BAB II LANDASAN TEORI
|
|
- Hadi Pranata
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Stock Split Stock split merupakan fenomena yang biasa terjadi dalam suat u perusahaan. Secara sederhana, stock split berarti memecah selem bar saham menjadi n lembar saham. Stock split mengakibatkan bertambahnya jumlah lembar saham yang beredar tanpa transaksi jual beli yang mengubah besarnya modal. Stock split merupakan perubahan nilai nominal per lembar saham dan menambah jumlah saham yang beredar sesuai dengan faktor pemecahan (split factor). Harga per lembar saham baru setelah stock split adalah sebesar 1/n dari harga sebelumnya. Stock split biasanya dilakukan pada saat harga saham dinilai terlalu tinggi sehingga akan mengurangi kemampuan investor untuk membelinya. Dengan demikian, sebenarnya stock split tidak menambah nilai dari perusahaan atau dengan kata lain stock split tidak mempunyai nilai ekonomis. Untuk melihat pengertian stock split ini, maka penulis mengemukakan pendapat dari beberapa ahli ekonomi yang memberikan defenisi dari stock split. Menurut Sulistyastuti, D. R (2006) Stock Split adalah pemecahan nilai nominal saham berdasarkan rasio tertentu.tujuan emiten melakukan pemecahan nilai nominal saham adalah untuk meningkatkan likuiditas saham (h. 27). Kemudian Darmadji, T. (2004) menyebutkan bahwa Stock split adalah pemecahan nilai nominal saham menjadi pecahan yang lebih kecil, misalnya dari Rp per saham menjadi Rp 500 per saham atau dari Rp 500 per saham menjadi Rp per saham (h. 131). 8
2 Harrison dan Horngren (2004) menyatakan A stock split is an increase in the number of authorized, issued, and outstanding shares of stock, coupled with a proportionate reduction in the stock s par value (p. 433). Edmons, McNair, Milam, dan Olds (2001) menyatakan sebagai berikut A more dynamic way of lowering the market price of a corporation s stock is trough a stock split. A stock split merely removes the old shares from the books and replaces them with new shares (p. 534). Secara teoritis stock split tidak memiliki nilai ekonomis karena stock split hanyalah mengganti saham yang beredar dengan cara menurunkan nilai pari saham sedangkan saldo modal saham dan laba yang ditahan tetap sama. Banyaknya peristiwa stock split di pasar modal memberikan indikasi bahwa stock split merupakan alat yang penting dalam praktik pasar modal karena stock split menjadi salah satu alat manajemen untuk membentuk harga pasar perusahaan, dan dalam praktik di pasar modal apabila perusahaan tersebut mempunyai kinerja yang bagus maka harga akan meningkat lebih cepat. Keputusan unt uk melakukan stock split oleh suatu emiten atau perusahaan merupakan kesepakatan para pemegang saham yang dibicarakan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Umumnya pemegang saham mayoritas adalah pihak pengelola perusahaan tersebut, sehingga dapat dikatakan keputusan ini cenderung menguntungkan pihak perusahaan, karena dengan melakukan stock split pihak perusahaan mengharapkan agar saham tersebut menjadi lebih likuid dipasaran. Stock split adalah langkah perseroan dalam meningkatkan jumlah saham tanpa mengubah modal pemegang saham dan nilai pasar secara agregat. Bagi para emiten, hal ini 9
3 berhubungan dengan teori sinyal yang mengungkapkan keterpaduan kebijakan dividen dan stock split. Secara umum, stock split akan cenderung meningkatkan kinerja pasar. Pada hari pencatatatan terakhir, kecenderungan harga saham akan naik dibandingkan dengan harga sekarang. Seberapa besar kenaikannya tergantung target harga stock splitnya. Bila target harga saham baru sesudah stock split Rp maka harga saham sebelum stock split akan cenderung naik setara Rp Namun demikian hari-hari menuju target tersebut akan terjadi fluktuasi kenaikan dan penurunan harga saham yang dipengaruhi oleh faktor lain baik peristiwa dalam negeri maupun global. Menuju hari pencatatan terakhir, harga saham yang terbentuk merupakan harga penyesuaian. Para investor yang sudah berpengalaman dalam membeli saham dengan tujuan mendapatkan dividen akan mencari waktu dan harga yang tepat pada kurun waktu tersebut. Sebagian besar perusahaan dapat mendistribusikan laba atau keunt ungan mereka kepada pemegang saham dalam bent uk pemecahan saham, dimana pemegang saham tidak perlu mengeluarkan biaya untuk memperoleh tambahan saham tersebut.. pada niali saham per value tertentu, secara m urni distribusi saham tersebut hanya mempengaruhi perusahaan saham secara kosmetik. Hal ini berarti bahwa stock split merupakan upaya pemolesan oleh perusahaan agar terlihat lebih menarik dimata investor sekalipun tidak meningkatkan kemakmuran. Tindakan stock split akan menimbulkan efek fatamorgana bagi investor, yaitu investor akan merasa seoleh-olah menjadi lebih makmur karena memegang saham dalam jumlah yang lebih banyak. Dengan demikian, stock split sebenarnya merupakan tindakan perusahaan yang tidak memiliki nilai ekonomis. Misalnya, jumlah saham yang beredar 1 juta lem bar dengan nilai Rp.1000/lbr, maka nilai ekuitas perusahaan adalah sebesar 1 juta X Rp.1000 = 1 M. Perusahaan 10
4 memecah satu lem bar saham menjadi 2 lembar saham, sehingga harga per lembar saham baru adalah Rp.500- dan jumlah saham yang beredar menjadi sebanyak 2 juta lembar. Nilai ekuitas perusahaan tidak berubah, yaitu tetap sebesar 2 juta X Rp.500- = Rp. 1 M. Kombinasi antara peristiwa pembagian dividen dengan peristiwa stock split nampaknya merupakan upaya memberikan sinyal yang positif. Dengan pemilihan waktu dan harga yang tepat dalam kurun waktu tersebut, maka investor akan mendapat dividen tanpa atau dengan penurunan nilai pada harga sahamnya. Dapat dipastikan hal tersebut akan terwujud dengan prasyarat tidak terjadi peristiwa politik yang dapat mengejutkan pasar. Dengan adanya stock split, saham emiten di pasar akan lebih murah dan jumlahnya pun akan lebih banyak. Dengan kondisi deperti ini, maka perdagangan saham pelaku stock split diharapkan bisa lebih likuid dan kemampuannya menggalang dana untuk perusahaan akan semakin baik. Selain itu, dengan murahnya harga saham tersebut, kesempatan masyarakat luas untuk ikut memiliki saham ini akan semakin tinggi. II.2. Jenis-Jenis Stock Split Menurut pendapat Erwijaya (1999), pada dasarnya ada dua jenis stock split yang dapat dilakukan yaitu stock split-up dan stock split-down. 1. Stock split-up adalah penurunan nilai nominal per lembar saham yang mengakibatkan bertambahnya jumlah saham yang beredar. Misalnya stock split dengan faktor pemecahan 2:1, 3:1, dan 4:1. Stock split dengan faktor pemecahan 2:1 maksudnya adalah dua lembar saham baru (lembar setelah stock split) dapat ditukar dengan satu lembar saham lama (lembar sebelum stock split). Stock split 11
