BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kajian Pustaka

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kajian Pustaka"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka Pada bagian kajian teori dan haasil penelitian yang relavan ini, penulis akan megkaji teori-teori yang berkaitan dengan Media Pembelajaran, Media Pembelajaran LCD Proyektor, Minat Belajar, Hasil Belajar dan beberapa penelitian yang relavan lainnya. 1. Pengertian Media Pembelajaran a. Pengertian Media Media bagi masyarakat umum akan dituju pada media cetak, media elektronik, maupun media hiburan. Namun bagi praktisi pendidikan atau orang yang berkecimpung di dunia pendidikan ketika berbicara tentang media akan langsung tertuju pada media pembelajaran. Menurut Arsyad (2010: 3 dan 4) berasal dari bahasa Latin medius yang memiliki arti tengah, perantara, atau pengantar. Oleh karena itu, pada dasarnya setiap media merupakan sarana untuk menuju ke suatu tujuan. Menurut Anitah (2009: 124) mendefinisikan media merupakan perantara atau penghubung antara dua pihak, yaitu sumber pesan dengan penerima pesan. Dari kedua pendapat tersebut sama-sama menyebutkan bahwa yang dimaksud media merupakan sebuah sarana atau alat penghubung. Tidak jauh berbeda dengan pendapat di atas Djamarah dan Zain (2010: 121) menyatakan bahwa media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan. Dan menurut Sumantri dan Permana (2001: 152) menyatakan secara harfiah media diartikan sebagai perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Media selain sebagai sebuah alat perantara tetapi juga memiliki suatu tujuan yaitu menyampaikan pesan dari pengirim menuju penerima. 7

2 8 Dari pendapat-pendapat ahli tersebut penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa media adalah suatu perantara atau penghubung yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari pengirim pesan (sumber pesan) ke penerima pesan. Dengan adanya media, pesan yang disampaikan dapat mudah diterima oleh penerima pesan sehingga pesan yang disampaikan dapat utuh sepenuhnya efektif dan efisien dalam penyampaiannya. b. Pengertian Media Pembelajaran Menurut Rahardjo (1984: 48) media pembelajaran merupakan wadah dari pesan yang oleh sumber atau penyalurnya ingin diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan tersebut, adapun pesan yang ingin disampaikan adalah pesan pembelajaran dengan tujuan terjadinya proses belajar. Menurut Hamdani ( 2011: 90) secara singkat menyatakan media pembelajaran adalah alat yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Dari kedua pendapat tersebut sama-sama menyebutkan bahwa yang dimaksud media pembelajaran merupakan sebuah wadah atau alat yang digunakan dalam proses pembelajaran. Hal yang hampir sama diungkapkan oleh Sukiman (2012: 29) secara lebih detail menyatakan bahwa yang dimaksud dengan media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta kemauan peserta didik sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran secara efektif. Kemudian Anitah (2008: 1) menemukakan bahwa media pembelajaran berarti sesuatu yang mengantarkan pesan pembelajaran antara pemberi pesan kepada penerima pesan. Pada pendapat ini ditarik kesimpulan bahwa media pembelajaran memiliki tujuan untuk mengantarkan pesan dalam proses pembelajaran.

3 9 Dari pendapat di atas penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa media pembelajaran adalah alat atau wadah untuk membantu dalam proses pembelajaran baik itu digunakan di dalam maupun di luar kelas dalam rangka komunikasi dan interaksi pendidik dan peserta didik dalam proses pembelajaran dan dapat mempermudah penyampaian pesan oleh pendidik kepada peserta didik secara efektif dan efisien, sehingga dapat meningkatkan ketertarikan peserta didik dalam proses kegiatan pembelajaran. Berdasarkan dengan hal di atas, hasil penelitian Maharesti, Wiwit. (2014) menunjukkan bahwa penggunaan media pembelajaran oleh guru dapat meningkatkan prestasi dari siswa. c. Jenis jenis Media Pembelajaran Secara umum media pembelajaran dibagi menjadi 2 kategori, yakni media pembelajaran by design dan media pembelajaran non by design. Media pembelajaran by design yakni media pembelajaran yang secara khusus dibuat dan dirancang untuk kegiatan pembelajaran, media pembelajaran ini biasanya telah diproduksi secara komersil sehingga mudah ditemukan di pasaran, pendidik tinggal memilih dan memanfaatkannya. Contoh: gambar, bagan, poster, peta, film, LCD Proyektor, dan masih banyak lagi. Media pembelajaran non by design yakni segala sesuatu di sekitar kita yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran tanpa dibuat dan dirancang khusus sebagai media pembelajaran, media pembelajaran ini oleh Rahardjo (1984: 64) dan Anitah (2009: 127) disebut media pembelajaran by utilization. Contoh: koran, peristiwa, pasar, museum, lingkungan, taman budaya, pengadilan, dll. d. Fungsi Media Pembelajaran Media pembelajaran memiliki fungsi yang sangat besar, dikarenakan media pembelajaran adalah suatau wadah atau alat yang

4 10 digunakan oleh guru (sumber) untuk menyampaikan informasi kepada peserta didik (penerima). Menurut Hamalik (1986) mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan motivasi yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh pengaruh psikologis terhadap siswa (Arsyad, 2010: 15). Menurut Riyana (2012: 13) menemukakan secara umum fungsi media mempunyai kegunaan antara lain: 1) Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalitas 2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan daya indera 3) Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar 4) Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori dan kinestetiknya 5) Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama. e. Pertimbangan Pemilihan Media Pembelajaran Pemilihan media pembelajaran yang tepat akan dapat membuat kegiatan pembelajaran berlangsung dengan baik dan dapat memaksimalkan fungsi dari media pembelajaran itu sendiri. Maka dari itu perlu adanya pertimbangan yang matang dalam pemilihannya. Pertimbangan pemilihan media menurut Rahardjo (1984: 63-64) dalam pemilihan media pembelajaran yang harus diperhatikan adalah: 1) Harus ada kejelasan tentang maksud dan tujuan pemilihan media pembelajaran 2) Familiaritas media pembelajaran, dan 3) Adanya sejumlah media pembelajaran lain sebagai pembanding.

5 11 Menurut Munadi (2013: 185) mengemukakan dasar pemilihan media untuk pembelajaran adalah: 1) Karakteristik siswa 2) Tujuan belajar 3) Sifat bahan ajar 4) Pengadaan media 5) Sifat pemanfaatan media. Dari uraian di atas penulis menyimpulkan bahwa terdapat tiga hal dasar dalam pemilihan media pembelajaran yang tepat, yaitu : karakteristik siswa (peserta didik), materi pelajaran, dan alokasi waktu. Pendidik (guru) harus terlebih dahulu mengenali karakteristik para peserta didik, baik dari segi daya pikir dan daya tangkapnya, hal ini untuk menentukan media pembelajaran yang tepat untuk peserta didik, sehingga media pembelajaran yang digunakan dapat diterima dengan baik oleh peserta didik. Dalam pemilihan media pembelajaran pendidik harus mampu menyesuaikan alokasi waktu dengan baik, waktu pembelajaran pagi tidak bisa disamakan dengan waktu pembelajaran siang, durasi pembelajaran yang lama tidak bisa disamakan dengan durasi pembelajaran yang pendek, perlu juga dilihat mata pelajaran sebelumnya apakah termasuk yang ringan atau berat, maka dari itu pendidik diharapkan mampu menyesuaikan alokasi waktu dengan media pembelajaran yang pada akhirnya kegiatan pembelajaran dapat berlangsung dengan baik dengan media pembelajaran yang tepat. 2. Pengertian Media Pembelajaran LCD Proyektor a. Pengertian LCD Proyektor LCD (Liquid Crystal Display) merupakan penggabungan antara Note Book atau laptop dengan LCD proyektor sebagai hardwarenya, kemudian program yang sudah didesain dan tersusun di dalam laptop

