DESAIN SEPATU WANITA BERBASIS TENUN INDONESIA STUDI KASUS : TENUN LOMBOK dan TEMA MONUMEN BAMBU RUNCING SURABAYA
|
|
- Djaja Agus Susanto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) ( X Print) 1 DESAIN SEPATU WANITA BERBASIS TENUN INDONESIA STUDI KASUS : TENUN LOMBOK dan TEMA MONUMEN BAMBU RUNCING SURABAYA Anizar Khomary Al Rasyid, dan Ir. Baroto Tavip Indrojarwo, M.Si Jurusan Desain Produk Industri, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya Indonesia baroto@prodes.its.ac.id Indonesia kaya akan pakaian adat dan daerah yang juga kain - kain tradisional Indonesia, diantaranya kain tenun Indonesia. Kain tenun Indonesia merupakan salah satu seni kebudayaan warisan generasi terdahulu yang memiliki keunikan motif dan warna, nilai seni serta nilai sejarah. Kain tenun sangat diminati oleh masyarakat terutama wisatawan mancanegara, namun pengembangan tenun Indonesia dalam produk fashion khususnya sepatu wanita berbasis tenun Indonesia masih jarang sekali ada. Metode yang digunakan dalam tugas akhir adalah deep interview, kuisioner, observasi di mall dan event fashion show. Fenomena tersebut adalah dasar perancangan dalam desain sepatu wanita berbasis tenun Indonesia dengan konsep monumen bambu runcing surabaya dan tema perancangan Strucstreet yang bergaya edgy dan eksotik sesuai dengan trend sepatu. Melalui tahapan analisa penyederhanaan bentuk, analisa user, analisa warna dan motif, analisa joining jahitan sampai kepada analisa proses produksi. Tenun Indonesia yang digunakan adalah tenun lombok dan songket lombok serta material kulit. Jenis dan bentuk juga mengikuti anatomi sepatu wanita, serta ukuran dan kenyamanan disesuaikan berdasarkan hasil analisa ergonomi sepatu. Dengan target konsumen wanita dewasa usia tahun. Tugas akhir ini menghasilkan serial produk sepatu fashion show, hangout dan formal sepatu wanita berbasis tenun Indonesia dengan studi kasus tenun lombok dan monumen bambu runcing Surabaya. Kata Kunci: Tenun Indonesia, Sepatu Wanita, Tenun Lombok, Monumen Bambu Runcing Surabaya, Edgy, Etnik I. PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara yang memiliki pulau, lebih dari 300 suku bangsa, dan sekitar 365 bahasa. Tak hanya itu, Indonesia juga kaya akan pakaian adat dan daerah yang juga memiliki kain-kain tradisional Indonesia. Kain-kain tradisional Indonesia tersebar diseluruh kepulauan di Indonesia dan menjadi ciri khas masing-masing bagi setiap daerah yang memilikinya. Tidak perlu diragukan lagi, keunikan corak dan motif kain-kain tradisional Indonesia sangat cantik dan identik dengan keindahan. Sebut saja kain tenun yang selalu menjadi aksen khusus dalam setiap pakaian adat daerah Indonesia. Kain tenun Indonesia merupakan suatu nilai lebih yang terdapat dalam sebuah pakaian. Perkembangan tenun mulai menjadi sebuah trend di indonesia bahkan menembus pasar industri fashion Internasional. Kain tenun kini tidak lagi sebatas digunakan sebagai selendang atau sarung, namun penggunaanya untuk produk fashion mulai meningkat. Banyak perancang busana yang mulai melirik tenun untuk menjadi bagian dari karyanya. Tenun dinilai membuat para penggunanya tampil lebih eksotik dan anggun. Minimnya eksploitasi pattern kain tenun Indonesia merupakan peluang besar untuk menciptakan produk fashion yang simpel namun memiliki tingkat etnik yang tinggi. Salah satunya adalah produk fashion sepatu berbasis kain tenun Indonesia. Dengan demikian, penggunaan tenun sebagai komponen fashion menjadi lebih kaya akan produk lokal Indonesia yang dapat bersaing di pasar Internasional dengan diboncengi sebagai usaha promosi dan pengenalan tenun Indonesia akan dilirik dimata dunia. (djpen.kemendag.go.id/app_frontend/admin/docs/.../ pdf). Kain tenun Indonesia merupakan salah satu seni kebudayaan warisan generasi terdahulu yang memiliki keunikan, nilai seni serta nilai sejarah. Kain tenun ikat sangat diminati oleh masyarakat terutama wisatawan mancanegara, karena dalam proses pembuatannya kain tenun ikat memiliki kesulitan serta keunikan tersendiri dibandingan dengan kain tenun lain. Tenun Indonesia mempunyai peluang besar raih sukses di pasar Internasional. Selain bernilai tinggi, juga dihargai di dunia. Oleh karena itu kekayaan budaya khazanah nusantara kain tenun Indonesia dengan mengangkat konsep arsitektural monumen bersejarah di Indonesia sangat perlu, salah satunya berkonsep monumen bambu runcing Surabaya. Dengan konsep tersebut diharapkan produk nantinya kental mengandung unsur akan kekayaan budaya nusantara. Hal yang menjadi permasalahan dalam industri sepatu lokal antara lain: 1. Bagaimana desain sepatu wanita berbasis tenun Indonesia dapat di kenal sebagai kain warisan budaya yang mewakili Indonesia. 2. Bagaimana desain sepatu berbasis tenun bisa bersaing dengan brand lokal maupun brand International. 3. Bagaimana menerapkan karakter tenun Indonesia kedalam sepatu.