5 dengan faktor pemecahan 3:1 maksudnya adalah tiga lembar saham baru (lembar setelah stock split) dapat ditukar dengan satu lembar saham lama (lembar sebelum stock split) dan seterusnya. 2. Stock split-down adalah peningkatan nilai nominal per lembar saham dan mengurangi jumlah saham yang beredar. Misalnya pemecahan turun dengan faktor pemecahan 1:2, 1:3, 1:4. Stock split dengan faktor pemecahan 1:2 maksudnya adalah satu lembar saham baru (lembar setelah stock split) dapat ditukar dengan dua lembar saham lama (lembar sebelum stock split). Stock split dengan faktor pemecahan 1:3 maksudnya adalah satu lembar saham baru (lembar setelah stock split) dapat ditukar dengan tiga lembar saham lama (lembar sebelum stock split) dan seterusnya. Para emiten sampai sampai saat ini hanya melakukan stock split naik (stock splits-up). Dan jarang terjadi kasus reverse stock. (h ) New York Stock Exchange (NYSE) juga mengat ur kebijakan mengenai pemecahan saham. NYSE membedakan stock split menjadi dua, yaitu : 1. Pemecahan saham sebagian (partial stock split) adalah adalah tambahan distribusi saham yang beredar sebesar 25 % atau lebih kurang dari 100% dari jumlah saham beredar yang lama. 2. Pemecahan saham penuh (full stock split) adalah tambahan distribusi saham yang beredar sebesar 100% atau lebih dari jumlah saham yang beredar lama. Di Indonesia, para emiten sampai saat ini hanya melakukan stock split naik, dan belum pernah terjadi kasus stock split turun. Oleh karena itu, dalam penelitian ini hanya akan menggunakan sample perusahaan yang melakukan stock split naik. 12
6 II.3. Alasan Melakukan Stock Split Para ahli keuangan melakukan penelitian terhadap beberapa manajer perusahaan yang melakukan stock split. Dari hasil penelitian mereka, dapat disimpulkan berbagai alasan para manajer perusahaan dalam melakukan stock split adalah sebagai berikut: 1. Sebagian besar manajer perusahaan yang melakukan split percaya bahwa stock split akan mengembalikan harga saham pada kisaran perdagangan yang optimal yang selanjutnya dapat menambah daya tarik investor untuk memiliki saham tersebut sehingga membuat saham likuid untuk diperdagangkan. Hal ini akan mengubah investor add lot menjadi round lot. Investor add lot adalah investor yang membeli saham kurang dari 500 lembar saham (< 1 lot). Sedangkan investor round lot adalah investor yang melakukan pem belian saham minimal 500 lembar atau minimal 1 lot. 2. Secara teoritis, motivasi yang melatarbelakangi perusahaan melakukan stock split serta efek yang ditimbulkannya tertuang dalam beberapa hipotesis yakni hipotesis signaling dan liquidity. Penjelasan ini didukung oleh adanya pandangan bahwa perusahaan yang melakukan stock split akan menambah daya tarik investor akibat semakin rendahnya harga saham. Hal ini diperkuat dengan pernyataan dari Sulistyastuti (2006) yang menyebutkan bahwa Tujuan emiten melakukan pemecahan nilai nominal saham adalah untuk meningkatkan likuiditas saham. Saham yang berharga mahal tidak memiliki likuiditas yang tinggi. Untuk meningkatkan likuiditasnya, emiten melakukan pemecahan saham (h. 27). 3. Harga saham yang semakin rendah akan menambah kemampuan saham tersebut untuk diperjualbelikan setiap saat dan akan meningkatkan efisiensi pasar. 13
7 4. Pemecahan saham juga seringkali merupakan langkah menjelang merger atau akuisisi. Harga saham yang relatif sebanding akan memudahkan negoisasi merger dan akuisisi yang dilakukan dengan cara penukaran saham. II.4. Kerugian Dilakukannya Stock Split Selain keuntungan yang diperoleh dari stock split, terdapat kerugian antara lain: 1. Manfaat yang illusionistis dari stock split yang dilakukan bagi para pemodal adalah biaya surat saham akan naik karena kepemilikan yang tadinya cukup diwakili selembar saham kemudian menjadi 2 lembar saham, biaya back office di perusahaan efek, biaya klirring dan biaya kustodian dipengaruhi oleh jumlah fisik surat saham yang dikelola. 2. Adanya biaya pemecahan, yang termasuk didalamnya biaya transfer agen untuk proses sertifikat dan biaya lainnya dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Sedangkan bagi pemegang saham tidak terdapat kerugian akibat dilakukan stock split. 3. Menurut Darmadji (2004) dampak dari stock split terhadap pemegang saham adalah : Jumlah saham yang dimiliki oleh pemegang saham menjadi bertambah banyak dengan nilai nominal per saham yang lebih kecil, tapi bersamaan dengan itu pula harga saham tersebut secara teoritis akan turun secara proporsional. Dengan demikian, secara keseluruhan nilai kapitalisasi saham tersebut tidak mengalami perubahan (h. 132). II.5. Mekanisme Stock Split Aksi korporasi stock split dapat berperan sebagai salah satu upaya mencapai pemberdayaan. Stock split dapat menjadikan harga saham secara absolut lebih rendah. 14
8 Investor yang semula tak dapat menjangkau harga saham, melalui stock split menjadi terjangkau, hal ini sesuai dengan pendapat Rose, Peter S (2007). Stock split merupakan perwujudan pemerataan untuk para investor untuk membeli dan memiliki saham. Melalui stock split frekuensi perdagangan saham cenderung meningkat atau lebih likuid. Perdagangan saham yang likuid akan cenderung meningkatkan harga sahamnya. Namun demikian tidak semua jenis saham menjadi lebih likuid sesudah pemecahan saham. Sesuai dengan pendapat Nasarudin (2004), mekanisme dan informasi mengenai kebijakan stock split akan diberitahukan oleh Dewan Direksi berdasarkan dengan hasil keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Sebagai contoh nilai nominal saham yang semula sebesar Rp. 500,- (lima ratus Rupiah) menjadi sebesar Rp. 250,- (dua ratus lima puluh Rupiah) per saham. Jika dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) memutuskan adanya perubahan anggaran dasar, keputusan tersebut di buat dihadapan notaris yang ditunjuk oleh Dewan Direksi. Perubahan anggaran dasar tersebut harus diterima dan dicatat oleh Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum serta didaftarkan dalam daftar perusahaan pada kantor pendaftaran perusahaan daerah setempat. Sehubungan dengan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) mengenai persetujuan untuk melakukan konversi sahamnya menjadi catatan elektronik (tanpa warkat) dalam rekening efek perusahaan efek atau bank custodian dimana pemegang saham membuka rekening efeknya ("konversi saham") dan pemecahan nilai nominal saham dari Rp. 500,- (lima ratus Rupiah) per saham menjadi sebesar Rp. 250,- (dua ratus lima puluh Rupiah) per saham, Dewan Direksi akan memberitahukan tata cara konversi saham dan pemecahan nilai nominal saham. 15