6 12 sebagai softwarenya. LCD (Liquid Crystal Display) termasuk ke dalam kategori media audio visual gerak, karena dapat menyajikan berbagai tampilan informasi berupa audio, visual diam, maupun gabungan audio visual gerak. LCD adalah suatu jenis media tampilan yang menggunakan kristal cair sebagai penampil utama. LCD sudah digunakan di berbagai bidang misalnya dalam alat-alat elektronik seperti televisi, kalkulator ataupun layar komputer. Pada LCD berwarna semacam monitor terdapat banyak sekali titik cahaya ( pixel) yang terdiri dari satu buah kristal cair sebagai sebuah titik cahaya. Walau disebut sebagai titik cahaya, namun kristal cair ini tidak memancarkan cahaya sendiri. Sumber cahaya di dalam sebuah perangkat LCD adalah lampu neon berwarna putih di bagian belakang susunan kristal cair tadi. LCD proyektor adalah perangkat yang dapat menampilkan gambar dalam ukuran besar dan biasanya digunakan sebagai alat bantu dalam presentasi. Input dari LCD proyektor berasal dari komputer dan disambungkan melalui kabel data berupa USB sehingga akhirnya dapat tampil di layar yang berukuran besar. Pada prinsipnya proyektor LCD sama dalam bentuk perangkat elektroniknya dengan komputer biasa, perbedaannya hanya pada monitor (display) saja. Alat ini dapat digunakan dalam ruangan untuk menampilkan program yang diperlukan. Keuntungan dari proyektor LCD ini adalah layar pada monitor dapat ditampilkan kedalam bentuk gambar atau layar yang lebih besar seperti proyektor pada umumnya. b. Karakteristik LCD Proyektor Setiap proyektor memiliki karakteristik berbeda-beda bila ditinjau dari teknologinya. Liquid Crystal Display disebut juga teknologi transmisife, yakni meneruskan cahaya. Sebab cahaya yang masuk pada Liquid Crystal Display setelah melalui proses penyaringan menggunakan

7 13 cermin Dichroic akan diteruskan secara langsung ke layar proyektor. Cermin Dichroic atau disebut juga Dichroic Mirror memisahkan warna menurut gelombangnya. Ada tiga warna dasar yang dihasilkan oleh cermin tersebut yaitu merah, biru, dan hijau. Ketiga warna ini dihasilkan dengan tiga cermin yang masing-masing menyaring warna berbeda. Teknologi Liquid Crystal Display sudah dianggap cukup stabil dan biaya panelnya cukup rendah, sehingga memungkinkan menggunakan tiga panel Liquid Crystal Display sekaligus dalam satu proyektor. Hal ini membuat gambar yang dihasilkan proyektor memiliki warna yang cukup bagus. Begitu pula halnya dengan cahaya yang sudah sangat baik. c. Pemanfaatan LCD dalam Media Pembelajaran Pemanfaatan LCD, banyak digunakan untuk presentasi siswa maupun pemberian materi oleh pengajar, teknologi LCD ini ternyata memiliki banyak kekurangan apabila tidak dipergunakan secara wajar, wajar disini mempunyai arti penggunaan LCD digunakan se-efisien mungkin, artinya tidak semua pengajar menjadi bergantung pada LCD dan menggunakanya setiap saat. Harus ada keseimbangan dalam penggunaanya, karena ternyata banyak murid kesulitan dalam memahami materi pelajaran terutama untuk mata pelajaran yang menggunakan dasar teori hitungan. Teknologi LCD ini sebenarnya sangatlah membantu dalam proses pembelajaran karena memudahkan semua pihak, baik pengajar maupun murid. Untuk dapat memanfaatkan media LCD dalam proses pembelajaran dengan hasil optimal, dapat dilakukan dengan cara berikut : 1) Dengan alat penunjuk Dengan menggunakan pensil atau pointer, guru dapat menekankan perhatian siswa pada hal-hal yang dipentingkan. Penunjuk diletakkan di atas transparansi bukan layar.

8 14 2) Menunjukkan dengan membuka sedikit demi sedikit Teknik ini penting untuk mengontrol siswa agar hanya memperhatikan masalah yang disajikan secara urut, dengan menutup bagian yang belum diproyeksikan. 3) Penyajian dengan tumpang tindih (Overlay) Konsep ide yang rumit dapat disederhanakan dengan cara seperti ini. Lembar pertama yang telah termuat ide dasar. Ide keterangan berikutnya dapat ditumpangkan pada lembar pertama, sehingga akan memperjelas dari urutan penyajian tersebut. 4) Menghidupkan dan mematikan Dengan menswitch saklar on-off yang terdapat pada OHP perhatian siswa akan dapat diarahkan, bila mematikan lampu siswa akan mengarahkan perhatian kepada guru dan bila lampu dihidupkan kembali perhatian siswa akan terbawa pada layar. Berkaitan dengan hal di atas, hasil penelitian Taufiq, Muhammad Afwan. (2014) dan hasil penelitian Wulandhari, Rulia Dewi. (2015) membuktikan bahwa penggunaan Media Pembelajaran LCD Proyektor memberikan dampak positif terhadap proses pembelajaran siswa. d. Kelebihan LCD Proyektor Kelebihan dari media LCD (Liquid Crystal Display) itu sebagai berikut: 1) Mampu menampilkan unsur-unsur media seperti gambar, teks, video, dan animasi. 2) Dapat dikoneksikan dengan perangkat elektronik lainnya seperti computer, televisi, kamera, VCD/DVD player dan lain-lain. Dengan kelebihan LCD Proyektor yang diuraikan di atas, guru dapat menyampaikan materi tanpa harus menuliskan terlebih dahulu di papan tulis, guru dapat menekankan materi pembelajaran dan memiliki waktu

9 15 yang lebih untuk berinterkasi dengan siswa. e. Kekurangan LCD Proyektor Kekurangan dari media LCD (Liquid Crystal Display) itu sebagai berikut: 1) Karena kelebihan pada media pembelajaran LCD Proyector guru memanfaatkan untuk menggantikan peran mereka. Sehingga banyak guru lupa memberikan penjelasan/kesimpulan pada materi pembelajaran. 2) Banyak materi hasil copy paste tanpa mempertimbangkan karakteristik siswa. 3. Pengertian Minat Belajar a. Pengertian Minat Banyak hal yang menjadi faktor dalam suatu proses pembelajaran, salah satunya adalah minat. Tanpa adanya suatu minat maka siswa tidak akan mengikuti suatu proses pembelajaran dengan baik, karena siswa tmerasa kurang tertarik dengan proses pembelajaran tersebut. Menurut Witherington (Sutarno,2006: 82) menyatakan bahwa Minat adalah kesadaran seseorang bahwa suatu objek, seseorang, suatu soal, atau suatu situasi mengandung sangkut paut dengan dirinya. Menurut Doyles Fryer (Nurkancana & Sunartana, 1986: 229) berpendapat bahwa, minat atau interest adalah gejala psikis yang berkaitan dengan obyek atau aktivitas yang menstimulir perasaan senang pada individu. Secara singkat penulis merumuskan bahwa pengertian minat lebih kepada perasaan individu objek, aktivitas,dan situasi. Dengan kata lain minat merupakan suatu kecenderungan objek atau suatu kegiatan yang digemari dengan perasaan senang dan aktif dalam berbuat. Dari definisi tersebut dapat diartikan bahwa minat belajar adalah suatu kecenderungan

