2. Pembayaran sewa minimum masa sewa operasi noncancelable perjanjian.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "2. Pembayaran sewa minimum masa sewa operasi noncancelable perjanjian."

Transkripsi

1 Likuiditas dan Modal Kerja Likuiditas adalah kemampuan untuk mengubah aset menjadi kas atau untuk mendapatkan uang tunai untuk memenuhi kewajiban jangka pendek. Jangka pendek secara konvensional dipandang sebagai jangka waktu sampai dengan satu tahun, meskipun diidentifikasi dengan siklus operasi normal perusahaan (periode waktu yang meliputi beli-memproduksi-jualmengumpulkan siklus). Pentingnya likuiditas terbaik dilihat dengan mempertimbangkan dampak yang berasal dari ketidakmampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek. Likuiditas adalah masalah derajat. Kurangnya likuiditas mencegah perusahaan dari mengambil keuntungan dari diskon yang menguntungkan atau peluang yang menguntungkan. Masalah likuiditas yang lebih ekstrim mencerminkan ketidakmampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban saat ini. Hal ini dapat menyebabkan penjualan paksa investasi dan aset lainnya dengan harga berkurang dan, dalam bentuk yang paling parah, insolvabilitas dan kebangkrutan Modal kerja didefinisikan sebagai kelebihan aktiva lancar atas kewajiban lancar. Hal ini penting sebagai ukuran aset likuid yang menyediakan bantal pengaman kepada kreditor. Hal ini juga penting dalam mengukur cadangan cair tersedia untuk memenuhi kontinjensi dan ketidakpastian seputar keseimbangan perusahaan dari arus kas masuk dan arus keluar. Aktiva Lancar dan Kewajiban Aktiva lancar adalah kas dan aset lainnya yang diharapkan untuk menjadi ( 1 ) diwujudkan dalam bentuk kas atau ( 2 ) dijual atau dikonsumsi dalam satu tahun ( atau siklus operasi normal perusahaan jika lebih besar dari satu tahun ). Akun-akun neraca biasanya dimasukkan sebagai aset lancar yang uang tunai, surat berharga yang jatuh tempo dalam tahun fiskal berikutnya, piutang, persediaan, dan biaya dibayar di muka. Kewajiban lancar adalah kewajiban diharapkan puas dalam waktu yang relatif singkat, biasanya satu tahun. kewajiban lancar biasanya meliputi hutang, wesel bayar, hutang bank jangka pendek, hutang pajak, biaya masih harus dibayar, dan bagian lancar utang jangka panjang. Analisis kami harus menilai apakah semua kewajiban saat ini dengan cukup tinggi probabilitas pembayaran akhirnya dilaporkan dalam kewajiban lancar. pengecualian mereka dari kewajiban lancar cacat analisis modal kerja. Tiga masalah umum yang harus diperhatikan adalah: 1. Kewajiban kontinjensi terkait dengan jaminan pinjaman. Kita perlu menilai kemungkinan dari terwujudnya kontingensi ini ketika kita menghitung modal kerja. 2. Pembayaran sewa minimum masa sewa operasi noncancelable perjanjian. 3. Kontrak pembangunan atau akuisisi aset jangka panjang sering mewajibkan untuk pembayaran berkelanjuatan dalam jumlah besar. Kewajiban ini untuk pembayaran dilaporkan dalam catatan kaki sebagai " komitmen " dan bukan sebagai kewajiban di neraca. Ketika komputasi modal kerja, analisis kami harus sering menyertakan komitmen. Ukuran Likuiditas Modal Kerja Perjanjian kredit dan obligasi sering mengandung ketentuan untuk pemeliharaan tingkat modal kerja minimum. Analis keuangan menilai besarnya modal kerja untuk keputusan investasi dan rekomendasi. Instansi pemerintah menghitung agregat modal perusahaan bekerja untuk

2 tindakan peraturan dan kebijakan. dan diterbitkan laporan keuangan membedakan antara aset dan lancar dan tidak lancar kewajiban dalam menanggapi ini dan kebutuhan pengguna lainnya. Namun jumlah modal kerja adalah lebih relevan untuk keputusan pengguna bila terkait variabel keuangan utama lainnya seperti penjualan atau total aset. Ini adalah nilai yang terbatas untuk langsung tujuan perbandingan dan untuk menilai kecukupan modal kerja. Ini terlihat dalam Ilustrasi ILLUSTRATION 10.1 The following two companies have an equal amount of working capital. Yet, a quick comparison of the relation of current assets to current liabilities indicates Company A s working capital position is superior to Company B s. Company A Company B Current assets... $300,000 $1,200,000 Current liabilities... (100,000) (1,000,000) Working capital... $200,000 $ 200,000 Ukuran Likuiditas Dengan Rasio Lancar Ilustrasi sebelumnya menyoroti kebutuhan untuk mempertimbangkan modal kerja relatif. itu adalah, $ kelebihan modal kerja menghasilkan kesimpulan yang berbeda untuk sebuah perusahaan dengan $ aktiva lancar dari satu dengan $ aktiva lancar. Seorang kerabat umumukuran dalam praktek adalah rasio lancar. Rasio lancar didefinisikan sebagai: Rasio lancar = Aset curent / kewajiban lancar Dalam Ilustrasi 10.1,rasio lancar adalah 3:1 ($ / $ ) untuk Perusahaan A dan B adalah 1.2:1 ($ / $ ) untuk Perusahaan B. Rasio ini menunjukkan gambar yang berbeda antara perusahaan A dan B. Kemampuan rasio lancar untuk membedakan antara perusahaan atas dasar likuiditas membantu account untuk meluasnya penggunaan. Relevansi dari Rasio Lancar Alasan untuk digunakan Rasio lancar secara luas sebagai ukuran likuiditas mencakup kemampuannya untuk mengukur : Kemampuan memenui kewajiban lancar. Semakin tinggi jumlah (kelipatan ) dari aktiva lancar terhadap kewajiban lancar, maka keyakinan yang lebih besar yang kita miliki bahwa kewajiban lancar akan dibayar. Penyangga terhadap kerugian. Semakin besar penyangga, semakin rendah risiko. Rasio lancar

3 menunjukkan tingkat keamanan tersedia untuk menutup dalam penurunan aktiva lancar non kas pada saat aset tersebut akan dilepas atau dilikuidasi. Cadangan dana lancar. Rasio lancar relevan sebagai ukuran tingkat keamanan terhadap ketidakpastian dan kejutan untuk arus kas perusahaan. seperti pemogokan dan kerugian luar biasa Keterbatasan Rasio Lancar Langkah pertama dalam evaluasi kritis rasio lancar sebagai alat untuk analisis solvabilitas jangka pendek dan jangka panjang bagi kita untuk memeriksa pembilang dan penyebut. Jika kita mendefinisikan likuiditas sebagai kemampuan untuk memenuhi arus kas dengan arus kas yang memadai, termasuk penyisihan penurunan tak terduga dalam arus masuk atau peningkatan arus keluar, maka tepat bagi kita untuk bertanya : Apakah rasio lancar mencakup faktor-faktor penting dari likuiditas? Secara khusus, apakah rasio lancar : Mengukur dan memprediksi pola arus kas masa depan dan keluar? Mengukur kecukupan arus kas masa depan untuk arus keluar? Jawaban atas kedua pertanyaan ini umumnya tidak. Rasio lancar adalah ukuran statis sumber daya yang tersedia pada suatu titik pada waktunya untuk memenuhi kewajiban saat ini. Reservoir saat ini sumber daya kas tidak memiliki hubungan logis atau kausal untuk arus kas masa depan. Namun arus kas masa depan adalah indikator terbesar dari likuiditas. Arus kas ini tergantung pada faktor-faktor dikeluarkan dari rasio, termasuk penjualan, pengeluaran kas, keuntungan, dan perubahan kondisi bisnis. Untuk memperjelas keterbatasan ini, kita perlu mengkaji lebih erat masing-masing komponen rasio lancar. Pembilang dari Rasio Lancar Kami membahas setiap komponen aktiva lancar dan implikasinya untuk analisis yang menggunakan rasio lancar. Kas dan Setara Kas. Kas yang dimiliki oleh sebuah perusahaan yang dikelola dengan baik terutama dari cadangan pencegahan yang dimaksudkan untuk menjaga terhadap ketidakseimbangan kas jangka pendek. Sebagai contoh,penjualan dapat menurun lebih cepat daripada pengeluaran kas untuk pembelian dan biaya dalampenurunan bisnis, yang membutuhkan ketersediaan kelebihan uang tunai.

