LAPORAN BULAN JANUARI TAHUN 2010 TENTANG KEJADIAN /PELANGGARAN YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA /PNS POLRI
|
|
- Suparman Tedja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 MARKAS BESAR KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DIVISI PROFESI DAN PENGAMANAN LAPORAN BULAN JANUARI TAHUN 2010 TENTANG KEJADIAN /PELANGGARAN YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA /PNS POLRI 1. D A S A R a. Keputusan Kapolri No.Pol: Kep/97/XII/2003 tanggal 31 Desember 2003 tentang Perubahan Keputusan Kapolri No.Pol: Kep/53/X/2002 tanggal 17 Oktober 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja satuan-satuan Organisasi Div Propam. b. Keputusan Kadiv Propam Polri No.Pol : Kep/ 12 /VI/2009 tanggal 30 Juni 2009 tentang Rencana Kerja Div Propam Polri TA MAKSUD DAN TUJUAN a. Maksud pembuatan laporan ini adalah untuk memberikan pertanggung jawaban tentang pelaksanaan tugas bidang Pembinaan Fungsi pada Bulan Januari tahun b. Tujuannya adalah memberikan laporan kepada pimpinan terkait dengan permasalahan atau kasus-kasus pelanggaran anggota Polri/PNS dan kegiatan fungsi yang sudah dilaksanakan oleh Divpropam Polri dan jajarannya selama satu bulan. 3. RUANG LINGKUP Ruang lingkup laporan ini meliputi analisa data dari laporan rutin dan laporan harian satuan kewilayahan termasuk dari Pus / Bag di lingkungan Divpropam Polri yang sudah diterima sejak bulan Januari DATA KASUS-KASUS MENONJOL a. Kasus Tindak Pidana dan Narkoba. NO JENIS TP JUMLAH 1 Pidana 47 kejadian 2 Narkoba 13 kejadian 3 Laka lantas 59 kejadian 4 Perkelahian Polri & TNI 10 kejadian 5 Penyerangan thdp Polri 13 kejadian 6 Masalah Senpi 9 kejadian 7 Masalah Tahanan 14 Kejadian 8 Kasus Unras thdp Polri 7 Kejadian 9 Kebakaran Mako Polri 1 Kejadian 10 Pelanggaran Disiplin 522 orang 11 Pelanggaran Tatib orang / 1) Jumlah......
2 [ 2 1) Jumlah kasus tindak pidana yang dilakukan oleh anggota Polri/PNS bulan Januari 2010 sebanyak 47 kasus, dengan perincian sebagai berikut: a. Penganiayaan : 16 kasus b. Asusila : 10 kasus c. KDRT : 5 kasus d. Pemerasan : 3 kasus e. Pencurian : 2 kasus f. Penggelapan : 2 kasus g. Illegal loging : 2 kasus h. Lahgun wen : 2 kasus i. Pungli : 2 kasus j. Miras : 2 kasus k. Perjudian : 1 kasus 2) Jumlah kasus Narkoba yang melibatkan anggota Polri/PNS selama bulan Januari 2010 sebanyak 13 kejadian dengan perincian sebagai berikut: a. Jenis Narkoba : Shahu-shabu Ganja Ekstasi : 11 kasus : 3 kasus : 3 kasus b. Katagori : Pemakai Pengedar : 13 orang : 2 orang 3) Dari 2 jenis pelanggaran yaitu pelaku tindak Pidana dan Narkoba tersebut telah melibatkan 69 orang anggota dengan golongan kepangkatan sebagai berikut : a. Pamen : 1 orang b. Pama : 1 orang c. Bintara : 66 orang d. Pns : 1 orang b. Kasus Kecelakaan Lalu-Lintas. 1) Kecelakaan Lalu-lintas dijalan raya yang terjadi selama periode bulan 2010 sebanyak 59 kali kejadian dengan melibatkan 66 anggota dan PNS Polri. 2) Anggota Polri/PNS yang menjadi korban kecelakaan lalu lintas sebanyak 64 orang dengan perincian sebagai berikut : a. Meninggal dunia : 12 orang b. Luka Berat : 33 orang c. Luka Ringan : 19 orang / 3) Anggota......
3 3 3) Anggota Polri yang terlibat kecelakaan lalu-lintas dari golongan kepangkatan terdiri dari : a. Pamen : 0 orang b. Pama : 4 kasus c. Bintara : 61 kasus d. Pns : 1 kasus c. Kasus Perkelahian Polri TNI. 1) Dalam bulan Januari 2010 perkelahian Polri dan TNI terjadi sebayak 10 kali kejadian, dengan perincian sebagai berikut : a. Polda Sumut : 3 kejadian b. Polda Metro Jaya : 1 kejadian c. Polda Jatim : 1 kejadian d. Polda Sulut : 2 kejadian e. Polda Maluku : 1 kejadian f. Polda Malut : 1 kejadian g. Polda NTT : 1 kejadian 2) Korban yang dialami anggota Polri sebanyak 17 orang berpangkat Bintara dengan perincian sebagai berikut: a). Meninggal dunia : 0 orang b). Luka Berat : 12 orang c). Luka Ringan : 5 orang. d. Kasus Penyerangan terhadap Polri. Kasus penyerangan terhadap anggota Polri selama bulan Januari 2010 terjadi sebanyak 13 kali kejadian, dengan perincian sasaran penyerangan sebagai berikut: 1) Penyerangan terhadap Mako : Nihil 2) Penyerangan terhadap anggota : 13 kali 3) Penyerangan terhadap Alut/Alsus : 1 unit Akibat penyerangan tersebut 19 anggota menjadi korban dimana 1 orang MD, 15 orang Luka Ringan dan 3 orang Luka Berat. e. Masalah Senjata Api Dinas. Kasus-kasus yang berkaitan dengan Senjata Api dinas anggota Polri selama bulan Januari 2010 terjadi sebanyak 9 kasus sebagai berikut : 1) Senpi Hilang : 3 kali 2) Penyalahgunaan senpi : 3 kali 3) Penembakan : 3 kali Akibat kejadian penembakan tersebut, 5 orang menjadi korban (anggota Polri 2 orang luka tembak, warga masyarakat 1 orang luka tembak, dan 2 orang tersangka meninggal dunia). / f. Masalah.....
