LEMBAR PENGESAHAN JURNAL
|
|
- Widya Lie
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 LEMBAR PENGESAHAN JURNAL 1
2 MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN 06 PATILANGGIO KABUPATEN POHUWATO suriati14@gmail.com Haris Mahmud, Muchtar Ahmad, dan Suriati Kaunang 1 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran ips melalui model pembelajaan make a match di Kelas IV SDN 06 Patilanggio Kabupaten Pohuwato. Metode yang dipakai dalam penelitian tindakan kelas. penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk siklus yang terdiri dari 4 tahap yaitu, Tahap Persiapan, Tahap Pelaksanaan tindakan, Tahap Pemantauan dan evaluasi, Tahap Analisis dan refleksi Hasil penelitian menunjukkan dari tiga aspek penilaian yaitu: Perkembangan teknologi produksi komunikasi, Ciri alat-alat transportasi, Pengalaman dalam menggunakan alat komunikasi dan transportasi, telah memenuhi target indikator yang ditetapkan, yaitu minimal rata-rata 75 % siswa yang hadir menguasai tiap aspek penilaian tersebut. Pada kegiatan siklus 1 berada pada kisaran nilai rata-rata 57.9 atau berada pada kategori tidak tuntassedangkan pada kegiatan siklus II berada pada kisaran nilai rata-rata 79.9 atau berada pada kategori tuntas. Dengan demikian secara keseluruhan aspek penilaian yang telah dilakukan dari observasi awal, pelaksanaan pembelajaran siklus 1, dan siklus 2, melalui penerapan model pembelajaran make a match, dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa Kelas IV SDN 06 Patilanggio secara maksimal terhadap materi perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi. Sehingga hipotesis yang berbunyi: Jika menggunakan Model Pembelajaran Make a Match dalam pelajaran IPS maka aktivitas belajar siswa Kelas IV SDN 06 Patilanggio meningkat dapat diterima, karena terbukti melalui penelitian tindakan kelas ini aktivitas belajar siswa Kelas IV SDN 06 Patilanggio terhadap materi perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi dapat ditingkatkan melalui penggunaan model pembelajaran make a match. Kata Kunci: Aktivitas Belajar Siswa, Model Make a Match 1 Drs. H. Haris Mahmud, S.Pd, M.Si selaku dosen pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo; Mucthar Ahmad, S.Pd, M.Si; dan Suriati Kaunang selaku Mahasiswa Program PPKHB S1 Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar pada Fakultas Ilmu Pendidikan. 2
3 Guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial hendaknya memperhatikan implementasi skenario pembelajaran yang memenuhi unsur keterlibatan siswa, aktivitas belajar yang variatif, dan pelibatan sumber belajar secara menyeluruh. Mengingat siswa memiliki peran yang cukup besar terhadap keberhasilan proses belajar mengajar, untuk itu mereka dituntut untuk berperan aktif pada proses belajar mengajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Pembelajaran IPS di SD khususnya di Kelas IV SDN 06 Patilanggio, telah terbentuk anggapan yang terbesar dikalangan akademisi sekolah dasar bahwa pelajaran IPS identik dengan pembelajaran membaca, mendongeng dan menghafal, baik itu menghafal tahun, menghafal tempat dan menghafal yang lain-lainnya. Biasanya guru menggunakan metode ceramah dari awal sampai akhir pembelajaran pada pengajaran IPS, sehingga siswa sering merasa jenuh dan tidak aktif pada pelajaran IPS, karena kegiatan siswa disini hanya mendengarkan penjelasan dari guru. Tentunya setiap pembelajaran khususnya mata pelajaran IPS harus memberikan sesuatu yang baru, berbeda dan selalu menarik minat dan aktivitas siswa. Setiap pembelajarnya harus menimbulkan minat kepada siswa untuk menghasilkan sesuatu atau dapat menyelesaikan suatu masalah dengan menggunakan metode, teknik atau cara yang dikuasai oleh siswa itu sendiri yang diperoleh dari proses pembelajaran. Pembelajaran terpusat pada guru sampai saat ini masih menemukan beberapa kelemahan. Kelemahan tersebut dapat dilihat pada saat berlangsungnya proses pembelajaran di kelas, interaksi aktif antara siswa dengan guru atau siswa dengan siswa jarang terjadi. Siswa kurang terampil menjawab pertanyaan atau bertanya tentang konsep yang diajarkan. Siswa kurang bisa bekerja dalam kelompok diskusi dan pemecahan masalah yang diberikan. Mereka cenderung belajar sendiri-sendiri. Pengetahuan yang didapat bukan dibangun sendiri secara bertahap oleh siswa atas 3
4 dasar pemahaman sendiri. Karena siswa jarang menemukan jawaban atas permasalahan atau konsep yang dipelajari. Berdasarkan hasil pengamatan awal dengan menggunakan lembar pengamatan kegiatan siswa terkait dengan aktivitas belajar yang dicapai siswa Kelas IV SDN 06 Patilanggio dalam pelajaran IPS pada materi Mengenal Teknologi di Lingkungan Sekitar, diperoleh nilai rata-rata atau berada pada kategori kurang, yang dapat dilihat pada masing-masing aspek yang diamati yaitu: (1) Mengenal perkembangan teknologi produksi komunikasi diperoleh nilai rata-rata 61.39; (2) Mengenal alat-alat transportasi diperoleh nilai rata-rata 62.67; (3) Megidentifikasi pengalaman dalam menggunakan alat komunikasi dan transportasi diperoleh nilai rata-rata Dari nilai rata-rata kegiatan pengamatan awal siswa Kelas IV SDN 06 Patilanggio aktivitas belajar siswa masih rendah hal ini didukung oleh ketuntasan belajar siswa, diperoleh hasil 6 orang siswa atau 31.6% memperoleh kriteria tuntas, sedangkan 13 orang lainnya atau 68.4% yang menunjukkan kurang aktifnya dalam kegiatan pembelajarn sehingga ketuntasan belajar rendah. Rendahnya pencapaian nilai akhir siswa ini, menjadi indikasi bahwa pembelajaran yang dilakukan selama ini belum efektif. Nilai akhir dari evaluasi belajar belum mencakup penampilan dan partisipasi siswa dalam pembelajaran, hingga sulit untuk mengukur aktivitas belajar siswa. Berdasarkan pertimbangan di atas, dalam upaya meningkatkan aktivitas belajar siswa, khususnya dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, penulis mencoba menggunakan model pembelajaran make a match. Model pembelajaran kooperatif bukanlah hal yang sama sekali baru bagi guru. Model pembelajaran kooperatif mengutamakan kerja sama dalam menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Guna meningkatkan partisipasi dan keaktifan siswa dalam kelas, guru menerapkan metode pembelajaran make a match. Model make a match atau mencari 4
