PERKIRAAN INTELIJEN KHUSUS TENTANG OPERASI ANTIK MUSI 2015
|
|
- Susanti Cahyadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH SUMATERA SELATAN DIREKTORAT INTELKAM Nomor. : R / Kirsus- / VII / 2015 / Dit Intelkam PERKIRAAN INTELIJEN KHUSUS TENTANG OPERASI ANTIK MUSI 2015 PENUNJUKAN : 1. Peta = Sumatera Selatan Kedar = 1 : Tahun = Dokumen = Kirka Intelkam Polda Sumsel I. TUGAS POKOK Polda Sumsel beserta seluruh jajaran melaksanakan operasi Kepolisian khusus kewilayahan mandiri dengan sandi ANTIK MUSI 2015 dengan mengedepankan fungsi Reserse Narkoba selama 15 (Lima belas) hari yang diprediksi akan dilaksanakan mulai tanggal 30 Juli 2015 s/d 14 Agustus 2015 yang didukung fungsi Intelijen dan fungsi lainnya dalam penegakkan hukum secara Preemtif untuk melaksanakan kegiatan Penyelidikan, Pengamanan dan Penggalangan melalui langkah Deteksi dan Identifikasi segala bentuk ancaman dengan tujuan mengungkap / menangkap Bandar, Pengedar, Jaringan / Kelompok dan barang bukti Narkoba demi terwujudnya situasi Kamtibmas yang kondusif dan terciptanya rasa aman pada masyarakat serta mendukung suksesnya pembangunan di Provinsi Sumatera Selatan. II. SASARAN OPERASI 1. Daerah Operasi : a. Lokasi / Tempat : Di seluruh Kabupaten / Kota dalam wilayah Provinsi Sumatera Selatan. b. Kondisi Lingkungan 1) Kondisi Medan. a) Geografi / 1) Wilayah
2 2 1) Wilayah Prov. Sumatera Selatan yang berbatasan dengan Provinsi Jambi, Bangkulu, Lampung dan Babel, terdiri dari sebagian besar dataran rendah yang berair atau basah serta terdapat sungai-sungai besar maupun kecil. 2) Cuaca dalam wilayah Hukum Polda Sumsel saat ini, telah menunjukkan adanya perubahan yang ditandai dengan mulai timbulnya hujan di beberapa wilayah, walaupun intensitasnya sedikit dan minim. 3) Kondisi jalur darat wilayah Sumsel dapat dilalui dengan route Jalinsum, Jalintim dan Jalinteng serta jalan alternatif, yang kondisi tanahnya bila turun hujan banyak yang labil, kondisi demikian akibat dari banyaknya terdapat dataran rendah yang basah dan berawa, serta pengaruh banyaknya sungai dan memiliki tebing yang terjal sehingga dapat mengakibatkan Tanah Longsor dan banjir bila hujan turun. b) Demografi 1) Penduduk Sumatera Selatan yang sangat heterogen, terdiri dari bermacam Suku, seperti dari Pulau Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Sumatera, dengan keragamana kondisi demikian dapat merupakan bentuk kerawanan tersendiri. 2) Hal yang sangat menonjol disini, suku pendatang sudah mulai meniru temperament dari Suku asli (suka membawa Sajam dan temperament tinggi ) 3) Sikap toleransi yang sangat tinggi ( Primodial sempit ) apalagi dalam bidang yang membahayakan, mereka akan tutup mulut demi membela keluarga dan teman baiknya. 4) Masih banyak masyarakat di pedesaan yang menggunakan jalan sebagai tempat istirahat, bahkan digunakan sebagai tempat menjemur hasil bumi. 2) Kondisi sosial a) Aksi unjuk rasa maupun penyampaian pendapat terhadap Bijak-Bijak Pemerintah baik pusat maupun daerah (Kab / Kota) yang telah dan atau akan dilaksanakan oleh masyarakat, LSM, Ormas, Parpol yang dinilai tidak populer serta tidak mencerminkan rasa keadilan di masyarakat nampaknya masih akan terus berlangsung. /b) Kesadaran..
3 3 b) Kesadaran hukum dan partisipasi sosial masyarakat, pada umumnya cendrung menurun, kurang peduli terhadap adanya perubahan sosial yang timbul di sekitar lingkungannya, namun setelah perubahan sosial dan kegiatan tersebut sudah mulai merubah tingkah laku masyarakat dan kegiatan tersebut berkembang dan mulai berlangsung terus menerus (meresahkan) serta masyarakat menjadi korban baru mereka menyadari arti dan nilai keamanan. c) Masih belum stabilnya harga kebutuhan pokok masyarakat di pasaran terutama sekali harga sembilan bahan Pokok yang semakin meningkat d) Melemahnya nilai rupiah terhadap dolar berdampak meningkatnya harga beberapa komidity antara lain elektronik dan buah buahan. e) Masih belum pulihnya dan masih terpuruknya perekonomian pada saat ini sangat berpengaruh terhadap masyarakat, khususnya di Prop. Sumsel ditambah lagi dengan meningkatnya angka pencari kerja / pengangguran sebagai akibat sulitnya memperoleh lapangan pekerjaan dalam pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari. f) Harga kebutuhan Pokok yang semakin meningkat terutama yang dirasakan oleh rakyat kecil, menambah panjangnya keresahan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup yang lebih layak, sehingga jalan pintas / pelanggaran hukum yang mereka ambil agar dapat memenuhi kebutuhan hidup. g) Semakin maraknya tempat-tempat Hiburan dan Cafe yang buka pada malam hari, atau tempat berkumpulnya anak-anak muda untuk menyalurkan Hobinya (Dugem, Kareaoke dan Giat Melantai). h) Adanya tempat-tempat mangkal ABG baik di Cafe maupun di Mall yang menyediakan Hiburan-hiburan. i) Semakin sulit di kendalikannya kegiatan Prostitusi secara Terbuka maupun teertutup baik di perkotaan maupun di luar Kota / Kabupaten (pemukiman, warung, warung remang-remang dll). j) Semakin meningkatnya angka pengangguran sehingga untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat mencari jalan pintas dengan menjadi jaringan pengedar. k) Semakin rendahnya nilai-nilai moral dan mental generasi muda terutama sekali di Bidang agama, hilangnya Budaya malu. /l.penyakit..
