Jl. Ganesha No. 10 Bandung Farady B. Ardhi, Hakim L. Malasan 1, Sekartedjo 2. Kampus ITS Keputih Sukolilo, Surabaya 60111
|
|
- Sri Sugiarto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Perancangan perangkat penyalur cahaya dari teleskop ke spektrograf kompak (BCS) menggunakan serat optik : Kasus refraktor ganda Zeiss 60 cm dan reflektor cassegrain GOTO 45 cm Farady B. Ardhi, Hakim L. Malasan 1, Sekartedjo 2 1 Observatorium Bosscha, Departemen Astronomi FMIPA, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha No. 10 Bandung Jurusan Teknik Fisika FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS Keputih Sukolilo, Surabaya Abstrak Pada pengamatan spektroskopi, permasalahan pertama yang timbul akibat pemasangan BCS dan kamera CCD pada teleskop adalah ketidakstabilan selama akuisisi data yang berpengaruh pada tingkat akurasi dan presisi spektrum. Permasalahan kedua yang timbul akibat pemasangan BCS pada teleskop adalah penambahan beban pada teleskop dan penurunan efisiensi pengamatan karena menambah beban kerja pengamat serta pengamatan menjadi tidak praktis.oleh karena itu perlu dirancang sebuah perangkat penyalur cahaya yang dapat menyalurkan cahaya dari teleskop ke BCS, sehingga BCS serta kamera CCD dapat diletakkan di tempat yang stabil dan tidak perlu dipasangkan pada teleskop. Perangkat penyalur cahaya ini dirancang untuk dapat dipasangkan pada 2 jenis teleskop yang berbeda, yaitu efraktor Ganda Zeiss 60 cm (f=18) dan eflektor Cassegrain GOTO 45 cm (f=12). Perangkat yang dirancang terdiri dari serat optik dan lensa. Dari perangkat yang telah dirancang, dilakukan dua macam analisis. Pertama adalah analisis transmisivitas perangkat penyalur cahaya yang menghasilkan kurva transmisi perangkat penyalur cahaya. Kedua adalah analisis diagram titik dan simulasi pelaluan cahaya pada perangkat penyalur cahaya menggunakan perangkat lunak OpTaliX-LT. Berdasarkan analisis diagram titik dan simulasi pelaluan cahaya pada perangkat penyalur cahaya menggunakan perangkat lunak OpTaliX-LT yang disimulasikan untuk nisbah fokal 18 dan 12, diperoleh untuk f = 18 atau f = 6.38, dihasilkan citra titik dengan diameter yang lebih kecil daripada 2 mm. Untuk f = 12 atau f = 5.48 dihasilkan citra titik dengan diameter yang lebih kecil daripada 2 mm. Kata Kunci : Teleskop, BCS, Serat Optik, Transmisivitas, Citra Titik I. Pendahuluan Serat optik digunakan untuk spektroskopi objek jamak, spektroskopi dua dimensi, spektroskopi kecepatan radial presisi tinggi, interferometri, dan fotometri. Panjang gelombang yang dicakup membentang dari panjang gelombang UV (~350 nm) sampai dengan I (~2.3 µm). Instrumen astronomi yang dibuat menggunakan serat optik kebanyakan adalah untuk spektroskopi objek jamak atau spektroskopi integral-field. Terdapat banyak manfaat lain dari penggunaan serat optik dalam dunia astronomi, yakni dapat digunakan untuk memandu cahaya dari teleskop ke spektrograf slit yang sangat besar. Serat optik dapat menginjeksikan atau mengumpulkan cahaya di tempat-tempat yang paling susah dijangkau. Serat optik terutama sekali bermanfaat bila sebuah spektrograf harus digunakan untuk beberapa teleskop yang berbeda karena serat optik mempermudah spektrograf untuk dihubungkan ke teleskop-teleskop tersebut. (6) Di Observatorium Bosscha, permasalahan pertama yang timbul akibat pemasangan spektrograf kompak Bosscha (Bosscha Compact Spectrograph, selanjutnya disingkat BCS) dan kamera CCD pada teleskop adalah ketidakstabilan pada saat akuisisi data yang berpengaruh pada tingkat akurasi dan presisi spektrum. Pada saat akuisisi spektrum, spektrograf dan kamera CCD ikut bergerak bersama teleskop. Hal ini akan menyebabkan tingkat akurasi dan presisi spektrum yang diperoleh bervariasi berdasarkan posisi relatif spektrograf-teleskop pada berbagai sudut jam. Oleh karena itu akan sangat optimum hasilnya bila spektrograf dilepaskan dari teleskop dan diletakkan pada tempat yang stabil. Permasalahan kedua yang timbul akibat pemasangan spektrograf pada teleskop adalah penurunan efisiensi pengamatan karena bertambahnya beban kerja pengamat dan pengamatan menjadi tidak praktis. Artikel ini menyajikan rancangan perangkat penyalur cahaya dari teleskop ke spektrograf kompak menggunakan serat optik. Perangkat ini nantinya harus dapat dipasangkan pada dua jenis teleskop yang berbeda, yaitu refraktor Ganda Zeiss 60 cm dan reflektor Cassegrain GOTO 45 cm. Secara keseluruhan, pembuatan perangkat penyalur cahaya ini dilakukan 1
2 dalam tiga tahap, yaitu: tahap perancangan, tahap implementasi, dan tahap pengujian. Namun dalam artikel ini hanya dibahas sampai pada tahap perancangan beserta perhitungan-perhitungan untuk parameter yang terkait. II. Desain Perangkat Penyalur Cahaya Teleskop f teleskop= f Serat Optik L Seperti yang dapat dilihat pada gambar 2.1., perangkat penyalur cahaya yang dirancang terdiri dari dua jenis komponen, yaitu: Serat optik. Lensa. f 2.1. Kriteria Serat Optik Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam memilih serat optik : a. entang Transmisivitas Serat Optik entang panjang gelombang yang akan dipandu adalah pada panjang gelombang tampak. Cahaya yang didispersikan oleh BCS berada dalam rentang antara 360 nm sampai dengan 900 nm (5), sehingga serat optik harus mampu mentransmisikan panjang gelombang dalam rentang tersebut dengan efisiensi transmisi yang tinggi. b. Diameter Core dan Cladding Serat Optik Diameter core serat optik ditentukan berdasarkan diameter citra yang jatuh pada bidang fokus teleskop. Diameter citra yang jatuh pada bidang fokus teleskop bergantung pada seeing dan skala plat teleskop (2). Diameter citra = SkalaPlat seeing.