4 Surat Berharga yang Diperjualbelikan. Kas yang melebihi cadangan pencegahan sering dihabiskan untuk investasi sekuritas dengan return melebihi dibandingkan setara kas. Investasi ini cukup dianggap tersedia untuk melunasi kewajiban lancar. Piutang Usaha. Faktor penentu utama piutang adalah penjualan. Itu hubungan piutang dengann penjualan diatur oleh kebijakan kredit dan penagihan metode. Perubahan piutang sesuai dengan perubahan dalam penjualan, meski tidak harus selalu proporsional. Persediaan. Seperti piutang, penentu utama persediaan adalah penjualan atau taksiran penjualan, bukan tingkat kewajiban lancar. Karena penjualan adalah fungsi permintaan dan penawaran, metode manajemen persediaan (seperti pesanan ekonomis kuantitas, tingkat persediaan pengaman, dan menyusun ulang poin) mempertahankan kenaikan persediaan bervariasi tidak sebanding dengan permintaan tetapi dengan jumlah yang lebih kecil. Beban Dibayar di muka. Beban dibayar dimuka adalah pengeluaran untuk manfaat masa depan. Karena manfaat ini biasanya diterima dalam waktu satu tahun siklus operasi perusahaan, mereka tidak mengubah pengeluaran dana lancar. Penyebut Rasio Lancar Kewajiban lancar adalah fokus dari rasio lancar. Mereka adalah sumber uang tunai dalam piutang cara yang sama dan persediaan menggunakan uang tunai. Kewajiban lancar terutama ditentukan oleh penjualan, dan kemampuan perusahaan untuk menemui mereka saat jatuh tempo adalah obyek langkah-langkah modal kerja. Sebagai contoh, karena pembelian yang menimbulkan hutang adalah fungsi penjualan, hutang berbeda dengan penjualan. Selama penjualan tetap konstan atau meningkat, pembayaran kewajiban lancar adalah kegiatan pendanaan. Dalam hal ini komponen rasio lancar memberikan sedikit, jika ada, pengakuan terhadap kegiatan ini atau dampaknya pada arus kas masa depan. Selain itu, kewajiban lancar masuk ke dalam perhitungan rasio lancar tidak termasuk calon kas pengeluaran-contoh adalah komitmen tertentu dalam kontrak konstruksi, pinjaman, sewa, dan pensiun. Menggunakan Rasio Lancar untuk Analisis Dari pembahasan kita tentang rasio lancar, kita dapat menarik setidaknya tiga kesimpulan. 1. Likuiditas tergantung untuk sebagian besar pada arus kas prospektif dan pada tingkat lebih rendah pada tingkat kas dan setara kas. 2. Tidak ada hubungan langsung ada antara saldo akun modal kerja dan kemungkinan pola arus kas masa depan. 3. Kebijakan manajerial mengenai piutang dan persediaan diarahkan terutama pada pemanfaatan aset yang efisien dan menguntungkan dan kemudian adalah likuiditas.

5 Analisis Komparatif Menganalisis tren di rasio lancar sering berguna. Perubahan rasio lancar dari waktu ke waktu, bagaimanapun, harus ditafsirkan dengan hati-hati. Perubahan rasio ini tidak selalu berarti perubahan dalam likuiditas atau kinerja operasi. Sebagai contoh, selama resesi perusahaan mungkin terus membayar kewajiban saat ini sementara persediaan dan piutang menumpuk, menghasilkan peningkatan rasio lancar. Sebaliknya, dalam periode sukses, peningkatan hutang pajak dapat menurunkan rasio lancar. Ekspansi perusahaan sering menyertai keberhasilan operasi dapat membuat kebutuhan modal kerja yang lebih besar. Ini "kemakmuran pemerasan" likuiditas menurunkan rasio lancar dan merupakan hasil tentang ekspansi perusahaan ditemani oleh peningkatan modal kerja. Manajemen rasio Analisis kami harus memperhatikan "manajemen" tentang rasio lancar, juga dikenal sebagai window dressing. Menjelang penutupan periode, manajemen kadang-kadang akan menekan pengumpulan piutang, mengurangi persediaan di bawah tingkat normal, dan menunda pembelian normal. Penerimaan dari kegiatan ini kemudian digunakan untuk melunasi kewajiban lancar. Efek dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan rasio lancar Analisis Analisis Umum Aturan yang sering diterapkan praktis jika rasio lancar adalah 2:1 atau lebih baik, maka perusahaan akan sehat secara finansial, sedangkan rasio di bawah 2:01 menunjukkan peningkatan risiko likuiditas. 2:1 norma berarti ada adalah $ 2 tentang aktiva lancar yang tersedia untuk setiap $ 1 tentang kewajiban lancar atau sebaliknya dilihat, nilai aktiva lancar dalam likuidasi dapat menyusut sebanyak 50% dan masih menutupi kewajiban lancar. Sebuah rasio lancar jauh lebih tinggi dari 2:1, sementara menyiratkan cakupan unggul kewajiban lancar, bisa menandakan tidak efisiennya penggunaan sumber daya dan mengurangi tingkat pengembalian. Evaluasi kami tentang rasio lancar dengan aturan lain akan diragukan karena dua alasan: 1. Kualitas aktiva lancar dan komposisi kewajiban lancar yang lebih penting dalam mengevaluasi rasio lancar (misalnya, dua perusahaan dengan identik rasio saat ini dapat menimbulkan risiko substansial berbeda karena variasi dalam kualitas komponen modal kerja). 2. Kebutuhan modal kerja bervariasi dengan kondisi industri dan panjang dari siklus perdagangan bersih perusahaan. Analisis Siklus Perdagangan Bersih Kebutuhan modal kerja suatu perusahaan dipengaruhi oleh investasi persediaan yang diinginkan dan hubungan antara persyaratan kredit dari pemasok dan mereka diperluas ke pelanggan. Pertimbangan ini menentukan siklus perdagangan bersih perusahaan. Perhitungan siklus perdagangan bersih perusahaan digambarkan dalam Gambar 10.4

6 Pembilang dan penyebut dalam Ilustrasi 10.4 disesuaikan pada konsisten dasar. Secara khusu, piutang yang dilaporkan dalam dolar penjualan dibagi dengan penjualan per hari, persediaan dilaporkan dengan biaya dibagi dengan harga pokok penjualan per hari, dan hutang yang dilaporkan dalam dolar pembelian dibagi dengan pembelian per hari. Akibatnya, sementara langkah-langkah hari disajikan pada basis yang berbeda, estimasi kami dari siklus perdagangan bersih adalah secara konsisten. Analisis ini menunjukkan Technology Resources memiliki 40 hari penjualan terikat dalam piutang, memelihara 56 hari barang yang tersedia dalam persediaan, dan hanya menerima 30 hari dari pembelian sebagai kredit dari pemasok. Semakin lama siklus perdagangan bersih, semakin besar adalah kebutuhan modal kerja. Pengurangan jumlah hari penjualan dalam piutang atau biaya penjualan dalam persediaan menurunkan kebutuhan modal kerja. Peningkatan jumlah pembelian hari sebagai kredit yang diterima dari pemasok menurunkan modal kerja yang dibutuhkan. Kebutuhan modal kerja ditentukan oleh kondisi industri dan praktek. Perbandingan menggunakan rasio industri saat ini, dan analisis kebutuhan modal kerja bersih menggunakan langkahlangkah siklus perdagangan, berguna dalam analisis kecukupan kapita kerja perusahaan. Ukuran Likuiditas Berbasis Kas Rasio Kas dan setara kas yang paling likuid dari aktiva lancar. Pada bagian ini, kita meneliti langkahlangkah ratio berbasis kas likuiditas.

7 Rasio Kas Terhadap Aset Lancar Rasio "serup akas" aset terhadap total aktiva lancar merupakan salah satu ukuran tingkat likuiditas aktiva lancar. Langkah ini, yang dikenal sebagai rasio kas terhadap aset lancar, dihitung sebagai berikut: Makin tinggi rasio ini, makin likuid asset lancar. Rasio Kas Terhadap kewajiban Lancar Kecukupan kas rasio yang mengukur lain adalah Rasio Kas Terhadap kewajiban Lancar. Hal ini dihitung sebagai berikut: Semakin besar rasio, semakin banyak kas yang tersedia untuk membayar kewajiban lancar. ANALISIS LIKUIDITAS BERDASARKAN AKTIVITAS OPERASI Ukuran likuiditas berdasarkan aktivitas operasi penting dalam analisis kredit. Bagian ini membahas tiga langkah aktivitas operasi berbasis pada piutang, persediaan, dan kewajiban lancar. Ukuran Likuiditas Piutang Usaha Bagi kebanyakan perusahaan menjual secara kredit, rekening dan wesel tagih merupakan bagian penting dari modal kerja. Dalam menilai likuiditas, termasuk kualitas modal kerja dan rasio lancar, maka perlu untuk mengukur kualitas dan likuiditas piutang. Baik kualitas dan likuiditas piutang dipengaruhi oleh tingkat turnover mereka. Kualitas mengacu pada kemungkinan koleksi tanpa kehilangan. Sebuah ukuran kemungkinan ini adalah proporsi piutang dalam hal pembayaran yang ditetapkan oleh perusahaan. Pengalaman menunjukkan bahwa piutang lama yang beredar di luar tanggal jatuh tempo mereka, semakin rendah kemungkinan koleksi. Tingkat turnover mereka merupakan indikator umur piutang. Indikator ini sangat berguna bila dibandingkan dengan tingkat turnover yang diharapkan dihitung dengan menggunakan persyaratan kredit yang diijinkan. Likuiditas mengacu pada kecepatan dalam mengkonversi piutang menjadi kas. Tingkat perputaran piutang adalah ukuran kecepatan ini. Perputaran Piutang usaha rasio perputaran piutang usaha dihitung sebagai berikut:

8 Piutang dari penjualan normal harus dimasukkan ketika menghitung perputaran piutang. Kita juga harus mencakup hanya penjualan kredit ketika menghitung rasio ini karena penjualan tunai tidak menciptakan piutang. Sejak laporan keuangan jarang secara terpisah mengungkapkan tunai dan penjualan kredit, analisis kami sering harus menghitung rasio ini menggunakan total penjualan bersih ( yaitu, dengan asumsi penjualan tunai tidak signifikan ). Jika penjualan tunai tidak signifikan, maka rasio ini kurang berguna. Namun, jika proporsi penjualan tunai terhadap total penjualan relatif stabil, maka tahun - ke - tahun perbandingan perubahan dalam rasio perputaran piutang dapat diandalkan. Cara yang paling langsung bagi kita untuk menentukan piutang rata-rata piutang adalah dengan menambahkan awal dan akhir piutang untuk periode dan dibagi dengan dua. Menggunakan angka bulanan atau kuartalan menghasilkan perkiraan yang lebih akurat. Semakin bahwa penjualan berfluktuasi, semakin besar kemungkinan rasio ini terdistorsi. Rasio perputaran piutang menunjukkan seberapa sering, rata-rata, piutang berputar - yaitu, yang diterima dan dikumpulkan selama setahun. Ilustrasi 10.5 memberikan contoh. Jumlah hari dalam Menagih Piutang Meskipun rasio perputaran piutang usaha mengukur kecepatan penagihan dan berguna untuk tujuan perbandingan, tidak langsung dibandingkan dengan kondisi perdagangan perusahaan yang ke pelanggan. Perbandingan ini dibuat dengan mengubah rasio perputaran menjadi hari untuk menagih piutang. Jumlah hari 'penagiha piutang adalah jumlah hari yang dibutuhkan, secara rata-rata, untuk menagih piutang berdasarkan saldo akhir tahun piutang. Hal ini dihitung dengan membagi piutang dengan rata-rata penjualan harian sebagai berikut:

9 Interpretasi Ukuran Likuiditas Piutang tingkat perputaran piutang dan periode penagihan akan berguna dibandingkan dengan rata-rata industri atau dengan perjanjian kredit yang diberikan oleh perusahaan. Ketika periode penagihan dibandingkan dengan perjanjian penjualan yang diperbolehkan oleh perusahaan, kita dapat menilai sejauh mana pelanggan yang membayar tepat waktu. Misalnya, jika perjanjian kredit biasa dijual 40 hari, maka periode pengumpulan piutang dari 75 hari mencerminkan satu atau lebih dari kondisi berikut: Usaha penagihan yang buruk. Keterlambatan pembayaran pelanggan. Pelanggan dalam kesulitan keuangan Kondisi pertama menuntut tindakan korektif manajerial, sementara dua lainnya merefleksikan kualitas dan likuiditas piutang dan menuntut tindakan manajerial yang bijaksana. Langkah awal adalah untuk menentukan apakah piutang mewakili aktivitas penjualan perusahaan. Sebagai contoh, piutang dapat dijual kepada SPE dan, jika SPE ini terstruktur dengan baik, piutang akan dihapus dari buku. sementara penjualan piutang mungkin, oleh karena itu, mendistorsi perhitungan rasio. Hal ini tidak biasa bagi perusahaan untuk terus melayani akun untuk SPE. Dalam hal ini jumlah total piutang servis disediakan dalam catatan kaki. Ini dapat ditambahkan dengan yang dilaporkan di neraca untuk tiba di total piutang yang beredar. Rasio perputaran kemudian dihitung dengan menggunakan total piutang yang beredar. analisis tren tertentu juga berguna bagi penelitian kami. Tren periode penagihan dari waktu ke waktu sangat penting untuk membantu menilai kualitas dan likuiditas piutang. Kecenderungan lain yang perlu diwaspadai adalah hubungan antara penyisihan piutang tak tertagih dan piutang kotor, dihitung sebagai berikut:

10 Ukuran Perputaran Persediaan Persediaan sering merupakan bagian penting dari aktiva lancar. Alasan untuk ini sering tidak ada hubungannya dengan kebutuhan perusahaan untuk mempertahankan dana cair yang memadai. Persediaan adalah investasi yang dilakukan untuk tujuan memperoleh kembali melalui penjualan kepada pelanggan. Pada kebanyakan perusahaan, tingkat tertentu persediaan harus disimpan. Jika persediaan tidak memadai, volume penjualan menurun di bawah tingkat yang dapat dicapai. Sebaliknya, persediaan yang berlebihan mengekspos perusahaan untuk biaya penyimpanan, asuransi, pajak, usang, dan kerusakan fisik. Persediaan berlebihan juga mengikat dana yang dapat digunakan lebih menguntungkan di tempat lain. Karena risiko dalam menyimpan persediaan, dan mengingat bahwa persediaan selanjutnya dihapus dari kas dari piutang tersebut, mereka biasanya dianggap sebagai aset lancar yang paling tidak likuid. Evaluasi kami likuiditas jangka pendek dan modal kerja, yang melibatkan persediaan, harus menyertakan evaluasi kualitas dan likuiditas persediaan. Ukuran perputaran persediaan adalah alat yang sangat baik untuk analisis ini. Perputaran Persediaan Rasio perputaran persediaan mengukur rata-rata kecepatan di mana persediaan bergerak melalui dan keluar dari perusahaan. Perputaran persediaan dihitung sebagai berikut: Agar Konsistensi mengharuskan kita menggunakan harga pokok penjualan dalam pembilang karena, seperti persediaan, dilaporkan biaya. Jumlah, sebaliknya, termasuk margin keuntungan. Rata-rata persediaan dihitung dengan menambahkan awal dan akhir saldo persediaan, dan membaginya dengan dua. Perhitungan rata-rata ini dapat disempurnakan dengan rata-rata angka persediaan triwulanan atau bulanan. Ketika kita tertarik dalam mengevaluasi tingkat persediaan pada tanggal tertentu, seperti akhir tahun, kita menghitung rasio perputaran persediaan dengan menggunakan saldo persediaan pada tanggal tersebut di penyebut. Jumlah hari Penjualan dalam Persediaan Ukuran lain perputaran persediaan berguna dalam menilai pembelian dan produksi kebijakan perusahaan adalah jumlah hari penjualan dalam persediaan, dihitung sebagai berikut: Rasio ini memberitahu kita adalah jumlah hari yang diperlukan untuk menjual persediaan akhir dengan asumsi tingkat tertentu penjualan. Ilustrasi 10.6 memberikan contoh.

11 Interpretasi Perputaran Persediaan Rasio lancar memperlihatkan komponen aktiva lancar sebagai sumber dana untuk berpotensi melunasi kewajiban lancar. Dilihat dari pandangan sama, rasio perputaran persediaan memberikan ukuran kualitas dan likuiditas komponen persediaan aktiva lancar. Kualitas persediaan mengacu pada kemampuan perusahaan untuk menggunakan dan membuang persediaan. Kita harus mengakui, bagaimanapun, bahwa perusahaan terus tidak menggunakan persediaan untuk membayar kewajiban lancar karena setiap penurunan serius dalam tingkat persediaan yang normal mungkin memotong ke volume penjualan. Ketika perputaran persediaan menurun dari waktu ke waktu, atau kurang dari angka industri, ini menunjukkan bergerak lambat persediaan dikaitkan keusangan, permintaan yang lemah, atau tidak terjual. Kondisi ini mempertanyakan kelayakan sebuah perusahaan pemulihan biaya persediaan. Kita perlu analisis lebih lanjut dalam hal ini untuk melihat apakah penurunan perputaran persediaan adalah karena penumpukan persediaan untuk mengantisipasi peningkatan penjualan, komitmen kontrak, kenaikan harga, penghentian kerja, kekurangan persediaan, atau alasan yang sah lainnya. Kita juga harus menyadari manajemen persediaan (seperti just-in-time sistem) yang bertujuan untuk menjaga tingkat persediaan yang rendah dengan mengintegrasikan memesan, memproduksi, menjual, dan mendistribusikan. Manajemen persediaan yang efektif meningkatkan perputaran persediaan. Berguna persediaan mengukur likuiditas lainnya adalah periode konversi atau siklus operasi. Ukuran ini menggabungkan periode penagihan piutang dengan hari untuk menjual persediaan untuk mendapatkan interval waktu untuk mengkonversi persediaan uang tunai. Menggunakan

12 hasil dihitung dari dua ilustrasi independen kami di atas, kami akan menghitung periode konversi sebagai berikut: Ini berarti yang dibutuhkan 195 hari bagi perusahaan untuk menjual persediaan dan untuk menagih piutang, berdasarkan tingkat lancar piutang dan persediaan. Analisis Bagaimana Jika Analisis bagaimana jika merupakan teknik yang berguna untuk melihat dampak perubahan kondisi atau kebijakan terhadap sumber daya suatu perusahaan. Ilustrasi analisis bagaimana jika paad bagian ini akan menggunakan data keuangan terpilih Consolidated Technologies, Inc. pada tanggal 321 Desember, Tahun ke-1. Kas... $ Piutang usaha Persediaan Aset tetap Akumulasi penyusutan Utang usaha Wesel bayar Kewajiban pajak tangguhan Modal saham Informasi tambahan berikut dilaporkan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember, Tahun ke-1:...penjualan... $ Harga pokok penjualan Pembelian Penyusutan