2 JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) ( X Print) 2 4. Bagaimana cara agar material tenun Indonesia tetap menjadi material yang dominan saat diaplikasikan dengan material kulit. 5. Bagaimana desain sepatu dan teknik pengolahan material tenun agar menjadi material yang memiliki daya saing, ekonomis, berkualitas tinggi, sesuai trend, dan ramah lingkungan. A. Tahap Telaah II. URAIAN PENELITIAN Untuk mendapatkan hasil data primer, metode pengumpulan data dilakukan melalui dua metode. Pertama, melalui penyebaran kuisioner secara online kepada segmen yang dituju, yaitu perempuan kota metropolitan dengan karakter idealisme semangat heroik. Kedua adalah interview stakeholder. Sedangkan untuk memperoleh data sekunder, dilakukan dengan metode studi pustaka melalui literatur, media cetak maupun media elektronik. B. Tahap Studi dan Analisa 1. Studi analisa fungsi: mengidentifikasi fungsi lain dari sepatu yang dapat dikembangkan sebagai inovasi 2. Studi analisa pasar: tujuan agar produk sepatu ini sesuai dengan segmen pasar yang akan dituju. Setiap segmen pasar memiliki peranan yang berbeda dalam menentukan tingkat keuntungan pembelian yang ingin diraih 3. Studi analisa kelas sosial: memiliki peranan menentukan kelas sosial dalam penentuan pasar produk sepatu etnik nusantara ini. Karena mengingat bahwa peranan memilih tenun dengan keindahan motif dan corak tenun biasanya hanya disadari oleh penduduk dengan tingkat pendidikan yang cukup, dimana pendidikan yang cukup mencerminkan kelas sosial yang cukup juga. 7. Studi analisa ergonomi: untuk mempertimbangkan hal kenyamanan seppatu wanita saat dikenakan untuk beraktifitas sesuai fungsinya. Menentukan material pada insole untuk mengurangi resiko lecet pada kaki, yaitu menggunakan kulit sintesis. Sedangkan menentukan ketinggian heel pada 3 serial sepatu, yaitu 5cm untuk sepatu formal, 5-8cm untuk sepatu hangout dan 8cm. 8. Studi analisa bentuk: untuk menentukan bentuk sepatu mengidentifikasi Tema Strucstreet. Strucstreet merupakan inspirasi desain dari kekayaan akar budaya yang beragam dan berhadapan secara langsung dengan kehidupan global yang super modern. Ethnic futuristik menjadikan tampilan yang memikat seperti halnya budaya kuno yang secara ekstrim berubah menjadi sangat edgy. Sehingga dari struktural terlihat kosmopolis, tegas, dramatis tetapi tetap anggun. Structstreet juga serupa dengan bangunanbangunan monumental dan arsitektural, yaitu monumen bambu runcing surabayaa. 9. Studi analisa material: untuk mengidentifikasi penyesuaian material tenun Indonesia yang sesuai dengan dengan karakteristik tema sekaligus konsep yang dibutuhkan. Terpilih tenun lombok dan songket lombok. 10. Studi analisa motif: untuk mengidentifikasi makna filosofi sesuai pada kain untuk diaplikasian pada sepatu. 11. Studi analisa joining material: dilakukan untuk sesuai kebutuhan sambungan pada sepatu. Jahit tumpang, aksentuansi, tempel dan jahit yang diaplikasikan pada objek penelitian sepatu ini. C. Tahap Studi Model Studi model dibuat untuk mengetahui bentuk, letak komponen dan jahitan. Hingga studi model dengan bentuk menyerupai prototip. 4. Studi analisa aktifitas: untuk mengidentifikasi kebutuhan fungsi dari penggunaan sepatu yang dipakai wanita, sebagai bentuk peluang inovasi fungsi maupun tampilan sepatu. 5. Studi analisa kebutuhan konsumen dan stakeholder: mengidentifikasi kebutuhan konsumen wanita kelas ekonomi menengah dan menengah keatas saat menggunakan sepatu tersebut, untuk apa sepatu tersebut digunakan dan kebutuhan stakeholder sebagai bentuk kerjasama untuk membantu proses produksi sepatu semakin berkembang. 6. Studi analsa tren: menentukan tampilan desain yang sesuai dengan trend yang ada saat ini yang dijadikan objek penelitian agar memiliki inovasi yang mengacu pada trend fashion dan sepatu pada musim spring/summer dari berbagai sumber. Gambar 1. Studi model bentuk sepatu, komponen dan jahitan. (sumber: D. Tahap Produksi 1. Pembelian bahan baku Bahan baku adalah tenun Lombok dan songket Lombok. Tenun dipilih berdasarkan motif filosofi tenun yang mewakili tema dan konsep monumen bambu runcing, tegas, kuat, idealisme, semangat, independet dan heroic. Warna emas, hitam, merah, biru, kuning dan monokrom pada kain tenun
