusan Investasi Untuk Pembelian Mesin

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Gittinger (1986) menyebutkan bahwa proyek pertanian adalah kegiatan usaha yang rumit karena menggunakan sumber-sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produksi daging ayam dinilai masih kurang. Berkenaan dengan hal itu, maka

BAB I PENDAHULUAN. produksi daging ayam dinilai masih kurang. Berkenaan dengan hal itu, maka 1 BAB I PENDAHULUAN I.A. Latar Belakang Masalah Peluang usaha di bidang peternakan ayam pada saat ini terbilang cukup baik, karena kebutuhan akan daging ayam setiap tahunnya meningkat, sementara produksi

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA RUMAH MAKAN AYAM BAKAR TERASSAMBEL

STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA RUMAH MAKAN AYAM BAKAR TERASSAMBEL STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA RUMAH MAKAN AYAM BAKAR TERASSAMBEL Nama : Marlina Fitri Annisa Npm : 15213303 Kelas : 4EA33 Fakultas : Ekonomi Jurusan : Manajemen Pembimbing : Christera Kuswahyu Indira,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Menurut Umar (2005) studi kelayakan bisnis merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidak layak dibangun,

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA RIADY AQUARIUM BEKASI. Nama : Aji Tri Sambodo NPM : Kelas : 3EA18

STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA RIADY AQUARIUM BEKASI. Nama : Aji Tri Sambodo NPM : Kelas : 3EA18 STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA RIADY AQUARIUM BEKASI Nama : Aji Tri Sambodo NPM : 10210466 Kelas : 3EA18 Pendahuluan Penilaian investasi / studi kelayakan sangat diperlukan oleh orang atau badan yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Menurut Yacob, Ibrahim (2003), studi kelayakan bisnis adalah kegiatan untuk menilai sejauh mana manfaat yang dapat diperoleh dalam melaksanakan

Lebih terperinci

ANALISIS INVESTASI BUDI SULISTYO

ANALISIS INVESTASI BUDI SULISTYO ANALISIS INVESTASI BUDI SULISTYO ASPEK INVESTASI UU & PERATURAN BIDANG USAHA STRATEGI BISNIS KEBIJAKAN PASAR LINGKUNGAN INVESTASI KEUANGAN TEKNIK & OPERASI ALASAN INVESTASI EKONOMIS Penambahan Kapasitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. KERANGKA TEORI 2.1.1. Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Studi Kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang kegiatan atau usaha atau bisnis

Lebih terperinci

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6.1 Pendahuluan Industri surimi merupakan suatu industri pengolahan yang memiliki peluang besar untuk dibangun dan dikembangkan. Hal ini didukung oleh adanya

Lebih terperinci

BAB VI 6 ASPEK KEUANGAN

BAB VI 6 ASPEK KEUANGAN BAB VI 6 ASPEK KEUANGAN Bagian ini akan menjelaskan tentang kebutuhan dana, sumber dana, proyeksi neraca, proyeksi laba rugi, proyeksi arus kas, dan penilaian kelayakan investasi. Proyeksi keuangan ini

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISIS KEUANGAN

BAB 5 ANALISIS KEUANGAN BAB 5 ANALISIS KEUANGAN 5.1. Ekuitas Ekuitas adalah modal kepemilikan yang diinvestasikan dalam suatu usaha. Vraniolle merupakan badan perorangan dengan modal yang berasal dari pemilik. Ekuitas modal pemilik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup menarik dan menguntungkan tentu saja akan mendorong para pengusaha untuk masuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam semua aspek kehidupan manusia, air bersih merupakan kebutuhan yang sangat hakiki karena sel-sel dalam tubuh manusia terdiri dari 68% kadar air. Bagi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian oleh Dwi Susianto pada tahun 2012 dengan judul Travel AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN

BAB VI ASPEK KEUANGAN BAB VI Bagian ini akan menjelaskan tentang kebutuhan dana, sumber dana, proyeksi neraca, proyeksi laba rugi, proyeksi arus kas, dan penilaian kelayakan investasi. Proyeksi keuangan ini akan dibuat dalam