(2.1) Nilai seeing untuk Observatorium Bosscha adalah sekitar 2 detik busur (5) S O Lensa Teleskop Skala Plat (µm/det busur) Diameter Citra (µm) Zeiss GOTO d BCS Gambar 2.1. Desain perangkat penyalur cahaya yang dirancang S I 9 cm 9 cm y I Oleh karena itu, dipilih serat yang memiliki diameter core minimal µm. Diameter cladding minimum ditentukan 10 panjang gelombang maksimum yang dipandu (8), yaitu 10 x 900 nm = 9000 nm = 9 µm. c. Sudut Penerimaan Serat Optik Sudut penerimaan serat optik (θ) harus lebih besar daripada sudut masuk berkas cahaya dari teleskop (β). Teleskop Nisbah Fokal β Zeiss GOTO Dari tabulasi di atas, dipilih serat optik yang mempunyai sudut penerimaan θ>2.39. Serat optik yang dipakai adalah serat multimode dengan profil step-index (6). Jadi, serat optik yang akan digunakan harus memiliki apertur numerik lebih besar dari Kriteria Lensa. a. entang Transmisivitas Lensa Dengan alasan yang sama seperti dikemukakan sebelumnya., lensa yang akan digunakan harus mampu mentransmisikan panjang gelombang dalam rentang 360 nm sampai dengan 900 nm. b. Diameter Citra Titik Yang Dihasilkan Lensa Untuk keperluan pemanduan, diameter citra titik (σ) tidak boleh lebih kecil daripada lebar slit (s) 80 µm, karena citra titik yang lebih kecil daripada lebar slit, tidak dapat digunakan untuk pemanduan. Ukuran citra titik juga tidak boleh terlalu besar jika dibandingkan dengan lebar slit, karena akan menurunkan efisiensi dari cahaya yang hendak diambil spektrumnya. Efisiensi slit atau transmisi slit memenuhi persamaan (4) : s jika E sl tot = = σ 1.0 jika s 1s <...(2.2) σ s s 1> σ III. Pemilihan Serat Optik Serat optik Optran WF dipilih karena memiliki rentang tranmisivitas mulai dari panjang gelombang 350 nm sampai dengan 2500 nm dengan kurva transmisi yang mulus. Kurva transmisi yang mulus sangat diperlukan untuk menghindari kesalahan dalam menganalisis spektrum objek langit. Serat optik Optran WF memiliki spesifikasi teknis sebagai berikut. Kurva Atenuasi disajikan pada gambar 3.1 2
3 Atenuasi (db/km) Material : silika / silika Apertur Numerik :0.37 ± 0.02 (ultra) Diameter core / cladding: 200 µm / 245 µm Profil : Multimode step index IV. Pemilihan Lensa Lensa dengan material CaF 2 dipilih karena memiliki rentang transmisivitas mulai dari panjang gelombang 170 nm sampai dengan 8000 nm dengan kurva transmisi yang mulus dan relatif datar seperti ditunjukkan oleh Gambar 4.1. Gambar 3.1. Kurva atenuasi serat optik Optran WF (9). Kurva Transmisi Efisiensi transmisi (%) Panjang gelombang (nm) Panjang gelombang (µm) Gambar 4.1. Kurva transmisi material CaF 2 (7). Indeks Bias : pada 588 nm Konfigurasi : plan-konveks (gambar 4.2) Gambar 4.2. Konfigurasi lensa plan-konveks (7). dengan pilihan lensa sebagai berikut (dalam satuan mm): ITEM DIA F.t c 2.t e.f b LA LA LA LA LA LA Tabel 4.1. Spesifikasi teknis bebarapa lensa plan-konveks (7). Untuk menentukan lensa yang akan digunakan dan konfigurasinya dalam perangkat penyalur cahaya, pertama-tama harus diturunkan model matematis pelaluan cahaya pada perangkat penyalur cahaya. Dari model matematis tersebut, akan dapat diprediksi kinerja perangkat secara kuantitatif. Dalam hal ini, tujuan yang ingin dicapai adalah memperoleh nilai radius minimum citra titik Model Matematis Degradasi Nisbah Fokal Cahaya pada Serat Optik. Model matematis degradasi nisbah fokal cahaya pada serat optik menghubungkan antara nisbah fokal cahaya masuk serat optik dengan nisbah fokal cahaya keluar serat optik. Penentuan nisbah fokal cahaya keluar serat optik dalam kaitannya dengan nisbah fokal cahaya masuk diperoleh secara empiris. Pada perancangan ini, penentuan model matematis degradasi nisbah fokal cahaya pada serat optik dilakukan dengan cara melakukan fitting logaritmik pada sekumpulan data yang diambil dari sebuah kurva yang menghubungkan antara nisbah fokal dan nisbah fokal, yang merupakan hasil percobaan Carrasco & Parry (1). Dari hasil fitting logaritmik diperoleh persamaan f Gambar 4.3. Kurva degradasi nisbah fokal cahaya ( ln( f ) =.(4.1 ) Nilai nisbah fokal cahaya yang keluar dari serat optik perlu dikonversikan menjadi bentuk sudut dengan satuan radian dengan menggunakan persamaan berikut: 1 αo = arctan..(4.2) 2fout Untuk f = 12 maka f = Sehingga α O =0.091 rad Untuk f = 18, maka f = Sehingga α O =0.078 rad. 3
4 4.2. Model Matematis Degradasi Nisbah Fokal Cahaya pada Lensa Model matematis pelaluan cahaya pada lensa diturunkan melalui analisis ray-tracing menggunakan matriks (3). Dari penurunan model matematis pelaluan cahaya pada lensa diperoleh persamaan: dengan: y I [ A+ B + C + D] α O =..(4.3) 1 n d n n n d n A = S I B S 1 I S 2 n = n d n d C = D 1 = S n O + 1 n 1 y I 1 O adalah radius citra, n adalah indeks bias lensa, S O adalah jarak dari objek ke permukaan pertama lensa, d adalah jarak dari permukaan pertama lensa ke permukaan kedua lensa (ketebalan lensa), dan S I adalah jarak dari permukaan kedua lensa ke bidang citra 4.3. Pemilihan Lensa Dari persamaan tersebut, diplot kurva jarak ujung keluaran serat optik ke permukaan pertama lensa(s O ) vs radius citra titik(y I ) untuk produk lensa dalam Tabel 4.1., dengan menetapkan α = rad yang bersesuaian dengan f =12 atau f =5.48, 2 = (karena permukaan kedua dari lensa adalah datar), dan S I = 200 mm. Hasil plot ditunjukkan pada Gambar 4.4. dirancang dalam rentang panjang gelombang 350 nm sampai dengan 900 nm. Analisis transmisivitas dilakukan dengan cara mengalikan efisiensi transmisi dari serat optik dan lensa untuk tiap panjang gelombang yang sama dalam rentang panjang gelombang 350 nm sampai dengan 900 nm. Hasilnya ditunjukkan pada Gambar 5.1. Efisiensi transmisi (%) Gambar 5.1. Kurva transmisi perangkat penyalur cahaya. VI. Analisis Citra Titik Berdasarkan lensa yang telah dipilih, dilakukan analisis diagram titik dan simulasi pelaluan cahaya pada perangkat penyalur cahaya, untuk nisbah fokal teleskop F/12 dan nisbah fokal Teleskop F/18, menggunakan perangkat lunak 6.1. Analisis Citra Titik Untuk F/18 Gambar 6.1. Diagram citra titik 