4 4 f. Masalah Tahanan dan Penembakan terhadap tersangka. Kasus-kasus yang berkaitan dengan masalah Tersangka/Tahanan selama bulan Januari 2010 terjadi sebanyak 14 kali kejadian dengan rincian sebagai berikut: a) Tahanan Lari dari sel : 11 kejadian (17 orang) b) Tahanan mati : 3 kejadian (3 orang) c) Penembakan terhadap tersangka : nihil Penyebab larinya tahanan dari sel dikarenakan lemahnya pengawasan dan kelengahan anggota jaga sedangkan meninggalnya tersangka di dalam sel disebabkan bunuh diri. g. Unjuk Rasa Terhadap Polri. Unjuk rasa yang dilakukan masyarakat dan ditujukan pada institusi Polri terjadi selama bulan Januari 2010 sebanyak 7 kali. Keseluruhan Unjuk rasa berjalan tertib dan aman, dengan issue yang dibawa pengunjuk rasa berupa permintaan/tuntutan agar Aparat Polri lebih bertindak tegas dan segera menuntaskan kasus-kasus pelanggaran hukum yang terjadi. h. Kasus Kebakaran Sarana/Prasarana Polri Kasus kebakaran sarana/prasarana Polri selama bulan Januari 2010 sebayak 1 kali kejadian di Polda Kalteng. 5. DATA PELANGGARAN DISIPLIN/KEP POLRI a. Data Pelanggaran Disiplin dan Sidang Disiplin. 1) Data Pelanggaran Disiplin. Pelanggaran disiplin yang terjadi selama bulan Januari 2010 sesuai Laporan yang masuk sebagai berikut: a) Pelanggaran Tata tertib : orang b) Pelanggaran Disiplin : 552 orang 2) Data Sidang Disiplin. Sidang Disiplin yang dilaksanakan selama bulan Januari 2010 sebanyak 96 kali sidang disiplin terhadap 262 anggota Polri, dengan putusan sidang disiplin sebagai berikut: a) Teguran tertulis : 88 putusan b) Mutasi dari jabatan : 16 putusan c) Penundaan pendidikan : 46 putusan d) Penundaan UKP : 46 putusan e) Penundaan gaji berkala : 7 putusan f) Penempatan ditempat khusus : 171 putusan g) Tidak terbukti : 5 putusan h) Ganti rugi/tpgr : 0 putusan i) Non Job : 5 putusan / b. Data.....
5 5 b. Data Pelanggaran Kode Etik Profesi Polri. Data pelanggaran Kode Etik Profesi Polri yang disidangkan selama bulan Januari 2010 sebanyak 70 kali sidang, terhadap 70 orang anggota pelanggar KEP, dengan keputusan sidang komisi kode etik sebagai berikut: 1) Dinyatakan perbuatan tercela : 2 putusan 2) Meminta maaf : 9 putusan 3) Mengikuti pendidikan ulang : 0 putusan 4) Tour of Area : 1 putusan 5) Tour of Duty : 3 putusan 6) PDH : 1 putusan 7) PTDH : 56 putusan 6. DATA PELAYANAN PENGADUAN MASYARAKAT. a. Pengaduan yang masuk : 45 aduan b. Terbukti : 0 aduan c. Tidak terbukti : 6 aduan d. Dalam proses : 0 aduan 7. ANALISA DATA. a. Kasus-kasus menonjol. 1). Pelanggaran Pidana yang dilakukan oleh anggota Polri/PNS selama bulan Januari 2010 terjadi 47 kali dengan urutan terbanyak kasus Penganiayaan. Pelaku pelanggaran pidana terbanyak oleh Bintara Polri sebanyak 50 orang. 2). Kasus Narkoba masih terjadi sebanyak 13 kasus dengan perincian Shabu-shabu 11 kasus, Ganja 3 kasus, dan ekstacy 1 kasus, sebagai pengguna 13 orang anggota Polri dan pengedar/penjual 2 orang anggota Polri, Kepangkatan pelaku masih didominasi Bintara Polri 16 orang. 3). Peristiwa Kecelakaan Lalu-Lintas yang melibatkan anggota Polri/PNS terjadi 59 kali kejadian yang melibatkan 66 orang anggota, dimana kecelakaan paling banyak terjadi pada pengendara motor (R2) dan korban atau pelakunya sebagian besar dari pangkat Bintara Polri. Korban meninggal dunia 12 orang anggota Polri. 4). Perkelahian Polri TNI masih terjadi 10 kali yang berawal dari rasa ketersinggungan satu dengan yang lain, akibatnya terjadi pengeyorokan terhadap anggota Polri. Kurangnya pengarahan oleh para Pimpinan kesatuan di kewilayahan tentang pencegahan konflik Polri dan TNI mengakibatkan masih terjadinya perkelahian antara anggota Polri dan TNI di beberapa tempat. 5). Peristiwa Penyerangan terhadap anggota Polri oleh masyarakat masih terjadi 13 kali, dengan jumlah korban anggota Polri 19 orang (13 anggota saat melaksanakan tugas). / 6). Kasus.....