3 JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) ( X Print) 3 terlihat eksotik sangat mendukung sesuai dengan tema structreet bergaya edgy pada tampilan kain. Gambar 2. Kain tenun songket tradisional (kiri) motif rumah adat, tenun lombok motif tameng besar (tengah) dan tenun lombok motif monokrom modern. (sumber: 2. Proses Produksi Sepatu Serial sepatu wanita yang akan didesain adalah serial fashion show, serial formal dan serial hangout. Masing-masing serial sepatu terdapat tiga jenis pasang sepatu. Jenis sepatu wanita tersebut dua sepatu jenis boot, tiga jenis pump, satu jenis ankle strap dan satu jenis ankle boot. Gambar 5. Promosi NIWASANA INDONESIA (sumber: III. PETUNJUK TAMBAHAN A. Tenun Lombok Gambar 3. Proses produksi sepatu (sumber: E. Tahap Branding & Strategi Produk Branding Niwasana Indonesia diambil dari bahasa sansekerta yakni NIWASANA (Kain) dan Indonesia, yang artinya Kain Indonesia. Branding Niwasana Indonesia merupakan brand lokal Indonesia yang mengangkat hasil kekayaan kain nusantara khususnya kain tenun. Dengan mengangkat kain Indonesia berharap dapat bersaing dan berkembang luas di pasar global Internasional. Desain pada logo NIWASANA INDONESIA berbentuk segitiga dengan garis dan bentuk simetris geometris. Desain terinspirasi dari beraneka macam kekayaan bentuk motif pada kain tenun. Etnik look pada tampilan logo yang tegas dan kokoh. Branding ditempatkan pada insole bagian dalam sepatu dengan teknik emboshing diatas kulit sintesis warna gold. Tenun lombok merupakan sebuah kebudayaan turun temurun bagi masyarakat pulau lombok. Motif kain tenun dari Lombok ini berbeda dengan daerah lain. Tenun yang digunakan adalah tenun Lombok. Tenun Lombok dipilih karena motifnya yang tegas dan karakter yang kuat. Selain itu warna pada kain tenun cenderung gelap, menjadi pertimbangan karena mendukung konsep dan image eksotik edgy. Motif tenun lombok didominasi oleh motif subhanale merupakan motif yang gambarnya seperti wayang, motif rumah adat dan motif makhluk hidup sekitar seperti tokek, ayam, burung, dan hewan hewan lain. Gambar 6. Tenun Songket Lombok motif bangunan rumah adat (sumber: Gambar 4. Logo Niwasana pada insole warna gold (sumber: Kemudian adalah membuat strategi promosi produk yang bertujuan mempromosikan produk sepatu wanita tersebut dengan foto dan ikut event fashion show. Gambar 7. Macam macam motif kain tenun Lombok dan Songket Lombok (sumber: B. Monumen Bambu Runcing Terinspirasi dari peristiwa pertempuran 10 November 1945, yang diabadikan sebagai Hari Pahlawan. Simbol perjuangan arek Surabaya dari berbagai elemen itu digambarkan dengan
4 JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) ( X Print) 4 mmonumen bambu runcing. Mengingat kota ini pernah dipertahankan dengan bambu runcing. Struktural, tegas, monumental. Struktur khas dari monumen bambu runcing yaitu tegak dan runcing. Gambar 8. Monumen Bambu Runcing Surabaya (sumber: berkembang akan sepatu dengan karakter etnik Indonesia. Penggunaan kain tradisional khas indonesia yaitu Tenun Lombok yang memiliki keindahan pada motif serta warna yang bagus untuk diaplikasikan pada sepatu yang belum terekspose oleh masyarakat modern. Begitu pula penggunaan material kulit yang diaplikasikan pada sepatu. Desain serial sepatu wanita ini dirancang pula untuk dapat digunakan dalam beberapa aktivitas yang berbeda namun tetap dengan gaya edgy dan eksotik. Dengan edgy elegan, diharapkan akan menampilkan karakter wanita yang berwibawa, feminim, tangguh, anggun, bebas dan penuh percaya diri saat tampil beraktivitas mengenakan desain serial perancangan sepatu ini. C. Eksotik dan Edgy Eksotik secara defnisi artinya memiliki daya tarik khas karena belum banyak dikenal umum. Dalam khazanah trend fashion dan gaya hidup, exotic adalah yang dicirikan dengan warna warna gelap seperti hitam, coklat, gold dan merah. Exotic melambangkan sebagai kemewahan, kecantikan dan keindahan secara natural. Sedangkan Edgy secara harfiah, berarti tidak tenang. Edgy identik dengan kebebasan berekspresi. Dalam dunia fashion gaya berpakaian simple, hip, metropolis, tegas dan terkadang futuristik yang menitik beratkan ide kebebasan berekspresi dalam berpakaian. Eksotik dan edgy merupakan elemen yang sangat cocok dalam menggabungkan gaya dalam fashion khususnya objek penelitian sepatu ini. Gambar 10. Desain serial sepatu final (sumber: Gambar 9. Mood board gaya edgy dan mood board concept (sumber: IV. KESIMPULAN DAN RINGKASAN Hasil perancangan berupa produk sepatu wanita dengan studi kasus tenun lombok dan monumen bambu runcing surabaya. Setelah melakukan beberapa tahapan riset hingga analisa, desain sepatu wanita menghasilkan tiga serial sepatu fashion show, formal dan hangout yang terdiri dari tujuh pasang sepatu dengan tiga jenis sepatu yang berbeda, Jenis sepatu wanita tersebut dua sepatu jenis boot, tiga jenis pump, satu jenis ankle strap dan satu jenis ankle boot. Desain serial ini dibuat untuk menjawab selera konsumen yang terus UCAPAN TERIMA KASIH Penulis A.K.A.R mengucapkan terimah kasih kepada Allah SWT, Rektor ITS yang telah memberikan fasilitas pendidikan selama menjalani perkuliahan, Direktorat Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia yang telah memberikan dukungan finansial melalui Beasiswa Bidik Misi tahun Orang tua penulis yang telah memberikan doa, motivasi dan dukungan penuh selama menjalani tugas akhir. Kepada dosen pembimbing dan dosen jurusan yang telah membimbing selama masa perkuliahan dan memberikan ilmu yang bermanfaat. Kemudian kepada temanteman yang memberikan dukungan mental sehingga penulis dapat menjalani tugas akhir dengan lancar dan pihak-pihak lain yang tidak bisa penulis sebutkan.
