Penerapan SAK ETAP dalam Penyusunan Laporan Keuangan pada Koperasi Simpan Pinjam Lembing Sejahtera Mandiri

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Penerapan SAK ETAP dalam Penyusunan Laporan Keuangan pada Koperasi Simpan Pinjam Lembing Sejahtera Mandiri"

Transkripsi

1 Penerapan SAK ETAP dalam Penyusunan Laporan Keuangan pada Koperasi Simpan Pinjam Lembing Sejahtera Mandiri Ni Luh Gede Ariantini1, Anjuman Zukhri1, Made Ary Meitriana2 Jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia @Undiksha.ac.id3 Abstrak Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui (1) penyajian laporan keuangan KSP Lembing Sejahtera Mandiri tahun 2013, (2) penyajian laporan keuangan KSP Lembing Sejahtera Mandiri tahun 2013 setelah disesuaikan dengan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP), dan (3) implikasi penerapan SAK ETAP terhadap perolehan sisa hasil usaha KSP Lembing Sejahtera Mandiri. Data dikumpulkan dengan metode wawancara dan dokumentasi, dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif.hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) penyajian laporan keuangan KSP Lembing Sejahtera Mandiri tahun 2013 terdiri atas laporan neraca dan laporan sisa hasil usaha, (2) penyajian laporan keuangan yang telah disesuaikan dengan SAK ETAP terdiri atas (a) laporan neraca; (b) laporan sisa hasilusaha; (c) laporan perubahan ekuitas; (d) laporan arus kas; dan (e) catatan atas laporan keuangan, dan (3) penerapan SAK ETAP berimplikasi pada penurunan sisa hasil usaha KSP Lembing Sejahtera Mandiri tahun 2013 sebesar Rp ,00 karena adanya biaya yang tidak tercatat seperti biaya honor pengurus, biaya pelatihan, biaya sosial, dan biaya pembangunan daerah kerja. Kata kunci: Laporan Keuangan, SAK ETAP, dan Koperasi Simpan Pinjam Abstract This study was a descriptive quantitative study which aimed at finding out (1) the financial statement report of KSP Lembing Sejahtera Mandiri in 2013, (2) the financial tatement report of KSP Lembing Sejahtera Mandiri in 2013 after it had been adjusted to Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP), and (3) the implication of the SAK ETAP implementation toward the frofit/loss of KSP Lembing Sejahtera Mandiri. The data of the study were collected through interview and documentation and were analyzed descriptive quantitatively. The result of the study showed that (1) the financial statement report of KSP Lembing Sejahtera Mandiri in 2013 consisted of balance sheet and statement of net income, (2) the financial statement report of KSP Lembing Sejahtera Mandiri that had been adjusted to SAK ETAP consisted of (a) balance sheet; (b) statement of net income; (c) statement of changes in equity; (d) statement of cash flows; and (e) note of financial statement, and (3) the implementataion of SAK ETAP resulted on the decrease of net income of KSP Lembing Sejahtera Mandiri in 2013, that was IDR 34,960, because many expenses were not recorded, such as: management fee, training fee, social fee, and work area development fee. Keywords: financial statement,sak ETAP, and Koperasi Simpan Pinjam

2 PENDAHULUAN Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) merupakan standar akuntansi yang dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan dan menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal contohnya pemilik yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha, kreditor dan lembaga pemeringkat kredit. Entitas dikatakan memiliki akuntabilitas publik signifikan jika entitas telah mengajukan pernyataan pendaftaran, atau dalam proses pengajuan pernyataan pendaftaran, pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan efek di pasar modal, atau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk sekelompok besar masyarakat, seperti bank, entitas asuransi, pialang dan atau pedagang efek, dana pensiun, reksa dana dan bank investasi. SAK ETAP diterbitkan karena Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menilai bahwa penyusunan laporan keuangan berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) berbasis IFRS (InternationalFinancial Reporting Standards) dinilai terlalu rumit dan akan menyulitkan pengusaha berskala kecil dan menengah, mengingat jenis usaha di Indonesia sebagian besar berskala kecil dan menengah. SAK ETAP disusun dengan mengadopsi IFRS for SME (Small Medium Enterprises) dengan modifikasi sesuai kondisi di Indonesia dan dibuat lebih ringkas. SAK ETAP bertujuan memberikan kemudahan bagi pengusaha kecil dan menengah untuk membuat laporan keuangannya sendiri dan membantu dalam menyajikan laporan keuangan yang relevan dan andal. Menurut Martani (2011), dengan adanya SAK ETAP diharapkan perusahaan kecil dan menengah dapat menyusun laporan keuangannya sendiri, dapat diaudit dan mendapatkan opini audit, sehingga perusahaan dapat menggunakan laporan keuangannya untuk mendapatkan dana untuk pengembangan usahanya. Tujuan laporan keuangan menurut SAK ETAP Bab 2 paragraf 1 adalah menyediakan informasi posisi keuangan, kinerja keuangan, dan laporan arus kas suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dan dapat meminta laporan keuangan khusus untuk memenuhi informasi tertentu. Dalam memenuhi tujuannya, laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Jenis usaha yang tergolong dalam entitas tanpa akuntabilitas publik banyak terdapat di Indonesia mulai dari usaha kecil dan menengah termasuk juga badan usaha koperasi.koperasi merupakan lembaga dimana orang-orang yang memiliki kepentingan relatif homogen berhimpun untuk meningkatkan kesejahteraannya.berdasarkan UU No.17 tahun 2012 koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum koperasi, dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip koperasi. Koperasi memiliki tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, sekaligus sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari tatanan perekonomian nasional yang demokratis dan berkeadilan.koperasi bersifat terbuka sehingga pengurus bertanggung jawab dan wajib melaporkan kepada rapat anggota segala sesuatu yang menyangkut tata kehidupan koperasi.aspek keuangan merupakan salah satu dari aspek-aspek yang tercakup dalam tata kehidupan koperasi.laporan keuangan koperasi selain merupakan bagian dari sistem pelaporan koperasi, juga merupakan bagian dari laporan pertanggungjawaban pengurus tentang tata kehidupan koperasi.seperti kegiatan usaha lainnya, hasil akhir dari kegiatan koperasi juga berbentuk laporan keuangan.aspek keuangan merupakan salah satu dari aspek-aspek yang tercakup dalam tata kehidupan koperasi.

3 Laporan keuangan koperasi selain merupakan bagian dari sistem pelaporan koperasi, juga merupakan bagian dari laporan pertanggungjawaban pengurus tentang tata kehidupan koperasi.hal ini diungkapkan oleh Sitio dan Tamba (2001:111) bahwa laporan keuangan koperasi pada dasarnya tidak berbeda dengan laporan keuangan yang dibuat oleh badan usaha lain seperti badan usaha swasta dan badan usaha milik negara. Dalam penyusunan laporan keuangannya, koperasi juga harus memperhatikan standar yang digunakan. Dalam Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 04/Per/M.KUKM/VII/2012 tentang Pedoman Umum Akuntansi Koperasi Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia dinyatakan bahwa dewan Standar Akuntansi Keuangan, Ikatan Akuntan Indonesia pada tanggal 8 April 2011 telah menerbitkan Pernyataan Pencabutan Standar Akuntansi Keuangan 8 (PPSAK 8) atas pencabutan Pernyatan Standar Akuntansi Keuangan 27 (PSAK 27) mengenai Akuntansi Koperasi. Mengingat koperasi sejauh ini termasuk dalam entitas tanpa akuntabilitas publik, maka memberlakukan akuntansi koperasi dengan SAK ETAP. Salah satu jenis koperasi adalah Koperasi Simpan Pinjam (KSP). KSP merupakan koperasi yang mempunyai kegiatan usaha mendapatkan dana dari anggota koperasi dan menyalurkannya kembali untuk kepentingan anggota koperasi. Hal ini berarti simpanan dana (uang) yang terkumpul dari anggota KSP kemudian disalurkan kepada anggota yang memerlukan pinjaman uang. Uang yang beredar diperlakukan sebagai barang yang memiliki harga, dimana harga tersebut ditunjukkan dalam bentuk tingkat bunga. Oleh karena itu, KSP akan menetapkan bunga pinjaman yang wajib dibayar oleh anggota peminjam di atas harga pokok dana. Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Lembing Sejahtera Mandiri yang beralamat di Jl. Denpasar-Singaraja, Br. Tauman Sembung, Mengwi, Badung berdiri pada tanggal 8 Oktober 2008 dengan anggota saat ini sebanyak 300 orang memutuskan untuk menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP pada tahun Dari penelitian awal yang penulis lakukan, bagian keuangan KSP Lembing Sejahtera Mandiri menyatakan bahwa telah mendapatkan sosialisasi mengenai penerapan SAK ETAP dalam penyusunan laporan keuangan.dari sosialisasi tersebut koperasi menyusun laporan keuangannya untuk periode 2013 menyesuaikan dengan SAK ETAP, namun penerapannya belum sepenuhnya dilakukan. Laporan keuangan yang dihasilkan KSP Lembing Sejahtera Mandiri tahun 2013 hanya berupa laporan neraca dan laporan sisa hasil usaha, sedangkan laporan keuangan yang lengkap menurut SAK ETAP harus ada laporan neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Dalam laporan neraca yang dibuat KSP Lembing Sejahtera Mandiri, antara aktiva lancar dan aktiva tetap dijadikan satu begitu pula dengan kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang.dengan demikian pencatatan aktiva dan kewajiban bertentangan dengan SAK ETAP karena dalam SAK ETAP aktiva dicatat dalam neraca secara terpisah begitu juga dengan kewajiban. Dalam laporan sisa hasil usaha yang dihasilkan KSP Lembing Sejahtera Mandiri masih ada biaya-biaya yang belum dicatat, sedangkan dalam SAK ETAP menyatakan bahwa biaya pengakuan beban merupakan akibat langsung dari pengakuan aset dan kewajiban. Beban diakui dalam laporan laba rugi jika penurunan manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan dengan penurunan aset atau peningkatan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur secara andal Adanya kondisi dan permasalahan yang telah ditemukan penulis saat melakukan penelitian pendahuluan, maka penulis tertarik melakukan penelitian yang berjudul Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) dalam Penyusunan Laporan Keuangan pada Koperasi Simpan Pinjam Lembing Sejahtera Mandiri.