6 6 6). Kasus-kasus yang berhubungan dengan Senjata api dinas masih terjadi sebanyak 9 kali kejadian (hilang senpi 3 kejadian, lahgun senpi 3 kejadian, dan penembakan dengan menggunakan senpi sebanyak 3 kali kejadian), hal ini terjadi disebabkan oleh para pemegang senpi dinas tata cara penyimpanan, pengamanan maupun kurangnya latihan sehingga tidak tepat sasaran seperti bermaksud melumpuhkan namun yang terjadi mematikan, atau tembakan peringatan yang tidak memperhatikan arah tembakan / lingkungan sekitar dan rekoset mengenai korban warga masyarakat 1/ luka tembak. 7). Masalah Tahanan yang lari dari ruang tahanan Polri masih terjadi 14 kali kejadian (17 orang tahanan melarikan diri, dan 3 orang meninggal dunia dikarenakan bunuh diri/ gantung diri), hal ini terjadi karena kurangnya pengawasan para atasan terhadap pelaksanaan jaga tahanan serta kondisi bangunan yang kurang memadai sebagai ruang tahanan. 8). Peristiwa bunuh diri anggota Polri dalam periode ini nihil. 9). Kegiatan Unjuk Rasa yang dilakukan elemen masyarakat di kantor Polisi sebanyak 7 kali dengan membawa issue-isue aktual, mengindikasikan bahwa masyarakat masih menginginkan adanya peningkatan kinerja Polri ke depan dalam penegakkan hukum maupun memberikan perlindungan dan pengayoman kepada masyarakat semuanya berjalan lancar, aman dan tertib. 10). Kebakaran sarana/prasarana Polri dalam bulan Janurari 2010 sebanyak 1 kali kejadian asrama/ barak Remaja Polres Palangkaraya Polda Kalteng yang terjadi diduga akibat hubungan arus pendek listrik. b. Pelanggaran Disiplin dan Pelanggaran Kode Etik Profesi Polri. 1). Pelanggaran Tata Tertib masih cukup tinggi, pelanggaran banyak terjadi tidak mengikuti apel sedangkan pelanggaran lalu-lintas umumnya pada kelengkapan alat ranmor dan surat ijin mengemudi kendaraan bermotor. Artinya kesadaran anggota Polri untuk patuh pada aturan masih rendah dan perlu terus ditingkatkan. 2). Pelanggaran Disiplin yang terjadi dan menonjol adalah perilaku yang dapat menurunkan martabat /citra Kepolisian dan menghindar tanggung jawab dinas. 3). Pelanggar Kode Etik Profesi Polri, selama bulan Januari 2010 sudah dilakukan Sidang Komisi Kode Etik Polri 29 kali sidang, jumlah anggota Polri yang disidangkan sebanyak 70 orang dengan putusan 56 anggota direkomendasikan untuk PTDH. / c. Pengaduan.....
7 c. Pengaduan Masyarakat. 7 1). Pengaduan masyarakat yang diterima oleh satuan kewilayahan maupun Mabes Polri/Div Propam dalam bulan Januari 2010 sebagian besar berisi keluhan masyarakat terhadap proses penyidikan yang masih dirasakan lambat dan perlakuan penyidik yang belum memberikan pelayanan yang profesional baik kepada pelapor maupun kepada tersangka. 2). Dari sejumlah 45 laporan/pengaduan,terbukti 0 laporan,tidak terbukti 6 dan 39 pengaduan masih dalam proses pendalaman/penyelidikan untuk membuktikan benar atau tidaknya pengaduan tersebut. 8. KESIMPULAN. a. Kasus Pidana yang dilakukan anggota Polri terbanyak adalah kasus Penganiayaan sebagian besar oleh golongan pangkat Bintara berpangkat Bripda/Briptu. Diduga penyebabnya adalah jiwa muda dan pengendalian emosi yang masih labil sehingga menimbulkan arogansi. b. Kasus Kecelakaan Lalu-lintas sebagian besar dialami pengguna motor (R2) dan pengendara umumnya Bintara Polri yang menjadi korban kecelakaan, angka kematian anggota Polri adalah 12 orang, artinya tingkat kesadaran tertib berlalu-lintas dan kehati-hatian di jalan raya masih belum menjadi prioritas bagi anggota selama berkendaraan di jalan umum khususnya bagi para Bintara Polri yang baru. c. Konsumsi Narkoba dan obat-obatan Psikotropika bahkan sebagai pengedarnya masih terjadi pada anggota Polri, mengingat bisnis narkoba/shabu-shabu, ganja dan ekstacy sangat menguntungkan apalagi dilakukan oleh anggota Polri yang menurut anggapan pelaku jauh dari pantauan petugas. Kondisi ini diduga rendahnya kesadaran akan pemuliaan profesi atau tuntutan kebutuhan ekonomi untuk hidup di kota besar. d. Pelanggaran Disiplin anggota Polri yang terjadi didominasi perilaku yang dapat menurunkan martabat /citra Kepolisian dan menghindar dari kewajiban melaksanakan tugasnya. Hal ini diduga dilakukan karena anggota mencari tambahan penghasilan lain pada jam dinas untuk mencukupi kebutuhan ekonomi yang makin naik. e. Pengaduan masyarakat baik melalui surat maupun laporan langsung ke Divpropam Polri maupun di kesatuan kewilayahan, umumnya masih didominasi atas ketidak puasan masyarakat terhadap pelayanan Polri dibidang Penyidikan khususnya proses penyidikan yang tidak profesional dan berlarutlarut tidak ada kepastian. / 9. Saran.....