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PADA RENTAL ELANG PLAYSTATION DI CIANTRA SEMINAR PENULISAN ILMIAH

STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PADA RENTAL ELANG PLAYSTATION DI CIANTRA SEMINAR PENULISAN ILMIAH STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA PADA RENTAL ELANG PLAYSTATION DI CIANTRA SEMINAR PENULISAN ILMIAH NAMA : Ahmad Saepudin NPM : 11208558 JURUSAN PEMBIMBING : Manajemen : Supiani, SE, MM FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini ditandai dengan semakin. meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai bidang usaha, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini ditandai dengan semakin. meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai bidang usaha, hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha dewasa ini ditandai dengan semakin meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai bidang usaha, hal ini menyebabkan banyak perusahaan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... Halaman ABSTRAKSI.. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang Penelitian 1

DAFTAR ISI... Halaman ABSTRAKSI.. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang Penelitian 1 ABSTRAKSI Dalam menghadapi persaingan dunia usaha yang semakin ketat, maka perusahaan memerlukan strategi yang tepat untuk selalu dapat unggul dalam persaingan. Karena bila salah dalam menerapkan strategi

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN INVESTASI PADA SHOWROOM MOBIL SECOND DI LIMO MOTOR. : Muchamad Fatoni NPM : Pembimbing : Ir. Agus Sulaksono.MMSi,.

STUDI KELAYAKAN INVESTASI PADA SHOWROOM MOBIL SECOND DI LIMO MOTOR. : Muchamad Fatoni NPM : Pembimbing : Ir. Agus Sulaksono.MMSi,. STUDI KELAYAKAN INVESTASI PADA SHOWROOM MOBIL SECOND DI LIMO MOTOR Nama : Muchamad Fatoni NPM : 14212740 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Ir. Agus Sulaksono.MMSi,. MT LATAR BELAKANG MASALAH Pada masa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi. Dalam bersosialisasi, terdapat berbagai macam jenis hubungan yang

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi. Dalam bersosialisasi, terdapat berbagai macam jenis hubungan yang BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan, penulis akan menyampaikan beberapa hal yang berhubungan dengan proses pengerjaan penelitian ini. Antara lain berkenaan dengan latar belakang penelitian, identifikasi

Lebih terperinci

BAB 4 STUDI KELAYAKAN INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT. PELAYARAN SINDUTAMA BAHARI

BAB 4 STUDI KELAYAKAN INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT. PELAYARAN SINDUTAMA BAHARI BAB 4 STUDI KELAYAKAN INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT. PELAYARAN SINDUTAMA BAHARI 4.1 Kelayakan Teknis Selama menggunakan web, belum menemukan suatu kendala teknis yang berarti. Semua masalah teknis,

Lebih terperinci

ABSTRAKSI. Dengan perkembangan jaman yang semakin pesat ini, membuat banyak

ABSTRAKSI. Dengan perkembangan jaman yang semakin pesat ini, membuat banyak ABSTRAKSI Dengan perkembangan jaman yang semakin pesat ini, membuat banyak perusahaan berpikir lebih maju sehingga perusahaan menanamkan berbagai jenis investasi untuk bersaing dengan perusahaan lain guna

Lebih terperinci

BAB V RENCANA AKSI. bisnis mobile application platform PinjamPinjam. Penjelasan dalam bab ini

BAB V RENCANA AKSI. bisnis mobile application platform PinjamPinjam. Penjelasan dalam bab ini BAB V RENCANA AKSI Bab ini menjelaskan rencana aksi atau realisasi dari perancangan model bisnis mobile application platform PinjamPinjam. Penjelasan dalam bab ini meliputi rencana kegiatan dan waktu pelaksanaan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Proses penelitian ini dilakukan selama periode Agustus Desember 2012 dan bertempat di PT Panarub Industry. 3.2 Materi Penelitian Subyek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dunia bisnis di zaman globalisasi ini kian hari semakin ketat.