13 ...Laba bersih Consolidated Technologies mengantisipasi pertumbuhan penjualan sebesar 10% pada tahun ke-2. Semua pos pendapatan dan beban diharapkan naik sebesar 10%, kecuali penyusutan yang tetap sama. Seluruh beban dibayar tunai saat terjadinya, dan persediaan akhir tahun ke-2 ditaksir sebesar $ Pada akhir tahun ke-2, Consolidated Technologies memperkirakan akan memiliki wesel bayar sebesar $ dan saldo utang pajak sebesar nol. Perusahaan mempertahankan saldo kas minimum sebesar $ yang merupakan kebijakan manajemen. Struktur Modal dan Solvabilitas Dasar-dasar Solvabilitas Analisis solvabilitas memiliki beberapa elemen kunci, salah satunya analisis struktur modal. Struktur modal mengacu pada sumber pendanaan perusahaan. Pendanaan dapat diperoleh dari modal ekuitas yang relative permanen hingga sumber pendanaan jangka pendek sementara yang lebih berisiko. Elememen kunci solvabilitas jangka panjang lainnya adalah laba atau kemampuan menghasilkan laba yang menunjukkan kemampuan berulang untuk menghasilkan kas dari operasi. Arus laba yang stabil merupakan ukuran penting atas kemampuan perusahaan untuk meminjam saat kekurangan kas. Hal itu juga merupakan ukuran kemampuan perusahaan untuk bangkit dari kondisi kesulitan keuangan. Pemberi pinjaman biasanya melindungi diri mereka dari kemungkinan gagal bayar dengan memberi persyaratan utang. Persyaratan utang biasanya dirancang untuk : 1. Menekankan ukuran kekuatan keuangan utama seperti rasio lancar dan rasio utang terhadap ekuitas 2. Menghindari penerbitan utang tambahan 3. Memastikan tidak adanya pengeluaran sumber daya perusahaan melalui dividen yang berlebihan atau akuisisi Pentingnya Struktur Modal Struktur modal merupakan pendanaan ekuitas dan utang pada suatu perusahaan yang sering dihitung berdasarkan besaran relative berbagai sumjber pendanaan. Tampilan dibawah ini menggambarkan distribusi asset perusahaan yang umumnya beserta sumber pendanaannya. Tampilan ini menekankan potensi perbedaan pada pos investasi dan pendanaan yang dimiliki perusahaan yang tercermin dalam persamaan akuntansi, yaitu asset sama dengan kewajiban ditambah ekuitas.

14 Karakteristik Utang dan Ekuitas Kepentingan untuk menganalisis struktur modal berasal dari berbagai perspektif, salah satunya adalah perbedaan antara utang dan ekuitas. Ekuitas (equity) mengacu pada risiko modal suatu perusahaan. Karakteristik modal mencakup: 1. Pengembaliannya yang tidak pasti dan tidak tentu serta tidak adanya pola pembayaran kembali. 2. Biasanya bersifat permanen, tangguh di saat-saat sulit, dan tidak memiliki persyaratan dividen wajib. Modal utang (debt) jangka pendek maupun jangka panjang harus dibayar kembali. Bagi investor saham biasa, utang mencerminkan risiko kerugian invenstasi diimbangi potensi keuntungan dari leverage keuangan. Leverage keuangan merupakan penggunaan utang untuk meningkatkan laba. Motivasi memperoleh modal utang adalah : 1. Bunga atas sebagian besar utang jumlahnya tetap, dan jika Bungan lebih kecil daripada pengembalian atas asset operasi bersih, selisih pengembalian tersebut akan menjadi keuntungan bagi investor ekuitas. 2. Bungan merupakan beban yang dapat mengurangi pajak, sedangkan dividen tidak. Konsep leverage keuangan Perusahaan yang dengan leverage keuangan disebut memperdagangkan ekuitas. Hal ini menunjukkan perusahaan menggunakan modal ekuitas sebagai dasar pinjaman untuk mendapatkan kelebihan pengembalian. Perhatikan table berikut:

15 Tampilan ini menghitung pengembalian yang diperoleh dua perusahaan yaitu, Risky, Inc. dan Safety, Inc. kedua perusahaan ini memiliki asset operasi bersih dan laba operasi yang identic. Risky, Inc. memperoleh 40% pendanaan dari utang, sementara Safaty, Inc. adalah perusahaan tanpa utang. Berdasarkan table diatas dapat diambil kesimpulan bahwa : 1. Perusahaan yang memiliki utang dapat berhasil memperdagangkan ekuitas ketika tingkat pengembalian asset melebihi biaya utang setelah pajak. 2. Perusahaan yang memiliki utang tidak berhasil memperdagangkan ekuitas ketika tingkat pengembalian asset operasi bersih lebih rendah dari biaya utang setelah pajak. 3. Dampak leverage akan diperbesar pada tahun baik dan tahun buruk. Bunga dapat mengurangi pajak. Untuk lebih jelasnya dapat melihat ilustrasi sebagai berikut :

16 Dari table diatas dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Bunga merupakan pengurang pajak sementara dividen kas untuk pemegang ekuitas tidak mengurangi pajak 2. Laba yang tersedia untuk pemegang ekuitas menjadi lebih besar karena Bunga merupakan pengurang pajak. 3. Bunga yang tidak dibayarkan dapat menyebabkan kebangkuratan, sedangkan dividen yang tidak dibayar tidak menyebabkan kebangkrutan. Selain keuntungan dari kelebihan pengembalian untuk leverage keuangan dan bunga yang dapat mengurangi posisi pajak, posisi utang jangka panjang dapat memberikan keuntungan lain bagi pemegang ekuitas. Penyesuaian untuk Analisis Struktur Modal a. Pajak penghasilan tangguhan (Deferred Income Tax). Pajak sebagai utang atau ekuitas tergantung pada sifat tangguhan, pengalaman akun di masa lalu(seperti pola pertumbuhhannya), dan kemungkinan pembalikan di masa depan. b. Sewa guna usaha operasi (Operating Lease). Saat ini praktik akuntasi mewajibkan sebagian besar pendanaan sewa guna usaha jangka panjang yang tidak dapat dibatalkan disajikan sebagai utang. c. Pendanaan di luar neraca (Off-balance-sheet Financing). Beberapa manager menyatakan utangnya terlalu rendah. Beberapa cara untuk melakukan hal ini seperti perjanjian pendanaan di luar neraca menggunakan entitas bertujuan khusus dan invenstasi metode ekuitas. d. Kewajiban kontinjen (Contingent Liabilities). Umumnya cadangan yang menimbulkan beban terhadap laba juga dianggap sebagai kewajiban. e. Hak minoritas (Minority Interest). Akun ini bukan kewajiban seperti utang karena tidak ada kewajiban untuk membayar dividend an pembayaran kembali pokok. f. Utang yang dapat dikonversi (Convertible Debt). Biasanya disajikan sebagai kewajiban lainnya (atau sebagai pos yang terpisah dari daftar utang maupun ekutias). Jika

17 dikonversi menjadi saham biasa, maka utang ini dapat dikelompokkan menjadi ekuitas untuk tujuan analisis struktur modal. g. Saham preferen (Preferred Stock). Merupakan karakteristik ekuitas (sebagian besar saham preferen tidak mengharuskan membayar dividen). Namun jika diharuskan, harus dianggap sebagai utang. Komposisi Struktur Modal dan Solvablitas Risiko fundamental struktur modal dengan utang adalah risiko tidak cukupnya kas pada saatsaat sulit. Laporan ukuran sama dalam analisis solvabilitas Alat komposisi dilakukan dengan membuat common size statement atas bagian kewajiban dan ekuitas pada neraca. Tampilan di atas menggambarkan analisis common size atas Tennessee Teletech, Inc. Ukuran struktur modal untuk analisis solvabilitas Rasio struktur modal merupakan alat analisis solvabilitas lainnya. Rasio yang umum digunakan adalah: a. Total Utang terhadap Todal Modal

18 Rasio total utang : Total utang Total modal = utang lancar+utang jangka panjang+kewajiban lainnya = total utang+ekuitas pemegang saham Contoh: Ukuran ini dapat dikatakan bahwa perusahaan 57% terdiri atas utang. b. Total Utang terhadap Modal Ekuitas Rumus: Contoh: Rasio ini menandakan pendanaan kredit perusahaan adalah 1,31 untuk setiap $1 pendanaan ekuitas. c. Utang Jangka Panjang terhadap Modal Ekuitas