10 16 proses belajar yang dilandasi oleh perasaan senang dan tertarik dalam proses pembelajaran tersebut sehingga siswa dapat berperan aktif sesuai dengan keinginannya. Berdasarkan dengan hal di atas, hasil penelitian Noviyanti, Yohana Budi. (2014) menunjukkan bahwa minat belajar siswa memiliki pengaruh yang psositif terhadap hasil belajar siswa. b. Macam macam Minat Minat memiliki banyak macamnya hal itu didasarkan oleh sudut pandang dan karakteristinya. Anita (2009 : 204) menyatakan ada dua macam minat ( interest) yaitu personal (individu) dan situasional, yang penulis jelaskan sebagai berikut : 1) Personal Interest Personal interest merupakan aspek yang lebih enduring (tahan lama) pada diri seseorang, misalnya kecenderungan enduring untuk tertarik atau menikmati subjek-subjek seperti bahasa, sejarah, atau matematika, atau aktifitas-aktifitas seperti olah raga, musik atau film. Siswa dengan minat individual pada belajar secara umum berusaha mencari informasi baru dan memiliki sikap yang lebih positif terhadap sekolah. 2) Situasional Interest Situasional interest adalah aspek yang berumur lebih pendek dari aktifitas, teks, atau materi yang membangkitkan dan mempertahankan perhatian siswa. Secara singkat penulis menyimpulkan bahwa minat personal dan situsional sama-sama penting dalam proses kegiatan belajar. Baik minat personal maupun minal situsional sama-sama membuat siswa menjadi lebih mudah dalam menerima pembelajaran dan membuat siswa menjadi memiliki hasil belajar yang tinggi.

11 17 c. Faktor faktor yang Mempengaruhi Minat Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi minat, menurut Elisabet B Hurlock (1980 : 116) aspek-aspek yang mempengaruhi perkembangan minat seseorang, yaitu aspek kognitif dan aspek afektif. Kedua aspek tersebut dapat dijelaskan penulis sebagai berikut : 1) Aspek Kognitif Aspek kognitif didasarkan atas konsep yang dikembangkan siswa mengenai bidang yang berkaitan dengan minat. Misalnya siswa akan menganggap bahwa sekolah adalah tempat untuk mereka belajar tentang hal-hal yang telah menimbulkan rasa ingin tahu mereka dan sebagai tempat untuk memperoleh kesempatan bergaul dan bersosialisasi dengan teman sebaya. 2) Aspek Afektif Aspek afektif ini dinyatakan dalam sikap terhadap kegiatan yang dilakukan. Aspek ini juga berkembang dari pengalaman pribadi, dari sikap orang tua, guru, teman sebaya, dan sebagainya. Siswa yang mempunyai pengaruh baik dengan guru biasanya akan mengembangkan sikap yang positif. Sebaliknya, jika siswa pernah mendapatkan pengalaman yang buruk dengan guru dapat menimbulkan sikap yang negatif dan bahkan melemahkan minat siswa untuk belajar. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan faktorfaktor yang mempengaruhi minat yaitu adanya kebutuhan yang timbul dari diri seseorang itu sendiri atas dasar kesadaran diri. Ada pula yang timbul karena motif tertentu misalnya untuk mendapatkan hasil belajar yang baik atau nilai yang tinggi. Serta ada pula yang memiliki minat karena faktor emosional. Selain dapat ditumbuhkan, minat juga dapat berkembang. Perkembangan minat diiringi oleh dua aspek yaitu aspek kognitif yang

12 18 berpengaruh dengan rasa keingintahuan (curiousity) dan aspek afektif yang brepengaruh dengan pengalaman pribadi seseorang. d. Pengertian Belajar Makna belajar yang sebenarnya tidak hanya tentang belajar di sekolah atau di lembaga pendidikan, tetapi juga belajar di lingkungan sosial atau pun kehidupan sehari-hari. Perubahan tingkah laku yang diakibatkan oleh belajar merupakan hasil dari proses pengalaman atau latihan. Menurut Gagne dalam Dimyati dan Mudjiono (2002: 10) mengemukakan bahwa belajar adalah kegiatan yang kompleks, hasil belajar berupa kapabilitas. Setelah belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai. Menurut Baharuddin dan Wahyuni (2010: 11) menjelaskan bahwa belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam kompetensi, keterampilan, dan sikap. Berdasarkan uraian di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa definisi belajar merupakan proses aktivitas-aktivitas yang dilakukan individu untuk memperoleh pengetahuan baru yang berdampak pada perubahan individu yang berupa perkembangan kepribadian dan perubahan tingkah laku, yakni berupa kecakapan (kompetensi), keterampilan, sikap, pengetahuan, perilaku, kebiasaan, pengertian, penghargaan, dan penyesuaian diri. Adapun proses belajar itu sendiri dapat melalui pengamatan, mendengarkan, membaca, meniru, pelatihan, serta pengalaman. Proses belajar ini akan dilakukan oleh manusia seumur hidup dan tanpa mengenal batasan usia. e. Tujuan Belajar Tujuan belajar merupakan hasil dari proses belajar yang ditandai dengan tercapainya tugas-tugas belajar meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap baru yang dicapai oleh siswa. Tujuan belajar adalah suatu

13 19 deskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh siswa setelah berlangsungnya proses belajar. Bloom dalam Azwar ( 2007: 60) menjelaskan tujuan belajar dikelompokkan menjadi tiga, yaitu: 1) Ranah kognitif, meliputi: a) Pengetahuan b) Pemahaman c) Penerapan d) Analisis e) Sistesis f) Evaluasi 2) Ranah afektif, meliputi: a) Kemampuan menerima b) Kemampuan menanggapi c) Berkeyakinan d) Penerapan kerja e) Ketelitian 3) Ranah psikomotorik, meliputi: a) Gerakan tubuh b) Koordinasi gerak c) Komunikasi non verbal d) Perilaku bicara. f. Minat Belajar Minat belajar merupakan suatu dorongan yang mengarahkan siswa untuk lebih giat lagi dalam melakukan pembelajaran. Minat belajar berperan sangat penting danmempunyai dampak yang besar terhadap sikap dan perilaku siswa. Seorang siswa yang memiliki minat belajar yang tinggi akan berbeda dengan siswa yang memiliki minat belajar yang rendah.