4 METODE Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif.data yang dikumpulkan berupa catatan keuangan KSP Lembing Sejahtera Mandiri selama tahun 2013.Data dianalisis untuk membantu KSP Lembing Sejahtera Mandiri dalam menyusun laporan keuangan yang lengkap sesuai dengan SAK ETAP dan menemukan implikasi dari penerapan SAK ETAP terhadap perolehan sisa hasil usaha KSP Lembing Sejahtera Mandiri.Penelitian ini dilakukan pada KSP Lembing Sejahtera Mandiri yang berlokasi di Jl. Denpasar- Singaraja, Br. Tauman Sembung, Mengwi, Badung.Subjek dalam penelitian ini adalah KSP Lembing Sejahtera Mandiri.Objek dari penelitian ini adalah laporan keuangan KSP Lembing Sejahtera Mandiri tahun Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari data primeryang berupa penjelasan dari bagian keuangan KSP Lembing Sejahtera Mandiri mengenai pospos dalam laporan keuangan dan data sekunder yang berupa catatan keuangan yang telah dibuat oleh bagian keuangan KSP Lembing Sejahtera Mandiri selama tahun 2013.Penelitian ini menggunakan data kualitatif dan data kuanntitatif.data kualitatif berupa penjelasan dari setiap pos dan perolehannya dalam laporan keuangan KSP Lembing Sejahtera Mandiri sedangkan data kuantitatif berupa angka dari setiap pos dalam laporan keuangan KSP Lembing Sejahtera Mandiri dan perhitungannya. Data dalam penelitian ini diperoleh dengan teknik wawancara untuk memperoleh data berupa penjelasan dari bagian keuangan mengenai pos-pos dalam laporan keuangan dan keterangan dari angka-angka yang tercatat dalam laporan keuangan KSP Lembing Sejahtera Mandiri.Wawancara yang digunakan berupa wawancara tidak terstruktur. Teknik dokumentasi digunakan untuk memperoleh data berupa angka-angka dalam catatan keuangan yang ada pada KSP Lembing Sejahtera Mandiri selama tahun Catatan keuangan tersebut berupa laporan neraca, laporan sisa hasil usaha, daftar inventaris serta catatan transaksi harian selama tahun Teknik analisis data yang digunakan dalam penenlitian ini adalah teknik deskriptif kuantitatif. Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap pemrosesan ini yakni pengumpulan data yang berfokus pada catatan laporan keuangan yang disusun oleh bagian keuangan KSP Lembing Sejahtera Mandiri selama tahun 2013 yang kemudian akan disajikan secara kuantitatif. Data yang disajikan akan dianalisis kembali dan dilakukan perhitungan-perhitungan untuk menyesuaikan laporan keuangan KSP Lembing Sejahtera Mandiri dengan SAK ETAP. Hasil analisis disajikan secara kuantitatif dan disertai penjelasan yang diperlukan dalam setiap jenis laporan keuangan.tahap selanjutnya sisa hasil usaha yang tercatat dalam laporan sisa hasil usaha sebelum dan setelah disesuaikan dengan SAK ETAP dianalisis kembali untuk melihat implikasi penerapan SAK ETAP terhadap perolehan sisa hasil usaha KSP Lembing Sejahtera Mandiri. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Berdasarkan hasil penelitian, laporan keuangan KSP Lembing Sejahtera Mandiri terdiri dari laporan neraca dan laporan sisa hasil usaha. Neraca menunjukkan jumlah aktiva sebesar Rp ,00 dan jumlah pasiva sebesar Rp ,00. Laporan sisa hasil usaha menunjukkan jumlah pendapatan sebesar Rp ,00, jumlah biaya sebesar Rp ,00, taksiran pajak penghasilan sebesar Rp ,00 sehingga jumlah sisa hasil usaha setelah pajak sebesar Rp ,00. Dalam SAK ETAP ada beberapa ketentuan yang dapat dipergunakan sebagai pedoman untuk menyusun laporan keuangan KSP Lembing Sejahtera Mandiri. Adanya pemisahan aset ke dalam aset lancar dan aset tetap dan kewajiban ke dalam kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang dalam neraca, pengakuan biaya yang merupakan akibat langsung dari pengakuan aset dan kewajiban dalam laporan laba rugi dan laporan keuangan yang lengkap harus ada laporan neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.

5 Penyajian laporan keuangan sesuai SAK ETAP juga ditambahkan dengan penyajian laporan keuangan koperasi berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 04/Per/M.KUKM/VII/2012. Peraturan ini mengatur perhitungan sisa hasil usaha dan pembagiannya, rincian sumber modal koperasi dalam neraca, pemisahan beban koperasi ke dalam beban operasional, beban perkoperasian dan beban operasional lainnya dalam laporan sisa hasil usaha. Laporan keuangan yang sesuai dengan SAK ETAP adalah laporan neraca, laporan sisa hasil usaha, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.laporan neraca KSP Lembing Sejahtera Mandiri setelah disesuaikan dengan SAK ETAP menunjukkan aktiva lancar dan aktiva tetap dicatat terpisah begitu juga dengan kewajiban jangka pendek dan jangka panjang. Aktiva lancar sebesar Rp ,00, aktiva tetap sebesar Rp ,00 sehingga total aktiva sebesar Rp ,00. Kewajiban jangka pendek sebesar Rp ,00, kewajiban jangka panjang sebesar Rp ,00 dan jumlah ekuitas sebesar Rp ,00 sehingga total pasiva sebesar Rp ,00.Kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang bersumber dari akun simpanan sejahtera mandiri, simpanan berjangka koperasi, dan simpanan berjangka sekaligus.ketiga simpanan memiliki jangka waktu simpanan yang berbeda yaitu jangka pendek dan jangka panjang.hal ini disebabkan adanya perpanjangan simpanan dari anggota koperasi. Laporan sisa hasil usaha KSP Lembing Sejahtera Mandiri setelah disesuaikan dengan SAK ETAP menunjukkan pemisahan biaya ke dalam tiga biaya yaitu biaya operasional, biaya perkoperasian dan biaya operasional lainnya. Jumlah pendapatan tahun 2013 sebesar Rp ,00, jumlah biaya operasional sebesar Rp ,00, biaya perkoperasian sebesar Rp ,00 dan jumlah biaya operasional lainnya sebesar Rp ,00 sehingga jumlah seluruh biaya tahun 2013 sebesar Rp ,00, pajak penghasilan tahun 2013 sebesar Rp ,00. Dari selisih antara pendapatan dan biaya menghasilkan sisa hasil usaha setelah pajak tahun 2013 sebesar Rp ,00. Laporan perubahan ekuitas KSP Lembing Sejahtera Mandiri setelah disesuaikan dengan SAK ETAP menunjukkan jumlah ekuitas tahun 2012 sebesar Rp ,00, kenaikan ekuitas sebesar Rp ,00 sehingga jumlah ekuitas akhir tahun 2013 sebesar Rp ,00. Laporan arus kas KSP Lembing Sejahtera Mandiri setelah disesuaikan dengan SAK ETAP menunjukkan jumlah arus kas dari aktivitas operasi sebesar Rp ,00, jumlah arus kas dari aktivitas investasi sebesar Rp ,00, jumlah arus kas dari aktivitas pendanaan sebesar Rp ,00, kenaikan kas atau setara kas sebesar Rp ,00, saldo kas awal tahun 2013 sebesar Rp ,00 sehingga jumlah kas akhir tahun 2013 sebesar Rp ,00. Catatan atas laporan keuangan KSP Lembing Sejahtera Mandiri sebagai berikut. KSP Lembing Sejahtera Mandiri berdiri pada tahun 2008 beralamat di Jl. Denpasar-Singaraja, Br. Tauman Sembung, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung dengan Badan Hukum No. 07/BH/XXVII/VIII/2011. Laporan keuangan KSP Lembing Sejahtera Mandiri disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) dan dilengkapi dengan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 04/Per/M.KUKM/VII/2012. Laporan keuangan disusun dengan menggunakan dasar pengukuran biaya historis dan nilai wajar. KSP Lembing Sejahtera Mandiri tidak menentukan umur ekonomis aktiva tetap.penyusutan menggunakan persentasi sebesar 25% untuk setiap jenis aktiva tetap dengan menggunakan metode garis lurus.laporan arus kas mencerminkan