4 l) Penyakit masyarakat : - Miras. - Prostitusi. - Perjudian - Pencurian - Premanisme. - Narkoba 4 Kejahatan ini sulit untuk dihilangkan sejalan dengan situasi perekonomiaan saat ini sangat memprihatinkan, sehingga untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari mereka mencari jalan pintas dengan melibatkan diri kepada kegiatan kejahatan penyakit masyarakat. 2. Data Sasaran : a. Kualitas dan kuantitas 1) Kuantitas : Data kejahatan Narkoba satu bulan terakhir (Bulan Juni) Tahun 2015 (sumber Dit Narkoba Polda Sumsel terlampir ) : 2) Kualitas a) Kegiatan jaringan peredaran Narkoba dewasa ini tidak saja di daerah perkotaan tetapi sudah sampai ketingkat Desa termasuk Desa yang jauh dari jangkauan petugas. b) Tingkat peredarannya pun sudah sampai tarap Remaja dan anak sekolah yang duduk di tingkat SLP. c) Narkoba yang di Edarkan bukan lagi bentuk ganja tetapi sudah melebar ke tingkat Extasi dan Sabu-sabu. c. Modus dan Objek : 1) Modus Operandi a) Membujuk dan merayu para Remaja untuk bersenang-senang di Cafe, Night Club termasuk menggunakan Narkoba. b) Mensuplai para pengguna Narkoba. c) Memaksa pengguna Narkoba untuk menjadi pengedar. d) Membentuk jaringan antar Kota sampai ketingkat Desa /e) Mempengaruhi...
5 5 e) Mempengaruhi petugas dengan uang yang cukup besar untuk membantu kegiatan mereka. f) Melakukan transaksi secara tertutup baik dengan jaringan atau dengan para Pelaku pengguna Narkoba. g) Menyelenggarakan keramaian masyarakat dengan diiringi musik organ tunggal dan mengedarkan narkoba h) Mengedarkan narkoba di kalangan pelajar dan pengguna narkoba di lembaga pemasyarakatan 2) Objek / Korban a) Manusia / orang : - Produsen / pembuat obat obatan terlarang - Penanam batang ganja - Bandar Narkotika dan Psikotropika - Penjual / pengecer narkoba - Pengguna / pemakai narkoba - Kurir dan orang yang turut serta dalam membantu penyalahgunaan dan peredaran narkoba - Oknum aparat / Becking dalam peredaran, jaringan narkoba. b) Benda / Barang : - Narkotika ( Ganja, Opium / Kokain, Heroin ) - Psikotropika ( Ektasi, Shabu shabu, Putaw dan Obat terlarang ( Nipam, Magadhon, Lexotan, Rohipnol dll ). III. ANALISA 1. Kondisi Sasaran 1) Jaringan Narkoba baik di Kota Besar maupun di tingkat Pedesaan dengan sistim jaringan terputus, sehingga kalau pengguna tertangkap paling dapat diungkap sampai pada tingkat pengecer. 2) Secara transparan tidak terdapat jaringan karena memang gerakan mereka cukup halus dan sangat tertutup. 3) Jaringan Narkoba memiliki mobilitas tinggi dan gerakan mereka cukup cepat terutama dalam menghilangkan barang bukti. /4) Motif Ekonomi...
6 6 4) Motif Ekonomi, dikarenakan kondisi Ekonomi dan lapangan kerja yang layak sangat sulit diperoleh sehingga tidak ada jalan lain bagi mereka untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga, mereka melakukan atau mencari jalan pintas turut serta melakukan tindak pidana. 5) Pengangguran dan Residivis, sulitnya untuk mendapatkan pekerjaan serta tidak memiliki keterampilan yang memadai untuk mencari nafkah, sedangkan kebutuhan hidup terus mendasak, maka mereka akan mengulangi lagi perbuatan Tindak Pidana serta membawa pemula yang sama-sama tidak ada pekerjaan. 6) Sebagai mata pencarian baru untuk memperkaya Diri : Jaringan atau bandar dari Narkoba, peredaran Nartkoba sebagai suatu Usaha yang illegal untuk memperkaya diri. 7) Diskotik dan Cafe cafe / warung remang-remang sebagai tempat Jaringan narkoba membagi hasil atau menunggu waktu yang tepat untuk melakukan Transaksi. 8) Tempat-tempat pemberhentian / istirahat para supir Truk dalam rangka komunikasi atau menentukan waktu untuk Transsaksi Narkoba antar Daerah. 9) Rumah, tempat kost, gudang atau lahan perkebunan sebagai tempat yang jauh dari jangkauan petugas dan jauh dari Kota sebagai tempat Memproduksi Narkoba 2. Kemampuan a) Kekuatan Sasaran : 1) Umumnya para pelaku mempunyai jaringan / kelompok yang rapi dan mobilitas tinggi serta menggunakan jasa premanisme dalam melakukan aksi. 2) Sebagai penduduk asli, para pelaku lebih menguasai medan. 3) Para pelaku pandai menyembunyikan hasil kejahatan / aksi yang akan dilakukan, Mobilitasnya Cukup tinggi dan bergerak Cepat. 4) Menggunakan ladang / kebun yang jauh dari pemukiman penduduk (hutan) sebagai tempat pelarian dan sebagai tempat menanam ganja, sehingga sukar untuk di deteksi oleh Petugas. 5) Memiliki link up yang tidak jelas. /6) Warga setempat..