5 pasangan merupakan salah satu alternatif yang dapat diterapkan kepada siswa. Penerapan model pembelajaran make a match ini dimulai dari teknik yaitu siswa disuruh mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban/soal sebelum batas waktunya, siswa yang dapat mencocokkan kartunya diberi poin. Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, sebagai upaya pemecahannya akan dibahas lebih lanjut melalui penelitian tindakan kelas yang berjudul: Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Melalui Model Pembelajaran Make a Match di Kelas IV SDN 06 Patilanggio Kabupaten Pohuwato. Adapun identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Aktivitas Belajar Siswa masih rendah 2. Kurangnya minat siswa untuk mengikuti pelajaran IPS sehingga terdapat kejenuhan di dalam kelas. 3. Aktivitas belajar siswa yang masih rendah didukung oleh nilai ketuntasan belajar siswa, diperoleh dari 19 orang siswa hanya 4 orang siswa atau 21% memperoleh kriteria tuntas, sedangkan 15 orang atau 79% siswa tidak tuntas. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dalam penelitian ini akan dikemukan rumusan masalah yaitu : Apakah aktivitas belajar siswa Kelas IV SDN 06 Patilanggio dalam pelajaran IPS dapat ditingkatkan melalui Model Pembelajaran Make a Match? Adapun yang menjadi tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Melalui Model Pembelajaan Make a Match di Kelas IV SDN 06 Patilanggio Kabupaten Pohuwato. Adanya perubahan paradigma pendidikan saat ini menuntut dilakukannya perubahan proses pembelajaran di dalam kelas. Peran guru saat ini diarahkan untuk menjadi fasilitator yang dapat membantu siswa dalam belajar, bukan sekedar menyampaikan materi saja. Guru harus mampu melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajara secara 5
6 optimal. Menurut Rusman (2011: 323) pembelajaran akan lebih bermakna jika siswa diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam berbagai aktivitas kegiatan pembelajaran, sehingga siswa mampu mengaktualisasikan kemampuannya di dalam dan di luar kelas. Hal senada juga disampaikan oleh Hamalik (2011: 171), yang mengatakan bahwa pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menyediakan kesempatan kepada siswa untuk dapat belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Dalam aktivitas yang dilakukan oleh siswa dalam pembelajaran, mereka belajar sambil bekerja. Dengan bekerja tersebut, siswa mendapatkan pengetahuan, pemahaman, dan aspek-aspek tingkah laku lainnya. Menurut Mulyono (2001 : 26), Aktivitas artinya kegiatan atau keaktifan. Jadi segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik, merupakan suatu aktifitas. Menurut Sriyono (2005:31) aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani. Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar. Menurut Gie (dalam Wawan, 2010: 1), aktivitas belajar adalah segenap rangkaian kegiatan atau aktivitas secara sadar yang dilakukan oleh seseorang yang mengakibatkan perubahan dalam dirinya, berupa perubahan pengetahuan atau kemahirannyang sifatnya tergantung pada sedikit banyaknya perubahan. Sedangkan menurut Sardiman (dalam Wawan, 2010: 2), aktivitas dalam proses belajar mengajar adalah rangkaian kegiatan yang meliputi keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran, bertanya hal yang belum jelas, mencatat, mendengar, berpikir, membaca dan segala kegiatan yang dilakukan yang dapat menunjang prestasi belajar. Proses pembelajaran yang dilakukan dalam kelas merupakan aktivitas mentransformasikan pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Pengajar diharapkan mengembangkan kapasitas belajar, kompetensi dasar dan kompetensi yang dimiliki oleh peserta didik secara penuh. Pembelajaran yang dilakukan lebih berpusat pada 6
7 peserta didik, sehingga peserta didik ikut berpartisipasi dalam proses pembelajaran, dapat mengembangkan cara-cara belajar mandiri, berperan dalam perencanaan, pelaksanaan, penilaian proses pembelajaran itu sendiri, maka di sini pengalaman peserta didik lebih diutamakan dalam memutuskan titik tolak kegiatan. Menurut ahli psikologi bahwa setiap manusia memiliki berbagai kebutuhan, meliputi kebutuhan jasmani, rohani, dan sosial. Kebutuhan menimbulkan dortongan untuk berbuat. Perbuatan-perbuatan yang dilakukan, termasuk perbuatan belajar dan bekerja, dimaksudkan untuk memuaskan kebutuhan tertentu dan untuk mencapai tujuan tertentu pula.(yamin, 2007:76) Setiap saat kebutuhan dapat berubah dan bertambah, sehingga variasinya semakin banyak dan semakin luas. Dengan sendirinya perbuatan yang dilakukan semakin banyak dan beraneka ragam pula. Demikian juga bahwa peserta didik adalah suatu organisme yang hidup, di dalam dirinya beraneka ragam kemungkinan potensi yang hidup dan berkembang. Di dalam diri seseorang terdapat prinsif aktif, keinginan untuk berbuat dan bekerja sendiri. Prinsif aktif inilah yang mengendalikan perilaku peserta didik. Pendidikan perlu mengarahkan perilaku dan perbuatan menuju ke tingkat perkembangan yang diharapkan. Potensi yang hidup itu perlu mandapat kesempatan yang luas untuk berkembang, tanpa pengarahan dikhawatirkan terjadinya penyimpangan, maka berakibat terganggunya bahkan rusaknya perkembangan peserta didik. Dengan kata lain, para peserta didik tidak menjadi manusia sebagaimana dicita-citakan masyarakat. Hasil penemuan para ahli, terdapat kecenderungan perilaku peserta didik dalam kegiatan pembelajaran yang lesu, pasif, dan perilaku yang sukar dikontrol. Perilaku semacam ini diakibatkan suatu proses pembelajaran yang tidak banyak melibatkan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran, karena waktu tersita dengan penyajian materi yang serius, tidak mempergunakan media pembelajaran dalam penyampaian materi, peserta didik tidak termotivasi dan tidak terdapat suatu interaksi dalam pembelajaran serta hasil belajar yang tidak terukur dari guru.(yamin, 2007:77) 7