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dunia bisnis di zaman globalisasi ini kian hari semakin ketat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Persaingan di dunia bisnis di zaman globalisasi ini kian hari semakin ketat. Untuk mempertahankan eksistensinya, suatu perusahaan harus mampu bersaing dengan

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis finansial bertujuan untuk menghitung jumlah dana yang diperlukan dalam perencanaan suatu industri melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan dengan meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai sektor industri baik dalam industri yang

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Pada bagian ini dijelaskan tentang konsep yang berhubungan dengan penelitian kelayakan Usaha pembenihan dan pembesaran ikan lele Sangkuriang di

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Kampung Budaya Sindangbarang, Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN USAHA

STUDI KELAYAKAN USAHA STUDI KELAYAKAN USAHA 1 PENGERTIAN STUDI KELAYAKAN USAHA Studi kelayakan usaha ialah suatu penelitian tentang layak tidaknya suatu bisnis dilaksanakan dengan berhasil dan menguntungkan secara kontinyu.

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN. Bagian ini menjelaskan tentang kebutuhan dana untuk operasional usaha pegembangan bisnis PT.

BAB VI ASPEK KEUANGAN. Bagian ini menjelaskan tentang kebutuhan dana untuk operasional usaha pegembangan bisnis PT. BAB VI ASPEK KEUANGAN Bagian ini akan menjelaskan tentang kebutuhan dana, sumber dana, proyeksi neraca, proyeksi laba rugi, proyeksi arus kas, dan penilaian kelayakan investasi. Proyeksi keuangan ini akan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Setelah melakukan wawancara dan mengumpulkan data, penulis menggunakan suatu alat analisis untuk mengevaluasi kelayakan investasi produk Fitaliv yakni capital budgeting.

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut:

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut: BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan permasalahan serta maksud dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut: 1. Estimasi incremental

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA COUNTER CULTURE. Nama : Imashita Dwi Anjani NPM : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Susilowati Dyah K,SE.

STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA COUNTER CULTURE. Nama : Imashita Dwi Anjani NPM : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Susilowati Dyah K,SE. STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA DISTRO F&D COUNTER CULTURE Nama : Imashita Dwi Anjani NPM : 19210393 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Susilowati Dyah K,SE.,MM Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pembentukan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Profil Perusahaan TX Travel Sriwijaya merupakan salah satu dari cabang TX Travel dan merupakan cabang yang ke-183 dari 230 cabang yang ada saat ini. TX Travel Sriwijaya

Lebih terperinci

Bab V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab V KESIMPULAN DAN SARAN Bab V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Analisa kelayakan untuk rencana ekspansi yang akan dilaksanakan oleh perusahaan X menggunakan lima metode Capital Budgeting yaitu Payback Period, Accounting Rate

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab empat, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Sebelum melakukan analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia usaha pada masa sekarang ini menuntut pelaku

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia usaha pada masa sekarang ini menuntut pelaku BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Persaingan dalam dunia usaha pada masa sekarang ini menuntut pelaku ekonomi untuk bertindak seefektif dan seefisien mungkin. Tindakan yang efektif dan efisien

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xii ABSTRAK Penelitian ini membahas mengenai perusahaan yang bergerak di bidang makloon konveksi. Karena kapasitas produksi yang tidak mencukupi, maka perusahaan bermaksud untuk melakukan ekspansi berupa penambahan

Lebih terperinci

IV METODOLOGI PENELITIAN

IV METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di sebuah lokasi yang berada Desa Kanreapia Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, Propinsi Sulawesi Selatan. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN USAHA RUMAH MAKAN YAMIEN 88 DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS PENGANGGARAN MODAL