8 9. S A R A N. 8 a. Perlunya peningkatan pembinaan mental bagi anggota khususnya pada Bintara Polri yang masih baru untuk dapat merubah sikap perilakunya lebih dewasa, sesuai dengan pandangan masyarakat umum bahwa Polri adalah panutan dalam kepatuhan hukum ditengah masyarakat. b. Perlunya pelatihan khusus bagi anggota tentang berlalu-lintas dengan baik termasuk mewajibkan memiliki SIM bagi anggota Polri yang berkendaraan. c. Perlunya peningkatan pemeriksaan urine berkala yang dilakukan secara insidentil/mendadak terhadap anggota Polri yang dicurigai sebagai pengguna atau pengedar narkoba. d. Perlunya peningkatan dukungan anggaran bagi pelaksanaan pemeriksaan dan sidang pelanggaran disiplin/kode etik profesi Polri. e. Perlunya para pimpinan kesatuan untuk meningkatkan kerjasama dan kekompakan dengan TNI di kewilayahan dalam bentuk kegiatan bersama untuk menjalin kerukunan dan kebersamaan. 10. PENUTUP Demikianlah Laporan Sub Bag Binfung tentang Analisa kejadian dan kegiatan Propam pada Bulan Januari 2010 ini dibuat sebagai bahan masukan bagi pimpinan guna pengambilan kebijakan lebih lanjut. Jakarta, Februari 2010 PLH. KASUBBAG BINFUNG MIDI SISWOKO,Sik AKBP NRP
ANALISA DAN EVALUASI BULAN APRIL TAHUN 2010 TENTANG KEJADIAN /PELANGGARAN YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA /PNS POLRI
MARKAS BESAR KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DIVISI PROFESI DAN PENGAMANAN ANALISA DAN EVALUASI BULAN APRIL TAHUN 2010 TENTANG KEJADIAN /PELANGGARAN YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA /PNS POLRI I. D A S
Lebih terperinciANALISA DAN EVALUASI BULAN JUNI TAHUN 2010 TENTANG KEJADIAN /PELANGGARAN YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA /PNS POLRI
MARKAS BESAR KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DIVISI PROFESI DAN PENGAMANAN ANALISA DAN EVALUASI BULAN JUNI TAHUN 2010 TENTANG KEJADIAN /PELANGGARAN YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA /PNS POLRI I. PENDAHULUAN
Lebih terperinciLAPORAN ANALISA DAN EVALUASI BULAN FEBRUARI DIBANDING BULAN JANUARI TAHUN 2010 TENTANG KEJADIAN /PELANGGARAN YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA /PNS POLRI
MARKAS BESAR KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DIVISI PROFESI DAN PENGAMANAN LAPORAN ANALISA DAN EVALUASI BULAN FEBRUARI DIBANDING BULAN JANUARI TAHUN 2010 TENTANG KEJADIAN /PELANGGARAN YANG DILAKUKAN
Lebih terperinciLAPORAN ANALISA DAN EVALUASI BULAN MARET DIBANDING BULAN FEBRUARI TAHUN 2010 TENTANG KEJADIAN /PELANGGARAN YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA /PNS POLRI
MARKAS BESAR KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DIVISI PROFESI DAN PENGAMANAN LAPORAN ANALISA DAN EVALUASI BULAN MARET DIBANDING BULAN FEBRUARI TAHUN 2010 TENTANG KEJADIAN /PELANGGARAN YANG DILAKUKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profesi sebagai polisi mempunyai nilai penting dalam menentukan tegaknya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesi sebagai polisi mempunyai nilai penting dalam menentukan tegaknya hukum dalam masyarakat oleh aparat penegak hukum. Sebagai anggota polisi harus mengetahui
Lebih terperinciDATA PIRANTI LUNAK SEKSI PROPAM POLRES SUMBAWA TAHUN 2016
KEPOLISIAN NEGARA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESOR SUMBAWA DATA PIRANTI LUNAK SEKSI PROPAM POLRES SUMBAWA TAHUN 2016 NO JENIS NO NOMOR/TAHUN TENTANG JUMLAH KET A. UNDANG-UNDANG 1 NOMOR 42 TAHUN 1999 JAMINAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hukum dan pelanggaran hukum dapat dikatakan merupakan satu
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hukum dan pelanggaran hukum dapat dikatakan merupakan satu kesatuan ibarat orang berjalan diikuti oleh bayangannya, begitu pula dengan hukum di negara kita yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejarah telah mencatat bahwa Kepolisian Republik Indonesia telah terbukti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah telah mencatat bahwa Kepolisian Republik Indonesia telah terbukti mampu menjadi salah satu pilar dalam penegakkan supremasi hukum dan keamanan yang
Lebih terperinciSTANDAR OPERATION PROCEDURE (SOP) BID PROPAM POLDA BENGKULU TENTANG PENYUSUNAN LAPORAN BERKALA
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH BENGKULU BIDANG PROFESI DAN PENGAMANAN STANDAR OPERATION PROCEDURE (SOP) BID PROPAM POLDA BENGKULU TENTANG PENYUSUNAN LAPORAN BERKALA Bengkulu, September 2014
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-Undang Dasar Pasal 1 angka 3 UUD 1945 merumuskan
12 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah Negara Hukum yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Pasal 1 angka 3 UUD 1945 merumuskan secara
Lebih terperinciSTANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESOR SUMBAWA STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENYELESAIAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI POLRI I. PENDAHULUAN 1. Latar belakang a. Bahwa institusi
Lebih terperinciBAB III ORGANISASI POLDA JAWA TENGAH
33 BAB III ORGANISASI POLDA JAWA TENGAH 3.1 Organisasi Polda Jawa Tengah Sesuai dengan keputusan Kapolri No. Kep/54/X/2002 tanggal 17 Oktober 2002 tentang Tata Kerja Kepolisian Negara Republik Indonesia
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. penduduk kota Bandar Lampung yang semakin padat dan pertambahan jumlah
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan masyarakat saat ini maka kebutuhan sarana dan prasarana yang terkait dengan transportasi guna mendukung produktivitas di berbagai bidang yang
Lebih terperinciSTANDARD OPERATION PROCEDURE (SOP)
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESOR LOMBOK TIMUR STANDARD OPERATION PROCEDURE (SOP) Tentang PENANGANAN COMPLAIN DARI MASYARAKAT DI LINGKUNGAN POLRES LOMBOK TIMUR I. PENDAHULUAN
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 47 TAHUN 2017 TENTANG
GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 47 TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK APARATUR SIPIL NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR
Lebih terperinciNO ISI SURAT LAMPIRAN KETERANGAN
