DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-2 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-2 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG"

Transkripsi

1 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-2 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA I. KETERANGAN 1. Hari : Selasa 2. Tanggal : 25 Oktober Waktu : WIB WIB 4. Tempat : R. Rapat Nusantara V 5. Pimpinan Sidang : 1. H. Mohammad Saleh, SE (Ketua DPD RI) 2. GKR Hemas (Wakil Ketua DPD RI) 3. Prof. Dr. Farouk Muhammad (Wakil Ketua DPD RI) 6. Sekretaris Sidang : 1. Prof. Dr. Sudarsono Hardjosoekarto (Sekretaris Jenderal DPD RI) 7. Panitera : 1. Ir. Sefti Ramsiaty, MM. (Kepala Biro Persidangan I) 2. Adam Bachtiar, S.H., M.H. (Kepala Biro Persidangan II) 8. Acara : 1. Laporan Pelaksanaan Tugas Alat Kelengkapan; 2. Pengesahan Keputusan DPD RI; 3. Pidato penutupan pada akhir MS I TS Hadir : 97 Orang 10. Tidak hadir : 34 Orang

2 II. JALANNYA SIDANG: SIDANG DIBUKA PUKUL WIB PIMPINAN SIDANG: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI) Bismillahirahmanirrahim. Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera untuk kita sekalian. Om swastiastu. Sebelum memulai Sidang Paripurna Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia marilah kita menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Kepada para Anggota DPD serta seluruh hadirin di mohon untuk berdiri dan bersama-sama menyanyikan lagu Indonesia Raya. PEMBICARA: PADUAN SUARA Hiduplah Indonesia raya Indonesia tanah airku. Tanah tumpah darahku. Disanalah aku berdiri. Jadi pandu ibuku. Indonesia kebangsaanku. Bangsa dan Tanah Airku. Marilah kita berseru. Indonesia bersatu. Hiduplah tanahku. Hiduplah negriku. Bangsaku Rakyatku semuanya. Bangunlah jiwanya. Bangunlah badannya. Untuk Indonesia Raya. Indonesia Raya. Merdeka Merdeka. Tanahku negriku yang kucinta. Indonesia Raya. Merdeka Merdeka. Hiduplah Indonesia Raya. Indonesia Raya. Merdeka Merdeka. Tanahku negriku yang kucinta. Indonesia Raya. Merdeka Merdeka. Hiduplah Indonesia Raya. 1

3 PIMPINAN SIDANG: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI) Hadirin mohon duduk kembali. Berdasarkan catatan daftar hadir yang disampaikan oleh Sekretariat Jenderal sampai saat ini telah hadir 35 orang Anggota DPD dan telah menandatangani daftar hadir. Karena belum memenuhi kuorum maka sidang kami skors 10 menit. Setuju. KETOK 1X SIDANG DISKORS PUKUL WIB SKORS DICABUT PUKUL WIB Bapak ibu anggota yang saya hormati, berdasarkan catatan hadir terakhir 55 orang dan memang kita belum mencapai kuorum untuk itu skors saya cabut. KETOK 1X Bapak ibu yang terhormat, kita lanjutkan sidang pada pagi hari ini kita akan dahulukan agenda-agenda yang tidak mengambil keputusan sehingga Sidang Paripurna ini dapat kita lanjutkan. Dengan mengucapkan Bismillahirrahmannirrahim, Sidang Paripurna Ke-3 Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia dibuka dan dinyatakan terbuka untuk umum. KETOK 1X Sidang dewan yang mulia, sesuai dengan jadwal acara Sidang Paripurna hari ini mempunyai 3 agenda pokok yaitu: 1. Laporan pelaksanaan tugas alat kelengkapan. 2. Pengesahan keputusan DPD RI. 3. Pidato penutupan pada masa akhir sidang pertama tahun sidang Sidang dewan yang mulia, sebelum memasuki agenda laporan perkembangan pelaksanaan tugas alat kelengkapan, kami informasikan bahwa Rapat Panmus juga telah mengesahkan jadwal masa sidang kedua tahun sidang Garis besar jadwal masa sidang kedua sebagai berikut pertama sidang atau rapat di Jakarta yaitu tanggal 16 November sampai dengan 20 Desember Kegiatan reses 21 Desember 2016 sampai dengan 15 Januari 2017 terdiri dari 20 hari kerja dengan 9 kegiatan. Disamping itu perlu kami sampaikan bahwa seiring dengan telah ditetapkannya penggantian Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia maka keanggotaan Panitia Musyawarah Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Tahun Sidang perlu disesuaikan dengan perubahan sebagai berikut pertama perwakilan Provinsi Bengkulu dalam keanggotaan Panmus yang semula ditempati oleh Saudara H. Ahmad Kanedi saat ini digantikan oleh saya H. Muhammad Saleh sebagai Ketua Panmus. Yang kedua, disamping itu perubahan diatas berdampak terhadap kekosongan keanggotaan Panmus dari Provinsi Sumatera Barat dan untuk mengisi kekosongan tersebut ditetapkan Saudara Hj. Emma Yohana sebagai anggota Panmus dari Provinsi Sumatera Barat. Apakah dapat kita tetapkan 2

4 perubahan keanggotaan Panitia Musyawarah Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Tahun Sidang KETOK 1X Selanjutnya mari kita masuki agenda laporan perkembangan pelaksanaan tugas alat kelengkapan DPD dan pengesahan keputusan DPD untuk urutan penyampaiannya dimulai dari alat kelengkapan yang tidak mengambil, belum apa, belum mengambil keputusan untuk itu kami persilakan dari ini ada permohonan khusus dari Pak Fatwa karena beliau akan berangkat ke Surabaya acara MPR, kami persilakan kepada Badan Kehormatan yang pertama. PEMBICARA: DR (HC) A. M. FATWA (KETUA BK DPD RI) Bismillahirahmanirrahim. Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Saudara Ketua, Pimpinan DPD RI, Rekan-rekan para senator dari seluruh tanah air. Sekretariat Jenderal khususnya Pak Sekjen dan para wartawan. Terima kasih atas kehormatan yang diberikan kepada Badan Kehormatan mengisi waktu sebagai pelapor pertama karena ada keperluan saya harus keluar kota tapi apa yang atau pointer yang kami akan sampaikan ini karena kita karena materi yang akan saya sampaikan itu sama sebenarnya karena kita masih berada pada sidang pada sidang pertama tahun sidang 2016 sebagian besarnya sudah kami laporkan kepada paripurna yang lalu. Oleh karena itu kami lampaui saja dan hanya kami laporkan adanya perubahan keanggotaan Badan Kehormatan yang lebih banyak sekarang yang anggota baru dari yang lama dan satu hal yang menarik bahwa sebagaimana saya kemukakan di Panmus kemarin ini banyak tokoh-tokoh penting yang biasanya menjadi floor leader di sini menjadi anggota Badan Kehormatan. Jadi entah apa yang menarik sebenarnya untuk masa-masa terakhir ini sehingga berduyun-duyun tokohtokoh, politisi-politisi terkenal masuk di dalam Badan Kehormatan. Satu hal yang sedikit memang terjadi perbedaan antara Pimpinan DPD dan Pimpinan Badan Kehormatan mengenai masalah undangan pada waktu ke rapat pleno yang pertama. Maksud saya rapat pleno untuk memilih pimpinan karena kami dari Badan Kehormatan yang lama khususnya dua pimpinan yang masih ada yaitu Pak Lalu Suhaimi dan saya berpendapat bahwa berdasarkan Tatib yang baru kami ini masih tetap sebagai Pimpinan Badan Kehormatan. Oleh karena itu kami mengundang langsung mengundang rapat pleno tetapi Sekjen tentunya atas arahan dari Pimpinan DPD juga melakukan undangan tapi untuk tidak memperpanjang masalah kami berdua Pak Lalu Suhaimi dan saya itu mengalah pada waktu itu untuk dapat Wakil Ketua yang terhormat Ibu Ratu Hemas memimpin pemilihan itu dan Alhamdulillah berjalan lancar berlangsung secara mufakat, secara mufakat meskipun keliatannya ketika Pak Lalu Suhaimi ancang-ancang mengundurkan diri terbaca ada reaksi yang kira-kira akan memperpanjang masalah sehingga beliau berbesar hati untuk tetap bertahan sebagai wakil ketua dan karena itu juga saya mengikuti saja kepada Pak Lalu Suahimi untuk juga ya sudahlah saya juga ya bertahan bersama Pak Lalu Suhaimi yang saya sudah merasa sangat cocok, bukan berarti selalu seia sekata tetapi cocok di dalam saling mengisi di dalam perbedaan-perbedaan itu ya. Jadi bolehlah kita cerita sedikit bahwa ini unik ini sebenarnya, ini unik Pak Lalu Suhaimi ini sebenarnya sudah tidak ingin di BK tapi di dorong-dorong harus masuk. Harus masuk. Karena kelihatannya itu arahnya itu meragukan di minta mundur lagi. Di minta mundur lagi nah akhirnya ditekan-tekan dan dia berteriak biarlah saya jadi diri saya sendiri. Saya kira keluar, saya pernah tinggal di kampungnya 3