19 Untuk mengukur hubungan antara utang jangka panjang (kewajiban tak lancar) terhadap modal ekuitas. Rumus : Contoh: d. Utang Jangka Pendek terhadap Total Utang Merupakan indicator ketergantungan perusahaan terhadap pendanaan jangka pendek. Biasanya terpengaruh oleh perubahan tingkat bunga. Interpretasi Ukuran Struktur Modal Analisis common size dan rasio struktur modal umumnya mengukur risiko struktur modal perusahaan. Makin tinggi proporsi utang, makin besar beban Bunga tetap dan pembayaran kembali utang, dan makin besar kemungkinan gagal bayar pada periode penurunan laba atau masa sulit. Ikuran struktur modal digunakan sebagai alat penyaring. Ukuran Solvabilitas Berdasarkan Aset Komposisi Aset dalam Analisis Solvabilitas Analisis komposisi asset merupakan alat penting dalam menilai risiko yang dihadapi struktur modal suatu perusahaan. Diagram di atas menunjukkan proporsi asset yang relative tinggi adalah asset lancar(61%), posisi kewajiban total sebesar 41% tidak terlalu berlebihan. Cakupan Laba

20 Salah satu keterbatasan ukuran struktur modal adalah ketidakmampuannya untuk melihat ketersediaan arus kas untuk melunasi utang perusahaan. Saat utang dilunasi, ukuran struktur modal biasanya membaik, sementara persyaratan kas tahunan untuk membayar Bunga atau menyisihkan dana tidak berubah atau meningkat. Pembatasan ini menyorot pentingnya peranan cakupan laba perusahaan atau kemampuan menghasilkan laba sebagai sumber pembayaran Bunga dan pokok pinjaman. Hubungan Laba dengan Beban Tetap Hubungan antara laba dengan beban tetap merupakan bagian dari analisis cakupan laba. Rumus : Menghitung beban Tetap Bunga yang terjadi. Merupakan beban tetap yang paling jelas dan nyata yang timbul akibat utang. Beban bunga berbeda dengan bunga yang dibayar karena : 1. Perubahan utang bunga 2. Kapitalisasi Bunga yang disajikan bersih 3. Amortisasi diskon dan premium Bungan implisit atas kewajiban sewa guna usaha. Saat sewa dikapilitasi bunga pembayaran sewa dimasukkan dalam beban bunga pada laporan laba rugi meskipun sebagian besar saldo ini biasanya dianggap sebagai pelunasan pokok kewajiban. Persyaratan dividen saham preferen anak perusahaan dengan kepemilikan mayoritas. Dianggap sebagai beban karena memiliki prioritas di atas distribusi laba untuk perusahaan induk. Rumus:

21 Persyaratan Pembayaran Kembali Pokok Pinjaman Pembayaran kembali pokok pinjaman dari prespektif arus keluar dianggap sama sulitnya dengan pembayaran bunga. Pada kasus pembayaran sewa, kewajiban perusahaan untuk melunasi pokok dan bunga harus dipenuhi secara bersamaan. Berikut beberapa alasan persyaratan pembayaran kembali pokok pinjaman tidak diakui dalam perhitungan rasio laba terhadap beban tetap : Rasio laba terhadap beban tetap berdasarkan pendapatan. Diasumsikan jika rasio berada pada tingkat yang memuaskan, perusahaan dapat melakuklan pendanaan kembali kewajiban yang jatuh tempo. Karena itu, pelunasannya tidak perlu berasal dari laba. Jika suatui perusahaan memiliki rasio utang terhadap ekuitas yang dapat diterima, maka perusahaan seharusnya mampu meminjam kembali utang untuk melunasi pembayaran pokok. Memasukkan pembayaran pokok pinjaman akan menghasilkan perhitungan ganda. Argumentasi ini memiliki kebenaran jika utang digunakan untuk memperoleh aset yang dapat disusutkan, dan jika terdapat kaitan antara pola penyusutan dengan pembayaran kembali pokok pinjaman. Kita harus mengakui bahwa penyusutan dapat dipulihkan hanya jika terdapat keuntungan atau paling tidak saat operasi mencapai titik impas. Karena itu, keabsahan argumen ini bergantung pada beberapa kondisi. Masalah memasukkan persyaratan membayar kembali utang pada beban tetap adalah tidak semuaperjanjian utang mengharuskan penyisihan dana atau kewajiban pembayaran kembali yang sama. Jaminan untuk membayar beban tetap Jaminan untuk membayar beban tetap atas anak perusahaan yang tidak dikonsolidasi atau entitas yang tidak terafiliasi harus ditambahkan pada beban tetap jika persyaratan untuk melunasi jaminan terlihat jelas. Beban tetap lainnya Analisis terhadap beban tetap seharusnya tidak hanya dibatasi pada pembayaran bungan dan persyaratan pembayaran kembali pokok pinjaman tapi juga mencakup seluruh kewajiban pembayaran sewa jangka panjang dan terutama jika sewa tersebut adalah sewa yang tidak bisa dibatalkan. Beban tambahan yang tidak langsung terkait dengan utang, tetapi dianggap komitmen jangka panjang yang bersifat tetap adalah kontrak pembelian jangka panjang yang tidak dapat dibatalkan dan jumlahnya di atas persyaratan normal. Menghitung Laba Terhadap Beban Tetap

22 Rumus untuk menghitung rasio Laba terhadap beban tetap yang konvensional : Untuk memudahkan penyajian, dua pos (cadangan) tidak dimasukkan dalam rasio di atas, tetapi pos ini perlu dimasukkan dalam rasio jika ada : 1. Kerugian anak perusahaan dengan kepemilikan mayoritas harus diperhitungkan secara keseluruhan saat menghitung laba. 2. Kerugian investasi pada anak perusahaan dengan kepemilikan kurang dari 50% yang menggunakan metode ekuitas tidak perlu dimasukkan ke laba, kecuali untuk utang anak perusahaan yang dijamin oleh perusahaan. Ilustrasi Laba Terhadap Beban Tetap Bagian ini memberikan ilustrasi perhitungan aktual rasio laba terhadap beban tetap, dengan kasus CompuTech Corp yang disajikan poada tampilan 10.5

23 Perhitungan Pro Forma Laba Terhadap Beban Tetap Pada kasus di mana beban tetap yang belum terjadi diakui dalam perhitungan rasio laba terhadap beban tetap, dimungkinkan untuk mengestimasi manfaat saling hapus yang diharapkan dari arus kas masa depan dan memasukkannya ke dalam laba pro forma. Manfaat dari utang prospektif dapat diukur dengan berbagai cara, termasuk penghematan bunga dari aktivitas pendanaan yang direncanakan. Saat dampak prospektif rencana pendanaan kembali mengubah rasio sebesar 10% atau lebih, SEC biasanya mengharuskan perhitungan rasio pro forma untuk mencerminkan perubahan yang disebabkan oleh rencana tersebut. Analisis Periode Penagihan Bunga

24 Ukuran cakupan laba lainnya adalah rasio periode penagihdan bunga. Rasio ini mengabaikan sebagian besar penyesuaian pada pembilang dan penyebut seperti pada pembahasan rasio laba terhadap beban tetap. Meskipun perhitungannya sederhana, rasio ini memiliki kemungkinan kesalahan dan tidak seefektif alat analisis seperti rasio laba terhadap beban tetap. Hubungan Arus Kas dengan Beban Tetap Perusahaan harus membayar beban tetap secara tunai, sementara laba bersih mencakup pendapatan yang dihasilkan dan beban yang tidak selalu menghasilkan atau membutuhkan kas dengan segera. Bagian ini menjelaskan ukuran cakupan beban tetap berbasis kas untuk mengatasi keterbatasan ini. Rasio Arus Kas terhadap Beban Tetap Rasio ini dihitung dengan menggunakan kas dari operasi sebagai pembilang sebagai ganti dari laba pada rasio laba terhadap beban tetap. Kas dari operasi disajikan pada laporan arus kas. Dengan menggunakan data keuangan CompuTech dari tampilan 10.5, kita dapat menghitung kas dari operasi sebelum pajak sebagai berikut. Laba sebelum pajak... $ Ditambah (dikurangi) penyesuaian menjadi kas basis: Penyusutan Pajak Penghasilan tangguhan (telah ditambah kembali)... Amortisasi diskonto obligasi Bagian laba hak minoritas Laba perusahaan afiliasi yang belum dibagikan... ( ) Kenaikan piutang... ( ) Kenaikan persediaan... ( ) Kenaikan utang usaha Penurunan utang pajak... (20.000) Kas dari operasi sebelum pajak... $ Berikut beban tetap yang perlu ditambahkan kembali pada arus kas operasi sebelum pajak. Kas dari operasi sebelum pajak... $ Beban bunga (dikurangi diskonto obligasi yang ditambahkan di atas) Bagian bunga dari beban sewa operasi Jumlah amortisasi bunga yang sebelum dikapitalisasi pada periode berjalan... Total pembilang... $