9 II.5.1. Mekanisme Konversi Saham Dan Pemecahan Nilai Nominal Saham Sebagai contoh keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT. HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk., yang diselenggarakan pada tanggal 27 Juni 2001 mengenai persetujuan untuk melakukan konversi saham menjadi catatan elektronik dalam rekening efek perusahaan efek dimana pemegang saham perseroan membuka rekening efeknya ("konversi saham") dan pemecahan nilai nominal saham dari Rp. 500,- (lima ratus Rupiah) per saham menjadi Rp. 250,- (dua ratus lima puluh Rupiah) per saham. Berikut adalah jadwal dan tata cara konversi saham PT. HANJAYA MANDALA SAMPOERNA Tbk., : 1. Periode konversi saham : 6 Agust - 3 Sept Batas akhir permohonan konversi untuk pemegang saham terdaftar (dalam bentuk warkat) untuk dapat melakukan perdagangan saham tanpa warkat : 28 Agust Batas akhir perdagangan saham dengan warkat : 3 Sept Dimulainya perdagangan saham tanpa warkat dengan nominal lama dan pengumuman dalam surat kabar tentang rencana pemecahan nilai nominal saham : 4 Sept Batas akhir penyelesaian perdagangan saham dengan warkat : 7 Sept Awal penyelesaian perdagangan saham tanpa warkat : 10 Sept Batas akhir permohonan konversi saham yang biayanya ditanggung oleh emiten, dan batas akhir permohonan konversi dan pemecahan nilai nominal saham untuk pemegang saham terdaftar (dalam bentuk warkat) untuk 16
10 dapat melakukan perdagangan tanpa warkat dengan nilai nominal baru di hari pertama : 17 Sept Akhir perdagangan saham tanpa warkat dengan nilai nominal lama dan awal permohonan pemecahan nilai nominal saham : 21 Sept Awal perdagangan saham tanpa warkat dengan nilai nominal baru : 24 Sept Batas akhir penyelesaian transaksi dengan nominal lama dan recording date yang berhak atas hasil stock split : 27 Sept Pendistribusian saham hasil stock split kerekening efek dan dimulainya/awal penyelesaian transaksi dengan nilai nominal baru. : 28 Sept 2001 II.5.2. Tata Cara Konversi Saham Dan Penukaran Saham Dengan Nilai Nominal Baru 1. Pemegang saham yang bermaksud untuk melakukan konversi saham dengan nilai nominal lama wajib mengajukan permohonan konversi saham dan atau penukaran nilai nominal saham kepada Biro Administrasi Efek,melalui perusahaan efek atau bank kustodian yang telah terdaftar sebagai pemegang rekening efek Indonesia (KSEI), yang ditunjuk oleh pemegang saham. Dokumen yang wajib diserahkan kepada Biro Administrasi Efek oleh perusahaan efek atau bank kustodian atau pemegang saham yang bersangkutan, antara lain adalah sebagai berikut : - Asli Surat Kolektif Saham (SKS) dengan nilai nominal lama, - Asli kormulir penyetoran efek, 17
11 - Salinan bukti jati diri yang masih berlaku (KTP/SIM/Paspor), - Surat kuasa bermeterai cukup disertai salinan bukti jati diri yang masih berlaku dari pemberi kuasa, jika konversi saham dan penukaran nilai nominal saham dilakukan dengan kuasa, - Salinan anggaran dasar beserta perubahan-perubahannya, salinan bukti jati diri direksi (sesuai dengan anggaran dasar) yang masih berlaku bagi pemegang saham yang berbentuk badan hukum. 2. Biro Administrasi Efek akan memberikan tanda bukti penerimaan permohonan konversi saham dan atau penukaran nilai nominal saham kepada perusahaan efek atau bank kustodian atau pemegang saham yang bersangkutan. 3. Pemegang saham yang dapat melakukan konversi saham dan/atau pemecahan nilai nominal lama adalah pemegang saham yang namanya telah tercatat dalam daftar pemegang saham. 4. Bagi pemegang saham yang namanya terdaftar dalam daftar pemegang saham, maka konversi saham dengan nilai nominal lama selama periode konversi, tidak dikenakan biaya konversi saham. Khusus untuk Saham yang ditransaksikan di bursa efek pada periode konversi, maka konversi saham sampai dengan 10 (sepuluh) hari bursa setelah periode konversi berakhir tidak akan dikenakan biaya konversi (periode konversi + 10 hari bursa). 5. Bagi pemegang saham yang namanya belum tercatat dalam buku daftar pemegang saham, maka akan dilakukan registrasi sekaligus konversi saham, dengan ketentuan bahwa untuk tindakan registrasi akan dikenakan biaya registrasi serta tambahan waktu untuk proses registrasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 18
12 6. Biro Administrasi Efek akan melakukan konfirmasi deposit dan/atau penarikan melalui C-BEST setelah permohonan selesai diproses, selambat-lambatnya 5 (lima) hari Bursa sejak permohonan diterima Biro Administrasi Efek, dan akan dikreditkan ke rekening efek perusahaan efek atau bank kustodian di hari yang sama, serta akan melakukan rekonsiliasi harian dengan KSEI. 7. Biro Administrasi Efek akan mengeluarkan konfirmasi validasi saham kepada perusahaan efek dan/atau bank kustodian setelah proses permohonan konversi selesai. 8. Pemegang saham yang telah melakukan konversi saham akan menerima informasi saldo rekening efeknya dari perusahaan efek atau bank kustodian dimana pemegang saham membuka rekening. 9. Dimulainya penyelesaian perdagangan saham tanpa warkat disesuaikan dengan surat edaran bersama KSEI-KPEI nomor tertanggal, sehingga efektif awal penyelesaian perdagangan saham tanpa warkat adalah 5 (lima) hari bursa sejak dimulainya konversi. II.6. Teori yang Relevan Secara teoritis motivasi yang melatarbelakangi perusahaan melakukan stock split serta dampak yang telah ditimbulkannya tertuang dalam beberapa teori antara lain Trading Range Theory dan Signalling Theory (Mason, 1998). Trading Range Theory menyatakan bahwa stock split akan meningkatkan likuiditas perdagangan saham. Pihak yang mendukung split berkeyakinan bahwa harga saham yang lebih rendah akan menambah kemampuan saham tersebut untuk diperjualbelikan setiap saat dan meningkatkan efisiensi pasar, akan menarik investor menengah dan kecil untuk melakukan investasi. 19
13 Signalling theory menyatakan bahwa stock split memberikan sinyal yang positif karena manajer perusahaan akan menginformasikan prospek masa depan yang baik dari perusahaan kepada publik yang belum mengetahuinya. Alasan sinyal ini didukung dengan adanya kenyataan bahwa perusahaan yang melakukan stock split adalah perusahaan yang mempunyai kinerja yang baik. Teori ini menyatakan bahwa stock split memberikan informasi kepada investor tentang peningkatan return masa depan yang substantial. Jadi jika pasar tereaksi terhadap pengumuman stock split, reaksi ini tidak semata-mata karena informasi stock split yang tidak mempunyai nilai ekonomis tetapi karena mengetahui prospek masa depan yang bersangkutan. Teori yang relevan dengan hasil penelitian ini adalah Trading Range Theory. Teori ini menyatakan bahwa pihak yang mendukung split berkeyakinan bahwa harga saham yang lebih rendah akan menambah kemampuan saham tersebut untuk diperjualbelikan setiap saat dan meningkatkan efisiensi pasar, sehingga akan menarik investor menengah dan kecil untuk melakukan investasi. Dengan adanya stock split, saham emiten di pasar akan lebih murah dan jumlahnya pun akan lebih banyak. Dengan kondisi seperti ini, maka perdagangan saham pelaku stock split diharapkan bisa lebih likuid dan kemampuannya menggalang dana untuk perusahaan makin baik. Selain itu, dengan murahnya harga saham tersebut, kesempatan masyarakat luas untuk ikut memiliki saham ini akan semakin tinggi. II.7. Hasil Penelitian-Penelitian Sebelumnya Dalam pengungkapan suatu teori, hal umum yang dilakukan peneliti adalah dengan menggunakan atau mengungkapkan teori yang sudah ada dan atau penetapanpenetapan berbagai kalangan yang dipandang ahli dalam hal masalah tersebut. Perlakuan 20