14 20 Menurut W.S Winkel (2004: 188) Minat belajar adalah kecenderungan subyek yang menetap untuk merasa tertarik pada bidang studi atau pokok bahasan tertentu dan merasa senang mempelajari materi itu. Menurut Slameto (2003: 180), Minat belajar adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan belajar pada suatu hal atau aktifitas, tanpa ada yang menyuruh. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan minat belajar itu adalah perhatian, rasa suka, ketertarikan seseorang (siswa) terhadap belajar yang ditunjukkan melalui keantusiasan, partisipasi dan keaktifan dalam belajar. Di bawah ini merupakan ciri-ciri siswa yang berminat dalam belajar menurut Slameto (2003: 58), antara lain: 1) Mempunyai kecenderungan yang tetap untuk untuk memperhatikan dan mengenang sesuatu yang dipelajari secara terus menerus. 2) Ada rasa suka dan senang pada sesuatu yang diminati. 3) Memperoleh suatu kebanggaan dan kepuasan pada sesuatu yang diminati. Ada rasa keterikatan pada sesuatu aktivitas-aktivitas yang diminati. 4) Lebih menyukai suatu hal yang menjadi minatnya daripada yang lainnya. 5) Dimanifestasikan melalui partisipasi pada aktivitas dan kegiatan. Minat memiliki pengaruh yang besar bagi siswa, karena apabila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat, siswa tidak akan belajar dengan baik sebab dianggap tidak menarik baginya. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa, lebih mudah dipelajari sehingga dapat mingkatkan prestasi belajar. Membangkitkan minat terhadap sesuatu pada dasarnya adalah membantu siswa melihat bagaimana pengaruh antara materi yang diharapkan untuk dipelajari dengan diri sendiri sebagai individu. Proses ini menunjukkan pada siswa tentang bagaimana pengetahuan atau kecakapan

15 21 tertentu mempengaruhi dirinya, melayani tujuan-tujuannya, dan memuaskan kebutuhan-kebutuhannya. Apabila siswa menyadari bahwa belajar merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan yang dianggap penting, dan bila siswa melihat bahwa hasil dari pengalaman belajar akan membawa kemajuan pada dirinya, ia akan lebih berminat untuk mempelajarinya. 4. Pengertian Hasil Belajar a. Hasil Belajar Hasil belajar merupakan suatu bentuk penilaian dari proses pembelajaran yang telah dilakukan. Menurut Slameto (2003: 2), Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya., Menurut Nana (2005: 22), Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Dari pendapat di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa yang dimaksud hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengalami proses dan pengalaman belajar dan ditandai dengan perubahan tingkah laku dalam interaksi dengan lingkungannya. b. Tipe Hasil Belajar Hasil belajar memiliki klasifikasi berdasarkan ranahnya, menurut Benjamin Bloom pada tahun 1956 yang secara garis besar klasifikasi hasil belajar dibagi menjadi tiga ranah, yaitu: 1) Ranah Kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.

16 22 2) Ranah Afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yaitu penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. 3) Ranah Psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek psikomotoris, yaitu gerakan refleks, ketrampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan ketrampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif. Ketiga ranah tersebut merupakan objek penilaian dalam hasil belajar, diantara ranah tersebut ranah kognitiflah yang sering dinilai oleh guru di sekolahan karena berkaitan dengan kemampuan para siswa menguasai isi pelajaran. Dalam penelitian ini, indicator untuk hasil belajar adalah nilai ulangan Mata Pelajaran Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Siswa Kelas X SMK 4 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2016/2017. c. Penilaian Hasil Belajar Evaluasi atau penilaian ( assessment) merupakan istilah yang umum dan mencakup semua metode yang bias dipakai untuk mengetahui keberhasilan siswa dengan cara menilai unjuk kerja individu peserta didik atau kelompok. Penilaian juga berarti suatu proses yang mencakup pengumpulan bukti untuk menunjukkan pencapaian hasil belajar dari peserta didik atau suatu pernyataan berdasarkan sejumlah fakta untuk menjelaskan karakteristik seseorang atau sesuatu. Ini membuktikan bahwa proses penilaian tidak hanya menyangkut hasil belajar saja melainkan juga menyangkut semua proses belajar dan mengajar. Pengertian lebih luas menyatakan bahwa evaluasi tidak hanya menyangkut hasil belajar anak didik tetapi juga masalah metode mengajar, kurikulum, fasilitas dan administrasi sekolah.

17 23 Pada dasarnya evaluasi pembelajaran merupakan kegiatan berencana serta berkesinambungan. Maka dari itu, tidak heran jika ragamnya begitu banyak, mulai dari yang paling sederhana sampai yang paling kompleks. Berikut ini merupakan ragam evaluasi sebagaimana yang dikemukakan oleh Syah (2006: 143): 1) Pre tes dan post tes Pre tes ini oleh pendidik diberikan secara rutin ketika akan memulai materi baru. Tujuannya untuk mengidentifikasi pengetahuan peserta didik mengenai materi yang akan dipelajari. Evaluasi ini berlangsung singkat dan tidak harus terdapat instrumen tertulis. Pos tes merupakan kegiatan evaluasi yang lakukan pada akhir penyampaian materi pelajaran. Tujuannya untuk mengetahui bagaimana penyerapan materi pelajaran oleh peserta didik. 2) Evaluasi prasyarat Evaluasi prasyarat bertujuan untuk mengetahui pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran lama yang telah diajarkan sebagai dasar dari materi pelajaran yang baru. 3) Evaluasi diagnostik Evaluasi diagnostik bertujuan untuk mencari bagian yang masih belum dikuasai oleh peserta didik. Instrumen evaluasi ini dititik beratkan pada pembahasan tertentu yang dipandang membuat peserta didik mengalami kesulitan. 4) Evaluasi formatif Merupakan evaluasi terstruksi pada akhir pelajaran untuk memperoleh umpan balik guna membuat pengajaran remedial pada bagian yang dirasa sulit oleh peserta didik.

18 24 5) Evaluasi sumatif Evaluasi sumatif merupakan evaluasi yang dilakukan untuk mengukur prestasi belajar peserta didik pada akhir periode pelaksanaan kegiatan pembelajaran. B. Kerangka Berpikir Berdasarkan tinjauan pustaka maka kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pengaruh yang positif antara Media Pembelajaran LCD Proyektor dengan Hasil Belajar Mata Pelajaran Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Siswa Kelas X Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 4 Sukoharjo. Media pembelajaran merupakan alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara pengajar dan pembelajar dalam proses pembelajaran di kelas. Jadi, proses pembelajaran yang menyenangkan, kreatif dan tidak membosankan akan menjadi pilihan tepat bagi para guru. Guru perlu untuk mengenal karakteristik dari berbagai jenis media pembelajaran dan mengenali karakteristik kelas tempatnya mengajar. Di samping itu, guru juga harus kreatif dan mampu memilih jenis media pembelajaran yang tepat dalam kegiatan belajar mengajar. Jenis media pembelajaran yang dipilih perlu disesuaikan dengan kompetensi dasar, pengalaman belajar, materi ajar, serta strategi pembelajaran yang telah dirancang. Salah satu jenis media pembelajaran tersebut adalah LCD proyektor, penggunaan LCD proyektor dirasakan mampu membantu dalam penyampaian proses pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien. Penggunaan media pembelajaran LCD proyektor yang sesuai dalam proses pembelajaran diharapkan akan menjadikan proses pembelajaran di kelas lebih menyenangkan. Sehingga, penggunaan media pembelajaran LCD proyektor (X 1 ) diperkirakan akan