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH METRO JAYA RESORT METRO TANGERANG KOTA Jalan Daan Mogot no. 52 Tangerang 15111 Nomor : B/ /II/2016/Restro Tng Kota Klasifikasi : BIASA Tangerang, Pebruari 2016
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. perusakan dan pembakaran. Wilayah persebaran aksi perkelahian terkait konflik
BAB VI PENUTUP VI.1 Kesimpulan Konflik TNI-Polri selama periode pasca Reformasi, 80% merupakan aksi perkelahian dalam bentuk penganiayaan, penembakan, pengeroyokan dan bentrokan; dan 20% sisanya merupakan
Lebih terperinciDATA PENANGANAN PERKARA PELANGGARAN DISIPLIN YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA / PNS POLRI WUJUD PERBUATAN DAN GAR YANG DISANGKAKAN
BLANGKO 1 DATA PENANGANAN PERKARA PELANGGARAN DISIPLIN YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA / PNS POLRI. LAPORAN POLISI IDENTITAS PELAPOR IDENTITAS TERLAPOR WUJUD PERBUATAN DAN GAR YANG DISANGKAKAN PROSES PROVOS
Lebih terperinciDATA PIRANTI LUNAK SAT LANTAS POLRES SUMBAWA TAHUN 2016 NO JENIS NOMOR/TAHUN TENTANG JUMLAH KET
KEPOLISIAN NEGARA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESOR SUMBAWA DATA PIRANTI LUNAK SAT LANTAS POLRES SUMBAWA TAHUN 206 NO JENIS NOMOR/TAHUN TENTANG JUMLAH KET 2 3 4 5 6 PERKAP NO. 2 TAHUN 2007 MOBIL UNIT PELAYANAN
Lebih terperinciDATA PENANGANAN PERKARA PELANGGARAN DISIPLIN YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA / PNS POLRI WUJUD PERBUATAN DAN GAR YANG DISANGKAKAN
BLANGKO 1 DATA PENANGANAN PERKARA PELANGGARAN DISIPLIN YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA / PNS POLRI. LAPORAN POLISI IDENTITAS PELAPOR IDENTITAS TERLAPOR WUJUD PERBUATAN DAN GAR YANG DISANGKAKAN PROSES PROVOS
Lebih terperinciDATA EVALUASI KINERJA SATKER POLRES LOMBOK TIMUR BULAN JANUARI S.D AGUSTUS 2016
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESOR LOMBOK TIMUR DATA EVALUASI KINERJA SATKER POLRES LOMBOK TIMUR BULAN JANUARI S.D AGUSTUS Tabel 1 Jumlah produk intelejen yang dapat
Lebih terperinciKEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT SUMBAWA LAPORAN ANALISA DAN EVALUASI LANTAS POLRES SUMBAWA 2016
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT SUMBAWA LAPORAN ANALISA DAN EVALUASI SAT LANTAS POLRES SUMBAWA 0 Sumbawa, Desember 0 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem transportasi adalah suatu hal yang penting bagi suatu kota,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem transportasi adalah suatu hal yang penting bagi suatu kota, terutama di kota besar yang memiliki banyak aktivitas dan banyak penduduk. Selain itu sistem
Lebih terperinciDATA PIRANTI LUNAK SAT LANTAS TAHUN 2016
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESOR BIMA KOTA DATA PIRANTI LUNAK SAT LANTAS TAHUN 2016 NO JENIS NOMOR/TAHUN TENTANG JUMLAH KET 1 2 3 4 5 6 1 UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TENTANG
Lebih terperinci2016, No Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesi
No.1388, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BIN. Kode Etik Intelijen. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN INTELIJEN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK INTELIJEN NEGARA DENGAN
Lebih terperinciKOMISI KEPOLISIAN NASIONAL Tirtayasa VII No. 20 Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12160, Telp , , Fax
KOMISI KEPOLISIAN NASIONAL Tirtayasa VII No. 20 Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12160, Telp. 021-7392315,7392352, Fax. 021-7392317 REKAPITULASI PENANGANAN SARAN DAN KELUHAN MASYARAKAT KOMPOLNAS TAHUN 2016
Lebih terperinciDAFTAR ISIAN PIRANTI LUNAK PADA SAT LANTAS POLRES LOMBOK TENGAH YANG BERSUMBER DARI MABES POLRI / POLDA NTB
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT LOMBOK TENGAH DAFTAR ISIAN PIRANTI LUNAK PADA SAT LANTAS POLRES LOMBOK TENGAH YANG BERSUMBER DARI MABES POLRI / POLDA NTB SUMBER NO
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Penegakan Disiplin bagi Anggota Polri yang Melakukan Pelanggaran di
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Penegakan Disiplin bagi Anggota Polri yang Melakukan Pelanggaran di POLDA DIY Adanya penegakan hukuman disiplin terhadap pelanggaran peraturan disiplin haruslah
Lebih terperinciPOLANTAS DALAM ANGKA TAHUN 2013
MARKAS BESAR KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KORPS LALU LINTAS POLANTAS DALAM ANGKA TAHUN 2013 I. PENDAHULUAN 1. Umum a. Perkembangan dan permasalahan di bidang lalu lintas perlu dicermati, dianalisa
Lebih terperinciBAB IV PENYELESAIAN KASUS ANGGOTA POLRI
42 BAB IV PENYELESAIAN KASUS ANGGOTA POLRI Penyelesaian kasus terhadap anggota Polri yang selama ini dilaksanakan oleh Provos sebagai penegak hukum dan disiplin anggota Polri, diproses dengan melalui hukum
Lebih terperinciSTANDARD OPERASIONAL PROSEDUR SEKSI PROPAM POLRES LOMBOK TIMUR Nomor : R /01/I/ 2016
KEPOLISIAN DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESOR LOMBOK TIMUR SEKSI PROPAM POLRES LOMBOK TIMUR STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR SEKSI PROPAM POLRES LOMBOK TIMUR Nomor : R /01/I/ 2016 Selong, 3 Januari 2016 KEPOLISIAN
Lebih terperinciPENERAPAN HUKUMAN DISIPLIN TERHADAP PELANGGRAN DISIPLIN OLEH ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DI POLRES SOLOK AROSUKA JURNAL
PENERAPAN HUKUMAN DISIPLIN TERHADAP PELANGGRAN DISIPLIN OLEH ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DI POLRES SOLOK AROSUKA JURNAL Oleh: BOBBY SAMANTHA. T NPM. 0810005600197 PROGRAM STUDI ILMU HUKUM
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia merupakan aset terpenting dalam sebuah perusahaan karena pada dasarnya seorang pekerja adalah salah satu kunci utama dalam organisasi yang dapat
Lebih terperinciSTANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH SUMATERA BARAT RESOR PARIAMAN STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) Tentang SISTEM PELAYANAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN POLRES PARIAMAN I. PENDAHULUAN 1. Umum Untuk
Lebih terperinciKOMISI KEPOLISIAN NASIONAL Jl. Tirtayasa VII No. 20 Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12160, Telp , , Fax.