8 Oleh karena itu untuk menjaga aktivitas peserta didik dalam pembelajaran, haruslah dipikirkan pula bagaimana aktivitas belajar itu tidak hanya berlaku di sekolah. Kasus ini sangat penting untuk dipikirkan, karena fenomena akhir-akhir ini dengan merambahnya berbagai media yang dapat mencerabut aktivitas belajar peserta didik seperti adanya televisi, video game, play station dan sebagainya akan secara langsung maupun tidak akan membuat peserta didik jauh dari aktivitas belajar yang dirasanya menjemukan dan tidak menantang imajinasinya. Hal ini dapat dilakuakn dengan menggunakan salah satu model pembelajaran yang mengunggah dan mengaktifikan daya nalar peserta didik dalam pembelajaran. Model pembelajaran make a match adalah sistem pembelajaran yang mengutamakan penanaman kemampuan sosial terutama kemampuan bekerja sama, kemampuan berinteraksi disamping kemampuan berpikir cepat melalui permainan mencari pasangan dengan dibantu kartu (Wahab, 2007 : 59). Model make a match atau mencari pasangan merupakan salah satu alternatif yang dapat diterapkan kepada siswa. Penerapan metode ini dimulai dari teknik yaitu siswa disuruh mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban/soal sebelum batas waktunya, siswa yang dapat mencocokkan kartunya diberi poin. Teknik metode pembelajaran make a match atau mencari pasangan dikembangkan oleh Lorna Curran (1994). Salah satu keunggulan tehnik ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan Suyatno (2009 : 72) mengungkapkan bahwa model make a match adalah model pembelajaran dimana guru menyiapkan kartu yang berisi soal atau permasalahan dan menyiapkan kartu jawaban kemudian siswa mencari pasangan kartunya. Model pembelajaran make a match merupakan bagian dari pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif didasarkan atas falsafah homo homini socius, falsafah ini menekankan bahwa manusia adalah mahluk sosial (Lie, 2003:27). Model make and match melatih siswa untuk memiliki sikap sosial yang baik dan 8
9 melatih kemampuan siswa dalam bekerja sama disamping melatih kecepatan berfikir siswa. Model pembelajaran make and match adalah salah satu model pembelajaran yang berorientasi pada permainan. Menurut Suyatno (2009 : 102) Prinsip-prinsip model make and match antara lain : a) Anak belajar melalui berbuat, b) Anak belajar melalui panca indera, c) Anak belajar melalui bahas, dan d) Anak belajar melalui bergerak. Tujuan dari pembelajaran dengan model make and match adalah untuk melatih peserta didik agar lebih cermat dan lebih kuat pemahamannya terhadap suatu materi pokok (Fachrudin, 2009 : 168). Siswa dilatih berpikir cepat dan menghafal cepat sambil menganalisis dan berinteraksi sosial. Menurut Benny (2009 : 1001), sebelum guru menggunakanan model make and match guru harus mempertimbangkan : (1) indicator yang ingin dicapai (2)kondisi kelas yang meliputi jumlah siswa dan efektifitas ruangan (3) alokasi waktu yang akan digunakan dan waktu persiapan. Pertimbangan diatas sangat diperlukan karena model make and match tidak efektif apabila digunakan pada kelas yang jumlah siswanya diatas 40 dengan kondisi ruang kelas yang sempit. Sebab dalam pelaksanaan pembelajaran, make and match, kelas akan menjadi gaduh dan ramai. Hal ini wajar asalkan guru dapat mengendalikannya. Model pembelajaran make and match dapat dipergunakan pada alokasi. Dalam mengembangkan dan melaksanakan model Make and Match, menurut Suyatno (2009 : 42) guru seharusnya mengembangkan hubungan baik dengan siswa dengan cara : a) Perlakukan siswa sebagai manusia yang sederajat b) Ketahuilah apa yang disukai siswa, cara pikir mereka dan perasaan mereka c) Bayangkan apa yang akan mereka katakan mengenai diri sendiri dan guru d) Ketahuilah hambatan-hambatan siswa e) Berbicaralah dengan jujur dan halus 9
10 f) Bersenang-senanglah bersama mereka Sehingga dapat disimpulkan bahwa Model pembelajaran make and match merupakan model yang menciptakan hubungan baik antara guru dan siswa. Guru mengajak siswa bersenang-senang dalam permainan. Kesenangan tersebut juga dapat mengenai materi dan siswa dapat belajar secara langsung maupun tidak langsung. Metode Penelitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Kelas IV SDN 06 Patilanggio. Penelitian ini akan dilaksanakan selama tiga bulan yaitu mulai bulan April sampai dengan bulan Juni Subjek penelitian adalah siswa Kelas IV SDN 06 Patilanggio, yang berjumlah 19 orang yang terdiri dari: 10 orang siswa laki-laki dan 9 orang siswa perempuan. Para siswa berasal dari latar belakang keluarga yang berbeda dan mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda pula. Adapun prosedur penelitian terdiri dari tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pemantauan dan evaluasi serta tahap analisis dan refleksi. Data dalam penelitian tindakan kelas ini digunakan beberapa instrumen pengumpul data yang terdiri dari observasi, wawancara, tes dan dokumentasi. Analisis data dilaksanakan secara kualitatif dan kuantitatif pada setiap akhir siklus pembelajaran.data yang dianalisis meliputi observasi kegiatan guru dan aktivitas siswa serta data hasil belajar siswa. Hasil Penelitian dan Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian, mulai dari kegiatan observasi awal, pelaksanaan pembelajaran siklus I maupun siklus II, pelaksanaan kegiatan meningkatkan aktivitas belajar siswa tentang materi perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi melalui model pembelajaran make a match telah memberikan perubahan yang berarti bagi peningkatan aktivitas belajar tentunya berimbas pada peningkatan aktivitas belajarnya pada materi tersebut. Aktivitas belajar siswa Kelas IV SDN 06 Patilanggio Kabupaten Pohuwato dalam Ketepatan benda Perkembangan teknologi 10