5 JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) ( X Print) 5 DAFTAR PUSTAKA [1] Cokhlat, Aki Footwear Design. London: Laurence King [2] Nurmianto, Eko Ergonomi. Surabaya: Guna Widya [3] Panero, Julius; AIA; ASID dan Zelnik, Martin Dimensi Manusia dan Ruang Interior. Jakarta: Erlangga [4] Suwati, Kartiwa Ragam Kain Tradisional Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama [5] Kasali, Rhenald Membidik Pasar Indonesia Segmentasi Targeting, Positioning. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama [6] Seviewright, Simon Fashion Research and Design. Singapore: Ava Book [7] B. Nacher and Team A Footwear Fit Classification Model Based On Antropometric Data. SAE Internasional [8] Yung-Hui, Lee and Team Effect Of Shoe Insert And Heel HeightOn Foot Pressure, Impact Force, And Perceived Comfort During Walking. Taiwan
Desain Sepatu Wanita Bermaterial Tenun NTT Dengan Konsep Modern & Edgy untuk Masyarakat Urban
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1 Desain Sepatu Wanita Bermaterial Tenun NTT Dengan Konsep Modern & Edgy untuk Masyarakat Urban Anantama Rizky Putra, dan Ir. Baroto Tavip Indrojarwo, Msi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Touch of Batik merupakan konsep yang menggabungkan dua latar belakang yang berbeda, yaitu batik hasil karya seni Indonesia pada gayastreetstyle. Batik yang diangkat
Lebih terperinciBAB IV. KONSEP PERANCANGAN
BAB IV. KONSEP PERANCANGAN A. Tataran Lingkungan/Komunitas Menurut ASEAN DNA, sebuah situs untuk mempromosikan pemahaman yang berkaitan dengan karakteristik ASEAN menyebutkan bahwa rata-rata tinggi badan
Lebih terperinciDesain Alas Kaki Casual untuk Anak Perempuan Usia 8-12 Tahun dengan Eksplorasi dan Aplikasi Motif Batik Anak
Desain Alas Kaki Casual untuk Anak Perempuan Usia 8-12 Tahun dengan Eksplorasi dan Aplikasi Motif Batik Anak Sakina Mutiara Rahmawati dan Primaditya, S.Sn. M.Ds Jurusan Desain Produk Industri, Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Penjelasan Judul Perancangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Penjelasan Judul Perancangan Promo Eksplorasi Dan Aplikasi Ragam Hias Ulos Batak merupakan kegiatan rancangan kerja yang berlandaskan pada teknik eksplorasi dan aplikasi kain tenun
Lebih terperinciBAB III KONSEP PERANCANGAN. tindak lanjut dari proses analisis, dimana proses perancangan merupakan
BAB III KONSEP PERANCANGAN 3.1. Sintesis Perancangan sistem merupakan suatu kegiatan yang merupakan tindak lanjut dari proses analisis, dimana proses perancangan merupakan inti dari semua proses yang berhubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Indonesia memiliki beraneka ragam kebudayaan yang terbentang dari Sabang sampai dengan Merauke. Kebudayaan tersebut tertuang dalam berbagai bentuk, salah satunya dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Busana merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang tidak dapat digantikan oleh apapun. Pada awalnya busana hanya digunakan sebagai penutup tubuh. Kini fungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi negara yang kaya dengan keunikan dari masing-masing suku tersebut.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ragam hias merupakan ciri khas dari setiap suku yang memilikinya. Indonesia yang merupakan negara dengan suku bangsa yang beraneka ragam tentulah juga menjadi negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara yang penuh akan keanekaragaman budaya. Salah satu keanekaragamannya dapat dilihat pada perbedaan dalam pakaian adat yang digunakan
Lebih terperinciBAB 1. PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha. Gambar 1.1
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Negara Cina yang merupakan salah satu dengan penduduk terbanyak di dunia memiliki berbagai seni budaya maupun mitos yang masih sangat kental. Acara-acara besar yang
Lebih terperinciDESAIN BECAK WISATA KOTA BLITAR
1 DESAIN BECAK WISATA KOTA BLITAR Herdita Patriandi Narangga, dan Dr.Ir Bambang Iskandriawan, M,Eng Desain Produk Industri, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN/KOMUNITAS Di zaman yang sudah modern saat ini dan masuknya budaya asing kedalam kehidupan masyarakat Indonesia. Tetapi Di Indonesia gaya bohemian ini sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Batik merupakan kerajinan bernilai seni tinggi dan menjadi salah satu warisan budaya Indonesia. Kain batik yang memiliki corak yang beragam serta teknik pembuatannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari busana itu sendiri. Lebih dari itu, pemenuhan kebutuhan akan busana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Busana merupakan kebutuhan primer bagi manusia. Ini artinya busana merupakan kebutuhan pokok manusia. Seiring dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Busana merupakan kebutuhan dasar manusia sepanjang hidupnya. Semakin tinggi taraf ekonomi seseorang, kebutuhan berbusana juga akan meningkat. Peningkatan tersebut dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ready-to-wear di Indonesia saat ini sangat berkembang pesat, banyak para desainer dan brand lokal bermunculan dengan karakteristik yang berbeda-beda dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Majunya teknologi dan informasi membuat masyarakat Indonesia lebih terbuka pada pengetahuan global. Tidak bisa dipungkiri lagi tren mode di Indonesia banyak dipengaruhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia yang terdiri dari pulau- pulau yang membentang luas memiliki ragam suku bangsa beserta adat istiadat yang terbentuk akibat percampuran ras dan kebudayaan