6 penerimaan dan pembayaran kas dan setara kas dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.laporan arus kas dari aktivitas operasi disusun dengan menggunakan metode tidak langsung. Kegiatan usaha koperasi yang utama adalah usaha simpan pinjam.jenis piutang koperasi adalah piutang bulanan. Kredit menggunakan syarat 5 C dan 7 P. Simpanan dalam koperasi berupa simpanan berjangka koperasi dengan jangka waktu 12 bulan, 6 bulan dan 3 bulan dengan persentase bunga masing-masing 13,0%, 12,0% dan 11,0%. Simpanan sukarela dengan bunga 0,5% per bulan dan 6,0% per tahun, simpanan berjangka sekaligus dengan bunga 13,0% per tahun serta simpanan sejahtera mandiri dengan bunga 12,0% per tahun. Perhitungan biaya cadangan tujuan resiko dan biaya penyisihan penghapusan pinjaman periode 2013 dengan cara 1,00% dari SHU untuk mendapatkan biaya cadangan tujuan resiko dan 0,02% dari total realisasi tahun 2013 untuk mendapatkan biaya penyisihan penghapusan pinjaman. Sisa hasil usaha dibagi dengan persentase seperti pada tabel 1 sebagai berikut. Tabel 1 Pembagian Sisa Hasil Usaha KSP Lembing Sejahtera Mandiri Tahun 2013 No Pembagian SHU % 1. Pengurus dan Pengawas 10,0% 2. Anggota 40,0% 3. Karyawan 10,0% 4. Dana Sosial 2,5% 5. Dana Pembangunan Daerah Kerja 2,5% 6. Dana Pendidikan 5,0% 7. Cadangan 30,0% Jumlah 100,0% Laporan keuangan yang sesuai dengan SAK ETAP menyebabkan perubahan pada sisa hasil usaha bersih KSP Lembing Sejahtera Mandiri. Sisa hasil usaha KSP Lembing Sejahtera Mandiri tahun 2013 sebelum disesuaikan dengan SAK ETAP sebesar Rp ,00 sedangkan sisa hasil usaha KSP Lembing Sejahtera Mandiri setelah disesuaikan dengan SAK ETAP sebesar Rp ,00. Hal ini disebabkan adanya beberapa biaya yang tidak dicatat pada laporan keuangan koperasi, padahal biaya tersebut merupakan biaya dengan jumlah yang cukup material.biaya-biaya yang tidak dicatat dalam laporan sisa hasil usaha KSP Lembing Sejahtera Mandiri berupa biaya honor pengurus sebesar Rp ,00, biaya pelatihan sebesar Rp ,00, biaya sosial sebesar Rp ,00 dan biaya pembangunan daerah kerja sebesar Rp ,00. Pembahasan Laporan keuangan KSP Lembing Sejahtera Mandiri belum sepenuhnya sesuai dengan SAK ETAP.Dari hasil penelitian pada KSP Lembing Sejahtera Mandiri, laporan keuangan yang dihasilkan hanya berupa laporan neraca dan laporan sisa hasil usaha.hal ini bertentangan dengan SAK ETAP yang menyatakan bahwa laporan keuangan lengkap harus ada laporan neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.apabila KSP Lembing Sejahtera Mandiri ingin menerapkan SAK ETAP secara penuh maka laporan keuangan yang dibuat harus lengkap. Temuan ini sesuai dengan temuan Sigit Amy AriyonoPutro (2013) Fakultas Ekonomi, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya yang meneliti tentang Penerapan SAK ETAP pada Perkoperasian dalam Penyajian Laporan Keuangan pada Koperasi Karyawan Yodium Farma PT. Kimia Farma Tbk. Plant Watudakon diperoleh hasil bahwa Koperasi Karyawan Yodium Farma belum melakukan penerapan SAK ETAP secara penuh sebagai standar dalam penyusunan laporan

7 keuangan koperasi dan belum menyajikan laporan keuangan secara penuh. Pada laporan neraca dengan aktiva lancar dan aktiva tetap serta kewajiban jangka panjang dan jangka pendek masih menjadi satu.laporan neraca yang berbeda sesuai dengan SAK ETAP (2009:19) bahwa entitas harus menyajikan aset lancar dan aset tidak lancar, kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang sebagai suatu klasifikasi yang terpisah dalam neraca kecuali jika penyajian berdasarkan likuiditas memberikan informasi yang andal dan lebih relevan.jika pengecualian tersebut diterapkan, maka semua aset dan kewajiban harus disajikan berdasarkan likuiditasnya. Pada neraca yang dihasilkan KSP Lembing Sejahtera Mandiri jumlah aktiva dan pasiva sebesar Rp ,00 sedangkan neraca yang telah disesuaikan dengan SAK ETAP menunjukkan jumlah aktiva dan pasiva sebesar Rp ,00. Perbedaan ini berasal dari akun rupa-rupa aktiva yang merupakan program komputer akuntansi sebesar Rp ,00, sedangkan neraca setelah disesuaikan dengan SAK ETAP menunjukkan rupa-rupa aktiva ditambah dengan pembelian tiang bendera sebesar Rp ,00. Selain itu, pada neraca sebelum disesuaikan dengan SAK ETAP, terdapat akun kewajiban yang masih harus dibayar yang diperoleh dari penjumlahan titipan angsuran dari anggota kepada koperasi sebesar Rp ,00. Berdasarkan hasil wawancara dengan bagian keuangan KSP Lembing Sejahtera Mandiri, titipan tidak hanya berupa titipan angsuran tetapi terdapat titipan uang muka sepeda motor sebesar Rp ,00, titipan setoran Bank Negara Indonesia sebesar Rp ,00 dan titipan deposito sebesar Rp ,00 sehingga kewajiban yang masih harus dibayar menjadi sebesar Rp ,00. Hal ini sesuai dengan SAK ETAP (2009: 12) bahwa Kewajiban diakui dalam neraca jika kemungkinan pengeluaran sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi akan dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban masa kini dan jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur dengan andal. Penyajian akun bank pada neraca sebelum disesuaikan dengan SAK ETAP dicatat menjadi satu dengan akun tabungan di bank sebesar ,00, padahal koperasi memiliki tabungan di tiga bank yang berbeda, sedangkan pada neraca setelah disesuaikan dengan SAK ETAP menunjukkan penyajian akun bank telah disesuaikan dengan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 04/Per/M.KUKM/VII/2012 yang menyatakan bahwa transaksi bank diakui sebagai aset dan dicatat sebesar nilai nominalnya dan mengungkapkan hal-hal yang harus dijelaskan misalnya rincian simpanan/tabungan/giro/deposito pada bank-bank yang berbeda. Pada neraca setelah disesuaikan dengan SAK ETAP sudah dijabarkan tabungan koperasi pada tiga bank berbeda yaitu tabungan di BNI sebesar Rp ,00, tabungan di Bank Perkreditan Desa sebesar Rp ,00 dan tabungan di Bank Andara sebesar Rp ,00. Laporan sisa hasil usaha sebelum dan setelah disesuaikan dengan SAK ETAP menunjukkan jumlah yang berbeda. Sisa hasil usaha bersih sebelum disesuaikan dengan SAK ETAP sebesar Rp ,00 sedangkan setelah disesuaikan dengan SAK ETAP sebesar Rp ,00. Hasil yang berbeda ini dikarenakan terdapat biaya yang belum dicatat pada laporan sisa hasil usaha sebesar Rp ,00. Biaya-biaya yang belum dicatat yaitu biaya honor pengurus sebesar Rp ,00, biaya pelatihan sebesar Rp ,00, biaya sosial sebesar Rp ,00 dan biaya pembangunan daerah kerja sebesar Rp ,00, sehingga total biaya menjadi Rp ,00 sedangkan total biaya yang disajikan KSP Lembing Sejahtera Mandiri sebesar Rp ,00. Rincian keempat biaya yang tidak dicatat dalam laporan sisa hasil usaha KSP Lembing Sejahtera Mandiri yaitu biaya honor pengurus untuk dua orang dengan masing-masing sebesar Rp ,00, biaya pelatihan untuk lima orang dengan pembagian tiga orang sebesar Rp ,00, satu orang dengan bagian