STUDI KELAYAKAN USAHA RUMAH MAKAN YAMIEN 88 DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS PENGANGGARAN MODAL STUDI KELAYAKAN USAHA RUMAH MAKAN YAMIEN 88 DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS PENGANGGARAN MODAL NAMA : NIMAS SHYNTIA NPM : 15209386 JURUSAN : MANAJEMEN JENJANG : S1 PEMBIMBING : EDY NURSANTA. SE.MM LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat mempertahankan dan mengembangkan usahanya. Dalam persaingan

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat mempertahankan dan mengembangkan usahanya. Dalam persaingan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, persaingan yang terjadi di dalam dunia usaha begitu ketat, sehingga setiap perusahaan dituntut untuk dapat mengambil tindakan yang tepat agar

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoretis Kerangka pemikiran teoretis merupakan suatu penalaran peneliti yang didasarkan pada pengetahuan, teori, dalil, dan proposisi untuk menjawab suatu

Lebih terperinci

Bab 7 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 2)

Bab 7 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 2) M a n a j e m e n K e u a n g a n 103 Bab 7 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 2) Mahasiswa diharapkan dapat memahami, menghitung, dan menjelaskan mengenai penggunaan teknik penganggaran modal yaitu Accounting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bergesernya pola hidup masyarakat secara global yang semakin hari

BAB I PENDAHULUAN. Bergesernya pola hidup masyarakat secara global yang semakin hari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bergesernya pola hidup masyarakat secara global yang semakin hari semakin menginginkan pola hidup yang sehat, membuat adanya perbedaan dalam pola konsumsi

Lebih terperinci

VII. RENCANA KEUANGAN

VII. RENCANA KEUANGAN VII. RENCANA KEUANGAN Rencana keuangan bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan. Untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN

BAB VI ASPEK KEUANGAN BAB VI ASPEK KEUANGAN Pada bab 5 ini mengenai aspek keuangan Ngemilbingits, dan menjelaskan mengenai kebutuhan dana, sumber dana, proyeksi neraca, proyeksi laba rugi, proyeksi arus kas dan penilaian kelayakan

Lebih terperinci

ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBUKAAN CABANG BARU PADA USAHA JASA FOTOKOPI PRIMA JAYA

ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBUKAAN CABANG BARU PADA USAHA JASA FOTOKOPI PRIMA JAYA ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PEMBUKAAN CABANG BARU PADA USAHA JASA FOTOKOPI PRIMA JAYA Nama : Alif Ammar Nugraha NPM : 10212632 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Budi Sulistyo, SE.,MM Latar Belakang

Lebih terperinci

EXECUTIVE SUMMARY MARKETING PLAN. Business Plan Salon Mobil ++ Kewirausahaan/Contoh Proposal Usaha/ BDS-Doc. Latar belakang. Tujuan dan Manfaat Bisnis

EXECUTIVE SUMMARY MARKETING PLAN. Business Plan Salon Mobil ++ Kewirausahaan/Contoh Proposal Usaha/ BDS-Doc. Latar belakang. Tujuan dan Manfaat Bisnis EECUTIVE SUMMARY Latar belakang Tujuan dan Manfaat Bisnis Tujuan bagi konsumen : Manfaat bagi konsumen : Tujuan bagi pihak salon mobil : Manfaat bagi pihak salon mobil : Ruang Lingkup Bisnis Nature of

Lebih terperinci

dimana jangka waktu kembalinya dana tersebut melebihi waktu satu tahun. Batas waktu satu

dimana jangka waktu kembalinya dana tersebut melebihi waktu satu tahun. Batas waktu satu A. Pengertian Capital Budgeting Definisi Capital Budgeting menurut Bambang Riyanto (hal 121, thn 1995) adalah keseluruhan proses perencanaan dan pengambilan keputusan mengenai pengeluaran dana dimana jangka

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Diagram alir metode penelitian merupakan kerangka berpikir yang terdiri langkah-langkah penelitian yang disusun sebagai acuan penelitian. Diagram alir diperlukan agar penyusunan