Lebih terperinciDESAIN KERETA SAMPING sebagai SOLUSI PENINGKATAN KAPASITAS ANGKUT pada SEPEDA MOTOR
DESAIN KERETA SAMPING sebagai SOLUSI PENINGKATAN KAPASITAS ANGKUT pada SEPEDA MOTOR Cindy Hermawati Jurusan Desain Produk Industri, FTSP ITS Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111, Telp./Fax (031) 5931147
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Modernitas berbagai segi kehidupan menuntut manusia lebih aktif serta produktif. Manusia sebagai subjek utama yang mengambil peran utama dari berbagai perubahan, termasuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya merupakan suatu pola hidup yang berkembang dalam masyarakat yang diwariskan dari generasi ke generasi. Oleh karena itu, budaya memiliki kaitan yang sangat erat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang La Belle Epoque merupakan jaman keemasan dan jaman kemakmuran di Perancis. Periode La Belle Epoque dalam sejarah Perancis yang konvensional di mulai pada tahun 1871
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tren fashion yang berkembang tidak selalu baru dalam semua unsurnya, karena tren fashion dapat menggunakan atau menggabungkan dari unsur tren fashion sebelumnya. Sebab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek Pelestarian budaya bukan hanya yang berhubungan dengan masa lalu, namun justru membangun masa depan yang menyinambungkan berbagai potensi masa lalu
Lebih terperinciBAB II METODE PERANCANGAN
BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS 1. Karya sejenis 1.1. Sepatu Boots Pengguna sepatu boots sekarang dapat memilih jenis apa yang akan mereka kenakan, apakah sepatu boot kulit, sepatu boot kanvas,
Lebih terperinciPUSAT INFORMASI BATIK di BANDUNG BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN PUSAT INFORMASI BATIK di BANDUNG 1.1. Latar Belakang Bangsa yang maju adalah bangsa yang menghargai dan bangga akan kebudayaannya sendiri. Dari kebudayaan suatu bangsa bisa dilihat kemajuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan busana yang terus meningkat pesat membuat para desainer. 1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan makhluk yang mempunyai berbagai macam kebutuhan, antara lain sandang, pangan, dan papan. Sandang merupakan kebutuhan primer yang digunakan manusia
Lebih terperinciBAB1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Batik merupakan salah satu teknik pembuatan sandang secara secara tradisional yang ditemukan dan dimiliki bangsa Indonesia. Tradisi membentuk melewati kurun abad dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Saat ini wanita selalu ingin terlihat cantik, glamour, modis dan modern. Tak dapat dipungkiri setiap wanita selalu mendambakan kecantikan fisik tersebut dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wanita masa kini adalah cerminan wanita modern yang tangguh. Semakin terlihat jelas arti emansipasi yang dicetus oleh Ibu Kartini. Emansipasi wanita bukan hanya berbicara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Busana merupakan kebutuhan pokok manusia yang menjadi pelindung bagi tubuh, menyamarkan kekurangan tubuh, memberikan rasa percaya diri, menutupi aurat dan menggambarkan
Lebih terperinciBab 2. Data dan Analisa. Data dan informasi yang digunakan untuk analisa dan konsep proyek ini didapat dari
Bab 2 Data dan Analisa 2.1 Sumber Data dan informasi yang digunakan untuk analisa dan konsep proyek ini didapat dari berbagai sumber, dantara lain: a. Literatur: artikel elektronik maupun non elektronik,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang memiliki tradisi dan hasil budaya yang
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Indonesia adalah negara yang memiliki tradisi dan hasil budaya yang beraneka ragam, salah satu hasil budaya tersebut adalah batik. Batik merupakan warisan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gaya hidup merupakan gambaran bagi setiap orang yang mengenakannya dan menggambarkan seberapa besar nilai moral dalam masyarakat disekitarnya, menurut Suratno dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tenun ikat atau kain ikat adalah kriya tenun Indonesia berupa kain yang ditenun dari helaian benang pakan atau benang lungsin yang sebelumnya diikat dan dicelupkan
Lebih terperinciRagam Hias Tenun Ikat Nusantara
RAGAM HIAS TENUN IKAT NUSANTARA 125 Ragam Hias Tenun Ikat Nusantara A. RINGKASAN Pada bab ini kita akan mempelajari sejarah teknik tenun ikat pada saat mulai dikenal masyarakat Nusantara. Selain itu, akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kekayaan alam dan keanekaragaman budaya yang dimiliki Indonesia menjadikan bumi pertiwi terkenal di mata internasional. Tidak terlepas oleh pakaian adat dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan Indonesia tercermin dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat di seluruh wilayahnya. Setiap daerah di Indonesia memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda-beda.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1-1
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jawa Barat dikenal sebagai Kota Parahyangan/Tatar Sunda, yang berarti tempat para Rahyang/Hyang bersemayam. Menurut cerita cerita masyarakat kuno, Tatar Parahyangan