5 keluar sasaknya dia itu. Nah ini saya kira ini barangkali sedikit anekdot tapi ini mengandung makna, makna politik di dalam permusyawaratan politik. Demikian juga atas hal-hal yang terjadi pada diri saya karena sudah berlalu saya maafkan saja semuanya karena cukup banyak tekanan-tekanan pada saya untuk tidak lagi berada di BK dan tapi termasuk, saya mendapat tekanan juga dari berbagai pihak untuk harus tetap berada di sana. Ya tegasnya dari provinsi saya sendiri ya. Saya kira dengan peristiwa ini menandai sesuatu fenomena politik dan dengan ditutupnya tadi malam itu suatu ramah tamah yang di inisiasi oleh ketua kita yang baru maka saya menganggap itu telah terbit fajar menyingsing untuk kemajuan masa depan DPD ini yang akan lebih cerah. Mungkin paling tidak untuk sementara waktu ini trik-trik politik yang terjadi antara pimpinan dan anggota itu akan berakhir dan saya kira saya akan berhenti marah-marah tapi marah politik itu jangan disimpan di hati itu, itu harus, itu ada trik-trik orang-orang dan sebenarnya inilah yang membawa saya ke penjara tempo hari baik di masa Soekarno maupun di masa Soeharto tapi cara ini juga yang membawa saya masuk ke parlemen ini sudah 17 tahun. Jadi saya sudah masuk ke penjara belasan tahun dan ke parlemen 17 tahun entah ini suatu pribadi yang jelek atau suatu pribadi yang bagus saya serahkan kepada Allah SWT. Jadi itulah kira-kira sedikit tapi pokoknya kemajuan itu tidak akan diperoleh tanpa pembaruan dan pembaruan itu telah dicanangkan oleh ketua kita yang baru terpilih. Saya kira itu tapi disini saya laporkan juga karena telah menjadi pembicaraan di masyarakat, pers terutama adanya tuntutan gugatan perdata dari Saudara Irman Gusman mantan ketua kita kepada Badan Kehormatan. Itu telah ya dibicarakan di dalam rapat pleno itu menjadi perdebatan kita mendatangkan seorang praktisi hukum yang sejak tahun 58 menjadi hakim tapi 25 tahun menjadi anggota DPR dan dia berpendapat menyimpulkan bahwa tuntutan perdata itu kepada perorangan tetapi sementara itu di kalangan anggota Badan Kehormatan ada berbagai pendapat ini kepada lembaga. Kalau kepada lembaga itu harus diwakili oleh Pimpinan DPD RI itu di dalam Undang-Undang MD3 pasal berapa itu lupa tapi 17 barangkali itu itu harus diwakili oleh pimpinan tapi karena ini disebutkan nama. Disebutkan nama, pertama nama saya lalu Lalu Suhaimi, yang ketiga Pak Dedi Iskandar Batubara yang maafkan saya lupa tadi sebutkan laporkan bahwa Pak Dedi Iskandar Batubara ini terpilih dari wilayah barat. Maafkan saya lupa tadi ya. Maafkan saya lupa itu Pak Dedi Batubara. Sedangkan Pak Dedi Batubara ini tidak ikut bertandatangan di dalam keputusan pemberhentian Saudara Irman Gusman dari jabatan Ketua DPD RI dan ini memang bisa menjadi pembicaraan atau yang bisa menimbulkan perbedaan pendapat bahwa inikan tempo hari sudah dinyatakan bahwa keputusan BK itu final dan mengikat tetapi adanya ketokan palu Sidang Paripurna tentang pemberhentian itu nah itu dia sudah menjadi tanggung jawab paripurna tapi biarlah ini menjadi perdebatan ahli hukum dan praktisi hukum. Yang jelas sekarang gugatan Saudara Irman Gusman itu kalau menurut internet itu dicabut. Dicabut itu bisa dia akan memperbaiki tapi bisa juga merasa bahwa posisinya lemah di dalam gugatan itu. Jadi kita serahkan saja bagaimana perkembangan selanjutnya tetapi pihak Badan Kehormatan dengan koordinasi dengan Sekretaris Jenderal itu sudah mempersiapkan tim pengacara untuk itu. Sudah siap bahkan sudah membuat suatu konsep jawaban kepada pengadilan karena memang sudah resmi dimasukkan dalam pengadilan. Saya kira itulah laporan singkat saya dan ada Ibu Hemas di sini secara khusus tadi malam sudah saya minta maaf. Pak Farouk belum sempat tapi Pak Farouk itu saya pernah tinggal di kampungnya jadi saya kenal pribadinya, dia juga kenal saya ya apalagi dia seorang sayid. Sayid ya apa namanya kalau di kampung saya itu saya keturunan arab itu dianggap keturunan nabi sehingga dihormati sebagai bangsawan begitu jadi jarang yang ada turunan jahiliyah kalau pokoknya sayid itu, pokoknya dia turunan nabi. Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh. 4

6 Mohon maaf. PIMPINAN SIDANG: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI) Baik, selanjutnya kita akan mendengarkan laporan pelaksanaan tugas dari Komite II. PEMBICARA: PARLINDUNGAN PURBA, S.H., M.M. (KETUA KOMITE II DPD RI) Baik, terima kasih. Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera bagi kita. Om swastiastu. Namo budaya. Horas. Nun Sewu. Tabik Pun. Yang saya hormati dan selamat kepada Pak Ketua, Pak Saleh. Pak Saleh saya ngomong. Selamat sebagai ketua dan kepada pimpinan yang telah menyelesaikan pemilihan untuk berjalan dengan baik. Ijinkan pada kesempatan ini kami melaporkan Laporan pelaksaan Komite II DPD RI. Sesuai dengan ketentuan bahwa Komite II memiliki tugas melaksankan fungsi legislasi fungsi pengawasan terkait pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi. Perkembangan pelaksanaan tugas pertama perkembangan pelaksanaan tugas yang dilaporkan Komite II pada Sidang Paripurna ke-2 hari ini mengenai pertama penyusunan RUU Usul Inisiatif DPD RI, kedua dan lain-lain. Penyusunan RUU Usul Inisiatif DPD RI. Tugas Komite II dalam menyusun RUU Inisiatif pada hari ini antara lain penyusunan RUU tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Yang kedua, penyusunan RUU tentang perubahan atas Undang-Undang 29 Tahun 2000 tentang perlindungan varietas tanaman. Pada masa sidang ke-2 tahun sidang ini Komite II DPD telah melaksanakan finalisasi terhadap rancangan undang-undang tentang perubahan atas Undang-Undang 23 Tahun 2000 tentang varietas tanaman sebagai salah satu tahap penyusunan RUU Inisiatif DPD. Sesuai dengan Tatib Komite II sudah mengirim surat kepada PPUU untuk dilakukan proses harmonisasi. Selanjutnya penyusunan RUU tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup akan dilaksanakan kegiatan uji sahih pada masa sidang yang akan datang. Komite II DPD RI itu berada pada masa sidang berikutnya dapat menyelesaikan 2 RUU usul inisiatif tersebut sudah disahkan menjadi RUU usul inisiatif DPD. Yang kedua, pengawasan atas pelaksanaan Undang-Undang Perlu kami sampaikan bahwa Komite II saat ini sedang menyusun pengawasan atas pelaksanaan Undang-Undang tentang penanggulangan bencana. Dalam pembahasan pengawasan Komite II itu mengadakan rapat dengar pendapat dengan beberapa pihak terkait antara lain Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Kementerian Sosial dan Badan Restorasi Gambut. Komite II mendorong agar kegiatan penanggulangan pecah dapat melibatkan pemerintah daerah melalui mekanisme tugas pembantuan maupun dekonsentrasi. Kemudian Komite II meminta BNPB untuk segera mewujudkan pembentukan pembangunan sistem peringatan bencana alam sebagai upaya untuk mewujudkan penanggulangan bencana secara sistematis baik oleh pemerintah pusat dan maupun daerah. Komite II juga meminta pemerintah untuk mempercepat pembentukan peraturan presiden tentang level penanganan bencana dan 5

7 pembagian kewenangan antara pemerintah pusat dan daerah dalam penanggulangan bencana Perlu kami sampaikan kepada Bapak Ketua dan Ibu Wakil Ketua bahwa kemudian kepada kita sekalian Perpres tentang level penanggulangan bencana ini sampai saat ini belum ada sehingga masih ada hal-hal yang belum berjalan dengan baik seperti penanganan Sinabung yang sudah 6 tahun sampai sana ada 9000 orang masih dipenampungan. Komite II DPD RI dari pada masa sidang ke-2 ini juga telah mengadakan rapat kerja dengan kementrian dalam rapat dengar pendapat dengan beberapa pihak terkait dengan tugas dan fungsi Komite II DPD dalam menyelesaikan berbagai permasalahan daerah. Rapat kerja yang telah diadakan atau dengan Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian dan, Kementrian Kelautan dan Perikanan. Komite II telah membuat kesepakatan dengan Kementerian terkait dengan paket kebijakan ekonomi hal ini sangat penting karena Komite II mendorong implementasi kebijakan ekonomi dapat meningkatkan perekonomian masyarakat di daerah dengan juga melibatkan pemerintah daerah. Komite II DPD RI mendorong kementerian untuk selalu berkomunikasi dan berkoordinasi dengan pemerintah daerah dalam menerapkan suatu kebijakan. Pada prinsipnya Komite II menilai bahwa suatu kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah seharusnya dapat meningkatkan pendapatan masyarakat di daerah sekaligus mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat. Perlu juga kami sampaikan, kami laporkan pada kesempatan ini beberapa kegiatan terkait dengan aspirasi Komite II telah mengadakan pertemuan dengan Menteri Perekonomian terkait dengan masalah Pulau Batam yaitu terkait dengan adanya dualisme antara Pemkot dengan Badan Pengelolaan Batam pada saat itu dihadiri oleh Bapak Wakil Ketua, Bapak Farouk Muhammad yang pada intinya adalah supaya diinventalisir masalahmasalah beberapa tahun terakhir yang menyebabkan semakin menurunnya perekonomian di Kota Batam. Komite II juga meminta ketegasan pemerintah dalam menyikapi kewenangan BP Batam dan pemerintah Kota Batam, pada saat itu ada kesepakatan bahwa Menteri Perekonomian akan menyelesaikan dalam 1 bulan. Selanjutnya Komite II juga mengadakan rapat koordinasi dengan mengundang teman-teman dari Sumatera terkait dengan hasil kunjungan Bapak Presiden Jokowi ke Nias dimana pada saat itu disampaikan bahwa untuk memajukan Nias dengan mengembangkan pariwisata dan perikanan. Kami mengundang para bupati datang Komite II dan di situ disampaikan komitmen untuk memajukan Kepulauan Nias supaya dibentuk blue print master plan rencana bisnis di bidang perikanan dan kelautan guna mendukung perekonomian masyakarat di Kepulauan Nias dan juga kami sampaikan beberapa saat yang lalu menanggapi masalah pasca bencana banjir di Jawa Barat kami juga telah mengadakan pertemuan dengan Pemda Jawa Barat dan kepala daerah terkait itu dihadiri oleh Ibu Kanjeng Ratu Hemas. Terima kasih pada kesempatan itu dan juga kami dari Komite II telah menugaskan wakil pimpinan untuk berangkat ke Bali untuk melihat Jembatan Kuning di Kabupaten Klungkung yang jatuh pada saat itu. Pada saat itu kita juga melibatkan kementerian terkait dan secara khusus saya ingin atas nama Sumatera Utara untuk terima kasih Ibu Kanjeng Ratu Hemas yang telah berkunjung ke Medan dalam rangka Hari Ulos karena kita dari masyarakat Sumatera Utara sedang mengusulkan agar Ulos menjadi Badan Heritage Nasional untuk disampaikan ke Badan Dunia. Bapak, ibu dan kami laporkan habis acara ini Komite II dengan teman-teman dari DPD RI asal Sumatera Utara akan mengadakan pertemuan terkait penanganan banjir di Kota Medan Kami berterima kasih kepada Pak Ketua ya nanti jam 2 akan menjadi tuan rumah, kita akan bertemu dengan gubernur dengan walikota, dengan Kementerian PU yang menangani masalah banjir di Kota Medan. Bapak, ibu itu beberapa hal yang sempat kami laporkan masih ada beberapa lagi yang belum tapi pada intinya pada kesempatan ini kami dari Komite II DPD RI sangat terbuka untuk mengadakan advokasi-advokasi langsung berkaitan dengan pembangunan di daerah. Jadi mungkin mekanismenya dibuatkan oleh DPD asal provinsi 6