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP PENAMBAHAN MESIN PERCETAKAN PADA LINEZA PRODUCTION SAMARINDA

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP PENAMBAHAN MESIN PERCETAKAN PADA LINEZA PRODUCTION SAMARINDA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP PENAMBAHAN MESIN PERCETAKAN PADA LINEZA PRODUCTION SAMARINDA Henny Ramadhani Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda Email : Ramadhani.henny@rocketmail.com

Lebih terperinci

MAKALAH STUDI KELAYAKAN BISNIS PENILAIAN INVESTASI DAN RESIKO INVESTASI

MAKALAH STUDI KELAYAKAN BISNIS PENILAIAN INVESTASI DAN RESIKO INVESTASI MAKALAH STUDI KELAYAKAN BISNIS PENILAIAN INVESTASI DAN RESIKO INVESTASI Disusun Oleh: Paulina Sari 201210170311004 Aulia Pratiwi 201210170311033 Satria Sukanda 201210170311041 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

Lebih terperinci

Studi Kelayakan Bisnis Pembukaan Cabang Baru Pada Usaha Ayam Bakar dan Madu Sumber Jaya NINDYA KLARASINTA STEVIANUS, SE.

Studi Kelayakan Bisnis Pembukaan Cabang Baru Pada Usaha Ayam Bakar dan Madu Sumber Jaya NINDYA KLARASINTA STEVIANUS, SE. Studi Kelayakan Bisnis Pembukaan Cabang Baru Pada Usaha Ayam Bakar dan Madu Sumber Jaya NINDYA KLARASINTA 15212337 STEVIANUS, SE., MM PENDAHULUAN Latar Belakang Persaingan Bisnis Strategi Pemasaran Studi

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN ANDRI HELMI M, S.E., M.M

MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN ANDRI HELMI M, S.E., M.M MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN ANDRI HELMI M, S.E., M.M TIME VALUE OF MONEY Nilai uang saat ini lebih berharga dari pada nanti. Individu akan memilih menerima uang yang sama sekarang daripada nanti, dan lebih

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN

BAB VI ASPEK KEUANGAN BAB VI ASPEK KEUANGAN 6.1 Kebutuhan Dana Tabel 6.1 Kebutuhan Dana Keterangan Tahunan Aktiva tetap Seragam Rp 1,100,000 Mesin kasir Rp 3,500,000 Telepon Rp 150,000 Meja kayu panjang Rp 7,500,000 Sofa Rp

Lebih terperinci

ASPEK FINANSIAL Skenario I

ASPEK FINANSIAL Skenario I VII ASPEK FINANSIAL Setelah menganalisis kelayakan usaha dari beberapa aspek nonfinansial, analisis dilanjutkan dengan melakukan analisis kelayakan pada aspek finansial yaitu dari aspek keuangan usaha

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. 3.1 Kerangka Pemikiran. 3.2 Metode Penelitian

III. METODOLOGI. 3.1 Kerangka Pemikiran. 3.2 Metode Penelitian III. METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Ketersediaan bahan baku ikan hasil tangkap sampingan yang melimpah merupakan potensi yang besar untuk dijadikan surimi. Akan tetapi, belum banyak industri di Indonesia

Lebih terperinci

MODUL II. ANALISIS RESIKO MENJALANKAN USAHA

MODUL II. ANALISIS RESIKO MENJALANKAN USAHA MODUL II. ANALISIS RESIKO MENJALANKAN USAHA MATERI PEMBELAJARAN : 1. Melakukan analisa data dengan menggunakan pendekatan statistika seperti peluang, regresi dan korelasi 2. Menyusun strategi sistematis

Lebih terperinci

Oleh : Ani Hidayati. Penggunaan Informasi Akuntansi Diferensial Dalam Pengambilan Keputusan Investasi

Oleh : Ani Hidayati. Penggunaan Informasi Akuntansi Diferensial Dalam Pengambilan Keputusan Investasi Oleh : Ani Hidayati Penggunaan Informasi Akuntansi Diferensial Dalam Pengambilan Keputusan Investasi Keputusan Investasi (capital investment decisions) Berkaitan dengan proses perencanaan, penentuan tujuan

Lebih terperinci