Lebih terperinciBAB III PROSES PERANCANGAN. A. Bagan Pemecahan Masalah. Batik Kreasi Baru. Permasalahan : 1. Bagaimana merancang motif batik dengan sumber ide makanan
BAB III PROSES PERANCANGAN A. Bagan Pemecahan Masalah Batik Kreasi Baru Sumber: Makanan Hidangan Istimewa Kampung Permasalahan : 1. Bagaimana merancang motif batik dengan sumber ide makanan hidangan istimewa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kabuki merupakan teater asal Jepang yang terkenal dan mendunia, ceritanya didasarkan pada peristiwa sejarah, drama percintaan, konfilk moral, dan kisah kisah tragedi
Lebih terperinciBAB III STRATEGI DAN KONSEP VISUAL
BAB III STRATEGI DAN KONSEP VISUAL III.1 Strategi Perancangan Strategi perancangan sangat di butuhkan termasuk dalam mempromosikan dan menyebarkan informasi, begitu pula halnya untuk perhiasan khas suku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sedikit pergeseran yaitu tidak hanya sebagai pelindung tubuh dari. gangguan alam dan untuk kesopanan, tetapi juga untuk menyalurkan
A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Seiring dengan berkembangnya zaman, fungsi busana mengalami sedikit pergeseran yaitu tidak hanya sebagai pelindung tubuh dari gangguan alam dan untuk kesopanan, tetapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keanekaragaman budaya yang dimiliki Indonesia menjadikan bumi pertiwi terkenal di mata internasional. Salah satu keanekaragaman yang dimiliki adalah pakaian adat. Pakaian
Lebih terperinciKeindahan Desain Kalung Padu Padan Busana. Yulia Ardiani (Staff Teknologi Komunikasi dan Informasi Institut Seni Indonesia Denpasar) Abstrak
Keindahan Desain Kalung Padu Padan Busana Yulia Ardiani (Staff Teknologi Komunikasi dan Informasi Institut Seni Indonesia Denpasar) Abstrak Pemakaian busana kini telah menjadi trend di dunia remaja, dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulis mengambil rancangan desain tema Demotic dari buku fashion trendforecasting 2014 Tradition Revolution dengan subtema totem. Mengangkat bahwa kehidupan suku Batak
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada bab ini yang akan dibahas lebih terfokus pada metode yang digunakan dalam pengumpulan data, pemilihan data serta teknik pengolahan yang akan digunakan agar mendapatkan
Lebih terperinciBAB II METODE PERANCANGAN
BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS 1. Ulasan Karya Sejenis a. Bohemian Style Produk 1 : Baju Blouse Lengan Kalong Gambar 2. 1 Baju Blouse (Sumber: www.pinterest.com, 2017) Gambar diatas adalah beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai kebudayaan yang sangat beraneka ragam. Kebudayaan tersebut tertuang dalam berbagai unsur yaitu kesenian, sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki beraneka ragam keunikan dan ciri khas pada setiap daerahnya yang terbentang dari Sabang sampai dengan Merauke. Keunikan tersebut tertuang dalam berbagai
Lebih terperinciBAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN
BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN Dalam perancangan produk clothing ini penulis melakukan analisa pada masing-masing produk yang akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fashion dan wanita merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Sejak zaman dahulu pakaian termasuk kebutuhan utama bagi manusia yang digunakan untuk melindungi tubuh
Lebih terperinciBAB IV KONSEP DAN PENERAPAN PADA PRODUK TEKSTIL
BAB IV KONSEP DAN PENERAPAN PADA PRODUK TEKSTIL 4.1 Tema Karya Tema dari karya tugas akhir ini adalah Geometrical Forest, sesuai dengan image board yang digunakan sebagai sumber inspirasi selain ragam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknik ikat celup sudah mendunia di berbagai Negara, Contohnya di Negara India mempunyai teknik Bandhni, Jepang dengan Shibori, dan Thailand dengan Mudmeenya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki beragam keunikan tradisi dan budaya sehingga menghasilkan beragam komoditi hasil dari tradisi tersebut contohnya, dalam produk garmen atau
Lebih terperinciNama jenis produk kerajinan tekstil beserta gambar dan komentarnya
Nama jenis produk kerajinan tekstil beserta gambar dan komentarnya kerajinan batik,batik merupakan warisan budaya indonesia. kerajinan pahat, kerajinan yang membutuhkan ketekunan. kerajinan ukir, adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Busana merupakan pemenuh kebutuhan primer manusia akan sandang, terkhusus untuk tujuan utama busana sebagai pelindung tubuh terhadap cuaca. Selain kebutuhan untuk melindungi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki kain tradisi yang sangat beragam. Terdapat kain tradisi disetiap daerah dan memiliki perbedaan atau keunikan masing-masing disetiap daerahnya. Dewasa
Lebih terperinciBAB V KONSEP DESAIN. Berdasarkan hasil studi dan analisa, maka didapatkam kriteria produk perancangan desain ini ialah:
BAB V KONSEP DESAIN Berdasarkan hasil studi dan analisa, maka didapatkam kriteria produk perancangan desain ini ialah: Gambar 5.1. Konsep desain. 5.1. Penerapan Solusi Desain pada Produk Berdasarkan hasil
Lebih terperinciPENERAPAN MULTI IMAGE PADA DESAIN ALAS KAKI WANITA ( STUDI KASUS DI MALL PARIS VAN JAVA BANDUNG ) Tugas Mata Tugas Akhir DP 40Z0.