19 25 berpengaruh positif terhadap hasil belajar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) (Y) di SMK Negeri 4 Sukoharjo. 2. Pengaruh yang positif antara Minat Belajar dengan Hasil Belajar Mata Pelajaran Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Siswa Kelas X Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 4 Sukoharjo. Minat belajar merupakan suatu sikap sadar yang disertai rasa senang sehingga menimbulkan perhatian, konsentrasi, serta rasa ingin tahu yang tinggi terhadap proses pembelajaran. Dengan adanya minat yang tinggi pada suatu mata pelajaran tertentu tentu akan membuat siswa memberikan perhatian yang lebih besar terhadap mata pelajaran tersebut sehingga dimungkinkan pencapaian hasil belajarnya juga akan lebih tinggi dibanding siswa lain yang memiliki minat lebih rendah dari mata pelajaran tersebut. Keberadaan minat dirasa penting, karena dengan adanya minat pada diri siswa akan membangkitkan motivasi untuk meningkatkan hasil belajarnya sehingga akan mendorong ia untuk belajar dengan giat. Apabila materi pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Ia akan merasa enggan untuk belajar, dan ia tidak akan memperoleh kepuasan dari pelajaran itu. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa akan lebih mudah dihafalkan dan disimpan didalam ingatan siswa. Oleh karena itu, adanya minat belajar (X 2 ) yang besar pada siswa dimungkinkan berpengaruh positif terhadap hasil belajar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) (Y) di SMK Negeri 4 Sukoharjo. 3. Pengaruh yang positif antara Media Pembelajaran LCD Proyektor dan Minat Belajar dengan Hasil Belajar Mata Pelajaran Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Siswa Kelas X Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 4 Sukoharjo. Penggunaan media pembelajaran LCD proyektor oleh guru dan adanya minat belajar siswa sama-sama memiliki peranan yang penting dalam pencapaian hasil belajar siswa. Ketepatan dan kreativitas guru dalam memilih dan mengaplikasikan jenis media pembelajaran yang digunakan dapat merangsang

20 26 ketertarikan siswa terhadap bahan pelajaran. Selain itu, media pembelajaran LCD proyektor dapat digunakan untuk membantu guru, yaitu dalam memberikan informasi atau isi pelajaran sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar. Penggunaan media pembelajaran LCD proyektor dapat menumbuhkan minat dan motivasi belajar siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran. Minat belajar yang tinggi akan mendorong siswa untuk menekuni mata pelajaran yang diminatinya tersebut agar mendapatkan hasil yang maksimal. Dengan demikian dua faktor tersebut yaitu penggunaan media pembelajaran LCD proyektor (X 1 ) dan minat belajar (X 2 ) secara bersama-sama akan berpengaruh positif terhadap hasil belajar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) (Y) di SMK Negeri 4 Sukoharjo. Adapun model kerangka berpikir antar variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : X 1 X 2 Y Gambar Kerangka Berpikir Penjelasan: X 1 : Media pembelajaran LCD Proyektor X 2 : Minat belajar siswa Y : Hasil Belajar Siswa

21 27 C. Hipotesis Adapun hipotesis yang peneliti rumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Terdapat pengaruh yang positif antara Media Pembelajaran LCD Proyektor dengan Hasil Belajar Mata Pelajaran Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Siswa Kelas X Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 4 Sukoharjo. 2. Terdapat pengaruh yang positif antara Minat Belajar dengan Hasil Belajar Mata Pelajaran Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Siswa Kelas X Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 4 Sukoharjo. 3. Terdapat pengaruh yang positif antara Media Pembelajaran LCD Proyektor dan Minat Belajar dengan Hasil Belajar Mata Pelajaran Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Siswa Kelas X Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 4 Sukoharjo.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar adalah proses perubahan tingkah laku seseorang dalam bertindak atau beraktifitas menuju pembenaran, dari

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Kartu Bergambar 2.1.1 Pengertian Media Kartu Bergambar Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti perantara. Dengan demikian media dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat saat ini telah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat saat ini telah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat saat ini telah banyak memberi pengaruh pada dunia pendidikan, yaitu untuk meningkatkan kualitas proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sikap serta ketrampilan yang berguna baginya dalam menyikapi

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sikap serta ketrampilan yang berguna baginya dalam menyikapi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan pendidikan tidak lepas dari proses belajar mengajar, yang di dalamnya meliputi beberapa komponen yang saling terkait, antara lain; guru (pendidik),

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Arsyad (2007:3) memaparkan pengertian media sebagai berikut:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Arsyad (2007:3) memaparkan pengertian media sebagai berikut: 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Media Arsyad (2007:3) memaparkan pengertian media sebagai berikut: kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Everyone Is Teacher Here (ETH) a. Pengertian Tipe Everyone Is Teacher Here (ETH) Strategi pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran

Lebih terperinci

Nindi Djibu, NIM , *Dr. Hj Zulaecha Ngiu M. Pd, **Dr. H. Sukarman Kamuli, M.Si, Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan,

Nindi Djibu, NIM , *Dr. Hj Zulaecha Ngiu M. Pd, **Dr. H. Sukarman Kamuli, M.Si, Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Kemasyarakatan, Fakultas Ilmu Sosial Hal. 1 Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran dalam Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada Siswa Kelas VIII B Di SMP Negeri 3 Paguat Kabupaten Pohuwato Nindi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 1.1 Kajian Teoritik 2.1.1 Hasil Belajar Belajar dan mengajar merupakan konsep yang tidak bisa dipisahkan. Belajar merujuk pada apa yang harus dilakukan seseorang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti

TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau, pengantar. Dalam bahasa Arab media adalah sebuah perantara atau

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Sadiman (2006:6) media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Sadiman (2006:6) media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Pembelajaran 2.1.1 Pengertian media pembelajaran Menurut Sadiman (2006:6) media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari "Medium" yang secara harfiah berarti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan manusia dalam rangka mencapai cita-cita dan tujuan yang diharapkan karena itu pendidikan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Siswa Kelas Unggulan di SMP Negeri 1 Gondang Tulungagung. berkaitan dengan indera pendengar, dimana pesan yang disampaikan

BAB V PEMBAHASAN. Siswa Kelas Unggulan di SMP Negeri 1 Gondang Tulungagung. berkaitan dengan indera pendengar, dimana pesan yang disampaikan BAB V PEMBAHASAN A. Keterampilan Guru Pendidikan Agama Islam dalam Menggunakan Media Pembelajaran Audio untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas Unggulan di SMP Negeri 1 Gondang Tulungagung. Dalam

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Belajar Para ahli dalam bidang belajar pada umumnya sependapat bahwa perbuatan belajar itu adalah bersifat komplek, karena merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penerima pesan. Lingkungan pembelajaran yang baik ialah lingkungan yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penerima pesan. Lingkungan pembelajaran yang baik ialah lingkungan yang 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran 1. Hakikat Pembelajaran Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran/media tertentu ke

Lebih terperinci

MEDIA SENI RUPA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN. Tim Dosen Media

MEDIA SENI RUPA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN. Tim Dosen Media MEDIA PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN SENI RUPA Tim Dosen Media TUJUAN PENDIDIKAN Mengantarkan siswa (peserta didik) menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku, baik intelektual, moral maupun sosial. Dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Brunner Dalam Romzah (2006:6) menekankan bahwa setiap individu pada waktu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Brunner Dalam Romzah (2006:6) menekankan bahwa setiap individu pada waktu 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Teori Belajar Brunner Dalam Romzah (2006:6) menekankan bahwa setiap individu pada waktu mengalami atau mengenal peristiwa atau benda di dalam lingkungannya, menemukan kembali

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Pemahaman Pemahaman terhadap suatu pelajaran diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Metode pembelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar

II. TINJAUAN PUSTAKA. Metode pembelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Metode Observasi Metode pembelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang digunakan oleh guru atau instruktur. Pengertian lain ialah sebagai teknik penyajian