6.2. Analisis Citra Titik Untuk F/12 Gambar 4.4. Kurva radius spot citra vs jarak ujung keluran serat optik ke permukaan pertama lensa. Berdasarkan Gambar 4.4, dipilih lensa dengan kode item LA5315 yang memiliki spesifikasi 1 =8.7mm, d=4.3mm. Untuk mencapai radius citra titik (y I ) yang minimum, ujung keluaran serat optik diletakkan sejauh 21mm dari permukaan pertama lensa V. Analisis Transmisivitas Perangkat Penyalur Cahaya Berdasarkan serat optik dan lensa yang dipilih, dilakukan analisis transmisivitas perangkat penyalur cahaya. Analisis ini diperlukan untuk memperkirakan efisiensi transmisi perangkat penyalur cahaya yang Gambar 6.2. Diagram citra titik. Dari simulasi diperoleh, untuk f = 12 atau f = 5.48 dihasilkan citra titik dengan diameter yang lebih kecil dari 2 mm. Untuk f = 18 atau f = 6.38, dihasilkan citra titik dengan diameter yang lebih kecil dari 2 mm. 4
5 VII. Kesimpulan dan masukan konkrit yang diberikan pada hasil-hasil penelitian ini. 1. Telah dirancang sebuah perangkat penyalur cahaya dari teleskop ke Spektrograf Kompak (BCS) menggunakan serat optik. Perangkat tersebut dapat dipasangkan pada 2 jenis teleskop yang berbeda, yaitu efraktor Ganda Zeiss 60 cm dan eflektor Cassegrain GOTO 45 cm. 2. Perangkat penyalur cahaya yang telah dirancang terdiri dari serat optik dan lensa. Serat optik yang digunakan adalah Optran WF yang diproduksi oleh CeramOptec Inc., dengan spesifikasi teknis dipaparkan dalam Bagian III artikel ini. Lensa yang digunakan adalah lensa dengan material CaF 2 yang dipasarkan oleh Thorlabs Inc. dengan kode item LA5315. Lensa tersebut diletakkan pada jarak 21 mm dari permukaan pertama lensa. 3. Berdasarkan perangkat penyalur cahaya yang dirancang, telah dilakukan dua macam analisis, yaitu analisis transmisivitas perangkat penyalur cahaya dan analisis diagram titik. Dari analisis transmisivitas perangkat penyalur cahaya, diperoleh kurva transmisi perangkat penyalur cahaya, seperti ditunjukkan oleh Gambar 5.1. Berdasarkan simulasi pelaluan cahaya pada perangkat penyalur cahaya dan analisis diagram titik menggunakan perangkat lunak OpTaliX-LT, yang disimulasikan baik untuk f = 18 atau f =6.38, dan f =12 atau f =5.48, masing-masing diperoleh diameter citra titik yang lebih kecil daripada 2 mm. Hal ini ditunjukkan pada Gambar 6.1. dan Gambar 6.2. Namun analisis ini tidak memperhitungkan efek difraksi. VIII. eferensi 1. Carrasco, E., Parry, I , A Method for Determining The Focal atio Degradation of Optical Fibres for Astronomy, Mon. Not.. Astron. Soc., Vol. 271, Hal Fahrizal, N. 1993, Perancangan Perangkat Penyalur Cahaya dari eflektor Cassegrain Goto ke Spektrograf, Tugas Akhir, Departemen Teknik Fisika, ITB. 3. Hecht, E., Zajac, A., Optics, Addison-Wesley Publishing Company, New York, Malasan, H. L. 2000, Desain Spektrograf Modern, Laporan Interim, UPT Observatorium Bosscha, Lembang, Bandung 5. Malasan, H.L., Yamamuro, T., Takeyama, N., Kawakita, H., Kinugasa, K. 2001, Design and Implementation of a compact spectrograph for astronomical research and education, in Proc. Indonesian-German Conference, M. Djamal, et al. (editor), Hal Parry, I , The Astronomical Uses of Optical Fibers, ASP Conf. Ser., 152, Hal Thorlabs Inc., 2004, Product Catalogue of Thorlabs 2004, Vol. 16, Hal Schotz, G.F., Vydra, J., Lu, G., Fabricant, D. 1998, New Silica Fiber for Broad-Band Spectroscopy, ASP Conf. Ser., Vol. 152, Hal Ucapan Terima Kasih Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Ketua Departemen Astronomi FMIPA dan Kepala Observatorium Bosscha ITB, serta Ketua Jurusan Teknik Fisika, FTI, ITS atas segala bantuan dan kemudahan yang diberikan kepada salah satu dari penulis (FBA) selama penelitian ini. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada Prof. B. Hidayat (Obs. Bosscha) atas perhatian dan dorongan ilmiah yang diberikan. Kelengkapan perpustakaan Observatorium Bosscha, sangat menunjang penelitian yang kami lakukan. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada para asisten Observatorium Bosscha: M. Irfan, S.Si., H. Setyanto, S.Si, dan Gabriel I. Prasetyono, S.Si atas bantuan teknis yang diberikan. Kami mengucapkan terima kasih kepada Ir. Taufiq Widjanarko, M.Sc (Departemen Desain Produk, FSD ITB), untuk diskusi dan masukan berharga. Akhirnya, kami sampaikan ucapan terima kasih kepada Mr. N. Takeyama dan Dr. Y. Ikeda (Genesia Corporation, Mitaka, Tokyo) atas saran 5
ABSTRAK. Kata kunci: bintang variabe jenis δ Scuti beramplitudo tinggi, RS Gru, fotometri, spektroskopi.
ABSTRAK Bintang variabel jenis δ Scuti adalah bintang variabel berdenyut dengan kelas spektrum A0 F5 III V dengan amplitudo 0,003-0,9 magnitudo dan periode 0,01 0,2 hari. Umumnya δ Scuti memiliki amplitudo
Lebih terperinciJurusan Teknik Fisika FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember 2)
IDENTIFIKASI SPEKTRUM INTRINSIK BINTANG TUNGGAL DENGAN MENGGUNAKAN FUNGSI SEBARAN GARIS DSS-7 (Deep Space Spectrograph) DI OBSERVATORIUM BOSSCHA ITB Andreas Liudi Mulyo 1), Dr. Hakim L. Malasan 2), Dr.
Lebih terperinciBab IV Spektroskopi. IV Obyek Pengamatan. Bintang program: Nama : RS Gru (HD ) α 2000 : 21 h m δ 2000
Bab IV Spektroskopi Pengamatan spektroskopi variabel delta Scuti biasanya dimaksudkan untuk mendeteksi komponen non-radial dari pulsasi. Hal ini membutuhkan resolusi kisi yang tinggi demi dapat mendeteksi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah
27 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah metode observasi dengan cara melakukan pengambilan data bintang ganda visual yang
Lebih terperinciBab I Pendahuluan 1. 1 Latar Belakang
Bab I Pendahuluan 1. 1 Latar Belakang Observatorium Bosscha merupakan salah satu peninggalan pemerintahan kolonial Belanda, yang dibangun pada tahun 1923-1928. Pada tahun 1959, Observatorium Bosscha telah
Lebih terperinciK.S.O TRANSMITTING LIGHTS ON FIBER.