KOMISI KEPOLISIAN NASIONAL Jl. Tirtayasa VII No. 20 Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12160, Telp. 021-7392315,7392352, Fax. 021-7392317 LAPORAN PENANGANAN SARAN DAN KELUHAN MASYARAKAT SEMESTER I 2017 Jakarta,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. profesi maupun peraturan disiplin yang harus dipatuhi oleh setiap anggota Polri.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) merupakan lembaga yang menjalankan tugas kepolisian sebagai profesi, maka membawa konsekuensi adanya kode etik profesi maupun
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM. A. Gambaran Umum Polresta Bandar Lampung. Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) meru pakan merupakan alat
57 IV. GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Polresta Bandar Lampung Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) meru pakan merupakan alat pertahanan negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban
Lebih terperinciKEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT DOMPU LAPORAN BULANAN SEKSI PROPAM POLRES DOMPU BULAN JUNI 2016
LAPORAN BULANAN SEKSI PROPAM POLRES DOMPU BULAN JUNI 2016 Dompu, Juni 2016 DAERAH NUSA TENGGAR BARAT I. PENDAHULUAN 1. U M U M LAPORAN BULANAN Periode Bulan Juni tahun 2016 Dalam meningkatkan pelayanan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang semula didominasi oleh penyakit infeksi atau menular bergeser ke penyakit non
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Memasuki abad 21, dunia mengalami perubahan pola penyakit. Penyakit yang semula didominasi oleh penyakit infeksi atau menular bergeser ke penyakit non infeksi atau
Lebih terperinciSTANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TENTANG PEMERIKSAAN DAN PEMBERKASAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI POLRI
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT MATARAM I. Pendahuluan 1. Umum STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TENTANG PEMERIKSAAN DAN PEMBERKASAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI
Lebih terperinciDATA EVALUASI KINERJA SATKER POLRES LOMBOK TENGAH DARI BULAN JANUARI - DESEMBER TAHUN 2016
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESOR LOMBOK TENGAH DATA EVALUASI KINERJA SATKER POLRES LOMBOK TENGAH DARI BULAN JANUARI - DESEMBER TAHUN 206 Tabel Jumlah produk Intelijen
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-02.KP TAHUN 2010 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI IMIGRASI
PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-02.KP.05.02 TAHUN 2010 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI IMIGRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
Lebih terperinci2016, No Mengingat : Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
No. 1811, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA POLRI. Pengamanan Internal. PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PENGAMANAN INTERNAL DI LINGKUNGAN KEPOLISIAN
Lebih terperinci2011, No Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 124, Tambahan Lem
No.449, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Kode Etik. Prinsip. Sanksi. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI
Lebih terperinciKEPUTUSAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. Pol. : Kep / 42 / / tentang
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA MARKAS BESAR KEPUTUSAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. Pol. : Kep / 42 / / 2004 tentang ATASAN YANG BERHAK MENJATUHKAN HUKUMAN DISIPLIN DI LINGKUNGAN
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Kekerasan maupun pembunuhan bukanlah hal yang asing lagi bagi masyarakat, sudah banyak tindak kriminalitas yang terjadi di jaman sekarang ini. Pelakunya pun tak hanya
Lebih terperinciMENYOROTI MARAKNYA PENGENDARA MOTOR DIBAWAH UMUR Oleh: Imas Sholihah * Naskah diterima: 13 Juni 2016; disetujui: 02 Agustus 2016
MENYOROTI MARAKNYA PENGENDARA MOTOR DIBAWAH UMUR Oleh: Imas Sholihah * Naskah diterima: 13 Juni 2016; disetujui: 02 Agustus 2016 Sepeda motor sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan
Lebih terperinciRENCANA LATIHAN RUTIN FUNGSI TEKNIS KEPOLISIAN POLRES BIMA TA. 2016
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESOR BIMA RENCANA LATIHAN RUTIN FUNGSI TEKNIS KEPOLISIAN POLRES BIMA TA. I. PENDAHULUAN 1. Umum a. Latihan adalah merupakan salah satu upaya
Lebih terperinciSTANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TENTANG PEMERIKSAAN DAN PEMBERKASAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI POLRI
DIVISI PROFESI DAN PENGAMANAN POLRI PUSAT PEMBINAAN PROFESI I. Pendahuluan 1. Umum STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TENTANG PEMERIKSAAN DAN PEMBERKASAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI POLRI Pelayanan publik
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2003 TENTANG PERATURAN DISIPLIN ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2003 TENTANG PERATURAN DISIPLIN ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2003 TENTANG PERATURAN DISIPLIN ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2003 TENTANG PERATURAN DISIPLIN ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciWALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA KEDIRI
SALINAN WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA KEDIRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : WALIKOTA
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2003 TENTANG PERATURAN DISIPLIN ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2003 TENTANG PERATURAN DISIPLIN ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciPERANAN PROPAM POLRES JAYAPURA KOTA DALAM PENANGANAN PERKARA PIDANA YANG DILAKUKAN ANGGOTA POLRI
PERANAN PROPAM POLRES JAYAPURA KOTA DALAM PENANGANAN PERKARA PIDANA YANG DILAKUKAN ANGGOTA POLRI, SH.,MH 1 Abstrak :Peran Propam dalam penanganan perkara pidana merupakan unsur pengawas dan pembantu pimpinan
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2002 TENTANG KEPOLISIAN REPUBLIK INDONESIA
RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2002 TENTANG KEPOLISIAN REPUBLIK INDONESIA KOMISI III DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA JAKARTA 2015 [1] RANCANGAN UNDANG-UNDANG
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG
PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMBERHENTIAN SEMENTARA DARI JABATAN DINAS KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciDATA PELANGGARAN DISIPLIN SAT LANTAS SEMESTER I TAHUN 2016 URAIAN SINGKAT KEJADIAN
DATA PELANGGARAN DISIPLIN SAT LANTAS SEMESTER I TAHUN 2016 1 2 3 URAIAN SINGKAT KEJADIAN REKOM TGL DILAP PASAL HUKUMAN 4 5 6 7 8 9 NIHIL Sumbawa Besar, 30 Juni 2016 EDY SUDARMA KORNIAWAN, S.Kom AJUN KOMISARIS
Lebih terperinciSTANDAR OPERASIONAL PROSEDUR NOMOR DOKUMEN : SOP-RESTRO TNG KOTA-
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR DOKUMEN : /III/2013 Tentang PENYELIDIKAN DAN PENYIDIKAN TINDAK PIDANA NARKOBA Tangerang, Maret 2013 KASAT RESNARKOBA KAPOLRES METRO TANGERANG KOTA KABIDKUM POLDA
Lebih terperinciDATA EVALUASI KINERJA SATKER POLRES BIMA BULAN JANUARI s/d OKTOBER TA. 2016
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT BIMA DATA EVALUASI KINERJA SATKER POLRES BIMA BULAN JANUARI s/d OKTOBER TA. 2016 Tabel 1 Jumlah produk Intelijen yang dapat digunakan
Lebih terperinciDATA EVALUASI KINERJA POLRES SUMBAWA BARAT BULAN JANUARI S.D AGUSTUS 2017