8 sebesar Rp ,00 dan satu orang dengan bagian sebesar Rp ,00 biaya sosial untuk santunan karyawan sakit sebesar Rp ,00, melayat sebesar Rp ,00, dan undangan pernikahan sebesar Rp ,00, serta biaya pembangunan daerah kerja untuk iuran ke banjar di bulan Maret sebesar Rp ,00. Keempat biaya ini perlu dicatat sesuai dengan ketentuan dalam SAK ETAP bab 2 paragraf 37 yang menyatakan pengakuan Biaya merupakan akibat langsung dari pengakuan aset dan kewajiban. Biaya diakui dalam laporan laba rugi jika penurunan manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan dengan penurunan aset atau peningkatan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur secara andal. Laporan perubahan ekuitas setelah disesuaikan dengan SAK ETAP menunjukkan bahwa ekuitas akhir pada tahun 2013 sebesar Rp ,00. Penyajian laporan perubahan ekuitas ini disesuaikan dengan SAK ETAP dan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 04/Per/M.KUKM/VII/2012 yang menyatakan bahwa Komponen laporan perubahan ekuitas menunjukkan perubahan dari simpanan pokok, simpanan wajib, hibah, cadangan, dan SHU yang tidak dibagikan pada periode akuntansi. Laporan arus kas telah disesuaikan dengan SAK ETAP dan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 04/Per/M.KUKM/VII/2012.Sesuai dengan SAK ETAP (2009:30) menyatakan entitas melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan menggunakan metode tidak langsung. Dalam metode ini laba atau rugi neto disesuaikan dengan mengoreksi dampak dari transaksi non kas, penangguhan atau akrual dari penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi di masa lalu dan masa depan, dan unsur penghasilan atau biaya yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan. Dari laporan arus kas tersebut terlihat jumlah kas awal tahun sebesar Rp ,00 dengan peningkatan sebesar Rp ,00 jumlah kas akhir tahun menjadi sebesar Rp ,00. Catatan atas laporan keuangan menjelaskan kegiatan utama koperasi, metode penyusutan aktiva tetap, perhitungan biaya cadangan tujuan resiko dan pembagian sisa hasil usaha KSP Lembing Sejahtera Mandiri. Hal ini sesuai dengan SAK ETAP (2009:34) menyatakan catatan atas laporan keuangan harus menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi tertentu yang digunakan, mengungkapkan informasi yang disyaratkan dalam SAK ETAP tetapi tidak disajikan dalam laporan keuangan, memberikan informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan, tetapi relevan untuk memahami laporan keuangan. Serta disesuaikan dengan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 04/Per/M.KUKM/VII/2012. Laporan keuangan yang sesuai dengan SAK ETAP menyebabkan terjadinya penurunan terhadap SHU bersih KSP Lembing Sejahtera Mandiri. Hal ini dapat dilihat pada tabel 2 yang menunjukkan perbedaan SHU bersih sebesar Rp ,00 yang disebabkan oleh adanya biaya yang belum dicantumkan dalam laporan sisa hasil usaha yaitu biaya honor pengurus sebesar Rp ,00, biaya pelatihan sebesar Rp ,00, biaya sosial sebesar Rp ,00 dan biaya pembangunan daerah kerja sebesar Rp ,00. Temuan ini sejalan dengan hasil temuan Fitriana (2012), Fakultas Ekonomi, Universitas Siliwangi, meneliti tentang Analisis Penyajian Laporan Keuangan Sebelum dan Sesudah Implementasi Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) pada PDAM Tirta Sukapura Tasikmalaya diperoleh hasil bahwa implementasi SAK ETAP berimplikasi pada penurunan perolehan laba bersih. Sebelum implementasi SAK ETAP menghasilkan laba sebesar Rp ,00, sedangkan setelah implementasi laba bersih menjadi Rp ,00 yang disebabkan adanya penyesuaian terhadap beban langsung dan beban usaha, penghasilan (beban lain-lain), kerugian

9 penurunan nilai aset dan penghapusan jaminan pelanggan. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Penyajian laporan keuangan KSP Lembing Sejahtera Mandiri tahun 2013 terdiri atas laporan neraca dan laporan sisa hasil usaha. Pada neraca terdapat jumlah aktiva sebesar Rp ,00 dan pasiva sebesar Rp ,00. Sisa hasil usaha tahun 2013 adalah sebesar Rp ,00. Penyajian laporan keuangan KSP Lembing Sejahtera Mandiri tahun 2013 yang telah disesuaikan dengan SAK ETAP terdiri atas laporan neraca, laporan sisa hasil usaha, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Neraca menunjukkan jumlah aktiva sebesar Rp ,00 dan pasiva sebesar Rp ,00. Sisa hasil usaha tahun 2013 sebesar Rp ,00, ekuitas akhir tahun 2013 sebesar Rp ,00, saldo kas akhir tahun 2013 sebesar Rp ,00, dan catatan atas laporan keuangan menjelaskan kegiatan uatama koperasi, metode penyusutan aktiva tetap, perhitungan biaya cadangan tujuan resiko dan pembagian sisa hasil usaha. Penerapan SAK ETAP dalam penyusunan laporan keuangan KSP Lembing Sejahtera Mandiri berimplikasi pada penurunan sisa hasil usaha KSP Lembing Sejahtera Mandiri tahun 2013 sebesar Rp ,00. Penurunan ini diakibatkan adanya biaya-biaya yang tidak tercatat pada laporan sisa hasil usaha yang dihasilkan oleh KSP Lembing Sejahtera Mandiri seperti, biaya honor pengurus, biaya pelatihan, biaya sosial, dan biaya pembangunan daerah kerja. Saran KSP Lembing Sejahtera Mandiri sebaiknya menyusun laporan keuangan sepenuhnya berdasarkan SAK ETAP, sehingga laporan keuangan yang dihasilkan lengkap dan mudah dipahami oleh pihakpihak yang berkepentingan.ksp Lembing Sejahtera Mandiri juga diharapkan membuat buku besar pembantu sebagai rincian dari biaya-biaya yang dikeluarkan.bagi peneliti lain yang bermaksud meneliti penerapan SAK ETAP dalam penyusunan laporan keuangan diharapkan dapat melakukan penelitian pada subyek selain koperasi, sehingga lebih mampu menerapkan SAK ETAP secara penuh. DAFTAR PUSTAKA Fitriana, Cynthia Irma Analisis Penyajian Laporan Keuangan Sebelum dan Sesudah Implementasi Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) (Sturi Kasus pada PDAM Tirta Sukapura Tasikmalaya). Tersedia pada: Ikatan Akuntan Indonesia Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik. Tersedia pada: Martani, Dwi Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP). Tersedia pada: /03/Standar-Akuntansi- Keuanan-Entitas-Tanpa- Akuntanbilitas-Publik-SAK- ETAP.pdf. (diakses pada 16 April 2014). Narbuko, Cholid dan H. Abu Achmadi Metodelogi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara. Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 04/Per/M.Kukm/Vii/2012.Pedoman Umum Akuntansi Koperasi Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia. Tersedia pada: Putro, Sigit Amy Ariyono Penerapan SAK ETAP pada Perkoperasian dalam Penyajian Laporan Keuangan pada Koperasi Karyawan Yodium Farma PT. Kimia Farma Tbk. Plant Watudakon. Surabaya: Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya. Sitio,

10 Arifin dan Halomoan Tamba.2001.Koperasi Teori dan Praktik. Jakarta: Erlangga. Sitio, Arifin dan Halomoan Tamba.2001.Koperasi Teori dan Praktik. Jakarta: Erlangga. Sugiyono Metode Penelitian Pendidikan (Pendekata Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta. Undang-Undang No.17 tahun 2012 tentang Perkoperasian Pengertian Koperasi. Tersedia pada: perpustakaan.dpr.go.id. (diakses pada 2 Januari 2014).