K.S.O TRANSMITTING LIGHTS ON FIBER ekofajarcahyadi@st3telkom.ac.id OVERVIEW SMF (Single Mode Fiber) MMF (Multi Mode Fiber) Signal Degradation BASIC PRINCIPLE OF LIGHTS TRANSMISSION IN F.O JENIS-JENIS FIBER
Lebih terperinciKarakteristik Serat Optik
Karakteristik Serat Optik Kecilnya..? Serat optik adalah dielectric waveguide yang dioperasikan pada frekuensi optik 10 14-10 15 Hz Struktur serat optik Indeks bias core > cladding n 1 > n Fungi cladding:
Lebih terperinciANALISA RUGI DAYA MAKROBENDING SERAT OPTIK MODA TUNGGAL TERHADAP PENGARUH PEMBEBANAN DENGAN VARIASI JUMLAH DAN DIAMETER LILITAN
ANALISA RUGI DAYA MAKROBENDING SERAT OPTIK MODA TUNGGAL TERHADAP PENGARUH PEMBEBANAN DENGAN VARIASI JUMLAH DAN DIAMETER LILITAN Henry Prasetyo 1109100060 Pembimbing : Endarko, M.Si., Ph.D Department of
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 1. Metode Penelitian Penelitian menggunakan metode deskriptif melalui pendekatan kuantitatif. Fenomena yang ada merupakan fenomena alam berupa kumpulan bintang-bintang dalam gugus
Lebih terperinciAPLIKASI DIRECTIONAL COUPLER DAN DOUBLE COUPLER SEBAGAI SENSOR PERGESERAN BERDIMENSI MIKRO
APLIKASI DIRECTIONAL COUPLER DAN DOUBLE COUPLER SEBAGAI SENSOR PERGESERAN BERDIMENSI MIKRO Oleh ANWARIL MUBASIROH 1109 100 708 Dosen Pembimbing Drs. Gatut Yudoyono, M.T JURUSAN FISIKA FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN
Lebih terperinciCahaya sebagai bentuk informasi dari langit Teleskop sebagai kolektor cahaya
CAHAYA & TELESKOP Cahaya sebagai bentuk informasi dari langit Teleskop sebagai kolektor cahaya Kompetensi Dasar: Memahami konsep cahaya sebagai bentuk informasi dari langit dan mengembangkan kemampuan
Lebih terperinciRancang Bangun Spektrofotometer untuk Analisis Temperatur Matahari di Laboratorium Astronomi Jurusan Fisika UM
Rancang Bangun Spektrofotometer untuk Analisis Temperatur Matahari di Laboratorium Astronomi Jurusan Fisika UM NOVITA DEWI ROSALINA*), SUTRISNO, NUGROHO ADI PRAMONO Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri
Lebih terperinciBAB III TEORI PENUNJANG. Perambatan cahaya dalam suatu medium dengan 3 cara : Berikut adalah gambar perambatan cahaya dalam medium yang ditunjukkan
BAB III TEORI PENUNJANG Bab tiga berisi tentang tentang teori penunjang kerja praktek yang telah dikerjakan. 3.1. Propagasi cahaya dalam serat optik Perambatan cahaya dalam suatu medium dengan 3 cara :
Lebih terperinciFiber Optics (serat optik) Oleh: Ichwan Yelfianhar (dirangkum dari berbagai sumber)
Fiber Optics (serat optik) Oleh: Ichwan Yelfianhar (dirangkum dari berbagai sumber) Bahan fiber optics (serat optik) Serat optik terbuat dari bahan dielektrik berbentuk seperti kaca (glass). Di dalam serat
Lebih terperinciJURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.2, (2015) ( X Print) B-50
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.2, (2015) 2337-3520 (2301-928X Print) B-50 Analisis Pengaruh Perubahan Suhu dan Perubahan Panjang Kupasan Cladding serta Coating Terhadap Rugi Daya yang Dihasilkan
Lebih terperinciOverview Materi. Panduan gelombang fiber optik Struktur Serat Optik Tipe-tipe serat optik. Kabel Optik
Overview Materi Panduan gelombang fiber optik Struktur Serat Optik Tipe-tipe serat optik Material serat optik Kabel Optik Struktur Serat Optik Struktur Serat Optik (Cont..) Core Terbuat dari bahan kuarsa
Lebih terperinciANALISA RUGI-RUGI PELENGKUNGAN PADA SERAT OPTIK SINGLE MODE TERHADAP PELEMAHAN INTENSITAS CAHAYA
ANALISA RUGI-RUGI PELENGKUNGAN PADA SERAT OPTIK SINGLE MODE TERHADAP PELEMAHAN INTENSITAS CAHAYA Yovi Hamdani, Ir. M. Zulfin, MT Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik
Lebih terperinciFABRIKASI DAN KARAKTERISASI DIRECTIONAL SINGLE DAN DOUBLE COUPLER PADA BAHAN SERAT OPTIK PLASTIK STEP INDEX MULTIMODE TIPE FD
FABRIKASI DAN KARAKTERISASI DIRECTIONAL SINGLE DAN DOUBLE COUPLER PADA BAHAN SERAT OPTIK PLASTIK STEP INDEX MULTIMODE TIPE FD-620-10 LUCKY PUTRI RAHAYU NRP 1109 100 012 Dosen Pembimbing Drs. Gatut Yudoyono,
Lebih terperinciPengukuran Pengaruh Kelengkungan Serat Optik terhadap Rugi Daya Menggunakan Optical Time Domain Reflectometer (OTDR)
Pengukuran Pengaruh Kelengkungan Serat Optik terhadap Rugi Daya Menggunakan Optical Time Domain Reflectometer () Aninda Maharani, Apriani Kusumawardhani Laboratorium Rekayasa Fotonika Jurusan Teknik Fisika
Lebih terperinciBab V Kesimpulan, Saran dan Diskusi
Bab V Kesimpulan, Saran dan Diskusi Pengamatan fotometri dan spektroskopi RS Gru, sebuah bintang variabel Delta Scuti beramplitudo tinggi telah dilakukan. Pengamatan fotometri mengadopsi pita lebar Johnson
Lebih terperinciAnalisis Pengaruh Panjang Kupasan dan Perubahan Suhu Terhadap Pancaran Intensitas pada Serat Optik Plastik Multimode Tipe FD
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. 2 (2016) 2337-3520 (2301-928X Print) B-103 Analisis Pengaruh Panjang Kupasan dan Perubahan Suhu Terhadap Pancaran Intensitas pada Serat Optik Plastik Multimode Tipe
Lebih terperinciANALISA DISPERSI MATERIAL SERAT KISI BRAGG MENGGUNAKAN METODE SOFTWARE OPTIGRATING
ANALISA DISPERSI MATERIAL SERAT KISI BRAGG MENGGUNAKAN METODE SOFTWARE OPTIGRATING Elisa Saadah, Saktioto, Sugianto Mahasiswa Program S1 Fisika Jurusan Fisika Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Lebih terperinciSISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK
SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK Submitted by Dadiek Pranindito ST, MT,. SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM LOGO PURWOKERTO Topik Pembahasan Chapter 1 Overview SKSO Pertemuan Ke -2 SKSO dan Teori
Lebih terperinciDAN KONSENTRASI SAMPEL