14 ini juga menunjukkan disiplin prinsip riset yang menyatakan kesinambungan sehingga penting untuk ditindaklanjuti, karena periset dahulu selain memiliki batasan batasan yang telah dia kemukakan juga memiliki batasan-batasan masalah atau hal-hal lain yang menjadi kelemahan hasil penelitiannya. II.7.1. Hasil Penelitian Terdahulu Mengenai Trading Range Theory dan Signalling Theory Dalam mendokumentasikan dan mengkaji penelitian tentang Trading Range Theory dan Signalling Theory, tidak semua penelitian di area ini mempunyai kesamaan dan keselarasan hasil. Perbedaan data, cara ataupun alat dalam suatu penelitian ini dapat membuat suatu hasil yang disajikan berbeda pula antara satu peneliti dengan peneliti yang lainnya. Dengan kata lain ada yang mendukung teori ini, dan ada pula yang tidak mendukung teori ini. Keadaan seperti ini menunjukkan bahwa fleksibelitas dalam suatu penelitian. Pihak yang mendukung split berkeyakinan bahwa harga saham yang lebih rendah akan menambah kemampuan saham tersebut untuk diperjualbelikan setiap saat dan meningkatkan efisiensi pasar, sehingga akan menarik investor menengah dan kecil untuk melakukan investasi. Oleh sebab itu, perusahaan harus menunjukkan kredibilitasnya. Salah satu caranya adalah dengan menunjukkan kinerja keuangan yang bagus. Ewijaya dan Indriantoro (1999) yang mencatat bahwa saham perusahaan kurang likuid jika harga sahamnya mahal. Pemecahan saham memerlukan biaya, maka hanya perusahaan yang mempunyai prospek baik saja yang mempu melakukan stock split. 21
15 Sulistyo (2001) menemukan adanya reaksi positif atas pengumuman pemecahan saham karena pasar melihat perusahaan yang melakukan pemecahan saham adalah perusahaan yang mempunyai kinerja baik. Budiyono ( 2004 ) menguji pengaruh pengumuman pemecahan saham terhadap likuiditas saham yang mengalami pemecahan saham tersebut. Penelitian ini menguji reaksi pasar terhadap pemecahan saham dengan menggunakan pendekatan harga, yaitu dengan mengamati harga saham yang tercermin dalam return saham di sekitar event pemecahan saham. Namun secara berlawanan pihak yang menentang stock split berkeyakinan bahwa tingkat harga sekarang belum cukup pasti untuk menjamin berhasilnya split karena adanya kepastian bisnis. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Anggraeni dan Hartono (2000) mencatat pada tahun-tahun terakhir sebelum pemecahan saham tidak ada pertumbuhan laba yang signifikan. Sedangkan Mc. Nichols dan Dravid (2000) menemukan bukti terhadap pertumbuhan earning pada seputaran pengumuman saham. Pemecahan saham yang diikuti dengan peningkatan deviden, ditafsirkan oleh pasar sebagai predictor peningkatan deviden. Perubahan ini dapat menjadikan informasi tentang kejadian manajemen terhadap laba di masa yang akan datang Penelitian Retno Miliasih (2000) mendukung penelitian Wahyu Anggraini dan Jagianto H.M, yang menyatakan bahwa pengumuman stock split tidak menyebabkan terjadinya kenaikan earning pada periode sesudah terjadinya stock split maupun sebelum stock split, abnormal return dan reaksi pasar yang ditunjukkan oleh return market menunjukkan tidak terdapat hubungan yang positif dengan perubahan earning diseputar periode pengumuman stock split. 22
16 II.8. Hipotesis Penelitian II.8.1. Stock Split dan Harga Saham Sutrisno (2002), menyatakan bahwa stock split mengakibatkan terjadinya penataan kembali harga saham pada rentang yang lebih rendah (h. 54) Harga pasar saham mencerminkan nilai suatu perusahaan. Semakin tinggi harga saham, maka semakin tinggi pula nilai perusahaan tersebut dan sebaliknya. Harga saham yang terlalu rendah sering diartikan bahwa kinerja perusahaan kurang baik. Namun bila harga saham terlalu tinggi dapat mengurangi minat investor untuk berinvestasi sehingga harga saham sulit untuk meningkat lagi. Dalam mengantisipasi hal tersebut banyak perusahaan yang melakukan stock split. Signalling theory menyatakan bahwa stock split memberikan informasi kepada investor tentang peningkatan return masa depan yang substantial. Jadi jika pasar tereaksi terhadap pengumuman stock split, reaksi ini tidak semata-mata karena informasi stock split yang tidak mempunyai nilai ekonomis tetapi karena mengetahui prospek masa depan yang bersangkutan. Alasan sinyal ini didukung dengan adanya kenyataan bahwa perusahaan yang melakukan stock split adalah perusahaan yang mempunyai kinerja yang baik. Ha1: terdapat perbedaan rata-rata return saham antara sebelum dan sesudah stock split. II.8.2. Stock Split dan Likuiditas Saham Perusahaan emiten melakukan stock split supaya harga sahamnya tidak terlalu tinggi sehingga volume perdagangan saham meningkat. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menganalisa efek dari stock split terhadap likuiditas saham yang 23
17 menemukan adanya peningkatan transaksi saham dan volume perdagangan setelahpengumuman stock split sehingga likuiditas saham akan naik. Namun di lain pihak, ada yang mengatakan bahwa stock split ternyata menurunkan likuiditas saham sebab setelah stock split, volume perdagangan menjadi lebih rendah, biaya transaksi secara proporsi meningkat dan bid ask spread saham juga lebih tinggi dari sebelumnya. Ha2: terdapat perbedaan rata-rata Tradding Volume Activity (TVA) antara sebelum dan sesudah stock split.. 24
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut kamus istilah keuangan dan investasi, stock split atau pemecahan
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Pemecahan Saham (Stock Split) Menurut kamus istilah keuangan dan investasi, stock split atau pemecahan saham merupakan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pemecahan Saham (Stock Split) Informasi bersifat informatif apabila memiliki kriteria kelengkapan, relevansi dan tepat waktu sehingga mampu memberikan gambaran yang jelas mengenai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan obligasi, para investor membutuhkan
Lebih terperincikecil (Sunariyah, 2003:130). Harga per lembar saham bam setelah stock split
BABO KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pemecahan Saham (Stock Split) Pemecahan saham (Stock Split) merupakan aksi emiten di mana emiten melakukan pemecahan nilai nominal saham menjadi nilai nominal yang lebih kecil (Sunariyah,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. daya saing dan pangsa pasar agar dapat tetap survive dalam dunia bisnis yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi perusahaan go public dituntut untuk meningkatkan daya saing dan pangsa pasar agar dapat tetap survive dalam dunia bisnis yang semakin
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Pemecahan Saham Pemecahan saham (stock split) adalah memecah selembar saham menjadi n lembar saham. Harga per lembar
Lebih terperinciinstrumen keuangan atau sekuritas jangka panjang yang bisa diperjual belikan baik
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Informasi Tentang Pasar Modal Pasar modal secara formal didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan atau sekuritas jangka panjang yang bisa diperjual belikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keputusan untuk investasi, pembelanjaan jangka panjang serta keputusan menentukan jumlah dividen yang harus dibagikan kepada para investor sering menjadi masalah penting