11

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI UNIT DESA AMERTHA BUANA BERDASARKAN PSAK NO. 27

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI UNIT DESA AMERTHA BUANA BERDASARKAN PSAK NO. 27 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA KOPERASI UNIT DESA AMERTHA BUANA BERDASARKAN PSAK NO. 27 Ni Putu Sastrawati Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gambaran Umum Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP) SAK-ETAP merupakan suatu standar akuntansi yang disusun untuk mengatur pelaporan keuangan

Lebih terperinci

MODEL IMPLEMENTASI SAK ETAP PADA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO DI KABUPATEN JEPARA. Fatchur Rohman

MODEL IMPLEMENTASI SAK ETAP PADA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO DI KABUPATEN JEPARA. Fatchur Rohman MODEL IMPLEMENTASI SAK ETAP PADA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO DI KABUPATEN JEPARA Program Studi Akuntansi FEB UNISNU Jepara E-mail : fatchurstienu@gmail.com Kata kunci: Laporan Keuangan, SAK ETAP, Credit Union.

Lebih terperinci

Akuntasi Koperasi Sektor Riil sebagai STANDAR AKUNTANSI

Akuntasi Koperasi Sektor Riil sebagai STANDAR AKUNTANSI Koperasi sebagai badan usaha sekaligus gerakan ekonomi rakyat haruslah dikelola secara profesional dengan menerapkan prinsip keterbukaan, transparansi dan akuntabilitas yang dapat diakui, diterima dan

Lebih terperinci

Penyajian Laporan Keuangan Koperasi RRKR Berdasarkan SAK ETAP

Penyajian Laporan Keuangan Koperasi RRKR Berdasarkan SAK ETAP Penyajian Laporan Keuangan Koperasi RRKR Berdasarkan SAK ETAP Nia Herlina Program Studi Akuntansi STIE STEMBI, niaherlina01@gmail.com Abstrak Tujuan_Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui penerapan Standar

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) SAK ETAP yaitu standar yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia yang bertujuan untuk memudahkan

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN SAK ETAP DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT. BPR Ganto Nagari 1954

ANALISIS PENERAPAN SAK ETAP DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT. BPR Ganto Nagari 1954 ANALISIS PENERAPAN SAK ETAP DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT. BPR Ganto Nagari 1954 Immu Puteri Sari dan Dwi Nova Azana Fakultas Ekonomi UMSB Abstrak Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi mengandung makna kerjasama. Definisi koperasi Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi mengandung makna kerjasama. Definisi koperasi Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Koperasi mengandung makna kerjasama. Definisi koperasi Indonesia menurut UU No. 25/1992 tentang perkoperasian, koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN Sistematika pembahasan yang dilakukan terhadap KOPKAR ADIS adalah berdasarkan akun-akun yang terdapat di dalam laporan keuangan dengan melakukan analisis dan evaluasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari BAB II LANDASAN TEORI II.1 Rerangka Teori dan Literatur II.1.1. Pengertian Entitas Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari unit tersebut sebagai fokusnya.

Lebih terperinci

PENERAPAN SAK ETAP DALAM LAPORAN KEUANGA N PADA KOPERASI KARYAWAN PT. TATA BUSANA JAKARTA. Dwiyatmoko Pujiwidodo

PENERAPAN SAK ETAP DALAM LAPORAN KEUANGA N PADA KOPERASI KARYAWAN PT. TATA BUSANA JAKARTA. Dwiyatmoko Pujiwidodo MONETER, VOL. II NO. 1 APRIL 2015 PENERAPAN DALAM LAPORAN KEUANGA N PADA KOPERASI KARYAWAN PT. TATA BUSANA JAKARTA Dwiyatmoko Pujiwidodo Program Studi Manajemen Perpajakan Akademi Manajemen Keuangan BSI

Lebih terperinci

ISSN ANALISIS STATEMENT OF CASHFLOW UNTUK MENGEVALUASI KEMAMPUAN KOPERASI DALAM MENGHASILKAN KAS DAN SETARA KAS

ISSN ANALISIS STATEMENT OF CASHFLOW UNTUK MENGEVALUASI KEMAMPUAN KOPERASI DALAM MENGHASILKAN KAS DAN SETARA KAS ISSN 1829-5282 46 ANALISIS STATEMENT OF CASHFLOW UNTUK MENGEVALUASI KEMAMPUAN KOPERASI DALAM MENGHASILKAN KAS DAN SETARA KAS Oleh: Ni Luh Gede Erni Sulindawati Dosen Jurusan Akuntansi Program Diploma III

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi bahwa, Undang Undang No.17 tahun 2012 tentang Perkoperasian menyatakan Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan

Lebih terperinci

PEDOMAN STANDAR AKUNTANSI KOPERASI

PEDOMAN STANDAR AKUNTANSI KOPERASI Salah satu indikator pengelolaan koperasi yang menjalankan prinsip akuntabilitas yang dilandasi transparansi dan kepatuhan sesuai dengan Pilar Pengelolaan Koperasi yang telah diuraikan dalam pertemuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul Edward, Tanujaya (2012)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul Edward, Tanujaya (2012) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul Koperasi merupakan satu bentuk usaha berbadan hukum yang berdiri di Indonesia sesuai yang telah dijelaskan dalam Undang-Undang No 17 Tahun 2012 Pasal

Lebih terperinci

Menurut Rudianto (2010:9), tujuan koperasi adalah untuk memberikan kesejahteraan dan manfaat bagi para anggotanya

Menurut Rudianto (2010:9), tujuan koperasi adalah untuk memberikan kesejahteraan dan manfaat bagi para anggotanya 8 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Peraturan Mentri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 04/Per/M.Kukm/Vii/2012, Koperasi adalah :

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan LAPORAN KEUANGAN. Bentuk Bentuk Laporan Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS

Manajemen Keuangan LAPORAN KEUANGAN. Bentuk Bentuk Laporan Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Modul ke: 02 Manajemen Keuangan LAPORAN KEUANGAN Bentuk Bentuk Laporan Keuangan Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Program Studi Akuntansi Idik Sodikin,SE,MBA,MM Pendahuluan Apa yang yang dimaksud Laporan Keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian dan Prinsip Koperasi Menurut Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia Nomor 04/Per/M.Kukm/Vii/2012, Koperasi

Lebih terperinci

Bab II TINJAUAN PUSTAKA. Koperasi lahir pada permulaan abad ke-19 sebagai suatu reaksi terhadap sistem

Bab II TINJAUAN PUSTAKA. Koperasi lahir pada permulaan abad ke-19 sebagai suatu reaksi terhadap sistem Bab II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Koperasi Koperasi lahir pada permulaan abad ke-19 sebagai suatu reaksi terhadap sistem perekonomian kapitalisme di negara-negara Eropa. Sistem ekonomi ini

Lebih terperinci

PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK PADA KOPERASI TUNAS ADIL TOBELO

PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK PADA KOPERASI TUNAS ADIL TOBELO PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK PADA KOPERASI TUNAS ADIL TOBELO IRENA SEPTIANITA KAOMANENG (1) & GRACIELLA TAMBARIKI (1) 1) Program Studi Akuntansi, Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

Akuntansi Keuangan Koperasi

Akuntansi Keuangan Koperasi Akuntansi Keuangan Koperasi Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor : 04/Per/M.KUKM/VII/2012 MENIMBANG : (d). Bahwa Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teknik analisis deskriptif kualitatif. dalam Penyusunan Laporan Keuangan pada Koperasi Simpan Pinjam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teknik analisis deskriptif kualitatif. dalam Penyusunan Laporan Keuangan pada Koperasi Simpan Pinjam BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Review Penelitian Terdahulu NO PENELITI JUDUL METODE HASIL 1. Ariantini. Penerapan Et all (2014) SAK ETAP 2. Pambudi (2014) dalam Penyusunan Laporan Keuangan pada Koperasi Simpan

Lebih terperinci

29 Oktober Pertemuan

29 Oktober Pertemuan Salah satu indikator pengelolaan koperasi yang menjalankan prinsip akuntabilitas yang dilandasi transparansi dan kepatuhan sesuai dengan Pilar Pengelolaan Koperasi yang telah diuraikan dalam pertemuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkiraan buku besar tersendiri dengan buku tambahan masing masing. tahun di dalam neraca disajikan sebagai aktiva lancar.