11 produksi komunikasi, Ciri alat-alat transportasi dan memberi contoh materi perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi tersebut semakin baik, sehingga model pembelajaran make a match ini dinilai sangat relevan dan berhasil digunakan dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa tentang materi perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi. Peningkatan aktivitas belajar siswa Kelas IV SDN 06 Patilanggio Kabupaten Pohuwato tentang materi perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi ini diukur dengan melihat perolehan nilai dari hasil evaluasi yang dicapai siswa pada setiap pertemuan proses pembelajaran dari kegiatan observasi awal, pelaksanaan pembelajaran siklus 1 maupun siklus 2 melalui lembar pengamatan yang dibuat. Dari hasil pelaksanaan Pada siklus I ini aktivitas belajar yang dicapai 19 orang siswa Kelas IV SDN 06 Patilanggio yang tidak tuntas dalam Ketepatan benda Perkembangan teknologi produksi komunikasi, Ciri alat-alat transportasi, serta Pengalaman dalam menggunakan alat komunikasi dan transportasi berdasarkan aspek yang dinilai yaitu berada pada kisaran nilai rata-rata 57.9 atau berada pada kategori tidak tuntas, dengan rincian masing-masing aspek yang diamati yaitu: (1) Perkembangan teknologi produksi komunikasi berada pada kategori cukup tuntas dengan nilai 62.25; (2) Ciri alat-alat transportasi pada kategori cukup tuntas dengan nilai 68.65; (3) Pengalaman dalam menggunakan alat komunikasi dan transportasi berada pada kategori cukup tuntas dengan nilai Adanya peningkatan perolehan nilai rata-rata dari hasil pengamatan kegiatan siswa yang dicapai pada siklus 1 tersebut, yaitu berkisar pada rentang nilai 57.9 atau berada pada kategori tidak tuntas, jika dibandingkan dengan hasil perolehan nilai rata-rata yang dicapai siswa pada kegiatan observasi awal yaitu berada pada kisaran rentang nilai 31.6 atau sama-sama berada pada kategori tidak tuntas namun demikian sudah mengalami peningkatan. 11
12 Pada siklus 2 ini aktivitas belajar yang dicapai 19 orang siswa Kelas IV SDN 06 Patilanggio yang telah tuntas dalam Ketepatan benda Perkembangan teknologi produksi komunikasi, Ciri alat-alat transportasi, serta Pengalaman dalam menggunakan alat komunikasi dan transportasi berdasarkan aspek yang dinilai yaitu berada pada kisaran nilai rata-rata 79.9 atau berada pada kategori tuntas, dengan rincian masing-masing aspek yang diamati yaitu: (1) Perkembangan teknologi produksi komunikasi berada pada kategori cukup tuntas dengan nilai 76.73; (2) Ciri alat-alat transportasi pada kategori cukup tuntas dengan nilai 76.86; (3) Pengalaman dalam menggunakan alat komunikasi dan transportasi berada pada kategori cukup tuntas dengan nilai Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa pada siklus II ini dari tiga aspek penilaian yaitu: Perkembangan teknologi produksi komunikasi, Ciri alat-alat transportasi, Pengalaman dalam menggunakan alat komunikasi dan transportasi, telah memenuhi target indikator yang ditetapkan, yaitu minimal rata-rata 75 % siswa yang hadir menguasai tiap aspek penilaian tersebut. Dengan demikian secara keseluruhan aspek penilaian yang telah dilakukan dari observasi awal, pelaksanaan pembelajaran siklus 1, dan siklus 2, melalui penerapan model pembelajaran make a match, dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa Kelas IV SDN 06 Patilanggio secara maksimal terhadap materi perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi. Sehingga hipotesis yang berbunyi: Jika menggunakan Model Pembelajaran Make a Match dalam pelajaran IPS maka aktivitas belajar siswa Kelas IV SDN 06 Patilanggio meningkat dapat diterima, karena terbukti melalui penelitian tindakan kelas ini aktivitas belajar siswa Kelas IV SDN 06 Patilanggio terhadap materi perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi dapat ditingkatkan melalui penggunaan model pembelajaran make a match. 12
13 Simpulan dan Saran Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, maka peneliti menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: Hasil penelitian menunjukkan dari tiga aspek penilaian yaitu: Perkembangan teknologi produksi komunikasi, Ciri alat-alat transportasi, Pengalaman dalam menggunakan alat komunikasi dan transportasi, telah memenuhi target indikator yang ditetapkan, yaitu minimal rata-rata 75 % siswa yang hadir menguasai tiap aspek penilaian tersebut. Pada kegiatan siklus 1 berada pada kisaran nilai rata-rata 57.9 atau berada pada kategori tidak tuntassedangkan pada kegiatan siklus II berada pada kisaran nilai rata-rata 79.9 atau berada pada kategori tuntas Dengan demikian secara keseluruhan aspek penilaian yang telah dilakukan dari observasi awal, pelaksanaan pembelajaran siklus 1, dan siklus 2, melalui penerapan model pembelajaran make a match, dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa Kelas IV SDN 06 Patilanggio secara maksimal terhadap materi perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi. Sehingga hipotesis yang berbunyi: Jika menggunakan Model Pembelajaran Make a Match dalam pelajaran IPS maka aktivitas belajar siswa Kelas IV SDN 06 Patilanggio meningkat dapat diterima, karena terbukti melalui penelitian tindakan kelas ini aktivitas belajar siswa Kelas IV SDN 06 Patilanggio terhadap materi perkembangan teknologi produksi, komunikasi dan transportasi dapat ditingkatkan melalui penggunaan model pembelajaran make a match. Saran Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh, maka disarankan beberapa hal sebagai berikut: 1. Bagi guru IPS di Sekolah Dasar hendaknya dapat menerapkan model make a match, pada materi-materi berikutnya karena telah terbukti model ini dapat meningkatkan aktivitas siswa serat hendaknya guru perlu memperhatikan 13