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT SUMBAWA BARAT DATA EVALUASI KINERJA POLRES SUMBAWA BARAT BULAN JANUARI S.D AGUSTUS 2017 Tabel 1 Jumlah kegiatan Intelijen yang dapat
Lebih terperinciRENCANA AKSI TAHUN 2017
7. AREA PERUBAHAN : PERATURAN PERUNDANGUNDANGAN PROGRAM : PENGUATAN PERATURAN PERUNDANGUNDANGAN HASIL YANG DIHARAPKAN KEGIATAN RENCANA AKSI RENCANA AKSI TAHUN 2017 INDIKATOR BULAN PENANG GUNG JAWAB I II
Lebih terperinci2017, No Penggunaan Senjata Api Dinas di Lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai; Mengingat : Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 1996 te
No.1133, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Penggunaan Senjata Api Dinas. Ditjen Bea dan Cukai. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 113/PMK.04/2017 TENTANG PENGGUNAAN SENJATA
Lebih terperinciBUPATI SINJAI PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 37 TAHUN 2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL LINGKUP PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SINJAI
PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 37 TAHUN 2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL LINGKUP PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SINJAI BUPATI SINJAI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan kesadaran Pegawai
Lebih terperinciLAPORAN PEMBERIAN REWARD AND PUNISHMENT QUICK WINS 2015 BIDANG PELAYANAN BPKB DAN STNK DIREKTORAT LANLU LINTAS POLDA MALUKU UTARA
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH MALUKU UTARA DIREKTORAT LALU LINTAS LAPORAN PEMBERIAN REWARD AND PUNISHMENT QUICK WINS 2015 BIDANG PELAYANAN BPKB DAN STNK DIREKTORAT LANLU LINTAS POLDA MALUKU
Lebih terperinciDATA PELANGGARAN DISIPLIN ANGGOTA POLRI/PNS POLRES LOMBOK TIMUR BULAN JANUARI JUNI ( SMESTER I ) TAHUN
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESOR LOMBOK TIMUR DATA PELANGGARAN DISIPLIN ANGGOTA POLRI/PNS POLRES LOMBOK TIMUR BULAN JANUARI JUNI ( SMESTER I ) TAHUN 2016 NO JUMLAH
Lebih terperinciANATOMI DATA LAKA LANTAS TAHUN 2016 POLDA NTB FEBRUARI MARET APRIL DATA PT JASA RAHARJA NAMA DATA LAKA JANUARI
NO KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT SUMBAWA NAMA DATA LAKA JANUARI ANATOMI DATA LAKA LANTAS TAHUN 06 POLDA NTB FEBRUARI MARET APRIL MEI DATA LAKA LANTAS JUMLAH LAKA
Lebih terperinciMENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG
SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kejadian kecelakaan lalu lintas dewasa ini dilaporkan semakin meningkat padahal telah banyak sarana dan prasarana untuk mengantisipasi kecelakaan lalu lintas, contohnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (On-line), (29 Oktober 2016). 2
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengaruh era globalisasi di segala bidang kehidupan berbangsa dan bernegara di masa kini tidak dapat terelakkan dan sudah dirasakan akibatnya, hampir di semua negara,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan Polri, merupakan salah satu pelaku penegak hukum disamping
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Lembaga Kepolisian Negara Republik Indonesia atau yang disingkat dengan Polri, merupakan salah satu pelaku penegak hukum disamping pengacara, jaksa dan hakim.
Lebih terperinciKEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA MARKAS BESAR SKEMA SERTIFIKASI PETUGAS PENINDAKAN PELANGGARAN LALU LINTAS
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA MARKAS BESAR SKEMA SERTIFIKASI PETUGAS PENINDAKAN PELANGGARAN LALU LINTAS JAKARTA, 8 FEBRUARI 2017 0 1 1. LATAR BELAKANG 1.1 Penegakan hukum yang dilakukan oleh polisi
Lebih terperinciSTANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) BAG OPS POLRES PARIAMAN
1 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH SUMATERA BARAT RESOR PARIAMAN Jalan Imam Bonjol 37 Pariaman 25519 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) BAG OPS POLRES PARIAMAN Pariaman, 02 Januari 2012 2 KEPOLISIAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan jumlah penduduk merupakan permasalahan yang memiliki dampak terhadap seluruh aspek kehidupan, salah satunya terhadap lalu lintas. Semakin banyakn
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Polri merupakan salah satu lembaga penegak hukum serta merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Polri merupakan salah satu lembaga penegak hukum serta merupakan harapan dan teladan bangsa, karena mengemban tugas-tugas untuk memelihara keamanan dan ketertiban
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL, Menimbang : bahwa dalam
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2002 TENTANG KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2002 TENTANG KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa keamanan dalam negeri
Lebih terperinciSTANDART OPERATION PROCEDURE (SOP)
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARAN BARAT RESOR BIMA KOTA STANDART OPERATION PROCEDURE (SOP) Tentang PEMBERHENTIAN PENYIDIKAN TINDAK PIDANA NARKOBA POLRES BIMA KOTA Menimbang : Semakin
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2003 TENTANG PERATURAN DISIPLIN ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2003 TENTANG PERATURAN DISIPLIN ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciData Kinerja, Evaluasi Kinerja, Polres Lombok Barat TA. 2016
Data Kinerja, Evaluasi Kinerja, Polres Lombok Barat TA. 216 Tabel 1 Jumlah produk Intelejen yang dapat digunakan oleh Pimpinan dalam Giat Lintas Sektoral Jenis Kegiatan ( Naik/Turun ) 1 Intel Dasar 1-1
Lebih terperinciDATA EVALUASI KINERJA SATKER POLRES BIMA BULAN JANUARI s/d MEI TA. 2016
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT BIMA DATA EVALUASI KINERJA SATKER POLRES BIMA BULAN JANUARI s/d MEI TA. 2016 Tabel 1 Jumlah produk Intelijen yang dapat digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembelian kendaraan bermotor yang tinggi. motor meningkat setiap tahunnya di berbagai daerah.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kendaraan merupakan alat yang digunakan untuk bermobilitas setiap orang untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Kendaraan itu sendiri bermacam ragamnya
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PEMELIHARA KEAMANAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN TINDAK PIDANA RINGAN (TIPIRING)
PERATURAN KEPALA BADAN PEMELIHARA KEAMANAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN TINDAK PIDANA RINGAN (TIPIRING) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PEMELIHARA
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2003 TENTANG PERATURAN DISIPLIN ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2003 TENTANG PERATURAN DISIPLIN ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penggunaan sepeda motor sebagai alat transportasi dari tahun ke tahun semakin meningkat. Uang muka yang rendah dan cicilan yang ringan menyebabkan tiap orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) adalah Kepolisian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) adalah Kepolisian Nasional di Indonesia, yang bertanggung jawab langsung di bawah Presiden. Polri mengemban tugas-tugas
Lebih terperinciIV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. perlu dikemukakan terlebih dahulu identitas responden. : Anggota Pembinaan dan Disiplin Bid Propam Polda Lampung
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden Untuk memperoleh kesahihan penelitian dan gambaran objektif dari responden maka perlu dikemukakan terlebih dahulu identitas responden. 1.