PERANCANGAN SENSOR ph MENGGUNAKAN FIBER OPTIK BERDASARKAN VARIASI KETEBALAN REZA ADINDA ZARKASIH NRP. 1107100050 DAN KONSENTRASI SAMPEL DOSEN PEMBIMBING : DRS. HASTO SUNARNO,M.Sc Jurusan Fisika Fakultas
Lebih terperinciBAB II SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK
BAB II SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK 2.1 Dasar Sistem Komunikasi Serat Optik Serat optik adalah saluran transmisi yang terbuat dari kaca atau plastik yang sangat halus dan lebih kecil dari sehelai rambut,
Lebih terperinciPerancangan Reflektor Cahaya untuk Sistem Pencahayaan Alami Berbasis Optik Geometri
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.2, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) B-87 Perancangan Reflektor Cahaya untuk Sistem Pencahayaan Alami Berbasis Optik Geometri Joko Nugroho, Gatut Yudoyono, dan
Lebih terperinciPERANCANGAN SENSOR SERAT OPTIK UNTUK PENGUKURAN PERGESERAN OBYEK DALAM ORDE MIKRON MENGGUNAKAN SERAT OPTIK MULTIMODE WIDYANA
PERANCANGAN SENSOR SERAT OPTIK UNTUK PENGUKURAN PERGESERAN OBYEK DALAM ORDE MIKRON MENGGUNAKAN SERAT OPTIK MULTIMODE WIDYANA - 2406100093 PENDAHULUAN Kebutuhan suatu alat pengukuran pergeseran obyek dalam
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengukuran dan pengecekan rugi-rugi fiber optic berdasarkan nilai data
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pengukuran dan pengecekan rugi-rugi fiber optic berdasarkan nilai data yang diperoleh dari hasil kerja praktek di PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA area Gresik, divisi Infrastruktur
Lebih terperinciADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. gelombang cahaya yang terbuat dari bahan silica glass atau plastik yang
BAB I PENDAHULUAN Pada bagian ini akan dipaparkan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian. Latar belakang dari penelitian ini adalah banyaknya
Lebih terperinciAnalisis Directional Coupler Sebagai Pembagi Daya untuk Mode TE
JURNAL FISIKA DAN APLIKASINYA VOLUME 2, NOMOR 1 JANUARI 2006 Analisis Directional Coupler Sebagai Pembagi Daya untuk Mode TE Agus Rubiyanto, Agus Waluyo, Gontjang Prajitno, dan Ali Yunus Rohedi Jurusan
Lebih terperinciStudi Awal Aplikasi Fiber coupler Sebagai Sensor Tekanan Gas
Studi Awal Aplikasi Fiber coupler Sebagai Sensor Tekanan Gas Samian, Supadi dan Hermawan Prabowo Departemen Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga Surabaya Kampus C Mulyorejo, Surabaya
Lebih terperinciBAB III PENGAMATAN FOTOMETRI CCD
BAB III PENGAMATAN FOTOMETRI CCD Salah satu proyek yang bertujuan untuk mencari obyek-obyek langit sinyal yang lemah adalah proyek survey The Sloan Digital Sky Survey (SDSS). Proyek ini adalah sebuah proyek
Lebih terperinciBab 2 Metode Pendeteksian Planet Luar-surya
Bab 2 Metode Pendeteksian Planet Luar-surya Mendeteksi sebuah planet di bintang lain sangat sulit. Cahaya bintang terlalu terang sehingga kalaupun terdapat planet di bintang tersebut, kontras cahaya antara
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH PEMBENGKOKAN PADA ALAT UKUR TINGKAT KEKERUHAN AIR MENGGUNAKAN SISTEM SENSOR SERAT OPTIK
ANALISIS PENGARUH PEMBENGKOKAN PADA ALAT UKUR TINGKAT KEKERUHAN AIR MENGGUNAKAN SISTEM SENSOR SERAT OPTIK Mardian Peslinof 1, Harmadi 2 dan Wildian 2 1 Program Pascasarjana FMIPA Universitas Andalas 2
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Dasar Sistem Komunikasi Serat Optik Sistem komunikasi optik adalah suatu sistem komunikasi yang media transmisinya menggunakan serat optik. Pada prinsipnya sistem komunikasi serat
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan November 2013 s/d Mei 2014.
22 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan November 2013 s/d Mei 2014. Pembuatan dan pengambilan data dilaksanakan di Laboratorium Eksperimen
Lebih terperinciXpedia Fisika. Optika Fisis - Soal
Xpedia Fisika Optika Fisis - Soal Doc. Name: XPFIS0802 Version: 2016-05 halaman 1 01. Gelombang elektromagnetik dapat dihasilkan oleh. (1) muatan listrik yang diam (2) muatan listrik yang bergerak lurus
Lebih terperinci11/9/2016. Jenis jenis Serat Optik. Secara umum blok diagram transmisi komunikasi fiber optik. 1. Single Mode Fiber Diameter core < Diameter cladding
TT 1122 PENGANTAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI Information source Electrical Transmit Optical Source Optical Fiber Destination Receiver (demodulator) Optical Detector Secara umum blok diagram transmisi komunikasi
Lebih terperinciGambar II.1: Ilustrasi tembakan foton pada plat (Suiter 1994)
Bab II DASAR TEORI II.1 Teori Difraksi Difraksi dikenal sebagai gejala penyebaran arah yang dialami seberkas gelombang ketika menjalar melalui suatu celah sempit atau tepi tajam sebuah benda sehingga gelombang
Lebih terperinciUntuk terang ke 3 maka Maka diperoleh : adalah
JAWABAN LATIHAN UAS 1. INTERFERENSI CELAH GANDA YOUNG Dua buah celah terpisah sejauh 0,08 mm. Sebuah berkas cahaya datang tegak lurus padanya dan membentuk pola gelap terang pada layar yang berjarak 120
Lebih terperinciReferensi : 1.Fisika Universitas edisi kesepuluh, schaum 2.Optics, Sears 3.Fundamental of Optics, Jenkin and White
SILABUS : 1.Konsep Pemantulan Cahaya a. Cermin Datar b. Cermin Lengkung 2.Pembiasan Cahaya a. Gejala Pembiasan b. Lensa Datar c. Lensa Lengkung 3.Alat-alat Optik a. Mata dan Kacamata b. Lup c. Mikroskop
Lebih terperinciSistem Transmisi Telekomunikasi. Kuliah 8 Pengantar Serat Optik
TKE 8329W Sistem Transmisi Telekomunikasi Kuliah 8 Pengantar Serat Optik Indah Susilawati, S.T., M.Eng. Program Studi Teknik Elektro Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas
Lebih terperinciA. DISPERSI CAHAYA Dispersi Penguraian warna cahaya setelah melewati satu medium yang berbeda. Dispersi biasanya tejadi pada prisma.