25 Beban tetap untuk penyebut rasio. Beban bunga... $ Bagian bunga sewa operasi Beban tetap... $ Perhitungan rasio arus kas terhadap beban tetap CompuTech sebagai berikut: $ = 2,69 $ Kas dari Operasi yang Permanen Hubungan antara arus kas operasi perusahaan dengan beban tetap penting dalam analisis solvabilitas jangka panjang. Hal ini biasanya dilakukan dalam evaluasi komponen arus kas operasi. Misalnya, penyusutan yang ditambahkan kembali pada laba bersih permanen dibandingkan dengan laba bersih karena pemulihan penyusutan yang dapat digunakan untuk melunasi utang. Asumsi ini berlaku hanya pada jangka pendek. Pada jangka panjang, pengembalian kas harus digunakan untuk mengganti aset tetap. Perubahan modal kerja operasi yang permanen sering kali sulit dinilai. Modal kerja operasi lebih terkait dengan penjualan dibandingkan dengan laba sebelum pajak sehingga sering kali lebih stabil dibandingkan arus kas operasi. Cakupan Laba atas Dividen Saham Preferen Analisis saham preferen sering kali memperoleh manfaat dari ukuran cakupan laba atas dividen saham preferen. Analisis ini serupa dengan analisis bagaimana laba menutup beban tetap terkait utang. Perhitungan ini harus memasukkan seluruh beban yang terjadi sebelum dividen saham preferen dalam beban tetap. Karena dividen saham preferen bukan merupakan pengurang pajak, dividen ini harus dibayar dengan laba setelah pajak. Rasio ini dihitung dengan: Jika terdapat dua atau lebih jenis saham prefern beredar, rasio cakupan biasanya dihitung untuk tiap penerbitan dengan mengurangi persyaratan dividen penerbitan berikutnya, serta mencakup seluruh beban tetap sebelumnya dan dividen saham preferen yang telah diterbitkan sebelumnya. Interprestasi Ukuran Cakupan Laba Ukuran cakupan laba memberikan pemahaman mengenai kemampuan perusahaan untuk memenuhi beban tetapnya dari laba berjalan. Terdapat korelasi yang tinggi antara cakupan laba dengan tingkat gagal bayar utang, yaitu makin tinggi cakupan, makin rendah tingkat gagal bayar.

26 Pentingnya Keragaman Dan Daya Tahan Laba Untuk Cakupan Laba Faktor penting dalam mengevaluasi ukuran cakupan laba adalah perilaku laba dan arus kas dari waktu ke waktu. Makin stabil pola laba perusahaan, makin rendah ukuran cakupan laba yang dapat diterima. Ketidakpastian dapat menyebabkan perlunya rasio cakupan laba yang lebih tinggi. Baik variabilitas laba maupun daya tahan laba merupakan ukuran umum dari ketidakpastian ini sepanjang waktu. Pentingnya Ukuran dan Asumsi Cakupan Laba Dalam menentukan tingkat cakupan laba yang dapat diterima tergantung dari metode perhitungan yang digunakan. Perhitungan rasio laba terhadap cakupan beban tetap dapat dihitung menggunakan laba sebelum operasi yang dihentikan, pos luar biasa, dan dampak kumulatif perubahan akuntansi. Pengeluaran tiga pos tersebut menghasilkan arus kas yang kurang berfluktuasi, juga mengeluarkan komponen penting yang merupakan bagian dari aktivitas usaha perusahaan. Kualitas laba merupakan faktor penting lainnya. Risiko dan Pengembalian Struktur Modal Suatu perusahaan dapat meningkatkan risiko (dan potensi pengembalian) pemegang saham dengan meningkatkan utang, mengganti ekuitas dengan utang sehingga menghasilkan struktur modal yang lebih berbahaya, dan adanya hubungan yang spekulatif antara risiko dan pengembalian pada struktur modal.

Analisis Kredit. Analisa Laporan Keuangan Kelas CA. Nadia Damayanti Ranita Ramadhani

Analisis Kredit. Analisa Laporan Keuangan Kelas CA. Nadia Damayanti Ranita Ramadhani Analisis Kredit Analisa Laporan Keuangan Kelas CA Nadia Damayanti 115020300111008 Ranita Ramadhani 115020300111037 ANALISIS KREDIT LIKUIDITAS DAN MODAL KERJA Likuiditas adalah kemampuan untuk mengubah

Lebih terperinci

Analisis Aktivitas Pendanaan

Analisis Aktivitas Pendanaan TUGAS ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Prilly Viliariezta Sutanto 1013044 / Akuntansi C Analisis Aktivitas Pendanaan Tinjauan Kewajiban Kewajiban lancar, adalah kewajiban yang pelunasannya diharapkan dapat diselesaikan

Lebih terperinci

MAKALAH ANALISIS LAPORAN KEUANGAN ANALISIS ARUS KAS

MAKALAH ANALISIS LAPORAN KEUANGAN ANALISIS ARUS KAS MAKALAH ANALISIS LAPORAN KEUANGAN ANALISIS ARUS KAS Disusun oleh : Danar Nurtyaga Prasanna Danny Ariesta Nur Ardianto Herlin Amahorseya FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Sebuah perusahaan pastilah memerlukan pencatatan keuangan atas transaksi-transaksi bisnis yang telah dilakukan agar perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Analisis Pengertian analisis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dikutip oleh Yuniarsih dan Suwatno (2008:98) adalah: Analisis adalah penguraian suatu pokok atas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pengertian Laporan Keuangan dan Analisis Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi. Laporan keuangan disusun setiap akhir periode sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tunggal Tbk bertujuan untuk mengetahui pengaruh perputaran piutang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tunggal Tbk bertujuan untuk mengetahui pengaruh perputaran piutang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Peneliti Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Nugraha (2012) pada PT. Gajah Tunggal Tbk bertujuan untuk mengetahui pengaruh perputaran piutang terhadap likuiditas.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan, serta penginterpretasian atas hasilnya sehingga dapat digunakan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan, serta penginterpretasian atas hasilnya sehingga dapat digunakan oleh BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LAPORAN KEUANGAN 1. Pengertian Laporan Keuangan Akuntansi adalah proses identifikasi, pencatatan, pengukuran, pengklasifikasian, pengikhtisaran transaksi dan kejadian keuangan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) : Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) 8 Suatu perjanjian dari bentuk legalnya mungkin bukan merupakan perjanjian sewa, namun secara substansi dapat mengandung sewa. Untuk

Lebih terperinci

proses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal. Menurut Soemarsono

proses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal. Menurut Soemarsono BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah laporan berisi informasi keuangan sebuah organisasi. Laporan keuangan diterbitkan oleh perusahaan merupakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. dan interprestasi terhadap laporan keuangan badan yang bersangkutan.

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. dan interprestasi terhadap laporan keuangan badan yang bersangkutan. BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN Pada bab sebelumnya di jelaskan bahwa laporan keuangan merupkan sumber informasi yang penting dan dapat dipercaya untuk menilai kondisi keuangan dan hasil usaha suatu badan

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M.

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M. LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Febriyanto, S.E., M.M. LAPORAN KEUANGAN Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan

Lebih terperinci

Bab 9 Teori Rasio Keuangan

Bab 9 Teori Rasio Keuangan D a s a r M a n a j e m e n K e u a n g a n 123 Bab 9 Teori Rasio Keuangan Mahasiswa diharapkan dapat memahami mengenai jenis dan pembagian laporan keuangan serta mengerti tentang perhitungan tentang rasio

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba merupakan indikator prestasi atau kinerja perusahaan yang besarnya tampak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pecking Order Theory menurut Myers (1984), menyatakan bahwa perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pecking Order Theory menurut Myers (1984), menyatakan bahwa perusahaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Packing Order Theory Pecking Order Theory menurut Myers (1984), menyatakan bahwa perusahaan lebih menyukai internal financing yaitu perusahaan lebih cenderung

Lebih terperinci

JUMLAH AKTIVA

JUMLAH AKTIVA NERACA 31 DESEMBER 2007 AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan bank 3 866.121.482 3.038.748.917 Piutang usaha - bersih Hubungan istimewa 2b, 2c, 4, 5, 8 2.635.991.416 328.548.410 Pihak ketiga - setelah dikurangi

Lebih terperinci

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun 2007-2010 Tugas Manajemen Keuangan Lanjutan Dosen: Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME Oleh: Junita Nelly Panjaitan NIM. 127019020 Kelas A Pararel

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Modal Kerja Modal kerja sangat diperlukan dalam menjalankan kegiatan usaha. Setiap perusahaan tentunya membutuhkan modal kerja dalam melakukan kegiatan operasional

Lebih terperinci

IAS 7 Laporan Arus Kas

IAS 7 Laporan Arus Kas IAS 7 Laporan Arus Kas Pendahuluan Laporan arus kas (cash flow statement) adalah laporan yang memuat informasi mengenai aliran kas masuk dan keluar, akibat aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan, pada

Lebih terperinci

ANALISIS PROSPEKTIF PROSES PROYEKSI. 1. Proyeksi Laporan Keuangan. a. Proyeksi Laporan Laba Rugi

ANALISIS PROSPEKTIF PROSES PROYEKSI. 1. Proyeksi Laporan Keuangan. a. Proyeksi Laporan Laba Rugi ANALISIS PROSPEKTIF Analisis prospektif dapat dilakukan hanya setelah laporan keuangan historis disesuaikan untuk mencerminkan kinerja ekonomis perusahaan secara akurat. Analis prospektif merupakan inti