8 semua menyampaikan kepada Komite II dan Komite II nanti menyampaikan kepada pimpinan dan pimpinan akan mengadakan rapat dan dilanjutkan oleh Komite II. Ini beberapa hal yang kita coba menangani dan juga termasuk bencana yang terjadi di Aceh kami sebelumnya pak secara langsung. Jadi perlu kami sampaikan apabila ada masalah bencana langsung Komite II sebelumnya langsung berkomunikasi dengan BNPB pak walaupun tidak kami sampaikan itu menjadi standard operating procedure daripada Komite II untuk terlebih dahulu berkomunikasi dengan BNPB dengan kemitraan yang ada di pemerintah. Saya pikir ini yang dapat saya sampaikan pada laporan ini. Sekali lagi terima kasih dan juga pada kesempatan saya ingin menyampaikan terima kasih atas ucapan selamat ulang tahun karena tanggal 22 kemarin saya ulang tahun yang ke-53. Terima kasih atas sms doa dan lain-lain. Nah pertanyaan itu yang susah dijawab. Sekali lagi terima kasih kepada pimpinan Pak Ketua, Pak Saleh, iiu Kanjeng Ratu Hemas dan Pak Farouk. Kami menginginkan supaya pimpinan ini kompak dan memberikan perhatian kami ke daerah. Begitu Bu Eni ya. Saya pikir ini dapat sampaikan sekali lagi terima kasih. Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera bagi kita. Om swastiastu. Namo budaya. Horas. Nuwun Sewu. Tabik Pun. Wilujeng sumping. Terima kasih. PIMPINAN SIDANG: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI) Terima kasih Pak Parlin dari Komite II. Sidang dewan yang saya muliakan, berdasarkan catatan hadir sekarang sudah 69 orang dan kita sudah mencapai kuorum maka untuk selanjutnya pada kesempatan ini kita lanjutkan dengan laporan perkembangan tugas dari alat kelengkapan yang mengambil untuk mengambil keputusan. Untuk kesempatan yang pertama ini kami persilakan dari PPUU untuk menyampaikan. Terima kasih. PEMBICARA: Drs. H. BAHAR NGITUNG, M.B.A. (KETUA BKSP DPD RI) Interupsi pimpinan kalau bisa setelah PPUU, BKSP. Terima kasih. PEMBICARA: Drs. MUHAMMAD AFNAN HADIKUSUMO (KETUA PPUU DPD RI) Yang terhormat Pimpinan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, yang terhormat Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, hadirin yang berbahagia. Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera untuk kita semua. Om swastiastu. Hadirin yang kami hormati. Puji sukur dan senantiasa kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayah-nya kepada kita semua sehingga sidang pada hari ini dapat kita laksanakan sesuai dengan agenda sidang paripurna hari ini ijinkan kami atas nama anggota dan pimpinan Panitia Perancang Undang-Undang menyampaikan hasil pelaksanaan 7

9 tugas Panitia Perancang Undang-Undang selama masa sidang pertama tahun sidang sebagai berikut: 1. Penyusunan Rancangan Undang-Undang tentang pembentukan undang-undang. 2. Harmonisasi pembulatan dan pemantapan konsepsi terhadap rancangan undang-undang dari komite. Sidang paripurna yang berbahagia, sehubungan dengan penyusunan Rancangan Undang-Undang tentang pembentukan Undang-Undang yang merupakan usul inisiatif dari Panitia Perancang Undang-Undang kami telah melakukan finalisasi pada tanggal 12 sampai 13 Oktober 2016 yang lalu dalam kaitan materi muatan dapat kami sampaikan diantaranya seperti berikut : 1. Amanat Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 22A menyebutkan ketentuan lebih lanjut tentang tata cara pembentukan Undang-Undang diatur dengan Undang-Undang. Oleh karena itu Panitia Perancang Undang-Undang menginisiasi harus ada aturan tersendiri mengenai proses pembentukan Undang-Undang. 2. Ruang lingkup rancangan Undang-Undang ini mengatur tahapan pembentukan Undang- Undang mulai dari perencanaan, penyusunan, pembahasan, pengesahan sampai dengan pengundangan. 3. Sebagai implikasi dengan adanya ketentuan yang khusus mengatur tentang pembentukan Undang-Undang maka RUU ini mengamanatkan agar mencabut norma yang mengatur tentang pembentukan Undang-Undang yang sebelumnya telah diatur dalam Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan. Dengan telah selesainya pembahasan dan penyusunan rancangan Undang-Undang tentang pembentukan Undang-Undang maka dalam Sidang Paripurna yang mulia ini kami mohon agar ruu tentang pembentukan Undang-Undang dapat disahkan menjadi RUU dari DPD. Terkait dengan pembahasan RUU Inisiatif dari PPUU yang lain yaitu Rancangan Undang-Undang tentang Sistem Perekonomian Nasional namun dikarenakan konsen waktu yang pendek dan padatnya kegiatan maka kami rencanakan selesai pada Masa Sidang II Tahun Sidang nanti. Sidang paripurna yang mulia, selain pelaksana tugas PPUU dalam penyusunan RUU sebagai mana permintaan dari komite kami juga telah melakukan kegiatan harmonisasi pembulatan dan pemantapan konsepsi terhadap yang pertama RUU tentang sistem perencanaan dan pembangunan dari komite 4. Sebagaimana surat dari Pimpinan Komite 4 Nomor DN.130/30/DPDRI VII/2016 tanggal 10 Agustus 2016 perihal harmonisasi pembulatan dan pemantapan konsepsi RUU tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional maka PPUU telah melakukan harmonisasi membulatkan dan pemantapan konsepsi RUU tentang sistem perencanaan pembangunan pada tanggal 21 dan 22 september RUU tersebut akan kami ajukan ke dalam Prolegnas prioritas tahun 2017 sebagai salah satu Rancangan Undang-Undang usulan DPD RI kami meyakini bahwa RUU tentang sistem perencanaan pembangunan ini dapat menjadi jembatan secara hukum dimana dimensi penganggaran masuk ke dalam RUU ini sehingga diharapkan nantinya antara perencanaan dan penganggaran menjadi satu kesatuan dalam pembangunan ke depan. Yang kedua, Rancangan Undang-Undang tentang Pengelolaan Kawasan Perbatasan dari Komite I sebagaimana surat dari Pimpinan Komite I Nomor DN.100/13/ DPDRI/VII/2016 tanggal 15 Agustus 2016 perihal harmonisasi pembulatan dan pemantapan konsepsi RUU tentang Pengelolaan Kawasan Perbatasan maka PPUU telah melakukan harmonisasi pembulatan dan pemantapan konsepsi terhadap Ruu Pengelolaan Kawasan Perbatasan pada tanggal 28 dan 29 September Adapun pokok yang utama dalam RUU ini adalah meningkatkan peran dan 8

10 fungsi Badan Pengelola Perbatasan sehingga nantinya daerah perbatasan dapat terkelola dalam satu manajemen di bawah koordinasi Badan Pengelola Perbatasan. Tiga, RUU tentang Penghapusan Kekerasan Seksual dari Komite III. Terkait dengan surat dari Komite III dengan Nomor DN120/ 45/DPD/XI/2016 tanggal 28 September 2016 perihal penyampaian draf naskah akademik dan RUU tentang penghapusan kekerasan seksual untuk dilakukan harmonisasi pembulatan dan pemantapan konsepsi oleh PPUU maka PPUU telah melakukan harmonisasi pada tanggal 19 dan 20 Oktober 2016 dan disahkan pada tanggal 24 Oktober Mengingat RUU tentang penghapusan kekerasan seksual memiliki jumlah pasal sampai dengan 184 pasal sehingga memerlukan pembahasan yang cukup lama. Adapun ketiga konsepsi RUU tersebut di atas telah kami sesuaikan dengan nilai-nilai dalam Pancasila, UUD 45, tujuan nasional dan memuat kesesuai unsur filosofis, yuridis, sosiologis dan politis namun ada catatan penting dari hasil kegiatan harmonisasi RUU dimana hal ini sebagaimana amanat Pasal 205 ayat (5) Tatib DPD RI bahwa dalam hal PPUU menemukan permasalahnya berkaitan dengan substansi maka PPUU membahas permasalahan tersebut dengan komite yang bersangkutan catatan tersebut adalah yang pertama, nomenklatur atau judul RUU dalam hal kewenangan DPD dalam mengajukan suatu ruu sebaiknya RUU yang akan dibahas dikaji terlebih dahulu agar RUU yang disusun benarbenar sesuai dengan kewenangan DPD yang terdapat dalam pasal 22D ayat (1) Undang Undang Dasar Yang kedua, format Rancangan Undang-Undang diharapkan ke depan untuk setiap RUU yang akan disusun oleh komite menyesuaikan dengan kaidah pembentukan perundang-undangan yang baik dan format RUU sesuai lampiran 2 Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan dan yang ketiga untuk efektivitas pembahasan dan produk RUU dari komite. Sesuai maksud tersebut di atas PPUU dengan Pimpinan Komite III dan Pimpinan Komite IV menyepakati bahwa perlu diadakan kegiatan praharmonisasi pembulatan dan pemantapan konsepsi terhadap RUU usul inisiatif dari DPD RI. Oleh karena itu kami mohon dalam Sidang Paripurna yang mulia ini, dengan dialokasikan anggaran tambahan untuk kegiatan praharmonisasi di tahun anggaran 2017 nanti. Demikian laporan yang dapat kami sampaikan pada Sidang Paripurna hari ini. Atas perhatian Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, kami ucapkan terima kasih. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera untuk kita semua. Shalom. Om shanti shanti shanti om. PIMPINAN SIDANG: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI) Terima kasih Pak Afnan dari PPUU. Setelah kita bersama-sama mendengarkan laporan dari Pimpinan PPUU tadi, apakah kita dapat menyetujui Ruu Usul Inisiatif DPD RI tentang Pembentukan Undang-Undang? Setuju? KETOK 2X Terima kasih. Selanjutnya kami persilakan kepada Komite I, setelah itu nanti baru BKSP. Silakan Ketua Komite I. 9