BAB I PENDAHULUAN. perkiraan buku besar tersendiri dengan buku tambahan masing masing. tahun di dalam neraca disajikan sebagai aktiva lancar. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Piutang timbul dari beberapa jenis transaksi, dimana yang paling umumialah dari penjualan barang ataupun jasa. Piutang usaha yang berasal dari transaksi penjualan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang didukung oleh sanksi-sanksi untuk setiap ketidakpatuhan (Belkaoui,

BAB 1 PENDAHULUAN. yang didukung oleh sanksi-sanksi untuk setiap ketidakpatuhan (Belkaoui, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Standar akuntansi merupakan masalah penting dalam profesi dan semua pemakai laporan keuangan. Oleh karena itu, mekanisme penyusunan standar akuntansi harus

Lebih terperinci

PENGARUH PENCABUTAN PSAK 27 TERHADAP PELAPORAN AKUNTANSI KEUANGAN INDUSTRI KOPERASI (STUDI KASUS: KOPERASI KARYAWAN PT. ADIS)

PENGARUH PENCABUTAN PSAK 27 TERHADAP PELAPORAN AKUNTANSI KEUANGAN INDUSTRI KOPERASI (STUDI KASUS: KOPERASI KARYAWAN PT. ADIS) PENGARUH PENCABUTAN PSAK 27 TERHADAP PELAPORAN AKUNTANSI KEUANGAN INDUSTRI KOPERASI (STUDI KASUS: KOPERASI KARYAWAN PT. ADIS) Ruri Destianty Piliang, Stefanus Ariyanto Universitas Bina Nusantara Jl. Kebon

Lebih terperinci

STRUKTUR DASAR AKUNTANSI BAB 2

STRUKTUR DASAR AKUNTANSI BAB 2 STRUKTUR DASAR AKUNTANSI BAB 2 SIKLUS AKUNTANSI Akuntansi adalah aktivitas mengumpulkan, menganalisis, menyajikan dalam bentuk angka mengklasifikasikan, mencatat, meringkas dan melaporkan aktivitas/transaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi perkembangan dunia usaha mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Dalam Reeves (2009), terdapat tiga jenis usaha yang bertujuan mencari keuntungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi Menurut Undang-undang Nomor 17 tahun 2012 koperasi adalah : Badan hukum yang didirikan oleh perseorangan atau badan hukum koperasi, dengan pemisahan kekayaan para

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan konsep-konsep dasar yang telah dibahas dalam bab II dan latar belakang permasalahan yang diuraikan dalam skripsi ini akan dibahas dari sudut pandang standart

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Akuntansi memegang peranan penting dalam entitas karena akuntansi adalah bahasa bisnis. Akuntansi menghasilkan informasi yang menjelaskan kinerja keuangan

Lebih terperinci

Koperasi Karyawan PT. ADIS PERHITUNGAN HASIL USAHA Periode Tahun 2010, 2011 & 2012

Koperasi Karyawan PT. ADIS PERHITUNGAN HASIL USAHA Periode Tahun 2010, 2011 & 2012 L1 PERHITUNGAN HASIL USAHA Periode Tahun 2010, 2011 & 2012 No Uraian Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 (Dalam Rp) (Dalam Rp) (Dalam Rp) I PENDAPATAN OPERASIONAL Penjualan Harga Pokok Penjualan Jumlah laba

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Akuntansi Perkoperasian Sebagai organisasi ekonomi yang berwatak sosial, koperasi memiliki perbedaan dengan bentuk perusahaan lainnya. Namun apabila dilihat dari kebutuhannya

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN IV.1 Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan Perlakuan Akuntansi SAK ETAP Setelah mendapatkan gambaran detail mengenai objek penelitian, yaitu PT Aman Investama.

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri. BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Manfaat Implementasi SAK ETAP Dengan mengimplementasikan SAK ETAP di dalam laporan keuangannya, maka CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Sesuai dengan Undang-Undang No.20 tahun 2008 pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usaha kecil dan menengah merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia, Usaha Kecil dan Menengah juga menjadi salah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI DAN STUDI PUSTAKA

BAB II TINJAUAN TEORI DAN STUDI PUSTAKA BAB II TINJAUAN TEORI DAN STUDI PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Ariantini (2014) yang menganalisis tentang penerapan SAK ETAP dalam penyusunan laporan keuangan pada koperasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN. akuntansi, sehingga memberikan pengertian yang berbeda sesuai

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN. akuntansi, sehingga memberikan pengertian yang berbeda sesuai BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN A. Kajian Pustaka 1. Definisi Akuntansi Ada banyak pengertian akuntansi yang diartikan oleh para ahli akuntansi, sehingga memberikan pengertian yang berbeda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan ekonomi merupakan masalah krusial bagi semua negara, setiap negara akan berusaha demi terciptanya pembangunan ekonomi yang maju dan berhasil. Keberhasilan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Hasil Statistik Keuangan Koperasi Karyawan Perum Peruri (KOPETRI)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Hasil Statistik Keuangan Koperasi Karyawan Perum Peruri (KOPETRI) 35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Hasil Statistik Keuangan Koperasi Karyawan Perum Peruri (KOPETRI) Era bisnis Indonesia saat ini didominasi oleh kekuatan kapitalisme menjadikan

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 23 BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Pelaksanaan Kerja Praktek bertujuan untuk memberikan pengenalan kepada penulis mengenai kinerja dan aktivitas-aktivitas yang terjadi

Lebih terperinci

RINGKASAN SKRIPSI Meireny, Silvia Analisis Penyusunan Laporan Keuangan Berdasarkan SAK ETAP (Studi Kasus Pada Koperasi Pasar Gondanglegi)

RINGKASAN SKRIPSI Meireny, Silvia Analisis Penyusunan Laporan Keuangan Berdasarkan SAK ETAP (Studi Kasus Pada Koperasi Pasar Gondanglegi) ANALISIS PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN BERDASARKAN SAK ETAP (STUDI KASUS PADA KOPERASI PASAR GONDANGLEGI) Silvia Meireny Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Teori dan Literatur 2.1.1 PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) PSAK merupakan suatu aturan mengenai akuntansi keuangan di Indonesia yang disusun oleh IAI (Ikatan

Lebih terperinci

ANALISIS KEPATUHAN LAPORAN KEUANGAN KOPERASI BERDASARKAN SAK ETAP

ANALISIS KEPATUHAN LAPORAN KEUANGAN KOPERASI BERDASARKAN SAK ETAP ANALISIS KEPATUHAN LAPORAN KEUANGAN KOPERASI BERDASARKAN SAK ETAP Nia Yuniarsih Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Darma Cendika Jalan Dr. Ir. H. Soekarno 201, Surabaya ABSTRACT

Lebih terperinci

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASI Per (Tidak Diaudit) ASET 31 Desember 2010 ASET LANCAR Kas dan Setara Kas Piutang Usaha Pihak Ketiga Piutang Lainlain Pihak Ketiga Persediaan Bersih Biaya Dibayar di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian koperasi berdasarkan Undang-Undang no. 17 tahun 2012 pasal 1 disebutkan bahwa : Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Pada era globalisasi ini, dalam pembangunan sektor ekonomi mendapat perhatian yang cukup besar. Dengan tujuan, hasil dari sektor ekonomi dapat dinikmati

Lebih terperinci

PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN TANPA AKUNTANBILITAS PUBLIK (SAK ETAP) (KPRI SERBA USAHA MIGAS CEPU) Rosita Dara Febry Kusmana

PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN TANPA AKUNTANBILITAS PUBLIK (SAK ETAP) (KPRI SERBA USAHA MIGAS CEPU) Rosita Dara Febry Kusmana 1 PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN TANPA AKUNTANBILITAS PUBLIK (SAK ETAP) (KPRI SERBA USAHA MIGAS CEPU) Rosita Dara Febry Kusmana Universitas Negeri Surabaya sitadara.dara2@gmail.com ABSTRACT The purpose

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBILK PADA KOPERASI. Oleh : Siti Isnainiyah dan Supriono

IMPLEMENTASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBILK PADA KOPERASI. Oleh : Siti Isnainiyah dan Supriono IMPLEMENTASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBILK PADA KOPERASI (STUDI KASUS PADA KPRI KEBAK PURWOREJO) Oleh : Siti Isnainiyah dan Supriono I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam

Lebih terperinci

BAB 4. AKTIVITAS KETIGA

BAB 4. AKTIVITAS KETIGA BAB 4. AKTIVITAS KETIGA Capaian yang diharapkan setelah membaca bab aktivitas ketiga dalam materi Laporan Keuangan (Financial Statement) adalah stakeholder mampu: 1. Memahami tujuan laporan keuangan (Financial

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Prinsip dan Tujuan Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Koperasi yang berawal dari kata co yang berarti bersama dan operation yang berarti bekerja, sehingga koperasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Disamping itu bank adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Disamping itu bank adalah BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Disamping itu bank adalah badan

Lebih terperinci

30 Juni 31 Desember

30 Juni 31 Desember LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 30 Juni 31 Desember ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 73102500927 63710521871 Investasi 2072565000 1964636608 Piutang usaha - setelah

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi Akuntansi berasal dari kata asing yaitu accounting, yang artinya bila diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia adalah menghitung atau mempertanggungjawabkan.

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DENGAN METODE COMMON SIZE PADA PT. HOLCIM INDONESIA Tbk.

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DENGAN METODE COMMON SIZE PADA PT. HOLCIM INDONESIA Tbk. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DENGAN METODE COMMON SIZE PADA PT. HOLCIM INDONESIA Tbk. Nama : Syarif Saefullah NPM : 26210788 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Silvia Avira SE.,MM. bab1 Latar Belakang Banyak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. reaksi terhadap sistem perekonomian kapitalisme di Negara-negara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. reaksi terhadap sistem perekonomian kapitalisme di Negara-negara BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Koperasi dan Karakteristiknya Sejarah koperasi lahir pada permulaan abad ke-19 sebagai suatu reaksi terhadap sistem perekonomian kapitalisme di Negara-negara Eropa. Sistem ekonomi

Lebih terperinci

Ikatan Akuntan Indonesia. IAI Copy Right, all rights reserved

Ikatan Akuntan Indonesia. IAI Copy Right, all rights reserved Ikatan Akuntan Indonesia Tiga Pilar Akuntansi Keuangan: Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) SAK ETAP SAK Syariah SAK ETAP digunakan untuk entitas tanpa akuntabilitas publik (ETAP). ETAP adalah entitas yang

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Kebijakan Akuntansi

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Kebijakan Akuntansi BAB IV PEMBAHASAN Sistematika pembahasan yang dilakukan terhadap Koperasi Karyawan Balido PT. (Persero) Angkasa Pura II Palembang adalah berdasarkan akunakun yang terdapat di dalam laporan keuangan dengan

Lebih terperinci

2012, No.755 LAMPIRAN

2012, No.755 LAMPIRAN 5 2012, No.755 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 04/Per/M.KUKM/VII/2012 PEDOMAN UMUM AKUNTANSI KOPERASI KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. keuangan dari beberapa ahli, antara lain sebagaiberikut:

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. keuangan dari beberapa ahli, antara lain sebagaiberikut: BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Pengertian Laporan Keuangan Dalam upaya untuk membuat keputusan yang rasional, pihak eksternal perusahaan maupun pihak internal perusahaan seharusnya menggunakan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 755, 2012 KEMENTERIAN NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH. Akuntansi. Sistem. Koperasi. Pedoman. PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH

Lebih terperinci

PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (SAK) DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DI PT KOMUGI BALI

PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (SAK) DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DI PT KOMUGI BALI PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (SAK) DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DI PT KOMUGI BALI Ni Putu Ayuk Indrayani Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Ganesha

Lebih terperinci

Catatan 31 Maret Maret 2010

Catatan 31 Maret Maret 2010 NERACA KONSOLIDASI ASET Catatan 31 Maret 2011 31 Maret 2010 ASET LANCAR Kas dan setara kas 2f, 3 220.361.019.579 10.981.803.022 Piutang usaha - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu Pihak yang

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PERKOPERASIAN PADA PRIMKOPTI HARUM KECAMATAN WELERI KABUPATEN KENDAL BERDASARKAN SAK ETAP

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PERKOPERASIAN PADA PRIMKOPTI HARUM KECAMATAN WELERI KABUPATEN KENDAL BERDASARKAN SAK ETAP ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PERKOPERASIAN PADA PRIMKOPTI HARUM KECAMATAN WELERI KABUPATEN KENDAL BERDASARKAN SAK ETAP (Studi Kasus Pada PRIMKOPTI Harum Kec.Weleri Kab.Kendal) Yuli Nuryanti Program Studi

Lebih terperinci

STANDAR AKUNTANSI ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK

STANDAR AKUNTANSI ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK STANDAR AKUNTANSI ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK Ruang Lingkup Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum(general purpose financial statemanet) bagi

Lebih terperinci

BAB AKUNTANSI KOPERASI. orang-orang bukan kumpulan modal sehingga peranan anggota sama menentukan dalam

BAB AKUNTANSI KOPERASI. orang-orang bukan kumpulan modal sehingga peranan anggota sama menentukan dalam BAB AKUNTANSI KOPERASI Koperasi merupakan bentuk badan usaha yang memiliki karakteristik yang berbeda dengan bentuk badan usaha lainnya karena koperasi merupakan kumpulan dari orang-orang bukan kumpulan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Dari penelitian yang sudah dilakukan mengenai Analisis Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) dapat ditarik kesimpulan sebagai

Lebih terperinci

ORGANISASI NIRLABA. Oleh: Tri Purwanto

ORGANISASI NIRLABA. Oleh: Tri Purwanto KONSEP DASAR ORGANISASI NIRLABA Oleh: Tri Purwanto Pelatihan Penyusunan Laporan Keuangan sesuai PSAK 45 berdasar SAK ETAP Pelatihan Penyusunan Laporan Keuangan sesuai PSAK 45 berdasar SAK ETAP Sekretariat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP) pada bulan Juli 2009.

BAB I PENDAHULUAN. Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP) pada bulan Juli 2009. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) telah mengeluarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP) pada bulan Juli 2009. SAK-ETAP

Lebih terperinci

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN DESEMBER 00 DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN --------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi global yang semakin pesat menuntut perusahaan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi global yang semakin pesat menuntut perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi global yang semakin pesat menuntut perusahaan (negara maupun swasta) untuk bersaing sangat ketat baik terhadap perusahaan lain yang sejenis

Lebih terperinci

Laporan Keuangan: Neraca

Laporan Keuangan: Neraca Laporan Keuangan: Neraca MATERI 1. Sifat dan kegunaan laporan keuangan 2. Jenis Laporan Keuangan 3. Isi dan Elemen Laporan Keuangan, Khusus untuk Neraca 4. Catatan Atas Laporan Keuangan 5. Keterbatasan

Lebih terperinci

Laporan Arus Kas. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 8. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Nurul Husnah dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI

Laporan Arus Kas. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 8. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Nurul Husnah dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI Laporan Arus Kas Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 8 Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Nurul Husnah dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI 1 Agenda 1 2 Laporan Arus Kas Latihan dan Pembahasan 3

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. PSAK 1 tentang penyajian laporan keuangan. a. Definisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) adalah standar yang digunakan untuk pelaporan keuangan

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PADA KOPERASI KARYAWAN BERSAMA PT EPFM

ANALISIS PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PADA KOPERASI KARYAWAN BERSAMA PT EPFM ANALISIS PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PADA KOPERASI KARYAWAN BERSAMA PT EPFM Diajukan Oleh : HIDAYATI PRATIWI Email : hidayatipratiwi11@gmail.com Pembimbing I : FARIDAH Email : faridah_ku@yahoo.co.id

Lebih terperinci

ANALISIS PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH IMPLEMENTASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK (SAK ETAP)