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dan indikator atau karakteristik pasar lainnya (Hastuti dan Lestari, 2005).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu informasi keuangan merupakan salah satu kebutuhan utama bagi para pemakai laporan keuangan karena informasi itu sendiri menggambarkan bagaimana keadaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hal ini mengidentifikasikan bahwa stock split merupakan alat yang. penting dalam praktik pasar modal.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Selama beberapa dekade terakhir ini, semakin banyak peristiwa pemecahan saham (stock split) di pasar modal yang dilakukan oleh para emiten di BEJ. Stock split
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH STOCK SPLIT TERHADAP LIKUIDITAS SAHAM DAN RETURN SAHAM
ANALISIS PENGARUH STOCK SPLIT TERHADAP LIKUIDITAS SAHAM DAN RETURN SAHAM SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. saham yang beredar, sesuai dengan faktor pemecahnya (split factor).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pemecahan Saham (Stock Splits) 2.1.1.1 Pengertian Pemecahan Saham Menurut Abdul Halim (2007 : 98), stock split (pemecahan saham) adalah perubahan nilai
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dalam ekuitas pemegang saham. Menurut Abdul Halim (2007 : 98), split stock
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pemecahan Saham Menurut kamus investasi dan keuangan, peristiwa pemecahan saham merupakan cara yang dilakukan dengan tujuan untuk memecah jumlah saham
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham (stock) merupakan salah satu instrument pasar keuangan yang paling
25 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Saham a. Pengertian Saham Saham (stock) merupakan salah satu instrument pasar keuangan yang paling popular. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan
Lebih terperinciII. DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN
II. DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN 2.1 Bursa Efek Indonesia Keberadaan Bursa Efek di Indonesia sebenarnya telah cukup lama yaitu, dimulai dengan dibentuknya bursa Efek di Batavia (sekarang Bursa Efek Jakarta)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. operasionalnya. Untuk perusahaan yang sudah go public dana tersebut salah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan pada dasarnya membutuhkan pembiayaan untuk kegiatan operasionalnya. Untuk perusahaan yang sudah go public dana tersebut salah satunya dapat diperoleh dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jangka panjang yang biasa diperjualbelikan baik dalam bentuk utang ataupun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan pasar untuk bebagai instrument keuangan jangka panjang yang biasa diperjualbelikan baik dalam bentuk utang ataupun modal sendiri. Pasar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN UKDW. menawarkan saham perusahaan kepada publik atau biasa disebut go public.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada umumnya perusahaan yang mulai berkembang sangat membutuhkan tambahan modal. Salah satu cara untuk memperoleh tambahan modal dengan menawarkan saham perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. informasi mengenai corporate action. Corporate action adalah aktivitas emiten
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pasar modal merupakan tempat bagi investor untuk menanamkan modalnya. Syarat utama bagi investor untuk menanamkan modalnya adalah perasaan aman dan memperoleh laba
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. operasional perusahaan. Sumber dana yang diperoleh berasal dari sumber dana intern dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah Perusahaan tidak terlepas dari kebutuhan dana untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan. Sumber dana yang diperoleh berasal dari sumber dana intern
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi di pasar modal dapat mempengaruhi aktivitas perdagangan saham. Besarnya pengaruh suatu informasi terkait dengan kandungan informasi tersebut, bersifat ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia bisnis, khususnya pada perdagangan saham yang terdapat di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam dunia bisnis, khususnya pada perdagangan saham yang terdapat di pasar modal, banyak sekali aktivitas perdagangan yang dilakukan oleh para investor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan akan informasi cenderung meningkat, tak terkecuali di pasar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di jaman yang serba canggih saat ini kebutuhan individu maupun perusahaan akan informasi cenderung meningkat, tak terkecuali di pasar modal. Pada dunia bisnis pasar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dengan demikian, pasar modal juga bisa diartikan sebagi pasar untuk
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pasar Modal Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Dengan demikian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam masalah terbatasnya jumlah modal atau dana yang akan digunakan untuk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mengembangkan usaha ternyata banyak menemui kendala terutama dalam masalah terbatasnya jumlah modal atau dana yang akan digunakan untuk mengembangkan usaha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memenuhi segala kebutuhan hidupnya. Kebutuhan manusia yang tidak terbatas ini
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap manusia melangsungkan hidupnya dengan mencari nafkah untuk memenuhi segala kebutuhan hidupnya. Kebutuhan manusia yang tidak terbatas ini berbenturan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar modal adalah pasar dari beberapa instrumen keuangan jangka panjang yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal adalah pasar dari beberapa instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjualbelikan. Selain itu, pasar modal juga merupakan salah satu perantara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menguntungkan. Dalam pasar modal, ada banyak informasi yang bisa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pasar modal di Indonesia dari tahun ke tahun semakin berkembang. Seiring fungsinya yang semakin vital yaitu pasar modal menjadi instrument penting dalam sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dimana diharapkan adanya pasar modal yang berfungsi secara optimal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan pasar modal sebagai lembaga piranti investasi memiliki fungsi ekonomi dan keuangan yang semakin diperlukan oleh masyarakat sebagai media alternatif
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Peneliti mengambil 3 penelitian terdahulu sebagai dasar dalam penelitian saat ini, diantaranya adalah : 1. Penelitian yang dilakukan Marwata (2001), penelitian