11 PEMBICARA: Drs. H. AKHMAD MUQOWAM (KETUA KOMITE I DPD RI) Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua. Shalom. Om swastiastu. Salam sejahtera untuk kita semua. Yang kami hormati Pimpinan dan Anggota DPD RI, Sekjen beserta jajarannya, hadirin sekalian, para undangan yang kami hormat, pertama-tama mari kita bersyukur pada Tuhan yang Maha Kuasa yang atas limpahan karunia dan nikmatnya sehingga kita bisa hadir dalam Sidang Paripurna DPD pada hari ini dalam keadaan sehat walafiat. Kami laporkan bahwa dinamika politik nasional erat kaitannya dengan kepentingan status daerah. Oleh karena Komite I senantiasa berkomitmen terhadap aspirasi masyarakat daerah dan mendorong kebijakan strategis yang lebih memihak kepada daerah. Upaya-upaya tersebut dilakukan dalam koridor kewenangan kontitusional yang melekat pada DPD, baik dalam kewenangan legislasi maupun kewenangan pengawasan atas pelaksanaan Undangundang. Berbagai dinamika dan tugas Komite I kami laporkan pada akhir Masa Sidang pertama Tahun Sidang A. RUU usul lnisiatif. 1. Rancangan Undang Undang tentang Pengelolaan Kawasan Perbatasan Negara. Saya kira kami tidak akan memberikan penjelasan lebih lanjut karena PPUU sudah memberikan penjelasan secara panjang lebar terhadap rancangan undang undang ini. Melalui perjalanan panjang selama lebih satu tahun Komite I pada Masa Sidang telah berhasil menyusun RUU tersebut dan pada sidang ini telah dilakuakan harmonisasi sinkronisasi dan pemantapan konsepsi oleh PPUU. 2. Kajian Komite I terhadap implementasi otsus papua dan revisi Undang-undang 21 tahun 2001 tentang Pelaksanaan Otonomi Khusus Bagi Papua. Papua senyata-nyatanya adalah bagian dari NKRI oleh karenanya derita Papua sebagaimana ketidakadilan di wilayah lain di republik ini adalah bagian dari tanggung jawab bersama untuk diperjuangkan secara bersama-sama oleh Dewan Perwakilan Daerah. Pelaksanaan otsus di Papua sebagaimana pandangan Komite I hingga saat ini, pemerintah belum secara serius melaksanakan undang undang 21 tahun 2001 tentang Otsus Papua. Hal ini setidaknya terlihat dari terabaikannya melebihi penyusunan peraturan pelaksanaan undang-undang tersebut meskipun sudah berjalan lebih dari 15 tahun. Bahkan pemerintah, bahkan peraturan pemerintah atas pelaksanaan undang-undang tersebut tereduksi pada persoalan dana otsus sehingga sering mengaburkan substansi otsus itu sendiri. Menyikapi desakan asprasi masyarakat dan daerah terhadap perubahan undang-undang otsus Papua, Komite I telah melakukan kajian komperhensif di provinsi Papua dan Papua Barat. Pelaksanaan kajian tersebut dimaksudkan sebagai respon adanya aspirasi yang untuk merevisi undang-undang otsus Papua termasuk Papua Barat, hal ini juga dimaksudkan untuk memastikan pelaksanaan undangundang otsus dan menemukan berbagai problematika yang menjadi kendala atas pelaksanaan undang-undang tersebut. Mengingat begitu sensitifnya isu terkait papua dan luas kajian tentang otsus Papua maka Komite I membutuhkan waktu lebih lama dalam melakukan kajian terhadap pelaksanaan otsus Papua dan diharapkan pada sidang mendatang dari hasil 10

12 kajian tersebut dapat disusun naskah akademis dan draf RUU terhadap Perubahan Undang-Undang 21 Tahun 2001 tersebut. B. Pelaksanaan pengawasan pelaksanaan pemilihan kepala daerah serentak tahun Sebagaimana diketahui bersama bahwa 9 desember 2015 untuk pertama kali dalam sejarah NKRI. Pelaksanaan Pilkada dilaksanakan serentak di 269 daerah yang meliputi 9 Provinsi, 224 kabupaten dan 36 Kota di indonesia. Dalam rangka menyempurnakan berbagai keterbatasan dan kelemahan dari aturan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur Bupati Dan Walikota menjadi Undang-undang maka pemerintah dan Komite I, Komisi II DPR RI telah melakukan revisi terhadap undang-undang sebagai pedoman dalam pelaksanaan pilkada serentak tahun Pada bulan februari 2017 terdapat 101 daerah yang akan melaksanakan Pilkada serentak yang terdiri 7 provinsi, 76 Kabupaten dan 18 kota. Ke-7 provinsi tersebut adalah Aceh, Bangka Belitung, DKI Jakarta, Baten, Gorontalo, Sulawesi Barat dan Papua Barat. Salah satu yang menjadi calon gubernur adalah Anggota Komite I DPD RI, Ibu Hana Hasanah. Dalam rangka mengetahui lebih lanjut persiapan pelaksanaan Pilkada 2017 maka Komite I melakukan rapat kerja dengan mendagri, kapolri, BIN, KPU, dan Bawaslu pada 19 September yang lalu, yang menghasilkan kesimpulan. Pertama adalah meminta mendagri lengkapi untuk memastikan data pemilih agar tidak menjadi pemicu permasalahan dalam pelaksanaan Pilkada serentak Kedua, mengapresiasi langkah antisipasi prediksi terhadap berbagai kerawanan. Kemudian ketiga, mendesak pemerintah dan atau pemda melalui kemendagri agar pelaksanaan Pilkada 2017 mendapat anggaran yang pasti dalam APBN. Saya kira, Ibu dan Bapak sekalian, saya kira sampai pada rapat September yang lalu secara keseluruhan masih ada beberapa daerah yang belum mendapatkan anggaran dalam pelaksanaan pilkada Kemudian Komite I mendorong Pilkada 17 untuk menjamin hak konstitusi warga negara berlangsung tertib baik dari regulasi dan tahapan Pilkada. Kemudian sesuai tugas wewenang Komite I akan berkoordinasi dengan kemendagri, kapolri, BIN, KPU dan Bawaslu dalam melakukan pengawasan pelaksanaan Pilkada Sebagai tidak lanjut dari tugas konstitusional tersebut maka pada masa reses mendatang Komite I akan mengangkat tema pengawasan terhadap pelaksanaan pilkada serentak menjadi salah satu tema kunjungan. C. Pembahasan pengawasan terhadap pelaksanaan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara dan Program Kementrian PAN RB. Pertama kami sepakat dengan kemenpan untuk memastikan pelaksanaan program kerja menpan dan RB. Meminta menpan dan RB melaksanakan monitor evaluasi secara ketat dalam rangka pengawasan program kerja reformasi dan pelayanan publik. Kemudian terhadap, saya kira isu yang ada dihadapan kita semua adalah mengenai honorer K2. Komite I meminta solusi yang konsultif dan berkeadilan terhadap masalah penyelesaian tenaga honorer kategori 2 sesuai dengan peraturan perundangundangan yang memberikan rasa keadilan tanpa mengabaikan kondisi keuangan negara. Ibu dan Bapak sekalian, hari ini masih ada 439 K2 yang masih menjadi pr pemerintah untuk menuntut mereka menjadi pegawai negeri. Saya kira kami mendiskusikan banyak hal, termasuk data-data mulai tahun 2003 samapai Yang aneh Ketua, salah satunya adalah ketika hari ini tahun 2016 ada usia PNS tersebut adalah usia 27 tahun. Jadi artinya, kalau kita flashback 14 tahun yang lalu, 13 tahun yang lalu, usia mereka baru 14 tahun. Jadi 47,7% usianya 27 sampai dengan 34. Kalau maksimal 34 11

13 maka 47% usia demikian kalau kita kembalikan ke-13 tahun yang lalu, usia mereka baru 23 tahun. Jadi saya kira apakah data itu benar atau tidak, tapi itu fakta, kita temukan di lapangan. Usia mereka ada 13 tahun sekarang untuk menjadi PNS. Ini salah satu teman dari kami. D. Mengenai pengawasan terhadap Undang-Undang Nomor 6 Kami sudah raker dengan kemendes. Salah satu yang saya sampaikan ibu dan Bapak sekalian adalah sikap kemendes yang ngotot menggunakan dana asing untuk PLD ya. Jadi pendamping lokal desa hari ini didanai oleh bank dunia dan kemarin Pak Wakil Ketua, Pak Farouk sampaikan akan mengundang kemendes untuk memastikan 8 juta dolar digunakan untuk PLD seluruh Indonesia. Jadi kami sikapnya adalah menolak, jadi kami menolak terhadap itu menjadi bagian dari ini. Komite I mendesak mendes untuk tidak melanjutkan penganggaran kebijakan program pembangunan desa yang dananya bersumber dari luar negeri atau lembaga donor internasional, namun dengan demikian komite yang menghormati kementerian untuk melakukan evaluasi penggunaan dana sampai pada saat ini. Jadi itu yang saya kira menjadi poin penting untuk diketahui oleh kita semua bahwa PLD akan didanai oleh bantuan dari pinjaman dari berbagai funding internasional. E. Pembentukan daerah otonom baru. Ibu dan Bapak sekalian, di ruangan ini tanggal 4 oktober yang lalu kita sudah undang pemda, provinsi, kabupaten, kota induk se-indonesia dan yang hadir ada 4 gubernur, 5 wakil gubernur, 67 bupati, kemudian ada 7 walikota dan utusan dari berbagai daerah yang intinya adalah agar meminta segera dari daerah otonom baru, 172 kabupaten induk. Jadi kami mendesak pemerintah agar itu dilaksanakan paling lambat tahun Kemarin pada waktu rapat di Panmus kami sampaikan, kami mohon kepada Pimpinan dan forum agar apa-apa yang menjadi data Komite I kemarin di rapat konsolidasi dengan gubernur, bupati, walikota itu kita publish. Informasi yang kami sampaikan adalah kita 172, sedangkan kemendagri yang diajukan 213, sedangkan dari Komisi II DPR RI ini saya kira lebih dari 210. Jadi artinya kita Komite I dalam posisi lebih konservatif dan sudah barang pasti itu menjadi core kompetensi Komite I untuk melaporkan didalam Rapat Paripurna sekarang ini. Demikian laporan tugas Komite I pada Masa Sidang I Tahun Sidang Sebelum mengakhiri laporan ini, izinkan kami atas nama Komite I mengucapkan selamat kepada Bapak Haji Muhammad Saleh, S.E yang terpilih menjadi ketua DPD RI Atas perhatian Pimpinan dan seluruh Anggota DPD kami ucapkan terima kasih. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Selamat siang dan salam sejahtera untuk kita semua. PIMPINAN SIDANG: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI) Terima kasih Pak Muqowam. Sidang dewan yang saya muliakan, setelah mendengarkan secara komprehensif laporan dari Komite I tadi, apakah usul inisiatif DPD RI tentang pengelolaan kawasan perbatasan negara dapat disetujui? KETOK 2X Sidang dewan yang saya muliakan, selanjutnya kami persilakan kepada BKSP untuk menyampaikan laporan. 12