7 7 6) Warga setempat cenderung membela pelaku karena pertimbangan keluarga atau enggan berurusan dengan polisi (sebagai saksi) serta takut dengan ancaman pelaku. 7) Memperalat oknum TNI / Polri sebagai Backing untuk mempelancar dalam melakukan aksinya. b) Kelemahan Sasaran 1) Pelaku sebenarnya takut bila terdengar informasi ada razia / sweeping oleh polisi, sehingga mengurangi kegiatannya atau sama sekali tidak melakukan kegiatan. 2) Biasanya pelaku melakukan transaksi pada malam hari, namun tidak menutup kemungkinan pada siang hari / sore hari dan tempat yang selalu berpindah pindah. 3) Informasi bisa didapat dari orang ketiga yang merupakan musuh / rival atau orang yang memiliki hubungan tidak baik dengan pelaku. 4) Setelah melakukan aksi biasanya pelaku yang telah diketahui petugas melarikan diri ke luar daerah / bersembunyi keluar daerah untuk menghindari kejaran petugas. 5) Para pelaku, pengedar Narkoba masih dapat digalang dengan pendekatan kesejahteraan karena motivasi pelaku adalah memenuhi kebutuhan ekonomi. IV. KESIMPULAN 1. Sasaran a. Umumnya para pelaku mempunyai jaringan / kelompok yang rapi dan mobilitas tinggi serta menggunakan jasa premanisme dalam melakukan aksi. Sebagai penduduk asli, para pelaku lebih menguasai medan. Para pelaku juga pandai menyembunyikan hasil kejahatan / aksi yang akan dilakukan, Mobilitasnya Cukup tinggi dan bergerak Cepat.Menggunakan ladang / kebun yang jauh dari pemukiman penduduk (hutan) sebagai tempat pelarian dan sebagai tempat menanam ganja, sehingga sukar untuk di deteksi oleh Petugas. Pelaku Memiliki link up yang yang jelas dan Warga setempat cenderung membela pelaku karena pertimbangan keluarga atau enggan berurusan dengan polisi (sebagai saksi) serta takut dengan ancaman pelaku. Pelaku juga Memperalat oknum TNI / Polri sebagai Backing untuk mempelancar dalam melakukan aksinya. /b. Pelaku...
8 8 b. Pelaku sebenarnya takut bila terdengar informasi ada razia / sweeping oleh polisi, sehingga mengurangi kegiatannya atau sama sekali tidak melakukan kegiatan. Biasanya pelaku melakukan transaksi pada malam hari, namun tidak menutup kemungkinan pada siang hari / sore hari dan tempat yang selalu berpindah pindah. Informasi bisa didapat dari orang ketiga yang merupakan musuh atau rival atau hubungan yang tidak baik dengan pelaku. Setelah melakukan aksi biasanya pelaku yang telah diketahui petugas melarikan diri ke luar daerah / bersembunyi keluar daerah untuk menghindari kejaran petugas. Para pelaku, pengedar Narkoba masih dapat digalang dengan pendekatan kesejahteraan karena motivasi pelaku adalah memenuhi kebutuhan ekonomi. 2. Kemungkinan penanggulangan a. Preventif 1) Deteksi dini pada titik-titik yang dimungkinkan dijadikan sebagai pusat kegiatan, tempat berkumpul, konsolidasi dan tempat dilaksanakannya transaksi narkoba / psikotropika ataupun tempat lainnya yang mengarah kepada terungkapnya kejahatan / jaringan pelaku. 2) Peningkatan intensitas patroli dan pengamanan serta operasi, baik yang bersifat rutin maupun selektif pada lokasi-lokasi yang sering dijadikan tempat-tempat untuk merekrut pelaku, peredaran dan penyalahgunaan Narkoba / psikotropika. 3) Penambahan perkuatan personil pengamanan selama berlangsungnya kegiatan operasi baik dengan aparat samping / TNI serta instansi terkait dan mengajak keswakarsaan masyarakat dalam mewujudkan dan memelihara keamanan yang kondusif. 4) Mengintensifkan penggalangan terhadap Toga, Tomas, Todat, LSM, Ormas dan mahasiswa dalam rangka pengendalian agar tidak mudah terpancing ajakan-ajakan melakukan kegiatan yang merugikan / main hakim sendiri. 5) Memprioritaskan tindakan preventif dari pada represif khususnya dalam menghadapi masalah-masalah sosial dan hal-hal yang diperkirakan dapat menimbulkan gejolak sosial yang berhubungan dengan SARA sehingga tidak menimbulkan konflik. /b. Refresif...
9 9 b. Refresif 1) Tindakan Represif dan penyidikan terhadap para pelaku tindak pidana Narkoba, orang-orang yang ada di belakang / backing kejahatan Narkoba, bandar, pengedar, jaringan / kelompok dan barang bukti Narkoba yang terlibat maupun pelaku tindak kriminalitas yang tertangkap pada sebelum, saat dan setelah melakukan kejahatan Narkoba dengan memperhatikan peraturan dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku upaya untuk membuat jera pelakunya. 2) Memprioritaskan tindakan penyidikan yang serius terhadap para Bandar dan pengedar serta jeringan Narkoba serta melakukan tindakan tegas dan tuntas dalam rangka menimbulkan Efek Jera terhadap para Pemain narkoba. 3) Menghindari Kolusi dan tindakan damai terhadap pelaku Narkoba sehingga wibawa dan citra Polri di mata masyarakat dalam pemberantasan Narkoba tidak dianggap main-main. 4) Kejahatan Narkoba bila tidak ditindak dengan tegas, serius dan tuntas maka Efek jera itu tidak akan dirasakan sehingga kejahatan Narkoba tersebut akan terus berulang, dengan kata lain tidak ada permainan dalam memberantas kejahatan Narkoba. Palembang, Juli 2015 DIREKTUR INTELKAM POLDA SUMSEL Distribusi : 1. Kapolda Sumsel. 2. Irwasda Polda Sumsel. 3. Karo Ops Polda Sumsel Drs. BUDI DERMAWAN KOMISARIS BESAR POLISI. NRP
10 10 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH SUMATERA SELATAN DIREKTORAT INTELKAM NOTA DINAS Nomor : B / ND- / VII / 2015 / Dit Intelkam Kepada : Yth. Karo Ops Polda Sumsel Dari : Direktur Intelkam Polda Sumsel. Perihal : Pengiriman Kirsus Intelijen dalam rangka Operasi Antik Musi Rujukan Nota Dinas Karo Ops Polda Sumsel Nomor : B / ND-483 / VII / 2015 Ro Ops tanggal 13 Juli 2015 tentang permintaan Kirsus Intelijen dalam rangka Operasi Antik Musi Sehubungan dengan rujukan tersebut diatas, bersama ini dikirimkan Kirsus Inteljen dimaksud (terlampir). 3. Demikian untuk menjadi maklum. Palembang, Juli 2015 DIREKTUR INTELKAM POLDA SUMSEL Distribusi : 1. Kapolda Sumsel. 2. Irwasda Polda Sumsel. 3. Karo Ops Polda Sumsel Drs. BUDI DERMAWAN KOMISARIS BESAR POLISI. NRP
11 11 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH SUMATERA SELATAN DIREKTORAT INTELKAM Nomor : R / Kirsus- / VII / 2015 / Dit Intelkam PERKIRAAN INTELIJEN KHUSUS TENTANG OPERASI ANTIK MUSI 2015 Palembang, Juli 2015