Lebih terperinci

TUJUAN PENDIDIKAN: LINGKUNGAN BELAJAR: kognitif psikomotorik afektif TUJUAN PEMBELAJARAN : BAHAN PEMBELAJARAN :

TUJUAN PENDIDIKAN: LINGKUNGAN BELAJAR: kognitif psikomotorik afektif TUJUAN PEMBELAJARAN : BAHAN PEMBELAJARAN : TUJUAN PENDIDIKAN: Mengantarkan siswa (peserta didik) menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku, baik intelektual, moral maupun sosial. Dalam mencapai tujuan tersebut siswa berinteraksi dengan lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah Layanan Informasi. Menurut Prayitno dan Erman Amti (2004: ) layanan

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah Layanan Informasi. Menurut Prayitno dan Erman Amti (2004: ) layanan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam Bimbingan Konseling terdapat 9 (sembilan) Layanan Bimbingan Konseling. Salah satunya adalah Layanan Informasi. Menurut Prayitno dan Erman Amti (2004:259-260)

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar tidak selamanya hanya bersentuhan dengan hal-hal yang konkrit, baik

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar tidak selamanya hanya bersentuhan dengan hal-hal yang konkrit, baik II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Pembelajaran Belajar tidak selamanya hanya bersentuhan dengan hal-hal yang konkrit, baik dalam konsep maupun faktanya. Bahkan dalam realitasnya belajar seringkali bersentuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Diyanti, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Diyanti, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah suatu proses yang komplek yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Belajar adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB II PENGGUNAAN MEDIA PADA PEMBELAJARAN MENERAPKAN DASAR-DASAR ELEKTRONIKA

BAB II PENGGUNAAN MEDIA PADA PEMBELAJARAN MENERAPKAN DASAR-DASAR ELEKTRONIKA BAB II PENGGUNAAN MEDIA PADA PEMBELAJARAN MENERAPKAN DASAR-DASAR ELEKTRONIKA A. Definisi Belajar dan Pembelajaran Menurut Arsyad (2007: 1) belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Media Pembelajaran Power Point Interaktif

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Media Pembelajaran Power Point Interaktif BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Media Pembelajaran Power Point Interaktif 2.1.1. Pengertian Media Pembelajaran Power Point Interaktif Menurut Sadiman, dkk (2014, h. 7) menjelaskan media

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. KAJIAN TEORI 1. Lingkungan Sekolah a. Pengertian Lingkungan Sekolah Manusia sebagai makhluk sosial pasti akan selalu bersentuhan dengan lingkungan sekitar,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Belajar 2.1.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan salah satu cara manusia untuk memanfaatkan akal, belajar juga merupakan suatu kegiatan yang terjadi pada semua orang tanpa mengenal

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran, teknik pembelajaran, taktik pembelajaran, dan model pembelajaran.

I. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran, teknik pembelajaran, taktik pembelajaran, dan model pembelajaran. I. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Picture and Picture Dalam proses pembelajaran dikenal beberapa istilah yang memiliki kemiripan makna. Istilah-istilah tersebut adalah pendekatan pembelajaran,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aktivitas Belajar Aktivitas belajar siswa merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses belajar mengajar. Kegiatan kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengetahuan Kewarganegaraan (Civic Knowledge) kewarganegaraan (civic knowledge), nilai dan sikap kewarganegaraan

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengetahuan Kewarganegaraan (Civic Knowledge) kewarganegaraan (civic knowledge), nilai dan sikap kewarganegaraan BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Pengetahuan Kewarganegaraan (Civic Knowledge) Substansi Pendidikan Kewarganegaraan yaitu meliputi pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge), nilai dan sikap

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang seacara harfiah berarti

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang seacara harfiah berarti 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Audio-Visual Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang seacara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa arab, media adalah perantara atau pengantar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Media Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah diartikan sebagai tengah, atau pengantar. Media sebagai pengantar memiliki

Lebih terperinci

MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN ENCEP KUSUMAH

MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN ENCEP KUSUMAH MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN ENCEP KUSUMAH PENGERTIAN MEDIA Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar Media

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 02/Tahun XVII/Nopember 2013

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 02/Tahun XVII/Nopember 2013 PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN PROGRAM BERBASIS LECTORA UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR IPA KONSEP GERAK TROPISME PADA SISWA SMP KELAS VIII Rina Purwendri SMP PIRI I Yogyakarta Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari tuntutan kehidupan manusia. Kebutuhan memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari tuntutan kehidupan manusia. Kebutuhan memperoleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dari tuntutan kehidupan manusia. Kebutuhan memperoleh pendidikan sangat dirasakan penting bagi

Lebih terperinci

BAB II HASIL BELAJAR SISWA DAN METODE PEMBELAJARAN RESITASI. 1. Pengertian Metode Pembelajaran Resitasi

BAB II HASIL BELAJAR SISWA DAN METODE PEMBELAJARAN RESITASI. 1. Pengertian Metode Pembelajaran Resitasi BAB II HASIL BELAJAR SISWA DAN METODE PEMBELAJARAN RESITASI A. Metode Resitasi 1. Pengertian Metode Pembelajaran Resitasi Metode resitasi merupakan salah satu metode pembelajaran yang menekankan pada siswa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Prestasi Belajar 2.1.1.1 Pengertian Belajar Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman/

Lebih terperinci

II. KERANGKA TEORETIS. 1. Pembelajaran berbasis masalah (Problem- Based Learning)

II. KERANGKA TEORETIS. 1. Pembelajaran berbasis masalah (Problem- Based Learning) 7 II. KERANGKA TEORETIS A. Tinjauan Pustaka 1. Pembelajaran berbasis masalah (Problem- Based Learning) Untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar, para ahli pembelajaran telah menyarankan penggunaan

Lebih terperinci

BAB II. Tinjauan Pustaka

BAB II. Tinjauan Pustaka 6 BAB II Tinjauan Pustaka A. Media Pembelajaran Interaktif Media pembelajaran dapat diartikan sebagai perantara atau penghubung antara dua pihak yaitu antara sumber pesan dan penerima pesan ( Anitah, 2008

Lebih terperinci

BAB II PUKULAN FOREHAND DRIVE TENIS MEJA DAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO VISUAL. mengherankan bila belajar merupakan istilah yang tidak asing bagi kita.

BAB II PUKULAN FOREHAND DRIVE TENIS MEJA DAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO VISUAL. mengherankan bila belajar merupakan istilah yang tidak asing bagi kita. BAB II PUKULAN FOREHAND DRIVE TENIS MEJA DAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO VISUAL A. Pengertian Hasil Belajar Forehand Drive Tenis Meja 1. Hasil Belajar Belajar merupakan kegiatan sehari-hari bagi siswa disekolah.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Media pembelajaran didefinisikan oleh Heinich (dalam Daryanto, 2010: 4) kata

II. TINJAUAN PUSTAKA. Media pembelajaran didefinisikan oleh Heinich (dalam Daryanto, 2010: 4) kata 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Maket Media pembelajaran didefinisikan oleh Heinich (dalam Daryanto, 2010: 4) kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Medium dapat didefinisikan sebagai perantara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai-nilai sikap.