Optika fisis khusus membahasa sifat-sifat fisik cahaya sebagai gelombang. Cahaya bersifat polikromatik artinya terdiri dari berbagai warna yang disebut spektrum warna yang terdiri dai panjang gelombang
Lebih terperinciPENENTUAN RUGI-RUGI BENGKOKAN SERAT OPTIK JENIS SMF-28. Syahirul Alim Fisika FMIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta
PENENTUAN RUGI-RUGI BENGKOKAN SERAT OPTIK JENIS SMF-8 Syahirul Alim Email: arul_alim@yahoo.com Fisika FMIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta Abstrak Telah dilakukan penelitian tentang Rugi-rugi bengkokan
Lebih terperinciPengembangan Sensor Napas Berbasis Serat Optik Plastik dengan Cladding Terkelupas untuk Aplikasi di Bidang Medis
JURNAL FISIKA DAN APLIKASINYA VOLUME 8, NOMOR 2 JUNI 2012 Pengembangan Sensor Napas Berbasis Serat Optik Plastik dengan Cladding Terkelupas untuk Aplikasi di Bidang Medis Wayan Suana a. Jurusan Fisika-FMIPA,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. karakterisasi tegangan keluaran detektor terhadap pergeseran cermin. Selanjutnya,
BAB III METODE PENELITIAN Bab ketiga ini akan dijelaskan metode penelitiannya, antara lain tempat dan waktu pelaksanaan penelitian, bahan dan alat yang digunakan saat penelitian, prosedur pelaksanaan penelitian
Lebih terperinciBAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS
BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS 4.1 Praproses Citra Praproses dan reduksi citra dilakukan dengan bantuan perangkat lunak IRAF. Praproses citra dimulai dengan pengecekan awal pada kualitas data secara
Lebih terperinciDisusun Oleh: Achmad Yulianto Dosen Pembimbing Agus Muhamad Hatta, ST, M.Si,PhD NIP
Seminar Tugas Akhir Disusun Oleh: Achmad Yulianto 24067100 063 Dosen Pembimbing Agus Muhamad Hatta, ST, M.Si,PhD NIP. 132 304 941 Latar Belakang Perumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Spektroskopi telah
Lebih terperinciDifraksi. Agus Suroso Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung
Difraksi Agus Suroso (agussuroso@fi.itb.ac.id) Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung Agus Suroso (FTETI-ITB) Difraksi 1 / 38 Gejala Difraksi Materi 1 Gejala Difraksi
Lebih terperinciOptical Waveguide berstruktur gabungan antara Loop dan Directional berbasis Mach Zehnder Interferometer
TUGAS AKHIR FISIKA 2013 Optical Waveguide berstruktur gabungan antara Loop dan Directional berbasis Mach Zehnder Interferometer Wina Indra Lavina, Yono Hadi Pramono M.Eng Jurusan Fisika Fakultas Matematika
Lebih terperinciModifikasi Teleskop Celestron Powerseeker 70AZ dan Pembuatan Holder Handphone untuk Penelitian Astronomi Berbasis Handphone.
Modifikasi Teleskop Celestron Powerseeker 70AZ dan Pembuatan Holder Handphone untuk Penelitian Astronomi Berbasis Handphone. Dwi Fajar Septiana, Sutrisno, Daeng Achmad Suaidi Universitas Negeri Malang
Lebih terperinciHANDOUT FISIKA KELAS XII (UNTUK KALANGAN SENDIRI) GELOMBANG CAHAYA
YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A Jl. Merdeka No. 24 Bandung 022. 4214714 Fax. 022. 4222587 http//: www.smasantaangela.sch.id, e-mail : smaangela@yahoo.co.id HANDOUT
Lebih terperinciPengujian Ketelitian Pada Flexible Fixture Tanpa Beban Pemesinan
1 Pengujian Ketelitian Pada Flexible Fixture Tanpa Beban Pemesinan Ditta Kurniawati, Sampurno Teknik Mesin, Fakultas Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman
Lebih terperinciBAB III. Tahap penelitian yang dilakukan terdiri dari beberapa bagian, yaitu : Mulai. Perancangan Sensor. Pengujian Kesetabilan Laser
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. 1. Tahapan Penelitian Tahap penelitian yang dilakukan terdiri dari beberapa bagian, yaitu : Mulai Perancangan Sensor Pengujian Kesetabilan Laser Pengujian variasi diameter
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. yang biasanya berbentuk sinyal listrik menjadi sinyal cahaya dan kemudian
BAB II DASAR TEORI 2.1 Umum Teknologi serat optik merupakan suatu teknologi komunikasi yang sangat bagus pada zaman modern saat ini. Pada teknologi ini terjadi perubahan informasi yang biasanya berbentuk
Lebih terperinciPENENTUAN RUGI-RUGI KELENGKUNGAN FIBER OPTIK MODE TUNGGAL SECARA KOMPUTASI
Jurnal Komunikasi Fisika Indonesia (KFI) Jurusan Fiska FMIPA Univ. Riau Pekanbaru. Edisi Oktober 2016. ISSN.1412-2960 PENENTUAN RUGI-RUGI KELENGKUNGAN FIBER OPTIK MODE TUNGGAL SECARA KOMPUTASI Saktioto,
Lebih terperinciTeknik Telekomunikasi Vol.2, No.2, 2014 Politeknik Elektronika Negeri Surabaya
Jurnal Elektro PENS www.jurnalpa.eepis-its.edu Teknik Telekomunikasi Vol.2, No.2, 2014 Politeknik Elektronika Negeri Surabaya SODAR ULTRASONIK UNTUK MONITORING KONDISI RUANG DENGAN KOMUNIKASI NIRKABEL
Lebih terperinciDeteksi Konsentrasi Kadar Glukosa Dalam Air Destilasi Berbasis Sensor Pergeseran Serat Optik Menggunakan Cermin Cekung Sebagai Target
Deteksi Konsentrasi Kadar Glukosa Dalam Air Destilasi Berbasis Sensor Pergeseran Serat Optik Menggunakan Cermin Cekung Sebagai Target Hilyati N., Samian, Moh. Yasin, Program Studi Fisika Fakultas Sains
Lebih terperinciA. PENGERTIAN difraksi Difraksi
1 A. PENGERTIAN Jika muka gelombang bidang tiba pada suatu celah sempit (lebarnya lebih kecil dari panjang gelombang), maka gelombang ini akan mengalami lenturan sehingga terjadi gelombang-gelombang setengah
Lebih terperinciDeteksi Kadar Glukosa dalam Air Destilasi Berbasis Sensor Pergeseran Menggunakan Fiber Coupler
Deteksi Kadar Glukosa dalam Air Destilasi Berbasis Sensor Pergeseran Menggunakan Fiber Coupler Fina Nurul Aini, Samian, dan Moh. Yasin. Program Studi S1 Fisika, Departemen Fisika, FST Universitas Airlangga,
Lebih terperinciCetakan I, Agustus 2014 Diterbitkan oleh: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pattimura