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. surat berharga (obligasi) ataupun saham. Pasar modal memungkinkan para
10 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pasar Modal Pasar modal merupakan wadah alternatif penghimpunan dana sebelum perbankan. Dimana di dalam pasar modal memungkinkan pemilihan sekuritas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perdagangan tersebut dapat memberikan return yang cukup baik bagi mereka,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pasar modal yang cukup pesat beberapa tahun terakhir ini di indonesia, membuat para pelaku pasar modal telah menyadari bahwa perdagangan tersebut dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendaftarkan sahamnya di pasar modal atau berstatus ( go public ). Pasar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan usaha yang meningkat pesat dan diiringi persaingan usaha yang semakin kompetitif mengakibatkan banyak perusahaan yang membutuhkan tambahan modal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengharapkan keuntungan di masa mendatang. Tujuan dari investasi adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Investasi merupakan penyaluran sumber dana yang ada sekarang dengan mengharapkan keuntungan di masa mendatang. Tujuan dari investasi adalah memperoleh penghasilan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya yang meneliti tentang stock split dan akan menjelaskan persamaan dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan dalam penelitian ini merujuk pada penelitian-penelitian sebelumnya yang meneliti tentang stock split dan akan menjelaskan persamaan dan perbedaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Harga saham dapat dikatakan merupakan indikator keberhasilan pengelolaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Harga saham dapat dikatakan merupakan indikator keberhasilan pengelolaan suatu perusahaan. Pada prinsipnya semakin baik kinerja perusahaan dalam menghasilkan
Lebih terperinciBAB II PEMBAHASAN. keuangan yang terorganisasi, termasuk didalamnya adalah bank-bank. jasa para perantara pedagang efek (Febriana dan Mudjiati, 2007).
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Pasar Modal Pengertian pasar modal secara umum adalah suatu sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk didalamnya adalah bank-bank komersial dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendasar dalam pengambilan keputusan bagi para investor di pasar modal. Bagi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan akan informasi yang handal dan berkualitas adalah kebutuhan yang mendasar dalam pengambilan keputusan bagi para investor di pasar modal. Bagi seorang investor,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Sumber dana yang dibutuhkan dapat diperoleh dari berbagai sumber,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebuah perusahaan membutuhkan dana untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan. Sumber dana yang dibutuhkan dapat diperoleh dari berbagai sumber, baik sumber dana
Lebih terperinciBAB II PENGUMUMAN REVERSE SPLIT DAN REAKSI PASAR. aktivitas perusahaan. Telah banyak corporate action di Bursa Efek Indonesia (BEI)
BAB II PENGUMUMAN REVERSE SPLIT DAN REAKSI PASAR A. Stock Split Corporate action merupakan tindakan perusahaan yang berhubungan dengan aktivitas perusahaan. Telah banyak corporate action di Bursa Efek
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Likuiditas (liquidity) mengacu pada ketersediaan sumber daya
12 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II.1.Likuiditas Saham Likuiditas (liquidity) mengacu pada ketersediaan sumber daya perusahaan untuk memenuhi kebutuhan kas jangka pendek (Wild et al,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. diakibatkan adanya informasi yang masuk ke pasar. Semakin cepat informasi baru yang
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pasar Efisien (Efficient Market Hypothesis) Pasar dikatakan efisien apabila harga sekuritas mencapai harga keseimbangan baru yang diakibatkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. lengkap mengenai kondisi perusahaan emiten (Suhendra 2005 dalam
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investor memiliki peranan yang cukup penting dalam perdagangan saham atau surat-surat berharga lainnya di Bursa Efek. Sebelum memutuskan untuk membeli atau menjual
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembahasan pada penelitian ini merujuk pada penelitian-penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan pada penelitian ini merujuk pada penelitian-penelitian sebelumnya. Berikut ini akan dijelaskan beberapa penelitian terdahulu beserta persamaan
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH STOCK SPLIT TERHADAP LIKUIDITAS SAHAM DAN RETURN SAHAM. (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek
ANALISIS PENGARUH STOCK SPLIT TERHADAP LIKUIDITAS SAHAM DAN RETURN SAHAM (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2005-2009) SKRIPSI Diajukan Untuk
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. membeli surat-surat berharga. Pasar modal adalah suatu situasi dimana para
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Pasar Modal Pasar modal adalah pasar dimana para investor bertemu untuk menjual atau membeli surat-surat berharga. Pasar modal adalah suatu situasi dimana para pelakunya (penjual
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada dasarnya, setiap perusahaan selalu membutuhkan dana dalam membiayai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya, setiap perusahaan selalu membutuhkan dana dalam membiayai kegiatan operasionalnya, dana tersebut dapat diperoleh dari dalam perusahaan yaitu modal pemilik,
Lebih terperinciLANDASAN TEORI. Stock Split merupakan salah satu corporate action yang harus dipublikasikan
9 II. LANDASAN TEORI 2.1. Stock Split Stock Split merupakan salah satu corporate action yang harus dipublikasikan kepada publik. Hal tersebut diatur dalam pasal 68 dan 86 tahun 1995 tentang Pasar Modal
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori Agensi, Teori Sinyal, Pengertian Pasar Modal, Faktor-Faktor Keberhasilan
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka Bab ini memuat uraian teori-teori yang mendukung penelitian ini. Teoriteori yang digunakan sebagai acuan dalam memecahkan permasalahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tentunya kondisi perekonomiannya. Dimana kondisi ekonomi negara tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu negara dapat dilihat dari kondisi penduduk, tingkat pengangguran, tingkat pendidikan, kemajuan teknologi, sosial budaya, dan tentunya kondisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya, setiap perusahaan selalu membutuhkan dana dalam membiayai kegiatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian. Pada dasarnya, setiap perusahaan selalu membutuhkan dana dalam membiayai kegiatan operasionalnya, dana tersebut dapat diperoleh dari beberapa sumber, pertama