PENERAPAN MULTI IMAGE PADA DESAIN ALAS KAKI WANITA ( STUDI KASUS DI MALL PARIS VAN JAVA BANDUNG ) Tugas Mata Tugas Akhir DP 40Z0 Disusun Oleh : Lucy Beta 17502020 PROGRAM STUDI DESAIN PRODUK FAKULTAS SENI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulis meluncurkan desain yang mengangkat tema dari Virtualuxe 2013 dengan tema Astrochemistry dan sub tema Frozen Fluid dan Carbon Compound. Tema futuristic yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari berbagai macam suku, yang memiliki seni budaya, dan adat istiadat, seperti tarian tradisional. Keragaman yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pemilihan Project
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Pemilihan Project Pada zaman sekarang ini, manusia selalu memperoleh tekanan untuk bertahan hidup. Tekanan untuk bertahan hidup ini mendorong manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagamana yang kita ketahui Fashion merupakan gaya berpakaian yang populer
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagamana yang kita ketahui Fashion merupakan gaya berpakaian yang populer pada suatu budaya dan terus berkembang. Dulunya fashion digunakan sebagai penanda sebuah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia terdiri dari beberapa pulau yang memiliki keanekaragaman dan warisan budaya yang bernilai tinggi yang mencerminkan budaya bangsa. Salah satu warisan
Lebih terperincimenjadi tren di pasaran. Mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki. Tak hanya pakaian dan alat-alat kecantikan. Beberapa aksesoris pendukung pun mulai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemilihan Studi 1. Judul Perancangan Perancangan Tugas Akhir yang berjudul Poster Counter Tas KoepuKupoe. Agar tidak terjadi salah penafsiran dalam mengartikan kata-kata
Lebih terperinciPENCIPTAAN SERAGAM BATIK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Batik merupakan salah satu warisan leluhur Indonesia yang telah dikenal secara luas oleh masyarakat Indonesia, tetapi banyak masyarakat yang belum mengerti
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan adalah kekayaan warisan yang harus tetap dijaga, dan dilestarikan dengan tujuan agar kebudayaan tersebut bisa bertahan terus menerus mengikuti perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zaha Muhammad Hadid merupakan arsitek wanita yang bertempat tinggal di London. Ia adalah arsitek terkenal yang telah mencapai puncak karier karena menciptakan banyak
Lebih terperinciMelestarikan Budaya Dengan Membuka Usaha Galeri Batik
Melestarikan Budaya Dengan Membuka Usaha Galeri Batik Seni batik merupakan salah satu kebudayaan lokal yang telah mengakar di seluruh kalangan masyarakat Indonesia. Bila awalnya kerajinan batik hanya berkembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara maritim yang besar dan memiliki berbagai macam kebudayaan, mulai dari tarian, pakaian adat, makanan, lagu daerah, kain, alat musik, lagu,
Lebih terperinciI. 1. Latar Belakang I Latar Belakang Pengadaan Proyek
BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang I. 1. 1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Batik merupakan gabungan dari dua kata dalam bahasa Jawa yaitu amba yang berarti menulis dan tik yang berarti titik. Batik
Lebih terperinciBAB VI HASIL KARYA DAN SPESIFIKASI TEKNIS
BAB VI HASIL KARYA DAN SPESIFIKASI TEKNIS 6.1. Hasil Karya Digital 1. POSTER ALBUM EMAS ANUGERAH DANGDUT INDONESIA Gambar 6.1: Karya Poster Album emas Dangdut Indonesia Jenis Media: Dalam Ruang Ukuran:
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN A.. KONSEP PERANCANGAN 1. Latar Belakang Perencanaan Konsep perancangan adalah segala sesuatu yang melatar belakangi dalam perancangan karya, yaitu pembuatan identitas visual
Lebih terperinciAnalisis Perbandingan Perhitungan Teknis Dan Ekonomis Kapal Kayu Pelayaran Rakyat Menggunakan Regulasi BKI Dan Tradisional
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: 2337 3539 (2301 9271 Print) 1 Analisis Perbandingan Perhitungan Teknis Dan Ekonomis Kapal Kayu Pelayaran Rakyat Menggunakan Regulasi BKI Dan Tradisional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dalam siklus hidupnya tidak dapat melepaskan diri dari busana. Busana merupakan salah satu penunjang yang digunakan manusia agar bisa berinteraksi dan berkomunikasi
Lebih terperinciKreativitas Busana Pengantin Agung Ningrat Buleleng Modifikasi
Kreativitas Busana Pengantin Agung Ningrat Buleleng Modifikasi Oleh: Nyoman Tri Ratih Aryaputri Mahasiswa Program Studi Seni Pasca Sarjana Institut Seni Indonesia Denpasar Email: triratiharyaputri3105@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki kebudayaan yang sangat beragam. Kebudayaan tersebut tidak terlepas dari pengaruh budaya luar yang masuk ke Indonesia, salah satunya yaitu seni dekoratif
Lebih terperinciA. Bagan Pemecahan Masalah
39 BAB III PROSES PERANCANGAN A. Bagan Pemecahan Masalah Dampak Fast Fashion dan Pewarna Sintetis Permasalahan Merancang karya tekstil dengan eco printing yang maksimal dengan menggunakan potensi alam