Lebih terperinciBAB III PENYAJIAN DATA. A. Berita Kriminal pada Surat Kabar Harian Vokal. menggambarkan dan menjelaskan permasalahan yang diteliti dalam bentuk
BAB III PENYAJIAN DATA A. Berita Kriminal pada Surat Kabar Harian Vokal Pada penelitian ini penulis akan menganalisa data dengan menggunakan pendekatan metode analisis isi deskriptif kualitatif yaitu menggambarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sampai dengan dewasa Sulistyawati (2014). fisik, psikis dan lingkungan Willis (2014). Tuntutan-tuntutan inilah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Soetjiningsih (2010) tumbuh kembang merupakan suatu peristiwa yang saling berkaitan tetapi berbeda sifatnya dan sulit untuk dipisahkan yaitu pertumbuhan
Lebih terperinciData Kinerja, Evaluasi Kinerja, Polres Lombok Barat TA. 2016
Data Kinerja, Evaluasi Kinerja, Polres Lombok Barat TA. Tabel 1 Jumlah produk Intelejen yang dapat digunakan oleh Pimpinan dalam Giat Lintas Sektoral Jenis Kegiatan (Naik/Turun) 1 Intel Dasar 1 0-1 2 Kir
Lebih terperinciSTANDARD OPERASIONAL PROSEDUR TENTANG TIPIRING
1 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH KEPULAUAN BANGKA BELITUNG RESOR PANGKALPINANG STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR TENTANG TIPIRING I. PENDAHULUAN 1. UMUM a. Polri sebagai aparat negara yang bertugas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan pemeriksaan oleh Ankum yang menangani pelanggaran disiplin.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyidikan adalah merupakan kegiatan/proses yang dilakukan oleh penyidik kepada tersangka yang melakukan perbuatan pidana. Seseorang dapat dikatakan tersangka
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 113/PMK.04/2017 TENTANG
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 113/PMK.04/2017 TENTANG PENGGUNAAN SENJATA API DINAS DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN
Lebih terperinciPEDOMAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) T E N T A N G PENERIMAAN SURAT PENGADUAN MASYARAKAT DAN PENDISTRIBUSIANNYA KEPADA BAGYANDUAN
MARKAS BESAR KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DIVISI PROFESI DAN PENGAMANAN PEDOMAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) T E N T A N G PENERIMAAN SURAT PENGADUAN MASYARAKAT DAN PENDISTRIBUSIANNYA KEPADA
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA POLRI. Tindakan. Penggunaan Kekuatan. Pencabutan
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.6, 2009 POLRI. Tindakan. Penggunaan Kekuatan. Pencabutan PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG PENGGUNAAN KEKUATAN DALAM TINDAKAN
Lebih terperinciSTANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) MUTASI DI LINGKUNGAN POLRES LOMBOK BARAT
1 KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESOR LOMBOK BARAT STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) MUTASI DI LINGKUNGAN POLRES LOMBOK BARAT 1. PENDAHULUAN a. bahwa dalam upaya memenuhi
Lebih terperinciPelanggaran Hak-Hak Tersangka 2013 Wednesday, 01 January :00 - Last Updated Wednesday, 22 January :36
Sejak 2 Januari 29 Desember 2013, Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia (PBHI) melakukan pemantauan atau penelitian tentang dugaan pelanggaran hak-hak manusia yang difokuskan pada pelanggaran
Lebih terperinciLAPORAN ANALISA DAN EVALUASI HASIL PELAKSANAANKEGIATAN OPERASIONAL DIT PAMOBVIT POLDA NTBTAHUN 2016
KEPOLISIANNEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT DIREKTORAT PAMOBVIT LAPORAN ANALISA DAN EVALUASI HASIL PELAKSANAANKEGIATAN OPERASIONAL DIT PAMOBVIT POLDA NTBTAHUN 2016 I. PENDAHULUAN A.
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. kepemilikan senjata api bagi warga sipil, yaitu: dan diawasi secara ketat, yaitu
83 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian pada Bab I dan Bab II, dapat diambil beberapa kesimpulan, sebagai berikut: 1. Langkah-langkah Polri dalam menanggulangi penyalahgunaan izin kepemilikan
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR Latar Belakang. mencapai tujuan nasional (Lemhannas,1997). Mencermati kondisi masyarakat
1 BAB I PENGANTAR 1.1. Latar Belakang Ketahanan wilayah merupakan bagian dari Ketahanan Nasional yang secara terus menerus harus ditingkatkan, sehingga akan menciptakan situasi yang kondusif dalam kehidupan
Lebih terperinciKEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT MATARAM
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT MATARAM PEDOMAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TENTANG PEMBINAAN DAN PENYELENGGARAAN FUNGSI PERTANGGUNGJAWABAN PROFESI DAN PENGAMANAN
Lebih terperinci