14 tujuan, kemampuan dan karakteristik siswa, materi yang diajarkan, media dan sumber belajar yang tersedia. 2. Bagi siswa, agar aktif dalam proses pembelajaran, sehingga dapat memahami konsep-konsep IPS dan keterkaitannya dengan kehidupan, memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan dan gagasan tentang alam sekitarnya. 3. Bagi pihak sekolah khususnya di tingkat Sekolah Dasar, diharapkan untuk melakukan inovasi terutama dalam menyesuaikan konsep pembelajaran dengan praktiknya, agar lebih efektif dalam mencapai target yang diharapkan. 4. Bagi peneliti lanjut, diharapkan untuk dapat melanjutkan penelitian ini ke siklus untuk temuan yang lebih signifikan. Daftar Pustaka Benny. A Model Desain Pembelajaran. Jakarta. Dian Rakyat. Fachruddin. Imam., Desain Penelitian Model Pembelajaran Make a Match. Malang. Hamalik. Oemar Metode belajar dan kesulitan-kesulitan belajar. Tarlito: Bandung Isjhoni Pemebelajaran Kooperatif. Yokyakarta : Pustaka Pelajar Lie, Anita Cooperative Learning.Jakarta: Gramedia Marthinis Yamin, Kiat Membelajarkan Siswa, Cet. I; Jakarta: gaung Persada Press Mulyono, Anton M. 2000, Kamus Besar Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka Rusman Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada. Siregar, Eveline & Nara, Hartini, Teori belajar dan pemebelajaran. Bogor : Ghalia Indonesia. 14
15 Slavin, Robert.E Cooperative flearning. Bandung : Nusa Media Sriyono Teknik belajar mengajar dalam CBSA. Jakarta: Rineka Cipta Sukri Harun Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Hubungan Sumber Daya Alam Dengan Lingkungan Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Macth Di Kelas IV SDN 1 Lion Kecamatan Posigadan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan. Skripsi, Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo Suyatno Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka Wahab, Abdul Aziz Metode dan Model-Model Mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial. IPS. Bandung: Alfabeta. Wawan, A dan Dewi, M Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan. Perilaku Manusia. Yogyakarta : Nuha Medika Sriayu Keunggulan dan Kelebihan Model Make a Match. (Online) Diakses tanggal 16 April 2014 Tarmizi Model Pembelajaran Make and Match, (Online) htpp://tarmizi.wordpress.com Diakses tanggal 16 April
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dimensi Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar memiliki beberapa ciri khas, yang mengharuskan pembelajaran dengan pola kreatif dan komprehensif. Kreatif mengharuskan
Lebih terperinciPROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENERAPAN MODEL MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA POKOK BAHASAN BESARAN DAN SATUAN KELAS 7C
PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS PENERAPAN MODEL MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA POKOK BAHASAN BESARAN DAN SATUAN KELAS 7C SMP NEGERI 2 BLADO Oleh : Nama : Ahmad Baroyi NIP : 197903232010011020
Lebih terperinciOleh. Hamidah SDN 1 Cakranegara
Media Bina Ilmiah51 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MENCARI PASANGAN (Make a Match) PADA POKOK BAHASAN GEJALA ALAM DI INDONESIA DAN NEGARA-NEGARA TETANGGA KELAS VI
Lebih terperinciEli Santana Siregar. Dosen FKIP Univeristas Muhammadiyah Tapanuli Selatan. Abstrak
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH DAN MINAT BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU DI SMP NEGERI 2 TANTOM ANGKOLA KABUPATEN TAPANULI SELATAN PROVINSI SUMATERA UTARA Eli Santana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Belajar merupakan perubahan prilaku sebagai akibat dari pengalaman. Belajar bermula dari proses tidak tahu menjadi tahu dan tidak bisa menjadi bisa. Belajar merupakan
Lebih terperinciPENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS 4 SDN SELOKAJANG 3 KABUPATEN BLITAR ARTIKEL
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS 4 SDN SELOKAJANG 3 KABUPATEN BLITAR ARTIKEL OLEH AHMAD DENNIS WIDYA PRADANA NIM 110151411533 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
Lebih terperinciLEMBAR PENGESAHAN JURNAL
LEMBAR PENGESAHAN JURNAL 1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI MENGENAL JENIS- JENIS USAHA DAN KEGIATAN EKONOMI MELALUI METODE INQUIRI SISWA DI KELAS V SD INPRES TERATAI KABUPATEN POHUWATO retni14pgsdpohuwato@gmail.com
Lebih terperinciEsthi Santi Ningtyas, Emy Wuryani Program Studi PGSD-FKIP, Universitas Kristen Satya Wacana
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF (COOPERATIVE LEARNING) TIPE MAKE-A MATCH BERBANTUAN MEDIA KOMIK INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR IPS Esthi Santi Ningtyas, Emy Wuryani
Lebih terperinciMENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIVE TIPE TALKING STICK DAN KARTU ARISAN PADA KELAS XI IPS
PENGESAHAN ARTIKEL MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIVE TIPE TALKING STICK DAN KARTU ARISAN PADA KELAS XI IPS.2 DI SMA NEGERI 1 TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO PROVINSI GORONTALO
Lebih terperinciMeningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran IPS Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Kelas V SD Negeri 6 Marisa Kabupaten Pohuwato
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran IPS Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Kelas V SD Negeri 6 Marisa Kabupaten Pohuwato Abstrak Munawir Dulman, Haris Mahmud, Samsi Pomalingo 1
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENGUNGKAPKAN WAKTU (TIME) MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS II SDN 8 LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO
MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENGUNGKAPKAN WAKTU (TIME) MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS II SDN 8 LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO LEMBAR PENGESAHAN JURNAL Diajukan sebagai persyaratan untuk memperoleh
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Latar dan Karakteristik Subyek Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar dan Karakteristik Subyek Penelitian 3.1.1 Latar Penelitian Penelitian dilaksanakan di SDN 1 Lion, sekolah ini beralamat di Desa Lion Kecamatan Posigadan Kabupaten Bolaang
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN.
Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 1, No. 3, Juli 2016 ISSN 2477-2240 (Media Cetak) 2477-3921 (Media Online) IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 GAYAU SAKTI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Soleha SD Negeri 2 Gayau Sakti Email:
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. melakukan observasi awal terhadap hasil belajar siswa di kelas IV SDN 3 Tabongo
28 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian 4.1.1 Hasil Observasi Awal Sebelum peneliti melakukan tindakan di kelas, maka terlebih dahulu melakukan observasi awal terhadap
Lebih terperinciPenerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS POKOK BAHASAN USAHA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki pengetahuan dan keterampilan, serta manusia manusia yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar yang dilakukan oleh manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini memiliki peran penting
Lebih terperinciMETODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA WANDY Guru SMP Negeri 3 Tapung wandy6779@gmail.com ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk mengetahui
Lebih terperinciImam Hanafi, Muh. Hasbi, dan Akina. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 1 no. 2 ISSN 2354-614X Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Menjumlahkan Pecahan Biasa di Kelas V SDN
Lebih terperinciOLEH. : Nurdin Dunggio. Nim : : Pendidikan Ekonomi. : Meyko Panigoro, S.Pd, M.Pd ABSTRAK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PADA MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN KELAS X THP-1 SMK NEGERI 1 LIMBOTO. OLEH Nama : Nurdin Dunggio Nim
Lebih terperinciPERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION DAN MAKE A MATCH. (Artikel Skripsi) Oleh. Muji Aprilia Fitriani
PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION DAN MAKE A MATCH (Artikel Skripsi) Oleh Muji Aprilia Fitriani PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2013
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki kemampuan melalui kegiatan matematika. Matematika juga merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran matematika di Sekolah Dasar sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional. Menurut kurikulum 2006, bertujuan antara lain agar siswa memiliki kemampuan
Lebih terperinciFembriani Universitas Widya Dharma Klaten ABSTRAK
MODEL PEMBELAJARAN AIR (AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION) BERBANTUAN MAKE A MATCH SEBAGAI INOVASI PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR Fembriani Universitas Widya Dharma
Lebih terperinciOleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI Tulungagung
PENERAPAN MODEL KOOPERATIF THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VI SDN KENDALREJO 01 KECAMATAN TALUN KABUPATEN BLITAR Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI
Lebih terperinciJ. Kebidanan Adila Bandar Lampung Volume...13 Edisi 2 Tahun 2015 ISSN
Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Untuk Meningkatkan Aktifitas Belajar Mahasiswa Tingkat II Pada Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Komunitas Vionita Gustianto Dosen Tetap Akbid Adila
Lebih terperinciKOLABORASI MEDIA GAMBAR DAN MODEL PEMBELAJARAN BOTLE DANCE PADA MATERI PENINGGALAN SEJARAH
KOLABORASI MEDIA GAMBAR DAN MODEL PEMBELAJARAN BOTLE DANCE PADA MATERI PENINGGALAN SEJARAH Siti Halimatus Sakdiyah dan Kurnia Tri Yuli Prodi PGSD-FIP Universitas Kanjuruhan Malang E-mail: halimatus@unikama.ac.id
Lebih terperinciLEMBAR PENGESAHAN JURNAL
LEMBAR PENGESAHAN JURNAL 1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI GERAK BENDA MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS III SDN 12 BOTUMOITO KECAMATAN BOTUMOITO KABUPATEN BOALEMO rahma@gmail.com Lukman
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Menurut Sudjana (2011: 22), hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Pengalaman belajar
Lebih terperinciDENGAN MATERI PEMERINTAHAN TINGKAT PUSAT MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH
Dinamika Vol. 3, No. 2, Oktober 2012 ISSN 0854-2172 P E N I N G K A T A N K E T E R A M P I L A N B E L A J A R P K ; S I S WA K E L A S I V DENGAN MATERI PEMERINTAHAN TINGKAT PUSAT MELALUI METODE PEMBELAJARAN
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Disusun Untuk Memenuhi Sebagai. Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1. Pendidikan sekolah Dasar. Disusun Oleh : Disusun :
PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION BAGI SISWA KELAS V SD NEGERI 1 TEGALGONDO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Disusun Untuk Memenuhi
Lebih terperinciJURNAL APLIKASI FISIKA VOLUME 10 NOMOR 2 OKTOBER 2014
JURNAL APLIKASI FISIKA VOLUME 10 NOMOR 2 OKTOBER 2014 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA MATERI POKOK SENYAWA TURUNAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik oleh pemerintah, masyarakat dan pengelola pendidikan pada umumnya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan peranan yang sangat penting dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara, karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA MATA PELAJARAN PKN SISWA SD NEGERI 105300 SUKA MAKMUR Soyem Guru SD Negeri 105300 Sukamakmur Email :
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. KAJIAN TEORI 1. Belajar Belajar bukanlah sekedar mengumpulkan pengetahuan, tetapi belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang sehingga
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian SD N Ngrandah 1 yang terletak di desa Ngrandah, Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Tenaga pengajar yang ada di SD Negeri
Lebih terperinciMENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE DI KELAS V SD
MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE DI KELAS V SD *FAUZIAH FADLAH DAN **NURMAYANI *Mahasiswa Jurusan PPSD Prodi PGSD FIP UNIMED
Lebih terperinciPENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR Oleh:
1 PENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR Oleh: Fuzy Dwiyani Lestari 1, Sumardi 2, Saur Tampubolon 3 ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciPENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PECAHAN DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 PALU
PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PECAHAN DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 PALU Hadi Guru Matematika SMP Negeri 1 Palu Abstrak: Penelitian ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu upaya yang dilakukan guru dalam peningkatan kualitas pembelajaran yaitu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam dunia pendidikan saat ini, peningkatan kualitas pembelajaran baik dalam penguasaan materi maupun metode pembelajaran selalu diupayakan. Salah satu upaya
Lebih terperinciLEMBAR PENGESAHAN JURNAL. Oleh Riyanti Tueno. Diajukan sebagai salah satu persyaratan Gelar Sarjana Pendidikan
LEMBAR PENGESAHAN JURNAL Skripsi yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Pasangan Kartu Index Card Match (ICM) Dalam Meningkatkan Aktifitas Belajar Siswa Pada Pelajaran IPS Di Kelas II SDN No. 104 Kota
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi lokasi penelitian adalah Sekolah Dasar Negeri 57
19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar dan Karakteristik Penelitian Adapun yang menjadi lokasi penelitian adalah Sekolah Dasar Negeri 57 Dumbo Raya Kota Gorontalo. Waktu penelitian dilaksanakan selama
Lebih terperinciMENINGKATKAN MINAT DAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH
MENINGKATKAN MINAT DAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH Umairoh Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo e-mail: umairoh122@yahoo.com Abstrak
Lebih terperinciPENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG Farraz Putri Febriani, Suminah PP3 Jalan Ir. Soekarno No. 1 Blitar
Lebih terperinciPENGGUNAAN METODE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS II SD 1) Oleh: Siti Qodriyatun 1), Suhartono 2), Ngatman 3)