BAB I PENDAHULUAN. tindak pidana narkoba ini, diperlukan tindakan tegas penyidik dan lembaga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini peredaran narkoba semakin merajalela, dan dalam menjalankan aksinya pun para pengedar menggunakan berbagai macam cara. Untuk mengatasi tindak pidana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sosial, dan politik dalam dunia internasional, Indonesia telah ikut berpatisipasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ancaman bahaya narkoba telah melanda sebagian besar negara dan bangsa di dunia. Kecenderungan peredaran narkoba sebagai salah satu cara mudah memperoleh keuntungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan. rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Trend perkembangan kejahatan Narkoba di Indonesia akhir-akhir ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Trend perkembangan kejahatan Narkoba di Indonesia akhir-akhir ini menunjukkan peningkatan yang sangat tajam. Hasil analisis Polri atas tingginya angka kejahatan tersebut
Lebih terperinciPERANAN INTEROGASI OLEH PENYIDIK TERHADAP TERSANGKA DALAM KASUS TINDAK PIDANA PENCURIAN. (Studi pada Polsekta Medan Baru) SKRIPSI
PERANAN INTEROGASI OLEH PENYIDIK TERHADAP TERSANGKA DALAM KASUS TINDAK PIDANA PENCURIAN (Studi pada Polsekta Medan Baru) SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Guna Memenuhi Syarat Dalam Mencapai Gelar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertama kalinya konferensi tentang psikotropika dilaksanakan oleh The United
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Di masa sekarang ini Pemerintah Indonesia sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan di segala bidang, baik pembangunan fisik maupun pembangunan mental spiritual manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profesi sebagai polisi mempunyai nilai penting dalam menentukan tegaknya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesi sebagai polisi mempunyai nilai penting dalam menentukan tegaknya hukum dalam masyarakat oleh aparat penegak hukum. Sebagai anggota polisi harus mengetahui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang bersifat terang-terangan maupun secara sembunyi-sembunyi. Dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada hakekatnya perjudian merupakan perbuatan yang bertentangan dengan norma agama, moral, kesusilaan maupun hukum, serta membahayakan bagi penghidupan dan kehidupan
Lebih terperinciPENANGGULANGAN TINDAK PIDANA NARKOTIKA DITINJAU DARI UNDANG- UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009
PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA NARKOTIKA DITINJAU DARI UNDANG- UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009 MUHAMMAD AFIED HAMBALI Dosen Fakultas Hukum Universitas Surakarta PROCEDDING A. Latar Belakang. Penyalahgunaan narkoba
Lebih terperinciSTANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) BAG OPS POLRES PARIAMAN
1 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH SUMATERA BARAT RESOR PARIAMAN Jalan Imam Bonjol 37 Pariaman 25519 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) BAG OPS POLRES PARIAMAN Pariaman, 02 Januari 2012 2 KEPOLISIAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kejahatan yang bersifat trans-nasional yang sudah melewati batas-batas negara,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kejahatan narkoba merupakan kejahatan yang bersifat merusak, baik merusak mental maupun moral dari para pelakunya, terlebih korban yang menjadi sasaran peredaran
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. POLRI dalam memberantas peredaran minuman keras illegal khususnya di
69 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah saya analisa mengenai peran POLRI dalam memberantas peredaran minuman keras illegal khususnya di wilayah hukum Polres Sleman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. 1. adanya pengendalian, pengawasan yang ketat dan seksama.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kompleks, baik dari sudut medis, psikiatri, kesehatan jiwa, maupun psikososial
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan penyalahgunaan narkoba memiliki dimensi yang sangat kompleks, baik dari sudut medis, psikiatri, kesehatan jiwa, maupun psikososial ekonomi, politik, sosial,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. global yang melanda semua wilayah maupun negara di dunia. Terkhususnya di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masalah penyalahgunaan dan peredaran narkoba saat ini sudah menjadi persoalan global yang melanda semua wilayah maupun negara di dunia. Terkhususnya di Indonesia
Lebih terperinciAssalamu alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera bagi kita sekalian
KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA AMANAT PADA APEL GELAR PASUKAN DALAM RANGKA OPERASI LILIN 2014 TANGGAL 23 DESEMBER 2014 Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera bagi kita sekalian Yang Saya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif atau sering disebut NAPZA, di Indonesia saat ini sangat memperhatinkan berbagai kalangan. Laporan Survey
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah adalah mahluk sosial yang dianugrahkan suatu kebebasan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah adalah mahluk sosial yang dianugrahkan suatu kebebasan akan tetapi yang perlu dipertimbangkan kembali adalah kebebasan hakiki manusia adalah kebebasan
Lebih terperinciRAHASIA. INFORMASI KHUSUS Tanggal 15 Januari 2017
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH KALIMANTAN TIMUR DIREKTORAT INTELIJEN KEAMANAN Nomor : R / Infosus / 04 / I / 2017 / DIK INFORMASI KHUSUS Tanggal 15 Januari 2017 I. PERIHAL Rencana aksi unjuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif. Semua istilah ini baik narkoba atau napza
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya. Selain narkoba, istilah yang di perkenalkan khususnya oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Lebih terperinciAnak Yang Berhadapan Dengan Hukum
Anak Yang Berhadapan Dengan Hukum Anak yang berhadapan dengan hukum menunjukkan bahwa situasi sulit yang dihadapi oleh anak tidak hanya disebabkan oleh tindakan orang per orang tetapi juga dapat disebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. makmur yang merata materiil dan spirituil berdasarkan Pancasila dan Undang-