14 PEMBICARA: Drs. H. BAHAR NGITUNG, M.B.A (KETUA BKSP DPD RI) Bismillahirrohmanirrohim. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Selamat siang. Salam sejahtera untuk kita semua. Om swastiastu. Yang saya hormati Pimpinan DPD RI, Saudara-saudaraku Anggota DPD RI, alhamdulillah pada hari ini kita patut bersyukur masih diberikan kekuatan, kesehatan, kenikmatan sehingga kita masih dapat bersama-sama ditempat yang mulia ini. Perkenankan saya atas nama Pimpinan dan Anggota BKSP menyampaikan laporan yang sebenarnya laporan ini, Ketua kita sudah mengetahui banyak dan tentu saja saya harus awali bahwa BKSP patut berbangga karena satu-satunya yang pernah memimpin sebagai Ketua Alat Kelengkapan menjadi Ketua DPD adalah BKSP. Tidak ada alat kelengkapan yang pernah memimpin menjadi ketua, baru ketua BKSP artinya, artinya ketua BKSP sekarang juga kira-kira punya kesempatan, hahaha. Bapak Pimpinan dan Anggota DPD yang saya hormati, di tengah-tengah kesibukan kita ada 1 hal yang mendasar tentang permasalahan yang ada di BKSP karena Undang- Undang MD3 Nomor 17 Tahun 2014 yang telah dirubah menjadi Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD. Pasal 116 hanya mengamanatkan kepada DPR RI yang punya kekuasaan untuk mengadakan diplomasi parlemen, ini yang menjadi masalah sehingga kami mencoba membangun kerja sama dan hubungan saling pengertian antara BKSAP DPR dan BKSP DPD. Alhamdulillah, baru-baru ini tanggal 20 Oktober kami diterima beraudien sama-sama dengan ketua BKSAP DPR RI dan terjadi komunikasi yang baik dan saling pengertian, bahwa seluruh kegiatan parlemen di tingkat dunia APPF, AIPA, GOPAC dan lain-lain itu akan bersama sama dengan BKSP DPD RI. Khusus mengenai IPU, International Parliament Union ini ada permasalahan sedikit karena yang terdaftar di IPU adalah DPR RI. Oleh karena itu, agar BKSP atau DPD RI dapat ikut serta dalam kegitan IPU, itu harus didasarkan pada memory of understanding atau kerja sama antara Pimpinan DPR dan Pimpinan DPD. Seperti yang pernah dilakukan pada periode yang lalu itu ada nota kesepahaman antara Pak Irman dan Pak Marzuki Ali sehingga beberapa kali kita pernah mengikuti IPU di Genewa, namun dalam kapasitas sebagai observer. Ini pun bisa kita lakukan sekarang apabila, surat ini, Pimpinan yang sekarang itu dapat memperbaharui surat tersebut. Ini hal yang sangat penting dan insya Allah ada kegiatan AIPA dan beberapa undangan dari parlemen senat seperti Cekoslowakia, itu permasalahannya yang ada adalah karena minimnya anggaran. Namun hal ini kami serahkan kepada Pimpinan, atas kebijakan Pimpinan tentang permasalahan ini, apakah kegiatan ini dapat diikuti atau tidak, yang saya Pimpinan dan Anggota yang saya hormati, inilah kegiatan BKSP yang dapat kami sampaikan dan saya kira Pimpinan, Pak ketua sudah banyak mengetahui tentang BKSP. Saya pikir BKSP tidak akan banyak terlalu menjelaskan dan insya Allah Pak Ketua akan lebih mengerti dan biasanya Pak Ketua membiayai dulu, membiayai dulu dan saya tahu hati dan denyut jantungnya Pak Ketua bahwa sebenarnya Pak Ketua juga merindukan BKSP untuk maju. Terima kasih. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Om Shanti Shanti Shanti Om. 13

15 PIMPINAN SIDANG: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI) Terima kasih Pak Bahar. Kalau Pak Bahar sudah pidato ini kayanya dunia terasa indah semuanya. Baik, Sidang Dewan yang saya muliakan, selanjutnya kami persilakan kepada Komite III untuk menyampaikan laporan perkembangan pelaksanaan tugas. Kepada Komite III kami persilakan. PEMBICARA : FAHIRA IDRIS, S.E., M.H. (WAKIL KETUA KOMITE III DPD RI) Bismillahirrohmanirrohim. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera bagi kita semua. Om Swastiastu. Yang terhormat Pimpinan DPD RI, yang terhormat Pimpinan Alat Kelengkapan DPD RI, yang terhormat Saudara-Saudaraku Anggota DPD RI, serta tim Sekretariat Jenderal dan wartawan, serta hadirin yang berbahagia. Pada Sidang Paripurna yang mulia ini perkenankanlah kami dari Komite III menyampaikan laporan perkembangan pelaksanaan tugas Komite III DPD RI. Dalam rentang pembahasan prioritas beberapa materi Komite III yang sangat penting dan menjadi perhatian Komite III adalah tindak lanjut penyusunan RUU tentang Penghapusan Kekerasan Seksual yang terikat RUU PKS yang telah diselesaikan dan disampaikan kepada PPUU untuk dilakukan harmonisasi pembulatan dan pemantapan konsepsi atas RUU dimaksud. Kemarin alhamdulillah pada tanggal 24 Oktober 2016, PPUU juga telah menyelesaikan kegiatan harmonisasi terhadap RUU PKS ini sebagaimana draf dimaksud telah berada ditangan Bapak, Ibu sekalian. Komite III sangat mengapresiasi dan mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada PPUU yang telah berupaya keras untuk menyelesaikan proses harmonisasi atas RUU tersebut sehingga sesuai dengan harapan Komite III agar dapat diajukan pada Sidang Paripurna kali ini untuk disahkan menjadi produk DPD RI. Beberapa hal substansi materi yang penting diatur dalam RUU PKS ini antara lain: 1. Jenis-jenis tidak pidana kekerasan seksual. 2. Pencegahan kekerasan seksual. 3. Hukum acara pidana kekerasan seksual. 4. Hak korban keluarga dan saksi. Nah, terkait dengan kelemahan KUHP, selama ini hak-hak korban, keluarga korban, dan saksi juga belum terlindungi dengan baik dalam KUHP. RUU PKS ini mengatasi hal ini dengan memasukan secara rinci hak-hak tersebut. Misalnya hak atas penanganan yang memadai serta hak atas perlindungan dan pemulihan korban. 5. Pemidanaan dalam RUU PKS ini juga secara tegas, pemidanaan penjara minimal dan maksimal untuk sebagian besar tidak ada kekerasan seksual. Disamping itu juga ada faktor-faktor pemberatan pidana, serta pidana tambahan terhadap terpidana seperti restitusi, kerja sosial, pencabutan hak asuh, pencabutan hak menjalankan pekerjaan. Pimpinan, Bapak, Ibu Anggota DPD yang kami hormati, Sidang Dewan yang kami muliakan, selanjutnya mengenai penyusunan RUU sebagai usul inisiatif Komite III DPD RI, Komite III telah memutuskan dan menyepakati substansi materi dalam draf RUU dengan merubah judul RUU yang semula RUU tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahaan menjadi 14

16 Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan disingkat RUU TJSL. Saat ini tim ahli masih melakukan proses penyempurnaan. Mengenai pengawasan dan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji berkenaan dengan pelaksanaan ibadah haji tahun 2016 diantaranya kami memberikan rekomendasi, menetapkan BPIH dalam jangka waktu 30 hari setelah pemerintah menyampaikan laporan pelaksanaan penyelenggara ibadah haji pada tahun sebelumnya. Yang kedua, menuntaskan permasalahan kuota internasional di forum organisasi konferensi Islam dalam rangka menambah kuota jemaah haji indonesia. Ketiga memperioritaskan penetapan kuota haji daerah yang didasarkan pada daftar tunggu yang panjang secara proporsional dan berkeadilan. Yang keempat melakukan perbaikan tingkat kepatuhan kuantitas maupun kualitas manasik haji dan melengkapi sarana prasarana pendukung manasik haji. Selanjutnya melakukan diplomasi dan mendesak pemerintah Arab Saudi agar menggunakan bahasa Indonesia didalam rambu dan tanda-tanda pada sarana dan prasarana di Arab Saudi sebagai konsekuensi mayoritas jumlah jemaah haji Indonesia dan mempercepat santunan bagi jemaah Indonesia korban jatuhnya crane di tahun 2015 yang sampai hari ini belum diberikan. Yang terakhir mempercepat sistem e-haj Indonesia agar terkoneksi dengan e-haj Arab saudi dan melakukan pencegahan serta penindakan bagi pelanggaran penyalahgunaan visa. Selanjutnya, mengenai pertimbangan DPD RI terhadap RUU Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umroh. Garis besar substansi materi adalah sebagai berikut. Yang pertama gagasan pembentukan BPIH, Badan Penyelenggaran Haji Indonesia sebagai badan baru penyelenggara ibadah haji perlu didukung prasyarat berikut yaitu tidak membebani anggaran negara, kemudian memiliki alur dan mekanisme desain di bawah kementerian agama. Selanjutnya terdapat kejelasan pengaturan masa transisi peralihan aset dan barang kelembagaan dari kementerian agama Republik Indonesia kepada BPHI. Pengaturan tentang tim pembimbing ibadah haji harus menegaskan prasyarat yang dapat memastikan kompetensi yang spesifik yang ditujukan dengan sertifikat kompetensi. Selanjutnya yang paling penting adalah peran DPD RI didalam pengawasan penyelenggaraan ibadah haji merupakan kewenangan konstitusonal yang didasarkan pada Pasal 22D Ayat (3) Undang- Undang Dasar Dengan demikian, ketentuan pasal 18 RUU Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umroh harus menambahkan ketentuan bahwa DPD RI merupakan bagian dari unsur pengawas dalam penyelenggaraan ibadah haji. Selanjutnya, ketentuan yang mengatur majelis amanah haji perlu diperluas kewenangannya, yaitu tidak hanya pengawasan penyelengaraan haji saja, melainkan juga termasuk umroh. Perumusan ketentuan Pasal 154 dan Pasal 155 perlu ditambahkan sanksi bagi penyelenggara ibadah haji khusus, maupun penyelenggara perjalanan ibadah umroh yang melakukan perbuatan yang dilarang berupa sanksi administrasi, khususnya sanksi pelarangan melakukan usaha jasa penyelenggara ibadah haji dan umroh dalam jangka waktu 5 tahun. Selanjutnya mengenai pandangan DPD RI terhadap rancangan undang-undang pada masa sidang ini, Komite III telah memprioritaskan pembahasan pandangan atas 2 RUU. Yaitu RUU Sistem Perbukuan, tentang sistem perbukuan garis besar substansi materi adalah perlindungan hukum terhadap penulis harus diatur dalam RUU Sistem Perbukuan paling sedikit meliputi jaminan royalti dan honorarium yang layak, terdapat penghargaan secara nasional, perlindungan terhadap pembajakan serta pembebasan pajak oleh pemerintah bagi usaha di bidang perbukuan. Selanjutnya penguatan minat baca dan tulis dimasyarakat harus diintegrasikan dengan kurikulum pendidikan disetiap satuan pendidikan dan yang terakhir dewan perbukuan perlu 15