ANALISIS PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH IMPLEMENTASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK (SAK ETAP) ANALISIS PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH IMPLEMENTASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK () (Studi Kasus pada PDAM Tirta Sukapura Tasikmalaya) CYNTHIA IRMA FITRIANA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di Indonesia sendiri telah ditetapkan sebuah peraturan yang mewajibkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di Indonesia sendiri telah ditetapkan sebuah peraturan yang mewajibkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di Indonesia sendiri telah ditetapkan sebuah peraturan yang mewajibkan usaha kecil untuk melakukan pencatatan akuntansi yang baik yaitu Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN

PEDOMAN PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN PEDOMAN PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN Lampiran II I. PEDOMAN UMUM A TANGGUNG JAWAB ATAS LAPORAN KEUANGAN 1 Pengurus Dana Pensiun bertanggung jawab atas laporan keuangan Dana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kebutuhan transportasi pada masa sekarang ini merupakan kebutuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kebutuhan transportasi pada masa sekarang ini merupakan kebutuhan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan transportasi pada masa sekarang ini merupakan kebutuhan yang sangat mendasar bagi seluruh lapisan masyarakat. Tidak dapat dipungkiri bahwa pada saat

Lebih terperinci

PT GARUDA METALINDO Tbk

PT GARUDA METALINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN INTERIM 31 MARET 2016 DAN 31 DESEMBER 2015 SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2016 DAN 2015 (MATA UANG INDONESIA) LAPORAN KEUANGAN INTERIM 31 MARET 2016

Lebih terperinci

Oleh: Yessi Kurniasari Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Tasikmalaya ABSTRACT ABSTRAK

Oleh: Yessi Kurniasari Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Tasikmalaya ABSTRACT ABSTRAK ANALISIS STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS TANPA AKUNTABILITAS PUBLIK ( SAK ETAP ) PADA LAPORAN KEUANGAN KOPERASI (Studi Kasus pada Koperasi Kesejahteraan Lingkungan Hikmat Pelita Manonjaya Tasikmalaya)

Lebih terperinci

ASET Aset Lancar Kas dan setara kas 1.429.755 1.314.091 1.020.730 Investasi jangka pendek 83.865 47.822 38.657 Investasi mudharabah - - 352.512 Piutang usaha Pihak berelasi 14.397 20.413 30.670 Pihak ketiga

Lebih terperinci

Pernyataan ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan melalui:

Pernyataan ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan melalui: 0 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. (REVISI ) PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN Paragraf-paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring (bold italic) adalah paragraf standar, yang harus dibaca

Lebih terperinci

Dalam Bahasa dan Mata Uang Apa Laporan Keuangan Disajikan?

Dalam Bahasa dan Mata Uang Apa Laporan Keuangan Disajikan? Dalam Bahasa dan Mata Uang Apa Laporan Keuangan Disajikan? Oleh: Tarkosunaryo Paper ini bermaksud untuk menyajikan analisis penggunaan mata uang yang seharusnya digunakan oleh perusahaan dalam menyusun

Lebih terperinci

PT SARASA NUGRAHA Tbk NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham)

PT SARASA NUGRAHA Tbk NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham) NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham) AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan Bank 2.b, 4 7.079.491 4.389.630 Investasi Jangka Pendek 2.d, 5 6.150 6.150 Piutang Usaha 2.b,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Pembagian Sisa Hasil Usaha Di BMT Sidogiri Cabang Sidodadi

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Pembagian Sisa Hasil Usaha Di BMT Sidogiri Cabang Sidodadi BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Pembagian Sisa Hasil Usaha Di BMT Sidogiri Cabang Sidodadi Surabaya Sebagai suatu badan usaha, BMT dalam menjalankan kegiatan usahanya, tentu ingin mendapatkan keuntungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi merupakan lembaga dimana orang-orang yang memiliki kepentingan relatif

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi merupakan lembaga dimana orang-orang yang memiliki kepentingan relatif BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah Koperasi merupakan lembaga dimana orang-orang yang memiliki kepentingan relatif homogen berhimpun untuk meningkatkan kesejahteraannya. Dengan kata lain Koperasi

Lebih terperinci

SELAMAT DATANG PUBLIC HEARING EXPOSURE DRAFT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH ( ED SAK EMKM

SELAMAT DATANG PUBLIC HEARING EXPOSURE DRAFT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH ( ED SAK EMKM SELAMAT DATANG PUBLIC HEARING EXPOSURE DRAFT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH ( ED SAK EMKM ) Balai Kartini Jakarta, 16 Juni 2016 Exposure Draft Standar Akuntansi Keuangan

Lebih terperinci

PENERAPAN SAK ETAP PADA PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

PENERAPAN SAK ETAP PADA PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PENERAPAN SAK ETAP PADA PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN Ervina Rahma Putri, Siti Mutmainah Politeknik Negeri Semarang, Jurusan Akuntansi Jl. Prof. Soedarto SH Tembalang Abstract BPR is considered necessary

Lebih terperinci

PT. BPRS PUDUARTA INSANI NERACA 31 DESEMBER 2014 dan 2013

PT. BPRS PUDUARTA INSANI NERACA 31 DESEMBER 2014 dan 2013 Catatan 31 Desember 2014 31 Desember 2013 AKTIVA Aktiva Lancar Kas 1 393,356,550 474,788,750 Penempatan Pada Bank Lain 2 12,477,079,745 11,223,260,746 Piutang 3 31,488,397,366 30,580,798,958 Penyisihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehat (Keputusan Presiden RI No. 99 tahun 1998).

BAB I PENDAHULUAN. sehat (Keputusan Presiden RI No. 99 tahun 1998). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) adalah kegiatan rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi

Lebih terperinci

PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI. Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit)

PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI. Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit) PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit) DAFTAR ISI Halaman Surat Pernyataan Direksi Laporan Auditor Independen

Lebih terperinci

1,111,984, ,724,096 Persediaan 12 8,546,596, f, ,137, ,402,286 2h, 9 3,134,250,000 24,564,101,900

1,111,984, ,724,096 Persediaan 12 8,546,596, f, ,137, ,402,286 2h, 9 3,134,250,000 24,564,101,900 NERACA KONSOLIDASI` PER 30 SEPTEMBER 2009 DAN 2008 3 CATATAN ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 2c, 2l, 4, 24 Rp 3,111,393,145 Rp 1,677,351,069 Investasi jangka pendek 2d, 5 5,348,940,000 6,606,593,125

Lebih terperinci

S A L I N A N KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN NOMOR : KEP-2345/LK/2003 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN

S A L I N A N KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN NOMOR : KEP-2345/LK/2003 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN S A L I N A N KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN NOMOR : KEP-2345/LK/2003 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian UMKM menurut Undang Undang No. 20 Tahun 2008, yaitu :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian UMKM menurut Undang Undang No. 20 Tahun 2008, yaitu : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro Kecil dan Menengah UMKM berperan penting dalam mengembangkan perekonomian Indonesia. 2.1.1 Pengertian UMKM Pengertian UMKM menurut Undang Undang No. 20 Tahun 2008,

Lebih terperinci

Bab 1 Ruang Lingkup UKM.1. Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Bab 1 Ruang Lingkup UKM.1. Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA 0 Bab Ruang Lingkup.. Standar Akuntansi Keuangan Usaha Kecil dan Menengah (SAK UKM) dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas kecil dan menengah. Entitas kecil dan menengah adalah entitas yang: (a) yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi dan Ruang Lingkupnya 2.1.1 Pengertian Koperasi Koperasi erat kaitannya dengan masyarakat dan lingkungan terutama dengan kehidupan kita sehari-hari maupun dunia usaha,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA Pengertian Lembaga Perkreditan Desa (LPD) ke arah peningkatan taraf hidup krama desa, dan dalam kegiatannya banyak

BAB II KAJIAN PUSTAKA Pengertian Lembaga Perkreditan Desa (LPD) ke arah peningkatan taraf hidup krama desa, dan dalam kegiatannya banyak BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 3 Tahun 2007, LPD adalah suatu badan simpan pinjam yang dimiliki

Lebih terperinci

1. Entitas signifikan Entitas memiliki akuntabilitas publik signifikan jika:

1. Entitas signifikan Entitas memiliki akuntabilitas publik signifikan jika: A. LATAR BELAKANG Standar Akuntansi Keuangan (SAK) telah mengadopsi standar internasional International Financial Reporting Standards baik untuk etentitas yang berakuntabilitas public (SAK IFRS) maupun

Lebih terperinci