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini bangsa Indonesia sedang giat melaksanakan pembangunan nasional. Adanya pertumbuhan dan kemajuan perkembangan kehidupan pembangunan di segala bidang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (narkotika, zat adiktif dan obat obatan berbahaya) khususnya di kota Medan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peredaran dan penyalahgunaan narkotika tidak hanya menjadi masalah nasional, namun sudah menjadi masalah Internasional. Tidak memandang usia, status, lokasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sangat memprihatinkan. Bahkan jumlah kasus. narkotika selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Masalah penyalahgunaan narkotika di Indonesia berada dalam kondisi yang sangat memprihatinkan. Bahkan jumlah kasus penyalahgunaan narkotika selalu mengalami
Lebih terperinciKEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA AMANAT PADA APEL GELAR PASUKAN OPERASI KETUPAT 2014 TANGGAL 21 JULI 2014
KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA AMANAT PADA APEL GELAR PASUKAN OPERASI KETUPAT 2014 TANGGAL 21 JULI 2014 Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera bagi kita sekalian. Yang saya hormati : Segenap
Lebih terperinciPeningkatan Keamanan dan Ketertiban serta Penanggulangan Kriminalitas
XIX Peningkatan Keamanan dan Ketertiban serta Penanggulangan Kriminalitas Keamanan dan ketertiban merupakan prasyarat mutlak bagi kenyamanan hidup penduduk, sekaligus menjadi landasan utama bagi pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan di masyarakat sering sekali terjadi pelanggaran terhadap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan di masyarakat sering sekali terjadi pelanggaran terhadap norma kesusilaan dan norma hukum. Salah satu dari pelanggaran hukum yang terjadi di
Lebih terperinciKebijakan Penanggulangan Tindak Pidana Narkotika di Wilayah Maluku
Kebijakan Penanggulangan Tindak Pidana Narkotika di Wilayah Maluku Yonna Beatrix Salamor 1, Erwin Ubwarin 2 1 Program Studi Ilmu Hukum, Universitas Pattimura Email: yonnahukum@gmail.com 2 Program Studi
Lebih terperinciBUPATI HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
BUPATI HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PELARANGAN MINUMAN BERALKOHOL, PENYALAHGUNAAN ALKOHOL, MINUMAN DAN OBAT OPLOSAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peradilan negara yang diberi wewenang oleh Undang-Undang untuk mengadili
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hakim adalah aparat penegak hukum yang paling dominan dalam melaksanakan penegakan hukum. Hakimlah yang pada akhirnya menentukan putusan terhadap suatu perkara disandarkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Permasalahan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba (narkotika,
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba (narkotika, psikotropika dan bahan adiktif lainnya non tembakau dan alkohol) baik di tingkat global, regional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ketergantungan bagi penggunanya dimana kecenderung akan selalu
A. Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN Bahaya narkotika di Indonesia saat ini semakin mengkhawatirkan bangsa-bangsa beradab hingga saat ini. Sehingga Pemerintah Indonesia mengeluarkan pernyataan
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Narkotika di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Jumlah personil yang di Direktorat Reserse Narkotika dan
41 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 1. Cara Polda DIY Dalam Memberantas Tindak Pidana Narkotika di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Jumlah personil yang di Direktorat Reserse Narkotika dan Obat Berbahaya
Lebih terperinciDasar Hukum. Direktorat Reserse Narkoba Polda Jatim
Dasar Hukum 1. UU No. 8 tahun 1996 ttg ratifikasi konvensi tentang bahan-bahan Psychotropic pada tahun1971; 2. UU no 7 tahun 1997 tentang ratifikasi konvensi PBB tahun 2008 tentang perang terhadap perdagangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perubahan tersebut ditegaskan bahwa ketentuan badan-badan lain
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menentukan secara tegas bahwa negara Indonesia adalah negara hukum. Sejalan dengan ketentuan tersebut
Lebih terperinciSikap Dan Tindakan Kepolisian Terhadap Tindak Pidana Kekerasan Premanisme Yang Terjadi Di Masyarakat. Oleh : Suzanalisa
Sikap Dan Tindakan Kepolisian Terhadap Tindak Pidana Kekerasan Premanisme Yang Terjadi Di Masyarakat Oleh : Suzanalisa ABSTRAK Tindak pidana kekerasan premanisme yang sangat lekat dengan pelanggaran hukum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat, bangsa dan umat manusia. yang sangat mengkhawatirkan. Terutama pada remaja-remaja saat ini yang makin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyalahngunaan narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya (selanjutnya disebut narkoba) merupakan permasalahan kompleks baik dilihat dari faktor penyebab maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Persoalan narkoba ataupun dalam penyalahgunaanya merupakan masalah. perkembangan tingkat peradaban umat manusia serta mempengaruhi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persoalan narkoba ataupun dalam penyalahgunaanya merupakan masalah abadi dalam kehidupan umat manusia, karena ia berkembang sejalan dengan perkembangan tingkat
Lebih terperinciSKRIPSI PELAKSANAAN TEKNIK PEMBELIAN TERSELUBUNG OLEH PENYELIDIK DALAM TINDAK PIDANA PEREDARAN GELAP NARKOTIKA DI KOTA PADANG
SKRIPSI PELAKSANAAN TEKNIK PEMBELIAN TERSELUBUNG OLEH PENYELIDIK DALAM TINDAK PIDANA PEREDARAN GELAP NARKOTIKA DI KOTA PADANG Diajukan Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Untuk Meraih Gelar Sarjana Hukum
Lebih terperincimelaksanakan kehidupan sehari-hari dan dalam berinterkasi dengan lingkungannya. Wilayah