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai-nilai sikap. BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Landasan Teori 1. Pembelajaran sejarah Belajar merupakan suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungan, yang menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. informasi kepada siswa. Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. informasi kepada siswa. Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Media Media adalah suatu sarana yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi kepada siswa. Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu alternatif pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu alternatif pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1. Pembelajaran Problem Posing Salah satu alternatif pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa adalah menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. berarti tengah, perantara, atau pengantar atau dengan kata lain media

BAB II KAJIAN PUSTAKA. berarti tengah, perantara, atau pengantar atau dengan kata lain media BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Media Pembelajaran 1. Pengertian Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa latin medium yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar atau dengan kata lain

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Bahan Ajar a. Pengertian Bahan Ajar Bahan ajar merupakan salah satu hal yang penting dalam proses pembelajaran. Ada banyak tokoh yang memberikan definisi mengenai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan penerapannya (teknologi), termasuk sikap dan nilai yang terdapat didalamnya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan penerapannya (teknologi), termasuk sikap dan nilai yang terdapat didalamnya. 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Pembelajaran IPA Dalam berbagai sumber dinyatakan bahwa hakikat sains adalah produk, proses, dan penerapannya (teknologi), termasuk sikap dan nilai yang terdapat didalamnya.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi pada fisik maupun non-fisik, merupakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi pada fisik maupun non-fisik, merupakan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aktivitas Belajar Mulyono (2001: 26) aktivitas artinya kegiatan atau keaktifan. Jadi, segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi pada fisik maupun

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pengetahuan dan kecakapan. Menurut Wina Sanjaya (2006:113) belajar. di dalam laboratorium maupun dalam lingkungan alamiah.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pengetahuan dan kecakapan. Menurut Wina Sanjaya (2006:113) belajar. di dalam laboratorium maupun dalam lingkungan alamiah. 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Belajar Menurut Witherington dalam Hanafiah dan Suhana (2009:7) belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons baru yang berbentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah menyentuh segala aspek kehidupan manusia. Salah satu aspek yang merasakan manfaat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Saca Firmansyah (2008) menyatakan bahwa partisipasi adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Saca Firmansyah (2008) menyatakan bahwa partisipasi adalah 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Partisipasi Menurut Saca Firmansyah (2008) menyatakan bahwa partisipasi adalah ketrelibatan seseorang secara sadar ke dalam interaksi sosial dalam situasi tertentu.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perilakunya karena hasil dari pengalaman.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perilakunya karena hasil dari pengalaman. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Belajar Banyak ahli pendidikan yang mengungkapkan pengertian belajar menurut sudut pandang mereka masing-masing. Berikut ini kutipan pendapat beberapa ahli pendidikan tentang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kata media pengajaran digantikan oleh istilah seperti alat pandang-dengar, bahan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kata media pengajaran digantikan oleh istilah seperti alat pandang-dengar, bahan BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam bab ini dibahas : (a) media pendidikan, dan (b) minat belajar. Adapun penjelasannya sebagai berikut : A. Media Pendidikan Menurut Arsyad (2003), dalam kegiatan belajar mengajar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Hasil Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Hasil Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian Metode Pembelajaran Di dalam mengajar ilmu pengetahuan, metode menurut Soedomo Hadi (2008: 109) metode adalah cara bekerja menurut aturan-aturan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk 6 BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 KAJIAN TEORETIS 2.1.1 Pengertian Belajar Belajar bagi sebagian orang diartikan sebagai suatu tindakan atau perbuatan mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 9 BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Kajian Teori 1. Media Pembelajaran Mind Mapping a. Pengertian Media Pembelajaran Mind Mapping Sadiman (dalam Rianti, 2012, h.9) menjelaskan media pembelajaran

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERCERITA MELALUI MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS III SD

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERCERITA MELALUI MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS III SD MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERCERITA MELALUI MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS III SD RONINDA HUTAGALUNG DAN HALIMATUSSAKDIAH Jurusan PPSD Prodi PGSD FIP UNIMED ABSTRAK Pendekatan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. keinginan. Sedangkan menurut Sudarsono (2003:8) minat merupakan bentuk

BAB II KAJIAN TEORI. keinginan. Sedangkan menurut Sudarsono (2003:8) minat merupakan bentuk BAB II KAJIAN TEORI 2. 1 Pengertian Minat Belajar Berbicara tentang minat, dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia diartikan sebagai perhatian, kesukaan, kecenderungan hati kepada atau keinginan. Sedangkan menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan dengan sikap terbuka dari masing-masing individu. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan dengan sikap terbuka dari masing-masing individu. Dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses pembelajaran bagi setiap individu yang bisa didapat dari pengajaran, pelatihan maupun pengalaman yang didapat untuk mengembangkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Metode Diskusi 1. Pengertian Diskusi Dalam kegiatan pembejaran dengan metode diskusi merupakan cara mengajar dalam pembahasan dan penyajian materinya melalui suatu problema atau

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. ingin terus belajar. Hal tersebut didukung oleh pendapat Sardiman (2007 : 76)

II. TINJAUAN PUSTAKA. ingin terus belajar. Hal tersebut didukung oleh pendapat Sardiman (2007 : 76) 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1. Minat Minat selalu berkaitan dengan soal kebutuhan atau keinginan. Dalam belajar mengajar, penting menciptakan kondisi tertentu agar siswa selalu butuh dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu dan teknologi juga semakin mendorong usaha-usaha ke

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu dan teknologi juga semakin mendorong usaha-usaha ke BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu dan teknologi juga semakin mendorong usaha-usaha ke arah pembaharuan dalam pembelajaran. Dalam melaksanakan tugasnya, guru diharapkan dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan menyebutkan, bahwa pendidikan nasional bertujuan mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Oemar Hamalik (2001: 27) mengemukakan pengertian belajar adalah suatu proses

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Oemar Hamalik (2001: 27) mengemukakan pengertian belajar adalah suatu proses 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Belajar Oemar Hamalik (2001: 27) mengemukakan pengertian belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Slameto

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pembelajaran ialah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pembelajaran ialah 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pembelajaran ialah menentukan model atau metode mengajar tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan kemajuan teknologi. Perubahan paradigma dalam dunia pendidikan menuntut adanya perubahan pada

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia

TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gaya Belajar Gaya Belajar adalah cara atau pendekatan yang berbeda yang dilakukan oleh seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia pendidikan, istilah gaya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri. Guru tidak

BAB II KAJIAN TEORITIS. pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri. Guru tidak BAB II KAJIAN TEORITIS A. Kajian Teoretis 1. Strategi Cooperative Script Dalam strategi pembelajaran kooperatif ini, guru lebih berperan sebagai fasilitator yang berfungsi sebagai jembatan penghubung kearah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Kata "media" menurut Heinich, dkk (1982) berasal dari bahasa latin,

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Kata media menurut Heinich, dkk (1982) berasal dari bahasa latin, BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. KAJIAN PUSTAKA 1. Media Pembelajaran Kata "media" menurut Heinich, dkk (1982) berasal dari bahasa latin, merupakan bentuk jamak dari kata "medium"

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian Media Media (bentuk jamak dari kata medium), merupakan kata yang berasal dari bahasa latin medius, yang secara harfiah berarti tengah, perantara

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Picture and Picture Belajar merupakan proses perkembangan yang dialami oleh siswa menuju ke arah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. Muhajir (2007: 8) menjelaskan bahwa Pendidikan jasmani, olahraga, dan