Hak cipta dilindungi Undang-Undang Cetakan I, Agustus 2014 Diterbitkan oleh: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pattimura ISBN: 978-602-97552-1-2 Deskripsi halaman sampul : Gambar
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional Sains Antariksa Homepage: http//www.lapan.go.id
Prosiding Seminar Nasional Sains Antariksa Homepage: http//www.lapan.go.id MODEL BINTANG GANDA GERHANA ES LIBRAE DARI PENGAMATAN FOTOMETRI CCD (ES LIBRAE ECLIPSING BINARY MODEL FROM CCD PHOTOMETRIC OBSERVATION)
Lebih terperinciINTERFEROMETER MICHELSON DAN CCD WEBCAM SEBAGAI PENENTU FREKUENSI GETAR OBJEK
INTERFEROMETER MICHELSON DAN CCD WEBCAM SEBAGAI PENENTU FREKUENSI GETAR OBJEK Afdhal Muttaqin, Nadia Mayani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas Kampus Unand Limau Manis, Padang, 25163 Email: allz@fmipa.unand.ac.id
Lebih terperinciθ = 1.22 λ D...1 point θ = 2R d...2 point θ Bulan θ mata = 33.7 θ Jupiter = 1.7
Soal & Kunci Jawaban 1. [HLM] Diketahui diameter pupil mata adalah 5 mm. Dengan menggunakan kriteria Rayleigh, (a) hitunglah limit resolusi sudut mata manusia pada panjang gelombang 550 nm, (b) hitunglah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Pada bagian ini akan dipaparkan prosedur pengambilan data dari penelitian ini. Namun sebelumnya, terlebih dahulu mengetahui tempat dan waktu penelitian, alat dan bahan yang dipakai
Lebih terperinciADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. tiga jenis bahan pembuat gigi yang bersifat restorative yaitu gigi tiruan berbahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, kesehatan mulut dan gigi telah mengalami peningkatan, namun prevalensi terjadinya kehilangan gigi tetap menjadi masalah klinis yang signifikan. Kehilangan
Lebih terperinciPENGARUH PERUBAHAN KONSENTRASI CLADDING TERHADAP LOSS POWER SERAT OPTIK SINGLEMODE SMF-28
PENGARUH PERUBAHAN KONSENTRASI CLADDING TERHADAP LOSS POWER SERAT OPTIK SINGLEMODE SMF-28 Sujito, Arif Hidayat, Firman Budianto Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang Telah dilakukan penelitian
Lebih terperinciAntiremed Kelas 12 Fisika
Antiremed Kelas 12 Fisika Optika Fisis - Latihan Soal Doc Name: AR12FIS0399 Version : 2012-02 halaman 1 01. Gelombang elektromagnetik dapat dihasilkan oleh. (1) Mauatan listrik yang diam (2) Muatan listrik
Lebih terperinciPerancangan Sistem Pengukuran Konsentrasi Larutan Menggunakan Metode Difraksi
Perancangan Sistem Pengukuran Konsentrasi Larutan Menggunakan Metode Difraksi Oleh : Lusiana Weny Setyarini 2408100005 Dosen Pembimbing : Ir. Heru Setijono, M.Sc 19490120 197612 1 001 Agus Muhammad Hatta,
Lebih terperinciPengembangan Spektrofotometri Menggunakan Fiber Coupler Untuk Mendeteksi Ion Kadmium Dalam Air
Pengembangan Spektrofotometri Menggunakan Fiber Coupler Untuk Mendeteksi Ion Kadmium Dalam Air Pujiyanto, Samian dan Alan Andriawan. Program Studi S1 Fisika, Departemen Fisika, FST Universitas Airlangga,
Lebih terperinciUJI IN-SITU KAMERA CCD ST-237 ADVANCE DAN KINERJA ASTRONOMI SISTEM FOTOMETRI BVR JOHNSON
UJI IN-SITU KAMERA CCD ST-237 ADVANCE DAN KINERJA ASTRONOMI SISTEM FOTOMETRI BVR JOHNSON Oleh: Lina Aviyanti dan Judhistira Aria Utama Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengenalan Kabel Serat Optik Serat optik adalah suatu media transimisi berupa pemandu gelombang cahaya (light wave guide) yang berbentuk kabel tembus pandang (transparant), dimana
Lebih terperinciDistribusi Celah Pita Energi Titania Kotor
Jurnal Nanosains & Nanoteknologi ISSN 1979-0880 Edisi Khusus, Agustus 009 Distribusi Celah Pita Energi Titania Kotor Indah Nurmawarti, Mikrajuddin Abdullah (a), dan Khairurrijal Kelompok Keahlian Fisika
Lebih terperinciANALISIS PANDU GELOMBANG Y-BRANCH MIRING KIRI DENGAN SISIPAN BAHAN TAK-LINIER PADA CLADDING UNTUK GERBANG LOGIKA X-OR SKRIPSI
ANALISIS PANDU GELOMBANG Y-BRANCH MIRING KIRI DENGAN SISIPAN BAHAN TAK-LINIER PADA CLADDING UNTUK GERBANG LOGIKA X-OR SKRIPSI Oleh Wahyudi Pramono NIM 061810201042 JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN
Lebih terperinciPEMODELAN PERUBAHAN INDEKS BIAS BAHAN OPTIK SEBAGAI FUNGSI FREKUENSI GELOMBANG AKUSTIK
PEMODELAN PERUBAHAN INDEKS BIAS BAHAN OPTIK SEBAGAI FUNGSI FREKUENSI GELOMBANG AKUSTIK RINI KHAMIMATUL ULA 1109201703 Dosen Pembimbing: Prof.Dr.rer.nat. Agus Rubiyanto,M.Eng.Sc. Dr. Melania Suweni Muntini,
Lebih terperinciANALISA DISPERSI SERAT OPTIK MENGGUNAKAN JDSU MTS DWDM OPTICAL ANALYZER
ANALISA DISPERSI SERAT OPTIK MENGGUNAKAN JDSU MTS- 8000 DWDM OPTICAL ANALYZER Oleh : Eka Purnama Hadianti 2408 100 504 Pembimbing Ir. Apriani Kusumawardhani, M.Sc L A T A R B E L A K A N G kebutuhan akan
Lebih terperinciPERANCANGAN SENSOR SERAT OPTIK UNTUK PENGUKURAN PERGESERAN OBYEK DALAM ORDE MIKROMETER MENGGUNAKAN SERAT OPTIK MULTIMODE
PERANCANGAN SENSOR SERAT OPTIK UNTUK PENGUKURAN PERGESERAN OBYEK DALAM ORDE MIKROMETER MENGGUNAKAN SERAT OPTIK MULTIMODE Widyana - Heru Setijono Laboratorium Rekayasa Fotonika Jurusan Teknik Fisika Fakultas
Lebih terperinciHalaman (2)
Halaman (1) Halaman (2) Halaman (3) Halaman (4) Halaman (5) Halaman (6) Halaman (7) SOAL DIFRAKSI PADA CELAH TUNGGAL INTERFERENSI YOUNG PADA CELAH GANDA DAN DIFRAKSI PADA CELAH BANYAK (KISI) Menentukan
Lebih terperinciBAB 4 Difraksi. Difraksi celah tunggal
BAB 4 Difraksi Jika muka gelombang bidang tiba pada suatu celah sempit (lebarnya lebih kecil dari panjang gelombang), maka gelombang ini akan meng-alami lenturan sehingga terjadi gelombanggelombang setengah
Lebih terperinciBAB II PEMBAHASAN. Gambar 2.1 Lenturan Gelombang yang Melalui Celah Sempit
BAB II PEMBAHASAN A. Difraksi Sesuai dengan teori Huygens, difraksi dapat dipandang sebagai interferensi gelombang cahaya yang berasal dari bagian-bagian suatu medan gelombang. Medan gelombang boleh jadi