A. Latar Belakang Keamanan dan ketertiban di dalam suatu masyarakat merupakan masalah yang penting, dikarenakan keamanan dan ketertiban merupakan cerminan keamanan di dalam masyarakat melaksanakan kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia telah lahir beberapa peraturan perundang-undangan yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia telah lahir beberapa peraturan perundang-undangan yang ditujukan untuk melindungi kepentingan anak baik sebagai pelaku kejahatan atau sebagai
Lebih terperinciSURAT PENGANTAR. No I S I BANYAKNYA KETERANGAN
Jl. Siliwangi No. 145 Banjar 46333 Tlp. 743945 Nomor Klasifikasi : B / 719 / VII / 2014 / Humas Res Bjr : BIASA Banjar, 28 Juli 2014 Kepada Yth. KEPALA KEPOLISIAN di Bandung SURAT PENGANTAR up. Kabid Humas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan ilmu pengetahuan. Indonesia dan negara-negara lain pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Narkotika pada hakekatnya sangat bermanfaat untuk keperluan medis dan pengembangan ilmu pengetahuan. Indonesia dan negara-negara lain pada umumnya mengatur secara
Lebih terperinci- 1 - BUPATI TAPIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG
- 1 - SALINAN BUPATI TAPIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENGENDALIAN MINUMAN BERALKOHOL DAN PENYALAHGUNAAN OBAT OPLOSAN SERTA ZAT ADIKTIF LAINNYA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terdapat sejumlah kecil kelompok penyalahguna heroin dan kokain. Pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Narkotika dalam pengertian opium telah dikenal dan dipergunakan masyarakat Indonesia khususnya warga Tionghoa dan sejumlah besar orang Jawa sejak tahun 1617, 1 selanjutnya
Lebih terperinciJ A K A R T A, M E I
J A K A R T A, M E I 2 0 1 3 TRANSNASIONAL CRIME YANG TERORGANISIR DAN SANGAT MERESAHKAN LAHGUN & PEREDARAN GELAP NARKOBA DAMPAK YG DITIMBULKAN : MERUSAK KEHIDUPAN MASY MENGHANCURKAN KETAHANAN NEGARA SENDI
Lebih terperinciANALISA DAN EVALUASI BULAN JUNI TAHUN 2010 TENTANG KEJADIAN /PELANGGARAN YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA /PNS POLRI
MARKAS BESAR KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DIVISI PROFESI DAN PENGAMANAN ANALISA DAN EVALUASI BULAN JUNI TAHUN 2010 TENTANG KEJADIAN /PELANGGARAN YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA /PNS POLRI I. PENDAHULUAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam proses pembiusan sebelum pasien dioperasi. Seiring dengan perkembangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada awalnya narkotika hanya digunakan untuk pengobatan, adapun jenis narkotika pertama yang digunakan pada mulanya adalah candu atau lazim disebut sebagai madat
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1961, 2015 KEJAGUNG. Lembaga Rehabilitasi. Pecandu. Korban. Narkoba. Penanganan. Juknis. PERATURAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER- 029/A/JA/12/2015 TENTANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Reformasi Birokrasi Polri terus mengalami pembaharuan baik dari sisi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Reformasi Birokrasi Polri terus mengalami pembaharuan baik dari sisi paradigma maupun dalam memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan keamanan kepada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perbuatan menyimpang yang ada dalam kehidupan masyarakat. maraknya peredaran narkotika di Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan dan perkembangan teknologi yang sangat cepat, berpengaruh secara signifikan terhadap kehidupan sosial masyarakat. Dalam hal ini masyarakat dituntut
Lebih terperinciBAB III PERANAN PIHAK POLDA SUMATERA UTARA DALAM MENAGGULANGI PENCURIAN KENDARAAN NERMOTOR YANG DILAKUKAN SECARA TERORGANISIR
BAB III PERANAN PIHAK POLDA SUMATERA UTARA DALAM MENAGGULANGI PENCURIAN KENDARAAN NERMOTOR YANG DILAKUKAN SECARA TERORGANISIR A. Tinjauan Terhadap Unit Kendaraan Bermotor (Unit Ranmor) Polda Sumatra Utara
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1998, dimana banyak terjadi peristiwa penggunaan atau pemakaian barang-barang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istilah narkoba tergolong belum lama, istilah narkoba ini muncul sekitar tahun 1998, dimana banyak terjadi peristiwa penggunaan atau pemakaian barang-barang yang termasuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peredaran gelap narkotika di Indonesia menunjukkan adanya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peredaran gelap narkotika di Indonesia menunjukkan adanya kecenderungan yang terus meningkat. Hal ini merupakan ancaman yang serius bukan saja terhadap kelangsungan
Lebih terperinciANALISA DAN EVALUASI BULAN APRIL TAHUN 2010 TENTANG KEJADIAN /PELANGGARAN YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA /PNS POLRI
MARKAS BESAR KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DIVISI PROFESI DAN PENGAMANAN ANALISA DAN EVALUASI BULAN APRIL TAHUN 2010 TENTANG KEJADIAN /PELANGGARAN YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA /PNS POLRI I. D A S
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terus menerus termasuk derajat kesehatannya. dengan mengusahakan ketersediaan narkotika dan obat-obatan jenis tertentu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil dan makmur yang merata materiil dan spirituil berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dampak negatif yang membawa kesengsaraan bagi manusia. Dampak negatif
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan yang pesat dalam bidang tekhnologi, komunikasi dan sistem informasi di dunia ini sesungguhnya membawa dua dampak yang sangat besar yaitu dampak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat dunia khususnya bangsa Indonesia, saat ini sedang dihadapkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat dunia khususnya bangsa Indonesia, saat ini sedang dihadapkan pada keadaan yang sangat mengkhawatirkan akibat semakin maraknya penggunaan narkoba,
Lebih terperinciSURAT PENGANTAR. No I S I BANYAKNYA KETERANGAN
Jl. Siliwangi No. 145 Banjar 46333 Tlp. 743945 Nomor Klasifikasi : B / 720 / VII / 2014 / Humas Res Bjr : BIASA Banjar, 28 Juli 2014 Kepada Yth. KEPALA KEPOLISIAN di Bandung SURAT PENGANTAR up. Kabid Humas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Di Indonesia dewasa ini, muncul kasus-kasus penyalahgunaan obat berbahaya dan narkotika yang efeknya sangat meresahkan masyarakat. Masalah ketergantungan obat berbahaya