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Laporan Keuangan 1. Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan Definisi laporan keuangan menurut Kieso (2002 : 3) adalah sarana pengkomunikasian informasi keuangan utama kepada

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB II KERANGKA TEORITIS BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1. Teori tentang Laporan Keuangan a. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan tujuan (hasil akhir) dari suatu proses dan prosedur akuntansi, sebagai ringkasan informasi

Lebih terperinci

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN MEMBACA LAPORAN KEUANGAN Denny S. Halim Jakarta, 31 Juli 2008 1 Outline Pengertian Akuntansi Proses Akuntansi Laporan Keuangan Neraca Laporan Rugi Laba Laporan Arus Kas Pentingnya Laporan Keuangan Keterbatasan

Lebih terperinci

Alat analisis laporan keuangan H A S B I A N A D A L I M U N T H E S E., M. A K

Alat analisis laporan keuangan H A S B I A N A D A L I M U N T H E S E., M. A K Alat analisis laporan keuangan H A S B I A N A D A L I M U N T H E S E., M. A K Analisis Laporan Keuangan adalah suatu kegiatan penilaian, penelahaan atas laporan keuangan perusahaan dengan mendasarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian dan Manfaat Laporan Keuangan Menurut Soemarso (2002:34), laporan keuangan adalah laporan yang dirancang untuk para pembuat keputusan, terutama pihak di luar perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 20 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Pengertian manajemen keuangan menurut beberapa pendapat, yaitu: Segala aktifitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan LAPORAN KEUANGAN. Bentuk Bentuk Laporan Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS

Manajemen Keuangan LAPORAN KEUANGAN. Bentuk Bentuk Laporan Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Modul ke: 02 Manajemen Keuangan LAPORAN KEUANGAN Bentuk Bentuk Laporan Keuangan Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Program Studi Akuntansi Idik Sodikin,SE,MBA,MM Pendahuluan Apa yang yang dimaksud Laporan Keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan dalam melakukan kegiatan ekonomi menjadi sangat

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan dalam melakukan kegiatan ekonomi menjadi sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam situasi perekonomian global dan perdagangan bebas saat ini, persaingan antar perusahaan dalam melakukan kegiatan ekonomi menjadi sangat ketat. Menghadapi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Hutang Hutang sering disebut juga sebagai kewajiban, dalam pengertian sederhana dapat diartikan sebagai kewajiban keuangan yang harus dibayar oleh perusahaan

Lebih terperinci

Pengaruh Arus Kas Terhadap Pembagian Dividen Tunai

Pengaruh Arus Kas Terhadap Pembagian Dividen Tunai Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Thesis of Accounting http://repository.ekuitas.ac.id Banking Accounting 2015-12-11 Pengaruh Arus Kas Terhadap Pembagian Dividen Tunai Arumsarri, Yoshe STIE

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Umumnya Laporan Keuangan terdiri dari 4 laporan penting, yaitu: neraca,

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Umumnya Laporan Keuangan terdiri dari 4 laporan penting, yaitu: neraca, BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Laporan Keuangan Pada Umumnya Laporan Keuangan terdiri dari 4 laporan penting, yaitu: neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Modal Kerja 2.1.1.1 Pengertian Modal Kerja Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk membeli uang muka pada pembelian bahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Arus Kas 1. Pengertian Arus Kas Perusahaan yang menggunakan teknik manajemen kas yang modern akan menginvestasikan kelebihan kas yang bersifat sementara pada aktiva yang

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston,

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston, 18 II. LANDASAN TEORI 2.1 Rasio Likuiditas Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) DAN LAPORAN ARUS KAS

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) DAN LAPORAN ARUS KAS Dosen : Christian Ramos Kurniawan LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) DAN LAPORAN ARUS KAS 4-1 Referensi : Donald E Kieso, Jerry J Weygandt, Terry D Warfield, Intermediate Accounting Laporan Posisi Keuangan

Lebih terperinci

MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Manajemen Keuangan ANALISIS RASIO KEUANGAN : PT. HOLCIM tbk

MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Manajemen Keuangan ANALISIS RASIO KEUANGAN : PT. HOLCIM tbk MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Manajemen Keuangan ANALISIS RASIO KEUANGAN : PT. HOLCIM tbk Disusun oleh Nama : AdhiPrasetyo NPM : 06320005872 Kelas/Nomer Absen : 2D Adm. Perpajakan / 03 DEPARTEMEN KEUANGAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Analisis Laporan Keuangan 2.1.1.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan Analisis terhadap laporan keuangan pada dasarnya karena

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS 7 BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan atau Financial Statement adalah merupakan ikhtisar yang menggambarkan suatu keadaan keuangan perusahaan pada suatu saat tertentu. Informasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA MASALAH DAN PEMBAHASAN. PT. PLN P3B sesuai Keputusan Direksi memiliki peran dan tugas untuk

BAB IV ANALISA MASALAH DAN PEMBAHASAN. PT. PLN P3B sesuai Keputusan Direksi memiliki peran dan tugas untuk 30 BAB IV ANALISA MASALAH DAN PEMBAHASAN 4.1 Penyajian Laporan Keuangan PT. PLN P3B sesuai Keputusan Direksi memiliki peran dan tugas untuk mengelola operasi sistem tenaga listrik Jawa Bali, mengelola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha di Indonesia. Perusahaan yang ingin bertahan dan sukses, haruslah

BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha di Indonesia. Perusahaan yang ingin bertahan dan sukses, haruslah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan perekonomian dunia menyebabkan peningkatan perkembangan dunia usaha di Indonesia. Perusahaan yang ingin bertahan dan sukses, haruslah berusaha agar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan. Modal kerja merupakan kekayaan atau aset yang diperlukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan. Modal kerja merupakan kekayaan atau aset yang diperlukan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1 Modal Kerja Modal Kerja sangat dibutuhkan perusahaan untuk mengoperasikan perusahaan. Modal kerja merupakan kekayaan atau aset yang diperlukan perusahaan

Lebih terperinci

ANALISIS PROSPEKTIF PROSES PROYEKSI. 1. Proyeksi Laporan Keuangan. a. Proyeksi Laporan Laba Rugi

ANALISIS PROSPEKTIF PROSES PROYEKSI. 1. Proyeksi Laporan Keuangan. a. Proyeksi Laporan Laba Rugi Prospektif- peramalan Teknik Tahap Aplikasi ANALISIS PROSPEKTIF Analisis prospektif dapat dilakukan hanya setelah laporan keuangan historis disesuaikan untuk mencerminkan kinerja ekonomis perusahaan secara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di perusahaan yang berskala nasional yaitu PT.Cipta

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di perusahaan yang berskala nasional yaitu PT.Cipta BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Jadwal Penelitian Penelitian ini dilakukan di perusahaan yang berskala nasional yaitu PT.Cipta Graha Sejahtera yang beralamat di Jalan Kendal No. 4 A-B, Menteng

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Struktur Finansial 2.1.1 Pengertian Struktur Finansial Pendapat mengenai struktur finansial berbeda-beda. Dalam beberapa sumber pengertian struktur finansial kurang dijabarkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri (Riyanto,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Modal Kerja Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membelanjai operasi sehari-harinya, misalnya untuk membayar gaji pegawai, di mana uang atau dana yang telah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu 50 BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu perusahaan. Salah satu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Kondisi keuangan suatu perusahaan dapat diketahui dari laporan keuangan yang terdiri atas neraca,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Jenis-jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Secara Umum dapat dikatakan bahwa laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 8 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

Lebih terperinci

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No. 9 PENYAJIAN AKTIVA LANCAR DAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No. 9 PENYAJIAN AKTIVA LANCAR DAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK Pernyataan ini sudah direvisi dengan PSAK 1 (revisi 1998) - Penyajian Laporan Keuangan PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No. 9 PENYAJIAN AKTIVA LANCAR DAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK PENDAHULUAN 01 Pernyataan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Sesuai dengan Undang-Undang No.20 tahun 2008 pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Likuiditas 2.1.1 Pengertian Likuiditas Likuiditas merupakan salah satu aspek keuangan yang penting untuk dianalisis. Hal tersebut dikarenakan likuiditas merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Jenis-jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Secara umum dapat dikatakan bahwa laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Analisa Laporan Keuangan 2.1.1.1 Pengertian Analisa Laporan Keuangan Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah sebagai alat penguji

Lebih terperinci

ANALISIS KEUANGAN PT. PLN (Persero)

ANALISIS KEUANGAN PT. PLN (Persero) ANALISIS KEUANGAN PT. PLN (Persero) I. Pendahuluan PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) (Persero) merupakan penyedia listrik utama di Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah berkepentingan menjaga kelayakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. (Irham Fahmi, 2011 : 239)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. (Irham Fahmi, 2011 : 239) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Kinerja keuangan 2.1.1 Pengertian Kinerja Keuangan Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Laporan Keuangan Sebagai Obyek Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Laporan Keuangan Sebagai Obyek Penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan Sebagai Obyek Penelitian 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan yang bertujuan untuk menyediakan informasi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. SURAT PERNYATAAN RIWAYAT HIDUP. KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR ISTILAH.