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM KONTROL FREKUENSI GETARAN AKUSTIK BERBASIS SENSOR SERAT OPTIK
PERANCANGAN SISTEM KONTROL FREKUENSI GETARAN AKUSTIK BERBASIS SENSOR SERAT OPTIK (The Design of Control System of Acoustic Vibration Frequency Based on Fiber Optic Sensor) Harmadi 1 *, Firmansyah 2, Wildian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. mulai bulan Maret 2011 sampai bulan November Alat alat yang digunakan dalam peneletian ini adalah
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Optika dan Aplikasi Laser Departemen Fisika Universitas Airlangga dan Laboratorium Laser Departemen Fisika
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pada bagian ini akan disajikan hasil penelitian pemanfaatan sistem sensor pergeseran mikro untuk estimasi diameter lubang pada bahan gigi tiruan berbasis
Lebih terperinciKISI DIFRAKSI (2016) Kisi Difraksi
KISI DIFRAKSI (2016) 1-6 1 Kisi Difraksi Rizqi Ahmad Fauzan, Chi Chi Novianti, Alfian Putra S, dan Gontjang Prajitno Jurusan Fisika, Fakultas MIPA, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jl. Arief Rahman
Lebih terperinciOleh : Akbar Sujiwa Pembimbing : Endarko, M.Si., Ph.D
Oleh : Akbar Sujiwa Pembimbing : Endarko, M.Si., Ph.D Serat optik FTP 320-10 banyak digunakan Bagaimana karakter makrobending losses FTP 320-10 terhadap pembebanan Bagaimana kecepatan respon FTP 320-10
Lebih terperinciANALISIS ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT DENGAN TEKNIK PLANAR ARRAY
ANALISIS ANTENA MIKROSTRIP PATCH SEGIEMPAT DENGAN TEKNIK PLANAR ARRAY Maria Natalia Silalahi, Ali Hanafiah Rambe Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Optik dan Fotonik, Laboratorium Kimia dan Laboratorium Terpadu FMIPA UNS Jl. Ir. Sutami
Lebih terperinciBAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK
BAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK I. SOAL PILIHAN GANDA Diketahui c = 0 8 m/s; µ 0 = 0-7 Wb A - m - ; ε 0 = 8,85 0 - C N - m -. 0. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut : () Di udara kecepatannya cenderung
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
21 Analisis output dilakukan terhadap hasil simulasi yang diperoleh agar dapat mengetahui variabel-variabel yang mempengaruhi output. Optimasi juga dilakukan agar output meningkat mendekati dengan hasil
Lebih terperinciStudi Kekuatan Spur Gear Dengan Profil Gigi Cycloid dan Involute
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Studi Kekuatan Spur Gear Dengan Profil Gigi Cycloid dan Involute Novreza Aditya Taufan dan Agus Sigit Pramono Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri,
Lebih terperinciPENGENDALIAN SUDUT PADA PERGERAKAN TELESKOP REFRAKTOR MENGGUNAKAN PERSONAL COMPUTER
Jurnal Sistem Komputer Unikom Komputika Volume 1, No.1-2012 PENGENDALIAN SUDUT PADA PERGERAKAN TELESKOP REFRAKTOR MENGGUNAKAN PERSONAL COMPUTER Usep Mohamad Ishaq 1), Sri Supatmi 2), Melvini Eka Mustika
Lebih terperinciPENGUKURAN PANJANG GELOMBANG DENGAN TEKNIK DIFRAKSI FRAUNHOFER MENGGUNAKAN CELAH SEMPIT BERBENTUK LINGKARAN
PENGUKURAN PANJANG GELOMBANG DENGAN TEKNIK DIFRAKSI FRAUNHOFER MENGGUNAKAN CELAH SEMPIT BERBENTUK LINGKARAN Skripsi: Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Disusun oleh : Diah
Lebih terperinciPOWER LAUNCHING. Ref : Keiser
POWER LAUNCHING Ref : Keiser Penyaluran daya optis dr sumber ke fiber : Fiber : NA fiber Ukuran inti Profil indeks bias Beda indeks bias inti-kulit Sumber : Ukuran POWER LAUNCHING Radiansi/brightness (daya
Lebih terperinciJURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol.6, No.1, (2017) ( X Print) B-9
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol.6, No.1, (2017) 2337-3520 (2301-928X Print) B-9 Studi Awal Fabrikasi dan Karakterisasi Directional Coupler Konfigurasi 4 4 Berbahan Serat Optik Plastik Step Index Multimode
Lebih terperinciInterferensi Cahaya. Agus Suroso Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung
Interferensi Cahaya Agus Suroso (agussuroso@fi.itb.ac.id) Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung Agus Suroso (FTETI-ITB) Interferensi Cahaya 1 / 39 Contoh gejala interferensi
Lebih terperinciAnalisis Efisiensi Daya Pada Transmisi Daya Optik Lewat Bundel Serat Optik
The 13 th Industrial Electronics Seminar 2011 (IES 2011) Electronic Engineering Polytechnic Institute of Surabaya (EEPIS), Indonesia, October 26, 2011 Analisis Efisiensi Daya Pada Transmisi Daya Optik
Lebih terperinciPerancangan Electric Energy Recovery System Pada Sepeda Listrik
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (01) 1-5 1 Perancangan Electric Energy Recovery System Pada Sepeda Listrik Andhika Iffasalam dan Prof. Ir. I Nyoman Sutantra M.Sc PhD Jurusan Teknik Mesin, Fakultas
Lebih terperinciOverview Materi. Redaman/atenuasi Absorpsi Scattering. Dispersi Rugi-rugi penyambungan Tipikal karakteristik kabel serat optic
Overview Materi Redaman/atenuasi Absorpsi Scattering Rugi-rugi bending Dispersi Rugi-rugi penyambungan Tipikal karakteristik kabel serat optic Redaman/Atenuasi Redaman mempunyai peranan yang sangat
Lebih terperinci2015 DESAIN DAN OPTIMASI FREKUENSI SENSOR LINGKUNGAN BERBASIS PEMANDU GELOMBANG INTERFEROMETER MACH ZEHNDER
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lingkungan merupakan aspek penting dalam kehidupan karena lingkungan adalah tempat dimana kita hidup, bernafas dan sebagainya. Lingkungan merupakan kawasan tempat kita
Lebih terperinciPERANCANGAN ALAT UKUR TSS (TOTAL SUSPENDED SOLID) AIR MENGGUNAKAN SENSOR SERAT OPTIK SECARA REAL TIME
PERANCANGAN ALAT UKUR TSS (TOTAL SUSPENDED SOLID) AIR MENGGUNAKAN SENSOR SERAT OPTIK SECARA REAL TIME Ani Fatimah 1, Harmadi 2 dan Wildian 2 1 Program Pascasarjana FMIPA Universitas Andalas 2 Departemen
Lebih terperinci