Lebih terperinciSTANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAKSANAAN TUGAS SUBDIT KERMA TAHUN 2017
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT BINMAS STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAKSANAAN TUGAS SUBDIT KERMA TAHUN 2017 Mataram, 5 Januari 2017 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kita mengetahui yang banyak menggunakan narkoba adalah kalangan generasi muda
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peredaran narkoba secara tidak bertanggungjawab sudah semakin meluas dikalangan masyarakat. Hal ini tentunya akan semakin mengkhawatirkan, apalagi kita mengetahui yang
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. penuntutan terhadap terdakwa tindak pidana narkotika adalah:
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1) Pertimbangan-pertimbangan yuridis yang digunakan dalam melakukan penuntutan terhadap terdakwa tindak pidana narkotika adalah: a). Harus memenuhi unsur-unsur
Lebih terperinciINDIKATOR BIDANG KEAMANAN DAN KETERTIBAN
INDIKATOR BIDANG KEAMANAN DAN KETERTIBAN Untuk meningkatkan keamanan dan ketertiban masyarakat di wilayah Kelurahan Kedungmundu perlu adanya kerjasama antara Pemerintah Kelurahan dengan Babinkamtibmas,
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN SAWAHLUNTO/SIJUNJUNG NOMOR 19 TAHUN 2006 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN MAKSIAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAWAHLUNTO/SIJUNJUNG NOMOR 19 TAHUN 2006 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN MAKSIAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SAWAHLUNTO/SIJUNJUNG, Menimbang : a. bahwa dengan
Lebih terperinciLAPORAN ANALISA DAN EVALUASI BULAN MARET DIBANDING BULAN FEBRUARI TAHUN 2010 TENTANG KEJADIAN /PELANGGARAN YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA /PNS POLRI
MARKAS BESAR KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DIVISI PROFESI DAN PENGAMANAN LAPORAN ANALISA DAN EVALUASI BULAN MARET DIBANDING BULAN FEBRUARI TAHUN 2010 TENTANG KEJADIAN /PELANGGARAN YANG DILAKUKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan manusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya dan masyarakat Indonesia seluruhnya yang adil dan makmur, sejahtera, tertib dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1.a Peta jalur peredaran narkoba Sumber :
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Denpasar Bali merupakan salah satu tempat tujuan wisata yang ramai dikunjungi wisatawan, baik wisatawan domestik maupun manca negara. Sebagai tempat wisata, Bali merupakan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG LARANGAN MAKSIAT DALAM KABUPATEN MUSI BANYUASIN
PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG LARANGAN MAKSIAT DALAM KABUPATEN MUSI BANYUASIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUSI BANYUASIN, Menimbang Mengingat : : a.
Lebih terperinciLAPORAN BULANAN PELAKSANAAN TUGAS FUNGSI KEHUMASAN SUBBAG HUMAS BAG OPS POLRES HSS BULAN OKTOBER 2014
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH KALIMANTAN SELATAN RESORT HULU SUNGAI SELATAN LAPORAN BULANAN PELAKSANAAN TUGAS FUNGSI KEHUMASAN SUBBAG HUMAS BAG OPS POLRES HSS BULAN OKTOBER 014 Kandangan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengobatan atau pelayanan kesehatan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba baik ditingkat global, regional dan nasional, sejak lama telah merusak tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pasar narkoba terbesar di level Asean. Menurut United Nation Office on Drugs and
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahaya narkoba sudah mencengkeram Indonesia. Saat ini Indonesia menjadi pasar narkoba terbesar di level Asean. Menurut United Nation Office on Drugs and Crime (UNODC)
Lebih terperinciBAB 4 PENINGKATAN KEAMANAN, KETERTIBAN,
BAB 4 PENINGKATAN KEAMANAN, KETERTIBAN, DAN PENANGGULANGAN KRIMINALITAS Gangguan keamanan secara umum masih dalam tingkat terkendali, meskipun demikian terdapat perkembangan variasi kejahatan dan aktualisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan masyarakat di Indonesia perjudian masih menjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan masyarakat di Indonesia perjudian masih menjadi permasalahan, banyaknya kasus yang ditemukan oleh aparat penegak hukum merupakan suatu bukti
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. segala bidanng ekonomi, kesehatan dan hukum.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan Negara Indonesia secara konstitusional adalah terwujudnya masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil, dan makmur yang merata materiil dan spiritual
Lebih terperinciKEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 86 TAHUN 1999 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 86 TAHUN 1999 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa sehubungan dengan perkembangan
Lebih terperinciKEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 86 TAHUN 1999 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 86 TAHUN 1999 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa sehubungan dengan perkembangan
Lebih terperinciGlobalisasi Peredaran Narkoba Oleh Hervina Puspitosari, S.H., M.H Dosen Fakultas Hukum Universitas Surakarta
Globalisasi Peredaran Narkoba Oleh Hervina Puspitosari, S.H., M.H Dosen Fakultas Hukum Universitas Surakarta A. Pendahuluan Globalisasi itu seperti dua sisi koin yang berbeda. Bukan hanya memberikan dampak
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, sehingga pembangunan tersebut harus mencerminkan kepribadian bangsa Indonesia termasuk membangun generasi
Lebih terperinciPRESS RELEASE AKHIR TAHUN 2016 KERJA NYATA PERANGI NARKOTIKA
PRESS RELEASE AKHIR TAHUN 2016 KERJA NYATA PERANGI NARKOTIKA Jakarta, 22 Desember 2016 Penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika merupakan kejahatan luar biasa (extraordinary crime) yang mengancam dunia
Lebih terperinciV. PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai upaya penanggulangan