I. TINJAUAN PUSTAKA. Muhajir (2007: 8) menjelaskan bahwa Pendidikan jasmani, olahraga, dan I. TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Jasmani Muhajir (2007: 8) menjelaskan bahwa Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses yang kompleks, namun kompleksitasnya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses yang kompleks, namun kompleksitasnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses yang kompleks, namun kompleksitasnya selalu seiring dengan perkembangan manusia. Melalui pendidikan pula berbagai aspek kehidupan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pendidikan. Pembelajaran diartikan sebagai proses penciptaan lingkungan yang

BAB II LANDASAN TEORI. pendidikan. Pembelajaran diartikan sebagai proses penciptaan lingkungan yang 12 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pembelajaran Pembelajaran merupakan bagian dari salah satu proses yang penting dalam pendidikan. Pembelajaran diartikan sebagai proses penciptaan lingkungan yang memungkinkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam dunia pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam dunia pendidikan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam dunia pendidikan sangatlah penting, karena menyangkut banyak aspek yang ada didalamnya. Kemajuan itu terjadi pada

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Matematika

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Matematika 4 BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Hakekat Pembelajaran Matematika 2.1.1. Pengertian Belajar Belajar adalah proses pemberian pengalaman belajar kepada peserta didik melalui serangkaian kegiatan yang terencana

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. medium secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. medium secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau

Lebih terperinci

MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية)

MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية) MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية) SKS : 2 SKS Dosen : Rovi in, M.Ag Semester : Ganjil Prodi : PBA 1 Guru profesional memiliki empat kompetensi, yaitu: pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial.

Lebih terperinci

PENGARUH MULTIMEDIA INTERAKTIF TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI PERBAIKAN DIFFERENTIAL

PENGARUH MULTIMEDIA INTERAKTIF TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI PERBAIKAN DIFFERENTIAL 239 PENGARUH MULTIMEDIA INTERAKTIF TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI PERBAIKAN DIFFERENTIAL Fatwa T. Radityan 1, Iwa Kuntadi 2, Mumu Komaro 3 Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan IPA Pendidikan IPA merupakan disiplin ilmu yang di dalamnya terkait dengan ilmu pendidikan dan IPA itu sendiri. Sebelum mengetahui lebih jelas mengenai pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU No. 20, 2003, h. 4).

BAB I PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU No. 20, 2003, h. 4). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdasakan kehidupan bangsa,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Rosenberg (dalam Surjono, 2009: 3), mendefinisikan e-learning sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Rosenberg (dalam Surjono, 2009: 3), mendefinisikan e-learning sebagai II. TINJAUAN PUSTAKA A. E-learning Rosenberg (dalam Surjono, 2009: 3), mendefinisikan e-learning sebagai pemanfaatan teknologi internet untuk mendistribusikan materi pembelajaran, sehingga siswa dapat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. mampu merangsang peserta didik untuk menggali potensi diri yang sebenarnya

II. TINJAUAN PUSTAKA. mampu merangsang peserta didik untuk menggali potensi diri yang sebenarnya II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pendekatan Keterampilan Proses Sains Keberhasilan proses pembelajaran sangat bergantung pada peran seorang guru dalam menciptakan lingkungan belajar yang efektif. Proses pembelajaran

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pada bagian pendahuluan ini mencakup beberapa hal pokok yamg terdiri dari latar

I. PENDAHULUAN. Pada bagian pendahuluan ini mencakup beberapa hal pokok yamg terdiri dari latar 1 I. PENDAHULUAN Pada bagian pendahuluan ini mencakup beberapa hal pokok yamg terdiri dari latar belakang belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan pengembangan,

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Audio-Visual Terhadap

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Audio-Visual Terhadap BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Audio-Visual Terhadap Minat Belajar Hasil analisis data yang dilakukan dengan uji t menyatakan bahwa Ha diterima Ho ditolak,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran Biologi, siswa dituntut tidak hanya sekedar tahu

I. PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran Biologi, siswa dituntut tidak hanya sekedar tahu I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembelajaran Biologi, siswa dituntut tidak hanya sekedar tahu (knowing) ataupun menghafal (memorizing) tetapi dituntut untuk memahami konsep biologi. Untuk kurikulum

Lebih terperinci

MAKALAH MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS AUDIO - VISUAL (VIDEO DAN YOUTUBE) DISUSUN OLEH :

MAKALAH MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS AUDIO - VISUAL (VIDEO DAN YOUTUBE) DISUSUN OLEH : MAKALAH MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS AUDIO - VISUAL (VIDEO DAN YOUTUBE) DISUSUN OLEH : Dzati Rohmatika (21401072015) Muliana (21401072020) Laily Angga Miyanti (21401072022) Kunti Farhatana T.S (21401072029)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di masa sekarang ini perkembangan teknologi memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap berbagai aspek kehidupan, termasuk bidang pendidikan yang memiliki

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pesan (Sadiman, 2002: 6). Secara umum alat peraga pembelajaran dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pesan (Sadiman, 2002: 6). Secara umum alat peraga pembelajaran dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Alat Peraga Gambar Alat peraga adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan (Sadiman, 2002: 6). Secara umum alat peraga pembelajaran dalam pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia, 1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia, karena melalui pendidikan, manusia dapat berbudaya dan bertanggung jawab serta berkualitas.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Matematika 2.1.1.1 Pengertian Matematika Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar umumnya berhubungan langsung dengan kegiatan siswa,

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar umumnya berhubungan langsung dengan kegiatan siswa, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan belajar umumnya berhubungan langsung dengan kegiatan siswa, baik di lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah. Sebaliknya mengajar sering dikaitkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah peraga yang artinya bertugas meragakan atau membuat bentuk raga

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah peraga yang artinya bertugas meragakan atau membuat bentuk raga BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Alat Peraga 2.1.1 Pengertian Alat Peraga Kata Alat Peraga diperoleh dari dua kata alat dan peraga. Kata utamanya adalah peraga yang artinya bertugas meragakan atau membuat bentuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Pembelajaran Pengertian media sebagai sumber belajar adalah segala benda serta mahluk hidup yang berada di lingkungan sekitar serta peristiwa yang dapat memungkinkan siswa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) 2.1.1 Pengertian IPS Mata pelajaran di sekolah dasar terdiri dari beberapa mata pelajaran pokok, salah satunya yaitu mata pelajaran IPS. Sapriya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah REZA FAUZI, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah REZA FAUZI, 2013 BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi uraian tentang pendahuluan dan merupakan bagian awal dari skripsi. Pendahuluan berisi latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG STRATEGI BELAJAR GROUP RESUME DAN MINAT BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Diajukan Untuk

Lebih terperinci

Kata-kata Kunci : Model Numbered Head Together (NHT), Media Manik-manik, Aktifitas, Hasil Belajar, Pembelajaran Matematika, Sekolah Dasar

Kata-kata Kunci : Model Numbered Head Together (NHT), Media Manik-manik, Aktifitas, Hasil Belajar, Pembelajaran Matematika, Sekolah Dasar PENERAPAN METODE NUMBERED HEAD TOGETHER ( NHT ) DENGAN MEDIA MANIK-MANIK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV SDN 2 GUNUNG PUTRI SITUBONDO Oleh Ria Dwi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK)

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) TUJUAN Setelah mengikuti sesi ini, peserta diklat dapat: memahami pengertian media pendidikan. menentukan langkah-langkah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari medium

II. TINJAUAN PUSTAKA. Media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari medium II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Pembelajaran Media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar yaitu perantara atau pengantar sumber

Lebih terperinci