17 ditambahkan kewenangannya untuk melakukan sensor atau seleksi pada buku yang berkonten atau bermuatan pornografi, SARA, radikalisme dan hal lain lain yang bertentangan terhadap norma hukum agama dan kesusilaan. Kemudian selanjutnya, kepada Pimpinan, Bapak, Ibu Anggota Komite III yang kami hormati, berkenan dengan penyusunan pandangan DPD RI tentang RUU Kewirausahan Nasional hingga saat ini kami masih dalam tahap inventarisasi materi. Kami akan menargetkannya pada masa sidang ke-ii. Pimpinan, Bapak, Ibu Anggota DPD yang kami hormati, Sidang Dewan yang kami muliakan, berdasarkan laporan yang telah kami sampaikan di atas, melalui Sidang Paripurna yang mulia ini, sekali lagi Komite III DPD RI meminta kepada Pimpinan dan seluruh Anggota DPD RI yang terhormat untuk dapat memutuskan dan mengesahkan beberapa materi Komite III. Yaitu yang pertama Rancangan Undang-Undang tentang Penghapusan Kekerasan Seksual, yang kedua pengawasan DPD RI atas pelaksanaan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji berkenaan dengan pelaksanaan ibadah haji tahun Yang ketiga pertimbangan DPD RI terhadap Rancangan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umroh, yang keempat pandangan DPD RI terhadap Rancangan Undang-Undang tentang Sistem Perbukuan. Demikianlah laporan pelaksanaan tugas Komite III selama Masa Sidang I, pada akhirnya perkenankanlah kami mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat Pimpinan beserta seluruh Anggota DPD RI dan semua pihak yang telah membantu penyelesaian materi Komite III. Semoga segala upaya dan dukungan yang diberikan mendapat balasan kebaikannya yang berlipat dari Allah SWT. Satu pantun untuk kita semua. Berangkat anak pergi ke kota. Teringat kampung teluk bayur. Ingatlah pesan Ketua kita. Jangan menjadi ayam sayur. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. PIMPINAN SIDANG: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (KETUA DPD RI) Terima kasih Bu Fahira. Sidang Dewan yang saya muliakan, setelah kita bersama mendengarkan laporan pimpinan Komite III tadi, apakah kita dapat menyetujui, yang pertama RUU Usul Inisiatif DPD RI tentang Penghapusan Kekerasan Seksual? Setuju? KETOK 2X Yang kedua, pengawasan DPD RI atas pelaksanaan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji apakah dapat disetujui? KETOK 2X Yang ketiga, pertimbangan DPD RI atas RUU tentang Penyelenggaraan Haji dan Umroh apakah ini juga dapat disetujui? KETOK 2X 16

18 Yang keempat, pandangan DPD RI terhadap RUU Sistem Perbukuan, apakah dapat disetujui? KETOK 2X Sidang dewan yang saya muliakan, selanjutnya kami persilakan kepada Komite IV untuk menyampaikan laporan perkembangan pelaksanaan tugasnya. Kepada Komite IV saya persilakan. PEMBICARA: Dr. H. AJIEP PADINDANG, S.E., M.M. (KETUA KOMITE IV DPD RI) Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera bagi kita semua. Om Swastiastu. Yang saya hormati Bapak Ketua DPD RI, Pimpinan Sidang, yang saya hormati Ibu Wakil Ketua DPD RI selaku Pimpinan Sidang, Bapak, Ibu Anggota DPD RI, hadirin sekalian yang sama kami hormati. Alhamdulillah wa syukurillah.terlebih dahulu marilah kita senantiasa memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan yang telah melimpahkan rahmat-nya kepada kita sekalian sehingga dapat menghadiri Sidang Paripurna ke-3 Dewan Perwakilan Daerah. Pertama hari ini kami menyampaikan terima kasih atas kesempatan yang diberikan dan selanjutnya sesuai dengan jadwal rapat ini perkenankan kami menyampaikan laporan pelaksanaan tugas Komite IV pada masa sidang pertama Tahun Sidang Pimpinan, Anggota dan hadirin Sidang Paripurna yang saya hormati, sebagaimana dilaporkan pada Sidang Paripurna terdahulu bahwa Komite IV telah menyelesaikan pembahasan Rancangan Undang-Undang tentang Sistem Perencanaan Pembangunan sebagai usul inisiatif DPD RI yang dilaksanakan finalisasi pada tanggal 18 sampai 20 Juli Rancangan undang-undang semula dimaksudkan sebagai RUU perubahan atas Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional namun pembahasan selanjutnya menunjukan perlunya disepakati menjadi Rancangan Undang Undang Sistem Perencanaan Pembangunan dan telah diharmonisasi, disinkronisasi bersama dengan PPUU pada tanggal 21 sampai tanggal 23 September 2016 sebagaimana juga telah disampaikan oleh Pimpinan PPUU tadi. Rancangan Undang-Undang Sistem Perencanaan Pembangunan yang telah dibahas secara intensif oleh Komite IV yang telah diharmonisasi tersebut intinya saya tidak akan menyampaikan secara lengkap selain sudah disampaikan tadi oleh PPUU, terdiri atas landasan yuridis, sosiologis, filosofis, arah pengaturan dan pokok- pokok muatan terdiri atas kebijakan, perencanaan, penganggaran, hal yang baru dalam SPP ini adalah penegasan terhadap penganggaran, kelembagaan, peran serta masyarakat. Itu inti-inti dari bab dan pasalpasal dalam RUU tersebut. Akhirnya pada Sidang Paripurna yang terhormat ini, pada gilirannya sebentar kami mohon kepada Pimpinan DPD RI, Pimpinan Sidang untuk menetapkan keputusan DPD RI tentang Rancangan Undang-Undang tentang Sistem Perencanaan Pembangunan. Pimpinan, Anggota dan hadirin, serta Sidang Paripurna yang kami hormati, materi bahasan Komite IV lainnya yang dapat kami laporkan pada kesempatan ini adalah. 1. Pembahasan berupa RDPU dengan beberapa narasumber berupa ikhtisar hasil pemeriksaan BPK Semester 1 Tahun

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA LAPORAN PELAKSANAAN TUGAS KOMITE III DPD RI DISAMPAIKAN PADA SIDANG PARIPURNA KE- 5 DPD RI MASA SIDANG I TAHUN SIDANG 2017-2018 Tanggal 20 Oktober 2017 JAKARTA

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-13 MASA SIDANG III TAHUN SIDANG

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-13 MASA SIDANG III TAHUN SIDANG Nomor : DPD.220/SP/13/2013 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ----------- RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-13 MASA SIDANG III TAHUN SIDANG 2013-2014 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA I. KETERANGAN

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-4 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-4 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ----------- RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-4 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG 2014-2015 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA I. KETERANGAN 1. Hari : Kamis 2. Tanggal

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-1 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-1 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ----------- RISALAH SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-1 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG 2016-2017 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA I. KETERANGAN 1. Hari : Jumat

Lebih terperinci

Tata Tertib DPR Bagian Kesatu Umum Pasal 99 Pasal 100 Pasal 101 Pasal 102

Tata Tertib DPR Bagian Kesatu Umum Pasal 99 Pasal 100 Pasal 101 Pasal 102 Tata Tertib DPR Bagian Kesatu Umum Pasal 99 1. Rancangan undang-undang dapat berasal dari DPR, Presiden, atau DPD. 2. Rancangan undang-undang dari DPR sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diajukan

Lebih terperinci

2016, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5568) sebagaimana telah

2016, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5568) sebagaimana telah BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1361, 2016 DPR. Prolegnas. Penyusunan. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PROGRAM

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-1 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-1 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG Nomor: RISALAHDPD/SIPUR-1/VIII/2017 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ----------- RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-1 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG 2017-2018 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

2018, No Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2014 tentang P

2018, No Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2014 tentang P No.29, 2018 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEGISLATIF. MPR. DPR. DPD. DPRD. Kedudukan. Perubahan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6187) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG TATA TERTIB DENGAN

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESI

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESI --------------------------------- LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA KOMISI III DPR RI DENGAN MENTERI HUKUM DAN HAM RI, MENTERI DALAM NEGERI DAN MENTERI PENDAYAGUNAAN

Lebih terperinci

SAMBUTAN KETUA DPR RI PADA ACARA PENGUCAPAN SUMPAH ANGGOTA DPR RI PENGGANTI ANTAR WAKTU. Kamis, 29 Desember 2011

SAMBUTAN KETUA DPR RI PADA ACARA PENGUCAPAN SUMPAH ANGGOTA DPR RI PENGGANTI ANTAR WAKTU. Kamis, 29 Desember 2011 SAMBUTAN KETUA DPR RI PADA ACARA PENGUCAPAN SUMPAH ANGGOTA DPR RI PENGGANTI ANTAR WAKTU Kamis, 29 Desember 2011 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA 2011 SAMBUTAN KETUA DPR RI PADA ACARA PENGUCAPAN

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 121/PUU-XII/2014

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 121/PUU-XII/2014 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 121/PUU-XII/2014 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua Sebagaimana

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.805, 2015 DPR. Tata Tertib. Perubahan. PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH,

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT. dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT. dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, REPUBLIK INDONESIA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PIDATO KETUA DPR Rl PADA RAPAT PAR1PURNA DPR-RI PEMBUKAAN MASA PERSIDAN(3AN I TAHUN SIDANX3 201D-2011 SENIN,16AGUSTUS2010 Assalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh,