52 V. PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai upaya penanggulangan terhadap tindak kekerasan yang dilakukan oleh geng motor di Bandung Jawa Barat yang telah dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan dan perkembangan penduduk di Indonesia berkembang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan dan perkembangan penduduk di Indonesia berkembang sangat pesat seperti pertumbuhan dan perkembangan tindak pidana juga semakin meningkat pula, salah
Lebih terperinciLAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN POLMAS DI WILAYAH DUSUN BUNCIT DESA LEMBAR SELATAN KEC. LEMBAR KAB. LOMBOK BARAT TANGGAL 29 SEPTEMBER 2016
KEPOLISIAN DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT KEPOLISIAN PERAIRAN LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN POLMAS DI WILAYAH DUSUN BUNCIT DESA LEMBAR SELATAN KEC. LEMBAR KAB. LOMBOK BARAT TANGGAL 29 SEPTEMBER 2016
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dewasa ini dalam pembaharuan hukum, indonesia telah melahirkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini dalam pembaharuan hukum, indonesia telah melahirkan beberapa peraturan, khususnya tentang hukum hak asasi manusia dan meratifikasi beberapa konvensi internasional
Lebih terperinciPENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN MAKSIAT
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SOLOK SELATAN NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN MAKSIAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SOLOK SELATAN, Menimbang : Mengingat : a. bahwa berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Prostitusi bukan merupakan suatu masalah yang baru muncul di dalam masyarakat, akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Prostitusi bukan merupakan suatu masalah yang baru muncul di dalam masyarakat, akan tetapi merupakan masalah lama yang baru banyak muncul pada saat sekarang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif lainnya yang lebih dikenal dengan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif lainnya yang lebih dikenal dengan sebutan narkoba, pada sisi penyalahgunaan narkoba, dewasa ini justru menunjukkan perkembangan
Lebih terperinciSURAT PENGANTAR. No I S I BANYAKNYA KETERANGAN
Jl. Siliwangi No. 145 Banjar 46333 Tlp. 743945 Nomor Klasifikasi : B / 739 / VII / 2014 / Humas Res Bjr : BIASA Banjar, 06 Agustus 2014 Kepada Yth. KEPALA KEPOLISIAN di Bandung SURAT PENGANTAR up. Kabid
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Fenomena penyalahgunaan dan peredaran narkotika merupakan persoalan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fenomena penyalahgunaan dan peredaran narkotika merupakan persoalan internasional, regional dan nasional. Sampai dengan saat ini, penyalahgunaan narkotika di seluruh
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR,
BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG PENGATURAN MINUMAN BERALKOHOL, PENYALAHGUNAAN ALKOHOL, OBAT- OBATAN DAN ZAT ADIKTIF LAINNYA DENGAN
Lebih terperinciLAPORAN BULAN JANUARI TAHUN 2010 TENTANG KEJADIAN /PELANGGARAN YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA /PNS POLRI
MARKAS BESAR KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DIVISI PROFESI DAN PENGAMANAN LAPORAN BULAN JANUARI TAHUN 2010 TENTANG KEJADIAN /PELANGGARAN YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA /PNS POLRI 1. D A S A R a. Keputusan
Lebih terperinciBAB II PENANGGULANGAN KEJAHATAN ATAU TINDAK PIDANA NARKOBA YANG DILAKUKAN OKNUM POLRI. A. Faktor-faktor yang menjadi penyebab oknum POLRI
BAB II PENANGGULANGAN KEJAHATAN ATAU TINDAK PIDANA NARKOBA YANG DILAKUKAN OKNUM POLRI A. Faktor-faktor yang menjadi penyebab oknum POLRI menyalahgunakan Narkoba. Masalah penyalahgunaan tindak pidana narkoba,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Masyarakat dunia khususnya bangsa Indonesia, saat ini sedang dihadapkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masyarakat dunia khususnya bangsa Indonesia, saat ini sedang dihadapkan pada keadaan yang sangat mengkhawatirkan akibat semakin maraknya penggunaan narkoba, kekhawatiran
Lebih terperinciBab I. Pendahuluan Latar Belakang Masalah
1.1. Latar Belakang Masalah Bab I Pendahuluan Rasa aman (security) merupakan salah satu hak asasi yang harus diperoleh atau dinikmati setiap orang. Hal ini tertuang dalam UUD Republik Indonesia 1945 Pasal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keberadaannya menjadi ancaman bagi kelangsungan hidup masyarakat karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Narkotika yang pada awal mula penggunaannya bertujuan untuk memenuhi perkembangan ilmu pengetahuan dan pelayanan kesehatan, kini keberadaannya menjadi ancaman bagi kelangsungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam dasar menimbang Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Narkotika diperlukan oleh manusia untuk pengobatan sehingga untuk memenuhi kebutuhan dalam bidang pengobatan dan studi ilmiah diperlukan suatu produksi narkotika
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. kekerasan. Hal ini dapat dilihat dari tabel tentang jumlah kejahatan yang
BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kepolisian Polres Bantul terbukti kurang berhasil dalam menangani tindak pidana pencurian dengan kekerasan. Hal
Lebih terperinciLAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN POLMAS DI DESA GUNUNG MALANG KEC. PRINGGABAYA LOMBOK TIMUR TANGGAL 28 JANUARI 2016
KEPOLISIAN DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT KEPOLISIAN PERAIRAN LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN POLMAS DI DESA GUNUNG MALANG KEC. PRINGGABAYA LOMBOK TIMUR TANGGAL 28 JANUARI 2016 Lembar, 28 Januari 2016
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyalahgunaan narkotika pada akhir-akhir tahun ini dirasakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyalahgunaan narkotika pada akhir-akhir tahun ini dirasakan semakin meningkat. Dapat kita amati dari pemberitaan-pemberitaan baik di media cetak maupun elektronika
Lebih terperinciUPAYA PENEGAKAN HUKUM NARKOTIKA DI INDONESIA Oleh Putri Maha Dewi, S.H., M.H Dosen Fakultas Hukum Universitas Surakarta
1 UPAYA PENEGAKAN HUKUM NARKOTIKA DI INDONESIA Oleh Putri Maha Dewi, S.H., M.H Dosen Fakultas Hukum Universitas Surakarta A. LATAR BELAKANG Kejahatan narkotika yang sejak lama menjadi musuh bangsa kini
Lebih terperinci