PENGGUNAAN METODE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS II SD 1) Oleh: Siti Qodriyatun 1), Suhartono 2), Ngatman 3) Abstract: The using of Make a Match method for Improving Social
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan ilmu pengetahuan yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan
Lebih terperinciPENERAPAN PAIKEM PADA MATERI MENJELANG PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA (Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar)
PENERAPAN PAIKEM PADA MATERI MENJELANG PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA (Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar) Siti Halimatus Sakdiyah, Didik Iswahyudi Universitas Kanjuruhan Malang halimatus@unikama.ac.id,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Menurut Gagne dalam Agus Suprijono (2011: 5-6) bahwa hasil belajar itu berupa: informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif,
Lebih terperinciPENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA TENTANG PERKALIAN BILANGAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS II SD NEGERI 2 KALITENGAH
DIDAKTIKA PGRI, 2, (1), 2016, 156 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA TENTANG PERKALIAN BILANGAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS II SD NEGERI 2 KALITENGAH Umbar Rumanti *) NIP 19630407
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Subjek Penelitian Subjek penelitian tindakan ini adalah siswa kelas III SDN Ngurenrejo Kecamatan Wedarijaksa, Kabupaten Pati yang berjumlah 30 siswa yang terdiri dari 19
Lebih terperinciMENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING DI KELAS V SD
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING DI KELAS V SD NIZMI PUTRI Jurusan PPSD Prodi PGSD FIP UNIMED ABSTRAK Masalah yang diteliti dalam penelitian
Lebih terperinciABSTRAK. meningkatkan mutu pembelajaran. Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar 34
PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI DRAMA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI METODE BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 LEMAHJAYA Oleh : Dwi Agus Ermawati SD Negeri 2 Lemahjaya ABSTRAK
Lebih terperinciPENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAKE AND GIVE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA SEKOLAH DASAR
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAKE AND GIVE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA SEKOLAH DASAR Vicky Budi Utomo 1, Dedi Kuswandi 2, Saidah Ulfa 3 Jurusan Teknologi Pendidikan FIP Universitas
Lebih terperinciMENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TEMA PERISTIWA DALAM KEHIDUPAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MAKE A MATCH PADA KELAS V BIARO BARU ARTIKEL
1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TEMA PERISTIWA DALAM KEHIDUPAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MAKE A MATCH PADA KELAS V BIARO BARU ARTIKEL Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Guna Memperoleh
Lebih terperinciBAB I. pola pikir siswa tidak dapat maju dan berkembang. pelajaran, sarana prasarana yang menunjang, situasi dan kondisi belajar yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Kurang aktifnya siswa dalam proses KBM, dipengaruhi banyak faktor, salah satunya strategi pembelajaran yang kurang menarik bagi siswa. Siswa yang cenderung
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Disusun sebagai persyaratan Guna mencapai Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Diajukan Oleh: WAHYUNINGSIH A
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI PENERAPAN METODE TEAMS GAMES TOURNAMENT PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 01 GIRIWONDO JUMAPOLO KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN
Lebih terperinciEti Rahmawati. Program studi Pendidikan Sosiologi Antropologi FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS XI IIS 2 DI SMA NEGERI 2 SURAKARTA PADA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Eti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. guru yang melaksanakan kegiatan pendidikan untuk orang-orang muda
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan secara faktual adalah aktivitas sekelompok orang dan guru yang melaksanakan kegiatan pendidikan untuk orang-orang muda secara perspektif member
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar
PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR DENGAN PEMANFAATAN MEDIA KARTU KUIS WHO AM I PADA PEMBELAJARAN PKn SISWA KELAS IV SD NEGERI 03 NGADIREJO KECAMATAN MOJOGEDANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Untuk
Lebih terperinciMeningkatkan Hasil Belajar Energi Dan Penggunaannya Pada Siswa Kelas IV SDN Mansahang Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Meningkatkan Hasil Belajar Energi Dan Penggunaannya Pada Siswa Kelas IV SDN Mansahang Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Kokom Atiah Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MATERI GLOBALISASI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING CHIPS LILIK SUPRAPTI
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MATERI GLOBALISASI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING CHIPS LILIK SUPRAPTI Kepala SDN Puri Kec. Puri Kab. Mojokerto Email : liliksuprapti07@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baru tentang proses belajar mengajar di sekolah telah muncul dan berkembang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah adalah dengan cara perbaikan proses belajar mengajar. Berbagai konsep dan wawasan baru tentang
Lebih terperinciMENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SDN INTI OLAYA KECAMATAN PARIGI. Oleh. Sartin
1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SDN INTI OLAYA KECAMATAN PARIGI Oleh Sartin Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA YULISMA Guru SMP Negeri 3 Tapung yulissma880@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Proses pembelajaran yang dilakukan oleh banyak tenaga pendidik saat ini
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran yang dilakukan oleh banyak tenaga pendidik saat ini cenderung pada pencapaian target materi kurikulum, lebih mementingkan pada penghafalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masalah menurut Abdullah dalam J. Tombokan Runtukahu (2000: 307).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matematika merupakan ilmu yang menjadi dasar dari semua ilmu yang dipelajari di sekolah regular. Oleh sebab itu pelajaran ini diajarkan pada jenjang pendidikan dasar
Lebih terperinciMeningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau Harsono M. Timumun, Muchlis L. Djirimu, Lestari M.P. Alibasyah Mahasiswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan pendidikan sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan kehidupan masyarakat. Perkembangan kemajuan ini ditandai dengan pesatnya ilmu pengetahuan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Hasil penelitian tindakan kelas ini dideskripsikan dalam tiga kondisi yaitu kondisi awal (prasiklus), kondisi siklus I, dan kondisi
Lebih terperinciIMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7, No. 2, April 2017 ISSN 0854-2172 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR SD Negeri Purbasana
Lebih terperinciKata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS VII A SMP N 3 SENTOLO Estiningsih Universitas PGRI Yogyakarta
Lebih terperinciPEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) MELALUI MEDIA CD INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIIIB SMP NEGERI 1 JATEN TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Penerapan model cooperative learning tipe make a match pada materi keragaman budaya di Provinsi Jawa Barat di kelas V SDN 2 Pamengkang Kecamatan Mundu Kabupaten
Lebih terperinciWAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :
WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN : 2089-8592 PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PKn SISWA PADA MATERI POKOK HAM MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION DI
Lebih terperinciPENERAPAN RECIPROCAL TEACHING
PENERAPAN RECIPROCAL TEACHING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn POKOK BAHASAN PROSES PERUMUSAN PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA PADA SISWA KELAS VI A SDN TANGGUL WETAN 02 KECAMATAN TANGGUL JEMBER Suhirman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Proses belajar mengajar merupakan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 1. Dengan menerapkan kolaborasi metode ceramah dengan model. pembelajaran Deep Dialogue/Critical Thinking (DD/CT) dapat
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil tindakan penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Dengan menerapkan kolaborasi metode ceramah dengan model pembelajaran Deep Dialogue/Critical
Lebih terperinciUNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 JAMBON KECAMATAN PULOKULON KABUPATEN GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014
PENERAPAN MODEL TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 JAMBON KECAMATAN PULOKULON KABUPATEN GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI
Lebih terperinciPENYESUAIAN MAKHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGAN. Ani Yuliastuti
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 6, No. 5, Oktober 2016 ISSN 0854-2172 SD Negeri Lemahabang 01 Tanjung Brebes Abstrak Hasil belajar siswa tentang pembelajaran
Lebih terperinciPENINGKATAN PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE A MATCH
PENINGKATAN PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE A MATCH Iin Karina 1, Nur Hardini Warastiti 2, Rina Marlina 3, Imam Suyanto 4, Kartika Chrysti Suryandari. 5 FKIP Universitas
Lebih terperinciProsiding Seminar Matematika dan Pendidikan Matematika ISBN:
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MTS MUHAMMADIYAH 1 NATAR TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Naila Milaturrahmah 1, Jazim Ahmad 2, Swaditya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kita. Karena dalam kegiatan sehari hari kita tidak akan terlepas dari Bahasa
I. PENDAHULUAN Mata pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar termasuk mata pelajaran wajib di antara lima mata pelajaran pokok yaitu : Matematika,Bahasa Indonesia, Ips,Sains dan Pkn. Bahasa Indonesia
Lebih terperinciMultin Arabi, Salma Bowtha, Radia Hafid 1. Jurusan Pendidikan Ekonomi. Abstrak
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU MELALUI METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DI KELAS VII SMP NEGERI 4 BOLAANG UKI KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN Multin Arabi, Salma
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Pendidikan Biologi FKIP UNP Kediri
PENERAPAN MODEL STAD DENGAN PERMAINAN KUIS MAKE A MATCH PADA MATERI SISTEM GERAK TUMBUHAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII J SMPN 2 NGUNUT SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH DAN MINAT BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU DI SMP NEGERI 2 TANTOM ANGKOLA
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH DAN MINAT BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU DI SMP NEGERI 2 TANTOM ANGKOLA Oleh: Eli Santana Siregar dan Sri Ulfa Sentosa ABSTRACT The
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Oleh : SRI MUJAYANTI A54A100126
NASKAH PUBLIKASI PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM MELALUI METODE COURSE REVIEW HORAY PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 03 KEMIRI, KEBAKKRAMAT, KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Oleh : SRI
Lebih terperinciMeningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) melalui Teknik Make A Match pada Siswa Kelas III SD Inpres Bumi Bahari
Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) melalui Teknik Make A Match pada Siswa Kelas III SD Inpres Bumi Bahari Nursaadah SD Inpres Bumi Bahari, Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA YANG BELAJAR MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE
UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA YANG BELAJAR MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE TIPE MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS X SMA N 9 PADANG Oleh : MIRA KUSUMA WARDANI 02405/2008 PROGRAM
Lebih terperinciseperti adanya fasilitas-fasilitas yang ada di sekolah seperti bangunan sekolah yang baik, juga tersedia alat atau media pendidikan.
2 prasarana, mutu dan biaya juga sebagai kemudahan lain dari guru yang perlu disediakan agar tidak mengganggu jalannya proses belajar mengajar, misalnya seperti adanya fasilitas-fasilitas yang ada di sekolah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kunci penting dalam abad ke 21 ini. Oleh karena itu, siswa perlu dipersiapkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) merupakan kunci penting dalam abad ke 21 ini. Oleh karena itu, siswa perlu dipersiapkan untuk mengenal, memahami
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran dan Subyek Penelitian Sekolah Dasar Negeri Suruh 02 berlokasi di Desa Suruh, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Subyek dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti, bahwa
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA DI KELAS IVSDN BINJAI TIMUR
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA DI KELAS IVSDN 020276 BINJAI TIMUR SYAMSUARNI* DAN FITRIANY SINAGA** *Dosen Jurusan PPSD Prodi PGSD
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS III SMA SRIJAYA NEGARA PALEMBANG MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENTS
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS III SMA SRIJAYA NEGARA PALEMBANG MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENTS Ermayanti ermayanti@unsri.ac.id Abstrak. Telah dilakukan Penelitian
Lebih terperinciPENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN SCRAMBLE DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA PELAJARAN IPS KELAS IV SDN BALEHARJO 2 TAHUN AJARAN 2012/ 2013
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN SCRAMBLE DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA PELAJARAN IPS KELAS IV SDN BALEHARJO 2 TAHUN AJARAN 2012/ 2013 NASKAH PUBLIKASI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. standar kompetensi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah. Mata pelajaran IPS merupakan mata pelajaran yang sifatnya terpadu dari sejumlah mata pelajaran. Menurut menteri pendidikan nasional nomor 22 tahun 2006 tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. teknologi. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan, keterampilan dan keahlian tertentu kepada individu guna mengembangkan bakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti dan sebagainya. Dalam pasal 1
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mengandung pengertian suatu perbuatan yang disengaja untuk menjadikan manusia memiliki kualitas yang lebih baik. Dari tidak tahu menjadi tahu, dari
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan secara bersama dengan teman sekelas lainnya. Menurut Hamruni 2009: 290, Model pembelajaran Make A Match adalah
5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakekat Teknik Make A Match 2.1.1 Pengertian Teknik Make A Match Make a match merupakan salah satu bagian dari pembelajaran kooperatif. Sebagai bagian dari pembelajaran kooperatif
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS 3 SMA NEGERI 3 WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Arum Rahma Shofiya
Lebih terperinciPENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT PADA SISWA KELAS V SDN 07 SUMBERPUCUNG MALANG
JURNAL ILMIAH MATEMATIKA DAN PEMBELAJARANNYA Volume 1 Nomor 1 (2015) ISSN: 2460-3481 PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT PADA SISWA KELAS V SDN 07 SUMBERPUCUNG
Lebih terperinci