DAFTAR ISI. SURAT PERNYATAAN RIWAYAT HIDUP. KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR ISTILAH. DAFTAR ISI Halaman SURAT PERNYATAAN RIWAYAT HIDUP. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI. DAFTAR TABEL. DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR ISTILAH. i ii iv vi viii x xi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. 1 1.2 Perumusan Masalah.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep, Kontruksi, dan Variabel Penelitian Secara umum pengertian likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutangnya yang jatuh tempo. Sedangkan menurut

Lebih terperinci

Catatan 31 Maret Maret 2010

Catatan 31 Maret Maret 2010 NERACA KONSOLIDASI ASET Catatan 31 Maret 2011 31 Maret 2010 ASET LANCAR Kas dan setara kas 2f, 3 220.361.019.579 10.981.803.022 Piutang usaha - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu Pihak yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. defenisi dari modal kerja, kas, piutang dan persediaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. defenisi dari modal kerja, kas, piutang dan persediaan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis Pada tinjauan teoritis di Bab II ini akan menjelaskan lebih dalam mengenai defenisi dari modal kerja, kas, piutang dan persediaan. 2.1.1 Modal Kerja Pada bagian

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Likuiditas Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan adalah lapoaran keuangan. Laporan keuangan berisikan data-data

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan adalah lapoaran keuangan. Laporan keuangan berisikan data-data BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan perusahaan adalah lapoaran keuangan. Laporan keuangan berisikan data-data

Lebih terperinci

Bab II. Tinjauan Pustaka

Bab II. Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka 2.1Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada hakekatnya adalah hasil dari proses akuntansi yang disusun menurut prinsip-prinsip akuntansi berterima

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Modal Kerja. dan biaya-biaya lainnya, setiap perusahaan perlu menyediakan modal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Modal Kerja. dan biaya-biaya lainnya, setiap perusahaan perlu menyediakan modal BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Modal Kerja 2.1.1.1 Pengertian Modal Kerja Modal kerja sangat penting dalam operasi perusahaan dari hari ke hari seperti misalnya untuk member uang muka

Lebih terperinci

M.Andryzal fajar

M.Andryzal fajar M.Andryzal fajar Andryzal_fajar@uny.ac.id Rasio yang menunjukkan hubungan antara kas dan asset lancar perusahaan lainnya dengan kewajiban lancarnya. Aset Likuid: Aset yang diperdagangkan di pasar aktif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laba 2.1.1 Pengertian dan Karakteristik Laba Setiap perusahaan pasti menginginkan memproleh laba yang maksimal atas usaha yang dikelolanya sehingga perusahaan dapat terus maju

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian, Tujuan dan Metode Analisis Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian, Tujuan dan Metode Analisis Laporan Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan dan Metode Analisis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Menurut Kasmir (2015:7), laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. Kimia Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Modal Kerja II.1.1 Pengertian Modal Kerja Dalam aktivitas sebuah perusahaan tidak dipungkiri bahwa dibutuhkan dana untuk menjalankan operasinya, mulai dari membeli bahan baku

Lebih terperinci

WARMING UP : Buatlah Neraca dan Laba Rugi

WARMING UP : Buatlah Neraca dan Laba Rugi PENJUALAN 3000$ HPP 30% PENJUALAN BIAYA ADMINISTRASI = HPP KAS = 30% MODAL PAJAK 10% LABA DITAHAN 30% TOTAL MODAL = LABA DITAHAN X2 BIAYA BUNGA 30% HPP PERSEDIAAN = 3 X KAS PIUTANG = KAS HUTANG LANCAR

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan Kinerja keuangan merupakan hasil kegiatan operasi perusahaan yang disajikan dalam bentuk angka-angka keuangan. Hasil kegiatan perusahaan periode saat ini harus

Lebih terperinci

Bab II. Tinjauan Pustaka

Bab II. Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Likuiditas Rasio likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampauan perusahaan-perusahaan membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada

Lebih terperinci

ANALISIS PERKEMBANGAN PT ANEKA TAMBANG DITINJAU DARI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN

ANALISIS PERKEMBANGAN PT ANEKA TAMBANG DITINJAU DARI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN ANALISIS PERKEMBANGAN PT ANEKA TAMBANG DITINJAU DARI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Analisa laporan keuangan adalah suatu proses yang dapat digunakan untuk memeriksa data

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Perputaran Piutang Usaha 2.1.1 Pengertian Piutang Piutang merupakan salah satu jenis aktiva lancar yang dapat berubah menjadi kas (uang tunai). Piutang timbul dari kegiatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Laba didefinisikan dengan pandangan yang berbeda-beda. Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian, Tujuan dan Karakteristik Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan unsur yang sangat penting dalam menilai kinerja keuangan perusahaan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk memperoleh modal yang semurah murahnya dan menggunakan seefektif, seefisien,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana untuk melakukan ekspansi, memperbaiki struktur modal, meluncurkan produk baru atau untuk

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. suatu perusahaan dalam periode tertentu. Salah satu cara dalam penilaian

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. suatu perusahaan dalam periode tertentu. Salah satu cara dalam penilaian 58 BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1 Analisis Rasio Keuangan PT. XYZ Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting dan dapat dipercaya untuk menilai kondisi keuangan dan hasil

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 6 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Salah satu fungsi akuntansi adalah mencatat transaksi-transaksi yang terjadi serta pengaruhnya terhadap aktiva, utang modal,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang

BAB II LANDASAN TEORI. keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Hasil akhir dari proses pencatatan akuntansi disebut dengan laporan keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Segala macam kegiatan terorganisir untuk mencapai tujuan pasti membutuhkan manajemen. Jadi orang-orang dalam kegiatan tersebut akan membutuhkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk membeli bahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk membeli bahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1. Pengertian Modal Kerja Setiap perusahaan selalu memerlukan modal kerja yang akan digunakan untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk semua hak atau klaim atas uang, barang dan jasa. Bila kegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk semua hak atau klaim atas uang, barang dan jasa. Bila kegiatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PIUTANG USAHA 1. Pengertian Piutang Transaksi paling umum yang menciptakan piutang adalah penjualan barang dagang atau jasa secara kredit. Dalam arti luas piutang digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik BAB III PEMBAHASAN A. Laporan Keuangan Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik yang disusun menurut prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum tentang status

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hutang dagang merupakan salah satu variabel bebas yang akan dibahas dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hutang dagang merupakan salah satu variabel bebas yang akan dibahas dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hutang Dagang Hutang dagang merupakan salah satu variabel bebas yang akan dibahas dalam penelitian ini. Pada hakikatnya hutang dagang berperan signifikan dalam perputaran modal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Sawir (2008:67) kinerja keuangan adalah penilaian tingkat efisiensi dan produktifitas perusahaan di bidang keuangan yang dilakukan secara berkala atas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Fungsi Akuntansi Keuangan 2.1.1 Pengertian Akuntansi Keuangan Data akuntansi merupakan salah satu sumber pokok analisis keuangan, oleh karena itu pemahaman terhadap

Lebih terperinci

JUMLAH ASET LANCAR

JUMLAH ASET LANCAR LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) KONSOLIDASI 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 30 September 2011 31Desember 2010 ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 50948250925 80968763439 Investasi 1963117500 2016231750

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses kegiatan pencatatan akuntansi yang memberikan informasi mengenai perkembangan suatu

Lebih terperinci

Laporan Arus Kas. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 8. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Nurul Husnah dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI

Laporan Arus Kas. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 8. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Nurul Husnah dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI Laporan Arus Kas Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 8 Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Nurul Husnah dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI 1 Agenda 1 2 Laporan Arus Kas Latihan dan Pembahasan 3

Lebih terperinci

ANALISA LIKUIDITAS DAN MODAL KERJA

ANALISA LIKUIDITAS DAN MODAL KERJA Handout : Analisis Rasio Keuangan Dosen : Nila Firdausi Nuzula, PhD Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya Likuiditas dan Modal Kerja ANALISA LIKUIDITAS DAN MODAL KERJA Likuiditas perusahaan

Lebih terperinci

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2007 (DENGAN ANGKA PERBANDINGAN UNTUK TAHUN 2006) (MATA UANG INDONESIA) 1 MUSTIKA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Price Earnig Ratio Price Earning Ratio merupakan salah satu ukuran paling besar dalam analisis saham secara fundamental dan bagian dari rasio penilaian untuk mengevaluasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan media yang penting untuk menilai prestasi serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat mengambil suatu keputusan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Konsep Laporan Keuangan dan Akuntansi. II.1.1. Pengertian Laporan Keuangan dan Akuntansi

BAB II LANDASAN TEORI. Konsep Laporan Keuangan dan Akuntansi. II.1.1. Pengertian Laporan Keuangan dan Akuntansi 6 BAB II LANDASAN TEORI II.1. Konsep Laporan Keuangan dan Akuntansi II.1.1. Pengertian Laporan Keuangan dan Akuntansi Akuntansi adalah suatu sistem untuk mengumpulkan dan memproses, termasuk melakukan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis laporan keuangan atas laporan keuangan tahunan PT Indosat Tbk tahun 2004-2008, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1.

Lebih terperinci