Lebih terperinci

PELAKSANAAN FUNGSI LEGISLASI DPR RI OLEH: DRA. HJ. IDA FAUZIYAH WAKIL KETUA BADAN LEGISLASI DPR RI MATERI ORIENTASI TENAGA AHLI DPR RI APRIL

PELAKSANAAN FUNGSI LEGISLASI DPR RI OLEH: DRA. HJ. IDA FAUZIYAH WAKIL KETUA BADAN LEGISLASI DPR RI MATERI ORIENTASI TENAGA AHLI DPR RI APRIL PELAKSANAAN FUNGSI LEGISLASI DPR RI OLEH: DRA. HJ. IDA FAUZIYAH WAKIL KETUA BADAN LEGISLASI DPR RI MATERI ORIENTASI TENAGA AHLI DPR RI 25-27 APRIL 2011 Program Orientasi Tenaga Ahli DPR RI 25-27 April

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA Tahun Sidang Masa Persidangan Rapat ke Jenis rapat Hari/tanggal P u k u l T e m p a t A c a r a Ketua Rapat Sekretaris Hadir LAPORAN SINGKAT RAPAT KOORDINASI

Lebih terperinci

WALIKOTA SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

WALIKOTA SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH WALIKOTA SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG, Menimbang : a. bahwa pembentukan

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-3 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-3 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG Nomor: RISALAHDPD/SIPUR-3/VIII/2017 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ----------- RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-3 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG 2017-2018 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PROGRAM LEGISLASI NASIONAL

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PROGRAM LEGISLASI NASIONAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PROGRAM LEGISLASI NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PIDATO KETUA DPR RI PADA RAPAT PARIPURNA DPR RI PEMBUKAAN MASA PERSIDANGAN II TAHUN SIDANG SENIN, 16 NOVEMBER 2015

PIDATO KETUA DPR RI PADA RAPAT PARIPURNA DPR RI PEMBUKAAN MASA PERSIDANGAN II TAHUN SIDANG SENIN, 16 NOVEMBER 2015 PIDATO KETUA DPR RI PADA RAPAT PARIPURNA DPR RI PEMBUKAAN MASA PERSIDANGAN II TAHUN SIDANG 2015-2016 SENIN, 16 NOVEMBER 2015 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA 2015 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1124 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT. Program Legislasi Nasional. Penyusunan. Tata Cara. PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG TATA

Lebih terperinci

Assalamu alaikum Wr. Wb Selamat Malam dan Salam sejahtera bagi kita semua

Assalamu alaikum Wr. Wb Selamat Malam dan Salam sejahtera bagi kita semua LAPORAN KOMISI VIII DPR RI ATAS HASIL PEMBAHASAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENYANDANG DISABILITAS DISAMPAIKAN PADA RAPAT PARIPURNA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA KAMIS, 17 MARET 2016

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Assalamu'alaikum Wr.Wb Salam Sejahtera

Assalamu'alaikum Wr.Wb Salam Sejahtera DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KETUA BADAN LEGISLASI HASIL KONSULTASI PROGRAM LEGISLASI NASIONAL 2005-2009 DAN PRIORITAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG TAHUN 2005 DALAM RAPAT PARIPURNA Tanggal

Lebih terperinci

BUPATI SAMBAS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PROGRAM LEGISLASI DAERAH

BUPATI SAMBAS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PROGRAM LEGISLASI DAERAH BUPATI SAMBAS PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PROGRAM LEGISLASI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SAMBAS, Menimbang : a. bahwa pembangunan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PROVINSI KALIMANTAN BARAT PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PROGRAM LEGISLASI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SAMBAS, Menimbang : Mengingat : a. bahwa pembangunan

Lebih terperinci

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA KOMISI III DPR RI DENGAN MENTERI HUKUM DAN HAM DAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI DALAM RANGKA PEMBAHASAN RUU TENTANG PERUBAHAN ATAS

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk mewujudkan

Lebih terperinci

ORASI KETUA DPR-RI PADA ACARA FORUM RAPAT KERJA NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA (MUI) TAHUN 2009

ORASI KETUA DPR-RI PADA ACARA FORUM RAPAT KERJA NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA (MUI) TAHUN 2009 KETUA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA ORASI KETUA DPR-RI PADA ACARA FORUM RAPAT KERJA NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA (MUI) TAHUN 2009 DPR RI DAN ASPIRASI MASYARAKAT Minggu, 25 Oktober 2009

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan

Lebih terperinci

RAKYAT REPUBLIK INDONESI

RAKYAT REPUBLIK INDONESI RAKYAT REPUBLIK INDONESI --------------------------------- LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA KOMISI III DPR RI DENGAN MENTERI HUKUM DAN HAM DAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI ---------------------------------------------------

Lebih terperinci

PADA RAPAT PARIPURNA DPR-RI TANGGAL, 9 SEPTEMBER 2008

PADA RAPAT PARIPURNA DPR-RI TANGGAL, 9 SEPTEMBER 2008 LAPORAN KOMISI III DPR-RI DALAM RANGKA PEMBICARAAN TINGKAT II/ PENGAMBILAN KEPUTUSAN ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA PADA RAPAT PARIPURNA DPR-RI TANGGAL,

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk mewujudkan

Lebih terperinci

Rabu, 24 September 2014

Rabu, 24 September 2014 LAPORAN KOMISI III DPR RI TERHADAP PEMBAHASAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN PADA RAPAT PARIPURNA DPR-RI Assalamu

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA MEMPERSIAPKAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIDOARJO, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

SAMBUTAN KETUA DPR RI PADA SILATURAHMI PIMPINAN DPR RI, MENKO POLHUKAM, MENKO EKUIN DAN MENKO KESRA SERTA PARA MENTERI KABINET INDONESIA BERSATU II

SAMBUTAN KETUA DPR RI PADA SILATURAHMI PIMPINAN DPR RI, MENKO POLHUKAM, MENKO EKUIN DAN MENKO KESRA SERTA PARA MENTERI KABINET INDONESIA BERSATU II DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN KETUA DPR RI PADA SILATURAHMI PIMPINAN DPR RI, DIDAMPINGI PIMPINAN KOMISI-KOMISI DAN BADAN-BADAN DPR RI DENGAN MENKO POLHUKAM, MENKO EKUIN DAN MENKO

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-1 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-1 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ----------- RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-1 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG 2016-2017 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA I. KETERANGAN 1. Hari : Selasa 2. Tanggal

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DAN PRODUK HUKUM DEWAN PERWAKILAN

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-2 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-2 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG Nomor: RISALAHDPD/SIPUR-2/VIII/2017 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ----------- RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-2 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG 2017-2018 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21/DPD RI/I/ TENTANG HASIL PENGAWASAN

KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21/DPD RI/I/ TENTANG HASIL PENGAWASAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH NOMOR 21/DPD RI/I/2013 2014 HASIL PENGAWASAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH TERHADAP UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2013 PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR

Lebih terperinci

Pidato Presiden - Menjelang HUT ke-71 RI pada Sidang Tahunan MPR, Jakarta, 16 Agustus 2016 Selasa, 16 Agustus 2016

Pidato Presiden - Menjelang HUT ke-71 RI pada Sidang Tahunan MPR, Jakarta, 16 Agustus 2016 Selasa, 16 Agustus 2016 Pidato Presiden - Menjelang HUT ke-71 RI pada Sidang Tahunan MPR, Jakarta, 16 Agustus 2016 Selasa, 16 Agustus 2016 PIDATO PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA MENJELANG HARI ULANG TAHUN KE-71 REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA PAREPARE NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA PAREPARE NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA PAREPARE NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PAREPARE, Menimbang : a. bahwa produk hukum merupakan landasan dalam penyelenggaraan

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA BADAN LEGISLASI DENGAN MENTERI HUKUM DAN HAM DAN DPD RI DALAM RANGKA USULAN PERUBAHAN PROLEGNAS RUU PRIORITAS TAHUN 2017 Tahun Sidang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 5 TAHUN 2016 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 5 TAHUN 2016 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 5 TAHUN 2016 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH Bagian Hukum Setda Kabupaten Bandung Tahun 2016 2 BUPATI

Lebih terperinci

WALIKOTA AMBON PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH KOTA AMBON NOMOR - 15 TAHUN 2015 TENTANG PROSEDUR PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

WALIKOTA AMBON PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH KOTA AMBON NOMOR - 15 TAHUN 2015 TENTANG PROSEDUR PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH WALIKOTA AMBON PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH KOTA AMBON NOMOR - 15 TAHUN 2015 TENTANG PROSEDUR PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA AMBON, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG MAJELIS PERMUSYAWARAN RAKYAT,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG MAJELIS PERMUSYAWARAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ------- RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG MAJELIS PERMUSYAWARAN RAKYAT,

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH SALINAN BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG,

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,

GUBERNUR JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT, GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA DAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BERSAMA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA DAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BERSAMA 1 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH PERATURAN BERSAMA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH NOMOR 2 TAHUN 2010 NOMOR 03/DPD RI/IV/2009-2010 TENTANG SIDANG BERSAMA DEWAN

Lebih terperinci

SAMBUTAN DALAM ACARA SEMINAR SEHARI HUT PERATUN KE- 26 DI HOTEL MERCURE ANCOL JAKARTA TANGGAL 26 JANUARI 2017

SAMBUTAN DALAM ACARA SEMINAR SEHARI HUT PERATUN KE- 26 DI HOTEL MERCURE ANCOL JAKARTA TANGGAL 26 JANUARI 2017 MAHKAMAH AGUNG RI KETUA KAMAR TATA USAHA NEGARA SAMBUTAN DALAM ACARA SEMINAR SEHARI HUT PERATUN KE- 26 DI HOTEL MERCURE ANCOL JAKARTA TANGGAL 26 JANUARI 2017 Bismillahirrahmanirrahim, Assalamualaikum Warahmatullahi

Lebih terperinci

RISALAH SIDANG PERKARA NO. 024/PUU-IV/2006

RISALAH SIDANG PERKARA NO. 024/PUU-IV/2006 irvanag MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NO. 024/PUU-IV/2006 PERIHAL PENGUJIAN UU NO. 12 TAHUN 2003 TENTANG PEMILU ANGGOTA DPR, DPD DAN DPRD, UU NO. 23

Lebih terperinci

MATRIKS PERUBAHAN UNDANG-UNDANG TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

MATRIKS PERUBAHAN UNDANG-UNDANG TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN MATRIKS PERUBAHAN UNDANG-UNDANG NO. UU NOMOR 10 TAHUN 2004 1. Menimbang: Menimbang: a. bahwa pembentukan peraturan perundang undangan merupakan salah satu syarat dalam rangka pembangunan hukum nasional