Lebih terperinciDESAIN TAS TRAVEL SPORT UNTUK EVENT DBL DENGAN KONSEP DESAIN NUSANTARA
DESAIN TAS TRAVEL SPORT UNTUK EVENT DBL DENGAN KONSEP DESAIN NUSANTARA Feriza Nadiar 3407100113 Desain Produk Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Latar Belakang Fenomena event basket terbesar
Lebih terperinciKain Sebagai Kebutuhan Manusia
KAIN SEBAGAI KEBUTUHAN MANUSIA 1 Kain Sebagai Kebutuhan Manusia A. RINGKASAN Pada bab ini kita akan mempelajari kain sebagai kebutuhan manusia. Manusia sebagai salah satu makhluk penghuni alam semesta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Pada Bab I ini akan dijabarkan mengenai latar belakang Galeri Kain Tenun Endek di Kota Denpasar, rumusan masalah, tujuan, dan metode penelitian yang digunakan. 1.1 Latar Belakang Kebudayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan busana di Indonesia makin hari semakin berkembang. Busana yang berganti-ganti model dan desainnya menyatakan bahwa fashion di Indonesia berkembang dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA-1
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Melihat dunia fashion yang dinamis, selalu berkembang dan memiliki perubahan seiring berjalannya waktu dan kebutuhan yang meningkat. Desain-desain ready to wear yang
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Analisa Kecukupan Data Data yang telah didapat, baik itu berupa data primer maupun data sekunder yang digunakan sebagai referensi dan literatur dari perancangan media promosi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan suku Sasak yang beragam dan menjadi ciri khas tersendiri bagi suku Sasak tersebut. Suku Sasak yang memiliki kebudayaan, adat isitiadat bahkan struktur ruang,
Lebih terperinciDesain Interior Museum Teknologi Apple dengan Langgam Eklektik
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.2, (2015) 2337-3520 (2301-928X Print) F-1 Desain Interior Museum Teknologi Apple dengan Langgam Eklektik Muhammad Hawwin Ardhiansyah, Thomas Ari Kristianto Jurusan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelebihan manusia dibandingkan dengan makhluk lainnya terletak pada kecerdasannya. Dengan kecerdasan manusia menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Manusia kemudian
Lebih terperinciBAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN
BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK PERANCANGAN 1. Pengertian Sepatu Pada awalnya perkembangan sepatu adalah sebagai protection of the foot,
Lebih terperinciPenggunaan Teknologi Informasi dalam Menyiasati Peluang Bisnis Batik
Karya Ilmiah Penggunaan Teknologi Informasi dalam Menyiasati Peluang Bisnis Batik Disusun sebagai Tugas Akhir Mata Kuliah Lingkungan Bisnis Oleh SUTONO NIM : 10.12.4644 Sekolah Tinggi Manajemen Informatika
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Ide Perancangan Desain Setiap keluarga memiliki kebiasaan yang berbeda, kebiasaan-kebiasaan ini secara tidak langsung menjadi acuan dalam memilih furnitur yang ada di dalam
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Proses perancangan Bahan dasar Serat katun Tali katun Pewarnaan Simpul Eksplorasi Hasil eksplorasi terpilih Perancangan produk Proses produksi KARYA Proses perancangan 42
Lebih terperinciPerancangan Environmental Graphic Design Museum Sepuluh Nopember Surabaya Area Luar
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1 Perancangan Environmental Graphic Design Museum Sepuluh Nopember Surabaya Area Luar Penulis Firmansyah Widodo, dan Dosen Pembimbing Bpk. Baroto Tavip Indrojarwo,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Siapa yang tidak mengenal fashion di dunia ini. Sejak lahir fashion atau mode sudah ada dalam diri setiap insan. Mode berbusana atau fashion pada dasarnya tidak
Lebih terperinciBAB 5 PROTOTYPE. pada logo dan font, serta warna hitam sebagai background dari logo tersebut. karakter hanoman dalam pewayangan.
BAB 5 PROTOTYPE 5.1 Merek Merek yang akan digunakan untuk bisnis model ini adalah KULTUR&CO. KULTUR&CO adalah merek yang ditujukan untuk setiap produk dan juga digunakan sebagai merk dagang perusahan.
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai Kain Tenun Ikat di Kampung Tenun (Analisis Deskriptif Ornamen Kain Tenun Ikat dengan Bahan Sutera Alam di Kampung Tenun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nasionalisme adalah rasa cinta dan bangga terhadap tanah air. Lebih khusus lagi, nasionalisme adalah paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara,
Lebih terperinciPENERAPAN UKIRAN MADURA PADA INTERIOR GALERI BATIK DI BANGKALAN PLAZA MADURA
PENERAPAN UKIRAN MADURA PADA INTERIOR GALERI BATIK DI BANGKALAN PLAZA MADURA Karina Yunita Sari, Chairil B. Amiuza, Noviani Suryasari Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Brawijaya Jalan MT. Haryono 167,
Lebih terperinciA. Bagan Pemecahan Masalah. Cetak Saring. Desain Motif Fauna
BAB III PROSES PERANCANGAN A. Bagan Pemecahan Masalah Cetak Saring Desain Motif Karakter Visual Ragam Hias Flora Fauna Perancangan Desain Motif Tekstil Cinderamata dengan Penerapan Ragam hias relief candi
Lebih terperinci