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemecahan Saham (Stock Split) Kegiatan stock split pada umumnya dilakukan apabila harga pasar saham dirasakan terlalu tinggi dan perusahaan merasa bahwa harga saham yang lebih
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan iklim investasi di Indonesia saat ini, ditandai dengan ramainya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan iklim investasi di Indonesia saat ini, ditandai dengan ramainya transaksi jual-beli saham yang terjadi di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hal ini memiliki
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham),
Lebih terperinciBABII. KAJlAN PUSTAKA. Harga pasar saham mencenninkan nilai suatu perusahaan. Semakin tinggi
--' BABII KAJlAN PUSTAKA Harga pasar saham mencenninkan nilai suatu perusahaan. Semakin tinggi harga saham, maka semakin tinggi pula nilai perusahaan tersebut dan sebaliknya, semakin rendah harga saham,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mediator untuk mempertemukan pihak yang mempunyai kelebihan dana dengan pihak yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar Modal merupakan suatu sarana bagi perekonomian yang dapat dimanfaatkan oleh para pelaku pasar modal untuk menghimpun dana. Pasar modal juga merupakan mediator
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ketat. Hal ini ditandai dengan adanya kesepakatan dalam bidang bisnis yaitu ASEAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kemajuan zaman saat ini berdampak pada persaingan dunia usaha yang semakin ketat. Hal ini ditandai dengan adanya kesepakatan dalam bidang bisnis yaitu ASEAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan iklim investasi di Indonesia saat ini, ditandai dengan semakin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan iklim investasi di Indonesia saat ini, ditandai dengan semakin ramainya transaksi jual-beli saham yang terjadi di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hal itu menunjukkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. selama periode tertentu dengan harapan dapat memperoleh penghasilan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masyarakat melakukan investasi di pasar modal dengan tujuan memperoleh penghasilan atau kembalian atas investasi. Investasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal adalah jaringan tatanan yang memungkinkan pertukaran klaim
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal adalah jaringan tatanan yang memungkinkan pertukaran klaim jangka panjang dan penambahan financial assets pada saat yang sama sehingga memungkinkan
Lebih terperinciPENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DAN TINGKAT KEMAHALAN HARGA SAHAM TERHADAP PEMECAHAN SAHAM
PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DAN TINGKAT KEMAHALAN HARGA SAHAM TERHADAP PEMECAHAN SAHAM (Study Empiris Pada Perusahaan Go Public di BEI Tahun 2006-2007) SKRIPSI Disusun Sebagai Salah Satu Syarat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Stock Split Stock split (pemecahan saham) adalah memecah saham menjadi n lembar saham. Peristiwa stock split akan membuat jumlah lembar saham meningkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba atas usaha yang dijalankannya dan menjaga kelangsungan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya setiap perusahaan didirikan bertujuan untuk memperoleh laba atas usaha yang dijalankannya dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Kendala yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah, diharapkan para investor semakin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memperbaiki iklim investasi adalah salah satu strategi pemerintah dalam rangka upaya meningkatkan perekonomian Indonesia. Salah satu bentuk perhatian pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Harga Saham menentukan adanya permintaan dan penawaran (demand and
15 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Harga Saham menentukan adanya permintaan dan penawaran (demand and supply) terhadap jumlah lembaran saham, jika harga saham dinilai terlalu mahal (overvalued)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Informasi merupakan hal yang penting bagi investor dalam menetapkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Informasi merupakan hal yang penting bagi investor dalam menetapkan keputusannya untuk berinvestasi. Hipotesis pasar modal efisien menyatakan bahwa pasar yang
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS. Rahayu (2006) melakukan penelitian dengan judul Reaksi Pasar Terhadap
37 BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Rahayu (2006) melakukan penelitian dengan judul Reaksi Pasar Terhadap Peristiwa Stock Split yang Terjadi di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini dilakukan
Lebih terperinciPENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DAN TINGKAT OPTIMAL RANGE TERHADAP KEPUTUSAN PEMECAHAN SAHAM
PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DAN TINGKAT OPTIMAL RANGE TERHADAP KEPUTUSAN PEMECAHAN SAHAM (Studi Empiris pada Bursa Efek Indonesia) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi tugas dan Syarat-syarat Guna
Lebih terperinciA. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saham merupakan salah satu instrument investasi di pasar modal yang diterbitkan oleh perusahaan. Saham yang ditawarkan perusahaan dalam bursa akan memudahkan
Lebih terperinciyang paling menguntungkan dengan tingkat resiko tertentu. Stock split
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan sarana mobilitas dana yang bersumber dari masyarakat dan menyalurkan dana tersebut ke berbagai sektor yang membutuhkan. Di dalam pasar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran saham adalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran saham adalah tingkat harga saham tersebut. Semakin tinggi harga pasar sebuah saham, semakin kecil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu unsur penting dan tolak ukur bagi kemajuan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu unsur penting dan tolak ukur bagi kemajuan perekonomian suatu negara. Kondisi pasar modal yang tumbuh dan berkembang dengan baik,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Saham merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saham merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling populer. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS II. 1 Asimetri Informasi II. 1. 1 Pengertian Asimetri Informasi Informasi non keuangan yang diperoleh berbagai pihak yang bertransaksi di dalam pasar modal
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pasar Modal 2.1.1 Pengertian Pasar Modal Pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam
Lebih terperinciREAKSI PASAR TERHADAP PENGUMUMAN STOCK SPLIT (Studi Kasus Perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun )
REAKSI PASAR TERHADAP PENGUMUMAN STOCK SPLIT (Studi Kasus Perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2001-2008) SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal memiliki peran penting dalam perekonomian suatu Negara karena pasar modal mempunyai fungsi ekonomi yaitu sebagai penyedia fasilitas yang mempertemukan dua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar modal adalah tempat yang mempertemukan pihak yang membutuhkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal adalah tempat yang mempertemukan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang mempunyai dana berlebih (investor). Pasar modal di Indonesia mempunyai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teoritis 2.1.1. Konsep Pasar Modal yang Efisien Konsep pasar modal yang efisien memang bisa diartikan secara berbeda untuk tujuan yang berbeda pula. Untuk bidang keuangan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap perusahaan membutuhkan dana untuk membiayai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya setiap perusahaan membutuhkan dana untuk membiayai kegiatan operasionalnya. Dana tersebut dapat diperoleh dari beberapa sumber, pertama berasal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. modal juga dapat dijadikan indikator bagi perkembangan perekonomian sebuah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal telah menjadi instrumen perekonomian yang penting bagi sebuah negara. Selain menjadi alternatif tempat untuk berinvestasi dan pembiayaan, pasar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dijabarkan beberapa teori yang menjadi landasan analisis penulis mengenai hubungan variabel- variabel dalam penelitian, yaitu : Stock split (pemecahan saham),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam pasar modal, banyak sekali informasi yang dapat diperoleh investor baik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pasar modal, banyak sekali yang dapat diperoleh investor baik yang tersedia di publik maupun pribadi (privat). Salah satu yang ada adalah pengumuman stock split
Lebih terperinciPENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DAN TINGKAT KEMAHALAN HARGA SAHAM TERHADAP KEPUTUSAN STOCK SPLIT
PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DAN TINGKAT KEMAHALAN HARGA SAHAM TERHADAP KEPUTUSAN STOCK SPLIT (Study Empiris Pada Perusahaan Go Public Di Bursa Efek Indonesia) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas
Lebih terperinciPENGARUH STOCK SPLIT : ANALISIS LIKUIDITAS SAHAM DI BURSA EFEK JAKARTA SKRIPSI
PENGARUH STOCK SPLIT : ANALISIS LIKUIDITAS SAHAM DI BURSA EFEK JAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Pada Fakultas Ekonomi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pada penelitan ini, peneliti merujuk pada penelitian sebelumnya yang bermanfaat untuk dijadikan sebagai pembanding. Penelitian yang dijadikan rujukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrument keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk utang maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatnya volume perdagangan saham hal tersebut menandakan bahwa saham
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Volume perdagangan saham merupakan salah satu parameter aktivitas jual beli saham di bursa, semakin meningkat jual beli saham maka aktivitas perdagangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. salah satu jalan keluarnya. Pasar modal adalah pasar yang memperjualbelikan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu usaha dalam mengembangkan dunia usaha banyak menemui kendala terutama dalam masalah terbatasnya jumlah modal atau dana yang akan digunakan untuk mengembangkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sesuatu yang menarik untuk diamati pada saat ini adalah mengenai peristiwa
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sesuatu yang menarik untuk diamati pada saat ini adalah mengenai peristiwa yang terjadi di pasar modal, hal ini merupakan sebuah refleksi dari para investor yang aktif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemecahan saham atau stock split merupakan salah satu corporate action
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemecahan saham atau stock split merupakan salah satu corporate action yang banyak dilakukan perusahaan-perusahaan guna meningkatkan jumlah saham yang beredar.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas asset
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. adanya penyebaran atau kapitalisasi nilai perusahaan, karena dalam stock split
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Stock Split Menurut Baridwan (2002;241), stock split adalah usaha perusahaan untuk memperbanyak jumlah saham yang beredar dengan mengurangi nilai nominal saham. Pengurangan
Lebih terperinciBAB I LATAR BELAKANG. Indonesia, tempat perdagangan saham bagi perusahaan yang sudah go public dilakukan di Bursa
BAB I LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang Sebuah perusahaan tidak terlepas dari kebutuhan dana untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan. Sumber dana yang dibutuhkan dapat diperoleh dari berbagai sumber,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini investasi di Indonesia semakin berkembang, hal ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini investasi di Indonesia semakin berkembang, hal ini dibuktikan dengan banyaknya perusahaan yang terdaftar dan berpartisipasi dalam Bursa Efek Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kurang terpecaya, karena sinyal yang diberikan bersifat costly atau. investor percaya akan kondisi perusahaan di masa mendatang.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu pengumuman di pasar modal yang memiliki kandungan informasi akan memperoleh reaksi dari para investor bila informasi tersebut membawa sinyal yang berkualitas
Lebih terperinciANALISIS PERBEDAAN LIKUIDITAS DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT DI BURSA EFEK INDONESIA
ANALISIS PERBEDAAN LIKUIDITAS DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. runtuhnya stabilitas ekonomi global yang ditandai dengan meluasnya krisis
BAB I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Biro Riset Ekonomi Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter menyebutkan perekonomian dunia dihadapkan pada satu babak baru yaitu runtuhnya stabilitas
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
15 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Stock Split 2.1.1.1 Pengertian Stock Split Stock split (pemecahan saham) merupakan tindakan yang dilakukan oleh perusahaan ketika
Lebih terperinciKINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DAN REAKSI PASAR SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT
KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DAN REAKSI PASAR SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT Febriana Eka Putri Mandagi Febri_nyet2@ymail.com Akhmad Riduwan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRAK
Lebih terperinci