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-2 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-2 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG Nomor : DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ----------- RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-2 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG 2015-2016 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA I. KETERANGAN 1. Hari : Rabu

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

LAMPIRAN PERATURAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN PERATURAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PERTIMBANGAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMILIHAN ANGGOTA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 07 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 07 TAHUN 2016 TENTANG 1 2016 No.07,2016 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul. PEMERINTAH DAERAH.HUKUM.Pedoman.Pembentukan. Produk Hukum Daerah. BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-5 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-5 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ----------- RISALAH SIDANG PARIPURNA LUAR BIASA KE-5 MASA SIDANG I TAHUN SIDANG 2016-2017 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA I. KETERANGAN 1. Hari : Rabu

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 64/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 64/PUU-XV/2017 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 64/PUU-XV/2017 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESI

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESI --------------------------------- LAPORAN SINGKAT RAPAT KERJA KOMISI III DPR RI DENGAN MENTERI HUKUM DAN HAM RI, MENTERI DALAM NEGERI DAN MENTERI PENDAYAGUNAAN

Lebih terperinci

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN WALIKOTA KEDIRI PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KEDIRI, Menimbang : a. bahwa produk hukum

Lebih terperinci

L A P O R A N PENYELENGGARA PADA MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN REGIONAL (MUSRENBANGREG) SE JAWA BALI TAHUN 2013

L A P O R A N PENYELENGGARA PADA MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN REGIONAL (MUSRENBANGREG) SE JAWA BALI TAHUN 2013 L A P O R A N PENYELENGGARA PADA MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN REGIONAL (MUSRENBANGREG) SE JAWA BALI TAHUN 2013 DISAMPAIKAN OLEH : SEKRETARIS DAERAH PROVINSI BANTEN Serang, 4 Desember 2013 BISMILAHIRRAHMANIROHIM,

Lebih terperinci

peraturan (norma) dan kondisi pelaksanaannya, termasuk peraturan pelaksanaan dan limitasi pembentukannya. 2. Peninjauan, yaitu kegiatan pemeriksaan

peraturan (norma) dan kondisi pelaksanaannya, termasuk peraturan pelaksanaan dan limitasi pembentukannya. 2. Peninjauan, yaitu kegiatan pemeriksaan LAPORAN KUNJUNGAN KERJA BADAN LEGISLASI DPR RI DALAM RANGKA PEMANTAUAN DAN PENINJAUAN TERHADAP UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KE PROVINSI ACEH, PROVINSI

Lebih terperinci

Bagian Ketiga Tugas dan Wewenang Pasal 71. Bagian Ketiga Tugas dan Wewenang. Pasal 6

Bagian Ketiga Tugas dan Wewenang Pasal 71. Bagian Ketiga Tugas dan Wewenang. Pasal 6 Persandingan UU Nomor 27 tahun 2009 tentang MD3 dan TATIB DPR Dalam kaitannya dengan pembahasan dan penetapan APBN, Peran DPD, Partisipasi Masyarakat, dan tata cara pelaksanaan rapat. UU NOMOR 27 TAHUN

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, MENTERI

Lebih terperinci

PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG 1 PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG TATA TERTIB

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pd Pembukaan Kongres XXI PGRI dan Guru Indonesia 2013, 3 Juli 2013, di Jakarta Rabu, 03 Juli 2013

Sambutan Presiden RI pd Pembukaan Kongres XXI PGRI dan Guru Indonesia 2013, 3 Juli 2013, di Jakarta Rabu, 03 Juli 2013 Sambutan Presiden RI pd Pembukaan Kongres XXI PGRI dan Guru Indonesia 2013, 3 Juli 2013, di Jakarta Rabu, 03 Juli 2013 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PEMBUKAAN KONGRES XXI PGRI DAN KONGRES GURU

Lebih terperinci

PIDATO PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DI DEPAN SIDANG TAHUNAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2016

PIDATO PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DI DEPAN SIDANG TAHUNAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2016 PIDATO PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DI DEPAN SIDANG TAHUNAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2016 Jakarta, 16 Agustus 2016 KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK INDONESIA 1 2 PRESIDEN

Lebih terperinci

PROVINSI RIAU BUPATI KEPULAUAN MERANTI PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI NOMOR 07 TAHUN 2014 TENTANG

PROVINSI RIAU BUPATI KEPULAUAN MERANTI PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI NOMOR 07 TAHUN 2014 TENTANG PROVINSI RIAU BUPATI KEPULAUAN MERANTI PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI NOMOR 07 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR TAHUN 2011 TENTANG PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN PROGRAM LEGISLASI DAERAH

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR TAHUN 2011 TENTANG PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN PROGRAM LEGISLASI DAERAH PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR TAHUN 2011 TENTANG PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN PROGRAM LEGISLASI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN BARAT, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA LAPORAN SINGKAT RAPAT KOORDINASI BADAN LEGISLASI DPR RI DENGAN PIMPINAN KOMISI-KOMISI DAN PANSUS DALAM RANGKA EVALUASI PROLEGNAS RUU PRIORITAS TAHUN 2016 Tahun

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA LAPORAN SINGKAT RAPAT KOORDINASI BADAN LEGISLASI DENGAN MENKUMHAM DAN DPD RI DALAM RANGKA PENYUSUNAN PROLEGNAS RUU PRIORITAS TAHUN 2018 Tahun Sidang Masa Persidangan

Lebih terperinci

NOTULEN RAPAT PLENO KE-2 PANITIA PERANCANG UNDANG-UNDANG DEWAN PERWAKILAN DAERAH MASA SIDANG I TAHUN SIDANG

NOTULEN RAPAT PLENO KE-2 PANITIA PERANCANG UNDANG-UNDANG DEWAN PERWAKILAN DAERAH MASA SIDANG I TAHUN SIDANG DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ------------- NOTULEN RAPAT PLENO KE-2 PANITIA PERANCANG UNDANG-UNDANG DEWAN PERWAKILAN DAERAH MASA SIDANG I TAHUN SIDANG 2014-2015 1. Hari : Rabu 2. Tanggal

Lebih terperinci

BAHAN RAPAT KERJA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI RI, MENTERI DALAM NEGERI RI DAN MENTERI HUKUM DAN HAM RI DENGAN

BAHAN RAPAT KERJA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI RI, MENTERI DALAM NEGERI RI DAN MENTERI HUKUM DAN HAM RI DENGAN BAHAN RAPAT KERJA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI RI, MENTERI DALAM NEGERI RI DAN MENTERI HUKUM DAN HAM RI DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT - RI PADA RAPAT KERJA DENGAN ACARA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN, PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN, Menimbang : a. bahwa Peraturan Daerah merupakan peraturan

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

- 1 - PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SALINAN - 1 - PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH

BUPATI TASIKMALAYA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH BUPATI TASIKMALAYA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH TENTANG TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA LAPORAN SINGKAT RAPAT BADAN LEGISLASI DALAM RANGKA PENGAMBILAN KEPUTUSAN TERHADAP PENGHARMONISASIAN, PEMBULATAN, DAN PEMANTAPAN KONSEPSI RANCANGAN UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA LAPORAN SINGKAT RAPAT PANJA PENGHARMONISASIAN, PEMBULATAN, DAN PEMANTAPAN KONSEPSI RUU TENTANG PENYIARAN

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA LAPORAN SINGKAT RAPAT PANJA PENGHARMONISASIAN, PEMBULATAN, DAN PEMANTAPAN KONSEPSI RUU TENTANG PENYIARAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA LAPORAN SINGKAT RAPAT PANJA PENGHARMONISASIAN, PEMBULATAN, DAN PEMANTAPAN KONSEPSI RUU TENTANG PENYIARAN Tahun Sidang Masa Persidangan Rapat ke Jenis rapat Hari/tanggal

Lebih terperinci

TENTANG BUPATI MUSI RAWAS,

TENTANG BUPATI MUSI RAWAS, PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS Menimbang : a. PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUSI

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG, LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 8 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL. No.04,2015 Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul. Pedoman, pembentukan, produk hukum, daerah

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL. No.04,2015 Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul. Pedoman, pembentukan, produk hukum, daerah 1 2015 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL No.04,2015 Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul. Pedoman, pembentukan, produk hukum, daerah BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-7 MASA SIDANG III TAHUN SIDANG

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-7 MASA SIDANG III TAHUN SIDANG Nomor: RISALAHDPD/SIPUR-7/II/2017 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ----------- RISALAH SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-7 MASA SIDANG III TAHUN SIDANG 2016 2017 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN, Menimbang : a. bahwa Peraturan

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-5 MASA SIDANG II TAHUN SIDANG

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-5 MASA SIDANG II TAHUN SIDANG DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ----------- RISALAH SIDANG PARIPURNA DPD RI KE-5 MASA SIDANG II TAHUN SIDANG 2016-2017 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA I. KETERANGAN 1. Hari : Selasa

Lebih terperinci

PERAN ALAT KELENGKAPAN DEWAN DAN PENGUATAN FUNGSI LEGISLASI DPRD. Oleh : Imam Asmarudin, SH

PERAN ALAT KELENGKAPAN DEWAN DAN PENGUATAN FUNGSI LEGISLASI DPRD. Oleh : Imam Asmarudin, SH PERAN ALAT KELENGKAPAN DEWAN DAN PENGUATAN FUNGSI LEGISLASI DPRD Oleh : Imam Asmarudin, SH Abstraks Pemerintahan daerah dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan otonomi daerah,

Lebih terperinci

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN ANGGOTA V BPK PADA ACARA PENYERAHAN LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN ANGGARAN 2015 SURABAYA, 13

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG, Menimbang : a. bahwa Peraturan

Lebih terperinci

PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG TATA TERTIB DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG TATA TERTIB DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG TATA TERTIB DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA LAPORAN SINGKAT RAPAT BADAN LEGISLASI DPR RI DALAM RANGKA MENDENGARKAN LAPORAN KUNJUNGAN KERJA BADAN LEGISLASI DPR RI DALAM RANGKA PEMANTAUAN DAN PENINJAUAN TERHADAP

Lebih terperinci

Ruang Rapat Baleg DPR RI, 17 November 2016

Ruang Rapat Baleg DPR RI, 17 November 2016 SAMBUTAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA PADA RAPAT KERJA PENYUSUNAN PROLEGNAS RUU PRIORITAS TAHUN 2017 DENGAN BADAN LEGISLASI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA DAN PANITIA PERANCANG UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA KANTOR MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

REPUBLIK INDONESIA KANTOR MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA KANTOR MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL SAMBUTAN PEMBUKAAN MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN

Lebih terperinci